Lin Hao menerima lirikan sinis itu, diam-diam membalasnya.
Mengerti, ini prasangka membenci rumah beserta burung gagaknya.
Kou Wan terlihat terkejut, jelas tidak menyangka orang yang tadi diam dalam pusaran konflik tersembunyi ini akan membalas.
Ia segera menemukan kuncinya: tadi yang menyerang Lin Hao adalah kakak perempuan dan Putri Kabupaten Ronghua. Jadi, Lin Hao memilih mengincar yang lemah!
Seperti kata kakak, Nona Lin Er memang banyak pikiran tersembunyi.
Ia melotot lagi, tapi mendapati Lin Hao telah mengalihkan pandangan ke Putri Lingque, seolah kontak mata tadi hanyalah ilusi. Orang lain pun tak menyadari ketegangan di antara mereka.
Meski para gadis bangsawan di Taman Fuxiang semuanya berstatus tinggi, sorotan hanya tertuju pada dua orang: Putri Yi'an dari Zhou Besar dan Putri Lingque dari Yuliu.
Sebagai tuan rumah, Putri Yi'an dengan ramah mengundang Putri Lingque duduk di tempat kehormatan.
Jamuan diselenggarakan di koridor taman.
Koridor tanpa dinding ini memungkinkan tamu menikmati pemandangan indah dari segala arah, juga mengamati kawanan burung jenjang berjalan anggun di hamparan rumput luas.
Yuliu tidak memiliki burung jenjang, membuat Putri Lingque tak henti memandanginya.
Putri Yi'an tersenyum: "Jika kakak menyukainya, nanti akan kuberikan sepasang saat kakak pulang."
Putri Lingque awalnya tertegun, lalu tersenyum: "Tidak perlu, hanya ingin melihat sesuatu yang unik. Di istanaku aku memelihara banyak merak, saat mengembangkan ekornya bisa membuat semua bunga kehilangan warna. Jika ada sepasang bangau suci yang masuk, justru akan terasa aneh."
Begitu kata-katanya meluncur, suasana riang yang sebelumnya langsung berubah kaku.
Apa maksud Putri Lingque sebenarnya?
Apakah ini sikap tulus hati atau kesombongan belaka?
Para gadis menatap wajah ayu Putri Lingque, dalam kesepakatan diam: Pasti yang terakhir!
Berdiri di wilayah Zhou Agung tapi meremehkan benda yang dihargai rakyat Zhou, jelas-jelas ini penghinaan yang disengaja.
Para gadis memandang Putri Yi'an dengan tatapan penuh arti.
Di situasi seperti ini mereka tak bisa banyak bicara, semuanya tergantung pada reaksi Putri Yi'an.
Putri Yi'an diam-diam mengerutkan kening.
Putri Lingque benar-benar tak tahu aturan. Sebagai tuan rumah pesta, jika ia bersikap konfrontatif dengan tamu asing, Kaisar pasti akan menganggapnya tak dewasa. Tapi justru karena Lingque adalah orang asing, jika Yi'an diam saja, bagaimana para gadis bangsawan ini akan menilainya?
Putri Lingque melirik Putri Yi'an dengan mata indahnya, lalu mengangkat cawan anggur dan menyesapnya.
Cawan pualam itu berisi anggur buah berwarna amber - anggur prem kualitas terbaik.
Namun ekspresi Putri Lingque tiba-tiba berubah aneh, jelas terlihat ia memaksakan diri menelan cairan itu.
Reaksi ini semakin memicu amarah para gadis, yang kembali memandang tajam ke arah Putri Yi'an.
Tadi bisa dengan halus menyudutkan Nona Lin Er, mengapa sekarang menghadapi Putri Lingque malah terdiam membeku?
Putri Yi'an tahu tak bisa diam lagi, jari-jari lentiknya mencubit cawan anggur, tersenyum samar: "Kakak tidak terbiasa minum-minum?"
Putri Lingque tersenyum manis: "Bukan begitu, aku hanya lebih terbiasa minum anggur dari Yuli, tidak biasa dengan minuman plum ini."
Wajahnya yang cantik berseri bagai bunga musim semi mekar, menyentuh jiwa siapa pun yang melihat.
Putri Yi'an tiba-tiba merasa semakin jengkel, jemarinya mengerat cawan pualam, berkata datar: "Kebetulan ada anggur persembahan dari negerimu, pengawal——"
Suaranya yang sedikit meninggi segera direspons dayang istana yang membawa anggur terbaik ke hadapan Putri Lingque.
Putri Lingque menunduk, menyembunyikan dingin di sorot matanya.
Awalnya ia mengira Putri Zhou penakut, ternyata masih punya sedikit watak.
Cawan kristal bening berisi anggur merah delima, berbeda pesonanya dengan minuman plum berwarna amber.
Putri Yi'an mengangkat cawan pualamnya: "Kakak adalah tamu, ijinkan aku menghormatimu."
Putri Lingque memegang cawan kristal tanpa gerakan, suaranya lembut menggoda: "Minum seperti ini tidak asyik. Tamu cuma aku, tuan rumah banyak. Jika semua mau menghormati, mana kuat?"
"Lalu menurut Kakak harus bagaimana?"
Sorotan mata Putri Lingque menyapu para perempuan, sudut bibirnya yang terangkat menunjukkan kemanjaan: "Tentu minum bersama-sama."
"Maksud minum bersama——" Putri Yi'an mengerutkan alis tipis.
Putri Lingque memegang gelas anggur dengan tersenyum manis: “Tuan rumah satu gelas, tamu satu gelas, baru bisa minum sampai senang bersama. Adik perempuan setuju bukan?”
Para perempuan itu saling pandang setelah mendengar.
Putri Lingque minum satu gelas, semua mereka harus minum satu gelas juga?
Omong kosong apa yang diucapkan pelacur ini!
Putri Yi'an dalam hati mengutuknya sebagai tak tahu malu, sambil memaksakan senyuman: “Sebenarnya dalam pesta menikmati bunga ini, hanya aku yang menjadi tuan rumah. Yang lain hanya tamu pendamping.”
Kemampuannya minum masih lumayan, tapi di antara para bangsawan putri yang hadir pasti ada yang tidak tahan alkohol. Jika ada yang mabuk dan mempermalukan diri di acara ini, bukan hanya akan membuatku sebagai penanggung jawab kehilangan muka, tapi juga mempermalukan reputasi Dinasti Zhou.
Putri Lingque ini terlihat lemah lembut, tapi sebenarnya terus menggali lubang jebakan dengan niat jahat.
Putri Lingque menutup mulut sambil tertawa.
Suara tawanya yang seperti gemerincing lonceng perak terdengar menusuk telinga para perempuan.
Setelah puas tertawa, dia mengangkat gelas ke arah Putri Yi'an: “Tapi aku orang Yuliu. Bagiku, semua bangsawan putri Zhou adalah tuan rumah.”
Usai mengucapkan itu, Putri Lingque menghabiskan anggurnya dalam sekali teguk. Sorot matanya menyapu wajah Putri Yi'an, lalu perlahan mengamati semua perempuan, dan berhenti lebih lama saat sampai pada wajah Lin Hao.
Perempuan cantik luar biasa itu secara naluriah menjadi waspada: Sebelumnya tak kusadari, ada kecantikan seperti ini di antara bangsawan putri Zhou.
“Aku sudah menghabiskannya lebih dulu.” Putri Lingque mengangkat gelas kosongnya ke arah Putri Yi'an.
Wajah Putri Yi'an berubah warna, sudut bibirnya menegang saat mengangkat gelas.
Melihat Putri Yi'an sudah minum, Putri Lingque menatap para perempuan yang masih ragu-ragu dengan gelas di tangan.
“Pembicaraan sudah sampai di titik ini, sepertinya harus diminum.”
Sebagian besar orang ragu-ragu, menunggu reaksi yang lain. Akhirnya ada yang tak tahan dengan pandangan menyindir Putri Lingque, lalu menenggak anggur itu.
Ini hanya secangkir anggur buah, jangan sampai Putri Yuliu memandang rendah gadis bangsawan Zhou Besar.
Bunyi gemerincing cangkir yang ditangkupkan di meja seakan menghancurkan keseimbangan. Satu per satu, lalu menyusul yang lain, bahkan gadis-gadis bangsawan yang jarang menyentuh alkohol pun akhirnya mengatupkan gigi dan meminumnya.
Anggur buah yang asam manis itu mudah ditelan. Setelah tegukan pertama, sepertinya tidak ada masalah lagi.
Anggur pilihan terus dihidangkan, pipi para gadis berangsur memerah melebihi semak mawar yang mekar di serambi.
Tiba-tiba terdengar suara pecah. Seorang gadis bangsawan yang pusing tak mampu memegang cangkirnya, hingga gelas itu menggelinding ke lantai.
Putri Yi'an menggigit ujung lidahnya untuk menyadarkan diri.
Tidak boleh terus-menerus minum!
“Hanya minum-minum saja membosankan. Taman Fuxiang terkenal dengan pemandangannya, aku akan temani kakak berkeliling.”
Sorot mata Putri Lingque menyapu wajah-wajah yang sudah mulai mabuk, lalu dengan senyum ia meletakkan cangkir: “Baiklah, merepotkan adik.”
Mabuk total justru tak menarik.
Kemampuannya menenggak alkohol – bahkan di antara pria – jarang ada yang bisa menyaingi. Karena itu ia telah menyaksikan berbagai kelakuan memalukan orang mabuk yang tak terduga.
Anggur buah yang diminum berlebihan, efek sampingnya tak kalah dari minuman keras.
“Tidak tahu kejutan apa yang akan diberikan oleh para gadis bangsawan Zhou yang biasanya anggun dan lemah lembut ini padanya?”
Meskipun taman lebih terbuka dibanding koridor, aroma harum bunga yang terbawa angin membuat kepala semakin pening.
Qi Qing berjalan limbung, menggenggam erat tangan Lin Hao.
