BAB 18: Biarkan Masa Lalu Berlalu Seperti Asap Rokok

　　; 　　Menghadapi pertanyaan adiknya, Fang Yuan tetap diam sambil menyantap sarapan. Ia paham betul karakter Fang Zheng yang tidak bisa menahan diri. 　　Benar saja, Fang Zheng yang merasa diabaikan langsung mengeluh dengan suara kesal: “Kak, apa yang kau lakukan pada Shen Cui? Sejak kemarin dia keluar dari kamarmu, dia terus menangis histeris. Semakin kuhibur, semakin menjadi-jadi tangisannya.” 　　Fang Yuan mengangkat pandangan ke arah adiknya, ekspresinya datar. 　　Fang Zheng mengerutkan kening, matanya menatap tajam sang kakak menanti jawaban. 　　Suasana semakin mencekam. 　　Namun Fang Yuan hanya meliriknya sebentar sebelum kembali menunduk melanjutkan makan. 　　Fang Zheng langsung naik pitam. Sikap sang kakak bagai**penghinaan terang-terangan**. Dengan muka memerah, ia membanting meja sambil berteriak: “Gu Yue Fang Yuan! Kau tega memperlakukan gadis seperti itu? Selama bertahun-tahun dia melayanimu dengan setia, kelembutannya padamu kusaksikan sendiri. Aku tahu kau kecewa, paham kenapa kau murung. Bakatmu memang level C, tapi jangan kau lampiaskan kemarahan pada orang lain! Ini tidak adil untuknya!” 　　"Suaranya belum habis, Fang Yuan sudah bangkit dengan cepat seperti kilat, mengayunkan tangannya. 　　Prak! 　　Suara keras bergema, tamparan keras mendarat di wajah Fang Zheng. 　　Fang Zheng menutup pipi kanannya, mundur dua langkah dengan wajah terkejut. 　　"Brengsek kurang ajar, dengan nada apa kau bicara pada kakakmu?! Shen Cui itu cuma pelayan kecil, demi perempuan rendahan kau lupa aku ini kakakmu?" Fang Yuan menggerutu rendah. 　　Fang Zheng baru menyadari, rasa sakit** menyebar ke sarafnya. Matanya membelalak, napasnya berat, berkata tak percaya: "Kak, kau pukul aku? Sejak kecil kau tak pernah memukulku! Ya, bakatku diuji tingkat A, kau cuma C. Tapi ini bukan salahku, ini takdir Tuhan..." 　　Prak! 　　Sebelum Fang Zheng selesai, tamparan balik dari Fang Yuan kembali mendarat. 　　Fang Zheng menutup kedua pipinya, linglung. 　　"Dasar bodoh naif, apa yang kau ingat?! Sejak kecil, bagaimana aku merawatmu? Saat orangtua meninggal, hidup kita susah. Tahun Baru paman hanya memberi satu baju baru, kupakai sendiri? Siapa yang pakai? Waktu kecil kau suka bubur manisan, setiap hari kusuruh dapur buatkanmu. Saat kau ditindas, siapa yang membalaskanmu? Masih banyak lagi, malas kusebut. Hm, sekarang demi seorang pelayan, kau berani bicara seperti ini padaku?" 　　"Wajah Fang Zheng memerah, bibirnya gemetar, malu sekaligus marah, tapi tak bisa mengucapkan sepatah kata pun sanggahan." 　　Karena semua yang dikatakan Fang Yuan adalah fakta! 　　"Sudahlah." Fang Yuan menyeringai dingin, "Kau saja sudah menelantarkan orang tua kandungmu, mengakui orang lain sebagai keluarga, apalagi aku yang cuma kakakmu?" 　　"Kak, bagaimana bisa kau berkata begitu. Kau tahu sejak kecil aku selalu merindukan kehangatan keluarga, aku..." Fang Zheng buru-buru membela diri. 　　Fang Yuan menghentikannya dengan gelengan tangan: "Mulai hari ini, kau bukan adikku lagi, aku pun bukan kakakmu." 　　"Kak!" Fang Zheng terkejut, membuka mulut hendak bicara. 　　Tiba-tiba Fang Yuan bersuara lagi: "Bukankah kau menyukai Shen Cui? Tenang, aku tidak melakukan apa-apa padanya. Dia masih perawan. Beri aku enam keping batu Yuan, akan kuserahkan dia sebagai pelayan pribadimu." 　　"Kak, kenapa kau..." Terbongkar rahasianya, Fang Zheng panik, tak tahu harus berbuat apa. 　　Tapi di sisi lain, hatinya lega karena kekhawatiran terbesarnya ternyata tidak terjadi. 　　Malam itu, Shen Cui sendiri yang memandikannya. 　　Meski tak terjadi hal yang substansial, Fang Zheng takkan pernah melupakan kelembutan malam itu. Setiap mengingat Shen Cui, tangan lentiknya, bibir merahnya yang menggoda, dadanya selalu berdebar kencang. 　　Benih cinta remaja sudah lama tertanam di dada pemuda itu, dan kini mulai bertunas. 　　“Jadi ketika ia kemarin sore mengetahui keanehan Shen Cui, hatinya langsung dipenuhi kemarahan. Ia segera menghentikan pemurnian Moonlight Gu, lalu mencari Fang Yuan ke seluruh desa untuk menuntut penjelasan. 　　Melihat Fang Zheng tidak menyetujui, Fang Yuan mengerutkan kening: "Laki-laki suka perempuan, itu wajar. Jujurlah, tak usah sembunyi-sembunyi. Tapi jika kau tak mau menukar, sudahilah." 　　Fang Zheng langsung panik: "Tukar, mana mungkin tidak! Tapi batu Yuan-ku sudah tidak genap enam lagi." 　　Sambil mengeluarkan kantong uang, pipinya memerah karena malu. 　　Fang Yuan menerima kantong itu dan menemukan lima setengah batu Yuan. Ia segera paham - Fang Zheng telah menyerap energi asli dari sebagian batu Yuan untuk mempercepat pemurnian Moonlight Gu. 　　Semakin banyak energi asli yang diserap, ukuran batu Yuan akan semakin mengecil dan ringan. 　　Walau hanya lima setengah, Fang Yuan tahu: ini semua harta Fang Zheng. Anak yatim itu memang tak punya tabungan. Enam batu Yuan itu pemberian paman dan bibinya baru-baru ini. 　　"Batu Yuan kuterima. Kau boleh pergi." Ekspresi Fang Yuan dingin saat menyelipkan kantong ke dalam bajunya. 　　"Kak..." Fang Zheng hendak berbicara lagi. 　　Fang Yuan sedikit menaikkan alisnya, berkata perlahan: "Sebelum aku berubah pikiran, lebih baik kau menghilang dari pandanganku." 　　Jantung Fang Zheng berdebar. Ia menggigit gigi, akhirnya memutar badan dan pergi. 　　"Melangkah keluar dari pintu penginapan," ia secara refleks menutupi dadanya, merasakan kekosongan yang menggelora di hatinya. Secara takdir, ada perasaan yang memberitahunya bahwa ia seolah kehilangan sesuatu yang sangat penting saat ini. 　　Tapi segera hatinya menjadi hangat, ia teringat Shen Cui, dan malam yang terus menghantui pikirannya. 　　"Akhirnya aku bisa memilikimu secara sah, Cuicui." Tanpa menoleh, ia melangkah keluar dari pandangan Fang Yuan. 　　Fang Yuan tetap tanpa ekspresi, berdiri cukup lama sebelum perlahan duduk. 　　Sinar matahari cerah menerobos jendela, menyinari wajah dinginnya yang memberikan kesan membekukan. 　　Bisnis ruang makan agak sepi, pejalan kaki di jalanan semakin ramai, riuh rendah suara justru menonjolkan kesunyian di tempat ini. 　　Sarapan sudah dingin, pelayan dengan ramah menghampiri dan menawarkan untuk menghangatkannya kembali. 　　Fang Yuan mengabaikannya, matanya berubah seperti kabut asap, seolah sedang mengingat sesuatu. 　　Pelayan menunggu sebentar, melihat Fang Yuan termenung tanpa respon, akhirnya pergi sambil menggaruk hidung dengan kesal. 　　Beberapa saat kemudian, pandangan Fang Yuan tiba-tiba fokus. 　　Kenangan di hati seperti asap, perlahan mulai memudar. 　　Kembali ke dunia nyata, sinar matahari menyinari separuh lebih meja. Uap panas dari makanan sudah menghilang, suara riuh pejalan kaki di jalanan mulai terdengar jelas. 　　Melalui baju, tangannya meraba lima setengah batu Yuan yang terselip di dada. Senyum getir dan mengejek menguar di sudut bibirnya. 　　Namun senyum itu sekejap muncul lalu menghilang. 　　"Bung, panaskan kembali makanan ini." Fang Yuan melirik hidangan di meja, berkata datar. 　　Saat itu, sorot matanya jernih dan dingin bagai mata air pegunungan. 　　…… 　　"Apa?! Kakakmu benar berkata demikian?" Di ruang tengah, paman mengerutkan kening, suara penuh hawa dingin. 　　Bibi duduk di samping, memandang bekas telapak tangan merah menyala di kedua pipi Fang Zheng, tak tahu harus berkata apa. 　　"Benar, saat menemui kakak, ia sedang sarapan di penginapan. Begitulah kejadiannya." Fang Zheng menjawab dengan hormat. 　　Kerutan di dahi paman semakin dalam, membentuk huruf 'Chuan'*. 　　Setelah beberapa helaan napas, ia menghela panjang. "Fang Zheng, anakku, ingatlah: Pelayan Shen Cui bukan milik pribadi Fang Yuan. Kami yang menugaskannya padanya. Bagaimana bisa diperjualbelikan? Lagipula, bila kau menginginkannya, cukup beri tahu kami. Kami akan menugaskannya padamu." 　　"Ha?" Fang Zheng tertegun. 　　Paman melambaikan tangan. "Pergilah. Karena kau telah memberikan batumu ke Fang Yuan, akan kuberikan enam buah lagi. Ingat, gunakan untuk latihan Gu kali ini. Rebutlah juara pertama. Kami akan bangga." 　　"Ayah... anakmu ini malu..." Air mata mengalir deras di pipi Fang Zheng. 　　Paman menghela napas: "Turunlah, turunlah, cepat kembali ke kamar untuk meracun gu. Kau sudah menyia-nyiakan banyak waktu." 　　Fang Zheng mundur. Baru setelah itu paman memperlihatkan raut wajah marah yang mengerikan. 　　Bum! 　　Ia menghantam meja dengan tamparan keras sambil bergumam: "Hmph, si anak nakal ini, berani menggunakan orang kita untuk berdagang. Sungguh licik dan curang!" 　　Bibi buru-buru menenangkan: "Tuan, tenangkan diri. Ini cuma enam batu yuan saja." 　　"Perempuan bodoh! Fang Yuan hanya punya bakat kelas C. Untuk memurnikan Moonlight Gu, dia perlu batu yuan. Dengan teknik peracunan pertamanya yang canggung, enam batu yuan pasti tak cukup. Tapi sekarang dia punya dua belas, sudah lebih dari cukup." Paman menggeretak gigi penuh kebencian. 　　Ia melanjutkan: "Kultivasi Gu Master akan cepat berkembang selama sumber daya cukup dan tidak terhambat. Dalam 2-3 tahun, keluarga bisa membina banyak Gu Master level dua. Semakin rendah level Fang Yuan, semakin kecil harapannya merebut kembali warisan dalam setahun. Sekarang dia baru mulai kultivasi. Kita hambat dia di tahap awal agar tertinggal dari teman seumuran. Sumber daya sekolah hanya untuk murid berprestasi. Dengan bakatnya, begitu tertinggal dia tak dapat sumber daya. Tanpa sumber daya, kultivasi makin tertinggal. Lingkaran setan ini akan membuatnya tak punya kemampuan mewarisi harta dalam setahun!" 　　Bibi tak paham: "Bahkan jika kita tidak menahan dia, dalam setahun paling-paling dia hanya mencapai tingkat menengah satu putaran. Suamiku, kau sudah dua putaran, masih takut dia?" 　　Paman menginjak-injak kaki kesal: "Wanita memang berambut panjang wawasan pendek! Dengan status terhormatku sebagai sesepuh, mana mungkin aku harus berkelahi dengan seorang junior? Dia menuntut warisan, itu wajar, kita tak bisa menghalangi langsung. Hanya bisa menggunakan peraturan klan. Aturan klan jelas menyatakan: di usia 16 tahun yang ingin berkeluarga, minimal harus punya tingkat menengah satu putaran. Jika tidak, itu membuktikan Fang Yuan tak layak menyia-nyiakan sumber daya klan. Mengerti?" 　　Bibi akhirnya tersadar. 　　Paman memicingkan mata, sinar licik berkilat. Ia geleng kepala pelan: "Fang Yuan ini terlalu licik. Godaan seksual saja bisa ditembusnya, ini kecerdasan macam apa? Di usia muda sudah pandai mengatur siasat, mengerikan! Awalnya ingin menjebaknya, malah dia langsung pindah. Ingin pakai Shen Cui untuk memata-matai, malah diusirnya sambil dapat enam Yuan Shi." 　　"Andai dia sebodoh Fang Zheng. Oh ya, ke depan perlakukan Fang Zheng lebih baik, dia punya kualifikasi Kelas A. Jelas kulihat dia sangat tidak puas dengan Fang Yuan. Emosi ini bagus, harus diarahkan. Aku yakin, dia akan menjadi senjata ampuh melawan Fang Yuan!" 　　…… 　　Sekejap, dua hari berlalu. 　　Di kamar penginapan, lampu tak dinyalakan. Cahaya bulan mengalir masuk, menyiram lantai bak embun beku. 　　Di atas ranjang, Fang Yuan duduk bersila dengan mata terpejam, mengerahkan Yuan Perunggu, berkonsentrasi penuh memurnikan Wine Worm. 　　Sebagian kecil tubuh Wine Worm telah diwarnai hijau perunggu, namun kehendaknya tetap gigih, terus meronta dalam selubung Yuan yang berbentuk asap. 　　Proses pemurnian Fang Yuan berjalan sangat tidak mulus, bisa dibilang penuh rintangan. 　　"Aku sudah menghabiskan dua hari dua malam penuh, setiap hari hanya istirahat dua jam, menghabiskan dua belas Yuan Stone, tapi baru memurnikan seperlima belas bagian. Menurut perhitungan waktu, dalam beberapa hari ini pasti sudah ada yang berhasil memurnikan Gu." 　　Fang Yuan melihat situasi sejelas mata air jernih. 　　Tapi dasarnya bakatnya memang lebih rendah, ditambah kehendak bertahan Wine Worm ini luar biasa kuat, jauh melebihi Moonlight Gu biasa. Pencapaian yang tertinggal seperti ini sangat wajar. 　　"Keterlambatan sementara bukan masalah, asalkan ada Wine Worm..." Hati Fang Yuan tenang bagai cermin, tanpa sedikitpun kegelisahan atau keputusasaan. 　　Tiba-tiba Wine Worm mengerut menjadi gumpalan bulat. 　　"Sial, Gu memberontak!" Mata Fang Yuan terbuka lebar, kilatan kejutan melintas di pupilnya. Wine Worm yang kini berbentuk bola pangsit bulat, tiba-tiba memancarkan cahaya putih menyilaukan. 　　Ini mengerahkan seluruh sisa kekuatan! 　　Seketika Fang Yuan merasakan kehendak dahsyat mengalir dari tubuh Wine Worm, menerobos langsung melewati Yuan, menyergap ke laut Yuan dalam rongga tubuhnya. 　　Situasi pemberontakan balik Gu Chong sangat langka. Hanya Gu Chong dengan kemauan yang sangat kuat yang akan berjuang mati-matian, sukses atau binasa. 　　Jika pemuda lain menghadapi situasi ini, pasti akan panik. 　　Tapi Fang Yuan meski terkejut tidak panik, malah sedikit senang: "Ini kesempatan terakhir, asalkan aku bisa menahan pemberontakan ini, kemauan Wine Worm akan sangat melemah. Tapi selanjutnya aku harus fokus total, melawan serangan kemauan ini, tak boleh ada gangguan sedikitpun. Kalau tidak akan bahaya, ah... semoga tidak ada yang mengganggu." 　　Setelah merenung, ia segera menggerakkan Zhen Yuan di rongga kosongnya, menyambut gelombang kemauan itu. Bersiap bertarung sengit selama 300 babak. 　　Tapi tiba-tiba, perubahan tak terduga terjadi lagi! 　　Seekor Gu Chong muncul di tengah rongga kosongnya, melayang di atas lautan Yuan. 　　BOOM! 　　Gu Chong ini memancarkan aura yang luar biasa kuat. 　　Aura ini bagaikan sungai langit meluap, banjir bandang datang, atau binatang buas mengerikan yang marah wilayahnya dilanggar, membuka mata merah menyala mencari siapa berani menantangnya! 　　"Ini Chun Qiu Chan?!" Melihat Gu Chong ini, Fang Yuan benar-benar terkejut!! 　　（ps：Terima kasih atas donasi dari fans 789、Lost Light、ㄨTai Sui Yi、Wei Luhui、Shui Dan Yun Qing. Terima kasih atas dukungan terus-menerus dari teman lama Ming Feng Hun. Rilis buku baru tepat satu minggu, banyak teman lama yang datang, bahkan beberapa sudah bertahun-tahun tidak berjumpa. Melihat ID-ID kalian yang familiar, hatiku terasa hangat. Bisa dibilang, tanpa dukungan kalian, aku tidak akan sampai di titik ini. 　　Aku akan terus berjalan, tiga tahun, enam tahun, sembilan tahun... Di perjalanan ini, beberapa teman mungkin sementara pergi, beberapa akan tetap menemani. Dalam perjalanan panjang kehidupan, kita saling mengukir jejak eksistensi, membuktikan bahwa kita pernah hidup. 　　Aku berkhayal tentang suatu situasi: Saat kita tua nanti, teman-teman melihat ID "Gu Zhen Ren" lalu tersenyum kecut, bergumam, "Oh, dia. Aku pernah baca novelnya waktu muda. Aku bahkan pernah memberinya tiket rekomendasi." Atau ketika aku membuka kembali halaman lama, melihat ID-ID familiar yang pernah memberi donasi, mengirim tiket bulanan, berkomentar. Aku akan teringat, saat aku mengetik sendirian, nama-nama inilah **berjuang, menjadi titik-titik cahaya yang menghangatkan. 　　Buku ini mencapai titik balik kecil. Fang Yuan akan mulai menunjukkan daya tarik uniknya. Pembaca yang bisa sampai di sini adalah orang-orang berjodoh. Penulis menjamin, cerita akan semakin menarik, update stabil, jauh lebih baik dari buku sebelumnya. Tolong berikan lebih banyak tiket rekomendasi, sedang sangat dibutuhkan sekarang.) BAB19: Kupu-kupu Musim Semi Nasib Keenam! 　　; 　　Dalam proses pemurnian, malah diserang balik oleh Gu! 　　Cacing Anggur mewarisi kehendak kuat dari Pejalan Kembang Anggur, saat ini menyerang rongga kosong, tanpa ampun melawan Fang Yuan. 　　Kekuatan kehendak perkasa ini menghantam dari atas ke bawah, menubruk Laut Yuan Perunggu di dasar rongga kosong dengan dahsyat. 　　Laut Yuan Perunggu pun bergelora, menciptakan gelombang-gelombang pasang yang tinggi. Di bawah kehendak Fang Yuan, aliran besar energi sejati memberontak melawan langit, berkumpul membentuk ombak gila yang menjulang, tanpa ragu menyambut kehendak Cacing Anggur. 　　Saat kedua kekuatan ini hendak bertabrakan dengan ganas di pusat rongga kosong, tiba-tiba di wilayah kosong antara dua kekuatan tersebut, muncul bayangan samar seekor serangga Gu. 　　Ini adalah seekor tonggeret. 　　Tubuhnya tidak besar. Jika Kembulan Bulan bagaikan kristal biru bening yang melengkung seperti bulan, maka tonggeret ini menyerupai kerajinan kayu coklat dan daun yang dibuat oleh ahli tukang kayu. 　　Kepala dan perutnya berwarna coklat kekuningan dengan tekstur lingkaran tahun pohon di permukaannya, seakan menyaksikan perjalanan waktu. 　　Sayap punggungnya lebar dan tembus pandang, bagai dua helai daun yang bertumpuk. Kedua sayapnya memiliki pola urat yang mirip, menyerupai jaringan urat daun khas dengan batang tebal di tengah yang memancarkan pola jala ke samping. 　　Tonggeret Musim Semi-Gugur! 　　Makhluk ini telah terbangunkan. 　　Seolah-olah seekor raksasa besar yang biasanya bersembunyi di gua dan tertidur. Tiba-tiba terbangun dan menemukan wilayahnya dilanggar. 　　Siapa berani membuat ulah di wilayahku! 　　Seolah martabatnya dinodai, Chun Qiu Chan murka. Ia memancarkan aura. 　　Aura ini lemah namun sangat perkasa. Bagai sungai langit yang mengalir deras, ombak bergulung-gulung hendak menyapu pegunungan hijau dan menenggelamkan gurun luas! 　　Dibandingkan aura ini, kemauan Wine Worm bagai semut melihat gajah! 　　Aura menyebar ke segala penjuru bagai tsunami dahsyat tak kasat mata. Kehendak Wine Worm yang menyerbu, begitu menyentuh tsunami ini, langsung ditelan habis tanpa bisa melawan. 　　Dada Fang Yuan terasa sesak. 　　Dia mengerahkan energi perunggu yang memberontak, namun saat bertemu aura ini bagai ombak menghantam gunung langit. Energi yang terkumpul seketika tercerai-berai, hancur menjadi hujan dan jatuh kembali ke lautan energi. 　　Byur-besur. 　　Permukaan lautan energi bergelombang tak karuan, bagai diterpa hujan lebat yang menambah kekacauan. 　　Namun setelah beberapa napas, aura Chun Qiu Chan menyebar ke bawah dan menekan lautan primordial. 　　Boom! 　　Fang Yuan seolah mendengar dengungan. Seketika, lautan primordial yang bergolak langsung diam membeku. 　　“Aura Capung Musim Semi dan Gugur menekan lautan Yuan dengan kuat, bagaikan gunung tak kasatmata yang menindih, permukaan laut tak bisa mengangkat satu riak pun, tenang seperti cermin.” 　　“Seolah-olah kertas penuh kerutan tiba-tiba ditindih dan diratakan oleh tangan raksasa tak terbatas yang terbentuk dari aura ini.” 　　“Ini benar-benar kekuatan yang tak tertandingi!” 　　“Fang Yuan merasa dadanya seperti ditindih gunung tak kasatmata, bagaikan Kera Sun yang terperangkap di bawah Gunung Lima Unsur, tak sedikit pun energi sejati bisa ia gerakkan.” 　　“Meski terkejut, ia tidak takut, malah perasaan sukacita yang mendalam membanjiri hatinya.” 　　“Tak kusangka Capung Musim Semi dan Gugur ikut terlahir kembali bersamaku! Rupanya ini bukan Gu sekali pakai, tapi bisa digunakan berulang kali.” 　　“Capung Musim Semi dan Gugur berperingkat enam transformasi, merupakan Gu enam transformasi pertama sekaligus terakhir Fang Yuan di kehidupan sebelumnya. Untuk menciptakannya, Fang Yuan menggunakan semua cara dan sumber daya, berjuang mati-matian selama tiga puluh tahun sebelum akhirnya berhasil.” 　　“Tapi tak lama setelah keberhasilan itu, sebelum sempat menghangatkan Capung Musim Semi dan Gugur, para pahlawan aliran benar sudah merasakan ancaman Fang Yuan dan menyerbu bersama-sama hingga membunuhnya.” 　　“Setelah terlahir kembali, Fang Yuan tak menemukan Capung Musim Semi dan Gugur dan mengira sudah musnah. Nyatanya, Gu ini bersemayam dalam tubuhnya dalam keadaan tertidur.” 　　“Pembalikan waktu lima ratus tahun ini membuat energinya terkuras habis, sungguh terlalu lemah sampai sang majikan pun tak bisa merasakan keberadaannya.” 　　Sekarang meskipun Chunqiu Chan (Lalat Musim Semi dan Gugur) telah muncul, situasi masih sangat buruk. 　　Sejak terlahir kembali, ini terus beristirahat dalam tidur panjang. Muncul sekarang hanya karena merasakan krisis pada rongga kosong, bisa dibilang terbangun oleh kehendak Wine Worm (Cacing Anggur). 　　Ini sangat lemah, sangat-sangat lemah, luar biasa lemah. 　　Dalam ingatan Fang Yuan, Chunqiu Chan sebelumnya penuh vitalitas. Tubuhnya seperti lantai mewah yang memancarkan kilau berminyak yang hangat. Sayapnya hijau segar, mirip dua daun muda yang baru bertunas. 　　Tapi saat ini,, aura kematian yang pekat dan sunyi menyebar dari tubuh lalat. Badannya tak ada kilauannya sama sekali, terlihat kasar dan suram seperti kayu kering. Sayapnya juga bukan daun hijau segar, tapi penuh warna kekuningan seperti daun layu di musim gugur yang hampir rontok. Ujung sayapnya sedikit melengkung dan cacat, seperti sudut daun yang rusak. 　　Menyaksikan ini, Fang Yuan merasa sakit hati sekaligus lega. 　　Yang menyakitkan adalah Chunqiu Chan mengalami kerusakan parah, hanya selangkah lagi dari kehancuran seperti menginjak tepi jurang. 　　Yang melegakan adalah untung Chunqiu Chan sudah lemah sampai level ini, kalau tidak masalah besar akan menghampirinya! 　　Perlu diketahui, hubungan antara Gu Master dan Gu Worm harus saling melengkapi, idealnya setara dalam tingkatan. 　　Gu Master tingkat satu sebaiknya menggunakan Gu Worm tingkat satu, ini yang paling sesuai. 　　Jika tingkat Gu serangga lebih rendah dari Gu Master, maka Gu Master menggunakannya seperti pria kuat yang mengangkat tongkat kayu kecil, sangat tidak efektif. 　　Jika tingkat Gu serangga lebih tinggi dari Gu Master, maka Gu Master menggunakannya seperti anak kecil yang mengangkut kapak besar yang berat, keinginan ada tetapi tenaga tidak cukup. 　　Chunqiu Chan adalah Gu serangga tingkat enam, sedangkan Fang Yuan hanyalah Gu Master pemula tingkat satu. Sebagai perumpamaan yang lebih gamblang, Chunqiu Chan adalah sebuah gunung, sementara Fang Yuan adalah seekor tupai. Jika menyuruh tupai mengangkut gunung untuk menyerang musuh, saat itu juga tupai akan terhimpit oleh gunung. 　　Jika Chunqiu Chan dalam kondisi puncak, rongga kosong Fang Yuan yang hanya Gu Master tingkat satu ini sama sekali tidak akan mampu menampungnya, langsung akan pecah dan menyebabkan kematian karena aura megahnya. 　　Untungnya ia berada dalam kondisi sangat lemah, sehingga bisa ditampung oleh rongga kosong Fang Yuan saat ini. 　　"Aku mengorbankan Gu cahaya bulan, berusaha keras mencari Gu serangga anggur, semua untuk memurnikan Gu nasib. Tapi sebenarnya, aku sudah memiliki Gu nasib sejak lama, Chunqiu Chan inilah Gu nasibku!" Merasakan ikatan erat antara dirinya dengan Chunqiu Chan, Fang Yuan dalam hati penuh dengan perasaan kompleks. 　　Gu nasib adalah Gu serangga pertama yang dimurnikan oleh Gu Master, sangat penting dan banyak mempengaruhi perkembangan sang Gu Master di masa depan. 　　Jika Benming Gu (Gu Nasib) dipilih dengan baik, perkembangan Pendekar Gu akan semakin lancar. Kualitas Benming Gu yang buruk akan membebani latihan Pendekar Gu, membuatnya tertinggal dari rekan seumuran. Yang paling krusial, hal ini juga mempengaruhi masalah hidup-mati seperti pertempuran. 　　Fang Yuan sangat memahami hal ini. Bahkan setelah memilih Gu Cahaya Bulan yang menjadi andalan Desa Guyue, ia masih belum puas. Dengan segala cara ia mencari Jiu Chong (Serangga Arak). 　　Dalam ingatannya, bagi Pendekar Gu tingkat 1-semburat yang baru, Jiu Chong sudah termasuk pilihan terbaik. Gu Cahaya Bulan hanya bisa dianggap kelas menengah-atas. 　　Tapi pesona kehidupan terletak pada ketidaktahuan manusia tentang apa yang menanti di detik berikutnya. 　　Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan telah memurnikan Chun Qiu Chan (Laron Musim). Setelah terlahir kembali, Chun Qiu Chan tertidur lelap, namun hubungan pemurnian ini tetap terjalin. 　　Seolah telah dimurnikan oleh aliran waktu, Fang Yuan menyadari ikatannya dengan Chun Qiu Chan lebih misterius dan erat dibanding kehidupan lalu. Hanya karena Chun Qiu Chan terlalu lemah, Fang Yuan sempat tak menyadari kehadirannya. 　　Maka secara hakiki, Chun Qiu Chan adalah Gu pertama yang benar-benar ia murnikan. 　　Hanya saja, Chun Qiu Chan bukan hasil pemurnian Fang Yuan di kehidupan kini, melainkan buah usaha 500 tahun kehidupan lampaunya. 　　Chun Qiu Chan adalah Benming Gu milik Fang Yuan. 　　Seorang Pendekar Gu 1-semburat memiliki Benming Gu tingkat 6-semburat! 　　Jika hal ini sampai keluar, diperkirakan takkan ada yang percaya! Ini telah melampaui batas pemahaman manusia! 　　Tapi kenyataannya, hal ini benar-benar terjadi. 　　"Fakta tidak dapat disangkal." 　　"Cacing Anggur adalah pilihan terbaik untuk Ulat Nasib, tapi dibandingkan dengan Kupu-Kupu Musim Semi dan Gugur, ia hanyalah lumpur di tanah! Ulat Nasib dalam hidupku ini ternyata adalah Kupu-Kupu Musim Semi dan Gugur, ha ha ha..." "BABKedua Puluh: Sesepuh Sekolah Terdiam" 　　; 　　Sukacita besar tidak memabukkan pikiran Fang Yuan. Ia segera tenang dan mulai merenungkan dampak Kupu-Kupu Musim Semi dan Gugur terhadap dirinya: 　　"Kemampuan Kupu-Kupu Musim Semi dan Gugur adalah terlahir kembali.... Tapi sekarang ia sangat lemah, digunakan sekali berarti mati. Namun bagaimanapun juga ini adalah Ulat tingkat enam, aku bisa memanfaatkan aura-nya. Ini tidak akan merusak dirinya sama sekali." 　　"Heh heh." Memikirkan ini, Fang Yuan menarik kembali pikirannya dan membuka mata. 　　Di hadapannya, Cacing Anggur melayang terbungkus kabut energi perunggu, gemetar ketakutan. 　　Baru saja untuk bertahan hidup, ia mempertaruhkan segalanya. Hasilnya, kehendaknya dihancurkan dengan mudah oleh aura Kupu-Kupu Musim Semi dan Gugur. Cacing itu pun mengalami luka parah, kehendaknya tersisa kurang dari satu persen. 　　"Kupu-Kupu Musim Semi dan Gugur." Fang Yuan menggerakkan pikirannya, melepaskan secercah aura sang Ulat. 　　Aura itu menekan Cacing Anggur yang langsung membeku bagai mayat. Kehendak terakhirnya merasakan aura itu seperti tikus bertemu kucing, terpaku ketakutan, meringkuk tak berani bergerak. 　　Fang Yuan tertawa lebar, memanfaatkan momen ini untuk menggenjot energi tubuhnya. 　　Saat pertama kali dimurnikan, Zhenyuan Perunggu Fang Yuan hanya bisa berkembang sedikit demi sedikit dengan susah payah karena perlawanan sengit dari kehendak Ulat Anggur. Namun saat ini, Zhenyuan Perunggunya maju tanpa hambatan, bagai air bah yang deras mengalir. Tidak ada sedikit pun rintangan yang ditemui. 　　Warna perunggu menyebar cepat di permukaan tubuh Ulat Anggur. Dalam beberapa kedipan mata, ulat yang semutih mutiara giok itu berubah menjadi seekor ulat hijau. 　　Situasi sudah tak tertolong lagi. Kehendak terakhir Ulat Anggur disapu habis oleh kehendak Fang Yuan bagai es yang mencair di terik matahari. 　　Demikianlah, Ulat Anggur berhasil dimurnikan! 　　Dibandingkan dengan kesulitan sebelumnya yang seperti mendaki gunung dan menyeberangi lembah, proses pemurnian kali ini semudah meneguk air liur. 　　Sebuah ikatan yang akrab namun misterius terjalin antara Ulat Anggur dan Fang Yuan. 　　Ulat Anggur yang telah dimurnikan seolah menjadi bagian dari tubuh Fang Yuan. Saat diperintah menggulung tubuh, ia langsung menggulung. Saat disuruh membulat, ia langsung berbentuk seperti kue onde-onde. Rasanya semudah menggerakkan jari-jari. 　　Fang Yuan menarik kembali Zhenyuan-nya. Ulat Anggur kembali ke wujud aslinya yang putih gemuk. 　　Tiba-tiba ia melompat ke udara dan masuk ke dalam Ruang Kosong Fang Yuan. Di dalam ruang itu, ia menghindari Kecebong Musim Semi dan Gugur yang melayang di udara, lalu menyelam ke Lautan Yuan Perunggu. Di permukaan laut, ia dengan leluasa melenturkan tubuh kekarnya, sesekali menggeliatkan pinggang gemuknya dengan nyaman, seolah sedang berendam di air hangat. 　　“Dengan Keberadaan Chun Qiu Chan, rencanaku harus diubah.” Fang Yuan menarik kembali perhatiannya dari rongga tubuh, lalu mengeluarkan Moonlight Gu. 　　Ia meniru metode sebelumnya, membocorkan sedikit aura Chun Qiu Chan untuk menekan Moonlight Gu. 　　Merasakan aura Chun Qiu Chan, kemauan Moonlight Gu langsung nyaris menyerah, ketakutan hingga mengkerut di sudut terjauh tubuhnya. 　　Energi sejati Fang Yuan mengalir deras, dalam sekejap mengubah Moonlight Gu menjadi batu giok hijau. 　　Akhirnya, dengan sedikit gerakan pikiran, kemauan Moonlight Gu dihabisi dengan mudah. 　　Setelah itu, ia menarik kembali energi sejati, Moonlight Gu kembali ke bentuk kristal biru transparan semula. 　　Ia menyimpan Moonlight Gu. 　　Moonlight Gu tidak masuk ke rongga tubuh, melainkan langsung menempel di tengah dahi Fang Yuan membentuk tanda bulan sabit biru muda. 　　Dari awal memurnikan Moonlight Gu hingga selesai, seluruh proses memakan waktu kurang dari lima menit. 　　Ini menjadi kontras mencolok dibandingkan proses pemurnian sulit sebelumnya yang jauh lebih cepat. 　　Tak hanya cepat, konsumsi energi sejati juga sangat minim. 　　Beberapa hari ini, Fang Yuan telah menghabiskan enam buah Yuan Stone untuk memurnikan Wine Worm. Tapi malam ini, sama sekali tidak memakai Yuan Stone, hanya energi perunggu di rongga tubuh yang habis terkuras. 　　“Ha ha, dengan Chun Qiu Chan di tangan, seolah mendapat bantuan dewa! Ke depannya, hanya dengan menggunakan aura-nya untuk menekan, semuatingkat satu bisa langsung ditaklukkan. Meskiku hanya kelas C, tak perlu mengandalkan Yuan Shi lagi. Perbedaan sebelum dan sesudahnya bagai langit dan bumi.” 　　Fang Yuan merasa gembira, saat ini bagai awan tersibak melihat langit biru. 　　Meski Chun Qiu Chan sudah sangat lemah, ia tetaptingkat enam. Harimau mati meninggalkan belang, kapal rusak masih punya paku, hanya dengan aura-nya saja sudah menjadi pendorong besar bagi latihan Fang Yuan ke depan. 　　Saat ini. 　　Di luar jendela bulan bersinar terang, cahayanya menembus kaca menyinari wajah Fang Yuan. 　　"Awalnya kukira tak bisa dapat juara pertama, tak disangka situasi berbalik. Waktu tak menunggu, sekarang langsung ke sekolah ambil hadiah juara!" Mata Fang Yuan berkilau tajam. 　　Dengan gerakan pikiran, Chun Qiu Chan di rongga kosongnya langsung menghilang, kembali tertidur. Lalu memanggil, disembunyikan di sudut tepi ranjang. 　　Semua ini untuk mencegah pemeriksaan tidak perlu dari pihak sekolah. 　　Seperempat jam kemudian, sekolah keluarga. 　　Elder Keluarga Sekolah sudah tidur, tapi dalam mimpi samar-samar mendengar ketukan pintu. 　　Ia terbangun oleh suara ketukan, membuka mata dengan kesal: "Tengah malam begini, siapa di luar?" 　　Dari luar pintu seketika terdengar jawaban sopan: "Hamba melapor kepada Sesepuh keluarga, ada seorang murid dari masa jabatan tahun ini yang telah berhasil menyatukan Gu Cahaya Bulan. Sebelumnya Yang Mulia pernah memerintahkan bawahan, selama juara pertama muncul, tidak peduli waktu, harus segera datang melapor." 　　"Ya... memang ada urusan begitu." alis Sesepuh akademi berkerut, ia bangun dari ranjang sambil mengenakan pakaian bertanya, "Murid mana yang meraih juara tahun ini? Apakah Gu Yue Fang Zheng?" 　　Bawahan di luar pintu menjawab: "Sepertinya benar. Hamba segera datang memberi pemberitahuan setelah mendengar informasi, kelihatannya dari cabang keluarga Fang." 　　"Hah, kira-kira waktunya sudah tepat untuknya." Sesepuh akademi tertawa ringan sambil bergumam, "Selain bakat kelas A ini, siapa lagi yang bisa? Murid kelas B itu, meski menggunakan Batu Yuan, tetap kalah satu tingkat. Kalau tidak, mengapa bakat dalam berkultivasi begitu penting?" 　　Sambil berkata demikian, ia mendorong pintu keluar. 　　Di luar pintu, bawahan mundur dua langkah dengan hormat, membungkuk memberi salam sambil berseru: "Yang Mulia benar." 　　Di tengah aula, belasan lilin menyala serempak, menerangi ruangan dengan terang-benderang. 　　Petugas yang menerima Fang Yuan kini telah memastikan situasinya. Di bawah sorot lampu yang terang, wajahnya memancarkan ekspresi keterkejutan yang pekat: "Tunggu, apa yang kau katakan tadi? Kau Gu Yue Fang Yuan, bukan Gu Yue Fang Zheng?" 　　Fang Yuan mengangguk, tepat pada saat itu Sesepuh akademi masuk dari luar pintu. 　　Fang Yuan dan petugas penerima bersama-sama berbalik memberi hormat. 　　Wajah Sesepuh akademi langsung dipenuhi senyuman saat melihat Fang Yuan. Ia melangkah mendekati Fang Yuan, menepuk bahu Fang Yuan dengan ramah: "Lakukan dengan baik, Gu Yue Fang Zheng, kau tidak mengecewakanku. Benar-benar jenius berbakat Kelas A! Rekan seangkatanmu yang Kelas B atau kelas C, sekeras apapun berusaha, tetap takkan bisa menyamaimu. Ha ha ha!" 　　Fang Yuan dan Fang Zheng adalah saudara kembar dengan kemiripan wajah yang sangat tinggi, sampai-sampai Sesepuh akademi pun salah mengira. 　　Fang Yuan tidak rendah diri, mundur selangkah, melepaskan bahunya dari genggaman Sesepuh akademi. Ia memandangi Sesepuh itu dengan tangan disilangkan di belakang, tersenyum datar: "Yang Mulia, Tuan salah orang. Hamba muda adalah Gu Yue Fang Yuan. Gu Yue Fang Zheng adalah adik hamba." 　　"Ya?" Sesepuh akademi membuka mulutnya lebar-lebar, wajahnya menampakkan warna keterkejutan. 　　Ia memandangi Fang Yuan penuh tanya, alisnya berkerut. Setelah beberapa tarikan napas, barulah ia bersuara: "Kau Gu Yue Fang Yuan?" 　　"Benar, hamba muda." jawab Fang Yuan. 　　"Kau telah menyatukan Gu Cahaya Bulan?" Sesepuh akademi terkejut bukan main. Kedua matanya menatap tajam stigma bulan sabit di dahi Fang Yuan, tatapannya menusuk: "Sudah jelas terlihat masih bertanya?" 　　"Begitulah keadaannya." Fang Yuan kembali menjawab. 　　“Kalau begitu, kau adalah yang terbaik di masa jabatan ini?” Pertanyaan Sesepuh akademi terlihat agak tercengang, tapi ini bukan sepenuhnya salahnya. Karena situasi ini benar-benar di luar perhitungan manusia. 　　"Harus diketahui bahwa ia telah memimpin akademi selama puluhan tahun, pengalamannya sangat luar biasa. Pernah melihat bakat Kelas C meraih juara, tapi waktunya pasti tidak secepat ini. Apalagi di angkatan ini masih ada rekan sebaya dengan bakat Kelas A dan B." 　　"Jika tidak ada yang lebih cepat dariku..." Fang Yuan berpura-pura merenung, mengusap hidungnya sebelum melanjutkan, "Sepertinya memang begitu." 　　Ketua Akademi: "..." BABKedua Puluh Satu: Kenapa justru Kakak yang mendapat peringkat pertama? 　　; 　　Langit belum sepenuhnya terang, matahari juga belum terbit, ufuk timur baru mulai memutih. Warna hitam di langit perlahan memudar, udara masih menyisakan aroma malam. 　　Hampir sepi jalanan itu bergema derap langkah kaki yang ringan. 　　Pagi di pegunungan selalu lembap dan dingin, tapi Gu Yue Fang Zheng sama sekali tidak merasakan hawa dingin. Hatinya dipenuhi semangat yang membara. 　　Areola merah menyala di kedua pipinya sementara ia bergegas menuju akademi. 　　"Aku telah berlatih keras beberapa hari ini, menghabiskan dua batu Yuan, semalam tidak tidur sama sekali, akhirnya berhasil memurnikan Moonlight Gu. Dengan bakat Kelas A dan usaha sekeras ini. Takkan ada yang lebih cepat dariku, takkan ada! Ayah Ibu, aku janji tidak akan mengecewakan kalian." 　　Membayangkan wajah bahagia paman dan bibinya saat menerima kabar gembira tadi, Fang Zheng merasa lega dan bangga dari lubuk hati. 　　“Tunggu saja, sanak keluarga yang pernah meremehkanku, juga Kakak. Mulai hari ini, buat kalian semua tercengang melihatku Gu Yue Fang Zheng!” 　　Semakin Fang Zheng memikirkannya, semakin bersemangat ia. Tanpa sadar kedua tangannya mengepal dan langkahnya semakin ringan. 　　Ia tiba di depan pintu sekolah. 　　Dua penjaga yang menjaga sekolah melihatnya dengan heran dan bertanya, “Ya, Gu Yue Fang Yuan, kenapa kau kembali lagi?” 　　“Apa? Kakak baru saja datang ke sini?” Mendengar ini, wajah Fang Zheng tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut dan bingung. 　　“Lupakan dulu ini semua!” Sama sekali tidak menyangka Fang Yuan bisa meraih juara pertama, ia menggelengkan kepala dan dengan nada sedikit sombong bersikap sopan, “Kedua kakak, aku bukan Gu Yue Fang Yuan, aku Gu Yue Fang Zheng. Aku sudah berhasil mencairkan Life Gu, kali ini datang untuk mengambil hadiah juara pertama.” 　　“Kau Gu Yue Fang Zheng? Kalian berdua bersaudara terlalu mirip, pantasan sesepuh keluarga sampai salah mengenali.” Penjaga di sebelah kiri membelalakkan mata berteriak. 　　Penjaga di sebelah kanan menggeleng kepala, “Kau terlambat, semalam tengah malam kakakmu Gu Yue Fang Yuan sudah menemui sesepuh keluarga dan mengambil hadiah juara pertama.” 　　“Kakakku!” Fang Zheng tiba-tiba membelalakkan mata, “Tunggu, katanya dia dapat juara pertama?” 　　Bagaimana mungkin?! Bukannya kakak hanya punya bakat tingkat C? 　　Juara pertama? Bercanda ya?! 　　“Benar. Kenapa kami harus berbohong tentang hal seperti ini?” Melihat Fang Zheng tak percaya, si penjaga tampak kesal. 　　“Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Sesepuh Keluarga Akademi. Daftar peringkat akan segera diumumkan. Kenapa, kakakmu tidak memberitahumu ini?” seru pengawal lain menambahkan. 　　Fang Zheng membeku, berdiri tak bergerak di depan pintu. 　　Kenyataan jauh berbeda dari perkiraannya, bahkan ia tak memahami apa yang sebenarnya terjadi. 　　Dalam benak Fang Zheng, ada beberapa rival potensial. Dua yang paling berbahaya adalah Gu Yue Mo Bei dan Gu Yue Chi Cheng. 　　Keduanya memiliki bakat Kelas B, berasal dari dua cabang keluarga terbesar, dengan kakek masing-masing menjabat sebagai Sesepuh yang berkuasa, memiliki sumber finansial melimpah. 　　Jika kedua orang ini merebut posisi pertama lebih dulu, Fang Zheng secara psikologis sudah siap meski akan merasa kecewa. 　　Tapi sekarang, yang menjadi juara pertama bukan Gu Yue Mo Bei maupun Gu Yue Chi Cheng, bahkan bukan siapa pun dari daftar rivalnya. 　　Melainkan Gu Yue Fang Yuan, kakaknya sendiri! 　　Orang dengan bakat Kelas C itu! 　　Orang yang menjadi pecundang setelah Upacara Pembukaan Aperture! 　　Orang yang selalu tertidur pulas di kelas! 　　Orang yang mabuk berat dan tak pernah pulang ke rumah! 　　Orang yang menindas Shen Cui, menamparnya dua kali, dan mengambil semua Batu Yuan miliknya! 　　Orang yang selalu menindasnya seperti bayangan gelap yang mengakar di hatinya! 　　"Bagaimana mungkin ini terjadi? Ini tidak mungkin!" Seketika, Fang Zheng mengaum dalam hatinya, "Aku sudah berusaha keras, tapi dia cuma mabuk berat tiap hari. Hasilnya dia yang menang pertama? Di mana keadilan? Mengapa? Mengapa?!" 　　Matahari terbit dari timur, kicau burung bersahutan, semangat musim semi yang subur menyapu Gunung Qingmao. 　　Gu Yue Fang Zheng bermandikan sinar matahari hangat, tapi perlahan ia menundukkan kepala, menggigit giginya, memandangi bayangan sendiri yang kesepian di tanah. 　　Gelora dalam hatinya bagai bola yang mengempis, nyaris tak bersisa. Yang tersisa hanyalah keraguan, kemarahan, kebingungan, ketidakrelaan, ketakutan, dan perasaan rumit lainnya. 　　…… 　　Waktu berlalu, matahari semakin tinggi mendaki langit. 　　Di tembok pengumuman sekolah, terpampang daftar baru yang hanya memuat dua nama: Fang Yuan dan Fang Zheng, berurutan. 　　Keberadaan daftar ini perlahan menyebarkan kabar ke mana-mana. 　　Para remaja yang sejak menerima Gu terus mengurung diri di rumah untuk melatihnya, gempar mendengar kabar ini. 　　"Bagaimana mungkin ini terjadi!" 　　"Kalau Fang Zheng yang juara pertama masih kupercaya, tapi Fang Yuan? Bukankah bakatnya tingkat C?" 　　"Apa tidak salah hitung? Fang Zheng berbakat tingkat A kalah dari Fang Yuan tingkat C? Ini dongeng apa?" 　　Cabang Keluarga Mo. 　　Di pekarangan kecil yang hijau subur, aroma teh berkelebat, 　　"Salah satu Elder penguasa dari klan Gu Yue Mo Chen, duduk di depan meja tulis, menatap pemandangan musim semi di luar jendela sambil menikmati teh dengan santai: 'Mo Bei masih belum melanjutkan pemurnian Gu?'" 　　Kepala rumah tangga yang berdiri di samping segera menjawab: "Sejak mendengar kabar tentang Fang Yuan pagi tadi, Tuan Muda Mo Bei tampaknya sangat terpukul dan kehilangan semangat untuk melanjutkan pemurnian Moonlight Gu. Sungguh disayangkan, Tuan Muda hanya tinggal selangkah lagi menuju kesuksesan. Sebenarnya jika Fang Zheng yang menjuarai, mungkin masih bisa diterima, tapi ini malah Fang Yuan yang bakat kelas C. Wajar jika Tuan Muda kehilangan minat." 　　"Hmph! Jangan kau cari-cari alasan untuknya." Gu Yue Mo Chen mendengus keras, wajahnya berkerut serius, suaranya mengeras seperti besi: "Kultivasi Gu Master penuh kesulinan setiap langkah. Kegagalan kecil macam ini apa artinya? Fang Yuan itu cuma kelas C, bisa menang pasti karena keberuntungan. Moonlight Gu yang dipilihnya lemah kemauannya sehingga dia bisa menang mudah. Jika Mo Bei tidak bisa melihat ini, bahkan tidak tahan menghadapi kegagalan kecil, bagaimana dia bisa memimpin cabang keluarga Mo kita nanti? Bagaimana melawan cabang keluarga Chi? Siapa pun dilarang menghiburnya, biarkan dia merenung sendiri!" 　　"Baik, Tuan." Sang kepala rumah tangga tidak berani membantah. 　　Hampir bersamaan, di cabang keluarga Chi. 　　"Ah, Gu Yue Fang Yuan..." Elder Gu Yue Chi Lian menghela napas panjang, mengerutkan alisnya lalu melambaikan tangan ke pengawal: "Panggil Tuan Muda Chi Cheng ke sini." 　　Tak lama kemudian, Gu Yue Chicheng memasuki kamar dengan wajah kecewa, lalu bersimpuh: "Cucu memberi salam pada Kakek." 　　"Sepertinya kau sudah tahu kabar ini." Gu Yue Chilian menatap cucu kandung satu-satunya itu, suaranya lembut dan perlahan, "Aku memanggilmu untuk mencegahmu terpengaruh oleh hal ini. Dalam pemurnian Gu nasib, pertama lihat bakat, kedua lihat Gu serangga." 　　"Bakat Fang Yuan hanya level C, tapi kali ini bisa merebut posisi pertama. Ini menunjukkan Gu serangga yang dipilihnya memiliki kemauan yang lebih lemah dibanding Moonlight Gu milik kalian. Ini murni keberuntungan. Jadi janganlah kau berkecil hati, cucuku. Ini bukan masalah besar. Bakatnya hanya level C, meski sama denganmu, pasokan sumber dayanya tak sebanyak milikmu. Jalan promosinya juga akan lebih sulit daripadamu. Percayalah pada Kakek, kau akan segera melampauinya." 　　"Jadi, lupakan perkara sepele ini. Fang Yuan bukanlah musuh sejatimu, juga tak layak disebut rivalmu. Musuh kuatmu yang sesungguhnya adalah Fang Zheng dengan bakat level A, dan Mo Bei dari Keluarga Mo. Apa kau mengerti?" 　　"Baik, terima kasih nasihat Kakek. Cucu mengerti. Cucu akan segera kembali untuk melanjutkan pemurnian Gu!" Ekspresi kecewa di wajah Gu Yue Chicheng menghilang, digantikan semangat kejantanan yang berkobar. 　　“Ya.” Penatua keluarga Gu Yue Chi Lian mengangguk puas, senyum penuh kehangatan terpancar di wajahnya, "Cucu baikku, meski bakat aslimu hanya kelas C, tenang saja Kakek akan mendukungmu sepenuhnya. Nanti Kakek akan menggunakan aura Gu Serangga tingkat tiga untuk menekan kehendak Gu Bulan, membantumu memurnikan Gu ini!" BABKedua Puluh Dua: Tarian Bilah Bulan 　　; 　　Langit membiru jernih, murni bagai baru dicuci. ....: 　　Mentari bersinar keemasan. 　　Gugusan awan putih berarak, kawanan beo warna-warni berkicau riang, membentuk formasi anak panah di bawah langit biru yang dipenuhi awan, mengepakkan sayap dengan gagah. 　　Beo warna-warni ini hanya muncul dalam kawanan besar di musim semi. Bulu mereka berkilauan tujuh warna, ukurannya sebesar elang, kepala dan paruh khas beo, sementara ekornya mirip merak yang memanjang. 　　Sudah sekitar sepuluh hari berlalu sejak Fang Yuan meraih juara pertama dalam ujian pemurnian Gu Nasib. 　　Angin semi menghijaukan rerumputan di lereng gunung, bunga liar bersaing mekar, kawanan lebah dan kupu-kupu** menari-nari. Sebuah pemandangan musim semi yang penuh gelora asmara dan vitalitas. 　　Aroma musim semi begitu pekat, hingga tembok bambu tinggi di sekitar lapangan latihan pun tak mampu menahannya. 　　“Lapangan latihan ini memiliki luas tiga hektar, permukaan tanahnya rata dengan lapisan batu abu-abu tebal dan lebar. Di sekelilingnya ditanami bambu tombak hijau yang tumbuh rapat, batang-batang hijau ini saling berhimpitan membentuk tembok tinggi berwarna zamrud.” 　　“Meski bagian bawah tembok juga dipasang batu bata, banyak area yang sudah ditumbuhi rumpun-rumpun rumput liar. Di sela-sela bambu, ada mawar liar yang merambat dari luar bahkan memanjat hingga puncak tembok.” 　　“Lima puluh tujuh remaja berusia lima belas tahun kini berdiri di tengah lapangan, membentuk formasi setengah lingkaran sambil memandangi sesepuh akademi di tengah.” 　　“Ini adalah pelajaran tentang cara menggunakan Cahaya Bulan Gu.” 　　“Cahaya Bulan Gu adalah simbol marga Gu Yue kita, seperti Gu Kekuatan Beruang milik keluarga Xiong atau Gu Aliran Sungai keluarga Bai. Sebagian besar kalian memilih Cahaya Bulan Gu sebagai gu nasib. Perhatikan baik-baik, aku akan mendemonstrasikan cara mengaktifkan serangan menggunakan Cahaya Bulan Gu. Bagi yang gu nasibnya berbeda, tetap fokus – metode serangan jarak jauh klasik ini bisa diaplikasikan ke gu lain dengan adaptasi yang luas.” 　　“Sambil berkata demikian, sesepuh akademi mengulurkan tangan kanannya, membuka kelima jari dan menurunkan telapak tangan agar semua murid bisa melihat jelas.” 　　“Pertama, pindahkan Cahaya Bulan Gu ke telapak tanganmu dengan kekuatan pikiran.” Bersamaan dengan ucapannya, simbol bulan sabit yang merepresentasikan Cahaya Bulan Gu merayap sepanjang lengan menuju telapak tangannya. 　　"Kemudian, pindahkan energi sejati dari rongga kosong ke dalam Yueguang Gu." Sehelai energi keperakan yang nyaris tak terlihat mengalir dari tubuh Elder, mengalir ke Yueguang Gu di telapak tangan. 　　Elder Sekolah berada di tingkat Tiga Putaran, hanya Master Gu Tiga Putaran yang bisa memurnikan energi sejati berwarna perak. 　　Energi sejati Master Gu Satu Putaran disebut energi Perunggu, Master Gu Dua Putaran disebut energi Besi Merah. Di Tiga Putaran, baru mencapai energi Perak. 　　Setelah menyerap helai energi perak ini, simbol bulan sabit di tengah tangan Elder semakin terang, memancarkan cahaya biru muda terang bahkan di siang hari. 　　"Luar biasa!" 　　"Indah sekali." Para remaja tak henti mengeluarkan decak kagum menyaksikan pemandangan ini. 　　Cahaya biru muda yang jernih seperti air berkelap-kelip di tangan Elder, sekilas terlihat seperti sedang memegang segenggam cahaya bulan. 　　Elder Sekolah tersenyum tipis: "Perhatikan baik-baik, langkah terakhir adalah melepaskannya seperti ini." 　　Saat berkata demikian, ia perlahan menutup lima jarinya yang terbuka, mengangkat lengan, lalu mengayunkan telapak tangan ke depan dengan gerakan tegas. 　　Seluruh gerakan terlihat kokoh dan penuh kekuatan. 　　Swish. 　　Para remaja mendengar suara desiran halus. 　　Mengikuti gerakan Elder Sekolah, cahaya biru muda yang terkumpul di telapak tangan terlempar keluar. 　　Cahaya membentuk bilah bulan kecil di udara, berwarna biru kehijauan sebesar tamparan tangan, mirip bulan sabit di langit malam. Ini melesat lurus di udara dan menghantam boneka jerami yang berada sepuluh meter jauhnya. 　　*Crek!* Leher boneka jerami setebal 30 cm langsung terpotong oleh bilah bulan. Tubuh boneka bergoyang, sementara kepalanya yang besar jatuh ke tanah. 　　Setelah memotong boneka jerami, bilah bulan langsung meredup. Namun, ia masih terbang sekitar enam meter lagi sebelum akhirnya memudar dan menghilang di udara. 　　Potongan leher boneka jerami terlihat sangat rapi, seolah dipotong dengan sabit paling tajam. 　　Para remaja hampir semuanya terbelalak, memandang takjub. Beberapa bahkan tak sadar mengusap leher mereka sendiri, kagum dengan daya penghancur bilah bulan ini. 　　Setelah hening sesaat, riuh tepuk tangan dan decak kagum memenuhi ruangan. Ada yang matanya berbinar memandang boneka jerami, ada yang memelototi telapak tangan tetua keluarga, sementara yang lain berbisik-bisik penuh semangat. 　　Hanya Fang Yuan yang berdiam di kerumunan, wajahnya dingin tanpa ekspresi. 　　Di kehidupan sebelumnya, kultivasinya mencapai level 6, mendirikan Sekte Darah Sayap Iblis di Zhongzhou dengan puluhan ribu pengikut, dijuluki raksasa jalan gelap yang legendaris. 　　"Elder Akademi hanyalah seorang Gu Master Tiga Putaran, cara seperti ini benar-benar kekanak-kanakan, tidak bisa menimbulkan sedikit pun gejolak dalam hati Fang Yuan." 　　"Selanjutnya, semua yang telah berhasil memurnikan Cahaya Bulan Gu, maju ke depan. Masing-masing mendapat satu boneka jerami, latihlah serangan dengan menggunakan Moon Blade sesuai metode yang baru saja aku tunjukkan." 　　Begitu Elder Akademi selesai berbicara, lebih dari tiga puluh remaja langsung maju ke depan. 　　Angkatan ini, seluruh klan memiliki lebih dari seratus remaja yang mengikuti Upacara Pembukaan Qiao. Yang memiliki bakat kultivasi berjumlah lima puluh tujuh murid. Dari jumlah itu, tiga puluh lima orang memilih Cahaya Bulan Gu. Setelah berhari-hari berusaha, mereka semua telah berhasil memurnikan Cahaya Bulan Gu. 　　Sisanya adalah remaja dengan kualifikasi Tingkat D. Bukan karena tidak ingin memurnikan Cahaya Bulan Gu, tapi bakat mereka tidak memadai sehingga terpaksa mengundurkan diri. 　　Bagi para remaja Klan Gu Yue, Cahaya Bulan Gu bukan sekadar Gu belaka, melainkan simbol kejayaan keluarga. 　　Tak lama kemudian, tiga puluh tujuh remaja berbaris rapi. Di depan masing-masing, sekitar sepuluh meter, berdiri tegak sebuah boneka jerami. 　　Fang Yuan berdiri di tengah barisan, tidak menarik perhatian. 　　Latihan dimulai. 　　Para remaja serentak mengulurkan tangan kanan, memindahkan Cahaya Bulan Gu ke telapak tangan. Tanda bulan sabit biru di tangan mereka, diisi dengan energi sejati berwarna perunggu, satu per satu memancarkan kilau kebiruan seperti aliran air. 　　Tapi saat mereka menebaskan telapak tangan ke udara, hanya 7-8 bilah bulan sabit yang terbang keluar. Beberapa bulan sabit hanya muncul sekejap lalu menghilang. Beberapa baru terbang 2-3 meter tiba-tiba "brak" berubah menjadi cahaya biru. Ada yang terbang jauh tapi arahnya melenceng hingga ke langit. 　　Para remaja mengerutkan kening. Saat melihat demonstrasi Elder Rumah tadi terlihat mudah. Tapi ketika praktik sendiri, baru terasa rumitnya. Mengeluarkan satu bilah Moon Blade dan mengenai boneka jerami ternyata tak semudah itu. 　　Elder Rumah tersenyum kecil. Adegan ini selalu ia saksikan setiap tahun. 　　21 remaja lainnya hanya bisa berdiri di pinggir lapangan, memandang dengan iri. 　　Setelah 5 menit berlatih, satu per satu remaja mulai bisa mengeluarkan Moon Blade. Lapangan latihan dipenuhi bulan sabit biru muda yang beterbangan. 　　Beberapa Moon Blade menghilang di tengah jalan, ada yang bertabrakan, ada yang melenceng keluar lapangan. Hanya sesekali ada yang mengenai boneka jerami - itu pun lebih seperti keberuntungan buta. 　　Elder Sekolah mulai memberikan bimbingan individu. 　　Ia fokus pada murid berbakat seperti Fang Zheng, Mo Bei, Chi Cheng: membetulkan postur dan berbagi pengalaman. Untuk murid level-C seperti Fang Yuan, hanya memberi sedikit petunjuk. 　　Fang Yuan terus mempertahankan cahaya biru di tangannya, beberapa kali mengayunkan telapak tangan kosong namun hanya pura-pura saja tanpa melepaskan serangan. Melihat situasi kacau dan tak ada yang memperhatikannya, ia segera melepas kendali atas Gu Cahaya Bulan. Telapak tangannya miring sedikit, membuat gerakan seperti menebas udara. 　　Untuk menghindari perhatian, ia tidak membidik boneka jerami di hadapannya, melainkan memilih satu di sebelah kiri depan secara diagonal. 　　"Swer!" Sebilah pisau bulan melesat cepat, menembus zona kacau di area tengah, melintasi udara dalam garis lurus sebelum menghantam leher boneka jerami dengan akurat. 　　Boneka jerami itu gemetar, lehernya terpotong lebih dari separuh oleh pisau bulan. Namun batang jerami hijau yang terpotong segera mulai tumbuh kembali, menjalin diri dan lukanya pulih. 　　Boneka jerami ini jelas bukan jerami biasa, melainkan Gu Jerami tingkat satu yang memiliki kemampuan regenerasi alami elemen kayu-ringan. 　　Kecuali boneka itu dipotong menjadi dua bagian sekaligus, luka akan rujuk dengan sendirinya dalam sekejap. 　　"Wah, lihat serangan bulan sabit itu!" 　　"Hebat, siapa yang melepasnya?" 　　Pisau bulan yang bisa mengenai boneka jerami memang jarang. Serangan sembarangan Fang Yuan justru menciptakan efek serangan paling signifikan sejauh ini, seketika memicu teriakan takjub dari para pelatih di luar lapangan. 　　Bahkan perhatian guru besar akademi tertarik, bertanya: "Serangan bulan sabit tadi cukup bagus, kau yang melepasnya?" 　　Ia menggunakan tatapan bertanya ke arah seorang siswa kelas C. Karena boneka itu adalah pasangannya. 　　Siswa pria ini matanya berkedip-kedip, tampak gelisah menghadapi tatapan mendadak dari semua orang. Sejujurnya, situasi sebelumnya terlalu kacau dengan bulan sabit beterbangan, dia sendiri tidak tahu apakah ini hasil serangannya. 　　"Tapi sepertinya mungkin ya?" Pikir remaja itu sambil mengangguk bawah sadar.. 　　Para remaja di sekitarnya langsung tercengang padanya. 　　"Siapa dia, namanya apa?" Beberapa siswi mulai bertanya-tanya ke sekitar. 　　"Bahkan dia bisa mengeluarkan bulan sabit, aku tidak boleh kalah!" Kilatan tekad muncul di mata Gu Yue Mo Bei. 　　"Ternyata bukan Kakak yang melakukannya." Gu Yue Fang Zheng merasa lega tanpa alasan jelas. Setelah dihibur paman dan bibinya, dia sudah pulih dari pukulan sebelumnya. 　　"Kak, waktu lalu kamu menang karena keberuntungan memilih yang lemah. Latihan tidak bisa selalu mengandalkan keberuntungan, aku akan mengalahkanmu." Fang Zheng menyemangati diri sendiri dalam hati. 　　"Kerja bagus, teruslah berusaha menangkap perasaan tadi." Guru sekolah menepuk bahu siswa itu sambil tersenyum mendorong. 　　Remaja itu langsung mengangguk gugup matanya bersinar dengan cahaya berbeda. 　　“Jia Lao” memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumumkan di hadapan semua: “Dengarkan baik-baik, inilah tugas kalian. Berlatihlah dengan giat setelah kelas, hasilnya akan diperiksa tiga hari lagi. Yang nilainya paling tinggi akan mendapat hadiah sepuluh Batu Yuan. Sudah dengar?” 　　“Oh!” para remaja berseru antusias, mata mereka berbinar mendengar hadiah Batu Yuan. 　　Namun hanya tiga menit kemudian, pisau bulan yang menari-nari di udara mulai menipis. 　　“Menyebalkan, setiap lemparan Pisau Bulan menghabiskan sepuluh persen Zhen Yuan!” 　　“Konsumsi Zhen Yuan Pisau Bulan terlalu besar. Level kultivasiku hanya Kelas C, lubang energiku hanya bisa menyimpan 38% Zhen Yuan Perunggu. Hanya bisa mengeluarkan tiga Pisau Bulan berturut-turut.” 　　Para remaja yang menghentikan tangan mereka menghela napas lesu. 　　Jia Lao sekolah memerhatikan semua ini tanpa ekspresi, tapi dalam hati berdesah: “Inilah keuntungan bakat kultivasi tinggi. Untuk menguasai Pisau Bulan, kuncinya cuma empat kata – latihan membuat sempurna. Orang berbakat tinggi punya cadangan Zhen Yuan lebih banyak, pemulihannya juga cepat, jadi punya lebih banyak kesempatan berlatih. Yang bakatnya pas-pasan bisa menutupi dengan Batu Yuan untuk meningkatkan intensitas latihan. Tapi yang tak berbakat dan miskin Batu Yuan, meski punya keinginan berlatih, tak mampu mewujudkannya. Ah, dunia kultivasi Gu Master memang kejam. Lebih baik fokus pada murid-murid berbakat saja.” BABKedua Puluh Tiga: Memelihara Gu seperti Memelihara Selir 　　; 　　Matahari terbenam.. 　　Senja masih membara di ufuk, menerpa barisan pegunungan di kejauhan yang telah diselubungi abu-abu pekat, perlahan beralih menjadi hitam. 　　Pelajaran sehari di akademi telah berakhir, para murid berjalan keluar satu per satu. 　　"Hari ini sangat menyenangkan, banyak hal yang kupelajari. Terutama berhasil menguasai Moonlight Gu." 　　"Moon Blade terbang di udara, sungguh keren. Sayang bakatku kurang, nanti hanya bisa jadi Gu Master logistik, tak bisa ke medan perang." Para remaja berbincang dengan antusias. 　　Sebagian lain memanggil teman-temannya. 　　"Ayo makan bersama, sekalian minum arak beras, bagaimana?" 　　"Bagus, usulan yang menarik." 　　"Kalian pergi dulu, aku harus beli boneka jerami di toko sebelah ruang Gu akademi, biar mudah berlatih di rumah." 　　…… 　　Fang Yuan datang sendirian ke Ruang Gu. 　　Ruang Gu akademi menyimpan banyak Gu serangan tingkat satu, varietasnya beragam. Moonlight Gu Fang Yuan diambil gratis dari sini. 　　Secara berkala, para murid mendapat kesempatan mengambil Gu secara cuma-cuma. Untuk tambahan, harus bayar. 　　Fang Yuan tidak berniat melatih Gu lain dalam waktu dekat. Ia menuju toko sebelah ruang Gu yang tak terlalu besar. 　　Tujuh murid sedang tawar-menawar boneka jerami dengan pemilik toko. 　　"Ini adik tingkat." Seorang Gu Master tingkat satu berusia 20-an yang mengelola toko menyapa Fang Yuan sambil melayani transaksi. 　　Fang Yuan terkejut, mengenali Gu Master ini sebagai Jiang Ya. Pemuda yang pernah menghukum pemburu di penginapan itu. 　　“Oh, kakak kelas.” Fang Yuan mengangguk, ekspresinya datar. 　　Jiang Ya sambil mengambil boneka jerami dari rak di belakangnya dan menyerahkannya ke seorang murid yang membeli, tersenyum ramah ke Fang Yuan: “Adik juga mau membeli boneka jerami? Mau kakak simpan satu untukmu? Hanya tiga keping batu Yuan. Barang ini laris sekali, sekarang tinggal tujuh buah lagi. Kalau terlambat bisa kehabisan.” 　　Ia bersikap arogan dan kasar pada orang biasa, tapi sangat ramah pada Fang Yuan dan kawan-kawannya. 　　Fang Yuan menggelengkan kepala, dalam hati tertawa: Jiang Ya ini jago berbisnis. Boneka jerami dibuat dengan gulma manusia, biaya produksinya termasuk investasi energi sejati paling cuma satu setengah keping batu Yuan. 　　“Kakak, ini tidak adil. First come first serve, kenapa harus menyimpankan untuk dia?” 　　“Betul, kami sudah datang duluan. Berdagang juga harus patuh aturan.” 　　“Tiga keping ya tiga keping. Batu Yuan untukmu, berikan bonekanya.” 　　Para remaja di toko langsung panik mendengar boneka tinggal tujuh buah. Mereka berhenti menawar dan berebut mengeluarkan batu Yuan untuk membeli. 　　Tak lama, tujuh orang pergi dengan puas. 　　“Adik mau beli boneka jerami?” Jiang Ya tersenyum, “Katanya sudah habis terjual, sebenarnya masih ada yang kedelapan, yang tersimpan di dasar kotak. Kalau adik tidak beli, kesempatan bisa terlewat.” 　　Fang Yuan sama sekali tidak tertarik pada boneka jerami. Ia menggeleng dan mengeluarkan satu keping batu Yuan, meletakkannya di konter: “Aku mau beli sepuluh helai kelopak bunga bulan.” 　　Jiang Ya terkejut sejenak, menatap Fang Yuan dalam-dalam, mengambil batu Yuan, menarik keluar laci konter, mengeluarkan bungkusan kertas: "Sepuluh kelopak bunga Yuelan, tak kurang satu pun. Kau hitung sendiri." 　　Fang Yuan memeriksa di tempat, setelah yakin tak ada kesalahan, barulah meninggalkan toko kecil itu. 　　Gu serangga perlu diberi makan. 　　Gu Master meracik gu, menggunakan gu, sekaligus juga harus memelihara gu. 　　Meracik gu sulit, penuh risiko pemberontakan. Menggunakan gu tak mudah, perlu banyak latihan. Ilmu memelihara gu lebih luas dan mendalam, karena varietas gu serangga bermacam-macam, makanan mereka pun aneh-aneh. 　　Ada yang perlu menelan tanah, ada yang membutuhkan sinar bintang, ada yang mengonsumsi air mata, ada yang menghisap udara awan kesembilan langit. 　　Ambil contoh tiga gu serangga Fang Yuan saat ini: Moonlight Gu perlu makan kelopak Yuelan, dua kali sehari pagi dan malam, dua kelopak per makan. Wine Serangga butuh minum anggur. Satu tempayan anggur bambu hijau cukup untuk empat hari. Sedangkan Spring Autumn Cicada lebih unik, dia langsung minum air dari Sungai Waktu untuk bertahan hidup. 　　Sungai Waktu menopang pergerakan dunia ini, bukan terletak di ujung langit, tapi dekat di sekeliling, mengalir di samping setiap orang. 　　Setiap gerakan makhluk hidup membutuhkan dorongan waktu. 　　Waktu mengalir bagai air, berlalu cepat. Sungai Waktu tak berwujud dan tak berwarna, namun semua makhluk hidup sebenarnya hidup dan beraktivitas dalam alirannya. 　　Setelah membeli kelopak Yuelan ini, Fang Yuan pergi ke penginapan untuk membeli anggur bambu hijau. 　　Ulat arak juga bisa bertahan hidup dengan minum arak keruh atau arak beras. Tapi begitu beralih ke minuman kelas dua ini, konsumsinya akan melonjak, membutuhkan beberapa guci setiap hari. Fang Yuan menghitung, lebih baik langsung membeli Arak Bambu Hijau yang tidak hanya lebih hemat dibandingkan arak kelas dua, tapi juga tidak menimbulkan kecurigaan. 　　"Tuan Muda, Anda datang." Pelayan penginapan sudah mengenal Fang Yuan. 　　Fang Yuan melemparkan tiga keping batu yuan sambil berkata lancar: "Bawakan satu guci Arak Bambu Hijau, dan beberapa hidangan enak. Tidak perlu kembalian, simpan dulu di sini, kita hitung akhir bulan nanti, lebihnya bisa dikembalikan atau ditambah." 　　Meski sekarang ia sudah tidak tinggal di penginapan, melainkan pindah ke asrama sekolah, setiap kali membeli arak, ia selalu menyempatkan makan di sini. 　　"Baik, Tuan Muda. Silakan duduk di sini, makanan dan minuman akan segera dihidangkan." Pelayan itu membimbing Fang Yuan ke kursi, lalu mengeluarkan lap dari bahunya untuk membersihkan meja dan kursi dengan sigap sebelum pergi. 　　Benar seperti kata pelayan, hidangan pun cepat disajikan. 　　Sambil makan, Fang Yuan menghitung dalam hati: "Satu batu yuan bisa membeli sepuluh kelopak bunga. Gu Moonlight menghabiskan empat kelopak per hari. Satu guci Arak Bambu Hijau senilai dua batu yuan bisa memenuhi kebutuhan ulat arak selama empat hari. Artinya, hanya untuk memberi makan dua gu ini saja, setiap hari menghabiskan hampir satu batu yuan." 　　Terlihat sedikit, tapi sebenarnya sangat mahal. Untuk biaya hidup keluarga tiga orang biasa sebulan, hanya satu batu yuan saja. 　　Sejak meramu Gu hingga sekarang, sudah enam belas hari. Hanya dalam hal memelihara Gu, Fang Yuan telah menghabiskan empat belas setengah yuanshi. 　　"Aku mendapatkan warisan Hua Jiu, menyita sekantong yuanshi dari Fang Zheng, meraih hadiah juara pertama. Aset yuanshi pernah mencapai puncak 44,5 yuanshi. Tapi proses meramu Gu menghabiskan 6,5 yuanshi, memelihara Gu menghabiskan 14,5 yuanshi, biaya hidup setengah yuanshi. Sekarang seharusnya tersisa dua puluh yuanshi." 　　Fang Yuan mengeluarkan kantong uang. Saat dibuka, terlihat yuanshi-yuanshi berbentuk bongkahan di dalamnya. 　　Yuanshi-yuanshi ini berwarna abu-abu keputihan, masing-masing berbentuk oval dengan volume sama, seukuran telur bebek. 　　Setelah dihitung, benar-benar hanya tersisa dua puluh yuanshi. 　　Artinya, tanpa pemasukan baru, yuanshi Fang Yuan hanya cukup untuk bertahan kurang dari tiga minggu. Tidak seperti teman sebayanya yang mendapat dukungan keluarga, terutama murid seperti Gu Yue Mo Bei atau Gu Yue Chi Cheng yang tidak kekurangan yuanshi. 　　Fang Yuan harus mencari cara sendiri. 　　"Paman dan bibinya sudah memutus tunjangan hidupku. Tapi setiap akhir pekan, sekolah keluarga akan memberikan subsidi tiga yuanshi. Tampaknya dalam Ujian Bulan Sabit tiga hari lagi, aku harus menunjukkan kemampuan untuk meraih hadiah sepuluh yuanshi." Gumam Fang Yuan sambil mengunyah makanan. 　　Di usianya yang sedang tumbuh ini, tanpa sadar semua makanan telah habis masuk ke perutnya. 　　Mengambil arak bambu hijau yang masih tersegel, Fang Yuan melangkah keluar dari penginapan. 　　“Tuan, Tuan.” Karyawan toko di belakangnya mengejar, “Izinkan saya memberitahu Tuan, kurang dari sebulan lagi akan ada kafilah yang datang ke perkampungan gunung. Sesuai kebiasaan, mereka selalu mengakuisisi anggur Bambu Hijau dari toko kami. Karena Tuan sangat menyukai anggur Bambu Hijau dan rutin membeli beberapa tempayan setiap pekan, manajer meminta saya menyampaikan hal ini. Stok anggur Bambu Hijau kami terbatas, setelah dijual ke kafilah, kemungkinan hampir tidak akan tersisa lagi.” 　　“Benarkah?” Fang Yuan mengerutkan alisnya perlahan mendengar kabar ini. 　　Dengan pengalaman 500 tahun dalam mengenali orang dan memahami perkataan, Fang Yuan bisa membedakan antara perkataan palsu Jiang Ya - sang ahli Gu muda, dengan perkataan jujur karyawan toko ini meski pesannya serupa. 　　Masalah ini cukup merepotkan. Untuk memelihara Cacing Anggur dalam jangka panjang, Fang Yuan membutuhkan persediaan anggur Bambu Hijau dalam jumlah besar. 　　Jika persediaan di penginapan ini habis, di masa depan mungkin terpaksa menggunakan anggur kualitas rendah dalam jumlah besar untuk memberi makan cacing tersebut. 　　Tidak mungkin ia minum beberapa tempayan anggur sehari secara terus-menerus tanpa menimbulkan kecurigaan. 　　Setelah berpikir sejenak, Fang Yuan mengeluarkan sepuluh keping batu Yuan: “Kalau begitu beli lima tempayan lagi. Bawa ikut saya dan taruh di asrama sekolah.” 　　“Baik, Tuan.” Karyawan itu segera menerima batu Yuan. 　　Kelopak bunga Bulan-orchid hanya bisa bertahan lima hari tanpa metode penyimpanan, sehingga Fang Yuan hanya membeli satu bungkus setiap kali. Namun anggur Bambu Hijau bisa disimpan lama tanpa masalah tersebut. 　　Beberapa karyawan mengikuti Fang Yuan ke asrama sekolah, menempatkan tempayan anggur di bawah ranjang, lalu berpamitan. 　　Memandang kantong uang yang tiba-tiba kempes di tangannya, Fang Yuan menghela napas. 　　Meracik Gu sungguh sulit, memelihara Gu pun tak mudah. 　　Ini pun berkat pengalaman lima ratus tahun kehidupan sebelumnya yang ia miliki, sehingga tak perlu berlatih menggunakan Gu. Artinya konsumsi energi sejati berkurang, menghemat banyak pengeluaran. 　　Seperti teman seumurannya yang harus berlatih menggunakan Moonlight Gu, pasti menguras energi sejati. Untuk meningkatkan kemahiran, harus berlatih berulang kali. Konsumsi energi sejati yang besar dengan pemulihan lambat memaksa mereka mengisi ulang dengan batu Yuan. Membeli boneka jerami saja membutuhkan tiga batu Yuan. Semua ini memakan biaya. 　　"Untungnya Chunqiu Chan-ku memakan waktu, bukan makanan lain. Kalau tidak, aku pasti sudah bangkrut sejak lama, tak sanggup menanggungnya." Fang Yuan tiba-tiba merasa bersyukur. 　　Gu tingkat tinggi semakin rakus, atau makanannya semakin langka dan berharga, semakin sulit dipelihara. Gu kelas dua biasa saja membutuhkan konsumsi 1-2 batu Yuan per hari. 　　Bisa membeli makanan masih termasuk beruntung. Makanan beberapa Gu sangat sulit dicari, bahkan tidak tersedia di pasaran. 　　Seperti makanan Chunqiu Chan yang berupa waktu, ini sebenarnya lebih berharga. 　　Seperti pepatah mengatakan, segenggam emas tak bisa membeli sejengkal waktu. 　　Punya uang sebanyak apapun, bisakah kau membeli waktu? 　　Tidak bisa! 　　Secara teori, jumlah Gu yang bisa ditaklukkan oleh seorang Gu Master tidak terbatas. Selama kau mampu menaklukkannya, sepuluh, seratus, bahkan seribu Gu pun bisa. Keinginan untuk menaklukkan berapa pun Gu bisa terwujud. 　　Namun kenyataannya, seorang Gu Master biasanya hanya memiliki empat atau lima Gu. 　　Mengapa? 　　Alasan utamanya adalah mereka tidak sanggup membiayai pemeliharaannya. 　　Semakin tinggi tingkat Gu, biaya perawatannya semakin mahal. Seringkali membuat Gu Master kewalahan dan sakit kepala karenanya. 　　Alasan lainnya adalah ketidakmampuan menggunakan. 　　Mengaktifkan Moonlight Gu untuk melancarkan serangan Moon Blade membutuhkan konsumsi 10% Zhen Yuan. Seorang Gu Master dengan bakat Kelas C hanya bisa melancarkan tiga atau empat serangan sebelum Zhen Yuan di rongga mereka habis. 　　Untuk apa memelihara banyak Gu jika tidak bisa digunakan? Bukankah itu pemborosan? 　　Karena itu, ada pepatah dalam praktik Gu Master: 　　Memelihara Gu itu seperti memelihara selir. 　　Memelihara satu selir sudah membutuhkan biaya makan, pakaian, rumah, dan lain-lain. Sangat mahal. Memelihara banyak selir membutuhkan biaya luar biasa yang tak terjangkau orang biasa. 　　Meski bisa memelihara banyak, energi seorang pria terbatas. Tidak sanggup menggunakan semuanya. Hanya memandangi saja? 　　Meski level Gu Master meningkat, standar pakan Gu juga naik. Jadi meski tidak ada batasan jumlah Gu yang bisa ditaklukkan, umumnya Gu Master hanya memelihara empat atau lima Gu setingkat. 　　Jika lebih dari itu, Gu Master akan bangkrut! BABKedua Puluh Empat: Gu Master Pertarungan Jarak Dekat 　　; 　　Tiga hari kemudian.... 　　"Membungkuk untuk menghindar adalah teknik umum untuk menahan pukulan swing. Saat musuh menyerang, cepat berjongkok dan manfaatkan momentum untuk melancarkan serangan balik ke selangkangan dan perut bawahnya. Jangan takut dengan pukulan swing, orang yang langsung menggunakan pukulan swing sejak awal biasanya sembrono dan impulsif." 　　Di lapangan latihan, pelatih bela diri akademi menjelaskan sambil memperagakan gerakan. 　　Boneka kayu mengayunkan tinju kanannya secara horizontal. Pelatih tiba-tiba berjongkok menghindar, lalu menyerang perut boneka tersebut dengan beberapa pukulan beruntun hingga menjatuhkannya. 　　Para murid yang berdiri melingkar menyaksikan, namun sebagian besar terlihat tidak bersemangat dan kurang tertarik. 　　Akademi ini mengajarkan berbagai mata pelajaran. Kelas dasar bela diri tangan kosong ini dianggap kalah keren dibanding serangan moonblade yang elegan, membuat para remaja sulit berkonsentrasi. 　　"Ujian penggunaan Moonlight Gu akan dimulai kelas berikutnya. Bagaimana persiapanmu akhir-akhir ini?" 　　"Lumayan. Sudah bisa mengeluarkan tiga bilah moonblade, tapi jarang semua kena. Biasanya dua bilah mengenai boneka jerami." 　　"Hm, sama seperti aku. Aku sampai membeli boneka jerami khusus untuk latihan beberapa hari ini." 　　…… 　　Para remaja berbisik-bisik, pikiran mereka sudah melayang ke ujian yang akan datang. 　　Untuk ujian ini, mereka sudah berlatih keras di luar kelas selama ini. Sekarang mereka semua bersemangat dan sangat menantikan ujian. 　　Suara diskusi para murid sampai ke telinga pelatih. Pelatih jurus tinju menoleh keras sambil berteriak, "Dilarang berbicara di kelas! Semua diam dan perhatikan baik-baik!" 　　Ia adalah ahli Gu tingkat dua dengan otot-otot kekar, **menampilkan torso berotot berwarna tembaga yang dipenuhi bekas luka. Teriakannya yang gagah langsung membuat semua remaja di tempat itu terdiam. 　　Lapangan latihan senjata sunyi seketika. 　　"Jurus dasar tinju adalah yang terpenting. Terutama di tahap awal latihan Gu Master, ini lebih penting daripada Barang apa pun. Fokuskan semua perhatian kalian!" 　　Setelah memarahi mereka, pelatih jurus tinju memanggil boneka kayu lain. 　　Boneka kayu kekuningan setinggi dua meter ini menginjak ubin batu hijau dengan suara keras. Ini membuka kedua lengan dan bergegas canggung menuju pelatih. 　　Pelatih menghindari serangannya, lalu tiba-tiba memeluk pinggangnya dan mendorong kuat-kuat hingga boneka kayu tinggi itu terjatuh. Kemudian ia naik di atas pinggang boneka kayu itu dan mulai memukul kepala boneka kayu dengan cepat menggunakan tinjunya. 　　Boneka kayu itu bertahan sebentar sebelum kepalanya hancur oleh hujan pukulan pelatih, lalu lumpuh di tanah tanpa bergerak. 　　"Pelatih tinju dan tendangan berdiri, napasnya masih tenang dan panjang, menjelaskan pada murid-murid: "Dalam pertarungan jarak dekat melawan musuh yang bertubuh tinggi, jangan takut. Merusak pusat gravitasi lawan adalah taktik bijak, seperti yang baru saja kulakukan - memeluk pinggang musuh, mengontrol tulang pinggul mereka, lalu mendorong kuat ke depan. Setelah itu, naiklah di atas tubuh mereka dan berikan pukulan keras. Siapa pun tanpa niat bertahan akan langsung kolaps." 　　Murid-murid mengangguk-angguk, namun kebanyakan tatapan mata mereka menyiratkan ketidaksetujuan. 　　Sang pelatih melihat semuanya, tersenyum getir dalam hati. 　　Setiap angkatan selalu seperti ini. Semangat muda memang mudah tertarik pada hal-hal yang glamor dan mencolok. Tanpa pengalaman nyata, remaja sulit memahami pentingnya dasar-dasar tinju dan tendangan. 　　Faktanya, terutama bagi calon Master Gu tahap awal, dasar-dasar tinju yang terkesan sederhana ini justru lebih penting daripada serangan bulan sabit. 　　"...Ingat, dalam pertarungan jarak dekat, jangan hanya fokus menatap mata lawan. Perhatikan bahu mereka. Entah mau meninju atau menendang, bahu pasti bergerak lebih dulu..." 　　"...Kecepatan sangat penting dalam pertarungan jarak dekat. Bukan kecepatan tangan, tapi kecepatan gerak kaki..." 　　"...Jarak adalah pertahanan terbaik..." 　　"...Kaki harus tetap lentur agar bisa meledakkan tenaga lebih mudah..." 　　"...Saat bergerak sambil meninju, pertahankan dukungan segitiga. Jika keseimbangan bawah hilang, bukannya musuh yang terjatuh, malah kau yang roboh..." 　　"Pelatih bela diri sambil mendemonstrasikan, dengan sabar menjelaskan. Semua ini adalah pengalaman berharga yang ia kumpulkan melalui pertempuran panjang, dengan darah dan air mata." 　　Sayangnya para murid di luar lapangan tidak menyadari hal ini. 　　Mereka perlahan mulai berbisik-bisik lagi, fokus pembicaraan tetap pada ujian Moon Blade di kelas berikutnya. 　　"Pelatih bela diri ini sangat praktis, tapi metode pengajarannya bermasalah." Fang Yuan diam-diam mengamati di kerumunan, mengangguk lalu menggeleng. 　　Pelatih ini mengajar tanpa sistematika, murni berdasarkan minat sesaat, mengajar sesuai apa yang terlintas di pikiran. Materi yang diajarkan jadi berantakan, terlalu banyak dan rumit. Banyak murid awalnya mendengarkan serius, tapi perlahan kehilangan minat dan mengalihkan perhatian. 　　Hanya Fang Yuan yang terus mendengarkan dengan teliti. Bagi orang lain ini belajar, bagi dia ini mengulang. Pengalaman bertarungnya jauh lebih kaya dari pelatih, tapi mendengarkan penjelasan orang lain juga menjadi verifikasi dalam latihan. 　　Metode bertarung Gu Master umumnya terbagi menjadi jarak dekat dan jarak jauh. 　　Serangan Moon Blade termasuk tipe jarak jauh, tapi sebenarnya hanya bisa dianggap jarak menengah. Karena jangkauan efektifnya hanya 10 meter. 　　Untuk Gu Master jarak dekat, pelatih bela diri ini adalah contoh terbaik. Mereka biasanya memilih Gu serangga yang meningkatkan kemampuan diri untuk dilatih. Gu serangga ini memberi mereka kekuatan, kelincahan, refleks, daya tahan, dll yang melebihi manusia biasa. 　　"Seperti pelatih bela diri ini, seluruh kulit tubuhnya berwarna perunggu. Tentu saja ini bukan warna asli kulitnya, melainkan efek dari Gu Kulit Tembaga." 　　"Gu Kulit Tembaga akan meningkatkan pertahanan kulit pengguna Gu secara signifikan, memungkinkan mereka menahan lebih banyak kerusakan." 　　"Satu serangan Pisau Bulan menghabiskan 10% energi sejati. Berapa kali seorang praktisi Gu bisa menggunakannya dalam pertempuran? Sangat sedikit, terutama bagi pemula yang hampir tidak bisa melakukan serangan efektif. Ini hanya bisa dijadikan senjata pamungkas, lebih bersifat ancaman daripada pembunuh. Bagi praktisi Gu tingkat pertama, yang benar-benar berguna adalah keterampilan tangan kosong. Karena serangan fisik lebih bertahan lama dan andal. Sayangnya mereka belum merasakan langsung kebenaran ini." 　　Fang Yuan menyapu tatapan dinginnya ke arah teman sebayanya, senyum sinis mengembang di sudut bibirnya. 　　Kelas dasar bela diri akhirnya berakhir. Setelah istirahat sejenak, di bawah tatapan penuh harap para remaja, guru akademi akhirnya datang dengan lambat. 　　Ia mengibaskan tangan besarnya ke arah barisan boneka jerami di bawah dinding bambu: "Baik, hari ini hari penilaian hasil. Kalian akan berlima per kelompok, maju bergiliran untuk melakukan tiga serangan Pisau Bulan." 　　Swoosh swoosh swoosh. 　　Kelompok pertama maju, pisau-pisau bulan menari di udara. 　　Setelah tiga putaran, hanya sembilan pisau bulan yang mengenai boneka jerami. 　　Guru akademi menggeleng lemah. Tingkat akurasi yang terlalu rendah ini membuatnya kecewa, apalagi dua dari lima murid hanya bisa meluncurkan dua pisau bulan. 　　“Kalian harus berlatih dengan baik selanjutnya, terutama kau, dan kau juga.” Kepala Rumah Tangga sedikit menegur, mengibaskan tangan besarnya, "Tim berikutnya." 　　Dua orang yang ditegur berjalan keluar arena dengan lesu. Salah satu gadis muda itu matanya mulai memerah, perasaan sedih menggelayut di hatinya. 　　Dirinya hanya memiliki kualifikasi Tingkat C, dan enggan menggunakan Yuan Shi untuk memulihkan energi sejati dengan cepat. Oleh karena itu, latihan selama tiga hari ini sangat minim, menyebabkan kemampuannya mengaktifkan Moon Blade tidak lancar. 　　Master Gu membutuhkan uang untuk meracik Gu, memelihara Gu, bahkan berlatih menggunakan Gu juga menghabiskan uang. Tapi dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu? 　　Meskipun ada dukungan orang tua di belakangnya, setiap keluarga memiliki masalahnya sendiri. Kekurangan dana adalah dilema yang sering dihadapi Master Gu. 　　"Lagipula aku tidak punya harapan untuk memperebutkan posisi pertama, lebih baik menyerah saja dan menghemat Yuan Shi." Begitu pikirnya, gadis itu pun merasa lega dalam hatinya. 　　Banyak peserta lain yang memiliki pemikiran serupa dengan gadis itu. 　　Karena kurangnya jam latihan, banyak murid yang performanya hanya cukup untuk memenuhi standar minimal. 　　Alis Kepala Sekolah semakin berkerut dalam-dalam. 　　Fang Yuan yang memperhatikan semua ini menggeleng dalam hati: "Mereka benar-benar disayangkan sekaligus memprihatinkan. Demi sedikit Yuan Shi, mereka sendiri yang melepaskan kesempatan untuk berkembang. Yuan Shi itu untuk digunakan, bukannya ditimbun seperti si kikir. Kalau cuma mau menumpuk Yuan Shi, ngapain jadi Master Gu?" 　　“Dengan kata lain, orang yang berpikiran sempit sering kali picik dan mengabaikan hal penting. Sedangkan mereka yang bercita-cita tinggi biasanya menunjukkan kelapangan dada, mampu melepaskan dan mengorbankan.” 　　“Akhirnya giliranku.” Saat itu, Gu Yue Mo Bei dengan wajah kuda penuh senyum percaya diri melangkah ke arena. 　　Ia berpostur kekar dengan aura garang. Setelah berdiri tegak, melontarkan tiga serangan Yue Ren, semuanya mengenai sasaran. Dua di antaranya menghantam dada boneka, satu mencetak bekas di lengan kiri boneka, menyapu beberapa serpihan rumput hijau. 　　Prestasi seperti ini tentu memicu decak kagum dari para remaja. 　　“Kerja bagus.” Alis Elder Keluarga sedikit melonggar melihat ini. 　　Satu tim lain naik ke panggung, termasuk Gu Yue Chi Cheng. 　　Gu Yue Chi Cheng bertubuh pendek dengan wajah berbopeng, menunjukkan ekspresi gugup. 　　Ia berturut-turut melepaskan tiga Yue Ren yang semuanya mendarat di dada boneka, meninggalkan tiga bekas luka silang. Bekas luka memudar secara bertahap, dan setelah beberapa tarikan napas, boneka rumput itu pulih sendiri. 　　Namun performa ini telah menyamai Gu Yue Mo Bei, juga mendapat pujian dari Elder Keluarga. 　　Chi Cheng turun dengan kepala tegak, melirik penuh provokasi ke arah Mo Bei dalam perjalanan. 　　“Hmph!” Di bawah panggung, Gu Yue Mo Bei mendengus keras tapi tidak membalas tatapan Chi Cheng, melainkan memandang Gu Yue Fang Zheng yang masih belum tampil. 　　Dalam hatinya ia tahu, ancaman sesungguhnya hanya datang dari Gu Yue Chi Cheng dan Gu Yue Fang Zheng. 　　"Yang pertama sama seperti ia, kualifikasi Kelas B, ditambah pasokan Batu Yuan yang terus-menerus. Yang kedua berkualifikasi Kelas A, meski persediaan Batu Yuan mungkin tak sebanyak mereka, tapi mengandalkan kecepatan pemulihan Energi Sejati bawaan dari kualifikasinya, tetap bisa berlatih intensif dalam waktu singkat." 　　"Kini hasil Gu Yue Chi Cheng sudah keluar, setara dengan Mo Bei, tinggal menyisakan Gu Yue Fang Zheng." 　　"Di grup terakhir, Gu Yue Fang Zheng akhirnya turun ke arena." "BABKedua Puluh Lima: Cahaya Musim Semi yang Bersinar" 　　; 　　"Ia Fang Yuan atau Fang Zheng?" Beberapa murid bergumam, masih ada yang tak bisa membedakan saudara kembar Fang Yuan dan Fang Zheng ini. 　　"Itu Fang Zheng. Fang Yuan selalu bermuka dingin, takkan pernah terlihat ekspresi gugup di wajahnya." Seseorang menjelaskan. 　　"Oh, berarti ini akan menarik. Fang Zheng adalah satu-satunya jenius Kelas A di desa kita dalam tiga tahun terakhir." Kerumunan serentak mengarahkan tatapan. 　　Fang Zheng merasakan tekanan dalam tatapan-tatapan itu, membuatnya semakin gugup. 　　Berdiri di arena, jari-jarinya gemetar halus. 　　Serangan Pisau Bulan pertamanya yang seharusnya menyasar dada boneka jerami, justru meleset karena gugup. Akhirnya Pisau Bulan itu mendarat di leher boneka. 　　Segera terdengar suara decak kagum ringan dari para remaja. 　　Mereka mengira ini sengaja dilakukan Fang Zheng - tidak menyerang bagian termudah di dada boneka, melainkan leher, sebagai bentuk kepercayaan diri pada teknik serangannya. 　　Tanpa disadari, antisipasi mereka terhadap penampilan Fang Zheng berikutnya semakin membesar. 　　Ekspresi Gu Yue Mo Bei dan Gu Yue Chi Cheng pun sedikit berubah muram. 　　“Hanya Elder Akademi dan Fang Yuan yang bisa melihat kesalahan Fang Zheng di lapangan.” 　　“Bahaya sekali!” Fang Zheng berteriak dalam hati saat melihat serangan Pisau Bulan itu, merasa sangat beruntung. 　　Ia menarik napas dalam beberapa kali, memaksakan ketenangan, lalu melepaskan dua Pisau Bulan lagi. Kali ini tidak ada kesalahan, kedua pisau bulan tepat menghantam dada boneka jerami. 　　Hasil ini membuat Elder Akademi mengangguk, sementara Mo Bei dan Chi Cheng tetap tenang. Prestasi Fang Zheng setara dengan mereka, tinggal menunggu penilaian Elder. 　　Murid-murid lain menghela napas kecewa. Performa Fang Zheng setelahnya biasa saja, tidak memenuhi ekspektasi. 　　Beberapa kelompok berikutnya tidak menarik. Tak ada yang bisa menyaingi performa Mo Bei, Chi Cheng, dan Fang Zheng. 　　Para remaja mulai berbisik-bisik. 　　“Sepertinya juara hari ini akan berasal dari tiga mereka.” 　　“Mereka semua berhasil memukul boneka jerami, mana yang lebih disukai Elder ya?” 　　“Tunggu, kelompok terakhir. Fang Yuan maju.” 　　“Oh si jenius dingin Kelas C itu? Hmph.” 　　Fang Yuan baru melangkah tenang saat kelompok terakhir. 　　“Fang Yuan itu…” Gu Yue Mo Bei melirik sekilas lalu menundukkan pandangannya kembali, tak terlalu peduli. 　　“Kemarin kau beruntung bisa memilih Moonlight Gu yang lemah itu. Sekarang lihat bagaimana kau tampil!” Gu Yue Chi Cheng menyilangkan tangan, menanti kejatuhan Fang Yuan. 　　“Kak... Kali ini tidak seperti sebelumnya, aku sudah berlatih keras begitu lama, pasti bisa mengunggulimu.” Di tengah kerumunan, Gu Yue Fangzheng menekan bibirnya, kedua tinjunya tanpa sadar mengepal. 　　Dalam ujian terakhir memurnikan Benming Gu, meski memiliki bakat kelas A ia hanya berada di peringkat kedua, tentu saja tidak rela. 　　Terutama setelah mengetahui alasan Fang Yuan bisa menang ternyata karena keberuntungan semata, membuatnya semakin tidak terima. 　　Bagi Gu Yue Fangzheng, mengalahkan kakaknya Fang Yuan memiliki makna khusus yang sangat penting. 　　Banyak tatapan tertuju pada Fang Yuan, bahkan tatapan Pelatih Sekolah juga menatapnya. 　　Fang Yuan tetap tak berubah ekspresi, wajahnya dingin membeku. 　　Setelah berdiri mantap, Yuan Zhen mengalir ke Moonlight Gu di telapak tangan, mengayunkan tangan dengan mantap meluncurkan Moon Blade pertama. 　　Moon Blade melesat tinggi, tidak hanya melewati kepala boneka jerami tapi juga melampaui tembok bambu. Terbang hampir 15 meter sebelum cahayanya memudar dan menghilang di udara. 　　"Ciut-ciut..." Seseorang tak tahan tertawa terkekeh. 　　"Ini melenceng terlalu jauh." Seseorang menyeringai dingin. 　　"Benar-benar jenius, pantas saja jadi juara pertama pelatihan Gu." Seseorang mengucapkan kata-kata sarkastik. 　　Beberapa tahun lalu, saat Fang Yuan menulis puisi yang menunjukkan kecerdasan dini, sudah memicu ketidakpuasan mereka. Kini dengan "keberuntungan" merebut gelar juara pelatihan Gu, semakin menambah rasa iri dalam ketidakpuasan mereka. 　　Banyak orang menunggu untuk menonton drama, menanti Fang Yuan sang "jenius" dipermalukan. Serangan Yue Ren Fang Yuan tidak mengecewakan mereka. 　　Tawa mengejek bergema dari kerumunan orang. 　　Elder Kelas menggelengkan kepala pelan, dalam hati menertawakan dirinya sendiri. Untuk apa memperhatikan Fang Yuan? Ia hanya berperingkat C yang kebetulan menang kompetisi refining Gu. 　　Dalam hati, Elder Kelas sudah memutuskan meskipun Mo Bei, Chi Cheng, dan Fang Zheng memiliki nilai sama, ia akan memilih Fang Zheng sebagai juara pertama. 　　Persaingan antara Gu Yue Mo Bei dan Gu Yue Chi Cheng adalah miniatur perebutan kekuasaan dua Elder berpengaruh di keluarga. Elder Kelas selalu netral, enggan terlibat dalam pusaran politik. 　　Elder Kelas lebih condong ke pihak Ketua Klan Gu Yue Bo. Fang Zheng berasal dari faksi ketua klan. Dengan bakat kelas A-nya, memilihnya sebagai juara pertama (meski agak memihak) masih bisa diterima manajemen. 　　Angin musim semi yang hangat berhembus, membawa aroma bunga ke arena latihan. 　　Sinar matahari menyinari tubuh Fang Yuan, membentuk bayangan hitam yang menyendiri di tanah. 　　Ekspresinya tetap dingin. Ia menatap boneka jerami berjarak 10 meter dengan tenang. Tanda Yue Ren di telapak tangannya memancarkan cahaya biru pucat. 　　Serangan Yue Ren pertama sengaja ia sasar meleset. Kini hanya tersisa dua kesempatan. Mempertimbangkan posisi Elder Kelas, untuk merebut juara pertama, ia harus menciptakan efek serangan yang jauh melampaui peserta lain dalam dua serangan terakhir ini. 　　“Hanya tersisa dua kesempatan serangan, mustahil. Kak, akhirnya aku mengalahkanmu.” Gu Yue Fang Zheng menatap Fang Yuan tanpa berkedip. 　　Sejak kecil hingga besar, bayangan hidup yang dibawa sang kakak akhirnya mulai memudar saat ini. 　　Fang Zheng merasakan kemenangan sudah di depan mata, tangannya refleks mencengkeram erat, seluruh tubuhnya gemetar karena emosi. 　　“Kak, kali ini mengalahkanmu hanyalah awal. Selanjutnya, aku akan terus mengalahkanmu berulang kali, sampai menghapus semua bayangan dalam hatiku. Aku akan membuktikan pada anggota klan bahwa bakat kelas A memang unggul!” Fang Zheng berbisik dalam hatinya. 　　Namun tepat di saat itu, Fang Yuan mulai bertindak. 　　Telapak kanannya seperti pedang, menyambar kosong. 　　Ciiiit... Cahaya biru air di telapak tangan terlepas, melayang ke udara berubah menjadi bulan sabit biru yang menembak ke boneka jerami. 　　Hanya sedetik kemudian, telapak kanan Fang Yuan kembali memancarkan sinar biru. 　　Ia membalikkan telapak tangan dan melepaskan sabit ketiga secara diagonal. 　　Dua serangannya mengalir lancar seperti air mengalir, terhubung sempurna. 　　Dua sabit bulan terbang berurutan, berjarak kurang dari setengah meter di udara. 　　Di bawah tatapan terkejut penonton, kedua sabit tepat menghantam leher boneka jerami. 　　“Ini...” Pupil Fang Zheng menyempit drastis, perasaan tidak enak tiba-tiba membanjiri hatinya. 　　Pada detik berikutnya, para murid dengan ekspresi terkejut perlahan membuka mulut mereka lebar-lebar. 　　Mereka melihat kepala orang-orangan jerami perlahan miring ke satu sisi, lalu jatuh dari leher, akhirnya menghantam tanah, memantul sekali, dan berguling sejauh dua tiga meter. 　　Fang Yuan menebas kepala itu! 　　Hasil ini di luar perkiraan semua yang hadir. 　　"Ini keberuntungan atau kemampuan sebenarnya?" Elder Xue Tang mengerutkan alisnya. 　　Keraguan yang sama juga berputar di benak murid-murid lainnya. 　　Untuk sesaat, lapangan latihan militer tenggelam dalam kesunyian. 　　"Bagaimana mungkin..." Fang Zheng bergumam lesu, ia menatap kosong ke arah Fang Yuan, gejolak dalam hatinya tiba-tiba runtuh, terjatuh ke lembah keputusasaan. 　　Fang Yuan menyipitkan matanya, seolah sama sekali tidak menyadari tatapan orang-orang yang tertuju padanya. 　　Gu gu gu... 　　Di bawah langit biru berawan, sekawanan burung beo warna-warni tiba-tiba mengepakkan sayap, terbang ke angkasa. Mereka menyeret ekor panjang yang indah dan megah, berkicau gu-gu sambil berputar-putar bermain di udara. 　　Fang Yuan berdiri di tengah lapangan latihan, menengadah ke atas. Di bawah sinar matahari yang terang, bulu-bulu pelangi burung itu tampak semakin berkilauan mempesona. 　　Ekspresinya datar saja, seolah yang menebas kepala orang-orangan jerami tadi bukanlah dirinya. 　　"Sinar matahari musim semi, sungguh terang benderang..." Ia menghela nafas dalam hati. BAB26: Hakikat Semua Organisasi 　　; 　　Menjelang senja, sisa matahari di ufuk merah seperti darah. Cahaya senja menyinari ruang kelas, lima puluh lebih murid duduk tegak dengan khidmat. Di podium, Elder Akademi sedang membacakan nama satu per satu sambil membagikan subsidi. Ini adalah subsidi batu Yuan yang dibagikan setiap tujuh hari, sebagai bantuan untuk para remaja ini. Mengingat kemampuan mereka, memberi makan Gu sendirian masih merupakan tekanan ekonomi yang besar. "Gu Yue Fang Yuan." panggil Elder. Fang Yuan bangkit dari kursi di dekat jendela di barisan belakang, naik ke podium, dan menerima dua kantong uang. Satu kantong berisi tiga batu Yuan subsidi keluarga. Kantong lainnya berisi sepuluh batu Yuan sebagai hadiah. "Terus berusaha." Elder menatap Fang Yuan dalam-dalam. Dua kemenangan beruntun Fang Yuan telah menarik sedikit perhatian Elder yang sebelumnya kecewa. Fang Yuan mengangguk, memasukkan kantong uang ke dalam bajunya, lalu kembali ke tempat duduk. "Sialan, dia merebut posisi pertama lagi..." Gu Yue Mo Chen menatap tajam ke arah Fang Yuan, hati dipenuhi kejengkelan. "Dua serangan Moon Blade berturut-turut mengenai leher boneka latihan - apakah ini kebetulan lagi atau kemampuan sebenarnya?" Gu Yue Chi Cheng memicingkan matanya, pertanyaan ini terus mengganggunya sejak ujian berakhir. Bukan hanya dia, banyak murid melirik Fang Yuan diam-diam. Pertanyaan ini menyiksa mereka. Meski kalah, mereka tidak rela dan ingin tahu jawabannya. Menjelang akhir, Elder Akademi mengumumkan: "Kalian sudah cukup lama di akademi. Kini kalian sudah familiar dengan penggunaan Lifebound Gu. Di hari-hari berikutnya, aku akan mengajarkan cara memelihara Ruang Kosong dan meningkatkan level cultivator Gu. Semakin tinggi level, semakin padat Zhen Yuan. Cultivator satu lingkaran memiliki Zhen Yuan Perunggu, dua lingkaran Besi Merah, tiga lingkaran Perak. Satu bagian Besi Merah setara dengan sepuluh bagian Perunggu. Begitu pula satu bagian Perak setara dengan sepuluh Besi Merah!" "Ingat! Gu hanyalah alat. Level cultivator adalah fondasi kita. Semakin tinggi level, semakin kuat Gu yang bisa dikendalikan. Dalam tiga bulan ke depan, siapa yang pertama mencapai Mid Tier satu lingkaran akan mendapat 30 batu Yuan dan hak prioritas memilih Gu kedua. Tiga bulan lagi, kita akan tentukan satu Ketua Kelas dan dua Wakil berdasarkan prestasi. Ketua akan mendapat subsidi 10 batu Yuan, Wakil dinaikkan jadi lima! Cukup untuk hari ini, bubar!" Pengumuman ini membuat ruangan riuh. "Akan ada Ketua dan Wakil!" seseorang mengepal tangan bersemangat. "Ketua dapat 10 batu Yuan setiap tujuh hari? Kalau aku yang pertama naik Mid Tier, pasti jadi Ketua!" sorak yang lain. "Batu Yuan bukan masalah. Jabatan Ketua adalah kehormatan, status lebih tinggi dari yang lain. Murid biasa harus membungkuk memberi salam!" Bagi Mo Bei dan Chi Cheng yang sudah berkecukupan, gengsi ini sangat penting. "Jadi Ketua, harus! Jadi yang pertama naik Mid Tier! Biar kakak juga membungkuk hormat. Eh, mana kakak?" Gu Yue Fang Zheng menoleh, tapi kursi Fang Yuan sudah kosong. Murid-murid mulai keluar. "Fang Yuan mana?" Mo Bei ingin konfrontasi langsung, tapi Fang Yuan sudah pergi duluan. "Hmph, larinya cepat. Takut? Tampaknya hari ini dia cuma beruntung lagi." Chi Cheng menyeringai. "Lupakan. Hadiah 10 batu Yuan tak penting. Fokus ke promosi Mid Tier dan posisi Ketua." Mo Bei memandangi Chi Cheng dan Fang Zheng. Dua inilah rival sebenarnya. Fang Yuan dengan bakat C tidak layak diperhitungkan. "Dua kali Fang Yuan menang karena keberuntungan. Tapi ujian level hanya mengandalkan bakat. Bakat lebih tinggi punya keunggulan besar." Chi Cheng gusar. Bakat aslinya C, hasil curang jadi B. "Satu Ketua, dua Wakil. Mereka sudah bersemangat. Usia remaja yang polos..." Fang Yuan bersandar di pintu akademi, dalam hati mengejek. Gengsi hanyalah alat penguasa untuk memotivasi bawahan. Omong kosong! Pengalaman 500 tahun membuatnya paham betul. "Baik keluarga, sekte, atau dunia manapun, semua organisasi sama. Menciptakan hierarki, aturan promosi, membuat orang berlomba naik. Mengejar keuntungan adalah naluri. Jabatan memberi ilusi bahwa diri lebih berharga." "Kekuasaan seperti wortel di depan keledai. Nafsu terpancing, orang berebut naik. Padahal selama proses ini, tenaga mereka dieksploitasi, nilai hasil kerja dikeruk atasan." "Semua organisasi dengan hierarki melayani penguasa. Jabatan Ketua adalah wortel terkecil untuk menarik orang masuk sistem keluarga. Agar bawahan tak sadar kebenaran, penguasa menciptakan nilai-nilai kehormatan, strata jabatan, dan agama." "Inilah kebenaran. Sayang banyak orang tak paham, hanya jadi budak sistem. Inti semua organisasi cuma satu: redistribusi sumber daya. Semakin tinggi jabatan, semakin banyak jatah." Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan mendirikan Blood Wing Cult di Central Continent dengan puluhan ribu anggota. Dengan jabatan Demon Soldier, General, Marshal, dan insentif, banyak yang tergiur. Pengalaman ini membuatnya sangat paham. "Jadi semua organisasi hanyalah kulit. Intinya cuma dua kata: sumber daya. Tanpa makanan, mati. Tanpa air, haus. Tanpa sumber daya cultivation, lemah dan jadi bulan-bulanan." "Batu Yuan adalah sumber daya utama cultivator Gu!" Mata Fang Yuan gelap seperti jurang. Saat murid pertama mulai keluar, dia melangkah ke tengah pintu. "Fang Yuan." "Kenapa dia menghalangi pintu?" "Gaya sok cool-nya bikin jengkel." "Biarkan saja, mungkin nunggu orang." Saat mereka hendak lewat, Fang Yuan melangkah menghadang: "Perampokan. Serahkan satu batu Yuan per orang baru boleh lewat." BABKedua Puluh Tujuh: Pemerasan Terang-Terangan 　　; 　　Para remaja itu seketika kaget dan marah. .."Apa, aku tidak salah dengar?""Fang Yuan, kepalamu kebakar ya? Berani-beraninya merampok kami di depan gerbang sekolah?!" "Kau miskin sampai gila ya? Siapa yang beri kau nyali buat mengincar kami?" "Minggir, dasar kelas tiga! Berani menghalangi jalan Ye? Kalau tidak minggir, Ye tendang kau sampai... eh!" Fang Yuan tiba-tiba bertindak. Tangan kanannya membentuk pisau, menebas tepat ke sisi kiri leher seorang remaja. Remaja malang itu tak menyangka Fang Yuan akan menyerang tiba-tiba. Saat masih memaki, tubuhnya langsung ambruk. Matanya terbalik, pingsan seketika. "Sialan! Kau berani serang kami?!" Kerumunan gaduh. Para remaja mundur selangkah panik. "Gu Yue Bei Ju pingsan, gimana nih?" teriak seseorang gemetar ketakutan. "Apa lagi? Kita banyak, dia cuma sendirian. Serbu barengan dan hajar habis!" teriak yang lain penuh amarah. "Benar! Dia cari mati berani tantang kita sendirian. Ayo serbu!!" Tapi sebelum sempat bergerak, Fang Yuan sudah lebih dulu menerjang. Langkahnya gesit menyusup ke kerumunan. Tebasan tangannya menjatuhkan seorang remaja. "Aaa—!" Seorang remaja mengayunkan tinju. Fang Yuan menghindar sambil menendang selangkangan lawan. Aooouuu—! Teriakan melengking penuh kesakitan. Remaja itu terjatuh berlutut, kedua tangan memegang selangkangan. Tubuhnya berguling-guling sambil menjerit-jerit. Fang Yuan bagai harimau menerkam domba! Dengan 500 tahun pengalaman bertarung, para remaja baru belajar ini bukan tandingannya. Dalam sekejap, semua ambruk. Ada yang pingsan, ada yang menggelepar kesakitan. "Apa yang terjadi?!" Gu Yue Mo Bei datang belakangan, terperangah. Di depan gerbang sekolah, Fang Yuan berdiri dikelilingi lima enam siswa terjatuh. "Dia... dia mau rampok Yuan Shi kita!" teriak seorang remaja sambil memegang perut. "Masih lantang ya." Fang Yuan menendang perut remaja itu. Aduh! Remaja itu langsung mengerang, tubuh mengkerut seperti udang. Air mata bercucuran, tak berani bicara lagi. Para remaja yang baru datang merasakan keganasan Fang Yuan, hati mereka berdebar-debar. "Baik, serahkan satu Yuan Shi masing-masing. Kalau tidak, nasib kalian seperti mereka." Langkah Fang Yuan maju, suaranya dingin. "Dasar kurang ajar! Kelas tiga kok berani lawan Ye kelas dua?!" Gu Yue Mo Bei mengamuk, tinjunya menyambar. Fang Yuan memiringkan badan menghindar. Dua jarinya menekan titik di antara tulang selangka dan leher Mo Bei. Mo Bei langsung pingsan. Hiss... Para remaja yang mau menyerang membatalkan niat. Taktik Fang Yuan membuat mereka gentar. Serangannya tepat ke titik vital. Bisa bikin pingsan atau bahkan tewas. Tapi Fang Yuan mengontrol kekuatannya. Korban hanya pingsan atau kesakitan, tak ada yang luka parah. Inilah mengerikannya pengalaman 500 tahun! "Serah, atau tidak?" Fang Yuan mendesak. Para remaja saling pandang, lalu menyerbu bersama. Fang Yuan menghindar sambil menyerang balik. Gerakannya presisi meski level cultivation rendah. Beberapa napas kemudian, semua sudah tergeletak. "Sadis sekali! Mengerikan!" "Apa mereka mati?" Beberapa gadis yang tidak ikut menyerang gemetar ketakutan. Tatapan Fang Yuan membuat mereka menjerit: "Jangan... jangan dekati kami! Kami serah, kami serah!" Fang Yuan menerima beberapa Yuan Shi dan melepas mereka. Para gadis itu lari pontang-panting. Siswa lain yang datang ke gerang terperanjat. "Apa-apaan ini?!" "Itu kan Gu Yue Mo Bei?" Gu Yue Chi Cheng melongo melihat Mo Bei pingsan. Fang Yuan bicara, para remaja marah, menyerang, lalu ambruk. "Elder, kita biarkan saja? Kalau ada yang tewas gimana?" para pengawal cemas. Yang lain geram: "Fang Yuan berani merampok di depan mata kita. Arogan sekali! Perintah Elder, kami akan tangkap dia." Aksi Fang Yuan sudah menarik perhatian sejak awal. Tapi pengawal biasa tak punya wewenang menghukum siswa, jadi melapor ke Elder sekolah. Sang Elder malah naik ke menara untuk mengamati. "Sepertinya anak ini punya bakat bertarung." Elder semakin tertarik. Performa Fang Yuan menggunakan Moon Blade tadi sudah mencurigakannya. Kini melihatnya melawan semua siswa sendirian, Elder yakin: Ini bakat terpendam. Ada orang yang punya insting tempur alami. Mereka jago dan menikmati pertarungan, sering menciptakan kejutan tak terduga. "Sayang bakatnya cuma kelas tiga." Elder menghela napas. "Elder, tidakkah kita hentikan lawakan ini? Dibiarkan terus akan berdampak buruk." Para pengawal masih khawatir. BABKedua Puluh Delapan: Bisnis Tanpa Modal! 　　; 　　"Mengapa harus menghalangi?" Elder Sekolah mengangkat alisnya, tersenyum. ....Ia mengulurkan jari-jarinya, menunjuk Fang Yuan dari kejauhan, lalu berkata lagi, "Anak ini sudah menguasai situasi sepenuhnya, tindakannya sangat terkendali. Lihatlah cara dia menebas leher orang, hanya menyasar sisi kiri dan kanan, tidak pernah menyasar bagian belakang kepala atau tengkuk. Ini karena dia tahu, menebas sisi leher bisa membuat orang pingsan seketika. Sedangkan menebas bagian belakang kepala atau tengkuk berisiko mematikan, jadi dia sengaja menghindari cara serangan seperti itu." 　　"Lihatlah para remaja yang tergeletak di tanah ini, adakah yang terluka parah? Tidak ada! Kalaupun ada yang luka parah, apa masalahnya? Dengan penyembuh di sekolah kita, bukankah kita bisa mengobati luka memar seperti ini?" 　　"Tapi Yang Mulia Elder, anak ini benar-benar keterlaluan. Dia menghadang tepat di pintu gerbang, sama sekali tidak menganggap kami para prajurit. Kami diabaikan tidak masalah, yang penting bagaimana keluarga besar memandang sekolah kita. Membiarkan seorang murid kelas rendah membuat keributan di sekolah tanpa dihentikan. Jika kabar ini tersiar, reputasi Yang Mulia juga bisa ternoda." Seorang prajurit memicingkan mata, memberikan nasihat. 　　"Hmph, kalian merasa harga diri tercabik karena diabaikan oleh anak ini, bukan?" Elder Sekolah tidak senang, menyeringai dingin. Tatapannya yang tajam bagai pisau menyapu para prajurit yang segera menundukkan kepala serentak, berkata, "Tidak berani!" 　　“Apa salahnya berkelahi? Asalkan tidak ada korban jiwa, justru bisa memicu semangat kompetisi para murid dan mengasah kemauan bertarung mereka. Jika kita melarang perkelahian seperti ini, berarti kita mencekik semangat tempur para murid! Apakah angkatan sebelumnya tidak ada perkelahian? Setiap angkatan pasti ada, bahkan terjadi sangat sering. Hanya saja biasanya terjadi di paruh kedua tahun, ketika para remaja sudah menguasai beberapa cara bertarung. Begitu punya kekuatan, mereka tak bisa menahan gatalnya keterampilan, apalagi di usia yang memang suka berkonflik. Mengapa kalian tidak pernah mencegah mereka sebelumnya?” Elder Akademi bertanya dengan nada dingin. 　　“Mungkin karena konflik angkatan sebelumnya hanya perkelahian satu lawan satu, jarang yang berskala besar seperti ini. Tapi Fang Yuan ini benar-benar keterlaluan caranya memberontak!” Kepala Pengawal menjawab. 　　“Bukan, bukan.” Elder Akademi menggelengkan kepala, “Ini karena kalian tidak berani mencegah. Karena setelah paruh kedua tahun, seorang Gu Master sudah memiliki kekuatan bertarung yang melebihi manusia biasa. Dengan tubuh kalian yang hanya manusia biasa, apa yang bisa kalian lakukan untuk mencegah? Sekarang kalian ingin menghentikan Fang Yuan, mungkin karena merasa dia baru mulai berlatih, kekuatannya belum cukup. Atau merasa dia mengabaikan kalian, harga diri kalian tersinggung. Tapi ingatlah, para murid ini semua bermarga Gu Yue! Mereka adalah anggota klan Gu Yue, tuan kalian! Sekecil apapun usianya, setipis apapun kekuatannya, mereka tetap tuan kalian!” 　　Nada bicara Elder tiba-tiba berubah tajam. 　　“Kalian tidak bermarga Gu Yue, pantas disebut apa? Melihat kesetiaanmu, kami beri posisi pengawal sebagai hadiah. Tapi pada dasarnya, kalian tetap budak. Cuma budak! Berani-beraninya budak membicarakan tuan dan ikut campur urusan majikan?” Wajah Penatua Akademi gelap bagai air keruh. 　　“Bukan itu maksud hamba, sungguh bukan!” 　　“Hamba tidak berani! Hamba tidak berani!” 　　Para pengawal gemetar ketakutan, wajah pucat pasi. Mereka serentak bersimpuh di lantai, terus-menerus membenturkan kening. 　　Penatua Akademi mendengus dingin, menunjuk kepala pengawal yang baru saja mengkritik Fang Yuan: “Kau berani mencampuri urusan tuan. Jabatan kepala pengawal kucabut!” 　　Setelah jeda sebentar, Penatua menambahkan ke yang lain: “Dua minggu lagi, akan ada seleksi baru untuk kepala pengawal.” 　　Seketika mata para pengawal lain berbinar. Semangat mereka langsung berkobar. 　　“Kepala pengawal bisa dapat tambahan setengah Yuan Shi setiap bulan!” 　　“Menjadi kepala berarti naik strata. Selain para tuan, siapa berani meremehkanku?” 　　“Andai aku jadi kepala, pasti sangat membanggakan...” 　　“Sudah! Ngapain berkerumun di sini? Cepat pergi! Setelah pertarungan selesai, bersihkan arena!” bentak Penatua. 　　“Ya, ya, ya.” 　　“Hamba mohon pamit!” 　　Para pengawal turun tangga dengan gemetar. Di tengah jalan, seseorang tersandung hingga jatuh. Rantai tabrakan dan suara jatuh pun bergema. 　　Tapi di bawah tekanan wibawa Penatua Akademi, mereka semua menahan muka merah padam, berjuang keras menekan suara apapun. 　　“Hmph, budak ibarat anjing, tiap beberapa waktu tulang-tulangnya gatal, harus dipukul biar tahu takut. Lalu lempar tulang anjing berhadiah kecil, biar mereka saling menggigit berebut mengabdi pada klan kami. Satu tangan pentungan, satu tangan wortel, itulah cara mutlak penguasa.” Kelir suara dari di bawah kantor membuat Sesepih Akademi tersenyum puas, lalu menoleh melihat ke pintu akademi melalui jendela. 　　Di depan pintu, sepuluh lebih murid baru bertambah di tanah. 　　Fang Yuan berdiri tegak dengan angkuh, di hadapannya tiga gadis berdesak-desakan sambil berbalik badan. 　　“Kau, kau, jangan mendekat!” 　　“Kalau maju lagi, kami akan tembak kau dengan Moonlight Blade!!” 　　Tangan mereka memancarkan kilau biru air – terdesak sampai menggunakan Moonlight Gu dengan energi sejati. 　　Tubuh Fang Yuan masih seperti remaja 15 tahun biasa. Jika mereka melepaskan Moonlight Blade, bakal merepotkan. 　　Tapi ia tak gentar. Dengan cibir dingin, ia melangkah mendekat: “Berani sekali kalian. Lupa peraturan akademi? Dilarang bertarung menggunakan Gu di sini, pelanggarnya dikeluarkan. Kalau mau dikeluarkan, silakan serang.” 　　“Ini...” para gadis ragu. 　　“Memang ada aturan itu.” Kilau biru di tangan mereka berangsur memudar. 　　Di mata Fang Yuan, kilatan tajam berkelebat. Ia melihat celah ini, lalu menerjang ke depan dengan garang. Telapak tangannya mengayun, tanpa ampun menghantam dua musuh hingga pingsan. 　　Tinggal satu tersisa. Semangatnya runtuh, lutut gemetar lalu ambruk ke tanah. Perempuan itu menangis seperti hujan memukul bunga pir, merintih pada Fang Yuan: "Fang Yuan, kau tak boleh mendekat, kumohon lepaskan aku!" 　　Fang Yuan memandang dari atas ke gadis itu, suara dinginnya terdengar: "Satu lempeng batu yuan." 　　Tubuh mungil gadis itu bergetar. Ia tersadar, buru-buru membuka kantong uang, mengambil tiga empat lempeng batu yuan, lalu mengangkatnya ke Fang Yuan: "Jangan pukul aku, semua ini untukmu, semuanya untukmu!" 　　Ekspresi Fang Yuan tetap datar. Perlahan ia mengulurkan tangan kanannya, menjulurkan jari telunjuk dan ibu jari, dengan lembut mencengkeram satu lempeng batu yuan dari genggaman gadis itu. 　　Tubuh gadis itu terus menggigil. Tangan Fang Yuan yang pucat dan ramping khas remaja, di matanya terlihat seperti cakar setan yang mengerikan. 　　"Sudah kukatakan, hanya ambil satu lempeng." Fang Yuan berhenti sejenak, lalu berkata datar, "Kau boleh pergi." 　　Gadis itu menatap Fang Yuan lama dengan bengong, baru teringat untuk bangun. Tapi anggota badannya lemas, tak mampu berdiri. 　　Hatinya sudah dipenuhi ketakutan pada Fang Yuan, takut sampai tak ada tenaga tersisa. 　　Xuetang Jialao melihat pemandangan ini, tak bisa tidak menggelengkan kepala. 　　Memanfaatkan kesempatan ini untuk mengamati bakat tempur masing-masing murid, juga termasuk tujuan pengamatannya. 　　"Gadis yang roboh di lantai ini meski memiliki kualifikasi Tingkat C, tapi dengan watak seperti ini hanya bisa menjadi Gu Master logistik, mengurusi produksi di keluarga. Jangan harap dia bisa turun ke medan perang." 　　"Justru Fang Yuan ini..." Penatua Sekolah Gu menggosok dagunya, matanya menyipit memancarkan kilatan tajam. 　　Ia merasa Fang Yuan ini sangat menarik, tidak hanya punya bakat bertempur tapi juga mengerti batasan. Hanya memeras satu Batu Yuan, tidak melampaui batas toleransi dalam hatinya. Tapi kalau Fang Yuan meminta dua, itu sudah keterlaluan dan ia harus turun tangan. 　　Subsidi dari sekolah awalnya hanya tiga batu. Kehilangan satu masih bisa ditolerir. Tapi kalau sampai dua, buat apa lagi memberi subsidi? Lebih baik langsung berikan semuanya ke Fang Yuan. 　　Tak lama kemudian, kelompok murid terakhir tiba. Hanya lima orang, termasuk adik kembar Fang Yuan. 　　"Kak, kenapa kau berani seperti ini?! Berani sekali kau memukul teman sekelas langsung di depan pintu gerbang dan memeras Batu Yuan mereka!" Gu Yue Fang Zheng tertegun, tak percaya dengan pemandangan di depannya, "Aku sarankan kau cepat mengaku kesalahan pada Penatua Sekolah Gu! Kalau tidak, masalah besar yang kau buat ini bukan main-main, mungkin kau akan dikeluarkan!" 　　Fang Yuan tersenyum: "Perkataanmu sangat masuk akal." 　　Fang Zheng menghela napas lega. Tampaknya kakaknya belum benar-benar gila, masih mau mendengarkan nasihat. 　　Tapi segera ia mendengar Fang Yuan menambahkan: "Satu Batu Yuan per orang." 　　"Apa?" Fang Zheng membuka mulutnya lebar-lebar, "Bahkan aku juga harus membayar?" 　　“Adikku yang tercinta, kau tentu boleh tidak menyerahkan.” Suara Fang Yuan sangat lembut, “Tapi akhirnya akan sama seperti mereka.” 　　Fang Yuan menunjuk ke arah pemuda-pemuda yang tergeletak di tanah, ada yang pingsan, ada yang merintih kesakitan. 　　“Tak kenal ampun bahkan pada adik sendiri!” 　　“Fang Yuan ini sudah gila, terlalu kejam...” 　　“Kita tidak bisa mengalahkannya, orang bijak tak melawan saat situasi sulit, lebih baik menyerahkan dulu untuk melewati kesulitan ini.” 　　“Benar, serahkan saja Yuan Shi, lagipula cuma satu biji. Nanti setelah kembali kita laporkan ke guru, pasti dia akan kena hukum!” 　　Dengan pelajaran dari kejadian sebelumnya, pemuda-pemuda yang tersisa akhirnya menerima pemerasan Fang Yuan dengan mata penuh ketidakpuasan. 　　“Tunggu sebentar.” Mereka hendak pergi tapi dihentikan oleh Fang Yuan. 　　“Fang Yuan, apa kau mau ingkar janji?” Para pemuda langsung tegang. 　　Fang Yuan memandangi para pemuda di tanah, menghela napas pelan: “Apa kalian pikir aku akan berjongkok dan menggeledah mereka satu per satu?” 　　Para pemuda tertegun sejenak, kemudian tersadar. Wajah mereka memerah sambil ragu-ragu berdiri di tempat. 　　Fang Yuan menatap mereka, matanya menyipit. 　　Kilatan dingin terpancar dari celah matanya. Lima pemuda langsung gemetar, kulit kepala mereka meremang. 　　“Baiklah Fang Yuan, kami mengerti maksudmu.” 　　“Kami akan bantu kali ini saja.” 　　Di bawah tekanan kekejaman Fang Yuan, mereka terpaksa menunduk satu per satu, menggeledah kantong uang para pemuda di tanah, mengambil satu Yuan Shi dari masing-masing, lalu mengumpulkannya dan menyerahkan kepada Fang Yuan. 　　"Seluruh kelas berjumlah lima puluh tujuh orang. Setiap orang dipaksa merampok satu Yuan Shi, sehingga Fang Yuan kini memiliki lima puluh enam Yuan Shi di tangannya." 　　"Sebelumnya ia punya dua puluh Yuan Shi, tapi menghabiskan sepuluh untuk membeli beberapa tempayan arak bambu hijau. Ditambah subsidi dan hadiahnya sendiri, kini total Yuan Shi yang dimilikinya mencapai tujuh puluh sembilan." 　　"Bisnis tanpa modal seperti pemerasan dan perampokan inilah yang paling menguntungkan." Fang Yuan menyelipkan kantong uang yang tiba-tiba membengkak ke dalam bajunya, lalu pergi dengan langkah congkak. 　　"Meninggalkan puluhan remaja yang tergeletak bagai mayat di tanah." 　　"Beberapa remaja termasuk Fang Zheng di antara mereka, hanya bisa menatap kosong punggung Fang Yuan yang semakin menjauh." 　　"Cepat bertindak!" 　　"Semua bergerak cepat, atur para tuan muda dengan baik!" 　　"Dimanakah tabib Gu pengobatan? Segera panggil kemari!" 　　"Para pengawal berteriak-teriak, berkerumun ingin menunjukkan performa. Demi jabatan kecil kepala regu, mereka bekerja penuh semangat." 　　"(ps: Kemarin ada masalah format, sekarang sudah diperbaiki. Mohon maaf telah merepotkan pembaca. Buku baru ini masuk chart buku baru, ya, senang sekali! Semua berkat dukungan teman-teman lama dan baru! Saya juga melihat kekuatan kalian, popularitas semakin meningkat. Gaya buku ini unik, semoga mendapat dukungan dari sesama pecinta genre. Buku ini akan terus ditulis dengan update stabil. Semua karya saya pasti tamat, soal ini integritas saya penuh!)" "BABKedua Puluh Sembilan: Tanpa Pandang Cara" 　　; 　　"Taruh semua arak di bawah ranjang...." Fang Yuan mengarahkan empat pelayan penginapan. 　　"Mereka masing-masing membawa beberapa guci Qingzhu Jiu." Ini adalah hasil pemerasan Fang Yuan terhadap murid-murid lain, lalu ia langsung membeli 20 guci sekaligus di penginapan. 　　Setiap guci seharga dua Batu Yuan. Demi cacing anggur, Fang Yuan mengeluarkan 40 Batu Yuan sekaligus. 　　Kantong uang yang baru saja mengembang langsung kempes setengahnya, tersisa 39 Batu Yuan. Tapi ini sepadan, anggur ini bisa mencukupi kebutuhan cacing anggur untuk waktu yang cukup lama. 　　"Baik!" para pelayan segera menjawab, mereka tak berani sedikitpun bersikap tidak hormat pada seorang Master Gu. 　　Ditambah lagi Fang Yuan membeli anggur sebanyak ini, bisa dibilang sebagai pelanggan besar penginapan. Sepatah kata darinya di depan pemilik penginapan bisa membuat mereka kehilangan pekerjaan dengan mudah. 　　Setelah pelayan pergi, Fang Yuan menutup pintu kamar asrama dan duduk bersila di ranjang. 　　Sudah malam. 　　Bulan bersinar terang di langit yang jernih, aroma samar terbawa angin malam. 　　Kamar tak dinyalakan lampu. Fang Yuan menenangkan pikiran dan menyelami Laut Yuan-nya. 　　Ombak di Laut Yuan terus bergulung, airnya memancarkan kilau perunggu. Setiap tetapannya merupakan Zhenyuan Perunggu khas Master Gu Tingkat Satu. 　　Laut Yuan hanya memenuhi 44% rongga kosong, mencerminkan batasan bakat Kelas C Fang Yuan. 　　Dinding rongga berupa membran cahaya putih tipis yang menyangga sekaligus membungkus rongga. 　　Di atas Laut Yuan, kosong melompong. Chun Qiu Chan telah kembali bersembunyi dan beristirahat dalam tidur panjang setelah diaktifkan Fang Yuan. 　　Di permukaan Laut Zhenyuan, mengapung seekor ulat alkohol putih gemuk yang menggemaskan. 　　Ulat ini bermain-main bebas di air Laut Zhenyuan, kadang menyelam ke dalam laut, kadang menggelengkan kepala dan mengibaskan ekor, memercikkan titik-titik air. 　　Pikiran Fang Yuan bergerak, ulat alkohol segera merespons, berhenti bermain, menggulung diri membentuk bola onde-onde, lalu mengapung perlahan naik ke wilayah tengah rongga udara, terlepas dari permukaan laut perunggu. 　　"Pergi." Fang Yuan menggerakkan satu lapis energi sejati, membentuk aliran tipis yang berbalik arah, seluruhnya dialirkan ke dalam tubuh ulat alkohol. 　　Ulat alkohol sejak lama telah ia sulap, karenanya tanpa menolak, menyerap seluruh energi sejati ini ke dalam tubuhnya. 　　Seketika, permukaan laut yang semula 4,4 lapis turun sedikit. 　　Dengan energi sejati sebagai tenaga penggerak, ulat alkohol yang menggulung mulai memancarkan sinar putih. Dalam sinar itu aroma alkohol berawan-awan perlahan muncul, akhirnya berkumpul menjadi kabut alkohol putih pucat. 　　Kabut ajaib ini tidak menyebar, melainkan menyelubungi tubuh ulat alkohol. 　　"Bangkit." Pikiran Fang Yuan kembali bergerak, memobilisasi satu lapis energi sejati lagi. 　　Air laut perunggu menyapu kabut, kabut itu larut dalam air laut, semakin menipis hingga tak tersisa. Sementara satu lapis energi sejati perunggu itu pun lenyap seolah-olah, hanya tersisa setengah lapis. 　　"Tapi setengah Zhen Yuan ini justru lebih terkonsentrasi dibanding sebelumnya. Zhen Yuan aslinya berwarna hijau pirus, memancarkan kilau tembaga. Zhen Yuan yang sekarang, meski masih memiliki kilau tembaga, warnanya lebih gelap satu tingkat - hijau kelabu." 　　"Zhen Yuan hijau kelabu adalah ciri khas Gu Master peringkat menengah Putaran Pertama. Fungsi Cacing Arak adalah memurnikan Zhen Yuan, meningkatkan level Zhen Yuan Gu Master satu tingkat kecil!" 　　"Gu Master memiliki sembilan tingkatan besar, dari terendah ke tertinggi yaitu Putaran Pertama, Kedua, hingga Kesembilan. Setiap tingkatan besar dibagi lagi menjadi empat tahap kecil: pemula, menengah, senior, dan puncak." 　　"Fang Yuan saat ini baru Gu Master pemula Putaran Pertama, namun berkat Cacing Arak, dia memiliki setengah Zhen Yuan tingkat menengah Putaran Pertama!" 　　"'Untuk memurnikan setengah Zhen Yuan menengah, aku harus mengonsumsi dua persepuluh Zhen Yuan pemula. Untuk mengubah 44% lautan Yuan di Ruang Rongga menjadi Zhen Yuan menengah, diperlukan hampir 180% Zhen Yuan pemula. Untuk mencapai target ini cepat, harus pakai Yuan Shi.'" 　　"Sampai di sini, Fang Yuan membuka mata dan mengeluarkan sebutir Yuan Shi utuh seukuran telur bebek dari kantongnya." 　　"Yuan Shi adalah batu semi-transparan berbentuk oval berwarna abu-abu keputihan. Seiring berkurangnya Zhen Yuan alami di dalamnya, ukurannya akan terus menyusut." 　　"Ia mengepalkan tangan kanannya erat-erat memegang Yuan Shi, menyerap Zhen Yuan alami di dalamnya untuk terus mengisi Ruang Rongga-nya." 　　"Permukaan laut di Ruang Rongga yang sempat surut pun perlahan mulai naik kembali." 　　"Yuanshi memang untuk digunakan, Fang Yuan sama sekali tidak pelit, apalagi berhemat." 　　"Aku tidak punya sandingan, tidak ada bantuan dari sanak saudara, jadi hanya bisa mengandalkan perampokan dan pemerasan. Hari ini baru pertama kali, ke depannya setiap tujuh hari sekali saat akademi membagikan subsidi Yuanshi, aku akan terus menghadang di pintu gerbang akademi." 　　Merampok dan memeras sekali saja, mana bisa memuaskan nafsu makan Fang Yuan. Dalam kultivasi Gu Master, Yuanshi adalah hal yang paling krusial. 　　Mengenai dampak perampokan kali ini, Fang Yuan sama sekali tidak khawatir. 　　Dunia ini berbeda dengan Bumi. 　　Di Bumi, sekolah-sekolah biasanya melarang perkelahian, mengutamakan stabilitas dan harmoni. Tapi di dunia ini, pertarungan adalah tema utamanya. 　　Baik Gu Master maupun orang biasa, semua harus bertarung untuk bertahan hidup. Kadang berkelahi melawan binatang buas mengerikan, kadang berjuang melawan cuaca ekstrem yang ganas, kadang berebut sumber daya dengan Gu Master lain. 　　Karena itu perkelahian terkendali justru didorong dan dipromosikan oleh masyarakat. 　　Dari kecil sampai besar, dari berantem biasa sampai pertempuran hidup-mati, itulah gambaran kehidupan mayoritas umat manusia. 　　Dunia ini luas tak terbatas, Nanjiang tempat Fang Yuan tinggal saja lebih luas dari gabungan tujuh delapan Bumi. Lingkungan hidup di sini sangat keras, manusia biasanya hidup dalam bentuk keluarga, membangun desa pertahanan, mengurung diri di sudut terpencil. 　　Secara berkala, selalu ada gelombang binatang buas atau cuaca ekstrem yang menyerbu desa pertahanan. 　　Gu Master menjadi tulang punggung penjaga desa, kondisi pengurangan personil setiap tahunnya cukup parah. 　　Hidup membutuhkan orang dengan tekad bertarung yang kuat. Keluarga membutuhkan Gu Master yang ahli bertarung, tidak pernah terlalu banyak. 　　Apalagi, Fang Yuan bertindak dengan pertimbangan. 　　Ia tidak pernah menyerang dagu, karena ini mudah menyebabkan fraktur dasar tengkorak dan berakibat fatal. Ia juga tidak menyerang bagian belakang kepala lawan. Saat berkelahi, ia tidak menggunakan tinju, siku, atau menusuk dengan jari-jari, melainkan telapak tangan. Jumlah tendangannya bisa dihitung jari. 　　Murid yang tumbang tidak mengalami luka berat, paling-paling luka ringan. 　　Fang Yuan bukanlah pembunuh berdarah dingin. Ia hanya memakai pembunuhan sebagai salah satu cara. 　　Setiap kali bertindak, ia punya target jelas. Metode apa yang menjadi jalan tercepat mencapai tujuannya, itu yang akan digunakannya. 　　Dengan kata lain, ia tidak memilih-milih cara dalam bertindak. 　　…… 　　Awan kelam mengapung menutupi cahaya bulan. 　　Bayangan menyelubungi Desa Kuno Bulan. 　　Penjaga malam mengetuk kentongan berkali-kali, mengingatkan warga bahwa sudah tengah malam - waspadalah pada api lilin dan serangan binatang buas, serta Gu Master dari desa lain yang mungkin menyusup. 　　Masih banyak lampu menyala di desa. 　　Di ruang kerja Keluarga Chì Cabang, lampu di ruangan Gu Yue Chìliàn masih terang benderang. 　　Orang tua berkuasa ini sedang menenangkan cucunya Gu Yue Chìchéng dengan suara lembut: "Kudengar kau hari ini dipukul oleh Fang Yuan itu?" 　　“Mata kanannya lebam.” Gu Yue Chi Cheng berkata dengan marah, “Benar, Kakek. Fang Yuan, si brengsek itu, cuma berperingkat C, tapi sangat arogan. Ia menghalangi kita di pintu, mengabaikan persahabatan sekelas, merampas Yuan Shi kita. Yang lebih menyebalkan, pihak Sekolah malah tutup mata. Baru setelah Fang Yuan pergi, para penjaga baru datang. Kakek, kali ini Kakek harus bantu cucu melampiaskan kekesalan ini!” 　　Gu Yue Chi Lian menggelengkan kepala: “Ini urusan antar generasi muda. Kamu cuma dirampas satu Yuan Shi, tidak terluka parah. Kakek tidak punya alasan untuk campur tangan. Bahkan jika kamu dipukul sampai luka berat, Kakek tetap tidak akan membelamu. Kamu tahu mengapa?” 　　Gu Yue Chi Cheng tertegun. Ia berpikir keras, lalu ragu-ragu berkata: “Kakek, aku agak mengerti maksudmu. Kakek ingin aku mengandalkan kekuatan sendiri untuk balas dendam, ya?” 　　“Kamu baru paham satu sisi saja.” Gu Yue Chi Lian mengangguk, “Ingat, kamu bukan cuma mewakili diri sendiri, tapi juga citra Cabang Chi. Keluarga Chi dan Mo sudah berseteru bertahun-tahun. Setiap gerak-gerikmu mewakili harapan masa depan keluarga Chi. Kakek bisa diam-diam membantumu, tapi kamu harus membangun citra mandiri. Jika tidak, para tetua yang mendukung kita tidak akan melihat harapan dan akan meninggalkan keluarga Chi.” 　　Di sini, Gu Yue Chi Lian menghela napas: "Inilah alasannya, Kakek membantu menipu agar kau bisa berpura-pura memiliki bakat kelas B. Keluarga Chi membutuhkan penerus kuat untuk mempertahankan dukungan para pendukung kita." 　　Gu Yue Chi Cheng baru tersadar: "Kakek, cucu mengerti." 　　Gu Yue Chi Lian menggeleng: "Sekadar mengerti tak cukup. Kau harus berusaha keras. Masalah Fang Yuan ini gangguan kecil. Latih dasar bela diri dengan giat untuk balas dendam. Juga jangan lupa rajin berlatih agar cepat naik ke level menengah. Usahakan jadi ketua kelas, itu kehormatan besar dan akan membantu keluarga kita." 　　"Baik, Kakek." Gu Yue Chi Cheng menjawab keras. 　　"Hahaha, semangat seperti inilah yang pantas jadi penerus garis keturunan Chi. Teruslah berusaha, Kakek akan mendukungmu sepenuhnya." BABKetiga Puluh: Fang Yuan! Kau Mencuri Lagi? 　　; 　　Hampir bersamaan, di sisi lain.. 　　"Ayah Ibu, kejadiannya seperti ini." Fang Zheng berdiri tegak dengan suara penuh hormat. 　　Di ruang utama, paman Fang Yuan - Gu Yue Dong Tu dan istrinya duduk di kursi besar, keduanya mengerutkan kening. 　　Bibi menggeretakkan gigi, di satu sisi membela Fang Zheng yang dirugikan, di sisi lain agak bersikap senang melihat orang lain susah: "Fang Yuan si anak kurang ajar ini, ia memeras orang lain saja sudah keterlaluan, tak disangka ia bahkan tak melepaskan adik kandungnya sendiri. Sungguh tak punya perasaan dan keadilan! Tapi kali ini dia melakukan kesalahan besar, kemungkinan besar tak lama lagi akan dikeluarkan dari akademi." 　　"Cukup, jangan terlalu banyak bicara," paman menghela napas, lalu berkata pada Fang Zheng, "Kamu kehilangan Batu Yuan, tapi hanya satu butir, tak masalah. Nanti ambil lagi satu di bagian keuangan. Di sini tak ada urusanmu, turunlah dan fokuslah berlatih. Dengan bakat kelas A-mu, sangat mungkin kamu menjadi ahli gu pertama yang mencapai level menengah. Jangan sia-siakan talentamu, aku dan ibumu sangat menantikanmu menjadi yang terbaik." 　　"Baik, ayah dan ibu, anak pamit mundur." Fang Zheng yang dipenuhi kegelisahan hati pun pergi. 　　Ia diam-diam merenung: "Kakak hari ini menutup gerbang akademi, merampas semua murid. Menimbulkan dampak buruk seperti ini, mungkin benar-benar akan dikeluarkan. Saat itu tiba, haruskah aku membelanya?" 　　Dua suana bertarung dalam benaknya. 　　Satu suara berkata: "Tak perlu membela, dia bahkan merebut Batu Yuan-mu yang adalah adik kandungnya sendiri. Sekalipun dikeluarkan, itu akibat perbuatannya sendiri. Bencana alam masih bisa dihindari, tapi bencana buatan manusia tak tertolong!" 　　Suara lain membalas: "Dia adalah kakak kandungmu, memiliki wajah yang mirip, darah lebih kental daripada air. Baiklah, meski kau tak mengakuinya, haruslah kau membela. Jika tidak, bagaimana pandangan orang luar? Mereka mungkin menganggapmu tak punya rasa kemanusiaan!" 　　Melihat Fang Zheng meninggalkan aula, bibi tidak bisa menahan kesabarannya dan berkata gembira: "Tuan, kita sudah memutus tunjangan hidup Fang Yuan. Anak kurang ajar ini tidak tahan, kali ini dia melakukan kesalahan besar! Berani menghadang di gerbang akademi dan berkelahi di depan umum, bahkan memeras, ini jelas menantang sesepuh akademi. Menurutku kemungkinan dia dikeluarkan sudah **hampir pasti**." 　　Paman menggelengkan kepala: "Kau terlalu menyederhanakan masalah. Fang Yuan tidak akan dikeluarkan, bahkan mungkin tidak mendapat hukuman sama sekali." 　　"Mengapa?" Bibi terlihat sangat bingung. 　　Paman menyeringai dingin: "Perkelahian justru didorong, asalkan tidak ada konsekuensi serius. Dalam perkelahian ini, ada murid yang tewas? Tidak." 　　Bibi masih belum puas, "Bagaimana Tuan bisa yakin tidak ada? Dalam perkelahian, selalu ada kemungkinan kecelakaan." 　　Paman menutup mata dan bersandar di kursi: "Dasar perempuan naif. Kau pikir sesepuh akademi hanya hiasan? Kapan pengawal bertindak? Mereka muncul di akhir, artinya situasi tetap terkendali. Jika ada yang terluka parah, pasti sudah muncul lebih awal." 　　"Kau bukan ahli Gu, tidak akan pahami. Akademi tidak melarang pertikaian antar murid, bahkan menjaga sikap mendorong. Semakin sering bertarung, semakin baik untuk pengembangan kemampuan tempur. Beberapa murid bahkan bisa membangun persahabatan baja. Para sesepuh juga tidak akan menindak hal ini. Ini sudah jadi tradisi. Siapa yang mau membela anaknya secara membabi buta, dialah yang merusak aturan." 　　Bibi terdiam sejenak, lalu berkata dengan tidak rela: "Fang Yuan merampas begitu banyak Yuan Shi, tidak ada konsekuensi sama sekali? Begitu saja dibiarkan? Dengan Yuan Shi sebanyak ini, pasti sangat membantu latihannya." 　　Paman membuka matanya, wajahnya muram: "Apa lagi yang bisa kita lakukan? Apa kau mau aku merampas Yuan Shi-nya langsung? Tapi ini bisa dimanfaatkan. Fang Yuan bahkan merampok dan memeras adik kandungnya sendiri Fang Zheng, itu adalah kesalahannya. Fang Zheng memiliki bakat Kelas A, suatu hari pasti akan melebihi dia. Kita akan gunakan insiden ini untuk memecah belah Fang Zheng. Buat Fang Zheng menjauhi Fang Yuan sepenuhnya, dan menjadi alat kita!" 　　Demikianlah, tiga hari berlalu. 　　Kontroversi perampokan dan pemerasan Fang Yuan tidak meluas, tidak menjadi besar, malah mulai mereda. 　　Tidak ada sesepuh yang melanggar aturan untuk mengganggu Fang Yuan, Guru Sekolah pun pura-pura tidak tahu. 　　Meskipun selama ini ada dua tiga remaja yang tidak terima hasil perampokan Yuan Shi, menantang Fang Yuan lagi. 　　Tapi setelah Fang Yuan dengan mudah mengalahkan mereka, semua menyadari: tanpa latihan keras jurus tangan kosong, mustahil menang melawannya. 　　Di antara para remaja ini, muncul gelombang semangat berlatih dasar-dasar jurus tangan kosong. 　　“Pelatih bela diri sangat senang, ia belum pernah melihat angkatan murid yang begitu bersemangat dan tekun mempelajari dasar-dasar pukulan dan tendangan. Dulu saat mengajar, murid-murid selalu terlihat bosan dan menguap terus-menerus. Sekarang mata mereka berbinar-binar dan terus meminta bimbingan.” 　　Sesepuh sekolah sengaja datang menanyakan situasi di tempatnya. 　　Dengan suara penuh semangat, pelatih bela diri melapor: "Murid-murid menunjukkan antusiasme yang tak terduga, perubahan yang sangat drastis. Hanya ada satu yang masih malas seperti dulu, namanya Fang Yuan." 　　Sesepuh sekolah tertawa sambil menepuk bahunya: "Murid yang kau sebutkan inilah sumber perubahan pada yang lain itu." 　　Pelatih bela diri terkejut dan bingung. 　　Tentu saja perubahan tidak hanya sampai di situ. 　　Setelah kejadian ini, Fang Yuan tanpa keraguan menjadi musuh bersama semua murid, dibenci dan dikucilkan oleh semua orang. 　　Tak ada lagi yang berbicara dengannya, tak ada yang menyapanya. 　　Para remaja berlatih dasar bela diri dengan gigih diam-diam. Dengan dorongan dan petunjuk keluarga, mereka bertekad harus merebut kembali harga diri dengan tangan sendiri. 　　Di balik permukaan yang tenang, arus bawah mengalir deras. 　　Empat hari berlalu lagi. 　　Sesepuh sekolah kembali membagikan subsidi Batu Yuan, saatnya Fang Yuan bertindak lagi. 　　“Fang Yuan, merampas sekali belum cukup, masih ingin merebut Batu Yuan kami?!” Teriak murid-murid yang kembali dihadang Fang Yuan di pintu, campuran kaget dan marah. 　　Fang Yuan berdiri di tengah pintu gerbang, tangan terlipat di belakang, ekspresinya dingin, suaranya datar: "Satu keping batu Yuan per orang, bisa terhindar dari penderitaan fisik." 　　"Fang Yuan, kau keterlaluan. Aku menantangmu!" Gu Yue Mo Bei mengaum, maju pertama kali. 　　"Oh?" Alis Fang Yuan sedikit terangkat. 　　Mo Bei mengangkat kedua tinju dan menyerang. Beberapa jurus kemudian, ia terjatuh pingsan. 　　"Mo Bei kau benar-benar tidak berguna, lihat aku!" Gu Yue Chi Cheng berteriak, menerjang Fang Yuan. 　　Setelah beberapa kali serangan-balik, ia mengikuti nasib Mo Bei. 　　Pengalaman bertarung Fang Yuan ribuan kali lipat melebihi mereka. Meski baru mulai melatih diri, setiap tenaga digunakan dengan presisi sempurna. 　　Para remaja ini masih hijau. Jika menyerang bersama, mungkin bisa merepotkannya. Tapi menantang satu per satu seperti ini, lebih mudah daripada perampokan pertama. 　　Seperempat jam kemudian, ia pergi dengan santai membawa kantong uang menggembung. Menyisakan remaja-remaja tergeletak - ada yang pingsan, ada yang memeluk perut atau menutupi selangkangan sambil merintih kesakitan. 　　"Saudara-saudara, ayo bereskan tempat ini!" Para pengawal berteriak, berduyun maju. BAB31: Fang Yuan, Bencana Besar Menantimu! 　　; 　　"Aku berlatih jurus dasar tujuh hari berturut-turut, tapi hanya bertahan dua jurus di tangan Fang Yuan sebelum pingsan lagi. Unduh buku elektronik gratis.... Bab ini diunggah oleh netizen. Aib! Ini benar-benar aib!" Gu Yue Mo Bei dipenuhi rasa malu dan amarah. 　　Di halaman rumah, ia terus meninju dan menendang boneka kayu hingga berbunyi "dung-dung". 　　Tiba-tiba terdengar suara tertawa ringan: "Adik, ada dendam apa dengan boneka kayu ini? Begitu bencinya kau padanya?" 　　Mendengar suara yang familiar ini, wajah Gu Yue Mo Bei berkerut longgar. Ia menghentikan serangan dan menoleh: "Kakak, kau sudah pulang!" 　　"Ya, keluarga menugaskan misi pengintaian... pergi selama lebih dari sepuluh hari..." Gu Yue Mo Yan tersenyum menjawab. Dia adalah kakak kandung Mo Bei, saat ini sudah menjadi Gu Master (pengendali serangga misterius) tingkat dua menengah. 　　Tapi tiba-tiba wajahnya berubah, tatapannya menjadi tajam: "Adik, luka di wajahmu ini bagaimana? Siapa yang menindasmu?" 　　"Ah, tidak apa-apa. Ini karena aku tidak sengaja terjatuh saat berjalan." Mo Bei dengan panik mengarang alasan. Ia tidak ingin kakaknya tahu hal memalukan ini. Calon pemimpin cabang keluarga Mo, cucu Gu Yue Mo Chen, ternyata dua kali berturut-turut dipukul sampai pingsan. 　　Tapi untungnya, yang sial bukan hanya dia. Yang lain juga mengalami hal serupa. 　　"Oh, kalau begitu hati-hatilah. Ngomong-ngomong, kalau mau latihan tinju begini caranya salah. Karena tidak punya Gu pertahanan, kamu harus membalut tangan dengan kain tebal. Baru bisa melindungi tangan dan kakimu dari cedera." Setelah menasihati beberapa kalimat, Gu Yue Mo Yan pergi. 　　"Selamat datang, Nona Besar." 　　"Semoga Nona Besar dalam keadaan baik." 　　“Nona Besar sudah pulang, hamba memberi hormat pada Nona Besar.” 　　Gu Yue Moyan dengan wajah dingin berjalan cepat. Setiap budak rumah tangga yang ditemuinya di sepanjang jalan segera membungkuk memberi salam. 　　Sesampainya di depan ruang kerja, tanpa melapor, ia langsung mendorong pintu masuk. 　　Di dalam ruang kerja, Gu Yue Mochen membelakanginya, sedang berlatih kaligrafi di depan meja tulis. 　　"Sudah pulang?" Gu Yue Mochen tidak menoleh, langsung bertanya, "Setelah mengintai lebih dari setengah bulan di luar, bagaimana kondisi sarang serigala itu?" 　　"Kakek, bagaimana Kakek tahu ini aku?" Moyan tertegun. 　　"Hmph, di seluruh keluarga, hanya kau yang bisa seenaknya melanggar aturan karena andalkan kasih sayangku, bahkan tidak mengetuk pintu. Siapa lagi?" Gu Yue Mochen berkata dengan nada menegur, tapi saat berbalik wajahnya lembut, matanya berbinar memandangi Moyan. 　　Moyan menyeringai: "Kalau soal kasih sayang, sebenarnya Kakek lebih sayang adik. Hanya saja adik akan menerima kekuasaan kelak, Kakek menuntutnya ketat, orang lain tak bisa merasakan kasih sayang ini." 　　Setelah jeda sebentar, ia bertanya lagi: "Kakek, kenapa adik sampai dipukuli orang! Aku tanya dia, dia bohong. Aku tak bisa memaksa, jadi datang tanya Kakek." 　　Wajah Gu Yue Mochen langsung berubah serius: "Kau belum menjawab pertanyaanku." 　　Ia meletakkan kuas, menarik kursi lalu perlahan duduk. 　　Moyan terpaksa melapor: "Sarang serigala hampir penuh. Dengan kecepatan berkembang biak seperti ini, meski tahun ini tidak akan ada gelombang serigala, tapi tahun depan pasti kawanan serigala akan menyerang benteng kita." 　　“Setiap tiga tahun pada dasarnya akan terjadi Gelombang Serigala, ini bukan hal aneh. Tapi di antara kawanan itu, berapa banyak Kepala Serigala Mahkota Petir?” tanya Gu Yue Mo Chen lagi. 　　“Sekitar tiga ekor,” jawab Mo Yan. 　　Gu Yue Mo Chen mengangguk, merasa lega. Kepala Serigala Mahkota Petir adalah pemimpin kawanan, ancaman tersulit saat Gelombang Serigala menyerang benteng pertahanan. 　　Tiga Kepala Serigala Mahkota Petir tidak terlalu banyak, karena di Bukit Qing Mao terdapat tiga benteng pertahanan. Setiap benteng menanggung satu ancaman, tekanan serangan Gelombang Serigala akan berkurang drastis. 　　“Kakek, Anda belum memberitahuku tentang masalah adik laki-laki,” Mo Yan bertanya dengan gigih. 　　“Tak ada salahnya kuberitahu. Mo Bei dipukuli orang, sekali tujuh hari lalu, kedua kalinya hari ini. Dia roboh di depan gerbang sekolah, dua kali langsung pingsan,” Gu Yue Mo Chen tertawa. 　　“Siapa yang berani melampaui batas sampai memukuli adikku sampai pingsan?” Mo Yan melotot. 　　“Seorang teman sekelasnya bernama Fang Yuan. Pukulannya bagus...” Gu Yue Mo Chen terkekeh. 　　Mo Yan semakin membelalakkan matanya, bingung bertanya: “Kakek, maksudmu apa? Mo Bei adalah cucu kandungmu sendiri!” 　　Gu Yue Mo Chen memandang cucu perempuannya dalam-dalam, berkata penuh makna: “Mo Yan, kau perempuan mungkin tak mengerti. Kegagalan dan aib akan memacu kemajuan. Tanpa kegagalan, tak mungkin menempa pria dewasa yang matang.” 　　"Mo Bei dipukuli, itu adalah kegagalannya sendiri. Begitu sadar, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dari para pengawal. Ini sebuah kemajuan. Kemajuan ini dibawa oleh Fang Yuan yang memukulnya sampai sadar. Kau sebagai kakak kandungnya, jika benar-benar ingin melindunginya, jangan ikut campur dalam pertumbuhannya. Fang Yuan hanya anak miskin peringkat C, sedangkan Mo Bei punya bakat peringkat B dengan dukungan kita. Suatu hari nanti pasti bisa menginjak-injak Fang Yuan." 　　"Biarkan lawan ini untuk Mo Bei. Dalam hidup perempuan, perlu ada keluarga, teman, dan kekasih. Tapi bagi pria, keluarga dan kekasih boleh ada atau tidak, yang tak boleh hilang adalah lawan. Jangan cari masalah dengan Fang Yuan, mengerti? Ini urusan generasi muda. Kalau kau ikut campur, berarti menindas yang lebih kecil. Melanggar aturan ini akan membuat keluarga Mo diremehkan orang." 　　Mo Yan beberapa kali membuka mulut ingin protes, namun di bawah tatapan Kakek Gu Yue Mo Chen, akhirnya menunduk dan menjawab: "Baik, Kakek. Cucu perempuan sudah mengerti." 　　Dia berjalan mundur keluar ruang kerja. Bahkan Gu Yue Mo Bei pun tak menyadari——di matanya masih berkilat cahaya lain. 　　"Kakek, ini caramu menyayangi cucu laki-laki. Tapi aku Mo Yan punya cara sendiri untuk melindungi adikku!" Dalam hati Mo Yan sudah punya rencana lain. 　　…… 　　Di ruang makan penginapan, beberapa meja sudah diduduki tamu yang sedang menyantap hidangan, menciptakan suasana ramai. 　　Satu dua pelayan dengan lihai membawa piring berisi makanan, mondar-mandir di antara meja-meja. 　　Fang Yuan duduk di dekat meja yang berdekatan dengan jendela, memesan beberapa hidangan, sambil makan sambil memandang ke kejauhan melalui jendela. 　　Di ufuk barat, senja merah menyala bagai api, membakar dengan tenang. 　　Matahari telah tenggelam sebagian besar, terakhir kali ia memandang bumi dengan rindu, cahaya senja adalah tatapan penuh kehangatan yang tersisa. 　　Pegunungan di kejauhan telah diselimuti senja. Di jalanan dekat, kerumunan orang pulang ke rumah. Ada petani bertelanjang kaki dengan kaki penuh lumpur, pengumpul obat herba dengan keranjang di punggung, pemburu menggendong hasil buruan seperti ayam hutan atau babi hutan, serta para Tukang Gu. Mereka umumnya mengenakan seragam latihan berwarna biru yang praktis dan gagah. Kepala diikat ikat kepala, pinggang dililit sabuk lebar. 　　Sabuk ini memiliki makna khusus, Tukang Gu tingkat satu menggunakan sabuk hijau dengan lempeng tembaga di bagian depan bertuliskan karakter "Satu". 　　Sabuk Tukang Gu tingkat dua berwarna merah, di tengahnya terdapat lempeng besi dengan ukiran karakter "Dua". 　　Fang Yuan yang duduk di tepi jendela mengamati sebentar, melihat enam tujuh Tukang Gu tingkat satu yang kebanyakan masih muda. Ada juga satu Tukang Gu tingkat dua berusia setengah baya. 　　Tukang Gu tingkat tiga biasanya sudah menjadi tetua keluarga. Tingkat empat adalah kepala suku, penguasa permukiman. 　　Tukang Gu tingkat lima sangat langka, dalam sejarah Klan Gu Yue hanya ada kepala suku generasi pertama dan keempat. 　　“Sebenarnya mengamati kekuatan sebuah keluarga adalah hal yang sederhana. Cukup duduk di suatu tempat di pegunungan, perhatikan para pejalan kaki selama satu atau dua jam, hitung berapa Guru Gu tingkat satu dan tingkat dua yang terlihat, maka dasar dan kekuatan keluarga itu akan terlihat.” Fang Yuan menyimpulkan pengalaman berdasarkan pengetahuan 500 tahunnya di dalam hati. 　　Di Pegunungan Gu Yue, dari 20 pejalan kaki yang melintas, 6 di antaranya adalah Guru Gu. Dari keenam Guru Gu tersebut, ada kemungkinan setengahnya adalah Guru Gu tingkat dua. 　　Dengan dasar dan kekuatan seperti ini, Pegunungan Gu Yue mendominasi salah satu titik sumber daya terbaik di Gunung Qingmao. Mereka pantas disebut penguasa Gunung Qingmao. 　　Tapi Gunung Qingmao hanyalah sudut kecil di wilayah selatan yang luas. Keluarga Gu Yue di seluruh wilayah selatan hanya bisa dianggap sebagai kelompok menengah ke bawah. 　　“Saat ini latihanku baru dimulai, kekuatanku masih di tingkat awal tingkat satu. Bahkan belum layak menjelajahi wilayah selatan sendirian. Setidaknya butuh kekuatan tingkat tiga untuk bisa bepergian jauh.” Fang Yuan menyantap sayuran sambil menghela napas dalam hati. 　　Gunung Qingmao terlalu kecil, tak mampu menampung ambisinya. Ia sudah pasti akan pergi. 　　“Haha, Gu Yue Fang Yuan, akhirnya kutemukan kau.” Seorang pria paruh baya mendekat dengan senyum kejam. 　　“Hmm?” Fang Yuan memalingkan kepala sedikit. Wajah pria itu kuning pucat dengan alis melengkung ke atas, tapi bertubuh tinggi besar berotot. Dengan langkah lebar ia mendekat, menyilangkan tangan di dada, memandang remaja yang sedang makan itu dari atas. Kilatan dingin terlihat di matanya yang sipit. 　　“Fang Yuan, kau tahu diri sedang dalam bahaya besar? Hehehe, berani-beraninya kau memukul adik Keluarga Mo. Sekarang Nona Besar Mo Yan sedang memburumu untuk menuntut balas.” Pria paruh baya itu terus mencemooh. Tatapannya mengamati Fang Yuan dari ujung kepala hingga kaki, memancarkan aura mengintimidasi. BABKetiga Puluh Dua: Permainan Hina 　　; 　　Seandainya orang biasa yang dihadapi tatapan mengintimidasi pria ini, mungkin sudah ciut nyalinya.. 　　Tapi Fang Yuan hanya meliriknya sebentar sebelum kehilangan minrat, kembali fokus menyantap hidangan di meja dan menganggap pria di sampingnya sebagai orang tak kasat mata. 　　"Siapa orang itu? Berpakaian budak rumah tangga, bukan Master Gu, berani-berani menantang Tuan Fang Yuan?" Seorang pelayan penginapan yang bersembunyi di sudut bertanya bingung. 　　"Hmph, dia cuma menyombongkan diri dengan kekuatan orang lain. Jelas budak sombong Keluarga Mo yang mengandalkan tuannya. Kalau orang biasa mana berani teriak-teriak pada Master Gu," sahut seseorang dengan nada merendahkan. 　　"Tapi bayangkan, cuma orang biasa berani membentak Master Gu. Wuih, pengalaman seperti ini pasti sangat menyenangkan ya." 　　"Ah, jangan kau kira Master Gu itu hebat-hebat amat. Tuan Fang Yuan baru tingkat awal satu, baru menyatukan Gu utamanya. Kalau benar berkelahi, belum tentu menang melawan orang berotot ini yang ahli bela diri." 　　"Aduh, semoga mereka tidak merusak barang-barang di penginapan kita nanti kalau berkelahi." 　　“Bocah-bocah ini saling berbisik, tak ada yang berani maju, hanya mengintip dengan kepala tertunduk.” 　　“Hei? Kau masih punya niat untuk terus makan minum.” Melihat kata-katanya tidak menakuti Fang Yuan, sorot mata dingin berkedip di mata pria paruh baya kekar itu, “Kau kira aku bohong? Sudah ada yang melaporkan ke Nona Besar, sebentar lagi dia akan datang. Anak muda, jangan berpikir kabur. Lagipula kau tak mungkin lari, aku di sini untuk mengawasimu. Nanti kau akan merasakan akibatnya.” 　　Fang Yuan tetap acuh tak acuh, terus menyantap hidangannya. 　　Budak keluarga paruh baya itu mengerutkan kening. Ia tak melihat sedikitpun rasa takut atau panik di wajah Fang Yuan. Ini membuatnya merasa diabaikan dan martabatnya dinodai. 　　Selama belasan tahun menjadi budak di keluarga Mo, ia selalu dipercayai majikannya. Lama bergaul, ia pun tahu sedikit-sedikit tentang Guru Gu. 　　Guru Gu tingkat satu awal umumnya masih mengandalkan jurus tangan kosong dalam bertarung. Dalam pertarungan, fungsi intimidasi Gu jauh lebih besar daripada kegunaan praktisnya. 　　Apalagi ia tahu, Guru Gu muda seperti Fang Yuan yang baru mulai latihan, kekuatan fisiknya jauh di bawah pria kuat sepertinya. Jika bertarung tangan kosong, dengan latihan bertahun-tahun, ia pasti unggul. 　　Lagipula Fang Yuan hanya berhasil menyuling Gu Bulan, paling-paling hanya bisa melepaskan beberapa Pisau Bulan. 　　"Pria paruh baya sejak lama telah dijadikan partner latihan. Ia punya pengalaman nyata, paham betul: Bilah bulan yang digerakkan oleh Zhenyuan tingkat awal, jika benar-benar mengenai tubuh manusia, paling hanya membuat luka sepanjang tamparan, daya ledaknya sangat terbatas." 　　"Ditambah lagi dia punya dukungan keluarga Mo di belakangnya, karena itu menghadapi Fang Yuan, dia tak gentar, hanya ingin menunjukkan performa baik untuk mendapatkan hadiah dan perhatian dari majikannya." 　　"Hei anak muda, kau cukup berani ya..." Suara pria paruh baya makin kasar, sambil menggulung lengan baju memperlihatkan lengan berotot. Kedua lengannya sangat kekar, dipenuhi bekas luka. Urat-urat menonjol berkelok di bagian bawah, lengan atasnya lebih besar dari paha Fang Yuan." 　　"Para pelayan penginapan gemetar ketakutan, beberapa tamu sudah mulai beranjak, buru-buru membayar tagihan untuk menjauhi tempat bermasalah ini." 　　"Sudah ketemu Fang Yuan?" Tiba-tiba dari pintu terdengar suara wanita bernada tinggi dan angkuh. 　　"Mo Yan melangkah lebar memasuki penginapan. Di belakangnya mengikuti sekelompok budak rumah tangga." 　　"Posturnya cukup baik, agak jangkung dengan lekuk tubuh yang menonjol. Tapi wajah seperti kuda yang diwarisi dari darah Mo, membuat kecantikannya berkurang, hanya bisa dibilang sedang-sedang saja." 　　"Namun ia memakai seragam bela diri biru dengan sabuk lebar merah di pinggang. Di sabuk itu tertempel lempengan besi persegi bertuliskan angka '2' yang mencolok." 　　"Dan dia baru saja kembali setelah menyelesaikan tugas keluarga, seluruh tubuhnya masih menyisakan bekas perjalanan yang melelahkan." 　　"Semua ini menciptakan aura kompeten yang mengintimidasi darinya." 　　"Maka begitu masuk ke penginapan, kewibawaannya yang dibawa seketika membuat seluruh ruang makan penginapan menjadi sunyi." 　　"Budak Gao Wan memberi hormat pada Nona Besar!" Pria paruh baya itu langsung berganti sikap saat melihat Mo Yan. 　　"Wajahnya dipenuhi senyum menjilat, membungkukkan badan dan melengkungkan punggung, berjalan beberapa langkah kecil lalu bersimpuh dengan suara 'plok' untuk memberi salam pada Mo Yan." 　　"Seluruh pegawai penginapan tercengang menyaksikan perubahan sikap pria paruh baya ini." 　　"Postur Gao Wan yang tinggi besar dan tebal terlihat tidak pantas dalam sikap merendahkan diri, agak menggelikan. Tapi para pegawai tidak ada yang berani tertawa, sikap budak keluarga ini justru semakin menonjolkan kharisma Mo Yan." 　　"Beberapa pegawai takut untuk Fang Yuan. Fang Yuan adalah pelanggan utama mereka. Jika terjadi sesuatu, bisnis penginapan di masa depan akan terganggu." 　　"Lebih banyak orang diam-diam berdoa: Semoga Fang Yuan menyerah saja. Jika benar-benar bertarung dan merusak barang-barang penginapan, itu akan lebih buruk lagi." 　　"Mo Yan tidak melirik Gao Wan yang bersimpuh di lantai. Matanya menatap tajam Fang Yuan sambil melangkah cepat ke meja, suaranya menusuk: "Kau adalah Fang Yuan? Tampaknya selera makannya enak. Hehe, pernah coba rasanya tinju? Biar kuperkenalkan, mungkin lebih nikmat~"" 　　Meski berkata demikian, Mo Yan tidak langsung bertindak. 　　Sikap Fang Yuan terlalu tenang dan aneh. Jangan-jangan ada figur tersembunyi yang mendukungnya? 　　"Tapi tidak mungkin. Sebelum datang, aku sudah menyelidiki. Fang Yuan ini yatim piatu sejak kecil, diusir paman dan bibinya. Bakatnya cuma level C. Remaja lemah macam apa punya koneksi?" gumam Mo Yan dalam hati. 　　Tapi prinsip 'keanehan menandakan bahaya' tetap berlaku. Harus diuji dulu. 　　Fang Yuan terkekekeh, melirik Mo Yan: "Siapa bilang aku Fang Yuan dari Keluarga Gu Yue?" 　　Mo Yan tertegun, lalu menoleh tajam ke Gao Wan. 　　Gao Wan yang baru berdiri langsung bersimpuh lagi. Keringat dingin mengucur deras di dahanya: "Tuan... hamba... hamba..." 　　Mereka punya potret Fang Yuan, tapi juga tahu Fang Yuan dan Fang Zheng bersaudara kembar dengan wajah mirip. 　　"Pantas saja berani bersikap begitu, rupanya dia Fang Zheng bukan Fang Yuan." Para budak rumah tangga di sekitar Mo Yan serentak berkesimpulan sama. 　　"Fang Zheng jelas tidak bisa dibandingkan dengan Fang Yuan. Yang terakhir ini cuma peringkat C, sendirian tanpa dukungan. Sedangkan yang pertama adalah jenius peringkat A, langsung diambil oleh kepala suku ke faksi-nya saat Upacara Pencerahan. Masa depannya cerah asal bisa berkembang!" Mo Yan semakin ragu karena tidak mendapat jawaban pasti dari Gao Wan. 　　Saat ini, hanya sekelompok pelayan di sudut penginapan yang tahu identitas Fang Yuan. 　　Tapi kedua belah pihak sama-sama tidak bisa mereka langgar. Makanya mereka semua menutup mulut rapat-rapat. 　　Fang Yuan yang sudah kenyang berdiri perlahan, melirik Mo Yan dengan dingin: "Kau ingin mencari Fang Yuan? Ikut aku, aku akan antarmu ke asrama sekolah." 　　"Jika ini benar Fang Zheng, aku tak ingin bermusuhan. Jika ini Fang Yuan, selama aku mengikutinya ketat, tak mungkin dia bisa menipu." Dalam sekejap, Mo Yan memutuskan setelah berpikir keras. 　　"Baik, aku ikut ke sekolah. Silakan!" Mo Yan menyingkir memberi jalan, menadahkan telapak tangan dengan mata berkilat penuh kewaspadaan. 　　Fang Yuan tersenyum santai lalu melangkah tegak dengan kepala mendongak. 　　Mo Yan membuntuti di belakang, diikuti rombongan budak yang berbaris rapi. 　　"Bahaya sekali." 　　"Akhirnya pergi juga." 　　"Bahkan jika bertarung, sudah bukan urusan penginapan kita lagi." 　　Para pelayan penginapan yang tertinggal kebanyakan menepuk-nepuk dada lega. 　　Rombongan tiba di pintu sekolah keluarga. 　　"Berhenti di situ!" 　　"Tahan! Hanya Master Gu dari keluarga yang boleh masuk ke sekolah keluarga." Dua penjaga di pintu menghentikan Fang Yuan, Mo Yan dan rombongannya. 　　"Kurang ajar! Bahkan aku pun tak kau kenali? Berani-beraninya menghalangi." Tatapan Mo Yan menyapu kedua penjaga, mulutnya mengeluarkan hardikan. 　　"Tak berani." Penjaga segera menyatukan tinju hormat. 　　"Nona Mo Yan, kami semua telah mengukir wajah nona di hati. Tapi peraturan klan tak bisa ditawar. Beginu saja, nona boleh membawa satu budak rumah. Ini konsesi terbesar kami." Seorang penjaga senior menjawab dengan hormat. 　　Mo Yan mendengus dingin. Meski kecewa, di hadapan hukum klan ia tak berani melanggar terang-terangan. 　　Klan Mo memang perkasa, tapi justru karena itu menjadi sasaran iri. Jangan lupa di luar klan Mo, masih ada klan Chi yang seimbang kekuatannya. Di luar klan Chi, masih ada faksi ketua klan yang menunggu celah untuk menjerat Mo. 　　"Kalian semua tetap di sini, Gao Wan ikut aku." Setelah berpikir sejenak, Mo Yan memberi perintah. 　　Gao Wan segera menegakkan dada, wajahnya berseri-seri: "Terima kasih atas kepercayaan nona!" 　　"Ayo, adik tingkat." Mo Yan tersenyum penuh makna pada Fang Yuan. 　　Ekspresi Fang Yuan tetap datar, langsung melangkah memimpin. 　　Ia tiba di depan pintu kamar asrama, membuka gembok, lalu mendorong pintu. 　　Begitu melangkah masuk ke kamar, kakinya langsung terhenti. 　　Pintu terbuka lebar, isi kamar tampak jelas. Perabotan sederhana dan polos, sama sekali tak ada orang lain. 　　Mo Yan berdiri di ambang pintu, melirik ke dalam lalu wajahnya berkerut: "Adik tingkat, lebih baik kau jelaskan! Di kamar tak ada siapa-siapa!" 　　Fang Yuan tersenyum tipis: "Bukankah aku manusia?" 　　Mo Yan menatap Fang Yuan, matanya berkilat seolah tersadar: "Yang aku cari adalah Gu, Yue, Fang, Yuan!" 　　Fang Yuan tertawa ringan: "Aku tak pernah bilang aku bukan Gu Yue Fang Yuan." BAB33: Kau Boleh Memaki 　　; 　　"Hah?" Alis Mo Yan berkerut, wajah kudanya memerah marah. Akhirnya dia sadar telah dipermainkan Fang Yuan.. 　　"Berani sekali kau menipu Nenek keluarga kami!" Tangannya yang kanan meraih hendak menangkap Fang Yuan. 　　Fang Yuan tak mundur, berdiri tegak sambil tertawa: "Pikir baik-baik, Mo Yan!" 　　Gerakan Mo Yan terhenti. Kakinya masih di ambang pintu, tangan kanan yang terulur tergantung di udara. Keraguan dan kemarahan melintas di wajahnya. 　　Ada peraturan keluarga yang jelas. Murid dilindungi di asrama, dilarang masuk sembarangan untuk menangkap siswa. Mo Yan hanya ingin memberi pelajaran pada Fang Yuan, bukan melanggar aturan klan. 　　"Jika hanya aku yang melanggar mungkin tak apa. Tapi bagaimana jika sampai membebani keluarga dan Kakek?" Pikirnya sambil menarik kembali tangan dengan geram. 　　Matanya menyala menatap Fang Yuan dalam kamar. Amarah dalam pandangannya seolah bisa membakar Fang Yuan menjadi abu seketika. 　　“Aku tak pernah membohongimu. Aku bilang akan membawamu menemui Fang Yuan, sekarang kau sudah menemukannya. Sepertinya, ada yang ingin kau katakan padaku.” Fang Yuan menyatukan kedua tangan di belakang punggung, tersenyum tipis tanpa sedikitpun gentar menghadapi tekanan guru Gu tingkat dua. Tatapannya tegas menantang sorot mata marah Mo Yan. 　　Jarak antara dia dan Mo Yan hanya selangkah. Satu orang di dalam kamar, satu lagi di luar. 　　Tapi jarak sedekat itu bagaikan jurang tak terjembatani. 　　“Hehehe, Fang Yuan... Fang Yuan, rupanya kau sangat memahami aturan klan.” Mo Yan menahan amarah, wajahnya dipenuhi senyuman dingin. “Tapi andalkan aturan klan hanya bisa menunda sebentar. Kau tak mungkin selamanya bersembunyi di asrama! Nenek akan lihat sampai kapan kau bisa mengelak!” 　　Fang Yuan tertawa lebar, memandang Mo Yan dengan sikap merendahkan: “Kalau begitu aku juga ingin lihat sampai kapan kau bisa mengepungku. Ah, sudah malam. Kau punya ranjang untuk tidur, tapi bagaimana denganmu? Jika besok aku tidak muncul di kelas, ketika guru asrama menyelidiki... menurutmu apa yang akan kukatakan?” 　　“Kau!” Mo Yan meledak marah, jari-jarinya menuding Fang Yuan seakan hendak menyerang. “Kau pikir aku tidak berani masuk dan menangkapmu?!” 　　Kreek. 　　Fang Yuan membuka pintu asramanya lebar-lebar. Senyum tipis mengembang di bibirnya, sorot matanya dalam bak kolam gelap. Suaranya penuh keyakinan akan kendali penuh atas situasi, menantang Mo Yan: “Kalau begitu, silakan bertindak.” 　　“Hehehe...” Mo Yan malah menjadi tenang, dia memicingkan mata melihat Fang Yuan, "Kau pikir aku akan terjebak taktik provokasimu?" 　　Fang Yuan mengangkat bahu, ia sudah lama memahami watak Mo Yan. 　　Jika ia menutup pintu kamar atau membiarkannya setengah terbuka, setidaknya ada 50% kemungkinan Mo Yan akan nekat masuk paksa. Tapi ketika sengaja membiarkan pintu terbuka lebar, justru membuat Mo Yan menjadi tenang dan lebih berhati-hati, kemungkinan nekat masuk nyaris tidak ada. 　　Pengalaman lima ratus tahun telah membuatnya memahami kelemahan dasar manusia. 　　Dengan santai ia memutar tubuh, membiarkan punggungnya terekspos sepenuhnya di hadapan Mo Yan. Jika Mo Yan menangkapnya sekarang, hampir pasti berhasil. Tapi Mo Yan tetap berdiri di luar pintu bagai terhalang gunung tak kasat mata. 　　Sampai Fang Yuan duduk bersila di ranjang, Mo Yan masih memandangnya dengan geram sambil menggemeretakkan gigi, tak kunjung bertindak. 　　"Inilah ironi manusia," batin Fang Yuan sambil duduk bersila, memandang Mo Yan yang membeku di luar pintu, "Seringkali yang membelenggu tindakan manusia bukanlah hambatan fisik, melainkan belenggu mental." 　　Dalam hal tingkat kultivasi, Fang Yuan jelas bukan tandingan Mo Yan saat ini. Tapi meski memiliki kekuatan tingkat 2, ia hanya bisa memandangi Fang Yuan tanpa berani bertindak. 　　Jarak mereka hanya beberapa langkah, pintu terbuka lebar tanpa penghalang. Yang benar-benar membelenggunya adalah dirinya sendiri. 　　“Manusia belajar dengan segala cara untuk memahami dunia dan mengetahui aturan, tujuannya adalah memanfaatkan aturan. Jika justru terbelenggu oleh aturan, hingga tangan kaki terikat karena ilmu yang dipelajari sendiri—inilah tragedi sesungguhnya.” Fang Yuan melirik Mo Yan terakhir kali, lalu perlahan menutup kelopak matanya, menyelami Samudera Yuan. 　　“Fang Yuan ini berani langsung berlatih di hadapanku! Sungguh tidak menganggapku sama sekali!!” Melihat adegan ini, dada Mo Yan sesak oleh kemarahan, hampir ingin muntah darah. 　　Ia ingin sekali menerjang dan langsung menghujani Fang Yuan dengan pukulan! 　　Tapi ia tahu tak boleh melakukannya. 　　Tiba-tiba Mo Yan merasa sedikit menyesal. Berdiri di luar pintu, ia terjebak dalam situasi sulit yang memalukan. 　　Ia tak rela menghentikan tindakan ini, tapi harga dirinya tak mengizinkan. Setelah mengerahkan banyak usaha untuk menghukum Fang Yuan, akhirnya malah jadi bahan ejekan. 　　Terlebih masih ada budak rumah tangga yang memperhatikan tingkahnya. 　　“Sialan! Si brengsek Fang Yuan ini benar-benar tidak kooperatif dan licik!” Geram Mo Yan sambil mulai berteriak-teriak di luar pintu, berusaha memancing Fang Yuan keluar. 　　“Fang Yuan, kau anak bajingan, kalau berani keluar sekarang!” 　　“Fang Yuan, sebagai pria sejati harus berani bertanggung jawab. Sekarang kau malah jadi pengecut, sungguh memalukan!” 　　“Jangan pura-pura tidak dengar di sana, cepat keluar!” 　　“Dasar pengecut, sampah tak berguna!!” 　　Fang Yuan sama sekali tidak menghiraukan, tak ada secercah respons pun. 　　"Mo Yan memaki sebentar, tapi tidak merasakan kepuasan seperti biasanya, malah semakin tersiksa." 　　Dia semakin merasa diri seperti badut atau wanita pemarah, tindakan menghadang di pintu benar-benar memalukan. 　　"Aaa... Benar-benar membuatku gila!" Mo Yan hampir tak bisa menahan diri, akhirnya menyerah dengan taktik provokasinya. 　　"Fang Yuan, kau bisa menghindari hari pertama tapi tidak hari kelima belas." Dengan geram dia menghentakkan kaki, pergi dengan rasa tak puas. Sebelum pergi melempar perintah terakhir, "Gao Wan, kau tetap berdiri di sini, awasi terus! Nenek tidak percaya dia tidak akan keluar." 　　"Hamba patuh!" Budak gagah Gao Wan segera membalas, tatapannya menghormati kepergian Mo Yan. Dalam hati mengeluh, malam di pegunungan lembap dan dingin ini harus dia jaga semalaman, risiko terkena flu sangat besar. Tugas yang menyiksa. 　　Blubuk... blubuk... 　　Di Yuanhai, pasang-surut tak henti, gelombang muncul dan lenyap. 　　Zhenyuan berwarna perunggu berkumpul seperti air, membentuk gelombang** yang terus menerus menghantam dinding qiao di bawah kendali kesadaran Fang Yuan. 　　Dinding qiao Gu Master tingkat awal berubah putih berkilau. Di bawah serangan zhenyuan perunggu, memancarkan bayangan warna-warni yang indah tak terucapkan. 　　Waktu berlahan mengalir, permukaan "laut perunggu" pun perlahan surut. 　　Dari semula 4.4%, turun hingga 1.2%. 　　"Gu Master harus meningkatkan level dengan terus mengonsumsi Zhen Yuan untuk merawat rongga kosong. Dinding rongga Gu Master pemula adalah membran cahaya, tingkat menengah membran air, tingkat tinggi membran batu. Untuk naik dari pemula ke menengah, aku harus membentuk membran air dari membran cahaya melalui proses pencucian dan perawatan." 　　Ingatan 500 tahun kehidupan sebelumnya membuat Fang Yuan menguasai praktik kultivasi periode ini dengan detail sempurna, jelas seperti melihat api. 　　Ia perlahan membuka mata. 　　Tampak sekarang sudah larut malam. 　　Bulan sabit tergantung tinggi di langit malam, memancarkan cahaya bulan putih bagai air. 　　Pintu terbuka lebar, cahaya bulan masuk membuat Fang Yuan teringat puisi terkenal dari Bumi——Cahaya bulan di depan ranjang, disangka embun beku di tanah. 　　Angin malam berhembus pelan, membawa hawa dingin. 　　Fang Yuan tak memiliki serangga gu penghangat, tubuh remaja 15 tahunnya tak kuasa bergetar. 　　Malam di pegunungan memang cukup dingin. 　　"Dasar bocah, kau akhirnya membuka mata. Sampai kapan kau mau berlatih?! Cepat keluar! Tunduk atau melawan, hukumannya sama. Kau memukul Young Master Mobei keluarga kami, pasti akan dihajar Nona Besar kami." Melihat Fang Yuan akhirnya bergerak, budak kasar Gao Wan yang sejak tadi berdiri di pintu langsung bersemangat. 　　Fang Yuan memicingkan mata, sepertinya wanita Gu Master level dua itu sudah pergi? 　　“Brengsek, kau dengar tidak? Cepat keluar dari situ, gua! Kau bisa tinggal di kamar, tidur di ranjang, sementara gua harus berdiri di halaman ini. Kalau tidak segera keluar, percaya tidak gua akan masuk paksa?!” Melihat Fang Yuan tidak bereaksi, Gao Wan mengancam. 　　Fang Yuan tetap tidak bergeming. 　　“Barang brengsek, cepat keluar dan menyerah! Kau sudah menghina cabang keluarga Mo kami, mulai sekarang hidupmu takkan tenang. Segera sujud minta maaf pada Nona Besar, mungkin masih ada kesempatan untuk dimaafkan.” Gao Wan terus memaki. 　　Fang Yuan mengabaikan. Dengan tenang ia mengambil sekeping batu Yuan dari kantong uang, menggenggamnya di telapak tangan. Perlahan ia menutup kedua matanya. 　　Gao Wan yang melihat Fang Yuan hendak melanjutkan latihan langsung panik, “Kau cuma bakat kelas C, paling-paling pendekar Gu tingkat dua, buat apa latihan?! Sendirian mana bisa melawan seluruh cabang keluarga Mo kami? Dasar tuli, kau dengar kata-kata Ye tidak?!” BABKetiga Puluh Empat: Menghancurkanmu! 　　; 　　Fang Yuan tetap mengabaikan, fokus terbagi dua. .. 　　Sambil menyerap energi murni alami dari batu Yuan, ia mengamati rongga kosongnya. 　　Permukaan laut energi murni di rongga kosong yang sempat surut, perlahan mulai naik kembali seiring masuknya energi alami. 　　Meski kenaikannya agak lambat, Fang Yuan tidak buru-buru. 　　Latihan adalah akumulasi, tak bisa dipaksakan. 　　Justru budak rumah paruh baya di luar kamar yang semakin gelisah. 　　Sekitar setengah jam kemudian, laut energi perunggu Fang Yuan kembali mencapai batas maksimal 44%. 　　Tapi ini belum selesai. 　　Pada saat ini, Lautan Zhen Yuan menampilkan warna hijau zamrud, ini hanyalah Zhen Yuan Perunggu tingkat awal putaran pertama. 　　Zhen Yuan yang sebelumnya digunakan Fang Yuan untuk merawat dinding meridian bukanlah Zhen Yuan tingkat awal, melainkan Zhen Yuan tingkat menengah yang telah dimurnikan oleh Wine Worm. 　　"Wine Worm." Begitu pikiran Fang Yuan bergerak, Wine Worm dalam Lautan Zhen Yuan langsung terbang melayang, mengambang di udara, menyusut menjadi bola putih seperti tangyuan. 　　Swoosh. 　　10% Zhen Yuan tingkat awal dikumpulkan dan dikeluarkan, dimasukkan ke dalam tubuh Wine Worm, dengan cepat diserap hingga tak tersisa. 　　Kemudian, kabut aroma alkohol yang harum keluar dari permukaan tubuh Wine Worm, berkumpul menjadi gumpalan. 　　Fang Yuan sekali lagi mengeluarkan 10% Zhen Yuan, memasukkannya ke dalam kabut alkohol ini. 　　Setelah kabut alkohol sepenuhnya terkonsumsi, 10% Zhen Yuan tingkat awal yang semula volumenya tiba-tiba menyusut setengah, sementara warnanya berubah dari hijau zamrud menjadi hijau pucat. 　　Ini adalah Zhen Yuan tingkat menengah. 　　"Murid biasa menggunakan Zhen Yuan tingkat awal putaran pertama untuk meningkatkan cultivation. Tapi aku menggunakan Zhen Yuan tingkat menengah, efisiensinya setidaknya dua kali lipat lebih tinggi dari mereka. Selain itu, menggunakan Zhen Yuan tingkat menengah untuk mengaktifkan Moonlight Gu, Moon Blade yang dihasilkan juga lebih kuat dibandingkan dengan yang diaktifkan oleh Zhen Yuan tingkat awal." 　　Hanya setelah seluruh Lautan Zhen Yuan dimurnikan dan disuling menjadi Zhen Yuan tingkat menengah putaran pertama, barulah Fang Yuan membuka matanya. 　　Cultivation tak mengenal waktu, saat ini sudah memasuki waktu subuh. 　　Langit sudah bukan lagi hitam murni, melainkan warna biru-hitam pekat. 　　Bulan telah menghilang, hanya menyisakan beberapa bintang tersisa. 　　"Pintu gerbang hampir terbuka sepanjang malam, sudut bawah daun pintu kayu yang basah memperlihatkan warna hitam akibat noda air." 　　Asrama sekolah memang memiliki kelemahan ini, tidak nyaman seperti rumah panggung bambu biasa yang berada di atas tiang, karena langsung menempel di tanah sehingga tingkat kelembapannya tinggi. 　　Sadar kembali, Fang Yuan juga merasakan hawa dingin menyelimuti tubuh kekarnya. Setelah duduk bersila lama, kedua kakinya terasa mati rasa. 　　Ia membuka tangan kanan yang terkepal, seketika menaburkan serbuk batu abu-abu pucat. 　　Ini adalah sisa serbuk setelah energi asli dari batu Yuan terserap sepenuhnya. 　　"Semalam aku menghabiskan tiga batu Yuan untuk latihan." Fang Yuan menghitung dalam hati. 　　Bakatnya hanya tingkat C, tapi demi mengejar kecepatan latihan, ia terus menggunakan batu Yuan untuk mengisi energi. Yang lebih krusial, ia memanfaatkan cacing anggur untuk memurnikan energi menengah. 　　Hal ini secara signifikan meningkatkan konsumsi batu Yuan. 　　"Meski kemarin merampok lagi, tapi semalam menghabiskan tiga batu Yuan. Dengan begini, meski terlihat banyak, tidak akan bertahan untuk latihan jangka panjang... Tapi mengejar kecepatan dan efisiensi latihan memang harus membayar harga." 　　Fang Yuan kembali memandang ke luar pintu. 　　Terlihat budak tegap bernama Gao Wan sedang berjongkok di sudut tembok, tubuhnya meringkuk seperti tertidur. 　　“Sepertinya Gushi wanita kelas dua itu sudah lama pergi. Menyisakan Gao Wan ini untuk menjagaku di sini. Heh.” Senyum dingin mengembang di sudut bibir Fang Yuan. Ia turun dari ranjang dan mulai menggerakkan tubuhnya diam-diam. 　　Tubuhnya mulai memanas, lalu ia melangkah keluar dari asrama. 　　“Bocah, akhirnya kau keluar juga. Bagaimana, menyerah dengan baik dan ikut aku, bersujud meminta maaf kepada Nona Besar keluarga kami?” Kedua telinga Gao Wan berkedut menangkap langkah kaki Fang Yuan, tubuhnya langsung melonjak berdiri. 　　Posturnya kekar, tingginya hampir dua kali lipat Fang Yuan. 　　Otot-ototnya menonjol, di bawah alis yang melengkung tajam, sorot mata sempitnya memancarkan cahaya kejam dan jahat, bagaikan hyena yang kelaparan. 　　Fang Yuan tetap tanpa ekspresi, terus berjalan mendekatinya. 　　“Bocah, kalau kau keluar lebih awal mungkin masih bisa dimaafkan. Baru keluar sekarang, tahukah kau berapa banyak penderitaan yang Ye alami sambil menjagamu?” Ia tertawa terkekeh sambil melangkah mendekati Fang Yuan dengan raut wajah penuh niat jahat. 　　Tiba-tiba Fang Yuan meneriakkan pekikan kecil, melompat tajam sambil mengacungkan tinju ke arah Gao Wan. 　　“Bocah brengsek, tidak tahu hidup mati!!” Wajah Gao Wan berkerut, emosi memenuhi perutnya. Ia mengayunkan tinju sebesar mangkuk ke arah Fang Yuan. 　　Tinju itu melesat dengan kekuatan luar biasa, menembus udara hingga menimbulkan desisan angin. 　　Tatapan Fang Yuan jernih bagai aliran air. Saat tinju itu menghampiri, kakinya melangkah serong, tubuhnya bergeser ke samping Gao Wan. 　　Menjulurkan jari-jari, menusuk pinggang Gao Wan. 　　Gao Wan mengangkat lengan untuk menangkis, Fang Yuan gagal menusuk dan hanya mengenai lengan kiri depan Gao Wan. 　　Fang Yuan segera merasakan jari-jarinya seperti menancap pada lempengan besi, sakit dan mati rasa. 　　"Gao Wan ini sudah mencapai puncak keahlian bela diri manusia biasa. Saat ini aku hanya memiliki serangga gu cahaya bulan untuk bertarung, tanpa bantuan serangga gu lain. Dalam hal jurus tangan kosong, aku bukan lawannya!" Tatapan Fang Yuan berkilat, dengan bijak segera menghentikan serangan dan mundur beberapa langkah menjauh. 　　Di Benteng Gu Yue, hanya anggota klan Gu Yue yang berhak menjadi guru serangga gu. 　　Orang marga lain, baik memiliki bakat kultivasi maupun tidak, tidak berhak mengikuti Upacara Pembukaan Aura. 　　Namun manusia biasa ini bisa mempelajari ilmu bela diri tangan kosong. 　　Seperti Gao Wan di depan mata, meski bukan guru serangga gu, pasti telah berlatih keras ilmu bela diri dengan dasar yang solid, ditambah usia paruh baya - puncak kekuatan fisik manusia biasa. 　　Selain serangga gu cahaya bulan yang bisa digunakan untuk bertarung, tubuh Fang Yuan hanyalah remaja 15 tahun. Baik kekuatan, kelincahan, maupun daya tahan, semuanya kalah dari Gao Wan. 　　Petarung seperti Gao Wan mampu membunuh guru serangga gu tingkat satu fase awal. Bahkan guru serangga gu fase menengah bisa terancam olehnya. 　　"Bocah ini terlalu licik!" Gao Wan masih merasakan sisa ketakutan saat melihat Fang Yuan menjauh. 　　Pinggang adalah titik vital manusia. Tusukan kuat di area ini bisa menyebabkan luka serius, bahkan kematian jika terlalu keras. 　　Gao Wan telah berdiri di luar halaman sepanjang malam, tubuhnya dikepung oleh hawa lembap dan dingin, reaksinya agak melambat. Serangan barusan nyaris membuat Fang Yuan berhasil. Untungnya meski biasa menjilat, ia tetap rajin berlatih. Insting tubuhnya mengalahkan reaksi otak di saat kritis, berhasil menahan serangan Fang Yuan dengan susah payah. 　　"Tak boleh lengah lagi. Bocah ini seperti anak serigala, serangannya kejam dan licik. Sedikit ceroboh pasti terjebak. Pantas Tuan Muda dua kali pingsan ditangan-nya." Gao Wan mengusap keringat dingin di dahinya, menghilangkan sikap meremehkannya sebelumnya, kini sepenuhnya waspada pada Fang Yuan. 　　"Jika berhasil menangkap bocah ini, aku akan dihargai besar. Nona Besar pasti akan memberi hadiah! Pisau bulan tingkat awal, paling hanya bisa disebut pisau biasa. Selama tidak kena bagian vital, hanya luka permukaan berdarah." 　　Memikirkan ini, dada Gao Wan membara. Dua tangannya yang seperti capit besi langsung menyambar ke arah Fang Yuan. 　　Bleguk. Bleguk. Bleguk. 　　Fang Yuan sama sekali tidak gentar, maju menghadapi Gao Wan, bertarung jarak dekat. Untuk sementara waktu, tinju dan tendangan saling bertabrakan, serangan dan pertahanan silih berganti, menciptakan suara gedebuk beruntun. 　　Saat merampok murid-murid, ia hanya menggunakan telapak tangan untuk mengendalikan situasi. Kini melawan Gao Wan, ia tak lagi menahan diri. 　　Kadang mengorek mata dengan jari-jari, menusuk tenggorokan. Kadang menghantam dagu dengan pangkal telapak tangan, menebak tengkuk dengan sisi tangan. Kadang mendorong selangkangan dengan lutut, menusuk pinggang dengan siku. 　　Gao Wan berkeringat dingin ketakutan. 　　Fang Yuan menyerang titik vital Gao Wan tanpa henti, caranya kejam dan sadis, seolah ingin membunuhnya. 　　Gao Wan hanya manusia biasa, bukan Gu Master. Meski terlatih bela diri, titik lemah tetap ada. Manusia tak bisa mengubah kelopak mata menjadi baja - inilah keterbatasan ilmu bela diri orang biasa. 　　Sebaliknya, Gao Wan tak berani membunuh Fang Yuan. 　　Fang Yuan anggota klan Gu Yue. Jika terbunuh, Gao Wan akan ditangkap massa dan dihukum potong tubuh. Klan Mo akan pertama membersihkan aib. 　　Karena itu rencananya menangkap Fang Yuan hidup-hidup, sambil memberinya siksaan selama proses. 　　Satu pihak ragu-ragu, satu pihak berniat membunuh - di medan perang Fang Yuan justru mendominasi Gao Wan! BAB35: Teriaklah Sekarang 　　; 　　Keunggulan sementara Fang Yuan tak akan bertahan lama... 　　Dalam jalinan pukulan dan tendangan, nafasnya mulai tersengal. Sementara Gao Wan masih stabil stamina-nya - jurang perbedaan stamina mereka lebar. 　　Bersamaan itu, tubuh Gao Wan yang mulai panas membuat pukulannya semakin cepat, mengikis efek mati rasa dan kelambatan akibat dingin - mulai menampakkan kemampuan bela diri puluhan tahun latihannya. 　　"Dasar bocah, kau tak mungkin menang! Peraturan klan melunakanmu menggunakan Moonlight Gu di area sekolah. Nasibmu sudah tamat - hari ini kau akan jadi tawananku!" Gao Wan tertawa bengis. Pengalamannya berperang membuatnya menggunakan kata-kata untuk meruntuhkan semangat Fang Yuan. 　　"Saat ini aku masih remaja, tubuh belum sepenuhnya terbentuk, kualitas fisik tak sebanding budak kasar ini." Pikiran Fang Yuan dingin bagai es, setelah lima ratus tahun tempering, bagaimana mungkin semangat juangnya bisa goyah? 　　"Cahaya bulan gu!" Hatinya berdesir, sambil mengerahkan energi sejati, tubuhnya melompat mundur menjauh dari Gao Wan. 　　Gao Wan hendak mengejar, tiba-tiba melihat di telapak tangan Fang Yuan memancarkan cahaya biru kehijauan. 　　Wajaknya langsung muram, berteriak: "Bocah, menggunakan serangga gu untuk bertarung di sekolah, itu melanggar aturan klan!" 　　"Melanggar lalu kenapa?" Fang Yuan menyeringai dingin. Mempelajari aturan klan, menguasainya, tujuannya tak pernah untuk menaatinya. 　　Seketika, telapak tangannya menyabet udara ke arah Gao Wan. 　　Ciiiitt! Suara lembut terdengar, bilau bulan berwarna biru melesat tepat ke arah wajah Gao Wan. 　　Gao Wan mengatupkan gigi, mengangkat kedua lengan menyatu di depan wajah membentuk perisai lengan. Sambil terus melangkah maju ke arah Fang Yuan, berniat menahan serangan dan menyelesaikan pertarungan cepat. 　　Bilau bulan menghantam lengannya, plak! Darah dan daging beterbangan di bawah cahaya bulan. Rasa sakit neurotik yang amat hebat menyambar saraf Gao Wan, membuatnya nyaris pingsan tak tertahankan. 　　"Bagaimana mungkin?!" Momentumnya terhenti mendadak, jantungnya berdebar ketakutan saat menyadari kedua lengan bawahnya telah terbelah secara horizontal dengan luka dalam. Darah terus mengucur dari luka itu, terlihat daging dan otak berdarah dari samping. Bahkan tulang lengan pucat yang patah terlihat jelas. 　　Gao Wan langsung terkejut: "Ini mustahil! Moon Blade tingkat satu awal paling-paling bisa melukai dagingku. Bagaimana bisa memutus tulangku? Ini hanya bisa dilakukan oleh ahli tingkat satu menengah!!" 　　Tentu saja dia tak tahu, meski Fang Yuan hanya Gu Master tingkat satu awal. Tapi berkat pemurnian Wine Worm, dia memiliki energi sejati setara tingkat satu menengah. 　　Moonlight Gu yang digerakkan energi menengah secara alami menghasilkan Moon Blade dengan daya rusak lebih kuat dari tingkat awal. 　　"Bahaya, anak ini aneh!!" Gao Wan tak sempat menghindar, langsung terluka parah. Semangat bertarungnya hilang, dia segera memutuskan untuk mundur. 　　"Kau pikir bisa kabur?" Fang Yuan menyeringai dingin, mulai mengejar sambil terus melepaskan Moon Blade bertubi-tubi. 　　"Tolong!!" Gao Wan berteriak histeris, berlari pontang-panting. Teriakannya menggema di ruang kelas yang sunyi. 　　"Ada apa? Seseorang berteriak minta tolong!" Suara itu membangunkan penjaga sekolah di dekatnya. 　　"Itu budak yang ditinggalkan Nona Besar Mo Yan dari Keluarga Mo." Para penjaga yang datang melihat adegan pengejaran, lalu menghentikan langkah mereka. 　　"Dia cuma budak, tak perlu membelanya!" 　　"Membiarkannya di sini sudah cukup sebagai penghormatan pada Keluarga Mo." 　　“Masih harus berhati-hati, mencegah dia nekat melompati tembok, menyakiti Fang Yuan itu.” 　　Para pengawal yang tegang mengerumuni, tapi tak bertindak, hanya mengamati. 　　Budak bernama Gao Wan ini, mati pun tak masalah, tak ada hubungan dengan mereka. Tapi jika Fang Yuan tewas atau terluka, itu tanggung jawab mereka. 　　Melihat pemandangan ini, hati Gao Wan benar-benar membeku. Ia menjerit pilu: "Kita semua orang luar marga, kalian tak boleh membiarkan aku mati tanpa menolong!" 　　Darah yang hilang dari tubuhnya semakin banyak, kecepatannya perlahan menurun. 　　Fang Yuan menyusul dari belakang, suaranya dingin bagai es, menjatuhkan hukuman mati pada Gao Wan: "Teriaklah, sekeras apapun tak ada gunanya." 　　Sambil berkata, ia menyibakkan pisau tangan, dua bilah bulan berkelebat terbang. 　　Sua-sua dua kali, tepat mengenai leher Gao Wan. 　　Gao Wan hanya merasakan hatinya terasa dingin, seolah terjatuh ke jurang yang dalam. 　　Sekejap kemudian, pandangannya tiba-tiba berputar-putar. Ia malah melihat kakinya sendiri, dada, punggung... dan leher yang terpotong. 　　Kemudian, ia menyambut kegelapan total. 　　Gao Wan tewas. 　　Kepalanya terpenggal oleh dua sabetan bulan Fang Yuan, melayang lalu tubuhnya berlari sepuluh meter sebelum terjatuh. Darah merah segar memancur deras dari lehernya seperti air mancur, mengecat sekeliling bunga dan rumput menjadi merah darah. 　　"Bunuh orang!" 　　"Fang Yuan membunuh orang!!" 　　"Para pengawal tak bisa menahan decak kagum ringan. Mereka menyaksikan seluruh proses terjadi dengan mata kepala sendiri, seluruh tubuh mereka bergetar, merasakan ketakutan dan kengerian." 　　"Fang Yuan hanyalah remaja lemah berusia lima belas tahun, tapi tanpa ekspresi membunuh seorang pria dewasa kekar. Inilah kekuatan Gu Master!" 　　Situasi pertempuran telah ditentukan. 　　Fang Yuan memperlambat langkahnya, berjalan perlahan mendekat. 　　"Wajahnya tetap datar, seolah baru saja melakukan hal remeh seperti makan-minum. Ekspresi ini justru membuat hati para pengawal merasakan hawa dingin." 　　Kepala Gao Wan terbaring di tanah, kedua matanya membelalak, mati tanpa bisa menutup mata. 　　Tanpa perubahan ekspresi, Fang Yuan mengangkat kaki dan menendang kepala itu hingga terlempar. 　　Semua pengawal menyaksikannya dengan kedutan di sudut mata. 　　Saat Fang Yuan mendekati tubuh kekar Gao Wan, ia menemukan tubuh itu masih bergemetar. Darah segera menggenangi tanah membentuk genangan kecil. 　　Ia mengamati luka di tubuh Gao Wan dengan wajah muram. Luka-luka ini sangat dalam, cukup untuk mengungkap rahasia dirinya memiliki energi sejati tingkat menengah. 　　"Sekali rahasia ini terbongkar, akan cepat menarik perhatian pada kutu wine-nya. Jika kutu wine terungkap, manajemen keluarga pasti akan menghubungkannya dengan Hua Jiu Xing Zhe." 　　Karena itu, Fang Yuan harus menjaga rahasia ini. 　　"Tapi terlalu banyak yang melihat." Pandangan Fang Yuan menyapu para pengawal yang menyaksikan di sekitar, lebih dari sepuluh orang. Energi sejatinya kini tersisa kurang dari sepuluh persen, mustahil membunuh mereka semua. 　　Setelah berpikir sejenak, Fang Yuan membungkuk, meraih pergelangan kaki Gao Wan, lalu menyeret mayat itu secara terbalik untuk dibawa kembali. 　　"Tuan Fang Yuan, serahkan saja pada kami untuk membersihkan ini," para pengawal berusaha menahan rasa ngeri mereka sambil menghampiri, bersikap sopan kepada Fang Yuan. 　　Kesopanan itu bercampur dengan ketakutan yang jelas terlihat. 　　Fang Yuan memandang mereka satu per satu dengan tenang. Para pengawal secara refleks menahan napas, kepala mereka menunduk serentak. 　　"Berikan pedang padaku." Ia mengulurkan tangan, berkata dengan datar. 　　Nada perintahnya mengandung wibawa yang tak terbantahkan. 　　Pengawal terdekat secara tak sadar menyerahkan pedang yang tergantung di pinggangnya. 　　Fang Yuan menerima pedang itu lalu melanjutkan langkah. 　　Belasan pengawal tertinggal berdiri kaku, memandang punggung Fang Yuan yang menjauh. 　　Mentari pagi terbit dari ufuk timur, sinar pertama menerobos celah pegunungan, menyinari ruang kelas. 　　Di usia 15 tahun, tubuh Fang Yuan masih kurus khas remaja, kulitnya pucat. 　　Di bawah cahaya fajar, ia berjalan dengan tempo yang mantap. 　　Di tangan kirinya tergenggam pedang berkilauan. 　　Tangan kanannya menyeret mayat tanpa kepala secara terbalik. 　　Jejak darah merah segar tertinggal di batu hitam sepanjang jalur yang dilaluinya. 　　Para pengawal di belakang tertegun menyaksikan, kedinginan membuat seluruh tubuh mereka kaku. 　　Sinar matahari pagi menyinari tubuh mereka, tapi tak sedikitpun kehangatan atau cahaya yang mereka rasakan. 　　Gedor. 　　Tak tahu siapa, jakun bergerak menelan ludah. 　　（ps：Sebuah buku ditulis, ada yang suka, ada juga yang tidak. Bagi yang tidak suka, tak perlu pusing, ganti buku lain saja. Bagi yang menyukai, dukunglah buku ini sepenuhnya! Di hari pertama Tahun Baru, serukan rekomendasi, serukan koleksi!! Setelah kiamat, tunjukkan kekuatan sesama pengikut Jalan Iblis, kumpulkan ribuan kekuatan menjadi nyala api iblis yang menjulang, biarkan dunia melihat keperkasaan pengikut Jalan Iblis! Di tahun baru ini, jaga wilayah terakhir Jalan Iblis, bangkitkan kembali Jalan Iblis, kobarkan kejayaan Jalan Iblis!!） BABke-36: Memutilasi Mayat Sebagai Hadiah! 　　; 　　"Kalian dengar? Fang Yuan membunuh orang!" Seorang murid berbisik pada teman sebangkunya..： 　　"Aku juga dengar. Dia benar-benar membunuh." Teman itu menutupi dada, wajahnya pucat. 　　"Banyak pengawal yang melihat saat itu. Fang Yuan mengejar orang itu, orang itu memohon ampun, tapi Fang Yuan tak mengizinkan, langsung memenggal kepalanya!" 　　"Bukan cuma itu. Fang Yuan tak hanya membunuh, bahkan mayat tanpa kepala itu dibawa ke asrama, dipotong-potong sampai jadi bubur daging." 　　"Benar atau tidak ini?" 　　"Sangat-sangat benar. Pagi tadi aku datang lebih awal, masih melihat sisa darah di celah batu paving." 　　"Ah, buat apa bohong! Baru saja Sesepuh keluarga memanggil Fang Yuan, pasti karena urusan ini!" 　　Para remaja di ruang kelas tak fokus belajar, sibuk berbisik-bisik. 　　Pembunuhan, bagi remaja lima belas tahun ini, masih asing dan menakutkan. 　　"Sejak kecil, mereka berada dalam perlindungan keluarga, paling-paling hanya melakukan adu fisik, membunuh ayam atau anjing." 　　"Masalah membunuh orang, masih jauh dari jangkauan mereka." 　　"Fang Yuan membunuh siapa?" 　　"Katanya budak dari cabang keluarga Mo." 　　"Hei, aku yang paling tahu soal ini. Semalam aku melihat sendiri Kakak Mo Yan dari keluarga Mo membawa sekelompok budak datang mengganggu Fang Yuan." 　　"Keluarga Mo? Ini buruk, Mo Bei pasti dalam masalah sekarang." 　　Banyak remaja menatap Gu Yue Mo Bei. 　　Mo Bei duduk pucat di tempatnya. Dia baru tahu kabar pagi ini - Fang Yuan ternyata membunuh seseorang, bahkan Gao Wan yang dikenalnya! 　　Gao Wan ini sangat dikenal Mo Bei. Sebagai budak yang aktif, pandai menjilat, dan terlatih dalam bela diri, dia merupakan kaki tangan yang andal. 　　Beberapa waktu lalu, Gao Wan bahkan pernah berlatih dengannya. Tak disangka kini tewas di tangan Fang Yuan! 　　Karena itu, rasa terkejut dan ketidakpercayaan dalam hati Mo Bei dua kali lipat lebih kuat daripada yang lain. 　　Selain terkejut, muncul pula kekhawatiran dan ketakutan. 　　Menghadapi pembunuh kejam seperti Fang Yuan, mustahil Mo Bei yang berusia 15 tahun ini tidak merasa takut. 　　Sebenarnya bukan hanya dia, remaja-remaja lain juga ketakutan. 　　Fang Yuan telah merampok mereka dua kali, dan setiap orang pernah berkelahi dengannya. 　　"Aku pernah berkelahi dengan pembunuh sadis seperti ini? Aku masih hidup?" Banyak yang menepuk dada, merasakan ngeri yang tertunda. 　　Fang Yuan membunuh orang sudah biasa, tapi yang penting adalah ia juga memutilasi mayat, menghancurkan mayat tersebut, menjadikannya bubur daging. 　　Ini benar-benar kejam! 　　Fakta kejahatan mengerikan seperti ini mengguncang hati nurani polos para remaja. 　　…… 　　Di dalam kamar, hanya ada Sesepuh Sekolah dan Fang Yuan. 　　Sesepuh Sekolah duduk, Fang Yuan berdiri, tak seorang pun membuka mulut, suasana terasa menekan dan berat. 　　Sesepuh Sekolah memandang Fang Yuan dalam diam, kilasan cahaya kompleks terlihat di matanya. 　　Sejak pagi, pengawal telah melaporkan peristiwa Fang Yuan melakukan pembunuhan. Kabar ini membuatnya kaget sekaligus curiga. 　　Sebagai ahli Gu tingkat tiga yang berpengalaman dan bertanggung jawab atas sekolah, ia sangat paham kemampuan bertarung ahli Gu tingkat satu pemula. 　　Fakta bahwa Fang Yuan bisa membunuh Gao Wan bisa dikatakan sebagai kemenangan lemah atas kuat. 　　Faktanya, sejak kemarin sore pengawal sudah melaporkan insiden Mo Yan menyandera Fang Yuan dan menyusup masuk ke sekolah. 　　Saat itu ia tidak memperhatikan, juga tidak mencegah. 　　Tugasnya sebagai Sesepuh Sekolah adalah membina calon ahli Gu masa depan, bukan melindungi mereka. Selama tidak ada korban jiwa, ia mendukung persaingan terselubung. 　　Mo Yan datang membuat masalah untuk Fang Yuan, ia senang melihat hal itu terjadi. 　　Pertama, ia tahu pertarungan - baik menang atau kalah - akan bermanfaat bagi perkembangan Fang Yuan. Kedua, ia ingin menekan sorotan yang didapat Fang Yuan. 　　Fang Yuan telah dua kali berturut-turut memblokir gerbang sekolah, merampas semua murid. Sorotan ini terlalu menyilaukan, perlu diredam. 　　Tapi yang tidak ia duga adalah, Mo Yan pulang dengan tangan hampa, meninggalkan budak keluarga Gao Wan. Dan Gao Wan ternyata tidak bisa mengalahkan Fang Yuan, malah dibunuh oleh Fang Yuan! 　　Di dunia ini, kekuatan adalah segalanya. Membunuh bukan hal aneh, terutama bagi para Gu Master, ini bisa dibilang kejadian yang sangat biasa. 　　Tapi remaja 15 tahun yang pertama kali membunuh, ini bukan hal sepele. 　　Sesepuh Kelas Pelatihan masih mengingat jelas pemandangan pertama kali ia membunuh. Saat itu ia sudah menjadi Gu Master level dua, usia 19 tahun, dalam sebuah konflik ia membunuh seorang Gu Master dari Desa Bai. 　　Setelah membunuh, ia muntah-muntah parah, hati dipenuhi kepanikan. Beberapa hari selera makannya hilang, tidak ingin makan. Tidur pun tidak nyenyak, setiap kali menutup mata yang terlihat adalah tatapan mata penuh kemarahan orang itu sebelum mati. 　　Sekarang lihat Fang Yuan ini, wajahnya tenang seperti biasa, mana ada tanda panik? Bahkan tidak ada ketidaknyamanan sama sekali, seolah semalam ia hanya tidur nyenyak, yang membunuh bukanlah dirinya. 　　Terutama setelah Sesepuh Kelas Pelatihan mendengar, Fang Yuan tidak hanya membunuh budak ini tapi juga menyeret mayatnya ke asrama, memotong-motongnya menjadi bubur daging untuk melampiaskan amarah. Cara kejam seperti ini, mendengarnya saja sudah menakutkan! 　　Karena itu, tatapan Sesepuh Kelas Pelatihan yang sekarang mengamati Fang Yuan dipenuhi perasaan kompleks. 　　Di satu sisi, ia takjub akan sikap dingin Fang Yuan terhadap nyawa, mentalnya keras bagai es. Di sisi lain, ada sedikit kekaguman. Fang Yuan memang terlahir sebagai bibit pejuang. Baru saja menguasai serangga gu cahaya bulan, langsung dipakai untuk membunuh. Remaja biasa, bahkan jenius kelas satu sekalipun, belum tentu mampu. Inilah bakat tempur sejati! Jika dikembangkan untuk berperang demi keluarga, akan menjadi mimpi buruk musuh. 　　Aspek ketiga adalah kekhawatiran dan kegelisahan. 　　Khawatir setelah kejadian ini, aura Fang Yuan semakin kuat sehingga sulit diredam. Fang Yuan ini terlalu berani, tidak hanya melanggar aturan keluarga dengan menggunakan serangga gu di sekolah, tapi juga sampai membunuh. Harus ditekan ambisinya, kalau tidak bagaimana aku bisa mengelola sekolah ini? 　　Yang membuat gelisah adalah bagaimana menyelesaikan masalah ini, karena menyangkut cabang Mo dari keluarga kita. 　　"Fang Yuan, tahukah kau mengapa aku memanggilmu?" Sesepuh sekolah memecah keheningan ruangan dengan suara berat. 　　"Aku tahu." Fang Yuan mengangguk. "Aku menggunakan serangga gu cahaya bulan di sekolah, melanggar aturan keluarga. Menurut peraturan, pelanggaran pertama dikenai denda tiga puluh batu yuan." 　　Ia menghindari inti masalah, sama sekali tidak menyentuh kematian Gao Wan. 　　Sesepuh sekolah tertegun, tidak menyangka jawaban Fang Yuan seperti itu. 　　Wajahnya menjadi muram. "Hmph!" hardiknya. "Jangan berpura-pura bodoh di hadapanku! Kujelaskan, apa yang terjadi dengan kematian Gao Wan?" 　　Fang Yuan memicingkan matanya: "Hmph! Gao Wan ini adalah bawahan yang melawan atasan, niatnya jahat. Semalam tidak hanya menghalangi pintu kamarku, tapi juga ingin membunuhku. Untuk membela diri, terpaksa kugunakan Gu cahaya bulan, berhasil membunuh si penjahat ini. Kucurigai orang ini kemungkinan besar adalah mata-mata dari perkemahan lain, mohon pertimbangan Sesepuh keluarga!" 　　Sesepuh Akademi mengerutkan kening mendengar perkataan ini, sejenak tak tahu harus berkata apa. 　　Kini Gao Wan sudah mati, Fang Yuan bisa berkata apa saja. Ia hanya orang luar, bukan anggota keluarga, mati pun tak berarti. Sesepuh Akademi sama sekali tak peduli. Tapi yang dikhawatirkannya adalah reaksi Klan Mo. Gao Wan adalah budak Klan Mo, tapi mati di dalam akademi. Sebagai pengelola akademi, ia harus memberi penjelasan pada Klan Mo. 　　Setelah berpikir sejenak, Sesepuh Akademi menatap tajam Fang Yuan: "Kalau begitu kutetapkan, bagaimana kau mengurus mayat Gao Wan?" 　　Senyum kejam mengembang di sudut mulut Fang Yuan: "Kupotong-potong tubuh Gao Wan, taruh dalam kotak kayu, lalu kulempar ke pintu belakang Klan Mo saat fajar menyingsing." 　　"Apa?!" Sesepuh Akademi terkejut, hampir tak bisa menahan diri untuk tidak bangkit dari kursinya. 　　Fang Yuan tidak hanya membunuh budak mereka, tapi juga memotong-motong mayatnya dan meletakkannya di pintu belakang Klan Mo. Ini jelas **provokasi telanjang**! 　　Bagi Sesepuh Akademi yang ingin meredakan masalah ini, ini benar-benar kabar buruk. 　　Fang Yuan hanyalah Penyihir Gu tingkat satu remeh. Bagaimana reaksi Klan Mo yang besar ini? 　　Sesepuh Akademi memikirkan hal ini, tiba-tiba merasa sakit kepala. Situasi telah lepas dari kendalinya. Fang Yuan ini benar-benar pembuat onar! 　　"Ah, sudah terjadi tak bisa diubah dengan banyak bicara. Kau mundur dulu, dalam beberapa hari akan ada hukuman. Bersiaplah secara psikologis." Sesepuh keluarga itu kacau pikirannya, mengibaskan tangan menyuruh Fang Yuan pergi. Ia perlu ketenangan untuk merancang strategi. BABKetiga Puluh Tujuh: Sekaligus Kompromi dan Ancaman 　　; 　　Sementara itu di Keluarga Mo... 　　"Apa yang sudah kuperingatkan? Lihat apa yang kau lakukan!" Di ruang kerja, Gu Yue Mo Chen menghantam meja dengan amarah. 　　Mo Yan berdiri di hadapan lelaki tua itu, menundukkan kepala. Matanya memancarkan keheranan dan kemarahan. Baru saja ia tahu kabar - Gao Wan ternyata dibunuh Fang Yuan! 　　Pemuda 15 tahun itu punya cara dan tekad seperti itu? Gao Wan adalah budak keluarga Mo! Fang Yuan membunuhnya sama saja menghina keluarga kami! 　　"Kakek, jangan marah. Gao Wan cuma budak, mati pun tak apa. Lagipula dia bukan marga Gu Yue. Fang Yuan ini terlalu berani! Memukul anjing pun harus lihat siapa pemiliknya. Dia bukan saja memukul anjing keluarga Mo, tapi langsung membunuhnya!" protes Mo Yan. 　　Gu Yue Mo Chen menggebrak: "Kau masih berani bicara! Sudah merasa sayapmu cukup keras, tidak menghiraukan nasihatku ya? Semua peringatanku kau lupakan sampai habis!" 　　“Cucu perempuan tak berani.” Mo Yan kaget ketakutan, baru menyadari kakeknya benar-benar marah, buru-buru bersimpuh. 　　Gu Yue Mo Chen menuding ke jendela, memarahi: "Hmph, budak itu mati juga tidak apa, tapi kau masih terus mengincar Fang Yuan, benar-benar picik dan tak tahu prioritas! Kau tahu arti tindakanmu ini? Persaingan antar junior adalah urusan mereka. Kita orang tua jangan ikut campur. Ini aturan! Sekarang kau cari masalah dengan Fang Yuan, artinya kau langgar aturan. Sekarang banyak orang di luar sana yang menertawakan keluarga Mo!" 　　"Kakek, tenangkan diri. Amarah merusak tubuh. Ini salah Mo Yan, telah mencelakakan keluarga Mo. Apa pun perintah Kakek, Mo Yan akan lakukan! Tapi cucu benar-benar tak bisa menerima ini, Fang Yuan itu terlalu jahat dan tak tahu malu. Pertama ia menipu saya masuk sekolah. Lalu bersembunyi di asrama, tak mau keluar meski saya maki-maki. Begitu saya pergi, dia langsung membunuh Gao Wan. Sungguh licik dan tak tahu malu!" Mo Yan melapor. 　　"Oh, begitu?" Gu Yue Mo Chen mengerutkan alis. Ini pertama kali dia mendengar informasi ini, matanya berkilat penuh arti. 　　Ia menarik napas dalam-dalam, menahan amarah sambil mengelus janggut: "Fang Yuan ini pernah saya dengar juga. Dulu membuat puisi, menunjukkan kecerdasan dini. Sayang bakatnya kelas C, tak bisa diandalkan, jadi kami batalkan perekrutan. Sekarang tampaknya mulai menarik." 　　"Dengarkan baik-baik," Gu Yue Mochen mengetuk meja dengan jari-jarinya: "Pelayan, bawa kotak itu ke sini." 　　Di luar pintu sudah ada pelayan yang siaga. Sebuah kotak segera dibawa masuk. Ukurannya tidak terlalu besar tapi agak berat, pelayan itu membawanya dengan kedua tangan dan berdiri di samping meja tulis. 　　"Kakek, ini apa?" Mo Yan bertanya penuh kebingungan saat melihat kotak kayu itu. 　　"Mengapa tidak kau buka sendiri?" Gu Yue Mochen menyipitkan matanya dengan nada suara yang kompleks. 　　Mo Yan berdiri dan membuka tutup kayu itu. 　　Seketika wajahnya berubah pucat, pupil matanya menciut seperti jarum. Ia mundur terhuyung sambil menjerit histeris. Tutup kayu itu terjatuh dari tangannya. 　　Tanpa penutup, isi kotak itu terbuka di hadapan semua orang. 　　Ternyata tumpukan daging dan darah! 　　Daging-daging itu jelas dipotong tipis-tipis dan dikotak-kotakkan dalam wadah. Genangan darah menggumpal di dasar, ada kulit pucat yang mengelupas, usus panjang yang terkulai, serta beberapa tulang rusuk dan paha. Di sudut-sudut basah darah, mengambang dua jari tangan dan setengah jari kaki. 　　Huuk... 　　Mo Yan mundur lagi sambil menutup mulutnya, perutnya bergolak hampir muntah. 　　Meski sebagai pendekar Gu tingkat dua yang pernah membunuh, ini pertama kalinya ia melihat pemandangan mesum dan menjijikkan seperti ini. 　　"Daging dan darah dalam kotak ini jelas adalah potongan mayat manusia yang dicincang lalu disumpalkan ke dalam." 　　Bau anyir darah yang menusuk seketika memenuhi seluruh ruang kerja. 　　Budak keluarga yang memegang kotak itu kedua tangannya bergetar, wajahnya pucat pasi. Meski sebelumnya sudah melihat isi kotak dan sempat muntah, kini saat memegangnya kembali rasa mual dan jijik tetap menyergap. 　　Dari tiga orang di ruang kerja, hanya Sesepuh Keluarga Gu Yue Mo Chen yang tetap tenang. Ia menyapu pandangannya ke tumpukan daging itu lalu berkata pada Mo Yan: "Kotak ini ditempatkan Fang Yuan di pintu belakang rumah kita pagi tadi." 　　"Apa? Benarkah dia?!" Mo Yan terkejut bukan main, bayangan sosok Fang Yuan langsung terpampang di benaknya. 　　Pertama kali dia melihat Fang Yuan adalah di penginapan. 　　Saat itu, Fang Yuan duduk di tepi jendela menyantap makanannya dengan tenang. Wajahnya biasa, mata hitam pekat, tubuh kurus dengan kulit pucat khas remaja. 　　Remaja yang terlihat begitu biasa dan pendiam ini, ternyata mampu melakukan tindakan mesum dan gila seperti ini! 　　Setelah kaget, amarahnya meledak. Mo Yan berteriak: "Fang Yuan ini kurang ajar! Berani-beraninya menantang keluarga Mo! Aku akan menangkapnya sekarang juga!" Ia bergegas hendak keluar. 　　"Brengsek! Berhenti kau!" Gu Yue Mo Chen bahkan lebih marah. Ia menyambar tinta batu di meja lalu melemparkannya ke arah Mo Yan. 　　Tinta batu yang keras dan berat menghantam bahu Mo Yan, kemudian jatuh ke tanah dengan suara gedebuk. 　　"Kakek!" Mo Yan menutupi bahunya, berteriak kaget. 　　Gu Yue Mo Chen berdiri, menunjuk cucu perempuannya dengan jari, suaranya penuh emosi: "Sepertinya latihanmu selama ini sia-sia! Menghadapi Master Gu tingkat satu pemula saja, kau mengerahkan pasukan besar-besaran. Kau terus dikendalikan olehnya. Sekarang kemarahan pun membutakanmu. Masihkah kau pahami maksud di balik tindakan Fang Yuan ini?" 　　"Maksud apa?" Mo Yan tampak bingung. 　　Gu Yue Mo Chen mengeluarkan suara Hmph: "Jika Fang Yuan benar-benar ingin memprovokasi dan memperbesar masalah, mengapa tidak menaruh kotak ini di gerbang depan yang ramai, malah di gerbang belakang yang sepi?" 　　"Apakah dia ingin berdamai? Tapi tidak mungkin. Kalau mau berdamai, lebih baik minta maaf langsung. Mengapa mengirimkan peti berisi mayat terpotong-potong? Ini jelas provokasi!" kata Mo Yan. 　　Gu Yue Mo Chen menggeleng lalu mengangguk: "Dia ingin berdamai sekaligus memprovokasi. Menaruh kotak di gerbang belakang adalah isyarat perdamaian. Memasukkan mayat terpotong adalah tantangan." 　　“Lihat.” Kakek menunjuk kotak, “Kotak kayu ini tidak besar, tidak bisa memuat mayat utuh. Jadi di dalamnya hanya potongan mayat. Ia ingin memberitahu kita bahwa dia tidak ingin memperbesar masalah ini, ingin meredakan situasi. Tapi jika keluarga Mo masih terus mempersoalkan ini, dia akan menyebarkan sisa potongan mayat di gerbang utama, benar-benar membuat skandal besar. Saat itu, kedua belah pihak akan rugi. Seluruh klan akan tahu bahwa keluarga Mo yang pertama melanggar aturan, calon pemimpin masa depan keluarga Mo ternyata begitu lemah sampai membutuhkan perlindungan dan manja berlebihan dari sesepuh.” 　　Mo Yan terdiam sejenak mendengar perkataan ini. Dia tak pernah menyangka bahwa tindakan Fang Yuan ternyata mengandung makna sedalam ini. 　　“Cara ini benar-benar brilian.” Gu Yue Mo Chen berkomentar penuh kekaguman, “Hanya dengan satu tindakan, dia menunjukkan kelenturan dan ketegasan. Kotak kayu sederhana ini sekaligus menunjukkan kompromi Fang Yuan dan ancaman bagi keluarga Mo. Ironisnya keluarga Mo benar-benar terjepit titik lemahnya olehnya. Jika reputasi keluarga Mo ternoda, konsekuensinya akan serangan dari klan Chu dan tekanan dari garis keturunan pemimpin klan.” 　　Mo Yan membantah dengan sikap tidak percaya: “Kakek, apakah kau terlalu mengagungkannya? Dia baru berusia lima belas tahun saja.” 　　“Menganggap tinggi?” Mo Chen memandangi cucu perempuannya dengan tidak senang, “Tampaknya kau terlalu lama hidup mulus, sampai menumbuhkan sifat sombong dan kehilangan persepsi realitas. Fang Yuan ini pertama-tama tetap tenang dalam bahaya, menipumu masuk ke sekolah. Lalu dengan cepat berpikir jernih, berlindung di asrama. Meski kau hina, dia tidak melawan—ini tanda kesabaran dan kewaspadaan. Setelah kau pergi, dia langsung membunuh Gao Wan—menunjukkan keteguhan dan keberanian. Kini mengirimkan kotak ini, jelas merupakan strategi terencana. Menurutmu, apakah aku berlebihan menilainya?” 　　Mo Yan terdiam tercengang. Tak disangkanya kakek begitu mengagumi Fang Yuan. Dengan enggan dia membantah, "Kakek, dia cuma peringkat C!" 　　Gu Yue Mo Chen mengelus jenggot sambil mendesah panjang: "Benar, dia hanya peringkat C. Memiliki kecerdasan seperti itu tapi hanya bakat tingkat C, sungguh disayangkan. Andai bakatnya satu tingkat lebih tinggi ke B, dia pasti akan menjadi pemain kunci yang mengubah tren di klan Gu Yue di masa depan. Sayangnya hanya C..." 　　Desahan tua itu penuh dengan perasaan kompleks. Seperti penyesalan, tapi juga kelegaan. 　　Mo Yan diam seribu bahasa. Bayangan Fang Yuan muncul lagi di pikirannya. Di bawah pengaruh psikologis, wajah lemah Fang Yuan kini diselubungi aura misterius yang mengancam. 　　"Masalah ini kau yang picu. Bagaimana menurutmu harus diselesaikan?" Gu Yue Mo Chen tiba-tiba memecah kesunyian, mulai menguji Mo Yan. 　　Mo Yan merenung sejenak, lalu berkata dengan nada dingin: "Gao Wan cuma seorang budak, mati ya sudah. Fang Yuan cuma peringkat C, itu hal sepele. Yang penting adalah menjaga reputasi keluarga Mo. Untuk meredakan masalah ini, lebih baik bunuh seluruh anggota keluarga Gao Wan untuk menunjukkan komitmen kita pada peraturan ke seluruh klan." 　　"Hmm, kau bisa mengutamakan kepentingan umum, mengesampingkan perasaan pribadi sementara, dan melindungi keuntungan keluarga. Itu bagus. Tapi cara penanganannya masih kurang tepat." Gu Yue Mo Chen mengomentari sambil mengusap janggutnya. 　　"Mohon petuah Kakek." Mo Yan memberi hormat. 　　Gu Yue Mo Chen merenung: "Masalah ini muncul karena kesalahanmu. Kakek menghukummu tahanan kamar tujuh hari, dan jangan ganggu Fang Yuan lagi. Gao Wan berani melawan majikan, budak menghina tuannya, pantas mati! Karena dia budak keluarga Mo, keluarga kita juga bertanggung jawab atas pengawasan yang lemah. Beri Fang Yuan 30 yuan shi sebagai ganti rugi. Untuk keluarga Gao Wan, beri mereka 50 yuan shi dan usir dari kediaman." 　　Setelah jeda, ia melanjutkan: "Dalam tujuh hari ini, beristirahatlah di rumah. Jangan keluar. Pikirkan juga makna mendalam dari hukuman Kakek ini." 　　"Baik, Kakek." BAB38: Si Bengis Berjalan dalam Terang 　　; 　　Di langit, awan kelabu bertumpuk. Hujan musim semi turun rintik-rintik... Unduh bab ini gratis melalui unggahan pengguna. 　　Rintikan halus bagai bulu kerapu menyelimuti Gunung Qingmao dengan kabut tipis. 　　Ruang makan di lantai pertama penginapan masih sepi, hanya ada empat meja tamu. 　　Fang Yuan duduk di dekat jendela, angin berhembus membawa aroma bunga dan nuansa puitis. 　　"Hujan gerimis di jalan langit membasahi bagai mentega, hijau rumput terlihat samar dari kejauhan." Fang Yuan memandang keluar jendela sambil bergumam pelan, lalu menarik kembali pandangannya. 　　Di mejanya tersaji hidangan lezat dengan aroma menggoda, terutama Anggur Bambu Hijau yang harum dan kaya. Cairan hijau zamrud dalam cangkir bambu memancarkan kilau seperti amber dari sudut pandang ini. 　　Di meja terdekatnya, ada kakek dan cucu dengan pakaian sederhana, jelas orang biasa. 　　Sang kakek menyesap anggur beras sambil memandang penuh kagum ke arah Fang Yuan, rupanya tergoda aroma Anggur Bambu Hijau tapi tak mampu membelinya. 　　Sang cucu mengunyah kacang bumbu dengan bunyi "kruk-krak", sambil merengek ke kakeknya sambil menggoyang-goyangkan lengan tua itu: "Kek, kek, ceritakan lagi kisah Manusia Pertama! Kalau nggak, nanti aku laporin Nek kalau Kek minum anggur diam-diam!" 　　“Ah, minum aja tidak tenang.” Ye menghela napas, namun wajahnya memancarkan kelembutan. Ia mengelus kepala cucu dengan tangan keriputnya, “Baiklah, aku akan ceritakan. Alkisah Ren Zu menyerahkan hatinya kepada Harapan Gu, sehingga terlepas dari kepungan kesulitan...” 　　Kisah Ren Zu adalah legenda tertua dan paling luas tersebar di dunia ini. 　　Cerita yang disampaikan orang tua itu kurang lebih seperti ini. 　　Alkisah Ren Zu terbebas dari kesulitan berkat harapan. Namun ia semakin renta, tak punya tenaga dan kebijaksanaan, tak bisa lagi berburu, bahkan giginya sudah ompong sehingga banyak buah dan sayuran liar tak bisa dikunyah. 　　Ren Zu sudah merasakan bayang kematian semakin mendekat. 　　Saat itulah Harapan Gu berkata padanya: "Manusia, kau tak boleh mati. Jika kau mati, hati akan lenyap, dan harapanku kehilangan tempat bersemayam." 　　Ren Zu pasrah: "Siapa yang ingin mati? Tapi langit-bumi menghendakiku mati, terpaksa aku menyerah." 　　Harapan Gu menjawab: "Setiap hal ada harapannya. Asal kau bisa menangkap Shou Gu, umurmu akan bertambah." 　　Ren Zu sudah lama mendengar tentang Shou Gu, tapi ia mengangkat tangan pasrah: "Saat diam, tak ada yang bisa mendeteksinya. Saat terbang, lebih cepat dari cahaya. Bagaimana mungkin aku menangkapnya? Ini terlalu sulit!" 　　Gu Harapan pun memberitahu rahasia kepada Manusia Purba: "Wahai manusia, jangan pernah menyerah dalam segala hal. Kuberitahukan, di sudut barat laut bumi terdapat gunung besar. Di puncaknya ada gua yang dihuni dua serangga gu berbentuk bulat dan persegi. Jika kau bisa menaklukkan mereka, tak ada serangga gu di dunia ini yang tak bisa kau tangkap, bahkan Gu Umur sekalipun!" 　　Manusia Purba telah kehabisan akal. Ini satu-satunya harapan terakhir yang tersisa. 　　Dengan susah payah ia menemukan gunung itu. Menantang segala bahaya, ia berhasil memanjat hingga ke puncak. Di mulut gua puncak gunung, tenaganya hampir habis. Ia tertatih-tatih masuk. 　　Kegelapan menyelimuti gua. Tak bisa melihat apa pun, Manusia Purba berjalan dalam gelap. Sesekali tubuhnya membentur benda tak dikenal, darah mengalir dari luka di kepalanya. Sesaat kemudian ia merasa kegelapan itu luas tak bertepi, bagai dunia lain yang kosong kecuali dirinya sendiri. 　　Ia menghabiskan banyak waktu, tak kunjung keluar dari kegelapan. Apalagi menaklukkan dua serangga gu bulat dan persegi itu. 　　Saat kebingungannya memuncak, dua suara muncul dari kegelapan. 　　Yang pertama berkata: "Wahai manusia, kau juga ingin menangkap kami? Pulanglah, meski kau memiliki Gu Kekuatan di tubuhmu, mustahil bagimu." 　　Yang kedua menambahkan: "Wahai manusia, mengapa tak mundur? Kami tak akan mengambil nyawamu. Meski dengan bantuan Gu Kebijaksanaan, kau belum tentu bisa menemukan kami." 　　Manusia Purba terjatuh ke tanah dengan lemas, terengah-engah: "Gu Kekuatan dan Gu Kebijaksanaan telah lama meninggalkanku. Umurku tinggal sedikit, jalan buntu. Tapi selama masih ada secercah harapan di hatiku, aku takkan menyerah!" 　　Mendengar perkataan Manusia Purba, kedua suara itu terdiam. 　　Setelah beberapa saat lamanya, suara itu berkata: "Aku mengerti, manusia, kau telah menyerahkan hatimu pada Gu Harapan. Kau takkan mundur apapun yang terjadi." 　　Suara lainnya menyambung: "Kalau begitu, kami akan memberimu kesempatan. Sebutkan nama kami berdua dengan tepat, maka kami akan tunduk padamu." 　　Manusia Purba tertegun. Menyebut dua nama spesifik dari samudera kosakata, ini bagai mencari jarum di tumpukan jerami. 　　Lagipula, ia bahkan tidak tahu berapa jumlah karakter dalam nama kedua Gu ini. 　　Manusia Purba buru-buru bertanya pada Gu Harapan, tapi Gu Harapan pun tak mengetahuinya. 　　Tanpa pilihan lain, dengan berat hati ia mulai menyebut-nyebut nama. Banyak sekali nama diucapkannya, menghabiskan waktu yang sangat lama, tapi kegelapan tetap membisu. Jelas semua salah. 　　Perlahan tenaga Manusia Purba melemah. Di gua ini, ia beralih dari masa tua ke senjakala. Bak mentari petang yang merangkak turun, separuhnya telah tenggelam di ufuk barat. 　　Persediaan makanannya semakin menipis. Pikirannya makin lamban, tenaga untuk berbicara pun nyaris habis. 　　Suara dalam kegelapan membujuk: "Wahai manusia, kau hampir mati, kami melepaskanmu. Gunakan sisa waktumu untuk merangkak keluar gua, melihat sekilas terakhir dunia ini. Tapi karena kau menghina kami, sebagai hukuman tinggalkanlah Gu Harapan di sini untuk menemani kami." 　　Manusia Purba menutup rapat dada dengan tangannya, menolak tegas: "Bahkan jika aku mati, takkan kutinggalkan harapan!" 　　Gu Harapan tersentuh, mengerahkan seluruh kekuatan merespons Manusia Purba, memancarkan cahaya putih bersinar. Dari dada Manusia Purba, muncul titik-titik cahaya putih. 　　Namun cahaya ini terlalu lemah, tak mampu menerangi kegelapan, bahkan tak cukup menyinari seluruh tubuhnya, hanya menyoroti area dada. 　　Tapi Manusia Purba merasakan tenaga baru tak kasat mata mengalir dari Gu Harapan ke dalam tubuhnya. 　　Ia terus menyebut nama-nama. Pikirannya sudah pikun, banyak nama yang terulang disebut, tapi tak diingatnya lagi, hanya membuang-buang waktu. 　　Nyawa terus mengalir bersama waktu, usia Manusia Purba hampir habis. 　　Saat usianya tinggal sehari tersisa, terucap satu kata: "Ju". 　　Dalam kegelapan terdengar hela napas, sebuah suara berkata: "Wahai Leluhur Manusia, Ju kagum pada keteguhanmu. Kau telah menyebut namaku, mulai hari ini aku akan mendengarkan perintahmu. Tapi aku hanya bisa menangkap serangga gu seluruh dunia bila bersama saudaraku. Jika hanya mengandalkan kemampuan satu gu seperti diriku, mustahil. Jadi menyerahlah, kau sudah di tepi jurang kematian. Lebih baik manfaatkan sisa waktumu untuk memandang dunia ini sekali lagi." 　　Namun Leluhur Manusia menggelengkan kepala dengan tegas. Ia memanfaatkan setiap detik untuk terus berbicara, menebak nama serangga gu yang lain. 　　Waktu berlari cepat, tinggal satu jam tersisa baginya. 　　Tetapi saat itu juga, ia tanpa sengaja mengucapkan kata "Gui". 　　Seketika, kegelapan menghilang. 　　Dua ekor Gu muncul di hadapannya. Seperti dikatakan Harapan Gu, satu Gu berbentuk persegi disebut "Ju". Satu Gu berbentuk bulat disebut "Gui". Bila digabungkan, menjadi "Ju dan Gui". 　　Kedua Gu itu serentak bersuara: "Siapapun dia, asalkan tahu nama-nama kami, kami akan tunduk padanya. Wahai Leluhur Manusia, karena kau telah mengetahui nama-nama kami, kini kami menjadi milikmu. Tapi ingat, sebaiknya jangan biarkan makhluk lain mengetahui nama kami. Semakin banyak yang tahu nama kami, kami harus menaklukkan mereka semua. Sekarang, kaulah yang pertama menaklukkan kami, utarakan permintaanmu." 　　Leluhur Manusia berseru gembira: "Kalau begitu kuperintahkan kalian, tangkapkanlah Shou Gu untukku terlebih dahulu." 　　Gu Aturan bekerja sama, berhasil menangkap Shou Gu berusia delapan puluh tahun. 　　"Leluhur Manusia telah berusia seratus tahun, setelah memakan Gu umur panjang ini, seketika keriput di wajahnya lenyap seluruhnya. Lengan dan kaki yang kurus kering kembali dipenuhi otot yang gagah, aura kemudaan kembali memancar dari dirinya." 　　"Dia melakukan gerakan seperti ikan mas melompat, lalu langsung bangkit berdiri." 　　"Dia memandangi tubuhnya sendiri dengan girang, menyadari dirinya telah kembali menjadi pemuda berusia dua puluh tahun!" 　　…… 　　"'Kisah hari ini sampai di sini dulu, ayo pulang, Sayang cucu.' Kata kakek setelah menutup cerita, sambil menghabiskan sisa anggur di gelasnya." 　　"'Kakek, lanjutin dong! Lalu bagaimana nasib Leluhur Manusia?' Si cucu merengek, mengguncang-guncang lengan sang kakek." 　　"'Ayo pergi, lain waktu kakek cerita lagi.' Sang kakek mengenakan topi anyaman dan jas hujan, lalu memakaikan jas hujan kecil ke tubuh cucunya." 　　"Kakek dan cucu itu keluar dari penginapan, menyusuri tirai hujan yang semakin menjauh dari pandangan." 　　"'Aturan...' Tatapan Fang Yuan samar-samar sambil memutar gelas di tangannya, menatap cairan anggur bambu hijau dalam gelas, perasaan dalam hatinya bergejolak." 　　"Legenda Leluhur Manusia tersebar luas di dunia ini, hampir tak ada yang tak mengetahuinya. Fang Yuan tentu sudah lama mendengarnya." 　　"Hanya saja, baik legenda maupun dongeng, masing-masing orang punya penafsiran sendiri. Kakek dan cucu tadi hanya menganggapnya sebagai dongeng biasa, tapi Fang Yuan mampu menyelami makna mendalam yang terkandung di dalamnya." 　　"Persis seperti Sang Leluhur Manusia itu." 　　Ketika ia belum mengetahui "aturan", ia meraba-raba dalam kegelapan. Terkadang tersandung, terantuk, hingga kepala berlumuran darah, tampak compang-camping. Di saat lain, terhanyut dalam hamparan luas tanpa arah maupun tujuan. 　　Kegelapan ini bukan sekadar hitam atau kelam. Kekuatan, kebijaksanaan, maupun harapan tak mampu menahannya. 　　Baru setelah Leluhur Manusia memahami "aturan", menyebut nama aturan itu, kegelapan pun sirna. Leluhur Manusia menyambut terang benderang. 　　Kegelapan adalah kegelapan aturan, dan terang ini pun merupakan terangnya aturan. 　　Fang Yuan mengalihkan pandangan dari gelas ke jendela. 　　Di kejauhan, langit kelabu suram membentang di atas perbukitan hijau yang bersambung-sambung. Gerimis halus bagai kabut. Di dekatnya, rumah panggung bambu berjejer memanjang. Beberapa pejalan kaki dengan kaki berlumuran becek hujan, ada yang memakai jubah jerami hijau kelabu, ada pula yang membawa payung kain minyak kuning. 　　Fang Yuan merangkum dalam hati: "Langit-bumi ini bagaikan papan catur raksasa, semua makhluk adalah bidaknya, bergerak menurut aturan masing-masing. Musim punya aturan, semi-panas-gugur-dingin berputar teratur. Aliran air punya aturan, mengalir ke tempat rendah. Hawa panas punya aturan, naik ke tempat tinggi. Manusia tentu juga memiliki aturan." 　　“Setiap orang memiliki posisi masing-masing, **dan prinsip. Ambil contoh Desa Gu Yue, budak nasibnya hina, tuan nasibnya mulia, inilah aturannya. Karena itu Shen Cui ingin menjilat penguasa, mati-matian ingin lepas dari status budak. Gao Wan berusaha keras menyenangkan hati tuannya, seperti anjing yang mengandalkan kekuatan majikannya.” 　　“Untuk paman dan bibi, sifat tamak mereka ingin mencaplok warisan orang tua. Sesepuh akademi terutama bertugas melatih master Gu, mempertahankan posisi mereka di akademi.” 　　“Setiap orang punya aturannya sendiri, setiap profesi punya aturan industrinya, setiap kelompok masyarakat punya norma masing-masing. Asal memahami aturan ini, kita bisa melihat jelas sebagai pengamat. Menembus kegelapan menuju terang, bermanuver di dalamnya dengan lihai.” 　　Fang Yuan juga merenungkan situasinya sendiri, dalam hati sudah menyusun strategi: “Bagi Gu Yue Mo Chen selaku penguasa Keluarga Mo, tujuannya menjaga kemakmuran dan keuntungan garis keturunannya. Mo Yan yang menggangguku sudah melanggar aturan, demi reputasi keluarga, ia pasti takkan berani menyerangku. Bahkan mungkin akan memberiku kompensasi.” 　　“Sebenarnya kekuatan Keluarga Mo sangat besar. Meski reputasi mereka ternoda, keinginan mereka untuk menghukumku membuatku tak berdaya melawan. Tapi Gu Yue Mochen sebenarnya merasa takut. Bukan takut melanggar aturan sendiri, melainkan khawatir orang lain akan mengikuti jejaknya. Jika persaingan antar junior melibatkan campur tangan sesepuh, situasi akan meluas. Jika sampai menyentuh level manajemen, ini akan jadi ancaman besar bagi seluruh pemukiman. Ketakutan Gu Yue Mochen terletak pada kemungkinan orang lain akan menargetkan cucunya, Gu Yue Mobai di masa depan. Garis keturunannya hanya memiliki satu penerus laki-laki ini. Jika mati, apa yang harus dilakukan? Rasa takut ini mungkin bahkan tidak disadarinya sendiri. Dia hanya secara naluriah berusaha mempertahankan aturan.” 　　Mata Fang Yuan jernih, dari awal hingga akhir dia melihat masalah ini dengan jelas seperti melihat api. 　　Gao Wan tidak menyandang marga Gu Yue, statusnya tetap orang luar, seorang budak. 　　Tuan membunuh seorang budak, apa masalahnya? Di dunia ini, hal seperti itu sangat wajar. 　　Fang Yuan membunuh Gao Wan. Kematian Gao Wan bukanlah inti masalah, melainkan statusnya sebagai budak dan keluarga Mo di belakangnya. 　　“Tapi dengan mengirimkan peti berisi potongan mayat, mungkin Gu Yue Mochen akan menafsirkannya sebagai kompromi dan ancaman. Itulah persis yang kuinginkan. Jika tidak ada halangan, keluarga Mo tidak akan menuntut kematian Gao Wan. Tapi jika bakatku satu tingkat lebih tinggi, misal kelas B, keluarga Mo akan merasa terancam dan meski reputasi ternoda, mereka akan menekan ancaman masa depanku ini.” Fang Yuan tersenyum sinis dalam hati. 　　Kekuatan dapat diandalkan, kelemahan pun bisa dimanfaatkan. 　　Meski Fang Yuan saat ini berada dalam permainan sebagai pion, hatinya telah menguasai prinsip-prinsip dasar dan memiliki mentalitas seorang grandmaster. 　　Kebanyakan orang biasa seperti Gu Yue Mochen atau Sesepuh keluarga sekolah, hanya memahami aturan di bidang mereka sendiri. Sangat sulit menemukan sosok seperti Fang Yuan yang mampu menembus tabir ilusi dan menguasai prinsip fundamental sejati! 　　Untuk memahami prinsip dasar, seseorang harus seperti Leluhur Manusia yang meraba-raba dalam kegelapan, tersesat dan berjuang. 　　Pada momen seperti itu, kekuatan, kebijaksanaan, maupun harapan tak banyak berguna. Hanya dengan mengorbankan waktu dan merasakan langsung, pengalaman sejati bisa diperoleh. 　　Leluhur Manusia mampu menyebut nama Gu Aturan setelah menghabiskan waktu tak terhitung di bawah bayang-bayang maut. 　　Penguasaan Fang Yuan terhadap prinsip dasar juga berasal dari akumulasi pengalaman lima ratus tahun kehidupan sebelumnya. 　　Sejak terlahir kembali, keyakinannya untuk menciptakan masa depan gemilang bukan berasal dari kemunculan kembali Gu Cungcu Chan, bukan dari pengetahuan tentang harta karun dunia, juga bukan dari penguasaan alur takdir. 　　Melainkan dari pengalaman hidup lima abad sebagai manusia! 　　Seperti Leluhur Manusia yang mampu menaklukkan seluruh serangga di dunia setelah menguasai Gu Aturan! 　　Fang Yuan yang menguasai prinsip dasar mampu memandang rendah dunia, tatapannya menembus ilusi. Kadang mengurai benang kusut, kadang tepat sasaran. Aku berdiri di puncak sambil mencemooh, memandang dingin manusia-manusia bagai pion yang berjalan tertib mengikuti aturan masing-masing. 　　Kegelapan adalah kegelapan yang tertib, cahaya adalah cahaya yang tertib. 　　Sedangkan iblis yang terlahir kembali telah berjalan di tengah terang. 　　ps: Bab besar 4000 karakter, tolong hujani dengan tiket rekomendasi! BABTiga Puluh Sembilan: Kafilah Kodok 　　; 　　Mei, masa transisi musim semi ke musim panas..：.. 　　Aroma bunga menyebar, pegunungan menghijau. Sinar matahari mulai menunjukkan sisi panasnya secara bertahap. 　　Di bawah langit biru jernih, awan putih mengambang seperti kapas. 　　Di Gunung Qingmao, hutan bambu Qingmao masih tegak lurus bagai senjata, menunjuk ke langit. Rumput liar tumbuh subur di mana-mana, diselingi bunga liar tak bernama. Angin sepoi-sepoi bertiup, rumput bergoyang, menghamburkan serbuk sari dan aroma rerumputan yang pekat. 　　Di pinggang gunung, terhampar sawah bertingkat. Lapis demi lapis, anak tangga demi anak tangga, tunas gandum hijau muda ditanam, dari kejauhan tampak seperti lautan hijau segar. 　　Banyak petani di sawah bertingkat sibuk bekerja. Ada yang membersihkan saluran air untuk pengairan, ada yang menggulung ujung celana, berdiri di ladang menanam bibit. 　　Mereka tentu orang-orang biasa marga luar, kaum Gu Yue tidak mengerjakan profesi Sampah! seperti ini. 　　Ding ling ling... 　　Angin musim semi membawa gemerincing lonceng unta samar-samar. 　　Para petani meluruskan tubuh mereka, menoleh ke kaki gunung. 　　Sebuah kafilah tampak seperti ulat panjang berwarna-warni, perlahan muncul dari jalan gunung. 　　"Itu kafilah!" 　　“Benar, sekarang sudah bulan Mei, rombongan dagang seharusnya sudah datang.” 　　Para orang dewasa paham dalam hati. Anak-anak nakal langsung meninggalkan permainan air dan tanah liat di tangan, berlari-lari ke arah rombongan dagang. 　　Nanjiang memiliki seratus ribu gunung, Gunung Qingmao hanyalah salah satunya. Di setiap gunung, terdapat perkampungan yang diikat oleh ikatan keluarga darah daging. 　　Antara gunung dan gunung, hutan lebat dan bebatuan curam. Lingkungan kompleks ini dihuni banyak binatang buas atau serangga gu yang aneh. 　　Orang biasa sulit melewatinya. Seseorang yang ingin menembus rintangan ini setidaknya harus memiliki kemampuan Gu Master tiga transformasi. 　　Karena itu perekonomian lesu dan perdagangan sulit. Bentuk perdagangan utama adalah rombongan dagang. 　　Hanya dengan membentuk rombongan besar seperti ini, para Gu Master bisa bekerja sama mengatasi rintangan, berpindah dari satu gunung ke gunung lain. 　　Kedatangan rombongan dagang bagai semangkuk air mendidih yang tumpah ke Gunung Qingmao yang tenang. 　　"Tahun sebelumnya bulan April, tahun ini baru Mei rombongan datang. Tapi akhirnya datang juga." Pemilik penginapan menghela napas lega. Bisnis penginapan sangat sepi di bulan lain, hanya mengandalkan rombongan dagang untuk pendapatan setahun. 　　Selain itu, di gudangnya masih tersedia anggur bambu hijau yang bisa dijual ke rombongan. 　　Tak hanya penginapan, bisnis kedai minuman juga akan ramai menyusul. 　　Kafilah mulai memasuki Benteng Gǔyuè secara bertahap. Yang memimpin adalah seekor katak kuningan megah berkilau. Katak setinggi 2,5 meter ini berwarna oranye tua, punggungnya lebar dengan bintil-bintil seperti paku keling tembaga besar di gerbang kota kuno. 　　Di punggung Katak Kuningan Megah ini, terikat banyak barang dengan tali rami tebal. Sekilas tampak seperti katak raksasa yang menggendong bungkusan besar. 　　Seorang pria paruh baya dengan wajah bulat berbintik seperti kue bulan, perut gendut menggembung, duduk bersila di kepala katak. Matanya menyipit tertawa sambil mengepalkan tangan menyapa warga Benteng Gǔyuè di sekitarnya. 　　Pria ini bernama Jiǎ Fù, berkultivasi tingkat empat, merupakan pemimpin kafilah kali ini. 　　Katak tersebut melompat-lompat perlahan. Jiǎ Fù duduk stabil di kepalanya. Saat melompat, ketinggiannya sejajar dengan jendela lantai dua. Bahkan saat mendarat, masih lebih tinggi dari lantai pertama rumah bambu. 　　Jalanan yang awalnya lapang tiba-tiba terasa sempit. Katak Kuningan Megah bagai monster raksasa yang menyusup masuk di antara hutan rumah bambu bertingkat. 　　Setelah Bao Chan, adalah seekor ulat gemuk besar. Matanya seperti jendela kaca berwarna, cerah dan penuh corak. Panjangnya mencapai lima belas meter, bentuk tubuh menyerupai ulat sutra. Namun permukaannya ditutupi lapisan kulit hitam mengilap seperti glasir. Di atas kulit ini juga ditumpuk barang-barang muatan yang diikat dengan tali rami. Di sela-sela barang muatan, duduk para Gu Master, ada yang tua maupun muda. 　　Ada juga manusia biasa, semuanya pendekar tubuh kuat, berjalan mengikuti ulat gemuk berpakaian hitam di tanah dengan lambat. 　　Setelah ulat gemuk, muncul unta ayam berbulu warna-warni, laba-laba gunung berbulu lebat, ular bersayap dengan dua helai sayap, dan lain-lain. Tapi ini hanya sedikit, sebagian besar masih didominasi katak. 　　Katak-katak ini mirip Bao Qi Huang Tong Chan (Kodok Kuningan Berhawa Harta), hanya ukurannya lebih kecil, sebesar sapi atau kuda. Mereka membawa muatan dan orang, menggelembungkan perut, melompat-lompat sambil berjalan. 　　Kafilah berkelok-kelok memasuki benteng. 　　Sepanjang jalan, anak-anak membelalakkan mata penuh rasa ingin tahu, bersorak gembira dan takjub. 　　Jendela-jendela di lantai dua terbuka satu per satu, penduduk gunung mengamati dari dekat. Ada yang matanya berkilau waspada, ada yang melambai-lambaikan tangan menyambut hangat. 　　"Saudara Jia, tahun ini agak terlambat datangnya. Perjalanan pasti melelahkan." Gu Yue Bo sebagai kepala suku secara pribadi menyambut pemimpin kafilah kali ini. 　　"Status Jia Fu sebagai Gu Master empat transformasi, jika disambut oleh Sesepuh keluarga tiga transformasi, jelas merupakan tindakan meremehkan dan tidak menghormati." 　　Jia Fu menyatukan kedua tangan dan menghela napas: "Tahun ini perjalanan tidak lancar, di jalan kami bertemu sekawanan kelelawar darah gelap, kehilangan banyak anggota berpengalaman. Di Gunung Juebi, kami terjebak kabut tebal, benar-benar tidak berani melanjutkan. Jadi tertunda cukup lama. Membuatmu menunggu lama, Saudara Gu Yue." 　　Tutur katanya penuh kesantunan. 　　Benteng Gǔyuè membutuhkan kafilah dagang yang datang setiap tahun, sementara kafilah juga perlu menjaga hubungan baik untuk mencari keuntungan. 　　"Hehehe, yang penting bisa datang. Silakan, di klan sudah disiapkan hidangan dan anggur, biar saya menjamu adik." Gu Yue Bo mengulurkan tangan mengajak. 　　"Kepala suku terlalu baik, sungguh terlalu baik." Jia Fu berpura-pura tersanjung. 　　Kafilah tiba di wilayah Gunung Qingmao pagi hari, siangnya sudah memasuki Benteng Gǔyuè. Menjelang senja, area sekitar benteng dipenuhi kios sementara yang luas. Berbagai tenda tinggi merah-biru-kuning-hijau berdiri, disela-selanya berjejer puluhan lapak kecil. 　　Malam tiba, namun tempat ini terang benderang oleh lampu-lampu. 　　Rombongan orang tak henti mengalir dari benteng ke sini. Ada orang biasa, juga Gu Master. Anak-anak kecil melompat-lompat riang, wajah orang dewasa pun berseri seperti sedang merayakan festival. 　　Fang Yuan menyusuri kerumunan, memasuki area ini sendirian. 　　Kerumunan orang ramai berdesak-desakan, berkumpul di sekitar lapak atau terus-menerus masuk-keluar mulut tenda. 　　Suara pedagang bersahut-sahutan mengisi sekeliling. 　　"Mari datang, mari lihat! Batu teh Biru Laut kualitas premium, segelas saja bisa bikin bahagia bagai dewa! Kalau tidak diminum, bisa untuk pakan Gu teh yang hemat. Hanya lima Batu Yuan per keping!" 　　"Gu Kumbang Tenaga Liar, bisa tambahkan kekuatan setara banteng saat diaktifkan Gu Master. Jangan sampai kelewatan!" 　　"Rumput Hati Sejati kualitas premium, lihat kesegarannya seperti baru dipetik. Harga cuma dua Batu Yuan per kilo, murah sekali..." 　　Fang Yuan mendengar ini, langkahnya terhenti sejenak sebelum menoleh ke arah suara. 　　Seekor burung unta terlihat menarik gerobak roda dua. Di atasnya bertumpuk rumput hijau muda. Setiap helai sepanjang satu meter, ramping dengan lebar rata-rata seukuran kuku. Beberapa ujungnya memiliki kuncup berbentuk hati merah. 　　Rumput Hati Sejati termasuk pakan tambahan Gu, nilainya terletak pada kemampuannya dikombinasikan dengan makanan lain untuk memberi makan serangga Gu. 　　Contohnya, Fang Yuan memberi makan Moonlight Gu membutuhkan dua kelopak bunga setiap kali. Jika dicampur satu helai Rumput Hati Sejati, cukup satu kelopak bunga bulan anggrek saja sudah kenyang. 　　Harga Rumput Hati Sejati dua Batu Yuan per kilo, sedangkan sepuluh kelopak bunga bulan anggrek harganya satu Batu Yuan. Dengan perhitungan sederhana, jelas lebih hemat menggunakan campuran Rumput Hati Sejati. 　　“Dua minggu lalu, aku membunuh Gao Wan karena menggunakan Cahaya Bulan Gu di sekolah, didenda 30 Batu Yuan. Tapi kemudian keluarga Mo mengganti kerugianku 30 Batu Yuan, jadi tidak ada kerugian. Beberapa hari ini, aku merampok dua kali, total 118 Batu Yuan. Tapi akhir-akhir ini aku terus mengkonsumsi energi murni tingkat menengah untuk memelihara dinding rongga kosong, menghabiskan 3 Batu Yuan per hari. Ditambah biaya makan serangga gu, biaya hidup, dan investasi terus-menerus untuk membeli anggur bambu hijau. Sekarang tinggal 98 Batu Yuan tersisa.” 　　Sejak Fang Yuan membunuh, citra kejam dan dinginnya tertanam kuat di hati murid-murid. Untuk sementara tidak ada yang berani menantangnya. Ini membuat perampokannya menjadi jauh lebih mudah. Hanya segelintir orang yang berani melawannya setiap kali. 　　Fang Yuan merencanakan skenario dalam hati, lalu mengalihkan pandangan dan melanjutkan berjalan ke dalam area kios sementara. 　　Di lapak Zhi Xin Cao, kerumunan orang berdesakan. Baik Gu Master maupun murid, memegang Batu Yuan dan berebut-rebut membeli. 　　Fang Yuan bukan tidak punya uang untuk membeli Zhi Xin Cao ini, tapi tidak punya waktu. 　　“Jika ingatanku tidak salah, kodok tanah berkurap itu ada di toko itu. Di kehidupan sebelumnya, seorang Gu Master berhasil bertaruh padanya di malam pertama, menghasilkan keuntungan besar. Aku harus cepat, jangan sampai kehilangan yang besar karena hal kecil.” BABKeempat Puluh: Dalam Batu Ungu, Kodok Gu Terlelap 　　; 　　Semakin dalam melangkah, semakin megah dan ramai. Membaca... 　　Lapak kecil semakin sedikit, tenda besar semakin banyak. 　　Terlihat berbagai tenda besar berwarna merah, biru, kuning, dan hijau. Ada yang berbentuk persegi, ada yang silinder. Di bagian pintu gulung beberapa terdapat dua tiang penyangga, sementara yang lain digantungi lentera merah besar. Sebagian interiornya berpendar gemerlap, sebagian lagi remang-remang. 　　Fang Yuan berjalan sambil mengamati, akhirnya berhenti di depan sebuah tenda abu-abu. 　　"Ini tempatnya," ia mengangkat pandangan. Di pintu tenda terpasang dua pilar dengan sepasang kaligrafi timbul teknik ukir negatif. 　　Kiri: Berani mencoba, rezeki empat musim mengalir. 　　Kanan: Tunjukkan kemampuan, kekayaan empat penjuru datang. 　　Di tengah ada tulisan horizontal: Nasib Berbalik. 　　Benar, ini adalah sebuah kasino. 　　Kasino seluas satu hektar ini termasuk kategori tenda besar. 　　Fang Yuan masuk ke dalam. Sepanjang dinding tenda terpasang tiga deret konter. Di atasnya tergeletak potongan amber dan fosil. Yang kecil seukuran telapak tangan, yang besar seperti baskom cuci muka. Ada yang lebih tinggi dari manusia, langsung diletakkan di lantai. 　　Berbeda dengan keramaian tenda-tenda lain, suasana di sini senyap. 　　Beberapa Gu Master berdiri di depan konter. Ada yang memeriksa batu dengan cermat, ada yang menggosok fosil di telapak tangan, berdiskusi dengan teman, atau menawar harga dengan pegawai toko. 　　Namun semua pembicaraan dilakukan dengan suara lirih, berusaha tidak mengganggu orang lain. 　　Ini adalah sebuah arena judi batu giok. 　　Di dunia Gu ini, terdapat berbagai macam Gu yang aneh, unik, dan tak terhitung jumlahnya. Serangga Gu memiliki makanan spesifik masing-masing. Tanpa makanan, serangga Gu hanya bisa bertahan beberapa waktu sebelum mati. 　　Namun alam semesta memiliki sifat kejam sekaligus welas asih terhadap kehidupan. 　　Jika kekurangan makanan, serangga Gu masih memiliki secercah harapan untuk bertahan hidup. Yaitu dengan memasuki tidur panjang dan menyegel diri sendiri. 　　Contohnya Gu Cahaya Bulan yang kehabisan kelopak bunga bulan anggrek mungkin akan menyegel dirinya. Ia akan mengerahkan kekuatan untuk melakukan kontraksi maksimal, mirip seperti hibernasi, masuk ke dalam tidur paling lelap. Pada fase ini, tidak hanya cahaya biru di tubuhnya menghilang, tapi juga berubah dari kristal bening menjadi batu abu-abu yang diselubungi cangkang batu. Semakin lama waktu berlalu, cangkang batu ini akan semakin menebal dan membentuk batu keras. 　　Contoh lain seperti Cacing Arak, jika menyegel diri akan membentuk kepompong putih. Ia akan meringkukkan tubuh kekarnya dan tertidur di dalam kepompong. 　　Tentu saja fenomena penyegelan dan tidur panjang ini tidak terjadi pada semua jenis serangga Gu. Kemungkinan terjadinya sangat kecil. Biasanya serangga Gu akan mati kelaparan daripada tertidur. Hanya segelintir serangga Gu spesifik yang bisa menyegel diri dalam kondisi tertentu. 　　Beberapa Gu Master secara tak terduga mendapatkan batu keras atau kepompong yang menyegel serangga gu, lalu membangunkan serangga gu yang tertidur di dalamnya. Ada yang mendapat keuntungan tak terduga. Ada yang meroket karirnya, mengubah alur hidup mereka. Kejadian seperti ini sering terjadi di dunia Gu Master, dengan berbagai rumor baik asli maupun palsu yang memicu imajinasi. 　　Sumber batu-batu di tempat judi batu ini berasal dari sini. Tentu saja bentuk batu-batu ini hanya mirip. Harus dibuka dulu untuk memastikan apakah benar ada serangga gu di dalamnya. 　　"Di tempat judi batu kecil seperti ini, ** dari sepuluh batu isinya kosong, tanpa serangga gu. Bahkan jika ada serangga gu, belum tentu hidup, ** dari sepuluh adalah gu mati. Tapi sekali dapat gu hidup, sebagian besar kasus untung besar. Jika serangga gu langka, nasibmu bisa berubah drastis atau malah dibunuh dan dirampok." 　　Fang Yuan paham betul, ia menguasai seluk-beluk bisnis ini. 　　Di kehidupan sebelumnya, ia pernah ikut kafilah dagang, bekerja di tempat judi batu. Bahkan pernah mengelola tempat judi batu lebih besar dari ini, kelas menengah. Pernah menipu penjudi, juga salah perhitungan saat orang lain berhasil menemukan serangga gu berharga. 　　Fang Yuan berdiri sebentar di pintu, menyapu tatapannya ke sekeliling, lalu perlahan menuju konter sebelah kiri. 　　Di belakang konter, setiap beberapa meter berdiri seorang pekerja toko, baik pria maupun wanita. Di pinggang mereka tersampir sabuk hijau—bukan orang biasa, mereka semua adalah Gu Master satu putaran. Sebagian besar level pemula, beberapa di antaranya level menengah. 　　Melihat Fang Yuan mendekati konter, seorang wanita Gu Master terdekat menghampiri, senyum mengembang di wajahnya. Dengan suara lembut dia berkata, "Apa yang Tuan butuhkan? Setiap batu di konter ini dijual sepuluh Batu Yuan. Jika ini percobaan pertama Tuan dan ingin bersenang-senang, silakan ke konter sebelah kanan. Batu di sana hanya lima Batu Yuan. Untuk sensasi lebih, konter premium di depan menjual batu seharga dua puluh Batu Yuan per biji." 　　Wanita Gu Master ini berpengalaman, telah lama bekerja di arena judi batu. 　　Dari penampilan, usia, hingga tinggi badan Fang Yuan, dia menyimpulkan bahwa ini adalah seorang murid. 　　Hanya Gu Master yang berjudi batu, bukan orang biasa. Murid hanyalah calon Gu Master yang baru memulai kultivasi. Biasanya mereka kesulitan ekonomi karena biaya pemeliharaan Gu, mana mungkin punya uang sisa untuk berjudi? 　　Murid seperti ini umumnya hanya ingin melihat-lihat, memuaskan rasa penasaran. Mayorisi hanya mengintip tanpa membeli. Beberapa dari keluarga kaya mungkin mencoba membeli, tapi biasanya hanya memilih fosil termurah. 　　Karena itu, wanita Gu Master ini tidak berharap banyak pada jumlah batu yang akan dibeli Fang Yuan. 　　“Aku lihat dulu.” Fang Yuan mengangguk tanpa ekspresi padanya, lalu menunduk mengamati. 　　Dalam ingatan, seharusnya di konter sebelah tempat judi batu ini. 　　Tapi lima ratus tahun, benar-benar terlalu lama. Banyak hal yang samar-samar, apalagi ingatan lima ratus tahun merupakan gudang memori yang sangat besar. Jujur Fang Yuan tidak ingat dengan jelas. 　　Hanya samar-samar teringat, di tahun inilah rombongan dagang datang, pada malam pertama seorang anak beruntung membeli fosil dengan kilau keemasan keunguan di kulit batunya seharga sepuluh Batu Yuan. 　　Setelah membuka batu di tempat, didapatkan katak tanah berkutil. Kemudian serangga gu kodok ini diakuisisi orang, membuatnya mendapat banyak Batu Yuan. 　　Fang Yuan mengamati sejenak, alisnya mengerut perlahan. 　　Di konter ini ada lebih dari dua puluh fosil berkilau keemasan keunguan. Di balik batu manakah katak tanah berkutil itu tersembunyi? 　　Setiap batu di sini dijual sepuluh Batu Yuan. Saat ini Fang Yuan membawa 98 Batu Yuan, perhitungan maksimal bisa beli sembilan batu. 　　Tapi kenyataannya tidak bisa dihitung begitu. 　　Setiap petualangan dan perjudian harus mempertimbangkan konsekuensinya. 　　Fang Yuan sudah bukan pemuda ceroboh, juga bukan penjudi yang menganggap diri spesial. Orang yang merasa ditakdirkan beruntung biasanya terjebak permainan takdir. 　　“Aku sendirian, tanpa bantuan orang-orang terdekat. Harus menyisakan Batu Yuan untuk biaya hidup dan beli bahan pakan serangga gu.” Setelah menghitung kebutuhan dasar, maksimal hanya bisa beli tujuh fosil. 　　"Batu ini, keemasan ungu bertabur bintik-bintik seperti bintang, namun gepeng seperti kue. Di dalamnya pasti tidak menyembunyikan katak tanah berkudis." 　　"Bongkahan emas ungu ini menyilaukan, tapi hanya sebesar kepalan tangan. Jika benar menyimpan katak tanah berkudis, seharusnya ukurannya minimal 30% lebih besar dari ini." 　　"Fosil emas ungu ini memang besar, tapi permukaannya sangat licin. Sedangkan kulit batu katak tanah berkudis selalu berbopeng-bopeng. Jelas ini bukan..." 　　Fang Yuan terus mengamati dan menyaring, mengeliminasi satu per satu. 　　Setelah serangga gu terpenuhi dan tertidur, fosil yang terbentuk menyatu sempurna, secara alami kebal terhadap sebagian besar cara deteksi di dunia. Metode deteksi sisanya hampir semuanya kasar dan memaksa. Begitu digunakan, akan langsung membunuh serangga gu yang sudah sekarat di dalamnya. 　　Karena itu, Gu Master yang memilih batu hanya bisa mengandalkan tebakan, pengalaman, keberuntungan, atau kadang-kadang kilatan inspirasi tiba-tiba. 　　Kalau tidak demikian, tempat ini tidak akan disebut arena judi. 　　Tentu saja di dunia luas ini penuh keanehan, tidak menutup kemungkinan ada segelintir cara deteksi lembut yang memungkinkan Gu Master mengetahui terlebih dahulu apakah batu menyimpan serangga gu. 　　Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan pernah mendengar kabar angin semacam ini, tapi setelah diverifikasi ternyata hanya rumor belaka. 　　Fang Yuan berhipotesis secara pribadi: Jika benar ada cara seperti itu, pasti merupakan warisan rahasia yang hanya dikuasai segelintir orang misterius. Tidak akan berpengaruh pada industri judi secara keseluruhan. 　　Di sekitar Gunung Qingmao masih lumayan, semakin ke timur, kasino semakin marak. Sampai di wilayah Gunung Baitou, setiap benteng memiliki kasino. Di beberapa benteng besar, terdapat banyak kasino besar. Di tiga benteng terkenal dengan judi batu visioner: Benteng Panshi, Benteng Gumuburan, Benteng Cangjing, bahkan ada arena judi batu super besar. 　　Tiga arena judi batu super besar ini masing-masing memiliki sejarah ribuan tahun. Hingga kini masih ramai bisnisnya, penjudi berdatangan tak henti. Tidak pernah terjadi insiden tempat digrebek. 　　Saat ini tenda tempat Fang Yuan berada ini paling-paling hanya bisa dianggap sebagai kasino kecil. 　　Tapi jika remaja lima belas tahun lain datang ke sini, pasti akan silau oleh fosil-fosil ini, bahkan memilih fosil pun hanya sembarang tunjuk. 　　Tapi Fang Yuan berbeda. 　　Pertama, ia sudah mengetahui sebagian jawaban sebelumnya, sehingga ruang pilihan tiba-tiba menyusut di bawah tiga puluh. 　　Tentu saja dari dua puluh lebih fosil ini, memilih satu-satunya yang benar sangat sulit. 　　Tapi Fang Yuan memiliki dasar pengalaman lima abad, dengan bekal yang kuat ini, ia mengamati sejenak lalu menyaring enam fosil emas-ungu yang paling memenuhi kriteria. 　　Ia punya delapan puluh persen keyakinan - kodok kutil tidur lelap di dalam salah satu fosil emas-ungu ini! BABKeempat Puluh Satu: Memecahkan Batu 　　; 　　"Saya ingin membeli beberapa batu. ..：.." Setelah memilih target, Fang Yuan berkata pada perempuan Gu Master itu. 　　"Pemula!" Kata ini langsung muncul di benak sang perempuan Gu Master. 　　Bahkan penjudi terburuk sekalipun, jika ingin membeli, harus memeriksa dengan teliti terlebih dahulu. Pertama mengamati dengan saksama, lalu meletakkan batu di tangan dan menggosoknya berulang kali, merasakan tekstur kulit batu dan beratnya. 　　Setelah beberapa kali pengamatan seperti ini, jika merasa ada yang tidak beres, para penjudi akan mengurungkan niat. Mereka tidak akan langsung membeli begitu saja. 　　Sedangkan orang seperti Fang Yuan yang langsung berniat membeli tanpa basa-basi, jelas-jelas adalah pemula dalam perjudian batu. 　　Meski begitu, meski Master Gu wanita ini berpikir demikian, ekspresi wajahnya tetap tak berubah. Dengan senyum manis, dia bertanya lembut pada Fang Yuan: "Lalu yang mana yang ingin Anda pilih?" 　　Fang Yuan menunjuk: "Yang ini." 　　Master Gu wanita segera mengambilnya. 　　Fang Yuan menunjuk lagi: "Yang ini juga." 　　Master Gu wanita sedikit terkejut, tak menyangka remaja ini langsung membeli dua batu sekaligus. 　　"Tampaknya remaja ini termasuk tipe penjudi yang agresif," batinnya menilai diam-diam. 　　Namun kemudian, Fang Yuan kembali menunjuk: "Dan yang ini, itu juga, semuanya kubeli." 　　Master Gu wanita tertegun, sangat terheran-heran. Tanpa sadar dia memandang ulang Fang Yuan dari kepala hingga kaki. 　　"Meski berwajah biasa, latar belakang keluarganya pasti kaya. Kalau tidak, mana mungkin Master Gu biasa punya uang senggang sebanyak ini?" Pikirnya sambil mempermanis senyum. Tak disangka remaja di depan matanya benar-benar pelanggan potensial. 　　Ini kejutan yang menyenangkan. 　　Tapi Fang Yuan kembali mengejutkan Master Gu wanita. Ia menunjuk batu ungu keemasan di sudut terjauh: "Oh ya, dua batu di sana juga kubeli." 　　“Gu Master wanita ini terkejut dalam hati: ‘Ini tuan muda kaya dari keluarga mana di Benteng Gǔyuè? Tampaknya seperti penerus cabang keluarga. Jika bisa mendekatinya, mungkin aku tak perlu lagi bekerja keras sebagai pelayan toko di sini.’” 　　“Memikirkan ini, senyum Gu Master wanita semakin lembut, bahkan tatapannya pada Fang Yuan mulai mengandung nuansa menggoda.” 　　Enam batu tersusun di depan Fang Yuan. 　　Fang Yuan langsung mengeluarkan 60 Batu Yuan dan menyerahkannya tanpa ragu kepada Gu Master wanita. 　　Tindakannya membayar segera menarik perhatian Gu Master lain di dalam tenda. 　　“Hm? Ada yang mulai berjudi batu.” 　　“Kita mengamati lebih dari sejam tapi tak ada yang berani mencoba. Sekarang ada kelinci percobaan, patut dilihat hasilnya.” 　　“Murid sekolahan ini langsung keluarkan 60 Batu Yuan? Harta cukup tebal rupanya. Dasar anak hijau, Hmph! Berjudi batu itu mudah? Hari ini kepalanya pasti babak belur.” 　　Para Gu Master berbisik-bisik di tempat, tatapan mereka tertuju pada Fang Yuan. 　　“Tuan muda, ingin membuka batu di tempat? Kami gratiskan segelnya.” Gu Master wanita menyarankan lembut dengan kerlingan menggoda. 　　Fang Yuan melirik sekeliling, senyum samar mengembang di bibirnya. Ia gelengkan kepala menolak: “Ungu-emas warna hokiku. Ini pertama kali aku berjudi batu, sangat berarti. Aku akan buka sendiri!” 　　"Mata Master Gu wanita itu semakin berbinar, hatinya bergumam: Aura kemewahan ini, memang pantas disebut pangeran kaya." 　　Dia tak akan pernah menyadari bahwa Fang Yuan di Benteng Gǔyuè bisa dibilang tak punya sanak saudara, hidupnya bagai terombang-ambing tanpa sandaran, sama sekali tak ada koneksi atau patronase, semua hal harus diusahakan sendiri. 　　"Cis, punya uang saja sok hebat." 　　"Pasti anak durhaka lagi yang menghambur-hamburkan keringat darah orangtuanya!" 　　"Anak muda tak tahu langit setinggi apa. Mana ada yang memilih batu mengandalkan warna hoki, ah, kelakuan begini sama saja melemparkan Batu Yuan ke permukaan air, lalu menikmati cipratannya buat hiburan." 　　Pandangan para Master Gu di dalam tenda serentak meredup, setelah menilai Fang Yuan sebagai pemboros, harapan mereka yang awalnya sudah rendah kini nyaris habis. 　　Beberapa Master Gu bahkan langsung memalingkan muka, mengalihkan perhatian kembali ke fosil di atas meja. 　　Perubahan di sekelilingnya tak sanggup menggoyahkan ketenangan Fang Yuan sedikitpun. Dengan wajah datar, ia diam-diam mengerahkan energi sejati dari Yuanhai, menyalurkannya ke dalam Gu Cahaya Bulan. 　　Seketika, simbol bulan sabit di telapak tangan kanannya memancarkan cahaya kebiruan yang lembut bagai aliran air. 　　Fang Yuan menggunakan tangan kanan itu untuk mengambil batu ungu keemasan, menelungkupkannya di telapak tangan. Kemudian jari-jarinya mengatup, perlahan menggosok dan menggesek permukaan fosil. 　　Cahaya biru terus berkedip, gelombang cahaya yang bergoyang genit membuat batu ungu keemasan semakin mengecil, serbuk batu berhamburan dari sela jari Fang Yuan, jatuh menumpuk di karpet tenda. 　　“Tuan Muda pandai sekali caranya!” Master Gu wanita menyambar kesempatan, langsung memuji. 　　“Pemuda ini ternyata tidak sepenuhnya tak berguna. Ada keahlian nyata.” Para Master Gu yang melihat adegan ini, mata mereka menyiratkan cahaya kompleks. Mereka mulai melihat Fang Yuan dengan pandangan berbeda. 　　Fang Yuan menggunakan cahaya biru untuk menggerus permukaan batu, ini merupakan aplikasi mikro Gu Cahaya Bulan. Biasanya Master Gu yang telah menggunakan Gu Cahaya Bulan selama 2-3 tahun baru bisa mencapai level ini. 　　Di usia Fang Yuan yang masih sebagai murid, pencapaian seperti ini sangat langka. 　　"Lihat, dia menggunakan Gu Cahaya Bulan yang khas dari klan Gu Yue kita." Beberapa Master Gu menyadari hal ini, tiba-tiba merasa bangga, pandangan mereka pada Fang Yuan menjadi lebih baik. 　　"Tapi teknik seperti ini masih terlalu kasar untuk melepas batu." Beberapa Master Gu senior menggelengkan kepala. 　　Batu zi jin semakin mengecil, awalnya tidak bisa digenggam satu telapak tangan. Setelah beberapa saat, menyusut sebesar kepalan tangan, terbungkus jari-jari Fang Yuan. 　　Cahaya biru semakin terang, batu menyusut sebesar kelereng. Hingga akhirnya hanya tersisa tumpukan debu batu yang jatuh membentuk gundukan kecil di karpet. 　　Ini jelas batu padat, sama sekali tidak ada serangga gu di dalamnya. 　　"Sudah diduga tidak bisa diandalkan." Para Master Gu terus menggeleng. 　　"Tuan Muda, masih ada lima batu zi jin lagi." Master Gu wanita memberikan semangat dengan lembut. 　　Ekspresi Fang Yuan tetap datar, tidak terpengaruh sedikitpun. Ia mengambil batu zi jin kedua, melanjutkan penggerusan. 　　Tapi hasil batu kedua ini tetap sama - batu padat tanpa serangga gu di dalamnya. 　　“Ganti batu ketiga, tetap sama saja.” 　　Salah seorang Gu Master tak sabar: “Jangan dilihat lagi, memilih batu berdasarkan warna sama sekali tak ada gunanya untuk bertaruh.” 　　“Kalau dia bisa dapat Gu bagus dari batu ini, aku akan makan semua debu batu di lantai ini.” Ada yang mengejek dengan santai. 　　“Tuan jangan putus asa. Masih ada tiga batu lagi, baru setengah yang Tuan buka.” Gu Master wanita itu meniupkan napas harum, menyemangati Fang Yuan. 　　Saat Fang Yuan mengambil batu keempat dan menggosoknya hingga sebesar telapak tangan, gerakannya tiba-tiba berhenti. 　　“Hm? Ada isinya!” 　　“Material batunya berubah, bukan batu giok ungu lagi, tapi berwarna hitam pekat seperti tinta.” 　　“Jangan-jangan dia benar-benar berhasil seperti kucing buta menangkap tikus mati?” 　　Para Gu Master di sekitar melontarkan teriakan kecil takjub. 　　“Tuan, harap berhati-hati saat membuka batu selanjutnya. Jangan sampai gerakannya terlalu kasar. Serangga gu yang tertidur sangat rapuh. Bila terlalu keras, bisa-bisa membunuh serangga gu di dalamnya.” Gu Master wanita itu juga tak menyangka ini terjadi, dia tertegun sebentar sebelum buru-baru mengingatkan dengan hati-hati. 　　Gerakan Fang Yuan melambat, jari-jarinya menggosok dengan interval terputus, sesekali mengeluarkan bunyi gesekan halus. 　　Debu batu hitam beterbangan, batu semakin mengecil, gerakan Fang Yuan pun semakin pelan dan lembut. 　　Tumpukan debu di karpet semakin tinggi, hingga akhirnya inti batu hitam di tangan Fang Yuan habis terkikis seluruhnya. 　　“Ah, sayang, ini cuma batu dalam batu.” 　　“Sia-sia buang perasaanku, kukira benar-benar ada serangga gu.” 　　“Kalian terlalu mudah ditipu, apakah bertaruh batu semudah itu? Sepuluh dari ** kosong, kalau tidak toko-toko mana bisa untung?” 　　“Keberuntungan Tuan sebenarnya sudah cukup baik. Pertama kali bertaruh langsung dapat batu dalam batu, orang biasa pun tak mampu.” Gu Master wanita mencoba menghibur Fang Yuan dengan berbagai cara, sekaligus menyiapkan landasan psikologis untuk hasil selanjutnya. 　　Kegagalan dalam bertaruh batu adalah hal yang terjadi sembilan dari ** kasus, sangat umum. Menurutnya, Fang Yuan sejak awal hanya bertindak sembarangan, kemungkinan memilih fosil gu hampir mustahil. 　　Fang Yuan tersenyum tipis tanpa menjawab, melanjutkan dengan mengeluarkan batu kelima. 　　Ia menggosok dengan teliti, kali ini hanya sepuluh tarikan napas, kulit batu ziyun terkikis habis, memperlihatkan gumpalan tanah kuning berbenjol. BABEmpat Puluh Dua: Benarkah Gu berhasil dikeluarkan?! 　　; 　　“Hah?” 　　“Jangan-jangan ini lagi-lagi batu dalam batu...” 　　“Sepertinya iya. Tapi aneh, tanah kuning ini terbungkus kulit ziyun yang keras, seharusnya permukaannya halus, kenapa berbintil?” Para Gu Master yang menyaksikan kebingungan. 　　Melihat gumpalan tanah kuning di tangannya, ekspresi Fang Yuan tetap datar, namun hatinya berdesir halus. 　　Terus menggosok, cahaya biru mengalir bagai air, debu tanah berjatuhan. Di antara serbuk itu, banyak gumpalan-gumpalan kecil ikut rontok ke tumpukan debu di kakinya. 　　"Apa benar-benar ada isi?!" Beberapa Gu Master yang melihat sampai sini membelalakkan mata penuh keheranan. 　　"Sulit dipastikan." Sebagian orang mulai ragu-ragu dengan nada suara. 　　"Aku rasa ada, sepertinya benar-benar ada." Seseorang berbisik pelan. 　　Bola tanah kuning semakin mengecil, hampir menyentuh ukuran telapak tangan. Tiba-tiba seorang pria menerobos masuk ke tenda: "Hei bocah, pelan-pelan. Bola tanah ini aku Jia Jinsheng beli!" 　　Tangan Fang Yuan berhenti bergerak. Seketika itu juga, tatapan semua Gu Master dalam tenda tertuju pada pria ini. 　　Penampilannya tampak muda, sekitar 20-25 tahun. Mengenakan jubah panjang emas, pinggangnya diikat dengan sabuk sutra yang dihiasi lempengan giok persegi di tengahnya. Di dalam giok itu terlihat guratan melintang membentuk karakter "" yang langka. 　　Jelas ini adalah Gu Master satu lingkaran. 　　Sudah lebih dari 20 tahun tapi masih satu lingkaran, terlihat bakatnya biasa saja. 　　Tapi statusnya agak istimewa. Melihat kedatangannya, para Gu Master dalam tenda segera membungkuk hormat serempak: "Bawahan menghadap Putra Kedua." 　　"Putra Kedua?" 　　"Dia tadi menyebut diri sendiri Jia Jinsheng, mungkin adik tiri Jia Fu pemimpin rombongan dagang itu..." 　　"Kalau begitu, tempat judi batu ini pasti dia yang buka. Tapi sekarang dia tiba-tiba ikut campur, sepertinya melanggar aturan kasino." 　　Para Gu Master mulai berbisik-bisik. 　　“Bagus, aku memang manajer toko ini. Adik kecil, masih muda sudah berjudi batu? Tidak takut dimarahi keluarga? Sekarang aku tawar empat puluh Batu Yuan untuk membeli bola tanahmu. Bagaimana? Empat puluh Batu Yuan sudah lumayan, belum tentu ada serangga gu di dalamnya. Tapi hari ini aku sedang senang, mengingat ini pertama kali kau berjudi batu, tidak ingin kau rugi total. Anggap saja pengembalian modal.” Jia Jinsheng bergegas mendekati Fang Yuan. 　　“Empat puluh Batu Yuan?” Fang Yuan mengangkat alis, melirik Jia Jinsheng sambil menyeringai, “Kau ingin memaksa membeli fosil bola lumpurku? Pemaksaan melanggar aturan arena judi. Apalagi di Gunung Qingmao ini, berani-beraninya kau menindasku yang bermarga Gu Yue di depan umum?” 　　“Hah?” Mendengar kata terakhir Fang Yuan, para Gu Master yang hadir tidak bisa tinggal diam. Perasaan solidaritas bangkit, mereka berkerumun mendekati lokasi Fang Yuan. Tatapan mereka menjadi tidak ramah ke arah Jia Jinsheng. 　　Jia Jinsheng awalnya mengira remaja 15 tahun seperti Fang Yuan mudah diatur, beberapa patah kata bisa menggoyahkan hatinya. Tak disangka Fang Yuan punya cara yang begitu hebat, dengan satu kalimat sederhana namun berbobot langsung menjerumuskannya ke posisi yang tidak menguntungkan! 　　Melihat para Master Gu berduyun-duyun mendekat, Jia Jinsheng seketika berubah wajahnya, mengubah sikap sambil tergesa-gesa melambaikan tangan: "Saudara muda, kau salah paham! Aku ini manajer lapangan batu judi, mana mungkin merusak lapak sendiri dan melanggar aturan sendiri? Lalu bagaimana aku masih bisa menjalankan bisnis? Hahaha. Hanya tertarik dengan bola tanahmu, ingin membelinya saja. Kalau tak mau jual, ya sudah. Tapi nanti kalau tak ada isinya, jangan salahkan aku yang sudah memperingatkan duluan." 　　Fang Yuan tak lagi menghiraukannya, memutar kepala dan kembali fokus menggosok bola lumpur di tangannya. 　　Gerakannya sangat perlahan dan teliti. Seringkali setelah beberapa saat, baru butiran debu lumpur kering berjatuhan sedikit demi sedikit. 　　Seiring gerakannya, seekor serangga gu yang tertidur mulai terungkap di depan semua orang. 　　"Ya ampun, benar-benar ada serangga gu!" 　　"Benar-benar mengeluarkan seekor gu!!" 　　"Apa ini benar? Membuka batu judi seperti ini bisa berhasil?" 　　"Remaja ini keberuntungannya meledak, benar-benar berhasil memaksakan nasib untuk mendapatkan seekor gu." 　　Seketika, riuh rendah suara takjumpara Master Gu bergemuruh. 　　Master Gu perempuan itu reflek menutup mulut, memandang kejadian ini dengan tak percaya. 　　Selama menjadi karyawan yang berpindah-pindah ke banyak benteng, dia pernah bertemu berbagai macam orang dan pelanggan, tapi belum pernah menyaksikan adegan penuh upaya merendahkan diri yang sedramatis ini. 　　“Benar ada serangga gu!” Mata Jia Jinsheng menyala dingin, hatinya dipenuhi kebencian. Sifatnya picik, suka iri dan dengki. Hal favoritnya adalah mencari keuntungan dari orang lain. Hal yang paling dibenci adalah ketika dirugikan. 　　Ia membuka tempat judi batu ini dengan jaringan mata-mata ketat. Begitu ada tamu yang sepertinya akan mengeluarkan serangga gu, ia akan muncul dan biasanya memaksa membelinya. 　　Kini Fang Yuan di kasinonya, di bawah pengawasannya, berhasil mengeluarkan seekor serangga gu. Jia Jinsheng merasa hatinya seperti ditusuk pisau. 　　Yang keluar adalah seekor Kodok Gu. 　　Seluruh tubuhnya kuning kusam, perut kuning muda, punggung cokelat kekuningan, penuh benjolan khas katak. Sekilas terlihat mengerikan. 　　Ukurannya tidak besar, hanya sebesar telapak tangan. Ditelungkupkan di telapak tangan seperti memegang dua tiga butir telur. 　　Di tengah tatapan kagum, iri, dan dengki, wajah Fang Yuan tetap tenang. Dengan hati-hati ia mengalirkan energi sejati ke tubuh kodok itu. 　　Seketika, kodok ini disatukan dengannya. 　　Serangga gu yang diperoleh dari membuka fosil biasanya sangat lemah. Tidak hanya kekuatan tubuhnya hampir habis, kesadarannya juga kabur tanpa kemampuan melawan, memudahkan Gu Master menyatukannya. 　　"Kodok Gu dibangunkan Fang Yuan dari tidur panjang, ia perlahan membuka mata, perutnya mengembang sedikit lalu mengeluarkan suara lembut." 　　"Kwek." 　　Suara ini meski lemah dan lirih, membuat wajah dan ekspresi orang lain yang hadir tiba-tiba berubah sangat dramatis. 　　Perbedaan nilai antara Gu hidup dan Gu mati sangat signifikan. 　　"Gu hidup, Gu hidup keluar!!" Seseorang menggosok matanya, tak percaya. 　　"Ini Kodok Tanah Lumpur, sialan, benar-benar Kodok Tanah Lumpur!" Seseorang mengenali identitas Kodok Gu, berteriak histeris. 　　"Anak ini dapat hoki besar. Kenapa aku tidak seberuntung ini!" Seseorang menghela napas dengan perasaan campuran iri, cemburu, dan benci. 　　"Tuan, selamat! Ini... ini... ini serangga gu paling berharga yang pernah kulihat seumur hidupku!" Master Gu wanita itu gagap berkata-kata, matanya berbinar-binar. 　　"Ternyata Kodok Tanah Lumpur! Ini Gu langka tingkat dua, harganya sampai 500 Batu Yuan! Sialan, sialan. Ternyata di tokoku ada yang bisa membuka Gu seperti ini. Aku rugi besar, rugi besar!" Wajah Jia Jinsheng pucat pasi, matanya menatap nanar ke arah kodok, dorongan kuat untuk merebutnya menggelegak di hatinya. 　　Tapi ia tahu mustahil, jika dilakukan berarti mencari masalah sendiri. 　　"Ini bukan perkampungan keluarga kami, melainkan wilayah asing milik Klan Gu Yue." 　　"Mungkin aku harus menambah puluhan Batu Yuan, mungkin ia mau menyerahkannya padaku. Benar, dia cuma seorang murida. Aku tawarkan seratus Batu Yuan, pasti dia tergoda. Kenapa aku tidak melakukan itu?" Dada Jia Jinsheng penuh penyesalan. 　　"Tidak, mungkin bocah ini tidak tahu nilai aslinya. Meski mengeluarkan katak lumpur ini, aku harus bisa menekan harga dan mengakuisisinya!" Harapan baru mulai mengambang di hati Jia Jinsheng. 　　Tapi seketika itu juga, harapan itu dihancurkan tanpa ampun oleh ucapan Fang Yuan. 　　Fang Yuan memandang tenang katak lumpur di telapak tangannya, tak peduli decak kagum orang-orang sekitar. 　　Dengan suara datar ia berkata pada Jia Jinsheng: "Katak Lumpur, serangga gu tingkat dua, makan satu pon tanah liat per hari - semakin subur semakin baik. Langka, bahan utama untuk membuat Tembaga Kuning Berharga. Harga pasar lima ratus Batu Yuan. Jia Jinsheng, kau mau akuisisi?" 　　"Kau... bahkan tahu detail seperti ini..." Bibir Jia Jinsheng bergetar, terpukul sampai nyaris tak bisa bicara. 　　Fang Yuan tersenyum tipis: "Jika tak mau, tak apa. Aku akan jual ke orang lain, pasti ada yang membeli." 　　"Tunggu, tunggu! Aku yang akan membeli... Cuma harganya bisakah dikurangi?" Senyum pahit merekah di wajah Jia Jinsheng. 　　Fang Yuan langsung berbalik pergi. 　　Jia Jinsheng segera mengejar: "Jangan! Jangan pergi. Aku beli, aku beli!" 　　Fang Yuan tidak berencana membiakkan Kodak Tanah Kudis ini. 　　Ini adalah serangga gu tingkat dua, sementara Fang Yuan baru mencapai tingkat awal satu putaran. Meski makan lumpur kuning, tapi di Gunung Qingmao yang ada di mana-mana adalah tanah hijau, mencari makanan jadi sangat merepotkan. 　　Selain itu, jika tidak menjual serangga gu katak ini, Fang Yuan harus merawat tiga serangga gu sekaligus sendirian. Konsumsi Batu Yuan meningkat drastis, belum lagi jumlah Batu Yuan yang dimilikinya sekarang jelas tidak cukup untuk memberi makan. 　　Jadi target Fang Yuan sejak awal adalah menjual Kodak Tanah Kudis, mendapatkan lima ratus Batu Yuan, dan meraup keuntungan. 　　Lima ratus Batu Yuan bagi Gu Master tingkat awal satu putaran seperti Fang Yuan, sudah bisa dianggap sebagai kekayaan yang besar. 　　Transaksi segera selesai. Fang Yuan mentransfer kepemilikan Kodak Tanah Kudis ke Jia Jinsheng di depan umum, sambil menerima lima kantong uang berat. Setiap kantong berisi seratus Batu Yuan utuh. 　　Harta Fang Yuan sebelumnya sembilan puluh delapan Batu Yuan. Setelah menghabiskan enam puluh untuk judi batu, tersisa tiga puluh delapan. Kini kekayaannya melonjak berlipat ganda menjadi lima ratus tiga puluh delapan Batu Yuan! 　　Banyak Gu Master yang menyaksikan kejadian ini matanya memerah karena iri. 　　Fang Yuan menyelipkan lima kantong uang ke dalam bajunya, mengambil Batu Fosil Zijin terakhir, lalu dengan santai keluar dari tenda. 　　"Tuan, tidakkah Tuan ingin memecahkan batu ini?" Wanita Gu Master itu mengedipkan mata berkali-kali, memandang punggung Fang Yuan sambil mengingatkan keras. 　　Fang Yuan tidak menghiraukan, pergi meninggalkan arena judi batu tanpa menoleh. 　　Meninggalkan para Gu Master yang tercengang, saling memandang dalam diam. BABKeempat Puluh Tiga: Batu Ungu Keenam Terakhir 　　; 　　Di Yuanhai perunggu, ombak lahir dan mati, pasang surut tak henti... 　　Di atas permukaan laut, Cacing Arak menggulung membentuk bola, memancarkan aroma alkohol bagai kabut putih yang melayang. 　　Segumpal Yuan Zhen berdesir, menyembur naik ke dalam kabut arak. Saat turun, volumenya telah berkurang separuh, warnanya semakin pekat. Berubah dari hijau muda tingkat awal menjadi hijau tua tingkat menengah. 　　Yuan Zhen tingkat menengah yang jatuh ke Yuanhai tidak bercampur dengan Yuan Zhen tingkat awal. Seolah lebih berat, mengendap di lapisan bawah. 　　Yuanhai pun terbentuk dengan pola: lapisan atas berisi air Yuan Zhen tingkat awal, lapisan bawah berisi Yuan Zhen tingkat menengah. 　　Seiring waktu, rongga kosong terus diselimuti kabut arak. Di bawah penyulingan Cacing Arak, perlahan Yuan Zhen tingkat awal terus berkurang, Yuan Zhen tingkat menengah bertambah banyak. 　　Terlihat jelas permukaan air Yuan Zhen tingkat menengah di lapisan bawah semakin naik, sedangkan lapisan atas Yuan Zhen tingkat awal terus turun dan naik berulang. 　　Sambil menyuling Yuan Zhen, Fang Yuan juga menyerap Yuan Zhen alami dari Batu Yuan di luar, mengisi rongga kosong dalam tubuhnya dengan cepat. 　　Akhirnya, 45% Yuanhai dalam rongga kosong berhasil disuling seluruhnya menjadi Yuan Zhen tingkat menengah. 　　“Berkat Yuan Zhen tingkat menengah, kalau tidak di lapangan judi batu, aku takkan bisa memecah batu sebanyak lima kali berturut-turut.” Fang Yuan membuka matanya perlahan sambil berjongkok di ranjang asrama. 　　Saat ini sudah larut malam. 　　Setelah keluar dari lapangan judi batu, dia tidak mengunjungi toko-toko lain melainkan langsung kembali ke asrama sekolah. 　　Meskipun berada di sekitar Benteng Gǔyuè, membawa 538 buah Batu Yuan sebagai Gu Master tingkat satu awal masih terlalu berisiko. 　　Bukan hanya karena beratnya batu-batu ini yang menyulitkan dibawa, tapi juga berpotensi memancing niat jahat yang mengancam nyawa. 　　Jika ada Gu Master tingkat satu tinggi atau bahkan tingkat dua yang berniat buruk, Fang Yuan dengan kemampuan saat ini belum mampu menghadapinya. 　　“Harta hanyalah benda luar, mempertaruhkan nyawa demi uang adalah hal menyedihkan. Ironisnya banyak orang tak bisa melihat ini. Kapal keuntungan telah mengangkut berapa banyak orang, dan menenggelamkan berapa banyak lainnya.” Senyum sinis mengembang di bibir Fang Yuan sambil menatap Batu Yuan keabu-abuan di genggamannya. 　　Batu Yuan utuh berukuran sebesar telur bebek. Tapi yang di tangannya ini telah menyusut sebesar lingkaran setelah setengah Yuan Zhen-nya diserap. 　　Fang Yuan sama sekali tidak merasa kehilangan. 　　Segala sesuatu ada untung ruginya. Dengan bakat Kelas C dan perlu memurnikan Yuan Zhen menggunakan Cacing Arak, konsumsi Batu Yuan-nya berkali-kali lipat lebih banyak dari teman seumuran. Tapi berkat ini pula, dia bisa mengatasi keterbatasan bakat dan menempati tiga besar dalam kemajuan kultivasi sejati. 　　Fang Yuan menyimpan kembali Batu Yuan itu ke dalam kantong uang, lalu mengeluarkan fosil ungu-emas terakhir. 　　Ia membeli total enam bongkahan di kasino, membuka lima di tempat, dan membawa satu bongkahan terakhir ke sini. 　　Matanya berkilat, sekali lagi mengaktifkan Gu Cahaya Bulan, menggesekkan lima jari untuk membuka batu. 　　Batu Ungu-Emas menyusut cepat dalam cahaya biru, akhirnya lenyap hanya menyisakan tumpukan debu batu di samping ranjang. 　　Fang Yuan tidak terkejut, dalam perjudian batu, sembilan dari sepuluh kali gagal. 　　Bahkan dengan pengalaman 500 tahunnya, maksimal ia hanya bisa mengurangi menjadi delapan kegagalan. Dari dua kemenangan tersisa, masih terbagi antara Gu mati dan hidup. 　　Gu mati hampir tak bernilai. Gu hidup pun belum tentu langka. Jika benar mendapat Gu hidup bernilai tinggi, malah akan mendatangkan bencana pembunuhan. 　　Cultivation Fang Yuan saat ini masih sangat rendah, berada di lapisan terbawah para Gu Master. Jika bukan karena berada di sekitar Benteng Gǔyuè, katak tanah berlumpur yang baru dibukanya mungkin sudah direbut Jia Jinsheng. 　　Judi bukanlah jalan menuju kekayaan, justru lebih banyak yang bangkrut karenanya. Ini bukan jalur perkembangan Fang Yuan. 　　Meski bongkahan terakhir tak mengeluarkan Gu, Fang Yuan tak kecewa. Ia malah tersenyum melihat tumpukan debu batu di lantai. 　　Benar, tujuan akhirnya masuk kasino terletak pada debu batu ini. 　　Adapun katak tanah berlumpur itu hanyalah bonus sampingan. 　　Hanya dirinya yang tahu hasil sebenarnya dari pembukaan batu secara diam-diam ini. 　　"Mulai sekarang, ia bisa berdalih bahwa Cacing Arak itu dibangkitkan dan ditaklukkan dari fosil emas-ungu ini." 　　Gagasan ini sangat brilian. 　　Pertama, tak seorang pun bisa memastikan serangga gu apa yang tersegel dalam fosil ini. Siapa berani menyangkal kemungkinan Cacing Arak tertidur dalam fosil emas-ungu? Ini sepenuhnya masuk akal! 　　Kedua, ia memiliki beberapa saksi mata. Tindakannya mengeluarkan kodok tanah kusta pasti telah meninggalkan kesan mendalam pada para Gu Master di rumah judi. 　　Ketiga, bahkan jika ada yang terus memburu, ia bisa mengaitkan semua ini dengan keberuntungan. Faktor keberuntungan adalah hal yang paling sulit dipahami. Meski ada yang mencurigai ini adalah Cacing Arak milik Hua Jiu Xingzhe, alasan "keberuntungan" tetap tak terbantahkan. 　　Dalam kamar yang gelap, tatapan Fang Yuan menyala redup. 　　Menyembunyikan sesuatu bagai membungkus api dengan kertas, cepat atau lambat akan terbongkar. 　　Untuk menghilangkan ancaman Cacing Arak, harus mengambil inisiatif. Inilah gaya khas Fang Yuan. 　　Lagipula, setelah dipikir matang-matang, dalam proses kultivasinya selanjutnya ia memang perlu memamerkan Cacing Arak. 　　"Cacing Arak tingkat satu ini sangat berharga bagi Gu Master tingkat satu. Tapi di tingkat dua sudah tidak relevan. Jadi memamerkannya paling hanya menarik perhatian beberapa orang, tak pengaruhi situasi besar, tak masalah. Berbeda dengan Gu Cungcu Chan - jika itu terbongkar, bisa saja aku mati tanpa tempat dikubur seketika itu juga." 　　Pengalaman hidup lima abad telah membuat Fang Yuan menguasai psikologi manusia bagai membaca telapak tangan. 　　“Harta warisan Hua Jiu Xingzhe dan kodok lumpur, hanya dua hal murah dalam ingatanku. Sekarang semuanya sudah kuambil. Selanjutnya hanya bisa mengandalkan latihan rutinku sendiri.” 　　Fang Yuan menghela napas, merentangkan tubuhnya, merasakan kelelahan dan kantuk yang mendalam. 　　Latihan Yuanhai seorang Gu Master tidak bisa menggantikan tidur. 　　Fang Yuan menarik selimut, berbaring di ranjang dengan mata masih setengah terbuka. 　　Meski di tepi ranjang tersimpan lebih dari 500 Batu Yuan, dan bawah ranjang penuh tong-tong arak bambu hijau, ia merasakan kegelisahan samar. 　　Lima ratus lebih Batu Yuan ini sudah mencapai batas maksimal. Puncak kejayaan lalu kemunduran, Fang Yuan paham konsumsi Batu Yuan akan semakin besar. 　　Pendapatannya sebagian besar berasal dari memeras teman sekelas. 　　Ia semakin menyadari kemajuan pesat teman-temannya. Terutama dalam beberapa kali pemerasan terakhir, Gu Yue Mo Bei, Chi Cheng, dan adiknya Gu Yue Fang Zheng menunjukkan peningkatan kemampuan bela diri. Dulu hanya butuh 1-2 jurus untuk menghajar mereka, kini perlu 5-6 jurus. 　　"Jika kurampok 3-4 kali lagi, kemampuan bela diri mereka akan terasah. Mereka akan menantangku satu per satu. Dengan stamina saat ini, aku tak sanggup menghadapi pertarungan beruntun. 500 Batu Yuan terlihat banyak, tapi dengan konsumsi 4 Batu Yuan per hari untuk latihan intensifku, ini tak berarti apa-apa." 　　“Gunung Qingmao di sini sudah tidak memiliki harta karun lagi, namun di Gunung Baiyu yang berdekatan, ada ahli Gu aliran ortodoks level empat yang mewariskan kekuatan secara rahasia. Tapi untuk mendapatkan warisan ini cukup rumit. Ada rintangan penting yang membutuhkan kerjasama dua orang untuk melewatinya.” 　　“Ah, yang terutama karena warisan Hua Jiu Xingzhe terlalu sedikit, hanya dapat seekor Cacing Arak. Ya... lalu bagaimana dengan papan bayangan itu? Mungkin bisa kujual ke pedagang di rombongan kafilah...” 　　Fang Yuan berpikir, kelopak matanya semakin berat hingga akhirnya tertidur lelap. BABKeempat Puluh Empat: Arak Kera, Kesempatan Cacing Arak Tak Boleh Dilepas 　　; 　　Keesokan siangnya, saat jam makan siang, Fang Yuan kembali datang ke area pertokoan di luar benteng. ....m) 　　Karena siang hari harus bekerja, jumlah penduduk gunung yang berjualan di antara tenda dan lapak tidak terlalu banyak. 　　Fang Yuan berjalan mengikuti ingatannya ke tempat penjualan rumput Zhixin semalam. Namun yang terlihat hanya gerobak kosong tertinggal di tempat itu. Yang menarik gerobak adalah seekor ayam unta. 　　Ini berdiri dengan angkuh di tempatnya, bertubuh sebesar burung unta, berpenampilan seperti ayam namun punggungnya melengkung membentuk busur. 　　Sepasang sayap lebar terlipat rapi di sisi tubuhnya, bulu-bulu berwarna pelangi memancarkan kilauan mencolok. 　　Kepalanya menengadah tinggi, jengger merah menyala bagai mahkota akik, berkilauan lembut di bawah sinar matahari. 　　"Sepertinya akhirnya terlambat selangkah, rumput hati sudah habis terjual. Sayang, jika bisa membeli beberapa kilogram rumput hati, akan menghemat banyak Batu Yuan." Langkah Fang Yuan terhenti sejenak, lalu ia meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan ke dalam. 　　"Ayo, cicipi semua anggur terbaik dari berbagai benteng! Ada lebih dari 100 jenis minuman di sini. Ada arak rumput lentera berkualitas tinggi, anggur Sembilan Kelok dengan aftertaste panjang, sumilir elegan dari Gulongjing, asam-manis Hua Shi Da Qu, Baiquan Lao Jiao yang merangsang air liur, Zui San Qiu dengan aroma memabukkan..." Di depan tenda biru berbentuk silinder, seorang pelayan berteriak keras menarik pelanggan. 　　Mata Fang Yuan berkilat, langsung menunjukkan ketertarikan. Ia berbelok arah dan memasuki toko minuman ini. 　　Fasilitas di dalam toko minuman ini sangat unik. 　　Di bagian paling dalam tenda terdapat konter panjang. Seorang Master Gu berjaga, di belakangnya puluhan kumbang kepik kristal sebesar keranjang menempel di dinding kain tenda. 　　Lantai tenda tidak dilapisi karpet, melainkan membiarkan batu dan tanah gunung terbuka. Dari tanah tumbuh sekumpulan jamur berwarna-warni. 　　Jamur-jamur ini beraneka warna, bulat dan mulus, terlihat menggemaskan. Ada yang sebesar meja, ada pula sekecil bangku pendek. Seringkali jamur besar selebar meja dikelilingi beberapa jamur kecil setinggi bangku. 　　“Ini adalah jamur Innocent Mushroom, sengaja dikembangkan oleh Gu Master. Memiliki fungsi menyerap debu dan udara kotor, memurnikan udara, termasuk salah satu jenis Gu rumput.” Fang Yuan langsung mengenali asal-usul jamur-jamur ini. 　　Ia memilih jamur kecil untuk duduk. Permukaan jamur langsung melesak sedikit, memberi Fang Yuan ilusi seperti duduk di sofa saat di Bumi. 　　“Tuan Muda, ini daftar minuman. Mau pesan anggur apa?” Seorang pelayan mendekat. 　　Fang Yuan melihat daftar minuman, menemukan harga anggur di sini sedikit lebih mahal dibanding Anggur Bambu Hijau. 　　“Bawakan satu gelas Anggur Hou'er.” Fang Yuan meletakkan daftar minuman. 　　“Satu Anggur Hou'er!” Pelayan itu menengok dan berteriak keras. 　　Di bagian kasir, Gu Master tingkat satu itu mendengar, lalu segera membungkuk mengambil gelas bambu dari balik konter. 　　Kemudian ia membawa gelas itu, berbalik menghadap tenda di belakangnya. Pada kain terpal biru tenda, puluhan kumbang kristal besar menempel diam-diam dengan kepala di bawah dan ekor di atas, bagai hiasan di dinding tenda. 　　Kumbang kristal ini juga termasuk jenis Gu, perutnya berongga, sering digunakan Gu Master untuk menyimpan cairan berharga. 　　Seluruh tubuhnya transparan, seolah terbuat dari kristal. Dari luar bisa terlihat jenis anggur apa yang mengisi perut bulat kumbang itu. 　　Gu Master segera menemukan kumbang kristal yang berisi Anggur Hou'er di antara mereka. 　　Ia meletakkan gelas bambu di bawah mulut kumbang kepik, lalu tangan satunya mengelus perlahan cangkang kristal kumbang itu. 　　Seberkas Yuan Zhen yang sangat tipis mengalir masuk ke tubuh kumbang kristal. Seketika, kumbang itu membuka mulutnya dan aliran arak mengalir deras ke dalam gelas bambu. 　　Gemericik arak terdengar sejenak sebelum tiba-tiba berhenti. 　　Sang Gu Master menaruh gelas bambu yang penuh arak monyet di atas meja kasir. Pelayan di balik meja yang sudah menunggu lama segera menyambutnya dengan hati-hati, lalu bergegas membawakannya ke Fang Yuan. 　　Fang Yuan hanya menyesap sedikit. Arak monyet yang termasuk kategori fruit wine ini memiliki aroma manis harum dengan rasa lembut di mulut. 　　Ia tak melanjutkan minum, melainkan memanggil Cacing Arak dengan kekuatan pikirannya. 　　Cacing putih gemuk itu berubah menjadi sinar putih, melengkung setengah lingkaran di udara sebelum terjun dengan suara 'plung' ke dalam gelas. 　　Percikan arak menciprat ke permukaan meja jamur. 　　Cacing Arak berguling-guling riang dalam gelas. Level arak monyet turun drastis hingga dalam beberapa tarikan napas, gelas itu sudah kering kerontang tanpa sisa setetes pun. 　　"Ini Cacing Arak!" teriak sang Gu Master di balik meja kasir, matanya berbinar. Sebagai Gu Master tingkat satu dengan bakat Kelas D, ia mengikuti kafilah dagang dan bekerja di kedai arak ini sambil berkelana mencari kesempatan. 　　“Cacing Arak mampu memurnikan Yuan Zhen, meningkatkan satu tingkat kecil. Bagi Master Gu tingkat satu, ini bisa dibilang serangga gu yang sangat berharga. Bukankah ini kesempatan yang selama ini ia cari-cari?” 　　“Tuan muda, apakah Anda bersedia melepas Cacing Arak Anda?” Ia mendekat dengan wajah penuh harap, bertanya dengan tulus. 　　Fang Yuan menggelengkan kepala, menolak dengan tegas sebelum beranjak pergi. 　　Tujuan kedatangannya ke sini adalah sengaja memamerkan Cacing Arak, sama sekali tidak berniat menjualnya. 　　“Tuan, tuan, tunggu sebentar. Saya sungguh-sungguh, mungkin kita bisa berdiskusi lebih lanjut.” Master Gu itu mengejar Fang Yuan hingga pintu tenda, namun tak mendapat respons. 　　Akhirnya ia hanya bisa terpaku di tempat, memandang penuh penyesalan punggung Fang Yuan yang menghilang di balik sudut tenda. 　　…… 　　Matahari tenggelam perlahan, digantikan oleh bulan sabit yang melayang di angkasa. 　　Cahaya bulan yang mengalir seperti air malam itu dikalahkan oleh gemerlap lampu toko-toko yang menyala terang. 　　Kerumunan orang masih memadati pasar malam. Fang Yuan terseret arus kerumunan, berbagai obrolan tak terhindarkan masuk ke telinganya. 　　“Pasar biasanya buka tiga hari tiga malam. Malam ini sudah hari kedua, besok pagi kafilah akan berangkat lagi. Kalau mau beli sesuatu, harus cepat-cepat.” 　　“Kemarin lihat Gu Lonceng Emas, ah, terlalu mahal. Tawar-menawar setengah hari dengan pemilik toko, harganya hampir tak turun. Malam ini coba lihat lagi.” 　　“Kalian dengar belum, semalam. Ada seorang pemuda, di lapangan batu judi berhasil menemukan katak tanah berkudis, untung sampai lima ratus Batu Yuan!” 　　…… 　　Fang Yuan mendengarkan dengan saksama, hatinya sedikit kecewa karena tak mendengar kabar apapun tentang Cacing Arak. 　　“Cacing Arak hanya serangga gu tingkat satu, penting untuk Gu Master tingkat satu. Tapi bagi Gu Master tingkat dua atau tiga, tak bisa memurnikan Yuan Zhen lagi. Jadi wajar tak ada yang memperhatikan. Tapi masalah memamerkan Cacing Arak ini tak bisa terburu-buru, kalau terlalu dibuat-buat malah ketahuan.” Fang Yuan berjalan sambil berpikir dalam hati. 　　Tiba-tiba, kerumunan di depannya bergerak cepat. 　　Lalu Fang Yuan mendengar teriakan: “Lihatlah! Ada toko nakal yang menjual gu palsu ke anggota klan kita!” 　　Kerumunan langsung dipenuhi kemarahan. 　　“Ya? Ada hal seperti ini terjadi.” 　　“Cepat lihat, toko mana yang berani menipu anggota klan kita!” 　　Fang Yuan mengikuti arus kerumunan. 　　Tampak sekelompok orang mengerumuni tenda merah besar di pintu masuk, berlapis-lapis. Ada yang mengamati penasaran, ada yang menyilangkan tangan dengan tatapan dingin, tapi mayoritas wajah mereka dipenuhi amarah tipis. 　　Di pintu masuk tenda berdiri dua orang. 　　Seorang Gu Master tingkat dua muda, dari pakaiannya jelas terlihat anggota klan Gu Yue. 　　Yang satunya adalah kenalan, pemilik toko batu judi Jia Jinsheng. 　　Pemuda Gu Master mencengkeram serangga gu hitam di tangannya, mengangkatnya tinggi-tinggi sambil berteriak ke kerumunan orang: "Saudara-saudara, orang di hadapanku ini kemarin menjual gu palsu padaku. Mengelabui dengan menyebutnya Hei Shi Gu, memalakku 250 Batu Yuan! Begitu kusatukan, malamnya langsung ketahuan - ini bukan Hei Shi Gu, cuma cacing kentut biasa!" 　　Jia Jinsheng menyeringai dingin: "Kau jangan sembarangan menuduh. Kapan aku bilang ini Hei Shi Gu? Mana buktimu?" 　　Pemuda Gu Master yang melihat Jia Jinsheng membantah langsung naik pitam, mencengkeram lengan Jia Jinsheng: "Pedagang licik! Berani menipu Ye Gu Yue di Gunung Qingmao, kau cari mati?!" 　　"Lepaskan!" Jia Jinsheng juga marah, melepaskan lengan dari cengkeraman dengan gerakan tangan kasar. "Kau mau cari masalah, memeras uang tapi salah target. Aku tak takut! Kakakku Jia Fu, Gu Master level empat, berani apa kau?" 　　"Kau...!" Pemuda Gu Master itu mengerang marah, namun tangannya terhenti. Gelar Gu Master level empat telah membuatnya ciut nyali. 　　“Ah, brengsek!” Jia Jinsheng meludah ke tanah. Ia menegakkan kepala, menatap Master Gu muda itu, dan menyeringai sinis. "Kau sendiri yang rakus ingin untung kecil! Tak bisakah kau berpikir? Babi Hitam Gu mampu meningkatkan kekuatan Master Gu secara fundamental. Ini adalah serangga Gu tingkat satu yang sangat langka, harganya di pasar bahkan lebih mahal dari Cacing Arak, biasanya dijual enam ratus keping Batu Yuan. Kau pikir dua ratus lima puluh keping bisa membeli Babi Hitam Gu? Mimpi kau!" 　　"Brengsek..." Master Gu muda itu menggertakkan giginya hingga berderit. Wajahnya memerah padam, seluruh tubuhnya gemetar karena amarah, dadanya dipenuhi api kemarahan akibat penghinaan. 　　Kerumunan orang bergemuruh resah, saling berbisik. Namun tak seorang pun berani maju. Reputasi Jia Fu sebagai Master Gu tingkat empat bagai gunung tak kasatmata yang meredam situasi. 　　"Dasar licik! Benar-benar pedagang curang!" 　　"Pantasan berani semena-mena di Gunung Qingmao, ternyata adik Jia Fu." 　　"Katanya saudara tiri, cultivasi cuma tingkat satu. Tapi selalu menyalahgunakan hubungannya untuk bertindak semena-mena di kafilah dagang." 　　…… 　　"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tiba-tiba suara berat menggema. 　　"Jia Fu datang!" 　　"Pemimpin datang menyelesaikan sengketa. Minggir semua!" 　　Bisik-bisik langsung terhenti. Kerumunan segera membuka jalan sempit. 　　Seorang Gu Master berusia masa dewasa prime bertubuh kekar dengan perut besar yang menonjol, berjalan masuk melalui lorong. Ia mengenakan jubah kuning berlengan panjang, tak lain adalah pemimpin kafilah, Jia Fu. 　　"Salam hormat, Tuan Jia Fu." Gu Master muda itu meski dipenuhi amarah, tak berani meluapkannya. Dengan keras ia menahan kesabaran, lalu aktif memberikan hormat dengan mengepalkan tangan. 　　Jia Jinsheng membeku di tempat. Rupanya dia tak menyangka kedatangan kakaknya. Wajahnya mendadak pucat, matanya menyiratkan kilatan kemarahan yang tertahan. 　　Perubahan ekspresi kecil ini tertangkap oleh Fang Yuan yang sejak tadi mengamati dari kejauhan, membuatnya sejenak merenung penuh arti. BABKeempat Puluh Lima: Skema Tersembunyi, Terjebak dalam Tempayan tanpa Sadar 　　; 　　"Ada apa, Gu Master muda?" Jia Fu menghampiri kerumunan orang, bertanya dengan wajah ramah....unduh ebook gratis imeng.) 　　Gu Master muda itu terlihat tersanjung, kembali memberi hormat. Melirik para anggota klan di sekelilingnya, dia memberanikan diri menceritakan seluruh kejadian tanpa menyembunyikan apapun. 　　"Jadi begini ceritanya!" Jia Fu mengangguk paham. Dia menoleh ke Jia Jinsheng di sampingnya, "Adik, benarkah demikian?" 　　Jia Jinsheng memalingkan muka, "Hmph!" tak mau menatapnya. 　　Jia Fu merenung sejenak. 　　Sekelilingnya hening, tak ada yang berani mengganggu proses berpikirnya. Semua menanti dengan penuh antisipasi keputusan yang akan diumumkan. 　　"Secara keseluruhan, ini adalah kasus penipuan komersial Jia Jinsheng. Tapi Gu Master muda ini juga punya kelalaian. Kalau tidak dibutakan oleh keserakahan, mana mungkin tertipu?" 　　"Seandainya Jia Fu benar-benar ingin melindungi adiknya, dengan cultivasi tingkat empatnya, bahkan Kepala Suku Gu Yue pun tidak bisa berbuat apa-apa." 　　Jia Fu merenung sejenak, akhirnya berkata: "Saya telah memahami masalah ini. Kesalahan sepenuhnya ada di pihak adik saya. Kak ini telah menderita kerugian karena membeli barang palsu, sungguh kami meminta maaf!" Sambil mengatakannya, ia memberi hormat dengan tangan tergenggam kepada Gu Master muda. 　　"Tuan Jia Fu!" Gu Master muda terkejut, buru-buru merendah. "Anda ini Gu Master tingkat empat, saya cuma tingkat dua. Ini tidak pantas, sungguh tidak pantas!" 　　Jia Fu melambaikan tangan: "Hoho, ini tidak ada hubungannya dengan level cultivation. Saya selalu menilai berdasarkan fakta bukan orang. Salah ya salah. Atas nama rombongan dagang, saya minta maaf. Untuk ganti rugi, begini saja. Kak kehilangan 250 Batu Yuan, saya akan mengganti dua kali lipat atas nama Keluarga Jia." 　　Sesuai janjinya, segera pengawalnya mengeluarkan lima kantong uang yang diserahkan kepada Gu Master muda di depan umum. 　　Setiap kantong terlihat montok dan berisi 100 Batu Yuan. 　　Gu Master muda menerima kantong-kantong itu, gemetar karena terharu sampai tidak bisa berkata-kata. 　　"Tapi adikku, kakak juga punya satu nasihat untukmu." Jia Fu melanjutkan dengan penuh perhatian, "Hei Shi Gu sangat langka, bisa meningkatkan kekuatan Gu Master secara fundamental. Walau gu ini hanya tingkat satu, sulit ditemukan di pasaran. Begitu muncul di pasar, biasanya langsung dibeli orang. Harganya sekitar 600 Batu Yuan. Ingin membeli Hei Shi Gu dengan 200-an Batu Yuan, itu tidak realistis." 　　"Saya menerima bimbingan ini!" Gu Master muda itu membungkuk hormat hingga ke tanah kepada Jia Fu dengan penuh kekaguman. 　　Sorak-sorai terdengar dari kerumunan orang. 　　"Tuan Jia Fu bijaksana!" 　　"Luar biasa, pantas menjadi Tuan Jia Fu!" 　　"Sebagai Gu Master empat tingkat, tapi tidak menyalahgunakan kekuatan untuk menindas yang lemah, Tuan Jia Fu sungguh teladan bagi jalan kebenaran." 　　…… 　　"Tidak, tidak." Jia Fu tersenyum ramah, mengepalkan tangan ke segala arah dengan rendah hati, "Keluarga Jia berbisnis selalu mengutamakan integritas, tidak menipu siapa pun. Warga sekalian, adik saya ini masih muda dan kurang pengalaman, suka mengganggu orang, tapi sebenarnya hatinya baik. Semoga semua bisa memaklumi." 　　Sorak-sorai sekitar semakin bergemuruh. 　　"Hmph!" Wajah Jia Jinsheng pucat pasi, dengan geram ia menghentakkan kaki lalu berbalik masuk ke tenda. Kemudian menerobos tenda dan keluar dari tirai belakang. 　　Fang Yuan mengamati dengan pandangan dingin, hatinya lega: "Sepertinya peninggalan Hua Jiu Xingzhe yang berupa dinding bayangan itu bisa dijual sekarang." 　　“Hua Jiu Xingzhe menggunakan Gu perekam bayangan dan suara untuk merekam perilaku memalukan Pendiri Generasi Keempat dari Klan Gu Yue.” 　　“Sebelum mati, dengan perasaan kesal, ia mengaktifkan Gu perekam ini dan menamparkannya ke dinding batu, membentuk sebuah Papan Bayangan.” 　　“Gambar di Papan Bayangan terus berputar, memperlihatkan momen paling autentik kala itu kepada dunia.” 　　“Berdasarkan prinsip memaksimalkan keuntungan, Fang Yuan sejak lama ingin menjual Papan Bayangan ini. Ia yakin dua klan lain di Gunung Qingmao: Keluarga Bai dan pemukiman Xiong pasti sangat tertarik.” 　　“Tapi jika ia sendiri yang menjualnya, sangatlah riskan. Cultivation-nya masih terlalu lemah, membawa Papan Bayangan ke pemukiman lain bisa berujung pembunuhan.” 　　“Bahkan jika transaksi sukses dan pulang dengan selamat. Tak ada tembok yang kedap angin, begitu kabar bocor ke manajemen Klan Gu Yue, hukuman terringan adalah pengusiran dari keluarga.” 　　“Menurut rencana Fang Yuan, saat ini ia masih perlu memanfaatkan Klan Gu Yue.” 　　“Karenanya cara teraman adalah menjualnya ke pedagang dalam rombongan kafilah. Para pedagang ini orang luar, tidak terlibat persaingan kekuasaan di Gunung Qingmao, pilihan paling ideal.” 　　“Esok hari, kafilah ini akan berangkat meninggalkan Benteng Gǔyuè menuju pemukiman Xiong, lalu ke Keluarga Bai.” 　　“Dengan menjual kepada mereka, Fang Yuan bisa meminimalisir risiko transaksi, metode paling aman dan terjamin.” 　　…… 　　“Tambah satu gelas anggur lagi!” 　　“Anggur, mana anggurnya?” 　　“Cepat sajikan, takut Tuan Muda tidak bisa bayar?” 　　“Jia Jinsheng menampar meja jamur dengan keras sambil meraung dari mulutnya.” 　　“Tuan Jia, wine Anda!” Pelayan segera mengantarkan wine. 　　Jia Jinsheng langsung meraih gelas bambu, mendongakkan lehernya, menghabiskannya sekali teguk. 　　"Wine yang enak!" Teriaknya dengan suara parau dan pilu. 　　Dengan gedebuk, ia menghantamkan gelas ke meja lalu berteriak lagi: "Bawakan Ye segelas lagi, tidak, bawa sebanyak yang ada!" 　　Para pelayan kedai tentu tak berani melawannya, hanya bisa menurut. 　　Untungnya tenda minuman ini sudah penuh sesak. Bukan hanya bangku jamur yang dikelilingi orang. Bahkan lorong-lorong sekitar penuh sesak. Teriakan mabuk Jia Jinsheng tenggelam dalam riuh rendah tenda yang hiruk-pikuk ini. 　　Jia Jinsheng terus menuang gelas demi gelas, berusaha menghilangkan kesedihan dengan minum. Membelakangi kerumunan, tak ada yang melihat dua garis air mata jernih mengalir di pipinya. 　　Siapa yang tahu pahit-getirnya? Siapa yang mengerti kepedihannya? 　　Di balik kenestapaan selalu terselip kebencian, begitu pula sebaliknya. 　　Setiap orang punya kisah tersembunyi di balik diri mereka. 　　Diantara saudara-saudaranya, ia yang termuda, paling tampan, dan paling mirip ayahnya - sehingga menjadi kesayangan sang ayah. Tapi ironisnya, takdir hanya memberinya bakat Kelas D. 　　Sejak kecil ia hidup dalam tekanan dan hinaan kakak-kakaknya. Ia tak mau menyerah, ingin melawan, tapi terhalang oleh keterbatasan bakatnya. 　　“Ayah merasa ajalnya sudah dekat, ingin membagi harta warisan. Menyuruh para saudara, setiap dua orang membawa satu rombongan dagang. Berjanji akan membagi harta sesuai prestasi masing-masing.” 　　“Jia Jinsheng ingin mengandalkan caranya sendiri untuk mendapatkan warisan, serta pengakuan keluarga. Tapi tak disangka, ia kembali menjadi batu loncatan bagi kakaknya, Jia Fu.” 　　“Saat Jia Fu muncul, ia langsung tahu dirinya terjebak lagi. Semua ini dari awal sampai akhir adalah konspirasi. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Sejak bergabung dalam rombongan dagang ini, ia selalu ditekan oleh Jia Fu. Perbedaan besar antara tingkat empat dan tingkat satu membuatnya tak berdaya melawan.” 　　“Jia Fu!” Ia menyemburkan nama itu dari sela gigi, mata berkobar api kebencian, sungguh tak rela! 　　“Ingin melawan kakakmu? Aku bisa membantumu.” Sebuah suara tepat saat itu masuk ke telinganya. 　　“Jia Jinsheng tertegun, menoleh dan mendapati seseorang telah duduk di sampingnya tanpa disadari.” 　　“Ia menggelengkan kepala beberapa kali, mengedipkan mata, akhirnya bisa melihat jelas orang ini.” 　　“Bukan Fang Yuan, lalu siapa lagi?” 　　“Kau!” Ia melotot ke Fang Yuan, agak kesal, “Aku ingat kau! Anak beruntung yang berhasil mengeluarkan katak lumpur dari kasino milikku! Kau datang untuk mengolok-olokku?” 　　“Fang Yuan menatap Jia Fu, tatapannya dingin bagai aliran air: 'Aku punya bisnis besar. Jika kau ingin meraih prestasi lebih baik, mendapat bagian warisan lebih banyak, tak ada salahnya mendengarkan.'” 　　"Ekspresi terkejut dan curiga langsung terpancar di wajah Jia Jinsheng. Ia menegakkan punggungnya dan duduk tegak: 'Bagaimana kau tahu urusan harta warisan?'" 　　Masalah ini dijaga kerahasiaannya, mustahil diketahui orang luar. Namun Fang Yuan justru menyingkapnya langsung. 　　"Masalah konyol di Desa Jia ini bukanlah rahasia militer. Mana mungkin disembunyikan dari orang-orang yang berniat mencari tahu?" Fang Yuan menyeringai dingin, teringat kejadian di kehidupan sebelumnya dalam ingatannya. 　　Kepala keluarga Jia adalah figur legendaris yang membangun usaha dari nol, mengembangkan rombongan dagang hingga menghidupkan kembali Desa Jia. Di masa tuanya, ia membagi dua rombongan dagang untuk tiap pasang anaknya, mengalokasikan warisan berdasarkan prestasi mereka. Semakin bagus hasilnya, semakin besar jatah harta yang didapat. 　　Tapi putra sulung Jia Fu dan putra kedua Jia Gui sama-sama luar biasa. Persaingan mereka berlangsung tujuh tahun tanpa pemenang jelas, hingga sang patriark meninggal. 　　Warisan kolosal yang ditinggalkan memicu perseteruan sengit antara Jia Fu dan Jia Gui. Perselisihan antar saudara ini merembet ke pertarungan Gu skala besar, berakhir dengan kematian kedua pihak. Kejayaan Desa Jia pun meredup secepat kemunculannya. 　　Jia Jinsheng memicingkan mata, tak membenarkan maupun menyangkal penjelasan Fang Yuan. Dalam hati ia bergumam: Aturan pembagian warisan ayah umumkan tahun lalu, sekarang tahun kedua. Memang tak ada tembok yang kedap angin. 　　Yang benar-benar ia khawatirkan adalah, apakah ini jebakan lain dari Jia Fu? Tapi bagaimanapun, tidak ada salahnya mendengarkan dulu. 　　Fang Yuan tidak langsung berbicara. Ia melirik sekeliling, warung minuman ini persis yang ia datangi saat siang tadi. Manajemen pemilik warung sangat unik, bisnis malam hari hampir meledak. Suara riuh rendah memenuhi tenda yang penuh sesak. 　　Berbicara di sini justru lebih aman dibanding tempat sepi, bisa menghindari penyadapan oleh serangga gu. 　　Ia melambaikan jari ke arah Jia Jinsheng: "Mendekatlah ke telingaku." 　　Jia Jinsheng mendengus kesal, namun badannya tetap condong ke depan. 　　Setelah mendengar penuturan Fang Yuan, alisnya segera berkerut. Tatapannya menyipit seperti pedang dingin: "Bisnis ini melibatkan tiga benteng besar Gunung Qingmao. Sebagai pedagang, kami paling tabu ikut campur konflik internal kekuatan lokal. Hmph, kau diutus Jia Fu untuk menjebakku ya?" 　　Fang Yuan sudah mengantisipasi keraguannya ini. Tanpa penjelasan, ia langsung berdiri: "Kalau begitu, lebih baik aku bicara dengan kakakmu." 　　Jia Jinsheng menyipitkan mata, terus mengawasi Fang Yuan. Hingga ketika Fang Yuan hampir keluar tenda, akhirnya ia tak tahan. Berdiri dan mengejar sampai ke luar tenda: "Jangan pergi! Kita bisa berdiskusi lagi." 　　Fang Yuan meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, meliriknya dengan dingin. "Aku tahu kau curiga padaku, tapi saat ini kau sudah hampir kalah total di bawah tekanan kakakmu. Jika kau percaya padaku, masih ada secercah harapan. Jika tidak, tidak ada harapan sama sekali. Tergantung apakah kau berani mengambil risiko ini." 　　Ekspresi Jia Jinsheng berubah. "Jia Fu hanya lebih tua sedikit, aku tak pernah mengakuinya sebagai kakakku! Tapi kau benar, kali ini aku akan bertaruh." 　　Fang Yuan berkata dengan serius: "Dua ribu Batu Yuan, harga pas." 　　Jia Jinsheng mengerutkan dahi. "Harganya terlalu tinggi, transaksi ini sangat berisiko." 　　"Semakin tinggi risiko, semakin besar keuntungan." Fang Yuan menggeleng dengan tegas. "Jika kau jual ke dua benteng itu, pasti untung lebih besar." 　　Jia Jinsheng mengangguk, wajahnya mulai serius. "Yang itu aku percaya. Tahun-tahun ini kekuatan Keluarga Bai berkembang pesat, muncul lagi jenius kelas A bernama Bai Ningbing. Peta kekuatan Gunung Qingmao mulai berubah. Posisi dominan Benteng Gǔyuè kalian sudah goyah. Jika aku jual ke Keluarga Bai, untungnya bisa dua kali lipat!" 　　Mendengar analisis mendalam Jia Jinsheng tentang situasi Gunung Qingmao, Fang Yuan memandangnya dengan baru. "Jia Jinsheng ini memang punya latar belakang keluarga terdidik, bukan orang sembarangan." 　　Jia Jinsheng menghela nafas: “Entah ini jebakan atau bukan, aku tetap akan terjun. Aku setuju, dua ribu Batu Yuan deal! Tapi, aku harus lihat barangnya dulu.” 　　“Wajar, ikut aku.” Fang Yuan tertawa, lalu berbalik memimpin jalan. Jia Jinsheng sudah masuk perangkap, semuanya terkendali. 　　(ps:Terima kasih atas dukungannya, sejak lama sudah masuk top 3 chart buku baru. Hasilnya sepertinya lebih baik dari buku sebelumnya《》. Jalan gelap tidak sepi, kawan-kawan sekalian baru mencoba sudah begitu hebat, luar biasa! Dengan dukungan kalian, hasil ke depannya pasti lebih baik! 　　Karena masih masa buku baru, biasanya update stabil dua chapter per hari. Jadi tolong jangan kirim tiket nagging update, menangis berguling-guling. Aku juga tidak bisa mengklaimnya. Nanti setelah resmi rilis, aku akan percepat updatenya. Buku ini minimal dua chapter per hari! 　　Berani jamin begini karena aku merasa semakin menulis semakin enak! 　　Silakan baca prolog buku ini, alasannya sudah dijelaskan. Sepertiku menemukan kembali getaran awal, semakin menulis semakin lancar, hati semakin enak. Novel ditulis oleh penulis, penulis enak, novelnya pasti enak! 　　Percayalah padaku, semakin ke belakang akan semakin enak, semakin seru! 　　Tentu, kalau kalian tidak merasa enak, ya sudah. Kalau merasa enak, tolong banyak koleksi, banyak kasih vote rekomendasi. Buku baru butuh dukungan besar kalian! Benar-benar sangat membutuhkan! 　　Akhirnya, terima kasih kepada para pembaca yang telah memberikan hadiah, mengoleksi, memberikan tiket rekomendasi harian, menilai dengan skor sempurna, aktif berkomentar, dan mengoreksi kesalahan dalam beberapa waktu terakhir. Terima kasih!） BABKeempat Puluh Enam: Membunuh Tak Perlu Banyak Pikir 　　; 　　Mengikuti ingatan, Fang Yuan membawa Jia Jinsheng kembali ke celah tebing batu itu. 　　Keduanya memasuki celah batu. Jalan semakin sempit, pandangan gelap gulita. Jia Jinsheng semakin resah seiring langkahnya, mengingat ini daerah asing baginya. 　　Akhirnya, ia tak tahan bertanya: "Aku punya pertanyaan. Jia Fu selalu dikenal jujur, ramah, dan punya reputasi. Sedangkan aku penipu dan pemeras. Mengapa kau memilihku untuk transaksi ini, bukan dia?" 　　Jawaban Fang Yuan bergema dari celah batu: "Karena cultivation level-nya terlalu tinggi. Jika melihat Shadow Wall, dia bisa memilih bertransaksi denganku atau menyerahkannya ke Kepala Suku Gu Yue. Aku tak suka menyerahkan inisiatif ke tangan orang lain. Lagipula, aku tak pernah percaya pada kejujuran. Reputasi hanyalah omong kosong, cuma keuntungan kecil yang tak cukup menggoyahkan hati." 　　Alasan utama sebenarnya adalah status khusus Jia Jinsheng yang lemah cultivation-nya, lebih mudah dimanipulasi. Tentu Fang Yuan takkan mengungkapkan ini. 　　"Heh." Jia Jinsheng terkekukering, keraguannya langsung sirna. "Kalimat terakhirmu sangat sejalan dengan pikiranku." 　　Akhirnya mereka berdesakan memasuki ** di dalam gunung. 　　Jia Jinsheng langsung melihat Shadow Wall itu, tertawa lepas: "Haha, tebakanku benar! Kau tak membohongiku!" 　　Fang Yuan berdiri di belakangnya, terkekeh pelan tanpa berkata-kata. 　　Jia Jinsheng menatap dinding bayangan. Adegan di permukaan tebing terus berubah, merekonstruksi dendam kesumat antara Hua Jiu Xingzhe dan Pendiri Generasi Keempat di masa lalu. 　　Setelah menyaksikan seluruh adegan, ia menarik kembali tatapannya lalu menoleh ke Fang Yuan sambil berseloroh: "Sepertinya leluhur Generasi Keempat kalian itu biasa-biasa saja." 　　Fang Yuan menjawab dingin: "Itu wajar. Klan Gu Yue membutuhkan pahlawan, maka Generasi Keempat pun menjadi pahlawan. Kelak bila Keluarga Bai membutuhkan penjahat hina, Generasi Keempat akan dianggap sebagai penjahat hina. Pahlawan atau penjahat hanyalah persepsi orang lain semata." 　　"Ucapanmu sungguh brilian!" Jia Jinsheng bertepuk tangan sambil tertawa, matanya menyapu area **. 　　Tatapannya tertahan sesaat pada kerangka Hua Jiu Xingzhe: "Sayang sekali Master Kelima Lingkaran ini. Adik kecil, pasti kau dapat banyak keuntungan dari jasadnya?" 　　Warisan seorang Master Gu tingkat lima tentu luar biasa. Jia Jinsheng tak bisa menahan gejolak nafsunya, mulai mengorek informasi dari Fang Yuan. 　　Fang Yuan menggeleng: "Sudah terlalu lama. Kebanyakan Gu sudah mati, hanya Cacing Arak yang kudapat." 　　Jia Jinsheng tak percaya: "Jangan bohong, adik. Jika transaksi ini berhasil, kita sekongkol. Aku takkan bocorkan rahasiamu. Katakanlah, berapa sebenarnya yang kau dapat?" 　　Fang Yuan mencemoh dingin, tak sudi menjawab lagi. 　　Reaksi Jia Jinsheng ini sudah diantisipasi Fang Yuan. Itulah alasan ia memilih Jia Jinsheng, bukan Jia Fu. 　　"Selain itu, aku tahu Hua Jiu Xingzhe memiliki seribu li serigala laba-laba yang legendaris. Ini adalah serangga gu tunggangan lima transformasi berukuran raksasa yang sangat ahli menggali tanah dan meloloskan diri. Sebagai pengikut jalan gelap, Hua Jiu Xingzhe bisa hidup bebas berkat kemampuan serigala laba-laba ini menyelamatkannya dari kepungan para petarung aliran ortodox." 　　"Oh, benarkah?" Fang Yuan mengerutkan alis. Informasi tentang Hua Jiu Xingzhe memang jarang terdengar. 　　Jia Jinsheng tersenyum sombong: "Tahun lalu saat mengunjungi bentengmu, aku mendengar legenda ini dan sengaja menyelidiki setelah pulang. Seribu li serigala laba-laba itu selalu menyertai Hua Jiu Xingzhe. Menurutku, ** di gunung ini pasti hasil galian makhluk itu. Tanah Gunung Qingmao yang kental dan berat, mana mungkin ** terbentuk alami? Jangan sembunyikan lagi, Adik. Hua Jiu Xingzhe tewas di sini, pasti bersama serigala laba-laba miliknya!" 　　Alis Fang Yuan semakin berkerut. Ia merasakan kejanggalan, tatapannya menyala: "Benar, tak ada jalan keluar lain. Ukuran serigala laba-laba itu terlalu besar untuk melewati celah batu tempat kita masuk. Tapi mungkin saja makhluk itu sudah terjebak dan dibunuh oleh generasi keempat sebelumnya. Lihatlah relief itu - Hua Jiu Xingzhe sama sekali tidak memanggil serigala laba-laba selama pertarungan." 　　“Kalau begitu, ini semakin mencurigakan. **Tidak mungkin terbentuk secara alami, pasti dibuat mendadak oleh Hua Jiu Xingzhe. Tanpa laba-laba bumi berjarak seribu li, apa dia punya cara lain?” Jia Jinsheng memandang Fang Yuan dengan curiga. 　　Alis Fang Yuan berkerut hingga membentuk gumpalan, ia semakin merasa ada yang tidak beres. Informasi baru dari Jia Jinsheng tadi membuatnya tersadar: sepertinya ada mata rantai yang terlewat. 　　Tanpa sadar ia terhanyut dalam lamunan. 　　Jia Jinsheng juga berpikir, layar bayangan sudah tak memuaskan nafsunya. Setelah yakin kebenaran peristiwa ini, ia sangat ingin mengorek harta warisan Hua Jiu Xingzhe dari tubuh Fang Yuan. 　　Tak disangka, tiba-tiba terjadi perubahan mendadak! 　　Layar bayangan yang terus berputar tadi, seketika gambarnya berkedip. 　　Seorang Gu Master botak dengan wajah pucat pasi dan luka parah, menggantikan gambar sebelumnya di layar bayangan. 　　Ia terjatuh lemah di lantai kayu, punggungnya menyandar tebing. Dada dan anggota badannya penuh luka dalam yang aneh: daging terbelah tapi tak berdarah. Seolah seluruh darah di tubuhnya sudah dihisap habis. 　　“Akulah Hua Jiu Xingzhe.” Master Gu botak itu tertawa kecut, wajahnya bengis dan menakutkan, “Penerus, siapapun kau, bisa membuat dinding bayanganku terus memutar ulang hampir seratus hari, membuktikan kebencianmu pada Klan Gu Yue. Bagus! Kau adalah pewarisku!! Warisanku untukmu, tapi ada syarat: kau harus menghancurkan Klan Gu Yue, membantai benteng mereka sampai tak tersisa sehelai bulu pun!” 　　Jia Jinsheng berdiri kaku di tempat, wajahnya dipenuhi kejutan. 　　“Warisan Master Kelima Lingkaran Hua Jiu Xingzhe!” 　　Ia terpana, kepalanya berdengung sejenak dengan pikiran yang bergejolak. 　　“Ya ampun! Master Kelima Lingkaran, apa artinya ini? Tiga lingkaran sudah jadi Sesepuh keluarga, empat lingkaran bisa jadi penguasa benteng. Master Gu tingkat lima adalah penguasa gunung, bisa berkuasa dan bertindak semena-mena! Tak kusangka tempat kecil ini menyimpan warisan kekuatan Master Gu tingkat lima.” 　　“Sebentar, Hua Jiu Xingzhe adalah pengikut jalan gelap. Apa pantas aku mewarisi kekuatannya? Tidak, kekuatan tak ada hubungannya dengan baik-buruk. Hua Jiu Xingzhe ingin pewarisnya membantai Klan Gu Yue, apa aku harus menurut? Dia sudah mati. Aku cukup ambil warisannya, tak perlu peduli syarat-syarat ini.” 　　“Ini adalah kesempatan yang sangat besar! Meski bakatku cuma Kelas D, tapi dengan mewarisi harta Hua Jiu Xingzhe, mungkin aku bisa ubah nasib. Barangkali di warisan ini ada serangga Gu langka yang bisa tingkatkan bakat. Jika harta ini jadi milikku, saat jadi Gu Master level 4 atau 5, aku bisa saingi Jia Fu!” 　　“Tunggu! Aku hampir lupa, masih ada orang luar di sini. Gimana nih?” 　　“Apa harus bagi warisan sama dia? Tidak, bunuh saja! Hanya dengan bunuh dia, rahasia ini aman. Ya, tenangkan dia dulu, bilang mau bagi rata warisan untuk tipu dia. Setelah kewaspadaannya hilang, serang tiba-tiba! Bunuh dia di sini. Tempat sepi ini sempurna, mayatnya takkan ketahuan.” 　　Meski banyak pikiran melintas, waktu yang berlalu cuma sekejap. 　　Setelah memutuskan, Jia Jinsheng menyipitkan mata, senyum palsu merekah di wajahnya. 　　Perlahan ia berbalik menghadap Fang Yuan. Saat hendak membuka mulut, dua bilah bulan biru tua sudah melesat ke arahnya! 　　Pupil matanya menyempit tajam. Jarak terlalu dekat, tak sempat bereaksi! 　　“Kau...” Teriakannya terputus tiba-tiba. 　　Bilah bulan tepat menghunjam lehernya. Seketika, kepalanya melayang ke udara, darah segar memancur deras. 　　Tubuh kekarnya baru terjatuh ke lantai kayu dengan debum, satu dua detik kemudian. 　　Darah panas menyembur ke tebing gunung, mewarnai sulur-sulur layu yang mati menjadi merah. 　　"Membunuh ya membunuh saja, masih banyak mikir." Fang Yuan melirik mayat di lantai kayu, lalu mengalihkan tatapannya ke dinding bayangan. 　　"Tak kusangka ada plot twist seperti ini. Sungguh menarik." Gumamnya dengan mata berkilau samar. BABKeempat Puluh Tujuh: Jia Jinsheng, sebenarnya aku tak ingin membunuhmu 　　; 　　Hujan deras mengguyur.：.. 　　Langit diselimuti awan kelam, pegunungan di kejauhan menyatu bagai tinta pekat. 　　Tirai hujan menyatukan langit dan bumi. 　　Kreek! 　　Kilat menyambar-nyambar bagai ular perak mengoyak langit, lalu lenyap seketika. 　　Musim panas hampir tiba, hujan akhir musim semi ini pun seolah membawa kegairahan musim panas. 　　Di Gunung Qingmao, rumpun bambu runcing hijau tegak menjulang melawan badai, batangnya lurus bagai tombak, pucuknya menusuk langit. 　　Di Benteng Gǔyuè, rumah-rumah panggung berjejal menunduk menerima guyuran hujan. Di luar benteng, kafilah dagang telah melanjutkan perjalanan. 　　"Hujan makin deras, perhatikan jalan." 　　"Jangan sampai terpisah, para Gu Master kendalikan serangga Gu dengan baik, terutama kumbang gemuk, jangan sampai macet di jalan gunung!" 　　"Kalian para pendekar duniawi, waspada dan jaga barang baik-baik. Kehilangan satu saja, tanggung jawab kalian!" 　　Teriakan-teriakan silih bergema dari dalam kafilah dagang. 　　Di Benteng Gǔyuè, rombongan dagang ini hanya tinggal selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan menyusuri jalan pegunungan Qingmao menuju tujuan berikutnya. 　　Hujan deras membasahi bumi. Jalan di sekitar benteng yang dilapisi batu kali masih lumayan baik. Namun setelah melewati 500 meter, yang tersedia hanyalah jalan setapak yang becek dan sempit. 　　Ayam unta yang biasanya angkuh kini menundukkan kepala. Bulu-bulu warnanya yang cerah basah kuyup, melekat menjadi gumpalan-gumpalan seperti ayam terkencing. 　　Kumbang gemuk menggeliatkan tubuh gempalnya, bergerak sangat lambat. Air hujan menghantam kulit baja hitamnya, membentuk aliran air yang mengalir ke tanah di kedua sisinya. 　　Laba-laba gunung berbulu lebat juga basah kuyup. Bulu hijau-hitamnya saling melekat menjadi satu. 　　Sebaliknya, Gu katak melompat-lompat riang di lereng gunung sambil mengangkut barang dan para Gu Master. 　　Ular bersayap telah melipat kedua sayapnya. Tubuh ular yang tebal dengan gesit menyusuri kubangan lumpur. 　　Untuk melindungi barang bawaan dari hujan, para Gu Master masing-masing menunjukkan kemampuan istimewa mereka. 　　Di punggung beberapa kumbang gemuk bertubuh besar dan kekar, terlihat Gu Master berdiri di bagian tengah. Kedua tangan mereka terangkat tinggi, dengan seekor serangga emas mengambang setinggi satu inci di atas setiap telapak tangan. 　　Yuan Perunggu menguap seperti kabut, mengalir ke dalam tubuh Serangga Cahaya Emas. Seluruh tubuh serangga gu itu berkilau seperti kacang emas, membentuk kubah gas keemasan yang luas dengan dirinya sebagai pusat. 　　Kubah setengah bola ini mencakup area yang cukup luas, sepenuhnya menutupi seekor Kumbang Lemak dengan masih menyisakan ruang berlebih. 　　Tetesan hujan yang menghantam kubah terpental seperti mengenai payung. 　　Namun penggunaan Serangga Cahaya Emas ini terus menguras Yuan Zhen. Dalam waktu lama, Gu Master tingkat satu tak akan sanggup menahannya. 　　Benar saja, tak lama kemudian seorang Gu Master berteriak: "Aku tidak bisa lagi! Yuan Zhenku hampir habis. Siapa yang mau menggantikan?" 　　"Aku!" Hampir seketika, seorang Gu Master lain datang mengambil alih posisinya. 　　Beberapa Gu Master yang menarik gerobak atau mengendarai Laba-laba Gunung segera mengaktifkan Gu Rambut Hitam mereka. 　　Di bawah kekuatan Gu Rambut Hitam, rambut para Gu Master tumbuh tak terkendali. 　　Rambut normal manusia memiliki setidaknya 100.000 helai. Seratus ribu helai rambut ini masing-masing memanjang hingga 5-6 meter. Mereka saling menjalin membungkus tubuh kekar Gu Master beserta Gu tunggangan di bawah pantatnya, membentuk jubah hujan hitam kedap air sementara. 　　Gu Rambut Hitam adalah serangga gu tingkat satu yang biasa digunakan Gu Master untuk pertahanan. Penggunaannya menghabiskan 30% Yuan Perunggu sekaligus, tidak seperti Serangga Cahaya Emas yang membutuhkan pasokan Yuan Zhen terus-menerus. 　　"Gu Helai Rambut Hitam" ini jika digabungkan dan dimurnikan dengan Gu Babi Hitam tingkat satu, akan naik tingkat menjadi Gu Bulu Kuda Hitam tingkat dua. 　　Saat Gu Bulu Kuda Hitam diaktifkan, tidak hanya rambut di kepala, seluruh bulu tubuh akan berubah menjadi hitam dan tebal. Dalam beberapa tarikan napas, akan tumbuh menjadi baju zirah bulu hitam yang melindungi tubuh Gu Master. 　　Jika Gu Bulu Kuda Hitam terus ditingkatkan, akan menjadi Gu Bulu Baja yang termasyhur di antara serangga Gu tingkat tiga. 　　Selain Serangga Cahaya Emas dan Gu Helai Rambut Hitam, banyak Gu Master dalam rombongan dagang memilih Gu Laba-laba Air. Terlihat lapisan tipis jubah air biru muda menyelimuti tubuh mereka. 　　Di permukaan jubah air, aliran air terus mengalir deras. Tetesan hujan yang menyentuh jubah air langsung menyatu dengannya. 　　Gu Master yang terus-terusan kehujanan melihat jubah air di tubuhnya semakin menebal. Secara berkala, mereka harus mengaktifkan Gu Laba-laba Air untuk membuang kelebihan air dari jubah tersebut. Saat itu, jubah air yang tebal akan menyusut kembali menjadi lapisan tipis. 　　Sedangkan para pendekar biasa sibuk mondar-mandir di jalan becek, menjaga barang dagangan. Kebanyakan memakai jas hujan, namun dalam kesibukan, jas hujan itu kurang efektif. Badan mereka basah kuyup. 　　"Ya ampun, cuaca sialan ini!" Dalam hati, para pendekar itu memaki-maki habis-habisan. 　　Jalan gunung semakin sulit dilalui saat hujan. 　　Dalam cuaca seperti ini, meski fisik para pendekar kuat, pada akhirnya mereka tetap manusia biasa. Jika seluruh tubuh basah kuyup dan terlalu lelah, sangat mudah terserang angin dingin. Terserang penyakit berat masih tergolong ringan, mungkin saja terkena efek samping, bahkan yang sakit parah akan langsung ditinggalkan oleh Gu Master di tengah perjalanan. 　　Jika menemui tanah longsor di jalan pegunungan, atau diserang binatang buas dan serangga gu, kemungkinan besar nyawa langsung melayang. 　　Meski kafilah berukuran besar dengan banyak Gu Master, setiap kali berdagang pasti banyak korban jiwa. Pendekar biasa yang mati paling banyak, Gu Master pun ada yang tewas atau terluka. 　　Jika kafilah sial bertemu kawanan besar binatang yang sedang bermigrasi, bisa saja seluruh pasukan musnah. 　　Sebenarnya, selain bencana alam ini, masih ada **. 　　Benteng di sepanjang jalan belum tentu menyambut kedatangan kafilah. Beberapa benteng suka merampok pendatang. 　　"Ayo pergi, sampai jumpa tahun depan!" Beberapa Gu Master duduk di atas serangga gu, memiringkan tubuh, melambaikan tangan ke Benteng Gǔyuè. 　　Di depan pintu gerbang benteng, banyak orang berkumpul mengantarkan kepergian kafilah. 　　"Tahun depan harus datang lagi ya!" teriak anak-anaknya penuh rasa berat hati. 　　Tatapan orang dewasa jauh lebih kompleks. 　　"Masa depan tak pasti, dunia penuh kesulitan. Tak tahu berapa banyak wajah familiar yang tersisa di benteng tahun depan?" 　　"Baik berdagang maupun hidup di benteng, mencari nafkah sama-sama sulit." 　　Kafilah semakin menjauh, kerumunan pun perlahan bubar. 　　Suasana pasar yang riang dan ramai telah menghilang tanpa jejak. Area yang sebelumnya dipenuhi tenda dan lapak pedagang kini menyisakan pemandangan berantakan. 　　Rumput-rumput terinjak-injak hingga akar dan tanahnya terbuka. Hujan yang mengguyur langsung mengubahnya menjadi becek, dengan genangan air keruh berbentuk lubang-lubang tak beraturan. 　　Selain itu, banyak sampah kehidupan sehari-hari yang masih tertinggal. 　　Fang Yuan berdiri sendirian di lereng bukit sepi, memandang jauh ke arah rombongan pedagang. 　　Rombongan itu bagaikan ular kembang gemuk berwarna-warni, merayap pelan di jalur gunung sempit di bawah guyuran hujan kelabu, masuk ke dalam hutan lebat. 　　"Ini benar-benar berkah langit..." desis Fang Yuan pelan. 　　Ia tegak berdiri di tengah hujan dengan payung kertas minyak berwarna kuning. 　　Baju rami sederhana menutupi tubuhnya yang kurus. Kulit pucat khas remaja 15 tahun kontras dengan rambut hitam pendeknya yang rapi. Ujung rambut bergoyang lembut di bawah payung diterpa angin. 　　Orang-orang mengutuk cuaca buruk ini, tapi dia justru bersyukur atas ketepatan waktu hujan ini. 　　Semalam ia membunuh Jia Jinsheng dan membersihkan TKP, namun situasi dadakan itu menyisakan kejanggalan. Terutama bau darah di area ** yang pengap, sulit dihilangkan. 　　"Hujan deras ini, membersihkan langit dan bumi, menyegarkan udara, sangat melemahkan cara deteksi yang mengandalkan indra penciuman. Di celah batu itu pasti muncul air terjun kecil lagi, uap air segar yang terencerkan, membuat hampir mustahil terdeteksi dalam waktu singkat." 　　"Tentu saja, semakin lama waktu berlalu, semakin besar kemungkinan terungkap." 　　"Di dunia ini, ada berbagai macam serangga gu yang menakjubkan dengan metode pengintaian beragam. Bahkan Fang Yuan pun hanya mengetahui sebagian saja." 　　"Rintik hujan menimpa permukaan payung kuning berminyak, berbunyi tik... tok. Aliran air mengalir melalui rangka payung, jatuh membasahi batu pualam di bawah kaki Fang Yuan, memercikkan cipratan air dengan suara 'plok-plok'." 　　"Melihat rombongan pedagang berbelok di tikungan, menghilang di balik hutan lebat, Fang Yuan bukannya senang justru menatap dengan ekspresi serius." 　　"Meski cultivation Jia Jinsheng lemah dan bakatnya rendah, statusnya istimewa. Seluruh rombongan sibuk berjibaku, jadi dalam waktu singkat tak ada yang sadar dia hilang. Tapi sebentar lagi pasti ketahuan. Saat itu, Jia Fu akan kembali menyelidik, tantangan sesungguhnya baru dimulai." 　　"Ketua Klan Jia sengaja mengatur Jia Jinsheng dan Jia Fu bersama-sama memimpin kafilah dagang. Langkah ini mengandung maksud tersembunyi. Dalam hal cultivation, Jia Jinsheng bagaikan langit dan bumi dibanding Jia Fu. Dari segi kecerdasan, yang satu ini bahkan ketinggalan berkilometer. Pengaturan ini dimaksudkan agar Jia Jinsheng mendapat pukulan realitas, menyadari posisinya yang sebenarnya, dan hidup tenang setelahnya. Sekaligus menguji karakter Jia Fu - jika terlalu kejam sampai tak bisa mentolerir saudara sendiri, bagaimana mungkin posisi Kepala Suku Klan Jia diberikan padanya?" 　　"Jia Jinsheng tak pernah benar-benar memahami niat ayahnya yang penuh kebijaksanaan. Meski punya sedikit kecerdasan, sayangnya hanya sekadar kulit luar. Sungguh disayangkan. Sayang sekali bidak catur yang bagus ini." 　　Fang Yuan menghela nafas dalam hati. Dengan pengalaman 500 tahun, ia telah menembus permukaan dan melihat esensi sebenarnya dari masalah ini. 　　Saat konflik semalam mempertontonkan hubungan rumit antara Jia Jinsheng dan Jia Fu, seketika itu pula muncul rencana samar dalam benaknya. 　　Dalam skemanya ini, Jia Jinsheng adalah bidak catur yang ideal. Cultivation-nya lemah, statusnya tinggi, meski agak licik namun pengalamannya dangkal - sempurna untuk dikendalikan. 　　Bidak catur ini, begitu berhasil dikuasai, akan sangat berguna. 　　Pertama, melalui dirinya bisa dibangun saluran stabil untuk menjual barang curian, mempersiapkan aksi membunuh dan merampas harta di masa depan. 　　Kedua, Fang Yuan akan tetap di balik layar, menggunakan dia dan Shadow Wall untuk menghasut tiga benteng utama di Gunung Qingmao saling berseteru, memicu perang saudara demi mengambil keuntungan sebagai pihak ketiga. 　　"Ketiga, mengandalkannya untuk menyusup ke dalam keluarga Jia. Di masa depan, sengketa harta keluarga Jia yang memicu Kompetisi Gu akan menjadi peristiwa besar. Banyak keuntungan bisa diraih, Fang Yuan sepenuhnya bisa meraih keuntungan maksimal di dalamnya." 　　"Cultivasiku saat ini terlalu rendah, sangat membatasi tindakanku. Jika ada pion yang bisa kugunakan, aku bisa melakukan hal-hal yang tak bisa kulakukan secara terbuka. Tidak hanya praktis, tapi juga mengurangi risiko besar. Jika suatu saat terbongkar, tinggal buang pion itu, diriku tetap bebas." 　　"Orang-orang sekitar semuanya diketahui latar belakangnya, setia pada keluarga, sulit dimanipulasi. Hanya orang luar seperti Jia Jinsheng yang bisa lebih mudah memecahkan situasi. Sayang, tak menyangka Hua Jiu Xingzhe ternyata meninggalkan warisan kekuatan." 　　Hua Jiu Xingzhe adalah Master Gu tingkat lima, warisannya tentu lebih berharga daripada pion seperti Jia Jinsheng. 　　Tentu saja, mendapatkan keduanya adalah yang terbaik. Tapi menghadapi harta karun seperti ini, Jia Jinsheng sudah tak terkendali, jadi harus dikorbankan. 　　"Sembilan dari sepuluh hal di dunia ini tidak sesuai harapan, **." Fang Yuan menggeleng sambil menghela napas. 　　Munculnya warisan Hua Jiu Xingzhe merusak rencana awal Fang Yuan. Setelah perubahan pada dinding bayangan, semua gambaran sebelumnya menghilang, hanya tersisa tulisan darah yang memberi petunjuk: jika Fang Yuan menghancurkan dinding bayangan, akan muncul lubang. Ikuti lubang itu untuk mendapatkan warisan kekuatan. 　　Tulisan darah hanya muncul selama beberapa tarikan napas sebelum menghilang. Dinding bayangan kembali menjadi tebing biasa. 　　Fang Yuan sibuk membersihkan TKP pembunuhan sepanjang malam kemarin, sama sekali tak sempat menghancurkan dinding bayangan. 　　“Membunuh Jia Jinsheng secara terburu-buru meninggalkan banyak efek samping, meski sementara belum terlihat. Walau aku berhasil menghancurkan bukti, pasti akan ada masalah besar. Karena itu, cara memamerkan Cacing Arak harus diubah. Juga celah batu** sementara tak bisa dikunjungi. Dalam waktu dekat harus mengurung diri di benteng, bersiap menghadapi penyelidikan yang akan datang.” 　　Fang Yuan berbalik badan, memegang payung, berjalan menuju benteng dalam guyuran hujan. 　　“Tapi ini juga baik. Belakangan dengan banyak menghabiskan Batu Yuan, aku berhasil memurnikan Yuan Zhen tingkat menengah. Dengan Yuan Zhen ini, merawat rongga kosong, sebentar lagi bisa mencapai tingkat menengah. Di tingkat itu, kekuatanku akan bertambah dua kali lipat. Nanti saat mewarisi pusaka Hua Jiu Xingzhe, peluang sukses akan lebih besar.” 　　Warisan orang dari jalan gelap tak seperti aliran orthodox yang lunak, biasanya penuh ujian berbahaya. Jika gagal, yang terbayar seringkali nyawa sebagai harganya. 　　"Dunia penuh kejutan, tapi justru itu yang membuatnya menarik Ah." Senyum dingin mengembang di sudut bibir Fang Yuan. 　　Pegunungan hijau di bawah hujan deras membentang tak putus, hijau kelabu yang terasa suram dan mencekam. 　　Angin bertiup, hujan miring menghujam bahu Fang Yuan, membawa hapan dingin menusuk. 　　Pikirannya kembali ke Jia Jinsheng. 　　Dalam hati ia mendesah: "Jia Jinsheng, sebenarnya aku... tak ingin membunuhmu." 　　Sayang sekali bidak andalan yang bagus. 　　ps:Segera menjadi nomor satu di Sanjiang, jalan gelap kita takkan pudar! Bab ini hampir 4000 karakter, kupersembahkan untuk semua. Tapi masih ada tujuh hari ke depan, waktu tidak panjang tapi juga tidak pendek, para pejuang jalan gelap, jangan sampai lengah, kalah telak akan sangat memalukan... BABke-48: Ada yang Menggemaskan 　　; 　　Hujan deras ini turun selama empat hari sebelum akhirnya berhenti.... 　　Matahari terbit tinggi di langit, mengangkat tirai hujan seolah membuka tirai musim panas. 　　Aroma musim panas sudah mulai tercium samar-samar. 　　Cuaca semakin cerah, mengusir suasana sendu musim semi, suhu pun perlahan naik. 　　Di malam musim semi, Jangkrik Naga Gunung yang aktif mengundurkan diri, bersembunyi di kedalaman tanah untuk bertelur. Bambu Hijau Tombak Giok khas Gunung Qingmao mulai tumbuh dengan liar, hampir setiap hari terlihat jelas pertambahannya. 　　Daun-daun pepohonan mulai berubah dari hijau pucat ke hijau tua. Pegunungan membentang terlihat semakin rimbun. 　　Langit cerah membentang, biru bagaikan kristal bening. 　　Pak-pak-pak. 　　Dari lapangan latihan ruang kelas, terdengar suara saling pukul dan tendangan. 　　Setelah puluhan jurus bertarung, Gueh Mobei ditendang Fang Yuan di perut bawah, terhuyung mundur lima-enam langit persis keluar dari lingkaran yang digambar di tanah. 　　Pelatih bela diri berdiri di pinggir lapangan, mengawasi jalannya pertarungan. Melihat kejadian ini, langsung mengumumkan: "Gueh Mobei terlempar keluar arena, Fang Yuan menang 33 pertarungan beruntun!" 　　"Hmph, kali ini kalah lagi olehmu." Gueh Mobei menggigit giginya, kedua matanya menatap tajam Fang Yuan, "Tapi kau jangan sok. Pada akhirnya, aku akan mengalahkanmu. Dan sudah kurasakan, hari itu semakin dekat!" 　　Fang Yuan memandangnya tanpa ekspresi, lalu menurunkan kelopak matanya: "Tendangan tadi sudah membuatmu mengalami perdarahan internal. Lebih baik kau obati lukamu dulu." 　　"Luka kecil macam apa ini?" Gueh Mobei baru membantah setengah kalimat, tiba-tiba wajahnya berubah, lehernya tak sengaja bergerak, memuntahkan seteguk darah. 　　Wajahnya pucat mendadak, ini pertama kalinya dia mengalami luka seperti ini! Matanya tak bisa menyembunyikan pancaran ketakutan. 　　Pelatih bela diri buru-buru mendekat, menghibur: "Tak apa, luka seperti ini bisa sembuh dengan pengobatan dan istirahat beberapa hari. Hanya saja latihan harus dihentikan sementara, jangan melakukan aktivitas berat." 　　Begitu ucapan selesai, dua Gu Master pengobatan yang menunggu di pinggir lapangan segera mendekat, dengan hati-hati membopong Gueh Mobei keluar. 　　Gu Yue Mo Chen tak berani bicara lagi. Dia menatap dalam-dalam ke Fang Yuan, tatapannya penuh kemarahan, kebencian, penyesalan, serta ketidakrelaan. 　　"Meski teknik bela diri Mobei bagus, tetap tak bisa mengalahkan Fang Yuan." 　　"Fang Yuan terlalu hebat, benar-benar tak ada yang bisa mengalahkannya!" 　　"Mobei sampai dipukul muntah darah, sungguh mengerikan. Aku tak mau bertarung dengan monster ini." 　　“Ah, tapi pelatih bilang, hari ini latihan pertarungan nyata, adu tinju! Setiap orang wajib naik ke atas panggung.” 　　Murid-murid berdiri di luar arena, sebagian memandang Fang Yuan dengan tampak ketakutan, sebagian mengeluh, sebagian pucat pasi, sebagian lagi gemetar ketakutan. 　　Di antara mereka, beberapa sudah terluka. Ada yang menutupi wajah lebam, ada yang memegangi lengan sambil mendesis menahan sakit. Beberapa bahkan terbaring di lantai sambil mengusap-usap paha. 　　"Peserta berikutnya!" Pelatih berseru setelah lama tak ada yang maju. 　　Tapi tak ada yang menyahut. Biasanya hanya Gu Yue Mobei, Gu Yue Chi Cheng, dan Gu Yue Fangzheng yang berani menantang Fang Yuan. Tapi ketiganya sudah dikalahkan. 　　Suasana hening menyelimuti para murid, beberapa bahkan mundur perlahan. 　　Pelatih mengerutkan kening melihat ekspresi pengecut para murid. 　　Tiba-tiba ia teringat pesan Sesepuh Akademi: "Aksi Fang Yuan terlalu dominan akhir-akhir ini, harus diredam. Semua murid lain tertekan mentalnya, lama-lama nyali mereka bisa hilang. Akademi kita mencetak harimau siap menerkam musuh, bukan domba pengecut." 　　“Apa yang terjadi dengan kalian semua? Fang Yuan sekuat apa pun, usianya baru lima belas tahun, sebaya dengan kalian! Ia makan makanan yang sama, minum air yang sama dengan kalian. Dia tidak punya tiga kepala enam lengan, bukan monster! Ambil keberanian kalian, tunjukkan kebanggaan Klan Gu Yue yang terpendam di hati kalian!” Pelatih meraung, berusaha memompa semangat murid-murid di bawah panggung. 　　“Tapi dia benar-benar terlalu kuat, kita sama sekali tidak bisa mengalahkannya.” 　　“Teman-teman yang bertarung dengannya sangat menderita. Mo Bei bahkan sampai muntah darah.” 　　“Serangan Fang Yuan semakin keras, Pelatih. Kami tidak berani melawannya.” 　　Para murid membantah dengan suara kecil dan penuh ketakutan. 　　Pelatih hampir menahan diri untuk tidak mengentakkan kaki. Dasar anak-anak bodoh! 　　Dari bawah panggung, ia melihat jelas: Fang Yuan telah melalui 33 pertarungan beruntun tanpa istirahat. Meski terus menyesuaikan napas, stamina-nya hampir habis. 　　Semakin keras Fang Yuan menyerang, justru membuktikan: Ia tidak lagi selihai sebelumnya, kontrolnya terhadap situasi mulai goyah. 　　Jika diberi tekanan sedikit lagi, kelelahan akan terlihat. Tambah beberapa orang, bisa menjatuhkannya seketika! 　　Begitu Fang Yuan tumbang, wibawanya akan runtuh, keberanian murid-murid akan bangkit, tujuan menekan Fang Yuan pun tercapai. 　　Tapi sekarang, murid-murid masih terhipnotis oleh aura menakutkan yang diproyeksikan Fang Yuan. 　　Terkadang, yang mengalahkan diri kita bukanlah musuh kuat, melainkan hati kita sendiri. 　　Pelatih merasa cemas, lalu terus membujuk. 　　Tapi ia bukan orang yang pandai bicara. Ucapan yang sama sebelumnya berhasil membangkitkan semangat para remaja dan memicu beberapa penantang. Namun sekarang, kata-katanya yang terlalu sering diulang membuat para pemuda kebal. 　　Fang Yuan menyilangkan tangan, memandang dengan pandangan dingin. Meski berdiri di tengah lapangan, saat ini ia seperti orang luar yang tak ada hubungannya. 　　Setelah lama dibujuk pelatih, para murid masih saling pandang tanpa ada yang bergerak. 　　Pelatih tinju tak bisa menahan kemarahan dan kekecewaan. Ia menatap Fang Yuan dan membentak, "Fang Yuan, kau juga bersalah. Tindakanmu semakin kejam! Dalam latihan bersama, seharusnya ada kelembutan dan persahabatan. Bagaimana bisa kau bertindak sekeras ini? Mulai sekarang, lebih berhati-hatilah! Jika ada lagi teman yang muntah darah, akan kukatakan kau kalah dan turunkanmu!" 　　"Pelatih, kau salah." 　　Fang Yuan mendengus dingin, tatapannya tak gentar menghadapi pelatih tinju, "Dalam pertarungan latihan, harus mengerahkan seluruh kemampuan. Bagaimana bisa latihan efektif kalau tidak? Apakah di medan perang nanti kita bisa meminta musuh bersikap lembut?" 　　Pelatih tinju mengamuk, "Hmph! Kau menyerang dengan kejam, melukai teman, masih berani membantah!" 　　"Pelatih, kau salah lagi." 　　Fang Yuan menyeringai dingin, "Kau yang mengatur latihan ini. Kau juga yang menaikkan hadiah juara jadi 20 Batu Yuan. Tanpa provokasimu, apakah mereka akan terluka?" 　　"Brengsek!" Pelatih Bela Diri yang tidak pandai bicara menuding Fang Yuan sambil meraung, "Kau masih ingin hadiah juara pertama? Jika kau terus membantah, meski menang aku akan nyatakan kau kalah! Sikap tidak kooperatif dan kurangnya rasa cinta kasihmu, plus lancang melawan senior - mana mungkin kau layak mendapat 20 Batu Yuan!" 　　Fang Yuan tertawa lebar: "Ini cuma masalah menang-kalah, 20 Batu Yuan biasa saja. Kau pikir aku tergiur?" 　　Begitu berkata, ia berbalik dan pergi meninggalkan arena tengah di bawah tatapan terkejut para penonton. 　　Meski Layar Bayangan belum terjual, Fang Yuan sudah memiliki ratusan Batu Yuan. Lagipula tujuan ikut pertarukan kali ini bukan untuk Batu Yuan. 　　"Kau!" Melihat Fang Yuan benar-benar turun panggung, sang pelatih tertegun dengan ekspresi terkejut dan bingung. 　　Bukankah remaja 15 tahun seharusnya berdarah panas dan suka bersaing? 　　Dengan bakat tempur sehebat itu, semestinya karakter Fang Yuan lebih agresif. Kenapa bisa langsung mundur? 　　Selain itu tanpa sponsor, seharusnya Fang Yuan kekurangan Batu Yuan. Bagaimana mungkin 20 Batu Yuan tak menarik baginya? 　　Pelatih Bela Diri membeku di tempat, tak tahu harus berbuat apa. 　　Fang Yuan tidak masuk perangkap, langsung meninggalkan arena. 　　Pelatih baru tersadar: Tak ada cara legal untuk memaksa Fang Yuan. Sebagai senior, tak mungkin ia terang-terangan mencari kesalahan dan memaksanya bertarung. 　　Murid-murid di sekelilingnya mundur serentak, menjaga jarak dari Fang Yuan. Fang Yuan berdiri di pinggir arena, tak seorang pun di sampingnya. Dengan dirinya sebagai pusat, terbentuklah wilayah kosong berbentuk lingkaran selebar lima langkah di sekitarnya. 　　Sayang. 　　Andai mereka berdiri di dekat Fang Yuan, pasti akan mendengar desahan berat yang berusaha ditahannya. 　　"Stamina sudah hampir habis," keluh Fang Yuan dalam hati. Meski terlihat energik, tubuhnya di balik pakaian gemetar halus. 　　Tubuhnya masih berusia lima belas tahun, tanpa bantuan serangga gu terkait. Bertarung 33 kali berturut-turut telah mendekati batas kemampuannya. 　　Walau punya pengalaman bertarung dari kehidupan sebelumnya, kemampuan bela diri murid-murid lain juga berkembang pesat. Dari mereka, Fang Yuan mulai merasakan tekanan psikologis yang kian menguat. 　　Tekanan ini langsung tercermin dari serangannya. Tanganannya semakin keras, perlahan tak bisa dikendalikan lagi. Dulu saat duel, murid-murid terlalu lemah sehingga dia leluasa mengontrol pertarungan, paling-paling hanya memar biasa. Tapi kini, kendalinya atas situasi kian melemah, memaksanya main kasar untuk menstabilkan keadaan. 　　"Pengalaman bukan segalanya. Setiap kekuatan dalam pikiran membutuhkan basis material sebagai medium pengaplikasian." Fang Yuan memicingkan mata. Sebenarnya niat pelatih bela diri sudah lama dia pahami. 　　Dia tidak terkejut, sudah sejak lama mengantisipasi adanya penindasan dari pihak ruang kelas. 　　Sejak ia membunuh Gao Wan, semakin sedikit orang yang berani menantangnya. Saat melakukan pemerasan, lebih banyak orang yang takut melawan karena tekanan menggentarkannya, akhirnya menyerahkan Batu Yuan dengan patuh. 　　Jika terus berlanjut seperti ini, citra Fang Yuan yang tak terkalahkan akan terbentuk. Hal ini menciptakan bayangan di hati remaja lain, membuat mereka kehilangan kepercayaan diri pada kemampuan bela diri sejak awal. Ini sesuatu yang sangat tidak ingin dilihat oleh Sesepuh akademi. Dia membutuhkan Fang Yuan untuk memacu kemajuan murid, tetapi tidak ingin Fang Yuan sepenuhnya memadamkan semangat bertarung mereka. 　　Dia ingin melihat kekalahan Fang Yuan. 　　Begitu Fang Yuan kalah, citra tak terkalahkan yang dibangunnya sejak awal akan runtuh dan hancur. 　　Di saat yang sama, hal ini akan membangkitkan semangat bertaruh murid-murid lain. Kegagalan setelahnya justru bisa membentuk tekad bertarung pantang menyerah mereka. 　　Namun bagi Fang Yuan, dia membutuhkan tekanan intimidasi seperti ini untuk mempermudah aksi pemerasan Batu Yuan. 　　Jika dia kalah, para remaja akan menyadari kelemahannya dan menyerang bersama-sama. Meski Fang Yuan memiliki banyak Batu Yuan, perampokan dan pemerasan adalah sumber utama Batu Yuan-nya. Kehilangan sumber ini, dia akan menjadi air tanpa sumber. 　　Karena itu Fang Yuan bertarung 33 kali berturut-turut. Tujuan sebenarnya bukan hadiah 20 Batu Yuan, tapi mempertahankan daya intimidasi. 　　Jika dari awal menghindari pertarungan, orang akan melihat kelemahannya. Tapi jika terus bertarung, kebohongannya mungkin terbongkar. 　　"Apa kalian semua bengong? Siapa lagi yang belum naik ke arena, lanjutkan! Juara pertama hadiahnya 20 Batu Yuan, tidak maukah kalian?" Pelatih bela diri terdiam sejenak sebelum akhirnya berteriak keras. 　　Para murid yang tersisa langsung antusias bergerak. 　　Fang Yuan sudah turun dari arena, seolah batu besar tak terlihat terangkat dari hati mereka. 　　"Aku naik!" 　　"Aku duluan!" 　　Dua remaja saling berebut melompat ke arena, saling serang dengan bunyi gedebuk. 　　"Ah, andai tahu begini, aku tunggu saja. Tidak perlu buru-buru naik sampai akhirnya dihajar Fang Yuan." 　　"Sungguh disayangkan, Fang Yuan malah turun." 　　"Dia berani sekali, lihat bahkan pelatih tak bisa berbuat apa-apa." 　　…… 　　Pelatih mendengar bisikan-bisikan di belakangnya, merasakan wibawanya terus merosot. Dadanya sesak, ingin sekali menghukum Fang Yuan. Tapi Fang Yuan sama sekali tidak melanggar aturan - turun dari arena adalah tindakan yang diizinkan. 　　Pelatih geram tapi tak berdaya, akhirnya melirik Fang Yuan dengan tatapan penuh kebencian. 　　Sudut mulut Fang Yuan sedikit terangkat: "Cara seprimitif ini, pelatih ini cukup menggemaskan." 　　(ps: Tiket Sanjiang bisa diambil setiap hari pukul 14.00. Buku ini update chapter kedua jam 14.00, biasanya setelah bhabis baca chapter kedua bisa langsung ambil tiket dan vote. Tiket Sanjiang hanya berlaku 24 jam, besok jam 14.00 harus ambil lagi.) BABke-49: Tak Khawatir Fang Yuan Lepas Kendali 　　; 　　Sepasang tatapan dalam mengawasi gelanggang latihan dari kejauhan.... 　　Sesepuh akademi berdiri di jendela lantai tiga, memandang segala yang terjadi di lapangan latihan. 　　Ia mengerutkan keningnya dalam-dalam. 　　Saat Fang Yuan turun ke arena dengan inisiatif sendiri, hatinya tak bisa menahan keheranan. Ia juga tidak menyangka Fang Yuan akan melakukan hal seperti itu. 　　"Anak ini licik. Dia menguasai peraturan akademi dengan baik, tidak pernah melakukan kesalahan sehari-hari. Meski sering tidur di kelas, tapi saat ditanya jawabannya selalu komprehensif tanpa cela. Sulit mencari celah untuk menekan arogansinya." 　　Tanpa disadari, rasa tidak suka yang samar mulai menggelayuti hati Sesepuh akademi terhadap Fang Yuan. 　　Sebagai guru, wajar jika menyukai murid yang penurut, manis, dan cerdas. Sedangkan membenci tipe anak nakal yang melanggar aturan. 　　Tapi Sesepuh akademi yang telah memimpin akademi bertahun-tahun ini punya pengalaman luas. Ia telah melihat berbagai tipe murid: ada yang sangat penurut, ada pula yang terus-menerus membuat masalah. 　　Hatinya telah tenang bagai air yang tenang, memperlakukan semua murid sama rata. Di sudut kanan meja kerjanya, terukir delapan karakter: "Menjadi teladan, mengajar tanpa memandang latar belakang" sebagai moto hidupnya. 　　Belum pernah sebelumnya ia membenci seorang murid sebegitu dalam. 　　Menyadari kebencian yang tiba-tiba muncul ini, Sesepuh akademi sendiri terkejut. 　　Di angkatan sebelumnya, murid paling bandel sekalipun bisa ia toleransi. Tapi mengapa menghadapi Fang Yuan, ia kehilangan ketenangan hati yang biasa? 　　Ia mengecap dengan seksama, merenung sejenak, akhirnya menemukan alasan. 　　Bocah Fang Yuan ini menyimpan kesombongan hingga ke tulang! 　　Sepertinya sejak awal, ia sama sekali tidak menghormati guru. Perintah pelatih bela diri tadi tidak hanya diabaikan, malah dibantah terang-terangan. 　　Sebenarnya kasus membantah guru di depan umum sering terjadi di angkatan sebelumnya. Tapi anak-anak itu selalu dipenuhi emosi bergejolak. Entah psikologi memberontak, amarah, kesombongan, dll. 　　Sesepuh akademi sangat paham: semakin emosional seorang remaja, semakin besar rasa takut dalam hatinya. 　　Tapi Fang Yuan tidak. 　　Tidak ada secuil pun rasa takut dalam hatinya, seolah telah melihat melalui sandiwara akademi. imeng。) 　　Wajahnya dingin membeku, bahkan setelah turun lapangan, ekspresinya tak berubah sedikitpun. Seperti baru melakukan hal sepele. 　　Ya, ia menganggap pembangkangan terhadap guru sebagai hal sepele! 　　Singkatnya —— 　　Ia tidak takut. 　　Justru inilah yang membuat Sesepuh akademi merasa tidak enak, timbul rasa jijik! 　　Sesepuh akademi bisa mentolerir remaja yang sepuluh kali lebih bandel dan nakal dibanding Fang Yuan, karena murid-murid itu masih tahu takut, masih dikendalikan emosi. 　　Selama ada rasa takut dan impulsif, mudah dimanipulasi, tak lepas kendali. 　　Tapi Fang Yuan berbeda. 　　Ia tenang, tak menunjukkan ekspresi, memandang rendah para guru. 　　Ia tidak punya rasa hormat! 　　Orang yang tidak menghormati keluarga, bahkan jika dilatih, bagaimana bisa digunakan untuk kepentingan keluarga? 　　"Orang seperti ini, begitu muncul, harus ditekan, wajib ditekan! Jika tidak, keberadaannya akan menanam benih pemberontakan di hati murid lain. Lama-kelamaan menginfeksi orang lain, tidak menghormati guru. Sebagai akademi, bagaimana cara mengelola murid?" 　　Sesepuh akademi memicingkan matanya, tekad bulat telah ditanam dalam hati. 　　Tapi segera, wajahnya kembali dipenuhi kekhawatiran. 　　Bagaimana cara menekan Fang Yuan? 　　Fang Yuan tidak melakukan kesalahan, tidak ada celah sedikitpun. 　　Kelicinan Fang Yuan membuatnya merasa tak berdaya seperti tak ada pegangan. Ia belum pernah menemukan murid yang begitu memahami peraturan akademi sampai detail terkecil. 　　Sebagai sesepuh akademi yang selalu menampilkan citra adil dan objektif. Tak mungkin bertingkah seperti bajingan yang sengaja mencari-cari kesalahan remaja ini. 　　Awalnya ia berharap pada pelatih bela diri, tapi kini kecewa berat. 　　"Sepertinya, untuk menekan Fang Yuan, harus menunggu sampai murid lain mencapai tingkat satu menengah terlebih dahulu." 　　Faktor terbesar kemajuan Gu Master adalah bakat. 　　Berdasarkan pengalaman luasnya, sesepuh akademi telah memperkirakan: Hanya Gu Yue Fang Zheng, Chi Cheng, dan Mo Bei yang punya harapan mencapai tingkat menengah pertama. 　　Mereka terdiri dari satu tingkat A dan dua tingkat B, didukung dana keluarga dengan batu Yuan melimpah. Siapapun dari mereka berpotensi menjadi yang pertama mencapai tingkat satu menengah. 　　"Gu Yue Fang Zheng, Chi Cheng, dan Mo Bei - merekalah benih harapan angkatan ini." Sesepuh akademi memandang lapangan latihan sambil berdesah. 　　Dengan tatapannya yang berpengalaman, ia telah menyadari: Di lapangan latihan, para murid yang tampak berdiri acak sebenarnya telah membentuk tiga lingkaran secara implisit. 　　Di lingkaran pertama, Gu Yue Chi Cheng sedang memegang bahunya dengan sekelompok teman seumuran mengelilinginya. 　　Pusat lingkaran kedua adalah Gu Yue Fang Zheng. Generasi muda dari garis keturunan kepala suku secara samar-samar mengelilingi jenius tingkat A ini. 　　Lingkaran ketiga diisi oleh Gu Yue Mobei. Luka dalamnya telah diobati, namun wajahnya masih pucat saat berdiri di lapangan. Teman-temannya sedang menanyakan keadaannya. 　　"Inilah makna membiarkan mereka berkonflik ya." Melihat tiga lingkaran ini, Sesepuh akademi tersenyum puas. 　　Membiarkan persaingan antar murid bukan hanya melatih kesadaran bertarung mereka, tapi lebih penting untuk menyaring calon pemimpin sejak dini. 　　Pada angkatan sebelumnya, lingkaran-lingkaran kecil baru terbentuk di paruh kedua tahun. Tapi angkatan ini, karena kemunculan tiba-tiba Fang Yuan yang melakukan perampokan dan pemerasan, persaingan terjadi jauh lebih awal. 　　Di antara semua murid, hanya Fang Zheng, Mobei, dan Chi Cheng yang berani menghadapi Fang Yuan secara langsung. 　　Seiring waktu, secara perlahan-lahan teman-teman seangkatan mulai menganggap ketiganya sebagai pemimpin alami. 　　Jika tidak ada halangan, tiga lingkaran ini merupakan miniatur struktur manajemen keluarga di masa depan. 　　“Tapi lingkaran ini masih belum stabil, anggota antar kelompok masih berpindah-pihak. Tunggu sampai ketiganya terlebih dulu naik ke tingkat menengah, pasang posisi kepala kelas dan wakil kepala kelas, bedakan status, punya kekuasaan, barulah lingkaran ini mulai terkonsolidasi.” Sesepuh Akademi berpikir dalam hati. 　　Tentu saja, ada juga yang tidak berada dalam tiga lingkaran ini. 　　Hanya satu, yaitu Fang Yuan. 　　Menempel pada yang kuat adalah sifat alami manusia. Faktanya, meski Fang Yuan memeras murid-murid dan berdiri di posisi berseberangan dengan semua orang, bukan berarti tak ada remaja yang aktif ingin mendekatinya. 　　Tapi orang-orang ini semua ditolak Fang Yuan. Baginya, hanya yang berguna yang menjadi pion. Nilai guna teman seumuran ini terlalu rendah. 　　Inilah alasan lain Sesepuh Akademi membenci Fang Yuan. Fang Yuan terlalu penyendiri, tidak mau menyatu dengan kelompok. Bagi sosok seperti ini, kendali keluarga atas dirinya tidak sebanyak yang lain. 　　Tatapan Sesepuh Akademi kembali tertuju pada Fang Yuan di tengah ruangan. 　　Fang Yuan berdiri menyendiri di satu sudut, tangan terkembang di belakang, kelopak mata setengah terpejam, membiarkan keributan perebutan hadiah oleh remaja-remaja itu tanpa perubahan ekspresi. 　　Sekelilingnya kosong melompong, tak ada remaja yang mau berdiri di dekatnya. 　　Jelas, dia pun tak ingin orang-orang ini berdiri bersamanya. 　　Ia berdiri seorang diri, kesepian membungkusnya. 　　Ia terpisah dari kelompok. 　　“Tapi tak perlu terlalu khawatir. Fang Yuan masih muda, bisa dibina perlahan.” Kedua mata Sesepuh Akademi berkilat, berpikir dalam hati. 　　"Selanjutnya adalah menetapkan ketua kelas dan wakil ketua kelas. Setahun kemudian, akan dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan ketua grup dan wakil ketua grup. Setiap tahun ajaran, ada berbagai penghargaan seperti Bunga Merah Kecil, Syal Biru, dan Siswa Berprestasi Lima Aspek. Untuk berkultivasi, ia membutuhkan sumber daya, jadi harus bersaing memperoleh posisi dan penghargaan ini. Seiring waktu, interaksi yang lama akan menciptakan ikatan keluarga, persahabatan, dan cinta. Tidak perlu khawatir dia akan melepaskan diri dari kendali keluarga di kemudian hari." 　　Selama bertahun-tahun, Sesepuh akademi ini perlahan mulai memahami. 　　Sejak lahir, anggota baru keluarga langsung menerima cuci otak. 　　Pertama ditanamkan nilai-nilai supremasi keluarga. Lalu diberikan pemahaman moral agar menyadari keindahan dan pentingnya ikatan keluarga, persahabatan, serta cinta. 　　Mereka juga dijejali konsep kehormatan. Selama tumbuh kembang, terus diberi iming-iming hadiah materi. Posisi kekuasaan dalam hierarki keluarga digunakan untuk menyaring dan merekrut anggota paling setia. 　　Jangan remehkan posisi ketua kelas atau wakilnya. Begitu terpilih, mereka sudah masuk dalam sistem keluarga. 　　Dalam sistem ini, paparan terus-menerus terjadi. Di satu sisi manisnya kekuasaan, di sisi lain resiko keluar dari sistem. Sogokan dan cambuk bergantian, siapa bisa lolos? 　　Orang paling pemberontak atau penyendiri pun akan terasimilasi bertahap menjadi bagian keluarga. Loyalitas bisa dibentuk. Ikatan emosional bisa direkayasa. 　　Inilah keperkasaan sistem. 　　Inilah kekuatan aturan. 　　Inilah cara bertahan hidup sebuah keluarga! BABKelima Puluh: Tingkat Menengah! 　　; 　　Malam turun perlahan. ..: 　　Bulan seperti piring perak, muncul di antara awan. Bintang-bintang yang jarang menghiasi sekelilingnya. 　　Gueh Mobei berdiri di halaman, menatap bulan dengan mata berkilauan. 　　"Adik, kudengar kau terluka hari ini." Suara kakak perempuan Gueh Moyan tiba-tiba terdengar dari belakang. 　　"Kakak, apa kau khawatir darah yang kumuntahkan hari ini akan meninggalkan bayangan?" Mobei berbalik, sudut bibirnya melengkung. 　　Moyan melihat adiknya tersenyum, hatinya langsung lega. Meski sebenarnya punya kekhawatiran itu, dia berkata: "Mana ada, kakak paling mengerti dirimu. Adikku baik, kau punya semangat pantang menyerah sebagai calon pemimpin keluarga Gueh, mana mungkin luka kecil ini bisa menggentarkanmu?" 　　"Hahaha, memang kakak paling menyayangi aku." Mobei menggaruk kepala sambil terkekeh. 　　"Tahu tidak, Kak." Di bawah cahaya bulan terang, remaja lima belas tahun ini matanya memancarkan kilau tajam, "Meski kali ini aku gagal lagi, tapi dalam pertarungan tadi kudengar Fang Yuan itu terengah-engah. Dulu aku selalu tumbang dalam dua tiga jurus sementara dia tetap tenang. Napas tersengalnya sudah menunjukkan kelemahannya. Dia sama sekali tidak sekuat yang dibayangkan orang. Suatu hari nanti, aku akan mengalahkannya dengan cara terhormat!" 　　“Bagus, pantas menjadi pria tangguh dari garis keturunan Mo!” Mo Yan tertawa lebar sambil mengusap kepala adiknya, ekspresi wajahnya penuh perhatian, “Tapi kau mengalami luka dalam, beberapa hari ini tak perlu latihan bela diri lagi.” 　　“Kakak, jangan selalu usap kepalaku seperti ini, aku sudah dewasa.” Mo Bei menggelengkan kepala dengan nada sedikit kesal, “Aku sudah tahu semua yang kau katakan. Aku punya rencana, hari-hari ini akan kumanfaatkan untuk merawat dinding rongga kosong, menyelesaikan promosi dari tahap awal ke menengah. Pertama rebut posisi Ban Tou, tekan sorakan untuk Fang Yuan itu. Biar dia tahu, dalam berkultivasi Gu Master, yang terpenting tetaplah bakat!” 　　“Dengan pemikiranmu seperti ini, kakak jadi tenang. Dulu kakak hanya Wakil Ban Tou. Jika adik menjadi Ban Tou, itu juga bisa mengobati penyesalan kakak.” 　　“Kakak, tenang saja. Posisi Ban Tou pasti kuambil!” 　　Hampir bersamaan, di keluarga Chi. 　　Ruang rahasia hanya diterangi satu obor yang tertancap di ceruk dinding batu hijau. 　　Api berkobar-kobar menerangi ruang sempit ini. 　　Salah satu Sesepuh keluarga berpengaruh, Gu Yue Chi Lian, sedang berhadapan dengan cucunya Gu Yue Chi Cheng. Mereka duduk bersila di atas bantalan, bayangan mereka bergoyang di lantai mengikuti tarian api. 　　Gu Yue Chi Lian mengulurkan tangan besarnya, menempelkan telapak tangan di perut bagian bawah Chi Cheng. Untaian Yuan Zhen perak mengalir deras memasuki rongga kosong Chi Cheng, mengikuti kehendak sang sesepuh. 　　Wajah Gu Yue Chi Cheng dipenuhi ketegangan, seluruh perhatiannya tertuju pada rongga kosongnya, berusaha keras menekan gejolak Yuanhai-nya. imeng。) 　　Di dunia ini, tidak ada dua daun yang persis sama. Bagi para Gu Master yang berbeda, Yuan Zhen mereka pun pasti tidak akan sepenuhnya identik. 　　Begitu Yuan Zhen asing memasuki rongga kosong, ia akan memicu perlawanan alami dari Yuan Zhen yang sudah ada di dalamnya. 　　Jika Gu Yue Chi Cheng tidak menekannya dan membiarkan Yuan Zhen melawan, pasti akan terjadi benturan kekuatan Yuan. Fluktuasi dahsyat dari benturan ini akan melukai rongga kosong. 　　Rongga kosong Yuanhai adalah landasan utama segala praktik kultivasi Gu Master, aset paling berharga. 　　Kerusakan pada rongga kosong bisa menyebabkan turunnya tingkat cultivation dalam kasus ringan, atau penurunan bakat dalam kasus berat. Jika rongga kosong hancur total, sang Gu Master akan langsung tewas. 　　Setelah beberapa lama, Gu Yue Chi Lian baru menghentikan aliran Yuan Zhen-nya secara perlahan, menarik kembali tangannya. 　　Gu Yue Chi Cheng langsung menghela napas lega, tubuh kekarnya yang tegang mulai mengendur: "Terima kasih Kakek, setiap tiga hari harus menyuntikkan Yuan Zhen untuk menjaga rongga kosong cucumu. Sudah merepotkan Kakek!" 　　Keringat mengucur deras di wajah Gu Yue Chi Lian. Ia menghela nafas: "Ini memang tak bisa dihindari. Bakatmu hanya kelas C. Jika mengandalkan kekuatanmu sendiri, untuk naik ke tingkat menengah butuh waktu sangat lama - biasanya dua kali lebih lama dari Kelas B, empat kali dari tingkat A. Dengan begitu, kau pasti ketahuan. Makanya meski berisiko, cara ini harus tetap digunakan." 　　"Cucu mengerti maksud baik Kakek." 　　“Kau paham itu bagus.” Si tua menghela napas lagi, “Metode ini masih punya efek samping besar. Dinding rongga dihangatkan oleh Yuan Zhen Perak milikku. Meski Yuan Zhen Perak efeknya luar biasa, tapi bagimu ini tetap Yuan Zhen asing. Kedepannya, meski dinding rongga berubah dari membran cahaya ke membran air, tetap terkontaminasi auraku. Semakin banyak aura asing, rongga kosong tak akan bertahan. Ini seperti memaksa pertumbuhanmu, akan mempersempit ruang perkembanganmu di masa depan.” 　　Gu Yue Chi Cheng menekan bibirnya kencang: “Kakek, demi masa depan keluarga Chi, cucu rela mengorbankan prospek pribadi!” 　　Gu Yue Chi Lian langsung tersenyum puas, mengangguk sambil mengelus janggut: “Pikiranmu yang seperti ini sangat baik. Tapi Langit selalu menyisakan celah harapan. Bila kelak kau bisa menemukan Gu Air Murni, bisa membersihkan dinding ronggamu, menghilangkan semua aura asing di Yuanhai rongga kosong, menghapus efek samping ini.” 　　“Selain itu. Kakek sudah menyuruh orang mencari Cacing Arak untukmu. Makhluk ini bisa membantu Gu Master memurnikan Yuan Zhen saat berkultivasi di tingkat satu, meningkatkan satu tingkatan kecil. Yuan Zhen yang dimurnikan ini adalah Yuan Zhen aslimu, bukan Yuan Zhen asing. Untuk menghangatkan rongga kosong, tak ada efek samping atau risiko, efek penghangatannya pun lebih baik!” 　　Gu Yue Chi Lian berseri-seri: “Terima kasih, Kakek!” 　　"Tapi, Cacing Arak sulit ditemukan. Di antara serangga Gu tingkat satu, Cacing Arak, Gu Babi, Cacing Buku, dan sejenisnya adalah yang paling langka. Begitu muncul di pasar, hampir langsung diborong orang. Tentu saja, di dunia ini masih ada serangga Gu yang konon bisa mengubah bakat seorang Gu Master. Tapi Kakek seumur hidup ini hanya mendengar kabar burung, belum pernah melihat langsung." Suara orang tua itu terdengar melankolis. 　　Angin malam berhembus pelan, menyusup melalui jendela ke dalam kamar. 　　Gu Yue Fang Zheng duduk bersila di atas ranjang, kedua mata terpejam erat, masing-masing tangan menggenggam kuat sebutir Batu Yuan. 　　Lautan Yuan Zhen perunggu bergelora tanpa angin, ** menyapu dinding putih rongga kosong. 　　Dengan bakat Kelas A, lautan Yuan Zhen-nya mengisi lebih dari 80% rongga kosong. Kecepatan pemulihan Yuan Zhen-nya dua kali lipat Fang Yuan! 　　Keunggulan alamiah ini membuatnya hampir mencapai tingkat satu menengah. 　　Huh. 　　Setelah waktu yang lama, Gu Yue Fang Zheng menghembuskan kekeruhan dari mulutnya, perlahan membuka mata. 　　Di luar jendela, bulan bersinar terang di antara bintang-bintang yang jarang, deretan bangunan bambu hijau kebiruan membentang. 　　Suasana tenang dan damai. 　　"Waktu selalu berlalu cepat saat berkultivasi. Sekejap mata, sudah larut malam." Fang Zheng berbisik pelan sambil membuka genggaman tangannya. Debu batu abu-abu putih berhamburan dari telapak tangannya ke lantai kayu di depan ranjang. 　　Begitu Yuan Zhen alami dalam Batu Yuan habis diserap, ia akan berubah menjadi tumpukan debu batu. 　　Melihat debu batu itu beterbangan, alis Fang Zheng berkerut halus. 　　Ia mengeluarkan kantong uang dari dalam bajunya, kantong itu sudah lama kempes. 　　Membuka mulut kantong, melihat di dalamnya hanya tersisa tiga buah Batu Yuan. 　　Fang Zheng setiap tujuh hari menerima subsidi tiga Batu Yuan dari ruang kelas, tapi selalu direbut satu oleh Fang Yuan, sehingga yang sampai di tangannya hanya dua. 　　Paman dan bibi memberinya tunjangan hidup, juga tiga Batu Yuan setiap tujuh hari. 　　Batu Yuan segini, mana cukup dipakai? 　　Fang Zheng bertekad ingin melampaui kakaknya Fang Yuan, karena itu beberapa kali aktif mendatangi paman dan bibi, meminta beberapa Batu Yuan. 　　Karena terlalu sering, bibi akhirnya mengajaknya berbincang, mengatakan kondisi keluarga sedang sulit, pengeluaran seret, tak ada uang cadangan. 　　Fang Zheng pun tak enak hati untuk meminta lagi. 　　"Ayah dan Ibu sudah mengerahkan seluruh kemampuan untuk membiayai kultivasiku. Aku tak boleh menyusahkan mereka lagi dengan meminta Batu Yuan. Hanya tersisa tiga Batu Yuan, harus lebih hemat." Setiap hari pakai satu. Begitu bisa dipakai tiga hari." 　　"Ada firasat, tiga empat hari lagi aku pasti naik ke level menengah! Tapi tidak tahu progres di pihak Kakak bagaimana?" Memikirkan ini, Fang Zheng refleks menoleh ke jendela, memandang arah asrama ruang kelas. 　　"Bakatku Kelas A, Kakak cuma Kelas C, perkembangannya pasti lebih lambat. Kali ini Kakak pasti bukan lawanku! Kakak, akan kubuktikan padamu kehebatan bakat Kelas A!" 　　Memikirkan ini, Fang Zheng tak sadar mengepal erat kedua tinjunya. 　　Asrama ruang kelas. 　　Pintu kamar Fang Yuan tertutup rapat. 　　Dalam kegelapan, ia tidak tidur, melainkan duduk bersila di ranjang. 　　Kultivasi seorang Gu Master tidak dapat menggantikan tidur. Biasanya pada jam seperti ini, Fang Yuan sudah berbaring dan tertidur. 　　Namun hari ini, dalam kultivasi barusan, ia merasakan hanya selisih sehelai rambut lagi akan mencapai tingkat menengah. 　　"Mending malam ini tidak tidur, langsung dorong ke tingkat menengah!" Matinya memancarkan kilatan tekad baja. 　　Ia kemudian menutup kelopak mata, menyatukan kesadaran ke dalam rongga kosong. 　　Empat koma empat persen Yuanhai perunggu telah disuling Cacing Arak menjadi Yuan Zhen hijau kelabu tingkat menengah tadi. 　　"Bangkit." Begitu niatan Fang Yuan bergerak, Yuanhai perunggu yang tenang tiba-tiba bermakna genit dengan riak-riak **. 　　Riak semakin banyak dan membesar, membentuk gelombang-gelombang **. 　　Blup-blup-blup... 　　Ombak saling susul-menyusul, menghantam dinding rongga di sekeliling. 　　Seperti menabrak karang, sebagian besar Yuan Zhen pecah menjadi percikan hijau zamrud, beterbangan lalu larut kembali. 　　Sebagian kecil Yuan Zhen terkikis, berubah menjadi kekuatan tak kasat mata yang meresap ke membran putih dinding rongga. 　　"Bangkit lagi." Kesadaran Fang Yuan menggelegak, gelombang hijau kelabu kian membesar. Jika sebelumnya seperti anjing kejar kelinci, kini bagai kawanan kuda menubruk membran rongga. 　　Kuda laksana naga, ombak menyembur ke langit! 　　Yuan Zhen terkuras drastis, permukaan air terus menyusut. 　　Blup-blup-blup! 　　Ombak tiada henti, akhirnya perubahan kuantitas memicu transformasi kualitas. 　　"Lapisan cahaya putih itu tiba-tiba bergetar, sinar lembut yang semula tiba-tiba memancarkan kilau yang menusuk." 　　Melihat pemandangan ini, Fang Yuan girang bukan main. Menyadari ini momen krusial, ia segera mengerahkan Yuan Zhen-nya, terus membasuh tanpa henti. 　　Cahaya putih kian terang, sinarnya mulai terdistorsi dan saling menjerat, menciptakan kesan yang semakin pekat. 　　Dalam belasan tarikan napas, pita-pita cahaya mulai bermunculan di permukaan lapisan cahaya. Pita-pita ini berputar layaku aliran air yang saling bertubrukan. 　　Dalam proses tubrukan, mereka terus menyatu dan membesar, membentuk arus cahaya putih. 　　Akhirnya, arus-arus cahaya itu menyatu sempurna, menutupi seluruh permukaan lapisan cahaya. 　　Cahaya putih meredup. Lapisan cahaya berbentuk bola yang semula menyelimuti rongga kosong telah menghilang, digantikan selaput air putih berbentuk bulat. 　　Permukaan lapisan cahaya yang dulu halus tanpa noda, kini diganti selaput air yang jelas lebih tebal dengan kilauan cahaya berombak yang tak stabil. 　　Permukaan Yuan Zhen di Yuanhai telah tenang kembali, hanya menyisakan dua persen "air laut" di rongga kosong. 　　"Aku naik ke tingkat menengah!" Fang Yuan tertawa lepas sambil membuka matanya. 　　Sinar matahari terang menyelinap melalui celah-celah jendela. 　　Tanpa terasa, semalam telah berlalu. Kini sudah pagi hari. BABke-51: Aku ingin lihat bagaimana kau menjelaskan ini 　　; 　　(ps: BABsebelumnya telah sedikit dimodifikasi di akhir untuk memperhalus alur cerita..m) Bila merasa janggal, silakan baca kembali akhir bagian sebelumnya sebelum melanjutkan.) 　　…… 　　“Fang Yuan hari ini ternyata tidak datang ke kelas. Lihat, kursinya masih kosong.” 　　“Berani sekali dia! Pagi ini kan kelas Sesepuh akademi, dia tetap berani mangkir.” 　　“Gawat, raut wajah Sesepuh semakin muram. Fang Yuan pasti akan kena masalah. Hehehe.” 　　Di ruang kelas, para remaja berbisik-bisik. Tatapan mereka sesekali mengarah ke kursi kosong Fang Yuan dan wajah Sesepuh akademi yang semakin menghitam. 　　Sejak kasus perampokan dan pemerasan, Fang Yuan telah menjadi musuh semua orang. Melihatnya celaka adalah hiburan bagi seluruh murid. 　　Wajah Sesepuh akademi pucat pasi. Sambil menjelaskan rahasia merawat rongga kosong, matanya menyapu kursi Fang Yuan diam-diam. 　　Dalam hati ia berkata sinis: “Fang Yuan, Fang Yuan. Kemarin aku masih bingung tak bisa mencari kesalahanmu. Hari ini kau malah menyerahkan diri. Ternyata memang masih bocah 15 tahun, aku terlalu menganggapmu hebat.” 　　Ekspresi marahnya saat ini sebagian besar adalah pura-pura. Tujuannya untuk memanfaatkan kesempatan ini menjatuhkan Fang Yuan dan meredam kesombongannya yang kian menjadi. 　　Tak bisa dipungkiri, seiring waktu, aura Fang Yuan semakin kuat membuat murid lain sesak napas. 　　Monopoli kekuasaan bukanlah hal yang diharapkan Sesepuh akademi. Ia menginginkan suasana berbagai bunga mekar bersamaan dan seratus aliran bersaing. 　　“Pelajar!” Sesepuh akademi mengetuk meja pengajar dengan jari-jari yang ditekuk. 　　“Yang mulia, hamba siap.” Dua pengawal di luar segera mendorong pintu masuk. 　　“Sesepuh akademi itu mendengus keras di depan umum: "Fang Yuan ini keterlaluan, sampai malas seperti ini, berani-berannya membolos di depan mataku. Kalian pergi ke asrama dan bawa dia ke sini!"" 　　"Baik, Tuan." Para pengawal berbalik dan pergi. 　　Melihat para pengawal menghilang di balik pintu, ruang kelas langsung riuh oleh gemuruh suara. 　　Ratusan murid berbisik-bisik. 　　"Fang Yuan bakal kena sial kali ini." Seseorang matanya berbinar. 　　"Hehe, nanti ada pertunjukan menarik." Seseorang tertawa sinis. 　　"Kak, kau terlalu angkuh. Ini tantangan terhadap otoritas Sesepuh. Apapun hukumannya, kau yang cari masalah." Gu Yue Fang Zheng melirik kursi kosong, dalam hati menghela nafas. 　　Tok! Tok! Tok! 　　Sesepuh akademi dengan wajah dingin menepuk mejar podium tiga kali: "Tenang! Dilarang berisik di ruang kelas!" 　　Aura tubuhnya bagai gunung berapi hendak meletus, membuat orang gentar memandang. 　　Seketika ruangan senyap sampai jarum jatuh pun terdengar. 　　Para murid ketakutan menutup mulut, duduk tegak kaku. 　　Meski lahiriah begitu, perhatian batin mereka sudah teralihkan oleh insiden ini. 　　Pelajaran berlanjut, para remaja terlihat setengah hati. 　　Beberapa murid di kursi dekat jendela sesekali melirik ke luar. 　　Waktu berlalu, setelah cukup lama, tiba-tiba terdengar derap langkah kaki dari pintu. 　　Seketika, banyak murid menggerakkan telinga mereka, puluhan pasang mata tiba-tiba memancarkan kilau terang. 　　"Datang..." Sesepuh akademi juga mendengar suara langkah kaki, ia tak bisa menahan diri menyipitkan mata. 　　Ia sudah memikirkan cara menghukum Fang Yuan. Akan dihukum berdiri di luar pintu selama tiga shichen. 　　Hukuman ini meski tidak berat, tapi memalukan. 　　Saat pelajaran berlangsung atau istirahat, murid-murid yang keluar masuk ruangan akan terus melihat Fang Yuan yang sedang dihukum berdiri. 　　Dengan begini, citra menakutkan Fang Yuan akan hancur. Ketika murid-murid menyadari Fang Yuan pun bisa dihukum seperti ini, daya gentar yang diberikan Fang Yuan akan berkurang drastis, dalam hati mereka akan muncul keberanian baru dan semangat bersaing. 　　Yang lebih cerdik lagi, hukuman untuk Fang Yuan berasal dari akademi. Secara tak langsung akan membuat murid-murid semakin segan pada akademi. 　　Hanya dengan rasa segan, baru akan muncul kepatuhan. 　　Jadi meski cara ini terlihat sederhana, sebenarnya mengandung makna yang dalam. 　　Suara langkah kaki semakin dekat, akhirnya seseorang berhenti di luar pintu. 　　Tok-tok-tok. 　　Suara ketukan pintu terdengar 　　"Hehe, aku yang buka!" Seorang murid yang duduk paling dekat pintu langsung berdiri, keluar dari tempat duduknya dan membuka pintu. 　　Ruang kelas secara spontan menjadi hening, ratusan pasang mata menatap ke arah pintu. 　　Kreek. 　　Pintu perlahan terbuka membentuk celah tipis di tangan murid itu. 　　Sinar matahari menyusup melalui celah, tapi tubuh murid yang membuka pintu tiba-tiba gemetar hebat! 　　“Ah！！！” Ia tertegun sejenak, tiba-tiba menjerit kaget, refleks mundur beberapa langkah. 　　Tubuhnya menabrak meja belajar, langsung kehilangan keseimbangan, hingga meja dan badannya terjungkal ke lantai. 　　Wajahnya pucat pasi, dipenuhi ketakutan, anggota badan bergetar tak terkendali. Tergeletak di lantai, berusaha bangun dengan kikuk namun terjatuh lagi. 　　"Apa yang terjadi?!" Seketika, semua orang menegang, alis berkerut dalam. 　　Ratusan tatapan penuh tanya yang penuh rasa ingin tahu tertuju ke pintu. 　　Pintu perlahan didorong terbuka dari luar. 　　Sesepuh akademi juga secara refleks menghentikan pengajarannya. 　　Yang pertama terlihat adalah sebuah tangan yang menopang daun pintu. 　　Sebuah tangan kiri remaja. 　　Sebuah tangan yang berlumuran darah. 　　Tangan berdarah! 　　Melihat tangan berdarah ini, banyak murid perempuan menutup bibir, melontarkan jeritan yang tak tertahan. 　　Pintu perlahan terbuka sepenuhnya. 　　Sinar matahari terang menerobos masuk, menyilaukan mata, semua orang refleks memicingkan kelopak mata. 　　Dengan cahaya putih menyilaukan sebagai latar, sebuah siluet hitam membentuk sosok remaja kurus terpampang dalam pandangan semua orang. 　　Entah mengapa, hati Sesepuh akademi tiba-tiba dipenuhi firasat buruk yang kuat. 　　"Fang Yuan!" Seseorang berteriak penuh keterkejutan. 　　Orang-orang pun mulai menyesuaikan diri dengan cahaya, dan jelas melihat siapa yang datang. 　　Terlihat Fang Yuan seluruh tubuhnya berlumuran darah, berdiri tegak di pintu, seolah baru melewati pertempuran sengit. 　　Tangan kirinya yang mendorong pintu perlahan ditarik kembali, sementara tangan kanannya mencengkeram rambut dan menyeret seseorang. 　　Lengan kiri orang itu telah terpotong sampai ke pangkal, tidak bergerak sama sekali dalam keadaan pingsan. Darah terus mengalir deras dari luka di bahu kirinya. 　　"Itu salah satu pengawal yang dikirim untuk mencari Fang Yuan!" seseorang mengenali identitasnya. 　　"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" seseorang hampir hilang akal. 　　"Dia membunuh lagi, kali ini membunuh pengawal!" seseorang menunjuk Fang Yuan sambil berteriak ketakutan. Seolah teriakan keras bisa mengeluarkan kegelisahan dalam hati. 　　Seketika ruang kelas gempar. 　　Banyak murid melanggar disiplin, terkejut bangkit dari tempat duduk. Mata mereka dipenuhi keterkejutan menatap Fang Yuan di pintu. 　　Dalam bayangan mereka, Fang Yuan seharusnya digiring oleh dua pengawal dari kiri-kanan. 　　Namun kenyataannya - Fang Yuan penuh darah dengan wajah dingin bagai iblis. Satu pengawal hilang, satunya tak bergerak dengan darah mengalir perlahan membentuk genangan merah di pintu. 　　Bau anyir darah segera memenuhi ruang kelas. 　　Sesepuh akademi tertegun, tak menyangka akan melihat pemandangan ini! 　　Keterkejutan berubah menjadi amarah yang menyala-nyala. 　　“Kedua bodyguard ini adalah petarung dari marga luar, mati pun mati saja, Sesepuh akademi tidak peduli.” 　　Tapi yang penting adalah identitas mereka. Mereka adalah bodyguard akademi, mewakili kewibawaan akademi, mewakili harga diri Sesepuh akademi. 　　Fang Yuan ini benar-benar nekat, membunuh Gao Wan saja sudah keterlaluan, sekarang bahkan berani membunuh bodyguard akademi! 　　Tidak, bukan hanya nekat, ini jelas-jelas **tantangan telanjang**, menantang otoritas akademi keluarga. 　　Sesepuh akademi menggelegak amarahnya, menunjuk Fang Yuan dan berteriak: “Fang Yuan! Apa maksudmu ini? Kau harus memberiku penjelasan, sebaiknya berikan alasan yang bisa memaafkanmu. Jika tidak, hanya karena kau membunuh bodyguard sembarangan, kau akan dikurung di penjara menunggu eksekusi hukum keluarga!” 　　Seluruh murid diam membeku. 　　Kisi-kisi jendela bergetar, ruangan bergema oleh teriakan Sesepuh akademi. 　　Hanya Fang Yuan yang tetap tenang, matanya gelap dan dalam seperti biasa, tak terlihat sedikitpun gejolak. 　　Tatapannya menyapu sekeliling, Fang Yuan melepaskan tangan kanannya. Brak! Kepala bodyguard menghantam genangan darah di lantai, memercikkan tetesan darah yang mengotori ujung celananya. 　　Ia menangkupkan tangan ke arah Sesepuh akademi, suaranya yang tenang menggema di ruangan sunyi: “Yang Mulia Sesepuh akademi, hamba muda benar-benar ada hal penting untuk dilaporkan.” 　　“Bicaralah.” Sesepuh akademi menyilangkan tangan di punggung, berdiri tegak memandang Fang Yuan dengan tatapan dingin seperti es. 　　Dalam hati ia mencemooh: “Fang Yuan, kesalahanmu bertumpuk-tumpuk. Akan kulihat bagaimana kau menjelaskan ini!” "BABKelima Puluh Dua: Penjelasanku Harus Kau Terima" 　　; 　　Di ruang kelas, semua tatapan tertuju pada Fang Yuan. ..Baca.. 　　Dalam tatapan itu ada keterkejutan, ketakutan, ejekan, dan kedinginan yang menusuk. 　　Fang Yuan mengabaikan tatapan-tatapan itu. Ia menatap Sesepuh akademi sambil menunjuk ke arah dua bodyguard yang pingsan di lantai kayu, ekspresinya serius. 　　"Melaporkan kepada Sesepuh, kedua pengawal ini menyimpan niat jahat, hati mereka pantas dihukum! Mereka nekat membobol pintu tepat saat aku sedang mempertaruhkan segala sesuatu untuk menembus tingkat menengah. Seperti yang semua tahu, Gu Master tidak boleh diganggu saat berkultivasi, apalagi saat mencoba naik tingkat. Sedikit kesalahan saja bukan hanya gagal naik tingkat, tapi rongga kosong juga bisa rusak. Untungnya aku berhasil mencapai tingkat menengah tepat saat mereka menyusup masuk." 　　"Tapi!" Sebelum orang lain sempat bereaksi, Fang Yuan langsung melanjutkan, "Mereka bahkan tidak mau mengakui kesalahan, berani-berani hendak menyerangku dan menghina leluhur klan kita. Mereka mengaku bahwa gangguan terhadap kultivasiku ini adalah perintah Sesepuh. Aku yang tidak percaya, melawan dengan gigih. Dengan keterampilan bela diri mereka yang tinggi, aku harus berperang dalam darah baru bisa mengalahkan mereka." 　　"Tapi melihat status mereka sebagai pengawal akademi, aku tidak menghabisi nyawa mereka. Satu hanya kehilangan lengannya, yang lain kakinya terpotong. Meski kehilangan banyak darah, mereka masih hidup. Demikian kejadiannya, mohon Sesepuh menegakkan keadilan untuk murid ini!" Setelah berkata demikian, Fang Yuan menyatukan tinju tanda hormat ke arah Sesepuh akademi. 　　“Ia berbicara terburu-buru dengan suara tergesa-gesa, mengucapkan banyak hal tanpa memberi kesempatan orang lain menyela.” 　　“Setelah selesai berbicara, orang-orang di sekitarnya baru perlahan-lahan menyadari situasi.” 　　“Apa yang baru saja dikatakan Fang Yuan? Sepertinya aku tidak mendengarnya dengan jelas.” 　　“Dia bilang dia sudah naik ke tingkat menengah!” 　　“Bagaimana mungkin? Si sampah berkelas C ini malah yang pertama mencapai tingkat menengah.” 　　“Pasti bohong! Dia takut dihukum akademi jadi mengarang dusta!” 　　Para murid mulai berteriak-teriak membahas kejadian ini. 　　Dibandingkan dengan kenaikan pangkat Fang Yuan, nyawa dua bodyguard itu sudah tidak relevan lagi. 　　Lagipula mereka bukan marga Gu Yue, siapa yang peduli? 　　“Kau bilang sudah mencapai tingkat menengah Satu Putaran?” Suara Sesepuh akademi terdengar dingin, tatapannya menyala-nyala. “Fang Yuan, jangan sembarangan bicara. Kalau kau mengaku salah sekarang, aku masih bisa memberimu keringanan sebagai pelanggaran pertama. Tapi jika terus berbohong untuk menutupi kesalahan, ketahuilah bahwa kebohongan itu mudah diungkap!” 　　Fang Yuan tidak membela diri. Ia hanya tersenyum tipis. “Silakan Sesepuh memeriksa.” 　　Tanpa perlu diminta, Sesepuh akademi sudah mendekat. 　　Telapak tangannya menempel di perut bagian bawah Fang Yuan. Seberkas kesadarannya menyelam masuk, langsung melihat pemandangan rongga kosong Fang Yuan. 　　Rongga itu kosong melompong tanpa satu pun Gu. 　　Cungcu Chan telah menyembunyikan diri. Tingkat Gu enam putaran ini jauh melampaui kemampuan Sesepuh akademi yang hanya tiga putaran. Dengan sengaja bersembunyi, mustahil terdeteksi. 　　Mengenai Cacing Arak, Fang Yuan sementara menyimpannya di guci arak asrama, tidak membawanya ke mana-mana. 　　Sesepuh akademi menutup kedua matanya, memandang Yuanhai perunggu yang tenang tak bergelombang. 　　Setiap tetes Yuan Shui memancarkan warna hijau kebiruan khas Yuan Zhen tingkat menengah. 　　Melihat dinding aperture di sekelilingnya, dinding putih itu berkilauan seperti seluruhnya terbuat dari aliran air. Arus demi arus bergerak deras. 　　Selaput air! 　　"Benar-benar mencapai tingkat menengah, mana mungkin!?" Sesepuh akademi berteriak dalam hati, kilatan kejutan melintas di balik kelopak matanya. Tapi ia berusaha keras menyembunyikannya, wajahnya membeku seperti air tenang. 　　Setelah beberapa saat mencerna fakta ini, ia perlahan menarik kembali tangannya dan berkata dengan suara berat: "Memang tingkat menengah." 　　Para murid sudah lama menahan napas, menanti hasilnya. 　　Begitu kata-kata Sesepuh akademi meluncur, seluruh ruang kelas seperti wajan mendidih. 　　Keraguan dan ketidakpercayaan terpancar dari wajah para murid. 　　Fang Yuan yang cuma kelas C malah pertama mencapai tingkat menengah - ini melampaui logika umum! 　　Dalam berkultivasi, faktor utama penentu kemajuan seharusnya adalah bakat. Salah apa ini? Kelas C bisa lebih dulu naik tingkat? Bagaimana perasaan mereka yang berbakat Kelas A dan B?! 　　"Ini...!" Wajah Gu Yue Fang Zheng memucat mendadak. Semalam ia masih penuh keyakinan, tapi fakta di depan mata ini menghantamnya begitu keras hingga ia terjatuh duduk. 　　Gu Yue Mobei mengepal erat kedua tinjunya, sementara Gu Yue Chi Cheng menggigit gigi hingga berbunyi kertak. 　　"Sesepuh akademi mustahil bisa dibodohi, bagaimana Fang Yuan melakukannya?" 　　Semua remaja menatap Fang Yuan dengan tajam, pertanyaan yang sama berputar di benak mereka——Dengan bakat Kelas C, bagaimana mungkin dia naik tingkat begitu cepat? 　　Keraguan yang sama juga memenuhi hati Sesepuh akademi. 　　Di tengah kebingungan besar ini, dia mengesampingkan niat awal untuk menekan Fang Yuan dan langsung bertanya: "Fang Yuan, aku ingin penjelasan bagaimana kau bisa naik ke tingkat menengah." 　　Fang Yuan tersenyum halus: "Langit membalas ketekunan. Dengan belajar keras dan latihan terus-menerus, hasil pun datang secara alami." 　　"Penipu!" 　　"Ah, kalau memang begitu, aku pasti sudah jadi nomor satu!" 　　"Belajar keras? Beberapa hari lalu aku masih melihatnya santai berjalan-jalan di toko!" 　　Murid-murid jelas tidak puas dengan jawaban ini. 　　"Benarkah?" Sesepuh akademi menatap dingin, memaksa Fang Yuan dengan tatapan tajam. 　　Fang Yuan menatap balik tanpa gentar, wajahnya tenang. 　　Seluruh tubuhnya berlumuran darah, baju rami yang compang-camping menunjukkan bekas pertarungan sengit. 　　Mata hitamnya yang dalam seperti kolam memancarkan ketenangan, kesejukan, bahkan seolah menyimpan senyum sindiran. 　　Melihat sorot mata seperti ini, keyakinan Sesepuh akademi mulai goyah. 　　"Fang Yuan ini tidak takut, tidak gentar, tidak cemas, tidak terkejut. Bagaimana mungkin aku bisa memaksanya mengaku di tempat? Dengan bakat Kelas C-nya, tapi bisa naik ke tingkat menengah pertama, pasti ada rahasia. Tapi karena dia tidak mau bicara, sebagai Sesepuh akademi, aku tak bisa memaksa. Rupanya harus diselidiki diam-diam." 　　Memikirkan ini, Sesepuh akademi terpaksa menarik kembali tatapannya. Ekspresi dingin dan kaku di wajahnya pun melunak. 　　Fang Yuan tak mau berhenti: "Murid gemetar ketakutan, Yang Mulia Sesepuh. Bagaimana rencana Yang Mulia menangani dua pengawal ini? Mereka sudah kehilangan banyak darah. Jika tidak segera diselamatkan, nyawa mereka bisa melayang." 　　"Kau bilang gemetar ketakutan?" Dalam hati Sesepuh akademi mendengus sinis. Alisnya berkerut dalam. 　　Perkara sudah berkembang sampai titik ini. Sebagai penanggung jawab akademi, ia harus tampil menangani hal ini. 　　"Tapi bagaimana cara menanganinya?" Sesepuh akademi merasa sedikit terjepit. 　　Ia pun termenung. 　　Fang Yuan mengamati setiap perubahan ekspresi Sesepuh akademi. Dalam hati ia tertawa: Pasti Sang Sesepuh sedang bingung tujuh keliling. 　　Dua pengawal ini hanyalah budak dari marga lain. Nyawa mereka semurah rumput liar. Di masa biasa, mati pun tak ada yang peduli. 　　Tapi situasi sekarang berbeda. Keduanya adalah orang yang dikirim sendiri oleh Sesepuh akademi. Jika benar-benar tewas, itu akan mempermalukan sang Sesepuh! 　　Karena itu dua pengawal ini tak boleh mati. Sesepuh akademi pasti akan menyelamatkan mereka. 　　Yang benar-benar membuat Sesepuh akademi bimbang adalah bagaimana menghukum Fang Yuan. 　　Dalam rencana awalnya, Fang Yuan telah membolos terlebih dahulu dan kemudian membunuh pengawal, yang bisa disebut sebagai pembangkangan terhadap guru dan kesombongan. Menurut aturan keluarga, dia seharusnya dikurung di penjara keluarga untuk melakukan introspeksi dan mengakui kesalahan. 　　Namun semua pelanggaran ini tiba-tiba menjadi berbeda ketika ditempatkan dalam konteks keberhasilan Fang Yuan naik ke tingkat menengah. 　　Fang Yuan terpaksa membolos dan membunuh pengawal demi berkultivasi. Ini adalah alasan yang bisa dimaklumi. 　　Yang lebih penting, dia berhasil naik ke tingkat menengah dan menjadi yang terdepan di angkatannya. Ini memberinya legitimasi moral. 　　Rahasia bagaimana Fang Yuan bisa naik ke tingkat menengah begitu cepat, untuk sementara kita kesampingkan dulu. 　　Pemenang adalah raja, pecundang adalah penjahat - dunia hanya melihat hasil. Tak ada yang akan menyalahkan anak muda berbakat seperti ini. 　　Sesepuh akademi bahkan tidak boleh memberikan hukuman apa pun padanya. 　　Untuk apa akademi ini ada? Tujuannya adalah melatih Gu Master yang unggul dan menyuntikkan darah baru ke keluarga. 　　Jika ada remaja berbakat seperti ini muncul, malah hendak ditekan oleh Sesepuh akademi - itu adalah kelalaian tugasmu! 　　Seperti siswa yang mendapat nilai bagus, guru seharusnya memberi pujian dan dorongan, bukan hukuman atau kritik. Guru yang menghukum siswa karena prestasi akademiknya bagus tak akan pernah diakui. 　　Mungkin sesepuh lain akan menekan Fang Yuan diam-diam karena khawatir dengan potensinya atau dendam pribadi. Tapi khusus Sesepuh akademi - TIDAK BOLEH! 　　Karena kau bertanggung jawab atas akademi, kau harus berlaku adil dan objektif - setidaknya di permukaan. 　　Inilah aturannya! 　　"Apa kita harus melepaskannya begitu saja? Susah payah baru dapat menangkap kelemahannya." Sesepuh akademi merasa sangat tidak rela. Ia paham betul, semua remaja di akademi ini hanyalah orang luar. 　　Orang luar hanya bisa melihat keramaian, tidak memahami seluk-beluk, tidak bisa merasakan kehebohan tersembunyi ini! 　　Sebenarnya, ini adalah pertarungan antara Sesepuh akademi dengan murid Fang Yuan! 　　Pertama-tama ia berpegang teguh pada peraturan, ingin menghukum Fang Yuan, menjatuhkan citra kuatnya di mata remaja lain. 　　Lalu Fang Yuan melancarkan serangan balik! Tindakannya terlihat gegabah, tapi tepat sasaran. Dengan alasan promosi ke tingkat menengah, ia segera merebut kembali posisinya. 　　Adapun dua pengawal malang itu, hanyalah pion yang menjadi korban tak bersalah dalam pertarungan mereka. 　　"Fang Yuan ini terlalu licik dan dalam! Jika benar ia membunuh dua pengawal ini, aku masih bisa menggunakan alasan ini untuk melawan balik. Meski bakatnya biasa, tapi cara yang begitu kejam dan teliti ini, sulit dipercaya ini perbuatan remaja 15 tahun. Anehnya aku tak bisa membalas. Pantas saja sejak dulu, klan sudah terkenal dengan kecerdasan dini dan bakat puisinya!" Sesepuh akademi tiba-tiba sadar, ia sudah kalah. 　　Kekalahannya terletak pada statusnya sebagai sesepuh yang bertanggung jawab atas akademi. 　　Ini adalah kekuatan sekaligus kelemahannya. 　　Titik terkuat adalah titik terlemah. 　　Fang Yuan sudah lama menembus prinsip ini! 　　Hati Sesepuh akademi dipenuhi kegerahan dan amarah. 　　Ia pernah meminta penjelasan Fang Yuan, namun penjelasannya penuh celah, sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan. 　　Para pengawal ini dipilih oleh Sesepuh akademi, watak mereka tidak mungkin sembrono seperti ini, apalagi sampai menghina leluhur Gu Yue. 　　Perkataan Fang Yuan sengaja dibuat demikian, adalah fitnah **telanjang, di depan orang yang tahu fakta sedang memfitnah dan menjebak! 　　Sesepuh akademi sangat paham hal ini, tapi ia lebih paham bahwa dirinya tidak bisa menindaklanjuti masalah ini. 　　Ini adalah jebakan. 　　Begitu ditindaklanjuti, kebenaran akan terungkap, bagaimana ia harus menangani masalah ini? 　　Jika tidak menghukum Fang Yuan, dua pengawal yang teraniaya ini akan membuatnya dianggap tidak adil, ke depannya bagaimana bisa memimpin? 　　Jika menghukum Fang Yuan, ia dianggap menindak bakat unggul, iri pada kemampuan! Demi dua budak marga lain, menekan generasi muda marga sendiri, hal ini akan memicu ketidakpuasan. 　　Jadi cara terbaik adalah memalingkan mata, menganggap dua pengawal sebagai bidak catur yang terbuang. Tetapkan mereka bersalah besar. Sekaligus memberi penghargaan pada Fang Yuan. 　　Dengan ini, anggota marga puas, para pengawal yang dikelabui juga menganggap tindakan ini adil. 　　Keputusan ini jelas sesuai dengan keuntungan terbesar Sesepuh akademi. 　　Logika menyuruh Sesepuh akademi bertindak demikian. Tapi secara emosional, ia agak sulit menerima. 　　Fang Yuan ini terlalu menyebalkan! 　　Kali ini Sesepuh akademi tidak hanya gagal menekan popularitas Fang Yuan, malah jadi batu loncatan, diinjak Fang Yuan, mempermalukan diri di depan umum! 　　Fang Yuan sama sekali tidak menghormatinya, bahkan berani secara terang-terangan menentangnya. Hal ini membuat Sesepuh akademi yang terhormat ini merasakan aib dan amarah yang memualkan. 　　Yang lebih krusial, jika kedua penjaga ini merasa dizalimi dan ingin mengungkap kebenaran sesungguhnya di kemudian hari, demi menjaga citra dan statusnya, Sesepuh akademi harus menjadi yang pertama mengambil tindakan untuk menindas mereka! 　　Padahal semua ini jelas-jelas ulah Fang Yuan! 　　Seperti apa rasanya perasaan ini? 　　Sebuah analogi gamblang: seolah-olah Fang Yuan berak di wajah Sesepuh akademi, lalu Sesepuh akademi harus memuji Fang Yuan sambil membersihkan kotoran itu. Jika ada orang luar yang berusaha menunjukkannya, mengatakan bahwa ada tinja di wajahnya, ia harus segera membungkam mulut orang itu. 　　Perasaan terhina dan jengah ini hampir tak tertahankan bagi Sesepuh akademi. 　　Ada dorongan yang semakin kuat dalam hatinya untuk menampar wajah Fang Yuan berkali-kali! 　　Namun akhirnya, Sesepuh akademi hanya mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk bahu Fang Yuan dengan lembut. 　　"Anak baik." Wajah Sesepuh akademi gelap bagai air keruh, kalimat ini terjepit dari sela giginya. 　　"Semua berkat bimbingan akademi." Suara Fang Yuan datar tanpa ekspresi. 　　Sudut mata Sesepuh akademi langsung berkedut. 　　(ps:Aiyaya, peringkat Sanjiang sudah tersalip... Minta dukungan suara, sangat butuh suara Sanjiang! Mengusap air mata, kemarin bekerja keras mengetik sampai larut malam. Tapi buku ini lebih fokus pada kualitas, jadi kecepatan masih terbatas. Sebenarnya bab ini hampir 4.000 karakter. Menggosok wajah, putuskan! Jika keadaan tidak membaik, Minggu ini tetap akan tambah satu chapter, total tiga chapter, sebagai balasan atas dukungan suara Sanjiang kalian.) BAB53: Fang Yuan Mengangkatmu sebagai Ketua Regu 　　; 　　Semuanya berjalan sesuai perkiraan Fang Yuan. ....imeng.) Setelah kejadian itu, Sesepuh Akademi memerintahkan Gu Master pengobatan untuk menolong kedua pengawal itu. Nyawa para pengawal terselamatkan, namun mereka menderita cacat berat dan diusir dari akademi oleh Sesepuh Akademi. Fang Yuan tidak mendapat hukuman apapun, malah dipuji. Hasil ini semakin membuat remaja-remaja lain ketakutan. Tapi peristiwa ini belum berakhir, seiring waktu, gelombangnya meluas ke seluruh klan. Fang Yuan dengan bakat Kelas C menjadi yang pertama naik ke tingkat menengah, menjadi berita menarik dan bahan obrolan di seluruh klan. Setelah kejut awal, orang-orang mulai berspekulasi tentang rahasia kenaikan pangkat Fang Yuan. "Sebenarnya dengan bakat Kelas C mengalahkan Kelas A dan B untuk mencapai tingkat menengah pertama bukanlah hal aneh." "Benar, ada banyak metode di dunia ini yang bisa mencapai itu." "Misalnya dengan menggunakan Sarira Gu. Gu ini bisa menyempurnakan dinding lubang ajaib, meningkatkan cultivation, naik satu tingkat kecil semudah membalik telapak tangan." ... Berbagai teori bermunculan. Tentang Cacing Arak, Yuan Zhen aneh, dll juga disebutkan banyak orang. Seandainya Fang Yuan mengaku keberadaan Cacing Arak sejak awal, efek sensasinya tak akan sebesar ini. Tapi dengan menyembunyikannya, dia secara tak langsung membangkitkan rasa ingin tahu orang-orang. Permukaan Benteng Gu Yue tampak tenang, namun arus bawah telah bergolak. Banyak mata mengawasi akademi, menunggu penjelasan Sesepuh Akademi. Sebagai Sesepuh Akademi, jika tak tahu cara muridnya naik tingkat, itu kelalaian besar. Jadi dia harus memberi penjelasan. Hari berganti hari. Remaja kedua yang berhasil naik ke tingkat menengah muncul: Gu Yue Mobei. Hanya berselisih tiga jam, Gu Yue Fang Zheng juga berhasil. Dia terhambat kurangnya Batu Yuan, juga dampak tekanan dari kasus Fang Yuan. Posisi ketiga diraih Gu Yue Chi Cheng. Meski mendapat infus Yuan Zhen dari Gu Yue Chi Lian sendiri, metodenya tidak efisien—hanya bisa dilakukan tiap tiga hari dengan risiko tinggi. Tapi dengan bakat Kelas C meraih posisi ketiga sudah sukses. Di hari kelima, Sesepuh Akademi kembali membagikan subsidi Batu Yuan. "Gu Yue Fang Yuan." Dia berdiri di depan, menyebut nama Fang Yuan pertama kali. Fang Yuan bangkit dengan wajah datar, berjalan maju. Tatapan para remaja mengikuti gerakannya, dipenuhi iri, curiga, benci, dan berbagai emosi lain. "Hari ini Sesepuh bukan hanya membagikan subsidi, tapi juga menetapkan Kepala Kelas dan Wakilnya!" "Tentu Fang Yuan yang pertama dipanggil." "Dia yang pertama naik tingkat, posisi Kepala Kelas pasti jatuh padanya." "Tak terduga. Aku kira Fang Zheng yang dapat." "Kenaikannya terlalu mencurigakan, pasti ada rahasia besar, tapi dia tak mau beri tahu!" "Hmph, kalau aku juga takkan kasih tahu. Lebih baik simpan untung sendiri." Saat para murid berbisik, Fang Yuan sampai di depan Sesepuh Akademi. "Gu Yue Fang Yuan, sebagai Gu Master menengah pertama angkatan ini, ini hadiahmu." Sesepuh Akademi menyerahkan kantong uang biru-putih. Fang Yuan menerimanya dan langsung membuka kantong itu di depan umum. "Jangan khawatir, isinya 30 Batu Yuan, tak kurang." Sesepuh Akademi memaksakan senyum. Sejujurnya, dia tak menyangka Fang Yuan yang pertama naik tingkat. Fang Yuan mengabaikan perkataannya. Dia memeriksa dengan teliti, memastikan benar 30 Batu Yuan. Baru kemudian menyimpan kantong itu. Sesepuh Akademi mengira Fang Yuan kekurangan Batu Yuan, senyumnya melebar. "Tentu, dengan bakat Kelas C, konsumsi Batu Yuan untuk naik tingkat pasti lebih banyak. Tanpa sponsor, wajar jika kekurangan. Selama dia butuh Batu Yuan, kita bisa kendalikan. Begitu masuk sistem keluarga, rahasianya pasti terbuka suatu hari nanti." Keyakinannya kuat. Sejak hari itu, dia menyuruh orang menyelidiki Fang Yuan diam-diam. Hampir tiap hari ada perkembangan baru. Tapi jelas mereka belum menemukan—Fang Yuan punya ratusan Batu Yuan, sangat berkecukupan. Sesepuh Akademi melanjutkan: "Fang Yuan, sebagai yang pertama mencapai menengah, sesuai aturan akademi, selain 30 Batu Yuan, kamu juga berhak memilih Gu kedua lebih dulu. Sekarang aku angkat kamu sebagai Kepala Kelas!" "Akhirnya Fang Yuan diangkat jadi Kepala Kelas!" Seketika ada yang menghela napas. "Sialan!" Gu Yue Mobei menggigit gigi geram. "Hmph!" Gu Yue Chi Cheng menyilangkan tangan dengan tatapan dingin. Pukulan terberat bagi adik Fang Yuan, Gu Yue Fang Zheng. Wajahnya pucat, matanya berkedip-kedip, hatinya diliputi awan gelap: "Murid biasa harus membungkuk pada Kepala dan Wakil. Dengan nilamuku, pasti dapat posisi Wakil. Tapi tetap harus menghormati kakak sendiri." "Tunggu." Fang Yuan tiba-tiba bersuara. Dia tersenyum pada Sesepuh Akademi: "Sesepuh, murid ini tak pantas jadi Kepala Kelas. Berikan posisi itu pada yang lebih berbakat." "Apa? Kau menolak jadi Kepala Kelas? Jabatan ini memberimu 10 Batu Yuan tiap subsidi. Benar kau tolak?" Alis Sesepuh Akademi berkerut. Dalam puluhan tahun mengajar, baru kali ini ada yang menolak jabatan! Sebenarnya dia sudah pertimbangkan, dengan Fang Yuan jadi Kepala Kelas, dia akan masuk sistem keluarga. Fang Yuan harus berhenti merampok teman—tindakan tak pantas bagi Kepala Kelas. Seperti sebelumnya, meski Fang Yuan mempermalukannya, Sesepuh tetap memujinya karena prestasi cultivation. Dalam sistem, tak bisa bertindak semaunya. Tapi rencananya gagal total. Fang Yuan menolak! Jabatan kecil ini adalah lambang kehormatan pertama bagi remaja. Belum pernah ada yang menolak 10 Batu Yuan. Tapi Fang Yuan... Fang Yuan balik bertanya: "Apakah aturan akademi mewajibkan juara pertama jadi Kepala Kelas? Tak bisakah jabatan ini ditolak?" Sesepuh Akademi wajahnya muram: "Tentu tidak ada aturan tak manusiawi itu." Fang Yuan tertawa: "Terima kasih atas pengertian Sesepuh." Dia membungkuk dan kembali ke tempat duduk. Seluruh kelas gempar. "Fang Yuan menolak? Apa dia gila?!" "Dasar idiot, nanti dia pasti menyesal!" ... "Dia menolak, berarti aku jadi Kepala Kelas?!" Gu Yue Mobei yang peringkat kedua tak percaya. Gu Yue Chi Cheng tak paham, mana ada orang menolak jabatan—dasar bodoh! "Kak..." Gu Yue Fang Zheng memandang kosong langkah Fang Yuan. Dengan nilainya, dia pasti jadi Wakil. Tapi sekarang posisi itu terasa hambar. Wajah Sesepuh Akademi lebam. Kali ini benar-benar marah. Lebih buruk dari sebelumnya. Fang Yuan menolak masuk sistem keluarga—pertama kali dalam sejarah akademi! Rencana masuk perangkap gagal total. Subsidi selesai dibagikan. Akhirnya Gu Yue Mobei jadi Kepala Kelas tanpa preseden. Fang Zheng dan Chi Cheng sebagai Wakil. Subsidi Kepala Kelas 10 Batu Yuan, Wakil 5 Batu Yuan. Beberapa murid miskin ngiler melihat jumlah itu. BABKelima Puluh Empat: Aku kan Ketua Kelas! 　　; 　　Matahari merah perlahan meluncur ke barat, menuju pegunungan dan dataran. ..Unduh buku elektronik gratis..m) 　　Cahayanya tak lagi menyilaukan, memancarkan kelembutan dan kejernihan. 　　Langit barat memerah karenanya, mega senja membentang bak selir yang mendapat hadiah, riang berkumpul mengelilingi sang raja untuk bersama-sama tidur malam. 　　Seluruh Gunung Qingmao diselimuti nuansa merah muda yang samar. 　　Rumah-rumah panggung bertiang tinggi pun berselimutkan jubah emas. 　　Hutan di sekitar ruang kelas seolah dilapisi minyak tipis. 　　Angin sepoi-sepoi berhembus, para murid berjalan keluar ruangan dengan subsidi Batu Yuan yang baru diterima, wajah mereka penuh kesejukan. 　　"Sungguh tak tahu apa yang dipikirkan Fang Yuan, sampai-sampai melepas posisi Ketua Kelas!" 　　"Wahaha, otaknya udah rusak. Kayaknya seharian cuma mikir bunuh-bunuhan. Jangan dekat-dekat si gila itu!" 　　"Ngomong-ngomong, waktu dia nerobos masuk ke ruang kelas itu, aku sampai kaget setengah mati. Serem banget, semalamannya aku mimpi buruk terus." 　　Para murid berjalan berkelompok dua tiga orang. 　　"Selamat sore, Ketua." 　　"Ya." 　　"Selamat sore, Ketua." 　　"Ya ya." 　　Gueh Mobei berjalan dengan sikap angkuh, di mana pun dia lewat, para murid tak lupa membungkuk hormat. 　　Di wajahnya terpancar semangat dan kepuasan yang tak bisa disembunyikan. 　　Inilah pesona kekuasaan. 　　Bahkan perbedaan perlakuan sekecil apapun bisa membuat seseorang semakin yakin akan nilai dirinya. 　　Saat matahari terbenam di barat, cahaya senja merah seperti darah. Mobei memandang sambil berpikir gembira: "Mengapa dulu tak kusadari, warna merah senja ini sungguh menggemaskan..." 　　"Hmph, baru jadi ketua regu saja sudah sombong. Tidak ada yang istimewa." Gu Yue Chi Cheng sengaja berjalan di belakang untuk menghindari memberi salam pada Gueh Mobei. 　　"Aku benar-benar tak mengerti apa yang dipikirkan Fang Yuan. Bagaimana bisa melepas posisi ketua regu yang baik? Tapi beruntung juga, sehingga peringkat ketigaku bisa mendapat posisi wakil ketua regu." Ada kebingungan sekaligus kelegaan dalam hati Chi Cheng. 　　"Selamat siang, Wakil Ketua Regu." Seorang murid biasa melewatinya dan langsung membungkuk memberi salam. 　　"Hehe, selamat siang juga." Gu Yue Chi Cheng mengangguk sambil tersenyum lebar. 　　Saat murid itu berlalu, pikirannya otomatis melayang: "Rasanya jadi wakil ketua regu sudah enak, apalagi jadi ketua regu. Andai aku bukan wakil, tapi ketua regu sungguhan!" 　　Chi Cheng yang baru saja merasa bersyukur, kini sudah ingin lebih seperti kisah De Long Wang Shu, mulai berharap pada posisi ketua regu. 　　Dalam sistem keluarga, jenjang kekuasaan yang berting-tinggi bagai wortel emas yang semakin besar, menggoda di depan matanya. 　　"Meski bakatku hanya Kelas C, aku yakin semuanya akan semakin membaik." Gu Yue Chi Cheng menyimpan harapan untuk masa depan. 　　"Namun saat ini, Gu Yue Fang Zheng yang juga sebagai wakil ketua kelas, suasana hatinya sangat buruk dan wajahnya terlihat sangat masam." 　　"Kak, kau!" Ia terbelalak memandang sosok penyendiri yang menghalangi pintu masuk ruang kelas. 　　"Seperti biasa, satu batu Yuan per orang." Fang Yuan berdiri dengan tangan terlipat, nada suaranya datar. 　　Fang Zheng membuka mulutnya, berusaha keras sebelum akhirnya berkata: "Kak, aku sekarang sudah jadi wakil ketua kelas!" 　　"Benar." Fang Yuan mengangguk tanpa ekspresi, melirik Fang Zheng sejenak. "Wakil ketua dapat subsidi lima keping. Maka serahkan tiga keping saja." 　　Fang Zheng tertegun, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. 　　Sekelompok remaja mengerumuni Gu Yue Mobei yang mendekat. 　　Melihat Fang Yuan menghadang di pintu, Gu Yue Mobei murka dan menuding: "Fang Yuan! Berani sekali kau menghalangi kami?! Aku sekarang ketua kelas, sebagai murid biasa kau harus membungkuk memberi salam!" 　　Jawabannya adalah tinjuan Fang Yuan. 　　Gu Yue Mobei tak sempat menghindar. Tertinju, ia mundur beberapa langkah dengan wajah penuh ketidakpercayaan: "Kau berani memukulku? Aku ketua kelas!" 　　Kembali dijawab dengan tinjuan Fang Yuan. 　　Dor! Dor! Dor! 　　Setelah beberapa kali duel, Gu Yue Mobei terhajar jatuh tak sadarkan diri. 　　Para remaja di sekelilingnya hanya bisa terpana, bingung bagaimana harus bereaksi. 　　Semua ini sama sekali berbeda dengan bayangan mereka! 　　Penjaga di pintu melihat semua ini terjadi di depan mata mereka, tak bisa menahan diri untuk berbisik-bisik. 　　"Fang Yuan sudah mengalahkan ketua kelas yang baru, apa yang harus kita lakukan?" 　　"Santai saja!" 　　"Apa maksudmu?" 　　"Ya tinggal lihat saja, lalu panggil yang lain untuk membersihkan kekacauan." 　　"Tapi..." 　　"Hmph, Fang Yuan itu seperti apa kau masih mau macam-macam? Ingat nasib Wang Da dan Wu Er sekarang!" 　　Penjaga yang bertanya langsung gemetar, tak berani bicara lagi. 　　Dua penjaga di pintu utama berdiri tegak bagai patung. Membiarkan perampokan terjadi di samping mereka, seolah tuli dan buta. 　　Fang Yuan menghajar Gueh Mobei, lalu meneruskan ke Fang Zheng dan Chi Cheng. 　　Remaja lainnya baru sadar: tak ada yang berubah. Fang Yuan tetap Fang Yuan, perampokan tetap terjadi sesuai jadwal. 　　"Satu Batu Yuan per orang, wakil ketua tiga, ketua delapan." Fang Yuan mengumumkan aturan baru. 　　Dengan mengeluh, para remaja menyerahkan Batu Yuan mereka. 　　Saat keluar dari ruang kelas, tiba-tiba seseorang menepuk kepala: "Aku paham! Makanya Fang Yuan tak mau jadi ketua - dia mau terus merampok kita!" 　　"Benar! Dulu dia dapat 59 Batu Yuan, sekarang 68. Kalau jadi ketua, paling cuma 10." Banyak yang tersadar. 　　“Licik sekali, curang sekali, kejam sekali!” Seseorang memukul pangkuan, penuh kebencian dan ketidakpuasan. 　　“Ah, begini jadi posisi ketua kelas dan wakil juga tidak istimewa. Mereka tetap dirampok, sisa Batu Yuan cuma dua, sama persis seperti kita.” 　　Entah siapa yang berkata, para remaja terdiam setelah mendengarnya. 　　Breek! 　　Sesepuh akademi memukul meja dengan keras, meledak dalam amarah. 　　“Fang Yuan ini terlalu keterlaluan, apa maunya? Berani merampok ketua kelas delapan Batu Yuan, wakil tiga Batu Yuan. Sekarang apa bedanya ketua/wakil dengan murid biasa?!” Suara Sesepuh akademi dipaksa rendah namun bergolak. 　　Penolakan Fang Yuan terhadap posisi ketua adalah penolakan terhadap sistem keluarga. Parahnya, ini bisa disebut pengkhianatan. 　　Hal ini saja sudah membuat Sesepuh akademi geram. 　　Ditambah perampokan terhadap teman sekelas, ulah Fang Yuan semakin melampaui batas toleransi. 　　Pemerasan ini meruntuhkan wibawa posisi ketua dan wakil. 　　Lama kelamaan, murid biasa akan kehilangan rasa hormat terhadap kedua jabatan itu. 　　Tindakan Fang Yuan terlihat kecil, namun maknanya besar. 　　Ini sudah menjadi tantangan individu terhadap sistem keluarga! 　　"Ini adalah pemandangan yang paling tidak ingin dilihat oleh Sesepuh akademi. Ia membina harapan baru keluarga, bukan pengkhianat keluarga." 　　"Namun meskipun tindakan Fang Yuan ini telah melanggar batasnya, Sesepuh akademi tahu bahwa dirinya tidak bisa turun tangan menangani masalah ini." 　　"Jika ia benar-benar melakukannya, orang pertama yang akan menghalanginya adalah kepala suku. Yang kedua dan ketiga yang akan keberatan adalah Gu Yue Chi Lian dan Gu Yue Mo Chen." 　　"Kepala suku menaruh harapan pada Gu Yue Fang Zheng. Bagaimanapun, Fang Zheng adalah satu-satunya jenius tingkat A dalam tiga tahun terakhir. Kepala suku membutuhkan jenius yang tangguh dan mandiri, bukan bunga rapuh yang dimanja." 　　"Sementara bagi Chi Lian dan Mo Chen, mereka juga berharap cucu masing-masing bisa tumbuh melalui kegagalan seperti ini." 　　"Jika Sesepuh akademi turun tangan menghukum Fang Yuan untuk para murid, kabar ini akan menyebar: 'Penerus masa depan keluarga Mo dan Chi kalah dari Fang Yuan, sampai harus minta bantuan sesepuh.'" 　　"Kedengarannya sangat memalukan." 　　"Ini akan menjadi pukulan besar bagi reputasi keluarga Mo dan Chi." 　　"Sesepuh akademi tentu tidak takut pada Fang Yuan kecil, namun ia khawatir jika ikut campur akan menghadapi tekanan tiga pihak: kepala suku, garis Mo, dan garis Chi - yang hampir mencakup seluruh manajemen Gu Yue. Mana mungkin sesepuh kecil seperti dia sanggup menanggungnya?" 　　"Akar masalahnya tetap pada rahasia Fang Yuan itu. Dengan cara apa ia bisa naik ke tingkat menengah dengan begitu mudah?" Sesepuh akademi menahan amarah di hatinya, memusatkan tatapannya pada tiga laporan investigasi di meja. 　　Pada laporan pertama, terdapat latar belakang keluarga detail Fang Yuan. 　　Fang Yuan kali ini memiliki garis keturunan murni, identitas tanpa keanehan, riwayat hidup yang sangat jelas. Orang tua telah meninggal, diambil oleh paman dan bibi. Namun hubungan tidak harmonis, sejak masuk akademi Fang Yuan terus tinggal di asrama akademi. 　　Pada laporan kedua, tercatat riwayat hidup Fang Yuan. 　　Sejak muda telah menunjukkan kecerdasan dini, dipandang baik oleh anggota klan yang mengira bakatnya mungkin Kelas A. Tapi setelah Upacara Pembukaan Mata, hasil tes menunjukkan kelas C, membuat klan sangat kecewa. 　　Pada laporan ketiga, terdapat jejak aktivitas Fang Yuan baru-baru ini. 　　Pola hidupnya sangat sederhana, hampir tiga titik satu garis. Siang hari belajar di akademi, malam hari tidur di asrama. Ia berkultivasi dengan giat, setiap malam melakukan latihan Gu Master untuk memelihara rongga kosong. Kadang pergi ke satu-satunya penginapan di benteng untuk makan lebih baik dan membeli anggur. 　　Ia sangat menyukai anggur Qing Zhu. Di bawah ranjang asramanya tersusun puluhan guci anggur Qing Zhu. 　　Sesepuh akademi kembali memeriksa ketiga laporan ini, kesan tentang Fang Yuan dalam hatinya semakin jelas dan hidup. 　　“Orang tua sudah meninggal sejak dini, ditambah tidak akur dengan paman dan bibi... Tak heran Fang Yuan ini tidak punya rasa memiliki terhadap keluarga. Ia dinobatkan sebagai jenius oleh kaumnya sendiri, lalu dicabut gelarnya, dihempaskan dari langit ke bumi... Wajar jika ia menjadi pemberontak dan dingin. Hidupnya sederhana, kultivasinya tekun, semua demi membuktikan pada keluarga bahwa ia bisa! Makanya saat kutekan, reaksinya begitu keras...” 　　Sesepuh akademi merenung sampai di sini, tak bisa menahan helaan napas pelan. 　　Semakin ia memahami Fang Yuan, semakin mengertilah ia. 　　Tentu, memahami bukan berarti memaafkan. Fang Yuan menantangnya, melanggar kewibawaannya, menolak jadi ketua kelas, bahkan merampok teman sekelas—semua ini tak bisa ditoleransi. 　　Mengibas-ngibaskan dokumen di tangannya, Sesepuh akademi mengerutkan kening: "Laporan detail ini sama sekali tak menyentuh rahasia promosi Fang Yuan. Sudah berapa hari ini, mereka benar-benar tidak tahu diri!" 　　Tok... tok... tok. 　　Tepat saat itu, suara ketukan terdengar. 　　"Masuk." ujar Sesepuh akademi. 　　Pintu terbuka. 　　Tampak pengawal pribadi kepala suku Gu Yue Bo: "Perintah kepala suku, mohon Sesepuh segera ke Balai Kepala Keluarga untuk musyawarah penting." 　　"Oh, ada urusan apa?" Sesepuh akademi bangkit dari kursi. Dari nada bicara dan ekspresi pengawal, ia tahu ini masalah serius. 　　"Master Gu tingkat empat Tuan Jia Fu kembali! Adiknya, Jia Jinsheng, hilang kontak!" jawab pengawal. 　　“Hhh...” Sesepuh akademi langsung menarik napas dingin. BABke-55: Justru Ucapanmu yang Kubutuhkan 　　; 　　Sebuah bulan purnama tampak samar-samar di balik awan yang mengambang. ..Baca 　　Sesepuh akademi berjalan tergesa-gesa di jalan, wajahnya yang samar-samar diterangi cahaya bulan yang kadang muncul kadang hilang. 　　Bertahan hidup di dunia ini sulit, hilangnya Master Gu adalah hal biasa. Pengalaman hidup yang kaya mengajarkan Sesepuh akademi bahwa umumnya, hilangnya seseorang secara misterius seperti ini sering berarti kematian. 　　Tapi semua orang bisa mati, kecuali Jia Jinsheng! Terutama tidak boleh mati di Benteng Gu Yue. 　　Ia memiliki status khusus: ayahnya adalah Kepala Suku Keluarga Jia, kakaknya adalah Jia Fu, seorang Master Gu tingkat empat. 　　Master Gu tingkat empat memiliki Yuan Zhen emas dengan kekuatan tempur dahsyat. Seluruh Klan Gu Yue hanya memiliki kepala suku yang setara tingkat empat. Sesepuh lainnya hanya tingkat tiga. 　　Cultivation Kepala Suku Keluarga Jia bahkan mencapai tingkat lima. Di bawah kepimpinannya, keluarga Jia berkembang pesat dan kini menjadi keluarga besar yang menguasai seluruh sumber daya sebuah gunung dengan anggota klan yang banyak. Bandingkan dengan Benteng Gu Yue yang hanya keluarga menengah. 　　Jika perang terjadi, Benteng Gu Yue pasti akan kalah. 　　Yang lebih krusial, jika kabar ini tersebar, reputasi Klan Gu Yue akan ternoda. Banyak kafilah dagang akan lebih berhati-hati memilih rute. Tanpa perdagangan kafilah, sumber daya lokal yang berlebih tidak terjual dan kebutuhan akan sumber daya luar tidak terpenuhi di Benteng Gu Yue. Lama kelamaan, pasti akan mengalami kemunduran. 　　“Hal ini sangat serius, jika tidak ditangani dengan baik, bisa menjadi bencana besar!” Sesepuh akademi dengan wajah cemas bergegas menuju Balai Kepala Keluarga. 　　Begitu memasuki ruang rapat Balai Kepala Keluarga, sesepuh akademi langsung merasakan atmosfer yang mencekam dan penuh tekanan. 　　Di kursi utama duduk kepala suku Gu Yue saat ini, Gu Yue Bo. Sementara Jia Fu yang bertubuh pendek dan gemuk, ditemani lima enam pengawal, berdiri di tengah ruangan dengan sikap mengadu domba. 　　Di bawah sorotan lampu yang terang, para sesepuh keluarga berdiri di samping kursi masing-masing, raut wajah berat mereka terlihat jelas. 　　Jia Fu adalah Master Gu tingkat empat. Bahkan dia pun tidak duduk, apalagi para sesepuh yang hanya tingkat tiga—tentu saja mereka tidak berani duduk. 　　Inilah daya gentar seorang Master Gu tingkat empat. 　　Sebuah bentuk penghormatan terhadap kekuatan. 　　"Hamba menghadap..." Sesepuh akademi baru saja hendak memberi salam ketika kepala suku Gu Yue Bo mengangkat tangan menghentikannya. 　　Gu Yue Bo yang pelipisnya telah memutih sedang mengusap pelipisnya dengan jari-jari, wajahnya penuh kecemasan: "Langsung ke pokok permasalahan. Kamu yang bertanggung jawab atas akademi keluarga. Aku tanya—di mana Gu Yue Fang Yuan sekarang?" 　　Sesepuh akademi kaget, dalam hati bertanya-tanya bagaimana mungkin kasus ini terkait dengan si Fang Yuan itu? 　　Dengan suara hormat dia menjawab: "Pada shichen ini, seharusnya dia sedang berkultivasi di asrama akademi." 　　Kepala suku menghela napas: "Saudara Jia sangat mencurigai bahwa hilangnya adiknya Jia Jin Sheng ada hubungannya dengan Gu Yue Fang Yuan. Aku perintahkan kamu segera menjemput dan membawa Fang Yuan ke sini." 　　Sesepuh akademi merinding: "Siap!" 　　Ia menyadari betapa seriusnya hal ini, buru-buru memberi hormat, lalu berbalik pergi. 　　"Saudara Jia, Fang Yuan akan segera dibawa ke sini. Silakan duduk." Gu Yue Bo menunjuk kursi di sampingnya kepada Jia Fu. 　　Jia Fu tersenyum pahit, mengepalkan tangan ke arah Gu Yue Bo: "Aku mohon maaf kepada Sesepuh Gu Yue! Aku benar-benar sangat gelisah saat ini. Sudah beberapa hari aku tidak melihat adikku yang berbudi, mungkin nasibnya sudah buruk. Aku benar-benar tidak bisa duduk tenang." 　　Ada hal-hal yang baru bisa dipahami dengan jelas setelah kehilangan. 　　Jia Fu baru menyadari belakangan ini mengapa ayahnya menugaskan Jia Jinsheng yang merepotkan ini untuk bersama-sama memimpin rombongan dagang. 　　Untuk menguji karakternya, melihat apakah dia bisa tetap menjaga ikatan keluarga sambil menekan, sekaligus merawat adiknya Jia Jinsheng. 　　Jika Jia Jinsheng tewas, bagaimana ayahnya akan memandang Jia Fu? 　　Setelah sepenuhnya menyadari hal ini, ia segera melakukan penyelidikan di rombongan dagang dan segera mengunci target ke Benteng Gǔyuè. 　　Hampir tanpa henti, ia segera kembali. 　　Kini dia berdiri di tengah aula tanpa duduk, ingin menciptakan kesan tekad yang tak tergoyahkan dan sikap menggugat kesalahan. Ini baik untuk memberi tekanan pada Klan Gu Yue maupun sebagai pertanggungjawaban kepada ayahnya ketika kembali ke Keluarga Jia. 　　"Lapor kepada Kepala Suku, Fang Yuan sudah dibawa ke sini." Sesepuh akademi segera membawa Fang Yuan masuk ke aula. 　　“Gu Yue Fang Yuan menghadap Kepala Suku, menghadap Tuan Jia Fu, menghadap para Sesepuh keluarga.” Fang Yuan dengan wajah datar juga memberi hormat. 　　“Apakah dia?” Jia Fu memandang dingin ke arah Fang Yuan sambil bertanya pada seorang wanita Gu Master di sampingnya. 　　Wanita Gu Master ini persis yang dulu membeli Batu Giok Ungu dari Fang Yuan saat ia masuk arena judi batu. 　　“Dia! Pasti tidak salah.” Mata wanita Gu Master menyala-nyala menatap Fang Yuan, tegasnya. 　　Jia Fu mengangguk, seketika tatapannya bagai dua bilah pedang menyayat tubuh Fang Yuan. Tapi ia tak langsung menginterogasi - ini Benteng Gu Yue, ia harus memberi muka pada Kepala Suku Gu Yue. 　　Maka ia menoleh ke arah Kepala Suku Gu Yue yang sedang duduk. 　　Wajah Kepala Suku Gu Yue sangat muram. Ia tahu dialog keras Jia Fu dengan wanita Gu Master tadi, selain mengonfirmasi identitas Fang Yuan, juga bertujuan memberi tekanan padanya. 　　Makna tersiratnya adalah peringatan untuk Kepala Suku Gu Yue: "Lihat, aku sudah punya bukti. Aku cukup yakin, jadi jangan kau terlalu membela anggota klanmu!" 　　Ini membuat Kepala Suku Gu Yue agak tersinggung, dalam hati bergumam: "Kau kehilangan adikmu karena kelalaianmu sendiri. Sekarang datang ke Klan Gu Yue dengan sikap mengancam, apa kami klan yang mudah ditindas? Klan kami menjunjung keadilan dan logika, tapi jangan kira ini berarti kelemahan!" 　　“Begitu pikirannya, ia tak langsung menginterogasi Fang Yuan, melainkan berkata keras pada perempuan Master Gu itu: 'Kau sudah melihat jelas? Jujur saja, Fang Yuan ini punya adik kembar yang wajahnya sangat mirip. Kau yakin benar itu dia?'" 　　Perempuan Master Gu yang hanya memiliki cultivation tingkat satu itu langsung menunjukkan raut ragu dan gugup di bawah tekanan aura Gu Yue Bo. 　　Jia Fu mengernyitkan alis, melangkah maju menghalangi pandangan Gu Yue Bo ke arahnya. Ia menangkupkan tangan: "Saudara Gu Yue, hamba selalu sangat menghormati Klan Gu Yue. Terutama Pendiri Generasi Pertama dan Keempat, dua Master Kelima Lingkaran ini. Yang satu membangun dari nol, merintis dengan susah payah, mendirikan benteng Gǔyuè selama ratusan tahun. Yang lain pahlawan welas asih, mengorbankan diri demi membela rumah, sangat terhormat. Sebagai kepala suku, hamba yakin Saudara akan bertindak adil. Silakan interogasi Fang Yuan ini." 　　Melihat nada bicaranya melunak, Gu Yue Bo akhirnya mengangguk, sebenarnya hatinya sudah bulat. 　　Jika ini perbuatan Fang Yuan, serahkan saja. Toh hanya kelas C, tak akan sakit hati. Asal konflik ini bisa diselesaikan. 　　Jika ternyata Fang Zheng yang melakukannya, itu tetap harus dianggap sebagai Fang Yuan. Fang Zheng adalah jenius kelas A, satu-satunya dalam tiga tahun. Manajemen masih berharap besar padanya untuk menyaingi Bai Ningbing dari Keluarga Bai. 　　"Fang Yuan, kau tak perlu gugup." Kepala Suku Gu Yue menunjukkan senyum penuh kasih sayang, berbicara lembut padanya, "Kutanyakan, apakah kau tahu informasi tentang Jia Jinsheng itu?" 　　“Siapa Jia Jinsheng?” Fang Yuan mengangkat kelopak matanya, suaranya tenang. 　　"Dia berbohong!" Begitu kata Fang Yuan selesai, Gu Master wanita dari kasino itu langsung berteriak keras. 　　Para hadirin di ruang sidang mengerutkan kening mendengar teriakan menusuk itu, serentak memandang ke arahnya. 　　Gu Master wanita itu menunjuk Fang Yuan dengan jari-jari gemetar, ekspresinya sangat emosional: "Dia, dialah! Di kasino kami dia membeli enam batu ungu, di batu kelima muncul katak tanah berlumpur. Tuan Jia menawar dengan 500 Batu Yuan. Peristiwa ini sangat membekas, bahkan satu dua tahun pun takkan kulupa. Bukan hanya aku, Gu Master lain di kasino juga menyaksikannya." 　　"Benarkah demikian..." Senyum di wajah kepala suku Gu Yue Bo tiba-tiba menghilang. Wajahnya menjadi tegas sambil menatap Fang Yuan dengan nada bicara yang dipanjangkan. 　　Fang Yuan baru mengangguk, wajahnya tak bisa menyembunyikan ketegangan, lalu berpura-pura tersadar: "Oh ternyata dia. Baiklah, jika itu Jia Jinsheng, aku memang mengenalnya. Tapi sejak kejadian di kasino itu, aku tak pernah bertemu lagi." 　　"Dia masih berbohong!" Kali ini bukan Gu Master wanita, melainkan seorang Gu Master pria yang berteriak. 　　Fang Yuan memandang tajam ke arahnya, seolah baru mengenali. Wajahnya menunjukkan kejutan sesaat yang berusaha ditutupi. 　　Perubahan ekspresi ini terekam jelas oleh semua yang hadir. 　　Para hadirin mulai terlihat termenung. 　　“Para Sesepuh, hamba bekerja di kedai arak.” Gu Master pria itu pertama-tama memberi hormat dengan mengepalkan tangan ke arah para hadirin, lalu tiba-tiba menunjuk Fang Yuan, “Malam itu hamba melihat jelas di kedai, dialah yang duduk bersama Tuan Jia Jinsheng! Mereka berdua berbincang lama secara rahasia!” 　　Begitu kata-kata ini meluncur, ruang aula langsung dipenuhi bisikan-bisikan kecil. 　　Sesepuh akademi memandang Fang Yuan dengan tatapan dingin membeku seperti es. 　　Sementara kepala suku Gu Yue Bo sedikit menyandar ke belakang, perlahan bersandar di sandaran kursi besarnya. 　　“Mana mungkin!” Ekspresi tegang jelas terpancar di wajah Fang Yuan, “Kedai arak saat itu ramai pengunjung! Mana mungkin kau hanya mengenaliku? Bisa saja kau salah mengenali!” 　　“Haha, hamba tak mungkin keliru.” Gu Master itu tertawa menengadah, matanya menyala-nyala menatap Fang Yuan. Saat ini ia merasa aura kepercayaan dirinya memuncak. 　　“Lupakan soal Tuan Jia Jinsheng yang datang ke kedai kami sehingga kami harus ekstra waspada. Sekalipun bukan Tuan Jia Jinsheng, hamba tetap akan mengenalimu. Karena kesanmu terlalu mendalam!” 　　Sambil mengangkat alis dengan ekspresi penuh kesombongan, ia melanjutkan: “Ingatkah? Pagi hari itu kau datang ke kedai kami, memesan segelas arak monyet tapi hanya menyesap seteguk. Lalu kau mengeluarkan Cacing Arak dan memberinya sisa arak itu. Hamba yang melihat Cacing Arak langsung bersemangat ingin membelinya, tapi kau menolak dan pergi begitu saja!” 　　“Baik, inilah yang kutunggu dari ucapanmu.” Fang Yuan dalam hati tertawa dingin, namun wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut,, tak kuasa mundur selangkah. 　　“Cacing Arak!” Sesepuh akademi yang berdiri di belakang Fang Yuan seketika matanya bersinar. 　　Tapi ia segera mengerutkan alis, tak tahan bertanya: “Fang Yuan, dari mana kau dapat cacing arak ini?” 　　Fang Yuan mengepal kedua tinjunya, menggigit gigi, tak menjawab. 　　Para sesepuh di sekelilingnya langsung murka, bergantian bergumam rendah. 　　“Fang Yuan, tahukah kau telah membuat masalah besar!” 　　“Katakan, apa sebenarnya yang terjadi?” 　　“Laporkan semua yang kau ketahui. Apakah cacing arak ini milik Jia Jinsheng?” 　　“Mana mungkin miliknya? Cacing arak ini jelas-jelas kubuka sendiri!” Fang Yuan tiba-tiba menegakkan kepala, ekspresinya emosional seolah tak tahan menahan tuduhan palsu, berteriak keras dengan emosi tidak terima. BAB56: Menghilangkan Kecurigaan 　　; 　　“Kau buka sendiri?” Gu Yue Bo mengerutkan alis dalam-dalam.:..m) 　　“Benar, sampai saat ini aku takkan menyembunyikan lagi!” Fang Yuan seolah mengeluarkan semua isi hati, nada bicaranya tergesa-gesa, “Aku membeli enam batu giok ungu di pasar batu judi, karena Yuan Zhen tidak cukup, saat itu hanya membuka lima. Sisanya satu batu, kubawa ke asrama, setelah dibuka ternyata ada cacing arak. Aku sangat gembira, karena sebelumnya pernah memeriksa data, tahu bahwa cacing arak adalah serangga gu langka yang bisa menutupi kekurangan batinku. Langsung kusatukan dengan tubuh.” 　　“Tunggu, kau bilang kau berjudi batu, membeli enam keping. Satu mengeluarkan katak tanah kudis, satu lagi malah mengeluarkan Cacing Arak?” Salah satu Sesepuh keluarga tak tahan lagi mendengar ini, bertanya balik dengan nada tak percaya. 　　“Lalu kenapa?” Fang Yuan balas bertanya dengan wajar, lalu menunjuk Master Gu perempuan itu, berseru keras, “Dia bisa jadi saksi untukku!” 　　Semua yang hadir tertegun, serentak memandang Master Gu perempuan itu. 　　Master Gu perempuan itu merasakan tekanan dari tatapan yang mengarah padanya. Ia tak berani berbohong, akhirnya jujur berkata, “Benar, Fang Yuan membeli enam keping. Keping kelima mengeluarkan katak tanah kudis. Keping keenam memang dibawanya pergi, tapi hasil bukanya aku tidak tahu.” 　　“Hanya beli enam keping batu giok, langsung dapat dua serangga Gu berturut-turut? Keberuntungannya keterlaluan!” Banyak Sesepuh keluarga bergumam. 　　“Apa yang tak bisa dipahami? Keberuntungan kan tak ada yang bisa memprediksi. Hei, dulu waktu aku main judi batu...” 　　“Tunggu, serangga Gu sulit disatukan. Kok dari ucapan Fang Yuan, dia langsung bisa menyatukannya?” Seorang Sesepuh bertanya bingung. 　　“Kau pikun ya? Tidak tahukah serangga Gu yang baru dibebaskan sangat lemah, hampir mati? Bahkan menyatukan yang level lebih tinggi pun mungkin. Apa anehnya dia menyatukan Cacing Arak?” Orang di sampingnya segera menjawab. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Setelah memurnikan Cacing Arak, keesokan harinya aku langsung pergi ke toko. Benar-benar sampai di sebuah kedai minuman pada siang hari, membeli segelas arak monyet. Ketika kembali di malam hari, kebetulan menyaksikan perselisihan penipuan di mana Jia Jinsheng mencoba mengelabui dengan menjual cacing kentut biasa yang dipalsukan sebagai Hei Shi Gu kepada seorang Gu Master dari kaum kami. Kemudian Yang Mulia Jia Fu muncul dan menyelesaikan perselisihan ini." 　　“Aku kembali ke kedai minuman, tak menyangka justru bertemu Jia Jinsheng sedang minum arak sendirian di sana. Aku baru saja mendapatkan Cacing Arak, hatiku sangat gembira dan ingin menanyakan berapa Batu Yuan yang bisa didapat dari penjualannya. Tapi begitu Jia Jinsheng tahu aku punya Cacing Arak, dia langsung ingin membeli paksa. Tentu saja aku tak mau, sebenarnya aku sama sekali tak berniat menjual Cacing Arak ini, hanya ingin mengetahui nilainya saja. Kalau mau menjual, setidaknya harus menunggu sampai aku mencapai Putaran Kedua, jadi langsung saja aku pergi dari sana.” 　　Ucapan Fang Yuan ini mengungkapkan ketegangan antara Jia Fu dan Jia Jinsheng ke permukaan, membuat tatapan para tetua keluarga yang mengarah ke Jia Fu menjadi penuh makna. 　　Di bawah tekanan tatapan-tatapan itu, Jia Fu batuk "Hukh... hukhk...", kilatan tajam berkedip di kedua matanya sebelum bertanya pada Fang Yuan: "Lalu, apakah adikku Jia Jinsheng masih mengejarmu setelah itu?" 　　Fang Yuan mengangguk, menjawab dengan setengah jujur setengah bohong: "Ia tidak hanya mengejar, tapi menambah 50 Batu Yuan. Tapi aku sama sekali tidak mau menjual. Ia sangat marah, bersumpah bahwa Klan Gu Yue tak ada artinya dan memintaku berhati-hati ke depannya. Setelah mengucapkan ancaman itu, ia pergi. Sejak saat itu aku tak pernah melihatnya lagi." 　　"Jia Fu mengangguk diam-diam. Dari pemahamannya terhadap karakter Jia Jinsheng, pasti ia akan mengejar. Mengeluarkan kata-kata kasar juga merupakan gaya khas Jia Jinsheng." 　　Jika Fang Yuan mengatakan Jia Jinsheng tidak mengejarnya, ia langsung tahu itu pasti kebohongan. 　　Tapi karena Fang Yuan sudah berkata demikian, ini membuat Jia Fu agak bimbang. Hasil penyelidikannya berhenti di sini. Apakah benar Jia Jinsheng tidak mencari Fang Yuan lagi? Mungkin Jia Jinsheng kemudian menemui Fang Yuan lagi, negosiasi gagal, dan akhirnya dibunuh oleh Fang Yuan—ini sangat mungkin terjadi. 　　"Katakan, apakah kau yang membunuh Jia Jinsheng!" Pikiran ini membuat Jia Fu menghardik dengan wajah garang, berusaha menekan Fang Yuan dengan aura intimidasi. 　　Fang Yuan membantah tegas, bersikukuh tidak pernah bertemu Jia Jinsheng lagi sejak itu. 　　Tanpa bukti lain, satu pihak terus memaksa sementara pihak lain menyangkal. Situasi pun mandek di titik ini. 　　Gu Yue Bo semakin mendengarkan semakin kesal. Jia Jinsheng berani mengancam anggota Klan Gu Yue di Gunung Qingmao? Ini jelas merendahkan martabat klan! Kini Jia Fu malah menginterogasi anggota klan di hadapan manajemen Gu Yue. Kalau ada bukti nyata masih bisa dimaklumi, tapi jelas tidak ada bukti kunci. Jika kabar ini tersebar, ke mana perginya muka dia sebagai kepala suku? 　　"Saudara Jia, bukan maksudku ikut campur." Sang kepala suku menyela interogasi Jia Fu, "Jia Jinsheng hilang berhari-hari, mungkin sudah jadi korban pembunuhan. Pasti ada jejak yang ditinggalkan pelaku. Ada temuan lain yang ingin kau bagi?" 　　Jia Fu melotot ke Fang Yuan, mendongak dan menghela napas panjang: "Nasihat Kak, mana mungkin aku tak tahu! Jika ada jejak, aku takkan datang ke sini untuk berkonfrontasi. Pembunuhnya jelas pelaku berpengalaman, caranya kejam dan terencana. Jujur saja, semua petunjuk putus. Saat kami pergi hari itu, hujan deras turun, bau darah pun pasti sudah hilang tercuci." 　　Gu Yue Bo tersenyum tipis: "Saudara Jia, kudengar keluarga kalian punya kupu-kupu Jalan Gelap yang bisa menyebarkan aroma jiwa pada serangga gu. Aroma ini tak berwarna dan tahan lama. Semua serangga gu anggota keluarga Jia tercemar aroma ini. Dengan kupu-kupu Jalan Gelap, kita bisa melacak serangga gu melalui aromanya, lalu menemukan anggota keluarga." 　　Wajah Jia Fu muram: "Kupu-kupu Jalan Gelap sudah kucoba, tak ada efek. Pasti Kak Gu Yue juga tahu, begitu serangga gu mati, aroma jiwanya lenyap. Jelas si pembunuh sudah memusnahkan semua serangga gu di tubuh adikku!" 　　Gu Yue Bo tiba-tiba mengubah topik: "Ini aneh. Si pembunuh membunuh adikmu, pertama tak mengambil serangga gu-nya, kedua tak minta tebusan Batu Yuan. Untuk apa membunuh Gushi Yizhuan kecil seperti dia?" 　　Ya, apa tujuannya? 　　Entah Jia Jinsheng masih hidup atau tidak, pasti ada motif di balik pembunuhannya. 　　Bukan untuk serangga gu, bukan untuk Batu Yuan, jangan-jangan ini pembunuhan asmara? 　　“Tapi jika ini pembunuhan karena asmara, pasti ada proses akumulasi waktu. Jia Fu seharusnya tidak akan datang mencarimu. Orang-orang dalam rombongan dagang yang sehari-hari bersama Jia Jinsheng lebih patut dicurigai.” 　　Seketika, ruang sidang pun hening. 　　Fang Yuan menyapu pandangannya ke hadirin dengan samar, tiba-tiba berkata pada Jia Fu: “Mungkin kau sendiri yang membunuh Jia Jinsheng. Sudah lama kudengar keluarga Jia akan membagi warisan. Dengan matinya seorang saudara, bagian warisanmu pasti bertambah.” 　　“Diam!” 　　“Omongan kosong tak bisa dijadikan tuduhan sembarangan terhadap Tuan Jia Fu.” 　　Seketika seorang sesepuh keluarga membentak. 　　Fang Yuan langsung diam. Tatapannya berkedip samar, sesungguhnya tujuannya sudah tercapai. 　　Ucapannya tadi bagai batu kecil yang dilempar ke danau pikiran para tetua keluarga, menciptakan riak-riak gelombang. 　　Pikiran para tetua mulai menyebar mengikuti riak tersebut: “Jia Fu tak mungkin membunuh Jia Jinsheng, kerugiannya lebih besar daripada keuntungan. Tapi jika dia tidak melakukannya, mungkin ada orang lain...” 　　“Persaingan internal keluarga Jia!” Seorang tetua tiba-tiba mendapat inspirasi, berbisik pelan. 　　Suaranya tidak keras, tapi jelas terdengar di ruangan yang sunyi. 　　Seketika, sorot mata para tetua keluarga berbinar-binar. 　　“Akhirnya mereka menyadari aspek ini.” Fang Yuan menyeringai, menundukkan kelopak mata untuk menyembunyikan hawa dingin dalam pandangannya. 　　Kepala Suku Jia ingin membagi warisan keluarga dan mewariskan posisi ketua suku, sehingga beberapa anaknya terlibat persaingan sengit. Terutama Jia Fu dan Jia Gui yang sama-sama memiliki cultivation Master Gu tingkat empat, dikelilingi pendukung setia. 　　Selama bertahun-tahun, informasi tentang keluarga Jia ini telah diketahui sebagian besar benteng pertahanan. 　　Kematian Jia Jinsheng terlalu mencurigakan. Saat ini tidak ada bukti langsung yang membuktikan Fang Yuan sebagai pembunuh. Motif membunuh hanya untuk mendapatkan Cacing Arak terasa kurang kuat. Cara pembunuhan juga tidak mungkin serumit ini. 　　Tapi jika Jia Gui yang diam-diam bertindak, semua menjadi masuk akal. 　　Hampir semua yang hadir adalah anggota manajemen tinggi. Siapa pun yang menduduki posisi tinggi pasti memiliki kelebihan. Setidaknya memiliki insting tajam terhadap konspirasi politik. 　　Kata "perselisihan internal keluarga Jia" bagaikan memberikan sepasang sayap imajinasi kepada para hadirin yang kaya akan asosiasi. 　　Salah satu maksud Kepala Suku Jia menempatkan Jia Jinsheng dalam rombongan dagang adalah menguji sifat Jia Fu - apakah cukup penyayang dan bijaksana, hanya menekan tanpa menindas saudara. 　　Dengan musibah Jia Jinsheng, Jia Fu juga akan terseret. Siapa yang paling diuntungkan? 　　Jelas pesaing terbesar Jia Fu - Jia Gui! 　　Ditambah cara pembunuh yang sangat profesional dengan hampir semua jejak terputus, menunjukkan pengalaman matang. Mana mungkin dilakukan Fang Yuan yang masih lima belas tahun? 　　Jadi semua jawaban sudah jelas terlihat! 　　"Aula pertemuan masih diselimuti keheningan, namun para Sesepuh keluarga yang hadir saling bertukar pandangan penuh makna." 　　"Meyakinkan seseorang dari lubuk hati tentang suatu kemungkinan, bukan dengan persuasi, melainkan melalui bimbingan." Fang Yuan menangkap sinyal-sinyal ini dengan tajam, dalam hati menyeringai dingin, sementara wajahnya tetap mempertahankan ekspresi keras kepala seperti orang tak bersalah yang terdzalimi. 　　Wajah Jia Fu gelap bagai awan hendak meneteskan hujan. 　　Begitu kata "konflik internal keluarga Jia" terlontar, pikirannya langsung melayang kepada Jia Gui. 　　Pada detik itu, seluruh jiwanya bergetar hebat! 　　Siapakah lagi yang lebih mungkin melakukan ini selain Jia Gui? 　　Tak ada! 　　"Aku mulai paham. Semuanya jelas sekarang." Sesepuh akademi berdiri di belakang Fang Yuan, menatapnya dengan sorot mata tajam, "Fang Yuan ini beruntung sekaligus sial, kebetulan bertemu Jia Jinshen di saat-saat terakhir. Di usianya yang baru masuk akademi, mana mungkin dia bisa mematikan semua jejak? Kalau punya kecerdikan sedalam itu, mana mungkin dia bersikap keras kepala seperti ini. Pengingkarannya tadi tak lain upaya menyembunyikan Cacing Arak." 　　Seketika itu juga, semua keraguan terhadap Fang Yuan sirna! 　　"Membersihkan nama hanyalah langkah kedua, momen krusial akan segera tiba." Fang Yuan mengatur strategi, perkembangan situasi sesuai prediksinya. Dalam hati ia berdesah, memandang Jia Fu. 　　Jia Fu juga menatapnya, sorot mata bermusuhannya kian menjadi-jadi. BABKe-57: Kebohongan Sang Junzi 　　; 　　"Jia Fu sangat dilema. Membaca.." 　　Sekarang dalam hatinya telah mengesampingkan kecurigaan pada Fang Yuan, hampir memastikan Jia Gui lah dalang di balik layar. 　　"Tapi meski aku tahu kebenaran sesungguhnya, apa yang bisa kulakukan?" Perasaan pedih dan marah membanjiri hati Jia Fu, "Aku tidak punya bukti sama sekali. Jika aku menuduh Jia Gui di depan ayah tanpa dasar, mungkin ayah malah mengira aku ingin menjerumuskannya!" 　　Jia Fu sangat cerdik. Ia menatap Fang Yuan, sinar tajam berkilat di matanya. 　　Jia Jinsheng selalu mengikutinya ke mana pun. Kini Jia Jinsheng hilang, tentu Jia Fu harus bertanggung jawab karena kurang mengawasi! Karena tidak bisa membuktikan kesalahan Jia Gui, ia harus memberi pertanggungjawaban pada ayah. 　　Dan pertanggungjawaban itu ada di depan mata! 　　"Benar, jika memakai Fang Yuan sebagai kambing hitam, setidaknya bisa memberi penjelasan. Asal bisa melewati rintangan ini, nanti aku bisa balas dendam berlipat ganda." Niat jahat merebak dalam hati Jia Fu. 　　Tiba-tiba ia meninggikan suaranya, menuntut dengan keras pada Fang Yuan: "Fang Yuan, bagaimana kau membuktikan bahwa kau tidak membunuh Jia Jinsheng?" 　　Para sesepuh keluarga tertegun. Bukankah ini konflik internal keluarga Jia? Mengapa masih menyudutkan anggota klan kami? 　　Hanya Kepala Suku Gu Yue yang wajahnya berubah muram, tatapannya mengeras menatap tajam ke arah Jia Fu. 　　"Fang Yuan, siapa saksi yang bisa membuktikan keberadaanmu? Jika tidak ada, kaulah pembunuhnya!" Jia Fu menuding Fang Yuan dengan mata melotot dan aura mengintimidasi. 　　“Jia Fu ini ingin menjadikan Fang Yuan dari klan kami sebagai kambing hitam. Sungguh tak masuk akal!” Para sesepuh keluarga kini telah menyadari situasi, wajah mereka berubah masam. 　　Terbiasa dengan intrik dan persaingan tak sehat, mereka segera memahami posisi dan rencana Jia Fu. 　　“Saksi? Tentu ada! Sudah kuatur semuanya.” Fang Yuan menyembunyikan senyum dinginnya, sambil berpura-pura terjebak dalam kebingungan yang sangat meyakinkan. 　　“Lupakan yang lain! Katakan saja ada atau tidak!” Teriakan Jia Fu semakin keras mendesak Fang Yuan. 　　Dengan ekspresi geram, Fang Yuan seolah tak berdaya mengeluarkan dua kata dari celah giginya: “Tidak ada.” 　　“Ha ha. Kalau begitu kau adalah——” Jia Fu hendak menyatakan vonis ketika... 　　“Tunggu!” Sesepuh akademi melangkah maju menghalangi Fang Yuan, wajahnya tegas: “Ia punya saksi! Akulah saksinya!” 　　“Kau?” Jia Fu terkejut dan curiga. 　　“Benar, orang tua ini.” Suara Sesepuh akademi sedikit gemetar menghadapi Jia Fu yang berkultivasi tingkat empat. Namun setelah melihat tatapan mendukung dari Kepala Suku Gu Yue Bo, ia tegakkan kepala: “Selama Fang Yuan tak terduga mencapai level menengah, kusuruh orang menyelidikinya. Semua aktivitas hariannya tercatat rapi, tak ada waktu untuk membunuh Jia Jin Sheng.” 　　“Benar, seperti itu...” Fang Yuan bersembunyi di belakang Sesepuh akademi. Tak ada yang melihat senyum tipis yang mengembang di sudut mulutnya. 　　"Wajah Jia Fu pucat pasi. Ia tidak menyangka Sesepuh akademi tiba-tiba maju menjamin Fang Yuan." 　　"Yang lebih krusial, Kepala Suku Gu Yue juga tidak menentang. Ini memiliki makna signifikan, menandakan Klan Gu Yue akan melindungi Fang Yuan ini." 　　"Aku paham! Aku terlalu fokus menjadikan Fang Yuan kambing hitam dari sudut pandangku sendiri, tanpa mempertimbangkan perasaan mereka. Benar, jika Fang Yuan dijadikan tersangka, Klan Gu Yue akan menanggung reputasi buruk merencanakan pembunuhan anggota keluarga Jia. Ke depan akan menghadapi balas dendam Keluarga Jia, reputasi rusak, kafilah dagang tak berani datang lagi. Kerugiannya terlalu besar!" 　　"Mengingat ini, Jia Fu sangat menyesal sampai ingin memukul dahinya sendiri." 　　"Pemikiran manajemen senior Gu Yue memang demikian." 　　"Fang Yuan hanya kelas C. Jika benar ia yang membunuh Jia Jinsheng, menyerahkannya bukan masalah besar. Tapi kunci masalahnya, sekarang kecurigaannya sudah terbersihkan. Jika tetap diserahkan, bukankah Klan Gu Yue akan menanggung kerugian besar yang tidak perlu?" 　　"Menyadari kontradiksi ini tak terdamaikan, Jia Fu mengatupkan giginya memutuskan bertahan sampai akhir: "Kalau begitu, izinkan aku menggunakan Gu jejak. Gu ini bisa menampilkan jejak kaki 30.000 langkah terakhir di lantai kayu."" 　　"Sesepuh akademi langsung mendengus kesal: "Hmph!"" 　　"Perkataan Jia Fu jelas menunjukkan ketidakpercayaan. Tapi ia juga tak punya alasan menghalangi, lalu minggir memberi jalan." 　　"Silakan uji!" Fang Yuan menatap sinis ke Jia Fu, berdiri tegak menghadapinya. 　　Ia penuh percaya diri karena telah memperhitungkan faktor ini sejak lama. Oleh karena itu, selama beberapa hari ini, ia hanya beraktivitas di dalam benteng dan sama sekali tidak mendekati celah batu **. 　　Di bawah pengawasan ketat manajemen Gu Yue, Jia Fu tidak memainkan trik apa pun. 　　Jejak Kaki Gu bentuknya sangat unik, menyerupai telapak kaki manusia. Materialnya seperti susu beku semi-transparan yang terasa licin, dengan lapisan fluoresen kuning-hijau di permukaannya. 　　Ukurannya tidak terlalu besar, hanya sebesar telapak tangan. 　　Jia Fu memegangnya, Yuan Zhen memancar keluar dan mengalir ke dalam Jejak Kaki Gu. 　　Jejak Kaki Gu semakin terang, tiba-tiba terdengar dengung lembut sebelum meledak menjadi serbuk fluoresen kuning-hijau. 　　Serbuk itu menyelimuti Fang Yuan dengan desisan, berputar mengelilinginya sebelum terbang keluar dari pintu balai musyawarah. 　　Sepanjang jalur yang dilalui serbuk, muncul rangkaian jejak kaki di lantai. 　　Jejak-jejak ini memancarkan cahaya kuning-hijau, ukurannya persis sama dengan kedua kaki Fang Yuan. Inilah jejak yang ditinggalkannya saat masuk ke balai musyawarah. 　　Jejak tersebut membentang dari Balai Kepala Keluarga hingga ke asrama ruang kelas, lalu berputar-putar di area sekolah. Selain itu, ada jejak yang mengarah ke penginapan benteng. 　　Serbuk kuning-hijau semakin berkurang dan akhirnya menghilang total di jejak ke-30.000. 　　Setelah hasil keluar, semua orang memeriksa dan langsung tahu Fang Yuan benar-benar bersih tanpa kecurigaan. 　　Jia Fu menghela napas dalam-dalam sebelum mengeluarkan kotak giok kecil dari dalam jubahnya. 　　Ia membuka kotak giok. Di dalamnya hanya tersimpan satu kepingan giok. 　　Kepingan giok itu berwarna hijau pucat tembus pandang, dengan seekor serangga gu terkunci di dalamnya. 　　Ini adalah seekor serangga bambu. Tubuhnya ramping dan panjang, berwarna mirip giok hijau, seluruh badan terlihat seperti tabung bambu bulat. 　　Serangga bambu umumnya lebih panjang dari satu tamparan, tapi yang ini hanya sepanjang kuku. Di permukaannya memancar cahaya putih samar. 　　"Badan giok hijau, diselimuti cahaya putih - ini adalah Bambu Junzi!" Sesepuh keluarga langsung mengenali serangga gu ini dan berteriak kagum. 　　Bahkan kepala suku Gu Yue Bo terkesan: "Saudara Jia, Bambu Junzi ini adalah serangga gu tingkat empat yang sulit disatukan. Mengapa kau menyia-nyiakannya di sini?" 　　Jia Fu menggeleng sambil menatap Fang Yuan: "Bambu Junzi ini kudapat saat membuka batu secara kebetulan di masa muda. Batunya hanya terbuka separuh. Seperti diketahui, serangga ini memakan kejujuran, bisa mendeteksi kebohongan. Hanya pria jujur yang tak pernah berbohong sejak kecil yang bisa menyatukannya." 　　"Fang Yuan, cukup buka batunya, masukkan Bambu Junzi yang lemah ke rongga kosongmu. Aku akan bertanya, kau jawab. Lalu kita lihat apakah warnanya berubah. Jika berubah, berarti kau berbohong!" 　　"Tidak masalah sama sekali." Fang Yuan tanpa ragu langsung membuka kepingan giok dan melakukan seperti yang diinstruksikan Jia Fu. 　　Begitu Bambu Orang Bijak muncul di dalam rongga kosong, ia langsung memancarkan cahaya hijau redup yang menerangi seluruh Lautan Yuan Zhen. 　　Fang Yuan segera merasakan bahwa begitu ia mengucapkan kebohongan, Bambu Orang Bijak ini akan mendeteksinya dan mengubah warna tubuhnya dari hijau ke warna lain. 　　Namun alasan ia berani menerima tantangan ini juga memiliki dasar yang kuat. 　　"Gu Cungcu Chan!" Dengan satu gerakan pikiran, Gu Cungcu Chan yang sedang tertidur segera terbangun dan memancarkan seberkas aura. 　　Aura ini begitu megah, langsung menekan Bambu Orang Bijak dengan kuat. 　　Cahaya hijau yang dipancarkan Bambu Orang Bijak menyusut kembali ke dalam tubuhnya dengan suara 'xiu'. Seluruh tubuhnya meringkuk ketakutan, gemetar tak terkendali. Mana mungkin masih memiliki kemampuan untuk mendeteksi kebohongan? 　　Jia Fu mulai bertanya, kalimat pertamanya langsung menohok inti persoalan: "Fang Yuan, apakah kau yang membunuh adikku Jia Jinsheng?" 　　"Tidak!" Jawab Fang Yuan dengan tegas. 　　Jia Fu bertanya lagi: "Apakah kau tahu informasi lain tentangnya?" 　　Fang Yuan menggeleng: "Tidak tahu." 　　Jia Fu melanjutkan: "Apakah ada kebohongan dalam perkataanmu tadi kepada kita semua?" 　　Fang Yuan kembali menggeleng: "Tidak ada." 　　"Baik, kau bisa mengeluarkan Bambu Orang Bijak sekarang." Setelah tiga pertanyaan, Jia Fu berkata. 　　Fang Yuan mengeluarkan Bambu Orang Bijak. Semua yang hadir melihat permukaan bambu itu masih berwarna hijau zamrud tanpa perubahan. 　　Para Sesepuh keluarga pun menghela nafas lega. 　　Ekspresi Jia Fu juga melunak. Ia menyimpan Bambu Orang Bijak lalu mengepalkan tangan ke arah Gu Yue Bo: "Maaf atas kelancangan kali ini, Saudara Gu Yue." 　　“Tidak apa, bisa membuat kebenaran sesungguhnya terungkap, juga merupakan hal yang ingin kita lihat.” Gu Yue Bo mengibaskan tangan, lalu menghela nafas, “Hanya sayang Junzi Bambu ini.” 　　Junzi Bambu memiliki kemampuan mendeteksi kebohongan, peringkatnya mencapai empat tingkat, nilainya sangat tinggi. Namun perawatan dan penyatuannya sangat sulit. Ia harus disatukan oleh orang bijak yang paling jujur. Bila master Gu lain pernah mengucapkan satu kalimat dusta, proses penyatuan Junzi Bambu pasti gagal, dan Junzi Bambu akan mati seketika. 　　Makanannya adalah kejujuran. Sedangkan untuk tinggal di rongga kosong orang bijak paling jujur, ia memakan kejujuran sang bijak untuk bertahan hidup. 　　Kini Junzi Bambu ini telah dikeluarkan, sangat lemah, namun tidak ada makanan untuk memulihkan Energi Primordial-nya. Setelah digunakan Fang Yuan barusan, kematiannya sudah pasti. 　　Jia Fu menggelengkan kepala, memandang Junzi Bambu yang sekarat di tangannya, sepertinya tidak merasa sayang. 　　Ia berkata dengan suara berat: “Masalah ini sudah kuselidiki sekuat tenaga, sayang kemampuanku terbatas. Sekembalinya ke keluarga, akan kugaji besar detektif legendaris Tie Xue Leng, pasti akan menyelidiki tuntas masalah ini! Pamit.” 　　Setelah berkata demikian ia memberi hormat ke Gu Yue Bo, berbalik dan pergi, tegas dan gesit, terlihat cukup berwibawa. 　　Memandang punggung Jia Fu dan rombongannya yang pergi, Gu Yue Bo menarik nafas panjang: “Kalian semua boleh pergi.” 　　Ia melambaikan tangan ke para sesepuh keluarga, seakan teringat sesuatu, menambahkan: “Sesepuh akademi tetap tinggal.” 　　Tanpa kehilangan sehelai rambut pun, Fang Yuan keluar dari Balai Kepala Keluarga dengan selamat. 　　; BABke-58: Dalam keluarga bukan hanya ada aturan 　　; 　　“Kepala suku, ada keperluan apa dengan hamba?” Sesepuh akademi berdiri dengan hormat di samping..... 　　“Tidak ada hal penting, duduklah. Aku punya sebuah kisah ingin kuceritakan padamu.” Gu Yue Bo menyipitkan mata, nada bicaranya perlahan. 　　“Hamba siap mendengarkan dengan seksama!” Sesepuh akademi lalu memilih duduk di kursi paling bawah yang terdekat dengan kepala suku. 　　Kepala suku Gu Yue Bo pun mulai menceritakan kisah Leluhur Manusia. 　　Alkisah—— 　　Sejak Leluhur Manusia mengungkapkan nama yang benar, ia berhasil menaklukkan kedua Gu Aturan. Perintah pertamanya adalah menyuruh mereka menangkap seekor Gu Umur Panjang untuknya. 　　Gu Aturan Persegi dan Gu Aturan Bundar bekerja sama, mampu menangkap segala jenis Gu di dunia. Seekor Gu Umur Panjang tentu bukan masalah. 　　Setelah menggunakan Gu Umur Panjang, Leluhur Manusia langsung kembali muda, berubah menjadi berusia dua puluh tahun. 　　Tapi kemudian Gu Aturan Persegi berkata: "Wahai manusia, meski kau telah menaklukkan kami, setiap kali kau memberi perintah, harus menambah satu aturan baru." 　　Gu Aturan Bundar melanjutkan: "Kami telah menangkap Gu Umur Panjang untukmu, ini adalah perintah pertama. Aturan baru kami adalah: tidak akan lagi menangkap Gu yang sama untukmu." 　　Artinya, jika di kemudian hari Leluhur Manusia ingin menangkap Gu Umur Panjang lagi, kedua Gu Aturan tidak akan membantu. 　　Leluhur Manusia mengangguk, terpaksa menyetujui. 　　Ia mengeluarkan perintah kedua: "Kalau begitu, selain Gu Umur Panjang, tolong tangkapkan semua jenis Gu di dunia ini untukku." 　　Gu Aturan Dua yang menerima perintah ini seketika berubah: Gu Aturan menjadi lingkaran tak terhingga yang mencakup Ruang dan Waktu. Gu Matriks berubah menjadi kubus tak terhingga yang melingkupi dunia besar. 　　Lingkaran dan kubus ini menyatu membentuk jaring raksasa yang menyelimuti seluruh langit-bumi dan kosmos. 　　“Ketika mereka menyusut kembali dan kembali ke telapak tangan Leluhur Manusia, segala jenis Gu di dunia kecuali Shou Gu, diam-diam berhasil ditangkap oleh mereka. 　　Leluhur Manusia bersukacita, dengan demikian semua serangga Gu di dunia akan menjadi miliknya sendiri, mulai saat ini ia akan menjadi penguasa dunia! 　　Namun saat ia membuka jaring Fang Yuan, Byur! Sebuah aliran besar serangga menyembur keluar. Segala serangga Gu yang susah payah ditangkap Gu Aturan, berebutan terbang pergi. 　　Ketika Leluhur Manusia buru-buru menutup jaring Fang Yuan, hanya tersisa lima ekor serangga Gu di dalamnya. 　　“Mengapa harus begitu?” Leluhur Manusia terkejut. 　　Gu Aturan menjawabnya: "Leluhur Manusia, serangga gu di dunia ini jumlahnya jutaan macam, kau satu tidak punya kekuatan, kedua tidak punya kebijaksanaan, bagaimana mungkin bisa menaklukkan mereka? Kita hanya bisa menangkap serangga gu untukmu, kau harus menaklukkan mereka sendiri dengan bakatmu, baru bisa membuat mereka mengabdikan diri." 　　Kemudian mereka berkata lagi: "Ini adalah perintah keduamu, kita juga akan menambahkan aturan kedua - mulai sekarang, kita hanya bisa menangkap satu serangga gu untukmu sekaligus." 　　Leluhur Manusia pun mengangguk pasrah. Dengan hati-hati ia membuka jaring sutera, menyisakan celah sempit. 　　Dari lima serangga gu yang tersisa, terdapat Gu Kekuatan dan Gu Kebijaksanaan. Leluhur Manusia sangat gembira melihat hal ini. 　　Ia berkata kepada Gu Kekuatan: "Gu Kekuatan, dulu kau meninggalkanku. Apakah sekarang kau menyesal? Jika kau tunduk padaku sekarang, aku akan membebaskanmu." 　　Namun Gu Kekuatan menjawab: "Wahai manusia, kau keliru. Aku tidak terbang bukan karena tidak ada kesempatan, tapi ingin tetap tinggal. Mustahil bagimu menaklukkanku. Aku hanya tunduk pada yang lebih kuat dariku, dan kau bukan itu. Tapi kita bisa bertransaksi lagi - berikan masa mudamu padaku, maka untuk sementara aku akan patuh pada perintahmu." 　　Leluhur Manusia ragu mendengar ini. Baru saja mendapatkan masa muda, apakah harus dilepaskan lagi? 　　Tapi kerinduannya akan kekuatan sangat besar. Ia tahu dengan kekuatan, dirinya akan menjadi perkasa dan hidup lebih mudah. 　　Lagipula, hanya dengan kekuatan ia bisa menaklukkan lebih banyak serangga gu. 　　Akhirnya Leluhur Manusia menyetujui transaksi kedua dengan Gu Kekuatan. 　　Seketika Leluhur Manusia masuk masa dewasa prime. Gu Kekuatan terbang keluar dari jaring aturan dan hinggap di bahunya. 　　Dengan kekuatan yang dimiliki, aura wibawanya langsung bertambah. 　　Ia pun berpaling ke Gu Kebijaksanaan: "Gu Kebijaksanaan, dulu kau meninggalkanku. Apakah sekarang kau menyesal? Jika kau tunduk padaku sekarang, aku akan membebaskanmu." 　　Gu Kebijaksanaan berkata, "Wahai manusia, kau salah. Alasan aku tidak terbang pergi bukan karena tidak ada kesempatan, melainkan ingin tetap tinggal. Mustahil bagimu untuk menaklukkanku. Aku hanya tunduk pada yang lebih bijaksana dariku, dan kau bukanlah itu. Tapi kita bisa bertransaksi lagi: serahkan masa dewasa primemu padaku, maka aku akan mematuhi perintahmu sementara." 　　Mendengar ini, Leluhur Manusia enggan melanjutkan transaksi. 　　Ia lebih menghargai nyawa daripada sebelumnya. Ia juga tahu, jika masa dewasa prime dijual, hanya tersisa masa tua. Tak lama kemudian, Gu Kekuatan dan Gu Kebijaksanaan pasti akan meninggalkannya lagi seperti dulu. 　　Leluhur Manusia menolak transaksi, tapi tak mau melepas Gu Kebijaksanaan. 　　Gu Kebijaksanaan mulai gelisah, "Baiklah, manusia, kau menang. Kali ini aku kalah. Katakan saja cara kau menangkapku, aku akan mengakui kekalahan tanpa meminta apapun, dan akan melayanimu." 　　Leluhur Manusia langsung berseru gembira, "Aku menggunakan dua Gu Peraturan untuk menangkapmu!" sebelum Gu-Gu Peraturan sempat mencegah. 　　Gu Kebijaksanaan tertawa terbahak, "Kuingat! Nama kalian adalah Peraturan. Sekarang aku tahu nama kalian, kalian takkan bisa menangkapku lagi!" 　　Ia berubah menjadi sinar dan menghilang seketika. 　　Gu Peraturan Dua mengeluh: "Manusia, sejak lama kami telah memberitahumu. Nama kami sebaiknya hanya kau ketahui sendiri, jangan sampai diketahui oleh entitas lain. Jika tidak, kami akan digunakan oleh entitas lain. Sekarang Gu Kebijaksanaan sudah tahu nama kami, urusan jadi rumit." 　　Leluhur Manusia baru sadar ia tertipu Gu Kebijaksanaan. Ia sangat menyesal, tahu bahwa kesempatan satu-satunya untuk menangkap Gu Kebijaksanaan dengan peraturan telah hilang. 　　Sampai di sini, cerita Gu Yue Bo sementara berhenti. Tatapannya tertuju pada Sesepuh akademi, mengandung makna mendalam. 　　Sesepuh akademi tak kuasa bangkit dari kursinya. Kisah Gu Master Leluhur Manusia memang pernah didengarnya, namun penuturan Gu Yue Bo kali ini jelas memiliki maksud tersirat. 　　Matanya berkilat, hatinya telah memahami. Ia segera membungkuk hormat pada Gu Yue Bo: "Paduka Kepala Suku, apakah cerita ini adalah perumpamaan? Membandingkan Fang Yuan dengan Gu Kebijaksanaan, keluarga sebagai Leluhur Manusia. Meski Gu Kebijaksanaan terperangkap dalam jaring peraturan, akhirnya tetap melarikan diri." 　　Sesepuh akademi berhenti sejenak, merenung lalu menatap Gu Yue Bo: "Apakah Paduka bermaksud meminta aku menghentikan tekanan pada Fang Yuan? Tapi perbuatannya semakin keterlaluan..." 　　Gu Yue Bo menghentikan ucapannya, memberi isyarat agar Sesepuh akademi duduk kembali. 　　“Sesepuh akademi kembali duduk, mendengar Gu Yue Bo menghela nafas: “Kau ini, tetap punya wawasan tajam, orang yang cerdas, bicaramu langsung terserap. Sayangnya visimu masih sempit, hanya melihat tanah seluas satu hektar milikmu. Sekarang kuberitahu, akademi itu kecil, keluarga baru yang besar.” 　　“Aku tahu kekhawatiranmu, takut murid lain tertekan habis-habisan oleh Fang Yuan, akhirnya semangat mereka hancur. Hahaha.” Gu Yue Bo menggeleng halus, menunjuk Sesepuh akademi, “Kekhawatiranmu berlebihan.” 　　“Kau kira keluarga untuk apa? Hanya mengandalkan akademimu membina pendatang baru? Bukan. Di belakang setiap murid, ada orangtua mereka, sesepuh mereka, sahabat mereka. Selama ada yang menopang, menyemangati, berharap, generasi muda Klan Gu Yue punya dasar dan gairah di hati.” 　　“Fang Yuan memang terus mengejutkan, ada kesan muncul secara tiba-tiba. Aku diam-diam memantau Fang Zheng, juga sudah tahu soal perampokan Fang Yuan. Biarkan dia terus merampok, gunakan dia untuk mengasah Fang Zheng, Mo Bei dan Chi Cheng si permata mentah ini. Ini sangat bermanfaat, setidaknya angkatan ini yang paling mumpuni dalam bela diri.” 　　Sesepuh akademi masih cemas: “Tapi Paduka Kepala Suku, kegagalan yang berlebihan juga tidak baik, bisa menghancurkan permata mentah. Apalagi Fang Yuan sekarang punya Cacing Arak, makhluk ini sangat membantu Gushi Yizhuan. Kuatir di periode Yizhuan ini, di bawah tekanan Fang Yuan, murid lain tak bisa bangkit.” 　　“Biarkan mereka tidak bisa bangkit!” Gu Yue Bo mendengus dingin, menampilkan aura penguasa yang tegas dan kejam, “Apa artinya kegagalan kecil ini? Lebih menakutkan dari kematian? Dengan dukungan para sesepuh keluarga, jika semangatnya masih tidak bisa bertahan, berarti ia bukan batu permata sejati yang layak dibina. Setiap tahun keluarga selalu punya murid baru di akademi. Jika angkatan ini gagal, masih ada angkatan berikutnya. Adapun Gu Yue Fang Zheng... Mulai besok malam, aku akan membimbingnya secara pribadi secara diam-diam.” 　　“Suatu kehormatan bagi Gu Yue Fang Zheng mendapat bimbingan langsung dari kepala suku.” Sesepuh Akademi tak lupa memberi pujian tepat waktu. 　　Wajah Gu Yue Bo sedikit melunak. Ia menatap Sesepuh Akademi, “Tahukah kau mengapa setelah puluhan tahun jadi Sesepuh Akademi, posisimu tetap tak berubah? Luaskanlah hatimu. Aku tahu Fang Yuan telah mengganggu wibawamu dan mempermalukanmu, tapi perlu apa bersitegang dengan anak muda?” 　　“Aku juga tahu Fang Yuan memang punya kecerdasan dini, tapi tetap saja sifat kekanakannya masih ada. Kalau tidak, mana mungkin dia melukai pengawal dan membuatmu malu di depan umum. Dia menyimpan dendam - hal yang wajar bagi seseorang yang jatuh dari jenius menjadi orang biasa dan membenci keluarganya.” 　　“Sesungguhnya ia masih kekanak-kanakan. Kau lihat, ia mencoba menyembunyikan Cacing Arak. Mungkinkah Cacing Arak bisa disembunyikan? Ia belum matang, masih punya pemikiran naif. Tak perlu menganggapnya begitu menakutkan. Aku menyamakannya dengan Gu Kebijaksanaan, itu sudah terlalu mengangkatnya. Paling-paling ia cuma licik dalam hal sepele, tak punya kebijaksanaan sejati. Seandainya ia bisa menyembunyikan cultivation tingkat menengah tanpa ekspresi, atau menerima posisi ketua kelas dengan sikap biasa saja, barulah itu disebut perhitungan yang dalam.” 　　“Maksud kepala suku adalah?” Sesepuh akademi mengangkat alis. 　　“Maksudku, biarkan Fang Yuan meluapkan ketidakpuasannya pada keluarga. Semut meludahi gajah, apa gajah akan peduli? Emosi lebih baik dialirkan daripada dibendung. Setelah melampiaskan, ia akhirnya akan menyatu dengan keluarga. Sejak didirikan oleh generasi pertama, Klan Gu Yue sudah berusia hampir seribu tahun. Banyak yang tidak puas dengan keluarga, tapi akhirnya apakah mereka bisa menggulingkan keluarga?” 　　“Keluarga bukan hanya tentang aturan, tapi juga ikatan darah daging. Leluhur Manusia ingin menangkap kebijaksanaan dengan aturan, hasilnya bukan saja gagal malah aturannya diketahui oleh kebijaksanaan. Maknanya dalam... Aturan itu kaku, manusia hidup, perasaan itu dalam. Jika kau hanya menggunakan aturan untuk menjerat orang, justru akan menambah kebencian, membuat Fang Yuan semakin menjauh dari keluarga. Fang Yuan cuma kelas C, jika beruntung, puluhan tahun lagi paling jadi Sesepuh keluarga rendahan. Tapi ia tetap kakak kembar Gu Yue Fang Zheng, kau paham?” 　　“Mengerti!” Begitu mendengar kata terakhir Gu Yue Bo, Sesepuh akademi langsung tersadar. 　　“Ya... Jika keluarga hanya diisi peraturan, itu hanyalah benda mati yang kaku. Tapi jika ditambahkan ikatan darah daging, maka ia akan hidup.” Gu Yue Bo mengangguk perlahan, “Ada satu kalimat lagi untukmu, harap kau ingat baik-baik.” 　　“Mohon petuah dari Yang Mulia Kepala Suku.” 　　Tatapan Gu Yue Bo menerawang, menatap hamparan cahaya bulan di luar jendela: “Laut menerima seratus sungai, keluasanlah yang membuatnya agung... Ingatlah ini, lalu mengundurlah.” 　　“Baik, Yang Mulia Kepala Suku, bawahan mohon diri.” Sesepuh akademi pun mundur dengan patuh. BABke-59: Baik tingkat tiga maupun empat, tetap saja monyet 　　; 　　Bulan malam ini sangat bulat...: 　　Cahaya bulan berkilau bagai sutra, menyelimuti Gunung Qingmao. 　　Setiap lompatan Katak Kuning Harta memiliki jarak tepat seratus meter. Karena bergerak dengan cara melompat, jalan gunung curam dan sempit tidak menjadi hambatan. 　　Kelompok Jia Fu duduk di punggung Katak Kuning Harta, meninggalkan Benteng Gu Yue menuju rombongan kafilah. 　　Desau angin menderu di telinga, pandangan terombang-ambing mengikuti lompatan katak tersebut. 　　Cahaya bulan menyinari wajah semua orang, masing-masing diam membisu, wajah Jia Fu sendiri dingin membeku bagai embun beku. 　　Setelah beberapa lama, seorang orang kepercayaan tak tahan dengan kesunyian mencekam ini, berkata pada Jia Fu: "Tuan, bagaimana ini? Jia Jinsheng sudah tewas, bagaimana Tuan akan memberi penjelasan pada Tuan Ye sepulang nanti? Apa lebih baik mencari kambing hitam dulu..." 　　Jia Fu menggelengkan kepala, namun mengalihkan pembicaraan: "Kau tahu kisah Leluhur Manusia?" 　　Orang kepercayaan itu tertegun, tak menyangka Jia Fu akan merespons seperti ini. Seketika ia bingung bagaimana harus menjawab. 　　Jia Fu melanjutkan: "Leluhur Manusia memiliki dua Gu bernama Peraturan, menangkap semua Gu di dunia. Mendapat kekuatan, kehilangan kebijaksanaan. Saat itu di jaringnya masih tersisa tiga Gu. Ketika dibuka, ketiganya adalah Gu Sikap, Gu Percaya dan Gu Ragu. Leluhur tak mau melepas mereka, akhirnya tiga Gu ini mengajak Leluhur bertaruh. Begitu jaring dibuka, mereka akan lari ke tiga arah berbeda. Siapa yang tertangkap akan tunduk. Menurutmu, Gu apa yang akhirnya ditangkap Leluhur?" 　　Orang kepercayaan itu tampak tersirat makna, menjawab: "Gu Sikap!" 　　"Tahu kenapa?" Jia Fu bertanya lagi. 　　Orang kepercayaan itu menggeleng. 　　"Jia Fu tersenyum sinis: 'Sikap bisa menjelaskan segalanya. Entah ayah 'percaya' atau 'curiga', aku sudah menunjukkan 'sikap'. Begitu Jia Jinsheng hilang, aku langsung menyelidiki kafilah dagang. Begitu ada petunjuk, langsung buru-buru kembali ke Benteng Gǔyuè. Di benteng itu, aku nekat berhadapan muka meski risiko dikepung klan Gu Yue. Bahkan tak sempat duduk, demi membuktikan kata-kata Fang Yuan, sampai menggunakan Zhujunzi level empat.'" 　　"Setelah kembali ke keluarga, aku akan menyewa detektif ternama Tie Xue Leng untuk menyelidiki. Hidup atau matinya Jia Jinsheng, sebagai kakak sudah melakukan kewajiban, sikap sudah jelas! Baru saja aku sadar, tak perlu kambing hitam. Lebih baik pulang dengan jujur karena memang bukan aku pelakunya! Kalau pakai kambing hitam, malah jatuh ke perangkap Jia Gui. Aku bisa cari pesakitan, dia pasti juga bisa cari pembalik kasus." 　　Orang kepercayaan berdecak kagum: "Tuan, benarkah Tuan mencurigai Tuan Muda Jia Gui?" 　　"Hmph, siapa lagi yang bisa sehebat ini?" Wajah Jia Fu berkerut, mata menyemburkan amarah, "Awalnya aku masih pertimbangkan ikatan saudara. Ternyata dia licik sekali! Kalau kau tak punya hati, jangan salahkan Jia Fu tak kenal ampun!" 　　Ia tak tahu, dari kejauhan sepasang mata mengawasi kepergiannya. 　　Fang Yuan berdiri di lereng bukit, memandang diam-diam. 　　Bulan malam ini sungguh terang benderang. 　　“Bulan purnama keemasan menggantung tinggi di langit malam, menyinari pegunungan dan daratan dengan terang benderang.” 　　Di dekatnya, pegunungan hijau subur dengan rerumputan yang lebat. Hutan pinus, cemara, dan pohon cemara yang memenuhi lereng gunung, ditambah bambu Hijau Tombak Giok khas Gunung Qingmao, membentang tak terputus, rumpun demi rumpun. Hamparan hijau tua mengalir dari puncak gunung hingga ke kaki bukit. 　　Di kejauhan, rangkaian pegunungan samar-samar membentuk siluet hitam pekat di bawah cahaya bulan. 　　Jalan gunung berkelok-kelok seperti usus domba berliku-liku, terkadang tertutup pepohonan, membentang hingga ke kejauhan. 　　Jia Fu dan rombongannya menaiki Baoqi Huangtong Chan, bergerak menyusuri jalan gunung. Setelah beberapa kali melompat, akhirnya bayangan mereka tertutup pepohonan. 　　Meski medan pegunungan tidak membatasi kecepatan Baoqi Huangtong Chan, Jia Fu tidak berani sembarangan menerobos Gunung Qingmao. Jika menyusup masuk ke sarang hewan, cultivasi level empat-nya pun akan terlihat hina. Karena itu, mengikuti jalan setapak adalah pilihan paling aman. 　　Tidak lama sebelumnya, Fang Yuan pernah berdiri di lereng ini sambil memegang payung, menyaksikan rombongan pedagang pergi. Kini ia kembali berdiri di tempat yang sama, memandang Jia Fu yang semakin menjauh. 　　“Masalah pembunuhan Jia Jinsheng akhirnya terselesaikan.” Matanya berkilau dingin, permukaan danau hatinya tak bergelombang, tenang sempurna. 　　Sejak malam ketika ia membunuh Jia Jinsheng, ia terus merenungkan cara membersihkan jejak. 　　Ia sangat menyadari dalam hati, dirinya tak memiliki pondasi. Jika kebenaran terungkap, Klan Gu Yue pasti akan mengorbankannya. Tapi terus-terusan menyembunyikan juga seperti api tak bisa dibungkus kertas. 　　Kebohongan yang cerdik selalu memadukan yang nyata dan palsu, di dalam kepalsuan ada kebenaran, di dalam kebenaran terselip kepalsuan. 　　Harus mengalihkan bencana ke timur! 　　Situasi ini bagaikan papan catur dengan dua pihak berhadapan. Satu sisi adalah kafilah dagang Jia Fu, sisi lain adalah benteng Klan Gu Yue. Dalam permainan ini, baik Gu Yue Bo, Sesepuh akademi, bahkan Jia Fu sekalipun hanyalah bidak. Termasuk Fang Yuan sendiri. 　　Untuk menyelamatkan bidak yang mewakili dirinya, satu-satunya cara adalah memanfaatkan pertentangan antara bidak kedua pihak, mencari celah untuk meraih kesempatan. 　　Sejak beberapa hari lalu, Fang Yuan sudah mulai menyusun skenario. 　　Pertama, dengan bantuan dua penjaga itu, ia memainkan drama di panggung yang dibangun Sesepuh akademi. Menyembunyikan keberadaan Cacing Arak untuk memancing rasa penasaran anggota klan, menciptakan resonansi luas, menarik perhatian manajemen. Sekaligus membuat Sesepuh akademi melakukan investigasi diam-diam. 　　Lalu merampok teman sekelas untuk menunjukkan impulsif, pemberontakan, dan ketidakpuasan terhadap keluarga - "memperlihatkan kelemahan" di hadapan manajemen Gu Yue. 　　Kemudian menghitung hari dengan cermat, menunggu kedatangan Jia Fu. 　　Saat konfrontasi di aula, akting kekanakan dan kepanikannya justru secara tak langsung mengarahkan pola pikir orang banyak. Membuat mereka sendiri yang menemukan "kebenaran sesungguhnya". 　　Terakhir, dengan memanfaatkan pertentangan kepentingan antara Klan Gu Yue dan Jia Fu, ia membuat Sesepuh akademi yang mencurigai dan menyelidikinya justru menjadi saksi yang membelanya. 　　"Junzi Bambu adalah kejutan kecil, namun tetap berada di level empat. Di bawah tekanan aura Cungcu Chan, Junzi Bambu justru secara ironis menjadi bukti terbaik Fang Yuan." 　　Pada akhirnya, Fang Yuan tidak hanya berhasil menjelaskan asal-usul Cacing Arak dengan sempurna, tetapi juga menjadikan Jia Gui sebagai kambing hitam yang tak bersalah. Sementara itu, dirinya sendiri berhasil keluar dari masalah tanpa cedera. 　　"Sesepuh akademi ditahan. Tampaknya Gu Yue Bo ingin ikut campur dalam urusan akademi dan menghentikan tekanan terhadapku. Mempertimbangkan pola pikirnya, dia memang punya keluasan hati seperti itu. Tapi tujuan utamanya bukanlah aku, melainkan Gu Yue Fang Zheng. Salah satu tujuanku memicu keributan ini adalah untuk menciptakan gelombang yang menarik perhatian manajemen. Jika Gu Yue Bo tidak turun tangan, pasti Gu Yue Mo Chen atau Gu Yue Chi Lian akan bertindak untuk menjaga reputasi klan." 　　"Adapun Jia Fu, sekarang dia pasti yakin bahwa Jia Gui adalah pelakunya. Api balas dendam sudah menyala di dadanya. Hehe, sungguh menarik untuk dinantikan. Dengan campur tanganku, persaingan antara kedua bersaudara ini akan langsung memanas. Entah apakah Kompetisi Gu akan dimajukan jadwalnya?" 　　"Oh ya, masih ada Detektif Besi Tie Xue Leng. Tie Xue Leng... Hmph." Fang Yuan mengunyah nama itu beberapa saat, lalu tersenyum tipis. "Di aliran ortodox, pria ini memang tokoh berpengaruh. Sayangnya dia sibuk dengan berbagai urusan. Hanya karena kasus ini, sulit untuk memintanya datang. Jia Fu pasti akan mengundangnya untuk menunjukkan sikap, tapi waktunya tidak bisa dipastikan—paling cepat dua tiga tahun lagi." 　　"Dua tiga tahun lagi, cultivation-nya akan mencapai tingkat dua, bahkan tingkat tiga. Saat itu, hidupnya akan memasuki babak baru." 　　Angin malam berhembus, udara segar pegunungan membawa aroma wangi. 　　Fang Yuan bernapas dalam-dalam, semakin merasa segar dan bersemangat. 　　Memandang jauh ke kejauhan, pemandangan terbentang luas seperti lukisan, damai dan tenang di bawah sinar bulan. 　　"Bulan purnama bersinar di antara pohon pinus, mata air jernih mengalir di atas batu." Fang Yuan bergumam pelan, teringat sebuah fabel dari Bumi. 　　Kera-kera mengejar bulan, melihat pantulan bulan di sumur, berusaha mengambilnya. Kera di belakang memegang ekor kera di depannya, demikian berantai hingga kera paling depan akhirnya menyentuh permukaan air sumur. 　　Begitu diraih, air bergoyang menghancurkan bayangan bulan. 　　Manusia di dunia ini sering seperti itu. Melihat bayangan bulan, mengira itu bulan asli. 　　Tak sadar, itu hanyalah bulan dalam sumur, bulan di mata, bulan dalam hati. 　　"Dalam hidup ini aku ingin menjadi bulan sejati, keluar dari Gunung Langit, bermain di lautan awan, menyinari masa lalu dan kini, berjalan di atas langit-langit gelap semesta." Mata Fang Yuan jernih, memantulkan keindahan pegunungan. 　　Di lereng bukit, berdiri tegap seorang remaja kurus. 　　Bulan emas bundar bagai piringan, tergantung megah di langit malam. 　　Ia abadi mengarungi angkasa, membayangkan siluet remaja yang kecil samar-samar di atas batu hijau. 　　（ps：Hari ini adalah hari terakhir daftar Sanjiang, bagi yang memiliki tiket Sanjiang, jangan disia-siakan, berikan semua padaku. Sejauh ini, sepertinya hari ini akan ada lima update, aku sedang berusaha keras!） BABKeenam Puluh: Dinding Retak Memperlihatkan Jalan, Warisan Tak Mudah Diberikan? 　　; 　　Langit malam awal musim panas sungguh indah. Membaca.. 　　Tak ada sehelai awan pun di langit, bintang-bintang kristal berkelip memancarkan cahaya yang menyentuh hati. 　　Jangkrik Cendana tampil di panggung, menggantikan posisi Jangkrik Naga Gunung. Mereka menyanyikan lagu-lagu liris di antara rerumputan, tepi sungai gunung, dan cabang-cabang pohon. 　　Di Benteng Gǔyuè, titik-titik cahaya lampu berkelap-kelip, seolah bersahutan dengan gemerlap bintang di langit. 　　Bangunan-bangunan bambu hijau menjulang tegak dalam hembusan angin malam, menciptakan atmosfer damai nan tenang di bawah taburan bintang. 　　Fang Yuan saat ini tidak berada dalam benteng, melainkan menyusup ke celah batu**. 　　Ia bersimpuh di lantai kayu, tangan kanan menempel pada dinding bayangan, telapak tangannya memancarkan cahaya bulan kebiruan. 　　Pada dinding bayangan, gambar asli telah lama menghilang, tak berbeda dengan dinding batu di sekitarnya. Jika bukan karena Fang Yuan mengingat jelas posisinya, siapa yang tahu bahwa di bawah dinding ini tersembunyi warisan kekuatan Hua Jiu Xingzhe? 　　Malam lebih dari sebulan yang lalu, Gunung Yingbi mengalami perubahan aneh, tiba-tiba muncul harta karun Hua Jiu Xingzhe. Di dinding bayangan pertama kali muncul citra Hua Jiu Xingzhe yang seluruh tubuhnya berlumuran darah, mengancam akan meninggalkan warisan. Kemudian muncul tulisan darah yang memberi petunjuk untuk menghancurkan dinding bayangan, maka akan muncul lubang masuk. Setelah itu tulisan darah menghilang, kekuatan Gu Rekam Bayang dan Suara di dinding bayangan habis sama sekali, sehingga dinding itu kembali menjadi tebing biasa. 　　Meski sudah tahu tentang warisan Hua Jiu Xingzhe, Fang Yuan tidak punya waktu untuk mengeksplorasinya. 　　Karena kejadian tak terduga ini, ia langsung membunuh Jia Jinsheng di tempat, malam itu sibuk membersihkan TKP. Kemudian untuk menghadapi interogasi yang akan datang, merancang skenario rumit dengan mobilitas terbatas di dalam benteng. 　　Baru setelah Jia Fu pergi dan Sesepuh akademi menghentikan investigasi diam-diam, setelah lebih dari sepuluh hari situasi mulai mereda, Fang Yuan akhirnya menyusup kembali ke sini secara rahasia. 　　Laut Perunggu di rongga kosong perlahan surut, Fang Yuan mengalirkan aliran Yuan Zhen ke Gu Cahaya Bulan di telapak tangan kanannya. 　　Gu Cahaya Bulan memancarkan cahaya bulan lembut yang berkedip-kedip terus, di bawah pengaruhnya dinding batu terus terkikis, debu batu berhamburan. 　　Ini adalah kendali presisi Fang Yuan terhadap Gu Cahaya Bulan, teknik yang sama digunakan saat memotong batu dulu. 　　Dibandingkan memotong batu, teknik ini masih terlihat cukup kasar. Tapi untuk menghancurkan dinding batu tebal ini, cara ini justru terlihat terlalu lembut. 　　Ini sudah hari keenam berturut-turut Fang Yuan menggunakan Gu Cahaya Bulan untuk menggerakkan batu giling menghancurkan dinding batu ini. 　　Di lantai, sudah menumpuk debu batu merah tua yang tebal. 　　Secara logika, tanah di Gunung Qingmao seharusnya berupa lumpur hijau. Tapi tanah pegunungan di sini anehnya menunjukkan warna merah pekat dan memancarkan cahaya redup. 　　Tapi justru berkat itu, dengan adanya sumber cahaya ini Fang Yuan tidak perlu menyiapkan obor. 　　Untuk meminimalisir kecurigaan, Fang Yuan tidak menggunakan alat apa pun. Palu dan beliung tentu lebih memudahkan meretakkan dinding batu, tapi suara pecahan batu itu akan bergema di malam musim panas. 　　Entah suaranya terdengar lemah atau keras dari luar, Fang Yuan harus menghilangkan semua titik mencurigakan ini. 　　Detail-detail kecil sering menentukan keberhasilan atau kegagalan. 　　Bagi Fang Yuan, kehati-hatian lebih merupakan kebiasaan daripada sekadar kelebihan. 　　Di kehidupan sebelumnya dia pernah bersikap ceroboh, tapi segera mendapat pelajaran berdarah. Orang sering bilal, semakin tua semakin penakut. Sebenarnya bukan penakut, tapi lebih berhati-hati dan sabar. Lima ratus tahun waktu telah mengendapkan kata "kehati-hatian" hingga ke tulangnya. 　　"Huu..." Menghela napas berat, Fang Yuan perlahan menghentikan aliran Yuan Zhen. 　　Dia menjatuhkan diri ke lantai, benar-benar kelelahan. 　　Seluruh dinding setinggi pinggang itu sudah digerusnya hingga berkurang ketebalannya tiga inci. 　　Ia mengusap keringat di kepala sambil menggerakkan bahu dan meregangkan kedua kaki. Karena terlalu lama berjongkok, rasa kesemutan terus mengalir dari kakinya. 　　Tok, tok, tok. 　　Fang Yuan mengetuk dinding batu lagi dengan jari yang ditekuk. 　　Mendengar suara ini, hatinya berdebar senang. Ia tahu dinding batu semakin menipis. 　　Ia menutup mata untuk merasakan kondisi di dalam rongga kosong. 　　Laut Yuan Perunggu tersisa kurang dari dua puluh persen. 　　"Terus berusaha!" Fang Yuan menggigit gigi, kembali mengulurkan tangan kanan untuk menyentuh dinding batu. 　　Cahaya bulan kebiruan terus bersinar selama seperempat jam. Tiba-tiba gerakan Fang Yuan terhenti. Ia menarik tangan kanannya dan gembira melihat lubang kecil di dinding batu. 　　Segera ia berdiri lalu menendang dengan kaki. 　　Byur! Lubang langsung melebar seukuran keranjang bambu. 　　Fang Yuan hati-hati mundur beberapa langkah. Ia merasakan hawa pengap perlahan keluar dari lubang dan menyebar di dalam **. 　　** memiliki sirkulasi udara yang buruk. Setelah berpikir, Fang Yuan memilih keluar dari celah batu dan kembali ke luar. 　　Setelah cukup lama, barulah ia kembali. 　　Rasa pengap di ** sudah jauh berkurang. Fang Yuan terus memperlebar lubang, kadang menggunakan Gu Cahaya Bulan, kadang menggaruk dengan tangan, kadang menendang. Tak lama kemudian, lubang akhirnya cukup besar untuk dimasuki dengan nyaman. 　　Melihat ke dalam lubang, terlihat jalan lurus menurun yang berbentuk seperti pipa. 　　Jalan awalnya tidak lebar, namun semakin ke bawah semakin luas. Saat baru masuk, seseorang harus membungkuk dan menunduk, tapi di separuh jalan terakhir sudah bisa berdiri tegak dan berjalan dengan langkah lebar. 　　Mulut gua ini juga dikelilingi tanah merah aneh yang memancarkan cahaya kemerahan redup. Ini membuat pemandangan di dalam terowongan terlihat jelas. 　　Tapi jalan itu sangat panjang, membentang melebihi pandangan. Karena sudutnya, Fang Yuan juga tak bisa melihat ujung terowongan. 　　Ia berdiri di mulut gua, tidak segera melangkah masuk, tapi menyipitkan mata sambil tetap di tempat. 　　Warisan kekuatan berbeda dengan peninggalan tersembunyi. 　　Peninggalan tersembunyi merujuk pada barang yang ditinggalkan Gu Master setelah mati. Penemu peninggalan biasanya langsung mendapatkan semua barang di mayat. 　　Warisan kekuatan dibuat Gu Master sebelum mati - entah agar alirannya tak punah, memberi berkah ke penerus, atau meninggalkan jejak terakhir. Mereka aktif membuat rintangan untuk menguji penerus. 　　Ambil contoh Hua Jiu Xingzhe. Tujuan warisannya jelas: membentuk penuntut balas untuk membalas dendam pada Klan Gu Yue! 　　Penerus yang lolos ujian akan dapat berbagai keuntungan. Lolos ujian terakhir berarti mendapat warisan kekuatan utuh. 　　Berdasarkan aliran pewaris, warisan kekuatan terbagi jadi warisan aliran ortodoks dan jalan gelap. 　　Warisan ortodoks biasanya dirancang rumit untuk menguji sifat dan moral penerus. Yang gagal di tengah jalan takkan terancam nyawa. 　　Warisan jalan gelap memang lebih rumit. 　　Pengikut jalan gelap seringkali gila dan keras kepala, atau kejam tanpa perasaan, atau pembunuh berdarah dingin, tak bisa dinilai dengan logika biasa. 　　Beberapa warisan jalan gelap dirancang untuk menguji mental. Teka-teki berlapis membuat banyak orang terjebak seumur hidup, merenung tanpa hasil. 　　Ada warisan jalan gelap yang sangat sederhana, hanya sebuah ruang rahasia berisi serangga gu dan Batu Yuan. 　　Beberapa warisan jalan gelap memiliki tahapan mengerikan di mana kegagalan sering berarti kematian. 　　Bahkan lebih parah, warisan para si jahat terkadang hanyalah kebohongan - perangkap besar. Mereka mengikuti prinsip "merugikan orang lain meski tak untung", merancang jebakan hingga detik terakhir. 　　"Warisan Hua Jiu Xingzhe ini jenis yang mana?" Fang Yuan merenung. 　　Dengan ingatan kehidupan sebelumnya, dia tahu banyak warisan jalan gelap terkenal di masa depan. Tapi warisan ini justru tak pernah ditemukan orang di masa lalu. 　　"Secara logika, kemungkinan perangkap kecil. Kalau tidak, Hua Jiu Xingzhe tak perlu membuat dinding ilusi ini. Tapi apakah ada jebakan tersembunyi?" 　　Fang Yuan mengambil batu yang terlepas, melemparkannya ke dalam gua. 　　Batu itu berguling-guling di Jalan, segera menghilang dari pandangan, hanya meninggalkan gemeretak yang bergema di koridor. 　　Fang Yuan termenung. Hasil "melempar batu untuk menguji jalan" tampaknya aman. 　　Namun ia tetap tidak masuk ke dalam Jalan, melainkan mengeluarkan bubuk batu dan menaburkannya secara merata di sekitar pintu masuk Jalan yang baru dibuka. Di ** celah batu pintu masuk, juga ditaburi lapisan tipis. 　　Kemudian ia merangkak keluar dari celah batu sempit di pintu masuk, meninggalkan tempat ini. 　　Di rerumputan yang sangat tersembunyi ratusan meter dari tepi sungai, ia menemukan anggur Qing Zhu yang selalu dibawanya kali ini. Ia membuka tutup guci anggur, menenggak dalam-dalam, lalu sengaja menumpahkan sedikit cairan anggur hingga membasahi pakaian dan membuat tubuhnya penuh aroma alkohol. 　　Membawa guci anggur, ia kembali ke benteng, tiba di asrama tepat pada tengah malam. 　　Kalau sering tidak pulang semalaman, pasti mencurigakan. Cara ini cukup baik, pergi di paruh malam awal dan pulang di paruh malam akhir. 　　Saat mencari Cacing Arak dulu, Fang Yuan sudah melakukan ini. Dengan adanya rekam jejak sebelumnya, perilaku seperti ini sekarang tidak terasa aneh lagi. 　　Bintang-bintang menghilang, matahari terbit, malam berlalu tanpa kejadian. 　　; BABKeenam Puluh Satu: Kehidupan di Tali Jerami 　　; 　　Mentari pagi yang menyilaukan menerangi Gunung Qingmao.：.. 　　Di ruang kelas, Sesepuh keluarga menjelaskan detail poin penting: "Besok, kita akan memilih serangga gu kedua untuk disatukan. Kalian semua sudah punya pengalaman sukses melatih Gu, kali ini bisa digunakan untuk konsolidasi. Untuk pemilihan gu kedua, pertimbangkan matang-matang. Gabungkan pemahaman kultivasi selama ini dengan pengetahuan tentang diri sendiri, lalu pertimbangkan secara komprehensif. Secara umum, paling baik jika bisa dipasangkan dengan Gu Nasib." 　　"Serangga Gu pertama dari seorang Gu Master disebut sebagai Gu Nasib, begitu dipilih, hal ini jelas menetapkan pondasi pengembangan. Serangga Gu kedua, ketiga, dan seterusnya akan menentukan arah spesifik kultivasi Gu Master di atas pondasi ini." 　　Mendengar perkataan Sesepuh akademi, para remaja termenung. Hanya Fang Yuan yang tertidur pulas di atas meja. 　　Ia bekerja keras hingga larut malam tadi. Kembali ke asrama, ia masih melanjutkan kultivasi Gu Master untuk memelihara rongga kosong. Baru terlelap saat fajar menyingsing. 　　Sesepuh akademi melirik Fang Yuan, alisnya berkerut tipis, namun tak berkata apa-apa. 　　Sejak kepala suku Gu Yue Bo menyampaikan pesan khusus padanya, ia memilih bersikap masa bodoh terhadap Fang Yuan. 　　"Serangga Gu apa yang harus kupilih?" Banyak murid melirik Fang Yuan saat merenungkan pertanyaan ini. 　　"Ngomong-ngomong, Fang Yuan sudah memiliki serangga Gu kedua sejak lama." 　　"Iya, itu kan Cacing Arak! Sungguh luar biasa bisa mendapatkan Cacing Arak dari batu biasa, keberuntungannya benar-benar luar biasa!" 　　"Andai aku punya Cacing Arak, pasti juga bisa naik ke level menengah lebih cepat?" 　　Rasa iri dan dengki bergolak di hati para murid. Ada yang mengagumi, lebih banyak yang merasa tidak puas. 　　Sejak interogasi hari itu, keberadaan Cacing Arak Fang Yuan terungkap. Asal-usulnya tak mencurigakan. Sanak keluarga klan lega sekaligus takjub akan keberuntungannya. 　　"Kenapa aku tak seberuntung ini, ah!" Gu Yue Chi Cheng yang juga memiliki Bakat Kelas C, menghela napas dalam hati. 　　"Sejak lama, kakeknya sudah berkeliling meminta orang untuk membelikan Cacing Arak baginya. Tak disangka, sebagai pewaris cabang keluarga pun ia tidak mendapatkannya, namun Gu Yue Fang Yuan justru diutamakan." 　　Dibandingkan dengan keluhan dan kecemburuan Chi Cheng, Fang Zheng yang juga wakil ketua kelas justru tampak bersemangat. 　　"Kakak, aku pasti akan melampauimu." Ia melirik Fang Yuan, berkata dalam hati sebelum memalingkan pandangan. 　　Beberapa hari terakhir matanya selalu berbinar, penuh semangat membara dalam menjalani hidup. Pipinya kemerahan, dahinya bersinar, bahkan langkah kakinya terasa ringan. 　　Sesepuh akademi yang memperhatikan ini segera menyadari bahwa Kepala Suku Gu Yue telah mulai membimbing Fang Zheng secara diam-diam. 　　Praktik memberi pelajaran khusus seperti ini tentu tidak bisa diungkapkan terang-terangan. 　　Sesepuh akademi pura-pura tidak tahu menahu tentang hal tersebut. 　　Malam pun tiba kembali. 　　Fang Yuan kembali menyusup ke celah batu**. 　　Ding ling ling... 　　Di tangannya, seekor kelinci liar menggelepar keras dengan lonceng yang terikat di lehernya. 　　Ini adalah kelinci liar yang ditangkap Fang Yuan di gunung, lonceng itu sengaja ia ikatkan sendiri. 　　Setelah sehari, udara pengap di ** telah sepenuhnya menghilang, udara terasa segar. 　　Mulut jalan terbuka lebar, sunyi senyap di dalamnya. Fang Yuan berjongkok di lantai kayu, memeriksa permukaan tanah dengan cermat. Semalam ia telah menaburkan bubuk batu di dua area, lapisan tipis ini tidak menarik perhatian. 　　"Serbuk batu di pintu masuk Jalan masih utuh, menunjukkan selama kepergianku tidak ada makhluk kotor merangkak keluar dari sini. **Di celah batu pintu masuk, ada jejak kaki, tapi ini bekas pijakanku tadi. Terlihat tidak ada orang luar yang datang ke sini." Fang Yuan mengamati sejenak lalu merasa lega. 　　Ia bangkit berdiri, meraih sekuat tenaga sulur-sulur kering di tembok dan menariknya turun. 　　Kemudian ia duduk di lantai kayu, menahan kelinci liar dengan tekukan kaki sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangan pada sulur-sulur itu. 　　Pekerjaan ini biasanya tak dikuasai Gu Master biasa, tapi Fang Yuan memiliki terlalu banyak pengalaman hidup. Di kehidupan sebelumnya, beberapa kali ia jatuh miskin sampai tak sanggup memberi makan serangga gu-nya yang mati kelaparan satu per satu. 　　Suatu masa, ia hanya punya Yuan Zhen tanpa serangga gu, hidup susah seperti orang biasa. Terpaksa, ia belajar menganyam tali jerami untuk membuat sandal atau topi yang dijual demi mendapatkan remah-remah Batu Yuan sekadar bertahan hidup. 　　Saat menganyam tali jerami kini, ingatan akan masa itu muncul kembali di benak Fang Yuan. 　　Kepahitan dan siksaan masa lalu menjelma menjadi senyum tanpa suara di sudut bibirnya. Kelinci liar di bawah tekukan kaki sesekali meronta, membuat lonceng kecil berdenting. 　　Dua sejoli berpelukan lama, beribu putaran dan pelukan mesra. 　　Perlahan-lahan, setipis demi setipis, tahun bergulir terkumpul - ada lika-liku, putaran ulang, dan simpul yang saling bertaut. 　　Menganyam tali jerami, bukankah ini seperti menjalani kehidupan? 　　**, cahaya merah suram, kemudaan dan kelapukan berbaur di wajah Fang Yuan. 　　Waktu seolah berhenti di sini, diam-diam mengagumi remaja yang sedang memilin tali jerami. 　　Ding ling ling... 　　Setengah shichen kemudian, kelinci liar menyelinap cepat ke dalam Jalan, lonceng di lehernya berdenting, hanya dalam beberapa tarikan napas sudah menghilang dari pandangan Fang Yuan. 　　Tali jerami darurat di tangan Fang Yuan yang terikat pada kaki belakang kelinci, kini tertarik keluar dengan gesit oleh hewan itu. 　　Beberapa saat kemudian, tali jerami berhenti bergerak. 　　Tapi ini tidak berarti kelinci telah mencapai ujung Jalan, mungkin terbunuh dalam perangkap, atau hanya berhenti sebentar. 　　Fang Yuan mulai menarik talinya, tali perlahan mengencang, ia menyentak dengan keras. 　　Segera terasa tarikan dari ujung tali, lalu tali kembali tertarik keluar. 　　Jelas kelinci di sana, yang tiba-tiba ditarik, dalam kepanikan mulai berlari cepat ke dalam. 　　Setelah lima kali bolak-balik, sepertinya kelinci akhirnya mencapai ujung Jalan, meski Fang Yuan terus menarik, tali hanya kendur dan tegang bergantian. 　　Mungkin kelinci sampai di ujung Jalan, atau mungkin terperangkap dalam jebakan mekanis. 　　Memverifikasi jawabannya cukup sederhana. 　　Fang Yuan mulai menarik tali, kekuatan kelinci liar tak mungkin menandinginya, akhirnya ia menarik kelinci itu keluar dengan paksa menggunakan tali jerami. 　　“Kelinci liar di ujung tali jerami terus berjuang mati-matian, namun tali jerami ini terbuat dari Gu bunga kantong anggur dan Gu rumahan tas nasi. Meski sudah mati kering selama bertahun-tahun, masih tetap kokoh, tak bisa disamakan dengan jerami biasa.” 　　“Kelinci liar itu kembali melompat-lompat hidup di tangan Fang Yuan. Fang Yuan memeriksanya dengan teliti, memastikan tak ada luka di tubuhnya, barulah menghembuskan kekeruhan dari mulutnya.” 　　“Saat ini sepertinya, Jalan ini cukup aman.” 　　“Dengan hasil ini, kelinci liar sudah tak berguna lagi. Fang Yuan mencengkeramnya sampai mati, lalu melemparkan bangkainya sembarangan ke lantai kayu.” 　　“Tidak bisa melepas kelinci liar ini, binatang juga punya ingatan. Jangan-jangan ia kembali ke sini, seperti Cacing Arak yang bisa menarik orang luar, itu akan berbahaya.” 　　“Ia menarik napas dalam-dalam. Setelah beberapa kali uji coba, barulah dengan hati-hati melangkah masuk ke dalam Jalan.” 　　“Meski sudah menggunakan kelinci liar sebagai penjelajah jalan, banyak jebakan dan mekanisme yang khusus ditujukan untuk manusia. Hewan kecil seperti kelinci justru tidak bisa memicunya. Karena itu Fang Yuan tetap harus waspada.” 　　“Jalan ini lurus, melandai miring menuju dasar tanah. Semakin ke bawah, Jalan semakin luas.” 　　“Saat baru masuk Jalan, Fang Yuan harus membungkuk dan menunduk. Setelah lima puluh langkah, sudah bisa berdiri tegak. Seratus langkah kemudian, bisa mengayunkan lengan dengan leluasa.” 　　“Sebenarnya Jalan ini tidak panjang, hanya sekitar tiga ratus meter. Tapi Fang Yuan menghabiskan waktu satu shichen (2 jam) baru bisa mencapai ujung Jalan.” 　　Sepanjang jalan ini, ia selalu berhati-hati, melangkah sambil memeriksa satu per satu. Saat mencapai ujung, tubuhnya sudah basah oleh keringat. 　　"Tanpa serangga gu pendeteksi, benar-benar merepotkan." Fang Yuan mengusap keringat dingin di dahinya. Setelah memastikan keamanan, barulah dia tenang dan mulai mengamati ujung Jalan dengan cermat. 　　Begitu mengamati, dia pun terdiam kaku. 　　Di ujung Jalan, terhalang sebuah batu raksasa. Permukaannya licin dan melengkung ke arah Fang Yuan, menyerupai perut bulat Jia Fu. 　　Batu raksasa inilah yang menghalangi langkah Fang Yuan untuk melanjutkan perjalanan. 　　Selain batu ini, tak ada apapun di sekitar Fang Yuan. 　　"Mungkinkah karena kecelakaan, bagian tengah Jalan runtuh sehingga tersumbat?" Tatapan Fang Yuan tajam. Kemungkinan ini sangat besar. 　　Hua Jiu Xingzhe saat menjelang ajal terburu-buru membuat warisan kekuatan ini. Dengan menggunakan seribu li laba-laba serigala tanah, dia membuat Jalan di dalam gunung secara tergesa-gesa. Jalan ini menuju kedalaman gunung, membimbing penerusnya. 　　Namun setelah ratusan tahun, Jalan ini tak tahan terhadap erosi waktu. Pada suatu saat, bagian tertentu yang tak terawat akhirnya runtuh. 　　Hidup selalu dipenuhi berbagai kejutan tak terduga. 　　"Jika benar demikian, apakah aku harus berhenti di sini?" Dia mendekat dan meraba batu itu. Batu raksasa yang menghalanginya ini saja bagian yang terlihat sudah sebesar pintu. Bayangkan ketebalan seluruh bentuknya. 　　Fang Yuan bisa menggunakan Gu Cahaya Bulan untuk mengikis dinding batu, tapi untuk menghancurkan batu raksasa seperti ini, diperlukan kerja keras selama satu dua tahun. 　　"Sepertinya harus menggunakan alat, memanfaatkan beliung besi dan sekop besi untuk membelah batu raksasa. Tapi dengan cara ini, pasti akan meninggalkan banyak jejak. Suara pukulan juga akan terdengar ke luar." Memikirkan ini, alis Fang Yuan berkerut dalam-dalam. Ia sedang mempertimbangkan risiko dan keuntungannya. 　　Jika risikonya terlalu besar, ia lebih memilih untuk melepaskan warisan kekuatan ini. 　　Bagaimanapun, jika orang lain menemukan rahasia di sini, semua rencana dan kerja keras yang telah ia lakukan sebelumnya bukan hanya akan mengeluarkan biaya, tapi juga membahayakan nyawanya sendiri! 　　; BABEnam Puluh Dua: Memilih Gu Lagi di Ruang Gu 　　; 　　Mentari pagi perlahan terbit, menandai hari baru.... 　　Para murid telah berbaris rapi, wajah-wajah bersemangat berdiri di depan Ruang Gu sekolah. 　　Hari ini adalah hari baik untuk memilih serangga Gu kedua! 　　Fang Yuan sebagai yang pertama mencapai level menengah, memiliki hak prioritas memilih, sehingga berdiri di posisi terdepan barisan. 　　Di belakangnya, berturut-turut ada Gu Yue Mo Chen, Gu Yue Fang Zheng, dan Gu Yue Chi Cheng. 　　Kreek. 　　Pintu Ruang Gu dibuka oleh para penjaga, Fang Yuan yang pertama melangkah masuk. 　　Ruang Gu meski tidak besar, menyimpan banyak keunikan. Dinding-dindingnya dipenuhi lubang persegi kecil berbagai ukuran, berisi wadah-wadah beraneka rupa. 　　Ada baskom batu, piring giok, sangkar anyaman rumput, hingga pot keramik ungu yang dibakar. 　　Berbagai macam serangga gu, semuanya berperingkat satu, disimpan di dalam wadah-wadah ini. Ruang kelas menghabiskan ribuan Batu Yuan setiap hari untuk memberi makan serangga-serangga gu ini. 　　Fang Yuan mengarahkan tatapannya, menemukan banyak wadah yang sudah kosong, tanpa serangga gu di dalamnya. 　　Serangga gu di Ruang Gu hanya diisi ulang sekali setahun. Sebelumnya ketika memilih Gu Nasib, sebagian besar remaja memilih Gu Cahaya Bulan, sekarang tidak ada satupun Gu Cahaya Bulan tersisa di Ruang Gu. 　　Ruang Gu tidak memiliki jendela di sekelilingnya, hanya ada sebuah bukaan kecil di atap. 　　Sinar matahari menyusup melalui bukaan atap, membentuk bercak keemasan berbentuk persegi panjang di lantai kayu Ruang Gu. 　　Saat pertama kali masuk ke Ruang Gu, Fang Yuan punya target jelas, langsung memilih Gu Cahaya Bulan. Tapi sekarang, hanya ada beberapa pilihan di hatinya. 　　Namun untuk pilihan-pilihan ini, masih harus dilihat apakah ada stok di Ruang Gu. 　　Fang Yuan berjalan menyusuri tembok kiri, sambil menelusuri pandangannya dengan detail. 　　Setelah lima langkah, langkahnya berhenti sebentar. 　　Di sebuah kotak dekat bahunya, terdapat mangkuk tembaga yang berisi seekor serangga gu. 　　Serangga gu ini berbentuk mirip kepinding, pipih dan lebar dengan kepala kecil, tubuhnya oval. Seluruh tubuhnya berwarna kuning tembaga, memancarkan kilau logam seperti tembaga. 　　Ini adalah Gu Kulit Tembaga. Pilihan umum untuk Gu Master Pertarungan Jarak Dekat. Pelatih tinju dan tendangan di ruang kelas memelihara Gu ini, saat diaktifkan seluruh tubuh akan menguning dan pertahanan meningkat drastis. 　　Fang Yuan memiliki pandangan yang luas, tentu tak tertarik pada serangga gu seperti ini. Ia terus berjalan ke depan, lalu melihat sebuah Batu Pi Gu. 　　Batu Pi Gu dan Perunggu Pi Gu memiliki bentuk yang mirip, hanya tubuhnya berwarna abu-abu kusam, menyerupai kerajinan batu. 　　Setelah enam Batu Pi Gu berturut-turut, terpajang Besi Pi Gu. 　　Besi Pi Gu juga memiliki postur dan penampilan serupa dengan Perunggu Pi Gu, hanya berbeda pada detail kecil. Ia diam tak bergerak dalam mangkuk besi, memancarkan kilau dingin seperti logam hitam. 　　Dalam masyarakat manusia ada keluarga, di antara serangga gu pun terdapat keluarga. 　　Tiga jenis serangga gu yang dilihat Fang Yuan berturut-turut ini termasuk dalam satu seri. Penampilan dan fungsinya pun mirip. 　　"Besi Pi Gu, Perunggu Pi Gu, Batu Pi Gu, Giok Pi Gu... Jika ada Giok Pi Gu, kali ini aku mungkin akan memilihnya." Gumam Fang Yuan sambil hati kecilnya mulai berharap, melanjutkan langkahnya. 　　Tapi nasib berkata lain, setelah Besi Pi Gu berderetlah Kulit Binatang Pi Gu. 　　Giok Pi Gu dan Kulit Binatang Pi Gu masih satu seri dengan Perunggu Pi Gu dkk, namun nilai pasarnya berbeda jauh. Kulit Binatang Pi Gu paling biasa, harga pasarnya bahkan lebih rendah dari Batu Pi Gu, tapi memiliki banyak jalur evolusi dan bisa disatukan dengan berbagai serangga gu lain. 　　Giok Pi Gu adalah yang paling langka dalam seri ini. Harganya hanya kalah dari Cacing Arak, kadang fluktuasi harga bisa menyamai Cacing Arak. 　　Fang Yuan melihat sekilas, tidak menemukan Jade Skin Gu. Ia tidak kecewa, malah tersenyum lega: "Benteng Gu Yue hanyalah keluarga menengah, Ruang Gu di sekolah ini juga termasuk kelas menengah. Terlalu tinggi standar jika mengharapkan Jade Skin Gu di sini." 　　Setelah memeriksa dinding kiri, Fang Yuan beralih ke dinding lain sambil terus berjalan perlahan. 　　Di dinding ini, Gu Sapi Langit (Tian Niu Gu) mendominasi jumlahnya. 　　Sama seperti Kulit Gu, Gu Sapi Langit termasuk keluarga besar dalam golongan Gu Tingkat Satu. 　　Penampilan mereka serupa - berbentuk silinder panjang dengan punggung agak pipih. Mayoritas berwarna hitam mengilap seperti logam. Sepasang antenanya sangat panjang, melebihi tubuhnya. Rahang bawah yang kuat membuka dan menutup dengan suara "krak, krak", mirip gergaji kayu. Beberapa Gu Master di daerah lain menyebutnya "Pemotong Kayu". 　　Yang pertama menarik perhatian Fang Yuan adalah Gu Sapi Liar Berkekuatan (Manli Tian Niu Gu). 　　Seluruh tubuhnya berwarna besi merah, antenanya lebih tebal dari Gu Sapi biasa, dengan ruas-ruas seperti bambu di sepanjang antena. 　　Gu Sapi Liar ini sangat laris di pasar. Kafilah yang baru saja datang ke Benteng Gu Yue sebelumnya menjualnya dalam jumlah besar. 　　Manli Tian Niu Gu mampu memberikan kekuatan sementara yang luar biasa kepada Gu Master. Diklaim setara kekuatan satu sapi, bertahan selama lima tarikan napas. 　　Tapi ada dua kelemahannya. 　　Pertama, konsumsi Yuan Zhen yang besar. Untuk tingkat menengah satu putaran, dibutuhkan 10% Yuan Zhen. Jika dihitung ke tingkat awal, setiap penggunaan menghabiskan 20% Yuan Zhen. 　　"Yang satu lagi memiliki efek samping. Jika fisik Gu Master lemah, penggunaan Gu ini secara berlebihan dapat menyebabkan otot tertarik, bahkan urat putus. Biasanya hanya Gu Master berbadan kuat yang menggunakannya. Tubuh mungil seperti Fang Yuan tidak perlu diharapkan." 　　Fang Yuan juga menyadari keterbatasannya, melewati Gu Kumbang Tenaga Banting dan melanjutkan peninjauan. 　　"Hah? Gu ini cukup bagus." Langkahnya melambat. 　　Ini adalah Gu Kumbang Tiongkok Kuning. 　　Ukurannya sedikit lebih ramping dibanding Gu Kumbang Tenaga Banting, seluruh tubuh berwarna kuning kusam, sepasang antena panjang tanpa ruas-bambu, dari pangkal kuning berangsur menghitam di ujung. 　　Gu Kumbang Tenaga Banting memberi kekuatan dahsyat bersifat eksplosif kepada Gu Master selama lima tarikan napas. Sedangkan Gu Kumbang Tiongkok Kuning meningkatkan stamina, memperlambat konsumsi energi Gu Master hingga dapat bertahan seperempat jam. Tanpa efek samping. 　　Di antara Gu tingkat satu, harga pasaran Gu Kumbang Tiongkok Kuning cukup tinggi, setara dengan Gu Cahaya Bulan, di bawah Gu Kulit Giok, apalagi Cacing Arak. 　　Fang Yuan menyapu pandangannya, benar hanya ada satu Gu Kumbang Tiongkok Kuning di Ruang Gu ini. 　　"Gu-nya bagus, tapi tidak sesuai dengan arahku." Fang Yuan menggeleng, meninggalkan Gu ini. 　　Tak lama, ia sampai di sudut tembok. Dinding kedua telah ditinjaunya, tapi belum ada yang memuaskan. 　　Serangga Gu di Ruang Gu, hanya berada di tingkat ini. Harapan untuk menemukan harta karun atau kejutan tidak besar. 　　Fang Yuan beralih ke dinding ketiga, melanjutkan pemeriksaan. 　　Di dinding ini, Serangga Gu Babi paling banyak jumlahnya. 　　Serangga Gu Babi juga merupakan salah satu rangkaian serangga Gu. 　　Ada Serangga Gu Babi Bunga, Serangga Gu Babi Pink, Serangga Gu Babi Hitam, Serangga Gu Babi Putih. 　　Serangga Gu Babi Pink memiliki nilai terendah, hampir tidak ada Gu Master yang memilihnya. Kemampuannya hanya satu: menambah berat badan. Setelah Gu Master menginfuskan Yuan Zhen, serangga ini akan memodifikasi tubuh Gu Master hingga menjadi gemuk. Betapapun kurusnya, bisa berubah menjadi gemuk berlemak. 　　Serangga Gu Babi Pink di ruangan ini hanya ada dua atau tiga, sepertinya tidak layak dikoleksi atau dipelihara. 　　Serangga Gu Babi Bunga paling banyak, puluhan ekor berjejer. Serangga ini memiliki corak bunga di permukaan tubuhnya—hitam-putih, hitam-pink, putih-pink, bahkan beberapa memiliki tiga warna: hitam, putih, dan pink. 　　Fungsi Serangga Gu Babi Bunga mirip dengan Serangga Gu Kumbang Kekuatan Liar, sama-sama meningkatkan kekuatan Gu Master sementara. 　　Serangga Gu Kumbang Kekuatan Liar terkenal dengan "kekuatan satu sapi", sedangkan Serangga Gu Babi Bunga memberikan "kekuatan satu babi". Konsumsi Yuan Zhen-nya sama, tapi efek Serangga Gu Babi Bunga bertahan selama sepuluh tarikan napas—dua kali lebih lama dari Serangga Gu Kumbang. 　　Selain itu, karena kekuatan yang dihasilkan lebih kecil, efek sampingnya secara alami tidak separah Serangga Gu Kumbang Kekuatan Liar. 　　“Hua Shi Gu adalah serangga gu yang paling umum dipasaran, harganya juga terjual paling banyak. Harga pasaran hanya setengah dari Man Li Tian Niu Gu, bisa dibilang murah dan berkualitas. Tapi di keluarga Shi Gu, dua serangga gu sisanya bernilai sangat tinggi, bahkan lebih mahal dari Yu Pi Gu dan Cacing Arak!” Sorot pemikiran terpancar di mata Fang Yuan. 　　Seekor Hei Shi Gu atau Bai Shi Gu dijual dengan harga mencapai 600 Batu Yuan di pasaran. Seringkali begitu muncul, langsung dibeli orang dengan cepat. 　　Kemampuan Hei Shi Gu dan Bai Shi Gu adalah mengubah tubuh Gu Master, meningkatkan kekuatan fisik mereka secara fundamental. 　　Walaupun Man Li Tian Niu Gu bisa memberikan kekuatan seekor banteng pada Gu Master, efeknya hanya bertahan lima tarikan napas. Jika digunakan berlebihan, kekuatan yang terlalu besar justru tidak bisa ditahan tubuh Gu Master dan menimbulkan efek samping parah. 　　Kekuatan tambahan dari Hei/Bai Shi Gu pada Gu Master meskipun bertambah sedikit demi sedikit melalui akumulasi harian, namun begitu dimiliki akan menjadi milik pribadi Gu Master. Bahkan jika Hei/Bai Shi Gu mati, kekuatan ini tetap melekat pada tubuh Gu Master. 　　Karena alasan inilah harga Hei Shi Gu dan Bai Shi Gu melampaui Cacing Arak. 　　Umumnya masyarakat beranggapan nilai Cacing Arak masih sedikit lebih rendah dibanding Hei/Bai Shi Gu. 　　“Cacing Arak hanya bisa memurnikan Yuan Zhen. Dalam pertempuran sengit, energi Zhen Yuan seorang Gu Master sangat mudah habis. Sisa pertempuran, Gu Master harus mengandalkan tinju dan kekuatan fisiknya sendiri. Inilah nilai yang ditunjukkan oleh Gu Babi Hitam dan Putih, bahkan lebih andal daripada Cacing Arak.” 　　“Kalau bisa menyatukan Gu Babi Hitam atau Putih, pasti bagus.” Fang Yuan hanya membayangkan saja, di Ruang Gu ini bahkan Gu Sapi Kuning Langit saja hanya ada satu, mana mungkin ada Gu langka seperti Babi Hitam/Putih? 　　Ia berkeliling, melihat semua serangga gu, dan benar-benar tidak menemukan Gu ideal yang diharapkannya. 　　Akhirnya, di sudut tembok, ia mengambil seekor Gu Cahaya Kecil. 　　Gu Cahaya Kecil di Ruang Gu total ada lima ekor. 　　Gu ini bentuknya sangat unik, seperti bintang segi lima, ukurannya hanya separuh kuku jari. 　　Gu ini terutama digunakan bersama Gu Cahaya Bulan, sebagai Gu pendukung paling umum. Pemilihan Fang Yuan ini bisa dibilang biasa saja, setidaknya sesuai dengan arah pengembangan yang ia rencanakan. 　　“Fang Yuan keluar.” 　　“Lama sekali, akhirnya keluar juga.” 　　“Entah Gu apa yang dia pilih?” 　　“Dia sudah punya Cacing Arak, ini sudah Gu ketiganya. Takut nggak sanggup memelihara, hehe.” 　　Fang Yuan dengan santai keluar dari Ruang Gu. Para murid yang sudah lama menunggu di luar terlihat gelisah. 　　“Giliranku! Entah apakah Fang Yuan memilih serangga gu itu?” Gu Yue Mo Chen melihat Fang Yuan keluar, segera melangkah besar masuk ke Ruang Gu. 　　Ia memeriksa sebentar, langsung menemukan satu-satunya serangga Kumbang Onta Kuning, tak bisa menahan senyum gembira dan segera mengambilnya. 　　Tak lama kemudian, Fang Zheng juga masuk ke dalam. 　　“Aku sudah memiliki Gu Cahaya Bulan untuk menyerang, yang kurang adalah serangga gu bertahan.” Gu Yue Fang Zheng berpikir lama, akhirnya memilih Gu Kulit Tembaga. 　　Gu Yue Chi Cheng yang keempat memasuki Ruang Gu. 　　“Aku butuh kemampuan menghindar, dalam pertempuran nanti aku bisa memukul musuh tapi mereka tidak bisa menyentuhku. Dengan begitu, aku tak terkalahkan.” Ia memilih-milih akhirnya mengambil Gu Jangkrik Naga Gunung. 　　; BAB63: Hadiah Kulit Giok di Bawah Bulan, Bunga Tanah Menyembunyikan Babi Putih 　　; 　　Matahari terbenam bulan terbit, malam tiba.. 　　Ini adalah sebuah halaman tersembunyi di Benteng Gu Yue. 　　Sebatang pohon locust tinggi menjulang, dedaunan rimbun, kanopi lebarnya bagai payung giok menaungi seluruh pekarangan. 　　Cahaya bulan lembut bagai air, menembus dedaunan pohon locust, menyinari halaman. 　　Angin berhembus, daun-daun berdesir, bayangan pohon bergoyang lembut. 　　Di bawah bayangan itu, berdiri dua orang. 　　Kepala suku Gu Yue Bo menatap Fang Zheng dengan tatapan lembut: “Fang Zheng, hari ini kau memilih gu kedua, apa itu?” 　　"Lapor Kepala Suku, hari ini aku memilih Gu Kulit Perunggu." Gu Yue Fang Zheng berdiri tegak dengan ekspresi penuh hormat menjawab. 　　Gu Yue Bo mengangguk, merenung sejenak lalu berkata: "Bagus, pilihan yang tepat." 　　Gu Yue Fang Zheng berdiri di hadapan Gu Yue Bo, tubuh kekarnya menegang karena gugup. Mendengar pujian tersebut, ia bingung harus merespon bagaimana, akhirnya hanya tersipu: "Yang Mulia Kepala Suku, aku juga asal pilih saja." 　　"Kau kira aku sembarangan memujimu? Bukan begitu." Gu Yue Bo menatap Fang Zheng, senyum tipis mengembang di mulutnya. "Tahukah kau, dari pemilihan seekor Gu saja, seringkali bisa terlihat watak sesorang." 　　"Kau memilih Gu Kulit Perunggu yang berguna untuk pertahanan. Dipadukan dengan Gu Cahaya Bulan, maka terbentuklah kombinasi serang-dan-lindungi. Ini menunjukkan watakmu yang jujur dan teguh. Segala urusan di dunia ini, antara serangan dan pertahanan adalah seperti prinsip yin-yang, lunak-kaku - inilah Jalan Raja." 　　"Sedangkan Gueh Mobei memilih Gu Kumbang Onta Kuning yang meningkatkan stamina untuk pertarungan berkepanjangan. Ini mencerminkan karakter pantang menyerahnya." 　　"Adapun Gu Yue Chi Cheng memilih Gu Jangkrik Naga Gunung yang meningkatkan kemampuan menghindar. Ini menunjukkan sifatnya yang tidak suka konfrontasi langsung, licik dan oportunis, namun juga mengungkap sisi pengecut dalam karakternya." 　　Gu Yue Fang Zheng terpana mendengar penjelasan itu. Tak pernah terbayang olehnya, dari hal sederhana bisa dianalisis sedalam ini. 　　Tanpa sadar, tatapannya pada Gu Yue Bo semakin dipenuhi rasa kagum. 　　“Kepala Suku, lalu Gu apa yang dipilih kakakku?” Fang Zheng tiba-tiba teringat Fang Yuan, segera bertanya. 　　Gu Yue Bo tersenyum: "Kakakmu memilih Gu Cahaya Kecil. Dengan Gu ini membantu Gu Cahaya Bulan, serangan bulan sabit akan semakin kuat. Ini menunjukkan sifatnya yang radikal, penuh agresivitas, dan mudah melakukan tindakan ekstrem." 　　“Benar, kakak memang seperti itu.” gumam Fang Zheng pelan. 　　Gu Yue Bo memperhatikan ekspresi Fang Zheng, merekamnya dalam hati. 　　Seseorang yang menduduki posisi tinggi pasti memiliki kelebihan. Meski masa interaksi tatap muka antara Gu Yue Bo dan Fang Zheng tidak lama, tatapannya yang tajam dan berpengalaman telah memahami Fang Zheng sepenuhnya. 　　Niatnya memberitahu Fang Zheng tentang pilihan Mo Bei dan Chi Cheng memiliki makna mendalam. 　　Tujuannya adalah membantu Fang Zheng menganalisis kedua rival ini, berharap Fang Zheng bisa mengalahkan mereka dan membangun kepemimpinan melalui bakat Kelas A-nya. 　　Namun Gu Yue Bo tidak akan mengatakannya terang-terangan atau menyuruh Fang Zheng bertindak langsung. 　　Sebagai kepala suku, setiap perkataan dan tindakannya mengandung muatan politis. Jika terang-terangan menyuruh Fang Zheng melawan Chi Cheng dan Mo Bei, hal ini bisa disalahartikan sebagai agenda politik kepala suku. Dampaknya akan besar, berpotensi memicu perpecahan keluarga bahkan membahayakan seluruh benteng. 　　Selain itu, Gu Yue Bo juga berharap Fang Zheng bisa memahami maksudnya secara mandiri. Waktu dan tenaga yang dihabiskannya untuk melatih Fang Zheng secara langsung bukan untuk menciptakan tukang pukul level empat atau lima. Tukang pukul tanpa kebijaksanaan politik ibarat pedang bermata dua. Yang ingin dia bentuk adalah pemimpin masa depan keluarga! 　　“Aku menganalisis sifat Mo Bei dan Chi Cheng untuk Fang Zheng, tapi ia sama sekali tak menyadari makna mendalam di baliknya. Malah bertanya tentang situasi Gu Yue Fang Yuan. Tampaknya Fang Yuan meninggalkan bayangan yang cukup dalam padanya, namun ia sedang dalam fase pemberontakan masa muda, ingin mengalahkan Fang Yuan. Bisa dimaklumi. Ah, andai Fang Zheng memiliki kebijaksanaan Fang Yuan. Bertahun-tahun ini aku melihat banyak pemuda, tapi dalam hal kecerdasan politik, Fang Yuan jelas nomor satu. Sayang, ia hanya punya Bakat Kelas C.” 　　Gu Yue Bo menghela napas dalam hati, senyum di wajahnya justru semakin lembut. 　　Ia mengeluarkan seekor serangga gu dari dalam bajunya. 　　“Ini—Jade Skin Gu?” Mata Fang Zheng berbinar saat melihat serangga gu itu, berseru pelan. 　　Gu Yue Bo berkata: “Dibandingkan Bronze Skin Gu, Jade Skin Gu ini lebih unggul. Tidak hanya konsumsi Yuan Zhen lebih sedikit, pertahanannya juga lebih kuat. Fang Zheng, kau ingin?” 　　“Kepala Suku!” Fang Zheng terkejut. Ia menatap Gu Yue Bo dengan gagap, “A-aku tentu ingin.” 　　“Bisa kuberikan padamu.” Senyum Gu Yue Bo semakin manis, “Tapi sebagai kepala suku, aku harus adil. Tak bisa memberikannya gratis. Jadi, ada syaratnya.” 　　Fang Zheng mengangguk cepat, matanya membelalak: “Syarat apa?” 　　Ekspresi Gu Yue Bo berubah serius: “Kau harus jadi yang pertama mencapai Putaran Kedua dari tingkat satu, menjadi yang terkuat dalam cultivation! Jade Skin Gu ini adalah hadiah di muka.” 　　"Ah, naik ke Putaran Kedua?" Gu Yue Fang Zheng tak bisa menyembunyikan keraguannya. Ia baru saja mencapai tingkat menengah satu putaran. Setelah menengah ada tingkat tinggi, lalu puncak. 　　Hasilnya, Gu Yue Bo kini menuntutnya menjadi juara pertama Putaran Kedua angkatan ini. 　　"Kenapa, kau takut? Kalau begitu Gu ini akan kuberikan ke orang lain." Gu Yue Bo berpura-pura mengambil kembali Giok Pi Gu. 　　Terprovokasi oleh ucapan ini, Gu Yue Fang Zheng langsung terbakar emosinya, berteriak: "Tidak, aku setuju! Aku akan mengalahkan semua orang, menjadi yang terbaik di Putaran Kedua!" 　　"Nah, begitu baru benar." Gu Yue Bo kembali menunjukkan senyum lembutnya, meletakkan Giok Pi Gu di tangan Fang Zheng. 　　Dalam hati ia bergumam: "Fang Zheng, aku tahu kau punya rasa inferior. Perasaan itu sangat merugikan pertumbuhanmu. Cara terbaik menghilangkannya adalah dengan kesuksesan. Dengan bakat Kelas A-mu, cultivation naik ke Putaran Kedua adalah pencapaian termudah bagimu. Kau harus berusaha keras. Jika gagal dalam hal ini, sungguh akan membuatku kecewa." 　　Sementara itu, Fang Yuan kembali memasuki celah batu**, menerobos hingga ujung Jalan. 　　Kali ini ia tidak membawa peralatan seperti sekop, cangkul, atau palu, melainkan mengamati sekeliling dengan cermat. 　　Semalam ia gagal di sini. Saat pulang ke benteng, sudah terasa ada yang aneh. 　　Kini di asrama, setelah menggunakan Cungcu Chan untuk menyatukan Xiao Guang Gu, tiba-tiba ia mendapat pencerahan, memahami keanehan yang ada. 　　“Batu raksasa penghalang ini terlalu bulat dan licin, jelas hasil buatan manusia. Artinya, ini adalah batu penghalang yang sengaja dipasang oleh Hua Jiu Xingzhe. Mengapa dia memasang rintangan seperti ini di sini?” Ekspresi Fang Yuan menunjukkan ia sedang berpikir. 　　Ia kembali mengamati sekeliling. 　　Lantai kayu di Jalan terlihat rata, langit-langit berbentuk kubah, dinding di kedua sisi merupakan tanah merah pekat yang memancarkan cahaya redup. 　　"Hmm?" Tatapannya kembali menyapu lantai, kali ini ia menemukan sesuatu yang mencurigakan. 　　Area lantai yang bersebelahan dengan batu penghalang memiliki warna yang sedikit lebih gelap. Perbedaan warna ini sangat halus, sulit terlihat di bawah pencahayaan redup tanpa pengamatan seksama. 　　Fang Yuan menundukkan tubuh dan meraba area tersebut, segera merasakan kelembaban. 　　Pantas warnanya lebih gelap, ternyata ada air yang menempel. 　　Tapi Jalan ini kering, dari mana asal airnya? 　　Fang Yuan menggosok-gosok tanah lembab ini dengan ujung jarinya. Ia menyadari tekstur tanah di area ini sangat gembur dan lunak, berbeda dengan tanah merah kering yang biasanya lengket. 　　Sorot mata Fang Yuan berkilat, pengalaman dan nalurinya memberitahu bahwa kemungkinan besar "kunci" Hua Jiu Xingzhe terkubur di sini. 　　"Kunci" inilah yang menjadi kritis, memungkinkan Fang Yuan untuk melanjutkan perjalanan. 　　Fang Yuan mulai menggali tanah. Karena teksturnya yang gembur, pekerjaan ini tidak membutuhkan tenaga besar. 　　Saat menggali sedalam sejengkal di bawah tanah, aroma mistis yang unik mulai menyelinap ke lubang hidung Fang Yuan, nyaris tak tercium. 　　"Wangiannya kaya dan mewah, tapi tidak norak, sungguh elegan dan berkelas. Mungkinkah ini..." Hati Fang Yuan berdesir, sebuah kemungkinan terlintas. Tangannya segera bergerak lebih gesit. 　　Sekonyong-konyong, kilau keemasan temaram menyembul dari balik tanah yang terus digali. 　　"Benar ini dia!" Mata Fang Yuan berbinar. Gerakannya kini lebih hati-hati, pelan-pelan membersihkan tanah di sekelilingnya, memperlebar lubang galian. 　　Beberapa saat kemudian, kuncup bunga berwarna emas temaram yang terkubur di dalam tanah terpampang di hadapannya. 　　Bunga ini tertanam sedalam dua jengkal, ukurannya sebesar batu gilingan biasa. Permukaan kuncupnya halus bagai sutra, warna emas suramnya memancarkan aura misterius nan anggun. 　　"Benar ini Gu Bunga Terkubur!" Fang Yuan menghela panjang, mengeluarkan kekeruhan dari dalam dada. 　　Ia tak buru-buru membuka kelopak bunga. Setelah duduk sejenak membersihkan tanah dari tangan, barulah ia dengan lembut menyibak kelopak emas besar itu. 　　Gu Bunga Terkubur bagai perpaduan teratai dan kubis. Kelopaknya berlapis-lapis menempel rapat, tebal dan licin. Saat Fang Yuan mengangkat kelopak demi kelopak, rasanya seperti menggulung lembaran sutra. 　　Dan kelopak bunga besar berwarna keemasan gelap ini, begitu terlepas dari tubuh induknya, langsung menghilang dengan cepat. Seperti kepingan salju yang meleleh di udara. 　　Setelah Fang Yuan membuka lima puluh hingga enam puluh kelopak terluar, volume kuncup bunga berkurang lebih dari setengah, memperlihatkan inti bunga di dalamnya. 　　Kelopak di bagian inti bunga berukuran lebih kecil, ketebalannya semakin tipis, dan teksturnya semakin lembut serta halus. Tidak seperti sutera, lebih menyerupai selembar kertas tipis. 　　Gerakan Fang Yuan semakin pelan, seringkali baru berhasil membuka satu kelopak setelah beberapa kali bernapas. 　　Kelopak semakin transparan. Beberapa saat kemudian, setelah membuka kelopak setipis kertas Xuan, Fang Yuan menghentikan gerakannya. 　　Saat ini, Gu Bunga Dizang hanya menyisakan lapisan kelopak tertipis di bagian paling tengah. 　　Kelopak-kelopak ini saling bertumpuk, membungkus bentuk bulat seukuran kepalan tangan. 　　Kelopak semi-transparan, tipis seperti kertas Xuan. Di dalam kelopak terisi cairan keemasan. Di tengah cairan emas ini, seekor serangga gu sedang tertidur lelap. 　　Fang Yuan mencermati dengan seksama, namun hanya bisa melihat bayangan samar serangga gu tersebut, tak dapat mengenali jenis gu apa ini sebenarnya. 　　Saat jarak semakin dekat, napasnya menyentuh inti bunga. Bola inti bunga langsung bergetar gemetar, cairan emas di dalam bungkusan kelopak pun bergoyang pelan. 　　"Serangga Gu akan mati kelaparan tanpa makanan, hanya sedikit serangga Gu yang mampu menyegel diri sendiri. Untuk merawat serangga Gu, para Gu Master telah menciptakan berbagai metode." 　　Dizang Hua Gu adalah salah satunya. 　　Dizang Hua Gu termasuk serangga Gu sekali pakai. Begitu ditanam di tanah, ia tak bisa dipindahkan lagi. 　　Sumber makanannya sangat sederhana, yaitu energi bumi. Cukup ditanam di bawah permukaan tanah dengan energi bumi melimpah, ia bisa bertahan hidup. 　　Fungsinya hanya satu: membungkus serangga Gu lain di dalam inti bunga, merendamnya dalam cairan bunga keemasan. 　　Cairan emas ini mampu meniru kondisi penyegelan secara terbatas, membuat serangga Gu yang terendam masuk ke kondisi tidur panjang. 　　"Hua Jiu Xingzhe menanam Dizang Hua Gu di sini. Serangga Gu dalam inti bunga ini pastilah warisan untuk penerusnya." Fang Yuan mengulurkan jari-jarinya, mencengkeram sisa kelopak bunga dengan lembut, lalu membuka celah kecil dengan hati-hati. 　　Cairan emas mengalir di sepanjang jarinya seperti sensasi minyak kedelai. 　　Seiring habisnya cairan emas, inti bunga perlahan mengempis. Dengan gerakan memutar jari, Fang Yuan membuka kelopak bunga yang sangat lembut itu dan mengeluarkan serangga Gu yang tertidur. 　　Ini adalah seekor kumbang koksi yang sangat menggemaskan. 　　Ukurannya hanya sebesar kuku ibu jari. 　　Seluruh tubuhnya berwarna putih susu, jika dilihat dari atas berbentuk lingkaran sempurna. 　　Kepalanya hanya menempati bagian kecil lingkaran, sisanya adalah perut gemuk dan cangkang mengkilapnya. 　　Enam kaki kecilnya yang ramping, juga berwarna putih susu, tersembunyi di bawah perut. 　　"Bai Shi Gu!" Kilatan kegembiraan di mata Fang Yuan segera menghilang. 　　(ps: Dukungan kalian sangat luar biasa, aku tidak boleh main-main. Juara pertama Sanjiang, lima bab selesai, tepati janji, biarkan jalan gelap bangkit!) 　　; BABKeenam Puluh Empat: Urusan Gelap Mudah Dikerjakan, Urusan Terang Sulit Diselesaikan 　　; 　　Beberapa hari ini, suhu semakin panas. ..Unduh buku elektronik gratis 　　Tengah hari, matahari menyengat, dengan bebas menuangkan semangatnya. 　　Kafilah telah pergi, bisnis di penginapan pun sepi kembali. 　　Fang Yuan melangkah ke ruang makan, langsung menarik perhatian para pelayan. 　　Seorang yang wajahnya familiar segera bergegas lari mendekat, wajahnya dipenuhi senyum menjilat: "Wah, Tuan, Anda datang! Silakan duduk di dalam." 　　"Bawakan aku satu gentong anggur, potong satu kati daging sapi, dan beberapa hidangan kecil." Fang Yuan memasuki ruang makan, menuju tempat duduk dekat jendela yang biasa didudukinya. 　　Wajah pelayan menunjukkan kesulitan: "Tuan, maaf, saat kafilah datang sebelumnya, tuan pemilik sudah menjual habis anggur Qing Zhu. Sekarang kita sudah tidak punya stok." 　　Fang Yuan mengangguk, tidak terlalu terkejut: "Kalau begitu bawakan arak beras. Sampaikan ke tuan pemilik, tahun ini perbanyak produksi anggur Qing Zhu, aku ingin memesan ratusan gentong. Untuk uang muka yang dibutuhkan, hitung dulu lalu beritahu aku." 　　Kini Cacing Arak sudah terbongkar, tapi tidak mencurigakan. Tak perlu lagi khawatir membeli arak. 　　"Siap, pesan Tuan pasti kami sampaikan! Tuan tak perlu cemas sedikit pun." Pelayan menepuk dada, nada bicaranya meyakinkan. 　　Tak lama, hidangan dan arak pun dihidangkan. 　　Fang Yuan menyantap makanannya sambil memandang keluar jendela. 　　Cuaca panas terik ditambah jam makan siang membuat jalanan sepi pejalan kaki. 　　Sinar matahari menyinari tanah dan bangunan bambu yang disangga tiang berwarna hijau lebat. 　　Beberapa petani biasa bertelanjang kaki dengan lumpur menempel, ada yang menggendong sekop, ada yang membawa pikulan. Jelas baru selesai bekerja di sawah, kini bergegas pulang. 　　Dua bocah berlarian. Yang di depan mengacung-acungkan kincir angin bambu, kaki kecilnya melesat cepat. Yang belakang mengejar sambil menangis, sepertinya kincirnya direbut si bocah nakal. 　　Tiba-tiba dua pemuda Gu Master berikat pinggang hijau berjalan cepat dengan wajah sigap. 　　"Minggir! Jangan halangi jalan!" Sorak seorang Gu Master sambil mendorong dengan kasar petani di depannya. 　　Para petani buru-buru minggir. 　　"Hmph." Kedua pemuda Gu Master itu berlalu dengan wajah dingin dan angkuh. 　　Fang Yuan menyaksikan, pandangannya sedikit kosong. Sebagian perhatiannya telah beralih ke rongga kosong. 　　Di dalam rongga kosong, membran air mengalir sunyi. Gelombang Yuan Perunggu di permukaan laut energi terus bergulung-gulung. 　　Cacing Arak mengambang dan tenggelam di Yuanhai, terkadang berguling-guling dengan nyaman, terkadang membentuk bulatan sempurna.m) 　　Gu Cungcu Chan tertidur pulas, menyembunyikan wujudnya. 　　Bai Shi Gu yang bertubuh gempal mengepakkan sayap di udara, berputar-putar. 　　Bai Shi Gu dan Hei Shi Gu sama-sama termasyhur sebagai serangga gu langka tingkat satu. Harga pasarnya bahkan lebih tinggi dari Cacing Arak. 　　Meski fungsi dan bentuknya mirip, jalur peningkatan mereka berbeda. 　　Hei Shi Gu dan Gu Helai Rambut Hitam disatukan menjadi Hei Zong Gu Putaran Kedua, lalu naik tingkat menjadi Gang Zong Gu tingkat tiga. 　　Sedangkan Bai Shi Gu, jalur terbaiknya adalah menyatu dengan Yu Pi Gu menjadi Bai Yu Gu Putaran Kedua, lalu berkembang menjadi Tian Peng Gu tingkat tiga. 　　Gang Zong Gu membuat rambut Gu Master sekeras jarum baja, serang sekaligus pertahanan. Tian Peng Gu mengeraskan kulit seluruh tubuh seperti giok putih sekaligus mengurangi efek serangan semacam Moon Blade. 　　Di dalam hati Fang Yuan dipenuhi rasa sukacita yang samar. 　　Memperoleh Bai Shi Gu hanya satu aspek, yang benar-benar membahagiakannya adalah warisan kekuatan Hua Jiu Xingzhe. 　　"Bai Shi Gu meningkatkan tenaga, Hua Jiu Xingzhe juga memasang batu raksasa penghalang. Rupanya aku harus menyatukan Bai Shi Gu ini, setelah punya tenaga mendorong batu itu untuk melanjutkan perjalanan. Ini pasti ujian pertama." 　　"Dengan memahami maksud di balik rintangan yang disusun Hua Jiu Xingzhe, bisa disimpulkan bahwa dalam warisan selanjutnya pasti ada rintangan kedua dan ketiga. Yang terpenting, bisa dipastikan bahwa warisan kekuatan yang ia siapkan ini bukanlah jebakan berbahaya, melainkan tulus." 　　"Dengan memanfaatkan warisan ini, aku bisa mencapai tingkat tiga lebih cepat, meninggalkan Gunung Qingmao, menjelajah dunia luar, dan merebut inisiatif!" 　　Apa yang paling dibutuhkan dalam kultivasi Gu Master? 　　Jawabannya hanya dua kata - sumber daya. 　　Fang Yuan membutuhkan sumber daya untuk berkultivasi. Tapi sumber daya keluarga terbatas, untuk mendapatkannya harus diperebutkan. 　　Tak hanya harus bersaing, tapi juga harus menang dalam persaingan. 　　Bagi dia, semakin banyak persaingan dan kemenangan, semakin banyak kelemahan yang terbuka, semakin menimbulkan kewaspadaan orang. 　　Kewaspadaan yang terakumulasi akan berubah menjadi tekanan, menghalangi langkah majunya. 　　Mengapa para sesepuh tidak menghukum Fang Yuan yang membunuh budak keluarga? Merampas semua teman seumuran? Menentang keluarga dan menolak sistem? Mengapa kepala suku memilih toleransi? 　　Semua karena kelemahannya, bakat Kelas C-nya. 　　Mereka yang kuat merasa tidak pantas menindas yang lemah. Dalam sistem keluarga, berhitung detail dengan Fang Yuan yang lemah tak hanya memalukan, tapi juga membuat orang terlihat kejam dan merusak jaringan sosial. 　　Kelemahan menjadi payung perlindungan Fang Yuan saat ini. 　　Namun seiring dengan terus-menerus merebut sumber daya, Fang Yuan akan tampil semakin kuat. Hal ini akan menarik perhatian banyak orang, menimbulkan kekhawatiran, sehingga mereka akan berusaha menariknya ke pihak mereka. Apapun faksi yang dipilih Fang Yuan, ia akan menghadapi tekanan dan pengendalian dari faksi saingannya. 　　Pengendalian dan tekanan ini akan memperlambat kecepatan pertumbuhannya. 　　Fang Yuan sangat memahami situasinya saat ini. Posisinya sangat unik - tampak seperti telah membuat semua orang marah, namun sebenarnya tidak ada yang benar-benar ia sakiti. 　　Namun seiring waktu dan peningkatan cultivation, kontradiksi ini akan muncul dan memanas. 　　Fang Yuan tahu kontradiksi ini pasti akan memanas, tetapi semakin lama memanas, semakin menguntungkan bagi pertumbuhannya. 　　Karena itu, warisan kekuatan Hua Jiu Xingzhe ini muncul pada waktu yang sangat tepat! 　　Dengan warisan kekuatan ini, ia memiliki sumber daya tersembunyi. Memanfaatkan sumber daya ini, ia bisa berada di luar sistem, mengambil jalur independen, berkultivasi dengan tenang, dan mengumpulkan kekuatan secara diam-diam. 　　Begitu masuk sistem, harus memilih faksi. Sekalipun tidak ingin terlibat, pasti akan terseret dalam politik dan persaingan antar faksi. 　　Orang yang masuk sistem adalah bidak catur. Pertama harus menjadi bidak yang kompeten, baru orang lain akan mempercayaimu. Hanya dengan kepercayaan itu, ada kesempatan untuk naik, tapi saat naik harus waspada jangan sampai dijadikan bidak catur yang terbuang. 　　Fang Yuan terlalu memahami proses ini. Sekalipun memiliki ribuan kebijaksanaan, takkan mampu melawan struktur seperti ini. Inilah aturan yang berlaku! 　　Yang paling krusial, ia hanya memiliki bakat Kelas C. Bagi keluarga, ** sama sekali tidak ada nilai investasi padanya. Sangat mungkin ia akan dijadikan bidak catur yang terbuang. 　　Jadi, jalur perkembangan terbaik adalah berkembang sendiri. Dengan cara ini, sebagian besar persaingan bisa dihindari. Di mata manajemen benteng, citra yang dibangun dengan hati-hati sebelumnya juga dapat dipertahankan. 　　"Urusan di dunia ini, yang gelap lebih mudah dilakukan daripada yang terang. Dengan menggunakan warisan kekuatan Hua Jiu Xingzhe, aku bisa diam-diam berkultivasi, mengumpulkan kekuatan, tanpa menarik perhatian atau tekanan. Tapi perampokan dan pemerasan harus terus dilakukan. Jika tiba-tiba berhenti, akan menimbulkan kecurigaan. Selain itu, aku tetap membutuhkan Batu Yuan." Fang Yuan merenungkan rencana masa depannya. 　　Ia benar-benar membutuhkan Batu Yuan. 　　Rekan sebayanya mulai menyatukan dan memberi makan serangga gu kedua. Sedangkan dia telah menyatukan Gu Cahaya Kecil dan mendapatkan Gu Babi Putih. Total ada empat serangga gu! 　　Dulu, memberi makan Gu Cahaya Bulan dan Cacing Arak menghabiskan hampir satu Batu Yuan per hari. Sekarang, dengan semua gu yang dimilikinya, konsumsi Batu Yuan harian melebihi dua keping! 　　Ditambah biaya kultivasi dan kebutuhan hidup, pengeluaran harian minimal lima Batu Yuan! 　　Lima Batu Yuan cukup untuk biaya hidup keluarga tiga orang selama lima bulan. 　　Meski memiliki ratusan Batu Yuan di tangan, pengeluaran jangka panjang seperti ini takkan tertahankan. 　　Yang lebih krusial, semakin tinggi tingkat Gu Master, semakin besar pengeluarannya. Terutama setelah naik ke Putaran Kedua - setiap penyatuan gu membutuhkan biaya fantastis. 　　Memikirkan ini, hati Fang Yuan dipenuhi kecemasan. 　　Batu Yuan menjadi masalah besar. Mengandalkan pemerasan terhadap teman sekelas dan tabungan yang ada hanya menunda ledakan masalah ini. 　　Selain itu, ia masih memiliki masalah lain yaitu perawatan Gu Babi Putih. 　　Makanan Gu Babi Putih adalah daging babi. 　　Karakter "" memiliki arti babi. Seluruh seri Gu Babi menggunakan daging babi sebagai makanan. 　　Gu Babi Hitam-Putih memiliki nafsu makan yang rakus, setiap lima hari sekali harus memakan daging satu ekor babi dewasa utuh. 　　Harga daging babi di dunia ini tidak murah. Orang biasa hanya menyembelih seekor babi saat tahun baru untuk menikmati sedikit makanan berlemak. Tanpa teknologi peternakan skala besar seperti di Bumi, harga daging babi dan sapi tidak terjangkau rakyat jelata. Ditambah lagi, topografi Gunung Qingmao yang curam dan area pemukiman sempit, berapa banyak ruang yang tersedia untuk peternakan? 　　Mengandalkan gunung dan sungai, daging babi yang kadang dikonsumsi penduduk pegunungan umumnya berasal dari babi hutan hasil buruan. 　　"Sepertinya mulai sekarang aku harus berburu sendiri dan menyembelih babi untuk mengambil dagingnya," kilau cahaya terpantul di mata Fang Yuan. 　　Mengandalkan pembelian daging babi di perkampungan, pertama menghabiskan Batu Yuan, kedua akan menarik tatapan curiga. Meski kau pencinta daging babi, mana mungkin makan sesering dan sebanyak ini? 　　Dengan berburu sendiri, selain menyelesaikan masalah ini, juga bisa lebih mengurangi tekanan ekonomi. 　　"Pelayan, hitung tagihan!" Setelah memutuskan, Fang Yuan segera membayar dan keluar dari penginapan. 　　Beberapa hari ini ruang kelas sudah libur, tujuannya agar para murid bisa menyatukan serangga gu kedua dengan baik. Fang Yuan memutuskan, dia akan memanfaatkan waktu ini untuk keluar benteng, mempelajari situasi, lalu membunuh babi dan mengambil daging. BAB65: Masih belum cepat Pergi? 　　; 　　Hutan lebat membentang, Fang Yuan berjalan dengan hati-hati. .. 　　Sinar matahari menembus pepohonan tinggi, menerangi dengan pola bayangan dedaunan yang terpecah-pecah. 　　Di samping kaki, rumput hijau subur dan bunga liar bermekaran. 　　Di telinga terdengar kicau burung, atau gemericik air yang mengalir. 　　Semakin jauh dari perkampungan, semakin berbahaya lingkungan sekitarnya. Karena itu Fang Yuan semakin berhati-hati. 　　Alam liar sangat berbahaya, seorang Gu Master setidaknya harus memiliki cultivation tiga transformasi untuk menjelajah sendirian. Tapi ini bukan berarti aman, banyak Gu Master tiga transformasi tewas di alam liar, bahkan yang level empat. Binatang buas, serangga beracun, **, ditambah cuaca ekstrem yang tak terduga, semua bisa menghilangkan nyawa. 　　Tapi babi hutan yang ingin diburu Fang Yuan memang sering muncul di sekitar benteng. Kalau tidak, para pemburu juga tidak mungkin sesekali menangkap babi liar. 　　"Lingkungan sekitar benteng secara berkala dibersihkan oleh Gu Master keluarga. Untuk Gu Master tingkat menengah satu putaran sepertiku, lingkungan ini masih relatif aman. Tapi tetap harus waspada, binatang buas dan serangga gu bisa berpindah tempat." 　　Mengandalkan pengalaman kehidupan sebelumnya, Fang Yuan mencari dengan penuh kewaspadaan. 　　Waktu berlalu, tapi Fang Yuan belum menemukan apa-apa. 　　“Menyebalkan, Gunung Qingmao terlalu luas untukku saat ini. Aku tidak memiliki serangga gu pendeteksi, belum lagi tidak familiar dengan lingkungan sini. Ditambah area sekitar benteng selalu dibersihkan secara berkala. Keinginan untuk menemukan babi hutan masih terlalu sulit. Lebih baik turun ke kaki gunung!” 　　Fang Yuan yang gagal mencari, segera mengubah rencana dan berjalan menuju kaki gunung. 　　Gunung Qingmao memiliki tiga benteng utama: Benteng Gǔyuè di pinggang gunung, permukiman Xiong di lereng depan, dan Keluarga Bai di belakang air terjun. 　　Selain tiga benteng besar itu, puluhan desa tersebar di kaki gunung yang dihuni oleh orang-orang biasa. 　　Tiga klan besar ini membagi-bagi desa-desa tersebut sebagai penguasa di balik layar. Jika kekurangan budak keluarga, mereka akan memilih dari desa-desa ini. 　　Tapi tidak akan memilih Gu Master. 　　Pelatihan Gu Master hanya untuk anggota klan. Meski mereka tahu ada penduduk desa yang memiliki bakat kultivasi - walau jarang - tetap tidak direkrut. 　　Dunia ini sangat menjunjung tinggi ikatan keluarga dan darah daging. Memusatkan kekuatan pada kerabat adalah kebijakan fundamental untuk stabilnya keluarga. 　　Banyak benteng yang gagal karena menyerap orang luar sembarangan untuk perluasan, akhirnya kekuatan bocor ke luar dan memicu perang saudara. 　　Di dunia manapun, dasar kekuasaan adalah militer - ini kebenaran universal. 　　Militer adalah mesin kekerasan, perwujudan kekuatan. Menguasai kekuatan berarti memiliki status dan kewenangan.m) 　　Tentu saja, sistem keluarga juga tidak tetap, akan menerima darah baru. Setiap tahun ada anggota dari luar yang menikah masuk keluarga, melepaskan status budak, anak-anak yang mereka lahirkan akan menggunakan marga Gu Yue, yaitu generasi baru anggota suku. 　　Ini seperti kolam dalam yang memasukkan aliran sungai kecil ke dalamnya. Jangan remehkan aliran kecil ini, tanpanya, kolam akan menjadi air mati yang akhirnya membusuk. Dengannya, kolam menjadi air hidup dan perlahan membesar. 　　Shen Cui, mantan pelayan pribadi Fang Yuan, memiliki rencana ini - ingin menaiki naga dan merangkul feniks, melepaskan status budak. 　　Fang Yuan turun dari gunung, berjalan setengah jam, mulai melihat asap memasak mengepul dari kaki bukit. 　　Setelah berjalan sebentar lagi, di lereng gunung yang lapang pandangannya, ia melihat desa dari kejauhan, berjongkok di tepi sungai kecil. 　　Desa-desa sekitar sini berada di bawah kekuasaan Benteng Gǔyuè. Meski lingkungan desa tidak seaman area sekitar benteng, mereka rutin dibersihkan. Orang biasa bisa bertahan di kondisi seperti ini, apalagi Fang Yuan tentu bisa menerimanya. 　　"Ya?" Di jalur gunung dekat desa, Fang Yuan dengan tajam menemukan jejak di tanah. Pengalaman masa lalunya memberitahu ini adalah bekas babi hutan. 　　"Kejar!" Fang Yuan bersemangat, mengikuti jejak ini hingga masuk jauh ke hutan. 　　Lumut hijau menutupi batu-batu teduh, pohon cemara kuno dan pagoda tinggi membentuk hutan lebat. 　　Hutan musim panas di bawah terik matahari justru terlihat lebih dalam dan misterius. 　　"Rerumputan lebat tiba-tiba bergerak." 　　Beberapa rusa yang sedang memakan rumput liar segar segera mengangkat kepala, tatapan waspada tertuju ke semak, telinga bergerak-gerak. 　　Rerumputan setinggi pinggang tiba-tiba terbelah, dari dalamnya muncul seorang remaja. 　　Remaja ini berkulit pucat, rambut pendek hitam, mengenakan baju rami sederhana—dia adalah Fang Yuan. 　　Sasasasa. 　　Beberapa rusa liar terkejut, empat kaki ramping nan lincah langsung melangkah, melompat dan berlari kecil, dalam sekejap menghilang dari pandangan Fang Yuan. 　　"Rusa-rusa betina ini, kulitnya bisa dijadikan mantel penghangat, dagingnya jadi makanan serangga gu. Kalau jantan, tanduk dan velvety-nya lebih berharga. Beberapa jenis velvety emas bahkan bahan wajib untuk evolusi Gu." 　　Alam liar penuh bahaya, tapi juga menyimpan harta berlimpah. 　　Fang Yuan melirik arah lari rusa itu, lalu menarik kembali pandangannya. Target perburuannya kali ini adalah babi hutan liar, bukan rusa. 　　Ia melanjutkan perjalanan. 　　Ngungngungngung. 　　Suara dari depan membuat Fang Yuan berhenti. 　　"Sarang lebah." Dari kejauhan ia melihat sarang lebah tergantung di pohon. 　　Sarang lebah berukuran besar, sebesar keranjang anyaman, berwarna kuning keabu-abuan. Di luar sarang, puluhan lebah tentara terus beterbangan mengitari, sesekali ada lebah pekerja yang keluar masuk. 　　"Di dalam sarang lebah tersimpan madu, makanan untuk Gu Kekuatan Beruang. Karena itu pemukiman Xiong sangat membutuhkan madu. Sarang ini hanya sarang kecil, kemungkinan ada Gu sangat kecil. Andai aku punya Gu Kulit Tembaga atau sejenisnya, mungkin aku berani mengambil risiko disengat untuk mengambil madu, sayangnya tidak." Fang Yuan bergumam dalam hati. 　　Di dunia ini, tidak semua serangga adalah Gu. 　　Gu adalah esensi langit-bumi, perwujudan hukum alam, mana mungkin murah harganya? Dari sekumpulan serangga, biasanya hanya raja serangga yang menjadi Gu. 　　Tapi ini juga tergantung skala koloninya, jika terlalu kecil pun tidak akan ada. 　　Ambil contoh kawanan lebah ini, karena populasinya terlalu kecil, kemungkinan adanya Gu sangat tipis. 　　Fang Yuan memutar jauh mengelilingi sarang lebah itu, lalu melanjutkan perjalanan. 　　Jejak babi hutan di tanah semakin jelas, Fang Yuan tahu dirinya semakin dekat dengan hewan itu. Ia pun semakin berhati-hati, babi hutan juga sangat berbahaya. 　　Babi hutan bukan babi ternak, babi hutan dewasa yang bertarung dengan harimau, belum tentu harimau yang menang. 　　Di dunia yang menakjubkan ini, binatang buas pun tidak bisa diremehkan. 　　“Ya? Ini keadaannya!” Ketika Fang Yuan akhirnya menemukan babi hutan itu, hewan tersebut terbaring di dalam lubang besar. Di dasar lubang berdiri batang-batang Bambu Hijau Tombak Giok yang telah diraut tajam. Babi hutan itu tertusuk bambu-bambu tersebut, darahnya mengalir deras. 　　Melihat darah yang terkumpul di lubang ini, babi hutan ini pasti telah terjatuh ke dalam perangkap setidaknya seperempat jam yang lalu. 　　Namun babi hutan ini masih berjuang keras, mendengus-dengus dengan suara melengking, masih menunjukkan vitalitas yang cukup. 　　"Lubang perangkap ini jelas dibuat oleh pemburu. Tak kusangka aku bisa dapat keuntungan gratis." Fang Yuan tersenyum tipis, tapi ekspresinya tetap serius. 　　Perangkap-perangkap seperti ini juga merupakan ancaman baginya. 　　Jika aku sendiri yang terjebak di sini, mungkin dalam setengah seperempat jam aku akan tewas. 　　Meskipun area sekitar desa rutin dibersihkan, para pemburu sering berburu di sini dan memasang banyak perangkap. Beberapa perangkap bisa dikenali, tapi ada yang dirancang sangat tersembunyi. Jika Fang Yuan tidak waspada, besar kemungkinan ia akan terjebak. 　　"Di seluruh pegunungan dan lembah ini, setiap sudut bisa jadi telah dipasangi perangkap oleh para pemburu. Tapi biasanya para pemburu akan saling memberitahu lokasi setiap perangkap yang mereka pasang. Sepertinya aku harus mencari pemburu senior dan meminta informasi tentang tata letak perangkap di sini. Ditambah dengan wilayah aktivitas binatang buas di sekitarnya, dengan intelijen ini aku tidak perlu lagi mencari seperti mencari jarum di tumpukan jerami seperti sekarang." Pikir Fang Yuan dalam hati. 　　Ini adalah kelemahan karena tubuhnya tidak memiliki serangga gu pendeteksi. 　　Namun menemukan serangga gu pendeteksi yang berkualitas juga cukup sulit. 　　Dalam waktu singkat, dengan informasi dari pemburu, masih bisa diatasi seadanya. 　　Sambil berpikir demikian, Fang Yuan memutar pergelangan tangannya, sebilah Moon Blade melesat keluar dan dengan mudah mengenai babi hutan. 　　Swoosh. 　　Hanya terdengar suara "plop" tipis, seluruh bilah Moon Blade menghujam leher babi hutan, langsung membuat luka panjang tipis. Kemudian "plop" lagi, semburan darah menyemprot membentuk tirai. 　　Semburan darah membuat lukanya semakin melebar, pancaran darah semakin deras. 　　Babi hutan meraung-raung, bergerak liar seperti mendapat tenaga sisa, akhirnya gerakannya semakin melemah... 　　Fang Yuan diam-diam mengamati, wajahnya tenang. 　　Babi hutan kehabisan nyawa, matanya melotot, otot-ototnya masih berkedut, darah hangat memenuhi lubang perangkap, bau anyir darah menusuk hidung. 　　"Hidup atau mati, itulah tema utama alam," dia menghela napas dalam hati. 　　Di saat yang sama, suara manusia samar-samar terdengar. 　　"Kak Wang Kedua, soal berburu di desa kita, tak ada yang bisa menandingi Anda. Apalagi berburu babi hutan, keluarga kalian dengan Tuan Wang Ye adalah raja pemburu dalam radius ratusan li, terkenal di mana-mana!" 　　"Benar, Kak Wang Kedua, Anda mewarisi ilmu sejati Tuan Ye, pasti mudah menangkap babi hutan!" 　　“Kak kedua Wang, hari ini kenapa adikmu Wang tidak ikut datang?” 　　Setelah suara penjilat itu, terdengar suara keras nan dingin: "Hmph! Memburu seekor babi hutan mana bisa menunjukkan keahlianku? Hari ini aku akan memburu tiga babi hutan, biar kalian semua tahu! Dan ingat, Er Gou Dan, jangan mengincar adikku, nanti kuhajar kau!!" 　　Er Gou Dan membalas: "Laki-laki dewasa wajib menikah, perempuan dewasa wajib berumah tangga. Apa salahnya aku menyukai adik Wang? Lagipula, bukan cuma aku yang suka, mana ada pria di desa kita yang tidak tertarik? Kak kedua Wang, menurutku kau yang sudah 19 tahun ini juga harus cari istri dan punya anak." 　　Suara keras itu kembali bergema: "Hmph, pria sejati tak boleh terbuai pesona wanita! Suatu hari nanti, aku akan keluar dari Gunung Qingmao ini, menjelajahi dunia, menimba pengalaman, baru pantas disebut laki-laki tulen!" 　　Sambil berbicara, empat pemburu muda muncul dari balik pepohonan. 　　Di depan berjalan seorang pemburu bertubuh tinggi tegap, membawa busur panah, otot-otot menonjol, sorot mata tajam penuh kharisma. 　　Begitu melihat Fang Yuan, alisnya langsung berkerut: "Ya? Kau anak siapa dari desa mana? Berani-berannya mau mengais sisa buruanku. Cepat minggir!" BABKe-66: Kematian Manusia Sama Dengan Kematian Babi 　　; 　　"Minggir?" Fang Yuan mendengar perkataan Wang Er itu, mencemooh sambil menebaskan tangannya ke depan.. 　　Cekkk. 　　"Denting ringan terdengar, Moon Blade berwarna biru kehijauan melesat cepat." 　　Sambil itu, ia menjejakkan kaki dan menerjang ke arah keempat pemburu itu. 　　"Gu Master?!" Teriakan panik membahana dari para pemburu yang melihat Moon Blade. 　　Moon Blade telah menghampiri, mereka segera berpencar menghindar. 　　Bluk. 　　Seorang tak sempat menghindar, lengan kanannya tertembus Moon Blade. Tulang dan daging terpisah, pergelangan tangan beserta separuh lengan bawah terpotong jatuh ke tanah. 　　"Aaaaaa!" 　　Ia terguling di tanah, menjerit kesakitan sambil ketakutan. Tangan kiri mencengkeram erat lengan kanan bagai cakar elang. 　　Ujung lengan kanannya memancurkan darah merah pekat. BAB66: Kematian Manusia Seperti Babi Darah segera menggenangi lantai kayu. 　　"Ampuni nyawaku!" 　　"Kami tidak bermaksud menyinggung!" 　　Dua Gu Master lain pucat pasi melihat nasib rekannya. Mereka segera bersujud dengan wajah menempel ke tanah, terus-menerus membenturkan kepala ke arah Fang Yuan. 　　"Hmph, kalian para pecundang! Tak usah takut, ini cuma murid Gu Master!" Hanya Wang Er yang masih berdiri. Tindakan Fang Yuan yang langsung membunuh membuatnya gusar. Kedua lengannya merentang ke belakang, pinggang melengkung sambil meraih busur yang tergantung di punggungnya. 　　“Berhenti, kau mendekat lagi, akan kupanah kau!” Wang Er mundur sambil membusur panah, seraya meraung dari mulutnya. 　　“Ya?” Fang Yuan menyipitkan mata, Wang Er ini agak merepotkan. Orang biasa mana tak gentar melihat Gu Master, tapi ia bisa tetap tenang, cukup berani. 　　Cekar. 　　Sebilah Moon Blade lagi melesat menuju Wang Er. 　　“Tak tahu diri.” Wang Er mendengus dingin, niat membunuh menyala di hatinya. 　　Langkahnya sedikit bergeser, menghindari Moon Blade yang datang, sambil melepaskan anak panah. 　　Panah melesat cepat, swis, sampai di BABKeenam Puluh Enam: Matinya Manusia Seperti Babi depan wajah Fang Yuan. 　　Fang Yuan merendahkan postur, menundukkan kepala, menghindari panah itu, terus berlari maju dan segera mendekati Wang Er. 　　Wang Er sangat sigap, langsung melemparkan busur panah, mengayunkan kepalan sebesar mangkuk, berhadapan langsung dengan Fang Yuan.m) 　　Posturnya tinggi besar, punggung serigala pinggang tawon, tinggi badannya setidaknya setengah meter lebih dari Fang Yuan. Sinar matahari dari belakangnya menerangi, Fang Yuan yang berlari ke arahnya melihat wajahnya diselimuti bayangan. Dalam bayangan itu, sepasang matanya berkobar-kobar seperti serigala! 　　“Tak mau!” 　　“Hentikan!” 　　Dua pemburu itu menyaksikan keduanya hampir bertubrukan keras, berteriak ketakutan. 　　“Matilah!” Wang Er memancarkan aura jahat dari matanya, otot wajahnya menggeliat, terlihat bengis dan gila seperti serigala haus darah. 　　Kedua tinjunya menghantam ke kiri dan kanan menuju Fang Yuan. 　　Huuush. 　　Pukulannya begitu cepat dan keras hingga menimbulkan suara angin! 　　Fang Yuan menatap tinju yang semakin membesar di pupil matanya, wajahnya tetap dingin. Tiba-tiba kakinya bergeser. 　　Shuut. 　　Di detik genting itu, dia menghindari pukulan dan memutar tubuhnya dengan paksa menuju sisi kiri Wang Er. 　　Wang Er menyeringai jahat, mengayunkan tinjunya menyapu horizontal. Pukulan telak itu nyaris menyambar punggung Fang Yuan. 　　Tapi tiba-tiba, sorot matahari yang menyilaukan menerobos masuk ke pupilnya. 　　Awalnya dia membelakangi matahari. Saat menoleh tiba-tiba, cahaya menyengat itu membuat matanya perih dan pandangan menjadi putih. 　　Fang Yuan menyeringai dingin. Tubuhnya berputar di udara menghindari tinju Wang Er, sementara tangan kanannya melecut. 　　Ciiit! 　　Pisau bulan ketiga melesat mengikuti arah sinar matahari. 　　Wang Er merinding sekujur tubuhnya, merasakan krisis tak terperi. Dia panik memiringkan kepala. Pisau bulan biru tua melintas. 　　"Hati-hati Kak Wang!" 　　"Apa dia bisa menghindar?" 　　Dua pemburu yang bersimpuh di lantai itu lupa memohon ampun, mata mereka terbelalak menyaksikan. 　　"Sinar matahari yang menyilaukan menyinari wajah mereka." 　　"Saat ini, waktu terasa berjalan lambat." 　　"Suara di sekeliling seolah menghilang, dunia terasa sunyi senyap." 　　"Terik matahari siang membentuk latar belakang putih menyilaukan. Di baliknya, siluet Wang Er menyederhanakan diri menjadi bayangan hitam pekat. Tubuhnya yang kekar melengkung ke belakang di udara, membentuk busur yang penuh keindahan maskulin." 　　"Kepalanya berputar perlahan, berusaha menghindari serangan bulan sabit." 　　"Moon Blade melayang di udara seperti siput. Cahaya kebiruanannya nyaris tak terlihat di bawah terik matahari." 　　"Latar putih, siluet hitam, dan Moon Blade biru membentuk panggung dramatis yang mengkristalkan hidup-mati dalam sekejap." 　　"Moon Blade melesat." 　　"Bayangan hitam Wang Er perlahan jatuh mengikuti hukum inersia." 　　"Dia tampak tak terluka." 　　"Huh!" Seorang pemburu muda menghembuskan kekeruhan dari mulutnya. 　　"Berhasil dihindari!" Dalam hati, pemburu lain sudah bersorak gembira. 　　"Tapi tiba-tiba!" 　　"Sebagian kecil kepala bayangan itu terpisah. Cairan merah darah berpencar mengikuti gerakan bayangan." 　　"Moon Blade biru perlahan menghilang di udara." 　　"Bagaikan busur yang putus, tubuh hitam itu kehilangan seluruh kekuatannya dalam sekejap. Layaknya daun kering yang melayang pilu, jatuh tanpa suara ke lantai kayu." 　　“Pupil dua pemburu tiba-tiba menyempit seujung jarum!” 　　Mulut mereka perlahan terbuka, semakin lebar, hingga mencapai batas maksimal. 　　Tepat. 　　Cairan merah menyala terciprat ke wajah keduanya. 　　Saat diusap dengan tangan—— 　　Darah! 　　Mereka langsung tersadar! 　　Dalam persepsi mereka, waktu tiba-tiba kembali normal, telinga kembali mendengar suara riuh. 　　Ada kicau burung, gemericik aliran air, dan teriakan partner yang memegang lengan terputus. 　　“Kak kedua Wang——?” teriak seorang pemburu, suaranya dipenuhi kepanikan. Selama ini Wang Er selalu menjadi pemimpin mereka. 　　“Mati!” jerit pemburu lain, wajahnya tiba-tiba menjadi suram. 　　“Kak kedua Wang adalah pemburu terkuat kita! Baru tadi dia bercanda dengan kita, tak disangka sekarang sudah tewas!” 　　“Seharusnya kita tidak memprovokasi Tuan Gu Master! Manusia biasa mana bisa melawan Gu Master!” 　　Kedua pemburu itu membeku bagai patung, berjongkok kaku di tanah saking takut dan terkejut. 　　Fang Yuan bangkit dari tanah. 　　Tadi dia menghindari pukulan Wang Er dengan jungkir balik di udara sehingga kehilangan keseimbangan. Setelah melepaskan Moon Blade, tubuhnya terjatuh. 　　"Tapi gerakan jungkir balik ini sepadan. Jika terkena pukulan seperti Wang Er, mungkin langsung muntah darah. Soalnya Fang Yuan tidak punya serangga Gu defensif, tubuhnya masih remaja 15 tahun." 　　"Sekarang dia bangkit, selain bahu yang agak sakit karena terbentur lantai, tidak ada masalah lain sama sekali." 　　"Wang Er ini sangat kuat, bahkan lebih hebat dari budak rumah tangga Keluarga Mo, Gao Wan! Jika murid biasa menghadapinya, pasti kalah. Bahkan Gu Master tingkat satu tinggi pun bisa kalah karena lengah." Fang Yuan menatap mayat Wang Er dengan pandangan dalam. 　　"Di tingkat satu, petarung biasa yang handal masih menjadi ancaman serius bagi Gu Master." 　　"Memang benar, Wang Er ini petarung tangguh." 　　"Panahnya cepat dan stabil, hanya dengan ini sudah setara dengan Moon Blade. Bahkan serangan bulan sabit Moon Blade kalah jangkauan dibidikan busurnya." 　　"Jurus tangan kosongnya mencapai puncak kemampuan manusia biasa, otot kuat, kejam dan brutal. Dengan tubuh mungil Fang Yuan sekarang, mustahil menerima langsung." 　　"Bagi murid lain, ini pasti kekalahan. Tapi nasib sial Wang Er adalah bertemu Fang Yuan." 　　"Begitu muncul, Fang Yuan langsung memperhatikan busur di punggungnya, segera menyimpulkan tidak bisa bertarung jarak jauh." 　　"Jangkauan serangan Moon Blade hanya 10 meter. Busur jelas lebih unggul dalam hal ini." 　　"Karena itu Fang Yuan mengabaikan pertarungan jarak jauh, cepat mendekat, berpura-pura ingin bertarung jarak dekat." 　　"Wang Er terpaksa melepas panah, berusaha bertarung jarak dekat dengan Fang Yuan." 　　"Tapi Fang Yuan juga tak ingin bertarung fisik dengan Wang Er. Dengan cerdik ia memanfaatkan sudut dan sinar matahari untuk menciptakan celah, lalu melepaskan Moon Blade ketiga." 　　"Kini setelah naik ke tingkat menengah, dengan Cacing Arak memurnikan Yuan Zhen-nya, kekuatan Moon Blade-nya menyamai serangan Gu Master tingkat tinggi. Dari jarak sedekat ini, ditambah pandangan Wang Er yang kabur, pasti mengenai sasaran." 　　"Tapi Wang Er ini memang tangguh. Awalnya kupikir bisa memenggal kepalanya, tapi di saat kritis, dengan insting dan refleks ia menghindar sehingga Moon Blade-ku hanya menyambar separuh tengkoraknya." 　　"Hidup dan mati adalah melodi alam. Semua makhluk setara, punya hak hidup dan kemungkinan terbunuh. Dalam hidup mungkin ada strata, tapi di hadapan maut, apa bedanya kematian manusia dengan babi? Sama-sama kematian." 　　Fang Yuan melirik mayat Wang Er terakhir kali, menghela napas dalam hati. 　　c！！！ BAB67: "Tenang, aku akan mengampuni kalian" 　　; 　　Pepohonan berakar kokoh di tanah, mengulurkan tangan hijau ke langit. Membaca... 　　Batang-batang tebal berjajar saling memandang. Daun-daun rimbun bersilangan di udara. 　　Di tengah lingkaran pepohonan ini, berdiri sebuah villa kayu. 　　Villa kayu seluruhnya dibangun dari batang pohon yang tebal dan kokoh, memancarkan kesan kokoh dan tegas. Villa ini bukanlah bangunan baru, melainkan telah berusia beberapa tahun sehingga permukaannya ditumbuhi lumut, bahkan beberapa batang pohon mulai mengeluarkan tunas-tunas muda. 　　Di sekeliling villa kayu, terdapat pagar bambu tinggi yang terbuat dari Bambu Hijau Tombak Giok. Di depan dan belakangnya terbentang ladang sayur, dengan sumur yang dibangun tepat di tengah area persawahan. 　　Saat ini, seorang gadis muda berparas cantik sedang menimba air di tepi sumur. 　　Meski pakaiannya sangat sederhana, tak mampu menyembunyikan kecantikannya. Usianya baru menginjak bab 67: "Kau tak perlu khawatir, aku akan mengampuni kalian berdua", matanya yang besar berwarna hitam pekat bersinar jernih bak kristal murni. 　　Sinar matahari yang menembus dedaunan rindang menyinari wajahnya, membuat kulitnya memancarkan kilau seputih salju dengan semburat kemerahan transparan yang hangat. 　　Rambut hitamnya yang berkilau jatuh dengan manis, menyembunyikan separuh cuping telinga mungilnya yang menggemaskan. 　　Bibir merah mudanya kini terkunci rapat, menggigit gigi mutiaranya dengan ekspresi penuh tekad di wajah. 　　Dengan susah payah dia mengangkat ember kayu yang diisi penuh air dari kedalaman sumur. Setelah menarik napas dalam, dia menurunkan ember tersebut ke lantai batu abu-abu di tepi sumur. 　　"Huh!" Gadis itu mengembungkan pipi kemerahan, menghembuskan kekeruhan dari mulutnya. Tangan putihnya yang mungil diayunkan seperti kipas, menyejukkan wajahnya. 　　Bunyi ember menumbuk lantai kayu disambut derit pintu villa kayu. Seorang kakek muncul dari dalam. 　　Rambutnya memutih bercampur hitam, keriput menghiasi wajahnya. Meski matanya penuh kisah, sesekali masih memancarkan kilatan tajam bak harimau tua yang masih menyimpan wibawa. 　　"Gadis, ember ini terlalu berat. Sudah Ayah bilang biar Ayah yang angkut. Kenapa kau diam-diam menyiram kebun lagi?" Tatapan penuh kasih sang ayah tertuju pada putrinya di dekat sumur. "Percayalah, Ayah akan memaafkan kalian," ujarnya dalam bagian ke-67. 　　"Ayah!" suara manis gadis itu menggema. "Kemarin Ayah pulang berburu sampai larut. Pagi ini istirahatlah lebih lama. Lihat, ember ini bisa Ayah angkat kan?" 　　"Dasar keras kepala!" Gumam sang ayah dengan nada lemah, tatapannya penuh kelembutan. 　　Langkah tegapnya mendekati sumur. Dengan satu genggaman, ember terangkat mudah. "Ayo, Nak. Kita siram kebun bersama." 　　Aroma rerumputan dan bunga liar memenuhi udara. Angin musim panas yang menggoda berubah menjadi sejuk saat menyapu pucuk-pucuk pohon. 　　Di lahan sayur depan villa kayu di pegunungan, sang anak dengan cermat menyiram tanaman sambil membungkukkan pinggangnya, menggunakan gayung untuk menciduk aliran air. Sang ayah bertugas mengangkut air dengan dua ember yang bergantian dipakai. Suasana hangat keluarga terpancar di ruang kecil ini. 　　"Ah, akhirnya sudah tua. Baru beberapa kali angkat, sudah tak kuat lagi." Setelah beberapa saat, orang tua itu berdiri di tepi sumur, mengusap keringat di dahinya sambil menghela napas dalam-dalam. 　　Gadis itu menoleh sambil tersenyum manis bagai bunga, berpura-pura tersinggung: "Ayah, akhirnya kau sadar juga. Di usiamu yang sudah senja ini, sehari-hari hanya suka sok jagoan. Sudah berapa kali aku bilang, urusan berburu serahkan saja pada Kak kedua. Di umurmu ini seharusnya ayah berbaring santai di rumah, menikmati hidup tentram." 　　"Wahahaha..." Orang tua itu tertawa sambil mengangguk, "Berkat kemampuan Kak keduamu, memang sudah cukup untuk menjelajahi hutan ini. Terutama keahlian memanahnya, bahkan melebihi masa mudaku dulu. Tapi satu hal yang masih kukhawatirkan - hatinya terlalu liar. Mengandalkan kekuatan fisik, selalu ingin terbang bebas. Ah, kaum muda yang suka berkhayal, memang biasa punya kelemahan seperti itu." 　　"Ayah..." sang gadis memanjakan suaranya. 　　Orang tua itu semakin terkekeh, bercanda: "Iya, termasuk kamu juga. Usiamu sudah cukup, saatnya mencari calon suami. Ayah akan pilihkan yang terbaik! Putriku ini satu-satunya permata di daerah sini, pasti mudah dapat jodoh baik!" 　　Seketika dua awan merah menyembul di wajah gadis itu, membuatnya serba salah hingga tak bisa berkata-kata. 　　"Orang tua itu memandang jauh ke langit, seolah melihat masa depan yang indah. Ia menghela napas perlahan: 'Setelah Kak keduamu mendapat pelajaran dan sifatnya berubah, aku akan berhenti, tak lagi naik gunung. Akan kucarikan pasangan baik untukmu, melihatmu menikah dan punya anak, lebih baik anak laki-laki gemuk. Hehe, ayahmu ini bisa mengasuh cucu, sudah puas. Hidup manusia memang tak mudah. Pemburu seperti kita, berapa yang bisa berakhir baik? Sigh, teman-teman masa muda, sekarang sudah tiada, tinggal ayahmu sendiri.'" 　　"Ayah. Perkataanmu salah." Gadis itu tersenyum menghibur, "Apa maksudmu tinggal sendiri? Bukankah ada kami?" 　　"Hehe... Hmm?" Orang tua itu tersenyum, baru hendak bicara tiba-tiba mendengar suara, lalu menoleh keras. 　　Pintu pagar bambu ditendang keras dari luar. 　　"Kau Lao Wang?" Fang Yuan dengan wajah dingin, mata berkilauan, tangan kanan menopang gumpalan cahaya bulan, maju pertama. 　　Orang tua itu kaget, melihat cahaya bulan di tangan Fang Yuan segera bersimpuh: "Hamba memberi salam pada Tuan Gu Master!" 　　"Lao Wang, anakmu berani menghina aku, sudah kubunuh. Bawa mayatnya kemari!" Fang Yuan memandang dari atas ke orang tua yang bersimpuh, langsung membuka topik. 　　Begitu ucapannya selesai, dua pemburu muda masuk dari luar pagar. Satu di depan, satu di belakang mengangkat mayat Wang Er. 　　Melihat mayat ini, tubuh Lao Wang gemetar keras! 　　“Kak kedua——！” Gadis itu menjerit pilu, langsung berlari menghampiri dan merebahkan diri di atas mayat Wang Er, air matanya deras mengalir. 　　“Adik dari Keluarga Wang...” Dua pemburu muda itu, melihat wanita yang mereka sukai meratap sedih di depan mereka, merasa tak tega. Ingin menghibur tapi tak tahu harus berkata apa. 　　“Lao Han Wang, kudengar kau adalah pemburu kepala, yang paling terkenal di desa-desa sekitar. Di usia senja masih bisa berburu ke gunung, hasilnya selalu melimpah. Bagus sekali.” 　　Fang Yuan berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan wajah datar: "Sekarang gambarkan diagram yang menandai semua lokasi perangkap di pegunungan sekitar, serta distribusi hewan buas berdasarkan pengamatanmu selama bertahun-tahun berburu. Jika berhasil, aku akan mengampuni kesalahan anakmu yang menghina aku. Jika tidak—Hmph." 　　Desa-desa ini berada di bawah kendali Benteng Gǔyuè. Para penduduknya adalah budak tani dari Klan Gu Yue. 　　Kini Wang Er melakukan pelanggaran terhadap atasan, menghina tuannya. Menurut peraturan klan, seluruh keluarganya harus dihukum! 　　Tubuh Lao Han Wang gemetar lagi, hampir roboh ke lantai. Pukulan ini terlalu berat dan tiba-tiba baginya. 　　“Pembunuh! Kaulah yang membunuh kakaku! Kau tega membunuh lalu datang untuk menuduh? Aku akan balas dendam untuk kakaku!!” Teriak gadis itu penuh kebencian dan amarah pada Fang Yuan, tubuhnya melesat menyerang. 　　Tapi di tengah jalan, sosok bayangan tiba-tiba menerjang dan menghalangi lajunya. 　　Yang menghalanginya bukan dua pemburu muda itu, melainkan sang ayah tua. 　　"Brengsek kurang ajar!" Kakek Wang menggeram rendah, tamparannya menghunjam keras hingga gadis itu terjatuh ke lantai. 　　"Kak kedua sudah tiada, apa kau juga ingin mati? Apa kau tega melihat ayahmu mati dalam kesepian?!" Suara gemetar sang tua basah oleh air mata. 　　"Ayah!" Tamparan itu menyadarkannya. Air mata menggenang sembari terisak, "Suaranya penuh nestapa, kekecewaan, kepedihan, dan kebencian yang tak tersampaikan." 　　Sang tua memutar tubuh, lututnya gemetar menyentuh lantai kayu. Dahinya menyembah di kaki Fang Yuan: "Master Gu yang mulia, anak hamba memang layak mati! Hamba akan gambar peta, mohon ampunan Tuan!" 　　Ekspresi Fang Yuan melunak. Dari atas ia menatap tajam: "Tenang, selama kau jujur, nyawamu aman. Tapi jika ada kecurangan..." Senyum tipisnya mengancam. 　　"Hamba paham! Hamba paham!" Kepala Kakek Wang berdentum di lantai. "Izinkan hamba ambil kertas dan kuas." 　　“Tidak perlu.” Fang Yuan menggelengkan tangan, menatap dua pemburu muda yang mendekat dengan paksa, memerintahkan, “Kalian masuk ke dalam rumah, carikan kertas dan pena untukku, lalu bawa keluar.” 　　“Baik, Tuan Gu Master.” Kedua pemuda itu gemetar ketakutan, di bawah tekanan Fang Yuan, tak berani sedikit pun membangkang. 　　“Tuan, kertas dan pena ada di meja persegi di dapur.” Kakek Wang menimpali dari samping. 　　Tatapan Fang Yuan berkilau misterius, ia tetap diam. 　　Dua pemburu itu menerobos masuk ke villa kayu, tak lama kemudian keluar membawa kertas dan pena. 　　Kertas di wilayah Nanjiang ini khusus dibuat dari bambu, teksturnya keras dengan warna hijau pucat. Kertas jenis inilah yang cocok untuk iklim lembap Nanjiang. 　　Seandainya menggunakan kertas xuan, mungkin dalam tujuh delapan hari saja sudah basah diterpa udara lembap. 　　Sang kakek menggenggam kuas, bersimpuh di lantai kayu, menggambar garis-garis hitam. Ada yang melengkung, ada yang lurus. 　　Ia menggambar lebih dari sepuluh lembar kertas bambu, kemudian dengan kedua tangan menyerahkan kertas-kertas itu kepada Fang Yuan. 　　Fang Yuan meliriknya sekilas, lalu membagi kertas-kertas itu menjadi dua bagian, menyodorkannya ke dua pemburu muda: “Periksa baik-baik, kalau ada kesalahan. Setiap kesalahan yang ditemukan akan kubalas dengan satu Batu Yuan!” 　　(ps:Seperti disebutkan dalam pengantar, buku ini akan sangat jahat. Anggap saja sebagai cerita murni, tak perlu menghubungkannya dengan dunia nyata. Ada satu hal lagi yang perlu dijelaskan: kisah Leluhur Manusia adalah alur tersembunyi. Tulisanku ini bukan untuk mendidik pembaca, tak ada niat, waktu, maupun kapasitas untuk itu. Ini hanya sebagai perwujudan dunia, gambaran sisi dalam dunia, sekaligus memperkenalkan sebagian buku melalui mitos ini. Kisah Leluhur Manusia akan menjadi benang merah sepanjang buku. Baca saja sekenanya, jika tak suka bisa dilompati. Sekali lagi, tak perlu terlalu larut, nikmati saja saat membacanya. Jangan sampai salah, itu hanya menyiksa diri sendiri. Kecuali bagi yang punya fetish. Haha……) 　　c！！！ BABKeenam Puluh Delapan: Alam Tak Kenal Tak Bersalah 　　; 　　Dua pemburu muda memegang kertas bambu itu, tangan keduanya gemetar, mata mereka berbinar samar.：.. 　　"Ini adalah pengalaman seumur hidup dan darah keringat Ketua Wang Pemburu! Meskipun kami pemburu saling bertukar info, biasanya hanya lokasi perangkap. Distribusi kawanan binatang tak pernah dibagi. Data di kertas bambu ini adalah intel yang dikumpulkan keturunan Ketua Wang sejak leluhur mereka!" 　　"Rupanya di lembah ini ada kawanan rusa liar, haha, jika kubunuh semuanya, setidaknya tiga bulan tak perlu khawatir makan! Ah, di tepi sungai ini ada sarang beruang gunung? Bahaya, kemarin aku berburu di dekat sini. Catat, harus dicatat semua!" 　　Intel berharga ini bisa dibilang adalah rezeki para pemburu! 　　"Seringkali bukan satu generasi, melainkan pengalaman yang diperoleh leluhur dan ayah melalui darah dan nyawa secara terus-menerus. BABKeenam Puluh Delapan: Alam tak punya yang tak bersalah, akumulasi warisan masa lalu." 　　"Keluarga Wang Lao Han telah turun-temurun hidup sebagai pemburu. Hingga generasi Wang Lao Han, warisan leluhur mencapai puncak, diakui sebagai pemburu nomor satu." 　　"Informasi dari orang seperti ini tentu paling rinci dan akurat." 　　"Dua pemburu muda memeriksa lebih dari seperempat jam, membalik-balikkan berkas hingga Fang Yuan mendesak, baru mereka menyerahkan kembali lembar bambu dengan enggan." 　　"Selama ini, Wang Lao Han terus bersimpuh dengan dahi menyentuh lantai menunjukkan rasa hormat. Gadis itu masih terbaring di tanah seperti orang bodoh." 　　"Tidak ada masalah, Tuan." 　　"Posisi jebakan pada lembar bambu ini semuanya benar." 　　Keduanya menjawab. 　　"Tuan Gu Master, ini menyangkut nyawa hamba dan anak, hamba tak mungkin berani menipu Tuan!" Wang Lao Han yang bersimpuh itu berteriak sambil terus membenturkan kepala ke arah Fang Yuan. 　　"Ya, bagus." Fang Yuan menggoyang-goyangkan lembar bambu, tiba-tiba mengubah nada bicara, "Tapi aku, tidak percaya." 　　Wang Lao Han kaget seperti kesetrum, mengangkat kepala dan melihat bilau bulan biru membesar di pupil matanya. 　　Sreeet. 　　Kepala terpenggal, darah menyembur. 　　"Ah!! BABKeenam Puluh Delapan: Alam tak punya yang tak bersalah!" 　　"Tuan, ini!" 　　Dua pemburu muda yang tak siap dengan perubahan mendadak ini, wajah dipenuhi ekspresi terkejut. 　　“Ayah——！” Gadis itu menjerit memilukan yang tak terkira, dia menerjang mayat tanpa kepala Wang Laohan. Tapi di tengah jalan, sebilah Moon Blade melesat tepat menghantam wajahnya. 　　Byur. 　　Seketika itu juga dia terjatuh ke lantai kayu, nafasnya terputus sama sekali. 　　Wajah ayunya yang mempesona perlahan mengeluarkan garis merah tipis dari titik antara alis hingga ke bibir dan dagu. 　　Garis merah itu semakin melebar, darah segar merembes perlahan menyusuri separuh hidung dan bibirnya, menetes ke tanah hitam hingga mencoreng separuh wajahnya menjadi merah menyala. 　　Separuh wajahnya yang lain tetap mempertahankan kecantikan aslinya, putih kemerahan berkilau di bawah langit biru, bagai karya seni yang transparan. 　　"Memang ada sedikit kecantikan." Fang Yuan melirik gadis di lantai itu dengan tatapan datar, lalu mengangguk puas. 　　Dengan Yuan Zhen tingkat menengah satu putaran, Moon Blade yang dikeluarkan sudah mampu memotong Gu. Kini dengan Yuan Zhen tingkat tinggi, Moon Blade sanggup mematahkan tulang bahkan memotong besi! 　　"Adik Wang!" Seorang pemburu muda menyaksikan kekasih hatinya meregang nyawa, langsung limbung jatuh terduduk di tanah. 　　"Tuan Gu Master, ampunilah kami!" Pemburu lain yang ditatap Fang Yuan gemetar ketakutan, langsung bersimpuh di tanah dengan suara byur. 　　"Bangun semua, masuk dan geledah!" Fang Yuan bersuara dingin, "Aku tahu setiap rumah pemburu pasti menyimpan peta kulit hewan. Di sana tergambar topografi, lokasi perangkap, dan persebaran binatang buas. Kalian geledah dan temukan itu, maka nyawa kalian akan kubebaskan." 　　"Baik, baik! Kami segera menggeledah. Tuan Gu Master, mohon tunggu sebentar!" Kedua pemuda itu bangkit tergesa-gesa, limbung masuk ke dalam villa kayu. 　　Dari dalam villa kayu segera terdengar suara berisik lemari dan laci yang dibongkar. 　　Namun setelah beberapa saat, dua pemuda itu telah mengobrak-abrik seluruh barang di villa kayu namun tak menemukan peta kulit. 　　"Tuan, tunggu lagi! Kami pasti segera menemukannya!" Wajah kedua pemuda dipenuhi ketakutan dan kepanikan. Gerakan mereka semakin kasar, meja dan peralatan makan berhamburan pecah. 　　"Sialan, di mana barangnya?!" 　　"Keluarlah, cepat keluarlah!" 　　Mereka bergumam gemetar, seluruh tubuh bergetar gugup, mata merah penuh urat darah. 　　"Dasar sampah tak berguna." Fang Yuan perlahan memasuki villa kayu. 　　"Tuan! Tuan! Ampunilah kami, hikz... hikz..." Kedua pemuda itu menggigil hebat seperti tersetrum, menjatuhkan diri ke lantai kayu sambil bersujud dan menangis pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan mengabaikan dua mayat hidup yang bersimpuh itu. Matanya menyapu pandang ke seluruh penjuru villa. 　　Villa kayu terbagi menjadi empat kamar tidur, satu aula, dan dapur. Seluruh perabotan berantakan seperti tumpukan sampah, seolah baru dijarah. 　　Fang Yuan melangkah perlahan, langkah kakinya menimbulkan bunyi gedebuk halus di lantai kayu villa. 　　"Memang sudah digeledah semua, tapi ini tidak masuk akal. Hampir setiap pemburu memiliki peta kulit binatang warisan leluhur, dari generasi ke generasi terus direvisi dan dicatat distribusi kawanan binatang serta perangkap. Ini adalah mata pencaharian pemburu. Bagaimana mungkin tidak ada?" 　　Tatapan Fang Yuan menyala dalam kegelapan, terus menganalisis: "Selain itu, baru saja kujajaki Raja Mutlak Lao Han dengan sengaja menyuruh dua pemburu muda itu masuk mencari kertas dan pena. Lao Han langsung memberitahu letak persediaan, pasti khawatir mereka akan menemukan peta kulit itu. Pasti peta itu masih ada di villa ini!" 　　Fang Yuan menyapu pandangannya, tiba-tiba kilatan inspirasi menyambar. Tatapannya membeku pada perapian di aula. 　　Perapian ini terhubung ke cerobong asap, digunakan untuk penghangat di musim gugur dan dingin. Di dalamnya masih tersisa arang hitam bekas bakar. 　　Fang Yuan mendekati perapian, berjongkok perlahan. Tangannya mengambil penjepit besi di sampingnya, mulai membalikkan satu per satu arang keabu-abuan. 　　Sebagian besar arang masih mempertahankan bentuk balok kayu, rapuh sekali. Sedikit tekanan saja langsung patah menjadi dua. 　　"Ya?" Setelah memeriksa beberapa saat, Fang Yuan tiba-tiba menemukan sepotong arang yang teksturnya sangat keras dan berat, berbeda dengan arang lainnya yang ringan. 　　Ia menggunakan penjepit api untuk mengambil potongan arang panjang itu, lalu menghancurkannya di lantai. Permukaan arang langsung pecah menjadi serpihan hitam tak terhitung. Kemudian terlihat tabung bambu di dalamnya. 　　Dua pemburu muda itu menyaksikan pemandangan ini, serentak mengeluarkan erangan terkejut yang rendah. 　　Fang Yuan mengambil tabung bambu ini, menemukan tutup di salah satu ujungnya, lalu membukanya. Dengan sedikit memiringkan, sebuah peta terbalik keluar. 　　Peta ini jauh lebih berat daripada tumpukan kertas bambu, terbuat dari kulit binatang putih. Peta kulit ini sangat besar, panjangnya sekitar satu meter dan lebar setengah meter. Garis-garis hitam, hijau, merah, kuning, biru dan lainnya membentuk diagram topografi yang rumit. 　　Fang Yuan memandang sekilas, matanya menunjukkan sedikit keheranan. 　　Cakupan peta ini sangat luas, beberapa sudutnya bahkan sudah jauh dari benteng. Sebagai manusia biasa, sungguh tidak mudah bisa menjelajahi daerah-daerah ini. 　　Tatapannya terfokus, menemukan lima lokasi persebaran kawanan babi hutan di peta ini. 　　Dua kawanan babi hutan kecil, dua kawanan sedang, dan satu kawanan besar. Di tengah kawanan besar ini, ada tanda silang yang digambar dengan garis merah. 　　Melihat silang ini, Fang Yuan tak bisa menahan diri menyeringai dingin. Di kertas bambunya, sama sekali tidak ada tanda silang ini! 　　Kedua pemburu muda itu juga pernah melihat kertas bambu, tapi tidak menemukan masalah. Ini karena wawasan mereka terbatas, hanya mengenal beberapa tempat saja. Tanda silang merah ini sudah berada di sudut terjauh peta. Dari sini terlihat kecurangan si Kakek Wang! 　　Peta kulit inilah alasan Fang Yuan membunuh. 　　Untuk berburu babi hutan, ia membutuhkan peta kulit binatang seperti ini. Tapi bagaimana bisa ia mempercayai peta yang digambar orang lain? Hanya peta yang didapatkan dengan tangan sendiri yang lebih dapat diandalkan. 　　Di kehidupan sebelumnya Fang Yuan, perkataan apa yang belum pernah ia dengar? Sekadar kata "Pergi" tak cukup membuatnya membunuh Wang Er. 　　Begitu mendengar percakapan keempat orang di dekat perangkap itu, niat membunuh langsung muncul di hatinya. 　　Dengan membunuh Wang Er dan mengurangi hambatan, mendapatkan peta ini akan lebih lancar. Lalu mengapa tidak membunuh? 　　Fang Yuan tidak membunuh demi membunuh. Pembunuhan hanyalah sebuah cara. Jika cara ini bisa menyelesaikan masalah lebih langsung, mengapa tidak digunakan? 　　Kakek Wang juga pasti harus mati. Sekalipun ia bisa melupakan dendam kematian anaknya, Fang Yuan takkan melupakan. Tidakkah kau dengar pepatah "Jika tak mencabut sampai akar, rumput liar akan tumbuh lagi di musim semi"? 　　Apa? Kau bilang ini pembunuhan sembarangan? 　　Hehe, di dunia manapun, selama hidup di dunia ini, semua terikat hukum sebab-akibat. Mana ada yang benar-benar tak bersalah? Saat manusia membunuh babi, apakah babi itu bersalah? 　　Ikan besar makan ikan kecil, ikan kecil makan udang. Di alam hanya ada rantai makanan, tak ada kata 'tak bersalah'. 　　Di bawah langit ini, semua boleh hidup, semua boleh mati. Tak ada satu pun yang benar-benar tak bersalah! 　　c！！！ BABKe-69: Nyawa Semurah Rumput 　　; 　　Peta kulit binatang ini sangat tebal, tidak seperti kertas yang bisa dilipat untuk dibawa mudah. Fang Yuan terpaksa menggulung kulit itu, memasukkannya kembali ke tabung bambu, lalu mengikat kedua ujung tabung dengan tali rami dan menggendongnya di punggung. 　　"Dua pemburu menatap erat tabung bambu, mata mereka tak bisa menyembunyikan ekspresi serakah. Mereka bukan orang bodoh, tentu paham nilai benda itu." 　　"Meski peta kulit binatang ini dianggap remeh oleh para Gu Master, bagi manusia biasa—terutama pemburu seperti mereka—ini adalah harta karun sejati." 　　"Barang pusaka yang diwariskan turun-temurun sejak leluhur keluarga Wang. Reputasi Old Wang sebagai pemburu ulung tak lepas dari peta ini. Inilah harta keluarga yang sesungguhnya." 　　"Ku tanya, apakah masih ada anggota keluarga lain di rumah Old Wang?" Tatapan Fang Yuan mengkilap misterius, suaranya menusuk dingin seperti pisau es. 　　Kedua pemuda yang bersimpuh itu gemetar hebat. Kerakusan di wajah mereka segera tergantikan ketakutan saat menyadari posisi mereka yang rentan. 　　"Sudah tidak ada, Tuan Gu Master! Seluruh keluarganya telah tiada!" 　　"Dulu Old Wang punya istri, tapi lebih dari sepuluh tahun lalu tewas diterkam serigala liar yang masuk desa. Sebelum meninggal, sang istri memberinya dua putra dan satu putri. Tapi putra sulung Wang Da tewas saat berburu tiga tahun silam. Klan Wang sudah punah." 　　Dua pemburu muda itu menjawab dengan gesit, suara mereka bergetar ketakutan. 　　"Begitu rupanya..." Fang Yuan memicingkan mata. Dari sikap patuh kedua pemuda yang masih bersimpuh ini, ia tahu mereka tidak berani berbohong. Nyawa mereka ada di genggamannya. 　　Tapi ia tetap bertanya: "Kalian tidak berani menipuku?" 　　“Tidak berani berbohong sedikit pun, Tuan!” 　　“A-aku ingat! Wang Laohan sebenarnya punya menantu perempuan, yaitu istri Wang Da. Tapi setelah Wang Da hilang, perempuan itu bunuh diri karena cinta. Tahun itu, benteng atas bahkan mengirimkan tugu kesucian. Tapi katanya, sebenarnya istri Wang Da ingin menikah lagi, dipaksa bunuh diri oleh Wang Laohan. Tuan membunuh Wang Laohan di BAB69: Nyawa Semeleh Rumput adalah tindakan memberantas kejahatan dan membawa kesejahteraan rakyat.” 　　Orang lain segera menyambung: “Benar, benar. m) Sebenarnya Tuan, kami juga sudah lama kesal dengan si tua Wang ini. Hmph, sombong apa? Cuma jago berburu daripada kami? Padahal sama-sama manusia biasa, bertingkah seolah istimewa. Sengaja pindah dari desa ke sini. Sebagai generasi muda, kadang kami ingin minta nasihat berburu, malah diusir! Bahkan dilarang mendekati villa kayu!” 　　Fang Yuan mengangguk pelan sambil mendengarkan. Meski keduanya mulai merendahkan Wang Laohan untuk menyelamatkan nyawa, tapi kemarahan dalam ucapan mereka terasa jelas. 　　Fang Yuan menduga-duga: Permintaan nasihat berburu kedua pemuda ini pasti palsu. Mungkin mereka mengincar kecantikan putri keluarga Wang. Ketahuan oleh Wang Laohan, lalu dihajar berkali-kali. 　　“Tidak perlu bicara panjang lebar tentang memberantas kejahatan demi kebaikan rakyat. Aku membunuh kali ini semata-mata mengincar kulit binatang ini. Ya, penampilan kalian berdua cukup memuaskan. Kalian boleh pergi sekarang.” Nada suara Fang Yuan melunak sedikit, sementara tangan kanannya yang disembunyikan di belakang mulai memancarkan cahaya bulan redup. 　　Dua pemuda yang bersimpuh di lantai kayu itu langsung terkejut sekaligus gembira mendengar perkataan Fang Yuan. 　　“Terima kasih Tuan telah mengampuni nyawa kami!” 　　“Kebesaran hati dan kemurahan Tuan akan selalu kami ingat!!” 　　Keduanya menangis tersedu-sedu, dahi mereka menyentuh lantai kayu hingga berbunyi 'dok-dok'. Setelah beberapa kali membungkuk, mereka segera berbalik pergi. 　　Meski Fang Yuan lebih muda secara usia, gaya bertindaknya yang mereka saksikan langsung membuat hati mereka menggigil ketakutan, tak ingin lagi berhadapan dengannya. 　　“Tunggu sebentar.” Tiba-tiba sebuah suara terdengar 　　Begitu suara itu berakhir, suara 'swoosh' terdengar saat seorang Gu Master melompat dari puncak pohon. 　　“Kalian tak boleh pergi. Jelaskan semua yang terjadi di sini.” Gu Master yang baru turun ini mengenakan baju ketat biru tua dengan sabuk merah. Di tengah sabuk tersebut terpasang lempengan besi bertuliskan angka besar "2". 　　Gu Master Putaran Kedua ini bertubuh kurus dengan mata sipit. Pergelangan tangannya dilindungi baju zirah, betisnya dibalut perban kokoh, memberi kesan gesit dan terampil. 　　“Hamba, memberi hormat pada Tuan Jiang He!” Dua pemburu muda yang baru saja berdiri hendak pergi itu langsung bersimpuh lagi melihat Master Gu ini, melakukan sujud penghormatan sempurna. 　　Master Gu ini mereka kenal, merupakan Master Gu yang ditugaskan di desa. 　　Setiap tahun, Benteng Gu Yue untuk memperkuat kendali atas wilayah sekitar, mencegah infiltrasi pihak lain, sekaligus memperkuat pertahanan perbatasan, selalu mengirim Master Gu ke desa-desa bawahan untuk ditempatkan di sana. 　　Master Gu bernama Jiang He ini tidak menghiraukan dua pemburu yang bersimpuh di lantai kayu, melainkan menatap Fang Yuan dan bertanya dengan suara dingin: “Aku adalah Jiang He, Master Gu dari Klan Gu Yue yang ditugaskan di desa ini. Kau siapa?” 　　Fang Yuan tersenyum tipis, mengulurkan telapak tangan kanannya. Di tengah telapak itu, Gu Cahaya Bulan memancarkan sinar keperakan seperti rembulan. 　　Tatapan Master Gu Jiang He langsung melunak melihat cahaya bulan di telapak tangan Fang Yuan. Gu Cahaya Bulan adalah simbol khas Klan Gu Yue, mustahil dipalsukan. 　　“Masalahnya sederhana. Putra kedua Si Wang lancang padaku. Aku yang emosi langsung membunuh seluruh keluarga ini. Mereka berdua bisa menjadi saksi.” Fang Yuan menjawab tanpa rasa bersalah, langsung mengaku sambil menunjuk dua pemburu muda yang masih bersimpuh di lantai. 　　Perkataan Fang Yuan benar. Kedua pemburu itu mengangguk cepat tanpa keraguan sedikitpun. 　　Jiang He tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak: “Bagus kau bunuh! Budak rendahan berani lancang pada tuan, memang pantas dibunuh!!” 　　Namun kemudian, tiba-tiba mengubah nada bicara dengan penuh sindiran, "Tapi adik tingkat, tindakanmu ini menyulitkanku. Meski si tua ini hidup menyendiri di sini, mereka tetap warga yang menjadi tanggung jawabku. Aku ditempatkan marga di desa ini untuk warga dan menjaga keamanan. Dengan kau mereka, jumlah penduduk desa berkurang. Ini akan menurunkan penilaian kinerjaku di akhir tahun." 　　 menangkap maksud tersembunyi ini. -nya berkilat, langsung paham Jiang He sedang berusaha memeras -nya. 　　Dengan santai menjawab, "Tak perlu repet. Senior laporkan saja sesuai fakta. Katakan seluruh ini kubunuh sendiri, tak ada hubungan dengan senior." 　　Jiang He mengernyit. -nya mendidih geram atas sikap tak tahu diri Fang Yuan ini. Suaranya mengeras, "Kalau begitu akan kulaporkan sesuai prosedur. Sebutkan -mu, akan kutulis lengkap dalam laporan ke marga." 　　Ancaman terselubung dalam ucapannya. Bagi remaja biasa, mungkin sudah gentar. 　　Tapi dari sini Fang Yuan justru melihat kelemahannya. Dengan tegas itu menjawab, "Laporkan saja. Namaku Fang Yuan." 　　“Jadi kau adalah Fang Yuan!” Jiang He terlihat jelas terkejut, “Aku sering mendengar adikku bercerita tentangmu. Kau memukuli semua teman sekelas, memeras secara terbuka, setiap kali bisa mendapatkan 60 keping Batu Yuan. Setiap kali adikku bercerita, dia selalu iri dengan caramu yang mudah mendapatkan uang. Bahkan kau berhasil membuka kodok lumpur dan Cacing Arak dalam batu judi. Keberuntunganmu benar-benar membuat orang iri. Ngomong-ngomong, adikku adalah Jiang Ya, kalian pasti sudah lama bertemu.” 　　“Oh, ternyata dia.” Fang Yuan mengangguk, mengakui, “Benar, setiap kali aku membeli kelopak bunga Bulan-anggrek, selalu di toko Jiang Ya.” 　　“Ha ha ha, kalau begitu kita sudah kenal. Sudahlah, Jiang He yang akan tanggung ini!” Jiang He menepuk dadanya, berpura-pura bersikap kesatria. 　　Ia sebenarnya sedang memanfaatkan situasi, mana mungkin benar-benar melaporkan hal ini. 　　Meski dilaporkan, penilaian keluarga terhadapnya tetap akan menurun. Lebih baik menjual budi pada Fang Yuan. Mengenai kematian keluarga Kakek Wang, cukup laporkan sebagai serangan binatang buas. 　　Salah sendiri si tua Wang nekat pindah dari desa, membangun villa kayu di sini yang terisolasi! 　　Jiang He tidak takut masalah ini terbongkar. Bagaimanapun hanya beberapa manusia biasa budak tani, nyawa mereka murah seperti rumput. Mati ya mati, keluarga pun jika tahu ada yang disembunyikan, tak akan peduli urusan sepele seperti ini. 　　"Hanya saja, adik tingkat. Kau belum keluar dari ruang kelas, belum memiliki seragam Gu Master seperti kakak tingkat ini. Kalau tidak, Wang Er melihat seragam ini pasti langsung tahu statusmu sebagai Gu Master. Mana mungkin dia berani menghinamu? Adik kan orang pintar, setuju bukan, hehe." Jiang He menambahkan. 　　Tatapan Fang Yuan berkedip samar. Perkataan Jiang He yang tersirat sebenarnya adalah peringatan——jangan sembarangan keluar dari ruang kelas berkeliaran, juga lebih baik tidak lagi membunuh dan membuat keributan di wilayah tanggung jawabnya di masa depan. 　　"Kalau begitu terima kasih atas bimbingannya, Kakak Tingkat." Fang Yuan memberikan hormat dengan tangan terkepal, lalu berpamitan pada Jiang He dan langsung meninggalkan tempat itu. 　　c！！！ BABKetujuh Puluh: Menggunakan Bai Shi Gu 　　; 　　Di langit malam yang gulita, bulan menggantung bak piring perak, menyiramkan cahaya bulan bak aliran air. Unduh e-book gratis... 　　Dalam hembusan angin musim panas, hutan lebat membentangkan dedaunan hijau pekatnya dengan lembut. Gemericik air terjun tak sanggup menenggelamkan riuh suara jangkrik cendana. 　　Fang Yuan menginjak rumput hijau segar, mendekati seekor babi hutan dengan diam-diam. 　　Babi hutan itu menundukkan kepala, mendengus-dengus sambil mengais lumpur hijau di tanah, mencari rumput dan cacing di balik gumpalan tanah. 　　Babi hutan adalah hewan omnivora. Mereka tak hanya memakan cacing, tapi juga mencuri telur burung, pandai berburu kelinci liar, tikus, bahkan makhluk beracun seperti ular dan kalajengking. 　　Fang Yuan perlahan mendekati babi hutan ini dari belakang. 　　Di bawah cahaya bulan yang terang, bulu keabu-abuan babi hutan terlihat jelas. Tubuh kekarnya memiliki BABke-70: Menggunakan Bai Shi Gu anggota tubuh pendek dan tebal, rambut kasar di punggungnya yang panjang dan keras, telinga berbulu jarang seperti jarum-jarum berdiri. 　　Dengan keempat kakinya menapak tanah, setiap kaki memiliki empat jari namun hanya dua jari tengah yang menyentuh tanah. Ekornya yang tipis dan pendek sesekali dikibaskan untuk mengusir serangga terbang di sekitarnya. 　　Tiba-tiba ia berhenti menggali tanah dan mengangkat kepala dengan cepat, sementara sepasang telinga runcingnya yang tegak bergetar beberapa kali. 　　Meski Fang Yuan segera menghentikan langkahnya, babi hutan ini tetap mendeteksinya, berbalik sambil mengeluarkan suara dengusan keras sebagai peringatan. 　　Fang Yuan tidak terkejut. Hewan liar tidak seperti hewan ternak, selalu waspada. Terutama babi hutan yang memiliki penciuman tajam, mampu menemukan sarang burung yang tersembunyi rapat. 　　Bahkan jika babi ini tidak mendengar gerakan, saat Fang Yuan mendekat dalam jarak seratus meter, ia akan mencium aroma tubuh Fang Yuan dan menyadari keberadaannya. 　　Meski saat ini Fang Yuan memiliki lima Gu: Gu Cungcu Chan, Cacing Arak, Gu Cahaya Bulan, Xiao Guang Gu, dan Bai Shi Gu, kombinasi ini belum optimal dan lengkap. 　　Jika ada Kunci Qi Gu yang menutupi bau, ditambah dengan Silent Step Gu yang menyamarkan suara langkah kaki, seseorang bisa mendekati babi hutan hingga jarak sepuluh langkah tanpa suara. 　　Namun dengan menambahkan dua Gu seperti ini, Fang Yuan harus memelihara tujuh serangga Gu. Konsumsi Batu Yuan akan menjadi terlalu besar dan sulit dipertahankan. 　　Umumnya seorang Gu Master hanya bisa memelihara 4-5 serangga Gu dengan tingkat yang sama. Oleh karena itu, Gu Master biasanya tidak bertindak sendirian, tapi membentuk kelompok lima orang, minimal tiga orang. 　　Dalam kelompok, akan ada anggota khusus yang bertugas pengintaian, pergerakan, serangan frontal, penyembuhan, dan pertahanan. 　　Langkah Fang Yuan tak berhenti, terus mendekati babi hutan. BABini diunggah oleh netizen 　　Babi hutan menggeram rendah, bulu putih di lehernya tegak berdiri menandakan kegelisahannya. 　　Ketika Fang Yuan melangkah melewati batas jarak aman dalam persepsi babi hutan, binatang itu menggaruk tanah tiga kali dengan kaki depan lalu melesat dengan empat kaki berotot, kepala tertunduk menyerbu Fang Yuan. 　　Gigi taring atasnya yang putih berkilau menyembul keluar membentuk gading tajam. Di bawah cahaya bulan, gading itu berkilat menusuk ke arah Fang Yuan. 　　Fang Yuan sama sekali tidak memiliki Gu bertahan. Jika tertusuk gading ini, perutnya akan tembus seketika, usus tertembus. Saat itu terjadi, kalaupun tak mati pasti luka parah. 　　“Gu Cahaya Bulan.” Wajah Fang Yuan tetap tenang, seketika Gu Cahaya Bulan yang bersemayam di telapak tangan kanannya menyerap Yuan Zhen, memancarkan cahaya bulan kebiruan yang bersinar selaras dengan rembulan di langit malam. 　　Babi hutan menerjang dengan garang, Fang Yuan menyabetkan telapak tangan kanannya ke arahnya. 　　Dengan suara "criiit", Moon Blade melesat dan menghantam wajah babi hutan, darah segar langsung menyembur deras. 　　Babi hutan menjerit kesakitan, mengubah amarah menjadi tenaga, laju serangannya semakin kencang dan dalam sekejap sudah berada beberapa langkah di depan Fang Yuan. 　　Dengan gesit Fang Yuan melompat ke samping, berguling di tanah, lalu berputar menyamping! 　　Babi hutan itu menerobos melewati tubuhnya, dengan suara "brak" langsung menabrak pohon kecil di belakang Fang Yuan. 　　Pohon kecil yang hanya seukuran lengan orang dewasa itu langsung mengalami kerusakan parah saat ditabrak, seluruh batangnya patah menjadi dua bagian. 　　Fang Yuan bangkit berdiri, mendekati babi hutan dengan cepat sambil terus melemparkan Moon Blade dari tangan kanannya. 　　Moon Blade kebiruan melesat laksana garis lurus di udara, menghujam tubuh babi hutan. 　　Kulit abu-abu kehitaman babi hutan itu langsung terbelah beberapa luka panjang yang dalam, darah merah segar terus mengalir deras. 　　Moon Blade yang digerakkan oleh Yuan Zhen tingkat tinggi Fang Yuan bisa memotong tengkorak manusia yang paling keras sekalipun, tapi pada tubuh babi hutan ini hanya mampu melukai daging tanpa menyentuh tulang. 　　Seekor babi hutan kecil saja sudah sekuat ini, betapa kerasnya lingkungan hidup di dunia ini! 　　"Babi hutan menggeram rendah, kembali menyerbu ke arah Fang Yuan." 　　"Dalam proses berlari, luka berdarah di tubuhnya terus terkoyak, darah panas seolah tak mau berhenti mengalir deras." 　　"Fang Yuan mengulangi taktik sebelumnya, berguling ke samping untuk menghindari serangannya." 　　"Meski babi hutan kuat dan gesit, kelemahannya ada pada kemampuan mengubah arah. Semakin cepat lajunya, semakin sulit berbelok - setiap serangan hampir selalu lurus. Bagi Master Gu yang berani dan cermat, menghindar bukan hal sulit." 　　"Desisan." 　　"Setiap kali babi itu melintas, Fang Yuan melemparkan beberapa bilah Moon Blade. Luka lama bertambah baru, amarahnya memuncak, darahnya semakin banyak tumpah." 　　"Setelah beberapa kali seperti ini, gerakannya melambat, raungannya mulai terdengar lemah." 　　"Gu Cahaya Kecil." 　　"Kali ini Fang Yuan tak hanya mengaktifkan Gu Cahaya Bulan, tapi juga mengalirkan Yuan Zhen ke dalam Gu Cahaya Kecil." 　　"Setelah disatukan, Gu Cahaya Bulan bersemayam di telapak kanan Fang Yuan sebagai simbol bulan sabit kebiruan. Gu Cahaya Kecil membentuk pola bintang putih susu di telapak yang sama." 　　"Yuan Zhen hijau tua mengalir ke kedua Gu tersebut. Gu Cahaya Bulan memancarkan sinar bulan biru pucat, sementara Gu Cahaya Kecil mengeluarkan cahaya putih memutih." 　　Cahaya putih susu menyatu dengan cahaya bulan, gumpalan cahaya bulan yang awalnya hanya kecil, langsung mengembang dua kali lipat. 　　"Serang!" 　　Fang Yuan mengayunkan tangan kanannya, sebuah Moon Blade versi besar langsung melesat keluar. 　　Moon Blade yang dihasilkan hanya dengan Gu Cahaya Bulan berukuran sebesar tamparan. Tapi dengan bantuan Gu Cahaya Kecil, ukuran Moon Blade ini membesar dua kali lipat, kekuatan serangannya juga meningkat dua kali lipat! 　　Sreeet! 　　Moon Blade menembus leher babi hutan, langsung menghilang di balik bulu keabu-abuannya, lalu muncul lagi dari sisi lain sejauh 3-4 meter sebelum menghilang di udara. 　　Ciut-ciut... 　　Babi hutan itu berdiri kaku sejenak, lalu darah segar menyembur deras bagai air mancur merah yang bergemuruh. 　　Tubuhnya ambruk ke lantai kayu, sebagian besar kepalanya terpenggal oleh semburan darah yang deras, hanya tersisa sedikit kulit dan daging yang masih menempel. 　　Bau anyir darah yang tajam langsung memenuhi udara. 　　Fang Yuan tidak berani lengah, ia menunjuk ke arah bangkai babi hutan itu. Bai Shi Gu yang semula bersemayam di rongga kosongnya segera berubah menjadi cahaya putih susu dan menembus tubuh babi hutan. 　　Fang Yuan tetap di tempatnya, wajahnya tegang sambil terus waspada. Meski peta kulit hewan menunjukkan area ini relatif aman, alam selalu punya kejutan. Bagaimana jika ada binatang buas tertarik oleh bau darah ini? 　　Beberapa saat kemudian, Bai Shi Gu kembali terbang dengan goyah. 　　"Seluruh tubuh babi hutan ini telah menyusut lebih dari setengah, hanya menyisakan kulit berwarna abu-abu kehitaman beserta organ dalam di bawahnya. Sedangkan daging babi hutan, hampir seluruhnya telah dimakan oleh Bai Shi Gu." 　　"Anehnya, meski Bai Shi Gu telah memakan daging babi yang ribuan kali lebih besar dari tubuhnya sendiri, ukuran tubuhnya sama sekali tidak berubah." 　　"Bahkan setetes darah pun tidak menempel, tetap mempertahankan bentuk kumbang berwarna putih susu itu." 　　"Setelah makan kali ini, lima hari kemudian baru kita bunuh babi lagi." Fang Yuan menyimpan Bai Shi Gu, namun tidak langsung pergi. Ia mengeluarkan pisau dan memotong kedua taring babi hutan. 　　"Pada tubuh babi hutan, ada tiga barang yang agak bernilai." 　　"Pertama dagingnya, kedua kulitnya, ketiga taringnya." 　　"Tapi sekarang daging babi hutan hampir habis dimakan Bai Shi Gu. Kulitnya juga rusak parah oleh Moon Blade, tidak berguna lagi diambil." 　　"Hanya taring ini yang masih bernilai. Bisa jadi makanan serangga gu pemakan gigi, atau bahan untuk evolusi gu tertentu." 　　Fang Yuan menyembunyikan pasangan taring ini di **celah batu**, lalu kembali ke asrama sekolah. 　　Ia tidak langsung tidur, melainkan duduk bersila di ranjang dan mulai berkultivasi. 　　Di dalam rongga kosong, Yuanhai bergelombang naik turun bagai pasang-surut. 　　Fang Yuan kini sudah menjadi Gu Master tingkat menengah. Dengan bantuan Cacing Arak, ia memperoleh Yuan Zhen tingkat tinggi. 　　"Karena itu, Yuan Zhen rekan seusianya biasanya berwarna hijau muda tingkat menengah, sedangkan Yuan Zhen Fang Yuan berwarna hijau tua tingkat tinggi." 　　"Tapi setelah membunuh seekor babi hutan, Yuan Zhen di rongga kosong Fang Yuan sekarang tersisa dua cheng tiga fen." 　　"Gushi Yizhuan kekuatan tempurnya tidak terlalu hebat. Atau mungkin lingkungan alam terlalu keras. Meski Moon Blade bisa mematahkan tulang, untuk membunuh seekor babi hutan biasa saja Fang Yuan harus menghabiskan dua cheng Yuan Zhen tingkat tinggi." 　　"White Pig Gu." 　　"Dia menutup mata rapat-rapat, memusatkan seluruh perhatian pada rongga kosongnya." 　　"Di rongga kosong, semburan Yuan Zhen hijau tua mengalir ke atas, menyuntik ke tubuh White Pig Gu." 　　"White Pig Gu seketika memancarkan cahaya putih menyilaukan yang menerangi tubuh Fang Yuan. Jika dilihat dari luar saat ini, tubuh Fang Yuan sedang memancarkan kilau putih samar dari dalam ke luar." 　　"Setiap inci kulit Fang Yuan, setiap serat ototnya, terendam dalam cahaya putih ini." 　　"Rasa geli yang sedikit menusuk menyergap hati Fang Yuan. Cahaya putih mengubah otot-ototnya, menyatukan kekuatan sedikit demi sedikit ke dalam tubuhnya, menetap permanen tanpa bocor lagi." 　　"Namun beberapa saat kemudian, rasa geli ini berubah menjadi sakit. Rasa sakit ini awalnya seperti kesetrum yang mati rasa, lalu berubah menjadi siksaan seolah pisau menyiksa setiap ototnya!" 　　"Fang Yuan segera menghentikan White Pig Gu." 　　"Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik." 　　Gu Babi Putih juga tidak bisa digunakan berlebihan, waktu pemakaian sekitar seperempat jam per hari. Jika melebihi durasi ini, akan memicu rasa sakit yang semakin hebat. 　　Jika dipaksakan lagi saat itu, mungkin bisa membuat orang langsung mati kesakitan! 　　c！！！ BAB71: Kekuatan Mampu Angkut Babi, Pikiran Rendah Hati 　　; 　　Waktu berlalu cepat, seolah hanya sekejap mata, tibalah pertengahan Juni. ..Baca.. 　　Malam musim panas, roda bulan keemasan tergantung tinggi di langit, menyinari bumi dan pegunungan hijau. 　　Angin berhembus sesekali, dedaunan dan cahaya bulan bergerak bersama. Kicau jangkrik dan genderang katak bersahutan, sesekali lolongan serigala terdengar dari kejauhan, bergema di pegunungan. 　　Sebuah tepian sungai, air sungai mengikis batuan putih yang licin. Di sampingnya, sebuah pertarungan sedang terjadi. 　　Seekor babi hutan penuh luka panjang dan dalam di sekujur tubuhnya. Ia menghentakkan kaki, kembali menyerang Fang Yuan, darah menyembur dari luka-luka itu membentuk jejak merah sepanjang jalan. 　　Fang Yuan bermanuver menghindari serangan dengan tenang. 　　Babi hutan ini sudah sekarat, tapi justru binatang buas dalam kondisi seperti ini paling berbahaya. Mereka akan memancarkan sisa-sisa tenaga hidup terakhir, menjadi lebih ganas dan sulit diatasi. Sedikit kecerobohan bisa membuat seseorang tersungkur, usus hancur oleh taringnya. 　　Wajah Fang Yuan tenang, mata gelapnya yang dalam memantulkan kilau dingin di bawah sorotan cahaya bulan. 　　Ia memiliki pengalaman 500 tahun yang terkristalisasi. Di satu sisi, ia tenggelam dalam pertarungan, namun sebagian kesadarannya tetap waspada terhadap situasi sekitar. 　　Beberapa kali selama berburu babi hutan, makhluk lain datang mengganggu. Sekali seekor babi hutan, beberapa kali serigala liar, bahkan pernah seekor harimau pengembara. 　　Seiring waktu, serangan babi hutan akhirnya mulai melambat. 　　Mata Fang Yuan bersinar terang. Dengan langkah gesit ia mendekati babi hutan, lalu berjongkok dan mengangkat bahu - babi hutan itu terangkat ke punggungnya dalam sekejap. 　　Hah! 　　Fang Yuan menggeram rendah, wajahnya memerah. Kedua tangannya mengangkat tinggi-tinggi babi hutan itu. 　　Babi hutan bergerak lemah. 　　Tubuh Fang Yuan goyah. Dengan seluruh tenaga, ia melemparkan babi hutan itu. 　　Dengung berat terdengar saat babi hutan menghantam batu raksasa di tepi sungai. Raungan pilu menyayat disertai bunyi retak tulang rusuk. 　　BAB71: Kekuatan Mampu Mengangkat Babi, Pikiran Rendah Hati. Babi itu jatuh dari batu raksasa. Dari hidung, telinga, dan mulutnya, darah panas menyembur deras. 　　Beberapa kali ia kejang-kejang, lalu tak bergerak lagi. 　　Ketenangan kembali menyelimuti. 　　Air sungai mengalir gemericik, membawa serta darah babi yang kemerahan ke kejauhan. 　　"Kekuatanku sekarang sudah bisa mengangkat seekor babi! Malam ini akan kucoba batu raksasa di Jalan itu." Fang Yuan berdiri di tempat, napasnya berat, sorot matanya menyembunyikan kegembiraan. 　　Hari-hari ini ia terus menggunakan Gu Babi Putih untuk merefleksikan tubuh kekarnya, menambah kekuatan. Ia bisa merasakan dengan jelas bahwa tenaganya semakin bertambah. 　　Dulu saat bertarung dengan babi hutan, hanya bisa menggunakan Moon Blade untuk mengelak, sekarang bahkan bisa mengangkat babi hutan itu. Perkembangan kekuatan menunjukkan kemajuan pesat. 　　Tentu saja, Gu Babi Putih tidak akan menambah kekuatan Fang Yuan tanpa batas. Batas maksimalnya adalah kekuatan satu babi. Setelah mencapai batas ini, tidak bisa lagi menggunakan Gu Babi Putih untuk menambah tenaga. 　　"Sekarang aku bisa mengangkat babi hutan utuh, tapi bukan berarti bisa langsung adu kekuatan dengan babi. Seperti pria kekar yang bisa mengangkat pria kekar lain, belum tentu ada perbedaan kekuatan di antara mereka. Kekuatanku masih bisa berkembang lagi." 　　Setelah memberi semua daging babi kepada Gu Babi Putih, Fang Yuan mengambil taring babi dengan pisau berburu, akhirnya memotong kulit babi hutan yang sudah compang-camping itu, baru pergi ke celah batu**. 　　Mengenai bangkai babi ini, tidak perlu dia urus. Malam musim panas, binatang buas sering muncul. Perkiraannya tidak lama lagi akan ada binatang yang mencium bau darah ini, datang membersihkan area untuk Fang Yuan. 　　Seandainya ada yang menemukan pun tidak masalah. Luka di tubuh babi hutan sudah di-"olah" dengan pisau oleh Fang Yuan, tidak terlihat lagi jejak serangan bulan sabit. 　　Kembali ke dalam ** yang diselimuti cahaya merah, Fang Yuan dengan santai melemparkan dua taring babi hutan ke sudut. 　　Taring babi hutan saling bertabrakan, mengeluarkan suara dentang yang nyaring. 　　Di sudut ini telah terkumpul sedikit tumpukan taring babi hutan. Semua adalah hasil perburuan Fang Yuan belakangan ini. 　　Fang Yuan langsung menyusup ke dalam lorong, kembali sampai ke ujung lorong. 　　Berjalan di dalam lorong, derap langkah bergema gemuruh di sepanjang dinding. Pandangan diselimuti cahaya merah yang redup. 　　Semuanya tak berubah, batu raksasa masih berdiri di sana, membentang diam di depan. Adapun lubang tempat bunga tanah digali, telah ditimbun kembali oleh Fang Yuan. 　　Hah! 　　Fang Yuan mendekati batu raksasa itu, mengangkat kedua tangan, dan mendorong sekuat tenaga. 　　Namun meski wajahnya memerah mengerahkan seluruh kekuatan, batu raksasa itu tetap tak bergerak sedikit pun. 　　"Sekuat ini tenagaku, paling-paling hanya sanggup mengangkat seekor babi hutan. Tapi batu ini beratnya setara lima enam ekor babi hutan. Wajar saja aku tak bisa mendorongnya. Warisan kekuatan Hua Jiu Xingzhe memang tak mudah didapat!" Tatapan Fang Yuan berkilat, hatinya memperhitungkan. 　　Ia tak putus asa, keluar dari lorong, kembali ke ruang rahasia di atas. 　　Mengambil tabung bambu yang bersandar di sudut tembok, Fang Yuan langsung duduk bersila di lantai kayu, membuka tutup tabung bambu, lalu mengeluarkan peta kulit hewan dan lembaran-lembaran kertas bambu di dalamnya. 　　Ia membentangkan peta kulit binatang itu dan mulai menghafal diam-diam, sesekali menggoreskan jejak tipis di lantai kayu dengan jari-jarinya untuk membantu ingatannya. 　　Sejak hari pertama mendapatkan peta ini, ia sudah memulai kebiasaan seperti ini. 　　Fang Yuan tidak memiliki Gu dengan fungsi penyimpanan, sehingga tidak bisa membawa peta kulit ini ke mana-mana. Membawa tabung bambu saat bertarung akan sangat merepotkan. Karena itu, Fang Yuan berusaha keras untuk mengisi peta ini ke dalam otaknya. 　　Meski beberapa hal merepotkan, tapi sebaiknya tetap diselesaikan. Dalam hidup manusia, mereka yang takut menghadapi kesulitan dan tidak segera menyelesaikannya justru akan menghadapi masalah yang lebih besar di kemudian hari. Prinsip ini sudah Fang Yuan pahami sejak kehidupan sebelumnya. 　　"Memori memang tajam di masa muda. Sekarang aku sudah menghafal lebih dari separuh peta ini. Jika di masa tua nanti, pasti sambil menghafal sambil lupa. Hehehe... Tentu saja jika aku punya Cacing Buku, cukup beri makan peta kulit ini padanya. Selama cacing itu tidak hilang, aku akan selalu ingat peta ini dengan jelas." 　　Dengan sudah memiliki Cacing Arak dan Gu Babi Putih, Fang Yuan mulai serakah menginginkan Cacing Buku. 　　Nilai Cacing Buku setara dengan Cacing Arak dan Gu Babi Putih - semuanya adalah spesies langka di tingkat satu serangga Gu, harganya sangat mahal di pasar dan selalu dalam status kehabisan stok. 　　Pada kehidupan sebelumnya, Fang Yuan tidak pernah mendapatkan Cacing Arak atau Gu Babi Putih, namun secara tak terduga memperoleh Seekor Cacing Buku. Cacing Buku ini kemudian terus naik tingkat, menemani dirinya selama enam puluh tahun penuh. 　　"Sudahlah, Cacing Buku selalu langka. Mustahil mendapatkannya dalam waktu singkat. Sebenarnya, situasiku setelah terlahir kembali sekarang jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama di kehidupan sebelumnya. Di kehidupan sebelumnya saat ini, aku masih di tingkat awal satu, sementara orang lain seperti Fang Zheng, Chi Cheng, Mo Bei sudah mencapai tingkat tinggi, jauh meninggalkanku." Fang Yuan bukan tipe orang yang ngotot, setelah dipikir-pikir akhirnya bisa menerima. 　　Ia cukup puas dengan progres saat ini. 　　Dirinya di tingkat menengah, yang lain juga di tingkat menengah. Dengan Bakat Kelas C, bisa menyamai teman seumuran yang berbakat Kelas A dan B sangatlah sulit. Di sini, peran Cacing Arak sangat vital, ditambah pengalaman berkultivasi Fang Yuan yang kaya dan matang. 　　Ada satu aspek lagi yang juga karena usahanya. 　　Ia merampok dan memeras semua murid sekelas. Para korban ini terpaksa berlatih jurus bela diri dengan giat di bawah bimbingan sesepuh. Secara tidak langsung, hal ini menguras energi mereka dan mengurangi waktu untuk memupuk dinding qiao. Akibatnya di kehidupan ini, cultivation mereka lebih lemah dibandingkan kehidupan sebelumnya Fang Yuan. 　　Tapi meski begitu, jarak mereka ke tingkat tinggi sudah tidak jauh lagi. 　　"Cultivasi tahap awal seorang Gu Master relatif lebih mudah, efeknya bisa terlihat dalam waktu singkat. Terutama ketiga orang ini - Gu Yue Fang Zheng, Gu Yue Mo Chen, dan Gu Yue Chi Cheng - cultivation mereka sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan melampaui Fang Yuan." 　　"Seiring berjalannya proses berkultivasi, ketiganya mulai menunjukkan keunggulan jelas baik dari segi bakat maupun dukungan kuat di belakang mereka. Keunggulan yang susah payah dibangun Fang Yuan menggunakan Cacing Arak hampir tidak tersisa lagi." 　　"Tentu ini juga terkait dengan fokusnya baru-baru ini berburu menggunakan Gu Babi Putih untuk meningkatkan kekuatan, yang menyita cukup banyak energi dan waktu." 　　"Menurut perkiraan waktu ini, tak lama lagi pasti ada yang pertama mencapai level tinggi. Orang pertama yang mencapai level tinggi akan mendapat hadiah 30 Batu Yuan. Tapi hadiah ini tidak akan kukejar." Fang Yuan sudah mengambil keputusan. 　　"Jika sekarang ia mengesampingkan Gu Babi Putih sementara dan fokus mengejar level tinggi, mungkin masih ada harapan menang. Tapi ini bukan yang diinginkan Fang Yuan. Meski 30 Batu Yuan menggiurkan, saat ini ia belum kekurangan jumlah segitu." 　　"Alasan utamanya adalah ia perlu menjaga profil rendah dan menyembunyikan diri. Hanya dengan mengurangi perhatian orang lain padanya, ia bisa mewarisi kekuatan Hua Jiu Xingzhe dengan aman." 　　"Inilah tujuan utamanya." 　　"Berbagai hadiah di ruang kelas hanyalah umpan untuk memotivasi murid giat berkultivasi, sekaligus bagian dari sistem keluarga. Terjebak dalam keuntungan kecil-kecilan seperti ini bukanlah tindakan bijak." 　　Fang Yuan menarik kembali pikirannya, lalu memfokuskan pandangan pada peta kulit binatan. 　　"Peta kulit binatang memiliki dua sisi, sisi depan mencatat kondisi siang hari, sisi belakang mencatat kondisi malam. Berbagai garis berwarna saling bersilangan di atasnya." 　　"Garis-garis ini, baik lurus maupun melengkung, memiliki makna khusus. Hanya Kakek Wang yang paling paham, sayangnya dia sudah mati. Meski masih hidup, memaksanya menjelaskan pun belum tentu ia mau berkata jujur." 　　"Selama beberapa hari ini, Fang Yuan mengandalkan wawasan dan pengalamannya, sambil membandingkan dengan kertas bambu, hampir berhasil memecahkan semua kode." 　　"Tanda silang merah seharusnya mewakili bahaya atau zona terlarang. Area dengan silang merah ini dikelilingi kawanan babi hutan, mungkin ada babi hutan raja. Dengan kekuatanku sekarang, bertemu babi hutan raja berarti mati. Hmph!" 　　"Fang Yuan teringat Kakek Wang, tak bisa menahan dengusan dingin." 　　"Tanda silang merah di area ini tidak ada di kertas bambu. Andai Fang Yuan mempercayai kertas bambu itu, mungkin suatu hari akan mati di taring babi hutan raja. Kakek Wang ini benar-benar licik dan cerdik, ingin balas dendam kematian anak tapi tak bertindak langsung, malah memanfaatkan kekuatan babi hutan raja. Dengan begitu, jika Fang Yuan tewas, dia bisa cuci tangan." 　　"Tapi tiga area dengan lingkaran merah ini, apa artinya ya?" Fang Yuan mengernyit bingung. 　　"Ini menjadi teka-teki terakhir di peta kulit binatang." 　　"Tiga lingkaran merah terletak di lokasi terpencil yang berjauhan, dikelilingi sedikit kawanan binatang, termasuk area yang relatif aman di alam liar." 　　"Tanda silang merah mewakili area terlarang, lalu lingkaran merah melambangkan apa?" Fang Yuan kembali terbenam dalam perenungan, "Secara umum, warna merah selalu yang paling mencolok. Lao Wang memberi lingkaran merah di tiga lokasi ini, artinya tempat-tempat ini sangat penting baginya. Sayangnya ketiganya terlalu jauh, kalau tidak, pasti kuselidiki sendiri." 　　c！！！ BABke-72: Setiap Organisasi Memerlukan Kesetiaan 　　; 　　Musim panas yang terik, angin gunung berhembus hangat, hawa panas menyengat di Gunung Qingmao... 　　Sekejap mata, waktu telah memasuki akhir bulan Juni. 　　"Gu Yue Fang Zheng!" Di ruang kelas, Sesepuh keluarga memanggil nama. 　　Gu Yue Fang Zheng pun bangkit dari kursinya, menghadap Sesepuh akademi. 　　Di bawah tatapan penuh iri rekan-rekan sebayanya, Fang Zheng menerima kantong berat berisi Batu Yuan. 　　"Fang Zheng, kaulah yang pertama mencapai tingkat tinggi. Ini semua hadiahmu, kerja bagus, teruskan semangatmu." Sesepuh akademi tersenyum bangga sambil menepuk bahu Fang Zheng. 　　Fang Zheng mengangguk mantap, wajahnya dipancari semangat menyala-nyala. 　　Dengan tangan bergetar, ia menerima kantong uang itu dan kembali ke tempat duduk. 　　"Akhirnya kulakukan juga. Yang pertama naik tingkat tinggi, Kakak lihat? Aku akhirnya mengalahkanmu di BABke-72: Setiap Organisasi Memerlukan Kesetiaan!" 　　Matanya berbinar-binar, pandangannya menyapu ke arah Fang Yuan. 　　Fang Yuan masih tertidur di atas meja dengan pulas. Semalam ia kembali memburu dan membunuh babi hutan, lalu setelah kembali ke kamar asrama, menggunakan Gu Babi Putih untuk memantulkan tubuh kekarnya, menyerap Zhen Yuan alami dari Batu Yuan, lalu memurnikannya dengan Cacing Arak. Terakhir, ia menggunakan Zhen Yuan tingkat tinggi untuk merawat dinding qiao. Semua ini dikerjakannya hingga subuh. 　　Ia buru-buru sarapan, langsung tertidur di meja begitu pelajaran dimulai. Kelelahan yang teramat sangat—latihan sebagai Gu Master tak bisa menggantikan kebutuhan tidur. 　　"Hmph, meski kau berpura-pura tidur dan tak mau mengakui, ini kenyataan! Kak, akhirnya aku mengunggulimu! Ini pertama kali, selanjutnya akan ada kedua, ketiga!" 　　Fang Zheng mengepal kedua tinjunya. Kesuksesan kali ini sangat berarti baginya. Akhirnya ia berhasil menyobek bayangan gelap Fang Yuan yang begitu lama menyelimuti hatinya, menyibakkan secercah cahaya. 　　Meski cahaya itu kecil dan tipis, namun memberi Fang Zheng harapan dan semangat tak terbatas! 　　"Hmph, ternyata kalah dari Fang Zheng," gerutu Gu Yue Mobei yang duduk sambil menyilangkan tangan, tak bisa menyembunyikan kekecewaan. 　　"Inikah keunggulan tingkat A? Menyebalkan..." Wajah Gu Yue Chi Cheng muram. Semakin dalam ia berkultivasi, semakin nyata dirasakannya manfaat bakat unggul. Meski didukung Kakek Gu Yue Chi Lian dan berusaha keras, ia tetap tertinggal oleh Fang Zheng. 　　“Kalau aku punya Cacing Arak, ditambah bantuan Kakek, mungkin bisa mengalahkan Fang Zheng! Menyebalkan bersaudara Fang! Adiknya bakat Kelas A, selalu mengungguli kita. Kakaknya walau kelas C, tapi punya Cacing Arak. Kok semua keberuntungan di dunia ini jatuh ke mereka berdua?” Gu Yue Chi Cheng geram dalam hatinya. 　　“Kali ini Fang Zheng yang pertama mencapai tingkat tinggi.” 　　“Wajar saja, namanya juga bakat Kelas A.” 　　“Iya, bahkan Mo Bei, Chi Cheng, dan Fang Yuan kalah dari Fang Zheng. Sekarang Fang Zheng paling menonjol.” 　　“Fang Yuan cuma punya Cacing Arak, tapi tidak berusaha. Setiap hari malas-malasan, tidur terus di kelas, lebih baik Cacing Araknya diberikan padaku.” 　　Para murid di sekeliling berbisik-bisik, mengungkapkan rasa tidak puas, kepasrahan, atau iri hati. 　　Sesepuh akademi memanggil nama-nama satu per satu. Murid-murid maju ke depan untuk menerima subsidi Batu Yuan lalu kembali ke tempat duduk. 　　“Tenang semua.” Setelah subsidi selesai dibagikan, Sesepuh akademi menepuk meja pengajar. Seketika ruang kelas menjadi hening. 　　“Tak terasa kalian sudah menguasai serangga gu kedua, bahkan mencapai tingkat tinggi. Selama setengah tahun ini kalian berlatih keras, sekarang sudah punya dasar. Saatnya uji nyali di alam liar. Pertarungan sesungguhnya bukan melawan Boneka Jerami atau Boneka Kayu yang kering seperti itu.” 　　“Berikut ini pemberitahuan ujian tengah tahun. Tiga hari lagi akan diadakan ujian tengah tahun yang wajib diikuti oleh seluruh murid! Materi ujiannya adalah berburu babi hutan. Nilai akan dicatat berdasarkan jumlah taring babi hutan yang dikumpulkan, semakin banyak taring yang terkumpul semakin bagus nilainya. Setelah ujian, setiap taring babi hutan bisa ditukar dengan sepuluh Batu Yuan. Selain itu, perburuan tim diperbolehkan.” 　　Begitu kata Sesepuh akademi, ruang kelas langsung gempar bagai sarang lebah. 　　“Akhirnya tiba saat ujian tengah tahun!” 　　“Setiap angkatan murid yang belajar selama setahun di akademi akan menjalani satu ujian tengah tahun dan satu ujian akhir tahun. Hitung-hitungan waktunya, memang sudah saatnya ujian tengah tahun.” 　　“Materi ujian tiap angkatan selalu berbeda. Tak kusangka ujian tengah tahun angkatan kita justru mengumpulkan taring babi hutan.” 　　“Bagaimana ini? Bakatku cuma Kelas D, Gu Nasibku juga bukan Gu serangan seperti Gu Cahaya Bulan. Mana mungkin aku bisa membunuh babi hutan?” 　　“Kau tak dengar tadi? Sesepuh keluarga bilang perburuan tim diperbolehkan. Kita yang bakatnya pas-pasan atau Gu-nya kurang mumpuni bisa saling bantu, bekerja sama! Nanti taring babi yang didapat bisa dibagi-bagi.” 　　“Setiap taring babi hutan bisa ditukar sepuluh Batu Yuan – ini hadiah dari akademi untuk mendorong kita membunuh lebih banyak babi. Padahal harga pasar sebenarnya, satu Batu Yuan bisa membeli dua puluh taring babi hutan.” 　　Para murid menunjukkan ekspresi beragam, ada yang gembira ada yang sedih, ada yang sudah siap bertindak, ada yang memanggil teman. Bahkan Fang Yuan pun terlihat agak terpengaruh. 　　"Berubah! Aku ingat jelas, konten ujian tengah tahun di kehidupan sebelumnya adalah mengumpulkan madu liar. Tak disangka sekarang diubah menjadi berburu taring babi hutan. Inikah efek kupu-kupu itu?" 　　Kepakan sayap kupu-kupu bisa memicu badai di seberang samudera. Variabel kecil mampu melalui lapisan pengaruh, akhirnya berkembang menjadi perubahan besar. 　　Sejak terlahir kembali, Fang Yuan telah membuat banyak perubahan. Kondisinya sekarang sudah berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Dulu ia tertinggal jauh oleh Fang Zheng dkk, kini ia bertahan di barisan terdepan para murid. 　　Di kehidupan lampau ia tidak membunuh Jia Jinsheng, bahkan tak pernah bertemu. Tapi di kehidupan ini, ia tidak hanya membunuhnya tapi juga berhasil mengungkap rahasia lebih dalam dari Peninggalan Hua Jiu Xingzhe. 　　Perubahan-perubahan ini bagai kepakan sayap kupu-kupu, mulai mempengaruhi sekeliling secara tidak langsung. Perubahan konten ujian tengah tahun hanyalah gejala nyata pertama yang terlihat. 　　"Jika pengaruh ini terus berlanjut, apakah sejarah yang akan terjadi selanjutnya akan berubah total? Dengan demikian, keunggulan kelahiranku kembali akan sangat berkurang." 　　Wajah Fang Yuan tetap tenang, tapi dalam hati ia menghela napas. 　　Perasaan tak berdaya dan urgensi menyelimuti hatinya, tapi ia segera menyesuaikan diri dan pulih. 　　"Bagaimanapun, kejadian yang sudah terjadi tidak bisa dihentikan. Aku harus aktif mengubah diri, bahkan jika akhirnya semua berubah tak dikenali, tak akan memperlambat langkah pertumbuhan karena kekhawatiran!" 　　"Di kehidupan sebelumnya aku menghadapi masa depan tak diketahui, masa kini kurang keberanian? Hehe, meski dunia penuh rongga berduri, aku akan meretas jalan berdarah!" 　　"Setiap taring babi hutan bisa ditukar 10 Batu Yuan, harga sangat tinggi. Haruskah aku menjual taring babi hutan di **? Jika mengeluarkannya, apakah akan mencurigakan? Tidak, mungkin dengan situasi politik Klan Gu Yue sekarang, justru bisa memanfaatkan kesempatan." 　　Fang Yuan menggeleng dalam hati, risikonya terlalu besar. Jika benar menjual taring binatang buas itu, apa yang didapat? 　　Seratus lebih Batu Yuan? 　　"Tunggu, Batu Yuan tidak penting. Mungkin ini kesempatan membangun citra." Matanya berkilat saat memikirkan ini. 　　Yang ia butuhkan adalah mengumpulkan kekayaan diam-diam, tetap low profile. Jika rahasia warisan Hua Jiu Xingzhe terbongkar, nyawanya bisa terancam. 　　Tapi posisinya sekarang agak canggung. 　　Ia berseberangan dengan semua teman sekelas, berada di luar sistem. Di mata manajemen, ia adalah remaja kelas C berintelek dingin yang memberontak dan tak puas. 　　“Contoh teks A-1, contoh teks A-2.” Contoh teks A-3, contoh teks A-4. 　　Di dunia manapun, loyalitas selalu menjadi salah satu nilai yang digembar-gemborkan. Loyalitas pada keluarga, loyalitas pada negara, loyalitas pada pemimpin, loyalitas dalam cinta, loyalitas dalam persahabatan, dan sebagainya. 　　Seiring cultivation Fang Yuan yang semakin tinggi, manajemen akan semakin memperhatikannya. Pada saat-saat krusial, keluarga pasti akan mengambil cara keras terhadap Fang Yuan. Saat itulah Fang Yuan benar-benar akan berada dalam posisi pasif. 　　Fang Yuan tidak suka pasif. Ia lebih suka memegang kendali aktif atas segala hal di tangannya sendiri. 　　Karena serangkaian insiden sebelumnya, Fang Yuan terpaksa beroperasi secara berputar-putar, memanfaatkan kekuatan lawan untuk melawan balik. Membangun kesan ini juga merupakan upaya perlindungan diri sesuai situasi. 　　Sekarang masalah perlindungan diri sudah teratasi. Fang Yuan perlu memperkuat diri! 　　Karena itu, ia perlu mengubah kesan ini, membuat manajemen percaya bahwa ia sudah menundukkan kepala dan bergabung dengan sistem keluarga. Tapi perubahan ini tidak boleh terlalu mendadak agar tidak menimbulkan kecurigaan. 　　Yang lebih penting, bergabung dengan sistem ini hanyalah kedok belaka. Fang Yuan tak mungkin benar-benar bergabung dan dikendalikan. Terlalu banyak rahasia dalam tubuhnya. 　　Ia membutuhkan ruang kebebasan yang luas, jadi kenyataannya ia tetap menjadi penyendiri. 　　Ujian pertengahan tahun ini adalah kesempatan emas. 　　"Sepertinya perlu diatur strategi. Mulai dari perampasan dan pemerasan nanti." Tatapan Fang Yuan mantap, semuanya telah masuk dalam rencananya. 　　c！！！ BABke-73: Tanda Lingkaran Merah Misterius 　　; 　　“Kau bilang Fang Yuan kali ini memeras murid, meski mengalahkan Fang Zheng, Chi Cheng, dan Mo Bei bertiga, tapi malah melepaskan mereka tanpa mengambil Batu Yuan mereka?” Mendengar laporan penjaga, Sesepuh akademi menunjukkan ekspresi terkejut ringan. Baca.. 　　“Tidak berani menipu Tuan, memang seperti itu keadaannya.” Penjaga yang bersimpuh di lantai segera menjawab. 　　“Ya.” Sesepuh akademi tidak membenarkan atau menyangkal, melambai tangannya, “Aku sudah tahu hal ini, kau boleh pergi.” 　　“Bawahan mohon diri.” 　　Setelah penjaga pergi, Sesepuh akademi langsung terbenam dalam perenungan. 　　Awalnya ia memperhatikan masalah ini karena khawatir Fang Zheng yang mendapat hadiah 30 keping Batu Yuan akan dipaksa menyerahkannya oleh Fang Yuan. Jika benar demikian, pemberian Batu Yuan dari akademi sama sekali kehilangan maknanya, lebih baik langsung diberikan semua kepada Fang Yuan. 　　Jika Fang Yuan benar-benar bertindak seperti itu, pihak akademi pasti tidak akan mengizinkan. Sesepuh akademi sudah mempersiapkan hukuman berat untuk Fang Yuan. 　　Tapi yang tidak disangkanya, Fang Yuan kali ini tidak hanya tidak mengincar 30 keping Batu Yuan itu, malah secara sukarela melepaskan Mo Bei, Chi Cheng, dan Fang Zheng. 　　“Fang Yuan memiliki ratusan Batu Yuan di tubuhnya, mungkin menganggap remeh 30 keping ini. Tapi melepaskan Mo Bei, Chi Cheng, dan Fang Zheng dengan sukarela, apa alasannya?” 　　Sesepuh akademi merenung, alisnya yang berkerut perlahan merenggang. 　　Ia mulai mengerti. 　　Mo Bei, Chi Cheng, dan Fang Zheng bertiga bisa dibilang mewakili tiga kekuatan besar keluarga. Tindakan Fang Yuan melepaskan mereka jelas merupakan isyarat berbaik hati kepada tiga kekuatan ini. Ini juga bisa diartikan sebagai perubahan psikologis Fang Yuan, sinyal bahwa ia ingin menundukkan kepala kepada keluarga. 　　"Bisa dimaklumi. Dengan terus berlatih, meskipun Fang Yuan memiliki Cacing Arak, hal itu cukup membuatnya semakin menyadari kekurangan Bakat Kelas C-nya. Setelah beberapa kali memberontak dan meluapkan sebagian besar rasa ketidakpuasan, kini mungkin ia juga diliputi rasa putus asa dan depresi." 　　"Tampaknya perkataan kepala suku ada benarnya. Fang Yuan toh hanya remaja 15 tahun, bagaimana mungkin bisa menantang sistem keluarga? Kini dia mulai menerima kenyataan. Saat menemukan posisinya sendiri, menyatu dengan keluarga adalah hal yang tak terelakkan." 　　Memikirkan ini, Sesepuh akademi menghela napas lega, perasaan bahagia tak terbendung muncul. 　　Tiga hari berlalu dalam sekejap. 　　Tak lama kemudian, ujian tengah tahun tiba. 　　"Cepat, cepat! Aku sudah memancing babi hutan ke sini!" teriak seorang remaja sambil berlari kencang dengan panik. 　　Di kedua betisnya melingkar angin puyuh kehijauan. Angin inilah yang memberinya kecepatan melebihi manusia biasa di usia muda. 　　Namun babi hutan yang mengejarnya semakin cepat, jarak antara mereka kian menyempit. 　　Sinar mentari menembus pepohonan, menyinari dua taring babi hutan yang berkilau putih. 　　"Babi hutan datang! Kencangkan talinya!" Empat remaja yang bersembunyi langsung menarik tali rami tebal yang tersamar di semak, membentuk perangkap kaki seketika. 　　"Pemuda yang berlari kencang, dengan lompatan ringan, melompati tali penghalang kuda ini, terus melanjutkan larinya ke depan." 　　"Tapi babi hutan di belakangnya tersandung tali itu dengan keras, terjatuh ke tanah dan tergelincir sejauh lima enam meter." 　　"Aduh!" Empat pemuda juga tertarik oleh tali, jatuh ke tanah seperti babi hutan itu. 　　"Serang!" Teriak pemuda yang berlari di depan sambil berbalik arah. 　　"Beberapa orang yang terjatuh bangun dengan kikuk, lalu mengepung babi hutan itu." 　　…… 　　Kreek. 　　"Sebatang pohon kecil patah di tengah batangnya akibat hantaman babi hutan, mahkotanya rubuh ke tanah." 　　"Bahaya sekali!" Gu Yue Chi Cheng mengusap keringat dingin di dahinya, jantungnya masih berdebar, "Untung tadi aku menggunakan Jangkrik Naga Gunung Gu untuk melompat tiga meter ke kiri, kalau tidak nasibku akan seperti pohon ini." 　　…… 　　Swoosh-swoosh! 　　"Moon Blade beterbangan di udara, melukai tubuh babi hutan dengan luka-luka panjang dan tipis." 　　"Wajah Gu Yue Mo Chen bersinar semangat, matanya berbinar-binar, seluruh perhatiannya tercurah dalam pertempuran ini." 　　"Setengah jam kemudian, babi hutan itu akhirnya roboh karena kehilangan terlalu banyak darah." 　　"Gu Yue Mo Chen menarik napas berat lalu duduk limbung di tanah, sekujur tubuhnya penuh lumpur dan serpihan rumput hijau, ditambah keringat deras yang mengucur." 　　“Bertarung melawan babi hutan hidup jelas berbeda dengan latihan melawan boneka kayu atau Boneka Jerami. Aku butuh setengah jam untuk membunuh satu ekor babi, tidak tahu bagaimana kondisi orang lain?” 　　…… 　　Di sebuah bukit kecil yang tersembunyi, sebuah gubuk darurat didirikan. Gubuk itu bertahan mendorong terik matahari, dengan gigih memantulkan bayangan sejuk. 　　Di bawah gubuk, beberapa kursi terpasang. Sesepuh akademi duduk anggun di kursi utama. Di sekelilingnya, para Sesepuh keluarga lainnya juga duduk. Beberapa Gu Master berdiri di belakang mereka. 　　Di antara pepohonan sekitar gubuk, beberapa Gu Master lain bersembunyi. 　　Tiba-tiba, keriuhan tak biasa terjadi di hutan depan. 　　Swoosh. 　　Seorang Gu Master melesat bagai bayangan dari hutan, berlari kencang lalu bersimpuh di luar gubuk. 　　“Bagaimana keadaannya?” tanya Sesepuh akademi. 　　“Lapor, Sesepuh keluarga, sejauh ini para murid belum ada korban sama sekali,” jawab Gu Master itu tergesa. 　　“Bagus, bagus.” 　　“Ujian tengah tahun sudah berlangsung setengah hari, tapi belum ada yang terluka. Ini jarang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.” 　　“Rupanya, ini berkat metode pelatihan Sesepuh akademi yang efektif.” 　　Para Sesepuh keluarga lainnya mengangguk puas, saling memuji. 　　Sesepuh akademi menggeleng halus. Ia tahu penyebab sebenarnya: Fang Yuan yang muncul secara mendadak dan memeras teman sekelas, memaksa semua murid angkatan ini berlatih dasar-dasar pukulan dan tendangan hingga menghasilkan fenomena ini. 　　Ia memandang Master Gu yang bersimpuh di lantai, melanjutkan pertanyaan: "Sampai saat ini, siapa saja yang hasilnya cukup baik?" 　　Master Gu itu segera menjawab: "Lapor, Yang Mulia, sejauh ini Gu Yue Fang Yuan, Fang Zheng, Mo Bei, dan Chi Cheng menempati posisi terdepan. Chi Cheng telah membunuh tiga babi hutan, Fang Zheng dan Mo Bei masing-masing lima, sementara Fang Yuan yang paling banyak dengan delapan ekor." 　　"Oh? Tak disangka Fang Yuan sementara ini memimpin!" 　　"Sepanjang sejarah, murid tingkat A dan Kelas B justru dikalahkan oleh kelas C. Situasi seperti ini sangat langka." 　　"Bukankah dia memiliki Cacing Arak? Artinya dia memiliki Yuan Perunggu tingkat tinggi. Hasil seperti ini bisa dimengerti." 　　"Aku yakin selanjutnya Fang Zheng, Mo Bei, dan Chi Cheng pasti akan melampauinya. Meski punya Cacing Arak, kecepatan regenerasi Yuan Zhen-nya masih jauh di bawah murid tingkat A dan Kelas B." 　　Para Sesepuh keluarga lainnya mulai berdiskusi. 　　"Kau boleh pergi." Sesepuh akademi memberi isyarat pada Master Gu yang masih bersimpuh, "Ingatkan yang lain untuk selalu menggunakan tali pengaman. Terutama keamanan Fang Zheng, Chi Cheng, dan Mo Bei harus diawasi ketat!" 　　"Siap, Yang Mulia." Master Gu itu pun mundur. 　　Pertarungan liar ini benar-benar pertama kali bagi sebagian besar murid. Karena berisiko, klan telah menyiapkan puluhan Master Gu tingkat dua yang bersembunyi di hutan, mengawasi proses ujian melalui kamera pengawas. Beberapa Sesepuh dengan cultivation tingkat tiga juga siaga di sini untuk menghadapi keadaan darurat. 　　“Matahari yang berapi-api perlahan-lahan tenggelam dari puncak langit, kini telah mendekati pegunungan di barat laut.” 　　“Awan senja bagai hamparan awan yang terbakar, ini adalah gairah terakhir yang ditumpahkan sang surya.” 　　“Cahaya senja menyinari hutan pegunungan, seekor babi hutan lagi jatuh tersungkur di tanah.” 　　“Yang ke-23.” Fang Yuan menghitung dalam hati, lalu berjongkok dan dengan cekatan mencabut sepasang taring dari bangkai. 　　Di punggungnya tergantung sebuah kantong yang sudah berisi banyak taring babi hutan. 　　Selain itu, dia juga membawa kantong lain berisi taring hasil buruan diam-diam sebelumnya. Taring-taring ini awalnya disimpan di celah batu**, lalu diambil diam-diam oleh Fang Yuan dua malam lalu dan dikubur di tempat tersembunyi. 　　“Aku menguasai medan dan persebaran babi hutan, ditopang Yuan Zhen tingkat tinggi untuk menggerakkan Gu Cahaya Bulan plus Gu Kecil Cahaya. Efisiensi berburu orang lain pasti kalah. Dengan kantong di punggung ini saja, aku sudah pasti juara. Nanti saat kuambil kantong cadangan, ekspresi mereka pasti lucu. Hehe.” 　　Fang Yuan menengadah melihat langit. Saatnya mengambil kantong cadangan. 　　Seketika peta mental terpampang di benaknya. 　　Selama beberapa hari ini, dia sudah menghafal peta kulit hewan itu. Fang Yuan sangat memahami posisinya sekarang. Cukup belok kiri menyusuri anak sungai selama seperempat jam, lokasi kuburan kantong akan tercapai. 　　Tapi baru saja ia hendak berangkat, tiba-tiba ragu-ragu. 　　"Dari posisiku sekarang, tanda lingkaran merah terdekat hanya berjarak lima ratus hingga enam ratus meter. Kesempatan langka, haruskah aku pergi ke sana?" 　　Begitu pikiran ini muncul, tak terbendung lagi. 　　Lagipula kemenangan sudah di tangan, Fang Yuan masih memiliki cukup waktu. 　　"Peta kulit hewan itu memiliki tiga tanda lingkaran merah. Tempat-tempat ini sangat penting bagi Lao Wang. Juga satu-satunya tanda peta yang tak bisa kutebak maknanya. Aku harus melihat!" 　　Fang Yuan tahu pasti ada Master Gu yang mengawasi diam-diam selama ujian, tapi justru saksi seperti ini yang ia butuhkan. 　　Segera ia berpura-pura akan melanjutkan perburuan babi hutan, menuju kedalaman hutan. 　　Setengah jam kemudian, ia tiba di lokasi yang ditandai lingkaran merah pada peta. 　　Sebuah rumah pohon tersembunyi di balik dedaunan rimbun pohon raksasa, sulit terdeteksi tanpa pengamatan teliti. 　　"Inikah tempat tinggal sementara Lao Wang saat berburu?" Alis Fang Yuan berkerut, keraguan mulai menggelora di hatinya. 　　Ia memanjat masuk ke rumah pohon. 　　Saat menyaksikan pemandangan di dalamnya, wajahnya berubah drastis! 　　; BABke-74: Mengintip Kabut, Ancaman Pembunuhan Tersingkap 　　; 　　Ruangan rumah pohon tak luas, tapi dipenuhi barang-barang berantakan yang memenuhi pandangan.. Download ebook gratis 　　Di tengah lantai kayu, terhampar karpet tebal berwarna kuning kusam. 　　Di dalam ruangan, menempel pada dinding, terdapat kompor besi untuk membakar kayu. Di atas kompor terletak sebuah ketel tembaga. Di dalam kompor terdapat abu hitam, sedangkan di sampingnya terdapat tumpukan kecil kayu kering yang belum dibakar. 　　Meski musim panas, malam hari di pegunungan tetap lembap dan dingin. Kompor besi kecil ini, ketika dinyalakan, mampu menghangatkan seluruh rumah pohon. 　　Rumah pohon memiliki dua jendela. Tiga hingga empat tali rami melingkari tepi luar salah satu jendela, melintang melalui rumah pohon, lalu terikat di tepi luar jendela sebelahnya. 　　Pada tali-tali tersebut tergantung beberapa pakaian lusuh dengan tambalan, jelas-jelas pakaian dewasa yang masih lembap dan belum benar-benar kering seperti disebutkan dalam Bab 74: Mengintai Kabut dengan Kebijaksanaan, Menyingkap Bahaya Maut. 　　Sisa cahaya mentari senja menyelinap melalui jendela, menerangi interior rumah pohon. 　　Cahaya reduap menyelimuti ruangan. Gagang kapak besi dan pisau berburu di sudut dinding dibalut kulit hewan. Bilah-bilahnya masih menyisakan noda darah yang menggelap. 　　Di dinding sebelah, selembar kertas bambu tertempel. Sebuah pisau belati tertancap di tengahnya. 　　Di atas kertas bambu tergambar wajah seorang remaja - wajah Fang Yuan yang terpampang jelas! 　　Semua ini menunjukkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, seseorang telah datang dan tinggal di rumah pohon tersembunyi ini. Tujuan orang ini, sebagaimana terlihat jelas, adalah Fang Yuan yang tergambar pada kertas bambu. 　　Pisau belati yang tertancap di kertas tersebut dengan gamblang menunjukkan niat jahatnya! 　　Adegan seperti ini tidak bisa tidak membuat Fang Yuan, orang yang terlibat, merasa terharu. 　　"Apa yang diinginkan orang ini, mengapa menargetkanku? Tidak, mungkin bukan aku, tapi Fang Zheng." Pikiran Fang Yuan bergolak hebat. 　　Fang Zheng memiliki bakat Kelas A, satu-satunya jenius Kelas A dalam tiga tahun terakhir di Klan Gu Yue, sekaligus harapan bagi klan. Jika benar-benar bisa dikembangkan, dia akan menjadi panji generasi berikutnya bagi keluarga. 　　Tapi proses pengembangan selalu membutuhkan waktu. 　　Dalam proses ini, ada bencana alam, dan ada juga **. 　　BABKe-74: Bencana Intelijen yang Mengintip Kabut dan Menyingkap Bahaya. Bencana alam tidak perlu dibahas, yang penting adalah **. Seperti diketahui, Gunung Qingmao bukan hanya milik Benteng Gu Yue, tapi juga ada Benteng Bai dan pemukiman Xiong. Kedua kekuatan ini pasti tidak akan senang melihat Klan Gu Yue, penguasa tradisional, berhasil mengembangkan seorang jenius Kelas A. 　　Karena itu, pengiriman pembunuh bayaran adalah hal yang lumrah. 　　Di dunia ini, sedikit sekali jenius yang bisa bertumbuh dengan mulus. 　　Bukan tidak ada Gu Master berbakat Kelas A. Tiga tahun lalu, Klan Gu Yue pernah memilikinya. Di era sebelumnya, juga sering muncul. 　　Tapi dari tiga benteng di Gunung Qingmao dalam beberapa tahun terakhir, hanya ada satu jenius Kelas A yang berhasil dikembangkan, yaitu Bai Ningbing dari Benteng Bai yang kini telah mencapai cultivation tingkat tiga. 　　Fenomena ini saja sudah cukup menjelaskan banyak hal. 　　"Apakah orang ini dari Benteng Bai atau pemukiman Xiong? Apakah sekarang mereka mulai berusaha membungkam Gu Yue Fang Zheng?" Fang Zheng mengerutkan kening, menatap potret di tembok kayu. 　　“Tapi kenapa, di peta kulit binatang milik Pak Tua Wang, ada tanda rumah pohon ini? Jangan-jangan Pak Tua Wang adalah agen rahasia dari pihak lain? Tidak, orang ini sengaja menargetkanku!” 　　Sorot mata tajam tiba-tiba memancar dari pupil Fang Yuan. 　　Pada detik ini, serangkaian bayangan visual menerjang ingatannya. 　　Pertama kali, di tepi perangkap, ia mendengar percakapan empat pemburu muda itu—— 　　Seorang pemburu berkata: "Kak Wang kedua, menurutku di tahun baru nanti usiamu sudah 19. Sudah saatnya kau cari istri dan punya anak." 　　Wang Er membalas: "Hmph, pria sejati mana bisa tergoda oleh pesona remeh seperti ini! Suatu hari nanti, aku akan meninggalkan Gunung Qingmao ini, menjelajahi dunia, barulah pantas disebut lelaki sejati!" 　　Kedua kalinya, adalah ketenangan aneh Wang Er setelah aksiku. Ia membusurkan panahnya mengarah ke Fang Yuan. Sedangkan ketiga orang lainnya sudah mulai memohon ampun. 　　Ketiga kalinya, saat interogasi Fang Yuan. 　　"Kutanya kalian, adakah anggota keluarga lain di rumah Wang Laohan ini?" 　　Seorang pemburu menjawab: "Kepala Pemburu Wang dulunya punya istri, tapi lebih dari sepuluh tahun yang lalu dibunuh serigala liar yang masuk desa. Sebelum meninggal, istrinya memberinya dua anak laki-laki dan satu perempuan. Tapi anak sulung Wang Da tewas tiga tahun lalu saat berburu di gunung. Keluarga Wang sudah punah." 　　“Aku, aku ingat! Lao Wang sebenarnya punya seorang menantu perempuan, yaitu istri Wang Da. Tapi setelah Wang Da menghilang, perempuan itu juga bunuh diri karena cinta, tahun itu, dari benteng di atas sengaja dikirimkan papan nama kesucian. Namun kudengar, sebenarnya istri Wang Da mau menikah lagi, tapi dipaksa bunuh diri oleh Lao Wang. Yang Mulia membunuh Lao Wang, ini tindakan memberantas kejahatan dan membawa kesejahteraan untuk rakyat Ah.” 　　Orang lain buru-buru menyusul: "Benar, benar. Sebenarnya Yang Mulia, kami juga sudah lama tidak suka melihat Lao Wang ini. Hmph, hebat apa sih? Cuma lebih jago berburu dari kami? Padahal sama-sama manusia biasa, berlagak seolah istimewa, sampai pindah dari desa ke sini. Sebagai generasi muda yang ingin belajar pengalaman, kami malah diusir mentah-mentah. Bahkan dilarang muncul lagi di sekitar villa kayunya!" 　　Keluarga Lao Wang meninggalkan desa, menyendiri jauh dari keramaian... 　　Anak sulung Wang Er, tiga tahun yang lalu saat berburu di gunung, tewas... 　　Istri Wang Da ingin menikah lagi, dipaksa bunuh diri oleh Lao Wang, lalu mendapat papan nama kesucian... 　　Lao Wang terus mengusir anak-anak muda yang ingin belajar teknik berburu darinya... 　　Lao Wang berusaha keras menyembunyikan peta kulit hewan. Pada kertas bambu yang diberikan kepada Fang Yuan, sama sekali tidak digambar tiga lingkaran merah... 　　Wang Er yang masih muda, menghadapi Gu Master dengan tenang. Ia juga tidak menikah, di hatinya tersimpan ambisi yang melampaui level manusia biasa... 　　"Yang lebih krusial, posisi lingkaran merah yang ditandai pada peta kulit binatang itu merupakan habitat rahasia. Di sini jelas terlihat tanda-tanda aktivitas manusia. Sekaligus orang ini menyimpan permusuhan kuat terhadap Fang Yuan atau Fang Zheng..." 　　Petunjuk-petunjuk ini jika dipisahkan sulit terdeteksi. Tapi begitu dirangkai, timbullah keanehan! 　　Semakin Fang Yuan merenung, semakin tipis kabut tebal yang menyelubungi pandangannya. 　　Cahaya senja yang berpendar menerobos jendela, menyinari wajahnya bak percikan darah. 　　Sekeliling seperti terjebak dalam kesunyian maut, apakah ada yang mengintip dari belakang selama ini? 　　Tiba-tiba mata Fang Yuan berbinar, pandangannya menembus lorong waktu, ia melihat kebenaran sesungguhnya! 　　"Raja Mutlak, sebenarnya tidak mati." 　　Pada detik itu, sinar tajam memancar dari sorot matanya! 　　"Tidak hanya selamat, dia juga secara kebetulan menjadi Gu Master jalan gelap!" 　　Manusia biasa sebenarnya memiliki bakat kultivasi, namun sistem keluarga selalu menguasai metode kultivasi Gu Master dengan ketat. 　　Tapi di dunia ini tak ada yang mutlak. 　　Contoh manusia biasa yang berhasil menjadi Gu Master: secara tak sengaja menemukan Harapan Gu di alam liar sehingga rongga kosong terbuka, mewarisi kekuatan tertentu, atau mendapat ilmu rahasia dari anggota keluarga, dll. 　　"Namun Gu Master seperti ini, sejak dulu tidak diterima oleh keluarga, paling hanya bisa menjadi tukang pukul di lingkaran luar keluarga. Mereka yang tidak rela akhirnya menjadi Gu Master penyendiri, kondisi berkultivasi sangat sulit. Lama-kelamaan demi merebut sumber daya, terpaksa membakar, membunuh, merampok - inilah yang disebut memasuki jalan gelap." 　　"Karena suatu kesempatan, kemungkinan terbesar adalah mendapatkan warisan dari mayat seorang Gu Master. Tiga tahun lalu Wang Da menjadi Gu Master. Untuk menutupi mata orang, ia menyebarkan kabar palsu tentang kematiannya. Sebenarnya tidak ada yang pernah melihat mayatnya. Setelah mengetahui hal ini, keluarga Wang Laohan pindah dari desa, menghadapi risiko serangan binatang buas demi terus menutupi kebenaran sesungguhnya." 　　"Tapi terjadi perbedaan pendapat, istri Wang Da tidak setuju, mungkin ingin melaporkan ke Benteng Gǔyuè. Keluarga Wang terpaksa membunuh sang istri, lalu sengaja menyebarkan rumor setengah benar. Mulai dari ingin menikah lagi sampai tuduhan dipaksa bunuh diri - kebenaran sesungguhnya terkubur rapat di bawah tumpukan fitnah ini." 　　"Wang Da pulang secara berkala. Wang Laohan mengusir pemuda-pemuda yang datang minta petunjuk. Setelah sering bersama kakaknya Wang Da, rasa takut Wang Er terhadap Gu Master perlahan hilang. Tumbuhlah ambisi dalam hatinya: ia pun ingin menjadi Gu Master dan merantau ke luar!" 　　“Karena khawatir jejak Wang Da akan terbongkar, Wang Er yang sudah berumur ini tidak menikah dengan gegabah. Wang Da tidak bisa selalu tinggal di rumah, sehingga Kakek Wang menggambar tiga lingkaran merah di peta kulit hewan. Tiga lokasi ini pasti merupakan tempat persembunyian rahasia. Seperti kelinci licik yang punya tiga sarang, Wang Da bergilir tinggal di tempat-tempat ini, hidup di sela-sela kekuatan tiga benteng besar.” 　　Makna tiga lingkaran merah ini akhirnya terkuak saat ini juga! 　　Warna merah sering melambangkan sesuatu yang mencolok dan penting. Bagi Kakek Wang, ini adalah tempat tinggal putra sulungnya. Karena itu ketika Fang Yuan memintanya menggambar peta, dia sengaja tidak menambahkan tiga lingkaran merah untuk melindungi putranya. Dia juga mengurangi beberapa tanda silang merah, ingin membalas dendam kematian anaknya. 　　“Mungkin setiap tahun di waktu tertentu, Wang Da pulang dan tinggal beberapa saat. Setelah kembali dan melihat keluarganya tewas, dia menyelidiki diam-diam lalu menemukanku. Itu sebabnya gambaranku dipaku di tembok dengan pisau belati – untuk memburuku!” 　　Berdasarkan pengalaman kehidupan sebelumnya, Fang Yuan hampir yakin inilah kebenaran sesungguhnya. 　　Jika pihak lain ingin membunuh Fang Zheng secara diam-diam, pasti akan lebih rahasia. Tidak perlu merekrut orang biasa seperti Kakek Wang yang tinggal di kaki gunung, bukan di dalam Benteng Gu Yue. 　　“Tak kusangka karena selembar peta kulit hewan, aku malah menarik perhatian pembunuh dari jalan gelap. Sungguh ironisnya dunia ini.” Fang Yuan tak bisa menahan tawa sinisnya. 　　Ia pertama-tama membunuh Wang Er, kemudian membunuh Wang Lao Han dan adik perempuan keluarga Wang, untuk mendapatkan peta kulit hewan secara lebih langsung. Wang Lao Han adalah pemburu terbaik di desa sekitar, peta kulit hewan miliknya tentu yang paling berharga. 　　Saat itu berpikir: tiga nyawa manusia biasa saja, apa yang istimewa, membunuh sekilas pun tak masalah. 　　Di dunia ini, setiap orang berhak untuk hidup, dan setiap orang bisa mati. 　　Sekarang tak disangka, tiba-tiba muncul seorang Gu Master jalan gelap! 　　Terhadap hal ini, Fang Yuan sama sekali tidak menyesal, malah merasa bersyukur. 　　Jika saat itu ia berhati lembut dan ingin memperoleh peta kulit hewan keluarga Wang, Wang Er, Wang Lao Han, dan adik perempuan keluarga Wang akan menjadi hambatan besar. Mereka demi melindungi rahasia Wang Da, pasti tidak akan mengeluarkan barang asli. 　　Kekuatan tempur Wang Er sudah mampu membunuh Gu Master tingkat satu tinggi biasa. Wang Lao Han bahkan lebih berpengalaman, dalam pertarungan sungguhan ancamannya lebih besar daripada Wang Er. 　　Bahkan jika mendapatkan barang asli, ketika Wang Lao Han memberi tahu detail kepada Wang Da, Wang Da akan segera mengetahui informasi akurat Fang Yuan. Bagaimanapun ia menanganinya, posisinya dalam keadaan gelap sementara Fang Yuan terbuka, inisiatif sepenuhnya berada di tangannya. 　　“Untung aku langsung membunuh begitu bertindak! Bagaimanapun juga, situasi tetap terkendali dalam genggamanku. Dengan begini, meski akhirnya tidak mendapatkan barang asli, aku tidak mengalami kerugian, masih bisa merampas dari pemburu lain. Lagipula dengan membunuh Kakek Wang dan gadis itu secara cepat dan bersih, membuat Wang Da menghabiskan waktu mengumpulkan informasiku. Tidak perlu diragukan lagi, dua pemburu muda yang selamat itu pasti sudah dibunuh untuk menutup mulut olehnya.” Hati Fang Yuan sudah sangat jelas. 　　Yang tahu kebenaran hanya beberapa orang. Wang Da tidak akan berani menyentuh Jiang He. Jika Jiang He tewas, klan pasti akan mengirim penyelidik. Sedangkan jika dua pemburu itu hilang di gunung, akan lebih mudah dimanipulasi. Demakian penilaian klan terhadap dirinya, Jiang He juga tidak akan membongkar kasus ini, malah akan membantu Wang Da menutupinya. 　　c！！！ BABke-75: Kesadaran Jalan Gelap! 　　; 　　Di dalam rumah pohon, pikiran Fang Yuan bergolak tak menentu. ..Baca.. 　　Mengandalkan kebijaksanaan yang terakumulasi dari kehidupan sebelumnya, Fang Yuan mendeteksi keberadaan Wang Da. 　　Lalu bagaimana tingkat kekuatan Wang Da sebenarnya? 　　Fang Yuan belum pernah bertatap muka dengan Wang Da ini, tapi hanya dengan barang-barang di depannya, sudah cukup untuk menganalisis banyak informasi. 　　“Keberanian selalu dibangun di atas fondasi kekuatan. Ia sudah mengumpulkan data tentangku, tetap nekat membalas dendam, sepertinya cultivation-nya pasti melebihi tingkat satu!” 　　"Selama tiga tahun ini ia terus berpindah-pindah di tiga lokasi yang ditandai lingkaran merah ini, bertahan hidup dengan susah payah di sela-sela tiga benteng besar. Hampir setiap hari ia menghadapi risiko ketahuan dan dikepung. Ini membuktikan ia tidak mampu menjelajah sendirian. Syarat untuk menjelajah solo adalah cultivation Gu Master BABke-75: Kesadaran Jalan Gelap! Setidaknya harus mencapai tingkat tiga." 　　"Dengan demikian, perkiraan awal cultivation-nya adalah level dua." 　　Cahaya dingin berkilau di mata Fang Yuan: "Hitung saja, ia menghilang tiga tahun lalu. Sekarang cultivation-nya mencapai level dua. Bakatnya seharusnya kelas C sampai Kelas B, total Yuan Zhen di rongga kosong antara 40% sampai 70%." 　　"Selama tiga tahun ini ia bisa bertahan di sela-sela konflik. Sekaligus bisa tinggal di rumah di bawah pengawasan Jiang He. Pasti ada serangga gu efek stealth dalam koleksinya." 　　Pertarungan antar Gu Master yang terpenting adalah intelijen. 　　Meski tidak memiliki serangga gu deteksi apapun, Fang Yuan memaksakan analisis cultivation Wang Da dan serangga gu-nya berdasarkan pengalaman dan kebijaksanaan diri. 　　Dengan cepat, di benaknya tergambar sosok Gu Master level dua jalan gelap yang menyimpan dendam membara karena keluarga dibunuh, mengendap di suatu tempat dengan keinginan membunuhku. 　　"Aku bisa membunuh orang, orang lain pun bisa membunuhku. Ini hal biasa." Fang Yuan tak kuasa menahan tawa kecil. 　　Di dunia ini, setiap orang punya kewenangan untuk hidup, setiap orang punya kesempatan untuk mati. 　　Pembunuh akan dibunuh. 　　Karena sudah membunuh, harus siap pula dibunuh. 　　“BAB75: Kesadaran Jalan Gelap! Jika terbunuh seperti ini, mati pun tak apa, tidak ada yang besar, sama sekali tidak menyesal. Ini semua adalah jalan yang kupilih sendiri.” 　　“Hal ini, Fang Yuan sudah lama memiliki kesadaran yang sangat mendalam.” 　　“Inilah kesadaran jalan gelap!” 　　“Wang Da ingin membunuhku, maka ujian tengah tahun ini pasti kesempatan emas. Biasanya, para murid tinggal di benteng, dengan cultivation dua putarannya, mustahil dia menyusup ke benteng, itu bunuh diri.” 　　“Mungkin dia menganalisis kemungkinanku berburu. Tapi Gunung Qingmao sangat luas, sambil menyembunyikan jejak, dia harus mencari sendiri keberadaanku, terlalu sulit. Kesempatan inilah yang paling mungkin dia gunakan.” 　　“Dia Gu Master level dua, tipe yang bertahan tiga tahun dalam kehidupan tak menentu, ditempa menjadi master Gu jalan gelap. Dengan kekuatan saat ini, pasti bukan lawannya. Tapi bukan berarti aku tak punya harapan hidup.” 　　“Lari!” 　　“Fang Yuan seketika memutuskan arah ini.” 　　“Tak ada rasa malu demi bertahan hidup. Jika tak bisa lawan, lari saja.” 　　“Terobosan mendadak di medan perang, bagi Gu Master mustahil terjadi. Menantang level lebih tinggi mungkin, tapi itu harus didasari kepemilikan Gu khusus.” 　　Fang Yuan memiliki banyak serangga gu di tangannya, namun Gu Cungcu Chan sedang sekarat dan tertidur pulas, tidak bisa digunakan. Cacing Arak, Gu Babi Putih, Gu Cahaya Kecil, Gu Cahaya Bulan, semuanya bukan kartu as untuk menantang level yang lebih tinggi. 　　Meski tahu tak mungkin menang, tetap nekad bertempur habis-habisan, itu adalah kebodohan bernama "darah panas". Bahkan jika menang, itu hanyalah keberuntungan dari takdir. 　　Sepanjang hidup Fang Yuan selalu berhati-hati, sekalipun memiliki kartu as, selama peluang menang kecil, ia akan memilih untuk menghindari pertempuran. 　　Ia suka mengendalikan situasi, menggunakan berbagai cara untuk memaksimalkan persentase kemenangan. Pertempuran favoritnya adalah pertarungan yang pasti menang. 　　Hanya saat terdesak, barulah ia akan mengambil risiko bertempur sengit. 　　Karena itu yang sering dilakukannya adalah menindas yang lemah, merampas sumber daya, terus memperkuat diri. Menguat hingga melampaui musuh sebelumnya, lalu kembali menuntut balas, alias terus menindas yang lemah. 　　Ini bukan hal memalukan. Mereka yang sengaja menantang demi membuktikan keberanian, mempertaruhkan nyawa melawan musuh kuat, merekalah si tolol sejati. 　　Tapi nilai-nilai ini justru terus dipropagandakan karena setiap organisasi membutuhkan pengorbanan individu untuk melindungi keuntungan manajemen. 　　Coba pikir: kelangsungan hidup adalah prasyarat segala aktivitas. 　　Bertahan hidup untuk mewujudkan cita-cita di hati, itulah keberanian terbesar manusia. 　　Mati demi cita-cita itu tolol. Hidup menderita demi cita-cita, itulah pemberani sejati! 　　"Di Bumi, Han Xin menderita penghinaan di bawah paha, Cao Cao dipotong jubah dan janggutnya saat dikejar-kejar, Raja Goujian dari Yue bahkan mencicipi kotoran musuh untuk menunjukkan kesetiaan demi bertahan hidup..." 　　Jadi, persetan dengan kehormatan, reputasi, dan muka! 　　Organisasi mana pun di dunia mana pun akan menyebarkan nilai-nilai seperti ini. Semakin banyak pengorbanan yang dibutuhkan, semakin gencar propaganda ini. Contohnya pasukan militer. 　　"Lalu ke mana harus pergi untuk meminimalkan kemungkinan bertemu Wang Da?" Peta wilayah muncul dalam benak Fang Yuan. 　　"Wang Da sudah tahu aku punya peta kulit binatang. Sekarang dia pasti mengendap di hutan, mencari aku berdasarkan sebaran babi hutan di peta. Aku harus menghindari area-area itu dan mengambil jalan berlawanan untuk membuka celah keselamatan." Sebuah rute mundur yang agak gila mulai terbentuk dalam pikirannya. 　　…… 　　Hutan di bawah senja dipenuhi bayangan pepohonan yang bertumpuk dan rumput liar yang subur. 　　Sepasang mata merah menyala tersembunyi dalam bayang-bayang gelap. Kebencian dan amarah dalam sorot matanya seakan tak bisa dicuci bersih oleh aliran sungai atau dipadamkan. 　　"Fang Yuan... akhirnya kutemukan kau..." Wang Da menggeretakkan gigi, menghancurkan nama itu dalam perutnya bagai merobek-robek daging. 　　Di bawah tatapan tajamnya, terlihat seorang remaja kurus dengan wajah pucat sedang berlari gesit menyusuri hutan. 　　Musuh sudah di depan mata, tapi Wang Da tidak langsung menyerang. Tatapannya beralih samar ke beberapa titik lain di sekitarnya. 　　Di beberapa posisi ini, masing-masing bersembunyi seorang Gu Master pengawas. 　　Untuk mencegah kecurangan, memberikan pertolongan pertama pada korban, di area sekitar ini tersebar puluhan Gu Master level dua. Bahkan ada beberapa Sesepuh keluarga tingkat tiga yang duduk di lereng bukit jauh sebagai penjaga. 　　Wang Da dengan hati-hati menyusup melalui hutan ini, telah mengumpulkan banyak intelijen terkait. 　　"Aku harus membunuh Fang Yuan, tapi pertama-tama harus melenyapkan tiga Gu Master di sekitarnya. Jika tidak, begitu muncul, pasti akan dihadang. Mungkin bisa langsung membunuh Fang Yuan, tapi aku sendiri akan dikepung dan dibunuh oleh Gu Master yang datang kemudian." 　　"Cultivation-ku di tingkat dua menengah, Yuan Zhen dalam tubuhku tinggal 50%. Harus menyerang duluan, membunuh tiga Gu Master ini sangat sulit. Harus bertindak cepat secara beruntun. Jika tidak, begitu mereka tahu rekan mereka tewas, kewaspadaan akan meningkat dan keberadaanku terbongkar..." 　　"Gu Bayangan Berjalan." Wang Da perlahan menutup matanya, berbisik dalam hati. 　　Seketika, tubuhnya berubah menjadi gumpalan kegelapan pekat yang mengalir di antara bayangan pohon. 　　Semuanya terjadi dalam kesenyapan. 　　Di semak lebat, seorang Gu Master level dua dari Klan Gu Yue berjongkok sambil menguap lebar. 　　"Sungguh membosankan, menemani adik-adik tingkat ini seperti jadi pengasuh," gerutu Gu Master itu pelan, tak menyadari bayangan gelap telah menyelimutinya. 　　Sepasang tangan kurus dan berbentuk tulang perlahan-lahan muncul dari kegelapan. 　　Tangan ini pucat tak wajar, ruas-ruasnya besar, sepuluh kuku tajam menjorok keluar dengan warna ungu gelap yang memancarkan bau amis samar. 　　"Apa bau ini?" Gu Master dari Suku Gu Yue mengerutkan hidungnya, alisnya berkerut secara refleks. 　　Begitu hendak memeriksa, tapi semuanya sudah terlambat. 　　Raja Mutlak bergerak secepat kilat bagai ular berbisa menerkam mangsa! 　　Satu tangan menutup mulut dan hidung Gu Master. Tangan lainnya menusuk ke belakang dengan kejam. Kuku ungu gelapnya tajam seperti pisau, lima jarinya dengan mudah menembus tubuh Gu Master, meraih jantungnya. 　　Racun mematikan di kuku-kuku itu langsung meracuni jantung dalam sekejap, lalu menyebar ke seluruh tubuh Gu Master melalui aliran darah. 　　Seluruh tubuh Gu Master kaku sejenak sebelum akhirnya tidak bernapas lagi. 　　Meski sama-sama Gu Master level dua, serangan mendadak yang direncanakan ini membuat pertarungan berakhir sebelum sempat dimulai. 　　"Total menggunakan satu lapis Yuan Zhen, masih tersisa empat lapis." Raja Mutlak memeriksa rongga kosongnya sejenak sebelum kembali menyatu dengan kegelapan. 　　Beberapa saat kemudian, Gu Master kedua yang bersembunyi di balik bebatuan juga menjadi korban Raja Mutlak. Pupil matanya menyempit seujung jarum saat roboh ke tanah. 　　Racun mengganas dalam tubuhnya. Tak lama seluruh kulitnya berubah ungu, dua aliran darah ungu gelap mengalir keluar dari lubang hidungnya. 　　“Masih tersisa tiga puluh persen Yuan Zhen.” Raja Mutlak bergumam dalam hati, tubuhnya kembali berubah menjadi gumpalan kegelapan. 　　“Siapa kau!” Gu Master ketiga bersembunyi di cabang pohon besar. Di saat genting, ia menyadari sesuatu yang mencurigakan. Ketika Raja Mutlak mulai bergerak, ia berputar cepat dan kedua tangannya mengunci erat kedua tangan beracun Raja Mutlak. 　　“Sialan!” Raja Mutlak menyeringai, kesepuluh kukunya tiba-tiba tumbuh memanjang hingga lima sentimeter, menusuk lengan bawah Gu Master dan menembus kulitnya. 　　Darah yang mengalir dari lengan bawah segera berubah menjadi ungu gelap. 　　“Inikah Cinta yang Memisahkan?!” Gu Master ketiga terkejut bukan main melihat kondisi ini. Aura ungu beracun telah menyelimuti wajahnya. 　　Menyadari tak memiliki serangga gu penawar racun di tubuhnya, ia yakin ajalnya telah dekat. Dengan wajah penuh keputusan, ia meneriakkan: “Kalau begitu mari mati bersama!” 　　Ia membuka mulut lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya secara tiba-tiba. 　　Di lidahnya terdapat tanda bulan sabit, tempat bersemayamnya Gu Cahaya Bulan. 　　Sebilah Moon Blade melesat tepat mengenai bahu kiri Raja Mutlak, lalu menembus keluar dari punggungnya. 　　Darah menyembur deras. 　　Raja Mutlak mengerang, tubuhnya terhuyung beberapa langkah. Sementara Gu Master itu sudah tergeletak dengan mata terbalik, tak bernyawa sama sekali. 　　“Benar... inilah Cinta yang Memisahkan...” Raja Mutlak berdiri terhuyung di cabang pohon kokoh, senyum getir menguar di wajahnya. 　　"Aishengli, dijuluki racun nomor satu serangga gu tingkat dua! Untuk mencapainya, diperlukan rerumputan shengxi tingkat satu, laba-laba janda, kalajengking jarum merah, dan sebutir hati yang mencintai." 　　Demi menyempurnakan serangga gu ini, Wang Da secara pribadi membunuh istri yang sangat mencintainya, lalu mencabut jantungnya! 　　"Semua untuk bertahan hidup, terpaksa memilih kekuatan... Inilah kesadaran jalanku yang gelap!" Mata Wang Da memerah darah, tatapannya menancap kuat ke remaja di kejauhan. 　　"Aku telah meninggalkan cinta, hanya menyisakan ikatan keluarga, tapi kau merampasnya! Fang Yuan..." Geramnya dalam-dalam, "Aku akan membuatmu menyesal tak terkira atas perbuatanmu!" 　　c！！！ BABke-76: Penyesalan 　　; 　　"Bunuh!" Wang Da menggeram, tubuhnya melesat dari dahan pohon seperti elang menyambar.... 　　Saat jarak dengan musuh hampir tertutup, tiba-tiba tiga bilah bulan sabit melesat menghadang di tengah jalan. 　　"Kenapa ada Gu Master keempat?" Jantung Wang Da berdebar kencang, di udara ia memutar tubuh dengan paksa menghindari dua bilah, sementara bilah ketiga menghunjam paha kirinya. 　　Brak. 　　Wang Da terjatuh, matanya menatap luka menganga di paha kiri yang sudah banjir darah. 　　"Menyebalkan..." Giginya gemeretak, "Serangga gu bayangan!" 　　Seketika tubuhnya berubah menjadi gumpalan bayangan hitam pekat, melesat mundur dalam senyap. 　　Pada bagian ke-76: Menyesalkah. 　　Seekor serangga gu terbang ke udara, disertai suara tua yang bergema—— 　　“Gu Cahaya, meledak.” 　　Serangga gu tiba-tiba meledak, membentuk gumpalan cahaya putih yang menyilaukan. 　　Cahaya yang tak tertahankan itu muncul tiba-tiba, menerangi hutan yang remang-remang menjadi terang benderang. 　　"Ah!" Raja Mutlak menjerit kesakitan, tubuh bayangannya yang termanifestasi langsung terpapar cahaya, memaksanya kembali ke wujud asli. 　　Meski Gu Cahaya hanya tingkat satu dan termasuk serangga gu sekali pakai, ia sangat efektif menetralkan Gu Bayangan Berjalan milik Raja Mutlak. Setelah bayangan tereliminasi oleh cahaya putih, Gu Bayangan Berjalan level dua ini membutuhkan tiga jam pemulihan sebelum bisa digunakan kembali. 　　Dalam hukum alam, segala sesuatu saling menyeimbangkan. Meski kemampuan penyamaran Gu Bayangan Berjalan sangat hebat, kelemahannya pun fatal. 　　Setelah dikalahkan, hati Raja Mutlak langsung tenggelam dalam keputusasaan. 　　Gu Master keempat ini jelas lebih berpengalaman. Dengan menggunakan serangga gu yang tak diketahui, ia tetap bersembunyi sebagai musuh potensial. Yang lebih krusial, Gu Bayangan Berjalan milik Wang Er sementara tak bisa digunakan, menutup jalan mundur mereka. 　　"Aku Gu Yue Sou, anak muda! Menyerahlah sekarang, mungkin kaum kami masih mau mengampuni nyawamu!" Seorang Gu Master level dua berambut putih dan berjanggut perak muncul dalam pandangan Raja Mutlak, persis seperti yang tercantum di bagian ke-76: Menyesalkah. 　　“Biarkan aku hidup, Hmph, lebih baik aku yang membunuhmu dulu!” Wang Da menyadari jika tertunda, pasti akan ada lebih banyak Gu Master yang mengepung. Ia harus segera menyingkirkan Gu Master keempat ini. 　　“Yuan Zhen-ku hanya tersisa 20%, baik untuk balas dendam maupun menyelamatkan diri, pertama-tama harus membunuh si tua menyebalkan ini!” Wang Da mengumpulkan semangat, menerjang Gu Yue Sou. 　　Gu Yue Sou mendengus dingin, seluruh tubuhnya baik rambut maupun bulu halus tiba-tiba tumbuh liar dan menjalin diri, dalam sekejap membentuk zirah putih berduri seperti jarum. 　　Melihat perubahan ini, wajah Wang Da langsung berubah. Gu Master berpengalaman ini bagai landak, membuat Wang Da merasa tak tahu harus menyerang dari mana. 　　Racun Gulat Putaran Kedua miliknya, Ai Sheng Li, meski bisanya mematikan dan bisa membunuh dengan setetes darah, namun tidak memiliki kemampuan serangan frontal, hanya bisa digunakan untuk serangan mendadak. 　　Wang Da hanya memiliki Ai Sheng Li dan You Ying Sui Xing Gu. Jika saja ada satu Gulat defensif, tentu ia tak akan langsung terkena Moon Blade tadi. 　　“Hmph, kalau tak bisa mengalahkanmu, lebih baik bunuh Fang Yuan dulu!” Wang Da juga tak bodoh, tiga tahun hidup menggelandang membuatnya licik dan kejam. 　　Kaki berlari kencang, berusaha menghindari Gu Yue Sou untuk langsung menyerang pembunuh keluarganya. 　　“Jangan mimpi!” Gu Yue Sou mengerahkan Yuan Zhen, dua pucuk kerucut dari zirah duri rambutnya berputar spiral, dalam sekejap memanjang 5-6 meter dan melesat ke arah Wang Da. 　　"Wang Da" merosot ke bawah, dua payudara putih yang menusuk itu nyaris meleset darinya. 　　Di kedua tangannya, sepuluh kuku memanjang hingga setengah telapak tangan, berwarna ungu kehitaman, asap racun ungu muda meliuk-liuk. 　　"Matilah!" Wang Da sudah bertarung hingga kehilangan kendali, tertawa garang sambil mendekati target dengan cepat. 　　Di matanya, wajah Fang Yuan dipenuhi keterkejutan dan kepanikan. 　　Naluri membunuh yang haus darah telah memenuhi pikiran Wang Da. Ia seolah bisa mendengar suara menusuk kulit Fang Yuan, lalu desahan penuh ketidakrelaan orang itu. 　　"Jangan harap!" 　　Di ambang keberhasilan, tiba-tiba siluet seseorang muncul menghalangi jalan Wang Da. 　　Gu Master level dua kelima, datang dari kejauhan! 　　"Inikah 'Cinta yang Terpisah'?" Pria paruh baya itu menghadapi serangan gila Wang Da dengan ketegaran di wajah. 　　Gu Kulit Batu! 　　Yuan Zhen pria itu berkobar-kobar, energi Besi Merah yang pekat mengepul seperti asap. Lengan telanjangnya berubah dari kulit kuning alami menjadi abu-abu pucat dalam sekejap. Kedua lengannya mengembang seperti balon, berubah menjadi sepasang lengan batu yang tebal. 　　Keduanya semakin mendekat. Ekspresi Wang Da liar dan terdistorsi, sementara Gu Master itu mengulurkan lengan batu besar, membuka tangan besar untuk menangkapnya. 　　"Lambat begini mau menangkapku?" Wang Da tak bisa menahan senyum sinis. 　　Lengan batu Gu Master masa dewasa prime itu telah dilapisi kulit batu tebal, bahkan kuku Raja Mutlak pun tak mampu menembusnya. Tapi lengan batu ini terlalu berat sehingga gerakannya lambat. Raja Mutlak yakin bisa menghindar dengan mudah. 　　"Benarkah? Bi Feng Lun!" Gu Master itu berseru rendah. Tiba-tiba dua pusaran angin hijau seperti gelang muncul mengelilingi lengan batunya. 　　Kecepatan lengan batu langsung melesat! 　　"Bagaimana bisa... Agh!" Wajah Raja Mutlak membeku dalam keterkejutan sebelum tubuhnya terhempas oleh hantaman lengan batu. 　　Pengalaman tempur Gu Master itu sangat mumpuni. Jika sejak awal dia menggunakan Lebah Gu Bi Feng Lun, Raja Mutlak tak akan mudah terjebak. 　　Tubuh Raja Mutlak terpelanting ke lantai kayu, kepalanya pusing tujuh keliling. Dada yang terkena hantaman terasa berat seperti ditindih. 　　Blup. 　　Ia bangkit dengan susah payah, darah segar mengucur deras dari mulutnya. 　　"Tinggal setengah persen Yuan Zhen, aku sekarat." Setelah memeriksa rongga kosong-nya, senyum getir mengembang di wajahnya. Tatapannya yang liar tertuju pada Fang Yuan di kejauhan, "Akan kutarik kau ke liang kubur bersamaku!" 　　Aaaaaa...! 　　Mengabaikan luka di tubuhnya, ia menerjang bagai badai. 　　"Hentikan dia!" Gu Master itu panik. Sebagai Gu Master Pertarungan Jarak Dekat murni, dia tak punya serangga gu jarak jauh. Tangannya tak sampai menjangkau. 　　Gu Master masa tua telah tiba, rambut putihnya mengeras menjadi berkas-berkas jarum spiral sebesar jari. Jarum-jarum itu melesat seperti ular, memanjang hingga lima enam meter, menyusul dari belakang dan menusuk tubuh kekar Wang Da. 　　Namun Wang Da tidak peduli, tetap menerjang keluar. 　　"Matilah!" teriaknya dengan liar, sepuluh jarinya telah tumbuh hingga setengah meter. 　　Gu Master masa dewasa prime buru-buru menyusul, melihat pemandangan ini, wajahnya berubah. Ia sudah terlambat untuk menghentikan. 　　Saat Wang Da hampir berhasil, tiba-tiba dari seberang meledak cahaya giok biru. 　　"Gu Kulit Giok!" Di bawah tekanan hidup-mati, Fang Zheng menjerit histeris. 　　Seketika, seluruh kulitnya berubah menjadi lapisan giok yang kokoh. 　　Sepuluh jari Wang Da yang seperti pisau menusuk ke arahnya. Meski Ai Bie Li tidak memiliki kemampuan serangan kuat, Gu Kulit Giok yang merupakan Gu tingkat satu tetap tak bisa menahan kuku Wang Da. 　　"Raaawr!" 　　Gu Master tua menyaksikan Fang Zheng hampir tewas, berteriak panik, matanya melotot. Lebih banyak jarum rambut salju menyembur, menusuk tubuh Wang Da hingga tembus. 　　Kemudian jarum-jarum itu seperti ular, menembus dari belakang Wang Da ke dadanya, lalu melilit lehernya, lengannya, dan kakinya. 　　Darah panas menyembur keluar dari tubuh Wang Da, dalam sekejap, rambut putihnya terwarnai merah. 　　Tubuhnya terbelit rambut putih, bagaikan babi hutan yang terjebak dalam perangkap, tertusuk ujung Bambu Hijau Tombak Giok. Dorongannya terhenti mendadak, langkahnya terasa berat. 　　Serangan pusing luar biasa melanda. Wang Da tersenyum getir, ia tahu maut akan segera tiba. 　　Sungguh tak rela! 　　Pandangannya kabur. Di detik-detik kematian ini, ingatan paling mendalam muncul kembali. 　　"Wan'er..." Tanpa sadar ia memanggil nama istrinya. Sebilah pisau di tangannya menembus tubuh sang istri. 　　"Mengapa?" Sang istri menatap Wang Da. Wajah ayunya merekah kebingungan dan tanya, matanya menatap tajam ke bola mata Wang Da. 　　Mata Wang Da memerah. Seluruh tubuhnya gemetar. Dari sela gigi terkunci, terucap tiga kata: "Maafkan aku." 　　Sang istri tersenyum lembut. Senyuman itu penuh cinta, tanpa setitik kebencian. 　　"Aku mengerti," ujarnya. 　　Ia ingin mengulurkan tangan kanan, untuk terakhir kali membelai wajah Wang Da sebelum ajal. 　　Tapi di tengah jalan, tangannya terjatuh. 　　Membunuh istri, merampas hati, menyempurnakan teknik 'Cinta yang Terpisah'. Sejak itu kekuatan didapat, melangkah ke Jalan Gelap! 　　Menyesalkah? 　　Berkali-kali Wang Da bertanya pada diri sendiri sejak kejadian itu. 　　Menyesal! 　　Penyesalan yang lebih pedih dari kematian! Maka ia bersumpah: HARUS melindungi satu-satunya keluarga yang tersisa!! 　　Tapi. 　　Tapi... 　　“Jika semua terulang kembali, Wan'er, aku tetap akan melakukan ini...” Air mata yang tak terbendung membanjiri mata merah darah Raja Mutlak. 　　Fang Zheng menatap dengan mata terbelalak. Seluruh tubuhnya memancarkan kilau giok. 　　Dari awal hingga akhir, ia terus berada dalam kebingungan dan keheranan yang mendalam. 　　Seorang Gu Master asing menerjang ke arahnya dengan gila-gilaan, seolah ingin menyiksanya sampai mati. Tapi Fang Zheng sama sekali tak mengenalnya. 　　Aura kematian yang pekat membuat seluruh tubuh Fang Zheng kaku tak bergerak, pikirannya kosong, hanya secara naluriah mengerahkan seluruh kekuatan Gu Kulit Giok. 　　Jari-jari Raja Mutlak menusuk kulit giok, masuk satu sentimeter, lalu berhenti total. 　　Ia tewas. 　　Saat mati, wajahnya basah oleh air mata! 　　"Akhirnya... selesai juga?" Fang Zheng terengah-engah, matanya kehilangan fokus, tampak sangat kosong. 　　Lalu serangan pusing hebat menerjangnya. 　　Dug. 　　Ia pun roboh ke lantai kayu. 　　Cinta yang Terpisah, racun tingkat pertama Putaran Kedua. Meski tak menembus seluruh kulit giok, racunnya telah merasuk ke tubuh. 　　c！！！ BABke-77: Kesalahpahaman yang Tak Terduga 　　; 　　Seekor babi hutan sebesar gajah bersemayam di kubangan lumpur... 　　Matanya terpejam, setengah bersimpuh setengah berbaring, sepasang taringnya yang berkilau seperti pisau tetap bersih dari noda lumpur. 　　Cahaya senja menyinari bulu hitam pekatnya. Perut besarnya yang putih naik turun, mengeluarkan suara dengkuran setiap kali bernapas. 　　Raja Babi Hutan! 　　Fang Yuan berada ratusan meter darinya, namun tetap berjalan hati-hati di sisi angin bawah. 　　"Meski sekarang aku bisa membunuh babi hutan biasa, tapi menghadapi raja babi ini hanya bisa lari. Bahkan Gu Master level dua biasa pun takkan sanggup membunuhnya. Jika tak tahu serangga gu di tubuhnya, bisa-bisa malah celaka." 　　Raja kawanan binatang seperti ini biasanya menjadi inang serangga gu. 　　Pada BABke-77 Raja Babi Hutan: Kesialan yang Tak Terduga, umumnya terdapat Shǐ Gu. Fen Shǐ Gu dan Hua Shǐ Gu paling banyak. Selain Shǐ Gu, kadang ada Kulit Binatang Gu atau Ulat Berduri. 　　Di dunia ini ada berbagai jenis serangga gu. Beberapa tinggal di tubuh binatang kuat, membentuk hubungan simbiosis. 　　Saat binatang diserang, serangga gu di tubuhnya akan merasakan bahaya dan membantu melawan musuh. 　　Raja babi ini bertubuh raksasa dengan kekuatan jauh melebihi babi hutan biasa. Fang Yuan saja sudah tak mampu melawannya, apalagi ditambah satu atau lebih serangga gu misterius di tubuhnya. 　　Namun, tujuan utama Fang Yuan mempertaruhkan diri datang ke sini bukanlah untuk memburu raja babi hutan ini. Melainkan untuk menghindari sebisa mungkin balas dendam Wang Da. 　　Wang Da tahu Fang Yuan memiliki peta kulit hewan, Fang Yuan yang berada di posisinya, memanfaatkan situasi. Alih-alih pergi ke tempat lain, justru sengaja menuju lokasi bertanda silang merah sang raja babi hutan. 　　Meski berbahaya, raja babi hutan tetaplah binatang buas tanpa kebijaksanaan manusia. Kakek Wang sebagai seorang manusia biasa saja bisa menjelajahi sini lalu mundur dengan selamat, mengapa Fang Yuan tidak? 　　Berpikir di luar kebiasaan ini, terlihat nekat tapi sebenarnya menyimpan peluang keselamatan. 　　Semakin jauh melangkah, raja babi hutan telah tertinggal di belakang BABKetujuh Puluh Tujuh: Kesalahpahaman Tak Terduga. Di peta, rutenya membentuk lingkaran besar, mengitari tanda silang merah dengan lekukan montok, akhirnya tiba di lereng bukit dimana beberapa Sesepuh keluarga berjaga, dan di sana akan dilaksanakan penilaian ujian tengah tahun. 　　Satu jam kemudian, seorang remaja bertubuh penuh serpihan rumput, baju kasar berlubang-lubang akibat rongga berduri, kaki berlumpur, membawa karung, terseok-seok mendaki lereng itu. 　　Remaja yang compang-camping ini tak lain adalah Fang Yuan. 　　"Akhirnya kembali dengan selamat. Di sini ada Sesepuh keluarga yang berjaga, keamanan lebih terjamin. Tapi tetap harus waspada." Fang Yuan dalam hati melegakan napas, perlahan menapaki lereng bukit. 　　Di lereng bukit berdiri sebuah gubuk sederhana, puluhan murid berkumpul di sekitarnya. Para pengawal akademi sedang menghitung jumlah gigi babi dalam kantong para murid. Dari beberapa Sesepuh keluarga yang semula berjaga di sini, hanya tersisa Sesepuh akademi, yang lain sudah menghilang entah ke mana. 　　"Kenapa suasana terasa aneh?" Fang Yuan mengerutkan alisnya halus, nalurinya yang tajam merasakan sesuatu yang besar telah terjadi. 　　Saat ia mendekati gubuk, suara bisik-bisik para murid terdengar di sekelilingnya. 　　"Dengar kabar? Baru saja terjadi pembunuhan diam-diam, beberapa Gu Master level dua tewas sekaligus." 　　"Benarkah?" 　　"Benar, aku datang lebih awal dan melihat langsung Gu Yue Fang Zheng digotong beberapa Sesepuh keluarga, dibawa pergi tergesa-gesa." 　　"Gu Yue Fang Zheng benar-benar sial, mengalami hal seperti ini saat ujian." 　　"Hei, kau tidak mengerti. Target mereka justru Gu Yue Fang Zheng, dia punya bakat Kelas A." 　　"Entah apakah dia akan mati?" 　　"Bahkan jika tidak mati, pasti kehilangan kulit. Mungkin setelah terluka, bakatnya akan turun tingkat." 　　…… 　　Langkah Fang Yuan melambat, hatinya jernih bagai cermin segera menyimpulkan kebenaran sesungguhnya dari kejadian ini. 　　“Raja Mutlak hendak menyerangku untuk membalas dendam atas pembunuhan kerabatnya. Namun setelah menemukan rumah pohon, aku segera mengubah rute dan langsung menyerbu ke arah Raja Babi Hutan. Raja Mutlak tidak menyangka hal ini, sehingga kami saling meleset. Ia malah menemukan Fang Zheng secara tak terduga. Sumber informasinya hanya berasal dari beberapa pemburu itu, ia tidak tahu aku memiliki adik kembar. Mengira Fang Zheng adalah aku, ia ingin membunuhnya tapi dihalangi oleh para Gu Master yang bertugas melindungi. Pertanyaannya sekarang——apakah Raja Mutlak sudah mati?” 　　Alis Fang Yuan berkerut keras. Tiga skenario berbeda tentang nasib Raja Mutlak - berhasil kabur, tertangkap, atau terbunuh - akan memberikan pengaruh berbeda terhadap rencana dan persiapannya selanjutnya. 　　Setelah berpikir sejenak, Fang Yuan memutuskan untuk tetap menjalankan rencana semula. 　　Wajah Sesepuh Akademi menjadi pucat pasi. Pembunuhan terhadap Fang Zheng sama sekali tak terduga. Tanpa petunjuk apapun, alih-alih menyadari Fang Zheng menjadi perisai bagi Fang Yuan, ia langsung menghubungkan kejadian ini dengan Keluarga Bai dan permukiman Xiong! 　　Sebagai satu-satunya bakat kelas A di Benteng Gu Yue selama tiga tahun terakhir, wajar jika Keluarga Bai dan permukiman Xiong tidak tinggal diam melihat perkembangan Fang Zheng. Mengirim Gu Master untuk membunuhnya sejak dini merupakan tindakan yang sangat logis. 　　Bahkan Benteng Gu Yue sendiri melakukan praktik serupa - diam-diam mengerahkan Gu Master untuk memburu dan menekan murid-murid berbakat dari dua permukiman saingannya. 　　"Si pembunuh sudah ditumpas di tempat. Bagaimana kondisi luka Fang Zheng?" Sesepuh Akademi masih memikirkan hal itu ketika seorang penjaga menghadap sambil membawa selembar kertas. 　　Sesepuh akademi mengambil kertas itu dan membacakan dengan setengah hati: "Hasil ujian tengah tahun kali ini adalah sebagai berikut... Gueh Mobei enam belas taring babi hutan, Gueh Mobei empat belas taring babi hutan..." 　　Perhatian para murid di sekitar baru tertarik. 　　Hasilnya terlihat jelas. 　　Murid kelas D, meskipun bekerja sama, hanya bisa mendapatkan tiga atau empat taring babi hutan. Murid kelas C dan B kebanyakan ** butir. Lebih dari sepuluh taring sudah dianggap hasil yang luar biasa. 　　Yang terbaik adalah Gu Yue Chi Cheng dengan 16 butir. Diikuti Gu Yue Mobei, sedangkan Fang Zheng memiliki 10 butir. 　　Gu Yue Chi Cheng tampak puas diri. Kali ini dia beruntung menemukan dua babi hutan yang sedang bertarung, sehingga bisa mengambil keuntungan dari pertengkaran mereka. 　　Gu Yue Mobei sangat kesal karena kalah tipis dari Gu Yue Chi Cheng. 　　Sesepuh akademi melanjutkan pengumuman: "Sekarang saya umumkan, peringkat pertama dalam ujian ini adalah..." 　　"Tunggu!" Fang Yuan tiba-tiba maju dari kerumunan. 　　"Fang Yuan, kau terlambat. Ujian sudah berakhir satu jam lalu. Menurut peraturan, taring babi hutanmu akan dikurangi empat butir sebagai hukuman," teriak Gu Yue Chi Cheng segera. 　　Fang Yuan mengabaikannya. Ia melepas mulut kantong di punggungnya, lalu memegang bagian bawah kantong dan membalikkan terbalik di depan umum. 　　Brrr... 　　Puluhan taring babi hutan putih segera menumpuk di samping kakinya. 　　"Ini...!" Chi Cheng langsung membuka mulutnya lebar-lebar. 　　Mobei dan yang lain terbelalak matanya. 　　“Bagaimana bisa sebanyak ini? Ini terlalu banyak!” Sesepuh akademi menatap Fang Yuan dengan ekspresi penuh keraguan, “Fang Yuan, apakah semua ini hasil buruanmu?” 　　Fang Yuan menyatukan tangan dalam salam, menjawab: “Hanya sekitar belasan yang kuburu langsung. Tapi secara tak sengaja menemukan kantong, mungkin milik pemburu yang disembunyikan. Di dalamnya banyak taring babi hutan. Setelah kupikirkan, ujian tengah tahun mengharuskan kami mendapatkan taring babi hutan sebanyak mungkin sendirian dalam satu hari. Tidak ada aturan tertulis yang mewajibkan membunuh babi hutan, jadi kubawa semuanya.” 　　Begitu kata-katanya keluar, ruangan langsung riuh. 　　“Bagaimana bisa seperti ini?” 　　“Keberuntungannya luar biasa!” 　　“Ini terlalu tidak masuk akal, jangan-jangan bocor soal lalu curang?” 　　Sesepuh akademi menatap Fang Yuan tajam cukup lama, baru kemudian mengumumkan: “Dalam ujian kali ini, Fang Yuan juara pertama.” 　　…… 　　Suasana di Balai Kepala Keluarga sangat mencekam. 　　Gu Yue Bo duduk di kursi utama, sementara belasan sesepuh lainnya berjajar di kedua sisi dengan wajah menahan amarah. 　　“Gu Yue Yao Ji, kau adalah penyembuh terbaik keluarga kami. Bagaimana kondisi Fang Zheng?” Tanya kepala suku Gu Yue Bo pada salah satu sesepuh. 　　Gu Yue Yao Ji adalah nenek tua berpostur bungkuk dengan keriput di wajahnya seperti kulit kayu. 　　Ia batuk dua kali, lalu berkata perlahan: “Lapor kepala suku, kondisinya sudah stabil. Fang Zheng tak ada ancaman nyawa, hanya masih tertidur. Bakatnya juga tidak menurun karenanya.” 　　“Tidak turun itu bagus.” Gu Yue Bo menghela napas lega, lalu bertanya ke Sesepuh Departemen Hukuman di sebelah kirinya, "Sudah ada kabar tentang si pembunuh?" 　　Sesepuh Departemen Hukuman yang tak sepengalaman Gu Yue Yao Ji segera bangkit dari kursinya, sedikit menunduk: "Sudah. Usia tiga puluh lima tahun, pria, identitas tak dikenal, diduga Gu Master jalan gelap, memiliki dua serangga gu. Satu Shadow Bug, satu Love's Parting." 　　Gu Yue Bo mengangguk: "Tampaknya memang pembunuh bayaran. Love's Parting... racun nomor satu di Putaran Kedua. Wajar saja bisa membunuh tiga Gu Master klan kita." 　　"Kepala Suku, kasus ini harus diselidiki! Pasti ulah Keluarga Bai atau Keluarga Xiong!" teriak Gu Yue Chi Lian, matanya seolah menyemburkan api. 　　"Shadow Bug, Love's Parting... Ini bukan ciri khas mata-mata rahasia kedua keluarga tersebut. Mungkin Gu Master jalan gelap pendatang yang ingin membuktikan kesetiaan dengan membunuh Fang Zheng atas perintah." Gu Yue Mo Chen menyambung dengan suara dingin. 　　Kedua Sesepuh yang berkuasa ini, meski kerap berselisih, selalu bersatu erat ketika menghadapi musuh eksternal. 　　Gu Yue Bo mengangguk setuju, pendapatnya pun sama. 　　Wang Da menghilang selama tiga tahun penuh tanpa kabar, dianggap sudah mati oleh warga desa sehingga identitasnya tetap menjadi misteri. 　　Manajemen Gu Yue tidak ada yang tahu hal ini, mereka biasanya juga tidak peduli pada kematian seorang budak tani. Semua tatapan terpusat pada Keluarga Bai dan permukiman Xiong. 　　Saat itu, Sesepuh akademi masuk ke dalam ruangan. 　　"Yang Mulia Kepala Suku..." ia membawa wajah cemas, baru saja membuka mulut, Gu Yue Bo langsung menjawab: "Sesepuh akademi, kau tak perlu khawatir, Fang Zheng tidak apa-apa, bakatnya tetap tingkat A." 　　Wajah Sesepuh akademi langsung terlihat lega. 　　"Ngomong-ngomong, apakah murid lainnya masih aman? Bagaimana hasil penilaian mereka kali ini, peringkat berapa Fang Zheng?" Gu Yue Bo bertanya sambil lalu. 　　Sesepuh akademi menjawab jujur. Ketika ia menyebutkan Fang Yuan secara tak sengaja menemukan kantong berisi taring babi hutan sehingga meraih juara pertama, cahaya di mata Gu Yue Bo berkilat. 　　Ruangan mendadak hening, para sesepuh keluarga seolah menangkap sesuatu, diam-diam mengamati sekeliling dengan sikap tak berubah. Suasana tegang penuh kebencian yang awalnya ada mulai berubah halus. 　　c！！！ BABke-78: Panen Melimpah Tanpa Perlu Skema 　　; 　　Di aula utama, kepala suku Gu Yue Bo duduk tanpa ekspresi dengan mata yang dalam, menempati kursi utama. ..baca 　　Sepuluh lebih sesepuh keluarga lainnya duduk tegak, memandang hidung dan hati masing-masing, hanya menggunakan sudut mata untuk menyapu sekeliling secara samar, berusaha membaca petunjuk dari ekspresi wajah orang-orang di sekitar. 　　Suasana tiba-tiba menjadi rumit. 　　"Kemenangan Fang Yuan sebagai juara pertama menyimpan makna tersembunyi yang sama sekali tidak sederhana. Klaimnya menemukan kantong berisi taring babi hutan di perjalanan itu terlalu tidak masuk akal." 　　"Tas ini pasti sudah dipersiapkan diam-diam oleh seseorang. Mustahil dikerjakan Fang Yuan sendirian. Artinya, ada yang diam-diam membantu Fang Yuan." 　　"Ujian tengah tahun kali ini berbeda dari sebelumnya. Karena harus memobilisasi puluhan Gu Master level dua untuk pengawasan, maka konten ujian ini tidak hanya diketahui Sesepuh akademi, tapi juga banyak sesepuh lain di keluarga." 　　"Untuk menyiapkan tas ini sebelumnya, hanya para sesepuh yang hadir di sini yang bisa melakukannya, bahkan mungkin langsung dari kepala suku!" 　　Para tetua keluarga yang sudah berpengalaman di dunia politik selama bertahun-tahun segera memikirkan banyak hal. 　　Fang Zheng memiliki bakat Kelas A. Jika benar-benar dilatih sampai level empat, apa jadinya? 　　Itu berarti calon kepala suku generasi berikutnya! 　　Fang Yuan adalah kakak Fang Zheng. Meski hanya punya bakat Kelas C, hubungan sedarah ini saja sudah bernilai investasi! 　　Bagi kepala suku Gu Yue Bo, dengan diam-diam membantu Fang Yuan dan memasukkannya ke sistemnya, ini akan menjadi jembatan yang baik untuk mempertahankan hubungan dengan Fang Zheng di masa depan. 　　Bagi para sesepuh, Fang Zheng adalah satu-satunya jenius Kelas A tahun ini yang sudah bergabung dengan faksi kepala suku. Jika benar-benar dikembangkan, faksi kepala suku akan semakin dominan. Dengan merekrut Fang Yuan lewat hubungan darah, mereka bisa menjadikannya pion strategis untuk menghadapi Fang Zheng nanti. 　　Jadi, lebih dari sepuluh orang yang duduk di balairung ini semua memiliki motif untuk membantu Fang Yuan. 　　Tapi siapa gerangan orangnya? 　　Gu Yue Chi Lian merenung: "Aku tidak merekrut Fang Yuan, siapa yang membantu diam-diam di bagian ke-78: Panen Melimpah Tanpa Skema? Mungkinkah Mo Chen si tua itu? Meski Fang Yuan membunuh budak keluarganya, tapi budak itu apa? Sekalipun mati semua takkan sakit hati. Kepala suku lebih mungkin, dia menampung Gu Yue Fang Zheng, lalu menarik Gu Yue Fang Yuan agar kontrolnya atas Fang Zheng semakin besar! Tapi... konvensi sebelumnya selalu merekrut di akhir tahun, sekarang di pertengahan tahun melanggar aturan!" 　　"Tak sepenuhnya melanggar, tapi ini memang main di batas. Siapa yang lebih yakin pada Fang Yuan daripada aku?" Gu Yue Mo Chen juga berpikir. 　　Faktanya, setelah Fang Yuan membunuh Gao Wan dan mengirim potongan mayat sebagai hadiah, Mo Chen mulai tercengang padanya dan berniat merekrut. 　　Tapi tindakan perekrutan seperti ini biasanya terjadi di akhir tahun, saat para murid lulus dari ruang kelas. 　　Perekrutan dini Fang Yuan membuat Gu Yue Mo Chen sedikit kaget. 　　Tatapan Gu Yue Bo terutama tertuju pada wajah dua sesepuh berkuasa: Gu Yue Mo Chen dan Gu Yue Chi Lian. 　　Kepala suku ini berpikir lebih jauh dan dalam. 　　Fang Yuan terang-terangan berbohong untuk menang. Tindakan ini menunjukkan sikap tak kenal takut, sekaligus sinyal ke luar: Fang Yuan dilindungiku! Sudah kurekrut lebih dulu, kalian sebaiknya jauhi dia. 　　Lalu siapakah orang itu? 　　"Di dalam Klan Gu Yue, struktur politik berbentuk tripodal. Selain kepala suku, ada garis Chi yang diwakili Gu Yue Chi Lian dan garis Mo yang diwakili Gu Yue Mo Chen." 　　"Gu Yue Bo menyadari dalam hati, ia tidak melakukan upaya untuk menggaet Fang Yuan. Maka tersangka utama adalah Gu Yue Chi Lian dan Gu Yue Mo Chen." 　　"Dua orang tua ini aktingnya semakin lihai. Hanya dari ekspresi wajah, sungguh tak terlihat. Jangan-jangan bukan mereka, melainkan kelompok kecil lain?" 　　"Gu Yue Bo mengamati secara diam-diam sambil terus menduga-duga. Ia tak tahu bahwa sesepuh lain juga sedang mengobservasi, mencurigai, dan menganalisis dengan cara yang sama." 　　"Sesepuh akademi juga berhipotesis, namun karena selalu bersikap netral dan menjauhi konflik politik, pemikirannya lebih sederhana: 'Rupanya Fang Yuan direkrut oleh salah satu sesepuh, pantas saat melakukan pemerasan ia sengaja mengabaikan Fang Zheng, Mo Bei, dan Chi Cheng. Kemungkinan yang merekrutnya adalah kepala suku, Chi Lian, atau Mo Chen. Ini kabar baik! Artinya ia mulai menyadari realitas dan mulai berintegrasi dengan keluarga. Bagaimanapun, ia tetap bagian dari klan. Kelak setelah sepenuhnya berasimilasi, pasti akan rela mengabdi seumur hidup untuk keluarga!'" 　　"Setelah beberapa saat hening, Gu Yue Bo yang tak menemukan jejak akhirnya berkata: 'Tidak membalas itu tidak sopan, mereka sudah mulai menarget Fang Zheng, Klan Gu Yue bukan pihak yang bisa ditindas semena-mena! Segera susun rencana balasan dan laporkan padaku, Sesepuh ruang gelap.'" 　　"Perintah kepala suku akan dilaksanakan," jawab Sesepuh ruang gelap sambil mengangguk patuh. 　　"Adapun Gu Yue Fang Zheng, aku khawatir ia mengalami trauma mental akibat kejadian ini. Sebagai pemilik bakat Kelas A, nilai pentingnya bagi klan kita tidak perlu dijelaskan lagi. Mulai sekarang, aku akan membimbingnya secara pribadi." Gu Yue Bo menambahkan. 　　Tak ada sesepuh keluarga yang mengajukan keberatan. 　　Sebenarnya banyak yang tahu kalau kepala suku telah lama memberi pelatihan khusus diam-diam pada Gu Yue Fang Zheng. Meski bertentangan dengan prinsip keadilan, alasan ini cukup kuat sehingga para tetua keluarga tidak bisa menghalangi. 　　"Sedangkan untuk Gu Yue Fang Yuan..." Gu Yue Bo sengaja memperpanjang nada suaranya. 　　Seketika, semua sesepuh keluarga menyegarkan pendengaran. Jangan-jangan kepala sukulah yang diam-diam membantu Fang Yuan? 　　Gu Yue Bo mengamati sekeliling, mencoba membaca ekspresi para sesepuh. Tapi usahanya sia-sia. 　　Akhirnya ia melanjutkan, "Dengan bakat Kelas C, prestasinya meraih peringkat pertama sangat luar biasa. Atas nama pribadi, aku akan memberinya hadiah 30 Batu Yuan. Sesepuh akademi, sampaikan padanya untuk terus berusaha keras." 　　"Siap, Yang Mulia." Sesepuh akademi membungkuk hormat. 　　"Tiga puluh Batu Yuan? Hadiah yang tidak berarti ini maksudnya apa?" para sesepuh mengerutkan kening. 　　"Siapapun yang merekrut Fang Yuan diam-diam, 30 Batu Yuan ini adalah sinyal baikku. Bagaimanapun, selain Gu Yue, masih ada permukiman Bai dan Xiong." Gu Yue Bo berkeluh dalam hati. 　　Penusukan Fang Zheng adalah serangan eksternal. Kecurangan Fang Yuan adalah konflik internal. 　　"Untuk menghadapi musuh eksternal, tentu harus menggunakan cara keras untuk melawan. Sedangkan untuk konflik internal, kepala suku Gu Yue Bo lebih mengutamakan pendekatan lunak, tujuannya adalah menghindari terlalu banyak perselisihan internal yang dapat melemahkan kekuatan keseluruhan keluarga." 　　"Baiklah, urusan ini sementara ditangani seperti ini. Semua boleh mundur, fokuskan pada tugas masing-masing. Kejayaan keluarga tidak terlepas dari kontribusi kalian." Gu Yue Bo melambaikan tangannya. 　　"Siap, Yang Mulia Kepala Suku. Kami pamit undur diri." 　　Para tetua keluarga berangsur pergi. Beberapa tarikan napas kemudian, aula besar hanya menyisakan Gu Yue Bo seorang diri. 　　Ia menghela napas dalam-dalam, jari-jarinya mengusap-usap kedua pelipisnya. 　　Sebagai kepala suku yang merupakan posisi tertinggi di klan Gu Yue, hidupnya tidaklah mudah. Ia harus menyeimbangkan berbagai kepentingan, tidak bisa bertindak semaunya. Jaringan kekuatan dalam klan yang berakar turun-temurun memberikan banyak kendala. 　　Di luar, ia harus berhadapan dengan Pemukiman Beruang (Xiong) yang bertindak semena-mena dan Pemukiman Putih (Bai) yang semakin bangkit. 　　Di internal, ia harus mengelola perpolitikan rumit dalam klan. Meski masih dalam usia paruh baya, uban mulai memutih di pelipisnya. 　　"Selama menjabat sebagai kepala suku, meski sumber daya melimpah, cultivation-ku stagnan. Pikiran terkuras oleh urusan keluarga yang ruwet. Terkadang, aku ingin menjadi pengelana bebas, tanpa beban. Mungkin jalan cultivation-ku akan lebih panjang." 　　Gu Yue Bo menyemburkan keluh dari dalam hati. 　　"Begitu masuk ke sistem keluarga, tubuh langsung punya tanggung jawab. Ada tanggung jawab jadi tidak ringan, tidak bisa lagi fokus sepenuhnya untuk berkultivasi." 　　"Tapi sebaliknya, kalau tidak masuk sistem keluarga, sumber daya keluarga tidak akan disuplai. Tanpa suplai sumber daya, Gu Master yang jalan sendirian juga akan kesulitan dalam berkultivasi." 　　"Ini menciptakan kontradiksi, lingkaran setan." 　　"Lingkaran setan inilah yang tidak diketahui telah membelenggu masa depan berapa banyak orang, mengubur bakat dan talenta berapa banyak orang!" 　　Wang Da tewas. 　　Tiga hari kemudian, Fang Yuan mendapat kabar ini. 　　Bersamaan dengan itu, dia juga mendengar dari Jiang He bahwa dua pemburu muda itu benar-benar hilang saat berburu di gunung. Adapun pemburu yang tangannya kanan dipotong Fang Yuan, juga "bunuh diri" di rumah karena depresi. 　　Saat mengatakan ini, tatapan Jiang He pada Fang Yuan sangat penuh makna. Dia sudah melihat mayat Wang Da dan mengenali identitasnya. 　　Tapi dia tidak berani mengungkap identitas asli Wang Da. 　　Dia adalah Gu Master yang ditugaskan di desa, memikul tanggung jawab. Selama masuk sistem, apapun posisinya, pasti ada tanggung jawab. 　　Wang Da menjadi Gu Master jalan gelap selama lebih dari tiga tahun. Sebagai Gu Master yang ditugaskan, dia tidak menyadarinya sama sekali. Kalau benar-benar diselidiki, ini akan menjadi noda besar dalam catatan kerjanya, hampir menghancurkan masa depannya di keluarga. 　　Kematian aneh tiga pemburu muda itu juga dia tekan sekuat tenaga. 　　"Fang Yuan, kita sudah kenal baik. Mulai sekarang, belanja di toko sepupuku Jiang Ya, diskon 50%!" Suatu kali, Jiang He berkata seperti ini pada Fang Yuan. 　　Semua orang lain sudah mati, yang mengetahui kebenaran sesungguhnya peristiwa ini hanya ia dan Fang Yuan. Tapi jika hal ini diungkap, dampaknya bagi Fang Yuan tidak terlalu besar. 　　Karena ia hanya membunuh tiga budak tani saja. Bahkan jika membunuh tiga puluh orang, klan tidak akan menindaklanjuti, paling-paling hanya memberi hukuman simbolis seperti "belasan Batu Yuan". 　　Jiang He yang aktif menyuap, Fang Yuan tentu tidak menolak. Bagi Fang Yuan, peristiwa ini penuh kejutan dan risiko dari awal hingga akhir, tapi untungnya hasilnya bagus. 　　Setelah peristiwa ini, Fang Yuan yang sama sekali tidak punya dasar di keluarga, mendapatkan setengah sekutu dan seorang "pendukung" yang sebenarnya tidak ada. 　　"Pendukung" misterius inilah yang menjadi payung pelindung kedua bagi Fang Yuan. Ketika ia perlahan tidak lagi terlihat lemah di masa depan, payung ini akan memainkan peran kunci, setidaknya menopangnya hingga berkultivasi ke Putaran Kedua tanpa menimbulkan tekanan besar. 　　Sekarang, ia bisa merasakan dengan jelas sikap Sesepuh akademi yang mulai melunak terhadapnya. 　　Sepuluh lebih hari berlalu dengan cepat. 　　Setelah Gu Yue Fang Zheng, Gu Yue Mo Bei, Fang Yuan hampir bersamaan dengan Chi Cheng berhasil naik ke tingkat tinggi Putaran Pertama. 　　Meski perampokan dan pemerasan masih berlanjut, sejak saat itu ia tidak merampas Batu Yuan dari Fang Zheng, Mo Bei, dan Chi Cheng. Semakin lama ia semakin rendah profil, sementara kekuatannya tumbuh pesat dengan kecepatan beberapa kali lipat dibanding kehidupan sebelumnya. 　　c！！！ BAB79: Menerobos Gu Keenam dari Peninggalan Tersembunyi 　　; 　　Waktu berlalu secepat bayangan, musim panas berganti musim gugur... 　　Di Jalan, Fang Yuan sekali lagi berdiri menghadap batu raksasa yang menghalangi jalan. 　　"Karena cuaca semakin dingin, ia mulai mengenakan baju lengan panjang yang sederhana. Namun postur tubuhnya tak lagi kurus kering seperti beberapa bulan lalu." 　　"Di dada, lengan, kaki, dan perutnya telah terbentuk kelompok otot yang jelas." 　　"Otot-otot ini tidak menonjol seperti batu, melainkan membentuk garis aerodinamis. Dipadukan dengan tubuh Fang Yuan yang semakin tinggi dan kulit putihnya, memberi kesan awet muda dan penuh vitalitas." 　　"Sejak tiga hari lalu, Bai Shi Gu sudah tak bisa meningkatkan kekuatanku lagi. Artinya, aku telah memiliki kekuatan satu babi, mencapai target Hua Jiu Xingzhe. Hari ini, coba kudorong batu bundar ini lagi!" 　　"Sorot mata Fang Yuan berkilat. Kaki kanannya melangkah ke depan, kaki kiri di belakang, membentuk kuda-kuda busur." 　　"Kedua tangannya menempel di permukaan batu bundar. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengerahkan tenaga sekuat-kuatnya." 　　"Batu raksasa itu bergerak sangat pelan di awal, lalu mulai berguling perlahan, akhirnya semakin lancar menggelinding ke depan." 　　"Jalan yang tertutup batu itu merupakan jalan menanjak berbentuk Jalan. Batu bundar yang dibentuk oleh Hua Jiu Xingzhe memang dirancang untuk mudah digulingkan. Mungkin ini maksudnya, ingin penerusnya mendorong batu itu hingga naik ke atas." 　　"Sepuluh langkah, dua puluh langkah, tiga puluh langkah..." Fang Yuan terus mendorong sambil menghitung dalam hati, "Minggu lalu aku hanya sampai 45 langkah sebelum kehabisan stamina. Kali ini, sejauh apa aku bisa mencapainya?" 　　"Empat puluh langkah... Empat puluh lima langkah..." 　　Sesaat kemudian, Fang Yuan berhasil memecahkan rekor sebelumnya. Tapi ia juga kelelahan. 　　Langkah keempat puluh enam, empat puluh tujuh... 　　Fang Yuan jelas merasakan, sampai tahap ini, stamina tubuhnya hampir habis. 　　Empat puluh delapan, empat puluh sembilan langkah... 　　Ia mengerahkan sisa tenaga, maju dua langkah lagi. Akhirnya tak sanggup bergerak, sekujur tubuhnya basah kuyup. Setelah menahan batu bundar dengan bahu dan kaki, ia menarik napas berat beberapa kali. 　　"Apakah harus menyerah?" Pikiran itu muncul di benak Fang Yuan. Ini adalah jalan menanjak, dalam perjalanan pulang pun ia harus menguras tenaga. Lagipula batu bundar akan menggelinding turun, selama proses itu ia harus terus menahan. 　　Jika dilepas begitu saja dan lari kencang, batu akan semakin cepat menggelinding. Ia tak mau terlambat menghindar sampai tertebus menjadi bubur daging. 　　Tapi setelah berpikir, Fang Yuan merasa tak rela. Dorong beberapa langkah lagi. 　　Langkah kelima puluh. 　　Tiba-tiba ia merasakan tekanan dari batu raksasa itu mereda. Rupanya batu telah mencapai undakan datar. 　　Fang Yuan mendorong beberapa langkah lagi, mengitari batu, menemukan dirinya di sebuah ruang rahasia. 　　Ruangan ini ukurannya mirip dengan celah batu**. Fang Yuan sementara menamakannya Ruang Rahasia Kedua. 　　Ruangan itu kosong, dinding-dindingnya terbuat dari tanah merah aneh yang memancarkan cahaya merah temaram. Di sisi lain ruangan, terdapat pintu batu abu-abu kasar. Sepertinya karya terburu-buru Hua Jiu Xingzhe. 　　Fang Yuan beristirahat sejenak. Alih-alih langsung membuka pintu batu, ia menemukan sesuatu baru. 　　Ia menemukan sebidang tanah di depan pintu batu yang terlihat basah. 　　"Mungkinkah..." Pikiran Fang Yuan langsung terlintas suatu ide. Ia menundukkan tubuh dan mengulurkan kedua tangan, menggali tanah yang gembur dan lembap. 　　Bunga Dizang kedua! 　　Fang Yuan tertawa lebar, dengan hati-hati membuka kelopak bunga untuk mengambil serangga Gu yang terendam dalam cairan emas. 　　Yuan Zhen dikendalikan, dalam sekejap sudah disatukan. 　　Ini adalah Jade Skin Gu, bentuknya seperti kutu busuk, pipih dan lebar dengan kepala kecil. Tubuh hijau pucatnya berbentuk oval, memancarkan kilau warna giok. 　　"Setelah mendapatkan White Boar Gu, aku masih berpikir dari mana mendapatkan Jade Skin Gu agar bisa menyatukan dan meningkatkan menjadi White Jade Gu. Tak disangka Hua Jiu Xingzhe sudah menyiapkannya untukku." Pikiran Fang Yuan berputar cepat, menganalisis dampak Jade Skin Gu ini. 　　Ini sudah menjadi serangga Gu keenam Fang Yuan. 　　Sebelumnya meski memiliki lima serangga Gu, tak satu pun bisa digunakan untuk pertahanan. Dengan Jade Skin Gu, akhirnya celah pertahanannya tertutupi. 　　Terkadang, pertahanan sering kali juga berarti serangan. 　　Ini mudah dipahami. Ambil contoh Fang Yuan sendiri: melalui White Boar Gu, kekuatannya meningkat setara babi. Secara teori, kekuatan ini bisa menghancurkan batu bertekstur lunak dengan satu pukulan, tapi Fang Yuan tak pernah melakukannya. 　　Karena ia tahu pertahanannya tidak cukup, satu pukulan bisa menghancurkan batu, tapi tinjunya sendiri akan berdarah dan terluka. 　　Sekarang dengan perlindungan Gu Kulit Giok, ia bisa memaksimalkan keunggulan kekuatan fisiknya. 　　Tentu saja, efeknya memiliki sisi baik dan sisi buruk. 　　Gu Kulit Giok bernilai tinggi dengan pertahanan terbaik di antara Gu tingkat satu, tapi sulit dirawat - harus menelan 2 ons batu giok setiap 10 hari. 　　Harga pasar batu giok yang mahal tak perlu dibahas, yang penting masalah sumber pasokan. 　　Fang Zheng juga memiliki Gu Kulit Giok, tapi dia punya dukungan kepala suku untuk pasokan giok. Fang Yuan harus membeli sendiri, yang mudah menimbulkan kecurigaan. 　　"Merawat Gu Babi Putih sudah merepotkan dengan harus membunuh babi hutan secara rutin. Sekarang dengan Gu Kulit Giok ini, apa aku harus jadi penambang giok?" Fang Yuan menyeringai pahit, masalah baru menghadang. 　　Setelah menyimpan Gu Kulit Giok di rongga kosong tubuhnya untuk sementara, Fang Yuan perlahan mendorong pintu batu. 　　Pintu batu yang berat ini tak mungkin terbuka tanpa bantuan Gu Babi Putih. Tapi sekarang, dengan dorongan lembut kedua tangan Fang Yuan, pintu itu mulai bergerak. 　　Pemandangan di luar terbentang di depan Fang Yuan, tiba-tiba bidang pandangnya meluas! 　　Bukan lagi jalan sempit atau **, melainkan hutan batu bawah tanah yang luas. 　　Fang Yuan sedikit memperkirakan, hanya dengan perhitungan awal, ia menyimpulkan luas hutan batu bawah tanah ini setidaknya lebih dari 30 mu! Di Bumi, lapangan sepak bola standar hanya 11 mu. 　　"Sekarang aku seharusnya berada di dalam Gunung Qingmao. Ruang ini mungkin terbentuk secara alami." Fang Yuan menatap dinding batu di sekelilingnya. 　　Ketinggian dinding batu di ruang ini semuanya melebihi 16 meter, dengan langit-langit yang juga merupakan dinding batu alami. 　　Dari langit-langit, tergantung pilar-pilar batu merah tua raksasa. Setiap pilar memancarkan cahaya merah samar, seperti Jalan dan **. Meski pencahayaan ruang ini redup, cukup bagi Fang Yuan untuk melihat beberapa Barang. 　　Dari pandangan pertama Fang Yuan, pilar-pilar batu itu seperti pohon yang tumbuh terbalik, tanpa cabang, hanya menyisakan batang yang kesepian. 　　Permukaan pilar tidak halus, dipenuhi lubang-lubang hitam yang dalam. Ribuan pilar berbentuk besar di atas dan kecil di bawah, membentuk hutan batu terbalik di dalam gunung. 　　Alam memang menciptakan karya yang luar biasa. 　　Meski berpengalaman luas, Fang Yuan tidak terkejut. Matanya menatap tajam lubang-lubang hitam di pilar, alisnya semakin berkerut. 　　Ia mulai memahami maksud Hua Jiu Xingzhe menempatkan Jade Skin Gu di sini. 　　"Jika tebakanku benar..." Tangan kanan Fang Yuan berputar, mengirimkan Moon Blade. 　　Moon Blade kebiruan yang suram melesat lurus di udara, tepat masuk ke dalam salah satu lubang hitam di pilar. 　　“Lubang hitam itu tiba-tiba menggemakan jeritan melengking dan penuh amarah.” 　　Swoosh! Seekor monyet abu-abu melesat keluar dari lubang, langsung menerjang Fang Yuan. 　　Sreeeett. 　　Fang Yuan melepaskan tiga bilah Moon Blade berturut-turut. 　　Monyet itu tak bisa mengubah arah di udara, namun ekornya yang sangat lentur berayun cepat, menggerakkan tubuhnya berputar di udara. Menghindari dua Moon Blade, akhirnya terkena yang ketiga. Dengan suara gedebuk, ia terjatuh ke lantai kayu tak bernyawa. 　　Binatang ini mati tanpa setetes darah pun mengalir. 　　Tiba-tiba tubuh abu-abunya mulai membatu, dalam sekejap berubah dari daging dan darah menjadi patung monyet batu. 　　Pose patung dan ekspresi wajahnya persis seperti saat monyet itu terjatuh sebelum mati, sangat hidup dan detail. 　　Dua tarikan napas kemudian, permukaan patung retak dengan suara kretek. Retakan menyebar cepat dari dalam ke seluruh tubuhnya, lalu dengan suara gemuruh, patung itu hancur menjadi tumpukan batu kecil. 　　“Memang benar ini adalah Jade-Eyed Stone Monkey dari kawanan bawah tanah.” Fang Yuan mendekat dan berjongkok, menyibak tumpukan batu untuk mengeluarkan dua butir mutiara hijau. Dua biji inilah bola mata sang monyet batu. 　　Makhluk aneh ini setelah mati akan berubah menjadi serpihan batu abu-abu, hanya sepasang bola mata yang menjadi mutiara giok. Setiap Mutiara Giok sangat berat, minimal seberat satu liang. 　　“Ini berarti, selama bisa membunuh Jade Eye Stone Monkey, masalah makanan Jade Skin Gu akan terpecahkan.” 　　“Tapi aku tidak hanya perlu memberi makan Jade Skin Gu, juga harus melanjutkan warisan Hua Jiu Xingzhe. Petunjuk langkah selanjutnya warisan Hua Jiu Xingzhe, mungkin ada di suatu tempat di batu karang ini.” 　　Fang Yuan mengerutkan kening, masalah ini rumit. 　　Ia mencoba maju beberapa langkah, sepasang tatapan terus mengawasi pilar batu. 　　Saat melangkah ke ketujuh, di pilar terdekat, dari lubang-lubang batu yang rapat, mulai bermunculan sepasang-sepasang mata hijau bercahaya. 　　Seketika, tetesan keringat dingin mengalir dari dahi Fang Yuan. 　　Ia cepat-cepat menarik kembali kakinya, mata-mata hijau di lubang kecil itu kembali meredup. 　　Jelas, setiap pasang mata mewakili seekor Jade Eye Stone Monkey. 　　Jade Eye Stone Monkey sangat lincah, Fang Yuan menggunakan empat kali serangan Moon Blade untuk membunuh satu ekor. 　　Satu pilar batu dihuni setidaknya ratusan Jade Eye Stone Monkey. Seluruh batu karang ini, tak terhitung berapa banyak monyet seperti ini. 　　Dengan kemampuan saat ini, Fang Yuan akan menemui ajal jika diserang empat monyet sekaligus. Dengan pertahanan Jade Skin Gu, sendirian ia maksimal bisa bertahan melawan dua belas Jade Eye Stone Monkey. 　　Untungnya monyet-monyet ini biasanya tidur di lubang hitam, saat lapar atau haus mereka menggerogoti batu di sekitarnya. Pilar batu adalah rumah sekaligus makanan mereka. Mereka tidak akan keluar kecuali didekati dalam jarak 10 meter atau diprovokasi. 　　Dalam bahasa Bumi, mereka adalah monyet kutu buku. 　　c BABKedelapan Puluh: Peningkatan Kekuatan Tempur 　　; 　　Angin musim gugur berdesir, daun merah beterbangan.. 　　Rumput liar menguning, ranting-ranting bergelantungan buah liar merah dan jingga. 　　"Hmm!" Babi hutan hitam meremang bulu punggungnya, kuku-kukunya mencakar tanah. 　　Permukaan tanah di gunung tertutup lapisan tebal daun gugur. 　　Babi hutan menerjang sambil membawa angin, daun-daun beterbangan di belakangnya. 　　Fang Yuan berdiam diri, memandang babi hutan yang semakin mendekat dengan wajah dingin. 　　Bunuh! 　　Tiba-tiba ia melangkah besar ke depan, mengayunkan kedua kaki tanpa menghindar, berani menyerbu babi hutan. 　　Dua taring putih berkilat babi hutan menusuk udara penuh hawa pembunuhan. 　　Fang Yuan menyamping menghindari taring, menekuk bahu dan menghantam kepala babi hutan. 　　Sesaat sebelum benturan, cahaya hijau pucat berkilau di bahu Fang Yuan. 　　Jade Skin Gu! 　　Byur. 　　Dentuman berat menggema saat keduanya saling bertabrakan. 　　Fang Yuan mundur tiga langkah, babi hutan mundur satu langkah. 　　Sebenarnya jika dihitung, kekuatan kedua pihak masih lebih besar di pihak Fang Yuan. Namun dua kaki Fang Yuan yang berlari kencang tidak bisa menyaingi tenaga tumpuan empat kuku babi hutan, sementara pusat gravitasi babi hutan jauh lebih rendah dan stabil dibanding Fang Yuan. 　　Namun babi hutan yang ditubruk kepala oleh Fang Yuan dengan keras, meski masih berdiri, tubuh gemuknya sudah mulai goyah. 　　Fang Yuan meneriakkan sesuatu, lalu menyerang lagi. Tangan kirinya menekan taring babi hutan, sementara tinju kanannya diangkat tinggi-tinggi. Cahaya hijau pucat dari giok membentuk membran tipis yang menyelimuti permukaan tinjunya. 　　Bang. 　　Tinju itu menghantam dengan keras. Babi hutan langsung menjerit kesakitan dan mulai meronta-ronta. 　　Otot lengan kiri Fang Yuan mengeras, urat-urat menonjol seperti cacing yang melilit, menahan babi hutan dengan erat. 　　Di saat yang sama, tinju kanannya terus diangkat tinggi lalu dihantammu deras. 　　Bang bang bang. 　　Setiap kali tinju menghantam kepala babi hutan, cahaya hijau giok di tinju itu berkedip menyilaukan. 　　Babi hutan yang kepalanya pusing tujuh keliling akibat pukulan itu semakin lemah tenaga perontanya. 　　"Pukulan terakhir!" Kilatan listrik muncul di mata Fang Yuan. Ia meluruskan tubuh bagian atas, mengangkat siku kanan setinggi-tingginya lalu menghempaskannya ke bawah. 　　Cahaya giok hijau melekat erat di siku kanan Fang Yuan, membentuk bayangan hijau di udara mengikuti gerakannya. 　　Bang! 　　Fang Yuan bersimpuh dengan satu lutut, siku-nya menghantam tengkorak babi hutan dengan ganas. Babi itu bahkan tak sempat mengeluarkan jeritan terakhir, langsung diam membeku. 　　Kepala babi itu berubah bentuk sepenuhnya, tulang tengkorak putih yang patah menusuk keluar dari kulit hitam. Darah dan otak mengalir perlahan, menciptakan warna merah tua yang mencolok di atas lapisan daun-daun berguguran. 　　Angin musim gugur yang dingin berhembus. 　　Mengangkat beberapa helai daun kering, menghalau hawa panas darah babi. 　　"Hidup harus seperti bunga musim panas yang megah. Mati harus seperti daun musim gugur yang indah." Gumam Fang Yuan sambil menikmati pemandangan ini. 　　Yang hidup penuh warna gemerlap, yang mati sunyi sepi. 　　Antara kehidupan dan kematian, terdapat kontras yang begitu tajam, memperlihatkan kekejaman alam sekaligus keagungan kehidupan. 　　"Di dunia manapun, pemenang bersinar gemilang sementara pecundang berdebu kalah. Bagi ku, perbedaan menang-kalah adalah perbedaan hidup-mati. Karena berjalan di jalan gelap, sekali kalah, seringkali berarti kematian." 　　Fang Yuan langsung duduk bersila menyandar bangkai babi. Ia melepaskan Bai Shi Gu untuk melahap daging babi, sambil membagi kesadarannya memasuki rongga kosong dalam tubuh. 　　Di dalam rongga kosong, Laut Yuan Perunggu kehijauan pasang-surut, ombak muncul dan lenyap. 　　Ketika Yuanhai mencapai puncak, volumenya menempati 4,4 lapis. Baru saja dalam pertempuran, Fang Yuan berkali-kali menggunakan Cacing Kulit Giok untuk meningkatkan pertahanan, sehingga Yuan Zhen berkurang. Kini tersisa 3,6 lapis Yuan Zhen. 　　Jika dihitung, hanya 0,8 lapis Yuan Zhen yang terpakai, bahkan kurang dari satu lapis. Tapi karena ini adalah Yuan Zhen hijau pekat tingkat satu, konsumsinya sudah sangat besar. 　　Yuan Zhen tingkat awal satu berwarna hijau cerah. 　　Yuan Zhen tingkat menengah satu berwarna hijau pucat. 　　Yuan Zhen tingkat tinggi satu berwarna hijau tua. 　　Yuan Zhen puncak tingkatan pertama berwarna hijau pekat. 　　Pemekatan adalah cairan pekat. 　　Setiap aktivasi Gu Cahaya Bulan membutuhkan satu lapis Yuan Zhen hijau cerah. Jika dikonversi ke Yuan Zhen hijau pucat, hanya butuh setengah lapis. Yuan Zhen hijau tua membutuhkan separuh lagi, begitu juga dengan hijau pekat. 　　Artinya, satu lapis Yuan Zhen hijau pekat setara dengan dua lapis hijau tua, empat lapis hijau pucat, atau delapan lapis hijau cerah. 　　Penggunaan Cacing Kulit Giok menghabiskan delapan persen Yuan Zhen hijau pekat. Jika dikonversi ke Yuan Zhen hijau cerah tingkat awal, nilainya mencapai 6,4 lapis! 　　Jika Fang Yuan masih di tingkat awal, dengan Yuanhai yang hanya berisi 4,4 lapis Yuan Zhen, penggunaan separuhnya akan membuat Yuanhai benar-benar kosong. 　　"Kekuatan Gu Master tercermin pada Yuan Zhen. Semakin tinggi tingkatannya, warna Yuan Zhen semakin gelap dan lebih tahan lama. Tapi Yuan Zhen hijau pekatku ini adalah hasil pemurnian Cacing Arak dari Yuan Zhen tingkat tinggi. Tidak seperti Fang Zheng yang sudah mencapai puncak tingkatan pertama." Pikiran ini membuat tatapan Fang Yuan berkilat. 　　Waktu berlalu cepat, kini sudah memasuki akhir musim gugur. 　　Sudah lebih dari dua bulan sejak pembunuhan Raja Wang. 　　Fang Zheng keracunan dan tertidur selama tujuh hari tujuh malam. Setelah bangun, dia seperti orang yang berbeda - menjadi sangat rajin dan giat dalam berkultivasi. 　　Ada yang bilang, setiap cobaan hidup adalah harta berharga bagaikan emas. 　　Entah benar atau tidak, Fang Zheng memang menyerap banyak pelajaran dari cobaan ini. Dia bagai batu giok mentah yang mulai memamerkan keindahannya setelah diasah. 　　Dia menjadi murid pertama yang mencapai tingkat tinggi, dan belum lama ini menjadi yang pertama mencapai puncak tingkatan pertama, kembali meninggalkan rekan seangkatannya. Kilau bakat Kelas A mulai bersinar dari dirinya. 　　"Aku juga tidak jauh dari puncak, paling lambat sepuluh hingga lima belas hari lagi. Sebenarnya aku tak pernah berhenti memberikan semangat pada rongga kosong setiap hari, tapi bakat Kelas C memang tak bisa dibandingkan dengan Kelas A atau B. Selain itu, ada alasan lain..." Fang Yuan mengerenyit, tersenyum getir tanpa suara. 　　Secara berkala dia harus berburu monyet batu bermata giok untuk memberi makan Gu Kulit Giok. Bersamaan itu, dia terus menjelajahi hutan batu mencari petunjuk warisan kekuatan Hua Jiu Xingzhe selanjutnya. 　　Topografi hutan batu sangat kompleks dengan tiang-tiang batu raksasa menjuntai dari langit-langit. Fang Yuan harus terus waspada agar tidak terlalu dekat dengan pilar mana pun yang bisa memicu serangan kawanan monyet batu. 　　"Ada beberapa kali, Fang Yuan dikejar puluhan Yuyan Shihou sampai harus kabur. Yang paling berbahaya adalah saat mundur, ia menginjak garis peringatan pilar batu lain, memicu dua kelompok Shihou yang totalnya ratusan mengejarnya." 　　"Untungnya Yuyan Shihou ini punya sifat kutu buku. Setiap kali mengejar, tidak akan terlalu jauh. Setelah mengejar beberapa jarak, biasanya akan kembali ke rumah dan tetap menjadi kutu buku." 　　"Meski begitu, beberapa kali Fang Yuan nyaris tewas. Di saat kritis, Yu Pi Gu berperan baik sebagai pertahanan." 　　"Eksplorasi seperti ini memaksa Fang Yuan menginvestasikan banyak waktu dan tenaga, inilah alasan utama kemajuan cultivation-nya relatif lambat." 　　"Tapi meski begitu, masih jauh lebih baik daripada kehidupan sebelumnya. Eksplorasi Batu Hutan juga ada hasilnya. Setidaknya sudah diketahui tembok batu di sekelilingnya aman. Perkiraan awal, petunjuk selanjutnya warisan kekuatan mungkin ada di suatu tempat dalam batu hutan." 　　"Fang Yuan sedang merenung ketika bayangan hitam menginjak ranting kering mendekat." 　　"Ini adalah serigala tua yang terlunta." 　　"Bulu kecoklatannya kusam, kakinya pincang, satu matanya cacat. Mata kiri yang tersisa memancarkan kilau hijau kejam dan waspada." 　　"Dia menatap Fang Yuan tajam, hidungnya mengendus-endus. Seperti anjing, serigala punya penciuman tajam. Rupanya tertarik oleh bau darah babi." 　　Serigala pada umumnya adalah hewan yang hidup berkelompok, namun ada juga serigala tua penyendiri seperti ini. Di dalam kelompok serigala pun terdapat persaingan, untuk menjaga vitalitas seluruh kawanan, mereka akan membuang serigala tua cacat yang kemampuan bertarungnya rendah. 　　Fang Yuan dengan cepat berdiri, memandang tenang ke arah serigala tua ini. 　　Dulu saat ia membunuh seekor babi hutan, Yuan Zhen dalam tubuhnya hampir habis, kemampuan bertarungnya turun drastis, sehingga jika bertemu binatang buas pengganggu, ia akan memilih menghindar. 　　Tapi beberapa bulan terakhir, kemampuan bertarungnya meningkat pesat. Kini dengan Jade Skin Gu di tangannya, mengatasi seekor serigala cacat sama sekali bukan masalah. 　　Daun-daun di pegunungan memerah serentak. 　　Senja menyinari langit. 　　Seorang manusia dan seekor serigala saling berpandangan dengan tenang, terpisah lima puluh langkah. 　　Di mata serigala, cahaya hijau berkedip-kedip, memancarkan kesan kejam sekaligus licik. Sementara mata Fang Yuan terlihat sangat dalam, bola mata hitamnya memancarkan hawa dingin. 　　Bai Shi Gu merayap keluar, setelah kenyang terbang kembali puas ke rongga kosong Fang Yuan. 　　Serigala tua melirik babi hutan di tanah, hanya tersisa tulang dan kulit, dagingnya hampir habis dimakan Bai Shi Gu. 　　Cahaya hijau di mata serigala menyempit, ia mundur beberapa langkah sebelum berbalik dan menghilang ke semak-semak. 　　Serigala tua ini bisa bertahan hidup sampai sekarang tentu memiliki kebijaksanaan tertentu. Ia dengan tajam merasakan kengerian Fang Yuan, lalu dengan hati-hati memilih mundur. 　　"Ini datang tiba-tiba, pergi juga secepat kilat." 　　Tak ada keributan babi hutan yang berlarian menggenjot, tak ada kegaduhan harimau menggeram dengan mulut terkembang. 　　Pertarungan dengan Fang Yuan dimulai dalam kesunyian, dan berakhir dalam keheningan. 　　"Di bawah tema hidup-mati, alam tak tahu telah melahirkan berapa banyak keindahan." Fang Yuan tetap berdiri di tempat, tidak mengejar. Di tubuh serigala tua ini, tak ada yang layak ditangannya. 　　Awooo! 　　Namun seketika itu juga, terdengar jerit kesakitan serigala tua. 　　Lolongan serigala tiba-tiba meledak, lalu terputus seketika, menyisakan aura kematian yang pekat. 　　Kreek-kreek. 　　Dari balik semak, segera terdengar suara ranting kering yang terinjak patah. 　　Suara itu semakin mendekat dengan sikap tak acuh, pupil Fang Yuan menyempit. 　　"Mampu menyelesaikan serigala tua licik itu dalam sekejap..." Tatapannya semakin dingin. 　　c BABKedelapan Puluh Satu: Putaran Kedua tingkat awal! 　　; 　　Langkah kaki semakin dekat, semak hijau tua di tepi lereng curam terpisah kasar, seorang pria kekar muncul dalam pandangan Fang Yuan.. 　　Rambut pendek hitamnya tegak lurus seperti jarum. **Telanjang torso, berpostur seperti harimau dan berpinggang seperti beruang, seluruh kulitnya berwarna merah menyala. 　　Ia tingginya hampir dua meter, meski hawa dingin musim gugur menusuk, namun kesan yang ia tebarkan bagai tungku berjalan. Seolah setiap tarikan nafasnya mampu menaikkan suhu sekitar. 　　Di pinggangnya bergelantungan mayat-mayat binatang buas: rubah, kelinci liar, ayam hutan, dan serigala tua yang baru saja mati. 　　Melihat Fang Yuan, ia tertegun sejenak sebelum melangkah lebar, bahunya nyaris bersenggolan dengan Fang Yuan. 　　"Gu Yue Chishan." Nama itu mengiang di benak Fang Yuan sambil menatap punggung raksasa yang menjauh. 　　Tokoh ini adalah perwakilan cabang keluarga Chishan, cultivation Putaran Kedua level tinggi. Secara tak langsung, perjalanan hidupnya punya kemiripan dengan Fang Yuan. 　　Sejak kecil bakatnya luar biasa, kekuatan fisiknya mengesankan. Di usia 10 tahun tak sengaja membunuh budak keluarga dewasa, usia 12 tahun sudah bisa melempar batu giling seperti frisbee. 　　Sempat diprediksi punya bakat Kelas A oleh sanak keluarga. Namun hasil Upacara Pembukaan Mata justru menunjukkan bakat Kelas B. 　　Awalnya berkarakter angkuh dan semena-mena, tapi setelah peristiwa itu berubah jadi tenang dan bijaksana. Meski Kelas B, ia murid terunggul di angkatannya. 　　Setelah lulus dari ruang kelas selama setahun, karirnya meroket. Kini, beberapa tahun kemudian, ia menjadi elite Gu Master Putaran Kedua di keluarga. 　　Kebahagiaan tak mengajarkan kebenaran hidup. Hanya kepedihan yang sanggup memberi pelajaran itu. 　　"Di keluarga, remaja mengikuti Upacara Pembukaan Mata pada usia lima belas tahun dan masuk ke sekolah. Pada usia enam belas tahun lulus dari sekolah, membentuk kelompok lima orang untuk menyelesaikan tugas klan. Sekaligus mendapatkan hak untuk mewarisi harta keluarga dan memisahkan diri. Mulai berjuang sejak enam belas tahun, cultivation terus meningkat, tingkat bahaya tugas semakin naik, status terus merangkak. Ada yang mati, ada yang bertahan. Ada yang cacat, cultivation merosot, hidup segan mati tak mau. Ada yang melalui tempaan keras menjadi Gu Master tiga transformasi, naik jabatan menjadi Sesepuh keluarga, masuk jajaran manajemen." 　　Mata Fang Yuan berkelip-kelip, berbagai pemikiran berkelebat di benaknya. 　　Cultivator Gu semakin sulit berlatih seiring waktu, kesulitan promosi meningkat secara eksponensial. Ditambah lingkungan hidup yang keras, sangat sedikit yang bisa mencapai tingkat tiga transformasi. 　　"Kurasa musim dingin hampir tiba. Aku sudah hampir setahun di sekolah ini. Setiap angkatan memiliki dua ujian besar: pertama ujian tengah tahun yang temanya berbeda tiap angkatan, kedua ujian akhir tahun yang selalu berupa pertarungan di atas ring. Setelah pertarungan ring, aku tak bisa lagi tinggal di asrama sekolah, harus pindah." 　　Setelah pindah, tinggal di mana? 　　Fang Yuan tak mungkin tinggal bersama paman dan bibinya - mereka justru sangat menginginkan hal itu. 　　Di dunia ini, usia enam belas tahun sudah dianggap dewasa dan mulai mandiri. Apalagi Fang Yuan memiliki terlalu banyak rahasia yang mengharuskannya hidup sendiri. 　　"Di kehidupan sebelumnya saat keluar dari ruang kelas, aku baru mencapai tingkat menengah satu putaran. Di kehidupan ini, situasinya jauh lebih baik, saat itu pasti sudah mencapai puncak tingkatan pertama. Tapi dengan bakat Kelas C, pencapaian seperti ini tidak didapat tanpa harga yang harus dibayar. Dalam proses ini telah mengonsumsi banyak Batu Yuan." 　　Alis Fang Yuan berkerut pelan. Sisa Batu Yuan di tangannya sudah sangat sedikit. 　　Terbatas oleh bakat, konsumsi Batu Yuan untuk kultivasinya jauh lebih besar dibanding Fang Zheng, Chi Cheng, maupun Mo Bei. 　　Ia sendiri memelihara enam ekor Gu! 　　Selain itu, penyulingan Cacing Arak, memberikan semangat pada rongga kosong, mengaktifkan Gu Babi Putih untuk menambah kekuatan, semua membutuhkan konsumsi Yuan Zhen. Setelah Yuan Zhen terkuras, kecepatan pemulihan bakat Kelas C tentu tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Terpaksa menggunakan Batu Yuan untuk menyerap Zhen Yuan alami sebagai suplemen. 　　Untungnya ia memiliki Cungcu Chan, dan dua kali mengambil Gu dari Bunga Di Zang. Jadi proses penyatuan Gu tidak perlu menghabiskan banyak Batu Yuan. Ini sedikit meringankan bebannya. 　　Tapi selanjutnya, setelah keluar dari ruang kelas, setidaknya ia harus menyewa rumah dan membeli perabotan. 　　Setelah mencapai puncak, akan mengejar Putaran Kedua. Proses ini akan menghabiskan banyak Batu Yuan. 　　Setelah Putaran Kedua, ia masih harus meracik Gu. Setiap kali meracik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 　　Dengan kondisi keuangan yang semakin pas-pasan, biaya-biaya di atas saja sudah tidak mampu ditanggung. Apalagi meski berhasil melewati semua itu, ia masih harus terus memberi makan Gu dan melanjutkan kultivasi. 　　Pada ujian pertengahan tahun sebelumnya, jika bukan karena ia menggunakan gading babi hutan untuk menukar banyak Batu Yuan yang meringankan sebagian besar tekanan. Jika tidak, sekarang ini ia pasti sudah tidak sanggup bertahan. 　　"Batu Yuan, Batu Yuan... Dalam warisan Hua Jiu Xingzhe, tidak ada pasokan Batu Yuan, sungguh disayangkan. Batu Yuan yang diperas dari teman sekelas menjadi penyokong utama. Tapi setelah murid lulus dari akademi, subsidi akademi akan dihentikan. Aku juga tak bisa terus memeras. Namun juara pertama ujian akhir tahun sepertinya akan mendapat hadiah 150 keping Batu Yuan." Fang Yuan merenung dalam hati. 　　Jika bisa meraih juara pertama, dengan 150 keping Batu Yuan ini, tekanan ekonomi beratnya mungkin bisa sedikit teratasi. 　　…… 　　Waktu berlalu cepat, musim gugur berganti musim dingin. 　　Di lapangan latihan akademi, tiga platform pertarungan telah siap dibangun. 　　Di samping platform, sepanjang dinding bambu lapangan latihan, telah didirikan tenda dengan meja panjang dan kursi sandaran. 　　Sesepuh akademi, kepala suku, dan beberapa sesepuh keluarga lainnya kini duduk di bawah tenda. 　　Salju tipis berjatuhan dari langit. 　　Lima puluh tujuh murid berdiri tegak di tengah lapangan. Hidung masing-masing memerah kedinginan, menghembuskan hawa panas dengan setiap tarikan napas. 　　Sesepuh akademi berseru keras: "Tak terasa satu tahun telah berakhir. Selama setahun ini kalian telah menjalani pelatihan di akademi dan mulai memiliki kualifikasi dasar sebagai Gu Master. Besok, ujian akhir tahun di arena akan menguji hasil belajar kalian! Pada acara tersebut, tidak hanya kepala suku dan beberapa sesepuh keluarga yang akan hadir langsung, tetapi juga senior serta kakak kelas kalian akan mengamati untuk memilih kandidat terbaik yang akan direkrut ke berbagai tim berbeda." 　　"Penampilan kalian besok sangat menentukan masa depan. Juara pertama tidak hanya mendapat hadiah 150 Batu Yuan, tetapi juga prioritas memilih serangga Gu! Sekarang, mulailah tes cultivation terakhir kalian di akademi ini!" 　　Setelah mengucapkan ini, sesepuh akademi mengangguk pada Gu Master yang berdiri di sampingnya. 　　Wanita Gu Master paruh baya itu segera membuka daftar nama dan memanggil: "Gu Yue Jin Zhu!" 　　Seorang gadis dengan wajah tegang melangkah keluar dari kerumunan dan menghampiri Gu Master. 　　Gu Master meraba perut bawah gadis itu, setelah beberapa saat merenung ia mengumumkan: "Gu Yue Jin Zhu, tingkat menengah satu putaran. Berikutnya, Gu Yue Peng." 　　Satu per satu remaja naik ke podium untuk diuji sebelum kembali ke barisan. 　　Ekspresi mereka beragam - ada yang kecewa, ada yang gembira. 　　Pencapaian terburuk tentu tingkat awal satu, semuanya tanpa kecuali berasal dari remaja berbakat Kelas D. 　　Mayoritas berada di tingkat menengah satu putaran. Sebagian kecil dari mereka berbakat Kelas D, sementara sebagian besar berbakat Kelas C. 　　"Gu Yue Chi Cheng," panggil wanita Gu Master paruh baya itu. 　　Di antara semua teman sebayanya, Gu Yue Chi Cheng yang paling pendek menegakkan dada dan melangkah keluar. 　　Setelah memeriksa sejenak, wanita Gu Master paruh baya membuka matanya: "Gu Yue Chi Cheng, puncak tingkatan pertama!" 　　Hingga saat ini, ini adalah Gu Master pertama yang mencapai puncak tingkatan pertama. 　　Para sesepuh keluarga yang hadir pun mengangguk perlahan. 　　Seorang sesepuh mengenalinya dan berbisik, "Ini cucu Gu Yue Chi Lian, memiliki bakat Kelas B. Tidak heran." 　　Di luar tenda, para remaja juga berbisik-bisik. 　　"Chi Cheng sudah mencapai puncak tingkatan pertama. Entah bagaimana dengan Mo Bei? Mereka berdua kan rival bebuyutan." 　　"Hanya yang berbakat Kelas B atau A yang bisa mencapai puncak. Ah, kita yang cuma Kelas D atau C ini mustahil menyaingi." 　　"Hmph!" Gu Yue Mo Bei mendengus kesal, matanya menyipit melihat ekspresi sombong Chi Cheng. 　　Gu Yue Fang Zheng diam-diam mengepal kedua tinju, bibirnya terkunci rapat seolah menahan gejolak dalam hati. 　　"Gu Yue Mo Bei." Tak lama, Gu Master penguji memanggil. 　　Mo Bei yang berwajah panjang seperti kuda bergegas maju. 　　"Gu Yue Mo Bei, puncak tingkatan pertama." Dengan pengumuman itu, ia berjalan kembali sambil melirik penuh tantang ke arah Gu Yue Chi Cheng. 　　Proses pengujian berlanjut, butiran salju di langit semakin menipis hingga akhirnya berhenti. 　　Udara terasa dingin namun segar. 　　"Gu Yue Fang Yuan." Suara wanita paruh baya itu kembali terdengar. 　　Dengan wajah datar, Fang Yuan melangkah maju. 　　Sesaat kemudian, wanita Gu Master membuka matanya, memandang Fang Yuan dengan sedikit kejutan, lalu berseru: "Gu Yue Fang Yuan, puncak tingkatan pertama!" 　　"Puncak tingkatan pertama? Apa kita tidak salah dengar? Fang Yuan benar-benar mencapai level ini?" para remaja terkejut. 　　"Ah, dia cuma dapat keberuntungan sial dengan bantuan Cacing Arak yang memelihara rongga kosong. Meski hanya Kelas C, masih bisa bersaing dengan Kelas B dan A." suara-suara iri terdengar dari beberapa remaja. 　　Terutama mereka yang juga memiliki Bakat Kelas C, mencoba menghibur diri dengan nada kecut: "Ini bukan masalah besar. Cacing Arak tidak bisa memurnikan Yuan Zhen tingkat dua, keunggulan Fang Yuan akan hilang nanti." 　　"Meski mencapai puncak, tetap saja Bakat Kelas C. Tidak perlu dikhawatirkan." Mo Bei dan Chi Cheng melirik Fang Yuan sebentar, lalu segera mengalihkan pandangan ke Fang Zheng yang masih berdiri di barisan. 　　Di hati mereka, Fang Zheng dengan Bakat Kelas A-lah yang menjadi saingan sejati. 　　"Kak, kau benar-benar membuatku terkejut. Tapi perhatikan baik-baik..." Mata Fang Zheng berbinar-binar menyaksikan langkah kakinya turun, penuh antisipasi. 　　"Gu Yue Fang Zheng." Suara wanita Gu Master datang terlambat. 　　"Bukan kah itu jenius Kelas A?" Seketika pandangan para tetua keluarga tertuju pada Fang Zheng. 　　Fang Zheng melangkah maju. Tekanan dari tatapan-tatapan itu membuatnya sedikit gemetar. 　　"Namun, saat ia melihat kepala suku Gu Yue Bo tersenyum padanya, ketegangan di hatinya langsung mencair." 　　"Ia berjalan menghampiri wanita Gu Master paruh baya itu." 　　"Wanita Gu Master itu menutup kedua matanya, lalu tiba-tiba membukanya sambil berteriak dengan nada kaget: 'Gu Yue Fang Zheng, cultivation——Putaran Kedua Tingkat Awal!'" 　　"Boom." 　　"Para remaja langsung membanjiri ruangan dengan riuh suara." 　　"'Apa? Sudah mencapai Putaran Kedua?!'" 　　"'Memang pantas disebut jenius dengan Bakat Kelas A.'" 　　"'Luar biasa! Dengan ini Mo Bei, Chi Cheng, bahkan Fang Yuan pun tertinggal.'" 　　"'Fang Zheng ini!' Seketika Mo Bei dan Chi Cheng sama-sama memandang Fang Zheng dengan takjub." 　　"'Hehe, bahkan melebihi pencapaian di kehidupan sebelumnya...' Fang Yuan menundukkan pandangan sambil tersenyum. Ia tidak terlalu terkejut, tadi ia sudah memperhatikan ekspresi Fang Zheng dan menduga hasil tes ini." 　　"'Memang benar-benar Bakat Kelas A.'" 　　"'Harapan bagi klan kita.'" 　　"'Ini juga berkat didikan kepala suku...'" 　　"Para tetua keluarga saling memuji." 　　"Seketika, Fang Zheng menjadi pusat perhatian semua orang." 　　"Enam bulan lalu, Gu Yue Bo memberinya Yu Pi Gu untuk menjadi yang pertama mencapai Putaran Kedua. Dan ia berhasil!" 　　"Sesepuh keluarga, aku tidak mengecewakan harapanmu, aku berhasil! Mulai sekarang, aku akan mencapai lebih banyak lagi, mendapatkan pengakuan lebih dari para sesepuh keluarga, serta penerimaan lebih dari orang-orang di sekitarku. Kakak, kau sudah tertinggal di belakangku, kau bukan lagi bayangan dalam hatiku. Aku Gu Yue Fang Zheng, bukan lagi Fang Zheng yang dulu!" 　　Fang Zheng berteriak dalam hati dengan semangat membara, matanya memancarkan kilauan cahaya yang memukau. 　　Kilauan ini bernama kepercayaan diri! 　　c BABKedelapan Puluh Dua: Ujian Akhir Tahun Dimulai 　　; 　　Setelah salju datang langit cerah.... 　　Sejak pagi buta, para Gu Master mulai berdatangan memasuki ruang kelas. 　　"Ujian akhir tahun yang diadakan setiap tahun sudah dimulai lagi. Hehehe, bayangkan saja, kejadian saat meninggalkan ruang kelas belasan tahun lalu masih terbayang jelas." Seorang pria Gu Master paruh baya dengan rambut panjang hijau terurai di punggungnya, berdiri di depan pintu ruang kelas mengeluarkan keluh kesah. 　　"Bos, cepat masuklah. Kau selalu suka sentimental." Wanita Gu Master muda di sampingnya mengerlingkan mata, bibir merah darahnya menggigit sebatang rumput, kedua tangan terkantongi di saku celana. 　　"Hehehe, Yao Hong, jangan buru-buru. Masuk cepat atau lambat tak masalah. Lagipula kepala suku sudah memberi instruksi, anggota baru kita tahun ini sudah ditentukan." Pria berambut hijau itu tersenyum. 　　"Si jenius tingkat A bernama Fang Zheng itu?" Wanita Gu Master bernama Gu Yue Yao Hong mencibir tak puas, "Maksud kepala suku kan cuma menyuruh kelompok kita jadi pengasuh!" 　　“Tapi tugas pengasuh ini tidak mudah diselesaikan, Ah.” Gu Master berambut hijau menghela napas, “Sudahlah, masuk ke dalam dulu.” 　　Seiring berjalannya waktu, semakin banyak Gu Master memasuki gerbang ruang kelas, berdiri tegak di lapangan latihan. 　　Para Gu Master ini terdiri dari pria dan wanita, ada wajah-wajah muda, pria paruh baya, bahkan tak sedikit orang tua. 　　Setelah menyelesaikan pelatihan satu tahun di ruang kelas, Gu Master akan membentuk kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan keluarga. Mereka yang datang ke lapangan latihan ini adalah perwakilan setiap kelompok, bertugas mengamati performa murid dan merekrut yang cocok ke kelompok mereka. 　　Bagi kelompok, ini adalah kesempatan untuk menyerap darah baru dan memperkuat diri. 　　Anggota baru yang bergabung akan cepat beradaptasi dengan bimbingan anggota senior, menyelesaikan tugas klan lebih efisien, sekaligus mengurangi korban jiwa. 　　Matahari semakin tinggi, para murid pun berdatangan. 　　“Hari ini ramai sekali, Ya ampun.” para remaja berkomentar takjub. 　　“Lihat! Itu Tuan Qing Shu. Nomor satu di Putaran Kedua Benteng Gǔyuè kita, kesabaran Beliau sangat termasyhur.” seseorang berteriak sambil menunjuk Gu Master berambut hijau. 　　“Senior Chi Shan juga datang.” 　　“Di sebelah sana ada Nona Besar Mo Yan dari Keluarga Mo!” 　　Qing Shu, Chi Shan, dan Mo Yan adalah bintang-bintang gemilang di dunia Gu Master yang sangat dikenal para murid. 　　“Ah, kelompok tiga senior itu tak mungkin aku masuki. Bakatku cuma Kelas D, Gu Nasibku hanya seekor laba-laba sutra lemah, nanti cuma bisa kerja logistik.” Seorang pemuda menghela napas, lalu bertanya pada temannya, “Bagaimana denganmu?” 　　“Oh, aku sudah mengatur lewat koneksi. Sudah kontak anak angkat kakak sepupu paman dari pihak ibu.” 　　…… 　　Sementara para murid mengamati para Gu Master, Qing Shu, Chi Shan, Mo Yan dan lainnya juga mengamati para murid. 　　“Hah? Kok ada dua Gu Yue Fang Zheng?” Yao Hong terkagum melihat Fang Yuan dan Fang Zheng di kerumunan. 　　Gu Master berambut hijau Gu Yue Qing Shu menghela napas, “Bukannya kemarin kuberi data? Fang Zheng punya kakak kembar, wajah mereka mirip. Tapi sang kakak cuma punya bakat Kelas C.” 　　“Ternyata begitu. Oh, sepertinya pernah dengar, itu Fang Yuan yang dulu menulis puisi? Apa kita akan rekrut dia?” 　　Qing Shu menggeleng halus: “Kepala suku khusus berpesan jangan rekrut dia. Sepertinya ingin mengamati sesuatu. Lagipula, hubungan dua bersaudara ini tidak harmonis. Meski kita berniat, Fang Yuan mungkin menolak.” 　　Yao Hong menyeringai: “Kelompok kita diakui nomor satu. Gabung dengan kami berarti masa depan cerah. Mana ada murid yang tidak tertarik?” 　　Qing Shu tersenyum tipis: “Itu karena kau tak kenal dia. Baca dulu data yang kuberi.” 　　"Pada saat itu, kepala suku Gu Yue Bo bersama sesepuh yang berkuasa Gu Yue Chi Lian dan Gu Yue Mo Chen memasuki area secara berurutan. Mereka berjalan menuju paviliun dan duduk sesuai urutan." 　　"Tahun ini tidak hanya kepala suku yang hadir langsung, bahkan dua sesepuh terkemuka Chi Lian dan Mo Chen pun datang." 　　"Melihat pemandangan ini, baik para murid maupun Gu Master merasa antusias. Situasi seperti ini belum pernah terjadi di angkatan sebelumnya." 　　"Ini wajar saja. Cucu dari Chi Lian dan Mo Chen semuanya berada di angkatan ini." 　　"Fang Zheng adalah penerus yang dipersiapkan kepala suku, bibit harapan untuk melawan Bai Ningbing di masa depan. Tentu kepala suku juga ingin mengamatinya dengan seksama." 　　Desas-desus ramai bergema dari kerumunan orang. 　　"Adik, kau harus tampil maksimal." Mo Yan memandang Mo Bei di tengah kerumunan, berdoa dalam hati. Kelompoknya yang berjumlah paling banyak membentuk formasi paling megah. Lingkaran Gu Master di sekelilingnya semakin menegaskan aura wibawanya. 　　Sebagai rival abadinya, Gu Yue Chi Shan dari garis Chi berdiri menyendiri. Posturnya gagah perkasa bagai menara merah yang menjulang di antara kerumunan. 　　Setelah mengamati Chi Cheng diam-diam, ia menarik kembali pandangannya. 　　Setelah pidato singkat dari kepala suku, ujian akhir tahun pun dimulai. 　　Tiga arena pertarungan berlangsung secara bersamaan. 　　Sorak-sorai, teriakan semangat, desingan Moon Blade yang beterbangan, dentuman jurus tangan kosong, dan gemuruh diskusi Gu Master di bawah panggung menyatu menjadi satu dentuman dahsyat. 　　“Tingkat jurus tangan kosong angkatan kali ini semuanya cukup tinggi.” Cepat saja, Yao Hong menyadari perbedaan. 　　“Hehe, semua ini berkat Fang Yuan.” Gu Yue Qingshu terkekeh. 　　“Apa maksudnya?” Yao Hong tampak kebingungan. 　　Qingshu pun menjelaskan, 　　Yao Hong yang mendengarnya tak bisa menahan diri mengeluarkan suara "ck ck" penuh kekagetan: “Anak muda Fang Yuan ini cukup berani, terkesan sedikit ugal-ugalan. Hehe, dia bahkan menindas adik kandungnya sendiri, lumayan menarik.” 　　Ia menatap Fang Yuan dan Fang Zheng di tengah kerumunan, hatinya tak henti bertanya-tanya——siapa sebenarnya kakak dan adik di antara mereka berdua. 　　“Pertarungan berikutnya, Gu Yue Jinzhu melawan Gu Yue Mobei.” Di atas podium, seorang Gu Master yang bertindak sebagai wasit berseru keras. 　　Gu Yue Mobei melompat naik dengan gesit, sementara Gu Yue Jinzhu dengan wajah serius menapaki tangga satu per satu. 　　Keduanya saling memberi hormat, tanpa basa-basi langsung bertarung. Dalam sekejap, Moon Blade berwarna biru beterbangan di udara. 　　Kedua belah pihak terus saling menembak, sambil terus bergerak dan menghindar. 　　Meski Jinzhu seorang gadis, dasar beladirinya sangat solid. Untuk sementara waktu bahkan bisa seimbang melawan Mobei. Namun seiring waktu, stamina-nya mulai menipis dan terdesak. 　　Akhirnya, dengan tubuh basah kuyup oleh keringat dan tak berdaya, ia terpaksa menyerah. 　　Sementara Mobei masih terlihat segar bugar, wajahnya tak memerah napasnya pun tetap stabil. 　　“Serangga Gu peningkat stamina ya, kemungkinan besar itu adalah Yellow Camel Tianniu Gu...” Di bawah podium, Fang Yuan yang mengamati seketika mengetahui kelemahan Gueh Mobei. 　　“Fang Yuan memiliki enam serangga gu di tangannya, tetapi ini adalah pengecualian. Di tangan teman sebaya, setiap orang umumnya hanya memiliki dua serangga gu.” 　　“Bukan hanya karena tekanan ekonomi dalam memelihara serangga gu, tetapi juga karena penggunaan serangga gu memerlukan latihan terus-menerus dan akumulasi pengalaman yang kaya.” 　　“Serakah hanya akan membuat tidak fokus. Para murid yang baru mengenal serangga gu dan baru memulai berkultivasi sebagai Gu Master, dua serangga gu sudah cukup untuk mereka latih dan kuasai.” 　　“Hanya pengecualian seperti Fang Yuan, karena pengalaman kehidupan sebelumnya yang kaya, membuat hampir setiap serangga gu di tangannya dapat cepat dikuasai dan digunakan dengan terampil.” 　　“Ujian terus berlanjut.” 　　“Menyebalkan, lompat-lompat seperti kelinci!” Di arena lain, seorang remaja berteriak kesal, “Gu Yue Chi Cheng, kau ini laki-laki atau bukan? Berani bentrok fisik dengan Ye tidak!?” 　　“Ah, bodoh sekali kalau aku mau main bentrok fisik.” Di atas arena, Gu Yue Chi Cheng menyeringai angkuh. Dengan mengandalkan serangga gu Criket Merah, ia melompat-lompat dengan gesit. 　　“Lawan hanya memiliki serangga gu Babi Bunga. Meski bisa meningkatkan kekuatan selevel babi sementara, tapi tidak ada kesempatan digunakan. Chi Cheng yang cerdik sama sekali tidak mau bertarung jarak dekat.” 　　“Akhirnya dadanya terkena serangan Moon Blade dari Chi Cheng, kehilangan terlalu banyak darah, lalu kalah.” 　　“Para penyembuh di bawah arena segera berkerumun untuk mengobati lukanya.” 　　Seiring berjalannya waktu, banyak murid yang tersingkir tanpa ampun, sementara di saat yang sama, sejumlah remaja mulai menunjukan bakatnya. 　　Chi Cheng, Mo Bei, Fang Yuan, Fang Zheng... 　　Hingga tiba waktu tengah hari. 　　Para murid berbakat Kelas D telah tersisih seluruhnya. Bakat mereka terbatas, memilih serangga gu logistik seperti untuk produksi, transportasi, dan sejenisnya yang masih cukup cocok. Jika digunakan untuk pertarungan, bantuan bagi Gu Master terlalu minim. 　　"Adik tingkat, gu nasibmu adalah rumput kehidupan, ya? Kelompok kami sedang membutuhkan seorang penyembuh." 　　"Kakak tingkat, aku ingin bergabung dengan kelompokmu. Gu nasibku adalah Gu Cahaya Bulan." 　　"Maaf, kelompok kami sementara tidak membutuhkan Gu Master ofensif." 　　…… 　　Berbagai kelompok telah mulai merekrut anggota baru, sementara para murid juga memilih-milih kelompok. 　　Pertarungan di atas arena sebenarnya kurang menarik. Setelah beberapa ronde, sedikit momen menonjol yang membosankan. Karena banyak yang memilih Gu Cahaya Bulan, umumnya kedua pihak saling tembak moon blade terlebih dulu. Seringkali yang kehabisan Yuan Zhen-lah yang kalah. 　　Jika Yuan Zhen kedua pihak sama-sama habis, maka duel bela diri tangan kosong akan terjadi. Bagaimanapun akhirnya pasti ada yang tumbang. 　　Baik murid, Gu Master, maupun para Sesepuh keluarga terlihat kurang antusias, beberapa bahkan hampir tertidur. 　　Menjelang senja, hanya tersisa murid berjumlah satu digit di lapangan. 　　"Akhirnya hampir selesai." Beberapa Gu Master menguap lesu, berusaha menyemangati diri. 　　Pada saat itu, Gu Master berteriak: "Pertarungan selanjutnya, Gu Yue Fang Zheng melawan Gu Yue Mo Chen!" BAB83: Fang Zheng Menyapu Musuh dan Memamerkan Kehebatannya 　　; 　　Fang Zheng dan Mo Chen bersama-sama naik ke arena pertarungan...Membaca... 　　"Fang Zheng, jangan kira dengan cultivation dua putaran kau bisa mengalahkanku! Hari ini aku akan menantang yang lebih tinggi levelnya." Mo Bei menggigit giginya, wajahnya tegang, dalam hati ia terus menyemangati diri sendiri. Menghadapi Fang Zheng yang memiliki cultivation Putaran Kedua, ia benar-benar merasakan tekanan. 　　"Ayo mulai." Fang Zheng berseru rendah, lalu menerjang dengan cepat. 　　Mo Bei kaget, Fang Zheng ini tidak mengikuti pola biasa. Biasanya dimulai dengan tembak-menembak, baru jurus tangan kosong. Kali ini, begitu mulai langsung menerjang, apakah ingin bertarung fisik? 　　"Tidakkah dia takut terluka oleh Moon Blade-ku saat bertarung jarak dekat?" Mo Bei sangat bingung. 　　Tentu saja bukan karena mengkhawatirkan Fang Zheng, tapi ia tahu jika bertarung jarak dekat dengan Fang Zheng, dalam jarak sedekat itu, jika Fang Zheng melepaskan Moon Blade, ia takkan sempat menghindar. 　　Mo Bei segera mundur, berusaha menjaga jarak, sambil memutar pergelangan tangannya untuk melepaskan serangan Moon Blade. 　　Fang Zheng tetap tenang, menyergap ke tanah dan berguling, menghindari Moon Blade, lalu terus maju. Di tangannya mulai berkumpul cahaya bulan. 　　Melihat cahaya bulan yang terkumpul tapi belum dilepaskan di telapak tangan Fang Zheng, Mo Chen merasa ketegangan mulai merayap di hatinya, ia pun terus mundur. 　　Meski telah berlatih keras dasar-dasar pukulan dan tendangan, serta mengasah Moon Blade, tetap saja kemampuan Mo Chen sedikit kalah dibanding Fang Zheng yang selalu dilatih langsung oleh kepala suku. 　　Mo Bei tidak bisa menyesuaikan diri dengan gaya pertarungan seperti ini, langsung terpojok. 　　"Hah? Di sana ada yang menarik." Pertarungan di atas podium ini menarik perhatian banyak orang. 　　"Begitu berani mendekat, Fang Zheng ini nekat sekali." Yao Hong sekarang bisa membedakan Fang Yuan dan Fang Zheng. Ekspresi Fang Yuan dingin dan muram, memancarkan aura dewasa yang suram. Sedangkan wajah Fang Zheng teguh, memancarkan kesan cerah. 　　"Mungkin ini hasil binaan kepala suku. Dalam duel murid biasa, jarak kedua pihak biasanya sepuluh meter. Melebihi jarak itu, Moon Blade akan menghilang. Kurang dari itu, murid tidak punya waktu bereaksi saat Moon Blade ditembakkan." Tatapan Gu Yue Qing Shu berkilat, "Jarak tempur Fang Zheng sekarang sudah dipersempit jadi enam meter. Gerakan menghindari Moon Blade-nya juga sangat mahir. Tampaknya bukan hanya kepala suku yang memperhatikan Fang Zheng, dia sendiri juga berlatih keras dan banyak menderita." 　　"Adik!" Mo Yan memandang Mo Bei yang semakin terdesak oleh Fang Zheng di atas podium, wajahnya penuh kecemasan dan kegelisahan. Dia sangat ingin naik membantu dan menghajar Fang Zheng. 　　Chi Shan tetap tak berubah ekspresi, hanya mengamati tanpa bicara. 　　Setelah mempersempit jarak dengan Mo Bei menjadi enam meter, Fang Zheng tidak lagi mendekat. Dia menggunakan Gu Cahaya Bulan untuk saling tembak. 　　Mo Bei kewalahan mengatasi serangan, beberapa kali hampir terkena Moon Blade, situasinya sangat berbahaya. 　　Sebaliknya, Fang Zheng tampak penuh percaya diri. 　　Meski tak sempat menghindar, ia masih punya kartu as berupa Jade Skin Gu. Cukup dengan mengaktifkan cahaya giok kehijauan, Moon Blade bisa dihalau. 　　Menatap Mo Bei yang terus terdesak oleh serangannya, Gu Yue Fang Zheng tak bisa menahan bayangan masa lalu yang muncul di benaknya. 　　Di bawah sinar bulan, kepala suku dengan sabar membimbingnya, mengajarkan gerakan menghindar langsung tangan ke tangan, membagikan pengalaman tanpa reservasi. 　　"Yang Mulia Kepala Suku, aku tak akan mengecewakanmu." Mata Fang Zheng berkilau penuh tekad, semakin garang ia bertarung! 　　"Fang Zheng, kau punya bakat alami, tekun berlatih, dan tak kenal lelah. Prestasimu ini adalah akumulasi tetesan keringatmu. Ini semua hasil usahamu. Begitulah, Fang Zheng, pertahankan semangat ini! Maju, tunjukkan kecemerlanganmu!" Di bawah gubuk, hati kepala suku berdesir halus. Secara lahiriah ia tetap duduk tenang menyaksikan, senyum tipis mengembang di sudut bibirnya. 　　Meski Mo Bei mati-matian berjuang dan gigih melawan, dalam seperempat jam tubuhnya sudah dipenuhi luka tak terhitung. Darah yang mengalir deras mewarnai merah bajunya. 　　Gu Master yang mengawasi pertandingan di bawah panggung melihat situasi ini lalu berseru: "Pertarungan ini dimenangkan oleh Gu Yue Fang Zheng." 　　"Aku belum kalah!" teriak Mo Bei keras kepala. Seluruh tubuhnya berlumuran darah, terhuyung-huyung. Namun setelah beberapa kali berusaha bangkit, akhirnya dibawa paksa turun oleh beberapa Gu Master untuk diobati. 　　"Level pertarungan seperti ini sudah setara dengan lulusan satu tahun." 　　"Bakat kelas A memang pantas disebut jenius." 　　“Katanya diajar langsung oleh kepala suku, mana mungkin tidak hebat?” 　　Melihat hasil ini, para Gu Master di bawah panggung berseru kagum. 　　Gu Yue Fang Zheng terengah-engah turun dari panggung. Tiga Gu Master segera mengerubunginya, mengobati luka sekaligus memberikan Batu Yuan gratis untuk memulihkan Yuan Zhen-nya dengan cepat. 　　Setelah istirahat sejenak, Fang Zheng telah pulih sepenuhnya dan kembali naik ke panggung. 　　Kali ini, lawannya adalah Gu Yue Chi Cheng. 　　Chi Cheng memandangi Fang Zheng sambil terkekeh, "Bagus! Fang Zheng, kau sudah mengalahkan Mo Bei. Sekarang jika aku mengalahkanmu, itu sekaligus membunuh dua burung dengan satu batu." 　　Dia tampak sangat percaya diri. 　　Fang Zheng mengatupkan bibirnya tanpa berkata-kata, melanjutkan serangan. 　　"Jangkrik Naga Gunung Gu!" Pikiran Chi Cheng bergerak, cahaya jingga kemerahan tiba-tiba menyelimuti kedua kakinya. Dengan lompatan ringan, tubuhnya langsung mundur sepuluh meter. 　　Jarak yang baru saja didekati Fang Zheng tiba-tiba kembali menjauh. 　　"Hahaha," Chi Cheng tertawa puas. "Fang Zheng, tanpa Gu percepatan, mustahil kau bisa mengejarku hanya dengan dua kaki ini. Panggung ini memang kecil, tapi cukup untuk manuverku. Taktikmu yang efektif melawan Mo Bei, takkan mempan padaku." 　　"Benarkah?" Fang Zheng memutuskan berhenti di tempat, tatapan tajamnya menancap ke arah Chi Cheng. 　　Wajahnya merekah senyuman, kedua matanya menunjukkan tekad baja. Dengan suara lantang ia berkata: "Kau boleh terus menghindar seperti ini! Setiap kali kau menggunakan Gu Jangkrik Naga Gunung, Yuan Zhen-mu pasti terkuras. Kau hanya di puncak tingkatan pertama dengan Yuan Perunggu, sedangkan aku sudah mencapai Putaran Kedua dengan energi Besi Merah yang tiga kali lebih awet. Bakatmu juga kalah dariku, saat Yuan Zhen-mu habis, yang pasti kalah adalah kau!" 　　“Kau!” Chi Cheng tak bisa menahan diri tersentak, ia hanya melihat keunggulan dirinya sendiri, namun tak menyadari kelemahannya. Sekarang, ia tak punya pilihan lain kecuali mengakui bahwa perkataan Fang Zheng masuk akal, semangatnya langsung terpukul berat. 　　“Apa? Fang Zheng dipromosikan ke Putaran Kedua?!” Para Gu Master di sekitarnya gempar, hasil tes cultivation baru saja didapat kemarin, hanya beredar dalam lingkaran terbatas, sebagian besar dari mereka belum tahu soal ini. 　　“Bakat kelas A tetaplah kelas A, luar biasa. Fang Zheng ini, mungkin benar-benar bisa menjadi bibit unggul kaum kami.” 　　“Bai Ningbing si jenius dari keluarga Bai itu benar-benar terlalu dahsyat. Jika Fang Zheng bisa berkembang, mungkin ia akan bisa menandingi Bai Ningbing.” 　　“Ini agak menarik. Di ruang kelas sudah mencapai tingkat dua dalam kultivasi, ditambah dasar yang begitu solid. Situasi seperti ini benar-benar jarang terjadi. Pantas saja kepala suku mencurahkan begitu banyak darah hati.” Yao Hong bergumam dari mulutnya. 　　"Qing Shu juga berkomentar: 'Pelatihan kepala suku hanyalah sebagian. Kau jangan meremehkan anak ini. Sejak selamat dari percobaan pembunuhan, ia menjadi sangat tekun dan giat berkultivasi. Ia bibit unggul yang berbakat dan rendah hati. Jika benar-benar bisa berkembang... Ah, bebanku semakin berat rasanya.'" 　　"Hehehe." Gu Yue Bo, sang kepala suku, tak bisa menahan tawa kecil. 　　Kelemahan karakter Chi Cheng pernah ia analisis bersama Fang Zheng. Melihat Fang Zheng bisa menerapkannya dalam praktik, Gu Yue Bo merasa sangat terharu. 　　"Sepertinya Fang Zheng akan menjadi juara di angkatan ini." Di samping kepala suku, Gu Yue Mo Chen menyela. 　　Gu Yue Chi Lian mendengus keras, matanya menatap tajam ke arena. Tentu ia berharap cucunya bisa mengalahkan Fang Zheng demi mengharumkan nama Keluarga Chi. 　　Namun harapan tinggal harapan. Di atas podium, semangat Chi Cheng terpukul. Justru setelah bertarung langsung dengan Fang Zheng, performanya menurun drastis dengan banyak kesalahan. 　　Akhirnya, Fang Zheng memanfaatkan satu kesalahan Chi Cheng dan menyapunya keluar arena. 　　"Kemenangan untuk Gu Yue Fang Zheng!" teriak Gu Master. 　　Wajah Gu Yue Chi Lian pucat membiru. 　　Seketika, Fang Zheng menjadi sorotan semua mata. Popularitasnya memuncak. 　　"Fang Zheng berhasil mengalahkan Mo Bei dan Chi Cheng secara beruntun. Pemberani dan cerdik, jelas juaranya pasti dia," puji seseorang. 　　"Setuju. Aku juga yakin padanya. Sayangnya mustahil dia bergabung dengan grup kita." Proses seleksi murid bersifat dua arah. Bibit unggul seperti Fang Zheng sudah pasti direbut sejak awal. 　　“Fang Zheng adalah bagian dari faksi ketua suku. Mo Bei dan Chi Cheng masing-masing merupakan calon pemimpin garis Mo dan garis Chi. Tampaknya di masa depan, Klan Gu Yue akan didominasi oleh faksi ketua suku yang mengalahkan kedua Sesepuh keluarga.” Beberapa orang melihat lebih jauh ke depan. 　　Di dua arena pertarungan lainnya, pertempuran masih berlanjut. 　　Fang Zheng turun dari arena lebih awal. Mendengar pujian orang-orang sekitar, hatinya berdebar kencang. Ia jelas merasakan perubahan besar dalam dirinya. 　　Berbeda, tidak sama seperti dulu. 　　Hatinya dipenuhi kegembiraan karena diakui, semangat karena diapresiasi, dan kebahagiaan karena mendapat pengakuan. 　　Angin dingin bertiup kencang, namun dalam hawa yang menggigit itu ia justru merasakan kehangatan bagai musim semi. 　　"Pertarungan terakhir, Gu Yue Fang Zheng vs Gu Yue Fang Yuan!" Beberapa saat kemudian, seorang Gu Master yang memimpin arena berteriak. 　　c BABke-84: Injak Tanpa Ampun! 　　; 　　Pertarungan terakhir, Gu Yue Fang Zheng vs Gu Yue Fang Yuan! 　　"Wah, menarik nih.... :()" 　　"Tak disangka akhirnya justru pertarungan antar saudara." 　　"Fang Zheng..." Ketua suku melihat ke arahnya, senyumannya sedikit meredup, "Bayangan terbesar dalam hatimu adalah kakakmu Fang Yuan. Kalahkan dia! Kau memiliki energi Besi Merah dan Kulit Giok, lengkap dengan serangan dan pertahanan. Keunggulanmu sangat besar. Hancurkan bayangan ini, dan kau akan menyambut kehidupan barumu yang sesungguhnya!" 　　Akhirnya tiba di pertarungan penentuan. 　　Kedua bersaudara berdiri di arena yang sama, saling berpandangan dari jarak jauh. 　　Matahari terbenam bagai darah... 　　Cahaya senja bagai membentangkan karpet mewah di atas arena pertarungan. 　　Wajah-wajah yang nyaris serupa. 　　Adik berkobar semangat bertarung, tatapan kakak terasa dalam. 　　BABke-84: Injak dengan keras! "Kak..." Kedua tinju Fang Zheng mengepal erat, matanya tak lepas dari Fang Yuan, nada suaranya tegas, "kau menyerah saja! Aku sudah mencapai Putaran Kedua, energi Besi Merahku lebih dari 80%, sementara Yuan Perunggumu hanya 4,4 lapis. Tak ada kesempatan bagimu." 　　Fang Yuan memandang adiknya dengan tenang: "Kau cukup tahu soal Yuan-ku. Tapi buang saja omongan kosong itu. Kalau sekadar banyaknya energi yang menentukan kemenangan, buat apa ada pertarungan?" 　　Fang Zheng tertegun, lalu api semangat di matanya menyala-nyala bagai tersulut. 　　Sejujurnya, di lubuk hatinya, dia juga tak ingin Fang Yuan menyerah. Tapi Fang Yuan tetap kakaknya, secara emosi maupun logika dia harus mengucapkan kalimat tadi. 　　Kalau tidak diucapkan, akan terlihat terlalu kejam. 　　"Kalau Kakak bersikeras begitu, aku terpaksa menyerang!" Sebelum suara habis, Fang Zheng sudah menerjang ke arah Fang Yuan. 　　"Lagi-lagi jurus ini!" Di bawah arena, Mo Bei menggigit-gigit gigi melihat pemandangan ini. Dia bertekad, setelah pulang akan berlatih mati-matian, suatu hari nanti akan membalas penghinaan hari ini sepuluh kali lipat kepada Fang Zheng! 　　"Fang Yuan tamat, dia tak punya Jangkrik Naga Gunung Gu-ku." Chi Cheng menyilangkan tangan dengan senyum sinis, menikmati penderitaan orang lain. 　　BAB84: Menginjak dengan Ganas! Fang Zheng berlari kencang mendekat, langsung mempersempit jarak dengan Fang Yuan. Di tangannya, cahaya bulan mulai berpendar. 　　Ekspresi Fang Yuan keras seperti besi, tak berubah sedikitpun. Ia memandang Fang Zheng yang mendekat cepat, berdiam tak bergerak, hanya telapak tangan kanannya yang perlahan memancarkan cahaya bulan biru bergelombang seperti air. 　　Tiba-tiba! 　　Kaki Fang Yuan menghentak lantai kayu, melangkah beberapa kali. Bukannya mundur, malah maju menyerang balik Fang Zheng.() 　　"Ini!" Fang Zheng tak menyangka serangan Fang Yuan. Hatinya gemetar, segera melepaskan satu bilah Moon Blade. 　　Fang Yuan berlari mendekat, tubuhnya menggeliat menghindar. Moon Blade nyaris menyentuh bahunya. 　　Wajahnya dingin tanpa teriakan atau ekspresi garang. Dalam kesunyian, aura kejam yang tak tergoyahkan mulai mengkristal. 　　Fang Zheng mundur refleks. Jarak maksimalnya 6 meter, tapi kini Fang Yuan hanya berjarak 5 meter. Sekarang gilirannya yang harus menjaga jarak. 　　Sreeeet. 　　Sambil mundur, telapak kanan Fang Zheng terus berputar. Moon Blade demi Moon Blade dilontarkan untuk mengusir Fang Yuan. 　　Langkah Fang Yuan rapat dan terukur, tubuhnya bergerak lincah penuh variasi. Setiap kali nyaris tertembak, selalu berhasil menghindar di ujung rambut. 　　"Fang Yuan ini, berani sekali!" Yao Hong berteriak kaget. 　　"Pertarungan seperti ini benar-benar mengabaikan nyawa." Qing Shu juga tak bisa menahan komentar. 　　"Satu lagi gila perang!" Mo Yan menggeram, melirik Chi Shan yang tak jauh. 　　Chi Shan tetap tanpa ekspresi, hanya matanya yang berkedip-kedip tak menentu. 　　Keriuhan kerumunan mereda, semua mata tertuju pada pertarungan di atas podium. 　　Moon Blade menyambar dekat tubuh Fang Yuan, cahaya birunya sesekali memantul di wajahnya. Ekspresi dinginnya tak berubah sedikitpun, setiap penghindaran berbahaya yang dilakukan dengan tenang memperlihatkan bakat bertarungnya yang luar biasa! 　　Di luar arena, kepala suku dan para tetua keluarga menunjukkan ekspresi serius. 　　Chi Cheng dan Mo Bei membuka mulut lebar-lebar, tercengang menyaksikan Fang Yuan menghindari serangan Moon Blade yang mustahil itu. 　　Bagaimana mungkin ia melakukannya? Pertanyaan besar bergelayut di benak semua murid. 　　Hmph, Fang Yuan yang memiliki 500 tahun pengalaman bertarung, mana mungkin bisa disaingi oleh Fang Zheng yang hanya dilatih setahun oleh Master Gu level empat? 　　Di mata Fang Yuan, Fang Zheng dangkal bagai aliran sungai jernih. Tak peduli bagaimana arusnya berbelok di antara bebatuan curam, dasar "sungai" itu tetap terbaca jelas. 　　Setiap serangan Moon Blade tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada proses yang harus dilalui - pergelangan tangan Fang Zheng harus berputar terlebih dahulu, itulah pertanda terbaik. 　　Bagi Fang Yuan, setiap getaran bahu, putaran pergelangan tangan, dan injakan kaki Fang Zheng memberikan segudang informasi. Niat menyerang, mundur, atau menghindar sang adik bisa dibacanya dalam sekejap, bahkan pikiran yang sedang berkecamuk di kepala Fang Zheng pun bisa ditebaknya. 　　Pikiran Fang Zheng saat ini sudah benar-benar blank! 　　Bayangan Fang Yuan yang selama belasan tahun menyelimuti hatinya, tiba-tiba menyebar menjadi kegelapan, menyeretnya ke jurang yang dalam. 　　Perasaan panik membuatnya lupa akan Jade Skin Gu. Tekanan kuat dari Fang Yuan membuatnya gugup, sesak napas, dan tak sempat berpikir hal lain. 　　Inilah perbedaan pengalaman! Inilah jurang perbedaan fondasi! 　　Dalam konsep Fang Yuan, fondasinya sendiri lebih penting dari Gu Cungcu Chan, sandaran terbesarnya. 　　Ia tak perlu bergantung pada kepala suku, sesepuh keluarga, kerabat, teman, atau bahkan serangga gu. 　　Selama ini, ia hanya mengandalkan dirinya sendiri! 　　Di dunia ini, hanya diri sendiri yang paling bisa diandalkan!! 　　Rekan, kawan seperjuangan? Itu hanya dalih kaum lemah untuk menutupi ketidakmampuan dan mengharapkan penyelamatan orang lain. 　　Akhirnya mendekati Fang Zheng! 　　Breek. 　　Tinju Fang Yuan yang tersembunyi menghantam tepat di perut bawah Fang Zheng. 　　Fang Zheng langsung membungkuk, hampir muntah karena kekuatan pukulan itu. Ia buru-buru melindungi kepala dengan kedua lengan, merendahkan postur, mundur selangkah - menunjukkan dasar yang solid di momen kritis. 　　"Ke mana dia?" Mata Fang Zheng melotot, melirik cepat melalui celah lengan untuk mencari bayangan Fang Yuan. 　　"Di belakang!" Begitu pikiran itu muncul, ia merasakan pukulan keras di pinggang. 　　Pusat gravitasinya langsung goyah, membuatnya terjungkal ke lantai kayu. 　　Namun Fang Zheng juga telah menjalani latihan keras. Mengikuti momentum, ia melakukan salto di lantai sambil membalikkan telapak tangan ke belakang dan melepaskan serangan Moon Blade. 　　Gerakan ini adalah pengalaman bertarung yang diajarkan oleh kepala suku kepadanya. 　　Jika lawan biasa, mungkin akan terus mengejar dari belakang Fang Zheng, tidak sempat bereaksi, dan tertembak Moon Blade ini. Bahkan jika tidak kena, pasti akan dipaksa mundur. 　　Tapi siapa Fang Yuan? Bahkan Gu Yue Bo pun tidak akan mampu menyaingi pengalamannya. 　　Fang Yuan bergerak santai seperti berjalan biasa, tidak langsung mengejar. Ia berputar membentuk lingkaran untuk mendekati Fang Zheng. Moon Blade itu hanya menembus udara tanpa hambatan. 　　Fang Zheng mengira sudah menjaga jarak. Saat bangkit dan hendak menyusun strategi baru, tiba-tiba terdengar suara "huuu". 　　"Ini adalah hembusan tinju!" Pikiran ini hanya sempat melintas di benak Fang Zheng pada detik-detik itu. 　　Tiba-tiba, telinganya dihantam keras oleh tinju Fang Yuan. 　　Dug. 　　Matanya langsung gelap, pusing hebat membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh telungkup di lantai. 　　Ia tergeletak selama dua tarikan napas sebelum akhirnya sadar. Saat pandangannya mulai jelas, yang terlihat adalah kedua sepatu Fang Yuan berdiri di hadapannya. 　　Ia menyadari betapa memalukannya posisinya. Tergeletak seperti anjing, sementara Fang Yuan berdiri tegak memandangnya dari atas. 　　"Menyebalkan!" Fang Zheng malu dan marah, berusaha bangkit. 　　Di hadapan semua orang, Fang Yuan mengangkat kaki kanan dan menginjak dengan keras. 　　Brak. 　　Kepala Fang Zheng terinjak keras oleh Fang Yuan, bagai batu bulat menghantam arena pertarungan, memicu suara gedebuk nyaring. 　　"Brengsek!" Fang Zheng menggeram penuh amarah, berusaha bangkit kembali. 　　Fang Yuan memandang dingin, menginjak lagi. 　　Brak. 　　Kepala Fang Zheng terhempas keras ke arena pertarungan, kulit kepala terkoyak, darah mengalir deras. 　　"Brengsek! Brengsek kau!" Fang Zheng hampir menghancurkan gigi baja-nya, amarah di dadanya membakar seluruh tubuhnya. Ia mengangkat kepala kembali, berusaha berdiri. 　　Brak. 　　Fang Yuan menginjak untuk ketiga kalinya, kali ini menekan terus kepalanya tanpa melepas. Kekuatan dahsyat menindih wajah Fang Zheng hingga rata di arena. 　　Wajah Fang Zheng nyaris berubah bentuk. Ia menghela napas berat, tak bisa melawan. Kepalanya terasa seperti dihantam batu raksasa, tak bergeming sekencang apa pun ia berontak. 　　"Ah, aku lupa! Masih ada Gu Cahaya Bulan!" Dalam keputusasaan, ide menyambar pikiran Fang Zheng. 　　Telapak kanannya tiba-tiba memancarkan cahaya bulan terang. 　　Tapi mana mungkin Fang Yuan tak menyadari? 　　Desis. Sebilah Moon Blade melesat tepat menembus telapak kanan Fang Zheng. 　　Aaaah! 　　Fang Zheng menjerit kesakitan, tubuh kekarnya bergetar hebat bagai tersengat listrik. 　　"Telapak tangannya hampir ditembus Fang Yuan, memperlihatkan tulang yang pucat. Gu Cahaya Bulan di telapak tangan juga mengalami kerusakan parah, hampir mati!" 　　c！！！ BABKedelapan Puluh Lima: Darah Panas dan Darah Dingin!! 　　; 　　"Tampaknya hubungan kedua bersaudara ini memang kurang harmonis. Membaca..(] 　　Kepala Suku Gu Yue Bo menatap Fang Zheng, BABKedelapan Puluh Lima: Darah Panas dan Darah Dingin!! dengan lembut berkata: "Fang Zheng, percayalah pada dirimu sendiri. Temukan jati dirimu, yakini kemampuanmu." 　　"Tapi, Yang Mulia Kepala Suku..." 　　Gu Yue Bo menepuk bahunya, menyemangati: "Bayangan dalam hatimu, tak mudah bagi orang lain untuk menghilangkannya. Hanya bisa kau atasi sendiri, aku menantikan hari itu." 　　…… 　　Malam sebelum ujian akhir tahun. 　　Shen Cui berdiri di bawah cahaya lampu, memandang Fang Zheng dengan penuh kasih: "Tuan, aku yakin kau pasti akan menjadi yang terbaik.(】 　　Teman-teman, paman dan bibi, Shen Cui, juga Yang Mulia Kepala Suku! 　　Semua menantikanku, mengawasiku, mendukungku... 　　Bagaimana mungkin aku kalah? Bagaimana bisa terjatuh di sini? Tidak boleh! 　　Dug, dug, dug, dug. 　　Detak jantung bagaikan genderang raksasa berdentum di dada, sorot mata Fang Zheng berpendar tajam. 　　Aku tak boleh tumbang di sini! 　　Aku harus menghancurkan bayangan ini, aku harus bangkit!! 　　Kedua tinju Fang Zheng menggenggam erat, rasa sakit seketika menghilang, ia merasakan seolah ada singa jantan terbangun dari tidur panjang di dadanya, membuka mulut lebar mulai mengaum! 　　Darah panas mendidih dalam tubuhnya. 　　"Berdiri, berdirilah!" 　　"Hancurkan bayangan, hancurkan kegelapan!" 　　"Aaaaaa!" Fang Zheng menjerit, kilau hijau zamrud mulai memancar dari tubuhnya. 　　"Apa itu?" Kerumunan mendadak hening. 　　"Itu Jade Skin Gu!" seseorang berteriak. 　　Boom! 　　Para murid meledak dalam sorakan bergemuruh. 　　"Fang Zheng, semangat!" 　　"Fang Zheng, kami mendukungmu!" 　　Akhirnya hanya tersisa satu yel-yel——"Berdiri, berdirilah!" 　　"Semua... teriak kalian kudengar." Fang Zheng menekan tinju ke lantai kayu, gigi baja nyaris hancur oleh tekanan Fang Yuan yang mulai mereda. Perlahan, langkah demi langkah, ia bangkit dengan tegar. 　　Sorakan semakin membahana. 　　"Sungguh membara semangatnya!" 　　"Akan terjadi pembalikan." 　　Para Gu Master satu per satu terpengaruh oleh teriakan dan sorak-sorai ini. 　　"Ya Fang Zheng, begitu! Berdirilah, lepaskan masa lalu dan bayangan, dirimu yang berdiri ini akan menjadi pribadi baru!" Mata kepala suku berkilat penuh semangat, dalam hati memberi dukungan. 　　"Jade Skin Gu..." Fang Yuan menundukkan pandangan, menarik kaki. Ia menyaksikan Fang Zheng bangkit perlahan, cahaya Jade Skin Gu menyinari wajahnya jadi kehijauan. 　　Fang Zheng menyembunyikan kartu truf Jade Skin Gu ini tanpa pamer, sehingga tak ada yang tahu. 　　"Fang Zheng sudah berdiri!" Sorakan bergemuruh seperti air bah yang meledak. 　　“Berdiri!” Tatapan kepala suku berapi-api, tanpa sadar juga bangkit dari kursinya. Pada saat ini, ia melihat kebangkitan tegas seorang jenius kelas A! Ia melihat masa depan cerah Klan Gu Yue! 　　“Aku sudah bangkit, Kak. Aku akan mengalahkanmu!” Tatapan Fang Zheng menyala nyala api semangat, seluruh tubuhnya diselubungi cahaya hijau kristal seperti memakai zirah giok yang berkilauan! 　　“Wow, pertahanan seperti ini bahkan Moon Blade pun tak bisa menembusnya. Sepertinya Fang Zheng akan menang.” Mo Yan mengangkat alisnya sambil bersiul. 　　“Benar. Meskipun Fang Yuan menggunakan Little Light Gu untuk meningkatkan Moon Blade, serangan terhadap lapisan pertahanan cahaya giok ini paling-paling hanya membuat konsumsi Yuan Zhen di tubuh Fang Zheng akan berlipat ganda. Dalam hal konsumsi Yuan Zhen, Fang Yuan jelas bukan lawan Fang Zheng. Setelah pertarungan ini, Fang Zheng akan bangkit!” Qing Shu tersenyum tipis. 　　“Ternyata Fang Zheng memiliki Jade Skin Gu, baru sekarang menggunakannya. Tampaknya serangan mendadak Fang Yuan sebelumnya membuatnya linglung. Tapi kini, kemenangan sudah di depan mata.” Mo Yan menyilangkan tangan sambil mengamati, sorot matanya berkedip tak menentu. 　　Waktu seolah membeku pada detik ini. 　　Di atas ring, kedua bersaudara itu berhadapan. 　　Jarak antara mereka begitu dekat, namun terasa amat jauh. 　　Wajah Fang Zheng penuh tekad, sementara raut Fang Yuan tetap dingin membeku. 　　“Adik...” Ia memandang Fang Zheng dengan tenang, senyum dingin mengerling di sudut bibirnya, “Keinginanmu untuk mengalahkanku masih jauh dari kenyataan.” 　　Ia mengangkat tinju kanannya tinggi-tinggi, lengan kanan terentang, hampir membentuk busur. 　　"Kakak, kau pasti kalah!" Fang Zheng memandang tinju Fang Yuan yang terangkat, dalam hati merasa agak geli. 　　Selama Yuan Zhen-ku cukup, bahkan Moon Blade yang ditingkatkan serangga gu cahaya pun tak bisa menembus pertahanan cahaya giok ini, apalagi tinjumu? Kecuali kau menggunakan serangga gu babi hutan atau serangga gu banteng kekuatan untuk menggandakan kekuatanmu. Tapi meski begitu, kau tetap butuh serangga gu defensif... 　　Fang Yuan tidak bicara. Ia menjawab langsung dengan tinjunya. 　　Sesaat kemudian, tinju kanan itu menderu di udara, menghantam keras pipi Fang Zheng. 　　Braak! 　　Suara dentuman keras, darah berceceran. Cahaya giok pecah berkeping-keping seperti serpihan cermin yang beterbangan di udara sebelum lenyap seketika. 　　"Apa?!" Fang Zheng yang tiba-tiba mendapat pukulan dahsyat ini terpukul, lehernya hampir patah, limbung mundur. 　　Fang Yuan langsung menyusul, melangkah seperti sikap memanah, kali ini mengangkat tinju kiri yang ditarik ke bawah belakang, lalu dihantamkan miring ke atas! 　　Braak!! 　　Pipi sebelah Fang Zheng juga terkena pukulan keras. Kepalanya terlempar ke belakang, darah dan serpihan cahaya giok beterbangan bersama. 　　Dug, dug, dug. 　　Ia mundur tiga langkah besar, kedua telinganya berdengung keras. Sensasi pusing sepuluh kali lebih hebat menerpanya. 　　"Bagaimana... bisa!" Matanya berkunang-kunang, tubuhnya terjatuh ke belakang—— 　　Byur. 　　Fang Zheng terjatuh ke lantai, cahaya hijau di tubuhnya menghilang, ia langsung pingsan tak sadarkan diri. 　　Seruan dan sorakan berhenti mendadak. 　　Ekspresi gembira dan bersemangat para murid masih membeku di wajah, bahkan tak sempat berubah seketika. 　　Seluruh lapangan latihan sunyi senyap. 　　Kedua tinju Fang Yuan penuh luka dan darah, bahkan terlihat tulang jari pucat. Setetes demi setetes darah merah segar menetes ke atas podium. 　　Huh... 　　Angin musim dingin yang menusuk berhembus, membekukan segala semangat yang berkobar. 　　Ujung rambut Fang Yuan bergetar halus dalam angin, ia berdiri tegak di podium seolah luka parah di kedua tinjunya bukan miliknya! 　　Tatapan dinginnya tetap tenang, perlahan menyapu sekeliling. 　　Semua terdiam. 　　Di bawah tenda, kepala suku masih berdiri terpaku, menatapnya dengan mulut menganga. 　　"Maaf, telah mengecewakan kalian," kata Fang Yuan perlahan. 　　c！！！ **BABKedelapan Puluh Enam: Keraguan dan Ujian** 　　; 　　Di atas podium, Fang Zheng terbaring tak bergerak.... 　　Sementara Fang Yuan tetap dengan wajah dinginnya, berdiri di tengah podium. 　　Setelah keheningan sesaat, seluruh tempat gempar. 　　"Bagaimana mungkin?" seseorang memegang kepala dengan ekspresi tak percaya. 　　"Dua pukulan menghancurkan pertahanan Giok Kulit Gu, ini, ini, ini..." seseorang terbengong-bengong menyaksikan. 　　"Terlalu kejam, Jade Light dihancurkan dengan brutal olehnya, apakah dia tidak merasakan sakit?" Banyak wanita Gu Master menarik napas dingin. 　　"Tidak menggunakan Gu defensif sama sekali, langsung menghantam Jade Light dengan tangan kosong, ini benar-benar penyiksaan diri!" Bahkan pria Gu Master melihat tangan Fang Yuan yang terluka parah, sudut mata mereka berkedut, terkejut dengan kekejaman Fang Yuan. 　　Bersikap kejam pada orang lain itu mudah. Bersikap kejam pada diri sendiri itu sulit. 　　Fang Yuan menghancurkan pertahanan Jade Skin Gu dengan tangan kosong, tidak hanya kejam pada adik kandungnya, tapi juga menunjukkan kekejaman yang kejam pada dirinya sendiri! 　　"Aku akan periksa." Sesepuh akademi tidak bisa diam lagi, melemparkan ucapan ini lalu melompat ke arena pertarungan. 　　Ia pertama-tama berjongkok memeriksa Fang Zheng yang pingsan, perlahan menghela napas lega. Fang Zheng tidak mengalami cedera serius, hanya kepala terkena pukulan berat sehingga pingsan. 　　"Sulit dipercaya, di bawah perlindungan Jade Skin Gu, seseorang bisa menyebabkan pukulan mematikan hanya dengan tangan kosong." Sesepuh akademi gemetar dalam hati, mengangkat pandangan ke Fang Yuan, kilatan tajam terpantul di matanya. 　　"Fang Yuan, biar aku obati lukamu." Sesepuh akademi berdiri, beberapa langkah besar membawanya ke sisi Fang Yuan, langsung meraih lengan depan Fang Yuan. 　　Luka di tangan Fang Yuan sangat parah, selain daging dan darah yang hancur, bahkan tulang tangan putih terlihat jelas. Karena pukulan keras, retakan jelas terlihat di permukaan tulang jari-jarinya. 　　“Betapa sakitnya ini, tapi Fang Yuan bahkan tidak mengernyitkan alis sama sekali.” Sesepuh akademi pun gemetar hatinya melihat luka seberat ini. 　　Nadanya berubah kompleks saat berkata pada Fang Yuan: “Tahanlah, proses penyembuhan akan sangat gatal dan menyakitkan.” 　　Sambil berkata, jari-jari tangan kanannya terentang lebar, memancarkan cahaya bulan kebiruan. Cahaya semakin terang hingga membuat tangan kanan Sesepuh akademi tampak semi-transparan. 　　Sekilas, seluruh tangan kanannya seolah berubah menjadi giok biru. Pembuluh darah dan tulang di dalamnya tampak termaterialisasi seperti giok. 　　Sesepuh akademi dengan lembut menempelkan tangan kanannya ke tinju Fang Yuan yang terluka. 　　Seperti giok dingin yang menyentuh luka berdarah. Fang Yuan merasakan sakit yang menusuk tulang sumsum, ia menggigit gigi tanpa bersuara. 　　Telapak tangan Sesepuh akademi memancarkan cahaya bulan yang hangat, merawat luka Fang Yuan. 　　Retakan pada tulang jari menyatu dengan cepat. Kulit dan daging yang terkoyak juga tumbuh dengan laju luar biasa. 　　Fang Yuan tiba-tiba merasa gatal tak tertahankan, ia menarik napas berat beberapa kali. 　　Dengan wajah tenang, Sesepuh akademi menyelundupkan seberkas kesadarannya melalui lengan Fang Yuan menuju rongga kosongnya sambil mengobati. 　　Di dalam rongga kosong, Yuan Perunggu hijau tua bergelombang tak beraturan. 　　Seekor Cacing Arak putih gemuk bermain riang di Yuanhai. 　　Dinding rongga kosong terbuat dari kristal putih yang menyatu sempurna. Ini menunjukkan dengan jelas cultivation puncak tingkatan pertama Fang Yuan. 　　Sesepuh akademi tidak menarik kembali kesadarannya, melainkan menyapu seluruh tubuh Fang Yuan. 　　Akhirnya, di telapak tangan kanan Fang Yuan, tepatnya di permukaan kulit, ia menemukan Gu Cahaya Bulan dan Gu Cahaya Kecil. 　　"Tak ada serangga gu lain. Apakah Fang Yuan benar-benar mengandalkan kekuatan fisiknya sendiri untuk menghancurkan pertahanan Jade Skin Gu? Kekuatan seperti itu sudah melebihi manusia biasa dewasa. Ia baru lima belas tahun, mungkinkah kekuatannya sebesar ini?" Kilatan keraguan terpancar dari mata Sesepuh akademi. 　　"Yang Mulia Sesepuh, terima kasih atas pengobatannya." Fang Yuan menarik tangannya dari genggaman sesepuh, lalu menggerakkannya perlahan. 　　Meski masih terasa sakit, lukanya sudah menutup. Seandainya di Bumi, luka seperti ini mungkin membutuhkan satu dua tahun pemulihan dan meninggalkan efek samping serius. 　　Inilah keajaiban dunia ini. Kini kedua tangan Fang Yuan telah pulih, hanya saja masih terasa sangat lemah saat digerakkan atau dicengkram. Setelah tujuh delapan hari, efek samping ringan ini akan hilang. 　　Namun Fang Yuan tidak berterima kasih pada Sesepuh akademi. Luka seperti ini bisa disembuhkan oleh penyembuh mana pun. Ia paham betul: tujuan sebenarnya Sesepuh akademi adalah memeriksa rongga kosongnya. 　　Fang Yuan sudah mengantisipasi hal ini. White Boar Gu dan Jade Skin Gu sengaja disimpan di ** kedua. Adapun Gu Cungcu Chan yang mencapai level 6-semburat, dengan kemampuan menyembunyikan diri, bahkan jika Gu Yue Bo yang berkultivasi level empat turun tangan, belum tentu bisa mendeteksinya. 　　Sesepuh akademi tidak menemukan apa-apa, alisnya berkerut tipis. Meski masih banyak keraguan di hatinya, di hadapan banyak orang seperti ini ia tak bisa langsung menanyakan sesuatu. 　　"Fang Yuan, kau tampil cukup baik, teruslah berusaha." Akhirnya Sesepuh akademi menepuk bahu Fang Yuan, lalu mengumumkan dengan lantang, "Untuk ujian akhir tahun ini, juara pertama diraih oleh Fang Yuan!" 　　Sejak Sesepuh akademi naik ke podium, semua orang di bawah panggung terus memandang diam-diam. Mendengar hasil yang diumumkan sesepuh, gelombang suara seketika bergemuruh lagi. 　　"Tak disangka akhirnya Fang Yuan yang tertawa di akhir!" 　　"Dia cuma kelas C, tapi bisa mengalahkan Fang Zheng yang Putaran Kedua dan memiliki Jade Skin Gu. Apa dia curang?" 　　"Seharusnya tidak. Barusan Sesepuh akademi sendiri yang memeriksa saat mengobati. Dia tak menemukan masalah, Fang Yuan seharusnya tidak curang." 　　"Tangan Fang Yuan terluka parah, itu wajar. Tapi remaja lima belas tahun dengan kekuatan seperti itu sudah jauh melampaui orang dewasa, bukankah ini patut dipertanyakan?" 　　"Apa yang tak bisa dipahami? Di dunia ini selalu ada orang aneh dengan bakat luar biasa. Ada yang kekuatannya besar, ada yang kecerdasan dini. Sebenarnya kekuatan Fang Yuan belum seberapa, ingatlah orang itu." Sang Gu Master mengarahkan pandangannya ke Chi Shan yang berdiri angkuh di tengah kerumunan. 　　Seketika ada yang tersadar: "Itu benar juga. Chi Shan sejak usia beberapa tahun kekuatannya sudah melebihi orang dewasa. Mungkinkah Fang Yuan juga monster semacam itu?" 　　“Tidak mungkin salah. Fang Yuan sudah menulis puisi sejak masih kecil. Karya-karyanya pernah viral di seluruh benteng. Awalnya dikira tingkat A, ternyata cuma kelas C. Tapi rupanya Tuhan punya rencana lain. Memberi kompensasi kekuatan fisik padanya.” 　　“Tapi bagaimanapun dia cuma kelas C. Kalau kelas B, mungkin jadi Chishan kedua. Hmph, sebenarnya tidak ada yang luar biasa. Kultivasi Gu Master tetap mengutamakan bakat. Nanti kalau dapat Gu Babi Hitam, kekuatan bisa lebih besar darinya. Jadi tidak istimewa, cuma bisa sombong sesaat saja.” Seseorang mengangkat bahu, nada bicaranya meremehkan. 　　Fang Yuan turun dari ring, telinganya menyapu segala komentar orang, dalam hati tertawa sinis. 　　Asal-usul Cacing Arak sudah dibuatkan alasan sempurna oleh Fang Yuan, tapi begitu Gu Kulit Giok terpapar, mustahil dijelaskan. Makanya harus disimpan rahasia, tak bisa dipakai di depan umum. 　　Opini dan asumsi orang inilah yang sengaja diarahkan Fang Yuan. Paling banter, kalau manajemen keluarga masih curiga, mereka hanya akan menyangka ada backing misterius di belakangnya. 　　“Setengah tahun lalu, risiko yang kujalani memanfaatkan taring babi hutan untuk membangun payung pelindung kedua, mulai berbuah.” Mata Fang Yuan dalam bak kolam gelap. 　　Kepala Suku Gu Yue tidak duduk, tetap berdiri dengan alis berkerut. 　　Perkembangan situasi ini benar-benar di luar perkiraannya. 　　“Fang Yuan merebut posisi pertama, sama sekali tak ia pedulikan. Hanya gelar juara kecil ujian akhir tahun, tak layak masuk dalam pandangannya.” 　　“Yang dikhawatirkannya adalah Gu Yue Fang Zheng.” 　　“Tak diragukan lagi, pukulan hari ini bagi Fang Zheng terlalu berat.” 　　“Andai Fang Zheng sejak awal tak mampu melawan dan langsung kalah dalam pertarungan, mungkin tak jadi masalah. Tapi justru di saat semangatnya membara, harapan menggebu, ia dihajar habis-habisan oleh dua pukulan Fang Yuan sampai roboh.” 　　“Trauma psikologis seperti ini sangat mungkin mempengaruhi pertumbuhannya.” 　　“Di bawah bimbingan dan rencanaku, Fang Zheng sukses naik ke level tinggi, mencapai puncak, naik ke Putaran Kedua, terus menumpuk kesuksesan membangun kepercayaan diri. Tapi semua itu mungkin musnah setelah pertempuran ini. Ah, jerih payahku sia-sia.” Gu Yue Bo dalam hati mengeluh, tanpa sadar timbul rasa jengkel halus pada Fang Yuan. 　　“Andai Fang Yuan kalah dari Fang Zheng, semuanya akan sempurna.” 　　“Tapi Fang Yuan malah menang, ini benar-benar... agak menyebalkan.” 　　“Bukan hanya kepala suku, tatapan para Sesepuh keluarga lain di ruangan ini juga penuh kedalaman dan kerumitan.” 　　“Tenaga Fang Yuan ternyata sebesar ini, apa dia juga aneh seperti Chi Shan?” 　　“Lagi pula, Fang Yuan memang aneh sejak kecil. Sebelum 10 tahun sudah bisa membuat puisi. Tenaganya besar saat dewasa juga wajar.” 　　“Tapi ada kemungkinan lain: campur tangan manusia. Di belakang Fang Yuan ada kekuatan misterius, mungkin orang di balik layar ini yang membantunya.” 　　“Lalu siapa sebenarnya latar belakang yang mendukungnya?” 　　…… 　　Hati para tetua keluarga bergolak hebat, namun raut wajah mereka sama sekali tak menunjukkan keanehan. 　　Kepala Suku Gu Yue Bo terdiam sejenak, tiba-tiba tersenyum tipis, "Fang Yuan, dengan Bakat Kelas C kau berhasil meraih posisi pertama—prestasi yang belum pernah tercapai di angkatan sebelumnya! Sebagai juara, kau berhak mendapatkan 100 Batu Yuan dan prioritas memilih serangga gu. Sekarang, hadiah tambahan dariku: kau boleh memilih kelompok mana pun untuk bergabung. Apapun pilihanmu, katakan sekarang juga dan kau langsung diterima!" 　　Begitu kata-kata ini meluncur, para Gu Master level dua dan murid yang hadir memandangi Fang Yuan dengan penuh iri. 　　Setiap kelompok memiliki perbedaan. Bergabung dengan kelompok unggulan berarti menjamin masa depan yang bercahaya terang benderang. Hadiah dari Gu Yue Bo ini sungguh luar biasa. 　　"Meskipun hadiah ini kuputuskan secara mendadak, aku yakin para tetua keluarga yang hadir di sini pasti menyetujui." Gu Yue Bo semakin tersenyum lebar sambil melirik beberapa tetua di sampingnya. 　　Para tetua yang dipimpin oleh Gu Yue Chi Lian dan Gu Yue Mo Chen hanya menunjukkan raut wajah dingin. Paling-paling ada yang mengerutkan alis, tapi tak ada yang mencegah. 　　Hati Fang Yuan berdebar kencang. 　　Masalah datang. 　　(ps: Mengusap wajah... 41 bab tiket nagging update kemarin, semuanya 12.000 karakter. Membuatku berkaca-kaca, benar-benar tak tertahankan. Mengusap wajah... Di masa buku baru, update dua kali sehari itu normal, Saudara-saudara. Lagipula ini bukan soal kemalasan, tapi menjaga kualitas. Mengusap wajah... Kalian terlalu jahat, bikin air liurku meleleh...) 　　c BAB87: Sikap Adalah Topeng Hati 　　; 　　Fang Yuan telah melihat makna tersembunyi di balik tindakan ini. Ini adalah ujian kecil dari kepala suku. Membaca.... Unduh e-book gratis 　　Ia menyapu pandangannya ke seluruh lapangan latihan. Tiga tim terbaik di seluruh keluarga semuanya ada di sini. Masing-masing adalah Tim Qing Shu yang mewakili faksi kepala suku, Tim Chi Shan yang mewakili garis Chi, dan Tim Mo Yan yang mewakili garis Mo. 　　Bagi murid biasa, bergabung dengan salah satu dari tiga tim ini berarti mendapat dukungan besar, masa depan cerah. 　　Tapi bagi Fang Yuan, justru sebaliknya. 　　Di mata manajemen keluarga, ia sudah diberi label sebagai bagian dari suatu kekuatan. Jika nekat bergabung dengan ketiga tim ini, masalah besar akan muncul. 　　Misalnya jika ia bergabung dengan Tim Chi Shan, keluarga Chi pasti tahu mereka tak pernah merekrut Fang Yuan. Pikiran pertama mereka adalah——Fang Yuan jelas pion pihak lain, apa maksudnya bergabung dengan tim kita? 　　Kemudian muncul pemikiran——kekuatan misterius yang merekrut Fang Yuan lebih awal sudah melanggar aturan. Kini Fang Yuan berpihak ke kita, pasti Sesepuh keluarga akan mengira kamilah yang merekrutnya diam-diam. Bukankah ini berarti kita jadi kambing hitam? Tidak boleh! Fang Yuan harus ditahan, diawasi, diselidiki! Cari bukti konkret, ungkap dalang di belakang layar. 　　Tapi kenyataannya, Fang Yuan sama sekali tidak punya pendukung! 　　“Begitu aku bergabung dengan salah satu dari tiga tim ini, itu sama saja menghina salah satu kekuatan terbesar keluarga. Sama sekali tidak mungkin! Aduh, awalnya aku ingin diam-diam bergabung dengan tim Jiang He. Tapi di balik Tim Jiang He juga ada bayang-bayang Sesepuh Pengadilan. Sekarang di depan umum, jika aku nekat bergabung, itu juga sangat tidak tepat.” Fang Yuan tak bisa menghindari keraguan. 　　Kepala Suku Gu Yue Bo semakin tersenyum lebar, melanjutkan, “Fang Yuan, kalau kau tidak memilih, maka aku akan menunjukmu langsung.” 　　Para tetua keluarga di sampingnya diam-diam mengamati, ekspresi wajah mereka kaku seperti patung. 　　“Hmph, mulai memaksaku ya.” Tatapan Fang Yuan berkilat, langsung menebak ucapan Gu Yue Bo berikutnya – entah menjejalkan Fang Yuan ke Tim Chishan atau Tim Mo Yan. 　　Gu Yue Bo tentu paham betul bahwa dirinya tidak merekrut Fang Yuan. Bagi dia, langkah ini tidak hanya menghilangkan kecurigaannya sendiri, tapi juga melemahkan rival politik dan mengungkap kekuatan misterius, sebuah trik tiga manfaat. Satu jurus mengalihkan masalah ke timur, tampak sederhana namun penuh kedalaman, menunjukkan kelihaian politik Gu Yue Bo yang sudah matang. 　　“Tidak bisa, jangan sampai Gu Yue Bo yang menunjuk. Sepertinya aku harus memilih tim sampah.” Fang Yuan hendak membuka mulut. 　　Tiba-tiba, sebuah teriakan dari kerumunan terdengar: “Lebih baik bergabung dengan tim kami saja. Tim kami sedang butuh titik serang.” 　　Siapa itu? 　　Seketika, semua orang memalingkan pandangan, mengikuti sumber suara. 　　Pembicara itu bertubuh sedang, kulit kekuningan membuatnya terlihat sakit. Sepasang mata segitiga berkilauan saat ini. 　　“Itu Gu Yue Jiao San si ular sakit.” Seseorang menyebut identitasnya. 　　“Gu Yue Jiao San? Cuma kelompok campuran, tanpa latar belakang apa pun!” Wajah kepala suku dan para tetua keluarga memancarkan kekecewaan. 　　“Jiao San...” Kilatan cahaya redup nyaris tak terlihat muncul di mata Fang Yuan. 　　Ia sama sekali tak pernah berinteraksi dengan Gu Yue Jiao San ini, bahkan dalam ingatannya pun tak jelas apakah sosok ini pernah ada. 　　Mengapa Jiao San membuka mulut dan mengundangku bergabung? Apakah hanya karena aku meraih peringkat pertama dalam ujian? 　　Mustahil! 　　Hanya Fang Zheng yang kekanak-kanakan yang punya pemikiran naif seperti itu. (Sampai di sini.) 　　Tapi... 　　Mengingat Jiao San sendiri yang mengajak, ini bisa menjadi titik terobosan dalam situasi saat ini. 　　“Pasti manajemen keluarga sangat kecewa. Hehe.” Pikiran ini membuat senyum tipis mengembang di bibir Fang Yuan, kelopak matanya menutupi kilatan tajam di pupil. 　　“Kalau begitu aku akan bergabung dengan kelompokmu.” Fang Yuan langsung menyetujui, memotong ucapan Gu Yue Bo yang belum sempat keluar. 　　“Apa Fang Yuan sudah gila?” 　　“Kelompok-kelompok unggul tidak dipilih, malah masuk ke kelompok ular sakit!” 　　“Otaknya bermasalah. Karakter Jiao San itu, hehe...” 　　Para murid dan Gu Master di tempat itu berbisik-bisik, memandangi Fang Yuan seperti melihat orang bodoh. 　　Wajah kepala suku dan para tetua keluarga berubah muram. 　　Uji coba hari ini, ternyata diganggu oleh Gu Yue Jiao San! Tidak... mungkin Jiao San ini juga pion dalam permainan. Bagaimanapun, perlu menyelidiki Gu Yue Jiao San ini dengan baik! 　　Tiga hari kemudian. 　　Salju telah turun seharian, kini perlahan mereda. Kepingan-kepingan kristal putih berhamburan di udara, menari-nari ditiup angin. 　　Seluruh area Gunung Qingmao diselimuti mantel putih. Banyak cabang pohon yang gundul, hanya pohon pinus hijau abadi dan Bambu Hijau Tombak Giok yang tetap tegak berdiri menantang embun beku dan salju. 　　Tim beranggotakan lima orang melaju cepat di atas hamparan salju. 　　Pimpinan rombongan bertubuh sedang, wajahnya pucat seperti orang sakit - tak lain adalah Gu Yue Jiao San. 　　Sambil berlari, ia menoleh ke Fang Yuan yang diam sepanjang jalan, senyum hangat mengembang di wajahnya: "Fang Yuan, kau tak perlu gugup. Meski ini tugas klan pertamamu, misinya cukup sederhana. Ikuti saja kami sambil belajar." 　　"Baik." Jawab Fang Yuan datar, matanya menatap lurus ke depan dengan wajah tenang. 　　Musim dingin telah tiba. 　　Berlari di atas salju membuat terpaan angin dingin semakin menusuk. Setiap tarikan napas terasa seperti menelan es serut, menusuk dingin di rongga dada. 　　Wajah Fang Yuan yang memang pucat kini semakin pucat diterpa pantulan salju. Butiran salju terus berjatuhan di rambut hitam pendeknya, bahu, hingga ujung alisnya selama berlari. 　　Berbeda dari sebelumnya, Fang Yuan telah berganti pakaian. 　　Ini adalah setelan seragam bela diri berwarna biru tua. 　　BABatas berlengan panjang, bagian bawah celana panjang. Betisnya dibalut perban bambu, kakinya mengenakan sandal bambu. Di dahinya terikat ikat kepala biru permata, ujungnya berkibar-kibar di udara seiring langkah Fang Yuan yang berlari. 　　Di pinggangnya, tersampir sabuk lebar. 　　Sabuk berwarna navy dengan lempengan tembaga di bagian depan. Di lempengan itu terukir angka "satu" yang sangat mencolok. 　　Inilah busana Gu Master yang menunjukkan status Fang Yuan sebagai Gushi Yizhuan. 　　Remaja baru berhak mengenakan ini setelah menyelesaikan satu tahun pelatihan di ruang kelas. 　　Pakaian ini bermakna sakral. Sekali dikenakan, ia melambangkan kelahiran kembali dari manusia biasa, terlepas dari kelas rendah menuju strata bangsawan. Meski Gushi Yizhuan hanya tingkat terbawah, mulai sekarang setiap manusia biasa wajib memberi jalan dan menghormat saat berpapasan. 　　Tatapan Gu Yue Jiao San berkedip. Setelan itu dikombinasikan ekspresi dingin Fang Yuan, menciptakan aura sangat keren dan efisien. 　　Sambil berlari, dia melanjutkan: "Saat bertugas di luar, kita sering harus bergerak cepat. Berlari adalah hal biasa, Fang Yuan. Apa kau sudah terbiasa?" 　　"Lumayan." Jawab Fang Yuan singkat, melirik Gu Yue Jiao San dari sudut matanya. 　　Senyum hangat di wajah Jiao San mengingatkannya pada mitos Leluhur Manusia. 　　"Ceritanya, Leluhur Manusia menggunakan Gu Aturan, mengambil alih kekuatan, menghilangkan kebijaksanaan, hanya menyisakan tiga serangga gu: satu keraguan, satu kepercayaan, dan satu sikap." 　　Leluhur Manusia menangkap Gu Sikap. 　　Gu Sikap menurut perjanjian taruhan menyerah di tangan Leluhur Manusia, berkata: "Manusia, kau menangkapku, aku hanya bisa menerima nasib. Mulai sekarang, aku akan melayanimu. Cukup kenakan aku, maka kau bisa menggunakan kekuatanku." 　　Bentuk Gu Sikap mirip topeng. Leluhur Manusia mencoba memakainya di wajah, tapi gagal terus meski diikat kuat dengan tali. 　　"Ini bagaimana?" Leluhur Manusia bingung. 　　Gu Sikap tertawa: "Aku tahu! Manusia, rupanya kau tak punya hati. Sikap adalah topeng hati. Tanpa hati, mana mungkin kau memakanku?" 　　Barulah Leluhur Manusia tersadar, ia telah menyerahkan hatinya pada Harapan. 　　Ia telah kehilangan hati. 　　Manusia tanpa hati tak bisa mengenakan topeng sikap. Dengan kata lain, sikap hanyalah topeng bagi yang masih punya hati. 　　"Sikap lembut hanyalah topeng yang dipakai Gu Yue Jiao San ini. Apa niat sebenarnya?" Fang Yuan berpikir dalam hati. 　　Saat Jiao San yang dijuluki "Ular Sakit" mengamati Fang Yuan, Fang Yuan juga diam-diam mengamatinya. 　　c BAB88: Pelajaran Keras, Rintangan dan Penindasan 　　; 　　Di hamparan salju, kelompok lima orang berlari. ..： 　　Gu Yue Jiao San melirik ke langit dan berkata, "Hari sudah mulai gelap. Tugas kita kali ini adalah mengumpulkan tanah beku berlumpur. Meski sederhana, tapi memakan waktu lama. Kita harus mempercepat langkah. Semuanya ikuti aku jangan sampai tertinggal. Fang Yuan, kalau kau tak sanggup, bilang saja. Tak apa. Kau pendatang baru, kami akan mengurusmu." 　　Senyum Gu Yue Jiao San terlihat sangat ramah. 　　Fang Yuan mengangguk tanpa bicara. 　　Tiga anggota kelompok lainnya saling bertukar pandang. Sebenarnya hari masih pagi, tindakan Jiao San ini tak perlu. Pada dasarnya, ini ingin memberi Fang Yuan pelajaran keras. 　　Ketiganya paham maksudnya, tapi tak ada yang membongkar skenario ini. 　　Nyatanya, pelajaran keras semacam ini umum terjadi. Saat pendatang baru bergabung, anggota lama biasanya akan memberikan pelajaran untuk mengikis kesombongan baru, memudahkan perintah dan pengelolaan ke depannya. 　　"Ayo!" teriak Jiao San pendek. Langkahnya melesat cepat memimpin rombongan. 　　Mata Fang Yuan berkilat. Ia dan tiga lainnya segera mempercepat langkah, mengikuti dari belakang. 　　Sandal bambu menginjak salju, meninggalkan jejak dalam berderet. 　　Medan pegunungan terjal memang sulit dilalui. Apalagi dengan lapisan salju yang membuat permukaan lebih licin. Di bawah salju, siapa tahu ada batu tajam atau lubang mengintai? 　　Kalau sampai menginjak perangkap pemburu, malapetaka pun tak terelakkan. 　　Hidup di dunia ini penuh kesulitan. Aktivitas sederhana seperti bepergian pun mengandung banyak ilmu. Banyak pendatang baru yang sering tersandung masalah ini. 　　Hanya Gu Master yang telah melalui latihan panjang, mengalami banyak penderitaan, dan mengumpulkan pengalaman yang bisa menghindari hambatan-hambatan ini dengan efektif. 　　Angin musim dingin yang menusuk menerpa wajah, Fang Yuan melaju kencang di hamparan salju. 　　Kadang melompat kecil, kadang berlari jauh, kadang memanjat, kadang melangkah pelan, ia mengikuti langkah Jiao San dengan ketat.(·~) 　　Seluruh Gunung Qingmao terbungkus jubah salju, batang-batang pohon banyak yang gundul tanpa sehelai daun. 　　Sesekali tupai atau rusa liar yang terganggu kehadiran kelompok ini berlari kencang menjauh. 　　Setelah setengah jam, Jiao San tiba-tiba berhenti di lokasi tujuan. 　　Ia menoleh ke Fang Yuan sambil tersenyum, memuji: "Bagus! Fang Yuan, pantas menjadi juara angkatan ini. Kau bisa terus mengikuti langkahku tanpa tertinggal." 　　Fang Yuan tersenyum tanpa bicara. Permainan perkenalan seperti ini sudah ia pahami. Berlari di salju telah menjadi "tradisi" yang digunakan banyak tim untuk menekan semangat pendatang baru. 　　Keduanya menunggu di tempat sampai ketiga anggota grup lainnya tiba dengan tersengal-sengal. 　　Hah, hah, hah... 　　Mereka terengah-engah dengan wajah memerah, keringat mengucur di dahi. Dua orang membungkuk menyangga lutut, satu lagi langsung terjatuh duduk di salju. 　　Jiao San melototi ketiganya: "Berdiri tegak! Memalukan! Lihat Fang Yuan, bandingkan dengan kalian. Hmph, setelah tugas ini selesai, kalian semua harus introspeksi diri!" 　　“Ketiganya segera berdiri tegak, namun menundukkan kepala, ditegur oleh Jiao San hingga tak berani mengangkat kepala, apalagi membantah.” 　　“Hanya tatapan mereka yang mengarah ke Fang Yuan, mengalami sedikit perubahan.” 　　““Aneh sekali, bagaimana Fang Yuan ini bisa begitu mahir? Dari awal sampai akhir tak terlihat dia terjatuh sekali pun!”” 　　““Ah, tenaga kita hanya biasa-biasa saja, mana bisa dibandingkan dengan anomali ini?”” 　　““Hmph, pertunjukan bagus tak jadi ditonton, malah membuat kita jadi korban. Dasar orang ini…”” 　　““Baiklah, semua harus bersemangat.” Jiao San menunjuk ke depan, “Lembah kecil ini adalah tujuan kita. (·~) Di dalamnya ada banyak lumpur beku yang bisa dikumpulkan. Mari berpisah di sini, kumpulkan tanah beku, berkumpul kembali di sini satu jam kemudian. Kong Jing, sekarang bagikan peralatan.”” 　　“Begitu Jiao San selesai bicara, anggota pria bernama Gu Yue Kong Jing maju ke depan.” 　　“Dia membentangkan telapak tangan, cahaya kuning menyembur dari rongga kosong di perutnya, tiba-tiba melayang di tengah telapak tangannya.” 　　“Cahaya kuning menghilang, memperlihatkan wujud aslinya: seekor katak punggung emas.” 　　“Katak emas ini gemuk, perut putih saljunya sangat besar dan menggembung, membuat seluruh tubuhnya terlihat seperti bola. Mulut dan mata katak terdorong ke atas kepala oleh perut ini, terkompres jadi satu.” 　　“Mata Fang Yuan berkilas, langsung mengenali serangga gu ini.” 　　“Ini adalah serangga gu Putaran Kedua — Katak Perut Besar.” 　　“Setelahnya, energi Besi Merah merembes dari tangan Kong Jing, diserap oleh Katak Perut Besar.” 　　“Kwek.” 　　Kodok Perut Besar menguak keras, membuka mulutnya dan memuntahkan sekop mini. 　　Sekop itu melayang di udara, cepat membesar, dalam sekejap jatuh ke lantai kayu dan berubah menjadi sekop besar setinggi pinggang orang dewasa. 　　Kwek kwek kwek... 　　Ini terus berbunyi beberapa kali, setiap kali memuntahkan sebuah alat. 　　Akhirnya, di atas hamparan salju di depan kerumunan orang, terkumpul lima sekop dan lima kotak kayu. Setiap kotak dilengkapi dua tali gendong dari rami. 　　Pemeliharaan serangga gu oleh Gu Master sangat memberatkan, sehingga jumlah serangga gu terbatas. Di tahap awal, Gu Master sulit menghadapi lingkungan kompleks dan berbagai masalah yang terus bermunculan sendirian, sehingga sering beraksi dalam bentuk kelompok. 　　Dalam satu kelompok, ada yang bertugas pengintaian, penyerangan, pertahanan, pengobatan, serta satu orang sebagai logistik. 　　Gu Master pria bernama Kong Jing yang maju ini jelas merupakan Gu Master logistik. Kodok Perut Besar yang dikendalikannya adalah serangga gu logistik khas, dengan ruang penyimpanan luas di dalam perutnya. 　　Tentu saja, setiap serangga gu memiliki kelebihan dan kekurangan. 　　Kelemahan Kodok Perut Besar, selain kapasitas penyimpanan terbatas, harus menguak setiap kali memuntahkan barang - ini sangat mengganggu. Terutama saat Gu Master menyamar di medan perang, kesalahan penanganan bisa membocorkan posisi. 　　Selain itu, Kodok Perut Besar tidak bisa menyimpan serangga gu sekaligus tidak kebal racun, sehingga barang beracun tak bisa disimpan. 　　Setelah alat dibagikan, setiap anggota kelompok lima orang memegang sekop dan sebuah kotak kayu. 　　"Berangkat." Jiao San melambaikan tangan, memimpin masuk ke lembah. 　　Fang Yuan membawa sekop dan kotak kayu di punggungnya, memilih arah yang berbeda. 　　"Tipikal pendatang baru, langsung semangat pergi. Hehe." 　　"Apakah tanah beku berlumpur busuk semudah itu dikumpulkan? Tanpa pemeriksaan teliti, bisa saja mengumpulkan tanah beku biasa, percuma melakukan pekerjaan sia-sia." 　　"Nyatanya, membedakannya sangat sulit. Warna tanah beku berlumpur busuk hampir sama dengan tanah beku biasa. Terutama di bawah lapisan salju, pendatang baru biasanya hanya mengandalkan keberuntungan saat menggali." 　　Tiga anggota kelompok memandang punggung Fang Yuan yang menjauh, tersenyum sinis dalam hati. 　　Namun satu jam kemudian, saat melihat Fang Yuan kembali dengan kotak kayu penuh berisi tanah beku berlumpur busuk, mereka tertegun. 　　Termasuk Jiao San, kotak kayu mereka paling banyak hanya terisi setengah. 　　Melihat kotak Fang Yuan, mereka bahkan malu menunjukkan hasil kerja sendiri. 　　"Semuanya tanah beku berlumpur busuk!" Seorang anggota memeriksa dengan teliti, semakin terkejut. 　　"Fang Yuan, bagaimana bisa kau mengumpulkan sebanyak ini?" Seorang anggota perempuan tak tahan menahan rasa penasaran. 　　Fang Yuan sedikit mengerutkan alisnya, cahaya salju memantul di matanya yang jernih dan tembus pandang. 　　Ia tersenyum datar: “Sesepuh akademi pernah menjelaskan. Lumpur beku adalah sumber daya umum yang terbentuk ketika rawa membeku oleh es dan salju. Warnanya kehitaman dengan semburat ungu, baunya sebenarnya sangat busuk tapi tertahan oleh dinginnya es. Ini adalah makanan cacing kentut biasa, sekaligus pupuk subur yang biasa dicampur tanah untuk menanam bibit gandum dan sayuran. Keluarga mempublikasikan tugas ini mungkin untuk memupuk bunga bulan anggrek di gua bawah tanah.” 　　Ucapannya membuat keempat orang itu membeku di tempat. 　　“Teori-teori ini memang akan diajarkan di akademi. Tapi menghubungkan teori dengan praktik sangat sulit. Apa Fang Yuan pernah mengumpulkan lumpur beku sebelumnya?” Tiga anggota kelompok saling pandang tak percaya. 　　Tatapan Gu Yue Jiao San berkilat: “Fang Yuan, kerjamu bagus.” 　　Pujiannya terasa kaku, senyum hangat yang biasa menghias wajahnya kini mengeras. 　　Jiao San menoleh ke kelompok: “Dengan ini tugas kita selesai. Serahkan sekop dan kotak ke Kong Jing, mari kita pulang.” 　　Mereka tiba di benteng ketika senja mulai turun. 　　Usai keluar dari balai administrasi, Jiao San membagi enam Batu Yuan hasil tugas. Dua untuknya, masing-masing satu untuk yang lain. 　　Beberapa anggota tersenyum puas mendapatkan Batu Yuan dengan mudah. 　　Fang Yuan menyimpan Batu Yuan-nya diam-diam tanpa ekspresi. 　　Hanya berpikir dalam hati: "Setiap pendatang baru yang bergabung ke tim, klan akan meningkatkan imbalan tugas sebagai subsidi dukungan. Imbalan tugas mengumpulkan tanah beku berlumpur maksimal hanya dua Batu Yuan. Karena aku, bertambah dua kali lipat. Secara logika, seharusnya lebih banyak mempedulikanku. Jika lari di salju adalah pelajaran keras, sengaja mengumpulkan tanah beku sendirian adalah kesulitan, maka pembagian Batu Yuan seperti ini jelas sebuah penindasan." 　　Satu dua Batu Yuan saja, Fang Yuan belum terlalu mempedulikannya. Ia hanya heran, dirinya dan Gu Yue Jiao San sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya, mengapa ia menekannya? 　　"Jangan-jangan..." Kilatan inspirasi menyambar di relung hati Fang Yuan. 　　(ps: Sial... Siapa yang bisa jelaskan, bab yang seharusnya sudah terjadwal otomatis. Sebelumnya juga begini, penjadwalan otomatis gagal.) 　　c BABKedelapan Puluh Sembilan: Seekor Ular Sakit Berbaring Melingkar di Kaki 　　; 　　Lima orang berdiri di pinggir jalan.：.. 　　Gu Yue Jiao San tersenyum ramah, berkata pada Fang Yuan: "Adik Fang Yuan, performamu benar-benar membuat kita semua tercengang. Rupanya undangan kami padamu tepat sekali. Kau baru lulus dari ruang kelas, beberapa hal mungkin belum kau pahami. Sekarang akan kuperkenalkan." 　　"Pertama, tugas klan harus diselesaikan minimal satu per bulan oleh setiap Gu Master. Semakin banyak dan sempurna penyelesaiannya, semakin tinggi penilaiannya." 　　"Kedua, tugas diterbitkan oleh Kantor Urusan Internal atau Kantor Urusan Eksternal. Gu Master hanya bisa memilih satu tugas sekaligus, dan wajib menyelesaikannya sekali diterima." 　　“Keempat, evaluasi keluarga sangat penting. Ini berhubungan dengan masa depanmu di dalam klan. Semakin tinggi evaluasi, semakin luas dan cerah masa depanmu.” 　　“Ketiga, dalam keadaan khusus, Gu Master boleh memilih untuk menyerah pada tugas ini. Namun evaluasi akan turun drastis karenanya. Bersamaan itu, praktisi Gu tingkat satu tidak memiliki hak untuk menyerah, hanya Gu Master level dua yang memenuhi syarat ini. Tapi setiap tahun hanya boleh menyerahkan satu tugas saja.” 　　Fang Yuan mendengarkan, mengangguk. Barang-barang ini sudah ia kuasai sempurna seperti telapak tangan. Gu Yue Jiao San ini tidak salah dalam perkataannya, juga tidak menyesatkan, tapi ada banyak konten kunci lain yang tidak disebutkan sekaligus. 　　"Sudahlah, tugas pengumpulan tanah beku berlumpur busuk, kita sudah menyelesaikannya tadi. Selanjutnya, aku menerima tugas menangkap rusa liar. Bahaya xing rendah, sangat cocok untuk latihan Fang Yuan." Jiao San kembali berkata pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan menyeringai dingin di hati, tapi di mulut berkata: "Terima kasih atas perhatian Ketua grup." 　　Gu Yue Kong Jing seketika menyambung: "Adik Fang Yuan, memang seharusnya kau berterima kasih pada Ketua grup. Tugas sederhana meski mudah diselesaikan, tapi imbalannya sangat rendah. Tindakan Ketua grup ini semua demi merawatmu." 　　Dua wanita Gu Master lainnya juga ikut menyahut: "Benar benar, Adik Fang Yuan, ucapan terima kasih verbal tak sebanding dengan tindakan nyata. Lebih baik undang Ketua grup untuk makan bersama." 　　"Adik Fang Yuan, kau baru saja keluar dari ruang kelas, urusan di dunia luar sangat rumit. Hubungan interpersonal itu cukup penting. Jika ada yang tidak kau pahami, tanyakan saja pada kami saat makan nanti." 　　“Hahaha...” Gu Yue Jiao San tertawa lebar, dengan sengaja melambaikan tangan, “Kalian jangan menyulitkan Fang Yuan. Ia baru saja keluar dari ruang kelas, jumlah Batu Yuan di tangannya tak banyak, keadaannya benar-benar pas-pasan.” 　　“Bagaimana mungkin! Selain itu, hadiah pertama ujian akhir tahun saja ada 100 Batu Yuan, bukan?” Seorang wanita Gu Master sengaja berseru, lalu menunjukkan ekspresi wajah-nya yang sedikit iri, “Kalau dipikir-pikir benar-benar membuat iri, 100 Batu Yuan bagi kita juga termasuk jumlah yang besar lho.” 　　“Ketua grup, kali ini kau salah menilai adik kita Fang Yuan. Mana mungkin ia pelit seperti itu. Fang Yuan, benar kan?” Gu Yue Kong Jing tertawa terbahak-bahak, seolah sangat gembira. 　　Wanita Gu Master lainnya mendekati Fang Yuan dengan sikap akrab seolah sudah kenal lama, “Adik Fang Yuan, biar kakak beri tahu nasehat baik. Beberapa dari kami boleh kau tak perlu jilat, tapi Ketua grup harus kau jilat baik-baik. Tahukah kau, penilaian anggota grup kita sebagian ditulis oleh Ketua grup. Kalau ia bilang bagus ya bagus, bilang jelek ya jegal.” 　　“Benar, benar! Penilaian sangat penting bagi kita Gu Master. Jika mendapat penilaian bagus, akan diperhatikan manajemen keluarga. Nanti ketika pengalaman tinggal bekerja hingga larut, bisa mengurangi banyak tahun perjuangan!” Kong Jing segera menyambung. 　　Sepanjang proses itu, Gu Yue Jiao San hanya tersenyum manis sambil mengamati. 　　Akhirnya ia melambaikan tangan, wajahnya penuh belas kasih dengan senyum ramah, “Aduh, kalian jangan sembarangan bicara. Penilaianku objektif dan adil, tak bisa disuap begitu saja. Tapi Fang Yuan tenanglah, kau kan pendatang baru. Karena sudah bergabung dengan grup kami, penilaianmu pasti akan kuperhatikan sesuai pertimbangan.” 　　“Jika seorang remaja biasa, mungkin sudah terbuai dan tersentuh oleh ucapan mereka. Mereka memang menindas pendatang baru yang tidak mengerti aturan, masih polos dan naif.” 　　Tapi mata Fang Yuan tetap jernih dan tenang. 　　Memang benar Ketua grup ikut mengevaluasi anggota tim. Ini adalah sistem keluarga yang mendelegasikan wewenang, memberikan autoritas xing pada posisi ketua grup untuk memudahkan pengelolaan setiap tim. 　　Tapi tidak separah yang dikatakan mereka. 　　Evaluasi keluarga sebagian besar ditangani oleh divisi internal, komentar ketua grup hanya bagian kecil saja. 　　Sekalipun pengaruh evaluasi ketua grup sangat besar, apa lagi yang bisa dilakukan? 　　Fang Yuan sama sekali tidak memedulikan evaluasi ini. 　　Ia sudah bertekad meningkatkan cultivation secepatnya hingga mencapai tingkat tiga, lalu meninggalkan tempat ini. Ia tak pernah berniat menghabiskan ratusan tahun terbuang dalam keluarga, mengorbankan hidup demi klan. 　　Di mata Gu Master yang picik ini, evaluasi adalah segalanya. Tapi bagi Fang Yuan, evaluasi yang mereka banggakan itu sama sekali tak bernilai! 　　Jadi ancaman terselubung dari para Gu Master ini tidak berpengaruh sama sekali pada Fang Yuan. 　　"Aku sudah mengerti semua yang kalian katakan. Ada urusan lain, aku permisi dulu." Fang Yuan terdiam sejenak sebelum berkata. 　　Hah? 　　Seketika, keempat Gu Master itu menampakkan ekspresi terkejut sè. 　　"Apa maksudnya? Bukankah ucapan kami barusan sama sekali tidak kau dengarkan?" Seorang wanita Gu Master membelalakkan matanya, dalam hati meradang. 　　“Apa pemahamanmu benar-benar tak bermasalah？”Gu Yue Kongjing saat ini benar-benar ingin menggenggam kerah baju Fang Yuan dan menanyainya langsung. 　　Sudut mulut Jiao San tak bisa menahan kedutan. 　　Sikap acuh tak acuh Fang Yuan membuat dialog mereka yang saling bersahutan terlihat seperti komedi konyol. Membuat rencana persiapan mereka berubah menjadi lelucon. 　　Melihat bayangan punggung Fang Yuan yang langsung berbalik pergi, amarah di hatinya tak terkira. 　　"Hei Fang Yuan, jangan buru-buru pergi. Jangan dengarkan omong kosong mereka," Jiao San menelan geramnya, memaksakan senyum lalu bergegas menghadang Fang Yuan, "Kau mau menyewa rumah kan? Kami akan menemanimu. Aku punya beberapa kenalan dan cukup familiar dengan situasi persewaan." 　　"Memang perlu menyewa, asrama sekolah sudah tak bisa ditinggali. Ada saran apa, Ketua Grup?" Alis Fang Yuan sedikit terangkat, wajahnya tetap tenang. 　　"Aku tahu beberapa rumah yang harganya murah dan lokasinya bagus," Jiao San tersenyum ramah, langsung memimpin jalan di depan. 　　…… 　　"Rumahku ini sewa per bulan lima belas Batu Yuan. Tak ada tawar-menawar." 　　"Hmph! Delapan Batu Yuan mau menyewa rumahku? Mimpi kali!" 　　"Harus bayar deposit, bayar deposit satu bulan dan sewa tiga bulan di muka. Semua orang melakukan ini." 　　"Rumah ini fengshui-nya bagus, sunyi di malam hari. Yang penting dekat dengan Balai Kepala Keluarga, kau tahu sendiri betapa strategis lokasinya. Harganya benar-benar tak mahal, hanya dua puluh lima Batu Yuan per bulan." 　　Sampai langit mulai kelam, Fang Yuan masih belum memutuskan rumah mana yang akan disewa. 　　"Adik Fang Yuan, kau terlalu pelit. Harga pasar di benteng ini memang segini semua." 　　"Kalau menurutku, sewalah rumah dekat Balai Kepala Keluarga itu. Lantai duanya luas, pemandangannya bagus. Adik Fang Yuan, jangan terlalu hemat, cuma dua puluh lima Batu Yuan saja. Hadiah pertamamu itu sudah cukup untuk sewa empat bulan penuh." 　　Dua wanita Gu Master itu terus membujuk dengan niat tak baik. 　　Fang Yuan menggeleng: "Batu Yuan yang kumiliki tak banyak, tak bisa dihamburkan begitu saja." 　　"Kalau begitu sewa ruang bawah tanah saja, lebih murah." Kilatan dingin terlihat di mata Gu Yue Kong Jing saat memberi saran. 　　Dalam hati Fang Yuan mendengus keras, Kong Jing ini benar-benar berhati jahat! 　　Udara pegunungan sudah lembab, apalagi sekarang musim dingin. Tinggal di ruang bawah tanah yang sirkulasi udaranya buruk mudah terkena flu. Kalaupun tidak sakit, lama-lama persendian akan bermasalah. 　　Melihat Fang Yuan diam, Jiao San berkata: "Sebenarnya lantai satu aula itu juga bagus. Kalau numpang dengan orang lain, sewanya lebih murah." 　　Fang Yuan menggeleng: "Aku ingin tinggal sendiri, tidak suka berbagi." 　　Gu Yue Kong Jing mendengus kesal: "Ini tidak mau, itu tidak mau. Bukan aku mencela, Fang Yuan. Kau terlalu pemilih, standarmu terlampau tinggi, tidak realistis." 　　"Fang Yuan mendengar, dalam hatinya tersenyum dingin: 'Sekalipun ada yang memenuhi standar, selama itu rumah yang kalian rekomendasikan, aku pasti tidak akan menerimanya.'" 　　Sikap basa-basinya ini hanyalah tindakan kehati-hatian untuk mengidentifikasi kemungkinan jebakan. 　　Segera, Fang Yuan hendak berpamitan ketika Nenek Shen muncul. 　　"Young Master Fang Yuan, akhirnya kutemukan. Asrama sekolah tidak bisa ditempati lagi, Tuan Ye dan Nyonya sudah menyiapkan acara jamuan, khusus menyuruhku untuk menjemputmu pulang. Di rumah lebih nyaman, mengapa repot-repot menyewa rumah?" ujarnya membujuk. 　　Akhirnya datang juga... 　　Fang Yuan terus menyimpan senyum sinis dalam hati, Nenek Shen ini benar-benar jago melacak! Pasti ada sumber yang membocorkan informasi! 　　Dugaan sebelumnya ternyata benar, dalang di balik layar adalah paman dan bibi!! 　　Sedangkan Jiao San ini adalah belenggu yang dipasang paman dan bibi untuk mengendalikannya. 　　Diamnya Fang Yuan terlihat seperti keraguan. 　　"Fang Yuan, lebih baik tinggal saja di rumah paman dan bibi. Buat apa susah-susah? Menyewa rumah akan menghabiskan banyak Batu Yuan." Gu Yue Jiao San menunjukkan "kepedulian" tepat waktu, matanya berkilat samar saat menatap profil wajah Fang Yuan. BABKesembilan Puluh: Hanya Sedikit Terpaan Badai 　　; 　　Di ruang tengah, lampu menyala terang.. 　　Di meja bundar, arak sudah dingin, hidangan sudah beku. 　　Nyala lilin kemerahan berkedip-kedip, memantulkan bayangan paman dan bibi di tembok. 　　Bayangan dua orang menyatu, bergoyang suram mengikuti cahaya lilin. 　　Di hadapan mereka, Nenek Shen bersimpuh dengan posisi berlutut. 　　Paman memecah keheningan: "Tak kusangka Fang Yuan benar-benar nekat melawanku. Ah, awalnya ingin membujuknya dengan kata-kata manis, menenangkannya agar tinggal di rumah dulu, lalu mencari alasan untuk mengusirnya. Tak disangka si brengsek itu tak terjebak! Ia bersikeras menolak ajakanku mentah-mentah, tak ada ruang negosiasi! Bahkan tak mau menginjakkan kaki di ambang pintuku!" 　　Bibi menggigit gigi, ekspresinya panik: "Anak serigala tak bisa dijinakkan ini sudah berusia 16 tahun. Jika ia menuntut warisan, kita harus memberikannya. Semua aset yang kita dapat dulu tercatat jelas di Balai Urusan Dalam, tak bisa kita ingkari. Ini bagaimana?!" 　　"Pergilah dulu." Paman mengusir Nenek Shen kemudian menyeringai dingin, "Jangan panik. Sejak setahun lalu aku sudah merencanakan ini. Syarat utama bagi pemisahan warisan adalah cultivation tingkat menengah satu putaran. Fang Yuan sudah mencapai puncak cultivation itu, bahkan jadi juara akhir tahun, benar-benar membuatku tercengang. Hehe..." 　　"Tapi untuk sukses memisahkan warisan, tak semudah itu! Cultivation tingkat menengah satu putaran hanyalah prasyarat. Fang Yuan harus mengajukan permohonan ke Balai Urusan Dalam, lalu mereka akan memberi tugas uji kelayakan. Ini kebijakan keluarga untuk mencegah pembagian warisan sembarangan yang bisa melemahkan kekuatan internal keluarga." 　　Bibi tersadar: “Kalau begitu, Fang Yuan harus menyelesaikan tugas ini baru bisa mendapatkan warisan orang tuanya.” 　　“Benar.” Paman tersenyum sinis, “Tapi tugas dari Kantor Dalam selalu ditargetkan ke kelompok. Tugas warisan ini juga tidak terkecuali. Untuk menyelesaikannya, Fang Yuan harus mengandalkan kekuatan kelompok. Hanya mengandalkan dirinya sendiri mustahil. Keluarga sengaja mengatur begini untuk mengintegrasikan kelompok, mempersatukan anggota, meningkatkan kohesivitas.” 　　Bibi tertawa terbahak: “Tuan Ye, Anda benar-benar jenius. Dengan memasukkan Fang Yuan ke kelompok Jiao San, dia harus bergantung pada kekuatan mereka untuk menyelesaikan tugas warisan. Tapi Jiao San adalah orang kita. Fang Yuan sendirian pasti takkan bisa menyelesaikan tugas ini!” 　　Sorot bangga terpancar di mata Paman: “Hmph, bahkan kalau dia menolak bergabung, aku pun cara lain untuk menghadapinya. Jangankan menyelesaikan tugas, bahkan untuk mengajukan pemisahan warisan sekalipun, setelah menerima tugas ini, peluangnya tetap nihil!” 　　…… 　　Malam tiba, salju berhenti turun. 　　Fang Yuan berjalan di jalanan, bangunan bambu di sepanjang jalan diselimuti lapisan putih es. 　　Langkah kakinya menginjak salju menimbulkan suara gemerisik halus. Udara dingin yang dihirupnya membuat pikirannya jernih luar biasa. 　　Setelah menolak Nenek Shen, Fang Yuan mengabaikan bujukan Jiao San dkk, berpamitan dan bertindak sendiri. 　　“Begitu rupanya.” Gumamnya sambil berjalan, “Paman dan Bibi sengaja menghalangiku, mengulur waktu agar aku kehilangan kesempatan merebut kembali warisan.” 　　“Setelah tahun baru, usiaku akan genap 16 tahun dan memenuhi syarat untuk memisahkan rumah tangga. Orang tua sudah meninggal, adik telah mengangkat orang tua baru. Jika berhasil, seluruh warisan akan menjadi milikku. Tapi untuk merebut kembali warisan ini, prosesnya harus melalui dua langkah besar dengan hambatan di setiap tahapnya.” 　　“Langkah pertama adalah mengajukan permohonan ke Kantor Urusan Internal saat tidak sedang menjalankan tugas. Langkah kedua adalah menyelesaikan tugas pengelolaan harta keluarga yang ditetapkan Kantor Urusan Internal, baru berhak mendapatkan warisan.” 　　“Jiao San dengan paman dan bibi sama-sama serigala berbulu domba. Belum lagi langkah kedua, di langkah pertama saja dia pasti akan menghalangiku.” 　　Peraturan klan menyatakan seorang Gu Master hanya boleh mengerjakan satu tugas dalam satu waktu. Ini mencegah praktik perebutan tugas secara tidak sehat di dalam keluarga. 　　Jiao San terus-menerus mengambil tugas. Baru saja menyelesaikan misi mengumpulkan tanah beku berlumpur, langsung mengambil tugas baru menangkap rusa liar. 　　Tugas keluarga dirilis untuk seluruh tim. Menurut peraturan klan, Fang Yuan harus menyelesaikan tugas perburuan rusa ini terlebih dahulu baru bisa mengajukan pemisahan harta. 　　“Tapi saat itu tiba, aku yakin Jiao San akan mengambil tugas lagi. Sebagai Ketua grup, dia selalu selangkah lebih cepat dalam proses serah terima tugas. Aku hanya kurang satu langkah untuk mengajukan tugas warisan, tapi dia sengaja menghadang di depan.” Pikiran ini melintas disertai kilatan tatapan tajam di mata Fang Yuan. 　　Konspirasi licik ini begitu menjengkelkan, bagai tali tak kasatmata yang membelenggu langkah Fang Yuan. 　　Namun Fang Yuan tidak menyesal masuk ke grup ini. 　　Situasi di lapangan latihan kala itu membuatnya terjepit. Justru undangan Jiao San yang menjadi jalan keluar bagi Fang Yuan. 　　"Jika tidak masuk ke kelompok ini, aku yakin paman dan bibi pasti memiliki cara lain yang tak terduga. Sekarang berada dalam kelompok, justru bisa melihat strategi mereka dengan jelas, sehingga bisa membalas dengan tenang." 　　"Untuk menyelesaikan masalah ini, sebenarnya ada cara. Metode paling sederhana dan langsung adalah membunuh Jiao San secara langsung, membunuh diam-diam paman dan bibi, maka warisan tak akan ada yang merebut. Tapi cara ini terlalu berisiko. Mereka adalah Gu Master level dua, cultivation tingkat satuku masih rendah. Meski berhasil membunuh, urusan pasca pembunuhan akan sulit. Kecuali ada kesempatan emas untuk bertindak... Tapi kesempatan seperti itu sulit dicari." 　　Fang Yuan bisa membunuh budak keluarga Gao Wan, menghukum mati seluruh keluarga Wang Lao Han. Itu karena mereka manusia biasa, budak, nyawa mereka hina seperti rumput. Membunuh mereka sama seperti membunuh anjing atau mematahkan rumput, tak ada konsekuensi. 　　Tapi untuk membunuh diam-diam seorang Gu Master, masalahnya akan jauh lebih besar. 　　Setiap Gu Master bermarga Gu Yue, bagian dari keluarga besar. Kematian siapa pun akan memicu investigasi ketat dari departemen hukuman keluarga. Fang Yuan menilai kekuatannya sendiri: membunuh sekarang terlalu berisiko, mungkin malah terbunuh balik. Bahkan jika berhasil, investigasi departemen hukuman akan jadi masalah lebih besar. Tak hanya gerakanku akan diawasi, mungkin juga akan terungkap peninggalan Hua Jiu Xingzhe. 　　"Mengundang masalah 100 kali lebih besar demi menyelesaikan masalah kecil, ini bukan tindakan bijak. Hmm? Sampai." Fang Yuan berbisik pelan, berhenti di depan bangunan bambu reyot. 　　"Bangunan bambu ini sudah reyot tak karuan, bagaikan orang tua yang menjelang ajal, membungkukkan pinggang dalam hembusan dingin angin musim dingin, bertahan dengan susah payah." 　　Memandang bangunan bambu ini, wajah Fang Yuan tak bisa menahan munculnya kilasan nostalgia. 　　Inilah rumah yang dia sewa di kehidupan sebelumnya. 　　Saat diusir dari pintu rumah oleh paman dan bibi di kehidupan lalu, Batu Yuan di tangannya tak sampai lima belas keping. Setelah beberapa hari tidur di jalanan, dia menemukan tempat ini. 　　Kamar di sini terlalu kumuh, sehingga harga sewanya jauh lebih murah daripada tempat lain. Selain itu, tempat lain umumnya menyewa per bulan atau per kuartal, hanya di sini yang menyewa per hari. 　　"Aku tidak tahu apakah ada jebakan dari paman dan bibi di tempat lain. Tapi ingatan kehidupan sebelumnya memberitahuku, setidaknya di sini tidak ada." Fang Yuan mengetuk pintu. 　　Setengah jam kemudian, dia menandatangani perjanjian sewa dan dibawa tuan rumah ke sebuah kamar di lantai dua. 　　Lantai kayu tua itu mengeluarkan suara mengkhawatirkan saat diinjak. 　　Fasilitas dalam kamar sangat sederhana, hanya ada sebuah ranjang dan selimut kapas. Selimut itu penuh tambalan, masih ada lubang yang memperlihatkan kapas menguning di dalamnya. 　　Di tepi ranjang terdapat lentera minyak yang dinyalakan tuan rumah sebelum pergi. 　　Fang Yuan tidak langsung tidur, melainkan duduk bersila di ranjang dan mulai berkultivasi. 　　Di dalam rongga kosong, Yuanhai pasang-surut tak henti, ombak muncul dan lenyap. Setiap tetes air Yuan berwarna hijau pekat. 　　Dinding rongga kosong diselubungi membran kristal putih semi-transparan yang kokoh. 　　Inilah pemandangan khas puncak tingkatan pertama. 　　Tiba-tiba, Laut Yuan Perunggu mulai dilanda gelombang besar. Seolah-olah kawanan binatang buas tiba-tiba mengamuk, menerjang dinding qiao di sekelilingnya dengan serangan bunuh diri. 　　Boom boom boom... 　　Ombak raksasa menghempas, menggenjot dengan keras ke dinding qiao. Percikan air yang beterbangan hancur menjadi kilau hijau kristalin sebelum akhirnya menghilang. 　　Dalam waktu singkat, permukaan Yuan Zhen di Yuanhai yang mencapai 4,4 lapis dengan cepat menyusut. Energi spiritual dalam jumlah besar terkuras habis. 　　Pada lapisan kristal yang tebal dan kokoh, mulai muncul retakan-retakan. 　　Tapi hanya retakan saja masih jauh dari cukup. 　　Untuk menembus puncak tingkatan pertama dan naik ke Putaran Kedua, Fang Yuan harus menghancurkan lapisan kristal ini sepenuhnya - menghancurkan sebelum membangun kembali! 　　Yuan Zhen hijau pekat terus menerjang lapisan kristal. Retakan di permukaan kristal semakin banyak, perlahan membentuk jaringan utuh. Di beberapa bagian, retakan semakin dalam membentuk celah yang lebih jelas. 　　Namun saat Yuanhai benar-benar habis dan tak ada lagi Yuan Zhen yang menerjang, celah-celah pada kristal mulai menyembuh, retakan pun berangsur menghilang. 　　Fang Yuan tidak terkejut. Ia menarik kembali fokusnya dan membuka mata. 　　Lampu minyak sudah padam, memang persediaan minyaknya tidak banyak. 　　Kamar itu gelap gulita, hanya celah di jendela yang menyaring sedikit cahaya lemah dari salju. 　　Tak ada perapian di kamar itu sehingga udara tidak hangat. Fang Yuan yang masih bersila di ranjang mulai merasakan dingin yang semakin menggigit di tubuhnya yang lama tak bergerak. 　　Mata gelapnya menyatu dengan kegelapan. 　　"Sebenarnya ada cara yang lebih sederhana dan aman daripada membunuh untuk menembus blokade Jiao San. Yaitu naik ke tingkat dua! Gu Master tingkat satu tidak punya hak untuk menyerahkan tugas, tapi Gu Master tingkat dua punya satu kesempatan setiap tahun. Jika aku naik ke tingkat dua, langsung menyerahkan tugas ini, aku bisa mengajukan pemisahan keluarga." 　　"Tapi naik ke tingkat dua juga bukan hal mudah." Memikirkan ini, Fang Yuan menghela napas. Turun dari ranjang, berjalan perlahan di kamar sempit. 　　Dari tingkat awal naik ke tingkat menengah, lalu ke tingkat tinggi - ini promosi tingkat kecil. Dari puncak tingkat satu ke tingkat awal dua - ini terobosan tingkat besar. Kesulitan keduanya tak bisa disamakan. 　　Secara sederhana, untuk menembus membran kristal, perlu kekuatan ledakan yang cukup kuat dalam waktu singkat untuk menghancurkannya. 　　Tapi Fang Yuan hanya punya Bakat Kelas C. Yuan Zhen di Yuanhai-nya hanya empat koma empat lapis. Jika memaksakan semua kekuatan untuk menyerang membran kristal, Yuan Zhen-nya akan habis dalam sekejap. 　　Seperti tadi, setelah Yuan Zhen habis terkuras, tak ada tenaga tersisa untuk terus menyerang. Sedangkan membran kristal bisa pulih sendiri. Usaha Fang Yuan sebelumnya jadi sia-sia. 　　"Untuk menembus membran kristal mencapai tingkat dua, kecuali kondisi khusus, umumnya minimal butuh Yuan Zhen hijau tua lima koma lima lapis. Tapi bakatku terbatas, maksimal hanya empat koma empat. Makanya orang bilang, bakat adalah prioritas kedua dalam kultivasi Gu Master!" 　　Memikirkan ini, Fang Yuan perlahan menghentikan langkahnya. 　　Tanpa disadari, ia sudah sampai di dekat jendela, lalu dengan santai mendorongnya terbuka. 　　Angin menerobos tirai bambu bergemeretak, jendela terbuka membeberkan gunung berselimut salju. 　　Di bawah cahaya bulan, salju seputih giok membentang, memenuhi dunia di depan mata bagai istana kristal yang tak ternoda setitik debu. 　　(ps：Cahaya salju memantul di wajah muda Fang Yuan. Ekspresinya tenang, alisnya terlihat rileks, sepasang matanya bagaikan kolam remang-remang di bawah bulan.) 　　Angin dingin menerpa wajah, tiba-tiba pemuda itu tersenyum: "Ini cuma sedikit angin dan embun beku." 　　(ps：Amarah! Seharusnya bisa posting otomatis pukul delapan, tapi tetap tidak berfungsi. Kemarin juga begitu, sudah tiga kali berturut-turut. Siapa yang tahu solusinya, tolong beri tahu aku ya!) 　　c BAB91: Fang Yuan, Kami Sangat Khawatir Padamu 　　; 　　Semalaman tak tidur, begitu fajar menyingsing, Fang Yuan langsung keluar kamar untuk berbelanja besar-besaran.:..(·~) 　　Kamar sewaan yang sederhana dengan selimut usang. Jika terus dihuni lama, hawa dingin akan menginvasi tubuh dan pasti menyebabkan sakit. 　　Fang Yuan kini meski Batu Yuan sudah menghabiskan sebagian besar, tapi perlengkapan hidup dasar tetap harus dibeli. Barang semacam ini tidak bisa dihemat. 　　Pertama adalah sprei dan selimut, selimut besar diisi kapas baru setidaknya dua lembar. Selain itu ada alas ranjang dan matras. 　　Lentera minyak perlu dibeli satu lagi agar pencahayaan cukup, minyak lampu juga harus disimpan setidaknya dua kendi. 　　Fang Yuan berpikir sebentar, kamar sewaan meski tidak luas, tapi masih bisa menempatkan meja kecil dan kursi, memutuskan untuk membelinya juga. 　　Yang terpenting tetap adalah tungku. 　　"Di musim dingin yang menggigit, tanpa perapian untuk menghangatkan diri, tidur di dalamnya hingga tengah malam tetap bisa membuat seseorang terbangun karena kedinginan." 　　"Selain itu, Fang Yuan juga membeli beberapa makanan kering. Ia juga membawa persediaan air yang cukup untuk tujuh hari kebutuhannya." 　　"Matahari musim dingin terbit, memancarkan cahaya malas." 　　"Gu Yue Jiao San dan tiga Gu Master lainnya berdiri di gerbang utara benteng, sudah gelisah menunggu." 　　"'Ini tidak biasa. Semalam kita jelas janjian di lokasi dan waktu ini. Tapi sekarang sudah lewat seperempat jam, kenapa Fang Yuan belum juga muncul?' kata seorang anggota wanita." 　　"'Tenang, tunggu lagi. Wajar jika pendatang baru terlambat,' Jiao San tersenyum. Ia justru senang karena kesempatan untuk menekan Fang Yuan datang dengan sendirinya di hari kedua." 　　"'Kita menunggu saja tidak masalah. Tapi memaksa Ketua grup menunggu bersama kita, si kecil ini sangat kurang ajar!' Gu Yue Kong Jing menggerutu dengan nada kesal." 　　"Namun setengah jam kemudian, Fang Yuan tetap tak terlihat." 　　"Wajah Jiao San diselimuti awan gelap." 　　"'Jangan-jangan si brengsek ini salah ingat lokasi? Katanya janjian di gerbang utara,' Kong Jing meragukan." 　　"'Aku akan terus menunggu di sini. Kalian pergi ke setiap gerbang untuk mencari,' perintah Jiao San. Tiga anggota pun terpaksa menuruti." 　　"Beberapa saat kemudian, mereka kembali menghadap Jiao San dengan tangan hampa." 　　"'Mungkinkah Fang Yuan sudah mengetahui rencana kita dan langsung kabur dari kelompok?' tanya seorang wanita Gu Master." 　　“Kau memandangnya terlalu tinggi. Meski ia juara pertama dalam ujian akhir tahun, dia hanyalah pendatang baru yang masih remaja. Usianya jelas masih sangat muda.” Kong Jing menyeringai. 　　Wajah Jiao San muram seperti aliran air: “Apakah dia menyadari atau tidak, itu hal sekunder. Yang terpenting sekarang adalah menemukan lokasinya. Satu-satunya kekhawatiranku adalah dia meninggalkan kita dan mulai mencoba mencapai Putaran Kedua sendirian. Begitu mencapai Putaran Kedua, dia bisa mengabaikan satu tugas dan langsung mengajukan pemisahan keluarga ke Aula Urusan Dalam. Cari! Temukan dia! Benteng ini tidak besar, rumah sewaan pun terbatas. Pastikan kalian menemukannya sebelum dia sempat mencoba mencapai Putaran Kedua!” 　　“Siap!” 　　…… 　　Di dalam kamar, Fang Yuan duduk bersila di atas ranjang. 　　Di depannya terbuka beberapa kantong uang berisi seluruh Batu Yuan yang dimilikinya. 　　“Batu Yuan sudah hampir habis.” Fang Yuan menghela napas dengan ekspresi serius. 　　Batu Yuan adalah sumber daya fundamental bagi kemajuan Gu Master. Kekurangan Batu Yuan berarti Yuan Zhen hanya bisa diisi ulang melalui pemulihan alami, yang secara drastis memperlambat kecepatan berkultivasi. Selain itu, serangga gu juga bisa mati kelaparan tanpa pasokan makanan memadai. 　　Batu Yuan Fang Yuan pernah mencapai ribuan keping selama masa belajar di ruang kelas. Namun akumulasi konsumsi harian perlahan menggerogoti simpanannya. 　　Gu Master seangkatannya hingga saat ini hanya memiliki tiga serangga gu. 　　Namun setelah meraih juara pertama dalam ujian akhir tahun, Fang Yuan memasuki Ruang Gu dan memilih tambahan satu Xiao Guang Gu secara gratis. 　　Dia harus memilih, penolakan akan menimbulkan kecurigaan. 　　Alhasil, jumlah serangga gu di tangannya kini mencapai tujuh ekor! 　　"Tidak diragukan lagi, ini merupakan beban ekonomi yang berat." 　　"Jika terus seperti ini, hanya bisa bertahan dua bulan. Jadi harus merebut kembali warisan, itu adalah penyangga ekonomi terbaik. Tapi untuk merebut warisan, langkah pertama adalah naik ke Putaran Kedua." Tatapan Fang Yuan dalam. 　　Bagi Fang Yuan, naik ke Putaran Kedua sangat tidak mudah. 　　Dalam berkultivasi Gu Master, sumber daya adalah prioritas pertama, bakat kedua. Jika bakat tidak memadai, semakin sulit kultivasi Gu Master, pencapaian masa depan pun semakin rendah. 　　Bakat dari terendah ke tertinggi dibagi menjadi Kelas D, Kelas C, Kelas B, dan Kelas A. 　　Tapi ini hanya pembagian kasar. 　　Sebenarnya, setiap tingkatan bakat memiliki skala terperinci. 　　Ambil contoh Kelas C, batas penyimpanan Yuan Zhen di rongga kosong minimal 4 lapis, maksimal bisa mencapai 5,9 lapis. 　　Yuan Zhen konkret Fang Yuan hanya 4,4 lapis, dalam rentang Bakat Kelas C ini, dia hanya berada di menengah ke bawah. 　　Untuk menembus Putaran Kedua, minimal membutuhkan Yuan Zhen hijau tua sebanyak 5,5 lapis. Bagi Gu Master Kelas A atau B, ini sama sekali bukan hambatan. Bagi Gu Master Kelas C dengan Yuan Zhen 5,5 lapis, 5,6 lapis... hingga 5,9 lapis, juga bisa melewatinya dengan mudah. 　　Jadi Gu Master dengan Bakat Kelas C umumnya hanya perlu akumulasi sampai tingkat tertentu, sebagian besar akan naik ke Putaran Kedua. Hanya sedikit yang bisa mencapai tingkat tiga. 　　Karena itu begitu bakat terukur, pencapaian seumur hidup kebanyakan orang sudah bisa diprediksi. Fang Yuan menerima perlakuan dingin, bukan karena prasangka dunia. 　　“Bakat Kelas C-ku yang hanya 4,4 lapis ini, meski terbatas, bukan berarti tidak ada cara untuk menembus dinding kristal, menghancurkan dan membangun kembali, mencapai tingkat Putaran Kedua. Metode paling fundamental adalah menemukan serangga gu yang bisa meningkatkan bakat diri. Cara sekunder adalah memperoleh serangga gu pendukung seperti Cacing Arak yang juga bisa membantu Gu Master menembus hambatan. Pilihan lebih rendah lagi adalah bantuan guru senior, tapi penggunaan Yuan Zhen asing memiliki efek samping besar kecuali di masa depan bisa menemukan Gu Air Murni untuk membersihkan aura asing tersebut.” 　　Sambil merenung dalam hati, Fang Yuan mengulurkan kedua tangannya ke dalam kantong untuk mengambil Batu Yuan, jari-jarinya menggosok permukaan halus batu tersebut. 　　“Tapi semua metode di atas tidak layak untukku sekarang. Aku tak punya bantuan guru, bahkan jika ada, takkan menyerahkan rongga kosong - titik vital ini - ke tangan orang lain. Serangga gu seperti Cacing Arak sangat langka, sementara ini bisa mendapatkannya saja sudah sangat beruntung. Adapun serangga gu peningkat bakat, di kehidupan sebelumnya pernah kudapat sehingga bisa berkultivasi sampai tingkat 6-semburat. Aku tahu lokasi-lokasi mendapatkannya, tapi dengan cultivation saat ini mustahil memasuki tempat-tempat itu. Bahkan jika berhasil, takkan bisa mempertahankan atau menggunakannya.” 　　“Tapi selain metode-metode itu, masih ada cara paling kasar: mendorong paksa dengan Batu Yuan!” Begitu pikirannya melesat, cahaya tajam memancar dari mata Fang Yuan yang erat menggenggam Batu Yuan. 　　Dalam kultivasi Gu Master, sumber daya adalah prioritas pertama, bakat menempati posisi kedua. 　　Ketika bakat tak memadai, sumber daya bisa menutupi kekurangan tersebut sampai batas tertentu. 　　“Yuan Zhen-ku paling banyak hanya 4,4 lapis. Menyerang dinding qiao, dasar kekuatanku tidak cukup. Tapi jika aku terus menyerang sambil menyerap Yuan Zhen, bertahan beberapa hari, paling lama 4-5 hari, dinding qiao pasti bisa ditembus!” 　　Tekad sudah bulat, Fang Yuan menutup matanya dengan tegas, kesadarannya menyelam ke dalam rongga kosong. 　　Laut Yuan Perunggu kembali bergelora, ombak terus-menerus menghantam dinding qiao lapisan kristal. 　　Tapi kali ini, untuk mencegah Yuan Zhen terkuras terlalu cepat dan kehabisan tenaga mempertahankan retakan, Fang Yuan sengaja mengurangi kekuatan serangan agar dinding qiao tidak pulih. 　　Dengan cara ini, konsumsi Yuan Perunggu jauh berkurang, meski pertambahan retakan di lapisan kristal juga melambat. Namun Fang Yuan masih terus menyerap Zhen Yuan alami dari Batu Yuan. 　　Kecepatan regenerasi Yuan Zhen sedikit lebih tinggi daripada kecepatan penyembuhan retakan. Meski progresnya sangat lambat, tak sampai 1% efeknya dibandingkan saat mengerahkan seluruh tenaga, tapi dalam jangka panjang ini memberi harapan sukses. 　　Hanya saja, Fang Yuan harus terus berlatih non-stop kecuali untuk kebutuhan makan dan BAB. Membuang waktu berarti menyia-nyiakan Batu Yuan, membuat usaha menjadi sia-sia. 　　Paling lama berhenti seperempat jam. Jika tidak ada Yuan Zhen yang terus menyerang, lapisan kristal akan pulih sepenuhnya. 　　Karena itu begitu serangan dimulai, harus terus dilakukan sampai sukses, tak boleh ada gangguan. Jika berhenti terlalu lama, harus mulai dari awal lagi. 　　Fang Yuan tidak punya banyak Batu Yuan untuk mengulangi proses ini berkali-kali. 　　Waktu berlalu cepat saat berlatih, tak terasa matahari sudah terbenam di balik gunung. 　　Di bawah senja, wajah Jiao San dipenuhi embun beku, suaranya rendah: "Sudah mencari seharian, masih belum ditemukan?" 　　"Belum, Ketua grup." Kong Jing mengusap keringat dingin di dahinya, "Si bocah itu sama sekali tidak menyewa kamar yang kami rekomendasikan. Entah bersembunyi di mana." 　　"Hmph! Besok teruskan pencarian. Harus temukan dia. Jangan lupa periksa penginapan juga. Aku tak percaya, benteng ini tak seberapa besar. Di mana pun dia bersembunyi, pasti ada jejaknya!" Jiao San mengibaskan lengan bajunya lalu pergi. 　　Hingga tengah hari keesokannya, pencarian mereka akhirnya membuahkan hasil. 　　Seorang wanita Gu Master berlari tergesa menghadap Jiao San: "Ketemu, ketemu! Fang Yuan menyewa kamar di lantai dua bangunan bambu tua. Menurut deskripsi pemilik, pastilah dia." 　　"Hmph, seperti dugaan ku. Bersembunyi sambil memaksakan diri mencapai Putaran Kedua." Senyum sinis merekah di wajah Jiao San, "Ayo kita kunjungi kamarnya. Sebagai pendatang baru, harus kita sambut dengan baik." 　　"Hehehe..." Sorak dingin membahana dari para pengikutnya. 　　Empat orang segera tiba di tempat tinggal Fang Yuan. 　　Di daun pintu tertempel selembar kertas bambu. 　　Jiao San merobeknya. Tulisan Fang Yuan di kertas itu intinya menyatakan akan menjalani retret beberapa hari, tak keluar kamar demi mencapai Putaran Kedua. Jika ada orang luar yang melihat, harap tidak mengganggu. Jika Jiao San yang membaca, ini dianggap surat cuti. 　　Jiao San mendengus keras lalu melemparkan kertas itu. 　　Mana mungkin ku biarkan kau lancar mencapai Putaran Kedua? 　　Dengan senyum dingin, ia mengetuk pintu menggunakan buku jari. 　　Tok-tok-tok. 　　“Adik Fang Yuan, apa kau ada di sini?” Ia sengaja berbicara keras, “Kami datang menjengukmu. Kau ini benar-benar, hal seperti meditasi tertutup seharusnya diberitahu kami dulu.” 　　Tidak ada respons dari dalam kamar. 　　Tok! Tok! Tok! 　　Jiao San mengetuk pintu dengan keras. 　　“Adik Fang Yuan, bukan maksudku mengomel. Kau terlalu bertindak semaunya. Sudah bergabung dengan grup kami, seharusnya patuh pada komando, tunduk pada organisasi, bertindak bersama. Kami sudah menerima tugas menangkap rusa liar, ini khusus untuk latihanmu. Lebih baik kau berhenti dulu, kita selesaikan tugas ini sebelum melanjutkan kultivasi.” Jiao San menyipitkan mata, wajahnya suram meski nada bicaranya lembut. 　　Kamar tetap sunyi tanpa jawaban. 　　Tiba-tiba Jiao San meninggikan suara, “Adik Fang Yuan, kenapa tidak merespon? Jangan-jangan kau kecelakaan? Mencapai Putaran Kedua bukan hal mudah. Seharusnya kau bisa konsultasi pengalaman kami dulu. Fang Yuan! Dengar tidak? Astaga, jangan-jangan sudah pingsan?” 　　Jiao San terus berbicara sendiri, tersenyum dingin meski kata-katanya penuh keprihatinan. 　　Tiga anggota grup lainnya hanya menonton dari samping. 　　Kong Jing menyela di saat tepat, “Ketua grup, mungkin tebakanmu benar. Fang Yuan tidak merespon lama, lebih baik kita masuk untuk menyelamatkannya!” 　　“Fang Yuan! Fang Yuan, buka pintunya! Diammu membuat kami khawatir. Jika tidak dibuka, kami akan mendobrak! Kau anggota baru di grup kami, kami tidak bisa membiarkanmu dalam bahaya!” Teriak Jiao San. 　　Namun kamar tetap membisu tanpa secercah respons. 　　"Jiao San mengangkat sudut mulutnya, menoleh memberi isyarat pada Kong Jing." 　　"Kong Jing langsung paham, mengangkat kakinya dan menendang keras." 　　"Dengan suara gedebuk, seluruh pintu kamar terlempar dan menghantam ranjang!" 　　c "BABke-92: Masa Depan di Depan Mata" 　　; 　　"'Fang Yuan kau harus bertahan, kami datang membantumu!' Jiao San dengan wajah penuh perhatian berteriak, lalu melangkah besar masuk ke kamar....Membaca" 　　"Namun seketika itu juga dia membeku di tempat." 　　"Kamar itu kosong sama sekali, Fang Yuan tidak ada di sini." 　　"Keempatnya terdiam sejenak." 　　"'Bagaimana bisa? Di mana dia?' Jiao San tiba-tiba memecah kesunyian, malu dan marah bercampur." 　　"Dia sudah berakting lama di depan pintu, ternyata cuma monolog. Fang Yuan sama sekali tidak ada di dalam kamar." 　　"Ketiganya saling pandang, tak ada yang menyangka hasilnya begini." 　　"'Ini agak aneh. Kalau Fang Yuan tidak ada, kenapa dia tempel catatan di pintu?' Kong Jing berkata hati-hati." 　　"'Cepat panggil pemilik rumah!' Jiao San menendang pintu kamar hingga terlempar." 　　"'Kau cari aku? Hmph, aku juga mau cari kau. Baru datang ke gedungku sudah berisik, merusak pintu kamarku. Anak muda, kau memang hebat ya.' Pemilik rumah adalah pria tua, namun nada bicaranya sangat tegas." 　　"Hanya Gu Master yang bisa memiliki rumah lebih di Benteng Gu Yue untuk disewakan." 　　"Kekuatan dan status Gu Master sepenuhnya mengungguli manusia biasa. Orang biasa sama sekali tidak berani menjalankan bisnis seperti ini, faktanya mereka juga tidak punya properti." 　　Seluruh properti di benteng ini adalah milik Klan Gu Yue. Para manusia biasa yang tinggal di sini adalah budak tani dan pelayan rumah tangga yang dipelihara. 　　"Senior, kami mencari seorang pemuda yang merupakan anggota kelompok kami." Berhadapan dengan pemilik rumah, Jiao San menahan emosinya. 　　Master Gu tua seperti pemilik rumah ini, meski sudah uzur dan tidak lagi berjuang di luar, masih memiliki jaringan kenalan dan hubungan. Meski mundur ke garis belakang, pengaruh mereka tetap signifikan. 　　Tanpa kartu as dan jaringan hubungan, berani-berainya melakukan bisnis? 　　Dunia ini bukan era damai, penuh dengan kekerasan dan perampokan. 　　Pemilik rumah menggelengkan kepala dengan nada kaku: "Lao Fu tidak peduli dengan jejak penyewa. Tapi Lao Fu tahu, kau yang merusak pintu Lao Fu harus membayar ganti rugi." 　　"Hehe, ini memang kerugian yang kami sebabkan. Wajar untuk mengganti." Jiao San terkekeh kering, hati kesal tapi tetap mencengkeram hidung membayar Batu Yuan, bahkan memberi lebih. 　　Wajah pemilik rumah langsung cerah: "Jika pemuda yang menyewa rumah ini adalah orang yang kalian cari, maka dia sudah satu hari tidak kembali. Dia membayar sewa satu bulan, kemarin pagi membeli banyak barang, dan bertanya dimana bisa beli batu bara murah. Kuberitahu tidak perlu beli, di sebelah timur gerbang permukiman ada lembah dengan tambang terbuka yang bisa digali langsung. Dia berterima kasih lalu pergi, sejak itu tidak kembali." 　　"Begitu rupanya." Jiao San memandang perabotan di kamar. 　　“Memang benar, seprai di ranjang masih baru. Meja persegi dan kursi adalah barang bekas hasil rampokan, terlihat cukup kokoh.” 　　“Di dalam tungku benar-benar kosong melompong, memang belum ada batu bara.” 　　“Jiao San menghembuskan kekeruhan dari mulutnya, seketika hatinya lega.” 　　“Sepertinya Fang Yuan mungkin tertunda karena menambang batu bara. Sudahlah, kita kembali besok.” Ia bergegas keluar kamar. 　　“Namun hingga hari ketiga, Fang Yuan tetap tak muncul.” 　　“Jiao San dan tiga rekannya berdiri di dalam kamar dengan ragu.” 　　“Menambang batu bara tak perlu waktu selama ini. Mungkin Fang Yuan ingin sekalixing menambang lebih banyak untuk persiapan meditasi. Tapi waktunya sudah lewat. Jangan-jangan dia mengalami kecelakaan saat proses penambangan?” Kong Jing berspekulasi. 　　“Jiao San mengangguk nyaris tak terlihat, menunjuk seprai dan tungku yang dibeli Fang Yuan: ‘Dasar anak muda pelit ini, langsung membayar Batu Yuan sebulan, membeli barang sebanyak ini, bahkan menempel catatan di pintu. Pasti ingin bermeditasi di sini. Sayang nasib sial menimpanya. Belakangan ini aktivitas binatang buas di sekitar benteng makin sering karena sarang serigala membesar. Bisa jadi dia bertemu hewan buas.’” 　　“Ketua grup benar bijaksana!” Dua anggota perempuan serempak memuji. 　　“Jiao San tertawa ngakak: ‘Hahaha, tadinya aku bingung caranya menghajarnya. Meski ada tugas menangkap rusa, kita tak perlu buru-buru keluar. Kalau ketemu anak ini di hutan, masa kita tega tak menyelamatkannya?’” 　　“Hehehe.” Tiga anggota lain tak bisa menahan tawa. 　　Hari keempat. 　　Di dalam rongga kosong, ** lang cháo hijau tua terus menerus bergelombang, menabrak dinding qiao membran kristal tanpa henti. 　　Membran kristal semi-transparan berwarna bai se telah dipenuhi retakan dalam yang saling bersilangan. 　　Ini semua adalah hasil usaha Fang Yuan selama tiga hari tiga malam tanpa tidur. Paling-paling hanya sempat makan sekali saat sudah tak tahan, dan menyelesaikan urusan pembuangan. 　　Selama hari-hari ini, Fang Yuan sengaja menahan gelombang dorongan sembari terus menyerap Zhen Yuan alami dari Batu Yuan. Karena itu, setelah sekian lama, permukaan Laut Yuan Perunggu hanya turun sekitar dua lapis dari batas maksimal 4,4 lapis. 　　Seiring waktu, ketika permukaan laut perunggu tersisa 1,3 lapis, membran kristal akhirnya mencapai batas kekuatannya. 　　Krak, krak... 　　Membran kristal yang tebal dan kokoh itu runtuh berantakan. Ribuan pecahan kristal jatuh ke laut Yuan, memercikkan riak-riak **. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi titik-titik putih kristalin lalu menghilang. 　　Yang menggantikan membran kristal adalah membran cahaya berwarna bai se yang sama sekali baru. 　　Ini adalah membran cahaya Putaran Kedua. Meski tidak banyak perubahan dan masih memancarkan cahaya putih, jauh lebih berkilau daripada membran cahaya tingkat satu. 　　Secara bersamaan, seberkas Zhen Yuan merah muda terang terbentuk di laut Yuan, bercampur dengan dasar lang cháo hijau tua di rongga kosong. 　　Ini adalah energi Besi Merah yang hanya dimiliki tingkat awal Putaran Kedua! 　　“Berhasil, akhirnya berhasil mencapai Putaran Kedua!” Mata Fang Yuan tiba-tiba terbuka, kilatan listrik menyambar di kamar yang remang-remang. 　　Tapi seketika, rasa pusing hebat menerpa. 　　"Latihan nonstop selama empat hari tiga malam, intensitasnya terlalu tinggi. Tubuhku mulai tidak kuat." Fang Yuan tersenyum getir sambil berbaring perlahan, "Proses kultivasiku tidak terganggu, berarti jebakan yang kupasang di kamar sewaan ini berfungsi. Uang yang dikeluarkan sepadan. Besok istirahat dulu, baru kembali ke benteng." 　　Begitu pikirannya sampai di situ, kantuk berat langsung menyerbu. 　　Dengan susah payah menahan kelopak mata yang berat, Fang Yuan menyelimuti diri dengan selimut kapas di tepi ranjang menggunakan tekad baja. 　　Begitu matanya terpejam, hanya dalam hitungan napas, ia langsung terlelap dalam tidur nyenyak. 　　Proses kultivasi sebelumnya telah menyedot hampir seluruh energi jiwanya. 　　Tidur ini berlangsung hingga sore hari berikutnya. 　　Saat membuka mata, Fang Yuan merasa energinya sudah pulih separuh, tapi hingga ke tulang masih terasa kelemahan tersisa. 　　Ia mendorong pintu kamar, untuk pertama kalinya dalam lima hari keluar dari ruangan ini. 　　Gerakan ini langsung menarik perhatian seseorang. 　　Orang itu bermata sipit dan bertubuh kurus, tak lain adalah Kakak Jiang Ya - Jiang He. 　　Melihat rupa Fang Yuan yang layu, ia menghela napas keruh: "Kau akhirnya keluar juga, Huu... Andai tidak muncul dalam beberapa hari lagi, pasti kupaksa masuk. Kalau sampai mati di sini, tanggung jawabku besar." 　　Fang Yuan hanya tersenyum, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. 　　Sinar matahari musim dingin menembus jendela, menyinari tubuh dan wajahnya, semakin menonjolkan kesan pucat dan lemah. 　　Sejak lima hari lalu, setelah sengaja bertanya pada tuan tanah dan meninggalkan petunjuk batu bara untuk Jiao San dkk, ia keluar dari benteng dan langsung menuju desa di kaki gunung. 　　Berkat hubungan sebelumnya dengan keluarga Wang Laohan, Jiang He menjadi setengah sekutunya. Memanfaatkan hubungan inilah, Fang Yuan tinggal di desa tanpa gangguan selama beberapa hari ini, berhasil mencapai tingkat Putaran Kedua. 　　Tentu saja, celah batu** lebih rahasia dibanding tempat Jiang He, namun kurang aman. Fang Yuan juga harus mempertimbangkan kemungkinan Jiao San dkk bersikeras mencari dirinya dan menemukan celah batu**. 　　Meski kemungkinannya kecil, namun jika peninggalan tersembunyi Hua Jiu Xingzhe terungkap, nyawa Fang Yuan akan terancam. 　　Fang Yuan yang bertindak hati-hati tentu tak akan mengambil risiko ini. 　　Di sisi lain, tempat Jiang He relatif lebih aman. Meski memiliki rahasia bersama, Jiang He juga takkan membunuhnya untuk menutupi hal ini. 　　Masalah dan risiko membunuh seorang Gu Master terlalu besar. Keuntungan yang tak sepadan juga tidak cukup menjadi motif Jiang He. Justru karena harus menjaga rahasia, Jiang He akan lebih khawatir dengan keselamatan Fang Yuan. 　　Jika Fang Yuan tewas, investigasi kantor hukuman keluarga mungkin akan mengungkap rahasia keluarga Wang Laohan. 　　Melihat Fang Yuan keluar dengan selamat, Jiang He benar-benar lega. 　　Namun tak lama kemudian, ia merasakan aura dari Fang Yuan, wajahnya berubah sedikit: "Tak kusangka kau benar-benar berhasil, langsung mencapai Putaran Kedua!" 　　Hatinya dipenuhi keheranan. Lima hari lalu Fang Yuan tiba-tiba datang ke tempatnya. Saat menjelaskan maksudnya, sebenarnya ada rasa meremehkan dalam hatinya. 　　Harus menyerap Zhen Yuan alami dari Batu Yuan sambil menghantam Putaran Kedua. Metode ini membutuhkan fokus ganda dan sangat menguras energi. Umumnya, seorang Gu Master harus memiliki tekad baja, kesabaran, serta pengalaman berkultivasi setidaknya beberapa tahun. 　　Pengalaman berkultivasi ini memungkinkan Gu Master menjadikan penyerapan Zhen Yuan dari Batu Yuan sebagai insting. Sekaligus terampil mengendalikan gelombang Yuanhai untuk menekan daya hantam ke tingkat tertentu. Tingkat ini harus tepat - bisa menahan pemulihan alami dinding qiao, namun tidak boros sehingga bisa diisi ulang sesuai pemulihan Zhen Yuan. 　　Di mata Jiang He, peluang keberhasilan Fang Yuan hampir tidak ada. Tapi tak disangka, ia justru sukses dalam sekali percobaan. 　　Fang Yuan tersenyum santai: "Hanya kebetulan saja. Aku berencana kembali ke benteng hari ini. Tapi sebelumnya, akan lebih baik jika bisa menikmati hidangan." 　　"Hehehe, Fang Yuan xiongdi, selama kau di sini, aku pasti menjamu." Jiang He menepuk dadanya, sikapnya semakin ramah. 　　Meski tidak yakin dengan masa depan Fang Yuan, keberhasilannya naik ke Putaran Kedua telah menempatkannya setara dengannya. 　　Setelah jamuan mewah, Jiang He sendiri mengantar Fang Yuan ke gerbang desa. 　　"Saudara Fang Yuan, hati-hati dalam perjalanan ini. Belakangan sarang serigala di sana semakin ganas, menyebabkan aktivitas binatang buas di sekitar benteng makin sering. Hmm, salju mulai turun lagi." Jiang He berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Menurutku, lebih baik jangan pergi. Menginap semalam pun tak apa kan?" 　　Sejak Fang Yuan naik ke Putaran Kedua, sikapnya semakin antusias. 　　Namun Fang Yuan bersikeras pergi, berpamitan pada Jiang He. 　　Kepingan salju turun perlahan, sunyi-sepi, bagai bulu putih yang melayang lembut. 　　Cahaya senja menyapu salju itu menjadi keemasan. 　　Butiran salju menempel di kepala dan bahu Fang Yuan. 　　Di kejauhan, Benteng Gu Yue berdiri kokoh di lereng gunung, samar terlihat. 　　(ps:55555... Sumpah takkan percaya lagi pada jadwal rilis DianDian...) BAB93: Gelombang Binatang Kecil 　　; 　　"Cepat, jangan tertinggal!" 　　"Sanak keluarga di depan sedang berperang dalam darah, menunggu bantuan kita.. Download buku elektronik gratis(·~)" 　　"Tetap kompak! Pertempuran malam mudah membuat tersesat, terutama para pendatang baru harus ekstra hati-hati!" 　　…… 　　Di jalan setapak menuju benteng, kelompok lima orang terus berlari melewati Fang Yuan. 　　"Ada apa gerangan?" Dalam jarak kurang 500 meter, Fang Yuan sudah melihat 13 kelompok berlalu. 　　Ia merenung dalam-dalam, namun ingatan 500 tahun itu benar-benar rumit. Sejak terlahir kembali, Fang Yuan tak pernah berhenti mengais kenangan. 　　“Namun masih banyak ingatan yang seperti diselimuti kabut tebal. Memaksakan diri untuk mengingat hanya akan membuat tersesat dalam kabut, lebih banyak ruginya daripada untungnya.” 　　“Hanya beberapa kenangan yang membekas bagai kalung mutiara kristal, menembus perjalanan 500 tahun kehidupan sebelumnya Fang Yuan.” 　　“Jelas bahwa kejadian yang sedang berlangsung saat ini tidak termasuk dalam rangkaian mutiara ingatan ini.” 　　“Hidup di Benteng Gǔyuè hanyalah fase awal dari awal, sudah terlalu lama. Lagipula...” 　　“Mungkin di kehidupan sebelumnya peristiwa ini tidak pernah terjadi. Bisa jadi karena perubahanku, segalanya jadi berbeda.” 　　“Sambil terus berpikir, Fang Yuan berjalan tanpa sadar hingga tiba di gerbang utara benteng.” 　　“Kebetulan, ada sekelompok tim yang sedang bersiap berangkat.” 　　“Hm?” Salah satu anggota tim tiba-tiba berhenti saat melihat Fang Yuan, “Fang Yuan, kenapa kau masih di sini?” 　　“Ada apa?” Fang Yuan menoleh, yang berbicara tak lain adalah teman seangkatannya, Gu Yue Chi Cheng. 　　Chi Cheng segera mengerutkan alis: “Astaga, kau belum tahu? Sekawanan kecil binatang buas mulai berkumpul di dekat desa. Jika dibiarkan, akan menjadi gelombang besar dan menghancurkan desa di kaki gunung. Benteng kita akan kerepotan tanpa budak-budak sampah manusia biasa itu.” 　　“Oh, begitu ya?” Tatapan Fang Yuan berkilat. 　　“Dengan pengingat ini, ia mulai teringat ada peristiwa serupa dalam ingatannya.” 　　"Di dunia ini, manusia hidup dengan susah payah. Hampir setiap beberapa tahun, gelombang binatang buas terjadi. Manusia membutuhkan sumber daya, ruang hidup. Binatang buas dan serangga juga membutuhkan hal yang sama!" 　　"Dengan menjelaskan gelombang binatang buas sebagai perang antara manusia dan binatang, mungkin akan lebih mudah dipahami." 　　"Ambil contoh Gunung Qingmao. Setiap tiga tahun, gelombang serigala besar akan menyerang berbagai benteng." 　　"Menurut perhitungan waktu, gelombang serigala sesungguhnya seharusnya terjadi tahun depan. Namun akar masalah gelombang binatang kecil saat ini tetap berasal dari sini. Kawanan serigala yang terus berkembang merampas ruang hidup kawanan binatang lain di sekitarnya. Terus menumpuk dari waktu ke waktu, saat mencapai titik kritis, migrasi kawanan binatang pun terjadi. Migrasi ini tentu akan mempengaruhi kawanan binatang lain." 　　"Dalam pengaruh timbal balik seperti ini, ada kemungkinan efeknya meluas hingga memicu migrasi massal berbagai kawanan binatang sekaligus, membentuk gelombang binatang. Jika tidak segera dikendalikan, gelombang ini akan semakin besar. Meski belum mengancam keberadaan Benteng Gu Yue secara langsung, jika dibiarkan, kekuatan benteng akan terkikis." 　　"Tunggu! Jika begitu... Hahahaha." Kilatan tajam tiba-tiba memancar dari mata Fang Yuan, namun ia segera menundukkan kelopak mata untuk menyembunyikan perubahan ekspresi itu. 　　Melihat Fang Yuan tidak berbicara, Chi Cheng melanjutkan: "Saat ini, Kantor Internal dan Kantor Eksternal telah mengeluarkan perintah mobilisasi dan menetapkan tugas darurat. Fang Yuan, jangan berpikir untuk bermalas-malasan, kelompokmu sudah berangkat pagi ini, kau juga harus pergi. Tapi…" 　　Di sini, Chi Cheng sengaja memanjangkan nada bicaranya: "Di bawah gelombang binatang buas penuh bahaya, berbagai hewan liar muncul, terutama pertempuran malam hari yang jauh lebih berbahaya daripada siang. Kau cuma Gushi Yizhuan kecil, tidak seperti kami yang sudah tingkat dua, hati-hatilah. Hehehe!" 　　Saat mengucapkan ini, ia sengaja berdiri tegak sambil mengelus sabuknya, ekspresi penuh kesombongan. 　　Sabuknya sudah bukan warna hijau tingkat satu lagi, melainkan merah yang mewakili Gu Master level dua. Di lempengan besi yang terpasang di depan sabuk, terukir angka "2". 　　Tidak lama sebelumnya, Gu Yue Chi Cheng juga berhasil naik ke tingkat dua dengan bantuan kakeknya, Chi Lian. 　　"Aku baru mendengar kabar ini, tapi kalau begitu." Fang Yuan tiba-tiba tersenyum, "Aku akan berangkat bersama kalian. Sampai di garis depan, aku akan meninggalkan regu dan kembali ke kelompokku." 　　"Apa? Cis, siapa yang mau membawamu!" Chi Cheng menyilangkan tangan, mencibir sinis. 　　Fang Yuan berucap dengan tegas: "Peraturan klan: Gushi yang terpisah akan digabung ke kelompok terdekat dan wajib terus bertempur. Chi Cheng, kau bahkan tidak tahu ini?" 　　"Kau!" Chi Cheng melotot, hendak meledak. 　　"Memang benar seperti itu." Chi Shan yang selama ini diam, akhirnya berbicara. 　　"Ia bertubuh tinggi hampir dua meter, berbadan kekar seperti beruang, **bagian atas tubuh telanjang**, otot-ototnya keras bak besi. Kulit kemerahan di seluruh tubuhnya seolah memancarkan hawa panas. 　　Tak diragukan lagi, dialah pemimpin kelompok ini. 　　Melihatnya berbicara, meski Chi Cheng adalah pewaris garis Chi, ia pun menutup mulutnya. 　　Chi Shan menatap Fang Yuan dengan wajah datar, melanjutkan, "Kita berangkat, kau ikut." 　　Suaranya berat, ucapan singkat, menyiratkan nada yang tak terbantahkan. 　　Fang Yuan mengangkat bahu dengan santai, menunjukkan persetujuan. 　　Chi Cheng menyeringai jahat ke arah Fang Yuan, berkata dengan nada sarkastik, "Kalau begitu jangan sampai tertinggal ya!" 　　Fang Yuan mengabaikannya. 　　"Hmph, sok gaya. Cuma Gushi tingkat satu," gerutu Chi Cheng kesal, namun tak berani lancang karena wibawa Chi Shan. 　　Segera, enam orang berangkat dari pintu, menyusuri jalan gunung menuruni lereng. 　　Gu Yue Chi Shan memimpin, posturnya besar tapi larinya cepat. Selain dia dan Chi Cheng, anggota lain terdiri dari dua pria dan satu wanita dengan ekspresi dingin. 　　Sepanjang perjalanan, kelompok Chi Shan mulai menunjukkan kualitas tim elite ternama. 　　Setiap orang bernapas dengan teratur, langkah kaki cepat tapi tenang. Hanya Chi Cheng yang terlihat kerepotan. Namun ia sesekali menggunakan Chiwan Jangkrik Gu, sehingga masih bisa mengikuti. Juga terlihat bahwa ia mendapat pengajaran pengalaman yang baik, meski tersandung-sandung, setidaknya tidak sampai terjatuh. 　　Sampai di kaki gunung, Chi Shan memberi isyarat tangan, regu langsung berhenti. 　　Huu huu huu... 　　Chi Cheng sudah tertinggal 300 meter, tiba paling akhir. Wajahnya pucat, terengah-engah, dengan tatapan tak percaya menatap Fang Yuan. 　　Sepanjang perjalanan, Fang Yuan selalu mengikuti di belakang, sampai sekarang hanya napasnya yang sedikit tersengal. Sama sekali tak terlihat seperti pendatang baru yang baru mulai. 　　"Chi Cheng, ingat, atur stamina-mu." Chi Shan menoleh, mengingatkan Chi Cheng, lalu melirik Fang Yuan sekilas dengan sorot mata penuh apresiasi. 　　Ekspresi beberapa anggota regu lainnya pada Fang Yuan juga sedikit melunak. 　　"Selanjutnya kita akan mendekati gelombang binatang buas. Chi Cheng, Fang Yuan, masuk ke tengah formasi." Chi Shan menatap hutan gelap di depan. 　　Kalimat ini membuat Fang Yuan kembali mengamati Chi Shan. 　　Si besar ini ternyata punya keluasan hati. Posisi tengah formasi biasanya paling aman. Meski Fang Yuan bukan dari garis Mo, Chi Shan tetap menjaga sikap melindungi pendatang baru. Dibandingkan dengan Bing She Jiao San, dia langsung kalah jauh. 　　Langit sudah gelap gulita, awan kelam berlapis-lapis membuat salju pun tampak suram. 　　Kelompok Chi Shan telah mengubah formasi, kecepatan turun drastis, berlari kecil di tengah hutan pegunungan yang kompleks. 　　Fang Yuan dan Chi Cheng berada di tengah pasukan. Di sebelah kiri berdiri Chi Shan yang bertubuh besar, sebelah kanan seorang pria tua. Di belakang terdapat seorang perempuan muda dengan rambut panjang biru air. 　　Di barisan paling depan, terdapat seorang Gu Master pria bernama Chi She. 　　Ia bertugas sebagai pengintai kelompok ini, mengeluarkan suara desisan sambil sesekali menjulurkan lidahnya ke luar mulut. 　　Lidahnya kini telah bercabang, berubah menjadi lidah ular merah menyala. 　　Saat masuk lebih dalam ke hutan, mulai muncul binatang buas yang berlarian kacau. 　　Tiba-tiba Chi She membuka suara: "Terdapat tiga makhluk ukuran sedang di depan, diduga rusa liar." 　　"Bubarkan." Chi Shan tetap tenang, langsung memberi perintah. 　　Enam anggota tim tetap pada jalur semula. Tiga rusa yang menghampiri langsung berbelok arah dan kabur tercerai-berai. 　　Tak lama kemudian, Chi She berubah ekspresi: "Sekelompok makhluk ukuran sedang, kemungkinan kera tua berpunggung tempurung." 　　"Alihkan arah." Kata Chi Shan. 　　Kelompok segera berbelok ke kiri, menghindari gerombolan kera yang sulit dihadapi ini. 　　Inilah manfaat memiliki cara pengintaian - bisa memprediksi lebih dulu dan melakukan penyesuaian yang tepat. 　　“Chishe yang digunakan kemungkinan adalah Ular Lidah Gu. Serangga gu Putaran Kedua ini dapat mendeteksi panas. Namun memiliki tiga kelemahan mencolok: pertama jangkauan deteksi terbatas, kedua mudah terganggu, ketiga tak bisa mendeteksi makhluk berdarah dingin. Tapi bagaimanapun, lebih baik punya daripada tidak. Setelah naik ke Putaran Kedua, aku juga butuh serangga gu pengintai untuk bertahan hidup di alam liar.” Fang Yuan merenung. 　　Tiba-tiba Chishe di depan berkata tergesa-gesa: "Makhluk ukuran sedang, diduga harimau putih. Ini menemukan kita, mendekat cepat!" 　　"Hadapi!" kata Chishan dengan suara tenang. 　　Roaaar! 　　Seekor harimau ganas melompat keluar dari semak di depan, menghadang kelompok itu. Tanpa peringatan dini Chishe, mungkin mereka akan kewalahan. 　　Tapi sekarang, semua orang sudah siap siaga. 　　Pertama, orang tua di sebelah kanan mengembungkan pipinya, lalu menyemburkan benda putih lengket dari mulut. 　　Benda itu tiba-tiba mengembang di udara, berubah menjadi jaring laba-laba raksasa yang langsung menjerat kepala harimau putih dengan daya rekat kuat. 　　Harimau putih bergeliat hebat dalam jaring. Chishan melangkah maju dan menghantam kepala harimau dengan tinjunya. 　　Tinjunya berpendar kilau logam sekejap. Dengan suara "pak!", kepala harimau hancur berkeping-keping, langsung meregang nyawa. 　　Kelompok itu tak berlama-lama, melangkahi bangkai harimau dan melanjutkan perjalanan. Chishe kembali menggantikan posisi Chishan memimpin di depan. 　　Seluruh proses berjalan lancar seperti awan dan aliran air, semua anggota tim menunjukkan keselarasan yang baik. 　　"Dari awal sampai akhir hanya butuh tiga detik. Jika aku harus menghadapi harimau ini sendirian sekarang, setidaknya perlu lima menit untuk mengatasinya." Tatapan Fang Yuan berkilat sejenak. 　　Cultivation para Gu Master ini sama dengannya, semuanya tingkat dua. Perbedaan utamanya terletak pada serangga gu. 　　Serangga gu yang mereka gunakan semuanya kelas dua, saling melengkapi dengan sempurna. Sedangkan yang di tangan Fang Yuan masih kelas satu. 　　Gu Master, Gu Master, Gu ada sebelum Master. Serangga gu memiliki pengaruh besar pada kekuatan tempur aktual seorang Gu Master. 　　"Meski aku sudah naik ke tingkat dua, tetap butuh serangga gu kelas dua untuk menampilkan kekuatan Gu Master level dua. Tapi Batu Yuan-ku sekarang sudah tinggal sedikit, impact ke tingkat dua menghabiskan sebagian besar. Setiap kali meracik gu juga membutuhkan biaya yang tidak kecil." 　　Saat Fang Yuan sedang berpikir, Chishe di depan tiba-tiba berkata: "Tim Ular Sakit terdeteksi." 　　(ps: Ada urusan penting yang harus ditangani sore ini, fitur penjadwalan rilis tidak berfungsi lagi, jadi diposting lebih awal.) 　　c BABke-94: Tiba-tiba Menahan Tenaga 　　; 　　"Di depan kiri terdeteksi Tim Ular Sakit sedang dalam pertempuran sengit dengan binatang buas besar. Membaca..." Hanya setengah detik kemudian, Chishe mengulang dengan informasi lebih detail. 　　"Ada apa?" Chishan mengerutkan alis. 　　"Tidak salah." Lidah ular di mulut Chishe terus menjulur keluar, "Ular batu merah Jiao San, hanya ada satu-satunya di sini. Sedang melawan... itu Babi Hutan Raja!" 　　Wajah semua orang langsung menunjukkan perubahan ekspresi halus. 　　“Raja Babi Hutan, aku butuh taring babi untuk melatih serangga gu. Sudah pasti, taring Raja Babi Hutan yang paling cocok.” Pikiran Fang Yuan bergejolak. Sebenarnya ia sudah lama berniat membunuh sang raja babi. 　　“Yang itu Raja Babi Hutan?” Wanita Gu Master berambut biru air mengerutkan alisnya. 　　“Selain itu, tidak ada yang kedua di sekitar sini. Tapi dengan kekuatan Tim Ular Sakit, ingin menelan raja babi itu, ambisi mereka terlalu besar.” Gu Master tua mendengus hina. 　　Bahkan Kakek Wang bisa memahami topografi gunung ini, apalagi para Gu Master level dua yang aktif di Gunung Qingmao. Alasan mereka tidak membasmi Raja Babi Hutan sebelumnya tentu ada sebab khusus. 　　Chi Shan merenung sejenak. “Pergi bantu.” 　　“Huh, takut mereka tidak mau menerima bantuan.” Gu Master tua menyeringai dingin. 　　“Meski tidak membantu, setidaknya harus mengantar seseorang!” Chi Cheng melirik Fang Yuan di sampingnya dengan nada kesal. 　　Arah rombongan sedikit berbelok, bergerak ke depan kiri. 　　Meski Chi Shan dan yang lain biasanya memandang rendah Gu Yue Jiao San, sebagai kerabat darah, menghadapi musuh luar, permusuhan harian pun akan disisihkan. 　　Inilah kekuatan kohesi keluarga di dunia ini. 　　Berkat kohesi seperti inilah keluarga-keluarga bertahan ratusan tahun, bahkan ribuan tahun. 　　Mereka menyusuri kegelapan, menembus hutan kecil, tiba di sebuah cekungan. 　　Empat Gu Master dari Kelompok Ular Sakit sedang mengepung Raja Babi Hutan, bertempur sengit. 　　Di pusat medan pertempuran, Raja Babi Hutan sebesar gajah berkelahi dengan ular merah seukuran mangkuk laut. 　　Ular besar merah ini seluruh tubuhnya tertutup batu merah gelap yang bersuhu tinggi. Seperti rantai tebal, melilit tubuh Raja Babi Hutan. 　　Raja Babi Hutan meraung marah, terus berguling-guling di lantai kayu. Gading putih salju menembus kegelapan malam, menyisirkan kilau dingin di udara. 　　Tubuhnya penuh luka besar kecil, ekornya sudah putus. Beberapa luka terbuka yang memperlihatkan daging merah menyentuh tubuh Ular Batu Merah, sudah hangus oleh suhu tinggi tubuh ular. 　　Kelompok Chi Shan tidak mendekat lagi, hanya mengamati dari kejauhan. 　　Setelah mengamati sebentar, Gu Master tua tersadar: "Nah! Pantas saja Ular Sakit berani. Ternyata Raja Babi Hutan ini sudah terluka. Hmph, disikat oleh si licik ini." 　　"Menurut kalian, apakah tubuh Raja Babi Hutan ini membawa Hei Shi Gu?" Mata Chi Cheng berbinar-binar. 　　Ekspresi Fang Yuan tetap tenang, mengamati dengan diam. 　　Saat itu, Jiao San dan kawan-kawan juga menyadari situasi ini. Segera, Gu Master logistik Gu Yue Kongjing yang berada di pinggir meninggalkan lingkaran pertempuran dan berlari ke sini. 　　“Oh,Chi Shan。Sini sudah aman, kita bisa menangani. Di garis depan ada banyak kawanan binatang, butuh bantuan kalian.” Kong Jing berkata pada semua orang. 　　“Hmph, apa maksud 'bisa menangani'? Bicara ngawur, menurutku ular batu merah ini sudah hampir tak bertahan.” Gu Master tua itu memiliki tatapan tajam, ucapannya langsung menohok. 　　“Hanya takut kalau kita ikut campur, bagian rampasan jadi berkurang.(·~)” Wanita Gu Master berambut biru air itu bahkan langsung menyingkap niat Jiao San dan kawan-kawan. 　　“Babi hutan raja ini milik kalian.” Chi Shan berkata sambil menatap Gu Master tua. 　　Gu Master tua itu mendengus, tapi tetap membungkuk dan memuntahkan jaring laba-laba lengket berwarna putih. 　　Jaring itu mengembang di udara, membentang dan langsung menyelimuti Babi Hutan Raja. 　　Babi Hutan Raja meronta-ronta di dalam jaring, memutuskan benang-benang sutra laba-laba satu per satu, tapi untuk sementara tak bisa bebas. 　　Sambil memanfaatkan kesempatan ini, Jiao San si Ular Sakit segera menarik kembali Ular Batu Merah. Kemudian bersama wanita Gu Master penyembuh dalam timnya, memberikan perawatan darurat di medan perang. 　　Tubuh batu Ular Batu Merah yang sudah retak-retak selama pertempuran sengit, mulai menyusut dan menghilang di bawah pengobatan. 　　“Fang Yuan, kau harus kembali. Masih mau numpang di kelompok kami?” Chi Cheng berkata kesal. 　　Fang Yuan melangkah perlahan keluar dari balik punggung Chi Shan. 　　Gu Yue Kong Jing yang awalnya tertutup oleh postur tinggi Chi Shan, tidak melihat Fang Yuan. Saat melihatnya, wajahnya langsung menunjukkan ekspresi aneh. 　　Di sisi lain, Jiao San menoleh dan melihat Fang Yuan, wajahnya berseri: "Fang Yuan, kau akhirnya datang! Cepat, jaring laba-laba hampir putus. Gunakan tenagamu yang besar untuk menahan Raja Babi Liar dan mengulur waktu. Kami butuh waktu untuk mengobati Ular Batu Merah." 　　Tanpa serangga gu pertahanan, mendekati Raja Babi Liar dengan cultivation tingkat satu jelas merupakan tindakan berisiko. 　　Chi Shan melirik Fang Yuan: "Pergi." 　　Begitu berkata, dia langsung melangkah cepat meninggalkan tempat itu. 　　Sesuai ucapannya, meski Raja Babi Liar bernilai tinggi, dia tak ragu sedikitpun langsung pergi. 　　Melihat kelompok Chi Shan pergi, Jiao San dan kawan-kawan diam-diam lega. Dari awal sampai akhir, mereka tak mengucapkan terima kasih. 　　Jiao San terus berteriak: "Fang Yuan, cepat! Tenaga Raja Babi Liar sangat besar, jaring hampir tak kuat menahan. Tunjukkan performa baik kali ini, aku tak akan menghukummu karena meninggalkan kelompok tanpa izin." 　　"Baik." Fang Yuan menyetujui, bergegas mendekati Raja Babi Liar. Tangannya meraih dengan tepat dua taring besar sang raja. 　　Dengan sekuat tenaga dia menekan, Raja Babi Liar langsung ditekan. Perlawanannya berkurang drastis. 　　"Bagus!" puji Jiao San, tapi mata segitiganya berkilat dingin. 　　Kedatangan Fang Yuan ini tepat waktu! Gelombang binatang buas skala kecil ini adalah kesempatan emas! 　　"Jiao San sama sekali tidak berpikir untuk membunuh Fang Yuan. Fang Yuan adalah anggota kelompoknya. Jika Fang Yuan mati, penilaian keluarga terhadapnya akan turun. Ini tidak menguntungkan baginya." 　　"Dia hanya berjanji pada pamannya, Gu Yue Dong Tu, untuk menghambat pertumbuhan Fang Yuan. Asal bisa menunda hingga usia 16 tahun, dia akan mendapat sejumlah uang yang dijanjikan Gu Yue Dong Tu." 　　"Faktanya, meski licik dan pelit, dia tak pernah berniat membunuh Fang Yuan. Bukan hanya karena kematian Gu Master akan memicu investigasi menyeluruh dari Kantor Hukuman yang terlalu berisiko, tapi terutama karena filosofi keluarga - 'darah lebih kental dari air', nilai persatuan keluarga sudah mengakar. Kecuali ada dendam pembunuhan ayah atau perebutan istri, hampir tak ada konflik internal." 　　"Seperti pernah diingatkan Kepala Suku Gu Yue kepada Sesepuh Akademi: Selain sistem dan aturan, ikatan kekeluargaanlah yang menyatukan keluarga." 　　"Eksistensi setiap organisasi harus memiliki dua pondasi: sistem dan nilai-nilai inti." 　　"'Manfaatkan kesempatan ini untuk melukai Fang Yuan, biarkan dia pulang ke benteng dan terbaring di ranjang. Lihat apakah dia masih bisa mencapai Putaran Kedua! Tentu aku tak bisa menyerang langsung, jika ketahuan bahaya. Lagipula ada banyak binatang buas dalam gelombang serangan ini, manfaatkan kekuatan luar saja.'" 　　"Gu Yue Jiao San dalam hati menyeringai dingin, bertanya: 'Fang Yuan, berapa lama kau bisa bertahan?'" 　　"'Masih bisa sebentar lagi, Ketua grup tenang saja.' Jawab Fang Yuan dengan tegas." 　　"'Bagus! Hua Xin, cepat tanam Darah Busuk Gu!' Perintah Jiao San sambil merawat Batu Merah Ular besar." 　　"Ya!" Seorang wanita Gu Master maju ke depan. 　　Dia mendekati raja babi hutan itu, mengulurkan kedua tangannya dengan hanya menegakkan kedua kelingkingnya. Pada kuku kelingking itu terdapat cap samar berbentuk sulur-sulur ungu yang saling melilit. 　　Yuan Zhen kemerahan muncul, meliuk-liuk di sekitar kelingking putihnya yang menggemaskan, lalu menyusup seluruhnya ke dalam cap sulur tersebut. 　　Seketika sulur-sulur itu menjadi hidup, menumbuhkan sehelai sulur tipis yang menjalar dari kukunya. 　　Sulur itu merayap seperti ular, merambat ke sudut mulut babi hutan, kemudian menyusuri giginya dan perlahan menembus ke dalam perut bawahnya. 　　"Hehe..." Sudut mulut Fang Yuan yang tersembunyi dalam kegelapan malam tiba-tiba merekah dalam lengkungan yang licik. 　　Orang lain akan mempertimbangkan ikatan keluarga, tak mudah menumbuhkan niat membunuh terhadap keluarga besar sendiri - ini pelanggaran besar terhadap nilai tradisional. Tapi ia sama sekali tidak memedulikan nilai-nilai itu. 　　Kekuatan yang menekan taring raja babi hutan itu tiba-tiba ditarik kembali. 　　Raja babi hutan meraung marah, melepaskan seluruh kekuatannya. Taringnya menyodok ke atas dengan dahsyat, membuat Fang Yuan yang sedang bertumpu pada kedua taring itu terlempar tinggi ke udara oleh gaya yang luar biasa besar. 　　Raja Babi Hutan menghentakkan kepalanya dengan ganas, gading panjangnya menyapu. Wanita Gu Master yang berada di dekatnya tak sempat bereaksi atas perubahan drastis ini, terkena sabetan gading, langsung menjerit kesakitan. 　　Tubuh rampingnya kemudian dihantam keras oleh gading babi hutan, terdengar suara patah, tubuhnya terbelah dua. 　　Wanita Gu Master itu terlempar bagai karung usang, terpental ke udara lalu jatuh dengan gebuk. 　　Dia terjatuh ke tanah, matanya yang indah melotot, tewas seketika. 　　c BAB95: Sekutu Babi 　　; 　　Tubuh wanita Gu Master itu seperti boneka patah di bagian pinggang, tubuh bagian atasnya tergeletak di tanah, bagian bawah membentuk sudut dengan tubuh atas, bokong menempel tanah, ujung kaki mengarah ke langit.：.. 　　Di kejauhan, Fang Yuan juga jatuh dari udara. 　　Pertama menghantam tajuk pohon, mematahkan banyak ranting sebelum akhirnya jatuh ke hamparan salju. 　　Dengan gesit dia berguling, bangkit dari salju. Berkat aktivasi Jade Skin Gu, hanya punggungnya yang sedikit nyeri, selebihnya tak terluka. 　　Di medan pertempuran, suasana hening sejenak sebelum terdengar raungan marah Jiao San: "Fang Yuan, bukannya kau bilang masih bisa bertahan?!" 　　Fang Yuan menyeringai dalam hati, tiba-tiba tubuhnya oleng hampir terjatuh. Tangannya berpegangan pada batang pohon untuk menyeimbangkan diri. 　　Dia berpura-pura keseleo tak bisa berjalan, sementara tatapannya menyapu sekeliling mencari keberadaan Gu Master lain. 　　"Di tengah gelombang binatang buas, para Gu Master berjuang mati-matian. Tak mungkin menyelamatkan diri sendiri, apalagi punya waktu luang mengawasi Fang Yuan di sini." Meski sebelumnya diam-diam mengamati dan tidak menemukan Gu Master lain di sekitar, Fang Yuan tetap memilih berhati-hati dengan menyamar. 　　Dari arah sana, terdengar kembali gemuruh pertarungan sengit. 　　Jelas Raja Babi Hutan telah membebaskan diri dan kembali bertarung dengan Python Batu Merah. 　　Fang Yuan melangkah pelan dengan wajah cemas, beberapa kali terjatuh ke tanah. Tanah, sobekan rumput, dan sisa salju menempel di tubuhnya membuatnya terlihat hina. 　　Akhirnya ia kembali ke pinggir medan perang. 　　Di tengah medan, tiga manusia dan seekor babi sedang berkelit-kelelit. 　　Tubuh Python Batu Merah melilit erat tubuh kekar Raja Babi Hutan beserta kedua kaki belakangnya. 　　Kaki belakang babi hanya bisa menggelepar tak karuan, membuatnya sesekali terguling di tanah lalu berusaha bangkit. Dengan dorongan kaki depan, babi itu menyeruduk sembarangan. 　　Luka di tubuhnya semakin banyak. Darah babi yang panas telah mencorong tanah. 　　Melihat Fang Yuan datang, Gu Yue Kongjing yang berada di pinggir teriak: "Fang Yuan, kau brengsek! Kau yang membunuh Hua Xin!" 　　"Aku... aku tidak sengaja. Tapi aku benar-benar tak sanggup lagi," teriak Fang Yuan. 　　“Sial, tak bisa bertahan, tapi tadi kau bersumpah begitu yakin! Tidak mampu ya tidak mampu, omong kosongmu bisa membunuh orang.(·~)!” Gu Yue Kong Jing membuka mulut dan melotot, andaikan tidak sedang bertarung, ia benar-benar ingin langsung menampar Fang Yuan dua kali. 　　“Ma, maaf. Aku tak akan mengulangi lagi.” Fang Yuan buru-buru berteriak. 　　“Masalahmu dengan Fang Yuan akan diselesaikan nanti!” Di seberang, Jiao San si Ular Sakit meraung, merasakan tekanan dahsyat. Babi hutan raja yang sekarat mengamuk tak terkendali, tubuh ular batu merah dipenuhi retakan. 　　“Kong Jing, jangan hiraukan Fang Yuan lagi. Cepat keluarkan jaring sisik pedang!” Jiao San melihat ular batu merah hampir kolaps, keringat dingin mengucur deras di dahinya. 　　“Siap!” Kong Jing segera mengeluarkan katak perut besar, mengerahkan Yuan Zhen, dan memuntahkan jaring kawat. 　　Jaring besi ini dipenuhi duri tajam dan bilah pedang mengkilap. 　　“Fang Yuan, kau pegang ujung satunya, kita serbu bersama untuk menjerat babi hutan raja.” Kong Jing berteriak. 　　“Tapi kakiku keseleo, tak bisa berjalan!” Fang Yuan dengan ekspresi panik berjalan tertatih mendekat. 　　“Dasar tak berguna!” Kong Jing terpaksa bertindak sendiri, menyeret jaring sisik pedang dengan kedua tangan dan melemparkannya ke babi hutan raja. 　　Terperangkap dalam jaring, babi hutan raja menjerit keras, darah segar menyembur deras. 　　"Ini sudah merasakan kedatangan ajal, meronta semakin ganas. Namun semakin ganas meronta, jaring sisik pedang semakin mengikat ketat, lukanya semakin parah." 　　"Sedangkan batu ular merah karena tubuh batu, tidak terlalu terluka dalam jaring sisik pedang ini." 　　"Sayang sekali bulu ini!" Cahaya penyesapan kilat di mata Jiao San. 　　"Akhirnya selesai." Kong Jing mengeluarkan napas keruh panjang. 　　Tiba-tiba Fang Yuan berteriak: "Aku bantu kalian!" 　　Czit czit czit czit czit. 　　Beberapa Moon Blade beterbangan, menghujam jaring sisik pedang dan memutus kawat. Dalam hentakan kuat Raja Babi Hutan, lubang robek langsung membesar, jaring terbelah menjadi beberapa serpihan, sang raja pun bebas. 　　Seketika! 　　Kong Jing membelalakkan mata, menatap kosong. 　　"A...aku sialan..." Wanita Gu Master itu tak lagi menjaga image, meneriakkan umpatan keras. 　　"Sepertinya aku membuat masalah. Aku cuma ingin membantu!" Seru Fang Yuan dengan suara tulus polos. 　　Jiao San menghindari tubrukan Raja Babi Hutan, terguling di tanah belum sempat bangun sudah berteriak: "Fang Yuan——! Dasar idiot, lihat apa yang kau perbuat! Kau benar-benar teman seperjuangan babi!!!" 　　"Ketua grup, percayalah, aku benar-benar tidak sengaja," bantah Fang Yuan. 　　“Kau diam saja! Jangan ikut campur, minggirlah kau!” Jiao San berteriak sambil berguling menghindari injakan kaki raja babi hutan. 　　Fang Yuan menyembunyikan senyum dinginnya, lalu mundur puluhan langkah sesuai perintah. 　　“Kalian semua mundur!” Jiao San menggeram, mulai mengeluarkan jurus pamungkasnya. Dua helai gas kuning beracun keluar dari lubang hidungnya. 　　Gas beracun terus mengalir deras dari hidung, semakin banyak, perlahan membentuk awan kuning beracun. 　　Siluet raja babi hutan dan Jiao San samar-samar terlihat dari balik awan racun. 　　Kong Jing dan Fang Yuan mengamati pertarungan dari luar awan kuning. 　　Fang Yuan berkata pada wanita Gu Master yang tersisa: "Tolong obati kakiku yang terkilir ini." 　　Wanita Gu Master itu meledak marah: "Saudariku tewas, tapi kau cuma mengeluh kakimu terkilir? Mengapa kau tidak mati saja?!" 　　Fang Yuan berpura-pura sedih: "Ini bukan keinginanku juga." 　　Namun di kedalaman matanya, kilatan tajam sekilas muncul. 　　Haruskah aku membunuh mereka sekarang? 　　Saat ini adalah kesempatan terbaik. Dalam alam bawah sadar mereka, mustahil mereka menduga niatku ini. 　　Jika Tim Ular Sakit dimusnahkan, pengawasan terhadapku akan berkurang. 　　Tapi... 　　Jika proses ini terlihat Gu Master lain, aku akan mengalami kehancuran total. Tuduhan membunuh keluarga besar adalah dosa terberat di dunia ini - bukan hanya hukuman mati, tapi juga penyiksaan tujuh hari tujuh malam di depan publik. 　　"Tentu saja tidak takut mati, tapi mengambil risiko untuk kelompok kecil seperti ini tidak sepadan. Untuk membunuh mereka, harus memanfaatkan gelombang binatang buas, dan aku harus tetap bersih." 　　"Sayangnya, Raja Babi Hutan akan mati. Setelah pertempuran ini, kelompok Ular Sakit mengalami korban parah, kekuatan mereka melemah ke titik terendah. Pasti mereka akan mundur dari medan perang. Sayang, kesempatan bagus ini..." 　　Fang Yuan merasakan penyesalan dalam hatinya. 　　Tapi ia sudah melakukan upaya maksimal. Jika melebihi batas ini, kesan memfitnah akan terlalu mencolok. Orang lain juga bukan bodoh, pasti akan menyadari, mungkin juga terlihat oleh Gu Master lain di sekitar, risikonya terlalu besar. 　　Lima menit kemudian, Raja Babi Hutan jatuh ke lantai kayu dengan suara "plok". 　　Kabut kuning menghilang. Jiao San berdiri terengah-engah, wajahnya pucat. Ia sudah menggunakan cara tersimpan di dasar kotak, sekarang Yuan Zhen-nya hampir habis. 　　"Kalian semua segera bedah mayatnya! Cepatlah, bawa barang rampasan lalu kita mundur!" teriak Jiao San. 　　Fang Yuan dan beberapa orang mengerubungi bangkai Raja Babi Hutan, segera mulai membedah dan memotong-motongnya. 　　Darah Raja Babi Hutan masih panas, bau amisnya sangat menyengat. Sekelilingnya adalah hutan gelap yang terus bergema dengan raungan binatang buas dan suara pertempuran sengit. 　　Tapi tidak ada binatang buas lain yang muncul di area pertempuran kecil ini. 　　Inilah wibawa Raja Binatang. 　　Di antara binatang buas pun ada aturan. 　　Aroma pekat Raja Babi Hutan membuat binatang biasa gemetar ketakutan. Gelombang binatang buas akan bercabang saat mencapai titik ini. Tentu saja, jika muncul kawanan binatang yang lebih kuat atau Raja Binatang, mereka takkan peduli aroma sang raja babi. 　　Tiba-tiba, di kegelapan sekitar mulai bermunculkan pasangan-pasangan mata biru yang menyala. 　　Teriakan mencekam dan lolongan panik para Gu Master tiba-tiba bergema dari tempat lain. 　　"Serigala, itu kawanan serigala!" 　　"Kawanan Serigala Listrik muncul!" 　　"Sial! Kenapa kawanan serigala bisa muncul? Ini belum waktunya gelombang serigala meledak?!" 　　"Mundur! Lupakan raja babi, kita harus cepat kabur!" teriak Jiao San. Wajah orang-orang sekitar langsung pucat pasi. 　　Seekor serigala listrik tunggal tidak menakutkan. Tapi begitu membentuk kelompok, bahkan Raja Babi Hutan pun harus menghindar. 　　Yang lebih berbahaya, serigala listrik memiliki stamina luar biasa dan kecepatan lari tinggi, ahli dalam memburu mangsa. 　　Dalam situasi kritis ini, Jiao San tak peduli lagi. Dia meninggalkan tiga rekannya dan berlari panik ke belakang. 　　"Ketua grup, tunggu aku!" teriak Kong Jing ketakutan, buru-buru mengekor. 　　"Aku tak punya serangga gu penguat kecepatan. Mustahil kabur. Yuan Zhen Jiao San dan kawan-kawan juga hampir habis. Meski pakai serangga gu percepat, tetap tak bisa lolos dari kejaran serigala listrik!" Di tengah ancaman maut, pikiran Fang Yuan tetap dingin bagai salju. 　　Ia segera mengambil keputusan, dengan satu tebasan tangan menghantam leher wanita Gu Master yang terpaku di sampingnya, melumpuhkannya. 　　Kemudian menyeretnya masuk ke dalam perut Raja Babi Hutan yang telah dibelah. 　　Kulit perut Raja Babi Hutan telah terbelah oleh luka panjang yang dalam. 　　Fang Yuan menyelusup ke dalam tubuh babi berdarah itu, sambil menarik wanita Gu Master untuk menutupi tubuhnya dari luar dengan badan wanita tersebut. 　　Kawanan serigala listrik membanjiri area. Sebagian besar mengejar Jiao San dan Kong Jing yang mundur, sisa lainnya mulai menggerogoti mayat Raja Babi Hutan. 　　Dari dalam tubuh babi, Fang Yuan jelas mendengar suara kunyahan serigala listrik dan guncangan dari gigitan mereka. 　　"Gelombang binatang buas pertama ini sudah muncul dengan kawanan serigala listrik. Ini keadaan darurat. Keluarga pasti akan mengirim bala bantuan. Tubuh Raja Babi Hutan sangat besar, butuh waktu bagi serigala untuk sampai ke bagian dalam. Selama aku bisa bertahan, aku akan selamat." 　　Fang Yuan merenung. 　　Jiao San dan Kong Jing sudah pasti tewas. Cadangan Yuan Zhen mereka hampir habis, dan mereka tidak ahli dalam kecepatan. Dengan jarak sedekat ini, mustahil lolos dari kawanan serigala. 　　Manusia cenderung membuat pilihan bodoh saat panik. Sangat langka orang seperti Fang Yuan yang tetap jernih di bawah tekanan kematian, langsung mengambil tindakan terbaik secepat kilat. 　　Bahkan daging dan kulit raja mutlak telah habis dimakan, menyingkap Fang Yuan yang bersembunyi di dalamnya. 　　Jumlah serigala listrik yang dihadapi Fang Yuan pun jelas lebih sedikit daripada orang lain. Menurut perkiraan pengalamannya, paling banyak lima ekor, masih ada kesempatan untuk melawan. Harapan bertahan hidupnya jauh lebih besar dibandingkan yang lain. 　　Suara gemeretak gigi serigala listrik terus terdengar, semakin mendekat. 　　Sebagian besar daging raja mutlak telah masuk ke perut serigala listrik. 　　Bila orang biasa berada dalam situasi seperti ini, pasti merasa setiap detik terasa seperti tahunan. Namun Fang Yuan malah menutup kedua matanya, mengambil batu Yuan cadangan dari sakunya, dan mulai memulihkan Yuan Zhen-nya secepat mungkin. 　　c BABke-96: Untuk Mereka yang Telah Tiada 　　; 　　Yuan Zhen yang dipulihkan Fang Yuan di dalam perut babi akhirnya tak terpakai..(·~) 　　Gelombang binatang buas ini sendiri telah berada dalam pengawasan manajemen Gu Yue. Kemunculan kawanan serigala listrik hanyalah insiden kecil. Segera, manajemen Gu Yue memberikan respons cepat. 　　Tiga Sesepuh keluarga memimpin tim secara langsung, dengan langkah tegas menstabilkan situasi. 　　Hanya sepuluh menit kemudian, Fang Yuan di dalam perut babi mendengar suara pertarungan di luar, disertai rintihan serigala listrik. 　　Ia segera menendang wanita Gu Master yang menghalanginya ke depan, lalu merangkak keluar dengan tubuh berlumuran darah. 　　Tentu saja Fang Yuan bukan khawatir pada serigala listrik, melainkan takut jika terkena gelombang sisa pertarungan, atau terkena serangan Gu Master yang salah sasaran ke bangkai babi, bukankah itu akan menjadi malapetaka? Ke mana lagi harus mengadu saat itu? 　　Tiba-tiba seorang manusia hidup keluar dari perut babi hutan, membuat beberapa Gu Master yang baru tiba dan sedang bertempur sengit dengan serigala listrik terkejut bukan main. 　　Fang Yuan seluruh tubuhnya berlumuran darah, di sebelah kakinya masih terbelit usus besar raja babi hutan. Bau darah menyengat yang dipancarkan tubuhnya membuat beberapa Gu Master sedikit mengerutkan alis. 　　Tapi Fang Yuan sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Ia menghirup udara beberapa kali dengan lega, meregangkan tangan dan kaki, lalu menyapu pandangannya ke medan perang dengan santai. 　　Sesuai prediksinya, total ada lima ekor serigala listrik. 　　Namun semua serigala listrik ini tidak lain adalah yang tua, lemah, sakit, atau cacat. Mereka merupakan lapisan terbawah di sarang serigala. Seiring berkembangnya kawanan serigala, sang raja serigala demi mempertahankan serigala muda dan kuat, akan mengusir anggota kawanan yang tua dan lemah ketika sumber daya terbatas. 　　Serigala-serigala ini berkumpul, pertama-tama menyerbu kawanan binatang di sekitarnya, lalu saling mempengaruhi antar kawanan, akhirnya membentuk gelombang binatang buas skala kecil ini. 　　Di bawah serangan para Gu Master, lima serigala listrik segera mulai mengalami korban. 　　Mereka terlalu kenyang, perut mereka sudah terlalu kenyang sampai membulat, mempengaruhi kemampuan bertarung. Sementara itu, Gu Master yang baru datang memiliki cadangan Yuan Zhen melimpah di rongga kosong mereka, berada di puncak kondisi tempur, tidak seperti Jiao San dan kawan-kawan. 　　Yuan Zhen sangat penting bagi seorang Gu Master. Ayam jantan yang jatuh miskin tidak sebanding dengan burung phoenix, jika Yuan Zhen berkurang, kekuatan tempur Gu Master akan turun drastis. Sedangkan Gu Master tanpa Yuan Zhen, mungkin bahkan tidak lebih baik dari manusia biasa. 　　Jadi mengapa dikatakan bahwa Cacing Arak, Gu Babi Putih Hitam, dan serangga gu sejenis ini sangat berharga? 　　Hal ini juga tercermin dalam aspek ini. 　　Pertama, dengan memiliki Cacing Arak, seseorang bisa memurnikan Yuan Zhen, memungkinkan Gu Master menyimpan lebih banyak Yuan Zhen secara tidak langsung. 　　Sedangkan kekuatan yang diberikan Gu Babi Putih Hitam kepada Gu Master, tidak memerlukan Yuan Zhen untuk berfungsi. (·~) Dan untuk Gu Babi Putih Hitam, setelah digunakan oleh satu orang, masih bisa diberikan ke orang lain, memiliki nilai kolektif yang cukup besar. 　　Pertempuran berlangsung sebentar, lalu berakhir. 　　Lima serigala listrik berturut-turut tumbang, kelompok bala bantuan yang datang ini juga tidak melanjutkan penetrasi lebih dalam. Yuan Zhen mereka sudah banyak terkuras, kekuatan tempur berkurang drastis, demi keamanan, mereka berhenti di tempat. Sambil beristirahat, sambil menunggu kedatangan bala bantuan berikutnya. 　　Tim 1 beranggotakan lima orang, Gu Master pengintai sedang berjaga, tiga orang lainnya menggunakan Batu Yuan untuk mengisi ulang Yuan Zhen dengan cepat, sementara penyembuh berjongkok memeriksa mayat wanita Gu Master. 　　"Mati..." Penyembuh menghela napas dalam-dalam, ekspresi sedihnya seolah mengenal wanita Gu Master ini. 　　Fang Yuan memandang dengan dingin. 　　"Wanita Gu Master yang dipukul pingsan olehnya ini, terus menghalang di depannya. Kini telah kehilangan dada kanan, dan juga satu betis. Di lengannya masih ada luka besar bekas gigitan serigala listrik, memperlihatkan tulang lengan bawah yang pucat." 　　"Namun luka-luka ini, serta darah yang banyak mengalir keluar, bukanlah penyebab kematian sebenarnya sang wanita Gu Master." 　　"Yang benar-benar membunuhnya adalah serangan jantung." 　　"Gigitan serigala listrik selalu membawa aliran listrik. Arus listrik yang merambat di tubuh wanita Gu Master yang tak sadarkan diri ini menyebabkan serangan jantung." 　　"Tubuh mungil yang pernah cantik dan seksi ini, kini terbaring tak bergerak di lantai. Setelah mati, pesona sebelumnya sirna sama sekali, hanya menjadi mayat buruk rupa belaka." 　　"Dia mati, ini semua salahmu! Sebagai pria, kenapa kau bersembunyi di belakang wanita? Kau benar-benar aib bagi kaum pria!" Penyembuh itu menatap tajam Fang Yuan sambil mengangkat kepala. 　　"Fang Yuan mengangkat bahu dengan acuh, wajahnya datar: 'Faktanya, dia yang berebut posisi di dalam denganku. Tapi akhirnya aku yang menang, untuk hal ini aku bersyukur.'" 　　"Brengsek!!" Penyembuh itu menerjang ke depan. 　　"Brak." 　　"Fang Yuan mengangkat kaki dan menendang hingga terlempar." 　　"Kekuatan tempur para penyembuh umumnya lemah, apalagi terikat peraturan klan, ia tidak berani menggunakan serangga gu. Hanya mengandalkan kekuatan **, mana mungkin bisa mengalahkan Fang Yuan." 　　“Menyebalkan!” Penyembuh Gu bangkit dengan wajah berdebu, ingin mendorong maju lagi namun dihalangi oleh pengintai Gu Master. 　　"Jika kau merasa aku melakukan kejahatan, menyebabkan kematiannya, laporkan ke Balai Hukuman. Aku siap menerima." Fang Yuan memandang sekilas sang penyembuh, lalu berbalik pergi. 　　"Sialan! Benar-benar sialan!!" Mata penyembuh seolah menyemburkan api, menatap tajam punggung Fang Yuan. Ingin mengejar, tapi ditahan erat oleh orang lain. 　　"Tenanglah, kau!" 　　"Bahkan jika dilaporkan ke Balai Hukuman, keluarga tak akan menghukumnya!" 　　"Kita semua tahu kau menyimpan perasaan cinta. Meski peraturan klan tak bisa menjeratnya, kita bisa menyebarkan kabar ini..." 　　Di bawah bujukan bertubi anggota kelompok, sang penyembuh perlahan tenang. Kepala tertunduk, ia terisak pelan. 　　"Kapal karam. Seorang pria memegang papan, selamat sementara. Pria lain berenang mendekat, ingin merebut papan itu. Tapi papan hanya kuat untuk satu orang. Pria pertama mendorong yang datang belakangan hingga tenggelam oleh air laut. Pria yang selamat kemudian diadili, tapi dibebaskan. Inilah Peristiwa Papan di Bumi." 　　"Maksudnya, untuk menyelamatkan diri sendiri dalam keadaan terdesak, bahkan dengan membahayakan nyawa orang lain, tidak akan mendapat hukuman. Di Bumi, ini disebut darurat keadaan dalam hukum pidana. Di dunia ini pun ada peraturan klan yang serupa. Artinya, meskipun penyembuh Gu melaporkan ke Balai Hukuman, aku tak akan dihukum. Tapi..." 　　Fang Yuan berjalan pulang sambil berpikir, langkahnya tenang tanpa terburu-buru. 　　Sepanjang jalan telah dibersihkan. Sesekali Fang Yuan melihat mayat-mayat tergeletak. Kebanyakan binatang buas berbagai jenis, bercampur dengan beberapa jenazah Gu Master. 　　Sementara itu, kelompok bantuan terus berdatangan menuju garis depan. Ketika berpapasan dengan Fang Yuan, kebanyakan orang melontarkan tatapan penuh tanya pada remaja berlumuran darah ini. 　　Fang Yuan tak menghiraukan, tatapannya tetap dalam sambil terus merenung. 　　"Tapi... kalau aksiku memukul wanita Gu Master sampai pingsan ketahuan, aku akan dihukum berat karena 'membunuh kerabat sendiri'. Tapi saat itu, seharusnya tak ada yang melihat. Jiao San dan Kong Jing berdua membelakangiku, sibuk menyelamatkan diri. Hmm?" 　　Langkah Fang Yuan tiba-tiba terhenti sebentar. 　　Ia melihat mayat Kong Jing dan Jiao San. 　　Tubuh yang pertama sudah hancur dimakan binatang, sedangkan mayat yang kedua relatif masih utuh. 　　Ular Gu Batu Merah itu telah hancur menjadi serpihan batu dan benar-benar musnah. Di samping Sick Snake, tergeletak belasan bangkai serigala listrik. Jelas, sebelum mati, Jiaosan melakukan serangan balasan yang memicu pertempuran sengit. 　　"Hm, bagus. Dengan ini, selain aku, keempat anggota kelompok sudah tewas." Fang Yuan mengevaluasi dalam hati dengan datar, merasa sedikit senang. 　　"Dengan begini, hambatan di sekitarku berkurang... Hm?" Fang Yuan berhenti melangkah, baru saja melihat jari Jiaosan berkedut lemah. 　　"Masih belum mati, sungguh bandel nyawanya..." Fang Yuan menyeringai dingin, niat membunuh berkobar dalam hatinya. 　　Tiba-tiba, dari depan datang belasan penyembuh Gu berlarian. 　　"Cepat, selamatkan yang terluka!" 　　"Mereka adalah keluarga besar kita, selamatkan sebanyak mungkin!" 　　"Jika sudah dipastikan meninggal, perhatikan juga untuk mengambil kembali Gu-nya." 　　…… 　　Tatapan Fang Yuan menjadi tajam. 　　Bagaimana? 　　Mereka sudah sangat dekat. Membunuh Jiaosan sekarang jelas sangat berisiko. Baik dengan mencekik langsung atau menggunakan Moon Blade, pasti akan meninggalkan jejak. 　　Di depan para Gu Master ini, mustahil membersihkan jejak tersebut. 　　Lalu... melepaskan Jiaosan begitu saja? 　　Sebenarnya, meski diselamatkan sekarang, kemungkinan hidup Jiaosan masih belum pasti. 　　Tidak! 　　"Jika bisa menyingkirkan Jiaosan, rintangan ke depanku akan berkurang drastis. Melewatkan kesempatan emas seperti ini akan sulit terulang." 　　Memikirkan ini, kilatan ide muncul di benak Fang Yuan. 　　Ia perlahan bersimpuh di samping Jiao San, lalu melepas baju luar dan dengan hati-hati menutupkannya pada wajah serta tubuh bagian atas Jiao San. 　　Ia bersembunyi dalam perut babi cukup lama, darah hewan itu telah meresap hingga membuat bajunya berat dan lembap. 　　Kain baju itu menempel rapat pada hidung dan mulut Jiao San, menghalangi aliran udara untuknya. 　　Fang Yuan tetap bersimpuh di lantai kayu, memandang dengan tatapan khidmat dan duka yang tertoreh jelas di wajahnya. 　　Tiba-tiba seorang Gu Master menghampiri: "Saudara muda, aku dari divisi pengobatan. Izinkan aku memeriksa..." 　　"Pergi!" Fang Yuan menggeram sambil mendorongnya kasar. 　　Gu Master itu terjatuh namun tak marah. "Saudaraku, tabahkan hatimu! Aku paham rasanya melihat keluarga besar yang sehari-hari bersama tewas mengenaskan. Tapi kau berlumuran darah—pasti luka-lukamu parah. Demi mereka, kau harus bertahan. Biar aku obati." 　　Fang Yuan tetap membisu. Wajahnya tertundam dalam bayangan gelap saat membiarkan sang Gu Master memeriksa tubuhnya. 　　Hasil pemeriksaan mengejutkan: Meski berdarah-darah, tak satu pun luka terlihat di tubuh Fang Yuan! 　　Namun sang Gu Master segera fokus kembali pada jenazah Jiao San. 　　“Maaf, keluarga akan mengambil kembali serangga gu.” Gu Master menatap Fang Yuan dengan tulus, lalu perlahan membuka pakaian yang berlumuran darah. 　　Mata Jiao San yang setengah terbuka sudah benar-benar kehilangan kilau. 　　Gu Master dengan mahir menggunakan jari-jarinya untuk membuka kelopak mata Jiao San, memeriksa pupilnya, lalu meraba lehernya namun tak menemukan denyut nadi. 　　Mati. 　　Benar-benar mati. 　　Gu Master tidak mencurigai apa-apa, ia menghela napas dan menempelkan tangannya di perut bawah Jiao San. 　　Perutnya masih menyisakan kehangatan, rongga kosong dalam tubuhnya perlahan menghilang, tak ada seekor pun serangga gu di dalamnya. 　　Gu Master melirik Fang Yuan, seolah sengaja maupun tidak: "Setiap serangga gu milik Gu Master tercatat resmi. Setelah kematian, serangga gu akan menjadi warisan bagi penerus. Mengambil secara diam-diam melanggar peraturan klan." 　　Fang Yuan tanpa takut menatap balik Gu Master: "Aku tentu tahu itu. Kau mencurigai aku mencuri serangga gu Ketua grup?" 　　Mengambil serangga gu ini mengandung risiko dan masalah. Jika rahasia lain terbongkar, kerugian akan lebih besar. Fang Yuan paham betul, meski memiliki Gu Cungcu Chan yang bisa langsung melatih serangga gu, namun di klan sulit untuk dilepaskan. Tak sepadan menanggung masalah besar demi keuntungan kecil ini. 　　Selain itu ada satu hal, yaitu kondisi ekonomi-nya saat ini tidak baik, meski diambil juga belum tentu mampu memeliharanya. 　　Menghadapi balasan bertanya Fang Yuan, sang Gu Master segera tersenyum: "Aku tentu tidak bermaksud begitu. Manusia mati tak bisa hidup kembali, harap Saudara Muda tabah menghadapi musibah. Demi orang yang telah tiada, kau harus lebih bersemangat menjalani hidup!" 　　Fang Yuan perlahan bangkit berdiri. 　　Dengan ekspresi berduka, ia menatap tajam mayat ular sakit, mengamati dalam-diam beberapa saat. 　　Angin malam meraung di telinga. 　　"Ucapanmu benar." Setelah lama, Fang Yuan memecah kesunyian, tatapan dinginnya penuh makna tersembunyi, "Demi mereka yang telah mati, aku harus bertahan hidup lebih baik." 　　c BABKesembilan Puluh Tujuh: Si Jahat Merajalela 　　; 　　Kantor Urusan Internal, ruang interogasi. Membaca... 　　Mentari musim dingin menembus jendela atap tunggal, menyinari lantai kayu. 　　Debu melayang perlahan dalam pilar cahaya, terlihat jelas sampai ke serat terkecil. 　　Pilar cahaya menyelimuti sebuah kursi. 　　Fang Yuan duduk di kursi ini, disinari cahaya putih. 　　Di hadapannya, di depan tembok yang dinaungi bayangan dan kegelapan, terdapat meja panjang. Di belakang meja duduk tiga Sesepuh keluarga. 　　Interogasi telah berlangsung selama satu jam. 　　"Fang Yuan, kau yakin penuturanmu tadi sama sekali tidak ada kesalahan?" tanya seorang Sesepuh keluarga. 　　"Baik." Fang Yuan menundukkan kelopak mata, memandangi ujung kakinya sendiri. Cahaya putih menyinari wajahnya yang pucat, membuatnya terlihat seperti patung putih. 　　Situasi seperti sekarang ini memang sudah ia perhitungkan sejak awal. 　　Pasalnya, keempat Gu Master lain dalam satu kelompok dengannya sudah tewas, hanya dia yang masih hidup. 　　Sebenarnya, setiap Gu Master akan menjalani pemeriksaan tertentu untuk memudahkan keluarga mengumpulkan data medan perang. Namun, Fang Yuan telah diperiksa terus-menerus selama satu jam, jelas ada pihak yang sengaja menargetkannya. 　　Ini sepenuhnya bisa dimaklumi. 　　Selama ada unsur manusia, pasti ada hubungan sosial yang bisa ditarik untuk mengungkap jejaring orang di belakangnya. 　　"Coba jelaskan kembali secara detail situasi di medan perang saat itu," lanjut Sesepuh keluarga bertanya. 　　"Baik. Saya berhasil mencapai Putaran Kedua dalam beberapa hari, baru tiba di pintu benteng langsung bertemu Tim Chishan... Setelah menemukan Jiao San dan kawan-kawan, saya bergabung dengan tim. Saat itu mereka sedang bertempur sengit dengan Raja Babi Hutan..." kata Fang Yuan dengan suara datar seperti biasa. 　　Tingkat Putaran Kedua sengaja dia buka tanpa serangga Gu untuk menutupinya, aura level ini mustahil disembunyikan. 　　Kini Si Ular Sakit dan tiga lainnya sudah mati, cerita prosesnya tentu bisa dia karang sesuka hati. Tapi Fang Yuan hanya menyembunyikan beberapa detail kunci, sebagian besar ucapannya sesuai fakta. 　　Ini sudah kali kelima Fang Yuan bercerita, ketiga Sesepuh keluarga mendengarkan sambil mengerutkan alis. 　　Mereka tak menemukan celah, tapi tahu satu hal: kebohongan yang diulang-ulang pasti akan ketahuan. Namun setelah lima kali pengulangan, meski ada perbedaan kecil dalam penyampaian Fang Yuan, inti ceritanya tetap konsisten. 　　"Sepertinya ini benar," ketiga Sesepuh saling bertatapan, berkomunikasi lewat pandangan mata. 　　Hanya salah satu Sesepuh yang tampak tak puas. 　　“Salah satu anaknya, yang merupakan penyembuh dalam kelompok Ular Sakit, biasanya paling disayangi, namun tewas mengenaskan di mulut serigala. Hal ini membuatnya menyimpan dendam, dan saat ini ia memandang Fang Yuan dengan tatapan dingin. 　　“Fang Yuan, aku bertanya padamu, mengapa kau menggunakan Moon Blade untuk merobek jaring pisau sisik?” Sesepuh keluarga yang berpenampilan wanita paruh baya ini bertanya dengan keras. 　　“Karena panik, ingin mencari muka, namun malah menjadi bumerang,” jawab Fang Yuan. 　　“Lalu kutanya lagi, apakah kau sengaja bersembunyi di perut babi agar rekan wanita Gu Master-mu yang menanggung bencana?” tanya Sesepuh keluarga lagi. 　　“Aku juga tidak tahu. Saat itu aku sangat ketakutan, dalam kepanikan coba bersembunyi di dalam tubuh Raja Babi Hutan. Tapi dia juga masuk, berebut tempat di dalam. Dia kalah berebut, digigit serigala listrik sampai tewas. Aku merasa malu,” jawab Fang Yuan. 　　Sesepuh wanita paruh baya itu mengeratkan gigi. Jawaban Fang Yuan licin, hanya menyampaikan fakta. Ia tidak mengungkapkan niat subjektifnya, membuat Sesepuh yang ingin menekannya tak menemukan celah, hanya bisa geram tanpa bisa berbuat apa-apa. 　　Dalam situasi seperti ini, Fang Yuan tidak bisa dijatuhi hukuman... 　　Sudah tiga hari sejak gelombang binatang buas kecil berlalu. 　　Statistik korban jiwa membuat raut wajah manajemen keluarga umumnya muram. 　　Gelombang binatang buas kecil sebelumnya, meskipun ada kerugian, tidak pernah separah ini. Penyebabnya adalah kawanan serigala listrik. Jika di masa lalu, setidaknya harus melewati tiga gelombang binatang buas kecil terlebih dahulu sebelum kawanan serigala ini muncul. 　　Dunia ini memiliki lingkungan yang keras dan sulit untuk bertahan hidup. 　　Bagi umat manusia, untuk bertahan hidup selain harus bersaing dengan manusia lain untuk sumber daya, juga harus berjuang melawan binatang buas dan cuaca buruk.(·~) 　　Dan perjuangan-perjuangan ini seringkali sangat berat. 　　Gelombang binatang buas kecil hanyalah permulaan, yang benar-benar mengerikan adalah gelombang serigala besar yang akan datang setahun kemudian. Saat itu, ribuan serigala listrik akan menyerbu benteng, bersama dengan Kepala Serigala Mahkota Petir yang kekuatannya mengerikan. 　　Setelah mengajukan beberapa pertanyaan dengan tidak rela, Sesepuh wanita akhirnya menyerah di bawah jawaban yang tak terbantahkan dari Fang Yuan. 　　"Lalu apa rencana kau selanjutnya, Fang Yuan?" Tanya sesepuh lain dengan nada yang bermakna. 　　"Aku bermaksud mengajukan tugas pemisahan keluarga, mewarisi harta peninggalan orang tuaku, dan hidup dengan baik." Fang Yuan mengungkapkan langsung, hal ini tidak perlu disembunyikan. 　　Karena kelompok Ular Sakit hampir musnah total hanya menyisakan Fang Yuan, membuatnya tidak perlu menggunakan hak Gu Master level dua untuk membatalkan tugas, dan bisa langsung mengambil tugas pemisahan keluarga. 　　Sesepuh keluarga yang bertanya mengangguk, lalu menggelengkan kepala, berkata pada Fang Yuan: "Kau belum mengerti maksudku. Selain kau, semua anggota grupmu telah gugur. Saranku adalah bergabung dengan grup lain. Tingkat kesulitan tugas dari Kantor Urusan Internal dirancang untuk tim, sulit diselesaikan sendirian. Baik tugas pemisahan keluarga, maupun tugas wajib bulanan, semuanya seperti itu." 　　Fang Yuan diam, tidak menjawab. 　　Sesepuh keluarga itu melanjutkan: "Tentu ada pilihan lain. Kau sudah menjadi Gu Master level dua, memenuhi syarat menjadi ketua grup. Asal lulus tugas ujian, kau bisa membentuk grup sendiri. Mana yang kau pilih?" 　　Fang Yuan berkedip sekali: "Aku belum memutuskan, butuh waktu untuk pertimbangkan." 　　"Kalau begitu kau boleh pergi. Segera pertimbangkan setelah pulang. Rekrutmen grup hanya berlaku beberapa hari ini. Lewat masa ini, akan sulit masuk grup lagi," ujar Sesepuh keluarga dengan penuh perhatian. 　　Fang Yuan dalam hati mengejek dingin: Kedua opsi itu tak akan dipilihnya. 　　Terlalu banyak rahasia di tubuhnya. Bertindak solo lebih aman dan memudahkan geraknya. Jika terus bergerak bersama orang lain, bukankah itu akan menyebalkan? 　　Usai meninggalkan ruang interogasi, Fang Yuan tidak langsung pergi dari Kantor Urusan Internal. Ia mengajukan tugas pemisahan keluarga, tapi diberitahu jadwal sedang padat - kembali lagi setelah tiga hari. 　　Saat keluar gerbang Kantor Urusan Internal, ia menatap langit. 　　Hanya sore biasa di musim dingin. 　　Mentari musim dingin suram, angin dingin menusuk tulang. Udara seolah dipenuhi kesedihan dan kegelisahan. 　　“Hari ini adalah upacara peringatan kelompok, Gu Yue Jinzhu sudah meninggal, Fang Yuan kau tahu tidak?” Mo Bei dan sekelompok remaja lewat di sini, berhenti melangkah. 　　Selain Mo Bei, ada juga Fang Zheng, Chi Cheng, dan lainnya. 　　Mo Bei dan Chi Cheng biasanya paling tidak akur, tapi hari ini, mereka sepertinya melupakan permusuhan, berjalan bersama. 　　“Kak, Jinzhu sudah belajar dan hidup bersama kita selama setahun. Ayo pergi bersama kami.” Kata Fang Zheng. 　　Gu Yue Jinzhu…… 　　Bayangan seorang gadis langsung muncul di pikiran Fang Yuan. 　　Pernah bertarung seimbang dengan Mo Bei di atas ring, kemudian kalah tipis karena kehabisan stamina. Seorang gadis yang rajin berusaha. 　　Tapi di bawah bayang-bayang kematian, hal indah maupun buruk diperlakukan sama rata. 　　Kebanyakan orang akan merasa sayang, tapi bagi Fang Yuan, ini sudah biasa. 　　“Oh, dia juga mati ya. Lahir, tua, sakit, mati itu hal biasa. Kalian saja yang pergi, aku sibuk.” Fang Yuan melewati kerumunan. 　　“Dasar orang ini!” Banyak remaja langsung geram. 　　“Sungguh berhati dingin dan tak berperasaan...” 　　“Dia sama sekali tidak menghargai ikatan teman sepelatihan!” 　　“Hei, akhir-akhir ini seluruh klan sudah menyebar kabar. Fang Yuan bisa selamat karena bersembunyi di perut babi, menggunakan wanita Gu Master satu kelompok sebagai tameng.” 　　“Sungguh aib, demi hidup pengecut, tak punya jiwa pria sama sekali.” Chi Cheng menyeringai dingin. 　　“Kak…” Fang Zheng menundukkan kepala sambil menggigit gigi, mendengar perbincangan seperti ini. Sebagai adik Fang Yuan, ia merasakan rasa malu yang mendalam. 　　Fang Yuan terus berjalan, cemoohan dingin di belakangnya semakin jauh, perlahan tak terdengar lagi. 　　Di dalam hatinya, terdapat ketenangan yang tak tergoyahkan. 　　Apa artinya makian bagi diriku? 　　Mau memaki silakan, apa akibatnya setelah memaki? 　　Orang berwawasan sempit sering marah karena kutukan dan senang karena pujian. 　　Padahal semua ini hanyalah pandangan orang lain tentangmu. Mereka yang hidup demi penilaian orang lain, sudah pasti adalah orang yang patut dikasihani. 　　Faktanya, melalui propaganda sengaja dari pihak tertentu, reputasi Fang Yuan sudah sangat buruk. 　　Mengorbankan rekan perempuan untuk menyelamatkan diri sendiri – tindakan seperti ini meski tidak mendapat hukuman resmi, akan tetap dikutuk oleh moral dan isu. 　　Namun, ini juga situasi yang ingin diciptakan Fang Yuan. 　　Begitu masuk sistem, kita menjadi bidak yang tak punya kendali, harus tunduk pada aturan sistem. Bagi Fang Yuan, ini terlalu membatasi. Ia butuh sumber daya, tapi lebih penting kebebasan bertindak mandiri. 　　Karena itu ia ingin menjadi penyendiri. 　　Dikucilkan orang banyak？Hehe, hanya orang lemah hati yang takut dikucilkan. 　　Kalau situasi ini terjadi di Bumi, siapapun pasti binasa. Bagaimanapun, dua tinju tak bisa melawan delapan tangan. Hubungan sosial adalah jaminan bertahan hidup. 　　"Tapi di dunia ini, selama cultivation kuat, satu orang bisa menyamai sepuluh, seratus, bahkan jutaan orang. Apa peduli dengan penolakan? Jika menghalangi jalan, bunuh saja langsung. Tak ada sumber daya? Ambil paksa!" 　　"Aturan berbeda di tiap dunia menentukan perbedaan bentuk masyarakat, menciptakan variasi cara bertindak manusia." 　　"Semakin tinggi level pertarungan sebuah dunia, semakin lemah konsep kolektivitasnya." 　　"Karena itu di dunia ini——" 　　"Si jahat berkeliaran." 　　c