Bab 166: Pertempuran Kedua dengan Bai Ningbing

　　; 　　Baju putih satu lengan, rambut salju mata biru... 　　Bukan Bai Ningbing, siapa lagi? 　　Pisau es belum menyentuh tubuh, Fang Yuan sudah merasakan hawa dingin menusuk menyapu wajahnya, bagai bintang es jatuh ke bumi, niat membunuh yang kejam. 　　Mata hitam Fang Yuan tak bergeming. Ia melompat mundur sambil mengalirkan Yuan Zhen ke Tian Peng Gu, memancarkan lapisan pelindung cahaya putih yang menyelubungi tubuhnya. 　　Byur! Pisau es menghunjam keras ke lantai kayu, meledakkan tumpukan paku es putih yang menyembul tajam dari tanah. 　　Kreek-kreek! 　　Paku-paku es runcing terus menyembul ke depan, membentuk jalur es yang merambat lurus mengikuti arah lompatan Fang Yuan. 　　Fang Yuan dengan lincah berputar ke samping, menghindari serangan. 　　Jalan setapak di gunung yang sempit membuatnya terpeleset ke lembah. 　　“Hehehe……Fang Yuan ah Fang Yuan, mengapa setiap melihatmu, aku selalu tak bisa menahan keinginan untuk membunuhmu? Ya, jawab aku!” Bai Ningbing gemetar sepenuh badan karena gelisah, tertawa histeris. 　　Tawa itu menarik tatapan para Gu Master lain di lembah. 　　Melihat bayangan Bai Ningbing dan Fang Yuan, ekspresi mereka beragam. 　　“Yang Mulia Bai Ningbing, biar aku bantu!” Seorang Gu Master keluarga Bai yang semula berdiri di samping mengawasi, berteriak lantas menerjang ke arah Fang Yuan. 　　“Kepala suku, itu Fang Yuan dari kaum kami!” teriak Gu Master klan Gu Yue. 　　“Aku tahu.” Wajah kepala suku Gu Yue Bo berubah-ubah. Ia menghindari serangan kepala suku keluarga Bai, lalu berseru tegas, “Selesaikan urusan di tangan kita dulu!” 　　Fang Yuan yang menghilang misterius sebelum gelombang serigala tiba, membuat manajemen Gu Yue sangat mencurigainya. Ditambah tekanan besar dari Gu Master keluarga Bai, tak ada yang membantu Fang Yuan. 　　Bai Ningbing melihat bala bantuan datang. Ia justru marah, membentak pelayan itu, “Pergi kau! Ini pertarunganku, jangan ikut campur!” 　　“Yang Mulia Bai Ningbing, kehilangan satu lengan akan mengganggu pertarungan. Kau adalah harapan keluarga Bai kami, jangan gegabah. Biar kusapu penghalang ini untukmu!” 　　Gu Master keluarga Bai itu terus berteriak sambil melompat, menghujam ke depan Fang Yuan. 　　Ia mengaktifkan serangga gu, kedua telapak tangannya memancarkan cahaya oranye-kekuningan. 　　Byur. 　　Dengan tepukan lembut ke lantai kayu, cahaya kuning itu menyusup ke tanah, langsung membentuk gundukan tanah. 　　Gundukan tanah bergerak cepat ke arah Fang Yuan, semakin membesar. 　　Tiba-tiba gundukan itu meledak, mengungkapkan tangan lumpur kuning. 　　Tangan ini sangat besar, setinggi orang dewasa, menjulur ke arah Fang Yuan dengan aura mengintimidasi yang membuat sesak napas. 　　Fang Yuan hanya mendengus hina dengan "Hmph!". 　　Saat tangan raksasa hampir menyentuhnya, cahaya keemasan gelap menyembur dari rongga kosongnya, membentuk pita cahaya gemerlap yang melilit tubuh Fang Yuan. 　　Tangan raksasa itu terpelintir dan hancur berantakan saat menyentuh pita emas gelap. 　　"Ya? Serangga gu apa ini?" Bai Ningbing bertanya dengan wajah penuh keheranan. 　　Cahaya emas gelap memudar, memperlihatkan wujud asli serangga gu. 　　Panjangnya lebih dari satu meter, selebar dua tinju. Cangkangnya berwarna emas gelap yang memancarkan aura perkasa, gigi perak tajam berjajar di kedua sisi tubuhnya yang berkilauan. 　　Juchi Jinwu! 　　"Kemarilah." Fang Yuan menggerakkan lengan kanannya dengan mantap, telapak tangan terbuka. 　　Ratusan kaki Juchi Jinwu merayap lincah di tubuhnya. Tubuh serangga itu meliuk seperti ular, melilit lengan kanannya. 　　Mulutnya menganga lebar, menelan seluruh telapak tangan kanan Fang Yuan hingga separuh lengan depan. 　　Fang Yuan mengibaskan lengannya, ekor Juchi Jinwu sepanjang satu meter lebih itu mengayun membentuk garis lengkung di udara dengan suara "plak" yang nyaring. 　　Pada detik ini, Golden Centipede tiba-tiba mengkontraksi tubuhnya ke batas maksimal. Panjang semula hampir dua meter, langsung menyusut menjadi satu setengah meter. Sementara kaki-kaki sampingnya menyusut masuk ke dalam cangkang. Hanya menyisakan dua baris gigi gergaji berpinggiran perak. 　　Sekilas, Fang Yuan terlihat seperti sedang memegang pedang besar tak berujung bermata gelap keemasan! 　　Wajah Gu Master keluarga Bai yang datang membantu itu berubah pucat. Ia tak pernah membayangkan Juchi Jinwu bisa digunakan dengan cara seperti ini. 　　Seni memelihara Gu, meracik Gu, dan menggunakan Gu semuanya sangat kompleks. Metode penggunaan Fang Yuan ini benar-benar di luar dugaan, memaksimalkan batas imajinasi. 　　Sebenarnya, cara penggunaan seperti ini bukanlah penemuan Fang Yuan. 　　Tiga ratus tahun di kehidupan sebelumnya, muncul bintang baru dunia gelap yang dijuluki "Raja Gergaji Listrik". Empat-tingkat Juchi Sharenwu yang digunakannya merupakan salah satu bentuk evolusi dari tiga-tingkat Juchi Jinwu. 　　Tapi di kehidupan sekarang ini, penggunaan Fang Yuan memang belum pernah ada presedennya. 　　"Akan kuperlihatkan pada kalian." Fang Yuan menyunggingkan senyum dingin, menggerakkan Yuan Zhen di rongga kosongnya untuk disalurkan ke tubuh Juchi Jinwu. 　　Bzzz! Bzzz! Bzzz! 　　Dua baris gigi gergaji berpinggiran perak di Juchi Jinwu langsung berputar gila-gilaan, mengeluarkan suara mengerikan yang membuat hati gemetar. 　　Leiyi Gu! 　　Mata Fang Yuan menyala tajam, sepasang sayap petir biru tua meletup di punggungnya dalam sekejap. 　　Brrr...! 　　Sayap petir bergetar, mendorongnya melesat seperti kilat. 　　Cepat! Cepat! Cepat! 　　Kecepatan ini membuat pupil Gu Master keluarga Bai menyempit, cahaya dingin berkilat. 　　Aroma kematian menghantam wajahnya, ia berteriak histeris sambil mengaktifkan serangga gu terkuat. Cahaya kuning tebal menyelimuti tubuhnya. 　　Cahaya kuning itu bagai zirah, tapi belum sempat terbentuk sempurna, Fang Yuan sudah menghujam ke wajahnya. 　　Rambut hitamnya berkibar liar, mata menyala bagai kilat, bagaikan iblis yang menerobos dari mimpi buruk ke dunia nyata! 　　Gerakannya ganas, otot-otot mengeras maksimal, kekuatan babi ganda mencapai puncaknya. 　　Golden Centipede melesat bagai pedang, meninggalkan jejak emas di udara. Gigi gergaji berputar gila-gilaan, menghujam pinggang Gu Master keluarga Bai. 　　Krak! Krak! Krak! 　　Zirah kuning langsung remuk digiling gigi gergaji. Karena belum sempurna, hampir seketika hancur berkeping. 　　Gigi menggiling daging bagai mengiris mentega. Fang Yuan mengayunkan tangan, daging dan darah digiling menjadi bubur beterbangan. Tulang punggung putus, organ dalam hancur lebur. 　　Tubuh bagian atas Gu Master keluarga Bai terpental, sedangkan bagian bawahnya masih berdiri di tempat. 　　Byur! 　　Matanya terbelalak menatap tubuh bagian bawahnya sendiri, sebelum akhirnya tewas dalam ketakutan ekstrem. 　　"Kejadian ini membuat serangan semua orang yang sedang bertempur sengit terhenti sejenak. Mereka serentak memandang Fang Yuan dengan tatapan terkejut, marah, dan sebagainya." 　　"Gu Master dari keluarga Bai ini juga merupakan Sesepuh keluarga tingkat tiga, memiliki reputasi cukup baik." 　　"Tapi serangan Fang Yuan begitu liar dan tak kenal takut, bahkan dalam sekejap langsung membunuhnya." 　　"Tubuhnya penuh noda darah, masih menempel sisa daging dan serpihan tulang Gu Master keluarga Bai. Dua baris gigi gergaji Golden Centipede di tangannya berdengung berputar kencang, kekuatan mengerikan seperti ini membuat orang tak bisa tidak melirik." 　　"Serangga Gu yang hebat!" Bai Ningbing berteriak, matanya tiba-tiba memancarkan kegembiraan gila. 　　"Fang Yuan, kau memang tak mengecewakanku! Ayo bertarung!" Ia meraung dengan ekspresi berapi-api, menerjang ke arah Fang Yuan. 　　"Bising." Wajah Fang Yuan dingin seperti es. Ia berbalik dan menyerang balik. 　　Byur! 　　Golden Centipede dan pisau es bertabrakan keras. Suara 'kreek-kreek' terdengar saat gigi gergaji menyayat masuk ke dalam pisau es. Serpihan es beterbangan ke segala arah. 　　Sesaat kemudian, Golden Centipede memuntir dan mematahkan pisau es, lalu menyapu horizontal ke arah wajah Bai Ningbing. 　　Ekspresi Bai Ningbing berubah. Dengan sigap ia melepas pisau es dan mundur cepat, menarik jarak lebih dari dua meter. 　　Golden Centipede yang mengerut hanya sepanjang 1,5 meter, ditambah lengan kanan Fang Yuan, masih kurang sedikit untuk mencapai Bai Ningbing. Tapi dengan gerakan hati Fang Yuan, Golden Centipede tiba-tiba meregangkan tubuhnya. 　　“Ini?!” Bai Ningbing wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut, tidak menyangka ada perubahan seperti ini. 　　Ia terkena serangan ekor lipan yang menghantam dadanya. Meski dilindungi Ice Muscle, tetap terluka parah. 　　Sesaat, ia merasakan kekuatan dahsyat menerjang. Tubuhnya terlempar dan menghantam batu raksasa di belakang. 　　Darah mengotori permukaan batu, tapi Ice Muscle segera menghentikan pendarahan. 　　Bai Ningbing batuk keras beberapa kali, hendak bangkit tiba-tiba mendengar suara angin bergemuruh. 　　Desisan angin menderu di telinganya. Perasaan bahaya tak tertahankan memenuhi hatinya. 　　Pupil Bai Ningbing menyempit tajam, tanpa sempat mengangkat kepala, ia segera berguling kocar-kacir. 　　Boom! 　　Sesaat kemudian, Juchi Jinwu jatuh dari langit dengan aura mengerikan, menghunjam batu tempatnya tadi berbaring. 　　Gergaji perak berputar gila. Batu raksasa itu hancur berkeping-keping. 　　"Jika serangan itu mengenai tubuhku..." Bai Ningbing merasakan dingin di hati, lalu amarah membara menyala-nyala. 　　Sejak pertarungan dengan Gu Yue Qing Shu, ia tak lagi menahan cultivation, membiarkannya tumbuh bebas. 　　Meski kehilangan satu lengan, cultivationnya utuh. Tapi malah dikalahkan Fang Yuan yang baru tingkat tiga awal! 　　Kecewa! Terhina! Marah! 　　“Bunuh!” Ia menggeram, memutar pergelangan tangan sambil menyalurkan Yuan Zhen ke dalam serangga gu pisau es di telapak tangan, seketika muncul bilah es baru. 　　Melihat Bai Ningbing menyerbu, Fang Yuan menyeringai dingin, sepenuhnya melancarkan serangan. 　　Berkat Gu Babi Putih Hitam, kekuatannya mengungguli Bai Ningbing. Kini ia mengayunkan Juchi Jinwu semudah memegang ranting. 　　Toreh, tebas, hujam, lilit, gesek - gerigi emas berputar liar. Di tangan Fang Yuan, terkadang lincah seperti lebah, berat seperti gajah, ganas seperti harimau, lentur seperti ular. 　　Yang utama, Juchi Jinwu bisa mengerut-memanjang sesuai kehendak Fang Yuan, membuat Bai Ningbing kewalahan menghadapi serangan tak terduga. 　　Teriakan histerisnya menggema sementara luka merambat di sekujur tubuh. Jubah perang putihnya kini compang-camping bagai pakaian pengemis. 　　Angin hitam mengamuk di sekitar Fang Yuan yang berwajah kejam. Ia memamerkan teknik pedang, golok, kapak, dan tongkat yang matang, menyatukannya dalam Juchi Jinwu yang menjadi senjata maut! 　　Serangga gu pun bergantung pada siapa yang menggunakannya. 　　"Fang Yuan yang luar biasa!" teriak Bai Ningbing. Ratusan pisau es hancur, membuatnya sadar tak mungkin menghadapi Fang Yuan secara frontal. 　　Darah membasuh tubuhnya, pertahanan kulit es nyaris runtuh. Justru ini membangkitkan semangat tempur yang lebih membara. 　　Jika jarak dekat tak mempan, maka beralih ke jarak jauh. 　　Gu Peti Es Burung Biru！ 　　Bai Ningbing menarik jarak, membuka mulut dan terus menyembur. 　　Burung-burung es mengepakkan sayap, terbang menuju Fang Yuan. 　　Fang Yuan sama sekali tidak panik, ekspresinya tetap tenang. Tangan kirinya memutar pergelangan, Moon Blade berwarna darah berhasil mencegat burung-burung es itu di udara, memancing mereka meledakkan diri. 　　Orang biasa biasanya hanya mahir menggunakan Moon Blade dengan satu tangan, tapi pengalaman tempur Fang Yuan luar biasa. Moon Blade di tangan kirinya pun digunakan dengan lihai, sempurna hingga detail terkecil. 　　Bai Ningbing melihat taktik ini gagal, menambahkan penggunaan Gu Kerucut Es. 　　Runcingan-runcingan es melesat bercampur burung biru, membentuk serangan bertubi-tubi. 　　Fang Yuan terbatas pada taktik jarak jauh, memilih mencegat ancaman lebih besar dari burung es. Untuk kerucut es, dia menghindar sambil mengandalkan Tian Peng Gu untuk menahan serangan. 　　Bai Ningbing akhirnya unggul sedikit. Saat hendak memperluas keuntungan, tiba-tiba Fang Yuan menyeringai dingin. Tangan kanannya melepas Juchi Jinwu yang langsung menyelinap ke dalam tanah dengan lincah. 　　Ancaman tersembunyi ini benar-benar terlalu besar. 　　Bai Ningbing tertegun sejenak, lalu memaki keras sambil melompat mundur！..) BAB167: Yang keempat？！ 　　; 　　"Kau yang memaksaku!" Bai Ningbing menggeretakkan gigi, membentuk pisau es. ..Membaca 　　Secara diam-diam, dia mengaktifkan Gu Putaran dan Gu Angin Topan. 　　Badai pisau es putih kembali mengamuk！ 　　Awalnya hanya aliran kecil, tapi dengan cepat mengembang, angin es meraung, embun beku dan salju membanjir. Lapisan es merambat di permukaan tanah, secara efektif menahan serangan bawah tanah Juchi Jinwu. 　　Badai Pisau Es ini merupakan teknik orisinal Bai Ningbing. Juga menunjukkan bakat bertarung tubuh Beiming Bingpo. 　　Ini adalah kombinasi Gu Pisau Es, Gu Putar Tumit, dan Gu Angin Kencang yang membentuk jurus serangan-pertahanan terpadu. Tanpa gabungan dua atau lebih serangga gu pertahanan, mustahil untuk menahan. 　　Angin kencang meraung, bilah pedang membeku, badai putih berputar mendekat bagai monster raksasa terbangun, membuka mulut lebar hendak menelan Fang Yuan. 　　Tiga Gu dilepaskan bersamaan, serangan yang begitu tajam dan ganas mampu membekukan segala kehidupan. Meski Fang Yuan memiliki Tian Peng Gu untuk pertahanan, tetap akan sulit bertahan. 　　Badai bergulung datang, Fang Yuan malah menunjukkan ekspresi meremehkan. 　　Sayap petir di punggungnya terkembang, secepat kilat ia melesat mundur menjauhi badai pisau es. 　　Situasi sekarang berbeda dengan masa lalu. Jika dulu kecepatan geraknya tak sanggup mengimbangi badai ini, kini badai tak mampu mengejarnya. 　　Kilatan cahaya di mata Fang Yuan, siluet tubuhnya berbelok lincah di udara lalu terbang menuju lembah. 　　Badai pisau es di belakangnya membuntuti tanpa henti. 　　"Jangan mendekat!" 　　"Cepat pergi!!" 　　…… 　　"Baik itu Master Gu keluarga Bai maupun Klan Gu Yue, semuanya mengumpat dan berteriak keras." 　　Fang Yuan menyeringai dingin tanpa bicara. Ia terus melesat maju. 　　Dari balik badai pisau es yang bergemuruh di belakang, suara tawa Bai Ningbing yang mengejar-ngejar Fang Yuan samar terdengar. 　　"Jangan harap bisa maju lebih jauh!" Seorang Master Gu keluarga Bai menghadang di depan Fang Yuan. 　　Tangan Fang Yuan mengait, menarik garis emas tebal dari lantai yang melingkari lengan kanannya seperti pedang besar. 　　Bzzzzz! 　　Deru bergerigi yang garang membuat kelopak matanya tak bisa menahan getaran. 　　Tangan kanan Fang Yuan menggenggam Juchi Jinwu, tangan kiri berpendar cahaya darah. Blood Moon Gu siap meledak, tubuhnya diselubungi zirah putih transparan, sayap petir di punggungnya menggelegar, rambut hitamnya berkibar liar ditiup angin, sementara badai es raksasa membayang di belakangnya. 　　Aura keperkasaannya benar-benar menggunung, sorot matanya memancarkan bahaya maut bak jenderal perang yang merangsek tujuh kali keluar-masuk medan laga, siap menginjak musuh menjadi bubur dan meremukkan tulang lawan. 　　"Aaa...!!" Master Gu keluarga Bai itu merasakan tekanan tak tertahankan. Urat-urat di dahinya menonjol saat tiba-tiba ia berteriak keras untuk menyemangati diri. 　　Tapi teriakan itu mereda ketika melihat Fang Yuan terus melaju tak terbendung. Tiba-tiba ia diam dan kabur terbirit-birit. 　　DIA TAKUT! 　　Rasa takut dalam hatinya meluluhlantakkan semangat bertarungnya. 　　Fang Yuan tidak peduli padanya, menerobos dengan kekuatan. Langsung menuju Kepala Serigala Mahkota Petir yang tergeletak di tepi jurang kematian di lembah. 　　Angin kencang meraung, dorongannya ganas. Di mana pun ia melintas, para Gu Master menghindar. 　　Kepala Serigala Mahkota Petir mengerahkan sisa tenaga. Memutar kepala, mengarahkan gigi tajam bercahaya listrik ke Fang Yuan. Martabat Raja Sepuluh Ribu Binatang membuatnya tak mau mati sia-sia, bahkan di ambang kematian pun akan melawan! 　　Seperti meteor menghantam bumi, Fang Yuan hampir bertabrakan dengan sang kepala serigala. Tapi di detik genting, ia mendadak menghentakkan kaki, melesat ke angkasa dan terbang miring keluar lembah. 　　Baru saja keluar lembah, ledakan dahsyat menggema dari belakang. 　　Jerit kesakitan Kepala Serigala Mahkota Petir berpadu dengan raungan badai pisau es. 　　Jurus Badai Pisau Es khas Bai Ningbing ini memang jenius, tapi punya kelemahan: sulit dikendalikan. 　　Tentu, tabrakan badai es dengan sang kepala serigala juga dipengaruhi sifat temperamental Bai Ningbing. 　　Kepala Serigala Mahkota Petir terhimpit brutal oleh badai putih. 　　Sudah sekarat, kini makin tak berdaya. Sisik tercabik jadi serpihan, daging dan darah berceceran, tulang putih tersembul lalu hancur jadi debu tulang oleh pisau es. 　　"Sialan!" Seluruh klan Gu Yue memaki melihat adegan ini. 　　Para Gu Master keluarga Bai pun menunjukkan raut kesakitan. 　　“Bai Ningbing menggunakan cara menyerang seperti ini, setelah Kepala Serigala Mahkota Petir mati, mungkin tidak akan tersisa barang rampasan berharga di tubuhnya.” 　　“Tapi Bai Ningbing tidak peduli, malah berputar semakin kencang, seolah menikmati sensasi menyiksa Raja Sepuluh Ribu Binatang.” 　　“Satu per satu serangga Gu berubah menjadi berkas cahaya, melesat keluar dari tubuh Kepala Serigala Mahkota Petir.” 　　“Serangga Gu liar ini semuanya bersimbiosis di tubuh Kepala Serigala Mahkota Petir, saling menguntungkan dan bekerja sama untuk kelangsungan hidup. Kini sang pemimpin kawanan akan binasa, mereka bagai awak kapal karam yang harus meninggalkan kapal tenggelam ini dan menyelamatkan diri masing-masing.” 　　“Tangkap mereka!” 　　“Cepat, hentikan serangga Gu ini!” 　　“Kedua kepala suku nyaris berseru serentak.” 　　“Situasi kembali kacau. Para tetua keluarga saling menyerang untuk menghalangi lawan. Kedua kepala suku tidak bisa melepaskan diri, akhirnya hanya dua tiga tetua yang memiliki serangga Gu penggerak berhasil melesat keluar lembah.” 　　“Serangga Gu liar berlarian ke segala arah, Fang Yuan memandang tajam sambil berusaha membedakan.” 　　“Sayangnya serangga pengintaiku adalah Daging Telinga Pengintai, tidak bisa meningkatkan penglihatan. Di tubuh Kepala Serigala Mahkota Petir ini pasti ada serangga Gu penyembuh, apakah bisa menangkapnya tergantung keberuntunganku!” 　　“Ini benar-benar mengandalkan keberuntungan buta, tapi Fang Yuan juga tidak punya cara lain.” 　　“Ada ribuan jenis serangga Gu pengintai, saat ini ia hanya memiliki Daging Telinga Pengintai di tangannya.” 　　“Dengan sayap petir terkembang, ia menerjang ke arah serangga Gu terdekat.” 　　Gu ini diselimuti cahaya biru, melesat ke kejauhan. 　　Fang Yuan mengejarnya, mengulurkan tangan besar untuk menangkapnya. 　　Czzt! 　　Seketika aliran listrik kuat menyembur dari tubuhnya ke arah Fang Yuan. 　　Sayap petir yang terbentuk dari aliran listrik memang cepat, tapi kurang lincah. Fang Yuan mengerang, mengandalkan Tian Peng Gu untuk menahan serangan listrik ini. 　　Ia sebenarnya bisa memaksa menangkap Gu ini, tapi dengan bijak memilih mengurungkan niat. 　　Kemampuan Gu ini sudah terlihat jelas: bisa melepaskan aliran listrik untuk menyerang. Jelas ini adalah Gu penyerang, bukan Gu penyembuh yang Fang Yuan cari. 　　Fang Yuan meninggalkannya, lalu menerkam Gu lain. 　　Dari jarak dekat, ia melihat seluruh tubuh Gu ini seperti kaca biru muda yang melayang, cangkang setengah lingkaran dengan pola seperti tempurung kura-kura. 　　Lei Dun Gu! 　　Ini adalah Gu pertahanan yang bisa membentuk perisai listrik setengah lingkaran. 　　Fang Yuan sudah berniat melepasnya, tapi tatapannya tertangkap target ketiga. 　　Tiba-tiba bayangan putih muncul dari lembah, membawa pisau es dan berteriak memanggil nama Fang Yuan. 　　Fang Yuan menghela napas, menyadari keberuntungan tak berpihak. Dengan tangan besar, ia menyambar Lei Dun Gu yang sudah di depan mata. 　　Lei Dun Gu memancarkan perisai listrik biru yang berkilat-kilat, berusaha menahan genggaman tangan besar Fang Yuan. 　　Fang Yuan menyeringai dingin, aroma Gu Cungcu Chan sedikit melepaskan hasrat, Gu Cangkang Petir ini langsung layu seperti mati, perisainya menghilang. Jatuh ke hutan di bawah. 　　Fang Yuan dengan lembut menyambar, mengambilnya di telapak tangan. Yuan Zhen dikeluarkan. Dalam sekejap langsung tersatukan. 　　Gu Sisik Tersembunyi! 　　Siluet tubuhnya bergelombang seperti air, menghilang dari tempat semula. 　　"Fang Yuan!" Bai Ningbing berteriak, kilatan listrik berkerlap-kerlip di matanya. 　　Ini adalah Gu Mata Listrik tingkat tiga, mampu memanfaatkan kekuatan petir untuk menembus tubuh tak kasatmata. 　　Tapi tak memiliki kemampuan melihat tembus, Fang Yuan kali ini lebih berhati-hati. Meski dalam keadaan siluman, ia tetap menggunakan batu gunung dan hutan untuk menyamarkan jejak. Tatapan Bai Ningbing menyapu ke segala arah, geramnya meledak. Tak mendapat apa-apa. 　　Fang Yuan mencari tempat tersembunyi, langsung duduk bersila. Mengaktifkan Bunga Doushuai, mengeluarkan Batu Yuan. 　　Meski telah naik ke tingkat tiga, cadangan Yuan Zhen di rongga kosong hanya 42%, pertarungan tadi meski unggul tapi tak bisa dipertahankan. Kini di rongga kosong hanya tersisa lapisan tipis Yuan Zhen, tak sampai 3%. 　　Gu Master membutuhkan Yuan Zhen untuk mengaktifkan serangga gu. 　　Tanpa Yuan Zhen, kekuatan tempur Gu Master akan merosot tajam. Bahkan dalam kondisi ekstrim, takkan mampu melawan manusia biasa. 　　Batu Yuan terus menyusut, Yuan Zhen alami terus mengalir ke tubuh Fang Yuan. Lautan Yuan Zhen di rongga kosong mulai perlahan naik. 　　Saat masih tingkat satu atau dua, kecepatan mengisi Yuan Zhen dengan Batu Yuan cukup signifikan. Namun setelah mencapai tingkat tiga, karena kualitas Yuan Zhen Gu Master meningkat drastis, diperlukan lebih banyak Batu Yuan dan waktu lebih lama untuk mengisi penuh. 　　Suara pertempuran antar Gu Master terus bergema. Setelah sekitar delapan sembilan menit, Fang Yuan akhirnya berhasil mengisi rongga kosongnya dengan Yuan Zhen hingga batas maksimal. 　　Ia keluar dari persembunyian dan menemukan lima sesepuh keluarga telah gugur dalam pertempuran. 　　Tiga dari Klan Gu Yue, dua dari keluarga Bai. 　　Setiap sesepuh keluarga adalah pilar penting bagi keluarga. Tak disangka, begitu banyak yang gugur sekaligus. 　　Gu Yue Bo dan Kepala suku Keluarga Bai bertarung sengit, sama-sama merasakan sakit hati atas kerugian ini, membunuh dengan mata memerah. 　　Selain itu, terdapat tiga kelompok pertempuran terpisah yang memperebutkan serangga Gu liar. 　　Gu Master biasa tidak memiliki bantuan Cungcu Chan, menangkap serangga Gu liar menjadi sangat rumit. 　　Harus menangkap tanpa melukainya, perlu kecermatan dalam mengukur tingkat kekuatan. 　　Dari tubuh Kepala Serigala Mahkota Petir, delapan sembilan serangga Gu beterbangan. Tidak jelas berapa yang berhasil ditangkap para tetua, tapi masih tersisa tiga di medan perang. 　　Para tetua keluarga mengepung tiga serangga Gu ini, saling menghalangi. Satu pihak menyerang, pihak lain pasti mengganggu. Hasilnya situasi jalan di tempat, tak ada yang unggul. 　　"Gu Shui Long, tangkap mereka!" teriak seorang Gu Master Bai sambil menyemburkan bola air. 　　"Bola air tiba-tiba membesar melebihi diameter dua meter, menutupi serangga Gu liar dan mengurungnya di dalamnya." 　　"Byur!" 　　"Sesaat kemudian, bilah bulan keemasan menghujam sangkar bola air, meledakkannya dengan keras." 　　"Serangga Gu itu pergi dengan angkuh, melarikan diri." 　　"Melihat serangga Gu itu terbang jauh, Gu Master keluarga Bai memaki-maki. Serangga Gu yang hampir didapatkan ternyata berhasil lolos." 　　"Gu Master klan Gu Yue lebih marah lagi. Semula semua serangga Gu adalah rampasan perang mereka, namun keluarga Bai ikut campur hingga tak mendapat keuntungan apa pun." 　　"Cucu keluarga Bai! Tak tahu malu! Mati kau!" 　　"Klan Gu Yue, kalian sudah tamat. Keluarga Bai kami akan bangkit dan menginjak-injak kalian!" 　　"Kedua pihak dipenuhi amarah dan kebencian. Mereka bertarung dengan mata merah darah, pertempuran sengit berkecamuk." 　　"Fang Yuan memandang serangga Gu yang terbang jauh, lalu memusatkan tatapannya pada dua kelompok pertempuran lain. Di tengah masing-masing kelompok masih ada serangga Gu liar, mungkin ada Gu penyembuh meski kemungkinannya kecil." 　　"Fang Yuan tahu di dunia ini tak ada hal baik yang datang begitu saja. Meski demikian, ia tetap ingin mencoba." 　　"Namun saat hendak menerjang, tiba-tiba lolongan serigala bagai terompet perang bergema silih berganti." 　　"Tak lama kemudian, gerombolan Serigala Listrik yang padat membanjiri area seperti air bah." 　　"Terdengar suara Serigala Listrik Perkasa dan Serigala Listrik Gila, tapi yang paling menakutkan adalah serigala raksasa sebesar bukit kecil." 　　Kepala Serigala Mahkota Petir！ 　　"Apakah ada Kepala Serigala Mahkota Petir keempat?!" para tetua keluarga serentak terkejut, berseru panik...) BAB168: Serigala Licik Petir 　　; 　　Kawanan serigala bergerak maju, menderu datang.. 　　Situasi berbalik drastis membuat wajah kedua kepala suku dan para tetua keluarga berubah pucat. 　　Meski kedua klan mereka berhasil menahan gelombang serigala, posisi mereka sangat genting dan hampir tak bertahan. Kini muncul lagi gelombang serigala sekuat ini, sama sekali tak ada tenaga cadangan untuk melawan. 　　Para tetua dan kedua kepala suku secara refleks menghentikan pertempuran. 　　"Menurut informasi, bukannya hanya ada tiga Kepala Serigala Mahkota Petir?" teriak seorang tetua histeris. 　　"Tidak, Kepala Serigala Mahkota Petir ini terluka parah, ukuran kawanannya juga tidak besar," kata Gu Yue Bo berusaha tenang. 　　"Mungkinkah ini Kepala Serigala Mahkota Petir yang menyerang pemukiman Xiong?" seorang tetua menepuk kening, berseru. 　　Kemungkinan ini sangat besar, hampir pasti benar. 　　Para tetua masih diliputi kecemasan berat, seseorang berucap parau: "Jika kawanan ini sudah sampai di sini, bukankah berarti pemukiman Xiong sudah..." 　　"Sialan pemukiman Xiong, kenapa begitu lemah? Satu gelombang serigala saja tak bisa ditahan!" seseorang memaki keras. 　　Tapi ada juga yang optimis: "Lihat, kedua kaki depan Kepala Serigala ini terluka parah, otot dan tulangnya sudah mengerut!" 　　Semua menengok, semangat yang sempat turun sedikit bangkit. 　　Memang benar. 　　Kepala Serigala Mahkota Petir ini memiliki tungkai belakang yang kuat, namun kedua kaki depannya pendek dengan otot yang atrofi. Ini membuatnya hanya bisa menggunakan dua kaki belakang saat berlari, bergerak seperti kanguru dengan melompat-lompat. 　　"Tunggu, ini sepertinya bukan Kepala Serigala Mahkota Petir..." Kepala suku Keluarga Bai tiba-tiba tersentak, seperti teringat sesuatu. 　　"Ini adalah Serigala Licik Listrik!" Fang Yuan telah mendapatkan jawaban dalam hatinya. 　　Lima harimau melahirkan satu puma, tiga anjing melahirkan satu mastiff. Sepuluh serigala melahirkan satu serigala licik. 　　Serigala licik termasuk subspesies serigala, namun berkali-kali lipat lebih cerdas. Biasanya bertugas sebagai penasihat militer kawanan serigala. Serigala Licik Listrik ini yang mirip dengan Kepala Serigala Mahkota Petir memang mudah disalahpahami oleh Gu Master intel. Tapi ini adalah Raja Sepuluh Ribu Binatang sejati dengan kecerdasan setara manusia! 　　Meski dalam pertarungan jarak dekat, Serigala Licik Listrik sedikit kalah dari Kepala Serigala Mahkota Petir biasa. Namun kecerdasan mirip manusia membuat tingkat bahayanya jauh melampaui Kepala Serigala Mahkota Petir. Ditambah pasukan Serigala Listrik yang tak terhitung jumlahnya, wajar pemukiman Xiong dihancurkan. 　　"Pergi!" Fang Yuan menggetarkan sayap petirnya, langsung terbang ke angkasa. 　　Para Sesepuh keluarga di depan mata ini sudah bertempur lama, tenaga terkuras habis. Mustahil mengancam kawanan serigala. Yang lebih krusial, mereka saling curiga dan sulit bekerja sama. 　　Fang Yuan langsung berbalik arah. Raja Sepuluh Ribu Binatang bukan main-main. Meski masih ada dua Gu liar beterbangan di medan perang, ia tak peduli lagi. 　　"Harus segera evakuasi, terlambat sedikit mungkin sudah tidak bisa kabur!" 　　"Kesadaran diri, mampu melepaskan dan meninggalkan, adalah prinsip utama bertahan di dunia." 　　"“Mundur saja, gelombang serigala terlalu kuat, kita tidak mampu melawan.”" 　　"“Kembali ke benteng, segera persiapkan pertahanan!”" 　　Meskipun para tetua keluarga belum mengenali identitas Serigala Licik Petir, mereka sudah mulai berniat mundur. 　　Tapi tiba-tiba Serigala Licik Petir melolong, membuka mulut serigala raksasanya. 　　Taring-taring bergerigi seperti pisau, di antaranya gumpalan asap hitam terbentuk sekejap mata menjadi bola gelap. 　　Syuuk! 　　Bola hitam melesat deras, melengkung di udara membentuk garis hitam sebelum menghujam ke tanah. 　　"“Meleset?”" 　　"“Kepala Serigala Mahkota Petir ini sudah payah, akurasinya buruk sekali!”" 　　Para tetua keluarga berteriak, sementara Fang Yuan terbang lebih gesit. 　　Boom——! 　　Bola asap hitam meledak hebat, asap pekat menyebar ke segala arah dengan radiasi ganas. 　　Penyebarannya luar biasa cepat, hampir seketika menutupi radius seratus li. 　　"Ini Gu asap serigala level empat!" Hati Fang Yuan mencekam. Ia sudah bereaksi paling cepat dan tepat. Tapi asap hitam ini menyebar terlalu cepat, langsung menyelimutinya. 　　Seketika ia seolah berada di malam gulita, tangan tak terlihat di depan mata. Asap tebal menyengat di mana-mana, sulit bernapas, sangat tidak nyaman. 　　Namun beruntung ia memiliki Lei Yi Gu, selama terbang lurus ke atas, pasti bisa keluar dari jangkauan asap serigala ini. 　　Krak. 　　Di detik berikutnya, kilat petir menyambar membelah lapisan asap hitam, bagai ular halilintar atau naga ganas, melintasi ratusan li, menghujam Fang Yuan. 　　Ini adalah serangan Jiao Dian Bei. 　　Kilat bergerak sangat cepat, hampir mustahil bereaksi. 　　Tapi di detik genting, naluri bertarung Fang Yuan melampaui kecepatan pikiran, mengambil tindakan lebih dulu. 　　Lei Dun Gu! 　　Tian Peng Gu! 　　Perisai listrik bundar tiba-tiba muncul di samping tubuh Fang Yuan. Bersamaan, lapisan baju zirah putih menyala di tubuhnya. 　　Kilat ganas yang menyilaukan mata bagaikan naga langit mengaum, pertama menghantam perisai listrik. 　　Perisai hanya bertahan kurang dari satu detik sebelum hancur berantakan diterjang kilat petir. 　　Sambaran listrik menghantam tubuh Fang Yuan. Meski matanya terpejam, silaunya tetap menusuk bola mata. 　　Kekuatan dahsyat menerjangnya hingga terjatuh. 　　Ia nyaris pingsan, aliran listrik membelit otot-ototnya yang lumpuh, membuatnya hampir lupa bernapas! 　　Byur! Tubuhnya menghunjam lantai. 　　Rasa sakit maha dahsyat membangunkannya. 　　Menahan sakit dan mati rasa di sekujur tubuh, ia buru-buru bangkit. 　　Lei Dun Gu sudah mati, Lei Yi Gu juga terkena imbas, sekarat dan sulit digunakan lagi. Tian Peng Gu juga terluka cukup parah, agak layu, mengingat menahan serangan aliran listrik sekuat itu. 　　Serangan Jiao Dian Bei barusan pasti berasal dari Gu level empat yang beraksi. 　　Semakin tinggi tingkat Gu, selisih satu level kekuatannya bagaikan langit dan bumi. 　　Gu serangan level empat setidaknya membutuhkan dua Gu level tiga untuk menahan. Tentu kematian Lei Dun Gu juga karena pertempuran jasmani sebelumnya yang lama sehingga akumulasi lukanya banyak. 　　"Tak disangka, Jiao Dian Bei ini begitu menganggapku penting..." Fang Yuan tersenyum getir sambil mengamati sekeliling. 　　Sekeliling gelap gulita, penuh asap tebal, sama sekali tak bisa membedakan arah. 　　"Hati-hati! Kepala Serigala Mahkota Petir itu mengecil, seukuran serigala listrik biasa, bersembunyi di kawanan serigala." Teriak seorang Sesepuh keluarga dari kedalaman asap hitam. 　　Mendengar ini, pupil mata Fang Yuan menyempit. 　　Jiao Dian Bei ini terlalu licik, benar-benar kejam. Sepertinya ingin menjaring semua Gu Master sekaligus. Serangan barusan yang menyasar Fang Yuan menunjukkan tak satu pun ingin dilepaskan. 　　Segera bermunculan ribuan pasang mata serigala mengilat di sekeliling. 　　Geraman rendah, desau angin dari kawanan serigala yang berlari, semua mengarah ke Fang Yuan. 　　Dalam kegelapan pekat ini, pandangan para Gu Master sangat terhambat. Tapi kawanan serigala listrik sama sekali tidak terganggu, karena mereka mengandalkan penglihatan tajam setelah mengorbankan penciuman. 　　"Harus segera kabur dari sini. Siapa tahu kalau bertemu dengan Juchi Jinwu licik itu? Bahkan jika belum ketemu, terkepung kawanan serigala dengan sisa 40% Yuan Zhen-ku. Mustahil bisa tahan dalam pertempuran berkepanjangan!" 　　Fang Yuan berpikir cepat, mengaktifkan Daging Telinga Pengintai. 　　Belasan akar sulur tumbuh dari daun telinga kanannya, menjalar keluar. 　　Segala teriakan membanjiri pendengarannya: lolongan serigala, gemuruh pertempuran, teriakan panik sesepuh keluarga, dan jerit sekarat serigala listrik. 　　Terlalu kacau! 　　Teknik Earth Listening memiliki jangkauan luas, tapi tidak bisa membedakan detail. 　　Fang Yuan mengerutkan alis, memilih bergerak ke arah dengan suara lebih sedikit. 　　Tapi segera, ia berhadapan dengan kawanan serigala listrik berjumlah ratusan. 　　Serigala-serigala itu menerjang keluar dari asap hitam, masing-masing tampak garang. 　　Fang Yuan memanggil Juchi Jinwu sambil mengerahkan Tian Peng Gu. 　　Gerigi logam berputar gila-gilaan. Badan emas serangga itu seperti pedang raksasa yang mengaduk asap, menghujam tubuh serigala hingga menyemburkan hujan darah dan tulang berserakan. 　　Fang Yuan bagai perahu yang berjuang di tengah badai, membabat jalan dengan susah payah. 　　Satu per satu serigala listrik tumbang di bawah Juchi Jinwu. Tapi segera yang kedua, ketiga... terus-menerus menerjang ke arahnya tanpa henti. 　　“Serigala Listrik Licik ini terlalu kejam, sampai menyuruh kawanan serigala mengitari dan mengepung dari belakang.” Fang Yuan menerobos ke satu arah, namun selalu bertemu serigala listrik, hatinya pun segera tersadar. 　　Ia bertarung sambil mundur. Tak lama kemudian, seluruh tubuhnya sudah berlumuran darah. 　　Tekanan terlalu besar, kegelapan pekat mengelilingi, tangan tak bisa melihat jari. Kawanan serigala menyerbu dari segala penjuru, membuatnya sulit menghadapi semuanya sendirian. 　　"Gu Yue Bo, apa pendapatmu?" Tiba-tiba suara Kepala Suku Keluarga Bai terdengar dari balik asap tebal. 　　"Baiklah, mari bersatu dulu untuk menerobos kepungan!" teriak Gu Yue Bo yang langsung menyusul. 　　Ini juga dipaksakan oleh situasi, hanya dengan bekerja sama ada peluang bertahan hidup. 　　Jika tidak, bertarung satu lawan satu akan cepat menghabiskan Yuan Zhen oleh serigala listrik, lalu dimangsa kawanan serigala. Akhirnya pasti akan sangat mengenaskan. 　　Graaah! 　　"Sialan!" 　　Sesaat kemudian, lolongan serigala dan ledakan dahsyat terdengar. Kedua kepala suku berteriak bersama, tak bisa lagi mengorganisir para tetua keluarga. 　　Jelas, Serigala Listrik Licik telah melakukan serangan mendadak. 　　Ini memiliki kebijaksanaan yang tak kalah dari manusia. Begitu menyerang langsung menggagalkan rencana kedua kepala suku dan mengacaukan langkah perlawanan para tetua. 　　Tanpa kedua kepala suku yang mengendalikan situasi, mampukah para tetua keluarga bekerja sama dengan tulus? 　　Ini pertanyaan besar. 　　"Tak bisa lagi. Yuan Zhen sudah terkuras terlalu banyak, aku harus memanfaatkan kekuatan orang lain!" Setelah beberapa saat lagi bertarung, Fang Yuan mulai merasa lelah. 　　"Ia memiliki kekuatan babi ganda, tapi otot-ototnya masih terasa sakit semua." 　　Yuan Zhen-nya hampir habis, luka-luka muncul di seluruh tubuh, Tian Peng Gu hanya bisa digunakan sesekali. 　　Tubuh Juchi Jinwu terlihat kusam, gigi gergaji di kedua sisinya sudah rusak parah. Dalam waktu singkat, ia telah menebas lebih dari seribu Serigala Listrik, termasuk beberapa Serigala Listrik Perkasa. 　　Beberapa di antaranya, karena memiliki serangga gu pertahanan, lebih keras dari besi. 　　Juchi Jinwu juga bukan tak terkalahkan. Tanpa gigi gergaji, kemampuan menebasnya merosot tajam hingga memprihatinkan. 　　Fang Yuan tidak berlama-lama bertarung, terus bergerak sambil melawan. 　　Dengan Daging Telinga Pengintai, ia berusaha keras membedakan suara. Begitu mendengar derap langkah berat Serigala Listrik Gila, langsung berbelok arah untuk menghindar. 　　Serigala Listrik Gila tingkat Raja Seribu Binatang tak mungkin ditaklukkan sendirian. Terjebak dalam kepungan pasti berarti ajal. 　　"Aku tak rela!" Teriakan Sesepuh keluarga tiba-tiba terdengar dari asap tebal, lalu langsung terputus. 　　Dalam asap hitam, gelombang serigala mengamuk. Banyak Sesepuh keluarga mati dimangsa, mengaumkan kemarahan tak berdaya. 　　"Aku juga hampir tak kuat!" Fang Yuan mencium aroma kematian, tapi wajahnya tetap kejam. Semakin genting situasi, hatinya semakin dingin bagai salju. 　　Tak ada secuil pun keraguan dalam hatinya. Di kehidupan sebelumnya, situasi lebih berbahaya dari ini sering ia alami. 　　Saat ini situasi belum terlalu buruk, dua kepala suku masih bertarung dengan serigala licin, Fang Yuan masih memiliki harapan. 　　"Ya? Ada suara pertarungan di depan!" Fang Yuan mendengar teriakan, segera mengubah arah. Ia hampir tidak bisa bertahan, baik dari Klan Gu Yue maupun Gu Master keluarga Bai, semuanya menguntungkannya. 　　"Bunuh! Bunuh! Bunuh!" Dari kejauhan terdengar Gu Master ini terus meneriakkan, sedang dalam pertempuran sengit. 　　Fang Yuan berlari kencang, tiba-tiba gerakannya terhenti. 　　Bai Ningbing! 　　(ps: Aduh, muncul lagi orang sok suci yang memaksakan moral, membuat jijuk. Para penjaga moral, jika tidak suka silakan minggir. Dalam sinopsis sudah tertulis jelas empat karakter "tiga pandangan tidak benar", prolog buku ini juga bukan sekadar hiasan, semuanya tertulis jelas. Buku ini saya tulis sampai sekarang sangat memuaskan, dan akan terus ditulis. Maaf mengecewakan kalian, saya tidak akan berhenti di tengah jalan. Hehe.)..) BAB169: Mencari Jalan 　　; 　　Bai Ningbing penuh luka di sekujur tubuhnya, terengah-engah, tampak compang-camping.. 　　Ketika Fang Yuan tiba, kedua orang itu saling terpana. 　　Takdir memang sesuatu yang aneh. Sebelumnya, mereka masih musuh bebuyutan yang ingin saling membunuh. Tapi saat ini, mereka perlu bekerja sama untuk memiliki kesempatan bertahan dan melarikan diri. 　　Bekerja sama dengan Bai Ningbing? 　　Tatapan Fang Yuan berkilau dalam, dalam hatinya berpikir: "Meski Bai Ningbing gila, ia juga menyadari takdirnya, tapi bukan berarti ia tidak ingin hidup." 　　Bertahan hidup adalah insting primitif manusia, kebutuhan paling dasar. 　　Faktanya, justru karena Bai Ningbing di satu sisi memiliki keinginan kuat untuk bertahan hidup, di sisi lain menghadapi takdir kehancuran yang tak bisa diubah, sehingga membentuk watak seperti ini. 　　Di dunia ini, tak ada musuh abadi. Bekerja sama dengan Bai Ningbing memiliki dasar yang kuat. Tapi bagaimana cara mengajukan proposal untuk meyakinkannya? 　　"Hehehe, Fang Yuan, tak kusangka ternyata kau!" Bai Ningbing lebih dulu bicara, tertawa terbahak dengan nada keras, "Kalau begitu temani aku mati. Dengan kau sebagai pendamping kubur, akhir hidupku jadi cukup menarik." 　　"Menarik?" Dalam hati Fang Yuan sudah menyusun rencana, tersenyum tipis sambil berjalan perlahan mendekati Bai Ningbing. 　　Serigala listrik di sekitar menyerang, Fang Yuan mengayunkan tangan. Juchi Jinwu menderu, menghantam mati dua tiga serigala listrik dan melemparkan mereka jauh. 　　Hingga saat ini, dua baris gigi gergaji Juchi Jinwu sudah rusak parah, kemampuan memotong dan mengaduk merosot drastis. Hanya bisa menggunakan pukulan. 　　"Di tengah kepungan serigala ini, mari kita adakan pertempuran hidup-mati, bukankah lebih menarik?" Fang Yuan perlahan mendekati Bai Ningbing. Senyum kejam mengembang di sudut bibirnya. 　　Kelopak mata Bai Ningbing bergetar tak terkendali, tak menyangka Fang Yuan lebih dominan darinya. 　　Tapi ini justru sesuai isi hatinya. Andai Fang Yuan bersikap lemah, hanya ingin bekerja sama demi kelangsungan hidup, justru akan membuatnya memandang rendah Fang Yuan, bahkan merasa terhina hingga tak tahan ingin membunuhnya. 　　Di dunia ini, ada orang-orang seperti ini. Jika kau terus bersikap baik padanya. Ia malah menganggapmu mudah ditindas, memandang rendah. Bersikap tegas padanya justru bisa mendapat respek. 　　"Kau benar-benar ingin mati? Kalau begitu aku akan mengabulkan!" Bai Ningbing menyipitkan mata, memancarkan aura berbahaya. 　　Fang Yuan tertawa lebar, melambatkan langkah, dengan nada suara penuh kearifan: "Hidup manusia seratus tahun berlalu cepat, bagai mimpi dan gelembung sabun. Untuk apa manusia hidup di dunia ini? Tak lain hanya berjalan sebentar. Menyaksikan keindahan semata. Walau aku tak ingin mati, tapi tak takut akan kematian. Aku telah melangkah di jalan. Sekalipun mati tak akan menyesal." 　　Ini memang ucapan tulus dari lubuk hati Fang Yuan. 　　Sejak dahulu kala, siapa yang tak mati? 　　Bahkan Gu Master Putaran Kesembilan sekalipun. Bahkan Leluhur Manusia, hanyalah berumur panjang, bukan abadi, akhirnya juga akan menghadapi kehancuran. 　　Mati pun tak apa, ada apa yang perlu ditakutkan? Sekalipun di detik berikutnya Fang Yuan benar-benar tewas dalam gelombang serigala ini, ia tak akan menyesal. 　　Semua karena ia telah berjuang untuk tujuannya. Berusaha keras, hidup sesuai kehendaknya sendiri! 　　Letakkan beban hidup-mati. Baru bisa melihat keluasan hidup yang sejati, menemukan kebebasan sesungguhnya. 　　Bai Ningbing mendengar ini. Seluruh tubuhnya gemetar hebat! 　　Ia berkali-kali mengaku tak takut mati, tapi bukan kebebasan sejati, melainkan tak bisa melihat jernih, tak bisa melepaskan belenggu hidup-mati ini. 　　Saat seseorang takut, ia menjadi budak. 　　Pikir Bai Ningbing, dirinya hanyalah budak di bawah bayang-bayang hidup-mati. 　　Tapi ini juga bukan salahnya, ia masih terlalu muda. Banyak hal membutuhkan pengalaman yang banyak untuk benar-benar bisa ditembus dan dipecahkan. 　　Namun, perkataan Fang Yuan ini membuka jendela baru bagi dirinya yang terus-menerus terbelit oleh masalah ini. 　　"Menyaksikan keagungan... sedang dalam perjalanan... takkan menyesal meski mati?" Bai Ningbing bergumam pelan, tiba-tiba bertanya, "Jalan! Apa itu jalan?" 　　Fang Yuan menyeringai dingin, terus mendekat: "Setiap orang punya jalannya sendiri. Jalanku tak perlu kuceritakan padamu, jalanmu mana mungkin kuketahui?" 　　Di dunia ini, banyak orang dari lahir sampai mati tak punya jalan. Sebagian berjalan sambil meraba-raba, menuju tanah suci dalam hati di tengah kegelapan. 　　Mata biru langit Bai Ningbing tiba-tiba memancarkan kilau yang menyilaukan. 　　"Jalan... Benar, aku harus menemukan jalanku!" 　　Pada detik ini, gejolak dalam hatinya sulit dipahami orang lain. 　　Seperti pria yang mati-matian mengejar seorang gadis namun tak berhasil, tiba-tiba suatu hari menemukan cara yang tepat. Atau seperti pemburu harta yang terhalang rintangan terakhir sekian lama, tiba-tiba menemukan celah untuk menerobos. Atau bagai memecahkan soal rumit yang bertahun-tahun tak ada kemajuan, tiba-tiba menemukan metode penyelesaian yang tepat. 　　Bai Ningbing tak punya jalan, tak menemukan makna hidup, karena itu ia bimbang. 　　Fang Yuan tak mungkin langsung menghilangkan kebimbangannya, tetapi dengan sindiran halus memberi secercah harapan. Memberinya penenang saat menghadapi maut - selama berada di jalan, takkan menyesal meski mati, kematian pun tak lagi menakutkan. 　　“Aku merasa akan menemukan jalanku!” Bai Ningbing mengepal kedua tinju, ekspresinya dipenuhi semangat membara. 　　Ia menatap Fang Yuan, berkata dengan penuh makna: "Akhirnya aku mengerti perbedaan antara kita. Kau sudah berada di jalan, sementara aku masih terombang-ambing." 　　"Hehehe." Tiba-tiba ia tertawa lagi, kegirangan yang hampir mengerikan, "Fang Yuan, kalau mau bertarung pasti kubenani! Tapi sekarang belum saatnya! Mari kita bekerja sama, aku punya Serangga Gu Mata Listrik tapi pandangan terhalang, hanya bisa mengintai dalam 30 langkah. Setelah kabur dari sini, kita bisa bertempur habis-habisan lain hari. Bekerja sama dengan musuh bebuyutan seperti di masa lalu, bukankah ini lebih seru dan menarik?" 　　"Oh, bagaimana aku bisa mempercayaimu?" 　　"Aku tak memintamu percaya. Kau bisa pilih percaya atau tidak. Bisa serahkan punggungmu padaku, tapi juga bisa kapan saja menyerangku diam-diam. Hehe, semua tergantung perubahan hatimu saat itu!" Bai Ningbing mengangkat bahu sambil tersenyum, memancarkan aura kebebasan tak terduga. 　　Asap tebal bergulung-gulung, lolongan serigala menggemuruh di sekeliling. 　　Fang Yuan perlahan menurunkan kelopak matanya, seolah merenungkan usulan Bai Ningbing. 　　Sebenarnya meyakinkan seseorang itu sulit, tapi juga mudah. Kuncinya harus tepat mengenai isi hati orang itu. 　　"Baiklah." Fang Yuan mengelus cangkang emas gelap Juchi Jinwu, mengangkat pandangan, "Tapi bersiaplah untuk serangan mendadak dariku!" 　　"Hehehe." Bai Ningbing membuka mulutnya lebar, tertawa jahat. Gelombang udara menerpa. Kepulan asap hitam pekat, lengan baju yang putus melambai-lambai diterpa angin. 　　Dalam asap tebal, sangat sulit menentukan arah. Semakin sempit pandangan, semakin mudah tersesat. 　　Tapi Bai Ningbing memiliki Serangga Gu Mata Listrik dengan jangkauan deteksi 50 langkah. Kini terbatas oleh asap, jarak deteksi menyusut jadi 30 langkah. Tapi tetap jauh lebih baik daripada mata telanjang Fang Yuan. 　　Namun Bai Ningbing hanya memiliki Serangga Gu Mata Listrik tanpa pemahaman makro yang jelas. 　　Ia hanya bisa melihat pemandangan di depan mata. Terkadang saat menyerbu malah terperosok ke jaring kepungan kawanan serigala. 　　Sebaliknya, Fang Yuan memiliki Daging Telinga Pengintai. 　　Asap bisa melemahkan penglihatan. Tapi tak bisa menghalangi suara. 　　Suara ada di mana-mana. Daging Telinga Pengintai bisa mendeteksi hingga 200 langkah. Tapi Fang Yuan hanya bisa mengikuti arus. Pandangannya terlalu sempit. Hanya bisa melihat jelas satu pohon atau batu gunung di dekatnya, tanpa patokan untuk menentukan arah. 　　Bekerja sama! 　　Serangga Gu Mata Listrik Bai Ningbing ditambah Daging Telinga Pengintai Fang Yuan. 　　Kombinasi dua Gu ini saling melengkapi, langsung meredakan situasi. 　　"Ini arah selatan. Menuju sini langsung ke Benteng Gu Yue kalian." Kilatan listrik menyambar di mata Bai Ningbing. 　　"Tidak bisa. Di sana terlalu banyak serigala. Harus cari jalan memutar." Sulur akar di telinga kanan Fang Yuan berkibar. 　　"Hehe... Kalau begitu belok ke tenggara, bagaimana?" Bai Ningbing menjilati bibirnya. 　　Fang Yuan berjongkok, sulur akarnya menancap di tanah, menyimak dengan saksama. 　　Selama periode ini, serangan Serigala Listrik semuanya diusir oleh Bai Ningbing. 　　Fang Yuan mendengarkan sejenak, lalu berdiri tegak: "Ada celah di tenggara, tapi harus cepat, ini hampir menutup!" 　　"Kalau begitu mari kita serbu." kata Bai Ningbing, tapi tidak segera bergerak. 　　Ia masih sangat waspada terhadap Fang Yuan, tidak berani menyerang di depan dan membiarkan punggungnya terbuka di hadapan Fang Yuan. 　　Fang Yuan menyeringai dingin, ia juga memiliki kekhawatiran terhadap Bai Ningbing. 　　Akhirnya, keduanya berjarak lima langkah, berjalan berdampingan sambil membunuh. 　　Serigala Listrik meraung, berusaha mengepung mereka. 　　Namun dengan kombinasi Serangga Gu Mata Listrik dan Daging Telinga Pengintai, Fang Yuan dan Bai Ningbing menghindari titik kuat, terus bergerak, memanfaatkan kesempatan ini sebelum menerobos dengan dahsyat. 　　Keunggulan informasi saat ini terlihat sangat jelas. 　　Bai Ningbing atau Fang Yuan sendiri-sendiri bertarung pasti akan kewalahan. Tapi kini dengan bekerja sama, mereka justru mengendalikan situasi dan tampil dengan lihai. 　　Setelah menerobos cukup lama, pandangan tiba-tiba terbuka. Mentari terang membuat keduanya menyipitkan mata. 　　"Kita berhasil keluar!" Bai Ningbing tertawa terbahak sambil menengadah. 　　Fang Yuan menoleh ke belakang, melihat tirai hitam pekat seolah dasar wajan hitam menutupi hutan luas. 　　Dentuman keras dan raungan terus terdengar dari asap tebal. Jelas kedua kepala suku masih bertarung dengan Serigala Licik Listrik. 　　"Tak kusangka bekerja sama denganmu cukup menyenangkan." Bai Ningbing sedikit memiringkan tubuhnya, tersenyum. 　　"Aku juga merasakan hal yang sama." Senyum mengembang di bibir Fang Yuan. 　　Tiba-tiba, kedua mata mereka memancarkan kilatan tajam di detik berikutnya. 　　Pisau es Gu! 　　Juchi Jinwu! 　　Pisau es ramping melukis garis cahaya dingin di udara. 　　Jinwu kekar menyapu dengan angin menderu. 　　Byur. 　　Keduanya bertubrukan. Pisau es meninggalkan goresan di punggung Jinwu sebelum hancur berkeping. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing melompat mundur serentak, mata keduanya dipenuhi intensitas pembunuhan. 　　Kerja sama sesaat tak mampu mengubah hati yang saling bermusuhan. 　　Rambut hitam Fang Yuan berkibar, baju putih Bai Ningbing melambai. Terlalu banyak kesamaan, justru membuat mereka menjadi musuh abadi. 　　Mata gelap dan bola mata biru saling bertatapan, seolah memercikkan bunga api di udara. 　　Aura pembunuhan dari kedua pihak perlahan mereda. 　　"Hmph, orang yang akan mati tak perlu kusentuh. Tuhan akan mengambil nyawanya. Yang terpenting sekarang adalah Bunga Teratai Tianyuan, bukan Bai Ningbing! Begitu serigala listrik menyerang Benteng Gu Yue, situasi akan berbahaya. Harus bertindak cepat..." Pikiran Fang Yuan berputar, kelopak matanya menunduk. 　　Mata Bai Ningbing semakin berbinar. Gumamnya pelan: "Jalan... tanpa penyesalan... Benar, bahkan Leluhur Manusia pun mati. Hidup dan mati tak terelakkan, asal kita hidup penuh gairah, apa salahnya mati?" 　　Begitu terpikir, cahaya berkilau tiba-tiba menyala di matanya. 　　"Ha ha ha. Aku juga telah menemukan jalanku, yaitu menyaksikan keindahan dunia ini! Fang Yuan, kita akan bertarung lagi di hari lain. Saat itu kuharap kematianmu bisa memberikan warna pada hidupku!" 　　Usai berkata, ia terus melompat mundur, menjaga jarak sebelum berbalik dan pergi. 　　Meski terlihat hina, tubuhnya penuh luka, wajahnya penuh debu hitam, dan kehilangan satu lengan, posturnya tetap tegak bagai pedang. Keraguannya telah sirna. 　　Ia telah menemukan jalannya. 　　Dengan kata lain, ia benar-benar telah menjadi dirinya sendiri! 　　(ps:Apakah beberapa orang ini benar-benar troll? Mata publik bisa melihat dengan jelas. Kalau mau pamer moral, setidaknya tunjukkan contoh "membantu nenek menyeberang jalan". Semua orang setara, kusarankan: jangan bersikap sok tinggi hati. Jika semua sepakat kau bukan troll, aku akan minta maaf! Dihapus dan diblokir di forum orang lain, lalu kira di sini mudah ditindas? Hehe. Untuk beberapa orang: kalau tidak suka bukunya, jangan baca. Ucapan sembrono punya konsekuensi. Ya, mulai sekarang postingan mengandung hinaan pribadi akan dihapus/diblokir. Tak akan lagi ditoleransi. Ya, perkara ini selesai di sini. Forum diskusi akan ditangani seperti ini. Ini pemberitahuan.)..) BAB170: Wajah Besi Tanpa Ampun, Darah Bisa Dingin? 　　; 　　Fang Yuan menatap punggung Bai Ningbing hingga ia menghilang. Membaca... 　　“Menyaksikan keagungan dunia...” Sorot mata hitam sang remaja berkilat penuh kekhawatiran. Bai Ningbing yang tak lagi ragu akan menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya. 　　Hidup dan mati tak lagi membebaninya, semakin dekat dengan kematian, semakin memancarkan keagungan tubuh Beiming Bingpo yang tiada tanding. 　　"Tapi untuk menantangku di lain hari, hah." Fang Yuan tiba-tiba tertawa pendek, "Kau pasti akan kecewa..." 　　Saat berhasil lolos dari kepungan asap serigala bergulung-gulung, Fang Yuan langsung memutuskan untuk segera meninggalkan Gunung Qingmao. 　　Pertarungan dengan Bai Ningbing meski menarik, sama sekali tidak memberi keuntungan. 　　Bai Ningbing mendefinisikan keagungan pada diri Fang Yuan, itu karena ia masih terlalu muda, pandangannya terbatas di Gunung Qingmao. 　　Fang Yuan berbeda. 　　Dalam rencana besar kelahirannya kembali, Gunung Qingmao hanyalah sebuah batu loncatan. 　　Mereka yang memiliki cita-cita besar dalam hati, pasti berjiwa luas, tidak terpaku pada perselisihan kecil dengan orang lain. 　　"Sudah waktunya pergi, rubah licik lebih lihai dari Serigala Mahkota Petir. Dengan kekuatan yang dimiliki keluarga Bai dan klan Gu Yue sekarang, sulit bertahan. Kecuali ada Master Kelima Lingkaran yang muncul, atau kedua keluarga bersatu." 　　Dendam turun-temurun antara keluarga Bai dan klan Gu Yue membuat persatuan tak terelakkan, tapi kerjasama yang tulus mustahil terwujud. 　　Fang Yuan tidak optimis dengan prospek mereka. 　　"Situasi Gunung Qingmao selanjutnya tergantung pada hasil pertempuran krusial ini. Jika kedua kepala keluarga tewas dibunuh serigala licik listrik, maka Gunung Qingmao pasti akan menjadi wilayah Serigala Listrik. Jika tersisa satu kepala keluarga, maka dengan bergabung, keluarga lain pasti akan dikorbankan sebagai bulan-bulanan. Jika serigala licik listrik terbunuh. Kedua keluarga pasti juga menderita korban jiwa parah dan harus beristirahat memulihkan diri. Saat keluarga membereskan urusan internal, aku pasti akan diselidiki." 　　Fang Yuan memahami perubahan situasi besar ini bak melihat api yang jelas. 　　Ini adalah dunia Gu, di mana kekuatan individu bisa mengungguli kelompok. Makin tinggi cultivation Gu Master, makin besar kemampuan untuk membalikkan situasi. 　　Baik keluarga Bai, Gu Yue, maupun kawanan Serigala Listrik - pihak mana pun yang memiliki ahli Level Empat tambahan pasti mampu menentukan arah situasi. 　　Tapi apapun hasilnya, semuanya merugikan Fang Yuan. 　　"Sudah waktunya pergi. Meski masih kekurangan Gu pengobatan ideal, mana ada hal di dunia yang selalu sesuai keinginan? Kembali ke benteng, ambil Teratai Yuan Langit, ambil Gu pengobatan dari gudang keluarga, lalu langsung berangkat!" 　　Fang Yuan melirik ke belakang untuk terakhir kali, dentuman keras masih terdengar dari kepulan asap hitam. 　　Ia berbalik dan bergegas menuju Benteng Gu Yue. 　　Dengan status Sesepuh keluarga, ia sepenuhnya berhak membuka paksa gudang keluarga untuk mengambil Batu Yuan dan Gu. 　　Ini masa paling kacau. Hati orang resah. Momentum terbaik untuk mengambil keuntungan. 　　Tapi jika momen ini terlewat, apapun hasil pertempuran, situasi akan stabil. Fang Yuan sulit mengail di air keruh. 　　Karena Gu Sayap Petir sementara tak bisa digunakan, Fang Yuan melesat melalui hutan. 　　Gelombang serigala menyapu segalanya, justru membuat jalan setapak yang penuh bahaya menjadi aman. 　　Tak lama kemudian, Benteng Gu Yue terlihat samar-samar di kejauhan. 　　"Ya? Siapa ini!" Fang Yuan tiba-tiba berhenti melangkah, dua orang asing muncul di hadapannya. 　　Keduanya berpakaian khas Gu Master. Yang satu lebih tua, bertubuh tinggi. Pinggang tegak lurus, kokoh bagai gunung. Dalam bagai jurang. Yang paling menarik perhatian adalah topeng perunggu yang menutupi wajahnya. 　　Topeng ini bernuansa kuno, memancarkan aura zaman purba. 　　Topeng ini memiliki tiga bukaan yang memperlihatkan mata dan bibir pemakainya. 　　Matanya penuh kisah, memancarkan aura kebajikan yang agung. Bibirnya terkunci rapat, garisnya tajam bagai ukiran pedang, menunjukkan tekad baja orang ini. 　　Pada bagian telinga yang tak tertutup topeng, terlihat rambut pelipis yang memutih, mengisyaratkan usia lanjut. 　　Yang satunya lagi adalah pemuda, alisnya tegak lurus bagai pedang, bola mata bening bercahaya, tatapannya menyemburkan kilau tajam bagai elang dan harimau. 　　Dari penampilan, usia pemuda ini hampir sebaya Fang Yuan. Tapi sabuknya dihiasi lempeng perak bertuliskan karakter "" (tiga). 　　Di usia sedini ini sudah menjadi Gu Master tiga transformasi, sungguh menunjukkan bakat kultivasi luar biasa! 　　Ini adalah jenius muda sejati! 　　Tapi tatapan Fang Yuan hanya singgah sebentar pada tubuh pemuda itu, lalu beralih ke sang tetua. 　　"Anak muda ini berkulit agak gelap, bibirnya juga terkunci, seluruh tubuhnya memancarkan aura tangguh dan cekatan yang tak boleh diremehkan." 　　"Namun dada yang sedikit menonjol dan detail di tangan, kaki, serta tenggorokannya membuat Fang Yuan langsung tahu statusnya sebagai gadis." 　　"Fang Yuan tak pernah meremehkan perempuan, tapi dibandingkan gadis penuh semangat ini, latar belakang pria paruh baya di sampingnya justru lebih membuat orang terpana." 　　"Tie Xue Leng..." Hati Fang Yuan berdesir, diam-diam mengungkap status pria paruh baya itu. 　　"Ia mengenakan topeng perunggu, di sabuknya terpasang lempengan persegi kristal ungu bertuliskan karakter—'Lima'." 　　"Dialah Master Gu tingkat lima, penegak hukum sejati, detektif legendaris dengan reputasi tertinggi di Nanjiang—Tie Xue Leng!" 　　"Tak memihak, tak kenal ampun. Banyak pelaku jalan gelap ditangkapnya, banyak penjahat dipenggalnya. Ia teladan aliran ortodox, menjelajahi Nanjiang dengan segudang kasus terpecahkan dan nama besar gemilang." 　　"Saudara muda, mohon petunjuknya." Tie Xue Leng memberi salam hormat kepada Fang Yuan. 　　"Meski sudah terkenal lama dan berstatus Master Gu tingkat lima, sikapnya tetap rendah hati dan ramah." 　　"Kulihat luka-luka di tubuhmu dan langkahmu yang tergesa, apakah kepala suku dan para sesepuh keluarga kalian sedang menghadapi masalah?" Lanjutnya bertanya. 　　Fang Yuan secara alami mengganti ekspresi wajahnya, tampak cemas dan terkejut, bercampur keraguan serta kewaspadaan: "Kalian siapa? Bagaimana kau tahu ini? Benar, kami mengejar Kepala Serigala Mahkota Petir, menghadapi masalah besar, bertemu dengan seekor serigala licik listrik. Aku sedang buru-buru kembali untuk minta bantuan." 　　"Saya Tie Xue Leng, teman bukan musuh, baru saja keluar dari Benteng Gu Yue. Saudara muda tak perlu kembali minta bantuan. Di bawah gelombang binatang buas, umat manusia harus bersatu. Tie pasti akan memberikan kontribusi kecil." Tie Xue Leng segera menjawab dengan penuh tekad. 　　…… 　　"Menyebalkan, tak kusangka Gu Yue Bo hari ini akan mati di sini!" 　　"Hmph, sekalipun mati, takkan kubiarkan serigala licik listrik ini merasa nyaman." 　　Kepala Suku Gu Yue dan Kepala Keluarga Bai, seluruh tubuh penuh luka, Yuan Zhen mereka hampir habis. Mereka merasakan aroma kematian yang pekat. 　　Asap serigala tebal telah menghilang, semua tetua keluarga telah gugur. Hanya tersisa dua kepala suku. 　　Serigala licik listrik itu juga tak baik-baik saja, beberapa lukanya hingga terlihat tulang. Ia mengatupkan gigi, bersembunyi di balik pasukan serigala listrik, matanya berkilau licik, tak maju bertarung langsung. 　　"Ayo, kau pengecut!" teriak Kepala Keluarga Bai. 　　Tapi serigala licik itu justru semakin menyusut ke belakang, lalu melolong, mengomandoi kawanan serigala listrik biasa. Menyerbu dua Master Gu tingkat empat. 　　“Makhluk licik, ah…” Gu Yue Bo dan kepala suku Keluarga Bai saling memandang, menghela napas. 　　Mereka sebenarnya telah mempersiapkan trik terakhir sebagai serangan balik sebelum ajal menjemput. 　　Tapi Serigala Listrik yang licik memiliki kecerdasan setara manusia, tidak terjebak dalam tipu muslihat. 　　“Nyawaku tamat di sini…” 　　“Sialan! Mati di mulut serigala listrik biasa ini!” 　　Saat kedua kepala suku itu geram, tiba-tiba teriakan dari kejauhan terdengar: “Tahan bertahan, kalian berdua!” 　　Suara itu bergema di hutan. Kedua kepala suku tersentak serentak, menoleh ke belakang. Terlihat sosok tinggi besar melesat mendekat. 　　Bayangan itu bergerak gesit di antara kawanan serigala. Hanya dalam beberapa tarikan napas, sudah berdiri di samping mereka. 　　“Anda ini…?” kedua kepala suku bertanya serentak. 　　“Hamba Tie Xue Leng.” 　　Hiiiss... 　　Kepala suku Bai menarik napas pendek, campur aduk antara kagum, gembira dan curiga atas kehadiran mendadak Tie Xue Leng. 　　Gu Yue Bo yang tahu alasannya langsung berseri-seri: “Ternyata Detektif Legendaris!” 　　Percakapan terputus oleh serbuan kawanan serigala. 　　“Binatang-binatang durhaka!” Tie Xue Leng menggelegar. Dengan geraman rendah, dia mengaktifkan serangga gu di rongga kosongnya. 　　Brakk! 　　Aura tak kasat mata tiba-tiba meledak. Menyapu seluruh penjuru, menggulung segala arah. 　　Tekanan spiritual itu kokoh bagai gunung. Menopang langit-bumi, tak tergoyahkan. Seperti angkasa raya, memandang rendah dunia fana, menembus segala rahasia. 　　Gu Kebajikan! 　　Hanya Gu Master berhati lurus yang bisa menggunakannya. 　　"Aura keadilan meledak keluar, mampu membuat penjahat ciut nyali. Dalam jangkauan tertentu, semakin lemah tekad musuh, semakin besar pelemahan yang diterima." 　　Tie Xue Leng pernah menggunakan Gu ini untuk membuat Master Gu tingkat empat lari pontang-panting dan semangatnya buyar. Ini adalah senjata untuk menaklukkan musuh tanpa pertempuran! 　　Wuu... 　　Serigala Listrik menghentikan laju, gemetar ketakutan di bawah tekanan aura ini, tak berani maju. 　　Aouwuu! 　　Serigala licik di belakang melolong panjang, mencoba mengendalikan kawanan serigala listrik. 　　"Berani sekali!" Tie Xue Leng membelalakkan mata, mengulurkan tangan kanan untuk menangkap serigala licik. 　　Boom... 　　Ripple udara menyebar, tangan besar hitam besi muncul dari udara, menjangkau serigala licik dari kejauhan. 　　Gu Penangkapan Tangan Besi Level 5! 　　Serigala licik yang penuh kelicikan dan kurang darah perwira ini, ditambah luka-luka di tubuhnya, tak berani bertarung langsung dan segera menghindar. 　　Namun tangan besi hitam itu mengunci serigala licik dengan erat, mengejar tanpa henti. 　　Tak bisa kabur, serigala licik meraung marah dan menubruk tangan besi itu dengan garang. 　　Tangan besar hancur berantakan, sementara tubuh serigala licik remuk redam, tulang-tulangnya hampir hancur berantakan. 　　Ia merintih ketakutan, tak berani lagi mengganggu Tie Xue Leng. Setelah memandang penuh dendam ke arah Tie Xue Leng dan dua kepala suku, ia lari terbirit-birit dengan ekor terkepit. 　　“Ini akan kabur!” 　　“Cepat halau ini!!” 　　Dua kepala suku berteriak, tapi Tie Xue Leng tetap berdiri di tempat, tidak melakukan serangan. 　　“Harap Detektif Legendaris melakukan serangan.” Gu Yue Bo mengatupkan tangan memohon. 　　Tie Xue Leng menggeleng halus. 　　Saat itu, Fang Yuan dan gadis itu juga tiba, menyaksikan serigala listrik licik dipaksa mundur oleh tangan besi. 　　“Ayah! Tubuh ayah terluka, bagaimana bisa bertarung!” Gadis itu berlari mendekat, menghentakkan kaki kesal, nada menggerutu yang penuh kehangatan. 　　“Ruo Nan, serigala listrik ini sangat licik. Hanya dengan kekuatan mengusirnya, cara penanganan paling tepat.” Tie Xue Leng berkata datar, tiba-tiba tubuh kekarnya bergetar halus. 　　Blup, ia memuntahkan darah. 　　Darahnya berwarna hijau pucat aneh, saat jatuh ke lantai kayu langsung menggerogoti rumput hijau, mengepulkan asap busuk. 　　Jelas terluka sangat parah. 　　“Ayah, bagaimana kondisi ayah?!” Gadis Tie Ruo Nan segera mengangkat kedua tangan, hendak mengobati Tie Xue Leng. 　　“Jangan panik. Luka ini kau juga tahu, muntah darah justru lebih nyaman.” Tie Xue Leng terkekekeh, menepis penolakan pengobatan. 　　Melihat ini, dua kepala suku yang tadinya menyimpan dendam seketika wajahnya memerah malu. 　　“Detektif Legendaris tanpa pamrih, meski luka berat tetap membantu. Bantuan seperti ini membuat kami sangat tersentuh.” 　　“Sudah lama mendengar nama besar Tie Xue Leng, hari ini bertemu langsung, memang tak mengecewakan, sungguh mengagumkan! Terima kasih atas pertolongan Detektif Legendaris!” 　　Kedua kepala suku secara bergantian menangkupkan tangan, mengucapkan terima kasih. 　　“Mohon Yang Mulia Detektif Legendaris datang sebagai tamu di perkampungan Keluarga Bai. Hutang nyawa ini pasti akan kami bayar sepenuh hati!” Kepala suku Keluarga Bai menambahkan. 　　Di sampingnya, Gu Yue Bo tak mungkin hanya diam melihat keluarga Bai menarik perhatian Tie Xue Leng. 　　Ia yang tahu tujuan kedatangan Tie Xue Leng, tersenyum puas: “Maksud kedatangan Yang Mulia sudah jelas, dikirim oleh Jia Fu untuk menyelidiki kasus pembunuhan di tempat kami. Klan Gu Yue pasti akan bekerja sama sepenuhnya!” 　　Mendengar ini, wajah kepala suku Keluarga Bai langsung berubah. 　　Tie Xue Leng berkata: “Benar, tapi penyelidikan kali ini bukan aku yang memimpin. Akan ditangani oleh putriku, Tie Ruo Nan.” 　　“Oh?” Seketika semua tatapan tertuju pada gadis itu. 　　(ps: Akhir-akhir ini suasana hati kurang baik, kebetulan hari Qingming, ingin mengambil cuti. Tiga hari ke depan berhenti update, mulai Senin depan, tanggal 1 April, update dilanjutkan kembali. ).) BABke-171: Sifat Iblis Hingga ke Tulang 　　; 　　“Apa? Ayah, kau suruh aku memecahkan kasus?” Gadis itu menunjuk dirinya sendiri, wajah penuh keterkejutan.... 　　“Kenapa, tidak mau?” Tie Xue Leng tersenyum. 　　“Mau! Tentu mau!” Tie Ruo Nan tersadar, berseru girang. 　　"Tie Xue Leng mengangguk, mendesah pelan dengan nada kompleks: 'Kau bertekad meniti jalan yang sama denganku. Bertahun-tahun kau ikutiku, sudah terpapar banyak hal. Hanya dengan terbang mandiri, anak elang bisa benar-benar dewasa. Ayah sudah tua, luka ini tak bisa sembuh. Tak bisa menemanimu seumur hidup. Generasi baru ganti yang lama. Sekarang giliranmu.'" 　　"Ayah... jangan putus asa. Bukannya masih ada harapan penyembuhan?" Suara gadis itu gemetar, tersedu-sedu. 　　"Kita berdua tahu betapa tipis harapan itu. Manusia harus belajar menerima kenyataan, Ruo Nan." Tie Xue Leng tersenyum, lalu menoleh ke Gu Yue Bo, "Kepala Suku Gu Yue tak perlu khawatir. Putriku sudah menguasai 70-80% kemampuanku. Ditambah bimbinganku, pasti takkan membuat kaummu menanggung tuduhan palsu." 　　"Ah, sungguh berlebihan." Gu Yue Bo cepat-cepat menghormat, "Nona pemberani ini tak kalah para jenderal. Semangatnya berkobar, keturunan pahlawan pula. Mana mungkin hamba tak percaya? Silakan menuju benteng, ijinkan kami menjamu kalian." 　　…… 　　Hidangan memenuhi meja. Aroma harum menyeruak. Anggur jernih mengalir dari tempayan membentuk garis lurus, menuang penuh cawan Tie Xue Leng. 　　Gelombang serigala baru saja berlalu. Benteng Gu Yue terpuruk dalam masa tersulit. Konsumsi bahan pokok yang besar akan menyebabkan kelaparan dan kelangkaan barang. Bahkan mungkin ada rakyat jelata yang mati kelaparan. 　　"Tapi meski begitu. Untuk menjamu Tie Xue Leng, Klan Gu Yue tetap menyelenggarakan acara jamuan ini." 　　Sebagai kepala suku, Gu Yue Bo duduk tegak di kursi utama, ditemani Tie Xue Leng dan gadis Tie Ruo Nan di sampingnya. 　　Selain itu, terdapat Gu Yue Chi Zhong, Gu Yue Ge Yan, Gu Yue Chi Lian, Gu Yue Yao Ji, serta Fang Yuan dan lainnya, semuanya merupakan Sesepuh keluarga. 　　Sebelum gelombang serigala, Klan Gu Yue memiliki puluhan Sesepuh keluarga. Tapi sekarang hanya tersisa satu meja ini, bahkan kurang dari sepuluh orang. 　　Tidak hanya itu, semua Sesepuh yang hadir di sini masing-masing membawa luka. 　　Terutama Gu Yue Chi Lian, dalam pertempuran dua minggu lalu, tubuhnya terluka parah dan terus bersembunyi di ruang rahasia untuk pemulihan. Awalnya terbaring di ranjang. Tapi mendengar kedatangan Tie Xue Leng, ia memaksakan diri dalam kondisi sakit untuk menghadiri jamuan ini. 　　Namun hal ini justru menyelamatkannya. Sedangkan rival lamanya Gu Yue Mo Chen yang mengikuti kepala suku mengejar Kepala Serigala Mahkota Petir, malah dibunuh oleh Rubah Listrik Licik. 　　"Hari ini tanpa bantuan Kakak Tie, mungkin aku sudah menjadi santapan perut Rubah Listrik Licik. Atas jasa penyelamatanmu, cangkir anggur ini kupersembahkan untuk Kakak Tie!" Gu Yue Bo berdiri, kedua tangan memegang cangkir, sedikit membungkuk dengan tulus. 　　"Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan." Tie Xue Leng mengangkat cangkirnya, menyesap sedikit anggur. 　　Ia memiliki watak disiplin, tidak berjudi maupun main perempuan. Mengendalikan diri dengan ketat, minum anggur tak pernah berlebihan. Hanya mencicipi sedikit sehingga tak pernah mabuk. 　　Gu Yue Bo meminum arak ini, memandang sekeliling semua orang yang hadir, matanya memerah, menghela napas lalu duduk perlahan. 　　Tie Xue Leng yang telah banyak menyaksikan situasi serupa menghibur, "Kepala Suku Gu Yue janganlah bersedih. Selama manusia masih ada, benteng pasti akan bangkit kembali. Selain itu, si Serigala Licik Listrik juga terluka, kawanan serigala listrik sudah sangat terkuras. Beberapa tahun ke depan mereka takkan menyerang. Gelombang serigala kali ini sudah terlewati." 　　Periode terparah dari gelombang serigala memang telah berlalu. Beberapa bulan ke depan, meski masih ada serigala listrik yang muncul, jumlahnya akan semakin berkurang. Mereka takkan membentuk kawanan besar lagi, tak memiliki kekuatan untuk menyerang benteng secara langsung. 　　Serigala Licik Listrik akan kembali ke sarang serigala, beristirahat dan mengonsolidasikan sisa kawanan. Banyak serigala listrik akan dipanggil pulang. Kematian massal serigala menyebabkan kebutuhan pangan kawanan berkurang drastis. 　　Kawanan serigala kembali bisa swasembada. Beberapa tahun ke depan, kawanan serigala listrik akan bertambah besar lagi, melahirkan Raja Seratus Binatang Serigala Listrik Perkasa, Raja Seribu Binatang Serigala Listrik Gila, hingga Raja Sepuluh Ribu Binatang Kepala Serigala Mahkota Petir. 　　Puncak kejayaan membawa kemerosotan, kemerosotan mengawali kebangkitan. 　　Baik umat manusia maupun kawanan serigala, semua tunduk pada hukum perubahan ini. 　　Meski perkataan gadis itu benar, manusia bukanlah tumbuhan yang tak punya perasaan. Kepala Suku Gu Yue lebih paham kebenaran sesungguhnya daripada Tie Ruo Nan, namun kepedihan dan kesedihan dalam hatinya tak terelakkan. 　　"Pengorbanannya terlalu besar..." 　　Hanya dari jajaran manajemen Sesepuh keluarga saja, lebih dari setengahnya tewas. Gu Master level dua dan Gushi Yizhuan juga mengalami korban jiwa yang parah. Kekuatan Benteng Gǔyuè secara keseluruhan berada di titik terendah, tidak mampu menahan gejolak apa pun lagi. 　　"Mengapa kalian tidak menyerang balik dan menghancurkan sarang serigala secara langsung?" Di samping, Tie Ruonan bertanya dengan bingung dan penuh keraguan. 　　"Itu karena di sarang serigala hidup lebih dari sepuluh kelompok serangga petir, jumlahnya hampir sejuta, dengan banyak Gu liar yang bercampur di dalamnya. Sangat sulit untuk ditaklukkan, kecuali tiga keluarga bersatu mengirim pasukan." Gu Yue Yao Ji menjelaskan. 　　Dia menghela napas pendek, tatapan sinisnya melirik ke Fang Yuan: "Tapi kemungkinannya sangat kecil! Bahkan di Klan Gu Yue kami, ada anggota Sesepuh keluarga yang mundur dari medan perang. Saat gelombang serigala datang, tidak tahu bersembunyi ke mana!" 　　Mendengar ini, sesepuh keluarga lainnya juga tak bisa menahan diri untuk memandang Fang Yuan. 　　Sebelumnya, Fang Yuan menjelajahi harta karun Hua Jiu di celah batu**, menyebabkan ketidakhadirannya dalam pertempuran melawan gelombang serigala. Di mata banyak orang, ini adalah tindakan pengecut yang menghindar dari tanggung jawab. 　　Karena itu, ekspresi para sesepuh keluarga yang memandang Fang Yuan dipenuhi ketidakpuasan, cemoohan, dan amarah yang tersembunyi. 　　Bahkan wajah Gu Yue Bo pun terlihat muram. 　　Sebagai pemimpin keluarga, yang paling dibencinya adalah tipe orang seperti Fang Yuan - egosentris, misterius, punya agenda sendiri, sulit dipercaya meski dimanfaatkan. 　　Suasana di meja makan tiba-tiba berubah tegang. 　　"Ayah dan anak perempuan keluarga Tie juga merasakan perubahan ini, mengikuti tatapan semua orang, mereka pun menatap Fang Yuan." 　　Penampilan muda Fang Yuan sejak awal menarik perhatian Tie Ruonan sebagai rekan seangkatan. 　　Fang Yuan dengan tenang meneguk anggur, meski semua tatapan tertuju padanya, ia seolah tak menyadarinya. 　　Ekspresinya datar, seolah telah mengantisipasi situasi perhitungan akhir ini. 　　"Ini masalah besar." Ia menghela napas dalam hati, meski khawatir tapi tidak panik. 　　Kemunculan Tie Xue Leng merusak rencana pelariannya. Jika ia mengambil Bunga Teratai Surgawi dan merusak dasar Benteng Gu Yue, keluarga Tie pasti akan menangkapnya. 　　Gelar Detektif Legendaris bukan sekadar omong kosong. Dengan kemampuan dan kekuatannya saat ini, begitu Tie Xue Leng memulai pengejaran, mustahil ia lolos. 　　Bahkan tanpa mengambil Bunga Teratai, kepergian misteriusnya akan diselidiki keluarga. Terutama karena terkait kematian Jia Jinsheng, keluarga Tie pasti akan mengejarnya. 　　Kepergiannya tanpa pamit di mata mereka adalah bukti rasa bersalah seperti pencuri yang kabur dari hukuman. 　　Tanpa pilihan lain, Fang Yuan memutuskan tetap tinggal sambil mengamati perkembangan. 　　Meski mendapat kecaman, situasi ini belum yang terburuk. Jika langsung kabur, itu berarti mengacaukan langkah sendiri dan memperburuk keadaan. 　　"Enakkah anggurnya?" Gu Yue Yao Ji tersenyum sinis, menatap tajam Fang Yuan, "Tak mau menjelaskan?" 　　Fang Yuan perlahan meletakkan gelasnya, mengangkat pandangan ke arah lengan terputus Gu Yue Yao Ji. 　　Pepatah "semakin tua semakin licik" ternyata benar adanya. 　　Untuk menyelamatkan nyawa, Gu Yue Yao Ji memotong lengannya sendiri, menggunakan alasan luka untuk menghindari penugasan keluarga ke medan perang. 　　Hal ini pernah terjadi di kehidupan sebelumnya Fang Yuan, tak disangka di kehidupan ini pun Gu Yue Yao Ji melakukan hal serupa. 　　Tindakan mengorbankan pion untuk menyelamatkan jenderal ini memang efektif. Dengan menghindari keikutsertaan dalam pengejaran dan mencegah dibunuh oleh Kepala Serigala Mahkota Petir, nyawanya terselamatkan. Serangannya terhadapku saat ini sebagian karena dendam lama, sebagian besar untuk mengalihkan perhatian orang lain dari dirinya. 　　"Penjelasan apa yang kau inginkan? Penjelasan tentang bagaimana kau memotong lengan sendiri demi menyelamatkan nyawa?" Fang Yuan menyeringai dingin. 　　"Apa?!" Gu Yue Yao Ji langsung berdiri dari kursinya dengan wajah memerah karena marah dan terkejut. 　　Matanya membelalak, jari telunjuknya menuding hidung Fang Yuan: "Kau anak kelinci kurang ajar! Berani-beraninya menggigitku balik, memfitnah dengan mulut berlumuran darah! Bagaimana bisa ada orang hina sepertimu di klan Gu Yue?!" 　　"Gu Yue Yao Ji!" Gu Yue Bo berubah pucat, suaranya mengguntur: "Duduk! Masih ada tamu penting di sini, tidak tahu malukah kau berteriak-teriak seperti ini?" 　　Gu Yue Yao Ji hendak melanjutkan makiannya, namun melihat wajah kepala suku yang semakin muram, terpaksa menelan kembali kata-katanya. 　　Dengan mata menyala-nyala, ia duduk kembali sambil terus memandang Fang Yuan dengan kebencian. 　　"Gu Yue Bo telah menangani kasus Nyonya Obat, kemudian mengalihkan tatapannya ke Fang Yuan: 'Sesepuh Fang Yuan, aku membutuhkan penjelasan darimu. Saat gelombang serigala menyerang benteng, ke mana kau pergi?'" 　　"Fang Yuan... Dialah Fang Yuan?" Tatapan Tie Xue Leng berkilat aneh. Dalam kasus hilangnya misterius Jia Jinsheng, Fang Yuan memainkan peran krusial. Sebelum datang ke sini, Tie Xue Leng telah menerima banyak informasi dari Jia Fu. Tak disangka, sesepuh muda ini ternyata Fang Yuan. 　　Seketika, minat Tie Xue Leng berkobar dalam hatinya. 　　Dengan pengalaman memecahkan ribuan kasus, ia mampu membaca jejak-jejak halus untuk menemukan petunjuk tersembunyi dan menebak kebenaran. Dari reaksi hadirin, ia menyimpulkan fakta bahwa Fang Yuan mundur dari medan perang. 　　Tapi pemahaman manusia sering terperangkap di permukaan, apa sebenarnya kebenaran itu? 　　Apapun kebenarannya, jawaban Fang Yuan akan mengungkap sudut gelap hatinya. Ini akan sangat membantu proses penyelidikan selanjutnya. 　　Merasakan sorot mata tajam Tie Xue Leng, hati Fang Yuan berdesir dingin meski raut wajahnya tetap tenang. 　　Dengan tatapan dingin menyapu seluruh ruangan, senyum sinis mengembang di sudut bibirnya: "Tak ada yang perlu dijelaskan. Tapi karena Anda bertanya, akan kujawab terus terang. Saat itu aku sangat ketakutan. Tekanan yang terakumulasi lama, ditambah ketakutan akan kematian mencapai puncaknya. Aku tak sanggup menanggungnya. Aku pengecut, bersembunyi di sudut gelap, tak berani kembali ke garis depan." 　　Begitu kata-katanya meluncur, seluruh ruangan terpaku dalam keheningan. 　　Mereka awalnya menunggu alasan dan dalih Fang Yuan, sudah mempersiapkan cara untuk membongkar kebohongannya. Tak disangka Fang Yuan justru langsung mengakui! 　　"Kebohongan apapun, selama bukan fakta, pasti ada celahnya. Apalagi dengan kehadiran Tie Xue Leng di sini..." Wajah Fang Yuan tetap tenang, menundukkan pandangan hanya menatap gelas di hadapannya. 　　Mata Tie Xue Leng memancarkan kilatan aneh, tanpa sadar ia mengerutkan alis. Perasaan jijik dan antipati menggelora dalam hatinya. 　　"Remaja ini, hingga ke tulang terdapat aura jahat!"..) BABke-172: Hanya Fang Yuan yang Layak! 　　; 　　Di acara jamuan, suasana tiba-tiba sunyi senyap...Membaca... 　　Semua orang terdiam, memandang Fang Yuan dengan tatapan kosong. 　　Mereka tak menyangka Fang Yuan menjawab seperti itu, langsung mengaku dengan begitu jujur. 　　"Masih terlalu muda, sampai berani mengucapkan kata-kata seperti itu." 　　"Hmph, dengan pernyataan ini, berarti ia meruntuhkan masa depan politiknya sendiri." 　　"Mulai sekarang Fang Yuan tidak lagi menjadi ancaman..." 　　Dalam hati para tetua keluarga, pikiran mereka bergolak. 　　Gelombang serigala sampai di titik ini, situasi sudah pasti. Dalam beberapa bulan ke depan hanya akan ada kelompok kecil serigala yang muncul, dan dengan terus dipanggilnya serigala listrik licik serta pemusnahan oleh para Gu Master, menjelang akhir tahun serigala listrik akan hampir punah. 　　Tapi pertarungan takkan pernah berhenti. 　　Di mana ada manusia, di situ ada keuntungan. Di mana ada keuntungan, di situ ada pertikaian. 　　Di bawah gelombang serigala, terjadi pertarungan antara manusia dan serigala. Kini momen tersulit dalam gelombang serigala telah berlalu, konflik internal antar keluarga mulai muncul ke permukaan dan menjadi kontradiksi utama. 　　Serangan gelombang serigala ke benteng menyebabkan banyak Gu Master tewas. Kekuatan lama yang hancur meninggalkan kepentingan yang sebelumnya mereka kendalikan, secara alami perlu dibagi-bagi kembali. 　　Di jajaran manajemen Klan Gu Yue, sebelumnya banyak Sesepuh keluarga yang membagi kue keuntungan seluruh benteng. Kini hanya tersisa kurang dari sepuluh sesepuh termasuk Fang Yuan, namun kue tersebut masih utuh di sana. 　　Pembagian kue besar ini tentu memerlukan pertarungan. Meski perebutan kekuasaan politik tidak melibatkan pedang berkilau dan hujan darah seperti gelombang serigala, namun konspirasi licin dan perangkap berbahaya tetap mengintai. 　　Awalnya Fang Yuan sebagai satu-satunya Sesepuh baru memiliki momentum kuat dan sorotan tajam. Tapi kini dengan mengakui secara terbuka bahwa ia meruntuhkan masa depan politiknya, berarti ia melepas kesempatan berebut kue keuntungan dengan sesepuh lain. 　　Secara instan, tingkat ancaman Fang Yuan di mata para Sesepuh keluarga turun drastis. 　　Tekanan dalam tatapan yang mengarah ke Fang Yuan terasa semakin berkurang. 　　"Kepala Suku Gu Yue Bo menghela napas pelan: “Karena Fang Yuan sudah mengakui, sebagai kepala suku, aku harus menghukum pelarianmu di tengah pertempuran ini. Menurut hukum keluarga peninggalan leluhur, pelarian di tengah pertempuran akan dicabut jabatan Sesepuh keluarga. Namun hasil akhirnya akan ditentukan melalui musyawarahku dengan beberapa Sesepuh keluarga lain. Apapun hasilnya, kuharap kau bisa menerima.”" 　　Ekspresi orang lain beragam. 　　Fang Yuan mengangguk. Tak bersuara, seolah menerima takdir. 　　Gu Yue Yao Ji memotong lengannya sendiri demi menyelamatkan nyawa. Kebuasan dan ketegasan seperti ini juga dimiliki Fang Yuan. Hanya saja, ia mengorbankan lebih banyak - status Sesepuh keluarga. 　　Masalah terbesarnya kini adalah kemunculan mendadak ayah-anak keluarga Besi. Terlibat dalam pusaran politik dan intrik kekuasaan akan memperparah situasi berbahaya ini. 　　"Melepas, melepas, dalam pilihan hidup. Jabatan Sesepuh keluarga hanyalah alat untuk mempermudah kultivasi. Aku menapaki jalan gelap demi keabadian, bahkan nyawa pun bisa kukorbankan. Apa lagi yang tak bisa dilepas? Jabatan Sesepuh? Hmph..." 　　Tak ada secuil penyesalan atau penyesalan dalam hati Fang Yuan. 　　Ini keputusan paling bijak. 　　Lagipula, meski akan ada hukuman, pasti bersifat ringan. 　　Mengingat kelangkaan Sesepuh keluarga saat ini, kekuatan Gu Master tiga transformasi sepertinya harus diperhitungkan. Sang kepala suku harus menghukum sekaligus memanfaatkan kekuatan Fang Yuan untuk menstabilkan benteng, maka perlu juga memberi penguatan. 　　Mengenai para sesepuh keluarga lainnya, Fang Yuan sudah keluar dari permainan politik krusial ini dan tidak lagi menjadi ancaman. Mereka juga tidak akan membabat habis Fang Yuan, kalau-kalau memaksanya melawan, bukankah itu mencari masalah sendiri? 　　"Meski ada sistem keluarga, tapi apa itu sistem? Hehe, sistem hanyalah alat bagi penguasa untuk mempertahankan keuntungan. Di satu sisi ia menguasai dan membagi kepentingan kelompok bawah, di sisi lain juga menjadi aturan permainan untuk menyelaraskan kepentingan antar penguasa." Dalam hati Fang Yuan menyeringai dingin, mengenai hal-hal ini, ia memahami situasi bak melihat api, melihat dengan sangat jernih. 　　"Yang paling genting sekarang adalah keluarga Tie, ayah dan anak. Sungguh menyebalkan, datang lebih cepat dari perkiraanku. Gelombang serigala belum surut, mereka sudah tiba. Hmph, tapi tindakan seperti ini memang sesuai dengan watak Tie Xue Leng yang membenci kejahatan dan nekat mengorbankan diri." 　　Memikirkan ini, tekanan muncul di hati Fang Yuan. 　　Meski Tie Xue Leng terluka, kekuatan tempurnya jauh di atas Fang Yuan. Unta kurus tetap lebih besar dari kuda, begitulah prinsipnya. 　　"Aku harus kabur dari benteng, sekaligus menghindari kejaran keluarga Tie. Bagaimana memecahkan situasi ini?" 　　Fang Yuan gelisah. 　　Keluarga Tie ini sama sekali tidak semudah Jia Fu untuk dibodohi. Lagipula, cultivation Fang Yuan masih rendah, meski punya seribu taktik brilian tapi tak ada kemampuan untuk melaksanakannya, mau bagaimana lagi? 　　Tingkat tiga dan level lima, perbedaan kekuatan ini sangat besar. 　　"Para hadirin, saya punya sesuatu untuk dikatakan." Tiba-tiba Gu Yue Chi Lian yang selama ini diam mulai berbicara. 　　"Ia wajah pucat, menyeret tubuh yang terluka parah ke sini, tidak bisa minum anggur, hanya minum teh." 　　"Tapi yang mengejutkan, perkataannya berikutnya menggemparkan: 'Ada satu hal yang harus kujujurkan, alasan Yang Mulia Fang Yuan tidak muncul tepat waktu di medan perang adalah karena ulahku.'" 　　"Apa?" 　　Seketika, sesepuh keluarga lainnya terkejut sedikit. 　　"Oh, bagaimana maksudmu?" tanya Gu Yue Bo. 　　Fang Yuan juga melontarkan tatapan, hanya saja menyembunyikan keheranannya. 　　Mengapa Gu Yue Chi Lian tiba-tiba membelanya? 　　Meski sebelumnya Fang Yuan menguasai bukti komprominya, namun dalam gelombang serigala ini, penerus garis Chi yaitu Gu Yue Chi Cheng telah tewas di medan perang. 　　Meskipun garis Chi telah melakukan segala upaya maksimal untuk melindungi Chi Cheng. Tapi medan perang selalu penuh kejutan tak terduga. Di bawah teror serigala, semua orang sibuk menyelamatkan diri sendiri, apalagi membantu orang lain? 　　Mati manusia padam pelita, bukti kompromi Fang Yuan pun menjadi tak berguna. Tapi mengapa Gu Yue Chi Lian malah secara aktif membantunya menutupi kebohongan? 　　Gu Yue Chi Lian melanjutkan dengan menghela napas: "Sejujurnya. Cucu perempuanku Gu Yue Mo Yan sudah jatuh cinta dalam-dalam pada Sesepuh Fang Yuan. Sebelumnya, dia sendiri memohon padaku sambil bersimpuh di lantai sambil menangis, tak ingin melihat Fang Yuan tewas di medan perang. Aku hanya punya satu cucu perempuan ini, jadi muncul keegoisan dalam hatiku. Aku menahan Fang Yuan paksa di kediaman dan membuatnya pingsan. Baru saat mengejar Kepala Serigala Mahkota Petir, aku melepaskannya. Jadi semua kesalahan ini adalah kesalahanku semata. Tak ada hubungannya dengan Yang Mulia Fang Yuan." 　　"Apa?" 　　"Oh, benarkah begitu?" 　　Para sesepuh keluarga saling bertukar pandangan penuh keraguan. 　　Perkataan Gu Yue Chi Lian terdengar terlalu mengada-ada, tingkat kredibilitasnya sangat rendah. 　　"Percintaan anak muda itu wajar saja." Gu Yue Bo mengangguk-angguk, memandang Fang Yuan dengan tatapan penuh arti, berusaha membaca jejak-jejak hubungan di wajahnya. 　　Tapi Fang Yuan sudah menundukkan pandangan, wajahnya tenang tanpa ekspresi bahagia maupun marah. 　　Kepala suku mulai merasa tak yakin dengan situasi ini. 　　Sesepuh lainnya juga saling menyiratkan dengan pandangan mata, belum memahami alasan Gu Yue Chi Lian begitu memihak Fang Yuan. 　　Dengan berbicara seperti ini untuk membela Fang Yuan, dia sedang mengorbankan reputasinya sendiri dan merusak masa depan politiknya! 　　Gu Yue Chi Lian melanjutkan: "Sesepuh Fang Yuan, untuk melindungi reputasiku, rela menanggung cercaan sendiri. Tapi aku sudah melakukan kesalahan sebelumnya. Bagaimana mungkin mengulanginya lagi? Inilah kebenaran sesungguhnya. Hukuman apa pun yang ditetapkan Yang Mulia Kepala Suku, aku siap menerimanya. Jika status sesepuh harus dicabut, aku pun rela." 　　Kepala suku segera melambaikan tangan: "Sesepuh keluarga Chi Lian telah berjasa besar, tindakan ini bisa dimaklumi. Bukankah manusia bukan tumbuhan yang tak punya perasaan? Kini keluarga kami sedang membangun kembali, sangat membutuhkan pilar seperti Anda. Hanya saja ini urusan pribadi, hukuman bagaimana harus didiskusikan. Hari ini tamu kehormatan datang. Mari kesampingkan dulu. Saudara Tie, saya dan semua sesepuh keluarga menghormati Anda dengan segelas anggur!" 　　Begitu kata Gu Yue Bo sambil berdiri. 　　Para sesepuh keluarga lainnya juga ikut berdiri, mengangkat gelas mereka. 　　"Terlalu sopan. Kedepannya saya akan merepotkan kalian, harap dimaklumi." Tie Xue Leng tanpa sikap arogan juga berdiri, meneguk segelas anggur. 　　…… 　　Di halaman besar garis Chi, wangi rerumputan, batu karang dan mata air jernih, gemericik air mengalir. 　　Di langit malam, bulan purnama menggantung bulat. 　　Jamuan makan telah lama usai. 　　Fang Yuan duduk tegak di paviliun tengah halaman, mendengarkan gemericik air sambil meletakkan cangkir teh dengan ekspresi datar. 　　Di hadapannya duduk Gu Yue Chi Lian. Setelah jamuan, ia mengundang Fang Yuan untuk berbincang di sini. 　　"Silakan, minum lagi secangkir teh bambu hijau ini, cocok untuk menetralkan alkohol." Gu Yue Chi Lian tersenyum sambil menuangkan air sendiri untuk Fang Yuan. 　　Ekspresi Fang Yuan tetap datar, melihat cangkirnya terisi penuh, hanya berkomentar: "Memang teh penetral alkohol." 　　Setelah itu, pandangannya beralih ke luar paviliun. 　　Bulan pucat menyiramkan cahaya keperakan. Halaman bawah bulan terlihat tenang dan elegan, namun bayangan-bayangan dalam angin memperlihatkan aura keterpurukan halaman besar garis Chi yang mulai merosot dari kejayaannya. 　　Selama acara jamuan, Fang Yuan telah menembus pemikiran Gu Yue Chi Lian. Melihat pemandangan ini, keyakinan dalam hatinya semakin kuat. 　　Garis Chi sudah kehabisan penerus! 　　Dengan kematian Gu Yue Chi Cheng, seluruh garis Chi kehilangan ahli waris. 　　Meskipun Chi Cheng masih memiliki kakak perempuan Mo Yan, sistem keluarga dan warisan leluhur selalu lebih mengutamakan anak laki-laki daripada perempuan. Bisnis keluarga pun hanya diwariskan ke anak laki-laki. 　　Sekalipun Gu Yue Mo Yan nanti mencapai tingkat tiga dan naik menjadi Sesepuh keluarga, bisnisnya tidak mewakili garis resmi Chi, melainkan milik pribadinya. Jika menikah, bisnis ini akan beralih ke nama suaminya. 　　Kekuatan politik dalam keluarga yang kehilangan penerus ibarat tak berprospek, takkan ada yang mau mengikuti. 　　Garis Chi telah terjerumus dalam situasi sulit dan menghadapi krisis kehancuran. 　　Tapi Tianji selalu menyisakan secercah harapan. Garis Chi belum sepenuhnya buntu. 　　Harapan itu terletak pada Gu Yue Mo Yan. 　　Meski berjenis kelamin perempuan, dia bisa menikah. 　　Jika menantu laki-laki ini masuk ke garis Chi, statusnya bisa diterima untuk mewarisi garis tersebut! 　　Melihat Fang Yuan tak kunjung berbicara, Gu Yue Chi Lian dalam hati memaki kelicikan anak muda ini, namun terpaksa memulai pembicaraan: "Bagaimana pendapat Sesepuh Fang Yuan tentang garis Chi kami?" 　　Ada kesulitan yang tak bisa diungkapkan dalam dirinya. 　　Sejak cedera parah, cultivation-nya jatuh ke tingkat dua, tanpa harapan kembali ke tingkat tiga. 　　Sekarang ia hanya mengandalkan serangga gu untuk menutupi aura aslinya. Tapi kertas tak bisa menyembunyikan api, pasti akan ada hari ketika kebenaran terungkap. 　　Pewaris tunggal sudah hancur, dirinya jatuh ke Putaran Kedua, dan akan kehilangan status Sesepuh keluarga. Gu Yue Chi Lian sekarang sangat membutukan sekutu luar yang bisa menahan situasi untuk menguasai keadaan. 　　Dulu, ia berkuasa dan garis Chi menguasai kue keuntungan besar. Kini kekuatan keluarga dirombak ulang, ia tak mengejar lebih banyak keuntungan, asalkan bisa mempertahankan bagian yang ada di tangannya, itu sudah kemenangan terbesar. 　　Setelah berpikir panjang, kandidat paling ideal bukan lain adalah Fang Yuan!..) BAB173: Ular Peri Putih 　　; 　　Awan senja menghilang meninggalkan dingin yang jernih, Bima Sakti bisu memutar piring giok.. Unduh ebook gratis 　　Bai Ningbing menatap langit malam melalui kisi-kisi jendela. 　　Bulan purnama kristal tergantung di balik kelam malam. Lolongan serigala sesekali dari pegunungan jauh menambah kesuraman cahaya bulan ini. 　　Di ruang〖perpustakaan〗, Kepala suku Keluarga Bai duduk di samping dengan wajah yang menunjukkan ekspresi terpuruk. 　　Baru saja, Bai Ningbing memberitahukan tentang tubuh Beiming Bingpo padanya. 　　"Tubuh Beiming Bingpo... bakat sepuluh jurus maut..." gumam Kepala suku Keluarga Bai berulang kali. 　　"Aku sudah merasa hari-hariku tinggal sedikit, rongga kosong semakin tak mampu menahan beban. Selama bertahun-tahun ini, benar-benar telah merepotkanmu!" desah Bai Ningbing pelan. 　　Ia tetap tenang, kegilaan dan kebebasan patologis di masa lalu telah menghilang. Yang menggantikannya adalah kedamaian dan ketenangan. 　　Kedamaian ini berasal dari hati. 　　Bai Ningbing telah menemukan jalannya sendiri, tak lagi bingung oleh hidup dan mati. 　　Setiap orang akan tumbuh dewasa. 　　Rangsangan hidup-mati justru bisa mempercepat kematangan seseorang. 　　Cahaya bulan mengalir bagai air, menyinari kulit putih Bai Ningbing. Dalam pancaran cahaya, sorot mata birunya terlihat semakin dalam. 　　Pemuda tampan bagai lukisan, rambut putih dan jubah putih, laksana dewa di awan yang memikat pandangan. 　　"Bagaimana ini bisa terjadi? Saat menguji bakatmu dulu, jelas-jelas 99% Kelas A, sama sekali bukan tubuh Beiming Bingpo." Kepala suku Keluarga Bai masih belum bisa menerima. 　　"Benar demikian. Tapi selama proses berkultivasi, tiba-tiba suatu hari bakatku naik tingkat. Aku sudah memeriksa arsip klan, kitab kuno juga mencatat kasus seperti ini. 99% bakat Kelas A berpotensi menjadi Bakat Sepuluh Murni selama berkultivasi." Kata Bai Ningbing. 　　"Bakat Sepuluh Murni melawan langit, Jalan Besar tak akan mengizinkan. Bahkan Sepuluh Putra Leluhur Manusia pun tak ada yang berakhir baik. Ah, benarkah tak ada cara untuk menyelamatkan ini?" Kepala suku Keluarga Bai memandang pemuda tampan itu dengan penuh penyesalan. 　　Ia adalah kebanggaan keluarga, harapan kebangkitan. Tapi sisa waktunya tinggal sedikit, hidupnya hampir sampai di ujung. Meski semakin gemilang, tapi bagai kembang api yang hanya bersinar sekejap di akhir. 　　“Tidak ada cara untuk memberantasnya, namun ada beberapa metode untuk menghambat. Hanya saja semua metode ini membutuhkan persiapan bertahun-tahun, sedangkan aku sudah kehabisan waktu.” 　　Bai Ningbing malah tersenyum tipis saat mengatakan ini. 　　Ia terlihat santai, seolah yang sedang dibicarakan bukan dirinya sendiri melainkan orang luar yang tak ada hubungannya. 　　"Tak apa. Siapa yang bisa menghindari kematian? Keabadian sejati itu tidak ada! Asal hidup dengan penuh makna, itu sudah cukup." Ia malah menghibur kepala suku. 　　"Aku tak mau menyerah! Sama sekali tak mau!! Menyebalkan, keluarga Bai kami telah ditindas Klan Gu Yue selama ratusan tahun! Harapan yang kutunggu-tunggu akhirnya berujung seperti ini! Tidak, masih ada secercah harapan, masih ada!" 　　Suara kepala suku Keluarga Bai semakin keras, tiba-tiba berhenti, raut wajahnya mantap seolah telah mengambil keputusan besar. 　　"Ikutlah denganku, kubawa kau ke suatu tempat..." Ia bangkit berdiri sambil berkata. 　　Beberapa saat kemudian. 　　Cahaya bulan mengalir seperti air, menyinari kolam dalam di sudut itu. 　　"Apakah ini Mata Air Yuan?" tanya Bai Ningbing. Ia dipimpin kepala suku Keluarga Bai melalui lorong rahasia panjang menuju tempat ini. 　　"Benar. Inilah wilayah terlarang keluarga kami, tempat Mata Air Yuan berada. Kau tentu tahu, pondasi setiap keluarga berdiri adalah mata air alami yang bisa menghasilkan Batu Yuan untuk kebutuhan berkultivasi." 　　"Keluarga Bai kami hanya tergolong menengah. Hanya dengan mencaplok keluarga Gu Yue dan Xiong, memiliki setidaknya tiga mata air, barulah kami bisa disebut keluarga besar." Kepala suku Keluarga Bai menghela nafas. 　　"Lalu untuk apa Tuan membawaku ke sini?" 　　Wajah Kepala suku Keluarga Bai menunjukkan ekspresi rumit, ia menoleh ke Bai Ningbing dengan raut ragu-ragu: "Awalnya aku tak pernah berniat membawamu ke sini. Tapi dunia ini tak terduga, tak kusangka kau menjadi tubuh Beiming Bingpo. Satu-satunya kesempatanmu ada di mata air ini." 　　"Ada apa di mata air ini?" tanya Bai Ningbing. 　　"Ada Immortal!" suara Kepala suku Keluarga Bai menjadi berat. 　　"Immortal?" Bai Ningbing terkejut. 　　"Immortal adalah sebutan terhormat untuknya. Ini adalah Ular Gu yang ditinggalkan leluhur generasi pertama keluarga kami, berwatak suci dan memakan aliran air Bunga Yuan, selama ini diam-diam bermukim di dalam Bunga Yuan." jelas Kepala suku Keluarga Bai. 　　“Tahun-tahun itu, sebelum leluhur generasi pertama wafat, beliau membuat warisan rahasia, lalu meninggalkan Ular Gu ini sebagai petunjuk. Jika kau bisa mendapatkan pengakuan dari Immortal, maka ini akan membawamu membuka warisan rahasia. Jika tidak mendapatkan pengakuan...” Di sini, Kepala suku Keluarga Bai ragu-ragu ingin melanjutkan. 　　“Lalu bagaimana?” tanya Bai Ningbing. 　　Wajah Kepala suku Keluarga Bai tegang: “Maka ini akan membunuhmu!” 　　Di saat yang sama, di Benteng Gǔyuè. 　　Di dalam kamar, Tie Ruonan menyimpan serangga gu pengintai sambil mengangguk puas: “Lingkungan di sini cukup baik, relatif bersih.” 　　Yang dimaksud "bersih" bukanlah kebersihan kamar yang sudah dirapikan. Melainkan tidak ada cara pengawasan di sekitar. 　　Tapi sama sekali tidak mungkin tidak ada. 　　Lagipula Tie Xue Leng sudah mencapai level 5, terlalu mengancam, kita harus menyiapkan pertahanan. 　　"Namun sistem pertahanan dan kamera pengawas Klan Gu Yue terpasang dengan kadar yang tepat, sangat minimalis, tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Bahkan bisa diartikan sebagai bentuk keramahan yang berlebihan." 　　"Makanya Tie Ruonan memberi evaluasi 'relatif' bersih." 　　Tie Xue Leng mengangguk pelan: "Ruonan, kau sudah lama mengikuti ayah. Memang kau sudah belajar banyak. Tapi beberapa hal harus dilakukan sendiri, sekadar mengamati tak cukup. Maka kasus kali ini akan kau pecahkan." 　　"Ayah, aku pasti berusaha sekuat tenaga!" 　　"Ya, bagus. Lalu pertanyaan ayah: Langkah pertama apa yang harus kau lakukan?" Tie Xue Leng sengaja menguji. 　　Tie Ruonan tersenyum, tiba-tiba menoleh ke arah jendela yang diterangi cahaya bulan: "Malam ini terang bulan, apakah ayah berkenaan menemani anak jalan-jalan di Benteng Gǔyuè?" 　　Mendengar ini, senyum tipis kepuasan akhirnya mengembang di sudut mulut Tie Xue Leng. 　　Memulai investigasi kasus bukanlah dengan terburu-buru memahami detail kasus. Mengobservasi lingkungan sekitar adalah langkah pertama pemecahan masalah. 　　Ayah-anak pasangan Tie berjalan perlahan di jalanan. Pasca serangan gelombang serigala yang mencekam, Benteng Gu Yue tampak porak-poranda. 　　Bangunan bambu roboh, sisa darah berceceran. Barang-barang berserakan, sesekali terdengar rintihan lembut para korban luka. 　　Keduanya mengelilingi benteng dalam keheningan yang tak terpecahkan. 　　"Fang Yuan, dasar anak sialan! Cepat Pergi dari sini!" Tiba-tiba suara meraung terdengar dari balik tembok pekarangan. 　　"Keluarga Tie dan hubungan ayah-anaknya tak kuasa menahan langkah." 　　Setelah beberapa saat, pintu besar terbuka lebar. Fang Yuan mengusap hidungnya dengan senyum samar, lalu keluar. 　　"Saudara muda Fang Yuan." Dari kejauhan, Tie Xue Leng menyapa duluan. 　　"Anak muda ini menghadap Yang Mulia Detektif Legendaris." Fang Yuan menghilangkan senyumnya, menangkupkan tangan. 　　"Saudara muda, kami berdua baru tiba di sini. Ada beberapa hal yang belum kami pahami. Bersediakah kau menjelaskan?" Tie Xue Leng tiba-tiba mengajak. 　　Tie Ruonan melirik ayahnya, tetap diam. 　　Tatapan Fang Yuan berkedip halus. Ia memang ingin menguji mereka, tak menyangka kesempatan datang sendiri. 　　"Kedatangan kalian dari jarak ribuan mil untuk mengungkap kasus ini, seluruh perkampungan wajib membantu. Mari ikut aku." Fang Yuan bicara lancar tanpa tanda rasa bersalah, melangkah memimpin. 　　Yuan Quan mendidih bak air mendidih. 　　Tiba-tiba, brrr... air mancur meluap membentuk gelombang. 　　Setelah mencapai ketinggian tertentu, aliran air itu pecah berkecai. Seekor ular putih bersisik salju muncul dengan anggun di atas riak air. 　　Matanya seperti giok hijau pucat yang dingin. Di sisi kepala, sepasang sungut panjang melambai bak pita dewa. 　　Level 5 - Bai Xiang Xian She Gu! 　　"Hormat pada Dewa!" Kepala suku Keluarga Bai gemetar bersimpuh, sambil berdesak-desakan "Bai Ningbing, cepat kau ikut bersujud!" 　　“Aku takkan pernah bersimpuh di hadapan seekor Gu!” Bai Ningbing mengeluarkan suara hmph, tubuh kekarnya tegak bak senjata. 　　Meskipun Bai Xiang Xian She Gu memancarkan aura dingin nan mistis yang sarat bahaya maut, Bai Ningbing sama sekali tak gentar. Sepasang mata birunya menatap langsung ke pupil ular suci itu. 　　Waktu seolah berhenti berdetak. 　　Yuan Quan, kepala suku Keluarga Bai, semuanya menjadi latar yang tak relevan. 　　Di bawah cahaya bulan purnama, remaja bermata biru itu bagai lukisan hidup, sedangkan ular perak itu laksana dewa. Keduanya saling bertatapan. 　　Setelah lama bersamaan, ular putih itu tiba-tiba melengking panjang lalu berubah menjadi pelangi putih yang menghujam keras ke tubuh Bai Ningbing. 　　Tubuh Bai Ningbing bergetar. Cahaya pelangi itu masuk ke dalam rongga kosongnya, berubah menjadi seekor ular putih. 　　Ular putih itu menduduki posisi 〖tengah〗 Yuan Zhen dengan sikap bak penguasa, langsung menggeser semua Gu di sekitarnya ke pinggiran. 　　“Kejadian ini...” Kepala suku Keluarga Bai berdiri dengan ekspresi bingung, “tidak sesuai dengan catatan dalam kitab rahasia keluarga.” 　　Dalam kitab rahasia keluarga, tercatat dengan jelas. 　　Begitu seorang Gu Master diakui, Bai Xiang Xian She Gu akan mengangkat sang penerus ke langit untuk mendapatkan harta karun surgawi. 　　Tapi situasi saat ini terasa aneh. 　　Bai Xiang Xian She Gu secara aktif memasuki rongga kosong Bai Ningbing tanpa membunuhnya, artinya telah mengakuinya. Tapi mengapa dia tidak langsung mengangkat Bai Ningbing ke langit? 　　"Apakah mungkin catatan dalam kitab rahasia itu keliru?" 　　Untuk sementara, Kepala suku Keluarga Bai juga tak bisa memahaminya. 　　Waktu terus mengalir diam-diam. 　　"Secara garis besar, Benteng Gu Yue seperti ini. Selain itu, ada gua bawah tanah. Tapi di sana adalah wilayah terlarang keluarga, orang luar dilarang masuk." 　　——" Fang Yuan berkata. 　　Ia menatap bulan purnama di langit malam, lalu melanjutkan: "Sudah larut, lebih baik kalian berdua beristirahat lebih awal. Besok perlu tenaga untuk memecahkan kasus, bukan?" 　　"Hehehe, perkataan Sesepuh Fang Yuan sangat tepat. Terima kasih atas bimbingan Sesepuh selama perjalanan. Silakan Sesepuh pulang." Tie Xue Leng berkata. 　　"Kalau begitu, saya pamit." Fang Yuan memberi hormat dengan tangan terkepal, lalu pergi dengan tegas. 　　Tie Xue Leng memandang punggung Fang Yuan dengan penuh minat, baru menarik kembali pandangannya setelah Fang Yuan belok di sudut jalan. 　　"Ruonan, bagaimana pendapatmu tentang Fang Yuan ini?" tiba-tiba dia bertanya. 　　"Aku sangat tidak menyukainya. Intuisiku mengatakan seolah ada bayangan di belakangnya." Gadis Tie Ruonan mengerutkan alis. 　　Tie Xue Leng mengangguk: "Aku tahu kau memiliki Gu intuisi yang memperkuat persepsi intuitifmu. Tapi dalam memecahkan kasus kita butuh bukti konkret. Intuisi semata takkan meyakinkan orang. Jangan terlalu bergantung pada intuisi. Kali ini, jangan pakai Gu intuisi lagi." 　　"Baik, ayah." 　　(Catatan Editor: Terdapat kesalahan dalam bab sebelumnya dimana "Gu Yue Chi Lian" telah dikoreksi menjadi "Gu Yue Mo Chen". Karena jeda waktu penulisan yang lama, penulis keliru mencampuradukkan kedua karakter ini. Memohon maaf atas kebingungan yang mungkin timbul dalam proses membaca!) 　　（Bersambung。 BABke-174: Detektif Legendaris Kecil 　　; 　　Tie Xue Leng kembali berseru! "Sekarang, kau analisa orang Fang Yuan ini. ....Membaca" 　　"Ayah, apakah kau mencurigai Fang Yuan?" Tie Ruo Nan tertegun sejenak, lalu melanjutkan "Dia orang yang sangat logis dan cerdas. Setiap perkataannya saat memperkenalkan benteng pada kita sangat tepat, tersusun rapi. Hiss......" 　　Tiba-tiba Tie Ruo Nan menarik napas dingin pelan. 　　Dia mengerutkan alis: "Tadinya tidak terasa, tapi setelah ayah mengingatkan, aku baru sadar! Fang Yuan ini terlalu pandai bicara. Setiap ucapannya adalah fakta objektif, tanpa sentimen pribadi. Dia berdiri sebagai pengamat netral, bercerita dengan dingin. Sulit menemukan cela dalam ucapannya, atau petunjuk tersembunyi di balik kata-katanya. Pembicaraannya sangat... 　　Sangat... sangat bersih." Gadis itu ragu sejenak sebelum akhirnya memilih kata "bersih". 　　Tie Xue Leng BABke-174: Detektif Legendaris Kecil mengangguk lalu geleng: "Bukan tanpa perasaan. Setiap orang punya emosi, bahkan pembunuh berdarah dingin sekalipun. Dia hanya menyembunyikan dan mengendalikan perasaannya dengan sangat baik. Ada aura iblis dalam masa muda ini." 　　"Aura iblis?" 　　"Benar. Bayangkan, di acara jamuan tadi dia terus terang mengaku takut pergi ke medan perang. Menurutmu, apakah orang biasa akan melakukan hal seperti itu?" tanya Tie Xue Leng. 　　“Tidak mungkin. Para master Gu selalu menganggap kehormatan keluarga dan reputasi diri lebih penting daripada nyawa. Tapi, belum tentu juga. Dalam sejarah, banyak orang yang menghancurkan reputasi mereka sendiri, bukan?” Tie Ruobi menggelengkan kepala. 　　“Benar. Tapi siapa saja orang-orang itu?” Tatapan Tie Xue Leng terlihat dalam. 　　Tie Ruonan berpikir sejenak, wajahnya sedikit bergetar: “Bukan... orang hebat!” 　　“Tepat. Dalam sejarah, mereka yang menghancurkan reputasi sendiri hanya punya dua tujuan. Pertama, demi ambisi besar yang membuat reputasi tak berarti. Kedua, untuk menyelamatkan diri dengan mengotori nama sendiri agar tak dicurigai.” 　　Mata Tie Ruonan berkilat: “Ayah maksud...?”“Kau terlalu banyak berpikir. Hanya merasa pemuda ini menarik. Sayang bakatnya hanya Kelas C...” Tie Xue Leng menjawab. 　　Malam itu, cahaya bulan mengalir seperti air. 　　BAB174: Fang Yuan, Detektif Legendaris muda, berjalan di jalanan sepi. Langkahnya berat tapi teguh. 　　Setelah berinteraksi dengan Tie Xue Leng, terbukti benar - tiada orang sembarangan di bawah reputasi besar. Tatapannya yang mampu menembus realitas, pemikiran strategis yang mendalam, dan kedalaman tak terukur sungguh mengagumkan. Selama puluhan tahun berkarya di Nanjiang, reputasinya benar-benar pantas disebut tokoh hebat. 　　Melepaskan diri dari kecurigaan di hadapan orang seperti ini sangat sulit. Cukup beri mereka waktu, pasti akan mengungkap kebenaran sesungguhnya! 　　"Sekarang kita harus berlomba dengan waktu. Tapi tawaran dari garis Mo memang bisa dimanfaatkan." Tidak lama sebelumnya di halaman Keluarga Mo, Fang Yuan dengan rakusnya meminta syarat pernikahan dengan Mo Yan: sepuluh ribu Batu Yuan dan sepuluh ekor Gu langka, masing-masing minimal tingkat tiga. 　　Tuntutan ini membuat Gu Yue Mo Chen naik pitam. 　　Aku rela menikahkan cucu perempuan kesayanganku denganmu, tapi malah kau yang berani menawar lebih?! 　　Belum lagi permintaan mas kawin yang keterlaluan, benar-benar tak bisa ditolerir! 　　Akhirnya perundingan gagal dan Fang Yuan diusir keluar. 　　Fang Yuan langsung berbalik pergi tanpa sedikitpun penyesalan. 　　Ia tahu niat Mo Chen, yakin bahwa sesepuh itu akhirnya akan kompromi. Tawarannya yang tinggi itu hanyalah strategi negosiasi belaka. 　　"Tapi situasi ini punya dua sisi. Meski dapat Batu Yuan untuk memberi makan Bunga Teratai Surgawi, rencana awalku untuk keluar dari pusaran politik jadi kacau. Dalam jamuan malam ini, Gu Yue Mo Chen mengorbankan dirinya demi masa depanku. Selanjutnya mungkin akan ada tekanan dari para Sesepuh keluarga." Kondisi politik terkini di Benteng Gu Yue: Kepala suku masih sehat, salah satu menteri utama Gu Yue Chi Lian tewas tapi garis Chi masih punya penerus yaitu Gu Yue Chi Cheng dan Sesepuh sejalur seperti Gu Yue Chi Zhong. Sementara garis Mo kehilangan penerus, Mo Chen turun ke tingkat dua dan bahkan kehilangan status Sesepuh. 　　“Dua kekuatan besar di masa lalu, semuanya telah terpuruk. Sebaliknya, aliran Obat yang sebagian besar berperan sebagai tabib pengobatan, 　　berada di garis belakang dengan korban sedikit, kekuatan mereka tetap utuh dan menunjukkan kecenderungan meningkat. 　　Aliran Obat awalnya berada di bawah faksi kepala suku, kini telah benar-benar memenuhi syarat untuk mandiri. Namun baik Gu Yue Yao Ji memilih merdeka atau tetap bergantung, untuk memperkuat diri harus merebut dan mencaplok. Dua aliran Chi dan Mo yang terpuruk adalah target empuk. 　　Jika tidak bertindak sekarang, saat kedua kekuatan besar ini pulih, situasi akan sulit diprediksi. 　　"Pusaran dunia fana tak bisa ditolak, Kapan bisa melepas sanggul mengayuh sampan? Menembus badai tiga puluh ribu li, Barulah cara kami pengikut jalan gelap!" Fang Yuan menatap bulan sambil menghela nafas getir. 　　Ia ingin melepaskan diri dari pusaran politik ini, tapi Gu Yue Mo Chen memaksakannya kembali. 　　Tekanan dari berbagai pihak menghampirinya, Tie Xue Leng telah mulai menyelidiki kasus, sementara di sisi lain Bai Ningbing juga mendapat dukungan baru. 　　Bagai mengarungi perahu di antara karang tersembunyi, bahaya mengintai di segala penjuru, bagaimana caranya membuka jalan terang? 　　Keesokan hari. 　　"Apa? Katamu pelaku pembunuhan Jia Jinsheng sudah terungkap. Bahkan sudah dieksekusi?" Tie Ruo Nan terkejut bukan main. 　　Pagi ini, dia bangun lebih awal untuk mulai memahami kasus secara resmi. 　　Tapi tak disangka, kabar pertama yang diterimanya justru sang pembunuh telah dihukum mati. 　　“Bagus. Pembunuhnya adalah seorang Gu Master jalan gelap. Bahkan pernah mencoba membunuh bintang baru kaum kami, berusaha mencekik jenius, namun akhirnya langsung dibunuh* di tempat oleh Gu Master kami.” Seorang Sesepuh keluarga memberikan petunjuk. 　　“Benarkah begitu? Apakah dia langsung mengaku bahwa dialah pembunuh Jia Jinsheng?” Tie Ruonan mengerutkan alis dalam-dalam. Di sampingnya, Tie Xue Leng yang mengenakan topeng perunggu berdiri membatu seperti patung. 　　“Tidak sampai segitu. Tapi kalau bukan dia, siapa lagi?” Sesepuh keluarga mengangkat bahu. 　　Tie Ruonan bergumam dalam hati: “Semua ini masih dugaan, tanpa bukti. Tapi terlepas dari kebenarannya, Gu Master jalan gelap ini harus diselidiki. Sangat mungkin, inilah petunjuk langsung menuju kebenaran!” 　　Memikirkan ini, Tie Ruonan tiba-tiba menengadah: “Di mana dia dikubur? Aku ingin membuka peti mati untuk memeriksa mayat!” 　　Di dalam peti kayu lapuk yang sederhana, terbaring sesosok mayat. 　　Bau busuk menyengat. Budak keluarga dan para Gu Master yang membantu membuka peti menjauh dengan jijik. 　　Tapi ayah-anak keluarga Tie seolah tak mencium bau itu. Mata Tie Ruonan bahkan berbinar penuh minat sambil membungkuk dan mengulurkan tangan. 　　Pada mayat manusia, terdapat banyak jejak yang tertinggal. Seringkali, satu dua jejak kecil justru menjadi buti kuat yang mengarah ke si pembunuh! 　　Di jenazah ini terdapat banyak luka bekas. Wajahnya masih bisa dikenali samar, tubuhnya masih mengenakan pakaian aslinya. 　　Tie Ruonan memeriksa selama setengah hari, baru kemudian berdiri dengan rasa belum puas. 　　"Ada temuan apa?" Tie Xue Leng bertanya pelan sambil menyelipkan ujian. 　　"Klan Gu Yue meyakini orang ini kemungkinan besar adalah pembunuh Jia Jinsheng, sehingga mayatnya diawetkan dengan baik. Mayat ini punya masalah besar," jawab Tie Ruonan. 　　"Dia pria paruh baya, lengan kanan lebih tebal dari kiri, kedua tangan memiliki kapalan tebal. 　　Distribusi kapalan tidak seragam. Tubuhnya penuh luka, banyak cedera fatal, terjadi pertarungan sengit sebelum mati. Tapi ada juga luka lama, terutama tiga jari kaki kiri yang hilang - luka dari bertahun silam." 　　Tie Ruonan menyimpulkan: "Sebelumnya dia kemungkinan pemburu. Banyak bukti: asimetri tubuh, kapalan tangan menunjukkan sering memanah. Banyak bekas cakaran dan gigitan binatang buas. Pakaiannya juga bukan gaya guru Gu resmi. 　　Yang menarik, sandal jerut di kakinya terbuat dari rumput bambu rami. Rumput ini hanya tumbuh di sekitar Bambu Hijau Tombak Giok. Gunung Qingmao penghasil utama bambu ini, selain itu tak ada rumput ini dalam radius seribu li." 　　"Maksudmu?" Tie Xue Leng mendesak penjelasan. 　　“Orang ini sebelum menjadi kultivator jalan gelap, pastinya seorang pemburu. Dari pakaiannya, sangat mungkin dia adalah pemburu asli dari Gunung Qingmao ini.” Kilatan tajam muncul di mata Tie Ruo Nan. 　　“Mengapa bisa disimpulkan sebagai penduduk asli sini? Jika ini sandal jerami, mungkin dia membunuh penduduk desa lalu mengambilnya.” Tie Xue Leng sengaja membantah. 　　“Tidak begitu. Dalam semua pakaian, sepatu sangat spesial. Jika hasil rampasan, kebanyakan tidak pas. Tapi lihat sandalnya, tidak hanya pas sempurna, anyaman rapat, bahkan seperti dibuat khusus. Tiga jari kaki kiri-nya hilang, sandal kiri pun dibuat lebih pendek. 　　Luka di jari kaki ini terpotong rapi dan tajam dari pangkal. Dugaan saya, kemungkinan besar akibat terinjak perangkap bertahun-tahun lalu.” Kata Tie Ruo Nan. 　　Tie Xue Leng tidak membenarkan maupun menyangkal. 　　Seperti ucapannya sebelumnya, semua diserahkan pada Tie Ruo Nan untuk memecahkan kasus. 　　Tie Ruo Nan terus melanjutkan: "Dengan kesimpulan ini, kita sepenuhnya bisa melakukan penyelidikan ke desa-desa sekitar. Mungkin akan menemukan petunjuk lebih lanjut!" 　　Tiba-tiba ekspresi gadis itu menjadi kaku saat berbicara. 　　Dia teringat, Gunung Qingmao baru saja mengalami bencana gelombang serigala. Bahkan benteng pertahanan menderita kerugian besar, apalagi desa-desa di kaki gunung? 　　Metodenya untuk menyelidiki identitas dan informasi orang ini, sayangnya harapannya sangat tipis. 　　“Meskipun harapannya tipis, selama ada kemungkinan sukses, aku tetap harus mencoba!” 　　Gadis ini pertama kali menyelesaikan kasus secara mandiri, penuh semangat. 　　Namun setelah setengah hari berlalu, dia pulang dengan tangan hampa. Gelombang serigala kali ini adalah yang terbesar dan paling mengerikan sepanjang sejarah, beberapa desa bahkan tak ada yang selamat. Ini memberikan kesulitan besar dalam penyelidikannya. 　　“Petunjuk ini sudah putus. Selanjutnya apa yang akan kau lakukan?” Tie Xue Leng bertanya tepat waktu. 　　Gadis itu mengatupkan gigi, nada bicaranya penuh kekecewaan dan ketegaran: “Tidak, belum selesai. Bukankah ayah juga pernah bilang, petunjuk sebenarnya tersembunyi lebih dalam, asal terus menggali pasti akan muncul.” 　　“Kematian ahli ilmu hitam ini penuh keanehan. Pertama, kenapa dia menyerang Fang Zheng? Di mana Fang Zheng sampai membuatnya nekat, di tengah banyak musuh kuat, tetap nekat membunuh? Kedua, statusnya sebagai penduduk lokal. Tapi kenapa setelah mati, tak ada yang mengenalinya?” 　　Ucapannya ini membuat Tie Xue Leng tak bisa menahan diri untuk melirik. 　　“Nak, kau benar-benar sudah dewasa.” Detektif Legendaris itu berdecak kagum, nada bicaranya penuh kekaguman dan kebanggaan.!!! BAB175: Tekanan Mulai Muncul 　　; 　　“Kau tanya kenapa guru Hui itu mau membunuhku? Bagaimana aku tahu!” Menghadapi pertanyaan Tie Ruo Nan, Fang Zheng mengedipkan mata, sangat polos... 　　“Jika kau melakukan sesuatu, kuharap jangan kausembunyikan. Karena bisa jadi ucapan tak sengaja darimu justru sangat membantu penyelidikan.” Gadis itu berkata dengan tulus. 　　Fang Zheng menggelengkan kepala: "Aku juga bingung, waktu itu aku sibuk berlatih kultivasi, kok bisa-bisanya jadi target pembunuhan. Tapi setelah kejadian, orang-orang di sekitarku menganalisis bahwa Gu Master jalan gelap ini kemungkinan besar disewa oleh dua keluarga lain untuk membunih bakat baru sepertiku. Kau juga tahu, keluarga Bai dan Xiong selalu memusuhi keluarga Gu Yue kami. Terutama keluarga Xiong yang paling mencurigakan, mereka pernah merekrut Gu Master jalan gelap sebelumnya." 　　"Keluarga Xiong ya..." Tie Ruonan menghela napas kecewa. Keluarga Xiong sudah ditelan oleh gelombang serigala di BAB175: Tekanan Mulai Berakumulasi, sepertinya petunjuk ini putus lagi. 　　Namun tiba-tiba, suara ribut terdengar dari luar pintu. 　　"Lihat, itu bukan orang dari pemukiman Xiong?" 　　"Bukannya pemukiman Xiong sudah dihancurkan, kenapa masih ada utusan yang datang!?" 　　Kehadiran utusan Pemukiman Xiong memicu gelombang kejutan yang menyebar ke seluruh benteng, orang-orang ramai membicarakannya. 　　Segera kabar resmi keluar dari Balai Kepala Keluarga. 　　"Masih ada banyak survivor dari Pemukiman Xiong." 　　"Mereka aktif mundur dengan memanfaatkan Gu warisan leluhur, sekaligus menyembunyikan banyak orang dengan ilusi untuk mengelabui musuh!" 　　"Brengsek! Kabur dari pertempuran malah membuat gelombang serigala menyebar ke wilayah kita!" 　　"Hmph, orang-orang Xiong bertubuh tegap tapi licik dalam hati. Ingin melemahkan kita dengan gelombang serigala. Sangat hina!" 　　Seluruh anggota klan Gu Yue bergemuruh dengan kemarahan. 　　Kehadiran utusan keluarga Xiong telah mengubah seluruh situasi di Gunung Qingmao secara drastis. 　　Semula dikira persaingan akan terjadi antara keluarga Bai dan Gu Yue, ternyata tetap menjadi persaingan tiga keluarga. 　　Namun, setelah dipikir-pikir memang masuk akal. Pemukiman Xiong yang telah berdiri ratusan tahun juga memiliki potensi tersembunyi. Mana ada keluarga yang tidak punya junjungan dan cara tersimpan di dasar kotak? 　　Setelah utusan Xiong pergi, Gu Yue Bo segera mengadakan rapat para tetua keluarga. BAB175: Tekanan Mulai Bertambah 　　"Anak-anak serigala dari Pemukiman Xiong ini benar-benar keterlaluan! Mereka malah langsung mundur!" 　　"Jangan pernah meremehkan siapapun. Selama ini Pemukiman Xiong selalu berada di bawah klan kami dan Bai, tapi ternyata mereka menyimpan rencana licik. Kita harus lebih waspada." 　　"Mereka ingin memanfaatkan gelombang serigala untuk membasmi kita. Hampir saja berhasil! Andai bukan karena rubah listrik itu, mungkin tidak banyak Sesepuh yang tewas. Sungguh terkutuk mereka!" 　　"Kalau bukan karena Detektif Legendaris besi, mungkin kedua kepala suku sudah binasa. Kita tidak boleh membiarkan mereka lolos begitu saja." 　　"Kompensasi wajib kita minta. Tapi cara menuntutnya perlu dipertimbangkan matang-matang, mengingat keluarga Bai juga terlibat dalam menangani rubah listrik." 　　Para tetua saling menyahut, merumuskan keputusan akhir. 　　Klan Gu Yue akan mengirim utusan ke Pemukiman Xiong untuk menguak kekuatan sebenarnya keluarga Xiong. 　　“Jika klan Xiong kuat, kita harus bersekutu dengan keluarga Bai. Jika klan Xiong terlalu lemah, mungkin langsung kita kirim pasukan untuk memberantas dan merebut mata air Yuan mereka.” 　　“Lalu, siapa yang cocok menjadi utusan ke pemukiman Xiong?” Gu Yue Bo menyapu pandangannya ke sekeliling, bertanya, “Sesepuh mana yang sanggup memikul tanggung jawab besar ini?” 　　Ruangan seketika hening. 　　Para tetua keluarga saling berpandangan, tak ada yang bersedia pergi. 　　Saat ini adalah momen kritis dalam ketegangan konflik internal dan pembagian kue keuntungan. Jika pergi sebagai utusan ke klan Xiong, membuat garis keturunan sendiri kehilangan pemimpin, dimanfaatkan pihak lain, lalu pulang hanya untuk menemui situasi sudah tak bisa diubah—kepada siapa harus mengadu? 　　“Aku merasa, utusan ke klan Xiong haruslah orang yang matang, berpengalaman, dan bisa mandiri. Di antara kita, hanya Mo Chen yang layak memikul tugas ini!” Gu Yue Yao Ji tiba-tiba berseru. 　　Gu Yue Mo Chen mendengus dingin, langsung membantah: “Kalau bicara kualifikasi, Nyonya Yaoji lebih berpengalaman. Terutama dalam hal reputasi, aku tak bisa menandingi. Tampaknya Nyonya Yaoji-lah yang harus bersusah payah ke pemukiman Xiong.” 　　“Pendapat Sesepuh Mo Chen tepat, saya juga merekomendasikan Nyonya Yaoji.” Seorang sesepuh maju. 　　“Justru menurutku Sesepuh Mo Chen lebih cocok.” Sesepuh lain segera menyanggah. 　　Suasana menjadi kacau. 　　Gu Yue Bo duduk di tempat utama, memandang dengan dingin tanpa bersuara. 　　Garis keturunan obat sudah menunjukkan kecenderungan melepaskan diri dari kendalinya. Karena itu ia tak membantu kedua belah pihak, hanya mengamati situasi. 　　"Ini adalah pertarungan pertama antara garis Yao dan garis Mo." 　　"Kedua pihak memiliki sekutu politik, menunjukkan bahwa di belakang layar, para pemimpin kedua faksi telah melakukan banyak kompromi dan pertukaran kepentingan. Namun secara keseluruhan, garis Yao lebih dominan." 　　"Popularitas Gu Yue Yao Ji dan kecenderungan garis Chi menjadi penyebab utama pencapaian ini." 　　"Gu Yue Bo mengamati dengan pandangan dingin, mencatat lokasi markas masing-masing dalam hatinya." 　　"Sebagai kepala suku, tentu ia tidak ingin melihat kekuasaan jatuh ke tangan lain. Para sesepuh keluarga ini adalah rivalnya. Namun ia memutuskan untuk menunggu dan melihat perkembangan, tetap diam tanpa bertindak." 　　"Garis Mo menguasai terlalu banyak sumber daya dan kekuasaan, namun kehilangan penerus. Karena itu garis Yao buru-buru muncul ingin mengambil bagian. Jadi kunci pertarungan ini terletak pada satu orang." 　　"Gu Yue Bo merenung dalam hati, mengalihkan tatapannya ke Fang Yuan." 　　"Fang Yuan tetap duduk di tempatnya, diam tanpa bicara." 　　"Sepertinya Fang Yuan belum terlalu dekat dengan garis Mo, belum mencapai kesepakatan kepentingan yang sejalan. Jika tidak, pasti sudah membantu bersuara. Apakah ini kesempatanku?" Gu Yue Bo bertanya-tanya. 　　"Namun tiba-tiba, Fang Yuan bangkit dari tempat duduknya." 　　"Gerakannya ini langsung menarik perhatian semua orang." 　　"Kemudian ia mengucapkan kata-kata mengejutkan: 'Misi ke benteng ini sangat krusial, menyangkut kelangsungan hidup kaum kami. Aku bersedia mengajukan diri sebagai utusan untuk menyelidiki kondisi sebenarnya keluarga Xiong!'" 　　"Apa?" 　　"Fang Yuan justru secara aktif meminta pergi?" 　　“Apa maksudnya ini? Apakah ia benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh? Tidak takutkah keuntungan sudah habis dibagi saat kembali?!” 　　Para sesepuh keluarga satu per satu menunjukkan ekspresi terkejut dan curiga. 　　Fang Yuan memiliki rencananya sendiri. Jika dikirim sebagai utusan ke pemukiman Xiong, mungkin bisa mencari kesempatan untuk memicu konflik tiga keluarga. Kalaupun tidak, setidaknya ada kesempatan untuk pergi. 　　"Tunggu! Siapapun bisa jadi utusan, kecuali Fang Yuan!" Pintu tiba-tiba terbuka, Tie Ruo Nan langsung menyusup masuk dengan agresif. 　　Fang Yuan menoleh sambil menyempitkan pupil matanya. Terlihat keluarga Tie berjalan mendekat diikuti dua orang - seorang yang mirip wajahnya yaitu adiknya Gu Yue Fang Zheng. 　　Yang lain adalah Gu Yue Jiang He. 　　"Ada keperluan apa Detektif Legendaris Tie datang kemari?" Gu Yue Bo berdiri menyambut dengan nada tak senang. Ini rapat internal klan kami, bagaimana kalian bisa langsung masuk? 　　"Kepala Suku Gu Yue dan para sesepuh, putri saya telah menyelidiki identitas asli Gu Master jalan gelap yang pernah menyerang Gu Yue Fang Zheng," ujar Tie Xue Leng. 　　"Oh? Begitu rupanya..." 　　"Bukankah Gu Master jalan gelap itu dikirim oleh pemukiman Xiong?" 　　"Apakah ada skandal tersembunyi di balik ini?" 　　"Bagus. Identitas asli Gu Master jalan gelap ini sebenarnya adalah seorang pemburu dari desa di kaki gunung. Hanya kebetulan mendapat kesempatan, ia menjadi Gu Master jalan gelap. Namanya Wang Er. Alasan dia menyerang Gu Yue Fang Zheng adalah karena kakak kandung Fang Zheng sendiri, Fang Yuan!" Tutur Tie Ruo Nan sambil menatap tajam Fang Yuan. 　　"Kakak, tak kusangka kau ternyata orang seperti ini!" Fang Zheng di samping mengepal tinju, matanya memancarkan amarah. 　　"Nona kecil, apa maksud ucapanmu ini?" Suara Gu Yue Mo Chen semakin rendah. 　　"Apakah maksudmu Fang Yuan menyewa Gu Master jalan gelap ini untuk membunuh adik kandungnya sendiri Fang Zheng?" Gu Yue Yao Ji menyembunyikan ekspresi 〖bersemangat〗. 　　Bahkan Gu Yue Bo pun mengubah raut wajah, menyesuaikan posisi duduknya. 　　"Pemahaman kalian salah." Tie Ruo Nan menggeleng "〖Sejati〗nya, Fang Zheng lah yang membunuh keluarga Lao Wang secara membabi buta, memicu balas dendam Wang Er. Tapi Wang Er tidak tahu Fang Yuan punya adik kembar. Dia mengira Fang Zheng adalah Fang Yuan, makanya menyerang untuk balas dendam." 　　"Nona kecil, segala sesuatu butuh bukti." Seorang sesepuh keluarga menyela. 　　"Tentu saja aku punya bukti. Gu Yue Jiang He, tolong uraikan semua yang kau ketahui." Tie Ruo Nan sudah bersiap dan tidak panik. 　　Gu Yue Jiang He menghela napas. Dengan tatapan takut ke arah ayah-anak keluarga Tie, ia berjalan gemetaran ke depan lalu byur bersimpuh di lantai, meratap: "Ini kelalaian hamba, mohon kepala suku menghukum!" 　　"Wajah Gu Yue Bo gelap bagai aliran air: 'Apa yang terjadi, katakan sekarang. Jangan ada sedikit pun yang disembunyikan!'" 　　Dulu, saat Fang Yuan membunuh seluruh keluarga Lao Wang, itu berada di wilayah yurisdiksi Gu Yue Jiang He. Ia yang tiba di TKP saat itu menemukan kejadian ini. Karena alasan evaluasi penilaian, ia menutupi kasus ini dan tidak melaporkannya. Tak disangka, kini kebenaran terungkap setelah dibongkar oleh Tie Ruo Nan. 　　"Kejadiannya seperti ini..." Jiang He berbicara terbata-bata. Isi ceritanya tidak dilebih-lebihkan, sederhana namun sesuai fakta. 　　Pada momen ini, ia tidak berani berbohong. Fang Yuan juga seorang Sesepuh keluarga, ia pun tidak berani melebih-lebihkan. 　　"Tak disangka, kebenaran sesungguhnya ternyata seperti ini!" 　　"Fang Yuan membunuh ayah Wang Er, lalu Wang Er datang membalas dendam namun malah menemukan Fang Zheng. Jadi begitu..." 　　"Fang Zheng menjadi korban tak bersalah, menggantikan Fang Yuan menanggung malapetaka." 　　Para sesepuh keluarga berbisik-bisik. 　　Fang Zheng menggenggam tinjunya semakin kencang, amarah berkobar dalam hatinya. Akhirnya ia tak bisa menahan diri dan membentak Fang Yuan: "Kak, bagaimana kau bisa sembarangan mengambil nyawa orang? Kakek dan gadis itu hanya manusia biasa tak bersalah, bagaimana tega kau melakukannya?!" 　　Menghadapi teguran adiknya, Fang Yuan tetap dingin bagai tak mendengar. 　　Gu Yue Fang Zheng bukanlah fokus utama. 　　Fang Yuan memandang ayah-anak keluarga Tie. Mampu mengungkap kebenaran ini dalam waktu singkat, pantas menyandang gelar Detektif Legendaris. 　　Tidak peduli serangga gu apa yang mereka gunakan, atau cara bagaimana yang dipakai, bisa membuat Jiang He menyerah dan secara aktif membuka rahasianya, ini memang menunjukkan kemampuan. 　　Kemampuan seperti ini membuat Fang Yuan semakin yakin bahwa perbuatannya membunuh Jia Jinsheng pasti akan terbongkar oleh keluarga Tie. Ini hanya masalah waktu saja. Bagaimanapun ini adalah dunia Gu, di mana serangga gu bisa digunakan untuk melakukan kejahatan, juga untuk memecahkan kasus. 　　Tekanan mulai terasa,（Bersambung.！！！ BAB176: Kesadaran untuk Berkorban 　　; 　　"Sesepuh keluarga Fang Yuan, apakah tuduhan bahwa kau membantai seluruh keluarga pria tua itu benar?" Di kursi utama, Gu Yue Bo bertanya dengan suara berat. ..：.. 　　Semua pandangan tertumpu pada tubuh Fang Yuan. Sesepuh keluarga muda itu menyeringai dingin: "Memang benar." 　　Gu Yue Fang Zheng menutup matanya dengan perasaan sedih yang mendalam. 　　Meski telah membunuh banyak Serigala Listrik, ia tak pernah mencabut nyawa manusia. Saat mendengar pengakuan langsung dari kakaknya ini, tiba-tiba ia merasa saudara kandungnya sendiri begitu asing dan jauh. 　　Jarak ini diisi oleh takut pada cara kejam yang digunakan, juga amarah karena dirinya yang tak bersalah ikut terseret. 　　"Fang Yuan, tidakkah kau merasa bersalah membunuh orang tak berdosa begitu saja? Mungkin ada alasan tertentu, kau bisa ceritakan." Tie Ruonon mengerutkan alisnya. Perempuan penuh keadilan ini sangat membenci tipe orang seperti Fang Yuan. 　　“Bunuh ya sudah kubunuh. Kisahku tak perlu diceritakan. Tapi sebelumnya aku tak tahu kalau Wang Er yang hilang itu ternyata seorang Gu Master jalan gelap. Juga tak bisa memperkirakan kalau Fang Zheng akan terseret.” Fang Yuan berkata jujur. 　　“Kak, kau tidak mau mengatakan sesuatu padaku?” Mata Fang Zheng terbuka, sembab merah. 　　“Mau kukatakan apa? Kata-kata penghiburan untukmu, atau permintaan maaf… Heng, dik, kau masih terlalu hijau.” Fang Yuan menyeringai dingin. 　　“Menyebalkan, Kak… Jangan kira karena kau naik jadi Sesepuh keluarga lantas bisa semena-mena. Ketahuilah, aku sudah memenuhi syarat untuk mengejar tingkat tiga…” Fang Zheng mengatupkan gigi, urat-urat menonjol di kedua tinjunya. 　　“Cukup!” Gu Yue Bo tak tahan lagi, membentak, “Fang Zheng minggir kau! Berisik di sini tak karuan!” 　　Ucapannya bernada sindiran, penuh ketidaksenangan. Tie Ruo Nan tak menangkap maksud tersirat, tapi Detektif Legendaris Tie Xue Lang segera menyadari. Ia melangkah maju, menangkupkan tangan: “Kepala Suku Gu Yue, para Sesepuh, putri saya memang kurang ajar masuk ruang sidang kaum Anda. Mohon maaf atas kelancangannya!” 　　Para tetua keluarga buru-buru berdiri, berkata sambil menunduk: “Tak berani menerima permintaan maaf Tuan.” 　　Wajah Gu Yue Bo mulai mencair. 　　Tapi Tie Xue Leng melanjutkan: “Namun Saudara Fang Yuan ini masih tersangkut kasus Jia Jinsheng BAB176: Kesadaran Pengorbanan. Kami harap ia tetap di benteng, jangan bepergian ke perkampungan luar.” 　　Gu Yue Bo menggosok pelipisnya dan menghela napas: "Kami dari klan Gu Yue juga sangat berharap dapat memberikan jawaban kepada Yang Mulia Jia Fu. Karena ini permintaan Detektif Legendaris, maka Sesepuh keluarga Fang Yuan sebelum membersihkan namanya dari kecurigaan, terpaksa harus menahanmu sebentar. Semoga kau bisa memahaminya." 　　Gu Yue Bo menatap Fang Yuan, ekspresinya tulus namun sorot mata dalam. 　　Meskipun Fang Yuan telah membunuh seluruh keluarga Lao Wang, mereka hanyalah manusia biasa. Apa salahnya Gu Master membunuh manusia biasa? Apalagi si Gu Master ini adalah Sesepuh keluarga. Karena itu tidak ada hukuman apa pun. 　　"Baik." Fang Yuan melirik Gu Yue Bo, menjawab dengan wajah datar. 　　"Menyebalkan, begini lagi!" Tie Ruo Nan menghantam batang pohon dengan tinjunya, mengguncang dedaunan hingga berterbangan. 　　Gadis itu menggigit gigi hingga berderik: "Sudah jelas-jelas membunuh, tapi dianggap angin lalu tanpa tindakan apa pun. Ayah, apakah manusia biasa bukan manusia? Mengapa Gu Master membunuh manusia biasa dianggap wajar?" 　　Tie Xue Leng diam bagai patung di sampingnya. 　　Cuaca agak mendung, angin berhembus sesekali membuat gemerisik daun di hutan. 　　Tie Ruo Nan tunduk tiba-tiba, ekspresi lesu: "Maafkan aku, Ayah." 　　Ia meminta maaf: "Aku tidak mematuhi nasihat Ayah, tetap menggunakan Intuition Gu." 　　"Ah..." Detektif Legendaris itu menghela napas panjang, tatapan dalamnya menyapu tubuh gadis itu, "Kau ini anak, terlalu membenci kejahatan, rasa keadilan yang berlebihan persis seperti aku di masa muda. Sebagai ayah, aku bangga sekaligus khawatir." 　　“Apa yang kau khawatirkan?” 　　“Cita-citamu lebih besar daripada yang pernah kumiliki di masa mudaku. Di masa mudaku, ambisiku adalah menangkap semua penjahat di dunia dan mengisi Menara Penjinak Setan sampai penuh. Tapi kau ingin menyetarakan semua orang, memperlakukan Gu Master dan manusia biasa sama rata, menjalankan hukum di seluruh dunia. Ambisi dan cita-cita seperti ini terlalu besar, terlalu berat.” Suara Tie Xue Leng terdengar sarat dengan kepedihan hidup. 　　“Tapi Ayah, apa artinya keadilan dan hukum jika tidak diterapkan secara setara? Bagaimana bisa disebut anak muda kalau tidak punya idealisme yang sedikit berani? Aku percaya usaha manusia bisa mengubah takdir. Selama aku berusaha, belum tentu tidak bisa terwujud!” Suara Tie Ruo Nan bergemuruh penuh gairah, matanya memancarkan cahaya harapan. 　　Tie Xue Leng terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata: “Suatu hari kau akan mengerti, Ruo Nan. Tapi tidak apa, jalan anak muda harus ditapaki sendiri. Kegagalan akan membawa kedewasaan. Ayah sudah tua, takkan ikut campur lagi. Hanya berharap kau bisa menjalani hidup sesuai keinginanmu!” 　　Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan sepucuk surat dari dalam jubahnya dan menyodorkannya kepada Tie Ruo Nan. 　　“Ini adalah 　　?!” Tie Ruo Nan membuka surat itu dan langsung berseri-seri wajahnya. 　　Surat tersebut adalah balasan dari Jia Fu yang berisi semua informasi tentang kasus Jia Jinsheng: mulai dari Fang Yuan yang berjudi batu, memiliki Cacing Arak, proses interogasi Fang Yuan menggunakan Junzi Bambu Gu, hingga fakta perjalanan dagang kedua dimana Fang Yuan menunjukkan bakat bisnisnya sehingga direkrut Jia Fu. 　　Tie Ruo Nan membaca bagian "penawaran Fang Yuan" dalam surat itu berulang kali sebanyak tiga kali, matanya berkilauan tajam. 　　"Fang Yuan ini tidak hanya kejam dalam caranya, berhati dingin, tapi juga licik dalam perhitungan. Intuisiku mengatakan, dia tersangka utama. Jika dia benar pembunuhnya, maka dia sangat menakutkan. Bagaimana mungkin dia berbohong tanpa membuat Junzi Bambu Gu berubah warna? Ini metode apa lagi?" Tie Ruo Nan bergumam pada diri sendiri. 　　"Apa rencanamu selanjutnya?" Tie Xue Leng bertanya. 　　"Kasus Jia Jinsheng yang sudah lama ini penuh keanehan dan misteri. Sampai sekarang mayat Jia Jinsheng tidak ditemukan, bahkan TKP pun tidak bisa ditentukan. Kasus ini terlalu bersih, tidak ada celah untuk kuselidiki. Hanya ada satu tersangka utama: Fang Yuan. Meski jejak Wang Er sudah putus dan tidak ada bukti yang mengarah padanya sebagai pembunuh, tapi tanpa target lain, aku hanya bisa mengandalkan intuisi untuk menyelidiki Fang Yuan ini dulu!" Jawab Tie Ruo Nan dengan semangat berkobar. 　　"Kau melihat ketidakberesan pada Fang Yuan?" Tie Xue Leng bertanya. 　　"Banyak kejanggalan!" Tie Ruo Nan langsung menyahut, "Fang Yuan ini jelas hanya punya Bakat Kelas C, mengapa kecepatan berkultivasinya melebihi Fang Zheng? Meski ada Cacing Arak dan Sarira Gu yang membantu, tapi kecepatannya tetap tidak wajar. Mungkin Klan Gu Yue tidak menyadari sesuatu, tapi orang luar lebih mudah melihat ketidakberesan ini." 　　“Selain itu, ada keraguan kedua. Yaitu keberuntungannya. Pertama kali berjudi batu dalam hidupnya, membeli enam butir Batu Ungu langsung mengeluarkan dua Gu hidup, satu Katak Lumpur dan satu Cacing Arak. Keberuntungan ini terlalu luar biasa bukan?” 　　Tie Xue Leng mengangguk: “Ya, lanjutkan.” 　　“Fang Yuan ini, tampak biasa tapi jika diteliti lebih dalam akan terlihat misterius seperti kabut pekat di pegunungan. Banyak hal yang tidak sengaja terungkap darinya, membuat orang merenung lama. Contohnya tekniknya dalam membuka batu. 　　Langsung menggunakan Gu Cahaya Bulan untuk membuka batu, tanpa merusak inti batu sedikitpun. Teknik pengendalian sehalus ini, mustahil dimiliki murid yang masih di ruang kelas!” 　　Tie Ruo Nan terdiam. Pada detik ini dia menemukan sesuatu, sorot matanya tiba-tiba berkilat tajam seperti elang! 　　Tatapannya terpaku pada satu baris tulisan dalam surat itu, menatap lama dengan sorot mata yang semakin terang. 　　“Aku menemukan celahnya. Fang Yuan ini sangat mencurigakan!” Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepala dengan bersemangat sambil berteriak. 　　Aroma teh dalam cangkir mengepul bersama hawa panas, menyebar di ruang kerja ini. 　　Fang Yuan dengan tenang mengangkat cangkir teh, meniup daun teh yang mengambang, menyesap secangkir teh hangat, lalu menghembuskan kekeruhan perlahan. 　　Melihat sikap santai Fang Yuan di depannya, Gu Yue Mo Chen menahan diri dengan susah payah sampai urat-urat di dahinya berdenyut. 　　Sebelumnya, Fang Yuan membuka mulut lebar-lebar seperti singa, membuatnya naik pitam dan mengusir Fang Yuan saat itu juga. 　　Namun hari ini, ia terpaksa harus mengundang Fang Yuan kembali. 　　Semua karena situasi lebih kuat daripada manusia. Klan obat terus-menerus menekan, sementara fakta bahwa ia jatuh ke tingkat Putaran Kedua lambat laun akan terbongkar. Garis Mo yang sudah goyah sangat membutuhkan seorang Sesepuh keluarga untuk menjadi menantu laki-laki yang masuk keluarga, demi menstabilkan hati orang-orang sekaligus memperkuat posisi mereka. 　　"Tapi anak kelinci kurang ajar Fang Yuan ini benar-benar menyebalkan! Meminta harga selangit, seolah-olah garis Mo kami setiap hari mendapat emas bertimbun?" Gu Yue Mo Chen mengutuk dalam hati sambil memaksakan senyum ramah di wajahnya. Dengan nada berunding ia berkata, "Sesepuh Fang Yuan, harga yang Anda tetapkan terlalu kejam. Ini jauh melampaui batas kemampuan garis Mo kami. Bisakah dikurangi sedikit?" 　　Fang Yuan menatap Gu Yue Mo Chen. Kakek tua di hadapannya ini luwes dalam sikap, patut dihormati. 　　Sebenarnya kondisi dirinya sendiri juga semakin memburuk. 　　Keluarga Tie ayah-anak itu sedang memaksanya ke jurang. Jika ketahuan bahwa dialah pembunuh Jia Jinsheng, pastilah Klan Gu Yue akan menyerahkannya untuk meredakan kemarahan Keluarga Jia, sekaligus menjamin perdagangan tahunan kafilah mereka. 　　Sudah cukup matang waktunya. Fang Yuan melunak: "Baik, turunkan tiga puluh persen. Tapi dengan syarat: harus membayar empat puluh ribu Batu Yuan di muka, plus satu Gu besi mentah dan satu Gu rumput kehidupan. Baru itu bisa menunjukkan kesungguhanmu." 　　Gu Yue Mo Chen mendengar, tak bisa menahan diri menggosok-gosok alisnya lagi, suaranya berat: "Gu besi bisa kuberikan dulu, tapi Gu kulit reinkarnasi, di persediaan garis Mo benar-benar tidak ada. Empat puluh ribu Batu Yuan juga tidak bisa diberikan sekaligus, hanya bisa dicicil." 　　Fang Yuan tahu si licik Gu Yue Mo Chen tidak jujur, tapi dia juga paham bahwa memaksa lebih lanjut justru kontraproduktif. 　　"Baiklah. Setelah janji-janji ini terpenuhi, baru kita bicara pertunangan. Sebelum itu, aku akan menyatakan sikap di rapat." Setelah meninggalkan kata-kata ini, Fang Yuan pergi. 　　Ruang kerja itu tenggelam dalam keheningan. 　　Beberapa saat kemudian, Gu Yue Mo Chen tiba-tiba bersuara: "Keluarlah." 　　Pintu rahasia terdorong terbuka, seorang gadis dengan mata merah bengkak dan jejak air mata muncul. 　　"Kakek." Dia memberi hormat, tak lain adalah Gu Yue Mo Yan. 　　Gu Yue Mo Chen menghela napas panjang: "Kau paham kondisi keluarga kita, Mo Yan. Keluarga butuh pengorbananmu. Apa kau mengerti?" 　　"Ya." Gadis itu terisak-isak, menundukkan kepala. 　　Di dunia manapun, tidak ada makan siang gratis. Bahkan Fang Yuan sebagai Sesepuh keluarga harus berkontribusi banyak. Hanya saja bentuk pengorbanan dan imbalannya berbeda tiap orang. 　　Bagi remaja yang lahir dengan sendok emas di mulut ini, hak istimewa juga tidak gratis. Mereka menikmati fasilitas keluarga, maka harus punya kesadaran berkorban. 　　Dan kesadaran ini, Gu Yue Mo Yan sudah memilikinya sejak lama. 　　Sekalipun dia tidak memiliki sedikit pun perasaan terhadap Fang Yuan, bahkan membencinya hingga ke titik kebencian. Tapi dia tahu, demi keluarga, dia harus menikah dengannya...rq!!! BABKeseratus Tujuh Puluh Tujuh: Kakak, bagaimana kau bisa memperlakukanku seperti ini?! 　　; 　　Gu Besi Mentah adalah Gu Putaran Kedua, berbentuk seperti bola batu bara, sebesar tinju, hitam legam, dengan permukaan yang dipenuhi lubang-lubang kecil tak terhitung.... 　　Fang Yuan memasukkan energi Perak ke dalamnya, Gu Besi Mentah ini langsung terangkat melayang, berputar perlahan, mengeluarkan kabut besi hitam dari lubang-lubangnya. 　　Juchi Jinwu melingkari kaki Fang Yuan, pelindung punggung berwarna emas gelapnya penuh luka, dua baris gergaji tepi perak juga rusak parah. 　　Tapi kabut besi yang mengalir menutupi luka-luka ini, perlahan menghapus jejak cedera. 　　Kabut besi hitam terus terkuras, sementara dua baris gergaji Juchi Jinwu tumbuh dengan kecepatan yang terlihat mata. 　　Gu pengobatan dikategorikan ke dalam berbagai jenis: ada yang menyembuhkan Master Gu, ada yang khusus mengobati berbagai luka, dan beberapa ditujukan untuk serangga Gu. 　　Bagi Juchi Jinwu, Gu Besi Mentah adalah Gu penyembuhnya. 　　Setengah shichen kemudian, Gu Besi Mentah semakin mengecil dari ukuran bola batu bara sebesar tinju, menyusut hingga sebesar kelereng, akhirnya menghilang sama sekali. BABKeseratus Tujuh Puluh Tujuh: Kakak, bagaimana kau bisa memperlakukanku seperti ini?! 　　Ini adalah Gu konsumtif. 　　Tapi pengorbanannya membawa pemulihan Juchi Jinwu. 　　Saat ini, Juchi Jinwu seolah telah diperbarui. Dua baris gergaji bergerigi tepi perak kini berkilau baru, memancarkan cahaya dingin yang tajam. Pada cangkang punggung berwarna emas gelap, sebagian besar luka telah pulih. Hanya tersisa lima atau enam bekas luka dangkal. 　　Tapi ini tidak lagi menjadi masalah. Dalam beberapa minggu, luka-luka ini juga akan menghilang berkat kemampuan regenerasi alami Juchi Jinwu sendiri. 　　Namun, tanpa bantuan Gu Besi Mentah, jika hanya mengandalkan kekuatan pemulihan alami Juchi Jinwu, mungkin diperlukan setidaknya setahun lebih untuk menumbuhkan kembali semua gergaji geriginya. 　　Juchi Jinwu bersifat keras dan kurang lentur. Meski memiliki kelebihan seperti konsumsi energi Zhen yang rendah dan daya serang tinggi, sifat kekakuan ini justru menjadi kelemahan dalam hal pemulihan. 　　Segala sesuatu seimbang. Di dunia ini tidak ada Gu yang sempurna dalam segala aspek. Setiap kelebihan pasti disertai kekurangan. Bahkan Gu tingkat 6, 7, atau lebih tinggi sekalipun tetap tunduk pada hukum alam ini. 　　"Dengan ini, kekuatan tempur Juchi Jinwu bisa dibilang telah pulih sepenuhnya..." Fang Yuan mengelus lembut cangkang dingin Juchi Jinwu dengan tangan, wajahnya pucat. 　　Di balik wajah pucatnya, keringat dingin mulai muncul BAB177: Kakak, bagaimana bisa kau memperlakukanku seperti ini?! 　　"Menyebalkan, kenapa harus di saat seperti ini..." Fang Yuan mengatupkan gigi, tangan kirinya secara refleks menekan perut bawahnya. 　　Pikirannya menyelami rongga kosong. Lautan Yuan Zhen perak terlihat mati suri, seluruh ruang spiritual ini dipenuhi tekanan psikologis yang mencekam. 　　"Semua Gu lainnya ditindas dengan keras di samping. Hanya Gu Cungcu Chan di atas permukaan laut, tepat di 〖tengah〗 rongga kosong, yang memancarkan cahaya indah berkilauan antara kuning dan hijau." 　　"Saat ini, Gu Cungcu Chan tidak hanya telah memulihkan kedua sayapnya, tetapi bahkan badan utamanya bertambah berkilau." 　　"Seperti benda jatuh dari ketinggian, semakin mendekati tanah semakin cepat kecepatannya. Kecepatan pemulihan Gu Cungcu Chan juga demikian. Setelah melewati masa awal yang sulit dan lambat, semakin lama waktu berjalan, semakin cepat pemulihannya." 　　"Karena itu, masalah pun muncul." 　　"Gu Cungcu Chan mencapai level 6-semburat, sementara Fang Yuan hanyalah Gu Master tiga transformasi. Rongga kosongnya semakin sulit menampung Gu Cungcu Chan." 　　"Dulu Gu Cungcu Chan sangat lemah, sehingga beban rongga kosong tidak berat. Tapi sekarang, dengan pemulihan bertahap dan menunjukkan kekuatan Gu 6-semburat, rongga kosong Fang Yuan bagai kuil kecil yang tak sanggup menampung dewa besar!" 　　"Jika terus begini, mungkin sebelum keluarga Tie menemukan kebenaran sesungguhnya, rongga kosongku akan pecah karena Gu Cungcu Chan dan aku mati! Benar-benar musibuk datang beruntun..." 　　"Solusi sejatinya adalah meningkatkan cultivation secepat mungkin. Saat menjadi Gu Master 6-semburat, rongga kosongnya akan mampu menampung Gu Cungcu Chan." 　　"Tapi cara ini terlalu memakan waktu. Di kehidupan sebelumnya Fang Yuan selama 500 tahun, dibutuhkan lebih dari 400 tahun untuk mencapai 6-semburat." 　　"Dengan bakat Kelas C dan cultivation tingkat tiga saat ini, untuk berkultivasi hingga 6-semburat, waktu yang dimiliki sangat kurang." 　　Selain itu, ada juga solusi sementara. 　　Yaitu mengeluarkan Gu Cungcu Chan dari rongga kosong dan membiarkannya hidup di luar tubuh. 　　Namun langkah ini juga memiliki kelemahan besar. 　　Pertama, Gu Cungcu Chan bukanlah Gu pertarungan sehingga tidak punya kemampuan bertahan, lebih aman disimpan di rongga kosong. Kedua, begitu Gu Chong tingkat enam muncul, akan mengganggu hukum alam dan menciptakan fenomena langit-bumi di area tertentu. Jika tinggal terlalu lama di suatu daerah, para Gu Master kuat akan berduyun-duyun tertarik datang. 　　Fang Yuan sekarang berada di dalam benteng yang penuh orang dan diawasi ketat keluarga Tie. Begitu Gu Cungcu Chan dikeluarkan, hampir pasti langsung terdeteksi orang luar. 　　Dengan begini, ia hanya bisa bertahan dengan susah payah. 　　"Pemulihan Gu Cungcu Chan semakin cepat. Jika terus begini, mungkin aku tak punya banyak waktu. Setelah mendapat 40.000 Batu Yuan dari Gu Yue Mo Chen, aku akan memetik Bunga Teratai Surgawi dan pergi dari sini. Masalah keluarga Tie, hanya bisa kuhadapi selangkah demi selangkah." 　　Fang Yuan menghela napas dalam hati. 　　Masalah keluarga Tie bisa ia tunda, tapi Gu Cungcu Chan tidak memberinya waktu untuk menunda. 　　Ia sudah dipaksakan masuk ke jurang, setiap detik yang terbuang mengurangi nyawanya. 　　Banyak kasus Gu Master tewas karena backlash kekuatan Gu mereka sendiri. Contoh terdekat adalah Gu Yue Qing Shu yang mati saat memaksakan penggunaan Gu. 　　"Enam Batu Ungu, masing-masing sebesar tinju. Dengan tingkat cultivation Fang Yuan saat itu, dia berhasil membuka lima batu berturut-turut di tempat. Bagaimana mungkin dia memiliki Yuan Zhen sebanyak itu?" Mata Tie Ruo Nan menatap tajam baris terkait dalam surat itu, tersenyum penuh kemenangan. 　　Tie Xue Leng mengangguk: "Akhirnya kau menemukan kejanggalan di sini. Bagus, hanya dengan ketelitian kita bisa menemukan hal-hal yang tak terlihat oleh orang biasa. Tapi apa kesimpulan yang bisa kau tarik dari kejanggalan ini?" 　　Tie Ruo Nan menutup matanya, diam-diam mengaktifkan Intuisi Gu. 　　Dalam kegelapan, kilatan ide tiba-tiba menyambar pikirannya. Dia membuka mata dengan kasar: "Intuisiku mengatakan, mungkin Fang Yuan sudah memiliki Cacing Arak sejak lama!" 　　"Tapi intuisi kadang salah, ini tak bisa dijadikan bukti." Tie Xue Leng mengingatkan. 　　"Mencari bukti itu mudah! Hehe, selama dia punya Cacing Arak, pasti harus memberinya makan. Aktivitas memberi makan pasti meninggalkan jejak-jejak." Sudut bibir Tie Ruo Nan melengkung membentuk busur "Ayo! Kita temui Gu Yue Fang Zheng lagi. Sebagai adik, dia pasti paling mengenal Fang Yuan." 　　"Kau menanyakan masa lalu kakak?" Wajah Fang Zheng menunjukkan ekspresi kompleks. 　　Ia menghela napas, mengenang: "Dulu, kakak memang orang yang sangat luar biasa. Sejak kecil, dia sudah menunjukkan bakat sastra, menciptakan banyak puisi yang membuat seluruh benteng terpana. Saat itu, aku begitu menghormati dan mengaguminya. Di hatiku, dia bagai gunung tinggi yang tak bisa kudaki." Napasnya tertahan sejenak, "Mungkin karena berdiri terlalu tinggi, jatuhnya pun lebih sakit. Dalam Upacara Penilaian Bakat kemudian, bakatnya hanya dinilai Kelas C. Sejak itu dia jadi terpuruk lama, selalu tidur di kelas, tak pernah pulang malam, mabuk-mabukan setiap hari. Saat itulah aku sadar... ternyata kakak juga manusia biasa..." 　　"Tunggu, kau bilang mabuk-mabukan?" Tie Ruonan menangkap kata kunci itu dengan sigap, matanya menyipit tajam. 　　"Ya. Ada masa ketika dia kecanduan minuman keras. Ah... Mungkin realita terlalu kejam. Dirinya Kelas C, sementara adik kandungnya malah Kelas A. Sungguh sulit menerima kenyataan itu." Fang Zheng menghela, "Kalau dipikir-pikir, aku bisa memahami perasaan dan isi hatinya saat itu." 　　"Lalu sejak kapan Fang Yuan mulai membeli minuman keras secara berkala?" Tie Ruonan melanjutkan pertanyaannya. 　　"Persis sejak momen itu. Kakak jadi kecanduan minuman keras, menghabiskan banyak uang untuk itu. Pernah suatu periode dia terobsesi Anggur Qingzhu - minuman khas benteng kami yang harganya selangit. Demi mendapatkannya, dia sampai merampas Batu Yuan teman-teman seangkatannya. Perbuatannya keterlaluan, sampai tak ada satu pun murid yang menyukainya." 　　“Bagaimana, apakah ada masalah di sini?” Di akhir, Fang Zheng menyatakan keraguan. 　　“Ada masalah besar. Sekarang aku curiga, Cacing Arak kakakmu bukan berasal dari perjudian batu, tapi sudah dimilikinya sejak lama. Sikap mabuk berat dan terpuruk kakakmu hanyalah sandiwara belaka.〖Tujuan〗sebenarnya adalah menyembunyikan fakta bahwa dia mendapatkan dan memelihara Cacing Arak.” Tie Ruo Nan menjawab dengan suara berat. 　　“Apa?!” Fang Zheng terkejut, langsung bangkit dari tempat duduknya. 　　Kabar ini terlalu mengejutkan! 　　“Ucapanmu tadi semakin memperkuat kecurigaanku. Di mana biasanya kakakmu membeli arak? Aku perlu menyelidiki lagi.” Tie Ruo Nan juga berdiri, dia bekerja dengan penuh semangat dan bertindak cepat. 　　“Anggur Qing Zhu hanya dijual di satu tempat di seluruh benteng, yaitu penginapan itu satu-satunya.” 　　“Kalau begitu saya pamit dulu.” Tie Ruo Nan langsung berbalik dan pergi. 　　“Tunggu, aku... aku ikut bersama kalian!” Fang Zheng ragu sejenak, lalu menyusul. 　　Setengah shichen kemudian. 　　Tie Ruo Nan berjalan di jalan batu hijau sambil menyimpulkan: “Dari keterangan pemilik penginapan tadi, situasinya sudah jelas. Pembelian arak dalam jumlah besar oleh Fang Yuan memiliki tujuan tersembunyi - memelihara Cacing Arak. Kemudian dia sengaja berjudi batu untuk memamerkan Cacing Arak secara wajar di depan umum. Semua ini sudah direncanakannya.” 　　Di sampingnya, Gu Yue Fang Zheng berjalan dengan wajah pucat dan ekspresi kosong. 　　"Ia tidak menyangka, kebenaran sesungguhnya ternyata seperti ini!" 　　Dulunya, ia pernah memandang rendah Fang Yuan, menganggapnya pecundang yang merosot. Sejak saat itu, puncak yang dulu terasa tak terjangkau, kini tak lagi begitu. 　　Tapi 〖kenyataan〗 sebenarnya adalah, semua ini hanyalah penyamaran Fang Yuan, sandiwara, skenario jangka panjangnya! 　　Orang-orang di sekitarnya dibodohi, diputar seperti gasing. 　　Dan Gu Yue Fang Zheng pun tak terkecuali! 　　Pandangan merendahkan dan penghinaan terhadap kakaknya dulu, kini terasa seperti lelucon penuh sindiran yang menusuk. 　　"Kak... di hatimu, aku ini apa? Dalam tatapanmu yang berpura-pura mabuk berat, apakah aku hanya badut lucu? Kakak! Liciknya dirimu, dalam hatimu apakah kau menyeringai dingin melihat kekanak-kanakanku?!" Fang Zheng meraung dalam hati. 　　Ia malu sekaligus murka. 　　Ia merasa seperti boneka yang dijadikan permainan Fang Yuan, terus-menerus memerankan drama kekanak-kanakan yang memalukan. 　　Ia merasakan cibiran Fang Yuan padanya. 　　"Kakak, bagaimana bisa kau memperlakukanku seperti ini?!" 　　"Kalau bukan karena Nyonya Tie, aku masih akan dibodohimu. Sampai kapan kau akan menipuku, menipu kaum kami? Kau membunuh semena-mena, menginjak-injak nyawa. Penipuan dan dusta, sikap dingin dan kejam - inikah 〖jati diri〗 sesungguhnya dirimu?!!" BABke-178: Hitam Putih Abu-abu 　　; 　　Dulu, dalam benak Fang Zheng, Fang Yuan bagai puncak gunung yang tak tergapai..... Unduh ebook gratis 　　“Dulu, Fang Zheng mengira bayangan puncak ini akan menggelayuti sepanjang hidupnya.” 　　“Tapi hidup membawa perubahan tak terduga baginya.” 　　“Kemerosotan Fang Yuan membuat Fang Zheng melihat kelemahannya. Puncak dalam benaknya runtuh.” 　　“Namun——” 　　“Ternyata ini semua hanya sandiwara kakaknya? Sekadar upaya merendahkan diri?” 　　“Puncak yang telah runtuh dalam hatinya kini seolah diselubungi kabut misterius.” 　　“‘Kak, kau sebenarnya seperti apa?’” 　　“Fang Zheng baru menyadari, ia sama sekali tak bisa membaca saudara kandungnya sendiri.” 　　“Kelicikan Fang Yuan yang dalam, kediamannya yang misterius, akting mumpuni, dan kekejaman pembunuhannya – semua membuatnya merasa asing yang tak terperi.” 　　“Dalam keasingan ini, terselip BAB178: Hitam-Putih-Abu ketakutan yang bahkan Fang Zheng enggan mengakuinya.” 　　“Perasaan terkutuk ini kembali menyusup ke hatinya.” 　　“Dia berusaha keras melepaskan diri dari ketakutan ini, membuatnya tanpa sadar mengikuti langkah Tie Ruo Nan.” 　　“‘Nona Tie, terima kasih telah membantuku menemukan kebenaran sesungguhnya, melihat sisi lain kakakku. Membantumu adalah membantuku. Katakanlah, akan kusampaikan semua yang kuketahui.’” Kata Fang Zheng tulus. 　　“Tie Ruo Nan mengangguk, lalu menggeleng: ‘Yang perlu diketahui sudah kupahami. Masalahnya sekarang – dari mana Cacing Arak Fang Yuan berasal?’” 　　"Kau benar. Ini sangat mencurigakan. Dalam keadaan Kak saat itu, dia belum mewarisi harta orang tua, sementara bakatnya hanya Kelas C, baru mulai berkultivasi. Dari mana dia mendapatkan Cacing Arak?" Fang Zheng juga mengerutkan alis. 　　"Situasi seperti ini umumnya ada dua alasan utama. Pertama, ada sponsor, kedua adalah peninggalan tersembunyi. Siapa yang mau berinvestasi pada orang berkelas C? Kalau itu peninggalan tersembunyi, lalu apa sebenarnya?" Memikirkan ini, Tie Ruonan tak sengaja menghentikan langkahnya. 　　Peninggalan tersembunyi... peninggalan tersembunyi... 　　Di benaknya, kata itu terus bermunculan. 　　Dia tenggelam dalam perenungan. 　　"Kalau memang ada peninggalan tersembunyi, semua menjadi masuk akal. BAB178: Hitam Putih Abu-abu. Pertama, sumber Cacing Arak bisa dijelaskan. Kedua, motif pembunuhan Jia Jinsheng juga ada!" Hati Tie Ruonan berdegup kencang. 　　Masalah utama yang selalu membingungkannya adalah motif pembunuhan. 　　Membunuh pasti ada motifnya. 　　Fang Yuan menunjukkan Cacing Arak, Jia Jinsheng ingin mengakuisisi. Tapi nilai Cacing Arak masih kurang signifikan untuk menjadi motif pembunuhan. 　　Tapi jika Jia Jinsheng yang tak mau rugi sedikitpun, bersikeras ingin mengakuisisi Cacing Arak Fang Yuan lalu mengikutinya dan menemukan harta karun tersembunyi... 　　Apa yang akan dilakukan Fang Yuan? 　　"Hehehehehe." Tie Ruonan tertawa terkekeh. 　　Fang Zheng meliriknya dengan tatapan aneh. 　　Tie Ruonan menoleh: "Aku ingin memeriksa sejarah resmi Klan Gu Yue!" 　　Fang Zheng menggelengkan kepala, mengangkat tangan: "Kitab sejarah resmi disimpan di wilayah terlarang keluarga, mana mungkin orang luar bisa sembarangan membacanya?" 　　"Kalau begitu, apa kau bisa masuk ke dalam?" 　　Fang Zheng menggeleng: "Harus memiliki status sebagai Sesepuh keluarga☆." 　　"Begitu ya... Ini bagaimana dong?" Tetsu Ruonan mengerutkan kening. 　　"Nona Tetsu, mungkin aku bisa membantumu." Dari bayangan, muncul seorang nenek tua bertangan satu. 　　Bukan orang lain, dialah Gu Yue Yao Ji. 　　Meski masih menjadi kepala cabang obat, sejak turun dari jabatan Sesepuh Aula Obat yang digantikan Gu Yue Chizhong, ditambah kehilangan satu lengan, kekuasaannya kini sudah jauh merosot. 　　Namun ambisi akan kekuasaan telah merasuk ke tulang sumsumnya. Dia sangat paham, kerja sama dengan Gu Yue Chizhong hanyalah solusi sementara. Hanya dengan menaklukkan cabang Mo terlebih dahulu, barulah dia punya modal untuk merebut kembali posisi Sesepuh Aula Obat. 　　Kunci untuk menelan cabang Mo adalah mematahkan harapan mereka. 　　Dan harapan itu tak lain adalah Gu Yue Fang Yuan. 　　"Detektif Legendaris Tetsu, terus terang aku sudah lama memperhatikan kalian. Ikutlah denganku, akan kubawa kalian ke wilayah terlarang keluarga. Hehehe, biasanya tempat itu dijaga ketat. Tapi kebetulan sekarang akulah yang bertugas menjaga wilayah terlarang." Gu Yue Yao Ji terkekek dengan senyum sinis. 　　Tentu saja dia ingin menggunakan tangan orang lain untuk membunuh, tapi jika Fang Yuan benar-benar tak bersalah, dia pun tak segan menggunakan cara-cara fitnah dan tuduhan palsu. 　　Di dalam sebuah ruang rahasia gua bawah tanah, Tie Ruo Nan melihat kitab rahasia yang mencatat sejarah Klan Gu Yue. 　　Dari generasi pertama saat Benteng Gǔyuè baru didirikan, masa kejayaan gemilang, hingga kondisi yang agak terpuruk sekarang. Kitab ini mencatat berbagai peristiwa bersejarah besar kecil selama ratusan tahun☆ dengan sangat detail. 　　"Pendiri generasi pertama ini asal-usulnya misterius, mendirikan Benteng Gǔyuè sendirian. Sangat mungkin dia seorang kultivator jalan gelap!" Tie Ruo Nan membuka beberapa halaman awal dan membuat pernyataan mengejutkan. 　　"Itu biasa saja. Banyak Gu Master jalan gelap yang memilih membangun keluarga setelah lelah mengembara. Ratusan tahun kemudian, mereka berubah menjadi aliran putih - keturunan mereka menjadi petarung aliran ortodox. Kasus seperti ini sebenarnya banyak, tidak aneh." Tie Xue Leng yang berdiri di samping berkata. 　　"Lalu kejahatan mereka sebelumnya dihapus begitu saja?" Tie Ruo Nan tak terima, "Para Gu Master jalan gelap ini melakukan kejahatan, lalu saat lelah mereka menetap dan menikmati masa tua. Bukankah ini terlalu mudah bagi mereka?" 　　Tie Xue Leng menghela napas: "Ruo Nan. Di masa muda, aku juga sepertimu - mengira dunia ini hitam-putih. Tapi setelah banyak pengalaman, kau akan tahu dunia ini sebenarnya abu-abu. Kadang hitam bisa berubah putih, putih bisa jadi hitam. Ada hitam yang tak lebih licik dari putih, ada putih yang mungkin lebih berdosa." 　　“Dan Gu Master jalan gelap juga memiliki kesulitan mereka sendiri. Gu Master aliran ortodox menguasai sumber daya berkultivasi, sementara Gu Master jalan gelap terisolasi dan hanya bisa menggunakan metode ekstrem. Contoh seperti mantan kepala suku yang bisa bertobat sudah termasuk baik. Setidaknya dia tidak lagi berbuat jahat, beralih dari gelap ke terang, memberikan kontribusi bagi aliran ortodox.” 　　Tie Xue Leng mencoba menenangkan, tetapi gadis Tie Ruo Nan jelas-jelas tidak terkesan. 　　Dia menggelengkan kepala, berkata tegas: "Ayah, bersimpati pada Gu Master jalan gelap itu salah. Putih tetaplah putih, hitam tetaplah hitam. Pelanggar hukum harus dihukum. Kalau tidak, di mana keadilan? Di mana hukum?" 　　"Ini bukan simpati. Di mana ada manusia, di situ ada keuntungan. Di mana ada keuntungan, di situ ada kejahatan. Selama manusia ada, kejahatan takkan berhenti." Suara Tie Xue Leng terdengar getir, "Nak, kau akan pahami: kekuatan satu orang terlalu lemah. Tapi masih terlalu dini bicara ini. Fokuslah pada penyelidikan." 　　"Baik, Ayah." Tie Ruo Nan menyeringai, tak menggubris kesedihan dalam kata-kata ayahnya. 　　Saat muda, manusia selalu merasa bisa mengubah dunia. Tapi seiring waktu, mereka baru sadar: tetap menjadi diri sendiri tanpa terbawa arus dunia sudah merupakan pencapaian besar. 　　Gadis itu terus membolak-balik dokumen, tiba-tiba tangannya berhenti bergerak. 　　“Pendiri Generasi Keempat... Hua Jiu Xingzhe? Anggur... Cacing Arak?” Kedua matanya tiba-tiba bersinar! 　　…… 　　Aliran listrik berkelip-kelip, gigi tajam bagai bilah pedang yang memancarkan kilau dingin. 　　Seekor Serigala Listrik Gila menerjang Bai Ningbing, cakarnya melukis jejak cahaya di udara. 　　Bai Ningbing tak bergerak, di bola mata birunya bayangan cakar serigala semakin membesar, namun ia sama sekali tak berniat menghindar. 　　Tiba-tiba semburat putih menyambar keluar dari rongga kosong di perut bawahnya. 　　Semburan cahaya itu meledak, pancaran putihnya bagai hujan. Dalam rintik cahaya, ular putih anggun menampakkan diri, kumis peraknya yang panjang melambai bagai selendang dewa. 　　Menghadapi ular Gu tingkat 5 ini, Serigala Listrik Gila yang baru saja mengaum garang itu langsung ciut nyali, berusaha mundur. 　　Tapi Bai Xiang Xian She Gu membuka mulutnya, menghembuskan kabut perlahan. 　　Kabut putih itu tampak lambat namun cepat menyelubungi Serigala Listrik Gila. 　　Serigala itu panik melompat mundur karena pandangannya terhalang kabut. Namun seberapa pun ia berpindah, kabut putih itu bagai bayangan yang tak bisa ditanggalkan. 　　Kemampuan Bai Xiang Xian She Gu terletak pada kabut penyesat ini. Setelah menyelimuti musuh, lawan kuat akan kehilangan orientasi dengan pandangan yang seluruhnya tertutup putih. 　　Serigala Listrik sebagai binatang buas, sejak dulu memiliki penglihatan tajam namun pendengaran lemah. Serigala Listrik Gila juga demikian, saat ini indera paling andalnya tertutup, membuatnya gelisah dan terus-menerus meraung. Dalam gerakannya, ia menabrak banyak pohon dan batu gunung, tampak semakin buas. 　　Graaah! 　　Tiba-tiba ia membuka mulut dan meraung, menyemburkan kilat biru. 　　Kilat itu kebetulan melesat ke arah Bai Ningbing, namun ia sama sekali tidak berniat menghindar. 　　Krack! 　　Kilat tepat menghantam dada Bai Ningbing, menembusnya. 　　Bai Ningbing perlahan menunduk, lubang besar yang ditembus kilat memungkinkannya melihat dari depan ke belakang. 　　Namun segera, luka besar itu mulai membeku. Lapisan es putih menutupi luka, tak lama kemudian es menghilang, berubah menjadi daging dan darah. 　　"Inilah kekuatan sebenarnya dari tubuh Beiming Bingpo. Aku adalah es, es adalah aku. Luka mematikan bagi Gu Master biasa, bagiku bisa pulih dalam beberapa tarikan napas." Bai Ningbing berbisik dalam hati, lalu perlahan mengangkat lengan kanannya. 　　Lengan kanannya yang sebelumnya putus, kini telah pulih sepenuhnya berkat tubuh Beiming Bingpo. 　　"Gu Ular Peri Putih juga merasakan aura tubuh Beiming Bingpo, lalu aktif menyusup ke rongga kosongku. Tubuh Beiming Bingpo mampu menarik serangga Gu bertipe air datang sendiri! Begitu kuat, namun juga begitu lemah!" 　　Bai Ningbing mendongak ke langit sambil menghela napas panjang. 　　Selama hari-hari ini, ia tidak menekan cultivation. Tubuh Beiming Bingpo semakin kuat, tapi ia juga merasakan batas kematian semakin dekat. 　　"Apakah Daxian masih belum ada gerakan?" Saat itu, Kepala suku Keluarga Bai mendekat dan bertanya dengan penuh perhatian. 　　Bai Ningbing menggelengkan kepala: "Ular Gu ini tidak mengakui aku, hanya tertarik oleh aura tubuh Beiming Bingpo-ku, memindahkan rumahnya dari mata air primordial ke rongga kosongku. Hanya ketika aku dalam bahaya, nyawaku terancam, barulah ia muncul untuk melindungiku." 　　Tapi Ular Daxia Putih belum disatukan dengan Bai Ningbing, sehingga efek perlindungan ini sangat terbatas. 　　Contohnya aliran listrik petir dari Serigala Listrik Gila tadi, kecepatannya terlalu tinggi. Ular Daxia Putih tidak sempat bereaksi, Bai Ningbing langsung tersambar. 　　Intinya, Ular Daxia Putih bukanlah Gu pertahanan. 　　Dalam kehidupan sebelumnya Fang Yuan, Jiang Fan dan Katak Penelan Sungai juga mengalami hal serupa. Meski Jiang Fan mendapat bantuan Katak Penelan Sungai level 5, akhirnya ia tetap dibunuh oleh Master Gu. 　　Kepala suku Keluarga Bai menghela nafas, merasa sangat menyesal dan kecewa. Tapi ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, semua yang bisa dilakukan sudah dilakukan. 　　"Ngomong-ngomong, hasil perundingan tiga klan sudah keluar. Pemukiman Xiong masih menyimpan sebagian besar kekuatan, tidak boleh diremehkan. Akhirnya tiga keluarga memutuskan mengadakan turnamen besar tiga klan. Hasilnya akan menentukan skema ganti rugi. Hanya Master Gu di bawah 30 tahun yang boleh ikut..." 　　“Aku mengerti.” Bai Ningbing mengangguk, “Aku sudah merasakan, hidupku hampir sampai di ujung. Bisa ada pertarungan seperti ini, benar-benar membuatku senang. Terima kasih, Kepala Suku.” 　　“Ah, tidak juga. Aku juga memikirkan kaum kami.” Wajah Kepala suku Keluarga Bai terlihat malu. Dialah yang mengusulkan proposal ini, tujuannya untuk mengeksploitasi nilai Bai Ningbing semaksimal mungkin. 　　Tapi rasa terima kasih Bai Ningbing tulus adanya. 　　Gu Ular Peri Putih tetap diam, menandakan ia tak berhak mewarisi leluhur generasi pertama. Tapi hidup pasti berakhir dengan kematian, apa yang perlu disesali? 　　Bai Ningbing telah menemukan jalannya sendiri, ia sudah tak lagi takut. Hanya ada satu janji pertarungan di hatinya yang belum terselesaikan. 　　“Fang Yuan, di Turnamen Tiga Suku, kau akan datang kan? Jangan mengecewakanku. Karena diriku sekarang... sangat-sangat kuat...rq!!! BAB179: Sejarah Ditulis oleh Manusia 　　; 　　“Huā Jiǔ Xíngzhě bersimpuh memohon ampun sang Kepala Suku pengganti yang baik hati, tiba-tiba diserang diam-diam.. Download ebook gratis Pendiri Generasi Keempat membunuh Huā Jiǔ Xíngzhě di tempat, tapi dirinya juga terluka parah dan segera meninggal! Sungguh tragis! Pengikut jalan gelap memang tak bisa dipercaya, berkhianat tanpa alasan...” 　　Tie Ruonan membaca baris-baris ini, matanya perlahan redup. 　　“Sayang. Huā Jiǔ Xíngzhě ini mati di tempat, tak mungkin meninggalkan warisan. Seandainya ada warisannya, waktunya mungkin cocok.” Gadis itu menghela nafas dalam hati. 　　"Dia tidak menyerah, kembali memeriksa dengan cermat Kitab Sejarah Gu Yue hingga waktu habis, lalu didesak oleh Gu Yue Yao Ji." 　　Begitu ayah-anak keluarga Tie keluar dari Balai Kepala Keluarga, Fang Zheng langsung menyambut: "Ada temuan apa?" 　　Tie Xue Leng diam, Tie Ruo Nan menggelengkan kepala dengan senyum getir. 　　Tapi Fang Zheng berkata: "Aku baru teringat BAB179: Sejarah ditulis oleh manusia. Mungkin ini bisa membantu kalian. Dulu Kakak sering dekat dengan garis Chi, Sesepuh garis Chi Gu Yue Chi Lian pernah membelanya di depan umum. Nona Tie, menurutmu, mungkinkah Cacing Arak ini diberikan diam-diam oleh Chi Lian kepada Kakak?" 　　"Orang garis Chi?" Tie Ruo Nan mengerutkan alisnya. 　　"Benar. Sebelum Gelombang Serigala, garis Chi dan garis Mo adalah dua kekuatan terbesar di Klan Gu Yue kami," jelas Fang Zheng. 　　Kenapa lagi-lagi terkait garis Chi? 　　Tie Ruo Nan termenung tanpa kata. 　　Kepalanya terasa sakit. 　　Ini pertama kalinya dia menangani kasus, awalnya penuh kepercayaan diri, tapi saat praktik sendiri baru merasakan betapa sulitnya. 　　Dulu melihat ayah memecahkan kasus seperti mengulur benang sutera, tertata rapi, seolah air mengalir lancar. Tapi kini saat mencoba sendiri, baru tahu betapa rumitnya. 　　Kadang tak ada petunjuk sama sekali, kadang berbagai petunjuk muncul acak-acakan membuat bingung. 　　Kebenaran masih terselubung kabut, dia pun tak tahu apakah semakin mendekat atau justru menjauh dari kenyataan. 　　“Apakah petunjuk garis Chi ini benar-benar berguna?” 　　Tie Ruo Nan tak bisa menahan kebingungan, dia secara refleks menatap ayahnya Tie Xue Leng. 　　“Pasti ayah sudah menguasai petunjuk ini.” Kekaguman gadis itu terhadap ayahnya semakin mendalam di dalam hati. 　　“Seandainya aku menjadi ayah seperti di BABke-179: Sejarah Ditulis oleh Manusia, kasus ini pasti sudah terungkap. Jarak antara aku dan ayah masih terlalu jauh. Namun meskipun aku gagal, selama ayah ada di samping, kebenaran sesungguhnya pasti akan terungkap dan pembunuh akan dihukum.” Perasaan malu dan bangga bercampur dalam hati Tie Ruo Nan. 　　Dengan kehadiran Tie Xue Leng, dia tidak khawatir pelaku kejahatan akan bebas berkeliaran. 　　Tapi gadis itu segera menggelengkan kepala, perasaan kesal menyelimuti hatinya. 　　Kekesalan ini sepenuhnya ditujukan pada dirinya sendiri. 　　“Ruo Nan, kau benar-benar tidak berguna. Bukankah kau ingin melampaui ayah? Selalu ingin bergantung pada ayah, psikologis seperti ini takkan pernah bisa melebihi ayah suatu hari nanti!” 　　“Ruo Nan, kau harus semangat, kau pasti bisa!” Gadis itu mengatupkan bibirnya, menyemangati diri sendiri dalam hati. 　　Api semangat bertarung kembali membara di seluruh tubuhnya. 　　Dia memutuskan untuk mendorong asumsi sebelumnya dan memulai dari awal lagi. 　　“Jika Cacing Arak bukan diperoleh Fang Yuan dari peninggalan tersembunyi, tapi diberikan orang lain. Maka garis Chi adalah tersangka terbesar. Tapi ada satu hal lagi. Mengapa garis Chi memberikan perhatian khusus pada murid biasa ber-Bakat Kelas C, hingga diam-diam memberinya Cacing Arak?” 　　"Keunggulan khusus apa yang dimiliki Fang Yuan, hingga garis Chi rela berinvestasi padanya? Hanya karena dia kakak Fang Zheng? Tidak, nilai itu terlalu kecil. Tunggu, belum tentu garis Chi aktif berinvestasi. Ada kemungkinan lain - garis Chi dipaksa Fang Yuan!" 　　"Jika itu masalahnya, senjata apa yang Fang Yuan pegang hingga garis Chi terpaksa mencengkeram hidung dan menyerah pada seorang murid yang bahkan bukan Gu Master?" 　　Tie Ruonan merenung dalam-dalam. Sebuah jawaban perlahan muncul di benaknya. 　　Tapi jawaban ini terlalu kabur, bagai cahaya di balik kertas jendela. Tie Ruonan bisa merasakan kehadirannya, tahu itu ada di sana, tapi tak bisa menyentuh atau melihat jelas. 　　"Ayah." Gadis itu tiba-tiba menengadah memandang Tie Xue Leng. "Aku ingin meminjam Xianren Zhi." 　　Tie Xue Leng bersuara berat: "Petunjuk Xianren Zhi berasal dari informasi yang diketahui penanamnya. Ini hanya membantumu berpikir, belum tentu benar. Kau yakin ingin menggunakannya?" 　　Gadis itu mengangguk. 　　Xianren Zhi adalah sebutir benih. 　　Tie Ruonan menanamnya di tanah, lalu menempelkan telapak tangan ke tanah mengalirkan energi Perak. 　　Setelah beberapa tarikan napas, dia menarik tangan. Tak lama kemudian tanah bergerak, tunas muda menembus permukaan. 　　Bibit yang baru tumbuh, dengan warna hijau semi-transparan yang sangat segar. Ia tumbuh diterpa angin, semakin membesar, dari hijau kekuningan yang lembut, berubah menjadi hijau tua, lalu akhirnya menjadi hijau zamrud. 　　Bentuknya yang matang menyerupai kaktus. Permukaannya dipenuhi duri hitam runcing, dagingnya tebal, hijau zamrud yang subur. 　　Seketika, di puncak bagian tengahnya, muncul sebuah kuncup huā. 　　Kuncup huā putih perlahan membesar menjadi kembang huā yang ranum. Namun tubuh utama kaktus menyusut, seolah kekurangan aliran air dalam tubuh hingga mengerut. 　　Tie Ruo Nan mengulurkan jari-jarinya yang ramping, memetik kembang huā itu dengan lembut. Seketika kaktus itu layu, dalam hitungan detik, mencapai kematian total. 　　 [Xianren Zhi], mencapai tingkat tiga, termasuk Gu konsumtif. 　　Tie Ruo Nan mengeluarkan kembang huā itu, membukanya dengan hati-hati. 　　Kembang huā ini bukan terbentuk dari kelopak-kelopak huā yang bertumpuk, melainkan menyerupai gulungan kertas. 　　Setelah sepenuhnya dibuka oleh Tie Ruo Nan, kembang huā itu berubah menjadi sehelai kertas putih persegi dengan motif huā. 　　Di atas kertas putih tertulis dua karakter——“bakat”. 　　Dua karakter ini terlihat biasa dan tak bermakna bagi orang lain. Tapi bagi Tie Ruo Nan, ini adalah petunjuk terpenting. 　　 [Xianren Zhi] sebagai Gu rumput memang dirancang untuk ini——memberi inspirasi bagi Gu Master yang mentok dalam perenungan, seringkali berfungsi sebagai penusuk kertas jendela yang membuat Gu Master tersadar. 　　“Benar, itu masalah bakat!” Tie Ruonan** berseru. 　　Dia segera mengeluarkan surat dari dalam bajunya, surat ini berisi semua informasi yang dikumpulkan Jia Fu. 　　Dalam informasi tersebut, terdapat satu baris konten yang menuliskan kapan dan dengan harga berapa Gu Air Murni diakuisisi oleh Gu Yue Chi Lian. 　　“Benar, ini dia! Aku sebelumnya juga melihat konten ini, tapi tidak memikirkan makna yang lebih dalam. Selalu merasa ada sesuatu yang terlewatkan. Petunjuk dewa membantuku merenung, memberikan jawaban. Tepat... Fungsi Gu Air Murni hanya satu, yaitu menghilangkan aroma Yuan Zhen asing di rongga kosong.” 　　“Mengapa Gu Yue Chi Lian membutuhkannya? Hehe, situasi ini sangat umum, banyak benteng sering mengalaminya. Mungkin untuk digunakan oleh penerus garis Chi. Bakat penerus garis Chi hina, maka Gu Yue Chi Lian menyuntikkan Yuan Zhen untuk meningkatkan cultivation-nya. Untuk menghilangkan efek samping ini, dibutuhkan Gu Air Murni. Entah bagaimana Fang Yuan mengetahui rahasia ini, lalu mengancam garis Chi, sehingga memaksa mereka berkompromi dan memberikannya Cacing Arak.” 　　Tie Ruonan terus bergumam, mengutarakan hipotesisnya. 　　“Nona Tie, kau benar-benar hebat. Hanya dengan ini saja bisa menyimpulkan begitu banyak barang! Tapi Gu Yue Chi Cheng jelas-jelas memiliki Bakat Kelas B.” kata Fang Zheng. 　　“Bakat Kelas B, hehe, apa tidak mungkin curang? Membuktikan ini sangat mudah. Cek saja rongga kosong Chi Cheng, kebenaran sesungguhnya akan terungkap.” Tatapan Tie Ruonan berkilat, sudut mulutnya sedikit terangkat. 　　“Tidak tepat.” Tie Xue Leng menggeleng kepala mencegah. 　　Kebenaran ini jika terungkap akan menjadi pukulan berat bagi garis Chi, memicu gejolak di manajemen Benteng Gu Yue, perebutan kekuasaan politik. 　　Tie Xue Leng berkata: "Kita di sini untuk memecahkan kasus, bukan membuat kerusakan. Pada dasarnya kita orang luar, kecuali terpaksa, tak perlu ikut campur politik kaum mereka." 　　Tie Ruo Nan mengangguk: "Ayah benar. Tapi selain cara itu, ada metode lain untuk membuktikan. Saya ingat, setiap upacara besar pasti direkam oleh Gu Rekam Bayang dan Suara, itu tradisi. Saya yakin Klan Gu Yue tidak terkecuali. Saya ingin melihat rekaman Upacara Pembukaan Mata tahun itu!" 　　…… 　　"Detektif Legendaris Tie, kalian sudah bekerja keras selama berhari-hari. Silakan minum teh! Mengenai rekaman yang ingin kalian lihat, itu disimpan di ruang rahasia gua bawah tanah kawasan terlarang kaum kami. Sayangnya kalian tidak bisa masuk, tapi saya sudah menyuruh orang mengambilnya. Silakan menunggu sebentar." Gu Yue Bo duduk sambil tersenyum. 　　"Mengganggu kepala suku." Tie Xue Leng bersikap sopan. 　　Tie Ruo Nan dan Gu Yue Fang Zheng berdiri di samping. 　　"Detektif Legendaris Tie, saya punya permohonan." Tiba-tiba Gu Yue Bo berbicara. 　　Tie Xue Leng: "Oh? Silakan kepala suku." 　　"Ini urusan internal Gunung Qingmao kami. Klan kami, keluarga Bai, dan keluarga Xiong terus-menerus mengalami kebuntuan. Gelombang serigala kini mengubah keseimbangan kekuatan tiga keluarga. Keluarga Xiong sengaja menghindar, berusaha memanfaatkan gelombang serigala untuk melemahkan dua klan lainnya. Negosiasi sebelumnya menuntut ganti rugi tapi tidak mencapai hasil ideal. Maka kami bertiga sepakat mengadakan turnamen besar tiga klan. Hanya Gu Master muda di bawah 30 tahun yang boleh ikut, menentukan kemenangan berdasarkan kekuatan masa depan masing-masing klan." 　　Gu Yue Bo menghela napas: "Keanehan pada Fang Yuan sebenarnya sudah kusadari, tapi karena gelombang serigala tidak kuselidiki lebih lanjut. Jika ia benar pembunuhnya, klan kami tak akan melindungi. Tapi harap Detektif Legendaris bisa memberi tenggat waktu, mengingat turnamen tiga klan sudah di depan mata dua hari lagi." 　　Fang Yuan membunuh seluruh keluarga Lao Wang yang hanya manusia biasa, tak layak ditindaklanjuti. Membunuh mereka pun bukan masalah besar. 　　Tapi jika Fang Yuan benar membunuh Jia Jinsheng, situasinya akan sangat berbeda. 　　Jika klan Gu Yue masih melindungi Fang Yuan, hubungan dengan keluarga Jia akan retak. Tak ada lagi kafilah Jia yang berdagang ke sini, bahkan mungkin memicu balas dendam keluarga Jia. 　　Organisasi akan melindungi anggotanya, tapi bila menyangkut bahaya besar terhadap keuntungan, membuang satu dua anggota menjadi hal biasa bagi organisasi matang. 　　Asal-usul organisasi bermula dari zaman kuno ketika manusia berkumpul menghadapi tekanan kelangsungan hidup, memanfaatkan kekuatan kolektif untuk mengumpulkan lebih banyak makanan dan membagi tugas demi keberhasilan berburu. 　　Esensi semua organisasi adalah memperoleh keuntungan dalam skala lebih besar. 　　Jika satu atau dua anggota menghalangi perolehan keuntungan, maka mengorbankan mereka adalah hal yang alamiah. 　　Oleh karena itu, meski Klan Gu Yue memiliki sedikit Sesepuh keluarga, Kepala Suku tidak akan ragu mengorbankan Fang Yuan jika diperlukan. 　　Namun lusa akan digelar Turnamen Besar Tiga Klan. Hasil pertandingan akan menentukan distribusi keuntungan Gunung Qingmao untuk beberapa tahun ke depan. Sebagai Gu Master tiga transformasi, Fang Yuan merupakan kekuatan tempur penting bagi Benteng Gu Yue. 　　Seperti praktik Kepala Suku Keluarga Bai, Gu Yue Bo juga memiliki keinginan untuk mengeksploitasi nilai maksimal dari Fang Yuan.！！！ BAB180: Meninjau Kembali Upacara Pembukaan Mata 　　; 　　()BAB180: Meninjau Kembali Upacara Pembukaan Mata 　　"Sudah waktunya, tidak bisa menunggu lebih lama.：..binhuo." 　　Malam telah lama tiba, dalam kegelapan kamar, Fang Yuan membuka matanya. 　　Ia telah melepas jubah Gu Master, mengenakan jubah hitam yang menutupi kakinya. Dipadukan dengan rambut panjang hitamsè yang dipeliharanya, penampilannya di kegelapan bagai hantu. 　　Sejak kehidupan sebelumnya, ia telah terbiasa dengan rambut panjang. Beberapa serangga gu seperti Gu Bulu Baja membutuhkan rambut panjang untuk memaksimalkan efeknya. 　　Rambut panjang sangat praktis. Saat perlu menyamar, ia akan memotongnya pendek. Namun rambut pendek hanya bisa tumbuh cepat dengan bantuan kekuatan serangga gu. 　　Beberapa waktu lalu, perjanjian dengan Gu Yue Mo Chen telah menghasilkan penyerahan bertahap Gu Besi Mentah dan 40.000 Batu Yuan kepada Fang Yuan. Hanya Gu Rumput untuk pengobatan yang belum diterima. 　　“Tanpa Gu pengobatan, terpaksa diabaikan. Tak mungkin segalanya berjalan mulus, realitas dipenuhi kepasrahan Ah...” 　　Fang Yuan menghela napas, bangkit berdiri lalu perlahan mendorong pintu kamar. Mengaktifkan Gu Sisik Tersembunyi, ia menghilang dalam kegelapan malam sè. 　　Ini juga merupakan pilihan terpaksa baginya, terpaksa mengambil tindakan. 　　Ayah-anak keluarga Tie semakin memojokkannya. Rencana perjalanan diplomatik ke pemukiman Xiong pun dihalangi. 　　Kekuatan pemukiman Xiong sebagian besar masih utuh, membuat keluarga Bai dan Gu Yue enggan menekan berlebihan. Klaim ganti rugi pun kandas, digantikan perjanjian pertandingan besar tiga klan. 　　Meski garis Mo berminat merekrut Fang Yuan, langkah ini justru menjerumuskannya ke dalam perpolitikan rumit, memicu permusuhan para Sesepuh keluarga lainnya. 　　Ditambah Bai Ningbing yang semakin kuat menjelang kematian, situasi kian tidak menguntungkan Fang Yuan, seolah sudah memojokkannya di ujung tanduk. 　　Sekalipun Fang Yuan ahli strategi, taktik tetap memerlukan dukungan kekuatan nyata. Menghadapi pencapaian ini, meski sudah berusaha maksimal dan menunjukkan kemajuan signifikan dibanding kehidupan sebelumnya, cultivasi tingkat tiga awal masih belum cukup untuk memecahkan kebuntuan. 　　"Situasi semakin kacau, hanya bisa mengambil langkah berisiko dengan dosis obat keras!" Setelah merenung panjang, Fang Yuan memusatkan perhatian pada Bunga Teratai Sumber Langit. 　　Begitu Bunga Teratai itu dipetik, mata air bawah tanah di gua akan rusak. Keluarga pasti akan menyelidiki habis-habisan. Tapi selain investigasi, apa lagi? 　　"Yuan Quan telah dihancurkan, meskipun mengambil kembali Lotus Yuanquan Suci dan memasukkannya kembali ke Yuan Quan, bahkan menghancurkannya, tetap tidak bisa memulihkan Yuan Quan." 　　"Apa lagi cara yang tersisa bagi klan kami untuk bertahan hidup?" 　　"Satu-satunya jalan hanya satu - merebut Yuan Quan baru!" 　　"Tapi di Gunung Qingmao hanya ada tiga Yuan Quan, masing-masing dikuasai tiga keluarga. Jika salah satunya dihancurkan Fang Yuan, maka di depan Klan Gu Yue hanya tersisa satu pilihan dengan dua opsi." 　　"Pilihan itu adalah perang." 　　"Dua opsi: pertama keluarga Bai, kedua keluarga Xiong." 　　"Hanya dengan merebut Yuan Quan salah satu keluarga, Klan Gu Yue akan memiliki dasar material untuk eksistensi." 　　"Tanpa dukungan Yuan Quan, mustahil melakukan kultivasi Gu Master." 　　"Tapi langkah ini penuh risiko. Fang Yuan juga tak punya pilihan, Chun Qiu Chan (chun) pulih semakin cepat, rongga kosongnya sudah tak mampu menahan beban. Waktunya terbatas, dia harus melawan dari posisi terjepit, meraih kesempatan hidup dari jurang kematian." 　　…… 　　"Di aula utama, lampu-lampu telah dinyalakan." 　　"Gu Master sudah membawa Gu Rekam Bayang dan Suara, tapi Gu ini masih dicengkeram erat oleh Gu Yue Bo." 　　"Detektif Legendaris, bagaimana pendapatmu tentang permintaanku tadi?" Gu Yue Bo tersenyum. 　　"Hmph!" Tie Ruonan mendengus dingin. 　　"Tie Xue Leng merenung sejenak sebelum mengangguk: 'Baik, jika terbukti Fang Yuan memang si pembunuh, aku akan memberi waktu cukup agar dia bisa ikut Kompetisi Tiga Klan.'" 　　"Ayah..." Mata Tie Ruonan berkedip aneh sè, ini bukan gaya khas Tie Xue Leng. 　　“hehehe. Detektif Legendaris Tie selalu menepati janji. Aku sepenuhnya percaya padamu, terima kasih atas pengertianmu.” Gu Yue Bo semakin tersenyum ramah, tapi dalam hati merasa Hmph. 　　Gu Yue Yao Ji diam-diam membawa ayah dan anak keluarga Tie menyusup ke gua bawah tanah untuk melihat arsip sejarah resmi keluarga, mana mungkin sebagai kepala suku ia tidak tahu? 　　Hanya saja kompetisi besar sudah dekat, sementara perpolitikan di dalam klan rumit, ia sengaja menahan diri untuk tidak bertindak. 　　Meski Tie Xue Leng adalah Master Kelima Lingkaran, kekuatan besar itu tak bisa menghapus rasa tidak puas dalam hati Gu Yue Bo. 　　"Untungnya konten paling sejati tercatat dalam sejarah rahasia keluarga yang hanya dikuasai kepala suku dari generasi ke generasi. Buku sejarah resmi itu cuma untuk konsumsi orang luar." Gu Yue Bo dalam hati merasa bangga. 　　Arsip sejarah Klan Gu Yue terbagi menjadi sejarah resmi dan rahasia. 　　Sejarah resmi disimpan di ruang rahasia gua bawah tanah, isinya sudah dipoles dan ditutupi oleh generasi penerus, campuran fakta dan fiksi untuk menipu mata. 　　Sedangkan sejarah rahasia mencatat konten paling autentik tanpa kepalsuan, bahkan banyak rahasia gelap yang tercatat di dalamnya. 　　Contohnya cara memanggil blood droplet, sejarah resmi sama sekali tidak mencantumkannya, hanya sejarah rahasia yang menjelaskan secara detail. 　　"Kepala Suku Gu Yue, ayahku sudah menyetujui permintaanmu. Sekarang tunjukkan rekaman itu pada kami." Suara Tie Ruo Nan terdengar kesal. 　　"Bahkan jika Detektif Legendaris Tie tidak setuju, aku akan tetap membantu penyelidikan." Gu Yue Bo tersenyum sambil menjelaskan, jarinya mencengkeram Gu Rekam Bayang dan Suara hingga hancur. 　　"Gu ini pecah, berubah menjadi gumpalan asap pelangi, bercampur dengan berbagai suara bising." 　　Gu Yue Bo meniup lembut, asap itu melayang ke sebuah tembok lalu menyusup masuk. 　　Seperti tinta yang menetes ke air, di tembok putih segera muncul bercak warna-warni sè. 　　Bercak itu semakin membesar, membentuk citra yang menampilkan Upacara Pembukaan Gua Kosong pada hari ri. 　　Dalam citra ini, Fang Zheng segera menemukan dirinya sendiri, bersama banyak wajah yang familiar. 　　Wajah-wajah itu memandang sekeliling gua bawah tanah dengan tatapan bersemangat, wajah mereka masih dipenuhi kenakalan masa muda. Seperti anak burung yang baru saja mengepakkan sayap, terbang keluar dari sarangnya. 　　"Itulah Fang Yuan..." Demikian pula, Tie Ruo Nan segera menemukan Fang Yuan. 　　Fang Yuan berjalan dalam barisan, meski melihat sekeliling, tatapannya datar dan dingin. Berdiri di antara rekan seangkatan, bagai bangau di tengah ayam. Tapi jika tidak diperhatikan khusus, orang biasa takkan menyadari keanehan ini. 　　Namun kini semua orang di balai memusatkan tatapan pada dirinya, membuat keanehan itu tak tersembunyi. 　　"Hmm? Fang Yuan ini benar-benar aneh." Bahkan Gu Yue Bo pun tak bisa menahan ekspresi terkejut samar. 　　Gambar di tembok berubah, menampilkan para remaja tiba di hamparan bunga. 　　Saatnya membuka Gua Kosong, satu per satu remaja menyeberangi sungai bawah tanah menuju hamparan bunga di seberang. 　　Cahaya Harapan Gu berkedip-kedip silih berganti. 　　Suara para remaja dan Sesepuh keluarga juga terdengar dengan jelas. 　　Situasi saat itu tercipta kembali, membuat orang seolah-olah berada di tempat kejadian. 　　Pertama-tama Gueh Mobei diukur memiliki Bakat Kelas B, menyebabkan kehebohan. Kemudian disusul Gu Yue Chi Cheng yang juga terukur Bakat Kelas B. 　　"Ternyata ada keanehan, ekspresi wajah sè Gu Yue Chi Cheng ini terlalu tegang, tubuhnya kaku, warna kulit sè-nya tidak biasa. Meski cahaya di gua bawah tanah redup, kalau diperhatikan seksama terlihat dia mengolesi sesuatu di tubuhnya untuk memikat Harapan Gu. Hehe, pasti ini kecurangan." Tie Ruonan melihat bagian ini, hatinya sudah yakin. 　　Tapi alisnya segera berkerut. 　　Fang Yuan muncul, menyeberangi sungai ujian, lalu naik ke seberang. 　　Cahaya Harapan Gu tidak terlalu terang. Semakin besar harapan, semakin besar kekecewaan. Desahan kecewa para remaja dan Sesepuh keluarga pun menggema di telinga hadirin. 　　Semuanya terlihat normal, namun alis Tie Ruonan semakin berkerut. 　　Ekspresi wajah sè Fang Yuan tetap tenang. 　　Saat itu, punggungnya membelakangi Sesepuh dan para remaja sehingga ekspresinya tak terlihat. Tapi sebagai pengamat, Tie Ruonan menyadari ekspresi Fang Yuan tetap datar tanpa perubahan. 　　Seolah... seolah... dia sudah tahu hasil ini sebelumnya! 　　"Ini tidak mungkin! Bayangkan jika aku di posisinya, di usia lima belas tahun diberi harapan tinggi, namun diperiksa hanya memiliki Bakat Kelas C. Bagaimana mungkin tidak ada sedikit pun rasa kecewa, putus asa, atau patah semangat? Kenapa bisa begini, kenapa bisa begini?" Alis Tie Ruonan nyaris berkerut membentuk merinding. 　　Awan tebal keraguan menyelimuti hatinya, membuat napasnya terasa tertahan. 　　Jantungnya berdebar kencang saat ini. Pikiran-pikiran silih berganti menyambar layarnya kilat di benaknya. 　　Sebenarnya kenapa? 　　Bagaimana ini bisa terjadi? 　　"Tunggu, bakat... Mungkinkah?!" Tie Ruonan mendongak tiba-tiba, merasakan ledakan di hatinya saat sebuah dugaan yang sangat nekat dan gila muncul di pikirannya. 　　…… 　　Cahaya gemilang saat ini memantul di wajah Fang Zheng. 　　Upacara Pembukaan Mata baginya merupakan titik balik terpenting dalam hidupnya. 　　Sebelum Upacara Pembukaan Mata, hidupnya hina dan tak berarti. Setelah upacara itu, hidupnya bersinar penuh kepercayaan diri. 　　Dalam ingatannya, Upacara Pembukaan Mata samar-samar, seperti dilalui dengan setengah sadar. 　　Saat ini, Fang Zheng yang menyaksikan upacara agung ini dari sudut pandang orang ketiga, merasakan kompleksitas perasaan yang sulit diungkapkan. 　　Fang Zheng melihat dirinya sendiri naik panggung - betapa penuh rasa inferior dan lemahnya diri masa itu. 　　"Sesaat kemudian, ia melihat dirinya terjatuh ke dalam air sungai, berjuang menggapai-gapai, diangkat oleh kakak Fang Yuan dalam keadaan basah kuyup yang memalukan." 　　"Senyum tipis mengembang di bibirnya, inilah dirinya di masa lalu, menjadi bahan cemoohan banyak orang!" 　　"Lalu ia melihat dirinya melangkah ke seberang, berjalan dengan kepala tertunduk, cahaya harapan yang menyelimuti tubuhnya membuat banyak orang terkesima dan berdecak kagum." 　　"Inilah momen kejayaan, inilah detik-detik keajaiban!" 　　"Bakat Kelas A, sejak saat itu langit dan bumi terasa berbeda!" 　　""Fang Zheng, aku punya pertanyaan untukmu."" Tie Ruonan tiba-tiba berbicara, mengusik perasaan dalam hati Fang Zheng." 　　""Apa itu? Silakan tanya, aku akan menjawab sejujurnya."" Fang Zheng menoleh sambil tersenyum." 　　""Ini tentang kakakmu. Saat dia memapahmu, kulihat bibirnya bergerak-gerak tapi suara di sekitar terlalu berisik. Apa yang dia katakan padamu? Bisakah kau ceritakan sejujurnya?"" Sorot mata Tie Ruonan membara penuh tekad." 　　""Ucapannya saat itu..."" Fang Zheng tenggelam dalam kenangan, ""Sepertinya berkata tentang... jalan?"" 　　""Oh iya. Tentang jalan."" Cahaya pencerahan muncul di mata Fang Zheng, ""Aku ingat sekarang. Dia bilang: Jalan di depan akan penuh dengan jingcai. Hah? Aneh ya, waktu itu tidak terasa, tapi sekarang sepertinya kata-kata kakak mengandung makna mendalam, seolah... seolah dia sudah tahu aku punya bakat Kelas A!"" 　　""Bukan. Bukan tentang bakat Kelas A, tapi maksud lain."" Tubuh mungil Tie Ruonan bergetar, ekspresinya rumit sambil menghela nafas berat. (Bersambung) BAB181: Kesalahpahaman yang Tak Terduga 　　; 　　"Nona Besi, apa maksudmu ini?" Fang Zheng tak paham.. 　　Tie Ruo Nan menjulurkan jari telunjuknya ke arah tembok: "Lihatlah dia, Gu Yue Fang Yuan! Tidakkah kalian merasa ia terlalu tenang? Dirinya terdeteksi memiliki bakat Kelas C, sementara adik kandungnya malah punya bakat Kelas A. Orang biasa pasti akan mengalami gejolak hati. Tapi dia? Sama sekali tak terpengaruh. Pujian maupun cemoohan di sekelilingnya tak menggoyahkan hatinya. Tidakkah ini aneh? Sepanjang proses ini, dia tetap tenang luar biasa." 　　Ucapan Tie Ruo Nan menarik tatapan semua orang. 　　Adegan pun bergulir mundur, beberapa pandangan tertuju pada bayangan Fang Yuan di dinding lukisan. 　　Fang Yuan berdiri di tengah kerumunan, menyendiri. Bayangan gelap menyelimuti sebagian besar tubuh kekarnya. 　　Situasi ini kontras tajam dengan kondisi di seberang. 　　BAB181: Kesalahpahaman yang Tak Terduga (Bab Besar) Adik kandungnya Gu Yue Fang Zheng sedang melangkah mantap, seluruh tubuhnya disinari cahaya putih Harapan Gu. 　　Saat itu, posisi kakak dan adik berbalik drastis. Sang kakak terjatuh dari puncak, terjerembab dalam lembah kegelapan hidup. Sang adik diraih takdir, disinari cahaya kemuliaan, menapaki tangga kesuksesan. 　　“Seorang remaja lima belas tahun, mengalami perubahan hidup begitu besar, tapi dari tubuhnya tak terlihat sedikitpun rasa kehilangan, kebingungan, atau kecemburuan. Hanya ketenangan. Ia berdiri di tengah kerumunan, memandang dengan diam seolah orang luar, seperti sedang menonton drama.” Suara Tie Ruo Nan tepat waktu terdengar. 　　Benar. 　　Fang Yuan hanya diam-diam memandang. 　　Bayangan menyelimuti sebagian besar tubuh kekarnya, wajahnya dingin dengan warna kulit pucat khas remaja. 　　Gu Yue Bo menatap dinding lukisan, merenung tanpa bicara. 　　Fang Zheng merasakan dingin yang muncul dari dasar hatinya. 　　Kakak, kau sebenarnya... 　　“Meski dia memperkirakan hasil Membuka Gua Kosong, pasti ada gejolak dalam hati, tak mungkin tenang seperti ini. Aku sebelumnya menggunakan Jari-jari Xianren, selalu mengira kata 'bakat' di situ merujuk pada Gu Yue Chi Cheng. Sekarang kupikir, mungkin bukan Chi Cheng, tapi Fang Yuan!” kata Tie Ruo Nan. 　　“Nona Tie, maksudmu apa? Aku agak tak mengerti?” Fang Zheng semakin bingung. BAB181: Kesalahpahaman yang Tak Terduga (Bab Besar) 　　Tie Ruo Nan mengacungkan satu jari: “Hanya satu situasi yang membuat Fang Yuan tenang seperti ini. Yaitu dia memiliki sandaran rahasia. Hanya satu kondisi yang membuatnya tak cemburu, yaitu dia punya kartu as lebih kuat. Dua orang berjalan bersama, satu menemukan satu Batu Yuan di jalan, yang lain baru akan tenang tanpa kecemburuan jika menemukan sepuluh atau seratus Batu Yuan. Fang Yuan sedang dalam kondisi seperti itu.” 　　“Maksudmu, Fang Yuan curang, menyembunyikan bakat〖sejati〗nya? Sebenarnya dia bukan Bakat Kelas C?” Gu Yue Bo menangkap makna tersirat dalam ucapan Tie Ruo Nan “Tapi jika dia punya bakat Kelas B atau A, mengapa tidak menunjukkannya secara terbuka?” 　　“Fang Yuan, memiliki kecerdasan dini!” Tie Ruo Nan tersenyum perlahan, ekspresinya penuh keyakinan, memancarkan aura memikat “Beberapa hari ini aku juga mempelajari puisi-puisinya di masa muda, gagah perkasa, penuh keindahan, bahkan ayah pun tak bisa menahan kekaguman. Jenius seperti ini pasti punya perhitungan sendiri dalam hatinya.” 　　Gu Yue Bo menggelengkan kepala: “Hanya ini tak bisa membuktikan apa-apa. Menyembunyikan atau mengungkap bakat akan mendapat perlakuan sangat berbeda. Meski Fang Yuan awalnya tidak tahu, selama setahun di ruang kelas pasti dia sudah paham.” 　　“Tentu dia paham, karena itu semakin tak berani membuka diri.” Ucapan Tie Ruo Nan tegas dan lugas, bernada pasti. 　　“Apa maksudmu ini?” Gu Yue Bo juga mulai bingung. 　　“Kepala Suku Gu Yue.” Tie Ruo Nan memutar tubuhnya, menatap serius ke arah Gu Yue Bo “Apakah kau tahu tentang Sepuluh Putra Leluhur Manusia?” 　　Gu Yue Bo tertegun sejenak, tapi segera tersadar, memahami maksud sesungguhnya dari Tie Ruo Nan. 　　Dia terkejut! 　　Pupil matanya tiba-tiba melebar, mulutnya menganga, tanpa sedikit pun wibawa seorang kepala suku. 　　Fang Zheng pertama kali melihat Gu Yue Bo menunjukkan ekspresi seperti ini. 　　"Sepuluh anak Leluhur Manusia, putra sulung Tai Ri Yang Mang, putri kedua Gu Yue Yin Huang... Sepuluh anak ini memiliki bakat yang melawan langit, ditakuti oleh langit dan bumi, tak ada yang berumur panjang. Di dunia Gu Master, nama-nama mereka mewakili sepuluh bakat paling puncak!" 　　Itulah——sepuluh tubuh terlarang! 　　"Anak-anak Leluhur Manusia punah satu per satu, sang Leluhur pun menua menjelang ajal. Di saat genting, Leluhur mengambil mayat kesepuluh anaknya, mengorbankan dirinya sendiri, lalu bersama-sama mencebur ke dalam perut Gu Penjelmaan. Gu Penjelmaan itu pecah perutnya, meledak berkeping-keping, cahaya-cahaya kehidupan tak terhitung bertebaran di bumi, membentuk manusia biasa pertama. Manusia-manusia ini tak memiliki bakat Leluhur maupun kesepuluh anaknya, namun bisa membuka Gua Kosong untuk berkultivasi. Umat manusia pun berkembang biak turun-temurun, membentuk peradaban seperti sekarang. Tentu saja, ini semua hanyalah mitos." 　　"Tapi menurut legenda, dalam〖tubuh〗setiap kita mengalir darah daging Leluhur dan kesepuluh anaknya!" Tie Ruo Nan terus memaparkan "Hanya saja pada sebagian orang,〖tubuh〗mereka memiliki kepadatan darah yang tipis dan saling menetralisir, sehingga tak terlihat. Sedangkan sebagian lain sejak lahir memiliki salah satu garis darah yang sangat pekat. Atau seiring usia dan kultivasi, perlahan menunjukkan ekstremitas dimana satu garis darah menekan semua lainnya. Manifestasinya adalah sepuluh tubuh terlarang!" 　　"Lalu apa sebenarnya sepuluh tubuh terlarang ini?" Fang Zheng bertanya. 　　"Apakah Fang Yuan ini ternyata memiliki bakat sepuluh jurang maut?!" Gu Yue Bo tergetar. 　　"Sangat mungkin benar begitu! Hanya bakat sepuluh jurang maut yang bisa membuat Fang Yuan tetap tenang, tidak banyak menuntut sumber daya kultivasi. Hanya tubuh terlarang yang mengungguli tingkat A yang bisa membuat Fang Yuan tidak merasa iri atau dengki sedikit pun pada Fang Zheng. Dan hanya tubuh terlarang yang membuat Fang Yuan takut diekspos, khawatir akan dibunuh sebelum waktunya, sehingga memilih curang dan menyembunyikan diri!" Tie Ruo Nan berbicara dengan sangat cepat. 　　Bahkan Tie Xue Leng pun tidak akan berpikir tentang kelahiran kembali. Apalagi si gadis ini, berbagai kebetulan membuatnya mencapai kesimpulan yang justru bertolak belakang dengan kebenaran sesungguhnya. 　　Setelah ucapan ini, orang lain hanya bisa terdiam seperti patung kayu. 　　Kesimpulan Tie Ruo Nan memiliki dasar dan bukti yang membuat orang tak bisa tidak mempercayainya. Jika bukan karena alasan ini, penjelasan apa lagi yang mungkin? 　　"Benar, benar! Tubuh terlarang, tubuh terlarang... Pasti itu Tubuh Gu Yue Yin Huang!" 　　Gu Yue Bo gemetar sepanjang tubuhnya karena emosi yang meluap-luap. 　　Orang lain mungkin tidak mengerti, tapi dia menguasai sejarah rahasia keluarga, mengetahui banyak rahasia tersembunyi. 　　Ratusan tahun yang lalu, leluhur generasi pertama mendirikan benteng di sini, menamakannya Benteng Gǔyuè. Faktanya, sebelumnya generasi pertama tidak bermarga Gu Yue! 　　Mengapa generasi pertama mengambil nama "Gu Yue"? Ini tetap menjadi misteri. 　　Tapi sebelum meninggal, generasi pertama pernah mengeluh panjang: "Darah daging mengalir, rencana abad ini, Gu Yue Yin Huang, dunia akan gempar!" 　　"Ia meninggalkan wasiat, di dalamnya meramalkan bahwa di Benteng Gu Yue di masa depan akan muncul seorang Gu Master yang memiliki tubuh terlarang Gu Yue Yin Huang, salah satu dari sepuluh tubuh terlarang! Ia akan membuat dunia gempar, membawa Klan Gu Yue menuju kejayaan. Wasiat itu juga memerintahkan keturunan, jika suatu hari benar-benar muncul tubuh seperti ini, bawa orang tersebut ke makam danau darah." 　　"Sebagai kepala suku, Gu Yue Bo tentu memahami kelemahan tubuh terlarang. Namun setelah mempelajari wasiat ini, ia menemukan bahwa leluhur generasi pertama sepertinya memiliki cara untuk mengatasi kelemahan tersebut. Cara ini ia tinggalkan di peti mati di makam, bersamanya dalam tidur panjang." 　　"Jika benar-benar muncul jenius dengan tubuh Gu Yue Yin Huang, bawa ia ke peti mati itu..." 　　"Tak kusangka, Gu Yue Fang Yuan ternyata sang jenius dalam ramalan - pemilik tubuh Gu Yue Yin Huang!" Gu Yue Bo meraung dalam hati. 　　"Ini mustahil. Di hadapan publik, bagaimana mungkin kakak bisa menipu di bawah pengawasan semua orang?" Fang Zheng gemetar hebat, terus menggelengkan kepala, menolak menerima kesimpulan ini. 　　Tie Ruo Nan memandangnya dengan iba: "Jika Chi Cheng saja bisa curang, mengapa Fang Yuan tidak? Tubuh terlarang memiliki misteri tak terduga. Mungkin Fang Yuan sudah membuka Gua Kosong lebih awal, mungkin ia menipu Junzi Bambu karena tubuh terlarang. Mungkin Jia Jinsheng dibunuh Fang Yuan karena tak sengaja menembus rahasia ini." 　　“Gadis Keluarga Tie, bicaralah dengan hati-hati.” Wajah Gu Yue Bo tampak tidak senang, suaranya rendah. “Perkataan tidak bisa diucapkan sembarangan. Apakah Jia Jinsheng benar dibunuh Fang Yuan, masih belum pasti. Fang Yuan adalah anggota kaum kami, sekalipun benar ia yang membunuh, cara menjelaskan pada Keluarga Jia adalah urusan kami. Kalian hanya bertugas menyelidiki kasus ini.” 　　Sikap Kepala Suku Gu Yue tiba-tiba berubah drastis. 　　Sebelumnya, ia menganggap bakat Kelas C Fang Yuan tidak layak diinvestasikan. Tapi sekarang, Fang Yuan ternyata memiliki tubuh Gu Yue Yin Huang?! 　　Terkait ramalan dan wasiat leluhur generasi pertama, nilai diri ini langsung menjadi berbeda. 　　Harus melindunginya, meski harus menyinggung Keluarga Jia sekalipun! 　　“Sial. Kepala Suku Gu Yue ini berbalik tidak mengakui janji, terlalu tidak tahu malu, perubahan sikapnya begitu cepat! Seharusnya aku tidak buru-buru mengungkap rahasia sepuluh tubuh terlarang. Sepuluh tubuh terlarang adalah bakat yang mengungguli tingkat A, rupanya Kepala Suku ingin mempertahankan Fang Yuan. Ini akan sangat menyulitkan penyelidikanku. Ayah, apa yang harus kulakukan?” 　　Tie Ruo Nan merasa dadanya sesak, mengatupkan gigi, secara refleks mencari bayangan sang ayah. 　　“Eh, mana ayah?” Gadis itu membeku. 　　Detektif Legendaris Tie tadi masih ada di tempat, tapi sekejap mata telah menghilang. 　　Penemuan ini membuat Gu Yue Bo langsung tegang. 　　Ke mana Tie Xue Leng pergi di momen krusial ini? Sang Kepala Suku secara alamiah mengaitkannya dengan Fang Yuan. 　　“Fang Zheng, aku akan mencari kakakmu dulu. Kau pergi beri tahu Sesepuh keluarga lainnya untuk segera berkumpul mencariku!” Setelah melemparkan kalimat itu, Gu Yue Bo langsung mengaktifkan serangga gu dan terbang keluar melalui jendela. 　　Tie Ruo Nan mendengus kesal, lalu segera berluar dari pintu kamar menuju tempat tinggal Fang Yuan. 　　Seluruh aula besar hanya menyisakan Fang Zheng sendirian. 　　“Bagaimana... Bagaimana mungkin ini terjadi?!” 　　Kondisi Gu Yue Fang Zheng sangat mengkhawatirkan. Wajahnya pucat pasi, tubuh kekarnya limbung seolah tulang punggungnya dicabut paksa. 　　Ia merasa dunia ini gelap gulita. 　　Ia merasa langit hendak runtuh! 　　Bagaimana mungkin semuanya berubah seperti ini? 　　“Bakat kakak ternyata sepuluh tubuh terlarang? Bakat Kelas A-ku ini dibandingkan dengannya ibarat ayam tanah dan anjing jerami!” 　　Semakin dipikir, air mata Fang Zheng semakin deras mengalir. 　　Saat ini, seluruh tenaga dan semangat dalam hatinya seperti terkuras habis. 　　Selama ini, kebanggaan terbesarnya adalah mengungguli Fang Yuan dalam hal bakat. Seluruh kepercayaan dirinya bertumpu pada hal ini. Tapi kini, kenyataan pahit menggores: bakatnya jauh di bawah kakaknya! 　　Bidang yang paling ia banggakan justru menjadi medan kekalahan telak dari Fang Yuan. 　　Kepercayaan diri yang susah payah dibangunnya, dalam sekejap runtuh berantakan. 　　“Kakak!” Ia menengadahkan wajah basah oleh air mata. 　　Dalam hati ia menjerit putus asa: “Dari awal sampai akhir, kau hanya jadi penonton?! Melihatku jungkir balik, menyaksikan badut kecil seperti aku?” 　　Tatapan samping dari sudut matanya kembali mengarah ke dinding lukisan. 　　Dalam perubahan bayangan, siluet-siluet manusia bergerak samar, teriakan kekaguman tak terhitung mengarah pada penampilan Fang Zheng di seberang. Hanya Fang Yuan yang berdiam di kerumunan, memandang dengan wajah tenang. 　　Memandang dengan begitu tenang... 　　Tiba-tiba Fang Zheng menyadari betapa naifnya dirinya yang terbungkus cahaya harapan dalam bayangan itu, betapa menyilaukannya. Di dalam hatinya, mata gelap Fang Yuan yang tenang seakan memancarkan tatapan layaknya dewa. 　　Siluetnya perlahan menjulang, semakin tinggi, membentuk gunung tak tertandingi yang mencapai langit. 　　Sepasang mata yang tenang itu memandang dari puncak gunung ke arah bayangan hina Fang Zheng di kaki gunung. 　　Mata itu seakan berkata——Fang Zheng, adikku yang mengenaskan, kau tak mampu, tak mampu, takkan pernah... 　　Seperti gema di lembah, bergema dalam hati Fang Zheng. 　　Ia merasakan tekanan. 　　Tekanan tak tertandingi yang membuat napasnya tersekat. 　　Dulu ia mengira telah sepenuhnya terbebas dari perasaan ini, tapi hari ini perasaan itu kembali menyerang. 　　Bahkan seratus kali lebih kuat dari sebelumnya! 　　"Aaaaaa! Aku sekarat, aku benar-benar sekarat!" Wajah Fang Zheng berkedut, urat-urat di dahinya menonjol, ia terbelenggu dalam khayalannya sendiri, tangan mencengkeram tenggorokannya erat-erat. 　　Byur, tubuhnya terjatuh bersimpuh di lantai kayu. 　　Karena kekurangan oksigen, wajahnya memerah, lidahnya terjulur panjang, dan kedua matanya perlahan menonjol keluar dari soketnya. 　　"Tidak! Aku tidak mau mati, sungguh tidak mau mati!!" Tangannya yang satunya mencengkeram ubin lantai dengan kekuatan berlebihan hingga kuku-kukunya terkupas, darah mengalir, rasa sakit yang menusuk membuat keinginan Fang Zheng untuk bertahan hidup semakin membara! 　　Tubuhnya tidak memiliki luka sedikit pun, tetapi dalam hatinya, ia telah menderita trauma yang mematikan. 　　Ia tidak bisa bangkit lagi, kebanggaan yang menopangnya telah hancur berkeping-keping. 　　Ia merasa tak berani menatap manusia, tidak sanggup menghadapi realitas, menghadapi sang kakak. Ia telah menjadi lelucon besar, sindiran pedas yang menyakitkan. 　　Hatinya bagai abu mati, tetapi di antara abu itu masih tersisa percikan merah yang belum padam. 　　"Bahkan dengan bakat Ten Calamities sekalipun, apa gunanya? Kak, kau telah melakukan kesalahan. Kau membunuh, itu sangat tidak pantas! Benar, benar! Pembunuh harus membayar nyawa, Kak, Jia Jinsheng adalah korbanmu, kan? Kau salah jalan, kau berbuat dosa, sehebat apa pun bakatmu, apa artinya?!" 　　Brak... 　　Seakan ada suara kecil berdenging di telinganya. 　　Nyala api merah menyala-nyala dalam hati Fang Zheng. 　　Abu yang mati kembali menyala! 　　Tangan yang mencekik tenggorokannya perlahan mengendur. 　　Seluruh tubuh Fang Zheng basah oleh keringat, ia bersimpuh di lantai, satu tangannya menopang tubuh sambil mencengkeram ubin hingga penuh coretan darah. 　　Butir-butir keringat mengalir di pipinya, mengikuti hidungnya, menetes ke ubin lantai. 　　"Wajahnya yang mengerikan dan terdistorsi perlahan mulai tenang." 　　Angin berhembus melalui pintu dan jendela yang terbuka, memasuki aula ini. 　　Udara malam yang dingin membuat seluruh tubuhnya gemetar. 　　"Gek gek gek gek..." Fang Zheng hampir merangkak di lantai, tertawa dengan suara melengking dan aneh. 　　Cahaya api yang melompat-lompat ditiup angin, memantul di wajah remaja itu. Saat ini bukan kehangatan atau cahaya terang, tapi seperti iblis yang sedang menari.!!! BAB182: Makam Danau Darah 　　; 　　BAB182: Makam Danau Darah 　　"Tak ada siapa-siapa di sini!" Setelah menggeledah seluruh rumah, Gu Yue Bo tetap tak menemukan bayangan Fang Yuan.... Batu raksasa seolah menindih hatinya. Fang Yuan menghilang, Tie Xue Leng juga lenyap. Petunjuk ini mudah menyatukan gambaran dalam pikirannya. 　　"Katakan, di mana Fang Yuan?" Wajah Gu Yue Bo sèsèyin gelap bagai air, membentak Tie Ruo Nan yang baru saja tiba. 　　"Bagaimana aku tahu dimana Fang Yuan?" Tie Ruo Nan bersikap keras, tak gentar menghadapi ahli level empat. 　　"Hmph, kenapa Tie Xue Leng menghilang? Bisakah kau memberiku penjelasan, gadis Klan Tie?" Gu Yue Bo melangkah mendekati Tie Ruo Nan sambil bicara. 　　Gadis itu terlihat bingung. Sejak awal, kejadian ini memang mengandung keanehan. 　　Rencana semula, dia dan ayah akan datang ke sini tahun depan. Saat itu, Tie Xue Leng sedang menyelidiki kasus lain, tiba-tiba seekor bangau putih turun dari langit. 　　Bangau putih membawa selembar surat, menyerahkannya kepada Tie Xue Leng. 　　Setelah membaca surat ini, Tie Xue Leng tiba-tiba mengubah rencana, menunda kasus yang sedang ditanganinya, dan bergegas menuju Gunung Qingmao. 　　Tanpa surat ini, ayah dan anak keluarga Tie tak mungkin datang ke sini begitu cepat. 　　Sebagai anak, Tie Ruonan sangat memahami ayahnya. Umumnya, hanya kasus besar yang membuat Tie Xue Leng mengambil keputusan seperti ini. 　　Namun yang membingungkannya, kasus di Gunung Qingmao ini hanyalah kematian Jia Jinsheng. 　　Meski kematian Jia Jinsheng terkait perselisihan warisan Keluarga Jia, tingkat keseriusannya biasa saja, jauh dari level yang pantas mendapat perhatian Detektif Legendaris. 　　Terhadap hal ini, Tie Ruonan selalu menyimpan keraguan. 　　Kini, Tie Xue Leng menghilang secara misterius, bahkan tak memberi kabar pada anak kandungnya sendiri. 　　Ke mana sebenarnya ia pergi? Untuk melakukan apa? 　　"Ayah, luka di tubuhmu harus benar-benar dijaga." Tie Ruonan sangat khawatir dalam hati. 　　Situasi seperti ini sebenarnya pernah terjadi beberapa kali sebelumnya. Setiap kali, Tie Xue Leng menghadapi lawan kuat yang membuatnya tak bisa mengurus Tie Ruonan, sehingga berjuang sendirian. 　　Luka di tubuhnya adalah akibat serangan mematikan dari musuh dalam situasi serupa sebelumnya. 　　"Walaupun ayah terluka, tapi ia tetap Master Kelima Lingkaran. Master Gu tingkat empat biasa jelas bukan lawannya. Ayah, aku percaya padamu, aku akan menunggumu pulang!" Cahaya berkilat di mata Tie Ruo Nan sambil menyemangati diri dalam hati. 　　Gu Yue Bo melangkah mendekat langkah demi langkah. Gadis itu mengangkat kepala, menatap tegas ke arah Kepala Suku Gu Yue: "Penjelasan? Kau mau penjelasan, lalu aku harus memberikannya?" 　　Wajah sè Gu Yue Bo semakin yin muram: "Gadis kecil, mulutmu memang keras. Sepertinya hanya dengan menangkapmu, lalu menukarmu dengan Fang Yuan dari klan kami!" 　　"Hehehe." Tie Ruo Nan justru tertawa, "Kepala Suku Gu Yue, beranikah kau bertindak? Pamanku adalah Kepala Keluarga Tie saat ini. Apa kau ingin berperang dengan Keluarga Besi kami?" 　　Langkah Gu Yue Bo terhenti mendadak. 　　Hatinya gusar, hampir lupa. 　　Keluarga Tie! 　　Itu adalah keluarga super yang telah berdiri ribuan tahun. Menara Penjara Iblis yang menjulang di benteng Tie, mengurung banyak Gu Master jalan gelap, menjadi simbol raksasa aliran ortodox. 　　Klan Gu Yue hanyalah keluarga menengah-kecil, kalah dari Keluarga Jia. Sedangkan Keluarga Jia sendiri hanyalah keluarga baru, sama sekali tak bisa dibandingkan dengan Tie. 　　Bahkan di seluruh Nanjiang, Keluarga Tie adalah kekuatan utama berpengaruh, raksasa perkasa dengan potensi yang dalam! 　　“Kepala Suku Gu Yue, aku tidak datang untuk bermusuhan denganmu. Mohon percaya pada ketulusanku. Ayah pergi kemana, aku tidak tahu. Aku juga tidak akan kabur. Keluarga Tie hanya punya hantu yang gugur di medan perang, bukan pengecut yang kabur. Aku tidak hanya tidak akan kabur, tapi juga akan menangkap pembunuh Jia Jinsheng!” 　　“Fang Yuan belum tentu pembunuh!” Gu Yue Bo mengerutkan alis, matanya memancarkan kilatan ganas. 　　“Tapi dia juga mungkin!” Tie Ruonan membelalakkan mata, aura heroiknya berkobar, sama sekali tidak mau mengalah dalam hal ini. 　　Kedua pihak saling memandang penuh amarah lama sekali. 　　Tie Ruonan berkata: “Fang Yuan sekarang hilang, kemungkinan besar kabur, semakin mencurigakan. Tapi aku takkan menuduh orang tak bersalah!” 　　“Hmph, semoga begitu.” Gu Yue Bo mengibaskan lengan bajunya lalu pergi. 　　Seperempat jam sebelumnya... 　　Gluk gluk gluk. 　　Pusaran Yuan Quan muncul silih berganti, sehelai bunga teratai bagai bayangan samar, kadang muncul kadang menghilang dalam aliran air. 　　Batu Yuan demi Batu Yuan dilemparkan Fang Yuan ke dalamnya, membuat bayangan Bunga Teratai Surgawi semakin jelas. 　　“Dana seribu Batu Yuan dari perkumpulan teman sebelumnya, ditambah empat ribu Batu Yuan cicilan dari Gu Yue Mo Chen, semuanya sudah dimasukkan. Kenapa Bunga Teratai Surgawi ini belum juga berwujud nyata?” 　　Fang Yuan fokus, menatap pusat Yuan Quan melalui tembok kristal bening, ada keraguan dalam hatinya. 　　Bunga Teratai Surgawi sangat berharga, jika ditingkatkan sampai 6-semburat, nilainya sepenuhnya tidak kalah dengan Gu Cungcu Chan. 　　Bahkan Fang Yuan di kehidupan sebelumnya hanya mendengar kabarnya, tidak pernah menyentuhnya langsung. 　　Karenanya di kehidupan ini, ini adalah pertama kalinya ia berinteraksi, wajar jika ada keraguan. 　　Tapi ia segera menenangkan diri, terkekeh sinis: "Lima puluh ribu Batu Yuan sudah lebih dari cukup. Mengapa aku ragu? Kalaupun penyatuan gagal, apa akibatnya? Hehehe." 　　Memikirkan ini, tanpa ragu lagi ia menarik napas dalam-dalam dan menerjang tembok kristal. 　　Tembok ini merupakan manifestasi Gu Tongjian. 　　Tubuh Fang Yuan menyentuh permukaan seperti terjun ke air. Ripples kenistaan merebak, dalam sekejap menelannya. 　　Aliran air seketika membungkus Fang Yuan dari segala penjuru. 　　Di dalam kristal bening, Fang Yuan membuka mata tapi tak melihat Bunga Teratai Surgawi. 　　Sebelum dipetik, Bunga Teratai Surgawi hanya bisa dilihat mata manusia melalui tembok kristal. 　　Fang Yuan sudah mengantisipasi ini. Dengan memperhitungkan jarak dan refraksi cahaya, ia meraih ke depan sesuai ingatan. 　　Gerakan meraihnya seperti sulap, memunculkan bunga teratai dari ketiadaan. 　　Bunga biru-putih ini memiliki kelopak bunga tertutup rapat, montok seperti lentera, memancarkan aura kesucian. Tapi ia memiliki kesadarannya sendiri, meski tergenggam, tetap melawan halus. 　　Tapi ini bukan masalah! 　　Sekejap aroma Gu Cungcu Chan yang bocor langsung menyatukan bunga Gu tingkat tiga ini dengan Fang Yuan. 　　Bunga Teratai Surgawi akhirnya direbut! 　　Di mata air, Fang Yuan mengangkat sudut bibirnya dengan senyuman tipis. 　　Dengan gerakan pikiran, Lotus Yuan Langit berubah menjadi cahaya biru-putih yang menyelusup masuk ke rongga kosongnya. 　　Tanpa Lotus Yuan Langit, pusaran-pusaran tak terhitung di mata air langsung menghilang. Air yang awalnya penuh vitalitas kini seperti genangan mati tanpa riak. 　　"Mata air Yuan sudah hancur, tidak bisa berlama-lama di sini. Aku harus segera kabur." Ekspresi Fang Yuan berubah serius, tapi tepat saat hendak kembali ke jalur semula, keanehan terjadi! 　　Dari kedalaman mata air Yuan, tiba-tiba meledak semburat darah menyilaukan. 　　Daya hisap dahsyat muncul mendadak, membuat Fang Yuan yang tak waspada langsung tersedot ke dasar mata air. 　　Air berubah merah menjadi darah, membungkus erat Fang Yuan dan menariknya ke bawah. 　　Tian Peng Gu! Lei Yi Gu! 　　Saat kritis, Fang Yuan berteriak dalam hati. Tubuhnya bersinar dengan zirah cahaya putih sementara sayap petir lebar muncul di punggungnya. 　　Sayap Petir berkibar-kibar memberi daya angkat, tapi darah ini terus membelit dengan daya hisap makin kuat yang sulit dilawan. 　　Huu... 　　Desiran air mendesing di telinga saat Fang Yuan terseret arus deras menyusuri terowongan air ke bawah. 　　Saat napasnya hampir habis, tekanan sekitar tiba-tiba lenyap. 　　Fang Yuan menarik napas dalam-dalam, akhirnya tidak sampai mati karena kekurangan oksigen. Kemudian ia menyadari dirinya sedang jatuh dari ketinggian. 　　Secara refleks ia mengepakkan sayap di punggungnya, namun Thunder Wing Gu tampak sangat lemah. 　　Sayap yang semula kokoh itu kini terkulai lemas. 　　Hati Fang Yuan menjadi berat. Ia berusaha keras menjaga keseimbangan di udara, memperlambat kecepatan jatuh. 　　Ini adalah ruang bawah tanah yang tidak gelap, dipenuhi cahaya merah. Fang Yuan jatuh dari ketinggian sekitar 15 meter. Di bawahnya, tampak sebuah danau bawah tanah. 　　Namun air danau ini bukan berwarna bening biasa, melainkan merah pekat seperti darah. 　　Tidak, ini memang darah! 　　Bau anyir darah yang menusuk memenuhi hidungnya seiring tubuhnya terus terjun ke bawah. 　　Pemandangan ini terlihat sangat mengerikan. Untuk berjaga-jaga, Fang Yuan tidak ingin sembarangan jatuh ke dalam danau darah ini. 　　Juchi Jinwu! 　　Ia memanggil Juchi Jinwu, memasukkan tangannya ke dalam rahang serangga emas itu, lalu mengayunkannya seperti cambuk. 　　Tubuh Jinwu memanjang maksimal, ekor runcingnya menghunjam keras ke dinding gunung di samping. 　　Di bawah kendali Fang Yuan, Jinwu mengkontraksikan tubuhnya sehingga menarik tubuh Fang Yuan ke dinding gunung. 　　Dinding gunung ini agak licin, sulit untuk berpijak. Tapi dengan bantuan Juchi Jinwu, Fang Yuan akhirnya menemukan tonjolan kasar untuk menjejakkan tumitnya. 　　“Tempat sialan apa ini?” Setelah berhasil menstabilkan siluet tubuhnya, Fang Yuan segera mengamati lingkungan sekitarnya. 　　Menurut perhitungan arah, ini seharusnya berada lebih dalam di bawah gua bawah tanah. 　　"Bagaimana bisa ada tempat seperti ini?" Hatinya dipenuhi keheranan. Di kehidupan sebelumnya, tingkatannya tidak cukup tinggi untuk menyentuh rahasia manajemen. 　　Sejatinya, inilah Pemakaman Danau Darah - wilayah terlarang tempat peti mati kepala suku generasi pertama disemayamkan. Bahkan Sesepuh keluarga pun hanya satu atau dua yang mengetahui rahasia ini. 　　Fang Yuan memandang danau darah yang memantulkan cahaya kemerahan di langit. Luasnya melebihi benteng perkampungan, mengeluarkan aura misterius dan menyeramkan. 　　Di langit-langit gua, ratusan lubang mengalirkan air yang menghanyutkan kerang, kura-kura, ikan ular, dan satwa liar lainnya dari aliran sungai bawah tanah. 　　Syuursyuur... 　　Aliran air dari lubang di dinding gua tercurah tak menentu, menghujam ke dalam danau darah. 　　Di tengah gejolak darah, beragam ikan dan udang terjebak dalam pusaran. Beberapa tarikan napas kemudian, seluruh darah mereka tersedot hingga menjadi mummi kering, muncul tenggelam di antara ombak darahsè. 　　Danau darah pun semakin memancarkan warna merah pekat yangsè. 　　Pupil Fang Yuan menyempit. Andai ia terjatuh ke danau ini, meski dilindungi Tian Peng Gu, nasibnya tetap mengkhawatirkan. 　　Matanya menyapu permukaan danau. Selain jenazah kering segar, terkadang terlihat tulang-tulang muncul di antara gelombang darah. 　　Ada tulang ikan yang remuk, tulang beruang raksasa, serta kerangka manusia yang jelas terlihat. 　　Ini adalah area pemakaman luas yang aneh dan berdarah. 　　Danau darah bergelombang menerpa dinding sekeliling. Darah merah menyala yang berkilap merembes ke tanah sekitar, mengubah tanah menjadi merah menyala membentuk tanah merah. Bersambung. BAB183: Leluhur Laut Darah 　　; 　　"Tunggu, tanah merah?" 　　Fang Yuan membaca sampai di sini, hatinya berdebar kencang. Membaca... 　　Ia mengulurkan tangan, mencengkeram dinding batu di sampingnya, dan dengan kuat mencungkil sepotong tanah merah. 　　Tanah merah ini teksturnya gembur, memancarkan cahaya merah samar. Fang Yuan meremasnya perlahan dengan mudah menghancurkannya. 　　"Oh begitu rupanya." Ia tersadar. 　　Ingat pertama kali masuk ke celah batu**, ia menemukan** berisi tanah merah bercahaya seperti ini, sama sekali tak butuh penerangan lain. 　　Waktu itu ia merasa aneh, karena tanah di Gunung Qingya umumnya hitam kebiruan. Semula dikira ini hasil rekayasa Huā Jiǔ Xíngzhě. Tapi kini jelas sumbernya adalah danau darah aneh ini. 　　Fang Yuan semakin merasa tak beres, pengalaman 500 tahun kehidupan sebelumnya telah mengkristal menjadi naluri. 　　"Tempat ini bukan cuma aneh, tapi juga penuh bahaya. Waktuku terbatas, bagaimana caranya keluar?" Fang Yuan menatap ke atas, ratusan lubang di langit-langit gua terhubung ke gua mata air Yuan, mana yang benar? 　　Fang Yuan ragu sejenak. 　　Air bisa mengalir masuk, tidak berarti aliran sungai bawah tanah cukup luas untuk dilewati manusia. 　　"Dan..." Ekspresi Fang Yuan tegang, mencoba menggetarkan sayap di punggungnya. 　　Sayap petir ini tak seperti sebelumnya yang mudah dikendalikan. Kilatan listrik biru keabu-abuan kini tercampur warna kemerahan aneh. Memancarkan kontradiksi antara kelemahan dan kekuatan. 　　Kondisi Thunderwing Gu ini sangat tidak stabil, berisiko gagal saat terbang dan menjatuhkan Fang Yuan dari langit. 　　Brrr... Di danau darah, arus bawah tiba-tiba bergerak. 　　Aura kuat dari Gu level 5 merembes keluar dari danau darah. 　　"Itu..." Pupil Fang Yuan menyempit tajam, melihat bayangan hitam panjang perlahan muncul dari genangan darah. 　　Panjangnya lebih dari 40 meter dengan diameter enam meter lebih. 　　Seekor ular raksasa yang bersembunyi di kedalaman danau darah, terpicu aroma daging segar di tubuh Fang Yuan, sepertinya hendak berburu! 　　"Sialan..." Perasaan waspanda menguasai hati Fang Yuan. 　　Saat ini, dengan rambut panjang dan jubah hitam, tubuhnya tergantung di tanah merah gembur yang ditusuk Juchi Jinwu ke dinding gunung. Dibandingkan luasnya lautan darah, ia bagai semut hitam kecil. 　　Ratusan titik hitam muncul dari dasar danau, naik seperti gerombolan ikan. 　　Swoosh-swoosh... 　　Gerakan mereka lebih cepat dari ular raksasa, dalam sekejap telah melesat ke permukaan danau memperlihatkan wujud. 　　Bukan ikan, melainkan kumpulan kelelawar. 　　"Kelelawar merah gelap ini memiliki telinga runcing panjang dengan dua pasang sayap. Sepasang sayap utama yang lebih besar, dan sepasang sayap sekunder yang lebih kecil di bawahnya." 　　"Mereka tidak memiliki cakar, tapi tepi kedua pasang sayapnya tajam dan runcing seperti bilah pedang baja." 　　"Gu Kelelawar Darah Bersayap Pedang tingkat tiga?" Dalam hati Fang Yuan langsung muncul sebuah 〖jawaban〗. 　　"Melihat gerombolan kelelawar bersayap pedang ini menyerbu denganberkobar, yang pertama terlintas di pikirannya justru rekaman video itu." 　　"Dalam rekaman Gu Rekam Bayang dan Suara, Huā Jiǔ Xíngzhě terlihat berlumuran darah dengan luka parah di ambang kematian." 　　"Gu bayangan bulan sama sekali tidak mungkin menyebabkan luka seperti itu, tapi gerombolan kelelawar bersayap pedang ini sangat cocok dengan deskripsi." 　　"Apakah mungkin Huā Jiǔ Xíngzhě pernah datang ke sini sebelumnya? Sebenarnya, dia terluka oleh gerombolan kelelawar di sini?" Pikiran Fang Yuan berputar cepat. 　　"Sebab kematian Huā Jiǔ Xíngzhě selalu menjadi misteri. Tapi sekarang tampaknya sangat mungkin terungkap di sini." 　　"Gu Kelelawar Darah Bersayap Pedang..." Fang Yuan bergumam dalam hati. Sebenarnya dia sangat familiar dengan Gu jenis ini. 　　"Meski hanya tingkat tiga, Gu ini sangat mudah dipelihara. Cukup beri darah sebagai makanannya." 　　Di kehidupan sebelumnya, ia mendirikan Blood Wing Cult dengan Blade Wing Blood Bat sebagai lambang. Dengan sumber daya sekte, ia memelihara hampir 10.000 Blade Wing Blood Bat Gu yang menebarkan teror. Lebih tepatnya, ia membangun karir melalui Blade Wing Blood Bat. 　　Empat ratus tahun kemudian di kehidupan lampau, secara kebetulan ia mendapatkan warisan Blood Sea Ancestor. Dengan kawanan Blade Wing Blood Bat dan cultivation tingkat lima, ia menjadi penguasa regional. 　　Blood Sea Ancestor adalah Gu Master jalan gelap level tujuh yang terkenal kejam, tercatat dalam sejarah sebagai pembunuh berdarah dingin. 　　Awalnya manusia biasa, secara kebetulan menjadi Gu Master jalan gelap. Dari lapisan terbawah, dalam 800 tahun ia naik menjadi raksasa jalan iblis. 　　Bakatnya biasa saja, Yuan Zhen di rongga kosong terbatas. Memiliki obsesi penelitian pada teknik penyatuan Gu. 　　Gu liar memiliki kemauan alami dan bisa menyerap energi alam. Tapi setelah dijinakkan Gu Master, tubuh mereka dikendalikan manusia dan kehilangan kemampuan menyerap energi sekitar, hanya bisa menyedot Yuan Zhen dari rongga kosong Gu Master. 　　Blood Sea Ancestor terus berusaha menciptakan Gu yang bisa dijinakkan tapi tetap mampu menyerap energi alam. 　　Para Gu Master aliran orthodox sangat khawatir akan keberhasilannya. Beberapa kali membentuk jaring kepungan untuk membunuhnya. 　　Blood Sea Patriarch akhirnya tidak berhasil, namun ia juga tidak sepenuhnya gagal. 　　Ia mengeksplorasi formula rahasia penyatuan Sabit Darah, Pisau Bersayap Darah, dan Gu Kegilaan Darah. 　　Gu Pisau Bersayap Darah tingkat tiga adalah hasil awalnya. Sangat mudah dipelihara, namun tetap membutuhkan Gu Master untuk menyediakan Yuan Zhen. Namun kawanan kelelawar bersayap pisau ini merupakan kelompok yang sangat khusus. Gu Master hanya perlu memanipulasi kelelawar jantan tunggal, maka secara tidak langsung dapat memerintah semua kelelawar betina. 　　Gu Kegilaan Darah adalah hasil kedua. Gu ini tidak berbentuk fisik, hanya berupa aura darah yang harus menempel pada benda lain untuk bertahan hidup. Gu level empat ini memiliki efek sangat unik. Serangga gu yang terkontaminasi aura-nya dapat sesekali menyerap Energi Primordial alam. Namun terdapat kelemahan besar: serangga gu yang terpengaruh Gu Kegilaan Darah akan perlahan lepas kendali dari Gu Master. Setelah beberapa waktu, akan berubah menjadi genangan darah. 　　Sabit Darah merupakan pencapaian terakhir Blood Sea Patriarch. Gu level lima ini jauh lebih matang dibanding dua sebelumnya. Pemeliharaan dan penggunaan menyatu, berkembang biak dengan menyerap darah Gu Master melalui pertempuran. Sudah sepenuhnya tidak memerlukan pasokan Yuan Zhen dari pemilik. 　　Sayangnya, setelah menciptakan Sabit Darah, Blood Sea Patriarch akhirnya terkepung oleh sekte-sekte aliran ortodox dalam pertempuran berantai, kehabisan tenaga dan kalah. 　　Ia menderita luka fatal yang tak tersembuhkan, meloloskan diri menggunakan teknik pelarian darah dari kepungan ketat. 　　Para petarung aliran ortodox khawatir ia akan melawan balik dan membahayakan diri mereka, sehingga tak punya niat mengejar. Mereka hanya melihatnya melarikan diri. Sejak itu, setiap kali mengingat kembali, para petarung ortodox ini selalu menyesali tindakan gegabah melepaskan musuh saat itu. 　　Leluhur Laut Darah yang tahu ajalnya sudah dekat mulai menyebarkan warisan seluas-luasnya. Dengan kemampuan sebagai Gu Master tingkat tujuh, ia berhasil membangun puluhan ribu situs warisan rahasia di Zhongzhou, Nanjiang dan daerah lain sebelum wafat. 　　Sebelum meninggal ia tertawa sinis: "Jalan Darah takkan punah, warisanku akan meracuni ribuan generasi!" 　　Ucapannya terbukti benar. Berkat warisannya, para Gu Master tak terhitung jumlahnya mendapat manfaat, membuat jalan gelap berkembang pesat. 　　Baik itu Gu Kelelawar Darah Bersayap Pedang, Gu Kegilaan Darah, maupun Xue Dizi, semuanya mudah dipelihara dan berkembang biak. Mungkin di lembah tak terkenal, desa terpencil yang melarat, gurun sepi, atau pinggir jalan gunung, tersembunyi dua tiga Gu yang dengan mudah ditinggalkan Leluhur Laut Darah. 　　Gu-Gu ini mudah dirawat, tak butuh banyak Yuan Zhen, sehingga sangat cocok untuk Gu Master berbakat biasa. 　　Di dunia yang penuh ketidakpastian ini, Gu Master mana tak merindukan kekuatan lebih besar? Gu serangga peninggalan Leluhur Laut Darah mewakili kekuatan baru. 　　Kekuatan ini praktis dan nyaman, jelas lebih populer dibanding Gu lainnya. 　　Kekuatan sendiri tak berdosa. Digunakan untuk kebaikan akan jadi baik, untuk kejahatan jadi buruk. Tapi berapa banyak orang di dunia ini yang punya sifat hati kuat untuk mengendalikan kekuatan yang tiba-tiba meledak? 　　Seperti pria yang punya uang, sering menjadi huāxin. Kekuatan yang melonjak drastis pasti memupuk ambisi yang sebelumnya tak pernah ada! 　　Karena itu, banyak Gu Master yang setelah mendapat warisan Blood Sea Ancestor, menjadi si jahat yang membunuh ke segala penjuru. Bahkan banyak petarung aliran ortodox yang awalnya beralih markas karena hal ini. 　　Warisan Blood Gu membawa gejolak dan bahaya besar ke seluruh dunia. 　　Setiap warisan yang ditinggalkan Blood Sea Ancestor biasanya hanya berisi dua tiga Gu. Tapi warisan ini bagai percikan api kecil, sedikit lengah langsung menyambar padang! 　　Hampir tiap periode tertentu, selalu ada Gu Master jalan gelap penguasa Blood Gu yang muncul mengacau. Sebagian dari mereka gagal, langsung dipenerjang di dalam benteng. Sebagian sementara berhasil, membentuk momentum, meracuni satu wilayah. 　　Baik yang sementara belum berhasil maupun yang gagal, pada saat-saat terjepit tertentu, dengan geram akan meninggalkan warisan darah baru. 　　Karena itu, bencana darah tak kunjung padam. Tak hanya tidak surut karena kematian Blood Sea Ancestor dan pembasmian total aliran ortodox, malah semakin subur. Potensi tersembunyi yang dalam membuat tak bisa dibasmi tuntas, cenderung abadi. 　　Sampai-sampai petarung aliran ortodox sering berteriak kesakitan sambil memaki: "Dasar Gu Master darah terkutuk! Aku jelas ingat sudah membunuh gelombang demi gelombang. 　　Tapi cuma sedikit lengah, mengangkat kepala sebentar, entah dari mana muncul lagi generasi baru!" 　　Kini warisan Blood Sea secara umum diakui sebagai warisan paling luas dan terbanyak di seluruh dunia. Tak ada tandingannya! 　　Secara harfiah, Fang Yuan di kehidupan sebelumnya juga menerima warisan Blood Sea Ancestor. 　　“Di kehidupan sebelumnya, aku baru menemukan warisan Blood Sea 400 tahun kemudian, lalu mulai berkuasa. Jika di kehidupan ini aku bisa menaklukkan kelelawar darah ini, berarti aku memulai 400 tahun lebih cepat.” 　　Kawanan kelelawar darah menyerang, Fang Yuan tetap tenang. 　　Ia memiliki Gu Cungcu Chan, aura level 6-nya cukup membuat kelelawar-kelelawar ini lari ketakutan tanpa perlawanan. Satu-satunya yang perlu diwaspadai adalah ular naga level 5 yang bersembunyi di danau darah. 　　“Tapi situasi ini agak aneh. Biasanya Blood Sea Ancestor hanya meninggalkan 2-3 serangga gu dalam warisannya. Kenapa di sini ada ratusan kelelawar darah bersayap pedang? Jangan-jangan... rumor itu benar?” 　　Kabar angin mengatakan, Blood Sea Ancestor sengaja membuat puluhan ribu warisan palsu, hanya beberapa warisan asli yang mengandung inti ajaran sejatinya. 　　Di warisan sejati itu tersimpan serangga gu terhebatnya, catatan penelitian, atau formula rahasia penggabungan gu. 　　“Jangan-jangan tempat ini adalah warisan sejati Blood Sea Ancestor?” Pikiran Fang Yuan langsung melonjak ke sana, hatinya berdebar kencang. 　　Pikirannya berputar cepat, meski banyak hal terlintas, waktu di luar hampir tak bergerak. 　　Kawanan kelelawar darah bersayap pedang menyerbu, Fang Yuan dengan ekspresi datar, rambut panjang dan jubah hitamnya menempel di tebing gunung, bersiap memanggil Gu Cungcu Chan. 　　Tapi tiba-tiba, perubahan tak terduga terjadi! 　　"Ternyata benar, di sini tersimpan bencana darah!" Suara berat nan tegas bak besi menggema dari atas gua, bergetar di atas lautan darah. 　　Detektif Legendaris Tie Xue Leng! BAB184: Pertempuran Level 5 　　; 　　"Tie Xue Leng, bagaimana mungkin ia tiba-tiba muncul di sini?" Fang Yuan mengenali suara itu, dadanya berdebar kencang...Membaca 　　Gaung dahsyat itu bergemuruh di atas danau darah, memicu gelombang berdarah yang bergulung-gulung. 　　"Ini... Gu Suara Agung Langit Bumi?" Fang Yuan mengatupkan gigi, suara menggelegar itu membanjiri telinganya hingga seluruh kepalanya berdengung. 　　Gu Suara Agung Langit Bumi, setingkat level 5, termasuk golongan Gu suara. Saat diaktifkan, mampu menciptakan gelombang suara dengan jangkauan luas, tergolong senjata pemusnah massal. 　　Suara yang didengar Fang Yuan kini hanyalah uji coba kecil Tie Xue Leng, sekadar teriakan ringan tanpa pengaktifan sesungguhnya. 　　Tingkatan ini ibarat Fang Yuan menggunakan Gu Cahaya Bulan untuk menggerus batu ungu, hanya manipulasi halus terhadap serangga gu. 　　Tentu, Gu Suara Agung Langit Bumi juga punya kelemahan. Pengaktifan berkepanjangan akan membebani pita suara dan tenggorokan sang Gu Master melebihi batas, seringkali membuatnya bisu permanen. 　　Byur! 　　Ombak raksasa tiba-tiba meletus, percikan darah beterbangan. 　　Tubuh bagian atas ular besar muncul dalam pandangan Fang Yuan. 　　Ular Sungai Darah! 　　Pupil Fang Yuan menyempit. Ular raksasa ini bersisik merah licin, kepala sebesar gajah. Di kerutan dahinya tumbuh pisau tulang keemasan yang membuatnya terlihat garang dan buas. 　　"Ular Sungai Darah... Menurut sejarah Klan Gu Yue, tak lama setelah kepala suku generasi pertama mendirikan benteng, ular ini muncul dan mengancam Benteng Gu Yue. Konon, sang kepala suku berhasil membunuhnya. Mungkinkah ini..." 　　Fang Yuan merasa sesuatu dalam hati, terhubung dengan beberapa barang. 　　Ular Sungai Darah itu luar biasa besar. Kepalanya menjulang tinggi, dua sinar mata ungu penuh kekejaman menatap Fang Yuan. 　　Binatang buas ini liar dan haus darah. Bahkan aura Gu Cungcu Chan hanya membuatnya makin ganas. Di antara serangga gu level 5, ini salah satu yang paling sulit disatukan oleh Gu Master. 　　Tapi Ular Sungai Darah hanya melirik Fang Yuan di tebing gunung, lalu mengangkat kepala menghadap langit-langit gua. 　　Di langit-langit gua, sosok manusia kecil perlahan turun mengambang dari salah satu lubang. 　　Ia memakai topeng perunggu, tangan terkunci di punggung. Tatapannya kejam. Meski kecil seperti semut dibanding ular, aura dahsyat memancar dari tubuhnya. Tekanan tak kasatmata memenuhi ruang bak dewa turun ke bumi. 　　Gu Zhengqi! 　　Termasuk dalam Gu tipe hati, hanya bisa diaktifkan oleh orang yang memegang teguh keadilan. 　　Orang-orang picik dengan tekad lemah sering kali gemetar ketakutan di bawah pengaruh Gu Kejujuran, merasa bersalah, semangat bertarung mereka merosot drastis, timbul perasaan tak mampu melawan Tie Xue Leng sehingga kalah tanpa perlawanan. 　　Cicit! Cicit! Cicit!... 　　Di bawah tekanan aura kejujuran, Gu Kelelawar Berpedang Darah panik mengeluarkan jeritan nyaring. Seolah-olah tubuh mereka terbebani, kedua pasang sayapnya mengepak-ngepak tak karuan di udara, naik turun tak menentu. 　　Mereka sibuk menyelamatkan diri sendiri, tak lagi mendekati Fang Yuan. 　　Bahkan Ular Sungai Darah yang ganas pun sedikit menunduk, merasakan wibawa luar biasa Tie Xue Leng. 　　"Gu Kejujuran yang hebat!" Fang Yuan yang bergantung di tebing gunung menyeringai dingin. 　　Tekanan aura kejujuran ini sama sekali tak mempengaruhinya. Hanya mereka yang tekadnya lemah yang akan melemah parah. Sebagai raksasa jalan iblis dengan kemauan sekeras baja, mana mungkin ia gentar oleh aura abstrak semacam ini? 　　"Ya?" Sikap Fang Yuan yang tenang membuat Tie Xue Leng tak bisa menahan decak heran. 　　Gu Kejujuran telah menemani bertahun-tahun, ia sangat paham efek Gu ini. 　　Efek Gu Kejujuran bisa besar atau kecil, serangannya langsung menyerang hati manusia. Kadang memberi hasil spektakuler, kadang sama sekali tak mempan. 　　Namun fenomena pulang dengan tangan hampa sangat jarang terjadi. Bahkan para anggota aliran ortodox pun banyak yang merasakan tekanan di hati. Bagaimanapun, markas tidak bisa menentukan baik-buruknya seseorang, manusia tak ada yang sempurna. 　　Namun Tie Xue Leng sangat memahami kejahatan Fang Yuan. Sejak pertemuan pertama mereka, ia telah menanamkan Gu pada tubuh Fang Yuan untuk pelacakan. Sejak itu, Tie Xue Leng bisa merasakan perubahan lingkungan sekitar Fang Yuan secara samar-samar. 　　Pelaku kejahatan, di bawah pengaruh Gu, sebagian besar akan goyah tekadnya. Namun Tie Xue Leng juga pernah menghadapi banyak Gu Master jalan gelap yang tegak berdiri bertarung habis-habisan di bawah pengaruh, tak tergoyahkan. 　　"Hanya satu jenis manusia yang meski melakukan kejahatan, tak terpengaruh oleh Gu. Mereka adalah orang-orang dengan Sifat Iblis sejati, yang dari lubuk hati paling dalam sudah gila dan fanatik, tak menganggap perbuatan jahat mereka sebagai dosa, melainkan hal yang wajar. Tak kusangka Fang Yuan memiliki Sifat Iblis yang begitu dalam. Hmph, tangani dulu iblis besar di sini, jika ia masih bisa selamat, baru kuhajar nanti!" 　　Tie Xue Leng yang membenci kejahatan sampai ke tulang sumsum, mengeluarkan suara Hmph dingin, lalu mengalihkan bola matanya ke ular sungai darah. 　　Begitu muncul, ia langsung dikunci oleh ular sungai darah. Jika mencoba membunuh Fang Yuan dengan setengah hati, pasti akan muncul celah. 　　Tie Xue Leng yang menyandang luka mengerikan, dengan musuh kuat bersembunyi di balik layar yang mungkin sedang mengintai diam-diam, tentu tak berani membagi konsentrasinya saat ini. 　　Ia menatap ular sungai darah ini sejenak, tatapannya kemudian melampaui ular sungai darah, mengarah ke danau darah di belakangnya. 　　Tidak lama sebelumnya, ia menerima surat misterius yang menyertakan bukti konkret, menunjukkan bahwa di dalam Benteng Gǔyuè tersembunyi bencana darah. 　　Surat ini dibawa oleh bangau putih yang menyambutnya dari langit, sumbernya pun sangat mencurigakan. 　　Namun Tie Xue Leng memilih untuk berjaga-jaga, karena bencana darah bukanlah hal sepele. Sedikit kelalaian bisa menyebabkan perluasan tiba-tiba, menjangkau berbagai penjuru, dan membahayakan semua makhluk. 　　Cara terbaik adalah mematikan bibit kekacauan ini selagi bencana darah belum mencapai puncaknya. 　　Kebetulan, ia masih memiliki tugas dari Jia Fu dengan bayaran tinggi untuk menyelidiki penyebab kematian Jia Jinsheng. 　　Tie Xue Leng kemudian membawa anaknya lebih awal ke Gunung Qingmao. 　　Ia menyuruh anaknya menyelidiki kasus Jia Jinsheng, satu sisi untuk melatih Tie Ruo Nan, sisi lain sebagai kamuflase untuk mengulur waktu sementara ia menyelidiki detail kasus dari belakang layar. 　　Pada pertemuan pertama dengan Fang Yuan, tanpa disadarinya ia telah menanamkan Gu Merasakan dan Menderita. Meski dilakukan secara spontan, ini berasal dari akumulasi pengalaman dan insting selama bertahun-tahun. 　　Gu Merasakan dan Menderita yang tak kasat mata ini, seperti stempel, ia sebarkan puluhan buah. Namun yang benar-benar berfungsi tetaplah yang pertama kali ia tanam secara spontan. 　　“Gu Yue Yidai, aku tahu kau belum mati. Kau bersembunyi hampir seribu tahun, menyusun rencana ini, sayangnya kini semuanya akan sia-sia.” Suara Tie Xue Leng bergema menggetarkan seluruh ruangan. 　　Tapi danau darah tak menunjukkan perubahan aneh, malah ular sungai darah membuka mulut berdarahnya dan mengaum ke langit. 　　Makhluk ini berwatak ganas, tak tahan tekanan apapun. Gu Keutamaan semakin memicu kebuasaannya! 　　Byur. 　　Ular itu tiba-tiba menerjang, tubuh ular raksasanya menyemburkan gelombang darah ke angkasa, dengan kekuatan pembunuh yang sanggup menembus langit, menerjang Tie Xue Leng yang melayang di udara. 　　Tie Xue Leng sudah mengantisipasi gerakan ular sungai darah, tubuh kekarnya bergerak gesit menghindari gigitan sang ular. 　　Tubuh ular sungai darah terlalu panjang dan dorongannya terlalu kuat, selevel menabrak langit-langit gua. 　　Dentuman dahsyat menggema, sebagian besar langit-langit gua runtuh, hujan batu menghujam dan memicu gelombang dahsyat di danau darah. 　　“Hmph, Gu Yue Yidai, kau pikir dengan menempatkan ular sungai darah sebagai penjaga, semuanya akan aman? Lebih baik kau muncul sekarang.” Tie Xue Leng mengejek sambil bermanuver di udara, serangan gila ular itu bagai angin sepoi-sepoi di hadapannya. 　　Ular sungai darah meraung semakin gila, kemarahannya memuncak. 　　Dengan kekuatan tiada tanding, ia menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya tanpa kendali. 　　Seluruh ruang semakin berguncang, rasanya seperti gempa dan gunung runtuh, danau darah pun menghempas dengan gelombang dahsyat. 　　"Menyebalkan!" Fang Yuan terkena imbas, tanah merah yang gembur membuat titik berpijak sebelumnya sudah hancur. 　　Ia terpaksa menggunakan Juchi Jinwu dan Serangga Gu Sayap Petir untuk merayap di tebing gunung. Batu-batu berhamburan seperti hujan deras. 　　Ternyata seperti dugaan sebelumnya, kondisi Serangga Gu Sayap Petir sangat buruk. Sayap petir di punggung Fang Yuan tampak sangat lemah dan layu, tak mampu memberikan daya angkat kuat. 　　Anehnya, Serangga Gu ini justru mengambil Yuan Zhen lebih sedikit dari Fang Yuan. Selagi Fang Yuan bergerak lincah, ia malah mulai menyedot Energi Primordial dari udara sekitar sesekali. 　　Awalnya fenomena ini terjadi sangat singkat dan jarang. 　　Fang Yuan yang sibuk menghindar tak menyadarinya. Tapi perlahan frekuensinya semakin banyak, durasi setiap kali terjadi juga makin panjang. 　　Bersamaan itu, sayap petir semakin melemah. 　　"Aku paham, ini Gu Darah Gila!" Kilatan inspirasi menyambar di benak Fang Yuan. 　　Hanya yang terkontaminasi Gu Darah Gila akan menunjukkan gejala seperti ini. 　　Byur! 　　Fang Yuan sudah berusaha maksimal, tapi akhirnya tetap terjatuh ke dalam danau darah. 　　Ular sungai darah mengamuk tak karuan, menyapu-nyapu dengan ekor tebalnya. Batu-batu berhamburan bagai hujan tak henti. 　　Fang Yuan mengaktifkan Tian Peng Gu, seluruh tubuhnya diselimuti lapisan baju zirah cahaya putih ilusif. Kemampuan renangnya cukup baik, di kehidupan sebelumnya ia pernah tinggal lama di Laut Timur dan mengalami ujian nyali yang cukup. 　　Batu-batu raksasa sebesar rumah dihindarinya sekuat tenaga. Terkadang berenang meliuk, terkadang menyelam ke dalam danau darah, memanfaatkan aliran darah untuk meredam gaya benturan. 　　Tapi serpihan batu kecil sebesar kepalan tangan hingga sebesar batu gilingan tak sempat dihindarinya. 　　Baju zirah cahaya putih sekuat batu karang, namun tak bisa mengurangi gaya benturan. Setiap hantaman terasa sakit menyengat. Bersamaan dengan itu, Yuan Zhen dalam rongga kosongnya juga berkurang perlahan setiap kali menahan serangan. 　　Untungnya, kekuatan Zheng Qi Gu masih menyelimuti area, menyebabkan kawanan Dao Chi Xue Fu Gu sebelumnya masih terbang tak tentu arah dan belum mengganggu Fang Yuan. 　　Namun raut wajah Fang Yuan tetap sangat tegang. 　　Lei Yi Gu sudah setengah rusak. Terkontaminasi Xue Kuang Gu, tanpa serangga Gu khusus untuk membersihkannya, tak lama lagi akan berubah menjadi genangan darah yang menjadi sumber polusi baru. 　　Bagaimana sebenarnya ini bisa terkontaminasi Xue Kuang Gu? 　　Setelah merenung panjang, hanya ada satu penjelasan: dalam aliran darah ini terdapat Xue Kuang Gu yang menempel. 　　Lei Yi Gu semakin lemah dan mulai menunjukkan tanda-tanda tidak bisa dikendalikan. 　　"Untungnya ia sempat mengaktifkan armor imajiner cahaya putih, jika tidak, darah gila Gu akan menempel di tubuhnya dan aura meresap ke rongga kosong. Sebagian besar serangga Gu-nya akan terkontaminasi." 　　"Tapi jika Yuan Zhen-nya habis, atau lapisan armor cahaya ini hancur, konsekuensinya akan sangat fatal!" 　　"Harus segera keluar dari sini!" Fang Yuan mengatupkan gigi erat, terombang-ambing dalam gelombang darah sambil mencari jalan keluar. 　　Dinding gunung mengeluarkan tanah merah dalam jumlah besar yang runtuh akibat getaran. 　　Atap gua sudah tak bisa dikenali, Tie Xue Leng melayang di udara sambil bertarung dengan Ular Sungai Darah. 　　Pertarungan level 5 sama sekali bukan tingkatan yang bisa diintervensi oleh Fang Yuan. 　　Semakin tinggi tingkat cultivation seorang Gu Master, perbedaan kekuatan tempur antar tingkatan akan semakin mencolok. 　　Satu kibasan ekor Ular Sungai Darah saja bisa menghancurkan armor cahaya, membuat Tian Peng Gu terkena backlash parah, hingga seluruh tulang Fang Yuan patah. Bahkan serangan sembarangan Tie Xue Leng bisa menjerumuskannya ke situasi kritis. 　　Situasi saat ini bagaikan dua gajah bertarung, sementara Fang Yuan hanyalah kucing kecil di sekitarnya. Meski punya cakar tajam, tak cukup berarti di medan pertempuran. 　　"Tunggu, sebuah lubang?" BAB185: Gu Yue Yi Dai, Lima Terbang Jiangshi 　　; 　　BAB185: Gu Yue Yi Dai, Lima Terbang Jiangshi 　　“Lubang ini tidak terlalu besar, awalnya mungkin terkubur oleh tanah merah.” Unduh buku elektronik gratis.. Namun kali ini, danau darah terus menerus menghempas gelombang dahsyat, menyebabkan tanah merah di dinding sekitarnya terkikis dan runtuh, tenggelam ke dalam air danau. 　　Karena itulah, lubang itu akhirnya terlihat. 　　Bagaimanapun juga, lubang ini sepertinya merupakan sebuah harapan. Fang Yuan segera mengubah arah, berenang menuju lubang tersebut. 　　Boom 　　Di udara, terdengar lagi ledakan dahsyat. Gelombang kejut yang besar menghantam sekeliling, Fang Yuan didorong dengan keras ke depan. 　　“Sialan!” ia memaki. 　　Sejumlah besar tanah merah runtuh, kembali mengubur lubang tersebut. 　　Tangan Besi Menangkap Gu 　　Di udara, Tie Xue Leng menarik napas dalam-dalam, memperhatikan momen yang tepat, lalu perlahan mengulurkan tangan kanannya. 　　Di depannya, udara tiba-tiba beriak-riak, sebuah tangan raksasa berwarna hitam besi muncul, seolah lambat namun cepat menekan ekor ular sungai darah. 　　Ular sungai darah menggeliat keras, sisik tubuhnya yang basah licin tak tertahankan. 　　Tangan besi gagal mencengkeram, meleset dari sisik ular, membuatnya lolos sambil memercikkan bunga api merah keemasan. 　　Tapi Tie Xue Leng yang kaya pengalaman tempur tak patah semangat, tiba-tiba sedikit meregangkan tubuh, mengembungkan pipi, lalu meniup kuat ke arah ular sungai darah. 　　Huu 　　Sebuah aliran minyak hitam pekat mengalir deras seperti air terjun. Di udara, berubah menjadi bentuk naga yang menggeram, melilit erat tubuh ular sungai darah. 　　Gu Minyak Naga 　　Ular Sungai Darah mengamuk, meraung dan menggigit. 　　Naga Minyak Hitam tidak kalah besar dari Ular Sungai Darah, namun tetap hanya level empat dan bukan wujud fisik. Tak lama kemudian tubuhnya tercabik-cabik oleh sang ular. 　　Tie Xue Leng justru tersenyum. 　　Binatang tetaplah binatang. Seandainya dioperasikan langsung oleh Gu Master, pasti akan terlihat taktik klasik dan biasa ini. Tapi Ular Sungai Darah hanyalah Gu yang telah disatukan, meski membawa tekad sang Gu Master, tak memiliki kebijaksanaan layaknya manusia. 　　Dengan hancurnya Naga Minyak, Gu Minyak Naga di rongga kosong pun mengalami backlash. 　　Tie Xue Leng tak ambil pusing. Ia menghentikan aktivasi Gu Minyak Naga, lalu mulai mengaktifkan Gu Naga Api. 　　Ia menggeram keras, tubuh perkasanya bergetar. Dari rongga kosongnya melesat kilatan api berbentuk Gu yang segera berubah menjadi ular api melilit tubuhnya. 　　Ular api itu terbang keluar, membesar sekejap mata. Tumbuh sisik, cakar elang, tanduk rusa, wajah panjang seperti kuda, dan gigi runcing. Berubah menjadi Naga Api raksasa. 　　Gu Naga Api ini juga hanya level empat, namun dalam pertarungan melawan Ular Sungai Darah, membuat sang ular kesakitan hingga meraung-raung. 　　Semua karena sebelumnya Naga Minyak yang hancur telah meninggalkan banyak minyak hitam menempel di tubuh ular. Saat berpelukan dengan Naga Api, seketika tubuh ular itu terbakar memanggang Ular Sungai Darah. 　　Selain tubuh ular, minyak hitam juga mengapung di permukaan danau. Saat ini terbakar, lautan api membumbung tinggi di atas danau darah merah menyala, suhu udara melonjak drastis. 　　Naga Api bukanlah tandingan ular sungai darah, berulang kali menderita luka parah, tubuhnya semakin menyusut. Tapi setiap kali begitu, ia menyelam ke dalam lautan api dan berguling, badannya kembali pulih sebagian kekokohannya. 　　Di lautan api ini, Naga Api memiliki keunggulan lokasi. 　　Ular sungai darah dan Naga Api bertarung sesaat, tubuh ular terus terbakar, aroma daging gosong menyebar di udara. 　　Ular sungai darah berwatak ganas, begitu tertekan pasti melancarkan serangan balik dahsyat. Tapi kini, ia terpaksa memilih mundur. Meninggalkan Naga Api, menyelam dalam-dalam ke lautan darah. 　　Manusia adalah roh segala makhluk, memiliki kebijaksanaan yang mampu berinovasi. Di bawah taktik Tie Xue Leng, dua Gu level empat berhasil mengusir ular sungai darah level 5. 　　Tapi Gu adalah getaran langit-bumi, mengandung sandi kosmos, segi hukum alam. Kemampuan ular sungai darah adalah daya regenerasi super. 　　Ia tenggelam ke dasar danau, darah terus memeliharanya, menyembuhkan luka-lukanya dengan cepat. Naga Api punya keunggulan lokasi, ia lebih lagi. Selama danau darah ini tetap ada, ia seperti kecoa tak terbunuhkan. 　　Situasi Fang Yuan semakin berbahaya. 　　Api yang mengambang di permukaan danau darah terus menjalar, membakar hebat, lidah api menjilati tubuhnya dengan panas membara. 　　"Tekanan Tian Peng Gu semakin besar. Yang paling genting bukanlah ini, melainkan Fang Yuan yang semakin kesulitan bernapas." 　　Api yang membakar mengonsumsi banyak udara. Ruang bawah tanah yang semi-tertutup ini sulit mendapatkan suplai udara segar. Fang Yuan mulai merasakan sesak napas. 　　"Meskipun You Long Gu dan Naga Api Gu bisa mengusir ular sungai darah dengan kerjasama, ini hanya sementara. Selama ada pasokan darah melimpah, kemampuan pemulihan ular sungai darah sangat mengerikan. Ketika menyerang lagi dalam kondisi puncak, Naga Api Gu mungkin takkan mampu melawan. Tunggu, ini terlalu jelas. Tak mungkin Tie Xue Leng tak tahu. Lalu..." 　　Fang Yuan terombang-ambing di danau berapi sementara pikirannya berpacu kencang. 　　Begitu menyadari ini, hatinya berdesir. 　　Jika prediksinya benar, tujuan taktis Tie Xue Leng telah tercapai dengan mengusir ular sungai darah. 　　Tie Xue Leng ingin memperoleh waktu longgar - situasi yang biasanya dibutuhkan untuk menyiapkan jurus pamungkas. 　　Benar saja, seketika itu juga... 　　Tie Xue Leng yang melayang di udara tiba-tiba membentangkan kedua lengannya sambil mengeluarkan raungan dalam. 　　Aura keadilan yang awalnya menekan seluruh penjuru ia tarik kembali, memfokuskan seluruh Yuan Zhen level 5 ke topeng perunggu. 　　Topeng perunggu perlahan berpendar. Awalnya hanya cahaya redup, namun dalam beberapa tarikan napas telah memancarkan cahaya menyilaukan bak pecahan matahari. 　　Cahaya hijau menyinari sekeliling, bagai penguasa langit dan bumi. Sesaat, tanah merah, darah, lautan api, semuanya tertutupi warna hijau kuno. 　　Dalam cahaya hijau itu, terkandung kekuatan misterius. 　　Di bawah tarikan kekuatan ini, batu-batu gunung mulai bergetar dan runtuh. 　　Di langit-langit gua, bongkahan batu raksasa berjatuhan menuju topeng perunggu. Dinding merah di sekeliling juga mengeluarkan tanah dan batu yang terbang perlahan dari bawah ke atas. 　　Ekspresi Tie Xue Leng telah diselimuti cahaya perunggu. Batu-batu gunung berkumpul di sekitar topeng perunggu, menyatu membentuk sosok manusia. 　　Lumpur dan batu terus menyatu, patung batu semakin membesar. 　　Dari awalnya satu meter, tumbuh gila menjadi tiga meter... lima meter... delapan meter... akhirnya mencapai delapan belas meter. 　　Gu Raksasa Bukit 　　Raksasa setinggi langit berdiri tegak di medan perang danau darah. 　　Kakinya berdiri di kedalaman danau darah, air hanya mencapai pinggangnya. Tubuhnya kekar luar biasa, lengan atasnya bisa dilintasi kereta kuda, tinjunya bisa menjadi pijakan gajah. 　　Wajahnya bernuansa kuno, seperti versi raksasa dari topeng perunggu. 　　"Naga Api datang." Katanya bergemuruh menggetarkan langit dan bumi. 　　Naga Api yang berguling di lautan api segera terbang dan melilit lengan kanan raksasa seperti ular, kepala naganya bertengger di bahu kanannya. 　　Gu Naga Minyak pun terbang keluar, berubah menjadi naga hitam berminyak yang melilit lengan kiri raksasa, menaruh kepala besarnya di bahu kirinya. 　　"Naga Kembar kiri-kanan, Raksasa Bukit, bagaikan turunnya Dewa Raksasa" 　　Fang Yuan berenang sekuat tenaga menuju lubang gua. Tanah bukit yang sebelumnya beterbangan berkumpul membentuk boneka raksasa, menyebabkan tanah merah yang menutupi lubang gua menghilang dan memperlihatkan kembali lubang tersebut. 　　Medan pertempuran ini semakin berbahaya, lubang gua bisa tertutup kapan saja. Fang Yuan tidak berani berlama-lama. 　　Lautan api berangsur padam, dari danau darah tiba-tiba bergulung gelombang merah membumbung tinggi. 　　Ular Sungai Darah menyerang dari dasar danau, melilit boneka raksasa dan meluncur ke atas. Kepala ular raksasa bagaikan martil penabrak kota, mengarah tepat ke wajah boneka. 　　Pukulan ini penuh tenaga, jika mengenai sasaran, sebagian besar kepala boneka pasti akan hancur. 　　"Tangan Besi Menangkap!" Boneka raksasa berseru, udara terbelah dan tangan besi terbang mencengkeram kepala ular. 　　Boom! Tangan besi hancur, serangan Ular Sungai Darah pun terhambat. 　　Tie Xue Leng mendapatkan kesempatan untuk bernapas. Boneka raksasa meraih tubuh ular dengan kedua tangan secara bergantian. 　　Naga Minyak dan Naga Api menunggu kesempatan, merayap naik ke tubuh ular. Kedua naga menyatu membentuk nyala api beruang yang membakar Ular Sungai Darah. 　　Ular itu kesakitan hingga terus-menerus meraung, menggeliat sekuat tenaga. Tapi kali ini Tie Xue Leng tidak mengizinkannya kabur. Tangan-tangan boneka raksasa bagaikan penjepit besi yang mencengkeram erat tubuh ular. 　　Ular Sungai Darah tak bisa kabur. Tubuhnya yang panjang terpanggang hingga hangus legam, mengeluarkan bau hangus daging. Binatang itu mengamuk, tak lagi mencoba melarikan diri. Tubuh ular yang ramping kembali melilit tubuh boneka raksasa, mulai mengerahkan kontraksi kuat untuk serangan mencekik. 　　Meski boneka raksasa terbuat dari batu gunung, material tanah merah yang lunak di pinggangnya segera menyusut satu lingkaran akibat tekanan mencekik Ular Sungai Darah. 　　Suara retakan keras bergema, pecahan batu beterbangan. 　　Dirangsang oleh bayangan kematian, Ular Sungai Darah melepaskan kekuatan dahsyat. 　　Fang Yuan akhirnya berhasil meraih tepi lubang dengan satu tangan. Tiba-tiba terdengar beberapa kali batuk dari boneka raksasa. 　　Penyakit lama Tie Xue Leng kambuh kembali. 　　Tangan boneka raksasa mengendur sejenak. Ular Sungai Darah mendesis keras, tubuhnya menyembur maju dengan jarak yang signifikan. 　　Tangan raksasa mengencang kembali. Ular itu membuka mulut lebar-lebar memperlihatkan taring tajam, kepala ular menggeliat liar mencoba mencapainya, namun masih kurang beberapa jengkal. 　　Upaya putus asa Ular Sungai Darah gagal. Kekuatannya perlahan habis, tampaknya akan mati terbakar. 　　Tepat saat itu, kabut darah tiba-tiba mengepul dari tengah danau darah. 　　"Gu Darah Gila!" Kilasan kewaspadaan terlihat di mata Fang Yuan. Ia segera memanjat masuk lubang dan bergerak lebih dalam. 　　Kabut darah menyebar dengan cepat, memadamkan api yang menyala di permukaan danau darah sepenuhnya. 　　Di tengah danau darah, muncul sebuah pusaran. 　　Pusaran itu semakin membesar, awalnya hanya di wilayah tengah, namun cepat menyebar hingga tepinya menyentuh dinding sekeliling. 　　"Hmph, Gu Yue Yidai, akhirnya kau tak tahan lagi..." Gumam Boneka Raksasa dengan nada kesal. 　　Di pusat pusaran, tiba-tiba menyembur deras, menjulang sepuluh meter di atas permukaan danau. 　　Dari gelombang darah, sebuah peti mati merah besar muncul perlahan dalam posisi vertikal. 　　"Hehehehe..." Suara parau dan aneh bergema dari dalam peti mati, membuat bulu kuduk merinding. 　　"Anak muda, berani mengacau rencanaku? Ingin mati? Aku kabulkan!" Sebelum suara itu reda, tutup peti melesak keluar dengan suara "Byur!", menampakkan jenazah kering keriput. 　　Wajahnya merah dengan gigi taring menjorok, rambut merah seperti darah membara. Di balik lekuk mata dalam, matanya bagai bara yang hampir padam. 　　Tak ada kulit, otot-otot merah kering melekat pada tulang putih. Tampak kurus namun penuh kekuatan mengerikan. 　　"Anak muda, kau masih berani menantangku meski terluka parah. Hari ini kau pasti mati!" Suara itu berasal dari perut bawah, mulutnya sama sekali tak bergerak. 　　Ia terus menggunakan kata "Aku" dan "Kau" - kebiasaan bahasa kuno dari seribu tahun silam. 　　"Level 5 Xue Gui Shi Gu? Apakah dia benar-benar generasi pertama?" Pikir Fang Yuan penuh keheranan, namun tak menunjukkan rasa takut. 　　Di dunia ajaib ini, ada banyak Gu Master yang telah hidup ratusan tahun. Selain menggunakan Shou Gu yang paling ortodoks untuk menambah usia, beberapa jalan sesat juga bisa membuat manusia bertahan di antara langit dan bumi. 　　Contohnya adalah Zombie Pengembara Gu Putaran Kedua. 　　Gu ini jika digunakan terlalu lama akan mengubah Gu Master menjadi mayat hidup seutuhnya. Selama rutin menghisap darah, mereka bisa bergerak bebas dan bertahan hidup dengan memalukan. 　　Gu Yue Yidai di depan mata menggunakan metode ini. 　　Xue Gui Shi Gu merupakan cabang penting dari evolusi You Jiang Gu ke level 5. Bersama Xiu Luo Shi, Tian Mo Shi, Meng Yan Shi, dan Bing Wen Shi, mereka dijuluki Lima Mayat Terbang Legendaris. 　　Shou Gu sulit ditemukan, generasi pertama berubah menjadi Xue Gui Fei Jiang dan mengubur diri di sini... Bersambung 　　u BAB186: Musim Semi dan Gugur Tak Muncul 　　; 　　"Tidak, aku tidak mau melakukannya..." Fang Ziqiang mati-matian menolak. 　　Yu Jie berkata: "Seluruh penghuni dunia Tianji pasti tahu, Tian Ji perempuan jalang adalah bajingan besar super yang tak termaafkan. Jika kami menjadi bawahanmu, kalau ada masalah nanti dan kami bilang Tuan memaksa, siapa yang tak akan percaya?" 　　Fang Ziqiang menggelengkan kepala dengan kasar. 　　Kelima orang itu tersedak. Tian Mo membantah: "Mengapa hanya menyebut kami? Kenapa tak menyebut Tuan Tian Ji?" 　　Yu Jie melotot: "Tertawa apa? Si Besi itu, kalian berdua bebek, dan si iblis kecil itu—semuanya harus memanggil kami sebagai kakak mulai sekarang!" 　　“Yujie tersenyum dan berbisik: ‘Adik Fang, baru ini sayang.’ Kemudian dia berseru ke yang lain: ‘Bagus! Kalau bos Tianji bilang akan melindungi kita, berarti kita bisa berani berbuat jahat. Asal tidak ketahuan, bos Tianji yang akan mendorong urusan kita.’” 　　“Setelah menutup tambang, Xiaoji menggambar pola Wu Xing Ba Gua di tanah. Tujuh orang berdiri di posisinya masing-masing, membaca mantra. Seketika, mereka teleportasi ke formasi transportasi dekat tenda.” 　　“Enam orang itu langsung bungkam. Bercanda? Siapa yang sanggup melindungi ‘Tianji perempuan jalang’ si buronan super itu?” 　　“‘Apa maksudmu ini?’” 　　“Fang Ziqiang berkata: ‘Tambah orang tambah kekuatan. Apalagi lawannya Phoenix Api Sayap Emas dan Pengembara Perak Bermata Emas? Lagian tambang kita belum tentu aman. Kalau ada sekutu, buat tanah kekal yang terlindungi, kan lebih baik?’” 　　“‘Adik?’ Yujie dan Bingqing saling pandang. ‘Kenapa kami jadi adik?’” 　　“‘Kamu lebih tua dari kami?’ Yujie menantang. ‘Aku tidak percaya.’” 　　Belum sempat turun dari arena, semua orang mendengar suara lengkingan fenghuang bergema. Seketika, hawa panas menyergap sekeliling. Saat menoleh, ternyata tenda sebelumnya telah dilalap siang jago merah. Dari dalam kobaran api, seekor Fenghuang Sayap Emas berwarna keemasan terbang keluar. Di kepalanya tumbuh tiga bulu pelangi, ujung kedua sayapnya memancarkan cahaya putih, seluruh tubuhnya menyala dalam nyala api. Tujuh ekor panjang pelangi yang berkibar ditiup angin juga berkilauan. Keindahan yang memukau itu membuat semua yang menyaksikan terpana. 　　Li Yitiao berkata: "Aku tidak keberatan. Lagipula, bijih yang kukumpulkan sudah mencapai beberapa kilogram. Jika dijual, hidup di masa tua tak perlu khawatir lagi." 　　Xiao Ji berjalan mendekat sambil tersenyum-senyum. Ia membisikkan beberapa patah kata di telinga Yujie dan Bingqing. Keduanya membelalakkan mata: "Kau... bagaimana kau tahu..." 　　Fang Ziqiang menghela napas getir. Dengan berat hati ia berpura-pura "dermawan", berkata: "Baiklah! Mulai sekarang aku jadi bos kalian. Ada masalah, aku yang tanggung." Lalu berbisik pada Yujie: "Si brengsek Longyan kan bilang, kalian tidak akan menghubungiku sebelum aku mendirikan organisasi terbesar di Tianji? Kok sekarang muncul?" 　　Yun Feixiang mengangguk kaku. Yujie lalu bersabda: "Bagus! Mulai hari ini, kau harus memanggil Aji sebagai Kakak. Nanti Kakak Xiao Ji akan memanggilmu Adik Yun. Sudah jelas?" 　　Bing Qing tersenyum manis, hendak berkata sesuatu ketika seorang gadis cantik lainnya keluar dari tenda yang terbakar. Di tubuh bagian atasnya terbalut syal kecil putih, dengan gaun panjang ungu di dalamnya. Dia berkata: "Tentu saja, kami memang sudah cantik sejak awal. Sekarang ditambah peningkatan kecantikan 80% dari sistem setelah evolusi berhasil. Bagaimana mungkin tidak semakin mempesona?" 　　Wajah Fang Ziqiang berubah: "Aku tidak mau mengguncang." 　　Xiao Ji bertanya: "Sudah berapa hari kedua adik ini berhasil berevolusi?" 　　Melihat situasi ini, semua orang tak bisa menahan tawa. 　　Yujie berkata: "Kakak Tianji, jangan buru-buru menolak! Nama burukmu sudah sangat legendaris. Bagaimanapun juga, bertemu orang lain pasti berakhir tragis, bukan? Jadi meski kami menambah sedikit reputasi burukmu, tidak masalah. Lagipula, kalau bukan kami yang meminjam namamu untuk berbuat jahat, orang lain juga akan melakukannya." 　　Yun Feixiang juga tak bisa melanjutkan. Sebenarnya barang curiannya sebelumnya sudah cukup untuk hidup enak. Keinginannya bertanya sekarang hanya karena sensitivitas bawaan terhadap harta benda, ditambah sedikit ketidakpuasan menyerahkan sebagian keuntungannya dengan mudah. Bukan berarti dia benar-benar pelit. 　　Yujie berjalan mendekat dan menepuk bahu Fang Ziqiang: "Saudara Tianji, kau pasti tahu pepatah: Lebih baik satu orang mati daripada banyak orang binasa." 　　Fang Ziqiang hampir tersedak. Diam-diam ia mengatupkan gigi dan bertanya: "Sejak kapan kau tahu statusku? Dan kapan keputusan untuk 'membantu' ku ini muncul?" 　　Fang Ziqiang meninggikan suaranya: "Ngomong-ngomong, ada satu hal lagi yang kulupa. Bukankah kalian dulu berjanji akan memberikan tiga helai bulu warna-warni dari kepala Fenghuang Sayap Emas kepada kami?" 　　"Ada hal baik seperti ini?" Fang Ziqiang menduga: "Kenapa aku merasa ada yang tidak beres?" Langsung menjawab: "Tidak bisa, aku belum setuju untuk jadi bos besar." 　　"Apa?" Yun Feixiang melototkan kedua matanya. 　　Saat itu, Yujie tersenyum mendekatkan diri ke telinga Fang Ziqiang, berbisik: "Aku Yujie dari kelompok Fenghuang, dia Bingqing dari kelompok Hua. Beranikan kau bilang tidak lagi, lihat apakah kubuat kau kapok setelah offline nanti." 　　Enam makhluk jantan memandang bingung, seluruh tubuh mereka merinding bergetar. Yun Feixiang tak tahan bertanya: "Hei, apa yang kalian bicarakan? Kok misterius banget?" 　　Sambil melotot ke arah Yun Feixiang yang wajahnya memancarkan aura mesum: "Kau sedang mengutuk kami tidak cantik ya?" 　　Air liur Yun Feixiang mengalir deras Brrr..., hendak menerjang maju tiba-tiba gadis itu berseru ke kerumunan: "Kenapa baru sekarang datang? Malah menyegel tenda, membuatku dan Yujie hampir mati lemas. Andai tak kubicurkan tendanya, Yujie pasti sudah menghancurkan tenda beserta seluruh gunung ini!" 　　Yun Feixiang tertegun sejenak, tak bisa menahan rasa kehilangan semangat. Bercanda, Yu Jie? Masih ada sedikit kemungkinan baginya untuk mengalahkannya. Tapi Bing Qing itu Fenghuang Api, makhluk abadi. Dirinya tidak menguasai mantra terlarang elemen air, jelas-jelas ini akan merugikannya. 　　Fenghuang itu berputar di udara, melihat kerumunan orang, lalu terjun menukik ke bawah. Orang-orang ketakutan dan langsung merebahkan diri. Burung itu terbang melintasi kepala mereka, berputar lalu mendarat, berubah wujud menjadi seorang gadis cantik luar biasa yang mengenakan gaun renda tipis berwarna merah menyala. 　　"Tidak terima ya?" Yu Jie mengulurkan tinju kanannya yang seputih giok, "Ayo kita 'bertanding' untuk melihat siapa yang tinjunya lebih keras." 　　Yu Jie dan Bing Qing memandangi Xiao Ji dengan takjub sekian lama. Akhirnya, mereka bersorak gembira, tiba-tiba memeluk leher Xiao Ji sambil berteriak, "Ah, Kakak! Kamu benar-benar kakak terbaik untuk kami!" 　　Yu Jie berbisik pelan, "Organisasi memang tidak akan menghubungimu lagi atau memberimu bantuan apapun. Tapi saat ini kami datang sebagai 'individu' untuk 'membantu'mu. Apa, kamu tidak mau?" 　　Yu Jie melototi Yun Feixiang, mengamatinya dari ujung kepala hingga kaki, lalu berkata, "Pembicaraan kami perempuan mana urusan kaum pria? Oh ya, aku ingat beberapa waktu lalu Xiao Ji selalu memanggilmu Kakak Yun, benar kan?" 　　Xiao Ji kembali membisikkan sesuatu di telinga mereka berdua, lalu berkata, "Nah, sekarang kalian percaya kan?" 　　“Sudahlah.” Yujie berkata: “Mulai hari ini, kalian semua adalah adik-adik kami, aku, Bingqing dan Kakak Xiaoji. Mulai sekarang kalian harus patuh pada kami semua. Dan kami... hehe, akan mengakui Bos Besar Tianji sebagai pimpinan.” 　　“Kau lupa?” Yujie berbisik sambil tertawa: “Bukankah dulu kalian yang mengusulkan perjanjian kesetaraan dengan kami? Saat itulah kami mengetahuinya. Dan pada momen itulah kami memutuskan untuk 'membantu'-mu.” 　　Yang lain langsung teringat pada Bingqing dan Yujie yang selama ini teronggok di tenda, lalu bergegas ingin memeriksanya. Yun Feixiang tiba-tiba bertanya: “Apakah kalian berniat membagi tambang ini dengan kedua saudari itu?” 　　“Buru-buru apa?” Yujie menyahut: “Tiga bulu warna-warni ini pasti akan kami berikan, tapi harus diserahkan pada Kakak Xiaoji, bukan pada kalian.” Ia menoleh ke Bingqing: “Setuju kan, Bingqing?” 　　Yujie berkata: “Hmph, kalau Kakak Xiaoji memanggilmu Kakak Yun, bukankah aku dan Bingqing jadi dirugikan? Mulai hari ini, kau tidak hanya harus memanggil Kakak Xiaoji sebagai Kakak Aji, tapi juga memanggilku Kakak Yujie.” Menunjuk Bingqing ia menambahkan: “Ini Kakak Bingqing, mengerti?” 　　Xiaoji juga berkata: “Lagipula aku tidak punya konsep jelas tentang uang, terserah kalian sajalah.” 　　Sementara Yao Ya dan San Yaba yang melihat ini juga meningkatkan latihan mereka. Melihat situasi ini, Fang Ziqiang tiba-tiba terinspirasi untuk memperagakan jurus pedang yang pernah dipelajarinya di luar serta teknik Shaolin Changquan dari Kelompok Xia, lalu mengajarkannya kepada tiga adiknya. Tak disangka Yun Feixiang yang melihatnya mengatakan jurus pedang itu terlihat sangat keren, ikut belajar. Sedangkan Li Yitie yang ahli dalam teknik tongkat dan kurang familiar dengan pertarungan jarak dekat, hanya mempelajari Shaolin Changquan dari Fang Ziqiang. Xiao Ji tidak ikut campur, hanya sesekali membawa satu dua Beruang Unicorn ke Desa Hewan untuk membuat keonaran sampai ayam terbang anjing melompat. Suatu hari dia pulang tergesa-gesa dan memberitahu Fang Ziqiang dkk bahwa ada rumor di Desa Hewan: di lembah gunung sana baru-baru ini sering terdengar suara phoenix yang nyaring. 　　Begitulah, lebih dari sebulan berlalu. Iblis Angsa itu memang tak mengecewakan, berevolusi menjadi setan kecil berambut hitam bermata ungu dengan tanduk keperakan di dahinya yang terlihat cukup menarik. Namun tingginya baru sekitar 100cm lebih, masih tergolong anak-anak. Untuk tumbuh tinggi mungkin harus menunggu peningkatan kemampuan di masa depan. Tapi pertumbuhan iblis biasanya lambat, jadi Tianmo harus bersabar menunggu. 　　Yun Feixiang buru-buru menutup mulutnya yang menganga lebar, berkata tergagap: "Tidak berani, tidak berani." 　　Adapun ketiga orang itu, mereka bahkan tidak punya kualifikasi untuk ditanya. Hanya karena desakan kuat mereka, akhirnya ikut pergi ke ngarai tersebut. 　　“Kau... kau adalah Bingqing?” Yun Feixiang hampir tak percaya pada matanya sendiri: "Penampilanmu... tidak, suaramu kenapa jadi lebih merdu dari sebelumnya?” 　　“Apa?” Yun Feixiang berkata: “Tidak boleh! Aku tidak terima.” 　　Yujie dan Bingqing berpikir sejenak, akhirnya memiringkan kepala seolah mendengarkan sesuatu, lama kemudian baru berkata: “Karena Senior Tianji adalah merek dagang kami, dan kami saudari-saudari mengakui tak punya kemampuan untuk melindunginya, jadi kami memberinya kelonggaran. Tentu saja, jika kalian ada yang merasa mampu melindunginya, kami tak perlu menyuruhnya memanggil kakak.” 　　Bingqing mengangguk. 　　“Karena usiaku lebih tua dari kalian.” Xiao Ji menjawab dengan wajah polos. BAB187: Sungai Waktu Hanya Satu, Gu Cungcu Chan Jadi Perahu Menyeberang 　　; 　　Gu Kubah Air Surgawi, hanya level empat. Saat diaktifkan, berubah menjadi kubah air raksasa berbentuk bola... Pertahanan kubah air ini sangat unggul, bahkan bisa menahan serangan Gu level 5. Tapi ada kelemahan besar: tak bisa bergerak atau dihentikan. Kubah ini mengisolasi area dalam dan luar, bahkan pemilik Gu Kubah Air Surgawi pun tak bisa keluar-masuk bebas. Banyak pihak menggunakan Gu ini untuk melindungi kota. 　　Fang Yuan tidak familiar dengan Cungcu Chan. 　　Di kehidupan sebelumnya, dia baru saja berhasil menyatukan Cungcu Chan ketika langsung dikepung aliran ortodoks, sama sekali tak sempat mencoba-coba. Saat itu, Cungcu Chan bukanlah Gu Nasib-nya, sehingga karakteristik ini tak terungkap. 　　Di kehidupan ini, cultivation-nya masih rendah, apalagi berani sembarangan mengeluarkan Cungcu Chan. 　　"Gu Cungcu Chan termasuk dalam kategori serangga gu legendaris di dunia, yang sejak awal sudah sangat misterius. Tidak ada catatan pengalaman atau pengetahuan praktis dari pengguna sebelumnya yang beredar di dunia." 　　"Lagipula, serangga gu yang mencapai tingkat 6-semburat ke atas bersifat unik di dunia, hanya ada satu spesimen. Jika orang lain ingin menyatukannya melalui proses penyatuan, hanya mungkin berhasil setelah spesimen sebelumnya mati. Jika tidak, pasti gagal 100%." 　　"Proses bolak-balik inilah yang menyebabkan Fang Yuan baru mengetahui karakteristik ini sekarang." 　　"'Terlahir kembali bukan perkara mudah, Gu Cungcu Chan menyimpan bencana. Kecepatan pemulihan Gu Cungcu Chan semakin cepat, bahkan dengan cultivation tingkat A dan sumber daya melimpah, pertumbuhan cultivation mungkin tak bisa mengejar kecepatannya. Rongga kosong Gu Master suatu hari pasti akan pecah oleh Gu Cungcu Chan!'" 　　Fang Yuan mengatupkan giginya dalam-dalam. 　　"Meski terlahir kembali terdengar indah, memiliki Gu Cungcu Chan ibarat memiliki setengah dari sepuluh tubuh terlarang. Sejak awal sudah digantung di tiang gantungan, begitu waktunya tiba, eksekusi akan dilakukan!" 　　"'Tidak bisa mengasingkan Gu Cungcu Chan, apakah hanya bisa mengaktifkannya untuk terlahir kembali lagi?'" Alis Fang Yuan berkerut dalam. 　　Ini sepertinya satu-satunya cara. Jika terlahir kembali lagi, Gu Cungcu Chan akan kembali ke kondisi lemah, sementara Fang Yuan juga bisa secara tidak langsung meloloskan diri dari situasi berbahaya di sini. 　　Tapi situasi di atas yang terlihat ideal sebenarnya mengandung masalah besar dan risiko tinggi. 　　Pertama, tidak bisa menjamin keberhasilan setiap kali proses kelahiran kembali. 　　Fang Yuan pernah mengalami satu kali kelahiran kembali, dan sering merenungkan pengalaman berharga satu-satunya itu. 　　Ia memahami konsep dari Bumi——dunia adalah ruang tiga dimensi. Waktu adalah sebuah sumbu yang menembus masa lalu dan kini. Tanpa waktu, ruang akan diam. Semua pergerakan membutuhkan proses, yang berarti mengonsumsi waktu. 　　Hanya ada satu dunia. Tidak ada ruang paralel. Menggunakan Gu Cungcu Chan untuk terlahir kembali berarti melompat dari satu titik di sumbu waktu bagian belakang (masa depan) ke titik tertentu di sumbu waktu bagian depan (masa lalu). 　　Namun tubuh tua Fang Yuan di "masa depan" tidak ada pada titik waktu "masa lalu" tersebut. 　　Terikat oleh hukum langit dan bumi, tubuh tidak bisa dibawa ke masa lalu. Hanya bisa meledakkan diri. Energi ledakan menjadi tenaga penggerak, sementara Gu Cungcu Chan yang mengandung fragmen hukum waktu bertindak seperti perahu kayu. Membawa kesadaran Fang Yuan dari "masa depan" untuk terlahir kembali ke "masa lalu". 　　Kesadaran tidak seperti tubuh manusia, bukan materi murni. Secara ketat, kesadaran "masa depan" ini pun tidak ada pada titik waktu "masa lalu". 　　Tepat di sinilah letak kejeniusannya! 　　Kesadaran "masa depan" akan membimbing Gu Master mengubah diri sendiri, lalu mempengaruhi lingkungan sekitar, dan akhirnya berdampak pada seluruh dunia. Inilah efek kupu-kupu. 　　Saat efek kupu-kupu muncul, dunia menjadi berbeda dari aslinya. Kesadaran "masa depan" pun memperoleh makna eksistensi, diakui oleh hukum langit dan bumi. 　　Seorang bijak pernah berkata, sejarah bagai sungai panjang——mengubah hasil satu peristiwa di hulu, maka hilir akan berubah tak bisa dikenali. 　　Dunia Gu yang ajaib ini. Bagai aliran air dalam sungai panjang. Sebagian besar manusia hanya bisa mengikuti arus dari hulu ke hilir. Namun kesadaran Fang Yuan, dengan mengandalkan Gu Cungcu Chan, berenang melawan arus dari hilir ke hulu. 　　Saat ia membuat perubahan di hulu, air di hilir pun berubah. Tapi sungai itu tetaplah sungai yang sama. Dunia Gu Master tetap dunia Gu Master. Hanya sejarah yang berbelok, menjadi hasil kemungkinan berbeda. 　　Perumpamaan visual ini memudahkan pemahaman. 　　Namun Gu Cungcu Chan belum pulih sepenuhnya, ibarat kapal bocor yang penuh celah. 　　Cultivation Fang Yuan baru tingkat tiga awal. Tenaga ledakan diri setelah self-destruction, berbeda jauh dengan kekuatan 6-semburat di kehidupan sebelumnya. Mustahil mendorong Gu Cungcu Chan melawan arus sungai waktu terlalu jauh. 　　"Jika aku meledakkan diri untuk terlahir kembali, belum tentu berhasil. Bisa saja kapal rusak ini kandas di tengah sungai, membuat ingatan dan kesadaranku tergerus waktu tanpa ampun. Untuk meningkatkan peluang sukses, sebaiknya menunggu sampai rongga kosong mencapai batas maksimal. Mengulur waktu agar Gu Cungcu Chan pulih lebih baik, mengurangi kebocoran kapal. Sambil meningkatkan cultivation sendiri, ledakan diri nanti bisa memberikan lebih banyak tenaga untuk melawan arus." 　　Memikirkan ini, Fang Yuan menghela napas panjang. 　　Perubahan pada Gu Cungcu Chan di luar perkiraannya. Tapi ia selalu waspada, sudah menyiapkan cadangan. 　　Kawanan kelelawar darah mendekat dari belakang, tapi Fang Yuan justru memusatkan pikiran ke dalam rongga kosongnya. 　　Rongga kosong dipenuhi cahaya kuning-hijau, aura Gu Cungcu Chan megah perkasa. Lautan Yuan Zhen Perak tenang bagai cermin, namun membran cahaya di dinding qiao sekelilingnya mulai menunjukkan retakan halus berbahaya yang mengindikasikan kelemahan struktur. 　　Semua Gu lainnya telah ditekan ke dasar lautan oleh aura Gu Cungcu Chan. 　　Di bawah kendali pikiran Fang Yuan, seekor Gu mulai mendorong melawan tekanan, perlahan terbang ke permukaan laut energi. 　　Gu ini berbentuk seperti dadu, persegi sempurna dengan warna abu-abu keputihan dan tekstur yang luar biasa keras. 　　Ini adalah Gu yang dulu direbut Fang Yuan dari rongga kosong Bai Ningbing menggunakan Qiangqu Gu, memindahkan beberapa serangga gu miliknya ke tangan sendiri. 　　Gu ini termasuk tipe konsumabel yang akan lenyap setelah sekali pakai. Namun efeknya luar biasa: begitu diaktifkan, akan menyedot seluruh potensi dan cadangan energi rongga kosong Master Gu, mendorong tingkat cultivation pengguna mencapai puncak level yang sama dalam sekejap. 　　"Gu Shi Qiao, meledak." 　　Begitu pikiran Fang Yuan memberi perintah, Gu Shi Qiao seketika meledak menjadi debu batu abu-abu keputihan yang menyebar seperti asap menyerupai kabut, dalam sekejap memenuhi permukaan Lautan Yuan Zhen. 　　Dinding rongga yang semula berupa membran cahaya langsung meredup saat terkena debu ini. Serbuk batu menempel di permukaan membran, secara bertahap mengentalkan struktur dinding dari tekstur cahaya menjadi material batu padat. 　　Dalam hitungan detik, dinding rongga kosong Fang Yuan telah menebal beberapa kali lipat, berubah menjadi struktur batu berat dan kokoh. 　　Cahaya kuning-hijau Gu Cungcu Chan masih berubah-ubah, namun tekanannya untuk sementara bisa ditahan. 　　Awalnya Fang Yuan hanya berada di tingkat awal tiga transformasi dengan Yuan Zhen keperakan muda, energi spiritualnya mengalir seperti air dengan kilau perak samar. Tapi kini cultivation-nya melonjak drastis dari tingkat awal langsung mencapai puncak tiga transformasi, memiliki Yuan Zhen perak murni! 　　"Menggunakan Shi Qiao Gu sama saja memotong jalan kemajuan. Potensi dalam rongga kosong benar-benar dikuras habis. Sulit untuk naik ke tingkat empat. Tapi dengan peningkatan cultivation, rongga berubah menjadi dinding batu yang puluhan kali lebih kokoh, setidaknya bisa menahan tekanan Gu Cungcu Chan sementara! Bai Ningbing juga pasti ingin memanfaatkan Shi Qiao Gu untuk menghadapi batas akhir tubuh Beiming Bingpo. Sayangnya sepuluh tubuh terlarang lebih merepotkan daripada Gu Cungcu Chan. Potensinya hampir tak terbatas, meski sementara diubah menjadi rongga batu, dinding qiao akan cepat pulih." 　　Saat itu, kawanan Kelelawar Darah Bersayam Pisau mulai menerjang. 　　Fang Yuan mendengus dingin, menarik keluar Juchi Jinwu sambil bertarung mundur. 　　Untungnya gua ini sempit, Fang Yuan mengandalkan pertahanan Tian Peng Gu dan tubuh besar Juchi Jinwu untuk menghadang kawanan kelelawar darah, mencegah mereka mengepungnya. 　　Ini mengurangi ancaman mereka secara signifikan. 　　Suara byur-byur memenuhi gua. 　　Pukulan Juchi Jinwu, serta suara kelelawar darah bersayap pedang yang menabrak tembok gua karena kecepatan terlalu tinggi saat menubruk Bai Mang Xu Jia, bergema bersamaan. 　　Yuan Zhen di rongga kosong Fang Yuan terkuras dengan cepat. 　　Meskipun kawanan kelelawar darah berjumlah hampir seratus, tanpa manipulasi langsung dari Gu Master, justru terjadi friksi internal besar dan tidak bisa membentuk kerja sama harmonis. Kenyataannya, Fang Yuan hanya perlu menghadapi 34 ekor sekaligus. 　　Namun jumlah ini tetap tak bisa dihadangnya, ia hanya bisa mundur sambil bertarung. 　　Yang agak memalukan, meski telah mencapai puncak tingkat tiga, rongga kosongnya masih menyimpan Zhen Yuan perak muda tingkat awal. Mengandalkan bakat Kelas C, produksi Zhen Yuan perak salju secara alami terlalu lambat. Situasi saat ini juga tidak memungkinkan Fang Yuan mengambil Batu Yuan untuk menyerap Zhen Yuan alami dengan konsentrasi terpecah. 　　Metode mengisi ulang Yuan Zhen cepat dengan menghabiskan Batu Yuan tidak bisa diterapkan dalam pertempuran nyata. 　　Membagi konsentrasi dalam pertaruhan nyawa adalah tindakan memalukan diri sendiri. Sangat bodoh, sama saja mencari kematian. Efisiensi penyerapan Zhen Yuan alami juga akan turun drastis. 　　Cara ini hanya bisa digunakan saat berkultivasi biasa, atau memanfaatkan jeda singkat setelah keluar dari pertarungan untuk mengisi ulang Yuan Zhen cepat. 　　Beruntung, Fang Yuan baru saja memperoleh Gu rumput - Lotus Yuan Surgawi. 　　Lotus Yuan Surgawi yang langka bisa memproduksi Batu Yuan. Namun sebenarnya, fungsi ini hanyalah ekspresi parsial dari kemampuan esensialnya. 　　"Lotus Yuan Surgawi, dijuluki 'mata air Yuan yang bergerak', pada dasarnya memiliki kemampuan menghasilkan Zhen Yuan alami. Zhen Yuan ini, setelah terkonsentrasi dan memadat, akan membentuk Batu Yuan." 　　"Fang Yuan memiliki satu tangkai Lotus Yuan Surgawi yang tenggelam dalam Lautan Yuan Zhen di rongga kosongnya, seolah-olah muncul mata air Yuan super mini di dalam rongga tersebut!" 　　"Formula rahasia Lotus Yuan Surgawi diciptakan oleh Immortal Venerable Yuanlian." 　　"Hanya Gu Master yang mencapai Putaran Kesembilan yang dihormati oleh seluruh dunia. Di aliran orthodox, mereka disebut Immortal Venerable. Sedangkan di jalan gelap, disebut Demon Venerable." 　　"Immortal Venerable Yuanlian dari ribuan tahun silam dijuluki sebagai pemulih Zhen Yuan terhebat sepanjang masa. Dalam aspek ini, ia mengungguli Immortal Venerable dan Demon Venerable lainnya, berkat kontribusi Yuanlian!" 　　"Lotus Yuan Surgawi milik Fang Yuan masih level tiga, baru saja disatukan, paling rendah kualitasnya. Namun sudah bisa menyediakan Zhen Yuan alami secara terus-menerus." 　　"Zhen Yuan alami ini begitu muncul di rongga kosong langsung disatukan secara otomatis menjadi Zhen Yuan perak salju." 　　"Jika Fang Yuan menyerap Zhen Yuan dari Batu Yuan, ia harus mengalihkan sebagian perhatian. Tapi Lotus Yuan Surgawi ini sendiri adalah Gu-nya, mengaktifkannya semudah menggerakkan jari-jari!" 　　"Fang Yuan bertarung sambil mundur. Dengan bantuan Lotus Yuan Surgawi, kemampuan pemulihan Zhen Yuan-nya sudah setara dengan Gu Master ber-Bakat Kelas B." 　　"Bunuh!" 　　"Ia tiba-tiba meneriakkan perintah, mengubah gaya bertarung secara drastis, lalu menerjang masuk ke kawanan kelelawar darah." 　　Juchi Jinwu memberontak, gergaji bergerigi tepi perak berputar krerot-krerot, menghantam seekor kelelawar darah bersayap pisau yang bersembunyi di belakang. 　　Kelelawar darah ini lebih perkasa dibandingkan spesies sejenisnya. Merupakan satu-satunya kelelawar jantan dalam kelompok ini, telah diolah oleh Gu Yue Yidai. Dengan memanipulasinya, kelompok kelelawar darah ini dapat dikendalikan secara tidak langsung. 　　Serangan ini telah dipersiapkan Fang Yuan diam-diam dengan pengamatan intensif, mengalahkan kewaspadaan lawan. Gu Yue Yidai yang tidak berada di lokasi pun langsung menerima dampaknya. 　　Kelelawar jantan itu langsung terkoyak, berubah menjadi gumpalan darah. 　　Kelelawar betina yang tersisa langsung tercerai-berai! BABke-188: Jalan Dibuka Pendahulu, Jalan Dilalui Penerus 　　; 　　Dalam kelompok kelelawar darah, hanya ada satu jantan, sisanya betina yang dikendalikan sang jantan. Unduh buku elektronik gratis.. 　　Kelelawar jantan dan betina memiliki kemiripan fisik yang tinggi. Tapi Fang Yuan dari kehidupan sebelumnya telah menguasai Gu kelelawar darah bersayap pisau ini hingga ke tulang, dengan waktu cukup ia bisa membedakannya. 　　Tanpa kelelawar jantan, kelompok ini jatuh dalam kekacauan. 　　Fang Yuan memanfaatkan momentum, mengayunkan Juchi Jinwu untuk membantai habis-habisan. 　　Dalam sekejap, lebih dari 20 kelelawar darah bersayap pisau binasa, hasil pertempuran yang gemilang. 　　Tapi pertempuran sengit ini menguras Yuan Zhen di rongga kosong Fang Yuan secara masif. 　　"Saatnya mundur!" Fang Yuan menarik diri dengan sigap, berlari sekencang-kencangnya. 　　Ketika gerombolan kelelawar darah di belakang menyadari situasi, Fang Yuan sudah melarikan diri sejauh ratusan langkah. Sekitar dua puluh lebih kelelawar darah bersayap pedang masih mengejar Fang Yuan, sementara sisanya terbang berpencar. 　　"Huu huu huu..." Dalam gua sempit, Fang Yuan terengah-engah sambil berlari kencang, sambil mengaktifkan Lotus Yuan Surgawi. 　　Setelah konsumsi energi dari pertempuran tadi, di rongga kosong hanya tersisa Yuan Zhen perak salju. Permukaan laut Yuan Zhen yang surut perlahan tapi pasti mulai naik kembali. 　　Semakin lama waktu tertunda, kekuatan tempur Fang Yuan pulih semakin cepat. 　　Tiba-tiba, sayap petir di punggung Fang Yuan mengepak keras. Dorongan momentum nyaris membuat tubuh kekarnya menabrak dinding gua. 　　Serangga Gu Sayap Petir yang terkontaminasi oleh Gu Kegilaan Darah sudah mencapai batas maksimal, mulai menunjukkan tanda-tanda lepas kendali. 　　"Tak lama lagi, Serangga Gu Sayap Petir ini akan berubah jadi genangan darah, menjadi sumber polusi baru." Memikirkan ini, Fang Yuan tak ragu lagi. Tiga kali dia memaksa, baru bisa melepas Serangga Gu pembangkang itu dari punggungnya. 　　"Pergilah!" Fang Yuan dengan tegas melemparkan Serangga Gu Sayap Petir ke belakang. 　　Gerombolan kelelawar darah bersayap pedang segera mengepung Serangga Gu itu, lalu menyerbu bersama-sama dan menghancurkannya. 　　Gangguan ini setidaknya memberi Fang Yuan sedikit waktu untuk bernapas. 　　Saat kelelawar-kelelawar itu akhirnya menyusul, Yuan Zhen di rongga kosong Fang Yuan sudah pulih hampir setengahnya. 　　"Yuan Zhen Perak Salju dibandingkan Yuan Zhen Perak Pucat. Jauh lebih tahan beberapa kali lipat. Kekuatan tempur Fang Yuan saat ini telah jauh melampaui tingkat awal." 　　"Ia tertawa lepas, mengayunkan Juchi Jinwu sambil terus bertarung habis-habisan." 　　"Setelah membunuh delapan sembilan kelelawar darah bersayap pedang, sisanya terbang kabur tercerai-berai." 　　"Sayangnya aku tidak memiliki serangga gu penangkap tangan besi sejenisnya. Kelelawar darah bersayap pedang terbang terlalu cepat. Sayapnya tajam seperti bilah pedang. Sangat sulit ditangkap dengan tangan kosong. Andai bisa menangkap dua tiga ekor pun sudah bagus." 　　"Fang Yuan menyimpan Juchi Jinwu, lalu berbalik menuju kedalaman gua." 　　"Dia merebut Lotus Yuan Surga, tapi terseret arus darah ke bawah. Ini pasti cara licik Gu Yue Yidai." 　　"Gu Yue Yidai menggunakan serangga gu mayat darah, berubah menjadi jiangshi terbang. Rongga kosongnya sudah mati, tak bisa memulihkan Yuan Zhen sendiri. Kecuali menggunakan Batu Yuan untuk isi ulang, Yuan Zhen dalam rongga kosong akan terus terkuras tanpa bisa diperbaharui." 　　"Tapi jika dia memiliki satu tangkai Lotus Yuan Surga, kelemahan ini akan sangat tertutupi." 　　"Karena itu, tak lama sebelumnya, dia sengaja mengerahkan dua kelompok kelelawar darah bersayap pedang untuk mengejar Fang Yuan, berusaha menangkapnya. Untungnya Fang Yuan cepat menyadari bahaya, segera mengalihkan perhatian, sementara Tie Xue Leng juga tak langsung membantunya." 　　"Entah bagaimana pertarungan Tie Xue Leng melawan Gu Yue Yidai berlangsung." Tatapan Fang Yuan berkerut dalam. 　　"Siapa pun yang menang, keduanya akan membawa masalah baginya." 　　"Tie Xue Leng ingin menangkapnya untuk diadili, sedangkan Gu Yue Yidai mengincar Lotus Yuan Surga yang berhasil direbutnya." 　　Meskipun kawanan kelelawar darah bersayap pedang telah tercerai-berai, bahaya Fang Yuan belum teratasi. 　　"Harus segera melarikan diri dari Gunung Qingmao, semakin cepat semakin baik!" Fang Yuan mengatupkan gigi, ia tak mungkin kembali. Hanya bisa terus menyusuri gua ini untuk mencari jalan keluar. 　　Gua ini jelas menunjukkan bekas aktivitas manusia, namun sudah lama ditinggalkan. Beberapa bagian mengalami reruntuhan kecil. 　　Fang Yuan terus maju dengan kepala tertunduk. Saat menemui reruntuhan, ia mengerahkan Juchi Jinwu. 　　Juchi Jinwu memang makhluk bawah tanah. Ahli dalam menggali terowongan, kali ini sangat berguna. 　　Fang Yuan sendiri memiliki dua kekuatan babi. Ia mengeruk tanah dan terus maju. 　　Ini sangat memperlambat kecepatannya. Setelah tiga empat jam, ia sampai di ujung gua. 　　Sebuah dinding batu kokoh sepenuhnya menghalangi jalannya. 　　Bahkan dengan Juchi Jinwu pun, tak bisa menembus gunung ini. 　　"Jangan-jangan gua ini sudah lama ditutup oleh Gu Yue Yidai?" Hati Fang Yuan menjadi berat. 　　…… 　　Byur! 　　Saat telapak tangan mereka bertabrakan, Gu Master keluarga Xiong terlempar seperti karung usang, lalu jatuh berat ke lantai kayu. 　　Blup. 　　Gu Master keluarga Xiong memuntahkan darah segar, lalu langsung Tak Sadarkan Diri. 　　Di langit, mentari bersinar terik. Cahayanya menembus dedaunan, menciptakan titik-titik cahaya yang jatuh di wajah gemuk Bai Chong Shui. 　　Elit muda keluarga Bai ini tersenyum sombong: "Hmph, Gu Master Xiong pun apa? Berani adu tenaga dengan aku!" 　　“Dia menggerakkan tubuh mungil gemuknya,” hendak melangkah untuk memberikan tusukan tambahan sekaligus merampas plakat, tiba-tiba sebilah Moon Blade menyambar. 　　Byur! 　　Bai Chong Shui memutar tubuh kekar-nya, membuka mulut dan melontarkan peluru air. 　　Peluru air dan Moon Blade bertabrakan di udara, meledak berbarengan. 　　Tiga Gu Master yang dipimpin Fang Zheng, melompat turun dari pucuk pohon. 　　“Milik Keluarga Gu Yue, manusia ini adalah rampasan aku!” Bai Chong Shui menyipitkan mata, kilau berbahaya berkedip di bola matanya. 　　Mata Fang Zheng yang penuh urat darah menatap tajam Bai Chong Shui: “Lalu bagaimana? Sekarang kaulah buruan kita!” 　　Saat itu dari sisi lain hutan kecil, terdengar lagi derap langkah. 　　Beberapa siluet muncul, ternyata jenius muda keluarga Xiong yaitu Xiong Lin, botak-nya memantulkan mentari hingga menyilaukan. 　　“Hehehe, pencapaian ini jadi semakin menarik!” Bai Chong Shui terkekeh keras, namun tawa itu tercekat di tengah jalan. 　　Kedua kubu bersama-sama melancarkan serangan, membuat Bai Chong Shui kalang kabut terkepung rapat. 　　Bai Chong Shui memuntahkan darah, wajah-nya pucat pasi: “Apa? Keluarga Gu Yue, kalian berani bersekutu dengan bajingan licik keluarga Xiong?!” 　　Fang Zheng dengan wajah datar penuh aura pembunuhan mendekati Bai Chong Shui tanpa sepatah kata. 　　Xiong Lin menyeringai: “Pertempuran ini menentukan tatanan tiga kaum kami untuk ratusan tahun ke depan. Jujur saja, Keluarga Gu Yue telah bersekutu dengan keluarga Xiong. Bai Chong Shui, hari ini adalah hari kematianmu.” 　　“Brengsek!” Bai Chong Shui menyemburkan darah dari mulutnya, ia menengadah dengan pandangan merendahkan ke sekeliling, "Aku mati pun apa urusannya? Hei, kerja sama... kalian takut pada Bai Ningbing dari kaum kami ya? Percuma! Ini baru pertempuran awal, masih ada pertandingan individu nanti. Adakah dari kedua keluarga kalian yang bisa menyaingi Bai Ningbing? Keluarga Bai pasti jadi juara!" 　　"Hehehe. Makanya kami putuskan, di pertempuran awal ini langsung bekerja sama untuk membunuh Bai Ningbing!" Xiong Lin tertawa terbahak-bahak. 　　…… 　　Bzzz bzzz... 　　Gergaji bergerigi tepi perak dari Juchi Jinwu. Menggerus dinding batu dengan ganas, suara bising bergema di dalam gua. 　　Dinding batu ini luar biasa keras dan tebal, muncul secara misterius. Keringat mengucur deras di wajah Fang Yuan yang bergantian menggunakan Juchi Jinwu dan Blood Moon Gu untuk menghantam, setelah setengah hari bekerja, baru berhasil menggerus sekitar setengah meter. 　　"Jangan-jangan ini benar-benar jalan buntu... Hmm?" Hati Fang Yuan berdesir. Tiba-tiba ia merasakan adanya nyawa di dalam dinding batu. 　　Ia segera menempelkan Daging Telinga Pengintai ke dinding untuk mendengarkan. Benar saja, di balik dinding tersembunyi makhluk misterius dengan aura yang sangat lemah. 　　Setengah jam kemudian. Fang Yuan membuka lubang di dinding, wujud asli makhluk misterius itu pun terungkap. 　　Seluruh tubuhnya berwarna hitam legam, memancarkan kilap logam seperti baja dan besi. Baik pada bagian dada maupun cangkang punggungnya, terlihat garis-garis tebal dan keras yang menunjukkan aura penguasa. Ia memiliki tiga pasang kaki peraba dengan ujung berbentuk spiral, mengingatkan Fang Yuan pada bor listrik di Bumi. 　　"Ternyata ini adalah seribu li serigala laba-laba!" Fang Yuan tersadar, segera teringat pada Hua Jiu Xingzhe. 　　Kabut keraguan dalam hati Fang Yuan langsung sirna sebagian besar. 　　Dahulu kala, Hua Jiu Xingzhe datang ke Benteng Gǔyuè untuk membudidayakan Bunga Teratai Surgawi. Namun di saat genting, dihalangi oleh Gu Yue Yidai yang menggunakan caranya sendiri untuk menyeretnya ke pemakaman Sungai Darah. 　　Sebagai Master Kelima Lingkaran, Hua Jiu Xingzhe pasti terlibat pertempuran sengit dengan Gu Yue Yidai. 　　Gu Yue Yidai yang telah menguasai medan selama ratusan tahun berhasil mengalahkannya, memaksa Hua Jiu Xingzhe melarikan diri. 　　Dengan bantuan seribu li serigala laba-laba, ia membuka gua ini. Setelah keluar dari medan perang, lukanya terlalu parah. Di akhir hayatnya, ia terburu-buru meninggalkan warisan sebagai balas dendam terakhir - berharap penerusnya dapat memetik Bunga Teratai dan merusak dasar Klan Gu Yue. 　　Ini menjelaskan mengapa tubuh Hua Jiu Xingzhe berlumuran darah dan penuh luka. 　　Tapi alasan seribu li serigala laba-laba membuat segel diri di sini tetap menjadi misteri, sama seperti rencana tersembunyi Gu Yue Yidai. 　　“Semua keraguan ini masih hal-hal remeh, lebih baik kita pergi dari sini dulu!” Fang Yuan mengulurkan tangan, menyemburkan Yuan Zhen, langsung menyatukan seribu li serigala laba-laba. 　　Dinding batu keras ini sebenarnya adalah kepompong batu yang membungkus seribu li serigala laba-laba saat dorman. Makhluk ini sangat lemah, persis seperti Cacing Arak yang Fang Yuan ambil dari bunga tanah. 　　Karenanya, meskipun termasuk Gu level 5, Fang Yuan dengan mudah menyatukannya. 　　Kehilangan Serangga Gu Sayap Petir, Fang Yuan sedang khawatir tentang mobilitasnya. Kini mendapatkan seribu li serigala laba-laba, bagai melihat cahaya di kegelapan. 　　Seribu li serigala laba-laba termasuk Gu raksasa kategori tunggangan. Makanannya tanah, mudah dirawat. 　　Fang Yuan menyalurkan Yuan Zhen perak salju, perlahan seribu li serigala laba-laba bangkit dengan aura yang menguat. 　　Mulai makan dengan melahap tanah dalam jumlah besar. 　　Saat kondisinya pulih sebagian, Fang Yuan yang khawatir akan komplikasi langsung melompat ke punggungnya dan memacu perjalanan. 　　Meski baru pulih separuh, sebagai Gu level 5, tiga pasang antenanya bergerak cepat secara bergantian. 　　Setelah kepompong batu hancur, gua pun kembali terlihat. 　　Jalan ini dulunya dibuat Hua Jiu Xingzhe saat kabur. Warisan leluhur yang memudahkan Fang Yuan melarikan diri. 　　Satu-satunya yang membuat Fang Yuan cemas adalah, setiap gerakan serangga gu jenis tunggangan akan mengkonsumsi Yuan Zhen sang Gu Master. 　　Seribu li serigala laba-laba adalah Gu level 5, Yuan Zhen level tiga sama sekali tak mampu menopangnya. Secara berkala, Fang Yuan harus berhenti, duduk di punggung seribu li serigala laba-laba sambil mengaktifkan Lotus Yuan Surgawi sembari menyerap Batu Yuan untuk mengekstrak Zhen Yuan alami. 　　Dengan dua metode ini ditambah kemampuan pemulihan alami bakat Kelas C, kecepatan regenerasi Yuan Zhen dalam rongga kosong Fang Yuan menjadi sangat cepat. Jauh berbeda dari sebelumnya. 　　Menggerakkan seribu li serigala laba-laba maju, berhenti untuk memulihkan Yuan Zhen, menerobos langsung saat menemui longsoran kecil.. Proses berulang ini membuat Fang Yuan perlahan menjauhi pemakaman danau darah, mendekati permukaan. BAB189: Perubahan Mencejutkan 　　; 　　ps: Ada kesalahan di dua bab sebelumnya. Setelah menggunakan Shi Qiao Gu, rongga Gu Master juga kehilangan kemampuan memulihkan Yuan Zhen.. Artinya, Fang Yuan sekarang tak bisa lagi memulihkan Yuan Zhen sendiri. Hanya bergantung pada Lotus Yuan Surgawi dan Batu Yuan. Terima kasih atas koreksi antusias pembaca, sangat berterima kasih! 　　Senja menyala, langit barat bercahaya seperti api. 　　Bai Ningbing berambut salju berdiri di lereng bukit. Sisa cahaya matahari terbenam memantul di matanya, seolah mengisyaratkan sisa hidupnya yang kian menipis. 　　"Matahari terbenam secantik ini, tak tahu berapa kali lagi bisa kulihat... Keindahan langit dan bumi ini, baru kusentuh debu-debu halusnya, sungguh disayangkan. Apalagi masih ada makhluk-makhluk mengganggu yang berisik di sekeliling." 　　Bai Ningbing menyeringai dingin dalam hati, menarik kembali tatapannya lalu menyapu pandangan ke sekelilingnya. 　　Aliansi Gu Yue dan keluarga Xiong, beserta ratusan Gu Master tersisa, telah berkumpul mengepung Bai Ningbing dengan rapat. 　　"Bai Ningbing, jika kau mundur secara sukarela dari ujian awal ini, kami akan membiarkanmu hidup!" 　　"Benar, jika kau tahu diri, kami bisa berbaik hati memberimu jalan keluar." 　　"Gu Master dari keluarga Bai sudah hampir kami guncang habis. Sisanya juga telah kami blokir. Jangan berharap bala bantuan datang. Mereka takkan muncul!" 　　Dipimpin oleh Fang Zheng, Xiong Jiao Man, Xiong Lin, dan Chi Cheng, para pemuda Gu Master saling bersahutan mencoba mematahkan semangat Bai Ningbing. 　　Namun semua perkataan itu tak menyentuh relung hati Bai Ningbing sedikit pun. 　　"Kawanan tikus berani mengongkongi gajah, sungguh menggelikan." Bai Ningbing terkekekeh dingin, tatapannya menyapu lingkaran musuh dengan pandangan merendahkan, "Dari kalian semua, hanya Gu Yue Fang Yuan yang menarik. Sayangnya dia tak hadir. Ayo serang bersama-sama." 　　Sambil berkata demikian, Bai Ningbing mengkonstruksi pisau es, jemarinya mengelus bilah transparan yang memancarkan hawa dingin, sama sekali tak mempedulikan sekelilingnya. 　　"Dia terlalu angkuh!" 　　"Hmph, berani meremehkan kita!" 　　"Kalian semua serang bersama. Dengan satu serangan dari masing-masing orang, sepuluh Bai Ningbing pun akan jadi bubur daging!" 　　"Para Gu Master bersorak riuh, namun tak ada yang benar-benar nekat bertindak." 　　"Meski sendirian, Bai Ningbing memancarkan aura menggetarkan yang membuat semua orang ciut nyali." 　　"Tenanglah semuanya. Jangan termakan provokasi Bai Ningbing. Kita belum pernah berlatih. Koordinasi kita buruk. Jika serentak menyerang, justru akan timbul gesekan internal yang menguntungkannya," seru Xiong Lin. 　　"Lalu siapa yang akan menyerang duluan?" tanya Chi Cheng. 　　"Meski bersekutu dengan keluarga Xiong untuk melawan keluarga Bai, aliansi ini tidaklah solid. Yang menyerang duluan akan menghadapi risiko lebih besar. Pihak yang bergerak pertama juga harus waspada terhadap kemungkinan diambil untung oleh sekutu." 　　"Tak apa, biar aku yang memulai. Bai Ningbing, sejujurnya aku sudah lama ingin mencobrimu." Xiong Jiao Man menyilangkan tangan dan melangkah maju. 　　Ia meniup peluit panjang nan nyaring. Begitu suara peluit mereda, derap kawanan binatang mulai bergemuruh dari kejauhan. Bayangan-bayangan hitam bergerak di antara pepohonan—lebih dari dua ratus ekor beruang hitam! 　　Beruang pemimpin berukuran satu lingkaran lebih besar dari yang lain, merupakan Beruang Raja Seratus Binatang. 　　Gelombang serigala yang ganas justru menjadi peluang. Berkat itu, Xiong Jiao Man naik ke tingkat tiga. Yu Xiong Gu-nya juga naik ke tingkat tiga, mampu mengendalikan Raja Binatang jenis beruang! 　　Ini adalah kartu as Xiong Jiao Man. 　　"Ketua Grup hebat!" 　　"Ya ampun, banyak sekali beruangnya." 　　"Dengan pasukan beruang ini ditambah kita yang ratusan orang, hehe. Bai Ningbing pasti mati kali ini!" 　　Para Gu Master keluarga Xiong gempar dan bersemangat. Namun ekspresi klan Gu Yue jauh lebih kompleks. Sejak kematian Xiong Li, Xiong Jiao Man tak terbantahkan menjadi bintang utama keluarga Xiong. Di sisi lain, setelah Qing Shu wafat, Mo Chen juga tumbang. Meski Fang Yuan naik ke tingkat tiga, bakatnya yang hanya kelas C sulit diandalkan. 　　"Syukurlah kita masih punya Gu Yue Fang Zheng dengan bakat Kelas A!" Banyak Gu Master memandang Fang Zheng, hati mereka tenang oleh pikiran ini. 　　Terutama dalam pertempuran besar tiga klan kali ini, Fang Zheng tampak semakin matang. Serangannya tajam, banyak Gu Master keluarga Bai tewas di tangannya. Performa Fang Zheng ini menghangatkan hati banyak anggota keluarga besar. 　　Inilah bentuk tanggung jawab yang pantas dimiliki seorang jenius kelas A! 　　"Situasi sudah pasti! Sekalipun di puncak tingkat tiga, sehebat apapun bakatnya, takkan sanggup melawan ratusan orang. Yang Mulia Qing Shu, biarkan aku membalaskan dendammu kali ini!! Lalu, jika kakak muncul..." Tatapan Fang Zheng menancap ke Bai Ningbing, pikiran bergejolak dalam benaknya. 　　"Cuma Raja Seratus Binatang biasa, benar-benar sandiwara membosankan." Bai Ningbing menguap lebar sambil santai menyaksikan gerombolan beruang menerjangnya. 　　Seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin keputihan yang samar. 　　“Tubuh Beiming Bingpo... Sudah tidak bisa bertahan lagi, ya.” Bai Ningbing telah merasakan akhir hayatnya mendekat. Tubuhnya telah mencapai batas tertentu. Tak lama lagi, ia akan mati. Bahkan sekarang, ia sudah merasakan tubuhnya di ambang kehancuran. Seluruh daging dan darahnya mulai menunjukkan kecenderungan berubah menjadi es. 　　Meski demikian, Bai Ningbing tetap tenang. Tatapannya tajam. Setelah menatap sisa-sisa cahaya matahari terbenam, ia perlahan menoleh ke arah gerombolan beruang yang menyerbu. 　　“Kalau kalian ingin mati, aku akan mengabulkannya dengan penuh welas asih. Mungkin ini bisa menambahkan sedikit keseruan di akhir hidupku.” Ia menghela napas pelan. 　　Tak jauh dari sana, tiga kepala suku dan sejumlah Gu Master berdiri membisu. 　　“Akhirnya perang akan dimulai! Membunuh Bai Ningbing adalah kemenangan terbesar!” Kepala suku Keluarga Xiong diam-diam bersemangat. 　　“Hmph, dikhianati. Ternyata bersekongkol melawanku... Hehehe, kalian meremehkan Bai Ningbing. Nanti akan terkejut!” Kepala suku Keluarga Bai wajahnya dingin bagai air, dalam hati merencanakan siasat. 　　Gu Yue Bo tampak murung. 　　Hingga kini, Fang Yuan dan Tie Xue Leng sama sekali belum muncul. 　　Meskipun Kompetisi Tiga Klan sangat penting, perhatiannya semakin setengah hati. 　　“Tubuh Gu Yue Yin Huang... Jika bakat Fang Yuan benar seperti ini, dia harus dilindungi dan dibawa ke Pemakaman Danau Darah!” Memikirkan ini, Gu Yue Bo menyembunyikan pandangannya ke Tie Ruo Nan di sampingnya. 　　Gadis besi ini memiliki latar belakang yang kuat, namun telah dibawa oleh Gu Yue Bo dan secara terselubung dikendalikan. 　　Tie Ruo Nan sama sekali tidak khawatir dengan kondisinya. Dia juga percaya pada ayahnya, sekarang fokusnya hanya ingin menangkap Fang Yuan. 　　Bakat sebenarnya Fang Yuan bisa terdeteksi dengan ketekunan. Jika benar sepuluh tubuh terlarang, maka dialah tersangka utama! 　　…… 　　"Sialan!" Fang Yuan mengutuk dalam hati, menempel erat di punggung seribu li serigala laba-laba untuk menghindari terlempar. 　　Awalnya dia ingin memanfaatkan jalan yang dibuka Hua Jiu Xingzhe untuk melaju dengan mudah. 　　Tapi kemujuran tidak bertahan lama, tak lama kemudian seribu li serigala laba-lapa mulai berperilaku gila. 　　Makhluk itu mulai menyerap Energi Primordial dari udara untuk digunakan sendiri. Secara bersamaan, tiga pasang kaki peraba bergerak menggali terowongan baru, menerobos secara membabi buta di bawah tanah. 　　Ini membuat Fang Yuan tersadar. 　　Seribu li serigala laba-lapa ini pernah bertempur sengit melawan Gu Yue Yidai di bawah komando Hua Jiu Xingzhe. 　　Dalam pertempuran itu, makhluk ini telah terkontaminasi Blood Madness Gu. 　　Hua Jiu Xingzhe melarikan diri dengan seribu li serigala laba-lapa, terburu-buru membangun ** di gunung, meninggalkan warisan sebelum meninggal dengan penuh penyesalan. 　　Kehilangan tuannya, seribu li serigala laba-lapa semakin tak terkendali, dalam kegilaan kembali ke terowongan yang pernah digali saat melarikan diri dulu. 　　Kematian akan segera tiba, namun beruntungnya seribu li serigala laba-laba menyegel diri sendiri, terlelap dalam tidur panjang, menunda ajal sambil menyimpan secercah harapan. 　　Ratusan tahun kemudian, Fang Yuan tiba di sini, menggali kepompong batu, membangunkannya kembali. Namun masalah Blood Madness Gu yang dulu belum sepenuhnya tereradikasi. Seiring waktu, masalah itu kambuh lagi. 　　Fang Yuan berada di kedalaman bumi, hanya mengandalkan kekuatannya sendiri mustahil mencapai permukaan, harus memanfaatkan kemampuan seribu li serigala laba-laba. 　　Seribu li serigala laba-laba mulai mengamuk, semakin sulit dikendalikan. Fang Yuan terpaksa menaiki punggungnya. Mempertaruhkan nasib. 　　Namun untungnya ini baru awal, frekuensi amukan seribu li serigala laba-laba belum tinggi, Fang Yuan masih memiliki sedikit kendali atasnya. 　　Meski tingkat kendali semakin berkurang, secara umum arah pergerakan masih terkontrol. Membuat seribu li serigala laba-laba terus menggali ke arah permukaan, meski lokasi tepatnya bukan lagi wilayah kendali Fang Yuan. 　　…… 　　Di barat langit, matahari terbenam bagai darah, mayat terpotong dan anggota badan berserakan di mana-mana. 　　Bai Ningbing tegak dengan angkuhnya di medan perang ini, di bawah kakinya lapisan es tebal terus meluas ke segala penjuru. 　　Hanya tersisa kurang dari tiga puluh Gu Master yang berhimpitan, seolah mencari rasa aman dari kehangatan tubuh satu sama lain. 　　“Kawanan beruang sudah lama musnah, bahkan Xiong Jiao Man pun dipenggal kepalanya oleh Bai Ningbing dengan satu tebasan pedang. Kepalanya yang cantik terlempar jauh, darah menyembur deras dari leher seperti mata air. 　　Xiong Lin ditusuk seluruh tubuhnya oleh runcingan es Bai Ningbing. Gu Yue Chi Cheng membeku menjadi patung es. Di dalam peti es, gerakan menghindarnya sebelum mati masih terlihat jelas di wajah yang memancarkan kepanikan, ketakutan, dan keterkejutan yang terlihat hidup. 　　Tubuh Fang Zheng dipenuhi luka-luka, tapi tidak berdarah karena luka-luka itu telah membeku oleh embun beku. 　　Ia terengah-engah sambil memandang Bai Ningbing dengan tak percaya. Semua yang baru saja terjadi bagaikan mimpi buruk! 　　Bai Ningbing jelas-jelas memancarkan aura tingkat tiga, tapi kekuatan tempur yang ditunjukkannya hampir setara level empat!! 　　"Hmph, meski mirip dengannya, kau bukan dia. Membosankan..." Bai Ningbing melangkah mendekati Fang Zheng. Keberlangsungan hidup Fang Zheng hingga kini juga merupakan hasil rekayasa Bai Ningbing. 　　Para Gu Master langsung gempar. Semangat tempur mereka sudah jatuh ke titik terendah. Andai bukan karena tahu kepala suku mereka sedang mengawasi dari dekat, pasti mereka sudah kabur. 　　"Menyebalkan! Mengapa perbedaan kekuatan begitu besar? Aku yang punya bakat Kelas A ini harus berakhir di sini?" Fang Zheng menggigit giginya, hati penuh gejolak. 　　"Matilah." Bai Ningbing melompat ke udara, mengangkat pisau esnya. 　　Tebas! 　　“Bilah pedang es tiba-tiba mengembang, membesar lima enam kali lipat, membawa aura tak tertahankan, menghunjam ke arah kerumunan dengan dahsyat.” 　　“Aku akan mati!” 　　“Aaa...” 　　Menghadapi tebasan ini, banyak Gu Master langsung kolaps, melolong putus asa. 　　“Sialan, sampai seperti ini!” Kepala suku Keluarga Xiong wajahnya pucat bagai mayat. 　　Gu Yue Bo hendak bergerak, namun dicegat oleh Kepala suku Keluarga Bai yang menyeringai dingin: “Kepala Suku Gu Yue, tak boleh ada yang ikut campur. Kau mau ingkar janji, melanggar perjanjian?” 　　Gu Yue Bo menyipitkan mata: “Bai Ningbing baru tingkat tiga, mustahil punya kekuatan tempur seperti ini. Ini curang terang-terangan!” 　　“Curang? Hehe, kuberi tahu saja, Bai Ningbing dari klan kami memiliki tubuh Beiming Bingpo!” teriak Kepala suku Keluarga Bai. 　　“Apa? Bakat sepuluh jurang maut!” Seketika, Gu Yue Bo dan Kepala suku Keluarga Xiong sama-sama terkejut. 　　“Lapor——! Yang Mulia, tiba-tiba terjadi gempa aneh, banyak bangunan bambu di benteng runtuh, darah merembes dari tanah. Korban jiwa tidak banyak, tapi panik luar biasa.” Seorang Gu Master Keluarga Gu Yue berlari tergopoh. 　　“Ada hal seperti ini?!” Wajah Gu Yue Bo berubah drastis. BABke-190: Tiga Pertempuran Melawan Bai Ningbing 　　; 　　“Moonlight Raiment!” Tekanan pedang menyapu, Fang Zheng meraung, mengerahkan serangga gu sekuat tenaga.. Awan kabut biru bulan menyembur dari seluruh tubuhnya, cepat menyebar, menyelimuti tubuh Gu Master di sekitarnya. 　　Tapi meski begitu, ekspresi putus asa di wajah para Gu Master tetap tak bisa disembunyikan. 　　"Sia-sia saja melawan." Di mata biru Bai Ningbing, berkilat cahaya kejam dan dingin. 　　Tapi tiba-tiba! 　　Byur! 　　Tanah di bawah kaki mereka tiba-tiba menggembung, nyaris seperti ledakan, lumpur dan tanah beterbangan. 　　Para Gu Master menjerit kesakitan, berguling-guling ke segala arah. 　　Dari debu, muncul laba-laba raksasa di hadapan mereka. 　　Aura serangga gu level 5 membuat jantung semua orang berdebar kencang. 　　Di atas laba-laba yang seolah terbuat dari baja, berdiri tegak seorang remaja berjubah hitam dengan rambut hitam. 　　"Akhirnya sampai di permukaan!" Fang Yuan mengepal tangan, matanya memancarkan kilatan tajam. 　　"Hm?" Seketika ia melihat Bai Ningbing di udara yang sedang mengayunkan pedang ke arahnya. 　　Pisau es raksasa itu menghunjam ke arahnya dengan suara menderu. 　　"Fang Yuan, kau akhirnya datang!" Ekspresi dingin Bai Ningbing yang selalu tenang berubah seketika setelah terkejut, memancarkan kegembiraan dan semangat bertarung. 　　Fang Yuan menghela napas dingin. Angin pedang yang membekukan itu bahkan belum menyentuhnya, tapi rambut panjang hitamnya sudah tertiup ke belakang. 　　Ia mengangkat tangan dengan cepat, Juchi Jinwu! 　　Byur! 　　Pisau es dan Golden Centipede bertabrakan hebat. Dalam kebuntuan, gigi-gigi centipede berputar gila-gilaan, serpihan es beterbangan. 　　Kreek-kreek. 　　Permukaan pisau es segera muncul retakan, dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh pisau es. 　　"Buka!" Fang Yuan berteriak, tubuhnya memiliki dua kekuatan babi. Kekuatan sepenuhnya mengalahkan Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing terpaksa melepaskan tangan dan mundur, pisau es patah. Serpihan es beterbangan ke segala arah. 　　Seribu li serigala laba-laba mulai mengamuk lagi, tiba-tiba mengembangkan enam kakinya, menyerang Bai Ningbing untuk dibunuh. 　　Serangga gu memiliki kecerdasan rendah, tapi memiliki kepekaan alami yang bisa membedakan target mana yang lebih mengancam. Aura Bai Ningbing membuat seribu li serigala laba-laba menganggapnya sebagai musuh besar, dikunci mati-matian. 　　Bai Ningbing mengangkat kedua tangan, melepaskan barisan runcingan es. Runcingan es menghantam tubuh seribu li serigala laba-laba. Berpencar pecah, seribu li serigala laba-laba semakin mengamuk, meraung keras sambil melompat kencang membawa Fang Yuan. 　　Sru-sru-sru! 　　Tiga pasang kaki spiral baja hitam, seperti anak panah yang ditembakkan, langsung menikam ke tubuh ramping Bai Ningbing. 　　Merasakan bahaya, dari rongga kosong Bai Ningbing. Tiba-tiba muncul seberkas cahaya salju. 　　Cahaya salju meledak, memperlihatkan ular peri putih gu, melayang di udara. 　　Bai Ningbing tertawa terbahak-bahak, melompat ke atas punggung ular peri putih, memandang Fang Yuan dari atas: "Menarik! Menarik! Fang Yuan. Kau memang tidak mengecewakanku!!" 　　“Kak, kakak……” Fang Zheng bangkit dari lantai, wajahnya terluka oleh pisau es yang melayang. Dengan darah mengotori wajahnya, ia menatap Fang Yuan dengan ekspresi yang sangat kompleks. 　　“Musuh juga punya Gu level 5?” Kepala suku Keluarga Bai mengerutkan kening. Suasana menjadi tegang. 　　“Fang Yuan, kau benar-benar muncul! Gu level 5... Bukankah itu seribu li serigala laba-laba?” Seluruh perhatian Gu Yue Bo pun tertarik. 　　Di medan perang. Dua pemuda dengan usia berlawanan, berhadapan dari kejauhan. 　　Satu mengenakan jubah putih dengan rambut perak dan mata biru, menunggang ular immortel putih sambil memegang pisau es. Bagai dewa es yang turun ke dunia. 　　Satu lagi berjubah hitam dengan rambut dan mata gelap, berdiri di atas punggung seribu li serigala laba-laba, memegang Juchi Jinwu yang berdengung. Bagai iblis yang muncul di dunia fana. 　　Konfrontasi keduanya menarik ribuan tatapan penonton. 　　Bai Ningbing dengan wajah penuh gairah mengangkat pisau esnya, berteriak: “Ini akan jadi pertarungan paling epik dalam hidupku! Ayo, Fang Yuan, bertarung sampai mati!” 　　“Hmph.” Fang Yuan menatap tajam Bai Ningbing, sambil mengamati sekeliling dengan sudut matanya. 　　Ini adalah medan pertempuran Turnamen Tiga Klan! 　　Tak disangka seribu li serigala laba-laba justru membawanya ke sini... 　　Ia tak ingin terjebak dalam duel mati-matian dengan Bai Ningbing. Baik Tie Xue Leng maupun Generasi Gu Yue yang menang, pasti akan mencarinya. Tapi bagaimana bisa lolos tanpa mengalahkan Bai Ningbing ini? 　　Hanya satu jalan: BERPERANG! 　　Boom! 　　"Bai Xiang Xian She" dan "Qianli Di Langzhu" bertabrakan, ular putih melilit, laba-laba hitam menusuk, saling terkait. 　　Di punggung kedua Gu, dua bayangan bergerak gesit, pisau es melukis jejak cahaya di udara, "Juchi Jinwu" bergemuruh, kadang mengerut kadang meregang. 　　Batu gunung pecah berantakan, dentuman halilintar terus bergema. 　　Runcingan es tepat mengenai Fang Yuan, terhalang oleh zirah cahaya putih "Tian Peng Gu". Pisau darah menembus Bai Ningbing, membuat luka besar yang segera membeku oleh embun es, menyembuhkan luka. Embun berubah menjadi daging dan darah, Bai Ningbing pulih seperti semula. 　　"Benar-benar tubuh Beiming Bingpo!" Kepala suku Keluarga Xiong membelalakkan mata melihat pemandangan ini. 　　"Sepuluh tubuh terlarang" adalah bakat legendaris, tak disangka bisa menyaksikannya langsung di kehidupan ini. 　　"Hehehe, Fang Yuan berani melawan Bai Ningbing? Ia pasti kalah!" Kepala suku Keluarga Bai tertawa sinis. 　　"Belum tentu..." Tie Ruonan di samping mencibirkan bibir. 　　"Pasti 'sepuluh tubuh terlarang'. Dalam pertempuran sengit ini, jika bakat Kelas C, Yuan Zhen-nya pasti sudah habis! Fang Yuan, kau memang benar-benar memiliki tubuh Gu Yue Yin Huang!" Gu Yue Bo menggenggam erat kedua tinjunya, ekspresinya bergetar hebat. 　　"Inikah kekuatan sebenarnya Kakak? Ternyata Kakak benar pemilik 'sepuluh tubuh terlarang', selama ini menyembunyikannya!" Fang Zheng membuka mulut lebar, wajahnya pucat pasi. 　　Fakta sudah jelas di depan mata, lalu apa arti kesombongannya sebelumnya? 　　Setiap kali Fang Yuan dan Bai Ningbing bertabrakan dengan sengit, hati mereka bergetar hebat sekali. 　　Ia merasa dirinya semakin kecil, bayangan tinggi kakak Fang Yuan kembali menutupinya. 　　"Ini pertarungan seperti apa! Sulit dibayangkan, ini hanya perkelahian dua Gu Master tiga transformasi." 　　"Apa aku salah lihat? Fang Yuan begitu garang? Bertarung satu lawan satu dengan Bai Ningbing tak juga kalah!" 　　Para pemuda Gu Master yang selamat memandang terpana. 　　Situasi medan perang tiba-tiba berubah. 　　Ular Dewa Putih dan laba-laba seribu li serigala saling melumpuhkan. Ia bukan hasil penyatuan Bai Ningbing, hanya tertarik aroma tubuh Beiming Bingpo. 　　Ular Dewa Putih menyemburkan kabut putih menyelubungi medan perang. Tubuh kekarnya bergetar melemparkan Bai Ningbing, lalu terbang menjauh. 　　"Dewa besar ini..." Melihat ini, Kepala Suku Bai terkejut, memandangi ular putih yang kabur dari pertempuran. Sesaat tak tahu harus berkata apa. 　　Kabut ini adalah Mist Lost, menghalangi pandangan seperti bayangan yang mengekor. Fang Yuan tertutup kabut, matanya hanya melihat keputihan. 　　Tapi ia tak panik. Meski penglihatan terhalang, masih ada empat indra lain - pengecap, pendengaran, penciuman, peraba. 　　Daging Telinga Pengintai. 　　Fang Yuan dengan sulur telinga bergerak-gerak, segera mendengar teriakan dan menilai situasi dalam radius tiga ratus langkah. 　　Serangga Gu Mata Listrik! 　　Mata Bai Ningbing berkilat-kilat. Namun Serangga Gu Mata Listrik hanya tingkat tiga, meski bisa mengintai dan menembus ilusi, tapi di kabut ular dewa level 5 ini sepenuhnya tertekan. 　　"Sialan!" ia memaki dengan keras. 　　Es Gu! 　　Puluhan runcingan es menyembur tak terkendali ke segala arah. 　　Fang Yuan menggerakkan telinga, mendengar desingan es di udara, lalu segera berguling ke samping seribu li serigala laba-laba. 　　Byur-byur-byur. 　　Es menghantam tubuh serigala laba-laba. Makhluk itu marah dan menerjang ke arah sumber serangan es. 　　"Aku tak mau main lagi." Fang Yuan melompat turun, dengan tegas meninggalkan serigala laba-laba, mengandalkan Daging Telinga Pengintai untuk kabur dari medan perang. 　　Seribu li serigala laba-laba ini sudah terkontaminasi Darah Gu Gila, sebentar lagi akan meleleh menjadi genangan darah. Lebih baik ditinggalkan. 　　Bai Ningbing sekarang ibarat bom waktu, membunuhnya akan memicu ledakan diri, apalagi menyentuh sembarangan. 　　Para Gu Master yang mengawasi pertarungan melihat gumpalan kabur tiba-tiba terpecah, sebagian kecil melayang ke celah medan perang di tenggara. 　　Di dalam gumpalan kabut itu ada Fang Yuan. 　　Kabut Mi Jin akan membayangi seperti bayangan. Kecuali diusir, ia akan terus menutupi pandangan Fang Yuan sampai kabut itu menghilang sendiri. 　　"Mata Fang Yuan masih tertutup kabut putih, namun ia memiliki Daging Telinga Pengintai, sehingga mengandalkan suara untuk menentukan posisi." 　　"Angin musim gugur menggerakkan daun segar, aliran air gunung gemericik, kicau burung, napas binatang buas - semua adalah suara. Hanya batu gunung yang sunyi, sehingga sering terjadi benturan." 　　"Badai Pisau Es!" Terdengar teriakan keras Bai Ningbing dari belakang tiba-tiba. 　　Huu huu huu... 　　Angin bertiup kencang, hawa dingin menyebar, suhu udara turun drastis. Badai es putih terbentuk seketika, ukurannya dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya. 　　Seribu li serigala laba-laba pun untuk sementara terpaksa mundur. 　　"Di dalam kabut itu pasti Fang Yuan! Cegat dia!!" Di samping, Tie Ruonan berteriak keras. 　　"Fang Yuan, jangan pergi! Benteng Gu Yue adalah rumahmu!" Gu Yue Bo panik, bangkit ingin mengejar namun dihalangi dua kepala suku lain. 　　"Apa? Kepala Suku Gu Yue, kau ingin melanggar perjanjian dan turun langsung ke medan perang?" Kepala suku Keluarga Xiong menyilangkan tangan dengan senyum dingin. 　　"Hmph, pertempuran ini kami Klan Gu Yue akui kalah. Siapa berani menghalangi lagi, akan kubunuh!" Gu Yue Bo memandang Fang Yuan yang semakin menjauh dengan cemas. 　　"Kau mengancamku? Aku tak takut padamu, Gu Yue Bo." Kepala suku Keluarga Bai wajahnya mendung, sambil memberi kode pada Gu Master di sampingnya. 　　Gu Master itu segera menggerakkan pasukan di sekitarnya, berusaha mengejar Fang Yuan. 　　"Jangan biarkan dia kabur, aku akan segera kembali." Tie Ruo Nan mengambil kesempatan ini, tiba-tiba bergerak. Sepasang sayap besi hitam tumbuh di punggungnya, terbang di udara mengejar Fang Yuan. 　　Namun tiba-tiba sekumpulan bayangan hijau melesat datang. 　　Level 5 — Gunung Raksasa Gu! 　　Gu ini berbentuk seperti topeng perunggu kuno dengan tiga lubang untuk mata dan mulut. Topeng berdarah itu langsung menutupi wajah gadis itu, mengabaikan keterkejutan Tie Ruo Nan. 　　"Ayah!" Teriak Tie Ruo Nan refleks melihat noda darah. 　　Tiba-tiba tangan besi raksasa terbang menyambar, mencengkeram Tie Ruo Nan lalu membawanya melesat ke kejauhan. 　　Kejadian mendadak ini membuat semua orang terpana. 　　"Sepertinya Tie Xue Leng sudah bernasib buruk. Hehe, hampir seribu tahun tak bertemu, Shixiong. Kau benar-benar memberiku kejutan." Di ketinggian ratusan meter, seorang tua Gu Master memandang dingin ke bawah. 　　Rambutnya putih beruban, duduk di atas bangau raksasa. Telapak tangan kanannya menopang Bloodline Cicada Gu yang berkilau seperti batu akik merah. 　　Gu berbentuk serangga ini memancarkan cahaya redup, menunjuk arah Benteng Gu Yue. 　　"Shixiong, meski kau sembunyi di sini, aku akan menemukanmu. Dahulu kau rampas pertemuanku dengan takdir, kali ini akan kubalas seratus kali lipat!" 　　Kakek Alis Putih mengatupkan gigi, sampai di sini, wajahnya menampakkan warna kebencian yang sangat mendalam. BAB191: Bencana Bangau 　　; 　　Di langit biru kehijauan, awan-awan bergumpal. .. 　　Gu Master tua itu menunggangi bangau putih, di bawah alis putihnya yang tajam seperti bilah pedang, bola matanya memancarkan bahaya maut yang pekat. 　　"Hehehe, dendam ini akan kuhitung mulai dari keturunanmu." Ia terkekekeh, memandangi medan perang di bawah, menjulurkan jari-jari kurusnya dan menunjuk perlahan ke bawah. 　　Bangau putih yang ditungganginya segera mengangkat leher panjang yang anggun, mengeluarkan suara lengkingan nyaring yang berpanjangan. 　　Teriakan itu menyebar di cakrawala luas, dalam gema yang berkelanjutan, ribuan suara sahutan bergema. 　　"Suara apa ini?" Fang Yuan yang sedang mengaktifkan Daging Telinga Pengintai langsung mendengarnya, hatinya langsung berdesir. 　　Lengkingan bangau terus bergema sambung-menyambung, megah dan dahsyat. Ini bukan suara seratus dua ratus ekor, bukan pula dua tiga ribu ekor bangau, setidaknya sepuluh ribu ekor bangau terbang baru bisa menciptakan efek seperti ini. 　　"Apakah ada kawanan bangau yang sedang bermigrasi?" Entah mengapa, Fang Yuan merasakan firasat buruk yang sangat kuat. 　　Lengkingan itu juga menarik tatapan para Gu Master di medan perang, mereka serentak mendongak ke atas. 　　"Apa yang ada di langit itu?" 　　“Dari suara, sepertinya ada migrasi kelompok besar unggas terbang. Perintahkan semua Gu Master, tak mau sembarangan serangan, cari masalah!” Kepala suku Keluarga Bai tiba-tiba terhenti bicaranya. 　　Matanya perlahan membelalak, menyaksikan satu, dua, tiga... hingga ratusan ribu ekor bangau terbang berhamburan bagai awan hitam, menyambar ke tanah seperti gelombang pembunuh. 　　“Bagaimana bisa begini?” 　　“Segera berjaga-jaga, pertahanan!” 　　“Lebih baik lari, jumlah mereka puluhan ribu. Pasti ada Raja Sepuluh Ribu Binatang.” 　　“Gelombang serigala baru reda, sekarang bencana bangau? Ya ampun. Gunung Qingmao kami benar-benar banyak bencana...” 　　Para Gu Master serentak gempar, tak ada yang hati tak berguncang, semangat mulai goyah. 　　Susah payah bertahan dari serbuan serigala, kini muncul wabah bangau. Tiga keluarga besar di Gunung Qingmao semua menanggung korban jiwa yang parah, mana ada sisa tenaga untuk lawan kawanan sebesar ini? 　　Bangau-bangau itu kontraksi sayap, bak hujan panah menghujani bumi. 　　Teriakan kemarahan, panik, dan jeritan kesakitan meledak bersamaan. Cahaya berbagai warna berkilatan: Moon Blade, proyektil air, paku besi beterbangan ke langit. 　　Setelah perlawanan singkat nan sengit, separuh lebih Gu Master tewas atau terluka. 　　“Burung bangau ini memiliki paruh panjang seperti pahat besi, setiap kepakan sayapnya memiliki kekuatan hantaman babi hutan, cakar tajam mampu membelah batu.” Burung bangau biasa saja sudah merepotkan. Apalagi di antara kawanan burung ini, terdapat banyak burung bangau tingkat Raja Seratus Binatang, bahkan burung bangau tingkat Raja Seribu Binatang juga tidak sedikit. 　　Keluarga kami memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam menghadapi gelombang serigala, yang lebih penting lagi adalah benteng kokoh sebagai basis pertahanan. Tapi di sini, tanah lapang terbuka. Mana ada bangunan pertahanan? 　　Hampir separuh Gu Master langsung berkurang di gelombang serangan pertama. 　　Paruh panjang burung bangau menusuk jantung, cakarnya mencabik kepala, sekali kepakan sayap—manusia langsung muntah darah. Terlempar jauh, tulang-tulang remuk. 　　Fang Yuan juga diserang. Matanya hanya melihat kabut putih, hanya mengandalkan Daging Telinga Pengintai untuk menghindari serangan. 　　“Fang Yuan, bertahanlah!” Tiba-tiba teriakan Gu Yue Bo terdengar dari belakangnya. 　　Fang Yuan merasa heran. 　　Ada apa dengan Gu Yue Bo ini? Saat memanggilku tadi nada suaranya aneh, seperti ingin melindungiku. Sekarang malah sengaja datang membantu. 　　Meski Fang Yuan licik dan berpengalaman, tetap tak bisa meramal segalanya dengan akurat. Dalam situasi mendadak begini, mana sempat dia menyangka Tie Ruonan mengira dirinya memiliki Sepuluh Tubuh Terlarang? 　　"Gu Yue Bo adalah ahli Level Empat, namun burung bangau yang mengepung Fang Yuan hanyalah hewan buas biasa, dengan mudah dibunuh atau diusir oleh Gu Yue Bo." 　　"Fang Yuan, apakah itu kau?" Gu Yue Bo tiba di luar kabut Mi Jin. 　　Dalam pikiran Fang Yuan, berbagai pertimbangan berkelebat: Situasi saat ini sangat berbahaya, berada di dekat Gu Yue Bo bisa meningkatkan peluang bertahan hidup. Ia segera menjawab: "Ini aku." 　　Gu Yue Bo mengenali suara Fang Yuan, seketika batu raksasa di hatinya runtuh: "Bagus! Fang Yuan, masa lalu tidak akan kita ungkit lagi. Apapun yang terjadi, keluarga akan melindungimu. Mari kembali ke benteng, aku akan mengawalmu mundur!" 　　Ia tak tahu, bagi Fang Yuan benteng itu lebih berbahaya daripada sarang harimau. 　　Tapi dibandingkan bencana bangau, ancaman pertama sudah di depan mata - tidak kabur berarti mati. Sedangkan ancaman kedua masih agak jauh, belum mencapai tingkat kritis. 　　Fang Yuan menghela napas, tak ragu-ragu: "Silakan kepala suku memimpin jalan, aku akan berusaha mengikuti!" 　　Tiba-tiba seekor bangau raksasa turun dari langit, Gu Master tua beralis putih duduk di punggungnya, suaranya dingin: "Tak ada yang bisa kabur. Matilah semua di sini!" 　　Fang Yuan tak bisa melihat, tapi mendengar teriakan Gu Yue Bo di sampingnya: "Gu Master tingkat lima!" 　　Jelas, kepala suku Gu Yue memiliki metode pengintaian untuk mendeteksi cultivation orang asing. 　　Hati Fang Yuan bergetar: Mengapa muncul lagi Master Kelima Lingkaran? Gunung Qingmao kecil ini bukan tempat terkenal atau tanah subur. Kok bisa Master tingkat lima muncul silih berganti? 　　“Apakah ini ada hubungannya dengan Generasi Gu Yue?” Kilatan inspirasi muncul di benak Fang Yuan. 　　Hatinya berdegup kencang! 　　Jika ini bencana bangau biasa, kesempatannya sudah habis. Burung liar sulit dimanfaatkan. Meski cultivation-nya mencapai puncak tingkat tiga, tetap terbatas dibanding Master Gu tingkat lima, mustahil memecahkan kebuntuan. 　　Tapi kini kehadiran Master Gu tingkat lima ini, selain membawa bahaya maut, juga memberi secercah harapan. 　　Di Gunung Qingmao saat ini, tiga Master Gu tingkat lima adalah kunci utama. Yang lain hanya figuran. 　　Hanya Master Gu tingkat lima yang bisa melawan sesamanya. 　　Fang Yuan segera mengambil keputusan. 　　Saatnya bertaruh! 　　“Yang Mulia Kepala Suku, leluhur Generasi Pertama telah bangkit di bawah tanah. Kita akan aman jika kembali ke benteng!” seru Fang Yuan. 　　“Apa?!” Terdengar teriakan kaget Gu Yue Bo. 　　Reaksinya justru membuat Fang Yuan tenang. 　　“Masalah sepenting ini mana mungkin aku mengada-ada. Hanya dengan ke benteng kita bisa selamat.” Lanjut Fang Yuan. 　　Gu Yue Bo yang berjiwa pemimpin langsung menarik Fang Yuan dan berlari ke arah benteng. 　　Tapi kawanan bangau terus menghadang. Level Raja Seratus Binatang, Raja Seribu Binatang. Bermunculan silih berganti. 　　Gu Yue Bo berperang dalam darah, mati-matian melindungi Fang Yuan. Perlahan langkahnya terhambat, terkepung lautan bangau. Fang Yuan yang dilindungi justru aman untuk sementara. 　　Saat waktu tiba, kabut Mi Jin menghilang dengan sendirinya. 　　Fang Yuan menyapu pandangannya ke medan perang, melihat mayat berserakan di mana-mana, sangat mengerikan. Pengorbanan Gu Master sangat besar, namun kawanan bangau juga banyak yang tewas. Selain anggota tubuh manusia yang terpotong-potong, terdapat bangkai bangau hitam-putih yang berserakan. 　　"Bukankah ini Bangau Paruh Besi?" Hati Fang Yuan dipenuhi keheranan. 　　Orang lain tidak mengenalinya karena burung ini bukan spesies asli Nanjiang. Tapi ia tahu, Bangau Paruh Besi ini berasal dari Zhongzhou. 　　"Ya? Raja Sepuluh Ribu Binatang, Master Kelima Lingkaran!" Tiba-tiba, Fang Yuan melihat di udara seekor bangau raksasa mengembang sayapnya perlahan. Di punggungnya, duduk seorang pria tua kejam dengan alis dan rambut seputih salju. 　　Fang Yuan menarik kembali tatapannya, memandang Gu Yue Bo di sampingnya. 　　Kepala Suku Gu Yue ini sudah penuh luka dan berlumuran darah, bertaruh nyawa dalam pertempuran. Berkali-kali sebenarnya bisa menghindar, tapi demi keselamatan Fang Yuan, lebih memilih bertahan dengan keras hingga terluka. 　　"Kepala Suku! Situasi saat ini sangat genting. Para Gu Master bertarung sendiri-sendiri, terpisah oleh serangan bangau. Jika dibiarkan, kita akan ditelan. Hanya dengan menyatukan kekuatan mereka menjadi satu, kita punya harapan menerobos kepungan dan kembali ke benteng!" kata Fang Yuan pada Gu Yue Bo. 　　"Kata-katamu masuk akal." Tatapan Gu Yue Bo menyapu berat medan perang. "Wahai sekalian! Di hadapan musuh besar, Benteng Gu Yue kami punya cara mengatasi. Segera berkumpul denganku untuk menerobos keluar!" serunya keras. 　　Teriakan itu bergema di medan perang, seketika menarik ratusan tatapan. 　　“Apa? Keluarga Gu Yue masih memiliki kartu as untuk menaklukkan Master Gu tingkat lima?!” 　　“Lebih baik percaya itu ada daripada mengabaikannya, Ah!” 　　“Kalian, serbu keluar dan bergabung dengan Kepala Suku Gu Yue!!” 　　Para Gu Master yang awalnya putus asa, kini melihat secercah harapan dari ucapan Gu Yue Bo. 　　Di bawah ancaman kematian, para Gu Master yang pernah bermusuhan ini bersatu dan cepat berkumpul. 　　“Keluarga Gu Yue... Hehe. Semua adalah keturunanmu, Saudara.” Di atas Burung Bangau Raksasa, pria tua berbulu mata putih menyeringai dingin. Ia hendak memerintahkan kawanan bangau menghadang, tapi setelah berpikir, mengurungkannya. 　　“Biarkan mereka kabur, lebih mudah untuk menghabisi sekaligus. Mereka semua keturunannya, nanti dalam pertempuran sengit bisa membuatnya ragu. Tiga Master Gu tingkat empat ini punya kemampuan mengganggu situasi perang - bunuh sekarang!” 　　Pria tua itu meneriakkan suara aneh, menjentikkan jarinya. Tiga cincin cahaya putih melesat. 　　“Gu apa ini?” Kepala suku Keluarga Xiong pertama kena, terperangkap cincin putih. Kecepatannya merosot tajam seperti siput. 　　Dua kepala suku lainnya mengalami hal serupa. 　　“Fang Yuan, cepat pergi! Anggota klan Gu Yue - lindungi nyawa Fang Yuan! Hanya dia yang tahu cara itu!” Gu Yue Bo mencoba berbagai metode tapi gagal melepas cincin. Ia berteriak lalu menghadap pria tua itu. 　　Fang Yuan menoleh, menatap dalam-dalam kepala suku Gu Yue generasi ini. 　　“Sesepuh keluarga Fang Yuan, kami datang melindungimu!” Seketika sejumlah besar anggota klan Gu Yue berkumpul di sekitar Fang Yuan, melindunginya dengan erat. 　　Gelombang cahaya penyembuhan dan angin peningkat kecepatan menyelimuti tubuh Fang Yuan. 　　Dentuman bergema di belakang. Di bawah takdir yang mistis dan kejam, tiga kepala suku yang saling membenci kini bersatu padu, bertarung mati-matian melawan tua misterius. 　　Hasil pertempuran ini sudah dapat diprediksi. 　　Tiga kepala suku berturut-turu gugur di medan perang. Tua beralis putih mengibaskan lengan bajunya, duduk tenang di atas burung bangau raksasa. Pasukan burung bangau menutupi langit, bergerak lambat menekan Benteng Gu Yue. 　　Kekacauan melanda Benteng Gu Yue. Tangisan pilu bersahut-sahutan. 　　Bangunan bambu bertumbangan. Deretan mayat tertutup kain putih terhampar di antara reruntuhan. Para korban mengerang kesakitan terbaring. Penyembuh berkeringat dingin menangani mereka. 　　Sebagian besar Balai Kepala Keluarga runtuh. Lapangan telah tergenang darah setinggi mata kaki - pemandangan mengerikan yang memicu kepanikan massal. 　　Pertempuran sengit antara Tie Xue Leng dan generasi pertama Gu Yue memicu guncangan gunung, hingga berdampak pada benteng di atasnya. 　　Gu Yue Yao Ji yang menjaga benteng tidak menyambut Gu Yue Bo, melainkan sisa-sisa pasukan tiga klan ini. 　　“Apa yang terjadi?” teriaknya dengan suara dingin. 　　Fang Yuan diam. Kawanan burung bangau yang memadati langit di belakangnya telah menjadi jawaban terjelas. 　　“Ini?!” 　　“Ya ampun...” 　　“Apakah klan Gu Yue kami akan menemui kehancuran hari ini?” 　　Seketika, Benteng Gǔyuè dilanda kekacauan. 　　“Shixiong, adikmu telah menempuh perjalanan ribuan li khusus untuk menemuimu. Mengapa kau tidak menyambutku?” Sesosok tua beralis putih yang bertengger di atas bangau itu mengeluarkan suara penuh dengan bahaya maut yang dingin. 　　Sebelum gema suaranya menghilang, di alun-alun benteng, semburan darah tiba-tiba menyembur setinggi 10 meter. Peti mati merah tua muncul secara vertikal dari tanah. 　　Gu Yue Yidai yang telah berubah menjadi mayat hantu darah berdiri di dalam peti mati, tatapan mata merah darahnya menatap tajam ke arah tua beralis putih. 　　“Kau juga ternyata belum mati... Bagaimana kau menemukan tempat ini? Jadi jelas, Guru Gu tadi memang diarahkan olehmu!” Gu Yue Yidai bertanya dengan kebencian. BAB192: Mengangkat Alis dan Menghela Nafas 　　; 　　“Bagaimana menemukanmu? Ha ha ha!” Tua beralis putih tertawa terbahak dengan kegembiraan yang palsu, tatapannya memancarkan kebuasan... Ia membuka telapak tangan, memperlihatkan seekor Gu. 　　Itu adalah Bloodline Insect. 　　Bloodline Insect berpendar jernih bak batu akik merah. Bentuknya menyerupai seekor tonggeret yang terus-menerus memancarkan cahaya, dengan kepala tonggeret mengarah langsung ke Gu Yue Yidai. 　　"Saudara seperguruan, meskipun kau merebut pertemuan takdirku, menyergapku, dan mengambil semua serangga gu-ku, aku juga telah menguasai metode rahasia. Karena itu, aku menyatukan serangga darah sedarah ini. Kau tahu bagaimana cara menyatukannya? Hehehe, dengan menggunakan darah hati kedua putra kandungmu. Kedua anakmu baru berusia lima atau enam tahun, masih terlalu kecil. Darah hatinya tidak cukup, terpaksa aku menjadikan mereka sebagai manusia obat, setiap bulan menarik darah hati mereka. Ini memakan waktu puluhan tahun. Setelah akumulasi darah hati cukup, barulah bisa menyatukan Gu ini." Sesepuh Alis Putih berbicara lancar, nada suara penuh kesombongan. 　　"Oh ya, kedua anakmu itu akhirnya mati tak lama kemudian. Ha ha ha, setelah menyatukan Serangga Darah Sedarah, aku menggunakannya untuk mencarimu bertahun-tahun. Tapi dunia ini terlalu luas, kau hilang tanpa jejak. Meskipun Serangga Darah Sedarah ini level 5, jangkauannya tetap terbatas. Akhirnya, aku menjadi tua renta. Terpaksa menggunakan Gu Pemakaman Giok Menyimpan Nafas, mati untuk hidup, menyegel diri. Tidak lama lalu, terpaksa aku keluar dari es, mencoba terakhir kali. Tak disangka malah menemukanmu, Saudara seperguruan, kau tahu betapa gembiranya aku saat itu?!" 　　"Mengenai Tie Xue Leng itu, hehehe, memang aku yang mengarahkannya dengan sepucuk surat. Melihatnya, aku teringat penampilan kita dulu. Sungguh membuat orang bernostalgia... Di masa lalu, kita dua saudara seperguruan, bersama-sama membunuh pengkhianat jalan gelap, dijuluki Bangau Kembar Aliran Orthodox, sorotan tak tertandingi." Sesepuh Alis Putih berkata dengan ekspresi wajah penuh kenangan. 　　Ia terlihat santai, suaranya lembut, namun semakin mengingat, kilauan bahaya maut di matanya semakin menggunung. 　　Kakek alis putih ini berasal dari Zhongzhou, dijuluki Master Tianhe. 　　Dulu, ia terkenal dengan Crane King tingkat Raja Sepuluh Ribu Binatang yang dikendalikan melalui Gu Crane tingkat 5. Menguasai Raja Sepuluh Ribu Binatang berarti mengontrol kawanan monster skala puluhan ribu. 　　Kekuatan seperti ini cukup untuk menyapu bersih sebuah benteng sendirian. 　　Master Tianhe dan Gu Yue Yidai sama-sama murid Sekte Crane Surgawi Zhongzhou. Ratusan tahun lalu mereka saudara seperguruan yang akrab, berkolaborasi sempurna membasmi Gu Master jalan gelap. 　　Saat mengejar Gu Master jalan gelap, mereka menemukan sebuah warisan. 　　Ini adalah salah satu warisan Blood Sea Ancestor. Andai warisan biasa, takkan membuat saudara seperguruan bermusuhan. 　　Namun harta di lokasi warisan ini sangat berharga, bisa mengangkat manusia biasa menjadi dewa! Mustahil keduanya tak tergoda. 　　Legenda menyebut Blood Sea Ancestor meninggalkan ratusan ribu warisan tersebar di dunia, namun tujuannya sebenarnya menyembunyikan beberapa pusaka sejati berisi serangga gu andalannya dan cara pamungkas. 　　Warisan yang ditemui mereka ini adalah pusaka sejati warisan Blood Sea Ancestor. 　　Tianhe Shangren lebih dulu melangkah, mendapatkan warisan. Terbius keuntungan besar, Gu Yue Yidai segera menyusun siasat gelap, merampas semua Gu berat, berusaha membunuh Tianhe Shangren, namun tidak berhasil, membiarkannya lolos. 　　Gu Yue Yidai melihat perkaranya terbongkar, terpaksa menyembunyikan identitas, kabur ke mana-mana, waspada terhadap pengejaran dari sekte. Berpindah-pindah puluhan tahun, ia tak menemukan Shou Gu, akhirnya di usia senja menetap di Gunung Qingmao Nanjiang, mengubah penampilan, memakai marga Gu Yue, mendirikan Benteng Gǔyuè. 　　Tianhe Shangren gagal menemukan orang, kebencian memenuhi dada, Sekte Xianhe juga sangat tertarik pada Warisan Xuehai. Dengan bantuan sekte, Tianhe Shangren terpaksa menggunakan Cunxi Yuzang Gu, tidur panjang demi mempertahankan nyawa. 　　Cara Cunxi Yuzang Gu ini jelas termasuk aliran sesat. Mirip dengan transformasi Gu Yue Yidai menjadi mayat hidup, sama-sama metode menyimpang yang hanya memperpanjang penderitaan. 　　Berubah jadi mayat hidup adalah mengganti kehidupan dengan kematian. Cunxi Yuzang Gu hanya menahan nyawa, bukan benar-benar memperpanjang usia. 　　Di dunia ini hanya satu cara menambah usia: seperti kehidupan sebelumnya Fang Yuan, mengkonsumsi Shou Gu untuk menambah usia dari akar, ini baru jalan benar. Cara lain punya kelemahan, tak diakui langit-bumi, hanya tindakan darurat. 　　“Kakak senior! Kau ini manusia tak tahu malu, pengecut licik! Tahun itu kau menyergapku, pernahkah kau bayangkan hari ini? Haha, langit tak mengkhianati orang bertekad, akhirnya kutemukan kau. Hari ini tak hanya akan kusebabkan keturunanmu punah, rencana ribuan tahunmu hancur. Tapi juga akan kurebut kembali takdir yang menjadi hakku! Hari ini, sudah terlalu lama kunantikan!!” 　　Kenangan Tianhe Shangren berakhir, ia mendongak ke langit menghela napas, bahaya maut menyelimuti. 　　Tapi sebelum sempat bertindak, Gu Yue Yidai sudah lebih dulu bergerak! 　　Darah di lantai kayu tiba-tiba menyembur deras seperti air bah, gelombang serigala menggunung, seketika mencapai ketinggian langit. 　　Bau anyir darah menyeruak, dalam aliran darah kental, ribuan tetesan darah berdengung beterbangan seperti hujan lebat. 　　Syuursyuur... 　　Di antara gemerisik sayap yang berkepak, ribuan Pedang Sayap Kelelawar Darah Gu pun beterbangan, memenuhi angkasa, menyerbu kawanan bangau di udara. 　　Kawanan bangau langsung kacau-balau. 　　Tetesan darah dan Pedang Sayap Kelelawar Darah Gu jauh lebih kecil daripada Bangau Paruh Besi, leluasa mendominasi pertarungan. 　　Tianhe Shangren murka, meraung keras sementara mengaktifkan Raja Bangau Terbang di bawahnya, terjun langsung ke arah Gu Yue Yidai. 　　“Cepat mundur!” teriak seorang Gu Master. 　　Angin menderu, hantaman Raja Sepuluh Ribu Binatang sungguh menggetarkan, bagai meteor jatuh, membuat hati manusia ciut. 　　Tapi tiba-tiba, semburan darah membumbung ke langit. Ular Sungai Darah yang bersembunyi melancarkan serangan tiba-tiba di bawah selimut gelombang merah. Ini membuka rahang raksasa, menggigit leher jenjang Sang Raja Bangau Besi, sambil melilit tubuh kekar untuk menyeret sang raja ke genangan darah di bawah. 　　Tian He Shangren mendengus dingin. Ia paham betul tentang Ular Sungai Darah. Aliran darah adalah sumber regenerasi terhebat bagi ular itu, sama sekali tak boleh dibiarkan menyentuhnya. 　　Maka, dalam hatinya bergerak sebuah kehendak. Sang Raja Bangau mengulurkan cakar besinya, mencengkeram erat tubuh ular itu. Sayapnya terkepak kuat, membawa mereka terbang tinggi. Bekas luka pertempuran Ular Sungai Darah dengan Tie Xue Leng masih belum sembuh, tenaganya sudah terkuras. Terbawa tinggi oleh sang raja bangau, perlahan mereka menjauhi benteng. 　　"Serahkan nyawamu!" Tian He Shangren meraung, tubuhnya berubah menjadi pelangi putih yang masih menerjang Gu Yue Yidai di dalam peti merah. 　　Gu Yue Yidai melangkah keluar peti mati. Kreek! Sayap lebar tiba-tiba mekar di punggungnya, mirip sayap kelelawar berwarna hitam legam. 　　Jiangshi Gu adalah seri Gu paling ikonis yang tersebar luas di dunia. You Jiang Gu Putaran Kedua, Mao Jiang Gu Putaran Ketiga, Tiao Jiang Gu Putaran Keempat, Fei Jiang Gu Putaran Kelima. Blood Ghost Corpse termasuk dalam Fei Jiang Gu, tentu bisa terbang! 　　"Gu Yue Yi Dai" kedua matanya menyala api darah membara, kedua tangan terbuka seperti cakar setan yang mengerikan. Ia mengibaskan sayapnya, melesat ke langit, dengan suara ledakan "Boom", bertabrakan dengan Tian He Shang Ren di udara. 　　Keduanya bertarung seimbang, setelah mundur beberapa jarak, menstabilkan postur, lalu kembali menyerang lawan. 　　Boom boom boom... 　　Kedua pihak bertempur di udara, bayangan tubuh terus bertubrukan, kekuatan level 5 yang menggentarkan. Gelombang sisa bertubi-tubi meruntuhkan bangunan bambu tak terhitung. 　　Setelah beberapa saat, Gu Yue Yi Dai berseru, tubuhnya berubah menjadi bayangan darah bertumpuk, serangan menjadi tajam dan meningkat berkali-kali lipat. 　　Tian He Shang Ren memancarkan cahaya mistis dari matanya, seperti pedang terbang yang menebas dan menusuk, menghancurkan satu per satu bayangan darah. 　　Gu Yue Yi Dai kembali menyemburkan kabut darah. Tian He Shang Ren mengaktifkan serangga Gu, membentuk lingkaran cahaya pelindung untuk menahan serangan kabut darah. 　　Beberapa saat kemudian, Tian He Shang Ren yang sudah renta semakin melemah, perlahan terdesak oleh Gu Yue Yi Dai dan jatuh dalam posisi inferior. 　　"Ratusan tahun berlalu, kau tetap tak berkembang!" Gu Yue Yi Dai mengejek keras. 　　"Brengsek terkutuk!" Tian He Shang Ren memaki marah. Ia tak menyangka Gu Yue Yi Dai menjadi sekuat ini, padahal Blood Drops dan Pedang Sayap Kelelawar Darah seharusnya miliknya. 　　Memikirkan hal ini, amarahnya semakin meluap. 　　“Hmph, saatnya menggunakan kartu as!” Tian He Shang Ren dalam hati menggeram, alis putihnya yang lebat berkedut halus, lalu terjadi perubahan. 　　Ujung alis tiba-tiba tumbuh liar, membentuk dua helai alis panjang puluhan meter. Kiri dan kanan, seperti ular keluar sarang, dengan kecepatan luar biasa membelit Gu Yue Yi Dai. 　　Gu Yue Yi Dai gagal melepaskan diri, cakarannya tak mampu memutus. Alis yang tampak rapuh ini justru setangguh rantai besi, lentur namun kokoh. Terbelit seperti akar pohon tua yang mengeras. 　　“Ini ternyata Yang Mei Tu Qi Gu!” Suara Gu Yue Yi Dai pertama kali menunjukkan perubahan, bercampur kaget dan murka. 　　Yang Mei Tu Qi Gu ini tidak mengeluarkan udara biasa, melainkan Energi Primordial. Gu Master menguras Yuan Zhen dalam rongga kosongnya menjadi energi yang terbuang. Tapi Gu ini langka, membunuh seribu musuh dengan mengorbankan delapan ratus diri sendiri. 　　Saat Tian He Shang Ren menggunakannya, bukan hanya Yuan Zhen Gu Yue Yi Dai yang terkuras, Yuan Zhennya sendiri juga berkurang. 　　Yang Mei Tu Qi Gu bagai jembatan yang menyambungkan rongga kosong dua orang, memaksa saling menghabiskan Yuan Zhen. Biasanya menjadi cara Gu Master cultivation tinggi untuk menindas yang lemah. Jika digunakan pada Gu Master lebih kuat, itu bunuh diri. 　　Tapi situasi kali ini berbeda. 　　Tian He Shangren dan Gu Yue Yidai sama-sama berada di puncak level 5, namun Gu Yue Yidai telah berubah menjadi mayat hidup dengan rongga kosong yang mati, tak lagi bisa memulihkan Yuan Zhen secara mandiri. Meski Tian He Shangren sudah sangat tua dengan sisa usia sedikit, rongga kosongnya masih menyimpan nyawa, dan Yuan Zhen-nya tetap memiliki kemampuan pemulihan. Ini mengenai titik lemah terbesar Gu Yue Yidai. 　　Yuan Zhen Tian He Shangren perlahan pulih, sedangkan Yuan Zhen dalam rongga kosong Gu Yue Yidai semakin berkurang beberapa persen setiap kali digunakan. 　　Gu Yue Yidai berusaha mundur sekuat tenaga, namun alis putih terus memanjang bagai tak berujung. Di saat bersamaan, Tian He Shangren juga semakin mendekat. 　　Gu Yue Yidai meraung keras, memanggil Blood Drops dan Pedang Sayap Kelelawar Darah untuk memutus alis putih, namun sia-sia. Alis putih itu sangat tangguh, bahkan jika beberapa helai terputus, langsung menyambung kembali. 　　Yuan Zhen dalam rongga kosong terus terkuras. Jika begini terus, Gu Yue Yidai pasti kalah. Sebagai tokoh licik, ia mengatupkan gigi mengubah taktik, mengarahkan semua Blood Drops dan Pedang Sayap Kelelawar Darah ke Tian He Shangren. 　　Tian He Shangren yang harus membagi konsentrasi untuk mengaktifkan Gu Alis Berkibar, terpaksa memaksakan lingkaran pertahanan dan bertahan pasif menghadapi serangan bertubi-tubi ini. 　　Lingkaran cahaya putih goyah. Dalam hati Tian He Shangren, kecenderungan ini menunjukkan pertanda buruk. 　　Sebelum Yuan Zhen Gu Yue Yidai habis, lingkaran pertahanannya mungkin sudah jebol dan ia terbunuh oleh Gu Yue Yidai! BAB193: Langkah Cadangan Detektif Legendaris 　　; 　　BAB193: Langkah Cadangan Detektif Legendaris 　　Tianhe Shangren wajahnya berkerut menyeramkan, kedua matanya tiba-tiba memancarkan kilatan ganas, tiba-tiba mengeluarkan serangan hujan panah sayap burung yang menyebar... 　　Hujan panah tidak menarget Gu Yue Yidai. Gu Yue Yidai yang telah berubah menjadi mayat hantu darah memiliki pertahanan luar biasa, sulit ditembus. 　　Hujan panah sayap burung** menghujani, tubuh para Gu Master tertembus, tewas seketika! 　　Bersamaan, kedua mata Tianhe Shangren memancarkan cahaya putih. Dua pilar cahaya putih menyapu benteng, meremukkan bangunan bambu dan menghancurkan batu jalan. Saat menyinari manusia, daging dan tulang mereka mencair seperti salju terkena mentari. 　　Serangan Master Gu tingkat lima langsung menyebabkan korban jiwa besar-besaran. 　　Jerit kesakitan, teriakan panik, dan ratapan putus asa bergema bersamaan. 　　Sebilah bulu panah sayap burung melesat ke arah Fang Yuan. Dengan sigap Fang Yuan menangkap orang di sampingnya dan melemparkannya. Bulu panah itu menembus kepala korban dan tertancap disana. Fang Yuan berguling menghindari cakaran bangau besi. 　　Perbedaan level 3 dan 5 terlalu besar. Bai Ningbing pun terus menghindar. Setiap lukanya yang dipulihkan Tubuh Beiming Bingpo, semakin mendekatkannya pada akhir hayat. 　　Master Gu tingkat lima telah mencapai puncak kemampuan manusia fana. 　　“Berhenti!” Gu Yue Yi Dai berteriak, melihat para Gu Master di bawah dibantai dalam jumlah besar, hatinya sakit seperti ditusuk pisau. 　　Pembangunan benteng dan penyebaran darah daging olehnya bukan sekadar menyembunyikan identitas, melainkan memiliki ambisi besar. Anggota keluarga besar ini adalah buah matang yang telah dirawatnya selama ratusan tahun. Kini semuanya dihancurkan Tian He Shang Ren, ini adalah jerih payah Gu Yue Yi Dai selama berabad-abad. 　　Terpaksa, Gu Yue Yi Dai mengabaikan Tian He Shang Ren. Kedua Gu pedang bersayap darah dan tetesan darah mengubah arah, terbang menuju benteng untuk menghalangi serangan Tian He Shang Ren. 　　Tian He Shang Ren tertawa terbahak-bahak. Warisan Laut Darah fokus pada serangan bukan pertahanan. Langkah Gu Yue Yi Dai ini seperti meninggalkan keunggulan diri dan menggunakan kelemahan untuk melawannya. 　　Ia mengenal seluk-beluk Gu Yue Yi Dai, mengetahui ambisi tersembunyinya. Dengan sengaja membiarkan anggota klan Gu Yue lolos sebelumnya, kini membantai mereka berhasil membuat Gu Yue Yi Dai kewalahan dan kehilangan kendali, sementara posisi gentingnya sendiri teratasi. 　　"Sial!" 　　Saat situasi kebuntuan terjadi, tiba-tiba Gu Yue Yi Dai menjerit. Bayangan rantai besi bermunculan di sekujur tubuhnya. 　　Bayangan ini seketika mematerialisasi menjadi rantai-rantai nyata yang saling terhubung, seperti ular piton melilit tubuh Gu Yue Yi Dai, mengikatnya dengan tali rami tebal beberapa lapis. 　　Sebuah talisman kertas kuning memanjang perlahan muncul, menempel tepat di tengah dahi Gu Yue Yi Dai. 　　Byur. 　　Terikat rantai besi ini, sayap Gu Yue Yi Dai tak bisa terkembang. Ia terjatuh dari udara dan menghantam lantai kayu. 　　"Perubahan mengejutkan ini tidak hanya membuat Gu Yue Yi Dai terkejut, bahkan Tian He Shang Ren pun terpana sejenak. Namun yang terakhir segera tertawa terbahak: "Ternyata ada Zhen Mo Tie Suo Gu, juga Fu Di Chou Xin Gu. Hahaha, rupanya si Detektif Legendaris itu tidak sepenuhnya tidak berguna. Senior yang terhormat, hari ini ** pasti mati!" 　　Dua Gu ini merupakan Gu unggulan dari Benteng Besi. 　　Zhen Mo Tie Suo Gu mampu membelenggu pergerakan Gu Master, membuatnya tak bisa bergerak dan menjadi sasaran empuk. Sedangkan Fu Di Chou Xin Gu dapat menarik keluar Gu dari tubuh Gu Master dan menyegelnya. 　　Tie Xue Leng telah menggunakan dua Gu ini untuk menangkap hidup-hidup banyak Gu Master jalan gelap, kini digunakan pada tubuh Gu Yue Yi Dai. 　　"Kapan ini terjadi?!" Gu Yue Yi Dai kini dipenuhi kaget dan marah. Ia teringat adegan terakhir saat membunuh Tie Xue Leng. 　　Topeng perunggu itu terlepas, memperlihatkan wajah persegi. 　　Meski sudah pasti mati, wajah itu sama sekali tak menunjukkan ketakutan. Mata yang berkesan bijak namun tegas, tangan berlumuran darah menepuk pelan dada Gu Yue Yi Dai dengan gerakan samar. 　　Namun kekuatan tepukan itu sangat kecil, saat itu Gu Yue Yi Dai tidak menghiraukan. 　　"Ternyata saat itu! Menyebalkan, jika aku masih tubuh manusia hidup, pasti sudah kusadari. Tapi tubuh mayat hidup ini, meski kuat dan pertahanan luar biasa, kurang sensitif." Kebencian memenuhi hati Gu Yue Yi Dai. 　　"Berubah menjadi mayat vampir darah juga memiliki banyak kelemahan. Menurut usia alaminya, seharusnya ia sudah lama mati. Memperpanjang hidup secara tidak wajar, mana mungkin tidak ada harga yang harus dibayar?" 　　"Hahahaha!" Tianhe Shangren tertawa terbahak-bahak, aura-nya tiba-tiba meledak saat menyerang Gu Yue Yidai. 　　Gu Yue Yidai terpaksa meluncurkan serangan balik, namun jelas-jelas berada dalam posisi dikalahkan. 　　Zhenmo Tiesuo Gu tidak hanya membelenggu tubuh kekarnya, bayangan rantai besi hitam juga muncul di rongga kosongnya, berusaha memblokir seluruh rongga spiritual tersebut. 　　Permukaan Yuan Zhen di Yuanhai mendidih seperti air mendidih, ribuan serangga Gu beterbangan di rongga kosong itu, menahan tekanan dari Zhenmo Tiesuo Gu. 　　Akibatnya, konsumsi Yuan Zhen Gu Yue Yidai menjadi sangat besar. 　　"Kau pasti kalah hari ini, bersiaplah mati!" Serangan Tianhe Shangren bergulung seperti ombak, terus-menerus tanpa henti, sepenuhnya dalam kondisi mengamuk. 　　Tubuh Gu Yue Yidai penuh luka, tulang putih jenazah terlihat dari dadanya, kedua lengannya sudah dipotong Tianhe Shangren sejajar bahu. 　　Saat Tianhe Shangren hampir meraih kemenangan, tiba-tiba Gu Yue Yidai membuka mulut dan menjerit aneh. 　　"Yaaa——!" 　　Gelombang suara yang menusuk telinga itu menyatu menjadi berkas, langsung menghantam Tianhe Shangre. 　　Mendengar suara ini, Tianhe Shangren seperti ditabrak batu raksasa, terpental puluhan langkah hingga alis putihnya meregang lurus. Kemudian tubuhnya jatuh menumbur lantai kayu. 　　Ia bangkit dengan susah payah, darah segar mengalir deras dari rongga mata, lubang hidung, kedua telinga, dan sudut bibirnya. Gema sisa masih berkeliaran di tubuhnya, membuat darahnya berbalik arah dan bertubrukan, untuk sementara waktu tak bisa bergerak lagi. 　　Banyak Master Gu 　　yang melihat kesempatan, melepaskan Moon Blade, peluru air dari kejauhan, namun semua dihalangi lingkaran cahaya Tianhe Shangren. 　　Puluhan bangau terbang menyerbu Gu Yue Yidai bagai gerombolan, namun paruh besi mereka yang menghantam tubuh mayat blood ghost bagai menyentuh kulit baja dan tulang besi, semua patah berantakan. 　　Pertahanan Gu tingkat lima benar-benar luar biasa. Bahkan jika Fang Yuan menggunakan Juchi Jinwu (Kaki Lipan Emas Bergigi) untuk menggerus tubuh mayat blood ghost, butuh waktu setengah jam belum tentu bisa mengikis sepotong daging. 　　Di medan perang saat ini, hanya dua Master Gu tingkat lima yang saling mengancam. Meski keduanya terlihat hina, selama Yuan Zhen mereka belum habis, orang lain hanya bisa mengelus dada tanpa bisa berbuat banyak. 　　Tianhe Shangren melihat bangau-bangau tak bisa segera meraih hasil, sementara Raja Bangau masih bertarung sengit dengan Blood Python Gu di kejauhan, ditambah darah dan energinya saling bertubrukan membuatnya sulit bergerak, akhirnya ia membelalakkan mata, memusatkan seluruh perhatian untuk mengaktifkan Yangmei Tuqi Gu, mempercepat konsumsi Yuan Zhen secara drastis. 　　Hampir merenggut nyawa tua Gu Yue Yidai! 　　"Permukaan Yuan Zhen di Yuanhai turun dengan cepat. Begitu habis, serangga Gu tanpa dukungan Yuan Zhen tidak akan bisa menahan tekanan Gu Rantai Penindas Iblis. Begitu Gu Rantai Penindas Iblis sepenuhnya menekan, Gu Pencabut Fondasi akan aktif, menyegel serangga Gu satu per satu dan menariknya keluar. Saat itu benar-benar segalanya akan berakhir!" 　　Gu Yue Yidai berteriak panik: "Cepat tangkap Bai Mei, aktifkan Yuan Zhen, bantu aku!" 　　"Cepat bantu!" 　　"Bantu leluhur pertama!!" 　　"Kita serang bersama." 　　Sejumlah besar Gu Master berdatangan, tidak hanya dari Klan Gu Yue, tapi juga dari keluarga Bai dan Xiong. 　　Bahkan Gu Yue Yidai tidak bisa memutuskan aliran Yuan Zhen Bai Mei ini. Cara mereka yang lebih lemah jelas tidak akan berhasil. Mereka hanya bisa merespons perkataan Gu Yue Yidai, mengulurkan tangan untuk memegang Bai Mei. 　　Begitu tangan mereka menyentuh, Bai Mei langsung mengeluarkan serat-serat yang melilit erat pergelangan tangan dan lengan, lalu merambat ke tubuh mereka. 　　"Ah..." Teriakan kesakitan bergema bertubi-tubi. 　　Bagaimana mungkin Yuan Zhen Gu Master tingkat satu dan dua bisa menyaingi Yuan Zhen tingkat lima? Dalam sekejap mereka kehabisan energi, Yuan Hai mengering, rongga kosong benar-benar kering lalu retak, akhirnya hancur berantakan. 　　Rongga kosong adalah titik vital manusia yang lebih penting dari jantung. Begitu rongga kosong pecah, banyak Gu Master langsung memutar mata dan meregang nyawa. 　　“Sial！”Gu Yue Yidai memaki marah, Iron Blood Suppression Chain Gu semakin mengencang, melilit masuk ke dalam daging, menekan tulang hingga berderak-derak. 　　Secara teori, Tie Xue Leng sudah mati, Iron Blood Suppression Chain Gu tanpa Yuan Zhen dari Gu Master tak bisa diaktifkan. Tapi Iron Blood Suppression Chain Gu ini telah terkontaminasi Blood Frenzy Gu, bisa menyerap Energi Primordial dari udara. Iron Blood Suppression Chain Gu juga merupakan Gu milik Tie Xue Leng yang mengandung tekad Tie Xue Leng untuk membunuh Gu Yue Yidai. 　　Yuan Zhen Gu Yue Yidai terkuras terlalu cepat, perlahan mulai tak sanggup bertahan. 　　Melihat adegan ini, banyak Gu Master yang datang membantu ragu melangkah. 　　“Takut apa? Jika Yidai kalah, kita semua akan mati! Apa kalian masih berharap musuh akan mengampuni kita?” Fang Yuan berteriak, mendekati Gu Yue Yidai dan mencengkeram White Brow. 　　Thousand Li Earth Wolf Spider sudah mati. Musuh punya Flying Crane yang bisa mengejar lewat udara. Kabur sendiri mustahil. 　　Justru dengan membantu Gu Yue Yidai, kita bisa memicu pertempuran besar antara kedua pihak dan mengambil keuntungan. 　　White Brow mengunci pergelangan tangan Fang Yuan erat, lalu merambat seperti sulur sepanjang lengan hingga ke pinggangnya. Yuan Zhen salju-perak di rongga kosong terkuras cepat. Fang Yuan mengatupkan gigi, bertahan diam-diam. 　　Aksinya menjadi contoh. Gu Master lain pun tergerak dan berdatangan. 　　“Jika kita serang bersama, belum tentu mati!” 　　“Benar, banyak orang berarti kekuatan besar!!” 　　“Ah, apa lagi yang bisa dilakukan? Hanya bisa bertarung habis-habisan.” 　　Ribuan tangan menempel di alis putih, terus-menerus Gu Master tewas, sementara yang lain terus mengisi kekosongan, bergabung dalam perang pengurasan. 　　“Ha ha ha, bisa bertarung dengan level lima, betapa menariknya!” Bai Ningbing juga ikut membantu. 　　“Hidup atau mati, semua tergantung langkah ini.” Xiong Jiao Man juga maju ke depan. 　　Fang Zheng tak terlihat, ia tersesat di alam liar dan tidak melarikan diri ke benteng, nasibnya tak diketahui dengan kemungkinan besar sudah tidak selamat. 　　Waktu terasa sangat panjang saat ini, menyiksa. 　　Seiring berjalannya waktu, semakin banyak Gu Master yang tewas. Beberapa Gu Master menyerang Tianhe Shangren, tapi lingkaran putih tetap tak tergoyahkan seperti Gunung Tai. 　　Hanya Gu Master tiga transformasi yang bisa bertahan dalam perang pengurasan ini. 　　Banyak Gu Master mulai goyah keyakinannya, menunjukkan keraguan. 　　Kedua pihak terjebak kebuntuan, Tianhe Shangren mendengus rendah: “Aku pasti menang, kalian semua akan mati!” 　　Level tiga dan lima, perbedaannya terlalu besar. Level empat sebenarnya bisa berpengaruh, tapi tiga kepala suku level empat sudah dibunuh Tianhe Shangren. 　　Gu Yue Yidai seluruh tubuhnya terikat rantai besi, dililit alis putih. Fu Di Chou Xin Gu melayang-layang di dahinya. Di rongga kosongnya, Yuan Zhen sudah sangat menipis. 　　Tiba-tiba, Fu Di Chou Xin Gu memancarkan cahaya kuning redup. Dari rongga kosong Gu Yue Yidai, terpancar gumpalan cahaya kuning. 　　Cahaya kuning ini lebih besar dari tinju, lebih kecil dari baskom. Melayang perlahan ke lantai, sinarnya meredup menjadi samar-samar. 　　Seekor Gu berbentuk tengkorak kristal perlahan menampakkan wujud aslinya. Gu ini menyerupai tengkorak bayi, bisa ditelapakkan dalam satu genggaman, dengan tulang kepala seperti kristal yang dihiasi garis-garis darah berwarna merah muda. 　　"Gu Tengkorak Darah! Setelah ratusan tahun, akhirnya kau kulihat lagi!" Tian He Shangren menangis haru dari kejauhan, rautnya bergetar penuh emosi. (Bersambung) BABKesembilan Puluh Empat: Tirai Darah Menyelimuti Langit 　　; 　　Gu Yue Yidai menggertakkan gading berdarahnya hingga berbunyi 'krak', namun tak bisa melawan atau bergerak sama sekali..... Gratis unduh buku elektronik 　　Tiba-tiba, segumpal cahaya kuning lagi terlepas dari permukaan jimat kuning, jatuh ke tanah dan berubah menjadi bola cahaya Taiji hitam-putih. 　　Dalam bola cahaya ini, dua serangga gu aneh saling berputar-putar. Dalam kejar-kejaran mereka, bola Taiji terus berotasi, memancarkan aura misterius yang membuat banyak orang melirik. 　　"Gu apa ini?" Bai Ningbing dan yang lain bertanya penuh tanda tanya. 　　"Ini ternyata level empat..." Tatapan Fang Yuan tiba-tiba menyempit. 　　"Gu Transformasi Yin-Yang!!" Tian He Shangren berteriak kencang, wajahnya memperlihatkan ekspresi terkejut yang nyata. Ia terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak ke langit, "Senior seperguruanku yang baik, kau benar-benar bersusah payah mencari Gu sehebat ini. Ha ha ha, kau masih ingin berubah menjadi manusia? Sayang sekali, sungguh disayangkan, rencanamu sudah kugagalkan!" 　　Gu Yue Yidai panik mengayunkan kaki sembarangan, terus-menerus meraung-raung, benar-benar kehilangan kendali. Baik Gu Tengkorak Berdarah maupun Gu Transformasi Yin-Yang, semuanya adalah kunci perhitungannya selama hampir seribu tahun. Kini semuanya disegel dan disita, membuat rencana susah payahnya hampir sirna. 　　Tian He Shangren tertawa semakin riang. Melihat ekspresi Gu Yue Yidai seperti ini, nafsu balas dendamnya terpuaskan sepenuhnya. 　　Sinar kuning lain menyedot keluar, mendarat di lantai kayu—sebuah Gu merah darah, semi-transparan seperti bola air. 　　Begitu melihat Gu ini, Gu Yue Yidai tiba-tiba berhenti bergerak, wajahnya berseri-seri. Mulut berdarahnya menganga, gadingnya mencolok, berteriak: "Cepat panggil pelayan! Hancurkan serangga gu ini!" 　　Beberapa Master Gu segera maju, menggunakan berbagai cara keras. 　　Gu ini disegel oleh Gu Penyedot Dasar Tulisan, menghalangi komunikasi pikiran dari Gu Yue Yidai. Permukaannya juga diselimuti sinar kuning penahan. Hanya Tie Xue Leng atau Gu khusus yang bisa membuka segelnya. 　　Tapi Gu ini termasuk Gu konsumtif yang sangat unik. Untuk menggunakannya, harus diremukkan. 　　Serangan para Master Gu terus menghujam. Penyegelan sinar kuning hanya menahan Gu, tanpa kemampuan pertahanan. Setelah menahan beberapa pukulan, segelnya pecah berantakan, menghancurkan Gu yang tersegel dengan kekuatan kasar. 　　Bzzzt! 　　Suara gemerisik halus terdengar. Kilau darah merekah, tiba-tiba meluas, dalam sekejap membentuk kubah pelindung berbentuk bulat. 　　"Gu Yue Yi Dai berada di dalam kubah pelindung, Tian He Shang Ren berada di luar kubah." 　　Kubah merah darah seluas enam mu, Bai Ningbing dan Fang Yuan berada di dalamnya, sedangkan Xiong Jiao Man dkk. berada di luar kubah. 　　Yang paling menggembirakan, alis putih terbelah dua seketika saat tersentuh kubah ini. Dengan hancurnya alis putih, Fang Yuan dan yang lain kembali meraih status bebas. 　　"Kubah ini beraura level 5, mirip dengan Water Curtain Heavenly Glory Gu?" Fang Yuan heran. Gu ini belum pernah ia lihat sebelumnya. 　　Tian He Shang Ren yang terhalang kubah tersebut, bangkit terhuyung. Ia menyeringai dingin: "Shibo, kau benar-benar ahli! Masih bisa melancarkan serangan balasan sampai menghancurkan Yang Mei Tu Qi Gu. Sayang, pertahanan selemah ini mana bisa menghalangiku? Hanya memperpanjang penderitaanmu saja!" 　　Gu Yue Yi Dai justru tertawa terbahak-bahak: "Shidi, kalau begitu mengapa tidak kau serang saja?" 　　"Itu yang akan kulakukan!" Mata Tian He Shang Ren berkilat bahaya maut. Kawanan bangau menyerbu sementara sayap-sayap burung berhamburan seperti hujan anak panah. 　　Namun kubah bola merah darah itu tetap tegak tak tergoyahkan, kokoh seperti biasa. 　　Wajah Tian He Shang Ren menjadi mendung, ia menghentikan serangan: "Gu apa ini?" 　　Gu Yue Yi Dai menengadah tertawa: "Biar kau tahu, ini adalah Blood Curtain Heavenly Splendor Gu hasil kombinasi eksklusifku. Water Curtain Heavenly Splendor hanya level empat, bisa menahan serangan Master Gu tingkat lima. Gu-ku ini setingkat lima, pertahanannya lebih kokoh. Water Curtain Heavenly Splendor Gu bahkan tidak bisa dimasuki pemiliknya, sedangkan Blood Curtain Heavenly Splendor Gu. Aku bisa keluar tapi tidak masuk. Adik seperguruan, pukullah perlahan, pukul sekuat tenaga. Tunggu sampai aku pulih, baru akan kusikat kepalamu yang anjing ini. Ahaha!" 　　"Bajingan lancang mulut!" Tian He Shang Ren geram tak karuan. Situasi yang semula dijamin menang, tak disangka Gu Yue Yi Dai bisa membalikkan keadaan, membuat situasi kembali ke kebuntuan. 　　Ia menyerang gila-gilaan, gempuran yang dahsyat membuat semua Master Gu di luar kubah, termasuk Xiong Jiao Man, tewas semua. 　　Tapi di dalam Blood Curtain Heavenly Splendor, keadaan tenang dan damai. Kubah darah kokoh bagai gunung, para Master Gu pun perlahan merasa lega. 　　"Leluhur Yi Dai benar-benar pahlawan tiada tanding!" 　　"Akhirnya selamat, selanjutnya Leluhur Yi Dai akan menunjukkan kekuatan sejati, orang ini pasti kalah." 　　"Huu, inikah kekuatan Master Gu tingkat lima? Luar biasa kuatnya, aku masih bisa bertahan hidup!" 　　Kerumunan bersorak, berteriak riang. 　　Bai Ningbing justru mendengus kesal. Karena batas waktu sepuluh tahunnya yang pasti membawa kematian, kebuntuan ini menghilangkan keseruan, membuat hatinya tak nyaman. 　　Tian He Shang Ren menyerang setengah hari tanpa hasil. Tiba-tiba ia menghentikan serangan, sadar kembali. 　　"Perkataan Gu Yue Yidai ini bertujuan memprovokasinya, membuatnya terus menghabiskan Yuan Zhen, menyia-nyiakannya untuk menyerang Blood Curtain Heavenly Glory. Seperti yang diduga, Blood Curtain Heavenly Glory ini memiliki kemiripan fungsi dengan Water Curtain Heavenly Glory, biaya penyatuan yang sangat tinggi, termasuk barang sekali pakai, pertahanannya kokoh tapi memiliki durasi waktu." 　　"Setelah waktu tertentu berlalu, ia akan menghilang dengan sendirinya." 　　"Menyadari hal ini, Tianhe Shangren segera mengambil dua Batu Yuan, mencengkeramnya di telapak tangan, duduk bersila dan mulai memulihkan Yuan Zhen." 　　"Bantulah aku, hanya dengan membantuku kalian bisa selamat. Batu Yuan, aku butuh banyak Batu Yuan!" Gu Yue Yidai berteriak. Seketika para Gu Master di sekitarnya mengumpulkan Batu Yuan dan menumpuknya di sekelilingnya. 　　"Gu Yue Yidai membuka mulut berdarahnya lebar-lebar, menghirup dalam-dalam. Batu Yuan langsung tersedot masuk ke mulutnya." 　　"Ia mengatupkan rahangnya, suara 'krak' terdengar saat Batu Yuan remuk. Yuan Zhen alami dalam jumlah besar mengalir ke rongga kosongnya." 　　"Melihat ini, Tianhe Shangren gelisah. Ia berteriak: 'Jangan beri dia Batu Yuan lagi, kalian tolol! Begitu dia pulih, dia akan membunuh kalian dan menggunakan darah kalian untuk meningkatkan bakatnya. Kalian sedang mencari kematian sendiri!'" 　　"Hmph, trip provokasi kelas rendah seperti ini masih digunakan, tidak takun orang menertawakanmu?" 　　"Cepat, cepat! Si tua brengsek ini melarang kita memberi, justru kita harus beri lebih banyak Batu Yuan." 　　"Semua bergantung pada Yang Mulia Gu Yue Yidai!" 　　"Para Gu Master" mulai mengeluarkan Batu Yuan dalam jumlah besar. Gu Yue Yidai melahap Batu Yuan tersebut. Fang Yuan dan Bai Ningbing hanya menyaksikan dengan pandangan dingin. 　　Tubuh manusia biasa takkan mampu menampung Yuan Zhen sebanyak ini. Namun tubuh mayat darahnya yang kuat mampu menahan aliran deras energi. Permukaan Yuan Zhen di Yuanhai dalam rongga kosongnya terus naik dengan cepat. 　　Kekuatan "Zhenmo Tiesuo Gu" semakin melemah. Setelah beberapa saat, Gu ini berubah menjadi genangan darah dan musnah sepenuhnya. 　　Gu Yue Yidai yang telah bebas mengaum panjang. Ia mengaktifkan "Gu Nasib"-nya. Aliran darah berbau busuk tertarik masuk ke tubuhnya. Dalam sekejap, kedua lengannya yang perkasa tumbuh kembali dengan cakar tajam seperti pisau. 　　Ia tertawa terbahak-bahak sambil berdiri. 　　Pada saat yang sama, "Fudi Chouxin Gu" di dahinya juga mencair menjadi genangan darah dan lenyap. 　　"Ya ampun, takdir masih berpihak padaku!" Gu Yue Yidai tertawa mengarah ke langit. 　　"Kami mohon Yang Mulia leluhur bertindak! Bunuh bajingan tua ini!" 　　"Pasti Yang Mulia Yidai akan meraih kemenangan seketika itu juga!" 　　Orang-orang bersorak gembira. 　　Tawa Gu Yue Yidai berangsur mereda. Api berkobar di rongga matanya, suaranya terdengar santun namun mengerikan: "Tentu saja aku akan membunuh musuh. Tapi sebelum itu, ada satu hal yang harus kulakukan." 　　"Ini bahaya." Fang Yuan merasakan keganjilan dalam nada suara tersebut. Dengan gesit ia mulai menyusup ke pinggiran kerumunan. 　　Orang di sekelilingnya bingung, namun tetap bersemangat: "Tidak tahu apa yang ingin dilakukan Leluhur Generasi Pertama, jika dalam kemampuan kami, kami pasti akan mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani leluhur!" 　　Gu Yue Yidai mendongakkan kepala sambil tertawa terbahak: "Haha, hal ini adalah mengambil nyawa kalian semua!" 　　"Apa?!" Orang-orang panik dan pucat pasi. 　　Gu Yue Yidai tiba-tiba bertindak brutal. 　　Bruk! Cakar tajamnya menusuk keras tubuh seorang Gu Master tiga transformasi di sampingnya. Saat menarik kembali telapak tangan, di genggamannya sudah terdapat jantung yang masih berdetak kencang. 　　Gu Master dari klan Gu Yue itu mengerang kesakitan dengan ekspresi tak percaya, darah menyembur seperti air mancur sebelum tubuhnya roboh ke belakang. 　　"Darah segar, jangan sampai terbuang sia-sia." Gu Yue Yidai berkomentar sambil tersenyum. Dengan gerakan hati, Blood Skull Gu segera beterbangan mengitari tubuh korban. 　　Mayat Gu Master itu kejang-kejang. Seluruh darahnya disedot habis oleh Blood Skull Gu, kemudian mengalir masuk ke kedua rongga mata tengkorak yang kosong itu. 　　Blood Skull Gu yang telah kenyang menghisap darah, garis-garis merah di tengkorak kristalnya semakin berkilau terang. 　　"Leluhur Generasi Pertama, Anda?!" Orang-orang serentak mundur ketakutan, seseorang berteriak histeris. 　　"Berkoteklah!" Bayangan Gu Yue Yidai tiba-tiba muncul di depan orang tersebut. Pisau tangan mendarat, membelah tubuhnya menjadi dua. Darah yang menyembur kembali dihisap habis oleh Blood Skull Gu. 　　"Generasi Pertama, kau berhati serigala dan berusus anjing! Bukan dari Batu Yuan kami, bagaimana mungkin kekuatan tempurmu masih bisa bertahan?!" 　　“Generasi ini juga bukan orang baik, ayo kita serang bersama dan bunuh dia!” 　　“Benar, jumlah kita banyak kekuatan besar... eh!” 　　Sebuah pembantaian berdarah-darah dimulai. Gu Yue Yidai berada di puncak level lima dengan Yuan Zhen di rongga kosongnya telah pulih sepenuhnya. Mayoritas Gu Master di sini hanya tingkat satu dan dua, bahkan yang tingkat tiga pun jarang, mana mungkin bisa melawannya? 　　Sedangkan tirai darah Tian Hua ini memisahkan area dalam dan luar, membentuk ruang tertutup. Hanya pemiliknya Gu Yue Yidai yang bisa keluar. Namun begitu ia keluar, untuk masuk kembali harus menghancurkan tirai darah Tian Hua atau menunggu sampai efeknya hilang. 　　Para Gu Master tidak bisa kabur maupun melawan, dengan cepat kalah dan dibunuh satu per satu oleh Gu Yue Yidai. 　　Selain Gu Master dari keluarga Bai dan Xiong, setiap anggota klan Gu Yue yang dibunuhnya dihabisi darahnya menggunakan Blood Skull Gu. Setelah membunuh ratusan orang, Blood Skull Gu level empat itu memerah menyala hingga mencapai batas maksimal. 　　Gu Yue Yidai tertawa terbahak-bahak, memanggil Blood Skull Gu yang melayang di atas kepalanya. 　　“Hari ini, momen ini, rencana ratusan tahunku akhirnya tiba!” Ia menghela napas lega. Blood Skull Gu membuka mulutnya yang terkunci rapat, menyemburkan pancaran darah. 　　Pancaran darah itu justru mengeluarkan aroma harum yang membuat siapa pun yang menciumnya merasa segar. 　　Gu Yue Yidai dibasahi pancaran darah tersebut dari ujung kepala hingga kaki. 　　"Tapi mata air darah ini sungguh ajaib dan misterius, setetes pun tidak tumpah ke tanah, seluruhnya menempel di permukaan tubuh Gu Yue Yidai, lalu perlahan meresap masuk hingga ke rongga kosong." 　　Gu Yue Yidai diam berdiri di tempat, menunduk sejenak merasakan perubahan, tiba-tiba meledak dalam tawa histeris: "Gak gak gak gak, bakatku meningkat, bakatku benar-benar meningkat!" 　　Para Gu Master lainnya gempar. 　　Di luar kubah darah, Tian Heshangren menuding Gu Yue Yidai dengan geram: "Kembalikan Blood Skull Gu-ku!" BAB195: Biarkan Aku Jadi Iblis 　　; 　　BAB195: Biarkan Aku Jadi Iblis 　　Tawa Gu Yue Yidai semakin menggema, tiba-tiba terhenti. Ia menoleh ke Tian Heshangren dengan nada penuh kebencian: "Saudaraku, kau tak menyangka akan hari ini kan? Kita sama-sama yatim piatu yang diadopsi Shifu, tapi sejak kecil Shifu selalu lebih menyayangimu.... free ebook download c.m/c.m Kenapa? Bukankah karena bakatmu Kelas A sementara bakatku hanya Kelas C?" 　　"Kau yang berbakat Kelas A tentu cepat naik cultivation. Tahukah kau berapa kali lebih banyak keringat dan usaha yang harus kukeluarkan sebagai bakat Kelas C hanya untuk menyusul langkahmu? Meski dijuluki Twin Cranes Aliran Ortodox, kau selalu yang utama, aku sekunder. Kau selalu yang paling mewah dan bersinar! Semua karena kau jenius Kelas A!" 　　"Kebetulan nasibmu baik, kau juga mendapat salah satu warisan sejati Blood Sea Ancestor. Gu Tengkorak Darah, bisa membunuh kerabat sendiri, memurnikan mata air darah, mengairi rongga kosong, meningkatkan bakat. Kau tahu bagaimana perasaanku saat itu? Gu ini adalah satu-satunya harapanku! Harapan yang kudambakan siang-malam, yang membuatku gelisah tak bisa tidur! Dengan ini, aku bisa mengubah hidup dan takdirku!" 　　"Tapi itu milikku, MILIKKU!" Tianhe Shangren menghentakkan kaki sambil memaki. 　　"Ya, memang milikmu." Gu Yue Yidai mengangguk, "Bakatmu bagus, peruntunganmu juga baik. Padahal kita berangkat bersama, bertempur bersama. Tapi langit hanya memanjakanmu, memberimu warisan sejati. Tahukah kau? Melihat ekspresi puasmu, mendengar rencanamu akan masa depan, saat itu aku yang tersenyum paksa tiba-tiba tersadar." 　　"Langit berpihak padamu, memberimu bakat Kelas A, warisan Blood Sea. Apa yang bisa kulakukan? Dengan bakat kelas C-ku yang remeh, bagaimana mungkin sukses sendiri? Aku harus merebut! Mengambil yang bukan hakku! Takdir yang diberikan dewa langit ini memaksaku jadi bayangan di belakang orang lain! Aku tak bisa menerima ini, mengapa harus aku? Mengapa aku yang di bawah dan kau di atas?" 　　Saat mengucapkan ini, Gu Yue Yidai tiba-tiba mengeluarkan suara tangisan mengerang. 　　Mayat darah yang mengerikan ini mengeluarkan suara aneh, membuat rasa dingin dalam hati semua orang semakin menjadi-jadi. 　　“Karena Langit tak memihakku, Guru tak menyayangiku, orang lain tak mempercayaiku. Aku hanya bisa lebih mencintai diriku sendiri, lebih mempercayai diriku sendiri, lebih mengandalkan diriku sendiri. Aku harus lebih bekerja keras, lebih mengambil risiko, lebih bersemangat! Hanya dengan ini aku bisa meraih prestasi! Tapi aliran orthodox bicara tatanan, moralitas dan logika, bicara kesetiaan, pengalaman, senioritas. Orang sepertiku, rakyat kecil tanpa latar belakang, tanpa bakat, tanpa sumber daya, kau bilang dengan apa aku bisa sukses?” 　　“Jalan benar hanya membuatku dieksploitasi dan ditindas, memandang tinggi tuan-tuan dan para jenius seperti kalian. Aku hanya bisa mengumpulkan pengalaman sampai rambut memutih, tapi pencapaian tetap kecil. Inilah jalan benar... Omong kosong jalan benar!” 　　“Hanya dengan menjadi iblis, membuang moralitas dan perasaan, meninggalkan aturan duniawi, membayar harga mahal, barulah bisa membuka jalan baru di tengah rongga berduri! Karena itu, aku menyergapmu, merebut warisan lautan darahmu, lalu menjadi iblis. Ha ha, biarkan aku menjadi iblis!” 　　Biarkan aku menjadi iblis... 　　Biarkan aku menjadi iblis... 　　Teriakan bergema terus di dalam kubah darah. 　　Di luar kubah, Tian Heshangren terdiam membisu. 　　Gu Yue Yidai menghentikan tawanya, melanjutkan pembantaian. Banyak Gu Master terbunuh, darah mereka diserap Blood Skull Gu lalu dimurnikan menjadi cairan pekat, dialirkan ke rongga kosong Gu Yue Yidai untuk meningkatkan bakatnya. 　　Semakin tinggi bakatnya, semakin banyak Yuan Zhen yang dapat disimpan dalam rongga kosong. 　　Generasi Gu Yue semakin banyak membunuh anggota klan Gu Yue, bakatnya semakin meningkat. Setelah mengunyah Batu Yuan, penyimpanan Yuan Zhen-nya juga semakin banyak, kekuatan tempurnya semakin dahsyat. 　　Di luar kubah darah, Hati Tian He gelisah, namun Tirai Darah Surgawi bagai jurang tak terjembatani, membuatnya hanya bisa menghela napas. Ingin menghalangi, tapi tetap tak berdaya. 　　Akhirnya, di dalam kubah darah hanya tersisa beberapa orang saja. 　　"Bocah, kau yang mengambil Lotus Permata Surgawi? Kuberi kesempatan menebus dosa. Serahkan itu dengan patuh. Aku akan mengampunimu!" Gu Yue Yidai melangkah mendekat, aura pembunuhan mengunci Fang Yuan erat-erat. 　　Fang Yuan tahu peluang hidupnya tipis, tapi raut wajahnya tetap tenang. Ia menyeringai dingin: "Omong kosongmu cuma bisa menipu balita tiga tahun. Hmph, jika kau mendekat lagi, aku hancurkan Lotus ini. Ingat, Gu ini sudah kusatukan. Sekali kupikirkan, ia akan merusak diri sendiri. Silakan pilih!" 　　Langkah Gu Yue Yidai sebentar ragu, tapi segera melanjutkan tekanan ke Fang Yuan. 　　"Bocah, kau berani dan cerdik. Benar, kau keturunanku. Aku butuh darahmu untuk meningkatkan bakatku, tentu takkan melewatkanmu. Sayang, dulu kugunakan Gu Darah untuk memurnikan darah keturunan, ingin menciptakan penerus ber-tubuh Gu Yue Yin Huang. Jika jenius seperti itu lahir, dengan mengambil semua darahnya, bakatku bisa langsung melonjak ke tingkat A 99%!" 　　“Jika ada yang seperti ini, aku mungkin bisa mengampuni kalian. Sayangnya nasibmu kurang baik. Hmph, seumur hidup aku paling tidak tahan dipaksa! Lotus Permata Surgawi hilang ya sudah, sekarang matilah kau!” 　　Sebelum suaranya menghilang, sayap di punggungnya menggelepak. Siluet tubuhnya melesat bagai kilat, dan dalam sekejap telah muncul di depan Fang Yuan. 　　Ia mengulurkan tangan kanannya untuk mencengkeram. Pupil Fang Yuan menyempit tiba-tiba, bulu kuduknya berdiri, buru-buru menghindar. 　　Tapi Master Kelima Lingkaran mana mungkin mudah dihindari? Saat cakar hantu hampir menyentuh tubuhnya, tiba-tiba muncul tangan es dari samping. 　　Byur. 　　Dalam dentuman benturan, tangan es itu hancur berantakan. Hawa dingin menyebar ke mana-mana, memaksa Gu Yue Yidai mundur selangkah. 　　“Bai Ningbing?!” Fang Yuan menoleh, melihat sang penyerang, terkejut. 　　Bai Ningbing menarik kembali lengan yang patah. Dari lukanya, hawa dingin menyembur deras, seketika membentuk kembali tangan es yang utuh. Hanya saja tak lagi berubah menjadi daging dan darah—jarak antara dirinya dengan batas akhir sepuluh jurang sudah sedekat rambut terbelah. 　　“Tak kusangka akhir hidupku bisa sehebat ini. Sayang tak bisa melihat akhir pertarungan ini!” Bai Ningbing menghela napas panjang, tiba-tiba tersenyum. Sepasang matanya yang biru pekat menatap Fang Yuan, “Fang Yuan, kau dan aku sama. Aku sudah pasti mati. Jika kau juga tewas, sungguh disayangkan. Aku akan melindungimu, tapi ada satu syarat.” 　　Meski hanya tingkat tiga, kematian yang semakin dekat membuat kekuatan tempur Bai Ningbing melonjak seperti air mancur. Satu-satunya harapan untuk mengalahkan Gu Yue Yidai kini ada padanya! 　　“Oh, syarat apa?” Mata Fang Yuan berkilat. 　　Bai Ningbing merentangkan kedua lengannya, seolah hendak memeluk dunia ini. Dengan jubah putih rambut salju, alisnya sedikit terangkat: "Hiduplah untukku, saksikan segala keindahan dunia ini!" 　　Seketika, Fang Yuan tersentak! 　　Pria ini... 　　Fang Yuan memandang Bai Ningbing, bagai melihat bayangan dirinya di masa muda. 　　Ucapan Bai Ningbing terdengar seperti omong kosong, namun sesungguhnya penuh ketulusan. Mungkin orang biasa takkan percaya, tapi Fang Yuan mengerti makna tersembunyi di balik kata-katanya. 　　Bai Ningbing adalah jenius langka dengan bakat luar biasa, namun berusia pendek. Ia telah menemukan jalannya, keyakinannya. Tak takut mati, tapi masih terikat pada dunia. 　　Ada penyesalan dalam hatinya. Dengan segala keterpaksaan, ia hanya bisa menitipkan kerinduan ini pada Fang Yuan. 　　"Aduh, ternyata benar-benar tubuh Beiming Bingpo. Ck ck, sayangnya kau bukan keturunanku. Jika tidak, kita semua tak perlu mati." Gu Yue Yidai menyeringai keji, "Hanya dengan tubuh Beiming Bingpo ini, kau ingin menghalangiku? Terlalu naif!" 　　Usai bicara, bayangannya berkelebat. Saat muncul kembali, ia sudah berada di depan Bai Ningbing. 　　Boom! 　　Ledakan menggema saat mereka saling bertubrukan. 　　Gu Yue Yidai mundur dua langkah, sementara seluruh kepala dan sebagian besar tubuh Bai Ningbing hancur berantakan. 　　Tapi sekejap kemudian, krak-krak... 　　Hawa dingin menyebar, embun beku mengkristal. Tubuh dan kepala tumbuh kembali, Bai Ningbing bangkit dari kematian! 　　“Ini！”Gu Yue Yidai terkejut bukan main. Sepuluh Tubuh Terlarang sangat langka, ini pertama kalinya ia menghadapi musuh jenis ini. 　　Keduanya bertarung sengit. Bai Ningbing yang cultivation-nya lebih lemah terus-menerus dipojokkan dalam posisi dikalahkan, situasinya sangat genting. Namun Gu Yue Yidai tak kunjung bisa membunuhnya. 　　Tubuh Beiming Bingpo saat ini hampir tak bisa dimusnahkan. Betapa pun parah lukanya, dalam sekejap mata akan pulih seperti semula dengan lapisan es baru. 　　Ini semakin membuat Gu Yue Yidai geram dan waspada, serangannya semakin ganas. Perlahan warna kulit Bai Ningbing memudar, berubah menjadi manusia es yang bisa bergerak bebas. Bahkan rambut putihnya berubah menjadi untaian kristal es. 　　Waktunya tiba. 　　Kematian datang di saat ini. 　　"Ribuan warna dunia fana, jalan awan dan air tak berujung. Kini keanggunan kembali ke langit-bumi, tak tertandingi cahaya bulan dalam aliran air!" Bai Ningbing melantunkan syair dengan senyum tipis. 　　Ekspresinya membeku selamanya. 　　Angin dingin bertiup tiba-tiba, kabut es menyembur dahsyat. 　　Krak-krak-krak... 　　Lapisan es tebal merambat dari bawah kakinya, lalu tumbuh bagai pegunungan, gletser menjulang dari tanah! 　　Gelombang es putih bergulung-gulung seperti naga berlarian, seperti longsor gunung dan tsunami, menghancurkan segala arah menuju Gu Yue Yidai. 　　“Gu Yue Yidai menjerit kaget, mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melawan. Rambut merah di kepalanya tegak berdiri, kabut darah mengepul dari seluruh tubuhnya. Sejumlah besar Tetesan Darah dan Pedang Bersayap Darah Gu dikendalikannya, menabrak gletser untuk memperlambat laju dorongan meski hanya sedikit. 　　Namun akhirnya, ia tetap terhimpit oleh gletser, terbelenggu, dan tertelan. 　　Gletser raksasa memenuhi seluruh kubah darah. Hanya di area Fang Yuan, Bai Ningbing sengaja menyisakan ruang kecil yang cukup untuk satu orang di dalamnya. 　　Byur. 　　Suara retakan halus terdengar saat Dinding Darah Surgawi Gu pecah diterjang gletser. Tanpa halangan lagi, hawa dingin yang ganas menyebar tak terkendali. Embun beku seketika membeku, membentuk gletser yang merayap ke segala arah. 　　“Bahkan Dinding Darah Surgawi Gu sampai pecah! Kekuatan seperti ini...” Tian He Shangren tak berani menghadapi kekuatannya, buru-buru terbang ke ketinggian. 　　Dari pandangan burung bangau yang terkejut di atas, terlihat gletser berkembang pesat hingga menutupi seluruh Gunung Qingmao, dari puncak hingga kaki gunung. Dalam sekejap, gunung hijau subur yang penuh kehidupan itu berubah menjadi daerah berbahaya penuh badai salju dan es. 　　Lantai es di bawah kaki terus meninggi. Fang Yuan juga menyaksikan langsung pemandangan ini. 　　Gletser sepanjang ribuan li ini menjadi saksi tumbangnya seorang jenius muda, disertai desahan kepasrahan penuh kekecewaan Bai Ningbing. 　　"Tidak baik, aku harus segera pergi dari sini! Kesadaran Bai Ningbing melemah, hampir hilang, sudah tidak bisa mengendali gletser lagi." Fang Yuan menyadari ruang tempatnya berdiri terus menyusut, es terus membeku dan maju, mempersempit wilayah hidupnya.. BABke-196: Terlahir Kembali Lagi 　　; 　　BABke-196: Terlahir Kembali Lagi 　　Fang Yuan segera mengaktifkan Juchi Jinwu dan Blood Moon Gu, berusaha menerobos lapisan es. Unduh ebook gratis.. 　　Sayangnya lapisan es terlalu tebal, hawa dinginnya sangat pekat. Setiap inci es yang dihancurkan, dua inci baru terbentuk. Fang Yuan terperangkap dalam situasi tanpa harapan. 　　Di saat genting itu, cahaya darah tiba-tiba muncul dari bawah gletser. 　　Awalnya hanya semburat merah, lalu menyebar semakin terang, membentuk cahaya senja merah darah yang membanjiri area. 　　"Ha ha ha." Tertawa panjang menggema, cahaya darah menyembur ke langit saat Gu Yue Yidai menerobos es. Meski compang-camping, dia malah semakin arogan, "Tubuh Beiming Bingpo ini kalau cultivation-nya mencapai level empat, mungkin bisa membunuhku. Sayangnya, dia cuma di puncak tingkat tiga..." 　　Usai bicara, tatapannya tertuju pada Fang Yuan yang terjebak di dalam gletser. 　　"Kalau Bei Ming Bing Po tidak bisa membunuhmu, biar adik seperguruan ini yang menggantikan." Dari kejauhan, Tianhe Shangren datang melayang pelan. Di bawahnya berdiri Iron Beak Flying Crane King. Sebelumnya dia terbang menjauh membantu membunuh ular sungai darah, kini kembali dengan aura kemenangan. 　　Saat ini, seluruh Gunung Qingmao hanya tersisa tiga orang ini. 　　Bai Ningbing telah berubah menjadi gunung es ini, kesadarannya pun telah lenyap. Fang Yuan seperti serangga dalam amber, terperangkap di dalam gletser. 　　Di sisi lain, dua Master Gu tingkat lima: Gu Yue Yidai telah meningkatkan bakatnya, menyimpan lebih banyak Yuan Zhen di rongga kosong. Tianhe Shangren juga telah beristirahat, kekuatan tempurnya pulih sebagian besar. 　　Tatapan kedua orang itu tertuju pada tubuh Fang Yuan. 　　Gu Yue Yidai ingin membunuh Fang Yuan untuk mengambil seluruh darahnya. Tianhe Shangren yang berusaha menghalangi Gu Yue Yidai tentu tidak akan melindungi Fang Yuan hingga membatasi geraknya, karenanya ia lebih dulu mengambil tindakan dengan membunuh Fang Yuan terlebih dahulu. 　　Dengan watak mereka, mustahil membiarkan pengamat hidup. Bagaimana jika keduanya terluka parah dan keuntungan diambil orang ketiga? 　　Fang Yuan menghela napas panjang. Dari tatapan kedua orang ini, ia tahu ajalnya sudah di depan mata. 　　Ia kehilangan Serangga Gu Sayap Petir dan seribu li serigala laba-lambar. Pun andai masih ada, belum tentu bisa lolos dari kejaran dua Master Kelima Lingkaran. 　　Cultivation-nya baru mencapai puncak tingkat tiga, sama sekali tak sebanding dengan Master Kelima. Dalam situasi ini, ia bagai daging di atas talenan, dengan dua bilah pedang tajam nan mematikan! 　　Tak bisa bertarung, tak bisa kabur. Tapi Fang Yuan masih punya satu cara! 　　Yaitu -- Gu Cungcu Chan! 　　Fang Yuan memusatkan pikiran pada rongga kosong. Membran cahaya telah hilang, yang tersisa hanya rongga batu kasar. 　　Lautan Yuan Zhen keperakan seperti salju, masih menyisakan lebih dari separuhnya. Batu Qiao sudah tidak memiliki kemampuan memulihkan Yuan Zhen, tetapi Fang Yuan memiliki Lotus Permata Surgawi, sehingga terciptalah pemandangan Lautan Yuan Zhen seperti ini. 　　Semua ini bukanlah hal utama, Fang Yuan memusatkan seluruh perhatiannya pada serangga Gu di tengah Batu Qiao. 　　Itulah Gu Nasibnya, Gu Cungcu Chan tingkat 6-semburat! 　　Hanya dengan mengandalkan Gu ini, mengarungi aliran waktu secara terbalik, barulah keajaiban bisa tercipta kembali!! Menggunakan cara yang mustahil untuk memalsukan hasil takdir! 　　Namun—— 　　Melakukan cara ini sangat berbahaya. 　　Pertama, aliran waktu adalah area terlarang hukum alam, manusia biasa tak boleh melangkahi. Begitu memasuki wilayah ini, sama dengan melanggar hukum langit-bumi, pasti akan menerima hukuran langit dan bencana bumi. 　　Kedua, Gu Cungcu Chan belum pulih sepenuhnya, bagai perahu bocor yang dipaksa menyeberangi aliran waktu, bisa-bisa tenggelam di tengah jalan. 　　Terakhir, cultivation Fang Yuan baru mencapai puncak tingkat tiga, mengendalikan Gu Cungcu Chan 6-semburat ibarat bayi bermain pedang besar, mudah terluka oleh tajamnya mata pedang. 　　"Begitu aku menggunakan Gu Cungcu Chan ini, aku harus meledakkan diri. Semua cultivation, daging-darah, dan Gu lainnya akan hancur menjadi tenaga pendorong bagi Gu ini. Dibandingkan kehidupan sebelumnya, kekuatan ledakanku sekarang terlalu kecil. Ah, kemungkinan besar ini hanya bunuh diri biasa. Tapi di saat seperti ini, aku sudah tak punya pilihan lain!" 　　Fang Yuan pun merasa sangat terjepit. 　　"Sebelumnya, ia lebih memilih menggunakan Shi Qiao Gu daripada Gu Cungcu Chan karena terlalu berisiko." 　　"Dari sepuluh persen, kemungkinan keberhasilannya belum tentu mencapai satu lapis." 　　"Seringkali, Master Gu yang mengaktifkan Gu Chong tingkat tinggi harus menanggung harga yang harus dibayar berupa backlash. Contohnya Gu Yue Qing Shu. Sekarang Fang Yuan hanya bisa berharap pada fakta bahwa 'Gu Cungcu Chan adalah Gu Nasib'-nya." 　　"Anak setan, serahkan nyawamu! Berikan darahmu sebagai persembahan untuk junjungan kita!" 　　"Anak muda, nasibmu sial. Salahkan leluhur licikmu ini. Akan kubebaskan dirimu!!" 　　Gu Yue Yi Dai dan Tian He Shang Ren serentak menerjang. 　　Fang Yuan dipaksakan masuk ke tepi jurang, hanya bisa melompat. 　　"Gu Cungcu Chan, datanglah!" teriaknya dengan mata berkilau aneh, tubuhnya tiba-tiba memancarkan cahaya hijau-kuning. 　　"Aura seperti ini?!" 　　"Tidak mungkin! Ini Gu Chong tingkat enam!" 　　Pada detik itu, dua Master Gu tingkat lima terkejut. Tapi seketika, ekspresi serakah muncul di wajah mereka. 　　"Bunuh dia, ambil Gu tingkat enam itu!" 　　"Ini pertemuan takdir turun dari langit! Anak muda, serahkan dengan patuh, nyawamu akan kuselamatkan!" 　　Kecepatan mereka bertambah tiga kali lipat. 　　Tapi tepat di saat itu, Boom! 　　Fang Yuan meledakkan diri! 　　"Apa?!" Sebelum ajalnya, ia seolah mendengar teriakan kaget kedua Master Gu tingkat lima. 　　Konon katanya, di dunia ini ada sebuah sungai panjang bernama aliran waktu! Manusia bagaikan ikan di sungai, arusnya deras. Hampir semua ikan hanya bisa terbawa arus. Sesekali, satu dua ekor ikan melompat ke permukaan, melihat kondisi hilir sungai - itulah ramalan masa depan. 　　Tanpa aliran waktu ini, dunia akan benar-benar diam menjadi gambar. Dengan adanya sungai ini, segala perubahan bisa terjadi, dunia menjadi hidup, entah merosot atau berkembang. 　　Aliran waktu yang panjang, arus sungai mengalir deras. Setiap percikan air adalah sebuah kisah, gambaran yang pernah terjadi. 　　Di tengah arus sungai yang deras, seekor serangga gu kecil sedang hanyut ke sini. 　　Ia mengibaskan sayapnya, langkahnya berat. Ombak bergulung-gulung yang menerjang setiap kali hampir menjungkirbalikkannya. 　　Ia membawa kesadaran dan ingatan Fang Yuan, tubuhnya memancarkan lingkaran cahaya kuning-hijau samar. Cahaya itu goyah dalam arus, bagai lilin tertiup angin. 　　Akhirnya, ia hanya melawan arus sejauh sedikit. Cahaya kuning-hijau hampir menghilang. Gu Cungcu Chan mencapai batasnya, "Ck!" Berubah menjadi berkas cahaya, menyelam ke dalam percikan ombak. 　　Seluruh tubuh Fang Yuan bergetar, di kedalaman pupil matanya muncul kilatan kuning-hijau. 　　Cahaya itu sekejap lalu lenyap, Fang Yuan seperti menggigil kedinginan. 　　Kesadaran dan ingatan menghantam otaknya, menyatu dalam sekejap. 　　Berhasil! 　　Dalam hatinya meluap kegembiraan liar, dirinya telah terlahir kembali! 　　Menyadari hal ini, ia segera mengarahkan tatapannya ke sekeliling, mengamati situasi dirinya sendiri. 　　Ia mendapati Yuan Zhen-nya terus terkuras, pergelangan tangan dan tubuh kekarnya terbelit oleh alis putih. 　　Melihat sekali lagi, oh! 　　Rupanya inilah momennya. 　　Persiapan cadangan Tie Xue Leng telah diaktifkan. Seluruh tubuh Gu Yue Yidai terbelit rantai besi, tak bisa bergerak. Di dahinya juga tertempel jimat kuning - jelas ini adalah Gu Rantai Penghancur Setan dan Gu Penguras Sumber Daya. 　　Tian He Shangren pun telah mendarat di lantai kayu, dikelilingi lingkaran cahaya putih. Ia sedang mengerahkan seluruh tenaga untuk mengaktifkan Gu Penegak Semangat, berusaha menghabiskan seluruh Yuan Zhen dalam rongga kosong Gu Yue Yidai! 　　Mata Fang Yuan menyipit. Saat ini ia terbelit alis putih, tak bisa bergerak, hanya bisa berlomba menghabiskan Yuan Zhen sambil menunggu kesempatan ini. 　　Di bawah pengaruh Gu Penguras Sumber Daya, gumpalan cahaya kuning terbang keluar dari tubuh Gu Yue Yidai. 　　Cahaya kuning ini lebih besar dari tinju tapi lebih kecil dari baskom. Dengan perlahan melayang ke lantai, memperlihatkan Gu Tengkorak Berdarah di dalam gumpalan cahaya. 　　"Gu Tengkorak Berdarah! Setelah ratusan tahun, akhirnya kau kembali kulihat!" Tian He Shangren yang melihat dari jauh menangis haru, ekspresinya sangat emosional. 　　Gu Yue Yidai menggeram gemas, gading-gadingnya berbunyi krak-krak, namun tak berdaya. Tubuhnya diikat dengan tali rami tebal beberapa lapis, sama sekali tak bisa bergerak. 　　Sebuah lagi gumpalan cahaya kuning tersedot dari permukaan jimat, jatuh ke lantai dan berubah menjadi bola cahaya Taiji hitam-putih. 　　"Di dalam bola cahaya ini, dua serangga gu aneh saling berputar, kejar-kejaran. Itulah Yin Yang Zhuan Shen Gu." 　　Menurut ingatan Fang Yuan, Tian He Shangren berteriak: "Yin Yang Zhuan Shen Gu!! Senior yang baik, kau benar-benar susah payah mencari Gu sehebat ini. Ha ha ha, kau malah ingin berubah menjadi manusia? Sayang, sungguh disayangkan! Aku yang hancurkan!" 　　Fang Yuan menatap Gu Yue Yidai. 　　Benar saja, terlihat ia duduk di lantai kayu, mengayunkan kaki dengan panik, meraung-raung, rambut acak-acakan—sama sekali kehilangan wibawa. 　　"Tunggu sebentar, waktunya hampir tiba." Kilatan tajam di mata Fang Yuan, tetap tak bergerak. 　　Sinar kuning ketiga menyedot keluar, mendarat di tanah—sebuah Gu merah darah semi-transparan seperti bola air. 　　Hati Fang Yuan berdesir: "Xue Mu Tian Hua Gu!" 　　Gu inilah yang mengubah situasi, membuat Gu Yue Yidai bangkit kembali. 　　Xue Mu Tian Hua Gu dikembangkan oleh Gu Yue Yidai. Fang Yuan awalnya tak mengenalnya, tapi sekarang sangat paham karakteristiknya. 　　Benar saja, Gu Yue Yidai segera berteriak: "Cepat panggil pelayan! Hancurkan serangga gu ini!" 　　Beberapa Gu Master segera maju dan menghancurkannya. 　　Bzzz! 　　Dentingan halus menggema. Xue Mu Tian Hua "sekali lagi" muncul di langit dan bumi. Kubah darah memisahkan dalam dan luar. Sebagian orang terisolasi di luar, sebagian terjebak dalam. 　　Kubah darah memutus Bai Mei. Fang Yuan dan kawan-kawan berhenti menghabiskan Yuan Zhen melawan Tian He Shangren, langsung bebas dari jeratan. 　　Tian He Shang Ren terhalang kubah pelindung, terhuyung-huyung berdiri sambil terus menyeringai dingin. 　　Setelah dialog singkat, ia mencoba menyerang kubah darah namun gagal, akhirnya berhenti dan bertanya: "Gu apa ini?" 　　Gu Yue dengan sombong menjawab: "Akan kujelaskan, ini adalah Kumban Darah Tirai Surgawi hasil penyatuan eksklusifku. Tirai Air biasa hanya level empat, bisa menahan serangan Gu Master level lima. Kuban ini mencapai level lima, pertahanannya lebih kokoh. Tirai Air bahkan mengurung pemiliknya, sedangkan Tirai Darah-ku memungkinkanku keluar tapi tidak masuk. Cucu-cucuku, pukullah perlahan-lahan. Setelah pulih, akan kusabit kepalamu seperti memanen padi, ahaha!" 　　Tian He murka, kembali menyerang namun masih gagal. Setelah tenang, ia memilih mengisi ulang Yuan Zhen di tempat sambil menunggu kubah darah kedaluwarsa. 　　Para Gu Master melihat kubah darah kokoh bagai gunung, bersorak gembira merasa nyawa mereka aman. Mereka mulai menjilat Gu Yue. Hanya Bai Ningbing yang mendengus hmph. 　　Gu Yue memanfaatkan momentum untuk meminta banyak Batu Yuan. Orang-orang bergegas mengeluarkan harta mereka. 　　Meski terbelenggu rantai besi, mulut berdarah Gu Yue menggiling Batu Yuan dengan cepat, Yuan Zhen-nya terisi dalam sekejap. 　　Melihat ini Tian He berteriak: "Dasar kalian tolol! Begitu bebas, dia akan membunuh kalian untuk menyucikan bakatnya dengan darah kalian! Ini bunuh diri kolektif!" 　　Orang-orang sama sekali tidak percaya. 　　“Hmph, skena pecah belah kelas rendah seperti ini masih digunakan, tidak takut membuat orang tertawa terbahak-bahak?!” 　　“Cepat, cepat! Si tua licik ini menyuruh kita tak mau memberi, justru kita harus lebih banyak memberikan Batu Yuan.” 　　“Semua bergantung pada Yang Mulia Gu Yue Yidai!”. BAB197: Mengubah Takdir! 　　; 　　Batu Yuan dalam jumlah besar terus-menerus dihisap oleh Gu Yue Yidai ke mulutnya, lalu digigit hancur.. 　　Bai Ningbing memandang dengan sikap dingin. 　　Tapi Fang Yuan bergerak. Ia tidak hanya berdiam diri, melainkan membuat pilihan berbeda dari sebelumnya. 　　“Junjungan Yidai, situasi genting! Hamba persembahkan Lotus Permata Surgawi!” Katanya penuh ketulusan, bergegas mendekat dengan raut wajah penuh penyesalan namun bertekad bulat. 　　Gu Yue Yidai terkekar-kekar: “Bagus! Pantas jadi keturunanku, bakti semacam ini sungguh menghangatkan hati junjunganmu!” 　　Sejak lama ia menginginkan Lotus Permata Surgawi, pernah mengirim Kawanan Kelelawar Berpisau untuk memburunya. Tapi Fang Yuan lolos dengan gesit. 　　Tapi saat ini, ia sama sekali tidak curiga. 　　Pertama, sebelumnya ia belum menyobek tirai kesopanan, mengaku Kawanan Kelelawar Berpisau dikirim untuk melindungi Fang Yuan. 　　Kedua, Fang Yuan baru saja aktif membantu menguras Yuan Zhen bersama Bai Mei, membuat orang-orang yang ragu menjadi yakin. Pengabdian semacam itu masih jelas terbayang di benak Gu Yue Yidai. 　　“Akhirnya, situasi saat ini sangat jelas. Fang Yuan hanya bisa menaruh Harapan pada Generasi Pertama Gu Yue untuk mengalahkan Tian He Shangren dan menyelamatkan nyawanya. Generasi Pertama Gu Yue sama sekali tidak percaya bahwa Fang Yuan akan menghancurkan sekutu kuatnya sendiri dengan menyerangnya.” 　　“Karena itu, saat Fang Yuan mendekat, Generasi Pertama Gu Yue terus tertawa: 'Dengan Lotus Permata Surgawi ini, peluang kemenanganku akan melonjak dua puluh persen. Kalian semua minggir, biarkan dia masuk.'” 　　“'Lotus Permata Surgawi?' Di luar kubah darah, Tian He Shangren tertegun sejenak lalu berteriak, 'Jangan sampai!'” 　　“Di hadapan semua orang, Fang Yuan berjalan mendekati Generasi Pertama Gu Yue.” 　　“'Leluhur Generasi Pertama, hamba muda telah memahami semuanya! Andalah yang mendirikan Benteng Gu Yue. Karena Andalah kami para keturunan muda ini ada. Di masa lalu, Anda telah menorehkan prestasi gemilang. Kini, Anda akan memimpin Klan Gu Yue menuju kejayaan. Lotus Permata Surgawi ini pantas digunakan oleh Leluhur!' Wajahnya dipenuhi kekaguman, suaranya penuh semangat menggelegar.” 　　“Generasi Pertama Gu Yue mengangguk-angguk mendengarnya, berpikir: 'Bicara anak muda ini cukup lancar, sayang nanti tetap harus kubunuh untuk mengambil darahnya.'” 　　“Tapi tepat di saat itu!” 　　“Fang Yuan membungkukkan pinggangnya, tiba-tiba menyerang.” 　　“Dia menyambar Generasi Pertama Gu Yue. Kemudian memutar kekuatan di pinggang, menyatukan momentum, mengayunkan kedua lengannya.” 　　“Dia menggeram rendah, Kekuatan Babi Ganda meledak, mengerahkan seluruh tenaga, lalu melemparkan dengan dahsyat!” 　　“Swoosh!” 　　“Generasi Pertama Gu Yue terlempar keluar dari kubah darah.” 　　…… 　　“Suasana hening seperti kuburan!” 　　“Waktu seolah berhenti pada detik ini.” 　　Angin di luar bertiup perlahan. Gu Yue Yidai terjatuh ke lantai kayu. Rambut merahnya berkibar diterpa angin, wajahnya kosong. Belum menyadari situasi. 　　Di hadapannya, kurang dari sepuluh langkah jaraknya, berdiri Tianhe Shangren. 　　Pria tua ini masih geram dan cemas karena kontribusi Fang Yuan terhadap Lotus Permata Surgawi. Sama sekali tak menyangka perubahan drastis tiba-tiba terjadi. 　　Ia pun membeku, tatapannya tertancap pada Gu Yue Yidai di depannya. 　　Gu Yue Yidai adalah musuh bebuyutannya, namun saat ini Tianhe Shangren hanya bisa terdiam seolah sedang bermimpi. Tak bergerak sedikitpun. 　　Di dalam kubah darah, orang-orang membatu seperti patung, sunyi senyap. 　　Sebagian menganga mulutnya hingga bisa memuat sebuah tinju. Yang lain mata membelalak hampir terlepas dari soket. 　　Bahkan Bai Ningbing kehilangan kewibawaannya. Memandang Fang Yuan dengan wajah blank. 　　Baru ketika sebuah bangunan bambu setengah runtuh di dalam kubah akhirnya ambruk dengan suara "Boom!", mereka tersentak seperti tersengat listrik. 　　"Aku. Aku... Aku sumpah!" Seseorang mulai memaki. 　　"Fang Yuan, perbuatan bodoh apa yang kau lakukan!" Jari-jari seseorang menunjuk Fang Yuan, seluruh tubuhnya gemetar. 　　"Leluhur Generasi Pertama!!!" Seorang lagi berusaha lari keluar untuk menyelamatkan Gu Yue Yidai, tapi Blood Curtain Heavenly Glory menghalangi jalan mereka. 　　“Pencuri menyebalkan! Berani-beraninya menipu junjungan kita, aku akan mencabut urat dan menguliti kau!” Gu Yue Yidai tersadar, terbaring di lantai kayu, memaki-maki. 　　“Ha ha ha...” Di tengah kerumunan yang panik, tiba-tiba terdengar tawa keras. 　　Bukan orang lain, itu adalah Bai Ningbing. 　　Ia tertawa sampai air mata keluar, mengacungkan jempol ke arah Fang Yuan: "Asyik, asyik, benar-benar spektakuler." 　　“Fang Yuan, kau neurotik ya?” 　　“Fang Yuan, kau menjebak Yidai Junjungan, bahkan menghitung junjungan sendiri, apa kau masih manusia?!” 　　“Waaa, Fang Yuan pasti disuap pria tua berambut putih itu. Pengkhianat, penghianat!” 　　…… 　　Dikepung ribuan jari yang menuding, amarah massa memuncak, Fang Yuan tersenyum dingin: "Aku puncak tiga tingkat, siapa berani membunuhku? Siapa bisa membunuhku?” 　　Saat ini, Gu Master tiga transformasi di kubah darah bisa dihitung jari, dan mereka semua kehabisan Yuan Zhen karena pertarungan tadi. Batu Yuan juga sudah disumbangkan, tak bisa diisi ulang. Sedangkan yang lain, kebanyakan manusia biasa, atau Gu Master tingkat satu dan dua. 　　Setelah Gu Yue Yidai pergi, Fang Yuan memang paling menonjol di dalam kubah darah ini. 　　“Hehehe.” Fang Yuan terkekeh, perlahan membungkuk mengambil dua Gu dari lantai. 　　Tangan kirinya menopang Blood Skull Gu, tangan kanan memegang Yin Yang Transformation Gu. Kedua Gu ini milik Gu Yue Yidai, tapi sekarang diselimuti cahaya kuning redup, disegel oleh Bottom Plunder Gu sehingga tak bisa merespons panggilan putus asa Yidai. 　　"Tapi segel ini, bagi Fang Yuan juga merupakan hambatan." 　　"Ia harus membuka segel untuk menaklukkan dan menyatukan dua serangga gu ini. Merusak segel secara paksa hanya akan menghancurkan keduanya." 　　"Situasi ini berbeda dengan Gu Tirai Darah Surgawi. Untuk mengaktifkan Gu Tirai Darah Surgawi, harus dihancurkan. Merusak segel sama dengan menggunakannya." 　　"Tapi Fang Yuan tidak terburu-buru." 　　"Ia tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Baik Gu Rantai Penakluk Iblis maupun Gu Menarik Pondasi, keduanya telah terkontaminasi oleh Gu Kegilaan Berdarah dan akan berubah menjadi darah sebelum mati." 　　"Hahaha, kakak seperguruanku yang malang! Kini giliranmu mati!" Tian He Shangren meraung, melesat ke udara dan melancarkan serangan tajam ke arah Gu Yue Yidai. 　　"Gu Yue Yidai yang terikat oleh Gu Rantai Penakluk Iblis tak bisa bergerak, menjadi sasaran hidup yang pasif." 　　"Ia menjerit kesakitan sambil memaki, berteriak-teriak dan berjuang mati-matian." 　　"Tiba-tiba rantai besi berubah menjadi genangan darah, membebaskannya. Ia segera terbang menghantam kubah darah." 　　"Byur! Dengan suara keras yang tak terbantahkan, tubuhnya terpental ditahan kubah darah." 　　"Tirai Darah Surgawi ini adalah ciptaannya yang paling dibanggakan. Pertahanan sempurna yang sekali diaktifkan tak bisa dipindahkan atau dimatikan. Bahkan bagi penciptanya, hanya bisa keluar tak bisa masuk." 　　“Anak kelinci kurang ajar, kau akan mati mengenaskan!” Perasaan terhina Gu Yue Yidai saat ini. Kebenciannya terhadap Fang Yuan, bahkan seluruh air di dunia pun takkan bisa membersihkannya. 　　Tian He Shangren tanpa ragu terus mengejar, tertawa terbahak-bahak tanpa henti. 　　Gu Yue Yidai terpaksa melepas kubah darah dan berbalik melawan Tian He Shangren. Sebelumnya ia telah mengunyah banyak Batu Yuan, Yuan Zhen-nya cukup kuat. Meski sementara berada di posisi inferior, ia bisa bertahan. 　　“Leluhur generasi pertama, semangat!” 　　“Yang Mulia generasi pertama, kami akan terus mendukungmu!” 　　“Junjungan kami, engkaulah satu-satunya harapan kita...” 　　Pertarungan dua Master Kelima Lingkaran ini menyedot perhatian hampir semua orang. Fang Yuan justru mengalihkan pandangannya, menatap Bai Ningbing. 　　Situasi sekarang bagaikan dua harimau bertarung, sementara Fang Yuan hanya seekor kelinci. Baik Tian He Shangren maupun Gu Yue Yidai, keduanya licik. Kemungkinan membuat mereka saling melukai lalu mengambil keuntungan, terlalu kecil. 　　Tak ada yang bodoh, mereka berdua juga bukan tipe yang gegabah karena emosi pertarungan. 　　Lagipula kubah darah ini hanya melindungi sementara. Begitu efeknya habis, semua orang di dalam termasuk dirinya sendiri pasti akan dibantai oleh Gu Yue Yidai dan Tian He Shangren. 　　Baru saja dia telah terlahir kembali sekali, Gu Cungcu Chan kembali dalam keadaan lemah tak bisa dipakai. 　　Satu-satunya jalan sekarang adalah memperkuat diri sebisanya. Berusaha maksimal meraih secercah harapan hidup. 　　Terhadap hal ini, Fang Yuan telah memiliki rencana yang pasti di dalam hati. Namun dalam rencana ini, ada satu orang yang akan memainkan peran krusial. Orang itu adalah Bai Ningbing. 　　Ledakan diri dari tubuh Beiming Bingpo akan menjadi kekuatan dahsyat yang mempengaruhi situasi pertempuran. Terutama setelah dua kekuatan di luar kubah darah terus-menerus saling menguras. 　　Namun, bagaimana cara membujuk Bai Ningbing? 　　Fang Yuan memandang Bai Ningbing. Bai Ningbing yang merasakan pandangan itu, balas menatap Fang Yuan. 　　Di tengah kerumunan orang, mereka saling bertatapan. 　　Fang Yuan mengenakan jubah hitam legam, dengan rambut dan mata yang gelap. Sudut bibirnya melengkung samar, memancarkan senyuman menggoda yang jahat. 　　"Aku memiliki metode sementara untuk mengatasi kesepuluh akhir hayat, bisa membuatmu bangkit dari kematian." Kalimat pertamanya terdengar. 　　Bai Ningbing menggigil hebat. Tentu saja ia ingin hidup: "Metode apa?" 　　Namun Fang Yuan tiba-tiba mengubah arah pembicaraan: "Tapi kemungkinan sukses metode ini tidak tinggi, sangat mungkin gagal." 　　Justru pernyataan ini membuat Bai Ningbing semakin yakin. 　　Kemudian Fang Yuan mengucapkan kalimat ketiga: "Tapi kurasi meski gagal, akan membuat sisa waktumu yang terakhir menjadi sangat berkesan." 　　Jantung Bai Ningbing berdebar kencang. 　　Tiga kalimat Fang Yuan tepat menghantam relung terdalam hatinya, meyakinkannya! 　　Sebagai orang pintar, setelah berpikir sejenak ia langsung bertanya: "Lalu apa yang harus kulakukan?" 　　Senyum Fang Yuan semakin melebar. Tepat pada saat itu, Fu Di Chou Xin Gu berubah menjadi genangan darah. 　　Xue Lou Gu dan Yin Yang Zhuan Shen Gu yang baru saja terbebas dari segel hendak melarikan diri, namun langsung diekang erat-erat oleh Fang Yuan. 　　Ia menggunakan aura Gu Cungcu Chan, ketiga Gu ini hanya level empat, langsung takluk. Fang Yuan lalu menuangkan Yuan Zhen, dalam sekejap disatukan, diambil untuk digunakan sendiri! 　　"Apa yang terjadi? Sial!" Di luar kubah darah, Gu Yue Yidai tiba-tiba merasa sakit di kepala, kehilangan koneksi dengan Gu Tengkorak Darah dan Gu Transformasi Yin-Yang. 　　Ia terkejut, langsung kehilangan kendali. Menyerbu ke arah kubah darah! 　　"Bagaimana mungkin? Kau bisa begitu cepat menyatukan tiga Gu milikku!!" Gu Yue Yidai mengeluarkan raungan kemarahan yang menyakitkan, seperti orang gila menyerang kubah darah. 　　Fang Yuan merebut Gu Tengkorak Darah dan Gu Transformasi Yin-Yang dari mulut harimau, hampir seperti mengambil nyawanya. 　　Orang-orang gemetar, serentak mundur selangkah. Gu Yue Yidai bagai binatang buas terpojok, marah sampai api benar-benar menyembur dari matanya. 　　Tapi tak lama, Tianhe Shangren menyerang. 　　"Aku ingin kau mati, aku ingin kau mati!" Gu Yue Yidai mengamuk, menyerang tanpa bertahan, melampiaskan amarahnya pada Tianhe Shangren. 　　Tianhe Shangren kaget, mendapat pukulan telak di kepala. 　　Kedua pihak kembali bertarung, pertempuran memasuki fase paling sengit. 　　Fang Yuan tertawa terbahak, berkata pada Bai Ningbing: "Ikut aku membunuh-bunuhan!" 　　Sebelum suaranya habis, ia langsung bertindak. Juchi Jinwu mengaum sambil berputar liar, memotong pinggang anggota keluarga besar Gu Master di dekat Fang Yuan! 　　Gu Tengkorak Darah! 　　"Selanjutnya, Fang Yuan mengaktifkan Gu tengkorak darah, mengumpulkan seluruh darahnya." "BAB198: Pembunuhan dan pengambilan darah yang kejam, mendapat keberuntungan dari bencana dengan tangan tak berbelas kasih!" 　　; 　　"BAB198: Pembunuhan dan pengambilan darah yang kejam, mendapat keberuntungan dari bencana dengan tangan tak berbelas kasih!" 　　"Fang Yuan, apa yang kau lakukan?" 　　"Hentikan segera! Musuh masih di depan mata, bagaimana bisa bertengkar internal?" 　　"Hentikan, atau... eh!" 　　Orang-orang terkejut, Fang Yuan kembali menunjukkan kekejamannya dengan membunuh anggota keluarga besar lainnya.. 　　"Aku hanya membunuh Klan Gu Yue! Orang-orang tak berkepentingan minggir! Atau akan kubantai bersama!" Fang Yuan meraung. 　　Orang-orang terdiam serentak mundur, sama sekali tidak menyangka Fang Yuan bisa sebegitu gilanya. 　　"Fang Yuan sudah gila!" 　　"Dia kehilangan akal sehat, serang mereka bersama-sama!" 　　"Benar! Jika ini berlanjut, kita akan tewas di tangan Fang Yuan sebelum generasi pertama mengusir musuh..." 　　Fang Yuan bagai mengguncang sarang lebah, emosi massa memanas tapi tak ada yang berani langsung menyerang, banyak yang berteriak mengobarkan perlawanan. 　　"Ha ha ha, menarik sekali!" Bai Ningbing tiba-tiba tertawa, lalu membunuh seseorang di sampingnya. 　　"Yang Mulia Bai Ningbing, Anda...!" Korban ternyata anggota keluarga Bai. 　　"Bahaya! Yang Mulia Bai Ningbing juga sudah gila!" Orang-orang histeris ketakutan. 　　Tatapan Fang Yuan tajam mengarah ke Bai Ningbing, tidak menyangka adanya perubahan drastis ini. 　　Bai Ningbing tertawa gila: "Kau sudah membunuh keluarga besar, aku tentu tak kalah darimu. Ah, bagaimanapun situasi sudah tak terkendali. Apapun hasilnya, korban jiwa terlalu banyak. Keluarga Bai tak bisa lagi disebut perkampungan. Satu-satunya yang pernah berjasa padaku, kepala suku, juga sudah tewas. Lebih baik kubunuh semua, biar lebih spektakuler." 　　"Hehehe, itu yang terbaik." Fang Yuan tertawa lebar, bayangannya bergerak cepat, mulai mengamuk membantai. 　　Keluarga besar ini toh akan mati, lebih baik mati di tanganku sendiri, untuk meningkatkan bakat Fang Yuan, bukan Generasi Gu Yue. 　　Orang-orang dalam kubah darah mana sanggup melawan aliansi Fang Yuan dan Bai Ningbing? Terutama Bai Ningbing yang menjelang kematian, kekuatannya luar biasa, jumlah pembantaiannya bahkan melebihi Fang Yuan. 　　Fang Yuan menyempurnakan pembunuhan di belakangnya, menarik darah keluar. 　　Setelah membunuh ratusan orang, Gu Tengkorak Darah mencapai batas maksimal. Permukaan tengkorak kristal berubah merah menyala seperti ingin menetes. 　　Fang Yuan tertawa terbahak-bahak, mengaktifkan Gu Tengkorak Darah, dan menggantungnya di atas kepalanya. 　　Gigi tengkorak terbuka, menyemburkan mata air darah harum yang menyiram Fang Yuan dari kepala hingga kaki. 　　Fang Yuan menikmatinya, menarik napas dalam-dalam, menikmati semua ini. 　　Ia berambut hitam dan jubah hitam, seluruh tubuhnya berlumuran darah, bagaikan iblis neraka yang keluar dari dunia bawah. Orang-orang di sekitarnya gemetar ketakutan, menjerit-jerit kesakitan. 　　"Bakat, benar-benar meningkat!" Bakat Fang Yuan awalnya hanya kelas C 4,4 lapis, kemudian turun menjadi 4,3 lapis karena Gu Pemakaman Manusia-Hewan. Tapi kini disiram mata air darah yang meresap ke rongga kosong, bakatnya langsung naik satu lapis. Mencapai 5,3 lapis! 　　“Benar-benar harta yang luar biasa, pantas saja dianggap sepenting nyawa oleh Gu Yue Yi Dai!” Fang Yuan membuka matanya, mengangguk puas, lalu memulai pembantaian baru. 　　Keduanya di dalam kubah darah, menciptakan badai darah dan kematian. 　　Ini adalah pembantaian besar-besaran. 　　“Fang Yuan, kau benar-benar binatang yang kehilangan kemanusiaan!” Gu Yue Mo Yan menerjang ke depan. 　　Fang Yuan menghindari serangannya dengan menyamping, lalu mengayunkan Juchi Jinwu dengan keras. 　　Gadis itu terbelah menjadi dua bagian. 　　“Fang Yuan, ampuni kami! Kami ini paman dan bibimu!” Gu Yue Dong Tu dan istrinya bersimpuh memohon ampun. 　　Fang Yuan menyeringai dingin, mengibaskan tangan kirinya. Pisau bulan berwarna darah melesat, dua kepala terpenggal ke lantai. 　　…… 　　Blood Skull Gu mengumpulkan darah seluruh anggota klan Gu Yue, memurnikannya menjadi sumber darah pekat yang kembali menyirami Fang Yuan. 　　“Ah... nikmatnya...” Fang Yuan memejamkan mata, menarik napas dalam. Aliran udara hangat mengaliri seluruh tubuhnya, membuatnya merasa segar bagai terlahir kembali. 　　Bakatnya naik satu lapis, mencapai enam puluh tiga persen! 　　Bakat sebagai Gu Master: 50% masuk Kelas C, 60-70% Kelas B, **% Kelas A. 　　Kini Fang Yuan secara resmi meninggalkan Kelas C, menjadi bakat Kelas B! 　　“Tapi cultivationku justru turun...” Mata Fang Yuan terbuka, tatapannya berat. 　　Bakat Fang Yuan naik ke Kelas B, namun cultivationnya turun dari Putaran Tiga ke Putaran Dua. 　　Sungguh aneh dan tidak masuk akal! 　　Gu Yue Yi Dai cultivationnya tidak berkurang sedikitpun saat meningkatkan bakat. Mengapa di tubuh Fang Yuan justru terjadi masalah seperti ini? 　　“Ini memang merepotkan. Pasti itu Shi Qiao Gu!” Fang Yuan menghela napas dalam hati. 　　Fang Yuan pernah menggunakan Shi Qiao Gu untuk menghabiskan potensi rongga kosong-nya, membuat cultivation-nya melonjak hingga puncak tingkat tiga. Sedangkan Xue Lu Gu ini menyiram cairan pekat darah untuk meningkatkan potensi dalam rongga kosong, sekaligus meningkatkan bakat Fang Yuan. 　　Tidak diragukan lagi, kedua Gu ini saling bertentangan. 　　Tapi Xue Lu Gu mencapai level empat, sementara Shi Qiao Gu hanya tingkat tiga. Xue Lu Gu mengungguli Shi Qiao Gu, sehingga membuat rongga kosong Fang Yuan berubah secara bertahap dari batu kembali menjadi membran cahaya. Namun efek peningkatan cultivation dari Shi Qiao Gu juga mulai menghilang, bahkan mulai mengurangi tingkat cultivation Fang Yuan. 　　Perubahan ini tak terduga oleh Fang Yuan dalam waktu singkat. 　　Tapi Bai Ningbing semakin kuat. Dengan membunuh di semua penjuru, Fang Yuan bisa menghemat tenaga, tak perlu aktif menyerang, namun tetap berhasil mengumpulkan darah daging keluarga besar. 　　Di luar kubah darah, Gu Yue Yidai melihat orang-orang dibantai, marah sampai menghentakkan kaki dan terus menerus mengaum, namun tak bisa berbuat apa-apa. 　　Ia mewarisi darah daging, menunggu ratusan tahun hanya ingin membunuh keturunannya sendiri untuk meningkatkan bakatnya. Setelah merencanakan begitu lama, akhirnya justru memberikan keuntungan kepada orang lain. 　　"Anak muda ini, di usia begitu belia sudah kejam sekali. Sifat Iblis-nya lebih dalam dari junjungannya!" Tian He Shangren yang menyaksikan juga diam-diam merasa ngeri. 　　Pembantaian terus berlanjut, dua tiga shichen kemudian. 　　Fang Yuan cultivation jatuh ke tingkat awal satu, namun rongga kosong kembali ke membran cahaya, bisa memulihkan Yuan Zhen secara mandiri. 　　Ia telah berkali-kali disiram darah hampir sepuluh kali, semakin ke akhir, efeknya makin berkurang. Dua tiga kali awal masih bertambah satu lapis-satu lapis, kemudian hanya naik beberapa persen. 　　Tapi bakatnya melonjak drastis dari Bakat Kelas C empat lapis tiga persen langsung menjadi sembilan lapis penuh. 　　Bakat sembilan lapis berarti tingkat A! 　　Bakat tingkat A!! 　　"Di kehidupan sebelumnya 500 tahun lalu, aku baru meningkatkan bakat dari Kelas C ke Kelas B dengan keberuntungan setelah 200 tahun lebih. Tak disangka kali ini malah naik ke tingkat A karena musibah." Fang Yuan mengepal tinju, hati dipenuhi semangat. 　　Bai Ningbing menghentikan pembunuhan dan mendekat: "Selanjutnya apa yang harus kita lakukan?" 　　Di dalam kubah darah hanya tersisa mereka berdua. Semua orang lain, baik Gu Master maupun manusia biasa, telah dibunuh. 　　Di luar kubah darah, akibat pertempuran dua Master Kelima Lingkaran, tak ada yang selamat. 　　Seluruh medan perang hanya menyisakan dua orang di dalam kubah darah, dan dua orang di luarnya. 　　Fang Yuan mengalihkan tatapan ke luar kubah, nada bicara santai: "Selanjutnya tinggal menunggu Gu Yue generasi pertama kalah dan kabur, lalu Blood Curtain Heavenly Glory menghilang." 　　"Lalu apa?" Bai Ningbing mendesak. 　　"Lalu?" Fang Yuan menoleh, melirik Bai Ningbing sambil tersenyum, "Lalu kau boleh mati." 　　Bai Ningbing membeku. 　　"Oh? Apa maksudmu?" Matanya segera menyipit membentuk celah, pupil biru keabu-abuan menyimpan bahaya maut. 　　“Tubuh Beiming Bingpo meledakkan diri, kekuatannya dahsyat. Meski cultivationmu lemah dan harapannya kecil, kau bisa melawan Master Kelima Lingkaran. Saat meledak, kau bisa mengendalikan arah es, bukan?” Fang Yuan tersenyum. 　　“Bagaimana aku tahu?” Bai Ningbing menarik sudut bibirnya, “Aku belum pernah meledakkan diri!” 　　“Aku tahu, kau pasti bisa!” Fang Yuan tertawa lebar sambil menepuk dadanya. Tanpa sadar, bayangan Bai Ningbing yang meledak dan tewas sebelumnya muncul kembali di pikirannya. 　　Dan kalimat itu——"Teruskan hidupku, saksikan segala keindahan dunia ini!" 　　“Aku akan tetap di sisimu. Setelah kau meledak, saat waktunya tepat, aku akan menyelamatkanmu dan menghidupkanmu kembali.” Kata Fang Yuan. 　　“Bagaimana jika saat itu kau tidak menyelamatkanku?” 　　“Hehehe.” Fang Yuan tersenyum dingin, “Kau harus mengambil risiko. Saat kau meledak, aku akan tetap di sampingmu. Jika kau meragukan niatku, kau bisa melepaskan gelombang es untuk membunuhku kapan saja. Pasti kau sudah merasakannya, cultivationku telah turun ke tingkat awal satu. Saat itu, aku tak punya daya melawan.” 　　“Tapi jika kau mempercayaiku, mungkin saja aku menipumu dan takkan menghidupkan siapapun. Bahkan mungkin aku tak punya kemampuan menghidupkan orang. Jadi pilihanmu ini tak hanya tergantung pada pikiranmu sekarang, tapi juga apa yang terlintas saat ajal menjemput.” 　　Bai Ningbing terdiam. 　　Fang Yuan mengatakan hal ini, membuatnya bertaruh. Sebenarnya, bukankah Fang Yuan juga sedang bertaruh? Ia menjadikan nyawanya sendiri sebagai taruhan, semuanya bergantung pada pemikiran Bai Ningbing. 　　"Hehe, sungguh menakjubkan, sungguh menarik! Kalau begitu aku harus bertaruh juga, ha ha!" Setelah beberapa lama, Bai Ningbing menengadah ke atas, menepuk tangan sambil tertawa terbahak. 　　Fang Yuan tidak menghiraukannya, fokus pada pertempuran di luar kubah darah. 　　Benar seperti yang diduganya, Gu Yue Yidai terjebak dalam posisi dikalahkan, ditekan habis-habisan oleh Tianhe Shangren. 　　Meskipun dia telah mengisi ulang Yuan Zhen, setiap persen yang digunakan semakin berkurang. Dalam pertarungan berkepanjangan, bagaimana mungkin bisa menyaingi konsumsi energi Tianhe Shangren? 　　Apalagi Tianhe Shangren telah memahami caranya, tidak akan membiarkan Gu Yue Yidai dengan mudah membalikkan keadaan. 　　"Sungguh membuatku naik darah!" Setelah beberapa saat, Gu Yue Yidai menengadah ke langit dan merintih sedih, "Pengkhianat kecil, kau telah menghancurkan rencana 100 tahunku. Hari ini sementara kulepaskan, di masa depan pasti akan kubunuh kau untuk melepaskan kebencian di hati!" 　　Setelah melemparkan ancaman kejam ini, Gu Yue Yidai menggeber kedua sayapnya, terbang menuju ufuk langit melarikan diri dari medan perang. 　　"Jangan kabur!" Tianhe Shangren segera berubah menjadi cahaya dan mengejar tanpa henti. 　　Tanpa suara pertempuran sengit mereka, medan perang ini langsung sunyi senyap. 　　Ini seharusnya kesempatan emas untuk pergi, tapi Blood Curtain Heavenly Glory justru menjadi penghalang besar. 　　Sekitar dua shichen kemudian, kubah darah semakin menipis, hampir menghilang. 　　Tapi tepat saat itu, seberkas cahaya putih datang dari kejauhan, berubah wujud menjadi Tianhe Shangren. 　　"Ia terluka parah, luka ini membentang dari bahu kiri hingga pinggangnya, sedalam tulang yang terlihat, mengalirkan darah racun ungu kemerahan. Namun, Tianhe Shangren bersemangat luar biasa, wajahnya dipenuhi kepuasan karena dendamnya terbalaskan." 　　"Di tangan kanannya tergenggam kepala berambut kusut berlumuran darah - tak lain adalah Gu Yue Yidai!" 　　"Benarkah kau membunuh Gu Yue Yidai?" Bai Ningbing menunjukkan ekspresi terkejut. 　　Fang Yuan tersenyum: "Rupanya si tua ini benar-benar membenci Gu Yue Yidai. Hehe, pastinya ia membayar harga mahal untuk membunuhnya." 　　Saat mereka berbicara, kubah darah pun menghilang sepenuhnya, meninggalkan keduanya tanpa perlindungan. 　　"Bocah pencuri! Serahkan kedua Gu itu sekarang! Aku sedang baik hati, masih bisa mengampuni nyawamu. Jika kau menunggu hingga kubah darah ini lenyap, kuburkan pun tak akan dapat kau dapatkan!" Tianhe Shangren melayang di udara, menatap sinis sambil tertawa terbahak. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing saling memandang, tersenyum tipis tanpa sepatah kata. 　　Tianhe Shangren mengamuk: "Berani sekali! Menolak jamuan baik, pantas dibunuh!" 　　Sebelum suaranya reda, tubuhnya telah berubah menjadi semburan cahaya putih menerjang. 　　Bai Ningbing tersenyum penuh tantangan, melangkah maju: "Sudah kutunggu!" 　　Kulitnya seketika kehilangan warna, berubah menjadi patung es utuh. 　　Angin dingin menderu mengamuk. Embun beku menyebar, gletser tak berujung menjulang. 　　“Ini!” Tian He Shangren sama sekali tidak menyangka akan perubahan dramatis ini. Terkejut oleh serangan mendadak Bai Ningbing, ia terjebak dalam balok es.。 Gu Zhenren BABke-199: Menuju Takdir Masing-masing 　　; 　　BABke-199: Menuju Takdir Masing-masing 　　Boom boom boom! 　　Gletser bergetar hebat dan retak. Tian He Shangren melancarkan serangan, dalam sekejap mata hampir mencapai permukaan es..Membaca 　　"Jangan biarkan tua bangka ini lolos!" seru Fang Yuan dengan nada tegas. 　　Bai Ningbing yang sudah tak bisa bicara, tanpa ragu meledakkan diri satu lengan berubah menjadi angin beku dahsyat. Angin kencang menerjang, gletser menyebar cepat menebalkan lapisan es hampir sepuluh zhang. 　　Tian He Shangren meraung dalam es, menyerang dengan amuk. 　　Bai Ningbing kembali meledakkan lengannya, lapisan es berulang kali menindih dan menggagalkan setiap upaya kabur Tian He Shangren. 　　Di bawah kendali khusus Bai Ningbing, embun beku bagai pasukan mengepung ketat Tian He Shangren. Meski berlevel 5, usai membunuh Gu Yue Yidai, tenaganya sudah menipis. Berulang kali mencoba menerobos, akhirnya tetap terkurung dalam es. 　　"Ternyata ini tubuh Beiming Bingpo! Tapi hanya mengandalkan ini ingin membunuhku, kalian masih berkhayal!" Akhirnya ia tersadar, mengaktifkan Cun Xi Yu Zang Gu. 　　"Sebuah cahaya giok hijau berkilauan, menyelimuti seluruh tubuhnya." Kemudian cahaya tersebut berubah dari ilusi menjadi nyata, berubah menjadi peti giok transparan yang melindunginya dengan kokoh. 　　Peti giok itu luar biasa kuat, Bai Ningbing berusaha berkali-kali namun gagal. Akhirnya ia hanya bisa terus mempertebal lapisan es di sekitar peti giok, membentuk puncak es setinggi puluhan zhang. 　　Fang Yuan terus mengamati dengan seksama, menyaksikan seluruh proses ini. 　　"Memang pantas disebut sepuluh tubuh terlarang!" Meski ini kedua kalinya menyaksikan, ia tetap tak bisa menahan kekaguman. 　　Ia bersandar di sebelah Bai Ningbing yang kini kedua lengannya telah membeku menjadi patung es. Bahkan wajahnya mulai kabur, pelan-pelan tertutup embun beku. 　　Semua ini menunjukkan kesadarannya pelan-pelan memudar. Begitu benar-benar hilang, ia akan mati untuk selamanya. 　　Melihat lapisan es di sekitarnya mulai merambat ke arahnya, Fang Yuan sadar: Hanya mengandalkan kekuatannya mustahil bisa lolos, lambat laun ia akan terperangkap dalam gletser dan mati beku! 　　"Sudah waktunya." Seketika ia mengeluarkan sepasang serangga gu dari rongga kosongnya. 　　Kedua serangga gu ini, satu memancarkan cahaya hitam dan satu lagi cahaya putih, saling berkejar-kejaran membentuk bola cahaya taiji. 　　Ini adalah Yin Yang Zhuan Shen Gu. 　　"Pergilah." Gerakan hati Fang Yuan, serangga gu bercahaya hitam itu segera terbang masuk ke dalam patung es Bai Ningbing. 　　Meski Fang Yuan hanya tingkat satu, rongga kosongnya menyimpan banyak Yuan Zhen salju tingkat tiga yang hampir seluruhnya digunakan untuk memaksa mengaktifkan serangga gu ini. 　　Sekejap, sinar hitam mencuat ke langit, aura yin berkumpul, di udara membentuk pusaran Energi Primordial. Sebuah nyawa baru mulai terbentuk dalam patung es, lalu berkembang pesat. 　　Cahaya hitam menyilaukan menghilang, patung es berderak retak, permukaannya pecah menjadi serpihan-serpihan yang berhamburan. 　　Bai Ningbing dengan jubah putih dan rambut perak tetap utuh, lengannya sembuh total. Alisnya seperti lukisan, pipinya bersemu areola merah yang menggemaskan, muncul dari balik pecahan es. 　　Gelombang es tiba-tiba berhenti, hawa dingin pun lenyap seketika. Lapisan es di sekitar Fang Yuan hanya menjulur hingga beberapa inci dari tubuhnya, nyaris merenggut nyawanya! 　　"Aku benar-benar hidup kembali!" Bai Ningbing terkejut, menatap tangan mungilnya yang halus seperti giok, meraba seluruh tubuhnya dengan perasaan tak percaya bercampur sukacita. 　　"Hehehe." Fang Yuan tertawa lebar, "Barusan aku menggunakan Yin Gu dari Yin Yang Zhuan Shen Gu padamu. Gu ini bisa menciptakan yin dari yang, membuatmu mengalami perubahan besar menjadi manusia baru. Ini adalah Gu penyembuh level empat yang bisa menghidupkan kembali yang mati. Tapi ada kekurangannya: sekali digunakan, bakat sebagai Gu Master akan turun satu lapis." 　　Bai Ningbing sebelumnya adalah sepuluh tubuh terlarang dengan bakat sepuluh persen. Sekarang turun satu lapis, menyamai Fang Yuan menjadi sembilan persen. 　　Kabar ini mungkin menjadi malapetaka bagi orang lain. Tapi bagi Bai Ningbing, justru kabar gembira. 　　“Perasaan yang baik ini. Bakatku menurun, aku tak lagi menjadi tubuh Beiming Bingpo. Ha-ha, sembilan lapis ya sembilan lapis, apa masalahnya?” Dia tertawa terbahak-bahak. 　　Fang Yuan menggeleng: "Sepuluh tubuh terlarang mustahil diubah. Meski cara ini menurunkan bakatmu, seiring cultivation-mu berlanjut, bakatmu akan pulih perlahan. Pada akhirnya, kau akan kembali menjadi tubuh Beiming Bingpo. Saat itu tiba, kau butuh Yang Gu yang tersisa ini. Ini bisa membuatmu berubah sekali lagi, menurunkan bakatmu satu lapis." 　　Usai berkata, Fang Yuan mengabaikan tatapan Bai Ningbing yang menancap pada Yang Gu. Di hadapannya, ia menyimpan Gu itu ke dalam rongga kosongnya. 　　"Pasangan Yin-Yang Transformation Gu di dunia selalu berpasangan. Kau telah menggunakan Yin Gu, harus pakai Yang Gu di tanganku ini baru efektif. Gu Yang lain takkan berpengaruh. Jangan berpikir untuk merebutnya. Gu Yang ini telah kusatukan, dengan gerakan hatiku saja bisa kuhancurkan." Kata Fang Yuan dengan tenang. 　　Saat ini, Bai Ningbing masih memiliki cultivation tingkat tiga. Fang Yuan baru tingkat satu, tentu perlu cara agar Bai Ningbing tak berani bertindak terhadapnya. 　　"Begitu rupanya. Fang Yuan, kau benar-benar punya skenario yang licik!" Bai Ningbing menghela napas panjang, "Apa yang kau inginkan dariku untuk mendapatkan Yang Gu ini?" 　　“Hehehe…” Fang Yuan tertawa cukup lama, baru kemudian berwajah serius, “Gunung Qingmao ini sudah menjadi wilayah es tak berpenghuni, tiga keluarga besar, dan makhluk hidup tak terhitung semuanya membeku di bawah es. Dalam tiga sampai lima hari, semua akan mati. Fenomena aneh seperti ini pasti akan menarik perhatian dan eksplorasi banyak orang. Lagipula si tua itu juga belum mati, menyegel dirinya dalam peti giok sambil menunggu kesempatan melarikan diri. Gunung Qingmao sama sekali tidak bisa ditinggali, kita harus pergi dari sini.” 　　“Bagaimana denganku? Sekarang cultivation-ku masih tingkat satu, serangga Gu-ku juga tidak lengkap, belum bisa menjelajah sendiri. Dalam kondisi seperti ini, aku harus mengandalkan kekuatanmu. Dunia ini sangat luas dan penuh keajaiban, Gunung Qingmao hanyalah sudut kecil saja. Jika kau ikut aku menjelajah dunia, pastinya akan sangat menarik!” 　　“Begitu rupanya. Kau benar-benar telah mengatur semuanya dengan rapi. Hmph!” Bai Ningbing menggigit giginya, di hatinya lebih banyak perasaan senang dan terkejut, tapi juga ada sedikit rasa tidak berdaya. Namun proposal Fang Yuan kebetulan sesuai dengan keinginannya, “Aku bisa menerima tawaranmu. Tapi ada satu hal yang harus jelas.” 　　“Apa?” tanya Fang Yuan. 　　“Bukan aku yang mengikutimu, tapi kau yang harus ikut aku menjelajahi dunia!” Bibir merah Bai Ningbing sedikit melengkung, tersenyum dengan angkuh. 　　“Ha ha ha.” Fang Yuan tertawa terbahak-bahak. 　　“Lalu, ke mana kita akan pergi selanjutnya? Ada ide?” tanya Bai Ningbing. 　　“Gunung Tulang Putih.” Jawab Fang Yuan sambil terus tertawa. 　　“Apa yang lucu? Tertawa terus!” Bai Ningbing tidak mengerti. 　　Fang Yuan bahkan tertawa sampai mengeluarkan air mata: “Kau belum menyadari keanehan dalam ucapanmu tadi?” 　　"Ada yang tidak beres?" Bai Ningbing mengangkat alisnya, tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah sangat dramatis. 　　Kejutan, ketakutan, kebingungan, kepanikan, kekaguman, amarah... Semua terpancar jelas di wajahnya. 　　Ia menatap dadanya yang montok dan bulat, lalu berteriak: "Aku... Kenapa aku jadi perempuan?!" 　　Teriakannya bergema di Gunung Qingmao, mengguncang butiran-butiran salju hingga berjatuhan. 　　"Sudah pasti! Yin Yang Zhuan Shen Gu. Gu Yin digunakan pada tubuh pria akan mengubahnya menjadi perempuan. Gu Yang digunakan pada tubuh wanita akan mengubahnya menjadi pria. Yin Yang bertukar, Yin Yang bertukar... Menurutmu ini apa?" Fang Yuan menjawab dengan santai. 　　"Aku... Aku... Bangsat!" Bai Ningbing melotot ke Fang Yuan sambil memaki. Kini ia harus mendapatkan satu-satunya Gu Yang itu. 　　"Tenanglah, Saudara Bai. Masih bisa hidup itu sudah keberuntungan besar." Fang Yuan mencoba menenangkan. 　　"Keberuntungan apaan?! Coba kau yang jadi perempuan!!" Raungan kemarahan Bai Ningbing bergema di antara gletser bersalju. 　　…… 　　Dua hari kemudian. 　　Matahari bersinar terik, mencairkan es hingga membentuk aliran mata air jernih di lereng gunung. 　　Krak-krak... 　　Retakan es bersuara keras, semburan cahaya hijau melesat ke angkasa lalu berubah menjadi peti mati giok. 　　Byur! Peti giok meledak, Tianhe Shangren meneriakkan pekikan panjang saat kembali melihat dunia dan meraih kebebasannya. 　　Serangga Gu Cun Xi Yu Zang yang mencapai level 5 ini sungguh luar biasa. Selama seorang Master Gu masih menyisakan sedikit napas, ia bisa mempertahankan nyawa dan memperlambat perkembangan luka. Tidak hanya itu, peti giok yang terbentuk juga sangat kokoh, layak disebut senjata pertahanan andalan. 　　"Bajingan kecil sialan!" Ia mengutuk dengan suara kesakitan, diliputi amarah dan kecemasan. 　　Meski berhasil membunuh musuh seumur hidupnya Gu Yue Yidai, ia gagal mengambil kembali Warisan Darah Laut. Bagaimana cara melapor ke sekte nanti? 　　Gua es tempat Fang Yuan sebelumnya berada di lokasi ingatan itu, telah lama hancur. 　　"Semoga dia belum pergi jauh!" Dengan sedikit harapan, ia mulai menyisir area sekitarnya. 　　Menggunakan serangga gu pengintai, ia menemukan banyak sisa kehidupan tersembunyi di kedalaman lapisan es. 　　Kehidupan yang ulet sering menciptakan keajaiban. Salju gletser baru mengubur selama dua hari, waktu yang belum cukup untuk mematikan semua makhluk. 　　"Ketemu! Tak kusangka bersembunyi di sini, Hmph, tempat paling berbahaya adalah yang paling aman? Licik sekali!" Tian He Shangren tiba-tiba gemetar, wajahnya berbinar kegirangan. 　　Ia menerobos lapisan es, tak lama kemudian mengangkat sebuah balok es. 　　Di dalam balok es, Fang Zheng diselimuti cahaya bulan dari Moonlight Raiment. Nyawanya tinggal seujung kuku. 　　Tian He Shangren bersumpah, seumur hidup takkan ia lupa wajah Fang Yuan. 　　Namun pada akhirnya, sebagai Master Kelima Lingkaran, saat melihat Fang Zheng, dia langsung kecewa: "Orang ini bukan dia, hanya wajahnya yang mirip. Ah..." 　　Ia menghela napas panjang, tiba-tiba terkejut. 　　"Tunggu, kemiripan wajah seperti ini kemungkinan besar adalah saudara kembar! Kalau begitu, dia pasti kerabat dekat si pencuri itu!" Mata tua kabur Tianhe Shangren tiba-tiba memancarkan kilatan tajam. 　　Dengan kerabat dekat di tangan, dia bisa meracik Cacing Darah Kerabat! 　　Berkat Cacing Darah Kerabat level 5 inilah dia bisa menemukan Gu Yue Yidai di tengah lautan manusia yang tak terhitung jumlahnya. 　　"Tugas dari sekte, tidak sepenuhnya gagal. Masih ada harapan. Anak muda ini adalah satu-satunya harapanku. Harus menyelamatkannya!" 　　Fang Zheng membuka mata beratnya yang lelah, bangun dengan susah payah. 　　"Ini dimana?" Matanya berkabut, hanya melihat bayangan samar di depannya. Seluruh tubuhnya lemas, kepala terasa seperti hendak pecah. 　　Ingatan terakhirnya adalah di padang rumput saat Kompetisi Tiga Klan, langit dipenuhi burung besi, semua orang di sekitarnya berlarian. 　　Ia mendorong Moonlight Raiment, tapi diserang oleh kawanan burung. Dalam pertarungan, seekor burung mematuk dahinya dengan keras. 　　Langsung tak sadarkan diri, terguling dari tebing. 　　"Kau orang tua yang di punggung burung itu?!" Melihat jelas orang di hadapannya, Fang Zheng kaget berusaha bangun, baru setengah merangkak langsung terjatuh lagi. 　　“Anak muda, di hadapanku Tianhe Shangren, kau masih berharap bisa melarikan diri?” Tianhe Shangren mengusap janggut sambil menyeringai dingin. 　　Ia memandangi Fang Zheng dari atas ke bawah, lalu berkata lagi: “Ngomong-ngomong, aku ini penyelamatmu. Bukan karena aku, kau sudah membeku sampai mati. Aku sarankan kau tak mau bergerak sembarangan, kalau jatuh jangan salahkan aku.” 　　Fang Zheng melirik sekelilingnya, langsung terkejut. 　　Di sekitarnya awan berarak-arak, ia sedang berbaring di punggung burung bangau raksasa, melayang tinggi di langit biru. 　　“Kau... kau ini siapa sebenarnya? Mau membawaku ke mana?” teriak Fang Zheng panik. 　　“Aku ini Tianhe Shangren, tentu saja akan kembali ke Zhongzhou.” 　　“Zhongzhou?!” Fang Zheng berteriak histeris. 　　(ps: BABpertama selesai. Tak perlu diragukan lagi, cerita selanjutnya akan semakin seru!). BAB1: Rakit Terbalik di Sungai Huanglong 　　; 　　BAB1: Rakit Terbalik di Sungai Huanglong 　　Sungai Huanglong, sungai terbesar ketiga di Nanjiang dengan panjang lebih dari 8.000 km, bermula dari Gunung Huangguo, mengalir melalui Gunung Xuanming, Gunung Guibei, Gunung Qingmao, Gunung Baigu, Gunung Leici, dan akhirnya bermuara di laut.... 　　Jika dilihat dari peta Nanjiang, Sungai Huanglong membentuk huruf '' yang menembus lebih dari separuh wilayah Nanjiang. 　　Berkelok-kelok menderu mengangkut pasir, gelombang dahsyat bergemuruh megah. Menembus tebing membelah bumi, menggapai awan mengaum ke langit. 　　Aliran air Sungai Huanglong deras dan keruh. Ikan, kura-kura, ular, serta kerang hidup di dalamnya. Saat ini, sebuah rakit bambu terombang-ambing di tengah gelombang. 　　Rakit bambu biru kehijauan ini terlihat sangat reyot, dipenuhi bekas luka. Di tengah rakit terdapat tiang layar sederhana dengan layar putih usang yang terkembang. Di sekitar tiang layar ditumpuk bahan pokok untuk menstabilkan pusat gravitasi. Bambu-bambu diikat erat dengan tali rami. Beberapa bagian diperkuat berlapis-lapis, jelas menunjukkan perbaikan dadakan yang dilakukan berkali-kali di tengah arus sungai. 　　Air sungai mengalir deras membawa rakit yang terombang-ambing mengikuti arus. 　　Setiap hempasan gelombang membuat rakit berderit nyaris ambrol, suaranya membuat deg-degan siapa pun yang mendengar. 　　Di atas rakit yang seperti akan hancur setiap saat ini, terangkut dua remaja. 　　Seorang pemuda berwajah biasa dengan jubah hitam, bermata dan berambut gelap. Satunya lagi gadis berbaju putih, bermata biru dan rambut perak dengan kecantikan bak bidadari. 　　Mereka adalah Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Sejak pertempuran di Gunung Qingmao dimana Bai Ningbing meledakkan tubuh Beiming Bingpo untuk menjebak Siancu Tianhe sementara, mereka susah payah menerobos es, menebang bambu Hijau Tombak Giok, membuat rakit ini lalu segera kabur menjauh. 　　Seribu li serigala laba-laba Fang Yuan telah mati, sedangkan ular peri putih Bai Ningbing telah terbang entah kemana tanpa kabar sejak lama. 　　Tanpa serangga gu sebagai kendaraan, mengandalkan kaki manusia biasa terlalu lambat dan pasti akan tertangkap Siancu Tianhe. Karena itu Fang Yuan terpaksa mengambil cara ini. 　　Sungai Huanglong memiliki anak sungai di Gunung Qingmao. Katak Penelan Sungai level 5 itu dulu secara tak terduga terhanyut ke kaki Gunung Qingmao melalui aliran utama Sungai Huanglong. 　　Rakit bambu menyusuri anak sungai menuju aliran utama, meluncur deras sepanjang arus sungai. Kecepatannya luar biasa, menempuh ribuan kilometer dalam sehari. 　　"Sudah lima hari berlalu. Sepertinya si tua itu tidak akan datang," gumam Fang Yuan sambil berdiri di atas rakit, menatap ke belakang. 　　Meski rakit bambu tak secepat Raja Bangau Paruh Besi, tapi tenaga binatang pasti perlu istirahat. Berbeda dengan rakit yang mengandalkan arus sungai tak kenal henti. Semakin lama waktu, Fang Yuan semakin aman. 　　Apalagi Fang Yuan ingat: setelah Tianshang Ren membunuh Gu Yue Yidai dulu, dia kembali sendirian. Kemungkinan besar Raja Bangau Paruh Besi sudah mati. 　　Gemuruh deras aliran sungai memekakkan telinga. Bai Ningbing melirik Fang Yuan. Meski tak mendengar jelas ucapannya, dia paham maksud Fang Yuan. 　　Dia tertawa terbahak-bahak: "Ngapain khawatir! Kalau si tua itu mengejar, kita hadapi saja. Bertarung di Sungai Huanglong pasti seru. Tapi kalau mati di sini, mungkin jadi santapan ikan-udang. Hehe, itu juga lucu." 　　Fang Yuan mengabaikannya, tatapannya tertancap di kejauhan. 　　Diperhitungkan, lima hari perjalanan air ini sudah mendekati Gunung Tulang Belulang. 　　Dalam ingatannya, Gunung Bai Gu menyimpan warisan rahasia yang ditinggalkan oleh sepasang Master Gu tingkat empat dari aliran ortodox, menunggu orang yang berjodoh. 　　"Warisan Gunung Bai Gu, aku tidak mengalami langsung di kehidupan sebelumnya, hanya mendengar kabarnya. Tapi katanya dalam warisan itu ada beberapa rintangan yang membutuhkan kerjasama dua orang untuk melewatinya." 　　Fang Yuan melirik Bai Ningbing dengan samar saat memikirkan ini. 　　Meski bepergian bersama Bai Ningbing, ini hanya karena tekanan situasi dan ancaman lawan kuat. Dirinya sendiri baru mencapai tingkat awal satu, menjelajah dunia luar pasti membutuhkan bantuan. Ditambah lagi, Bai Ningbing telah berubah menjadi wanita. Sementara dirinya menguasai Yang Gu, seolah memegang kunci rahasia terbesarnya, memaksanya memilih kompromi. 　　Jika benar-benar memasuki Gunung Bai Gu, mampukah aku dan Bai Ningbing benar-benar bekerja sama? 　　Ini pertanyaan yang cukup besar. 　　Kreek. 　　Tiba-tiba terdengar suara letusan berat. 　　"Tidak baik, talinya lepas lagi." Suara ini terlalu familiar bagi Bai Ningbing, dia segera berteriak. 　　Arus sungai yang deras selama lima hari ini tak terhitung kali merusak tali rami yang mengikat Bambu Hijau Tombak Giok. Untung Fang Yuan membawa persediaan cukup sebelum berangkat. 　　"Cepat ambil tali rami, sini biar aku yang menahan sementara." Fang Yuan segera berjongkok, menggunakan kedua tangan menekan bagian yang terpisah, mencegah situasi buruk semakin meluas. 　　"Arus sungai sangat deras, menahan rakit bambu membutuhkan kekuatan penuh. Bai Ningbing tidak mampu melakukannya, hanya Fang Yuan yang memiliki kekuatan babi ganda." 　　"Untungnya situasi seperti ini sudah sering terjadi sebelumnya, Bai Ningbing punya pengalaman menanganinya. Ia segera mengambil tali rami dari tiang sederhana di tengah rakit." 　　"Datang, datang!" Dia buru-buru mendekat sambil menyodorkan tali rami. 　　"Fang Yuan dengan gesit mengambilnya, cepat-cepat melilitkan hingga berkeringat deras. Beberapa lilitan tali rami akhirnya berhasil mengamankan bagian ini." 　　"Rakit ini sudah rusak parah. Dengan kondisi seperti ini, kita hanya bisa bertahan satu hari lagi. Setelah itu, kita harus mendarat." Fang Yuan menghela napas. 　　"Sungai Huanglong tidak aman. Di balik arus bergulung-gulung tersembunyi banyak bahaya. Jika rakit hancur di tengah sungai, Fang Yuan dan Bai Ningbing tercebur, nyawa mereka akan terancam tak terduga." 　　"Duk." 　　"Tiba-tiba terdengar suara gedebuk kecil." 　　"Suara apa itu?" Fang Yuan segera mengerutkan kening. 　　"Bai Ningbing menyandarkan telinga, ekspresi bingung: 'Ada suara apa? Kok aku tidak dengar?'" 　　"Telinga Fang Yuan mengeluarkan akar sulur. Hampir bersamaan, suara duk-duk terus menerus terdengar. Rakit bergetar-getar ringan." 　　"Ada sesuatu di sungai sedang menyerang rakit!" Bai Ningbing berteriak kaget. 　　"Sebaris hitam melesat dengan cepat dari air sungai di samping rakit, nyaris menyambar bahu Bai Ningbing." 　　Bayangan hitam ini bergerak sangat cepat, hampir tak tertangkap oleh pandangan. Bai Ningbing hanya merasakan dingin di telinga, dan cairan mengalir di pipinya. Secara refleks diusapnya dengan tangan - darah! 　　"Apa barang setan ini!" dia memaki, menengadah ke langit hanya melihat ikan hitam berbentuk peluru terjun ke arus sungai. 　　"Ikan tombak peluru, sialan, cepat ke tepi!" teriak Fang Yuan sambil menarik-narik layar perahu. 　　Ikan tombak peluru memiliki dua ujung runcing dan perut besar seperti peluru tenun. Hanya ditemukan di sungai besar atau lautan. Biasanya muncul dalam kelompok ratusan bahkan ribuan. Karnivora ini berburu mangsa puluhan hingga ratusan kali lebih besar dari tubuh mereka secara berkelompok. 　　Swoosh-swoosh! 　　Anak panah hitam berhamburan dari bawah permukaan sungai. 　　Rakit bambu bergetar hebat. Banyak ikan tombak peluru menancap di rakit. Untungnya bambu Hijau Tombak Giok berkualitas tinggi, sangat keras sehingga bertahan. Banyak ikan tertancap di dasar rakit, membuatnya goyah seperti telur di ujung tanduk. 　　Layar diatur, memanfaatkan angin sungai, rakit miring dan meluncur cepat ke tepi. 　　Tapi kawanan ikan tombak peluru tak menyerah. Bayangan-bayangan hitam berenang gesit, menyerang ganas. 　　Crack. 　　Sebatang bambu Hijau Tombak Giok pecah. Seekor ikan tombak peluru menerobos rakit, momentum habis, jatuh di kaki Bai Ningbing. 　　"Ini seluruh tubuhnya tertutup sisik rapat, kepala ikan berbentuk lancip memancarkan cahaya redup." Bai Ningbing hanya bisa menatap kosong, setelah meledakkan diri, semua serangga gu di tubuhnya mati beku. Yin Yang Zhuan Shen Gu hanya menyelamatkan nyawanya, tapi tidak mampu menghidupkan kembali serangga gu-nya. 　　Pak-pak-pak. 　　Segera setelah itu, suara pecahan bilah bambu berderai datang bertubi-tubi. 　　Rakit bambu yang bertahan dari serangan gelombang pertama sudah sangat hebat. Tidak mungkin sanggup menahan gelombang kedua. 　　Arus sungai meluap, rakit bambu yang rusak mulai tenggelam. 　　"Cepat, cepat, cepat!" Fang Yuan memaki sambil melindungi layar. Jika layar hilang, rakit kehilangan tenaga penggerak. Fang Yuan dan Bai Ningbing akan tewas jika jatuh ke sungai! 　　Kawanan ikan panah bersiap melancarkan serangan gelombang ketiga. Ratusan ikan panah menghujam seperti hujan anak panah terbalik. Bambu berlubang, tali rami putus, rakit mulai hancur berantakan. 　　Tian Peng Gu! 　　Fang Yuan memaksa mengaktifkan serangga gu tingkat tiga. Tiba-tiba lautan Yuan Zhen di rongga kosongnya merosot tajam dengan kecepatan mengerikan. 　　Padahal dia memiliki bakat Kelas A 90%, ditambah Lotus Permata Surgawi. 　　Yuan Perunggu tingkat awal satu sulit memenuhi syarat kualitas untuk Tian Peng Gu. 　　Bahkan baju zirah putih yang terbentuk pun tampak hina, tak lagi mencerminkan cultivation tingkat tiga. 　　Byur-byur-byur. 　　Ikan panah bertabrakan dengan baju zirah putih, mengeluarkan suara gedebuk beruntun, tak mampu melukai Fang Yuan. Namun Bai Ningbing sudah terluka, dia menghindar gila-gilaan di atas rakit sambil mengelak serangan ikan panah yang menembus dari bawah. Di saat yang sama, dia berdiri di belakang Fang Yuan, mengandalkan tubuhnya untuk menahan sebagian besar serangan. 　　Situasi kritis tak terkira, layar kapal pun tertembus berlubang-lubang. Daya gerak rakit semakin melemah. Rakit tersisa kurang dari sepertiga, air sungai yang deras menggenangi permukaan hingga menenggelamkan kaki, hampir terbalik sepenuhnya. 　　"Sialan! Master Gu tingkat lima saja tak bisa membunuhku, masak aku harus tewas di tangan kawanan ikan panah kecil ini?" Bai Ningbing menghela napas panjang. 　　Satu gelombang serangan lagi, rakit pasti hancur berantakan. Jika mereka jatuh ke air, tak ada harapan selamat. 　　Namun... 　　Serangan kawanan ikan panah tak kunjung datang, membuat Bai Ningbing menahan napas dan waspada. 　　"Kita sudah sampai tepian. Kawanan ikan panah tak akan masuk ke perairan dangkal. Huu! Untuk sementara kita aman." Fang Yuan menghembuskan kekeruhan dari mulutnya, seluruh tubuhnya lemas tak berdaya. 　　Beberapa hari terakhir ini, dia hampir tak pernah terpejamkan mata, terus-menerus mengendalikan layar dan menyesuaikan arah hanyutan rakit. Hampir mencapai batas maksimal stamina. 　　Bai Ningbing juga menarik napas dingin dengan keras. Jubah putihnya dipenuhi darah, puluhan luka menghiasi tubuhnya. Untungnya, bakat bertarungnya memungkinkannya menghindari serangan, ditambah rakit bambu yang mengurangi momentum ikan tombak. Semua luka itu tergolong ringan. 　　Fang Yuan melirik Bai Ningbing, lalu rasa nyeri menyergap tubuhnya sendiri. 　　Ia juga terluka, darah mengalir deras tanpa henti. 　　Tian Peng Gu hanya diaktifkan beberapa menit, namun Lautan Yuan Zhen di rongga kosong sudah kering sama sekali. Tanpa perlindungan, mustahil bagi tubuh manusia biasa untuk menahan serangan ikan tombak. 　　Rencana awal adalah terus hanyut selama satu hari lagi. 　　Tapi langit punya badai tak terduga, manusia punya bencana yang datang tiba-tiba. Rencana selalu kalah oleh perubahan. Meski jarak ke Gunung Tulang Belulang masih jauh, Fang Yuan harus segera mendarat sekarang. 　　Layar sudah tak berfungsi. Dengan usaha maksimal, Fang Yuan berhasil menghindarkan rakit dari batu karang dan mendaratkannya di tepi pantai. 　　Keduanya mengarungi air, menginjak pasir pantai yang lembut, lalu naik ke darat. 　　Bai Ningbing menutupi lukanya sambil menjatuhkan diri ke pasir. Wajahnya pucat: "Jika begini terus, kita pasti kehilangan terlalu banyak darah! Kemungkinan besar sudah tidak selamat! Kau punya serangga gu penyembuh? Cepat keluarkan!" 　　Fang Yuan tersenyum getir. Dari mana ia bisa mendapatkan gu penyembuh? 　　（ps：Bab baru, awal baru. Bab sebelumnya Sifat Iblis Tak Mati, menuliskan sifat iblis banyak orang, benturan pemikiran baik-jahat, teori pemikiran jalan gelap. Bab ini Putra Iblis Turun Gunung, menulis petualangan, pergulatan, semangat. Gaya penulisan lebih lincah, ritme menonjol. Sebagian besar pembaca mungkin akan lebih menyukainya.）。 BABKedua：Istirahat di Rawa Dangkal dengan Meminjam Serangga Gu 　　; 　　BABKedua：Istirahat di Rawa Dangkal dengan Meminjam Serangga Gu 　　Lima hari lalu, Fang Yuan terlahir kembali di Gunung Qingmao。.. 　　Saat itu ia bersama Bai Ningbing di dalam kubah darah, sambil membantai sempat mengumpulkan beberapa barang rampasan dengan tergesa-gesa. 　　Tapi serangga gu ini semua membawa luka. Selama lima hari ini Fang Yuan terus hanyut di sungai, mereka kekurangan makanan, satu per satu mati. 　　Serangga gu untuk pengobatan, Fang Yuan selalu kekurangan, belum menemukan yang memuaskan. 　　"Sayang serangga gu-ku semua mati saat meledakkan diri. Jika tidak, luka takkan separah ini..." Bai Ningbing mendongak mengeluh ke langit. 　　Tapi Fang Yuan malah tersenyum: "Jangan terlalu pesimis. Tak semua hal harus diselesaikan dengan serangga gu." 　　"Ya?" Bai Ningbing memandangnya dengan bingung. 　　Fang Yuan diam-diam mengerahkan Yuan Zhen, membuka mulut mengeluarkan cahaya merah menyilaukan, bunga lentera gu muncul, berputar perlahan di udara. 　　Tepat Duo Rate Flower. 　　Gerakan hati Fang Yuan, Duo Rate Flower memancarkan sinar merah, di tengah aura merah terang, beberapa benda terbang keluar. 　　Ada perban, tabung obat besar, botol obat kecil. 　　“Bubuk dalam botol kecil ini bisa untuk sterilisasi dan antiradang, cukup gunakan sedikit. Salep dalam guci besar bisa menghentikan perdarahan dan menumbuhkan daging. Seharusnya ada perban kan?” Fang Yuan mengucapkan sambil membagi barang-barang ini menjadi dua bagian, lalu memberikan satu bagian kepada Bai Ningbing. 　　“Ini semua cara manusia biasa, tapi memang pernah diajarkan di ruang kelas.” Bai Ningbing menerimanya sambil mencibir, “Persiapanmu ini cukup lengkap juga.” 　　Sambil berbicara, dia membuka guci besar dengan santai. Aroma busuk yang menusuk hidung langsung menyergap, membuatnya reflex menolehkan kepala ke belakang sambil berteriak, “Kenapa baunya busuk sekali!” 　　Fang Yuan tersenyum, tidak menjawab. 　　Dia melepas pakaian, menuangkan bubuk dari botol kecil terlebih dahulu. Rasa sakit langsung menjalar di lukanya, terasa pedih menyengat. Kemudian membuka guci besar, salep di dalamnya seperti lumpur berwarna hitam-hijau dengan aroma tidak sedap. 　　Tapi Fang Yuan sudah terbiasa dengan ini sejak kehidupan sebelumnya, sama sekali tidak terganggu. 　　Dengan tangan, dia mengambil segenggam salep hitam-hijau, mengoleskannya secara merata di luka. Gerakannya terampil dan sangat berpengalaman. 　　Lalu membalut luka dengan perban, melilitkannya berulang kali. Segera semuanya tertangani dengan rapi. 　　Karena efek salep, area luka segera terasa dingin yang menyegarkan, menggantikan rasa pedih dan sakit sebelumnya. 　　“Salepmu ini cukup manjur!” Di sampingnya, Bai Ningbing masih sibuk menangani lukanya sendiri sambil mengerang kesakitan dan menarik napas tersentak. 　　“Dia jubah putih compang-camping, saat ini sedang ngobatin luka, hampir menampakkan dada dan *cahaya terpancar, namun masih tak menyadarinya. 　　Sambil mengoleskan obat, dia mengeluh: "Ah, kalau dipikir sekarang, andai ada serangga gu yang bisa menyembuhkan, pasti bagus sekali." 　　Fang Yuan meliriknya, lalu memanggil Duo Rate Flower dan mengeluarkan dua set pakaian. 　　Ia sudah mempersiapkan banyak persediaan, sejak awal memang berencana kabur, jadi menyiapkan beberapa set baju. Ditambah lagi Bai Ningbing usianya sebaya dengannya, ukuran tubuh juga mirip, baju miliknya cukup cocok untuknya. 　　"Terima ini." Ia menyodorkan satu set pakaian ke Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing menerima baju tersebut, mendengus pelan dengan ekspresi terkejut: "Tak kusangka persiapanmu cukup lengkap." 　　"Lebih baik sedia payung sebelum hujan." Fang Yuan membalas sambil melepas baju dan kaus kaki basah yang masih menempel di tubuhnya, lalu berganti pakaian baru. 　　Seketika, rasa nyaman dari pakaian bersih yang dikenakannya membuatnya merasa jauh lebih baik. 　　Bai Ningbing juga berganti baju, melemparkan jubah putih compang-campingnya ke pasir pantai. Namun raut wajahnya suram, jelas terlihat bahwa setelah lolos dari bahaya, saat membalut luka dan berganti baju, dia mulai menyadari perubahan pada tubuh kekarnya. 　　"Selanjutnya apa rencanamu? Kapan kau akan memberiku Yang Gu?" Ia mendekat sambil mengerutkan alis bertanya. 　　Fang Yuan mengumpulkan jubah hitam dan kaus kaki yang sudah diganti: "Bukankah sudah kukatakan, perjalanan ini menuju Gunung Tulang Putih. Adapun Yang Gu itu, setidaknya harus menunggu sampai aku mencapai tingkat tiga." 　　Alis Bai Ningbing semakin berkerut, nada suaranya meninggi: "Harus menunggu sampai cultivation-mu mencapai tingkat tiga?" 　　Dia tak pernah membayangkan suatu hari akan terperangkap dalam situasi memalukan seperti ini. Seorang pria terhormat, tiba-tiba berubah menjadi wanita. Setelah ketegangan hidup-mati mereda, perasaan aneh yang menyebalkan ini mulai menggerogoti hatinya. 　　Jika memungkinkan, dia tak ingin bertahan sedetik pun lagi. 　　Fang Yuan menatapnya sekilas tanpa berkata-kata, lalu berjalan ke tepi sungai membersihkan pakaian dengan air sungai. 　　Meski jubah hitam ini berlubang, masih bisa dipakai setelah diperbaiki, tidak seperti jubah putih Bai Ningbing. Entah berapa lama harus bertahan di alam liar, pakaian ini tak boleh disia-siakan. 　　Bai Ningbing orang cerdik. Diamnya Fang Yuan membuatnya menyadari situasi sebenarnya. 　　Sekarang, meski memiliki cultivation tingkat tiga, tak ada satu pun serangga gu di tubuhnya. Pun jika ada, tak mungkin berani melawan Fang Yuan. Yang Gu telah disatukan dengan Fang Yuan, cukup gerakan hati saja bisa menghancurkannya. 　　Yin Yang Zhuan Shen Gu selalu berpasangan. Jika yang satu hancur, Bai Ningbing mungkin takkan pernah bisa kembali ke tubuh pria! 　　Memandang bayangan Fang Yuan, Bai Ningbing mengatupkan gigi geram. Hatinya sesak memikirkan betapa jenius keluarga Bai terhormat seperti dirinya bisa terjatuh dalam cengkeraman orang lain. 　　"Perasaan ini membuat Bai Ningbing yang tinggi hati merasa sangat tidak nyaman." 　　"Sekarang kita tidak punya satu pun Gu pengobatan, bagaimana jika menghadapi bahaya lagi? Masalahnya tidak hanya itu, aku tidak memiliki serangga gu sama sekali di tubuhku, benar-benar tidak punya kekuatan tempur. Tidak bisa, aku harus menangkap beberapa gu liar untuk disatukan, kalau tidak aku bahkan tidak punya kemampuan untuk melindungi diri!" 　　Saat Bai Ningbing sedang berbicara, tiba-tiba perutnya mengeluarkan suara keroncongan. 　　"Menyebalkan!" Dia memegangi perutnya, rasa lapar yang kuat menyerang, "Hei, tukang cuci, cepat keluarkan dendengmu. Aku kelaparan!" 　　Selama lima hari mengarungi sungai dengan rakit, mereka bertahan dengan dendeng yang dibawa Fang Yuan. 　　Meskipun daging kering itu keras dan kaku seperti mengunyah kayu, tapi bisa mengganjal perut dan memberikan energi. 　　Fang Yuan berdiri, mengibaskan air dari jubah hitam dengan kedua tangan, lalu melemparkannya ke Bai Ningbing sambil berkata: "Apa buru-buru? Pegang ini." 　　Bai Ningbing mengerutkan alis, dengan enggan mengulurkan tangan untuk menerima jubah hitam. 　　Fang Yuan kemudian memanggil Duo Rate Flower dan mengeluarkan sekantong dendeng. 　　Bai Ningbing langsung merebutnya, menggigit dendeng itu dengan gigi berderak. Rahangnya pegal, tapi dia tetap asyik mengunyah. 　　Fang Yuan memandangnya dengan senyum. Kapan terakhir kali jenius keluarga Bai ini kelaparan? Mengingat pengalaman hidupnya di kehidupan sebelumnya, dia sangat memahami perasaan gadis itu saat ini. 　　Bai Ningbing menggigit sepotong dendeng, lalu menjilati bibirnya yang kering: "Dendengnya cukup untuk mengenyangkan, cuma terlalu keras. Ah, tapi setidaknya masih ada dendeng untuk dimakan, aku sudah bersyukur." 　　Senyuman Fang Yuan semakin lebar, di bawah tatapan penuh keheranan Bai Ningbing, ia mengeluarkan sebuah panci besi. 　　"Kau bahkan membawa panci besi? Bagus! Kita bisa merebus dendeng sampai empuk! Untuk air, ambil saja dari arus sungai. Tapi untuk kayu bakar harus menebang pohon." 　　Saat mengatakan ini, Bai Ningbing memandang sekeliling dengan wajah kesulitan. 　　Tempat mereka terdampar ini, satu sisi berbatasan dengan air, tiga sisi lainnya adalah tebing curam. Di atas tebing terdapat hutan lebat, tapi di daratan ini tak ada sebatang kayu pun. 　　Bai Ningbing harus memanjat tebing untuk menebang kayu bakar. 　　Di masa kejayaannya dulu, hal seperti ini mudah baginya, bisa diraih dengan mudah. Tapi sekarang tangannya kosong tanpa Gu, memanjat tebing licin ini pasti akan sulit. 　　Bai Ningbing diam-diam merasa terbebani, tiba-tiba Fang Yuan mengeluarkan tumpukan batu bara. 　　Batu bara jauh lebih praktis daripada kayu, Bai Ningbing langsung berseri-seri melihatnya. 　　Tak lama kemudian, Fang Yuan mengeluarkan batu api, minyak lampu, dan rak besi. Segera semua perlengkapan siap digunakan. 　　Bai Ningbing melihat ini, ekspresinya menjadi serius, bola mata birunya menatap Fang Yuan: "Persiapanmu terlalu matang, apakah sejak lama kau sudah berniat meninggalkan Gunung Qingmao?" 　　Persiapan Fang Yuan bahkan terkesan berlebihan, sampai barang-barang ini pun dibawanya. Bai Ningbing yang cerdik menemukan jejak-jejak hubungan. 　　"Menurutmu?" Fang Yuan tersenyum, tidak menjawab langsung pertanyaan Bai Ningbing, malah menunjuk panci besi dengan jarinya, "Kau bisa mengambil air sungai dulu." 　　Bai Ningbing mengatupkan gigi. Sikap Fang Yuan seperti ini membuatnya begitu benci sampai giginya gemeretak. 　　Saat dia kembali membawa air, Fang Yuan telah menyiapkan api. 　　Setelah merebus air dalam panci, Fang Yuan menuangkan sekantong kecil dendeng ke dalamnya. Tak lama, aroma daging panggang mulai melambai-lambai. 　　Bai Ningbing secara tak sadar menjilati bibirnya setelah mencium bau itu. 　　Fang Yuan mengeluarkan sumpit dan sendok sayur. Keduanya segera menyantap dengan lahap. 　　Dendeng yang sudah lunak cukup dikunyah beberapa kali sebelum ditelan. Kuah daging yang panas membuat tubuh mereka berdua nyaman. Satu-satunya kekurangan adalah air Sungai Huanglong yang mengandung lumpur dan pasir, meninggalkan rasa kurang enak di mulut. 　　Tapi dalam kondisi terlunta-lunta seperti ini, masih bisa menikmati perlakuan seperti ini, apa lagi yang kurang? 　　"Perutku masih belum kenyang. Tambahkan setengah kantong dendeng lagi," pinta Bai Ningbing sambil mengelus perutnya dengan raut tak puas. 　　Fang Yuan langsung menolak: "Tidak boleh. Kita harus menghemat persediaan." 　　“Ngapain pelit begitu! Lihatlah hutan ini di depan mata, berapa banyak makanan liar yang ada?” Bai Ningbing berseru kesal. 　　Fang Yuan melotot padanya: "Aku tentu tahu ada makanan liar di hutan, tapi makanan liar juga mewakili binatang buas. Berapa ekor binatang buas yang bisa kau tangani sekarang? Bagaimana jika bertemu kawanan binatang? Bagaimana jika kita diserang serangga Gu liar yang mengintai? Bahkan jika berhasil membunuh binatang buas, apakah dagingnya beracun, bisa dimakan? Apa kau punya serangga Gu pendeteksi racun?" 　　Bai Ningbing terdiam, tak bisa berkata-kata. 　　Fang Yuan berdesis dingin. Sebagai jenius keluarga Bai, Bai Ningbing memang punya harga diri tinggi. Teguran ini sudah cukup, memberi pelajaran lebih lanjut justru kontraproduktif. 　　Ia duduk bersila, melepaskan panci, menggantung jubah hitam yang baru dicuci di rak besi, mengeringkannya dengan sisa panas batu bara. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Hari sudah larut, kita akan bermalam di sini. Besok baru menjelajahi hutan. Tempat ini sengaja kupilih, tiga sisi tebing curam, pasti sedikit binatang buas yang bisa mencapai pantai ini, relatif lebih aman. Tapi jangan lengah, kita akan jaga bergiliran." 　　Inilah keuntungan berdua. 　　Gerakan hati Fang Yuan membangkitkan Juchi Jinwu dan Tian Peng Gu. 　　"Dua serangga Gu ini kupinjamkan sementara. Berlatihlah lebih banyak," kata Fang Yuan. 　　Ia sekarang hanya memiliki cultivation tingkat awal satu, sangat sulit untuk mengaktifkan serangga gu tingkat tiga. Meski punya kemampuan pemulihan tingkat A dan Lotus Permata Surgawi, tetap tidak bisa memaksimalkan kekuatan serangga gu tingkat tiga. Jadi lebih baik diberikan ke Bai Ningbing yang memiliki cultivation tingkat tiga. 　　Bai Ningbing menerima serangga gu itu, matanya menatap dalam-dalam ke arah Fang Yuan. 　　Di antara para Gu Master, serangga gu bisa saling dipinjamkan. 　　Dalam serangga gu terdapat tekad sang Gu Master. Asalkan mendapat persetujuan pemilik, orang lain juga bisa berkomunikasi dengan serangga gu dan menggunakan kekuatannya. Tentu saja, tidak semudah yang telah disatukan sendiri. 　　Selain itu, jika pemilik asli menggerakkan hatinya untuk menarik kembali, orang lain akan langsung kehilangan hak manipulasi. 　　Tapi meski begitu, jarang ada Gu Master yang meminjamkan serangga gu kepada orang lain. 　　Meski ada faktor tekanan situasi, tindakan Fang Yuan ini menunjukkan sikap besar hati yang membuat Bai Ningbing terkesan.. BABKetiga: Bahaya Maut Buaya dan Rintihan Gadis 　　; 　　BABKetiga: Bahaya Maut Buaya dan Rintihan Gadis 　　"Juchi Jinwu..." Bai Ningbing mengulurkan tangan gioknya, menggosok cangkang emas gelap serangga gu tingkat tiga ini, gumamnya dengan ekspresi kompleks..9 　　Dia pernah banyak menderita karena Juchi Jinwu ini saat bertempur dengan Fang Yuan. Tak disangka, suatu saat Fang Yuan justru aktif meminjamkannya padanya. 　　Metode penggunaan Juchi Jinwu oleh Fang Yuan meninggalkan kesan mendalam padanya. 　　Bai Ningbing segera menirukan gerakan itu, mengayunkan Juchi Jinwu layaknya pedang besar. 　　Sesekali, melalui manipulasi pikirannya, tubuh Juchi Jinwu memanjang dan memendek bagai cambuk yang diayunkan. Gergaji bergerigi tepi perak berputar, melukis garis-garis cahaya terdistorsi yang aneh di udara. 　　"Tian Peng Gu!" Ia memasukkan Tian Peng Gu ke dalam rongga kosong, mengangkat alisnya sembari menyuntikkan energi Perak secara diam-diam. Seketika, baju zirah putih menyala menyelimuti seluruh tubuhnya. 　　"Takdir memang misterius, tak kusangka suatu hari aku bisa menggunakan serangga gumu." Ia menatap Fang Yuan sambil berdesah. 　　Fang Yuan diam, duduk bersila di samping batu bara yang hangat sambil menutup matanya. 　　Pikirannya menyelami rongga kosong, langsung terpampang lautan Yuan Zhen yang penuh dengan bakat Kelas A. 　　Sembilan persen! 　　Awalnya hanya sedikit di atas empat persen, kini tiba-tiba bertambah lebih dari dua kali lipat. 　　"Meski cultivation-ku turun dari tingkat tiga ke tingkat satu, bertahun-tahun kerja keras terbuang. Tapi semua ini sepadan!" Fang Yuan merasa puas dalam hati. 　　Sepanjang sejarah, ada tiga fokus utama dalam berkultivasi para Gu Master. 　　Pertama bakat, kedua sumber daya, ketiga serangga gu. 　　Ketiga aspek ini mutlak diperlukan, merupakan hal terpenting! 　　Dulunya, Fang Yuan hanya memiliki Bakat Kelas C. Dengan memanipulasi cara, menggunakan sumber daya dan serangga gu, ia berusaha mati-matian menutupi kekurangan bakatnya. Tahun-tahun di Gunung Qingmao dijalani dengan penuh kesulitan. Meski perkembangan cultivation-nya cukup baik, itu semua hasil dari pengorbanan, perhitungan matang, dan petualangan berisiko yang ia lakukan. 　　“Jika dulu bakatnya adalah Kelas A, hidupnya akan benar-benar berbeda, sudah pasti mencapai tingkat tiga sekarang.” 　　“Kenistaan mengubah nasib manusia... Sekarang bakatku Kelas A, tapi lingkungan tumbuh yang stabil di benteng sudah hilang. Dalam hal sumber daya dan serangga gu, tidak bisa menandingi masa lalu.” 　　Fang Yuan yang sekarang berkeliaran di luar, cultivation-nya terlalu lemah, nyawanya terus terancam, jelas tidak bisa dibandingkan dengan kenyamanan di Gunung Qingmao. Tentu saja juga tidak ada perdagangan stabil untuk pertukaran barang. 　　“Untung ada Lotus Permata Surgawi, masalah terbesar sumber daya teratasi. Setidaknya sampai tingkat tiga tidak perlu khawatir.” Pikiran Fang Yuan menyapu lautan energi perunggu, di dasar rongga kosong tertancap teratai biru-putih dengan kelopak bunga montok, memancarkan aura suci nan magis. 　　Lotus Permata Surgawi ini termasuk tingkat tiga, potensi perkembangannya sangat besar. Untuk menyatukannya, Bunga Yuan yang menjadi dasar Klan Gu Yue langsung dihancurkan. 　　Ini setara dengan Bunga Yuan portabel mini. Saat cultivation Fang Yuan masih tingkat tiga, ini bisa terus memulihkan Yuan Zhen-nya hingga mencapai kecepatan regenerasi Kelas B. 　　Cultivation tingkat tiga menggunakan Yuan Perak. Kini Fang Yuan berada di tingkat awal satu dengan Yuan Perunggu. Keberadaan Lotus Permata Surgawi di rongga kosongnya membuat kecepatan regenerasi Yuan Zhen-nya mencapai tingkat yang sangat tinggi. 　　“Jika aku menggunakan Gu tingkat satu, pemulihan Yuan Zhen sangat mencengangkan, hampir tak terbatas. Dengan satu atau dua Gu Putaran Kedua, meski permukaan Yuan Zhen di Yuanhai menurun, namun terus dikonsumsi dan dipulihkan, permukaan akan relatif stabil. Jika menggunakan satu Gu tingkat tiga, Yuan Zhen akan merosot tajam, konsumsi jauh melampaui pemulihan, tak bisa bertahan sesaat pun, Yuanhai akan benar-benar kering.” Fang Yuan menghitung dalam hati. 　　Bagaimanapun juga ini Yuan Perunggu, itupun masih gradasi hijau muda tingkat awal, kualitasnya terlalu buruk. 　　Selain Lotus Permata Surgawi ini, Fang Yuan masih memiliki beberapa Gu lainnya. 　　Pertama adalah Gu Nasib Cungcu Chan. 　　Gu 6-semburat ini, peringkat ketujuh dalam daftar keajaiban dunia, begitu menjadi Gu Nasib, tak bisa lagi dipindahkan keluar dari rongga kosong. Kini kokoh berdiri di tengah rongga kosong. 　　Setelah terlahir kembali lagi, aura perkasanya telah sirna, cahaya kuat kuning-hijau memudar sepenuhnya, terlihat layu dan sangat lemah. 　　Ia menghilang, seiring berjalannya waktu, diam-diam menyerap air dari aliran waktu, memulai periode pemulihan baru. 　　Fang Yuan mendapat pencerahan dalam hati: "Dalam waktu dekat, mustahil menggunakan Cungcu Chan lagi. Dalam kondisi berbahaya seperti ini, sekali digunakan, akan tenggelam dalam aliran waktu, sia-sia meledakkan diri dan mati." 　　Tanpa tekanan dari Cungcu Chan, Gu-Gu lainnya menunjukkan sifat aslinya. 　　Cacing Arak Empat Rasa tingkat dua, tubuh gemuknya berpendar bergantian empat cahaya. Di atas permukaan Yuanhai yang tinggi, terus bermain air dengan riang. 　　Gu Sisik Tersembunyi yang menyerupai fosil ikan mas terbaring tenang di dasar laut, membiarkan air Lautan Yuan Zhen menyapu sisiknya. 　　Seekor kumbang baja dengan sepasang penjepit besi di kepala mengepakkan sayap di atas permukaan laut——ini adalah Qiangqu Gu. 　　Yang bermain-main bersamanya adalah Yang Gu putih yang tersisa dari Gu Transformasi Yin-Yang. 　　Gu Tengkorak Berdarah tingkat empat juga tenggelam di kedalaman laut, sesekali memancarkan cahaya darah merah menyala di permukaannya. 　　Adapun serangga gu lainnya seperti Blood Moon Gu, kini berubah menjadi Simbol Bulan Sabit merah tersembunyi di telapak tangan Fang Yuan. Daging Telinga Pengintai menjadi salah satu telinganya yang biasanya tak terlihat. Duo Rate Flower bersemayam di lidahnya. 　　Sedangkan Tian Peng Gu dan Juchi Jinwu baru saja dipinjamkan ke Bai Ningbing. 　　Menghitung jumlahnya, Fang Yuan saat ini memiliki total dua belas serangga gu. 　　Jumlah ini terlalu banyak! 　　Secara umum, Gu Master tingkat rendah memiliki dua atau tiga gu sebagai norma. Pada tingkat empat atau lima, jumlahnya baru meningkat menjadi empat atau lima gu. Detektif Legendaris Tie Xue Leng yang terhormat hanya memiliki sekitar tujuh gu. 　　Jangan bandingkan dengan generasi pertama Gu Yue atau Tian He Shangren——mereka adalah kasus khusus dengan akumulasi ratusan tahun. 　　Jumlah gu yang dimiliki Fang Yuan tiga sampai empat kali lipat Gu Master biasa. Jumlah berlebihan ini akan memberikan beban ekonomi berat dan tekanan logistik bagi Gu Master. 　　"Gu-gu ini meski dipilih dengan cermat oleh Fang Yuan dan mudah dipelihara. Namun saat ini, bahan pokok yang dibawa Duo Rate Flower terbatas, tetap menjadi beban bagi Fang Yuan." 　　"Yang pertama terkena dampak adalah Cacing Arak Empat Rasa. Ini membutuhkan anggur sebagai makanan. Meski ada banyak anggur di Duo Rate Flower, totalnya hanya cukup untuk 6 bulan." 　　"Dalam 6 bulan ini, harus mencari anggur baru. Atau melakukan pemurnian terbalik pada Cacing Arak Empat Rasa, mengembalikannya menjadi Cacing Arak biasa." 　　"Selanjutnya adalah Qiangqu Gu." 　　"Bahan pakan Qiangqu Gu sulit ditemukan, koleksi di Duo Rate Flower juga sedikit, hanya cukup untuk 5 bulan." 　　"Kemudian Daging Telinga Pengintai." 　　"Daging Telinga Pengintai memakan akar sulur. Ini justru banyak tersedia di Duo Rate Flower, cukup untuk hampir 1 tahun." 　　"Sedangkan Blood Skull Gu dan Blood Moon Gu, keduanya membutuhkan darah segar, perlu perhitungan matang." 　　"Yin Yang Zhuan Shen Gu jika memiliki energi Yin-Yang lengkap akan membentuk bola cahaya Taiji utuh, di mana kedua energi saling mengkonversi tanpa perlu makanan dari Gu Master. Tapi sekarang kehilangan Gu Yin, hanya menyisakan Gu Yang. Fang Yuan harus melepaskannya secara berkala untuk menyerap energi Yang sekitar." 　　"Memelihara Gu Yang sangat krusial. Dengan Gu Yang, baru bisa mengendalikan Bai Ningbing. Dengan bodyguard murah ini, kelangsungan hidup Fang Yuan terjamin." 　　"Ini berarti Fang Yuan tak bisa sembarangan masuk gua atau terowongan. Jika terperangkap di lingkungan khusus tanpa energi Yang, Gu Yang akan mati kelaparan. Saat itu, Bai Ningbing yang putus asa dan mengamuk akan menjadi musuh maut Fang Yuan." 　　Situasi Fang Yuan saat ini agak canggung. 　　Serangga Gu di tangannya umumnya memiliki tingkat yang tinggi. Tingkat tiga, empat, bahkan ada yang 6-semburat. Sayangnya cultivation-nya sekarang hanya tingkat satu. 　　Serangga Gu tingkat tinggi sangat merepotkan dan tidak praktis untuk digunakan baginya. 　　Selain itu, yang lebih krusial——ia sangat kekurangan dalam hal penyembuhan dan mobilitas, dua kelemahan utamanya. 　　"Selanjutnya, harus segera menyelesaikan masalah ini dengan mengumpulkan serangga Gu liar. Semoga keberuntungan berpihak, bisa menemukan Gu yang cocok. Kabur dari kawanan ikan panah sebelumnya adalah keberuntungan. Tapi tak mungkin selalu beruntung." 　　Setelah berpikir sejenak dengan ekspresi serius, Fang Yuan perlahan membuka matanya. 　　Begitu membuka mata, ia melihat Bai Ningbing datang membawa cangkang telur putih di tangannya. 　　"Lihat ini. Aku baru mengaktifkan Juchi Jinwu untuk menyelinap ke bawah tanah. Tak disangka ada telur tersembunyi di bawah pasir ini yang dihancurkan Juchi Jinwu." kata Bai Ningbing. 　　Telur itu seukuran setengah baskom, cangkang putihnya hancur total, hanya tersisa sedikit kuning telur. 　　Fang Yuan hanya melirik cangkang itu, wajahnya tiba-tiba tegang: "Bahaya, ini telur Liuzu E. Mungkin pantai ini adalah tempat bertelur kawanan Liuzu E?" 　　Ia cepat-cepat berdiri: "Cepat, aktifkan Juchi Jinwu untuk memeriksa berapa banyak telur seperti ini di bawah pasir." 　　Bai Ningbing tatapan bergetar dingin, menunjuk ke belakang Fang Yuan: "Tidak sempat lagi, lihat!" 　　Fang Yuan menoleh, melihat ratusan "kayu kering" mengapung di permukaan sungai berpasir kuning yang bergulung-gulung. 　　"Kayu-kayu kering" itu satu per satu naik ke darat, semuanya buaya berukuran raksasa. 　　Buaya-buaya ini memiliki cangkang punggung tebal, gigi tajam, dan enam kaki. Ratusan pasang mata merah menyala kini menatap erat ke arah Bai Ningbing. 　　Kawanan Buaya Berkaki Enam! 　　Secara refleks, Bai Ningbing melepaskan genggamannya. Cangkang telur putih jatuh ke pasir, pecah berantakan dengan kuning telur mengalir. 　　Graaah! 　　Buaya Berkaki Enam mengaum penuh amarah, mengayunkan enam kakinya, menyerbu kedua remaja itu. 　　…… 　　Di waktu yang sama, di bekas Benteng Gǔyuè di Gunung Qingmao. 　　Salju putih membentang, gletser menutupi tanah. 　　Sekelompok manusia berdiam tegak di hamparan salju, bagai paku-paku besi yang tertancap di dunia pucat ini. 　　"Ayah..." Tie Ruonan bersimpuh di salju, suara parau keluar dari mulutnya, air mata bercucuran. 　　Lima enam hari lalu, Tie Xue Leng bertempur habis-habisan dengan Gu Yue Yidai. Menjelang ajal, ia masih memikirkan keselamatan putrinya, melemparkan Gunung Bukit Raksasa Gu dan Tangan Besi Gu. 　　Gunung Bukit Raksasa Gu berbentuk seperti masker perunggu, menutupi harga diri Tie Ruonan untuk melindunginya. Tangan Besi Gu berubah menjadi tangan raksasa, membawanya jauh dari Gunung Qingmao yang penuh konflik. 　　Tak lama setelah itu, kedua serangga gu yang telah terkontaminasi oleh Blood Frenzy Gu berubah menjadi aliran darah. 　　Tie Ruonan seperti orang gila bergegas kembali ke Gunung Qingmao. Namun di tengah perjalanan, dia menghadapi bahaya terkepak kawanan binatang buas. 　　Di saat genting, bala bantuan keluarga Tie tiba. Rupanya Tie Xue Leng yang selalu bertindak hati-hati, demi keamanan, telah mengirim surat permintaan bantuan ke keluarga sebelumnya. 　　Dengan bantuan pasukan penyelamat, Tie Ruonan berhasil kembali ke sini. Namun yang dilihatnya hanyalah gunung bersalju yang membekukan segala tanda kehidupan, sementara sang ayah tak berbekas menghilang. 　　Bersama pasukan penyelamat keluarga Tie, dia mencari selama berhari-hari hingga akhirnya terpaksa menerima kenyataan kejam ini. 　　Detektif Legendaris tumbang, ayah telah tiada! 　　"Ayah...!!" Suara Tie Ruonan parau, dipenuhi kesedihan mendalam bagaikan ratapan angsa liar.. BABKeempat: Ambisi Berbeda 　　; 　　"Detektif Legendaris gugur di medan perang, ini adalah kehormatan bagi pria keluarga Tie. Nona Ruo Nan, harap tabah." Seorang Pemuda Gu Master di belakangnya menghibur. 　　Di atas salju, Tie Ruonan bersimpuh dengan tangisan yang mereda, bahu bergetar, tangan mencengkeram erat hingga salju di telapaknya meleleh menjadi air. 　　Pemuda Gu Master mengerutkan alisnya, melanjutkan: "Selama beberapa hari ini, kami telah menyelidiki seluruh medan perang. Kami menemukan beberapa jejak buatan manusia, ada sedikit korban selamat yang berhasil lolos dari medan perang ini. Dalam surat Detektif Legendaris, disebutkan tentang warisan Laut Darah. Sekarang aku sangat khawatir, apakah di antara korban selamat itu ada Gu Master jalan gelap yang mewarisi Laut Darah itu?" 　　Tie Ruonan mendengar ini, tangisannya tiba-tiba berhenti. 　　Dia bangkit dari salju yang dingin, angin dingin berhembus menyapu wajahnya yang lesu, namun cahaya keteguhan memancar di wajahnya: "Pembunuh ayahku takkan kubiarkan hidup di bawah langit yang sama! Tak peduli apakah Gu Master jalan gelap ini masih hidup atau tidak, kita harus mengikuti jejak ini dan terus melacak. Bagaimana ayahku tewas, siapa sebenarnya yang membunuhnya. Aku harus mengungkap kebenaran ini sampai ke akar-akarnya!" 　　Suara gadis itu parau, namun tatapannya menyala-nyala, nada bicaranya penuh keteguhan. 　　Pemuda Gu Master menghela napas: "Pelacakan dan penyelidikan memang harus dilakukan, orang-orang benteng keluarga kita tidak boleh mati tanpa kejelasan. Tapi, Nona Ruo Nan, kau tak perlu ikut. Sebelum datang ke sini, kepala suku telah berpesan agar kami harus membawamu kembali ke perkampungan dengan selamat." 　　Tie Ruonan langsung melotot: "Apa? Jangan harap kau bisa mengusirku!" 　　Pemuda Gu Master tersenyum tipis, menatap ke langit. 　　Di langit biru yang luas, beberapa gumpalan awan putih terapung-apung. 　　Tie Ruonan hendak membantah lagi, tiba-tiba pupil matanya menyempit: "Kau..." 　　Belum selesai bicara, dia menutup kedua matanya, limbung terjatuh di atas salju, lalu tertidur lelap. 　　"Gui Yi." Pemuda Gu Master membuka suara. 　　"Ya." 　　"Perintahkan kelompokmu untuk mengawal Nona Ruo Nan pulang." 　　"Baik..." Gu Yi ragu sebentar, "Lalu bagaimana dengan Tuan?" 　　"Aku? Tentu saja akan menyusuri Sungai Huanglong, terus melacak." Pemuda Gu Master tersenyum angkuh. 　　...Arus Sungai Huanglong mengalir deras, angin kencang menerpa wajah. Sekawanan ratusan buaya berkaki enam mulai naik ke beting, menyerang Fang Yuan dan Bai Ningbing yang berdua. 　　"Menyebalkan..." Bai Ningbing mengatupkan gigi, merasakan tekanan psikologis yang berat. 　　Sebelumnya, kawanan buaya ini sama sekali tidak dia hiraukan. Satu serangan badai pisau es sudah cukup. Tapi sekarang, dia hanya memiliki Gu Yao Peng dan Juchi Jinwu, sekaligus kehilangan tubuh Beiming Bingpo. 　　Mata birunya menyapu sekeliling dengan cepat, Bai Ningbing memaki: "Ini semua pilihan tempatmu yang bagus! Tiga sisi tebing curam, bagaimana kita memanjat untuk kabur terburu-buru?" 　　"Panik apa? Ini baru kawanan 100 binatang, bukan 1000. Kalau kawanan 1000, kita pasti mati. Tapi kawanan 100, masih ada secercah harapan untuk bertarung." Fang Yuan cepat-cepat melipat pakaian, rak besi, dan panci besi, mundur ke belakang Bai Ningbing. 　　Ekspresi Fang Yuan yang penuh keyakinan membuat hati Bai Ningbing sedikit tenang. 　　“Kau lihat apa lagi, cepat dorong ke depan dan bunuh o ah!” Fang Yuan meliriknya, mendesak, “Kalau tidak, untuk apa aku meminjamkan serangga gu padamu? Jangan kau lupa, Yang Gu ada di tanganku.” 　　“Brengsek!” Bai Ningbing langsung terbelalak, hati dipenuhi kemarahan terpendam, memaki dengan keras. Entah sedang memaki buaya berkaki enam, atau Fang Yuan, atau mungkin keduanya. 　　Tapi bagaimanapun, dia akhirnya memegang Juchi Jinwu dan maju ke depan. 　　Bzzzzz! 　　Gergaji bergerigi tepi perak berputar kencang, aura menggelegak serangga gu tingkat tiga langsung membuat gerombolan buaya berkaki enam terhenti serangannya. 　　“Sekumpulan binatang melata jelek!” Bai Ningbing menyeringai dingin, menerjang balik sambil menebas keras. 　　Seekor buaya berkaki enam terkena pukulan di punggung, menjerit kesakitan, percikan api beterbangan, tubuhnya dipaksa terbelah dua oleh gergaji. 　　Darah menyembur ke wajah dan baju Bai Ningbing. Terangsang bau anyir darah, wajahnya mulai dipenuhi semangat bertarung. 　　Swish swish swish... Juchi Jinwu menebas ke segala arah, mengayun seperti angin puyuh. Lebih dari dua puluh buaya berkaki enam tewas beruntun. 　　Situasi sedang menguntungkan, tapi wajah sè Fang Yuan justru menjadi muram, berteriak: “Hindari cangkang punggung mereka, serang perut bawahnya!” 　　“Hahaha, serangga gu yang benar-benar garang, jauh lebih seru dari pisau es! Aku suka ini!” Bai Ningbing mengabaikan peringatan itu, tertawa jahat dengan lantang. 　　"Dia berubah menjadi perempuan, sebelumnya memiliki kecantikan surgawi seperti peri es salju. Tapi begitu bertarung, aura heroik masa lalunya muncul, semangat pria yang bergelora bahkan mendekati kegilaan." 　　"Namun perlahan-lahan, frekuensi serangannya mulai melambat, efek serangan juga semakin melemah." 　　"Ada apa ini? Sebelumnya satu pukulan bisa memotong seekor buaya berkaki enam di pinggang, kenapa sekarang tiga kali pukulan berturut-turut hanya melukai parah?" 　　Bai Ningbing mengangkat Juchi Jinwu untuk diperiksa, melihat gigi gergaji tepi perak sudah tidak rata lagi, ketajamannya jauh berkurang. 　　"Dia yang cerdik sejak lahir ini langsung teringat peringatan Fang Yuan tadi, spontan menyeringai 'Ck'." 　　Seekor buaya berkaki enam berlari kencang menghampirinya, tiba-tiba melompat tinggi. 　　"Mulut berdarah menganga, bayangan menutupi Bai Ningbing." 　　"Cari mati!" Bai Ningbing cepat-cepat merendahkan tubuh, mengangkat Juchi Jinwu lalu menyabetkan ke perut buaya itu. 　　"Ckk." 　　Suara gesekan ringan, perut buaya itu terbelah dengan mudah membentuk luka mengerikan. 　　"Buaya malang ini masih di udara ketika darah segar memancur deras dari lukanya, organ dalam beterbangan." 　　"Byur! Akhirnya jatuh ke pasir pantai, langsung menodai sekelilingnya dengan merah darah. Tubuhnya kejang-kejang dua kali lalu tak bergerak lagi." 　　"Sudah mati kaku." 　　“Semudah itu?” Melihat efek serangan yang begitu baik, Bai Ningbing mengangkat alisnya dengan ekspresi terkejut. 　　Cangkang punggung buaya berkaki enam sangat keras dan tebal, namun perut bawah mereka justru sangat lunak. BABputih perut merupakan titik lemah mereka. 　　Informasi ini sudah jelas bagi Fang Yuan yang memiliki akumulasi pengalaman 500 tahun. Sedangkan Bai Ningbing yang tumbuh di Gunung Qingmao dan tak pernah keluar, pendidikan yang diterimanya sempit sehingga wajar jika ia tak memahami hal ini. 　　Graaah! 　　Kawanan buaya meraung. 　　Puluhan buaya berkaki enam terbunuh. Kekalahan kelompok ini memicu amarah dan kebuasan mereka akibat kematian rekan-rekannya. 　　Ribuan pasang mata merah darah menatap tajam ke arah Bai Ningbing. 　　Kebijaksanaan binatang buas terbatas. Meski Jiao Dian Bei memiliki kecerdasan mirip manusia, ia tetap dianggap pengecualian di antara hewan-hewan besar ini. 　　Binatang-binatang ini menganggap musuh paling berbahaya sebagai prioritas utama yang harus diwaspadai dan diberantas. Sementara Fang Yuan yang tetap di belakang tanpa bertindak, secara bertahap mulai mereka abaikan. 　　"Ayo!" Bai Ningbing bukannya mundur malah maju. Ia bukan tipe yang kaku. Setelah serangan pertama berhasil, ia segera mengubah taktik bertarung. 　　Ekor kalajengking menancap ke pasir dengan suara "Blup!", lalu tubuh kekarnya mengerut mendadak sehingga gergaji bergerigi itu tersentak ke atas. Perut bawah buaya berkaki enam terbelah dengan mudah, menyemburkan darah dan organ dalam. 　　Seekor demi seekor buaya berkaki enam tumbang di tanah, Bai Ningbing membunuh dengan liar ke segala penjuru. 　　"Jika terus membunuh seperti ini, kawanan buaya tidak perlu ditakuti. Tampaknya ancaman sejatiku bukanlah kawanan binatang ini, melainkan Fang Yuan o." Situasi semakin membaik, Bai Ningbing merenung dalam hati, tanpa sadar muncul pikiran lain. 　　Yang Gu berada di tangan Fang Yuan, memaksa Bai Ningbing menahan diri dan takluk pada perintah Fang Yuan. 　　Tapi dia adalah jenius keluarga Bai, sombong dan angkuh, mana mungkin rela menerima takdir? 　　"Jika aku membunuh Fang Yuan, bisakah aku mendapatkan Yang Gu itu?" Mata Bai Ningbing menyipit dingin, sebuah pikiran muncul di benaknya. 　　Tapi pikiran itu baru saja muncul, langsung dipatahkannya. 　　Dia mengenal Fang Yuan, seperti mengenal dirinya sendiri! 　　Karakter Fang Yuan yang keras bagai besi, cara kejam, dan pikiran cermat. Sekalipun dia benar-benar akan mati, pasti akan menghancurkan Yang Gu. Ini seratus persen pasti, tak ada kemungkinan lain. 　　"Lagipula, aku tak punya satupun serangga gu. Baik Yao Peng Gu maupun Juchi Jinwu, semuanya miliknya... Tidak, apapun yang terjadi, harus mendapatkan serangga gu sendiri!" 　　Fang Yuan tersenyum tipis, mengamati medan perang di hadapannya. 　　Gerakan Bai Ningbing yang agak ragu-ragu, sorot mata berkedip-kedip, semuanya jelas terlihat olehnya. 　　Pikiran kecil Bai Ningbing ini, Fang Yuan melihatnya terang benderang dalam hati. 　　Fang Yuan tidak heran, bahkan memahami Bai Ningbing. Andai dirinya di posisi itu, pasti juga punya pikiran serupa. 　　“Mereka berdua adalah orang yang hatinya lebih tinggi dari langit, mana mungkin rela diatur oleh orang lain?” 　　“Namun, situasi lebih kuat daripada manusia. Sekalipun jenius, lalu bagaimana? Hehehe.” Fang Yuan menyeringai dingin dalam hatinya. 　　Fang Yuan yakin —— dengan bukti sebesar ini di tangannya, Bai Ningbing ibarat kupu-kupu yang terjerat jaring laba-laba. Wajar dan pasti jika dia meronta-ronta di awal. Tapi akhirnya, dia akan jatuh ke genggamannya, menerima realita, dijinakkan, dan menjadi pion yang berguna. 　　Pertempuran terus berlanjut. 　　Bangkai buaya berkaki enam bertebaran di tepi dangkal itu. 　　Bai Ningbing terengah-engah, keringat bercucuran, serangannya mulai melambat. 　　Stamina-nya habis! 　　Kekuatan fisik selalu jadi kelemahannya. Dulu saat bertarung dengan Fang Yuan, dia sering kalah dalam duel frontal karena kekuatan babi ganda Fang Yuan. 　　Setelah bertempur hampir dua shichen, stamina-nya mulai terkikis. 　　Lagipula sebelumnya dia tak pernah tidur, hanyut di rakit selama lima hari lima malam. Istirahat sebelumnya pun terlalu singkat. 　　Yang lebih memalukan dan membuatnya kesal adalah dua gumpalan di dadanya. Setiap kali melompat, kedua beban ini bergoyang, membuatnya tak nyaman! 　　“Fang Yuan, kau masih belum bertindak?!” teriaknya sambil terengah-engah. 　　"Sambil berbicara, dia dengan kikuk menghindari serangan menerjang seekor buaya berkaki enam, lalu memaksakan lutut yang lemas untuk bangkit berdiri terhuyung-huyung." 　　Suara Fang Yuan kejam: "Begitu aku bertindak, pasti akan memancing serangan buaya berkaki enam. Kau ingin aku mati? Jika aku mati, kau pasti takkan dapat Yang Gu." 　　Tiga ekor buaya berkaki enam mengepung, memaksa Bai Ningbing mundur beberapa langkah. 　　Hampir saja dia pingsan kelelahan, stamina mencapai batas, pandangan berkunang-kunang. Juchi Jinwu terasa amat berat, terus menariknya ke tanah. 　　Dia mengatupkan gigi: "Fang Yuan, jika aku mati, apa kau bisa hidup?" 　　"Tenang, aku ada di belakangmu." Fang Yuan bersandar santai di tebing. Dengan gerakan hati, Blood Moon Gu melesat dari telapak tangannya menuju Bai Ningbing. 　　"Tangkap ini, gunakan dengan baik." 　　Blood Moon Gu berasal dari Moonlight Gu, tentu sangat familiar bagi Bai Ningbing. Segera digunakan, beberapa bilah Moon Blade merah menyembur, langsung menstabilkan situasi yang hampir runtuh. 　　Namun tak bertahan lama. Meski sempat bernafas lega, Yuan Zhen di rongga kosongnya semakin menipis. BAB5: Armor Gu dan Crocodile Strength Gu 　　; 　　BAB5: Armor Gu dan Crocodile Strength Gu 　　Gu Master tiga transformasi umumnya menggunakan taktik gerilya melawan kawanan binatang... Terus memanfaatkan Batu Yuan untuk mengisi ulang Yuan Zhen. Bertahan seperti cara Bai Ningbing ini sampai sekarang sudah sangat luar biasa. 　　Gu Master yang kehabisan Yuan Zhen, kekuatan tempurnya akan merosot tajam ke titik terendah. 　　Bai Ningbing mulai sering menengok ke belakang, memandang tebing curam di belakangnya, mencari kemungkinan untuk memanjat dan melarikan diri xing. 　　Saat melihat Fang Yuan bersandar di tebing dengan wajah santai, kemarahannya meledak: "Fang Yuan! Aku bertarung mati-matian di depan, kau malah menonton seperti melihat pertunjukan?!" 　　Fang Yuan menyeringai dingin: "Dulu memiliki tubuh Beiming Bingpo, Bai Ningbing yang perkasa, sekarang bahkan tak bisa mengatasi kawanan ratusan binatang?" 　　Bai Ningbing menggigit bibir: "Kalau jantan, kau saja yang maju!" 　　Fang Yuan tertawa sinis: "Andai cultivation-ku sudah tingkat tiga,，？" 　　Nafas Bai Ningbing tersengal-sengal, tujuh lubang wajahnya seolah mengeluarkan asap kemarahan. 　　Fang Yuan berkata dengan sè: "Bai Ningbing, kau terbiasa boros. Dulu sebagai tubuh Beiming Bingpo, pemulihan Yuan Zhen-mu cepat. Sekarang cultivation-mu turun ke tingkat A 90%, tapi tetap memakai cara lama. Yuan Zhen-mu. Gu Master sejati menghitung tetesan Yuan Zhen. Ikuti instruksiku. Teknik bertarungmu terlalu kasar, harus lebih halus." 　　"Ha?" Bai Ningbing menarik sudut bibirnya, "Teknikku tidak halus? Tahukah kau, berapa kali kepala suku dan sesepuh keluarga memujiku? Akulah jagonya pertempuran mikro di keluarga Bai!" 　　"Bandingkan diri dengan orang awam buat apa? Dengarkan baik-baik..." 　　Bai Ningbing tertawa dingin tiga kali, tapi Fang Yuan terus memberikan instruksi tanpa peduli. 　　Suara tak terhindarkan masuk ke telinga Bai Ningbing. Awalnya dia tidak menganggap serius, namun perlahan ekspresi wajah-nya sè mulai berubah. 　　Dari ekspresi meremehkan dan mengejek, berubah menjadi serius, hingga akhirnya raut wajahnya menjadi sangat tegang. 　　Perkataan Fang Yuan ibarat mutiara di setiap kata, kalimat-kalimatnya tajam menusuk, menganalisis hingga ke akar permasalahan, sempurna tiada cela! 　　Ini adalah ringkasan pengalaman 500 tahun kehidupan sebelumnya-nya, esensi yang terakumulasi seiring waktu. Bagaimana mungkin tidak membuat Bai Ningbing si anak muda mentah ini—eh, gadis pirang—terkejut? 　　Fang Yuan hidup selama 500 tahun di kehidupan sebelumnya, menjadi bijak seiring usia. Pengalaman ini bahkan tidak bisa ditandingi oleh Gu Yue Yidai atau Tianhe Shangren sekalipun. 　　Dua monster tua ini terlihat hidup hampir seribu tahun, tapi sebagian besar waktu dihabiskan dengan tidur dan bertahan hidup. Waktu aktif sebenarnya paling banyak 200-300 tahun. 　　Jika dalam situasi normal, Bai Ningbing mungkin hanya mendengarkan arahan Fang Yuan tanpa bertindak. Dia terlalu angkuh, meski terkejut setengah mati. Tapi kini, di bawah tekanan kawanan buaya, tubuhnya secara refleks mengikuti instruksi tersebut, langsung menunjukkan hasil nyata. 　　Enam kaki buaya terus berguguran, sementara kondisi dirinya semakin membaik. 　　Meski Yuan Zhen dan stamina hampir habis, dengan penggunaan efisien, mengurangi serangan sia-sia, dan meningkatkan efektivitas serangan, justru membuat Yuan Zhen dan stamina-nya perlahan terakumulasi kembali selama pertempuran. 　　Seperempat jam kemudian, kelompok buaya berkaki enam telah kehilangan lebih dari separuh anggotanya, dengan lebih dari dua ratus mayat bergelimpangan. Akhirnya serangan mereka berhenti dan mulai mundur perlahan. 　　Bersamaan dengan itu, sebuah bayangan raksasa perlahan muncul di permukaan sungai. 　　Ia menggeram memperlihatkan gigi-gigi tajam seperti pisau. Pupil vertikal kuning-sè memantulkan bayangan Bai Ningbing, memancarkan bahaya maut yang membekukan. 　　Inilah raja mutlak kawanan buaya berkaki enam. 　　Sang Raja Buaya jantan berstatus Raja Seratus Binatang! 　　Berbeda dengan buaya berkaki enam lainnya, tubuh raja buaya ini jauh lebih besar, menyerupai yak. Ia tidak berjalan dengan enam kaki, melainkan hanya menggunakan dua kaki belakang. 　　Ia berjalan seperti manusia, bahu dan punggungnya tebal seperti beruang. Ekor buaya bersisiknya meninggalkan jejak dalam di pasir pantai. 　　Empat kaki depan yang tidak digunakan berbentuk cakar tajam, bisa disebut sebagai empat lengan. Lengan-lengannya kekar, ototnya sekeras batu. 　　Bai Ningbing tak bisa menahan senyum getir. 　　Jika ia harus menghadapi Raja Seratus Binatang ini sendirian, peluang menang masih ada. Namun kini, setelah pertempuran sengit tadi, stamina dan Yuan Zhen yang tersisa sangat terbatas. Sulit baginya melawan raja buaya dalam kondisi prima ini. 　　Tepat saat itu, suara Fang Yuan terdengar dari belakang: "Terima ini." 　　Seberkas cahaya biru-putih menyelinap masuk ke rongga kosongnya, berubah menjadi bunga teratai yang tertanam di dasar Yuanhai-nya. 　　Seketika, permukaan Lautan Yuan Zhen-nya mulai naik dengan cepat! 　　Bai Ningbing terkejut sekaligus senang: "Ini Gu apa?" 　　"Lotus Permata Surgawi." Fang Yuan menjawab. 　　"Jadi ini Lotus Permata Surgawi! Pantas saja Gu Yue Yidai juga ingin merebutnya." Bai Ningbing berdecak kagum, lalu memaki marah, "Kau punya Gu seperti ini, kenapa tidak meminjamkannya lebih awal?" 　　Fang Yuan terkekekeh, berbicara sendiri: "Untung buaya raja ini masih level ratusan binatang, ingat, titik lemahnya ada di kulit putih di dadanya." 　　Usai berkata, seluruh tubuhnya bergoyang seperti aliran cahaya air, perlahan menghilang. 　　Ternyata telah mengaktifkan Gu Sisik Tersembunyi. 　　"Licik yin dan keji!" Bai Ningbing memaki dalam hati, lalu memusatkan perhatian pada Buaya Raja jantan. 　　Di dadanya memang ada sepetak kulit putih, tapi hanya sebesar baskom. Terlindung samar oleh cakar keempat kakinya, sungguh sulit untuk menyerang titik itu! 　　Graaah! 　　Buaya Raja jantan meraung dan menyambar ke arah Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing terjatuh terguling, menghindari serangan lalu melemparkan tangannya. 　　Golden Centipede bergerigi menghantam keras punggung Buaya Raja. 　　Percikan api berhamburan, Golden Centipede terpental nyaris membuat Bai Ningbing ikut terjatuh. 　　Hanya menyisakan bekas putih di tempurung punggung Buaya Raja, selain itu tak ada cedera. 　　Huu! 　　Ekornya mengibas, desau angin tiba-tiba berhembus. 　　Bai Ningbing hanya melihat cambuk hitam tebal besar menghantam ke arahnya. Dia tak sempat menghindar, hanya bisa memaksimalkan Tian Peng Gu. 　　Byur! Tubuhnya terlempar belasan meter hingga membentur tebing keras. 　　Bai Ningbing mengerang kesakitan. Tian Peng Gu tingkat tiga memang tangguh, tapi tak bisa meredam guncangan. 　　Byur byur byur... 　　Raja Buaya Jantan menghentakkan kaki kekarnya di pasir, meninggalkan jejak dalam sambil menerjang ganas. 　　Mata Bai Ningbing berbinar. Dia berdiam diri menyambut serangan sang raja buaya. 　　Wibawa mengerikan sang predator membuat orang lain pasti sudah kabur atau lumpuh. Tapi tekad Bai Ningbing sekeras baja. 　　"Dua puluh langkah... lima belas... sepuluh... LIMA!" Di detik terakhir, barulah dia melompat. 　　BOOM! 　　Dia nyaris terhindar. Sang buaya malah menubruk tebing hingga batu-batu runtuh menimbunnya. 　　"Binatang tetap binatang!" Tertawanya terhenti saat dia teringat sesuatu. 　　Ekor raksasa itu mengibas ganas, melemparkan pecahan batu seperti peluru ke segala arah. 　　Bai Ningbing memandang dengan tenang. Beberapa saat kemudian, Raja Buaya Jantan akhirnya berhasil melepaskan diri. 　　Ia terlihat compang-camping, gigi tajamnya hancur sepertiga, lubang hidung mengalirkan sisa darah. Pupil emasnya kini berubah merah menyala. 　　Buaya itu mendongak dan mengaum keras. Kali ini tubuh bagian atasnya menempel ke tanah, lalu melesat dengan kecepatan lebih tinggi untuk menggenjot Bai Ningbing lagi. 　　Bai Ningbing mundur, tersenyum sambil menghindar ke samping. 　　Boom! 　　Suara ledakan mengguncang, tebing runtuh membawa debu berhamburan... 　　Setelah lebih dari satu shichen, tubuh Raja Buaya Jantan yang penuh luka mencoba sia-sia menutupi bagian kulit putih di dadanya, namun darah terus mengucur deras. 　　Akhirnya, byur! Ia terjatuh di pasir pantang yang sudah tak berbentuk. 　　"Blood Moon Gu ini sebenarnya cukup efektif. Efek 'darah tak henti mengalir'-nya yang membuat Raja Buaya Jantan mati semudah ini." Bai Ningbing menatap tanda bulan merah di tangannya, pikiran melayang. 　　Kematian Raja Buaya membuat ratusan buaya berkaki enam yang tersisa kehilangan pemimpin. Semangat mereka runtuh, berhamburan masuk ke sungai untuk melarikan diri. 　　"Akhirnya selesai juga." Bai Ningbing melemparkan Juchi Jinwu dari genggaman, lalu duduk lelah di pasir. 　　Bayangan Fang Yuan muncul. Ia berjongkok di samping mayat Raja Buaya Jantan, tangan meraba-raba. 　　"Ketemu!" Saat menarik kembali tangan, dua Gu terlihat di genggamannya. 　　Bai Ningbing melihat adegan ini, napasnya langsung tersengal karena marah. Ia bertaruh nyawa dalam pertempuran, akhirnya berhasil membunuh Raja Buaya Jantan dan mengusir kawanan buaya. Namun hasilnya, Fang Yuan yang tak terluka sedikit pun muncul untuk memanen buah kemenangan. 　　Fang Yuan mengamati dengan seksama. 　　Dua serangga gu ini, satu dalam kondisi sekarat namun masih bergerak lemah. Bentuknya mirip cangkang kura-kura seukuran telapak tangan, permukaan cembungnya dipenuhi sisik seperti buaya. 　　Ini adalah Gu Cangkang Punggung. 　　Satunya lagi utuh tak terluka, diam tak bergerak meski dijepit lembut antara jari telunjuk dan ibu jari Fang Yuan. 　　Ini adalah Gu Kekuatan Buaya. 　　Ukurannya sangat kecil, sebesar jari manusia. Bentuknya menyerupai buaya mini dengan kepala, tubuh, dan ekor, namun tanpa kaki. 　　Baik Gu Cangkang Punggung maupun Gu Kekuatan Buaya, keduanya adalah serangga gu tingkat dua. 　　Secara umum, tubuh Raja Seratus Binatang dihinggapi serangga gu liar tingkat dua. Raja Seribu Binatang membawa gu tingkat tiga. Sedangkan Raja Sepuluh Ribu Binatang menguasai gu tingkat empat. 　　"Tepat seperti perkiraanku." Fang Yuan memandangi dua gu di tangannya tanpa terkejut. Berpengalaman luas dan lama mengamati pertarungan, ia telah menembus kondisi sebenarnya sang Raja Buaya Jantan. 　　Segera, ia memancarkan sepercik aura chun, menyemburkan Yuan Zhen-nya, lalu menyatukan kedua serangga gu ini. 　　Gu Cangkang Punggung terbang ke punggung Fang Yuan, berubah menjadi pola sisik besar mirip tato yang membentang dari bahu hingga pinggang, menutupi seluruh bagian belakang tubuhnya. 　　Sesuai namanya, ini adalah Gu yang dapat meningkatkan pertahanan punggung Gu Master. 　　Buaya Kekuatan Gu berubah menjadi cahaya kuning tua sè, menyelinap masuk ke rongga kosong Fang Yuan. 　　Fungsinya kurang lebih sama dengan Gu Babi Putih Hitam. Dapat meningkatkan kekuatan Gu Master secara permanen xing, setara kekuatan buaya! Harganya sangat tinggi di pasar, biasanya termasuk Gu langka yang sulit ditemukan. 　　"Lagi-lagi begini, langsung melatih Gu dalam sekejap!" Melihat adegan ini, Bai Ningbing menahan amarahnya, pupil matanya menyempit tajam seperti jarum. 　　Dalam pertarungan sebelumnya dengan Fang Yuan, dia telah menemukan rahasia ini. 　　Kembali ke keluarga, dia membongkar semua arsip dan literatur, menemukan beberapa Gu pendukung yang bisa mencapai efek seperti itu. 　　Tapi kali ini, saat menyaksikan lagi, tiba-tiba dia merasa kebenaran sesungguhnya belum tentu demikian. 　　"Dasar orang ini, kartu asnya banyak sekali. Tian Peng Gu, Blood Moon Gu, Juchi Jinwu sudah biasa, tapi bahkan ada Lotus Permata Surgawi! Teknik bertarungnya benar-benar mengungguli yang diajarkan keluarga. Gu apa lagi yang dia pakai tadi?" 　　Bai Ningbing merasakan dingin menusuk dalam hatinya. (Bersambung. BABKeenam: Menginap di Kanopi Pohon 　　; 　　BABKeenam: Menginap di Kanopi Pohon 　　Syuursyuur... 　　Ombak sungai naik turun, hari telah senja. 　　Di bawah senja, beting dangkal ternoda merah darah buaya, ratusan mayat buaya berkaki enam mengelilingi dua remaja. 　　Di samping mayat buaya raksasa, Fang Yuan perlahan bangkit berdiri. 　　"Kawanan buaya berkaki enam menyerang, Fang Yuan sama sekali tidak berpikir untuk melarikan diri. Meski cultivation-nya baru tingkat awal satu, tapi Bai Ningbing sudah mencapai puncak tingkat tiga!" 　　"Dengan memanfaatkan cultivation-nya ditambah serangga gu tingkat tiga milikku, menghancurkan kawanan seratus binatang buas sangat mungkin dilakukan." 　　"Di satu sisi, dia perlu menggunakan kekuatan eksternal seperti kawanan buaya berkaki enam untuk menekan Bai Ningbing, sekaligus membinanya. Di sisi lain, dia juga membutuhkan serangga gu yang cocok untuk dirinya." 　　"Walau baru tingkat awal satu, tapi dengan bakat Kelas A ditambah Lotus Permata Surgawi. Kecepatan pemulihan Yuan Zhen sangat cepat, sehingga aku bisa menggunakan serangga gu tingkat dua. Tapi baik Gu Kekuatan Buaya maupun Gu Cangkang Punggung, keduanya kurang ideal." Fang Yuan mengeluh dalam hati. 　　"Tian Peng Gu yang mencapai tingkat tiga telah dipinjamkan ke Bai Ningbing. Fang Yuan memang membutuhkan Gu Pertahanan yang sesuai. Tapi Gu Cangkang Punggung hanya melindungi bagian belakang, area pertahanannya terlalu sempit." 　　"Meski Gu Kekuatan Buaya sangat berharga, sejauh ini kekuatan babi ganda Fang Yuan sudah cukup dahsyat. Menambah kekuatan lagi justru akan membahayakan dirinya sendiri." 　　"Di bawah 6-semburat, tubuh Master Gu tetaplah tubuh mortal yang memiliki batas daya tahan, mustahil terus meningkatkan kekuatan." 　　"Fang Yuan sebelumnya telah memodifikasi tubuhnya menggunakan Gu Babi Putih Hitam, meningkatkan kekuatan dasarnya. Jika sekarang menggunakan Gu Kekuatan Buaya lagi, itu akan melampaui kapasitas tubuhnya dan membahayakan dirinya." 　　"Artinya, kecuali ia menemukan Gu tambahan lainnya untuk digunakan bersama E Li Gu. Sebelum itu, menggunakan E Li Gu adalah tindakan bunuh diri." 　　"Dalam warisan Gunung Tulang Putih, ada Giok Tulang Gu yang bisa meningkatkan kekuatan tulang Gu Master. Jika menggunakan Gu ini sebelum E Li Gu, tidak akan ada masalah. Tapi sekarang, jarak ke Gunung Tulang Putih masih jauh, butuh 10 hingga 15 hari untuk mencapainya." 　　Fang Yuan melirik ke arah tenggara, lalu memutar hatinya dan memanggil E Li Gu. 　　Ia menyerahkan E Li Gu kepada Bai Ningbing, sambil menarik kembali Lotus Permata Surgawi miliknya. 　　"Dengan E Li Gu ini, kekuatanmu akan bertambah setara seekor buaya. Prosesnya agak berat, tapi jika digunakan terus selama sebulan, akan selesai." Fang Yuan menasihati. 　　Bai Ningbing mengangguk, hatinya dipenuhi kegembiraan kecil. 　　Dengan E Li Gu, dia bisa menutupi kelemahan kekuatan fisiknya. Sebelumnya di Keluarga Bai, dia juga pernah mencari, namun tidak beruntung. Tak disangka, saat mengembara di alam liar, akhirnya mendapatkan Gu yang selalu diidamkan ini. 　　Petualangan Gu Master di alam liar penuh bahaya, tapi juga sarat kesempatan. 　　"Ayo pergi. Bau darah di sini terlalu pekat, tebing di tiga sisi juga sudah runtuh. Pasti akan menarik binatang buas. Tidak aman berkemah di sini." 　　Usulan Fang Yuan disetujui Bai Ningbing. 　　Namun sebelum pergi, Fang Yuan berusaha mengumpulkan darah dan daging buaya sebanyak mungkin, menyimpannya di Duo Rate Flower. 　　Buaya Power Gu memakan daging buaya. Darah buaya segar bisa digunakan untuk memberi makan Blood Skull Gu dan Blood Moon Gu. 　　Matahari sudah terbenam, malam mulai menyelimuti. 　　Di langit nun jauh, bintang-bintang samar mulai bermunculan. 　　Tebing yang rubuh akibat hantaman raja buaya jantan menjadi lebih mudah dipanjat. Setelah Fang Yuan dan Bai Ningbing mencapai puncak tebing, hutan lebat yang hijau subur membentang di hadapan mereka. 　　Hutan membentang luas, pegunungan jauh tampak samar-samar, sementara kedalaman hutan gelap gulita. Tak diketahui bahaya dan binatang buas apa yang bersembunyi di dalamnya. 　　Cuit cuit, kicau kicau... 　　Suara aneh yang tak jelas apakah kicauan burung atau lolongan monyet menggema di telinga mereka berdua. 　　Mereka saling memandang, sama-sama tahu hutan liar ini penuh jebakan. Terutama di malam hari dengan pencahayaan minim, memasuki hutan sekarang jauh lebih berbahaya dibanding siang hari. 　　Tapi mereka tak punya pilihan lain. 　　"Ayo," Fang Yuan memberi isyarat pada Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing mengatupkan gigi, terpaksa menyeret tubuhnya yang kelelahan untuk berjalan di depan membuka jalan bagi Fang Yuan. 　　Pohon-pohon di sini tingginya minimal empat meter. Dekat tepi sungai yang lembap, tanahnya lebih lunak dibanding tanah pegunungan. 　　cháo Iklim lembap dan hangat membuat lumut tumbuh subur, menutupi tanah, bebatuan, serta menempel di batang-batang pohon. 　　Semakin jauh masuk ke dalam, cahaya semakin redup, hawa dingin semakin menusuk. 　　Fang Yuan masih bisa bertahan, Bai Ningbing tak bisa menahan gigil. Perempuan ini baru saja bertempur keras, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat, kini diterpa hawa dingin tentu merasa semakin menggigil. 　　"Aku usul, nanti kita pasang perapian dan berkumpul di api unggun," ujar Bai Ningbing yang berjalan di depan sambil merintis jalan. 　　Suaranya bergema di tengah lebatnya hutan, semakin menonjolkan kesunyian tempat ini. 　　"Api unggun? Hehe." Fang Yuan terkekeh, "Tidak kah kau merasa hutan ini terlalu sunyi? Berhentilah, perhatikan baik-baik pepohonan di depan itu." 　　Langkah Bai Ningbing melambat, matanya menyipit memandang tajam. 　　Pepohonan di depan tumbuh pendek namun kokoh, akar-akarnya menjalar seperti ular naga. Ujung setiap cabangnya membentuk sulur-sulur hijau bak ular sanca raksasa - ada yang saling melilit, ada yang terkulai menyentuh tanah. 　　Ujung sulur-sulur itu berbentuk seperti perangkap lalat Venus, atau seperti cangkang kerang yang menganga, menanti kedatangan mangsa. 　　"Pohon Pencabut Nyawa!" Bai Ningbing teringat pelajaran di ruang kelas, akhirnya mengenali jenis pohon tersebut. 　　"Pohon ini memakan daging, setiap ujung cabangnya melunak menjadi sulur-sulur, hanya memiliki dua helai daun. Daunnya lebar dan besar, biasanya terbuka seperti mulut raksasa. Begitu mangsa mendekat, sulur-sulur akan menyambar seperti ular, daun mengatup dengan suara 'krek' dan menelan mangsa. Kemudian mengeluarkan cairan asam, menghabiskan puluhan hari bahkan berbulan-bulan untuk mencerna mangsa perlahan." 　　Bai Ningbing menghitung, setidaknya ada tiga empat puluh pohon pemangsa di depan. Setiap pohon berjarak cukup jauh, di antaranya tumbuh pepohonan biasa. 　　"Ini adalah hutan kecil pemangsa, pantas saja terasa sepi tanpa kehidupan. Tapi tidak masalah, aku bisa menggunakan kekuatan Gu tingkat tiga untuk membuka jalan paksa." Kata Bai Ningbing. 　　Fang Yuan menggeleng: "Kita butuh tempat bermalam yang aman. Menurutku hutan pemangsa ini cukup baik. Melewati hutan ini, di tengah belantara lebat, belum tentu kita temukan lokasi lebih aman untuk bermalam." 　　Bai Ningbing membelalakkan mata: "Di sini? Hutan pemangsa disebut aman?" 　　Fang Yuan meliriknya tanpa penjelasan. Ia berbalik dan kembali menyusuri jalan semula. 　　Bai Ningbing mengatupkan gigi, karena Yang Gu berada di tubuh Fang Yuan, ia terpaksa mengikuti Fang Yuan kembali ke beting dangkal itu. 　　Fang Yuan memilih dua bangkai buaya kuat, membelah perutnya, membuang organ dalam, membersihkannya lalu menyeretnya ke dalam hutan. 　　“Kau benar-benar berniat?!” Bai Ningbing yang juga cerdik, sepanjang perjalanan telah mengikuti dan mulai menangkap maksud tersembunyi Fang Yuan. 　　Ide kreatif Fang Yuan membuatnya tak bisa menahan rasa kagum. 　　"Manusia adalah roh segala makhluk, kebijaksanaannya tak terbatas. Untuk bertahan hidup, wajar jika muncul pemikiran aneh. Malam ini kita tidur di sini." Setelah memberi penjelasan, Fang Yuan masuk ke dalam perut buaya sendirian. 　　Kemudian ia menggelinding di dalamnya, membuat tubuh buaya berkaki enam itu mendekati pohon penjebak binatang. 　　Swoosh! 　　Sulur terdekat langsung menyambar cepat seperti bayangan. Dua helai daun terbuka lebar menelan bangkai buaya, lalu menutup rapat. 　　Sulur itu berputar, perlahan mengangkat daun berat ke puncak pohon yang tinggi. 　　"Cepat tidur, besok kita harus melanjutkan perjalanan." Suara Fang Yuan terdengar dari daun yang sāo bergerak di puncak pohon. 　　Bai Ningbing terpaku menyaksikan pemandangan ini, mulutnya menganga. 　　Beberapa saat kemudian, barulah ia tersadar. 　　Matahari telah tenggelam sempurna, kegelapan menyelimuti. Angin malam berhembus perlahan melalui hutan, mengeluarkan erangan panjang. 　　Bai Ningbing mengatupkan gigi, meniru cara Fang Yuan masuk ke perut buaya lalu menggelinding ke bawah pohon penjebak. 　　Hampir seketika itu juga, dia merasakan kekuatan eksternal menerpa, membuat seluruh tubuh buaya mengguncang hebat. 　　Setelah guncangan berikutnya, dia mulai merasakan dirinya terangkat perlahan. 　　Akhirnya, kekuatan pengangkatan itu berhenti. 　　Bai Ningbing terbaring di dalam perut buaya, sementara buaya itu tergeletak di antara dedaunan. 　　Melihat keluar, tatapannya menembus celah-celah gigitan daun, masih bisa melihat taburan bintang di langit. 　　Sekitarnya sunyi, bintang-bintang berkelap-kelip bagai anak nakal yang mengedipkan mata padanya. 　　"Langit penuh bintang, kita beruntung, besok cuaca akan cerah." Suara Fang Yuan terdengar dari luar. 　　Bai Ningbing tidak menjawab. Dia menggeser tubuhnya agar lebih nyaman. 　　Tapi dinginnya tubuh buaya tetap membuatnya merasakan hawa menggigil. 　　Bersamaan, aroma manis menyusup ke lubang hidungnya. 　　Bai Ningbing tidak terkejut. Sesuai penjelasan Fang Yuan sebelumnya, ini adalah pohon penangkap hewan yang mulai mengeluarkan cairan asam. 　　Tapi cairan asam ini membutuhkan setidaknya tiga bulan untuk menggerogoti tubuh buaya. Bai Ningbing yang bersembunyi dalam tubuh buaya masih aman untuk sementara. 　　"Ngomong-ngomong, gunakan dulu Gu kekuatan buaya sebelum beristirahat..." Pikirnya, namun kelopak matanya terasa seberat gunung, perlahan menutup. 　　Hampir sekejap, dia tertidur lelap. 　　Dia terlalu lelah, setelah lima hari lima malam mengarungi sungai, lalu bertempur melawan kawanan buaya. Dalam pertempuran itu, dia melampaui batas stamina dan menggali sebagian potensi terpendamnya. 　　Mungkin juga karena transformasi menjadi tubuh perempuan, tekanan sengaja atau tidak dari Fang Yuan, semuanya membuatnya kelelahan fisik dan mental. 　　Fang Yuan sendiri tidak tidur. 　　Ia berbaring di dalam tubuh buaya, memanggil Duo Rate Flower, mengeluarkan pakaian katun dan jubah. Ia membaginya menjadi dua bagian, sebagian alas di bawah tubuhnya, sebagian disampirkan di badan. 　　Meski cukup merepotkan, setelah pengaturan ini, kehangatan segera terasa. 　　Sangkar daun dan tubuh buaya seolah berubah menjadi ranjang nyaman. 　　Fang Yuan masih memiliki sisa energi, menutup mata dan menyelami pikiran, mulai mengaktifkan Yuan Zhen untuk memberikan semangat pada rongga kosong. 　　Walau tanpa Cacing Arak untuk meningkatkan Yuan Zhen, Fang Yuan memiliki Lotus Permata Surgawi dan bantuan bakat Kelas A, sehingga durasi pemberian semangatnya meningkat drastis. 　　Lautan Yuan Zhen bergelora pasang-surut, gelombang* menyapu dinding rongga kosong. Setiap tetes yang terkuras segera terisi kembali. Bahkan jika memberikan semangat sepanjang malam, Yuan Zhen takkan habis. 　　Tapi Fang Yuan akhirnya tidak melakukannya. Memberikan semangat pada rongga kosong tak bisa menggantikan tidur. Menjelang dini hari, ia menghentikan kultivasi dan tertidur. 　　Ia tidur nyenyak, dalam mimpinya samar mendengar desiran angin malam dan lolongan binatang buas yang terus bergema. Banyak hewan tertarik oleh bau darah di tepi sungai, menempuh perjalanan jauh. Saat melewati hutan kecil ini, mereka terjebak oleh pohon perangkap binatang. (Bersambung BABKetujuh: Menjadi Penguasa 　　; 　　BABKetujuh: Menjadi Penguasa 　　Matahari sudah tinggi di langit biru berawan. Unduh buku elektronik gratis... 　　Mentari menyinari bumi, Sungai Huanglong mengalir deras, hutan lebat di tepiannya membentuk lautan hijau. 　　Di mahkota pohon perangkap binatang, sulur-sulur menjalar,** sangkar daun yang tegak menyerupai kumpulan kerang sungai. 　　Tiba-tiba, salah satu sangkar bergetar keras. 　　Blup. 　　Sebilah Moon Blade merah menyembur keluar, merobek daun-daun. 　　Seorang gadis berbaju terang dengan zirah transparan putih menyelubungi tubuhnya, merangkak keluar dari sangkar daun. 　　Dengan lincah ia melompat dari dahan ke dahan, akhirnya mendarap aman di tanah. 　　Tak lain adalah Bai Ningbing. 　　Sepanjang proses ini, pohon perangkap binatang tetap membeku bagai mayat. 　　Bai Ningbing memandang pohon itu, dalam hatinya terbayang perkataan Fang Yuan kemarin. 　　“Untuk setiap mangsa yang berhasil melepaskan diri, Pohon Pemburu tidak akan menyerang lagi. Karena binatang buas yang bisa lolos sudah bukan level yang bisa dihadapi pohon ini. Meski tak punya kebijaksanaan, insting evolusi ini membuatnya lebih adaptif untuk kelangsungan hidup.” 　　“Hachiii.” 　　Bai Ningbing tak kuasa menahan bersin. Dia mengusap hidungnya sambil melirik ke sekeliling, mengamati lingkungan sekitar. 　　Sebagian besar pepohonan di hutan Pemburu ini menjulangkan sangkar daun di kanopinya, bagaikan kerang-kerang hijau berkilauan. 　　“Sepertinya bau darah di tepian menarik banyak binatang buas. Hutan Pemburu ini menuai hasil melimpah tadi malam.” Bai Ningbing bergumam dalam hati sambil meregangkan anggota badan dan menggelengkan kepala. 　　Semalam dia tidur tak nyaman, bangkai buaya terlalu keras, malam juga cukup dingin. Meski kelelahan, beberapa kali terbangun karena kedinginan. 　　Akibatnya matanya berkantung hitam, lesu tak bersemangat. Tapi setelah semalam berkultivasi, stamina tubuhnya sudah pulih lebih dari setengah. 　　Saat ini dia sengaja berdiri di area yang terkena mentari, memanfaatkan cahaya matahari untuk mengusir hawa dingin dalam tubuhnya. 　　“Bai Ningbing, keluarkan aku.” Suara itu berasal dari Fang Yuan. Tanpa perlu bantuan Daging Telinga Pengintai pun, dia sudah mendengar keributan ini. 　　Bai Ningbing mengalihkan tatapannya ke pohon Pemburu lain. Di kanopi pohon itu, sangkar daun yang menelan Fang Yuan masih tetap di tempatnya semula. 　　“Dia tersenyum dalam hati, tidak menjawab. Malah memejamkan mata dan beristirahat, berjemur di bawah mentari, sengaja menunda. 　　Setelah lebih dari seperempat jam, barulah dia melepaskan Moon Blade berwarna darah, memotong sulur-sulur itu. 　　Daun berbentuk kerang itu terhuyung-huyung di antara batang pohon, akhirnya jatuh ke lantai kayu. 　　Bai Ningbing perlahan mendekat, lalu memanggil Blood Moon Gu lagi untuk memotong daun tersebut. Fang Yuan baru bisa keluar dari dalamnya. 　　"Kenapa semalem? Aku sudah bangun sejak lama, bahkan sempat berlatih kultivasi." Wajah Fang Yuan bersemu merah, penuh semangat. 　　Pakaian yang diambil semalam, mantelnya sudah ia simpan rapi. 　　Bai Ningbing mengeluarkan suara 'Hmph', kondisi Fang Yuan yang seperti ini agak di luar perkiraannya. 　　Awalnya dia mengira Fang Yuan juga seperti dirinya, tidur tidak nyenyak, kedinginan dan kelaparan. Karena itu sengaja menunda untuk menyiksanya lebih lama. 　　Tak disangka kondisi Fang Yuan begitu prima. 　　"Sudah tidak pagi lagi, hari ini kita harus melanjutkan perjalanan. Mari makan dulu." Fang Yuan mengeluarkan Duo Rate Flower, mengambilkan batu bara, rak besi, panci, kantong air, kue kering dan sebagainya. 　　Dengan gerakan lincah, dia segera memasak semangkuk sup daging. 　　Lalu mencari-cari di sekitar, memetik segenggam jamur dari lumut di batang pohon predator. 　　Jamur-jamur ini kering dan panjang, berwarna ungu tua atau hitam. 　　Bai Ningbing melihat Fang Yuan memasukkan semua jamur kayu ke dalam panci, tak bisa menahan keraguan: "Tanaman dari alam liar tidak boleh dimakan sembarangan, mungkin mengandung racun." 　　"Ya, kau benar." Fang Yuan mengangguk, "Kau juga bisa tidak memakannya." 　　Bai Ningbing menyeringai dingin: "Jika kau keracunan, di tanganku tidak ada serangga gu penyembuh." 　　Wajah Fang Yuan tetap tenang. Ia mengambil sendok sayur dan di bawah tatapan Bai Ningbing, meneguk kuah daging dalam jumlah besar. 　　Bai Ningbing mendengus hmph. 　　Baru setelah Fang Yuan meminum lima enam sendok kuah daging, dia memastikan bahwa sup ini tidak berbahaya. 　　Begitu mengambil sendok dan mencicipi, matanya langsung berbinar samar. 　　Kuah daging ini jauh lebih enak daripada kemarin, penuh dengan cita rasa umami! 　　Tatapannya langsung beralih ke jamur kayu yang mengambang di permukaan sup. Jelas, perbedaan ini berasal dari jamur-jamur itu. 　　Tanpa sadar dia mengamati Fang Yuan yang duduk di batu sambil menunduk minum sup dan mengunyah roti kering, terlihat penuh semangat. 　　Meski tidur di lingkungan yang sama, ketika membandingkan penampilannya yang lusuh dengan Fang Yuan, dalam hati tumbuh rasa kagum yang bahkan tak ingin diakuinya sendiri. 　　Tentu saja, jika dia tahu Fang Yuan diam-diam mengeluarkan jubah dan pakaian hangat tadi malam, pastilah reaksinya akan berbeda. 　　Fang Yuan merasakan tatapan Bai Ningbing yang menyelimuti tubuhnya. 　　Tapi dia tidak mengangkat kepala, hanya tersenyum tipis di sudut mulut sambil berpura-pura tidak menyadari, terus menyantap makanannya. 　　Sejak pertempuran di Gunung Qingmao, Bai Ningbing secara aktif menyelamatkannya, membuat Fang Yuan merasakan kemurnian Sifat Iblis dalam dirinya. 　　Iblis adalah kegilaan, adalah ketidakrasionalan, adalah obsesi pada jalan sendiri. Sifat iblis Bai Ningbing menunjukkan nilai yang bisa dieksploitasi Fang Yuan. 　　Tapi Bai Ningbing sendiri adalah sosok yang kompleks. 　　Di satu sisi, dia murni dan polos, mendapatkan kehidupan baru, masalah tubuh Beiming Bingpo sementara teratasi. Karena itu dia enggan menyerah, lebih mencintai kehidupan, tak mau menerima kematian. 　　Tapi di sisi lain, sifat iblisnya yang teguh mengejar kecemerlangan, menciptakan watak bebas yang tak tertandingi. Dia tidak takut mati, jika kematian itu cukup spektakuler, dia akan menyambutnya dengan lapang dada. 　　Sosok seperti ini bagaikan naga muda, penuh rasa ingin tahu akan dunia, berwatak pemberontak alami, liar dan sulit dijinakkan. Dia memiliki jalannya sendiri, ambisi dan cita-citanya sendiri. 　　Bai Ningbing belum tumbuh menjadi si jahat sejati, saat ini masih bisa disebut bibit iblis. Tapi ini adalah iblis sejati, jalannya tak bisa diubah, arahnya tak bisa dibelokkan, apalagi ditundukkan. 　　Iblis sejati hanya setia pada diri sendiri, berziarah dalam kesepian di kegelapan, hanya menapaki jalannya sendiri. 　　Iblis sejati bisa mengagumi orang lain, tapi takkan pernah tunduk pada siapapun. 　　Setiap iblis sejati adalah raja mutlak bagi dirinya sendiri, yang Maha Tinggi! 　　"Fang Yuan memahami Bai Ningbing, karena Fang Yuan memahami dirinya sendiri. Ia tahu Bai Ningbing mustahil tunduk padanya, tapi ketidakpatuhan tidak berarti tidak bisa ditundukkan. Ketidakmampuan mengubah jalannya, tidak berarti tidak bisa dimanfaatkan." 　　"Andai Fang Yuan sendiri memiliki cultivation tingkat tiga, tentu tidak membutuhkan Bai Ningbing. Tapi sekarang ia hanya tingkat awal satu, nilai guna Bai Ningbing menjadi tinggi." 　　"Namun keinginan untuk menundukkan dan memanfaatkannya, memerlukan pemikiran khusus." 　　"Bai Ningbing cerdas dan angkuh, tidak bisa ditindas secara paksa. Hanya bisa memanfaatkan hal-hal kecil atau kekuatan eksternal untuk menyindir secara tidak langsung, perlahan mengikis sifatnya." 　　"Diam-diam mengambil pakaian untuk menghangatkan diri, bukan berarti Fang Yuan pelit. Barusan Bai Ningbing sengaja menghambat, Fang Yuan tidak menindaklanjuti, juga bukan karena kemurahan hatinya." 　　"Menundukkan Bai Ningbing pasti memakan waktu lama. Tapi tidak perlu terburu-buru, lakukan perlahan, aku juga butuh waktu untuk memulihkan cultivation." 　　"Setelah keduanya kenyang, hari sudah mendekati tengah hari." 　　"Di permukaan tanah, samar terlihat jejak kaki binatang buas yang menginjak-injak. Mereka melanjutkan perjalanan dengan Bai Ningbing membuka jalan di depan, menuju tenggara hutan." 　　"Semakin masuk ke dalam, pepohonan di hutan semakin menjulang. Pohon penangkap binatang sebelumnya hanya setinggi 3-4 meter, tapi perlahan muncul pohon 5-6 meter. Sesekali muncul raja pohon setinggi 7-8 meter, bagai bangau di antara ayam kampung." 　　Tentu saja ada juga batang pohon yang mati, tergeletak di tanah, dipenuhi lumut tebal. Atau di beberapa bagian, mengeluarkan tunas hijau kecil. Atau kayu patah, terbelah oleh petir, memperlihatkan kekuatan langit dan bumi. 　　Benda-benda raksasa ini tumbuh sangat rapat di sini, menutupi langit dan matahari. 　　Semakin dalam masuk ke sini, semakin terasa dingin yang menusuk. 　　Mentari yang terik, terhalang oleh tembok daun-daun rimbun, hanya bisa menyusup lewat celah-celah kecil sebagai bayangan cahaya yang belang-belang. 　　Angin berhembus, dedaunan berdesir, bayangan cahaya bergoyang bagikan emas yang tercincang. 　　Di dalam belantara, suasana pun tak tenang. 　　Sesekali terlihat bayangan rusa, rubah, kelinci dan hewan lain yang berlarian. 　　Paling banyak adalah burung, berbagai jenis, ada yang berkelompok tiga lima ekor, ada yang dalam kawanan besar, ada yang terbang di langit, ada yang bertengger di dahan saling bersaing merdu suara. 　　Kadang-kadang, dari kejauhan terdengar raungan harimau. 　　Keduanya berjalan sambil berhenti sesekali. Dengan mengandalkan Daging Telinga Pengintai, Fang Yuan menghindari banyak bahaya. Tapi beberapa tempat tak bisa dihindari, harus mengandalkan kekuatan tempur Bai Ningbing untuk menerobos. 　　Cultivation tingkat tiga sudah cukup untuk mengatasi masalah biasa di alam liar. 　　Malam kembali tiba. Fang Yuan mencari tempat perkemahan aman, yaitu sebuah bukit berbatu. 　　Bai Ningbing kelelahan yang amat sangat, bahkan di atas batu keras pun ia langsung tertidur begitu merebahkan diri. 　　Pada hari berikutnya setelah bangun, dia merasa tidak nyaman seluruh tubuh, kepalanya juga tidak berfungsi dengan baik, jelas-jelas salah bantal. Selain itu, bersinnya semakin sering, tanda jelas masuk angin. 　　Fang Yuan memperhatikan hal itu, namun tetap melanjutkan perjalanan. 　　Keduanya berjalan sangat lambat karena tidak memiliki serangga gu pengangkut. Sebelumnya Fang Yuan memiliki seribu li serigala laba-laba, Bai Ningbing memiliki Bai Xiang Xian She Gu, keduanya adalah Gu transportasi level 5. Sayangnya satu mati dan satu kabur. 　　Tapi Fang Yuan tidak gelisah, cultivation-nya masih lemah, justru membutuhkan waktu untuk terus berkultivasi. 　　Setiap hari dia berjalan di siang hari, bahkan saat istirahat pun dia memanfaatkan setiap detik untuk berkultivasi tanpa henti. 　　Di malam hari, biasanya dia berkultivasi hingga larut malam. 　　Beberapa hari kemudian, Bai Ningbing jatuh sakit terkena flu. Kepalanya pusing, kekuatan tempurnya merosot drastis, seluruh tubuhnya demam. 　　Fang Yuan terpaksa berhenti, mengambil herbal dari Duo Rate Flower, memberikannya obat oral serta salep untuk dioleskan ke tubuh yang terasa pedas, bisa mengusir kelembaban. 　　Setelah beristirahat selama enam hari, barulah kondisi Bai Ningbing membaik. 　　Sakit kali ini menjadi tamparan keras baginya. Beberapa kali dalam kondisi setengah sadar dan lemas, dia bahkan tak bisa mengoleskan salep sendiri. Fang Yuan-lah yang membantu melakukannya. 　　"Seandainya tidak ada Fang Yuan, mungkin aku tidak akan selamat kali ini..." Bai Ningbing menghela napas dalam hati setelah sembuh. Meski sangat enggan mengakuinya, kenyataan tak bisa dipungkiri. 　　Dahulu, dia bicara dengan nada tegas, mulutnya kasar. Namun setelah kejadian ini, ucapannya berkurang, sering terdiam. Kadang dalam perjalanan, bisa setengah hari tidak mengucapkan sepatah kata pun. 　　Bicaranya yang menyusut secara alami meningkatkan otoritas Fang Yuan. Dengan demikian, ia perlahan menjadi penguasa di antara mereka berdua. (Bersambung) BAB8: Ayam Suci Xuanyuan 　　; 　　BAB8: Ayam Suci Xuanyuan 　　Waktu terus mengalir. Membaca... 　　Setelah lebih dari tiga pekan, Bai Ningbing tampak kurus sepanjang lingkar tubuhnya, namun seluruh dirinya memancarkan aura tangguh. 　　Semangatnya semakin berkobar, sorot mata birunya sesekali memancarkan kilatan tajam. 　　Tak diragukan lagi, dia telah beradaptasi dengan kehidupan pengembara ini, bahkan menyerap banyak pelajaran berharga. 　　Fang Yuan paham: Meski Bai Ningbing pendiam, bukan berarti dia menyerah. 　　Di dalam hatinya menggelegak tekad baja, belajar serius, berusaha keras beradaptasi. Sesekali dia melontarkan bantahan, meski dangkal, sudah lepas dari kenaifan masa lalu. 　　Fang Yuan bisa merasakan kemajuan Bai Ningbing dari hari ke hari. 　　Tapi situasi ini tidak mengejutkannya. Menundukkan Bai Ningbing tidaklah mudah, setiap makhluk iblis sejati memiliki semangat pemberontak yang membara. 　　Di terik matahari, mereka berdua mengendap di semak belukar, mengamati lembah dengan hati-hati. 　　Di dasar lembah, seekor buaya raksasa tengah tertidur pulas. 　　Ini adalah Buaya Magma. 　　“Tiga ekor gajah ditumpuk baru menyamai ukuran tubuhnya. Seluruh tubuhnya dipenuhi sisik merah gelap, empat kaki tebal menopang tubuh kekarnya. Ekor buaya yang memancarkan kilap logam, panjangnya mencapai sepuluh meter. 　　Yang paling mencolok adalah dua tonjolan tinggi di punggungnya, bagai dua gunung berapi mini. Seiring napasnya, dua kepulan asap hitam menyembur dari kawah, kadang kuat kadang lemah. 　　"Buaya magma ini adalah Raja Seribu Binatang! Terlalu berisiko untuk membasminya." Ekspresi Bai Ningbing tegang. 　　Pada tubuh Raja Seribu Binatang bersarang serangga gu tingkat tiga liar. Ditambah fisik sang raja yang perkasa, bahkan Gu Master puncak tingkat tiga pun sulit menang dalam duel satu lawan satu. 　　"Keberuntungan ada dalam bahaya! Tidak mudah menemukan buaya di hutan. Gu Kekuatan Buaya perlu daging buaya, tapi persediaan hampir habis. Mari kita uji dulu." Kata Fang Yuan. 　　Kawanan buaya magma hidup di bawah tanah, hanya rajanya yang mampu menembus permukaan untuk menghirup udara segar dan menikmati terik mentari. 　　Bai Ningbing mengatupkan gigi, lalu berdiri. 　　Sejak mendapatkan Gu Kekuatan Buaya, dialah yang selalu menggunakannya. Kini kekuatannya meningkat pesat, tapi masih jauh dari satu kekuatan buaya sepenuhnya. 　　Raja Buaya Magma sedang tertidur. Bai Ningbing baru menyadarinya di jarak lima puluh langkah ketika mata merah-emasnya tiba-tiba terbuka. 　　"Plak!" 　　Ini perlahan mengangkat tubuh kekar, memutar kepala, dari lubang hidung menyembur dua aliran hawa panas berintensitas tinggi. 　　Bai Ningbing wajahnya berkerut kencang, meski telah mengaktifkan Tian Peng Gu, tetap merasakan hembusan hawa membara menerpa. 　　Dia tidak mengeluarkan Juchi Jinwu, melainkan melemparkan sebilah Moon Blade berwarna darah. 　　Moon Blade tingkat tiga menancap di punggung Lava Crocodile, mengupas beberapa lapis armor tebal, sekaligus sukses memancing amarah Raja Lava Crocodile. 　　Ini mengarahkan mulut raksasanya ke Bai Ningbing, lalu menyemburkan bola api lava merah gelap. 　　Bola api lava sebesar batu giling membuat Bai Ningbing tak berani menahan, menghindar dengan gesit. 　　Boom! 　　Bola api lava melesat membentuk garis parabola, menghantam batu gunung. 　　Dentuman ledakan memecah batu-batu, semburan api berkobar-kobar. 　　Awan jamur mini membumbung lalu berangsur menghilang. Di lokasi ledakan terbentuk kawah besar, di dalam dan sekitarnya mengalir lava merah gelap yang perlahan mendingin. 　　"Lava Burst Gu tingkat tiga." Fang Yuan yang menyaksikan ini langsung paham. 　　…… 　　Setengah jam kemudian, Fang Yuan melemparkan tali dari tebing gunung, menarik Bai Ningbing naik. 　　Raja Lava Crocodile meraung beberapa kali, tak mengejar. Setelah bayangan Fang Yuan dan Bai Ningbing menghilang, ini kembali merebahkan diri di tanah, menikmati sesi berjemur. 　　Ini karena serangan Bai Ningbing lebih bersifat uji coba. Buaya Lava Raja tidak menganggapnya sebagai ancaman. Hanya mengusirnya seperti binatang buas yang masuk ke wilayahnya. 　　"Buaya Lava Raja ini memiliki tiga serangga gu yang parasit. Satu Gu Ledakan Lava, satu Gu Baju Api, dan satu Gu Akumulasi Abu. Ketiganya adalah serangga gu tingkat tiga. Serangan, pertahanan, penyembuhan - tiga aspek paling dasar sudah tercakup semua." Setelah meninggalkan lembah, Fang Yuan menyimpulkan di perjalanan. 　　Bai Ningbing mengerutkan alis erat. Dari uji coba langsung sebelumnya, dia sudah tahu bahwa membunuh buaya raja ini memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, hampir mustahil. 　　"Gu Ledakan Lava itu tidak masalah. Pertahanan Gu Baju Api tidak bisa ditembus Blood Moon Gu. Hanya bisa menggunakan Juchi Jinwu untuk pertarungan jarak dekat. Tapi jika kita menghancurkan Gu Baju Api dengan cara ini, Juchi Jinwu mungkin akan rusak. Selama beberapa hari ini, kita terus menggunakannya untuk membuka jalan. Gergaji bergerigi tepi peraknya sudah rusak parah. Bahkan jika kita bisa menghancurkan pertahanan Gu Baju Api, Buaya Lava Raja masih memiliki Gu Akumulasi Abu untuk menyembuhkan diri. Stamina-nya pasti lebih besar dari gabungan kita berdua. Dalam pertarungan berkepanjangan, kita pasti kalah. Yang paling krusial, dia bisa menyelinap ke bawah tanah kembali ke sarangnya. Kita sama sekali tidak punya kemampuan untuk mencegahnya pulang ke sarang." Kata Bai Ningbing. 　　“Fang Yuan mengangguk: 'Analisismu sangat masuk akal, tapi aku justru semakin ingin membunuhnya. Serangga Gu Abu memakan abu, sangat mudah dipelihara. Ini adalah serangga gu penyembuh yang sangat cocok untuk kita.'" 　　“Hmph, meskipun serangga gu itu bagus, kita harus punya nyawa untuk menikmatinya. Walau kau menguasai Gu Yang, jangan harap bisa memerintahku untuk bertarung dengan mempertaruhkan nyawa.” Bai Ningbing menyeringai dingin. 　　“Jika tidak bisa mengandalkan kekuatan, kita bisa menggunakan kecerdikan. Kalau binatang buas lain mungkin tidak bisa, tapi untuk Raja Buaya Lava ini, kita bisa memancing raja binatang lain untuk memicu perseteruan antar mereka, lalu mengambil keuntungan sebagai pihak ketiga.” Kata Fang Yuan, dia tidak ingin menyerah hanya karena kesulitan. 　　Menciptakan kemungkinan dari hal yang mustahil adalah hal yang paling disukainya. 　　Untuk binatang buas permukaan tanah lainnya, kecuali yang baru bermigrasi, masing-masing sudah memiliki wilayah teritorial. Mereka saling mengetahui keberadaan satu sama lain, tidak ada harapan untuk memicu pertarungan antar mereka. 　　Tapi Raja Buaya Lava berbeda. 　　Di masa normal, dia hidup di bawah tanah, sesekali muncul ke permukaan untuk menghirup udara. Seperti ikan laut dalam yang melompat ke permukaan. 　　Keberadaannya tidak diketahui oleh raja binatang lain. Dia bisa dianggap sebagai penyusup. 　　Kecuali raja binatang licik seperti Jiao Dian Bei, sebagian besar raja binatang tidak memiliki kebijaksanaan tinggi. Cukup dengan memancing satu raja binatang, mereka akan saling merasakan ancaman hidup dan mulai bertempur. 　　Saat mereka sudah saling melukai, Fang Yuan dan Bai Ningbing bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. 　　Perkataan Fang Yuan membuat mata Bai Ningbing berbinar. 　　Dia mengangguk: "Kita tidak punya Gu penggerak, metode ini tetap berisiko. Tapi dibanding bertarung langsung dengan Raja Buaya Lava, masih ada lebih banyak harapan sukses. Bisa dicoba." 　　Mirip dengan masyarakat manusia, binatang buas juga memiliki wilayah kekuasaan masing-masing. 　　Raja Binatang yang kuat biasanya memimpin kawanan, menduduki lokasi kaya sumber daya alam. Persis seperti kaum manusia membangun benteng dan menguasai Bunga Yuan. 　　Antara wilayah kekuasaan pasti saling berbatasan. Cukup menjelajahi arah lain, pasti akan menemukan sesuatu. 　　Selama lima hari berturut-turut, Fang Yuan dan Bai Ningbing menjelajahi sekitar wilayah Raja Buaya Lava. 　　Arah barat laut adalah jalan yang mereka lalui sebelumnya, tidak perlu dijelajahi lagi. 　　Memutari lembah, di sisi tenggara mereka menemukan kawanan Kera Putih. Pemimpinnya seekor kera tua berlevel Raja Binatang. Kera-kera ini sangat cepat - selama proses pengalihan pasti akan menyusul dan mengepung. Jadi mereka segera membatalkan rencana ini. 　　Di arah barat daya terdapat rawa yang membusuk dengan bau menyengat. Ini adalah dunia makhluk berbisa. 　　Ular berbisa bersembunyi di bawah akar pohon mati, lebah beracun sebesar kepalan tangan beterbangan, sementara di jaring laba-laba raksasa berdiam laba-laba hitam sebesar baskom. 　　Dari suara katak bergemuruh yang berasal dari pusat rawa, Fang Yuan menyimpulkan bahwa penguasa rawa ini adalah Gu pengobatan——Katak Penelan Racun. Ini mencapai level empat, ukuran tubuhnya mini, memakan racun sebagai makanan. Jika seorang Gu Master keracunan, aktifkan Gu ini untuk menyedot racun, maka efek pengobatan akan tercapai. 　　Kecepatan geraknya buruk, tapi untuk memasuki rawa lebih dalam dan memancingnya keluar, semakin sulit. 　　Di tangan Fang Yuan dan Bai Ningbing, tidak ada Gu pengobatan. Jika tergigit oleh makhluk beracun di sini, akan menjadi masalah besar. Lagipula, mencari seekor Katak Penelan Racun berukuran mini di rawa luas ini sangat sulit. 　　Keduanya akhirnya menemukan sarang lebah seukuran rumah di arah timur laut. 　　Di dalamnya hidup kawanan serangga yang jumlahnya menakutkan——Lebah Jarum Ganas. 　　Kawanan lebah ini lebih berbahaya. 　　Begitu Lebah Jarum Ganas menjadi Gu, sengatnya akan memiliki kemampuan menembus. Artinya, bahkan jika Bai Ningbing mengangkat baju pelindung putih Tian Peng Gu, tetap bisa ditembus oleh Lebah Jarum Ganas tingkat tiga. 　　Angin malam menderu. 　　Angin masuk ke dalam gua, membuat api unggun di dalam bergoyang. 　　Ini adalah bukit kecil tempat mereka menemukan gua secara darurat. 　　Posisi gua ini tidak ideal: pertama tidak terlindung angin, angin langsung masuk melalui lubang gua membawa hawa dingin di malam hari. Kedua langit-langit gua terbuka seperti sumur langit, memungkinkan melihat bintang di langit malam. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing duduk diam mengelilingi api unggun. 　　"Fang Yuan dengan wajah datar, Bai Ningbing menghela napas kecewa: 'Selama beberapa hari ini kita sudah menjelajahi semua area sekitar, ide bagusmu tidak menemukan objek yang cocok. Sepertinya kita harus menyerahkan rencana terhadap Raja Buaya Lava.'" 　　"'Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan. Dengan kekuatan kita yang terbatas, beberapa hal harus mengandalkan keberuntungan. Sudahlah, awalnya ingin memelihara Gu Kekuatan Buaya. Tapi sekarang jelas, membunuh Raja Buaya Lava sangat tidak realistis. Besok kita lanjutkan perjalanan ke Gunung Tulang Putih.' Fang Yuan mengangguk pasrah." 　　Tapi tiba-tiba! 　　Raungan kemarahan Raja Buaya Lava menggema dari luar. 　　"Apa yang terjadi?" 　　"Itu dia Raja Buaya Lava!" 　　Keduanya saling memandang, segera keluar dari gua dan memandang ke kejauhan. 　　Di lembah sana, cahaya pelangi tujuh warna berkilauan, api menjilat-jilat dengan kekuatan yang menggentarkan. 　　Dalam pancaran cahaya yang membutakan, seekor ayam hias raksasa sebesar bukit muncul. Jengger emasnya menjulang tinggi. Bulu-bulunya berkilauan dengan warna-warni yang terus berubah. 　　"Sial, itu Ayam Dewa Xuan Yuan, burung kelas Raja Sepuluh Ribu Binatang! Raja Buaya Lava dalam bahaya." Fang Yuan segera berseru. 　　"Ayam Dewa Xuan Yuan?" Bai Ningbing mengernyitkan alis. 　　“Ini adalah Raja Sepuluh Ribu Binatang yang soliter, terbang di langit dan turun ke tanah saat mencari makan. Ayam Suci jumlahnya langka, tersebar di seluruh penjuru. Di tubuh mereka bersemayam berbagai jenis Gu pelangi. Begitu bertarung, pasti langit dipenuhi cahaya pelangi, lima warna yang memukau. Ah, Raja Buaya Lava sudah tak ada harapan. Cepat kita masuk ke dalam! Tatapan Ayam Suci ini sangat tajam, setara elang. Jika menemukan kita dan menyerang, itu akan sangat berbahaya.” Fang Yuan segera mundur masuk ke dalam gua. 　　Bai Ningbing mengatupkan bibirnya, mengikuti dari belakang. (Bersambung. BAB9: Melarikan Diri 　　; 　　BAB9: Melarikan Diri 　　Sekitar setengah Shichen kemudian, teriakan terakhir Raja Buaya Lava menggema sebelum sunyi sepenuhnya... Membaca 　　Tak lama kemudian, Fang Yuan dan Bai Ningbing mendengar suara Ayam Suci Xuanyuan mematuki mangsanya. 　　Namun nafsu makan Ayam Suci Xuanyuan sangat besar, seekor Raja Buaya Lava jelas tak bisa memuaskan laparnya. 　　Sepanjang malam itu, Fang Yuan dan Bai Ningbing sama sekali tidak meniduri. 　　Usai teriakan Raja Buaya Lava, mereka mendengar lolongan Monyet Putih, suara peringatan Katak Penelan Racin, serta dengung kawanan lebah yang riuh. Yang paling dominan tetap kokok nyaring Ayam Suci Xuanyuan. 　　Hingga fajar menyingsing, Ayam Suci Xuanyuan terbang meninggalkan tempat itu. Di udara, ia melukiskan cahaya pelangi berwarna-warni dengan jejak terbangnya. 　　Memandang ujung cahaya pelangi yang benar-benar menghilang di langit, barulah Fang Yuan dan Bai Ningbing berani keluar dari gua. 　　Keduanya tiba di lembah semula. 　　Lembah tersebut sudah tak bisa dikenali, separuhnya runtuh. Perut Raja Buaya Magma terbalik ke atas, terbaring di tanah, mati tanpa keraguan. 　　Perutnya dirobek oleh Ayam Suci Xuan Yuan, daging darah dan organ dalamnya habis ditelan. Hanya tersisa kulit buaya merah gelap yang ditopang rangka rusak. 　　Keduanya melakukan pencarian. 　　Mereka segera menemukan serpihan kaca merah. Ini adalah sisa-sisa Gu Baju Api. 　　Jelas terlihat, Raja Buaya Magma mengaktifkan Gu Baju Api untuk pertahanan, namun hasilnya dihancurkan paksa oleh Ayam Suci Xuan Yuan sehingga Gu Baju Api hancur. 　　Adapun Gu Ledakan Magma lainnya dan Gu Penimbun Abu, sama sekali tak terlihat bayangannya. 　　Ini tidak mengherankan. 　　Begitu inang mati, serangga gu yang tinggal di tubuh binatang buas akan kehilangan rumah, lalu aktif pergi mengembara lagi. 　　Gu Penimbun Abu adalah Gu pengobatan yang ideal, paling cocok untuk situasi Fang Yuan saat ini. 　　Tapi dunia tak selalu sesuai harapan, sepuluh tempat**. 　　Tidak mendapatkan Gu Penimbun Abu memang sudah dalam perkiraan Fang Yuan. Namun, mereka berdua bukan tanpa hasil. 　　Pada mayat Raja Buaya Magma, masih tersisa sebagian daging darah. 　　"Ayam Suci Xuan Yuan yang memakan kepala besar, akhirnya menyisakan sedikit kuah dingin sisa makanan untuk Fang Yuan dan Bai Ningbing." 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing bekerja keras sepanjang pagi memotong daging buaya dan menyimpannya ke dalam Duo Rate Flower. 　　"Daging buaya ini cukup untuk memberi makan Crocodile Strength Gu selama tiga bulan. Mari kita cek area lain." 　　Keduanya tiba di wilayah kawanan kera putih. 　　Dahulu hutan kecil yang rimbun dipenuhi kera putih yang bermain dan bercanda. 　　Kini pepohonan tumbang berserakan, diselingi potongan tubuh kera putih. Beberapa kera tua, lemah, dan anak-anak menjaga mayat kerabat mereka sambil merintih, menciptakan atmosfer duka yang menyelimuti hutan. 　　Ayam Suci Xuan Yuan telah membawa bencana memusnahkan bagi koloni kera putih berjumlah ribuan ini. Kini tersisa 200-300 ekor dengan beberapa Raja Seratus Binatang tingkat kera putih yang masih hidup namun terluka. 　　Mata Bai Ningbing berbinar: "Ini saat terlemah kawanan kera putih. Tak mau kita serang?" 　　Fang Yuan menghentikannya. 　　Bukan karena kasihan, tapi ia tahu dalam aspek tertentu kawanan kera putih justru lebih berbahaya di saat seperti ini. 　　“Pasukan yang terdesak pasti menang, jangan ganggu kera putih ini. Begitu kau memprovokasi mereka, amarah mereka akan meledak dan menyerang tanpa henti hingga kita tewas. Beberapa Raja Seratus Binatang itu, meski terluka, masih di luar kemampuanmu untuk hadapi sendirian.” 　　Bai Ningbing melirik Fang Yuan setelah mendengar perkataan itu, akhirnya mengurungkan niat untuk bertindak. 　　Keduanya kembali menuju ke rawa busuk di sebelah barat daya. 　　Rawa itu kini sudah tak bisa dikenali, terbalik habis-habisan oleh Ayam Dewa Xuan Yuan. 　　Lingkungan hidup yang hancur total membuat kekuasaan di rawa ini dirombak ulang. Meski sang ayam dewa telah terbang, rawa tetap tak tenang. Berbagai racun saling membunuh dan berlarian kacau. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing berdiri di tepi rawa. Hanya dalam sekejap, mereka sudah menyaksikan tiga perseteruan dari kejauhan. 　　Pertarungan pertama antara dua ular berbisa warna-warni berakhir dengan satu menelan yang lain. Tapi tak lama setelah menelan, datang kalajengking sebesar kepiting yang menyengat ular itu hingga mati. 　　Pertarungan kedua antara ngengat berdebu racun dan katak biru tua. Pertempuran pecah tiba-tiba. Lidah katak menjulur masuk-keluar, menelan ngengat ke perutnya. Beberapa saat kemudian, ngengat mati lemas di dalam perut katak, sementara katak sendiri tewas keracunan debu beracun. 　　"Adegan ketiga menampilkan laba-laba hitam seukuran baskom yang muncul berguling dari lumpur. Tubuhnya dipenuhi semut. Tak lama kemudian, semut menang dan langsung melahap habis laba-laba di tempat." 　　Melihat kekacauan di medan perang, Fang Yuan dan Bai Ningbing langsung berbalik pergi. 　　Akhirnya mereka tiba di sarang lebah madu. 　　Sarang yang awalnya sebesar rumah itu telah roboh total. Sekitarnya sunyi senyap, tak tersisa satu pun lebah. 　　Keduanya mendekat. 　　Tiba-tiba, aroma seperti biji wijen menyusup ke lubang hidung Bai Ningbing. Ia menghirup dalam-dalam: "Apa ini baunya?" 　　"Itu aroma sarang lebah. Lebah tidak menghasilkan madu. Sarang mereka adalah bahan bantu premium untuk meracik gu. Juga bisa dimakan langsung oleh manusia." Fang Yuan mengulurkan tangan dan mematahkan sepotong sarang lebah. 　　Krak. 　　Pecahan sarang itu berwarna kuning gelap. 　　Di bawah tatapan penasaran Bai Ningbing, ia memasukkan sarang lebah ke mulut, menggigitnya hingga remuk, mengunyah beberapa kali, lalu menelannya. 　　Rasa sarang lebah itu mengingatkannya pada biskin di Bumi - gurih dan renyah. 　　Tapi tak diragukan lagi, makanan alami ini jauh lebih enak daripada biskin. Ada manisnya yang samar, sama sekali tidak berminyak, malah terasa segar. 　　“Ya, rasanya enak!” Bai Ningbing juga memecahkan sepotong, setelah memakannya seketika merasa mulutnya berair. Rasa manis membuat alisnya yang sedikit berkerut tak sadar mulai merenggang. 　　“Daging asin dan kue kering kita hampir habis. Lebih baik kita kumpulkan sarang lebah dan simpan di Duo Rate Flower-mu.” Bai Ningbing mengusulkan. 　　Fang Yuan melirik ke langit dengan ekspresi khawatir: "Aku juga berpikir begitu, tapi kita harus cepat." 　　“Kau khawatir Raja Buaya Lava dan bau anyir darah mayat Kera Putih akan menarik binatang buas lain? Tenang, hari ini tidak ada angin. Butuh waktu lama untuk menarik mereka. Waktu itu cukup untuk kita habiskan.” Bai Ningbing tersenyum. 　　Fang Yuan menggelengkan kepala, baru hendak bicara tiba-tiba wajahnya berubah. 　　Bzzzzz... 　　Dengung sayap kawanan lebah yang terbang cepat sampai ke telinga mereka berdua. 　　Bai Ningbing menoleh ke langit dan melihat gumpalan awan hitam yang terdiri dari ribuan Lebah Jarum Gila bergerak menyerang mereka. 　　Sarang Lebah Jarum Gila memang dirobohkan oleh Ayam Suci Xuan Yuan yang memakan bagian tengah sarang paling lezat. Tapi koloni lebahnya sendiri tidak banyak berkurang. 　　Lebah Jarum Gila sulit melukai Ayam Suci Xuan Yuan. Setelah kenyang, sang ayam juga tak mau repot membereskan makhluk kecil tak berarti ini. 　　Kawanan Lebah Jarum Gila yang kehilangan sarang dan berintelektual rendah segera mengejar Ayam Dewa Xuan Yuan. 　　Namun saat ayam itu terbang tinggi, mereka tak mampu mengejar dan akhirnya kembali ke sarang untuk membangun ulang. 　　Tiba-tiba mereka melihat dua remaja sedang berdiri di dalam sarang, memakan madu mereka. 　　Situasi seperti ini tak perlu diragukan lagi! 　　Amarah yang sebelumnya tertuju pada Ayam Dewa sepenuhnya dialihkan ke Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Seketika, ribuan lebah mengepakkan sayap bagai hujan lebat menghujani keduanya! 　　Bai Ningbing tertegun sejenak. 　　"Lari cepat!" teriak Fang Yuan sambil berlari secepat mungkin. 　　Terdorong oleh teriakan itu, Bai Ningbing segera berbalik dan mengejar Fang Yuan. 　　Kawanan lebah terus memburu mereka tanpa henti. 　　Fang Yuan berlari di depan sementara Bai Ningbing tertinggal di belakang. Tanpa bantuan serangga gu, Bai Ningbing segera dikepung. 　　Byur-byur-byur! 　　Bai Ningbing mengaktifkan Tian Peng Gu, baju zirah putihnya bergoyang hebat menahan ribuan serangan sekaligus. 　　Sengat lebah yang sekeras baja dengan kecepatan terbang tinggi bagai hujan panah. 　　Jumlah yang masif ini menciptakan transformasi kualitas. 　　Lautan Yuan Zhen Bai Ningbing terus menyusut - serangan kawanan ini sungguh mematikan! 　　Lebih merepotkan lagi, beberapa ekor dari kawanan Lebah Jarum Gila telah berevolusi menjadi Gu. 　　Lebah Jarum Gila Gu tingkat tiga memiliki kemampuan penusukan yang mumpuni, bahkan Tian Peng Gu pun tak bisa melindungi. Punggung Bai Ningbing segera berlubang beberapa lubang berdarah, memaksanya mengerang kesakitan beberapa kali. Kecepatan larinya terpacu hingga melampaui batas normalnya. 　　Bai Ningbing tak pernah menyangka suatu hari dirinya bisa berlari secepat ini hanya dengan kaki telanjang. 　　Batu gunung dan pepohonan seakan menubrukinya. Ia harus memfokuskan seluruh konsentrasi dan kewaspadaan. Sekali tersandung oleh sesuatu, kawanan lebah di belakangnya pasti akan langsung menyelimutinya. 　　Dikeroyok seperti ini, pasti mati tak berkutik! 　　Dengan Bai Ningbing yang membagi tekanan di belakang, situasi Fang Yuan jauh lebih baik. 　　Ia mengaktifkan Yuan Zhen, menyalurkannya ke Armor Punggung Gu di punggungnya. 　　Kulit punggungnya segera bertekstur tidak rata, sedikit menonjol membentuk kulit buaya tebal dan keras. 　　Lebah Jarum Gila biasa yang menyerang kulit buaya itu biasanya gagal menusuk. Sedangkan lebah Gu yang jumlahnya sedikit, semuanya tertarik ke Bai Ningbing. 　　Setelah berlari seperempat jam, kawanan Lebah Jarum Gila masih mengejar tanpa henti. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing mulai terengah-engah, kecepatan mereka pelan-pelan menurun. 　　"Ada harapan, di depan ada danau!" Di saat kritis, Fang Yuan tiba-tiba berteriak. 　　Bai Ningbing sangat gembira. 　　Pepohonan semakin jarang, cahaya air biru putih mulai bermunculan di antara warna hijau, semakin banyak terlihat. 　　Keduanya menerobos keluar dari hutan kecil, sebuah danau langsung menyambut pandangan. 　　Fang Yuan tidak ragu, dengan suara byur, langsung mencebur ke dalam danau. 　　Bai Ningbing segera menyusul. 　　Swoosh-swoosh! 　　Lebah Gila tetap memburu mereka, bahkan menyusup ke dalam air. 　　Baju zirah putih di tubuh Bai Ningbing bergetar hebat, seketika itu juga dia menerima serangan bertubi-tubi. 　　Sakit maha dahsyat menerpa, dia mengatupkan bibir erat-erat, mengayunkan tangan sekuat tenaga menyelam lebih dalam. 　　Beberapa saat kemudian, Fang Yuan dan Bai Ningbing naik ke darat dari sisi lain. 　　Aroma sarang lebah di tubuh mereka telah hilang tercuci. Memandang ke arah semula, kawanan Lebah Gila masih beterbangan penuh kegeraman, sesekali menyerang permukaan air. 　　Meski bertubuh kecil, Lebah Gila sangat tangguh. Sekalipun terjatuh ke danau, asal tidak terlalu dalam, masih bisa terbang kembali. 　　"Sialan..." Bai Ningbing bergumam pelan, sisa ketakutan masih mengendap di hatinya. 　　Wajahnya sangat muram. 　　Baik Ayam Dewa Xuan Yuan, kawanan Kera Putih, maupun gerombolan Lebah Gila - semuanya di luar kemampuannya. 　　Andai kemarin malam dia ketahuan Ayam Dewa, pasti sudah menjadi santapan perutnya. 　　Cultivation tingkat tiga, di alam liar yang kejam ini, hanyalah lapisan bawah belaka. 　　“Aku sudah mulai muak. Kapan kita bisa sampai ke Gunung Tulang Putih?” 　　“Sssst… Tenang!” Ekspresi Fang Yuan sangat serius, ia berjongkok, jari-jari menunjuk jejak sisa api unggun di tepi sungai. 　　Bai Ningbing seketika mengerutkan alis. 　　Tak diragukan lagi, ini adalah jejak yang ditinggalkan orang lain. (Bersambung) BABKesepuluh: Hadapi Gu Master Jalan Gelap 　　; 　　BABKesepuluh: Hadapi Gu Master Jalan Gelap 　　Permukaan danau tenang memantulkan langit biru dan awan putih... 　　Baru saja lolos dari kejaran kawanan Lebah Jarum Liar, Fang Yuan dan Bai Ningbing justru merasa hati berat. 　　Di depan mereka, jejak sisa api unggun menunjukkan pernah ada seseorang yang membakar daging di tempat ini. 　　Daging Telinga Pengintai! 　　Gerakan hati Fang Yuan, sulur-sulur akar segera tumbuh di tepi daun telinganya. Sulur itu menjuntai ke bawah, menancap ke tanah, membuat pendengarannya langsung melonjak drastis. 　　Setelah menyimak beberapa saat, raut wajaknya sedikit mengendur—untuk sementara tidak mendeteksi keberadaan orang yang mengintai di sekitar. 　　Kemudian ia mendekati puing api unggun ini, menjentikkan abu dengan jari, tak ada satu pun jejak lain yang terlewatkan. 　　“Api unggun ini sekitar setengah bulan lalu, orang tersebut sendirian, sekarang seharusnya sudah tidak di sekitar sini.” Tak lama kemudian, Fang Yuan mengumumkan hasil penyelidikannya. 　　“Seorang diri? Gu Master keluarga, paling tidak lima orang berkelompok. Tampaknya orang ini adalah Gu Master jalan gelap.” Bai Ningbing mengerutkan alisnya, menghela napas panjang. 　　Jika itu Gu Master keluarga, mereka dari aliran ortodox, masih ada kemungkinan berkomunikasi. Jika itu Gu Master jalan gelap, begitu bertemu, hampir pasti pertempuran terjadi. 　　Situasi seperti ini bukan karena “aliran ortodox biasanya baik hati, pengikut jalan gelap berhati jahat”. 　　Melainkan karena saat bebas dari pengawasan, mereka cenderung menunjukkan watak asli. Di alam liar tanpa batasan, bertindak pun tanpa ragu. 　　Gu Master aliran ortodox biasanya berkelompok. Oleh karena itu, saat menangani urusan, mereka akan mempertimbangkan pandangan orang sekitar, berperilaku lebih sesuai norma sosial biasa. 　　Gu Master jalan gelap biasanya bepergian sendiri, kewaspadaan tinggi, rasa bahaya yang kuat. Tanpa orang yang bisa diandalkan di sekitar, segala hal harus dipastikan keamanan diri terlebih dahulu. 　　Ini bukanlah kabar baik bagi Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Jika bertemu Gu Master keluarga aliran ortodox, mereka masih bisa menghindari pertempuran. Tapi jika bertemu Gu Master jalan gelap, pertempuran tak terhindarkan. Kecuali mereka memperlihatkan kekuatan luar biasa yang membuat Gu Master jalan gelap takut dan mundur. 　　Namun, Gu Master yang berani menjelajah alam liar sendirian kebanyakan memiliki cultivasi level empat, plus cara khusus. Berapa banyak yang lemah? 　　Ironisnya, Fang Yuan dan Bai Ningbing, satu newbie tingkat tiga, satu tingkat awal satu. Ditambah kurangnya serangga gu yang lengkap dan memadai, berjalan di hutan bisa dibilang sangat sulit, penuh bahaya di mana-mana. 　　"Kalau bertemu dengan Gu Master jalan gelap, kemungkinan besar sudah tidak selamat." 　　"Untung kita menemukan jejak api unggun ini lebih awal. Jangan terburu-buru melanjutkan perjalanan, istirahat dulu setidaknya sampai luka di tubuh kita ditangani." ujar Fang Yuan. 　　Bai Ningbing mengangguk, setelah diingatkan demikian, rasa sakit di punggungnya semakin terasa mengganggu. 　　Fang Yuan memanggil Duo Rate Flower, mengeluarkan perban dan ramuan herbal, lalu membagikan sebagian besar kepada Bai Ningbing. 　　Meski cangkang Gu pertahanannya kecil dan kurang praktis, kali ini Turtle Back Gu benar-benar membantu Fang Yuan. 　　Karena Bai Ningbing menyerap sebagian besar serangan, luka di tubuh Fang Yuan bisa dibilang sangat minim. 　　Fang Yuan cepat menyelesaikan lukanya sendiri, lalu segera membantu Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing melepas baju luar, terlihat lubang-lubang sebesar jari penuh darah menghiasi punggungnya. Sungguh pemandangan yang mengerikan. 　　Madu Gu jarum gila adalah Gu tingkat tiga yang jumlahnya banyak dengan kemampuan menembus. Kebetulan menjadi penangkal Tian Peng Gu, untungnya Bai Ningbing pernah menggunakan Ice Skin Gu. Pertahanan berlapis ini menyelamatkan nyawanya. 　　Sss... 　　Bai Ningbing menggigit bibir, sesekali menarik napas dingin, menahan kepedihan saat merawat lukanya. 　　Beberapa saat kemudian, perawatan luka selesai. 　　Fang Yuan menyimpan botol obat yang sudah kosong dan perban tersisa sepertiga kembali ke dalam Duo Rate Flower. 　　“Obat yang tersisa tidak banyak, perban juga. Meski kami sangat berhemat, perban dipakai berulang semampunya. Sepertinya kita harus segera mencari Gu penyembuh.” Fang Yuan berdiri, wajahnya muram. 　　Obat pasti akan habis, apalagi komposisinya rumit, pengumpulannya butuh waktu. Jika ada Gu penyembuh, tidak hanya efeknya berkali lipat lebih baik, tetapi konsumsinya adalah Yuan Zhen. Sedangkan Yuan Zhen bisa pulih secara alami. 　　Dibandingkan keduanya, mana yang lebih unggul jelas terlihat. 　　Tapi Gu ideal benar-benar sulit ditemukan. 　　Faktanya, selama lebih dari setengah bulan ini, mereka berdua sering menemui kesempatan. Namun kadang kekuatan tidak cukup, kadang lingkungan tidak memungkinkan, syarat penangkapan tidak terpenuhi. 　　"Harus mendapatkan Gu yang bisa menyembuhkan! Tapi sebelumnya, aku selalu punya masalah ini." Bai Ningbing tiba-tiba berkata. 　　"Masalah apa?" Alis Fang Yuan berkerut. 　　Bai Ningbing menelanjangi tubuh bagian atas, berbalik lalu menunjuk dadanya: "Nih, dua gumpalan daging busuk ini. Sangat mengganggu, bergetar-gemetar saat berlari. Saat bertarung juga merepotkan. Ingin kupotong saja, tapi khawatir lukanya terlalu besar, tanpa Gu penyembuh akan lebih rumit." 　　Dia adalah jenius Keluarga Bai, selalu fokus berkultivasi, tak paham urusan lain, apalagi mempedulikan feminitas. 　　Meski telah berpindah ke tubuh perempuan, sejak kecil dia berstatus pria. Secara psikologis juga acuh tak acuh, tidak menganggap tubuh ini sebagai hal penting. 　　"Lagipula dia tahu Yang Gu di tangan Fang Yuan bisa membantunya, dia merasa cepat atau lambat akan kembali ke tubuh laki-laki." 　　"Karena itu Bai Ningbing sama sekali tidak pernah menganggap dirinya sebagai perempuan." 　　Fang Yuan meliriknya tanpa ekspresi: "Memotongnya akan menyusahkan, kau bisa membalut dada." 　　"Apa itu membalut dada?" tanya Bai Ningbing. 　　"Yaitu membalut dada dengan perban seperti menangani luka, cukup dikencangkan saja," jawab Fang Yuan. 　　Ekspresi Bai Ningbing menunjukkan kekecewaan dan kepasrahan, dia menghela nafas: "Ah, untuk sementara hanya ini jalan satu-satunya." 　　Matahari perlahan tenggelam di barat, malam pun tiba. 　　Binatang buas terus datang ke tepi danau untuk minum, tentu saja mereka tidak berani berlama-lama di sana. 　　Fang Yuan menemukan gua alami di tebing curam tak jauh dari situ. Meski agak sempit, cukup aman. Setelah membersihkan sarang burung, tempat itu menjadi tempat tinggal sementara mereka. 　　Beberapa hari kemudian, luka Bai Ningbing berangsur membaik. 　　Mereka melanjutkan perjalanan menuju Gunung Tulang Putih. 　　Tapi mengingat Gu Master jalan gelap misterius itu, sepanjang perjalanan Fang Yuan sangat berhati-hati, sering berhenti untuk menggunakan Daging Telinga Pengintai guna mengintai sekeliling. 　　Di hari kedua perjalanan, kewaspadaannya membuahkan hasil. 　　Di bawah pohon, dia menemukan kayu bakar yang sudah menjadi abu. Jelas perbuatan Gu Master jalan gelap itu. 　　Memasuki hari ketiga, di tepi sungai kecil mereka menemukan jejak pertempuran sengit yang tersisa. 　　Seekor mayat ular sanca hijau raksasa terbaring di sana, dagingnya telah habis dimakan binatang buas lain, hanya menyisakan kerangka. 　　Sisik-sisiknya berserakan di lantai kayu, sungai gunung pun berubah aliran. Pepohonan di sekitaring sebagian besar sudah tumbang dan patah. 　　Fang Yuan mengamati dengan cermat, nada suaranya sedikit lega: "Gu Master jalan gelap itu pernah bertempur sengit dengan ular sanca di sini. Ini ular sanca level Raja Seratus Binatang, melihat intensitas pertempurannya, cultivation Gu Master jalan gelap ini mungkin baru tingkat tiga." 　　Namun meski begitu, Fang Yuan tidak ingin bertemu dengan Gu Master jalan gelap ini. Ia lebih memilih berhadapan dengan binatang buas tanpa kecerdasan atau serangga gu. 　　Seorang Gu Master yang bijak akan memanfaatkan setiap helai kekuatan. Seorang Gu Master jalan gelap tingkat tiga jauh lebih mengancam bagi Fang Yuan dan Bai Ningbing dibanding kawanan lebah ganas. 　　Namun kenyataan berkata lain, pada sore hari itu juga, mereka kembali menemukan jejak Gu Master jalan gelap. 　　"Gu Master jalan gelap ini terluka, ada potongan daging dan darah tercecer di lantai kayu. Sepertinya terkena racun," kata Fang Yuan. 　　Di Bumi, tidak ada ular sanca berbisul bisa. Tapi di dunia ini, hal itu sangat biasa. 　　Mata Bai Ningbing berkilat mendengar kabar itu. 　　Tak perlu diragukan, ini kabar baik. Semakin lemah Gu Master jalan gelap itu, semakin menguntungkan bagi mereka berdua. 　　Dalam beberapa hari berikutnya, jejak yang ditinggalkan Gu Master jalan gelap semakin banyak. 　　"Dengan pengalaman 500 tahun dari kehidupan sebelumnya, Fang Yuan menyimpulkan bahwa mereka terus mendekati Gu Master jalan gelap yang terluka." 　　"Harus sangat berhati-hati. Bisa disimpulkan, luka Gu Master jalan gelap ini semakin parah. Racun ular sanca telah menggerogoti tubuhnya (dia). Tapi justru karena ini, mental Gu Master jalan gelap tidak stabil, lebih mudah melakukan tindakan ekstrim." Fang Yuan mengingatkan Bai Ningbing. 　　Untuk pertempuran, tentu Bai Ningbing yang utama. Cultivation tingkat awal satu Fang Yuan sama sekali tidak memadai. 　　Keunggulan terbesar sekarang adalah musuh dalam keadaan terbuka sementara kita tersembunyi. 　　Keduanya berjalan dengan lebih hati-hati. 　　Kecepatan semakin melambat, jarak tempuh harian semakin pendek. 　　Akhirnya, di suatu sore, Fang Yuan membuka matanya, sulur akar di telinganya menyusut: "Temuilah Gu Master jalan gelap itu! Di dalam gua sana, sudah sekarat." 　　Baru saja ia mendengar suara napas manusia samar dari dalam gua. 　　"Manfaatkan kelemahan musuh, ambil nyawanya!" Bai Ningbing ingin bertarung, matanya memancarkan cahaya ganas. 　　Tapi Fang Yuan menghentikannya dengan tangan. 　　"Tenang. Untuk apa menyerang? Dari situasinya, cukup tunggu beberapa hari saja dia akan mati keracunan." 　　"Oh begitu." Niat membunuh di dada Bai Ningbing sedikit mereda. 　　Tapi tepat saat itu. 　　"Kalian berdua di luar, untuk apa bersembunyi lagi. Aku sudah menemukan kalian." Suara lemah terdengar dari dalam gua. 　　“Dengar suara ini, Gu Master jalan gelap di dalam ternyata seorang wanita.” 　　Wajah Fang Yuan berubah, ia segera mulai mundur. 　　“Apakah kalian tidak menginginkan Batu Yuan dan serangga gu di tubuhku?” Suara itu kembali bergema dari dalam gua. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing mundur lebih cepat. 　　Meski lemah, nada suaranya mengandung kepastian. Pasti sudah menyiapkan perangkap di dalam gua, membuatnya berani bersikap. 　　Lagipula, tak ada orang bodoh yang mau bertarung sampai mati dengan seseorang yang sekarat. 　　“Masuk lalu mau kabur? Hmph, tak semudah itu. Tetap di sini!” Tiba-tiba, sebuah siluet melesat keluar dari gua. 　　“Sekarang giliranmu.” Siluet Fang Yuan bergetar lalu menghilang. 　　Bai Ningbing mengeluarkan suara “Ck”, mengaktifkan Tian Peng Gu, lalu memanggil Juchi Jinwu untuk menghadapi pengejar. 　　Hanya tiga jurus, wanita Gu Master jalan gelap itu sudah terdesak. 　　Dia adalah wanita paruh baya yang tak beralas kaki, dengan bulu hitam tebal di punggung dan telapak kaki. Wajah dan lengannya berpendar hijau aneh – jelas efek racun ular sanca. 　　Beberapa saat kemudian, wanita itu kian terpojok. Tiba-tiba dia menginjak lantai kayu dan melesat kembali ke gua. 　　Bai Ningbing mengejar tanpa henti. 　　“Jangan kejar musuh yang sudah mundur!” Fang Yuan berteriak terlambat. 　　Boom! 　　Suara ledakan menggelegar, tanah yang diinjak Bai Ningbing tiba-tiba meledak. Seluruh tubuhnya terlempar keluar. (Bersambung. BAB11: Rencana 　　; 　　Puing-puing beterbangan, debu mengepul.. 　　Bai Ningbing terpelanting oleh ledakan, melakukan gerakan seperti ikan mas melompat, lalu berdiri kembali. 　　Tali pengaman Yao Peng Gu-nya membuatnya tak terluka, namun Yao Peng Gu dalam rongga kosong terguncang, zirah transparan putih di tubuhnya juga memudar 3%. 　　"Barang apa yang jadi hantu?" Bai Ningbing memaki sambil memusatkan pandangan. 　　Di tempat ledakan tadi, kini terbentuk lubang kecil berdiameter dua tiga meter. 　　Di dalam gua, wanita Gu Master aliran gelap itu tertawa puas: "Bagus! Kali ini kau tak mati, dasar jalang jantan berani maju lagi?" 　　"Hmph." Bai Ningbing mendengus dingin, meskipun hati dipenuhi amarah, ia bukan tipe yang terpancing emosi. 　　Ledakan tadi memang tertahan oleh Yao Peng Gu. Tapi jika harus menahan beberapa kali lagi, mungkin Yao Peng Gu akan hancur. 　　"Serangan macam apa tadi? Ledakan yang tiba-tiba muncul dari bawah tanah. Jika aku melepaskan diri dari lantai, apakah bisa menghindari serangan semacam itu?" Bai Ningbing berpikir dalam hati. Ia tak bodoh, meskipun naif di banyak hal, namun dalam pertempuran kewaspadaannya luar biasa tajam. 　　"Aku tidak punya serangga gu terbang, melompat pun pasti menyentuh tanah. Tunggu, aku belum tentu harus menyerang o. Ucapan barusan jelas ingin memancingku menyerang, terkekekeh." 　　Memikirkan ini, Bai Ningbing menyeringai yin: "Kau kira bersembunyi di lubang akan aman? Aku cukup jaga mulut gua, kau pasti keluar juga!" 　　"Ha ha ha, silakan jaga! Aku sudah siapkan banyak persediaan. Di luar hujan deras berangin, siapa yang lebih tahan?" wanita Gu Master jalan gelap membalas. 　　Bai Ningbing menyeringai dingin. Semakin ditunda, semakin menguntungkannya. Racun ular sanca di tubuh wanita ini akan semakin melemahkannya. 　　Tapi Fang Yuan tiba-tiba mengepalkan tangan: "Kita hanya tersesat. Menyusahkanmu sama saja menyusahkan diri. Semoga tak bertemu lagi. Pamit!" 　　Ia berbalik pergi. 　　"Mau ke mana? Dia cuma Gu Master tingkat tiga! Kalau tahu cara ledakannya, kita menang!" Bai Ningbing mengerutkan alis. 　　Fang Yuan mendengus: "Kau tingkat tiga, aku baru satu. Jangan cari masalah. Waspadalah pada kemungkinan terburuk o." 　　Bai Ningbing terdiam sejenak, lalu menyadari Fang Yuan sedang berakting. Meski tidak tahu rencana apa yang disusun Fang Yuan, berdasarkan pemahamannya terhadap pria itu, Bai Ningbing memilih untuk bekerja sama dan dengan sengaja berpura-pura marah: "Dasar kau, selalu pengecut begini. Ah, sudahlah, aku akan mengampuni nyawamu kali ini." 　　Ia menatap wanita Gu Master aliran gelap itu dengan dalam, tak menyembunyikan niat membunuh di matanya. Kemudian, dia mengikuti Fang Yuan masuk ke dalam hutan, keluar dari jangkauan pandangan wanita itu. 　　Setelah menjaga jarak yang cukup, Bai Ningbing pertama kali memecah kesunyian: "Cara ledakannya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Selama bertarung tadi, dia tidak menggunakannya. Baru setelah mundur ke gua dan aku menginjak titik tertentu, ledakan terjadi. Kutebak dia sudah menanam serangga gu sebelumnya, tapi tidak bisa memindahkannya. Kita bisa memancing sekawanan binatang buas untuk menyerbu gua dan menguji caranya." 　　Ucapan ini jelas-jelas memperlihatkan bakat tempur Bai Ningbing yang luar biasa. 　　Namun Fang Yuan hanya tersenyum dan balik bertanya: "Lalu?" 　　Bai Ningbing tertegun. 　　Fang Yuan menyipitkan matanya, sorot mata berkilau penuh kewaspadaan: "Menurut rencanamu, setelah menguji caranya dengan binatang buas, lalu apa? Jika kita memaksanya ke ujung tanduk, saat tahu tak ada harapan selamat, dia pasti akan bertarung mati-matian dan mencoba menyeret kita ke liang kubur. Meski bisa mempertahankan nyawa, kita pasti akan menderita kerugian." 　　“Lagipula, meski akhirnya kita berhasil mengalahkannya. Dia pasti akan menghancurkan semua serangga Gu di tangannya dengan pikiran ‘biar kita tidak dapat apa-apa’. Seorang Gu Master hanya perlu satu pikiran untuk menghancurkan Gu-nya. Tanpa cara yang spesifik untuk mencegah ini, membunuhnya pun tidak akan memberi kita keuntungan.” 　　Bai Ningbing mengerutkan alisnya. 　　Sebelumnya, mereka berhati-hati dengan Gu Master jalan gelap ini karena takut serangan mendadak dan ingin melindungi diri. Tapi setelah mengetahui kondisi sebenarnya sang Gu Master jalan gelap yang lemah ini, niat mereka secara alami berubah —— membunuh Gu Master lemah ini dan mengambil serangga Gu di tubuhnya untuk memperkuat diri! 　　Serangga Gu liar memang beragam jenisnya, tapi yang levelnya cocok dan mudah dipelihara sangat langka. Serangga Gu milik seorang Gu Master pasti telah melalui seleksi ketat oleh pemiliknya, dengan pertimbangan menyeluruh. Mendapatkannya jauh lebih terjamin dibanding menangkap Gu liar. 　　Tapi jarang ada yang bisa merebut semua serangga Gu musuh setelah membunuhnya. 　　Selain kerusakan selama pertempuran, Gu Master bisa menghancurkan Gu-nya hanya dengan satu pikiran. Kebanyakan pecundang, selama punya waktu reaksi yang cukup, tidak akan meninggalkan Gu mereka untuk musuh yang membunuh mereka. 　　Membunuh Gu Master jalan gelap ini tidak sulit, tapi merebut serangga Gu di tubuhnya sebanyak mungkin adalah hal yang lain. 　　“Bukankah kau punya satu Qiangqu Gu di tubuhmu?” Bai Ningbing tiba-tiba bertanya. 　　“Satu Qiangqu Gu saja terlalu kecil pengaruhnya. Untuk melawan binatang buas masih bisa, tapi untuk melawan Gu Master, syarat keberhasilannya sangat ketat.” Fang Yuan menggeleng. 　　Bai Ningbing teringat sesuatu, khawatir bertanya: “Jika kita pergi begini, bagaimana jika dia malah berhasil kabur dengan mudah?” 　　Fang Yuan tertawa terbahak, dengan yakin menjawab: “Dalam waktu dekat, dia pasti tidak akan kabur.” 　　Gu Master aliran ortodox, baik yang mewarisi keluarga maupun berguru pada sekte, pasti melalui pelatihan tertentu dengan kualitas yang lebih tinggi. 　　Sedangkan Gu Master jalan gelap seringkali kualitasnya tidak merata. 　　Ada yang pengkhianat dari aliran ortodox, buronan yang pernah mendapat pelatiban dan punya dasar sebagai Gu Master. Ada juga mantan petani, pemburu, yang tiba-tiba membuka rongga kosong dan mendapat warisan, bisa dibilang setengah perantau. 　　“Gu Master perempuan jalan gelap ini logatnya kasar, teknik bertarung payah, juga tidak punya cukup pengalaman bertahan hidup. Setiap kali berkemah, dia selalu meninggalkan jejak yang jelas. Bahkan saat terluka pun tidak menutupi sisa darah yang penting ini. Aku lihat posturnya kekar, tangan dan kaki besar, kemungkinan dulu adalah petani perempuan. Cuma dapat warisan kecil saja.” 　　Fang Yuan melanjutkan analisisnya: "Ledakan tadi seharusnya berasal dari Gu rumput tingkat dua yang dia tanam sebelumnya, bernama Gu Kentang Petir Terbakar. Siapapun yang menginjaknya akan meledak. Seorang wanita desa, berapa banyak wawasan yang dimilikinya? Teracuni ular sanca, tidak bisa menangani luka, kondisinya semakin parah, dalam hati penuh ketakutan dan tidak aman, secara tidak sadar memasang banyak Gu Kentang Petir Terbakar di mulut gua." 　　"Jika kita memaksanya, bisa membuatnya melakukan tindakan ekstrim. Tapi dengan pergi secara sukarela, kita bisa memberinya waktu untuk menenangkan diri. Dia pasti akan curiga apakah kita benar-benar pergi. Keluar itu berisiko, mungkin bertemu kita. Sedangkan Gu Kentang Petir Terbakar itu memberinya rasa aman. Jadi dalam waktu dekat, dia tidak akan pergi." 　　Bai Ningbing tetap dengan wajah datar, terus mendengarkan dalam diam. 　　Meski sangat tidak ingin mengakui, analisis Fang Yuan terdengar sangat masuk akal bahkan sampai ke detail terkecil, jauh melampaui kemampuannya! 　　"Analisismu bagus, tapi racun ular di tubuhnya tidak bisa dibiarkan. Pada akhirnya dia tetap akan keluar dari gua," bantah Bai Ningbing. 　　Fang Yuan mengangguk, menunjuk telinga kanannya: "Karena itu kita harus mengawasinya." 　　Meski Gu Daging Telinga Pengintai-nya hanya tingkat dua, jangkauan pengawasannya setara dengan banyak serangga gu tingkat tiga. 　　Bai Ningbing menggelengkan kepala pelan: "Hmph, tindakanmu ini juga punya kelemahan. Mengaktifkan Daging Telinga Pengintai membutuhkan konsumsi Yuan Zhen yang terus-menerus. Meski kau punya Bunga Teratai Yaoyuan untuk mengisi ulang, tapi energi jasmani manusia terbatas. Butuh istirahat, butuh tidur. Tidak mungkin kau terus-menerus menyadap kan?" 　　Menghadapi pertanyaan ini, Fang Yuan langsung memutar matanya: "Kenapa kau jadi bodoh? Lawan cuma satu orang, sedangkan kita punya dua orang." 　　Gu bisa saling dipinjamkan. Mereka berdua bisa bergantian menggunakan Daging Telinga Pengintai dan bergiliran istirahat. 　　Ekspresi Bai Ningbing membeku, lalu seberkas rasa malu dan kesal muncul di matanya. 　　"Sial! Masalah sederhana seperti ini, aku sampai tidak bisa memikirkannya?" Dia menggigit bibir dalam hati, menyalahkan diri sendiri karena melakukan kesalahan konyol. 　　Fang Yuan tertawa dalam hati. 　　Pada dasarnya, ini karena Bai Ningbing tidak ingin melihat Fang Yuan mengunggulinya, sehingga secara tidak sadar selalu ingin membantah setiap perkataan Fang Yuan. Alih-alih, malah kehilangan fokus dan kacau. 　　Fang Yuan sangat menikmati bantahan seperti ini, karena setiap kegagalan Bai Ningbing dalam membantah justru semakin membuatnya tunduk pada Fang Yuan. 　　Penaklukan ini terjadi sangat halus, secara perlahan-lahan terpengaruh. Bahkan Bai Ningbing sendiri tidak menyadarinya. 　　Ketika suatu hari dia tersadar, dirinya sudah tanpa disadari dimanfaatkan oleh Fang Yuan. 　　Bagi Fang Yuan, wanita Gu Master jalan gelap hanyalah target pertama, sedangkan Bai Ningbing adalah target kedua. 　　... Chen Cuihua gemetar ketakutan. 　　Dia awalnya adalah seorang petani wanita, suatu hari saat membajak sawah, tak sengaja jatuh ke dalam sebuah terowongan. 　　Di dalam terowongan, dia menemukan mayat dan secara tak terduga mewarisi kemampuan, menjadi seorang Gu Master. 　　Gu Master! 　　Chen Cuihua tak pernah menyangka, dirinya suatu hari bisa menjadi Gu Master yang diagungkan!! 　　Tapi setelah kegembiraan singkat, malapetaka datang menghampirinya. 　　Seekor macan tutul sebesar kerbau, tubuhnya dikelilingi angin puyuh hijau sè, menyerang desanya. 　　Seluruh penduduk desa tewas, sementara dia dikejar macan tutul itu. Berkat serangga gu, dia berhasil lolos. 　　Mengembara sendirian di alam liar selama hampir setahun, serangga gu di tangannya semakin menipis. Akhirnya baru-baru ini, dia bertemu ular sanca hijau. Meski berhasil membunuhnya, dia keracunan bisa ular. 　　Terutama hari ini, dia malah bertemu dua orang Gu Master. 　　Ini sudah ketiga kalinya dia berhadapan dengan Gu Master. Dua pertemuan sebelumnya memberinya pelajaran berharga tentang perlindungan diri. 　　Tapi bagaimanapun juga dia masih setengah perjalanan, kurang dasar-dasar Gu Master. 　　Begitu teringat pertarungan tadi, hati Chen Cuihua langsung berdebar. 　　Sama sekali bukan lawan yang seimbang dengan gadis itu! 　　Untungnya, dia sudah menanam banyak kentang petir gu. Untungnya, anak laki-laki itu pengecut dan memilih pergi. 　　Chen Cuihua melihat bayangan kedua pria itu benar-benar menghilang ke dalam hutan, lalu menghela napas lega. 　　Tapi dia tidak yakin apakah mereka benar-benar telah pergi. 　　Serangga gu pengintainya memungkinkannya melihat segala hal dalam radius 350 langkah. Kejelasannya seperti terpampang di depan matanya. 　　Tapi tidak memiliki kemampuan melihat tembus benda. 　　"Lebih baik menunggu. Tunggu tiga hari lagi, baru aku keluar." gumam Chen Cuihua. Kini dia telah belajar berhati-hati dan bersabar. BABKedua Belas: Jalan 　　; 　　Di ketinggian seratus zhang, angin kencang menderu.... 　　"Mati kau!" teriak Yao He Shangren dengan sisa kekuatan, berubah menjadi cahaya putih yang menerjang Gu Yue Yidai. 　　"Mau membunuhku? Kau terlalu naif." Mayat Hantu Darah membuka mulut berdarahnya, gading menyeringai, malah maju menubruk. 　　Boom! 　　Dentuman dahsyat mengguncang, kekuatan ledakan melemparkan kedua pihak jauh-jauh. 　　Keduanya terluka parah! 　　"Pegunungan hijau tak berubah, aliran air tetap mengalir. Adik seperguruan, dendam hari ini akan kubalas di kemudian hari." Gu Yue Yidai terkekeh, mengepakkan sayap kelelawar hitamnya hendak kabur. 　　Tiba-tiba bayangan raksasa yin menyelimutinya. 　　Ia menengok, ternyata Raja Bangau Besi Paruh Besi yang terluka parah. 　　"Masih belum mati? Menyebalkan..." wajah Gu Yue Yidai berubah sè. 　　Terhambat oleh Raja Bangau Besi Paruh Besi, Yao He Shangren juga menyergap dari belakang. Akhirnya, Raja Bangau jatuh ke bumi, Mayat Hantu Darah hancur berantakan. 　　...Yao He Shangren menggenggam kepala Gu Yue Yidai, melayang di udara. Tatapannya kosong beberapa saat sebelum akhirnya sadar kembali. 　　Ia tertawa terbahak-bahak ke langit tiga kali, lalu tawa itu berubah menjadi tangisan. 　　Setelah melepaskan emosi sejenak, ia terbang menuju Gunung Qingmao. Namun terhambat oleh ledakan glasier Bai Ningbing, terpaksa mengaktifkan Cun Xi Zang Yu Gu. Saat berhasil keluar dari es, ia mencari dengan gila-gilaan, namun hanya berhasil menggali Fang Zheng yang sekarat dari bawah lapisan es. 　　...Gambar di tembok dengan setia merekam kejadian saat itu. 　　Peristiwa selanjutnya tidak ada yang istimewa, hanya pemandangan sepanjang perjalanan Yao He Shangren kembali. 　　Sekte Xianhe merupakan salah satu sekte tertua di Zhongzhou. Secara tradisi, setiap anggota sekte yang menjalankan tugas darurat akan membawa serangga gu untuk merekam proses eksekusi. 　　Baik tugas berhasil atau tidak, saat Gu Master kembali ke gunung, sekte akan melakukan evaluasi berdasarkan rekaman proses tersebut. 　　Meski sebagai elder sekte, Yao He Shangren tetap tidak bisa menghindari aturan ini. 　　Hanya saja statusnya terlalu senior. Hanya sedikit Gu Master Xianhe yang berwenang menilainya, bahkan Ketua Sekte Xianhe masa kini pun tidak. 　　Tapi tua-tua yang sedang duduk bersila di hadapan Yao He Shangren ini bukan orang biasa. 　　He Fengyang, Tai Shang Elder, Gu Master 6-semburat, bergelar Fei Xian Bulu Bangau! 　　Saat ini ia mengenakan jubah putih dengan sabuk hitam, lengan bajunya berkibar-kibar, duduk bersila di atas bantal meditasi. 　　“Ia berwajah seperti remaja, lembut bak giok. Alisnya hijau panjang, menjuntai hingga ke pinggang. Mata gelapnya menatap lukisan di tembok, lalu perlahan menarik kembali pandangannya.” 　　Yao He Shang Ru berdiri dengan penuh hormat di hadapannya, bahkan tidak berani menarik napas. 　　Sebenarnya, Yao He Shang Ru telah tertidur selama ribuan tahun, sementara He Xian Ru masih juniornya. Namun senioritas tak diukur dari usia, melainkan kekuatan. 　　Meski Yao He Shang Ru level 5, hanya selisih satu tingkat dengan He Feng Yang. Tapi perbedaan ini bagai langit dan bumi, awan dan lumpur. 　　Level 5 masih manusia biasa, level 6 telah menjadi dewa! 　　“Yao He Shang Ru.” Suara He Feng Yang mengalir lembut seperti air sungai. 　　“Ada.” Yao He Shang Ru segera menyahut. 　　“Kau berhasil membunuh pengkhianat sekte, tapi gagal merebut kembali Gu Tengkorak Berdarah. Malah ditindak dua anak muda...” Suara He Feng Yang bergema di kamar. 　　Yao He Shang Ru semakin menunduk, wajahnya dipenuhi rasa malu sè. 　　“Tapi salah satunya memiliki tubuh Beiming Bingpo. Wajar kau kalah. Yang menggembirakan, kau berhasil memperbaiki kesalahan. Katakan, apakah pemuda yang kau bawa itu benar saudara kembar si anak dalam lukisan?” Tanya He Feng Yang. 　　"Sudah kukonfirmasi, memang benar demikian. Yang melarikan diri adalah kakak Fang Yuan, sedangkan yang ditangkap adalah adik Fang Zheng. Lebih baik lagi, kedua bersaudara ini selalu tidak akur. Setelah kuperlihatkan bayangan pembantaian kaum kami oleh kakaknya kepada Fang Zheng, sekarang dia ingin segera membunuh kakaknya." Yao He Shang Ren berkata sambil yin tertawa. 　　He Fengyang mengangguk ringan: "Sepertinya kau sudah memiliki rencana. Tapi apakah waktumu cukup?" 　　Wajah Yao He Shang Ren berubah sè, nada suaranya tiba-tiba menjadi berat: "Nasihat Elder Tertinggi tepat. Usiaku sudah mencapai batas, tinggal menunggu kematian dalam beberapa hari. Bahkan Serangga Pemakaman Giok tak bisa mengubah keadaan ini." 　　Hanya dengan menemukan Shou Gu, masalah dasarnya bisa teratasi. 　　Tapi Shou Gu sulit ditemukan. Di Immortal Crane Sect sebenarnya ada beberapa Shou Gu, tapi tak mungkin diberikan padanya. Semuanya dikontrol ketat oleh Ketua Sect dan beberapa Elder Tertinggi. 　　"Karena itu, baru-baru ini kutinggalkan semua tabungan dan serangga gu seumur hidupku untuk menukar Seekor Kutu Jiwa. Aku akan membawa Fang Zheng masuk ke sect dan menerimanya sebagai murid. Kemudian akan kubimbing langsung hingga dia berhasil menyempurnakan Serangga Darah Kerabat. Lalu kuperintahkan dia membunuh kakak kandungnya sendiri, merebut kembali Blood Skull Gu untuk Immortal Crane Sect!" ujar Yao He Shang Ren. 　　He Fengyang sedikit mengangkat alis: "Kedengarannya kau sangat yakin dengan rencanamu ini. Tapi apakah Fang Zheng benar-benar akan terus tunduk padamu?" 　　"Meski bakatnya tak biasa, tapi ia masih anak-anak. Setelah kematianku, rohku akan disimpan dalam Ji Hun Zao, menemani pertumbuhannya dan membimbing kultivasinya. Jalan telah dipersiapkan, ia hanya perlu melangkah!" 　　Di sini, Yao He Shangren bersujud ke lantai kayu, memohon: "Tolong beri hamba satu kesempatan lagi, Sesepih!" 　　He Fengyang terdiam sejenak, lalu berkata: "Baiklah, ini yang terakhir kalinya." 　　"Terima kasih Sesepih, terima kasih Sesepih!" Yao He Shangren bersukacita. 　　"Pergilah. Aku menanti kabar baikmu." 　　"Dalam 20 tahun, pasti akan berhasil!" Suara Yao He Shangren gemetar penuh emosi, ia pun mundur dengan patuh. 　　... Nanjiang, Gunung Wan Cheng, Kota Keluarga Tie. 　　Tembok kota batu hitam yang megah membentang ribuan li. Dari lereng gunung, rumah-rumah batu dan menara besi Kota Tie berjajar rapi hingga puncak. 　　Di bawah mentari, kota ramai dengan lalu lalang manusia dan mobil, pemandangan makmur yang semarak. 　　Balai Kepala Keluarga berdiri di dekat puncak dengan pertahanan ketat. Patroli berkeliling silih berganti, para Gu Master terlihat jing han dan mengintimidasi dengan disiplin tinggi. 　　Di atap Balai Kepala Keluarga, dua orang berdiri. 　　Seorang pria paruh baya dengan wajah sè kejam seperti besi, namun matanya menyembunyikan kelembutan. 　　Di sampingnya berdiri seorang gadis dengan tatapan sedih tapi tegas. 　　Tak lain adalah Tie Ruonan. 　　"Kau baru pulang berapa hari? Tapi ini sudah yang kesembilan belas kalinya kau mengundurkan diri. Kematian ayahmu membuatku sangat berduka. Kau kehilangan ibu di masa kecil, sekarang kehilangan ayah. Tapi ingat, kau masih punya pamanmu ini. Kau keponakanku, aku tak akan membiarkanmu mengambil risiko." Kepala Suku Tie menghela napas. 　　Tie Ruonan menatap tajam Kepala Suku Tie: "Paman tahu? Meski ayah telah tiada, di balik kesedihan aku justru bahagia untuknya. Sepanjang hidupnya, ayah bertekad memberantas kejahatan dan menghukum penjahat. Ia berhasil, bahkan dengan luka di tubuh tak pernah mundur. Konsisten hingga mengakhiri perjalanan hidupnya. Sekarang giliranku untuk melanjutkan." 　　Wajah Kepala Suku Tie membeku. 　　Pada detik itu, ia melihat bayangan Tie Xue Leng pada diri Tie Ruonan. 　　Sungguh mirip... mata ini, tatapan seperti ini. 　　Sekilas, Kepala Suku Tie seolah kembali ke masa muda. Tie Xue Leng berdiri di sampingnya, menatap Menara Penjinak Iblis di puncak gunung, berkata tegas: "Akan kutangkap semua penjahat di dunia, penuhi dunia dengan hukum dan cinta! Masukkan semua pengikut jalan gelap ke Menara Penjinak Iblis, biar menaranya penuh sekalipun!" 　　Sumpah masa lalu masih bergema di telinga. Namun sahabat karib telah tiada... Tatapan yang menyatu di depan mata membuat Kepala Suku Tie menggeleng perlahan, mengusir kenangan. Dengan pandangan penuh kekaguman dan kasihan, kekhawatiran sekaligus semangat, ia menatap gadis keras kepala itu: "Jalan yang kau pilih ini, tidaklah mudah dilalui o ah." 　　Tie Ruonan tidak menjawab. Ia memalingkan wajah ke puncak gunung di kejauhan. 　　Di puncak tertinggi Gunung Wancheng, berdiri menara besi megah. 　　Aura perkasanya seolah menopang langit, menginjak-injak pegunungan. Kabut putih melingkupinya, menyelimuti misteri sè yang memancar bagi mata asing. 　　Menara ini bukan hanya ikon Nanjiang, namun termasyhur hingga Zhongzhou. Banyak pendengar kisahnya bahkan dari sana. 　　Zhenmo Ta! 　　Ketinggiannya mencapai ratusan zhang, dengan hampir seratus lapis. Bentuknya klasik, kokoh bak sejarah yang terpahat. Sejak dibangun, berapa Gu Master jalan gelap telah dijebloskan ke dalamnya oleh keluarga Tie? Ratusan? Ribuan? Bahkan puluhan ribu? 　　Kepala Suku Tie sendiri mungkin tak tahu pasti. 　　Ia adalah simbol keadilan, kebanggaan terdalam para Gu Master keluarga Tie. Di sini ambisi para pangeran iblis terkubur, meninggalkan duka, penyesalan, kegamangan, dan kekecewaan. 　　Gu Master jalan gelap membicarakannya dengan wajah pucat sè, sementara aliran ortodox menyebutnya dengan sorot mata berbinar sè! 　　……“Di puncak Gunung Wancheng terdapat Menara Penakluk Iblis, dalam hatiku juga ada Menara Penakluk Iblis. Jalan ini belum selesai ditempuh ayah, biarkan aku yang melanjutkannya!” Tie Ruonan berbicara dengan nada sekeras baja, seolah kepada kepala suku Klan Tie maupun berbicara pada dirinya sendiri. 　　……“Aku tidak bisa bertahan lagi…” Chen Cuihua kepalanya pusing, sesekali merasa jijuk ingin muntah. Tapi tak bisa dimuntahkan, seluruh tubuhnya lemas, gelombang kelelahan terus menerjang. 　　Rencana awalnya adalah bertahan selama tiga hari, tapi baru satu hari berlalu, dia sudah menyadari perkiraannya sebelumnya terlalu optimis. 　　Racun ular yang menggerogotinya semakin parah. Dia tahu dirinya sudah dipaksakan masuk ke tepi jurang, harus segera menemukan serangga gu penyembuh. 　　“Sialan. Kalau bukan karena dua pencuri kecil itu, mungkin aku sudah menangkap serangga Gu liar dan menetralkan racun ini.” Kegelisahan menggerogoti hatinya. Sejak diracuni, dia terus berusaha mencari serangga gu penyembuh. Tapi hutan belantara penuh bahaya, ditambah dia tidak punya cara menangkap serangga, hingga kini belum ada kemajuan. 　　Bai Ningbing mengangkat pisau belatinya, hendak memotong telinga kanannya. 　　“Tunggu.” Fang Yuan tiba-tiba mengulurkan tangan, mencengkeram lengan Bai Ningbing. 　　Bilah pisau yang tajam hanya berjarak sepersen dari telinga kanan Bai Ningbing. 　　"Untuk menggunakan Daging Telinga Pengintai, kita harus memotong telinga kanan dan menggantinya. Hanya soal kehilangan satu telinga, bukan masalah besar. Dibandingkan dengan hasil besar yang akan didapat, Bai Ningbing bahkan tidak merasa sayang." 　　Jalan gelap ditempuh dengan hati kejam dan tangan tak segan. Kejam pada orang lain, lebih kejam pada diri sendiri! 　　Seringkali orang yang bisa melepaskan dan meninggalkan seperti inilah yang akan meraih pencapaian besar. 　　"Tak perlu dipotong, dia sudah keluar." Kata Fang Yuan sambil mulai bergerak. 　　Ia menggunakan Daging Telinga Pengintai untuk mengikuti Chen Cuihua dari kejauhan. 　　Tak lama kemudian, terdengar suara pertarungan. 　　Keduanya mendekati diam-diam melalui semak lebat. Terlihat wanita Gu Master jalan gelap itu sedang bertempur sengit dengan babi hutan berkepala dua. 　　Setelah beberapa saat mengamati, mata keduanya bersinar penuh semangat. 　　Kondisi Chen Cuihua jelas sangat buruk, kekuatan tempurnya turun lebih dari separuh dibanding pertemuan sebelumnya. Sedangkan babi hutan berkepala dua ini adalah Raja Seratus Binatang soliter yang memiliki Gu pertahanan. 　　"Ini akan jadi pertempuran menguras tenaga, kita bisa mengambil keuntungan." 　　"Benar juga, dia menanam Gu Kentang Petir yang meledak!" 　　"Agak aneh. Setelah bertarung begitu lama, Yuan Zhen-nya kok belum habis?" 　　"Sepertinya dia punya Gu pendukung semacam Lotus Harta Langit atau Gu Gelembung Ikan..." 　　Setelah mengamati lagi, Fang Yuan merasakan momentum tepat telah tiba. Ia memanggil Gu Sisik Tersembunyi dan memberikannya kepada Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing mengangguk paham, menghilang, mendekati diam-diam. 　　Boom! 　　Suara ledakan menggema, babi hutan berkepala dua kembali menginjak Gu kentang petir hingga meledak. 　　Kali ini, binatang itu benar-benar roboh, tak mampu bangkit lagi. Tergeletak di tanah, terus meronta-ronta. Perutnya terkoyak lebar, usus perlahan mengalir keluar, darah mengalir deras ke luar. 　　"Babi hutan sialan ini, kulitnya benar-benar tebal o. Sudah setengah hari diledakkan, baru mati!" Chen Cuihua terengah-engah, bersandar di batang pohon, matanya berkunang-kunang. 　　Pertempuran sengit ini membuatnya lemas tak berdaya, kelelahan ekstrem menyergap. 　　Ketakutan dalam hatinya memaksanya bertahan, mencegahnya pingsan saat ini juga. 　　"Tidak bisa lagi. Aku harus segera kembali ke gua, kalau pingsan di alam liar, terlalu berbahaya!" 　　Dia baru saja hendak bergerak, tiba-tiba desau angin keras terdengar di telinganya. 　　"Aneh, dari mana datangnya angin?" Ini pertanyaan terakhir dalam hidupnya. 　　Bai Ningbing dengan sabar menyelinap langkah demi langkah, serangannya secepat halilintar. Memanfaatkan kematian babi hutan dan kecerobohan wanita Gu Master jalan gelap yang sedang lengah, dia menghabisi nyawa dalam satu pukulan! 　　Kepala Chen Cuihua hancur lebur dihantam Juchi Jinwu. Tubuh tanpa kepala itu byur jatuh ke tanah. 　　"Berhasil." Fang Yuan tertawa lepas, bergegas mendekat. 　　Bai Ningbing sudah berjongkok, memfokuskan pikiran dan perhatian ke dalam rongga kosong Chen Cuihua. Seketika dia berkata dengan nada kecewa: "Hanya ada tiga Gu di rongga kosong." 　　Semua serangga Gu yang telah disatukan oleh Gu Master terlihat kaku, tidak selincah serangga Gu liar. 　　Wanita Gu Master jalan gelap itu sudah mati. Dinding qiao-nya semakin menggelap, namun tiga Gu ini masih bertahan di dalam. 　　Tapi ini tidak menyulitkan Fang Yuan. 　　"Qiangqu Gu!" Gerakan hatinya bergetar, dengan mudah mengeluarkan tiga Gu tersebut. 　　Masing-masing adalah: satu Gu rumahan tas nasi, satu Gu rongga berduri besi, dan satu Gu induk kacang petir gosong. 　　Tentu saja ini bukan semuanya. 　　Fang Yuan meraba-raba, menemukan Gu kaki berbulu dan Gu rumput melompat di kaki wanita Gu Master jalan gelap. Terakhir, di antara otak yang hancur lebur, ditemukan seekor Cacing Buku. 　　Sayangnya, Cacing Buku ini sudah mati dipukul Bai Ningbing tadi. 　　"Cacing Buku ini seharusnya adalah warisan. Isinya membantunya mempelajari banyak hal tentang Gu Master. Pasti juga mencatat beberapa formula rahasia." Kata Fang Yuan dengan penuh penyesalan. 　　"Cacing Buku tidak masalah. Tapi di tubuh Gu Master jalan gelap ini, tidak ada Gu penyembuh sama sekali?" Bai Ningbing sangat kecewa. 　　Fang Yuan diam, tidak membuka mulut. 　　"Tanpa Gu pengobatan, hasil ini sudah dia perkirakan sebelumnya. Wanita Gu Master Jalan Gelap ini menderita akibat bisa ular. Seandainya ada Gu pengobatan, meski bukan untuk sterilisasi, takkan separah ini keadaannya." 　　Yang membuatnya bingung adalah performa wanita Gu Master Jalan Gelap selama pertempuran tadi yang terlihat aneh. Terutama dalam hal Yuan Zhen, kecepatan pemulihannya melebihi bakat Kelas A, setara dengan Sepuluh Tubuh Terlarang. 　　Tapi dia bukan pemilik Sepuluh Tubuh Terlarang, hanya berbekal bakat Kelas A. Gu-Gu yang disita dari tubuhnya pun tidak memiliki fungsi memulihkan Yuan Zhen. 　　"Oh begitu caranya membalut dada." Bai Ningbing membuka gulungan kain pembalut dada mayat wanita Gu Master itu. 　　Tatapan Fang Yuan tajam menyoroti pola segitiga berpendar perak di dada mayat. 　　"Ini Gu Sangen!" Fang Yuan terkejut. 　　"Gu Sangen? Barang apa itu?" Bai Ningbing mengangkat alis penasaran. 　　"Gu level 5 ini bisa mempercepat waktu tiga kali lipat. Sekali pakai langsung habis, termasuk jenis Gu konsumabel. Saat diaktifkan pada tubuh Gu Master, akan membentuk tato segitiga perak sè di dada." 　　Fang Yuan kemudian menjelaskan secara detail. 　　Gu Sangen yang diaktifkan pada tubuh Gu Master akan mempercepat waktu pribadi pemakainya tiga kali lipat. 　　Sungai Waktu mengalir deras dengan kecepatan konstan. Bagi manusia normal, satu hari tetap satu hari. 　　Tapi bagi yang terpapar Gu Sangen, satu hari merupakan konsentrasi dari tiga hari. 　　"Chen Cuihua yang telah ditanami Gu Tiga Malam, cultivation-nya pasti meningkat pesat. Orang lain berusaha sehari untuk merawat rongga kosong, dia setara dengan tiga hari. Efek kultivasi, tentu lebih mencolok." 　　"Ada keuntungan besar lain, yaitu kecepatan regenerasi Yuan Zhen. Pada dirinya, aliran sungai yin dipercepat tiga kali lipat. Maka pemulihan Yuan Zhen juga tiga kali lebih cepat." 　　"Inilah sebabnya dalam pertarungan tadi, kecepatan pemulihan Yuan Zhen-nya membuat Fang Yuan dan Bai Ningbing terkejut." 　　"Namun, segala hal ada keseimbangannya, keuntungan selalu disertai kerugian." 　　"Gu Tiga Malam punya manfaat besar, tapi juga cacat besar!" 　　"Kerugian utama pertama adalah pengurangan usia. Aliran yin yang tiga kali lebih cepat membuat umur hidupnya dipersingkat menjadi sepertiga semula." 　　"Chen Cuihua baru menerima warisan ini kurang setahun, tapi baginya sudah seperti dua-tiga tahun." 　　"Kedua, semua luka yang membutuhkan waktu untuk berkembang akan semakin parah." 　　"Racun Ular Sanca Hijau perlu waktu untuk meresap perlahan. Bagi orang biasa, efek satu hari adalah satu hari. Tapi bagi Chen Cuihua, satu hari setara dengan akumulasi tiga hari." 　　"Inilah alasan utama kenapa dia terlihat begitu hina akibat racun ular." 　　"〖Bisa ditanami Gu Tiga Malam, warisan yang diterima perempuan ini minimal level lima. Sayang mutiara jatuh ke lumpur, berada di tangan orang seperti ini.〗" Bai Ningbing mendengus dingin, menatap mayat tak berkepala di kakinya dengan ekspresi meremehkan. 　　Dari segi jangka panjang, Gu San Geng sangat berbahaya, memaksakan umur Gu Master dipersingkat hingga sepertiga. Namun faktanya, ini sangat praktis bagi Gu Master jalan gelap. 　　Sebab Gu Master jalan gelap selalu bertarung solo, tanpa dukungan sumber daya dari keluarga atau sekte. Mereka juga harus waspada terhadap serangan aliran ortodoks, sehingga prioritas utama adalah kelangsungan hidup. 　　Hanya dengan bertahan hidup, itulah yang paling penting. Segala hal lain hanyalah ilusi. 　　Semakin tinggi level cultivation, semakin besar peluang untuk bertahan hidup. 　　Gu San Geng mengkonsentrasikan nyawa Gu Master, memadatkan kecemerlangan seumur hidup untuk mekar bagai sakura yang gugur, kembang api yang mudah dingin, singkat namun tetap jingcai. 　　Tapi tanpa Gu San Geng, tunas sakura takkan sempat mekar sebelum dicabut hingga ke akar. 　　"Ini tak aneh. Gu Master yang menggunakan San Geng Gu semuanya adalah pemberani yang jingjin. Tapi wanita ini xingzi tidak sesuai. Pembawaannya pengecut, suka menghambat, tanpa keberanian untuk maju pantang mundur. Layak saja berakhir seperti ini." Fang Yuan melirik mayat di lantai sekilas sebelum menarik kembali tatapannya. 　　Ekspresi wajah Bai Ningbing terlihat agak sè. 　　Nasib tanpa Gu pengobatan? Lihatlah contoh nyata ini: wanita Gu Master jalan gelap di depan mata. 　　Apakah ini juga merupakan gambaran masa depannya nanti? 　　Fang Yuan hanya tersenyum, menepuk bahu dia, menghibur: "Jalan di dunia ini, semuanya dibuat oleh orang. Tapi setiap orang punya jalannya masing-masing. Jalan orang lain meski luas, belum tentu cocok untuk diri sendiri. Kau dan aku berjalan di jalan kita sendiri, apa yang perlu dikhawatirkan?" 　　Bai Ningbing mendengar, ekspresinya tertegun, berangsur-angsur cerah. Lalu mengangguk: "Kau benar." 　　Fang Yuan memicingkan mata, memandang hutan luas yang membentang di depan. 　　Membunuh Gu Master jalan gelap ini, mendapatkan beberapa serangga Gu, membuat kekuatannya melonjak drastis. 　　Tapi dia juga tahu dirinya kekurangan Gu penyembuh, sekaligus tidak menggantungkan harapan pada keberuntungannya sendiri. 　　Selanjutnya, mungkin dia akan mendapatkan Gu penyembuh, mungkin seperti Gu Master wanita jalan gelap ini, hingga kematian tetap tak mendapat apa-apa, mata haus menanti. Mungkin detik berikutnya, diinjak-injak kawanan binatang hingga tumbang, segala ambisi seumur hidup lenyap seketika. 　　Tapi apa hubungannya ini? 　　Jalan ada di bawah kaki, terus berjalan saja. BABKetiga Belas: Hidangan Otak Monyet 　　; 　　Syuursyuur... 　　Di rongga kosong, cháo laut bergelombang tak henti, terus menerus menghantam dinding qiao sekeliling. 　　Cháo laut hijau muda, percikan air bergulung-gulung. Ini adalah Yuan Zhen tingkat awal satu. 　　Gushi Yizhuan memiliki Yuan Perunggu. Tingkat awal berwarna hijau muda, menengah hijau keabu-abuan, tinggi hijau tua, puncak hijau pekat. 　　Dinding qiao di sekeliling bersinar terang, di bawah sapuan lang cháo hijau zamrud, potensinya bertambah sedikit demi sedikit. 　　Tiba-tiba, cahaya bai se menyala lebih terang sesaat, lalu meredup. Cahaya putih saling memadat, membentuk riak cahaya seperti air. 　　Pada momen ini, membran cahaya dinding qiao berubah menjadi membran air. 　　"Berhasil. Akhirnya naik dari tingkat awal Putaran Pertama ke tingkat menengah." Perasaan gembira samar muncul di hati Fang Yuan. 　　Rongga kosong Gu Master tingkat awal memiliki membran cahaya di dindingnya, sementara tingkat menengah memiliki membran air. 　　Terbentuknya membran air menandakan cultivation Fang Yuan telah kembali ke tingkat menengah Putaran Pertama. 　　"Sudah lebih dari dua puluh hari sejak membunuh wanita Gu Master jalan gelap itu. Selama ini, aku terus berkultivasi siang-malam tanpa menyia-nyiakan waktu. Wajar saja cultivation-ku naik ke tingkat menengah." Fang Yuan perlahan membuka matanya. 　　"Sayangnya, seandainya ada Cacing Arak di tubuhku, prosesnya akan lebih cepat." 　　Cacing Arak bisa meningkatkan Yuan Zhen Gu Master Putaran Pertama satu tingkat kecil. Menggunakannya sebagai bantuan cultivation akan memberi efek dua kali lipat. 　　Sejak terlahir kembali, selain chun, hal pertama yang Fang Yuan dapatkan adalah Cacing Arak. 　　Kemudian, dia membeli satu lagi di kafilah, lalu menyatukan keduanya menjadi Cacing Arak Empat Rasa yang kini di tangannya. 　　Sayangnya, Cacing Arak Empat Rasa hanya efektif untuk Gu Master Putaran Kedua, sama sekali tak membantu Fang Yuan saat ini. 　　Faktanya, Fang Yuan telah memperoleh total tiga Cacing Arak di Gunung Qingmao. Yang ketiga, adalah rampasan perang yang didapat setelah membunuh Gu Yue Yaole. 　　Cacing Arak ini tetap berada di tangan Fang Yuan hingga keluarga Tie (ayah dan anak perempuan) tiba-tiba datang ke Gunung Qingmao. Untuk menghindari keterbukaan dan mengantisipasi cara investigasi Tie Xue Leng, ia aktif menghancurkan Cacing Arak beserta beberapa barang rampasan lainnya. 　　Peristiwa sudah terjadi. Apakah tindakan ini benar atau salah, Fang Yuan sama sekali tidak menyesal setelah melakukannya. 　　Meskipun kini, jika ia menyimpan Cacing Arak, tentu akan membantunya. Namun setidaknya, sepanjang proses tersebut, keluarga Tie benar-benar tidak menemukan kasus Gu Yue Yaole. 　　"Jika melakukan pemurnian terbalik pada Cacing Arak Empat Rasa, akan diperoleh Cacing Arak tingkat satu. Sayangnya syarat pemurnian terbalik ini sangat banyak, saat ini aku belum memenuhi." 　　Gu Master memelihara gu, menggunakan gu, dan meracik gu. Dalam meracik gu, secara garis besar terbagi menjadi dua aspek: disatukan dan pemurnian terbalik. 　　Disatukan berarti meningkatkan serangga gu tingkat rendah ke tingkat tinggi. Sedangkan pemurnian terbalik justru sebaliknya. 　　Metode pemurnian terbalik Cacing Arak Empat Rasa juga beragam. Bisa menggunakan Cacing Pengelana, sehingga diperoleh dua Cacing Arak tingkat satu. Atau menggunakan Fan Ran Gu yang hanya menghasilkan satu Cacing Arak. Jika menggunakan Cacing Transformasi Kupu-kupu, akan diperoleh Kupu-kupu Aura Gelap. Dengan Cacing Misterius, hasilnya tidak pasti, bahkan mungkin berupa jenis gu yang sama sekali baru. 　　Bagi Fang Yuan, skema terbaik tentu mendapatkan Cacing Pengelana. 　　Namun Langzi Gu jauh lebih berharga daripada Cacing Arak, tingkat kesulitan mendapatkannya sangat tinggi. Skema paling praktis tetaplah Fan Ran Gu. 　　Meski akan kehilangan satu Cacing Arak, Fang Yuan tetap akan memilih menggunakan Fan Ran Gu tanpa ragu. 　　Menyimpan Cacing Arak Empat Rasa untuk digunakan setelah mencapai cultivation Putaran Kedua hanya berlaku dalam kondisi stabil. Saat ini Fang Yuan hidup serba tak menentu, kelangsungan hidup menjadi prioritas utama. 　　Semakin cepat peningkatan cultivation, semakin tinggi peluang bertahan hidup. 　　Cicit! Cicit! Cicit!... 　　Dari luar gua terdengar suara monyet dan derap langkah kaki. 　　Fang Yuan menggerakkan telinganya - langkah kaki ini paling ia kenal. 　　Benar saja, tak lama kemudian Bai Ningbing muncul di hadapannya. 　　Seluruh tubuhnya diselimuti jubah rongga berduri. Pakaian khusus ini terdiri dari sulur-sulur hijau zamrud dan duri kayu hitam yang tajam, memberikan efek pertahanan sekaligus fungsi serangan. 　　Bagi mereka yang bertarung jarak dekat, duri sekeras baja ini akan meninggalkan kesan mendalam. 　　Jubah rongga berduri ini adalah manifestasi dari Gu Rongga Berduri Besi. 　　Setelah membunuh wanita Gu Master jalan gelap itu, Bai Ningbing langsung tertarik pada Gu rumput tingkat tiga ini. Ia merebutnya dan menyempurnakannya menjadi Gu Nasib-nya. 　　"Benar-benar merepotkan. Setiap kali masuk dan keluar gua, harus berhati-hati seperti ini. Tak bisakah kau menanam lebih sedikit Gu Kentang Petir itu?" Ia menggerutu sambil terus memantau langkah kakinya, terkadang melompat atau melangkahi area tertentu dengan penuh kewaspadaan. 　　"Persiapan mencegah malapetaka, pencegahan lebih baik daripada pengobatan." Fang Yuan menjawab datar, lalu mengalihkan tatapannya ke pinggang Bai Ningbing. 　　Di pinggangnya tergantung seikat monyet-monyet kecil. 　　Monyet-monyet ini berukuran mini, yang terbesar tidak melebihi panjang lengan manusia. Mereka memiliki kepala bulat kecil dengan bulu hitam pekat yang halus berkilau. Yang paling mencolok adalah dedaunan hijau yang tumbuh mengelilingi pinggang mereka. 　　Daun-daun hijau ini menyatu membentuk lingkaran, menutupi tulang panggul dan pantat monyet-monyet tersebut. Persis seperti rok rumput. 　　Monyet-monyet ini tak lain adalah Monyet Rok Daun. 　　Daging Monyet Rok Daun sangat lezat, belakangan ini Bai Ningbing dan Fang Yuan menggunakannya sebagai sumber makanan. 　　Beberapa ekor Monyet Rok Daun yang tertangkap ini telah menyadari nasib mereka. Mereka meronta-ronta sia-sia. 　　Seluruh gua bergema dengan jeritan pilu dan panik mereka. 　　Memperhitungkan waktu, memang sudah saatnya makan siang. 　　“Bakar saja, aku agak lapar.” Bai Ningbing mengusap perutnya, melemparkan monyet berjumbai tali rami yang diikatnya ke lantai. 　　“Aku akan menangani ini dulu, kau yang memanggang. Daging panggangmu jauh lebih enak daripada punyaku.” Dia berjongkok, bersiap menyembelih monyet. 　　Fang Yuan tiba-tiba mencegah: “Hari ini akan kuajarkan cara makan baru.” 　　Seketika, ia mengaitkan jarinya, seberkas cahaya darah terbang keluar dari rongga kosong Bai Ningbing. 　　Cahaya darah itu mendarat di telapak tangan Fang Yuan, berubah menjadi cetakan bulan darah. 　　Tepatnya Blood Moon Gu. 　　Telapak tangan Fang Yuan mulai memancarkan sinar merah redup. 　　Meskipun Blood Moon Gu adalah serangga gu tingkat tiga, Fang Yuan tidak menggunakannya untuk menyerang sehingga masih bisa dikendalikan dengan susah payah. 　　Bai Ningbing yang tak tahu rencana Fang Yuan menatap dengan kedua mata biru-nya yang tak berkedip. 　　Terlihat Fang Yuan tiba-tiba mengulurkan tangan, mengangkat salah satu monyet berjumbai. Ia mencengkeram leher monyet itu erat-erat, membuat kepalanya tak bisa bergerak. 　　Kemudian, menggerakkan sisi telapak tangan yang berpendar merah sepanjang tengkorak monyet, berputar perlahan. 　　Dulu, ia menggunakan Moon Gu untuk membuka batu. Kini memakai Blood Moon Gu untuk membelah kepala monyet. 　　Setelah berputar satu lingkaran penuh, Yuan Zhen di rongga kosong Fang Yuan benar-benar habis. 　　Sinar merah di telapak tangan menghilang. Fang Yuan tersenyum tipis, menjepit kepala monyet dengan lembut lalu mengangkatnya perlahan. Seketika separuh tengkorak terbuka. 　　Otak monyet putih sè yang utuh, terpapar di udara. 　　Monyet rok jerami meronta-ronta gila, kesakitan luar biasa. Jeritannya menusuk telinga, bergema tak henti dalam gua. 　　Tapi Fang Yuan punya dua kekuatan babi, tangannya seperti penjepit besi tak bergeming. Tangan dan kaki monyet rok jerami yang tak bercakar dan lembut, cakaran di lengan Fang Yuan tak sanggup melukai sehelai bulu pun. 　　"Cobalah otak monyet segar ini." Fang Yuan mengeluarkan sendok sup dan memberikan satu kepada Bai Ningbing. 　　"Dimakan mentah begitu saja?" Bai Ningbing ragu-ragu memandang otak putih seperti bunga dengan serat darah tipis. 　　Fang Yuan tersenyum tipis, memberi contoh lebih dulu. 　　Ia menyendokkan sendok ke dalam otak monyet, menggali satu bagian, memasukkannya ke mulut. Jakunnya bergerak menelan. 　　Seketika, jeritan monyet rok jerami melengking delapan oktaf lebih tinggi. Seluruh tubuhnya gemetar hebat seperti tersengat listrik, anggota badan menggelepar seperti epilepsi. 　　Bai Ningbing mencoba, juga menggali satu sendok otak monyet ke mulutnya. 　　Tiba-tiba, aroma vanila memenuhi ujung lidah, sama sekali tanpa bau anyir darah. Tekstur lembut seperti tahu, dengan sentuhan lembut langsung meleleh di mulut. Manis yang halus dan sejuk membuat air liur deras mengalir. 　　“Jakunnya bergerak, menelan otak monyet ini. Mata biru pekatnya langsung memancarkan cahaya terang, wajah putih transparan yang cantik bagai dewi pun menunjukkan ekspresi kepuasan.” 　　“Ini enak sekali!” Gadis itu berseru takjub. 　　“Hanya monyet grass skirt jenis ini yang punya rasa segitu enaknya. Otak mereka adalah hidangan alami.” Fang Yuan berkata sambil menyendok lagi otak monyet ke mulutnya. 　　“Promosinya ke tingkat menengah ini memang patut dirayakan. Makan otak monyet ini bikin semakin bersemangat.” 　　Bai Ningbing tertawa lepas, gerakannya jadi dua kali lebih cepat saat menyantap sendokan kedua. 　　Monyet grass skirt yang tengkoraknya terbuka itu sudah sekarat setelah sebelumnya mengamuk. Bola mata indah bagai permata kini redup tak berdaya. 　　Monyet-monyet lain yang melihat nasib mengerikan rekannya langsung panik, berjuang mati-matian ingin kabur keluar. 　　Tapi ikatan tali rami membuat perjuangan mereka sia-sia, hanya membuat tubuh mereka berguling-guling di lantai kayu. 　　Makan otak monyet ini agak mirip es krim atau cone di Bumi. Keduanya bekerja sama, dalam hitungan detik otak monyet itu sudah habis. 　　“Lagi, lagi!” Bai Ningbing masih rasa belum puas, menjilati bibirnya sambil mengacung-acungkan sendok. 　　Yuan Zhen Fang Yuan sudah pulih 90%. Ia mengulang trik yang sama, membelah tengkorak monyet berikutnya. 　　"Seketika, makanan lezat masuk ke mulut, kedua orang itu makan dengan gembira. Sementara di dalam gua, bergema teriakan dan ratapan menyakitkan serta melengking dari monyet rumput-skirt." 　　Setelah memakan otak monyet, dilanjutkan dengan memanggang daging monyet. 　　Daging monyet rumput-skirt memiliki tekstur yang lezat, terutama bagian dadanya. Rasa keseluruhan daging monyet ini agak mirip dengan ikan bakar di atas irisan tebu. 　　Rumput kantung nasi. 　　Fang Yuan menggerakkan hatinya, dari rongga kosong memancarkan sedikit sinar hijau. 　　Sinar hijau jatuh ke tanah, seketika tumbuh tunas hijau. 　　Dalam beberapa tarikan napas, tunas itu berkembang menjadi daun hijau yang membesar perlahan, merambat menjadi sulur-sulur. Sulur-sulur itu menjalar, menutupi area 10 meter sebelum mengeluarkan beberapa cabang yang menumbuhkan helai daun besar. 　　Daun-daun ini montok seperti tong. Awalnya hanya sebesar jari kelingking, lalu perlahan mengembang, membesar sebesar kepalan tangan, akhirnya mencapai ukuran mangkuk saat matang. 　　Bai Ningbing yang sudah berpengalaman, pertama-tama memetik satu helai. 　　Membuka bagian atas daun, terlihat segenggam nasi. Butir-butirnya montok dan bulat sempurna, putih tanpa cacat. 　　Bai Ningbing menengadahkan kepala dan menuangkan nasi ke mulutnya. Setelah mengunyah dan menelan, ia menyantap daging monyet sebagai lauk. 　　"Kenyang adalah suatu kebahagiaan, Ah." Dia mengeluarkan desah penuh makna. 　　"Bagaimana kondisi monyet-monyet rumput-skirt itu?" Tanya Fang Yuan. 　　Bai Ningbing menatap tajam: "Tidak perlu masuk jauh ke hutan kecil itu. Tapi begitu masuk, tiga raja monyet akan muncul. Arak yang kau incar berada di paling zhongyāng hutan, sepertinya mustahil didapat." BABKeempat Belas: Jebakan 　　; 　　Di dunia ini, bukan hanya manusia yang bisa membuat minuman keras... 　　Catatan tertua tentang arak berasal dari legenda Leluhur Manusia. 　　Leluhur Manusia mencungkil mata kiri-kanannya, menjelma menjadi putra sulung Tai Ri Yang Mang dan putri kedua Gu Yue Yin Huang. 　　Tai Ri Yang Mang dan Gu Yue Yin Huang yang selalu bersama lambat laun menumbuhkan perasaan pada adiknya. Tapi Gu Yue Yin Huang terus menolak pendekatan Tai Ri Yang Mang. 　　Tai Ri Yang Mang merasa sangat frustasi. 　　Ia tahu butuh bantuan, lalu meminta nasihat pada Gu Kebijaksanaan. 　　Awalnya, Gu Kebijaksanaan menghindarinya sejauh mungkin. Tapi karena Tai Ri Yang Mang tak kenal menyerah, Gu Kebijaksanaan yang sudah tak tahan akhirnya memberi sebuah metode—— 　　"Di timur dunia, hiduplah sekelompok monyet persik madu. Mereka membuat arak, minumlah dulu baru datang lagi padaku." 　　Tai Ri Yang Mang pergi ke timur dan meminumnya. 　　Kelompok monyet persik madu membuat arak buah. Setelah meminumnya, wajah anggun Tai Ri Yang Mang menjadi kemerahan. Ia menjilat bibir sambil bergumam: "Ternyata arak itu manis." 　　Gu Kebijaksanaan tersenyum, lalu berkata padanya: "Di barat dunia, ada sekelompok monyet spiritual. Mereka membuat anggur, kau harus pergi meminumnya." 　　Anggur yang dibuat monyet spiritual adalah anggur pahit. Tai Ri Yang Mang pergi lagi ke barat, meminumnya, sejak itu lidahnya berwarna kuning kecoklatan. Ia kembali dengan wajah masam: "Ternyata anggur juga ada yang pahit." 　　Gu Kebijaksanaan lalu berkata padanya: "Anggur ada pahit dan manis, cinta juga begitu, hidup pun demikian. Di utara, ada sekelompok monyet baja. Mereka juga punya anggur, cobalah kau minum." 　　Monyet baja membuat anggur keras. 　　Tai Ri Yang Mang meminumnya dan sangat cocok dengan seleranya, ia menyukai anggur keras itu, mabuk berat. 　　Ia merasa anggur ini sangat cocok dengan seleranya, setelah mabuk malah ingin minum lebih banyak. Setelah menghabiskan isi mangkuk, masih ingin minum dari tempayan. 　　Akhirnya, ia muntah berantakan. Kemabukan yang melanda membuatnya tersiksa seolah mau mati. 　　Tubuh-nya terasa seperti ada api yang membara〖〗, magma mengalir di dalamnya. 　　"Terlalu panas!" teriaknya, semua aliran panas membalik menuju ubun-ubun, rambutnya tiba-tiba menyala. Sejak itu, ia memiliki rambut yang terus menyala seperti api. 　　Saat Tai Ri Yang Mang terbangun, ia menemukan Gu Kebijaksanaan sedang menatapnya. 　　"Kau telah minum anggur keras, ada pelajaran apa?" tanya Gu Kebijaksanaan padanya. 　　Tai Ri Yang Mang menghela napas: "Aku akhirnya mengerti, arak sebaik apapun kalau diminum berlebihan akan dimuntahkan. Segala sesuatu harus ada batasnya." 　　Gu Kebijaksanaan tertawa terbahak-bahak: "Di selatan dunia, tinggallah sekelompok monyet Tian Shui. Mereka membuat arak yang cukup enak. Cobalah kau minum." 　　Arak yang dibuat monyet Tian Shui adalah arak bening, bertolak belakang dengan arak keras. 　　Tai Ri Yang Mang mengecap arak dengan tenang, tanpa sadar melupakan kekhawatiran. Dalam mata berkabut alkohol, ia sedikit mabuk dan melayang-layang. 　　Gu Kebijaksanaan kembali menanyakan perasaannya. Ia melambaikan tangan perlahan: "Sudah dapatkan keasyikan dalam arak, jangan disampaikan pada yang masih sadar." 　　Gu Kebijaksanaan tersenyum tipis, lalu menghilang diam-diam... 　　Maka di dunia ini, manusia bukanlah kaum pertama yang membuat arak. Justru monyetlah yang mendahului manusia. 　　Kelompok monyet biasa umumnya bisa membuat arak. 　　Bergantung kelompoknya, berbagai rasa arak ada. Tapi orang menyebut semua arak buatan monyet sebagai arak monyet. 　　Fang Yuan tinggal di gua ini, satu sisi merasakan tanda terobosan cultivation, berhenti untuk fokus menaklukkan hambatan. Sisi lain, adalah demi arak monyet. 　　Semakin tinggi tingkat serangga gu, kebutuhan makan akan semakin besar, sementara interval pemberian makan juga bertambah panjang. 　　Persiapan Fang Yuan cukup lengkap, tapi kapasitas Bunga Duo Rate tetap terbatas. Setelah pemakaian selama perjalanan jauh, kini ada kapasitas kosong yang sebaiknya diisi dengan arak monyet. 　　"Arak bisa sterilisasi, sekaligus menghangatkan. Jika ingin melakukan pemurnian terbalik pada Cacing Arak Empat Rasa, juga diperlukan arak sebagai bahan pendamping. Bahkan jika syarat pemurnian terbalik tidak terpenuhi, setidaknya bisa menjadi bahan pakan yang bagus untuk Cacing Arak Empat Rasa." 　　Namun mengambil arak monyet tidaklah mudah. 　　Kelompok monyet berikat daun ini, meski termasuk kategori kawanan binatang, jumlahnya hampir seribu. Ada tiga raja monyet kawanan binatang. 　　Monyet terkenal solid, begitu menghadapi musuh pasti menyerbu bersama. Bai Ningbing meski berada di tingkat tiga puncak, tapi kekuatannya terisolasi. Menyerang langsung jelas mencari masalah sendiri. 　　Fang Yuan meski telah naik ke tingkat menengah satu putaran, peningkatan ini hampir tak berpengaruh pada situasi. 　　Tapi Fang Yuan bersikeras merebut arak monyet, hal ini membuat Bai Ningbing khawatir. 　　"Makanya perlu taktik cerdik, Ah. Ikut aku." Fang Yuan menepuk bahu Bai Ningbing lalu berdiri. Ia melangkah hati-hati menghindari kacang petir yang tertanam, keluar dari gua. 　　Di luar gua, hutan kecil hijau segar diterpa mentari, kicau burung dan harum bunga menyelimuti. 　　Keduanya berjalan sejenak, mendekati area terluar kelompok monyet. 　　Fang Yuan mengamati dengan cermat, akhirnya memilih sebuah lereng. 　　Memanfaatkan kontur tanah yang lebih tinggi, ia memandang sekeliling lalu menganggum puas. Menginjak tanah, ia berkata: "Gali sekarang." 　　Dalam waktu sebatang dupa, lereng yang menghadap matahari ini berhasil digali lubang sedalam tiga zhang (≈10m) dan diameter lima zhang (≈16.7m) oleh keduanya. 　　Induk Gu Kacang Petir Terbakar. 　　Fang Yuan berjongkok di dasar lubang, gerakan hati bergetar, memanggil keluar sebuah Gu. 　　Gu ini berbentuk seperti kentang, permukaannya tidak rata dan dipenuhi lubang-lubang kecil. Penampilannya hina, namun ini adalah Gu tingkat tiga yang asli sejati. 　　"Yuan Zhen-ku tidak memadai, lebih baik kau yang gunakan." Fang Yuan menyerahkan Gu Kacang Merah Berkilat kepada Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing memegangnya, mengaktifkan Yuan Zhen untuk mengalirkannya ke dalam. Tak lama kemudian, dari lubang-lubang kecil di permukaan Gu kacang itu mulai tumbuh tunas-tunas hijau cerah. 　　Tunas-tunas itu cepat membesar, berbunga, lalu berbuah. 　　Hampir secepat tarikan napas, buah hijau pekat sebesar jari tangan telah matang. Bersama layunya ranting, semua jatuh ke telapak tangan Bai Ningbing. 　　Fang Yuan mengambil buah-buah hijau pekat ini, dengan cermat menyeleksi dan membuang yang busuk, mati, atau kosong, hanya menyisakan kurang dari sepertiga buah yang baik. 　　Buah-buah ini adalah Gu Kentang Merah Berkilat, Gu Putaran Kedua. Bila dikubur dalam tanah, mereka dapat tumbuh dengan memanfaatkan kesuburan tanah. Begitu ada makhluk menginjak di sekitarnya dan menimbulkan getaran, Gu Kentang Merah Berkilat akan meledakkan diri. 　　Fang Yuan mengambil satu buah, langsung menyatukannya. Dicengkeram di antara jari-jarinya, Yuan Perunggu dialirkan ke dalamnya. Gu Kentang Merah Berkilat segera memancarkan cahaya hijau redup, perlahan melayang ke atas. 　　Kemudian gerakan hatinya bergetar, Gu Kentang Merah Berkilat itu menyelinap masuk ke dalam tanah kayu. 　　Fang Yuan sengaja mengubur dalam-dalam, hingga Gu kacang berada pada kedalaman sejengkal dari kakinya, barulah berhenti. 　　Permukaan Yuan Zhen di Yuanhai terus menurun drastis, energi bumi sekitar terkumpul pada Gu kentang petir. Dalam persepsi Fang Yuan, Gu rumput kecil ini seketika tumbuh menjadi kentang sebesar tinju. 　　Inilah Gu kentang petir yang matang, akan meledak begitu menerima guncangan. 　　Bai Ningbing yang melihat ini tak bisa menahan keheranan: "Kulihat wanita Gu Master jalan gelap itu mengubur Gu kentang petir dangkal-dangkal agar mudah meledak. Dengan cara penguburanmu, bahkan jika aku menghentakkan kaki di atasnya, mungkin tak akan meledak?" 　　"Tentu saja." Fang Yuan membalas singkat, lalu melanjutkan pekerjaan peletakan. 　　Bai Ningbing sedikit mencibir. Fang Yuan tak menjawab langsung, membuatnya yang sombong ini tak mau bertanya lagi. Tatapannya menjadi tajam, mulai merenung sendiri. 　　Setelah sekian lama bersama Fang Yuan, dia tahu pria ini takkan melakukan gerakan sia-sia. 　　Setelah seluruh dasar lubang tertutup, Fang Yuan baru berdiri tegak, mengusap keringat di dahinya, lalu memanggil Bai Ningbing untuk bersama-sama menimbun tanah. 　　Namun tanah baru ditimbun sejenak, dasar lubang sudah naik satu zhang lima, Fang Yuan langsung menyuruh berhenti, lalu melanjutkan penguburan Gu kentang petir. 　　Melihat ini, Bai Ningbing akhirnya memahami maksud Fang Yuan. 　　"Begitu rupanya. Gu Kentang Petir hanya tingkat Putaran Kedua, satu butir meledak, daya rusak terbatas. Dengan menanam sebanyak ini sekaligus, begitu diledakkan, bahkan Raja Seribu Binatang pun mungkin takkan selamat. Tapi bagaimana caramu memancing tiga raja monyet ke sini?" 　　Meski Gu Kentang Petir adalah Gu serangan, keterbatasannya yang tak bisa bergerak sangat mengurangi nilai praktisnya. 　　"Apa susahnya? Cukup tangkap 2-3 bayi monyet berpakaian rumput, nikmati otak monyet di atas lubang ini. Jerit kesakitan mereka pasti memancing kemarahan kelompok monyet. Awalnya hanya monyet biasa, tugasmu adalah menghadang dan membunuh mereka. Setelah itu baru tiga raja monyet akan datang." Fang Yuan menjawab sambil menanam Gu Rumput. 　　Bai Ningbing mengangguk setuju. 　　Binatang buas tetaplah binatang, kebijaksanaan terbatas. Strategi Fang Yuan ini memang hina, tapi pasti efektif. 　　"Begitu tiga raja monyet terbunuh, mengambil arak monyet semudah mengambil benda dari kantong. Tentu lebih baik lagi jika bisa menangkap beberapa Gu liar dari tubuh raja monyet." Bai Ningbing merenung. 　　Selanjutnya, sepanjang siang mereka menghabiskan tenaga di lubang ini. 　　Terus-menerus menumbuhkan Gu Kentang Petir, lalu ditanam langsung oleh Fang Yuan, kemudian keduanya menimbun tanah. Satu lapis tanah, lalu lapisan lain. Hingga lubang itu rata sepenuhnya. 　　Kedua orang itu kelelahan hingga bercucuran keringat. Untungnya Fang Yuan memiliki kekuatan babi ganda, sementara Bai Ningbing telah menyempurnakan kultivasi kekuatan buaya. 　　Namun keesokan harinya, Fang Yuan justru tidak bertindak, malah terus menggali lubang. 　　Bai Ningbing menunjukkan ekspresi kebingungan. 　　Fang Yuan menjelaskan: "Satu lubang tidak cukup aman, harus ada persiapan cadangan. Semakin banyak persiapan, semakin baik." 　　Dalam tiga hari berikutnya, Bai Ningbing akhirnya menyadari "kewaspadaan" Fang Yuan yang nyaris terkesan mesum. 　　Total lima lubang digali, diisi dengan banyak Gu Kentang Jiao Lei. Tentu saja, lubang pertama yang paling besar. 　　Berkat persiapan matang, rencana mengatasi monyet rumput berjalan sangat lancar. 　　Hanya dengan meledakkan dua lubang jebakan, kawanan monyet langsung tercerai-berai. 　　Dari tiga raja monyet, dua tewas dan satu luka. Yang terluka membawa kawanannya mengungsi. Mayat yang tewas terkoyak menjadi serpihan, serangga Gu di tubuhnya pun ikut hancur. 　　Fang Yuan mendapatkan banyak arak monyet, sampai-sampai Duo Rate Flower tak mampu menampungnya. 　　Cukup untuk memurnikan terbalik Cacing Arak Empat Rasa. Persediaan makanan cacing arak untuk dua tahun terjamin. Jika bertemu kafilah, arak ini juga bisa dijual dengan harga tinggi. 　　"Sebelum pergi, ada satu hal lagi. Kita harus membersihkan medan perang, timbun dua lubang yang meledak itu," kata Fang Yuan. 　　"Haruskah sehati-hati ini?" Bai Ningbing langsung merasakan kepedihan begitu mengingat lubang. 　　Fang Yuan meliriknya, hanya dengan satu kalimat membuat Bai Ningbing patuh bekerja—— 　　“Kau lupa bagaimana kita bisa melacak wanita Gu Master jalan gelap itu?” 　　Yaitu dengan mengandalkan berbagai jejak yang ditinggalkan wanita Gu Master jalan gelap sepanjang perjalanan. 　　Menggali lubang, jangan sampai akhirnya mengubur diri sendiri! (Bersambung) BABKelima Belas: Boom! 　　; 　　"Gunung Tulang Putih, akhirnya hampir sampai.." Di sebuah lereng bukit, Fang Yuan memandang puncak putih di kejauhan sambil berdesah. 　　Di sampingnya, Bai Ningbing berdiam diri. 　　Keduanya berpakaian compang-camping dengan wajah penuh kelelahan sè. 　　Baru saja mereka dengan susah payah melepaskan diri dari pengejaran keluarga Babi Baja Udara yang beranggotakan lima ekor. 　　Babi Baja Udara merupakan kawanan binatang yang unik. Jumlahnya tidak banyak, biasanya berkelompok dalam unit keluarga dengan anggota tak lebih dari sepuluh. Tapi semua Babi Baja Udara dewasa minimal berstatus Raja Seratus Binatang! 　　Keluarga lima ekor yang mengejar Fang Yuan dan Bai Ningbing ini: Kakek Babi sudah menjadi Raja Seribu Binatang, Ayah Babi dan Mama Babi berstatus Raja Seratus Binatang, bahkan anak babi jantan dan betina pun memiliki Gu Tingkat Satu yang bersarang di tubuh mereka. 　　Sudah lima hari berlalu sejak peristiwa perampasan arak monyet. Setelah menempuh perjalanan sulit, Gunung Tulang Putih sudah terlihat di kejauhan. 　　Nanjiang yang luas dipenuhi gunung-gunung - bukit biasa tak layak disebut gunung. Hanya yang tingginya minimal seribu zhang yang berhak menyandang gelar gunung. 　　Bai Ningbing berdiri di lereng bukit, memandang tajam ke kejauhan. 　　Ini pertama kalinya dia menyaksikan Gunung Tulang Putih. 　　Di sekitar Gunung Qingmao, terdapat bukit-bukit yang mengiringi. Tapi Gunung Tulang Putih ini bagai jenderal yang kesepian, dengan topografi sekitarnya yang sangat landai. Ini menjulang dari tanah, mencuat ke awan, berwarna putih pucat yang menusuk sè. 　　Putih ini bukan putih salju, melainkan putih tulang. 　　Sesuai namanya, setiap batu di Gunung Tulang Putih ini bertekstur tulang. Orang-orang menyebutnya batu tulang. 　　Gunung Tulang Putih bukanlah wilayah mati yang sunyi. Di sini tumbuh vegetasi khusus, dihuni banyak binatang tulang, serta serangga Gu liar bertema tulang. 　　Bai Ningbing mengerutkan alisnya sambil memandang. 　　Setiap gunung tinggi atau sungai panjang adalah tempat terkumpulnya Energi Primordial. Gunung Tulang Putih yang liar ini sama sekali tak berpenghuni. Gunung ini dipenuhi binatang buas, serangga Gu, dan tumbuhan mematikan. Tingkat bahayanya jelas lebih tinggi. Apa tujuan Fang Yuan memaksa masuk ke sini? 　　Atau, barang apa yang begitu kuat menariknya? 　　Saat ini, Fang Yuan sedang larut dalam lamunan. 　　Kini Gunung Tulang Putih masih berupa gunung sepi tak berpenghuni. Tapi dalam 10 tahun, keadaan akan berubah drastis. 　　Sebuah benteng besar akan pindah kesini bersama seluruh kaumnya, lalu berkembang pesat. 　　Keluarga ini bermarga Bai, Benteng Keluarga Bai. 　　Di masa depan, mereka akan menjadikan Gunung Tulang Putih sebagai pusat, menyebar pengaruh ribuan li ke sekelilingnya, menjadi penguasa wilayah ini. 　　Yang paling membekas dalam ingatan Fang Yuan bukanlah kemajuan pesat kekuatan Klan Bai. Karena di dunia ini, kekuatan individu sepenuhnya bisa mengungguli kelompok. 　　Melainkan sepasang kakak-adik sedarah dari Klan Bai. 　　Bai Sheng dan Bai Hua. 　　Di tahun kedelapan belas usia mereka, saat bertanding di belakang Gunung Bai Gu, secara tidak sengaja menemukan sebuah gua. 　　Di dalam gua ini, mereka membuka warisan. Warisan lengkap seorang Master Gu aliran ortodox tingkat empat. 　　Nama Master Gu ini tidak diketahui, hanya menyisakan gelar——"Jurusaha Tulang Daging". 　　Bai Sheng dan Bai Hua pun menuai manfaat. Setelah menerima warisan, tumbuh menjadi Bintang Kembar Ortodox. Hampir seratus tahun kemudian, keduanya promosi ke tingkat lima, mengambil alih kepemimpinan Klan Bai. 　　Kekuatan dua Master Gu tingkat lima mendorong kekuatan keluarga ke puncak. 　　"Warisan lengkap pasti mencakup enam aspek: serangan, pengobatan, pertahanan, pergerakan, penyimpanan, dan pengintaian. Dengan warisan ini, aku bisa kokoh berpijak, memiliki dasar untuk maju atau mundur." 　　Sebelumnya saat Fang Yuan dan Bai Ningbing melarikan diri dari Gunung Qingmao, cultivation mereka belum memadai, serangga gu juga tidak lengkap. Seperti berlayar di gelora dahsyat, berjalan di tepi jurang. Sedikit saja nasib kurang baik, risiko tumbang mengintai. 　　Setelah berpindah-pindah, kesempatan datang. Membunuh wanita Gu Master jalan gelap yang terluka parah. Merampas serangga gu-nya, memperoleh Gu rumahan tas nasi dan Gu rumput loncat, akhirnya bisa bertahan hidup. 　　Tapi tetap masih ada kekurangan. 　　Bukan hanya karena terus kekurangan Gu pengobatan. Tapi juga karena level kultivasinya terlalu rendah. 　　Bahkan jika Fang Yuan naik ke tingkat menengah satu putaran, lalu apa? Yuan Perunggu tetaplah Yuan Perunggu. 　　Saat ini ia mengandalkan bakat Kelas A, serta kemampuan regenerasi cepat Yuan Zhen dari Lotus Permata Surgawi, yang memungkinkannya bertahan dalam pencapaian ini. 　　Tapi sebenarnya, kekuatan tempurnya sangat minim. Jika bukan karena Bai Ningbing, ia sudah mati di perut buaya saat terdampar di tepi sungai. 　　Bisa sampai di sini pun masih mengandalkan Bai Ningbing. 　　Tapi mengandalkan orang lain, akhirnya tak sebanding dengan mengandalkan diri sendiri. 　　"Jika bisa mendapatkan warisan Gunung Tulang Putih, banyak masalah akan terpecahkan," Fang Yuan berbisik dalam hati. 　　Pertama adalah Giok Gu. Dengan Gu ini, struktur tulangnya akan terbebas dari kerapuhan tulang manusia biasa, menjadi lebih keras dan lentur. Tubuhnya saat ini hanya mampu menahan kekuatan babi ganda. Dengan Giok Gu, bisa ditambahkan kekuatan buaya lagi di atasnya. 　　Lalu ada Gu pengobatan. Fang Yuan ingat dalam warisan ini ada Gu penyembuh tingkat tiga legendaris "Daging Regenerasi Tulang". Di kehidupan sebelumnya direbut Bai Hua, menjadikannya penyembuh terkenal. 　　Terakhir adalah "Gu Reuni Tulang-Daging" yang paling diincar Fang Yuan. 　　Gu ini merupakan penemuan eksklusif Master Tulang-Daging, satu-satunya di dunia. Fungsi ajaibnya di kehidupan sebelumnya membuat berbagai kekuatan besar Nanjiang merasa terancam. 　　Berdasarkan fungsinya, serangga gu di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kategori besar. 　　Pertama serangan, kedua pertahanan, ketiga penyembuhan, keempat pengintaian, kelima penyimpanan, keenam pergerakan, ketujuh kultivasi. 　　Baik Cacing Arak, Cacing Arak Empat Rasa, Gu Pemakaman Manusia-Hewan, Sarira Gu, maupun Lotus Permata Surgawi, semuanya termasuk dalam kategori kultivasi. 　　Gu Reuni Tulang dan Daging ini juga merupakan gu langka dalam kategori kultivasi. 　　Sama seperti Gu Transformasi Yin-Yang, ia terdiri dari sepasang gu yang bekerja pada dua Gu Master. Memungkinkan keduanya melakukan kultivasi ganda, kemajuan cultivation seimbang dengan efisiensi berlipat. 　　"Jika aku mendapatkan Gu Reuni Tulang dan Daging, dengan bantuan Bai Ningbing, cultivationku pasti akan melesat. Setelah mencapai tingkat tiga, pertumbuhannya akan luar biasa cepat! Terutama di fase awal, efeknya jauh lebih baik daripada Cacing Arak. Gu ini harus ku dapat!" 　　Memikirkan ini, Fang Yuan menyipitkan mata secara samar ke arah Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing masih tak sadar, terus menatap gunung tulang. 　　Saat Fang Yuan hendak beranjak, tiba-tiba beberapa bayangan mendekat dengan cepat. 　　"Ya? Gu Master aliran ortodox!" Baik Fang Yuan maupun Bai Ningbing sama-sama terkejut. 　　Empat Gu Master mendekat. Pada jarak seratus langkah, mereka mendarat dan menghampiri keduanya. 　　Pemimpinnya adalah Gu Master tua dengan aura tingkat tiga yang jelas. Tiga lainnya berkultivasi Putaran Kedua. 　　Mereka seragam pakaian, bergerak kompak, aura terkesan jinghan. 　　"Di hutan terpencil ini, kenapa bisa bertemu Gu Master aliran ortodox?" 　　"Gu Master dan binatang buas sama sekali berbeda konsep. Walau aku di puncak tingkat tiga. Gigi Juchi Jinwu tumpul, ditambah beban Fang Yuan, mungkin bukan lawan mereka. Ini masalah besar..." 　　Empat Gu Master makin mendekat, Fang Yuan dan Bai Ningbing sama-sama merasa pahit dalam hati. 　　…… 　　Senja. 　　Matahari terbenam bagai darah di ufuk, burung gagak berkicau pulang ke sarang. 　　Tie Aotian wajah dingin sè. Berjalan di tengah rombongan zhongyāng. 　　Saat berangkat dari Gunung Qingmao, dia ditemani delapan orang, semuanya tangan kanan klan. Kini tinggal tersisa tiga. 　　Begitu teringat pengorbanan sepanjang perjalanan, hatinya seolah ditusuk pisau. 　　Korban jiwa terlalu banyak! 　　Ini jauh melampaui perkiraannya. 　　Bukan cultivation mereka kurang, tapi nasib terlalu sial! 　　Setelah melacak jejak Bai Ningbing dan Fang Yuan, mereka mulai hanyut ke hilir menyusuri Sungai Huanglong. 　　Tapi arus Sungai Huanglong deras, sulit meninggalkan jejak. Meski pakai serangga gu, dengan ahli pelacak sekalipun, mereka masih kelewatan. 　　Terpaksa mereka berbalik melawan arus. Habiskan waktu, akhirnya temukan posisi rakit Fang Yuan dan Bai Ningbing yang kandas. 　　Lalu segera, masalah datang. 　　Mereka diserbu gerombolan buaya berkaki enam dalam jumlah besar. 　　"Sungguh sial, ternyata beting ini adalah tempat bertelur kawanan buaya berkaki enam. Setelah dihancurkan total, kawanan buaya yang semula menguasai daerah ini pun punah." 　　"Antara kawanan binatang, ada juga pembagian kekuasaan. Pemilik asli wilayah ini telah mati. Tanah tak bertuan ini secara alami menarik perhatian beberapa kelompok buaya berkaki enam di sekitarnya." 　　"Tepat ketika mereka hendak memperluas kekuasaan ke sini, pasukan pengejaran Keluarga Tie mendarat di pantai." 　　"Barang apa ini, berani-berainya menyusup masuk ke wilayah kami?" 　　"Wilayah ini milik kawanan buaya berkaki enam kami!" 　　"Mau merebut wilayahku, cari mati ya..." 　　Konsep teritori binatang buas tak boleh dilanggar. Maka pecahlah pertempuran besar. Di bawah kepungan dua kawanan seribu ekor dan tiga kawanan ratusan ekor, Keluarga Tie kehilangan dua orang dengan sakit hati, terpaksa melarikan diri. 　　Cara Fang Yuan menangani jejak cukup profesional. Hal ini membuat penyelidikan mereka tak kunjung membuahkan perkembangan berarti. 　　Dengan bantuan serangga gu, mereka akhirnya berhasil melacak arah pergerakan Fang Yuan. 　　Lalu, mimpi buruk berwarna sè pun datang. 　　Seekor Ayam Dewa Xuan Yuan turun dari langit, mengincar mereka sebagai santapan. 　　Kini, seluruh proses pelarian itu tertanam dalam hati Tie Ao Tian. Bayangan Ayam Dewa Xuan Yuan menjadi biang keladi ia terbangun setiap malam dari mimpi. 　　Xuan Yuan Shen Ji mengambil nyawa tiga rekan mereka. Di antaranya ada Gu Master intel paling profesional, serta Gu Master pertahanan dengan cultivation tingkat tiga. 　　Kerugiannya cukup parah. 　　Saat ini, Gu Master yang bertugas intelijen hanya bergantian mengisi posisi. 　　Meski menderita pukulan berat, Tie Ao Tian tidak berniat menyerah. 　　Ia adalah putra keempat Keluarga Tie yang bergengsi, berbakat Kelas A, sejak kecil dipenuhi harapan besar. Ia giat berkultivasi, mewarisi karakter tegas dan pantang menyerah kaum Tie. 　　Mendukung Tie Xue Leng dan putrinya adalah tugas resmi pertamanya keluar dari pengasingan. 　　Namun ia hanya menyelamatkan Tie Ruonan, sementara Detektif Legendaris Tie Xue Leng berkorban. Ini sangat jauh dari hasil ideal yang ia bayangkan. 　　Tapi jika ia berhasil menangkap sisa-sisa pengikut jalan gelap pewaris Laut Darah, dan membalaskan dendam Tie Xue Leng, betapa gemilangnya kesuksesan itu! 　　Prestasi ini akan menjadi modal untuk merebut posisi kepala suku di masa depan, memperkuat dukungan keluarga besar padanya. 　　Ia tidak khawatir dengan kekuatan sisa-sisa jalan gelap. Jejak selama pengejaran menunjukkan, kekuatan tempur Fang Yuan dan Bai Ningbing sangat terbatas—mungkin karena luka—hanya setara dengan satu Gu Master tingkat tiga. 　　"Meski kehilangan banyak rekan, aku sendiri adalah tingkat tiga, Tie Dao Ku juga tingkat tiga. Ditambah dukungan dua Gu Master level dua lainnya, kekuatan kami jelas mengungguli kedua orang itu. Begitu sisa-sisa jalan gelap berhasil ditangkap, kerugian personel sebelumnya akan menjadi bukti 'ketabahan' dan 'pantang menyerah'-ku!" Cahaya berkilau di mata Tie Ao Tian. 　　"Tuan Keempat, di depan ditemukan jejak samar. Tampaknya arah pengejaran kita benar!" Saat itu, Gu Master pengintai kembali melapor. 　　"Oh? Cepat antar aku melihat." 　　Waktu semenyanjak teh, dua lubang dalam digali, menyingkap tumpukan jenazah monyet rok rumput. 　　"Monyet-monyet ini mati kurang dari seminggu, Tuan, sepertinya kita hampir menyusul kedua buronan itu!" kata Tie Dao Ku gembira. 　　Tie Ao Tian mengambil napas dalam-dalam, ekspresinya tiba-tiba penuh semangat! 　　"Akhirnya, misi besar hampir terlaksana." Ia mencengkeram kedua tinju, mondar-mandir penuh kegirangan. 　　Ia menatap langit barat, mega senja memantul di wajah mudanya, kedua matanya berbinar-binar. 　　Semua kesabaran dan usaha tak sia-sia, kini akhirnya akan menuai hasil! 　　"Meski mentari hampir terbenam, tapi aku melihat masa depan dan harapan di dalamnya..." keluhnya dalam hati, tiba-tiba ingin mendaki lereng bukit ini, menikmati momen indah ini. 　　Beberapa Gu Master di sekitarnya memandangnya dengan penuh kekaguman dan sè. 　　“Tuan Keempat, memang pantas disebut Tuan Keempat!” 　　“Sepanjang perjalanan ini, kami semua sempat ingin menyerah. Hanya Tuan Keempat yang tetap teguh, kini akhirnya akan menuai hasil.” 　　“Dari diri Tuan Keempat, aku melihat harapan keluarga dan masa depan yang cerah.” 　　“Seumur hidup ini aku akan mengabdi pada Tuan Keempat, takkan pernah berubah!” 　　Beberapa orang memandang Tie Ao Tian yang perlahan mendaki lereng bukit, terpana. Mereka seolah melihat gambaran Tie Ao Tian yang selangkah demi selangkah naik ke posisi kepala suku di kemudian hari. 　　Tiba-tiba, ledakan dahsyat terjadi di detik berikutnya. 　　Boom！！！！！ BABEnam Belas: Air Mata Fang Yuan 　　; 　　Bai Moxing tahun ini sudah enam puluh delapan tahun. Membaca... 　　Di usia ini, seharusnya sudah pensiun. Tapi situasi Perkampungan Bai belakangan ini sulit. Sebagai paman kepala suku dan sesepuh keluarga yang setia, ia terus bekerja keras tanpa henti. Di saat genting menentukan hidup-mati keluarga ini, ia ditugaskan keluar gunung. Di tengah perjalanan pasukan, ia secara tak terduga merasakan aura dua Gu Master. 　　Jangan-jangan Gu Master jalan gelap? 　　Operasi ini sangat krusial bagi keluarga Bai, tak boleh gagal. Ia segera memimpin tim mengejar. 　　"Ternyata dua remaja?" Setelah melihat Fang Yuan dan Bai Ningbing, hatinya terkejut. 　　Tatapannya menyapu, pertama kali berhenti pada tubuh Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing bermuka dingin, sorot matanya memancarkan hawa beku, bola mata birunya menatap tanpa takut ke Bai Moxing, aura tingkat tiga terpancar jelas. 　　"Masih muda, tapi sudah mencapai cultivasi tingkat tiga——jenius!" Bukan hanya Bai Moxing, ketiga orang lainnya juga memandang Bai Ningbing dengan pikiran yang sama terlintas dalam hati. 　　Seketika, empat pasang tatapan tertuju pada tubuh Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing yang telah berubah menjadi wanita, memiliki wajah ayu dengan aura dingin yang membuatnya bagaikan dewi salju. Meski penampilannya agak berantakan, hal itu tak menyembunyikan kilau mutiaranya. Malah semakin menonjolkan ketegaran karakternya yang memicu kekaguman dan rasa sayang. 　　Dibandingkan dengannya, Fang Yuan di belakangnya tampak jauh lebih redup. 　　Penampilan Fang Yuan biasa-biasa saja, hanya memiliki cultivasi tingkat satu. Banyak yang sekilas meliriknya lalu kembali memandang Bai Ningbing. 　　Fang Yuan justru senang melihat hal ini. Dia lebih suka jika orang-orang kurang memperhatikannya. 　　Tapi Bai Moxing berbeda. 　　Tak lama, tatapannya beralih ke Fang Yuan. 　　Bai Ningbing melindungi Fang Yuan dengan gestur pantang mundur. Sementara Fang Yuan yang bersembunyi di belakangnya, tetap memancarkan ketenangan dalam sorot matanya. 　　"Apa latar belakang pemuda ini sampai bisa diperlakukan istimewa oleh gadis jenius ini? Sepertinya dialah pemimpin di antara mereka," pikir Bai Moxing yang berpengalaman, matanya menyipit penuh kecurigaan. 　　Awalnya dia mengira ini dua Gu Master jalan gelap, tapi kini keraguannya mulai muncul. 　　Dari sikap Bai Ningbing-Fang Yuan dan pakaian Gu Master ortodoks yang mereka kenakan, lebih mirip tuan muda dari keluarga besar yang sedang dalam kesulitan. 　　"Kalau dia Gu Master jalan gelap, bunuh saja. Tapi kalau dia penerus utama keluarga, harus lebih hati-hati. Jika memicu balas dendam dari kekuatan di belakang mereka, membawa masalah ke Perkampungan Bai, maka Bai Moxing akan menjadi penjahat bagi keluarga! Untungnya situasiku kuat lawan lemah, semuanya dalam kendaliku." 　　Bai Moxing sedang merenung. Fang Yuan melangkah maju. Tiba-tiba tampil ke depan. 　　Ia menangkupkan tangan: "Anak muda Gu Yue Fangzheng, penerus utama Suku Gu Yue dari Gunung Qingmao, menghadap Senior." 　　"Gunung Qingmao?" 　　"Penerus utama Suku Gu Yue?" 　　Orang-orang terkejut. 　　Bai Ningbing juga terkejut, tapi dia menundukkan kelopak mata sedikit, menutupi celah dalam tatapannya. 　　Dia tahu Fang Yuan mulai membohongi orang. Saat ini lawan kuat kami lemah, hanya dengan kecerdikan bisa lolos. 　　Pemahamannya akan situasi bak melihat api, keharmonisan kecil yang terbangun beberapa hari ini, membuatnya mundur selangkah. Berdiri di samping Fang Yuan sambil tetap melotot, persis seperti pengawal pribadi yang siap mati. 　　"Anak muda, kau berbohong! Gunung Qingmao sudah hancur, kau kira aku tidak tahu?" Bai Moxing berwajah dingin, membentak. 　　Fang Yuan tersenyum pahit. Membuka tangan: "Justru karena Gunung Qingmao hancur, aku sampai di sini. Berani bertanya nama Senior?" 　　“Bai Moxing sedang ragu-ragu untuk menyebutkan namanya, tapi seorang pemuda di sampingnya sudah membuka mulut: "Dengarkan baik-baik, kami adalah elit dari Perkampungan Bai. Beliau adalah Sesepuh Pertama Perkampungan Bai sekaligus paman dari klan kami——Yang Mulia Bai Moxing!" 　　Pada detik ini, Bai Moxing ingin sekali menendang keponakannya sendiri hingga mati. 　　Aksi klan Bai kali ini dilakukan secara terang-terangan. Namun tujuan sebenarnya hanya diketahui oleh manajemen keluarga, tak ada yang lain. Para pengikut pun dibiarkan dalam kegelapan. 　　Secara permukaan, mereka keluar untuk berburu dan melatih nyali calon pemimpin. Namun tujuan sebenarnya adalah menyelidiki lokasi Bunga Yuan di Gunung Tulang Putih serta melakukan pembersihan awal. 　　"Tapi, biarlah mereka tak bisa menebak." Bai Moxing melirik Fang Yuan dan Bai Ningbing, lalu segera tenang kembali. 　　"Ternyata benar keluarga Bai." Fang Yuan menyeringai dingin dalam hatinya. 　　Sejak kemunculan empat Gu Master ini, dia sudah punya dugaan kuat. 　　Bunga Yuan keluarga Bai sudah hampir kering, sehingga mereka perlu mencari sumber baru lalu memindahkan seluruh kaum. 　　Proses migrasi klan merupakan urusan besar yang memerlukan persiapan matang dan kerahasiaan tinggi. 　　Jika musuh mengetahui dan melakukan sabotase, klan Bai akan menghadapi risiko kepunahan. 　　Fang Yuan tak menyangka kepala suku Bai begitu visioner. Persiapan sudah dimulai sepuluh tahun lalu dengan mengirim anggota klan secara berkala ke Gunung Tulang Putih untuk survei. 　　Kejayaan keluarga Bai di masa depan memang punya alasan yang kuat. 　　Kemunculan Gu Master dari ratusan keluarga membuat Fang Yuan agak terkejut. Hal ini jelas akan memberikan pengaruh besar pada tindakannya selanjutnya. 　　Namun di wajahnya, Fang Yuan menunjukkan senyum yang tepat, mengatupkan tangan: "Rupanya rekan seperjalanan dari Perkampungan Bai, senang bertemu!" 　　Kemudian menoleh ke Bai Ningbing: "Ningbing, kau mundurlah. Tak apa, Perkampungan Bai bukanlah Gu Master jalan gelap." 　　Bai Ningbing yang mendengar Fang Yuan berbicara begitu lembut padanya hampir merinding sekujur tubuh. 　　Dia menahan rasa bermanja-manja dalam hati, mengendalikan niat bertarung, mundur selangkah lagi, tetap diam. 　　Gerakan ini membuat empat Gu Master di seberang tak bisa menahan napas lega. 　　Bagaimanapun Bai Ningbing adalah Gu Master tiga transformasi. 　　"Rupanya namanya Ningbing..." Keponakan Bai Moxing bergumam dalam hati, tatapannya terpana. 　　Bai Moxing menyipitkan mata, mencoba: "Dengar-dengar, keponakan Gu Yue bertemu pengikut jalan gelap di perjalanan?" 　　"Benar. Sekarang kalau diingat, masih berdebar." Fang Yuan menepuk dadanya, tatapannya menunjukkan sedikit ketakutan, "Tapi untungnya, waktu itu kepala suku dan beberapa sesepuh keluarga datang tepat waktu, membunuh Gu Master tiga transformasi itu." 　　"Kepala suku, dan sesepuh keluarga..." Hati Bai Moxing berdebar, buru-buru bertanya, "Apakah kepala suku Suku Gu Yue dan para sesepuh berada tak jauh dari sini?" 　　Fang Yuan menggeleng, menghela: "Kita terpisah dari pasukan utama." 　　Bai Moxing seketika merasa lega. 　　"Lalu Fang Yuan langsung melanjutkan dengan kalimat yang membuat hatinya berdebar: 'Tapi aku yakin tak lama lagi kita akan bergabung dengan pasukan utama. Karena tujuan perjalanan kita adalah Gunung Bai Gu.'" 　　Bai Moxing langsung tegang: "Gunung Bai Gu? Untuk apa kalian datang ke sini?" 　　"Ini..." Fang Yuan sengaja ragu-ragu, tidak melanjutkan. 　　Bai Moxing mengeluarkan suara hmm dingin, sebuah jawaban buruk muncul dalam pikirannya. 　　Gunung Qingmao sudah hancur, hal pertama yang harus dilakukan sisa-sisa suku Gu Yue tentu membangun perkemahan dan merekonstruksi rumah! 　　"Jangan-jangan mereka juga memilih Gunung Bai Gu? Sialan!" Seketika niat membunuh yang kuat menyala dalam hati Bai Moxing. 　　Jika dugaan ini benar, maka pasukan utama dari Gunung Qingmao adalah musuh Keluarga Bai. 　　Tapi dia segera menekan kembali niat membunuhnya. 　　Dirinya sudah tua, tidak seperti anak muda yang mudah terpancing emosi. 　　Orang tua menangani masalah selalu mengutamakan kehati-hatian. 　　Setelah berpikir tenang, membunuh keduanya pun mungkin tidak akan menyelesaikan masalah! 　　Membunuh mereka tidak akan menghentikan sisa-sisa Gunung Qingmao datang ke Gunung Bai Gu. Malah memperburuk situasi dengan menciptakan musuh baru. 　　Musuh ini meski tanpa basis, tapi kuat. Tidakkah kalian dengar kata pewaris keluarga Gu Yue ini? Di pasukan utama ada kepala suku dan sesepuh keluarga. Yang lebih mengkhawatirkan, orang-orang dalam situasi terjepit justru bisa meledakkan semangat mati dalam pertempuran. 　　"Kedua, meski kita bertindak sekarang. Gadis bernama Ningbing itu benar-benar tingkat tiga. Di pihak kita, meski kuat, tetap akan ada korban jiwa." 　　"Lagipula, urusan sebesar ini tak seharusnya aku yang memutuskan. Kepala suku tak jauh dari sini, mengapa tidak meminta instruksinya?" 　　Bai Moxing memikirkan ini, lalu memutuskan untuk menenangkan Fang Yuan dan Bai Ningbing terlebih dahulu. 　　Ia tersenyum ramah: "Kebetulan sekali, keponakan. Pasukan besar keluarga Bai kami sedang di sekitar sini, mengadakan perburuan tahunan. Kami setengah tuan rumah di sini, keponakan harus jadi tamu kami agar kami bisa menjalankan kewajiban tuan rumah." 　　"Ini..." Fang Yuan sengaja ragu-ragu lagi. 　　"Ayo, kaki kambing panggang keluarga Bai kami tak ada duanya." Keponakan Bai Moxing juga membujuk, tatapannya tertuju pada Bai Ningbing. 　　Fang Yuan mengusap perutnya, menunjukkan ekspresi serba salah. Seolah punya kekhawatiran, tapi juga kerinduan tersembunyi. 　　Bai Moxing mati berkilat, tertawa besar: "Jangan ragu lagi, keponakan. Kalau masih ragu berarti tak menghormati aku." 　　Fang Yuan baru kemudian membungkuk: "Kalau begitu aku mengganggu kaum keluarga Anda." 　　…… 　　Di dalam tenda besar, jamuan makan dibuka. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing masing-masing duduk di kursi jamuan yang bersebelahan. 　　Beberapa sesepuh keluarga duduk di seberang, sementara kursi utama ditempati kepala suku keluarga Bai. 　　Atap tenda dibuka, memperlihatkan langit biru yang cerah. Di tengah, seekor anak domba sedang dipanggang, aroma harumnya telah memenuhi seluruh tenda. 　　"Silakan, kaki domba bagian paling segar. Tamu dari jauh, nikmatilah sepuasnya." Sesepuh Keluarga Bai berkata dengan antusias. 　　Dia adalah seorang wanita paruh baya. Atas isyaratnya, budak yang memanggang mempersembahkan kaki domba yang telah dipotong pertama kali kepada Fang Yuan. Kemudian memotong lagi sepotong, disajikan di piring perak untuk Bai Ningbing. 　　Kaki domba mengeluarkan hawa panas. Fang Yuan menggigitnya, teksturnya renyah dan lembut. Jika dicocol madu atau bumbu jintan, rasanya semakin lezat. 　　"Benar-benar kenikmatan duniawi, tak kalah dengan otak monyet rok rumput." Bahkan Bai Ningbing yang memakannya pun memuji. 　　"Tamu yang senang adalah kebahagiaan tuan rumah. Ha ha ha." Bai Moxing tertawa. 　　Fang Yuan makan sambil menitikkan air mata. 　　Orang-orang terkejut. Sesepuh Keluarga Bai buru-buru bertanya: "Keponakan Fang Zheng, mengapa menangis?" 　　"Makanannya terlalu lezat, tapi ketika teringat hari-hari penuh bahaya yang kulewati bersama Ningbing, juga memikirkan kesulitan sanak keluarga yang kelaparan dan berpakaian compang-camping, hatiku sakit. Mohon maafkan, Sesepuh." Fang Yuan berdiri sambil bersedekap. 　　Beberapa sesepuh keluarga saling pandang, mengeluuhkan desah. 　　“Lalu Sesepuh keluarga Bai bertanya: 'Terhadap musibah yang menimpa Klan Gu Yue, kaum kami menyatakan simpati mendalam. Bolehkah keponakan memberitahu, apa sebenarnya yang terjadi di Gunung Qingmao?' (Bersambung) BABke-17: Gu Relik Perunggu 　　; 　　Gunung Qingmao yang pernah penuh nyawa, kini menjelma menjadi padang salju yang membeku... ..Download ebook gratis.. Perubahan dramatis ini telah menarik perhatian dan penyelidikan dari kekuatan-kekuatan sekitar. Selama beberapa bulan terakhir, kabar tentang kehancuran Gunung Qingmao pun telah menyebar hingga ke daerah jauh. 　　"Tak berani mengenangnya. Sekali teringat, nestapa itu langsung menyergap." Fang Yuan duduk sambil menampakkan wajah penuh kesedihan. 　　"Pelayan, siapkan arak." Melihat Fang Yuan enggan bercerita, Sesepuh Bai tak memaksa. Ia memerintahkan budak keluarga untuk mengantar dua gentong arak. 　　Bai Ningbing tetap tak bergerak. Dia tak pernah minum arak, hanya meminum aliran air. 　　Fang Yuan langsung membuka segelnya, menenggak sepuasnya lalu menitikkan air mata. 　　Sesepuh Bai terkejut: "Keponakan, mengapa menangis lagi?" 　　"Setelah mencicipi arak bangsawan yang harum memabukkan, tak kuasa aku teringat anggur Qing Zhu kaum kami. Dulu-dulu di Gunung Qingmao, saat-saat minum bersama..." ujar Fang Yuan sambil terus mengusap air mata. 　　Rintihan para tetua keluarga semakin keras. Banyak yang menghibur Fang Yuan. 　　Nasib Fang Yuan membuat mereka ikut berempati. Bagaimanapun, Bunga Yuan keluarga Bai sudah menunjukkan tanda-tanda kekeringan. Jika tak menemukan Bunga Yuan baru, tragedi Klan Gu Yue akan menjadi masa depan keluarga Bai. 　　"Sesepuh keluarga Bai kembali membujuk dengan penuh perhatian, barulah Fang Yuan bisa ditenangkan dan berhenti menangis." 　　"Rumah hancur, siapa yang tak sakit hati? Perasaanmu, keponakan, aku pahami. Tapi selama masih ada orang, harapan tetap ada. Jangan bersedih, yakinlah dalam beberapa hari kau bisa bersatu kembali dengan kaum kami." Bai Moxing mencoba menggali informasi. 　　Fang Yuan pura-pura tak mengerti, mengusap air mata dan menjawab sembarangan: "Ya, mungkin dalam beberapa hari." 　　Mendengar jawaban ini, Bai Moxing dan Sesepuh keluarga Bai saling memandang cepat. 　　Setelah pesta makan malam, Sesepuh keluarga Bai memanggil Bai Moxing untuk rahasia. 　　"Sesepuh, situasi genting. Benteng Gǔyuè jatuh, mengapa sisa-sisa mereka buru-buru ke Gunung Tulang Putih? Mungkin ingin rebut wilayah ini. Haruskah kita serang duluan?" Bai Moxing cemas. 　　"Hehehe." Sesepuh wanita keluarga Bai terkekeh halus. 　　Bai Moxing bingung: "Mengapa Sesepuh tertawa?" 　　Sesepuh wanita menyipitkan mata, menenangkan: "Sesepuh Moxing jangan panik. Ini ada sisi baiknya. Jika diatur baik, justru bisa mempersingkat kerja kita." 　　Diingatkan demikian, Bai Moxing mulai terlihat berpikir. 　　Benar! 　　Bunga Yuan keluarga Bai. Setelah bertahun-tahun dipakai, hampir mengering. Perlu segera cari Bunga Yuan baru. Aksi berburu ini hanyalah kedok untuk mencari mata air yang cocok di Gunung Tulang Putih. 　　"Pasukan Klan Bai baru tiba belum lama ini, namun belum menemukan apa pun. Tapi sisa-sisa Klan Gu Yue telah menempuh perjalanan jauh. Mereka menuju Gunung Tulang Putih. Pasti mereka mengetahui informasi tertentu." 　　"Bisa disimpulkan, Klan Gu Yue pasti telah menguasai informasi tentang lokasi Bunga Yuan." 　　"Pemimpin Klan Bai melihat perubahan ekspresi Bai Moxing, melanjutkan: 'Sepertinya kau juga sudah menyadari. Sebenarnya pegunungan terkenal selalu menjadi tempat terkumpulnya Energi Primordial, pasti ada Bunga Yuan. Tapi mencari lokasi tepat Bunga Yuan tidak mudah. Membutuhkan banyak tenaga dan sumber daya.'" 　　"'Di sekitar Klan Bai kita ada Klan Fang, Klan Liao, Klan Fan. Semua klan dengan kekuatan tangguh. Selama ini saling menahan. Jika kabar tentang Bunga Yuan Klan Bai yang mengering tersebar, mereka pasti akan memanfaatkan kelemahan kita, bahkan menambah tekanan. Karena itu sebelumnya kita sepakat mencari lokasi Bunga Yuan secara rahasia, kali ini dengan kedok 'berburu'. Tapi dengan cara ini, pekerjaan menjadi serba terbatas, eksplorasi Bunga Yuan akan menghabiskan lebih banyak tenaga dan sumber daya.'" 　　"Pemimpin Klan Bai terdiam di sini, ragu-ragu, wajah dipenuhi kecemasan." 　　"Bai Moxing menyambung: 'Jadi, Pemimpin ingin langsung mendapatkan informasi lokasi Bunga Yuan dari Klan Gu Yue?'" 　　"'Tepat sekali.' Pemimpin Klan Bai mengangguk, matanya bersinar terang. 'Pemimpin dan para tetua Klan Gu Yue pasti sulit dihadapi, tapi siapa yang menyuruh dua pemuda itu jatuh ke tangan kita? Ini benar-benar kesempatan yang diberikan langit!'" 　　Bai Moxing mengerutkan alis: "Tapi, menurutku kedua remaja itu tidak bodoh. Gadis itu jelas memiliki sikap keras kepala yang bertekad kuat, sedangkan si anak muda meski cultivation-nya lemah, tapi tetap tenang menghadapi situasi. Saat pertama kali bertemu dan dikepung oleh kita, sama sekali tidak panik. Membuat mereka bicara mungkin bukan hal mudah." 　　Kepala Suku Bai mendengus: "Kalau tidak punya tekad seperti itu, pantaskah menjadi pewaris klan? Kedua remaja ini sangat luar biasa. Jika tidak, pasti akan kuragu status mereka." 　　Bai Moxing menambahkan: "Karena itu, Paduka harus pertimbangkan matang-matang. Penyiksaan mungkin tidak akan membuat mereka menyerah. Jejak yang mereka tinggalkan di sepanjang perjalanan akan segera ditemukan oleh sisa pasukan Gu Yue. Mereka semua adalah buronan yang sudah tak punya pilihan." 　　Kepala Suku Bai melambaikan tangan ringan: "Sesepuh tak perlu khawatir, aku sudah punya rencana." 　　"Oh? Sudikah Paduka berbagi strategi?" 　　Sang Kepala Suku menjelaskan dengan rinci. Mata keriput Bai Moxing semakin berbinar mendengarnya. 　　Usai penjelasan, Bai Moxing tak kuasa memuji: "Strategi ini brilian! Dari pengamatanku, Gu Yue Fang Zheng memang sangat mencintai keluarganya. Dua kali ia menangis selama pertemuan, menunjukkan sifatnya yang sentimental. Sebagai anak muda, jebakan Paduka ini ibarat menempatkan madu di depan beruang kecil, atau wortel di hidung kelinci muda. Pasti akan termakan!" 　　…… 　　Fang Yuan mengangkat tepian tenda. 　　Malam telah larut. Namun perkemahan sementara keluarga Bai ini masih terang benderang oleh lampu-lampu. 　　Tenda-tenda berjejer rapi, setiap jarak tertentu terdapat penyangga besi dengan obor. Sesekali ada regu patroli para Gu Master yang lalu lalang. 　　"Tuan Fang Zheng, ada keperluan apa?" Begitu Fang Yuan membuka tenda, dua penjaga di pintu segera mendekat. 　　Fang Yuan sengaja bersendawa alkohol: "Aku banyak minum saat jamuan, di mana tempat buang air di sini?" 　　"Tuan, silakan ke sini. Anda tamu penting kaum kami, kepala suku sudah menyiapkan tempat khusus tak sampai tiga puluh langkah." Salah satu penjaga segera menjawab. 　　"Tunjukkan saja arahnya, aku tak suka ada orang di dekat saat buang air." Fang Yuan melambaikan tangan. 　　"Tak berani melanggar perintah Tuan. Villa kayu ada di sebelah sana." Penjaga menunjuk arah lalu membungkuk mundur. 　　Fang Yuan pergi ke villa kayu, buang air kecil, lalu berpura-pura mabuk dengan mata berkabut alkohol sambil sengaja salah arah. Belum dua puluh langkah, beberapa Gu Master patroli menghampiri: "Tamu terhormat salah jalan, tenda Anda di sebelah sana." 　　"Benarkah? Aku ingatnya di sana." Fang Yuan bersendawa alkohol. 　　"Silakan Tuan ke sini." Ekspresi para Gu Master Bai memancarkan senyum palsu yang mengandung paksaan. 　　Fang Yuan digiring kembali ke tendanya. 　　Di dalam tenda, lampu minyak menyala. 　　Di sisi timur dan barat masing-masing terdapat dua ranjang. Bai Ningbing duduk bersila di ranjang, berkultivasi dengan mengalirkan Yuan Zhen untuk membersihkan rongga kosong. 　　Mendengar suara Fang Yuan masuk, dia membuka mata dan menatap penuh tanya. 　　Fang Yuan meliriknya sebentar, lalu merebahkan diri di ranjang: "Ningbing, kau juga cepat tidur. Beberapa hari ini kau sudah terlalu lelah. Tak lama lagi kita bisa bergabung dengan keluarga besar." 　　Semakin ia bicara, semakin tak jelas. Di akhir kalimat, kedua matanya telah terpejam, hanya tersisa desahan napas, seolah sudah tertidur. 　　Pupil Bai Ningbing menyempit sesaat. 　　Dia tahu ini pasti akting Fang Yuan. Ucapan sengaja dibuat demikian untuk mengelabui serangga gu pengintai. Baru saja ia keluar ke kamar kecil, langsung kembali – membuktikan penjagaan di sini sangat ketat. Mustahil menyelinap pergi malam hari. 　　Memikirkan ini, diam-diam hatinya mulai resah. 　　Meski cultivasi-nya di puncak tingkat tiga, kualitas serangga gu-nya buruk sehingga kekuatan tempurnya kurang. 　　Di perkemahan ini ada kepala suku Bai berlevel empat, lima enam sesepuh keluarga tiga transformasi, plus banyak Gu Master level dua. 　　"Daging di atas talenan" – begitulah situasi sekarang. Meski markas Bai termasuk aliran orthodox, prinsip "burung mati demi makanan, manusia binasa karena harta" tetap berlaku. Bila keuntungan cukup besar, pasti akan ada pembunuhan untuk menutup mulut. 　　Bai Ningbing paham, hampir semua gu Fang Yuan adalah barang premium. Terutama Lotus Permata Surgawi dan Gu Tengkorak Berdarah – jika terungkap, pasti memicu nafsu para Master Gu Bai. 　　Alasan mereka belum bertindak sekarang karena Fang Yuan memakai kulit harimau klan Gu Yue fiktif untuk sementara menipu mereka. 　　Beberapa hari kemudian, ketika mereka tidak melihat kedatangan anggota klan Gu Yue, pasti akan mulai curiga. Saat itu, Fang Yuan dan Bai Ningbing akan terjepit, situasinya sangat berbahaya. 　　"Bagaimana cara memecahkan kebuntuan ini?" Bai Ningbing mengerutkan alis, menatap Fang Yuan di seberang. 　　Fang Yuan sudah membalikkan badan membelakangi dia, suara napasnya teratur dan stabil, seolah benar-benar tertidur. 　　"Kau memang tenang sekali!" Bai Ningbing mengeluarkan suara 'Hmph' kesal, hati kecilnya dipenuhi rasa jengkel namun tak berdaya. 　　…… 　　Keesokan harinya. 　　Angin sepoi-sepoi dan mentari bersinar terang. 　　Tiga kali tabuhan genderang, kepala suku Bai mengumpulkan keluarga besar. 　　"Kompetisi berburu tahunan keluarga Bai dimulai hari ini selama tujuh hari berturut-turut. Seperti tradisi, yang meraih peringkat akan dapat hadiah besar! Sekarang, tunjukkan keberanian kalian!" 　　Kepala suku Bai melambaikan tangan, gerbang perkampungan terbuka. Para Gu Master yang sudah tak sabar segera berhamburan keluar bagai lebah. 　　Tak lama kemudian, mereka menyebar ke berbagai penjuru hutan dan menghilang dari pandangan. 　　Perkemahan yang tadinya ramai mendadak terasa luas dan sunyi. 　　"Keponakan Fang Zheng, tidur nyenyak semalam?" Kepala suku Bai menoleh sambil tersenyum pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan menangkupkan tangan memberi salam: "Terima kasih atas keramahan kepala suku. Hamba muda langsung tertidur pulas semalam sampai pagi." 　　“Ha ha ha.” Kepala Suku Bai tersenyum, menepuk bahu Fang Yuan dengan sikap akrab, "Keponakan, apakah kau berminat ikut kompetisi berburu kaum kami? Biar kami lihat kegagahan pemuda Gu Yue!" 　　Fang Yuan menunjukkan ekspresi canggung, "Memalukan! Hamba muda ini baru saja terluka parah sehingga cultivation jatuh dari tingkat tiga. Berkat pertolongan kaum, nyawa bisa diselamatkan. Tapi sekarang cultivation hamba hanya tingkat menengah satu putaran." 　　Sebenarnya tanpa diucapkan Fang Yuan pun, aura tingkat satu di tubuhnya sudah jelas terlihat. 　　"Jangan khawatir. Sebagai tamu penting kaum kami, tentu ada perlakuan khusus. Jika kau bisa memburu seekor beruang hitam dewasa, Gu Relik Perunggu ini akan menjadi hadiahmu." Kepala Suku Bai bertepuk tangan lembut. Seorang Gu Master di sampingnya membuka telapak tangannya, memperlihatkan Gu sebesar jari berbentuk bulat. 　　Memandang Gu itu, Fang Yuan menyeringai dingin dalam hati, tapi matanya bersinar antusias: "Kalau begitu hamba muda menerima dengan hormat." (Bersambung) BAB18: Memberikan Pegangan ke Lawan 　　; 　　Graaah! 　　Di hutan, seekor beruang hitam gemuk berdiri seperti manusia, tingginya mencapai dua meter. 　　Ini mengaum ke arah Fang Yuan dan Bai Ningbing, tapi keduanya tak bergeming. 　　Marah, beruang itu merangkak dengan empat kaki dan melesat menyerang kedua remaja. 　　Jangan terkecoh bentuknya yang kikuk. Kecepatan lari beruang sebenarnya dua kali lipat manusia biasa. 　　Saat beruang hitam tinggal berjarak lima puluh langkah darinya, sudut bibir Fang Yuan malah menunjukkan senyum berhasil. 　　Byur. 　　Suara ledakan menggema, tanah beterbangan. 　　Beruang hitam mengeluarkan jerit kesakitan, seolah dipukul palu di kepala, gerak majunya langsung terhenti. 　　Serangan tak terduga ini membuatnya penuh amarah. Dengan cepat menyesuaikan arah, kembali menerjang Fang Yuan. 　　Tapi baru berlari sepuluh langkah, ledakan kembali terjadi di tanah. 　　Graaah! 　　Dada dan perut beruang hitam terkoyak darah, matanya memerah tanda puncak amarah, sekali lagi menerjang. 　　"Binatang buas tetap binatang, kurang kebijaksanaan." Fang Yuan menghela napas santai sebelum berbalik mundur. 　　Beruang hitam pantang menyerah mengejar, tapi setiap beberapa langkah, ledakan pasti terjadi. 　　Setelah berlusin langkah, tubuh beruang hitam penuh luka, bulunya tak ada yang utuh. Anggota tubuhnya cacat, pincang tak lagi garang. 　　Amarahnya pudar, insting bertahan hidup mengambil alih. 　　Meski Fang Yuan berdiri hanya dua puluh langkah di depannya, ia memilih mundur. 　　Tapi Fang Yuan sudah memperhitungkan jalur mundurnya, menggali lubang dalam di jalan sambil menanam setidaknya lima Gu Kentang Petir Bakar. 　　Boom! 　　Dentuman keras mengakhiri pertarungan. 　　Sementara di tenda, seuntai asap terus turun dan melayang. 　　Dalam asap itu, kilatan gambar menampilkan seluruh proses pertempuran Fang Yuan sejujurnya disinkronkan. 　　“Sesepuh Bai Moxing, bagaimana pendapatmu?” Setelah pertempuran usai, Sesepuh Keluarga Bai bersuara. 　　Seluruh tenda hanya dihuni oleh dia dan Bai Moxing berdua. 　　“Jika tak salah lihat, calon penerus Keluarga Gu Yue ini sepertinya menggunakan serangga gu kentang petir? Gu jenis ini termasuk barang sekali pakai, ditanam di tanah untuk menyerap energi bumi lalu meledak saat terkena guncangan. Di antara serangga gu tingkat dua, daya ledaknya cukup bagus. Tapi Gu ini akan sangat melemah di Gunung Tulang Belulang. Di sana tak ada tanah, bahkan batuan gunung pun berupa tulang. Serangga gu kentang petir sama sekali tak bisa ditanam.” Bai Moxing menganalisis. 　　Sesepuh Keluarga Bai menggeleng halus: “Analisismu tepat, tapi fokusku bukan di situ. Tidakkah kau perhatikan, mulai dari penanaman serangga gu kentang petir hingga akhir pertempuran, semuanya **diselesaikan** Fang Zheng sendiri. Padahal jelas ada pengawal tingkat tiga di sisinya. Penggunaan serangga gu tingkat dua ini pun sangat melelahkannya. Setiap menanam satu butir, dia harus memulihkan Yuan Zhen dengan Batu Yuan. Tapi dia tetap bersikeras melakukannya sendiri. Apa artinya ini?” 　　Mata Bai Moxing berbinar: “Lelaki tua ini mengerti. Fang Zheng ini orang yang jujur, bukan tipe yang suka mencari jalan pintas. Meski merepotkan, dia tetap menepati janji untuk ikut berburu tanpa menggunakan bantuan eksternal untuk curang.” 　　"Orang yang licik dan suka menghindar, biasanya tekadnya tidak kokoh. Orang yang jujur, seringkali teguh tak tergoyahkan. Untuk mengetahui lokasi Bunga Yuan dari kedua orang ini, cara terbaik adalah dengan menyindir halus dan menang dengan kecerdasan. Hehe, sekarang aku lebih percaya diri dengan rencana semalam." Kepala Suku Bai tertawa. 　　…… 　　"Hamba tidak mengecewakan tugas." Setengah batang dupa kemudian, Fang Yuan menyerahkan kulit beruang yang compang-camping kepada Kepala Suku Bai. 　　"Hehehe, dalam waktu singkat, keponakan sudah berhasil membunuh beruang hitam dewasa. Pantas disebut putra mahkota Klan Gu Yue." Kepala Suku Bai menunjukkan ekspresi terkejut yang pas, lalu berubah menjadi senyuman. 　　"Keponakan boleh kembali beristirahat sebentar. Gu Relik Perunggu akan segera dikirim." 　　"Terima kasih Kepala Suku. Hamba muda mohon diri." 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing meninggalkan tenda pusat dan kembali ke tempat tinggal semalam. 　　Beberapa saat kemudian, seorang Gu Master mengantarkan Gu Relik Perunggu. 　　Fang Yuan langsung menggunakannya di dalam tenda, cultivation-nya naik dari tingkat menengah ke tingkat tinggi. 　　Tingkat kecil Gu Master mudah ditembus, butuh ketekunan. Namun tingkat besar memerlukan dukungan bakat. 　　Sarira Gu, Shi Qiao Gu, dan banyak Gu lainnya memungkinkan Gu Master menghemat waktu ketekunan, meningkatkan cultivation dalam waktu singkat. 　　Namun tingkat satu tinggi tetaplah tingkat satu. Peningkatan kecil ini sulit mengubah pencapaian saat ini. 　　Malam harinya, Kepala Suku Bai kembali mengadakan pesta makan malam di tenda, mengundang Fang dan Bai. 　　"Perkampungan Bai memiliki tradisi, selama kompetisi berburu besar, setiap hari diadakan pesta api unggun. Pesta api unggun raksasa diadakan di area terbuka perkemahan. Sedangkan jamuan kecil di tenda pusat hanya mengundang beberapa peringkat teratas." 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing tetap menjadi tamu kehormatan karena perbedaan status mereka. 　　"Mari, biar paman perkenalkan bibit unggul klan kami pada kalian. Anak-anak muda bisa saling mengenal lebih dekat." Di tengah jamuan, Bai Moxing memulai percakapan. 　　Di dalam tenda utama terdapat empat pemuda. 　　Dua pria dua wanita, semuanya tanpa terkecuali memiliki cultivation tingkat tiga. 　　Salah satu pria itu adalah keponakan Bai Moxing bernama Bai Moting, bertubuh kurus, peringkat ketiga setelah hari pertama berburu. 　　Dua wanita: satu bernama Bai Caoshuai yang berpenampilan biasa namun menduduki peringkat keempat. Satu lagi bernama Bai Lian, cantik jelita dengan kulit porselen, bulu mata lebat, memancarkan aura segar alami - diakui sebagai bunga klan Bai. 　　Kedua wanita ini duduk bersebelahan, membentuk kontras mencolok. 　　"Bai Zhanlie, salam untuk dua tamu agung." Praktisi Gu pria terakhir ini mengambil inisiatif menyela Bai Moxing. 　　Posturnya tegap penuh kesombongan, tatapannya menyapu Fang-Bai. Matanya tertahan sejenak di Fang Yuan dengan senyum kecut, lalu terpaku tajam pada Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing bagaikan dewi es dan salju, rambut perak mata biru, kecantikannya bahkan melampaui Bai Lian. Yang lebih penting, cultivation-nya berada di puncak tingkat tiga, memicu minat Bai Zhanlie. 　　Ia mendengus: "Sepertinya di klan Gu Yue kalian, perempuan berlimpah sementara pria kurang ya?" 　　Wajah Bai Ningbing tetap dingin bagai es, tak berubah sedikit pun. 　　Wajah Fang Yuan menjadi dingin, terlihat agak masam. 　　Kepala suku Bai berusaha meredakan: "Ini adalah petarung terkuat generasi muda di klan kami. Jangan tersinggung keponakan, dia memang selalu bicara seperti itu." 　　"Tidak berani." Fang Yuan menarik bibir, menghadap kepala suku perempuan Bai, "Saudara Zhanlie memang naga dan harimau di antara manusia, Fang Zheng sungguh kagum." 　　Nada bicaranya kompleks, diperankan dengan sempurna. Ada kesabaran hidup di bawah tekanan, kepasrahan atas cultivation lemah, juga kesombongan khas anak muda yang tak mau mengalah. 　　Bahkan Bai Ningbing tak bisa menahan diri untuk melirik. 　　Bai Zhanlie mendengus dingin, dalam hati Fang Yuan terus-menerus menyeringai sinis. 　　Dia tahu kesulitan klan Bai, tapi klan Bai tak tahu kartu asnya. Meski situasi tak menguntungkannya, Fang Yuan unggul dalam informasi. 　　"Bagaimana memanfaatkan keunggulan ini adalah kunci meloloskan diri. Gu Relik Perunggu pertanda baik, menunjukkan klan Bai takut pada pasukan Gu Yue fiktif. Ingin menipu dengan akal. Apakah Bai Zhanlie ini langkah berikutnya mereka? Jika dipikir-pikir, ucapan tadi terlalu keras." 　　“Jika ia benar-benar langkah berikutnya Keluarga Bai, ini agak merepotkan. Lebih baik aku menyerahkan 'pegangan' secara langsung ke pihak lawan, memamerkan 'kelemahan' keluar...” 　　Jika Keluarga Bai terus leluasa memasang perangkap, Fang Yuan pasti akan semakin terpojok. 　　Daripada demikian, lebih baik sengaja menampakkan kelemahan palsu untuk merebut kembali inisiatif secara tidak langsung. 　　Memikirkan ini, tatapan Fang Yuan menyapu tenda kemah, seketika ide muncul di benaknya. 　　Ia menatap Bai Lian di seberang. 　　Tatapan yang terlalu lama membuat Bai Lian seperti menyadari perhatian Fang Yuan, membuatnya mengalihkan pandangan. 　　Sepanjang pesta, Fang Yuan kerap mencuri-curi pandang ke Bai Lian, tapi menghindari kontak mata. 　　Menjelang akhir pesta, frekuensi tatapan sembunyinya semakin menjadi. 　　Adegan ini tertangkap mata Kepala Suku Bai dan beberapa tetua keluarga. 　　Para tetua keluarga saling bertukar senyum bermakna. 　　Kecenderungan hati anak muda adalah hal manusiawi. Bai Lian adalah bunga klan Bai, wajar saja menarik perhatian penerus Keluarga Gu Yue. 　　Usai pesta, Bai Moxing buru-buru menghadap kepala suku: "Kepala Suku, apakah Anda lihat adegan tadi malam?" 　　Kepala Suku Bai mengangguk penuh arti: "Biarkan aku merancang strategi lebih lanjut." 　　Malam berlalu tanpa kejadian. 　　Di hari kedua Perburuan Besar, Kepala Suku Bai kembali memanggil Fang Yuan untuk memburu seekor Rhinoceros Bumi. 　　Fang Yuan kembali menggunakan trik yang sama, memanfaatkan Gu Kentang Petir untuk meledakkan Rhinoceros Cornu dan membawa pulang tanduk badak. 　　Setelah dipuji oleh Kepala Suku Bai, dia mendapat hadiah Gu Pendingin. 　　Gu Pendingin berbentuk seperti kumbang fosil, bertekstur giok semi-transparan. Saat digenggam di telapak tangan, terasa hawa sejuk. 　　Gu ini khusus digunakan untuk menetralisir racun, termasuk Gu pengobatan tingkat Putaran Kedua. 　　Dengan memperoleh Gu ini, Fang Yuan akhirnya menutupi kelemahan terbesarnya. 　　Tibalah pesta api unggul pada malam itu. 　　"Ini anak laki-lakiku, ini anak perempuanku. Bai Sheng, Bai Hua, berdirilah dan beri hormat dengan anggur pada kakak ini," ujar Kepala Suku Bai. 　　Sepasang saudara kembar itu berdiri, mengangkat gelas dengan sikap dewasa, serempak berkata: "Bai Sheng (Bai Hua), menghormati anggur Tuan Muda Gu Yue." 　　Mereka membungkuk sedikit dengan sikap khidmat, menunjukkan pendidikan baik tanpa sedikitpun sifat kekanak-kanakan. 　　Fang Yuan tertegun sejenak, lalu mengamati pasangan kakak-adik ini dengan seksama. 　　Menurut ingatan kehidupan sebelumnya, dua anak ini akan menjadi Bintang Kembar Aliran Ortodox, menyita perhatian dunia untuk sementara waktu. Akhirnya mencapai level 5 bersama, membawa Perkampungan Bai ke puncak sejarah yang belum pernah tercapai. 　　Mereka juga merupakan penerus Warisan Gunung Tulang Putih. Bai Sheng kelak akan menjadi Kepala Suku Bai berikutnya. 　　Dalam sebuah keluarga, posisi kepala suku biasanya diwariskan kepada anak kandungnya. Namun seperti di Benteng Gǔyuè, jika kepala suku tidak memiliki keturunan, maka akan dipilih calon dari garis keturunan murni anggota keluarga. 　　Manusia selalu melalui proses pertumbuhan. Kakak-beradik Bai Sheng dan Bai Hua mungkin akan menjadi tokoh berpengaruh di masa depan. Tapi saat ini, usia mereka masih terlalu muda, bahkan belum layak disebut murid. 　　Fang Yuan menarik kembali tatapannya, memindahkan perhatian ke Bai Lian. 　　Pesta makan malam berlanjut. 　　Di sela-sela acara, Fang Yuan terus mengintip Bai Lian. Bai Zhanlie mencari-cari kesalahan dengan nada semakin kasar. Keponakan Bai Moxing, Bai Moting, diam-diam mengamati Bai Ningbing. (Bersambung) BABKesembilan Belas: Memainkan Drama yang Hebat 　　; 　　Menarik keluar berkali-kali akhirnya terbiasa, ditarik ratusan kali, format sengaja tidak diperbaiki~~~ 　　Hari ketiga, Kepala Suku Keluarga Bai memanggil Fang Yuan lagi... Atas nama perburuan, memberinya banyak Batu Yuan. 　　Saat pesta makan malam, selain mengintip Bai Lian, Fang Yuan juga aktif bersulang kepada Kepala Suku Keluarga Bai dengan ekspresi tulus penuh rasa terima kasih. 　　Kepala Suku Keluarga Bai tidak mengatakannya langsung, namun dalam hati sangat puas. 　　Malam itu, Bai Lian mengunjungi Fang Yuan, menyebutkan seorang temannya yang terluka racun. Hanya Gu Pendingin () yang paling efektif untuk pengobatan. Karena Gu jenis ini langka, ia meminjamkannya dari Fang Yuan. 　　"Akhirnya tidak bisa menahan diri?" Pikir Fang Yuan dengan senyum dingin, langsung meminjamkan Gu Pendingin tanpa bertanya. 　　Setelah kejadian ini, Bai Lian terlihat sangat berterima kasih. 　　Fang Yuan kembali aktif memulai percakapan, dengan semangat membara. Keduanya semakin dekat, hubungan mereka memanas secara drastis. 　　Tibalah pesta makan malam di hari kelima. 　　Kepala Keluarga Bai tiba-tiba bertanya langsung: "Keponakan Bijak, apakah Klan Gu Yue berniat mendirikan perkampungan di Gunung Tulang Putih?" 　　Fang Yuan segera berdiri, ekspresinya berusaha tenang namun tak bisa menyembunyikan kepanikan di matanya: "Gunung Tulang Putih berbatasan dengan Perkampungan Bai, bisa dibilang wilayah Tuan. Mana mungkin hamba muda berani menghina." 　　Dalam hati, Kepala Keluarga Bai tersenyum. Keyakinannya semakin kuat bahwa tujuan Klan Gu Yue memang Gunung Tulang Putih. 　　Dengan kepura-puraan dia melanjutkan: "Keponakan mungkin belum tahu, situasi di sini sangat rumit. Keluarga kami berada di bawah tekanan berat. Jika Klan Gu Yue bisa bermukim di Gunung Tulang Putih sebagai sekutu kami, itu akan sangat baik." 　　Fang Yuan segera menyangkal. 　　Bai Moxing juga ikut membujuk. Fang Yuan terlihat mulai tertarik, namun mulutnya tetap tidak mengiyakan. 　　Setelah pesta usai, Bai Lian datang menyelidik secara tidak langsung. Ekspresi Fang Yuan tetap rumit, tetap tidak mengakui. 　　"Hmph, anak muda ini mulutnya benar-benar seperti kerang." Dalam konsiliasi setelah pesta, Bai Moxing mengatupkan gigi kesal. 　　"Inilah yang pantas ditunjukkan oleh pewaris keluarga sejati. Aku tidak terkejut. Kita perlu menambah tekanan." Tatapan Kepala Keluarga Bai terlihat jauh. 　　Maka tibalah pagi hari berikutnya. 　　Fang Yuan bahkan belum bangun dari ranjang ketika keributan di luar tenda membangunkannya. 　　Saat keluar, dia melihat Bai Zhanlie dan Bai Lian sedang saling tarik-menarik. 　　"Bai Zhanlie, sudah berapa kali aku bilang, jangan ganggu aku lagi. Perasaan tidak bisa dipaksa!" Bai Lian melepaskan genggaman Bai Zhanlie dengan wajah dingin bagai es, "Aku masih ada urusan, pergilah kau dulu." 　　"Kompetisi berburu hari ini sebentar lagi dimulai. Urusan apa lagi? Mau cari gigolo Keluarga Gu Yue lagi ya?" geram Bai Zhanlie dengan suara rendah. 　　"Apa maksudmu! Tuan Fang Zheng baik hati, Gu Pereda Demam langsung dipinjamkannya. Tanpa bantuannya, bisakah Bai Shengjing sembuh secepat ini?" 　　"Lian'er, jangan polos begitu. Gu Pereda Demam? Hehe, kurasa dia cuma ingin mesra denganmu. Tak sadarkah kau tatapannya padamu?" desak Bai Zhanlie panik. 　　Bai Lian melotot: "Bai Zhanlie, sudahlah! Ah, Tuan Fangzheng..." 　　Keduanya yang sedang bertengkar menyadari kehadiran Fang Yuan di luar tenda. 　　Wajah Fang Yuan terlihat canggung, tatapannya penuh kekhawatiran. Ia berkata pada Bai Lian: "Oh, Nona Bai Lian. Ada perlu apa? Mari masuk dulu." 　　"Kau ini!" Bai Zhanlie meledak marah, hendak menghajar Fang Yuan tapi dihalangi Bai Lian di tengah jalan. 　　"Bai Zhanlie, kau gila? Ini tamu penting kaum kami!" 　　“Apa tamu penting? Cuma anjing kehilangan rumah!” Bai Zhanlie meludah, jarinya menunjuk hidung Fang Yuan, “Anak muda, kalau jantan ayo kita bertanding sungguhan! Yang kalah harus berhenti ganggu Lian'er.” 　　“Hmph, aku tingkat satu, kau tingkat tiga. Memalukan kau berani ngomong begitu. Keluarga Bai yang terhormat, tak punya keadilan?” Wajah Fang Yuan berubah pucat. 　　“Di dunia ini tak pernah ada keadilan, hanya yang kuat dan lemah. Kau takut bertanding berarti pengecut! Rupanya Keluarga Gu Yue penghasil pengecut, hahaha...” Bai Zhanlie menengadahkan kepala tertawa terbahak, teriakannya menarik perhatian orang sekitar. 　　“Ada apa?” Bai Moxing datang menghampiri. 　　Setelah Bai Lian menjelaskan, Bai Moxing langsung memarahi Bai Zhanlie: “Kau keterlaluan, berani bersikap kasar pada tamu penting!” 　　Bai Zhanlie membusungkan dada: “Dia bahkan tak berani terima tantangan, bukan pemberani. Kalau bukan pemberani, buat apa dihormati?” 　　“Kau!” Bai Moxing melotot marah. 　　Bai Lian menyela: “Tantangan bodoh macam ini cuma orang tolol yang mau terima. Tuan Fangzheng turun tingkat karena luka. Di masa jayanya, kau belum tentu bisa kalahkan dia.” 　　Seorang gadis muda membela Fang Yuan seperti ini. Andaikan Fangzheng yang asli di sini, mungkin sudah terharu sampai meneteskan air mata. 　　Tapi Fang Yuan justru menyeringai dingin dalam hati: Pertunjukan yang bagus! 　　“Aku akan wakili Tuan Fangzheng untuk bertanding denganmu,” lanjut Bai Lian. 　　"Kenapa kau membelanya? Lagipula, atas dasar apa kau bisa mewakilinya? Lihatlah dia, cuma gigolo pecundang! Aku bisa mengalahkan sepuluh orang sepertinya! Aku tak mau lawanmu, anak muda. Kalau memang jantan, beranilah maju sendiri. Diam seribu bahasa, apa ini sikap pria sejati?" Bai Zhan Lie menghela napas berat. 　　"Ayo lawan! Siapa takut!" Fang Yuan pura-pura tidak tahan diprovokasi, menegakkan lehernya dengan nada emosional. 　　"Sesepuh keluarga, Yang Mulia dengar? Dia setuju!" Bai Zhan Lie segera berseru gembira. 　　Bai Mo Xing mengerutkan alis: "Hidup harus berani menghadapi tantangan. Keponakan Fang Zheng, keberanianmu kami akui. Tapi kau adalah tamu penting kaum kami. Jika terjadi sesuatu, kami sulit mempertanggungjawabkannya pada Klan Gu Yue. Lagipula perbedaan tingkat cultivation antara kalian berdua akan membuat pertarungan ini tidak adil." 　　"Perkataan Sesepuh keluarga benar... Hamba muda ini terlalu gegabah..." Fang Yuan sengaja berbicara ragu-ragu. 　　Melihat kecenderungan Fang Yuan untuk mundur, Bai Zhan Lie dan Bai Lian saling bertukar pandang. 　　Bai Zhan Lie segera melanjutkan, memancing kemarahan Fang Yuan, [ji] mendesaknya. 　　Bai Lian menggigit bibir, mendekati Fang Yuan. Matanya berkaca-kaca saat berbisik lembut: "Tuan Fang Zheng, hamba memiliki permohonan yang memalukan." 　　"Oh, apa itu?" 　　"Dengan sangat memohon Tuan bersedia menerima tantangan ini untuk membebaskan hamba dari gangguan Bai Zhan Lie. Hamba benar-benar tak tahan lagi diganggunya." Air matanya mulai menggenang. 　　Seorang gadis, memohon pada seorang pria untuk mengusir seorang pelamar yang menyebalkan. 　　Terutama karena pria ini juga menyimpan perasaan pada gadis tersebut. 　　Menurutmu, mungkinkah pria ini menolak? 　　Fang Yuan segera menepuk dada, berjanji: "Jangan khawatir, Nona Bai Lian. Masalahmu adalah masalahku. Aku pasti akan membantu sekuat tenaga." 　　Setelah jeda, nada Fang Yuan terdengar ragu, "Tapi cultivationku masih lebih lemah darinya. Bagaimana jika kalah..." 　　"Tenang, Tuan. Saya sudah punya rencana." Bai Lian tersenyum bak bunga narcissus mekar. 　　Ia memutar tubuh ke Bai Moxing: "Yang Mulia Sesepuh, meski Tuan Fang Zheng setuju bertarung, duel langsung bisa merusak harmoni dan tidak adil. Saya usul, dalam kompetisi berburu ini, kita bagi dua tim lima orang untuk berlomba meraih prestasi berburu." 　　"Hmm, usul bagus." Bai Moxing mengusap janggutnya, mengangguk, "Pilih anggota tim. Untuk keadilan, level cultivation harus setara." 　　Bai Zhanlie mendengus kesal. 　　"Baik." Bai Lian segera membungkuk gembira. 　　…… 　　Setengah Shichen kemudian, kedua rombongan berangkat. 　　Di sisi Fang Yuan: Bai Ningbing tingkat tiga, Bai Lian, dan dua wanita Gu Master lain seumurannya dengan cultivation dua putaran. 　　Salah satunya bernama Bai Shengjing, sangat berterima kasih pada Fang Yuan. 　　Dialah yang sebelumnya diracun lalu diselamatkan oleh Qingre Gu Fang Yuan. 　　Tim terasa hangat dan akrab. Meski cultivation Fang Yuan yang terendah, dialah pusat perhatian. 　　"Tuan tak perlu khawatir. Kami sudah memperoleh informasi detail sebelumnya tentang lokasi mangsa berharga. Ikuti saja kami." Bai Shengjing yang ceria bertugas sebagai pengintai. 　　Orang-orang mengikutinya. Benar saja, mereka berhasil membunuh banyak mangsa unik. 　　Kontribusi Fang Yuan tak banyak. Seluruh proses lebih mirip piknik. 　　"Tuan Fang Zheng, kata mereka klan Gu Yue akan pindah ke Gunung Bai Gu. Benarkah?" tanya Bai Shengjing sambil lalu saat pulang. 　　"Itu hanya isapan jempol belaka." Fang Yuan tersenyum. 　　"Tuan begitu lembut dan bijaksana, jauh lebih baik dari Bai Zhanlie. Andai kita bisa menetap di Gunung Bai Gu, pasti sering bertemu." lanjutnya. 　　Fang Yuan terkekeh, matanya menyipit melirik Bai Lian yang berjalan di sampingnya. 　　Bai Lian cemas: "Membangun permukiman baru bukan perkara mudah. Syarat utamanya adalah menemukan Bunga Yuan. Tapi di sekitarnya selalu ada kawanan binatang atau serangga Gu liar. Pendirian benteng pasti melalui pertempuran ji dan pengorbanan." 　　“Sambil berkata, dia menatap Fang Yuan, \"Sebenarnya di Gunung Tulang, hidup banyak binatang tulang. Binatang-binatang ini memiliki sistem tubuh yang keras dan sulit ditaklukkan. Di Gunung Tulang tidak ada tanah, hanya batu tulang putih berkilauan. Untuk membangun perkampungan dan bertahan hidup di sini bukan tidak mungkin, hanya saja harga yang harus dibayar akan sangat mahal.\"" 　　“Oh, benarkah?” Senyum Fang Yuan terlihat sedikit dipaksakan, tatapannya memancarkan nuansa kekhawatiran. 　　Namun ia berpura-pura santai bertanya: “Aku cukup tertarik dengan Gunung Tulang. Bailian, sebagai setengah tuan tanah di sini, ceritakanlah padaku bahaya apa saja yang ada di gunung ini.” 　　Bailian tersenyum: “Jika Tuan ingin mendengar, hamba akan jelaskan.” 　　Sambil melebih-lebihkan cerita, diam-diam dia mengaktifkan Ji Lü Gu di rongga kosongnya. 　　Efek Gu ini seperti angin semi dan hujan rintik-rintik, bekerja senyap dalam radius sepuluh langkah. Bisa memperberat pikiran dan memperdalam kecemasan orang di sekitarnya. 　　Senyum Fang Yuan berangsur memudar, kegelisahan di matanya semakin jelas terlihat. 　　“Tuan Fang Zheng tak perlu khawatir, kali ini kita pasti bisa mengalahkan Bai Zhan Lie.” Bai Shengjing sengaja menghibur. 　　Fang Zheng mengangguk, menjawab beberapa patah kata namun terlihat setengah hati. 　　Selanjutnya, pertanyaannya semakin banyak. 　　Semua tentang Gunung Tulang, terutama bagian tertentu di belakang gunung. 　　Bailian menjawabnya dengan sabar satu per satu. 　　Adegan ini terpantul secara real-time di dalam tenda komando. 　　“Ikan kecil sudah menyambar kail.” Kepala suku perempuan klan Bai tertawa puas, “BABbelakang gunung…” 　　Dia mulai membandingkan peta di atas meja. (Bersambung) BABKedua Puluh: Menempuh Gunung Tulang Putih 　　; 　　Beberapa saat kemudian. 　　Kepala suku Klan Bai menarik tatapannya dari peta, dengan pasrah dia menyerah. 　　Gunung Tulang Putih sangat luas, meskipun area pencarian sudah dipersempit ke bagian belakang gunung, namun jarak ke lokasi pasti masih sangat jauh. 　　"Anak muda Keluarga Gu Yue itu, karena takut pada Klan kami, pasti tidak akan langsung menanyakan lokasi. Sepertinya untuk menghitung posisi Bunga Yuan, harus lebih berusaha keras!" Kepala suku Klan Bai menggigit giginya, berpikir dalam hati. 　　Begitu mendapatkan lokasi Bunga Yuan, Klan Bai akan segera melakukan pengintaian mendetail. 　　"Jika kawanan binatang di sekitar Bunga Yuan tidak terlalu banyak, dan biaya untuk membunuh mereka tidak besar, maka saya akan langsung bertindak. Menyerang lebih dulu! Tapi jika ada terlalu banyak serangga gu dan binatang buas di sekitarnya, maka kami akan memberikan dukungan logistik kepada Klan Gu Yue. Biarkan mereka jadi pionir, lalu ambil alih hasilnya ketika waktunya tepat. Jika diatur dengan baik, mungkin bahkan bisa mencaplok sisa-sisa pasukan Keluarga Gu Yue. Hehehe..." 　　Memikirkan rencana brilian itu, Kepala suku Klan Bai tak bisa menahan tawa kecil. 　　Dia belum tahu bahwa "sisa-sisa pasukan Gu Yue" yang disebutkannya sama sekali tidak ada. 　　Sebaliknya, Fang Yuan telah memperoleh banyak informasi berharga dari Bai Lian. 　　Warisan aliran ortodoks itu memang berada di belakang Gunung Tulang Putih, hal ini tidak disembunyikan Fang Yuan. 　　Namun, bagian belakang gunung dipenuhi binatang bertulang dan banyak serangga gu yang menguasai wilayahnya, penuh dengan rintangan berbahaya. 　　"Ia tahu ucapan Bai Lian mengandung unsur hiperbolis. Berbekal pengalaman 500 tahun dari kehidupan sebelumnya, setelah menyaring unsur berlebihan, Fang Yuan mendapatkan satu fakta: Jika hanya mengandalkan kekuatan ia dan Bai Ningbing, dibutuhkan setidaknya setengah tahun lebih untuk mencapai lokasi warisan." 　　"Situasi di Gunung Bai Gu berbeda dengan hutan. Tempat ini dihuni kawanan binatang besar, sekaligus menjadi sarang binatang buas dan serangga gu berbahaya. Banyak area yang harus dihindari, beberapa tempat bahkan memaksa mundur tiga langkah." 　　"Setelah kembali ke benteng, benar seperti yang dikatakan Bai Shengjing - prestasi mereka melebihi Bai Zhanlie." 　　"Setelah beredar selama satu hari, pertandingan ini telah menjadi buah bibir masyarakat." 　　"Lima orang yang berjalan di area perkemahan menarik banyak perhatian." 　　"Senior Bai Lian menang hari ini ya." 　　"Itu cuma nasib sial Yang Mulia Bai Zhanlie saja. Kau harus tahu, berburu juga bergantung keberuntungan. Tanpa bertemu hewan langka, kekuatan saja tak cukup." 　　"Dua orang di sebelah sana... apakah mereka dari keluarga Gu Yue?" 　　"Siapa gadis itu? Cantik sekali... Kecantikannya nyaris menyamai Bai Lian!" 　　"Katanya penerus klan Gu Yue ini berminat pada Yang Mulia Bai Lian. Hmph, sampah masyarakat ingin menyantap daging angsa." 　　"Menurutku sifat orang ini tak stabil. Sudah punya satu, masih mengincar yang lain. Pantas Yang Mulia Bai Zhanlie murka." 　　"Perasaan Yang Mulia Bai Zhanlie pada Senior Bai Lian jelas terlihat. Konon, mereka tumbuh bersama sejak kecil." 　　“Ah, sayangnya bunga yang jatuh punya niat tapi aliran air tak berperasaan...” 　　Banyak orang berbisik-bisik, membicarakan dengan menundukkan kepala. 　　Fang Yuan justru terlihat murung, meski memenangkan pertandingan, tak ada ekspresi gembira di wajahnya. 　　Menjelang malam, di tenda pusat perkemahan, diadakan lagi pesta makan malam dengan api unggun. 　　Bai Sheng dan Bai Hua, kakak-adik kandung ini, setelah menghadiahi Fang Yuan minuman, langsung dibawa pergi. Di dalam tenda, muncul beberapa wajah baru. 　　Pertarungan Bai Lian dan Bai Zhanlie membuat keduanya melepaskan diri dari kompetisi besar perburuan normal. Alhasil, peringkat yang semula dikuasai menjadi kosong, memunculkan dua bintang muda dari keluarga Bai. 　　Kedua pria ini jelas-jelas dekat dengan Bai Zhanlie, selama pesta satu terus melototi Fang Yuan, sementara yang lain acuh tak acuh. 　　"Keponakan, sudah beberapa hari berlalu. Mengapa belum juga kulihat keluargamu?" Tanya kepala suku keluarga Bai di tengah pesta minuman. 　　Fang Yuan menunjukkan secercah kekhawatiran: "Menurut perhitungan, seharusnya dalam beberapa hari ini. Ah, mungkin mereka menghadapi perubahan tak terduga. Tapi kurasa, dengan kekuatan mereka, tak akan ada masalah besar." 　　Kepala suku perempuan keluarga Bai mengangguk, fokus perhatiannya tetap pada Fang Yuan. 　　Susah payah membangun panggung ini. Melihat kemajuan pesat dan kesuksesan di depan mata, dia tak ingin kedatangan sisa-sisa Gu Yue mengacaukan pencapaian besar ini. 　　Kepala suku keluarga Bai tidak tahu, kekhawatirannya sia-sia belaka. Di dunia ini, Klan Gu Yue hanya tersisa Fang Yuan dan Fang Zheng bersaudara. 　　“Jangan khawatir keponakan, aku sudah mengirim orang untuk menyelidiki ke segala penjuru. Percayalah, tak lama lagi pasti ada kabar tentang anggota kaummu.” Baliknya, Kepala Suku Bai menghibur Fang Yuan. 　　Fang Yuan segera berterima kasih, sementara Bai Ningbing di sampingnya sedikit mengerutkan kening. 　　Situasi semakin genting. Semakin lama ditunda, semakin merugikan bagi mereka berdua. 　　Untuk saat ini masih bisa diatasi dengan alasan. Bagaimanapun, dalam perjalanan di alam liar, menemui masalah tak terduga adalah hal yang wajar. Tapi jika waktunya semakin molor, keluarga Bai pasti akan curiga. Bahkan mungkin langsung menembus kondisi sebenarnya pihak kami. 　　Namun selama beberapa hari terakhir terus berburu di hutan, Bai Ningbing tetap tidak berani bertindak gegabah. Dia tahu pasti ada Guru Gu dari keluarga Bai yang mengawasi, bersembunyi di sekitarnya. 　　Mereka berdua kekurangan Gu pergerakan kuat, ditambah kondisi kompleks hutan yang sangat membatasi kecepatan mereka. 　　Dalam pandangan Bai Ningbing, pencapaian ini semakin hari semakin mesum. Mereka seperti terperosok rawa, semakin dalam, jika dibiarkan akan tenggelam dalam kebusukan. 　　“Lalu apa rencanamu sebenarnya?” Bai Ningbing menatap Fang Yuan yang duduk di sebelah. 　　Dia mengenal Fang Yuan, tahu pria ini bukan tipe yang diam menunggu ajal. Tapi karena keterbatasan pengalaman hidup, dia tidak bisa menemukan cara baik untuk memecahkan situasi. 　　Dalam lingkungan seperti ini, dia juga tidak bisa berdiskusi langsung dengan Fang Yuan. 　　Tekanan dalam hati Bai Ningbing semakin berat. 　　Begitu berlalu satu hari lagi. 　　Prestasi tim Fang Yuan nyaris mengalahkan Bai Zhan Lie setingkat. 　　Setelah pesta makan malam, Kepala Klan Bai memanggil Bai Moxing untuk berdiskusi secara rahasia. 　　Kepala klan perempuan mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jarinya: "Tidak bisa terus seperti ini. Meskipun selama proses perburuan hari ini, Bai Lian terus membicarakan bahaya Gunung Tulang Putih. Aku sudah merasakan keraguan Fang Zheng. Tapi waktu tidak menunggu kita, begitu pasukan utama Klan Gu Yue muncul, Fang Zheng akan menemukan sandaran utamanya dan semua usaha kita akan sia-sia." 　　"Waktu tidak berpihak pada kita." Kepala Klan Bai menghela napas panjang, tidak bisa menyembunyikan kecemasan di wajahnya. 　　Dia tidak tahu, sebenarnya Bai Ningbing jauh lebih cemas darinya. 　　Waktu bagi Bai Ningbing dan Fang Yuan jauh lebih berharga. 　　Bai Moxing merenung sejenak: "Kepala Suku, menurut pemikiran hamba yang tua ini, membuat Fang Zheng mempercayai kita dalam waktu singkat dan mengungkapkan lokasi pasti Bunga Yuan mungkin kurang realistis. Hamba punya ide untuk melakukan pendekatan tidak langsung, tapi perlu ada pemicu tambahan." 　　"Oh? Coba jelaskan." 　　Bai Moxing berbisik pelan. 　　Kepala Klan Bai mengangguk perlahan: "Kau benar. Fang Zheng yang gelisah itu pasti sangat khawatir klan kami akan menderita kerugian besar dalam merebut Bunga Yuan. Bukankah dia ingin mendapatkan informasi sekitar Bunga Yuan? Di dalam hatinya dia sangat ingin, tapi masih ragu dengan kita. Lagipula cultivation mereka berdua terlalu lemah. Metode-mu terdengar bagus..." 　　Secara samar, kepala klan perempuan merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan metode ini. Tapi sekarang sudah tidak ada cara lain yang lebih baik, hanya bisa dicoba. 　　Maka tibalah hari ketiga pertarungan yang dijanjikan. Bai Zhanlie membuat gempar seluruh perkemahan karena berhasil menangkap You Long Die liar secara tak terduga selama proses perburuan. 　　Bai Lian berkata dengan wajah muram: "Situasinya sangat buruk. You Long Die Gu termasuk langka di tingkat tiga. Bai Zhanlie sudah unggul jauh. Hanya dengan mengambil risiko besar kita punya harapan menang. Aku tahu kondisi hutan sekitar. Satu-satunya cara adalah berburu di Gunung Bai Gu, membunuh Bone Beast atau menjinakkan Bone Gu liar." 　　Bai Ningbing merasa hatinya berdebar kencang mendengar ini. 　　Gunung Bai Gu? Bukankah ini kesempatan terbaik untuk memecahkan kebuntuan? Ha-ha, tak disangka kesempatan emas datang sendiri! 　　Meski penuh bahaya, Gunung Bai Gu justru cara terbaik untuk melepaskan diri dari Klan Bai. 　　Fang Yuan menggeleng: "Ini terlalu berisiko. Nona Bai Lian, kekuatan kita terbatas. Lebih baik batalkan." 　　Bai Ningbing langsung melotot. Saat itu juga, ia ingin mencekik leher Fang Yuan. 　　Bai Lian tersenyum: "Tuan tak perlu khawatir, aku sudah punya siasat. Aku akrab dengan kedua pewaris klan, Bai Sheng dan Bai Hua. Besok bisa kubicu mereka untuk ikut berburu. Karena mereka tak punya cultivation, ini tak melanggar aturan bantuan diam-diam. Tapi pastinya ada Gu Master tersembunyi yang melindungi mereka. Saat kita ke Gunung Tulang Putih, jika menghadapi bahaya, para bodyguard ini tak mungkin diam saja. Kita juga tak akan mengambil mayat binatang hasil buruan mereka. Kita berburu target sendiri. Dalam kawanan pasti ada yang tua, lemah, atau cacat. Binatang buas di Gunung Tulang Putih jauh lebih berharga." 　　Fang Yuan terkejut: "Tak kusangka Keluarga Bai sampai segini usahanya demi menghilangkan kecurigaanku." 　　Dalam hati ia berpikir begitu, tapi mulutnya berkata: "Rencana yang brilian. Nona Bai Lian memang cerdas dan berbakat, membuat orang terkesimak." 　　"Ah, Tuan terlalu memuji." Bai Lian tersipuk malu, matanya menyembunyikan kepuasan terselubung. 　　Keesokan harinya. 　　Di dalam tenda pusat yang remang-remang, kepala suku Keluarga Bai menatap tajam asap berwarna di udara. 　　Dalam asap, tampak suatu gambaran. 　　Gambar itu menunjukkan tujuh orang. Selain Fang Yuan dan Bai Lian berlima, ada dua anak kecil - kedua pewaris Keluarga Bai. 　　"Tampaknya Gunung Tulang Putih cukup tenang ya. Sudah sejauh ini kita berjalan, tak ada masalah." Dalam gambar, Bai Shengjing bersuara. 　　Kepala suku Keluarga Bai langsung mendengus **Hmph** kesal. 　　"Untuk melindungi dan membuka jalan bagi mereka, dia mengerahkan sejumlah besar Gu Master, bahkan semua Sesepuh keluarga di sisinya dikirim diam-diam untuk mengawal." 　　Kelompok Fang Yuan berjalan tanpa hambatan, binatang buas yang ditemui sengaja dibiarkan lolos oleh para Gu Master keluarga Bai. 　　Dalam tiga shichen perjalanan mereka, keluarga Bai telah kehilangan puluhan Gu Master handal, bahkan tiga Sesepuh keluarga terluka. 　　Dua orang dengan luka parah tak sadarkan diri, sedang dalam perjalanan kembali ke kamp. 　　Tapi ini baru di kaki Gunung Bai Gu. Semakin mendaki, bahaya semakin mengintai. 　　Meski Fang Yuan dan kawan-kawannya terlihat santai, semua itu dibayar dengan darah dan nyawa para Gu Master pelopor. 　　Terutama Gunung Bai Gu yang belum pernah dijamah manusia, menjadi wilayah binatang buas dan Gu liar. Membuka jalur membutuhkan pengorbanan besar. 　　Kelompok Fang Yuan terus mendaki, dibimbing diam-diam oleh Bai Lian hingga tanpa sadar tiba di lereng belakang Gunung Bai Gu. 　　"Informasi terbatas, aku tidak tahu harus kemana lagi. Hari semakin sore, mungkin kita harus kembali." kata Bai Lian berpura-pura. 　　"Sudah sampai sini, lebih baik kita jelajahi lebih dalam." balas Fang Yuan. 　　Matanya menyapu sekeliling, seolah mencari sesuatu. 　　Ia mulai memimpin jalan, berdasarkan ingatannya, lokasi warisan sudah dekat. 　　"Hey, setidaknya berusahalah berpura-pura!" Bai Ningbing gemas melihat tingkah Fang Yuan yang terlalu vulgar. 　　Bai Ningbing menyapu pandangannya dengan cemas ke orang-orang di sekitarnya. Tapi yang membuatnya heran: Baik Bai Lian, Bai Shengjing maupun yang lain, seolah tidak menyadari, diam-diam membiarkan Fang Yuan bertindak. 　　"Bagus, begitu! Sepertinya tempat ini sudah sangat dekat dengan lokasi Bunga Yuan!" Di dalam tenda, kepala suku tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. 　　"Hehehe, Fang Zheng, kau masih terlalu hijau... Hah? Masuk ke dalam gua, apa Bunga Yuan ada di dalam?" Layar berkedip menampilkan pemandangan di dalam gua. 　　Saat kepala suku Keluarga Bai sedang bingung, seseorang melapor dari luar tenda: "Laporan Kepala Suku, pengintai Gu Master telah kembali dengan menawan seorang Gu Master Keluarga Tie. Dan ada informasi penting yang harus disampaikan!" (Bersambung) BAB21: Ternyata Pengkhianat Jalan Gelap! 　　; 　　. 　　"Informasi penting?" Kepala suku Keluarga Bai sedikit mengerutkan kening, informasi apa yang lebih penting dari Bunga Yuan? 　　"Karena bukan informasi darurat, suruh mereka menunggu perintah di luar tenda." Perintah kepala suku sambil memusatkan tatapannya pada gambar asap. 　　Layar berkedip menampilkan kondisi di dalam gua. 　　Fang Yuan dan enam rekanya menyusuri gua hingga cepat sampai ke ujung. 　　Gua ini tidak besar, kepala suku Keluarga Bai segera kecewa. Ia tidak melihat Bunga Yuan, mustahil Bunga Yuan ada di tempat seperti ini. 　　"Sepertinya mencari Bunga Yuan masih butuh waktu." Gumam kepala suku Keluarga Bai, mengibaskan lengan bajunya untuk menyimpan asap, lalu berkata ke luar tenda: "Panggil mereka masuk." 　　Tirai tenda dibuka, seorang Gu Master intel yang tangguh dan menekan masuk sambil membungkuk hormat: "Hamba menghadap Yang Mulia Kepala Suku, ada informasi penting yang harus dilaporkan." 　　Nada suaranya menyiratkan kecemasan. 　　"Kau menawan seorang Gu Master Keluarga Tie?" Kepala Suku Bai mengerutkan alis dengan lembut. 　　Keluarga Tie adalah kekuatan besar, sepuluh Benteng Bai pun takkan sanggup melawan. Jika penanganannya keliru, ini akan menjadi masalah besar. 　　Dalam hati Kepala Suku Bai merasa kesal, bawahan ini kurang bijaksana. Gu Master Keluarga Tie ibarat ubi panas, seharusnya dibunuh diam-diam di alam liar. Membawanya pulang ke keluarga justru meninggalkan celah. 　　"Hamba menerima tugas menginvestigasi sisa-sisa pergerakan Suku Gu Yue, tak sengaja menemukan seorang Gu Master yang terluka parah. Awalnya hamba curiga dia anggota klan Gu Yue. Tapi setelah diselamatkan, dia mengaku sebagai Gu Master Keluarga Tie. Dari mulutnya, hamba mendapat kabar mengejutkan! Tiga benteng di Gunung Qingmao telah musnah total. Namun ada Gu Master jalan gelap misterius yang lolos dari bencana. Keluarga Tie mengerahkan Gu Master awalnya untuk memburu para Gu Master sesat ini." Lapor Gu Master intel. 　　"Apa katamu?" Kepala Suku Bai langsung berubah ekspresi. 　　Hatinya berdebar kencang, alisnya berkerut kuat. 　　Dalam sekejap, penampilan dan perilaku Fang Yuan serta Bai Ningbing muncul sekilas dalam pikirannya. 　　Masakan dua pemuda ini adalah Gu Master jalan gelap? 　　Tidak mirip! 　　"Terutama ketika kepala suku Keluarga Bai teringat akan situasi Fang Yuan menangis dalam pesta minum——bagaimana mungkin orang seperti ini menjadi Gu Master jalan gelap?" 　　"Bagaimana kau yakin orang ini adalah Gu Master Keluarga Tie?" kepala suku Keluarga Bai segera bertanya lagi. 　　"Ini adalah token Keluarga Tie yang disita dari tubuhnya! Selain itu, Gu pada tubuhnya juga memiliki ciri khas Keluarga Tie." Gu Master intel menjawab sambil menyerahkan token besi. 　　Kepala suku Keluarga Bai menerima token, menggenggamnya di telapak tangan, merasakan dinginnya logam. 　　Benar-benar token Keluarga Tie yang asli, tapi... 　　"Bisa juga orang ini telah membunuh Gu Master Keluarga Tie dan merampas barang ini. Mungkin dia pencuri yang berteriak 'tangkap pencuri'——dia sendiri adalah Gu Master jalan gelap yang dikejar Keluarga Tie." Kepala suku wanita Keluarga Bai mengemukakan kemungkinan. 　　Gu Master jalan gelap tentu akan berpura-pura untuk menyelamatkan nyawa. 　　Kesan pertama kepala suku Keluarga Bai terlalu kuat. Tapi bagaimanapun, dia harus memastikannya sendiri. 　　Dia menyipitkan mata: "Bawa tawanan itu kemari." 　　"Cepat jalan!" Tak lama kemudian, tirai tenda terbuka, seorang Gu Master digiring masuk. 　　Tie Dao Ku muncul di hadapan kepala suku Keluarga Bai dengan rambut kusut, wajah pucat, dan langkah goyah. 　　"Bersimpuh!" Tendangan dari belakang membuat pria besi ini mengerang dan jatuh bersimpuh. 　　Tapi dia berjuang mati-matian, ingin segera berdiri. 　　“Jangan macam-macam!” Dua Gu Master di belakangnya masing-masing memegangi satu lengan, menekannya bersimpuh ke lantai kayu dengan kuat. 　　Tie Dao Ku berusaha melawan tapi gagal. Ia menjerit putus asa: "Aku Tie Dao Ku, bersimpuh ke langit-bumi di atas, orangtua di tengah, kepala suku di bawah. Jangan hinakan aku, bunuh saja segera!" 　　“Wah, aktingmu cukup meyakinkan.” Kepala suku Bai mengangkat alisnya, menyeringai dingin. Kemudian membentak: “Katakan. Bagaimana kau Gu Master jalan gelap ini membunuh Gu Master Keluarga Tie dan merebut token ini?” 　　Tie Dao Ku tertegun sejenak, tiba-tiba meludahkan darah dari mulutnya: “Gua jujur dan terhormat! Tie Dao Ku dari Keluarga Tie, tidak pernah sembunyi nama. Sekarang tertangkap oleh kalian, bunuh atau disiksa silahkan saja. Masih main tuduhan palsu seperti ini, tidak malukah?!” 　　Darah itu tidak mengotori tubuh kepala suku Bai, seolah menabrak tembok tak terlihat di udara sebelum jatuh ke lantai. 　　Wajah kepala suku Bai agak berubah. 　　Tie Dao Ku terkekeh: “Keluarga Tie paling ahli dalam penyelidikan. Keluarga Bai, kau menangkap dan menghinaku seperti ini, hehe... Lebih baik potong-motong mayatku, lalu berdoa jangan ketahuan. Jika terbongkar, hehe... Keluarga Bai akan menerima balas dendam halilintar dari kami!” 　　Kepala suku Bai mengetawakan dengan sinis: "Kau terus mengaku sebagai Gu Master Keluarga Tie, padahal aku sudah banyak bertemu dengan Gu Master dari keluarga mereka. Biasanya yang di bawah level 5 selalu berkelompok, tangguh dan berwibawa seperti besi. Lihat dirimu yang sendirian, dan keadaanmu sekarang. Kalau mau pura-pura jadi Gu Master Tie, setidaknya perankan dengan lebih meyakinkan!" 　　Senyuman dingin di wajah Tie Dao Ku tiba-tiba membeku. 　　Perkataan kepala suku Bai menyentuh titik paling menyakitkan dalam hatinya. 　　Ingat-ingat kembali semangat membara sembilan orang saat berangkat dari Gunung Qingmao. Kini hanya tersisa dirinya sendiri, malah menjadi tahanan! 　　Pahitnya... 　　Terutama saat Tie Dao Ku teringat kematian Tie Ao Tian, penyesalan dan kepedihan yang mendalam semakin menggerogotinya. 　　Dia adalah Tuan Keempat Keluarga Tie, berbakat luar biasa, berkarakter kuat, sejak kecil sudah diharapkan besar. Calon kuat pemimpin keluarga, harapan masa depan kaum Tie. 　　Sejak kecil, dia telah menunjukkan bakat kecerdasan yang luar biasa. Tie Dao Ku melihat harapan masa depan dari dirinya. 　　Tapi! 　　Saat ledakan dahsyat itu mengguncang langit dan bumi, semuanya berakhir. 　　Ledakan itu terjadi terlalu mendadak! 　　Tie Ao Tian yang berada di pusat ledakan bahkan tak sempat mengaktifkan serangga gu pertahanan, tubuhnya langsung hancur berkeping-keping. 　　Bintang masa depan, generasi emas, tewas begitu saja tanpa kejelasan! 　　Bukan hanya Tie Ao Tian, anggota lain juga menjadi korban. Beberapa tewas, ribuan serangga gu hancur. 　　Dua orang tersisa mengalami luka parah. 　　Tie Dao Ku adalah salah satunya. Saat itu berada di belakang rombongan, kulitnya telah dimodifikasi serangga gu menjadi kulit tembaga, sehingga selamat. 　　Seorang korban luka berat lainnya kehilangan separuh tubuhnya, tak sadarkan diri setelah setengah waktu minum teh. Upaya penyelamatan gagal dan akhirnya meninggal. 　　Tie Dao Ku menguburkan mayat anggota klan dengan air mata berlinang. 　　Awalnya ingin menguburkan secara terpisah, tapi sebagian besar mayat telah hancur berkeping-keping. Tie Ao Tian bahkan lebih mengenaskan, hanya menyisakan pecahan sebesar telapak tangan. 　　Dengan hati yang remuk redam, ia membangun gundukan tanah. Memotong batu raksasa dan menaruhnya sebagai penanda. 　　Setelah itu, ia menyelidiki lokasi ledakan. 　　Berdasarkan pengalamannya, ia menyimpulkan ini adalah hasil serangga gu kentang petir. 　　Ratusan kentang petir terkubur di bawah tanah! Tak diragukan lagi. Ini adalah perangkap terkutuk yang sangat keji! 　　Siapa yang berbuat biadab ini?! 　　Siapa yang memasang perangkap ini?! 　　Tie Dao Ku merenung dan mencurigai Fang-Bai. Meski tak tahu nama Fang Yuan dan Bai Ningbing, ia yakin: Ini pasti ulah Gu Master jalan gelap yang mereka kejar. 　　Sungguh hina! 　　Sungguh kejam! 　　"Tie Dao Ku marah hingga rambutnya berdiri, kebenciannya sedalam lautan. 　　Balas dendam, harus membalas dendam dan menghukum Gu Master jalan gelap ini menurut hukum! 　　Bagi Tie Dao Ku, Keluarga Tie sudah tidak bisa kembali. Putra Keempat Keluarga Tie tewas. Tanggung jawab seperti ini pasti akan dituntut. Lagipula, kembali dalam keadaan seperti ini merupakan aib dan penghinaan besar baginya. 　　Ia memutuskan untuk terus mengejar! 　　Tie Ao Tian telah mati, hidupnya yang dulunya penuh warna kini menjadi kelabu. 　　Ia ingin membunuh Gu Master jalan gelap dari Gunung Qingmao untuk melampiaskan kebencian di hatinya. Sekalipun tidak berhasil, ia akan berjuang mati-matian. 　　"BALAS DENDAM! BALAS DENDAM!" Ia meneriakkan tiga kali ke langit. Takkan berhenti sebelum membunuh Fang dan Bai. 　　Namun kenyataan kejam. 　　Lukanya tidak mendapat perawatan memadai. Dalam beberapa hari berikutnya ia demam tinggi, pusing-pusing, lalu dikepung kawanan binatang buas, nyaris lolos dengan melarikan diri menggunakan aliran air. 　　Tanpa persediaan memadai, akhirnya ia pingsan. 　　Saat siuman, ia sadar telah diselamatkan dan menjadi tawanan Keluarga Bai. 　　Kenangan buruk tak ingin diingat, setiap kali teringat hanya menyakitkan! 　　Tie Dao Ku bersimpuh di dalam tenda. Air matanya tak tertahan. 　　Kepala Suku Perempuan Keluarga Bai heran, mencoba bertanya namun Tie Dao Ku tetap diam bagai pahlawan yang siap mati. 　　Sikap ini tidak seperti Gu Master jalan gelap yang menyamar demi bertahan hidup. 　　“Jika orang ini benar-benar Gu Master keluarga Tie?” Kepala Suku Keluarga Bai semakin merasa tidak nyaman, perasaan buruk di hatinya perlahan membesar. 　　Dia ingin mendengar lebih banyak barang, namun Tie Dao Ku diam seribu bahasa, bahkan menutup kedua matanya, sangat tidak kooperatif. 　　Kepala Suku Keluarga Bai memutar bola matanya, tiba-tiba membuka mulut: "Belum lama ini, keluarga kami menjamu dua anggota klan Gu Yue. Mereka adalah dua remaja, salah satunya mengaku sebagai pewaris klan Gu Yue..." 　　Kepala Suku Keluarga Bai belum selesai bicara, Tie Dao Ku tiba-tiba membuka kedua matanya. 　　Kilatan tajam memancar dari sorot matanya. 　　Kebencian, amarah, kejutan, dan berbagai emosi kompleks lainnya, semuanya terpancar dalam sekejap. 　　Dia begitu bersemangat sampai ingin berdiri, namun ditahan oleh dua Gu Master di belakangnya. 　　Teriaknya: "Mereka! Pasti mereka. Tak kusangka bisa bertemu mereka di sini, dua orang, masih remaja. Hmph, mereka pasti Gu Master Jalan Gelap yang lolos dari Gunung Qingmao!" 　　Tie Dao Ku tentu tidak tahu urusan keluarga Bai. Gu Master intel hanya menginterogasinya, aneh jika dia yang memberi tahu informasi ini. 　　Melihatnya akhirnya berbicara, Kepala Suku Keluarga Bai segera bertanya: "Jika kau Gu Master keluarga Tie, di mana rekan-rekanmu?" 　　Sikap Tie Dao Ku berubah total dalam sekejap. Untuk balas dendam, dia menjawab dengan suara berat: "Mereka semua sudah mati." 　　"Mati di mana? Di mana mayatnya?" 　　Iron Blade Ku mengubah ekspresi wajah: "Ini tidak bisa kukatakan pada kalian. Yang mati harus beristirahat dengan damai di tanah, meski kalian mencurigaiku, aku tak akan izinkan kalian menggali kuburan!" 　　Mendengar ini, kepala suku Bai merasa hatinya terasa berat. 　　Ini sama sekali tidak seperti ucapan Gu Master jalan gelap. 　　"Jangan-jangan..." Dalam hati kepala suku Bai, mengalir perasaan tidak enak yang sangat kuat. 　　Akhirnya dia tak tahan lagi mengibaskan lengan baju, asap berwarna-warni melayang ke udara, memperlihatkan sebuah gambar. 　　"Penerus keluarga kalian semua ada dalam genggaman kami, sekarang keluarlah dari sini!" Dalam gambar, Fang Yuan telah menyobek tirai kesopanan. Dia mencubit leher Bai Sheng dan Bai Hua, masing-masing dipegang dengan satu tangan, berkata dingin. 　　Kepala suku Bai membeku. 　　Setelah beberapa tarikan napas, dia meledak marah, satu tamparan menghancurkan meja di depannya. 　　Dia meraung dengan amarah—— 　　"Rupanya pengkhianat jalan gelap!"______________________ BABKedua Puluh Dua: Selamat Datang di Gunung Bai Gu 　　; 　　Wajah sè kepala suku Bai terlihat sangat buruk. 　　Semuanya menjadi jelas! 　　Sebelumnya dia masih ragu-ragu, tapi setelah melihat gambar dalam asap berwarna, hanya orang bodoh yang tak bisa membedakan. 　　Kepala suku Bai bukan orang bodoh, malah lebih bijaksana dari orang biasa. Dalam sejarah kehidupan sebelumnya Fang Yuan, dialah yang memimpin keluarga Bai menyelesaikan migrasi, meletakkan dasar kuat untuk kejayaan generasi berikutnya. 　　"Sialan! Bagaimana ini bisa terjadi?" 　　"Dua pengkhianat ini ternyata Gu Master jalan gelap. Sungguh akting yang luar biasa!" 　　"Pangeran Muda, kedua pangeran muda ada di tangan mereka, apa yang harus kita lakukan?" 　　Di dalam tenda, para Master Gu lainnya melihat kejadian ini langsung panik dan kehilangan kendali. 　　Situasi semakin kacau. Fang Yuan menyandera kedua pangeran muda, membuat semua orang seperti menahan tikus tapi takut merusak perabot. 　　Ketua Klan Bai berusaha tenang. Sebagai ibu kandung Bai Hua dan Bai Sheng, kecemasan dalam hatinya tak tertandingi. Namun seorang penguasa pasti memiliki kelebihan. 　　Selain status sebagai ibu, dia juga adalah pemimpin klan! 　　Pertama-tama dia memerintahkan bawahannya untuk melepaskan Tie Dao Ku. 　　"Ada kesalahpahaman dengan pahlawan Keluarga Tie, izinkan saya meminta maaf." Dia berdiri dan membungkuk hormat dengan ekspresi tulus. 　　Tie Dao Ku mendengus dingin. Meski sangat tidak senang, dia justru mengagumi kemampuan Ketua Klan Bai yang bisa bersikap fleksibel. 　　Harus diketahui, saat ini dirinya hanyalah tawanan yang nyawanya bergantung pada seujung pikiran Ketua Klan Bai. 　　Dengan mengatupkan gigi, dia berusaha berdiri dari lantai. Tubuhnya yang sangat lemah membuat gerakan sederhana ini terasa sangat sulit. 　　"Pelayan, sediakan kursi untuk tamu dari Keluarga Tie!" Ketua Klan Bai segera memberi perintah. 　　Tie Dao Ku duduk. Tatapannya membara menyaksikan gambar dalam asap warna-warni. Dia memandang Fang Yuan dan Bai Ningbing yang bersinar dengan aura mengintimidasi. 　　"Apakah dua orang itu Gu Master jalan gelap yang melarikan diri dari Gunung Qingmao? Jebakan peledak itu, apakah mereka yang memasangnya? Kematian Young Master Tie Aotian, kesulitanku sekarang, apakah ini ulah dua remaja ini?" 　　Tie Daoku mengukir wajah dan postur Fang serta Bai dalam ingatannya. 　　"Tidak, mungkin juga bukan mereka. Ini bisa jadi kesalahpahaman lain." Tie Daoku segera memikirkan kemungkinan lain. 　　Ia terkenal jujur, tak pernah membunuh orang tak berdosa. 　　"Tapi bagaimanapun, aku harus memastikan sendiri! Jika bukan mereka, aku akan kejar pelaku sebenarnya. Jika benar, kedua〖〗anak sialan ini akan kubuat rongga kosongnya dan kuhancurkan delapan sumur mereka!" 　　Sambil berpikir, ia berkata: "Prioritas Kepala Suku Keluarga Bai adalah menangkap kedua pencuri ini sekaligus menyelamatkan dua Young Master bangsawan dengan aman." 　　"Ksatria Keluarga Tie, apa nasihatmu?" Kepala Suku Keluarga Bai berusaha mengorek informasi berguna dari Tie Daoku. 　　Tapi harapannya pupus. 　　Tie Daoku menggeleng sambil tersenyum getir. 　　Suasana di gua mulai mengeras. 　　"Semua minggir! Mau kukaryakan lagi?!" Fang Yuan menyeringai dingin dengan ancaman. 　　"Fang Zheng, kau ngapain?" 　　"Apa yang terjadi? Kenapa kau menyandera kedua Young Master?!" 　　Bai Lian, Bai Shengjing dan satu lainnya terdiam seribu bahasa. Mereka menyangka akan menemukan Bunga Yuan. Tapi semuanya terjadi terlalu cepat. Tak ada yang menyangka Fang Yuan tiba-tiba menyerang dan menyandera kedua Young Master yang berada di dekatnya. 　　Swoosh-swoosh-swoosh! 　　Tiga bayangan tiba-tiba muncul. 　　"Fang Zheng, kau berani menyandera pewaris kaum kami! Keberanianmu melampaui langit, dosamu tak termaafkan!" 　　"Lepaskan pewaris sekarang, kami akan mengampunimu!" 　　"Fang Zheng, lepaskan dia dan ikut kami pulang. Masih ada waktu untuk kami antarmu pergi dengan hormat!" 　　Tiga Sesepuh keluarga masing-masing mengucapkan satu kalimat, wajah mereka penuh dengan ekspresi sè yang suram. 　　Cultivation mereka kuat, selama ini terus membuntuti dan melindungi rombongan. Merasakan perubahan situasi, mereka yang pertama tiba di tempat ini. 　　"Akhirnya kalian tak tahan muncul juga. Bagus..." Fang Yuan menyeringai dingin. Di tangannya, Bai Sheng dan Bai Hua si kembar kakak-adik sedang berjuang mati-matian. 　　"Bajingan! Lepaskan kami!" 　　"Bunuh kami, kalian juga akan mati!" 　　Dua bocah itu menjerit dengan susah payah, wajah anggun mereka memerah. Leher mereka dicengkeram Fang Yuan hingga sulit bernapas, perlahan mulai tercekik. 　　Kedua bocah ini kelak akan menjadi Master Gu tingkat lima, pemimpin keluarga Bai, Bintang Ganda Aliran Ortodoks. Sayangnya sekarang, mereka tak berdaya seperti ayam, dicengkeram erat oleh Fang Yuan. 　　Hanya beberapa saat, mata mereka mulai memutih, napas semakin melemah. 　　"Fang Zheng! Jangan nekat, lepaskan kedua pewaris sekarang!" 　　"Kami beri kesempatan. Asal kalian lepaskan mereka, keluarga Bai tak akan halangi kepergianmu." 　　"Apa yang kau inginkan? Batu Yuan? Atau serangga Gu?" 　　Ketiga Sesepuh keluarga semakin panik, mata mereka menyala dengan cahaya berbahaya, siap menerkam kapan saja. 　　“Hmph, perkataanku tadi belum cukup jelas? Pergi semua dari sini, kalau tidak...” Fang Yuan menyeringai jahat, melirik ke arah Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing mengangguk paham, mengeluarkan Juchi Jinwu. 　　Ia mengaktifkan Yuan Zhen ke dalamnya, gergaji bergerigi tepi perak berputar gila-gilaan. Di tengah dengung bising, perlahan mendekati lengan mulus Bai Hua. 　　“Lepaskan adikku...lepas...lepaskan...” Bai Sheng membelalak marah, teriakannya tersekat di tenggorokan saat Fang Yuan sedikit menekan. 　　“Jangan terpancing emosi!” 　　“Hentikan, hentikan!” 　　Para Gu Master lain mulai berdatangan. Orang-orang berteriak histeris melihat adegan ini. 　　Fang Yuan tertawa terbahak: “Aku akan menghitung sampai tiga. Jika tidak segera keluar dari gua ini, lengan tuan muda ini akan putus!” 　　Orang-orang mengatupkan gigi, mata mereka menyemburkan api kebencian. 　　“Masih belum mundur?” Fang Yuan mengangkat alis, menarik lengan Bai Hua hingga jaraknya dengan Juchi Jinwu tiba-tiba menyempit. 　　“Ah!” Serentak mereka menjerit. 　　“Ya ampun!!” Seorang wanita Gu Master menutup mata. 　　“Cepat mundur, keluarlah dari gua!” teriak para tetua keluarga, tak berani mengambil risiko. 　　Orang-orang mundur perlahan, tatapan penuh kebencian tertuju pada Fang Yuan dan Bai Ningbing sebelum pergi. 　　“Jika tatapan bisa membunuh orang, maka Fang Yuan sudah terbunuh ribuan kali. Jika amarah seperti aliran air, maka kedua orang Bai pasti sudah tersapu tsunami.” 　　“Orang-orang mundur dari gua, Fang Yuan menyerahkan Bai Hua dan Bai Sheng kepada Bai Ningbing lalu memandang sekeliling.” 　　“Seluruh Gunung Tulang Putih terbuat dari tulang tanpa tanah atau batu. Gua ini juga serba putih salju. Dinding gua dipenuhi duri tulang yang tajam. Sekilas duri-duri ini tampak sama dengan gua lain, namun bila diamati lebih dekat, bentuk spiralnya mirip ujung senjata yang khas.” 　　“Inilah Spiral Bone Cave.” 　　“Juga pintu masuk warisan Grey Bone Scholar.” 　　“Dari semua gua di Gunung Tulang Putih, hanya di sini terdapat duri spiral yang begitu rapat.” 　　“Warisan ini memang belum pernah dikunjungi Fang Yuan. Tapi di kehidupan sebelumnya, banyak desas-desus didengar plus konfirmasi langsung dari saudara Bai Hua-Bai Sheng.” 　　“Masuklah ke Spiral Bone Cave lalu temukan duri yang bisa diputar. Itulah mekanisme pembuka...” 　　“Fang Yuan mengingat-ingat sejenak, lalu mulai mencari duri spesifik tersebut.” 　　"Di gua ini ada ribuan serpihan tulang tajam, namun dalam kehidupan sebelumnya Fang Yuan, Bai Hua pernah membocorkan detail ini dalam sebuah pesta minum. Saat itu dia bermain di belakang gunung bersama kakaknya, melihat sebuah serpihan tulang yang sangat besar di gua dengan pola spiral yang sangat rapat. Dengan santai dia menyentuh dan memutarnya, secara tak sengaja membuka lubang gua." 　　"Fang Zheng, kalian sudah terkepung, sekalipun diberi sayap takkan bisa terbang. Lebih baik keluar sekarang." 　　"Secara jujur keluarga kami tidak bo padamu, tapi kau malah membalas budi dengan kejahatan!" 　　"Fang Zheng, kuingatkan: Tinggalkan celah dalam bernegosiasi. Jika ada sesuatu terjadi pada dua putra mahkota ini, keluarga kami akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk balas dendam!" 　　Gua itu tidak dalam, dari luar terdengar teriakan banyak Gu Master. 　　Bai Hua mulai merintih pelan. 　　Bai Sheng berkata: "Fang Zheng, hentikan tindakanmu. Bebaskan kami berdua, sebagai putra mahkota aku jamin kalian akan pergi dengan selamat." 　　Di usia muda terperangkap bahaya, tapi lebih tenang dari orang dewasa. Dari tubuhnya sudah terpancar kilau bintang masa depan. 　　Fang Yuan dingin bagai tak mendengar, tiba-tiba kedua matanya berbinar. 　　Dia melangkah maju, mengulurkan tangan menyentuh serpihan tulang besar yang menonjol. 　　Lalu, diputarnya pelan. 　　Kreek..., 　　Suara berderit, serpihan tulang-tulang itu serempak mengkerut, pintu rahasia terbuka di samping, memperlihatkan lubang persegi rapi. 　　Bai Ningbing matanya berkilat tajam. 　　Bai Hua berhenti menangis, terpana melihat perubahan tak terduga ini. 　　“Ah, ternyata ada lubang di sini!” Bai Sheng berteriak kaget. 　　“Hmph, diam.” Bai Ningbing memberikan tekanan tangan ke tengkuk leher Bai Sheng, membuatnya pingsan. 　　Ia sengaja berteriak keras untuk meninggalkan petunjuk bagi orang-orang di luar gua. 　　Benar saja, keributan langsung terjadi di luar gua. 　　“Lubang gua?” 　　“Bahaya, mereka ingin kabur!” 　　“Cepat kejar!” 　　Fang Yuan menggeram: “Siapa yang berani masuk, aku akan bunuh Bai Sheng dulu.” 　　Suaranya seketika menghentikan langkah para Gu Master klan Bai. 　　Fang Yuan segera masuk ke dalam gua. Bai Ningbing memukul Bai Hua hingga pingsan, lalu membawa kedua tubuh itu mengikuti dari belakang. 　　Memasuki lorong rahasia ini, cahaya putih lembut memenuhi ruangan. Tulang-tulang runcing masih tumbuh di dinding, menyerupai senjata-senjata tajam yang tertancap kokoh. 　　Barisan tulang runcing ini menutup rapat jalan, hanya menyisakan celah sempit dimana Fang Yuan bisa melihat aula di ujung lorong. 　　“Sepertini alasanmu datang ke Gunung Tulang. Biar kubuka jalan!” Bai Ningbing melangkah maju, hendak memanggil Juchi Jinwu sebelum dihentikan Fang Yuan. 　　“Tulang-tulang ini sangat keras. Jangan terburu-buru.” Fang Yuan meraba-raba dinding, mengikuti ingatan kehidupan sebelumnya tentang petunjuk Bai Hua. Ia menemukan spiral tulang terpendek dan menariknya keras-keras. 　　Krak... 　　Suara mekanisme berbunyi, lubang di belakang mereka menutup kembali. Senjata tulang padat di lorong rahasia tiba-tiba menyusut ke dalam dinding gua. 　　Tiba-tiba, jalan di depan menjadi lapang tanpa hambatan. 　　Fang Yuan tertawa terbahak-bahak, menoleh ke Bai Ningbing: "Gunung Tulang Putih." 　　Tatapan Bai Ningbing berkedip-kedip, tanpa sadar ia menoleh ke belakang. 　　Lubang di belakang telah tertutup sepenuhnya. 　　Para Gu Master Bai keluarga ingin mengejar mereka, setidaknya harus membuka lubang ini yang pasti memakan waktu. 　　Bibir Bai Ningbing tak kuasa melengkung, menunjukkan senyum gembira yang terpendam. 　　Semuanya menjadi semakin menarik, kehidupan seperti inilah yang selalu dikejar-kejar... BABDua Puluh Tiga: Warisan Tulang Putih (Atas) 　　; 　　Lorong rahasia tidak panjang. Tak lama setelah Fang dan Bai berjalan, mereka tiba di sebuah aula... 　　Aula putih polos seluruhnya terbuat dari tulang. Di tengah aula terdapat tong besar. 　　Tong itu penuh dengan cairan putih seperti susu, mengeluarkan aroma harum. 　　Fang Yuan mendekati tong, ingatan terkait tak terhindarkan muncul. 　　Menurut cerita Bunga Ratus dari kehidupan sebelumnya, di bawah tong ini seharusnya terhubung dengan mata air. 　　Mata air ini disebut mata air susu. 　　Alirannya seperti susu, rasanya manis segar. Bukan hanya minuman enak, tapi juga bergizi. Anak-anak minum bisa membantu pertumbuhan, kakek-kakek minum jadi kuat tubuhnya. 　　Mata air susu merupakan spesialisasi Gunung Tulang Putih. 　　"Di kehidupan sebelumnya Fang Yuan, Keluarga Bai bermigrasi ke sini dan mengembangkan lima mata air susu. Mata air susu menjadi produk khas Bai, tidak hanya untuk konsumsi internal tapi juga diperdagangkan, menarik banyak kafilah dagang setiap tahunnya." 　　"Di dalam guci ini ada Gu..." kata Fang Yuan sambil melirik Bai Ningbing. 　　Meski menurut ingatan, tempat ini sama sekali tidak berbahaya. Tapi Fang Yuan yang selalu waspada tahu ini bukan pengalaman pribadi, informasinya hanya kabar angin. 　　"Hal berisiko lebih baik dilakukan orang lain." 　　Bai Ningbing mendengus, mengaktifkan pertahanan lalu menjulurkan tangannya ke dalam guci. 　　"Banyak sekali Gu di sini!" Tak lama, alisnya terangkat menunjukkan ekspresi terkejut. 　　Saat menarik kembali tangannya, genggaman Bai Ningbing sudah penuh dengan Gu. 　　Gu-gu ini sebesar jari telunjuk manusia, seluruh tubuhnya putih. Satu ujung membulat, ujung lain runcing seperti tombak mini. 　　Inilah Gu Senjata Tulang. 　　"Meski Gu ini hanya tingkat satu, jumlahnya sangat banyak. Guci besar ini hampir penuh dengan serangga Gu ini," kata Bai Ningbing dengan semangat. 　　Gu Senjata Tulang mirip dengan Moon Blade Gu dari Benteng Gu Yue. Merupakan dasar dari Warisan Tulang Putih ini. 　　Saat Keluarga Bai menemukan warisan ini di kehidupan lalu, banyak Gu Master mereka yang menggunakan Gu ini. Gu Senjata Tulang menjadi ciri khas para Gu Master Bai. 　　"Coba periksa lagi, seharusnya ada Gu tingkat dua di guci ini," kata Fang Yuan yang tetap tenang di sampingnya. 　　Bai Ningbing menyelidik beberapa kali, akhirnya menemukan Gu Putaran Kedua. 　　Gu ini mirip dengan Bone Spear Gu, namun di permukaan tombang tulang terdapat ukiran spiral——Spiral Bone Spear Gu. 　　Gu ini merupakan evolusi dari Bone Spear Gu. Saat ditembakkan, serangan lebih tinggi, memiliki tenaga pengeboran ekstra dibanding tembakan lurus Bone Spear Gu. 　　Di dalam tangki besar, Bone Spear Gu mendominasi sebagian besar, hanya sedikit Spiral Bone Spear Gu. 　　"Dengan ini, akhirnya aku memiliki cara serangan rutin yang stabil." Fang Yuan mencengkeram Spiral Bone Spear Gu, berpikir dalam hati. 　　Thunderbolt Potato Gu sangat tidak stabil, harus ditanam di tanah. Jika tidak ada yang menginjak, penanaman akan sia-sia. Jika Gu Master pelupa tidak ingat lokasi penanaman Thunderbolt Potato Gu-nya sendiri, malah akan membahayakan diri. 　　Penggunaan Thunderbolt Potato Gu juga memiliki batasan. Harus digunakan di tanah, semakin subur tanah semakin baik. Di tempat khusus seperti Gunung Tulang Belulang, Thunderbolt Potato Gu tidak bisa digunakan. Jika tidak, Fang Yuan tidak akan ragu memasang satu dua perangkap lagi. 　　"Sayang tidak ada Gu tiga transformasi." Bai Ningbing agak kecewa. Ia memilih satu Spiral Bone Spear Gu dan menyimpannya di saku, berencana menyatukannya nanti. 　　Tapi Gu Putaran Kedua seperti ini baginya hanya sekadar hal baru. Untuk pertarungan sebenarnya, tidak bisa menunjukkan kekuatan Gu Master tiga transformasi. 　　Melihat tidak ada bahaya dalam tangki besar, Fang Yuan mulai bertindak. 　　Ia menyendok serangga gu bertangkai-tangkai, mengandalkan aura Gu Cungcu Chan, Yuan Zhen mengalir deras, seketika disatukan. 　　"Kau, kau ini..." Bai Ningbing tertegun melihatnya. 　　Dalam waktu singkat, Fang Yuan telah melatih puluhan serangga gu, dan ia masih melanjutkan! 　　Berkat Gu Cungcu Chan, ia bisa menyatukan dalam sekejap. Ditambah bakat dan Lotus Permata Surgawi, membuat kecepatan pemulihan Yuan Zhen-nya melebihi konsumsi pelatihan, memungkinkannya terus bergerak. 　　Ini seperti pertunjukan yang menggila! 　　Rongga kosong Fang Yuan kini berisi 200 Gu Senjata Tulang, lebih dari 20 Gu Senjata Tulang Spiral. 　　Meracik gu selalu menjadi rintangan bagi Gu Master. Meski Bai Ningbing pernah melihat Fang Yuan menyatukan gu seketika beberapa kali, tak ada yang sevisual ini. 　　Di tangan Fang Yuan, melatih serangga gu semudah makan minum, bahkan semudah mengedipkan mata. 　　Sungguh semudah membalik telapak tangan! 　　"Kartu as macam apa yang ia miliki?" Bai Ningbing penasaran dalam hati. Citra Fang Yuan di benaknya semakin misterius. 　　Tapi secara lahiriah, ia menyeringai dan berkata datar: "Dengan segini banyak gu, kau sanggup merawat semuanya?" 　　Fang Yuan tersenyum: "Tentu tidak sanggup." 　　Gu Senjata Tulang dan Gu Senjata Tulang Spiral semuanya memakan susu. Makanya dipelihara dalam tong susu ini. 　　"Meskipun air susu ajaib ini memenuhi bak, konsumsinya sangat besar. Ini karena dasar bak terhubung dengan mata air hidup, sehingga mencapai kondisi seperti ini." 　　Kecuali Fang Yuan memiliki sumber susu ajaib sendiri, mustahil baginya memelihara begitu banyak Gu. 　　"Walau tak bisa dipelihara, aku suka membawa sebanyak mungkin. Jika tidak, keluarga Bai akan mengambil keuntungan." Fang Yuan tersenyum, menunjuk ke bak besar, "Baiklah, kau bisa menghancurkan Gu yang tersisa." 　　Jumlah Gu di bak besar memang berlebihan. Meski Fang Yuan telah menyatukan banyak, mempertimbangkan daya tampung rongga kosong tingkat satu, masih tersisa cukup banyak. 　　Beberapa saat kemudian, Bai Ningbing memandangi bangkai Gu yang berserakan dengan ekspresi rumit. Dalam hatinya, dia sangat paham nilai luar biasa serangga Gu ini. 　　Menghancurkannya bagai meruntuhkan gunungan Batu Yuan. Bahkan Bai Ningbing pun merasa sakit hati. 　　Tapi jika dibiarkan, keluarga Bai akan mendapatkannya. Lebih baik dihancurkan daripada memperkuat musuh. 　　Keduanya meninggalkan aula ini, menyusuri lorong rahasia lain menuju aula tulang kedua. 　　Di tengah aula, tiga pilar tulang berdiri tegak. 　　Di kepala pilar, terukir bentuk tangan manusia yang dagingnya telah terkelupas, menyisakan kerangka tulang belulang. 　　Di tangan tulang itu, masing-masing menggenggam seekor Gu yang tertidur. 　　Tiga pilar berarti tiga Gu yang sedang beristirahat. 　　Saat Fang dan Bai mendekat, terlihat tulisan di permukaan pilar yang menjelaskan tentang tiga Gu ini. 　　“Tulang rusuk perisai gu、Terbang tulang perisai gu、Lengan tulang sayap gu……”Bai Ningbing menggeser tatapannya, bergumam pelan. 　　Tak lama, tatapannya terpaku pada barisan ukiran—"Pilih satu dari tiga, puaskan hati. Warisan Gunung Tulang Putih, tinggalkan untuk penerus berikutnya." 　　Maknanya jelas: hanya boleh memilih satu serangga gu. Menyerahkan pertemuan takdir ini kepada yang berjodoh di masa depan. 　　Tulang rusuk perisai bisa membuat Gu Master menumbuhkan dua baris tulang rusuk yang melindungi dada, pertahanan luar biasa. Termasuk serangga gu tingkat tiga, keunggulannya: setelah fase pertumbuhan awal yang membutuhkan banyak Yuan Zhen, selanjutnya tidak perlu lagi diisi energi. Mirip Lotus Permata Surgawi, setelah disatukan bisa digunakan tanpa infus energi. 　　Terbang tulang perisai gu saat diaktifkan membentuk tiga perisai tulang berputar, area proteksi kecil yang melayang di sekitar Gu Master. 　　Lengan tulang sayap gu menumbuhkan sepasang sayap tulang di lengan depan, kibasan sayap ini sedikit meningkatkan kecepatan gerak. Efek utama adalah mempercepat serangan. 　　"Tulang rusuk perisai bisa dikombinasi dengan cangkang punggung gu-nya sebelumnya, membentuk pertahanan depan-belakang. Tapi cangkang punggung pasti akan kuganti. Hanya satu perisai tulang rusuk, area proteksinya terbatas. Aku sudah punya rumput loncat, juga tidak fokus bertarung, sayap tulang lengan kurang berguna." 　　Fang Yuan merenung sejenak, lalu memilih terbang tulang perisai. 　　Ia mencengkeram hingga hancur tulang tangan, menyatukan terbang tulang perisai gu ke rongga kosong. 　　Adapun dua serangga gu lainnya, tetap diam tak bergerak. 　　Ini adalah warisan aliran ortodoks, di sini menguji kemampuan pengendalian orang yang berjodoh. Jika benar-benar tak bisa mengendalikan nafsu keserakahan dalam hati, mengambil tiga serangga gu, terowongan rahasia di belakang akan berubah diam-diam. Meski tak ada perangkap berbahaya, hasil yang diperoleh akan jauh berkurang. 　　Warisan aliran ortodoks berbeda dengan warisan jalan gelap. 　　Umumnya, dirancang dengan baik hati dan murah hati. Gu Master yang berjodoh menemukan akan mendapat hasil. Hanya jumlah hasilnya yang berbeda-beda. 　　Bai Ningbing melihat Fang Yuan tidak bertindak, juga tak berani gegabah, khawatir ada mekanisme tersembunyi. 　　Keduanya menyusuri terowongan rahasia, memasuki aula ketiga. 　　Di aula ini tak ada terowongan rahasia lagi, di dinding gua terdapat rangka manusia yang duduk bersila. 　　Di depan rangka itu terletak sebuah buku besar. 　　Buku ini terbuat dari tulang. Panjangnya sepanjang lengan, lebarnya setengah lengan, tebalnya delapan inci. 　　Fang Yuan memberi isyarat pada Bai Ningbing untuk mengambilnya, setelah memastikan tak ada bahaya, baru menerimanya ke tangannya sendiri. 　　Buku ini di kehidupan sebelumnya dinamai "Kitab Raksasa Tulang Abu-abu" oleh kakak-adik Bai, berisi banyak formula rahasia meracik gu, juga riwayat hidup pemilik warisan ini - Si Jenius Tulang Abu-abu, serta alasan mendirikan warisan ini. 　　Fang Yuan membukanya, ternyata benar demikian. 　　Ini adalah warisan aliran ortodoks yang asli sejati. 　　Buku ini akhirnya menyatakan: Jenazah ini adalah Sang Sastrawan Tulang Abu-abu sendiri. Jika penerus yang berjodoh memiliki niat, silakan beri penghormatan dan membungkuk tiga kali dengan suara keras. Setelah penghormatan, belah tengkorak jenazah untuk menemukan Gu. Gu ini adalah Gu Nasib Sang Sastrawan Tulang Abu-abu, penerus yang mendapatkannya harus menggunakan untuk kebaikan dunia dan menegakkan hukum. 　　Fang Yuan tersenyum melihat ini, menyodorkan Buku Raksasa Tulang Abu-abu ke Bai Ningbing. Ia bersimpuh di lantai kayu, membungkuk hormat tiga kali. 　　Ini adalah bungkukan asli sejati yang bersuara. 　　Dahi menyentuh lantai keras, mengeluarkan tiga suara byur-byur-byur yang berat. 　　Bai Ningbing terkejut, tak menyangka Fang Yuan memiliki sisi seperti ini! 　　Setelah Fang Yuan selesai membungkuk, ia berdiri. Aula tetap sepi tanpa perubahan. 　　Ia tak menghiraukan, tetap tersenyum tipis. 　　Ruang aula ini tak memiliki jalan rahasia lain, tapi bukan akhir. Tempat ini menguji sifat hati penerus. Jika sifat hatinya murni dan tahu berterima kasih, pasti akan membungkuk. 　　Jika memberikan tiga "bungkukan bersuara" asli sejati, jalan rahasia baru akan muncul. 　　Tapi ini hanya lapisan pertama. 　　Jika tak hanya membungkuk bersuara, tapi juga tidak mengganggu jenazah senior ini, menghormati jasad pendahulu, maka akan muncul jalan rahasia kedua! 　　"Di kehidupan sebelumnya, Bai Sheng dan Bai Hua sama-sama membungkuk. Tapi Bai Hua takut sakit, tanpa suara. Bai Sheng-lah yang memicu mekanisme lapis pertama. Tapi ketika Bai Sheng ingin membelah tengkorak untuk mengambil Gu, Bai Hua menghalangi demi memberi ketenangan pada senior. Maka Bai Hua-lah yang memicu mekanisme lapis kedua." 　　“Fang Yuan melamun sambil melirik Bai Hua dan Bai Sheng.” 　　Mereka masih tak sadarkan diri, digantung di tangan Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing juga menatap keduanya, menghela nafas: "Sepertinya kita masih harus mengandalkan kedua 'pelindung' ini. Tapi aku penasaran, apa sebenarnya Gu Nasib si Jenius Tulang Kelabu ini? Mari kita bedah tengkoraknya untuk mengambil Gu." 　　Fang Yuan menggeleng: "Justru di situlah kejeniusan desain ini. Rasa penasaran akan membuat orang membayangkan Gu di tengkorak ini sebagai sesuatu yang indah, lebih memikat daripada melihat wujud aslinya. Jangan terburu-buru." 　　Begitu ucapannya selesai, sebuah dinding tulang menyusut ke belakang dan bergeser, memperlihatkan lorong rahasia baru. 　　"Oh begitu rupanya." Bai Ningbing tampak tersirat makna, hendak bergerak namun dihalangi Fang Yuan lagi. 　　"Meski lubang ini benar, ini bukan yang paling berharga. Tunggu sebentar lagi." 　　Waktu menunggu terasa paling panjang. 　　Terutama ketika Fang-Bai berdua masih dikejar-kejar keluarga Bai. 　　Setelah menunggu selama waktu minum setengah cangkir teh, hati Bai Ningbing mulai gelisah ketika pintu rahasia lain terbuka, lorong muncul diam-diam. 　　"Haha, ini dia!" Fang Yuan tertawa besar, melangkah maju dan menginjak-injak mayat Jenius Tulang Kelabu hingga remuk. 　　Begitu lorong ini muncul, jenazah ini tak ada gunanya lagi. 　　Fang Yuan mengeluarkan Gu dari tengkorak - Gu Tulang Berduri tingkat tiga. 　　(Bersambung) BABKedua Puluh Empat: Warisan Tulang Putih (Tengah) 　　; 　　Boom! 　　Ledakan menggema, debu beterbangan menyibakkan sebuah lubang... 　　"Ternyata benar ada lubangnya!" 　　“Tak heran mereka menghilang, pasti masuk ke lubang ini.” 　　“Aneh, kenapa ada mekanisme tersembunyi di sini? Ah, Ketua Klan sudah datang.” 　　Ketika Ketua Klan Bai perempuan tiba di lokasi, ia menyaksikan orang-orang meledakkan tembok hingga terungkap lorong rahasia. 　　“Tempat ini seharusnya merupakan situs warisan.” Tie Dao Ku yang ikut datang langsung menyimpulkan hanya dengan sekali pandang. 　　“Begitu rupanya. Tampaknya tujuan sebenarnya kedua pencuri kecil ini ada di sini!” Ketua Klan Bai mengatupkan gigi, matanya memancarkan kilau dingin. 　　Benar-benar akting yang luar biasa. 　　Sepanjang perjalanan, dia mengingat kembali momen-momen kebersamaan selama ini. 　　Semakin dipikir, amarahnya semakin memuncak. Dirinya yang merupakan Ketua Klan Bai terhormat bersama seluruh anggota klan, ternyata dikelabui oleh dua remaja! 　　Jika kabar ini tersebar, ini akan menjadi pukulan telak bagi reputasi Keluarga Bai. 　　“Hamba muda ini tidak becus bertugas, gagal melindungi kedua tuan muda. Mohon hukuman dari Ketua Klan.” Bai Lian, Bai Shengjing dan lainnya gemetar ketakutan, bersimpuh di lantai kayu sambil memohon hukuman. 　　“Berdirilah kalian. Kalian hanya menjalankan perintahku. Yang patut disalahkan adalah kelicikan kedua pencuri itu!” Perkataan Ketua Klan Bai ini membuat Bai Lian dkk. lega. 　　“Selama hari-hari ini kalian hidup berdampingan dengan dua pengkhianat ini, benar-benar tak melihat celah sedikitpun?” tanya Tie Dao Ku. 　　Ketiga gadis itu berdiri dengan ekspresi kompleks di wajah mereka. 　　“Terutama Bai Lian, sebelumnya dia mengira Fang dan Bai berada dalam genggamannya, hanya sebagai mainan. Tak disangka, dirinya justru lebih dulu dipermainkan oleh mereka berdua.” 　　“Tidak ada celah.” 　　“Keduanya sangat pandai berpura-pura!” 　　“Sekarang setelah dipikir-pikir, mereka memanfaatkan keluarga kita. Sungguh licik dan brengsek.” 　　Ketiga gadis itu menggelengkan kepala, menjawab pertanyaan Tie Dao Ku. 　　Sepanjang perjalanan, Tie Dao Ku telah mendengar garis besar cerita dari Kepala Suku Bai. Tentu saja, rahasia Bunga Yuan keluarga Bai tetap terjaga. 　　“Ya... Kalau begitu, tujuan sebenarnya kedua pencuri kecil ini adalah mencari lokasi ini. Dengan kekuatan mereka, mustahil berkeliaran di Gunung Tulang Belulang. Jadi mereka meminjam kekuatan keluarga kalian.” Tie Dao Ku menganalisa tanpa peduli sekitar. 　　Mendengar ucapannya, wajah para Gu Master keluarga Bai berubah masam. 　　Memang benar. 　　Selama hari-hari ini, untuk membuka jalan di Gunung Tulang Belulang, mereka telah banyak berkorban dan membayar harga mahal. Tapi pada akhirnya, semua hanya membuka jalan bagi Fang dan Bai. 　　“Sialan!” 　　“Dua pencuri kecil ini, jika jatuh ke tanganku, pasti akan kuremukkan jadi delapan potong!” 　　“Kepala Suku, izinkan pasukanku bergerak. Aku akan menangkap dan membunuh kedua brengsek ini untuk menebus aib!” 　　Seketika, suasana di dalam gua dipenuhi ji fen (amarah membara). 　　Kepala Suku Bai memandang sekeliling, mengangguk halus. Bagaimana mungkin dia tak ingin menyiksa Fang dan Bai dengan kejam? Sebagai ibu dari Bai Sheng dan Bai Hua, dirinya ingin sekali segera muncul di hadapan anak-anaknya. 　　Semangat pasukan menyala-nyala, moral sedang di puncak. 　　"Ketua Seratus Keluarga" menatap Sesepuh keluarga yang terakhir mengajukan diri: "Perintahkan pasukanmu bergerak, pastikan terowongan rahasia ini terbuka!" 　　"Siap!" geram Sesepuh keluarga itu, menerima perintah. 　　"Tunggu, terowongan ini penuh serpihan tulang tajam dan tertutup rapat. Bagaimana dua pencuri itu masuk? Pasti ada mekanisme tersembunyi. Biar aku yang mencoba." Tiedao Ku tiba-tiba maju, mengajukan keberatan. 　　Sesepuh keluarga yang menerima perintah melotot: "Situasi darurat seperti api berkobar, dua tuan muda dalam bahaya! Kalau cari mekanisme pelan-pelan, sampai kapan kita bisa menunggu?!" 　　"Gu tulang berduri…." Fang Yuan menopang Gu ini, memutar-mutarnya sambil mengamati. 　　Gu ini berbentuk seperti kaktus, sebesar tinju, permukaannya dipenuhi duri tulang seperti jarum. Terasa berat saat digenggam. 　　Ini adalah Gu tingkat tiga, efeknya seperti melukai seribu musuh tapi diri sendiri juga terluka delapan ratus. 　　Sebabnya, Gu Master yang menggunakannya akan mengalami mutasi tulang seluruh tubuh, menghasilkan duri tulang tajam dan keras. 　　Untuk menggunakan duri tulang ini melawan musuh, pertama-tama duri tersebut harus menusuk kulit dan daging sang Gu Master sendiri. Rasa sakit masih bisa ditahan, tapi kalau tidak ada Gu pengobatan pendamping, celaka. 　　Bisa-bisa musuh belum mati, malah diri sendiri jadi terluka parah karena menggunakan Gu tulang berduri. 　　"Gu apa ini?" Bai Ningbing penasaran. Tapi setelah mendengar penjelasan Fang Yuan, minatnya langsung hilang. 　　Bukan karena takut sakit, tapi karena dia sudah menggunakan Gu kulit es. 　　Kini seluruh kulit tubuhnya telah diubah secara permanen menjadi "kulit es" oleh kekuatan Gu Es. Tidak hanya memiliki kemampuan pertahanan, tetapi juga fungsi menghentikan keringat dan darah. 　　Jika Bai Ningbing menggunakan Gu Serpihan Tulang ini, pertama-tama serpihan tulang harus menembus kulit esnya, yang sangat tidak menguntungkan baginya. 　　Fang Yuan juga tidak terlalu tertarik dengan Gu Serpihan Tulang ini. 　　Tapi karena ini tetap Gu tingkat tiga, setelah disatukan, sementara disimpan dalam rongga kosong Fang Yuan. 　　"Ayo pergi." Fang Yuan memilih pintu rahasia yang muncul terakhir. 　　Seperti biasa, Bai Ningbing yang memimpin jalan. 　　Di dalam pintu terdapat tangga tulang abu-abu yang menurun. Tangga ini sangat panjang, setidaknya lebih dari satu kilometer. 　　Di separuh perjalanan berikutnya, cahaya sekitar semakin redup dan tangga semakin menyempit. 　　Hampir dalam kegelapan total, Fang dan Bai sampai di ujung tangga. Sebuah pintu tertutup rapat muncul di depan mereka. 　　Di pintu terukir empat karakter besar: 　　Paviliun Rahasia Kantung Daging. 　　"Tulang-tulang sialan ini benar-benar keras!" Sesepuh Keluarga Bai mengusap keringat di dahinya sambil memaki. 　　Sudah seperempat jam berlalu, tetapi lorong rahasia ini baru setengah terbuka. 　　Serpihan tulang tajam yang rapat ini terlihat sama seperti batu Gunung Tulang Putih. Tapi hanya ketika menyerang, baru diketahui tulang-tulang ini luar biasa keras. 　　Ekspresi Kepala Suku Bai juga terlihat muram. 　　"Semakin lama waktu berlalu, berarti kedua anakku semakin dalam bahaya." 　　Dalam seperempat jam terakhir, ibu ini merasa seperti seabad yang menyiksa. Tapi sebagai kepala suku, dia harus tetap tenang, setidaknya di permukaan memberikan teladan untuk menanamkan keyakinan pada keluarga besar. 　　Kreek. 　　Tiba-tiba terdengar suara ringan, mekanisme terpicu. Serpihan tulang tajam yang tersisa menyusut kembali ke dinding lubang. 　　Orang-orang tertegun, serentak memandang ke arah dalangnya. 　　Tiedao Ku menggosok dagunya, menganalisis sendiri: "Mekanisme ini dirancang cukup cerdik. Sebelumnya membuka lubang harus memutar spiral tulang runcing. Ini memberi kesan mendalam, sehingga orang yang datang ke lorong rahasia biasanya akan memutar spiral tulang di sekitarnya berdasarkan kesan pertama itu. Sayangnya, untuk mematikan mekanisme di sini justru perlu menarik spiral tulang tersebut." 　　Untuk sesaat, semua terdiam. 　　Sesepuh keluarga yang sebelumnya mendapat perintah itu memerah wajahnya, tampak malu dan tersiksa. 　　Setelah melewati lorong rahasia ini, keluarga Bai tiba di aula pertama. 　　"Ini?!" Banyak yang terkejut. 　　Mereka melihat mayat terpotong-potong berserakan di lantai. Hasil Bai Ningbing mencengkeram serangga gu dari tempayan besar sampai mati. 　　"Ini seharusnya tulang tombak gu... dan spiral tulang tombak gu." Seorang sesepuh keluarga langsung mengenali Gu ini. 　　"Tempat ini benar-benar situs warisan! Baru pertama kali aku mengalami hal seperti ini seumur hidup." Seseorang berseru penuh semangat. 　　“Lihat, di tengah ada guci besar. Apa isinya?” seseorang penasaran. 　　Di dalam guci hanya tersisa air susu, tidak ada yang lain. 　　Keluarga Bai merasa kecewa dan marah. 　　“Dua pengkhianat ini terlalu kejam! Tidak menyisakan apapun!” 　　“Menyebalkan, mereka benar-benar tidak berperikemanusiaan! Begitu banyak serangga gu dihancurkan!” 　　Banyak orang memaki sambil menahan sakit, wajah mereka dipenuhi kemarahan. 　　Bahkan para tetua keluarga tak bisa menyembunyikan raut penyesalan. 　　“Cepat kita kejar! Semakin cepat menangkap mereka, kerugian akan semakin kecil.” Perkataan Tie Dao Ku membuat mata orang-orang berbinar. 　　Dorongan ini meningkatkan semangat mereka. Ingin rasanya langsung berhadapan dengan Fang dan Bai. 　　Tiba di aula kedua, mereka melihat tiga pilar batu. 　　“Ada serangga gu tersisa!” seru seorang Gu Master dengan gembira. 　　“Lihatlah, Kepala Suku.” Tulang lengan bersayap dan perisai tulang rusuk segera diserahkan. 　　Kepala Suku Keluarga Bai hanya melirik, lalu menyuruh orang menyimpannya tanpa sukacita. 　　Dibanding serangga gu, dia lebih mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya. 　　“Kalian lihat? Dua serangga gu tadi semuanya tingkat tiga.” 　　“Warisan ini benar-benar membuat penasaran.” 　　“Keberuntungan menyimpan malapetaka, malapetaka mengandung keberuntungan. Peribahasa itu ternyata benar...” 　　Orang-orang berkomentar dengan kagum atau terkejut. 　　“Tidakkah kalian merasa aneh, mengapa mereka meninggalkan Gu ini?” Justru Tie Dao Ku yang sebagai pengamat yang jernih menyadari kejanggalan ini. 　　“Tiga pilih satu, hati puas mulut tulang putih warisan Gunung Tulang.” Segera, seseorang menemukan ukiran di pilar batu. 　　“Tampaknya ini bukan warisan jalan gelap, mungkin ditinggalkan oleh tokoh aliran ortodoks.” 　　“Hei, hati puas? Kita sama sekali tidak merasa puas.” 　　“Cepat, cepat. Selamatkan kedua tuan muda dulu, baru kita bisa berkeliling nanti.” 　　Orang-orang saling mendesak, tiba di aula ketiga. 　　Sebuah kerangka duduk bersila dan buku tulang raksasa terbentang dalam pandangan mereka. 　　“Cendekiawan Tulang Abu... Ternyata Senior ini.” Seorang Sesepuh keluarga membuka buku raksasa, tersadar—ini memang warisan aliran ortodoks. 　　Alis Kepala Suku Bai yang berkerut sedikit melonggar. 　　Ini kabar baik pertama yang didengarnya hingga saat ini. 　　Warisan aliran ortodoks biasanya lembut, tak sejahat warisan jalan gelap. 　　Namun alis Tie Dao Ku justru semakin berkerut. Hatinya gelisah, ukiran di pilar tadi menimbulkan kekhawatiran tak jelas. 　　Orang-orang membelah tengkorak kerangka itu, menemukan Gu Tulang Tajam di dalamnya. 　　Tak lama, dinding batu bergeser membuka lorong rahasia baru, mereka masuk berbaris. 　　“Paviliun Rahasia Kantong Daging...” Bai Ningbing bergumam, mencoba mendorong pintu di hadapannya. 　　Pintu tidak terkunci, terbuka dengan mudah. 　　Di belakang pintu terdapat sebuah ruang rahasia yang tidak terlalu besar, namun sangat aneh. 　　Dinding ruangan di segala sisi terbuat dari daging. Fang Yuan dan Bai Ningbing yang masuk ke dalam merasa seperti berada di perut monster raksasa. 　　Dinding daging terasa hangat dan berdenyut secara teratur, seolah ada jantung yang tersembunyi di dalamnya. 　　Seolah menyadari kehadiran manusia, celah-celah tiba-tiba terbuka di dinding daging, memperlihatkan deretan gigi putih yang menganga. 　　Bai Ningbing terkejut melihatnya. 　　Di dalam dinding daging itu, seakan tertanam ribuan mulut besar. 　　Mulut-mulut itu menganga lebar, memperlihatkan gigi-gigi rapi yang terkunci rapat. Pepatah "memamerkan gigi dan menganga" paling tepat menggambarkan pemandangan ini. 　　Hehehe... Hahaha... Hohoho... 　　Mulut-mulut itu mengeluarkan berbagai macam tawa. Suara tawa yang bercampur-baur bergema di ruang sempit ini, membuat siapa pun yang mendengarnya merasakan gemetar di hati! BABDua Puluh Lima: Warisan Tulang Putih (BABAkhir) 　　; 　　Ruang rahasia kantung daging yang misterius...Membaca 　　Di sekeliling dinding daging, tumbuh mulut-mulut yang menganga. Setiap mulut memperlihatkan deretan gigi putih yang terkunci rapat. 　　Tidak hanya itu, mulut-mulut ini juga mengeluarkan tawa aneh yang membuat bulu kuduk merinding. 　　Fang Yuan menepuk bahu Bai Ningbing: "Ini efek Serangga Gu Tertawa Daging, mirip dengan bunga tanah, digunakan untuk menyimpan serangga gu. Tidak perlu terlalu khawatir." 　　Sedang berbicara, tiba-tiba semua gigi di mulut terlepas, dan lidah merah menyala menjulur keluar dari mulut. 　　Lidah itu menggulung ke depan, sangat panjang, mencapai lebih dari satu meter. 　　Setelah lidah menjulur, ujung lidah yang semula menggulung mulai meregang, memperlihatkan sebuah buku di dalamnya. 　　Ini juga merupakan buku tulang. 　　Tapi jauh lebih kecil dibanding buku raksasa tulang abu-abu sebelumnya, sangat mini, hanya setengah ukuran telapak tangan orang dewasa. 　　Fang Yuan mengambilnya dan memeriksanya. 　　Inti isi buku tersebut adalah: Jika penerus bisa sampai ke sini, berarti memiliki sifat-sifat mulia yang cukup untuk mewarisi peninggalan sejatiku. Aku memiliki dua identitas, satu dijuluki "Sastrawan Tulang Abu-abu", satunya disebut "Guru Tulang Daging". Di paviliun rahasia daging ini, tersimpan banyak Gu. Penerus yang berjodoh bisa mengetuk giginya sesuka hati. Jika beruntung, akan membuka gerigi gigi dan mengambil serangga gu yang tertidur di dalamnya. 　　"Ini murni ujian keberuntungan," pikir Fang Yuan dalam hati setelah membaca bagian ini. 　　Rintangan ini tidak dijelaskan secara detail oleh Bai Hua di kehidupan sebelumnya. Fang Yuan hanya bisa mencoba-coba secara acak. 　　Yang pertama berhasil bukanlah dia, melainkan Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing menekuk jari telunjuknya dan mengetuk gigi dengan lembut. Gigi-gigi itu seperti alat musik, setiap ketukan menghasilkan suara musik yang jernih. 　　Dia mengetuk secara sembarangan, akhirnya tawa mulut itu terhenti mendadak, semua gigi terlepas, lidah besar merah menyala menjulur keluar memperlihatkan seekor Gu. 　　"Gu apa ini?" Melihat Gu ini, ekspresi Bai Ningbing memancarkan keheranan yang tercampur sukacita. 　　Bentuk Gu ini unik, menyerupai gigi palsu. Gigi putih bersusun rapi, memancarkan kilau seperti mutiara. 　　Fang Yuan tersenyum lega: "Bagus! Ini adalah Gu pengobatan tingkat tiga termasyhur—Rou Bai Gu (Pemulih Tulang)!" 　　"Qi Si Ren Gu (Penghidup Mayat), Rou Bai Gu..." gumam Bai Ningbing. 　　Di antara Gu pengobatan level empat, efek terbaik diakui milik "Qi Si Ren Gu". Bahkan jika seorang Gu Master tewas, selama tidak melebihi tujuh shichen (14 jam) dan tubuhnya utuh, Gu ini bisa menghidupkannya kembali. 　　Namun Gu ini sangat langka dan termasuk barang sekali pakai, sulit diperoleh meski dengan harga tinggi. 　　Rou Bai Gu termasuk serangga gu tingkat tiga yang bisa digunakan berulang kali, bukan jenis konsumtif. 　　Gu ini sering dipasangkan dengan Qi Si Ren Gu. 　　Jika mayat Gu Master tidak utuh, gunakan dulu Rou Bai Gu untuk meregenerasi daging-darah. Baru kemudian pakai Qi Si Ren Gu untuk kebangkitan. 　　Dalam sejarah, kombinasi ini kerap digunakan. Banyak tokoh penting termasuk Immortal Venerable Putaran Kesembilan dan Devil Venerable yang diuntungkan. 　　Inilah Gu pengobatan ideal bagi Fang Yuan. 　　Setelah pencarian panjang, akhirnya saat yang dinantikannya tiba. 　　“Heihei, ingin? Kau bisa menukarnya dengan Yang Gu.” Bai Ningbing memegang Gu ini di tangannya, tersenyum penuh kemenangan. 　　Fang Yuan mendengus dingin: “Kau pikir aku bodoh?” 　　Ekspresi Bai Ningbing berubah serius, tatapannya membeku: “Hanya dengan menyerahkan Yang Gu padaku, kita bisa bekerja sama dengan jujur. Fang Yuan, aku sudah mengikutimu lama, ketahuilah kesabaranku terbatas. Aku tak takut mati, paling-paling kita mati bersama.” 　　“Tentu kau tak takut mati, tapi kau kira aku takut?” Fang Yuan menyeringai dingin. Dia sudah mengantisipasi skenario ini, jadi tidak terkejut. 　　Bai Ningbing mengalihkan pandangan, mengamati Daging Tulang Putih di tangannya. Bibirnya melengkung: “Mungkin membunuhmu adalah pilihan tepat. Lihat, cultivationmu baru tingkat satu tapi bisa menyatukan Gu seketika, juga punya Lotus Permata Surgawi. Selain itu, dengan membunuhmu, warisan ini akan jadi milikku. Sungguh menggoda...” 　　Kata-kata Bai Ningbing sarat ancaman. 　　“Jadi milikmu? Hehe, kau lupa keluarga Bai di belakang kita? Mungkin mereka sudah ada di anak tangga batu di luar Secret Pavilion. Tanpa aku, tahukah jalan selanjutnya? Warisan ini terlihat lurus, tapi sebenarnya banyak cabang. Memang aku belum bisa mengalahkanmu, tapi niatmu membunuhku untuk merampas harta terlalu naif. Kau pikir aku akan memberimu kesempatan mengambil Yang Gu? Jika tak percaya, silahkan coba.” 　　Setelah berkata demikian, Fang Yuan memutar tubuh dan mulai mengetuk geraham. 　　Sebenarnya setelah tiba di sini, ia pun tak tahu harus melanjutkan ke mana. Di paviliun rahasia ini tidak ada koridor lain. 　　Bai Ningbing memperhatikan Fang Yuan yang sama sekali tidak berjaga-jaga, membiarkan punggungnya terbuka lebar untuknya. 　　Seolah dengan satu gerakan kecil saja, ia bisa membunuhnya. 　　Justru karena itu, Bai Ningbing tak berani bertindak gegabah. 　　Setiap kata Fang Yuan menusuk hatinya. Tanpa Fang Yuan, bagaimana cara melanjutkan perjalanan? Kembali melalui jalan semula jelas merupakan jalan menuju kematian. 　　Bai Ningbing menyipitkan mata. Sesaat ia bahkan berpikir: Jangan-jangan pengejaran keluarga Bai juga merupakan skenario Fang Yuan? Menciptakan tekanan eksternal untuk menahan niat membunuhnya yang timbul akibat keuntungan? 　　Hingga saat ini, Bai Ningbing masih berada dalam kabut keraguan. Ia tak mengerti: Mengapa keluarga Bai begitu "kooperatif" mengawal Fang Yuan hingga ke tempat ini? 　　Sebenarnya, sejak berada di bawah kendali Fang Yuan, kekhawatiran telah bersarang di hatinya. 　　Yang Gu berada di tangan Fang Yuan. Ia takut Fang Yuan akan terus menggunakan ini sebagai ancaman. Meskipun Fang Yuan pernah berjanji akan menyerahkan Yang Gu setelah cultivation-nya mencapai tingkat tiga. 　　Tapi siapakah Fang Yuan? 　　Bai Ningbing tahu betul jawabannya. 　　Ingkar janji baginya adalah hal yang biasa, seperti makan dan minum. 　　Percaya pada Fang Yuan lebih baik bunuh diri saja. 　　"Contoh yang jauh tidak bisa 'bangkit' lagi, mari ambil contoh di sekitar. Kepala suku wanita Bai yang malang itu, kan wanita tangguh, cerdas dan bijaksana. Tapi setelah mempercayai Fang Yuan, bagaimana nasibnya sekarang?" 　　Fang Yuan terlalu pandai berakting! 　　Bai Ningbing merinding setiap mengingat adegan Fang Yuan menangis dalam pesta minum. 　　Ini benar-benar kelicikan tingkat tinggi! 　　Bahkan beberapa tatapan sengaja ke Bai Lian sudah menjadi jebakan, membuat kaum Bai masuk dengan sukacita. Dia masih ingat ekspresi terkejut dan membeku di wajah Bai Lian saat Fang Yuan melancarkan serangan. 　　Kekhawatiran terbesar Bai Ningbing sekarang adalah, meski Fang Yuan mencapai cultivation tingkat tiga, dia mungkin tidak akan memberikan Yang Gu padanya. 　　Kemungkinan ini sangat besar. 　　"Sekarang aku tingkat tiga, dia masih tingkat satu. Aku masih bisa mempertahankan inisiatif. Tapi jika nanti dia mencapai tingkat tiga, bahkan lebih tinggi, bukankah aku akan semakin dikendalikan dan menjadi pionnya?" 　　Kecemasan dalam hati Bai Ningbing ini semakin menjadi setelah Fang Yuan menggunakan Gu Relik Perunggu dan cultivation-nya langsung melonjak ke tingkat satu tinggi. 　　Sementara Bai Ningbing cemas, masih banyak orang yang lebih gelisah darinya, bahkan sampai tahap panik dan marah. 　　"Apa yang terjadi?" Sekelompok orang berdiri di pintu keluar koridor warisan, memandang langit dan bumi di depan mereka dengan wajah pucat. 　　Mereka bergegas melanjutkan perjalanan, melewati beberapa aula kerangka putih lagi dan mendapatkan beberapa hasil, namun dari awal sampai akhir tidak bertemu dengan Fang Yuan dan Bai. Akhirnya mereka keluar dari terowongan rahasia dan tiba di luar gunung. 　　"Ternyata benar begitu!" Tie Dao Ku tiba-tiba menghela napas panjang. 　　Perkataannya seketika menarik tatapan orang-orang di sekitarnya. 　　"Mengapa Kakak Tie berkata demikian?" Kepala Suku Bai segera bertanya. Jika di masa lalu, dengan kelicikannya, dia pasti sudah tahu jawabannya. Tapi sekarang anak-anaknya diculik, semakin lama waktu berlalu semakin membuat hatinya kacau. 　　"Warisan Gunung Kerangka ini terlihat seperti jalan lurus, tapi sebenarnya memiliki banyak cabang. Seperti ranting kecil ini di tanganku." Dia mematahkan ranting tipis dari pohon tulang di sampingnya. 　　"Di bagian awal perjalanan, kita dan mereka mengalami hal yang sama, jadi kita bisa melihat jejak yang mereka tinggalkan. Tapi setelah itu, kita mengambil jalan bercabang yang berbeda. Ingat aula kedua? Di sana ada tiga pilar batu, sekarang aku sangat curiga ada mekanisme tersembunyi di pilar itu. Di aula ketiga yang kita masuki, kita melihat kerangka Cendekiawan Tulang Abu-abu. Tapi jelas kerangka itu belum disentuh siapa pun. Kuncinya ada di terowongan rahasia setelah aula kedua..." 　　Sebelum Tie Dao Ku selesai bicara, Kepala Suku Bai sudah berteriak dingin: "Kita kembali!" 　　Waktu terus berlalu, Fang Yuan ingin sekali memperpanjang waktu saat ini lima puluh atau enam puluh kali lipat. 　　Ia mengetahui warisan Bukit Tulang Putih, paling-paling hanya bisa menipu sementara. Ketika para Gu Master dari Keluarga Bai menyadari kebenaran desain tata letak ini, mereka berdua akan berada dalam bahaya. 　　Namun sayangnya, ia tidak tahu bagaimana melanjutkan perjalanan. 　　Tidak ada koridor lain di ruang rahasia. 　　Kembali ke jalan semula jelas mustahil. Meskipun pasukan utama Keluarga Bai masuk ke jalur cabang, pasti sudah menempatkan penjaga di pintu keluar. 　　"Mungkinkah ruang rahasia ini sudah menjadi titik akhir? Serangga Gu yang didapat Bai Hua dan Bai Sheng berasal dari mulut-mulut ini? Tidak mungkin. Kabar kehidupan sebelumnya menyebutkan saudara Bai Hua-Bai Sheng akhirnya tiba di tebing terpencil di Bukit Tulang Putih setelah menerima warisan. Kabar ini juga diakui secara resmi oleh Keluarga Bai. Mungkin mekanisme pembuka jalur rahasia tersembunyi di salah satu mulut ini?" 　　Pikiran Fang Yuan berpacu kencang. 　　Waktu semakin menipis... 　　Bai Ningbing tak memahami situasi, hanya mengira Fang Yuan punya rencana. Namun Fang Yuan sadar situasi mereka semakin genting. 　　Pintu ini tidak memiliki efek penghalang musuh. Setiap saat, para Gu Master Keluarga Bai yang murka bisa menerobos masuk. 　　"Saat itu terjadi, hanya bisa mengandalkan Bai Hua dan Bai Sheng sebagai jimat pelindung. Tapi jaminan ini pun rapuh. Di dunia ini terlalu banyak serangga Gu aneh yang bisa memicu efek pusing-pusing, hipnosis, kelumpuhan dan kontrol lainnya. Keluarga Bai yang terhormat pasti punya cara seperti itu." Memikirkan ini, tatapan Fang Yuan tertuju pada Bai Hua dan Bai Sheng. 　　Sepasang kakak-adik kembar ini masih terbaring tak sadarkan diri di lantai kayu. 　　"Ada ide." Fang Yuan tiba-tiba tersadar. 　　Ia memutuskan untuk membangunkan kedua anak ini. 　　Pertama, waktu mendesak, dia butuh lebih banyak tenaga. Kedua, Bai Sheng dan Bai Hua adalah pemilik sah warisan Gunung Tulang Belulang yang ditakdirkan. Ketiga, mereka hanya manusia biasa, tak perlu khawatir akan memberontak. 　　Tanpa ragu, Fang Yuan melangkah dan menendang sepasang kakak-adik ini.【 BAB26: Tulang Giok dan Tulang Besi 　　; 　　Boom, boom, boom... 　　Di tengah dentuman, dinding tulang runtuh memperlihatkan jalur-jalur baru di depan orang-orang. (138kanwang.) 　　Merusak selalu lebih mudah daripada membangun. Apalagi warisan ini tak ada yang memimpin. 　　"Kabar dari depan. Jalur kelima sudah disisir, tak ditemukan target." 　　"Lapor Kepala Suku, hamba menemukan aula tulang belulang di jalur keenam. Ada kerangka dan buku tulang besar di dalamnya." 　　"Lapor, di jalur ketujuh juga ada aula serupa dengan kerangka duduk bersila dan buku tulang." 　　"Lapor, ditemukan jalur kedelapan!" 　　"Teruskan penyelidikan!" Wajah Kepala Suku Perempuan Bai berawan. Di hadapannya tertumpuk tujuh buku tulang besar. 　　“Desain seperti ini benar-benar memperhitungkan keinginan manusia. Meski Gu Master sendiri telah mewarisi seluruh warisan, kenyataannya Si Jenius Tulang Abu-abu menjebak kita dengan banyak aula yang memiliki tata letak serupa. Harta sejati masih tersembunyi di jalur cabang tertentu.” Tie Dao Ku berkomentar dengan nada getir. 　　Alis Kepala Suku Bai semakin berkerut. 　　Situasi semakin rumit, dia tidak khawatir Fang Bai berbalik arah. Sebelumnya, dia telah menempatkan banyak orang di pintu masuk sebagai pengaman. 　　Kekhawatirannya adalah Fang Bai mungkin melarikan diri melalui jalur cabang. Bagaimanapun, dia bisa mengendalikan pintu masuk tapi tidak semua jalan keluar yang tak terhitung jumlahnya. 　　Tiba-tiba, seorang Gu Master berlari dengan wajah berseri-seri melaporkan, "Di jalur ke-8 kami menemukan aula tulang belulang! Kerangka di dalamnya diinjak-injak hingga hancur, dan serangga gu di tengkorak telah diambil." 　　"Ini pasti rute mereka!" Tie Dao Ku langsung bersemangat. 　　"Pimpin jalannya!" perintah Kepala Suku Bai segera bergerak. 　　Beberapa saat kemudian, rombongan itu tiba di aula dengan tergesa-gesa. 　　"Kenapa ada dua lorong rahasia?" Sesepuh keluarga yang satu terkejut. 　　"Jalur mana yang diambil pengkhianat jalan gelap itu?" 　　"Lupakan, pisahkan pasukan dan lanjutkan perjalanan. Begitu mengejar mereka, pastikan keselamatan Penerus Keluarga kita!" 　　Anak tangga batu menuju Paviliun Rahasia Daging yang unik itu menarik perhatian Kepala Suku Bai, Tie Dao Ku, dan mayoritas Sesepuh keluarga. 　　"Paviliun Rahasia Daging?" Tak lama kemudian, mereka tiba di ujung anak tangga. 　　"Boom!" 　　Area intim hancur berantakan diterjang ledakan, orang-orang berhamburan masuk. 　　Namun ruang rahasia itu kosong melompong. 　　Hehehe... hahaha... hehehe... 　　Ribuan mulut di tembok mengeluarkan suara tawa yang gaduh. 　　"Apa ini barang setan?!" 　　"Ini adalah Gu Tawa Daging, khusus untuk menyimpan harta karun. Mulut-mulut ini ibarat laci-laci penyimpanan." 　　"Mulut yang ini terbuka lebar, sepertinya mereka masuk ke dalam." 　　Kepala Suku Bai mengamati sekeliling, tatapan dinginnya tertancap pada satu-satunya lorong rahasia di ruangan ini: "Kau, kau, dan kau tetap di sini! Yang lain ikut aku mengejar!" 　　Beberapa saat sebelumnya, di ruang rahasia yang sama. 　　Bai Sheng baru saja siuman ketika rasa sakit maha dahsyat menyambar perut bawahnya. 　　"Berdirilah jika kau tak ingin mati!" Suara kejam bergema di telinganya. 　　Suara itu sangat membekas dalam ingatannya. 　　Pemilik suara inilah yang menipu seluruh keluarga, menculik calon kepala suku Gu Yue - semua pasti kebohongan belaka! 　　Penipu! Bajingan! Iblis! 　　Meski dalam hati terus memaki, Bai Sheng patuh bangkit dari lantai. 　　Ia berada di tempat aneh berdinding daging bertabur mulut, tawa riuh rendah terus menggema di telinga. 　　"Gu Tawa Daging?" Ujarnya spontan, teringat catatan dalam buku. 　　"Si kecil masih muda tapi wawasannya luas." Fang Yuan terkekeh. 　　Dalam kabar kehidupan sebelumnya, dikatakan bahwa kakak-adik keluarga Bai ini berbakat cerdas, terutama sang kakak Bai Sheng yang sejak kecil dikenal jenius, hampir memiliki kemampuan mengingat sempurna. Saat ini dia bisa mengenali Gu Tawa Daging yang begitu langka, tampaknya kabar itu bukanlah isapan jempol belaka. 　　"Kalian berdua!" Bai Sheng mengatupkan gigi, matanya menatap tajam Fang Yuan dan Bai Ningbing, pancaran kebencian yang pekat terpancar dari sorot matanya. 　　"Kakak!" Bai Hua yang juga ditendang Fang Yuan hingga terbangun, berlari sambil menangis mendekati Bai Sheng. 　　Bai Sheng segera melindungi adiknya di belakangnya. 　　"Persaudaraan kakak-adik yang begitu mengharukan." Bai Ningbing terkekeh. 　　"Wanita jahat! Percuma wajahmu cantik, hatimu kejam seperti kalajengking!" Bai Sheng memaki tanpa rasa takut. 　　Senyum di wajah Bai Ningbing langsung menghilang. 　　Kata-kata Bai Sheng seperti pisau yang menusuk hatinya. Istilah "wanita" dan "cantik" sama sekali tak ingin didengarnya. 　　Pak-pak-pak! 　　Dia melangkah maju, meraih Bai Sheng, lalu menghunjamkan tiga tamparan. 　　Dengan kekuatan buaya yang dimilikinya, meski sudah menahan sebagian besar tenaga, pipi Bai Sheng langsung memerah dan membengkak setelah tamparan itu. 　　"Wanita berbisa, wanita jahat, kalau jantan bunuh saja aku!" Tapi Bai Sheng tetap terus memaki. 　　Pak-pak-pak! 　　Bai Ningbing kembali menghujani tiga tamparan. 　　“Hikz... hikz... Kau lepaskan kakakku, kumohon lepaskan kakakku...” Bai Hua memeluk kaki Bai Ningbing sambil terisak memohon ampun. 　　“Adik... Jangan memohon padanya!” Bai Sheng bersuara dengan susah payah. 　　Fang Yuan menghela napas, mendekat lalu mencengkeram kerah baju Bai Hua. 　　Gadis kecil itu diangkat Fang Yuan, menjerit ketakutan sambil menangis. 　　Bai Sheng tak lagi berani melawan, berteriak panik: "Bajingan, lepaskan adikku sekarang!" 　　Fang Yuan mengulurkan tangan satunya, mencengkeram wajah anggun Bai Hua dengan kencang: "Bising sekali. Teriak sekali lagi, mau kubuang lidah kalian? Ya, mulai dari lidah gadis kecilmu ini, bagaimana?" 　　Bibirnya melengkung membentuk senyuman, namun sorot matanya memancarkan cahaya dingin penuh hawa pembunuhan. 　　Bai Hua langsung diam ketakutan, air mata berputar di pelupuk matanya. 　　Bai Sheng hendak membuka mulut, tapi saat ditatap Fang Yuan, hatinya berdesir lalu menutup rapat mulutnya. 　　"Nah begitu. Bekerja sama dengan patuh, mungkin aku akan memberi kalian jalan hidup." Senyum Fang Yuan tetap terpelihara. 　　Bai Ningbing mencibir sinis. 　　"Tapi..." Fang Yuan segera menambahkan, "Ini untuk keamananku sendiri. Kalau kalian nurut, kami akan melepas kalian. Tentu, kalau tidak kooperatif..." Ia terkekeh, "...aku tak keberatan memotong lidah kalian, atau memainkan-mainkan beberapa jari tangan." 　　“Lalu apa yang kau mau kita lakukan?” Bai Sheng menarik napas dalam-dalam. Ia tidak takut pada Bai Ningbing yang berwajah kejam, namun gentar menghadapi Fang Yuan yang tersenyum. 　　“Lihat mulut-mulut di tembok ini?” Tanpa jeda. Senyum Fang Yuan semakin lebar. 　　Setelah menjelaskan sejenak, ia membiarkan kakak-adik ini menggerakkan gigi mereka. 　　Hanya beberapa saat, Bai Hua menjerit kaget. 　　Di hadapannya, sebuah mulut terbuka. Lidah merah menyela menjulur, memperlihatkan butir bola tulang seukuran telur puyuh. 　　Permukaan bulat itu dipenuhi garis hitam-putih, mengingatkan Fang Yuan pada hewan di Bumi -- zebra. 　　Fang Yuan melangkah cepat, mengambil Gu ini. Sorot kegembiraan berkelip di alisnya. 　　Jika tebakannya benar, ini adalah Gu penggerak bernama -- Burung Tak Berkaki. 　　Gu ini hanya bisa dipakai sekali, namun ukuran tubuhnya besar. Dapat mengangkut manusia terbang sejauh 10.000 mil sehari. 　　Benar-benar bantal datang saat mengantuk. 　　Fang Yuan baru saja khawatir mencari cara kabur, tak disangka Bai Hua menyumbangkan Burung Tak Berkaki. 　　Namun kejutan baru saja dimulai. 　　Beberapa saat kemudian, Bai Sheng juga mendapat hasil. 　　Ia membuka gigi, menjulurkan lidah yang menampakkan sebatang tulang. 　　Tulang ini bulat di kedua ujung, ramping di tengah. Seluruh permukaannya memancarkan hijau seperti giok bercahaya. 　　Gu Tulang Giok! 　　Fang Yuan mengambilnya, langsung menyatukannya, lalu menyimpannya dalam rongga kosong. 　　Kali ini giliran Bai Ningbing yang merasa iri. 　　Gu Tulang Giok mampu memodifikasi tulang Gu Master menjadi sekeras giok, meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas secara permanen. Efek ini mirip dengan Gu Babi Putih Hitam dan Gu Kekuatan Buaya. 　　Yang lebih penting, Gu Tulang Giok dan Gu Kulit Es memberikan efek terbaik saat digunakan bersamaan. 　　Bai Ningbing sudah memiliki Kulit Es. Jika ditambah Tulang Giok, akan tercipta "Kulit Es Tulang Giok" dengan efek sinergis yang saling memperkuat. 　　Namun Gu Tulang Giok termasuk Gu konsumabel sekali pakai. Kelemahannya, proses penggunaannya menimbulkan rasa sakit luar biasa. Banyak Gu Master dengan tekad lemah tewas akibat tidak tahan kesakitan. 　　"Mau? Tukar dengan Daging Pembangun Tulang," ujar Fang Yuan sambil tersenyum. 　　Bai Ningbing mendengus kesal, tetap membisu sambil semakin keras menggigit giginya. 　　Tindakan ini murni mengandalkan keberuntungan. Setiap rahang memiliki 10 gigi. Minimal 5 gigi harus diketuk secara berurutan dengan urutan tepat agar semua gigi rontok. 　　Selain keberhasilan pertama, Bai Ningbing gagal total. 　　Nasib Fang Yuan bahkan lebih buruk. 　　Beberapa saat kemudian, Bai Hua dan Bai Sheng - saudara kakak-adik itu - justru berhasil mengejutkan. 　　Bai Hua berhasil merontokkan gigi, memberikan Fang Yuan sebuah Gu Tulang Besi. 　　Sementara mulut yang dibuka Bai Sheng perlahan membesar, membentuk lorong rahasia baru. 　　Keberuntungan luar biasa kakak-adik ini membuat Bai Ningbing diam-diam terkesima. 　　Dia tak tahu bahwa pasangan saudara ini adalah pemilik takdir warisan ini. Takdir adalah kekuatan misterius yang sangat ajaib, terutama di dunia ini di mana beberapa serangga gu langka mengandung fragmen hukum takdir, memungkinkan Gu Master beruntung menguasai secercah kekuatan takdir. 　　Dengan munculnya lorong rahasia baru, Fang Yuan sama sekali tak ingin berlama-lama. 　　Gu Master keluarga Bai bisa tiba kapan saja, sementara serangga gu yang tersimpan di dalam mulut ini sangat kokoh dan sulit dihancurkan. Terpaksa harus ditinggalkan untuk mereka. 　　Fang Yuan kembali membuat Bai Sheng dan Bai Hua pingsan, menggendong satu di setiap tangan, mengikuti Bai Ningbing memasuki mulut raksasa itu. 　　Melewati lorong rahasia ini, mereka tiba di sebuah aula. 　　Ini adalah aula tulang putih terluas yang pernah dilihat Fang-Bai. 　　Luasnya saja mencapai enam mu lebih. Di tengah aula berdiri piramida tulang putih. Puncaknya diratakan menjadi platform, dengan tangga di kedua sisi menuju platform atas. 　　Setelah saling pandang, Fang Yuan dan Bai Ningbing menyadari selain piramida ini tak ada apapun lagi di aula. 　　Setelah memastikan tak ada bahaya, mereka naik ke platform di puncak menara. 　　Di platform, terdapat patung tengkorak binatang buas raksasa setinggi setengah badan manusia, mirip singa dan harimau, dengan gigi taring yang terkunci rapat. (Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan daftar sebagai anggota situs sastra untuk merekomendasikannya. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) 　　BAB26: Tulang Giok dan Tulang Besi 　　&!--htmlco--& BAB27: Reuni Tulang dan Daging 　　; 　　"Patung tengkorak berbentuk singa-harimau, bukankah ini mekanisme legenda yang membutuhkan kerjasama dua orang?" Pikiran segera melintas dalam hati Fang Yuan.：..(, novel lebih cepat dan lebih baik..) 　　"Di gigi taring patung ini ada tulisan terukir." Bai Ningbing kembali menunjukkan penemuan baru, "Apa artinya?" 　　"Ini mantra pembuka mekanisme di sini. Kembar berarti harus dua orang bekerja sama. Tiga Roh merujuk pada hati, telapak tangan, dan mata manusia." Fang Yuan mengingat penjelasannya. 　　Anggota badan manusia yang paling lincah adalah telapak tangan, organ wajah yang paling hidup adalah mata, sedangkan pikiran manusia secepat kilat. 　　Karena itu, ketiganya disebut Tiga Roh. 　　"Ayo, tempelkan telapak tanganmu di pupil patung." 　　Di rongga mata patung tengkorak tersebut terpasang sepasang rubi tembus pandang sebesar mangkuk. Permata itu memantulkan bayangan Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Namun setelah lama menempelkan telapak tangan di pupil permata, tak ada reaksi apa-apa. 　　"Hehe, penjelasannya terdengar masuk akal, tapi nyatanya salah." Bai Ningbing tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyindir Fang Yuan. 　　Fang Yuan juga wajahnya berkerut, dalam ingatan kehidupan sebelumnya, mekanisme ini digambarkan secara detail oleh Bai Hua. Secara logika, seharusnya begini caranya. Tapi mengapa tidak ada reaksi? 　　"Kembar sejiwa, tiga roh menyatu..." Fang Yuan bergumam pelan, "Tiga roh menyatu sudah ia lakukan, tapi sejiwa... sejiwa..." 　　Seiring perenungannya, cahaya kecerdikan mulai bermunculan di matanya. 　　Mungkinkah dua orang yang membuka mekanisme ini harus benar-benar seia sekata? 　　Jika demikian, dirinya dan Bai Ningbing meski beraksi bersama tapi hanya terpaksa, sesungguhnya tampak rukun tapi saling curiga, masing-masing punya skenario. Mana mungkin bisa "sejiwa"! 　　Memikirkan ini, Fang Yuan tak urung kembali mengarahkan tatapannya ke Bai Sheng dan Bai Hua. 　　Karenanya, pasangan kakak-adik ini kembali ditendang hingga terbangun oleh Fang Yuan. 　　"Bajingan, apa lagi yang kau inginkan?!" Bai Sheng meneriakkan kebenciannya setelah sadar. 　　Bai Hua kali ini tidak menangis lagi. Sepasang mata besarnya menatap tajam Fang Yuan dan Bai Ningbing, memancarkan aura kebencian pekat. 　　Kali ini Fang Yuan sudah tak sabar memberi penjelasan. Langsung menggenggam telapak tangan keduanya, menempelkannya pada pupil rubi yang berpasangan. 　　Benar-benar calon penerus yang ditakdirkan. Begitu tangan mungil mereka menempel, rubi itu langsung berpendar terang. 　　Krak... krak... 　　Tengkorak itu perlahan membuka mulutnya, memperlihatkan tumpukan batu bara dan kayu kering di dalamnya. 　　Di tengah batu bara hitam, terdapat sebuah guci tanah liat kuno. Sebuah gulungan kertas bersandar di atas guci tersebut. 　　"Apa maksud ini?" Fang Yuan melemparkan kedua orang itu ke lantai, mengambil gulungan kertas dan membacanya, barulah ia memahami. 　　Ternyata ahli waris ini, Hui Gu Cai Zi, memiliki bakat rendah dan merasa kesulitan dalam berkultivasi sepanjang hidupnya. 　　Sepanjang hidupnya, ia berdedikasi untuk menciptakan Gu yang dapat membantu Gu Master dalam berkultivasi dengan cepat. 　　Sudah banyak serangga gu yang membantu dalam berkultivasi. Contoh paling klasik adalah Cacing Arak. Namun sebagian besar serangga gu ini sangat langka dan sulit diperoleh. 　　Hui Gu Cai Zi memiliki tekad besar, ingin menciptakan serangga gu unggul yang dapat digunakan secara luas. 　　Namun hingga akhir hayatnya, setelah gagal berkali-kali, ia tetap tidak berhasil. 　　Di penghujung hidupnya, mungkin karena belas kasihan langit, saat menyusun warisan Gunung Tulang Putih, tiba-tiba ia mendapat inspirasi brilian. 　　Tanpa bantuan serangga gu, metode utama bagi Gu Master untuk meningkatkan cultivation adalah apa? 　　Yaitu dengan memanfaatkan kekuatan sesepuh melalui teknik dorongan Yuan Zhen. 　　Dulu di Gunung Qingmao, Gu Yue Chi Cheng terus-menerus menerima aliran Yuan Zhen dari kakeknya Gu Yue Chi Lian. 　　Tapi praktik ini memiliki kelemahan besar. 　　Yuan Zhen setiap orang berbeda. Menggunakan Yuan Zhen unggul sesepuh untuk memurnikan dinding qiao akan meninggalkan sisa aura asing yang akan sangat membatasi perkembangan Gu Master di masa depan. 　　Kecuali menggunakan Gu Air Murni untuk membersihkan sisa aura asing tersebut. 　　Namun, Gu Air Murni juga termasuk Gu yang langka, sulit didapat oleh Gu Master biasa. Bahkan Sesepuh keluarga harus mengandalkan keberuntungan dan membayar harga yang sangat mahal. 　　Karena itu, metode pendorongan juga tidak umum digunakan. 　　Maka sang Jenius Tulang Kelabu punya ide unik. 　　Jika ada Gu yang bisa mengubah Yuan Zhen orang lain menjadi Yuan Zhen milik sendiri, bukankah setelah pendorongan tidak akan ada efek samping aroma asing ini? 　　Setelah serangkaian percobaan, ia menyingkirkan banyak kemungkinan dan menyisakan satu skema dengan peluang keberhasilan terbesar. 　　Nama skema ini adalah——"Gu Reuni Daging Tulang." 　　Gulungan menyatakan: Untuk meracik Gu ini, harus ada dua Gu Master yang bertindak bersamaan. Kedua Gu Master ini harus memiliki hubungan darah. Orangtua dan anak, atau kembar. Mengandalkan hubungan dalam garis keturunan yang sama, baru bisa melakukan konversi Yuan Zhen. 　　Tentu saja ide ini sudah tidak sempat dipraktikkan oleh Jenius Tulang Kelabu. Setelah menyelesaikan sebagian besar persiapan, ia terpaksa berhenti di bagian paling krusial. 　　Meski punya dua gelar, ia tetap sendirian. Ia kekurangan dua Gu Master yang memenuhi syarat. 　　Konten terakhir gulungan memperlihatkan penyesalan tak berujung dari Jenius Tulang Kelabu. 　　Ia tidak punya waktu untuk persiapan lagi, hanya bisa meninggalkan panggung tinggi ini. Tapi jika penerus berjodoh sampai di sini, bisa membuka mekanisme ini dan melihat gulungan ini, itu artinya Gu Master yang memenuhi syarat telah muncul! 　　“Cobalah meraciknya, apapun hasilnya, ceritakanlah di depan nisan saya.” Kalimat dalam gulungan ini mengandung obsesi seumur hidup Sastrawan Tulang Abu-abu. 　　Ternyata menara platform tempat Fang Yuan berdiri adalah makam Sastrawan Tulang Abu-abu. 　　Tanpa perlu mencoba, Fang Yuan sudah tahu konsep Gu Reuni Tulang-Daging berhasil. Dalam kehidupan sebelumnya, Bai Sheng dan Bai Hua memang menggunakan metode ini untuk kultivasi ganda, menjadi Bintang Kembar Aliran Ortodox, mendorong pengaruh Klan Bai ke puncak kejayaan dengan kultivasi level 5. 　　Tapi bagi Fang Yuan, sekarang ini agak bermasalah. 　　Awalnya ia mengira Gu Reuni Tulang-Daging sudah jadi, namun kenyataannya belum dirakit, bahkan belum setengah jadi. 　　Untuk meracik Gu Reuni Tulang-Daging, syaratnya tidak terpenuhi oleh dia dan Bai Ningbing. 　　Kecuali Fang Zheng ada di tempat. 　　Tapi sekalipun begitu, kualitas Gu Reuni Tulang-Daging yang dihasilkan mungkin tetap tidak akan bagus. 　　Menurut gulungan, Gu Reuni Tulang-Daging adalah nama seri, bukan jenis Gu spesifik. Semakin sepemikiran dan seperasaan dua Gu Master yang meraciknya, semakin tinggi kualitas Gu yang dihasilkan. 　　Mengingat hubungan Fang Yuan dan Fang Zheng, Gu Reuni Tulang-Daging yang dihasilkan pasti tidak ideal. 　　Dalam kehidupan sebelumnya Fang Yuan, Gu ini pasti dirakit oleh Bai Sheng dan Bai Hua. Tapi sekarang dipercepat puluhan tahun, meski mereka sepemikiran, mereka belum menjadi Gu Master dan belum memenuhi standar. 　　"Gu Reuni Tulang dan Daging adalah tujuan terpenting Fang Yuan. Kini bahan dan tungku telah disiapkan oleh Hui Gu Caizi, tinggal langkah krusial meraciknya." 　　Melepaskannya? Fang Yuan tentu tak menerima ketidakpuasan ini. 　　Tapi untuk meracik, selain syarat penyatuan tak terpenuhi, di belakang ada sekelompok lawan kuat yang sedang mengejar mereka. 　　Waktu mendesak, Fang Yuan mengatupkan gigi memutuskan mengambil risiko. 　　Ia dan Bai Ningbing hanya memenuhi separuh standar, sedangkan kakak-adik Bai Sheng dan Bai Hua mengisi separuh lainnya. Bila keempatnya bekerja sama, mungkin ada harapan sukses. 　　"Mari bantu sedikit." Fang Yuan mulai menyalakan kayu kering dalam patung tengkorak. 　　Api menjilat-jilat tinggi, membakar dengan dahsyat. 　　"Kau berniat memaksakan prosesi?" Bai Ningbing terkejut, "Ini pilihan tak bijak." 　　Meski begitu, telapak tangannya tetap menempel pada pupil rubi, menuangkan Yuan Zhen ke dalamnya. 　　Nyala api tiba-tiba berubah dari jingga menjadi biru pucat. 　　Guci berguncang dalam kobaran api, beberapa serangga gu yang tertidur di dalamnya terbangun dan meronta-ronta gila. Guci bergetar hebat tapi tak pecah. 　　Proses peracikan tak rumit, Fang Yuan dan Bai Ningbing bergantian memasok Yuan Zhen. 　　Tak lama kemudian, tibalah langkah paling menentukan. 　　“Langkah ini membutuhkan daging dan darah segar dari dua Gu Master, dilemparkan ke api untuk dipanggang. Gulungan naskah menyatakan, semakin banyak daging dan darah dalam langkah ini, efeknya akan semakin baik.” 　　“Kebetulan ada tulang berdaging di tangan, memotong beberapa potong daging juga tak masalah.” Bai Ningbing hendak bertindak, namun dihalangi oleh Fang Yuan. 　　“Tunggu sebentar, aku punya ide yang lebih baik.” 　　Bai Ningbing mengikuti pandangan Fang Yuan, menatap pasangan kakak-adik kembar Bai Sheng dan Bai Hua. 　　“Kau berani mengubah formula rahasia secara mendadak?” Bai Ningbing seketika memahami maksud Fang Yuan, kilatan ketidaksanggupan terlihat di matanya. 　　“Kalian, kalian mau apa?!” Bai Sheng menjerit, merasakan kecemasan dan kepanikan seperti bencana besar akan menimpa. 　　Kami bagaikan daging di atas talenan, saat Fang Yuan dan Bai Ningbing meracik serangga Gu, mereka tahu tak bisa melarikan diri sehingga tetap diam di samping, menunggu penyelamatan dari keluarga besar. 　　Tapi sekarang, Bai Sheng sangat menyesal dalam hatinya! 　　“Bersyukurlah, pengorbanan kalian akan menyaksikan kelahiran serangga Gu jenis baru. Kubayangkan Senior Hui Gu di alam baka pasti akan sangat senang, bukan?” Fang Yuan mendekati pasangan kakak-adik ini dengan senyum kejam. 　　“Adik, lari cepat!” Bai Sheng berteriak, bukannya mundur malah maju menghadang Fang Yuan, merangkul kaki Fang Yuan. 　　“Kak!” Air mata Bai Hua meleleh, saat dia ragu-ragu, Fang Yuan sudah membuatnya pingsan. 　　Melihat Fang Yuan mendekatinya, kepanikan besar menyebar di hati gadis kecil itu. 　　Dia berbalik dan lari, tapi bagaimana bisa menandingi langkah Fang Yuan? 　　Tak lama dia ditangkap Fang Yuan, hatinya seperti tenggelam ke dasar jurang, meronta-ronta sia-sia sambil menjerit: "Ibu, di mana kau?" 　　Wajah Fang Yuan kejam tak terperi, sekali pukul gadis itu pun pingsan lagi. 　　Tiga kali lima dikurangi dua, pakaian kakak-beradik ini ditanggalkan semua, lalu satu tangan mengangkat masing-masing tubuh, melemparkan mereka ke dalam api. 　　Begitu masuk api, mereka langsung terbangun oleh panas, rasa sakit maha dahsyat membuat mereka lari terbirit-birit. 　　Dua sosok berapi itu melompat keluar dari tumpukan kayu bakar, anggota badan menggelepar tak karuan. 　　Fang Yuan cuma mendengus dingin, sekali tendang masing-masing, menyepak mereka kembali ke dalam kobaran api. 　　Gulungan naskah mensyaratkan daging segar, Fang Yuan tak ingin mereka mati ditendang. Maka setiap kali ditendang masuk, mereka lari keluar lagi, lalu ditendang balik. 　　Demikian berulang kali, akhirnya Bai Sheng dan Bai Hua tewas terbakar dalam api. 　　Tubuh mereka meleleh bagai lilin. Api biru kehijauan berangsur berubah menjadi merah darah. 　　Tapi transformasi ke warna merah-ungu tak kunjung terjadi. 　　Menurut gulungan naskah, hanya bila api berubah merah-ungu, langkah krusial ini baru dianggap sukses. 　　"Harus bagaimana?" Bai Ningbing mengerutkan alisnya, sekali gagal meracik Gu, sang Gu Master juga akan terkena backlash. 　　Pikiran Fang Yuan bergejolak hebat: "Bai Sheng dan Bai Hua adalah pewaris takdir, ternyata juga tidak bisa? Tampaknya karena mereka belum menjadi Gu Master, sehingga ada perbedaan. Jika demikian, hanya bisa mencoba lagi!" 　　Setelah berpikir demikian, Fang Yuan tak lagi ragu. Ia mengaktifkan Duo Rate Flower, mengeluarkan sebilah pedang tajam. 　　Ia meluruskan lengannya, pedang menyambar. Darah mengalir deras, sepotong dagingnya terlempar ke dalam api setinggi manusia. 　　"Sekarang giliranmu." Setelah menyelesaikan ini, ia melemparkan pedang kepada Bai Ningbing. 　　"Kau yakin ini bekerja?" Bai Ningbing ragu sejenak, lalu menggunakan pedang untuk memotong lengannya. Tapi karena kulit es-nya, pedang terasa seperti menebas balok es keras. 　　Terpaksa, Bai Ningbing memanggil Juchi Jinwu untuk mengerat sepotong dagingnya. 　　Saat dagingnya masuk ke api, nyala api seketika berubah menjadi merah keunguan. 　　"Bagus, keberhasilan ada di sini! Tuangkan Yuan Zhen bersama!" Fang Yuan bersukacita. 　　Mereka berdua menuangkan Yuan Zhen ke batu permata mata tengkorak. Mekanisme mulai menutup perlahan, seperti binatang tulang yang menelan api menyala-nyala ke dalam mulutnya. 　　Dua baris gigi runcing mengatup rapat, mulut terkunci. Api membakar di dalamnya, membuat tengkorak memerah membara. 　　Byur! Sepertinya guci tanah liat meledak. 　　Seluruh tengkorak bergetar karenanya. 　　Mendengar suara ledakan itu, Fang Yuan dan Bai Ningbing serentak melepaskan pegangan. 　　Fang Yuan mengawasi situasi sambil menjulurkan tangan ke Bai Ningbing. 　　Ia tidak bersuara, tapi Bai Ningbing sudah memahami segalanya. 　　Dia mengeluarkan suara "Hmph", demi kepentingan situasi, terpaksa menyerahkan Daging Tulang Putih kepada Fang Yuan. 　　Meski tak mampu menyatukan Gu dalam sekejap, Fang Yuan memiliki kemampuan itu. 　　Di bawah aura Gu Cungcu Chan, Daging Tulang Putih takluk tanpa perlawanan, langsung menyatu. 　　Namun keterbatasan cultivation membuat Fang Yuan tak bisa menggunakannya, akhirnya diserahkan kembali ke Bai Ningbing. 　　Begitu menerima, Bai Ningbing segera mengaktifkannya. Cahaya oranye menyelimuti luka di lengan depan. Dalam sekejap, daging pulih sempurna! 　　Tapi Yuan Zhen tingkat tiga puncaknya langsung terkuras dua persen! 　　Kelemahan Daging Tulang Putih: konsumsi Yuan Zhen masif. Dengan Yuan Perunggu Fang Yuan, Yuanhai kering pun tak cukup. 　　Bai Ningbing kemudian merawat Fang Yuan. 　　Wajah Fang Yuan pucat. Tanpa Ice Skin, darah terus mengucur deras. 　　Luka di lengan sembuh, tapi sakitnya masih menggigit. Seluruh hati bergetar kesakitan. Kepala terasa pusing, penglihatan berkunang-kunang! 　　Namun keduanya memiliki tekad sekeras baja. Meski begitu, raut wajah mereka tetap tenang, memaksakan diri menahan rasa sakit yang hebat. 　　Sesaat kemudian, tengkorak itu perlahan terbuka. Api di dalamnya telah lama pudar. 　　Guci tanah liat beserta mayat Bai Sheng dan Bai Hua, tak tersisa sedikitpun. 　　Dua serangga Gu muncul dalam pandangan Fang Yuan. 　　Satu hijau satu merah, bagai dua gelang giok yang saling bertautan. Melayang di udara, memancarkan kilau lembut nan tenang. 　　"Inikah Gu Reuni Daging dan Tulang?" Tak ada waktu untuk memeriksa detail. Fang Yuan langsung menyambar, menyatukannya seketika, lalu menyimpannya ke dalam rongga kosong. 　　"Pergi!" Ia melarikan diri secepat mungkin, menuruni podium, dan menyelinap masuk ke terowongan baru di ujung aula. 　　Hanya beberapa saat kemudian, para Gu Master keluarga Bai tiba di aula ini. 　　"Seseorang pernah mempraktikkan Gu di sini!" Sisa aura di udara membuat banyak sesepuh keluarga mengubah ekspresi. 　　"Lihat, ada pakaian kedua tuan muda di sini." Segera mereka menemukan seragam anak-anak yang dirobek dan dihancurkan Fang Yuan di podium. 　　Melihat ini, firasat buruk yang sangat kuat menerpa hati kepala suku keluarga Bai, hampir membuat matanya gelap. 　　Bahkan ia tidak berani membayangkan lebih jauh. 　　“Kejar! Mereka tidak jauh, anakku pasti ada di tangan mereka!” Kepala Suku Keluarga Bai menjerit putus asa, kedua matanya dipenuhi urat darah yang merah menyala. (Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan daftar anggota sastra untuk merekomendasikannya. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) 　　BABKedua Puluh Tujuh: Reuni Daging dan Tulang BABKedua Puluh Delapan: Burung tak berkaki ah, kepakkan sayapmu tinggi-tinggi! 　　; 　　Berlari kencang! 　　Di bawah kaki terbentang terowongan rahasia yang terasa lebih panjang dari biasanya... Tapi perjalanan terpanjang pun pasti ada ujungnya. 　　Titik cahaya mulai muncul dalam pandangan Fang Yuan dan Bai Ningbing, perlahan membesar. 　　“Itu jalan keluar!” Bai Ningbing berseru spontan. 　　“Menurut kabar dari kehidupan sebelumnya, terowongan ini seharusnya menuju tebing curam di Gunung Tulang Putih.” Fang Yuan tidak bicara, tetap menundukkan kepala sambil berlari, hanya berpikir dalam hati. 　　Harus berterima kasih pada saudara Bai Sheng dan Bai Hua yang telah tiada. Justru karena informasi merekalah Fang Yuan datang ke sini. Dan karena pengorbanan mereka, Fang Yuan akhirnya mendapatkan Gu Reuni Daging dan Tulang. 　　Tiba-tiba, derap langkah kaki yang rapat terdengar dari belakang. 　　“Akhirnya menyusul!” 　　“Dua pengkhianat itu ditemukan!!” 　　“Jangan kalian lari!” 　　Para Gu Master Keluarga Bai mengejar dengan aura membunuh yang menggentarkan. 　　Kepala Suku Keluarga Bai memimpin dari depan, beberapa Sesepuh keluarga mengikuti dari belakang. Terowongan sempit membuat barisan orang-orang Keluarga Bai memanjang. 　　Gu Tumbukan Langsung. 　　Tiba-tiba, seorang Sesepuh keluarga tiba-tiba mempercepat gerakan, siluet tubuhnya seperti peluru meriam, dengan cepat mendekati Fang Yuan. 　　"Bai Ningbing!" Fang Yuan berteriak. 　　Bai Ningbing menggigit gigi, tangannya melemparkan sesuatu ke belakang. 　　Blood Moon Gu. 　　Sreeek! Sebilah pisau darah melesat dan mengenai Sesepuh keluarga di belakang, memperlambat laju mereka. 　　Namun tiba-tiba, cahaya pelangi memancar dari terowongan rahasia, serangan jarak jauh berhamburan ke arah Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　"Bai Ningbing, tangkap!" Fang Yuan berteriak lagi, melemparkan Tian Peng Gu padanya. 　　Bai Ningbing mengaktifkan Tian Peng Gu, Gu Rongga Berduri Besi, dan pertahanan kulit es-nya. Tiga lapis pertahanan ini menahan sebagian besar serangan. 　　"Keluarga Bai! Tidakkah kalian ingin tahu nasib dua pewaris kalian?" teriak Fang Yuan. 　　Para Gu Master keluarga Bai melihat Bai Sheng dan Bai Hua di tangan Fang Yuan dan Bai Ningbing. Serangan mereka langsung terhenti. 　　"Katakan! Apa yang kalian lakukan pada pewaris kami?!" 　　"Jika ada apa-apa dengan mereka, kalian akan mati dengan mengenaskan!!" 　　"Kembalikan anakku!!" Kepala suku Bai yang murka mengacungkan jarinya, melesatkan kilauan dingin. 　　Gu Ikan Es! 　　Gu seukuran shuriken ini berbentuk ikan kecil, meliuk di udara dengan kemampuan pelacakan. 　　Fang Yuan mengerang, tak bisa menghindar. Gu Ikan Es menancap di tubuhnya. 　　Seketika hawa dingin menyelimuti seluruh tubuhnya, kecepatannya merosot tajam. 　　Gu Sisik Tersembunyi. 　　Fang Yuan menggerakkan hatinya, seluruh tubuhnya bermakna genit, segera menghilang. 　　"Jangan bermimpi!" Seorang Sesepuh keluarga tiba-tiba mengulurkan tangan kanan, mengarah ke Fang Yuan, mencengkram keras ke udara. 　　Blup. 　　Suara lembut terdengar, meski Gu Sisik Tersembunyi tersembunyi di rongga kosong Fang Yuan, tiba-tiba hancur berkeping-keping. 　　Hati Fang Yuan menjadi berat, buru-buru mengaktifkan Rumput Pelompat. 　　Di kedua telapak kakinya, rasa mati rasa menusuk dan gatal tiba-tiba muncul, dari daging tumbuh paksa dua rumpun rumput hijau berbentuk pegas. 　　Fang Yuan melompat maju dengan kekuatan pegas rumput, kecepatannya melesat drastis. 　　"Aku duluan, ingat untuk lompat!" Katanya meninggalkan ucapan aneh ini. 　　"Apa?" Bai Ningbing tentu bingung, tapi kemudian desau angin membahana di belakangnya. 　　Ia menoleh, hatinya langsung berdebar kencang. 　　Ternyata Kepala Suku Bai mendekat, kedua matanya merah menyala bagaikan singa betina yang marah. Aura-nya begitu dahsyat sampai Bai Ningbing pun gemetar. 　　Bagaimanapun, lawannya adalah Master Gu tingkat empat. 　　Boom! 　　Kepala Suku Bai menghantam langsung dengan tinju, kekuatan dahsyat langsung menghancurkan zirah transparan putih Tian Peng Gu. 　　Bai Ningbing muntah darah segar, memanggil Juchi Jinwu (Golden Centipede Bertaring). 　　Juchi Jinwu berubah menjadi kilau emas, membelit tubuh Kepala Suku Bai. 　　Memanfaatkan kesempatan ini, Bai Ningbing berlari kencang menuju pintu keluar. 　　"Ternyata tebing curam!" 　　Dalam sekejap itu, Bai Ningbing tiba-tiba menyadari maksud perkataan Fang Yuan yang ditinggalkannya——ternyata ingin menyuruhnya melompat dari tebing! 　　"Kau tidak bisa kabur!" Terdengar teriakan menderu dari Kepala Suku Keluarga Bai di belakang. Adapun Juchi Jinwu, sudah ditarik paksa hingga terputus beberapa bagian oleh tenaga brutalnya. 　　Kilasan perjuangan batin terlihat di mata Bai Ningbing. 　　Ketinggian seperti ini, melompat pasti tewas tanpa ampun. Namun situasi saat ini sangat genting, sama sekali tidak ada pilihan lain. 　　Ia mengatupkan gigi, tanpa ragu melompat dari tebing. 　　"Benar-benar melompat!" 　　"Dia pasti mati!" 　　Beberapa Gu Master Keluarga Bai berteriak kaget, berhenti di tepi tebing curam. 　　Kepala Suku Bai melihat ke bawah, menyaksikan Bai Ningbing jatuh bebas. Urat-urat menonjol di dahinya, ia meraung: "Hidup harus melihat mayat, mati harus melihat jasad, aku pasti akan menangkap mereka berdua!" 　　Tubuhnya terus terjatuh, desau angin menderu di telinga. 　　Bai Ningbing tidak pernah membayangkan dirinya suatu hari akan melompat dari tebing. 　　"Apa aku akan mati begini? Meski dramatis, tapi tidak memuaskan..." Aroma kematian menerpa wajahnya, gejolak hati Bai Ningbing bergolak hebat. 　　"Yang Gu belum didapat, mati dengan status perempuan ini benar-benar tragis. Tapi setelah jatuh, pasti jadi bubur daging, mana bisa bedakan gender." 　　Bai Ningbing sendiri bingung, mendadak muncul pikiran aneh seperti ini saat akan mati. 　　"Pada saat itu, desau angin di telinganya tiba-tiba menghebat. Suara yang sangat dikenalnya bergema: "Bai Ningbing!" 　　Bai Ningbing menoleh ke samping - bukan Fang Yuan siapakah itu? 　　Saat ini Fang Yuan juga sedang terjatuh, namun berbeda dengannya, di bawah kakinya menginjak seekor burung tulang raksasa. 　　Burung Tak Berkaki! 　　Burung ini tak berdaging, seluruh tubuhnya tulang putih. Kepala elang, badan bangau, ekor layang-layang. Dua pasang sayap di kedua sisi, tanpa satu kaki pun. 　　Fang Yuan penuh darah kotor, jelas baru saja di lorong rahasia dia juga menerima banyak luka. 　　"Genggam tanganku!" Ia berjongkok di punggung burung, berusaha menjulurkan tangan sejauh mungkin. 　　Plak. 　　Suara lembut, dua tangan saling menggenggam erat di udara. 　　Fang Yuan menarik kuat-kuat, menyambar Bai Ningbing ke punggung burung. 　　Tapi saat ini, sebuah batu gunung yang menonjol sudah berjarak kurang dari 300 meter. Burung Tak Berkaki seperti meteor menghantam ke arah batu itu. 　　"Hati-hati, kita akan jatuh!" Teriak Bai Ningbing, jantungnya nyaris melompat ke tenggorokan. 　　Batu gunung dalam pandangannya membesar dengan cepat. 　　Sorot mata Fang Yuan menyala garang: "Jalan gelapku mana mungkin hancur di Gunung Tulang Putih kecil ini, bangkitlah!" 　　Bangkit! Bangkit! Bangkit! 　　Teriakannya bergema di lembah. 　　Syuursyuur! 　　Di bawah manipulasi-nya, Burung Tak Berkaki menggelegar sayapnya, mengerahkan seluruh tenaga untuk memperlambat kecepatan jatuh. 　　Suara "krak" bergema, keempat sayap tulang menunjukkan retakan. 　　Yuan Zhen dalam rongga kosong Fang Yuan terkuras drastis, namun Lotus Permata Surgawi memancarkan cahaya hangat, menyemburkan banyak Yuan Zhen alami. Permukaan Lautan Yuan Zhen Fang Yuan menyusut, lalu meluap tiba-tiba. 　　Sekawanan binatang tulang yang sedang berkeliaran di sekitar batu gunung, merasakan gerakan burung tak berkaki, serentak menengok ke atas lalu panik berhamburan lari. 　　Seekor ayam unta bertulang kelabu ketakutan, menyodokkan kepala berparuh tajamnya ke dalam batu gunung tulang putih, pantatnya terangkat tinggi. 　　Sifat alami ayam unta memang demikian. Saat ketakutan, mereka suka menipu diri sendiri seperti ini. 　　Hampir bertabrakan! 　　Bai Ningbing lupa bernapas, Fang Yuan membelalakkan matanya. 　　Tekanan angin dahsyat meremukkan pohon tulang putih di batu gunung itu. Akhirnya, burung tak berkaki menyentuh pantat ayam unta, lalu melesat miring ke atas! 　　Bulu ekor panjang di pantat ayam unta itu terpotong habis. Pantat bulatnya terbuka lebar. 　　"Ha ha ha." Bai Ningbing tertawa terbahak-bahak di punggung burung. 　　Nyaris mati lalu selamat, tekanan pun lenyap. Dia merasakan jantungnya yang sempat naik ke tenggorokan, kini kembali ke rongga dada. 　　Menegangkan, sungguh menegangkan. Ketegangan di ujung maut selalu yang paling menggemparkan. Bukankah kehidupan seperti inilah yang selalu dia inginkan, selalu dia dambakan? 　　"Burung Tak Berkaki, terbanglah ke langit biru!" dia berseru nyaris seperti menyanyi. 　　"Kepala Suku! Mereka ternyata masih hidup!" Di tepi jurang, para Master Gu Bai semuanya pucat wajahnya. 　　"Tak mungkin menyusul, itu Burung Tak Berkaki yang bisa terbang 10.000 li dalam sehari." Pedang Besi Ku menghela napas pasrah. 　　Serangga Gu yang bisa terbang memang langka, apalagi yang bisa mengejar Burung Tak Berkaki. Di bawah level 5, Burung Tak Berkaki adalah tunggangan terbang kelas satu. 　　"Wuuh, langit tak punya mata! Bagaimana bisa membiarkan penjahat seperti ini hidup!" Beberapa kakek menjerit marah sambil memukul dada dan menghentakkan kaki. 　　Kedua mata Kepala Suku Bai merah darah, tinjunya terkepal seakan ingin mencengkeram hingga hancur, gigi-giginya bergemeretak. 　　Mendengar tawa besar Bai Ningbing, bahkan muncul dorongan kuat dalam dirinya untuk terjun ke jurang mengejar musuh! 　　Bukan berarti kaum Bai tak punya Serangga Gu terbang. Beberapa Master Gu telah menggunakan kemampuan mereka untuk mengejar Fang dan Bai. Tapi melihat kecepatannya, jelas bagi orang bodoh pun bahwa mengejar mereka adalah khayalan belaka. 　　Rasa pahit yang kuat memenuhi hati para Master Gu Bai. 　　Penjahat itu bebas berkeliaran di depan para korban, sementara mereka hanya bisa menonton. 　　"Tidak! Jangan biarkan mereka lolos! Tidak boleh!!" Seorang Master Gu tua mengaum, seluruh tubuhnya tiba-tiba membara. 　　"Bai Zhanwen." Wajah Kepala Suku Bai berubah. 　　“Sesepuh keluarga!” Orang-orang tersentak. 　　“Kakek!” Bai Zhan Lie menitikkan air mata. 　　“Kepala suku, Saudara-saudara! Jangan biarkan dua pencuri ini lolos, atau kehormatan keluarga Bai akan tercabik! Dendam dua calon penerus harus dibalas! Setelah aku pergi, rawatlah cucuku baik-baik. Bocah ini keras kepala seperti kakeknya...” Suaranya terputus tiba-tiba. 　　Seluruh daging dan tulangnya berubah menjadi api, pita suaranya pun lenyap. 　　Bahkan kedua matanya berubah menjadi lingkaran ungu kehitaman. 　　Tubuhnya bagai obor manusia! 　　Api membakar hebat, suhu melonjak drastis. Orang-orang mundur teratur, seakan ada lagu duka bergema di puncak gunung. 　　Gu Manusia Api. 　　Gu level empat. Begitu diaktifkan, tubuh pengguna terbakar menjadi nyala api sampai habis. Sesepuh Bai Zhan Wen ini memilih mengorbankan nyawa untuk meraih kekuatan dahsyat. 　　“Baik! Sebagai kepala suku, aku akan menyaksikan kejayaan Sesepuh!” Kepala suku Bai berucap dengan wajah berbinar. 　　Tapi Sesepuh Bai Zhan Wen sudah tak mendengar. 　　Ia merasakan kekuatan tak terperi, hidupnya berkobar puncak kemilau. 　　Mata ungu kehitamannya menyapu kerumunan. Satu pandangan terakhir ke cucunya, lalu ia melesat ke langit bagai meteor api. 　　Kilatan api itu menyambar burung tak berkaki dengan kecepatan mengerikan. 　　“Hore!” Sorak orang-orang bergemuruh. 　　Di wajah Kepala Suku Keluarga Bai yang dingin bagai baja, terpancar ekspresi bersemangat. 　　"Ada lawan kuat!" Wajah Bai Ningbing berubah serius. 　　Dia kurang pengalaman bertempur di ketinggian. Sedikit kesalahan dalam menangani situasi bisa membuatnya jatuh dan hancur berkeping-keping. 　　Graaah! 　　Manusia Api mengaum keras, mata ungu-hitamnya dipenuhi niat membunuh. 　　Kilatan cahaya api muncul, kecepatan Manusia Api melonjak drastis seperti kilat menyerang Fang Yuan. 　　"Pegang erat!" Fang Yuan yang terus memantau situasi segera memanipulasi Burung Tak Berkaki untuk mengepakkan sayapnya. 　　Burung Tak Berkaki berakselerasi, menjauhkan jarak dan membuat serangan Manusia Api meleset. 　　Di tebing, terdengar gemuruh suara penyesalan dan kekecewaan. 　　Tapi segera, Manusia Api kembali menyerang. 　　Burung Tak Berkaki membelok tajam, nyaris menyambar bahu lawan. Bai Ningbing hampir terlempar dan buru-buru meraih tonjolan tulang di punggung burung. 　　Graaah! 　　Manusia Api kembali menyerbu. 　　Fang Yuan menyeringai dingin. Tiba-tiba Burung Tak Berkaki menekuk sayap tulangnya dan terjun ke tanah. 　　Manusia Api membuntuti dengan kecepatan yang melebihi burung, jarak antara mereka semakin dekat. 　　Secara tiba-tiba Burung Tak Berkaki mengembangkan empat sayapnya, meningkatkan ketinggian dengan drastis dan terbang berlawanan arah. 　　Boom! 　　Manusia Api yang terbang mengandalkan dorongan api** tanpa sayap tak bisa berbelok tepat waktu, langsung menabrak batu gunung. 　　Seketika, api menyebar di area seluas sepuluh mu, membunuh semua binatang tulang dan merobohkan banyak pohon tulang di wilayah itu. 　　"Di tengah lautan api, gumpalan api membentuk kembali sosok manusia dan melesat keluar. Sang Sesepuh keluarga Bai Zhan Wen terus mengejar tanpa henti." 　　"Tapi efektivitas serangga gu juga tergantung pada penggunanya." 　　"Dalam berkultivasi sebagai Gu Master, ada tiga aspek utama: pemeliharaan, penggunaan, dan pemurnian. 'Penggunaan' adalah salah satunya. Bukan sembarang orang bisa mengeluarkan seekor gu dan langsung menggunakannya dengan mahir. Ada banyak rahasia dan pengetahuan mendalam di sini." 　　"Gu Manusia Api adalah cara untuk tewas bersama, tentu saja ini pertama kalinya Sesepuh Bai Zhan Wen menggunakannya. Sebaliknya Fang Yuan, meski ini pertama kalinya mengendarai Burung Tak Berkaki di kehidupan ini, di kehidupan sebelumnya dia telah menggunakan begitu banyak kendaraan terbang hingga pengalamannya melebihi Bai Zhan Wen berlipat-lipat, sempurna seperti telapak tangan, bahkan meresap ke dalam jiwanya sampai menjadi semacam insting." 　　"Di tepi tebing, orang-orang keluarga Bai terus memantau situasi pertempuran di udara." 　　"Harapan dan antisipasi mereka berangsur berubah menjadi amarah." 　　"Siapapun yang berpengalaman bisa melihat, Burung Tak Berkaki sedang bermain-main seperti permainan yang merendahkan, mempermainkan Sesepuh keluarga Bai Zhan Wen." 　　"Raungan Gu Manusia Api yang awalnya terdengar megah dan penuh aura, kini berubah seperti harimau kertas yang menyiratkan kepedihan dan keputusasaan." 　　"Menyebalkan..." seseorang mencengkeram kedua tinju dengan erat." 　　"Bagaimana mungkin?" Tie Dao Ku juga terkejut dengan keahlian Fang Yuan, menghela nafas pasrah." 　　"Fang Zheng, aku akan membunuhmu!" teriak Bai Zhan Lie, benih kebencian terkubur dalam hatinya." 　　"Pengorbanan Sesepuh keluarga Bai Zhan Wen, di bawah permainan Fang Yuan, bagaikan lelucon yang menyakitkan, tamparan ironis yang menghantam wajah seluruh anggota keluarga Bai." 　　Perlahan-lahan, amarah orang-orang berubah menjadi kekecewaan, keputusasaan. 　　"Tak mungkin mengejar lagi." 　　"Apa kita hanya bisa menonton tanpa daya?" 　　"Gu Yue Fang Zheng..." Banyak yang menggumamkan nama ini sambil mengatupkan gigi. 　　Burung Tanpa Kaki terbang bebas, sekali lagi nyaris menyambar bahu manusia api. 　　"Remaja, teknik mempermainkan burungmu benar-benar jago. Ha ha ha!" Bai Ningbing tertawa lepas, mulai tenang. 　　Wajah Fang Yuan tiba-tiba berkerut: "Awas!" 　　Boom! 　　Ledakan dahsyat tiba-tiba terjadi. Bai Zhan Wen yang tahu tak bisa mengejar Fang-Bai, memilih meledakkan diri tanpa ragu. 　　Api ledakan menyelimuti seluruh tubuh Burung Tanpa Kaki. 　　Untungnya tubuh Burung Tanpa Kaki terbuat dari tulang belulang, bahkan sayapnya berupa lempengan tulang tipis seperti pisau. 　　Api tak bisa melukai, namun bahaya sesungguhnya berasal dari gelombang kejut ledakan. 　　Retakan di tubuh Burung Tanpa Kaki bertambah parah. Terhempas oleh ledakan, kehilangan keseimbangan dan terjun bebas selevel ke tanah. 　　Namun setelah jatuh beberapa jarak, di bawah kendali Fang Yuan, burung itu kembali menemukan keseimbangan dan mengepakkan sayap ke kejauhan. 　　"Fang Yuan!" Bai Ningbing berteriak panik. 　　Sebelumnya Fang Yuan meminjamkannya Tian Peng Gu. Meski dirinya dilindungi serangga gu, Fang Yuan justru tak memiliki perlindungan. 　　"Kejadian ini terjadi tiba-tiba, Fang Yuan bahkan tak sempat mengaktifkan serangga gu pertahanan." 　　Burung Tak Berkaki menerjang keluar dari api, Fang Yuan seluruh tubuhnya membara dalam nyala panas. 　　Angin kencang mendorong pembakaran api, Daging Telinga Pengintai di telinga kanan hangus terbakar. Tapi ekspresinya teguh seperti baja, seolah bukan dirinya yang mengalami ini. 　　Setelah Burung Tak Berkaki benar-benar stabil, Fang Yuan memuntahkan Duo Rate Flower, aliran air susu mengucur deras membasahi kepalanya. 　　Api telah padam, tapi seluruh tubuhnya terbakar parah, wajahnya rusak tak karuan. 　　Bai Ningbing membuka mulut ingin bicara, tapi tak keluar suara. 　　Justru Fang Yuan menarik sudut bibir, tersenyum: "Aku suka Burung Tak Berkaki, kau tahu kenapa?" 　　Senyumnya benar-benar mengerikan. 　　"Kenapa?" 　　"Karena tak ada kaki burung, hanya sayap. Jadi harus terus terbang. Saat mendarat, itulah saat kehancurannya." 　　Mempertaruhkan segalanya, tak terbang berarti mati! 　　Pupil biru melebar mulai berkilauan. Angin menerpa rambut peraknya berkibar, sudut bibir Bai Ningbing sedikit terangkat: "Hehehe... Mari kita kepakkan sayap terbang tinggi." 　　Burung Tak Berkaki terbang menjauh, berubah menjadi titik kecil di pandangan, akhirnya menghilang. 　　Di tebing, orang-orang Keluarga Bai "memandang penuh kerinduan", semua diam membisu. 　　Kesunyian maut menyelimuti semua orang. 　　Langit dan bumi begitu luas! 　　Langit membiru gelap, Gunung Tulang Putih berselimut salju, mentari menyinari dari sudut miring. Bayangan burung tak berkaki serta Fang Yuan dan Bai Ningbing terpatri dalam di hati mereka. 　　Amarah mengendap, kebencian mulai bertunas... 　　Blup. 　　Kepala suku keluarga Bai tiba-tiba memuntahkan darah segar, menengadahkan wajah lalu jatuh pingsan. 　　"Kepala suku!" 　　"Kepala Suku!" 　　"Cepat, panggil penyembuh! Selamatkan kepala suku!" 　　Kekacauan melanda tepi jurang. 　　(ps: Apa itu jalan gelap? Sebuah aliran pasti memiliki filosofi dan prinsip. Tentang makna jalan gelap, tiap orang punya pandangan berbeda. Tapi bagiku, burung tak berkaki jelas merepresentasikan semangat jalan gelap. Jalan gelap pada akhirnya kejam, baik bagi orang lain maupun diri sendiri. Makanya tak disukai. Bab ini 4700 karakter, kalian paham lah ya.)(Bersambung) BABTiga Puluh: Reorganisasi Desa (Rilis Kedua) 　　; 　　Tatapan Bai Ningbing tertarik mengikuti gerak Fang Yuan yang mendekati mayat macan tutul gelap.. Unduh ebook gratis.(Jaring.) 　　Fang Yuan berjongkok dan mulai mengorek kedua telinga macan tutul. 　　Tak lama, dari telinga kiri macan jantan dan telinga kanan betina, ia mengeluarkan dua helai daun ungu mini. 　　Ini adalah Gu penyamaran. 　　Gu rumput tingkat tiga, bisa menyamarkan aura pengguna dan menutupi cultivation, berfungsi sebagai kamuflase. 　　Di telinga setiap macan kumbang, hampir selalu terdapat sebuah Gu penyamaran. Namun, macan kumbang biasanya beraksi berpasangan dan setidaknya memiliki kekuatan setingkat Raja Binatang. Ahli dalam serangan mendadak, cepat dan lincah, membuat penangkapan mereka sangat berbahaya dan merepotkan. 　　Selain itu, macan kumbang hanya ditemukan di sekitar Gunung Zi You. Oleh karena itu, informasi tentang Gu penyamaran yang tersembunyi di telinga mereka belum banyak diketahui orang. 　　Di kehidupan sebelumnya Fang Yuan 150 tahun lalu, muncul tokoh aliran ortodox bernama Sun Gan yang dijuluki "Raja Pemburu". Ia memelopori perburuan besar-besaran macan kumbang untuk memperoleh Gu penyamaran, menjualnya di pasar dengan keuntungan berlimpah, sehingga membangun kekayaan. 　　Setelahnya, banyak Gu Master berbondong-bondong ke Gunung Zi You untuk mencari harta. Hanya dalam beberapa tahun, macan kumbang punah. 　　Namun saat ini, Gunung Zi You masih merupakan tempat yang sepi. 　　Siang hari relatif aman, malam hari sangat berbahaya. Tidak ada benteng keluarga, namun terdapat cikal bakal keluarga - desa. 　　Meski tidak memiliki Daging Telinga Pengintai untuk pengintaian, untungnya mereka mendapatkan dua Gu penyamaran. 　　Fang Yuan dan Bai mengandalkan Gu ini untuk menghindari berbagai bahaya. 　　Mereka tidak akan mendaki Gunung Zi You. Kekuatan mereka saat ini sudah cukup untuk menjelajahi hutan biasa. Namun untuk menjelajahi gunung dan sungai terkenal, bahkan ratusan keluarga pun harus membayar harga mahal. Apalagi Fang Yuan dan Bai yang sekarang. 　　Mereka berjalan mengitari kaki Gunung Zi You. Dua hari kemudian, menemukan jalan setapak. 　　Jalan setapak yang dibuka secara manual jauh lebih aman dibandingkan hutan biasa. Tentu saja, jika kurang beruntung, bahaya tetap bisa terjadi. 　　Menelusuri jalan setapak, pada suatu senja, Fang Yuan dan Bai Ningbing melihat kepulan asap dapur mengepul. 　　Keduanya saling bertukar pandang. Di sebuah lembah pegunungan, mereka menemukan sebuah desa. 　　Sekeliling desa dipagari tembok batu rendah. Petani yang pulang sore berjalan dua tiga orang sambil memanggul cangkul dan alat pertanian menuju desa. Di beberapa titik sekitar desa, terlihat penjaga berjaga. 　　Namun semua orang ini hanyalah manusia biasa, sama sekali tidak perlu dikhawatirkan. 　　"Ayo pergi." Fang Yuan memimpin turun ke desa. 　　"Langsung seperti itu?" Bai Ningbing terlihat agak terkejut. 　　Kehadiran mereka segera menarik tatapan penasaran, curiga, dan waspada dari warga desa. 　　Desa-desa di dunia ini kebanyakan sangat tertutup. Apalagi perkampungan keluarga, pertahanannya ketat karena takut menyusup mata-mata atau pencuri. 　　"Permisi tamu yang datang dari jauh, apakah kalian adalah Tuan Gu Master yang mulia?" Tanpa jeda. Sebelum mencapai gerbang desa, dua penjaga bermuka mirip menyambut mereka. 　　Bai Ningbing diam, sesuai perjanjian sebelumnya, Fang Yuan yang akan menangani semuanya. 　　Fang Yuan menggeleng: "Kami berdua cuma manusia biasa, Mas." 　　Mendengar ini, kedua penjaga langsung lega, ekspresi wajah mereka rileks. 　　Penjaga yang lebih muda memandang sinis seluruh tubuh Fang Yuan, berkata dengan jijik: "Ck, mana mungkin mereka Tuan Gu Master sakti itu?" 　　"Fang Yuan seluruh tubuhnya terbakar, kehilangan satu telinga, wajahnya buruk rupa menjijikkan." 　　"Bai Ningbing juga mengganti pakaian biasa, rambut perak panjangnya dipotong pendek dan diwarnai hitam. Kulit esnya yang putih seperti salju sengaja dikotori. Hanya warna mata yang tak bisa ditutupi, sehingga ia memakai topi jerami untuk menutupi separuh wajah." 　　"Dua orang ini berdiri bersama, persis seperti penduduk desa biasa." 　　"'Adik, jangan bicara sembarangan.' Penjaga senior mengomel, lalu memandang waspada ke Fang-Bai, 'Dari mana kalian? Mau apa ke sini?'" 　　"'Kami dari desa seberang gunung. Awalnya bawa gerobak berisi obat herbal dan daging asin untuk dijual. Ah, di jalan ketemu harimau. Ya ampun, nyaris mati! Lari sekencang-kencangnya menyelamatkan nyawa. Kami tak berani pulang dulu, jadi menginap semalam di sini. Cuma semalam, besok pagi langsung pergi.' Fang Yuan menjawab spontan." 　　"Sorot mata waspada penjaga sedikit berkurang." 　　"Fang Yuan menambahkan, 'Bersaudara, jangan marahi adikmu. Luka bakar ini dari kebakaran rumah. Waktu itu aku menyelamatkan beras, jadi terbakar begini.'" 　　"'Ah, zaman sekarang hidup sengsara.' Penjaga senior menghela napas, 'Masuklah. Kalau tak ada yang menampung, tidurlah di sudut tembok.'" 　　"Ia membuka jalan." 　　"Melihat Fang Yuan dan Bai Ningbing masuk ke desa, penjaga kembali menasihati adiknya: \"Sekarang kau pergilah memberi tahu kepala desa, bilang ada dua orang luar datang. Beliau sangat berpengalaman, minta tolong periksa lagi.\"" 　　"\"Kak, kau terlalu hati-hati. Coba pikir, bagaimana mungkin mereka berdua ini Gu Master? Lagi pula, kita ini manusia biasa, buat apa Gu Master menipu kita? Cari hiburan?\"" 　　"\"Suruh pergi, ya pergi saja!\"" 　　"\"Suruh-suruh lari terus...\" gerutu si pemuda, tapi akhirnya pergi juga. 　　Suasana damai menyelimuti desa. 　　Aroma masakan samar-samar tercium di udara. Tertawa riang keluarga yang berkumpul setelah seharian bekerja, sampai ke telinga Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Berada di lingkungan seperti ini, Bai Ningbing tak bisa menahan perasaan lega yang muncul. 　　Alasan menyamar: pertama, agar jejak tak ketahuan yang memudahkan pengejaran Keluarga Bai. Kedua, sifat hati-hati Fang Yuan yang suka menyembunyikan kemampuan di lingkungan asing, memudahkan antisipasi keadaan darurat. 　　Mencari keluarga yang mau menampung sangat mudah – beri satu butir Batu Yuan pecahan, sudah cukup membuat mereka sukacita mengosongkan kamar utama. 　　Tapi cara ini tidak sesuai dengan status mereka berdua sekarang. 　　Fang Yuan punya cara lebih baik. 　　Ia berjalan sebentar di desa, lalu berhenti di depan rumah reyok seorang penduduk. 　　Di rumah ini tinggal seorang nenek. Dulunya punya cucu, sayangnya tewas diterkam serigala saat bermain di luar. 　　Di depan rumah, nenek tua sedang menimba air di sumur, tampak kesulitan. 　　"Nek, biar aku bantu." Wajah Fang Yuan dipenuhi senyum polos, dengan gesit ia berlari mendekat. 　　Nenek itu terkejut melihat penampilan Fang Yuan. 　　Tapi keramahan Fang Yuan yang terus tersenyum dan cekatan menimba beberapa ember air akhirnya menghilangkan kewaspadaan sang nenek. 　　"Nak, kau bukan orang sini ya?" Sang nenek tersenyum memperlihatkan gigi yang tinggal beberapa helai. 　　"Iya Nek, aku mau menginap semalam di sini. Aku bisa bantu Nek kerja, boleh ya?" Kata Fang Yuan dengan wajah lugu. 　　"Boleh saja." Nenek itu tersenyum lega. Meski biasa dibantu warga, tenaga muda seperti ini tetap ia butuhkan. 　　Bai Ningbing di belakang hanya bisa menggeleng tak percaya. 　　Dasar penipu ulung! Sungguh mahir berpura-pura! 　　Usai menimba air, Fang Yuan langsung memotong kayu bakar. Ia bahkan memasak dengan cekatan hingga si nenek terus memujinya. 　　"Nek, aku timba lagi ya sampai tempayan penuh." Setelah makan malam, Fang Yuan kembali mengangkat ember. 　　Sang nenek berulang kali menolak, tapi Fang Yuan bersikeras. 　　Saat tempayan akhirnya penuh: "Kau memang anak baik... Ah, sayang nasibmu sama sengsaranya dengan nenek tua ini..." 　　"Jelas, cerita sedih yang dibuat Fang Yuan saat makan malam meninggalkan kesan mendalam pada ibu mertua yang polos." 　　Bagi manusia biasa, minyak lampu pun berharga. Ruangan gelap gulita di malam hari. 　　Hanya jendela yang disinari cahaya bulan. 　　Di dalam rumah terdapat dua ranjang sederhana. Tapi Bai Ningbing yang berbaring disana sudah merasa puas. Lelah perjalanan selama ini perlahan menghilang. 　　Fang Yuan duduk bersila di ranjang, memusatkan perhatian pada rongga kosong untuk memeriksi serangga gu pengikat daging dan tulang. 　　Selama ini ia belum menggunakan pasangan gu ini. 　　Karena dibuat dengan memalsukan formula rahasia melalui penyatuan. Sesuai sifat hati-hati Fang Yuan, perlu diteliti lebih lanjut. 　　Tiba-tiba Fang Yuan membuka mata, kilatan cahaya singkat muncul. 　　"Kira-kira tak ada masalah, gu pengikat daging dan tulang bisa digunakan." Ia memanggil sepasang gu berbentuk gelang giok. 　　Dua gelang ini: satu hijau seperti rumput, satu merah seperti darah, saling terkait tak terpisahkan. 　　Fang Yuan telah menyatukannya sebelumnya. Tapi untuk mengaktifkan efeknya, harus mengorbankan satu dan meminta Bai Ningbing menyatukannya. 　　Bai Ningbing duduk bersila, menerima serangga gu tapi tak buru-buru menyatukan. "Apa rencanamu?" tanyanya pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan menyeringai: "Kukira kau takkan bertanya." 　　Meski dalam kegelapan, Bai Ningbing bisa membayangkan senyum mengejek di wajah Fang Yuan saat ini. 　　Dia mengeluarkan suara "Hmph". 　　Fang Yuan juga tidak berniat menyembunyikannya: "Tujuan berikutnya adalah Shangliang Mountain." 　　"Shangliang Mountain, Keluarga Shang?" Bai Ningbing tak bisa menahan alisnya yang sedikit terangkat. 　　Keluarga Shang adalah kekuatan terkemuka di Nanjiang, tak kalah dengan Keluarga Tie dan Keluarga Fei, meski masih kalah selevel dari Keluarga Wu. 　　Keluarga Shang terkenal dengan perdagangannya di Nanjiang, bahkan di luar Nanjiang, siapa pun yang berwawasan di seluruh dunia tahu bahwa Keluarga Shang adalah pusat perdagangan Nanjiang, betapa megahnya Kota Shangjia dengan Batu Yuan yang bertebaran di mana-mana. 　　Saat masih memiliki tubuh Beiming Bingpo, Bai Ningbing pernah bermimpi untuk mengunjungi Kota Shangjia. Tapi sekarang dia cemas: "Kita telah melakukan kejahatan di Keluarga Bai, mungkin akan masuk daftar buruan aliran ortodox. Bukankah pergi ke Kota Shangjia seperti masuk ke dalam jaring?" 　　Fang Yuan terkekekeh: "Jika di seluruh Nanjiang hanya tersisa dua tempat yang bisa menampung kita, Kota Shangjia pasti salah satunya. Meski Keluarga Shang adalah pemimpin aliran ortodox, kota mereka benar-benar wilayah bebas - tempat terbesar bagi pengikut jalan gelap untuk menjual barang curian. Kalau tidak, mengapa menurutmu Keluarga Shang menjadi yang terkaya di Nanjiang? Bahkan Keluarga Wu tak bisa menandingi ini." 　　Bai Ningbing mulai membayangkan: "Benarkah di sana kita bisa membeli apa saja?" 　　Fang Yuan menggeleng: "Beberapa barang tak bisa dibeli dengan uang. Contohnya—seekor Yang Gu? Hehehe." (Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan mendaftar di situs sastra untuk merekomendasikannya. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) 　　BABTiga Puluh: Konsolidasi Desa (Rilis Kedua) BABTiga Puluh Satu: Berkultivasi Bersama 　　; 　　Di dalam rumah yang gelap, Bai Ningbing mengeluarkan dengusan kesal, "Hmph." 　　Fang Yuan mengalihkan topik pembicaraan: "Tapi untuk saat ini, Kota Shangjia adalah tempat yang paling cocok untuk kita. Di sana terdapat banyak toko yang bisa menyediakan serangga Gu sesuai kebutuhan. Serangga Gu kita sekarang meskipun berkualitas, namun tidak saling melengkapi. Hanya dengan kombinasi set yang kompak, kekuatan tempur bisa meningkat drastis, bahkan memungkinkan untuk menantang level yang lebih tinggi." 　　Pernyataan Fang Yuan ini mendapat persetujuan penuh dari Bai Ningbing. 　　Setiap Gu Master yang kompeten pasti memiliki kombinasi serangga Gu yang matang. 　　Seperti saat Bai Ningbing masih memiliki tubuh Beiming Bingpo, ada Es Gu, Gu Runcingan Es, Water Shield Gu, Gu Peti Es Burung Biru, Gu Kulit Es, Frost Demon Gu... 　　Semuanya berasal dari faksi es-air, saling melengkapi dan sangat sinergis dalam penggunaannya. 　　Tapi sekarang, meskipun mereka berdua memiliki banyak serangga Gu, komposisinya masih berantakan. Dengan mengganti ke set yang kompak, kekuatan tempur bisa meningkat minimal dua kali lipat. 　　Kebetulan di rongga kosong Fang Yuan, tersimpan banyak Bone Spear Gu dan Spiral Bone Spear Gu. 　　Barang-barang ini bisa dijual di Kota Shangjia. 　　Bahkan tanpa serangga Gu ini, Fang Yuan masih memiliki Lotus Permata Surgawi yang bisa menghasilkan Batu Yuan setiap hari. 　　Tujuan utama pergi ke Kota Shangjia adalah untuk menghindari sorotan. Membeli/menukar serangga Gu adalah tujuan kedua. Tujuan ketiga Fang Yuan tidak bisa dijelaskan secara terbuka kepada Bai Ningbing. 　　Ini berkaitan dengan proses membuka batu. 　　Di sudut gelap yin suatu tempat judi batu, tersembunyi sebuah Gu legendaris dengan warna sè yang memukau! 　　Di tangan Fang Yuan terdapat berbagai serangga gu: chun tingkat 6-semburat, Lotus Permata Surgawi yang terkait dengan Immortal Venerable Putaran Kesembilan, Gu Tengkorak Berdarah pengubah bakat, serta Gu Reuni Daging dan Tulang. 　　Belum lagi Gu Reuni Daging dan Tulang, Gu Tengkorak Berdarah hampir kehilangan nilainya karena keluarga besar yang terkait garis keturunan Fang Yuan nyaris punah. Meski efek Lotus Permata Surgawi luar biasa, prospek perkembangannya terbatas karena Fang Yuan tidak tahu formula rahasia penyatuannya. Semakin tinggi cultivation Fang Yuan, semakin berkurang kegunaannya. 　　Chun malah lebih ngaco lagi. 　　Saat ini masih dalam masa pemulihan dan tidur panjang. Kalau dipakai ada risiko. Tapi kalau tidak dipakai, pemulihannya justru bisa membuat rongga kosong meledak. 　　Barang ini benar-benar bom waktu. 　　Chun, Lotus Permata Surgawi, Gu Tengkorak Berdarah, dan Gu Reuni Daging dan Tulang bisa dibilang empat Gu paling berharga milik Fang Yuan. Semua Gu ini punya ciri khas yang sama. 　　Yakni, mereka semua adalah Gu pendukung untuk cultivation. 　　Apakah bantuan yang mereka berikan ke Fang Yuan besar? 　　Besar! 　　Sangat besar! 　　Tapi kontribusinya terhadap kemampuan bertarung Fang Yuan tidak terlalu menonjol. 　　Gu dari Kota Shang itu berbeda. Ini adalah kartu as untuk pertempuran. Dengan Gu ini, ditambah beberapa Gu lainnya yang dikombinasikan menjadi set, barulah Fang Yuan bisa dikatakan memiliki aura tak terkalahkan di level yang sama sejak kelahiran kembali, mengembalikan sedikit kilau sang raja kegelapan dari kehidupan sebelumnya. 　　"Perjalanan ke Kota Shang masih sangat panjang. Jangan bicara hal yang terlalu jauh dulu, lebih baik kau segera menyatukan Gu Reuni Daging dan Tulang ini." Fang Yuan mengalihkan topik. 　　Bai Ningbing yang telah mengetahui rencana Fang Yuan merasa sedikit lebih tenang. 　　Semakin lama bersama Fang Yuan, semakin ia menyadari betapa licik dan yin-nya pria ini. 　　Terutama penampilannya hari ini, yang begitu polos sampai-sampai hampir menipu dirinya sendiri! Tak lama sebelumnya, ia menyaksikan langsung proses Fang Yuan meracik Gu Reuni Daging dan Tulang. Semakin dipikir, semakin menggigil hatinya. 　　Dalam hati ia mengingatkan diri: Lihatlah nasib menyedihkan kepala suku wanita keluarga Bai itu sebagai pelajaran! Jika tidak waspada terhadap Fang Yuan, bisa-bisa suatu hari ia malah membantu menghitung uang saat dijual olehnya. 　　Menggeleng halus, Bai Ningbing membersihkan gejolak dalam hati dan mulai memfokuskan diri pada proses penyatuan Gu Reuni Daging dan Tulang. 　　Sepasang Gu ini berbentuk unik, hijau dan merah. Bai Ningbing memilih yang merah sè, lalu mengaktifkan Yuan Zhen-nya. 　　Gu Reuni Daging dan Tulang sebenarnya sudah disatukan oleh Fang Yuan sebelumnya. Kini dengan kesadaran yang sengaja diredupkan, Fang Yuan berkoordinasi dengan Bai Ningbing. 　　Yang terakhir dengan mudah diselesaikan, tidak memakan banyak waktu, langsung berhasil disatukan. 　　Begitu dia selesai menyatukannya, Gu Tulang-Daging Reuni tiba-tiba mengalami perubahan tak terduga. 　　Sepasang gelang giok yang saling mengait ini tiba-tiba menghilang di udara. Hampir bersamaan, di pergelangan tangan Fang Yuan dan Bai Ningbing muncul jejak berbentuk cincin. 　　Yang berbeda, jejak cincin di pergelangan tangan kiri Fang Yuan berwarna hijau sè. Sedangkan di pergelangan tangan kanan Bai Ningbing, jejak cincinnya berwarna merah sè. 　　Sebuah sensasi misterius muncul serentak dari hati Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Sensasi ini memungkinkan Fang Yuan merasakan keberadaan Bai Ningbing, sekaligus membuat Bai Ningbing merasakan Fang Yuan. Seolah daging dan darah yang menyatu, tak terpisahkan. 　　Perasaan ini sangat tidak mengenakkan, membuat Bai Ningbing merasa jijuk seperti memakan lalat. 　　Fang Yuan juga mengerutkan alis dengan erat. 　　Gulungan naskah yang ditinggalkan Si Jenius Tulang Abu-Abu sama sekali tidak menjelaskan hal ini. 　　Namun Fang Yuan teringat sesuatu, lalu tersadar: "Si Jenius Tulang Abu-Abu ini hanya meneliti secara teori, tak punya pengalaman praktik. Wajar jika tidak tahu..." 　　Perasaan ini hanyalah hal remeh, bagian pentingnya baru akan datang. 　　Keduanya menahan rasa aneh dalam hati, mulai duduk bersila berhadapan di atas ranjang, memulai double cultivation. 　　Mereka mengulurkan telapak tangan, keempat telapak tangan saling berhadapan. 　　Untuk kehati-hatian, dimulai dari Fang Yuan yang cultivation-nya lebih lemah untuk uji coba. 　　Ia menggerakkan sejumlah Yuan Perunggu dari rongga kosongnya, lalu menyalurkannya dengan hati-hati ke dalam rongga Bai Ningbing. Cincin hijau dan merah tiba-tiba memancarkan cahaya terang. 　　Yuan Zhen yang awalnya membawa aura asing ini, begitu memasuki rongga Bai Ningbing, seketika berubah menjadi identik dengan aura miliknya tanpa ada perbedaan. 　　"Benar-benar berhasil!" Bai Ningbing berseru gembira dengan suara lembut. 　　"Tapi aku jelas-jelas menggerakkan satu lapis Yuan Perunggu. Setelah masuk ke ronggamu, hanya tersisa enam persen. Terpangkas empat persen." Observasi Fang Yuan jauh lebih detail. 　　Bai Ningbing tak merasa aneh: "Apa yang sulit dipahami? Bukankah gulungan itu menjelaskan? Gu Reuni Tulang-Daging ini memiliki lima kualitas berdasarkan kedalaman ikatan antara kedua peraciknya. Dari terendah ke tertinggi: Pertikaian Tulang-Daging, Keterikatan Tulang-Daging, Seperti Tulang-Daging, Serupa Tulang-Daging, dan Tulang-Daging Tercinta." 　　Dia melanjutkan analisis: "Jika kakak-adik itu menjadi Gu Master dan meracik sendiri, dengan ikatan emosi mereka, mungkin akan mendapat kualitas tertinggi 'Tulang-Daging Tercinta'. Kalau kita meracik sendiri dengan hubungan kita ini..." Dia terkekum, "Pasti kualitas terendah 'Pertikaian Tulang-Daging'. Jadi dengan mencampur kedua pihak, hasilnya kualitas menengah 'Seperti Tulang-Daging'." 　　Gu Reuni Tulang-Daging merujuk pada serangkaian Gu. Mirip dengan Serangga Gu Babi yang memiliki Gu Babi Hitam, Gu Babi Putih, Gu Babi Pink, dll. 　　Sesuai dengan gulungan naskah, Gu Reunifikasi Tulang-Daging mencakup lima serangga Gu. 　　Kualitas terburuk adalah Gu Saling Bunuh Tulang-Daging, di mana satu lapis Yuan Zhen hanya bisa dikonversi menjadi dua persen. 　　Di atasnya ada Gu Tulang-Daging Terikat, satu lapis Yuan Zhen bisa ditukar menjadi empat persen. 　　Sedangkan Gu Seperti Tulang-Daging, bisa menyisakan enam persen Yuan Zhen. 　　Pada tingkat lebih tinggi, Gu Seperti Keluarga Tulang-Daging, setelah satu lapis Yuan Zhen dikonversi, bisa menyisakan delapan persen! 　　Adapun Gu Kekerabatan Tulang-Daging tertinggi, konversi 100% tanpa kehilangan sama sekali. 　　Fang Yuan mengandalkan pengalaman kehidupan sebelumnya, memalsukan formula rahasia sementara, bisa mendapatkan Gu Seperti Tulang-Daging tingkat tiga. Ini bisa dibilang keberuntungan yang cukup baik. 　　Perlu diketahui, mengembangkan formula rahasia sangat sulit. Harus menggunakan banyak serangga Gu, simulasi terus-menerus, eksperimen berulang. 　　Keberhasilan Fang Yuan memalsukan formula, pertama karena inspirasi dari pengalaman, kedua karena faktor keberuntungan. 　　Tapi soal mengandalkan keberuntungan, ia sejak dulu tidak menyukainya. 　　Bukan karena ia terlahir sebagai pembawa sial yang selalu bernasib buruk. Keberuntungan Fang Yuan sama seperti orang biasa, kadang baik kadang buruk, tapi ia benci faktor yang lepas dari kendali ini. 　　Ia adalah orang dengan hasrat kendali yang kuat, suka menguasai situasi, mengendalikan orang lain, tentu juga mengendalikan diri sendiri. 　　"Sudah cukup. Sekarang, giliranmu." Kata Fang Yuan. 　　Secara keseluruhan, ia masih puas dengan hasil Gu Seperti Tulang-Daging ini. 　　Bai Ningbing kemudian mengerahkan satu lapis Yuan Zhen perak salju, menuangkannya ke dalam rongga kosong Fang Yuan. 　　Langsung terjadi kejadian luar biasa! 　　Baru saja, Yuan Zhen hijau tua Fang Yuan tiba di rongga kosongnya, membentuk hamparan air hijau yang mengapung di permukaan lautan. Tak lama kemudian, tersapu oleh pasir perak sè dari pasang laut. Permukaan Yuan Zhen di Yuanhai hanya naik sedikit. 　　Kini, satu lapis Yuan Zhen miliknya memasuki rongga kosong Fang Yuan. Sebelum sempat menyentuh Yuanhai, seluruh rongga kosong Fang Yuan mulai bergetar hebat. 　　Fang Yuan segera berteriak minta berhenti. 　　Bukan karena masalah dengan Gu Reuni Tulang-Daging, melainkan rongga kosongnya yang masih setingkat satu tinggi, telah memuat ratusan Gu Senjata Tulang. Menambahkan Yuan Zhen perak salju sekarang berpotensi kelebihan beban. 　　Bai Ningbing ragu sejenak. Jika dia memaksakan Yuan Zhen masuk sekarang, mungkin bisa membuat rongga kosong Fang Yuan pecah. 　　Tapi sekalipun rongga kosongnya pecah, Yang Gu akan hancur sekejap pikiran Fang Yuan. 　　Setelah berpikir, akhirnya dia menarik kembali aliran Yuan Zhen itu. 　　Yuan Zhen perak salju yang awalnya satu lapis ini menyusut menjadi enam persen saat masuk ke rongga kosong Fang Yuan. Kini saat kembali ke rongganya, menyusut lagi menjadi sekitar tiga setengah persen. 　　Bai Ningbing dalam hati mengagumkan keajaiban Gu Reuni Tulang-Daging ini. 　　Fang Yuan memindahkan semua Gu Senjata Tulang dari rongga kosongnya ke rongga Bai Ningbing, baru kemudian melanjutkan transfer Yuan Zhen perak salju. 　　Yuan Zhen perak salju ini, saat berada dalam tubuh Bai Ningbing, masih membawa aura miliknya. Tapi begitu masuk ke tubuh Fang Yuan, langsung menyusut dan berubah menjadi milik Fang Yuan. 　　Yuan Zhen perak salju ini masuk ke rongga kosong Fang Yuan, langsung tenggelam ke dasar. Yuan Perunggunya hanya bisa mengambang di atas dengan pasrah. 　　Keduanya berdampingan secara damai, tak saling mengganggu. Seolah Yuan Perak ini memang berasal dari rongga kosong Fang Yuan. 　　Bila ini Yuan Zhen asing, kontak sedekat ini akan langsung meledak dan merusak rongga kosong. 　　Karena itu, proses dorongan biasa bagai berjalan di atas tali, sangat berbahaya dan melelahkan. 　　Fang Yuan mencoba menggerakkan Yuan Perak ini untuk membilas dinding qiao sekitarnya. 　　Gu Master terbagi dalam 9 tingkat besar. Setiap tingkat besar memiliki 4 tingkat kecil: awal, menengah, tinggi, dan puncak. 　　Tingkat awal memiliki dinding qiao membran cahaya, tipis dan berkedip. 　　Tingkat menengah memiliki dinding qiao membran air, bercahaya mengalir. 　　Tingkat tinggi memiliki dinding qiao membran batu, cahayanya padat dan stabil. 　　Tingkat puncak memiliki dinding qiao lapisan kristal, jernih tembus pandang. 　　Saat ini Fang Yuan berada di tingkat satu tinggi, dinding qiaonya berbentuk membran batu. 　　Tapi begitu Yuan Perak salju menyentuh, membran batu ini langsung bergetar tak stabil! BABKetiga Puluh Dua: Kultivasi yang Membuat Ketagihan! 　　; 　　Fang Yuan ketakutan dan segera menghentikannya. 　　Meski pernah menggunakan Cacing Arak, itu hanya memurnikan Yuan Zhen ke tingkat kecil. Mana pernah menggunakan Yuan Perak salju yang berbeda jauh ini? 　　Terpaksa, Fang Yuan mengurangi jumlah Yuan Perak yang digunakan sekaligus meredam kekuatan bilasannya. 　　“Ternyata kualitas Yuan Zhen yang terlalu tinggi juga punya kekurangan.” Fang Yuan mengeluh dengan wajah kesal. 　　Dalam kegelapan, Bai Ningbing tak bisa menahan diri untuk tidak menggelengkan kepala mendengar perkataan ini. 　　Ini adalah pertemuan takdir yang luar biasa! 　　Jika orang lain mengetahuinya, pasti mereka akan marah sampai ingin menampar Fang Yuan hingga tewas. 　　Ini benar-benar kegelisahan yang membahagiakan. 　　Dua shichen kemudian, enam persen Yuan Zhen perak salju ini akhirnya habis terkonsumsi. 　　Hanya dengan sekali kultivasi ini, membran batu yang kasar tiba-tiba memiliki kilau seperti telah dipoles. Seperti giok kasar yang mulai menunjukkan kualitas halus setelah proses pengolahan awal. 　　“Cepat, tambahkan satu lapis Yuan Zhen lagi!” Fang Yuan mendesak. 　　Semalaman mereka terus berlatih seperti ini. 　　Saat ayam di halaman berkokok dan langit di luar jendela mulai terang, Fang Yuan membuka kedua matanya. 　　Sorot matanya berkilauan, memancarkan kegembiraan yang tak bisa disembunyikan. 　　Menarik kembali telapak tangan, ia mengepal dengan kuat: “Puncak tingkatan pertama!” 　　Hanya semalam berlatih, ia naik dari tingkat satu tinggi ke puncak tingkatan pertama. 　　Sungguh luar biasa cepatnya! 　　Sejak mulai berlatih, bahkan dengan kehidupan sebelumnya dihitung, Fang Yuan belum pernah merasakan kenikmatan dan kepuasan sehebat malam ini! 　　Hampir membuatnya kecanduan. 　　Analoginya - saat masih berbakat Kelas C dulu, kultivasinya seperti siput merayap. Setelah pakai Cacing Arak, bisa berjalan kaki. Ketika dapat bakat Kelas A dan Teratai Ajaib Tian Yuan, rasanya seperti sedang berlari kencang. 　　"Sialan, menggunakan Gu Reuni Tulang Daging ini, benar-benar seperti terbang dengan dua sayap menempel!" 　　Ekspresi wajah-sè Bai Ningbing juga menunjukkan guncangan dari lubuk hati. 　　Dia yang cerdas seperti es dan salju segera menyadari Gu ini memiliki fungsi lain yang lebih besar. 　　"Gu ini luar biasa, mungkin bisa digunakan untuk menembus tingkat besar!" 　　Cacing Arak hanya bisa meningkatkan tingkat kecil. Saat menembus tingkat besar, Master Gu harus mengandalkan Yuan Zhen sendiri. Karena itu bakat menjadi sangat krusial. 　　Tapi dengan Gu Reuni Tulang Daging ini, saat menembus tingkat besar kita bisa meminjam rongga kosong orang lain. 　　Ini keunggulan yang luar biasa! 　　"Dengan Gu ini, Gunung Tulang Putih benar-benar sepadan dengan harga, meski harus mengorbankan Teratai Ajaib Yuan Tian, tetap worth it." 　　Saat itu, cahaya fajar menyapu kamar pertanian ini. Bai Ningbing menghela nafas panjang: "Betapa banyaknya talenta berbakat di dunia ini!" 　　Cai Zi Gu Tulang Abu-abu hanyalah Master Gu tingkat empat, tapi bisa mengembangkan Gu Reuni Tulang Daging, sungguh jenius! 　　Setiap Master Gu yang memiliki gelar pasti punya kelebihan. Dibandingkan dengan mereka, Fang-Bai berdua saat ini masih belum ternama. 　　...Matahari sedang terik, di tengah sawah. 　　"Bu, istirahatlah yang cukup. Biar saya yang bantu!" Fang Yuan merebut cangkul dari tangan nenek itu. 　　Nenek jelas tak bisa melawan kekuatan Fang Yuan yang masih muda. Meski barangnya direbut, dia malah senang dan tersenyum lebar: "Wah, anak muda ini cepat pergi ke ** sana." 　　Jarak sejak pertama kali kultivasi ganda, waktu telah berlalu dua hari. 　　Rencana awal adalah menginap semalam lalu pergi, namun setelah menggunakan Gu Reuni Tulang-Daging, Fang Yuan merasakan kenikmatan cultivation yang melesat cepat, sehingga memutuskan untuk sedikit mengubah rencana, setidaknya meningkatkan cultivation ke tingkat dua sebelum berangkat. 　　Lagipula batu itu baru akan ditemukan dalam dua tiga tahun cahaya, tidak perlu terburu-buru. 　　Bai Ningbing juga tidak keberatan, perbedaan antara tingkat dua dan satu sangat besar. Menjadi Gu Master level dua akan sangat membantu perjalanan selanjutnya. 　　Maka mereka berdua menetap di desa, tidak mau pergi. 　　Sang nenek tua pun tidak mengusir mereka. 　　Sebenarnya, dia malah berharap Fang Yuan dan Bai Ningbing tinggal selamanya. Rajin bekerja, satu mungkin kurang pandai bicara, satu lagi kurang rupawan, tapi kedua anak ini sangat jujur. 　　Fang-Bai berdua bekerja di siang hari. Satu memiliki kekuatan babi ganda, satu memiliki kekuatan buaya, kekuatan manusia biasa yang luar biasa. Mengerjakan pekerjaan pertanian sama mudahnya seperti makan kacang. Lagipula rumah nenek tua, apa ada pekerjaan kasar yang berat? 　　Setiap hari mereka hanya tidur beberapa shichen, tapi tetap penuh semangat. 　　Kehidupan seperti ini, dibandingkan dengan perjalanan berat di alam liar yang serba tak menentu, bagaikan surga. 　　Fang Yuan memanfaatkan setiap detik untuk berkultivasi, bagai kecanduan. 　　Dengan Gu Reuni Tulang-Daging, kecepatan cultivationnya bisa digambarkan dengan idiom: seribu li dalam sehari! 　　Malam pertama, ia langsung mencapai puncak tingkatan pertama. Selama hari-hari ini, dengan sengaja ia memperkuat pondasi. Dinding rongga kosongnya sudah berkilauan transparan. Menurut skenario kecepatan ini, mungkin dalam beberapa hari lagi ia bisa menembus ke tingkat dua. 　　Seiring meningkatnya frekuensi berkultivasi, posisi Gu Reuni Tulang-Daging dalam hati Fang Yuan melesat tajam, telah melampaui Gu Tengkorak Berdarah dan Lotus Pusaka Yuan, hanya berada di bawah chun. 　　Cacing Arak tak perlu disebut lagi, hanya bisa meningkatkan satu tingkat kecil, tak ada bandingannya dengan Gu Reuni Tulang-Daging. 　　Gu Tengkorak Berdarah membutuhkan investasi terlalu besar dengan waktu pengembalian yang panjang. Meski Lotus Pusaka Yuan bagus, hanya bisa membantu Gu Master individual. 　　Tentang Gu Reuni Tulang-Daging, menurut pujian Bai Ningbing, ini adalah Gu yang bisa mengubah pola permainan dunia. 　　Pernyataan ini sama sekali tidak berlebihan, mendapat persetujuan mendalam dari Fang Yuan. 　　Gu Reuni Tulang-Daging memiliki level rendah, bahkan Gu Master tingkat satu dan dua pun bisa menggunakannya. Meski syarat penyatuannya banyak, standarnya sungguh tidak tinggi. Dengan potensi sebuah keluarga, bukankah mudah untuk membuat Gu ini? 　　Gu ini tidak menarik bagi penyendiri, tapi bagi keluarga dan sekte adalah senjata sakti! 　　Melalui cara ini, meminta sesepuh keluarga membimbing generasi muda bisa memangkas waktu dan biaya pelatihan Gu Master berapa kali lipat! 　　Dengan Gu Reuni Tulang-Daging, ini bukan lagi melatih Gu Master, tapi memproduksi massal Gu Master. 　　Inilah perbedaan antara langit dan bumi. 　　Karena Gu ini, Fang Yuan bahkan sempat goyah dalam pikiran kemarin, memiliki dorongan untuk mengubah rencana besar kelahiran kembali. Keinginan untuk mengubah strategi bertarung satu lawan satu menjadi membangun kekuatan. 　　Sebenarnya, sistem organisasi hanyalah alat, digunakan semata untuk kepentingan. 　　Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan pernah mendirikan Sekte Darah Sayap Iblis. Jika di kehidupan ini ingin membentuk kekuatan, bisa dibilang sudah sangat berpengalaman. 　　Namun tujuan utama membangun kekuatan hanya satu, yaitu——memonopoli wilayah, menguasai sumber daya, mengandalkan kendali bertingkat untuk mengumpulkan kekuatan orang lain demi kultivasinya sendiri. 　　Berkultivasi sebagai Gu Master bagai mendayung melawan arus, lebih merupakan proses akumulasi yang tentu membutuhkan sumber daya. 　　Karena itu Master Gu tingkat lima ke bawah, dengan bantuan organisasi, pasti lebih mudah berkultivasi. Ketika mencapai 6-semburat ke atas, memicu transformasi kualitas menjadi makhluk immortal, kekuatan alam terkonsentrasi pada diri sendiri, maka organisasi menjadi tak berguna. 　　Mengetahui hal ini, rencana Fang Yuan menjadi sangat mudah dipahami. 　　Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan mendirikan Blood Wing Cult demi mengumpulkan sumber daya. Kini terlahir kembali, mengetahui berbagai warisan rahasia, memonopoli sumber daya ini sepenuhnya bisa membuatnya melesat lebih cepat dan bebas ke tingkat 6-semburat. Untuk apa repot-repot menghabiskan waktu dan tenaga membangun organisasi lagi? 　　Tapi sekarang dengan mendapat Gu Reuni Daging dan Tulang, membangun kekuatan akan jauh lebih cepat dan mudah dari perkiraan sebelumnya. Investasi lebih kecil, hasil lebih cepat, memproduksi Gu Master secara massal bisa cepat membentuk kekuatan. 　　Namun setelah dipertimbangkan matang oleh Fang Yuan, hingga pagi ini, dorongan untuk membangun organisasi telah sepenuhnya menghilang. 　　Jika benar-benar mengandalkan Gu Reuni Keluarga untuk membentuk kekuatan, itu sama saja ia mencari masalah sendiri. 　　Senjata pamungkas seperti ini, begitu terungkap, pasti akan memicu keinginan semua kekuatan besar. 　　Jangankan ia yang membangun dari nol, bahkan pemimpin klan sekalipun yang punya dasar, tidak berani menggunakan Gu Reuni Keluarga secara besar-besaran. 　　Terlalu memancing kedengkian! 　　Bahkan Keluarga Wu, keluarga nomor satu di Nanjiang, mungkin tidak berani menggunakannya sendirian. 　　Menurut perhitungan Fang Yuan, syarat penggunaan Gu Reuni Keluarga dalam skala besar minimal harus ada aliansi gabungan dari kekuatan raksasa seperti Keluarga Wu, Keluarga Fei, Keluarga Tie, Keluarga Shang. Baru bisa menahan keserakahan seluruh dunia. 　　"Jika aku ingin membentuk kekuatan, mungkin baru mulai menunjukkan kemajuan, langsung dikepung. Saat itu, meski berhasil lolos, usaha yang dibangun susah payah pasti hancur. Ujung-ujungnya malah jadi buronan yang kehilangan rumah." 　　Fang Yuan benar-benar tenang, menyadari jalan ini buntu, kembali memperkuat strategi besar bertarung solo seumur hidup. 　　"Tapi bicara soal itu, Bai Hua Bai Sheng memang cukup bijaksana. Di kehidupan sebelumnya, meski menggunakan Gu Reuni Keluarga untuk tumbuh sebagai Bintang Ganda Aliran Ortodox, mereka tidak pernah menggunakan kekuatan ini untuk membangun kekuatan klan Bai. Ditambah pengalihan perhatian yang mereka lakukan, meski reputasi Gu Reuni Keluarga tersebar, fungsinya justru diremehkan dunia." 　　Fang Yuan sekarang teringat, tiba-tiba menyadari kebijaksanaan pasangan bintang aliran ortodox ini. Perjalanan ke Gunung Tulang Putih yang berhasil membunuh kakak-adik jenius ini di tahap awal, bisa dianggap sebagai hasil panen yang besar. 　　Tapi Fang Yuan kembali berpikir: "Gu tulang-daging berkumpul ini hanya bisa digunakan oleh dua orang yang menyatukannya. Bai Sheng dan Bai Hua pasti menggunakan metode penyatuan dari gulungan kitab. Tanpa metode pemalsuanku, kesulitan menyatukan Gu tulang-daging berkumpul akan meningkat drastis. Mungkin mereka sama sekali tak menyadari prospek ini..." 　　Semakin banyak direnungkan, Fang Yuan pun merasa sakit di ubun-ubun. 　　Dia menyiangi tanah di bawah terik matahari sambil menggelengkan kepala, mengumpulkan kembali pikiran yang bertebaran. 　　Bagaimanapun hal-hal ini sudah tak penting lagi, dipikirkan pun sia-sia. 　　"Sayangnya, aku belum mendapatkan serangga gu seperti Cacing Pikiran Cerdas, Gu Hati Bijak, Gu Mungil, atau Gu Pikiran Kilat yang memudahkan perenungan. Paling tidak, Cacing Buku pun bisa digunakan. Rupanya harus menunggu sampai ke Kota Shang untuk membelinya." 　　Ladang si nenek memang kecil, Fang Yuan cepat menyelesaikan separuhnya. Bai Ningbing yang tertarik melihatnya, aktif mengambil alih pekerjaan. 　　Dulunya di Gunung Qingmao, dia pernah melihat petani menyiangi sawah. Tapi waktu itu hidupnya masih tak menentu bagai lilin dihempas angin, kini berada dalam situasi nyata, ingin merasakan keunikan di baliknya. 　　Saat senja tiba, mereka berdua makan di depan rumah sang ibu mertua. 　　“Kalian pasti lapar, di kuali masih ada ubi jalar, pasti cukup untuk mengenyangkan!” Nenek itu tersenyum ramah sambil mengisi dua mangkuk besar nasi. 　　Nasi ini tentu bukan beras halus dari rumput padi, melainkan biji-bijian kasar. 　　Tapi Fang Yuan dan Bai Ningbing bukanlah tipe yang rewel. 　　“Makanlah pelan-pelan, Nenek punya kabar baik untuk kalian berdua.” Di atas meja makan, sang nenek tersenyum misterius. BABKetiga Puluh Tiga: Sakit Maha Dahsyat Pergantian Tulang 　　; 　　“Nenek o, kabar baik apa o?” Fang Yuan segera bertanya dengan wajah polos. .... 　　Saat bertanya, seorang kakek tua masuk dari luar. 　　Bai Ningbing menyipitkan matanya tanpa terlihat, kakek ini adalah seorang Gu Master! 　　Tapi hanya berkultivasi tingkat awal satu, sudah renta, sama sekali tak perlu dikhawatirkan. 　　“Anak muda, ini adalah kepala desa kami.” Sang nenek memperkenalkan. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing segera berdiri. 　　Fang Yuan menggaruk kepala, terlihat gugup: “Bos besar Kepala Desa, saya ini...” 　　Belum selesai memperkenalkan diri, kepala desa sudah tersenyum mengibaskan tangan: “Aku tahu kalian, dua orang pendatang.” 　　Antara Gu Master bisa saling merasakan aura. Tapi kedua orang ini memiliki Gu penyamaran di telinga, aura Gu Master mereka tersamar, setidaknya kepala desa tak bisa menembusnya. 　　Dua pendatang ini, sang kepala desa sudah mendapat laporan dari warga beberapa hari lalu. Tapi tak dihiraukannya. 　　Selama beberapa hari ini, selain Fang Yuan dan Bai Ningbing, sudah banyak orang yang singgah menginap di desa ini. 　　“Sudah datang saja, ngapain bawa-bawa barang.” Nenek menggerutu. 　　Kepala desa tua tidak datang dengan tangan kosong, di tangannya tergantung seikat ikan. 　　“Ini hasil memancing di kolam pagi tadi. Kau gigi sudah jelek, minum sup ikan bisa menguatkan tubuh.” Kepala desa tua tersenyum. 　　Nenek melotot kepadanya, menerima ikatan ikan: “Aku ke dapur masak sup ikan.” 　　Suaranya penuh keceriaan. 　　Ekspresi dan nada bicara kedua orang ini, Bai Ningbing belum bisa menangkap. Tapi tatapan Fang Yuan berkilat, dalam hatinya sudah paham——pria tua dan nenek ini mungkin sedang menjalin cinta senja. 　　“Nek, biar aku saja yang urus.” Fang Yuan segera menyahut. 　　“Kalian duduk, duduklah, bicara sambil duduk. Ada kabar baik!” Sang nenek buru-buru melambaikan tangan, menyuruh Fang-Bai berdua duduk, “Masalah kalian sudah kuceritakan ke desa, kepala desa kita ini Gu Master loh, dia bisa bantu kalian.” 　　“Gu Master!” Seketika mata Fang Yuan membelalak, tampak sangat terkejut, membeku di tempat. 　　Bai Ningbing yang melihat ekspresinya nyaris tak tahan menggeleng. Ia pun berusaha menampilkan wajah terkejut, tapi jelas kalah jauh dari Fang Yuan, hal ini ia sadari betul. 　　Melihat ekspresi Fang Yuan, kepala desa tua tertawa terbahak, tiba-tiba merasa pria buruk rupa ini cukup menggemaskan. Sedangkan Bai Ningbing di sampingnya terlihat kaku. Dibandingkan, kepala desa justru lebih menyukai Fang Yuan. 　　“Dua pemuda, silakan duduk, jangan sungkan.” Ia melambaikan tangan, lalu duduk pertama kali. 　　Fang Yuan terlihat ragu-ragu sebelum akhirnya mendengus-dengus sambil duduk, ekspresinya tegang. Bai Ningbing meniru gerakannya, namun terlihat kaku. 　　Kepala desa tua tak curiga: “Kudengar kalian berniat berdagang rempah dan daging asin, tapi ketemu binatang buas, sial ya. Istriku sudah cerita, kalian banyak membantu di sini. Aku punya beberapa Daun Maple Ungu. Beberapa hari lagi akan ada kafilah datang. Juallah ini, mungkin bisa nutup modal.” 　　Bai Ningbing langsung kehilangan miniat begitu mendengar ini ternyata "hadiah baik" yang dimaksud sang nenek. 　　“Ini... ini...” Fang Yuan gagap kegirangan, lalu matanya berkaca-kaca tersedak, “Tuan Kepala Desa, kau sungguh dermawan, orang terbaik!” 　　Kepala desa tua menepuk bahu si jahat itu, berusaha menghibur: “Tak perlu banyak bicara. Siapa tak pernah terpuruk? Tapi barang ini tak bisa diberikan cuma-cuma, nanti warga protes. Mulai besok, kerjalah di ladang timur desa selama tujuh hari sampai kafilah datang.” 　　Ia justru cukup berterima kasih pada Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　...“Dia adalah penduduk asli desa ini, tumbuh bersama ibu mertua sejak kecil. Tapi takdir berubah, ibu mertua menikah dengan orang lain. Saat berdagang dengan kafilah, seorang Gu Master melihat kecerdasannya lalu membimbingnya menjadi Gu Master.” 　　“Karena hal ini, dia menjadi kepala desa. Meski masih menyimpan perasaan pada ibu mertua, tapi keduanya sudah punya anak dan cucu. Khawatir menimbulkan gossip, mereka tidak terlalu berhubungan. Meski sebagai kepala desa, dia tak bisa terlalu terang-terangan membantu ibu mertua.” 　　“Diam-diam dia sudah menyelidiki, merasa sifat hati Fang dan Bai cukup baik, rajin bekerja, anak-anak jujur, hanya kurang beruntung saja.” 　　“Karena itu ketika ibu mertua bicara padanya, dia langsung setuju membantu Fang Yuan.” 　　...“Saat makan tadi kau setuju dengan permintaan kepala desa tua. Benarkah mau mencangkul tujuh hari demi mobil berdaun maple ungu itu?” Di malam hari, Bai Ningbing bertanya heran di dalam rumah. 　　“Daun maple ungu jelas bukan tujuan sejatiku. Tidakkah kau dengar tadi ada kafilah yang akan lewat sini?” Jawab Fang Yuan. 　　“Lalu kenapa? Bukannya kau pernah bilang Gunung Ziyou selalu ada kafilah lewat?” 　　“Kafilah kadang setahun sekali, kadang setengah tahun. Aku hanya tak menyangka ada kafilah dalam waktu dekat. Setelah ku selidiki diam-diam, kafilah ini berarah timur-barat. Meski tidak sampai Kota Shang, setidaknya searah dengan kita.” 　　Bai Ningbing tersadar: “Kau mau ikut kafilah, memanfaatkan kekuatan mereka untuk sampai ke Kota Shang?” 　　“Dia merenung sejenak, semakin merasa ini ide bagus.” 　　Pertama, Daging Telinga Pengintai rusak, mereka kekurangan serangga gu pengintai. Beraksi sendiri mungkin akan merepotkan. 　　Kedua, mereka terlibat kasus kriminal. Keluarga Bai pasti akan mengejar tanpa henti. Bergabung dengan kafilah adalah cara terbaik untuk menyamarkan jejak. 　　Terakhir, mereka memiliki Gu penyamaran yang bisa membuat mereka berpura-pura menjadi orang biasa. Kafilah sangat waspada terhadap Gu Master asing, tapi tidak terlalu jing hati terhadap orang biasa xing. 　　Bahkan jika ketahuan, tidak masalah besar. Saat itu satu orang tingkat tiga dan satu orang tingkat dua, kemampuan melarikan diri masih ada. 　　Pemimpin kafilah umumnya memiliki cultivation tingkat tiga. Pemimpin level empat seperti Jia Fu termasuk langka. 　　"Tapi meski kita menyamar sebagai orang biasa, apakah bisa begitu saja bergabung dengan kafilah?" Bai Ningbing merenung, masih ada keraguan dalam hati. 　　Fang Yuan terkekeh: "Tentu tidak bisa sembarangan. Bahkan orang biasa butuh penjamin. Tapi kupikir kepala desa akan membantu menyelesaikan masalah ini." 　　Bai Ningbing akhirnya lega, melepaskan kekhawatirannya. 　　"Benar juga, aku mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Fang Yuan yang licik ini mana mungkin lupa menghitung ini?" pikirnya. 　　"Baik. Tujuh hari lagi, aku pasti bisa mencapai Putaran Kedua tingkat awal. Selain itu, sudah saatnya menggunakan Tulang Besi Gu dan Tulang Giok Gu." 　　Bai Ningbing menyeringai, tampak tak sependapat: "Aku sudah bilang sebelumnya untuk menggunakannya, tapi kau terus menolak. Sudah membiakkan begitu banyak 'Yao' percuma, menghamburkan banyak air susu nǎi." 　　Fang Yuan menghela napas: "Kau masih muda, tak tahu rasa sakitnya. Malam ini kita takkan duo kultivasi. Istirahatlah baik-baik. Besok malam aku akan menggunakan Gu Tulang Besi terlebih dahulu." 　　Keesokan harinya, Fang Yuan dan Bai Ningbing pergi bekerja di sawah di ujung timur desa sesuai janji. 　　Fang Yuan sengaja bekerja dari pagi hingga matahari terbenam. Meski menyimpan kekuatan luar biasa, aktivitas ini tak berarti apa baginya. Namun hal ini membuat mereka tercengang, bahkan beberapa memandang dengan kagum. 　　Malam itu, ia duduk bersila di ranjang, menyelami pikiran, menuangkan Yuan Zhen ke dalam Gu Tulang Besi di rongga kosongnya. 　　Gu ini berbentuk tulang dengan ujung bulat dan bagian tengah ramping. Seluruh tubuhnya hitam legam seolah terbuat dari baja. 　　Gu tingkat tiga ini membutuhkan konsumsi Yuan Zhen besar secara instan saat diaktifkan. 　　Fang Yuan yang baru tingkat satu seharusnya tak bisa menggunakannya. Tapi berkat injeksi energi Perak dari Bai Ningbing, ia akhirnya bisa memaksakan diri. 　　Yuan Zhen perak salju yang dipinjam hampir habis terserap ke Gu Tulang Besi. Gu itu memancarkan cahaya hitam pekat sebelum meleleh menjadi cairan besi, meresap ke tulang Fang Yuan. 　　Sakit! 　　Sakit maha dahsyat! 　　Sakit yang tak terbayangkan! 　　Fang Yuan seolah dicap oleh besi panas tepat di ulu hatinya, di mana cairan logam mengalir ke tulang, di situ tulangnya seakan dibakar di atas bara. 　　Rasa sakit ini menusuk hingga ke relung hati, membuat wajah sè Fang Yuan menjadi terdistorsi. 　　Tak lama kemudian, keringat dingin mulai mengucur dari dahi Fang Yuan, dalam sekejap seluruh tubuhnya basah oleh keringat. 　　Setelah beberapa saat, akhirnya Fang Yuan tak sanggup menahan diri dan mengeluarkan suara hm hm. 　　Bai Ningbing baru saja berubah sè. 　　Dalam kegelapan, dia tak bisa melihat ekspresi dan kondisi Fang Yuan sebelumnya, namun dari suara tertekan ini menyimpulkan bahwa rasa sakitnya luar biasa! 　　Dia tahu betapa kuatnya tekad Fang Yuan, bahkan saat seluruh tubuhnya terbakar api pun tak bersuara. 　　Kini setelah menggunakan Gu Tulang Besi, dia mengeluarkan suara seperti ini, membuktikan betapa dahsyatnya nestapa yang dirasakan. 　　Dalam tiga aspek utama Gu Master - pemeliharaan, penggunaan, dan penyulingan - beberapa Gu memiliki pengalaman penggunaan yang unik. Gu Tulang Besi contohnya, saat digunakan langsung menimbulkan rasa sakit ekstrem. Namun rasa sakit ini harus ditahan, jika pingsan di tengah proses maka semua usaha akan sia-sia. 　　Dalam sejarah, banyak Gu Master ternama yang tewas memaksakan diri menggunakan Gu seperti Tulang Besi ini. 　　Fang Yuan mengatupkan gigi bertahan, saat nestapa bagai gelombang pasang tak tertahankan, dia mengeluarkan suara hm dari lubang hidung. 　　Di akhir, ia hampir mati rasa karena kesakitan, gigi-giginya menggigil tak berdaya. 　　Saat seluruh tulangnya telah diwarnai hitam oleh cairan besi, akhirnya dia mengendur. Hampir bersamaan, serangan pusing hebat menyergap. Matanya gelap, nyaris tak sadarkan diri. 　　Tapi ia memaksakan diri, menarik napas dalam beberapa kali, lalu berbaring perlahan. 　　"Sudah selesai?" Dalam kegelapan, suara Bai Ningbing terdengar mencoba. 　　"Tentu." Fang Yuan menyeringai menahan dingin, suaranya parau namun tenang, "Tidurlah, besok masih harus bekerja." 　　"Ya." Bai Ningbing menyembunyikan kekecewaan dalam hati melihat Fang Yuan masih sadar. Andai ia pingsan, mungkin bisa merebut Yang Gu. 　　"Tapi tidak mungkin, Yang Gu tersimpan di rongga kosong Fang Yuan. Tanpa cara khusus, mana mungkin kuambil?" Pikiran gelapnya pun buyar. 　　Namun keesokan harinya, Fang Yuan tak kunjung bangun untuk bekerja, malah bermalas-malasan di ranjang. 　　Sisa-sisa sakit maha dahsyat masih menyiksanya. Sedikit saja bergerak, nestapa itu bagai gergaji baja menggerus Neurotik-nya! 　　Rasa sakit menguasainya, membuatnya lemas. Jangankan bekerja, turun dari ranjang pun tak sanggup. 　　Bai Ningbing baru sadar: semalam Fang Yuan pura-pura kuat. 　　Hari itu, seluruh pekerjaan dilakukannya seorang diri. 　　Malam itu, Fang Yuan sudah pulih hingga bisa bergerak, Bai Ningbing tidak percaya begitu saja, juga menggunakan Giok Tulang Gu. 　　Barulah dia menyadari betapa sakit maha dahsyat yang ditanggung Fang Yuan! 　　Sebangga dirinya, tak kuasa menahan rintihan kesakitan, bahkan mencakar hingga sprei robek. 　　Tapi akhirnya, dengan tubuh gemetar, dia bertahan sampai akhir. Menyadari keberhasilannya, dihantam pusing luar biasa, dia rebah di ranjang dan tertidur lemas. BABTiga Puluh Empat: Kesalahpahaman yang Mendalam 　　; 　　Keesokan harinya, giliran Bai Ningbing yang terbaring di ranjang, kesakitan hingga tak bisa bergerak. 　　Fang Yuan yang sudah pulih separuh, pergi mencangkul ladang di ujung timur desa. 　　Sang ibu mertua masuk ke kamar, menenangkan dengan perhatian. 　　Bai Ningbing berulang berkata tak apa, mungkin kemarin terlalu lelah bekerja, istirahat sehari saja sudah cukup. 　　Sang ibu mertua tersenyum penuh makna: "Memang mengguncang itu melelahkan, dua malam ini suara berisik kalian kudengar semua." 　　"Apa?" Bai Ningbing sesaat tak paham. 　　"Nona, jangan sembunyikan lagi, bukankah aku sudah lama tahu!" kata sang ibu mertua sambil tertawa. 　　Pupil Bai Ningbing menyempit, jangan-jangan identitasnya terbongkar, mana mungkin? Dalam hati langsung muncul niat membunuh, tapi ada juga rasa tak tega. 　　Dia bisa dengan dingin menyaksikan saudara-saudara Keluarga Bai terbakar sampai mati, tapi itu karena Keluarga Bai memang ditakdirkan menjadi musuh mereka. Meski sombong, dia tidak seberani Fang Yuan yang tanpa beban. Terhadap orang yang pernah berbuat baik padanya, dia tak tega membunuh. 　　Nenek tua di hadapannya begini, mantan Kepala Suku Keluarga Bai pun begitu. 　　Nenek tua itu tak menyadari pikiran Bai Ningbing. Dia menggenggam tangan Bai Ningbing dan menepuknya pelan: "Nona, Bibi sudah perhatikan beberapa hari ini, mana ada pria yang punya pinggul dan pinggang sepertimu! Pantas kau pakai topi jerami dan jarang bicara. Bibi meski tua, tetap seorang wanita. Kita wanita punya kelebihan dibanding pria brengsek itu, yaitu lebih teliti." 　　"Ha?" Bai Ningbing sejenak tak tahu harus berkata apa. 　　Nenek itu malah bersemangat, nada suaranya penuh pengertian: "Bibi paham, namanya juga wanita, kalau bepergian harus menyamar begini. Kalau tidak, bisa celaka kau di jalan." 　　Bai Ningbing terdiam. 　　Dia paling benci orang menyebut kata "wanita" yang bisa **Neurotik-nya. Tapi menghadapi nenek tua yang baik hati ini, dia merasa sangat tak berdaya. 　　Nenek itu tersenyum sampai matanya menyipit, tiba-tiba suaranya direndahkan: "Kalian pasti pasangan muda ya. Gerak-gerik kalian dua malam ini, Bibi dengar semua. Bukan Bibi ikut campur, tapi melakukan hal semacam itu harus pelan-pelan." 　　Perkataan ini bagai petir di siang bolong! 　　Bai Ningbing mendadak membeku, seolah ditampar petir. 　　"Bu, bukan seperti yang Anda pikirkan." Baru setelah setengah hari, dia berhasil memaksakan kalimat itu keluar dengan tatapan kaku. 　　"Ah, malu-malu apa lagi. Nggak apa-apa kok, cerita apa saja boleh sama nenek. Nenek sudah tua begini, apa sih yang belum pernah lihat!" Si nenek mengedipkan mata, senyumnya melebar sampai memperlihatkan gusi. 　　Lalu tatapannya mengarah ke sprei, seolah sengaja tapi juga tak sengaja. 　　Bai Ningbing mengikuti arah pandangannya, saat itu juga ingin mati rasanya. 　　Tapi kalau dipikir-pikir, sprei itu memang dia sendiri yang menyobek... 　　Nenek itu masih terus mengoceh, tapi kepala Bai Ningbing berdengung-dengung, tak satu kata pun masuk ke hatinya. 　　Saat Fang Yuan pulang makan siang, sang nenek menyergapnya di pintu sambil berpesan: "Nak, istri kamu sudah cerita sama nenek. Anak muda emang berkobar-kobar, tapi harus jaga tubuh sendiri, apalagi jaga istri. Ingat ya pesan nenek?" 　　"Apa?" Fang Yuan menganga, otaknya belum bisa mencerna. 　　Nenek itu mendecakkan lidah, separuh kesal separuh kasihan: "Kamu ini bagus semua, cuma terlalu polos. Kalau terlalu jujur, nanti bakal ditipu!" 　　Andai Klan Gu Yue, Detektif Legendaris besi, atau Bai Hua Baisheng yang mendengar ini, mungkin bisa bangkit dari kubur karena geram. 　　Fang Yuan berdiri di tempat sambil termenung, tiba-tiba tatapannya berkedip-kedip, akhirnya ia tersadar. 　　"Oh... masalah itu ya, hehe..." Ia menggaruk kepala sambil tersenyum bodoh, terus mengangguk,"Bibi, nasehatmu benar, aku sudah mengerti." 　　Di meja makan, ia melihat Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing memandangnya dengan dingin, seolah seluruh tubuhnya memancarkan hawa es. 　　Sementara sudut mata Fang Yuan terus berkedut-kedut. 　　Kejadian ini menjadi pengingat bagi Fang Yuan. 　　Kemampuan Fang Yuan berakting sempurna berasal dari pengalamannya yang luas dan wawasannya yang dalam. Tapi Bai Ningbing tidak demikian, sehingga penyamarannya memiliki celah. 　　Untungnya celah ini kecil, di dunia ini memang ada kebiasaan perempuan biasa menyamar sebagai pria saat bepergian untuk mengurangi risiko. 　　Meski jengkel dengan kesalahpahaman ini, Fang Yuan harus mengakui bahwa hal ini justru lebih efektif menyamarkan identitas mereka. 　　Sedangkan suasana hati Bai Ningbing langsung merosot tajam. 　　Malam itu, ia kembali menghadapi Fang Yuan dan menanyakan kapan Yang Gu akan diberikan padanya. 　　Fang Yuan terpaksa menjawab tegas: akan diserahkan begitu cultivation mencapai tingkat tiga. 　　Bai Ningbing mengeluarkan suara Hmph, ia memahami Fang Yuan - lebih percaya pada surat wasiat daripada janjinya! Tapi saat ini ia tetap tak bisa memaksa mengambil Yang Gu. 　　“Sampai di Kota Shang, setidaknya harus membeli Gu Sumpah Racun. Gu Tiga Tangan atau Gu Perampasan Besar juga bisa……” Memikirkan ini, Bai Ningbing semakin merasa mendesak untuk segera menuju Kota Shang. 　　Selain bekerja sama dalam berkultivasi, konten latihan Fang Yuan bertambah satu bagian lagi. 　　Yakni menggunakan Gu Kekuatan Buaya untuk latihan kekuatan. 　　Sebenarnya, pemeliharaan Gu Kekuatan Buaya sampai sekarang agak di luar perkiraan Fang Yuan. 　　Pahlawan terbesarnya adalah Keluarga Bai. Berkat daging buaya dalam jumlah besar dari Keluarga Bai, Fang Yuan bisa memelihara Gu Kekuatan Buaya hingga kini. 　　Jika tidak, ini sudah lama mati karena kekurangan makanan. 　　Sama seperti Gu Babi Putih Hitam, Gu Kekuatan Buaya juga secara permanen meningkatkan kekuatan Master Gu. 　　Tapi sebelum mencapai 6-semburat, tubuh Master Gu tetaplah manusia biasa. Seperti mangkuk yang tak bisa menampung danau. Daya tampung tubuh Master Gu terbatas. 　　Karena itu sebelumnya Fang Yuan belum bisa menggunakan Gu Kekuatan Buaya. Untungnya, dari Gunung Tulang Putih ia memperoleh Gu Tulang Besi dan Gu Tulang Giok. 　　Kedua Gu ini termasuk jenis konsumtif. Masing-masing unik, nilainya setara, sama-sama mampu meningkatkan kualitas tubuh Master Gu secara permanen. 　　Pemilihan jenis Gu akan menentukan arah pengembangan Master Gu di masa depan. 　　Penggunaan Gu oleh Master Gu memiliki banyak pertimbangan. Beberapa Gu tak bisa digunakan bersama, beberapa kombinasi Gu memberi efek 1+1>2 yang luar biasa. 　　Misalnya, Bai Ningbing pernah menggunakan serangga gu kulit es, sehingga seluruh kulitnya menjadi "kulit es". Kulit es menghentikan keringat dan darah, karena itu Bai Ningbing tidak bisa lagi menggunakan serangga gu jenis "keringat darah" di masa depan. 　　Setelah menggunakan serangga gu tulang giok, tulang biasa sebelumnya berubah menjadi tulang giok. Kulit es dan tulang giok saling melengkapi, merupakan kombinasi penggunaan yang sangat baik. 　　Kebutuhan setiap orang berbeda, kombinasi kulit es dan tulang giok cocok untuk Bai Ningbing tapi tidak sesuai untuk Fang Yuan. 　　Mempertimbangkan serangga gu legendaris di Kota Pedagang, dalam rencana Fang Yuan, efek kombinasi yang paling diinginkannya adalah "tulang baja dan tubuh besi". 　　Bisa mendapatkan serangga gu tulang besi dari Gunung Tulang Putih, baginya adalah sesuatu yang sangat memuaskan. 　　Setelah menggunakan serangga gu tulang besi, kini tulang Fang Yuan sekeras besi. Peningkatan potensi tubuh telah memungkinkannya menanggung kekuatan buaya tambahan di atas dasar dua kekuatan babi. 　　Kekuatannya terus bertambah. 　　Tujuh hari berlalu dalam sekejap. 　　Sesuai perjanjian sebelumnya, Fang Yuan dan Bai Ningbing mendapatkan satu gerobak penuh daun maple ungu dari kepala desa tua. 　　Barang semacam ini bernilai sangat rendah, satu gerobak pun tidak bisa dijual seharga dua Batu Yuan. Fang Yuan juga tidak memedulikannya, ini hanya batu loncatan untuk menyembunyikan identitasnya dan mengikuti kafilah. 　　Kedatangan kafilah ternyata lebih lambat tiga hari dari perkiraan kepala desa tua. 　　Baru pada hari kesembilan, kafilah akhirnya muncul. 　　Desa pegunungan yang awalnya tenang tiba-tiba menjadi ramai. 　　Skala kafilah sangat besar. 　　“Satu per satu kumbang gemuk berkulit hitam sebesar bus, mengangkut barang dan manusia, merangkak perlahan.” 　　“Di samping mereka, ayam unta dengan warna-warni sè yang mencolok menarik gerobak. Laba-laba gunung berbulu lebat diikat peti barang. Ular bersayap meliuk-liuk, katak menggendong bungkusan raksasa.” 　　“Gu tunggangan ini menjadi tulang punggung kafilah. Selain itu, banyak manusia biasa mengendarai sapi-kuda-bagal atau memanggul keranjang bambu dan perlengkapan lainnya.” 　　“Akhirnya kafilah tahun ini tiba juga!” 　　“Setiap kali melihat ular-ular itu, hatiku selalu berdebar ketakutan.” 　　“Tuan-tuan Gu Master benar-benar hebat, bisa membuat ular ganas itu menurut begitu saja.” 　　“Semoga daging asinku laku kali ini. Tak berharap harga tinggi, beberapa butir Batu Yuan pecahan pun sudah cukup.” 　　“Benar, nasib kita tak seberuntung orang pendatang itu...” 　　“Kepala desa terlalu berat sebelah! Segerobak penuh daun maple ungu begitu saja dihadiahkan!” 　　“Warga desa membuka lapak darurat di pintu masuk. Fang Yuan dan pasangan putihnya yang menarik gerobak daun maple ungu, terselip di antara kerumunan.” 　　“Sebagian adalah penduduk lokal. Sebagian datang dari desa lain, membawa barang dagangan sendiri.” 　　“Di mana ada manusia, di situ ada persaingan keuntungan.” 　　“Meski Fang Yuan dan pasangannya telah mencangkul ladang timur selama tujuh hari, gerobak daun maple ungu tetap memantik kedengkian di antara warga.” 　　“Fang Yuan tentu tak menghiraukan omongan itu.” 　　Ia mengamati diam-diam anggota kafilah yang berlalu-lalang. 　　Kafilah ini merupakan tim campuran, dirakit dari banyak keluarga dan kekuatan. Tidak seperti Kafilah Keluarga Jia yang berbasis utama pada keluarga mereka. Selain pemimpin yang dipilih bersama, kafilah ini memiliki selusin wakil pemimpin, bagaikan pasukan gabungan. 　　Ini kabar baik bagi Fang Yuan. 　　Semakin kompleks struktur kafilah, semakin mudah baginya menyusup masuk. 　　"Hei, berapa harga daun maple ungu di gerobakmu ini?" Segera ada yang menawar. 　　"Dua setengah Batu Yuan," jawab Fang Yuan. 　　"Dua setengah Batu Yuan? Lebih baik kau merampok saja!" Si penawar membelalakkan matanya. 　　"Mau beli atau tidak!" Sahut Bai Ningbing dari samping. 　　"Hmph!" Si penawar mengibaskan lengan bajunya lalu pergi. 　　Jika barang ini benar-benar terjual, alasan apa yang akan dipakai Fang-Bai untuk bergabung dengan kafilah? Dengan sengaja mereka mempertahankan harga, hingga dalam sekejap tiga penawar kabur kesal. 　　Hingga senja, gerobak daun maple ungu itu tetap tak laku. Sebaliknya, bahan herbal, daging asin, susu sapi dan lain-lain milik orang banyak telah terjual separuh lebih. 　　Maklum, kafilah besar membutuhkan pasokan barang-barang tersebut. 　　Banyak yang menertawakan Fang-Bai, beberapa bahkan melontarkan sindiran pedas. Ada juga yang baik hati menyarankan mereka menurunkan harga. 　　Tapi Fang-Bai sama sekali tidak menggubris. 　　Setelah malam tiba, Fang Yuan berpura-pura terlihat putus asa, menarik gerobak daun maple ungu itu menuju rumah kepala desa tua. 　　Kepala desa tua menanyakan detail situasi sambil menghela napas: "Kalian ini, aku sudah jelas memperingatkan, dua Batu Yuan saja sudah bagus. Satu setengah Batu Yuan juga bisa dilepas. Kenapa tidak mendengarkan nasihatku? Malah nekat jual dua setengah!" BABTiga Puluh Lima: Surat Buruan 　　; 　　"Kalian harus paham, daun maple ungu di Gunung Ziyou sangat melimpah. Alasan mereka membeli hanya untuk kepraktisan, menghemat tenaga memetik. Ah, percuma berbicara dengan kalian. Sudahlah, sudahlah……" 　　Kepala desa tua terus menggelengkan kepala sambil menghela napas. 　　Fang Yuan menggaruk kepala: "Kami cuma ingin jual lebih banyak Batu Yuan, pertama untuk balik modal, kedua untuk menghormati kalian berdua. Mana tahu sampai sekarang belum laku juga." 　　Suaranya gugup, terselip nada tangisan samar. 　　Mendengar perkataannya, hati kepala desa langsung luluh, dendam dalam hatinya sirna seketika. 　　Fang Yuan menambahkan: "Yang Mulia Kepala Desa jangan khawatir, besok kami akan ikut kafilah. Turunkan harga pasti akan laku." 　　"Ikut kafilah? Siapa yang mengizinkan?" Kepala desa membelalakkan kedua matanya. 　　Fang Yuan menjawab polos: "Aku lihat banyak manusia biasa di kafilah. Mereka boleh ikut, kenapa kami tidak?" 　　Kepala desa menepuk dahinya: "Itu semua budak keluarga Tuan Gu Master! Kira kafilah bisa diikuti sembarangan? Bagaimana kalau ada penjahat menyusup?" 　　"Ah?!" Fang Yuan ternganga membeku, "Lalu bagaimana? Kafilah berangkat subuh besok." 　　“Ah…” Kakek itu menghela napas dalam-dalam, “Sudahlah, lebih baik membantu sampai tuntas. Besok pagi aku akan mencoba memohon, apakah bisa bergabung dengan kafilah, itu tergantung keberuntungan kalian berdua.” 　　Fajar baru merekah, langit biru kehijauan sè masih menyisakan beberapa bintang redup. Dari kejauhan, Gunung Ziyou tampak diselimuti warna ungu gelap sè, sunyi sekaligus misterius. 　　Setelah beristirahat semalaman, kafilah telah siap untuk melanjutkan perjalanan. 　　“Periksa kembali semua barang bawaan!” 　　“Pastikan semua tali sudah diikat kencang! Jika ada yang terjatuh di perjalanan, kalian akan dicambuk seratus kali.” 　　“Cepat, cepat! Beri makan kumbang gemuk berkulit hitam kita sampai kenyang!” 　　Para Gu Master memberi perintah keras, membuat para budak rumah tangga manusia biasa berlarian kocar-kacir. Beberapa yang berwatak kasar mencambuk dengan tali kulit begitu melihat ada yang lamban bergerak. Beberapa yang menyayangi serangga gu malah memberi makan sendiri. 　　“Yang Mulia Chen.” Kepala desa tua itu membungkuk memberi hormat pada wakil pemimpin kafilah. 　　“Oh, Lao Zhang. Aku sedang sibuk. Katakan langsung apa keperluanmu.” Kata Gu Master berkeluarga Chen ini. 　　“Begini, ada dua pemuda desa kami yang sedang berdagang kecil-kecilan,“…” Kepala desa belum selesai bicara ketika tiba-tiba Chen Gu Master berteriak, “Chen Xin! Kau ini ngapain mondar-mandir? Cepat beri makan ular bersayap! Kau pikir budak-budak itu bisa mengurusnya? Ular bersayapmu sudah melalap tiga budak keluarga akhir-akhir ini!” 　　“Ya, sesepuh keluarga.” Chen Xin yang tertangkap menjawab dengan kepala tertunduk. 　　Tapi Master Gu Chen tidak membiarkannya, kembali memarahi: “Sudah berapa kali kubilang, di benteng panggil aku sesepuh keluarga, di kafilah harus sebut aku wakil pemimpin.” 　　“Ya ya ya, Yang Mulia Wakil Pemimpin.” Chen Xin menjawab lalu berlari cepat pergi. 　　“Dasar si brengsek...” Master Gu Chen bergumam kesal, lalu menoleh ke kepala desa tua. “Apa katamu tadi? Oh! Mau menjamin dua orang muda bergabung dengan kafilah?” 　　“Yang Mulia bijaksana, benar begitu.” Kepala desa tua segera menjawab. 　　“Begitu ya...” Master Gu Chen sengaja berpura-pura merenung. 　　Kepala desa tua ini dulunya dia yang menginisiasinya menjadi Gu Master. Tujuannya untuk menempatkan orang dalam di lokasi transit kafilah ini. 　　Kafilah berdagang, benteng-benteng adalah pusat perdagangan utama, tapi desa-desa manusia biasa di sepanjang rute juga tak boleh diabaikan. 　　Kafilah yang besar sering kehabisan bahan pokok, harus diisi ulang di perjalanan. Budak keluarga juga kadang tewas saat kafilah dalam bahaya, sehingga perlu merekrut manusia biasa dari desa. 　　Sejujurnya, jumlah budak keluarga di tangan Master Gu Chen sudah mulai kurang. Di kafilah, nyawa manusia biasa itu Sampah! Hanya bahan konsumsi yang bisa bicara dan bergerak. 　　“Di kemudian hari saat melakukan perjalanan dagang, aku masih membutuhkan Lao Zhang saat singgah di Gunung Ziyou. Jika tidak menyetujui permintaannya, bukankah itu akan membuat hatinya dingin? Kebetulan aku juga kekurangan tenaga, tapi tidak boleh langsung menyetujui dengan mudah. Harus pertimbangkan dulu baru bisa memberikan persetujuan yang berharga.” 　　Saat Gu Master Chen sedang berpikir, seorang kurator kafilah berlari mendekat. 　　Tangan yang bergetar memegang setumpuk kertas, ia berteriak sambil berlari: "Perhatikan semua! Ada surat buruan baru, surat buruan baru!" 　　Sambil berteriak, ia asal menempelkannya di tubuh seekor kumbang hitam gemuk. 　　"Surat buruan baru? Dari keluarga mana? Berapa harga buruannya? Bawa ke sini." Gu Master Chen mulai tertarik. 　　"Baik, Wakil Pemimpin." Kurator itu segera menyodorkan selembar kertas. 　　Gu Master Chen membaca: "Oh, ini surat buruan dari Keluarga Bai. Hanya untuk informasi yang benar, harganya seribu Batu Yuan? Setinggi itu!" 　　Matanya berbinar, menunjukkan ketertarikannya. 　　Surat buruan biasanya memiliki dua harga: harga informasi dan harga pemburuan. 　　Harga informasi seribu Batu Yuan biasanya untuk memburu pengikut jalan gelap yang sudah terkenal. Tapi potret di surat buruan ini menampilkan dua anak muda dengan wajah tampan, salah satunya bahkan sangat rupawan. 　　Satu pria dan satu wanita, mereka adalah dua pendatang baru, 　　“Satu adalah Gushi Yizhuan, satunya lagi tingkat tiga. Harga informasi mencapai seribu Batu Yuan, harga buruan juga lima ribu delapan ratus. Ck, sepertinya Keluarga Bai sangat membenci kedua bibit iblis ini. Hehe...“” Gu Master Chen tertawa sinis, lagipula ini bukan urusan Keluarga Chen. 　　Ia sama sekali tidak menyadari bahwa kedua bibit iblis ini sudah berada di dekatnya. 　　Kepala desa tua juga melirik poster buronan itu, hatinya gemetar ketakutan. 　　“Dunia Gu Master memang berbahaya, pemuda tampan seperti ini ternyata penjahat si jahat! Semoga mereka tidak lari ke desa kita.” 　　“Baiklah, melihat jerih payahmu selama ini Lao Zhang, aku setuju dengan permintaanmu ini.” Kata Gu Master Chen. 　　“Ah, terima kasih Yang Mulia! Hamba akan panggil mereka berdua segera.” Kepala desa tua berseri-seri gembira. 　　Gu Master Chen mengibaskan tangan: “Tak perlu, aku sedang sibuk. Suruh mereka lapor ke Chen Xin saja.” 　　Ia sama sekali tidak tertarik bertemu dua manusia biasa. Juga tidak menghubungkan orang di depannya dengan poster buronan di tangannya. Lagipula ini poster buronan Keluarga Bai, sedangkan Perkampungan Bai jauh ribuan li. Gu Master Chen secara bawah sadar merasa wilayahnya sangat aman. 　　Ini pola pikir yang sangat umum. 　　Bahkan di Bumi modern pun, kasus pembunuhan di ibukota provinsi sekelam apapun, orang di provinsi lain tak akan merasa terancam. Padahal transportasi modern sudah sangat maju. 　　Selain itu, masih ada faktor psikologis mengandalkan keberuntungan. 　　"Dunia yang luas, semua makhluk yang ada, bagaimana mungkin dua pengkhianat ini justru lari ke sini? Nasibku pasti sangat sial kalau begitu, ini mustahil!" 　　Orang-orang selalu berpikir bahwa hal-hal buruk tidak akan terjadi pada diri mereka sendiri. 　　Lagipula, ada banyak surat buruan, kebanyakan adalah tokoh-tokoh besar jalan gelap, entah sangat kejam atau berperangai aneh dan yin yang beracun, menarik bola mata orang banyak. Seperti dua pendatang baru Fang dan Bai ini, satu tingkat tiga satu tingkat satu, bisa jadi apa? 　　Saat Chen Xin melihat Fang Bai berdua, sama sekali tidak terpikirkan tentang surat buruan. 　　Penampilan Fang Bai berdua sudah sangat berubah. Fang Yuan yang sudah rusak wajahnya tidak usah disebutkan, Bai Ningbing setelah berhari-hari berlatih juga sudah tampak meyakinkan. 　　Chen Xin langsung kehilangan minat saat melihatnya, terutama wajah Fang Yuan yang membuatnya jijik. 　　Cultivation-nya baru tingkat satu, sedangkan Fang Yuan sudah promosi ke Putaran Kedua beberapa hari lalu. 　　Chen Xin dengan cepat memeriksa, tidak merasakan aura Gu Master sama sekali, lalu memanggil kepala rumah tangga senior untuk mengatur pekerjaan Fang Bai berdua. 　　"Kalian berdua namanya siapa?" tanya kepala rumah tangga senior. 　　Baru pada saat inilah ada yang menanyakan nama mereka. 　　"Gua namanya Hei Tu, istri gua namanya Bai Yun," jawab Fang Yuan sembarangan. 　　"Perempuan?" Kepala rumah tangga menoleh, mengerutkan alisnya. 　　Ia menatap Bai Ningbing, melihat penampilannya yang hitam legam dan kaku seperti kayu, masa namanya Bai Yun? Hei Tu ini juga cukup jelek! 　　“Wanita itu merepotkan. Kalian harus lebih hati-hati. Kalau ada masalah, jangan salahkan aku yang tidak mengingatkan!” ujar kepala rumah tangga tua. 　　“Aku tahu. Di sini ada gerobak kayu berisi daun maple ungu. Istriku akan tetap di gerobak untuk menjaga barang. Kami juga tak ingin banyak kontak dengan orang lain,” kata Fang Yuan. 　　“Hmph, asal kau tahu.” 　　Sang kepala rumah tangga menugaskan mereka pekerjaan mengangkat barang. Namun bagi Fang Yuan dan Bai Ningbing, ini sama sekali bukan masalah. Justru Bai Ningbing yang harus pura-pura terengah-engah malah lebih capek secara mental. 　　Tak jauh dari situ, beberapa budak keluarga memanfaatkan kesempatan untuk bermalas-malasan, duduk berkumpul beristirahat. 　　Tatapan beberapa orang tertuju pada Fang-Bai berdua. 　　“Kak Qiang, ada dua pendatang baru. Ada yang lihat mereka bawa barang pribadi! Satu mobil penuh daun maple ungu!” seru budak kurus dengan bersemangat. 　　Mengeksploitasi anggota baru sudah menjadi tradisi para veteran kafilah. 　　Kak Qiang berjongkok di lantai kayu, memicingkan mata: “Aku lihat. Shou Hou, kau coba mereka dulu.” 　　Postur tubuhnya kekar seperti banteng, otot dada kekar, tapi tidak gegabah. 　　Di dunia yang memuliakan Gu Master ini, keberanian manusia biasa tak ada artinya. Kemampuannya menjadi pusat lingkaran kecil ini membuktikan kecerdasannya. 　　Shou Hou mengangguk, lalu berjalan mendekati Fang Yuan di bawah tatapan orang-orang. 　　“Hei, dari mana? Panggil saja Kak Hou. Ke depannya kita kerja sama, harus saling membantu.” Shou Hou menyunggingkan senyum palsu. 　　Fang Yuan meliriknya, hanya mengucapkan satu kata: 　　“Pergi.” 　　Mata kurus itu melebar, memancarkan amarah dalam ekspresi wajah-nya sè. 　　Fang Yuan bahkan tak memandangnya, asyik memindahkan barang. Di kehidupan sebelumnya, ia pernah bergabung dengan kafilah dan sangat paham kelicikan dalam dunia ini. 　　Dalam bahasa gelap, si kurus ini sedang "menginjak piring" - mencoba mengorek latar belakang Fang Yuan dengan kata-kata. Jika tak ada backing, mereka akan menindas dan mengeksploitasi untuk mendapatkan keuntungan. 　　Nyatanya, bukan hanya manusia biasa, bahkan antar Gu Master pun tak jauh beda, hanya cara mereka lebih elegan. 　　Petualangan sendirian adalah perkelahian melawan binatang buas. Berkelompok berarti pertarungan antar sesama manusia. 　　Di mana ada keuntungan, di situ ada perseteruan. Ruang terbatas, setiap orang ingin hidup lebih baik. Lalu bagaimana? 　　Hanya dengan merebut ruang orang lain. 　　Si kurus tak menyangka Fang Yuan begitu tak memberi muka, berdiri terpaku sambil melototinya. 　　Fang Yuan sama sekali tak menganggapnya. Manusia biasa bagai rumput kering, membunuh satu dua pun tak berarti. 　　Selama tak mengganggu pengiriman barang, para Gu Master di atas pun tak ambil pusing. 　　Kalau sampai mereka turun tangan, Fang Yuan sudah siapkan cara untuk menyelesaikannya. 　　Singkat kata, mengganggu Fang Yuan sama saja bunuh diri bagi para budak keluarga ini. 　　“Masih di sini? Mau kusuruh pergi paksa?” tatap Fang Yuan dengan dingin. 　　Si kurus menggeram “Hmph”, tapi tak berani melawan, akhirnya mundur dengan malu. 　　Sikap keras seperti ini justru membuat Kak Qiang merasa was-was, jangan-jangan kedua orang ini memiliki hubungan latar belakang tertentu? Jika tidak, mengapa ekspresi mereka begitu garang (sè)? Untuk berjaga-jaga, lebih baik menyelidiki situasi terlebih dahulu. BAB36: Shang Xinci 　　; 　　Kafilah berjalan sepanjang hari, saat senja tiba memilih berhenti di dekat sebuah lembah. .. 　　Hari ini peruntungan anggota kafilah cukup baik, hanya bertemu tiga kelompok kecil kawanan binatang. 　　Setelah membunuh dua kelompok dan mengusir satu kelompok. Selain beberapa kerugian, hasil dari pembantaian kawanan binatang justru memberikan keuntungan. 　　Langit senja dipenuhi mega merah menyala. 　　Merah menyala, jingga, abu-abu anggur, ungu terong... Awan senja berkilauan, warna-warni saling bertautan dan terus berubah bentuk. Kadang seperti singa mengaum, kadang seperti kuda langit berlari, kadang menyerupai hamparan bunga mekar. 　　Cahaya senja menyinari lembah hijau zamrud. Di dalam lembah, kafilah telah menyiapkan area khusus, memagari sudut kecil yang ramai oleh suara manusia. 　　"Ayo sini, lihat-lihato Ah! Daging binatang segar sembelihan hari ini!" 　　"Susu fermentasi, susu fermentasi manis..." 　　"Baju tinggal sepuluh potong, obral habiso Ah!" 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing juga berada di tengah kerumunan. 　　Mereka menarik gerobak dorong, menduduki sebuah area. Di sebelah kiri terdapat kios penjual sayuran liar, sebelah kanan adalah penjual susu sapi. 　　Bai Ningbing memandang sekeliling dengan penuh minat: "Tak kusangka di kafilah ada pasar kecil seperti ini." 　　"Di mana ada konsumsi, di situ ada transaksi. Konsumsi akan merangsang pasar," jawab Fang Yuan. 　　Mata biru Bai Ningbing berkedip, ucapannya itu memang sangat tepat. 　　Ia menatap Fang Yuan: "Daun maple ungu ini semua akan kau jual?" 　　Fang Yuan mengangguk halus: "Setelah bergabung dengan kafilah, lebih baik daun ini segera dilepas. Menyimpannya malah mengundih para tikus rakus." 　　Lagipula, daun maple ungu memang sulit diawetkan. 　　Baru sehari lebih, daun di mobil Fang Yuan sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kering. Nilainya akan semakin turun seiring waktu. 　　Tentu saja dua Batu Yuan tak berarti baginya. 　　Tapi membuangnya sembarangan tidak sesuai dengan status mereka sekarang, bisa menimbulkan kecurigaan. 　　"Ada dua jenis pasar di kafilah. Yang kita ikuti ini transaksi antar orang biasa, biasanya ada setiap hari. Satunya lagi pasar para Gu Master, diadakan tiap tujuh hari," jelas Fang Yuan. 　　Mata biru Bai Ningbing di balik bayangan topi jerami berkilau: "Kalau bisa ikut pasar Gu Master, pasti membantu. Perjalanan ke Kota Shang masih jauh, setidaknya kita butuh Gu pengintai untuk antisipasi keadaan darurat." 　　"Sudah kupersiapkan, tapi masih terlalu dini." Fang Yuan tersenyum percaya diri, mengingat sesuatu di dalam Duo Rate Flower. 　　Keduanya terus berbisik. 　　Seorang budak keluarga laki-laki berjalan tertatih mendekat. 　　"Ia berpakaian compang-camping, wajah berlumuran darah, berpenampilan seperti pengemis." Mendekati gerobak Fang Yuan, matanya menatap guci susu sapi sambil menelan air liur: "Saudaraku, bisakah kau memberiku seteguk susu sapi?" 　　"Pergi! Jangan ganggu bisnisku!" teriak pedagang susu sambil melambai-lambaikan tangan tak sabar. 　　Budak keluarga ini terpaksa pindah ke gerobak Fang Bai dan Er Ru: "Saudara berdua..." 　　Sebelum selesai bicara, Fang Yuan sudah maju dan menendangnya hingga terjengkang, membentak dengan suara kasar: "Pergi." 　　Budak itu terpelanting di tanah becek, pakaian compang-campingnya penuh lumpur hitamsè. Lukanya tersentuh, membuatnya mengernyit kesakitan. 　　Ia bangun susah payah, menatap Fang Yuan dengan tatapan kebencian: "Baik, aku ingat. Kita semua manusia biasa, siapa yang tak pernah sial. Hmph..." 　　Wajah Fang Yuan menjadi dingin, kakinya kembali menendang. 　　Prak. 　　Budak itu terjatuh lagi. 　　"Coba kau ucapkan satu kata lagi?" Fang Yuan memandang dari atas. 　　Budak itu melotot ke Fang Yuan, bangkit, tapi tak berani bersuara lagi. 　　Tapi seketika, ia kembali diinjak oleh Fang Yuan. 　　"Aku tak suka tatapanmu." Fang Yuan menyilangkan tangan, suaranya datar. 　　Budak itu menundukkan kepala, tak berani menatap lagi. Ia bangun dalam diam, tak berani mengemis di area itu, lalu pergi menjauh. 　　Melihat bayangan tubuhnya yang pergi, Bai Ningbing bertanya dengan bingung: "Aneh, kenapa masih ada pengemis di kafilah ini?" 　　"Ini wajar. Pasti budak keluarga ini melakukan kesalahan, atau tuannya sedang bad mood hari ini. Singkatnya, dia dipukuli Master Gu dan dicabut jatah makannya." Fang Yuan mengangkat bahu, tatapannya dingin melirik ke sudut tak jauh. 　　Di sudut itu, tiga empat budak keluarga kekar sedang mengincar wajah-wajah baru, merencanakan cara menindas pendatang baru. 　　Melihat situasi di sisi Fang Yuan, mereka segera mengalihkan pandangan ke target lain. 　　Nyawa orang biasa sangat murah, statusnya amat rendah, hidup dalam kesulitan bagai berjalan di tali. Di kafilah, Master Gu seenaknya membunuh, nyawa semurah rumput liar. Lagipula sepanjang jalan bisa direkrut dari desa. 　　Setiap kali kafilah menghadapi bahaya, banyak orang biasa tewas. 　　Selain itu, ada persaingan gelap yang hampir kejam antar orang biasa. Begitu Fang Yuan tiba, dua kelompok langsung ingin membuat masalah untuknya. 　　Tentu saja ia tidak takut pada masalah ini, tapi selama bisa diselesaikan dengan mudah, ia akan berusaha menyelesaikannya lebih dulu. 　　Tentu ada juga beberapa orang biasa yang hidup mewah. 　　Kebanyakan mereka punya koneksi, punya hubungan darah atau kekerabatan dengan beberapa Master Gu, lalu sok jago dengan mengandalkan pengaruh orang lain. 　　Setelah budak keluarga peminta-makan itu pergi, datanglah dua kelompok. 　　Ketua kelompok pertama adalah seorang pria tua dengan sorot mata yang tajam. Setelah menanyakan harga pada Fang Yuan, ia langsung memotongnya menjadi seperempat. Fang Yuan memperkirakan status si tua licik ini, kemungkinan seorang mandor yang bertugas mengatur penugasan budak keluarga. 　　Pemimpin kelompok lain adalah seorang wanita. Matanya menggoda bak benang sutra, bahkan mengenakan pakaian berbahan sutra. Fang Yuan segera paham, ini pasti alat pelampias nafsu dari satu atau beberapa pria Gu Master. 　　Keduanya dikelilingi pengawal. Meski sama-sama manusia biasa, hierarki di antara mereka sangat jelas. 　　Mereka mematok harga sangat rendah, bermain strategi beli murah jual mahal. Para pedagang ini memiliki sedikit uang sisa, tidak seperti kebanyakan budak keluarga yang hidupnya serba kekurangan, bahkan ada yang sampai kelaparan. 　　Walau Fang Yuan sama sekali tidak menganggap daun maple ungu ini berharga, demi menjaga aktingnya sempurna tanpa cela, ia tetap menolak tawaran dua kelompok tersebut. 　　Si pria tua tersenyum ramah namun menyimpan ancaman. Si wanita pergi sambil terus memaki-maki. 　　"Begitu ada pembeli ketiga yang menawar, akan kujual gerobak sampah ini." Saat Fang Yuan sedang merencanakan ini, keributan tiba-tiba terjadi di pasar kecil. 　　Beberapa orang bersorak gembira, berteriak-teriak. 　　"Nona Zhang yang baik hati itu datang lagi!" 　　"Nona Zhang begitu welas asih, bagaikan bidadari turun ke bumi!" 　　"Benar-benar orang baik o, malam ini perutku tak akan keroncongan lagi..." 　　"Ada apa ini?" Bai Ningbing menoleh, melihat siluet hijau di pintu masuk pasar. 　　Fang Yuan juga bingung, situasi apa ini? 　　“Nona Zhang!”“Fairy Zhang!!” Sekelompok budak keluarga berkerumun, pintu pasar sesak oleh kerumunan orang yang saling berdesakan. 　　Kebanyakan dari mereka dihukum oleh Master Gu dan tidak mendapat makanan. Pria yang sebelumnya ditendang Fang Yuan juga ada di sana, menjulurkan leher dan lengannya. 　　"Tenang saja, semua akan kebagian. Silakan antri perlahan," ucap gadis berbaju hijau. 　　Suaranya lembut dan tidak keras, langsung tenggelam dalam teriakan kerumunan. 　　"Diam kau brengsek! Antre tertib! Siapa berani rebutan atau berisik, akan kubelah hidup-hidup!" Sebuah suara menggelegar bagai guntur menggema di pasar. 　　Seorang Master Gu tua berpostur kekar berdiri tegak. Tatapan mata harimau menyapu sekeliling, pasar yang gaduh langsung senyap. 　　Inilah wibawa seorang Master Gu! 　　Tak ada yang meragukan ancamannya. Dengan status Master Gu, membunuh dua tiga orang biasa hanya soal suasana hati belaka. 　　Kerumunan saling dorong-dorongan lalu antre rapi. 　　Di depan barisan, perempuan berbaju hijau membagi-bagikan kue kukus dari keranjangnya satu per satu. 　　Sepi senyap menyelimuti pasar. 　　Ratusan tatapan tertuju padanya, penuh hormat, kagum, dan kasih. 　　Bai Ningbing penasaran, bertanya pada pedagang di sampingnya: "Siapa perempuan itu?" 　　"Nona Zhang Xinci saja tak kalian kenal? Pasti pendatang baru ya?" 　　“Zhang Xin Ci?” Fang Yuan menoleh, mengerutkan kening erat, “Keluarkan semua yang kau ketahui!” 　　Pedagang itu teringat kekejaman Fang Yuan yang menendang budak keluarga tadi, tak berani menyembunyikan apapun: “Nona Zhang ini juga wakil pemimpin kafilah kita. Dia tak punya bakat kultivasi, sama seperti kita orang biasa. Tapi latar belakang keluarganya kuat, ada Gu Master sebagai pengawalnya. Seumur hidupku, jujur saja, belum pernah kulihat orang sebaik dia. Nona Zhang ini sungguh baik hati, hampir setiap malam membawakan makanan untuk budak yang kelaparan. Bahkan saat hujan badai sekalipun... Ah, tak adilnya dunia, orang sebaik dia tak bisa berkultivasi.” 　　Bai Ningbing mengangguk, tersenyum pada Fang Yuan: “Memang benar, hutan yang besar pasti ada berbagai burung.” 　　Fang Yuan tidak merespons. 　　Bai Ningbing melirik heran ke arahnya, melihat ekspresi Fang Yuan yang sangat aneh. 　　Tatapannya membara mengamati gadis berbaju hijau itu, alisnya berkerut hingga membentuk gumpalan. 　　Gadis berbaju hijau ini berambut hitam panjang terurai di bahu, halus dan gelap menambah kelembutannya. Alisnya tipis seperti kabut musim semi, mata jernih bagai bulan purnama. Kulitnya putih bersih, bibir mungil kemerahan. 　　Wajahnya tanpa riasan, garis wajahnya sangat lembut. Saat membagikan kue kukus, sesekali tersenyum tipis murni tanpa cela. 　　Dia mengenakan gaun hijau, memancarkan aura segar dan elegan. Keanggunannya seperti anggrek, kecantikannya seperti teratai, kelembutannya bagai air. Dalam hal kecantikan, dia hampir setara dengan Bai Ningbing namun memiliki pesona yang berbeda. 　　Kecantikan fisik seorang wanita hanyalah seperti minuman biasa. Hanya dengan memiliki keanggunan, barulah bisa disebut wanita luar biasa, layaknya anggur tua yang matang. 　　Tak diragukan lagi, wanita berbaju hijau ini adalah kecantikan yang luar biasa. 　　Tapi seindah apa pun kau, seanggun apa pun aura-mu, bagi Fang Yuan itu semua tak ada artinya! 　　Fang Yuan tidak melihat kecantikannya. Seindah apa pun wajah dan aura itu, di balik kulit dan daging, hanyalah tulang belulang. 　　Hatinya penuh keheranan, teringat pada sosok tertentu: "Bukankah ini Shang Xin Ci?" 　　Shang Xin Ci adalah salah satu putri pewaris Keluarga Shang. 　　Dalam keluarga, anak-anak kepala suku disebut "putra/putri pewaris". Hanya yang mendapat pengakuan Sesepuh keluarga yang bisa disebut "calon kepala suku". 　　Dengan status sebagai putri pewaris Shang saja, Shang Xin Ci sudah menjadi wanita yang sangat diistimewakan. 　　Dunia bilang orang Shang berhati hitam dan serakah, tapi Shang Xin Ci justru pengecualian. Dia lemah hati, tidak pandai bersaing, terlalu berhati lembut, yang paling buruk dalam berbisnis di keluarga Shang. 　　Bisnisnya sering merugi, bahkan kerap tertipu. Dia mudah percaya pada orang, yang parahnya tak pernah belajar dari pengalaman - terus tertipu berulang kali. 　　"Sebagai putri pedagang, dia pernah dianggap sebagai aib oleh keluarga besar pedagang, paling tidak diunggulkan. Namun karena masih memiliki darah daging kepala suku keluarga pedagang, mereka memberi toleransi dan tidak mengusirnya dari keluarga." 　　Dia memperlakukan manusia biasa dengan setara, memiliki simpati kuat, sering memberikan pertolongan dan penyelamatan. Bahkan beberapa kali, dalam lelang dia membeli semua budak dengan utang, membuat kepala suku keluarga pedagang berulang kali memakinya. 　　Namun takdir sungguh ironis, pada akhirnya justru dialah yang menjadi pemimpin keluarga pedagang! BABTiga Puluh Tujuh: Apakah Orang Baik Akan Mendapat Balasan Baik? 　　; 　　"Hanya saja mengapa dia ada di sini? Selain itu, mengapa namanya Zhang Xinci? Dalam ingatan, dia jelas-jelas seorang Gu Master, mengapa orang lain mengatakan dia tidak memiliki bakat kultivasi, hanya manusia biasa?" 　　Keraguan muncul di hati Fang Yuan... 　　"Mungkinkah dia bukan Shang Xinci, hanya mirip? Ini terlalu mirip! Tidak, tunggu..." 　　Pikiran Fang Yuan bergejolak, tiba-tiba mengais informasi lebih tua dari kedalaman ingatan. 　　"Shang Xinci ini memiliki kisah hidup sulit. Dia adalah anak haram kepala suku keluarga Shang saat muda saat berkelana. Sejak kecil tanpa ayah, sering ditindas. Setelah ibu meninggal, hidupnya semakin sulit. Dipaksa keluarga besar, akhirnya mengikuti kafilah berdagang. Ketika tiba di Kota Shang, garis keturunannya terdeteksi oleh kepala suku. Sang kepala suku yang gembira-campur sedih langsung mengakuinya di depan umum, merasa banyak berutang budi, sehingga selanjutnya meski dia banyak melakukan kesalahan, tetap ditutupi." 　　Memikirkan ini, cahaya tajam menyala di mata Fang Yuan. 　　“Begitu rupanya, aku mengerti!” 　　Dengan menggabungkan kenyataan di depan mata dan petunjuk usang dalam ingatan, Fang Yuan menyimpulkan kebenaran sesungguhnya. 　　Bertahun-tahun lalu, ketika kepala keluarga Shang masih menjadi putra mahkota, dia meninggalkan keturunan di keluarga Zhang - Shang Xin Ci. 　　Sejak zaman kuno, keluarga Shang dan Zhang selalu berseteru. 　　Setelah Shang Xin Ci lahir, ibunya dengan berbagai pertimbangan tidak mengungkapkan identitas kepala keluarga Shang. Maka Shang Xin Ci pun terlahir sebagai anak haram yang memalukan, selalu menggunakan nama keluarga ibunya. 　　Inilah sebabnya hingga kini dia masih dipanggil Zhang Xin Guan. 　　Setelah ibunya wafat, dia dipaksa keluarga besar untuk berdagang keliling. Tak disangka setelah tiba di Kota Shang, garis keturunannya tercium. Ayahnya yang kini menjadi kepala keluarga Shang yang berkuasa, secara terbuka mengakuinya sehingga mengubah nasibnya drastis. 　　"Artinya, kafilahku sekarang ini adalah rombongan perdagangan pertamanya!" 　　Setelah menyadari hal ini, hati Fang Yuan berdegum kencang. 　　Perlu diketahui, Shang Xin Ci adalah aset berpotensi besar - calon kepala keluarga Shang di masa depan. Fakta ini mungkin takkan dipercaya seluruh dunia. 　　Tentu saja, masa depan bisa diubah. 　　Bahkan jika mengikuti alur kehidupan sebelumnya, saat dia menjadi kepala keluarga, dunia telah berubah total dan keluarga Shang yang jaya tinggal puing-puing. 　　Bagi Fang Yuan, menunggu dia menjadi kepala keluarga Shang... Masa investasi terlalu panjang tanpa imbalan. 　　Nilainya bukan terletak saat menjadi kepala keluarga, melainkan ketika diakui oleh kepala keluarga Shang dan menjadi salah satu putra mahkota. 　　Sebagai penerus, dia pasti bertanggung jawab atas sebagian bisnis. Ini adalah tradisi Keluarga Shang untuk melatih penerus keluarga. 　　Justru inilah yang dibutuhkan Fang Yuan. 　　Dia perlu menjual barang curian. 　　Sebuah saluran penjualan yang stabil, baik, dan aman. 　　Dalam rencana besar kelahiran kembalinya, hal ini mutlak diperlukan. 　　Warisan rahasia yang akan dibukanya di masa depan pasti lebih banyak. Banyak barang yang tidak terpakai, hanya melalui transaksi nilai besar mereka bisa terwujud. 　　Contohnya, Gu tulang senjata dan Gu spiral tulang senjata yang tersimpan di rongga kosong Bai Ningbing saat ini. 　　Untuk Gu-Gu ini, Fang Yuan dan Bai Ningbing hanya perlu satu saja, paling banyak menyimpan satu cadangan. Jika tidak dijual, sisanya hanya akan membusuk di tangan, bahkan membutuhkan banyak aliran air untuk merawatnya. 　　Awalnya, Fang Yuan berencana menggunakan Jia Jinsheng sebagai saluran sementara, lalu menjalin hubungan dengan Jia Fu untuk mengembangkan jalur ini. 　　Namun Kenistaan mengubah nasib manusia, demi merahasiakan peninggalan Hua Jiu Xingzhe, dia terpaksa membunuh Jia Jinsheng. 　　"Ini hadiah yang dikirimkan Ya ampun ke hadapanku!" Dalam hati Fang Yuan berdesah, matanya berbinar memandang Shang Xin Ci di kejauhan. 　　Latar belakang Keluarga Shang sangat kuat, setidaknya sebelum badai perubahan yang melanda Nanjiang, mereka adalah salah satu penguasa wilayah. Menjual barang curian kepada mereka, korban pun tidak berani membuat masalah. 　　Tapi justru karena pengaruh mereka terlalu besar, Fang Yuan khawatir mereka akan memakan sesama penjahat. 　　"Meski dari aliran ortodox, hati orang Keluarga Shang memang hitam. Ini hal yang sangat wajar." 　　"Tapi Shang Xin Ci pasti tidak akan begitu." 　　"Dia telah diuji oleh sejarah seratus tahun, gejolak dan perubahan. Kebaikan, kelembutan, kasih sayang, dan integritasnya menjadi legenda di kehidupan sebelumnya Fang Yuan, namanya termasyhur di seluruh Nanjiang." 　　"Dan yang terpenting, dia tidak punya dasar." 　　"Berbeda dengan ahli waris lain, setelah tiba di Kota Shang, dia benar-benar seorang penyendiri. Di kemudian hari, banyak kesalahan yang dibuatnya bukan karena kebodohan, melainkan karena para ahli waris lain yang diam-diam menjegalnya untuk memperebutkan posisi kepala suku." 　　"Fang Yuan membutuhkan jalurnya, sementara dia juga memerlukan sekutu luar seperti Fang Yuan untuk bertahan hidup di masa depan." 　　"Yang paling krusial, dia mudah dikendalikan dan dipengaruhi! Usia mudanya dan wataknya adalah 'celah' di mata Fang Yuan." 　　"Hehehe." Bai Ningbing di samping tiba-tiba tertawa, "Kau bukan sedang menaksirnya, kan?" 　　"Apa?" Pikiran Fang Yuan sesaat terhenti. 　　"Jangan berpura-pura! Kita sama-sama pria. Dari sorot matamu aku sudah tahu. Ngomong-ngomong, gadis ini memang cukup menarik. Tapi kalau kau ingin mendapatkannya, sulit~ Kecuali aku bantu menyekapnya diam-diam. Sebagai gantinya, berikan dulu Yang Gu-mu padaku." Bai Ningbing menggoda. 　　Tapi ucapan Fang Yuan berikutnya membuat tujuh lubang wajahnya mengeluarkan asap: "Kau masih bisa disebut pria?" 　　"Kau...!" 　　Ini mulai menjadi masalah. 　　Fang Yuan pertama-tama harus mendekati Shang Xin Ci, kemudian mendapatkan kepercayaannya. Namun waktu terbatas, ia harus menyelesaikan semua ini sebelum Sang Xin Ci tiba di Shang Family City. 　　Gagasan Bai Ningbing untuk langsung menculik orang terlalu buruk, risikonya terlalu besar, hanya akan memperburuk situasi. 　　Fang Yuan memahami satu hal dengan jelas: alasan Shang Xin Ci sering tertipu bukan karena bodoh, melainkan karena terlalu baik hati. 　　Di kehidupan sebelumnya, ada pengikut jalan gelap yang dijuluki "Orang Bijak Malam." Ahli mencuri, licik seperti rubah. 　　Dengan alasan yang sama, ia menipu Shang Xin Ci berkali-kali. 　　Suatu hari, ia tak tahan lagi dan bertanya: "Aku selalu memberitahumu dengan alasan ini, tidakkah kau khawatir aku menipumu?" 　　Shang Xin Ci menjawab: "Kau bilang dana operasionalmu seret, jika tidak meminjam Batu Yuan untuk keadaan darurat, keluargamu akan kelaparan sampai mati. Aku tahu kemungkinan besar kau menipuku, tapi setiap kali kau bicara, aku tak bisa menahan diri untuk berpikir: bagaimana jika kali ini kau jujur? Jika aku tidak membayar duluan, beberapa nyawa akan melayang. Meski kemungkinannya kecil, aku tak mau bertaruh dengan barang ini." 　　Mendengar ini, Orang Bijak Malam menangis tersedu-sedu, tersentuh oleh pesona kepribadian Shang Xin Ci, langsung bersujud ke lantai. 　　Sejak itu ia bertobat, mengikuti Shang Xin Ci dengan kesetiaan mutlak, menorehkan banyak jasa. 　　Matahari perlahan ditelan pegunungan barat, malam pun turun pelan-pelan. 　　Kerumunan panjang manusia pun semakin menipis. 　　Akhirnya, para budak rumah tangga menerima makanan dan berangsur-angsur bubar. 　　"Baik, hanya ini untuk hari ini. Aku akan datang lagi besok...," sebelum dia selesai bicara, sosok seseorang tiba-tiba muncul di hadapannya. 　　Alangkah mengerikannya wajah ini! 　　Tanpa alis, penuh luka bakar dengan rambut yang nyaris habis, dan kehilangan satu telinga. Bukankah itu Fang Yuan? 　　Shang Xinzi terkejut bukan main, sementara dayang di belakangnya sampai berteriak ketakutan. 　　"Apa maksudmu?!" Gu Master tua berpostur kekar itu segera membentak. 　　"Nona Zhang, kumohon belilah rampokanku!" Fang Yuan mengabaikan Gu Master tua itu dan berteriak kepada Shang Xinzi. 　　Bai Ningbing diam-diam berdiri di kejauhan, menyaksikan pertunjukan Fang Yuan dengan penuh minat. 　　"Ini kue kukus terakhirku, ambillah." Senyum penuh kelembutan muncul di wajah Shang Xinzi. Dalam hatinya tak ada sedikitpun kejijikan pada Fang Yuan, hanya simpati. Melihat luka-lukanya, pasti pengalaman masa lalunya sangat menyakitkan. 　　Ah, sungguh orang yang malang. 　　Fang Yuan menerima kue kukus itu, tapi langsung melemparkannya ke tanah: "Aku tidak mau makan ini! Aku mau jual barang! Aku jual rumah tua keluargaku untuk membeli mobil penuh daun maple ungu ini. Tapi ternyata tidak laku, daun-daunnya sudah mulai layu! Apa artinya hidupku lagi?! Hikz... hikz... Kalau tidak laku, lebih baik aku bunuh diri dengan membenturkan kepala!" 　　"Ia berbicara sambil menangis histeris. Menghentakkan kaki, menjerit-jerit, ekspresinya sangat ji dong (), menunjukkan kegilaan." 　　Bai Ningbing tertegun melihatnya. 　　"Akting seperti ini, aku benar-benar tak bisa menandingi!" 　　Andai saja dia tidak tahu latar belakang Fang Yuan, mungkin dia juga akan tertipu. 　　Dia menatap ekspresi dan tatapan orang-orang di sekitarnya—banyak yang terkejut, merendahkan, iba, dingin, tapi tak ada yang curiga. 　　"Siapa orang ini? Tiba-tiba berlari ke depan, bikin kaget!" 　　"Serakah sekali, berani-beraninya ingin menjual barang curian ke Nona Zhang Xiao." 　　"Pantas dapat begini, kira dagang itu mudah?" 　　"Ah, pasti ditawar terlalu murah. Dulu aku juga pernah mengalami..." 　　Kerumunan orang ramai membicarakannya. 　　"Hoi, orang gila! Berani mengganggu nona kecilku! Pergi!" Gu Master tua itu melangkah ke depan, melindungi Shang Xin Ci sambil lidahnya menggelegar bagai guntur musim semi. 　　"Jika Nona Zhang Xiao tak beli barangku, lebih baik aku mati! Nona, kau orang baik... belilah mobil barang ini... selamatkan aku!" Tangis Fang Yuan tak henti. 　　Shang Xin Ci luluh: "Jangan menangis... Aku beli saja. Nyawa itu berharga, hiduplah baik-baik. Paman Zhang Zhu, beri dia tiga Batu Yuan." 　　"Nona..." Gu Master tua itu mengerutkan alis. 　　"Ck, ini keterlaluan?!" 　　“Kalau tidak, haruskah aku memberontak seperti ini?” 　　Sekelompok pedagang kaki lima menjadi terlalu bersemangat. 　　"Nona Xie, Nona Xie. Nona Zhang, kau adalah penyelamat nyawa Hei Tu!" Fang Yuan gembira bukan main, wajahnya masih basah oleh jejak air mata, terus-menerus membungkuk hormat. 　　Kelopak mata Gu Master tua bergetar, matanya menatap gerobak di belakang Fang Yuan: "Daun maple ungu segrombolan ini paling-paling hanya bernilai dua Batu Yuan. Tiga potong terlalu banyak!" 　　"Paman Zhang Zhu…" Suara Shang Xinci lembut bagai sutra. 　　Gu Master tua menghela napas dalam: "Nona, bukan aku pelit tiga Batu Yuan. Tapi untuk budak keluarga rendahan seperti dia, ini terlalu berlebihan. Bisa memancing iri hati dan skenario jahat. Dua Batu Yuan lebih aman untuk keselamatannya, nona. Lagipula, kalau kau memberi seperti ini, besok semua pedagang pasti akan berdatangan." 　　"Perkataan Paman Zhang Zhu masuk akal, beri dua Batu Yuan saja." Shang Xinci merenung sejenak lalu mengikuti saran itu. 　　Fang Yuan menerima dua Batu Yuan dengan tangan gemetar, tatapannya menembus dalam ke arah Shang Xinci: "Nona Zhang adalah orang baik hati, kau pasti akan mendapat balasan yang setimpal!" (Bersambung) BABKetiga Puluh Delapan: Memukul Orang 　　; 　　Banyak pedagang kaki lima melontarkan tatapan penuh kedengkian ke arah Fang Yuan... 　　Fang Yuan menyimpan dua Batu Yuan hasil penjualan daun ke dalam bajunya, meninggalkan gerobak, lalu langsung pergi dari pasar kecil bersama Bai Ningbing. 　　"Menurutku, lebih baik kita langsung menculiknya saja. Kau ingin mendekatinya, tapi jangan lupa status kita sekarang." Bai Ningbing berbisik pelan. 　　"Fang Yuan dan Bai Ningbing saat ini adalah pekerja di pihak Keluarga Chen. Mereka menyusup ke kafilah dengan identitas ini, namun kini justru menjadi penghalang Fang Yuan mendekati Shang Xin Ci." 　　"Namun Fang Yuan dalam hati sudah memiliki rencana pasti. Ia menatap Bai Ningbing sambil tersenyum tipis: "Kau benar. Jadi sekarang, aku akan pergi memukul orang."" 　　"Bai Ningbing terkejut: "Memukul orang?"" 　　"Langit malam cerah, bertaburan bintang." 　　"Di dalam tenda luas, beberapa budak keluarga duduk melingkar. Di atas tungku batu bara di tengah, sebuah panci sedang mendidih." 　　"BABatas tenda terbuka, asap tipis dari pembakaran batu bara mengepul keluar melalui lubang di atap." 　　"Daging dalam panci mengeluarkan aroma sedap. Beberapa budak keluarga menelan air liur sambil memandangi daging yang dimasak." 　　""Kak Qiang, aku sudah menyelidik. Semua informasi tentang dua pendatang baru ini sudah jelas," kata Shou Hou." 　　""Oh, bagaimana ceritanya?" Budak keluarga kekar bernama Kak Qiang mengangkat alis." 　　""Mereka direkomendasikan oleh kepala desa tua dari Gunung Zi You," jawab Shou Hou." 　　""Begitu rupanya."" 　　""Aku ingat, dulunya kepala desa itu manusia biasa. Wakil pemimpin butuh pos terdepan, lalu mengangkatnya secara sembarangan."" 　　""Bagian""Latar belakangnya seperti itu..."" 　　"Semua orang serentak tersadar." 　　""Meski di belakang mereka ada Gu Master, tapi apa artinya? Kakak Kak Qiang adalah selir Tuan Chen Xin!" teriak seseorang." 　　""Dua pendatang baru ini terlalu sombong! Kalau tidak dihukum, nanti bisa berbuat semaunya!"" 　　"Jangan ribut lagi, kita dengar kata Kak Qiang!" seseorang berteriak keras. 　　Tenda menjadi sunyi, tatapan orang-orang beralih ke Kak Qiang. 　　Kak Qiang tampak ragu-ragu. Di balik Fang Bai... Ada seorang Gu Master. Meski Gu Master ini bukan dari Keluarga Chen. Meski sang Gu Master sudah tua, setengah kakinya masuk peti mati. Tapi ia tetaplah seorang Gu Master... 　　"Kau sudah selidiki betul? Apa hubungan kedua orang ini dengan kepala desa tua itu?" 　　Shou Hou langsung menunjukkan ekspresi sulit: "Ini... Kak Qiang, kau juga tahu. Status kita seperti apa, bisa menyelidiki sampai ini saja sudah sangat sulit." 　　Kak Qiang tak bisa menahan diri untuk merenung. 　　"Kak, dua pendatang baru ini terlalu kasar, pagi tadi sikap mereka ke Shou Hou bagaimana? Mereka jelas meremehkan kita! Harus diberi pelajaran." 　　"Benar. Kepala desa tua itu, menurut status aslinya. Masih di bawah kita. Cuma dapat keberuntungan sial, jadi Gu Master." 　　"Gu Master macam apa dia? Bukan karena wakil pemimpin kita membutuhkannya, mana mungkin dia jadi Gu Master? Dia cuma budak kelas tinggi saja." 　　"Lagipula, kafilah berdagang. Hidup tak menentu. Dua orang ini mati pun, kepala desa tua itu tak berani zhuzhudao." "Mencari perhitungan dengan Keluarga Chen kita!" 　　Orang-orang ramai bersahutan. Alis Kak Qiang berkerut kencang. 　　"Shouhou mengamati selama setengah hari. Dia ingin mencari masalah Fang Bai, pagi ini rasa kesal membuat hatinya dipenuhi kebencian terhadap Fang Yuan." 　　"Tapi dia tahu, tanpa latar belakang keluarga, satu-satunya cara membalas dendam adalah mengandalkan Kak Qiang." 　　"Melihat waktu yang tepat, dia berkata: 'Aku dengar mereka menjual barang di pasar kecil. Satu gerobak daun maple ungu ternyata laku dua Batu Yuan.'" 　　"Mata Kak Qiang langsung berkilat." 　　"'Apa? Dua Batu Yuan?'" 　　"'Masa tidak ada tawar-menawar?'" 　　"'Keberuntungan macam apa ini! Bodoh mana yang mau membelinya?'" 　　"Shouhou mengejek. Nadanya penuh cibiran dan kedengkian: 'Siapa lagi kalau bukan Nona Zhang itu. Manusia biasa, tapi terlahir di keluarga kaya.'" 　　"'Dasar sial! Dulu aku menyembunyikan barang ilegal sampai tulang punggung remuk diterkam. Kenapa dua bajingan ini bisa dapat keberuntungan begini!' Mata Kak Qiang memerah." 　　"Dia melanjutkan geram: 'Besok kita menghajar mereka. Sebagai pendatang baru, harusnya memberi upeti ke senior. Kalau tak paham aturan, kita wajib mengajari mereka.'" 　　"'Siap, Kak Qiang.'" 　　"'Apa kata Kak Qiang, itu yang kami lakukan!'" 　　"'Kak Qiang bijaksana!' Shouhou menjilat, mengambil sendok sup. 'Sup daging sudah matang, Kak Qiang, silakan cicipi dulu.'" 　　Aroma daging memenuhi hidung, jakun banyak orang bergerak”Gu Zhenren BABKetiga Puluh Delapan: Memukul Orang”, menelan air liur. 　　Kak Qiang menjilati bibirnya, mengambil sendok sup, meniupnya, hendak meminum. 　　Tiba-tiba, tirai pintu tenda dibuka seseorang. 　　Fang Yuan melangkah masuk dengan gagah. 　　"Kau!" Orang-orang terkejut, target yang mereka rencanakan setengah hari ternyata datang sendiri. 　　Ini membuat mereka merasa panik dan bingung. 　　Si Monyet Kurus langsung melonjak berdiri, tersenyum sinis: "Pendatang baru, sekarang tahu takut? Mau minta maaf, kuberi tahu sudah terlambat!" 　　Belum selesai bicara, Fang Yuan sudah mengangkat kaki dengan wajah datar. 　　Byur. 　　Si Monyet Kurus terlempar, punggungnya menghantam kompor. Kuah daging tumpah ke tubuhnya, membuatnya menjerit kesakitan. 　　"Kuah daging!" 　　"Tumpah semua, daging yang kami kumpulkan uang untuk beli. Susah payah mau makan enak, sialan!" 　　"Brengsek, cari mati ya!" 　　Seketika, massa marah, berdiri serentak, menerjang Fang Yuan sambil berteriak. 　　Fang Yuan mencengkeram dua Batu Yuan di tangan, melemparkannya ke mereka. 　　"Aduh!" 　　Dua orang terkena, satu memegang mata, satu memeluk perut, mengerang kesakitan. 　　"Licik, pakai senjata gelap!" 　　"Tunggu, ini... Batu Yuan?!" 　　Massa hendak menerjang, mendengar teriakan "Gu Zhenren", tiba-tiba ragu. 　　"Dua butir Batu Yuan terbaring di lantai, menarik tatapan orang-orang." 　　"Teriakan Shou Hou tiba-tiba terhenti, matanya menatap tajam ke Batu Yuan." 　　"Burung mati demi makanan, manusia tewas demi kekayaan." 　　"Apakah orang ini sudah gila?" 　　"Berani-bilang melempar Batu Yuan ke orang? Hmph, rupanya sudah ketakutan." 　　"Ini kan Batu Yuan! Aku bekerja dua bulan pun belum tentu dapat satu butir!" 　　"Seketika, hati orang-orang gemetar hasrat bagai air pasang mengamuk." 　　"Beberapa orang melirik Fang Yuan dengan kerinduan. Seolah bertanya: Masih ada Batu Yuan? Lempar ke sini!" 　　"Berani-berani lempar aku? Kau cari mati!" Budak keluarga yang menutup mata itu melepas tangan, meraung. 　　"Mata kanannya sama sekali tak bisa dibuka, bengkak keunguan." 　　"Tapi ini tak menghalanginya meraih Batu Yuan terdekat dengan cepat." 　　"Orang-orang gemetar, tersadar, lalu memandang Batu Yuan satunya di lantai." 　　"Boom!" 　　"Semua orang menerjang ke Batu Yuan itu, melupakan Fang Yuan seketika." 　　"Shou Hou mengerang kesakitan, menyambar Batu Yuan lebih dulu." 　　"Milikku! Ini milikku, dia melempar untukku!" Budak keluarga yang kena lempar itu mengaum. 　　"Bangsat, Shou Hou bukannya terluka? Kok cepat-cepat?!" Seseorang berteriak, cipratan ludahnya beterbangan. 　　"Diam semua! Barusan siapa yang mengkhianati gua? Maju sekarang!" Wajah Kak Qiang penuh debu. Sangat marah. 　　Tiba-tiba sebatang lengan menjulur, menariknya dengan kasar. 　　Siapa yang berani?! 　　Ia menoleh penuh amarah. Bukan orang lain. Wajah buruk Fang Yuan yang muncul. 　　Ia berteriak: "Kau berani menangkap gua? Lepaskan cakar anjingmu!" 　　Byur! 　　Fang Yuan mengayunkan tinju, menghantam wajahnya. 　　Hidung langsung patah, darah mengucur deras. Pusing hebat melanda, mata Kak Qiang berkunang-kunang. 　　Fang Yuan melepas genggaman, tubuhnya pun rubuh ke lantai kayu. 　　"Gua... sialan!" 　　"Dia mulai memukul orang!" 　　"Kak Qiang terluka. Hajar bersama-sama!!" 　　Orang lain tertegun sejenak baru tersadar, mengacungkan tinju menyerbu Fang Yuan. 　　Wajah Fang Yuan tetap datar. Tinjunya menyapu horizontal. Budak terdekat terlempar sambil menjerit, gigi-gigi hancur berantakan. 　　Tak lama kemudian, seorang lagi mendekat. 　　Fang Yuan mengangkat tumit, menendang selangkangannya dengan presisi. 　　"Aaaarrgghh!!!" Orang itu memegang selangkangan, matanya terbalik, langsung tak sadarkan diri. 　　Tiga pukulan dua tendangan Fang Yuan, semua budak tumbang. Hanya Shou Hou yang kurus tersisa di sudut. 　　Tatapan Fang Yuan menyapu, Shou Hou langsung gemetar, bersimpuh ke lantai kayu dengan suara "plok". 　　"Aku menyerah, menyerah! Mohon ampuni hamba!" Ia memohon sambil membungkuk-bungkuk tak henti. 　　Kepala menghantam lantai kayu, memunculkan suara gedebuk beruntun. 　　Tapi tak terdengar sedikitpun gerakan Fang Yuan. 　　Shouhou mengangkat kepala dengan gemetar. Fang Yuan sudah lama pergi. Di dalam tenda, budak-budak keluarga berjatuhan - ada yang tak sadarkan diri, ada yang mengerang kesakitan. 　　Fang Yuan berjalan di antara barisan tenda-tenda. 　　Keributan tadi menarik perhatian banyak orang. Inilah yang diinginkan Fang Yuan. 　　Bai Ningbing menyusul dari sudut gelap: "Di hari pertama bergabung, langsung memukuli sesama budak keluarga. Ini kesan yang buruk." 　　Perempuan itu terkekeh, menikmati kekacauan ini. Dalam hati, dia semakin penasaran alasan Fang Yuan melakukan ini. 　　Fang Yuan tak menjawab, berjalan lebih dalam ke area perkemahan sementara kafilah. 　　Tak lama, dia tiba di tujuan. 　　Sebuah gerbong kereta kuda - berdasarkan informasi, kepala pelayan tua Keluarga Chen tidur di sini. 　　Ia tak langsung mengetuk. Lebih dulu menuju sudut gelap yang sepi, mengeluarkan pisau belati, lalu mulai menggoresi tubuhnya sendiri. 　　Sunyi senyap, hanya terdengar suara pisau menyayat daging dan darah. 　　Bai Ningbing menyimak suara itu, alisnya berkerut halus. 　　Sekali lagi dia menyaksikan kekejaman Fang Yuan. Mengiris diri sendiri tanpa suara, bahkan semakin terampil - seolah sedang memotong kayu, bukan dagingnya sendiri. 　　Tok-tok-tok... 　　Suara ketukan pintu terdengar dari luar. 　　Di kabin mobil yang sempit, penuh dengan barang-barang berserakan, hanya ada sebuah ranjang kecil. 　　Untungnya bos tua bertubuh mungil, meringkuk di ranjang kecil itu tidak terlihat sesak. 　　Tok-tok-tok. 　　Suara ketukan pintu kembali terdengar. 　　Bos tua yang sudah tertidur lelap mengerutkan alisnya, lalu berguling membalikkan badan. 　　Tok-tok-tok! 　　Suara ketukan semakin keras, bos tua membuka kedua matanya yang merah berdarah: "Siapa?!" 　　"Ini aku, bos tua." Sebuah suara terdengar dari luar pintu. 　　Suara itu masih asing, tapi ada sedikit kesan familiar. Alis bos tua semakin berkerut, baru setelah setengah hari ia teringat, ternyata itu pendatang baru yang bergabung pagi tadi. 　　"Pendatang baru, berani-beraninya tidak tahu aturan. Mengganggu tidur orang di tengah malam, ada apa?!" 　　(ps: Hari ini agak sibuk, nanti masih ada satu update lagi. Pola update seperti ini: Kalau tidak ada di jam 14.00, pasti ada di jam 20.00. Satu hari minimal dua update. Setelah pakai dua Gu update, pinggang tidak pegal, punggung tidak sakit, kaki juga kuat, la la……)(Bersambung.) BABKetiga Puluh Sembilan: Tolong, Nyonya! 　　; 　　Amarah bos tua langsung membara, ia memutuskan untuk memberi Fang Yuan pelajaran yang takkan terlupakan. 　　Dengan suara 'byur', ia membanting pintu terbuka. 　　Kemudian, Fang Yuan yang penuh luka dan sisa darah muncul di hadapan bos tua. 　　Bos tua kaget melihat keadaan ini, lupa marah dan bertanya heran: "Kau... kau kenapa? Apa ada serangan kawanan binatang malam ini?" 　　"Bukan, bos. Itu gerombolan bajingan, memukulku, dan merampas semua Batu Yuan-ku! Bos, kau harus memberiku keadilan!" Fang Yuan mengusap air mata darahnya, berteriak. 　　"Hmm... Sakit sekali!" 　　"Si gila itu sudah pergi?" 　　"Sialan, tenaga si gila itu benar-benar kuat!" 　　Di dalam tenda berantakan, aroma kuah daging masih tersisa, tapi sudah tak bisa diselamatkan lagi, panci pun pecah. 　　Sekelompok orang mulai pulih napas, ada yang wajah babak belur, ada yang menarik napas dingin. 　　"Dasar neneknya, pendatang baru berani memukul kita, sungguh tak kenal hukum!" 　　"Kita belum cari masalah dengannya, malah dia yang duluan cari masalah." 　　"Aku tidak terima. Kita tidak boleh diam saja, harus balas dendam!" 　　"Gimana caranya? Kau bisa lawan dia?" 　　"Ngapain harus berkelahi? Kita adukan ke bos. Biar bos yang menghajarnya. Orang baru masuk sudah kejam begini, masa depan kerja sama bagaimana?" 　　"Ngomong-ngomong, tadi dia menghancurkan dua Batu Yuan itu, serahkan padaku. Ini buktinya!" Kak Qiang bersuara. 　　Suasana dalam tenda mendadak hening, semua tahu ini cuma alasan Kak Qiang. 　　Budak keluarga yang gagal merampas Batu Yuan memandang si Kurus dan Gu Master lain dengan ekspresi menikmati penderitaan orang. 　　Keduanya bergumam tanpa kata. Jelas tidak ingin menyerahkannya. 　　“Kak Qiang juga punya sedikit akal: ‘Kita semua terluka, dua Batu Yuan ini bukan cuma bukti, tapi juga biaya pengobatan kita.’” 　　Mendengar perkataannya yang terdengar seperti bagi-bagi jarahan, para budak yang tidak berhasil merebut Batu Yuan mulai berbicara. 　　“Kak Qiang benar!” 　　“Monyet, serahkan Batu Yuan ke Kak Qiang. Apa kau ingin jadi pemimpin?” 　　“Kak Qiang punya backing kuat hou, hanya Kak Qiang yang bisa balas dendam untuk kita!” 　　“Kak Qiang, kami percaya padamu...,” 　　Di bawah tekanan orang-orang, Monyet Kurus dan Master Gu lain dengan enggan mengeluarkan Batu Yuan dan menyerahkannya ke Kak Qiang. 　　Kak Qiang memegang Batu Yuan yang halus dan bulat, hidungnya tiba-tiba tak terasa sakit lagi. 　　Tapi tirai pintu tiba-tiba disibak kasar. 　　Semua kaget, mengira Fang Yuan kembali. Tapi setelah dilihat baik-baik, ternyata Kepala Pelayan Tua. 　　“Lao Zongguan, kenapa Bapak ke sini?” 　　“Lao Zongguan, kami sedang mencari Bapak!” 　　Wajah orang-orang campur kaget dan gembira. 　　Tapi wajah Kepala Pelayan Tua gelap, terutama saat melihat dua Batu Yuan di tangan Kak Qiang. 　　Ia menghampiri Kak Qiang, merebut paksa Batu Yuan lalu pak-pak-pak menampar wajah Kak Qiang. 　　Kak Qiang membeku. 　　Yang lain juga membeku. 　　Beberapa tarikan napas kemudian, barulah mereka sadar. 　　“Lao Zongguan, siapa yang membuat Bapak marah?” 　　“Lao Zongguan, Bapak... Bapak ini kenapa?!” 　　"Kakek berbalik badan dan membuka tirai tenda: "Qiangzi, Shouhou! Kalian para barang sialan, minggir semua dari hadapanku!" 　　Sambil berkata demikian, ia memimpin jalan keluar dari tenda. 　　Kak Qiang menutupi wajahnya, tak berani melawan bos tua. Dengan menahan rasa benci dan kebingungan, dia pun keluar tenda. 　　Orang-orang berduyun keluar tenda, melihat Fang Yuan berdiri di samping dengan tubuh penuh luka dan darah. 　　"Bos tua, merekalah yang merampas Batu Yuan-ku!" teriak Fang Yuan sambil menuding mereka dengan penuh amarah. 　　"Sial!" para budak rumah tangga baru tersadar. 　　"Kau berani memfitnah lebih dulu, anak muda!" 　　"Bangsat, kubunuh kau!!" 　　Kemarahan meluap dari kerumunan orang, raungan marah bergemuruh. 　　Prak! 　　Suara tamparan keras membungkam keriuhan. 　　Budak yang paling berisik itu memegangi pipinya, mundur ketakutan. 　　Bos tua menatapnya dengan sorot mata dingin: "Dia berhak melaporkan padaku, ya? Hehe, kalian semakin tak kenal hukum, berani merampas Batu Yuan orang!" 　　Sebenarnya bos tua tahu para pendatang baru akan ditindas, tapi ia diam-diam menyetujui. 　　Ini proses alami. Di satu sisi bisa mematahkan kesombongan pendatang baru agar mudah dikelola, di sisi lain mempercepat penyatuan antara senior dan junior. 　　Tapi penindasan berlebihan seperti merampas Batu Yuan, apa bedanya dengan perampok? 　　"Bos tua, sebenarnya bukan seperti yang kau pikir..." seseorang membela diri. 　　Prak! 　　"Lagi sebuah tamparan yang nyaring." 　　Suara bos kepala terdengar membeku: "Apa aku menyuruh kalian bicara?" 　　"Bos kepala, kata-kata ini harus kami sampaikan!" 　　"Benar, kami semua difitnah, bos kepala!" 　　Banyak budak keluarga berteriak-teriak penuh kekesalan. Jelas-jelas kamilah korban sebenarnya! 　　Bos kepala menggelegak marah, meraung keras: "Kalian menerima Batu Yuan-nya, masih berani bilang difitnah. Dua butir Batu Yuan ini, miliknya bukan? Jawab! Katakan yang sebenarnya!" 　　"Ya, ya." 　　"Meski begitu, tapi saat pergi..." 　　Pak! Pak! 　　Dua tamparan, dua budak keluarga menutup mulut mereka. 　　Bos kepala menuding mereka, membentak: "Merampok Batu Yuan masih bisa dimaafkan, berani pakai pisau! Nyali kalian sungguh gede! Katakan, siapa sebenarnya yang mengayunkan pedang..." 　　Budak keluarga yang terluka tak bisa bekerja, malah harus istirahat, diobati. Inilah biayanya! 　　Jika urusan tertunda, Master Gu di atas marah, bos kepala yang harus bertanggung jawab. 　　"Pakai pisau?" 　　"Kami tidak melakukannya!" 　　"Bos kepala, kami ini sudah tua, masa tidak tahu hal seperti itu?" 　　"Omong kosong bajingan! Apa kau anggap aku ini orang buta? Kalau tidak pakai pisau, luka ini darimana? Jangan-jangan dia sendiri yang melukai?" Bos kepala meraung menggelegak. 　　Bai Ningbing mengamati dari sudut bayangan tak jauh, berpikir: Bos kepala kau memang cerdik, tebakanmu tepat sekali. 　　Pak-pak-pak... 　　Bos kepala yang murka terus-menerus menghujani tamparan. 　　"Setiap orang setidaknya mendapat beberapa pukulan, satu per satu gemetar di bawah teror bos kepala, tidak berani berbicara lagi." 　　Hanya saja tinju mereka semua mencengkeram erat, beberapa dahinya urat-urat menonjol, beberapa menggigit gigi hingga berderak. Hati mereka dipenuhi amarah terpendam yang sulit diluapkan. 　　"Pergi semua kembali ke tenda, besok akan kuurus kalian!" Bos kepala yang sudah kebas tangannya karena memukul, menghela napas tersengal-sengal meski amarahnya sudah mereda. 　　Para budak rumah tangga tidak berani melanggar perintah ini, sebelum berpaling mereka melototi Fang Yuan, membayangannya ke dalam hati paling dalam. 　　Bos kepala mendekat, menyerahkan Batu Yuan ke tangan Fang Yuan dengan nada kesal: "Batu Yuan sudah kudapatkan kembali, jangan sampai hilang lagi. Kalau hilang lagi, aku tak mau urus!" 　　Fang Yuan berlinang air mata, campur haru dan takut: "Bos kepala, sudilah menyimpan dua Batu Yuan ini untukku. Aku takut dirampas lagi." 　　Bos kepala terkejut, hatinya berdebar-debar. Perjalanan dagang berbahaya, siapa tahu Fang Yuan suatu hari dimakan binatang buas, maka dua Batu Yuan itu akan menjadi miliknya? 　　"Baiklah, aku bersedia menyimpankan untukmu," kata bos kepala. 　　"Terima kasih bos kepala, sungguh baik hati bos kepala!" Fang Yuan membungkuk berulang kali. 　　"Cukup! Aku ngantuk, kau juga cepat tidur," bos kepala melambaikan tangan dan pergi dengan kesal. Tempat tidur Fang Yuan bukan urusannya. 　　"Si Hitam ini memang agak tolol," bos kepala menyeringai dingin dalam hati. 　　Setelah orang-orang pergi, ekspresi Fang Yuan langsung tenang kembali. 　　"Luka di tubuhmu masih mengeluarkan darah, tidak mau diobati?" Bai Ningbing mendekat. 　　"Biarkan saja masih ada gunanya, ayo pergi." Fang Yuan tersenyum. 　　Di dalam tenda, lentera minyak menyala terang. 　　Shang Xinzhi sedang memegang buku bacaan, tiba-tiba alisnya berkerut: "Xiao Die, kau dengar? Sepertinya ada yang berteriak minta tolong di luar tenda?" 　　Dayang Xiao Die mengangguk-anggukkan kepalanya, tertidur sambil duduk. Majikan muda belum tidur, dia pun tak enak tidur duluan. 　　Terbangun tiba-tiba, dia menyenderkan telinga lalu berteriak: "Aduh, memang ada yang berteriak minta tolong..." 　　"Siapa yang meratap di tengah malam begini? Kok kamu lagi!" Penjaga Gu Master Shang Xinzhi, Zhang Zhu, sudah keluar dan melihat Fang Yuan. 　　Fang Yuan terduduk lesu di lantai kayu, hidung dan matanya berlinang. 　　"Pergi sana. Kalau tidak, aku akan membunuhmu!" Zhang Zhu menggertak, kesan buruknya terhadap Fang Yuan tak terbendung. 　　"Paman Zhang Zhu..." Saat itu, Shang Xinzhi dan dayangnya mendekat. 　　"Kok kamu lagi? Dasar arwah penasaran!" Dayang itu langsung membelalakkan matanya melihat Fang Yuan. 　　Fang Yuan mengabaikan mereka, tatapannya tertuju pada tubuh Shang Xinzhi: "Nona Shang, nyawaku ini kau yang menghancurkannya. Hanya kau yang bisa menyelamatkanku!" 　　"Dasar orang gila, omong kosong macam apa ini!" Zhang Zhu membentak marah. 　　"Nona kecilku berhati mulia hou, mana mungkin mencelakaimu nona kecil. Mari kita pergi, tak usah hiraukan orang gila ini." Dayang itu juga menggerutu. 　　Menurut sifat hati Shang Xin Ci, dia memang tak tahan melihat orang lain menderita dan kesepian. 　　Fang Yuan yang seluruh tubuhnya berlumuran darah dengan luka-luka itu telah memancing simpatinya. Ditambah perkataannya, Shang Xin Ci pasti tak bisa tidur nyenyak malam ini bila tak menanganinya. 　　"Kau bilang kau kucelakakan, apa maksudmu? Paman Zhang Zhu, bisakah kau obati dia dulu?" kata Shang Xin Ci. 　　Meski tak bersemangat, Zhang Zhu terpaksa mendorong tangannya. Sebutir bola cahaya putih masuk ke dalam tubuh Fang Yuan, darahnya langsung berhenti mengalir dan lukanya mulai sembuh. 　　Fang Yuan menjelaskan: "Itu dua Batu Yuan! Mereka iri, merebut Batu Yuan-ku. Aku tak mampu melawan, terpaksa minta bantuan kepala rumah tangga untuk keadilan. Meski mereka mengembalikan Batu Yuan, tapi mengancam akan menyiksaku sampai lebih baik mati daripada hidup!" 　　"Begitu rupanya." Shang Xin Ci menghela napas. 　　"Kau sendiri yang cari masalah, nona. Jangan pedulikan dia. Bukankah harga jualnya yang terlalu tinggi yang bikin masalah?" Xiao Die melotot pada Fang Yuan dengan wajah jengkel. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Aku dan temanku sudah putar otak, satu-satunya jalan adalah minta perlindungan Nona Zhang. Kalau tidak, mereka akan bunuh kami. Ini nyawa dua orang!" 　　"Membunuh sih belum tentu..." Shang Xin Ci mencoba menenangkan Fang Yuan. 　　“Fang Yuan memotong perkataannya, lalu melanjutkan, ‘Nona tidak tahu, di dalamnya sangat gelap. Mereka akan menggunakan kesempatan serangan binatang buas untuk menjebakku. Bisa saja suatu hari nanti, aku dimakan binatang buas mulut tapi sebenarnya mereka yang bermain belakang. Tolong Nona terima aku, tolong Nona selamatkan nyawaku!’” 　　“Shang Xin Ci tidak bisa menahan keraguannya, tapi akhirnya tak tega, ‘Baiklah, untuk sementara aku akan menerima kalian.’ (Bersambung)” “BABKeempat Puluh: Gunung Monyet Bandit” 　　; 　　“‘Nona, jangan..’ Zhang Zhu buru-buru berkata.” 　　“‘Mempertimbangkan diri sendiri, harus juga memikirkan kafilah keluarga Zhang ini, dan orang lain di sekitar kita.’ Zhang Zhu menasihati.” 　　“‘Ini…’ Shang Xin Ci terjebak dalam dilema, sulit memutuskan.” 　　“‘Apa susahnya? Nona Zhang, aku hanya pekerja bantu Keluarga Chen, bukan budak keluarga mereka. Jika Nona masih kesulitan, aku punya solusi. Katakan saja pada Keluarga Chen bahwa aku dan temanku telah menghina Nona, lalu Nona menghukum kami dengan mengurung kami. Keluarga Chen pasti tidak akan berani menyinggung kalian hanya demi dua manusia biasa seperti kami.’ Fang Yuan menjelaskan.” 　　“‘Cara ini bagus!’ Mata Shang Xin Ci berbinar.” 　　“Diri sendiri sudah tidak bisa lagi menahan.” 　　“Fang Yuan segera memanfaatkan momentum, bangkit dari lantai kayu dan membungkuk dalam-dalam ke Shang Xin Ci. ‘Nona, kau benar-benar orang baik. Di masa depan pasti akan kubalas kebaikanmu!’” 　　Shang Xin Ci menggelengkan kepala: "Aku tidak pernah memikirkan balasanmu. Karena kita bertemu, aku akan berusaha sekuat tenaga membantu yang membutuhkan. Malam ini, kalian bisa tidur di kemahku. Xiao Die, aturkan tenda untuk mereka berdua." 　　"Baik, nona." Xiao Die menjawab dengan enggan. 　　"Ikuti aku, kalian berdua. Jangan salahkan aku jika tersesat." Xiao Die tidak memberikan ekspresi ramah pada Fang Yuan, memimpin di depan. 　　Zhang Zhu mengerutkan alis dalam-dalam melihat bayangan Fang Yuan dan Bai Ningbing yang pergi. 　　Dari lubuk hatinya, ia sangat tidak menyukai keduanya. Sebagai pengawal Shang Xin Ci, ia harus memprioritaskan keamanannya. 　　Ia memutuskan untuk menangani masalah ini sendiri. 　　Ini hanya tenda kecil. Ruang di dalamnya sempit. 　　Tapi Fang Yuan dan Bai Ningbing tidak peduli. Mereka bahkan pernah menggunakan pohon penangkap hewan sebagai tenda, lingkungan seperti ini sudah cukup baik. 　　Dalam kegelapan, keduanya berbaring santai. 　　Fang Yuan mengulurkan tangan menyentuh Bai Ningbing: "Semua akan baik-baik saja, Bai Yun." 　　Bai Ningbing memutar matanya. Ia tahu maksud sebenarnya Fang Yuan. Diam-diam mengalirkan Yuan Zhen perak salju melalui telapak tangan ke Fang Yuan. 　　"Tidurlah lebih awal. Beruntung kita bertemu nona Zhang yang baik hati." Fang Yuan menutup matanya dan mulai bermeditasi diam-diam. 　　Kini ia telah dipromosikan ke Putaran Kedua, Yuan Zhen seluruhnya Laut Besi Tempa. Meski ia sudah bisa menggunakan Cacing Arak Empat Rasa, Yuan Zhen perak salju Bai Ningbing jelas lebih unggul. 　　Bagi Fang Yuan, selama Bai Ningbing ada, Cacing Arak Empat Rasa sudah kehilangan fungsinya. 　　Yuan Zhen perak saljuimgsrc='/sss/cuoaw.jpg'&7s92p9br/& 　　Selama tidak menggunakan serangga gu di luar tubuh, penyamaran tak akan rusak. 　　Saat ini, Gu penyamaran belum benar-benar memasuki panggung sejarah. Di kehidupan sebelumnya sekitar 150 tahun kemudian, barulah ia menjadi terkenal karena Raja Pemburu Sun Gan. Lima puluh tahun setelahnya, dalam pertempuran besar yang melanda seluruh Nanjiang, barulah ia banyak digunakan dan populer sesaat. 　　Artinya, menurut langkah sejarah kehidupan sebelumnya, orang baru akan secara sadar waspada terhadap Gu penyamaran 150 tahun kemudian. Dua ratus tahun kemudian, barulah manusia memiliki cara matang dan pengalaman kaya untuk menghadapi Gu penyamaran. 　　Gu penyamaran termasuk serangga gu tingkat tiga. Di kafilah ini tak ada Master Gu tingkat empat, meski banyak praktisi Gu, siapa yang akan memperhatikan khusus dua manusia biasa "Hitam Tanah dan Awan Putih" ini? 　　Setelah menghabiskan Yuan Zhen perak ini, Fang Yuan segera mengaktifkan Gu kekuatan buaya di rongga kosongnya. 　　Seberkas kekuatan baru secara permanen menambahkan pada tubuh kekarnya. Tulang-tulang di seluruh tubuhnya tidak lagi putih pucat, melainkan menyerupai besi hitam yang keras. Ini bagaikan pondasi kokoh yang dengan stabil menopang pertambahan kekuatan yang terus menerus. 　　Semalaman tak ada kejadian. 　　Keesokan paginya, saat fajar merekah, seluruh perkemahan mulai bangkit. 　　Setelah serangkaian kesibukan yang menegangkan, kafilah pun mulai berangkat. 　　Zhang Zhu tidak langsung mendatangi Keluarga Chen, melainkan lebih dulu menyelidiki secara diam-diam melalui bawahannya. 　　Tadi malam memang terjadi perkelahian, di lokasi kejadian banyak orang yang menyaksikan. 　　Mengenai kelompok Kak Qiang, mereka menutupi fakta bahwa Fang Yuan memukuli mereka. Jika kabar ini tersebar, betapa memalukannya! Bagaimana mereka bisa tetap berkeliaran kalau banyak orang kalah dari Fang Yuan sendirian? 　　Faktanya, malam itu juga mereka berkumpul merundingkan. Menyamakan kesaksian palsu, membuat alasan "mereka menindas pendatang baru, lalu Fang Yuan secara sukarela menyerahkan Batu Yuan, kemudian tidak terima dan melapor ke bos tua". 　　"Gu Zhenren BABKeempat Puluh: Gunung Monyet Bandit" membuktikan persaingan memang terjadi, Zhang Zhu bertindak mendatangi pemimpin Keluarga Chen. 　　Wakil pemimpin ini mendengar ada dua manusia biasa bawahannya yang menyinggung Zhang Xinci dan sudah dihukum, membuatnya merenung. 　　Meski tidak ingin bermusuhan dengan Keluarga Zhang hanya karena satu dua manusia biasa, pertama ia tidak ingin langsung berkompromi agar kewibawaan Keluarga Chen tetap terjaga. Kedua, di antara budak keluarga itu ada yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. 　　Akhirnya ia pun bertanya siapa tepatnya kedua orang tersebut. 　　Zhang Zhu lalu memberitahukan kepada ia. 　　Wakil Pemimpin Keluarga Chen tertegun sejenak, ia masih memiliki sedikit ingatan. Awalnya atas permintaan kepala desa tua, dua orang ini bergabung. Tak disangka, di hari pertama mereka langsung membuat masalah. 　　Menurut perkiraannya, Fang dan Bai seharusnya adalah kerabat kepala desa tua, tapi apa lagi? 　　Kepala desa tua adalah orang yang ia bimbing, dalam genggamannya. Membuang kedua orang ini, ia yakin sang kepala desa takkan berani protes. Lagipula, jelas-jelas mereka yang bersalah, malah merepotkan Keluarga Chen, pantas mati! 　　Memikirkan ini, wakil pemimpin telah memutuskan untuk mengorbankan kedua orang ini untuk meredam konflik dengan Keluarga Zhang. 　　Namun di permukaan, ia pura-pura tampak dilema: "Begini, aku akan panggil manajer yang bertanggung jawab. Dia yang tahu situasi sebenarnya. Jika benar kekurangan tenaga, dua orang ini belum bisa kuserahkan sekarang. Sementara tetap di sini dulu, sampai ada pendatang baru di desa berikutnya, baru bisa kuserahkan ke Keluarga Zhang." 　　"Baiklah." Zhang Zhu mengangguk. 　　"Gu Zhenren..." Wakil pemimpin tak bisa menahan senyum. Dengan penanganan seperti ini, tak akan ada desas-desus bahwa Keluarga Chen takut pada Keluarga Zhang. 　　Saat manajer tua dipanggil, hatinya masih berdebar-debar. Ada apa ini? 　　Tapi setelah memahami situasi, hatinya langsung bersemangat. 　　Ini adalah kesempatan yang diberikan langiat! 　　Dua orang ini benar-benar sial jatuh ke tangan Keluarga Zhang. Matilah, lebih baik mati semua, agar dua Batu Yuan itu menjadi milikku! 　　””Di sini, bos segera menepuk dada menjamin, tenaga kerja sama sekali tidak ada masalah. 　　Bahkan jika ada masalah, demi dua Batu Yuan itu, ia rela mengorbankan tulang-tua ini, turun tangan langsung mengangkut barang curian! 　　Pada titik ini, debu telah mengendap. 　　Zhang Zhu pamit, tapi ada rasa sesak dalam hatinya. 　　Selama sepuluh hari berikutnya, Fang Yuan dan Bai bekerja di siang hari, berlatih kultivasi di malam hari. 　　Gunung Ziyou telah tertinggal jauh di belakang kafilah, kini memasuki wilayah Gunung Monyet Perampok. 　　Fang Yuan tahu, semakin jauh dari Gunung Ziyou, statusnya semakin tersamar, keamanannya pun semakin terjamin. 　　Belakangan ini, kekuatannya bertambah setengah buaya, tapi banyak serangga gu tulang senjata yang mati kelaparan. Aliran air-nya sudah menipis, terpaksa dikorbankan untuk menyisakan persediaan bagi serangga gu yang tersisa. 　　Fang Yuan merasakan sakit hati diam-diam. 　　Serangga gu ini meski tak bisa dipakainya sendiri, tapi bisa dijual. 　　””Ia berencana membeli serangga gu di Kota Shang, menyusun satu set lengkap. Ini membutuhkan banyak Batu Yuan! Meski punya Lotus Permata Surgawi yang bisa menghasilkan puluhan Batu Yuan per hari, di dalam kafilah ia tak bisa menggunakannya demi menghindari bocornya identitas. 　　Karena itu, ia semakin perlu menguasai Shang Xin Ci. 　　Begitu tiba di Keluarga Shang, Shang Xin Ci akan menjadi salah satu pewaris, memberikan kemudahan besar bagi kunjungan Fang Yuan ke Kota Shang. 　　Tentu saja syaratnya, ia tak hanya harus mendekati Shang Xin Ci, tapi juga memperoleh kepercayaannya. 　　Hutan yang dalam diselimuti kabut putih. 　　"Kafilah bergerak perlahan di jalan setapak sempit, kabut putih semakin pekat, pandangan manusia terus menyusut, perlahan terbatas dalam radius sepuluh langkah." 　　"Gunung Monyet Bandit berkabut tebal. Jika Fang Bai berdua melangkah sendirian, mungkin akan sangat sulit. Namun berada dalam kafilah, kita bisa memanfaatkan kekuatan Gu Master intel." 　　"Tiba-tiba terdengar kegaduhan dari depan, kafilah berhenti mendadak." 　　"Ada apa?" 　　"Ada masalah." 　　"Bertemu kelompok monyet menghadang jalan!" 　　"Seketika, banyak orang dalam kafilah mulai membicarakan hal ini, tapi tak terlihat terkejut." 　　"Di Gunung Monyet Bandit, monyet berkuasa, jumlahnya seperti lautan tak terhitung. Setiap kafilah yang melintas pasti dihadang rampok monyet. Yang berpengalaman sudah tak asing dengan hal ini." 　　"Monyet Gunung Bandit? Hehe, aku pernah baca di buku... Tak kusangka hari ini bisa melihat langsung." Bai Ningbing berbisik dengan nada bersemangat. 　　"Awalnya, kafilah yang melintasi Gunung Monyet Bandit bertempur habis-habisan dengan monyet, bunuh satu gelombang datang gelombang baru. Akhirnya kafilah hancur, mundur kalah." 　　"Gunung Monyet Bandit pernah dianggap sebagai kawasan terlarang untuk perdagangan oleh dunia." 　　"Andai di gunung lain, binatang buas saling menyeimbangkan, pasti ada celah yang bisa dimanfaatkan. Tapi di Gunung Bandit Monyet, satu-satunya binatang buas hanyalah monyet perampok. Mereka hidup bersama, meskipun ada perseteruan antar kelompok monyet, namun begitu menghadapi serangan eksternal, seluruh monyet di gunung akan bersatu." 　　"Kekuatan seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa ditandingi oleh sebuah kafilah." 　　"Bahkan keluarga besar pun belum tentu bisa membersihkan kelompok monyet ini." 　　"Sampai munculnya 'Marquis Guan Tian'." 　　"Master Gu aliran ortodox tingkat lima ini menembus Gunung Bandit Monyet, bertarung sampai ke puncak. Kemudian menggunakan Gu Bahasa Monyet untuk membuat perjanjian dengan Raja Monyet." 　　"Segalanya mulai berubah." 　　"Jalur perdagangan Gunung Bandit Monyet akhirnya dibuka." 　　"Kini jalur ini menjadi salah satu dari tiga rute dagang utama di Nanjiang, menghubungkan timur dan barat, pentingnya tidak perlu diragukan lagi." 　　"Sialan, monyet-monyet itu muncul lagi. Sekarang mereka menghalangi jalan kita. Kalian semua tahu aturannya. Aku peringatkan, siapa yang melanggar aturan sampai menyeret kita semua, keluarga Jia pasti tidak akan membiarkannya!" bentak pemimpin kafilah dengan dingin. 　　"Tentu saja." 　　"Masukan Kakak Jia Long benar, kita harus patuh pada aturan." 　　"Siapa yang serakah, langsung usir dari kafilah!" 　　"Para wakil pemimpin lainnya semua menyatakan persetujuan.(Bersambung.)" 　　Jaring-jaring 　　BABKeempat Puluh: Gunung Bandit Monyet BABKeempat Puluh Satu: Adu Kekuatan 　　; 　　Monyet bandit bertubuh kekar, sebesar gajah. Monyet dewasa tingginya mencapai 3 meter, otot-ototnya menggelembung, lengan atas 2 kali lebih tebal dari kaki belakang. Ekornya seperti batang besi yang mampu menghancurkan batu gunung. 　　Bulu emas mereka dihiasi corak harimau hitam sè. Yang unik, dari pinggang mereka tumbuh bulu alami yang menutupi area selangkangan dan ekor, menyerupai rok kulit. 　　Graaah! 　　Raja monyet kelompok ini tiba-tiba membuka mulut lebar-lebar mengeluarkan raungan bergemuruh.. 　　Raungan mereka bergema bak singa dan harimau. 　　Graaah graaah graaah... 　　Raungan sang raja memicu respon dari seluruh kelompok monyet. 　　Seketika angin berdesir, gelombang suara menggulung, mencerai-beraikan kabut bai sè yang mengepul. 　　Pandangan orang-orang tiba-tiba terbuka lebar. Baru tersadar bahwa lereng gunung di kedua sisi jalan setapak dipadati monyet bandit. Tak kurang dari seribu ekor mengepung kafilah. 　　Siluet tubuh mereka raksasa, setinggi pepohonan. Beberapa pohon muda hanya mencapai pinggang mereka. 　　Di depan kafilah, raja monyet berukuran lebih besar duduk dengan sikap perkasa di bangku batu. Tempayan anggur batu abu-abu sebesar tong air berdiri di sisinya, aroma alkoholnya menusuk hidung. 　　Sang raja berhenti mengaum setelah sekali raungan. Monyet-monyet lain masih terus bersahutan.. 　　Justru ini semakin menonjolkan aura sang raja monyet. 　　Ini tatapan tenang, di bola mata terpancar cahaya spiritual, duduk diam. Sebaliknya, monyet perampok biasa itu melirik barang-barang kafilah dengan gelagat ingin bergerak, seolah tak sabar untuk menyerang. 　　Monyet, rubah, dan binatang sejenis Bei semuanya memiliki kebijaksanaan. 　　Kecerdasan raja monyet perampok ini setara anak tiga tahun, tidak sebanding Jiao Dian Bei, tapi cukup pintar untuk berkomunikasi. 　　Pemimpin kafilah Jia Long menyipitkan kedua matanya, memandang raja monyet ini, tiba-tiba berkata: "Jia Yong. Kau yang maju." 　　"Siap, Pemimpin." Jia Yong melangkah ke depan. 　　Tubuhnya tinggi besar dan gemuk, dengan perut yang menonjol, terlihat sangat kekar. 　　Dia adalah Gu Master bertipe pertahanan, Gu Nasib-nya Water Armor Gu. Cultivation dua putaran, ahli pertempuran air. Secara kebetulan, saat berenang di sungai, dia membunuh kura-kura sebesar perahu. Dari tubuhnya, dia memperoleh Turtle Strength Gu. Setelah memakainya, kekuatannya bertambah permanen setara kura-kura. 　　Melihat Jia Yong mendekat, raungan kawanan monyet tiba-tiba menggema, mengguncang hutan. 　　Wajah Jia Yong dipenuhi keseriusan sè, menggulung lengan bajunya, lalu bertarung di hadapan raja monyet. 　　Siluet tubuh raja monyet sangat besar, meski hanya duduk masih lebih tinggi selevel dari Jia Yong. 　　Ia memandang Jia Yong, mengaum sekali. Beberapa monyet perampok segera menggotong meja batu sambil mendengus-dengus mendekat. 　　Meja batu sebesar ranjang itu sangat berat, mendarat di lantai kayu dengan dentuman berat. 　　Ada dua monyet bandit lagi yang membawa bangku batu. Semua diletakkan di hadapan raja monyet. 　　Raja monyet menepuk-nepuk meja batu. Suara dok-dok seperti genderang raksasa yang dipukul. 　　Jia Yong menelan ludah, lalu duduk sambil menjulurkan lengan kanan, siku bertumpu di permukaan meja. 　　Raja monyet juga mengulurkan tangan kirinya. Kedua tangan erat berpegangan. 　　Seekor monyet betina bandit di samping tiba-tiba menjerit kencang. 　　Mendengar isyarat ini, Jia Yong dan raja monyet serentak mengerahkan tenaga, memulai pertandingan unik ini. 　　Monyet bandit memuliakan kekuatan. Adu kekuatan pergelangan tangan adalah aktivitas sosial utama di kelompok mereka. Bayi monyet sudah bisa adu kekuatan sejak lahir. Bagi monyet bandit, ini bukan sekadar permainan, tapi cara ampuh menyelesaikan perselisihan. 　　Dulu, Gu Master aliran ortodox Guan Tianhou yang hanya punya kemampuan lima lingkaran, menggunakan adat monyet bandit ini. Ia terus-menerus adu kekuatan sampai ke puncak Gunung Monyet Bandit, mengalahkan raja monyet. Akhirnya kelompok monyet mengakuinya dan membuat perjanjian untuk membuka jalur dagang. 　　Sejak itu, setiap kafilah yang melintasi Gunung Monyet Bandit harus mematuhi perjanjian ini dengan adu kekuatan melawan monyet bandit. 　　Yang menang akan diakui monyet bandit dan bebas biaya lintas. Yang kalah harus rela sebagian barangnya diambil kelompok monyet. 　　Dengan cara ini, kafilah bisa berdagang sementara monyet bandit mendapat keuntungan, sehingga kedua pihak senang melanjutkan tradisi. 　　Selama bertahun-tahun, ketaatan kafilah pada perjanjian membuat jalur dagang semakin ramai dan kesepakatan semakin kokoh. 　　Di samping meja batu, Jia Yong wajahnya merah padam, ekspresinya terdistorsi, sudah mengerahkan seluruh tenaganya. 　　Tapi tetap tak mampu menahan kekuatan raja monyet. Lengan pelan-pelan miring ke satu sisi, akhirnya Byur! Tangan raja monyet menjatuhkan Jia Yong. 　　Menang! 　　Raja monyet berdiri, mengangkat kedua tinju sambil gembira memukul dadanya. 　　Kelompok monyet berteriak histeris, kekuatan yang menggelegar. 　　Jia Yong menunduk mundur. Di sepanjang jalan pulang, monyet perampok di kedua sisi mengolok-oloknya habis-habisan. Ada yang membuka rok kulit memperlihatkan pantat merah ke arah Jia Yong, ada yang membuat wajah jelek, ada yang menggelengkan jari-jari. 　　"Tak kusangka ada hari dimana aku dihina binatang..." Jia Yong menghela napas getir, wajahnya dipenuhi hela napas getir. 　　Jia Long dengan wajah datar, melambaikan tangan ke belakang. 　　Pasukan Keluarga Jia mulai bergerak maju. Monyet-monyet berkerumun menyambar barang dari gerbong terbuka. 　　Keluarga Jia main akal licik: menutupi batu bara jing (bahan premium) dengan sutera dan kain brokat warna-warni. Monyet terpikat oleh kain berwarna itu, mengabaikan batu bara kusam yang lebih mahal harganya. 　　Kelompok monyet bermain liar. Banyak yang melilitkan kain di lengan, mengikat pinggang, atau menjuntai di punggung. Situasi riuh rendah tak karuan. 　　"Di mana Jia Ping?" Jia Long menggelegar. 　　Jia Ping berjalan keluar perlahan, kontras mencolok dengan Jia Yong. Tubuhnya kurus seperti tulang terbungkus kulit, terlihat lemah tak berdaya. 　　"Aku datang untuk membalaskan dendammu." Ia melewati Jia Yong sambil menepuk bahunya. 　　"Dengan Kakak Jia Ping yang turun tangan, masalah langsung selesai." Jia Yong menyatukan telapak tangan, menghela napas getir. 　　Anggota Keluarga Jia melihat Jia Ping maju, serentak menghela napas lega dengan ekspresi tenang. 　　Kedatangan Jia Ping disambut suara aneh dari kelompok monyet yang penuh penghinaan dan cemooh. 　　Raja monyet telah duduk santai, mengangkat tong arak monyet lalu meneguk isinya. 　　"Memang binatang, hanya bisa menilai dari penampilan." Jia Long menyeringai dingin. 　　Meski kurus, Jia Ping menyimpan Kekuatan Beruang Ganda. Penggunaan Gu Pengjin membuat otot-ototnya berjuntai seperti akar pohon, memadatkan massa tubuhnya. 　　Jia Ping duduk lalu mengulurkan tangan. 　　Tangannya bahkan tak sampai seperempat cakar raja monyet. Namun setelah mengerahkan tenaga, dalam kebuntuan singkat ia berhasil mengalahkan sang raja. 　　Riuh suara monyet tiba-tiba tercekat. 　　Raja monyet membelalakkan kedua mata, ekspresi wajah-nya menunjukkan ketidakpercayaan. 　　Jia Long tersenyum tipis, melambaikan tangan. Isyarat untuk melanjutkan perjalanan. 　　Monyet penghalang jalan menggeser diri, namun saat rombongan Jia separuh melintas, mereka kembali menutup jalan sambil berteriak-teriak. 　　Raja monyet menepuk meja batu, tidak percaya takdir, menantang Jia Ping. 　　Jia Ping tersenyum, meraih kemenangan lagi. 　　"Para hadirin, aku duluan." Jia Long mengatupkan tangan, memberi salam sebelum seluruh rombongan Keluarga Jia melewati pos pemeriksaan. 　　"Baik. Sekarang giliran Keluarga Lin. Lin Dong!" Wakil pemimpin Lin berteriak. 　　Orang lain tidak memperebutkan, urutan rombongan kafilah sudah disepakati internal. 　　Waktu terus berlalu, kafilah pun bergerak maju seksi demi seksi. 　　Untuk melewati Gunung Monyet Bandit dengan kerugian minimal, berbagai keluarga besar sengaja melatih banyak Gu Master. 　　Kekuatan sapi, kekuatan harimau, kekuatan gajah, kekuatan ular sanca, kekuatan kuda... Para Gu Master tampil bergiliran. Masing-masing menunjukkan keahlian, ada yang menang ada yang kalah. 　　Mayoritas orang berhasil melewati pos. Akhirnya tiba giliran rombongan Keluarga Zhang. 　　Wajah sè Zhang Zhu tidak cerah. Dia Gu Master tipe penyembuh, tidak mahir dalam hal kekuatan. 　　Apalagi adu kekuatan dengan raja monyet hanya boleh mengandalkan tenaga sendiri, dilarang keras menggunakan serangga Gu. Jika ketahuan, dianggap curang dan akan diserang kelompok monyet. 　　Rombongan kafilah Zhang ini. Selain dia yang tingkat tiga, tidak ada Gu Master lain. Makanya kekuatan mereka termasuk paling lemah di kafilah. 　　Shang Xin Ci tidak bahagia di Keluarga Zhang. Sebagai anak haram, dia sering diasingkan. Terutama setelah ibunya meninggal, keadaan semakin buruk. 　　Mengikuti pesan terakhir ibu, Shang Xin Ci menjual warisan keluarga dan membentuk kafilah ini. 　　"Banyak anggota Keluarga Zhang berharap aib keluarga ini mati di luar. Karena itu mereka juga tidak mengirimkan bantuan Gu Master." 　　"Paman Zhang Zhu tak perlu terlalu khawatir, ini hanya soal barang. Yang penting kita selamat." Shang Xin Ci yang peka, memperhatikan perubahan ekspresi wajah Zhang Zhu, menghiburnya dengan lembut. 　　"Hanya tersisa Keluarga Zhang sekarang." 　　"Ck ck, tak perlu lihat, mereka pasti kalah. Aku cukup mengenal Zhang Zhu itu." 　　"Regu Zhang ini katanya dibentuk sendiri oleh gadis Zhang. Jadi cuma Zhang Zhu yang jadi andalan." 　　Banyak Gu Master di belakang pos pemeriksaan memandang ke sini dengan sikap penonton. 　　Mereka semua kehilangan sebagian barang, suasana hati tentu tidak enak. 　　Perbandingan menciptakan kebahagiaan - melihat orang yang lebih sial sering membuat perasaan jadi lega. 　　Banyak orang memfokuskan tatapan ke regu Zhang, mencari penghiburan psikologis. 　　"Barang bisa diganti, nyawa manusia yang penting. Paman tak perlu maju, biarkan kelompok monyet ambil barangnya saja." Kata Shang Xin Ci. 　　"Ah, nonaku tak paham. Kalau tidak bertanding, kita tak bisa lewat. Monyet-monyet ini keras kepala, harus adu kekuatan pergelangan tangan. Nonaku, kalah tak masalah asal semangat tetap tinggi. Kita tak boleh diremehkan orang lain, aku berangkat!" Zhang Zhu melipat tangan, maju dengan berat hati. 　　"Tunggu!" Tiba-tiba Fang Yuan muncul dari kerumunan. 　　"Nona Zhang, kau pernah menyelamatkan nyawaku. Biar aku yang hadapi ronde ini." Ia memberi hormat. 　　"Cuma modal kau?" Dayang Xiao Die memutar matanya, "Di saat seperti ini, kau bukan Gu Master, jangan bikin ribut ya!" 　　Shang Xin Ci juga tersenyum lembut: "Hei Tu, niatmu kuterima. Ini bukan main-main, Raja Monyet punya kekuatan besar. Tak lihatkah beberapa Gu Master sebelumnya malah patah tulang?" 　　"Nona, meski patah tulang, aku harus membalas budi nona." Fang Yuan bersikeras. 　　"Kok keras kepala begini? Tak tahu diri. Kalau patah tulang, bukan nonaku yang harus mengobatimu?" Xiao Die mengibas tangan jijik, "Jangan ikut campur ya?" 　　"Nona Zhang, ada hal yang kau tak tahu. Sejak kecil kekuatanku melebihi orang biasa. Waktu kecil, orang dewasa pun kalah. Kali ini aku harus pergi!" Usai bicara, Fang Yuan berbalik menuju Raja Monyet. 　　"Hei Tu!" Shang Xin Ci hendak mencegah, tapi dihalangi Zhang Zhu. 　　"Nona, dia bukan tolol. Berani maju pasti punya aura wibawa. Terkadang kita harus percaya orang lain." Zhang Zhu menasihati. 　　Sebenarnya, dia sama sekali tidak yakin pada Fang Yuan. Hanya berpikir, ini kesempatan memberi pelajaran pada manusia biasa yang merepotkan mereka. 　　"Lho, lihat! Keluarga Zhang malah mengirim budak keluarga!" 　　"Wah, Zhang keluarga kehabisan orang? Kirim budak untuk mempermalukan diri?" 　　Bayangan Fang Yuan segera menarik perhatian orang lain. (Bersambung.) BABKeempat Puluh Dua: Gunung Emas 　　; 　　“Ternyata adalah dia, hehe, Ya ampun, Tuhan membuka mata!...” Sekelompok Kak Qiang melihat bayangan Fang Yuan, tatapan mereka langsung bersinar, penuh semangat. 　　“Aku sudah tak sabar melihat lengannya patah.” 　　“Nona Zhang baik hati, meski ia menggenjot keluarga Zhang, tidak dihukum mati. Rupanya akan dikerahkan di sini.” 　　Fang Yuan melangkah pelan ke depan, mendekati meja batu, langsung duduk. 　　Raja Monyet menatapnya, mengulurkan lengan... 　　Tangan kedua pihak saling bertaut, di bawah tatapan tak terhitung pasang mata, pertarungan dimulai. 　　Raja Monyet mengerahkan tenaga, tapi lengan Fang Yuan bagai besi tuang, tak bergerak sedikitpun. 　　Pupil Raja Monyet menyempit halus, memancarkan kilatan kekagetan: Ini adalah manusia dengan kekuatan terhebat yang pernah disentuhnya! 　　Dalam hati Fang Yuan tertawa gelap: Sekadar kekuatan babi ganda pun bisa mengalahkan raja monyet ini. Apalagi kini ia menambah kekuatan buaya setengah, ditambah Raja Monyet sudah banyak bertanding sebelumnya. Bisa dibilang, ini adalah pencapaian yang pasti dimenangkan Fang Yuan. 　　“Sebenarnya, kekuatan Raja Monyet ini tidaklah luar biasa besar. Para Gu Master sebelumnya, ada yang punya kekuatan beruang, ada yang punya kekuatan kuda, tapi hasilnya kalah. Bukan karena tenaganya kalah, tapi adu kekuatan pergelangan tangan tak bisa mengoptimalkan seluruh tenaga.” 　　Nyatanya, kekuatan beruang, kekuatan kuda, kekuatan kelinci, kekuatan ikan, kekuatan kura-kura, kekuatan buaya – semuanya berbeda... 　　"Perbedaan ini tidak hanya terletak pada besarnya kekuatan, tetapi juga pada bidang keahlian yang berbeda-beda. 　　Kekuatan beruang terletak pada pukulan, kekuatan kuda pada kecepatan berlari, kekuatan kelinci ahli dalam melompat, kekuatan kura-kura unggul dalam mengangkat beban, kekuatan buaya pada gigitan. Setiap jenis kekuatan memiliki bidang keahliannya masing-masing. 　　Dengan kata lain, dalam bidang tertentu. Suatu jenis kekuatan akan mencapai pemanfaatan maksimal. 　　Sedangkan adu kekuatan pergelangan tangan lebih mengandalkan kekuatan di lengan dan pergelangan. 　　Dalam hal ini, monyet bandit sangat ahli. Jejak-jejak hubungan bisa dilihat dari postur tubuh mereka, lengan atas mereka biasanya 〖tebal〗 dan berotot lebih dari dua kali lipat dibandingkan tungkai bawah. Sejak lahir, mereka sudah mulai adu kekuatan pergelangan tangan, memiliki dasar latihan yang sangat banyak. 　　Jika menggunakan metode pertandingan lain, banyak Master Gu yang kalah mungkin bisa mengalahkan Raja Monyet Bandit. 　　Dari aspek ini bisa disimpulkan, setiap jenis kekuatan memiliki keunikan tersendiri, tidak bisa dinilai superioritasnya hanya dari besarnya kekuatan. 　　"Ambil contoh manusia, kekuatan pukulan seseorang. Pasti lebih kecil dibanding kekuatan tendangan. Dalam kondisi normal, mustahil semua kekuatan yang dimiliki seseorang bisa meledak sekaligus. Aku memiliki 〖kekuatan babi ganda〗, 〖kekuatan setengah buaya〗, dan kekuatan tubuh sendiri. Tapi kekuatan saat adu pergelangan tangan mustahil merupakan penjumlahan semuanya. Tentu saja. Untuk mengkonsentrasikan seluruh tenaga. Pada satu gerakan, bukan tidak mungkin. Itu membutuhkan bantuan serangga Gu legendaris itu..." 　　Adu pergelangan tangan tidak bisa sepenuhnya menunjukkan kekuatan sebenarnya Fang Yuan. Tapi karena potensi dasarnya sangat dalam, dia tetap menang dengan stabil. 　　Namun, situasi di medan pertarungan juga tidak boleh terlihat terlalu mencolok. 　　Maka, Fang Yuan sengaja menunjukkan ekspresi wajah-nya yang kesulitan. Lengannya bergetar, berpura-pura berada dalam kebuntuan dengan raja monyet. 　　Kemudian, perlahan-lahan mengalahkan raja monyet langkah demi langkah. 　　Saat hasilnya terungkap. Hampir semua orang tertegun. 　　"Benar-benar menang!" 　　"Orang ini memiliki kekuatan bawaan!" 　　Kegaduhan kecil muncul di kerumunan, seruan kekaguman bergema bertubi-tubi. 　　"Cari tahu siapa orang ini? Jika memungkinkan, rekrut segera!" Banyak pemimpin keluarga langsung tertarik. 　　Dibandingkan dengan Gu Master yang dibesarkan dengan investasi besar, Fang Yuan jauh lebih hemat biaya. 　　Bahkan tak perlu investasi, langsung bisa digunakan untuk mencetak keuntungan bagi kafilah. 　　"Keluarga Zhang beruntung dapat." Seketika, tatapan para Gu Master ke arah Keluarga Zhang dipenuhi rasa iri. 　　"Tak heran kita tak bisa mengalahkannya!" Melihat ini, Kak Qiang dan kawan-kawan semua menggeleng-gelengkan lidah. 　　"Ini monster sungguhan." 　　"Sekarang dipikir-pikir, aku benar-benar beruntung tidak sampai tewas di tangannya." 　　Mereka teringat kembali, seram membayangkannya. 　　Awalnya masih ingin balas dendam pada Fang Yuan, sekarang keinginan itu lenyap. Malah khawatir nanti Fang Yuan yang aktif mencari masalah. 　　Ekspresi wajah manajer tua Keluarga Chen pucat pasi. 　　"Tak sangka si bodoh punya kekuatan liar begini. Gawat... Semoga wakil ketua tak marahi aku." Ia melirik hati-hati ke arah wakil ketua Keluarga Chen. 　　Wakil ketua Keluarga Chen mengerutkan alisnya erat, pikirannya jauh lebih dalam. 　　"Mulai curiga dengan maksud Keluarga Zhang." Apakah permintaan orang sebelumnya hanyalah jebakan? 　　Keluarga Zhang melihat nilai budak ini, sengaja mengurungnya lalu datang menuntut? 　　Semakin dipikir, semakin masuk akal. Ia pun mendengus dingin. Siapa pun yang merasa dipermainkan dan ditipu pasti tak akan senang. 　　Tapi kesalahan sudah terlanjur. Terpaksa ia menelan pil pahit ini. 　　"Apa mataku salah lihat?" Dayang Xiaodie menutup mulut, terkejut hingga tak bisa bicara melihat hasilnya. 　　Kekhawatiran di wajah Shang Xin Ci menghilang, senyum manis mengembang di bibirnya. 　　"Kita pergi!" Zhang Zhu melambaikan tangan memimpin rombongan, sorot mata kompleks berkilau. 　　Fang Yuan menang, kafilah Zhang mulai menyeberangi pos pemeriksaan. 　　Fang Yuan menang dua ronde, sebagian besar rombongan Zhang lolos. Di ronde ketiga, demi penyamaran, Fang Yuan sengaja kalah. Tetap saja banyak harta kafilah Zhang yang disita. 　　Meski begitu, performa Fang Yuan sudah cukup membuat semua orang tercengang. 　　Kembali ke kafilah, ia disambut meriah. 　　"Nona Zhang, tugas selesai." Ia menyatukan kepalan tangan menghadap Shang Xin Ci. 　　Mata indah Shang Xin Ci berbinar, mengamati Fang Yuan dari ujung kepala hingga kaki. Suaranya lembut bak aliran air: "Ibu berkata penampilan bisa menipu. Hei Tu, kau memberiku pelajaran berharga. Terima kasih. Ini 150 Batu Yuan sebagai hadiah terima kasih." 　　"150 Batu Yuan?!" Dayang Xiaodie terkejut. "Nona, kenapa memberinya sebanyak ini?!" 　　Fang Yuan mundur selangkah, menolak dengan tegas: "Nona, aku datang untuk membalas budimu, bukan karena Batu Yuan ini. Tolong ambil kembali Batu Yuan ini, aku tak mau menerima imbalan ini." 　　Xiao Die segera menyambung: "Nona, lihatlah dia sudah bilang tak mau. Lebih baik nona simpan saja." 　　Shang Xin Ci bersikeras: "Ini bukan imbalan, tapi Hadiah Terima Kasih, hadiah dariku untukmu." 　　Fang Yuan bermuka serius sè, nada suaranya tegas: "Bahkan seribu Batu Yuan pun takkan kuterima, nona Zhang. Meski aku cuma manusia biasa, janganlah nona menghina diriku!" 　　"Kalau begitu…" Shang Xin Ci tak bisa berkutik, akhirnya mengembalikan Batu Yuan itu. 　　"Hmph, kau masih tahu diri." Xiao Die mencibir. 　　Zhang Zhu yang berdiri di samping tetap diam, tatapannya semakin rumit. 　　"Hutang nyawa sulit terbalaskan. Izinkan aku membantu nona sekali lagi." Fang Yuan merapatkan tinju lagi. 　　Di Gunung Bandit Monyet, kelompok monyet berkeliaran di sepanjang jalur dagang, menguasai pos-pos pemeriksaan setiap jarak tertentu. 　　Setelah itu Fang Yuan terus-menerus menyerang, sengaja menunjukkan performa dengan kemenangan dan kekalahan yang diatur. 　　Kafilah berjalan tersendat-sendat, menghabiskan 20-an hari di Gunung Bandit Monyet sebelum akhirnya bisa meninggalkan pegunungan itu. 　　Muatan kafilah berkurang hampir setengah, membuat semangat orang-orang merosot. 　　Harga keluarga Zhang menjadi satu-satunya kelompok yang gembira. 　　Berkat bantuan Fang Yuan, kerugian mereka jauh lebih kecil dari perkiraan. 　　Fang Yuan pun menjadi terkenal, banyak keluarga mengirim budak-budak mereka khusus untuk mendatanginya. 　　“Mereka semua ingin merekrut Fang Yuan, menawarkan syarat-syarat menguntungkan, namun Fang Yuan menolak satu per satu, tetap tinggal di keluarga Zhang.” 　　“Setidaknya kau masih punya hati nurani, tidak menyia-nyiakan perlakuan nonamu.” Sikap Xiao Die terhadap Fang Yuan pun berubah 　　Gadis kecil ini, lugas dalam bicara dan polos, sikapnya sama sekali tidak masuk pertimbangan Fang Yuan. Yang diperhatikan Fang Yuan adalah Shang Xin Ci dan bodyguard Gu Master-nya, Zhang Zhu. 　　Shang Xin Ci lembut, baik hati, cerdas, dan tangkas. Gu Master Zhang Zhu bahkan lebih matang, stabil, dan berpengalaman. 　　Terutama yang terakhir, Fang Yuan telah merasakan bahwa Zhang Zhu ini mulai mencurigainya, sedikit atau banyak. 　　Diam-diam, Bai Ningbing juga mengingatkan Fang Yuan: “Penolakanmu terhadap 150 Batu Yuan itu adalah kesalahan. Sesuai status permukaanmu, bagaimana mungkin tidak tergoda dengan jumlah sebesar itu? Demi kehati-hatian, kita harus menghentikan kultivasi sementara untuk mencegah penyelidikan diam-diam Zhang Zhu.” 　　Namun Fang Yuan menolak saran ini, tetap melanjutkan kultivasi setiap malam tanpa henti. 　　Bai Ningbing juga tidak menolak kerjasama. Sebenarnya dia acuh tak acuh terhadap kemungkinan status terbongkar, faktanya dia justru senang melihat kegagalan Fang Yuan. 　　Yuan Zhen perak salju sangat membantu Fang Yuan, kecepatan kultivasinya seperti sayap yang terkembang. 　　Pada malam terakhir sebelum meninggalkan wilayah Gunung Bandit Monyet, Fang Yuan naik dari Putaran Kedua tingkat awal ke tingkat menengah. 　　Saat kafilah berdebu tiba di kaki Gunung Emas, dia juga telah menghabiskan Gu kekuatan buaya, secara permanen menambah kekuatan satu buaya. 　　Di Gunung Emas, terdapat banyak tambang emas terbuka. Tanah gunung menyimpan emas berlimpah, bahkan saat menciduk lumpur dan pasir dari sungai gunung, setelah disaring, bisa mendapatkan puluhan butir partikel emas. 　　Di siang hari, mentari menyinari Gunung Emas, seringkali memantulkan（reflect）lapisan cahaya keemasan yang samar. Cahaya ini menyelimuti seluruh pegunungan, menciptakan keindahan megah bak brokat. 　　Jika gunung emas ini ada di Bumi, pasti akan memicu perebutan berdarah dan pertempuran sengit. Tapi di dunia ini, Batu Yuan lah mata uangnya, emas hanya menjadi logam mineral yang fungsi terbesarnya sebagai bahan bantu meracik gu. 　　Di Gunung Emas, berdiri dua keluarga besar. 　　Di lereng yang terang, terdapat Benteng Keluarga Huang. Di lereng yin, ada Benteng Keluarga Jin. 　　Satu gunung tak bisa menampung dua harimau, seperti yang bisa dibayangkan dari contoh Gunung Qingmao, hubungan antara Benteng Huang dan Benteng Jin tidak harmonis. 　　Kedatangan kafilah tentu disambut kedua pihak. Tapi pemberitahuan bersama dari kedua keluarga juga datang: kafilah harus memilih satu benteng saja. Memilih Benteng Huang berarti tak boleh masuk Benteng Jin. Begitu pula sebaliknya. 　　Kafilah yang besar dan kompleks, mobilitas tinggi. Sebelumnya kedua keluarga pernah menggunakan kafilah untuk serangan mendadak ke pihak lawan, sehingga dikeluarkan larangan ketat. 　　Tentang benteng mana yang akan dipilih, terjadi perbedaan pendapat antar pemimpin kafilah. 　　Mereka punya kebutuhan masing-masing. Setelah berunding, kafilah campuran ini terbagi menjadi dua bagian, dua kelompok masuk ke kedua benteng. 　　Tentu saja mereka tak boleh masuk ke dalam benteng, pasukan utama hanya bisa berkemah sementara di sekitar perkampungan. 　　1. Begitu hidup tenang, Zhang Zhu diam-diam menemui Shang Xin Ci: "Hamba sudah mengawasi secara diam-diam selama beberapa hari, Heitu dan Baiyun sangat mencurigakan. Aku menyarankan untuk mengusir mereka berdua dari rombongan kita!" (Bersambung.) 2. BABKeempat Empat Puluh Tiga: Kesepahaman Orang Pintar 　　; 　　3. "Kejanggalan?" Di balik bulu mata tebal Shang Xin Ci, tatapannya berubah-ubah...Membaca 　　4. Zhang Zhu mengangguk, dengan ekspresi serius berkata: "Kenyataannya, sejak hari aku memasuki Gunung Monyet Bandit, aku sudah mulai mencurigai mereka. Nona ingin memberikan hadiah 150 buah Batu Yuan. Namun mereka sama sekali tidak menunjukkan keinginan memiliki. Ini benar-benar membuat orang merenung dalam-dalam." 　　Ia berhenti sejenak, melanjutkan: "Hari-hari ini, aku diam-diam mengawasi mereka. Menemukan lebih banyak kejanggalan. Pertama, mereka jarang berinteraksi dengan budak keluarga di sekitar, ingin menjadi orang transparan. Kedua, mereka menolak banyak tawaran dari keluarga-keluarga, bahkan dengan syarat yang paling menguntungkan." 　　“Nona masih ingat penampilannya malam itu ketika ia diam-diam akan bergabung dengan kita? Hei Tu memiliki kekuatan sebesar ini, kenapa masih bisa diam-diam menjadi luka seperti itu? Yang paling cepat, menurut pengamatanku, rekannya yang itu, meski berpura-pura menjadi pria, sebenarnya adalah sang gadis!” 　　Di dalam tenda, suasana hening terpelihara. 　　“Setelah lama, Shang Xin Ci baru tersenyum sambil berkata: ‘Tenaga besar, tidak serta-merta menjamin kemenangan atas orang lain, bukan? Dua tinju sulit lawan delapan tangan, Hei Tu terluka juga hal yang wajar. Sebenarnya semua kejanggalan yang kau sebutkan ini, aku sudah tahu.’” 　　Zhang Zhu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut, ia mengenal baik Shang Xin Ci dan tahu kecerdasannya. 　　“Nona...” 　　"Paman Zhang Zhu, sudah beberapa hari kau menahan diri ya? Melihat aku tidak kunjung menangani masalah ini, jadi hari ini datang mengingatkan." Shang Xin Ci mengedipkan mata, wajah lembutnya menampakkan keluguan. 　　Zhang Zhu tersenyum: "Nona, tak ada yang bisa kusembunyikan darimu. Tapi mengapa kau membiarkan mereka berdua tetap di dekatmu?" 　　"Karena kurasa mereka tidak berniat jahat." Kilatan kebijaksanaan muncul di mata Shang Xin Ci. "Mereka dicurigai oleh kita di Gunung Monyet Bandit. Jika saat itu mereka tidak muncul, kita takkan melihat titik 'Bagian' yang mencurigakan. Tapi mengapa mereka masih mau muncul dan membantuku?" 　　"Ini..." 　　"Jika mereka punya niat buruk, pasti akan bersembunyi dan jadi penonton, atau menerima 150 Batu Yuan itu. Tapi mereka tidak. Saat Hei Tu bicara tentang membalas budi, ekspresinya sangat tulus. Aku yakin ucapannya benar. Dia benar-benar ingin melunasi hutang itu." Kata Shang Xin Ci. 　　Zhang Zhu terdiam sejenak: "Tapi pasti mereka bukan orang biasa, pasti menyimpan rahasia." 　　Shang Xin Ci tersenyum bagai bunga mekar: "Setiap orang punya rahasia, aku juga. Apakah yang punya rahasia pasti orang jahat? Dunia ini dipenuhi cahaya terang benderang. Selama masih tahu balas budi, sejahat-jahatnya tetap ada batasannya, bukan?" 　　"Walaupun begitu, aku tetap merasa mereka punya maksud tertentu. Mungkin sedang merencanakan konspirasi... Tunggu, aku tahu! Pasti mereka kaki tangan perampok. Menyusup ke kafilah untuk bekerja sama dengan pengikut jalan gelap merampok!" 　　“Ini juga tidak masuk akal.” Shang Xinzi menggelengkan kepala, "Sebagai mata-mata, seharusnya mereka lebih bersembunyi. Kenapa malah mencari sorotan di Gunung Bandit Monyet? Banyak yang merekrut mereka, mereka bisa gabung tim lain. Bukankah lebih mudah bersembunyi? Kenapa justru tetap di sini? Menurutku pasti ada kesulitan yang tak bisa diungkapkan. Kita sudah bantu mereka, mereka membalas kebaikan. Sekarang mereka ingin menyembunyikan status. Menurutku kita harus bantu mereka lagi..." 　　Zhang Zhu menggelengkan kepala sambil menghela napas: "Nona, kenapa kau selalu memikirkan orang lain? Harus tahu, hati untuk waspada terhadap orang lain itu wajib ada..." 　　"Paman Zhang Zhu." Shang Xinzi merenung, "Jika benar-benar dirampok, jangan sekali-kali bertaruh untuk mempertahankan barang. Barang hilang ya sudah, bukan masalah besar. Wasiat ibuku adalah agar aku membawa surat bukti ini ke Kota Shang untuk mencari seseorang. Tapi dia juga bilang, jika orang itu tak mau menerima kita, kita bisa hidup dari kekayaan ini." 　　zhuzhudao." "Ibu pergi terburu-buru, tidak sempat jelaskan jelas siapa orang yang harus dicari. Tapi menurutku, uang hanyalah benda luar. Ibu sudah tiada, Paman Zhang Zhu dan Xiaodie satu-satunya keluarga yang tersisa. Aku tak ingin melihat kalian celaka lagi." 　　"Nona, jangan pernah bicara seperti ini..." Zhang Zhu matanya berkaca-kaca, suaranya tersekat-sekat. 　　"Ayo lihat-lihat! Sutra Shenjia asli!" 　　"Berbagai anggur enak, silakan cicipi!" 　　"Satu Qi Jin Guang Gu, hanya 50 Batu Yuan!" 　　…… 　　Suara teriakan penjual bersahutan, kerumunan orang bergerak ramai di pasar darat yang dibangun sementara ini, menciptakan keriuhan yang meriah. 　　Setiap kali kafilah pedagang tiba, benteng itu seolah menyambut hari raya. 　　Bukan hanya kafilah yang berjualan, orang-orang dari Klan Jia Emas juga datang menawarkan barang dagangan. 　　Yang paling umum ditemui adalah patung atau peralatan emas dalam jumlah besar. 　　Panci, mangkuk, sendok sayur, serta patung manusia dan binatang dengan ukiran mendalam yang hidup, dipadukan batu mulia merah, hijau, kuning, biru, atau mutiara giok, semakin memperindah kemewahannya. 　　Di Gunung Emas yang memiliki keunggulan geografis ini, emas hampir bisa ditemukan di mana-mana. 　　Bahkan budak keluarga yang compang-camping sekalipun, mengenakan sedikit cincin emas atau kalung emas. 　　Banyak gadis memakai tusuk konde, anting, gelang yang berkilauan keemasan dengan sulaman indah. Mereka berkumpul dalam kelompok kecil, berceloteh riang memancarkan pesona tersendiri. 　　Adapun Gu Master dari Klan Emas, pakaian mereka secara umum mirip dengan di Gunung Qingmao: kaus pendek bagian atas, celana panjang bawah, sabuk, ikat kaki, dan sandal bambu berwarna "〖Biru〗"Gu Zhenren BABEmpat Puluh Tiga: Kesepakatan Orang Pintar". 　　Hanya saja ikat kaki sebagian orang menggunakan tali rami yang disisip benang emas. Sedangkan sabuk, ujung lengan baju atau ujung celana beberapa orang diberi tepi emas. Inilah ciri khas daerah Gunung Emas. 　　Pakaian Gu Master dari keluarga Nanjiang umumnya serupa. Untuk Gu Master jalan gelap, mereka mengenakan berbagai kostum aneh. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing melintas di tengah kerumunan orang, telah menemukan tiga empat orang dari perkampungan Jin, membeli beberapa susu sapi dan susu kambing. 　　Untuk memberi makan serangga gu tulang di rongga kosongnya, Fang Yuan telah mengerahkan segala upaya. Namun meski begitu, dua pertiga serangga gu tulang telah mati kelaparan. 　　"Kau membeli dalam jumlah besar seperti ini, tak takut ketahuan dan membongkar status?" Bai Ningbing menyatakan keraguan. 　　"Selama ini hanya penyamaran, pasti akan ada hari ketika terungkap. Aku sih tidak masalah, tapi celah pada dirimu terlalu besar." Fang Yuan melirik Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing langsung mengeluarkan suara |Hmph|Onomatope untuk ekspresi kesal. 　　Ia tahu di mana letak kelemahannya - yaitu gender aslinya. 　　Dulu di desa, bahkan nenek-nenek bisa melihatnya. Ciri fisik wanita dan pria berbeda, untuk menyamar diperlukan serangga gu khusus, sayangnya Bai Ningbing tidak memilikinya. 　　Meski memakai bumba longgar, topi jerami, muka dikapur hitam, dada dibalut ketat - seiring waktu tetap tidak bisa menghindari terungkapnya status. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Jadi daripada terus menyembunyikan, lebih baik kita bocorkan sebagian, membuat mereka merasa telah menembus banyak hal, mengira situasi dalam kendali mereka." 　　Membocorkan identitas adalah keharusan, bukan hal buruk. Untuk mendekati mereka, kita harus membuka status. Hanya begitu bisa dapat kepercayaan. 　　"Gu Zhenren" Fang Yuan mustahil mengaku terang-terangan, itu akan bertentangan dengan karakter yang selama ini diperankan, terlalu tidak natural. 　　"Hanya jika pihak sana yang aktif menemukan, lalu menguji, Fang Yuan malah bisa memanfaatkan kesempatan ini. Secara alami membuka beberapa hal." 　　Bai Ningbing tersadar: "Kalau begitu, kau sengaja menunggu mereka tahu. Lalu baru merespons?" 　　"Akhirnya kau pinter sekali." 　　"Hmph!" 　　Namun tiga hari berlalu. Reaksi dan pengujian yang ditunggu Fang Yuan tak kunjung datang. 　　Bai Ningbing akhirnya mendapat kesempatan mengejek Fang Yuan: "Rupanya kau juga bisa salah hitung." 　　Fang Yuan mendengus dingin, dalam hati menganalisis: "Dari ekspresi dan gerak-gerik Zhang Zhu bisa dilihat, dia sudah lama curiga. Sebelumnya tidak menguji, mungkin karena di jalan selalu ada bahaya, jadi menahan diri. Tapi sekarang kafilah mengandalkan Perkampungan Keluarga Jin. Sangat stabil, seharusnya ujian sudah datang. Kecuali..." 　　Dalam hati Fang Yuan, muncul wajah Shang Xin Ci. 　　"Benar-benar orang pintar, juga berani. Pasti dia. Yang menghentikan Zhang Zhu. Agak merepotkan, terlalu pintar juga tidak baik." 　　Fang Yuan menghela napas. 　　Kelembutan dan kebaikan Shang Xin Ci yang menyentuh hati, membuatnya agak meremehkan kecerdasan gadis itu. 　　Shang Xin Ci ingin mencapai kesepahaman diam-diam dengan Fang Yuan, kedua pihak pura-pura tidak tahu meski mengerti. Tapi tujuan Fang Yuan berbeda, kesepahaman ini malah jadi penghalangnya. 　　"Kalau begitu, aku harus lebih aktif." Setelah menyadari hal ini, Fang Yuan menghela napas, lalu aktif menemui Shang Xin Ci. 　　“Kau ingin bermitra denganku di 'New Century'?” Di dalam tenda, ekspresi terkejut terpancar di wajah Shang Xin Ci dan Zhang Zhu saat mendengar maksud Fang Yuan. 　　Aku tidak mencari mereka berdua, malah mereka yang datang menghampiriku. 　　Ini sedikit di luar perkiraan gadis itu. 　　Zhang Zhu dalam hati bergumam: "Akhirnya menunjukkan ekor rubahmu? Bermitra... Hmph!" 　　"Nona Zhang, jujur saja kami butuh Batu Yuan. Aku punya pengalaman di bidang perdagangan. Bagaimana kalau aku pinjam stok barangmu, laba Batu Yuan kita bagi 50-50?" Fang Yuan sedikit membungkuk, sikapnya tegas tapi sopan. 　　"Tak punya Batu Yuan, modal nol, mau cari untung dari pinjaman? Kau terlalu percaya diri!" Sorot mata dingin Zhang Zhu berkilat. "Apa jaminanmu bisa untung? Mengapa kami harus meminjamkan?" 　　"Dalam bisnis ada untung rugi. Tentu tak ada jaminan. Mungkin karena Nona Zhang orang baik yang mau meminjamkan. Jika perasaanku salah, anggap saja ini tak pernah terjadi." Senyum Fang Yuan mengembang. 　　Telinganya cacat sebelah, tubuhnya dipenuhi jejak luka bakar. Senyumnya terkesan mengerikan. 　　Tapi Shang Xin Ci menatap matanya. Dalam sorot itu ia melihat kepercayaan diri, ketegasan, dan kearifan strategis. Cahaya itu justru menciptakan pesona unik yang kontras dengan rupa fisiknya. 　　“Sungguh menarik, tampaknya ia juga menyadari kecurigaan kita. Jadi, ingin mencapai kesepahaman antar orang pintar denganku?” Tatapan Shang Xinci berkilauan. 　　Beberapa saat kemudian, dia tersenyum. 　　Cara komunikasi "terbuka" yang unik ini memberinya rasa aman yang tak terduga, sekaligus kesegaran. 　　“Jika bukan karenamu Heitu, barang-barangku mungkin tidak akan tersisa seperempat. Sudah lama dihancurkan monyet di Gunung Feihou. Karena kau punya ide ini, semua barang ini kuberikan padamu untuk dikelola.” Katanya. 　　Seandainya dayang Xiaodie ada di sini, pasti akan berteriak histeris. 　　Fang Yuan pura-pura terkejuk, lalu membungkuk mengucapkan terima kasih. 　　“Nona? Kau ini...” Setelah Fang Yuan meninggalkan tenda, Zhang Zhu akhirnya tak bisa menahan diri. 　　Shang Xinci mengedipkan mata nakal seperti anak kecil: “Bukankah ini menarik? Dengarkan kata-katanya tadi, belum mulai bisnis sudah minta bagi hasil 50-50. Nada bicaranya seolah pasti bisa menghasilkan uang...” 　　“Hmph, pria kasar seperti dia, bakat apa yang dimilikinya?” Zhang Zhu mendengus sinis, “Kalau soal kecerdasan bisnis, siapa yang bisa menandingimu nona? Bertahun-tahun nona mengelola bisnis keluarga hingga berkembang pesat. Aku masih jelas terbayang. Jika bukan karena kedengkian orang-orang Zhang...” 　　“Sudahlah, untuk apa mengungkit masa lalu. Karena Paman Zhang juga mengakui bakatku, seharusnya percaya padaku. Sekalipun Heitu menghancurkan semua barang ini, aku bisa membangun dari nol lagi, bukan?” Kata Shang Xinci. 　　“Tentu saja!” Zhang Zhu berkata dengan tegas.(Bersambung.) BABKeempat Puluh Empat: Daging Gemuk yang Dihidangkan di Depan Mulut 　　; 　　“Barang sebanyak ini tidak murah, o.... Paling tidak butuh 50.000 Batu Yuan.” Gu Master dari Perkampungan Jin mengamati Fang Yuan dengan tatapan curiga. 　　Setelah mendapat izin dari Shang Xin Ci, Fang Yuan segera menghubungi beberapa Gu Master klan Jin. Orang di depannya ini sudah yang keenam. 　　“Aku tidak punya Batu Yuan.” Fang Yuan menggelengkan kepala, “Tapi aku bisa menukar barangku dengan barangmu.” 　　“Barter?” Gu Master sedikit mengangkat alisnya, tidak terlalu terkejut. Barter memang hal biasa, terutama sering terjadi dalam kafilah dagang. 　　Bagi dia, selama selisih nilainya tidak terlalu besar, barter tidak akan merugikan. 　　“Lalu barang apa yang mau kau tukarkan?” 　　Fang Yuan segera membawanya untuk melihat barang secara langsung. 　　Gu Master klan Jin mengerutkan alis: “Harga pasar barangmu justru lebih murah dibanding milikku.” 　　“Tapi di Gunung Emas ini, kau bisa menjualnya dengan harga bagus, bukan?” Fang Yuan tersenyum. 　　Alis Gu Master Jin semakin berkerut: “Kalau harganya terlalu tinggi, tidak akan laku.” 　　“Ya pelan-pelan saja dijual, pasti ada hari ketika habis. Kelangkaan meningkatkan nilai, saat itu kau bisa duduk di rumah sambil tenang menerima uang.” Fang Yuan tersenyum tipis. 　　Gu Master tertawa terbahak, semua perkataannya tadi hanyalah taktik menekan harga, padahal dalam hati sudah Byur bergejolak. 　　"Kau cukup baik. Meski hanya orang biasa, sikapmu tidak rendah diri maupun sombong. Aku punya tiga toko, apa kau tertarik membantuku? Akan kuberikan status pemilik toko! Upah bisa dirundingkan." Gu Master menepuk bahu Fang Yuan. 　　Fang Yuan menolak dengan halus, membuat Gu Master agak menyesal. 　　"Hei Tu, kau sedang main apa o!" Setelah transaksi ini selesai, Xiao Die berlari mendekat dengan tatapan dingin. 　　"Kau berani menukar semua barang Nona? Mau apa kau? Kau ini terlalu berani!" Xiao Die menghentakkan kaki marah, "Tahukah kau, barang-barang ini sudah melalui seleksi ketat (jing) Nona. Jika dikirim ke Kota Shang, harganya bisa dua kali lipat! Cepat, kembalikan!" 　　Wajah Fang Yuan menjadi dingin: "Nona kalian sudah meminjamkan semua barang ini padaku. Artinya, barang-barang ini milikku. Ya... Apa masalahnya jika aku mengurus barangku sendiri?" 　　Tatapan Fang Yuan menyapu Xiao Die, cahaya dingin berkilat di matanya. 　　Xiao Die langsung gemetar, merasakan jantungnya berdebar kencang. 　　Fang Yuan memutuskan untuk memperlihatkan lebih banyak, ini pertama kalinya dia tidak menunjukkan ekspresi baik (sè) pada Xiao Die. 　　Xiao Die yang biasanya pandai bicara, kini merasakan dingin menyusup dalam hatinya: "Kau, kau... Aku akan lapor pada Nona, kau tunggu saja!" 　　Ia berusaha menyembunyikan perasaannya, namun masih terlihat panik saat berlari pergi. 　　Laporannya tentu tidak mengganggu Fang Yuan sedikit pun. 　　"Namun, para budak rumah tangga yang dibawa Shang Xin Ci juga memiliki pandangan terhadap tindakan Fang Yuan ini. Banyak yang diam-diam membicarakan, menganggap Hei Tu ini sudah gila." 　　"Fang Yuan mengetahui nilai asli barang-barang tersebut, ini membuatnya menyadari bakat bisnis Shang Xin Ci." 　　"Tapi bagaimanapun ini adalah perjalanan dagang pertama sang gadis. Bakat memang ada, tapi pengalaman masih jauh kurang. Berdagang keliling bukan sekadar mengangkut barang ke tujuan akhir dan mengambil selisih harga." 　　"Ahli dagang sejati adalah mereka yang menghasilkan keuntungan sepanjang perjalanan. Menggunakan tatapan tajam untuk menemukan peluang bisnis tepat waktu; Menguasai produk khas setiap gunung dan kebutuhan keluarga besar; Membangun jaringan hubungan yang serba menguntungkan." 　　"Tentu saja, tuntutan ini terlalu tinggi untuk Shang Xin Ci. Bagaimanapun usianya baru 16 tahun tahun ini, meskipun berbakat, tetap saja masih gadis muda yang hijau." 　　"Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan menghabiskan hampir seratus tahun berbisnis. Pernah bergabung dengan kafilah, menjabat sebagai pemimpin. Membuka toko hingga kedai perjudian batu. Bahkan menyelenggarakan lelang." 　　"Dalam hal pengalaman dan pandangan, para pemimpin dan wakil kafilah itu bahkan tidak layak mengangkat sepatu Fang Yuan. Apalagi Shang Xin Ci yang baru mulai berdagang." 　　"Jarak ke Gunung Shangliang masih cukup jauh. Jika aku fokus sepenuhnya dalam cāo zuo, setidaknya bisa meningkatkan nilai kargo ini 7-8 kali lipat!" 　　"Kelipatan seperti ini sudah sangat luar biasa. Lebih tinggi lagi, Fang Yuan sudah tidak mampu. Dengan berbagai keterbatasan realistis dunia ini, 7-8 kali lipat sudah termasuk tingkat tertinggi." 　　"Tentu saja, jika menggunakan cara tidak sah, bukan tujuh delapan kali lipat, bahkan tujuh puluh delapan kali lipat pun mudah." Memikirkan ini, Fang Yuan teringat puisi pengantar dari Bumi -〖Mematuhi hukum hari demi hari resah, Orang kuat malam demi malam bersenang-senang, Merugikan orang menguntungkan diri naik kuda bagal, Jujur adil kelaparan.〗〖Memperbaiki jembatan buta mata, Membunuh membakar banyak anak, Kutanya Buddha di Barat, Buddha berkata: Aku juga tak bisa!〗 　　Ha ha, yang disebut sistem dan hukum, semuanya untuk menindas massa, membatasi yang lemah. 　　Di dunia manapun, prinsipnya tetap yang kuat memangsa yang lemah! 　　Karena itu, bahkan di era hukum, banyak pejabat mencari celah sistem untuk lolos dari sanksi. Apalagi di dunia Gu Master yang terpecah belah ini yang mengandalkan kekuatan nyata? 　　Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan susah payah membangun usaha dengan kekayaan hampir sepuluh juta dan industri tak terhitung. Tapi ditelan mentah-mentah oleh orang kuat, hingga jatuh miskin dan terlunta di jalanan. 　　Selama lebih dari empat ratus tahun setelahnya, ia selalu bersyukur memiliki pengalaman ini! 　　Berterima kasihlah pada penderitaan, ia mengajarkan kebenaran! 　　Pengalaman inilah yang membuka matanya,〖segala belenggu kerangka berpikir dari cucian otak di Bumi〗 hancur berantakan. 　　Kebutaan manusia seringkali bukan karena pemandangan di depan mata, tapi belenggu dalam hati. 　　Bagi Fang Yuan, jika berpegang pada moral bisnis sebagai pedagang resmi, keuntungan maksimal hanya tujuh delapan kali lipat. 　　Jika menggunakan sedikit cara curang sebagai pedagang nakal, bisa mencapai belasan kali lipat. 　　"Jika melalaikan tugas dan melakukan penipuan besar-besaran sebagai pedagang licik, keuntungan bisa puluhan kali lipat." 　　"Jika langsung merampok dan membunuh, bahkan tak perlu modal. Bisnis tanpa modal selalu paling menguntungkan!" 　　Tapi Fang Yuan saat ini berdagang dengan tujuan lain. Karenanya, cara-cara ilegal sama sekali tidak digunakan. Ini membuatnya agak terikat. 　　Namun, tepat di malam sebelum kafilah berangkat, seorang Master Gu dari Klan Jin diam-diam menghampirinya. 　　"Ada transaksi bawah tanah, tertarik?" Master Gu ini adalah salah satu yang pernah bertransaksi dengan Fang Yuan sebelumnya. 　　Awalnya Fang Yuan tidak tertarik, tapi setelah setengah cangkir teh, ia mengubah pikiran. 　　"Kau bilang ada yang mau jual rumput krisan emas?" Hatinya dipenuhi keheranan, bahkan meragukan pendengarannya sendiri. 　　Rumput krisan emas bagi Klan Jin tak tergantikan oleh bahan lain, merupakan material strategis vital. Hanya dengan bahan tambahan ini mereka bisa menyatukan Golden Silkworm Gu dalam jumlah besar. Sekarang ada yang mau menjualnya? 　　Dalam ingatan Fang Yuan, persenjataan besar-besaran Golden Silkworm Gu tingkat tiga inilah yang membuat Klan Jin semakin kuat, hingga menghancurkan Klan Huang dan mendominasi wilayah. 　　"Tunggu, Klan Huang masih eksis. Artinya Klan Jin belum melengkapi formula rahasia Golden Silkworm Gu yang cacat? Tapi tidak mungkin, di timeline ini seharusnya mereka sudah menemukan petunjuk. Kalau tidak, kenapa menanam rumput krisan emas dalam jumlah besar?" Pikiran Fang Yuan berkelebat cepat. 　　Ia sengaja menguji: "Barangku hampir habis ditukar. Rumput Kanzan adalah bahan yang kurang populer, meski langka, tapi jarang dibutuhkan..." 　　Begitu melihat tanda-tanda penolakan dari Fang Yuan, sang Gu Master langsung panik: "Masalah harga bisa kita bicarakan, mari bernegosiasi baik-baik." 　　Tatapan Fang Yuan berkilat, tampaknya lawannya sangat terdesak. Ia pun mencoba terus menekan harga. 　　Setelah beberapa putaran tawar-menawar, harga Rumput Kanzan terjun bebas hingga menyedihkan. 　　Wajah Gu Master di seberang pucat-sè, ekspresinya muram, suaranya kesal: "Kau menang, harga segini saja, setuju?" 　　Harga yang ditekan ini jauh di bawah biaya budidaya Rumput Kanzan sendiri. Jika dijual, bisa dibilang darah tak kembali. 　　Gu Master Keluarga Jin juga paham hal ini, dalam hatinya terasa seperti ditusuk pisau. 　　Fang Yuan tahu ini sudah batas, tapi ia menggeleng: "Harga ini terlalu rendah. Sejujurnya, sikapmu seperti ini membuatku sulit percaya o." 　　Gu Master Keluarga Jin langsung memaki: "Dasar pembunuh! Harga jelas-jelas kau yang tekan, sekarang malah mengeluh terlalu rendah?" 　　Fang Yuan membuka kedua tangannya: "Tadi kau sendiri bilang ini transaksi gelap tanpa bukti. Bagaimana jika kau jual barang palsu? Besok kafilah sudah berangkat. Sekalipun dirugikan, aku tetap harus pergi." 　　“Kau curiga ya...” Gu Master Klan Jin mulai mereda amarahnya, "Barangnya jangan kau khawatirkan, 100% asli. Sebenarnya ini dijual diam-diam oleh young master keluarga kami." 　　Di mata Fang Yuan, kilatan jing menghilang seketika. Percakapan ini akhirnya berhasil mengorek informasi berguna. 　　Ia pura-pura terkejut: "Young master kalian yang mencuri?" 　　"Tanaman Golden Hair Grass ini sebenarnya kesukaan kepala suku, sengaja ditanam tiga mu. Memang kepala suku kami punya hobi unik. Jadi tak perlu khawatir, ini bukan barang penting. Anak menjual barang bapaknya, paling-paling hanya dimarahi kalau ketahuan." Kata Gu Master itu. 　　Mendengar ini, Fang Yuan langsung paham dalam hati. 　　Rupanya begitu! 　　Klan Jin terus berupaya memperbaiki formula Gu Ulat Emas yang cacat. Kini mereka sudah menemukan petunjuk, mengetahui pentingnya xing Golden Hair Grass, lalu menanam tiga mu. 　　Tapi untuk mencegah perhatian dari Klan Huang dll, informasi ini dibatasi hanya di kalangan manajemen keluarga. Bahkan young master tak tahu, mengira Golden Hair Grass cuma ditanam untuk hobi kepala suku. 　　Masa budidaya Golden Hair Grass sangat panjang, umumnya butuh empat tahun yin dari tunas sampai matang. 　　Dalam ingatan, setahun kemudian Klan Jin melancarkan serangan. Gu Ulat Emas tingkat tiga sangat mematikan, menghancurkan Klan Huang dan menguasai Gunung Emas sendirian. 　　"Jika tiga mu ladang Bunga Emas ini tidak ada, dan pasaran juga tidak bisa menyediakan jumlah sebanyak ini. Maka Keluarga Jin yang ingin menghancurkan Keluarga Huang, mungkin harus menunda beberapa tahun yin lagi." 　　"Jelas terlihat, Bunga Emas ini benar-benar barang panas!" 　　"Kalau benar-benar membelinya, sama saja menusuk sarang lebah milik Keluarga Jin." 　　"Orang biasa pasti akan menghindar, tapi Fang Yuan justru melihat keuntungan besar di baliknya." 　　"Daging gemuk ini, meskipun masih panas membara, sudah diantar sampai mulut, mana mungkin tidak dimakan?" 　　"Sebenarnya, meskipun Fang Yuan memiliki Teratai Ajaib, kebutuhan akan Batu Yuan masih ada, dan kebutuhan ini cukup besar." 　　"Di Kota Shang, dia harus membeli serangga gu yang membutuhkan banyak Batu Yuan. Hanya mengandalkan akumulasi harian dari Teratai Ajaib, tidak hanya merepotkan tapi juga jauh dari cukup." 　　"'Pewaris itu jelas seorang pemboros. Mungkin biasa dimanjakan kepala suku, mungkin baru-baru ini punya utang, sedang kekurangan uang, lalu mengincar Bunga Emas. Hehehe...'" 　　"Memikirkan ini, Fang Yuan tak bisa menahan tawa." 　　"Memakan daging gemuk ini tidak hanya membantu pembelian serangga gu, tapi juga memberi kesan mendalam pada Shang Xinci. Ini hal menguntungkan dua arah." 　　"Gu Master Keluarga Jin melihat senyum Fang Yuan, ikut tersenyum: 'Kalau begitu, kau setuju?'" 　　"'Tentu.' Fang Yuan menatapnya, transaksi ini jika berhasil, pasti membuat orang ini celaka." 　　“Tapi nasib sialnya, apa urusanku?” Fang Yuan sekarang memikirkan bagaimana cara menelan daging gemuk ini tanpa melukai mulutnya. BABKeempat Puluh Lima: Hampir seperti Pemerasan 　　; 　　Saat fajar menyingsing, cahaya keemasan mulai mengintip di ufuk timur. 　　Embun pagi mengkristal di dedaunan. Pasar sementara di perkampungan Jin sedang dibongkar. Tenda-tenda dilipat, karpet lapak digulung satu per satu. Barang-barang dibungkus dan dimuat kembali. 　　Setelah bermalam beberapa hari di perkampungan Jin, kafilah dagang bersiap melanjutkan perjalanan. 　　Bagi para pedagang, berapa pun barang yang terjual atau terakuisisi, keuntungan tetap ada. Meski wajah mereka tampak lelah, senyum kepuasan tak bisa disembunyikan. 　　Namun wajah Xiao Die justru muram tak karuan. 　　“Nona, tadi aku memeriksa barang. Hei Tu hampir menukar semua barang kita. Aku bahkan melihat tiga gerobak penuh rumput Jinzancao!” 　　“Jinzancao?” Shang Xinzi mengerutkan alisnya yang indah. 　　Xiao Die mengguncang-guncang lengan majikannya dengan geram. “Bahkan orang bodoh sepertiku tahu rumput itu tak laku dijual! Tapi dia malah menukar banyak sekali. Nona, si Hei Tu ini benar-benar memberontak!” 　　Shang Xinzi menepuk tangan gadis pembantunya. “Tenang, Xiao Die. Barang itu pasti ditukar semalam tanpa sepengetahuanku. Tapi untuk manusia biasa, prestasinya sudah lumayan.” 　　"Nona, mengapa kau membelanya? Aku juga melakukan ini untuk kebaikanmu. Barang-barang ini memang milik kita, mengapa harus dibiarkan dihabisi orang luar? Yang penting dia tak mampu mengganti rugi! Tuan Zhang Zhu, mengapa Tuan tidak menasihati Nona..." Xiao Die merengut. 　　Zhang Zhu di samping menghela nafas: "Nona, kata-kata Xiao Die ada benarnya. Sebelumnya kita meminjamkannya untuk mengujinya. Sekarang kita sudah tahu isi hatinya, mengapa masih membiarkannya bermain-main? Kami semua percaya kemampuan Nona, tapi kerugian yang bisa diminimalkan, mengapa tidak diusahakan? Nanti saat tiba di Kota Shang, kita bisa sedikit lebih ringan berjuang." 　　"Ini..." Shang Xin Ci merenung dalam diam, sebagai sosok yang masih muda, matanya menyiratkan keraguan. 　　Sebelumnya dia merasa pertukaran komoditas oleh Fang Yuan masuk akal. Tapi soal rumput hiasan emas ini... 　　Menukar begitu banyak rumput hiasan emas jelas merupakan kesalahan terbesar. 　　Meski mudah disimpan, permintaan rumput hiasan emas sangat minim, sulit terjual. Menimbun sebanyak ini cepat atau lambat akan jadi busuk. Pada akhirnya terpaksa dijual murah, bisa dipastikan merugi. 　　"Apakah Nona adalah Zhang Xin Ci?" Tiba-tiba seorang pria paruh baya Gu Master yang berkeringat, terlihat panik, berlari kecil menghampiri Shang Xin Ci. 　　Sabuknya terdapat plat besi, menandakan dia Gu Master tingkat dua. 　　Shang Xin Ci tersenyum: "Benar, ini hamba. Ada yang bisa saya bantu?" 　　Pria itu menyatukan tinju: "Saya pengawal pribadi Kepala Suku, atas perintah beliau, ada permohonan yang agak sulit." 　　"Oh? Silakan." 　　“Tuan kemarin malam seharusnya telah mengakuisisi sejumlah besar rumput jepun emas. Asal usul masalah ini adalah: Yang Mulia Kepala Suku kami sangat mencintai rumput jepun emas, sehingga membiakkan beberapa untuk dinikmati. Namun putra muda diam-diam menggali dan berdagang tanpa sepengetahuan kepala suku. Kini kepala suku telah menahan putra tersebut dalam tahanan kamar. Sekaligus ingin menebus rumput jepun emas yang dijual kepada Nona, memohon Nona sudi melepaskannya.” 　　Gu Master pengawal pribadi berbicara sopan namun lembut namun tegas, menunjukkan sikap teguh. 　　“Nona...” Wajah Zhang Zhu berkerut, tak kuasa mengingatkan. 　　Gu Master pengawal ini mewakili kepala suku Klan Emas. Masalah ini bisa berkembang besar atau kecil, penanganan yang buruk akan berakibat serius. 　　Shang Xin Ci melirik Zhang Zhu, mengangguk tanda paham: “Perasaan Yang Mulia Kepala Suku sepenuhnya kumengerti. Sebenarnya aku juga pencinta bunga, rumput jepun emas pasti akan kuserahkan seluruhnya pada klan Anda, tidak menyisakan satu pun.” 　　“Nona begitu bijaksana, sungguh menggembirakan.” Wajah Gu Master pengawal berubah lega, tersenyum. 　　Shang Xin Ci melanjutkan: “Transaksi ini ditangani oleh seorang bawahanku. Akan kupanggil dia kemari.” 　　Fang Yuan sejak tadi diam-diam mengawasi situasi di sini. 　　“Hei Tu, kau ada masalah. Nona memanggilmu,” Xiao Die datang memanggilnya. 　　Fang Yuan menghadap pengawal, menyusun tangan dalam salam: “Aku yang bertanggung jawab atas perdagangan akuisisi rumput jepun emas. Konon klan Anda ingin membelinya kembali?” 　　Gu Master pengawal melihat yang datang ternyata bukan Gu Master melainkan manusia biasa, setelah terkejut, wajahnya menunjukkan sedikit cibir dan kesombongan. 　　Ia mendengus lewat hidung: "Benar. Manusia biasa, bersukacitalah. Yang Mulia Kepala Suku bermurah hati, bersedia membeli kembali tiga gerobak rumput tusuk emasmu dengan 3.000 Batu Yuan." 　　"Sebanyak itu?" Di samping, Xiao Die terkejut, matanya memancarkan kegembiraan yang jelas. 　　Alis Zhang Zhu yang berkerut perlahan mulai melonggar. Tiga ribu Batu Yuan, sepertinya dihitung berdasarkan harga pasar tertinggi rumput tusuk emas, menunjukkan ketulusan kepala suku keluarga Jin. 　　Tapi Fang Yuan menggelengkan kepala: "Rumput tusuk emas sangat berharga. Hanya menawar 3.000 Batu Yuan untuk membelinya kembali, bukankah ini menunjukkan kurangnya ketulusan?" 　　Pengawal pribadi segera mengerutkan alis: "Apa? Menurut harga pasar rumput tusuk emas, paling tinggi segitu. Manusia biasa, berdasarkan harga apa kau membelinya?" 　　Fang Yuan mengusap hidungnya: "Jangan bicara harga akuisisi. Kita semua pebisnis, wajar membeli rendah dan menjual tinggi. 3.000 Batu Yuan terlalu sedikit, tidak akan kujual!" 　　"Kau!" Pengawal itu menggigit giginya, mengulurkan telapak tangan dengan lima jari terbuka, "Baiklah, tambah 2.000 Batu Yuan lagi, total 5.000 Batu Yuan!" 　　Xiao Die terbelalak tak percaya. Matanya menatap lima jari yang diulurkan pengawal itu, wajahnya segera memerah karena antusias. 　　"5.000 Batu Yuan? Kau yang bilang sendiri, tidak boleh menyesal!" Dia hampir melompat kegirangan, tak menyangka perkembangan ini. Fang Yuan sudah mendapat untung besar. 　　Tapi Fang Yuan tetap menggelengkan kepala. 　　Pengawal pribadi wajahnya berubah dingin, mengancam: "Manusia biasa, tidakkah kau merasa serakah? Rumput Kanzan Emas ini sejak awal adalah milik kaum kami. Transaksi diam-diam kalian sudah melanggar aturan. Tanpa bukti transaksi, bahkan bisa kukatakan kalian mencuri Rumput Kanzan!!" 　　Kemarahan pengawal pribadi membuat Zhang Zhu jantungnya berdebar, ia menoleh ke Fang Yuan: "Kalau bisa dijual, lebih baik jual saja." 　　Fang Yuan tertawa terbahak: "Kau jual aku beli, ini urusan suka sama suka. Apalagi ini dijual langsung oleh pangeran muda kalian. Jika tetap dibilang pencurian, aku juga tak bisa berbuat apa. Keluarga Jin berkuasa, boleh saja menindas yang lemah dan merampas kembali. Nah, barangnya ada di sana, silakan ambil paksa. Tapi sepengetahuanku, yang membeli Rumput Kanzan bukan cuma aku. Banyak pihak terlibat, apa keluarga Jin akan merampas semua?" 　　Fang Yuan sudah mengantisipasi situasi ini, makanya semalam hanya membeli sebagian besar. Sisa Rumput Kanzan dijual Gu Master ke pihak lain. 　　"Kau!" Pengawal pribadi mengamuk, tapi terjebak retorika Fang Yuan, hanya bisa mengatupkan gigi. 　　Jarinya menuding Fang Yuan: "Toko kau yang beli paling banyak, anak muda brengsek, kau sengaja mempermalukanku?" 　　"Tentu bukan maksudku. Aku hanya ingin menyelesaikan transaksi ini." Fang Yuan bersedekap sopan. 　　"Hmph, sudahlah! Tambahkan dua ribu Batu Yuan lagi, total tujuh ribu! Manusia, bawa semua Rumput Kanzan yang kau beli!" bentak pengawal. 　　"Hei Tu, lebih baik kita jual saja. Dalam bisnis, keharmonisan mendatangkan kekayaan." Shang Xin Ci juga tak tahan tekanan ini. 　　"Kalau Nona sudah berkata begitu..." Fang Yuan mengangguk, lalu langsung mengubah nada bicara, "Aku akan mengalah. Delapan ribu Batu Yuan, kalian bisa menebus semua Golden Hair Grass yang ada di tanganku." 　　Begitu kata-katanya meluncur, Shang Xin Ci dan yang lain tertegun. 　　Pengawal pribadi baru sadar, amarahnya meluap: "Apa? Brengsek kau!!" 　　Senyum mengembang di wajah Fang Yuan: "Dalam bisnis, bicara bisnis. Tolong Tuan Gu Master jangan marah. Sebenarnya awalnya aku ingin menjual seharga sepuluh ribu Batu Yuan. Jika Tuan tidak berwenang memutuskan, bagaimana kalau aku berunding langsung dengan Kepala Suku kalian?" 　　"Tak perlu!" Pengawal itu mengibaskan tangan, memandang Fang Yuan dengan jijik, "Manusia biasa sepertimu apa haknya bertemu Yang Mulia Kepala Suku? Cepat pergi ambil barang! Perbuatanmu yang memanfaatkan kesulitan orang akan kuingat. Hmph!" 　　Perkataan ini jelas menyetujui kenaikan harga yang diajukan Fang Yuan. 　　Tak lama kemudian, transaksi pun selesai. 　　Dengan barang senilai kurang dari lima ratus Batu Yuan, hanya melalui satu malam dan proses jual-beli sederhana, Fang Yuan meraup keuntungan delapan ribu Batu Yuan. 　　"Nona, dua peti penuh Batu Yuan!" Xiao Die tersenyum bahagia. Sepanjang proses transaksi, ia gemetar ketakutan. Kini melihat Batu Yuan, semua terasa sepadan. 　　Tatapannya pada Fang Yuan pun berubah. 　　"Apa kau sudah tahu sebelumnya? Ah tidak, mungkin cuma kebetulan seperti kucing buta menemukan tikus mati!" Ia mengamati Fang Yuan dari ujung kepala hingga kaki, memberikan evaluasi. 　　“Berbuat seperti ini akan membuat marah keluarga Jin, hanya delapan ribu Batu Yuan rasanya tak sepadan.” Zhang Zhu terus-menerus mengerutkan alis, ia memandang Fang Yuan dengan sedikit ketidaksukaan dan menasihati, "Ke depannya jangan lagi mengambil risiko seperti ini." 　　Fang Yuan tersenyum tipis, berbalik memandang Shang Xin Ci: "Sesuai perjanjian awal, separuh dari delapan ribu Batu Yuan ini milik nona. Bagianku mohon disimpan oleh nona." 　　…… 　　"Sudah semua beres?" Kepala Suku keluarga Jin berdiri di lereng bukit, memandang jauh ke arah kafilah yang perlahan menjauh. 　　Seorang sesepuh keluarga berdiri di sampingnya, melapor: "Benar, Kepala Suku. Rumput Jinzhan yang dijual sudah dibeli kembali. Namun keluarga Zhang memanfaatkan situasi untuk memeras, sungguh keterlaluan." 　　Kepala Suku keluarga Jin mengangkat alis: "Oh? Ceritakan detailnya." 　　Sang sesepuh keluarga pun menjelaskan secara rinci. 　　Kepala Suku keluarga Jin terkekeh: "Cuma delapan ribu Batu Yuan, tak perlu dipusingkan. Tapi nona keluarga Zhang itu cukup cerdik, mengorbankan budak biasa sebagai tameng untuk menguji, biarlah dia dapatkan uang itu." 　　"Yang Mulia, hamba khawatir apakah keluarga Zhang sudah mengetahui rahasia kaum kita, sehingga berani memeras?" 　　"Hehehe, jangan berprasangka. Jika mereka tahu betapa pentingnya Rumput Jinzhan bagi kami, mana mungkin hanya memeras delapan ribu? Pasti akan membeli semua atau tidak sama sekali. Tapi untuk jaga-jaga, kirimkan beberapa Gu Master untuk mengawasi mereka sampai keluar dari wilayah Pegunungan Emas. Periksa apakah ada yang menyelinap ke Perkampungan Huang. Jika ada, bunuh di tempat!" 　　Saat mengucapkan ini, aura pembunuhan dari Kepala Suku keluarga Jin menyemburat nyata. 　　Sesepuh keluarga dalam hatinya gemetar: "Siap, Yang Mulia Kepala Suku!" 　　Memandang sekali lagi ke Gunung Emas di belakang, Fang Yuan memutar kepala. Senyum mengembang di bibirnya. 　　Tak jauh, di dalam kereta kuda, Shang Xin Ci membuka tirai jendela. Pandangannya menancap di punggung Fang Yuan. Cahaya berkilauan di mata indahnya, entah apa yang dipikirkannya. (Bersambung) BABKeempat Puluh Enam: Tingkat Dua Tinggi 　　; 　　Kafilah berjalan ke barat, melintasi gunung dan lembah...: 　　Dua minggu kemudian, Fang Yuan dkk tiba di Gunung Hunmu yang yin sepi dengan bayangan pohon kering. Ia menjual habis setengah barang rampokan, membeli banyak kayu khas. 　　Lebih dari 20 hari kemudian, mereka tiba di Gunung Juyu. 　　Di Gunung Juyu, permukaannya penuh lubang-lubang besar bekasan tetesan hujan. 　　Di sini saat hujan, setiap tetes sebesar tempayan anggur dengan gaya bentur dahsyat. Karena itu, Perkampungan Tong dibangun di rongga gunung. Jika dibangun di permukaan, beberapa kali hujan saja akan hancur. 　　Di Perkampungan Tong, lentera minyak emas yang dibeli Fang Yuan dari Gunung Emas sangat laris. 　　Selama bermukim, turun tiga kali hujan. Fang Yuan mengumpulkan banyak Tetesan Hujan Minyak Biru sebagai bahan tambahan serbaguna. 　　Tetesan raksasa ini menjadi bencana bagi Perkampungan Tong yang memaksa mereka hidup di dalam gunung, sekaligus bahan langka andalan perdagangan mereka. 　　Setelah meninggalkan Gunung Juyu, kafilah tiba di Gunung Fangzhuan. 　　"Batu-batu di gunung ini sangat unik. Setiap batu berbentuk seperti batu bata, hanya berbeda ukuran, ada yang besar dan kecil, tebal dan tipis." 　　Keluarga Dafang telah hidup di Gunung Fangzhuan selama ribuan tahun, merupakan keluarga besar. 　　Tempat tinggal mereka jauh lebih baik dibanding Benteng Tong, seluruhnya berbahan batu dan genteng. Sekeliling benteng dibangun tembok tinggi, di dalamnya ada menara pengawas, di luar terdapat baluarti. 　　Fang Yuan ingat di Keluarga Dafang ada seorang sesepuh keluarga eksentrik yang menyukai ukiran kayu. 　　Setelah menghubunginya, semua kayu hantu dengan bentuk aneh dan eksotis yang dia beli di Gunung Hunmu langsung diborong oleh sesepuh ini. 　　Begitulah perjalanan dagang ini, di bawah operasi Fang Yuan, barang dagangan Keluarga Zhang bertambah dan berkurang. Namun setiap perubahan selalu menghasilkan keuntungan besar. 　　Karena sering terjadi, hal ini secara alami menarik perhatian pihak lain. 　　Fang Yuan mengalihkan semua tanggung jawab ke Shang Xin Ci, bakat bisnis Shang Xin Ci pun mulai terkenal. 　　Waktu berlalu, setelah melewati empat benteng lagi, kafilah perlahan mendekati Gunung Xiaoyue. 　　Malam ini, kafilah berhenti di bawah tebing curam dan mendirikan perkemahan sementara. 　　"Kita sudah memasuki wilayah Gunung Xiaoyue. Rute selanjutnya adalah pegunungan liar penuh serangga dan binatang buas, bahkan tidak ada desa. Mulai malam ini, semua harus waspada." Pimpinan Keluarga Jia mengingatkan. 　　Wakil pemimpin dari setiap keluarga di dalam tenda mengangguk kompak. 　　Cahaya berkilauan di mata Shang Xin Ci. 　　“Jalur dagang ini sampai sekarang, adalah bagian paling berbahaya. Setelah melewati bagian ini, kita bisa sampai di Gunung Darah Air Mata, lalu melalui beberapa benteng, akhirnya tiba di Kota Pedagang Gunung Shang Liang.” 　　“Baik, selanjutnya atur posisi pertahanan minggu ini.” Pemimpin Keluarga Jia melanjutkan. 　　Setengah Shichen kemudian, semua orang selesai berdiskusi dan berduyun-duyun keluar dari tenda. 　　Zhang Zhu menyambut: “Nona, makan malam sudah siap. Hari ini tetap mengundang Hei Tu dan Bai Yun untuk makan bersama?” 　　“Tentu saja.” Shang Xin Ci mengangguk, “Aku juga ingin meminta nasihatnya tentang pengalaman perjalanan dagang selama jamuan.” 　　Beberapa hari terakhir, Fang Yuan lebih banyak untung daripada rugi, memutar-mutar barang dagangan hingga mendapat keuntungan 5-6 kali lipat. Membuat Shang Xin Ci, Zhang Zhu, dan Xiao Die – tiga orang yang tahu rahasia ini – tercengang. 　　Sesuai perjanjian, Fang Yuan menyerahkan separuh hasilnya kepada Shang Xin Ci. Tapi di hati Shang Xin Ci, Batu Yuan biasa mana bisa menandingi pengalaman dan wawasan bisnis Fang Yuan. 　　Dia tidak punya bakat kultivasi, hanya manusia biasa. Berdagang adalah kemampuan yang paling ia banggakan. 　　Namun di bidang yang paling ia banggakan ini, kekuatan yang ditunjukkan Fang Yuan membuat Shang Xin Ci harus mengakui: dirinya jauh kalah dibanding Fang Yuan! 　　Banyak keputusan yang tampak absurd, dalam transaksi berikutnya justru menunjukkan hasil yang luar biasa. 　　Shang Xin Ci bukan tipe yang mudah menyerah. Setelah menyadari perbedaan antara dirinya dan Fang Yuan, setiap hari ia mengundang Fang Yuan. 　　Beberapa kalimat petunjuk dari Fang Yuan bisa memberinya manfaat besar. 　　Dalam hal berdagang, bakatnya luar biasa. Seperti Spons menyerap air, ia tumbuh dengan cepat. 　　Semakin banyak berkomunikasi dengan Fang Yuan, dia semakin mengaguminya. 　　"Ah, Nona, kau harus berhati-hati. Kedua orang ini jelas punya kisah tersembunyi, bukan orang biasa." Zhang Zhu menghela napas, matanya memancarkan ekspresi wajah-sè yang khawatir. Ia takut Shang Xinzi semakin terjerumus. 　　"Tenanglah, Paman Zhang Zhu. Aku tahu batasan." Memang Shang Xinzi adalah gadis bijaksana. Dia tidak pernah membahas aspek lain dengan Fang Yuan, hanya terbatas pada urusan bisnis. Pembicaraannya tepat sasaran, tidak pernah berbelit-belit. 　　Menurutnya, Fang Yuan dan Bai Ningbing meskipun misterius, tapi tidak berbahaya. 　　Fang Yuan berbisnis dengan cara-cara resmi, tidak pernah ingkar janji. Setiap keuntungan dibagi lima-lima persen dengan Shang Xinzi. Perilaku seperti ini secara tak terlihat memberi Shang Xinzi rasa aman lebih besar. 　　Tapi jamuan makan malam kali ini ditolak oleh Fang Yuan. 　　"Hari ini aku merasa agak lelah, tidak akan pergi." Ia mengibaskan tangan pada Xiao Die yang datang mengundang khusus. 　　Tidak setiap undangan jamuan Shang Xinzi disetujui Fang Yuan. Dari tiga kali undangan, biasanya hanya satu kali Fang Yuan mau hadir. 　　Xiao Die mencibir, memandang Fang Yuan dengan kesal sambil bergumam beberapa kata, lalu pergi. 　　Awalnya saat Fang Yuan menolak, Xiao Die beberapa kali membuat keributan membela nonanya. Tapi seiring meningkatnya keuntungan Fang Yuan, sikap Xiao Die berubah dari kemarahan menjadi mengalah dan pasrah. 　　Di dunia manapun, di level manapun, orang yang punya kekuatan akan mendapat respek. 　　Fang Yuan menutup tenda. Bai Ningbing sudah duduk bersila di salah satu ranjang. 　　Dalam kegelapan, mata birunya memancarkan cahaya samar. 　　Sebelumnya saat Fang Yuan menolak Xiaodie, dia sempat terkejut. Namun setelah beberapa kali, Bai Ningbing menyadari keunggulan tindakan ini. 　　Seperti kata pepatah, "Memberi perhatian tanpa alasan bukan pencuri perampok". Dengan menolak undangan dan tidak memanjakan Shang Xin Ci, Fang Yuan justru membuat gadis itu merasa dia tidak memiliki pamrih. 　　"Mari mulai." Fang Yuan juga duduk bersila di ranjang, membelakangi Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing menempelkan kedua telapak tangannya di punggung Fang Yuan, mengalirkan satu lapis Yuan Zhen perak salju sesuai kehendak hatinya ke dalam tubuh Fang Yuan. 　　Gu Reuni Tulang-Daging berpendar cahaya hijau-merah. Melalui konversinya, enam persen Yuan Zhen perak salju memasuki rongga kosong Fang Yuan. 　　Syuursyuur. 　　Fang Yuan memusatkan pikiran, mengerahkan seluruh konsentrasi untuk mengaktifkan Yuan Zhen ini membersihkan dinding rongga kosong. 　　Saat masih tingkat satu, rongga kosongnya belum mampu menahan kekuatan penyucian sebesar ini. Tapi kini dengan mencapai tingkat dua menengah, dinding qiao-nya yang berpotensi besar sudah mampu menerima pancuran terus-menerus Yuan Zhen perak salju. 　　Hanya saja durasinya tidak bisa terlalu lama, harus beristirahat sebentar tiap interval tertentu. 　　Kilau air beriak-riak di dinding qiao. Cahaya putih semakin menguat, beberapa bagian mulai menunjukkan tanda-tanda pemadatan. Jelas, Fang Yuan sudah di ambang pintu tingkat dua tinggi. 　　Dengan pengalaman kultivasi yang kaya, Fang Yuan sangat paham kondisi sendiri. Berencana memanfaatkan momen ini untuk langsung menembus tingkat dua tinggi malam ini! 　　Waktu berlalu tanpa terasa, tanpa disadari sudah larut malam. 　　Graaah——！ 　　Tiba-tiba, terdengar raungan Raja Serigala Kelabu. 　　Suara itu memecah kesunyian perkemahan, disusul oleh lolongan serigala tak terhitung yang menyahuti rajanya secara alami. 　　"Serigala menyerang, serigala menyerang!" 　　"Sialan, bangun semua! Kawanan serigala menyerang perkemahan!!" 　　"Banyak sekali serigala kelabu, tak terhitung jumlahnya!" 　　...Banyak orang berteriak histeris, perkemahan yang tadinya tertidur kini mendidih dalam sekejap. 　　"Wah, dari gemuruhnya sepertinya kawanan serigala ini cukup besar." Bai Ningbing menyenderkan telinga sejenak lalu tersenyum. 　　Dalam perjalanan dagangnya, dia juga pernah mengalami beberapa kali serangan kawanan binatang. Kini dia tak lagi terkejut. 　　"Ini adalah Gunung Xiaoyue. Konon semua serigala di Nanjiang tinggal di sini. Saat bulan purnama, kawanan serigala akan memandangi bulan sambil melolong bergantian hingga gemuruhnya memenuhi pegunungan. Baru malam pertama sudah ketemu kawanan serigala kelabu, keberuntungan kita lumayan buruk." Fang Yuan membuka matanya perlahan, tetap melanjutkan kultivasi di rongga kosong sambil membagi konsentrasinya. 　　"Sial, serigala kelabunya terlalu banyak." 　　"Penyembuh, mana penyembuh?! Ayahku terluka, darahnya mengucur deras..." 　　"Garis pertahanan sebelah tenggara sudah jebol, cepat bantu!!" 　　Situasi jauh lebih buruk dari yang dibayangkan Bai Ningbing. Sejak kawanan serigala terdeteksi, dalam waktu setengah cangkir teh, sebuah celah telah terbuka di garis pertahanan perkemahan. Kawanan predator itu berhasil menerobos masuk ke dalam area perkemahan. 　　"O——!" 　　"Ambil senjata! Lawan binatang-binatang terkutuk ini sampai titik darah penghabisan!" 　　Teriakan kesakitan budak-budak keluarga, gemerincing senjata, dan pekikan perang terus bergema. 　　"Haruskah kita keluar?" tanya Bai Ningbing. 　　"Keluar untuk apa? Apa yang bisa kau lakukan? Jangan lupa statusmu sekarang." Setelah jeda cukup lama, Fang Yuan akhirnya menjawab dengan setengah hati. 　　"Tapi kawanan serigala sudah mendekat. Barang rampasan yang baru kau akuisisi ini akan mengalami kerugian," sindir Bai Ningbing dengan nada penuh schadenfreude. 　　"Biarlah rugi." Fang Yuan kembali menutup kedua matanya. 　　Beberapa saat kemudian, suara dayang Xiaodie terdengar dari luar tenda: "Hei Fei Tu! Kalian berdua ada di dalam?" 　　"Ada perlu apa?" sahut Bai Ningbing. 　　"Astaga! Kalian benar-benar di sini? Keributan sebesar ini tidak bisa membangunkan kalian? Banyak serigala abu-abu yang masuk ke perkemahan. Meski situasi sudah terkendali, bagaimana jika ada satu dua yang lolos? Nonamu menyuruhku memanggil kalian. Dengan perlindungan Tuan Zhang Zhu, area itu akan aman!" teriak Xiaodie. 　　"Tidak perlu. Jika situasi sudah terkontrol, lebih baik tidak mengganggu nonamu. Satu dua serigala abu-abu masih bisa kutangani dengan kekuatan fisikku," jawab Fang Yuan. 　　Xiao Die mendesak beberapa kali, namun tetap ditolak. Akhirnya dia menghentakkan kaki kesal di luar tenda: "Benar-benar tak tahu terima kasih, kalian mati jangan salahkan aku tidak mengingatkan. Hmph!" 　　Setelah melemparkan kalimat itu, dia buru-buru pergi. 　　Kawanan serigala abu-abu terus menyerang sepanjang waktu satu batang dupa, baru mundur. 　　Serangan kawanan binatang kali ini menyebabkan kerugian terbesar sejak pembentukan kafilah. 　　Tiga Gu Master gugur di medan perang, belasan terluka, budak keluarga mati dan luka tak terhitung, barang-barang mengalami kerusakan. Terutama barang milik Keluarga Zhang, kerugiannya paling banyak. 　　Barang-barang ini semuanya dipinjam Fang Yuan, perkiraan awal menunjukkan hanya dalam satu malam ini, Fang Yuan kehilangan hampir seribu Batu Yuan. 　　Saat fajar menyingsing dan menghitung kerugian, dia tersenyum getir, namun dalam hati sama sekali tidak peduli. 　　Karena tepat di malam itu, dia dipromosikan ke Tingkat Dua Tinggi. Hanya dalam beberapa bulan, kecepatan kultivasi ini membuat Bai Ningbing yang terlibat langsung juga diam-diam terkejut. BABKeempat Puluh Tujuh: Ditemukan 　　; 　　Malam berdarah berlalu, cahaya pagi menyinari perkemahan yang rusak parah. 　　Dalam atmosfer muram, orang-orang membersihkan medan perang, merapikan barang-barang, melanjutkan perjalanan dengan hati berat. 　　Namun, serangan kawanan serigala kali ini hanyalah permulaan. 　　Beberapa hari kemudian, mereka kembali diserang kawanan serigala abu-abu. 　　Skala kali ini bahkan lebih besar dari sebelumnya. Tapi kafilah telah bersiap penuh, kerugian justru lebih sedikit dibanding serangan sebelumnya. 　　Setelah mengusir kawanan serigala abu-abu, kafilah belum sempat bernapas lega ketika tiga hari kemudian diserang oleh kawanan serigala listrik. Tiga Serigala Listrik Gila dan sembilan level Serigala Listrik Perkasa berhasil membunuh lima belas Gu Master. Akhirnya, mereka meninggalkan bangkai serigala berserakan, hanya menyisakan satu Serigala Listrik Gila yang terluka memimpin sisa kawanan mundur. 　　Meski banyak Gu Master dalam kafilah ingin membalas dendam, kekuatan mereka tak mencukupi. Mereka tak berani memasuki Gunung Xiao Yue lebih dalam, hanya bisa memandang pasif saat kawanan serigala mundur. 　　Serangan ini membuat pemimpin kafilah dan wakilnya menyadari bahaya situasi mereka. Malam itu juga, mereka memutuskan untuk mempercepat langkah agar segera keluar dari wilayah Gunung Xiao Yue. 　　Namun meski begitu, selama lebih dari setengah bulan berikutnya, mereka tetap sering diserang kawanan serigala. 　　Serigala abu-abu, serigala listrik, serigala salju, serigala berkepala dua, bahkan hingga rubah bertaring darah... 　　Begitu keluar dari Gunung Xiao Yue, seluruh anggota kafilah menghela napas lega. 　　Setelah menikmati hari-hari tenang sebentar, ketika memasuki Gunung Harimau Putih, mereka kembali dihantam serangan kawanan binatang. 　　Kali ini, sang penyerang adalah kera tua berpunggung tempurung. 　　””Kera-kera bai se ini bertubuh besar dengan cangkang bergaris-garis jelas di punggung. Serangan kawanan kera. Meski tidak menimbulkan korban jiwa besar, kerugian barang bawaan begitu parah hingga membuat banyak orang merasa seperti ditusuk pisau. 　　Barang bawaan Fang Yuan juga tak luput dari malapetaka. Dari belasan mobil barang, tersisa tak sampai separuhnya. 　　Kafilah semangat jatuh, orang-orang ini berdagang mati-matian hanya untuk mencari uang. Tapi kerugian ini membuat banyak usaha mereka sia-sia. 　　"Perjalanan ini, sia-sia." 　　"Kemarin aku hitung total, dari awal sampai akhir. Cuma dapat kurang dari dua ribu Batu Yuan!" 　　"Di sini lebih parah, barang dagangan sudah hilang tiga puluh persen." 　　"Mana ada yang lebih parah dari Keluarga Zhang? Barang mereka sudah hilang separuh lebih!" 　　"Ah, andai tahu begini. Lebih baik tinggal di rumah keluarga, ngapain ambil risiko cuma untuk dapat uang segini!" 　　…… 　　Dalam suasana seperti ini, lima hari kemudian. Sekawanan harimau putih menyerang. 　　Kafilah kembali menderita kerugian. 　　Tujuh hari berikutnya. Sekelompok harimau api menyergap, perkemahan kafilah terbakar, banyak barang hancur. 　　Semangat orang-orang jatuh ke titik terendah, banyak yang sudah kehilangan darah modal. 　　Sepuluh hari kemudian, saat mereka bersorak karena hampir keluar dari wilayah Gunung Harimau Putih, seekor Biao muncul. 　　Lima harimau melahirkan Biao, Biao adalah harimau bersayap. 　　...""Seperti harimau bertambah sayap, itulah Biao. 　　Seekor Biao. Minimal setara Raja Seribu Binatang. Karena bisa terbang, lebih sulit ditaklukkan. 　　Untuk melawan Biao ini. Wakil pemimpin kafilah sampai tewas. 　　Biao mengikuti kafilah terus-menerus, mengganggu sepanjang ratusan li. Akhirnya kafilah memutuskan membuang mobil untuk menyelamatkan komandan, mengorbankan budak keluarga. 　　“Para budak keluarga ini kebanyakan cacat, mereka merintih dan mengutuk, atau menangis memohon ampun, tapi tak ada yang bisa mengubah nasib.” 　　“Akhirnya Biao makan sampai kenyang, lalu pergi dengan puas.” 　　“Jauh dari Gunung Harimau Putih, kafilah beristirahat sejenak. Para pemimpin tak segan memberi hadiah, akhirnya semangat pasukan bangkit dan semangat jing kembali pulih.” 　　“Skala kafilah kini menyusut hingga kurang dari setengah jumlah semula.” 　　“Tapi setelah penyaringan dan tempaan kejam ini, seluruh kafilah mulai menunjukkan aura pasukan elit.” 　　“Aku sudah lama berperjalanan dagang, tapi ini yang tersulit.” 　　“Binatang-binatang buas ini, entah kenapa jadi gila, serangannya semakin sering!” 　　“Setelah perjalanan ini, aku akan pensiun.” 　　“Bagaimanapun, rute dagang ini perlu dievaluasi ulang risikonya...” 　　“Utamanya karena pegunungan ini sepi tanpa permukiman, tak ada benteng yang membersihkan binatang buas, sehingga mereka berkembang tak terkendali.” 　　“Ada yang mengeluh, ada yang putus asa, ada pula yang masih menyimpan harapan.” 　　“Tapi 《Gu Zhenren BABKeempat Puluh Tujuh: Ketahuan》 seolah-olah membawa sial yang terus membuntuti kafilah ini. Dalam perjalanan selanjutnya, tak hanya kawanan binatang yang menyerang, tapi juga banyak kawanan serangga dan Gu liar.” 　　“Jumlah anggota kafilah terus menyusut. Orang-orang tak lagi peduli untung-rugi, mereka mulai merasakan tekanan ambang kehancuran.” 　　“Banyak barang sengaja ditinggalkan untuk mengejar kecepatan.” 　　“Langit merah senja, matahari terbenam bagai darah.” 　　Kafilah melintasi hutan, orang-orang diam membisu dengan wajah lelah dan mati rasa, semangat merosot. 　　Banyak yang membalut perban, membawa luka ringan hingga berat. Di jalan setapak pegunungan yang terjal, mereka melangkah dalam-dalam dan dangkal sambil berjalan. 　　Kemarin hujan turun, jalan setapak becek dan licin, sulit dilalui. 　　Sebuah gerobak bermuatan barang-barang Manisnya, roda kanannya malang terperosok dalam lumpur becek. Ayam unta penarik gerobak mengangkat leher, meringkik keras, menghentak kaki sekuat tenaga, tapi tetap sombong tak bergeming. 　　Tiba-tiba, dua tangan menyangga bagian belakang gerobak, mengangkat roda keluar dari kubangan lumpur ini. 　　Yang menyerang tak lain adalah Fang Yuan. 　　Ia dengan santai menepuk-nepuk tangan, ribuan jin barang bawaan tak terasa berat di tangannya. 　　Namun meski gerobak sudah melepaskan diri dari lumpur, roda tiba-tiba macet tak mau berputar. 　　Bai Ningbing di sampingnya membungkuk, mulai memeriksa roda gerobak. 　　Selama bersama kafilah ini, demi berpura-pura statusnya, dia telah mempelajari banyak hal dan benar-benar masuk ke dalam lingkungan mereka. 　　"Barang apa ini?" Dia mengulurkan tangan, mengusap as roda "Gu Zhenren", cahaya kebingungan berkilat di matanya. 　　Di bagian gesekan as roda, sepertinya tersembunyi sesuatu yang terus menggerus menjadi serbuk halus berwarna hitam sè seiring putaran roda. 　　Serbuk halus ini jatuh ke lantai kayu, sama sekali tak terlihat jelas. 　　Bai Ningbing mengusap dengan tangannya, tangan itu penuh dengan serbuk halus ini. Saat digosok, bubuk itu berubah menjadi lapisan berminyak. 　　"Oh, ini serbuk minyak yang kutaruh di roda gerobak, berfungsi sebagai pelumas agar gerobak bisa bergerak lebih lancar." Fang Yuan mendekat, mengeluarkan sapu tangan katun dari sakunya. Ia memegang tangan Bai Ningbing dan membersihkannya dengan beberapa kali usapan. 　　Kemudian, dia berjongkok. Tangannya meraba-raba sebentar, lalu roda pun bisa berputar lagi. 　　"Ayo kita lanjutkan." Dengan senyum, ia menepuk bahu Bai Ningbing setelah membersihkan serbuk minyak di tangannya. 　　Keduanya melanjutkan perjalanan. 　　Langkah Bai Ningbing semakin pelan, keraguan dalam hatinya menggelembung membentuk kabut asap pekat yang tak terurai. 　　Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. 　　"Kapan Fang Yuan memasang serbuk minyak ini? Kenapa aku tidak menyadarinya sama sekali... Apakah sejak awal, atau saat di Gunung Emas dan Gunung Xiao Yue? Aneh... Dia sebenarnya tidak pernah peduli dengan nasib kafilah ini, bahkan saat kerugian menumpuk pun alisnya tidak berkerut sedikitpun. Mengapa tiba-tiba begitu detail memperhatikan masalah kecil seperti pelumasan gerobak? Aneh, sungguh aneh!" 　　"Tunggu sebentar!" 　　Tiba-tiba, kilatan inspirasi menyambar seperti petir di benak Bai Ningbing. 　　Seketika, tubuhnya gemetar hebat, pupil matanya menyempit seperti jarum. 　　"Pertunjukan hiburan..." Sebuah kemungkinan bergema terus-menerus di kepalanya bagaikan gema di lembah terdalam. 　　Dia terpaku di tempat, hatinya dipenuhi kejutan! 　　"Setengah hari, ayam unta yang terus berjalan melewatinya tiba-tiba berkokok. Suara ini membuatnya tersentak." 　　Bayangan Fang Yuan telah menjauh, perlahan menghilang di tengah kerumunan orang di depan. 　　"Dia ini..." Bai Ningbing menunduk, di bawah bayangan topi jerami yang menutupi, bola mata biru sè-nya memancarkan kilauan dingin. 　　Matahari benar-benar tenggelam di balik gunung barat, bintang-bintang mulai bermunculan di langit malam. 　　Di tepi sungai. Kafilah menghentikan perjalanan dan memutuskan untuk bermalam di sini. 　　Namun saat baru menyelesaikan separuh pembangunan perkemahan, sekelompok kucing hantu Leng Fei muncul di sekitar lokasi. 　　"Ada kawanan binatang buas, kucing hantu!" 　　"Hentikan pekerjaan segera, bentuk formasi pertahanan!" 　　"Binatang sialan ini, makan malku baru sesuap..." 　　Orang-orang mengumpat sambil berlarian. Berkat pengalaman pahit sebelumnya, kafilah segera membentuk tiga garis pertahanan yang rapat. 　　Kucing hantu Leng Fei berukuran seperti macan tutul, lincah luar biasa, wajahnya menyerupai burung hantu. Sepasang mata besar menempati hampir separuh wajah, memancarkan cahaya hijau sè dalam kegelapan. 　　Raja Kucing Hantu menjerit nyaring, kawanannya mengalir seperti cháo air menyerbu perkemahan. 　　"Bunuh!" teriak Gu Master di garis depan. 　　Cahaya warna-warni bersinar menyilaukan, api membakar, batu dan tanah beterbangan, kilat menyambar-nyambar... 　　Di tengah serangan, tak terhitung Xiaomao tumbang, namun yang lain terus berdatangan silih berganti. 　　"Ya ampun, ini kawanan besar Xiaomao Lengfei!" teriak seseorang. 　　"Ah, tolong aku!!" Suatu bagian pertahanan akhirnya jebol, seorang Gu Master diterjang tiga Xiaomao sekaligus. Teriakan putus tiba-tiba, darah menyembur ke mana-mana. 　　"Cepat, tutup celah itu!" Dua Gu Master dikirim sebagai bala bantuan. 　　Tapi sudah terlambat, celah semakin melebar, perlahan merambat ke seluruh garis pertahanan. 　　"Mundur, mundur!" Terpaksa, semua orang mundur ke garis pertahanan kedua. Dalam pertempuran sengit ini, situasi pun mengalami kebuntuan. 　　"Rangka gerobak dan gerbong kereta jadi satu, tumpuk barang-barang membentuk tembok tinggi!" 　　Di belakang garis kedua, garis pertahanan ketiga sedang dibangun tergesa-gesa. 　　Budak-budak keluarga sibuk mengangkut barang, keringat bercucuran, tak ada yang bisa bermalas-malasan. 　　Fang Yuan mengangkat peti kayu besar. Tiba-tiba Bai Ningbing mendekat dan memegang sisi lainnya. 　　Secara lahiriah dia seolah membantu Fang Yuan, namun sebenarnya dia membisikkan di telinganya dengan gigi gemeretak: "Kau ini... Kawanan Xiaomao Lengfei ini pasti ulahmu, kan?" 　　Fang Yuan berpura-pura terkejut: "Apa maksudmu?" 　　“Jangan berpura-pura. Serbuk halus itu pasti ada yang aneh, aku tidak percaya orang sepertimu akan baik hati memikirkan hal-hal remeh seperti ini!” Bai Ningbing menurunkan suaranya. 　　“Hehehe, akhirnya kau menyadarinya ya.” Fang Yuan tidak menyangkal. 　　Bai Ningbing tidak bisa menahan diri menggeretakkan gigi, rupanya serangan yang sering dialami kafilah selama perjalanan ini semua adalah "jasa" Fang Yuan! 　　Keduanya mengangkat sebuah peti kayu, bergerak perlahan di tengah kerumunan orang yang berteriak-teriak, perhatian semua tertuju pada pertempuran ini. Tak ada yang mendengar bisikan Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　“Mengapa kau melakukan ini?” Setelah beberapa saat diam, Bai Ningbing bertanya. 　　“Hehe.” Fang Yuan tersenyum, “Coba tebak?” 　　Jawaban ini langsung memancing keinginan kuat Bai Ningbing untuk menghajarnya. BABKeempat Puluh Delapan: Gajah Putih Bersayap 　　; 　　Bai Ningbing menahan dorongan itu, menyipitkan kedua matanya... 　　Dengan kecerdasan bagai salju, dia mulai memahami sesuatu: “Apa sebenarnya yang ada pada Shang Xinzi hingga kau bersusah payah seperti ini?” 　　Sebelumnya dia mengira Fang Yuan tergoda oleh kecantikan Shang Xinzi. Kini dia membuang pemikiran itu. Dia mengenal Fang Yuan, hanya keuntungan besar yang bisa membuatnya berusaha sejauh ini. 　　Tapi setelah bersama beberapa hari, Bai Ningbing tahu latar belakang Shang Xinzi yang diremehkan di keluarga Zhang, dia hanyalah manusia biasa tanpa bakat berkultivasi. 　　Memang Shang Xinzi secantik bunga, tapi kecantikan seperti ini justru menjadi kelemahan baginya. 　　"Kecantikan seperti ini akan menarik cakar setan yang serakah dan jahat. Namun dia justru tidak punya kekuatan untuk melindungi diri. Jika bukan karena kehadiran Gu Master tiga transformasi yang setia di sisinya, Shang Xinzi sejak lama sudah ditangkap dan dijadikan mainan." 　　"Apa nilai dari orang seperti ini? Bakat bisnisnya? Dibanding Fang Yuan, itu sama sekali tidak berarti." 　　Bai Ningbing terus mengernyitkan kening tak mengerti. 　　Fang Yuan diam, tidak menjawab Bai Ningbing. 　　"Kalian berdua di sana, cepat pindahkan! Jangan mengulur-ulur waktu!" Terdengar teriakan seorang Gu Master yang menunjuk ke arah mereka. 　　Langkah Fang Yuan dan Bai Ningbing dipercepat. Bai Ningbing berbisik: "Kau tidak takgu ketahuan? Kalau sampai ada yang menyadari..." 　　"Lalu apakah mereka menyadari?" Fang Yuan membalas bertanya. 　　"Hmm..." 　　[Bagian] Keduanya meletakkan kotak kayu dan berbalik arah. 　　Untuk menghilangkan kecurigaan, Fang Yuan mengorbankan barang dagangannya saat pertama kali memancing kawanan binatang. Setelah beberapa kali serangan, kerugian terbesar justru ditanggung keluarga Zhang. Banyak yang bersimpati pada Shang Xinzi. Bahkan Shang Xinzi sendiri pernah menemui Fang Yuan untuk menghiburnya. 　　Tapi kini Bai Ningbing tiba-tiba menyadari: Barang berharga Fang Yuan yang sebenarnya justru tetap utuh sampai sekarang. Nilai barang-barang ini mencakup lebih dari separuh total, kerugiannya sesungguhnya sangat minim! 　　"Ia menggunakan cara yang sangat tersembunyi. Jika bukan karena kebetulan aku menemukannya, mungkin aku masih akan dibiarkan dalam kegelapan." 　　Memikirkan ini, Bai Ningbing merasa tidak puas dalam hati: "Orang ini. Bahkan aku pun disembunyikannya!" 　　Keduanya mengangkat satu kotak lagi. 　　Fang Yuan sepertinya mengetahui pemikiran psikologis Bai Ningbing, terkecil: "Menipu musuh, sebaiknya dimulai dari menipu orang sendiri. Lagipula, aku juga tidak sengaja menyembunyikanmu. Kau punya peranmu." 　　"Oh. Peran apa?" Bai Ningbing tak bisa menahan diri bertanya. 　　"Efek peringatan. Kau orang terdekat di sampingku, jika kau menemukan keanehan, berarti orang lain juga sudah hampir mengetahuinya." 　　"Tapi, aku juga baru menemukan secara kebetulan hari ini..." 　　Fang Yuan menggelengkan kepala: "Kebetulan juga mewakili suatu kecenderungan. Tapi, memang sudah waktunya." 　　Mata Bai Ningbing berbinar: "Apa yang ingin kau lakukan?" 　　Kucing Liar Cold Fei akhirnya tidak menerobos pertahanan ketiga, garis pertahanan kedua tetap kokoh berdiri menghancurkan kawanan kucing liar yang menyerang. 　　zhuzhudao." Setelah perang, para selamat menghitung korban jiwa. Membersihkan medan perang. 　　"Ini serangan kawanan binatang keberapa kalinya?" 　　"Aku ingin pulang!" 　　"Sialan benar, keberuntungan perjalanan kali ini terlalu buruk." 　　"Haruskah kita terus maju? Mungkin tinggal menunggu. Menunggu bantuan kafilah lain, itu ide bagus." 　　…… 　　"Suasana hati orang-orang sangat suram, banyak yang menggerutu, umumnya merasa masa depan tak menentu dan tak ingin melanjutkan perjalanan. Kepanikan, kegelisahan, ketakutan akan kematian, dan emosi sejenisnya menyelimuti seluruh perkemahan." 　　"Pemimpin Jia, mengapa setiap kali pasukan keluarga Chen Xue selalu ditempatkan di garis pertahanan pertama? Apa maksud tersembunyi Anda sebenarnya?!" 　　"Wakil Pemimpin Chen, aku selalu adil dan objektif. Kekuatan keluarga Chen Xue memang yang terkuat. Saat ini kita sedang berjuang bersama, saling membantu. Yang mampu harus bekerja lebih keras, sudah wajar memikul lebih banyak tanggung jawab." 　　Suara pertengkaran tiba-tiba terdengar, menarik perhatian banyak orang. 　　Jia Long dan Wakil Pemimpin Chen Xue Chen Shuangjin saling melotot, suasana menjadi tegang. 　　"Kekuatan keluarga Chen Xue yang terkuat? Hehe, Pemimpin Jia ini jelas-jelas berbohong! Berapa banyak prajurit andalan Keluarga Jia yang tersisa, semua orang tahu kondisi psikologisnya!" Chen Shuangjin menyeringai dingin. 　　"Omong kosong! Prajurit andalanku seperti Jia Ping saja sudah menjadi pengorbanan! Lalu keluarga Chen Xue bagaimana?" Jia Long memaki dengan sakit hati. 　　"Kalian berdua, sekarang bukan waktunya bertengkar." Wakil Pemimpin keluarga Lin mendekat, berusaha menengahi. 　　Akhirnya, Jia dan Chen berpisah dengan perasaan tidak enak. 　　"Gu Zhenren BABKe-48: Gajah Putih Bersayap Bulu" "Bahkan Yang Mulia Jia Long dan Chen Shuangjin bertengkar. Bukankah keluarga Jia dan Chen Xue selama ini dekat?" 　　"Ah, di saat genting seperti ini, setiap orang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri. Persahabatan sebaik apapun jadi tak berguna." 　　“Berdasarkan kabar terbaru, kedua putra muda Keluarga Jia sedang memberontak tak terkendali. Keluarga Chen sepertinya sudah sepenuhnya memihak Jia Gui.” 　　“Begitu rupanya. Yang Mulia Jia Long adalah bawahan Jia Fu, pantas saja ia tak menunjukkan wajah ramah pada Keluarga Chen.” 　　Beberapa Gu Master berbisik-bincang di samping. Dalam hati Fang Yuan, ada sesuatu yang bergerak. 　　Beberapa hari kemudian, kafilah yang sudah kehilangan semangat itu tiba di Gunung Gading. 　　Gunung Gading menjulang tinggi menyentuh awan, dihuni kawanan gajah yang besar. Iklim di sini unik: dari kaki hingga lereng gunung, lembap dan pengap, dipenuhi hutan hujan. Dari lereng hingga puncak, salju putih membentang, kering dan dingin, berdiri tegak pohon cedar. 　　Semua orang berhati-hati. Yang menggembirakan, selama beberapa hari memasuki Gunung Gading, mereka tidak diserang kawanan binatang buas. 　　“Apakah ini akhirnya keberuntungan berpihak pada kita?” 　　“Bencana ekstrem melahirkan keberuntungan, memang sudah seharusnya demikian.” 　　“Sayangnya, barang-barang hampir habis. Kali ini kita harus merugi banyak uang.” 　　“Hmph, bersyukurlah! Bisa menyelamatkan nyawa saja sudah cukup baik!” 　　“Setelah melewati Gunung Gading, masih ada Gunung Nisan dan Gunung Kembar. Lalu kita sampai di Perkampungan Keluarga Zhao. Di sana aku pasti akan meniduri selama tiga hari tiga malam!” 　　…… 　　Orang-orang ramai membicarakan masa depan. Semangat mereka sedikit demi sedikit "Gu Zhenren" mulai pulih. 　　“Eh, salju turun?” Seseorang menengadahkan wajah, melihat titik-titik putih mulai berjatuhan dari langit. 　　“Omong kosong! Ini kaki Gunung Gading, mana mungkin turun salju?” Seorang tak percaya, namun saat menengadah, wajahnya langsung kaku. 　　“Benar-benar turun salju...” 　　“Sialan, ini bukan salju. Ini bulu!” seseorang tiba-tiba berteriak. 　　Banyak Gu Master di kafilah langsung gemetar mendengar ucapan ini. 　　Bulu putih, mungkinkah itu Gajah Bersayap Putih? 　　Persis saat itu. Angin kencang berhembus, bulu putih beterbangan seperti salju yang mengguyur. 　　Aaaaaaang... 　　Ratusan gajah meraung bersama, terbang menukik dari langit dan menyambar kafilah di darat. 　　“Sialan, benar-benar Gajah Bersayap Putih!” 　　“Bagaimana mungkin kita menarik perhatian mereka? Mereka seharusnya tinggal di lereng gunung.” 　　“Bentuk formasi. Segera bentuk formasi pertahanan!” 　　Sudah terlambat, kawanan gajah menerjang ke bawah. Di mana pun mereka lewat, tak ada yang selamat. 　　Gajah-gajah bersayap putih ini seluruh tubuhnya tertutup bulu putih. Dua gading melengkung sepanjang 1 zhang, tebal namun tajam. Gaya bentur dahsyat mereka membuat mereka tak terbendung. 　　Kafilah yang sedang berjalan ini disergap secara mendadak. Hanya dengan sekali serangan, kawanan gajah telah merenggut nyawa ratusan orang. Budak-budak keluarga diinjak-injak menjadi bubur daging, gerbong ditusuk gading, tiga kumbang gemuk kulit hitam mati seketika. Ular bersayap dan burung unta berlarian tak tentu arah menyebabkan kekacauan. 　　”Abad Baru” Situasi medan perang langsung menjadi kacau balau. 　　“Gu Master, semua Gu Master, berkumpul di sini!” Jia Long berteriak di kerumunan. 　　Tapi baru terkumpul sepuluh lebih orang, kawanan gajah kembali menukik. Menghancurkan formasi para Gu Master. 　　Kawanan gajah terbang ke langit, mulai mempersiapkan serangan ketiga. 　　"Ah..." Jia Long menghela napas panjang. Menyadari harapan untuk melawan semakin tipis. Ia berteriak: "Cepat lari semua, sembunyi di hutan hujan sekitar!!" 　　Tanpa perlu diperintah, banyak orang sudah berlari masuk ke hutan hujan. 　　Namun kekuatan gajah putih bersayap sangat dahsyat, pepohonan langsung patah tertabrak, banyak korban berjatuhan diinjak-injak pasukan gajah. 　　Meski berpenampilan suci dan anggun, gajah-gajah terbang ini memiliki sifat haus darah. 　　Ngaaa! 　　Seekor gajah terbang menyambar ke arah Shang Xin Ci dan rombongan seperti meteor jatuh. 　　"Nona, cepat kabur! Aku akan mengalihkannya!" Di saat genting, Zhang Zhu maju dan melepaskan cahaya merah ke arah gajah. 　　Gajah itu mengamuk, mengubah arah ke Zhang Zhu. 　　Sebagai Gu Master penyembuh, serangan dan pertahanan Zhang Zhu lemah. Ia terpaksa lari terbirit-birit di antara pepohonan. 　　Deru angin menyertai terjangan gajah yang datang menggila. 　　Zhang Zhu melompat ke depan tepat waktu. Gajah menghantam keras di belakangnya, mematahkan beberapa pohon besar dengan bulu putih berterbangan. 　　"Nyaris celaka!" Zhang Zhu mengusap keringat dingin, baru saja berdiri tiba-tiba penglihatan gelap. 　　Byur! 　　Batang pohon besar yang dilempar gajah dengan belalainya menghantam tubuh Zhang Zhu. 　　Di ambang kematian, Zhang Zhu mengaktifkan Gu pertahanan menyelubungi tubuhnya dengan cahaya emas. 　　Blup! 　　"Cahaya keemasan berhamburan!" Ia memuntahkan darah segar, terlempar jauh ke udara. 　　Matanya berkunang-kunang, kepala terasa berat. Tergeletak di tanah, tak bisa bergerak. 　　Samar-samar, ia mendengar suara kaki gajah menghentak bumi yang semakin membesar. 　　Tulang punggungnya merasakan hawa dingin, pengalaman tempurnya memberitahu bahwa nyawanya dalam bahaya! 　　Tanpa pikir panjang, ia segera berguling menjauh. 　　Hanya selisih sehelai rambut, Gajah Bersayap Putih meleset menyambarnya. 　　Boom! 　　Dentuman keras menggema saat Gajah Bersayap Putih menghantam tebing, kedua gadingnya menancap dalam ke batu gunung. 　　Gajah itu mengaum keras, menggelengkan kepala sambil mundur dengan empat kakinya. 　　Pandangan Zhang Zhu yang kabur mulai jelas. Ia berdiri terhuyung, keringat dingin bercucuran menyadari betapa nyaris saja tubuhnya remuk redam. 　　Setelah memeriksa rongga kosong, sisa Yuan Zhen tinggal 50%. Gu pertahanan dalam kondisi lemah, hampir hancur. 　　"Harus secepatnya kembali ke sisi nona!" Hatinya berdebar kencang. Sebagai Gu Master saja ia dalam bahaya, apalagi Nona Shang Xinzi dan Xiaodie yang manusia biasa. 　　Sementara Gajah Bersayap Putih masih berusaha mencabut gadingnya, Zhang Zhu berlari menuju lokasi perpisahan dalam ingatannya. 　　Sesampai di tempat itu, Shang Xinzi sudah menghilang tanpa jejak. 　　Zhang Zhu sedang ragu-ragu ke arah mana harus mengejar ketika seorang Gu Master berlari mendekat, dikejar tiga ekor Gajah Terbang Bulu Putih. 　　"Tolong aku!" teriaknya keras. 　　"Sialan." Zhang Zhu mengumpat. Ia mengenali pemuda dari Keluarga Chen ini bernama Chen Xin. 　　Hati Zhang Zhu tertambat pada keselamatan Nona, mana sempat menyelamatkan Chen Xin? Ia segera melarikan diri. 　　Chen Xin yang melihat Zhang Zhu bagai orang tenggelam melihat jerami terakhir, ikut mengejar dari belakang. (Bersambung.) BABKeempat Puluh Sembilan: Hanya Bertindak Sesuai Kemampuan Baru Bisa Tenang 　　; 　　Zhang Zhu memaki-maki pedas, namun akhirnya terjebak dalam situasi ini.. Setelah pelarian mematikan sepanjang jalan, mereka berhasil melepaskan satu ekor gajah terbang. Akhirnya tiba di tebing buntu, dihadang dua gajah terbang. 　　Tanah bergetar, gajah-gajah itu menggenjot tubuh mereka. 　　"Anak muda, pisahkan lari!" teriak Zhang Zhu sambil menerjang ke kiri. 　　"Ibuuu!" Chen Xin menjerit. Sebelum sempat bergerak, gajah terbang sudah menubruk tebing hingga terkikis lubang besar, gadingnya tertancap di batu gunung. 　　Kedua gajah terbang terhambat untuk sementara. 　　"Tuhan memberkatiku, nyawaku belum habis!" Zhang Zhu menghela napas berat beberapa kali sebelum terjatuh lemas... 　　Tebing berguncang. Kedua gajah terbang meraung. Kepala mereka menggeleng-gelengkan batu pecahan, lubang tempat gading tertancap semakin melebar. 　　Zhang Zhu merasa jantungnya berdebar kencang, menyadari dua gajah terbang itu akan segera lolos. Ia bergegas berusaha bangkit, berjuang untuk berdiri. 　　Begitu baru saja berdiri, desau angin tiba-tiba terdengar. Seluruh tubuhnya bergetar! 　　Ciiit. 　　Sebuah senjata tulang bai sè dengan pola spiral menusuk dari punggungnya hingga menembus dadanya, ujungnya menancap kuat di lantai kayu. 　　Darah mengalir di sepanjang senjata tulang itu, menetes ke lantai. 　　Gerakan Zhang Zhu terhenti. Mulutnya menganga sedikit, darah merah menyela segera mengalir dari sudut bibirnya. 　　Perlahan ia menunduk, melihat senjata tulang spiral yang mematikan ini. 　　Awalnya ia mengira itu adalah gading Bai Yu Fei Xue, tapi segera sadar ini jelas serangan dari seorang Gu Master. 　　"Siapa itu?" Ia ingin menoleh, melihat wajah pembunuh yang mengkhianatinya dari belakang. 　　Tapi satu detik kemudian. 　　Ciiit, senjata tulang lain terjéret shè! 　　Senjata ini langsung menembus dari belakang kepalanya, keluar dari mulutnya, ujungnya menancap di lantai. 　　Zhang Zhu terpaku di tempat, kedua matanya membelalak sia-sia, pupilnya menyempit menjadi titik. 　　Ia mati. 　　Matanya tidak tertutup meski sudah mati. 　　Dari sudut tersembunyi, Fang Yuan mengawasi dari jauh. 　　Selama beberapa hari ini, ia telah menguak semua kartu as Zhang Zhu. Orang ini adalah penghalangnya yang harus disingkirkan. 　　Dua tombak tulang bai se perlahan hancur, berubah menjadi titik-titik cahaya putih yang menghilang di udara. 　　Zhang Zhu kehilangan penopang, jatuh tersungkur ke lantai kayu. 　　Seekor gajah terbang berbulu putih mencabut gadingnya, menerjang ke arah mayat Zhang Zhu, menginjaknya hingga menjadi bubur daging dengan tulang-tulang remuk. 　　Bulu-bulu putih beterbangan, gajah terbang itu melesat dari tanah dan kembali ke angkasa. 　　Melihat ini, Fang Yuan baru menarik kembali pandangannya. Zhang Zhu telah benar-benar tewas. Gajah terbang yang menginjak-injak mayat itu menghemat pekerjaan Fang Yuan membersihkan TKP. 　　Ia menyelinap pergi diam-diam. 　　Tak lama setelah kepergiannya, seekor lagi gajah terbang berbulu putih terbang menjauh. 　　Gadingnya menembus dinding gunung, meninggalkan dua lubang sebesar mangkuk. BABdinding gunung itu amblas masuk, bebatuan berhamburan di sekitarnya. 　　Tiba-tiba, tumpukan batu bergetar, lalu sebuah kepala muncul dari dalamnya. 　　"Ya ampun, nyaris mati aku! Untung ada Gu Tanah yang menyelamatkanku..." Chen Xin merayap keluar dari tanah, napasnya tersengal-sengal, keringat dingin mengucur deras, masih gemetar ketakutan. 　　Gu Tanah ini memungkinkan Gu Master menyusup ke bawah tanah dan bersembunyi sementara. Kelemahannya, sekali digunakan, Gu Master hanya bisa tetap di satu tempat tanpa bisa bergerak. Selain itu, diperlukan suplai Yuan Zhen yang terus-menerus selama aktivasi. 　　Chen Xin terus dikejar-kejar, baru sempat menggunakannya di detik-detik terakhir. 　　"Situasi semakin kacau, ternyata ada Gu Master yang membunuh Zhang Zhu." Chen Xin menelan ludahnya sambil melihat mayat Zhang Zhu yang sudah terinjak-injak menjadi bubur daging dan tak bisa dikenali, lalu kabur panik. 　　Kawanan gajah mengamuk selama lebih dari satu shichen sebelum akhirnya pergi. 　　Shang Xin Ci dan Xiao Die saling memapah keluar dari hutan hujan. 　　Mereka penuh lumpur dan terlihat hina. Di wajah Xiao Die terdapat memar kehijauan keunguan sè, jelas akibat terbentur sesuatu saat berlari. 　　"Nona..." Suaranya gemetar ketakutan, kematian begitu dekat. Tubuhnya bergetar saat berjalan. 　　Shang Xin Ci menepuk tangan gadis itu sebagai hiburan. Padahal wajahnya sendiri pucat pasi. 　　Sepanjang jalan, mayat berserakan dan darah menggenang. Roda mobil rusak, ayam unta mati mengenaskan, ditambah mayat kumbang gemuk berkulit hitam dan ular bersayap tergeletak di jalan dagang. 　　Suara rintihan, teriakan kesakitan, dan tangisan bergema saat para korban selamat mulai berkumpul. 　　Sebagai pemimpin kafilah, Jia Long wajahnya hitam legam. Kerugian kali ini terlalu besar - kafilah nyaris punah dengan korban mencapai 90 persen. 　　Setelah mengumpulkan sisa tim, hanya tersisa seratus orang lebih. Sebagian besar adalah Gu Master, sisanya manusia biasa. 　　"Keluarga Jia dan Chen yang memiliki kekuatan terbesar pun mengalami kerusakan parah, apalagi pasukan lainnya. Keluarga Lin hanya menyisakan tiga Gu Master, sementara beberapa kontingen keluarga yang malang bahkan sudah musnah sepenuhnya." 　　Hutan hujan juga menyimpan bahaya. Banyak orang tidak tewas karena injakan atau hantaman gajah putih, melainkan mendapat "sambutan hangat" dari binatang buas dan serangga beracun di hutan. 　　"Bai Yun, senang sekali bisa bertemu. Terima kasih telah mengalihkan perhatian seekor gajah putih bersayap untuk kami di hutan tadi." Di tengah kerumunan, Shang Xin Ci menemukan Bai Ningbing dan aktif mengucap terima kasih. 　　Fang Yuan tidak sepenuhnya percaya pada Bai Ningbing, khawatir ia berkolusi dengan Zhang Zhu. Karena itu, ia sendiri yang menyergap Zhang Zhu. Sedangkan Bai Ningbing bertugas mengikuti diam-diam Shang Xin Ci untuk melindungi xing-nya. 　　"Ini bukan masalah. Aku selalu membalas budi. Nona Zhang, yang menyelamatkanmu bukan aku, melainkan perbuatan baikmu di masa lalu." Kata Bai Ningbing. 　　Ia biasanya pendiam, hampir tidak berbicara. Jika pun bicara, sengaja mengubah dan meredam suaranya. 　　Kini ia tak lagi menyembunyikan suara asli. Dengan intonasi normal, nada dingin, suaranya jernih, jelas terdengar suara perempuan. Hal ini membuat ekspresi Shang Xin Ci dan dayangnya sedikit menunjukkan aneh sè. 　　"Ngomong-ngomong Bai Yun, apa kau melihat Paman Zhang Zhu?" tanya Shang Xin Ci cemas. "Sudah kucari ke mana-mana, belum juga menemukannya." 　　Bai Ningbing menghela napas dalam hati. Begitu Fang Yuan kembali, ia tahu pasti Zhang Zhu sudah tewas. 　　“Nonamu jangan khawatir, Zhang Zhu adalah Gu Master, keahliannya luar biasa. Mungkin sedang dalam perjalanan pulang.” dia menghibur. 　　“Semoga begitu.” Alis Shang Xin Ci berkerut, kegelisahan dalam hatinya semakin pekat. 　　Di sisi lain, pemimpin Jia Long berdiri di tempat tinggi, berteriak: “Dengarkan semua! Bau darah di sini akan segera menarik kawanan binatang lain. Kita harus segera mengungsi. Cepatlah bergerak - bawa barang yang bisa dibawa. Yang tidak bisa diangkat, tinggalkan. Dalam waktu satu batang dupa, kita harus pergi dari sini.” 　　Bahaya belum benar-benar berlalu, para anggota terpaksa mengumpulkan jing( semangat ), menekan kesedihan dalam hati, dan sibuk bekerja. 　　“Tolong aku, siapa pun tolonglah! Darahku masih mengalir...” 　　“Bawa aku, kakiku hanya patah, aku masih bisa berjalan.” 　　“Kumohon, aku akan memberimu Batu Yuan sebagai imbalan. Dua, tiga? Empat pun bisa!” 　　Budak keluarga yang terluka parah dan tidak bisa bergerak, semua merintih memohon. 　　Hanya sedikit yang mendapat pertolongan. Cacat mereka tidak bisa memberikan tenaga kerja, malah menjadi beban. Banyak yang ditinggalkan tanpa ampun. 　　Melihat rombongan menjauh, banyak yang menjadi histeris dan mulai memaki-maki keras. 　　Beberapa merangkak di tanah, berusaha mengejar kafilah. 　　“Tolong aku, Nonamu Zhang! Kau yang paling welas asih!” 　　“Nonamu Zhang, kumohon tunjukkan belas kasih...” 　　Langkah Shang Xin ci ragu-ragu, bibirnya gemetar, wajahnya pucat tanpa darah sè, tatapannya panik keluar sistem. 　　Angin gunung menerpa gaun hijau sè-nya, rambutnya berantakan, terlihat lemah bagai rerumputan di tengah hujan dan angin. 　　"Nona Zhang, cepatlah pergi. Sekarang bukan saatnya kau berbaik hati." Fang Yuan mendekatinya, memegang lengannya, memaksanya terus berjalan. 　　Xiao Die yang biasanya cerewet seperti burung pipit, kini diam seribu bahasa, kepala tertunduk terus melangkah dengan kaki gemetaran. 　　"Percayalah padaku, semuanya akan baik-baik saja." Suara Fang Yuan lembut menenangkan. 　　Shang Xin Ci menutupi ulu hatinya, menarik napas dalam-dalam berulang kali. Seolah udara menipis membuatnya sesak bernapas. 　　Awalnya dia hanya bernapas lewat lubang hidung, perlahan membuka mulutnya, menelan udara dalam-dalam. 　　Langkahnya semakin goyah, anggota badan semakin lemas. Andai bukan Fang Yuan yang memapah, mungkin dia sudah terjatuh di lantai kayu. 　　Bau anyir darah memenuhi hidung, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Tertiup angin gunung, dia menggigil keras. 　　Setelah guncangan itu, perlahan napas Shang Xin Ci mulai teratur kembali. 　　Setelah dua puluh langkah, dia tak lagi terengah-engah. Tiga puluh langkah kemudian, mulutnya tertutup rapat, hembusan hidung tak lagi berat. Lima puluh langkah berikutnya, langkahnya kembali mantap tanpa perlu dipapah Fang Yuan. 　　Jalan setapak curam membentang ke atas. Saat mendaki lereng, hembusan angin gunung menyapu rambutnya hingga berantakan tak karuan. 　　Dia mengulurkan tangan, merapikan sambil berjalan. 　　Setelah sanggulnya tersusun rapi kembali, kebingungan, ketakutan, dan kekhawatiran dalam tatapannya memudar, menyisakan ketegasan sè. 　　“Terima kasih.” Dia berkata pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan mengangguk, melepaskan papahannya dari tubuhnya. 　　Berdiri di lereng, langkahnya mulai menyusup pelan, menoleh ke belakang. 　　“Tahukah kau? Ini adalah jalan tersulit yang pernah kulewati sejak lahir.” Desahnya lirih, wajah sè masih pucat, suara selembut embun. 　　Senyum tipis mengembang di bibir Fang Yuan. Inikah Shang Xin Ci? Pantas menyandang nama yang menggema di Nanjiang. 　　Bai Ningbing pun tak kuasa menahan decak kagum, matanya mulai tercengang pada Shang Xin Ci. 　　Sungguh luar biasa seorang gadis biasa bisa secepat ini bangkit setelah mengalami malapetaka. 　　Sepanjang jalan, rintihan dan tangisan terus menyayat-nyayat. Bagi Fang-Bai 2 orang, ini hanya suara. Tapi bagi Shang Xin Ci, ini adalah siksaan dan interogasi jiwa! 　　Terlebih setelah kehilangan Zhang Zhu, sandaran utamanya. Keberaniannya menghadapi semua ini patut diacungi jempol. 　　Jalan setapak ini adalah jalan hati yang membara. Dengan gigi menggigit, Shang Xin Ci tak ambruk. Dia berjalan tegar melewatinya. 　　Seakan dalam sekejap, kematangan menyelimuti dirinya. 　　Fang Yuan tiba-tiba terkekeh ringan, tatapannya dalam menatap Shang Xin Ci: "Nona Zhang, kau berhati mulia, mengapa tidak pergi menolong mereka yang terbuang itu?" 　　Perkataan ini dibalas dengan sorot mata marah dari Xiao Die. 　　Shang Xin Ci tersenyum getir: "Andai aku bisa menyelamatkan mereka, pasti sudah kulakukan. Sayang usahaku pun takkan cukup untuk menolong orang-orang ini." 　　"Hahaha." Fang Yuan tertawa terbahak, "Inilah yang paling kukagumi darimu. Kebaikan tak rasional adalah kejahatan. Walau kau manusia biasa, kuhormati kau. Nona Zhang, jalan hidup penuh badai, kadang jalanan begitu becek, asal melakukan apa yang kita sanggup, hati pun akan tenang." 　　Shang Xin Ci memandang Fang Yuan, kilau cahaya berputar dalam sorot mata indahnya. 　　Sejak lama dia menduga Fang Yuan dan Bai Ningbing bukan orang biasa. Ucapan Fang Yuan barusan semakin menguatkan keyakinannya. 　　Dalam persepsinya, tanpa sengaja dia telah memberi bantuan kecil kepada Fang-Bai, yang berhasil memenangkan pengakuan dan kekaguman mereka. 　　Setelah itu, Fang-Bai beberapa kali membalasnya. Pertama membantu di Gunung Bandit Monyet, lalu membantu mencari uang, baru saja bahkan menyelamatkan xing-nya. 　　Sebagai wanita lemah yang diusir secara tak langsung oleh keluarga, dengan barang dagangan hampir habis, apa lagi yang layak mereka incar? 　　Tidak ada! 　　“Dalam situasi seperti ini, mereka masih 1ri berdiri di sampingku. Hanya dari tindakan ini saja, sudah tahu bahwa meskipun misterius, mereka berdua memiliki xing murni, jujur, dan lurus, menyimpan kebaikan sejati dalam hati.” 　　“Menyentuh mereka berdua adalah keberuntunganku.” 　　“Mengingat ini, hati Shang Xinci tak bisa menahan riak haru. Ia menatap dalam-dalam Fang Yuan, berkata dengan tulus:” 　　“Terima kasih.” 　　“Meski hanya dua kata, mengalirkan rasa terima kasih yang mendalam dari hatinya.” 　　Bai Ningbing tak tahan mengedarkan matanya. 　　“Jika Shang Xinci tahu hampir semua bencana ini disutradarai oleh Fang Yuan sendiri, bagaimana reaksinya nanti?” BABKelima Puluh: Kebaikan Setetes Air, Harus Dibalas dengan Mata Air yang Mengalir Deras! 　　; 　　“Statistik korban sudah keluar. Saat ini kita tersisa 137 orang, termasuk 78 Gu Master dan 59 manusia biasa..membaca..” Seorang wakil pemimpin melaporkan di hadapan umum. 　　Saat ini, di dalam tenda compang-camping ini, semua pemimpin kafilah yang selamat berkumpul untuk merundingkan jalan keluar. 　　Suasana tegang dan penuh tekanan. 　　Pemimpin kafilia Jia Long mengerutkan alisnya, mendengar laporan ini, alisnya hampir membentuk merinding. 　　Kafilah yang semula berjumlah ribuan orang, tak disangka sudah menyusut hingga segini. 78 Gu Master terdengar banyak, tapi yang mencapai tingkat tiga transformasi hanya 12 orang di sini. Gu Master level dua ada 28 orang, sisa 38 orang adalah Gushi Yizhuan. 　　Dari jumlah ini, kita juga harus mengurangi yang cacat atau terluka. Kenyataannya, yang masih mempertahankan kekuatan tempur hanya tersisa kurang dari separuh. 　　Nyawa manusia biasa tak berharga, para budak keluarga bisa dikorbankan. Tapi Gu Master berbeda. 　　Setiap Gu Master adalah kekayaan berharga bagi keluarga, mustahil untuk ditinggalkan. 　　Meski Jia Long tahu para Gu Master cacat ini akan menjadi beban besar bagi kafilah, mempertahankan nyawa mereka dan mengobati luka mereka hanya akan memperburuk logistik yang sudah ambruk. 　　Tapi Jia Long tidak berani meninggalkan mereka. Jika ditinggalkan, semangat pasukan akan hancur total. Setiap Gu Master akan ketakutan, seluruh kafilah akan runtuh. Akhirnya mereka akan ditelan kawanan binatang. 　　Wakil pemimpin yang menyampaikan laporan mengubah arah pembicaraan: "Satu-satunya kabar baik adalah masih banyak barang kafilah tersisa. Jika barang rampok tanpa pemilik itu dibagi rata, akan menjadi banyak Batu Yuan yang bisa menutupi kerugian kita." 　　Dalam bencana tadi, lebih banyak manusia mati dibanding kerugian barang. 　　Jika dibagi rata, para penyintas justru bisa diuntungkan. 　　Mendengar ini, hampir semua orang di tenda matanya berbinar. 　　Pedagang mengejar keuntungan, meski dalam bahaya pun sifat asli xing mereka tak berubah. 　　Orang-orang saling pandang sesaat. Wakil pemimpin Chen Shuangjin berdehem: "Pembagian rata menurutku kurang tepat. Dalam pertempuran tadi, Keluarga Chen kami paling banyak berkorban dan membunuh gajah bersayap putih. Aku harus dapat minimal (tiga) puluh persen dari barang rampok ini!" 　　"Lan Cheng?" 　　"Bagaimana mungkin!" 　　"Keluarga Chen mengorbankan lebih banyak? Keluarga Yuchi kami telah mengorbankan seorang pemuda berbakat di puncak Putaran Kedua." 　　"Bagaimanapun juga, keluarga Zhi setidaknya harus mendapat 20%." 　　Orang-orang bersahut-sahutan, perlahan berubah menjadi keributan. Di hadapan keuntungan, tak ada yang tidak bernafsu. 　　Nan You Shang Xinci, yang berada di tengah mereka, diam seribu bahasa. 　　Tim yang kuat menuntut lebih banyak. Pihak yang lemah bersikeras pada pembagian merata. 　　Keributan semakin menjadi-jadi, terdengar keluar tenda, menarik tatapan penasaran dari luar. 　　Tiba-tiba Shang Xinci berdiri. 　　Suasana dalam tenda mendadak hening. 　　"Saudara-saudara," mata indahnya menyapu ruangan, "Yang genting sekarang bukanlah barang dagangan ini, tapi bagaimana bertahan hidup. Mungkin kawanan binatang akan datang sebentar lagi! Kita bagaikan belalang di tali yang sama, diikat bersama oleh takdir. Namun kekuatan masing-masing kita terbatas, hanya dengan bersatu kita punya harapan selamat." 　　Di sini dia berhenti sejenak. 　　"Saya usulkan untuk mengkontribusikan semua barang dagangan kita, mengambil item yang bisa membantu. Atas nama Keluarga Zhang, saya jadi contoh pertama. Rela mengkontribusikan semua barang saya tanpa imbalan." 　　"Apa?" 　　"Dikontribusikan secara cuma-cuma?!" 　　Banyak yang terpana, ekspresi Chen Shuangshe, Jia Long dan lainnya berubah-ubah. 　　“Aku lelah, berharap kalian bisa segera merundingkan metode yang efektif. Pamit.” Setelah berkata demikian, Shang Xin Ci mengangguk hormat lalu berbalik membuka tirai tenda. 　　Belum lima langkah ia meninggalkan tenda, suara hiruk-pikuk tiba-tiba meledak lebih keras dari dalam. 　　Kini dengan tambahan barang rampokan keluarga Zhang, keuntungan ini semakin menggila, memicu kegilaan yang lebih besar. 　　Langkah Shang Xin Yi terhenti, kedua tinjunya mencengkeram erat sambil menghela napas dalam. 　　Ia juga seorang pedagang, wajar bila mengejar keuntungan. "Sumbangan sukarela" yang disebutkan tadi tentu bukan dari hati. 　　Hanya saja situasi memaksanya, bagai bayi membawa harta karun berjalan di samping Yang Mulia, terpaksa menjaga diri. 　　Kembali ke tendanya, Xiao Die yang mata merahnya bengkak sedang meringkuk di sudut tembok, tersedu-sedu. 　　Sejak kecil ia dan Shang Xin Ci selalu bersama. Baru sekarang teror gajah putih berbulu itu muncul dalam dirinya. 　　"Xiao Die." Dalam hati Shang Xin Ci menghela, duduk di sampingnya sambil menggosok punggung gadis itu. 　　"Nona, aku takut. Hikz... hikz..., Yang Mulia Zhang Zhu belum juga kembali. Jangan-jangan...," Xiao Die membenamkan wajah ke pangkuan Shang Xin Ci, tubuhnya gemetar. 　　Shang Xin Ci menepuk-nepuk punggungnya, berusaha menenangkan. Namun tangis Xiao Die tak kunjung reda. 　　"Xiao Die, Paman Zhang Zhu mungkin takkan pernah kembali." Suara Shang Xin Ci berat. 　　Seketika itu ia merasakan tubuh Xiao Die di pelukannya bergetar keras. 　　“Nona……，Tak mungkin，tak mungkin!” Xiao Die mengangkat kepala，kedua matanya memerah，terus menggelengkan kepala. 　　“Terima kenyataan ini，Xiao Die!” Shang Xin Ci tiba-tiba membentak，“Sekarang hanya kita sendiri yang bisa mengandalkan. Tak mau menangis，tak boleh menangis，tangisan takkan menyelesaikan masalah!” 　　“Mengandalkan diri sendiri? Tapi kita ini manusia biasa lho，kalau bukan karena Zhang Zhu Tianren，kita takkan bisa melakukan perjalanan ini.” Xiao Die bermata berkaca-kaca，suasana hatinya sangat lesu. 　　“Benar. Orang-orang itu kalau bukan melihat pamannya Zhang Zhu，mana mungkin mengizinkanku jadi salah satu wakil pemimpin. Xiao Die kau benar，kita memang manusia biasa. Tapi beberapa orang punya kekuatan manusia biasa!” Kilatan cahaya tegas muncul di mata Shang Xin Ci. 　　Tatapannya membara menatap Xiao Die，kedua tangan memegang erat lengan Xiao Die，mengguncangnya keras：“Xiao Die，kau percaya padaku?” 　　Xiao Die memandang Shang Xin Ci di depannya，merasakan kekuatan tak terduga. 　　Kekuatan ini berasal dari Shang Xin Ci，lalu menyebar ke tubuhnya，menginfeksi hatinya，membuatnya merasa seolah sedang diterangi cahaya terang. 　　“Nona…” Tatapan Xiao Die berkedip-kedip，dia belum pernah melihat nona seperti ini，sejenak ini dia merasa nona bersinar lebih cantik dari sebelumnya. 　　“Aku percaya padamu!” Jawabnya lembut namun tegas. 　　“Bagus，Xiao Die. Dengarkan baik-baik，kita sedang dalam bahaya. Kadang manusia lebih menakutkan dari binatang buas，kita bawa semua simpanan，pergi mencari Hei Tu dan Bai Yun bersama.” 　　“Baik, kakak, aku akan menuruti semua perintahmu!” 　　Sekitar waktu yang dibutuhkan untuk menikmati secangkir teh. 　　Di dalam tenda, Fang Yuan dan Shang Xin Ci duduk bersila berhadapan. 　　Fang Yuan memandang si cantik di hadapannya dengan tatapan penuh arti: "Kau bilang tadi, kau sudah menyumbangkan semua barang kita secara cuma-cuma? Kepada anjing-anjing serakah itu?" 　　"Memang begitu." Shang Xin Ci mengaku dengan jujur. 　　Sudut bibir Fang Yuan melengkung, tatapannya penuh kekaguman pada Shang Xin Ci. 　　Sungguh orang pintar! Bisa melepaskan dan mengorbankan, berani mengambil keputusan! 　　Setelah kematian Zhang Zhu, Shang Xin Ci yang hanya manusia biasa, meski mewakili Keluarga Zhang, statusnya sangat tidak setara dengan wakil pemimpin lainnya. 　　Para Gu Master ini bisa dengan mudah mencaplok harta Shang Xin Ci. 　　Membunuh Shang Xin Ci lalu menyalahkan kawanan binatang, takkan ada yang berani protes. Keluarga Zhang juga takkan menyelidiki hanya untuk seorang Shang Xin Ci. 　　Karena itu, barang dagangan di tangan Shang Xin Ci menjadi beban berbahaya yang bisa mendatangkan malapetaka. 　　Maka dengan bijak dia membuang ancaman ini ke orang lain, demi menjamin keselamatannya sendiri. 　　Tapi dia juga sangat menyadari, keamanan ini pun rapuh. Karena itulah dia datang ke sini. 　　"Aku datang untuk meminta maaf pada Hitam Fang Yuan, sungguh menyesal." Shang Xin Ci membungkuk pada Fang Yuan. "Kau yang meminjamkan barang dagangan ini, seharusnya ini semua milikmu. Aku lancang bertindak semaunya. Sebagai permintaan maaf, silakan terima ini." 　　Shang Xin Ci kali ini membawa dua peti kayu. 　　Tanpa perlu membuka, Fang Yuan sudah tahu bahwa peti kayu ini dipenuhi Batu Yuan. 　　Sebagian besar berasal dari hasil jerih payahnya sendiri, diberikan kepada pihak lain dengan pembagian 50-50. 　　Fang Yuan tak urung menatap Shang Xin Ci. 　　Tatapan keduanya bertabrakan di udara, secara bertahap memunculkan rasa saling memahami yang telepatis. 　　Keduanya adalah orang pintar, banyak hal tak perlu diucapkan secara gamblang. 　　Dalam persepsi Shang Xin Ci, Fang Yuan yang sengaja menyembunyikan identitas sangat mungkin seorang Gu Master. Berdasarkan berbagai perilakunya selama interaksi, Shang Xin Ci menganggap Fang Yuan sebagai pribadi yang terpercaya. Jika ada yang bisa membantunya, Fang Yuan jelas kandidat terbaik. 　　Sebab, Shang Xin Ci sangat percaya pada Fang Yuan. 　　Namun, dalam hati Shang Xin Ci masih ada keraguan. Pertama, dia tidak tahu kekuatan sebenarnya Fang Yuan - perbedaan antara tingkat satu, dua, dan tiga sangat signifikan. Kedua, penyembunyian identitas Fang Yuan pasti memiliki alasan tersembunyi, mungkin belum bisa membuka statusnya untuk membantunya. 　　Sebelum mendapat komitmen dari Fang Yuan, Shang Xin Ci menyumbangkan harta bendanya. Setelah mendapat jaminan keamanan dasar, dia membawa seluruh tabungannya menemui Fang Yuan. Secara formal datang untuk meminta maaf, tapi sebenarnya mengajak Fang Yuan secara implisit, berharap mendapat bantuannya. 　　Dia tahu Fang Yuan dan dirinya adalah tipe manusia yang sama - ini adalah kesepahaman diam-diam antar orang cerdik. 　　Setelah saling memandang lama, Fang Yuan tersenyum tipis memecah keheningan: "Silakan bawa kembali Batu Yuan ini, Nona Zhang." 　　Wajah sè Shang Xin Ci berubah seketika, sebutir hati nya langsung terjatuh. 　　“Dalam pemahamannya, Fang Yuan menolak Batu Yuan ini, yang jelas berarti menolak membantunya.” 　　“Tapi apa yang bisa dia lakukan tentang ini?” 　　“Sebenarnya, Fang Yuan sudah banyak membalas jasanya. Hanya sedikit orang di dunia yang bisa melakukan ini. Shang Xin Ci pun tak bisa menuntut lebih.” 　　“Tapi jika Hei Tu tak mau membantunya, siapa lagi? Bai Yun? Tidak mungkin, hubungan pria-wanita mereka sangat dekat, sudah pasti bersatu padu.” 　　“Shang Xin Ci tak bisa memikirkan kandidat lain. Senyum getir mengembang di wajah ayunya: 'Aku mengerti. Tapi terimalah Batu Yuan ini sebagai hadiah dariku. Seperti peribahasa 'harta berharga yang dibawa menjadi dosa', jika kau tak menerimanya, mungkin aku juga harus menyerahkannya.'” 　　“Fang Yuan tertawa Ha-ha: 'Nona Zhang, kurasa pemahamanmu agak melenceng. Saat baru bergabung dengan kafilah, Bai Yun dan aku terluka parah, nyaris meregang nyawa. Kekuatan kami merosot ke titik terendah, justru diincar oleh para budak kuat. Hmph, benar-benar harimau terjun diinjak anjing. Kaulah yang melindungi kami, memberi kami kesempatan pulih sepenuhnya. Jasa ini bisa disebut sebagai jasa penyelamatan nyawa.'” 　　“'Aku ini orang yang selalu membalas budi dan membalaskan dendam. Meski kau manusia biasa, aku menghargaimu, bahkan mengagumimu. Pertemuan kita di tengah lautan manusia adalah takdir. Setetes kebaikan harus dibalas dengan mata air. Apalagi jasa penyelamatan nyawa? Bawa pulang Batu Yuan ini, aku pasti akan melindungimu sepenuh tenaga!'” 　　“'Ah...' Shang Xin Ci tak bisa menahan teriakan lembutnya mendengar ini.” 　　Bulu matanya bergetar halus, kedua matanya memerah, segera berkabut. 　　Dalam pandangannya, karena air mata, sosok Fang Yuan menjadi buram. Namun di hati, citra Fang Yuan terukir dengan jelas. BAB51: Benar juga Gu Master jalan gelap! 　　; 　　Menambahkan bunga di atas brokat, mana bisa menandingi mengirim arang di tengah salju? 　　Angin kencang menguji rumput kuat, kenistaan memperlihatkan isi hati... 　　Melihat ekspresi Shang Xin Ci seperti itu, Fang Yuan tidak merasa bangga, bagian penting baru akan dimulai. 　　Ia melanjutkan: "Hanya ada satu hal yang harus kujelaskan padamu." 　　"Silakan, Tuan." Shang Xin Ci mengangkat jari-jari seputih pucuk bawang, menyeka sudut matanya, menenangkan diri. 　　"Aku dan Bai Yun, kami adalah pengikut jalan gelap." Kata Fang Yuan. 　　Shang Xin Ci mengangguk, tanpa ekspresi terkejut. Sebelumnya, Zhang Zhu juga sudah menduga hal ini dan memintanya berhati-hati terhadap duo Fang-Bai. 　　Karena itu dengan persiapan psikologis, ia secara alamiah menerima fakta ini. 　　Tidak memiliki bakat kultivasi, ditambah status anak haram, pengalaman hidup yang berbeda membuatnya cepat matang, memiliki pemahaman mendalam tentang hakikat dunia. 　　Lagipula bagi dirinya saat ini, tidak ada pilihan lain. 　　Suara Fang Yuan menjadi dingin: "Pengikut jalan gelap selalu kejam, aku dan Bai Yun tidak terkecuali, keduanya memiliki catatan pembunuhan." 　　Bibir Shang Xin Ci secara refleks mengatup kencang. 　　“Kau harus percaya padaku, barulah aku bisa membantumu. Tapi tenanglah, sampai aku merasa telah melunasi hutang budi padamu, aku akan pergi diam-diam. Tak akan membuatmu terlibat dengan pengikut jalan gelap. Tapi sebelum itu, kita berdua akan muncul sebagai ahli Gu keluarga Zhang. Harap Nona Zhang bisa membantu kami mempertahankan identitas ini.” Fang Yuan berkata dengan datar. 　　Shang Xin Ci memandang dengan tekad di matanya: “Tuan Hei Tu, panggil saja aku Xin Ci. Meski Tuan berasal dari jalan gelap, tapi orang yang jujur dan berprinsip. Xin Ci bukanlah orang kolot, di aliran ortodoks pun banyak penipu busuk. Bisa dilindungi Tuan, adalah keberuntungan Xin Ci.” 　　“Hehehe.” Fang Yuan tertawa panjang, menatap Shang Xin Ci dengan penuh makna, “Semoga kau tak menyesal di kemudian hari.” 　　Du Xin Ci hendak bicara, tiba-tiba suara terdengar dari luar tenda. 　　“Apakah Zhang Xin Ci ada di tenda ini?” Suara pria arogan, tidak terlalu tua. 　　“Tuan Gu Master, mohon tunggu. Nona kami sedang membahas urusan penting.” Xiao Die menghalangi. 　　“Urusan penting? Hehe, barang dagangan keluarga Zhang semuanya disumbangkan, masih ada urusan apa?” Pelayan itu mengejek. 　　“Tuan Gu Master... Aduh!” Xiao Die tiba-tiba menjerit kesakitan disusul suara tubuhnya ditendang jatuh. 　　“Pergi kau, Sampah! Berani-beraninya menghalangi jalan Ou Fei!” 　　Mata indah Shang Xin Ci langsung dipenuhi kepanikan dan kekhawatiran. Saat hendak berdiri keluar, tubuhnya ditekan Fang Yuan. 　　Tirai pintu tiba-tiba disibak seorang Pemuda Gu Master berwajah kejam yang muncul di hadapan mereka berdua. 　　"Zhang Xinci!" Pandangan Pemuda Gu Master itu langsung tertuju pada Shang Xinci, memamerkan nafsu adalah dan keserakahan tanpa tedeng aling-aling. 　　"Hehe, kau bersembunyi di sini membuatku susah payah mencarimu." Ia menarik bibir, menegakkan kepala, memandangi seluruh tubuh Shang Xinci dengan aura penguasaan seolah telah mengendalikan situasi. 　　Shang Xinci mengenakan gaun hijau bagai teratai lembut, kecantikannya memesona. 　　Siluetnya telah membekas di hati banyak orang dalam kafilah. Ou Fei yang tergila-gila ini berkali-kali melamar namun selalu ditolak. Awalnya ingin memaksa, namun terpaksa menahan diri karena kehadiran Zhang Zhu. 　　Kini Zhang Zhu-satu-satunya Gu Master keluarga Zhang-telah tewas. Shang Xinci tak lebih dari seorang manusia biasa adalah, kecantikannya yang memikat membuat Ou Fei lama mengincar, akhirnya kesempatan ini tiba. 　　Tatapan penuh nafsu adalah dan agresif Ou Fei membuat hati Shang Xinci tercekat, menimbulkan kepedihan. 　　Ia rela meninggalkan harta benda demi keamanan, namun kecantikannya justru menjadi ancaman. Para Gu Master aliran ortodox yang biasanya berlagak suci kini menanggalkan topeng. 　　Shang Xinci sadar, Ou Fei hanyalah yang paling tak sabar. Di belakangnya, masih banyak mata serigala serupa yang mengintai. 　　“Yang Mulia Ou Fei, ada keperluan apa?” Shang Xin Ci berdiri, memberikan hormat sambil bertanya. 　　“Ha ha ha!” Ou Fei mendongakkan kepala sambil tertawa terbahak, "Aku datang untuk membantumu, Xin Ci. Sayangku, para Gu Master di rumahmu belum kembali, pasti sudah mati. Kau hanya seorang wanita lemah, hanya dengan bergantung padaku kau bisa selamat. Kasihan, tak perlu berterima kasih, Tuan baik hati sepertiku akan membawamu pergi." 　　Begitu kata-katanya, ia maju hendak menarik sang gadis. 　　Wajah Shang Xin Ci pucat, sebagai gadis muda, tak urung melangkah mundur selangkah. 　　Sikap lemah gemulai ini justru membakar nafsu Ou Fei semakin menjadi. 　　“Nona Xiao Die, jangan ikut dia!” Xiao Die berlari masuk, mengangkat kedua lengan menghadang di depan Ou Fei. 　　Ou Fei murka, dengan suara 'plak', menampar Xiao Die. 　　Xiao Die langsung terjatuh ke lantai, pipinya membengkak seketika. Tamparan itu membuatnya pusing tujuh keliling, telinganya berdenging. 　　“Xiao Die!” Shang Xin Ci segera berjongkok di tubuh, memapahnya bangun. 　　“Nona, cepat pergi! Biar aku mati, takkan kubiarkan dia membawa nona!” Xiao Die berjuang berdiri, tatapannya menusuk Ou Fei penuh ketakutan, amarah, dan tekad bulat. 　　“Sampah! Mau mati? Kubuat kenyataan!” Ou Fei memerah karena malu dan marah, mengangkat tangan hendak menghajar. 　　Tiba-tiba sebuah tangan besar seakan muncul dari udara, menggenggam erat lengannya. 　　"Orang macam apa?!" Di dalam hati Ou Fei kaget, setelah melihat jelas, ternyata seorang pria buruk rupa berpakaian budak keluarga sedang mencengkeram lengannya. 　　"Anjing berani sekali!" Wajah Ou Fei berkerut dipenuhi amarah. 　　Ia berusaha menarik kembali lengannya, namun tangan Fang Yuan seperti penjepit besi, sama sekali tak bergerak. 　　"Hamba anjing, kau masih belum melepas?!" Ou Fei murka, niat membunuh tiba-tiba memuncak. Saat hendak mengerahkan Yuan Zhen, Fang Yuan tiba-tiba tersenyum. 　　Seluruh wajahnya penuh bekas luka bakar dengan satu telinga hilang. Senyum dinginnya memancarkan aura seram yang mengerikan. 　　Jantung Ou Fei berdebar kencang, Fang Yuan pun melepaskan genggamannya. 　　Kemudian 　　Mengangkat kaki dan menendang keras perut Ou Fei. 　　Byur. 　　Ou Fei hanya merasakan kekuatan dahsyat menghantam yang tak bisa ditahan. Sakit yang luar biasa membuat tubuhnya terlempar seperti karung usang, menerobos tenda dan mendarat di tanah sejauh dua tiga zhang. 　　Suara ini cukup keras. Tiba-tiba seseorang adalah muncul dari tenda 　　Orang-orang di sekitar tenda semua berhenti menyaksikan. 　　Tirai pintu ikut terkoyak. 　　Melalui lubang besar yang robek ini, Shang Xin Ci dan Bu Die melihat Ou Fei tergeletak tak bergerak. 　　Kedua gadis itu membeku dalam keterkejutan. 　　Pedagang selalu mengutamakan keharmonisan untuk menghasilkan kekayaan, kadang harus tersenyum meski dipermalukan. Shang Xin Ci yang berstatus rendah sejak kecil telah belajar bersabar, terbiasa hidup menunduk. Meski pernah memiliki Zhang Zhu tingkat tiga, namun ia adalah penyembuh, sulit menanggung beban sendirian. Banyak konflik diselesaikan secara damai, laksana air yang mengalir lembut, atau matahari hangat mencairkan salju. 　　Tendangan mendadak Fang Yuan bagai halilintar menggelegar, tebing terjal yang tak memberi ruang kompromi, keras dan sewenang-wenang, penuh keangkuhan. 　　[ji]Kekerasan yang adalah kekerasan, jauh melampaui perkiraan kedua wanita. 　　Ou Fei terbaring di lantai, terdiam selama beberapa tarikan napas. Kemudian sakit maha dahsyat di perut bawah [ji]memicu rasa malu dan kebencian luar biasa! 　　Dirinya ditendang, pelakunya bahkan cuma budak keluarga lawan! 　　"Brengsek, kau berani menendangku! Beraninya kau? Manusia hina, kau tamat. Aku akan mencincangmu sampai berkeping-keping!!" Ou Fei mengaum penuh amarah sambil bangkit dari lantai. 　　Wajahnya memerah marah, gigi terkunci, kedua mata menyala bagai binatang buas yang siap menerkam. 　　"Matilah kau!" Langkahnya derap maju, menerjang Fang Yuan dengan amuk. 　　Fang Yuan melangkah mantap ke depan, tegak berdiri membentengi kedua wanita di belakangnya. 　　O Fei menerjang mendekat, tiba-tiba melompat tinggi hingga dua zhang dari tanah, lalu terjun ke arah Fang Yuan. 　　"Akan kujadikan kau remukan daging!" teriaknya sambil mengulurkan kedua telapak tangan. 　　Di bawah pengaruh serangga gu, kedua telapak tangannya tiba-tiba membesar tiga kali lipat, menghembuskan desau angin ganas dan tenaga dahsyat yang menghujam ke Fang Yuan. 　　Seandainya Fang Yuan benar-benar manusia biasa, serangan ini pasti akan meremukkan tulang dan dagingnya hingga tewas seketika. 　　Namun, dia bukan manusia biasa. 　　Bukan hanya itu, dia adalah Gu Master tingkat dua tinggi. 　　Dia bukan hanya Gu Master tingkat dua tinggi, tetapi di rongga kosongnya masih menyimpan Yuan Zhen perak salju puncak tingkat tiga. 　　Sejak promosi ke Putaran Kedua, rongga kosong Fang Yuan telah mampu menampung Yuan Zhen perak salju. Terutama selama serangan kawanan binatang ini, dia selalu menyimpan cadangan Yuan Zhen untuk berjaga-jaga. 　　Jadi meski levelnya tingkat dua tinggi, kekuatan tempurnya jauh melampaui itu. 　　Sedangkan O Fei ini hanyalah rampok tingkat awal Putaran Kedua belaka. 　　Huu! 　　Angin kencang menerpa wajah, mengacak sanggul kedua gadis. 　　Menyaksikan O Fei bagaikan dewa yang turun dari langit dengan telapak tangan mengerang, Xiao Die memutih wajahnya pucat pasi. 　　Shang Xinzi jantungnya berdebar kencang, tak kuasa menahan teriakan: "Hati-hati!" 　　Fang Yuan mencemooh, menekuk jari telunjuk lalu menjentikkan dengan lembut. 　　Spiral Gu Tulang Senjata. 　　Sebuah senjata tulang spiral tiba-tiba melesat keluar, menerjang ke langit. 　　"Apa?!" Ou Fei terkejut, panik, buru-buru menghindar. 　　Senjata tulang menembus pertahanannya, menusuk bahu, tersangkut di tulang scapula, menyemburkan darah segar. 　　Sakit maha dahsyat menerjang, momentum Ou Fei terhenti, jatuh tak karuan ke lantai. 　　"Kau ternyata seorang Gu Master!" teriaknya, suara penuh ketakutan dan keheranan. 　　Fang Yuan mengabaikannya, terus berlari mendekat, mengepal tangan kanan, mengayunkan lengan, menghantam dengan keras. 　　Penglihatan Ou Fei mendadak gelap, bayangan tinju membesar cepat di matanya. 　　"Sialan!" umpatnya, memaksa serangga gu dengan kasar sambil refleks mengangkat telapak tangan lebar seperti kipas untuk menangkis. 　　Boom! 　　Kekuatan babi ganda dan kekuatan buaya tiba-tiba meledak. 　　Tenaga dahsyat langsung membuat tinju besi Fang Yuan menembus telapak tangan Ou Fei, menghancurkan pertahanannya, lalu menghantam wajahnya dengan keras. 　　Tulang hidungnya patah seketika, seluruh wajahnya cekung ke dalam. Terlempar mundur, darah muncrat sepanjang jalannya. Saat tubuhnya jatuh seperti karung usang ke tanah, nyawanya sudah tak tersisa. 　　"Aku adalah, bunuh orang!" 　　"Ada Gu Master terbunuh!" 　　Penonton gempar, ada yang menjerit ketakutan, ada yang berteriak histeris. 　　Fang Yuan seluruh tubuhnya diselimuti lapisan zirah putih, ini adalah efek dari Tian Peng Gu yang sedang bekerja. Tanpa pertahanan ini, mustahil baginya untuk mengerahkan kekuatan sepenuhnya. 　　"Gu, dia ternyata seorang Gu Master!!" Mata kecil Xiaodie membelalak lebar. 　　Shang Xinzi juga terkejut sampai tak bisa berkata-kata, matanya menatap bayangan punggung Fang Yuan, tiba-tiba teringat ucapan pria itu sebelumnya 　　"Pengikut jalan gelap selalu kejam, baik aku maupun Bai Yun tak terkecuali, dan semuanya telah menumpahkan darah." 　　Benar-benar Gu Master jalan gelap! (Bersambung) BABLima Puluh Dua: Anak tak terdidik adalah kesalahan ayah! 　　; 　　"Ada yang bunuh-bunuhan, benar-benar ada pembunuhan!" 　　"Apa yang terjadi?" 　　"Ini sebenarnya bagaimana?" 　　Mayat Ou Fei terbaring di lantai seperti anjing mati. ..Bagaimana mungkin tidak menarik perhatian? 　　Hanya dalam sekejap, keributan di area ini telah meluas ke seluruh perkemahan. 　　Semakin banyak orang berkerumun ke lokasi. Banyak yang melihat mayat Ou Fei spontan berteriak kaget, lalu mulai mencari tahu detail kejadian. 　　Dalam sekejap, TKP dikepung tiga lapis kerumunan manusia, bisik-bisik dan perbincangan riuh terdengar. 　　"Dua orang tiba-tiba berkelahi, sungguh mengerikan, langsung ada yang tewas." 　　"Orang itu si pembunuh!" Seseorang menunjuk Fang Yuan dengan hati-hati. 　　Fang Yuan menyilangkan tangan dan tegak berdiri di tempat, wajahnya dingin tak acuh, mengabaikan bisikan orang sekitar seolah tak melihat. 　　“Hm, dia cuma budak keluarga, kok bisa bunuh Gu Master?” Orang-orang pun mulai meragukan. 　　“Dia jelas bukan budak! Aku lihat sendiri dia mengeluarkan tombak putih, satu pukul langsung bunuh Ou Fei. Kekuatannya luar biasa!” kata seorang Gu Master yang menyaksikan prosesnya. 　　“Tombak putih?!” Chen Xin kebetulan mendengar ini, hatinya langsung berdesir. 　　Ia tak sengaja menyaksikan Fang Yuan membunuh Zhang Zhu. Gambar tombak spiral tulang Fang Yuan terpatri dalam ingatannya. Makanya kata "tombak putih" langsung mengingatkannya pada hal itu. 　　“Apa yang terjadi? Ada apa di sini?!” suara Jia Long yang kesal terdengar. 　　“Ah, itu ketua dan wakil ketua!” Kerumunan orang segera membuka jalan. 　　“Ada yang mati!” 　　“Ya, dibunuh... Bukankah ini anak bungsu Wakil Ketua Ou?” 　　Wakil ketua melihat pemandangan ini, mulai berbisik-bisik. 　　Baru saja kata-kata itu terucap, tiba-tiba terdengar teriakan memilukan di telinga semua orang. 　　“Ah!! Anakku!! Kenapa kau begini?!” Seorang bayangan melesat keluar, mendekati mayat Ou Fei, lalu tiba-tiba membeku. 　　Orang ini adalah Ou Yanggong dari keluarga Ou, bertubuh pendek kurus dengan hidung bengkok seperti paruh elang. 　　Seluruh wajah Ou Fei telah hancur, campuran otak dan darah menggenang di lantai. Nyawanya jelas sudah tak tersisa. 　　Ou Yanggong menatap mayat anaknya dengan tajam, air mata mengalir deras: "Anakku, kau mati dengan sangat menyedihkan. Siapa, siapa yang begitu kehilangan kemanusiaan, membunuh anakku! Aku akan memotong-motong mayatnya hingga berkeping-keping!!" 　　Ia terjebak dalam amarah meledak, meneriakkan kata-kata dengan suara parau. 　　Tatapan semua orang tak terhindarkan tertuju pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan menyeringai dingin, berkata dengan tenang: "Tentu saja aku yang membunuhnya. Kau ini orang buta? Aku sudah berdiri di sini setengah hari, masih belum kau lihat?" 　　Jawaban ini terlalu arogan, kerumunan seketika gempar. 　　Para pemimpin seperti Jia Long tak bisa menahan kerutan di alis mereka. 　　Sikap Fang Yuan yang berani bersikap tanpa beban membuat mereka merasa ada yang tidak beres. Terutama pakaian budak keluarga yang dikenakan Fang Yuan, membuat mereka tak bisa menebak kedalamannya, sehingga memilih untuk menjadi penonton dengan hati-hati. 　　"Kaulah si pembunuh!" Tatapan Ou Yanggong seperti pedang menusuk Fang Yuan, meski dibakar kebencian, ia tak mengambil tindakan. 　　Ini justru membuat Fang Yuan sedikit terkejut. 　　Anak kandungnya sendiri mati di depan matanya, tapi Ou Yanggong ini masih bisa menahan niat membunuh, tidak terpancing emosi. 　　Hei, sebenarnya tak ada pedagang keliling yang tak punya kepekaan. Ou Yanggong yang sudah hidup sampai usia senja ini telah melihat banyak nyawa melayang dalam perdagangan, sebagai Sesepuh keluarga Ou yang tetap kokoh, pasti punya kemampuan. 　　Tapi meski ia tak ingin bertindak, Fang Yuan justru akan bergerak. 　　Sejujurnya, Fang Yuan sangat senang melihat Ou Fei muncul—tepat saat ia ingin membunuh ayam untuk menakuti monyet, lalu tampil dengan kekuatan untuk menggentarkan orang-orang. 　　Tapi hanya Ou Fei saja belum cukup. Jika bisa ditambah dengan Ou Yanggong di depannya ini... 　　Haha, itu akan sempurna! 　　Memikirkan itu, Fang Yuan menyeringai kejam: "Lonte tua, kau muncul tepat waktu. Anakmu berani menghina nona muda kami, amarahku belum reda. Kesalahan anakmu adalah bukti didikanmu yang buruk. Kaulah biang kerok, serahkan nyawamu!" 　　Sambil berkata demikian, langkahnya menyusul cepat, dalam sekejap sudah menubruk Ou Yanggong. 　　Ou Yanggong sampai gemetar kumisnya marah. 　　Omongan Fang Yuan ini, betapa sesat dan jahat! 　　Nyatanya dia yang membunuh, malah memutar balik tuduhan seolah aku biang kerok!! 　　Tak tahan menahan amarah, ia melancarkan serangan dahsyat ke Fang Yuan. 　　Boom! Keduanya bertubrukan keras. 　　Dentuman menggema, gelombang energi berhamburan. 　　Fang Yuan mundur lima-enam langkah sebelum berhenti. Baju zirah putihnya berkedip lemah sebelum kembali terang, Tian Peng Gu di rongga kosongnya sudah lunglai. 　　Ou Yanggong terlempar bagai layangan putus tali. Di udara, ia muntahkan darah segar, mendarat gemetar dengan wajah pucat pasi. 　　Siapa kuat siapa lemah, jelas terpampang! 　　"Bagaimana mungkin?" 　　"Si buruk rupa ini jelas-jelas hanya mengeluarkan aura tingkat dua!" 　　"Old Master Ou Yang dirugikan, tubuhnya sudah tua dan lemah. Sebaliknya orang itu justru memanfaatkan kelebihan dan menutupi kekurangannya..." 　　Beberapa wakil pemimpin dengan cepat menganalisis situasi. 　　"Kau cari mati!" Old Master Ou Yang yang baru sadar telah dirugikan, amarahnya semakin membara. Ia ingin memotong-motong Fang Yuan menjadi delapan bagian. 　　Ia tidak menyangka Fang Yuan akan mengambil inisiatif menyerang, juga tidak familiar dengan informasi tentang Fang Yuan. Dalam kepanikan, tanpa pikir panjang ia memilih untuk menghadang langsung. 　　"Anak muda, biar kau tahu perbedaan antara tingkat dua dan tiga!" Old Master Ou Yang mengaum lalu menerjang Fang Yuan. 　　Fang Yuan tetap tenang tanpa rasa takut, mengaktifkan Heavenly Peng Blessing... menggerakkan Senjata Tulang Spiral... tangan Blood Moon Gu, kaki memakai Jumping Grass, bertarung sengit dengan Ou Yang. 　　Orang-orang segera mundur menjauh, mengosongkan area yang luas. 　　Old Master Ou Yang di tingkat tiga awal, Fang Yuan di tingkat dua tinggi. Terpaut satu tingkat kecil plus satu tingkat besar, kesenjangan cultivation sangat jauh. 　　Tapi situasi Fang Yuan sangat spesial. 　　Di dalam tubuhnya tersimpan Yuan Zhen perak salju yang dipinjam dari Bai Ningbing, menggunakan sebagian besar serangga gu tingkat tiga. Kekuatan tempur komprehensifnya justru melebihi Ou Yang. 　　Belum lima jurus bertarung, Fang Yuan sudah menguasai posisi atas. 　　Kejadian ini membuat semua yang hadir tercengang. 　　"Ini... ini... bagaimana mungkin?!" 　　"Gu Master tingkat tiga malah dipojokkan oleh yang tingkat dua?!" 　　"Ini terlalu menggelikan!" 　　“Orang-orang sulit mempercayai, banyak yang terpana melihatnya.” 　　“Setelah beberapa ronde lagi, Fang Yuan sepenuhnya unggul, menekan mati-matian Ouyang Gong.” 　　“Sebagian kecil orang sudah melihat polanya.” 　　“Meski si jelek ini beraura Putaran Kedua, sepertinya cultivation sebenarnya lebih dari ini!” 　　“Benar! Pasti ia punya serangga gu penekan aura. Sebelumnya berpura-pura jadi budak keluarga, kita sama sekali tak menyadarinya.” 　　“Orang ini licik dan kejam, serangannya selalu mengincar titik vital Ouyang Gong. Situasi Ouyang Gong sangat berbahaya.” 　　“Ouyang Gong dalam hati mengeluh tak habis-habis. Awalnya mengira bisa mengalahkan Fang Yuan dengan mudah, tak disangka Fang Yuan ternyata bajingan berpura-pura lemah!” 　　“Pantasan ia berani menyerangku dengan percaya diri, ternyata cultivation-nya setara denganku.” 　　“Sungguh licik, sungguh tak tahu malu!” 　　“Beberapa ronde lagi, situasi pertempuran sudah jelas. Mayoritas orang melihat kondisi buruk Ouyang Gong.” 　　“Ouyang Gong sudah pasti kalah. Jika terus begini, ia akan dibunuh!” 　　“Ouyang Gong sejak awal sudah kalah, ditambah kerugian besar di awal. Balas dendam kematian anaknya takkan terbalaskan.” 　　“Si jelek ini berkekuatan solid, tenaga dahsyat, ganas dan kejam. Dari mana asalnya?” 　　“Aku tahu orang ini! Dialah budak yang pernah menaklukkan banyak raja monyet bandit di Gunung Monyet Bandit!” 　　“Orang-orang ramai membicarakan dengan perasaan campur aduk: khawatir, penasaran, waspada, terpukau, dan sebagainya.” 　　“Kedua orang, hentikanlah. Pasti ada kesalahpahaman di sini!” Melihat Ouyang Gong hampir dibunuh Fang Yuan, pemimpin kafilah Jia Long akhirnya tak tahan lagi. Ia melompat ke arena untuk ikut campur dalam pertarungan. 　　Ouyang Gong yang sudah berkeringat dingin dan wajahnya pucat pasi karena terdesak oleh Fang Yuan, langsung berseri-seri hatinya mendengar perkataan Jia Long, melihat secercah harapan. 　　Ia segera menarik diri dan berlari ke arah Jia Long. 　　Tatapan Fang Yuan menyapu cepat, mengetahui pengejaran tak mungkin. "Ha!" Tertawa keras, gerakannya berhenti mendadak: "Saudara Jia Long datang tepat waktu! Mari kita bunuh dia bersama dengan senjata tulang!" 　　Perkataan ini membuat semua orang tertegun. 　　Rupanya si buruk rupa ini mengenal Pemimpin Jia Long? 　　Ini pikiran pertama orang-orang. 　　Panggilan akrab itu menunjukkan hubungan dekat. 　　Ini pikiran kedua orang-orang. 　　Tidak, mungkin dia sengaja memanggil begitu untuk mengacaukan pandangan. 　　Ini pikiran ketiga orang-orang. 　　Seperti pepatah: Penonton lebih jernih, pelaku lebih bingung. Para pengawas pertarungan yang tidak terlibat langsung, pikirannya lebih tajam. 　　Jia Long saat ini dipenuhi kebingungan, karena ia sama sekali belum pernah berbicara dengan Fang Yuan. 　　Ouyang Gong ragu-ragu. Ia tak bisa memastikan hubungan sebenarnya antara Jia Long dan Fang Yuan. Meski curiga ini cuma gertakan, bagaimana jika benar? 　　Jika benar demikian, ia akan terjepit dalam serangan gabungan Fang Yuan dan Jia Long. 　　"Menyangkut nyawanya sendiri, Ou Yanggong tentu tak berani mengambil risiko. Ia segera berbelok arah, menjauhi Fang Yuan dan Jia Long, mundur ke arah tenggara." 　　"Bicaralah baik-baik." Jia Lang segera menghentikan langkahnya untuk menghindari kecurigaan. 　　Fang Yuan tertawa terbahak-bahak, lalu mulai mengejar. 　　Ou Yanggong baru sadar telah terjebak taktik Fang Yuan. Saat hendak berbicara, tiba-tiba dari kerumunan di belakangnya muncul Bai Ningbing yang menyergap dengan serangan mematikan! 　　Seketika, tiga tulang spiral berbentuk senjata ditembakkan berturut-turut. 　　"Masih ada orang lain?!" Ou Yanggong panik luar biasa. Tanpa sempat menoleh, ia memaksakan Gu pertahanannya. 　　Tapi Gu-nya sudah di ambang kehancuran. Hanya berhasil menahan dua serangan sebelum duri ketiga menembus tengkuknya dan menyembul dari depan tengkorak. 　　Ou Yanggong tewas! 　　Kematiannya membuat orang-orang panik dan pucat pasi, suasana langsung gempar. 　　Ini adalah wakil pemimpin kafilah, seorang Gu Master tingkat tiga! 　　Kematian Ou Yanggong membuat para pemimpin dan wakilnya berubah wajah, merasakan ancaman maut. 　　"Kurang ajar!" 　　"Berani benar membunuh wakil pemimpin!" 　　"Ayo serang bersama, tangkap mereka!!" 　　"Siapa yang berani?" Bai Ningbing melepas topi jerami. Rambut putihnya berkibar, tatapan dingin menyapu, Yuan Zhen perak salju menyembur keluar. 　　"Ah, itu Yuan Zhen perak salju!" 　　"Dia ternyata di puncak tingkat tiga!" 　　Di kafilah, hanya Jia Long yang berada di tingkat tiga tinggi, sementara pemimpin lainnya kebanyakan di tingkat awal atau menengah. 　　Semua orang tiba-tiba menghentikan gerakan maju mereka. 　　"Siapa berani mati silakan maju, haha!" Fang Yuan dan Bai Ningbing berdiri berdampingan, sisa terakhir Yuan Zhen perak salju dari rongga kosongnya dikumpulkan dan dimain-mainkan di tangannya. 　　Aduh, ini ada lagi puncak tingkat tiga! 　　Hati semua orang gemetar, langkah maju mereka terhenti seketika. 　　Tatapan dingin Fang Yuan dan Bai Ningbing menyapu seluruh perkemahan yang sunyi senyap bagai kuburan. 　　Aduh, telat nih, tutup muka... (Bersambung) BABKelima Puluh Tiga: Hanya Kekuatan yang Menentukan Segalanya 　　; 　　Huu 　　Angin gunung berhembus, semakin mengukuhkan kesunyian perkemahan saat ini.. 　　Ratusan orang membentuk lingkaran, di tengahnya terbaring dua mayat dan berdiri dua orang. 　　Tatapan Fang Yuan dan Bai Ningbing perlahan menyapu kerumunan, pandangan tajam mereka membuat banyak orang menghindari kontak mata. 　　Akhirnya, pandangan duo Fang-Bai ini tertuju pada Jia Long dan para pemimpin kafilah. 　　Mereka yang awalnya maju dengan aura membunuh, kini terpaku di tengah jalan ragu antara mundur atau maju setelah menyaksikan tingkat cultivation Fang-Bai. 　　Setelah kehilangan Ouyang Gong dan Ou Fei, kafilah kini hanya menyisakan 11 Gu Master tingkat tiga, 27 tingkat dua, dan 38 tingkat satu. 　　Kekuatan seperti ini jelas jauh lebih besar dibanding duo Fang-Bai. 　　TAPI! 　　"Ini adalah kafilah sementara gabungan campuran. Para Master Gu ini berasal dari berbagai keluarga, sehari-hari sibuk intrik dan saling curiga. Membuat mereka bertempur bersama hanya mungkin jika situasi sedang menguntungkan. 　　Mereka memiliki kebutuhan keuntungan pribadi, bukan kesatuan yang solid melainkan bergerak sendiri-sendiri. 　　Hati yang tidak kompak membuat kelompok sulit dipimpin. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing menunjukkan cultivation puncak tingkat tiga. Tak diragukan lagi, ini adalah dua tulang keras. Tak ada satupun kelompok yang bisa menelan mereka, bahkan serangan gabungan sekalipun pasti menyebabkan kerugian besar bagi seluruh kafilah. 　　Sesaat, Jia Long, Chen Shuangjin dan lainnya memandang duo Fang-Bai, lalu saling mengamati diam-diam. Tak ada yang ingin menjadi bulan-bulanan untuk menguntungkan orang lain. 　　Apalagi situasi saat ini dengan serangan kawanan binatang yang sering, seluruh kafilah bagai Bodhisattva tanah liat menyeberangi sungai - sulit menyelamatkan diri sendiri. 　　Tekanan eksternal dan keraguan dalam hati membuat mereka ragu-ragu. 　　Senyum samar menguar di bibir Fang Yuan - reaksi mereka persis seperti prediksinya. Sekarang tinggal menunggu aksinya. 　　Meski terjadi tiba-tiba tanpa komunikasi sebelumnya dengan Shang Xinzi, Fang Yuan yakin kecerdasan gadis itu pasti bisa menangkap peluang dalam situasi ini. 　　Benar saja, Shang Xinzi dan Xiao Die keluar dari tenda. 　　"Para pemimpin, inilah Sesepuh Tersembunyi keluarga Zhang kami: Yang Mulia Hei Tu dan Yang Mulia Bai Yun." 　　Shang Xinzi mengulurkan tangan memperkenalkan. 　　Suaranya meski tidak keras, tapi sebagai satu-satunya yang berbicara, terdengar jelas di telinga orang-orang. 　　Para pemimpin memiliki ekspresi yang berbeda-beda, sementara massa mengunyah nama-nama Hitam Tanah dan Awan Putih. 　　Shang Xin Ci tersenyum tipis: "Kedua Yang Mulia memiliki tugas klan rahasia yang kebetulan bergabung dengan kafilah ini di tengah perjalanan." 　　Para pemimpin kafilah saling memandang, tercipta keheningan sejenak. 　　Mengingat mereka adalah Sesepuh Keluarga Tersembunyi, bahkan Kepala Suku Zhang pun belum tentu mengetahui keberadaan mereka. Ditambah dengan tugas klan rahasia, motif mereka pun sulit ditelusuri. 　　Dua kalimat Shang Xin Ci langsung memotong pertanyaan yang belum sempat mereka lontarkan. 　　Meski penjelasan ini masuk akal, namun hanya merupakan pernyataan sepihak dari Shang Xin Ci. 　　Para pemimpin kafilah adalah orang-orang licik, masing-masing memiliki pertimbangan sendiri. Tak ada yang sepenuhnya percaya, keraguan tetap mengakar. 　　Namun entah ragu atau percaya, kekuatan Fang-Bai yang tak terbantahkan hanya menyisakan satu metode penyelesaian untuk masalah ini. 　　Maka... 　　"Ha ha ha, rupanya begitu. Semua ini hanyalah kesalahpahaman!" Jia Long tiba-tiba tertawa tiga kali, wajahnya dipenuhi senyum ramah. 　　Ia bersedekap ke arah Fang-Bai, memuji dengan tulus: "Tak kusangka di antara kita ternyata ada dua pahlawan dan kesatria sehebat ini. Keluarga Ou ini memang tak tahu diri, perilakunya sangat bermasalah. Sudah beberapa kali kusarankan, ah, mereka tak pernah menghiraukan. Hari ini hukuman mati mereka berdua adalah konsekuensi yang pantas." 　　Pernyataan ini langsung memberikan penilaian akhir terhadap insiden tersebut. 　　“Wakil pemimpin lainnya pun tersadar. Mereka memaki dalam hati atas kelakuan tak tahu malu Jia Long, sambil bersedekap menghormati Fang-Bai.” 　　“Perkampungan Zhangjia memang terkenal, pantas disebut keluarga terkemuka di Nanjiang!” 　　“Hamba Lei Gongcheng dari keluarga Lei. Sungguh kehormatan besar bisa bertemu kalian berdua.” 　　“Kalian berdua telah membasmi kejahatan, ini berkah bagi kita semua!” 　　Para wakil pemimpin tersenyum manis, berbicara dusta dengan lancar—memutarbalikkan fakta. 　　Pihak pembunuh dielu-elukan sebagai wakil hukum. Keluarga Ou justru dicap bajingan terkutuk. Tiga Gu Master Ou yang tersisa? Siapa peduli wajah pucat mereka? Ou Yanggong sudah tewas. Tanpa Gu Master tiga transformasi, siapa berani melawan? 　　“Brengsek! Cepat beri hormat pada Tuan Gu Master!” hardik seorang wakil pemimpin pura-pura marah. 　　“Para bawahan memberi salam pada Yang Mulia Heitu dan Baiyun!” Dua puluh lebih orang serentak membungkuk pada Fang-Bai. 　　Perkemahan kembali riuh oleh kegaduhan. 　　“Kafilah kami terluka parah, di ujung tanduk. Beruntung bertemu kalian. Mohon berkenan pindah ke tenda untuk berembuk,” undang Jia Long dengan tulus. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing saling pandang. Fang Yuan lalu menatap Shang Xinci yang mendekat: “Xinci, bagaimana pendapatmu?” 　　Melihat ini, Jia Long segera menaikkan tingkat penghormatannya pada Shang Xinci satu level. 　　"Shang Xin Ci menggeleng lemah, dengan suara lemas berkata: 'Aku lelah, lebih baik para pemimpin yang berdiskusi.'" 　　Fang Yuan dalam hati memuji kecerdikannya, saat ini tepat untuk mundur sementara sebagai strategi. 　　Ia mengangguk, menyambung: "Barang dagangan keluarga Zhang sudah kami sumbangkan secara cuma-cuma. Kami berdua tidak berminat campur tangan dalam hal ini." 　　"Ini,..." Jia Long ragu-ragu, hendak membujuk lagi tapi Shang Xin Ci sudah berpaling. 　　Fang-Bai berdua tak memberi kesempatan pada Jia Long, meninggalkan TKP untuk mereka tangani. Memperlihatkan kelapangan hati. 　　"Semua bubar, kembalilah ke tugas masing-masing. Bukankah perkemahan perlu diperkuat? Kehadiran dua Gu Master puncak tingkat tiga ini kabar baik. Keluarga Ou, keluarkan beberapa orang untuk mengurus kedua mayat ini." Jia Long memimpin situasi. 　　Tiga Gu Master tersisa dari keluarga Ou keluar. Satu tingkat dua menengah, dua tingkat satu. Mereka menahan amarah dan air mata, menunduk mengangkat jenazah ayah-anak keluarga Ou. 　　Kerumunan perlahan bubar. Para pemimpin kafilah yang awalnya berseri-seri kini di dalam tenda wajah mereka berubah: senyum palsu pudar, digantikan kekhawatiran dan kecurigaan. 　　Jia Long duduk perlahan di kursi utama, suaranya berat: "Apa pendapat kalian tentang kemunculan tiba-tiba dua Gu Master ini?" 　　"Hmph, dua orang gila ini, membunuh terang-terangan, benar-benar tak kenal hukum!" 　　"Kasihan Tuan Ou Yang, baru saja kita duduk bersama di sini." 　　“Menurutku, asal-usul dua orang ini sangat mencurigakan!” 　　“Apa itu Sesepuh Keluarga Tersembunyi? Itu cuma omongan gadis keluarga Zhang. Dari tingkah laku mereka, kemungkinan besar mereka pengikut jalan gelap.” 　　“Benar. Kasus penyusupan pengikut jalan gelap ke kafilah sering terjadi. Kuperkirakan gadis keluarga Zhang itu sudah disandera oleh mereka.” 　　Yao Long mengangguk: “Pendapat kalian kurang lebih sama denganku. Karakter mencolok keluarga Zhang dan kekuatan dasar mereka – kita yang sering keluar pasti tahu, mana mungkin ada Sesepuh Keluarga Tersembunyi? Tapi dua orang ini cukup merepotkan, keduanya berada di puncak tingkat tiga.” 　　“Ya, agak bermasalah.” 　　“Mereka berdua terlihat masih muda, tapi sudah mencapai puncak tingkat tiga. Bakat seperti ini...” 　　“Hehehe, saudara-saudara, setiap hal punya sisi baik dan buruk. Menurutku ini juga ada manfaatnya. Dengan bantuan kekuatan mereka, kekuatan kita bisa meningkat drastis.” kata seorang wakil pemimpin. 　　“Masalahnya bagaimana membuat mereka bekerja untuk kita? Aku sudah mengundang mereka tadi, berharap bisa berdiskusi bersama dan memanfaatkan tenaga mereka, tapi gagal.” Jia Long menghela napas. 　　“Hmph, tidak mau membantu? Saat kawanan binatang menyerang, siapa bisa menghindar? Nanti mereka juga tak akan punya pilihan.” seorang wakil pemimpin berkata kesal sambil mendengus. 　　“Ini perlu perencanaan matang. Gu Master jalan gelap selalu keras kepala, angkuh dan menyimpang [ji]. Tekanan eksternal saja tidak cukup, perlu serangan dari dalam dan luar.” 　　“Oh? Ada saran apa dari Saudara Gongsun?” 　　“Sebenarnya saran ini sangat sederhana, hanya khawatir kalian tidak terlalu senang. Yaitu dengan membagi sebagian barang dagangan kita untuk diberikan kepada mereka berdua. Nanti, mereka harus melindungi bagian mereka sendiri, tentu akan mengerahkan tenaga. Adalah” 　　Begitu kata-kata ini terlontar, tenda diselimuti keheningan. 　　Jia Long menyapu pandangannya ke sekeliling, tiba-tiba berbicara: “Saran ini sangat bagus! Manusia mati demi harta, burung mati demi makanan. Gu Master jalan gelap tanpa dukungan keluarga, kerinduan akan sumber daya berkultivasi lebih membara. Kalian juga tak perlu khawatir tentang kerugian, bukankah kalian lupa dengan Keluarga Ou?” 　　Perkataan ini membuat mata semua orang berbinar. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing yang tiba-tiba muncul telah mengangkat keluarga Zhang menjadi kekuatan penentu dalam kafilah. Sementara Keluarga Ou diinjak-injak hingga ke posisi terbawah. 　　Setelah kematian ayah dan anak Ou, pasukan Keluarga Ou hanya tersisa tiga dua orang, sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi. 　　Barang dagangan yang dikuasai Keluarga Ou terlihat terlalu banyak. 　　“Paman Qi... Aku ada urusan penting untuk dilaporkan!” Chen Xin yang terus memantau tenda, segera menghampiri wakil pemimpin Keluarga Chen, Chen Shuangquan setelah para pemimpin kafilah selesai berunding. 　　Chen Shuangquan menggenggam tangannya: “Aku tahu apa yang ingin kau katakan, ini bukan tempat untuk bicara, ayo pergi.” 　　Keduanya kembali ke tenda mereka sendiri. Setelah memastikan tidak ada yang menyadap, Chen Xin berkata: “Paman, masih ingat laporanku sebelumnya tentang bagaimana Zhang Zhu dibunuh?” 　　Chen Shuangquan mengangguk dengan wajah serius: "Zhang Zhu dibunuh menggunakan senjata tulang. Hari ini, Hei Tu dan Bai Yun juga menggunakan senjata tulang!" 　　"Benar! Paman, kedua orang ini bermaksud jahat dan kejam. Kalau kita sebarkan bukti kejahatan ini, semua orang akan bersatu untuk membunuh mereka, mengeliminasi bahaya lebih awal," kata Chen Xin ji-gerak. 　　Chen Shuangquan perlahan menggelengkan kepala sambil menghela napas. 　　Chen Xin bingung: "Paman tidak setuju?" 　　"Bukan tidak setuju, tapi ini tidak bisa dilakukan." 　　"Aku melihat langsung, kita punya bukti. Asalkan kita ungkapkan pembunuhan Zhang Zhu oleh mereka, takkan ada yang mentolerir dua pengkhianat yang menusuk dari belakang!" 　　"Hmph, bukti? Saksi ada, tapi bukti fisik mana?" Chen Shuangquan menyeringai dingin, "Bahkan kalau ada bukti fisik, buat apa? Keponakanku, bukti saja tidak cukup, yang penting kekuatan sebenarnya! Tadi mereka membunuh ayah-anak keluarga Ou, kau lihat sendiri, semua orang lihat. Tapi apa gunanya? Kita dari keluarga berbeda, hati tidak kompak, bagaimana lawan dua penjahat ini?" 　　"Paman, apa kita diamkan saja? Mereka terlalu berbahaya, aku akan susah tidur. Bagaimana kalau mereka tahu aku saksi mata..." Chen Xin semakin ketakutan. 　　“Hmph, kau terlalu menganggap diri penting. Menurutmu mereka tak mengenalmu? Mungkin sudah tahu, mungkin sudah lama mengawasi, tapi tak bertindak. Mengapa? Karena kau tak dianggap ancaman! Chen Xin, jangan lagi naif. Di dunia yang dingin ini, hanya kekuatan yang berarti!” Chen Shuangquan menghela panjang. 　　Chen Xin membeku di tempat, mencengkeram kedua tinju. Perkataan pamannya mengguncang hati mudanya, lama tak bisa bicara. (Bersambung) BABKelima Puluh Empat: Yang Mati Lebih Bersih 　　; 　　Langit kelabu, awan hitam menggantung rendah, pertanda hujan akan turun... 　　Kafilah bergerak lamban di jalan setapak pegunungan. 　　Kumbang hitam gemuk besar dalam rombongan sudah mati semua. Ular bersayap tersisa dua, masing-masing cacat. Katak punggung lebih banyak selamat karena tubuh kecil, lincah, mudah menghindar dari serangan binatang buas. Sedangkan ayam unta, meski ukurannya mirip katak punggung, tapi saat panik suka menyembunyikan kepala dalam tanah. Cara kabur yang menipu diri ini membuat mereka paling banyak korban. 　　Shang Xinci terselip di kerumunan, menatap deretan belasan katak punggung dengan tatapan kompleks. 　　Muatan di punggung katak-katak ini semuanya milik Keluarga Zhang. 　　Meskipun Fang Yuan dan Bai Ningbing tidak ikut dalam rapat, para pemimpin kafilah tetap mengalokasikan sejumlah besar barang dagangan dan menyerahkannya ke tangan dia. 　　"Apakah ini karena faktor kekuatan…" bisik Shang Xinci dalam hati. 　　Dulu, saat Zhang Zhu masih ada, sikap para pemimpin ini biasa-biasa saja. Tapi sekarang, mereka bersikap sopan bahkan cenderung menjilat. 　　Termasuk para Gu Master dan budak keluarga. 　　Sekarang tatapan mereka padanya dipenuhi rasa hormat dan kekhawatiran. 　　"Semua perubahan ini berasal dari mereka berdua." Shang Xinci mengalihkan pandangannya ke Fang Yuan dan Bai Ningbing yang tak jauh. 　　Tatapannya terlihat kompleks. 　　Di satu sisi, dia merasa aman karena kehadiran Fang-Bai. Di sisi lain, sifat baik hatinya membuatnya gemetar ketakutan melihat kekejaman Fang-Bai yang mudah sekali bunuh-bunuhan. 　　"Hehehe, sepertinya kita berdua membuat gadis kecil itu ketakutan." Bai Ningbing berjalan berdampingan dengan Fang Yuan, terkekeh pelan setelah merasakan tatapan Shang Xinci. 　　Sudah 7-8 hari sejak pembunuhan ayah-anak keluarga Ou. 　　Dampaknya menyebar ke seluruh kafilah, termasuk Shang Xinci dan Xiao Die. 　　Sekarang Xiao Die bahkan tak berani bernapas lega di depan Fang-Bai. Tatapan Shang Xinci juga menghindar, tak berani menatap mata Fang Yuan. 　　Reaksi seperti ini sepenuhnya dalam perkiraan Fang Yuan. 　　"Pasangan tuan-hamba ini tumbuh besar di Desa Zhang, diasuh dalam nilai-nilai aliran ortodox. Ketika Fang-Bai menunjukkan Sifat Iblis, perbedaan di antara mereka tak terelakkan. Butuh proses panjang untuk menerima dua sosok Jalan Gelap ini." 　　Fang Yuan tidak khawatir akan hal ini. 　　Tekanan eksternal akan memaksa mereka menerima dan berkompromi. Manusia harus tetap bertahan hidup. Setelah beberapa kali serangan kawanan binatang, jarak dalam hati perlahan akan sirna. 　　"Masalahnya sekarang adalah dia." Tatapan Fang Yuan tertuju pada Chen Xin. 　　Pemuda Gu Master ini tampaknya orang yang kabur bersama Zhang Zhu. Sebelumnya dikira sudah hancur menjadi bubur daging oleh benturan Baiyu Feixiang. Tak disangka masih hidup. 　　Meski cultivation Gu Master tidak tinggi, keberadaan 1-2 serangga gu unik membuatnya tak boleh diremehkan. 　　Kehilangan Daging Telinga Pengintai membuat Fang Yuan kehilangan cara pengintaian, sehingga membiarkannya lolos. Tak diketahui seberapa jauh informasi yang berhasil didapatkannya. 　　Tapi apapun level informasinya, Fang Yuan selalu punya cara untuk menghadapinya. 　　Karakternya yang waspada selalu mempertimbangkan kemungkinan kegagalan sebelum kemenangan. Sejak awal merencanakan, dia sudah memperhitungkan kemungkinan ketahuan. 　　Karena itu setelah membunuh Zhang Zhu, dia sengaja menunjukkan kekuatan maha dahsyat. Jika benar ada yang mengetahui, melihat keganasan Fang-Bai, kebanyakan akan ketakutan dan memilih diam. 　　Keluarga Ou adalah korban salah sasaran. Seandainya Ou Fei tidak datang, Fang Yuan akan mencari kesempatan untuk melancarkan serangan atau menunjukkan kemampuan luar biasa saat kawanan binatang menyerang. 　　"Tentu saja, jika terbongkar, Fang Yuan juga memiliki banyak cara untuk melawan balik. Pemimpin kafilah Jia Long, adalah pion yang sangat baik." 　　"Dia adalah orang Jia Fu, dan saat Fang Yuan berada di Benteng Gǔyuè, pernah mendapatkan token dari Jia Fu. Cukup tunjukkan token tersebut, setelah beberapa kali operasi, akan memperoleh kepercayaan Jia Long." 　　"Setiap rencana, meski dirancang sempurna, saat diimplementasikan pasti akan terjadi kesalahan." 　　"Yang disebut merencanakan di tangan manusia, keberhasilan di tangan langit." 　　"Bahkan Fang Yuan yang berpengalaman dan licik sekalipun, tetap memiliki kemungkinan gagal. Tapi justru karena inilah kehidupan menjadi begitu menarik." 　　"Hal pertama yang Fang Yuan pikirkan adalah hasil terburuk." 　　"Jika nasibnya sangat buruk, saat membunuh Zhang Zhu terlihat orang, meninggalkan bukti kuat. Akhirnya membuat Shang Xinzi menyadari kebenaran sesungguhnya, menumbuhkan kebencian mendalam pada 'si penghianat' ini." 　　"Lalu apa yang harus dilakukan?" 　　"Sangat sederhana, langsung bunuh Shang Xinzi saja." 　　"Dia masih manusia biasa sekarang, membunuhnya sangat mudah. Kepala suku Klan Shang juga tidak tahu dia adalah anak kandungnya, asal bersihkan jejak, tidak akan ada efek samping dari Klan Shang." 　　"Sekarang hasilnya, Zhang Zhu mati, nasib Fang Yuan bukan yang terbaik - meninggalkan ekor. Tapi juga bukan yang terburuk, setidaknya Shang Xinzi masih tertutup kabut." 　　"Fang Yuan bisa memastikan ini. Karena Shang Xinzi masih muda, di matanya emosi dalam hati gadis itu tak bisa disembunyikan." 　　"Di depan ditemukan kawanan buaya gajah!" 　　"Ada sekelompok buaya gajah menyerang kita!!" 　　"Berjaga-jaga, berjaga-jaga!" 　　“Pada saat itu, Gu Master intel di depan berlari kembali, membawa kabar buruk.” 　　“Kafilah sedikit gempar, tapi segera tenang kembali.” 　　“Ini cuma buaya gajah, semua tak perlu panik.” 　　“Kita kekurangan personil, jangan bertahan di tempat!” 　　“Benar, semua harus berpencar masuk ke hutan hujan!” 　　“Para Gu Master memberi perintah paling bijak. Orang-orang kafilah yang sudah tegang segera berpencar.” 　　“Seandainya ini terjadi sebelum Gunung Monyet Bandit, mungkin masih ada yang ragu meninggalkan barang. Tapi kini, mereka membuang semua barang dagangan tanpa ragu, fokus menyelamatkan diri.” 　　“Fang Yuan dan Bai Ningbing melindungi Shang Xin Ci serta pelayannya, langsung menerobos masuk hutan hujan.” 　　“Ia sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan kawanan buaya gajah, karena ini memang rancangannya.” 　　“Gemuruh...” 　　“Kawanan buaya gajah menerjang. Segera terdengar jeritan dan suara pohon tumbang.” 　　“Fang Yuan membawa Shang Xin Ci dkk berhati-hati menghindar di hutan, tapi tetap bertemu satu ekor karena jumlah mereka yang banyak.” 　　“Tubuh buaya gajah relatif kecil, hampir sama dengan yak, membuatnya lebih lincah.” 　　“〖Tubuhnya〗 diselimuti sisik seperti buaya, pertahanannya jauh lebih kuat dari Gajah Bulu Putih. Ekornya juga mirip ekor buaya yang terseret di tanah.” 　　“Ah!” Teriak Xiao Die melihat buaya gajah sebesar bukit itu menerjang. 　　“Wajah Shang Xin Ci pun pucat pasi.” 　　“Jangan khawatir.” Fang Yuan berbisik datar, lalu menghadang serangan balik buaya gajah dengan gagah berani. 　　Manusia dan gajah bertabrakan keras di tengah jalan, mengeluarkan suara gedebukan yang menggema. 　　Fang Yuan mundur dua langkah, baju zirah putihnya bergoyang tiga kali. Sementara buaya gajah itu tengkoraknya remuk, darah menyembur deras, terlempar ke tanah dan tergelincir sejauh belasan langkah. Tubuhnya akhirnya mentok di batang pohon besar. 　　“Luar biasa!” Xiao Die terbelalak melihat adegan itu. 　　Ini cuma buaya gajah biasa, belum mencapai level Raja Seratus Binatang. Dengan Yuan Zhen perak salju dan kekuatan babi-babi ganda plus buaya, Fang Yuan jelas mudah menaklukkannya. 　　Tapi Shang Xin Ci dan Xiao Die belum pernah menyaksikan pertarungan seintens ini. 　　Zhang Zhu si penyembuh tak punya tenaga super, jadi dalam pertempuran dia lebih banyak menghindar dan memberi dukungan. 　　Gaya bertarung frontal Fang Yuan yang keras kepala dan flamboyan ini meninggalkan kesan mendalam bagi tuan dan pelayan itu. 　　Sekitar satu shichen kemudian, kawanan buaya gajah mulai mundur. Anggota kafilah pun keluar satu per satu dari hutan hujan. 　　Setelah dihitung, hanya segelintir Gu Master dan belasan budak keluarga yang jadi korban. Kerugian tak terlalu besar. 　　Barang rampukan ditata rapi, lalu kafilah melanjutkan perjalanan. 　　Beberapa hari kemudian, mereka melewati perbatasan Gunung Gading menuju Gunung Batu Nisan. 　　Dalam dua minggu berikutnya. Kafilah berturut-turut menghadapi serangan beruang hitam batu, kawanan rusa mahkota besi, dan sebagainya. 　　Berkat perlindungan hampir tak terpisahkan dari Fang-Bai. Shang Xin Ci dan Xiao Die sama sekali tidak terluka. 　　Setelah berinteraksi intensif setiap hari, sikap majikan dan pelayan mulai berubah. 　　Shang Xin Ci menjadi lebih akrab dengan Fang Yuan, bercakap-cakap sambil tertawa tanpa ada lagi keraguan dalam tatapannya. Sedangkan Xiao Die berubah menjadi pengagum setia Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Mengagumi kekuatan adalah sifat alami semua makhluk hidup. Karena hanya yang kuat yang memiliki peluang bertahan hidup lebih tinggi. 　　Lagipula meski Fang Yuan dan Bai Ningbing berasal dari jalan gelap, mereka menunjukkan prinsip yang kuat. Di mata majikan dan pelayan, mereka tidak menginginkan apapun, tidak pernah menyentuh mereka dengan niat jahat, hanya membalas budi. Perilaku ini penuh aura heroik. Sekalipun dari aliran ortodox, berapa banyak yang bisa melakukan ini? 　　Meski wajah Fang Yuan buruk rupa, dalam hati majikan dan pelayan, ia jauh lebih menggemaskan dibanding banyak petarung aliran ortodox yang munafik. 　　Beberapa hari kemudian, kafilah memasuki wilayah Pegunungan Batu Nisan. 　　Mayat hidup mulai bermunculan di sekitar. 　　Pegunungan Batu Nisan dulunya tidak bernama demikian. Lebih dari seratus tahun lalu, terdapat keluarga besar di gunung ini. 　　Seorang Gu Master jalan gelap mengubah segalanya. 　　Dulunya ia adalah budak keluarga ini. Pada hari pernikahannya, istri cantiknya direbut dan diperkosa hingga tewas oleh seorang Gu Master keluarga. 　　Ia mengubur kebencian dalam hati, secara kebetulan mendapatkan warisan dari si jahat "Raja Zombie". 　　“Setelah bertekad untuk membalas dendam selama hampir seratus tahun, dengan kemampuan lima lingkaran, ia menggerakkan pasukan mayat hidup, menyerbu keluarga ini secara tiba-tiba, dan membantai semua orang. Bahkan mayat mereka tidak luput, diubah menjadi zombie.” 　　“Setelah semua ini dilakukan, di atas reruntuhan benteng, ia mendirikan sebuah nisan raksasa.” 　　“Di nisan itu terukir nama istrinya.” 　　“Peristiwa ini mengguncang Nanjiang.” 　　“Sejak saat itu, gunung ini disebut Gunung Nisan. Di sana berkeliaran mayat hidup yang membunuh binatang buas atau pejalan yang lewat, menghisap darah sebagai makanan. Racun mayat mereka menginfeksi jenazah, menciptakan zombie baru.” 　　“Karena itu, zombie di Gunung Nisan tak pernah habis.” 　　“Untuk menjamin keamanan rute dagang, setiap tahun keluarga-keluarga mengorganisir tim pembasmi zombie membersihkan mereka.” 　　“Tapi sekeras apapun dibersihkan, zombie selalu muncul kembali tak habis-habisnya.” 　　“Tim pembasmi terbatas skalanya. Medan Nanjiang yang bergunung-gunung dan berbahaya membuat ekspedisi besar memakan biaya mahal. Hasilnya tak sebanding usaha, apalagi mustahil membongkar Gunung Nisan sampai ke akarnya. Asal ada yang lolos, beberapa waktu kemudian koloni zombie akan terbentuk lagi. Setelah beberapa operasi gabungan besar, semangat masyarakat pun pudar.” 　　“Malam itu, kafilah berkemah di kaki Gunung Nisan.” 　　“Di bawah gemerlap bintang, Fang Yuan menatap bayangan hitam gunung nisan, kilatan pertimbangan berkedip di matanya.” 　　“'Waktu yang tepat telah tiba. Orang-orang ini sudah tak berguna lagi. Saatnya membereskan masalah ini.'” 　　Chen Xin memang harus mati, tetapi hanya membunuhnya saja mungkin akan menimbulkan masalah lebih besar. Apa sebenarnya yang dia ketahui? Kepada siapa dia membocorkan informasi? Selain dia, apakah ada saksi lain? Fang Yuan sama sekali tidak tahu. 　　Tapi Fang Yuan juga tidak berniat mencari tahu. 　　Karena dalam rencananya, Chen Xin harus mati, orang lain juga harus mati. 　　Semuanya mati baru bisa disebut bersih. 　　(Bersambung) BABKelima Puluh Lima: Serbuan Pasukan Mayat 　　; 　　Ding Hao bersembunyi di balik semak-semak, memandangi kafilah di kaki gunung. Tanpa sadar dia menjilati bibirnya dengan gelisah... 　　"Berdasarkan pesan yang tertinggal di gua, asalkan aku membantai seribu orang dan mengumpulkan pasukan mayat hidup, aku bisa meninggalkan tempat ini menuju Gunung Rawa untuk resmi menjadi murid Guru!" 　　Awalnya dia hanya seorang petani dusun yang direkrut kafilah lewat desanya sebagai kuli angkut. 　　Namun saat melewati Gunung Nisan, kafilah mereka diserbu gerombolan mayat hidup. Dia dikorbankan sebagai bulan-bulanan bersama puluhan budak keluarga untuk menghadang musuh. 　　Yang lain tewas semua. Dalam panik, dia melarikan diri ke gunung. Saat sudah terjepit, tiba-tiba menemukan gua yang aman dimana mayat-mayat tidak berani mendekati lubang masuk. 　　Setelah memasuki gua, dia menemukan warisan jalan gelap. 　　Rupanya dulu Gu Master jalan gelap itu membantai sebuah keluarga, mendirikan nisan di atas reruntuhan, lalu menyisipkan warisan rahasia di sini. 　　Warisan ini tersembunyi sangat dalam, hanya bisa diwariskan ke manusia biasa. 　　Ding Hao berada di dalam gua ini, pertama kali membuka meridian, lalu perlahan berkultivasi, melewati ujian langkah demi langkah. 　　Awalnya ia hanya memiliki Bakat Kelas C, namun di dalam gua terdapat Gu langka yang setelah digunakan, meningkatkan bakatnya menjadi Kelas B. 　　Ding Hao kemudian berkultivasi dengan tekun di Gunung Batu Nisan, menghabiskan lebih dari delapan tahun untuk mencapai tingkat Tiga Putaran, memenuhi standar, dan berhasil memasuki ruang rahasia terakhir. 　　Di ruang rahasia, Gu Master jalan gelap itu hanya meninggalkan prasasti yang menyebut diri sebagai Raja Zombi Generasi Kedua. Jika benar ada keturunan yang sampai di sini, berarti berjodoh. Bila bersedia, bisa pergi ke Gunung Rawa untuk berguru dan menjelajahi Nanjiang bersamanya. 　　Sebagai ujian terakhir. Raja Zombi Generasi Kedua mensyaratkan penerus harus membunuh seribu orang. Sekaligus mengumpulkan pasukan zombie. Dengan kriteria detail seperti jumlah minimal zombie bulu putih, zombie bulu hitam, dan beberapa zombie bulu hijau. Tapi jika ada zombie bulu biru, cukup satu saja sudah memenuhi standar masuk. 　　Ding Hao adalah orang yang jujur. Orang jujur biasanya punya kelebihan, yaitu ketekunan. 　　Di Gunung Batu Nisan, ia berkultivasi sendirian. Lebih dari delapan tahun penuh. Menahan kesepian dan kesendirian, hanya ditemani zombie, mengakumulasi cultivation sedikit demi sedikit hingga mencapai tingkat tiga. 　　Awalnya ia hanyalah budak keluarga, terhadap dunia Gu Master hanya sebagai pengamat, sehingga tidak benar-benar memahami. 　　Saat kebingungannya, prasasti ini jelas memberi arah hidup baru. Memberikannya target perjuangan lain. 　　Raja Zombi Generasi Kedua dulunya juga budak keluarga, kesamaan latar belakang ini memperkuat rasa identitas di hati Ding Hao. 　　Setelah membaca prasasti ini, Ding Hao segera bekerja keras: mulai membunuh-bunuhan sambil mengumpulkan mayat hidup. 　　Ding Hao segera menyadari. Kedua tugas ini saling melengkapi. 　　Setelah membunuh orang, ia bisa memanfaatkan mayatnya untuk mendapatkan mayat hidup baru. Dengan tambahan mayat hidup baru, kekuatan di tangannya akan bertambah, sehingga bisa membunuh lebih banyak orang. 　　Gunung Batu Nisan terletak di salah satu dari tiga jalur perdagangan utama Nanjiang. Setiap bulan selalu ada kafilah yang melintas. 　　Ding Hao menghabiskan hampir tiga tahun ( tahun) lagi. Hingga kini, kesuksesan hampir di depan mata. 　　Kafilah di kaki gunung ini adalah batu loncatan terakhir untuk menggapai kesuksesannya! 　　Ini adalah mangsa yang sempurna! 　　Kafilah ada yang besar dan kecil. Saat kafilah besar lewat, Ding Hao selalu menjauh. Kafilah menengah pun, ia tak berani menantang. Hanya kafilah kecil yang berani diserangnya, dengan diam-diam mengerahkan mayat hidup untuk mengejar. 　　Jika beruntung, kafilah-kafilah itu akan dengan sukarela meninggalkan beberapa ternak atau budak keluarga. 　　Jika sial, bertemu dengan lawan tangguh, mayat hidupnya justru akan dibantai habis-habisan. Harus mulai mengumpulkan lagi dari awal. 　　Tapi kafilah di kaki gunung ini bahkan lebih lemah dari kafilah kecil. Mereka sudah babak belur. Seperti kakek renta yang tinggal menunggu ajal, seolah hanya perlu sentuhan jari kecil untuk menjatuhkannya. 　　Ding Hao yakin bisa menghabisi kafilah ini. 　　Ia merasa ini adalah hadiah besar dari langit untuknya. 　　Malam sunyi senyap, segumpal awan hitam perlahan merayap menutupi cahaya bulan. 　　Sekeliling perkemahan mulai meredup. 　　"Bunuh." Kedua mata Ding Hao tiba-tiba bersinar, dalam hati ia berteriak pelan. Pasukan mayat hidup yang telah dipersiapkan mulai menyusup ke perkemahan dari segala penjuru. 　　"Suara apa itu?" Gu Master intel di luar perkemahan kafilah langsung siaga. 　　"Ada penemuan?!" Beberapa Gu Master di sampingnya ikut tegang. 　　Tatapan kelima Gu Master itu membeku menatap kegelapan di depan mereka. 　　Meski cahaya bulan tertutup awan hitam, api unggun besar tetap menyala di perkemahan. 　　Api unggun berdesis diterpa angin gunung, suara nyalanya bergemuruh. 　　Dalam cahaya api yang berkedip-kedip, seekor mayat hidup berbulu putih melompat-lompat masuk ke pandangan Gu Master intel. 　　Beberapa Gu Master saling pandang, lalu tertawa. 　　"Ha ha, mayat hidup berbulu putih." 　　"Ck, lebay banget, bikin gua kaget setengah mati." 　　"Pelakor, beresin tuh mayat sialan..." kepala regu Gu Master itu berkata dengan santai. 　　Jenis mayat hidup berbulu putih ini kekuatan tempurnya paling lemah, bahkan kalah dengan binatang buas biasa. 　　"Siap, bos besar." Seorang pemuda Gu Master berjalan mendekat sambil tersenyum. 　　"Hati-hati racun mayatnya, kalau kena bakalan ribet. Aku nggak punya Gu penawar." Penyembuh dalam regu mengingatkan. 　　"Iya iya, masa gua disamain kayak anak tiga tahun?" Pemuda Gu Master itu melambaikan tangan tak sabar. 　　"Jika benar-benar terinfeksi racun mayat, harus meminta bantuan Gu Master lain untuk pengobatan, setidaknya membutuhkan setengah Batu Yuan." 　　"Tapi mayat hidup berbulu putih seperti ini, gerakan serangannya kaku dan mudah dihindari. Sejak memasuki Gunai Batu Nisan, sang Pemuda Gu Master sudah membunuh banyak." 　　"Makhluk seperti ini, asal memperhatikan penghindaran..." Ucapnya terpotong mendadak, langkah ringannya membeku di tempat. 　　Pupilnya menyempit tajam, mulut menganga, menunjukkan ekspresi teror yang ekstrem. 　　"Ada apa?" Empat Gu Master di belakangnya menyadari keanehan, segera bertanya. 　　Terdengar suara itu, tubuh pemuda itu gemetar seperti tersengat listrik, langsung berbalik lari. 　　"Cepat, kirim sinyal! Ada mayat hidup!" Teriaknya panik, wajah dipenuhi kepanikan. 　　"Satu mayat putih saja, takut apa... Aku. Sial!" 　　Keempat Gu Master berteriak serempak. 　　Sekitar ratusan mayat berbulu putih melompat-lompat mendekati perkemahan. Di antara mereka, terselip mayat berbulu hitam yang lebih kuat. 　　Api unggun berkobar, bayangan-bayangan bergerak dalam kegelapan, tak terhitung jumlah mayat yang mendekat. 　　Klak... klak... 　　Bunyi gong tiba-tiba menggema di perkemahan. 　　"Ada gerombolan mayat mendekati perkemahan!" 　　"Mereka mengepung seluruh area!" 　　"Cepat, semua bangun dan bersiap pertahanan..." 　　“Jia Long dan beberapa wakil pemimpin naik ke tembok kayu yang dibangun sementara, wajah mereka semua terlihat sangat muram.” 　　“Sialan. Perjalanan dagang kali ini sudah menghina dewa mana? Nasib kita benar-benar sial sampai puncak!” 　　“Aku sudah melewati Bukit Nisan Belasan kali, belum pernah melihat gerombolan mayat sebesar ini sebelumnya...” 　　“Para hadirin, mengeluh tidak ada gunanya. Situasi sudah begini, untuk bertahan hidup kita harus bertarung mati-matian!” 　　“Bersatu! Hancurkan gerombolan mayat hidup ini!!” 　　Orang-orang di perkemahan mulai berteriak histeris untuk meningkatkan semangat. Sebaliknya, pasukan mayat hidup di luar hanya diam membisu dengan derap langkah kaki yang terus bergema. 　　Dua formasi ini membentuk kontras yang aneh namun nyata. 　　Pertempuran habis-habisan segera meletus. 　　Para Gu Master bertahan di balik tembok kayu, memuntahkan segala serangan jarak jauh. Sekeliling perkemahan berpendar warna-warni: runcingan es, bola api, sulur-sulur, batu guling. Serangan pertama mayat hidup langsung dipukul mundur. 　　Banyak mayat hidup putih berjatuhan, tercabik-cabik, terbakar jadi arang, membeku jadi es, atau hancur lebur jadi bubur daging. 　　“Bunuh, bunuh. Hehehe...” Ding Hao mengendap di lereng gunung. Senyum dinginnya mengembang. 　　Bukan lagi bulan-bulanan, bertahun-tahun akumulasi pengalaman membuatnya paham: mayat-mayat putih ini hanya umpan untuk menggerus Yuan Zhen para Gu Master. 　　Benar saja, beberapa saat kemudian intensitas serangan para Gu Master mulai menyusut drastis. 　　“Aku tidak sanggup lagi, Yuan Zhen-ku hampir habis.” 　　“Aku juga perlu memulihkan Yuan Zhen!” 　　"Siapa yang bisa menggantikan aku? Sialan, kenapa mayat hidup berbulu putih ini terus-menerus datang?" 　　Jumlah Gu Master di kafilah terlalu sedikit. Mayat hidup berbulu putih yang terus mengalir akhirnya berhasil mendorong masuk di bawah tekanan, mencapai tembok kayu. 　　Di bawah gempuran gerombolan mayat, tembok kayu darurat yang dibangun seadanya ini langsung mengeluarkan suara berderit mengkhawatirkan. 　　"Sialan, tahan! Bertahanlah!" 　　"Panggil pasukan cadangan untuk bantuan." 　　Kedua pihak terlibat kebuntuan di sekitar tembok kayu. Satu pihak ingin menerobos masuk, sementara pihak lain berusaha mempertahankan benteng ini. Kerugian besar mayat hidup berbulu putih membuat Ding Hao agak tersayat hati. 　　"Saatnya kalian tampil, Sayang-sayang." Dengan gerakan hati, sekelompok mayat hidup berbulu hitam menerjang dari belakang, bergabung ke medan perang. 　　Mayat hidup berbulu putih bergerak lamban dan rentan terhadap kerusakan sinar matahari, tidak bisa berjalan di siang bolong. 　　Jika diberi darah segar selama beberapa tahun, mereka akan berevolusi menjadi mayat hidup berbulu hitam. Zombi ini ditumbuhi bulu hitam tebal dengan kekuatan lebih besar, pertahanan lebih kuat, dan lompatan lebih cepat. Meski masih terbakar sinar matahari, mereka tidak lagi sepenakut mayat berbulu putih. 　　Kekuatan tempur mayat hidup berbulu hitam setara dengan Raja Seratus Binatang! 　　Lebih dari lima puluh ekor mayat hidup berbulu hitam yang dikerahkan Ding Hao ini dikumpulkan untuk serangan massal. Mereka menemukan titik lemah pertahanan perkemahan dan langsung merobohkan sebagian tembok dengan mudah seperti menghancurkan ranting kering. 　　Meskipun pihak perkemahan telah mengerahkan tenaga manusia untuk menghadang, beberapa mayat hidup berbulu hitam masih berhasil menerobos hingga ke area dalam perkemahan. 　　Seekor mayat hidup berbulu hitam mengayunkan kedua lengannya, melontarkan seorang Gushi Yizhuan ke udara. 　　Gushi itu terjatuh ke lantai kayu, tak bisa bangkit. Mayat hidup itu melompat tinggi hendak menerkamnya. 　　"Nyawaku tamat!" Gushi itu menutup kedua matanya putus asa. Tiba-tiba terdengar suara Byur! yang menggema. 　　Saat membuka mata, terlihat sosok kokoh berdiri tegak di depannya. Sedangkan mayat hidup itu tergeletak jauh di kejauhan. 　　"Itu Yang Mulia Heitu dari keluarga Zhang!" Hati Gushi itu bergetar hebat. 　　Graaah! 　　Mayat berbulu hitam yang terkena pukulan Fang Yuan hingga dadanya cekung itu tak mati, malah melompat kembali untuk menyerang. 　　Fang Yuan yang seluruh tubuhnya diselimuti zirah transparan bercahaya putih mengerutkan alisnya. Saat mayat itu mendekat, ia mencengkeram kedua lengannya lalu menyobeknya dengan dahsyat. 　　Seketika mayat itu tercabik menjadi dua bagian oleh kekuatan luar biasa Fang Yuan. 　　Percikan darah kotor bercampur racun mayat berhamburan, namun seluruhnya ditahan oleh zirah cahaya putih. 　　Fang Yuan melemparkan kedua potongan mayat itu dengan acuh. Luka seberat ini, bahkan mayat hidup berbulu biru kelas Raja Sepuluh Ribu Binatang pun pasti binasa. 　　"Terima kasih atas hutang nyawa Yang Mulia Heitu!" Gushi yang diselamatkan itu benar-benar terpana oleh aura Fang Yuan, berteriak penuh kekaguman dan kepatuhan. 　　Fang Yuan tak menghiraukannya. Tatapannya tertuju pada medan perang yang kacau-balau. 　　（ps：Hari ini hanya satu update, selesai merevisi outline. Besok kembali dua update.） BABLima Puluh Enam: Ding Hao, kau keluar sekarang! 　　; 　　Saat ini, sebagian besar tembok kayu telah runtuh. Mayat hidup yang tak henti-hentinya membanjiri perkemahan, bergulat dengan para Gu Master...: 　　Fang Yuan melihat situasi ini, sudah yakin pasukan mayat hidup ini pasti dikendalikan oleh Ding Hao dari belakang layar. 　　Kalau sekawanan mayat hidup biasa, pasti menyerbu secara membabi buta, atau saat mayat berbulu putih mati, baru mayat berbulu hitam maju. Mana mungkin ada koordinasi taktis seperti ini? Pasti ada orang yang mengendalikan dari belakang! 　　Dan orang yang mengendalikan kawanan mayat ini, sudah pasti Ding Hao. 　　Fang Yuan ingat: Raja mayat hidup generasi kedua setelah membantai keluarga di Gunung Batu Nisan, meninggalkan warisan di sini. Penerima warisan ini adalah Ding Hao. Orang ini kemudian menjadi murid utama raja mayat generasi kedua, meski pengikut jalan gelap tapi kesetiaannya tak diragukan. Dalam pertempuran besar Yi Tian Shan antara aliran terang dan gelap, ia aktif menggantikan raja mayat generasi kedua menerima maut. 　　"Dari awal memang ingin mencarimu, tak kau kira malah datang sendiri. Ini menghemat banyak waktuku." 　　Fang Yuan sejak awal merencanakan untuk memanfaatkan Ding Hao guna menghancurkan kafilah dan membunuh semua orang lain. 　　Meski ia punya cara untuk menarik kawanan binatang, tapi sulit mengontrol skalanya. 　　Kekuatan kafilah sudah terkikis semakin lemah. Jika menarik kawanan binatang besar, malah membahayakan nyawanya sendiri. Apalagi harus melindungi Shang Xinci, semakin merepotkan. 　　Dalam situasi ini, Ding Hao adalah pion yang sangat baik. 　　“Hanya saja Ding Hao ini, di mana ia bersembunyi saat ini?” Cahaya api berkobar di sekeliling, Fang Yuan memicingkan mata, mengamati sekitar. 　　“Jika ingin mengomandoi pasukan mayat hidup, tentu harus memilih tempat tinggi yang bisa melihat medan perang. Tapi tidak menutup kemungkinan,”” ia memiliki serangga gu lain yang bisa mengintai perkemahan. Tapi bagaimanapun, tempat persembunyiannya harus memudahkan pelarian...” 　　Fang Yuan kehilangan Daging Telinga Pengintai. Tanpa cara pengintaian, hanya bisa mengandalkan tebakan. 　　Pertarungan semakin ganas, ratusan mayat hidup tumbang, para Gu Master juga menanggung korban jiwa yang parah. Di hadapan pasukan mayat hidup yang terus berdatangan, mereka terus mundur hingga mencapai pusat perkemahan. 　　Di sini, secara tergesa-gesa telah dibangun barikade dari tumpukan barang dagangan, beberapa Gushi Yizhuan menggunakan berbagai cara untuk memperkuatnya. 　　“Terlalu banyak mayat hidup, tempat ini tidak bisa bertahan.” 　　“Kita harus menerobos kepungan!” 　　“Menerobos? Bagaimana? Setidaknya masih ada puluhan mayat hidup berbulu hitam!” 　　“Lebih baik bertahan sampai pagi, saat matahari terbit, kekuatan tempur mayat hidup akan merosot tajam. Tanpa serangan kita, kawanan mayat pasti akan mundur.” 　　Orang-orang berselisih pendapat. Opini terbagi dua faksi: satu ingin menerobos, satu ingin bertahan. 　　Kedua pihak masih berselisih, kawanan mayat hidup sudah mendekat. 　　Kafilah dadakan ini memperlihatkan kelemahan terbesarnya di saat kritis ini. Mereka tak bisa benar-benar bersatu, kehilangan suara pemimpin yang kuat untuk mengendalikan situasi. 　　Fang Yuan yang selama ini menyaksikan dengan pandangan dingin tiba-tiba maju, bergemuruh: "Jangan ribut lagi!" 　　Keributan langsung mereda. 　　Di mata orang-orang, cultivation-nya berada di puncak tingkat tiga, menjadikannya salah satu petarung terkuat di kafilah. Terlebih di ambang kehancuran seperti ini, Fang Yuan jelas lebih berhak bersuara. 　　..””Fang Yuan memandang sekeliling dengan tatapan tajam bagai pedang. Wajah buruk rupanya tampak penuh kebuasan di bawah cahaya api. 　　"Yang mau bertahan, kalian semua tolol! Kalau bisa menerobos, ngapain tetap disini?" Ia memaki dengan penuh dominasi. 　　Para Gu Master yang sebelumnya ingin bertahan menyunggingkan ekspresi wajah-nya sè geram namun tak berani protes. Sementara yang pro penerobosan justru menunjukkan ekspresi wajah-nya sè gembira. 　　"Yang Mulia Hei Tu memang bijaksana!" 　　"Yang Mulia, kami akan mengikuti langkahmu." 　　"Hanya Yang Mulia yang bisa menyelamatkan kita di saat seperti ini!" 　　Mereka berusaha menjunjung Fang Yuan untuk memaksanya mengambil peran paling berbahaya sebagai ujung tombak. 　　Tapi Fang Yuan menyeringai dingin: "Diam semua! Kalian yang teriak-teriak mau menerobos justru lebih tolol!" 　　“Hmm…” Para Gu Master yang baru saja memuji Fang Yuan tiba-tiba kaku, wajah sè mereka berubah-ubah. 　　Kelompok penjaga benteng menunjukkan senyum sinis dan jahat. 　　“Tuan Heitu, lalu apa maksudmu?” Wajah Jia Long pucat pasi, nada suaranya berat, tatapannya penuh ancaman. 　　“Hmph, baik bertahan maupun menerobos, kita harus tahu situasi. Kalian tahu seberapa besar kawanan mayat hidup ini? Bagaimana jika ada pasukan lain bersembunyi dalam kegelapan? Bukankah menerobos berarti masuk perangkap? Jika ini semua pasukan mereka, kalian para penjaga benteng bisa kabur lebih awal. Menunggu sampai bau anyir darah menarik lebih banyak mayat hidup – bukankah itu bunuh diri?” Fang Yuan berbicara dengan semangat. 　　”Gu Zhenren BAB56: Ding Hao, kau keluar sekarang!” Tidak ada yang berwajah cerah setelah dimaki seperti itu. 　　Chen Shuangquan bertanya dengan nada menusuk: “Lalu, Tuan punya saran baik apa?” 　　Fang Yuan melotot marah, menuding Chen Shuangquan: “Makanya kalian para tolol ini otaknya penuh tinja! Sudah kujelaskan panjang lebar masih belum paham? Tentu harus menerobos, tapi uji dulu! Para Gu Master intel harus bekerja lebih keras!” 　　Chen Shuangquan yang ditunjuk hidung dan dimaki Fang Yuan wajahnya semakin muram, api kemarahan menggelegak dalam hatinya. 　　Tapi ingatan akan pembunuhan Fang Yuan terhadap ayah-anak keluarga Ou membuatnya menekan api kemarahan dalam hati. 　　“Sikap dominan Fang Yuan menimbulkan ketidakpuasan di antara orang-orang, namun di saat yang sama, sosok sekuat dirinya justru memberikan mereka rasa aman yang tak terduga.” 　　Dengan cepat, di bawah kendali Fang Yuan, sebuah tim penerobosan pun terbentuk. 　　“Penerobosan ke arah sana.” Fang Yuan menunjuk ke tenggara dengan serius. 　　“Siap, Yang Mulia Heitu!” 　　“Ingat, tugas utama adalah pengintaian. Selamatkan nyawa kalian dulu. Jika tidak memungkinkan, segera mundur.” Tiba-tiba Fang Yuan tersenyum tipis sambil menepuk bahu pemimpin tim. 　　Hati pemimpin tim langsung lega. Citra Fang Yuan dalam pandangannya tak lagi terasa menyebalkan seperti sebelumnya. 　　Gerombolan mayat hidup mendekati garis pertahanan terakhir. Pertempuran sengit pecah. Tim penerobosan terpaksa mundur setelah maju tiga ratus langkah. 　　“Mengerikan! Aku melihat ratusan mayat hidup bersembunyi dalam kegelapan di sana.” Gu Master intel melaporkan dengan wajah masih trauma. 　　Begitu kata "Gu Zhenren" ini keluar, raut wajah sè semua orang langsung muram. 　　“Tidak masalah. Istirahatlah dulu. Tim kedua! Kalian, serang ke arah sana!” perintah Fang Yuan. 　　Tim ini berhasil maju empat lima ratus langkah sebelum akhirnya mundur. 　　“Mayat hidup berjejal seperti semut…” Gu Master intel itu wajahnya pucat pasi. 　　Fang Yuan memberi semangat singkat, menyuruh mereka beristirahat. Kemudian ia berpaling ke tim ketiga yang baru dibentuk: “Serang ke arah lembah.” 　　“Tapi arah itu adalah lembah…” kepala tim kedua bingung. 　　Pa! 　　Fang Yuan langsung menamparnya: “Kerjakan perintahku! Jangan banyak cakap!” 　　Kepala kelompok tertegun oleh tamparan itu. Ia tak berani menatap langsung amarah dalam tatapan Fang Yuan. Dengan cepat ia berbalik badan, lalu menerobos keluar ke arah yang ditunjuk Fang Yuan. 　　Fang Yuan membentuk tiga regu penerobos secara bergiliran untuk menguji. Akhirnya lokasi-lokasi yang mungkin pun tersisihkan satu per satu. 　　"Selanjutnya, hanya tersisa dataran tinggi di sana. Jika prediksiku benar, Ding Hao pasti bersembunyi di situ." Dalam hati Fang Yuan menyeringai dingin. Ia kembali menyusun formasi penerobosan. 　　"Mereka benar-benar tak mau menyerah." Ding Hao mengerutkan alis, lalu segera melonggarkannya lagi, "Hehe. Jika ini grup mayat hidup biasa, mungkin kalian sudah berhasil menerobos. Sayangnya, pemilik kawanan ini adalah aku..." 　　Diam-diam ia mengatur pergerakan mayat-mayat dalam kegelapan, mengisi area yang kosong sambil menempatkan pasukan besar di beberapa titik. 　　Setelah beberapa putaran, korban jiwa di regu penerobos semakin banyak. 　　""Cukup! Penerobosan tak mungkin berhasil. Jangan ada lagi pengorbanan sia-sia!"" 　　"Ah... Sepertinya kita harus bertahan sampai akhir..." 　　"Tahan terus, tahan sampai matahari terbit. Mayat-mayat ini cuma lemah!" 　　"Omong kosong! Penerobosan hampir berhasil! Kali ini aku yang pimpin regu. Bai Yun, kau yang jaga." Fang Yuan memaki kasar, memaksa untuk menerobos. 　　Para Gu Master terpaksa membentuk satu batalion karena tekanan darinya. 　　Delapan Gu Master tiba-tiba menerjang. Fang Yuan di depan membuka jalan. Kekuatan raksasa yang dipadukan Yuan Zhen perak salju dan Tian Peng Gu membuatnya dengan mudah menembus kepungan. 　　“Sial, area itu agak lemah…” Ding Hao ingin menghentikan tapi sudah terlambat. 　　Ia tak menyangka Fang Yuan justru memilih titik ini untuk menerobos. Lokasi ini sebenarnya jalan buntu, ditambah penempatan pasukan sebelumnya untuk menghadapi serangan dari arah lain, membuat jumlah mayat hidup di sini paling sedikit. 　　“Benar-benar berhasil!” 　　“Mereka berhasil keluar!” 　　Orang-orang di perkemahan belakang terpana menyaksikan. 　　Meski lima Gu Master bertumbangan selama proses penerobosan, Fang Yuan dan dua Gu Master lainnya berhasil selamat. 　　“Kita diselamatkan, cepat, ikuti arah ini untuk menerobos bersama!” Sorak gembira terdengar dari perkemahan. 　　“Jangan mimpi!” Ding Hao mengatupkan gigi, buru-buru mengerahkan gerombolan mayat untuk menutup celah. 　　Sebelum orang-orang perkemahan terorganisir, arah penerobosan Fang Yuan sudah dipadati mayat hidup berbulu putih. 　　Lima mayat hidup berbulu hitam juga menyergap tiga orang termasuk Fang Yuan. 　　Dua lainnya langsung panik. 　　“Ikuti aku!” Fang Yuan berteriak dingin, menerjang ke arah persembunyian Ding Hao. 　　Dalam kepanikan, keduanya tak sempat berpikir, langsung mengikuti secara refleks. 　　“Hmph, tidak pilih arah lain, malah lari ke sini. Hehehe, sepertinya Tuhan pun ingin kalian mati…” Bibir Ding Hao menyungging senang, melirik bangga ke dua mayat di sampingnya. 　　"Dua mayat hidup ini bertubuh tinggi besar, seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu hijau. Mereka adalah mayat hidup berbulu hijau, lebih kuat dari mayat hidup berbulu hitam. Di malam hari, kekuatan tempurnya setara dengan Raja Seribu Binatang!" 　　Selama bertahun-tahun, Ding Hao hanya berhasil mengumpulkan dua mayat ini. 　　"Pergilah." Gerakan hatinya saja, dua mayat berbulu hijau ini segera terlempar keluar. 　　Setelah delapan puluh langkah, mereka bertabrakan langsung dengan Fang Yuan dan tiga lainnya. 　　Fang Yuan berpura-pura frontal menghadapi satu mayat. Meski memiliki kekuatan babi ganda dan buaya, ia hanya bisa menyainginya setara. Kedua pihak mundur beberapa langkah. 　　Sementara dua Gu Master itu dipukul habis-habisan oleh mayat hijau satunya, sudah di ambang kehancuran. 　　"Biarkan aku." Ia mengaktifkan rumput pelompat, melompat ke tengah medan perang. 　　Kedua Gu Master bersorak gembira, hendak berterima kasih pada Fang Yuan. Tiba-tiba dua tulang runcing spiral melesat keluar. 　　Dua dentuman. Dua Gu Master yang panik itu dibunuh. 　　"Hmm?" Ding Hao yang terus memantau pertarungan terkejut dengan perubahan ini. Keraguan besar muncul di hatinya. 　　Gangguan konsentrasinya ini membuat kedua mayat hijau bergerak kaku. 　　Ucapan Fang Yuan berikutnya semakin mengejutkannya. 　　Terdengar teriakan rendah: "Ding Hao, kau keluar sekarang!" (Bersambung.) BAB57: Ternyata Kau adalah Saudara Sepelajaran Senior 　　; 　　Ding Hao merasa petir menyambar otaknya, kepalanya pusing berkunang-kunang.. 　　Siapa orang ini? 　　Bisa menemukanku, bahkan tahu namaku! 　　"Tidak mungkin! Selama bertahun-tahun aku selalu berhati-hati, tak pernah menunjukkan celah. Bagaimana mungkin dia mengetahuinya?!" 　　Gelora dahsyat bergolak dalam hatinya, pikiran langsung kacau balau. Dua mayat hidup berbulu hijau dan mayat-mayat hitam-putih di sekitar perkemahan tiba-tiba membeku di tempat. 　　Orang-orang di perkemahan terkejut melihat kejadian ini, juga tertegun sejenak. 　　Tapi Ding Hao segera menyadari situasi, buru-buru mengumpulkan kembali konsentrasinya. Pertempuran di perkemahan pun berkobar kembali. 　　Fang Yuan melihat dua mayat hijau itu tak lagi menyerang, tahu dirinya sudah berhasil setengah jalan. Dengan suara rendah dia menggertak: "Ding Hao, kalau kau tidak segera keluar, kau akan menyesal..." 　　Ding Hao yang bersembunyi di semak-semak sambil menggerakkan mayat hijau untuk mengepung Fang Yuan, menggertakkan giginya: "Kau ini siapa? Bagaimana kau tahu namaku?" 　　Fang Yuan mengeluarkan suara hmm dingin: "Tentu saja dari Guru Almarhum Raja Mayat Generasi Kedua." 　　"Ah?!" Ding Hao tak bisa menahan teriakan kejutnya. Kata-kata "Guru" dan "Raja Mayat Generasi Kedua" bagai batu raksasa yang dijatuhkan ke danau hatinya, menciptakan ombak besar. 　　Tanpa sadar dia berdiri dan keluar dari semak-semak, kedua matanya menatap tajam ke Fang Yuan. Tatapannya penuh keheranan dan kecurigaan. 　　"Kau ini makhluk apa sebenarnya?" tanya Ding Hao tak sabar. 　　Fang Yuan kembali mengeluarkan suara hmm dingin, nada bicaranya keras: "Tuli kah telingamu barusan? Tidak dengar? Aku adalah murid utama Raja Mayat Generasi Kedua, Hitam Tanah. Ding Hao, aku akan menghitung sampai tiga. Kalau kau tidak menarik kembali kedua mayat hijau ini, hehe..." 　　“Kau Saudara seperguruan? Tunggu sebentar, bagaimana Yang Mulia Guru bisa tahu namaku?” Ding Hao merasa curiga, namun meski begitu ia memanggil kembali dua mayat hidup hijau ke sisinya. 　　Fang Yuan mengerutkan wajah sè, membentak: "Siapa yang kau sebut Saudara seperguruan? Guru belum menerimamu sebagai murid, untuk apa kau teriak-teriak?" 　　Ding Hao tak bisa membalas makian itu. 　　Fang Yuan melunakkan nada: "Kau setiap hari mengobrol sendiri dengan batu prasasti, mana mungkin Guru tidak tahu namamu?" 　　"Ah!" Ding Hao terkejut. 　　Bertahun-tahun ini, ia hidup sebatang kara, hanya ditemani mayat hidup. Saat kesepian menyiksa, ia bersembunyi di gua batu terakhir dan bercerita pada prasasti tentang isi hatinya. 　　Tak disangka, rahasianya kini terbongkar oleh ucapan Fang Yuan. 　　"Aku... kukira itu cuma prasasti biasa..." kata Ding Hao gagap. 　　"Hmph, levelmu memang takkan bisa melihat keistimewaannya. Kekuatan Guru tak terukur, mana mungkin kau paham?" Fang Yuan menyeringai dingin. 　　Sebenarnya, bahkan Gu Master Putaran Kesembilan pun takkan melihat "keistimewaan" itu. Prasasti itu memang biasa, namun di kehidupan sebelumnya, setelah Ding Hao sukses, ia pernah bercerita tentang masa lalunya ini. 　　Ding Hao menjilati bibirnya. Meski hampir percaya, keraguan masih tersisa di hatinya. 　　Ia membungkuk dalam-dalam kepada Fang Yuan, bersedekap dan berkata, "Yang Mulia Hitam, karena kau adalah murid guru terhormat, tolong tunjukkan Gu Jantung Kaku yang khas dari warisan kita ini." 　　Gu Jantung Kaku ini merupakan keunikan garis keturunan Raja Mayat Hidup. Bentuknya menyerupai jantung dengan tujuh lubang, sekaku batu. Berada di tingkat tiga, sedingin besi, seolah terbuat dari perunggu. 　　Gu Jantung Kaku dapat memproduksi Gu Penggerak Mayat tingkat dua, mirip seperti Gu Kacang Merah Berkilat yang menghasilkan kentang petir gu. 　　Gu Penggerak Mayat tingkat dua juga termasuk Gu konsumabel. Bisa diaplikasikan pada mayat untuk menciptakan mayat hidup. 　　Tapi kelebihannya dibanding kentang petir gu adalah mayat hidup hasil kreasi ini bisa naik satu tingkat evolusi. Contoh: Mayat Berbulu Putih bisa berkembang jadi Mayat Berbulu Hitam, Mayat Berbulu Hitam bisa menjadi Mayat Hijau... 　　Fang Yuan memang memegang Gu Kacang Merah Berkilat, tetapi tidak memiliki Gu Jantung Kaku. 　　Menghadapi tuntutan Ding Hao, ia sama sekali tidak grogi, malah membentak dengan berani, "Omong kosong! Aku adalah sedang menjalankan tugas rahasia dari guru, berpura-pura sebagai anggota kafilah. Mana mungkin kubawa Gu Jantung Kaku? Gu ini kan makan mayat hidup. Di hadapan semua orang, dari mana aku bisa mendapatkan mayat?" 　　"Ah, ini..." Ding Hao tertegun. 　　"Ini apaan? Kau kira aku tak bisa membunuhmu?" Fang Yuan segera memperlihatkan Yuan Zhen perak salju. 　　“Cultivasi puncak tingkat tiga 'terpamer jelas.'" Pupil Ding Hao menyempit, dirinya baru mencapai tingkat menengah ketiga saja. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Meski garis keturunan kita bisa mengendalikan mayat hidup, membentuk pasukan. Tapi mengontrol mayat hidup membutuhkan kendali pikiran. Jiwa lemah, kendali pikiran pun payah, kuantitas dan kualitas mayat yang bisa dikendalikan semakin biasa. Kau punya dua Green Zombie, tapi ingin mengendalikan mereka sambil bertarung sendiri, pasti banyak celah. Membunuhmu bagiku mudah sekali." 　　Ding Hao menjilati bibir keringnya, mundur ketakutan selangkah. 　　"Tapi," Fang Yuan tiba-tiba berbelit, "Sebelum berangkat, Guru memberitahuku ada Ding Hao di Bukit Nisan, menyuruhku menilaimu layak masuk sekte atau tidak. Tak kusangka kau malah menyerang duluan, hmph." 　　"A-ah, Ini... Ma-Master, aku tidak sengaja." Ding Hao panik mendengar Fang Yuan diutus Raja Zombie generasi kedua untuk menilainya. 　　"Siapa master-mu? Kau belum diakui Guru. Masih meragukanku?" Fang Yuan mengangkat alis. 　　Ding Hao cepat-cepat bersedekap, "Master, karena kau tahu bahan pakan Gu Jantung Mayat dan kelemahan kita, orang bodoh sepertiku pun paham status aslimu." 　　Fang Yuan tetap diam, matanya menatap dua Green Zombie itu. 　　“Ding Hao tertegun sejenak, lalu tersadar. Gerakan hati bergetar, dua mayat hidup berbulu hijau itu disuruh pergi. 　　Kemudian, ia menghampiri Fang Yuan, membungkuk hormat sambil berkata pelan: “Saudara seperguruan, maafkan hamba. Hamba berniat menelan kafilah ini untuk menimbun mayat hidup. Sungguh tak menyangka, Saudara ada di sini. 　　Andai hamba tahu sebelumnya, pasti hamba sudah turun ke kaki gunung menyambut Saudara. Dalam hati, hamba sangat ingin mengikuti Guru, kesetiaan hamba langit dan bumi menjadi saksi.” 　　Fang Yuan melunakkan nada: “Hmph, kesetiaanmu Guru tahu. Mulut Sebelum berangkat, Guru juga berpesan, melihat kesetiaanmu patut dipuji, menyuruhku memeriksamu. Meski tak mencapai standar, asal celahnya tak lebar, tak apa.” 　　“Begitu rupanya!” Ding Hao spontan berseri-seri. 　　“Tapi!” Wajah sè Fang Yuan muram, suaranya membeku, “Kau berani membantai kafilah, merusak tugas rahasiaku. Tahukah kau, betapa sulitnya aku dan Shijie kedua menyusup ke kafilah ini?” 　　“Saudara seperguruan, hamba sungguh tak sengaja…” Ding Hao memelas, hati yang baru saja bersemangat langsung terjun bebas, “Shijie kedua juga di kafilah? Aku… aku… segera akan menarik mundur pasukan mayat!” 　　“Apa?” Fang Yuan murka, menekuk jari-jarinya dan mengetuk kening Ding Hao hingga berbunyi dung-dung, "Otakmu penuh limbung? Kau tidak berpikir sama sekali? Menarik mayat hidup tanpa alasan membuatku dicurigai? Tolol!" 　　Ding Hao memegangi kepala yang sakit sambil terus membungkuk-bungkuk meminta maaf: "Benar, benar, Kakak senior benar. Kakak senior, perintahkan saja dan hamba akan taat!" 　　Fang Yuan menunjuk Ding Hao: "Kau telah berbuat kesalahan besar, tapi mengingat ini ketidaksengajaan, takkan kuhukum. Sekarang ikuti perintahku untuk menebus kesalahan!" 　　Ding Hao dipermalukan seperti cucu, terus-menerus membungkuk hormat pada Fang Yuan. 　　Tapi Fang Yuan tidak langsung memberi perintah, malah bertanya: "Jujurlah, berapa mayat putih, hitam, hijau yang kau miliki? Ada mayat biru?" 　　Wajah Ding Hao memerah malu: "Hamba bodoh, setelah 10 tahun di Gunung Nisan belum bisa pelihara mayat biru. Mayat hijau hanya tiga ekor. Satu kutinggal di kediaman, dua dibawa. Mayat hitam 120 lebih, mayat putih hampir empat ribu ekor." 　　Fang Yuan sudah menduga tak ada mayat biru, setelah memastikan hatinya lega. 　　Dengan sengaja ia berpura-pura terkejut: "Kau hampir memenuhi standar. Tiga mayat hijau sudah cukup, sedangkan mayat biru pun aku cuma punya dua ekor." 　　"Adapun standar penerimaan murid oleh Raja Mayat Hidup Generasi Kedua, ia adalah Tao Chu." 　　"Raja Mayat Hidup Generasi Kedua meninggalkan lebih dari satu warisan. Di kehidupan sebelumnya, ia menerima tujuh delapan murid, Ding Hao hanyalah salah satunya." 　　"Kemudian Raja Mayat Hidup Generasi Kedua bergabung dengan Gunung Yi Tian. Pasukan aliansi aliran orthodox mengepung Gunung Yi Tian. Murid-murid Raja Mayat ini memimpin pasukan mayat hidup, menunjukkan kehebatan yang membuat pasukan aliansi mundur tiga langkah." 　　"Ding Hao mendengar penjelasan Fang Yuan, keraguan dalam hatinya sirna. Ia memandang Fang Yuan dengan tatapan penuh kekaguman sè: 'Saudara seperguruan hebat, kau bahkan punya dua Bulu Biru, aku benar-benar kagum!'" 　　"Fang Yuan menepuk bahu Ding Hao, berpura-pura menekan kesombongan dalam wajah sè-nya: 'Merawat Bulu Biru, sulit tapi juga mudah. Pertama kau harus mencari mayat Master Gu setidaknya level empat. Lalu kau harus beruntung - apakah mayat ini pernah menggunakan serangga Gu atau melatih kekuatan semasa hidup. Jika pernah, setidaknya akan jadi Bulu Hijau. Beri makan dengan darah selama satu dua tahun, jadilah Bulu Biru.'" 　　"'Begitu rupanya.' Ding Hao menyatukan penjelasan ini dengan pengalamannya, langsung tahu Fang Yuan tidak berbohong. Ia bersyukur, 'Terima kasih petunjuk Saudara seperguruan!'" 　　"'Ya.' Fang Yuan mengangguk halus, mengamati ekspresi Ding Hao dengan cermat. Ia tahu orang ini sudah sepenuhnya percaya." 　　"Ding Hao sebelumnya hanya budak keluarga, bersembunyi di Gunung Batu Nisan selama sepuluh tahun untuk berlatih. Memang orang polos, mudah ditipu." 　　"Faktanya, bahkan orang yang licik dan dalam pun akan tersentuh oleh perkataan Fang Yuan seperti ini, setidaknya akan mempercayai sebagian besar." 　　"Sudah begini, lebih baik kau dan aku bermain sandiwara. Jika kau melakukannya dengan baik, aku akan lulus ujian ini." Kata Fang Yuan. 　　Ding Hao matanya berbinar, buru-buru berkata: "Saudara seperguruan, silakan katakan! Hamba pasti akan mengerahkan segenap kemampuan!" 　　Fang Yuan memberikan instruksi detail, lalu membunuh kembali ke perkemahan. 　　Dengan kerja sama diam-diam Ding Hao, Fang Yuan kembali ke sisi Shang Xin Ci dengan selamat meski sempat genting. 　　Orang-orang yang melihat Fang Yuan, petarung kuat ini kembali secara sukarela, tercampur rasa kagum dan heran. 　　Menurut mereka, Fang Yuan seharusnya sudah bisa melarikan diri, tapi malah kembali untuk bertarung. 　　"Ini semua kesalahan hamba yang membebani Tuan!" Wajah Shang Xin Ci dipenuhi rasa malu dan bersalah. 　　"Tidak apa. Kau hanya salah satu alasannya, lagipula Bai Yun juga ada di sini." Fang Yuan mengibaskan tangan, sengaja berkata demikian untuk membuat Shang Xin Ci dan Xiao Die tersentuh. 　　Bai Ningbing memandang Fang Yuan dengan curiga. Fang Yuan mengedipkan mata secara samar, membuatnya segera paham bahwa Fang Yuan sedang merencanakan sesuatu yang licik. BABke-58: Tembakan dari Belakang (Bab besar 5000 karakter) 　　; 　　Serangan gerombolan mayat hidup pelan-pelan mereda, situasi medan terjebak dalam kebuntuan. 　　Waktu berlahan, sesekali Gu Master gugur dengan heroik atau mayat hidup benar-benar roboh. 　　Setelah lebih dari satu shichen, sesuai instruksi Fang Yuan, Ding Hao tiba-tiba meningkatkan momentum serangan, langsung meruntuhkan garis pertahanan yang sudah goyah. 　　Kafilah orang-orang hanya tersisa sekitar tiga puluh orang lebih. 　　Harus menerobos kepungan! Mereka sepakat sepenuhnya: jika menerobos, masih ada kesempatan hidup. Jika bertahan mati-matian, pasti binasa. 　　Penerobosan itu mengerikan, dikepung mayat hidup berbulu putih bertumpuk, diselingi mayat hidup berbulu hitam yang menghalangi langkah. 　　"Tak perlu lagi melindungi manusia biasa ini, mereka terlalu memperlambat kecepatan!" Jia Long berteriak. 　　Shang Xin Ci dan Xiao Die wajah mereka langsung pucat sè. 　　"Jangan takut, ada aku di sini." Fang Yuan melindungi di samping mereka. 　　Para manusia biasa lainnya dibuang tanpa ampun, hanya mereka berdua yang tersisa. 　　Jia Long dkk tak berani protes, karena masih mengandalkan kekuatan Fang-Bai. 　　Orang-orang merangkak susah payah, hampir berhasil menembus kepungan, tiba-tiba dua mayat hidup berbulu hijau muncul. 　　"Kita mundur." Fang Yuan menarik Shang Xin Ci dan Xiao Die, berbisik pelan. 　　Bai Ningbing terhenti, bukankah mundur berarti jatuh kembali ke dalam kepungan? 　　Tapi Fang Yuan sudah membawa Shang Xin Ci dan pelayannya mundur. Bai Ningbing menggigit gigi, melirik ke depan yang kosong, akhirnya berbalik mengikuti Fang Yuan. 　　Kafilah bertabrakan dengan dua mayat hijau, pertempuran kacau pun terjadi. 　　Mayat hijau sekuat Raja Seribu Binatang. Meski kafilah punya banyak Gu Master tiga transformasi, tapi mereka sudah di ujung tenaga. 　　Dalam keributan, mayat hidup berbulu hitam dan putih di sekitar mulai merapat, mengepung anggota kafilah. 　　Sebaliknya. Tekanan pada Fang-Bai justru berkurang drastis. 　　Fang Yuan mundur puluhan langkah, memulai upaya menerobos kembali. 　　Sepanjang jalan, mayat hidup berbulu putih berjejal rapat. Tapi Fang Yuan bergerak gesit ke kiri dan kanan, sangat perkasa. Mayat hidup yang tersentuh langsung roboh, yang tergeser pun mati. 　　Bai Ningbing terpana menyaksikan. "Inikah kekuatan sebenarnya Fang Yuan?" 　　"Lho, mayat-mayat putih ini lemah sekali..." Begitu dia bertindak, langsung menemukan keanehan. 　　Mayat hidup penghalang mereka. Ratusan kali lebih lemah dari sebelumnya, terlihat bodoh. Serangan mereka tak berbentuk, malah seperti sasaran latihan yang pasrah. 　　"Jangan-jangan Fang Yuan sudah tahu celah ini sejak awal? Aneh, penampilan mayat-mayat ini sama semua. Bagaimana dia bisa mendeteksi kelemahan ini?" Bai Ningbing tak kunjung paham. 　　Fang Yuan saat itu justru memaki dalam hati. 　　Sebelum pergi. Dia sudah berpesan pada Ding Hao: "Buatlah kesan kuat tapi sebenarnya lemah, akting harus meyakinkan!" Ini hasilnya?! 　　Ding Hao kini berkucuran keringat. 　　Tak pernah sebelumnya dia mengerahkan seluruh konsentrasi dan tenaga untuk mengendalikan pasukan mayat hidup seperti ini. 　　Ia sangat gelisah dalam hati, merasa telah merusak misi rahasia sang kakak seperguruan. Rasa bersalah dan khawatir membuatnya berusaha keras mendukung sandiwara Fang Yuan. Sebelumnya tidak tahu status Fang Yuan masih biasa-biasa saja, kini tahu ia adalah kakak seperguruannya sendiri. Mana berani benar-benar melawan? 　　"Hebat sekali!" Xiao Die berdecak kagum. 　　Mata indah Shang Xin Ci juga berkilauan. 　　Fang Yuan melesat ke depan bagai angin, tak ada satu pun bawahan musuh yang sanggup menahannya. Gerakannya lincah dan perkasa, memancarkan aura tak terkalahkan! 　　Siapa yang tak mencintai pahlawan? 　　Gadis mana yang hatinya tak punya bayangan Pangeran Tampan, mimpi seorang pahlawan menyelamatkan putri? 　　Xiao Die punya, Shang Xin Ci juga. 　　Saat ini, tuan dan pelayan itu memandang bayangan punggung Fang Yuan yang kokoh, hati keduanya berdesir halus. 　　Meski wajah Fang Yuan buruk rupa, namun di mata mereka saat ini, keburukan itu memancarkan cahaya kemuliaan yang menggemaskan. Keperkasaan dan kharismanya menciptakan rasa aman misterius dalam hati kedua gadis yang terjebak bahaya ini. Membuat mereka tak kuasa ingin bersandar, ingin mengandalkannya. 　　"Aktingnya terlalu kaku, si pengecut ini!" Fang Yuan ingin sekali menendang Ding Hao sampai keturunannya punah. Pikirannya berkelebat, juga memahami kondisi psikologis Ding Hao. 　　"Sepertinya hanya ini caranya..." Fang Yuan menyipitkan mata, dengan hati membaja tiba-tiba menarik kembali Tian Peng Gu, membiarkan cakar mayat hidup berbulu putih menghujam tubuhnya. 　　Seketika daging terkoyak, Fang Yuan terluka. 　　“Baik, seperti ini!” Fang Yuan berseru dalam hati. Ini adalah kesempatan terbaik untuk mendapatkan kepercayaan Shang Xin Ci, bagaimana mungkin ia melewatkannya begitu saja? 　　“Sialan!!” Bai Ningbing mengumpat, segera meninggalkan Shang Xin Ci dan berlari ke arah Fang Yuan. Di tangan Fang Yuan tersimpan Yang Gu, kunci untuk mengembalikan wujud prianya, sama sekali tidak boleh hilang. 　　“Ya ampun!!!” Ding Hao yang melihat Fang Yuan terluka langsung gemetar ketakutan. Hatinya dipenuhi penyesalan dan kekhawatiran, wajah sè-nya panik, mulutnya terus bergumam: “Aku tidak sengaja, sungguh tidak sengaja, Saudara seperguruan!” 　　..””“Ah...” Shang Xin Ci dan Xiao Die serempak menjerit kaget. 　　Tubuh mereka bergetar sakit hati melihat Fang Yuan tiba-tiba terluka. 　　“Kau ke sini buat apa? Kembali lindungi mereka!” Bai Ningbing yang datang disambut teriakan rendah Fang Yuan. 　　Mata biru sè Bai Ningbing langsung membelalak. Dia tahu si brengsek ini sengaja melukai diri sendiri! 　　“Jangan main api terlalu jauh.” Bai Ningbing melempar kalimat ini dengan sudut mata berkedut. 　　Dengan Ding Hao yang memanipulasi di samping, mayat hidup berbulu putih menggerakkan cakar tapi hanya desau angin besar tapi tetesan hujan kecil. 　　Bai Ningbing menendang hingga terlempar satu mayat hidup berbulu putih, lalu kembali ke sisi Shang Xin Ci. 　　“Bagaimana kabar Hei Tu?” Shang Xin Ci menggenggam lengan Bai Ningbing. 　　“Dia baik-baik saja.” Bai Ningbing menyeringai. 　　“Mengapa kau tidak menukarnya, ia terluka!” Suara Shang Xin Ci yang biasanya lembut kali ini langka terdengar kesal. 　　Bai Ningbing bibirnya bergetar, tak mungkin memberitahu Shang Xin Ci bahwa luka ini sengaja ditimpakan Fang Yuan pada dirinya sendiri? Akhirnya, dia mengarang alasan: "Memang begitulah karakternya, sekali mulai menyerang, takkan berhenti sampai tumbang." 　　Mata indahnya Shang Xin Ci berkedip-kedip, perlahan memerah. 　　Xiao Die menutup mulutnya, sudut mata telah basah oleh air mata. 　　Melihat Fang Yuan di depan, hati tuan dan pelayan ini bergelora. Manusia macam apa ini! Berlarian tanpa gentar di tengah lautan mayat bergeliat. Tak diragukan, dia seorang pahlawan. Pahlawan yang sarat dengan tragedi sècai! 　　Ding Hao gemetar ketakutan melihat luka Fang Yuan, tak berani menghalangi lagi. 　　Setelah menerobos beberapa saat, Fang Yuan berhasil membawa Shang Xin Ci dan tiga lainnya keluar dari kepungan mayat. 　　"Sudah selesai?" Ia menjilat bibir tak puas, memandang luka tunggal di tubuhnya dengan frustasi. Kesempatan berakting sebaik ini, hanya dapat satu luka? Performanya kurang maksimal. 　　Tapi meski hanya satu luka, Shang Xin Ci dan Xiao Die sudah sangat khawatir. 　　"Hei Tu, kau baik-baik saja? Kau terluka. Lukanya dalam sekali, semua karena aku!" Air mata berkilau di mata Shang Xin Ci. 　　"Darah hitam sè yang banyak mengalir, Yang Mulia Hei Tu. Anda keracunan." Kata Xiao Die penuh perhatian. 　　Fang Yuan menegakkan dada, dengan suara berat, berkata tanpa takut: "Luka kecil ini apa artinya? Masalahnya hanya racun mayat yang merepotkan, tapi aku punya Gu Pereda Demam untuk menetralkannya. Kalian tak perlu khawatir. Hehehe..." 　　Ia mulai tertawa. 　　Di atas reruntuhan perkemahan. Api "Gu Zhenren BABke-58: Tembakan dari Belakang (Chapter 5.000 kata)" menjilat-jilat ke langit. Untuk menunjukkan tekad baja, juga sebagai penerangan dan pembangkit semangat, orang-orang kafilah telah membakar semua yang bisa dibakar sebelum berangkat. 　　Fang Yuan dan tiga lainnya yang berhasil menerobos kepungan mayat hidup, kini berada di lingkaran luar yang diterangi cahaya api. 　　Cahaya api menyinari wajah Fang Yuan, dadanya yang bidang, serta lukanya yang menganga. 　　Ia tersenyum, wajahnya buruk rupa. Tapi di mata kedua gadis ini, justru memancarkan pesona kepahlawanan yang unik! 　　Mereka pernah bermimpi tentang pahlawan yang menyelamatkan putri. Dalam mimpi itu sang pahlawan tampan dan berwibawa, sejujurnya Fang Yuan sangat jauh dari gambaran itu. 　　Tapi entah mengapa, kedua gadis ini merasa inilah pahlawan sejati! Ia bebas merdeka, tak kenal takut, penuh keperkasaan yang tak tertandingi! 　　Bertahun-tahun kemudian, Shang Xinzi bertanya dalam hati: Bagaimana Fang Yuan bisa menyusup begitu dalam ke relung hatinya? 　　Setiap kali, ia selalu teringat malam ini tanpa disadari. 　　Di belakang, mayat hidup berjejal-jejal, cahaya api yang menjulang menerangi wajah Fang Yuan. Di wajahnya penuh bekas luka bakar, ia tersenyum tipis memperlihatkan gigi putihnya. Mata hitamnya yang dalam memandang dirinya sendiri, tatapan dingin yang biasa terlihat, di bawah selimut cahaya api jingga, memancarkan kehangatan. 　　"Selamatkan kami!" Terjebak di tengah kerumunan mayat, orang-orang kafilah berteriak minta bantuan begitu melihat situasi di sekitar Fang Yuan. 　　Fang Yuan mengedipkan matanya, belum sempat berkata-kata. 　　Shang Xin Ci sudah meraih lengannya: "Kau terluka, jangan pergi. Ayo kita pergi. Ingat apa yang pernah kau katakan padaku? Lakukan hal-hal yang berada dalam kemampuanmu." 　　Jika sesuai kemampuan, maka hati akan tenang. 　　Fang Yuan tertawa lebar sambil menepuk tangan Shang Xin Ci: "Tenang, aku tidak berniat pergi. Mereka tidak punya hubungan baik atau buruk denganku. Ayo kita pergi!" 　　Tapi pergi seperti ini juga ada masalahnya. 　　Bagaimana jika ada yang tahu aku membunuh Zhang Zhu, lalu dalam keputusasaan berteriak mengungkapkannya? Apa yang akan dipikirkan Shang Xin Ci? 　　Sebenarnya kekhawatirannya sia-sia. Chen Xin yang tahu segalanya, dan Chen Shuangquan sudah gugur di medan perang. 　　Kilatan jing di mata Fang Yuan menghilang secepat munculnya, ia berseru: "Tahan terus! Setelah kuamankan mereka, aku akan kembali membantu!" 　　"Saudara Hei Tu sungguh mulia!" 　　"Harap Saudara Hei Tu segera kembali!" 　　"Jika Saudara Hei Tu menyelamatkan nyawaku, akan kuberi imbalan besar!" 　　Orang-orang kafilah berteriak histeris. 　　Fang Yuan terkekik, menatap tatapan bingung tuan dan pelayan: "Berikan mereka sedikit harapan, semoga mereka bisa menciptakan keajaiban 'Gu Zhenren'. Ah, hanya ini yang bisa kulakukan." 　　Citra Fang Yuan tiba-tiba menjadi lebih agung dalam hati kedua perempuan itu. 　　Fang Yuan membawa tiga orang lainnya, melesat cepat menyusuri jalan setapak pegunungan. 　　Di bawah cahaya bulan, permukaan jalan setapak seakan diselimuti embun beku. 　　Sesuai perundingan sebelumnya, Ding Hao juga menempatkan sekelompok mayat hidup sebagai penghadang di sini. 　　Keempat orang menerobos. Fang Yuan melemparkan tatapan ke Bai Ningbing, lalu tetap di tempat: "Kalian duluan, aku akan menahan gerombolan mayat ini dan menyusul nanti." 　　Langkah tuan dan pelayan perempuan itu ragu-ragu, tapi setelah dibujuk Bai Ningbing, mereka segera berlari hingga keluar dari pandangan Fang Yuan. 　　Fang Yuan menunggu sebentar, berpura-pura bertarung dengan gerombolan mayat. Saat waktu dirasa tepat, ia mengaktifkan Rumput Pelompat untuk melintasi mayat-mayat itu dan kembali ke sisi Ding Hao. 　　Pertempuran di sana masih berlangsung. 　　Hanya tersisa tiga orang dari kafilah. Yang mengejutkan Fang Yuan, satu zombie bulu hijau juga hancur! 　　Setelah bertanya pada Ding Hao, Fang Yuan baru tahu ternyata ada seorang Gu Master menggunakan Gu ledakan tingkat tiga yang langka. 　　"Saudara seperguruan." Ding Hao segera membungkuk hormat, wajahnya pucat dengan keringat dingin. 　　Ia belum pernah mencoba membagi perhatian cāo zòng dengan intensitas seperti ini. Kunci utamanya adalah berakting bersama Fang Yuan yang sangat melelahkannya. 　　"Dulu mengomandoi mayat hidup. Kalau tidak mundur, ya menyerang. Mana seperti hari ini, saat menyerang seperti binatang buas. Tapi harus jatuh ke tempat kosong. Begitu dipukul Fang Yuan, harus cāo mayat-mayat ini diam tak bergerak." 　　"Saudara seperguruan, lukamu bagaimana? Aku benar-benar tidak sengaja, adik punya Gu pengobatan di sini." Ding Hao buru-buru menjelaskan. 　　Fang Yuan menepuk bahunya: "Kau memang bagus, sangat berusaha. Lukaku tidak apa, ini konsekuensiku sendiri. Sekarang kau harus lebih giat, habisi semua orang ini!" 　　"Siap." Mendengar kata Fang Yuan, Ding Hao seketika lega. 　　Memutar tubuh, ia mengerahkan jing sekuat tenaga, mendorong gerombolan mayat maju. 　　Tiga yang tersisa tahu nasib mereka sudah pasti. Satu menutup mata menghela, satu memaki Fang Yuan, satu lainnya menjerit histeris. 　　Di bawah bayang kematian, xing masing-masing terbuka tak terbantahkan. 　　Gerombolan mayat menenggelamkan ketiganya. Fang Yuan mengangguk puas: "Ada yang lolos?" 　　"Tidak. Sama sekali tidak, sesuai perintah Saudara seperguruan, adik sudah mengelilingi area luar dengan barisan mayat hidup." Ding Hao segera menjawab. 　　"Bagus, kerjamu memuaskan. Bersihkan medan perang, jangan sampai meninggalkan..." "jejak apa pun." 　　"Siap, Saudara seperguruan." 　　Selama tahun-tahun ini Ding Hao menyergap kafilah tanpa ketahuan, menunjukkan kemampuannya. Membersihkan medan perang sudah jadi rutinitas. Menyamar seperti serangan gerombolan mayat biasa pada kafilah, bahkan Fang Yuan mengangguk diam-diam. 　　Namun meski usianya lebih tua dari Fang Yuan, pengalamannya masih kalah dibanding kelihaian Fang Yuan. 　　Fang Yuan selama itu memberikan beberapa petunjuk padanya, menutup semua celah kelalaian, membuatnya penuh kekaguman. 　　Contohnya, Batu Yuan tidak bisa diambil seluruhnya, harus menyisakan sebagian, karena kawanan mayat tidak akan mengambilnya. Lainnya, mayat juga tidak boleh semuanya dikonversi jadi mayat hidup, mengingat tingkat racun mayat bervariasi, dan tidak mungkin 100% berhasil mengubah mayat menjadi zombie. 　　"Saudara seperguruan, Batu Yuan ini mohon diterima." Setelah waktu sepanjang menyeduh secangkir teh, Ding Hao dengan bijak menyerahkan Batu Yuan yang diperoleh. 　　Fang Yuan melirik sebentar, kira-kira 13.000 keping Batu Yuan. Ia tanpa sungkan menerimanya, semuanya dimasukkan ke dalam Duo Rate Flower. 　　"Bagaimana hasil perolehanmu kali ini?" Fang Yuan menepuk bahu Ding Hao, bertanya dengan lembut. 　　Wajah pucat Ding Hao memancarkan ekspresi wajah bersemangat sè: "Kali ini hasilnya luar biasa. Mendapatkan lima tubuh utuh, semuanya Gu Master tiga transformasi. Ada belasan mayat Gu Master lain yang telah dilatih. Jika dikonversi jadi mayat hidup, minimal level mayat hidup berbulu hitam." 　　"Ha ha ha, hasil yang bagus. Rawat baik-baik mayat hidup berbulu hitam ini, pasti akan muncul mayat hidup berbulu hijau baru." 　　Ding Hao mengangguk terus-menerus, wajah penuh ekspresi kagum sè: "Ini pertama kali adik mencaplok seluruh kafilah. Berkat Saudara seperguruan yang memancing kawanan binatang buas sepanjang jalan, terus melemahkan mereka. Hasil yang adik peroleh semata karena Saudara seperguruan." 　　"Kau juga cukup baik, memimpin dengan bagus. Tapi aku lihat wajah sè-mu, kau terlalu banyak menggunakan kekuatan spiritual, gerakan hati sudah lesu, sudah melukai roh. Perlu istirahat panjang. Dalam garis keturunan kita, perawatan roh sangat penting. Roh tidak kuat, kehendak jadi lemah, mengendalikan mayat hidup akan semakin sulit." Fang Yuan tersenyum ramah, suaranya lembut. 　　"Terima kasih perhatian Saudara seperguruan!" Ding Hao selama sepuluh tahun terakhir hidup sebatang kara, ini pertama kalinya ia diperhatikan orang lain seperti ini. Ekspresi wajah-nya bergetar, hatinya tersentuh diam-diam. 　　Emosi yang meluap ini tiba-tiba membuatnya pusing tujuh keliling, tubuh kekarnya goyah. Jika bukan Fang Yuan yang menopang, mungkin ia sudah terjatuh ke lantai kayu. 　　"Malu sekali! Adikmu ini belum mahir berkultivasi, merasa pusing dan mual, gerakan hati pun macet." Ding Hao berusaha berdiri tegak. 　　"Tidak apa. Kembalilah ke gua untuk tidur nyenyak. Esok pagi meski kepala sakit yu, gerakan hati sudah pulih separuh, bisa leluasa mengendalikan mayat-mayat ini." Fang Yuan terkekekeh. 　　"Benar. Adik juga punya pengalaman, pernah memanggil terlalu banyak mayat hidup, hampir pingsan di tempat. Hehehe." Ding Hao tertawa ringan. 　　"Ya... Aku segera akan pergi. Adik muda, aku mengakui kemampuanmu. Beristirahatlah baik-baik, tunggu kepulanganku kita bersama menghadap Guru. Ngomong-ngomong, di mana letak gua tempat tinggalmu itu?" 　　"Tepat di lereng gunung, di samping sebuah kolam yin. Sangat mudah ditemukan, kolam yin itu berbentuk bintang segilima, sangat unik." Ding Hao berseru gembira, lalu menjawab cepat, "Saudara seperguruan, benar-benar tidak mau mampir sebentar ke gua kediamanku?" 　　"Tidak perlu, waktu terbatas. Aku punya tugas rahasia yang dititipkan guru. Sial, ternyata ada yang pura-pura mati, masih ada satu level yang lolos dari jaring!" 　　"Di mana?!" Hati Ding Hao berdebar kencang, ia segera menoleh ke belakang. 　　Sreeek! 　　Sesaat kemudian, sebatang tulang runcing menembus kepalanya. 　　Byur. 　　Ding Hao terjatuh ke lantai kayu, di dahinya tertancap tulang runcing berulir yang tebal. Darah dan otak mengalir perlahan mengikuti pola spiral. 　　Matanya membelalak, wajahnya membeku dengan ekspresi wajah-sè yang tak percaya. 　　Ekspresi wajah Fang Yuan perlahan memudar, menjadi wajah datar. Ia membungkuk pelan-pelan, menggenggam kaki Ding Hao, lalu menyeretnya perlahan ke atas reruntuhan perkemahan. 　　Api masih membara, kawanan mayat yang kehilangan tuannya mulai melompat tanpa arah. 　　Mayat yang tergeletak di tanah menarik perhatian mereka, menggoda mereka. 　　Mereka merangkak di atas mayat-mayat itu, mulai mengunyah dan mencabik. 　　Fang Yuan menyeret mayat Ding Hao melintasi medan perang yang dipenuhi mayat, di telinganya bergema suara mayat hidup yang sedang berpesta pora. 　　Ia melemparkan Ding Hao ke dalam api, memandang dengan tenang mayatnya perlahan berubah menjadi abu. Serangga gu di tubuhnya mengeluarkan rintihan memilukan, lalu satu per satu terbakar mati. 　　Begitu Shang Xin Ci diakui oleh kepala suku Keluarga Shang, ia akan menjalani penyelidikan ketat dari keluarga tersebut. Medan perang ini pasti menjadi fokus utama. 　　Jika Ding Hao tidak berhasil ditangkap, lalu diinterogasi hingga kebenaran sesungguhnya terungkap, maka Fang Yuan berada dalam bahaya. 　　Meskipun ia jujur, mudah ditipu, dan cukup berguna sebagai pion, namun nilainya jauh di bawah Shang Xin Ci. Ditambah lagi risiko yang tersembunyi, membuangnya adalah pilihan paling aman. 　　Serangga gu di tubuhnya juga harus ditinggalkan. Selama Fang Yuan membawanya, Raja Mayat Hidup Generasi Kedua bisa melacaknya. Lagipula, Fang Yuan harus memelihara Gu Hati Mayat berikutnya yang sangat merepotkan, serta berisiko meninggalkan jejak bagi penyelidikan Keluarga Shang. 　　Adapun para mayat hidup ini, setelah kehilangan tuan, berubah menjadi kawanan mayat biasa. 　　Setelah selesai menggerogoti mayat-mayat ini, sebagian akan tetap di sini, sementara sisanya akan berkeliaran di Gunung Batu Nisan mencari mangsa berdarah. 　　Dengan penanganan mereka ini, situasi di medan perang akan terlihat semakin nyata. 　　Menyaksikan mayat Ding Hao terbakar menjadi abu, barulah Fang Yuan berbalik tubuh dan pergi dengan tenang. 　　Kawanan mayat sedang sibuk melahap, benda-banda tak berakal ini kini sama sekali tidak mengancam. (Bersambung.) BABKe-59: Perpisahan dalam Rencana 　　; 　　Di langit malam, bulan sabit menggantung tinggi, cahaya bulan mengalir bagai air... 　　Shang Xinci berdiri di atas batu gunung memandang jauh, wajahnya penuh kekhawatiran: "Kak Hitam, kenapa belum kembali juga?" 　　"Jangan-jangan terjadi sesuatu?" Xiao Die menyambung. 　　"Mana mungkin dia celaka, jangan khawatir." Bai Ningbing bersandar di pohon kering, hati bertanya-tanya apa lagi akal licik Fang Yuan kali ini? 　　Waktu berlahan tapi pasti, kecemasan di hati Shang Xinci semakin menjadi, alisnya berkerut rapat. 　　Bai Ningbing pun mulai merasa tak enak, waktu ini sudah setengah batang dupa, mungkinkah benar ada masalah dengan Fang Yuan? 　　Nyawa Fang Yuan sama sekali tak dia pedulikan. Yang dia kejar adalah Yang Gu di tangan Fang Yuan. 　　Secara tak sadar, kegelisahan mulai merayap di hatinya. 　　Kegelisahan ini separuh berasal dari hilangnya Fang Yuan, separuh lagi dari rasa frustrasi Bai Ningbing. Cultivation Fang Yuan semakin kuat, ditambah dengan Yang Gu di tangannya, Bai Ningbing jadi sangat berhati-hati seperti takut melukai tikus tetapi khawatir merusak guci. 　　Jika Fang Yuan bermain curang, sama sekali tak ada cara untuk menanganinya. 　　Sepanjang perjalanan bersama Fang Yuan, dia tahu betul karakter Fang Yuan. Cultivation Fang Yuan semakin mendekati tingkat tiga, batas waktu perjanjian semakin dekat, kegelisahan di hati Bai Ningbing pun semakin menjadi. 　　Saat ketiganya berembuk hendak kembali membantu Fang Yuan, akhirnya sang pria muncul di jalan setapak pegunungan. 　　Shang Xinci menghela napas lega, tapi saat Fang Yuan mendekat, hatinya kembali berdebar: "Kak Hitam, kau terluka lagi!" 　　””Fang Yuan sengaja menambah beberapa luka di tubuhnya, ia menarik napas dingin: "Kalian baru saja pergi, datang mayat hidup berbulu hijau selevel. Untung aku lari cepat. Ayo kita pergi, mungkin itu sedang mengejar." 　　Mendengar ini, ketiga lainnya tak berani berlama-lama. Mereka berjalan sepanjang malam. 　　Sejak saat itu, tujuan Fang Yuan tercapai. Sepanjang perjalanan ia berperilaku patuh. 　　Setelah melewati Gunung Batu Nisan, mereka tiba di Gunung Dua Jenderal. 　　Gunung ini memiliki dua puncak kembar, dipisahkan oleh lembah tebing terjal yang saling berhadapan dengan aura megah. 　　Keempat orang tanpa pengawal kafilah terlihat kesulitan berjalan di hutan. 　　Namun untungnya, setelah Gunung Dua Jenderal adalah Gunung Darah Air Mata. 　　Di Gunung Darah Air Mata terdapat Perkampungan Zhao. Tempat ini sudah bukan hutan belantara lagi, melainkan permukiman manusia. 　　BABtersulit dari rute dagang ini telah terlampaui. Tingkat bahaya xing berkurang drastis. 　　Fang-Bai sedang diburu Perkampungan Bai. Tentu mereka tidak menuju Perkampungan Zhao. Keempat orang terus berjalan tanpa henti. Setelah Gunung Darah Air Mata, mereka melewati enam gunung lain: Gunung Seribu Gua, Gunung Raksasa, Gunung Ganggang Hijau, dll. 　　Selama periode ini, cultivation Fang Yuan naik dari tingkat dua tinggi ke puncak. 　　Sepanjang perjalanan, mereka hanya melakukan persediaan singkat di desa-desa terpencil. 　　Semakin dekat Gunung Shang Liang, jalan setapak semakin lebar dan pejalan kaki semakin ramai. 　　Akhirnya pada suatu hari, Gunung Shang Liang muncul dalam pandangan mereka. 　　“Huu. Itu berarti perundingan..””Gunung?” Shang Xin Ci meletakkan tangan di alisnya untuk menghalangi mentari, memandang jauh ke depan. Mengeluarkan segenap kekeruhan dari hati. 　　“Nona, akhirnya kita sampai!” Xiao Die tertawa gembira, menggoyang-goyangkan lengan Shang Xin Ci dengan antusias. 　　Bai Ningbing tetap diam, hanya mengamati. 　　“Setelah tiba di Gunung Shang Liang, kita akan berpisah. Nona Zhang, hutang budi saya sudah lunas.” Fang Yuan tiba-tiba berkata. 　　“Ah?” Xiao Die terkejut, tidak menyangka Fang Yuan akan berkata demikian, berdiri kaku di tempat dengan wajah kebingungan. 　　Wajah sè Shang Xin Ci berubah, mata indahnya menatap Fang Yuan, bulu matanya gemetar tak tertahan. 　　Selama hari-hari ini, meski Fang Yuan pendiam, ia telah menjadi sandaran. Sekarang ia tiba-tiba ingin pergi, hati Shang Xin Ci langsung terasa hampa, diliputi kekecewaan. 　　“Tidak ada pesta di dunia ini yang abadi.” Fang Yuan menghela napas panjang. 　　“Benar...” Bibir Shang Xin Ci terkunci rapat, ia merasa sesak napas. Setelah hidup berdampingan selama ini, ia paham karakter xing Fang Yuan. Ini adalah pria yang teguh pada kata-kata dan bertekad baja. 　　“Ayo, tempat ini belum sepenuhnya aman. Kita berpisah di depan gerbang kota.” Fang Yuan memimpin langkah pertama. 　　Suasana rombongan membeku, bahkan Xiao Die yang cerewet pun tak bersuara. 　　"Semakin mendekati Kota Keluarga Shang, berarti selangkah lebih dekat pada perpisahan. Langkah Shang Xin Ci tak sadar melambat. Kota Keluarga Shang adalah tujuan perjalanannya. Secara logika, kesuksesan sudah di depan mata, tapi saat ini ia lebih memilih untuk tidak sampai ke kota itu." 　　"Tapi jarak akhirnya terbatas. Mereka tiba di kaki Gunung Shang Liang, bagian ke-59 'Gu Zhenren: Perpisahan yang Direncanakan'." 　　"Gerbang megah Kota Keluarga Shang sudah terlihat jelas di depan mata." 　　"Saat perpisahan tiba." 　　"Fang Yuan menatap Shang Xin Ci dengan pandangan mendalam, mengangguk, hanya mengucapkan dua kata:" 　　"Jaga dirimu baik-baik." 　　"Dua kata sederhana itu membuat tubuh mungil Shang Xin Ci gemetar." 　　"Fang Yuan langsung berbalik dan pergi." 　　"Tunggu!" Shang Xin Ci mengumpulkan keberanian, tiba-tiba bersuara. 　　"Di depan gerbang Kota Keluarga Shang, orang lalu lalang ramai." 　　"Mata indahnya Shang Xin Ci menatap Fang Yuan, sementara kerumunan orang bergerak seperti cháo di sekelilingnya." 　　"Kita pasti akan bertemu lagi. Tuan Penyelamat, di hatimu mungkin hutang sudah lunas. Tapi di hatiku, penyelamatan nyawaku yang berulang kali oleh kalian bagai samudra dalam, seberat gunung. Seperti katamu, setitik air harus dibalas dengan mata air. Aku akan membalas kebaikanmu!" Gadis itu bersuara tegas penuh tekad. 　　"Fang Yuan tersenyum padanya, lalu berbalik pergi, bayangannya perlahan menghilang dalam kerumunan." 　　"Shang Xin Ci tetap berdiri di tempatnya, bertahan lama." 　　"Nona, kejam sekali mereka! Pergi begitu saja." Xiao Die mendekat, memegang lengannya. 　　“Mereka tidak ingin memberatkan kita. Meski berada di Gunung Shang Liang, status sebagai Gu Master jalan gelap tetap tak boleh terbongkar.” Shang Xin Ci hati xing, selalu memandang orang dari sisi baik. 　　“Ternyata begitu ya.” Xiao Die tersadar. 　　“Gu Zhenren” “Meski mereka Gu Master jalan gelap, tapi semuanya orang baik. Aku putuskan, aku akan unjuk gigi di Kota Keluarga Shang. Dengan bakatku, pasti bisa mengukir prestasi. Walau aku manusia biasa tak bisa berkultivasi, aku bisa menyewa Gu Master. Kelak pasti kubalas budi mereka!” 　　“Ya! Nona, aku percaya padamu.” 　　…… 　　“Aneh sekali. Sepanjang perjalanan kau mati-matian melindungi Shang Xin Ci, tapi begitu sampai di Gunung Shang Liang malah sengaja berpisah? Ingat, kita tak punya serangga gu pengintai. Kota ini ramai sekali. Kalau kau memainkan yu, jangan sampai keterlaluan. Nanti kalau kehilangan jejak mereka, bagai mengangkat batu menginjak kaki sendiri—bakal jadi bahan tertawaan!” 　　Bai Ningbing berdiri di samping Fang Yuan, menyeringai dingin mengingatkan. 　　Fang Yuan mengabaikannya. Matanya terus mengikuti Shang Xin Ci dan Xiao Die yang memasuki gerbang kota, baru menarik kembali pandangannya. 　　Berdasarkan ingatan kehidupan sebelumnya, begitu Shang Xin Ci masuk ke Kota Shang Liang, kepala suku Shang langsung merasakan darah daging yang terkandung dalam tubuhnya. Tapi untuk memastikan, kepala suku yang otoriter itu mengurung seluruh anggota kafilah yang menyertainya, melakukan interogasi dan penyelidikan. 　　Setelah mengetahui kebenaran dan mengonfirmasi status asli Shang Xin Ci, Kepala Keluarga Shang dengan kekayaan melimpah memberikan ganti rugi dua kali lipat barang kepada anggota kafilah. 　　Shang Xin Ci melonjak dari wanita biasa menjadi permata di telapak tangan Kepala Keluarga Shang, peristiwa ini menggemparkan dan menjadi buah bibir. 　　Karena itu, Fang Yuan harus berpisah dengan Shang Xin Ci. 　　Di rongga kosong Fang Yuan terdapat terlalu banyak Gu yang tak boleh terpapar cahaya, terutama chun. Jika diperiksa dan diinterogasi dengan penyelidikan rongga kosong, "masalah besar" akan terjadi. 　　Di benteng biasa, Fang Yuan tak khawatir terbuka karena kemampuan tertinggi kepala suku biasanya hanya cultivasi level empat. Tapi disini, Kepala Keluarga Shang memiliki kemampuan lima lingkaran, bukan yang tertinggi. Keluarga Shang masih memiliki Sesepuh Tertinggi dengan cultivasi 6-semburat. Jika perhatiannya menyelami rongga kosong Fang Yuan, bahkan chun yang tersembunyi paling dalam pun akan terdeteksi. 　　Berpisah secara aktif memiliki satu keuntungan tambahan. 　　Yakni meninggalkan kesan tak berambisi dan hanya membalas budi di hati Shang Xin Ci, memperdalam kesan "hanya balas jasa". Di kemudian hari saat bertemu lagi, kepercayaannya akan lebih mudah diraih. 　　Sebenarnya ada cara tercepat membentuk ikatan erat dengan Shang Xinci: menjalin hubungan fisik. 　　Fang Yuan bisa merasakan Shang Xin Ci menyimpan perasaan padanya. Jika mengambil keperawanannya, pasti bisa membuat calon Kepala Keluarga Shang ini jatuh hati. 　　Meski berwajah buruk, "pesona kepribadian" yang dipancarkan Fang Yuan telah menyentuh hati Shang Xin Ci. 　　Ia tahu permintaan apapun tak akan ditolak Shang Xin Ci. 　　Tapi metode ini mutlak tak boleh dilakukan! 　　Begitu terjadi, ia akan menjadi menantu Keluarga Shang, seluruh diri akan terikat pada 'mobil perang' keluarga tersebut. 　　Fang Yuan tak bisa lagi bertindak semaunya, setiap gerak-gerik akan diawasi, tindakannya dibelenggu. Bahkan dalam berkultivasi pun harus sengaja menahan diri. 　　Jika peningkatan cultivation terlalu cepat, Gu Reuni Tulang-Daging akan terekspos. Begitu terungkap, pasti akan mengguncang dunia dan memicu keinginan banyak pihak. Fang Yuan sangat paham, nilai mengerikan dari Gu ini bahkan tak bisa ditelan mentah-mentah oleh Keluarga Shang sekalipun. 　　Jika chun juga terbongkar, hehe, para Gu Master 6-semburat yang biasanya tak terlihat bayangannya, bahkan Gu Master tingkat tujuh, akan berdatangan silih berganti. Setelah mencapai 6-semburat, kekuatan tempur individu mengalami transformasi kualitas - setiap Gu Master mampu menghadapi seluruh klan sendirian. 　　Begitu terjadi hubungan dengan Shang Xin Ci, setelah statusnya dikonfirmasi - baik dirinya maupun kepala suku Shang - pasti akan memanggil Fang Yuan. Mengingat Fang Yuan adalah Gu Master jalan gelap dengan latar belakang misterius, interogasi tak terhindarkan. 　　Jika kabur, ia harus menghadapi buruan dan daftar pencarian dari Keluarga Shang. Ini sama sekali berbeda levelnya dengan daftar pencarian dari Klan Bai. 　　Klan Bai sendiri sedang terancam, kekuatannya terbatas. Sedangkan Keluarga Shang adalah salah satu penguasa Nanjiang. 　　Saat itu, jalan yang tersisa bagi Fang Yuan hanya satu: melarikan diri dari Nanjiang. 　　…… 　　Shang Yanfei duduk bersila di udara, seluruh tubuhnya disinari cahaya api yang menyala-nyala. 　　"Api berwarna kemerahan seperti darah, membakar dengan tenang di kegelapan hampa udara." 　　"Sebagai kepala suku Keluarga Shang, hari-harinya dipenuhi urusan klan sehingga waktu untuk berkultivasi sangat terbatas. Namun berkat bakat luar biasa dan pemahaman xing-nya, cultivation level-nya tetap mencapai tingkat 5 tingkat tinggi. Kini hanya selangkah lagi menuju puncak." 　　"Sesi kultivasi hari ini akan segera berakhir……" 　　"Api darah berangsur memudar, menyusut perlahan, akhirnya kembali menjadi rambut merah sè panjang Shang Yanfei." 　　"Tanpa cahaya api, kegelapan merayap perlahan menguasai ruangan." 　　"Tiba-tiba!" 　　"Shang Yanfei membuka kedua matanya. Bola matanya merah darah, tatapannya bagai kilat menyibak kegelapan." 　　"'Satu garis keturunan baru yang berasal dari darah dagingku……Bagaimana mungkin sesuatu seperti ini muncul tiba-tiba?' (Bersambung.)" "BABKeenam Puluh: Pengakuan Hubungan Ayah dan Anak" 　　; 　　"Shang Yanfei menggerakkan pikiran, seketika menghilang dalam kegelapan." 　　"Ketika muncul kembali, ia sudah berada di kota luar kompleks Keluarga Shang." 　　"Riuh rendah suara manusia segera memenuhi telinganya. Kedua sisi jalan dipenuhi lapak-lapak pedagang." 　　"Para pejalan kaki sekitar hanya melihat kilatan api darah tiba-tiba, lalu seorang pria tampan berambut hitam muncul dari udara." 　　"'Ya ampun, bikin kaget setengah mati!'" 　　"'Siapa orang ini? Berani menggunakan serangga gu sembarangan di Kota Keluarga Shang?'" 　　"Banyak orang melirik dengan tatapan bingung. Hanya beberapa yang mengenali Shang Yanfei, namun ragu untuk memastikan." 　　Shang Yan Fei tidak memedulikan tatapan-tatapan itu. Mengikuti getaran garis keturunan, pandangannya yang tajam tertuju pada Shang Xin Ci. 　　Kedua gadis itu sedang berhenti di depan sebuah lapak kecil. 　　"Nona, jepang giok ini cantik!" Xiao Die mengambil sebuah tusuk konde giok dari lapak, mencoba membandingkannya dengan rambut indah Shang Xin Ci. 　　Shang Xin Ci tersenyum getir. Setelah berpisah dengan Fang Yuan, suasana hatinya murung. 　　Xiao Die justru terpesona oleh kemegahan kota ini, kembali bersemangat. 　　Tiba-tiba, Shang Xin Ci merasakan sesuatu. Ia menoleh. 　　Seketika itu juga, matanya menangkap sosok Shang Yan Fei. 　　Di tengah kerumunan, pria berambut hitam itu mencolok seperti bangau di tengah ayam. 　　Namun yang menyentuh relung hati Shang Xin Ci bukanlah penampilannya, melainkan ikatan misterius dari darah daging yang memanggil. 　　Tanpa sepatah kata pun, saat pertama kali melihat Shang Yan Fei, Shang Xin Ci langsung tahu status pria paruh baya itu. 　　Inilah ayahnya! 　　Ayah... Kata yang begitu mistis, begitu jauh, menyimpan segudang kepedihan dan kesedihan terpendam bagi Shang Xin Ci. 　　Semasa kecil, ia tak terhitung kali bertanya pada ibunya tentang sosok ayah. Namun sang ibu selalu bungkam. Kini akhirnya ia bisa bertemu ayahnya. 　　"Rupanya ini alasan ibu menyuruhku datang ke Kota Keluarga Shang sebelum wafat!" Ia tersadar, air mata pun mengalir deras tak terbendung. 　　Saat pertama kali melihat Shang Xin Ci, Shang Yan Fei langsung teringat pada ibunya dan memahami status gadis itu. 　　Mirip, sungguh terlalu mirip! 　　Kelembutan di alis mata anak ini persis seperti miliknya. 　　Ulu hati Shang Yan Fei tiba-tiba sakit, dalam kabur pandangannya ia seolah melihat sosoknya kembali. 　　Di sebuah sore berhujan musim semi, dedaunan willow di tepi He Tang berkibar ditiup angin. Di bawah atap yang reyot, Shang Yan Fei yang masih menjadi penerus klan Shang secara tak sengaja bertemu gadis Keluarga Zhang yang sedang berteduh. 　　Lelaki berbakat dan wanita cantik, jatuh cinta pada pandangan pertama. Berbagi isi hati, menjalin janji diam-diam... 　　Namun dunia penuh kepedihan. Tahta dan kecantikan bagai ikan dengan cakar beruang, tak mungkin dimiliki bersamaan. 　　Di hati Shang Yan Fei yang muda membara api berkobar, berasal dari ambisi bawaan pria akan kekuatan dan kekuasaan. 　　Di antara ambisi dan pesona, tanggung jawab dan kebebasan. Di bawah tekanan lawan kuat dan janji pada kekasih..., akhirnya ia memilih yang pertama. Mengorbankan yang terakhir. 　　Karena itu, ia mengalahkan semua saudara-saudarinya, naik takhta sebagai kepala suku Shang. Karena itu, ia menjadi Master Gu tingkat lima, dikelilingi wanita cantik, kini memiliki banyak anak. Karena itu, ia tak bisa mencari sang gadis itu lagi, sebab Keluarga Zhang dan Shang adalah musuh turun-temurun. 　　Di dunia persilatan, seseorang tak punya kendali. 　　Status sebagai kepala suku mengangkatnya, sekaligus membelenggunya. 　　"Setiap gerak-gerik raja mutlak akan mengubah angin dan awan, selalu menjadi sorotan dunia. Sebagai kepala suku Keluarga Shang, bagaimana mungkin ia mengabaikan pengaruh keluarga hanya karena urusan pribadi anak-remaja?" 　　Selama bertahun-tahun, ia berusaha membujuk diri sendiri, mengubur rasa bersalah dan kegelisahan dalam-dalam, menggunakan legitimasi moral dan tanggung jawab untuk membius diri. 　　Ia mengira telah melupakan semua itu, tapi ketika tiba-tiba melihat Shang Xinci, ingatan-ingatan terdalam di hatinya, kelembutan-kelembutan itu datang berderai seperti hujan chun, seketika menyelimuti relung hatinya. 　　Saat ini, hatinya cháo bergejolak, mengamuk! 　　Ikatan keluarga yang "darah lebih kental dari air" menjelma menjadi sungai panjang. Rasa malu lalu mengubah sungai ini menjadi lautan, seketika menenggelamkan dan menyapu dirinya. 　　Dengan langkah ringan, ia menghilang dari tempatnya, dan muncul di hadapan Shang Xinci pada detik berikutnya. 　　Xiao Die berteriak kaget, tatapan heran dan ngeri dari orang-orang sekitar tertuju ke mereka. 　　Tapi kedua pihak yang terlibat sama sekali tidak menyadarinya. 　　"Kau... nama apa kau?" Shang Yanfei membuka mulut dengan susah payah, suaranya mengandung magnet xing, memancarkan kehangatan yang pekat. 　　Shang Xinci tidak menjawab. 　　"Gu Zhenren BABKeenam Puluh: Pengakuan Ayah dan Anak" Dua mata indahnya memancarkan air mata yang berjatuhan tak terbendung. 　　Ia mundur selangkah, menekan bibirnya erat-erat, menatap tajam Shang Yanfei, tatapannya menunjukkan kekerasan... 　　Pria inilah yang telah melukai hati ibu. 　　"Pria inilah yang membuatku menderita diskriminasi dan perundungan sejak kecil hingga dewasa." 　　"Pria inilah yang menghantui pikiran ibu, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematiannya." 　　"Pria inilah yang merupakan... ayahku." 　　Saat ini, emosinya gemetar hasrat hingga puncaknya, berbagai perasaan bercampur membentuk pusaran dahsyat yang menelan seluruh pikiran dan perhatiannya. 　　Dia pun pingsan. 　　"Nona!" Teriakan Xiaodie yang sebelumnya tertekan oleh aura Shang Yanfei tiba-tiba pecah. 　　Tapi Shang Yanfei sudah lebih dulu menyambut Shang Xinzi dalam pelukannya. 　　"Siapa yang berani melanggar peraturan kota dengan menggunakan Gu? Mau masuk penjara?" Pasukan penjaga kota yang mencium keanehan berdatangan sambil mengumpat. 　　"Ah, Yang Mulia Kepala Suku!" Begitu melihat Shang Yanfei, wajah sè mereka berubah drastis serentak bersimpuh di tanah. 　　Seluruh jalanan bergempar. 　　"Kau... kau ternyata anggota Keluarga Shang..." Xiaodie gagap, tak mampu melanjutkan. 　　Shang Yanfei mengulurkan tangan mencengkeram lengan Xiaodie. Api darah berkilat, ketiganya lenyap seketika dari tempat itu. 　　…… 　　"Antri rapi! Satu per satu 'Gu Zhenren' masuk. Untuk memasuki Kota Shang, setiap orang wajib membayar sepuluh Batu Yuan. Di dalam kota dilarang menyalahgunakan Gu, pelanggar akan dijebloskan ke penjara minimal tujuh hari!" Penjaga di gerbang kota berteriak keras. 　　Di tembok pintu gerbang kota, terpampang banyak sekali poster buronan. Beberapa poster sudah tua dan menguning, tertindih di bawah sehingga hanya menyembul sebagian. Ada juga poster baru yang ditempel sembarangan. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing perlahan mendekati gerbang mengikuti arus kerumunan. Benar saja, mereka menemukan satu poster buronan dari Keluarga Bai yang menargetkan mereka. 　　"Perkampungan Bai..." Melihat ini, Fang Yuan tak bisa menahan suara hmm dingin dalam hati. 　　"Tunggu dulu, kalian berdua." Penjaga gerbang menghampiri Fang-Bai. 　　Keduanya mengenakan pakaian biasa layaknya rakyat jelata. Bai Ningbing menundukkan topi jeraminya lebih dalam. 　　"Ini 20 Batu Yuan." Fang Yuan dengan tenang menyodorkan kantong uang. 　　Setelah memeriksa dan memastikan keasliannya, penjaga langsung membuka jalan. 　　Meski di tembok sebelahnya terpampang poster buronan berjejal untuk memudahkan perbandingan, sang penjaga sama sekali tidak meliriknya. 　　Poster-poster buronan itu hanyalah formalitas belaka. 　　Keluarga Shang mengutamakan keuntungan. Asal bisa membayar Batu Yuan, siapa pun boleh masuk. 　　Setiap hari, puluhan Gu Master jalan gelap melintas di bawah pengawasan ketat penjaga. Semua pihak pura-pura tidak tahu. 　　Barang rampasan hasil jarahan Gu Master jalan gelap selalu dijual di Kota Keluarga Shang. Di sisi lain, kota ini juga jadi tempat terbaik untuk memperbarui persediaan serangga gu. 　　Bisa dibilang, kemakmuran Kota Keluarga Shang"" salah satunya ditopang oleh kontribusi besar dari para Gu Master jalan gelap. 　　"Tentu saja, Gu Master jalan gelap juga tidak bisa terlalu terang-terangan masuk kota. Lagi pula, Kota Keluarga Shang adalah wilayah aliran ortodox. Mereka juga perlu memperhatikan beberapa dampak." 　　Keduanya melewati gerbang kota yang megah. Yang terlihat adalah jalan raya yang sangat luas. 　　Jalanan dipadati kerumunan orang, di kedua sisi jalan tumbuh pohon hijau tinggi tegak. Mentari bersinar, rindang pepohonan menghampar, berbagai lapak mi, penjual kue bakar, penjual tahu, sayuran, hingga pedagang perhiasan. Semua berjongkok di bawah teduh pohon, menggelar lapak dengan aneka rupa. 　　Setelah berjalan beberapa saat, di kedua sisi jalan mulai muncul bangunan bambu tinggi, rumah tanah liat kuning sè, atau rumah batu dengan tembok putih dan genting abu-abu. 　　Toko-toko, kedai arak, penginapan, bengkel besi bermunculan di depan mata. 　　"Saudara besar, mau menginap? Tempat kami sangat murah, cuma setengah Batu Yuan per malam." Seorang wanita paruh baya mendekat, wajahnya dipenuhi senyuman. 　　Fang Yuan melototinya, lalu pergi tanpa sepatah kata. 　　Wajahnya yang menyeramkan membuat wanita itu kaget, tak berani menggangu lagi. Ia pun beralih target ke Bai Ningbing yang berada di belakang. 　　“Saudara, hidup di perantauan memang tak mudah. Penginapan kami bagus, malam hari ada adik perempuan. Kalau kau pergi ke jalan pelacuran, harganya mahal. Kita manusia biasa berdagang keliling mempertaruhkan nyawa demi uang, uang keringat darah dibuang ke tempat itu takkan meninggalkan bekas. Lebih baik adik di penginapan kami, murah! Ada yang sudah matang seperti persik, juga yang masih muda bisa mencubit air. Saudara mau jenis yang mana?” 　　Perempuan paruh baya menurunkan suara, ekspresinya ambigu. Melihat pakaian Fang Yuan dan Bai Ningbing, ia mengira mereka manusia biasa. 　　Bai Ningbing mendengar omongannya sampai ada garis hitam di kepala. 　　“Pergi.” Dia mengeluarkan suara hmm dingin, teriakan yang membekukan tulang. 　　Wajah sè perempuan paruh baya berubah drastis, tubuhnya kaku, terpaku di tempat. 　　“Ternyata betina.” 　　“Hahaha, Kakak Zhang kali ini salah lihat ya...” 　　Rekan-rekan yang sedang menarik pelanggan di sekitarnya ribut mengejek, perempuan itu hanya bisa tersenyum kecut. 　　Sepanjang perjalanan, Bai Ningbing sudah mahir dalam penyamaran, perkembangannya pesat sampai bisa menipu germo berpengalaman. 　　Restoran Empat Musim. 　　Setengah shichen kemudian, Fang Yuan berhenti di depan gedung lima lantai. 　　Bangunan itu berdinding putih dengan genteng hitam, pintu vermilion dan pilar besar, aroma alkohol mengepul, bau masakan memenuhi udara. Ini adalah restoran terkenal di Kota Shang. 　　“Tamu kehormatan, silakan masuk.” Pelayan yang lihai langsung menghampiri Fang Yuan dan Bai Ningbing, mengajak mereka masuk. 　　Keduanya berjalan setengah hari, mendaki terus ke atas, dan karena lapar, mereka pun memasuki gedung restoran. 　　"Dua tamu terhormat, silakan duduk di sini." Pelayan memimpin jalan di depan. 　　Fang Yuan mengerutkan alis: "Aula utama terlalu berisik, kita ke lantai atas." 　　Pelayan segera menunjukkan ekspresi kesulitan sè: "Jujur saja, di lantai atas memang ada tempat VIP, tapi hanya terbuka untuk Gu Master." 　　Fang Yuan mengeluarkan suara "Hmph", mengeluarkan Yuan Zhen perak salju. 　　Pelayan langsung membungkuk: "Hamba tidak mengenali Yang Mulia, mohon naik ke lantai atas!" 　　Sampai di mulut tangga, pelayan berhenti. Seorang gadis muda cantik dengan wajah manis segera mendekat, berkata dengan suara merdu: "Yang Mulia, ke lantai berapa? Restoran Musim Kami memiliki lima lantai. Lantai satu untuk manusia biasa, lantai dua untuk Gu Master tingkat satu dengan diskon 20%, lantai tiga untuk Gu Master level dua diskon 20%. Lantai empat untuk Gu Master tiga transformasi diskon 50%. Lantai lima untuk Master Gu tingkat empat gratis." 　　Fang Yuan tersenyum: "Ke lantai empat saja." 　　Gadis resepsionis itu langsung menunjukkan ekspresi wajah-nya yang semakin hormat, melakukan salam Wanfu: "Mohon tunjukkan Yuan Zhen Anda." (Bersambung.) BABKeenam Puluh Satu: Masing-Masing Memiliki Skenario 　　; 　　“Kukus anak domba, bebek panggang bunga, babi delapan hoki dikukus, bebek fermentasi beras ketan, ikan mas goreng saus, usus lapis isi campuran, gulungan minyak gurih, ubi madu manis, persik segar saus karamel, potongan delapan hoki, kukus potongan giok orkid, bibir kera, punuk unta, tanduk rusa, cakar beruang, sup tiga kelezatan bunga osmanthus, sikut babi madu, sirip hiu tiga kelezatan……” 　　Sejenak kemudian, Fang Yuan dan Bai Ningbing duduk di kursi mewah lantai tiga, di hadapan mereka terhampar meja penuh hidangan, masing-masing menggoda selera dari warna, aroma, hingga rasa. 　　Fang Yuan mengambil sumpit bambu, mencicipi beberapa suap sekenanya. Ia mulai menyantap potongan giok orkid kukus yang segar dan menggugah selera. Lalu mencicipi sepotong persik segar saus karamel yang manis tak membosankan. Kemudian mengambil cakar beruang yang gurih lembut, kukus anak domba yang renyah segar, ditambah saus bumbu semakin memperkaya cita rasa. 　　Bai Ningbing meneguk sup tiga kelezatan bunga osmanthus, seketika air liur membanjir, aroma menggigit di bibir dan gigi, nafsu makannya pun terbangkitkan. 　　"Setelah sekian hari bersamamu, baru kali ini kulihat kau bermurah hati." Sambil menyantap, ia tak lupa melontarkan sindiran dingin pada Fang Yuan. 　　Fang Yuan tersenyum, tak menjawab. Ia paham keraguan dan kegelisahan yang menggelayut di hati Bai Ningbing. 　　Sepanjang perjalanan ia berusaha mendekati Shang Xinci, melindunginya dengan segenap tenaga tanpa kenal lelah. Tiba di tujuan, justru sengaja berpisah. Hal ini membuat Bai Ningbing tak mampu menembus maksudnya. 　　Dan Fang Yuan sekarang sudah mencapai puncak Putaran Kedua, hanya selangkah lagi menuju Putaran Ketiga. Awalnya dia dan Bai Ningbing membuat perjanjian Putaran Ketiga, kini sudah sampai di tahap akhir. 　　Tapi Fang Yuan tentu tidak akan menepati janji! Di matanya, kejujuran hanyalah kompromi saat terdesak, atau sekedar kamuflase indah, topeng yang nyaris sempurna. 　　Tentang hal ini Fang Yuan paham, Bai Ningbing juga mengerti. 　　Maka hatinya gelisah. 　　Karena dia sudah menduga. Brengsek Fang Yuan ini pasti akan ingkar janji. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, Yang Gu masih di tangan Fang Yuan. Dia takut mengambil risiko. 　　Sekarang tanpa kejaran Klan Bai, tanpa gelombang binatang buas, Fang-Bai makan semeja terlihat harmonis, tapi sebenarnya hubungan mereka sudah tegang sampai puncaknya, satu langkah lagi akan runtuh. 　　Dan langkah itu adalah saat Fang Yuan resmi promosi ke Putaran Ketiga. 　　Begitu dia naik ke Putaran Ketiga. Tak ada lagi ruang kompromi antara dia dan Bai Ningbing, harus berhadapan langsung, tatap muka. 　　Bagaimana menangani Bai Ningbing? 　　Fang Yuan sambil makan, juga sambil merenung. 　　Cultivasinya tak mungkin mandek, pasti akan tiba hari dimana kontradiksi meledak. 　　Situasi sekarang sangat rumit. 　　Fang Yuan sementara unggul karena menguasai Yang Gu. Tapi faktanya Bai Ningbing juga memegang senjata rahasia Fang Yuan. 　　"Dia dan Fang Yuan berjalan bersama, secara pribadi terlibat dalam Warisan Gunung Tulang Putih, dan menyaksikan langsung bagaimana Fang Yuan menarik kawanan binatang untuk menyerang kafilah." 　　"Dia tahu terlalu banyak." 　　"Dibandingkan dengan ancaman potensial Ding Hao, tingkat bahaya Bai Ningbing terhadap Fang Yuan jelas jauh lebih besar." 　　"'Jika Bai Ningbing dibunuh, pihak Shang Xinci tidak perlu dikhawatirkan. Tapi cultivationku belum cukup, mungkin kesempatan terbaik membunuh Bai Ningbing adalah selama perjalanan dagang. Tapi saat itu aku masih perlu kekuatannya untuk memastikan tingkat kelangsungan hidup. Lagipula di dekat Shang Xinci, sulit untuk bertindak. Bai Ningbing ini sebenarnya selalu diam-diam berjaga-jaga terhadapku. Dia sendiri memiliki perlindungan Kulit Es Tulang Giok, tidak bisa membunuhnya dengan satu serangan. Ditambah kesadaran tempurnya sangat luar biasa. Setelah pengalaman terakhir ini, dia semakin berpengalaman...'" 　　"Pikiran Fang Yuan bergolak. Di saat yang sama, Bai Ningbing juga merenung dalam-dalam." 　　"'Sejak kabur dari Gunung Qingmao hingga sekarang, akhirnya ada sedikit waktu untuk bernapas. Aku harus mendapatkan Yang Gu dan kembali ke tubuh pria! Merebut dengan kekerasan langsung, tingkat keberhasilannya kecil, kecuali aku bisa membunuh Fang Yuan seketika. Tapi brengsek ini, meski cultivationnya hanya Putaran Kedua, kekuatan tempur komprehensifnya jauh lebih kuat. Dia monster aneh dengan pengalaman tempur yang sangat matang. Pikirannya sangat licik dan kejam, tidak ada moral yang bisa membatasinya, segala hal bisa dia lakukan.'" 　　"Yang lebih krusial, kartu as-nya masih belum sepenuhnya kuterahui. Tapi aku juga punya keunggulan. Saat ini, dia berkultivasi harus mengandalkan kekuatanku. Dan aku tahu banyak rahasianya. Mungkin aku bisa memanfaatkan hal-hal ini untuk memaksanya berkompromi! Gunakan Racun Sumpah Gu untuk membuat kontrak yang tak bisa dibatalkan. Selain itu, kita bisa pakai Qiangqu Gu, Haoduo Gu, Miaoshou Kongkong Gu dan lain-lain untuk mencuri Yang Gu..." 　　Bai Ningbing sama sekali tidak bodoh. Sepanjang perjalanan, dia terus menahan diri dan mengamati, sambil terus merenungkan skenario. 　　Keduanya duduk makan di meja yang sama, hanya terpisah dua tiga langkah. Tampak seperti sahabat, tapi dalam hati masing-masing menyusun skenario untuk menjatuhkan lawan. 　　Tekanan eksternal yang mereda membuat konflik di antara mereka langsung mencuat. Dalam lingkungan relatif aman di Kota Keluarga Shang ini, mereka punya waktu untuk merenungkan hal-hal ini. 　　Tapi semakin dalam mereka merenung, semakin rumit masalah yang terasa! 　　Fang Yuan bertindak tanpa batasan, bukankah Bai Ningbing juga demikian? Dalam filosofi hidupnya, yang penting hidup secara spektakuler. Prinsip moral? Barang apa itu? 　　Keduanya sebenarnya sangat mirip: sama-sama menista norma duniawi, memiliki tekad baja, sama-sama haus akan kekuatan, dan hanya mempercayai diri sendiri. 　　Dari sudut pandang orang lain, mereka adalah iblis terkutuk, sampah masyarakat yang membahayakan. Kematian mereka akan menjadi berkah bagi dunia. 　　Justru karena kemiripan inilah mereka merasa situasinya rumit. 　　Musuh yang paling sulit dihadapi seringkali adalah diri sendiri. 　　"Yang lebih krusial, mereka saling memegang aib satu sama lain. Jika tidak menaklukkan lawan dengan satu pukulan telak, membiarkan pihak lawan mendapat waktu untuk bernapas, maka pihak lainnya pasti akan hancur juga!" 　　Semakin dipikir, kepala kedua orang ini semakin pusing. 　　"Bai Ningbing ini susah dihadapi." Fang Yuan mengatupkan gigi dalam hati, sumber daya yang bisa digunakan terlalu minim. 　　"Brengseknya Fang Yuan ini hampir tak ada celah…" Bai Ningbing menyipitkan mata, tatapannya dingin membeku. 　　Keduanya tak bisa menemukan ide bagus, serentak mengangkat pandangan ke arah lawan. 　　Tatapan mereka bertabrakan di udara, lalu terpisah secepat kilat. 　　Hidangan di depan meski lezat, tapi hati mereka berat sehingga tak bisa merasakan rasanya. 　　Walau mendapat diskon setengah, Fang Yuan tetap harus membayar lima belas Batu Yuan. 　　Pantas disebut Kota Keluarga Shang, harga barangnya selangit. 　　Setelah mengisi perut, mereka keluar dari rumah makan. 　　Baru saja melangkah ke jalan, Fang Yuan mendengar obrolan orang-orang. 　　"Tahu tidak? Tadi di Gerbang Selatan, kepala suku Shang muncul tiba-tiba!" 　　"Masa mungkin?" 　　"Beneran! Datang dan perginya cepat, seluruh jalan heboh…" 　　"Ngibul! Orang selevel kepala suku Shang mana mungkin muncul sembarangan di jalan?" 　　Desas-desus bertebaran, ada yang bilang itu Shang Yanfei, ada yang menyangkal. 　　Fang Yuan masuk lewat Gerbang Timur, sedangkan Shang Xin Ci lewat Selatan. Kabar ini sampai di Timur sudah terdistorsi tak bisa dikenali. 　　Bagi Bai Ningbing, ini cuma kabar angin biasa yang tak digubris. Orang-orang sekitar segera beralih ke topik lain. 　　"Tapi di telinga orang yang penuh perhatian seperti Fang Yuan, ini adalah informasi yang paling gamblang." 　　Ia tak bisa menahan tawa kecil. Tampaknya urusan Shang Xin Ci ini masih sesuai dengan jalur ingatannya. 　　Selanjutnya, tinggal menunggu buah matang jatuh menimpa kepala sendiri. 　　"Cepat lihat! Ini Paus Terbang Langit Biru, kafilah Keluarga Yi datang!" Tiba-tiba seseorang di jalanan menunjuk langit sambil berteriak. 　　Seketika, para pejalan kaki di jalan serentak menghentikan langkah dan menengadah ke langit. 　　Bayangan raksasa mulai menaungi bumi. 　　Di angkasa, seekor paus biru raksasa perlahan mendekat. 　　Disebut "terbang" kurang tepat, lebih cocok disebut "berenang" di udara. 　　Paus Terbang Langit Biru adalah makhluk kolosal yang bisa berenang bebas di hamparan langit. 　　Ia menghuni lapisan kesembilan langit di Laut Timur, berwatak lembut dan damai. Para Gu Master sering mengendalikannya dengan Gu Pengendali Paus untuk keperluan perdagangan keliling. 　　Ukuran tubuh Paus Terbang Langit Biru sangat besar bagai bukit kecil. Rombongan pedagang bersembunyi di dalam perutnya, melayang di ketinggian. Dibandingkan kafilah yang berdagang melintasi hutan, risiko lebih kecil dan kecepatan lebih tinggi. 　　Tapi paus ini harus menyantap ribuan kilogram makanan setiap hari. Hanya keluarga besar yang mampu memeliharanya. 　　Di seluruh Nanjiang, hanya Keluarga Yi yang memiliki Paus Terbang Langit Biru. 　　Keluarga Yi juga salah satu penguasa Nanjiang, statusnya setara dengan Keluarga Shang, dengan jaringan kuat hingga ke kekuatan Laut Timur. 　　"Benar-benar memukau," desah Bai Ningbing pelan. 　　Dia teringat pada Keluarga Bai di masa lalu. Jika paus terbang biru ini menghantam Keluarga Bai, seluruh perkampungan itu pasti akan hancur. 　　Bayangan raksasa bergerak di Shangliang Mountain. Paus terbang biru perlahan mendarat di sisi puncak gunung. 　　Dari kejauhan, Fang Yuan melihat mulut besarnya terbuka, titik-titik hitam berjealan keluar perlahan dari dalamnya. 　　Titik-titik hitam itu adalah kafilah Keluarga Yi. Sayang jaraknya terlalu jauh untuk dilihat jelas. 　　"Kafilah Keluarga Yi datang, pasar pasti akan bergolak lagi." 　　"Katanya mereka membawa Gu tingkat lima untuk dilelang di Shangliang Mountain." 　　"Keluarga Yi punya koneksi dengan Laut Timur, pasti mereka bawa banyak barang khas dari sana yang layak dibeli." 　　Obrolan pejalan jalan sekarang sepenuhnya tentang kafilah Keluarga Yi. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing terus berjalan menanjak. 　　Benteng Gǔyuè hanya menempati sudut Gunung Qingmao, sedangkan Kota Keluarga Shang hampir meliputi seluruh Shangliang Mountain. 　　Di Nanjiang, bahkan kaum Wu sebagai keluarga nomor satu pun tak punya kota perbukitan seluas ini. 　　Kota Keluarga Shang dipenuhi arsitektur beragam: bangunan bambu, rumah tanah liat, rumah bata, gubuk, rumah pohon, rumah jamur, gua, menara pengawas, hingga benteng. 　　Campuran bangunan ini bagai selimut warna-warni yang menyelimuti Shangliang Mountain. 　　Sebagai pusat perdagangan Nanjiang, luas wilayah Kota Keluarga Shang memang tak tertandingi. 　　"Namun jika ada yang mengira ini adalah keseluruhan Kota Shangjia, maka mereka sangat keliru." 　　Ini baru bagian luar Kota Shangjia. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing tiba di depan sebuah gua raksasa. 　　"Kalian berdua mau masuk ke kota dalam? Silakan bayar 100 Batu Yuan per orang." Seorang Gu Master yang berjaga mengulurkan tangan meminta pembayaran. 　　"Hanya untuk masuk saja perlu 100 Batu Yuan?" Bai Ningbing menunjukkan keheranan. 　　"Ruang kota dalam terbatas, ini untuk mencegah orang sembarangan membanjiri masuk. Juga memudahkan pengaturan ketertiban." Gu Master itu menjelaskan dengan sopan. 　　Setelah ribuan tahun pengelolaan Keluarga Shang, Shangliang Mountain tidak hanya memiliki kota di permukaan gunung, tapi juga membangun kota dalam yang menembus jauh ke dalam perut gunung.(Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan、 di (.). Dukungan Anda adalah motivasi terbesar kami.) BAB62: Kota Dalam Shangjia 　　; 　　Fang Yuan membayar 200 Batu Yuan, lalu masuk ke kota dalam bersama Bai Ningbing. 　　Meski dibangun di dalam gunung, jalan-jalan di kota dalam cukup lebar untuk 10 kereta kuda berjalan sejajar. 　　Begitu masuk, keramaian langsung berkurang drastis - kurang dari separuh jumlah di kota luar. 　　Tapi di sini Gu Master bisa ditemui di mana-mana: tingkat satu membanjiri jalan, tingkat dua terselip di antara mereka, sesekali terlihat satu dua tingkat tiga. 　　Manusia biasa sangat jarang, mengingat biaya masuk 100 Batu Yuan per orang. Banyak Gu Master lebih memilih tak membawa budak keluarga meski untuk pelayanan pribadi, enggan membuang uang percuma.. 　　Pencahayaan kota dalam umumnya menggunakan Batu Bara Api. 　　Batu bara membakar lama tanpa menghasilkan asap. Rata-rata setiap seratus langkah, Fang-Bai akan melihat lubang di tembok yang berisi tumpukan batu bara menyala. 　　Meski panas yang dipancarkan batu bara tidak tinggi, pembakaran terus-menerus dalam jumlah besar ini tetap meningkatkan suhu udara dan kelembaban di dalam benteng. 　　Berbeda dengan kota luar yang penuh bangunan berantakan, struktur di sini seragam dengan bentuk serupa menggunakan batu merah sè tahan panas. 　　Berbagai jalur cabang membentang dari kedua sisi jalan utama. 　　Di sepanjang jalan, setiap lima ratus langkah muncul pilar raksasa... 　　Permukaan pilar dihiasi tangga spiral batu yang melingkar ke atas, dilengkapi pagar pengaman di tepinya. 　　Melalui tangga ini, orang bisa naik ke jalan di tingkat atas atau turun ke jalan di bawah. 　　Kota dalam bukanlah benteng konvensional, melainkan struktur vertikal dengan jalan-jalan bertingkat dari atas ke bawah, rumah-rumah saling terhubung membentuk jaringan kompleks. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing terus bergerak masuk ke dalam gunung. Ini belum tujuan akhir mereka. 　　Di suatu titik, muncul pos pemeriksaan lagi. 　　Gu Master yang berjaga memiliki cultivation lebih tinggi dengan sistem pertahanan lebih ketat. 　　"Berhenti! Punya token?" Mereka dihalang oleh penjaga. 　　Keluarga Shang menerbitkan berbagai jenis token sesuai status individu. 　　"Ini kunjungan pertama kami ke sini," kata Fang Yuan. 　　Tentu saja ia tidak memiliki token. 　　“Jika demikian, silakan setiap orang membayar 200 Batu Yuan.” kata penjaga. 　　Fang Yuan menyerahkan Batu Yuan. Penjaga memberi izin. 　　Keduanya pun tiba di kota dalam keempat. 　　Gunung Shangliang setelah ribuan tahun pengelolaan Keluarga Shang, seluruh bagian dalam gunung telah direnovasi dengan menggali koridor. Patung dan bangunan ditata berdasarkan zona. 　　Kota dalam ini sangat luas, dibagi menjadi lima zona dari dalam ke luar. 　　Kota dalam pertama disebut juga kota dalam zhongyāng. Merupakan pusat kekuasaan Keluarga Shang sekaligus area militer strategis. 　　Kota dalam kedua, dijuluki Kota Klan, khusus untuk anggota kaum kami. 　　Kota dalam ketiga dengan lingkungan elegan dan udara segar, merupakan area premium. 　　Kota dalam keempat untuk menengah. Kota dalam kelima untuk ekonomi. 　　Lebih luar lagi adalah kota luar dengan arus manusia padat. Area bongkar muat barang yang pengelolaannya lebih kacau dibanding kota dalam. 　　Struktur bangunan ini mirip sarang rayap di Bumi. 　　Sarang rayap bisa setinggi 4-10 meter, dengan jaringan koridor kecil yang saling terhubung secara rumit dan jing hingga detail terkecil. 　　Begitu memasuki kota dalam keempat, udara lembab dan suhu yang lebih segera terasa. 　　Kota dalam keempat satu tingkat lebih tinggi dari kelima, tak hanya pajak masuk dua kali lipat, tapi juga di segala aspek. 　　Pertama, pencahayaan tidak menggunakan batu bara murah, tapi menanam banyak Gu rumput tingkat satu. 　　Tanaman ini bernama rambat cahaya bulan. 　　Tumbuhan merambat ini menempel di dinding gua sepanjang jalan, menjalar ke mana-mana. 　　“Akar-akarnya berwarna biru tua sè, daunnya lebar dan besar, memancarkan cahaya bulan biru muda yang samar. Sepanjang koridor, ribuan daun membentang membentuk hamparan kilau biru yang lembut. 　　Karena banyaknya sulur dan daun, udara di sini lembap cháo dengan uap air menyebar. Di dekat lantai kayu, uap itu mengendap dan membentuk kabut. 　　Cahaya bulan membias dalam kabut, menciptakan kabut bercahaya yang mengelilingi. Orang yang berjalan di jalanan merasa seperti sedang berjalan di negeri dongeng. 　　Bangunan di sini sudah memiliki lebih banyak ukiran hiasan, ada rumput buatan, pot bunga yang tertata, serta sesekali batu karang buatan dan paviliun. 　　Pejalan kaki di jalan semakin jarang terlihat. 　　Gu Master level dua kini menjadi arus utama, mengingat bagi Gushi Yizhuan, biaya masuk 200 Batu Yuan saja sudah sangat besar. 　　Perbedaan paling mencolok adalah keramaian di kota dalam kelima, sementara di sini suasana jauh lebih sunyi. 　　Keduanya terus menyusuri jalan menuju area terdalam hingga tiba di pintu gerbang kota. 　　"Tanpa token, kalian harus membayar 600 Batu Yuan untuk masuk ke kota dalam ketiga," kata pemimpin penjaga yang cultivation-nya sudah mencapai tingkat tiga. 　　Fang Yuan membayar Batu Yuan dan akhirnya memasuki wilayah ketiga. 　　Tempat ini kembali berbeda dengan kota dalam keempat. 　　Semua material bangunan menggunakan bintang batu. 　　Batu ini biasa digunakan sebagai bahan pelengkap untuk meracik gu, mampu memancarkan kilau bintang gemerlap dalam kegelapan. 　　Seluruh Kota Dalam Ketiga menggunakan batu bintang. Tidak hanya bangunan, bahkan jalanan pun dilapisi lempengan batu dari bahan bintang. 　　Memandang ke sekeliling, cahaya bintang membentang tak terputus, pandangan jelas tanpa halangan kabut cahaya. 　　Udara pun sangat segar, di mana-mana terlihat paviliun, menara, tembok merah dan genting hijau. Bahkan ditanami hutan bambu, pohon berharga, dibuat bukit buatan, bahkan menarik mata air hingga aliran air gemericik. 　　Jalanan sepi pengunjung, sunyi dan menenangkan, bagaikan istana bintang. 　　"Benar-benar kekayaan yang melimpah dan sikap yang angkuh..." Bai Ningbing memperkirakan sekilas, biaya fasilitas di area ini saja sudah mencapai angka yang membuatnya pusing. 　　Keluarga Shang merupakan nomor satu kekayaan di Nanjiang. Ada yang bilang, sehelai bulu kaki mereka lebih tebal dari pinggang orang lain. Meski hiperbolis, ini bukanlah omong kosong belaka. 　　Kekayaan Shang bagai gunung, seluruh Kota Shang merupakan gunung tiga dimensi. Pedagang keliling Shang tersebar di seluruh Nanjiang. 　　Seberapa banyak tepatnya kekayaan Shang? Tak ada orang luar yang tahu pasti. 　　Tapi Fang Yuan setidaknya tahu, biaya pembangunan Kota Dalam Ketiga ini saja setara dengan total kekayaan belasan Benteng Gu Yue. 　　Di tempat ini, bahkan Gu Master level dua sudah jarang terlihat. 　　Sesekali mereka melihat seorang Gu Master, hampir semuanya berlevel tiga. 　　Inilah tujuan Fang Yuan. 　　Jika melanjutkan ke dalam lagi, akan masuk ke Kota Dalam Kedua. 　　Tapi untuk memasuki Kota Dalam Kedua, bukan lagi masalah Batu Yuan. Diperlukan token resmi dari Shang, dan token tersebut harus mencapai spesifikasi tertentu. 　　“Toko Tongyou.” Fang Yuan melirik papan nama, lalu melangkah masuk. 　　Ini adalah toko yang berdagang serangga gu. 　　“Dua tamu terhormat. Silakan masuk ke ruang VIP.” Seorang gadis resepsionis segera menghampiri, suaranya lembut. 　　Aura yang terpancar darinya mengungkapkan dia adalah seorang Gu Master tingkat satu. 　　Meski Fang-Bai berpakaian ala manusia biasa—satu jelek dan satu terpuruk—gadis Gu Master ini tetap bersikap hormat. Menunjukkan kualitas pelayanan yang prima. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing dibawa ke ruang VIP. 　　Ruangan terpisah ini memiliki meja-kursi kayu cendana, ukiran indah di balok langit-langit. Di tembok putih tergantung kaligrafi yang goresannya laksana naga mengudara dan phoenix menari, penuh kekuatan. 　　Melalui kisi jendela, terlihat halaman dengan pepohonan hijau dan bunga merah. Kicau burung terdengar riang. 　　Gadis Gu Master itu menghidangkan dua cangkir teh wangi sebelum mengundurkan diri. 　　Baru saja kaki depannya meninggalkan ruangan, kaki belakang seorang tua sudah melangkah masuk. 　　“Apa maksud kedatangan dua tamu mulia ke toko kami? Membeli atau menjual?” Tanya orang tua itu—seorang Gu Master level dua—sambil tersenyum ramah dan bersedekap. 　　“Kami ingin melakukan keduanya.” Jawab Fang Yuan sambil mengangkat cawannya. 　　Si tua tertawa terkekeh, dua berkas cahaya melesat dari tubuhnya dan melayang di depan Fang Yuan serta Bai Ningbing. 　　Dua ekor Cacing Buku. 　　Meski hanya serangga gu tingkat satu, Cacing Buku sangat berharga, setara dengan Cacing Arak. 　　Begitu muncul di pasar, barang ini langsung diborong pembeli. Seringkali harganya melambung tinggi namun stoknya langka. 　　"Bentuknya mirip kepompong ulat sutra, meski terbagi menjadi tiga bagian tubuh kepala, dada, dan perut, namun seluruh tubuhnya seperti alat pemintal bulat yang terlihat agak menggemaskan." 　　"Seluruh tubuhnya berwarna putih bersih, permukaannya seolah dilapisi glasir yang mengilap." 　　"Saat disentuh, terasa halus dan licin bagai keramik berkualitas tinggi." 　　"Cacing Buku termasuk Gu kategori penyimpanan, serupa dengan Duo Rate Flower." 　　"Perbedaannya, Duo Rate Flower menyimpan benda fisik, sedangkan Cacing Buku menyimpan pengetahuan dan informasi tak berwujud. Bahkan saat menghancurkan diri, hanya meledak menjadi semburan cahaya putih yang tak berbahaya." 　　"Silakan kalian berdua meneliti dengan seksama," kata Gu Master tua itu. 　　"Kedua Cacing Buku telah disatukan olehnya, dipinjamkan untuk Fang Yuan dan Bai Ningbing." 　　"Masing-masing dari Fang-Bai mengerahkan aliran Yuan Zhen perak salju, menuangkannya ke dalam Cacing Buku." 　　"Cacing Buku segera berubah menjadi cahaya putih, menyatu ke titik di antara alis kedua orang itu." 　　"Seketika, serangkaian informasi lengkap muncul dalam benak Fang Yuan dan Bai Ningbing." 　　"Isinya seolah telah dihafal berulang kali, terukir dalam di ingatan." 　　"Bai Ningbing diam-diam tercengang. Jumlah Gu yang dijual Toko Tong You mencapai ribuan! Ragam jenisnya membuat mata silau." 　　"Di antaranya terdapat Gu langka seperti Cacing Buku dan Cacing Arak. Mulai dari tingkat satu hingga lima." 　　"Tentu saja, level 6 sama sekali tidak ada." 　　"Setiap jenis serangga gu, memiliki deskripsi detail yang menjelaskan fungsinya. Juga tercantum harga, beberapa serangga gu dengan level lebih tinggi yang langka dan berharga, bahkan diberi catatan khusus tentang berbagai standar token." 　　Ini berarti, seorang Gu Master hanya berhak membeli serangga gu tersebut jika memiliki token yang diterbitkan Keluarga Shang. 　　Fang Yuan perlu membeli serangga gu dalam jumlah besar. Setelah sekilas melihat, ia menarik kembali perhatiannya, memanggil Cacing Buku, dan mengembalikannya ke pria tua itu. 　　Meski saat ini ia memiliki puluhan ribu Batu Yuan, masih ada celah besar untuk mengakuisisi gu-gu ini. 　　Masalah utamanya bukan hanya uang, beberapa gu yang direncanakan untuk diakuisisi juga memiliki standar token. 　　"Tamu terhormat, ada yang menarik perhatian? Jika membeli dalam jumlah banyak, Toko Tongyou kami menyediakan diskon khusus." Ucap pria tua itu sambil tersenyum. 　　Melihat Yuan Zhen perak salju Fang Yuan dan Bai Ningbing, nada bicaranya semakin sopan. 　　Fang Yuan mengibaskan tangan: "Tidak perlu buru-buru. Saya punya serangga gu untuk dijual." 　　Usai berkata, ia memanggil Gu Senjata Tulang. 　　Pria tua itu tidak terkejut. Banyak yang datang ke Toko Tongyou untuk membeli serangga gu, tak sedikit juga yang menjual. 　　Ia mencengkeram Gu Senjata Tulang, baru melihat lantai kayu sekali, wajahnya langsung menunjukkan ekspresi terkejut yang ... sè. 　　Gu Senjata Tulang belum pernah ia lihat sebelumnya. 　　Tentu saja ia belum pernah melihatnya. 　　Ini adalah serangga gu eksklusif Si Jenius Tulang Abu-abu, tak pernah beredar di pasar. 　　"Mohon petunjuk tamu mulia." Pria tua itu menyunggingkan wajah khidmat sambil bersedekap. 　　Fang Yuan mengangguk, meneguk teh: "Mudah saja. Ini bernama Gu Senjata Tulang, termasuk serangga Gu dari klan kami. Aku pinjamkan, kau bisa mencobanya langsung." 　　Si tua segera mencoba, lalu bergumam: "Gu ini meski hanya tingkat satu dan perawatannya kurang baik, tapi serangannya tak biasa dan unik. Harganya segini." 　　Si tua mengulurkan telapak tangan, memperlihatkan angka jari. (Bersambung.) BABKeenam Puluh Tiga: Tidak Laku Terjual 　　; 　　Tiga ratus sepuluh? 　　Melihat angka yang ditunjukkan si tua, Fang Yuan sedikit mengerutkan alisnya...: 　　Harga pasar Cacing Arak 580 keping Batu Yuan, Cacing Buku kadang sedikit lebih tinggi sampai 600. Gu Babi Putih Hitam juga 600 keping. Tapi semua Gu ini termasuk langka tingkat satu, harganya mahal karena kelangkaannya. 　　Gu tingkat satu biasa harganya sekitar 250 keping Batu Yuan. 　　Sedangkan Daun Kehidupan yang termasuk Gu konsumtif tingkat satu, harganya 50 keping per helai. 　　Menetapkan harga Gu Senjata Tulang sebesar 310 keping sudah termasuk bagus. Si tua dari Toko Tongyou ini tidak sembarangan menekan harga. 　　Tapi meski begitu, Fang Yuan tetap berusaha memaksimalkan harganya. 　　Tawar-menawar sudah ia kuasai dengan sempurna sejak kehidupan sebelumnya. 　　Setelah beberapa kali adu argumen, si tua akhirnya menaikkan harga 10 keping Batu Yuan. 　　Satu Gu Senjata Tulang: 320 keping Batu Yuan. 　　"Baik, transaksi kita lakukan dengan harga ini." Fang Yuan mengangkat tangan, sekumpulan titik cahaya langsung melesat dari rongga kosongnya. 　　Lima puluh enam Gu Senjata Tulang, melayang di depan sang kakek, membuatnya terkejut sejenak. 　　"Sebanyak ini..." Ia seketika menyesal. Setiap peningkatan sepuluh keping Batu Yuan, berarti harus membayar hampir 600 keping lebih. 　　Faktanya, Fang Yuan sempat mengambil 200 Gu Senjata Tulang saat berada di Gunung Tulang Putih. 　　Namun selama perjalanan dagang, bahan pakan tidak mencukupi sehingga sebagian besar mati, hanya tersisa sebanyak ini. 　　"56 Gu berarti 17.920 keping Batu Yuan. Saya akan segera menyuruh orang mengambilnya," sang kakek menyimpan semua Gu itu ke dalam jubah. 　　"Tidak usah terburu-buru, lihat dulu Gu ini." Fang Yuan tersenyum halus sambil memanggil Gu Senjata Tulang Spiral. 　　"Ini Gu Putaran Kedua, sepertinya varian dari Gu Senjata Tulang..." Ekspresi wajah sang kakek menunjukkan keterkejutan. 　　"Benar. Dengan menyatukan Gu Senjata Tulang, kita dapat memperoleh Gu Senjata Tulang Spiral. Memiliki daya tembus spiral yang cukup mematikan," Fang Yuan menjelaskan dengan lugas. 　　Setelah menguji, sang kakek mengakui kebenarannya dan menawar 780 keping per buah. 　　Setelah beberapa kali tawar-menawar, Fang Yuan berhasil menaikkan harga menjadi 800 keping per unit. 　　Dua puluh Gu Senjata Tulang Spiral dalam rongga kosongnya memang terawat dengan baik. 　　Dengan demikian, total penjualan mencapai 16.000 keping Batu Yuan. 　　"Lihat Gu ini, 7.000 keping." Fang Yuan mengeluarkan Gu Serpihan Tulang sambil memaparkan kelebihannya. 　　Pria tua itu memegang Gu Serpihan Tulang, namun tak berani mencoba sembarangan,, Ia menghela napas getir: "Gu ini adalah Gu tingkat tiga. Tapi melukai seribu musuh tapi diri sendiri kehilangan delapan ratus, serpihan tulang menusuk daging dan kulit, pasti sangat menyiksa. Untuk menggunakannya, harus dikombinasikan dengan Gu pengobatan. Tujuh ribu angka itu terlalu tinggi, enam ribu lima ratus Batu Yuan, jumlah ini lebih tepat..." 　　"Kita jangan tawar-menawar lagi. Aku turunkan sedikit, jadi enam ribu tujuh ratus saja." Kata Fang Yuan. 　　Dua putaran negosiasi tadi membuat pria tua itu menyadari betapa sulitnya Fang Yuan, ia menyeka keringat di dahinya, lalu mengatupkan gigi: "Harga akhir." 　　"Totalnya empat puluh ribu enam ratus dua puluh Batu Yuan." Mata Fang Yuan berkedip. Ia menyebutkan angka akurat. 　　Pria tua itu tiba-tiba membungkuk, memberi hormat pada Fang Yuan: "Tamu penting. Serangga gu yang ingin Tuan jual, selama saya mengelola toko ini belum pernah saya lihat. Dan mereka saling terkait, berjenjang, seolah berasal dari garis keturunan yang sama. Bolehkah saya tahu, apakah gu-gua ini termasuk warisan yang sama?" 　　Fang Yuan mengangguk: "Orang berpengamatan tajam pasti bisa melihat, benar, ini warisan yang saya dapat secara kebetulan, memperoleh serangga-serangga gu ini." 　　Wajah pria tua itu berseri-seri: "Jika demikian, pasti Tuan memiliki formula rahasia meracik gu yang sesuai. Keberuntungan Tuan sungguh membuat iri, bagaimana jika formula rahasia itu juga dijual ke toko kami?" 　　Fang Yuan mengerutkan alisnya. 　　"Barang langka jadi berharga, Gu Senjata Tulang, Gu Senjata Tulang Spiral, Gu Serpihan Tulang, tak hanya dimilikinya, Klan Bai juga punya. Dijual pun tak masalah." 　　"Tapi formula rahasia penyatuan lengkap ini didapatnya dari Paviliun Rahasia Kantung Daging, satu-satunya di dunia. Barang semacam ini tak boleh sembarangan dilepas." 　　"Selama serangga Gu dan formula rahasia di bawah 6-semburat, semuanya punya nilai tukar. Tapi, berapa Batu Yuan yang bisa kau tawarkan?" Fang Yuan berpikir sejenak lalu bertanya. 　　"Asal harganya cocok, formula rahasia ini pun bisa dijual." 　　"Dia butuh uang." 　　"Uang 40.000 Batu Yuan dari penjualan Gu Senjata Tulang dll, masih jauh dari cukup untuk rencananya." 　　"Orang tua itu mengacungkan dua jari: '200.000 Batu Yuan!'" 　　"Fang Yuan yang menjual banyak Gu hanya dapat 40.000. Formula tak terlihat ini malah bernilai 200.000." 　　"Mengajari memancing lebih baik daripada memberi ikan." 　　"Metode memancing jauh lebih berharga daripada ikan itu sendiri." 　　"Karena bisa memancing berarti pasokan ikan tak akan habis." 　　"Bagi Toko Tongyou, dengan formula rahasia ini, Gu Senjata Tulang dll bisa diproduksi terus-menerus." 　　"Itu akan menjadi titik perdagangan jangka panjang, satu-satunya di pasaran, jadi harga formula rahasia tulang belulang ini wajar jauh lebih tinggi." 　　"Tapi Fang Yuan menyeringai dingin: '200.000? Kau berani menawar segitu?'" 　　"Wajah tua itu memerah. Harga ini memang terlalu rendah. Dia segera menambah: '300.000!'" 　　"Fang Yuan menggeleng tanpa bicara, berpura-pura hendak pergi." 　　"Orang tua itu mengatupkan giginya keras: '500.000!'" 　　“Harga ini baru pantas. Aku jual seharga 680 ribu padamu.” Fang Yuan menyeruput teh dengan santai. 　　Pria tua itu wajahnya dipenuhi kepahitan: "500 ribu adalah batas kewenanganku, Tamu Terhormat. Paduka telah menjual begitu banyak Gu Senjata Tulang, sebenarnya kami juga bisa mempekerjakan ahli formula rahasia untuk membalikkan formula Paduka. Harga 500 ribu sudah sangat baik." 　　Fang Yuan menggeleng, sikapnya teguh: "Formula rahasia di tanganku ini satu-satunya, satu-satunya di dunia! Minimal 650 ribu, kalau tidak tidak aku jual. Toko-toko di Kota Shangjia ini bukan hanya punyamu saja, bukan?" 　　"Tamu Terhormat mungkin belum tahu, meski toko di Kota Shangjia bukan hanya satu, tapi semuanya di bawah yurisdiksi Penerus Klan kami. Jika Paduka tidak bisa menjual di sini, di tempat lain juga pasti tidak bisa. Jika Paduka tidak menjual formula rahasianya, Gu-Gu ini juga tidak akan laku." Pria tua itu bersedekap, kata-katanya lembut namun mengandung ancaman terselubung. 　　"Oh? Kalau begitu aku harus mencobanya." Fang Yuan menarik kembali semua Gu, lalu berdiri hendak pergi. 　　"Tamu Terhormat, aku menasihati dengan baik. Tetaplah di sini dan jual saja." Pria tua itu melakukan bujukan terakhir. 　　Fang Yuan mengabaikannya. Langsung melangkah keluar pintu kamar. Bai Ningbing pun terpaksa mengikuti dari belakang. 　　"Tamu Terhormat, Paduka pasti akan kembali ke sini." Pria tua itu menyeringai dingin, memandangi Fang-Bai pergi dari Toko Tongyou. 　　Begitu Fang-Bai pergi, pria tua itu segera menuju ruang rahasia, mengaktifkan Yuan Zhen, dan melepaskan sebuah Gu. 　　Gu itu berubah menjadi seberkas cahaya, masuk ke dalam cermin tembaga di dinding ruang rahasia. 　　Permukaan cermin perunggu beriak, kemudian memperlihatkan wajah seorang anak muda. 　　"Hamba menghadap penerus klan." Melihat Gu Master muda ini, sang tua buru-buru bersimpuh. 　　"Ada keperluan apa?" Pemuda ini adalah salah satu penerus Keluarga Shang bernama Shang Zi Zhu. Usianya baru 18 tahun, namun wajahnya pucat kurus dengan mata sayu akibat hobi mabuk-mabukan. 　　Sang tua segera menceritakan tentang Fang Yuan. 　　Sorot mata Shang Zi Zhu tiba-tiba berkilat penuh ambisi gelap. 　　Ia berteriak: "Luar biasa! Langit tak pernah menutup jalan. Aku sedang pusing mempertahankan posisi calon kepala suku, eh langit mengirimkan hadiah besar ini. Warisan ini harus kuambil! Dengan prestasi ini, penilaian tahun ini pasti lolos!" 　　"Hamba akan berusaha maksimal, namun hamba hanya mengurus Toko Tong You. Toko-toko lain..." 　　"Aku yang atur! Hmph, dua orang ini mau jual serangga gu? Mereka pasti akan merunduk padaku!" Shang Zi Zhu mendengus dingin. 　　Toko Delapan Harta... 　　"Maaf Tuan-tuan, atas perintah atasan. Untuk menjual Gu, silakan ke Toko Tong You." 　　Gedung Yuan Fang... 　　"Oh tamu terhormat! Jika Tuan mau jual formula rahasia, semuanya bisa dinegosiasikan." 　　Paviliun Tidak Roboh... 　　"Dua Tuan adalah tamu penting. Mana mungkin hamba mengusir tamu. Tapi ini sungguh keadaan darurat..." 　　Setelah mengunjungi tiga toko, Fang Yuan masih belum berhasil menjual serangga gu-nya. 　　“Haha, tak kusangka kau juga bisa terpojok. Tampaknya si tua itu benar, ini memang wilayah mereka.” Bai Ningbing tak segan menghujani Fang Yuan dengan pukulan verbal. 　　Meski berkali-kali ditolak, raut Fang Yuan tetap datar: "Kepala keluarga Shang, Shang Yanfei, punya banyak anak. Tapi posisi penerus klan hanya satu, slot pangeran hanya sepuluh. Setiap tahun kepala keluarga melakukan evaluasi: memilih penerus, mengeliminasi pangeran berprestasi terburuk, lalu mengisi kekosongan dengan anak lainnya." 　　Kilatan ide menyambar di benak Bai Ningbing: "Oh begitu! Jadi pangeran Shang yang menyerang diam-diam ini sedang berebut posisi penerus atau mempertahankan gelarnya. Kalau tidak, tak mungkin dia nekat sejauh ini." 　　Fang Yuan mengusap telapak tangan sambil tersenyum: "Ini wilayah ketiga kota Shangjia, area larangan kekerasan. Bahkan pasukan Bai yang memburu kita pun tak bisa bertindak di sini. Bagi pangeran Shang, restriksi ini lebih ketat lagi. Dengan evaluasi mendatang, setiap gerak-gerik diawasi ketat. Tak perlu buru-buru, mari cari tempat menginap dulu." 　　Di Kota Shangjia, persoalan bahan pakan Gu bukan masalah. 　　Paling-paling rawat Gu Senjata Tulang ini beberapa hari lagi, lihat siapa yang lebih tahan! 　　Sementara itu, di wilayah pertama kota. 　　"Sudah jelas semua investigasinya?" Shang Yanfei berdiri di depan jendela, menatap pemandangan halaman. 　　“Gadis ini memang anak kandung Sesepuh keluarga. Rohnya juga normal, bukan hasil perampokan tubuh. Kami telah menghubungi anggota keluarga Zhang untuk mengonfirmasi identitasnya. Namun ada keanehan: dia datang ke Shangliang Mountain bersama kafilah, tapi kami tak menemukan anggota kafilah lain yang bersamanya.” Sesepuh keluarga dari marga berbeda, Wei Yang, melapor sambil menunduk. 　　Shang Xinci terdiam, dalam hatinya berbisik: "Ya ampun, terima kasih telah memberiku kesempatan menebus rasa bersalah. Aku sudah mengecewakan seorang wanita, takkan lagi kulakukan pada anakku ini!" 　　…… 　　Shang Xinci duduk di depan meja, menatap lesu asap teh yang mengepul di hadapannya. 　　Dari mulut Xiao Die, dia mengetahui status Shang Yanfei. 　　Tak disangkanya, ayahnya ternyata kepala suku Keluarga Shang. Seorang pria berkuasa yang setiap gerak-geriknya mempengaruhi seluruh Nanjiang! 　　Lalu mengapa dia tak pernah menemui ibu? 　　Shang Xinci yang cerdas segera menyadari alasan Shang Yanfei meninggalkan ibu dan dirinya. 　　Tapi ibu sampai detik terakhir masih memanggil namanya. 　　Di hati Shang Xinci bergumam kesedihan dan kebencian, tapi yang paling dominan adalah kebingungan. 　　Dia tak tahu harus bagaimana menghadapi ayah yang tiba-tiba muncul ini. 　　Tapi tak bisa lari. Suara ketukan terdengar: "Ci'er, bolehkah aku masuk?" 　　Xiao Die langsung tegang. 　　Adalah Shang Yan Fei. (Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan memberikan tiket rekomendasi dan tiket bulanan di (.). Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) BABKeenam Puluh Empat: Pertemuan 　　; 　　Shang Yan Fei tersenyum lembut sambil melangkah masuk ke dalam ruangan. 　　Xiao Die buru-buru memberi hormat, namun Shang Xin Ci tetap duduk di samping meja tanpa bergerak, bahkan bola matanya pun tak berkedip. 　　Shang Yan Fei juga duduk di sisi meja, suaranya lembut dan penuh kelembutan: "Ci'er, bagaimana perasaanmu sekarang?" 　　Shang Xin Ci bukan tipe yang kasar. Dia berdiri, mundur beberapa langkah, lalu memberi hormat dengan anggun: "Yang Mulia Kepala Suku Keluarga Shang tidak perlu terlalu merisaukan. Hamba hanya pingsan karena emosi berlebihan. Sekarang sudah pulih, pendengaran dan penglihatan jelas, tidak ada masalah lagi." 　　Shang Yan Fei segera mengibaskan tangan: "Hehehe, asalkan Ci'er baik-baik saja. Duduklah, mari bicara sambil duduk." 　　Panggilan "Kepala Suku Keluarga Shang" yang sengaja dibuat menjaga jarak oleh Shang Xin Ci membuatnya merasa sakit di hati. 　　Shang Xin Ci kembali duduk. Xiao Die yang baru tersadar segera menuangkan teh untuk Shang Yan Fei. 　　"Coba ceritakan, bagaimana kehidupanmu selama ini?" Shang Yan Fei memandang Shang Xin Ci dengan penuh kelembutan. 　　"Cukup baik," jawab Shang Xin Ci singkat, jelas enggan membahas lebih dalam. 　　Xiao Die yang justru mengeluh: "Sejak kecil, Nona selalu dijauhi oleh keluarga besar. Setelah Nyonya meninggal, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan ingin mencaplok harta keluarga kita. Sungguh menyebalkan! Tuan Ye, tolong berikan keadilan untuk Nona!" 　　“Xiaodie, fokus saja menyajikan tehmu.” Shang Xinci melirik Xiaodie. 　　Xiaodie langsung diam, tidak berbicara lagi. 　　Shang Yanfei yang baru saja mendapat perlawanan, sama sekali tidak marah, malah bertambah rasa sayang dalam hatinya. 　　Ia tersenyum: “Ngomong-ngomong, bagaimana kalian bisa sampai ke sini? Dari Keluarga Zhang ke sini, itu perjalanan yang sangat jauh.” 　　“Tuan Ye, Anda hampir tidak bisa melihat nona muda lagi. Sepanjang perjalanan kami, nyaris mati berkali-kali. Dari ribuan orang dalam kafilah, hanya kami berempat yang tersisa. Untungnya kami bertemu dengan Yang Mulia Heitu dan Baiyun yang membantu, kalau tidak...” Xiaodie lagi-lagi tidak bisa menahan diri dan bicara ceplas-ceplos. 　　“Xiaodie!” Shang Xinci membelalakkan matanya dengan tajam ke arah Xiaodie. 　　Xiaodie terpaksa mengatupkan mulutnya lagi. 　　Sambil mengingat nama “Heitu Baiyun” dalam hati, Shang Yanfei tersenyum: “Mulai sekarang kalian akan tinggal di sini, tempat ini aman. Di waktu senggang bisa jalan-jalan di halaman atau menjelajahi jalanan luar. Karena masih baru, kalian mudah tersesat. Aku akan menugaskan seorang dayang untukmu. Dia sangat familiar dengan lingkungan sini. Aku pergi dulu, rajinlah berlatih.” 　　Shang Yanfei bisa melihat bahwa Shang Yanfei masih butuh waktu untuk menyesuaikan diri. 　　Saat ini perlu memberinya ruang dan waktu untuk beradaptasi. 　　“Tuan Ye baik sekali, meskipun sebagai kepala Keluarga Shang. Tapi sangat ramah. Nona, bagaimanapun dia adalah ayah kandungmu...” Melihat bayangan tubuh Shang Yanfei yang pergi, Xiaodie berusaha membujuk. 　　"Aku tahu, sejak pertama kali melihatnya aku sudah memahami maksud baik ibu. Ah, sebelum meninggal ibu berpesan padaku untuk datang ke Shangliang Mountain, tapi tak menjelaskan secara gamblang. Karena dia pun tak yakin, apakah ia akan mengakuiku sebagai anak... Meski sekarang dia mengakuiku, tapi dalam hatiku tak enak. Semua ini datang terlalu tiba-tiba..." 　　"Nona, apapun yang terjadi, kemana pun nona pergi. Xiaodie akan selalu di sampingmu." Xiaodie duduk di depan meja. Memegang tangan Shang Xinci untuk memberinya semangat. 　　"Ya." Shang Xinci tersentuh mengangguk, meletakkan tangan satunya lagi di atas tangan Xiaodie. 　　"Tentu, kalau nona bisa tinggal, itu akan lebih baik. Nona harus tahu. Ini adalah Keluarga Shang! Ya ampun, kekayaan dan kemewahan ada dalam genggaman. Keluarga Zhang bahkan tak pantas mengikat tali sepatu Keluarga Shang, nona!" Xiaodie membuat muka lucu. Berseru. 　　"Kau ini." Shang Xinci setengah kesal setengah geli, tak berdaya menghadapi Xiaodie. 　　Xiaodie terkikik-kikik, tawanya perlahan menular ke Shang Xinci, meredam sedikit kegalauan dalam hatinya. 　　Shang Yanfei keluar dari rumah, senyum di wajahnya langsung menghilang tanpa bekas. 　　Berjubah hitam legam dengan rambut merah darah, wajah tampan, kedua mata berkilauan cahaya dingin, sudut bibir yang selalu terkunci erat memperlihatkan karakter xing yang tegas dan berani. 　　Dia adalah Shang Yanfei, kepala suku generasi pertama Keluarga Shang! 　　Hatinya kejam, demi posisi kepala suku, dia telah memaksa dua bersaudara laki-laki dan satu saudari perempuan untuk bunuh diri. 　　"Ia tegas dalam membunuh." Saat baru naik jabatan, sebuah benteng terpencil mengira jauh dari pengawasan, menyerang kafilah Keluarga Shang. Dengan mengesampingkan protes, ia menggelar ekspedisi mahal, membantai semua penghuni benteng tua dan muda. Semua tawanan yang menyerah dibunuh, kepala mereka ditumpuk seperti bukit kecil, dipajang di depan para tetua keluarga yang awalnya menentang ekspedisi. 　　Pergelangan tangannya kuat. Sejak berkuasa, ia konsolidasi kekuasaan, mengangkat kepercayaan, menekan oposisi. Seketika menetapkan lebih dari sepuluh tetua keluarga dari marga berbeda. Hanya dalam tiga tahun, seluruh manajemen Keluarga Shang hanya menyuarakan kehendaknya. 　　Tatapannya visioner, berbakat dalam manajemen. Selama masa jabatannya, skala kafilah Keluarga Shang berkembang lebih dari tiga kali lipat. Ratusan keluarga menyatakan kesetiaan, membentuk kekuatan tersembunyi yang masif. 　　Ia mempromosikan berdasarkan meritokrasi, bahkan pada anak-anaknya sendiri. Awalnya ada lima belas penerus klan Keluarga Shang. Setelah ia berkuasa, langsung dipangkas sepertiga. 　　Yang lebih langka, ia berbakat alamiah dengan bakat Kelas A. Sambil memimpin keluarga, cultivation-nya terus meningkat seiring, memicu iri dan dengki. 　　Inilah Shang Yanfei, pria yang berdiri di puncak dunia sekuler Nanjiang. 　　"Hamba memberi hormat kepada Kepala Suku." Seorang wanita Gu Master muda memberi hormat dengan membungkuk. 　　"Tian Lan, mulai hari ini kau harus melayani Nona Cier dengan sepenuh hati. Mengerti?" kata Shang Yanfei dingin. 　　"Hamba mengerti." Gadis itu mengangguk 　　kepala. 　　"Setelah sampai di sisi Nona Ci, perhatikan baik-baik dan selidiki. Nona Ci mungkin tidak banyak bicara, tapi dayangnya yang cerewet bisa menjadi titik tembusmu. Aku memintamu menyelidiki bagaimana mereka bisa sampai ke Gunung Shangliang." 　　"Ya, hamba mengerti perintah." 　　"Baik, kau boleh pergi sekarang." 　　"Hamba mohon diri." 　　Tian Lan adalah yatim piatu yang diadopsi Shang Yanfei, dikenal sangat setia dan andal. Dengan kemampuannya yang mumpuni, dalam tiga hari ia berhasil menyelesaikan tugas dengan sempurna. 　　"Hei Tu Bai Yun? Gu Master jalan gelap..." Shang Yanfei menggosok dagunya. "Jika cerita ini benar, aku harus berterima kasih pada mereka berdua. Tapi untuk mengantisipasi kemungkinan lain, lebih baik diselidiki lagi." 　　Memikirkan hal ini, Shang Yanfei memanggil Wei Yang: "Cari dua orang ini: satu bernama Hei Tu, lainnya Bai Yun. Laki-laki dan perempuan, Gu Master jalan gelap. Ciri-ciri fisiknya..." 　　Kota Dalam Ketiga. 　　"Sudah tiga hari berlalu, apakah kedua orang itu masih tinggal di Nanyuan Qiu?" 　　"Benar, Penerus Klan. Sejak hari itu, mereka jarang keluar. Paling-paling hanya membeli nǎi sapi dan kambing. Hamba menduga nǎi ini untuk memberi makan Gu mereka." 　　"Menyebalkan..." Shang Yazì mengatupkan gigi, tatapannya tajam bagai pedang ingin mencengkeram Fang dan Bai hingga remuk. 　　Pertemuan evaluasi semakin dekat. Di antara sepuluh penerus klan, dirinya sudah di peringkat terbawah. Tanpa prestasi baru, pasti akan tersingkir. 　　"Shang Yanfei memiliki banyak anak, tetapi posisi penerus klan Keluarga Shang hanya sepuluh." 　　Perbedaan perlakuan antara anak biasa dan penerus klan di Keluarga Shang bagaikan langit dan bumi. Penerus klan menjadi sorotan utama. Mereka bisa mengelola satu usaha di Kota Shangliang, penuh kemewahan dan aliran air menguntungkan. Calon kepala suku bahkan lebih hebat lagi. 　　Tapi jika hanya anak biasa, perlakuan mereka hampir sama dengan anggota keluarga besar lainnya. 　　Shang Yazi sudah merasakan manisnya kewenangan sebagai penerus klan. Membuatnya kembali hidup sebagai anak biasa lebih baik mati saja! 　　Karena itu, warisan itu harus didapatkan. 　　Tidak hanya harus dapat, tapi juga harus menekan harga jual. 　　Semakin rendah harga, semakin bagus prestasinya. 　　Tapi Fang-Bai berdua keras kepala seperti batu. Tidak mau menundukkan kepala padanya. 　　Seandainya mereka tinggal di kota dalam ke-4 atau ke-5, dia masih bisa main cara kekerasan untuk memaksa mereka. Tapi keduanya tinggal di kota dalam ke-3 - meski diberi seratus nyali, Shang Yazi tak berani berbuat kasar di sini. 　　"Ini tidak bisa dilanjutkan. Mereka bisa tahan, aku tidak. Sepertinya aku harus turun tangan sendiri, Hmph!" 　　Semakin dipikirkan, Shang Yazi semakin gelisah. Akhirnya ia membawa orang kepercayaannya ke Taman Nanqiu. 　　Taman Nanqiu adalah kompleks taman untuk tamu penting. 　　Di kota dalam ke-3 tidak ada penginapan, hanya taman-taman kecil seperti ini. 　　Tinggal sehari di sini butuh 30 keping Batu Yuan. Sepuluh hari 300 keping, sebulan hampir seribu Batu Yuan. 　　"Harga Nan Qiu Yuan di kota dalam ketiga masih tergolong murah. Beberapa taman besar mematok harga ratusan Batu Yuan per hari. Sementara taman khusus, meski kau punya Batu Yuan, takkan bisa menginap tanpa token Keluarga Shang." 　　"Di Kota Shangjia, setiap jengkal tanah setara emas. Terutama di kota dalam ketiga, harga barang melambung tinggi." 　　"Saat Shang Yazi mengunjungi dengan rombongannya, Fang-Bai sedang bermain catur di paviliun tepi He Tang." 　　Shang Yazi Hmph dua kali, berkata dengan nada tidak yin maupun yang: "Kalian berdua benar-benar punya waktu luang. Kenapa dua hari ini tak mengunjungi toko-toko lain?" 　　"Untuk apa bertanya? Pembeli yang berminat pasti akan datang sendiri, bukan?" Fang Yuan tersenyum tipis. 　　"Kau!" Shang Yazi langsung naik pitam. Sikap Fang Yuan membuatnya tak nyaman. 　　Ia mengatupkan gigi, menekan emosi dalam hati dengan susah payah, lalu berkata dengan angkuh: "Aku kasihan melihat kalian. Baiklah, 500.000 Batu Yuan. Puas?" 　　"500.000 Batu Yuan? Hehe, tidak dijual. Harga terendah 650.000." Fang Yuan melirik Shang Yazi sebentar, lalu kembali memusatkan tatapan pada papan catur. 　　"Kalian dua Gu Master jalan gelap ini, masih saja berpura-pura! Aku sudah menyelidiki kartu as kalian. Warisan ini kalian rampas dari tangan Klan Bai, bukan? Katanya kalian bahkan membunuh dua calon kepala suku mereka? Lebih baik kalian terima tawaran dan lepaskan sekarang. Ketahuilah, ada kelompok Keluarga Tie yang sudah tiba di Shangliang Mountain, khusus mencari jejak kalian. Menurutmu, apa yang terjadi jika kuberi tahu mereka tentang keberadaan kalian di sini?" Shang Ya Zi menyipitkan kedua matanya seperti celah, mendekati Fang Yuan sambil berbisik mengancam. 　　"Oh? Kalau begitu pergilah dan lapor!" Fang Yuan tertawa terbahak. 　　"Kau...!" Jari-jari Shang Ya Zi menuding Fang Yuan, kesabarannya habis. "Dengar, 500.000 Batu Yuan sudah menunjukkan niat baikku. Selain menjual padaku, apa pilihan lainmu? Tidak ada! Ini wilayahku, lebih baik kau sadari situasinya!" 　　Tiba-tiba, seberkas cahaya turun dari langit menjelma menjadi seorang Gu Master. 　　Gu Master itu mengamati sekeliling lalu membungkuk hormat pada Fang dan Bai. "Tuan Hei Tu dan Bai Yun, hamba Wei Yang. Atas perintah kepala suku, hamba mengundang Yang Mulia ke Istana Dalam Kedua." 　　"Apa?! Yang Mulia Ayah... meminta audiensi mereka berdua?!" Shang Ya Zi seakan tersambar petir di siang bolong, bola matanya membelalak memancarkan ketakutan yang jelas. 　　Ini benar-benar buruk! BABKe-65: Sangat Buruk! 　　; 　　Shang Ya Zi pucat pasi. 　　Tawarannya yang memaksa melanggar aturan bisnis. Jika ketahuan, hukuman berat menanti. 　　Begitulah organisasi. 　　"Begitu berada di posisi tinggi, semakin harus patuh pada aturan sistem. Aturan sistem bertujuan menjamin keuntungan struktur atas, meski banyak organisasi mengklaim mewakili kepentingan mayoritas, jelas ini kebanyakan hanya gimmick." 　　"Jadi semakin tinggi jabatan, semakin wajib taat aturan." 　　"Justru level menengah-bawah bisa korupsi." 　　"Tentu saja, di level atas, kepentingan pribadi sudah menyatu dengan organisasi. Seringkali keuntungan organisasi berarti keuntungan diri sendiri." 　　"Shang Yazi termasuk pseudo-manajemen. Sebagai salah satu dari 10 penerus klan Shang, ia terkenal tapi kewenangan sesungguhnya berasal dari ayahnya. Jadi ibarat eceng gondok tak berakar." 　　"Ini berarti ketika melanggar aturan, hukumannya akan lebih keras." 　　"Karena banyak mata mengawasinya." 　　"Tidak mungkin! Sebelum datang aku sudah menyelidiki detail, bahkan menghabiskan banyak Batu Yuan untuk membeli informasi mereka dari Paviliun Angin-Hujan. Keduanya jelas Gu Master jalan gelap yang dicari, anjing kehilangan rumah. Kok tiba-tiba dipanggil Yang Mulia ayah?" 　　Shang Yazi merasa semua ini sangat tak masuk akal. 　　"Seperti orang kaya yang sedang menyiksa dua pengemis. Tiba-tiba datang titah suci: dua pengemis ini dipanggil kaisar!" 　　"Alasan Shang Yazi berani memaksakan tekanan pada Fang Yuan karena melihat mereka lemah, berencana menutupi segalanya secara rahasia. Asal tak ada yang tahu, pasti aman." 　　Tentu saja. Ini pasti juga mengandung risiko. Tapi Shang Yazi demi mempertahankan posisinya sebagai penerus klan, terpaksa mengambil risiko. 　　"Kedua orang ini jelas-jelas tidak punya latar belakang. Bagaimana bisa memiliki hubungan dengan ayah? Sialan, dunia sudah gila? Apa yang harus kulakukan? Jika mereka berdua membocorkan hal ini, posisiku sebagai penerus klan pasti berakhir! Bunuh mereka? Tidak, ini bunuh diri. Di kota ketiga, aku sama sekali tidak punya kesempatan. Sekarang mendapat perhatian ayah, semakin mustahil. Yang parah, dua bajingan ini, sialan, keduanya berada di puncak tingkat tiga. Apa ini masih memberi ruang hidup untuk orang lain?" 　　Sekejap, pikiran Shang Yazi berkilat. Berusaha mencari strategi. 　　Kedua matanya tak menentu, keringat dingin sudah membasahi dahinya. 　　Kali ini main-mainnya keterlaluan! 　　"Sialan, ada cara apa lagi, ada cara apa lagi?!" Ia meradang dalam hati. 　　"Kepala keluarga Shang ingin memanggil kami? Karena apa?" Fang Yuan tepat waktu menunjukkan keraguan. 　　Bai Ningbing semakin bingung. 　　Ada apa sebenarnya? 　　Pertama-tama ia curiga ini ulah Fang Yuan, lalu melontarkan tatapan ke arahnya. 　　Tapi ekspresi bingung Fang Yuan berhasil mengelabuinya. 　　Ia tak bisa menahan diri berpikir: Dirinya dan Fang Yuan nyaris tak pernah berpisah, jika Fang Yuan berbuat sesuatu, mana mungkin bisa disembunyikan darinya? 　　Apalagi, kepala keluarga Shang adalah sosok seperti apa? Ia berada di puncak kekuasaan, mengawang-awang di atas dunia. Meski Bai Ningbing punya hati yang angkuh, harus mengakui kekuasaan dan keperkasaan Shang Yanfei. 　　“Tapi mengapa aku merasa ada yang tidak beres, seolah aku melewatkan sesuatu.” 　　Wei Yang tersenyum: “Kedua tamu tak perlu khawatir. Jika Keluarga Shang berniat jahat, untuk apa repot seperti ini? Ini undangan persahabatan, Yang Mulia Kepala Suku sangat tertarik pada kalian berdua.” 　　“Merupakan kehormatan bagi kami diundang oleh Kepala Keluarga Shang. Kita bisa berangkat segera.” Fang Yuan melepas pion di tangannya lalu berdiri. 　　Shang Ya Zi panik. Buru-buru ia berkata: “Enam ratus lima puluh ribu Batu Yuan, kita sepakat!” 　　Fang Yuan meliriknya. Tersenyum tipis: “Maaf, formula rahasia di tanganku tidak akan kujual lagi.” 　　Wajah Shang Ya Zi mendadak pucat bagai salju, lidahnya terasa kering. Tatapannya pada Fang Yuan menyembunyikan permohonan: “Aku terlalu terburu-buru, mohon maafkan. Harga masih bisa dirunding, setelah kalian kembali, kita bisa berdiskusi matang-matang!” 　　Fang Yuan tetap tersenyum tanpa bicara. 　　Siapa yang mau berunding lagi? Tapi dengan sementara menenangkan orang ini, bisa mencegahnya nekat dan mengurangi masalah. 　　Maka Fang Yuan mengangguk: “Jika Penerus Shang menunjukkan ketulusan, aku juga menantikannya.” 　　Wajah Shang Ya Zi langsung cerah, menunjukkan sukacita penuh haru. Seperti orang terjatuh tebing yang tiba-tiba mencengkeram pohon di dinding jurang. 　　“Baik, aku menunggumu.” Katanya tergesa. 　　“Silakan kedua tamu.” Wei Yang mengulurkan tangan. 　　“Silakan.” 　　Mengikuti Wei Yang, Fang-Bai tiba di Kota Dalam kedua. 　　"Bai Ningbing awalnya masih berharap akan kemewahan Kota Dalam Kedua, namun saat tiba di sini, dia justru dikejutkan oleh kekecewaan." 　　"Kota Dalam Kedua didominasi rumah batu yang sangat sederhana, bahkan lebih buruk dari Kota Dalam Keempat." 　　"Namun dia segera menyadari sesuatu, ekspresinya berubah serius." 　　"Sejak dulu prinsipnya: Sulit beralih dari kemewahan ke kesederhanaan, mudah berpindah dari kesederhanaan ke kemewahan." 　　"Keluarga Shang kaya raya, namun tetap memegang teguh kesederhanaan. Ini bukanlah pelit, melainkan upaya menjaga vitalitas seluruh klan." 　　"Wei Yang memimpin dua orang ini ke sebuah rumah pribadi." 　　"Para tamu terhormat boleh menikmati buah-buahan di sini. Yang Mulia Kepala Suku baru saja keluar dari meditasi dan sedang menangani urusan. Beliau akan segera tiba. Ini adalah rumah pribadi kepala suku, harap kalian tetap di sini dan jangan keluar sembarangan. Saya pamit dulu." 　　"Rumah pribadi ini sepi tak berpenghuni. Wei Yang pergi, meninggalkan Fang Yuan dan Bai Ningbing sendirian di tempat ini." 　　"Mereka menunggu di sini selama tiga shichen penuh, bahkan bayangan hantu pun tak terlihat. Wei Yang bilang bisa makan buah, tapi mana ada buah? Teh pun tidak tersedia!" 　　"Shichen pertama, Fang Yuan duduk tenang di kursi kayu berpenyangga lebar." 　　"Shichen kedua, mulutnya mulai bergumam pelan, perlahan tak bisa duduk diam, menunjukkan gelagat kegelisahan." 　　"Shichen ketiga, dia memperlihatkan kecemasan yang jelas, mondar-mandir di dalam ruangan." 　　"Hmph, kepala suku Shang ini brengsek macam apa? Menyuruh kita menunggu, dia sendiri di mana? Sungguh sok berwibawa!" Fang Yuan mondar-mandir dengan suara penuh kemarahan. 　　“Bisakah kau duduk tenang? Gerakanmu mengganggu penglihatanku. Tidakkah lebih baik fokus pada cultivation?” Bai Ningbing mengerutkan alis, sikap Fang Yuan kali ini sangat berbeda dari biasanya. 　　“Ada yang mencurigakan dalam hal ini. Menurutmu apakah benar Kepala Suku Shang ingin memanggil kita?” Fang Yuan mengerutkan kening. 　　“Darimana aku tahu? Justru aku ingin bertanya padamu!” Bai Ningbing melirik tajam, lalu mencurigai, “Apa kau melakukan kesalahan hingga membuat marah keluarga Shang?” 　　Fang Yuan mendengus: “Kita hidup berdampingan, masih belum paham sifatku? Rumah pribadi ini terlalu sepi, membuatku gelisah. Mari kita keluar melihat situasi!” 　　Bai Ningbing berpikir sejenak lalu berdiri: “Baiklah.” 　　Fang-Bai meninggalkan rumah. Pekarangan kecil itu tak ada yang istimewa. 　　Di saat yang sama, di Inner City pertama... 　　Di ruang kerja, asap berwarna-warni membentuk bayangan Fang-Bai secara realtime di hadapan Shang Yanfei. 　　“Wei Yang, bagaimana analisamu tentang mereka berdua?” Shang Yanfei duduk sambil menguji orang kepercayaannya yang berdiri di samping. 　　Wei Yang merenung: “Menurut hamba, mereka pasti Gu Master jalan gelap. Di usia muda sudah mencapai puncak tingkat tiga, bakatnya luar biasa. Dari keduanya, 'Hei Tu' lebih impulsif sedangkan 'Bai Yun' lebih kalkulatif. Nama-nama itu jelas samaran.” 　　“Ya, analisis yang bagus. Kalau begitu, selama beberapa hari ini, kau bertugas menerima mereka berdua. Uji kemampuan bertarung mereka, selidiki juga patron mereka.” Setelah berkata demikian, Shang Yan Fei menarik kembali kabut berwarna. 　　Ia hanya peduli pada Shang Xin Ci, tidak tertarik pada Fang-Bai. 　　Dari ujian kecil tadi, karakter kedua orang ini sudah bisa dipahami secara garis besar. Ditambah dengan informasi sebelumnya, Shang Yan Fei mulai membentuk gambaran mental tentang mereka. 　　Gu Master jalan gelap pun tidak semuanya kehilangan kemanusiaan. 　　Dua si kecil ini cukup baik, mungkin karena masih muda, kesombongan mereka masih terasa jelas. 　　Biasanya orang berprinsip adalah mereka yang punya harga diri. 　　Kesan pertama sangat penting, sejujurnya Shang Yan Fei punya kesan baik pada Fang-Bai. Tapi sebagai orang hati-hati yang bisa bertahan di posisinya, ia tetap waspada. 　　Ia masih menunggu. 　　Menunggu laporan dari tim penyelidik yang dikirim. Menunggu semuanya terkonfirmasi dan aman. 　　“Tangani seperti ini, kau kerjakan saja.” Shang Yan Fei melambaikan tangan, lalu mengambil lembar teratas dari tumpukan dokumen di meja. 　　Hanya 15 hari meditasi, pekerjaan yang menumpuk sudah sebanyak ini. 　　…… 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing mengitari rumah pribadi ini, benar-benar sepi. 　　Saat mereka ragu-ragu hendak keluar, Wei Yang tiba dengan cahaya. 　　“Yang Mulia Kepala Suku sedang sibuk. Pertemuan kali ini terpaksa dibatalkan.” Ia meminta maaf dengan ekspresi tulus. 　　“Apa? Mau kami datang ya datang, mau kami pergi ya pergi begitu saja?” Suara Fang Yuan penuh ketidakpuasan. 　　Bai Ningbing tetap diam tanpa ekspresi. 　　Wei Yang tersenyum ramah: "Kalian berdua adalah tamu penting, mana mungkin Keluarga Shang mengusir tamu istimewa. Sebagai permintaan maaf, Yang Mulia Kepala Suku telah memerintahkan saya khusus untuk melayani kalian. Saya sudah memesan tempat di Restoran Shi Tian Lou, mohon kehormatannya untuk hadir." 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing saling memandang sejenak. Fang Yuan berkata: "Kebetulan perut kami sudah lapar, mari kita isi dulu." 　　Shi Tian Lou merupakan restoran kelas atas terbaik di Kota Shangjia, menempati satu lantai penuh di Kota Dalam ketiga. Dengan desain elegan dan menu istimewa, koki khusus Gu Master menggunakan serangga gu untuk memasak. Hasilnya adalah hidangan kelas dunia yang tak bisa ditandingi metode biasa. 　　Jamuan makan berlangsung selama dua shichen lebih dengan ratusan hidangan unik. Arak pilihan juga meninggalkan kesan tak terlupakan. 　　Bai Ningbing hanya mencicipi sedikit, pikirannya masih tertuju pada panggilan Kepala Keluarga Shang. Selama jamuan, ia mencoba menyelidik secara tidak langsung pada Wei Yang, namun sang utusan tetap tutup mulut. 　　Fang Yuan malah makan lahap hingga mulutnya berminyak, sudah mabuk mulai berteriak-teriak seolah lupa semua kemarahan sebelumnya. 　　Wei Yang melihat Fang Yuan mengangkat gentong arak untuk minum, lalu memandang Bai Ningbing yang hanya meminum air, tiba-tiba merasa pria buruk rupa seperti Fang Yuan ini justru lebih menggemaskan. 　　Setelah kenyang makan-minum, Wei Yang mengantar keduanya kembali ke Nanqiu Yuan. 　　Wei Yang berpamitan terakhir: "Kalian berdua istirahatlah yang nyenyak malam ini. Besok saya akan datang lagi menjemput untuk mengajak kalian berkeliling Kota Shangjia." (Bersambung. Jika menyukai karya ini, silakan memberikan tiket rekomendasi dan tiket bulanan di (.). Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) BABKe-66: Cahaya Pedang vs Tulang Runcing 　　; 　　Tibalah hari kedua. 　　Benar saja Wei Yang datang ke Nanqiu Yuan, menemani Fang-Bai berwisata keliling Kota Shangjia. 　　"Kota Shangjia kami, jika bicara luas wilayah, pasti nomor satu di Nanjiang. Keluarga Shang telah mengelola selama ribuan tahun, seluruh Gunung Shangliang direnovasi. Di sini ada puluhan ribu toko, dihuni ratusan ribu orang." 　　"Kalian belum sarapan? Saya akan ajak ke warung sarapan terkenal dulu. Silakan ikut." 　　Fang-Bai pun mengikuti Wei Yang menuruni tangga batu berbentuk silinder. 　　Setelah turun sekitar tiga lantai, tiba di sebuah toko bernama Early Spring. 　　Kue marmer berlapis-lapis, bakpao telur kepiting, kue minyak emas, bubur salju... 　　"Kota Shangjia dari dalam ke luar terbagi menjadi Kota Dalam 1, 2, 3, 4, 5, dan Kota Luar. Secara vertikal terbagi banyak zona: zona kuliner, zona perjudian batu, zona penitipan, zona hiburan malam, dll." Wei Yang menjelaskan. 　　…… 　　“Ini adalah area kuliner, dipenuhi rumah makan yang kebanyakan memiliki Gu Master sebagai kepala koki. Hidangan lezat tak terhitung jumlahnya.” 　　…… 　　“Ini area penitipan. Banyak Gu Master memiliki terlalu banyak serangga Gu bisa menitipkannya di sini. Biaya berdasarkan kondisi spesifik. Umumnya, serangga Gu tingkat satu biasa dikenakan biaya 80 Batu Yuan per bulan.” 　　…… 　　“Kita sekarang tiba di area bertarung Gu. Di sini murni pertarungan Gu, Gu Master dilarang menyerang langsung, hanya boleh memanipulasi serangga Gu. Jika kalian memiliki Gu yang layak, bisa turun mencoba.” 　　…… 　　“Lantai ini adalah area hiburan malam, tempat dengan paling banyak rumah bordil di Kota Shangjia. Banyak Gu Master datang untuk relaksasi. Kalian juga pedagang keliling, pasti paham tekanan besar selama perjalanan dagang. Di sini bisa menemukan perempuan. Ada juga pria, bahkan Gu Master. Bagaimana? Tidak tertarik?” 　　…… 　　Dengan Wei Yang sebagai pemandu lokal, Bai Ningbing benar-benar memperluas pandangannya. 　　Kota Shangjia yang megah membuat orang enggan beranjak. 　　Satu hari terlalu singkat, sementara Kota Shangjia terlalu luas. Sekalipun hanya melihat sekilas, ketiganya belum menjelajahi satu persen pun dari kota ini. 　　Hari ketiga, Wei Yang kembali datang menjamu Fang-Bai. 　　"Ini adalah Area Pelatihan Representatif. Kami berdua adalah Gu Master. Sudah pasti mengerti kesulitan dalam melatih Gu. Bagi kita, yang paling ditakuti saat melatih adalah menghadapi serangga Gu liar dengan tekad yang sangat keras, atau Gu peninggalan orang kuat ternama. Semakin tinggi tingkat Gu, semakin sulit dilatih. Dulu, Ratu Wu Ji menghabiskan waktu sebelas tahun hanya untuk melatih Gu Naga Kekuatan tingkat lima. Karena itu, jasa pelatihan representatif sangat diperlukan dan selalu diminati." 　　…… 　　"Ini Area Lelang. Setiap hari diadakan lelang kecil, tiap 1-2 minggu ada lelang menengah. Di akhir bulan, minimal ada satu lelang besar. Barang-barang yang muncul di lelang biasanya berkualitas tinggi." 　　…… 　　"Ini Area Latihan Bela Diri, ada lebih dari 80 lapangan latihan berbagai ukuran. Ha, ini tempat yang paling ramai selamanya! Ada lapangan latihan tunggal untuk Gu Master menguji Gu mereka. Lapangan latihan ganda untuk duel antar Gu Master. Juga lapangan latihan kelompok untuk pertarungan kacau multi-orang." 　　Seperti yang dikatakan Wei Yang, Area Latihan memang tempat paling ramai di Kota Shangjia. 　　Suasana penuh kegaduhan, orang lalu-lalang. Gu Master tingkat tiga terlihat di mana-man. 　　"Kak Wei, kenapa kau ke sini?" Seorang pria muda di kerumuman melihat Wei Yang, langsung berseru gembira dan bergegas mendekat. 　　Pria sekitar 27-28 tahun ini berwajah biasa, namun memancarkan aura tangguh. 　　"Xiao Xiao, kudengar kau sudah menembus ke Kota Dalam Ketiga. Kerja bagus!" Wei Yang menepuk bahu pemuda itu, memberi semangat. 　　"Benar, baru-baru ini naik ke tingkat menengah tiga transformasi, kekuatan tempur juga ikut meningkat. Ngomong-ngomong, terima kasih atas bimbingan Kakak Wei Yang, tanpa itu aku takkan bisa seperti sekarang." Pemuda itu mengucapkan terima kasih dengan tulus. 　　"Bakatmu memang bagus, tanpa aku pun kau pasti bisa. Belum tiga puluh tahun sudah mencapai tingkat menengah tiga transformasi, jauh lebih hebat daripada aku dulu, haha." Wei Yang tertawa. 　　Pemuda itu memandang Wei Yang dengan tatapan kagum: "Kakak Wei Yang, mana bisa kubandingkan denganmu. Dulu saat masih tingkat menengah tiga transformasi, kakak sudah mendominasi Kota Dalam Ketiga. Baru 25 tahun sudah menarik perhatian Sang Kepala Suku dan direkrut. Sekarang kakak sudah menjadi Sesepuh keluarga, berapa banyak Sesepuh marga luar di Keluarga Shang?" 　　"Asal berusaha, kau pasti bisa mencapainya juga." Wei Yang menyemangati pemuda itu. 　　Kemudian ia menoleh ke Fang dan Bai: "Lapangan latihan adalah jalur seleksi talenta eksternal Keluarga Shang. Dulu, aku mulai dari lapangan latihan Kota Dalam Kelima, merangsek sampai ke Kota Dalam Ketiga, bertahan di arena selama 18 pertandingan, akhirnya direkrut oleh Sang Kepala Suku." 　　Saat itu, Shang Yanfei belum menjadi Kepala Suku Keluarga Shang. 　　Wei Yang dianggap sebagai orang kepercayaan Shang Yanfei. Setelah Shang Yanfei naik tahta, ia pun diangkat menjadi Sesepuh keluarga marga luar. 　　Bai Ningbing langsung tersadar. 　　Pantas saja lapangan latihan begitu populer. 　　Klan Shang memiliki usaha yang besar dan banyak aspek membutuhkan tenaga. Hanya mengandalkan anggota klan sendiri, seringkali tidak cukup untuk menopang pencapaian. Para penerus klan Shang dari generasi ke generasi selalu merekrut sejumlah Gu Master jalan gelap. 　　Jika penerus klan yang dipilih Gu Master jalan gelap ini naik menjadi kepala suku, mereka berpeluang diangkat sebagai Sesepuh keluarga marga asing, menikmati perlakuan setara tingkat Sesepuh. 　　Proses berkultivasi Gu Master membutuhkan sumber daya besar. Mayoritas Gu Master jalan gelap yang tak mendapat pasokan stabil dari keluarga, hidup dalam kemiskinan. Hanya dengan bergabung ke klan, kelangsungan hidup bisa lebih terjamin. 　　Wei Yang adalah contoh sukses yang nyata di depan mata. 　　Di area latihan Kota Shangjia, banyak Gu Master jalan gelap berjuang mati-matian untuk membersihkan diri ke aliran ortodox, menjadi seperti Wei Yang, dengan terus bertarung dan berusaha menanjak. 　　"Lapangan latihan ini penuh kenanganku. Kalian berdua, tertarik turun tangan latihan denganku?" tiba-tiba Wei Yang mengusulkan. 　　"Kakak Wei mau turun ke arena?" Xiao Xiao berseru girang, kedua mata berbinar bercampur kejutan. 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing saling memandang. 　　"Baiklah, mari kita coba merasakan." Fang Yuan sudah menduga akan ada ujian semacam ini dari pihak keluarga Shang, maka ia memanfaatkan situasi. 　　"Kakak Wei, karena Kakak jarang ke sini, area ini sudah banyak direnovasi. Izinkan aku memandu." Xiao Xiao menawarkan diri antusias. 　　Wei Yang mengangguk: "Boleh juga." 　　Xiao Xiao segera menambahkan: "Lingkungan spesifik seperti apa yang Kakak Wei inginkan? Hutan. Pegunungan, padang rumput. Atau gurun, danau?" 　　Wei Yang justru memutar kepala, meminta pendapat Fang-Bai: "Biarlah kedua tamu penting yang memilih." 　　Sebagian Gu Master ahli bertempur di pegunungan, sebagian ahli di gurun. Lingkungan pertempuran merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil pertarungan. 　　"Di sini bisa memilih lokasi? Ada apa saja?" Bai Ningbing bertanya heran. 　　Xiao Xiao melihat Wei Yang menyebut Fang-Bai sebagai tamu penting, tak berani lengah. Segera menjelaskan dengan sangat rinci. 　　Area latihan di dalam kota ketiga memiliki puluhan jenis lokasi yang dirancang khusus. Hampir mencakup semua medan perang umum. 　　Bai Ningbing setelah mendengar penjelasan, tak bisa menahan semangatnya: "Pilih saja lapangan batu." 　　Lapangan batu merupakan arena latihan paling biasa, tanpa faktor lingkungan seperti badai salju, hujan atau debu. 　　Lantai batu hitam khusus menutupi tanah seluas tiga puluh zhang. 　　"Lihat, sepertitu Sesepuh keluarga Wei Yang." 　　"Benar, Sesepuh keluarga Wei Yang. Itu dia." 　　"Meski bakatnya hanya Kelas B, dia berhasil keluar dari area latihan. Dulu aku pernah bertarung dengannya." 　　…… 　　Wei Yang tampak populer. Kehadirannya di area latihan menarik perhatian banyak orang. 　　Tapi Wei Yang bersikap Rendah Hati. Menggunakan kewenangan Sesepuh keluarga untuk sementara menutup arena ini. Melarang orang lain Mengawasi pertarungan. 　　Hanya menyisakan Xiao Xiao seorang diri. 　　Wei Yang berjalan ke tengah arena: "Sesuai aturan normal, kedua pihak harus menyatakan tingkat cultivation dan mengukur cahaya pusaka. Tapi karena ini hanya latihan, semua itu diabaikan. Silahkan menyerang." 　　"Dari perkataannya, ternyata ia berniat melawan duo Fang-Bai sendirian." 　　Xiao Xiao yang berdiri di pinggir lapangan menggenggam tinjunya penuh semangat: "Kak Wei dulu terkenal karena mengalahkan yang lebih kuat. Dengan cultivation tingkat tiga menengah saja sudah tak terkalahkan. Bertahan di 18 pertarungan berturut-turut, hampir setiap pertarungan menjadi legenda. Sekarang cultivationnya sudah mencapai puncak tingkat tiga, pasti pertarungan kali ini akan menjadi pelajaran berharga!" 　　Fang Yuan dan Bai Ningbing saling bertatapan, tiba-tiba bergerak menyerang dari kiri dan kanan ke arah Wei Yang. 　　"Mau bertarung jarak dekat?" Wei Yang tetap diam di tempatnya. Cahaya keemasan redup memancar dari tubuhnya membentuk armor cahaya yang melindungi seluruh tubuhnya. 　　Swoosh-swoosh-swoosh. 　　Di tengah serangan, Fang Yuan dan Bai Ningbing secara serempak mengaktifkan Gu Senjata Tulang Spiral. 　　Beberapa senjata tulang berputar kencang, menusuk udara dan meluncur seperti kilat ke arah Wei Yang. 　　"Gu jenis apa ini?" Hati Wei Yang berdesir, ini pertama kalinya ia melihat Gu Senjata Tulang. 　　Ia sengaja tidak menghindar, ingin menguji kekuatan senjata spiral ini dengan menahan tiga serangan. 　　Armor cahaya redup itu bergoyang-goyang, namun akhirnya tetap bertahan. 　　"Gu ini bagus, punya tenaga pengeboran yang handal menembus pertahanan." Dengan tenang Wei Yang mengalirkan Yuan Zhen, armor cahayanya kembali bersinar terang. 　　"Giliranku!" Teriaknya pendek. Kedua tangannya mencengkeram udara, membentuk dua pedang cahaya dengan kilatan tajam berkilau. 　　“Muncul, Gu Cahaya Pedang Kak Wei!” Xiao Xiao berteriak penuh semangat saat melihat ini. 　　Wei Yang menggenggam erat dua pedang besar, tatapannya menyapu lalu memilih untuk langsung menghadang Fang Yuan. 　　“Gu Cahaya Pedang sejajar dengan Gu Bayangan Pedang, termasuk serangga gu tingkat tiga dengan serangan terkuat...” Mata Fang Yuan menyala tajam menyambut serangan Wei Yang. 　　Meski Gu Cahaya Pedang kuat, ia sama sekali tidak gentar. 　　Rumput Pelompat. 　　Dua helai rumput mirip pegas tiba-tiba tumbuh di telapak kakinya, menginjak lantai kayu hingga terkompresi maksimal, kecepatan Fang Yuan melesat drastis. 　　Tian Peng Gu, Perisai Tulang Terbang. 　　Tubuh Fang Yuan diselubungi zirah transparan putih, sementara tiga perisai tulang melayang mengitarinya dengan putaran cepat menimbulkan suara "huu huu". 　　“Bagus.” Geram Wei Yang, menghunjamkan kedua pedangnya dari atas ke bawah begitu berhadapan dengan Fang Yuan. 　　Fang Yuan tak menghindar, mengepal tangan kanan lalu menghantamkan tinju dengan hentakan "Boom!". 　　Kilatan kejutan terlihat di mata Wei Yang, tak menyangka gaya bertarung Fang Yuan begitu garang. 　　Dua pedang cahaya menyambar ganas, perisai tulang otomatis terbang menghadang. 　　Pedang cahaya membelah perisai tulang menjadi dua, lalu menghantam zirah putih Tian Peng Gu hingga memercikkan cahaya putih menyilaukan. 　　Di saat bersamaan, pukulan Fang Yuan mendarat tepat di perut bawah Wei Yang. 　　Meski armor cahaya keemasan tipis tidak tertembus, gaya dahsyat itu membuat Wei Yang terhempas. 　　Bai Ningbing yang kebetulan tiba di tempat, mengayunkan lengan dan melepaskan sejumlah tombak tulang spiral yang menghujani Wei Yang. 　　Serangan yang ganas dan tegas, menunjukkan tekad untuk menghabisi Wei Yang. 　　"Ah, bahaya!" Melihat ini, Xiao Xiao tak bisa menahan teriakan paniknya. (Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan (. ) memberikan tiket rekomendasi dan tiket bulanan. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) BABke-67: Namaku Fang Zheng 　　; 　　Wei Yang terpental akibat pukulan Fang Yuan, belum sempat menstabilkan postur tubuhnya ketika hujan tombak tulang spiral menyambarnya. 　　Tombak tulang spiral menerobos udara dengan suara menderu, melesat bak kilat. 　　Jarak yang begitu dekat memungkinkan Wei Yang melihat pola spiral di ujung tombak tulang itu. 　　"Meski serangan tombak spiral ini cukup kuat dengan daya tembusnya, tapi ini hanya Gu Putaran Kedua. Tak perlu khawatir." Pikiran Wei Yang berkelebat secepat kilat. 　　Bola mata biru Bai Ningbing memancarkan tatapan dingin, aksi Wei Yang melawan dua orang sekaligus mengusik harga dirinya. 　　"Tombak spiral hanya bisa untuk mengalihkan perhatian. Dengan persediaan Gu yang terbatas, harus kugunakan jurus tangan kosong untuk mengalahkan musuh!" 　　Dia adalah jenius. 　　"Baru saja Fang Yuan menghantam terbang Wei Yang, meski hanya satu pukulan, tapi sudah membuat Bai Ningbing melihat kelemahan Wei Yang. 　　Kekuatan fisik Wei Yang tidak pernah menerima modifikasi permanen dari serangga gu, tenaganya hanya setara orang biasa. 　　Kelemahan inilah yang bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya. 　　Bai Ningbing menginjakkan kaki berturut-turut, mengikuti tulang runcing, lalu mengangkat kaki dan menendang keras. 　　"Kakak Wei..." Xiao Xiao yang mengamati seluruh medan pertempuran, melihat adegan ini, tak bisa menahan jantungnya berdebar. 　　Jika Wei Yang terikat oleh tulang runcing, Bai Ningbing akan mendapat kesempatan. Bersamaan dengan kedatangan Fang Yuan, Wei Yang mulai terdesak! 　　"Hehehe." Di momen genting, Wei Yang malah terkekeh ringan. 　　Saat tulang spiral hampir menembusnya, tiba-tiba seluruh tubuhnya memancarkan cahaya putih, berubah menjadi berkas cahaya dan menghilang seketika. 　　"Ternyata ada Gu ini..." Fang Yuan menyipitkan matanya. 　　"Kecepatannya luar biasa!" Pupil Bai Ningbing menyempit, terkejut dalam hati. 　　Hampir sepersekian detik kemudian. Tulang spiral menusuk papan batu dan tertancap di tanah. 　　Bai Ningbing tak bisa menghentikan momentum. Byur! Kaki mendarat keras menghancurkan papan batu. Retakan seperti jaring laba-laba langsung menyebar. 　　"Guang Hong Gu Kakak Wei! Kukira dia tak sempat menggunakannya, ternyata sengaja menunggu detik terakhir untuk kabur dan mengecoh musuh. Brillian, ini adalah pukulan psikologis bagi musuh." Xiao Xiao memahami taktik ini. 　　Ketika hampir memberikan pukulan telak ke musuh, tiba-tiba musuh melarikan diri dengan mudah. Dari harapan menuju kekecewaan. Setiap orang pasti mengalami jurang psikologis. 　　Cahaya pelangi menerobos langit, cahaya putih menghilang mengungkapkan wujud asli Wei Yang. 　　Hanya dalam sekejap mata, ia telah terbang sejauh delapan belas zhang, melintasi sebagian besar lapangan latihan, berhadapan dengan Fang-Bai dari kejauhan. 　　Melihat kecepatan seperti ini, langkah Bai Ningbing pun tak terhindarkan menjadi ragu-ragu. 　　Dengan Gu Cahaya Pelangi ini. Wei Yang bisa pergi kapan saja, bertarung kapan saja. Tak diragukan lagi, ia telah berada di posisi tak terkalahkan. 　　Gu Cahaya Pelangi adalah Gu tingkat tiga, memungkinkan Gu Master berubah menjadi cahaya dan kabur, dijuluki yang tercepat di antara serangga Gu pergerakan tingkat tiga! 　　Di sisi lain, Fang Yuan dan Bai Ningbing. Satu hanya memiliki Rumput Pelompat sebagai aksesori, satunya lagi sama sekali tak punya Gu pergerakan. Kecepatan Wei Yang ini jelas di luar jangkauan mereka. 　　Dalam hal mobilitas, Gu Cahaya Pelangi memberi Wei Yang keunggulan besar. Dengan Gu ini. Meskipun Fang-Bai bekerja sama, mereka sepenuhnya berada di posisi pasif. 　　"Kedua tamu. Ini adalah Gu Cahaya Pelangi, meskipun hanya Gu tingkat tiga, namun kecepatannya bahkan melampaui banyak Gu level empat. Begitu cepat sampai Master Gu pun tak bisa bereaksi. Ini kelemahan pertamanya. Untuk menggunakannya, harus dipadukan dengan Gu Pikiran Kilat atau Gu Kilatan Ide. Jika tidak, ketika Master Gu sadar, sudah terbang terlalu jauh bahkan mungkin menabrak tembok." 　　Wei Yang membuka mulut, mengejutkan dengan terus terang mengungkap kekurangan Gu Cahaya Pelangi. 　　"Kelemahan kedua, konsumsi Yuan Zhen-nya cukup tinggi. Untuk Gu tingkat tiga, tingkat konsumsi ini termasuk kelas menengah atas. Masih ada kelemahan ketiga, biar kalian tebak sendiri." 　　"Apakah tidak bisa menggunakan Gu Kekuatan untuk meningkatkan tenaga?" sela Bai Ningbing. 　　Kini giliran Wei Yang yang terkejut. 　　Ekspresinya berubah kagum: "Nona Baiyun benar-benar cerdas. Benar. Jika Master Gu menggunakan Gu untuk mengubah diri, misalnya peningkatan tenaga, akan sulit menggunakan Gu Cahaya Pelangi. Konsumsi Yuan Zhen akan melonjak drastis, bahkan bisa gagal berubah menjadi cahaya dan merusak Gu-nya." 　　Tak disangka Bai Ningbing mendengar pujian itu justru berubah muram, tatapannya dingin membeku menatap Wei Yang penuh ancaman: "Hei, kuperingatkan kau, jangan panggil aku nona!" 　　"Ha?" Wajah Wei Yang kaku. Apa salah ucapanku tadi? Apakah sebutan "nona" menjadi pantangan baginya? Pantangan yang benar-benar aneh. 　　Wei Yang berkata dalam hati sambil meminta maaf, "Maafkan kelancanganku, Nona Bai Yun..." 　　Bai Ningbing seketika urat di dahinya menonjol, menggigit gigi: "Jangan panggil aku seperti itu juga!" 　　"Oh, kalau begitu Bai Yun... Tuan?" Wei Yang sambil mengamati ekspresi lawan, hati-hati memilih kata. 　　Wajah Bai Ningbing baru mulai mereda. 　　Wei Yang menyunggingkan senyum di bibir, melanjutkan: "Kalau begitu kedua Tuan, sekarang giliranku menyerang." 　　"Langsung saja!" Fang Yuan menepuk dadanya, berteriak keras hingga membuat Bai Ningbing di sampingnya kaget. 　　"Tuan Hei Tu benar-benar gagah berani. Kalau begitu, terimalah!" Puji Wei Yang. Begitu ucapannya habis, tubuhnya berubah menjadi cahaya putih menyambar ke arah Fang-Bai. 　　Menghadapi kecepatan seperti ini, Fang-Bai bahkan tak sempat berkedip. Cahaya pelangi itu telah menembus celah di antara mereka, muncul di belakang. 　　Cahaya putih menghilang, kembali ke wujud Wei Yang. 　　Di tangannya terhunus dua pedang cahaya, kiri dan kanan, masing-masing menghujam ke Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Pedang itu belum mengenai, kulit Bai Ningbing sudah merasakan tekanan. Langsung tahu, tali pengaman kulit es takkan sanggup menahan tajamnya pedang ini, segera mundur. 　　Fang Yuan berteriak pelan, tak menghindar, mengerahkan Tian Peng Gu dan perisai tulang terbang, tinjunya menyambar langsung. 　　Pedang cahaya lebih dulu mengenai perisai tulang terbang yang berputar, membelahnya. 　　Wei Yang berubah menjadi cahaya dan menjauh. 　　"Kepalan Fang Yuan hampir mengenai dadanya, namun selisih tipis membuat hasilnya jauh berbeda." 　　Cahaya pelangi melesat, tiba-tiba berhenti. 　　Seluruh serangan terjadi secepat kilat, seperti burung pipit yang melompat. 　　Dalam hitungan detik, Wei Yang telah menyeberangi lapangan latihan sejauh 600 meter. 　　"Lagi!" Fang Yuan menderu, api semangat berkelaparan di matanya. 　　Wei Yang kembali berubah menjadi cahaya. Sekejap mata, ia sudah berada di depan Fang Yuan dan Bai Ningbing. 　　Bai Ningbing tak mampu menahan. Hanya bisa menggunakan tombak tulang spiral, tapi kecepatan Wei Yang terlalu tinggi, semua serangan meleset. 　　Fang Yuan pun hanya bisa bertahan, sejak pukulan pertamanya, tinjunya tak pernah lagi mengenai Wei Yang. 　　Di lapangan latihan, cahaya putih terus memantul seperti bola yang terpental di kotak tertutup. Fang Yuan dan Bai Ningbing hanya bisa bertahan, kehilangan inisiatif sepenuhnya. 　　"Inikah kekuatan sebenarnya Kakak Wei? Luar biasa..." Xiao Xiao terkagum-kagum. 　　Kecepatan Wei Yang mengagumkan, layaknya hantu yang muncul-tenggelam. 　　Setelah bertarung sepanjang waktu minum teh, ia tiba-tiba berhenti dan tertawa: "Jika kalian berdua ingin menguras tenagaku dengan memanfaatkan kelemahan Gu Cahaya Pelangi yang boros Yuan Zhen, maka rencana kalian salah. Aku masih punya Gu Sumber Cahaya yang bisa mengurangi konsumsi Yuan Zhen untuk Gu berbasis cahaya hingga separuh." 　　“Menyebalkan...” Bai Ningbing mengatupkan giginya dalam hati. 　　Fang Yuan malah membuka tangannya lebar-lebar: "Aku menyerah, tidak bisa mengalahkanmu. Kakak Wei Yang, kami mengaku kalah." 　　Wei Yang tertawa lebar sambil menyatukan kepalan tangan: "Terima kasih atas kerendahan hati kalian berdua." 　　Xiao Xiao yang melihat pertarungan usai segera mendekat, wajahnya masih berseri-seri: "Kakak Wei memang hebat. Tapi kedua tamu terhormat ini juga luar biasa bisa bertahan begitu lama. Mungkin kalian belum tahu, meski level kakak Wei hanya puncak tingkat tiga, kemampuan tempurnya luar biasa. Beliau adalah jenderal ketiga di bawah komando Yang Mulia Shang Yanfei, dijuluki Pendekar Cahaya Putih. Andai aku yang melawan, mungkin tidak sampai dua puluh jurus." 　　"Kalah ya kalah, bukan masalah besar. Wei Yang, nanti setelah aku dapat Gu yang cocok, akan kuhabisi kau!" Wajah Bai Ningbing dingin membeku. Sejak kecil, dia yang selalu tinggi hati belum pernah mengalami kekalahan memalukan seperti ini, perasaannya tentu kesal. 　　Xiao Xiao agak cemberut melihat Bai Ningbing memanggil nama kakak Wei secara langsung. 　　Fang Yuan yang berdiri di samping berkata: "Kakak Wei Yang sengaja menahan diri, aku bisa merasakannya. Hei, nanti setelah aku beli Gu yang bagus, akan kuhadapi lagi kakak Wei. Kali ini meski kalah, tapi hatiku tidak puas! Lain kali harap kakak Wei serang dengan segenap tenaga, jangan banyak pertimbangan." 　　"Ha ha ha, Saudara Hitam memang blak-blakan. Memang kali ini Wei salah, lain kali pasti akan mengeluarkan semua kemampuannya." Wei Yang menepuk bahu Fang Yuan. 　　"Nah, baru benar. Kakak Wei Yang, dalam pertempuran ini aku benar-benar mengakui kekalahanku. Hari ini aku traktir minum. Adik Xiao, kau juga harus ikut, ceritakan lebih banyak kisah kepahlawanan Kakak Wei. Dengan mengenal diri dan lawan, baru bisa menang dalam seratus pertempuran." Fang Yuan tertawa. 　　Xiao Xiao tiba-tiba merasa meski Fang Yuan berwajah jelek dan kehilangan satu telinga, penampilannya justru terlihat sangat menyenangkan. 　　Jauh lebih cocok dibanding karakter aneh bernama "Bai Yun" itu. 　　"Bagus!" Xiao Xiao juga tertawa, "Seperti kata pepatah: baru kenal setelah berkelahi. Aku tahu ada rumah makan baru buka, harganya murah, masakannya enak. Hari ini jangan biarkan kalian berdua yang bayar, biar aku saja. Mohon kehormatan Kakak Wei!" 　　Fang Yuan melotot: "Ini tidak boleh!" 　　"Xiao Xiao bisa dibilang tuan rumah setengah hati, kalian berdua tamu, biarkan dia saja yang mentraktir." Wei Yang melerai. 　　Fang Yuan berpikir sejenak: "Baiklah. Kali ini kau yang traktir, next aku! Kebetulan uangku sedang habis, nanti setelah formula rahasia ini terjual, baru bisa aku traktir kalian minum enak. Sejujurnya, sebagai pendatang baru, harga di Kota Shangjia benar-benar membuatku kaget." 　　Candaan polos yang mengakui kondisi keuangannya yang pas-pasan ini langsung memancing tawa Wei Yang dan Xiao Xiao. Mereka sepakat Fang Yuan adalah pria berhati terbuka. 　　Hanya Bai Ningbing yang memahami akting Fang Yuan, diam-diam memandangnya dengan sikap yang sudah terbiasa. 　　Di meja makan, ketiganya minum sambil bercanda, saling memperkenalkan nama, membuat hubungan mereka semakin dekat. 　　Hanya Bai Ningbing yang tetap minum air, berjalan di jalurnya sendiri, menikmati kesendiriannya. 　　"Xiao Xiao bermarga Xiao bernama Yan, 27 tahun, ahli serangga gu api. Belakangan cultivation-nya naik satu tingkat kecil, mencapai tingkat tiga menengah. Baru bisa menerobos area latihan di kota dalam keempat, sampai ke kota dalam ketiga. 　　"Nama hitam dan awan putih hanyalah nama samaran. Sebenarnya nama asliku adalah Gu Yue Fang Zheng, dia bernama Bai Ningbing." Fang Yuan berpura-pura mabuk, aktif membocorkan beberapa informasi. 　　Mereka memiliki surat buruan Klan Bai, selama keluarga Shang menyelidiki, hal ini tak bisa disembunyikan. Fang Yuan lebih baik mengatakannya langsung, justru bisa memberi kesan jujur. 　　Xiao Yan seketika merasa tersentuh. 　　Dia dan Wei Yang sama-sama Gu Master jalan gelap. Fang Yuan berani memberitahu "nama asli" kepada mereka berdua, ini adalah tindakan "membuka hati". 　　"Bermarga Gu Yue..." Kilatan tajam muncul sekejap di mata Wei Yang, ini informasi yang sangat bernilai. Tampaknya tugas dari kepala suku sudah selesai dengan sempurna. (Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan (. ) berikan tiket rekomendasi dan tiket bulanan. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) BABKeenam Puluh Delapan: Sangat Meremehkan Kelakuan Tak Tahu Malu Fang Yuan 　　; 　　"Gu Yue Fang Zheng?" Mendengar laporan Wei Yang, Shang Yanfei mengerutkan alis perlahan.... 　　Marga Gu Yue sangat unik. Shang Yanfei mencari-cari dalam ingatannya, segera menemukan asalnya. 　　"Klan Gu Yue, salah satu dari tiga keluarga di Gunung Qingmao, sepertinya sudah ada ratusan tahun sejarahnya. Gunung Qingmao..." Kedua mata Shang Yanfei berbinar perlahan, dia teringat sebuah intelijen dari setahun yang lalu. 　　Gunung Qingmao menerima pukulan misterius, dalam semalam berubah dari pegunungan hijau bermata air menjadi wilayah tandus yang dipadang salju yang membeku... 　　Tak seorang pun tahu apa yang sebenarnya terjadi di Gunung Qingmao. 　　Hingga kini salju yang menyelimuti seluruh Gunung Qingmao belum sepenuhnya mencair. 　　Namun dari berbagai jejak, orang melihat bekas pertempuran besar antara para Gu Master. 　　Kehancuran Gunung Qingmao kini menjadi peristiwa misteri yang tersebar luas di Nanjiang, dengan berbagai teori tentang penyebabnya. 　　Tapi bagi sebagian orang, jejak di Gunung Qingmao terlihat terlalu jelas. 　　Rahasia sepuluh tubuh terlarang telah menjadi informasi semi-publik di kalangan manajemen dunia Gu Master. 　　Shang Yan Fei langsung menebak saat menerima informasi ini: semua ini mungkin disebabkan oleh tubuh Beiming Bingpo, salah satu dari sepuluh tubuh terlarang. 　　"Jika demikian, asal-usul Gu Yue Fang Zheng bisa dijelaskan. Tim investigasi Gunung Mubei juga mengirim surat yang tidak menunjukkan kecurigaan apa pun..." 　　Shang Yan Fei dengan cepat menyusun garis besar peristiwa dalam hatinya. 　　"Lalu tinggal satu pertanyaan. Mengapa mereka menyembunyikan identitas dan bersembunyi dalam kafilah?" 　　Shang Yan Fei telah merumuskan beberapa kemungkinan, namun penyelidikan masih berlangsung. 　　"Omong-omong. Bagaimana kemampuan mereka saat kau berlatih bersama?" tanya Shang Yan Fei. 　　Wei Yang merapikan postur tubuhnya, menjawab dengan hormat: "Bakat yang diberikan langit! Dengan waktu cukup, dua orang ini pasti akan melampaui hamba." 　　“Oh, pantas mendapat pujian setinggi itu darimu?” Shang Yan Fei menunjukkan sedikit keheranan. 　　Wei Yang mengangguk, melanjutkan, “Meski mereka menutupi aura dengan serangga Gu, bisa bertahan selama itu dalam pertarungan—paling tidak cultivation tingkat tiga. Ditambah usia mereka, bisa disimpulkan bakat mereka pasti Kelas A.” 　　Shang Yan Fei tertawa, “Tapi Wei Yang, kau tahu—bakat Kelas A hanyalah potensi. Bukan segalanya. Kau sendiri cuma Kelas B, tapi jadi Sesepuh keluarga dari marga luar di bawahku. Bertahun-tahun ini, berapa banyak bakat Kelas A yang kau bunuh? Hehe, kau bukti terbaik.” 　　Di benteng biasa, punya satu bakat Kelas A saja sudah luar biasa. 　　Tapi bagi Keluarga Shang, bakat Kelas A adalah hal biasa. 　　Pertama, karena skala keluarga besar dengan anggota banyak. Kedua, bisa merekrut Gu Master jalan gelap—yang bisa menonjol di lapangan latihan pasti berbakat. Ketiga, kekayaan Keluarga Shang sebanyak gunung, mampu membeli Gu pengubah bakat. 　　“Terima kasih pujian Yang Mulia, hamba tidak pantas.” Wei Yang merendah, lalu melanjutkan, “Hamba paham prinsip ini. Makanya semakin yakin—dua ini bukan ikan kolam kecil.” 　　“Mereka punya bakat tempur luar biasa. Insting tajam akan situasi pertarungan—seolah terlahir untuk bertarung. Serangga Gu mereka tidak lengkap, tapi dengan 2-3 Gu saja bisa tahan lama—sungguh mengejutkan.” 　　"Dari segi hati xing, kedua orang ini memiliki ketahanan xing. Meski berada dalam posisi lemah, mereka tak mudah putus asa. Di bawah tekanan yang kuberikan, mereka mampu melakukan terobosan mendadak di medan perang, terus menyesuaikan diri, kerja sama semakin kompak, pertahanan semakin kokoh, kemajuan mereka sangat nyata." 　　"Secara spesifik, keduanya memiliki perbedaan. Gu Yue Fang Zheng memiliki sifat xing yang jujur, keberanian luar biasa, gerakan liar, memiliki aura kepahlawanan alami. Sedangkan Bai Ningbing, pemikirannya gesit, selalu merencanakan strategi sebelum bertindak, dalam pertarungan terus berusaha mencari celahku, tatapannya tajam. Terutama Gu Yue Fang Zheng, setelah kujelaskan bahwa aku memiliki sumber cahaya Gu, ia aktif menyerah dengan lapang dada, kelapangan hatinya benar-benar di luar manusia biasa." 　　"Yang Mulia Kepala Suku, kedua orang ini ibarat harimau muda di lereng Pingyang, naga kecil di pantai dangkal. Satu yang penuh, satu yin, satu keras dan dominan, satu lembut dan strategis, bagai mutiara yang menyatu, bintang kembar yang bersinar saling melengkapi. Jika bisa direkrut untuk mengabdi pada Keluarga Shang, sungguh keuntungan besar!" 　　Shang Yanfei tak bisa menahan ekspresi terkejutnya. 　　Sebelumnya ia belum menganggap penting duo Fang-Bai, namun mendengar laporan Wei Yang, minatnya langsung membesar. 　　"Wei Yang, kau telah mengikutiku bertahun-tahun. Aku percaya pada penilaianmu. Tapi jangan merendahkan diri, meski kelak mereka berkembang, belum tentu bisa menyamaimu. Hambatanmu ada pada bakat yang kurang, seandainya tidak, dengan bakatmu, pasti lebih hebat dari sekarang. Jangan risau, jika ada Gu transformasi tubuh berikutnya, akan kusisakan untukmu." Kata Shang Yanfei. 　　"Tuo Tai Gu, dapat meningkatkan bakat sebagai Gu Master, sangat langka dan bernilai tinggi." 　　Wei Yang seketika terharu hingga matanya berkaca-kaca: "Berkat bimbingan kepala suku, hamba tidak akan pernah lupa seumur hidup!" 　　"Ya, aku Shang Yan Fei tidak akan pernah mengecewakan siapapun yang setia mengikutiku. Kembalilah, lanjutkan menjamu mereka beberapa hari ini, selidiki pandangan mereka tentang Keluarga Shang, lihat apakah bisa direkrut." 　　"Siap, hamba menerima perintah!" 　　…… 　　Sekilas tiga hari kemudian, Nan Qiu Yuan. 　　Di ruang tamu, Fang Yuan dan Shang Ya Zi duduk berhadapan. 　　Fang Yuan dengan santai menyesap teh, sementara wajah sè Shang Ya Zi tampak muram. 　　"Selama beberapa hari ini, aku datang dengan tulus hati menemui Tuan. Namun harga yang Tuan tetapkan malah semakin tinggi setiap hari. Awalnya hanya 65 Batu Yuan, hampir setiap hari naik puluhan ribu, hari ini Tuan malah meminta 800 ribu! Apakah Tuan sedang mempermainkan saya sebagai hiburan?" Shang Ya Zi menahan dada sesak, mengatupkan gigi. 　　Jika sebelumnya, ia pasti sudah marah dan melemparkan cawan ke wajah Fang Yuan. 　　Tapi sekarang tidak bisa. 　　Mengapa? 　　Karena orang ini bisa menghadap langsung ke Yang Mulia! 　　Tidak tahu hubungan apa sebenarnya mereka dengan ayah Yang Mulia! 　　Beberapa hari ini, Wei Yang terus menjamu kedua orang ini, menemani mereka berkeliling kota. 　　Siapa Wei Yang? Ia dijuluki jenderal ketiga, merupakan orang kepercayaan ayah Yang Mulia! 　　Perilakunya, lebih sering mewakili kecenderungan dan tekad Shang Yanfei, bukan dirinya sendiri! 　　Tapi bagaimana mungkin dua orang tak jelas asal-usul ini bisa mendapat perlakuan istimewa dari Yang Mulia ayah? 　　Shang Yazi terusik pikirannya. 　　Setelah kejadian itu, ia mati-matian menyelidiki. 　　Tapi sia-sia. 　　Sebagai penerus klan biasa, pengaruhnya terbatas di Kota Shangjia. Jauh di bawah kekuatan Shang Yanfei. 　　Tanpa hasil investigasi, Shang Yazi terpaksa berspekulasi. 　　Apa motif sebenarnya Yang Mulia ayah menunjukkan kebaikan? 　　Apakah karena warisan di tangan mereka? Tidak, satu warisan mungkin mengangkat keluarga biasa, tapi Keluarga Shang berbeda. Kecuali warisan Gu Immortal 6-semburat, itu hanya pelengkap. 　　Atau karena bakat mereka? Tapi di lapangan latihan banyak Gu Master jalan gelap setia yang ingin bergabung dan tangguh. Ayah tak tertarik pada mereka, apalagi dua ini? Shang Yazi tak melihat keistimewaan apa pun. 　　Setelah dua spekulasi gugur, sebuah pikiran terlintas tak terhindarkan. 　　Jangan-jangan salah satu dari mereka adalah anak haram ayah? 　　Bukankah Shang Tuohai, calon kepala suku sekarang, juga anak haram ayah? 　　Tapi setelah direnungkan, ini tak masuk akal. 　　Garis keturunan darah daging sangat vital. Begitu terdeteksi, Shang Tuohai langsung dilindungi ketat. Tak seperti kedua orang ini. 　　Shang Yazi terus bergulat dengan teka-teki tanpa titik terang. 　　"Karena alasan inilah, ia semakin mengkhawatirkan Fang-Bai. Sesuatu yang tidak diketahui seringkali paling menakutkan." 　　Fang Yuan menyadari bahwa Shang Yazi, calon kepala suku dari Keluarga Shang ini, semakin gelisah dan tidak sabar selama beberapa hari terakhir. 　　Inilah yang ingin ia saksikan. 　　Setiap kenaikan harga sengaja ia lakukan. 　　Jika ia langsung menaikkan harga dari 650.000 ke 800.000 sekaligus, pasti negosiasi akan gagal. Tapi dengan menaikkan beberapa puluh ribu secara bertahap, perlahan-lahan menghancurkan tekad oposisi Shang Yazi. 　　Waktunya sudah matang. 　　Fang Yuan meletakkan cangkir tehnya, tersenyum: "Setiap barang memiliki nilainya. Bagi orang lain, ini hanyalah warisan Gu Master biasa. Tapi bagi Tuan, ini adalah Harapan terakhir untuk mempertahankan posisi calon kepala suku." 　　"Karena itu, harganya pantas dinaikkan. Seiring mendekatnya hari penilaian, nilai warisan ini semakin bertambah. Bukankah wajar jika aku menaikkan harga setiap hari?" 　　"Hehe, kalau harga sekarang terlalu murah, bagaimana pantas disebut 'Harapan terakhir'? Bagaimana pantas menyandingi posisi penting seperti calon kepala suku Shang? Ingat, hanya calon kepala suku Shang yang bisa bersaing untuk posisi kepala suku." 　　Sudut mata Shang Yazi bergetar karena marah. 　　Fang Yuan sedang memeras, menaikkan harga seenaknya! 　　Bagaimana bisa seseorang begitu tak tahu malu? 　　Shang Ya Zi ingin memotong-motong Fang Yuan menjadi delapan bagian. Namun, memikirkan posisi penerus klan, ia akhirnya menahan kesabarannya dengan memaksakan diri: "Rencanamu licik. Jika kubeli dengan delapan ratus ribu, ini akan jadi transaksi rugi dan menurunkan evaluasiku. Para sesepuh keluarga yang menilai bukanlah bodoh! Jadi, mustahil aku membeli dengan harga ini." 　　Fang Yuan telah memperkirakan jawaban Shang Ya Zi. Bibirnya sedikit meregang, menampakkan senyum tipis: "Karena itu aku punya solusi. Secara resmi kujual padamu enam ratus lima puluh ribu, tapi kau beri aku delapan ratus ribu. Kau jaga posisimu, aku dapat harga ideal. Bukankah ini saling menguntungkan?" 　　Wajah Shang Ya Zi langsung berubah sè, matanya membelalak: "Kau ingin aku membuat pembukuan palsu? Ini tidak mungkin! Jika ketahuan, posisiku akan langsung dicabut dan hukumannya akan sangat berat." 　　Fang Yuan mengangkat alisnya: "Jangan berkata begitu. Siapa bilang ini palsu? Aku menjual formula rahasia padamu - itu satu hal. Kau, sebagai dermawan, memberi hadiah Batu Yuan karena kagum pada integritasku. Dua hal yang tidak terkait sama sekali!" 　　Untuk sesaat, Shang Ya Zi hanya bisa terpana memandang Fang Yuan, tak tahu harus berkata apa. 　　Dulunya ia menganggap Fang Yuan tak tahu malu, kini ia sadar sebelumnya telah meremehkan tingkat ketidaksopanan Fang Yuan! (Bersambung.) **BABKeenam Puluh Sembilan: Kaya Mendadak** 　　; 　　Shang Ya Zi pergi dengan pikiran penuh beban... 　　Sebelum pergi, ia memberi tahu Fang Yuan bahwa masalah ini sangat serius dan perlu pertimbangan matang. 　　Selama ia bisa mempertimbangkan, itu artinya sudah mendekati kesuksesan. 　　Fang Yuan telah melihat melalui orang ini, tahu bahwa urusan ini sudah berhasil. Bahkan nanti, ia masih bisa menaikkan harga lagi. 　　Tentu saja, sekarang dia sedang ragu-ragu, sama sekali tidak boleh menaikkan harga untuk memprovokasinya... 　　Tunggu sampai dia mengambil keputusan, hehe, saat itu menambah harga lagi akan menjadi sangat mudah. 　　Dua hari kemudian, Shang Ya Zi datang menghadap Fang Yuan dengan wajah lesu. 　　"Aku setuju, sesuai dengan permintaanmu, kita sepakat!" Katanya sambil menggigit gigi, ekspresinya ragu-ragu lama sebelum akhirnya mengucapkan kalimat ini. 　　"Percayalah, di masa depan kau akan mengingat keputusan ini dengan baik! Ayo, minum arak." Fang Yuan tersenyum sambil menuangkan arak untuk Shang Ya Zi. 　　Shang Ya Zi mengangkat gelasnya, menghabiskan isinya sekali teguk. 　　"Arak sialan apa ini!" Setelah meminumnya, ia mengerutkan alis erat sambil memaki. 　　"Ini arak beras termurah. Yang Mulia Penerus Klan, aku tidak punya uang untuk membeli arak bagus." Fang Yuan terkekeh pendek. 　　"Kau akan segera punya uang. Huu..." Shang Ya Zi menghembuskan kekeruhan dari mulutnya... 　　Saat berpikir sebelumnya, pergulatan batinnya sangat intens, penuh kepedihan. Tapi setelah benar-benar mengambil keputusan, seluruh tubuhnya terasa ringan. 　　"Baik, draf kesepakatan sudah kusiapkan, silakan lihat." Fang Yuan menyodorkan selembar dokumen. 　　Baru saja melirik, Shang Yazi langsung melotot matanya, menatap Fang Yuan dengan tajam. Ia memukul meja sambil terus meraung: "950.000? Kau berani menaikkan harga lagi! Terakhir kau minta 800.000, baru beberapa hari berlalu. Langsung naik 150.000?! Kau pikir aku orang terkaya di negeri ini? Brengsek! Kau kira Batu Yuan-ku hasil rampokan?!" 　　Fang Yuan tetap tenang, tersenyum tipis: "Sudah tiga hari berlalu, wajar harganya naik. Bukankah kau tahu?" 　　Urat-urat di dahi Shang Yazi menonjol, ia bangkit mendadak dari kursi: "Kau anggap aku mudah ditindas? Aku tak punya uang sebanyak itu! Warisan receh saja kau berani minta 950.000, benar-benar raja tega!" 　　"Tenanglah, marah-marah merusak kesehatan, Yang Mulia Penerus. Ini bukan warisan sembarangan, menyangkut posisimu sebagai penerus. Pikirkan, evaluasi tahunan akan menjatuhkan satu penerus. Banyak yang mengincar posisimu." Kata Fang Yuan santai. 　　Mendengar soal posisi penerus, kemarahan Shang Yazi langsung mereda. 　　Melihat ekspresi wajah-nya (sè), Fang Yuan sadar angka 950.000 mungkin terlalu eksploitasi. Melebihi kapasitas tubuhnya. Ia mengalah: "Baiklah, 900.000 Batu Yuan saja. Aku takut padamu." 　　Shang Yazi perlahan duduk kembali. 　　Baru setahun ia menjabat, sambil harus mempertahankan penilaian. Batu Yuan yang benar-benar masuk kantong pribadinya tak lebih dari 400.000-an. 　　Tidak diragukan lagi, setelah transaksi ini. Akumulasi kerja kerasnya selama setahun, hilang seperti air yang tumpah. Dengan susah payah. Harta yang berhasil dikumpulkannya pun lenyap. 　　Tapi menyangkut posisi pewaris klan, ia pun terpaksa mencengkeram hidung menerima. 　　Ia terdiam sejenak, akhirnya mengangguk: "Baik, 900.000 Batu Yuan. Tapi aku tak percaya perjanjian kertas. Kita harus bersumpah dengan Gu sumpah racun!" 　　Ekspresi wajah Fang Yuan menunjukkan keraguan sè. 　　"Kenapa? Takut? Tanpa Gu sumpah racun, bagaimana aku yakin kau takkan kabur dengan uangku? Ini wajib dilakukan, tak ada kompromi!" Sikap Shang Ya Zi sangat tegas. 　　Fang Yuan sebenarnya sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya situasi seperti ini. 　　"Kalau begitu, aku yang pertama." Fang Yuan mengulurkan tangan kirinya. 　　Barulah Shang Ya Zi menunjukkan senyum tipis, memanggil Gu sumpah racun. 　　Gu sumpah racun adalah serangga kecil berwarna merah keunguan, sebesar ujung jari, dengan mulut yang mengerikan, termasuk Gu konsumabel tingkat tiga. 　　Ia terbang ke jari telunjuk tangan kiri Fang Yuan, lalu menggigit. 　　Seketika, rasa sakit menusuk hati menyerang Neurotik Fang Yuan. 　　Fang Yuan menahan sakit, mulai membacakan isi dokumen. Setelah selesai, Gu sumpah racun yang semula sebesar ujung jari membengkak dua kali lipat, menghisap banyak darah hati Fang Yuan. 　　Kemudian Gu sumpah racun terbang ke ujung jari Shang Ya Zi, mulai menghisap darah. 　　Shang Ya Zi mencengkeram dokumen dengan gemetar, suaranya bergetar saat menyelesaikan bacaan. Gu sumpah racun kembali membengkak dua kali lipat. 　　Ia mengerang kesakitan, wajah sè pucat pasi, memamerkan gigi dan menganga, menarik napas dingin: "Sialan kesepakatan ini, kok banyak sekali tulisannya! Tidak bisakah kau menulis lebih sedikit? Tidak ada lagi yang perlu ditambahkan?" 　　Fang Yuan menggelengkan kepala. 　　Bibir Shang Yazi melengkung, menunjukkan senyuman. Tapi wajah sè-nya yang terdistorsi membuat senyuman itu terlihat mengerikan. 　　Byur. 　　Gu sumpah beracun yang sudah bengkak parah tiba-tiba meledak. 　　Tapi alih-alih darah berceceran, malah berubah menjadi titik-titik cahaya merah sè. 　　Titik-titik cahaya beterbangan menuju Fang Yuan dan Shang Yazi, bagai hujan yang menyatu di permukaan danau, menyatu ke dalam tubuh keduanya. 　　Fenomena ini menunjukkan sumpah beracun telah berlaku. 　　Jika konten yang dibaca kedua pihak tidak sesuai dengan keinginan hati yang sebenarnya, Gu sumpah beracun akan meledakkan diri dan berubah menjadi genangan nanah dan darah. Situasi ini berarti salah satu atau kedua pihak membuat sumpah yang bertentangan dengan hati nurani, menyebabkan penggunaan Gu sumpah beracun gagal. 　　Melihat situasi ini, senyuman Shang Yazi semakin lebar. 　　Ia menatap Fang Yuan: "Hehe, kita sudah mengucapkan sumpah beracun. Jika di masa depan kau berubah pikiran, melakukan tindakan yang melanggar sumpah, maka kau akan berubah menjadi genangan nanah dan darah." 　　Wajah sè Fang Yuan tetap tenang: "Batu Yuan mana?" 　　Shang Yazi mengangkat bahu: "Tenang, mana mungkin aku berani melanggar sumpah beracun. Ini untukmu!" 　　Ia mengeluarkan sebuah Gu. 　　Gu ini berbentuk bola, terbuat dari kristal bening semi-transparan sebesar tamparan, dengan awan tebal di dalamnya bagai terperangkap awan putih. 　　"Bentuk awan putih ini sangat unik, menyerupai seorang kakek tua yang memakai tongkat dengan punggung membungkuk." 　　Rambut putih kakek itu terurai panjang, aura immortal terpancar kuat. Keriput di wajahnya terlihat hidup, senyumnya penuh kebaikan. 　　Ini adalah Yuan Lao Gu. 　　Gu spesialis yang hanya bisa digunakan untuk menyimpan Batu Yuan. 　　Spesialisasi adalah kuncinya. Meski hanya Gu tingkat tiga, Yuan Lao Gu mampu menampung hingga satu juta Batu Yuan. 　　"Di dalamnya hanya ada 870.000 Batu Yuan. Sisa 30.000 akan kucarikan lain waktu." Dengan perasaan enggan yang luar biasa, Shang Yazi menyerahkan Yuan Lao Gu kepada Fang Yuan. 　　Enam ratus ribu di antaranya adalah modal Keluarga Shang. Sisa 270.000 adalah hampir seluruh kekayaan pribadi Shang Yazi. 　　Setelah menerimanya, Shang Yazi dengan sukarela membantu Fang Yuan menyatukan Gu tersebut. 　　Kepemilikan Yuan Lao Gu berpindah. Awan dalam bola seketika berubah. Sosok kakek yang awalnya menghadap Shang Yazi kini berbalik menyunggingkan senyum ke Fang Yuan. 　　Setiap kali Fang Yuan memutar bola Gu, awan di dalamnya berputar mengikuti. Sosok kakek awan selalu menghadap ke arahnya sambil tersenyum. 　　Sebenarnya Yuan Lao Gu ini cukup menarik. 　　Jika jumlah Batu Yuan sedikit, kakek awan akan cemberut. Saat jumlahnya sedang, ekspresinya datar. Semakin banyak simpanan, semakin lebar senyumnya. 　　Melihat Fang Yuan asyik memainkan Yuan Lao Gu, Shang Yazi paham bahwa pria ini sudah menguasai cara menggunakan Gu tersebut. 　　"Hmph!" Ia mendengus. "Yuan Lao Gu ini juga bernilai banyak uang. Aku tak mungkin memberikannya cuma-cuma. Gu ini kudapat dari balai lelang dengan harga 6.600 Batu Yuan." 　　Fang Yuan mengangguk. Harga pasar Gu tingkat tiga memang dihitung per ribuan. Yuan Lao Gu yang tergolong langka pasti sepadan dengan harganya. 　　Tanpa basa-basi, ia mengeluarkan Batu Yuan dan menyerahkannya ke Shang Ya Zi. 　　Shang Ya Zi menggunakan Gu penyimpanan biasa untuk menampung Batu Yuan itu, perasaan tidak enak memenuhi hatinya. 　　Ini seharusnya adalah Batu Yuan miliknya! 　　"Sudahlah! Selama posisi penerus klan tetap aman, segala kemungkinan masih terbuka. Uang bisa dicari lagi. Tapi si brengsek yang memerasku ini..." Ia menggeram dalam hati, "...pasti akan mati mengenaskan!" 　　Shang Ya Zi memang bukan pribadi yang lapang dada. Fang Yuan telah menguras seluruh kekayaannya. Untuk 30.000 Batu Yuan sisanya, ia terpaksa berhutang ke sana-kemari. 　　Formula Rahasia Bai Gu normalnya hanya dihargai 600.000, tapi Fang Yuan menjualnya seharga 900.000 padanya. 　　Shang Ya Zi terpaksa menelan pil pahit ini. Kebenciannya pada Fang Yuan telah mencapai puncaknya. 　　"50.000 Batu Yuan sisanya akan kubicarakan dalam tiga hari. Rahasia ini hanya antara kita. Jangan sampai ada orang ketiga yang tahu—bahkan rekanmu sekalipun. Percuma saja kau mencari celah!" Shang Ya Zi berdiri yu pergi. Ia sudah tak tahan lagi. 　　Setiap detik ia memandang wajah buruk Fang Yuan, amarah dalam hatinya bertambah satu persen. 　　"Perjanjian ini tidak memiliki celah. Kau sendiri sudah membacanya, bukan?" Kata Fang Yuan dengan ekspresi santai. 　　Shang Ya Zi mengeluarkan suara Hmph yang dingin. Ia lahir dari Keluarga Shang, sejak kecil telah terbiasa dengan dunia bisnis, dan telah memegang kendali toko selama setahun. Bahkan jika ada celah, tak mungkin lolos dari pengamatannya. 　　"Kuhitung kau tak berani melanggar sumpah." Ia menyeringai sinis sebelum berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu. 　　Fang Yuan tidak mempedulikannya. Ia memahami betul suasana hati Shang Ya Zi saat ini. 　　Mengenai sumpah racun itu, ia sama sekali tidak berniat melanggarnya. 　　Daya ikat Gu Sumpah Racun sangat kuat. Jika tidak, tak mungkin digunakan secara luas oleh para Gu Master. 　　Larangan membocorkan ke pihak ketiga yang tidak tahu harus mutlak. Segala bentuk 'main-main di tepi jurang' sama dengan bermain-main dengan nyawa sendiri. 　　Seperti tadi, Fang Yuan menyerahkan 6.600 Batu Yuan kepada Shang Ya Zi. 　　Seolah tindakan ini berlebihan, padahal bisa saja dipotong langsung dari sisa 30.000 Batu Yuan. 　　Tapi tidak boleh. 　　Dalam sumpah racun, ketentuan 900.000 harus dipenuhi. Maka Shang Ya Zi wajib mengeluarkan 900.000 Batu Yuan untuk diserahkan kepada Fang Yuan. 　　Inilah aturan keras yang tak bisa ditawar. 　　Tiga hari kemudian, Shang Ya Zi berhasil mengumpulkan 30.000 Batu Yuan dan menyerahkannya kepada Fang Yuan. 　　Sebagai gantinya, Fang Yuan memberikan formula rahasia - tentu saja formula Gu Reuni Tulang-Daging yang paling berharga tidak termasuk dijual. 　　Shang Ya Zi hanya mengetahui Gu Senjata Tulang dan Gu Senjata Tulang Spiral. Setelah memeriksa formula-formula rahasia, ia menemukan banyak teknik lain yang berbasis pada Gu Senjata Tulang. Hal ini membuatnya puas, sedikit memperbaiki suasana hatinya. 　　Fang Yuan juga menjual habis Gu Senjata Tulang, Gu Senjata Tulang Spiral, serta Gu Serpihan Tulang kepadanya. 　　Sesuai harga jual sebelumnya, totalnya 40.620 Batu Yuan. 　　Hasil transaksi ini membuat harta Fang Yuan melonjak drastis menjadi 934.020 Batu Yuan. Ditambah simpanan sebelumnya, total kekayaannya mencapai 945.000 Batu Yuan. 　　Fang Yuan menyimpan sebagian besar Batu Yuan dalam Gu Elders. Sebagai antisipasi, sebagian juga disimpan di〖tubuh〗dan Duo Rate Flower. 　　"Di kehidupan sebelumnya, saat ini aku masih berjuang di kafilah dengan 50-60 Batu Yuan. Sekarang hartaku hampir mencapai satu juta." 　　Membandingkan ingatannya, keunggulan besar kelahiran kembali ini jelas terlihat. 　　Tentu, ini juga melibatkan risiko besar. 　　Semakin besar risiko, semakin tinggi imbalan. Tak ada makan siang gratis di dunia ini. Usaha tak selalu berbuah, tapi untuk mendapatkannya, pengorbanan mutlak diperlukan. 　　Sekilas tiga hari berlalu. 　　Investigasi Keluarga Shang selesai. Wei Yang menyampaikan undangan Shang Yan Fei: "Dua tamu terhormat, Kepala Suku kami mengadakan jamuan keluarga dan mempersilakan kehadiran Anda." 　　"Jamuan keluarga? Akhirnya saat ini tiba." 　　Fang Yuan bergumam dalam hati. (Bersambung.) BABKetujuh Puluh: Jamuan Keluarga 　　; 　　Halaman yang tak terlalu luas ini menjadi lokasi jamuan keluarga Shang Yan Fei... 　　Pesta arak terbuka ini tak khawatir hujan-angin karena berada di dalam gunung. 　　Halaman ini tidak mewah, tidak elegan, bahkan terlihat agak kumuh. 　　Di halaman tersusun belasan meja yang melingkar, mulai terlihat agak sesak. 　　Di atas meja terletak buah-buahan dan camilan, disertai papan nama tegak yang menunjukkan pemilik tempat tersebut... 　　Tiga lainnya telah tiba dan duduk di sini. 　　"Kak, kira-kira ada urusan apa Ayah Yang Mulia mengumpulkan kita kali ini?" Shang Chaofeng melemparkan buah merah sè ke mulutnya sambil bertanya dengan suara tak jelas. 　　Sang kakak Shang Qiuniu duduk tegak kaku, awalnya sedang bermeditasi. Mendengar ini, ia membuka celah matanya, suara berat: "Ayah Yang Mulia baru keluar dari meditasi, rindu pada kita, mengadakan pesta keluarga. Apa yang aneh?" 　　"Perkataan Kakak memang masuk akal, tapi kapan terakhir kali pesta keluarga Ayah Yang Mulia tanpa urusan penting? Tidakkah kau merasa meja-meja hari ini berlebihan?" Di samping, Shang Pulao menyambung. 　　Shang Chaofeng terkekeh, sementara Shang Qiuniu kembali menutup kedua matanya. 　　Shang Pu（pu）lao tatapannya berkedip, sebagai pengelola distrik hiburan yang mengurus segala rumah bordil, informasinya paling aktual. Sebenarnya ia sudah mendengar kabar angin, hendak melanjutkan bicara tiba-tiba telinganya bergerak: "Ada yang datang.".. 　　Tatapan ketiganya beralih ke pintu gerbang kecil. 　　Kreek... pintu halaman terdorong terbuka, masuklah tiga orang. 　　Wei Yang di depan, disusul Fang dan Bai. 　　Halaman ini sebelumnya pernah dikunjungi Fang-Bai, persis rumah pribadi tempat audiensi dulu. 　　“Rumah pribadi ini merupakan tempat tinggal Kepala Suku di masa lalu. Ketika masih menjadi salah satu penerus klan, Beliau mengalami tekanan gabungan dari beberapa penerus lainnya. Dengan strategi mundur sementara, Kepala Suku secara sukarela melepas posisi penerus. Menjadi anggota biasa keluarga besar. Di masa terpuruk itu, Beliau tinggal di sini. Kemudian setelah sukses, demi jing mengingatkan diri sendiri dan generasi muda, tempat ini dipertahankan. Selama ini, jamuan keluarga selalu diadakan di lantai kayu ini.” 　　Wei Yang membuka pintu sambil menjelaskan. 　　Tiba-tiba ia melihat tiga orang di halaman: "Ya. Ternyata tiga penerus telah tiba lebih dulu." 　　Shang Qiuniu, Shang Chaofeng, dan Shang Pulao segera berdiri. Mereka memberi hormat dengan gerakan sedekap: "Salam untuk Sesepuh Wei Yang." 　　Wei Yang merupakan salah satu tangan kanan Shang Yanfei, pejabat penting Keluarga Shang. Setiap penerus yang ingin memperebutkan posisi calon kepala suku, pasti membutuhkan penilaian dari Wei Yang. 　　"Semoga ketiga penerus dalam keadaan baik. Kedua tamu ini adalah undangan khusus Kepala Suku hari ini." Wei Yang bersedekap dengan ekspresi datar. Sebagai sesepuh, statusnya lebih tinggi dari para penerus. Sebagai pejabat kunci, ia tidak perlu menjilat para penerus. 　　"Silakan duduk di sini." Wei Yang menuntun Fang Yuan dan Bai Ningbing ke kursi masing-masing. 　　Shang Qiuniu dan dua lainnya saling pandang. Terlihat jelas keheranan, keterkejutan, dan rasa ingin tahu di mata mereka. 　　Ini jamuan keluarga. Kapan pernah mengundang orang luar asing? 　　"Status apa sebenarnya mereka berdua? Kok bisa duduk lebih dekat dengan kursi utama ayah daripada kita?" 　　Wei Yang juga duduk. Ia tersenyum ramah, melanjutkan, "Izinkan aku memperkenalkan kedua tamu. Ini Shang Qiu Niu, putra sulung Yang Mulia Kepala Suku, kini mengurus tempat penitipan keluarga Shang. Ini adik keempat Shang Chao Feng, pengelola semua arena pertarungan Gu di Kota Shangjia. Dan ini Shang Pu Lao, bertanggung jawab atas seluruh rumah bordil di kawasan hiburan malam." 　　Shang Qiu Niu bertubuh kekar dengan suara berat, jelas terlihat berkarakter xing tenang. Usianya paling tua, hampir 30 tahun. 　　Shang Chao Feng berambut acak-acakan dengan hidung mancung, memancarkan aura liar. 　　Shang Pu Lao yang paling tampan, bertubuh langsing dengan wajah sè pucat. Matanya berbentuk bunga persik yang menggoda, sikapnya genit - jelas terbiasa berkeliaran di semak-semak. 　　"Qiu Niu memberi salam pada kedua tamu terhormat." Shang Qiu Niu pertama kali memberi hormat dengan tangan terkepal. 　　Wei Yang sengaja tidak memperkenalkan Fang-Bai. Tiga penerus klan ini orang-orang jing, tentu tak akan bertanya bodoh. 　　"Salam untuk ketiga penerus. Aku Hei Tu, ini rekanku Bai Yun." Fang Yuan memperkenalkan. 　　Kedua nama ini jelas samaran. 　　Hal ini membuat ketiga penerus semakin bingung menebak asal-usul Fang-Bai, hanya bisa tertawa ha-ha untuk mengalihkan situasi. 　　Menjelang pesta makan malam, para penerus lain mulai berdatangan. 　　Ada Shang Pi Xiu pengelola tempat judi batu, Shang Suan Ni penanggung jawab penginapan dan toko sutra, Shang Fu Xi manajer balai lelang, Shang Bi Xi kepala departemen pelatihan, serta Shang Ya Zi yang sudah familiar dengan Fang Yuan. 　　Wei Yang memperkenalkan Fang-Bai kepada para penerus klan. Para penerus klan ini melihat Fang-Bai dengan ekspresi aneh sè yang bervariasi intensitasnya. 　　Mereka duduk satu per satu. Semakin banyak orang, semakin ramai obrolan. Halaman kecil ini perlahan menjadi meriah. 　　Menjelang waktu jamuan makan, pintu tiba-tiba terdorong. Seorang penerus klan masuk terburu-buru dengan wajah penuh sè. 　　Orang ini bertubuh tinggi kurus dengan alis tebal dan mata tajam seperti harimau. Dia adalah Shang Bi’an, komandan pasukan penjaga kota Shangjia. 　　Pasukan penjaga kota bertugas menangani perselisihan, mendamaikan konflik, dan menjaga ketertiban - pekerjaan yang paling sibuk. 　　Setelah bertukar basa-basi dengan Fang-Bai, Shang Bi’an belum sempat duduk ketika tiba-tiba api menyambar dari kursi utama, menampakkan sosok Shang Yanfei. 　　Shang Yanfei kali ini mengenakan jubah putih dengan pinggiran emas di ujung lengan. Rambut darah merah menyala terurai bebas hingga pinggang, dipadukan dengan wajah tampan nan sempurna, menciptakan aura tubuh dan pesona khasnya. 　　"Anak-anak menghadap Ayahanda." Para penerus klan serentak berdiri lalu bersimpuh setengah, bersuara kompak. 　　"Kepala Suku." Wei Yang berdiri menghormat. 　　Secara bersamaan, Fang dan Bai juga berdiri memberi salam. 　　"Duduk semua." Shang Yanfei bersandar santai di kursi besar, melambaikan tangan dengan gerakan casual. 　　Seketika, pancaran cahaya pelangi nan mempesona bertebaran bagai tetesan hujan dan kabut awan. 　　Cahaya itu mendarat di meja-meja para tamu, berubah menjadi hidangan lezat nan jing. Aroma masakan segera memenuhi halaman kecil. 　　Fang Yuan langsung mengenali ini adalah Kotak Makanan Brokat Gu. 　　"Gu tingkat lima milik khusus Shang Yanfei, digunakan khusus untuk menyimpan hidangan lezat. Kondisi hidangan saat dimasukkan ke dalam akan tetap sama persis ketika dikeluarkan." 　　Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan berjuang dalam kafilah dagang. Setelah Benteng Gǔyuè hancur, ia tak punya sandaran. Saat itu Gunung Yi Tian tiba-tiba bangkit, para Master Gu jalan gelap membentuk aliansi. Kekuatan mereka begitu besar hingga menyentuh batas toleransi aliran orthodox. 　　Berbagai keluarga besar bersatu mengepung Gunung Yi Tian. 　　Shang Yanfei, salah satu pemimpin pasukan sekutu, menggunakan Gu Kotak Makanan Brokat ini untuk menjamu tiga divisi pasukan. 　　Hanya dengan mengibaskan lengan bajunya, puluhan ribu prajurit langsung mendapat santapan lezat yang sangat membangkitkan semangat pasukan. 　　Sejak itu, Gu Kotak Makanan Brokat menjadi ciri khas Shang Yanfei, menjadi cerita menarik yang dibicarakan orang-orang. 　　Saat itu, Fang Yuan memanfaatkan keunggulan sebagai orang yang terlahir kembali. Ia menjadi kepala kecil di lapisan bawah, bergabung dengan rombongan pedagang keliling yang bertugas mengirim persediaan untuk pasukan sekutu aliran orthodox. 　　Ia menyaksikan langsung kemegahan saat Shang Yanfei menggunakan Gu Kotak Makanan Brokat. 　　Cahaya pelangi memenuhi langit, menguap dan berpendar, memancarkan kilau memukau yang menerangi langit-bumi dengan panorama megah. 　　"Tak kusangka di kehidupan ini, aku 'beberapa tahun lebih awal' sudah melihat Gu Kotak Makanan Brokat ini. Bahkan kini menjadi tamu terhormat Keluarga Shang." Fang Yuan berbisik dalam hati. 　　Kontras tajam antara kehidupan sebelumnya dan sekarang, inilah keunggulan besar dari kelahiran kembali. 　　Keungguman kelahiran kembali ini berasal dari chun, buah dari akumulasi kerja keras seluruh kehidupan sebelumnya. 　　"Shang Yanfei menghidangkan hidangan, lalu berkata kepada semua anaknya: \"Hari ini ada dua tamu penting di sini, kalian semua harus bergantian memberikan penghormatan dengan minum. Qiu Niu, kau yang tertua, mulailah memberi contoh.\"" 　　Perintah langsung dari Yang Mulia Ayah. Meski para penerus Keluarga Shang penuh keraguan dalam hati, tak ada yang berani menyepelekan. 　　Shang Qiu Niu segera berdiri. Mengangkat gelas, suaranya berat: "Qiu Niu menghormati dua tamu terhormat." 　　Begitu selesai bicara, ia menengadahkan lehernya dan menghabiskan arak dalam gelas sekali teguk. 　　Fang Yuan menemani segelas arak, Bai Ningbing tetap hanya minum aliran air. 　　Di antara para penerus ini, Qiu Niu yang paling tua, mendekati 30 tahun, penampilannya justru terlihat sangat dewasa, sekilas seperti orang 40 tahunan. 　　Berbanding terbalik dengan ayahnya Shang Yanfei yang tampak seperti pemuda 20-an. Jika ayah dan anak ini berdiri berdampingan, pemandangan yang cukup menarik. 　　"Sebelum pesta dimulai, kami sudah mengobrol dengan dua tamu terhormat. Pertemuan pertama, obrolan sangat menyenangkan. Jika dua tamu terhormat ada waktu, bisa datang ke arena saya untuk bersenang-senang, bertarung Gu pasti sangat seru." Shang Chao Feng juga berdiri. 　　Bibir Fang Yuan tersenyum, meski ini pertemuan pertama, ia cukup memahami Shang Chao Feng. 　　Orang ini suka berkelahi dan bersaing keras, xing-nya agak yin seperti burung hantu. Di kehidupan sebelumnya hampir menjadi penerus Keluarga Shang, pernah menjadi penghalang terbesar Shang Xin Ci. 　　"Pertarungan Gu Kak Si terlalu berdarah, lebih baik menikmati tarian cantik." Shang Pulao membantah, lalu menghormati Fang Bai dengan arak, sepasang mata peach-nya berkilau, "Anak muda ini ingin mengajak dua tamu terhormat berdiskusi tentang angin dan bulan." 　　"Jika ada waktu, pasti-pasti." Fang Yuan mengucapkan kata-kata diplomatis sambil tersenyum meneguk arak. 　　Pesta keluarga ini, di matanya, juga merupakan jamuan para tokoh terkenal. 　　Sebagian besar penerus Keluarga Shang ini akan memiliki kisah heroik masing-masing di Nanjiang masa depan. 　　Shang Yanfei memiliki banyak anak, mereka yang bisa menonjol dalam persaingan sengit tentu memiliki kemampuan luar biasa. Pantas disebut naga dan phoenix, giok indah dalam batu. 　　Masing-masing memiliki karakter xing yang berbeda, serta gaya bertindak yang khas. Kini mereka berkumpul bagai mutiara, memancarkan cahaya kemuliaan yang terkadang terang terkadang redup, saling berkilauan. 　　Putra sulung Shang Qiuniu, putra kedua Shang Yazi, putra keempat Shang Chaofeng, putra kedelapan Shang Pulao tak perlu dibahas panjang lebar. 　　Putra kesembilan Shang Suanni, mulutnya seperti singa dan hidungnya lebar. Tampaknya menggunakan serangga Gu tertentu, setiap bernapas dari lubang hidungnya mengeluarkan dua aliran asap kekuningan yang melingkari tubuhnya. 　　Putra kesepuluh Shang Bixi, bertubuh pendek gemuk dan tampak biasa saja. Tapi Fang Yuan tahu kekuatan dahsyat tersembunyi di tubuhnya. Dalam hal tenaga, melebihi dirinya sendiri berkali-kali lipat. 　　Putra kedua belas Shang Bi'an, kelak menikah dengan Keluarga Tie, menjadi Detektif Legendaris kedua Nanjiang yang diakui setelah Tie Xue Leng. 　　"Putra ke-13 Shang Fu Xi, dikenal cerdik. Saat pasukan aliran ortodox mengepung Gunung Yi Tian, ia berulang kali memberi strategi, membuat Gu Master jalan gelap babak belur." 　　"Ada pula putra ke-21 Shang Pi Xiu, termuda namun berkembang terlambat. Bertahun kemudian saat Keluarga Shang runtuh, ia beralih ke jalan gelap menjadi si jahat termashyur di Nanjiang." 　　"Ayah, maafkan aku datang terlambat." Saat prosesi penghormatan, pintu halaman terdorong, masuk seorang gadis. 　　Dia adalah Shang Chi Wen, urutan ke-16, mengurus lapangan latihan. Matanya bersinar, wajahnya bak bunga persik, xing-nya ceria, sungguh jelita. 　　Melihat semua putra telah memberi hormat, akhirnya Shang Yan Fei juga mengangkat gelasnya: "Terima kasih kepada kalian berdua yang melindungi Xin Ci di perjalanan, hingga aku mendapat seorang anak baru." 　　Perkataan ini mengguncang seisi ruangan. (Bersambung.) BAB71: Balas Budi Shang Yan Fei 　　; 　　"Anak?" 　　Seluruh penerus klan menunjukkan ekspresi wajah-sè terkejut, saling memandang. 　　Shang Ya Zi tersadar, menepuk dahinya. Rupanya begini! Karena inilah Yang Mulia Ayah memperlakukan mereka istimewa! 　　Selubung misteri terbuka. Tatapan Shang Ya Zi ke Fang Yuan menyimpan kebencian mendalam. 　　Ia tak lagi takut. 　　Sekarang aku sudah tahu kartu asmu. Tunggu saja setelah ujian ini berlalu, akan kuhabisi perlahan kedua bajingan ini! 　　Sejenak, halaman kecil itu sunyi senyap. 　　Shang Yanfei tersenyum, tatapannya menyapu sekeliling, memberi waktu bagi orang-orang untuk mencerna informasi. 　　Fang Yuan dengan "patuh" menunjukkan ekspresi terkejut, campur kaget dan curiga, sambil bergumam: "Mungkinkah...?" 　　"Benar." Shang Yanfei menatapnya sambil mengangguk, "Nona Zhang yang kalian lindungi selama perjalanan dagang itu. Dialah putriku. Sejak kakinya menginjak Kota Shangjia, aku telah merasakan darah dagingku. Kini kami telah resmi bersatu." 　　"Zhang Xin Ci!" Bai Ningbing spontan berseru. 　　Shang Yanfei tertawa lebar: "Hehehe, kini dia tidak lagi memakai marga Zhang, tapi Shang. Kalian berdua telah menyelamatkan nyawa putriku, menjadi penyelamat keluarga Shang. Karena itu pantas menerima arak penghormatan dari keluarga kami.." 　　Di tengah percakapan, pintu halaman terbuka perlahan. 　　Wanita Gu Master Tian Lan yang berpenampilan dayang mendorong pintu, lalu kembali ke sisi Shang Xin Ci. 　　"Nona..." Xiao Die gemetar melihat banyaknya orang di halaman. 　　"Mari kita masuk." Shang Xin Ci menghela napas berat, di bawah sorotan tatapan semua orang, melangkah ke dalam halaman. 　　Tiba-tiba langkahnya terhenti, wajahnya dipenuhi ekspresi senang bercampur terkejut. 　　Dia melihat Fang dan Bai. 　　"Benar-benar dia!" Begitu melihat Shang Xin Ci, pupil mata Bai Ningbing menyempit tajam seperti jarum. Ia benar-benar terpukau! 　　Tak seorang pun di tempat itu memahami gelombang keterkejutan yang mengguncang hatinya saat ini. 　　"Kekagetan dalam hati Bai Ningbing ini bukan berasal dari Shang Xin Ci, melainkan tertuju pada Fang Yuan." 　　Dia cerdas bagai salju-es. Saat Shang Xin Ci muncul, dia tersadar. Akhirnya mengerti tujuan sebenarnya yang selama ini disembunyikan Fang Yuan! 　　Zhang Xin Ci adalah Shang Xin Ci, karena itu ia melindunginya sepanjang perjalanan. Bagaimana mungkin ia tahu statusnya?! Apakah semua ini bagian dari rencana yin-nya?! 　　Seketika itu pula, pikiran Bai Ningbing bergolak. Dalam hatinya menggelora dahsyat. 　　"Kak Hei Tu, Kakak Bai Yun, bagaimana kalian bisa ada di sini?" Mata Shang Xin Ci tak berkedip menatap Fang Yuan, berbinar-binar. 　　"Cier. Ayah pernah berjanji akan memberimu kejutan. Tidak salah kan?" Shang Yanfei tersenyum lembut. 　　Shang Xin Ci membungkuk hormat: "Terima kasih Yang Mulia Ayah, hari ini adalah hari paling membahagiakan bagi Cier sejak datang ke Kota Shangjia." 　　Setelah hari-hari penuh kebingungan, akhirnya ia menerima kenyataan bahwa Shang Yanfei adalah ayah kandungnya. 　　Seberat apapun kesalahan ayah terhadap ibu, tetaplah ia bagian dari ikatan keluarga! 　　Meski masih tersisa dendam dan benci dalam hati Shang Xin Ci terhadap Shang Yanfei, namun ikatan darah yang sedalam itu mustahil diputus bagi dirinya yang baik hati. 　　Mendengar panggilan "ayah" pertama kali dari Shang Xin Ci, sudut bibir Shang Yanfei seketika merekah. Senyum lebar mengembang di wajahnya. 　　"Shang Xin Ci kembali menoleh, wajah panik yang tercoreng sè. Dia menjelaskan pada Fang Yuan: "Kak Hei Tu, aku tidak sengaja menipu kalian. Sebelum ibu meninggal, dia berpesan agar aku pergi ke Kota Shangjia. Niat baiknya baru benar-benar kumengerti setelah bertemu ayah." 　　Ucapan itu bagai petir menyambar hati Bai Ningbing. 　　Mata birunya menyipit, hatinya dipenuhi kejutan dan kebingungan: "Bahkan Shang Xin Ci pun tidak tahu statusnya sendiri? Mengapa Fang Yuan bisa tahu segalanya?" 　　Sejak awal, Fang Yuan di matanya selalu diselubungi kabut misteri yang tak terjamah. 　　Kini kabut dalam hati Bai Ningbing semakin pekat, membuat Fang Yuan terlihat semakin misterius! 　　"Begitu rupanya, pantas kaum Shang memperlakukanku dengan hormat. Begitu rupanya..." Fang Yuan menengadah menghela napas panjang, lalu menggeleng pelan penuh prihatin, "Tak kusangka, benar-benar tak kusangka kau ternyata putri kepala suku keluarga Shang!" 　　"Kak Hei Tu, kau bisa memaafkanku?" Shang Xin Ci meremas tangan gugup. 　　Shang Yanfei mengerutkan alis, dari sikap putrinya, tampaknya pemuda ini punya tempat istimewa di hatinya. 　　Fang Yuan tertawa lebar: "Tak apa, mana mungkin aku marah. Yang tak tahu tak bersalah, sebenarnya aku juga menipumu." 　　"Apa?" Shang Xin Ci tertegun. 　　Fang Yuan mengusap hidungnya: "Nama Hei Tu dan Bai Yun hanyalah samaran." 　　Shang Xin Ci tersenyum lembut: "Ini sudah kuduga dari dulu." 　　"Fang Yuan sengaja ragu sejenak, akhirnya mengatupkan gigi dan menyatukan tinju: 'Sungguh memalukan, nama asliku adalah Gu Yue Fang Zheng, ini rekan saya Bai Ningbing.'" 　　"'Gu Yue Fang Zheng, Fang Zheng...'" Shang Xin Ci mengunyah nama itu dalam mulutnya lama, mengukirnya dalam hati. 　　Senyum di wajah Shang Yanfei semakin lebar, dia sangat mengapresiasi keterusterangan Fang Yuan. 　　Faktanya, dia telah melakukan investigasi mendetail. 　　Meski Benteng Gu Yue telah runtuh, kekuatan Keluarga Shang yang besar tetap memperoleh banyak informasi dari Keluarga Jia. 　　Memang ada Gu Yue Fang Zheng di Benteng Gu Yue, remaja berbakat Kelas A yang dipersiapkan sebagai calon kepala suku klan Gu Yue. 　　Demikian pula Bai Ningbing, yang telah ditetapkan sebagai penerus Keluarga Bai. 　　Keduanya menyandang reputasi sebagai jenius. 　　Mengenai alasan mereka menyamar dan menyusup ke kafilah, ini lebih mudah ditelusuri. 　　Karena warisan di Gunung Tulang Putih, dua penerus terakhir Klan Bai tewas di tangan Fang-Bai. Sebagian besar warisan juga direbut mereka. 　　Poster buronan yang diterbitkan Klan Bai menjadi bukti nyata. 　　"'Begitu rupanya, sejujurnya aku terus bertanya-tanya tadi.'" Shang Pulao tertawa Ha ha. 　　"'Anakmu mengucapkan selamat pada Ayahanda.'" Shang Bixi berkata. 　　"'Ada masalah, bicaralah dengan kakakku.'" Shang Qiuniu menatap Shang Xin Ci. 　　"'Luar biasa! Aku dapat saudari baru, jamuan keluarga kali ini sangat berharga.'" Shang Chiwen berseri-seri. 　　…… 　　Para penerus klan tersadar dari keterkejutan mereka, lalu ramai-ramai menyampaikan ucapan selamat. 　　"Ini kebahagiaan bagi kita semua. Karena kalian kini memiliki seorang saudari tambahan." Shang Yan Fei menyapu pandangannya ke semua anaknya, sangat memahami kondisi psikologis mereka. 　　"Kemunculan Shang Xin Ci jelas merupakan sebuah ancaman." 　　"Mulai sekarang, pesaing posisi penerus klan bertambah satu orang lagi." 　　"Bukankah Shang Tuo Hai dulunya juga anak haram Ayahanda? Sekarang dia sudah menjadi calon kepala suku keluarga Shang!" 　　"Sebenarnya tak perlu khawatir. Keluarga Zhang bergantung pada Keluarga Wu, memiliki permusuhan turun-temurun dengan keluarga Shang. Shang Xin Ci sama sekali tak punya dasar, sangat mudah dihadapi." 　　Senyum mengembang di wajah para penerus klan. Tapi dalam hati mereka masing-masing punya perhitungan berbeda. 　　Di keluarga kerajaan tak ada ikatan keluarga. 　　Tahta kekaisaran berkaitan dengan keuntungan tertinggi, bahkan ikatan keluarga pun kalah di bawahnya. 　　Keluarga Shang adalah penguasa Nanjiang. Siapa pun yang kelak menduduki posisi kepala suku, akan menjadi salah satu penguasa Nanjiang. Berkuasa, mencapai puncak duniawi, tentu keuntungannya sangat besar. 　　Mana ada kepala suku keluarga Shang dari generasi mana pun yang naik tahta tanpa melalui perjuangan sengit? 　　Shang Yan Fei adalah orang yang pernah melewatinya. Dia lebih paham seluk-beluknya. 　　Karena itu, dalam hatinya dia semakin menyayangi Shang Xin Ci. 　　Dengan mengumumkan status Shang Xin Ci sekarang, meski bertujuan melindunginya, tapi sekaligus menjerumuskannya ke dalam pusaran perebutan kekuasaan. 　　"Kemarilah, Ci'er, duduk di sampingku." Shang Yan Fei menepuk-nepuk kursi di bawahnya. 　　"Baik." Shang Xin Ci menjawab, lalu menatap Fang Yuan dalam-dalam. Fang Yuan tersenyum dan mengangguk padanya. 　　Shang Xin Ci berjalan mendekat dan duduk di sebelah Shang Yan Fei. 　　Xiao Lan dan Xiao Die, dua dayang, berdiri di belakang mereka di kedua sisi. 　　Orang-orang melihatnya dengan ekspresi berbeda-beda. 　　Sejak kecil, mereka belum pernah melihat ayah begitu menyayangi seorang anak. 　　Bahkan Shang Tuo Hai, anak haram sebelumnya, tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini! 　　"Baik, duduklah semua." Shang Yan Fei melambaikan tangan lalu memandang Fang-Bai. 　　Ia berkata: "Gu Yue Fang Zheng, Bai Ningbing. Kalian menyelamatkan putriku dan mengantarnya kemari. Keluarga kami sangat berterima kasih. Beri tahu apa yang kalian inginkan. Sebagai kepala suku keluarga Shang, aku akan berusaha memenuhinya." 　　Para penerus klan memandang duo Fang-Bai dengan tatapan penuh iri. 　　Ini adalah janji dari kepala klan Shang, salah satu penguasa Nanjiang. Nilainya setara dengan pegunungan hijau! 　　Tapi Fang Yuan menggeleng: "Yang Mulia, alasan kami melindungi Nona Shang Xin Ci adalah karena sebelumnya kami telah menerima kebaikan darinya. Hutang budi sudah lunas." 　　Mendengar ini, semua orang menunjukkan ekspresi terkejut sè. 　　Shang Fu Xi segera menyadari sesuatu. Matanya menyipit, diam-diam mengagumi jawaban yang brilian ini. 　　Fang-Bai menyelamatkan putri kandung Shang Yan Fei. Sudah pasti akan mendapat hadiah besar. Jika jasanya tidak dihargai, bagaimana penilaian orang luar terhadap keluarga Shang? Jika penerus klan dalam bahaya nanti, siapa yang mau menolong? 　　"Shang Xin Ci melihat Fang Yuan ternyata tak mau menerima hadiah, diam-diam cemas. Ia berbicara kepada Shang Yan Fei: 'Yang Mulia Ayah, sebenarnya selama perjalanan dagang ini, Kakak Hei Tu kehilangan banyak harta.'" 　　"Shang Yan Fei adalah sosok yang begitu jingming. Belum selesai Shang Xin Ci bicara, dia sudah paham maksud anak kandungnya. Ini sedang meminta uang hadiah untuk Fang-Bai." 　　"Dia mengangguk: 'Kalian berdua sebagai Gu Master, kami akan berikan satu juta Batu Yuan sebagai tanda terima kasih.'" 　　"Mendengar ini, banyak penerus klan hampir meneteskan air liur." 　　"Meski menguasai banyak usaha Keluarga Shang di kota, tapi di bawah pengawasan ketat dan evaluasi tahunan, sulit menggelapkan harta." 　　"Shang Ya Zi sebenarnya berbakat, tapi terlalu rakus sehingga kinerjanya nyaris ambruk." 　　"Fang Yuan kembali geleng kepala: 'Jujur saja, dulu saya berani merampas warisan dari mulut harimau. Sekarang setelah menjual formula rahasia, sementara tak kekurangan Batu Yuan.'" 　　"'Oh, begitu rupanya.' Shang Yan Fei memandang penuh makna ke arah Shang Ya Zi." 　　"Shang Ya Zi langsung ketakutan sampai jantungnya berhenti berdetak, mulut kering, keringat dingin mengucur deras di dahinya." 　　"Masalah Shang Ya Zi mana mungkin tak diketahui Shang Yan Fei? Meski dipalsukan catatannya, dia bisa menebak jejak-jejak hubungan." 　　"Tapi Shang Ya Zi tetap anak kandungnya. Meski melanggar aturan Shang, selama tak terbongkar, itu dianggap kemampuannya." 　　Pada levelnya saat ini, ia sudah lama memahami: Mematuhi aturan bukanlah kehebatan sejati. Kehebatan sebenarnya adalah melanggar aturan untuk menikmati keuntungan tanpa mendapat hukuman. Kehebatan tertinggi adalah meruntuhkan tatanan lama, membangun aturan baru, dan terus menikmati keuntungan. 　　Shang Yan Fei mengambil kesempatan untuk memberi pelajaran pada Shang Ya Zi, kemudian mengajukan skema imbalan lain. 　　Shang Xin Ci baru mendengar separuh, kedua matanya sudah memancarkan kilauan terang. 　　Ini memang yang paling dibutuhkan oleh Fang-Bai! (Bersambung.) BABke-72: Token Violet (Bab Gabungan Besar) 　　; 　　Shang Yan Fei melihat Fang Yuan menolak Batu Yuan, lalu mengusulkan: "Kalian berdua sedang diburu oleh Klan Bai, ini jelas kesalahpahaman. Biar aku yang menjelaskan dan mencabut poster buronannya, bagaimana?" 　　Status buronan Fang-Bai juga diketahui oleh Shang Xin Ci. 　　"Mengapa aku tidak terpikir untuk mencabut poster buronan Kak Hei Tu? Ini jelas yang paling ia butuhkan," ujar Shang Xin Ci dalam hati yang sangat setuju dengan usulan ini. 　　Keluarga Shang adalah penguasa Nanjiang, sedangkan Klan Bai hanyalah perkampungan keluarga biasa dengan Bunga Yuan yang semakin mengering. "Penjelasan" Shang Yan Fei pasti akan didengarkan Klan Bai. 　　Namun Fang Yuan menggelengkan kepala. 　　Skema ini tampak menggiurkan, tapi dalam hatinya ia merancang siasat lain. 　　Jika Keluarga Shang yang turun tangan, itu sama saja mencap mereka dengan label Shang. Ini akan menjadi hambatan besar bagi rencananya mendekati pengikut jalan gelap dan mendekati Gunung Yi Tian. Menguntungkan jangka pendek, merugikan jangka panjang. 　　Poster buronan ini terlihat merepotkan, tapi sebenarnya tidak terlalu membahayakan Fang Yuan. 　　Mana ada si jahat yang tidak punya belasan bahkan puluhan poster buronan? Di kehidupan sebelumnya Fang Yuan, poster buronannya mencapai ratusan! 　　Tapi sebanyak apa pun poster buronan, apa gunanya? 　　Ironisnya, saat dia mendirikan Sekte Darah Sayap Iblis di kehidupan sebelumnya dan berkuasa di suatu wilayah, banyak keluarga yang aktif mencabut poster buronannya. 　　Inilah sifat dasar dunia ini, pada akhirnya segalanya ditentukan oleh kekuatan! 　　Dalam rencana Fang Yuan, dia memang berencana tinggal di Kota Shangjia selama dua tiga tahun. Selama periode ini, Klan Bai tidak mungkin menangkap mereka di sini. 　　Dua tiga tahun kemudian, setelah Fang Yuan mengumpulkan serangga gu lengkap satu set, kekuatannya akan melonjak drastis sehingga semakin tidak takut dengan buronan Klan Bai. 　　Sebenarnya situasi Klan Bai sendiri sudah genting. Mereka sibuk mengurus diri sendiri, mana sempat mengurus Fang-Bai! 　　Jadi skema balas budi Shang Yanfei ini mungkin paling dibutuhkan oleh Shang Xin Ci. Tapi dalam hati Fang Yuan, ini justru paling tidak bernilai. 　　Langsung dia gelengkan kepala menolak: "Konflik kami dengan Klan Bai berasal dari satu warisan. Sejujurnya, kami merampas warisan itu, membunuh dua penerus klan Bai. Sama sekali tidak pernah menyesal. Luka di tubuhku ini juga hasil ulah Klan Bai. Lambat laun, pasti akan kuhitung dengan mereka. Aku ini tipe orang yang berbuat baik kubalas dengan kebaikan, berbuat jahat kubalas dengan kejahatan. Setitik kebaikan kubalas deras bagai mata air, percik permusuhan kubalas dahsyat laksana kobaran api!" 　　Saat mengucapkan ini, Fang Yuan sama sekali tidak menyembunyikan niat membunuh yang mengerikan di wajahnya. 　　Seketika, semua penerus klan di halaman melirik penuh makna, hati dipenuhi keheranan. 　　“Ini benar-benar sifat jalan gelap...” seseorang menunjukkan penolakan. 　　“Satu orang ingin membalas dendam pada keluarga besar, sungguh tidak tahu langit tinggi bumi rendah.” seseorang mencibir. 　　“Hehehe, berani berbicara blak-blakan di hadapan Yang Mulia ayah. Apa orang ini bodoh atau punya nyali besar?” seseorang merasa tertarik. 　　Keluarga Shang adalah penguasa aliran ortodox. Tapi Fang Yuan di depan Shang Yan Fei, secara terang-terangan mengaku ingin menangani Klan Bai. 　　Arogannya membuat Shang Xin Ci gemetar dalam hati, tapi tidak terkejut. Inilah warna asli Kakak Hei Tu, bukan? 　　Shang Yan Fei juga sama sekali tidak tersinggung. Menurutnya, Fang Yuan sangat jujur dan terbuka. Evaluasi Wei Yang. Benar adanya. Tipe orang seperti ini mudah dipahami, dibanding Bai Ningbing yang diam membisu, ia jelas lebih menyukai Fang Yuan. 　　“Tak perlu kaum kami turun tangan menghapus poster buronan kami. Justru poster ini kubutuhkan untuk terus memacu diri, mencambuk diri, menjadi semakin kuat. Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia Yan Fei.” Fang Yuan menyatukan tinju. 　　“Kalau begitu, sebut saja hadiah terima kasih apa yang kalian inginkan. Jangan lagi bicara tentang hutang budi yang lunas, aturan berjalanku adalah Keluarga Shang pasti membalas budi. Bahkan jika kalian buang hadiah itu nanti, itu sudah urusan kalian.” Shang Yan Fei mengerutkan alis, pura-pura kesal. 　　Seketika, suasana riang di halaman berubah menjadi agak tegang. 　　Gerakan tangan para penerus klan yang mengangkat cangkir arak pun menjadi hati-hati. 　　"Inilah sikap otoriter Shang Yan Fei, kepala suku keluarga Shang yang juga seorang Master Gu tingkat lima." 　　"Aku akan berterima kasih padamu, kau tak mau pun harus menerimanya! Tak mau pun harus mau!" 　　Fang Yuan mengarahkan tatapannya ke sekeliling, tertawa terbahak-bahak: "Bagaimana jika benar-benar tak mau?" 　　Shang Yan Fei berkata datar dengan tatapan tegas: "Kau tetap tak bisa menolak." 　　Para penerus klan menyaksikan pertikaian mereka. Di satu sisi menyumpah Fang Yuan sebagai bodoh yang kurang akal, menolak rasa terima kasih kepala suku keluarga Shang yang sangat didambakan banyak orang. Di sisi lain tak bisa menyangkal keberaniannya. 　　Shang Xin Ci menggenggam telapak tangan yang berkeringat, cemas memikirkan Fang Yuan. 　　Wei Yang tertawa menghibur: "Aku pun ide. Saudara Fang Zheng terluka dan wajah rusak parah. Mengapa Yang Mulia tak memanggil tabib untuk memulihkan wajahnya?" 　　"Hmm, ide bagus. Wei Yang, panggilkan Dokter Su Shou." Shang Yan Fei mengangguk. 　　Fang Yuan diam seribu bahasa. Wei Yang menghilang dalam semburan cahaya. 　　Tak lama kemudian, Wei Yang kembali melapor: "Dokter Su Shou sudah di dalam ruangan. Silakan saudara Fang Zheng berpindah tempat." 　　Fang Yuan tak pernah peduli dengan penampilannya, tapi kini tak bisa lagi keras kepala. 　　Ia menoleh ke Bai Ningbing yang duduk di samping: "Kau ikut juga. Sekalian periksa tubuhmu." 　　Bai Ningbing hendak menyindir - mana mungkin tak tahu kondisi tubuh sendiri? Tapi setelah berpikir, ia sadar Fang Yuan pasti punya maksud tersembunyi, lalu mengiyakan. 　　Keduanya sementara meninggalkan halaman menuju ruangan dalam. 　　Rumah ini juga sangat familiar bagi mereka. Dulu, mereka menunggu Shang Yanfei di sini selama tiga shichen, namun tak kunjung datang. 　　Dokter Tangan Halus adalah wanita berpostur anggun, mengenakan cadar putih dan gaun panjang putih, sedang duduk menikmati teh. 　　Hubungannya dengan Shang Yanfei rumit, penuh dendam dan cinta. Posisinya spesial di Kota Shangjia sebagai penyembuh level 5. 　　"Hari ini langka aku sedang mood baik." Ia meletakkan cawan pelan-pelan, menatap Fang Yuan. "Kau yang ingin penyembuhan luka? Mandi dulu." 　　Jari-jari mungilnya menunjuk Bai Ningbing: "Terutama kau, nona kecil. Apa itu coretan di wajahmu? Kotor dan jelek. Bersihkan semua sebelum kembali." 　　Bai Ningbing terbiasa menyamarkan wajah selama perjalanan. Di Kota Shangjia pun ia mengolesi vermilion besar sebagai tanda lahir, serta minyak hitam khusus dengan rambut menutupi alis. 　　Mendengar ini, Ningbing terkejut. 　　Ekspresi Fang Yuan juga menunjukkan keheranan. 　　Wei Yang buru-buru menjelaskan: "Ini aturan Dokter Tangan Halus. Pasien harus mandi dulu, bersihkan tubuh, pakai wewangian, dan jubah putih. Tapi tenang, air panas sudah siap di ruang dalam." 　　Keduanya memasuki ruang dalam. Dua tong kayu besar telah disiapkan di sana. 　　Di samping setiap tong kayu, berdiri dua pelayan manusia biasa yang siap melayani mandi mereka berdua. 　　Bai Ningbing segera mengerutkan alisnya, berkata dengan kesal: "Kalian semua keluar, aku bisa mandi sendiri." 　　"Ini…" Wei Yang ragu-ragu. Keempat pelayan ini adalah bawahan Su Shou Yishi. Tabib Su terkenal sangat memperhatikan kebersihan. Jika mengusir pelayan, dia khawatir kalian asal-asalan mandi tidak bersih, sehingga biasanya dia menolak mengobati. 　　"Dua pelayanku tidak perlu pergi, Kakak Wei silakan keluar saja. Dia tidak bisa menikmatinya, biarkan saja." Fang Yuan tertawa. 　　Wei Yang menyampaikan kekhawatiran ini, tapi Bai Ningbing bersikeras. Wei Yang tidak memaksa, mundur ke ruang dalam. Pintu kamar ditutup, toh tokoh utama perawatannya adalah Fang Yuan. 　　Fang Yuan dalam hitungan detik melepas pakaian dan masuk ke dalam tong. 　　Air dalam tong sudah bersuhu pas. Dua pelayan, satu menaburkan wewangian, satu lagi menggosok tubuh Fang Yuan dengan mahir. Jelas sudah berpengalaman. 　　Bai Ningbing berdiri di depan tong tapi tak bergerak, ragu-ragu. 　　Fang Yuan berbaring nyaman di dalam tong, kedua lengan bertumpu di tepian, berkata sambil tertawa kecil: "Bai Ningbing, status kita berdua sudah terbongkar. Di Kota Shangjia tak perlu lagi sembunyi-sembunyi. Apa kau tak berani menampakkan wajah aslimu?" 　　Bai Ningbing langsung mengeluarkan suara hmm dingin. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Aku mengajakmu ikut demi kebaikanmu. Aku sudah lama mendengar reputasi Dokter Tangan Halus ini. Di Nanjiang, dia bersama Tabib Sembilan Jari, Dokter Suci, dan Dokter Pembunuh dijuluki Empat Dokter Legendaris. Kau bisa bertanya padanya tentang Gu Transformasi Yin-Yang nanti." 　　Gu Transformasi Yin-Yang! 　　Kedua mata Bai Ningbing menyipit tajam, kilatan cahaya berkedip tak menentu di dalamnya. 　　Ini adalah luka terdalam Bai Ningbing, sekaligus senjata utama Fang Yuan untuk mengendalikannya. Tapi mengapa Fang Yuan membongkar rahasia ini secara terbuka? Apa konspirasi jahat yang dia rencanakan? Apa tujuan sebenarnya? 　　Berbagai pertanyaan membanjiri pikiran Bai Ningbing. 　　Guncangan emosi dari pertemuan dengan Shang Xin Ci masih tersisa, membuat Bai Ningbing seperti waspada berlebihan terhadap setiap desau angin. 　　Fang Yuan benar-benar makhluk yang tak terduga! 　　Bahkan Shang Xin Ci tidak tahu status aslinya, tapi dia tahu. Pasti dia sengaja mendekati kami sepanjang perjalanan. 　　Bagaimana dia bisa melakukan ini? 　　Bai Ningbing tidak menyangka tentang Gu Cungcu Chan tingkat 6 yang terlalu tinggi baginya. Tapi dia punya jawaban lain: Gu dengan kemampuan meramal. 　　"Pasti Fang Yuan punya Gu peramal yang bisa melihat masa depan. Dulu kukira dia familiar dengan Gunung Tulang Putih karena mempelajari catatan leluhur, tapi ternyata ini juga efek Gu itu. Hanya saja, jenis dan tingkat apa Gu ramalannya?" 　　Tidak diragukan lagi, tekanan yang dialami Bai Ningbing saat ini sangatlah besar. 　　Meski dia paham, bahwa semua Gu ramalan memiliki kelemahan serius masing-masing. Bahkan terkadang hasil ramalannya kacau dan salah. 　　Namun ketika dia ingin melawan Fang Yuan sekarang, dia tak bisa menahan pertanyaan——Apakah metode ini akan diramal Fang Yuan? Akankah dia memanfaatkan taktikku untuk mengalahkanku? 　　Musuh yang bisa meramal masa depan benar-benar menakutkan. 　　Di ruang dalam, hawa panas mulai menyebar perlahan. 　　Bai Ningbing berdiri di tempat, namun merasakan dingin menjalar di tangan dan kakinya. 　　Samar-samar, dia melihat sosok Fang Yuan berbaring di bak kayu, dikelilingi pelayan yang memandikannya. 　　Dia merasakan tatapan Fang Yuan——sepasang mata hitam pekat bagai tinta, tenang namun dalam seperti kolam gelap——menatapnya tanpa henti. 　　Seakan terdengar bisikan Fang Yuan dalam hatinya: Apa yang akan kau lakukan, Bai Ningbing? Benar, inilah kartu asku——Gu peramal. Masih berani melawanku? Ayo! Masa depan sudah kulihat... 　　Padahal kenyataannya, Fang Yuan sudah lama memejamkan mata untuk beristirahat. 　　Mandi atau tidaknya Bai Ningbing hanyalah ujian satu batu dua burung: menguji Bai Ningbing sekaligus Shang Yanfei. 　　Kedua pelayan itu sangat terampil, langsung menambahkan air hangat begitu suhu mulai turun. 　　"Ruang dalam ini tidak besar. Dengan dua tong kayu di dalamnya, ruangan terasa sempit. Ini memperlihatkan kesulitan Shang Yanfei setelah melepaskan posisi penerus klan dan menjadi orang biasa." 　　"Tapi hal ini juga normal." 　　"Pahlawan sering menghadapi jalan buntu. Makna perkataan ini bukan berarti takdir pahlawan selalu penuh kesengsaraan. Melainkan, jalan buntu dan kesulitanlah yang membentuk seorang pahlawan." 　　"Shang Yanfei bisa disebut sebagai pahlawan, tapi lebih tepatnya penipu ulung dan penguasa licik." 　　"Setelah mandi selama setengah shichen, barulah pelayan itu menghentikan gerakannya." 　　"Fang Yuan mengenakan jubah putih yang telah disiapkan. Saat melangkah keluar pintu kamar, Bai Ningbing masih berdiri di tempatnya, kilatan pikiran terus bergerak di mata birunya." 　　"Kalian semua keluar. Aku mau mandi sendiri." Setelah Fang Yuan pergi, Bai Ningbing mengusir kedua pelayan dari ruang dalam secara paksa. 　　"Fang Yuan tersenyum tipis. Semakin banyak Bai Ningbing merenung, semakin besar tekanan yang dirasakannya. Semakin dalam perenungannya, semakin terkikis semangat bertarung dalam hatinya." 　　"Terkadang, kelebihan tidak selalu menjadi keuntungan." 　　"Andai Bai Ningbing adalah orang kasar yang blak-blakan, mungkin tidak masalah. Tapi dia justru cerdas dan tajam. Semakin pintar dirinya, semakin banyak pertimbangannya. Semakin banyak dipikirkan, semakin terasa Fang Yuan sebagai sosok yang misterius dan sulit dikalahkan." 　　"Bai Ningbing mungkin menganggap ritual mandi sebagai hal biasa. Tapi dari hal sepele ini, Fang Yuan justru melihat sikapnya yang mulai menunduk padanya." 　　"Orang cerdas selalu penuh curiga. Dalam kadar tertentu, Bai Ningbing sendirilah yang membantu Fang Yuan menguasai dirinya." 　　"Kembali ke ruang utama, Fang Yuan bertemu dengan Dokter Tangan Bersih." 　　Tabib Tangan Putih tidak banyak bicara, mengulurkan telapak tangan. Menempelkan di bahu Fang Yuan. 　　Cahaya air putih bersih segera menyala bergelombang, menyelimuti seluruh tubuh Fang Yuan. 　　Rasa segar dan sejuk langsung menyapu sekujur tubuh Fang Yuan. 　　Kulit yang sebelumnya terbakar mulai pulih dan tumbuh dengan kecepatan kasat mata. Di sisi kanan kepala Fang Yuan, tunas daging mulai tumbuh. 　　Seiring waktu, tunas daging itu berkembang pesat, perlahan membentuk bentuk telinga, tulang rawan juga mulai terbentuk. 　　Fang Yuan mengatupkan gigi menahan rasa mati rasa, gatal tak tertahankan yang seperti gelombang pasang, terus-menerus menguji batas kesabarannya. 　　Tak lama, kulit baru kemerahan tumbuh, bulu tubuh dan alis yang hangus mulai tumbuh kembali. 　　Setelah setengah cangkir teh, lukanya sembuh total. Tidak hanya wajahnya pulih sempurna, telinga kanan juga tumbuh seimbang dengan telinga kiri. 　　Tabib Tangan Putih menarik kembali tangannya, berkomentar datar: "Sekarang lebih enak dipandang. Pergilah, sekalian bawa temanmu itu. Hmph, dia mengusir pelayanku, mana aku tahu apakah dia sudah mandi atau belum? Hah..." 　　Di saat yang sama, pintu kamar terbuka. Bai Ningbing muncul dari ruang dalam. 　　"Dia mengenakan jubah putih, semua penyamaran telah dibersihkan, menampakkan wajah aslinya. Matanya biru gelap seperti langit, kulit es tulang giok, pipinya kemerahan dengan kelembapan setelah mandi. Bahkan Dokter Tangan Bersih yang juga perempuan tak bisa menahan diri terpesona oleh kecantikan Bai Ningbing." 　　"Seketika kesan Dokter Tangan Bersih terhadap Bai Ningbing berubah drastis. Dengan suara lembut dia berkata: 'Adik cantik sekali, sampai-sampai kakak pun hampir terpana.'" 　　"Perubahan sikap yang 180 derajat ini membuat Fang Yuan tak bisa menahan diri mengeluarkan pandangan sinis." 　　"Tapi dia juga tahu ini memang tabiat Dokter Tangan Bersih yang seumur hidup mengejar keindahan. Dalam bahasa Bumi, dia adalah gila penampilan!" 　　"Bai Ningbing menggeleng: 'Aku tidak perlu pengobatan, hanya ingin bertanya tentang Gu Transformasi Yin-Yang.'" 　　"'Adik mau tanya apa, kakak akan jawab sejujurnya.' Dokter Tangan Bersih berkata ramah, lalu melirik dingin ke Fang Yuan. 'Untukmu, ngapain masih di sini? Pergi sana!'" 　　"Perlakuan terhadap Bai Ningbing dan Fang Yuan benar-benar berbeda 180 derajat." 　　"Fang Yuan mengusap hidungnya, diusir keluar dari ruang utama." 　　"Baru saja keluar, dia melihat Wei Yang." 　　"'Adik Fang Zheng?' Wei Yang memandangnya ragu." 　　"Fang Yuan mengangguk, matanya memancarkan rasa terima kasih: 'Terima kasih Kakak Wei sudah berjaga di sini.'" 　　"'Haha, tak kira adik Fang Zheng tampan begini!' Wei Yang mengacungkan jempolnya memuji." 　　"Sebenarnya, penampilan Fang Yuan cukup biasa, paling-paling hanya bisa dianggap menengah ke atas. Tapi matanya yang dalam memancarkan aura keteguhan yang tak tergoyahkan." 　　"Yang paling menentukan, saat dia terluka wajahnya terlalu buruk rupa. Setelah dibandingkan, barulah Fang Yuan terkesan 'tampan'." 　　"Tapi Wei Yang segera menghela napas getir: 'Adik, karena kau memanggilku kakak, maka kakak harus menasehatimu. Mengapa kau menolak Hadiah Terima Kasih dari Keluarga Shang? Aku tahu kau punya prinsipmu, tapi Keluarga Shang juga punya aturannya. Katanya 'masuk desa ikuti adatnya', apalagi Kepala Suku tidak berniat jahat! Ini hal baik.'" 　　"'Tapi jika kau masih bersikeras, hal baik bisa berubah jadi buruk. Orang bijak tahu membaca situasi, kau tak ingin Nona Xin Ci terjepit di tengah-tengah kan?'" 　　"Fang Yuan mengerutkan alis: 'Justru karena mempertimbangkan hal itu, aku menerima perawatan.'" 　　"Wei Yang tersenyum semakin pahit: 'Perawatan ini tak layak dianggap Hadiah Terima Kasih. Jika Keluarga Shang tidak memberi hadiah yang layak, mereka akan dicemooh orang luar. Ini akan merusak reputasi dan citra Keluarga Shang. Lain waktu, jika ada penerus klan mereka yang celaka, siapa yang mau menolong? Makanya, kau harus terima hadiah ini.'" 　　Wei Yang berbicara sambil memperhatikan ekspresi wajah, melihat alis Fang Yuan semakin berkerut, ia kembali menasihati: "Kau ini kau, aku sampai tak tahu harus berkata apa. Hal yang didambakan orang lain. Kau malah menolaknya. Adik Fang Zheng, lengan takkan bisa melawan paha. Jika kau benar-benar tak menginginkannya, terima dulu, biarkan situasi ini berlalu, lalu cari kesempatan mengembalikan ke Shang Xin Ci. Bukankah ini baik juga?" 　　Fang Yuan berpikir sejenak, lalu berpura-pura merenung: "Ya. Cara ini bagus. Pertama tidak melanggar prinsip hidupku, kedua juga tidak menyulitkanmu, Kak Wei. Tapi Kak Wei, menurutmu apa yang harus kuambil?" 　　Wei Yang langsung menjawab: "Tentu saja token!" 　　Dalam hati Fang Yuan tertawa geli, inilah yang diinginkannya. Awalnya ingin memanfaatkan mulut Shang Yan Fei, tapi sepertinya Shang Yan Fei sengaja tidak mengatakannya karena ingin merekrutnya. 　　Sekarang. Lebih baik lewat mulut Wei Yang saja. 　　"Token?" Ekspresi Fang Yuan menunjukkan kebingungan. 　　"Kau baru datang ke Kota Shangjia, meski tahu perlu token, tapi belum paham betapa pentingnya. Percayalah Kak Wei, memiliki token level tinggi sangat krusial. Kadang uang sebanyak apapun tak berguna tanpa token." Wei Yang bersemangat memberi penjelasan. 　　Fang Yuan mengangguk: "Walau tak terlalu mengerti. Tapi karena Kak Wei sudah bilang begitu, baiklah token saja." 　　Wei Yang tiba-tiba merasa tersentuh oleh kepercayaan yang diberikan. 　　Ia menepuk bahu Fang Yuan: "Adikku, kita langsung akrab seperti sudah lama kenal, mana mungkin Kak Wei membiarkanmu dirugikan?" 　　Kembali ke halaman, Fang Yuan segera bersedekap menghadap Shang Yan Fei: "Anak muda ini kurang ajar, baru saja mendengar bimbingan Kakak Wei Yang, ternyata token tingkat tinggi begitu penting. Aku ingin meminta dua token dari Yang Mulia Kepala Suku." 　　Kilatan cahaya muncul di mata Shang Yan Fei. Sengaja tidak menyebut token, ada maksud tersendiri. Tak disangka justru diacak-acak oleh Wei Yang. Wei Yang ini, niat baiknya malah jadi bumerang, tidak memikirkan lapisan lebih dalam. 　　Keduanya telah menyelamatkan putri kandungku, token yang diberikan tak boleh sembarangan. 　　Baiklah! 　　Di Kota Shangjia, sedikit Batu Yuan mereka itu apa artinya? Dalam satu dua tahun pasti habis. Meski punya token, tetap harus perlahan-lahan bergantung pada keluarga Shang. 　　Memikirkan ini, Shang Yan Fei tertawa lebar, mengayunkan tangan besar: "Disetujui. Kalian berdua masing-masing mendapat satu Token Ungu sebagai Hadiah Terima Kasih." 　　Begitu kata-kata ini keluar, banyak penerus klan serentak menarik napas dingin. 　　Wei Yang pun tak kuasa menahan keterkejutannya. 　　Kota Shangjia memiliki sembilan tingkat token hitam-putih-merah-jingga-kuning-hijau-biru-biru tua-ungu. Token Batu Hitam terendah, Token Ungu tertinggi, mewakili tamu kehormatan keluarga Shang dengan hak hampir setara setengah Sesepuh keluarga! 　　Bahkan Fang Yuan tak menyangka, Shang Yan Fei malah memberikan Token Ungu. Perkiraan awalnya hanya sekitar warna hijau-biru tua-biru. Agak meremehkan kelapangan dada Shang Yan Fei. 　　Shang Yan Fei langsung mengorek sekeping token dari kayu ungu, sebesar telapak tangan, bagian depan tertulis "Shangjia", bagian belakang berisi panorama miniatur Gunung Shangliang. 　　Tapi ini bukan Token Ungu yang asli. 　　Shang Yanfei memanggil Gu lainnya: "Ini adalah token Gu khusus Keluarga Shang, kami perlu mengambil sedikit darahmu." 　　Serangga Gu berbentuk nyamuk itu terbang ke lengan Fang Yuan, menggigit sebentar, lalu kembali ke permukaan token. 　　Pletak. 　　Suara pecahan nyaring, token Gu tiba-tiba meledakkan diri, berubah menjadi cahaya darah yang menyatu ke dalam token. 　　Token tampak tak berubah, tapi saat berpindah ke tangan Fang Yuan, cahaya ungu mulai mengalir di permukaannya seperti aliran air dan bayangan. 　　Barulah ini Token Wisteria Ungu yang sesungguhnya. 　　Orang lain yang mengambil token ini takkan bisa memanfaatkannya. Hanya Fang Yuan yang bisa menggunakannya saat memegangnya langsung. 　　Ini juga merupakan cara rahasia Keluarga Shang. 　　Sangat sulit ditiru. Jika menggunakan serangga Gu sebagai bukti, Master Gu lain mungkin bisa merekayasa formula rahasianya. 　　Keunikannya terletak pada fakta bahwa Token Wisteria Ungu bukanlah serangga Gu. Hanya mengandung kekuatan token Gu di dalamnya. 　　Seiring waktu, kekuatan token Gu akan semakin berkurang, dan Token Wisteria Ungu akan kehilangan fungsi. 　　Ini justru keuntungan bagi Keluarga Shang. 　　Konsumsi token akan menjaga jumlahnya dalam kisaran stabil. 　　Jika Token Wisteria Ungu Fang Yuan kadaluwarsa, ia harus kembali ke Kota Shangjia untuk membuat yang baru. Ini juga bentuk kendali Keluarga Shang atas token. 　　Setelah Fang Yuan mendapatkan Token Wisteria Ungu, tatapan para penerus klan kepadanya seketika berubah. 　　Awalnya karena sebagai Gu Master jalan gelap, masih ada sedikit sikap meremehkan dan merendahkan. Sekarang sikap mereka sepenuhnya setara. 　　Token Violet hanya bisa dikeluarkan oleh kepala suku, atau melalui persetujuan sepuluh Sesepuh keluarga. Saat ini token Violet yang beredar di luar tidak lebih dari dua ratus keping. 　　"Di mana rekammu?" Shang Yan Fei mengeluarkan satu token lagi. 　　"Masih di tempat Tabib Su Shou, hamba akan segera memanggilnya." Wei Zheng hendak berdiri ketika Bai Ningbing tiba-tiba muncul di hadapan orang-orang. 　　Ekspresinya kejam dan tegang. Semua ini karena kabar dari Tabib Su Shou: untuk mengembalikan tubuh pria, dibutuhkan Yang Gu yang sesuai. 　　Tentu saja tidak ada yang mutlak. Jika bisa meminta seorang Gu Immortal 6-semburat bertindak, kemungkinan berhasil cukup besar. 　　Melihat kecantikannya, para penerus klan tak bisa menahan decak kagum. 　　(ps: Bab ini sangat sulit ditulis, butuh dukungan...)(Bersambung. Jika Anda menyukai karya ini, silakan (.）berikan tiket rekomendasi dan tiket bulanan. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.) BABke-72: Token Violet 　　; 　　Shang Yan Fei yang melihat Fang Yuan menolak Batu Yuan, mengajukan solusi lain: "Kalian berdua saat ini masuk daftar buruan Klan Bai. Ini jelas sebuah kesalahpahaman. Biar saya yang menjelaskan dan mencabut poster buronan itu, bagaimana?" 　　Fang-Bai memang masuk daftar buruan, hal ini juga diketahui Shang Xin Ci. 　　"Mengapa aku tidak terpikir untuk mencabut poster buronan Kak Hei Tu? Ini jelas yang paling dia butuhkan." Shang Xin Ci sangat menyetujui rencana ini di hati. 　　Keluarga Shang adalah penguasa Nanjiang, sementara Klan Bai hanyalah perkampungan keluarga biasa. Bunga Yuan semakin mengering, tampak kuat di luar tapi rapuh di dalam. "Penjelasan" Shang Yanfei pasti akan didengarkan oleh Klan Bai. 　　Namun Fang Yuan menggelengkan kepala. 　　Meski rencana ini tampak menarik, dalam hatinya ia menyimpan siasat lain. 　　Jika membiarkan Keluarga Shang turun tangan, sama saja mencap dirinya dengan label Shang. Ini akan menjadi hambatan besar bagi rencananya mendekati pengikut jalan gelap dan mendekati Gunung Yi Tian. Menguntungkan jangka pendek, merugikan jangka panjang. 　　Poster buronan ini tampak merepotkan, tapi sebenarnya tidak terlalu membahayakan Fang Yuan. 　　Mana ada si jahat yang tidak memiliki belasan bahkan puluhan poster buronan? Di kehidupan sebelumnya, Fang Yuan pernah memiliki lebih dari seratus poster buronan! 　　Tapi sebanyak apa pun poster buronan, lalu apa? 　　Ironisnya, saat ia mendirikan Sekte Darah Sayap Iblis di kehidupan lalu dan mendominasi wilayah, banyak keluarga yang aktif mencabut poster buronannya. 　　Begitulah hakikat dunia ini, pada akhirnya semua ditentukan oleh kekuatan! 　　Dalam rencana Fang Yuan, ia memang berniat tinggal di Kota Shangjia selama dua tiga tahun. Selama periode ini, Klan Bai tidak mungkin menangkap mereka di sini. 　　Dua tiga tahun kemudian, setelah Fang Yuan mengumpulkan serangga gu lengkap dan kekuatannya melonjak, ia semakin tidak takut dengan poster buronan Klan Bai. 　　Sebenarnya situasi Klan Bai sendiri sudah genting, mereka bahkan kesulitan mengurus diri sendiri, mana sempat mengurus Fang-Bai! 　　Jadi skenario balas budi Shang Yanfei ini mungkin paling dibutuhkan oleh Shang Xin Ci. Tapi dalam hati Fang Yuan, ini justru yang paling tidak berharga. 　　"Maka ia langsung menggelengkan kepala menolak: 'Konflik antara kami berdua dengan Klan Bai berawal dari sebuah warisan. Jujur saja, kami merebut warisan itu, membunuh dua penerus klan Bai, dan sama sekali tak pernah menyesal. Luka di tubuhku ini adalah bukti tangan Klan Bai. Kelak suatu hari, aku pasti akan menagih hutang pada Klan Bai. Aku ini orang yang membalas budi setimpal dendam berlipat! Sedikit kebaikan kubalas sebesar mata air, percikan permusuhan kukobarkan jadi lautan api!'" 　　Saat mengucapkan ini, Fang Yuan sama sekali tak menyembunyikan niat membunuhnya yang mengerikan. 　　Seketika, pandangan sinis para penerus klan di halaman tertuju padanya, hati mereka dipenuhi keheranan. 　　"Ini benar-benar aura jalan gelap xing..." seseorang menjentikkan lidah muak. 　　"Satu orang ingin membalas dendam pada keluarga besar? Sungguh tak tahu diri." seseorang mencibir. 　　"Hehehe, berani berbicara begitu blak-blakan di hadapan Ayahanda. Apa orang ini idiot atau punya nyali baja?" seseorang merasa tertarik. 　　Keluarga Shang adalah penguasa aliran ortodox, tapi Fang Yuan secara terang-terangan menyatakan niatnya melawan Klan Bai di depan Shang Yan Fei. 　　Kesombongannya membuat Shang Xin Ci gemetar dalam hati, tapi tak terkejut. Inilah warna asli Kakak Hei Tu, bukan? 　　Shang Yan Fei pun sama sekali tidak tersinggung. Di matanya, Fang Yuan jujur dan blak-blakan. Evaluasi Wei Zhong memang akurat. Dibandingkan Bai Ningbing yang diam membatu, ia jelas lebih menyukai Fang Yuan yang mudah terbaca. 　　"Tak perlu keluarga besar campur tangan menghapus poster buronan kami. Justru poster inilah yang akan memacu kami untuk terus menjadi kuat. Terima kasih atas niat baik Yang Mulia Yan Fei." Fang Yuan menyatukan telapak tangan memberi hormat. 　　“Jika demikian, hadiah apa yang kalian inginkan sebagai ucapan terima kasih, silakan sebutkan. Jangan lagi bicara tentang hutang budi yang sudah lunas. Keluarga Shang pasti akan membalas budi, itu adalah aturan mainku Shang Yan Fei. Sekalipun nanti kalian membuang hadiah ini, itu sudah bukan urusanku lagi.” Shang Yan Fei mengerutkan alis, berpura-pura menunjukkan ekspresi tidak senang sè. 　　Seketika, suasana santai di halaman berubah menjadi tegang. 　　Gerakan para penerus klan mengangkat cangkir minum arak pun menjadi lebih hati-hati. 　　Inilah sikap otoriter Master Gu tingkat lima, kepala suku keluarga Shang, Shang Yan Fei. 　　Aku ingin berterima kasih, kau tak mau pun harus menerimanya! Tak mau pun harus mau! 　　Fang Yuan menatap sekeliling lalu tertawa terbahak: “Bagaimana jika aku benar-benar menolak?” 　　Shang Yan Fei berkata datar dengan tatapan tegas: “Itu bukan urusanmu.” 　　Para penerus klan yang menyaksikan adu mulut ini, di satu sisi memaki dalam hati Fang Yuan sebagai orang bodoh yang menolak ucapan terima kasih kepala keluarga Shang – sesuatu yang banyak orang di luar sana mati-matian kejar. Di sisi lain, mereka tak bisa menyangkal keberaniannya. 　　Shang Xin Ci menggenggam tangannya sampai berkeringat, khawatir akan nasib Fang Yuan. 　　Wei Yang tertawa mengisi keheningan: “Aku pun ide. Saudara Fang Zheng terluka dan wajahnya rusak. Bagaimana jika Yang Mulia memanggil tabib untuk memulihkan wajahnya?” 　　“Hm, ide bagus. Wei Yang, panggilkan Dokter Tangan Halus.” Shang Yan Fei mengangguk. 　　Fang Yuan tetap diam. Wei Yang menghilang dalam cahaya. 　　Tak lama kemudian, Wei Yang kembali melapor: "Dokter Tangan Putih telah dipersilakan masuk ke dalam rumah, silakan Saudara Fang Zheng berpindah tempat." 　　Fang Yuan tidak pernah terlalu memperhatikan penampilannya sendiri, namun kali ini ia tak bisa lagi bersikap keras kepala. 　　Ia menoleh ke Bai Ningbing yang sedang duduk di samping: "Kau juga ikutlah, sekalian periksa 〖tubuh〗mu juga." 　　Bai Ningbing hampir mencibir - luka apa yang ia miliki sampai tak bisa dirasakan sendiri? Namun setelah berpikir sejenak, ia tersadar bahwa Fang Yuan tentu punya maksud tersembunyi, lalu menyetujui. 　　Keduanya sementara meninggalkan halaman kecil menuju rumah. 　　Rumah ini sangat familiar bagi mereka. Dulu, mereka pernah menunggu Shang Yanfei di sini selama tiga shichen, namun tak kunjung datang. 　　Dokter Tangan Putih adalah wanita berpostur anggun dengan cadar putih menutupi wajah, mengenakan gaun panjang putih, sedang duduk menikmati teh. 　　Hubungannya dengan Shang Yanfei rumit, penuh dendam dan kasih. Posisinya di Kota Shangjia sangat khusus sebagai Gu Master level 5 penyembuh. 　　"Hari ini moodku sedang baik," katanya sambil meletakkan cawan perlahan, menatap Fang Yuan. "Kau yang ingin berobat? Mandi dulu." 　　Jarinya yang halus menunjuk Bai Ningbing: "Terutama kau, nona kecil. Apa yang kau oleskan di wajah? Kotor dan jelek. Bersihkan semuanya sebelum kembali." 　　Bai Ningbing sudah terbiasa menyamarkan wajah selama perjalanan, bahkan di Kota Shangjia. Pipinya ditutupi tinta merah menyerupai tahi lalat, diolesi minyak hitam khusus dengan rambut menutupi alis, membuat penampilannya sengaja dibuat buruk. 　　Mendengar ini, Bai Ningbing tak bisa menahan keheranannya. 　　Fang Yuan juga menunjukkan ekspresi wajah-nya sè yang heran. 　　Wei Yang buru-buru menjelaskan: "Ini adalah aturan Yang Mulia Dokter Tangan Bersih. Semua pasien harus mandi terlebih dahulu, membersihkan tubuh, menggunakan wewangian jing, mengenakan jubah putih. Jika tidak, Yang Mulia tidak akan mengobati. Tapi tenang saja, saya sudah siapkan semuanya. Air panas sudah tersedia di ruang dalam. Silakan masuk." 　　Keduanya memasuki ruang dalam. Benar saja, di sana sudah disiapkan dua tong kayu besar. 　　Di samping setiap tong, berdiri dua pelayan perempuan biasa, jelas untuk melayani mandi mereka. 　　Bai Ningbing segera mengerutkan alis, berkata kesal: "Kalian semua keluar! Aku bisa mandi sendiri." 　　"Ini..." Wei Yang ragu-ragu. Keempat pelayan ini adalah bawahan Dokter Tangan Bersih. Sang dokter sangat menjunjung kebersihan. Jika pelayan diusir, dia khawatir kalian tidak membersihkan diri dengan benar, biasanya dia tidak mau mengobati. 　　"Dua pelayan untukku biarkan tetap di sini. Kak Wei, silakan keluar dulu. Kalau dia tidak mau menikmati, biarkan saja." Fang Yuan tertawa. 　　Wei Yang menyampaikan kekhawatirannya, tapi Bai Ningbing bersikeras. Wei Yang pun tidak memaksa, keluar dari ruang dalam dan menutup pintu. Lagipula yang utama diobati adalah Fang Yuan. 　　Fang Yuan dengan gesit melepas pakaian, masuk ke dalam tong kayu. 　　Suhu air di tong pas. Seorang pelayan menaburkan wewangian jing, sementara yang lain menggosok tubuh Fang Yuan. Gerakan mereka terampil, jelas sudah berpengalaman. 　　Bai Ningbing berdiri di depan tong kayu, tapi tidak bergerak, tampak ragu-ragu. 　　Fang Yuan berbaring nyaman di dalam tong kayu, kedua lengannya bersandar di tepi tong, berkata dengan suara ringan: "Bai Ningbing, status kita berdua sudah terbongkar. Di Kota Shangjia pun tak perlu sembunyi-sembunyi. Apa kau tak berani menunjukkan wajah aslimu?" 　　Bai Ningbing segera mengeluarkan suara "Hmph" yang dingin. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Aku mengajakmu ikut demi kebaikanmu sendiri. Aku sudah lama mendengar nama Dokter Tangan Putih ini. Di Nanjiang, dia bersama Tabib Sembilan Jari, Dokter Suci, dan Dokter Pembunuh dijuluki Empat Dokter Terkemuka. Nanti kau bisa tanyakan padanya tentang Gu Transformasi Yin-Yang." 　　Gu Transformasi Yin-Yang! 　　Kedua mata Bai Ningbing langsung menyipit seperti celah, cahaya jing berkedip tak menentu di dalamnya. 　　Ini adalah luka terbesar dalam hati Bai Ningbing, cara utama Fang Yuan mengendalikannya. Tapi Fang Yuan malah membicarakannya secara terbuka - untuk tujuan apa? Apa rencana licinnya? Apa motif sebenarnya? 　　Segala macam pertanyaan langsung membanjiri pikiran Bai Ningbing. 　　Guncangan mental yang ditimbulkan Shang Xin Ci masih tersisa, membuat Bai Ningbing seperti bangau yang ketakutan oleh desau angin. 　　Fang Yuan ini benar-benar tak terduga kedalamannya! 　　Bahkan Shang Xin Ci pun tak tahu statusnya, tapi dia tahu. Pasti dia sengaja mendekati sepanjang jalan. 　　Bagaimana dia bisa melakukan ini? 　　Bai Ningbing tidak bisa menebak chun, itu adalah Gu 6-semburat yang terlalu jauh baginya. Tapi dia memikirkan jawaban lain - yaitu Gu dengan kemampuan prediksi. 　　"Fang Yuan pasti memiliki Gu tipe prediksi yang bisa melihat gambaran masa depan. Awalnya kukira dia familiar dengan Gunung Tulang Putih karena meminjam pengalaman leluhur, sekarang jelas ini efek dari Gu tersebut. Tapi kita tidak tahu persis jenis Gu prediksi apa yang dia kuasai, dan di tingkat berapa?" 　　Tidak diragukan lagi, tekanan yang dirasakan Bai Ningbing saat ini sangat besar. 　　Meski dia tahu bahwa semua Gu prediksi memiliki kelemahan fatal masing-masing. Terkadang hasil prediksi bahkan kacau dan salah. 　　Tapi ketika ingin melawan Fang Yuan sekarang, dia selalu terpikir - apakah cara ini sudah diprediksi Fang Yuan? Apakah dia akan mengalahkanku dengan taktik balik? 　　Musuh yang bisa memprediksi masa depan benar-benar menakutkan. 　　Di ruang dalam, hawa panas mulai memenuhi udara. 　　Bai Ningbing masih berdiri di tempat, tapi merasakan dingin menjalar di tangan dan kakinya. 　　Samar-samar, dia melihat bayangan Fang Yuan berbaring di bak kayu, dikelilingi pelayan yang memandikannya. 　　Dia merasakan tatapan Fang Yuan - sepasang mata hitam pekat seperti tinta, tenang bagai kolam dalam, yang menatapnya tanpa berkedip. 　　"Seolah mendengar bisikan Fang Yuan di dalam hatinya: Apa yang akan kau lakukan, Bai Ningbing! Tidak salah, ini adalah kartu asku, Gu peramal. Masih ingin melawanku? Ayo hadapi! Aku telah melihat masa depan, kau tak mungkin menang..." 　　Namun sebenarnya, Fang Yuan sudah sejak tadi memejamkan mata untuk beristirahat. 　　Apakah Bai Ningbing mandi atau tidak, semuanya adalah ujian dua tujuan Fang Yuan. Baik menguji Bai Ningbing maupun Shang Yanfei. 　　Teknik dua pelayan ini sangat terampil dan berpengalaman. Begitu air sedikit dingin, mereka segera menambahkan yang baru. 　　Ruang dalam ini tidak besar, dengan dua tong kayu yang membuatnya terasa sempit. Ini menunjukkan kesulitan hidup Shang Yanfei yang melepaskan posisi penerus klan dan menjadi orang biasa. 　　Tapi ini juga hal yang wajar. 　　Pahlawan sering menghadapi jalan buntu. Ungkapan ini bukan berarti takdir pahlawan selalu penuh kesengsaraan. Melainkan jalan buntu dan kesulitanlah yang membentuk pahlawan. 　　Shang Yanfei bisa disebut pahlawan, tapi lebih tepatnya adalah [ji]anxiong, pemimpin licik. 　　Setelah mandi selama setengah shichen, barulah para pelayan menghentikan aktivitas mereka. 　　Fang Yuan mengenakan jubah putih yang telah disiapkan. Saat keluar dari pintu kamar, Bai Ningbing masih berdiri di tempat yang sama, kilatan pikiran terus bergerak di mata birunya. 　　"Kalian semua keluar, aku mau mandi sendiri." Setelah Fang Yuan pergi, Bai Ningbing mengusir kedua pelayan dari ruang dalam. 　　Fang Yuan tersenyum tipis. Semakin banyak Bai Ningbing berpikir, semakin besar tekanan yang dirasakannya. Semakin ia merenung, semangat bertarung dalam hatinya semakin terkikis. 　　Terkadang, kelebihan tidak selalu menjadi keuntungan terus-menerus. 　　Bai Ningbing jika adalah pria kasar yang blak-blakan, mungkin tak jadi masalah. Tapi justru dia cerdas seperti es dan salju, semakin pintar dia, semakin banyak yang dipikirkan. Semakin banyak dipikirkan, semakin merasa Fang Yuan tak terduga dalamnya, sulit dikalahkan. 　　Bai Ningbing mungkin merasa mandi bukan masalah besar, tapi Fang Yuan justru melihat sikapnya menunduk pada dirinya dari hal remeh ini. 　　Orang pintar selalu penuh curiga, dalam tingkat tertentu, Bai Ningbing sendiri yang membantu Fang Yuan mengalahkan dirinya. 　　Kembali ke ruang utama, Fang Yuan bertemu dengan Dokter Tangan Halus. 　　Dokter Tangan Halus tak banyak bicara, mengulurkan telapak tangan menyentuh bahu Fang Yuan. 　　Cahaya air putih segera menyebar dan mengalir, menyelimuti seluruh tubuh Fang Yuan. 　　Rasa segar dan sejuk langsung menyerbu ke seluruh tubuhnya. 　　Kulit yang terbakar mulai pulih dan tumbuh dengan kecepatan kasat mata. Di sisi kanan kepala Fang Yuan, tunas daging mulai muncul. 　　Seiring waktu, tunas daging itu berkembang pesat, perlahan membentuk bentuk telinga, tulang rawan pun mulai terbentuk. 　　Fang Yuan mengatupkan gigi menahan sensasi mati rasa, gatal, dan pedih yang seperti aliran cháo air, terus menguji batas kesabarannya. 　　Tak lama, kulit baru kemerahan tumbuh, bulu tubuh dan alis yang hangus mulai tumbuh kembali. 　　Setelah waktu setengah cangkir teh, lukanya sembuh total. Tidak hanya wajahnya pulih sempurna, telinga kanan pun tumbuh simetris dengan telinga kiri. 　　Dokter Tangan Halus menarik kembali tangannya, memberikan evaluasi datar: "Sekarang terlihat lebih pantas. Pergilah, sekalian ajak rekanmu pergi. Hmph, dia mengusir pelayanku, bagaimana aku tahu apakah dia sudah mandi bersih? Hah..." 　　Di saat yang sama, pintu kamar terbuka, Bai Ningbing keluar dari ruang dalam. 　　Ia mengenakan jubah putih, membersihkan semua penyamaran, menampakkan wajah aslinya. Bola mata biru kehijauan bak langit cerah, kulit es tulang giok, pipi kemerahan masih basah usai mandi. Bahkan Dokter Tangan Halus yang sesama perempuan pun terpana oleh pesona Bai Ningbing. 　　Seketika kesan Dokter Tangan Halus terhadap Bai Ningbing berubah drastis. Dengan suara lembut ia berkata: "Adik begitu cantik, sampai-sampai kakak hampir terpana." 　　Perubahan sikap 180 derajat ini membuat Fang Yuan tak kuasa mengedipkan mata putihnya. 　　Tapi ia tahu, ini memang tabiat Dokter Tangan Halus yang seumur hidup mengejar keindahan. Dalam istilah Bumi, bisa disebut pengagum kecantikan! 　　Bai Ningbing menggeleng: "Aku tak perlu pengobatan, hanya ingin bertanya tentang Gu Transformasi Yin-Yang." 　　"Adik mau tanya apa, kakak pasti jawab tuntas." Dokter Tangan Halus bersikap ramah, lalu melirik dingin ke Fang Yuan. "Sedangkan kau, masih di sini buat apa? Cepat pergi!" 　　Perlakuannya terhadap Bai Ningbing dan Fang Yuan benar-benar berbeda. 　　Fang Yuan mengusap hidungnya, diusir keluar dari ruang utama. 　　Baru keluar pintu, ia melihat Wei Yang. 　　“Adik Fang Zheng？” Wei Yang menatapnya dengan ragu. 　　Fang Yuan mengangguk, warna syukur terpancar di matanya: "Terima kasih Kakak Wei telah menjaga di sini." 　　“Haha, tak kusangka Adik Fang Zheng berpenampilan menawan!” Wei Yang mengacungkan jempolnya memuji. 　　Sebenarnya, wajah Fang Yuan biasa-biasa saja, paling banter masuk kategori sedang. Tapi sorot matanya yang dalam memancarkan aura keteguhan yang tak tergoyahkan. 　　Yang paling menentukan, saat terluka wajahnya terlalu buruk rupa. Dibandingkan dengan sebelumnya, Fang Yuan terlihat "tampan". 　　Tapi Wei Yang segera menghela napas getir: “Adik, kau sudah memanggilku kakak, maka kakak harus menasihatimu. Mengapa menolak Hadiah Terima Kasih Keluarga Shang? Aku tahu kau punya prinsip, tapi Keluarga Shang juga punya aturan. Katanya 'masuk kandang kambing mengembik', apalagi ini bukan rencana jahat Kepala Suku! Ini hal baik.” 　　“Tapi jika kau bersikeras, hal baik bisa berubah buruk. Orang bijak tahu membaca situasi, kau tak ingin Nona Xin Ci terjepit di antara dua pihak kan?” 　　Fang Yuan mengerutkan alis: “Justru karena pertimbangan itu, aku menerima perawatan.” 　　Senyum Wei Yang semakin pahit: “Perawatan ini tak layak disebut hadiah. Jika Keluarga Shang tak memberi hadiah pantas, celaan orang luar akan merusak reputasi mereka. Nanti, jika ada penerus klan mereka yang celaka, siapa mau menyelamatkan? Jadi kau harus terima hadiah ini.” 　　"Wei Yang sambil berbicara, sambil mengamati ekspresi wajah Fang Yuan sè. Melihat alis Fang Yuan semakin berkerut, ia kembali menasihati: "Kau ini, aku sampai tak tahu harus berkata apa. Hal yang didambakan orang lain, kau justru menolaknya. Adik Fang Zheng, lengan tak bisa mengalahkan pangkuan. Jika kau benar-benar tak menginginkannya, terima dulu agar situasi ini bisa dilewati, lalu cari kesempatan untuk mengembalikannya pada Shang Xin Ci. Bukankah ini juga baik?"" 　　Fang Yuan berpikir sejenak, berpura-pura merenung: "Ya, cara ini bagus. Pertama tidak melanggar prinsip hidupku, kedua juga tidak menyulitkanmu, Kakak Wei. Tapi Kakak Wei, menurutmu apa yang harus kuminta?" 　　Wei Yang langsung menjawab: "Tentu saja token!" 　　Dalam hati Fang Yuan tertawa geli, inilah yang diinginkannya semula. Awalnya ingin memanfaatkan mulut Shang Yan Fei, tapi sepertinya Shang Yan Fei sengaja ingin merekrutnya sehingga tidak mengatakannya. 　　Sekarang, gunakan saja mulut Wei Yang. 　　"Token?" Fang Yuan menunjukkan raut wajah bingung sè. 　　"Kau baru datang ke Kota Shangjia, meski tahu perlu token, tapi belum paham pentingxing-nya. Percayalah pada Kakak Wei, memiliki token level tinggi sangat penting. Kadang uang sebanyak apapun tak berguna tanpa token." Wei Yang bersusah payah menasihati. 　　Fang Yuan mengangguk: "Meski tak terlalu paham, tapi karena Kakak Wei sudah berkata begitu, baiklah token saja." 　　Wei Yang tiba-tiba merasa tersentuh oleh kepercayaan ini. 　　Ia menepuk bahu Fang Yuan, berdesah: "Adikku, kita langsung akrab seperti sudah lama kenal. Mana mungkin Kakak Wei membiarkanmu dirugikan?" 　　Kembali ke halaman, Fang Yuan segera bersedekap kepada Shang Yan Fei: "Anak muda ini ceroboh, baru saja mendengar bimbingan Kakak Wei Yang, ternyata token tingkat tinggi begitu penting. Aku ingin meminta dua token kepada Yang Mulia Kepala Suku." 　　Cahaya berkilat di mata Shang Yan Fei. Ia sengaja tidak menyebut token, punya rencana sendiri. Tak disangka rencana malah diganggu Wei Yang. Wei Yang ini, niat baik tapi hasil buruk, tidak memikirkan lapisan lebih dalam. 　　Keduanya menyelamatkan anak kandungku, token yang diberikan level rendah. 　　Baiklah! 　　Di Kota Shangjia, batu Yuan mereka itu apa? Dalam satu dua tahun pasti habis. Meski punya token, tetap perlahan-lahan akan bergantung pada keluarga kami. 　　Memikirkan ini, Shang Yan Fei tertawa lebar, melambaikan tangan besar: "Disetujui. Kuberikan kalian masing-masing satu token kayu ungu, sebagai Hadiah Terima Kasih." 　　Perkataan ini membuat banyak penerus klan serentak menarik napas dingin. 　　Wei Yang pun tersentak. 　　Di Kota Shangjia ada 9 level token: hitam, putih, merah, jingga, kuning, hijau, biru muda, biru tua, ungu. Token batu hitam terendah, token kayu ungu tertinggi, mewakili tamu kehormatan keluarga Shang, haknya hampir setara setengah sesepuh keluarga! 　　Bahkan Fang Yuan tak menyangka, Shang Yan Fei malah memberi token kayu ungu. Perkiraan awalnya sekitar level hijau, biru muda, atau biru tua. Agak meremehkan kelapangan dada Shang Yan Fei. 　　Shang Yan Fei mengeluarkan sebilah token dari kayu ungu, sebesar telapak tangan, bagian depan tertulis "Shang Jia", bagian belakang berukiran panorama Gunung Shangliang. 　　Tapi ini bukan token kayu ungu asli. 　　Shang Yan Fei memanggil Gu lainnya: "Ini adalah token Gu khusus buatan Keluarga Shang, perlu mengambil sedikit darahmu." 　　Serangga Gu berbentuk seperti nyamuk terbang ke lengan Fang Yuan, menggigit sekali, lalu kembali ke permukaan token. 　　Pletak. 　　Suara pecah nyaring, token Gu tiba-tiba meledakkan diri, berubah menjadi gumpalan cahaya darah yang menyatu ke dalam token. 　　Token tampak tak berubah, namun saat berpindah ke tangan Fang Yuan, cahaya ungu sè mulai mengalir di permukaannya seperti aliran air dan bayangan. 　　Barulah ini Token Ungu yang sebenarnya. 　　Orang lain yang mengambil Token Ungu ini takkan bisa memanfaatkannya. Hanya Fang Yuan yang memegang langsung bisa menggunakannya. 　　Ini juga merupakan cara rahasia Keluarga Shang. 　　Sangat sulit ditiru. Jika menggunakan Gu sebagai surat bukti, Gu Master lain mungkin bisa membalik formula rahasianya. 　　Keunikannya terletak pada fakta bahwa Token Ungu bukanlah Gu. Hanya mengandung kekuatan token Gu di dalamnya. 　　Seiring waktu, kekuatan token Gu akan semakin menyusut, dan Token Ungu akan kehilangan fungsinya. 　　Ini justru menjadi keunggulan bagi Keluarga Shang. 　　Pemakaian token akan menjaga jumlahnya dalam kisaran stabil. 　　Jika Token Ungu Fang Yuan kadaluwarsa, ia harus kembali ke Kota Shangjia untuk membuat yang baru. Ini adalah bentuk kendali Keluarga Shang atas token. 　　Setelah Fang Yuan mendapatkan Token Ungu, tatapan para penerus klan terhadapnya seketika berubah. 　　"Sebelumnya karena sebagai Gu Master jalan gelap, masih ada sedikit sikap meremehkan dan merendahkan. Sekarang sikapnya sepenuhnya setara." 　　"Token ungu hanya bisa dikeluarkan oleh kepala suku, atau melalui musyawarah sepuluh Sesepuh keluarga. Saat ini token ungu yang beredar di luar tidak lebih dari dua ratus keping." 　　"Di mana rekammu?" Shang Yanfei mengeluarkan token lain. 　　"Masih di tempat Tabib Su Shou, hamba segera mempersilakannya." Wei Zheng tengahyu berdiri ketika Bai Ningbing tiba-tiba muncul di hadapan orang banyak. 　　Wajah sè-nya kejam, ekspresinya serius. Ini karena baru mendapat kabar dari Tabib Su Shou bahwa untuk mengembalikan tubuh prianya, harus menggunakan Yang Gu yang sesuai. 　　Tentu saja, tak ada yang mutlak. Jika bisa meminta bantuan Gu Immortal 6-semburat untuk bertindak, kemungkinan besar akan berhasil. 　　Melihat kecantikannya, para penerus klan tak bisa menahan decak kagum. BABTujuh Puluh Tiga: Perjanjian Baru 　　; 　　Kehadiran Bai Ningbing langsung mengurangi perhatian pada Fang Yuan...Unduh ebook gratis... 　　Perbedaan sebelum dan sesudah ini terlalu kontras, membuat orang tak bisa tidak memperhatikan. 　　Meski wajah Fang Yuan biasa saja, saat pertama muncul pun membuat Wei Zheng memuji. Apalagi Bai Ningbing sendiri memang memiliki kecantikan luar biasa sè. 　　Selanjutnya, Bai Ningbing juga mendapatkan token ungu. 　　Dalam pesta keluarga, gelas-gelas bersulang saling bersahutan. Di permukaan terlihat akur, namun di balik layar arus bawah mengalir deras. 　　Di keluarga besar, para penerus pasti akan terlibat persaingan terbuka dan persekongkolan terselubung. Karena keluarga besar memiliki potensi yang cukup untuk mereka eksploitasi. 　　"Sedangkan keluarga biasa, seperti permukiman Gu Yue dan Keluarga Bai, fokus membina satu orang. Bukan masalah reproduksi mereka, tapi upaya aktif mencegah konflik internal penerus klan yang menyebabkan kemerosotan keluarga." 　　Fang Yuan menunjukkan sisi antusias dan blak-blakan. Para penerus klan ini adalah penguasa lokal, menjalin hubungan baik dengan mereka akan sangat menguntungkan untuk kehidupan 2-3 tahun ke depan di Shangliang Mountain. 　　Ia menceritakan masa lalunya yang pernah menjadi calon kepala suku Keluarga Gu Yue. Sedangkan Bai Ningbing memiliki status yang sepadan. 　　Seketika, jarak dengan para penerus klan pun menjadi lebih dekat. 　　Saat jamuan, wajar ada yang menanyakan alasan Gunung Qingmao menjadi wilayah es mematikan, tapi Fang Yuan tak menjelaskan. 　　Hanya berkata masa lalu terlalu hina untuk dikenang, ekspresi penuh kepedihan. Kini ia memegang token Violet, orang-orang pun tak berani memaksa. 　　Beberapa penerus klan aktif menyuguhi arak pada Bai Ningbing, tapi yang bersangkutan tetap acuh tak acuh, bertingkah semaunya. 　　Sebelumnya, para penerus klan pasti diam-diam marah. Tapi kini setelah Bai Ningbing menampakkan wujud aslinya, banyak yang tak bisa kesal. 　　Hanya merasa perempuan ini secantik bidadari salju, kepribadiannya yang unik justru cocok dengan aura dinginnya. 　　Jamuan keluarga berlanjut selama setengah shichen sebelum berakhir. 　　"Aku tetap memanggilmu Kak Hei Tu, ya?" Saat berpisah, Shang Xin Ci menatap Fang Yuan dengan sorot mata berkilau. 　　"Terserah panggilanmu." Fang Yuan tersenyum lembut. 　　Shang Xin Ci mengedipkan matanya, berkata lembut: "Luka Kakak Hei Tu sudah sembuh, patut disyukuri, tapi entah mengapa aku merasa ada jarak. Sekarang Kakak Hei Tu sudah punya Token Wisteria, sudah bisa bebas masuk-keluar inner city kedua. Apa Kakak Hei Tu tinggal di Nanqiu Garden ya?" 　　Perkataan Shang Xin Ci terkesan berantakan, dari lubuk hatinya, dia merasa sangat dekat dengan Fang Yuan. Banyak hal yang ingin diungkapkannya. 　　Di lingkungan asing ini, manusia secara bawah sadar akan mencari rasa aman dari orang yang dikenalnya. 　　Fang Yuan memahami kondisi psikologisnya, dengan aktif menanggapi: "Aku memang tinggal di Nanqiu Garden, kalau ada waktu, boleh main ke sana. Kota Shangjia ini luas, kita bisa jalan-jalan bersama." 　　Seketika mata Shang Xin Ci berbinar, dia mengangguk gembira. 　　Xiao Die yang berdiri di samping juga berseru riang: "Hari-hari ini hanya di rumah saja, hampir mati kebosanan!" 　　Penampilan asli Fang Yuan yang sekarang tidak lagi menakutkan di mata Xiao Die. 　　Tak lama kemudian, Shang Yan Fei membawa Shang Xin Ci pergi lebih dulu. 　　Para penerus klan yang tak lagi terikat mulai menunjukkan warna asli merekasè. 　　Banyak yang mengundang Fang-Bai berdua, Fang Yuan tidak menolak, hanya berjanji akan mengunjungi jika ada waktu. 　　Semua itu sekadar basa-basi pertemuan resmi. 　　Setelah acara benar-benar bubar, mereka kembali ke Nanqiu Garden. 　　"Sekarang kau puas?" Bai Ningbing mendekati Fang Yuan dengan menyeringai dingin. 　　"Puas apa?" 　　"Hmph, kau pura-pura tak tahu, harus kuterangkan jelas?" Di Kota Shangjia, beberapa hal tidak bisa diucapkan terang-terangan, jika dipaksakan hanya akan merugikan semua pihak. 　　Fang Yuan hanya tersenyum tanpa kata. 　　Bai Ningbing menatap Fang Yuan dengan tatapan membara: "Aku harus mengakui, aku meremehkanmu. Sungguh hebat, meski aku ingin memotongmu menjadi delapan bagian, tapi aku juga mengagumi caramu." 　　Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Orang yang jujur tidak perlu bicara berbelit-belit, bagaimana syaratmu untuk menyerahkan Yang Gu padaku?" 　　"Hehe." Fang Yuan tersenyum tipis. Inisiatif Bai Ningbing mencari dirinya membuktikan dia sudah kehilangan kendali. Urusan Shang Xin Ci benar-benar menggoncangnya. Ini jelas merupakan kesempatan. 　　Jika dia ingin membuka kartu, mari kita buka kartu. 　　Maka Fang Yuan berkata: "Kita berdua orang pintar. Jika posisi kita ditukar, apa yang akan kau lakukan?" 　　Bai Ningbing langsung menyeringai dingin, matanya menyipit seperti bilah pedang: "Aku peringatkan kau, jangan keterlaluan! Lebih baik kita menghancurkan segalanya, lihat siapa yang bisa menang!" 　　Fang Yuan tertawa terbahak: "Kau benar. Beberapa hari ini aku berpikir, kita saling memegang aib masing-masing. Dalam situasi ini, buat apa bertarung seperti bangau dan kerang hingga pihak ketiga yang diuntungkan?" 　　Bai Ningbing diam membisu. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Begini saja. Kawal aku sampai puncak level lima, maka akan ku kembalikan Yang Gu padamu." 　　"Bohong!" Bai Ningbing menyeringai sinis, "Kau kira aku sebodoh Shang Yazi? Puncak level lima? Berani sekali kau mengajukan ini!" 　　Awalnya janjinya level tiga, sungguh bajingan Fang Yuan ini mengingkari janji! 　　Meski Bai Ningbing sudah punya persiapan dalam hati, saat melihat senyum "tak tahu malu" Fang Yuan, kemarahannya langsung meluap. 　　"Bai Ningbing, kau jangan tak tahu terima kasih. Nyawamu kuselamatkan. Tanpa yin gu-ku, kau sudah jadi arwah di Gunung Qingmao." Wajah sè Fang Yuan berubah muram. 　　Bai Ningbing tak mau mengalah, langsung membalas: "Hmph, kalau bukan karena sebelumnya aku menghadapi Gu Yue Yidai, kau lebih dulu mati!" 　　"Jika bukan karena aku di Gunung Tulang Putih..." 　　"Saat kau terperosok rawa, bukan aku yang menyelamatkanmu?" 　　…… 　　Keduanya berada di kamar 　　saling berdebat dengan sengit selama lima enam kalimat, tiba-tiba sama-sama diam. 　　Permusuhan antara mereka sudah seperti catatan kabur. Tapi satu hal pasti: kemampuan mereka sampai ke tahap berunding ini berkat saling dukung. Tanpa kerja sama, takkan bertahan sampai hari ini. 　　Keheningan menyergap, atmosfer kamar perlahan mencair. 　　"Rencana selanjutnya apa?" Setengah hari kemudian, Bai Ningbing memecah kesunyian. 　　"Tinggal 2-3 tahun di Kota Shangjia. Sekarang kita punya token dan Batu Yuan, cukup untuk kumpulkan set serangga gu. Kau juga pernah lawan Wei Yang. Gu Master baru kuat kalau punya set gu lengkap." Kata Fang Yuan. 　　Bai Ningbing mengeluarkan suara hmm dingin: "Maksimal level empat puncak. Tambahan lagi, aku juga banyak berjasa di Gunung Tulang Putih. Batu Yuanmu harus bagi setengah." 　　Fang Yuan mengangguk: "Baik, mari tepuk tangan sebagai sumpah." 　　Bai Ningbing seketika membelalakkan kedua matanya, marah: "Kau pikir aku bodoh, masih mau bersumpah dengan tepuk tangan. Pakai Gu Sumpah Racun, paham racun sumpah?!" 　　Fang Yuan melanjutkan anggukan: "Tidak masalah, mari pakai Gu Sumpah Racun." 　　Bai Ningbing menyipitkan mata, perasaan gelisah tanpa alasan muncul dalam hatinya. Kelancaran Fang Yuan menyetujui membuatnya merasa seperti terjebak dalam skenario liciknya. Seolah dirinya terperangkap dalam jebakan Fang Yuan. 　　"Tapi." Arah pembicaraan Fang Yuan tiba-tiba berbelok. 　　"Tapi apa?" Bai Ningbing seketika meningkatkan kewaspadaan sampai dua belas tingkat jing. 　　Fang Yuan melanjutkan: "Selanjutnya jika kita mendapat hasil, harus dibagi tiga-tujuh. Kau tiga aku tujuh, jika ada serangga gu aku prioritas pilih, selisih harga pakai Batu Yuan untuk mengganti. Syarat ini harus kau terima, ini sudah batas akhirku." 　　Bai Ningbing diam-diam menghela napas lega, baru begini benar. Jika Fang Yuan tidak memberi syarat, itu akan terlalu tidak wajar. 　　Sepanjang perjalanan bersama Fang Yuan, dia belum pernah melihatnya merugi! 　　Manusia ini terlalu licik dan berbahaya, khususnya urusan hari ini, membuat rasa waspada Bai Ningbing terhadap Fang Yuan melonjak ke tingkat yang belum pernah ada sebelumnya. 　　Pembagian tiga-tujuh, benar-benar keterlaluan. Terutama tingkat cultivation Bai Ningbing masih jauh lebih tinggi daripada Fang Yuan. 　　Tapi jika Fang Yuan tidak mengajukan permintaan ekstrem, Bai Ningbing malah akan merasa tidak tenang, bertanya-tanya apakah orang ini sedang merencanakan niat jahat lagi? Setelah Fang Yuan mengajukan syarat, Bai Ningbing justru merasa sedikit lega. 　　"Pembagian tiga-tujuh, ya sudah tiga-tujuh." Bai Ningbing menyetujui dalam satu tarikan napas. 　　"Distribusi hasil panen atau semacamnya, dia tidak peduli. Target terbesarnya adalah Yang Gu." 　　Setelah mendapatkan informasi dari Dokter Sushou, sisa harapan terakhirnya pun pupus. 　　Keduanya berunding detail sepanjang malam. 　　Bai Ningbing membaca kesepakatan itu lebih dari sepuluh kali, akhirnya memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan Fang Yuan, barulah menghentikan pertempuran. 　　Maka keesokan harinya, urusan pertama mereka adalah membeli Gu Sumpah Racun di toko. 　　Gu Sumpah Racun adalah Gu tingkat tiga. Karena kegunaannya yang luas, hampir setiap toko di kota dalam ketiga menjualnya. Harga aslinya 4.500 Batu Yuan per ekor, dengan syarat minimal memiliki Token Huangli. 　　Namun setelah Fang Yuan menunjukkan Token Zijing, pemilik toko langsung memotong harga 1.500. Fang Yuan membayar 3.000 Batu Yuan dan mendapatkan Gu Sumpah Racun. 　　Sembilan level token memiliki diskon berbeda untuk berbagai jenis Gu. 　　"Kali ini aku yang akan menyatukannya." Bai Ningbing langsung mengambil alih Gu Sumpah Racun. 　　Dia sangat berhati-hati, ingin menyatukan Gu Sumpah Racun sendiri, khawatir Fang Yuan berbuat curang. 　　Gu Sumpah Racun ini memang sudah pernah disatukan sebelumnya. Dengan bantuan aktif pihak toko, Bai Ningbing hanya membutuhkan seperempat jam untuk menyatukan Gu ini dan menguasainya. 　　"Apakah toko ini menjual Gu Penatua?" tanya Bai Ningbing lagi pada pemilik toko. 　　"Pemilik toko menggelengkan kepala, dengan sikap hormat memberitahu Bai Ningbing bahwa Gu Sesepuh adalah Gu langka tingkat tiga yang biasanya hanya dijual melalui lelang. Namun pasangan Fang-Bai memiliki token Viola, selama bukan lelang besar, mereka bisa membeli barang pra-lelang secara langsung." 　　Di area lelang Distrik Dalam Ketiga, Wei Yang sudah lebih dulu mengajak Fang-Bai berkeliling. Dengan sangat berpengalaman, mereka menuju area lelang dan berhasil membeli Gu Sesepuh seharga 6.700 Batu Yuan di sebuah balai lelang kecil. 　　"Hanya dalam sekejap kita sudah menghabiskan hampir 10.000 Batu Yuan. Biaya pembelian Gu Sumpah Racun kita bagi rata. Biaya Gu Sesepuh ini juga akan dipotong dari jatahmu," Fang Yuan mengingatkan. 　　"Hal remeh seperti ini tidak akan kuperdebatkan denganmu," Bai Ningbing melambaikan tangan, tidak terlalu mempedulikan. Dia terbiasa boros dan menganggap enteng masalah uang. Bahkan agak meremehkan sifat Fang Yuan yang terlalu menghitung-hitung. 　　Untuk menghindari komplikasi, mereka langsung kembali ke Nan Qiu Yuan dan menggunakan Gu Sumpah Racun. 　　Dengan demikian, perjanjian persekutuan baru secara resmi terbentuk. 　　Sesuai perjanjian, Fang Yuan memindahkan separuh dari 900.000 lebih Batu Yuan miliknya ke dalam Gu Sesepuh Bai Ningbing. 　　Fang Yuan kehilangan separuh kekayaannya, namun mendapatkan sekutu seperti Bai Ningbing jelas merupakan transaksi menguntungkan. 　　Sementara Bai Ningbing melihat harapan mendapatkan Yang Gu. Kedua pihak saling waspada dengan skenario masing-masing, namun bisa mencapai situasi saling menguntungkan yang langka ini. 　　“Selanjutnya, kau bisa serangan, membantuku promosi tingkat tiga, kan?” Wajah sè Fang Yuan terlihat cukup yin. 　　Bai Ningbing tertawa bangga "Ha ha", melihat wajah Fang Yuan yang muram membuatnya tak bisa menahan kegembiraan. 　　Selama hari-hari ini dia tidak memberikan bantuan dalam kultivasi Fang Yuan. Namun kini perjanjian persekutuan telah terbentuk, membawa pencapaian yang berbeda. 　　"Tentu saja, hari ini aku akan mempromosikanmu ke tingkat tiga." Dia menyetujui dengan cepat.