Saat Zhou Yi membuka mata, hari sudah pagi. Hari ini adalah hari pertandingannya melawan Borussia Dortmund.
Semalam ia bertarung sepanjang malam melawan Borussia Dortmund, tidur delapan jam yang berarti delapan pertandingan.
Mungkin karena terlalu lama bermain melawan tim B muda La Masia, perubahan lawan tiba-tiba awalnya terasa canggung. Tapi itu reaksi hari pertama, sekarang Zhou Yi merasa tim muda Borussia Dortmund ini memang tidak sekuat tim muda La Masia. Pemain terbaik mereka hanyalah Mario Götze itu, sementara yang lain jauh tertinggal.
Oleh karena itu, saat bertanding, rasanya lebih ringan.
Paling tidak, bahkan Zhou Yi sendiri mencetak gol dalam pertandingan.
Setelah empat hari berlatih melawan Borussia Dortmund berulang kali dalam mimpi, Zhou Yi bisa dikatakan telah mencapai tujuan "mengenal lawan".
Selanjutnya, tinggal menguji kemampuannya yang sekarang dalam pertandingan nyata.
Sebelum keluar dari sistem, dia khusus melihat statistik terbarunya.
Semua atribut statistik mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar ada pada short pass karena sejak beralih ke posisi gelandang, latihan utamanya adalah mengoper, terutama umpan pendek 5-15 meter. Dari awalnya 22 sekarang menjadi 60, hasil dari latihan intensif Zhou Yi pada short pass yang difokuskan. Ketika dia berlatih khusus untuk satu atribut tertentu dengan dukungan sistem, efek latihan sangat signifikan.
Peningkatan short pass juga terlihat jelas dalam pertandingan sistem virtual. Tidak seperti pertandingan pertama melawan tim junior B La Masia dulu dimana dia gagal mengoper bola akurat, sekarang bola di kakinya tidak lagi berarti penguasaan tim China berakhir.
Saat bangun dari tempat tidur, Zhou Yi melihat He Ying keluar dari kamar mandi dengan handuk menutupi kepalanya.
Mandi sebelum tidur dan setelah bangun adalah kebiasaan He Ying.
Di balik handuk, ekspresi He Ying sangat serius dan khidmat. Hari ini, mandi baginya bukan sekadar membersihkan tubuh, tapi juga sebuah ritual.
Seperti seorang prajurit yang sedang menjalani ritual sebelum maju ke medan perang. Membersihkan tubuhnya, lalu bertempur, dan akhirnya gugur di medan laga.
He Ying memang memiliki mentalitas yang begitu teguh.
Dalam pertandingan ini, dia tidak berharap Timnas Tiongkok bisa menang. Sekalipun tim junior Borussia Dortmund adalah lawan terlemah yang pernah mereka hadapi, tetap lebih kuat daripada para pemuda Tiongkok.
Tapi dia tetap berharap bisa mencetak gol dalam pertandingan. Ini bukan lagi untuk membuktikan kemampuannya, melainkan untuk membawa kehormatan bagi sepak bola Tiongkok.
Kru acara tidak pernah memberi tahu mereka tentang respons dalam negeri terhadap perjalanan mereka di Eropa.
Tapi He Ying memiliki salurannya sendiri. Dia tahu reaksi dari dalam negeri.
Banyak yang menyebut perjalanan Eropa mereka sebagai "Perjalanan Memalukan", dan tim mereka dijuluki "Tim Aib". Dia mengakui performanya belum layak untuk para pendukung, tapi dia tidak akan menyerah.
Jika tak ada yang membantu, dia akan berjuang sendiri. Seperti prajurit sejati, bertempur sampai detik terakhir.
Zhou Yi menangkap perubahan halus pada diri He Ying. Meski tak bisa menjelaskan penyebabnya, dia melihat He Ying hari ini berbeda dari biasanya, tapi mirip dengan He Ying di periode tertentu - seperti He Ying di setiap hari pertandingan.
Dari perubahan berulang ini, dia bisa menebak beberapa hal.
Entah He Ying sedang gugup, atau terlalu memikirkan dan menganggap serius pertandingan ini.
Zhou Yi merasa apakah dia seharusnya menghiburnya lagi, seperti yang dilakukan setelah KALAH oleh Tim Muda La Masia B.
Lalu dia berkata kepada He Ying: "He Ying, menurutku hari ini kamu pasti bisa mencetak gol."
He Ying mengangkat kepala, menatap Zhou Yi: "Mengapa?"
"Aku memimpikanmu mencetak gol."
Bahkan gunung es pun saat ini tertawa melihat kelakuan absurd Zhou Yi yang berpura-pura serius, He Ying tak kuasa menahan terkikik kecil.
"Terima kasih." Jawabnya sekadar menjawab, menganggap ini sebagai bagian dari kelakuan absurdnya Zhou Yi yang biasa.
"Eh, aku serius." Melihat He Ying kurang percaya, Zhou Yi berusaha menjelaskan.
"Tidakkah kau tahu mimpi selalu berkebalikan?" He Ying menyeringai sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk mandi.
Zhou Yi pun mulut menganga tanpa suara - ucapan He Ying ini membuatnya sama sekali tidak tahu bagaimana membantah...
Dia tidak bisa begitu saja memberi tahu He Ying: Mimpiku berbeda dengan mimpi kalian, di mimpiku ada sebuah sistem bernama FIFAOL3, di dalam sistem itu kita sudah bertanding 32 kali melawan Borussia Dortmund, dalam 32 pertandingan itu kau mencetak 16 gol, aku mencetak 7 gol, semua ini adalah pantulan dunia nyata, bukan mimpi di siang bolong!
Kalau begitu, He Ying mungkin bahkan tidak akan punya keinginan untuk sekadar mengucapkan "Terima kasih" sambil mengulur waktu, pasti akan menganggapnya sinting.
……
Pertandingan antara para pemuda China dan tim muda Borussia Dortmund berlangsung pada siang hari di basis pelatihan mereka. Meskipun tidak sengaja ditutup, lapangan pelatihan tim muda memang jarang dikunjungi fans atau wartawan, sehingga praktis hampir seperti pertandingan tertutup.
Setelah makan siang dan istirahat selama satu jam, seluruh pemuda berkumpul dan naik bus menuju basis pelatihan Borussia Dortmund di daerah Brackel.
Di sana, mereka disambut oleh Ketua Klub Tuan Laubal dan Direktur Akademi Lars Ricken.
Kedatangan langsung ketua klub ini menjadi penghormatan tertinggi yang diterima para pemuda China selama tur ini. Bahkan klub seperti Real Madrid yang sangat memperhatikan pasar Asia hanya mengirimkan wakil ketua.
Tuan Laubal yang berambut putih itu menyambut hangat para pemain muda dan memperkenalkan Direktur Akademi Ricken: "Ini adalah pahlawan Borussia Dortmund, Lars Ricken."
Pada final Liga Champions 1997, Borussia Dortmund sedang bertarung sengit melawan raksasa Italia Juventus. Skor 2-1 untuk Dortmund bertahan alot sementara Juventus terus menekan. Pada momen genting itu, pelatih Dortmund Ottmar Hitzfeld mengirim seorang pemuda muda ke pinggir lapangan.
Begitu masuk lapangan, pemuda itu langsung mendapat kesempatan serangan balik. Ia menggiring bola melewati lini tengah tanpa hambatan bek, hanya berhadapan dengan kiper Italia Gianluca Peruzzi.
Semua orang menantikan duel satu lawan satu antara dirinya dan Peruzzi di dalam kotak penalti. Jika ia berhasil mencetak gol, kemenangan akan benar-benar terkunci.
Pemuda ini tidak mengecewakan. Menghadapi Peruzzi yang keluar, ia memilih melakukan tendangan lob yang tenang. Bola melengkung indah di udara, melewati kepala Peruzzi, dan masuk ke gawang!
Gol ini mengunci kemenangan sekaligus membawa Borussia Dortmund meraih trofi Champions Eropa pertama dalam sejarah klub, yang hingga kini tetap menjadi satu-satunya.
Pahlawan yang mengamankan gelar juara untuk timnya ini adalah Lars Ricken.
Saat itu usianya baru dua puluh satu tahun.
Kini, Ricken yang berdiri di hadapan remaja-remaja China masih menjaga postur atletisnya, namun kerutan di wajahnya jelas bertambah banyak, sangat berbeda dengan pemuda belia yang mencetak gol kemenangan melawan Juventus di final Champions dulu.
Setiap tersenyum, kerutan di sudut matanya semakin terlihat.
"Itu sudah sebelas tahun yang lalu," Ricken tertawa. "Sekarang saya kepala pelatih akademi Borussia Dortmund, meski belum pensiun dan masih bermain di tim cadangan. Selamat datang di Borussia Dortmund!"
Seperti lima klub sebelumnya, agenda pertama adalah tur keliling akademi klub yang dipandu kepala pelatih akademi.
Ricken terus-menerus menggunakan nada bangsa ketika memperkenalkan akademi Borussia Dortmund.
Memang ia punya alasan untuk berbangga.
Meskipun performa tim utama Borussia Dortmund dalam beberapa musim terakhir tidak terlalu baik, bahkan di musim lalu akhirnya berada di peringkat ke-13 yang merupakan titik terendah langka.
Namun tingkat pelatihan pemain muda mereka selalu sangat tinggi. Misalnya, Lars Ricken sendiri adalah produk asuhan Borussia Dortmund. Ada juga gelandang berbakat Nuri Şahin yang dipinjamkan ke Feyenoord di Eredivisie musim lalu, menunjukkan performa gemilang dan membantu tim meraih gelar Piala Belanda, juga merupakan produk sistem pelatihan muda Borussia Dortmund.
"Tentu saja, bintang muda pelatihan kami yang paling menonjol saat ini adalah ini--" Ricken menunjuk foto di dinding dengan bangga.
Zhou Yi mengikuti pandangan orang lain, dan langsung mengenali orang dalam foto itu.
Mario Götze.
Dia membaca dalam hati.
"Mario Götze!" Ricken menekankan nama itu. "Dia adalah hasil terbaru pelatihan muda kami." Melihat para remaja China tidak bereaksi terhadap nama ini, Ricken berkata: "Mungkin kalian masih asing dengannya sekarang, tapi kalian akan melihatnya dalam pertandingan nanti."
Zhou Yi bergumam dalam hati: Aku sama sekali tidak asing...
Ya, berkat sistem virtual, Zhou Yi sudah 32 kali berhadapan dengan Götze. Meskipun posisi berbeda, dalam pertandingan tetap ada duel langsung - terkadang Zhou Yi yang menjaga Götze, terkadang Götze yang menjaga Zhou Yi.
Zhou Yi menyadari anak ini mirip dengannya, sama-sama tidak pandai bertahan. Jadi saat dia menjaga Götze, Götze bisa melewatinya dengan mudah. Sebaliknya saat Götze yang menjaga, dia juga bisa menemukan kepercayaan diri dari Götze.
Dalam proses saling menyiksa dengan Götze ini, Zhou Yi perlahan mulai mengenal Götze, bahkan merasa ada sedikit keakraban.
Götze yang berwajah baby face memang terlihat lebih menyenangkan.
……
Setelah mengunjungi akademi sepak bola Borussia Dortmund, para pemain menuju ruang ganti untuk bersiap-siap.
Zhou Yi dengan antusias mengganti seragamnya. Liang Qiqi yang melihat semua ini mendengus. Di matanya, Zhou Yi seperti anak kecil yang over senang dapat hadiah.
Mungkin dia menganggap kesempatan bermain sebagai hadiah, tapi Liang Qiqi yakin Zhou Yi akan segera sadar telah membuat kesalahan besar!
Kalah lima pertandingan beruntun dengan skor telak, membuat Pelatih Kepala Hao Dong juga tak punya banyak kata sebelum pertandingan.
Terus menyemangati tim?
Dalam kondisi ini, sekalipun lidahnya selancar bunga, tetap sulit membangkitkan semangat anak-anak ini.
Jurang lebar antara mereka dengan akademi top Eropa membuat semua orang frustasi.
Satu pertandingan demi satu, sudah tahu pasti kalah, buat apa lagi berusaha?
Apakah berusaha keras bisa menang?
Apakah berusaha keras akan ada hasilnya?
"Semua buku motivasi selalu berkata seperti ini, tapi realita kejam memberitahu mereka, terlalu banyak minum 'sup ayam' akan menyebabkan gangguan pencernaan."
"Usaha pun tak bisa menutupi jurang perbedaan yang sedemikian lebar!"
Sebelum pertandingan, suasana di ruang ganti malah seperti setelah kalah: sunyi, mencekam.
Zhou Yi sangat tidak nyaman dengan atmosfer ini, duduk di kursinya sambil terus bergerak-gerak seperti anak hiperaktif.
Untungnya Hao Dong mulai berbicara saat itu, menyelamatkannya dari rasa canggung.
"Lawan dalam pertandingan ini juga sangat kuat. Cukup tunjukkan apa yang sudah kalian latih sehari-hari. Ingat, kemenangan terbesar adalah dengan menampilkan kemampuan terbaik kalian."
Target Hao Dong sudah direndahkan sampai level ini, menunjukkan betapa buruknya kondisi tim saat ini.
Menampilkan kemampuan terbaik?
Zhou Yi teringat 32 pertandingan melawan tim muda Borussia Dortmund dalam sistem virtual.
Mungkin masih ada harapan lebih?
Karena sudah dapat kesempatan bermain, jangan sia-siakan peluang ini.
Zhou Yi punya ambisinya sendiri.
He Ying salah, aku bukan tipe orang yang cuma tertawa-tawa dan tak peduli apapun.
Terhadap sepak bola, aku juga serius!
