He Ying terengah-engah memandang arah bola yang meleset dari tiang gawang.
Dia tidak menyangka tendangannya gagal masuk.
Tapi...
Dia menoleh ke belakang, di kejauhan, Zhou Yi, teman sekamarnya, sedang mengacungkan jempol ke arahnya.
Yang lebih mengejutkannya, operan itu justru berasal dari Zhou Yi... orang yang sama sekali tidak dia anggap kompeten.
Apakah ini keberuntungan atau...
He Ying terlalu terpaku pada pertanyaan ini sampai lupa membalas acungan jempol Zhou Yi, sebuah etiket lapangan yang biasanya sangat dia perhatikan.
Tampaknya umpan tak terduga dari Zhou Yi benar-benar membuatnya terkejut.
Faktanya, Zhou Yi sendiri juga tidak menyangka He Ying akan mengoper bola padanya.
Karena yang saat itu paling depan adalah Zhang Tao, dan Zhang Tao juga mengangkat tangan, siapapun yang melihat ini pasti akan mengembalikan bola ke Zhang Tao, kan? Ini pilihan yang sangat alamiah.
Dan Zhou Yi bahkan sengaja melirik ke arah Zhang Tao, sebelum mengoper dia tidak melihat ke dirinya sendiri. Tapi anehnya dia justru mengoper bola ke dirinya sendiri, ke ruang kosong tepat di depannya.
He Ying hanya bisa melihat sebatas itu, sedangkan pelatih Hao Dong yang berada di pinggir lapangan melihat lebih banyak lagi.
Dia memperhatikan lokasi di mana Zhou Yi menerima sundulan kepala Guo Nu, sekitarannya kosong melompong, dia bisa menerima bola dengan santai. Mengingat kelemahannya dalam duel fisik, jika ada lawan yang mengganggu saat menerima bola, pasti bola tidak akan terkontrol baik.
Kemudian dia perhatikan setelah Zhou Yi menghentikan bola, tidak langsung mengoper, melainkan berhenti sejenak.
Jeda sejenak ini memberi kesempatan bagi pemain muda Borussia Dortmund yang sudah sadar, mereka langsung menerjang Zhou Yi.
Tapi saat itu Zhou Yi sudah melepaskan operan, dan sambil berlari ke depan dalam keadaan tanpa bola.
Pemain yang tidak membawa bola tentu bukan target prioritas tim muda Borussia Dortmund.
Zhou Yi dengan lancar mencapai ruang kosong, menerima operan Yang Muge, lalu mengirim bola ke ruang kosong di depan untuk He Ying.
Dalam serangan ini, tugasnya berakhir di sini, tapi membuat Hao Dong masih terus merenungkannya.
Dalam latihan biasa, Hao Dong menyadari anak bernama Zhou Yi ini punya bakat khusus, dia seolah selalu bisa menemukan ruang kosong dengan mudah di tengah lapangan yang penuh dinamika dan situasi yang berubah cepat.
Hal ini telah ditunjukkan oleh Zhou Yi yang terpaksa beralih ke posisi gelandang saat final audisi.
Karena alasan inilah Hao Dong menyarankan Zhou Yi untuk bermain sebagai gelandang.
Ia yakin performa Zhou Yi di posisi gelandang akan lebih baik dibandingkan jika terus bermain sebagai penyerang.
Sekarang terlihat jelas bahwa saran ini tepat.
……
Saat Zhou Yi berlari mundur, ia melihat Guo Nu yang juga menatapnya, lalu ia memberi jempol ke Guo Nu.
Guo Nu membalas dengan senyuman.
Zhou Yi merinding—senyumannya benar-benar mengerikan...
Tapi ini membuktikan Guo Nu sekarang lebih percaya diri.
Ini hal yang baik.
Dua pemain di bangku cadangan, Liang Qiqi dan Yang Fei, saling bertukar pandang lalu menghibur diri: "Pasti cuma kebetulan!"
……
Berdasarkan pengalaman 32 pertandingannya melawan tim ini di dunia FIFAOL3, Zhou Yi berpikir: Mengalahkan tim muda Borussia Dortmund memang hampir mustahil bagi Timnas China, tapi untuk mencetak gol... masih ada peluang cukup besar.
Setidaknya dalam 32 pertandingan, Timnas China mencetak gol di 17 pertandingan, bahkan 4 di antaranya mencetak lebih dari satu gol.
Data inilah yang menjadi sumber kepercayaan diri Zhou Yi.
Jadi ia berharap bisa membawa Timnas China mencetak gol dalam pertandingan ini—minimal satu gol, lebih banyak tentu lebih baik.
Entah itu gol darinya atau rekan setim, yang penting ada gol.
……
Borussia Dortmund sempat terkejut dengan serangan balik Timnas China, tidak menyangka ancaman pertama ke gawang mereka justru datang dari para pemuda China yang mereka remehkan.
Tapi mereka segera menyadari situasi dan mulai merasa geram - mana mungkin membiarkan kalian terus bersikap arogan!?
Setelah pertandingan dimulai kembali, tim muda Borussia Dortmund melancarkan serangan gencar ke gawang Timnas China.
Götze tampil sangat aktif, mondar-mandir merebut penguasaan bola.
Yang Muge tiba-tiba menjadi orang tersibuk karena harus terus berhadapan dengan Götze.
Dalam duel berulang kali, Yang Muge menyadari... Zhou Yi benar!
Götze memang punya dribel tajam dan umpan akurat, tapi kecepatannya kurang. Dribelnya lebih mengandalkan teknik ketimbang pace.
Yang Muge diam-diam kagum - tak disangka Zhou Yi juga jago membaca karakter lewat wajah!
Selain Yang Muge, performa terbaik di lini pertahanan China adalah Guo Nu.
Tugas dari pelatih kepala Hao Dong untuk pressing agresif sangat cocok dengan karakter permainannya. Ditambah motivasi Zhou Yi di awal laga, pressingnya bisa dibilang "liar tak terkendali".
Tapi justru ini memaksimalkan kelebihan ledakan tenaga dan kelincahannya. Di hadapan kelincahan Guo Nu, striker Borussia Dortmund Schneider terlihat kikuk seperti manusia kaleng berkarat.
Meskipun sering maju merebut bola, pasti ada beberapa kesalahan. Tapi justru karena itulah Hao Dong menempatkan Liu Nian sebagai "sweeper" dalam pertandingan ini, kalau tidak, mengapa harus diatur seperti ini?
Awalnya tim muda Borussia Dortmund meremehkan tim China, sama sekali tidak punya banyak ide serius dalam menyerang. Mereka hanya mengoper bola ke target man Schneider untuk menembak.
Tapi mereka segera menyadari di bawah tekanan pertahanan gila Guo Nu yang seperti anjing rabies, Schneider mulai kehilangan efektivitas...
Keunggulan fisiknya tidak terlalu terlihat di depan Guo Nu yang lebih pendek satu kepala lebih. Tembakan-tembakannya juga sering salah akibat gangguan dari Guo Nu.
Bahkan jika berhasil mengarahkan bola ke gawang China, sulit menembus jari-jari Sun Pan - Latihan khusus juga membantu Sun Pan, refleksnya semakin cepat dan konsentrasinya lebih fokus.
Dulu Sun Pan sering kurang fokus di depan gawang. Tapi melalui latihan khusus, sekarang dia mudah berkonsentrasi, toh jika tidak fokus, fasilitas kamar hotel mungkin akan dihancurkan tendangan Guo Nu...
Babak pertama berjalan 10 menit...Tim China ternyata belum kebobolan. Serangan bertubi-tubi Borussia Dortmund sama sekali tidak membuahkan hasil, hal ini di luar perkiraan tim China sendiri.
“Dua pemain baru yang masuk tampil lebih bersemangat.” Asisten pelatih Xu Yang berkomentar. Performa Guo Nu tidak perlu diragukan lagi, sangat menonjol dan bisa dilihat semua orang. Yang juga tampil baik adalah Zhou Yi. Meski mendapat tekanan berat dari serangan tim junior Borussia Dortmund, kesempatannya mengorganisir serangan tidak banyak. Tapi setiap kali menerima bola, dia selalu bisa mengalirkan operan tepat dan gerak posisi untuk menjauhkan bola dari gawangnya, mengulur waktu. Setidaknya skuad Tiongkok sekarang tahu cara mengoper di lini tengah.
“Anak sapi baru tak takut harimau.” Hao Dong berkata. Tapi wajahnya tidak menunjukkan senyum, mengingat ini baru menit ke-10 sementara pertandingan berlangsung 90 menit - masih tersisa 80 menit. Dia sangat paham kelemahan kedua pemain ini. Performa Guo Nu saat ini seperti disuntik adrenalin, termotivasi oleh penyelamatan di menit awal. Tapi jika terjadi kesalahan fatal yang berujung gol kebobolan, apakah dia masih bisa tampil seperti ini diragukan.
Bagaimana dengan Zhou Yi?
Masalahnya adalah stamina dan kekuatan fisik. Seiring berjalannya pertandingan, staminya akan semakin turun. Gaya bermainnya yang mengandalkan mobilitas ini justru membutuhkan banyak lari. Ketika dia sudah kehabisan tenaga, performanya mungkin tidak akan stabil seperti sekarang...
Tapi... terlepas dari itu, keduanya membawa angin segar untuk tim ini. Ini juga momen langka dimana pemain muda Tiongkok di Eropa bisa tampil baik...
Jadi, nikmati saja untuk sementara.
……
"Jürgen Klopp mengangkat telepon dan meminta nomor kantor ketua klub. Yang mengangkat telepon adalah sekretaris Ketua Raubal: 'Maaf, Tuan Klopp, Ketua sedang tidak di kantor saat ini.'"
"Tidak ada?"
"Ya, hari ini ada acara di tim junior. Tuan Raubal pergi menghadiri acara di sana," jelas sang sekretaris.
"Tim junior? Acara apa?" Klopp terkejut.
Meski menjadi pelatih tim utama Borussia Dortmund, dia sangat memperhatikan tim junior. Sejak menjabat, dia mulai aktif mempromosikan pemain muda dari akademi. Jadi bagaimana mungkin ada acara tim junior yang tidak dia ketahui?
Sekretaris Raubal memahami maksud dari nada terkejut Klopp, lalu menjelaskan: "Ini acara komersial. Katanya ada tim junior dari China yang akan bertanding melawan U17 kami."
"Baik, saya akan ke lokasi tim junior untuk menemui Tuan Raubal. Terima kasih, Nyonya Susan."
"Sama-sama, senang bisa membantu, Tuan Klopp."
Klopp menutup telepon, berpikir sejenak, lalu berangkat menuju lapangan latihan tim junior.
Saat mendekati lapangan latihan tim junior, terdengar suara teriakan dan dentuman tendangan bola.
Sepertinya benar-benar sedang ada pertandingan.
Melangkah lebih dekat ke pinggir lapangan, matanya langsung tertuju pada Mario Götze, pemain muda yang selalu dia pantau.
Mario Götze ternyata juga ada di sini...
Klopp tiba-tiba mengubah pikiran, tidak langsung menemui ketua Rauball, malah berdiri di pinggir lapangan untuk menonton pertandingan.
Terutama untuk melihat performa Götze.
Di bawah tatapannya, Götze melewati seorang pemain timnas China berbaju putih, lalu tiba-tiba menendang jarak jauh. Bola tidak melambung tinggi, melainkan melesat rendah di atas rumput menuju gawang.
Kiper tim China menyambar ke samping dan memukul bola keluar dari garis gawang.
"Wah!" Klopp berbisik kagum. Tendangan Götze sangat licik dan cerdik, tidak terlalu keras tapi mengutamakan sudut, ditambah bola menyusut mendadak di depan gawang sehingga kiper lawan terlihat kerepotan.
Hanya dari tendangan ini saja, meski Götze baru 16 tahun, kemampuannya bermain di U19 memang beralasan. Kini di kompetisi U17, dia sudah menonjol di antara rekan sebaya atau pemain yang lebih tua satu tahun.
Klopp mengusap dagu berjanggutnya, mulai mempertimbangkan untuk memindahkan anak ini ke tim utama untuk latihan...
