Zhou Yi, saat Li Xiang mengoper bola kepadanya, sama sekali tidak melihat ke arah bola. Seolah dia tidak peduli apakah bisa menerima operan dengan baik atau tidak.
Dia menoleh ke Yang Muge di sisi lain dan berteriak: "Maju, Yang Muge! Lari ke depan, tekan ke depan!"
Yang Muge tidak mengerti mengapa Zhou Yi menyuruh gelandang bertahan seperti dirinya untuk menekan ke depan. Jika maju, bagaimana dengan ruang kosong di belakang?
Tapi dia tidak mempertanyakan keputusan Zhou Yi. Jika disuruh lari, pasti ada alasannya. Cukup dijalani saja.
Maka dia pun mulai berlari ke depan.
Gerakan mendadak Yang Muge maju ke depan mengejutkan pemain Borussia Dortmund U-19. Dua gelandang mereka sebenarnya bersiap menghadang Zhou Yi dari depan.
Tapi dengan gerakan maju Yang Muge, jumlah pemain China di area serangan bertambah dari lima menjadi enam -- dua penyerang plus empat gelandang yang semuanya berkumpul di sini.
Tekanan bertahan Borussia Dortmund U-19 langsung meningkat.
Mereka terpaksa mengalihkan satu gelandang untuk menghadang Yang Muge.
Saat Yang Muge berlari ke depan, Zhou Yi menerima bola.
Gotze yang mundur dari lini serang langsung menyergap Zhou Yi dari belakang.
Dia berniat merebut bola dari belakang.
Tapi Zhou Yi seperti punya mata di kepala belakang. Alih-alih berhenti menunggu sergapan Gotze, dia malah mendorong bola ke depan dan membawanya maju!
Gotze pun menyergap kosong.
Götze yang gagal merebut bola tidak terus mengejar. Dari awal dia memang tidak jago bertahan dan tidak suka terlibat dalam pertahanan. Menekan sekali sudah cukup, sisanya serahkan pada rekan setim yang lebih profesional.
Dia menyadari rekan setimnya, gelandang bertahan Jebelman sudah menghadang di depan Zhou Yi. Daripada balik mengejar, lebih baik dia menunggu di depan sambil menanti rekan merebut bola untuk melancarkan serangan balik.
……
He Ying awalnya berada di garis kotak penalti, bersiap menyambut peluang mencetak gol.
Namun saat melihat Zhou Yi tiba-tiba membawa bola, dia tidak tetap di posisi itu melainkan berbalik dan lari mundur.
Sejak pelatnas dalam negeri hingga sekarang, dua bulan berinteraksi membuatnya tahu kelemahan fisik Zhou Yi. Begitu lawan mendekat, dia bisa kehilangan bola.
Jika benar-benar nekat membawa bola sendirian ke jantung pertahanan lawan, pasti akan gagal. Dia harus keluar membantu.
Tapi dia tidak yakin apakah Zhou Yi akan mengoper padanya. Dia hanya bisa mencoba sekali.
Tepat saat dia mencapai busur kotak penalti, dia melihat Zhou Yi sudah mengirimkan bola lewat umpan datar.
……
Zhou Yi tidak benar-benar nekat menerobos ke kotak penalti. Saat bertemu Jebelman, dia langsung mengoper bola pada He Ying yang mundur membantu.
Dia mengoper ke area tengah yang paling padat pemain, sepertinya bukan pilihan terbaik.
“Burung bodoh!” Liang Qiqi di bangku cadangan menyeringai dingin, dengan kekuatan Timnas China seperti ini, masih memaksakan serangan lewat tengah? Tunggu saja He Ying kehilangan bola lalu kena serangan balik! Nanti kau akan bayar konsekuensi kebodohanmu!
Liang Qiqi masih menunggu Zhou Yi melakukan kesalahan dan diganti, kini dia melihat peluang.
Yang lebih menggelikan, setelah mengoper, Zhou Yi tidak malah menjauh, justru berlari mendekati He Ying, dirinya sendiri malah masuk ke area tengah yang paling padat pemain!
Ha! Dasar bego, nggak lihat pemain Borussia Dortmund semua mengerubungi area tengah buat ngepung lu?!
……
Saat berada di luar lapangan, Liang Qiqi justru lebih jernih membaca situasi permainan, mungkin karena dia sudah tidak "terjebak dalam gunung" lagi.
Benar, melihat Zhou Yi mengoper bola ke He Ying di tengah, pemain muda Borussia Dortmund langsung mengerut ke area tengah mengikuti arah bola.
Bek dan gelandang maju bersama-sama.
Zhou Yi malah masuk ke kerumunan itu, jelas-jelas bukan pilihan cerdas...
He Ying menerima operan Zhou Yi, tapi dia tidak bisa berbalik karena di belakangnya sudah ada bek tengah Borussia Dortmund yang mengikuti pergerakannya.
Sebenarnya dia bisa tidak perlu datang membantu Zhou Yi, cukup berdiri di depan sambil menunggu umpan. Kalau Zhou Yi tidak mengoper, itu salah Zhou Yi. Kalau umpan Zhou Yi direbut, tetap salah Zhou Yi. Tidak ada hubungannya dengan dirinya. Sebagai striker, wajar dia tetap berada di paling depan siap menyambut peluang mencetak gol.
Tapi saat ini dia juga tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu, sampai akhirnya berlari keluar. Alhasil, dari posisi menyamping arah serangan, berubah menjadi membelakangi arah serangan, bahkan membuat dirinya terjebak dalam lingkaran kepungan orang itu.
Di saat seperti ini, dia melihat Zhou Yi malah ikut menerobos masuk bersama bola, masuk ke dalam lingkaran kepungan yang dihindari semua orang!
Apa dia gila?!
Saat He Ying bingung, dia melihat Zhou Yi melambai dan memberi isyarat tangan ke arahnya. Bersamaan, Zhou Yi berteriak: "Lari sambil berbalik!"
Mendengar teriakan itu, di kepala He Ying seolah ada kilat yang menyambar. Dia langsung tersadar maksud Zhou Yi.
Tanpa bicara lagi, dia mengoper bola kembali ke Zhou Yi. Kemudian berbalik badan, menyelinap melewati bek tengah Borussia Dortmund U-20 yang menjaga ketatnya.
Perhatian dan pandangan semua orang tertarik pada bola yang menggelinding, mengikuti pergerakan bola ke arah Zhou Yi.
Sebelum menerima bola, Zhou Yi melakukan gerakan seolah akan membawa bola masuk ke area penalti dari sisi kiri – tubuhnya condong ke kiri, kaki kanan diangkat untuk menyambut bola, sepertinya akan mengontrol bola.
Bek tengah Borussia Dortmund U-20 yang awalnya menjaga He Ying pun refleks menyerbu ke sana, bermaksud menutup ruang... serangan atau tembakan Zhou Yi.
Tapi setelah kaki kanan Zhou Yi mendarat, alih-alih mengarahkan bola ke kiri, pergelangan kakinya dipelintir. Dengan ujung kaki, dia justru mengumpan bola ke arah kanan yang berlawanan sama sekali!
Bola melakukan "drama klise ke kiri atau ke kanan" di samping bek tengah muda Borussia Dortmund ini, dan di bawah tatapan kagum sang bek, menggelinding ke kaki He Ying.
He Ying yang sudah menyelesaikan putaran tubuhnya telah kembali ke garis kotak penalti, menerima operan Zhou Yi, dan... tak ada satu pun lawan di sekitarnya—dia sudah berada di belakang dua bek muda Borussia Dortmund!
Dan tidak offside!
Karena Zhang Tao yang panik di sisi lain berlari lebih depan darinya, menarik salah satu bek tengah Borussia Dortmund mundur. He Ying masih berada di depan bek Borussia Dortmund ini, jelas tidak offside!
……
"Bagus!!!" Hao Dong tak bisa menahan diri, berteriak keras lalu menepuk bahu asisten pelatih Xu Yang di sampingnya dengan kencang, membuat Xu Yang yang tak waspada lututnya melengkung hampir terjatuh. Dia jarang melakukan gerakan seintens ini pada Xu Yang, tapi kali ini benar-benar tak tertahan!
Karena serangan ini terlalu brilian!
Keindahannya terletak pada cara Zhou Yi langsung mengoper bola ke He Ying di area tengah, sambil sendiri juga berlari mengikuti ke tengah.
Semua orang biasanya secara refleks menghindari area tengah yang dijaga ketat, tapi Zhou Yi justru melakukan sebaliknya, benar-benar di luar perkiraan Borussia Dortmund.
Dia tidak hanya mengoper bola ke tengah, tapi juga sendiri menyerbu ke tengah, membuat tim muda Borussia Dortmund kewalahan!
Dan penyisipannya benar-benar mengacaukan formasi pertahanan Borussia Dortmund U-19 di area tengah——yang awalnya hanya fokus menjaga He Ying, tiba-tiba muncul Zhou Yi, membuat mereka gagal bereaksi cepat pada momen kritis.
Ketika perhatian bertahan akhirnya beralih ke Zhou Yi, dia justru mengoper bola kembali ke He Ying. Di saat ini, He Ying sudah benar-benar bebas dari kawalan!
Xu Yang yang hampir terjatuh karena tepukan keras Hao Dong pun tak mengeluh. Konsentrasinya sepenuhnya tertuju ke lapangan, memandangi He Ying yang baru saja menerima umpan.
Sebuah kata bergolak di kerongkongannya, siap meledak kapan saja.
Tembaklah——!
Klopp di sudut lapangan juga tegang——dia tak ingin pemain bernomor punggung 10 tim China ini menyia-nyiakan umpan matang itu dengan gagal mencetak gol.
Adapun fakta bahwa tim yang kebobolan adalah akademi klubnya sendiri——dibandingkan penemuan permata baru, Klopp sama sekali tak ambil pusing!
……
He Ying di tepi kotak penalti menerima umpan Zhou Yi, langsung membawa bola masuk ke dalam area sebelum melepas tendangan voli dengan kaki kiri!
Bukan tendangan keras, melainkan chip shot yang dingin. Bola melengkung mengitari kiper Borussia Dortmund U-19 yang terlambat merapat, menyelinap di antara tiang gawang jauh!
Gol!!!
“Dua gol dalam satu pertandingan!”
Setelah mencetak gol, He Ying kali ini tidak hanya diam. Ia berbalik dan berlari ke pinggir lapangan, mengepalkan tangannya ke langit dengan kuat, melepaskan semua tekanan emosi yang terpendam.
Ini sudah menjadi cara langkanya untuk mengekspresikan kegembiraan. Secara umum, dia adalah pribadi yang cenderung pendiam.
Empat pertandingan beruntun tanpa mencetak gol sebelumnya, sebagai bintang utama tim, He Ying juga memikul tekanan terbesar. Secara lahiriah tak terlihat, namun sebenarnya semua tekanan itu tertumpuk di hatinya.
Sekarang, melalui dua gol tersebut, semua emosinya terlampiaskan.
Setelah meluapkan emosinya, barulah ia ingat bagaimana dua gol itu tercipta. Ia berniat mencari Zhou Yi.
Namun begitu berbalik, rekan setimnya yang sedang euforia langsung menyergapnya. Zhou Yi... sama sekali tak sempat ia temui.
Zhou Yi yang hendak merayakan gol bersama He Ying tiba-tiba dipeluk erat oleh Yang Muge dari belakang.
“Luar biasa, Zhou Yi!” seru Yang Muge sambil memeluknya gembira. “Rupanya saat kau menyuruhku maju menyerang untuk mengalihkan perhatian bek lawan, itu semua untuk meringankan tekanan padamu!”
“Tentu. Aku tak sanggup menghadapi mereka berdua sendirian,” jawab Zhou Yi sambil tersenyum.
“Mengejutkan, dalam waktu sesingkat itu kau bisa membuat begitu banyak keputusan...” Kekaguman Yang Muge tulus.
Zhou Yi tak sungkan: “Itu keahlianku, ha!”
Belum habis ucapannya, Sun Pan sudah menepuk punggungnya keras: “Keren—— banget——!!”
Sebagai kiper, dia rela berlari dari gawang belakang untuk ikut merayakan, benar-benar antusias.
……
Saat para pemain Tim China merayakan gol pertama dengan gegap gempita, Xu Yang dan Hao Dong berpelukan.
Tak ada yang menyembunyikan gejolak emosi dalam hati mereka.
Ketika empat pertandingan awal tak menghasilkan satu gol pun, mereka tak menyangka gol yang tertunda justru datang dua sekaligus!
Dalam pertandingan ini, untuk kedua kalinya mereka unggul atas tim junior Borussia Dortmund!
Di sudut lapangan, Klopp sama sekali tak kecewa dengan kebobolan tim juniornya. Sebaliknya, wajahnya tersenyum sambil bergumam, "Menarik, menarik... Bagus, bagus..."
