Usai pertandingan melawan Borussia Dortmund, para remaja China dan kru produksi meninggalkan Jerman.
Selanjutnya, mereka akan menuju Inggris untuk menantang empat klub di sana.
Episode mereka di Dortmund yang telah melalui dua hari produksi intensif, akhirnya tayang di hadapan penonton televisi domestik pada hari Kamis.
Sebenarnya sebelumnya, ekspektasi publik terhadap acara realitas sepak bola ini sudah berada di titik terendah dengan rating yang terus menurun.
Awalnya program ini direncanakan tayang di prime time hari Kamis malam oleh stasiun TV lokal.
Namun saat episode ini tayang, waktu penayangannya digeser menjadi jam 10 malam hari Kamis - slot waktu yang kurang ideal untuk genre acara realitas seperti ini.
Dari penyesuaian ini juga terlihat bahwa stasiun TV internal tidak optimis dengan program ini, menganggap memberikan slot prime time kepada mereka adalah pemborosan sumber daya, lebih baik mengosongkan slot ini untuk program yang lebih potensial dan populer.
Meskipun kru acara telah berusaha mati-matian, tapi kaki tak mungkin melawan paha.
Karena sudah kehilangan hak suara dalam hal jam tayang program, kru acara hanya bisa fokus berusaha sekuat tenaga memproduksi program sebaik mungkin.
Mereka yakin siapa pun yang menonton pertandingan ini akan terkesan dengan semangat dan kemampuan yang ditunjukkan oleh remaja Tiongkok.
Tugas mereka adalah memperbesar dan menonjolkan keunggulan-keunggulan ini, membangkitkan semangat dan darah muda lebih banyak orang.
Seperti yang mereka katakan dalam program.
Meskipun kalah dalam pertandingan ini, tapi ini adalah "kekalahan yang terhormat".
Kekalahan bisa disebut mulia?
Kedengarannya kontradiktif, tapi memang benar. Kekalahan terjadi karena kemampuan yang kurang, itu wajar. Tapi bertarung sampai detik terakhir, berjuang sampai kehabisan tenaga, bahkan berhasil menyebabkan tiga luka pada lawan yang sombong, kekalahan seperti ini patut dihormati.
Saat episode ini mulai ditayangkan, rating real-time cukup rendah, bahkan lebih rendah dari episode sebelumnya. Ini mencerminkan kondisi program - meski baru empat episode, sudah di ambang kehancuran.
Berapa pun trik kreatif yang dilakukan produser dalam program, penonton tetap tidak tertarik.
Tapi masih ada penonton setia yang bertahan, di antaranya mungkin penggemar setia He Ying, atau penggemar berat sepak bola.
Namun bagaimanapun, untuk bagian pertandingan sebenarnya tidak ada harapan atau ekspektasi yang diemban.
Saat memproduksi episode kali ini, tim produksi melakukan penyesuaian fokus. Biasanya ketika Tim China memalukan diri dengan kekalahan di pertandingan dan tidak ada hal baik yang bisa diceritakan, bagian pra-pertandingan seperti interaksi antar pemain muda dan permainan menjadi fokus utama program, menghabiskan banyak waktu.
Tapi kali ini... program tiba-tiba beralih ke sesi pertandingan ketika baru sepertiga durasi, mengejutkan pemirsa yang menonton di televisi.
Namun segera mereka menyadari - pasti stasiun TV merasa program ini terlalu memalukan sehingga memangkas durasi acara. Biasanya program 1 jam 20 menit sekarang dipastikan berakhir dalam 40 menit.
Penggemar setia program ini langsung memarahi stasiun TV yang hanya memikirkan keuntungan komersial tanpa peduli masa depan sepak bola Tiongkok.
Sementara yang membenci acara ini bersorak gembira di internet, menyebut stasiun TV akhirnya melakukan hal yang benar...
Perdebatan online terus berlanjut seiring siaran langsung pertandingan.
Hari ini terasa lebih sengit.
Di saat inilah pertandingan antara Tim China dan Borussia Dortmund U-19 dimulai.
Program ini menonjolkan bintang utama Borussia Dortmund U-19 Mario Götze sebelum pertandingan. Melalui sumber daya klub dan stasiun TV Jerman, mereka mendapatkan rekaman pertandingan Götze di tim muda untuk menunjukkan kehebatannya.
Selanjutnya, memperkenalkan perwakilan tim China - yang muncul tentu saja He Ying, satu-satunya yang sepadan dengan Götze.
"Inilah ciri khas program ini, bahkan sebuah pertandingan sepak bola bisa mereka buat seperti Saint Seiya."
"Sementara Zhou Yi, sama sekali tidak muncul satu adegan pun."
"Tapi dia segera sering muncul di layar TV, karena berhasil menggerakkan serangan brilian Tim China yang hampir membuat He Ying mencetak gol!"
"Pada saat ini, penonton di depan televisi baru merasakan bahwa program hari ini, atau tepatnya pertandingan hari ini, agak berbeda dengan beberapa pertandingan sebelumnya yang pernah mereka tonton."
"Serangan balik secepat dan setajam ini belum pernah terlihat sama sekali dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya!"
"Di momen ini, layar TV menampilkan close-up Zhou Yi disertai pengenalan singkat."
"Zhou Yi, 1991.2.22, tinggi 171cm, berat 58KG, posisi lapangan: Gelandang, kaki andalan: Bisa menggunakan kedua kaki. Tim saat ini: Tidak ada. Keterangan: Pemain pelajar."
"Ketika gol pertama Tim China tercipta, banyak penonton di depan TV bahkan sampai melompat kegirangan."
"Mereka sama sekali tidak menyangka Tim China benar-benar bisa mencetak gol! Itu pun gol pembuka!"
"Pencetak gol adalah He Ying, para penggemar He Ying sangat terharu."
"Tapi cukup banyak orang yang memperhatikan Zhou Yi yang memberi assist kepada He Ying."
"Pemain pelajar yang sebelumnya tidak pernah bermain satu menit pun dan dianggap sekadar pengisi kuota ini, ternyata menggerakkan gol pertama Tim China di Eropa!"
Tak lama kemudian, Götze menyamakan skor untuk tim junior Borussia Dortmund. Di bagian akhir acara, fokus lebih diberikan pada keistimewaan kemampuan Götze yang luar biasa dan kekecewaan para pemain muda China, membawa perasaan penonton ke titik terendah - seolah inilah alur pertandingan yang seharusnya... membuat penonton berpikir kekalahan telak lagi sedang menunggu Tim China.
Namun ada juga penonton optimis yang berkomentar online: meski kalah telak nanti, satu gol itu sudah cukup membuat mereka senang beberapa waktu.
Bagi mereka, sepak bola Tiongkok hanya butuh satu titik cahaya kecil saja sudah memuaskan.
Tapi kemudian, mereka sadar ini bukan sekadar titik cahaya kecil?
Ini lampu kilat! Dan bukan cuma satu!
Tak lama setelah Götze menyamakan skor untuk Borussia Dortmund, Zhou Yi kembali memberikan assist ke He Ying yang mencetak gol. Kerjasama kali ini lebih indah, membuat banyak penonton di depan TV berdecak kagum.
Tim China unggul untuk kedua kalinya!
Penonton di depan TV terpaku - Apakah ini tim "pencari kekalahan" yang mereka kenal? Bukannya seharusnya pergi ke Eropa untuk dikalahkan? Kenapa skenarionya berubah?
Skenario yang lebih aneh masih menanti...
Seiring dua gol Tim China, rating acara mulai berhenti turun dan naik kembali. Penonton yang sebelumnya menyerah, setelah tahu episode ini berbeda melalui berbagai saluran, kembali menonton atau bahkan penonton baru bergabung.
Menjelang akhir babak pertama, tim junior Borussia Dortmund baru bisa menyamakan skor. Di babak kedua, mereka memanfaatkan keunggulan kualitas dengan mencetak tiga gol beruntun yang mengunci kemenangan.
Tapi Zhou Yi sekali lagi tampil, mengambil kesempatan yang bukan kesempatan, ia berhasil memasukkan bola ke gawang tim junior Borussia Dortmund!
Liang Qiqi yang duduk di bangku cadangan terlihat syok: "Ini [bip——] bisa masuk juga?!"
Ucapannya mewakili perasaan banyak penonton di depan televisi.
5:3！
Meski skor akhir tetap kekalahan, permainan terlihat lebih baik. Kru acara sengaja melewatkan bagian gol tim Jerman, namun menyoroti tiga gol Tim China secara khusus, mengarahkan emosi penonton ke arah positif.
Klimaks episode ini adalah usai pertandingan, Mario Götze mendatangi Zhou Yi untuk saling bertukar jersey!
Ini belum pernah terjadi di episode-episode sebelumnya!
Bintang terbesar tim junior Borussia Dortmund yang menjadi sorotan kru acara sebelum pertandingan, bintang masa depan sepakbola Jerman Mario Götze! Justru datang bertukar jersey dengan Zhou Yi!
Gerakannya mengacungkan jempol ke Zhou Yi juga tertangkap kamera dan dilihat seluruh penonton.
Usai menonton, penonton yang bersemangat ramai mengungkapkan perasaan mereka di internet.
Kunjungan ke forum 'Pewaris Lapangan Hijau' melonjak drastis pasca tayangan, dengan anggota baru yang bertambah.
Forum yang sebelumnya sepi pengunjung tiba-tiba menjadi populer.
Banyak thread bertanya "Siapa Zhou Yi?!"
Zhou Yi sebelumnya bukan karakter utama di episode-episode terdahulu, sehingga kurang dikenal penonton, apalagi banyak yang baru pertama kali menonton acara ini.
"Hari ini Zhou Yi memberikan dua assist dalam pertandingan dan bahkan mencetak satu gol sendiri."
Seketika itu menarik banyak sorotan dan rasa penasaran.
Maka anggota forum senior mulai memberi penjelasan pada member baru tentang latar belakang Zhou Yi.
"Zhou Yi ini adalah pemain siswa, tidak pernah punya pengalaman pelatihan di klub sepakbola profesional, terpilih melalui audisi nasional..."
……
"Lihat, putra kita memang punya bakat sepakbola." Zhou Jianliang berkata bangga pada istrinya di depan TV.
Acara realitas "Penerus Hijau" di TV sudah berakhir, sedang menayangkan iklan.
"Sok gaya!" Istri Li Cuiyun menyeringai.
Meski mulutnya seolah meremehkan performa anaknya, bayangan yang muncul di benak Li Cuiyun justru momen terakhir ketika putranya mencetak gol.
Sudah jelas kehabisan tenaga, hampir terjatuh, tapi masih mengeratkan gigi menerjang maju, akhirnya merebut kesempatan itu.
Sebagai ibunya, dia pernah mengkritik tanpa ampun bahwa putranya tidak pernah mengerahkan seluruh usahanya dalam hal apapun.
Tapi dalam gol ini, setidaknya dia melihat putranya benar-benar mengerahkan seluruh kemampuannya.
Tiba-tiba dia bingung harus merasa haru atau kecewa dengan anak seperti ini.
Dia berharap putranya bisa mengerahkan seluruh usahanya dalam belajar, tapi sekarang tampaknya hanya sepakbola yang bisa membuatnya total.
Apakah kali ini putranya benar-benar bertekad bulat untuk meniti karir sepakbola profesional?
