Saat keluar dari ruang ganti, ekspresi remaja China sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Verifikasi ganda dari Zhou Yi dan pelatih kepala benar-benar membuat mereka mulai percaya bahwa tim muda Chelsea yang akan mereka hadapi ini memang tidak kuat.
Hanya Sun Pan yang masih curiga, berjalan di barisan paling belakang sambil menarik lengan Zhou Yi dan bertanya sangat pelan: "Chelsea ini benar-benar tidak kuat?"
"Itu dibandingkan dengan Arsenal dan Barcelona. Untuk kita tetap tim kuat." Jawaban Zhou Yi ini ternyata sama persis dengan Zhang Tao.
"Gila! Lalu tadi kamu bilang..." Suara Sun Pan hampir melengking delapan oktaf sebelum cepat-cepat menutup mulutnya.
Tapi reaksi dramatisnya sudah menarik perhatian penasaran rekan setim, yang semuanya dia balas dengan tatapan galak.
"Sia-sia kepercayaan Lao Yang padamu!" Katanya sambil tetap menutup mulut.
"Kalau tidak begitu, aku takut semua orang sudah menyerah sebelum pertandingan dimulai..." Zhou Yi juga menghela napas.
“Ck, kau bilang begitu, sekarang malah semangatku hilang. Kayaknya aku harus memungut bola entah berapa banyak di gawang lagi…” Sun Pan kecewa. Setelah melihat penampilan Zhou Yi di ruang ganti, dia benar-benar berharap bisa menemukan lawan yang lemah kali ini...
Zhou Yi mengangkat tangan menepuk bahunya: “Kau berbeda. Menurutku kau tipe orang yang tak gentar menghadapi musuh kuat, malah semakin kuat ketika lawan kuat. Makanya aku jujur: Chelsea memang kuat, tapi kau lebih hebat!”
Mendengar perkataan Zhou Yi, wajah Sun Pan langsung berseri sambil manggut-manggut: “Betul! Aku suka kejujuranmu! Memang bener, lawan makin kuat, aku makin jago! Aku gak takut sama Chelsea! Suruh mereka datang! Dengan kedua tanganku ini...”
Sun Pan mengulurkan kedua tangannya yang terbuka. Memang cukup besar, seperti dua kipas daun lontar.
“...akan kubuat mereka tahu apa artinya sesuatu yang tak tergoyahkan!”
……
Saat para pemain memasuki lapangan, Sun Pan bertanya lagi ke Zhou Yi: “Si Gai Zhong Gai itu dateng gak?”
Zhou Yi tentu tahu yang dia maksud.
“Gak ada.” Zhou Yi menyapu pandang ke bangku cadangan Chelsea, bahkan di sana pun tak ada orang itu.
Jelas lukanya parah, langsung tidak ikut latihan tim, apalagi datang ke pertandingan ini.
Sebenarnya Zhou Yi tidak perlu mengatakan, selama orang memiliki IQ normal pasti bisa melihat—Gaël Kakuta adalah seorang kulit hitam, dan kebetulan dalam pertandingan ini, semua pemain lini tengah dan depan Chelsea Youth Team yang bermain hari ini adalah pemain kulit putih, tidak ada satu pun pemain kulit hitam!
Pemain kulit hitam terkonsentrasi di lini belakang...
Pemain Tim China melihat situasi ini dan tahu bahwa perkataan Zhou Yi tidak bohong.
Jika dia benar-benar mengarang, bagaimana dia bisa tahu bahwa tidak ada satu pun pemain kulit hitam di lini tengah dan depan Chelsea dalam pertandingan ini?
Liang Qiqi duduk di bangku cadangan, memandang lapangan dengan kesal.
Sekali lagi dia yang jadi sorotan!
Dan sorotan itu justru dibantu oleh dirinya sendiri...
……
Mempertimbangkan stamina Zhou Yi, Hao Dong merancang taktik untuk Tim China agar menyerang agresif sejak awal pertandingan, menguasai inisiatif permainan. Jika bisa mencetak gol secepat mungkin, tentu lebih baik.
Stamina Zhou Yi tidak bisa bertahan sepanjang pertandingan, jadi tidak bisa terus ditunda.
Dengan gaya bermain Zhou Yi, bahkan jika tempo tidak dipercepat di awal, bermain lambat pun tidak akan memperlambat konsumsi stamina-nya.
Jadi lebih baik memanfaatkan saat stamina Zhou Yi masih baik untuk meningkatkan serangan, yang justru bisa memberikan efek mengejutkan.
Sejak awal pertandingan, seluruh Tim China di bawah pimpinan Zhou Yi mempercepat ritme. Semua operan dan lari ditujukan untuk mencetak gol.
Pemain-pemain yang telah mendengar penjelasan Zhou Yi dan melihat situasi nyata, kepercayaan diri mereka pulih cukup banyak.
Di sisi Chelsea Youth Team, meski pemain inti mereka Gaël Kakuta tidak hadir, mereka tetap tidak menganggap serius Tim China ini.
Pertama-tama, dalam dunia sepakbola, nama "China" saja sudah cukup diremehkan. Kedua, kabarnya mereka baru saja bermain melawan Arsenal dengan hasil kalah 0-7. Bagaimana mungkin tim seperti ini bisa dianggap serius oleh pemain Chelsea Youth Team?
Menghadapi serangan Tim China, pertahanan mereka di gelandang menekan dengan sangat agresif, seolah-olah begitu melakukan pressing pasti bisa merebut bola dari pemain China.
Tapi kenyataannya?
Pemain Chelsea Youth Team menekan Zhou Yi yang menguasai bola. Zhou Yi tidak mempertahankan bola, melainkan langsung mengoper ke Yang Muge yang berada di posisi tengah.
Akibatnya, pemain Chelsea Youth Team gagal merebut bola.
Zhou Yi juga tidak diam di tempat, tapi terus berlari maju menghindari pemain Chelsea yang gagal pressing tadi.
Yang Muge juga menghadapi situasi pressing lawan. Untungnya Zhou Yi segera melakukan gerakan maju, membuka jalur umpan. Yang Muge bisa dengan tenang mengembalikan operan ke Zhou Yi, membuat lawan kembali gagal merebut.
Setelah mengoper, Yang Muge juga tidak diam di belakang. Seperti Zhou Yi, dia terus berlari maju.
Bukan hanya mereka berdua, seluruh pemain Tim China melakukan hal serupa. Setiap pemain yang mendapat operan dari Zhou Yi tidak diam di tempat, melainkan terus bergerak.
Berlari sambil bermain bola adalah ciri terpenting sepakbola modern. Karena itu, kebugaran fisik menjadi persyaratan utama dalam sepakbola modern.
Sudah wajar jika pemain yang tidak bisa berlari dengan baik tidak akan bisa bermain sepakbola secara optimal.
Tentu saja, para pemuda China ini awalnya juga bermain sepakbola dengan berdiri, seperti di akademi klub masing-masing, dan tetap begitu saat bergabung dengan tim ini.
Sampai Zhou Yi mendapatkan kesempatan bermain.
Di bawah arahan Zhou Yi, semua mulai berlari - kalau tidak lari tidak bisa menerima umpan, tidak dapat bola akan dimarahi pelatih Hao, dimarahi lalu digantikan dari posisi starter!
Jadi harus lari, meski lemas harus tetap gigit gigi berlari.
Akhirnya para pemuda yang awalnya tidak terbiasa bermain seperti ini, di bawah tekanan ganda, dipaksa menjadi seperti sekarang.
Awalnya saat disuruh lari, mereka sangat menolak, masak Zhou Yi suruh lari langsung nurut?
Tapi ketika benar-benar mulai berlari sambil bermain, baru sadar... ternyata main bola jadi lebih mudah! Dalam pertandingan mereka tidak lagi merasakan ketidakberdayaan, memang lebih capek, tapi setidaknya tahu cara memainkan bola!
Ini jauh lebih nyaman dibanding saat Liang Qiqi jadi starter!
……
Di bawah kepemimpinan Zhou Yi, Tim China bergerak maju sambil mengoper bola, meski pertahanan Chelsea di area penalti cukup solid sehingga belum ada peluang mencetak gol, hanya bisa mengoper ke belakang dan menyamping, tapi setidaknya selama 6-7 menit bola tetap dalam kendali Tim China!
Pemain tim muda Chelsea? Hanya bisa kecapekan ditarik-tarik operan mereka.
Situasi seperti ini bahkan tidak pernah terjadi saat bertanding melawan tim muda Borussia Dortmund.
Baru pada saat ini para pemain Tim China memahami mengapa Zhou Yi mengatakan bahwa kekuatan tim ini sebenarnya tidak kuat...
Sialan, kita juga bisa mempermainkan pemain Chelsea Youth seperti monyet!
Begitu memikirkan ini, para remaja China langsung bersemangat dan bergairah.
Akhirnya mereka berlari lebih giat, dan dukungan untuk Zhou Yi semakin tepat sasaran.
Semua tahu Zhou Yi lemah dalam duel fisik, jadi mereka berusaha keras agar dia tidak harus memegang bola lama tanpa menemukan target operan. Semua berlari mati-matian agar Zhou Yi bisa langsung mengoper begitu menerima bola.
Mereka melakukan ini karena kemampuan Zhou Yi telah diakui. Dengan rela mereka berlari lebih jauh dan lebih lelah demi Zhou Yi. Karena Zhou Yi juga mempertimbangkan mereka saat mengoper – seolah sudah 10 tahun bermain bersama, dia memahami karakteristik setiap orang: untuk yang cepat, operannya lebih jauh; untuk yang lambat, operan ke kakinya; untuk yang kurang bagus kontrol bolanya, operan mudah ke kaki; untuk yang jago heading, operan udara untuk disundul...
Awalnya tidak ada yang memperhatikan detail-detail ini. Tapi setelah lama berlatih dan bertanding bersama Zhou Yi, setiap orang mulai merasakannya. Saat diskusi informal, baru tersadar semua punya pengalaman serupa.
Setelah mengumpulkan semua kesan dan menganalisisnya, barulah mereka menyadari betapa hebatnya rekan amatir ini.
Katanya dulu dia main sebagai penyerang, pantas saja cuma jadi penyerang amatir di sekolah.
"Dia memang terlahir untuk menjadi gelandang! Dia adalah dirigen alami!"
Meski dari segi pengalaman dan popularitas, Zhou Yi adalah yang paling lemah di tim, tapi sekarang semua orang mengakuinya.
Dalam pertandingan, saat Zhou Yi memberi isyarat ke mana harus lari, mereka langsung berlari tanpa ragu. Bahkan jika akhirnya Zhou Yi tidak mengoper bola ke mereka, mereka tahu lari mereka tidak sia-sia karena telah mengalihkan perhatian bek dan membuka peluang untuk rekan setim.
Kata "tim" terus menerus digaungkan pelatih mereka, baik di akademi klub masing-masing maupun di kesebelasan ini.
Tapi baru setelah bermain bersama Zhou Yi, mereka benar-benar merasakan seperti apa "tim" itu. Sebelumnya konsep ini terlalu abstrak.
Setiap orang berada dalam kolektif ini, setiap orang berjuang untuk satu tujuan, mengorbankan diri sekaligus menikmati pengorbanan orang lain - semua untuk satu, satu untuk semua.
Perasaan ini membuat langkah mereka ringan dan bertenaga, memberi keyakinan penuh saat melakukan dribel, operan, atau tembakan.
"Aku sudah di posisi, Zhou Yi!"
"Oper ke sini, Zhou Yi!"
"Ada ruang kosong di sini, Zhou Yi!"
"Zhou Yi, sini!"
"Zhou Yi!"
"Zhou Yi!"
Teriakan mereka terus bergema di atas lapangan basis pelatihan Cobham Chelsea, dengan logat daerah masing-masing mewarnai bahasa Mandarin yang mereka gunakan.
……
"Rasanya luar biasa..." Xu Yang berkomentar dengan gembira di pinggir lapangan.
“Ya, semua orang sudah mendapatkan kembali kepercayaan diri.” Hao Dong mengangguk.
“Dongzi, aku sudah banyak melihat anak-anak berbakat, bahkan yang seberbakat kamu juga pernah kulihat, tapi belum pernah kulihat anak seperti Zhou Yi.” Xu Yang berkomentar dengan kagum, “Bukan soal bakatnya, tapi dia seperti memiliki kemampuan alami untuk mempengaruhi orang di sekitarnya. Lihatlah, berapa lama dia bergabung dengan tim kita? Saat pertama masuk, dia bahkan tidak memenuhi syarat untuk ikut latihan tim, tapi sekarang dia sudah menjadi komandan lapangan. Anak ini sangat luar biasa!”
“Aku tahu, Pelatih Xu, aku tahu. Makanya saat final seleksi dulu, aku langsung tertarik padanya. Di pertandingan itu, dia dan rekan sementaranya yang baru kenal sama sekali, tapi dia bisa membawa mereka mengalahkan lawan.” kata Hao Dong.
Dia teringat saat Zhou Yi setelah mengoper bola langsung berlari mencari posisi sambil berteriak meminta rekan mengoper bola padanya. Penuh kepercayaan diri, tegas, dan pasti.
Sama sekali tidak bisa disamakan dengan penampilan memalukannya saat tertidur di bangku cadangan...
