Menghadapi gol kebobolan ini, pemain-pemain tim muda Chelsea hanya bisa terdiam seperti patung.
Gol itu datang terlalu cepat bagai angin puyuh. Bagaimana bisa kebobolan? Mereka bahkan belum paham - jelas-jelas umpan silang lawan sudah gagal, bola berhasil kami bersihkan... Kok malah akhirnya masuk ke gawang sendiri?
Apa? Bola tidak terpental jauh saat kami membersihkannya?
Baiklah, meski kami gagal membersihkan bola jauh, masa harus langsung kebobolan secepat ini?
“Bagaimana pemain nomor 16 lawan itu bisa muncul tiba-tiba? Apa sebelumnya dia bersembunyi di titik jatuhnya bola? Kenapa dia malah mengoper bola bukannya menendang saat menyambut bola?”
“Lalu pemain nomor 10 itu, bagaimana bisa muncul begitu cepat di belakang kami? Itu pun tidak offside!”
“Kenapa?”
“Kenapa bola jatuh tepat di depan nomor 16? Kenapa nomor 10 itu tidak offside?”
“Oh iya… keberuntungan!”
“Pasti mereka sedang beruntung!”
“Kalau dipikir-pikir, semua pertanyaan itu bisa dijelaskan dengan ini.”
“Karena keberuntungan, nomor 16 bisa menerima bola.”
“Karena keberuntungan, tendangan volinya tidak meleset dan operannya tepat sasaran.”
“Karena keberuntungan juga, nomor 10 itu tidak offside dan bisa mencetak gol.”
“Jadi intinya, mereka sedang beruntung!”
“Kami ini Chelsea Youth Team! Tim utama kami baru masuk Final Liga Champions musim panas ini. Bagaimana mungkin tim muda sehebat kami bisa disamakan oleh anak-anak China konyol ini?”
“Kita harus mencetak gol! Menang! Perlihatkan kehebatan kita!”
……
“Bagus! Kita menyamakan kedudukan!” Xu Yang dan Hao Dong bersorak sambil saling tos.
Hao Dong saat ini sudah kehilangan kata-kata, hanya bisa tersenyum kecut.
Saat istirahat babak pertama, pidatonya begitu menggebu-gebu. Tapi dia tahu, pidato hanyalah omongan kosong. Sepakbola sejati harus dimainkan di lapangan.
Semuanya tetap bergantung pada performa pemain di lapangan.
Pemain-pemain yang tampil di lapangan semuanya dia perhatikan. Saat menyerang ke area 30 meter lawan, serangan mereka mentok. Dia juga tak punya cara efektif, hanya bisa gelisah melihat dari pinggir lapangan.
Tiba-tiba Zhou Yi muncul... atau lebih tepatnya "melompat" keluar.
Dengan lompatannya, dia mengubah serangan gagal menjadi gol!
Operan voli yang mengubah yang biasa menjadi luar biasa, benar-benar membuat orang ingin bertepuk tangan.
Seolah dia sudah tahu apa yang harus dilakukan, tanpa ragu sama sekali, langsung melakukan operan udara yang cepat dan tepat. Gerakan lompatannya keras, tapi saat mengoper, tenaganya justru terkontrol.
Melompat dengan dahsyat, lalu menyentuh bola dengan lembut.
Dua ekstrem ini justru menunjukkan ketegasan dan kewaspadaan Zhou Yi.
Luar biasa!
Tentang He Ying, Hao Dong sudah sangat familiar. Ketenangan He Ying di depan gawang selalu menjadi kelebihannya, jadi performanya tidak mengejutkan.
Justru Zhou Yi ini, berulang kali melampaui ekspektasi awal, selalu memberi kejutan.
Meski tur Eropa belum berakhir, Hao Dong sudah yakin: Zhou Yi adalah temuan terbesarnya dalam perjalanan ini, dan juga akan menjadi temuan terbesar Reality Show ini!
……
Setelah Tim China menyamakan skor, pertandingan dimulai kembali.
Tim Chelsea Youth yang kebobolan yang melakukan kick-off.
Setelah menilai bahwa gol Tim China hanya mengandalkan keberuntungan, Chelsea langsung melancarkan serangan besar-besaran setelah kick-off, mengerahkan seluruh lini untuk mencetak gol lagi secepat mungkin dan menghancurkan lawan yang dianggap tidak sepadan ini.
Di bawah tekanan mereka, Tim China terpaksa mundur bertahan sepenuhnya, setidaknya tidak boleh kebobolan segera setelah baru saja mencetak gol.
Bahkan He Ying pun ikut serta dalam pertahanan.
Sementara itu, Zhou Yi juga menghadapi krisis besar.
Yaitu... staminanya hampir habis.
Saat Zhou Yi melompat ke udara dan menyundul bola ke He Ying sebelum pemain lain, semua orang terkesima dengan gerakan spektakulernya. Tapi tak ada yang menyadari bahwa lompatan ini sangat menyiksa baginya - dia mengerahkan sisa stamina yang tersisa untuk lompatan itu.
Sebenarnya stamina nya sudah mulai menurun sebelumnya. Inilah sebabnya saat Li Linyuan kesulitan menguasai bola di sayap kanan, Zhou Yi bahkan tidak bisa datang membantu tepat waktu, memaksa Li Linyuan melakukan umpan silang tergesa-gesa yang akhirnya bisa dibuang lawan.
Untuk menebus kesalahan ini, ketika kesempatan muncul lagi di depan Zhou Yi, dia bertindak tanpa ragu-ragu. Dia tahu ini mungkin satu-satunya kesempatan, dan tidak ada gunanya menyimpan sisa stamina yang sedikit itu.
Tim China berhasil menyamakan kedudukan, tapi Zhou Yi membayarnya dengan staminanya yang benar-benar habis.
Serangan gila-gilaan Chelsea Youth setelah kick-off tidak hanya didorong motivasi mereka sendiri, tapi juga berkaitan dengan penurunan stamina Zhou Yi.
Karena kebugaran fisik Zhou Yi menurun drastis, dia tidak bisa lagi berlari. Ketika tidak bisa berlari, mustahil mengirim bola ke depan melalui pergerakan posisi dan operan.
Meskipun penguasaan bola ada di kaki Tim China, saat Zhou Yi menerima bola, dia hanya bisa mengoper ke belakang atau menyamping, tidak bisa maju.
Jika dirinya tidak bisa bergerak maju, operan ke depan pun menjadi sangat sulit.
Dalam situasi seperti ini, Tim China terlihat semakin tertekan.
Meski stamina Zhou Yi hampir habis, otaknya sama sekali tidak berhenti bekerja, masih berputar dengan kecepatan tinggi.
Bagian tubuhnya yang paling aktif bergerak saat ini adalah lehernya.
Meski fisiknya tidak bisa maju, dia tidak menyerah untuk mengamati dan memahami situasi lapangan.
Dia bisa melihat bahwa Chelsea Youth Team yang menyerang habis-habisan telah meninggalkan ruang kosong di belakang pertahanan mereka seluas padang rumput Afrika yang tak berujung...
Meski belakangan ini Tim China terus dibombardir Chelsea Youth Team sampai seperti tidak bisa mengangkat kepala.
Tapi Zhou Yi tidak menganggap mereka sama sekali tidak punya peluang.
Peluang itu ada, tergantung apakah bisa dimanfaatkan.
Apakah menunggu kesempatan datang, atau... menciptakan peluang sendiri?
Zhou Yi merasa mungkin tidak lama lagi dia akan diganti, harus melakukan sesuatu sebelum ditarik keluar.
Kalau begitu, mari menciptakan peluang.
Harus membuat pemain Chelsea Youth Team semakin maju, sampai mereka lupa diri dan mengabaikan ruang kosong besar di belakang mereka.
Saat itu Chelsea Youth Team baru saja melakukan tembakan yang meleset dari gawang, membuat banyak orang berkeringat dingin.
Sun Pan menempatkan bola di garis area penalti kecil, bersiap melakukan tendangan gawang.
Saat itu dia melihat Zhou Yi mengangkat tangan sambil berlari ke area penalti.
Awalnya Sun Pan berencana menendang bola sekuat tenaga ke depan. Dia juga melihat ruang kosong besar di lini belakang Chelsea. Pemain akademi Chelsea bahkan tidak mundur setelah serangan tadi, seolah termotivasi oleh tendangan yang nyaris menyentuh tiang gawang, tetap bertahan di area serang untuk pressing.
Karena itu Sun Pan ingin langsung melambungkan bola ke depan.
Namun tepat sebelum melakukannya, dia melihat tangan yang diangkat Zhou Yi.
Oper ke dia?
Si anak ini sudah kehabisan tenaga... Buat apa oper ke dia?
Sun Pan mencibir dalam hati.
Dia mengalihkan pandangan, tapi tangan Zhou Yi dengan keras kepala tetap terangkat. Bagaimanapun dia menghindar, bayangan itu tetap terlihat.
"Sial!"
Sun Pan kesal dan menendang bola ke arahnya.
Ambil saja!
Zhou Yi yang hampir mencapai busur kotak penalti akhirnya menerima operan Sun Pan.
Tapi alih-alih berbalik, dia mengoper kembali ke Sun Pan sambil berteriak: "Oper ke Lao Guo!"
"Bangsat, lu gila ya!" Sun Pan menggerutu. Dia sudah dipaksa mengoper ke Zhou Yi, eh malah dikembalikan sambil disuruh oper ke Guo Nu... Ngomong dari awal kalau mau ke Guo Nu kan bisa!
Meski dalam hati menggerutu, kaki Sun Pan tak berhenti. Dia tetap mematuhi instruksi Zhou Yi dan mengoper bola ke sisi lain ke Guo Nu.
Saat Guo Nu baru saja menerima bola, dia mendengar Zhou Yi berteriak lagi: "Oper ke sayap, Lao Guo!"
Guo Nu sangat mempercayai Zhou Yi. Ke mana sang kapten menyuruhnya mengoper, ke situ dia akan mengirim bola.
Dengan cepat dia memindahkan bola ke sisi lapangan. Untungnya dia tidak ragu – tepat setelah bola terlepas, kaki penyerang Chelsea Youth sudah menyapu di depannya...
Bek kiri Li Liang menerima operan Guo Nu. Saat itu dia melihat Zhou Yi melambaikan tangan, tanda untuk mengembalikan bola.
Patuh, dia mengoper bola kembali.
Setelah menerima bola, Zhou Yi kembali melakukan operan menyamping ke bek tengah lainnya, Liu Nian. Bersamaan dengan operannya, suaranya sudah menginstruksikan langkah berikutnya: oper ke bek kanan Li Linyuan.
Masih operan menyamping dan mundur. Sudah beberapa kali bola berputar-putar di sekitar area depan kotak penalti, dekat busur tendangan bebas.
Pemain Chelsea Youth seperti kawanan hiu yang mencium darah, menyerbu formasi Tim China yang "bermain api" di depan kotak penalti, berusaha merebut bola untuk langsung melancarkan serangan balik cepat!
Sambil terus mengoper dan memberi instruksi, Zhou Yi tak henti memindai situasi lapangan. Dalam peta mentalnya, bahkan bek tengah Chelsea Youth sudah mendesak hingga dekat garis tengah.
“Tapi ini belum cukup！” Zhou Yi berharap mereka maju sedikit lagi, melangkah beberapa langkah ke depan.
Maka ketika bola berputar dan kembali ke kakinya, dia menendangnya kembali ke Sun Pan.
Tentu, kali ini berbeda, bersama bola yang menuju Sun Pan ada seorang penyerang tim muda Chelsea！
Dia seakan bosan mengejar bola dari belakang, berniat merebut langsung dari kaki kiper！
“Sial！” Teriakan panik terdengar dari bangku cadangan Tim China.
Liang Qiqi mendengus, “Cuma bisa operan balik！ Bodoh kali！”
Xu Yang sangat tegang sampai lupa berkedip.
“Kakekmu！” Sun Pan kaget, bukankah ini mengundang serigala ke dalam rumah？
Sambil menendang bola, Zhou Yi berteriak ke Guo Nu, “Lao Guo, buka diri untuk operan！”
Guo Nu juga melihat situasi berbahaya, segera bergerak ke samping membuka ruang operan untuk Sun Pan.
Tapi saat bergerak, dia dijaga penyerang lain Chelsea yang langsung menempel. Jika Sun Pan oper ke Guo Nu dan kontrolnya buruk... tendangan pojok untuk lawan adalah hasil terbaik.
Tepat saat Guo Nu bergerak, Zhou Yi tiba-tiba berlari ke area penalti sambil berteriak, “Oper ke aku！！”
Sun Pan sudah ingin langsung menendang bola jauh, tapi mendengar ucapan Zhou Yi ini. Ia menengok dan melihat mulut Zhou Yi yang membentuk huruf "O" - bentuk bibir setelah berteriak "wo"...
Tanpa pikir panjang, ia menendang bola yang menggelinding ke arahnya kembali ke Zhou Yi.
Begitu bola ditendang, penyerang Chelsea Youth Team sudah menyergap, nyaris menabraknya!
Saat menerima bola, Zhou Yi langsung mengoper ke arah diagonal belakangnya dengan kaki kanan. Bersamaan itu, ia berputar cepat menghindari gelandang Chelsea Youth Team yang menerjang, lalu berlari maju.
Yang Muge baru saja menerima operan Zhou Yi ketika melihat rekannya itu sudah berbalik arah dan mulai berlari ke depan.
Ia tidak langsung mengoper ke Zhou Yi, melainkan menahan bola sejenak.
Jeda sepersekian detik ini membuat dua gelandang Chelsea Youth Team langsung menyergap, bertekad menghentikan rangkaian oper-operan Tim China yang mulai menjengkelkan.
Sambil tegang mengawasi dua pemain Chelsea yang mendekat, Yang Muge tetap melirik posisi Zhou Yi dari sudut matanya.
Saat dua orang itu hampir mengepung, Zhou Yi akhirnya tiba di posisi. Dengan cepat ia mengoper bola ke Zhou Yi!
Kini ketika Zhou Yi menerima bola, tidak ada satu pun pemain Chelsea di sekitarnya!
Di depannya terbentang garis pertahanan Chelsea Youth Team, dan lebih jauh... separuh lapangan Chelsea yang luas dan kosong!
