Saat Zhou Yi sering melakukan operan pendek di area pertahanan, semua merasa tegang—terutama ketika dua penyerang Chelsea menerobos area penalti untuk merebut bola.
Namun di tengah kecemasan itu, bola justru berhasil dikeluarkan dengan aman setelah beberapa kali operan singkat.
Dan sekarang, Zhou Yi bahkan mendapat kesempatan emas: menguasai bola tanpa dijaga sambil menghadap ke arah serangan!
Bangku cadangan Tim China di pinggir lapangan serentak bersorak gembira.
"Operan! Operan, cepat operkan!"
"Dribel! Maju terus, serang mereka! Lakukan penetrasi!"
Teriakan mereka saling bertabrakan, bahkan tak ada kesepakatan strategi di antara para pelatih.
Semua khawatir Zhou Yi menyia-nyiakan momen krusial ini—sungguh disayangkan jika gagal memanfaatkan peluang seindah ini!
Liang Qiqi yang tadinya mengejek kebiasaan Zhou Yi bermain operan pendek di belakang kini terbelalak—bagaimana bisa permainan operan itu justru berubah menjadi serangan mematikan?
Kekacauan di pinggir lapangan tak memengaruhi konsentrasi Zhou Yi yang tetap tenang menguasai bola.
Di luar lapangan, mungkin dia dianggap aneh dengan logika berpikirnya yang tak biasa. Tapi di atas rumput hijau, dialah pemilik pikiran paling jernih.
Setelah menerima bola, alih-alih langsung mengoper, dia malah mulai mendribel maju!
Dribelannya tak terlalu cepat, tapi setidaknya membawa bola semakin dekat ke gawang lawan.
Bek-bek Chelsea segera merangsek—dua pemain langsung mengepungnya.
Tepat saat mereka mendekat, Zhou Yi mengumpan. Bola meluncur ke sisi kiri depan dengan sudut tajam.
"Dan arah itu adalah ruang kosong di belakang dua pemain muda Chelsea yang sedang menekan!"
Kali ini bukan operan pendek 5-10 meter, melainkan umpan silang lebih dari 25 meter!
Ruang kosong di area itu sangat luas, tidak perlu terlalu memperhatikan akurasi operan. Asal bola bisa dikirim ke area tersebut, itu sudah dianggap sukses.
Bola melesat menyusur rumput dengan cepat, menerobos celah antara dua pemain Chelsea yang sedang maju. Mereka tidak siap!
Tendangan ini benar-benar menghabiskan sisa tenaga Zhou Yi yang terakhir. Setelah mengoper, dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Namun mata Zhou Yi tetap menatap bola.
Dia melihat bola menggelinding ke tujuan. Di area itu, sosok seseorang muncul dengan cepat mengejar bola.
Itu adalah teman sekamarnya, He Ying.
……
"Bagus... bagus!" Xu Yang menepuk tangan gembira melihat adegan ini.
Saat Zhou Yi menggiring bola, dia sempat khawatir bola akan direbut atau kesempatan terbuang. Kini melihat Zhou Yi mengoper dan He Ying menyambar mengejar bola, barulah hatinya tenang.
……
Pemain Chelsea melihat Zhou Yi tiba-tiba mengoper bola. Mereka belum bereaksi - ke mana dan kepada siapa operan ini ditujukan?
Pandangan mereka mengikuti bola yang melesat ke belakang, baru menyadari nomor 10 China telah melampaui mereka dan sedang mengejar bola!
Di depannya terbentang separuh lapangan yang kosong!
Kiper mereka sendirian di sana, dalam latar lapangan luas yang kosong, terlihat sangat... kecil!
Saat itulah mereka baru tersadar—ini adalah serangan balik yang melewati jebakan offside, sialan!
Sekelompok pemain segera berbalik dan mengejar dengan panik.
Namun umpan Zhou Yi ke He Ying benar-benar tepat, memaksimalkan keunggulan kecepatan He Ying. Setelah berlari puluhan meter dengan kecepatan maksimal, dia berhasil mengontrol bola. Para bek Chelsea Youth masih jauh tertinggal, sementara jaraknya ke gawang semakin dekat.
Setelah menguasai bola, He Ying langsung menerjang ke area penalti Chelsea Youth tanpa ragu.
Kini giliran kiper Chelsea Youth yang bimbang—Haruskah aku segera keluar atau menunggu sebentar lagi?
He Ying punya satu tujuan sederhana: terus menerjang sampai ke depan gawang!
Kontrol bolanya sangat stabil, tidak terlihat kelelahan. Irama lari dan kecepatannya tetap terjaga meskipun membawa bola.
Hampir sekejap mata, dia sudah sampai di tepi area penalti besar.
Kiper Chelsea Youth memilih keluar gawang dan menghadang He Ying.
Detik-detik menegangkan—Timnas Tiongkok tahu arti gol ini, begitu juga skuad Chelsea.
Mampukah He Ying memanfaatkan peluang emas dari Zhou Yi ini?
He Ying memperlambat laju saat mendekati kiper lawan, mengangkat kaki kanan seolah hendak menendang. Kiper Chelsea Youth langsung terjatuh menghalau bola.
Kaki kanan He Ying mendarat namun hanya menahan bola ke kiri, sambil ia berubah arah, bersisian dengan kiper yang menerjang ke kanan.
Lalu ia mengejar bola.
Saat ini, di depannya hanya ada gawang berukuran panjang 7,32 meter dan tinggi 2,44 meter!
Pemain cadangan Tim China serentak berdiri dari bangku cadangan, banyak yang mengangkat kedua tangan seolah tak sabar untuk bersorak.
Di bawah tatapan semua orang, He Ying menyusul bola, mengayunkan kaki untuk tendangan keras!
Bola melesak ke gawang tanpa hambatan, baru berhenti setelah membentur jaring!
Secara teori, tembakan ini tak perlu sekuat itu, tapi api kemarahan juga membara di hati He Ying, sesekali ingin meluapkan amarah.
……
"Aaaaaaahhhh!!!"
Staf pelatih dan anggota Tim China di bangku cadangan histeris. Ini pertama kalinya mereka unggul tiga kali dalam satu pertandingan!
Tiga gol beruntun di babak kedua menyempurnakan comeback!
Bahkan Yang Fei yang digeser posisinya oleh Guo Nu melompat sambil mengacungkan tinju, membuat Liang Qiqi di sampingnya kaget. Ia memandang rekan setimnya yang histeris dengan wajah bingung.
Sepertinya belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi...
……
Usai mencetak gol, He Ying juga mengangkat kepala dan meneriakkan pekikan panjang, menunjukkan emosi yang jarang terlihat.
Rekan-rekannya dari lini belakang berlari penuh semangat menghampirinya untuk merayakan gol.
Ia segera tenggelam dalam kerumunan...
Sun Pan tidak terlalu bersemangat untuk merayakan gol He Ying, tapi dia juga berlari keluar dari area penalti. Dia ingin merayakan bersama Zhou Yi. Bola ini lagi-lagi hasil umpan Zhou Yi, dia sudah menyelesaikan tiga assist dalam pertandingan ini, hat-trick assist! Tentu layak dirayakan.
Dia dan Guo Nu bersama-sama berlari ke arah Zhou Yi.
Tapi Zhou Yi di mata mereka terlihat agak tidak beres...
Zhou Yi juga senang melihat bola masuk, dia ingin bangun untuk merayakan gol. Tapi baru saja duduk, dia langsung memeluk betisnya dan terguling di tanah.
Yang Muge yang terdekat dengannya juga datang untuk merayakan, tapi melihat keadaan Zhou Yi, dia segera berlari mendekat.
"Ada apa, Zhou Yi?"
Dia mengira Zhou Yi cedera lutut, itu akan fatal. Dari gerakan Zhou Yi, memang mirip seperti itu.
Sun Pan juga datang sambil bertanya: "Cedera?"
"Uu-uu-uu... mulut burung gagak!" Guo Nu panik.
"Ke-ke... kram..." Zhou Yi yang sedang menggeliat di tanah menarik napas tersengal.
Ketiganya tertegun sejenak, lalu Sun Pan berteriak: "Sial! Kalau kram ngapain pegang-pegang lutut!"
Yang Muge dan Guo Nu menghela napas lega.
Guo Nu segera menarik kaki Zhou Yi yang kram, menempelkan sol sepatunya di perutnya sendiri, mengencangkan otot perutnya, lalu menekan kaki Zhou Yi ke bawah.
……
Di depan kursi pelatih yang masih merayakan, Hao Dong juga memperhatikan situasi di sisi Zhou Yi – dari gerakan Guo Nu langsung tahu bahwa Zhou Yi pasti mengalami kram.
Baru saat ini dia teringat untuk melihat waktu.
Rupanya tanpa disadari, pertandingan ini sudah berjalan enam puluh sembilan menit!
Dibandingkan terakhir kali yang hanya bertahan setengah pertandingan, Zhou Yi kali ini bermain dua puluh empat menit lebih lama. Dan tepat dalam dua puluh empat menit ini, Zhou Yi memberikan dua assist yang membantu tim berbalik dari tertinggal satu gol menjadi unggul satu gol.
Namun melihat kondisinya sekarang, sepertinya dia sudah tidak bisa bertahan lagi.
Hao Dong memanggil Xu Yang yang masih merayakan dengan orang lain: “Pelatih Xu, suruh Yang Fei pemanasan.”
Xu Yang menoleh ke lapangan, baru melihat Zhou Yi kram.
“Ah, baik!”
Dia menghela napas sebentar, lalu mengangguk berulang kali.
Sangat disayangkan Zhou Yi tidak bisa bertahan, tapi mampu bertahan sampai memberikan tiga assist sebelum diganti sudah sangat luar biasa.
Hanya berharap, di pertandingan berikutnya Zhou Yi bisa bertahan lebih lama lagi...
Orang paling senang melihat Zhou Yi kram adalah Liang Qiqi, karena posisinya sama dengan Zhou Yi. Jika Zhou Yi tidak bisa lanjut dan harus diganti, siapa yang akan menggantikannya?
Melihat ke seluruh bangku cadangan, hanya dia satu-satunya!
Jadi ketika melihat asisten pelatih Xu Yang menuju bangku cadangan, dia segera menyesuaikan posisi duduk dan ekspresi, berusaha terlihat siap tempur.
Namun Xu Yang yang berlari cepat seperti angin melintas di hadapannya, menerbangkan rambutnya, lalu berhenti di depan Yang Fei: "Yang Fei, pemanasan, cepat!"
Yang Fei sedang merayakan gol tiba-tiba rezeki jatuh dari langit menghantam kepalanya.
"Ia tertegun sejenak, lalu melihat Guo Nu sedang menekan kaki Zhou Yi untuk peregangan. Seketika ia mengerti situasinya."
"Bagus!"
Tanpa bicara panjang, ia langsung melesat ke kursinya, menyambar rompi latihan kuning di sandaran kursi, lalu berlari ke area pemanasan.
Rambut Liang Qiqi yang baru saja jatuh di dahinya kembali tertiup angin, melayang-layang di udara.
Ini satu-satunya bagian yang bergerak dari seluruh tubuh Liang Qiqi - ia terduduk kaku di bangku cadangan bagai patung lilin.
