Episode dimana remaja Tiongkok bertanding melawan tim muda Arsenal, rating "Pewaris Lapangan Hijau" kembali meningkat. Banyak yang menonton khusus setelah mendengar performa gemilang remaja Tiongkok di episode sebelumnya.
Setelah episode melawan Borussia Dortmund ditayangkan, responnya sangat bagus. Ulasan di internet juga jauh lebih positif dibanding sebelumnya.
Semua ini karena remaja Tiongkok berhasil mencetak tiga gol dalam pertandingan melawan tim muda Borussia Dortmund.
He Ying tentu sudah dikenal semua orang - penyerang utama tim nasional junior Tiongkok yang sudah sering diliput media domestik, dijuluki bintang harapan sepak bola Tiongkok. Dialah yang terkuat di tim nasional junior angkatan itu.
Keikutsertaannya dalam acara realitas ini awalnya tak terduga, sekaligus memberi popularitas tambahan untuk acara tersebut.
Tentu saja, performa He Ying di acara realitas kemudian banyak mengecewakan. Bukan hanya kekecewaan pribadi padanya, tapi juga pada sepak bola Tiongkok secara keseluruhan - Pemain terkuat generasi 17 tahun kita bahkan tidak bisa mencetak gol di luar negeri, inikah yang disebut terkuat? Sungguh menyedihkan!
Banyak kritik bermunculan di internet terhadap He Ying, menyebutnya hanya hebat di liputan media domestik, namun menunjukkan ketidakmampuan sebenarnya saat ke luar negeri.
"Apa kecepatan tinggi, apa dribel hebat, apa teknik lengkap, apa kesadaran jauh melampaui pemain sebaya di dalam negeri... itu semua cuma omong kosong media."
"Maka He Ying, satu-satunya pemain usia 17 tahun yang bisa menyaingi pemain Jepang-Korea, akhirnya jadi ilusi ciptaan media... Banyak yang bahkan menyalahkan negara."
"Apa lagi di negara kita yang tidak palsu?"
"Bahkan fans fanatik He Ying pun tak bisa membantah kritikan ini, karena faktanya He Ying memang tidak punya prestasi nyata."
"Tapi pertandingan melawan tim muda Borussia Dortmund membuat mereka bangga."
"He Ying diam-diam langsung cetak dua gol!"
"Tapi performa He Ying ini paling cuma buktikan dia bukan sekadar gembar-gembor, sejujurnya tidak terlalu mengejutkan."
"Justru Zhou Yi yang mencetak gol lain lebih menarik perhatian."
"Setelah cek di internet, disebut sebagai perwakilan pemain pelajar yang terpilih dari audisi nasional. Selain itu tidak ada info lebih, di program sebelumnya juga tidak menonjol kecuali dialog konyol dengan kameramen di episode pertama. Di empat pertandingan sebelumnya, sama sekali tidak bermain."
"Tiba-tiba main starter di pertandingan ini langsung kasih dua assist dan satu gol!"
"Meski gol terakhir itu jelas sekali faktor keberuntungannya."
"Tapi sebelumnya dia sudah kasih dua assist, dua gol He Ying juga berkat assist Zhou Yi."
Dia seketika menarik perhatian banyak orang.
Bagaimana mungkin seorang pemain mahasiswa bisa memiliki kemampuan seperti ini?
Semua orang bingung tidak menemukan jawaban.
Karena performa luar biasa dalam pertandingan melawan Borussia Dortmund, episode ini memicu diskusi yang lebih luas dan menarik perhatian lebih banyak media.
Sebelumnya, sebagian besar media selain yang dibayar untuk mempublikasikan pengumuman, hampir tidak peduli dengan acara ini.
Tapi sekarang saat semua orang membicarakannya, mereka tentu menyadari ini adalah topik panas.
Terutama Zhou Yi.
Peserta ini memiliki aura misterius yang sangat kental, menjadikannya figur berita paling ideal.
Dia lolos melalui audisi, artinya bukan pemain semi-profesional yang melalui pelatihan khusus.
Mengapa seorang amatir bisa tampil sehebat ini?
Cerita apa yang tersembunyi di baliknya? Siapakah dia sebenarnya?
Tapi sayangnya media hanya mendapatkan informasi publik, tidak bisa mengetahui lebih banyak tentang Zhou Yi. Dikatakan dia seorang pelajar, bahkan sekolahnya pun tidak diketahui.
Ingin menggali lebih dalam tapi tidak menemukan celah.
Namun ketika semua frustasi mencari informasi detail Zhou Yi, mereka sadar sepertinya tidak perlu lagi peduli siapa sebenarnya dia...
Karena setelah penayangan episode ini, remaja Tiongkok kembali mengalami kekalahan telak 0:7 dari tim junior Arsenal dalam pertandingan!
Ini langsung menghilangkan pujian sebelumnya untuk Zhou Yi dan para remaja tersebut.
0:7! Itu pun hanya dalam babak pertama, ini sudah bukan sekadar "kekalahan telak" tapi harus disebut "pembantaian".
Di dunia maya ada yang mengeluh: "Benar-benar acara realitas sepak bola, mewarisi tradisi gemilang sepak bola Tiongkok - tepat saat kau mulai menaruh sedikit harapan padanya, dia langsung menamparmu keras! Membuatmu sadar betapa bodoh dan naifnya dirimu!"
Seketika, gelombang cacian kembali membanjiri.
Semua jenis hinaan terdengar.
Seperti sepak bola Tiongkok yang mereka kritik, mereka juga mempertahankan tradisi baik - kalau menang dipuji habis-habisan, kalah langsung dihujat...
Sama-sama aja sih.
Di tengah lautan cacian ini, hanya sedikit yang memperhatikan Zhou Yi yang diganti di menit 45, atau fakta bahwa skor tetap 0-0 saat dia bermain tapi berubah jadi 0-7 setelah dia keluar.
Jika pun ada yang memperhatikan, suara mereka tenggelam dalam samudera hujatan, bahkan tak mampu membuat riak kecil.
Tapi bagaimanapun... ada perubahan kecil yang nyata.
Di internet telah muncul Post Bar dengan nama "Zhou Yi".
Deskripsi forumnya jelas tertulis: "Fanbase resmi peserta acara 'Penerus Hijau' Zhou Yi!"
Saat ini hanya ada 22 pengikut.
Meski sedikit, Zhou Yi akhirnya memiliki sekelompok fans pertama, meski dirinya sendiri tidak menyadarinya...
……
Satu minggu berlalu dengan cepat. Ketua Kamis malam tiba, episode terbaru "Penerus Hijau" pun tayang di televisi.
Setelah kalah telak dari tim junior Arsenal, yang mengejutkan banyak orang, rating episode kali ini tidak rendah, setidaknya tidak separah yang dibayangkan semua orang.
Mengapa hal ini terjadi?
Sebuah postingan populer di Post Bar 'Pewaris Lapangan Hijau' mungkin menjelaskan masalahnya: "Katanya lawan 'tim pencari hukuman' Tiongkok di episode ini adalah tim junior Chelsea, nunggu dihajar. Ayo tebak berapa gol yang akan kebobolan kali ini!"
Netizen dengan foto profil Messi di lantai dua menjawab: "Sebelas, tidak boleh lebih!"
Netizen dengan foto profil Lampard di lantai tiga mengutip balasan lantai dua: "Mengapa tidak boleh lebih?"
"Karena aku fans Barcelona!" jawab netizen lantai dua.
"Baiklah, aku dukung Chelsea mencetak tiga belas!"
Pembuat thread muncul: "Tolong tebakan yang beradab, jangan cari masalah!"
"Aku tebak delapan!"
"Sembilan sembilan! Sembilan menyatu, sangat keberuntungan!"
"Lalu kenapa tidak sepuluh? Kesempurnaan total?"
"Aku tebak dua belas, lambang zodiak!"
"Ali Baba dan Empat Puluh Perampok!"
"Enam puluh enam, keberuntungan ganda!"
"Delapan puluh satu kesengsaraan!"
"Kalian keterlaluan! Ini jelas 108 Jagoan Sungai!"
……
"Pemuda-pemuda yang mewakili citra sepak bola Tiongkok ini sudah menderita di lapangan! Kalian tega menghina mereka? Apakah kalian tidak punya nurani? Tidak punya rasa sosial dan patriotisme?! Ah! Pelajaran moral sejak kecil dipelajari bagaimana? Tidak lulus semua! Kalau aku, populasi Tiongkok ada 1,4 miliar orang!"
"Netizen di atas terlalu kejam..."
Ya, banyak orang yang menonton episode ini sebenarnya ingin melihat anak-anak muda Tiongkok dipermalukan, ingin melihat mereka dihancurkan. Ini adalah kepuasan menyimpang yang aneh. Semakin sepak bola Tiongkok terpuruk, semakin mereka bersemangat.
Sulit dikatakan mereka bukan fans bola. Objek forum Post Bar yang mereka ikuti adalah klub-klub besar Eropa. Mereka sangat ahli dalam membahas sepak bola Eropa. Bahkan bisa berdiskulin panjang tentang pertandingan liga tertentu dalam sejarah.
Juga sulit menyangkal mereka bukan fans Tiongkok. Dulu, mereka pernah menonton setiap pertandingan Tim China di depan TV, pernah mengantri semalaman hanya untuk membeli tiket liga Jia-A, lalu berteriak "Xiong Qi" di tribun.
Tapi siapa yang harus disalahkan?
Ini benar-benar pertanyaan yang sangat serius.
……
Kru acara tampaknya juga tahu bahwa penonton domestik sekarang hanya menunggu pertandingan akhir. Karena itu kali ini mereka sengaja memadatkan konten awal, memfokuskan seluruh episode pada pertandingan. Semua segmen sebelumnya berpusat pada laga ini.
Tentu saja, kru acara melakukan ini karena alasan tertentu - mereka sudah tahu hasil pertandingannya, sehingga pascaproduksi bisa diatur dengan tepat.
Jika ini pertandingan sebelumnya melawan tim muda Arsenal, pasti mereka tidak akan melakukan ini mati-matian.
Segera, segmen pra-pertandingan berakhir. Pertunjukan utama dimulai.
Pertandingan resmi antara anak-anak muda Tiongkok vs tim muda Chelsea pun dimulai!
"Yang tidak disangka-sangka oleh para penonton dan fans yang menonton melalui televisi atau jaringan komputer... Mereka yang awalnya berharap melihat pembantaian, justru tim yang mencetak gol pertama adalah Tim China!"
Saat Zhou Yi memberikan assist dan He Ying mencetak gol pertama, para penonton di depan televisi dan komputer yang sama sekali tidak siap terkejut!
Ada apa ini? Tim China unggul?
Bukan... Tim China unggul lagi?
Banyak yang langsung teringat pertandingan melawan Borussia Dortmund Youth Team, Tim China juga yang mencetak gol pertama saat itu!
Jadi keunggulan saat ini belum bisa menjadi patokan.
Setelah keterkejutan awal, para penonton kembali tenang dan rasional.
Ada yang berkomentar online bahwa Tim China telah memancing amarah Chelsea Youth Team, tunggu saja pembantaian di pertandingan selanjutnya!
Prediksi mereka tepat, tak lama kemudian Chelsea Youth Team menyamakan kedudukan.
Kemudian mencetak gol lagi menjelang akhir babak pertama, berubah dari tertinggal menjadi unggul.
"Lihat! Sudah kubilang, inilah karakter asli sepak bola Tiongkok!"
"Ah, sepak bola Tiongkok benar-benar mengecewakan!"
"Tidak mengejutkan, ini baru ritme normal!"
"Bertahun-tahun berlalu, hanya Timnas Tiongkok yang tetap konsisten, sungguh luar biasa!"
"Resep sama rasa sama, asam-segarnya baru autentik!!"
"Sebenarnya kalian salah paham, bukan kemampuan Timnas yang buruk, tapi mereka sedang bernostalgia!"
Berbagai kritikan dan guyonan langsung membanjiri internet, para pembuat meme kembali mendapat "amunisi" untuk mengekspresikan "kecerdasan kreatif" mereka.
Suasana riuh di dunia maya justru kontras dengan narasi program yang menggambarkan situasi kritis kekalahan Tim China.
Adegan konfrontasi antara Sun Pan dengan pemain akademi Chelsea yang ditayangkan setelah babak pertama berakhir semakin memicu emosi penonton.
Kecuali kata-kata kotor yang di-[bip--], semua teriakan lainnya tetap utuh tanpa sensor.
"Waduh! Kalah main mau mukulin orang! Memang warisan turun-temurun sepak bola Tiongkok!"
"Kalah pertandingan sekaligus kehilangan muka, memalukan!"
"Baru ini pemain China yang kita kenal - sekarang aku percaha anak-anak ini benar-benar hasil seleksi klub-klub domestik!"
"Mau tiru Tim Olimpiade? Berantem pun kalah sama orang lain?"
"Sun Pan itu orang Dongbei ya? Keliatan dari wajahnya saja bukan orang baik!"
"Yang di lantai atas jangan serang daerah tertentu dong!"
……
Saat netizen masih ramai berkomentar, program memasuki jeda iklan.
Setelah iklan lima menit, tayangan langsung melompat ke adegan di ruang ganti.
Pidato motivasi Hao Dong yang berapi-api seketika mengurangi guyonan miring tentang tim junior ini di internet.
“Semua orang duduk terpaku di depan TV atau komputer, di telinga mereka terdengar suara Hao Dong dari speaker: '... Jika di antara kalian ada yang masih memiliki sedikit pun harapan untuk masa depan, maka seriuslah! Perlakukan setiap pertandingan, setiap lawan dengan sungguh-sungguh! Jangan karena kita sering kalah sebelumnya, lalu jadi mati rasa dan terbiasa! Ingat! Bahkan kegagalan pun harus membuatnya bernilai! Setiap kekalahan saat ini adalah untuk kemenangan di masa depan!'”
“Jarang ada acara realitas yang membongkar aib sendiri, tapi Hao Dong melakukannya dalam program ini. Ia tak menghindar membahas pertandingan-pertandingan yang sebelumnya kalah, juga fakta bahwa para pemain sebenarnya bukan pilar utama akademi klub. Pidato di ruang ganti ini pun tak dipotong sedikit pun oleh kru acara.”
“Semuanya ditampilkan secara utuh dan berdarah-darah di hadapan penonton.”
“Penonton terdiam. Tak ada yang menyangka pertandingan dan acara yang mereka anggap lelucon ini tiba-tiba menampilkan adegan seperti ini.”
“Ini bahkan lebih tak terduga daripada saat Tim China unggul skor.”
“Tentu saja masih ada yang berkeras.”
“'Berkata-kata manis di depan kamera itu mudah! Teriak-teriak gagah kan sudah jadi tradisi sepak bola Tiongkok?'”
“'Negara adidaya sepak bola mulut, hahaha!'”
“'Hah, jaman sekarang masih berpikir bisa menang hanya dengan teriak-teriak motivasi di jeda babak? Pantas sepak bola Tiongkok tak maju-maju!'”
“Tapi ketika babak kedua dimulai, semua suara itu menghilang.”
"Ketika Zhou Yi melakukan tendangan voli udara dan membantu He Ying mencetak gol penyama skor tim, banyak orang bahkan sudah melompat dari depan TV dan komputer!"
"Setelah itu, banyak komentar positif mulai bermunculan di internet."
"Gol ini keren banget! Luar biasa!"
"Umpan Zhou Yi ini... Tidak terduga, benar-benar tidak terduga!"
"Pergerakan He Ying juga sangat cerdik! Keduanya telah mencetak semua gol Tim China sejauh ini, benar-benar duet emas! Katanya mereka sekamar, mungkin chemistry mereka berasal dari situ ya?"
"Ada maksud tersembunyi nih! Jangan-jangan pertandingan ini... Ah, tidak boleh dibicarakan..."
……
"Staf pemantau rating di stasiun TV langsung menyadari bahwa rating program 'Pewaris Lapangan Hijau' yang sedang tayang melonjak drastis."
"Teriakannya segera menarik perhatian lebih banyak orang. Semua menyaksikan angka rating di belakang nama program yang terus berubah, peringkat rating realtime program itu juga naik."
"Apa yang terjadi... Kok bisa ada perubahan seperti ini?"
"Rekan-rekan yang berkumpul mulai berkomentar."
"Ada yang spesial dari episode kali ini?"
"Katanya cuma pertandingan melawan tim muda Chelsea..."
"Bukannya pasti kalah?"
"Mungkin penonton lebih suka melihat Timnas Tiongkok dipermalukan?"
"Di tengah gemuruh diskusi, suara dingin menyela: 'Mereka baru saja menyamakan skor'."
"Hah?!"
"Sekelompok orang itu tertegun membisu."
"Tapi mereka segera memahami situasinya."
"Para penggemar sepak bola Tiongkok... Mayoritas tetap menyimpan harapan tulus untuk kemajuan sepak bola Tiongkok..."
……
"Meski saat melawan Borussia Dortmund, para pemuda China juga mencetak dua gol, bahkan sempat unggul dua kali."
"Tapi kali ini, dengan persiapan babak pertama dan istirahat tengah, semangat semua orang sangat membara."
"Sialan! Tidak ada yang mau kalah lagi!"
"Namun perkembangan pertandingan berikutnya membuat semua orang menahan napas untuk para pemain sepak bola muda China - Tim muda Chelsea menyerang begitu ganas, Zhou Yi jelas sudah kelelahan, mampukah pertandingan ini bertahan imbang?"
"Ya, tidak perlu menang, asal jangan kalah. Hasil imbang saja sudah cukup membuat kita senang seminggu penuh!"
"Permainan operan di area pertahanan yang dipimpin Zhou Yi juga menuai kritikan, dianggap terlalu nekat. Bermain seperti ini cepat atau lambat akan celaka."
"Tiba-tiba situasi berubah di lapangan. Tim China yang terus mengoper di pertahanan tiba-tiba berhasil membangun serangan, dengan umpan terobosan Zhou Yi ke ruang kosong di area pertahanan Chelsea!"
"He Ying kemudian berlari kencang, melewati kiper Chelsea yang keluar, dan menghujamkan bola ke gawang kosong!"
"Para penonton di depan TV dan komputer, baik yang duduk maupun berdiri, membeku bagai patung, menatap layar dalam keheningan."
"Balik keadaan?"
"Kita benar-benar berbalik menang!"
"Ini kejadian apa?!"
"Semua orang baru tersadar, internet langsung gempar."
"Apa aku tidak salah lihat? Tadi benar Tim China yang mencetak gol?"
"Ini bukan naskah yang sudah disiapkan sebelumnya, ya?"
"Aduh! Keren banget! He Ying keren banget! Zhou Yi keren banget! Tim China keren setengah mati!"
……
Selanjutnya, Zhou Yi tidak bisa melanjutkan pertandingan karena kram otot dan digantikan oleh Yang Fei. Saat itu, Zhou Yi yang diganti tidak mendapat sambutan tepuk tangan berdiri dari fans karena sama sekali tidak ada penonton di pinggir lapangan.
Tapi sekarang, dalam program TV ini, dia menikmati sambutan tepuk tangan berdiri dari banyak fans yang menonton melalui TV maupun komputer.
Kemudian tiba momen puncak Sun Pan. Pemain asal timur laut yang sempat diejek penonton sebagai perwakilan kualitas rendah pemain Tiongkok di akhir babak pertama ini, menunjukkan performa hampir kelas dunia dengan menggagalkan serangan demi serangan Chelsea Youth Team, menyelamatkan tembakan demi tembakan. Terutama penyelamatan bola yang berubah arah itu membuat penonton di depan layar terkesiap.
"INI--BAGAIMANA--BISA--TERJADI?!" Mereka sendiri tidak percaya.
Waktu pertandingan berlalu detik demi detik, Chelsea Youth Team tetap tak mampu menembus gawang yang dijaga Sun Pan.
Penonton pun mulai tegang, khawatir kebobolan di menit-menit akhir.
"Tiga Menit Kelam" seperti ini sering terjadi dalam sejarah sepak bola Tiongkok. Hampir menjadi trauma bagi semua fans Tiongkok. Setiap timnas unggul satu gol atau imbang di akhir pertandingan, fans langsung cemas tragedi akan terulang...
Tapi kali ini, remaja-remaja yang tak diunggulkan ini justru tidak membiarkannya terjadi!
Ketika wasit utama akhirnya meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, pemain Tim China di pinggir lapangan langsung menyerbu ke dalam lapangan, sementara penonton di depan layar juga mengangkat tangan dan bersorak.
Saat itu, program tiba-tiba memutar sebuah lagu lawas.
Lagu yang sangat jadul, begitu tuanya sampai anak-anak zaman sekarang mungkin belum pernah mendengarnya.
“…Dalam hatiku, pernah ada sebuah mimpi, ingin menghilangkan semua luka dengan nyanyian; Di bawah langit berbintang, siapakah pahlawan sejati? Orang-orang biasa memberiku begitu banyak inspirasi…”
Setelah intro piano selesai, empat suara berbeda menyanyikan lagu tersebut sementara layar menampilkan adegan para pemuda yang histeris merayakan kemenangan.
Pelatih kepala Chelsea Youth Team (Tim Remaja Chelsea) mendekati Hao Dong untuk berjabat tangan: “Selamat, Hao. Aku melihat pertandingan yang luar biasa, kemenangan ini pantas untuk kalian.” Saatnya berbicara, volume musik direndahkan hingga nyaris tak terdengar, sementara ucapannya ditampilkan dalam subtitle bahasa China di bagian bawah layar.
Zhou Yi di pinggir lapangan mengangkat tangan dan berteriak: “Woooohhh!!!”
Musik terus mengalun.
“Memanfaatkan setiap menit dalam hidup, berusaha sekuat tenaga untuk mimpi di hati; Tak melalui badai, mana mungkin melihat pelangi? Tak ada kesuksesan yang datang dengan mudah!”
“Rasakan setiap getaran dalam hidup, peluk erat sahabat tercinta; Biarkan kata-kata penyemangat dan air mata kebahagiaan, mengalir dalam hatimu dan hatiku…”
Pada saat ini, para penonton di depan layar, terutama yang sudah berusia agak lanjut, baru tersadar bahwa tanpa disadari air mata telah mengalir di pipi mereka... persis seperti yang dilantunkan dalam lagu tersebut.
Karena lagu ini benar-benar... membangkitkan begitu banyak memori kolektif mereka yang berasal dari era tahun 50-an, 60-an, 70-an, hingga 80-an.
Di masa kejayaan sepak bola profesional Tiongkok dulu, lagu ini kerap dinyanyikan di lapangan Liga Jia-A. Kepopulerannya saat itu bisa disetarakan dengan lagu "You'll Never Walk Alone" di stadion-stadion luar negeri.
Orang-orang menyanyikan lagu ini sambil membawa bangku kecil dan selimut untuk mengantri di depan stadion menunggu pembukaan tiket; menyanyikannya saat mendukung tim kesayangan; melantunkannya ketika menyambut kemenangan tim yang mereka dukung...
Begitu musik ini berkumandang, seolah-olah mereka kembali ke era sepak bola Tiongkok tahun 90-an.
Namun kini, lagu ini perlahan terlupakan. Seperti lagu populer manapun yang akhirnya usang, seperti pasar sepak bola yang memudar, demikian pula zaman keemasan pasti akan berlalu.
Kota-kota yang pernah menjadi pusat sepak bola emas Tiongkok, kini tak lagi mampu menampung klub sepakbola profesional. Stadion yang pernah riuh-rebut dan sulit mendapatkan tiket, kini hanya digunakan untuk konser musik semata.
Pemuda yang dulu tergila-gila pada sepak bola Tiongkok kini telah dewasa dan menua. Mungkin mereka sudah bertahun-tahun tidak menonton liga domestik, atau mungkin tetap menonton setiap pertandingan sambil terus mengumpat, menyiksa diri dalam kepedihan.
Namun akan ada satu malam di mana mereka teringat pada hal-hal yang pernah dicintai di masa muda yang penuh semangat, teringat pada tindakan gila yang pernah dilakukan demi cinta ini.
Seperti malam ketika lagu "Pahlawan Sejati" dinyanyikan kembali.
Itulah "masa muda" yang tak akan pernah kembali baik bagi mereka maupun sepak bola Tiongkok...
Musik terus mengalun, paduan suara empat penyanyi membawa lagu ini mencapai puncak.
Layar berangsur memudar ke hitam.
Serangkaian kalimat muncul tanpa suara di tengah layar hitam.
"Enam minggu lalu, kami menanam beberapa benih di tanah beku sepak bola Tiongkok. Tanah ini begitu keras dan tidak subur, tak ada yang berharap benih ini bisa bertahan.
Selama enam minggu ini, dunia luar dipenuhi halilintar, badai pasir, dan bahaya mengerikan. Sementara benih-benih itu terlelap dalam kegelapan, seolah tak akan pernah bertunas...
Tapi hari ini, mereka menembus tanah, menyatakan perang pada konvensi yang mapan, prasangka duniawi, aturan usang...
Melihat mereka yang penuh vitalitas, aku tak bisa tidak berpikir - mungkin beberapa tahun lagi, di dataran tandus kecoklatan ini, akan muncul hutan hijau yang tumbuh subur?
Mungkin inilah makna mengapa kita harus melakukan hal ini.
Terima kasih para pemuda, tumbuhlah dengan bebas! Semakin keras masa lalu yang kalian hancurkan, semakin gigih kalian harus menjadi.
Dan kami akan terus menyemangati kalian.
——Kru acara 'Penerus Hijau'"
