Operan terobosan Zhou Yi nyaris menembus pertahanan Tim Muda La Masia B, tapi ini tidak membuat pemain La Masia B waspada.
Karena dalam pertemuan sebelumnya, tim China juga langsung mendapat peluang emas di awal pertandingan. He Ying melakukan dribel lalu menembak, bola nyaris masuk gawang.
Serangan waktu itu lebih berbahaya daripada yang ini.
Tapi hasilnya?
Faktanya membuktikan serangan itu hanya keberuntungan, kekuatan mereka sebenarnya mudah dihancurkan.
Skor akhir 12-0 dengan jelas membuktikan hal ini.
Jadi kali ini, umpan terobosan dari China ini juga tidak membuat pemain Tim Muda La Masia B merasakan sesuatu yang spesial.
……
Lemparan ke dalam dilakukan, Zhou Yi berbalik dan mengoper bola ke He Ying.
Kali ini He Ying tidak membelakangi arah serangan, melainkan berhadapan langsung dengan Muniesa.
Bek tengah yang baru saja menggagalkan usahanya itu menjaga jarak yang tepat.
He Ying teringat perkataan Zhou Yi sebelum pertandingan: Muniesa baru saja pulih dari cedera parah, dia sangat takut cedera lagi...
Memikirkan ini, He Ying tidak mengoper bola namun tiba-tiba menggiring bola menerobos ke area penalti Tim Muda La Masia B.
Muniesa tidak menyangka orang itu berani menantangnya satu lawan satu, dia segera menghadang.
Tepat saat keduanya akan bertubrukan, He Ying mendadak berhenti dan menyentuh bola dengan kura-kura kaki kanan ke arah luar - perubahan arah!
Muniesa mengikuti perubahan arah.
Kaki kanan He Ying kembali menarik bola!
Muniesa kembali mengubah posisi.
Kali ini He Ying tidak lagi berbelok, langsung menerobos dengan menggiring bola.
Muniesa menambah kecepatan dan menempel He Ying.
Akhirnya dengan gangguan darinya, tendangan He Ying melambung terlalu tinggi.
Tepuk tangan kembali bergemuruh dari pinggir lapangan.
Tepuk tangan ini tentu bukan untuk He Ying, melainkan untuk Muniesa.
“Bertahan yang sukses! Bagus!” teriak kerumunan penonton.
He Ying berlari kembali, Zhou Yi mendekat: "Bagaimana?"
"Sangat lincah."
"Itu karakteristiknya, tapi dengan seringnya dia berputar dan mengubah arah mengikuti kamu, lututnya akan menerima tekanan besar. Teruslah menekannya, dia akan cedera atau menyerah menghadapimu." kata Zhou Yi.
He Ying mengangguk.
Zhou Yi mempercepat langkah kembali ke posisinya.
……
Di sisi Barcelona, direktur teknik La Masia Garcia juga puas dengan performa Muñiesa. Baru beberapa menit pertandingan, Muñiesa sudah melakukan dua kali tackle sukses.
Anak ini adalah karya terbaru akademi La Masia. Garcia yakin Muñiesa yang baru pulih dari cedera akan segera melesat, berkembang pesat: dipromosikan ke U17, berprestasi di U17 lalu naik ke U19, kemudian tim B Barcelona. Setelah mengumpulkan cukup pengalaman selama beberapa tahun, dia bisa naik ke tim utama untuk belajar di samping Puyol. Dengan begitu, ketika Puyol pensiun, posisi bek tengah kita tetap aman.
Di benak Garcia, telah tergambar cetak biru masa depan gemilang untuk Muñiesa.
……
Di sisa pertandingan, karena meremehkan lawan, skenario tim muda La Masia B menguasai permainan dan menekan tim China hingga tak berkutik tak terjadi.
Sebaliknya, kedua tim saling serang.
Dalam serangan China, Zhou Yi terus-menerus mengirim bola ke kaki He Ying.
Biarkan He Ying berduel satu lawan satu dengan Muniesa.
Awalnya Muniesa mendominasi.
Tapi upaya gigih He Ying untuk menerobosnya mulai memberi tekanan pada Muniesa.
Karena He Ying tidak hanya menggiring bola secara biasa, tapi terus mengubah arah untuk melepaskan diri.
Muniesa tidak meminta bantuan rekan, merasa cukup sendirian. Beberapa keberhasilan bertahan di awal memberi kepercayaan diri.
Namun terus mundur sambil mengubah arah membuat Muniesa semakin kelelahan.
Apalagi dia baru sembuh dari cedera, kondisi fisik belum pulih sempurna.
He Ying mulai merasakan perubahan pada lawannya.
Sebelumnya, bagaimanapun dia mengubah arah, Muniesa selalu menempel ketat.
Tapi dua kali terakhir, langkah Muniesa mulai melambat - sesuatu yang sulit terlihat oleh orang luar.
Tapi sebagai lawan yang berhadapan langsung, He Ying bisa merasakannya.
Dia teringat perkataan Zhou Yi.
Zhou Yi benar-benar seperti peramal...
……
Saat pertandingan memasuki menit kedua puluh, skor masih 0-0 secara mengejutkan.
Wajar jika Tim China belum mencetak gol, tapi Tim Muda La Masia B juga belum mencetak gol? Itu tidak normal...
Serangan Tim Muda La Masia B sebenarnya cukup berbahaya, mengapa belum mencetak gol?
Karena lini pertahanan Tim China tampil luar biasa.
Untuk pertandingan ini, Hao Dong khusus melatih pertahanan selama seminggu penuh.
Agar titik akhir ini terlihat relatif bagus, setidaknya tidak boleh kalah terlalu parah, jadi pertahanan sangat penting.
Guo Nu telah menunjukkan performa luar biasa dalam serangkaian pertandingan sebelumnya, meski terkadang masih sedikit ceroboh, kemampuan fisiknya berhasil menutupi banyak masalah.
Daya ledak yang luar biasa membuat pressing-nya cepat, tepat, dan keras. Pemain penyerang yang ragu sedikit saja dalam mengontrol bola, kakinya sudah menyambar dan menendang bola menjauh dari kaki orang itu.
Kecepatan tinggi dan kelincahan dalam berputar membuatnya tidak kalah dalam situasi satu lawan satu.
Dia adalah garis pertahanan pertama tim.
Di belakangnya masih ada Sun Pan.
Sama seperti Guo Nu, performa Sun Pan juga semakin membaik seiring berjalannya pertandingan selama dua bulan ini.
Seperti Guo Nu, Sun Pan juga memiliki kelemahan yang cukup mencolok, tetapi kelebihannya begitu dominan hingga mampu menutupi kekurangannya sampai batas tertentu.
Refleks luar biasa dan karakteristik khusus Sun Pan memberinya jangkauan bertahan yang sangat luas, memastikan tim belum kebobolan sampai saat ini.
Kegagalan mencetak gol dalam 20 menit membuat Tim Muda La Masia B mulai merasakan tekanan.
Baru sekarang mereka menyadari bahwa lawan kali ini terasa berbeda dibanding pertemuan sebelumnya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mengerahkan kekuatan penuh dan menghancurkan lawan ini sekaligus.
Apapun perbedaan tim ini dengan sebelumnya, satu hal yang tidak akan berubah: akhir cerita.
Mereka yakin begitu bermain serius, Tim China pasti akan kalah dengan selisih dua digit lagi.
Karena tekanan mereka, Tim China terpaksa mundur bertahan terlebih dahulu.
Tim Muda La Masia B sempat memampatkan Tim China hingga separuh lapangan sulit ditembus, seolah-olah Tim China benar-benar akan kebobolan segera.
Setiap serangan dari Tim Muda La Masia B disambut sorak-sorai orang tua pemain di pinggir lapangan yang memberi semangat pada anak-anak mereka.
Adegan ini pasti tidak asing bagi Zhou Yi, karena saat final nasional dulu, kondisi di pinggir lapangan juga persis seperti ini...
Meski situasi saat ini memang genting, Zhou Yi tidak panik. Ia tetap terus mengamati situasi di lapangan.
Dari peta di pikirannya, Zhou Yi bisa melihat formasi Tim Muda La Masia B yang semakin rapat ke depan.
Dalam kondisi seperti ini, jika Tim China berhasil merebut bola, tidak tepat lagi untuk melakukan operan pendek bertahap. Harus cepat, harus melakukan serangan balik.
Saat ini, Zhou Yi sedang menunggu satu kesempatan.
Tapi pertama-tama harus memastikan gawang sendiri tidak kebobolan. Ia mengalihkan pandangan ke Sun Pan.
……
Menghadapi serangan dahsyat seperti badai dari Tim Muda La Masia B, Sun Pan tidak tampak cemas. Sebaliknya dia terlihat bersemangat, terlihat dari ekspresinya yang terus-menerus menyunggingkan senyum penuh kegirangan.
Inilah karakteristik Sun Pan, semakin kuat lawannya, semakin bersemangat dia. Dia termasuk kiper tipe neurotik (gila), yang bisa keluar area penalti untuk membantu pertahanan namun meninggalkan gawang kosong sehingga lawan bisa mencetak gol kosong. Tapi juga bisa menepis tembakan yang sangat sulit dan hampir mustahil diselamatkan.
Dia tidak takut menghadapi lawan kuat dan memiliki ketahanan mental luar biasa.
Meski dasar-dasar tekniknya kurang, itu bisa dilatih. Sedangkan mentalitas seperti itulah syarat utama menjadi kiper kelas dunia.
……
Tim Muda La Masia B menerobos area penalti Tim China dan menembak, tapi bola berhasil diblok Guo Nu keluar garis gawang.
Tim Muda La Masia B mendapatkan tendangan sudut.
Saat pemain lawan bersiap mengambil tendangan sudut, Zhou Yi mengangkat tangan dan berteriak ke rekan setim: "Bersiap serang balik, semuanya!"
Xu Yang dan Hao Dong di pinggir lapangan mendengar teriakan Zhou Yi. Mereka terkejut sekaligus kagum dengan keputusan yang diambil Zhou Yi.
Tendangan sudut lawan memang kesempatan kita untuk serangan balik...
Zhou Yi sengaja berteriak keras tanpa khawatir strategi mereka ketahuan, karena lawan pasti tidak paham bahasa China.
Mendengar teriakan Zhou Yi, rekan-rekan setim menoleh ke arahnya. Melihat kepalan tangan yang diangkat, beberapa melihat ke area lawan yang kosong. Hanya dua bek sayap dan kiper yang tersisa, sementara lainnya sudah menyerbu area Tim China.
Ini benar-benar momen tepat untuk serangan balik.
He Ying yang mendengar langsung tidak kembali bertahan, dia menunggu di garis tengah.
“Selanjutnya, terserah Zhou Yi!”
……
Setelah tendangan sudut dilakukan, Sun Pan berteriak: “Rebound!”
Dia lalu melompat tinggi, mengulurkan tangannya yang panjang, dan langsung menyambar bola yang masih di udara di titik tertinggi, sama sekali tidak memberi kesempatan pemain Tim Muda La Masia B untuk berebut sundulan.
Setelah mendarat, dia tidak asyik memeluk bola karena berhasil mempertahankan serangan orang itu, melainkan mengangkat kepala mencari Zhou Yi.
Zhou Yi berada di luar area penalti, di ruang kosong antara busur kotak penalti dan lingkaran tengah, di mana tidak ada satu pun pemain Tim Muda La Masia B.
Sun Pan tidak sempat terus berlari ke depan. Jika dia berputar menghindari pemain dari kedua tim yang menghalanginya, ruang kosong tempat Zhou Yi berada mungkin sudah hilang. Maka dia melemparkan bola langsung ke Zhou Yi melewati beberapa pemain.
“Sambut!”
Zhou Yi meredam bola yang dilempar Sun Pan dengan dada, lalu tanpa menunggu bola menyentuh tanah, langsung mengoper menyilang ke Yang Muge sambil berbalik dan berlari ke depan.
Setelah menerima bola, Yang Muge tidak mengoper ke Zhou Yi, melainkan ke Li Xiang di sisi lapangan.
Li Xiang menggiring bola ke depan – serangan balik Tim China!
“Bagus!” teriak Xu Yang di pinggir lapangan dengan semangat.
Salah satu dari dua pemain La Masia yang bertahan di belakang langsung menghadang Li Xiang, sementara pemain Tim Muda La Masia B lainnya juga cepat-cepat mundur bertahan.
“Li Xiang!”
Saat Li Xiang sedang berpikir apakah harus melewati lawan atau tidak, tiba-tiba mendengar teriakan Zhou Yi. Ia menoleh dan melihat Zhou Yi di lingkaran tengah sedang memberi isyarat tangan kepadanya.
Maka Li Xiang menendang bola secara horizontal ke arah tersebut.
Setelah mengoper, ia terus berlari ke depan menuju pemain Tim Muda La Masia B yang menghalanginya, membuat gerakan seolah akan langsung menerobos ke belakang lawan.
Bek sayap Tim Muda La Masia B ini benar-benar ragu sebentar, tidak membantu pertahanan tengah malah mundur mengikuti pergerakan Li Xiang.
Di pinggir lapangan, Xu Yang dan lainnya mendecakkan lidah melihat operan Li Xiang ini.
Karena operan Li Xiang terlalu ke belakang, tidak mengarah ke depan laju Zhou Yang malah sampai di belakang posisinya.
Zhou Yi yang sedang berlari maju terpaksa berhenti, berbalik, dan mundur untuk menerima bola.
Tapi dengan begini, bagaimana melanjutkan serangan balik?
Belum lagi pemain Tim Muda La Masia B yang sedang cepat-cepat mundur bertahan. Operan ke belakang ini justru akan bertabrakan dengan garis pertahanan mereka!
Misalnya gelandang bertahan mereka Bakary Mendes yang kini sangat dekat dengan bola. Ia mempercepat lari menuju bola, dan saat menganggap jarak sudah tepat, meluncurkan tackle ke arah bola.
Persis ketika semua pemain dan pelatih Tim China di pinggir lapangan mengira serangan balik ini akan berakhir...
Zhou Yi lebih dulu tiba di belakang bola, lalu menggunakan kaki kanannya untuk menarik bola ke arah tubuhnya.
Tackle Bakary Mendes meleset tepat di depan mata!
Setelah melepaskan bola, Zhou Yi melakukan putaran Marseille untuk mengatasi inersia tubuh yang kaku, menginjak bola untuk menghindari sisa momentum sliding tackle Mendes.
"Bagus!"
Seseorang berseru.
Dalam kondisi yang sangat sulit, Zhou Yi tetap tenang menggunakan teknik untuk menguasai kembali bola.
Ketika serangan balik cepat tidak bisa dilanjutkan, tidak kehilangan penguasaan bola sudah menjadi hasil terbaik.
Dua bek La Masia sudah kembali ke separuh lapangan, di mana Muniesa berlari paling cepat dan sudah berada di depan He Ying - ini karena He Ying tidak berlari maksimal. Melihat operan Li Xiang tidak akurat, dia memilih tidak melanjutkan lari sambil menoleh melihat Zhou Yi.
Dia harus menunggu hasil dari sisi Zhou Yi sebelum menentukan tindakannya.
……
Setelah melakukan putaran Marseille, Zhou Yi segera mengoper bola ke Yang Muge yang datang dari belakang untuk membantu.
Kapanpun, Yang Muge selalu rekan paling andal Zhou Yi. Dalam situasi sulit, mengoper bola padanya bisa mengurangi tekanan sekaligus mengatur kembali serangan.
Setelah mengoper, Zhou Yi membuka ruang dengan berlari maju.
Yang Muge cepat-cepat mengembalikan operan.
Saat ini sudah tidak ada pemain La Masia di sekitar Zhou Yi.
Zhou Yi yang menerima bola kembali bahkan tidak mengangkat kepala untuk observasi. Begitu menerima bola, dia langsung melepaskan tendangan lagi.
Kali ini dia mengoper bola ke He Ying.
Dia tidak memilih untuk mengoper ke belakang atau menyamping untuk menstabilkan situasi, melainkan tetap bersikeras melakukan serangan cepat.
Meskipun Muniesa sudah kembali bertahan, jumlah bek Barcelona di area pertahanan masih sedikit. Selain itu, garis pertahanan mereka belum sepenuhnya pulih setelah sebelumnya berlari kencang untuk menutup posisi.
Ini tetap layak dicoba!
"Apa ini terlalu terburu-buru?" Xu Yang tidak bisa menahan pertanyaannya.
Hao Dong tidak menjawab, karena saat ini dia tidak sempat berpikir atau merespons.
He Ying sudah menerima bola, dan di depannya kini berdiri Marc Muniesa yang sebelumnya beberapa kali menggagalkan tembakannya!
