Keputusan Zhou Yi untuk terus mengirimkan bola, di mata banyak orang, jelas merupakan tindakan yang tergesa-gesa.
Dalam situasi seperti ini, ketika serangan balik cepat sudah sulit dilakukan, langkah yang benar adalah berputar menguasai bola terlebih dahulu, memastikan penguasaan bola tetap di tangan Tim China, baru kemudian merencanakan serangan.
Tapi Zhou Yi tetap melakukannya.
Di satu sisi, Zhou Yi menganggap formasi pertahanan Barcelona belum stabil dan bisa ditembus.
Di sisi lain, dia percaya pada He Ying. Dari pertarungan demi pertarungan antara He Ying dan Muniesa sebelumnya, dia melihat langkah Muniesa mulai melambat dan tampak kesulitan.
Maka dalam serangan balik kali ini, ketika He Ying melesat dengan kecepatan penuh, Muniesa akan menghadapi tekanan yang lebih besar.
Setelah mengoper, Zhou Yi terus berlari ke depan meski kecepatannya tidak secepat saat memulai serangan balik tadi.
Sekarang tugasnya sebenarnya sudah selesai, sisanya adalah urusan He Ying.
Sebagai seorang pemberi assist, momen puncak ketika tembakan mencetak gol dan menjadi sorotan bukanlah bagian darinya.
Meskipun peran pentingnya dalam serangan tidak perlu diragukan lagi.
……
He Ying sempat mengira serangan balik ini akan gagal ketika melihat Zhou Yi mundur untuk menerima umpan.
Tapi tak disangka Zhou Yi tetap mengoper bola kembali padanya.
Namun He Ying tidak terlalu terkejut, atau tepatnya saat menerima bola, dia sudah berhenti memikirkan hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasinya.
Berhadapan dengan Muniesa, hanya ada satu pikiran di kepalanya sekarang - langsung menerobos!
Dalam kondisi sudah berlari kencang, He Ying tidak mengurangi kecepatan. Dia menyentuh bola ke sisi luar lalu melakukan akselerasi.
Muniesa yang menghadapi terobosan He Ying langsung berputar mengikuti.
Tapi begitu dia berputar, He Ying yang sudah menyusul bola langsung menggoceknya ke kiri dengan kaki kanan.
Melihat He Ying hendak memotong ke dalam, Muniesa kembali memutar tubuhnya.
Begitu berputar, dia melihat He Ying menggunakan punggung kaki kanan untuk menyentuh bola ke sisi luar - perubahan arah kedua!
Muniesa terpaksa berputar lagi, tapi tepat saat akan berputar, sinyal darurat langsung muncul di otaknya saat ada rasa sakit ringan di area lutut kanannya - lokasi yang baru saja pulih dari cedera berat setelah istirahat empat bulan!
Penderitaan setelah cedera dan kemurungan selama masa pemulihan meninggalkan kesan yang sangat mendalam pada Munesa, sehingga sekarang bahkan sedikit ketidaknyamanan di lututnya, otaknya akan langsung mengirimkan sinyal peringatan.
Begitu sinyal ini muncul, gerakan berputar Munesa langsung terhenti. Tenaga di lututnya menghilang seketika, tubuhnya kaku sesaat sebelum kehilangan semua penopang dan akhirnya terjatuh dengan pantat.
Sementara He Ying yang sedang mengubah arah hanya bisa memandangnya pergi tanpa bisa berbuat apa-apa lagi...
Setelah perubahan arah kedua He Ying, dia menyadari Munesa tidak mengikutinya. Saat itulah dia tahu Zhou Yi benar – kali ini takut cedera, tidak berani berusaha sekuat tenaga!
Dan ini memberikan kesempatan baginya untuk menerobos area penalti!
He Ying kemudian menggiring bola dan menerjang masuk ke area penalti.
Bagi penyerang kalem seperti dia, sisanya tinggal urusan mudah.
Di luar lapangan, bangku cadangan Tim China dan area pelatih sudah bergemuruh. Mereka tidak sabar berteriak: "Tembak——!"
Dalam sorak-sorai mereka, He Ying mengayunkan kaki kanannya menghadapi kiper Tim Muda La Masia B yang keluar.
Kiper lawan terjatuh melakukan penyelamatan, tapi gagal menghalau bola yang melayang di atas tubuhnya – sebuah tendangan sendok indah!
"Wooooooooow——!!!"
Di tengah sorak gembira pemain Tim China, bola mendarap di gawang Tim Muda La Masia B!
Menit ke-22 babak pertama, Tim China membongkar kebuntuan dan unggul terlebih dahulu!
……
Pemain Tim Muda La Masia B yang mengejar balik hanya bisa menatap kosong ke arah bola yang memantul di dalam gawang, wajah mereka dipenuhi ekspresi tak percaya.
Kita... kebobolan?
Kita... tertinggal?
Kedua hal ini, jika dipisahkan mana pun, sudah cukup membuat mereka terkejut luar biasa.
Tapi kali ini kedua hal terjadi bersamaan!
Otak mereka seperti mengalami hang sesaat, tak mampu merespons dengan cepat.
Bagi para bintang akademi La Masia ini, mereka sama sekali tidak menganggap serius pertandingan ini. Bagaimana mungkin lawan yang pernah mereka hina dengan skor 12-0 ini layak mendapat perhatian?
Para jenius muda La Masia yang bermain dengan santai justru mendapat pukulan telak bagai dipentung.
Lawan yang mereka remehkan malah berhasil unggul!
Melihat pemain China merayakan dengan gembira, mata dan hati banyak dari mereka seperti tertusuk jarum...
Karena kejadian tak terduga ini sudah terjadi, menggerutu tak akan menyelesaikan masalah. Bagi tim kuat yang matang, solusi terbaik bukanlah terpaku pada penolakan "ini mustahil", tapi... balas dendam.
Ya, ketika para bintang La Masia mulai sadar kembali, tekad mereka menyatu - harus membuat anak-anak China ini menyesal telah membangkitkan amarah mereka!
Banyak orang yang ikut serta dalam pertandingan sebelumnya juga teringat pertandingan lalu. Mereka yakin kali ini Tim China akan mati lebih tragis. Saat itu, satu tembakan mereka melenceng dari tiang gawang, langsung memicu balasan ganas dari para jenius La Masia, akhirnya kalah telak dengan selisih dua belas gol.
Dan kali ini, mereka bahkan berhasil mencetak satu gol. Lantas berapa skor akhirnya nanti?
1:24, ya?
Karena sudah mencetak satu gol, harus siap menerima hukuman dua kali lipat!
……
He Ying sangat bersemangat setelah mencetak gol. Mencetak gol saat melawan tim muda La Masia adalah targetnya. Saat bertanding sebelumnya, dia tidak berhasil melakukannya, membuatnya frustasi beberapa hari dan meragukan bakatnya. Untungnya kemampuan adaptasinya kuat, kalau tidak mungkin dia akan putus asa.
Tapi dia tetap ingin mencetak gol saat melawan tim ini.
Benar, dia penggemar Barcelona, tapi itu tidak menghalanginya untuk berusaha sekuat tenaga saat melawan tim Barcelona. Karena dia ingin bergabung dengan mereka, dia harus menunjukkan kemampuannya, membuat orang itu menyadari nilainya, sehingga kemungkinannya bergabung dengan Barcelona akan meningkat.
Mengapa menerima undangan acara realitas televisi ini, ikut serta dalam program yang terlihat kekanak-kanakan?
Justru karena ini kesempatannya untuk mempromosikan diri langsung di depan Barcelona!
Dan gol ini adalah iklan terbaik!
Serangan spektakuler dari tengah lapangan, kecepatan, skill, dan ketenangan di depan gawang yang terpamer dengan sempurna. Tidak ada contoh yang lebih baik dari ini.
Tapi He Ying juga tahu, dia harus berterima kasih kepada Zhou Yi. Jika dia bisa dilirik Barcelona hanya karena performa gol ini, itu semua berkat Zhou Yi.
Kalau bukan Zhou Yi yang memberitahunya cara menghadapi Muniesa sebelum pertandingan, dia tidak akan seberani ini menggunakan metode tersebut untuk mencetak gol.
Fakta membuktikan ini cara paling efektif.
Jadi setelah mencetak gol, He Ying berlari ke Zhou Yi dan langsung memeluknya erat.
Zhou Yi sebelumnya sudah memberinya 9 assist, tapi He Ying belum pernah sekali pun aktif memeluknya. Biasanya Zhou Yi yang memeluknya, atau dia merayakan sendiri.
Jelas gol ini sangat spesial baginya.
Zhou Yi menepuk-nepuk punggung He Ying sambil berseru antusias: "Gol yang cantik! Luar biasa!"
Pemain lain berhamburan dari lini belakang, mengelilingi mereka untuk merayakan gol.
Mencetak gol melawan tim muda La Masia mungkin lebih memuaskan daripada mengalahkan tim muda Chelsea.
Soalnya tim muda Chelsea tidak terlalu kuat, sedangkan tim muda La Masia sangat tangguh!
Tapi Zhou Yi belum lupa bahwa pertandingan baru berjalan 22 menit. Saat semua berkumpul, dia mengingatkan: "Awas, setelah kita mencetak gol, mereka pasti akan menyerang balik habis-habisan. Jadi kalau kita kebobolan cepat, gol ini jadi sia-sia. Kita harus bertahan, pertahankan keunggulan selama mungkin!"
Tidak ada yang merasa komentar Zhou Yi merusak suasana, karena mereka semua paham lawan sangat kuat dan waktu masih panjang.
Para pemain pun bubar dan kembali ke wilayah pertahanan masing-masing.
Zhou Yi dan He Ying berjalan berdampingan menuju separuh lapangan belakang.
He Ying baru mengucapkan "Terima kasih" kepada Zhou Yi ketika tidak ada orang di sekitar.
Zhou Yi tersenyum dan melambaikan tangan: "Kita kan rekan setim, ini sudah seharusnya. Selain itu, tadi aku perhatikan Muniesa tidak cedera. Ini bagus. Kalau dia cedera dan keluar, ancaman terbesar di lini pertahanan mereka justru hilang. Tapi selama dia tetap di lapangan, itu kesempatan kita. Selanjutnya, setiap ada kesempatan, seranglah, lewati, dan goyangkan dia! Dia pasti tidak berani bertahan sepenuhnya."
Zhou Yi menggerakkan tubuh dan mengayunkan tangannya sambil berbicara, meniru gerakan He Ying saat menggoyahkan Muniesa tadi.
He Ying mengangguk-angguk terus mendengar penjelasannya.
Sekarang dia benar-benar tidak meragukan Zhou Yi lagi - pengetahuannya luas, pemikirannya jernih, dan karakternya baik. Dulu dia mengira kepribadian Zhou Yi yang santai dan tidak banyak ambil pusing menunjukkan kurangnya semangat kompetitif. Tapi setelah bermain bersama di banyak pertandingan, dia sadar teman sekamarnya ini mungkin lebih kompetitif daripada siapa pun, hanya saja diekspresikan bukan melalui slogan-slogan bombastis, tapi melalui pemikiran dingin dan tindakan nyata.
Zhou Yi mengacungkan jempol ke He Ying: "Terus main seperti ini. Meski tidak bisa mencetak gol, setidaknya bisa mengikat pertahanan mereka sehingga tidak berani menyerang sepenuh hati. Dengan begitu tekanan ke pertahanan kita jauh berkurang. Serangan yang baik adalah pertahanan terbaik, ha!"
……
Perayaan Tim China di lapangan telah berakhir, begitu juga dengan euforia gila di depan bangku cadangan Tim China. Semua kembali tenang.
Hao Dong mengamati Zhou Yi yang terus berbincang dengan He Ying sambil berjalan kembali, sementara He Ying mengangguk-angguk mendengarkan. Pemandangan ini membuatnya tersenyum.
Anak itu, meski paling junior di tim, justru menjadi orang yang didengarkan semua anggota.
Suaranya tidak keras, namun mampu menenggelamkan teriakan.
Sungguh luar biasa...
