Di paruh musim liga, Borussia Dortmund saat ini berada di peringkat 6. Banyaknya hasil imbang menjadi salah satu penyebab peringkat mereka.
Beberapa media juga menganalisis kebijakan Klopp yang banyak memainkan pemain muda sebagai faktor utama ketidakstabilan hasil.
Namun bagi fans Borussia Dortmund, hasil ini sudah cukup memuaskan mengingat musim lalu mereka finish di posisi 13.
Dengan pergantian pelatih, capaian peringkat 6 sudah bisa dianggap cukup baik.
Dan para suporter Borussia Dortmund bisa dibilang merupakan fans paling setia di seluruh Eropa. Meskipun prestasi tim naik turun, mereka tidak pernah mengeluh. Setiap hari pertandingan kandang, Stadion Westfalen selalu penuh sesak dengan gemuruh suara penonton.
Fakta ini, meskipun Zhou Yi belum pernah menonton pertandingan tim utama Borussia Dortmund secara langsung, tapi dia sudah mulai memahaminya.
Contohnya keluarga yang menampungnya adalah keluarga pendukung fanatik Borussia Dortmund. Kecuali anak perempuan mereka yang aneh, seluruh anggota keluarga termasuk ibu Markus adalah fans berat Borussia Dortmund.
Di seluruh rumah terlihat logo Borussia Dortmund dan merchandise berwarna kuning-hitam.
Cangkir sikat gigi Markus bermerek Borussia Dortmund, gelas bir milik Pak Wagner tua juga ada logonya. Selain itu ada alarm Borussia Dortmund, handuk mandi Borussia Dortmund, topi Borussia Dortmund, keset kaki Borussia Dortmund, sarung tangan Borussia Dortmund, sprei dan sarung bantal Borussia Dortmund...
Rumah mereka sepenuhnya seperti pameran merchandise resmi klub Borussia Dortmund.
Bahkan mobil Mercedes mereka pun dicat warna kuning dan hitam, seolah-olah takut orang lain tidak tahu bahwa mereka adalah pendukung Borussia Dortmund.
Saat baru tiba, bagi Zhou Yi yang kurang terpapar budaya sepakbola seperti di dalam negeri, ini benar-benar pemandangan yang sama sekali baru.
"Tapi setelah tinggal selama sebulan, Zhou Yi perlahan-lahan mulai terbiasa. Handuk cuci muka yang dia pakai sekarang adalah handuk kuning dengan lambang Borussia Dortmund. Saat pertama kali menggunakannya, dia khawatir tentang luntur, tapi Markus menghiburnya: 'Lagipula kamu orang kulit kuning, kalau luntur pun tidak akan kelihatan!'"
Zhou Yi membalas dengan memutar mata: "Lalu kenapa kamu tidak ikut tercelup jadi kulit kuning?"
Markus membantah: "Itu karena kualitas produk Jerman kami bagus!"
Zhou Yi menunjuk label "Made in China" dalam bahasa Jerman di handuknya. Markus langsung diam.
……
Sejak makan malam Natal keluarga malam itu, Zhou Yi tidak pernah melihat Katarina lagi. Menurut adiknya Markus, dia pergi traveling bersama teman-teman kuliahnya.
"Apa aku yang menggagalkan rencana liburan keluarga kalian?" tanya Zhou Yi.
"Tentu tidak. Sebenarnya kami juga tidak selalu pergi liburan setiap Natal," Markus menggelengkan tangan cepat-cepat.
"Kalau kamu bilang begitu, aku akan percaya ya!"
"Tentu saja benar!"
Jadi selama liburan Natal, Markus dan orang tuanya tidak pergi kemana-mana, tetap di rumah.
Aktivitas harian Zhou Yi juga sederhana: belajar bahasa mandiri, latihan stamina bersama Markus, sore hari melakukan beberapa latihan teknik. Malam hari tentu saja "latihan khusus" bersama Markus di game.
Tentu saja, buku yang diberikan Katarina langsung dia lempar ke laci, bahkan tidak dibuka sekalipun.
Selama periode itu, Zhou Yi dan Tim Kiste makan bersama. Kiste memberitahunya bahwa dirinya akan kembali ke Jepang, hal ini membuat Zhou Yi agak terkejut.
"Lagipula saya bukan penerjemah profesional, saya adalah seorang scout. Jadi saya harus kembali menjalankan tugas saya. Dan kemampuan berbahasamu sekarang seharusnya sudah tidak ada masalah, tidak membutuhkan jasa penerjemah seperti saya lagi."
Zhou Yi merasa agak berat hati.
Kiste tersenyum: "Tapi saya rasa saya akan sering kembali ke Borussia Dortmund, melihat perkembangan performamu. Selanjutnya, kehidupan belajar dan latihan di sini semuanya bergantung padamu. Kemampuan hidup mandiri adalah hal terpenting saat bermain sepak bola di luar negeri. Tapi banyak pemain China mengabaikan hal ini, itu juga salah satu alasan mengapa mereka tidak sukses. Saya harap kamu tidak mengulangi kesalahan mereka."
Zhou Yi mengangguk berulang kali mendengar nasihat Kiste, menerima semua perkataannya.
Kiste juga tahu bahwa Zhou Yi adalah anak yang pintar, jadi tidak banyak berkomentar.
Setelah makan, Kiste mengantar Zhou Yi pulang ke rumah Mark dengan mobil. Dari dalam mobil, ia melambaikan tangan pada Zhou Yi sebelum akhirnya pergi.
Zhou Yi tetap berdiri di luar, memandangi mobil Kiste yang perlahan menghilang di tikungan jalan.
Terhadap Mr. Kiste, ia merasa sangat berterima kasih. Meskipun Kiste menyebut dirinya sebagai scout, bagi Zhou Yi, yang dilakukannya jauh melebihi tugas seorang scout biasa.
……
Liburan Natal berakhir. Stasiun TV Borussia Dortmund mulai menayangkan berita pemain-pemain yang kembali ke basis pelatihan sepak bola Brackel, menandakan tim utama telah memulai latihan bersama.
Di waktu yang sama, latihan untuk tim muda juga dimulai.
Zhou Yi dan Mark kembali bergabung dengan U17.
Dalam latihan harian Zhou Yi, latihan fisik masih menempati porsi yang cukup signifikan. Latihan fisik ini tidak hanya dilakukan di gym bersama Bartlett, tetapi terintegrasi ke dalam semua program latihan.
Contohnya: multiple sesi pertandingan mini jangka pendek dengan waktu recovery terbatas (durasi pertandingan 2 menit diikuti istirahat sangat singkat sebelum lanjut ke pertandingan berikutnya); permainan 4 vs 4 atau format lebih kecil yang memaksimalkan kontak pemain dengan bola; latihan di area kotak penalti atau zona lebih kecil yang memaksa pemain mengambil keputusan cepat sambil melakukan operan dalam sprint.
Pertandingan mini berarti waktu istirahat lebih singkat, sehingga tubuh harus belajar beradaptasi dengan pemulihan cepat dari kelelahan sementara setelah setiap sprint.
Untuk latihan daya tahan, aktivitas biasanya melibatkan lebih banyak pemain dan area lebih luas dengan ritme konstan dalam durasi panjang. Misalnya: latihan 15-20 menit di 3/4 lapangan atau full lapangan, atau pertandingan 8 vs 8 dengan aturan semua pemain harus berada di zona serang sebelum melakukan tembakan.
Semua latihan ini sangat efektif untuk pemulihan stamina.
Awalnya Zhou Yi sangat kesulitan mengikuti program ini. Dua sesi saja membuatnya terengah-engah - intensitas latihan di sini jauh lebih tinggi dibanding tim dadakan untuk acara realitas dulu, mengikuti standar liga profesional.
Namun setelah lebih dari sebulan menjalani latihan fisik, Zhou Yi mulai bisa menyesuaikan diri dengan ritme latihan seperti ini.
Setelah stamina bisa mengimbangi, performa Zhou Yi juga terjamin.
Dalam latihan rutin, dia menunjukkan karakteristik yang membuat Klopp tertarik padanya dulu.
Pelatih U17 agak terkejut, tapi yang mengejutkannya bukan kemampuan individu Zhou Yi - mengingat saat pertandingan itu dia sendiri yang mengarahkan tim di pinggir lapangan, performa Zhou Yi masih jelas terbayang di ingatannya.
Yang membuatnya takjub adalah chemistry antara Zhou Yi dengan rekan-rekan setimnya.
Secara logis, Zhou Yi baru bergabung dengan tim ini selama sebulan lebih. Seharusnya dia belum terlalu mengenal banyak anggota tim, hanya sekadar tahu wajah saja. Koordinasi tim sama sekali belum mungkin terbentuk.
Tapi saat tim melakukan latihan bersama, Zhou Yi justru terlihat seperti sudah berlatih setahun bersama tim. Sebagai gelandang playmaker, dia menguasai gaya bermain setiap rekan setimnya, tercermin dari operannya dan kemampuan membaca ruang kosong.
Seolah dia tahu kebiasaan pergerakan posisi rekan-rekannya, zona favorit mereka, dan karakteristik gaya bermain masing-masing. Operan yang dikirimkannya selalu tepat sasaran.
Rekan-rekan setimnya justru lebih terkejut. Meski beberapa di antara mereka pernah melawan Zhou Yi dalam pertandingan dulu, menjadi lawan dan menjadi rekan setim memberikan pengalaman yang berbeda - sebagai rekan setim, detail kemampuannya lebih terasa mencolok.
Saat mereka mengoper bola ke Zhou Yi dalam latihan lalu berlari ke ruang kosong sambil berteriak minta operan balik, bola sudah menggelinding tepat ke kaki mereka sebelum sempat menengok!
Sama sekali tidak perlu mereka berteriak, juga tidak perlu mengangkat tangan, mereka hanya perlu berlari. Selama ada ruang kosong, bola pasti akan dioper Zhou Yi ke mereka.
Mark akhirnya mengerti mengapa dulu Zhou Yi menetapkan visinya menjadi sembilan puluh sembilan... Kemampuan mencari ruang kosong yang hebat seperti ini memang pantas dengan penglihatan 99!
Dalam hal kemampuan mencari ruang kosong, tim pelatih U17 telah menyaksikan kehebatan Zhou Yi.
Pelatih kepala Ecker mulai mempertimbangkan apakah Zhou Yi perlu diberi kesempatan bermain lebih cepat.
Sebelumnya ia mengira meski stamina Zhou Yi sudah memenuhi syarat, tetap perlu meningkatkan chemistry dengan rekan setim agar bisa berintegrasi dengan tim.
Tak disangka Zhou Yi seolah tak perlu beradaptasi, ia seperti sudah bermain di tim ini sejak lahir.
Dengan demikian, faktor pembatas penampilan Zhou Yi tinggal masalah stamina.
Lalu setelah latihan fisik lebih dari sebulan, bagaimana kondisi stamina Zhou Yi sekarang?
"Masih sulit untuk menyesuaikan intensitas liga profesional, tapi untuk tim muda... kalian bisa mencoba." Bartlett menunjukkan data kepada tim pelatih U17.
Bagaimana caranya mencoba?
Sangat sederhana: uji melalui pertandingan.
Jadikan Zhou Yi pemain utama, lalu lihat berapa menit stamina-nya bisa bertahan.
Jika bisa bertahan hingga lewat menit 80, itu sudah memenuhi persyaratan dasar pertandingan.
Selama masa pelatihan, ada banyak kesempatan seperti ini karena tim muda U17 juga mengadakan pertandingan persahabatan.
Buat apa lagi pertandingan persahabatan kalau bukan untuk tujuan seperti ini?
“Saya memutuskan untuk memasukkan Zhou Yi sebagai starter di pertandingan melawan Düsseldorf nanti.” Ecker mengumumkan keputusan ini dalam rapat tim pelatih hari Senin, tanpa ada yang menentang dari anggota tim pelatih.
Kemampuan Zhou Yi dalam membaca permainan selama latihan terlihat jelas oleh semua orang. Bocah ini memiliki kemampuan membaca permainan yang luar biasa, mungkin 1-2 detik lebih cepat dari pemain biasa.
Jika bukan karena pertimbangan staminanya, mungkin dia sudah bisa bermain di tim utama lebih awal.
Mengingat tujuan utamanya adalah menguji stamina, wajar jika dia menjadi starter di pertandingan berikutnya.
Melihat tidak ada penentangan, Ecker melanjutkan: "Mari kita tentukan susunan pemain utama lainnya."
Mulai dari kiper, pengisian banyak posisi tidak memakan waktu lama. Para pelatih yang sudah lama membina tim ini sangat memahami komposisi ideal. Kecuali ada banyak cedera, pemilihan starter biasanya cepat.
Saat ini tidak ada kondisi khusus seperti itu.
Setelah pengisian posisi berjalan lancar, tibalah pada posisi penyerang utama.
"Untuk posisi ini tetap Hanke saja..." Asisten pelatih mulai menulis nama sambil berbicara.
Tapi pelatih kepala Ecker tiba-tiba menghentikannya: "Tunggu."
Asisten pelatih menatap heran. Setelah Schneider dipromosikan dari U17 ke U19, Hanke selalu menjadi pilar utama penyerang U17. Saat ini dia tidak cedera dan stamina tetap bagus. Mengapa harus ragu memilihnya sebagai starter?
“Ganti dengan Marc Wagner.” Ecker memberi perintah.
Keputusannya mengejutkan seluruh tim pelatih.
“Mengapa?” Asisten pelatih langsung bertanya.
“Apa kalian tidak memperhatikan chemistry-nya dengan Zhou Yi jauh lebih baik dibanding rekan setim lainnya?” Ecker balik bertanya pada anggota tim pelatihnya.
Mendengar ini, anggota tim pelatih lainnya mulai merenung. Saat mereka mengingat-ingat dengan seksama, baru menyadari kebenaran perkataan Ecker.
Meski Zhou Yi terlihat tidak ada hambatan dalam kerja sama dengan seluruh tim di lapangan, tetap ada perbedaan antara "tanpa hambatan" dengan "koordinasi sempurna". Dengan Marc, memang terasa ada "chemistry khusus".
Dalam latihan serangan dan pertandingan internal tim, terlihat jelas Zhou Yi secara sadar mencari Marc untuk kerja sama. Marc juga pemain yang paling memahami pola operan Zhou Yi.
Pernyataan "Zhou Yi tidak ada hambatan dengan pemain lain" merujuk pada kemampuannya menyesuaikan diri dengan rekan setim, bukan berarti rekan-rekan itu secara aktif bisa berkoordinasi baik dengannya.
Marc adalah yang tampil paling baik.
Ada fakta jelas namun terabaikan dalam latihan: ketika Marc satu grup dengan Zhou Yi, performanya jauh lebih baik dibanding saat tidak bersama Zhou Yi.
Sebelumnya tim pelatih selalu mengabaikan hal ini karena Zhou Yi tidak mungkin bermain. Saat menyusun lineup pemain utama, tanpa Zhou Yi, otomatis Marc juga tidak diikutsertakan.
Tapi untuk pertandingan kali ini, jika Zhou Yi jadi pemain utama, apakah Marc juga layak mendapat kesempatan serupa?
Ini memang... sesuatu yang patut dipertimbangkan.
“Baiklah, sekalian mengevaluasi lebih banyak pemain.” Asisten pelatih tidak bersikeras dengan pilihannya, kemudian menuliskan nama Marc Wagner.
