Setelah merayakan ulang tahun ke-18, Zhou Yi terus berlatih di U19.
Sebenarnya meski tidak dipromosikan Lars Ricken ke U19 karena performa bagus di satu pertandingan, dia tetap harus pindah ke U19 sekarang karena sudah 18 tahun - tidak bisa lagi di U17 yang untuk pemain 17 tahun.
Karena saran Wangle, Zhou Yi kini meningkatkan porsi daging dalam setiap makanannya. Tentu saja daging babi tidak boleh dimakan, semuanya daging sapi.
Selain itu, Zhou Yi juga harus mengonsumsi bubuk protein setelah latihan kekuatan untuk menambah massa otot.
Latihan kekuatan bagi Zhou Yi lebih bisa ditoleransi dibanding latihan fisik. Setidaknya dia tidak merasa lelah seperti anjing mati setiap hari.
Latihan kekuatan tidak bertujuan menguras habis tenaga, karena justru berisiko cedera. Latihan ilmiah mengontrol volume latihan, memberikan stimulasi cukup pada otot tanpa berlebihan.
Tentu saja, karena fokus latihan saat ini pada kekuatan, latihan fisik harus dilakukan Zhou Yi sendiri.
Setiap pagi, Zhou Yi bangun sangat awal dan pergi ke taman dekat rumah Mark untuk melakukan latihan fisiknya.
Dalam lari santai, dia terus mengubah kecepatan dan ritme lari untuk mensimulasikan kondisi yang dihadapi dalam pertandingan.
Aktivitas anaerobik dan aerobik dilakukan secara bergantian.
Di pagi hari Jerman, udara dingin dihirup melalui hidung, dikompresi ke paru-paru, lalu diubah menjadi energi yang disalurkan darah ke seluruh tubuh. Otot cepat dan lambat terus berkontraksi-melepas, memecah asam laktat yang dihasilkan.
Dalam setiap siklus napas, Zhou Yi membayangkan perubahan kecil namun nyata terjadi pada tubuhnya.
Tapi mungkin ini bukan khayalan... Karena Zhou Yi benar-benar merasa stamina-nya sekarang jauh lebih baik dibanding saat syuting Reality Show dulu.
……
Selain latihan kekuatan dan latihan fisik, latihan terpenting Zhou Yi di U19 adalah mengikuti latihan normal bersama tim.
Dalam latihan, hal yang paling mengejutkan Jabłonski adalah Zhou Yi tampak seperti sudah berada di tim ini sejak lama.
Secara umum, pemain baru biasanya menunjukkan ketidaknyamanan saat bergabung dengan lingkungan baru.
Yang paling terlihat adalah kurangnya chemistry dengan rekan setim selama latihan.
Seperti yang terjadi pada Markus Wagner, dalam latihan pola serang, dia sering gagal menyinkronkan gerakan dengan rekan setim barunya.
Tapi masalah seperti ini sama sekali tidak muncul pada Zhou Yi.
Sejak sesi latihan pertamanya, dia langsung beradaptasi seperti ikan di air, seolah sudah menjadi bagian dari tim ini sejak lama.
Dalam latihan, tidak ada masalah koordinasi sama sekali dengan rekan setim barunya. Kerjasamanya sangat lancar. Sebagai gelandang serang, dia harus mengorganisir serangan - mustahil melakukan ini tanpa memahami karakter rekan setim.
Beberapa kali Jabłonski hampir tidak bisa menahan diri untuk bertanya apakah Zhou Yi pernah bermain di tim ini sebelumnya.
Tapi dia tahu itu mustahil. Sejak 2007, Peter Jabłonski sudah menjadi pelatih Borussia Dortmund U19 dan belum pernah melihat pemuda China ini sebelumnya.
Lalu mengapa Zhou Yi bisa menunjukkan performa seperti ini?
Setelah Zhou Yi bergabung dengan U19, Lars Ricken tetap memperhatikannya dengan sesekali menanyakan perkembangan latihannya. Jabłonski pun menceritakan observasinya kepada Ricken.
“Dia awalnya mengira Ricken juga akan terkejut—bagaimanapun, dirinya sendiri sangat terkejut.”
“Siapa sangka setelah mendengar ucapannya, Ricken hanya mengangguk: ‘Oh, benar, dia memang punya kemampuan ini.’”
“Tidakkah kamu terkejut, Lars?”
“Aku sudah selesai terkejut, Peter.” Ricken tertawa. “Masalah ini, dulu pelatih U17 Sasha sudah memberitahuku sekali. Saat itu reaksiku sama sepertimu.”
“Dia di U17... juga seperti ini?” Mendengar perkataan Ricken, Jabara semakin terkejut.
“Sasha bilang padaku bahwa Zhou Yi di latihan pertama U17 terlihat berpengalaman seolah sudah berlatih setahun bersama tim ini. Dia merasa sangat tidak masuk akal, tapi tidak tahu kenapa. Sejujurnya, aku juga tidak tahu. Jadi kusimpulkan ini sebagai ‘bakat’.” Ricken mengangkat tangan dan mengangkat bahu. “Di dunia ini selalu ada orang dan hal yang tidak bisa kita pahami, genius seperti inilah contohnya.”
Jabara menerima penjelasan Ricken karena dia juga tidak bisa menemukan alasan.
Selain itu, dari pengamatannya selama latihan, Zhou Yi memang pemain yang sangat berbakat.
Dalam latihan biasa, mungkin tidak terlihat.
Tapi begitu masuk ke latihan serangan tim, ini menjadi sangat jelas.
Pemahaman Zhou Yi terhadap situasi lapangan tidak tertandingi. Melihat target operan dan pilihan rutenya, orang tidak bisa tidak curiga Zhou Yi bermain sambil terbang di udara.
Mengenai kemampuan Zhou Yi untuk bermain di timnya, Jabara sekarang sudah tidak ragu lagi.
"Secara fisik mungkin dia belum memenuhi standar, tetapi dari segi kesadaran sepak bola, dia sudah melampaui banyak pemain U19 yang lebih tua darinya."
……
Di tengah minggu akan ada pertandingan latihan internal. Seluruh tim U19 dibagi menjadi dua tim merah dan biru untuk bermain pertandingan 10 vs 10 selama 20 menit. Pertandingan ini pada dasarnya merupakan tes penentuan siapa yang akan tampil di liga U19 akhir pekan.
Namun sebenarnya, sebagian besar pemain utama sudah ada dalam pikiran pelatih Jürgen Klopp.
Hanya beberapa posisi yang akan mengalami penyesuaian kecil.
Fungsi utama latihan ini lebih untuk menjaga kondisi dan feeling bertanding para pemain, sekaligus memeriksa apakah ada celah dalam penyusunan taktik.
Dalam pertandingan ini, Zhou Yi dan Mark ditempatkan di tim yang sama, sementara Götze dan Schneider berada di tim lawan.
Penempatan ini membuat Mark dan Zhou Yi sangat bersemangat.
"Tampil bagus di pertandingan, kita harus menurunkan Schneider dari starting line-up!" Zhou Yi berbisik memberi semangat pada Mark sebelum masuk lapangan.
"Tenang saja, Zhou Yi!" Mark juga menunjukkan kepercayaan diri.
Meski performa latihannya tidak sebagus Zhou Yi, Mark tidak khawatir karena Zhou Yi berada di tim yang sama dengannya.
Kita adalah duet emas! Selama kita bersama, tidak ada yang perlu ditakutkan!
……
Setelah pertandingan dimulai, Zhou Yi segera mengambil alih tugas pengorganisasian serangan Tim Biru. Ini sesuai dengan penekanan pelatih Jürgen Klopp sebelum pertandingan - pengorganisasian serangan Tim Biru memang diserahkan kepada Zhou Yi untuk menguji performanya.
Meskipun Zhou Yi memiliki kerja sama yang kompak dengan semua orang, ada sesuatu lebih dari sekadar kerja sama antara dia dan Mark.
Kalau boleh dikatakan, itu seperti "ada koneksi batin".
Zhou Yi juga sengaja memprioritaskan operan ke Mark saat mendekati area penalti dan gawang.
Tentu saja Mark tidak mengecewakan harapannya.
Di babak pertama saja dia sudah mencetak dua gol.
Karena ini pertandingan uji coba, tidak ada istirahat antar babak - kedua tim langsung bertukar sisi lapangan. Mark kembali mencetak gol, menyelesaikan Hattrick.
Sementara itu penyerang Tim Merah, Schneider, sejauh ini hanya mencetak satu gol.
Performa siapa yang lebih baik sudah tidak perlu diperdebatkan lagi.
Baik kemampuan Zhou Yi dalam mengontrol Tim Biru, chemistry istimewanya dengan Mark yang melampaui rekan setim biasa, maupun tiga gol Mark - semuanya jelas terpantau oleh Peter Yakuba yang berada di pinggir lapangan.
Setelah Hattrick Mark, Yakuba melakukan rotasi pemain dengan mempertukarkan beberapa anggota kedua tim. Zhou Yi pindah ke Tim Merah, sementara Götze bergabung dengan Tim Biru.
Pertandingan berlanjut, namun performa Mark tidak secemerlang saat satu tim dengan Zhou Yi - atau bisa dibilang... agak kebingungan.
Hingga pertandingan berakhir, Mark gagal menambah gol lagi. Total golnya tetap bertahan di angka tiga.
Meski begitu, Mark tetap unggul satu gol dari Schneider.
Schneider berhasil menambah satu gol lagi setelah rotasi pemain, total menjadi dua gol, namun tetap kalah jumlah dari Mark.
……
Setelah pertandingan usai, Zhou Yi yang masih mengenakan rompi merah langsung mencari Mark yang memakai rompi biru, lalu saling tepuk tangan merayakan.
"Hebat, Mark!" Zhou Yi menepuk bahu Mark. "Hattrick lho!"
"Hehe!" Mark tersenyum lebar.
"Nah, menurutku dengan performa kayak gini, pasti kamu bakal jadi pemain utama!" Zhou Yi terus menyemangati Mark.
"Pemain utama!" Mendengar kata itu, mata Mark langsung berbinar.
"Nanti pas pertandingan resmi, pertahankan performamu! Schneider itu nggak bakal bisa merebut posisimu dari bangku cadangan lagi!"
Mark mengangguk penuh semangat, mulai membayangkan masa depannya yang cerah sebagai pilar utama U19.
Tapi pikirannya melayang terlalu jauh, bukan ke pertandingan berikutnya, melainkan ke masa depan yang lebih panjang.
Berhasil mencetak gol beruntun di U19, mulai menarik perhatian tim utama.
Lalu dipanggil oleh pelatih tim utama Klopp untuk ikut latihan, menunjukkan performa gemilang di sesi latihan internal seperti di U19.
Masuk dalam daftar pemain untuk suatu pertandingan resmi tim utama.
Di menit-menit krusial, diturunkan sebagai pemain pengganti bersama Zhou Yi... Mengubah keadaan, membalikkan skor untuk kemenangan tim!
Usai pertandingan, para wartawan berduyun mendatanginya. Namanya mulai menghiasi koran dan TV. Bahkan Ayah bisa mendengar namanya di radio saat menyetir...
Pada suatu pagi yang cerah, Zhou Yi mendapat panggilan dari klub untuk datang ke markas dan menandatangani kontrak profesional secara resmi!
Masa depannya... bersinar terang!
Memikirkan ini, Mark hampir meneteskan air liur karena terlalu bersemangat...
