Meski terkejut dan bingung dengan ketidakterpilihan Mark dalam starting lineup, Zhou Yi sangat menyadari bahwa perasaan ini tidak boleh memengaruhi performanya di lapangan.
Bagaimanapun, dia juga perlu menggunakan pertandingan ini untuk mendapat lebih banyak perhatian – pertandingan U19 adalah tiket menuju tim utama.
Jika performa di U19 buruk, bagaimana mungkin bisa naik ke tim utama?
Jadi begitu pertandingan dimulai, Zhou Yi sepenuhnya memfokuskan perhatiannya pada permainan.
Essem U19 memang bukan lawan yang kuat, bahkan tanpa Zhou Yi pun tim muda Borussia Dortmund ini bisa mengalahkan mereka.
Hanya saja dengan kehadiran Zhou Yi, kemenangan mungkin bisa diraih dengan lebih mudah.
Sejak awal pertandingan, pemain yang berdiri di tengah lapangan ini terus menerima operan dari rekan setim, lalu mendistribusikan bola tersebut.
Setelah seminggu latihan dan pertandingan internal, rekan-rekan setim telah menyaksikan kemampuan Zhou Yi – meski tak bisa menjelaskan alasannya, Zhou Yi selalu bisa menemukan ruang kosong di lapangan dan mengoper bola ke orang yang tepat.
Kebijakan Yeaballa menempatkan Zhou Yi sebagai poros gelandang tim sama sekali tidak mendapat tentangan dari siapapun.
Bahkan Götze yang awalnya bermain sebagai gelandang serang pun menerima keputusan ini.
Lagipula, kalau bicara soal pengakuan terhadap kemampuan Zhou Yi, Götze adalah orang pertama yang mengakuinya.
Kehadiran Zhou Yi juga mengubah posisi Götze di lapangan.
Awalnya dialah yang bermain di posisi tengah, tetapi setelah Zhou Yi datang, Pelatih Jebara menempatkannya di sayap.
Meski kecepatan Götze tidak terlalu tinggi, kemampuan dribel dan menerobosnya sangat menonjol. Penempatannya di sayap memaksimalkan keunggulan ini sekaligus mengurangi tuntutan untuk mengatur serangan, sehingga membebaskan kemampuan mencetak golnya.
Götze tidak perlu lagi memikul banyak tugas di lapangan, hal ini juga menguntungkan Tim junior Borussia Dortmund.
Sebelumnya, tanpa Zhou Yi, tim muda Borussia Dortmund selalu menggunakan Götze sebagai pemain serba bisa. Dia dituntut mengatur serangan di tengah, menerobos di sayap, sekaligus mencetak gol.
Meski kemampuan Götze memang menonjol di antara pemain junior, menggunakan satu orang seperti tiga pemain tetap akan melemahkan performanya di lapangan.
Kini kehadiran Zhou Yi seolah-olah merebut posisi tengah Götze, tapi sebenarnya justru membebaskannya.
Makanya Götze sendiri senang menyerahkan kendali organisasi - dengan spesialisasi tugas ini, dia bisa lebih dekat ke gawang lawan, sesuatu yang sangat diinginkannya!
Sebagai pemain terbaik di tim muda, Götze juga aktif bekerja sama dengan Zhou Yi karena merasa dialah rekan setim yang paling memahami maksudnya.
Meski tak mengerti alasannya, kerja sama dengan Zhou Yi memberi Götze perasaan seolah mereka telah bekerja sama selama bertahun-tahun.
Zhou Yi sepertinya sangat memahami dirinya, perasaan ini bahkan belum pernah Götze rasakan saat di U19.
Meski dia adalah pemain U19, sebenarnya dia hanya datang dua bulan lebih awal dari Zhou Yi.
Sebelumnya dia lama bermain di U17, lalu dipromosikan langsung ke tim utama. Setelah beberapa waktu di tim utama dan tidak mendapat kesempatan bermain, barulah dia diturunkan ke U19.
Dalam hal chemistry, kerjasamanya dengan pemain-pemain U19 ini jelas kalah dibanding dengan U17.
Seringkali di lapangan, Götze mengandalkan kemampuan individu luar biasa untuk menggerakkan rekan setim. Untungnya kualitas rekan setimnya juga bagus, masih bisa mengikuti ritme permainannya sehingga tidak harus bertarung sendirian. Kalau tidak, pasti tidak akan bisa.
Situasi ini pasti akan membaik seiring meningkatnya chemistry Götze dengan pemain U19 lainnya. Tapi waktu yang dibutuhkan tidak akan singkat.
Tapi Götze justru tidak ingin berlama-lama di U19.
Dia ingin secepatnya kembali ke tim utama dan bermain di sana.
Bagaimana mungkin seseorang yang sudah melihat pemandangan terindah di puncak gunung rela membuang waktu di kaki gunung?
Itulah yang sedang dipikirkan Götze saat ini.
Dia datang ke U19 untuk menunjukkan performa terbaik, meyakinkan kembali pelatih tim utama Klopp agar bisa tampil di tim utama.
Usaha mati-matiannya menunjukkan kemampuan juga dilatarbelakangi alasan ini.
Tapi cara bermain seperti ini bukan solusi jangka panjang. Jika terus dipaksakan, cepat atau lambat fisiknya akan kolaps.
Ia sudah berada di tim U19 selama lebih dari dua bulan, dan sudah mencetak delapan gol, ditambah empat assist. Performanya bisa dibilang sangat baik.
Tapi bagaimanapun, dia masih pemain yang belum genap 17 tahun. Di kompetisi seintens U19, mengandalkan kemampuan individu saja tidak akan bertahan lama.
Dia juga butuh rekan pendukung.
Sekarang Zhou Yi datang.
Akhirnya dia bisa mengurangi sebagian beban, ini hal baik baginya.
Kemampuan yang ditunjukkan Zhou Yi selama latihan juga membuat Götze lebih bersedia bekerja sama dengannya.
Bagi Zhou Yi, kerja sama dengan Götze juga mengurangi tekanan defensif yang dihadapinya. Dia tidak perlu terus-menerus menguasai bola sendirian dan terjerat dalam perkelahian fisik dengan lawan. Di area pertahanan terpadat, dia bisa mengoper ke Götze, membiarkan Götze menarik perhatian bek lawan, lalu menerima operan balik darinya untuk segera mengirim bola ke ruang kosong.
Dengan begini, kemungkinan terjadinya situasi menyebalkan seperti di derby Ruhr U17 saat dia terus diikuti Petrak akan sangat berkurang.
Götze sering mengoper ke Zhou Yi.
Zhou Yi juga kerap membalas operan ke Götze.
Meski pertemuan pertama mereka di U19 sempat memanas, ini tidak mempengaruhi hubungan mereka di lapangan.
……
Pertandingan U19 pertama Zhou Yi, Kepala Pelatih Akademi Lars Ricken yang menyaksikan dari pinggir lapangan hanya perlu menonton 20 menit pertandingan untuk berkomentar: "Performa dan chemistry mereka berdua benar-benar melampaui rekan setim lainnya. Saya tidak terkejut melihat Götze bermain seperti ini, tapi Zhou Yi yang bisa tampil sebaik ini di U19 benar-benar di luar dugaan..."
Jebara berkata: "Dari sisi kesadaran sepak bola, level Zhou Yi sangat tinggi. Yang membatasinya saat ini hanyalah kondisi fisik."
Ricken mengangguk, membayangkan seperti apa Zhou Yi jika fisiknya sudah memadai... Menurutnya pemain itu bahkan layak langsung masuk tim utama.
Dia bertanya: "Bagaimana progres latihan kekuatan Zhou Yi?"
"Wengler bilang dia sangat bersungguh-sungguh. Beruntung anak ini sedang dalam masa perkembangan dimana perubahan fisik sangat signifikan. Latihan kekuatan yang tepat akan memberi hasil baik. Tapi justru karena tubuhnya berkembang cepat, kita harus ekstra hati-hati dengan cedera. Cedera di periode ini bisa memicu masalah berulang yang mengancam kariernya," jelas Jebara.
Ricken mengusap dagu: "Tapi mengingat posisi dan peran Zhou Yi di lapangan, dia pasti akan sering jadi target marking ketat lawan. Kemungkinan cedera lebih tinggi dibanding pemain biasa..."
"Makanya kita harus lindungi dia. Lagipula Zhou Yi sendiri cukup cerdik, lihat bagaimana dia tidak berlama-lama menguasai bola dalam pertandingan." Jebara menunjuk Zhou Yi.
Zhou Yi baru saja mengoper bola sebelum seorang pemain Essen U19 menyergap. Dia tidak terjebak dalam lingkaran kepungan, tetap menguasai bola tanpa terburu-buru mengoper. Jika tidak, beberapa lawan akan langsung mengepungnya, dan segala sesuatu bisa terjadi dalam pertarungan kacau itu.
Faktanya, bukan hanya kali ini atau pertandingan ini saja. Di kompetisi lain pun Zhou Yi jarang berlama-lama memelintir bola di kakinya. Meski teknik kontrol bolanya cukup baik - mustahil dia bisa lolos audisi nasional yang diikuti ribuan orang kalau tidak. Saat itu, parameter audisi menguji kemampuan dasar sepakbola seperti operan, tembakan, dan dribel.
Fakta bahwa Zhou Yi berhasil menang membuktikan kemampuannya di bidang ini tidaklah buruk.
Tapi dasarnya Zhou Yi bukan tipe pemain yang suka memonopoli bola, menerobos barisan lawan sendirian, lalu entah mencetak gol atau justru kehilangan bola.
Saat bermain sebagai penyerang pun bukan begitu gayanya, apalagi setelah beralih ke posisi gelandang.
Dia jelas paham bahwa sebagai gelandang playmaker, mempertahankan bola terlalu lama di kaki bukanlah hal baik.
Nilai akademis Zhou Yi biasa saja, tapi bukan berarti dia tidak cerdas. Dalam sepakbola, dia sangat suka menggunakan otaknya.
……
Kemampuan individu Götze saja sudah luar biasa, kini ditambah lagi dengan Zhou Yi.
Kerja sama kompak duo ini di lini tengah dan depan membuat Borussia Dortmund U19 sepenuhnya mendominasi Essen U19.
Pada akhir babak pertama, skor sudah 2-0 untuk keunggulan tuan rumah atas lawannya.
Tapi Schneider tidak mencetak gol, Götze yang mencetak satu gol, dengan assist dari Zhou Yi.
Gol lainnya dicetak oleh Daniel Ginczek.
Bukan berarti Zhou Yi sengaja tidak memberikan operan ke Schneider. Jika Schneider mendapat peluang bagus, Zhou Yi tetap akan mengoper bola, tapi Schneider sendiri yang tidak bisa memanfaatkannya, jadi jangan salahkan orang lain.
Schneider bertubuh tinggi mencapai 190 cm, ahli dalam heading, namun variasi serangannya terbatas. Selain heading, kemampuan lain tidak terlalu menonjol.
Zhou Yi sendiri juga tidak ahli dalam umpan silang, jadi tidak akan bergerak ke sayap untuk memberikan crossing ke Schneider. Umumnya dia memberikan umpan lurus atau horizontal yang sulit ditangani Schneider.
Tentu saja, mungkin Schneider mengira Zhou Yi sengaja menyulitkannya?
Lagipula hubungan mereka memang tidak terlalu baik...
Tapi sebenarnya Schneider overthinking.
Masuknya ke U19 bukan karena kemampuan luar biasa, melainkan karena striker utama U19 Marco Stiepermann cedera parah sepanjang musim, sehingga dia dipromosikan dari U17.
Namun Schneider yang biasa overestimasi diri, menganggap ini bukti kehebatannya yang diakui pelatih U19...
……
Setelah istirahat, babak kedua berlanjut dengan Dortmund U19 tetap mendominasi.
Mereka mencetak dua gol lagi, Schneider akhirnya mencetak gol melalui sundulan saat tendangan pojok.
Melihat Schneider mencetak gol, pandangan Mark di bangku cadangan menjadi redup.
Pada menit ke-69 pertandingan, Zhou Yi digantikan oleh Jürgen Jebarah.
Meski stamina Zhou Yi sudah meningkat signifikan, untuk pertandingan tidak krusial seperti ini tidak perlu memaksanya bermain penuh. Di sisi lain Jebarah juga khawatir risiko cedera jika Zhou Yi tetap di lapangan.
Sebenarnya ini juga posisi yang ditetapkan Jebarah untuk Zhou Yi.
Kecuali pertandingan sangat sulit, dia tidak berencana memainkan Zhou Yi penuh 90 menit. Stamina-nya memang lebih baik dari sebelumnya, tapi untuk menyelesaikan pertandingan 90 menit tanpa kesulitan masih cukup berat.
Jebarah tidak memaksa Zhou Yi harus bermain 90 menit penuh, menggantikannya lebih awal justru lebih baik.
Saat Zhou Yi turun lapangan, beberapa suporter Borussia Dortmund di pinggir lapangan bertepuk tangan.
Sebagai debut di U19, performa Zhou Yi cukup baik. Meski statistik assist-nya tidak secemerlang di U17 (hanya 1 assist), dia terlibat dalam semua empat gol yang dicetak timnya.
Kemampuannya mengatur ritme permainan dan mengorganisir serangan di posisi gelandang jelas terlihat oleh para pengamat sepakbola.
Kehadirannya membebaskan Mario Götze untuk fokus menyerang, sehingga Götze mencetak dua gol dalam pertandingan ini.
Pemain bertubuh kurus nomor 23 ini memang wajah baru di U19, tapi sama sekali tidak gugup.
Karena itu saat dia turun lapangan, suporter Borussia Dortmund tidak segan memberikan tepuk tangan meriah.
Saat turun lapangan, Jabara juga menjabat tangan Zhou Yi.
Atas performa Zhou Yi, pelatih ini juga sangat puas.
Selain tubuh kurus dan stamina yang buruk, untuk seorang pemain seperti dia, tidak ada yang bisa dikeluhkan.
……
Setelah turun lapangan, Zhou Yi duduk di sebelang Mark. Ia masih ingin menghibur Mark.
Namun melihat kedatangannya, Mark justru mengulurkan tangan sambil tersenyum: "Kamu bermain hebat, Zhou Yi!"
Melihat senyuman di wajah Mark, Zhou Yi terkejut - apakah anak ini sudah pulih?
Sepertinya membaca ekspresi Zhou Yi, Mark menjelaskan: "Selama kamu bermain di lapangan, aku juga tidak diam. Aku berpikir keras, baru seminggu di U19 sudah ingin jadi pemain utama, memang agak... terlalu optimis. Jadi kupikir selama aku terus berlatih keras, pasti bisa dapat kesempatan bermain."
Zhou Yi tak menyangka Mark bisa berkata seperti ini. Ia senang untuk Mark dan lega dalam hati - saat ini Mark belum terjatuh oleh pukulan ini.
Ia menepuk bahu Mark kuat-kuat: "Nah ini baru benar! Terus semangat!"
