Tim memiliki pertandingan latihan 10 vs 10 setiap pekan, waktunya tidak panjang, hanya 20 menit.
Katanya untuk menentukan siapa yang bisa main di liga akhir pekan. Tapi semua orang tahu bahwa menentukan pemain yang layak main lewat pertandingan tidak resmi ini terlalu kekanak-kanakan.
Jadi tujuan sebenarnya pertandingan ini hanyalah untuk menjaga kondisi kompetitif pemain.
Sejak pertama kali berpartisipasi dalam pertandingan internal tim U19, Mark tidak pernah lagi ditempatkan dalam satu grup dengan Zhou Yi.
Performa awalnya sangat biasa-biasa saja - bahkan bisa dibilang tidak memuaskan.
Tanpa dukungan dan bantuan Zhou Yi, Mark benar-benar kehilangan ritme permainan.
Namun seiring dengan latihan kerasnya, performanya dalam pertandingan internal mulai membaik secara bertahap.
Tampaknya dia sudah terbiasa untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya tanpa kehadiran Zhou Yi.
Yang terpenting, dia sangat aktif.
Terhadap setiap bola, entah bisa diraih atau tidak, dia selalu berusaha merebutnya, meski akhirnya ditubruk bek lawan.
Ketika bek lawan menguasai bola, dia langsung melakukan pressing.
Di lapangan, sosok Mark yang terus berlari selalu terlihat.
Pertandingan internal kali ini juga demikian.
Dia tetap sangat agresif, dan berhasil mencetak gol dalam pertandingan.
Meski tampil gemilang di pertandingan internal, Mark sudah terbiasa dengan kenyataan bahwa dia tetap tidak mendapat kesempatan bermain.
Dia juga tidak memikirkan alasan mengapa masih belum bisa turun bermain.
Mungkin pelatih menganggap usahanya belum cukup baik.
Jadi terus berlatih dengan giat adalah satu-satunya jalan.
Kini Mark tidak terlalu memikirkan cara membuat Schneider malu.
Schneider masih sering mengejeknya, tapi dia mengabaikannya dan fokus sepenuhnya pada latihan serta peningkatan diri.
Tentu saja, tindakannya ini membuat Schneider berpikir bahwa Mark telah kembali ke keadaan di mana dia bisa diperlakukan semena-menta seperti dulu, dan merasa sangat puas diri - dia mengira Mark telah pasrah dengan nasib.
……
Pada hari pertandingan, para pemain berkumpul di Basis Pelatihan Brackel, lalu bersama-sama naik bus ke basis pelatihan Schalke 04 yang berjarak 20 kilometer untuk menghadapi lawan mereka.
Mark masuk dalam daftar pemain pertandingan, jadi dia juga ada di dalam bus.
Namun Jaballa belum mengumumkan starting line-up, dan tentu saja Mark sekarang tidak lagi memikirkan apakah dia akan jadi starter atau tidak. Dia sudah terbiasa dengan skenario masuk daftar pemain tapi tidak dimainkan.
Di ruang ganti basis pelatihan Schalke 04, Jaballa akhirnya mengumumkan starting line-up.
Zhou Yi dan Götze semua turun bermain, tapi Mark tetap tidak termasuk.
Untuk pengaturan seperti ini, tidak hanya Mark, bahkan Zhou Yi pun sudah menganggapnya hal biasa.
Reaksi keduanya tidak sebesar saat Mark pertama kali gagal masuk starting line-up. Mark menerima keputusan tidak dimainkan lagi kali ini dengan tenang.
……
Saat Zhou Yi muncul di lapangan bersama rekan setimnya untuk pemanasan, matanya kembali jelalatan mengamati sekeliling. Ini adalah debutnya di derby Ruhr wilayah U19.
Dari pengamatannya, derby Ruhr di level U19 jelas lebih bergengsi dan menarik perhatian dibanding versi U17.
Ini terlihat jelas dari penonton yang memadati pinggir lapangan.
Selain orang tua pemain muda, banyak juga orang berpakaian training seperti pemain yang datang.
Mereka adalah pemain dari berbagai tingkatan tim Schalke 04.
Bahkan ada pemain dari tim utama – ini mudah dikenali, karena orang-orang ini biasanya dikerubungi banyak penggemar yang meminta tanda tangan dan foto bersama. Pasti mereka pemain tim utama.
U19 sudah termasuk level tertinggi di tim muda. Banyak pemain U19 yang performanya bagus langsung dipromosikan ke tim utama, tidak hanya di Borussia Dortmund, tapi juga berlaku untuk seluruh klub Bundesliga.
Karena itu, Derbi Ruhr di level U19 bisa dianggap sebagai derbi kedua terpenting setelah tim utama, sehingga mendapat perhatian besar.
Zhou Yi yang sedang melihat-lihat akhirnya menemukan Yang Muge di antara kerumunan orang.
Malam sebelum pertandingan, Zhou Yi dan Yang Muge sempat mengobrol via QQ. Membahas pertandingan hari ini, Yang Muge yang baru mulai bermain di U17 menyatakan akan menonton. Zhou Yi menyambut baik.
Meski sama-sama berada di Jerman dengan jarak hanya 20 km, sebenarnya mereka jarang bertemu kecuali saat pertandingan. Komunikasi sehari-hari mengandalkan aplikasi gratis seperti QQ.
Lewat QQ, Zhou Yi tahu bahwa Yang Muge mulai mendapat tempat di U17. Sebaliknya, Yang Muge juga mengetahui melalui QQ bahwa Zhou Yi langsung dipromosikan ke U19 setelah Derbi Ruhr U17, bahkan langsung menjadi pilar utama.
Menanggapi hal ini, Yang Muge tidak terlalu terkejut karena menurutnya Zhou Yi layak mendapat perlakuan tersebut.
Melihat Zhou Yi menyadari kehadirannya, Yang Muge tidak melambaikan tangan, hanya tersenyum tipis.
Zhou Yi juga tidak memulai salam ke pemain Schalke 04 di tengah atmosfer derbi yang penuh permusuhan. Ia membalas dengan senyuman.
Keduanya menyelesaikan ritual salam dengan cara seperti ini.
“Zhou Yi” selesai menyapa, lalu melanjutkan pemanasannya.
Di sisi Yang Muge muncul seseorang: "Itukah temanmu Zhou Yi? Yang?"
Yang Muge menoleh dan baru menyadari itu adalah rekan setimnya di klub – Julian Draxler.
Rekan ini lebih muda hampir dua tahun dari Yang Muge, tahun ini baru 15 tahun, tapi sudah menjadi pilar utama Schalke 04 U17. Bakat sejati seperti Götze.
Yang Muge mengangguk pada Draxler: "Benar."
Draxler tampak sangat tertarik pada Zhou Yi. Pertemuan terakhir saat Dortmund U17 tanpa Götze tetap mengalahkan Schalke 04, Mark mencetak dua gol, tapi yang menarik perhatian Draxler justru Zhou Yi yang mengendalikan serangan Dortmund U17.
Usai pertandingan itu, Draxler langsung mendekati Yang Muge untuk menanyakan tentang Zhou Yi, tidak hanya tahu namanya, tapi juga terkejut mengetahui Zhou Yi ternyata pemain amatir!
Waktu itu hal ini sangat mengejutkannya.
Bagaimana mungkin Schalke 04 U17 pimpinannya kalah dari Dortmund U17 yang dipimpin pemain amatir...
"Benarkah dia baru datang ke Dortmund seperti yang kau katakan?"
"Ya, dia datang sekitar sebulan lebih awal dariku..." jawab Yang Muge.
Draxler mengalihkan pandangannya ke Zhou Yi. Terakhir kali bertemu di Dortmund U17, kini dia sudah naik ke Dortmund U19. Kecepatan naiknya...
Bagaimana seorang pemain amatir bisa melakukannya?
Dalam pandangan Draxler, ada terlalu banyak misteri pada diri Zhou Yi yang membuatnya penasaran dan tidak rela—dirinya sendiri kalah dari seorang pemain amatir!
……
Setelah pertandingan resmi dimulai, Schalke 04 yang bermain di kandang sendiri memanfaatkan keuntungan tuan rumah untuk melancarkan serangan gencar ke Borussia Dortmund U19.
Tribun penonton juga dipenuhi teriakan suporter Schalke 04.
Karena hubungan tegang antar suporter kedua klub, jarang ada fans yang mau menonton langsung di stadion lawan. Bukan karena takut dipukuli, tapi lebih karena merasa tidak pantas.
Baik pertandingan tim utama maupun U19 semuanya seperti ini.
Pada derby Ruhr U17 sebelumnya di kandang Dortmund, hampir tidak ada suporter Schalke 04 yang datang.
Dengan keuntungan bermain di kandang sendiri, penampilan Schalke 04 sangat mengesankan.
Meskipun performa mereka di liga U19 secara keseluruhan tidak bagus, derby selalu menjadi kasus khusus.
Perbedaan kekuatan antara kedua tim bisa tertutupi dalam pertandingan derby.
Jadi ketika Schalke 04 mencetak dua gol dalam 30 menit pertama dan unggul 2-0, ini bukanlah hal yang mengejutkan.
Stadion bergemuruh sorak-sorai.
Tapi Borussia Dortmund U19 juga tidak menyerah.
Pentingnya derby sama bagi kedua belah pihak. Jika Schalke 04 semangat membara setelah mencetak dua gol, bagaimana mungkin Dortmund mau menyerah begitu saja?
Maka setelah mulai pulih dan bertahan dari serangan gencar Schalke 04, Borussia Dortmund mulai menyusun serangan balik.
Perencana serangan balik tentu saja Zhou Yi, yang kini telah menjadi inti gelandang U19.
Meski karena faktor stamina, dia belum bisa menjamin bermain penuh 90 menit setiap pertandingan, tapi kondisinya jauh lebih baik dibanding saat di Tim China yang harus diganti sekitar menit ke-70.
Baik stamina maupun kekuatan fisik Zhou Yi menunjukkan peningkatan signifikan setelah menerima pelatihan profesional yang tepat.
Metode latihan ilmiah yang benar ditambah sikap berlatih giat dan tekun, inilah kunci kemajuan pesat Zhou Yi.
Di lapangan, Zhou Yi sering melakukan operan dengan rekan setim. Jika ada statistik, terlihat pemain yang paling sering diberi operannya adalah Götze.
Setelah lebih dari sebulan berlatih dan bermain bersama, chemistry antara mereka berdua telah melampaui rekan setim lainnya.
Saat Götze menguasai bola di sayap dan tiba-tiba mengubah arah ke tengah, tiga pemain Schalke 04 langsung mengerubunginya, menghalangi upayanya menerobos area penalti.
Götze tidak memaksakan diri menggiring bola, melainkan memilih mengoper.
Dia mengoper ke Zhou Yi yang berada di tengah lapangan untuk memberikan dukungan.
Kemudian dia melakukan gerakan off-the-ball menyusur sisi lapangan.
Setelah menerima operan Götze, Zhou Yi tidak menghentikan bola, tapi langsung mengirimkan operan lagi!
Dia mengangkat bola melewati kepala bek Schalke 04 yang menerjang, jatuh ke ruang kosong di belakang pertahanan Schalke 04!
Götze tepat berada di sana, menerima bola tanpa terjebak offside!
"Bagus!!"
Zhou Yi langsung terjatuh setelah ditabrak pemain Schalke 04 dari belakang saat mengoper, tapi tidak masalah - tugasnya sudah selesai.
Lawan terlambat sedetik saja, jangan biarkan dia mendapatkan kesempatan untuk mengoper. Seandainya Zhou Yi tidak langsung mengoper, tapi mengontrol bola dulu, operan ini tidak akan terjadi.
Götze yang menerima umpan terobosan Zhou Yi sukses mengontrol bola dengan apik, dia kini berhadapan satu lawan satu dengan kiper!
Setelah mengontrol bola, dia cepat-cepat mengganti kaki dan langsung melepaskan tendangan voli!
Bola melesat melewati kiper Schalke 04 yang terkejut dan masuk ke gawang!
1:2！
Borussia Dortmund U19 membalas gol!
Dari bangku cadangan dan area pelatih Dortmund U19 terdengar teriakan gembira.
Mark juga ada di antara mereka, melompat sambil meneriakkan: "BVB!! BVB!!! (BVB adalah singkatan klub Borussia Dortmund) Yeah! B——V——B——!!"
Götze si pencetak gol langsung berlari ke Zhou Yi dan memeluknya erat.
Pemain Dortmund U19 lainnya juga berkerumun menyambut mereka, merayakan kemenangan di markas Schalke 04.
Sorakan sindiran bergema di sekitar, tapi mereka pura-pura tidak mendengar.
Justru di markas rival bebuyutanlah pesta kemenangan harus digelar!
……
Yang Muge berdiri di pinggir lapangan menyaksikan pertandingan. Dia tidak pergi ke tribun penonton. Di sampingnya ada Draxler bersama rekan-rekan setimnya di U17, pemain dari jenjang usia lain, bahkan termasuk pemain tim utama.
Melihat timnya kebobolan, rekan-rekan setim Yang Muge menghela napas kecewa sambil menggerutu tentang performa pemain di lapangan.
Seorang pria mengeluh dengan sangat keras: "Arthur seharusnya maju lebih cepat! Dia terlalu ragu-ragu dalam menghadapi serangan!"
"Arthur" yang dia sebut adalah kiper U19 bernama Arthur Barret.
Yang Muge menoleh dan melihat si pengeluh - postur tubuhnya tinggi besar dengan rambut pirang yang mencolok di kerumunan.
Bukan rekan setimnya di U17, melainkan sosok lebih ternama: Manuel Neuer, kiper pilar utama tim utama.
Derbi Ruhr U19 ini juga menarik perhatian pemain tim utama. Neuer, kiper jenius hasil akademi Schalke 04, tentu sangat memperhatikan pertandingan derbi tim yang pernah dibelanya dulu.
Karena itu dia datang lebih awal ke basis pelatihan sepak bola khusus untuk menyaksikan Derbi Ruhr U19.
Saat Schalke 04 unggul dua gol atas Borussia Dortmund, Neuer tertawa lebar sambil mengejek Dortmund.
Namun gol kemasukan ini membuatnya sangat kecewa.
Menurut penilaiannya, gol ini akibat kesalahan kiper. Seandainya kiper bisa maju tepat waktu, tekanan psikologis yang diberikan kepada Götze akan mengganggu tembakannya.
Mendengar keluhan Neuer, Draxler justru menurunkan suaranya dan berbisik pada Yang Muge: "Menurutku, tidak masalah apakah Arthur maju atau tidak. Kerjasama antara Zhou Yi dan Götze terlalu cepat, tidak memberi waktu bagi Arthur untuk bereaksi... Lagipula tidak semua kiper punya hati liar seperti Neuer yang suka menerjang keluar area penalti..."
Ia tak berani bersuara keras, takut didengar Neuer. Bagaimanapun orang itu adalah pilar utama tim utama yang merupakan senior lulusan Akademi. Membicarakan keburukan orang di belakang seperti ini akan berbahaya jika ketahuan.
Mendengar itu, Yang Muge menunduk sambil tersenyum.
Tiba-tiba ia teringat pada teman sekamarnya Sun Pan, pria berlogat timur laut itu juga memiliki hati yang liar...
