Bab 42: Panggil dan Dia Akan Datang

　　Apapun penolakan Schneider, dia harus menerima takdir diganti turun lapangan. 　　Hanya saja, dia tidak melakukan tos-tos dengan Mark saat pergantian, melainkan langsung turun dari lapangan melewati sisi Mark. 　　Tentu saja, Mark juga tidak sempat melakukan tos dengan Schneider. Begitu kaki Schneider baru saja menginjakkan langkah turun lapangan, dia sudah tak sabar berlari masuk ke lapangan. 　　Saat berlari masuk, dia melihat Zhou Yi mengangkat telapak tangan menunggu. Dia pun menghampiri dan menyelesaikan ritual tos-tos itu dengan Zhou Yi. 　　"Tugasnya apa?" tanya Zhou Yi kepada Mark saat mereka tos. 　　"Pelatih menyuruhku di belakang Kintscher. Kalau ada kesempatan maju untuk menembak, kalau tidak bantu mengalirkan serangan," jawab Mark singkat. Zhou Yi mengangguk paham. 　　"Oke, silakan lanjut. Kau tahu cara mainnya, kan?" 　　Dia sengaja tidak memberitahu Mark bahwa ini kesempatan untuk mengunci Schneider di bangku cadangan selamanya. Karena sekarang yang terpenting adalah memenangkan derby ini. Dendam pribadi tidak ada artinya dibanding kemenangan tim. 　　Andai saja Schneider bukan tukang buang peluang, Zhou Yi pasti dengan senang hati akan memberinya operan assist. 　　Di pertandingan sebelumnya pun dia pernah melakukannya. 　　Sayangnya, Schneider sepertinya tak pernah menghargai... 　　Mark mengangguk-angguk sambil berlari menuju posisinya. 　　…… 　　Kehadiran Mark tidak diperhatikan pihak Schalke 04. Justru setelah Schneider turun, banyak penonton yang merasa kemenangan semakin di tangan. 　　Schneider yang sudah cukup dikenal sebagai penyerang di U17 dan U19 tentu akan mengurangi kualitas serangan Borussia Dortmund setelah diganti. 　　Jika Götze dan Kringe juga dijaga ketat, meski Zhou Yi bisa mengoper, dia tak akan menemukan target operan! 　　Serangan Borussia Dortmund tidak akan membawa ancaman sama sekali. 　　Ibu Mark justru sangat bersemangat, terus melambaikan tangan ke Mark dari tribun: "Mark Mark!! Semangat! Semangat!! Mark!!" 　　…… 　　Sudah lama Mark tidak bermain bersama Zhou Yi dalam pertandingan. 　　Baik dalam latihan tim maupun pertandingan pemanasan, mereka tak pernah dipasangkan. 　　Tapi saat kembali berdiri di lapangan dan melihat Zhou Yi, tak ada rasa canggung sama sekali. 　　Dia sangat familiar dengan gaya operan Zhou Yi, tahu bagaimana Zhou Yi akan bermain, sehingga dia juga paham cara bergerak. Dan yakin Zhou Yi pun mengerti gaya bermainnya, tahu cara memberikan umpan. 　　Ada yang bilang chemistry baik cukup dengan tatapan, tapi Mark merasa mereka bahkan tak perlu kontak mata. 　　Lari saja. 　　Tak lama setelah masuk, Mark menyadari Schalke 04 mengabaikannya, pertahanan terhadapnya hanya formalitas. 　　Ini kesempatannya. 　　Tinggal lihat apakah Zhou Yi bisa melihat peluang ini. 　　Nyatanya Zhou Yi juga memperhatikan sikap pertahanan Schalke 04 terhadap Mark. 　　Justru seperti yang diharapkannya. 　　Tak lama kemudian, kesempatan pun datang. 　　Dan kesempatan kali ini terlihat terlalu bagus untuk dipercaya—Bek Schalke 04 memusatkan perhatian pada Götze dan Ginçek, bahkan Zhou Yi juga menghadapi tekanan pertahanan, hanya Mark yang berada di ruang kosong tanpa dijaga! 　　Mereka benar-benar meremehkan Mark yang baru masuk lapangan... 　　Ruang kosong yang begitu jelas ini, kalau tidak dimanfaatkan, sungguh tidak menghargai Schalke 04. 　　Kebetulan saat itu, Götze yang menghadapi pertahanan ketat lawan tidak bisa menerobos, lalu mengoper bola keluar ke Zhou Yi. 　　Zhou Yi tidak menunggu di tempat untuk menerima bola, melainkan bergerak menyambut bola. 　　Setelah mengoper, Götze langsung mengubah arah ke dalam lapangan, seolah ingin melakukan kombinasi wall-pass dengan Zhou Yi. Gerakannya menarik perhatian lini pertahanan Schalke 04. 　　Namun Zhou Yi tidak memperhatikan pergerakan posisi Götze, melainkan memalingkan pandangannya ke sisi lain, mengarah ke Mark. 　　Dia memperhatikan Mark menarik diri sedikit, menyembunyikan posisinya lebih baik, sementara ruang kosong masih tetap ada. 　　Kemampuan menemukan dan memanfaatkan ruang kosong seperti ini... memang ciri khas Mark yang dikenalnya. 　　Meski gaya bermainnya mengalami perubahan, setelah berlatih keras bertarung fisik selama sebulan lebih, kemampuan tajamnya dalam membaca ruang kosong dan situasi pertandingan tetap utuh. Itu nalurinya! 　　Setelah jelas melihat kondisi Mark, pandangan Zhou Yi kembali tertuju pada bola. 　　Saat itu juga, bola segera menggelinding ke kakinya. 　　Zhou Yi tidak memilih untuk mengontrol bola, langsung mengayunkan kaki kanannya menyepak bola ke arah kiri-depannya! 　　Sebuah grounder yang menggelinding tepat di atas rumput, bola sepak melewati kaki seorang bek Schalke 04. 　　Sebenarnya cukup dekat dengannya, tapi karena dia sedang berlari ke arah Götze, dia tak bisa berbuat apa-apa terhadap bola yang melintas di sampingnya akibat inersia, hanya bisa memandang bola menggelinding menuju... ruang kosong di diagonal belakangnya! 　　Begitu Zhou Yi mengoper, Mark yang bersembunyi tiba-tiba melesat keluar! 　　Latihan fisik selama sebulan terakhir memberi keuntungan tak terduga bagi Mark: meningkatkan daya ledaknya sehingga kecepatan awalnya lebih baik. 　　Mungkin hanya 0,1 detik lebih cepat, tapi itu cukup membuatnya bereaksi lebih cepat dari yang lain untuk mencapai posisi! 　　…… 　　Sebelum Zhou Yi mengoper, semua orang mengira dia akan memberi bola ke Götze. Soalnya di banyak pertandingan sebelumnya, keduanya sering berkolaborasi dengan Götze sering mencetak gol dari assist-nya. 　　Mereka adalah duet emas Borussia Dortmund U19. 　　Jadi semua mata tertuju pada Götze. 　　Tapi saat Götze menerobos area penalti, bola tak kunjung datang. 　　Mereka melihat Zhou Yi mengoper ke sisi lain... 　　Siapa yang ada di sisi itu? 　　Saat memindahkan pandangan, mereka melihat sosok berbaju nomor 25 Dortmund muncul di ruang kosong yang tak dijaga! 　　"Itu Mark!" teriak Nyonya Wagner dengan semangat. 　　Tidak ada yang menyangka Mark menerima bola di posisi itu, tidak ada satu pun bek Schalke 04 di sekitarnya, sekarang dia berhadapan langsung dengan kiper Schalke 04, dia punya waktu cukup untuk menyesuaikan tembakan! 　　Tapi Mark tidak menyesuaikan terlalu lama, setelah menghentikan bola dengan kaki kiri, dia langsung menembak dengan kaki kanan! 　　Bola meluncur cepat di atas rumput. 　　Meski kiper Schalke 04 Arthur bergerak cepat merunduk untuk menangkap, tetap terlambat. 　　Bagi kiper, gerakan merunduk untuk menangkap bola membutuhkan waktu paling lama. 　　Mark dengan cerdas tidak memilih tendangan keras ke sudut atas, meningkatkan kesulitan penyelamatan Arthur. 　　Arthur gagal menyentuh bola, bola menggelinding melewati tangannya lalu masuk ke gawang! 　　Gol! 　　Gol!!! 　　Baru setelah bola masuk gawang, Mark tersadar - aku mencetak gol? 　　Tembakan pertama setelah masuk lapangan, langsung menghasilkan gol?! 　　Saat ini dia ingin mencari Zhou Yi yang memberi assist, tapi baru berbalik badan sudah melihat bayangan Zhou Yi menerjang ke arahnya. 　　"Hebat, Mark!! Kau benar-benar momok Schalke 04! Haha!" 　　Pada pertandingan terakhir melawan Schalke 04 U17, Mark mencetak dua gol membantu Borussia Dortmund U17 mengalahkan rival abadi Ruhr, perkataan Zhou Yi ini cukup tepat... 　　"Götze mengambil kesempatan saat Zhou Yi dan Mark berpelukan, berlari ke dalam gawang, merebut bola, lalu menghampiri dan menepuk bahu Mark: 'Hebat, Mark! Sekarang kita hanya tertinggal satu gol! Ayo, lanjutkan!'" 　　Dia belum melupakan tujuannya - memenangkan Derby Ruhr ini, meskipun bermain di kandang lawan! 　　Mark juga mengerti prioritas saat ini. Alih-alih merayakan gol secara berlebihan, dia langsung mengikuti Götze berlari menuju lingkaran tengah. 　　Rekan setim lainnya hanya memberikan tepukan di bahu atau usapan di kepala, tanpa ada yang berpelukan dengannya. 　　Semua menyadari waktu yang sempit. Setiap detik yang diperoleh bisa menambah harapan kemenangan. 　　…… 　　Saat Mark mencetak gol, kedua orang tuanya melompat dari kursi mereka. Nyonya Wagner, ibu Mark, terutama terlihat sangat bersemangat. 　　"Mark! Anakku! Luar biasa! Kau kebanggaan ibu!!!" 　　Dia sama sekali tidak peduli telah membuka identitas di tengah kerumunan suporter Schalke 04. Saat ini dia hanya ingin menyoraki anaknya. 　　Baru masuk lapangan sebentar sudah langsung mencetak gol. Adakah debut U19 yang lebih hebat dari ini?! 　　Tidak ada! 　　Ini sudah menjadi debut U19 terbaik yang bisa dibayangkan Nyonya Wagner. 　　Kottane juga berdiri dari kursinya sambil bertepuk tangan untuk adik laki-lakinya. 　　Menurutnya, yang penting sudah mencetak gol. 　　…… 　　Saat Mark mencetak gol, Jebara melompat dari kursinya lalu memeluk asisten pelatih di sampingnya. 　　Sekarang mereka hanya tertinggal satu gol! 　　Saat ini Jebara tidak sempat memikirkan apakah Mark kembali menikmati assist pengasuhan dari Zhou Yi. 　　Dalam Derby, dia tidak bisa mempertimbangkan terlalu banyak - kemenangan lebih penting dari segalanya. 　　Pemain-pemain Borussia Dortmund U19 di bangku cadangan melompat sambil bersorak gembira atas gol balasan Dortmund. 　　Hanya Schneider yang tetap duduk di bangku, memandang dengan heran. 　　Aku sudah berusaha keras di lapangan tapi tidak mencetak gol, sedangkan dia langsung mencetak gol begitu masuk? 　　Apakah Tuhan terlalu memanjakannya?! 　　…… 　　Gol Borussia Dortmund membuat suporter Schalke 04 frustasi. 　　Neuer pun terdiam. 　　Dia tidak bisa menyalahkan siapa pun - kiper Arthur tidak bermasalah, bek yang mengejar juga baik. 　　Ruang kosong yang sebenarnya tidak terlalu jelas itu berhasil dimanfaatkan lawan. 　　Bukan karena performa tim kami buruk, tapi lawan bermain terlalu baik... 　　Draxler berbisik dengan suara rendah di sebelang Yang Muge: "Nomor 25 itu...bukankah dia yang mencetak dua gol melawan kita dulu?" 　　Yang Muge mengangguk: "Ya, dia." 　　“Sial, Borussia Dortmund memasukkan dia... Sekarang kita dalam masalah...” Draxler tentu memiliki kesan mendalam terhadap Mark, terutama chemistry antara dirinya dengan Zhou Yi yang meninggalkan bekas dalam di benaknya. Gol kebobolan tadi persis seperti replika pertandingan itu, hampir identik! 　　Zhou Yi mengirimkan bola ke ruang kosong, lalu pemain nomor 25 itu dengan cepat menemukan celah dan mencetak gol dalam situasi hampir tanpa kawalan... 　　Dalam Derby Ruhr antar tim U17 waktu itu, Schalke 04 kalah karena dua orang ini. 　　Bagi Draxler yang tidak tahu perkembangan Mark setelah promosi ke Borussia Dortmund U19, Mark adalah senjata rahasia tim U19 mereka. Kini kehadirannya bersama Zhou Yi cukup membuat pertahanan Schalke 04 U19 menghadapi masalah besar, asal chemistry mereka bisa menyala seperti dulu! 　　Sayangnya, baik pelatih maupun pemain Schalke 04 U19 tampaknya tidak menyadari hal ini. 　　Di pinggir lapangan, Draxler mengerutkan kening sambil menggigit bibir bawah, khawatir akan nasib timnya.