Pelatih Freiburg, Streich, duduk di bangku cadangan sambil menyaksikan pertandingan.
Dia telah mempelajari Borussia Dortmund dengan cermat sebelum pertandingan, termasuk Zhou Yi yang tiba-tiba mencuat di musim ini. Beruntung bagi Borussia Dortmund yang menemukan gelandang inti seperti ini - taktik SC Freiburg saat ini justru bisa menetralisir mereka. Bahkan tanpa perlu latihan khusus.
Dia hanya perlu duduk di bangku cadangan, menyaksikan SC Freiburg mengurung binatang buas Borussia Dortmund dengan sangkar andalan mereka.
Sepuluh menit pertama pertandingan menunjukkan pressing tinggi SC Freiburg berhasil membuat Borussia Dortmund pontang-panting di area pertahanan, sulit mengembangkan serangan ke area depan.
Ini membuktikan bahwa taktik tersebut berhasil dan efektif.
Langkah berikutnya adalah SC Freiburg harus segera mencetak gol.
Sebab dominasi lapangan yang tak berbuah gol adalah sia-sia belaka.
Justru inilah yang paling dikhawatirkan Christian Streich.
Kapan gol pertama SC Freiburg akan tercipta...
……
Sepuluh menit awal, Borussia Dortmund mencoba membaca taktik lawan. Ternyata pressing tinggi mereka sangat agresif.
Andai tak ada latihan khusus selama seminggu, mungkin mereka benar-benar tak berkutik.
Tapi sekarang berbeda.
Mereka punya persiapan khusus, plus trisula andalan.
Saat bola mati, Zhou Yi, Götze, dan Mark berkumpul merancang strategi.
“Bagaimana perasaan kalian?” tanya Zhou Yi kepada dua rekannya.
“Menurutku ini lebih mudah daripada 'permainan' dalam latihan,” Götze jujur mengungkapkan perasaannya.
“Hmm, memang tidak sesulit yang kubayangkan…” kata Mark juga.
“Tampaknya kita bertiga punya kesan serupa. Latihan khusus kita selama ini cocok untuk menghadapi mereka. Mari kita tunjukkan kemampuan kita!” seru Zhou Yi. “Operan cepat, lari cepat!”
“Baik!” jawab Mark.
Kemudian ketiganya segera berpencar dan kembali ke posisi masing-masing.
Pertandingan dilanjutkan, bola segera dioper ke Zhou Yi.
Di samping Zhou Yi, ada seorang bek Freiburg yang mengawalnya.
Ini adalah pengaturan taktik dari Streich.
Harus ada yang melakukan marking ketat pada Zhou Yi agar dia tidak bisa menerima dan mengoper bola dengan nyaman.
Tapi Streich mungkin tidak tahu bahwa dalam latihan Hyballa, selalu ada dua orang yang mengikuti Zhou Yi tanpa henti...
Jadi Zhou Yi yang sudah terbiasa dengan perlakuan seperti dalam "permainan" itu, sekarang merasa hanya ditemani satu orang sangatlah ringan...
Dia tidak menunggu di tempat untuk menerima bola, melainkan berlari menyongsong arah datangnya bola. Bek Freiburg yang mengawalnya harus bergegas mengejar.
Zhou Yi tidak mengontrol bola, langsung mengoper bola yang datang ke samping.
Dioperkannya ke Götze yang tidak jauh darinya.
Kemudian dia berputar dan berlari ke depan.
Bek Freiburg yang mengikutinya baru saja sampai di tempat harus berbalik arah untuk mengejar lagi.
Begitu berbalik, dia melihat Götze mengoper bola kembali ke Zhou Yi yang sedang menyusup ke depan, lalu dia mempercepat larinya menuju Zhou Yi.
Tapi sebelum sampai, Zhou Yi sudah mengoper bola lagi... Dia memberikan bola ke Mark yang berada di depan.
Mark membelakangi arah serangan, di belakangnya ada bek tengah SC Freiburg Solger yang menempel, sulit untuk berbalik badan.
Namun dia sama sekali tidak berniat membawa bola sambil berbalik, melainkan langsung mengembalikan operan ke Zhou Yi.
Kemudian dia berbalik dan berlari ke depan.
Solger yang bertugas menempelnya tidak ikut mundur, malah maju menyerbu Zhou Yi.
Sepenuhnya meninggalkan Mark di belakang.
Dia sama sekali tidak khawatir bola akan dioper kembali ke Mark, atau mungkin justru berharap Zhou Yi melakukan operan seperti itu, karena itu berarti serangan Borussia Dortmund akan berakhir di sini!
Majunya dia ke depan sesuai instruksi pelatih, karena taktik pressing tinggi SC Freiburg membuat garis bek mereka seringkali sangat jauh dari kiper, mengharuskan penggunaan taktik offside aktif saat bertahan.
Dengan begitu, begitu lawan terburu-buru melakukan serangan balik, mudah terperangkap jebakan offside SC Freiburg.
Kombinasi taktik offside aktif dengan kiper yang memiliki area gerak luas, Streich telah berhasil meminimalisir kelemahan pressing tinggi, terbukti cukup efektif di liga.
Benar saja, saat Solger maju pressing, melihat Zhou Yi mengoper bola ke belakangnya, dia langsung mengangkat tangan tinggi-tinggi menunjuk pemain nomor 25 Borussia Dortmund dalam posisi offside.
Namun dia tidak mendengar bunyi peluit wasit utama... Saat menoleh kembali, bola ternyata tidak mengarah ke pemain nomor 25 Borussia Dortmund di tengah, melainkan ke area rusuk, Mario Götze yang menerima bola!
Tribun penonton bergemuruh dengan teriakan kaget!
Sorgge membeku - meski bola ditujukan ke Götze, Götze pasti offside!
……
Pelatih kepala Freiburg Christian Streich yang selama ini duduk di bangku cadangan, awalnya hendak menyaksikan bagaimana Borussia Dortmund terjebak dalam perangkap strateginya.
Tapi kini ia justru melihat Zhou Yi menendang bola melewati celah di belakang Sorgge!
Bola mendarat di kaki Götze!
Dia pun mengira akan mendengar peluit wasit.
Namun tidak, tatapannya beralih ke asisten wasit yang ternyata tidak mengangkat bendera, malah terus berlari mengikuti permainan!
Streich terkejut hingga langsung melompat dari duduknya!
Bola ini... ternyata tidak offside!
……
"Umpan gemilang dari gelandang Borussia Dortmund, Zhou Yi, sama sekali tidak offside!" komentator Marcel Reif yang bertugas menyiarkan pertandingan ini berseru.
Dari bilik komentator, ia melihat jelas: Jika Zhou Yi mengoper ke Mark, tentu offside. Tapi Götze datang dari belakang, memanfaatkan pergerakan Mark yang mengalihkan perhatian bek Freiburg, lalu tiba-tiba menyarang ke dalam dari sayap dengan pergerakan diagonal yang menghindarinya dari posisi offside.
Serangkaian operan beruntun dari gelandang Borussia Dortmund membuat matanya berbinar. Sebagai komentator yang biasa membawakan laga Bundesliga dan Champions Eropa, dia telah menyaksikan banyak kombinasi indah. Menurutnya, kombinasi serangan Dortmund kali ini sama sekali tidak kalah dengan permainan yang ditunjukkan pemain tim utama.
Tiga pemain bertubuh mungil Dortmund ini menarik perhatian Leif.
……
Begitu menerima bola, Götze tidak ragu. Meski tidak yakin apakah dia offside atau tidak, itu urusan wasit. Selama peluit wasit belum berbunyi, dia terus menggiring bola maju hingga akhirnya menendang sepak bola masuk ke gawang.
Dia mengangkat kepala, memandang ke depan - hamparan luas bagai padang rumput...
Masih perlu ragu apa lagi?
Berlari kencanglah sepuas hatimu!
Götze menggiring bola menuju gawang SC Freiburg!
Suporter Freiburg di tribun mengeluarkan desisan panik, namun segera tenggelam oleh sorakan suporter Dortmund.
Saat Götze menggiring bola, kiper Freiburg Oliver Baumann memilih meninggalkan gawang dan maju.
Sebenarnya, saat Zhou Yi mengoper bola, Baumann langsung menyambar keluar dari gawang.
Tindakan ini harus dilakukan terlepas dari status offside. Jika offside, hanya kegelisahan yang sia-sia. Tapi bagaimana jika tidak? Langkah ini bisa memberinya lebih banyak waktu. Sebab jika menunggu lawan menerima bola dulu baru maju, lawan akan lebih leluasa.
Kebiasaan seperti yang dimiliki Bowman dapat memperluas area pertahanannya secara efektif, memungkinkannya membersihkan bola yang lolos dari garis bek tepat waktu.
Tapi kali ini...
Meski sudah bergerak cepat, tetap saja kurang mencukupi...
Götze yang menerima bola langsung memilih melakukan chip shot begitu melihat Bowman meninggalkan gawang!
Saat Bowman mencapai sekitar titik penalti, Götze melepaskan tembakan!
Bola membentuk parabola di udara menuju gawang setelah diputarnya.
Bowman buru-buru mundur lalu melompat sambil mengangkat tangan, berusaha menepis chip shot Götze...
Sayangnya dia tak menyentuh apa-apa, bola tembakan Götze melambung melewati tangannya dan langsung mendarat di gawang!
1:0！
Baru 12 menit pertandingan berjalan, Borussia Dortmund U19 sudah unggul 1-0 di final!
……
Melihat bola masuk gawang, Götze berbalik dan berlari ke bangku cadangan.
Zhou Yi tetap berdiri di tempat dengan kedua tangan teracung, Mark berbalik dan menyambarnya, mereka berpelukan erat.
"Bagus sekali!"
Zhou Yi sebenarnya tidak terlalu terkejut dengan gol ini. Dalam simulasi Sistem Virtual, awalnya dia merasa kesulitan menghadapi pressing tinggi lawan, tapi setelah terbiasa, mencetak gol ke gawang Freiburg bukan hal sulit lagi.
Ruang kosong di belakang lini pertahanan lawan begitu luas, cukup umpan terobosan saja sudah membuka celah...
Tapi gol cepat ini justru membuat Zhou Yi kurang puas - Final Piala Jerman U19, lawannya ternyata begitu lemah...
Semakin dia merasa tidak bisa terus tinggal di tim muda, harus secepatnya pindah ke tim utama. Hanya di sana kemampuan bisa terus berkembang. Jika tetap di tim muda, kemampuannya tidak akan banyak meningkat.
Meski berhasil memberikan assist lagi, Zhou Yi tidak terlalu bersemangat, berbeda jauh dengan Götze dan Mark. Mengangkat tangannya lebih seperti ritual yang harus dilakukan.
Tapi rekan setimnya sangat antusias. Mereka mengerumuninya menuju bangku cadangan, bergabung dengan pelatih dan pemain lain di pinggir lapangan untuk merayakan bersama.
Awalnya mengira lawan akan sulit dikalahkan, pertandingan ini mungkin akan menjadi perjuangan sengit.
Mereka sudah mempersiapkan diri.
Tapi siapa sangka, baru dua belas menit pertandingan berjalan, mereka sudah unggul.
Pemain Borussia Dortmund U19 benar-benar terkejut sekaligus senang.
……
Pemain Dortmund yang mencetak gol sedang merayakan, sementara pemain Freiburg yang kebobolan mengerumuni wasit utama untuk protes.
Mereka menganggap ini gol Offside, gol Götze seharusnya tidak sah.
Tapi baik wasit utama maupun asisten wasit tetap pada keputusan mereka.
Mereka melihat jelas: saat pemain nomor 23 Dortmund melakukan operan, pemain nomor 25 memang dalam posisi offside. Tapi Götze tidak, dia datang dari belakang.
Timing operan maupun pergerakan posisi semuanya tepat.
“Entah apakah pemain Freiburg menerima kenyataan bahwa 'Götze tidak offside' atau tidak, mereka harus menerima kenyataan lain... mereka tertinggal di final!”
