Sebelumnya Borussia Dortmund terus mengoper bola bolak-balik, membuat penonton mengantuk. Orang pasti mengira waktu sudah berlalu lama dalam permainan operan ini, padahal sejak serangan pertama Dortmund menghadapi perlawanan, pertandingan baru berjalan sepuluh menit.
Tendangan mendadak Zhou Yi ini membangunkan semua orang, membuat mereka sadar bahwa pertandingan sebenarnya belum lama dimulai!
Jika situasi sepuluh menit pertama dimana Borussia Dortmund kesulitan mencetak gol membuat orang mengira mereka terjebak pertarungan sengit, maka tendangan Zhou Yi ini mengembalikan semua ke realita - Dortmund sudah unggul hanya dalam 10 menit, situasinya tidak sesulit yang dibayangkan!
Saat bola masuk ke gawang, semua pemain Mainz membeku. Mereka menatap kosong ke arah bola di dalam jaring, tak percaya dengan apa yang baru terjadi.
Pelatih Mainz U19 Thomas Tuchel juga tertegun memandang lapangan.
Bukannya serangan Dortmund sudah berhasil dibendung?
Bagaimana orang itu justru lebih dulu mencetak gol?!
Di bangku sebelah, Peter Hyballa melompat kegirangan sambil mengangkat kedua tangannya, menunjukkan antusiasme yang meluap.
Setelah pertandingan dimulai, ketika menyadari Mainz melakukan pertahanan mengkerut yang sangat terarah, Hyballa mulai khawatir dengan timnya.
Dia tidak tahu bagaimana menyesuaikan strategi untuk memecah kebuntuan, tak disangka Zhou Yi lebih dulu menyelesaikan masalah ini untuknya...
Andai saja dia tidak dilarang masuk lapangan, mungkin dia sudah berlari memeluk dan mencium Zhou Yi habis-habisan.
……
Melihat bola terbang masuk ke gawang, Zhou Yi langsung berlari ke belakang gawang Mainz, melambai-lambaikan tangan ke segelintir suporter Dortmund di tribun, merayakan gol bersama mereka.
Rekan-rekan setimnya pun berhamburan dari belakang, mengerumuni Zhou Yi.
"Luar biasa, Zhou Yi!"
"Indah! Kerja bagus, Zhou Yi!"
Mereka menepuk-nepuk bahu, punggung, bahkan kepala Zhou Yi sambil bersorak.
Schürrle memandang pemain Dortmund yang sedang merayakan gol, masih belum percaya - Kok kita bisa ketinggalan?
Pandangannya singgah sebentar pada Götze, akhirnya tertambap pada Zhou Yi.
Pemain China itu yang posturnya tidak terlalu besar atau kekar.
Baru sekarang Schürrle teringat, saat jabat tangan pra-pertandingan, pemain China ini berulang kali menekankan namanya.
Namanya apa ya?
Zhou Yi?
Ya, Zhou Yi.
Schürrle mengira final ini akan jadi duel antara dirinya dan Götze, tak ternyata Zhou Yi muncul mendadak, menyedot semua perhatian.
……
Usai terkejut, Tuchel mengerutkan kening.
Gol Zhou Yi memang mengandung banyak faktor kebetulan, tapi gol tetaplah gol. Perubahan pada skor tidak bisa diabaikan, dan tidak akan hilang dari papan skor hanya karena faktor kebetulan.
Sekarang yang harus dipikirkan Thomas Tuchel adalah bagaimana menyikapi situasi setelah timnya kebobolan satu gol.
Kelemahan dari strategi bertahan rapat adalah tidak boleh kebobolan lebih dulu.
Jika kebobolan duluan, pertahanan akan sulit dipertahankan. Jika tetap memaksakan bertahan, Borussia Dortmund bisa menguasai bola dengan operan pendek di area pertahanan seperti sebelumnya, mempertahankan skor hingga akhir pertandingan sehingga mereka menang tipis 1-0 atas Mainz.
Tapi jika tidak bertahan dan malah menekan ke depan untuk menyerang Borussia Dortmund... bukankah itu justru menguntungkan Dortmund?
Kini Tuchel terjebak dalam dilema.
Situasi pertandingan sepak bola benar-benar bisa berubah dalam sekejap.
Satu menit yang lalu Tuchel masih duduk santai di bangku cadangan, menyaksikan Dortmund terjepit. Kini gilirannya yang bingung menentukan strategi.
Menekan ke depan atau tidak?
Yang mengalami dilema bukan hanya Tuchel, tapi juga para pemain Mainz.
Sebelum pertandingan, pelatih utama menyuruh mereka bertahan rapat dan menunggu kesempatan dengan sabar.
Tapi sekarang kami kebobolan duluan, harus bagaimana?
Menyerang atau tetap bertahan?
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Tuchel yang gelisah berdiri di pinggir lapangan, sementara Peter Hyballa mundur ke bangku cadangan untuk duduk menonton.
Gol Zhou Yi ini sama sekali di luar perkiraannya, tapi dia senang melihat "kejutan" seperti ini.
Sekarang bola dan masalah sudah ditendang ke pihak Mainz, tinggal lihat bagaimana reaksi mereka.
Jika Mainz terus bertahan, Dortmund tidak perlu buru-buru. Bermain mengulur waktu sampai pertandingan berakhir dengan skor 1-0 merupakan hasil yang bisa diterima Peter Hyballa.
Jika Mainz memilih menyerang keluar dan memainkan sepak bola ofensif yang menjadi keahlian mereka, maka pertandingan akan kembali ke skenario yang diperkirakan Hyballa sebelumnya - Dortmund paling senang bermain saling serang dengan lawan.
Hyballa tak perlu berteriak-teriak di pinggir lapangan untuk mengingatkan pemainnya. Dia tahu Zhou Yi sebagai komandan tim pasti akan membuat keputusan tepat.
Dalam hal ini, Zhou Yi memang tak pernah mengecewakannya.
……
Mainz terlihat kacau. Tanpa instruksi baru dari pelatih Thomas Tuchel, mereka tetap mempertahankan taktik bertahan-balik.
Ketika Dortmund menguasai bola, Zhou Yi sengaja memperlambat ritme permainan. Operan bolak-balik di area pertahanan dilakukan dengan santai, tidak terburu-buru menyerang.
Taktik Zhou Yi ini membuat pemain Mainz yang tertinggal skor semakin frustasi, geram namun tak berdaya.
Mereka tidak berani menekan ke depan karena takut terkena serangan balik.
André Schürrle yang berada di posisi terdepan berusaha keras, mengejar bola dan mencoba merebutnya. Namun aktivitas seperti permainan pressing ini merupakan bagian penting dalam latihan setiap tim. Pemain Borussia Dortmund sangat familiar sehingga tidak takut dengan pressing seorang diri Schürrle. Mereka saling mengoper bola, membuat Schürrle terkuras stamina-nya dalam lari bolak-balik yang sia-sia.
Melihat hal ini, Thomas Tuchel di pinggir lapangan akhirnya mengambil keputusan - dalam sepak bola remaja, yang terpenting mungkin bukan taktik, melainkan semangat juang.
Mutlak harus menghentikan Borussia Dortmund mempermainkan Schürrle seperti ini, karena akan menjadi pukulan berat bagi moral Mainz.
Aksi Schürrle harus mendapat dukungan.
Tuchel kemudian melambaikan tangan dan berteriak memerintahkan seluruh tim untuk menekan ke depan.
Kembali ke taktik yang paling sering dan paling matang digunakan Mainz musim ini.
Meski agak berisiko, pemain muda justru sering membutuhkan semangat konfrontasi langsung seperti ini. Sebab faktor penentu kemenangan dalam pertandingan tim muda seringkali bukan penyusunan taktik yang tepat, melainkan moral pemain.
Moral yang membara, meski kemampuan kurang, tetap bisa menang. Sebaliknya, moral yang merosot, meski skill mumpuni, akan kalah.
Tuchel telah menentukan pilihannya.
……
Ternyata, saat Borussia Dortmund masih melakukan operan pendek di area pertahanan, Mainz tiba-tiba melakukan pressing besar-besaran. Bukan hanya Schürrle yang maju merebut bola, pemain Mainz lainnya juga ikut menekan.
Serangan ini datang dengan sangat cepat dan mendadak. Jika ada kecerobohan dari pihak Borussia Dortmund, mereka bisa kehilangan bola di area pertahanan dan menghadapi serangan balik.
Tapi orang yang mengendalikan ritme permainan Dortmund adalah Zhou Yi. Kemampuan membacanya mencapai level 99.
Gerakan seluruh tim Mainz langsung terpantau olehnya. Saat Mainz melakukan pressing, dia mengubah strategi sebelumnya, tiba-tiba berbalik menyerang sambil menyambungkan umpan dengan Götze dan Mark yang sudah mundur untuk membantu.
Operan cepat, lari cepat!
Tiga orang ini memainkan taktik yang terus mereka latih dan sudah mulai dikuasai.
Mainz kewalahan dan terpaksa melakukan pelanggaran untuk menghentikan serangan Dortmund.
Zhou Yi ditubruk hingga terjatuh. Peluit wasit berbunyi, tapi tidak ada kartu kuning untuk pemain Mainz.
Zhou Yi duduk di lapangan dengan tangan terkembang, ekspresi pasrah tapi tetap tersenyum. Dia tidak marah karena serangan ini gagal, justru sangat santai.
Pelanggaran itu membuktikan mereka sudah tidak punya cara lain selain main kasar. Tidak perlu khawatir.
Setelah Mainz memulai serangan, dalam pandangan Zhou Yi, pertandingan telah kembali ke jalur normal yang diprediksi sebelum pertandingan. Pengalaman yang terkumpul dari pertandingan-pertandingan di dunia virtual pun mulai diterapkan.
Dia telah memecahkan pertahanan rapat Mainz, apa lagi yang tidak bisa diatasi dengan santai?
Satu-satunya kekhawatiran sekarang adalah Mainz akan menyamakan skor dengan cepat, mengembalikan pertandingan ke situasi sebelumnya.
Jadi tetap harus berusaha mencetak gol. Keunggulan dua gol selalu lebih meyakinkan daripada satu gol.
……
Seperti disebutkan sebelumnya, Borussia Dortmund U19 tidak takut bermain menyerang dengan tim mana pun, apalagi dalam kondisi unggul satu gol.
Pemain Dortmund yang unggul tampak lebih rileks dibandingkan pemain Mainz, performa di lapangan pun secara alami lebih baik.
Pemain Mainz terlihat agak emosional, dalam serangan mereka kurang sabar mengolah bola, saat menghadapi tekanan sering memilih cara paling sederhana.
Di sisi Dortmund, trio penyerang inti mampu menciptakan variasi serangan memukau karena pergerakan posisi tiga orang ini tidak terpola, mustahil ditebak apakah akan menembus tengah dengan kombinasi cepat atau tiba-tiba beralih ke sayap.
Dalam perkembangan permainan, Dortmund mendominasi. Kesulitan di awal pertandingan tampak seperti fenomena sesaat.
Pada menit ke-37, trio penyerang Dortmund menunjukkan taringnya melalui serangkaian umpan cepat yang mencapai tepi area penalti Mainz.
Zhou Yi yang baru saja mengoper bola terus berlari maju, memasuki area penalti.
Götze yang seharusnya menerima umpan kini terjebak dalam lingkaran kepungan Mainz, dia mengirimkan bola ke kaki Zhou Yi.
Zhou Yi melepaskan tembakan lagi, bola menyusur rumput masuk ke gawang. Kiper Mainz terlambat bereaksi, hanya bisa terjatuh menyaksikan bola menggelinding masuk...
Zhou Yi yang selama ini selalu menjadi penyuplai assist ternyata mencetak dua gol dalam pertandingan ini!
Akhirnya tak perlu lagi menambahkan kata "assist" sebelum "mencetak dua gol"...
