Setelah mengomentari, Fang Shuai refleks menyegarkan halaman dan terkejut melihat balasan dari blogger "Rumah Impian".
Balasannya singkat, tapi membuat Fang Shuai girang: "Boleh direpost."
Fang Shuai segera mulai memindahkan setiap artikel dari blog ini ke Post Bar, termasuk teks, gambar, serta tautan dan penulis aslinya.
Ini pekerjaan yang sangat melelahkan. Untungnya Ujian Nasional telah lama berakhir, selain menunggu pengisian jurusan kuliah tidak ada kegiatan lain. Orangtuanya pun tidak akan menegur meski ia tidur larut.
Fang Shuai mengurung diri di kamar sambil terus melakukan kerja salin-tempel. Di tengah pekerjaan, Ibu kembali mengetuk pintu mengingatkan agar tidak begadang. Ia hanya membalas sekadarnya dan tetap bekerja hingga larut malam.
Hampir pukul tiga dini hari, akhirnya semua artikel di blog tersebut berhasil dipindahkan.
Setelah memposting artikel tentang Zhou Yi membantu Borussia Dortmund meraih gelar liga pemuda, Fang Shuai meregangkan badan, melepas kacamata, dan mengusap mata lelahnya. Ia memandangi hasil kerjanya di Post Bar dengan puas.
Ketika kembali ke blog, ternyata ada artikel baru muncul!
Sepertinya ada informasi terbaru!
Ia segera membukanya.
“……Seluruh tim utama Borussia Dortmund telah berangkat dari Dortmund hari ini menuju lokasi pelatihan pra-musim di Radecksburg, Austria. Di sini, mereka akan menjalani latihan fisik selama lima belas hari... Dua pemain muda dari tim junior juga bergabung dalam tim utama kali ini, salah satunya adalah Mario Götze yang musim lalu pernah dipanggil untuk berlatih bersama tim utama. Sedangkan pemain lainnya adalah gelandang berbakat Zhou Yi yang tampil gemilang di tim junior......”
Mata Fang Shuai melebar.
Zhou Yi dipromosikan ke tim utama?!
Gila!
Keren banget!
Luar biasa kerennya!
Baru berapa lama ini?
Belum genap satu musim sejak dia bergabung dengan Borussia Dortmund, langsung melesat dari U17 ke U19, sekarang bahkan ke tim utama!
Tangan Fang Shuai gemetar karena terlalu bersemangat.
Ternyata di antara teman sekelasnya ada sosok luar biasa!
Rasa kantuknya langsung hilang, matanya yang lelah tiba-tiba segar kembali. Dengan cepat dia membagikan artikel ini ke Post Bar, tidak hanya di thread update rutin tapi juga membuat thread khusus dengan judul berwarna merah yang langsung dipasang di posisi teratas, seperti pengumuman resmi di gerbang kota yang ingin segera disebarkan ke seluruh penjuru.
Bahkan dia menyebarkan berita ini ke berbagai forum sepak bola, tak sabar membagikan kabar ini ke orang-orang tak dikenal. Saat lolos jalur masuk universitas favorit pun tak sebahagia ini...
……
Tim Borussia Dortmund tiba di Radecksburg saat matahari tepat di atas kepala.
Umumnya, setelah perjalanan jauh yang melelahkan, tim tidak akan mengadakan latihan berat pada hari ini, fokus utamanya adalah pemulihan.
Namun setelah istirahat siang, dalam sesi latihan Borussia Dortmund, pelatih fisik Bartlett mengumumkan isi latihan sore ini - mendaki gunung.
Bukan pendakian santai untuk menikmati pemandangan, tapi pendakian dengan batasan waktu! Seluruh rute harus ditempuh dengan berlari, jika tidak waktu tidak akan cukup!
Sekelompok pemain terengah-engah berlari di jalur gunung, akhirnya memahami mengapa pelatih kepala mengatakan itu - "Kuharap kalian tidak menyisakan penyesalan selama liburan dan benar-benar bersantai. Baru kalian punya kekuatan untuk menopang latihan selanjutnya."
Ketika Zhou Yi akhirnya tiba di garis finish, dia langsung rubuh ke tanah, dada naik turun dengan hebat, bahkan tidak bisa bicara, hanya merasakan sakit terbakar di paru-paru setiap kali bernapas.
Cuma mendaki gunung saja, mengapa bisa segini capeknya...
Zhou Yi sudah ingin mati.
Entah berapa kali di tengah perjalanan dia ingin menyerah, jika bukan karena tim pelatih yang mengawasi dengan tatapan tajam... mungkin dia benar-benar sudah menyerah.
Klopp berjalan di antara para pemain yang telah mencapai finish, mendekati Zhou Yi, membungkuk dan bertanya: "Hei, anak muda. Kenapa kamu lelah sekali begini?"
Zhou Yi terengah-engah, tidak ada tenaga untuk menjawabnya.
Klopp kemudian menggelengkan kepala: "Ck ck, ini tidak bisa, anak muda. Stamina seperti ini, pacarmu akan jijik padamu!"
Suara tawa riuh rendah terdengar di sekitar.
Zhou Yi benar-benar tidak menyangka pelatih kepala akan meledeknya dengan candaan seperti ini. Dengan lemas ia memutar bola matanya, hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan cara ini.
Hari pertama di sore hari dihabiskan dengan mendaki gunung.
Setelah kembali ke kamar masing-masing, semua pemain mengeluh kesakitan.
Zhou Yi juga sama.
Dia dan Götze tinggal sekamar, mereka berdua pulang sambil saling memapah.
Zhou Yi merasa kakinya bukan lagi miliknya sendiri.
"Mario, musim lalu kamu juga dipanggil ke tim utama. Apakah latihan saat itu seberat ini?" tanya Zhou Yi.
"Aku juga tidak pernah ikut pelatihan musim panas di tim utama," Götze mengangkat tangan. "Situasinya berbeda. Pokoknya menurutku tidak seberat sekarang."
Zhou Yi terbaring di tempat tidur, menatap langit-langit. Begitu menyadari hari-hari seperti ini baru saja dimulai dan masih ada lima belas hari lagi, hatinya langsung ciut.
"Ah, aku memilih untuk mati..."
……
Saat makan malam, asisten pelatih Buvac mengumumkan jadwal latihan selama periode ini.
"Setiap pagi pukul tujuh kita akan melakukan olahraga pagi selama satu jam."
Begitu pengumuman ini keluar, restoran langsung gempar.
"Pukul tujuh?" seseorang berteriak bertanya.
"Ya, pukul tujuh pagi." Buvac mengangguk.
"Tapi saat itu aku masih di alam mimpi..."
“Kalau begitu, keluar dari mimpi setengah jam lebih awal.” Kata Buvac dengan nada tidak bisa ditawar. “Setelah olahraga pagi adalah waktu sarapan, pukul sepuluh kami akan mengadakan sesi latihan kedua selama satu jam.”
Sebenarnya ini biasanya waktu mulai sesi latihan pertama tim, tapi sekarang malah jadi sesi kedua...
“Setelah latihan selesai, makan siang. Setelah makan siang, semua wajib istirahat siang. Jika ada yang terlihat masih berkeliaran di ruang biliar, meja pingpong oleh tim pelatih, harus menerima hukuman.”
Grosskreutz yang duduk di samping Zhou Yi menyeringai – dia memang membawa banyak barang hiburan.
“Setelah istirahat siang, pukul empat sore kami akan mengadakan latihan sore selama satu setengah jam. Setelah latihan adalah makan malam. Malam hari bisa digunakan bebas, tapi tidak disarankan bermain terlalu keras karena akan menguras stamina untuk latihan keesokan harinya.”
Tiga sesi latihan sehari!
Inilah jadwal pelatihan musim panas Borussia Dortmund untuk musim baru.
Biasanya, dua sesi latihan sehari sudah disebut pelatihan intensif ala neraka. Tiga hari berturut-turut dengan dua sesi sehari setara dengan bermain empat pertandingan dalam tiga hari – intensitasnya sangat tinggi.
Tapi sekarang tiga sesi sehari!
Klopp jelas lebih kejam dari setan neraka.
Mendengar jadwal pelatihan dari Buvac, banyak yang terbelalak.
“Mengapa harus mengumumkan hal ini tepat saat kami sedang makan malam? Ini benar-benar membuatku kehilangan nafsu makan!” gumam Grosskreutz dengan kesal.
Zhou Yi mengejek Grosskreutz: "Kevin, menurutku barang-barang yang kau bawa itu sia-sia belaka."
"Kenapa?"
"Karena kau sama sekali tak akan punya waktu dan tenaga untuk bersenang-senang." Kata Zhou Yi dengan tegas.
"Hei, meremehkanku?" Grosskreutz mendengus. "Kau kira aku lemah stamina sepertimu? Zhou Yi, bisakah kau memuaskan pacarmu di ranjang?"
"Aku belum punya pacar, Kevin. Jadi pertanyaanmu itu tidak relevan." Jawab Zhou Yi.
"Cih." Grosskreutz mendengus sinis.
……
Perkataan Zhou Yi segera terbukti, barang-barang bagus yang dibawa Grosskreutz benar-benar tak terpakai.
Setiap hari kelelahan total akibat latihan, Grosskreutz hanya ingin tidur pulas di tempat tidur begitu tiba di kamar, tak punya waktu atau energi untuk hiburan.
Satu-satunya hiburan bagi Grosskreutz adalah melihat performa Zhou Yi yang lebih payah darinya.
Tapi ini wajar, karena dasar stamina Zhou Yi memang yang terlemah.
Bartlett menyusun program latihan fisik yang berbeda-beda sesuai kondisi stamina masing-masing individu.
Secara logika, orang seperti Zhou Yi seharusnya tidak membutuhkan target stamina tinggi.
Namun sebaliknya, program latihan fisik untuk Zhou Yi justru yang paling keras.
“Keketatan ini tidak hanya tercermin dalam konten latihan, tetapi juga dalam tuntutan pelatih terhadapnya.”
“Salah satu latihannya adalah lari dengan kecepatan variabel, di mana pemain harus mengubah kecepatan sesuai instruksi pelatih selama berlari.”
“Awalnya, Zhou Yi masih bisa mengikuti ritme. Namun di tahap akhir saat stamina Zhou Yi terkuras, semakin sulit baginya untuk mematuhi instruksi pelatih.”
“Dalam situasi seperti ini, lapangan latihan akan bergema dengan teriakan pelatih fisik Tuan Bartlett: 'Akselerasi! Akselerasi! Zhou Yi! Akselerasi! Ini bukan latihan lari stabil!'”
“Mendengar teriakan pelatih itu, Zhou Yi terpaksa menggemeratakkan gigit dan meningkatkan kecepatan.”
“Tapi sebenarnya upaya ini tidak banyak berpengaruh, karena kecepatan larinya saat akselerasi hampir sama dengan saat tidak berakselerasi...”
“Adegan serupa terjadi berkali-kali selama latihan harian. Pemain tim utama Borussia Dortmund secara pribadi berdiskusi, merasa tim pelatih terlalu ketat menuntut Zhou Yi.”
“Karena standar beberapa latihan untuk Zhou Yi berbeda dengan pemain lain.”
“Mereka tidak mengapa pelatih menetapkan standar begitu ketat untuk Zhou Yi.”
“'Zhou Yi yang malang, kurasa dia mungkin tidak akan bertahan sampai akhir latihan musim panas dan akan dikembalikan ke tim muda...'”
“'Apa perlunya pelatih menuntut sekeras itu terhadap pemain baru yang baru bergabung dengan tim utama?'”
“'Benar, setuju...'”
“Semua tahu bahwa pemanggilan dari tim muda ke tim utama tidak berarti akan mendapat kesempatan bermain. Lebih sering ini merupakan bentuk pernyataan bahwa pelatih utama menghargai sistem akademi klub.”
"Tapi para pemain muda yang dipanggil ke tim utama ini kemungkinan besar akan kembali ke tim muda setelah masa persiapan pra-musim berakhir."
"Tak satu pun dari mereka yang bisa mendapatkan tempat di tim utama."
"Itu terlalu sulit."
"Bahkan pemain-pemain yang menonjol di tim muda pun, begitu pindah ke tim utama dengan cepat tenggelam."
"Ini karena tim muda dan tim utama benar-benar dua dunia berbeda. Performa bagus di tim muda tidak menjamin kesuksesan di tim utama. Pertandingan tim utama dewasa baik secara fisik maupun tekanan, sama sekali berbeda levelnya dengan yang dialami pemain muda."
"Jadi bagi pemain muda yang berlatih di tim utama, mereka hanya mengikuti latihan biasa tanpa perlakuan khusus."
"Perlakuan seperti yang diterima Zhou Yi benar-benar belum pernah terdengar sebelumnya di antara pemain Borussia Dortmund lainnya."
"Bahkan Götze merasa heran, saat beristirahat di kamar dia bertanya pada Zhou Yi: 'Apa kamu punya konflik dengan pelatih tim utama?'"
"'Mana mungkin? Aku sama sekali belum pernah berinteraksi dengan mereka,' kata Zhou Yi yang berbaring di tempat tidur sambil terengah-engah."
"'Kalau Bartlett? Bukankah dia memberimu latihan khusus saat di tim muda?'"
"'Benar, tapi aku juga tidak punya masalah dengannya...'"
"'Aneh...' Götze tak bisa memahami. 'Lalu kenapa mereka begitu menyasarimu?'"
"'Mungkin bukan menyasariku?' balas Zhou Yi."
"'Lalu apa lagi?'"
"'Ini bentuk perhatian khusus untukku!' tegas Zhou Yi."
Götze mengerlingkan matanya: "Kamu memang jago membanggakan diri. Kamu baru saja dipromosikan ke tim utama, mana mungkin pelatih memperhatikanmu?"
"Kenapa tidak mungkin?" Zhou Yi membalas, "Kamu lupa permainan kita di U19 dulu, Mario?"
Götze terdiam.
Melihat Götze membeku, Zhou Yi tertawa: "Bisa jadi aku akan lebih dulu bermain di tim utama daripada kamu, Mario!"
"Kamu terlalu berkhayal, Zhou Yi."
