Sebenarnya Zhou Yi tidak salah bicara. Menunggu memang bagian dari tim utama. Setidaknya, saat ini selain berlatih keras, Zhou Yi benar-benar hanya bisa menunggu dengan sabar kesempatan yang menjadi miliknya.
Waktu berlalu hari demi hari dalam latihan dan penantiannya.
Putaran kedua liga, Borussia Dortmund kalah 1-4 dari Hamburg di kandang lawan.
Dalam pertandingan ini, Zhou Yi dan Götze masih belum masuk daftar pemain.
Setelah pertandingan ini, media dan suporter China mulai kembali berkhayal apakah Zhou Yi akan masuk daftar pemain pertandingan. Karena performa tim yang buruk, terutama di sektor gelandang, sebagai pemain gelandang apakah Zhou Yi akan mendapat kesempatan saat operan gelandang tim tidak lancar?
Tapi di putaran ketiga liga, Zhou Yi masih belum berhasil masuk daftar pemain. Götze juga masih menemani Zhou Yi di luar daftar.
Kali ini pertandingan kandang Borussia Dortmund, Zhou Yi yang belum masuk daftar pemain kembali diajak keluarga Mark menonton di tribun selatan.
Meski didukung ribuan suporter fanatik, Borussia Dortmund tampaknya belum bisa bangkit dari kondisi buruk awal musim. Mereka bermain imbang 1-1 dengan Stuttgart di kandang sendiri.
Putaran keempat liga, Borussia Dortmund bertandang ke Frankfurt sekaligus pertandingan liga terakhir bulan Agustus, Zhou Yi masih belum berhasil masuk daftar pemain.
Hasilnya Borussia Dortmund bermain imbang 1-1 dengan Frankfurt di kandang lawan.
Empat pertandingan awal liga, satu kemenangan, dua imbang, satu kekalahan, mengumpulkan lima poin, peringkat ke-12 liga. Hanya mencetak satu gol setiap pertandingan, performa seperti ini jelas tidak bisa dibilang baik.
Sepanjang Agustus, spekulasi media China tentang apakah Zhou Yi bisa mendapatkan kesempatan bermain tidak pernah berhenti. Performa buruk Borussia Dortmund dijadikan bukti bahwa Zhou Yi pasti akan masuk daftar pemain, menjadi pemain pengganti, bahkan mungkin starter di pertandingan berikutnya.
Tapi Klopp terus-menerus mempermalukan antusiasme media China. Empat pertandingan berlalu, seburuk apapun permainan gelandang mereka, Zhou Yi bahkan tidak masuk daftar pemain. Seolah Klopp sudah melupakan pemuda yang dipertahankannya di tim utama ini.
Setelah pertandingan keempat yang berakhir imbang, seorang wartawan China mewawancarai Zhou Yi di luar lapangan latihan: "Sudah empat laga tidak masuk daftar pemain, apakah merasa frustrasi?"
Dia mengira Zhou Yi akan mengeluh, tapi Zhou Yi justru menggelengkan kepala dengan tegas: "Tidak."
"Lho? Mengapa?" Wartawan itu terkejut.
"Menunggu juga adalah bagian dari tim utama." Zhou Yi menggunakan kalimat yang pernah diucapkannya ke Mark untuk menjawab, membuat sang wartawan China terdiam sambil termenung.
……
《Menunggu Juga Bagian dari Tim Utama, Zhou Yi Tenang Menanti Kesempatan!》
"Setelah memposting artikel terbaru tentang Zhou Yi ke Post Bar, Fang Shuai membalas di bawahnya: 'Hari ini tanggal 31 Agustus, hari ini saya sedang online di warnet luar kampus. Besok mulai, kami akan menjalani pelatihan militer resmi. Mungkin tidak akan punya banyak waktu online, tapi saya tetap akan memantau kabar Zhou Yi. Hanya saja berita tentang Zhou Yi mungkin tidak bisa saya update tepat waktu. Untuk hal ini, saya harap para moderator kecil lainnya bisa membantu. Terima kasih.'"
"Selain itu, saya ingin menyampaikan beberapa hal kepada semua. Saya tahu kalian semua merasa tidak sabar dan gelisah karena Zhou Yi terus-menerus tidak mendapat kesempatan bermain. Saya sendiri juga sama seperti kalian, sangat khawatir dan berharap bisa segera melihat Zhou Yi mendapat kesempatan bermain di Borussia Dortmund. Tapi persaingan di tim utama klub Eropa sangat ketat. Zhou Yi akhirnya hanyalah pemain yang dipromosikan dari tim muda, sebelumnya tidak punya pengalaman bermain di tim utama. Dia tidak bisa dibandingkan dengan bintang-bintang ternama yang dibeli klub dengan mahal. Dia hanya bisa menunggu kesempatan dengan sabar."
"Dari artikel ini, kita bisa melihat mental Zhou Yi sangat baik. Sejujurnya, saat membaca bagian ini saya merasa sedikit lega. Jika Zhou Yi sama gelisahnya dengan kami para suporter, maka semuanya akan berantakan. Tapi sekarang, saya penuh keyakinan padanya. Dia adalah teman sekelas SMA saya. Saya sangat tahu seperti apa dia. Zhou Yi seringkali kelihatan tidak serius, bicara dan bertindak tanpa sikap yang benar. Tapi dalam hal yang dia sukai, dia selalu serius dan bisa bertahan. Setelah menjadi teman sekelasnya selama 2 tahun di SMA, pengorbanan dan ketekunannya dalam sepak bola saya saksikan langsung. Itulah mengapa saya menjadi suporternya."
“Saya harap kita semua bisa menunggu bersama Zhou Yi, menunggu momen kesempatannya tiba. Saat itu tiba, mari kita bersorak gembira. Untuk saat ini, mari bersama-sama menyemangatinya, jangan terburu-buru. Setelah pelatihan militer selesai, saya akan kembali. Terima kasih atas dukungan kalian selama beberapa bulan ini!”
……
Setelah putaran keempat liga, klub-klub Eropa memasuki masa istirahat singkat yang merupakan hari pertandingan tim nasional.
Götze dipanggil ke tim nasional U19 Jerman untuk menjalani pemusatan latihan dan pertandingan.
Zhou Yi tetap tinggal di Basis Pelatihan Brackel untuk menerima latihan. Sebagian besar waktu, dia masih melakukan latihan stamina dan kekuatan untuk meningkatkan kondisi fisiknya.
Setiap hari usai latihan, kembali ke tempat tinggal sendirian, setelah mandi dia duduk di depan komputer mengobrol dengan teman-teman via QQ untuk menghilangkan kesepian dan kebosanan di malam hari.
Bingzha: “Empat pertandingan berturut-turut bahkan tidak masuk daftar pemain!”
Nǐ Dàyé Hái Shì Nǐ Dàyé: “Kau pikir main di tim utama itu mudah? Persaingannya sengit! Posisi kipermu lebih ketat! Lihat penjaga gawang cadangan Real Madrid? Dalam hati pahit! Tapi tetap bilang: 'Iker adalah simbol tim, tak terbayangkan jika dia tidak menjaga gawang Madrid...'”
Bingzha: “Ah, aku kan bukan di Real Madrid.”
Lǎonà Fǎhào Guō Nù: “Cech juga sangat solid di gawang Chelsea.”
"Kakekmu tetap kakekmu": "Jadi aku benar-benar tidak tahu kenapa dulu kamu memilih bergabung ke Chelsea? Apa karena cuma Chelsea yang mau menerimamu?"
Bayangan yang Tak Berpisah: "Pasti dia tertarik sama cewek Inggris."
Setelah lama mengobrol di grup bersama mereka, He Ying mulai terbiasa dan beradaptasi dengan gaya orang-orang ini, yaitu... "saling menghina". Seringkali obrolan tiba-tiba berubah jadi saling menyindir ras, dan terkesan asal tuduh. Satu pesan sebelumnya dua orang masih terlihat sekubu, pesan berikutnya sudah mulai saling serang, benar-benar seperti perang kacau.
Tapi gaya obrolan saling hina ini justru membuat He Ying merasa rileks. Sendirian di La Masia, persaingan di tim muda sangat ketat, tekanan besar. Hanya dengan bercanda sembarangan di grup seperti ini, dia bisa melepas lelah seharian. Kini dia juga mulai mencoba ikut menghina.
Cuma teknik menghinanya masih kaku dibanding Zhou Yi. Misalnya, setelah menghina dia selalu menambahkan:
"Kayaknya sindiranku masih kurang halus... Ah, Zhou Yi, kapan aku bisa sefasih kamu menyindir tanpa jejak seperti ini?"
Serpihan Es: "Saat kau jadi bajingan sepertinya, baru bisa! Mau jadi bajingan? Fansmu pasti sedih. 'He Ying yang kami kenal, kenapa jadi mesum begini?'"
Zhou Yi sedang bersiap mengetik balasan, tiba-tiba terdengar suara berisik dari pintu depan. Dia buru-buru berdiri dan pergi melihat.
Baru saja sampai di ruang tamu, dia melihat pintu depan terbuka, dua gadis cantik menyeret koper besar dan kecil masuk.
"Wah, sengaja keluar menyambut ya, kamu terlalu sopan." Melihat Zhou Yi berdiri terpaku di ruang tamu, Kottane langsung menggoda.
Hannah masih ingin mengucapkan salam sopan, tapi mendengar perkataan Kottane, dia tahu sulit menyela.
Benar saja, Zhou Yi segera sadar mendengar ucapan Kottane, menyeringai: "Kamu berlebihan, aku dengar suara aneh di pintu, mengira ada maling, jadi keluar lihat."
Zhou Yi langsung menyebut Kottane dan yang lain sebagai maling, membuat Kottane tak tahan melirik ke atas.
"Sering melirik nggak cantik," kata Zhou Yi.
"Suka-suka aku, urusanmu?!"
Melihat mereka akan bertengkar lagi, Hannah buru-buru melerai: "Kami dua bulan tidak ada, apakah kamu tidak biasa tinggal sendiri, Zhou Yi?"
"Iya, jujur saja, kangen nggak sama kami?" Kottane tersenyum bertanya, tapi senyumnya sama sekali tidak ramah.
"Sangat tidak nyaman, soalnya nggak ada yang bersih-bersih," Zhou Yi mengangguk sambil mengangkat tangan.
"Hah!" Kottane ingin melirik lagi, tapi teringat ucapan Zhou Yi, akhirnya menahan diri.
Hannah tertawa, memandangi rumah: "Menurutku cukup rapi. Sudah, kami nggak ganggu lagi, mau membereskan kamar. Hari-hari berikutnya mohon bimbingannya ya!"
Zhou Yi tersenyum dan mengangguk pada Hannah, lalu menoleh ke Kottane: "Sebenarnya aku juga senang kalian kembali, karena aku tidak perlu lagi makan di restoran pemain."
Kottane mencibir: "Itu tergantung suasana hati, aku hanya masak kalau lagi mood. Mending kamu tetap makan di restoran pemain saja."
"Kak～～" Panggilan manis Zhou Yi yang tiba-tiba ini membuat Kottana merinding.
"Jangan panggil aku begitu!" Dia buru-buru menghentikan Zhou Yi.
"Kak～Masakin aku dong～～～" Zhou Yi mulai merajuk.
Hannah di samping mereka sudah tidak tahan: "Ya Tuhan... Aku merinding, tidak bisa, aku harus membereskan kamar!"
Setelah berkata begitu, dia segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.
Kottane juga ingin kabur, tapi Zhou Yi terus mengejarnya sambil memanggil "Kak" dengan suara manis. Bagi Kottane ini seperti polusi mental, akhirnya dia menyerah: "Kalau kamu berhenti memanggilku begitu, aku akan masak untukmu!"
Mendengar ini, Zhou Yi langsung berubah ekspresi: "Deal, Kakak Besar!"
Sebutan "Kakak Besar" yang awalnya digunakan Zhou Yi untuk mengejek Kottane, kini justru terasa nyaman di hati Kottane setelah perbandingan dengan panggilan sebelumnya - setidaknya tidak membuat jantungnya ikut merinding.
Kottane melototi Zhou Yi, melemparkan satu kalimat, lalu masuk ke kamarnya sambil membanting pintu.
“Aku belum pernah melihat orang sehina kamu!”
“Kakak juga hebat ya!”
Zhou Yi memuji, lalu tertawa hehe sambil berjalan dengan gaya pemenang kembali ke kamarnya.
Duduk di depan komputer, dia melihat riwayat obrolan di grup.
Dua menit lalu Bingzha berkata: "Zhou Yi malu sampai tak bisa angkat kepala karena omonganku, diam seribu bahasa, pasti sudah kehabisan alasan!"
Kaoyu menambahkan di bawah: "Masih mending. Zhou Yi itu tipe orang yang wajahnya pantas jadi sampul buku pelajaran SD."
Bingzha: "Jijik banget, Lao Yang. Kamu kan pemain Schalke 04 sekarang, kok bisa membela pemain Borussia Dortmund? Ini pengkhianatan terhadap lambang klub di dadamu!"
Zhou Yi mengetik: "Lao Yang memang paling ngerti aku! Aku ini orang yang berintegritas tinggi! Dua cewek cantik yang sekamar sama aku, semuanya terpengaruh aura positifku. Satu rela bersihin kamar, satu lagi rela masakin aku. Ini namanya karisma pribadi!"
Bingzha: "He Ying, pernah lihat orang yang bisa ngomong sampah dengan wajah tebal kayak gini?"
Ruyingsuixing: "Hmm... emang rada hina sih..."
Nidayehaishinidaye: "Ini namanya iri! Iri karena aku bisa sekamar sama dua cewek cantik!"
Bingzha: "Hehe."
Laonafahaoguonu: "Hehe."
Kaoyu: "......"
He Ying: "Apa aku juga harus bilang hehe?"
Nidayehaishinidaye: "He Ying, jangan ikut-ikutan omongan orang, ikuti kata hatimu, dengarkan suara hati dalam dirimu!"
He Ying: "Hehe."
Bingzha: "Ahahahahaha!"
Laonafahao Guo Nu: "2333333333"
Kaoyu: "Pfft!"
Nidaye Haishi Nidaye: "……"
