Setelah gol Thomas Müller, suasana di tribun selatan sempat meredup. Namun ketika sorak suporter Bayern München semakin menggema, tribun selatan segera merespon. Nyanyian dimulai dari area konduktor, dengan cepat menyebar ke area tempat Zhou Yi dan lainnya berada, hingga seluruh tribun selatan bergema dengan paduan suara yang menggelegar.
“……Setiap hari! Setiap malam! Semangat Borussia Dortmund! Semangat Borussia Dortmund! Kau adalah cinta sejatiku! Setiap hari! Setiap malam! Semangat Borussia Dortmund! Semangat Borussia Dortmund!”
“……Hanya Borussia Dortmund dalam hidup kami! Semua kebahagiaan dan kebanggaan kami hanya untuk Borussia Dortmund!!”
“Hanya satu hal! Hanya satu hal – Borussia Dortmund takkan pernah punah –!!!”
Zhou Yi juga berada di tengah kerumunan. Saat mengangkat syal Borussia Dortmund di tangannya dan menyanyikan lagu-lagu ini bersama yang lain, tiba-tiba hidungnya terasa perih.
Karena ia membayangkan, betapa menggugah perasaan jika saat ini ia berada di tengah lapangan dan mendengar nyanyian penuh semangat dari para suporter...
Para suporter ini tidak mengeluh atau menyerah meski tim mereka tertinggal jauh dari lawan kuat.
Meski para pemain di lapangan mungkin sudah mati rasa diterpa kekalahan, para suporter ini tidak demikian!
Seperti lirik yang mereka nyanyikan – Borussia Dortmund takkan pernah punah!
Dan para suporter ini, tribun selatan yang dipenuhi 25.000 orang berdiri inilah mungkin alasan mengapa Borussia Dortmund bisa abadi...
Tribun selatan Westfalen, benar-benar tempat ajaib yang semakin dicintai setiap kali mengunjunginya!
Marcel Leif juga berkata setelah mendengar nyanyian dari tribun selatan: "Kapan pun, suporter Borussia Dortmund tidak akan menyerah begitu saja. Mereka menggunakan nyanyian untuk menyemangati tim mereka. Semoga para pemain Borussia Dortmund segera menunjukkan performa yang membahagiakan para suporter mereka..."
……
Malam itu, ponsel Zhou Yi menerima pesan broadcast dari Klopp yang menginformasikan pembatalan libur besok dan melanjutkan latihan seperti biasa.
Zhou Yi tahu ini pasti karena tim mereka kalah dari Bayern München.
Sebelumnya bukan tidak pernah kalah. Pada putaran kedua liga, Borussia Dortmund pernah kalah 1-4 dari Hamburg di kandang lawan. Tapi setelah pertandingan itu, Klopp tidak membatalkan hari libur dan tetap memberi pemain hari libur sesuai jadwal.
Tapi kali ini, kekalahan telak 1-5 di kandang sendiri dari Bayern München sungguh memalukan. Ditambah rangkaian kekalahan beruntun, pasti membuat Klopp sangat kesal. Makanya dia membatalkan libur yang seharusnya.
Seperti yang diduga Zhou Yi, keesokan harinya di lapangan latihan sebelum latihan resmi dimulai, Klopp menghujani pemain dengan omelan yang membuat semua orang menunduk malu. Bahkan pemain seperti Zhou Yi yang belum masuk daftar pemain pun merasakan tekanan dari amarah Klopp.
“……Saya bukan tidak bisa menerima kekalahan, karena kemampuan tim atau keberuntungan, kami kalah dari lawan, saya bisa menerimanya, karena kekalahan juga bagian dari sepak bola.” Klopp berkata dengan keras. “Tapi saya tidak bisa menerima kekalahanan dengan cara seperti ini! Lihat penampilan kalian setelah kebobolan tiga gol! Saya sendiri merasa malu untuk kalian! Apakah kalian pantas mendapat dukungan suporter di tribun selatan yang terus bersorak dan bernyanyi hingga detik terakhir?!”
“Mungkin rangkaian ketidakmenangan telah menghilangkan semangat juang kalian, maka sekarang saya ingin katakan, kapan pun, kalian harus bertarung seperti sekelompok prajurit! Entah memenangkan kemenangan! Atau memenangkan... kematian!! Ini! Adalah takdir seorang prajurit!”
“Renungkan baik-baik kata-kata saya, sekarang mulai latihan!”
Setelah selesai berbicara, Klopp berbalik dan meninggalkan lapangan latihan.
Para pemain baru menghela nafas lega... tekanan dari pelatih tadi membuat mereka bahkan tidak berani bernafas keras-keras.
……
Usai latihan, para pemain bergegas kembali ke ruang ganti. Kevin Großkreutz memperhatikan Zhou Yi yang hari ini terlihat sangat pendiam, berbeda dari biasanya, lalu penasaran bertanya: "Eh, Zhou Yi, kenapa hari ini kamu diam saja?"
Zhou Yi menggelengkan kepala.
“Kamu khawatir dimarahi pelatih? Sebenarnya tidak ada hubungannya denganmu, kamu bahkan tidak masuk daftar pemain..." Großkreutz mencoba menghibur Zhou Yi.
Baru kemudian Zhou Yi berbicara, namun ucapannya langsung membuat Großkreutz kaget: “Suara saya serak..."
“Suara kamu kenapa jadi begini?！”
Suara Zhou Yi terdengar seperti ada dua gerinda saling menggesek di tenggorokannya, membuat Großkreutz mengerutkan kening.
“Aku kemarin... di tribun selatan...” Zhou Yi berbicara dengan susah payah.
Mendengar ini, Großkreutz justru diam dengan langka...
……
“...Tim Klopp masih sulit meraih kemenangan. Pada laga ke-6 liga, mereka bermain imbang 1-1 di kandang Hannover 96... Tidak, sebenarnya kita tidak boleh bilang Dortmund yang diimbangi Hannover, tapi Hannover-lah yang diimbangi Dortmund. Soalnya dari posisi klasemen, Hannover 96 di peringkat 11 masih tiga tingkat di atas Dortmund yang di posisi 14!”
“Dortmund akhirnya menang, tapi bukan di liga. Di babak kedua Piala Jerman, mereka mengalahkan Karlsruhe 3-0 di tandang, patut diacungi jempol. Tapi sepertinya sekarang Dortmund hanya bisa mengganggu tim liga bawah...”
“Dalam laga panas pekan ini yang baru berakhir, Dortmund kalah 0-1 dari Schalke 04 di kandang sendiri, gagal di Derbi Ruhr musim ini... Posisi liga mereka merosot ke peringkat 15, hanya selangkah lagi dari zona degradasi!”
“Kekalahan Borussia Dortmund sekarang bukan berita lagi. Jika mereka menang, barulah itu menjadi berita besar! Beberapa kritikus menyatakan bahwa latihan intensif dengan volume tinggi yang dilakukan Dortmund sebelum musim ini diduga menjadi biang keladi dari rangkaian ketidakmenangan tim...”
“Tiga sesi latihan sehari! Ini benar-benar latihan yang melawan kemanusiaan! Klopp memperlakukan pemainnya seperti binatang ternak. Sepak bola bukan atletik, latihan stamina selama dua minggu tidak akan membuat tim memenangkan pertandingan!”
“Setelah pertandingan melawan Schalke 04, klub Borussia Dortmund menyatakan kepercayaan mereka pada pelatih kepala Klopp. Mereka menegaskan tidak akan mengambil keputusan gegabah terhadap Klopp hanya karena beberapa hasil pertandingan, dan tetap yakin pilihan awal mereka benar...”
“Ketidakmenangan beruntun Dortmund belakangan ini membuat penyerang asal Amerika Selatan, Lucas Barrios yang dibeli klub seharga 4,2 juta euro musim panas ini menjadi bulan-bulanan. Sebagai salah satu rekrutan penting musim ini, Barrios belum menunjukkan performa gemilang seperti saat membela Colo-Colo. Tujuh pertandingan liga telah berlalu, ia masih belum mencetak gol... Hal ini seolah membuktikan analisis para pakar sebelumnya bahwa ketiadaan pengalaman bermain di Eropa membuat transfernya tidak ekonomis...”
“Beberapa media telah memasukkan Lucas Barrios ke dalam daftar sepuluh transfer paling buruk musim ini. Striker Paraguay ini tampak sangat tidak cocok dengan sepak bola Eropa, tampil tujuh kali tanpa mencetak gol sama sekali, performa seperti ini benar-benar tidak bisa diterima... Sementara Borussia Dortmund hanya tersisa satu pertandingan lagi musim ini, ini juga sangat terkait dengan buruknya lini depan mereka. Tujuh pertandingan liga, maksimal hanya mencetak satu gol per pertandingan, bahkan seringkali tidak mencetak gol sama sekali, belum pernah mencetak lebih dari dua gol... Ini benar-benar menunjukkan masalah. Satu-satunya kemenangan pun berasal dari gol bunuh diri bek Köln...”
“Tujuh pertandingan liga dengan satu kemenangan, tiga imbang, dan tiga kekalahan, hanya mengumpulkan enam poin, hanya satu poin lebih banyak dari Nürnberg di peringkat ketiga dari bawah. Jika terus bermain seperti ini, mungkin kita harus mempertimbangkan menonton Borussia Dortmund di 2. Bundesliga... Tujuh pertandingan liga hanya mencetak enam gol, kebobolan tiga belas gol, performa seperti ini benar-benar memalukan...”
……
“Media menganggap masalah kita ada di lini depan, bagaimana pendapatmu, Željko?” Klopp meletakkan koran di atas meja, bertanya pada asisten pelatih Buvac yang duduk di seberangnya.
“Performansi Barrios memang tidak memuaskan, dan sekarang terlihat jelas dia sedang under pressure, saya khawatir dia tidak bisa menahannya...” kata Buvac. “Haruskah kita mempertimbangkan beberapa penyesuaian?”
“Jadi kamu juga merasa masalah kita ada di lini depan?”
Buvac tidak bersuara, yang berarti mengiyakan secara default.
“Tapi aku tidak sependapat, Željko.” Klopp berkata. “Atau, menurutku tidak bisa menyalahkan penyerang sepenuhnya atas kegagalan meraih kemenangan. Gelandang kita juga bermasalah, jika ada penyesuaian harus dilakukan di posisi gelandang.”
“Tapi kita sudah mencoba berbagai kombinasi gelandang. Di laga terakhir melawan Schalke 04 bahkan memainkan tiga gelandang, tetap tidak membuahkan hasil...”
Setelah Buvac selesai bicara, Klopp tidak langsung menanggapi. Dia terdiam, Buvac pun ikut membisu. Keheningan menyelimuti keduanya.
Beberapa saat kemudian, Klopp tiba-tiba bersuara: “Bagaimana pendapatmu tentang Zhou Yi?”
Buvac terkejut dengan pertanyaan ini: “Dia memang sangat rajin dan serius dalam latihan, tapi kurasa dia belum siap. Stamina-nya...”
“Benar, Željko. Stamina Zhou Yi memang belum mampu bertahan sepanjang 90 menit. Tapi, siapa bilang aku ingin memainkannya sebagai starter?”
Perkataan Klopp membuat Buvac tertegun.
“Dia tidak bisa bermain penuh, tapi aku tidak berencana memaksanya. Jika tidak bisa jadi pemain utama, masih bisa jadi pengganti.”
“Tapi Jürgen. Sudahkah kau pertimbangkan? Dalam situasi tim yang begitu buruk ini, dengan tekanan luar biasa dari media. Menaruh harapan perubahan pada seorang pemuda 18 tahun tanpa pengalaman tim utama sama sekali, bukankah itu... terlalu kejam? Aku khawatir jika tim tetap tak menang, Zhou Yi justru akan jadi kambing hitam media...”
“Hmm…” Klopp terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Buvac. “Kau benar, Zeljko. Jadi aku akan menggunakannya dengan hati-hati—jika kupikir timing-nya belum matang, aku takkan memainkannya.”
Melihat Klopp sudah terbujuk, Buvac menghela napas lega.
“Tapi aku tetap berencana memasukkan dia ke daftar pemain untuk pertandingan berikutnya.”
Kalimat berikutnya dari Klopp membuat Buvac tersedak, matanya membelalak memandang sang pelatih.
“Bahkan jika tidak bermain, mengalami atmosfer liga profesional dari pinggir lapangan adalah cara mengumpulkan pengalaman. Terutama atmosfer pertandingan setelah enam laga tak menang berturut-turut—pengalaman langka, ha!” Klopp mengangkat tangan sambil tertawa.
