Pada hari pertandingan, Zhou Yi terbangun dari tidurnya, atau lebih tepatnya keluar dari dunia FIFAOL3. Meski merasa peluang tampil hampir nol, dia tetap bermain banyak pertandingan virtual melawan Borussia Mönchengladbach.
Sistem juga mensimulasikan kondisi tim saat ini. Di kolom kondisi pemain terlihat banyak pemain yang performanya buruk, terutama Barrios.
Sebagai penyerang utama tim, kondisi Barrios ditandai warna hitam yang merepresentasikan kondisi terburuk.
Kondisi buruk tidak menurunkan statistik pemain, hanya cedera dan latihan tidak teratur yang bisa. Tapi kondisi buruk menyebabkan pemain virtual bermain di bawah standar: bola yang seharusnya bisa dikontrol malah terpental 10 meter, kesempatan mencetak gol ke gawang kosong malah meleset ke garis lapangan...
Zhou Yi dalam dunia virtual juga bisa leluasa mengatur pemain mana yang akan turun bermain dan yang tidak, layaknya seorang pelatih. Jika tidak bisa demikian, mungkin Zhou Yi tidak akan mampu bertahan dalam beberapa pertandingan.
Saat melihat kondisi Burrios yang begitu buruk, secara refleks ia mengeluarkannya dari daftar starting line-up.
Namun tepat di momen ini, wajah Burrios tiba-tiba muncul dalam pikirannya - ekspresi tertekan, campuran frustasi dan ketidakrelaan.
Mungkin karena sesaat lemah hati, akhirnya Zhou Yi memutuskan mengembalikan Burrios yang sedang tidak dalam performa terbaiknya ke starting line-up.
Selanjutnya di dunia virtual, ia mempertahankan ritme satu pertandingan per hari dalam waktu virtual, menghadapi Borussia Mönchengladbach dalam delapan pertandingan.
Performa pemain yang menurun benar-benar berdampak besar pada hasil tim. Dari delapan laga itu, Dortmund hanya menang dua kali, seri dua kali, dan... kalah empat kali!
Meski pernah menjadi raja sepak bola Jerman di era 70-an dengan lima kali merebut gelar liga, empat kali lolos ke final Piala UEFA Eropa dan dua kali juara, keterbatasan finansial membuat Borussia Mönchengladbach kini menjadi tim yo-yo yang terus terombang-ambing antara Bundesliga dan 2. Bundesliga. Dua musim lalu mereka baru saja promosi kembali ke Bundesliga dari liga kedua.
Kekuatan tim ini sebenarnya tidak kuat, secara teori seharusnya tidak setara dengan Borussia Dortmund. Tapi dilihat dari peringkat liga kedua tim saat ini, ternyata tidak demikian...
Liga telah berjalan tujuh putaran, Borussia Mönchengladbach menang dua kali, seri sekali, dan kalah empat kali, berada di peringkat 12. Sebenarnya hasil ini tidak terlalu bagus, tapi sesuai dengan kesan yang biasa ditunjukkan oleh Borussia Mönchengladbach.
Tapi Borussia Dortmund justru jatuh sangat parah - mereka hanya meraih satu kemenangan, tiga hasil imbang, dan tiga kekalahan, dengan total enam poin, berada di peringkat 15...
Dari segi peringkat liga, Borussia Mönchengladbach justru dua posisi lebih tinggi daripada Borussia Dortmund.
Meskipun dalam pertandingan simulasi hasil tim tidak memuaskan, Zhou Yi berhasil membantu Lucas Barrios mencetak gol. Tujuh pertandingan sebelumnya Barrios gagal mencetak gol sama sekali, setiap kali Zhou Yi terpaksa menariknya keluar lebih awal demi berharap memenangkan pertandingan. Pada pertandingan kedelapan, Zhou Yi memberikan assist kepada Barrios, kali ini Barrios tidak menyia-nyiakan kesempatan dan berhasil mencetak gol. Borussia Dortmund akhirnya meraih kemenangan kedua atas Borussia Mönchengladbach berkat gol Barrios ini...
Melihat kemampuan pemain Borussia Dortmund yang sebenarnya, Zhou Yi merasa heran mengapa pertandingan melawan Borussia Mönchengladbach bisa seberat ini. Dia telah melihat data pemain kedua tim - secara statistik murni, angka-angka Borussia Dortmund jauh lebih bagus daripada Borussia Mönchengladbach.
Tapi pertandingan sepak bola bukanlah permainan angka yang sederhana. Bukan berarti pemain dengan kemampuan lebih tinggi pasti bisa menang. Bagaimanapun, sepak bola adalah permainan yang melibatkan kombinasi manusia melawan kelompok lain. Faktor manusia sangat penting. Manusia bukan mesin, sehingga berbagai situasi tak terduga bisa muncul yang akhirnya memengaruhi hasil pertandingan...
Zhou Yi berbaring di tempat tidur mengingat-ingat delapan pertandingan yang mengerikan itu, lalu berbalik badan dan bangun.
Saat hendak ke kamar mandi untuk bersiap-siap, dia melihat Lucas Barrios sedang menggosok gigi. Seharusnya Zhou Yi minggir dulu menunggu Barrios selesai. Tapi melihat tatapan kosong Barrios yang sedang asyik menggerakkan sikat gigi secara mekanis, tiba-tiba teringat lagi ekspresi penuh tekanan yang ditunjukkan Barrios kemarin.
Bagi dirinya yang sekarang bahkan belum bisa bermain satu pertandingan pun, kesempatan tampil di lapangan seperti memenangi lotre. Tapi dia juga bisa melihat, Barrios justru tidak antusias dengan pertandingan, bahkan mulai menunjukkan sedikit ketakutan...
Meski di pertandingan nyata Zhou Yi tidak bisa memberikan assist langsung ke Barrios seperti di permainan virtual untuk membantu mengakhiri puasa gol, setidaknya sekarang dia bisa menghibur dan menyemangati Barrios dengan kata-kata?
Akhirnya dia berkata: "Lucas."
Barrios memutar lehernya secara mekanis dan menatap Zhou Yi.
“Aku bermimpi semalam, mimpi tentang pertandingan hari ini.” Zhou Yi berusaha berbicara perlahan-lahan dengan artikulasi jelas agar Barrios bisa memahami.
Barrios terus menatap Zhou Yi, menunggu kelanjutan ceritanya.
“Aku mimpi kita menang di kandang lawan, dan... gol kemenangan itu dicetak olehmu!” Zhou Yi berkata dengan serius, berusaha menjaga ekspresi wajahnya tidak terlihat mengejek agar Barrios tidak mengira dirinya sedang mengolok-olok masalah "kekeringan gol"-nya.
Benar saja, setelah menatap wajah Zhou Yi selama beberapa detik, Barrios tersenyum padanya: “Terima kasih, Zhou Yi. Jika benar aku bisa mencetak gol, akan ku peluk kau.” Ucapnya dengan nada bercanda.
Ia bisa merasakan ketulusan Zhou Yi dari ekspresi wajah dan sorot matanya yang benar-benar ingin menghiburnya, maka ia mengucapkan terima kasih.
Namun dia tidak benar-benar menaruh perhatian pada hiburan Zhou Yi.
Perkataan seperti itu hanya sekadar penghibur, dia sendiri tidak yakin bisa mencetak gol hari ini...
Bahkan sekarang dia tak ingin memikirkan soal mencetak gol, karena semakin dipikirkan tekanan justru semakin besar, dan situasi mungkin akan semakin buruk.
……
Makan siang hari ini lebih terlambat dari biasanya, juga tidak boleh makan terlalu banyak sesuai aturan tim pelatih. Makan berlebihan sebelum pertandingan akan membuat lebih banyak darah mengalir ke sistem pencernaan daripada otak dan anggota gerak, menyebabkan pemain mengantuk dan penurunan performa fisik selama pertandingan, terutama pertandingan siang hari.
Karena itu sebelum pertandingan tidak boleh makan terlalu banyak, harus menjaga rasa lapar.
Ada yang bertanya, tapi kalau pemain tidak kenyang, mereka juga tidak punya tenaga untuk bermain bola.
Masalah ini tentu sudah dipertimbangkan oleh tim pelatih. Saat jeda babak pertama dalam suatu pertandingan, waktu yang digunakan pelatih untuk menyusun taktik sebenarnya tidak banyak. Lebih sering, itu adalah waktu bagi pemain untuk makan dan mengisi energi. Namun saat jeda babak pertama, mereka tidak makan terlalu banyak, terutama mengonsumsi makanan yang bisa cepat mengembalikan energi dan gula. Pisang adalah salah satu makanan paling populer dalam olahraga profesional karena bisa cepat mengisi energi sekaligus memberikan rasa kenyang, sehingga pemain tidak makan berlebihan.
Setelah pertandingan juga perlu mengisi energi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, tim pelatih selalu meminta pemain untuk segera makan setelah pertandingan berakhir, bukannya buru-buru pulang.
Setelah makan siang, semua pemain beristirahat siang di bawah pengawasan tim pelatih. Bangun dari tidur siang sudah pukul tiga sore. Setelah membersihkan diri seadanya, Zhou Yi dan rekan setimnya naik ke bus tim yang akan membawa mereka ke lokasi pertandingan: Stadion Borussia-Park, kandang Borussia Mönchengladbach.
Bus yang digunakan tim ini bukan disediakan oleh tuan rumah, melainkan bus khusus milik klub mereka sendiri. Bus ini dikemudikan khusus oleh sopir klub yang datang langsung dari Dortmund.
Baik pertandingan domestik maupun internasional, selama itu merupakan pertandingan tandang, bus tim selalu berangkat lebih awal. Melalui jaringan jalan tol yang maju, mereka menuju lokasi tujuan untuk menjalankan tugas mengantar-jemput pemain ke lapangan pertandingan.
Zhou Yi duduk di tempat dekat jendela. Tak lama kemudian, dia melihat atap stadion putih di balik rimbunnya pepohonan.
Stadion selalu menjadi bangunan ikonik di setiap kota, terutama di Eropa yang wilayahnya luas dengan populasi jarang. Stadion ibarat raksasa di garis cakrawala.
Stadion Borussia-Park adalah contoh raksasa tersebut. Sebenarnya bekas stadion kandang Borussia Mönchengladbach, Bökelbergstadion, jauh lebih kecil dengan kapasitas maksimal 34.500 penonton. Stadion itu jelas sudah tidak memenuhi kebutuhan klub Borussia Mönchengladbach. Pembangunan stadion baru yang lebih besar juga menguntungkan finansial klub di masa depan - karena klub bisa memperoleh pendapatan lebih besar dari penjualan tiket di hari pertandingan.
Bundesliga memang berbeda dengan Serie A. Tingkat okupansi kursi di Bundesliga sangat tinggi. Selama stadion cukup besar, pasti akan selalu penuh.
Stadion kandang Borussia Mönchengladbach saat ini, Borussia-Park, memiliki kapasitas 54.000 penonton dengan luas area 209.000 meter persegi. Jauh lebih besar dibanding Bökelbergstadion sebelumnya.
……
Pertandingan kandang Borussia Mönchengladbach melawan Borussia Dortmund digelar pukul 18:30 waktu setempat. Di China, ini berarti pukul 00:30 dini hari waktu Beijing keesokan harinya.
Waktu tayang ini kurang ideal, namun tetap banyak suporter yang menanti di depan televisi. Sebab Zhou Yi masuk dalam daftar pemain untuk pertandingan ini!
"Ayah Zhou Yi, Zhou Jianliang, dan ibu Li Cuiyun juga sudah duduk di depan TV setengah jam lebih awal. Meski pertandingan baru dimulai 30 menit lagi, siaran langsung stasiun TV sudah mulai. Para panelis di studio belakang sedang menganalisis starting lineup kedua tim — formasi pemain utama sudah diumumkan, Zhou Yi memang tidak masuk, dia sebagai cadangan."
Sementara panelis di studio berdiskusi, layar terus beralih ke lapangan Prusia Park di lokasi pertandingan.
Para pemain sudah mulai pemanasan di lapangan.
"Hei, anak kita!" Zhou Jianliang tiba-tiba berteriak sambil menunjuk layar TV.
Saat Li Cuiyun mengangkat kepala mencari: "Di mana?"
"Tadi kamera hanya menyorot sebentar, kau tidak fokus..." Zhou Jianliang menggerutu.
"Lagi belum mulai pertandingan, ngapain ditonton..."
"Kalau pertandingan sudah mulai, justru kita tidak bisa lihat anak kita. Sebagai cadangan, biasanya tidak akan muncul di layar." Zhou Jianliang menjelaskan pada istrinya tentang pengetahuan dasar sepakbola. "Kalau mau sering melihat dia, hanya saat pemanasan ini. Karena dia harus pemanasan, kamera TV kadang akan menyorot..."
Tapi Li Cuiyun memahami perkataan suaminya dari sudut berbeda: "Kalau begitu, saat pertandingan mulai kita bisa matikan TV dan tidur?"
"Masa begitu! Bukannya sudah kukatakan, anak kita masih punya peluang masuk!" Zhou Jianliang cepat-cepat membantah.
“Harus duduk di sini menunggu sampai kapan untuk muncul?” Li Cuiyun menguap lebar. Sudah lewat jam 12 malam, jarang sekali ia begadang sampai larut seperti ini.
“Tentu, lagipula sekarang sedang libur nasional, besok tidak perlu kerja. Tidur larut sedikit tidak masalah, besok bisa bangun siang!” Zhou Jianliang sudah merencanakan semuanya.
Mendengar itu, Li Cuiyun langsung berdiri.
“Eh, mau ngapain? Bukannya tadi sudah bilang supaya fokus nonton?” tanya Zhou Jianliang.
“Membuat secangkir teh! Kalau tidak, bagaimana bisa tahan begadang begini?” Li Cuiyun melototi suaminya.
