Pertandingan melawan Bochum berlangsung di kandang sendiri, sehingga Zhou Yi yang lagi-lagi tidak masuk dalam daftar 18 pemain, kembali muncul di tribun selatan bersama keluarga Mark.
Sebelum pertandingan dimulai, "Pak Tua" Bruno dan yang lain berdiskusi dengan Zhou Yi tentang pertandingan sebelumnya. Mereka menyayangkan fakta bahwa Zhou Yi hanya duduk diam di bangku cadangan selama 90 menit tanpa kesempatan bermain. Namun dalam percakapan tersebut, Zhou Yi justru terlihat lebih legawa dibanding mereka.
Setelah pertandingan dimulai, Borussia Dortmund yang bermain di kandang sendiri langsung mendominasi.
Kemenangan tipis atas Borussia Mönchengladbach di kandang lawan pada pertandingan sebelumnya membawa efek positif besar. Kondisi fisik pemain Dortmund mulai pulih. Kini di depan suporter tribun selatan yang terus menerus bersorak, para pemain semakin bersemangat menunjukkan performa terbaik.
Kali ini, Dortmund berhasil unggul pada menit ke-20. Pencetak golnya adalah... Barrios yang juga mencetak gol di pertandingan sebelumnya!
"Lucas--" Teriak komentator stadion Westfalen, Norbert Dickel, melalui mikrofon.
Di belakang suaranya, bergemuruh sorakan seluruh suporter Dortmund: "BARRIOS!!!"
Zhou Yi juga berada di antara mereka, berteriak dengan kencang.
“Saya benar-benar senang untuk Barrios! Tujuh pertandingan liga berturut-turut tanpa gol, tapi sekarang dia mencetak gol dua laga beruntun!”
Sekarang, tekanan seharusnya sudah hilang semua, kan?
……
Setelah gol Barrios, rekan setimnya bergegas mendekat, memeluknya, dan merayakan bersama.
“Dua gol beruntun dalam dua laga, kerja bagus!”
Semua memberikan ucapan selamat padanya.
Barrios juga sangat emosional. Setelah dipeluk rekan setim, reaksi pertamanya adalah berusaha melepaskan diri dan berlari ke bangku cadangan.
Dia ingin mencari seseorang untuk dipeluk.
Tapi setelah berusaha, dia baru ingat bahwa Zhou Yi tidak ada di bangku cadangan kali ini karena tidak masuk daftar pemain!
Sedikit kecewa, tapi hati Barrios malah semakin berdebar – Sebelum pertandingan sebelumnya, Zhou Yi bilang pasti dia akan mencetak gol. Saat benar-benar mencetak gol, dia ingin berterima kasih pada berkah Zhou Yi. Makanya saat memeluk Zhou Yi, teriaknya “Terima kasih!”
Tapi sekarang, untuk kedua kalinya berturut-turut Zhou Yi meramalkan golnya sebelum pertandingan, Barrios mulai meragukan ini sekadar ucapan biasa... Dia mulai merasa ini bukan sekadar doa, tapi berkah yang mengandung kekuatan misterius. Zhou Yi bagaikan malaikat keberuntungannya!
……
"Barrios mencetak gol lagi! Setelah mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan melawan Borussia Mönchengladbach pekan lalu, kali ini dia kembali berhasil! Ini benar-benar ajaib! Entah tidak mencetak gol selama tujuh pertandingan beruntun, atau langsung mencetak gol dua laga liga berturut-turut!" Marcel Leif sebagai komentator juga merasa ini kebetulan yang luar biasa. "Bagaimanapun juga, awan ketidakpercayaan yang menyelimuti Barrios akhirnya bisa sirna!"
Setelah gol Barrios, permainan Borussia Dortmund semakin membaik. Kondisi para pemain mulai kembali normal. Dari segi kemampuan tim sebenarnya Dortmund lebih unggul dibanding Bochum. Selaga mereka bermain normal, sulit bagi Bochum untuk meraih kemenangan di kandang lawan.
Menjelang akhir babak pertama, Dortmund kembali mencetak gol. Kali ini bek tengah Subotić yang menjadi pahlawan lewat tendangan pojok.
Sorakan di tribun selatan memekakkan telinga, hampir membuat tuli sesaat.
Suporter Dortmund sudah lama tidak menyaksikan pertandingan yang begitu dominan. Meski baru mencetak dua gol, separuh lapangan pertama ini sepenuhnya dikendalikan Dortmund. Mereka bermain sesuka hati layaknya mengolah bola di latihan.
……
"Kita bisa mendengar jelas sorakan dari Westfalenstadion, suporter Borussia Dortmund bersorak gembira di tribun... Memang, tidak aneh mereka melakukan ini karena ini pertama kalinya musim ini Dortmund mencetak dua gol dalam satu pertandingan! Ha!" Komentator TV Duan Xin mengejek Dortmund. Sebagai komentator Bundesliga, dia memiliki tim favorit sendiri di hati - Bayern München, musuh bebuyutan Dortmund. Makanya gaya komentarnya lebih santai saat menyiarkan pertandingan Dortmund, bahkan bisa bercanda tentang kedua tim di lapangan.
Namun Zhou Jianliang di depan TV sama sekali tidak merasa ini lucu, bahkan dia menghela napas.
Meski anaknya bilang tidak masuk daftar pemain untuk pertandingan ini, Zhou Jianliang akhirnya tetap memilih menonton pertandingan yang seolah tak ada hubungannya dengan anaknya di depan TV.
Karena ini, sang istri Li Cuiyun sempat menggerutu kecewa.
Menanggapi ini, Zhou Jianliang langka menunjukkan "kewibawaan" sebagai lelaki dengan membentak: "Kau ngerti apa!"
Dia memang tak bisa menjelaskan pada istri yang tak paham sepakbola mengapa tetap menonton pertandingan ini. Bukan karena ingin melihat Zhou Yi main, tapi sebagai mantan suporter yang tak pernah memperhatikan Dortmund atau menonton pertandingan mereka, dia ingin memahami kondisi terbaru Dortmund melalui pertandingan ini.
Jika situasi Borussia Dortmund masih buruk seperti sebelumnya, baik dalam hal penampilan maupun hasil, itu berarti peluang anaknya untuk bermain semakin besar. Karena Klopp harus mencari perubahan, tidak mungkin membiarkan situasi terus berubah. Bagi seorang pelatih, jika tim tidak bisa terus menang, dia harus menyesuaikan formasi dan mencoba lebih banyak kombinasi.
Sebaliknya, jika hasil Borussia Dortmund membaik, peluang anaknya untuk bermain justru semakin kecil. Bagi seorang pelatih, jika tim terus menang dan performa membaik, tidak ada alasan baginya untuk mengubah formasi yang ada...
Untuk itu, dia harus melihat langsung pertandingan Borussia Dortmund dan memahami perkembangan terbaru tim.
Jadi dia menunggu di depan televisi.
Tapi yang dia lihat justru Borussia Dortmund yang bermain lebih baik dari pertandingan sebelumnya, mencetak dua gol ke gawang lawan dalam 45 menit babak pertama!
Dia mulai merasa peluang anaknya untuk bermain dalam waktu dekat hampir nol...
……
Akhirnya Borussia Dortmund mengalahkan Bochum 2-0 di kandang sendiri dengan dua gol di babak pertama.
Zhou Yi dan teman-teman di tribun selatan bersorak untuk kemenangan tim, sama sekali tidak memikirkan bahwa jika performa tim membaik, peluangnya bermain justru akan berkurang...
Keesokan harinya, pemain yang tidak bermain datang ke basis pelatihan sepak bola untuk latihan pemulihan, tapi Zhou Yi justru secara tak terduga bertemu Barrios di ruang ganti.
"Secara logika, pemain yang bertanding kemarin tidak perlu ikut latihan hari ini karena mereka butuh istirahat. Itu hak mereka, pelatih akan memberikan libur."
"Jadi pemain yang diizinkan pelatih untuk tidak latihan memang tidak akan muncul di basis pelatihan sepak bola."
"Lucas?" Zhou Yi terkejut melihat Barrios di ruang ganti. "Kenapa kamu datang?"
Tak disangka Barrios langsung menggenggam bahu Zhou Yi: "Aku sengaja datang untuk berterima kasih, Zhou Yi!"
"Hah?" Zhou Yi bingung.
"Kau adalah malaikat keberuntunganku, Zhou Yi! Aku harus berterima kasih langsung padamu!" kata Barrios dengan semangat.
Zhou Yi masih belum paham.
"Sebelum pertandingan kemarin kau bilang aku pasti akan mencetak gol, dan benar! Ini sudah dua pertandingan beruntun!" Barrios terus bersemangat.
Barulah Zhou Yi mengerti. Menghadapi Barrios yang bersemangat ini, ia merasa lucu: "Lucas, sebenarnya... itu kemampuanmu sendiri. Gol tergantung performamu di lapangan..."
"Tentu, aku juga berjasa. Tapi kau juga!" Barrios bersikukuh.
Menghadapi keras kepala Barrios, Zhou Yi mengangkat tangan: "Baiklah, aku malaikat keberuntunganmu, Lucas."
Mendengar pengakuannya, Barrios tersenyum lebar sambil menepuk bahu Zhou Yi: "Semangat, nak!"
Setelah berkata demikian, dia langsung beranjak pergi.
"Eh, kalau sudah datang, kenapa tidak ikut latihan bersama kami?" Zhou Yi mencoba menahannya.
Barrios menoleh sambil tersenyum lebih lebar: "Tidak perlu, Zhou Yi. Hari ini aku sudah ada janji untuk merayakan, sudah mencetak gol dua pertandingan berturut-turut! Kamu semangat terus latihan ya!"
Setelah mengucapkan itu, dia pergi dengan riang gembira.
Melihat punggung Barrios yang menjauh, Zhou Yi menggelengkan kepala...
……
Di liga ke-10 berikutnya, Borussia Dortmund bertandang ke kandang Bayer Leverkusen. Seperti yang diprediksi Zhou Jianliang, Zhou Yi tidak masuk dalam daftar pemain 18 orang.
Namun sebelum berangkat ke kandang lawan, Barrios khusus menemui Zhou Yi dan bertanya apakah dia sudah bermimpi meramal.
Zhou Yi paham maksudnya, di saat seperti ini tentu harus mengucapkan hal baik, apalagi dalam simulasi pertandingan mimpi itu Barrios memang mencetak gol.
Maka dia mengangguk: "Benar, aku bermimpi kamu mencetak gol lagi, Lucas."
"Bagus!" Barrios terlihat sangat bersemangat, seolah kepercayaan dirinya meledak.
Melihat Barrios begitu gembira, Zhou Yi merasa jika ini bisa membuat Barrios tampil dengan mood baik, itu sudah menjadi kontribusinya untuk tim...
Tapi sebenarnya dia tidak yakin Barrios bisa mencetak gol tiga liga berturut-turut.
Namun saat menonton siaran langsung pertandingan di rumah, ketika pertandingan memasuki menit ke-8, dia terkejut dan melompat dari sofa!
Di layar TV di depannya, terlihat rekaman Barrios berlari kencang menuju area bendera sudut. Marcel Leif, komentator utama stasiun TV berbayar Jerman Premiere, berteriak: "Luar biasa! Luar biasa! Tiga gol beruntun di liga! Lucas Barrios, dia berhasil!"
"Sial..." gumam Zhou Yi di depan TV dengan mata terbelalak.
Akhirnya berkat gol Barrios, Borussia Dortmund bermain imbang 1-1 melawan Bayer Leverkusen di kandang lawan. Meski tidak menang, tiga pertandingan tak terkalahkan masih cukup baik.
Setelah pertandingan berakhir, skor akhir dan pencetak gol ditampilkan di layar. Nama Barrios terpampang jelas di sisi Borussia Dortmund.
Zhou Yi memandangi nama itu sambil berpikir: "Takkan ada keajaiban ketiga kalinya. Nasib Barrios di pertandingan berikutnya pasti tidak seberuntung ini..."
