Rangnick mengira penyesuaiannya membuat taktik sebelumnya Klopp sia-sia, tapi Klopp mungkin tidak sependapat. Melihat Hoffenheim meninggalkan pressing di lini tengah-depan dan memilih bertahan, dia tetap duduk di bangku cadangan tanpa bergerak sedikit pun.
Pertahanan mengerut Hoffenheim membuat posisi Sahin sebagai gelandang bertahan maju sedikit, sementara Zhou Yi yang awalnya sudah berada di depan Sahin semakin mendorong ke depan, mendekati area penalti Hoffenheim.
Melihat Zhou Yi berlari ke depan, Klopp tersenyum tipis.
Sebenarnya di pertandingan sebelumnya, meminta Zhou Yi untuk menjadi jembatan dan pendukung bagi Sahin bukanlah pekerjaan terbaik Zhou Yi. Namun dalam situasi saat itu, hanya dialah yang bisa melakukannya. Performa Zhou Yi juga sangat baik, tidak menentang pengaturan ini, malah menyelesaikan tugasnya dengan sungguh-sungguh.
Menghadapi pemain seperti ini, Klopp hampir tidak mungkin tidak menyukainya.
Tapi Klopp juga tahu, menggunakan Zhou Yi sebagai pendukung sebenarnya membuang bakatnya.
Jadi ketika melihat Zhou Yi bergerak lebih maju ke depan area penalti lawan, harapan Klopp terhadap Zhou Yi langsung muncul di hatinya.
Pemuda ini selalu layak dinantikan.
……
Menghadapi pertahanan rapat Hoffenheim, Borussia Dortmund sebenarnya juga tidak punya banyak solusi, bahkan dengan Sahin sekalipun.
Kelebihan Sahin sebenarnya bukan pada umpan yang sangat menembus dan mengancam, kalau tidak kenapa dia jadi gelandang bertahan? Tugas utamanya adalah mengontrol ritme permainan tim dan melakukan distribusi bola skala besar.
Pekerjaan yang lebih detail masih agak kurang darinya.
Mari bandingkan dia dengan pemain keturunan Turki lain seusianya, Mesut Özil.
Keduanya berasal dari Turki, tapi akhirnya Sahin memilih bermain untuk Timnas Turki, sedangkan Özil memilih membela Timnas Jerman.
Keduanya adalah gelandang, tapi Özil bermain lebih maju dan bisa juga berposisi sebagai sayap. Kemampuan Özil dalam memberikan umpan terakhir yang krusial lebih unggul dibanding Sahin.
Jadi Borussia Dortmund yang menggunakan Sahin sebagai inti gelandang, tak terhindarkan menghadapi masalah ini - ketika lawan melakukan pertahanan mengerut, bagaimana Dortmund harus menyerang?
Karena itulah Rangnick berani membiarkan timnya mengosongkan ruang dan bertahan secara rapat.
Sahin hanya bisa mencari celah lawan melalui operan menyamping.
Hoffenheim sangat memperhatikan menjaga integritas pertahanan, tidak membiarkan Dortmund menemukan celah dalam operan bolak-balik horizontal ini.
Sejauh ini, mereka cukup sukses, Dortmund benar-benar tidak punya banyak peluang.
Zhou Yi juga terlibat dalam beberapa operan ini. Bukan dia tidak ingin mengoper ke depan atau membuat operan penetratif, tapi tidak mungkin. Jika dia nekat, kemungkinan terbesar adalah penguasaan bola jatuh ke kaki lawan.
Dalam operan bolak-balik terus menerus, kepala Zhou Yi tak berhenti bergerak mengamati dan menganalisis situasi.
Situasi pertahanan rapat Hoffenheim seperti ini belum pernah muncul dalam simulasi pertandingannya... Bagaimanapun dalam dunia simulasi dia selalu pemain utama, tidak ada skenario datang sebagai pemain pengganti.
Tampaknya mustahil untuk mengandalkan operan saja untuk merobek pertahanan lawan.
Tim membutuhkan penyerang ulung.
Setelah menerima bola, Zhou Yi mulai lebih sering mengoper ke Großkreutz dan Kuba, meski kemampuan dribel mereka juga terbatas.
Barrios di lini depan juga bukan tipik penyerang yang ahli dalam dribel.
Pada saat ini, Zhou Yi mulai merindukan Götze.
"Kecepatan Götze tidak cepat, tapi dribelnya luar biasa. Jika dia ada di lapangan, dengan chemistry antara dua orang itu, pasti bisa menciptakan peluang."
Tapi dalam pertandingan ini, Götze tetap di Borussia Dortmund, sama sekali tidak datang ke Hoffenheim.
……
"Pertahanan lawan terlalu rapat, kita butuh seseorang yang bisa membuka celah." Di pinggir lapangan, Buvac juga membahas masalah ini.
"Hmm... Mungkin seharusnya aku bawa Götze juga?" Klopp dan Zhou Yi memiliki pemikiran yang sama.
"Sekarang sudah terlambat membicarakan ini. Mau melakukan pergantian pemain?"
Klopp menoleh melihat bangku cadangan, lalu menggeleng: "Dalam situasi seperti ini, sepertinya tidak ada pergantian yang berarti..."
"Lalu bagaimana?" tanya Buvac.
"Suruh mereka lebih banyak menyerang lewat sayap," Klopp mengangkat bahu, "Selain itu bisa meningkatkan tendangan jarak jauh."
……
Maka Borussia Dortmund mulai gencar menyerang lewat sisi lapangan, berharap bisa mengalihkan fokus pertahanan Hoffenheim ke area sayap.
Tapi Hoffenheim tidak tergoda. Mereka paham serangan sayap pada akhirnya harus kembali ke tengah, jadi cukup pertahankan area tengah dengan baik.
Apalagi Dortmund saat ini hanya punya satu penyerang Barrios. Menjaganya saja relatif mudah.
Menurut Rangnick, inilah efek samping dari keputusan substitusi Klopp saat itu—dia mengganti Zidan yang punya kemampuan individu menonjol bisa menembak, menggiring, dan mengoper dengan seorang pemain tak dikenal yang hanya bisa melakukan operan transisi. Meski membantu Sahin, hal ini justru membuat serangan Borussia Dortmund di area depan mandek. Sekarang, sisa-sisa peran Zhou Yi pun sudah hilang. Bukankah kuota pengganti ini terbuang percuma?
Memikirkan ini, Rangnick tersenyum tipis, menoleh ke arah bangku cadangan Borussia Dortmund, menunggu melihat langkah apa yang akan diambil Klopp selanjutnya.
……
Melihat serangan lewat sayap Borussia Dortmund terus-menerus tidak efektif, Zhou Yi mulai berpikir mungkin serangan sayap bukan strategi yang baik. Barangkali… Hoffenheim justru menginginkan Borussia Dortmund bermain lewat sayap?
Serangan sayap memang umum dalam sepak bola, sudah menjadi taktik andalan banyak tim dengan hasil memuaskan. Namun sebenarnya, area tengah adalah zona paling favorit dalam sepak bola. Jika memungkinkan, semua tim penyerang lebih memilih menembus pertahanan lewat tengah untuk menembak, daripada mengandalkan sayap.
Tapi di sisi lain, tim bertahan juga sangat paham hal ini. Mereka selalu memadatkan pertahanan di area tengah, sehingga tim penyerang terpaksa memilih serangan sayap.
Dari awal, serangan sayap sebenarnya adalah pilihan darurat. Tapi karena harus dilakukan, tim penyerang pun mengembangkan berbagai taktik serangan sayap yang matang—inilah asal mula berbagai pola serangan sayap tercipta.
Namun bagaimanapun variasi permainan di sayap, serangan akhirnya harus kembali ke tengah karena gawang berada di tengah.
Ada berbagai cara serangan tengah: kombinasi wall-pass dalam area sempit untuk menerobos pertahanan, atau dribel individu yang menerjang langsung ke jantung pertahanan.
Jenis serangan tengah lain yang umum adalah tendangan jauh.
Zhou Yi memperhatikan rekan-rekannya terus mengoper menyamping dari kiri ke kanan, lalu kembali ke kiri, tiba-tiba teringat suatu pertandingan.
Kenapa tidak mencoba cara itu?
Zhou Yi sering muncul ide spontan yang langsung menyita pikirannya.
Kini naluri kompetitifnya bergolak, memutuskan untuk mewujudkan gagasannya.
Bagi pemain biasa, pikiran Zhou Yi mungkin menakutkan - "Kau pemain tak dikenal, cukup bersyukur bisa bermain! Lakukan saja tugas dari pelatih! Jangan neko-neko! Jika menyia-nyiakan peluang, kritik akan menghujani. Performa bagusmu selama ini sia-sia!"
Tapi Zhou Yi tak peduli. Ia aktif bergerak ke tengah, mengamati operan rekan, mencari celah.
Sambil terus mengawasi pemain Hoffenheim, ia sadar mereka tak memperhatikannya.
Ini kesempatan bagus...
Persis saat itu, Großkreutz kesulitan menguasai bola di sayap dan berusaha menyarang ke dalam ke tengah.
Setelah menyerang ke dalam, dia menyadari pertahanan Hoffenheim masih sangat rapat tanpa celah. Saat Barrios melakukan serangan diagonal ke depan, Zhou Yi tak bisa memberikan operan karena tidak ada jalur passing, menyebabkan Barrios terjebak offside.
Akibatnya, bahkan umpan ke area penalti pun tak mungkin dilakukan.
Di sisi jauh lapangan, Kuba sedang bergerak dari sayap menuju area penalti, namun ini membutuhkan waktu. Großkreutz ragu apakah umpan silangnya akan akurat, dia lebih memilih bermain aman.
Dia tahu Hoffenheim sedang menunggu kesempatan serangan balik. Jika penguasaan bola diberikan sembarangan ke kaki orang itu, ini akan menghancurkan moral timnya.
Saat bimbang, Großkreutz melihat Zhou Yi berlari perlahan mendekatinya.
Melihat Zhou Yi, Großkreutz langsung teringat performa gemilangnya selama latihan.
Bagaimana kalau membuat kombinasi dengannya?
Setelah memutuskan, Großkreutz mengoper bola ke Zhou Yi, lalu berhenti mendadak dan mengubah arah menerobos pertahanan Hoffenheim.
Saat ini, Zhou Yi hanya perlu memberikan umpan lambung melewati lini pertahanan ke belakang bek agar Großkreutz bisa menerima bola.
Namun jika terlambat, dia akan offside seperti Barrios. Jika terlalu awal, bola pasti direbut kiper Hoffenheim, Hildebrand.
Maka timing operan menjadi krusial.
Tapi Groẞkreutz tidak khawatir, dia percaya pada Zhou Yi. Dalam latihan, Zhou Yi sudah tak terhitung kali menunjukkan kemampuannya.
Bukan cuma kerja keras latihan yang membuat anak ini bertahan di tim utama.
Tapi saat dia hampir menembus lini pertahanan Hoffenheim, dia menoleh melihat Zhou Yi dan nyaris terjatuh!
Apa yang dia lihat?
Dia melihat Zhou Yi malah mengayunkan kaki ke arah bola!
Dari gerakan ayunan kakinya, itu jelas bukan umpan lambung, melainkan... tembakan!
Zhou Yi menyambut umpan Groẞkreutz tanpa niat mengontrol, langsung menendang!
"Tembakan?!" Marcel Leif terdengar ragu dalam suaranya.
……
Tak cuma Groẞkreutz yang terkejut, semua yang melihat ini tercengang!
Kebanyakan mereka berpikir - anak ini mau langsung menembak? Gila ya?!
Banyak yang seolah sudah melihat bola melambung tinggi melewati mistar gawang, melintasi langit, ke tribun Rhein-Neckar-Arena.
Peluang serangan terbuang percuma oleh keputusan gegabah si hijau!
Para pemain Hoffenheim sampai tidak ada yang menghadang atau mengganggu saat Zhou Yi menendang dengan bagian luar kakinya!
Tentu saja ini juga berkat kontribusi Großkreutz – gerakan menyarang ke dalamnya yang tiba-tiba menarik perhatian sebagian bek Hoffenheim, mereka semua menarik diri untuk menghadangnya, secara tidak langsung memperlebar ruang kosong di depan Zhou Yi...
Bola sepak melukiskan akurasi lengkung, namun tidak melambung tinggi melainkan meluncur rendah di atas rumput, berhasil menghindari pemain Hoffenheim di depan area penalti!
Semua orang mengira tendangan Zhou Yi pasti mengarah ke atas, termasuk kiper Hildebrand yang sudah bersiap untuk menepis ke atas, mengalihkan pusat gravitasi ke kaki terdekat dan mengumpulkan tenaga.
Namun saat Zhou Yi melepas tendangan, bola yang meliuk melewati bek Hoffenheim membuatnya terkejut menyadari bahwa ini bukanlah bola tinggi! Melainkan mengarah ke tiang gawang jauh!
Reaksi Hildebrand sungguh cepat, segera menyesuaikan diri. Ia bergerak lateral selangkah, mendorong dengan kaki jauh, mengulurkan seluruh tubuhnya dan menjangkau bola dengan tangan.
Saat itu, suporter Hoffenheim menaruh harapan pada kiper yang pernah memecahkan rekor Bundesliga waktu tanpa kebobolan tertahan milik Kahn ini.
Menanti aksi penyelamatan kelas dunia darinya!
Tapi bola jatuh ke tanah tepat sebelum tangan Hildebrand, memantul sekali lalu melesat maju melewati telapak tangannya, terbang masuk ke... gawang di belakangnya!
