Setelah pertandingan dimulai kembali, Hoffenheim beralih dari pertahanan mengerut kembali menjadi pressing gila-gilaan di seluruh lapangan.
Tentu saja ini instruksi dari Rangnick.
Penyesuaian Rangnick cukup cepat, tidak membiarkan para pemain kebingungan di lapangan terlalu lama.
Menghadapi pressing ala Hoffenheim ini, solusi Dortmund adalah memperkuat koneksi antara Zhou Yi dan Sahin. Melalui kombinasi umpan dan pergerakan keduanya untuk membuka ruang kosong, membebaskan Sahin.
Zhou Yi praktis menanggung sebagian tugas Sahin.
Strategi keseluruhan Dortmund adalah melakukan serangan balik setelah menguasai bola, memanfaatkan ruang kosong di belakang pressing Hoffenheim untuk melancarkan serangan balik.
Beberapa kali benar-benar mengancam gawang Hoffenheim. Jika bukan karena performa Hildebrand yang cukup solid, mungkin Dortmund sudah mencetak gol lagi.
Namun ini tidak membuat Hoffenheim gentar. Pressing mereka di area depan justru semakin ganas.
Bagaimanapun mereka hanya tertinggal satu gol, selisih satu gol masih bisa dikejar.
Pertandingan masih menyisakan belasan menit, masih ada kesempatan.
Menghadapi situasi ini, Sahin dan Zhou Yi bersama gelandang Borussia Dortmund memperlambat kecepatan dan ritme permainan, mulai sering mengoper bola bolak-balik. Di satu sisi mereka berharap bisa menarik bek-bek Hoffenheim lebih keluar, di sisi lain berusaha mengulur waktu pertandingan melalui operan bola ini.
Bagaimana mungkin Hoffenheim tidak menyadari maksud Borussia Dortmund?
Setiap kali pemain Dortmund mengoper bola bolak-balik, tribun penonton langsung bergemuruh dengan siulan sengit dari suporter Hoffenheim.
Secara bersamaan, pemain-pemain Hoffenheim juga meningkatkan intensitas pressing mereka, dengan emosi yang menyertai tekanan tersebut.
Kekecewaan karena tertinggal dan kemarahan terhadap taktik operan bola Dortmund yang mengulur waktu.
Menit ke-81, Maksuel pemain gelandang Hoffenheim yang baru masuk sebagai pengganti 5 menit sebelumnya, melakukan pelanggaran kasar terhadap Sahin yang menguasai bola. Sahin yang ditackle langsung terjatuh dan tidak bisa bangun.
Klopp di pinggir lapangan langsung melompat sambil mengumpat menggunakan kata-kata kasar khas Jerman.
Sebagai pemain inti tim, Sahin memang selalu menjadi target marking ketat lawan, tapi dia tidak menyangka ini terjadi begitu cepat!
Sahin cedera!
Pelanggaran Maksuel memicu kekacauan di lapangan. Dalam keributan itu, Großkreutz mendorong Maksuel yang melakukan pelanggaran, namun kemudian dia sendiri didorong balik oleh Gustavo.
“Akhirnya, wasit utama pertandingan Komptel menunjukkan kartu merah kepada Maksuel yang melakukan pelanggaran, langsung mengusirnya keluar lapangan!”
“Tapi Großkreutz juga mendapat kartu kuning.”
“Meskipun Hoffenheim kehilangan satu pemain, Borussia Dortmund mungkin sama sekali tidak ingin memiliki kelebihan satu pemain dibanding lawan, karena Sahin tidak bisa melanjutkan pertandingan.”
“Saat konflik antar pemain terjadi, fisioterapis Borussia Dortmund Dr. Markus Braun segera masuk ke lapangan untuk memeriksa Sahin.”
“Kemudian dia memberi sinyal pergantian pemain ke pinggir lapangan.”
“Sahin tidak bisa bertahan dan harus ditarik keluar.”
“Tandu segera masuk ke lapangan untuk mengangkut Sahin.”
“Di sisi lain, Klopp yang baru saja memaki sedang melakukan penyesuaian di pinggir lapangan.”
“Gelandang lainnya, Forna akan masuk menggantikan Sahin yang cedera, dan dia akan membawa instruksi terbaru dari pelatih.”
……
“Tak lama kemudian, Forna resmi masuk sebagai pemain pengganti.”
“Borussia Dortmund kehilangan pemain kunci. Meskipun lawan berkurang satu pemain, saya yakin Klopp tidak ingin melakukan pertukaran seperti ini.” Kata Marcel Leif. “Semoga cedera Sahin tidak parah, kalau tidak pertandingan selanjutnya akan jadi masalah besar bagi Borussia Dortmund...”
“Sambil berbicara, Forna berlari ke lapangan dan langsung menuju Zhou Yi.”
“Zhou Yi. Pelatih memintamu menggantikan posisi Sahin.”
“Aku main sebagai gelandang bertahan?” Zhou Yi terkejut, dia tidak bisa bermain di posisi itu.
“Tidak, kamu yang akan menjadi inti gelandang tim.”
Zhou Yi selalu yakin bahwa takdir besar akan ditimpakan padanya, tapi tidak menyangka penugasan ini datang begitu mendadak... Ini baru penampilan pertamanya di liga, tapi langsung ditunjuk sebagai inti gelandang!
Debut di liga ini benar-benar penuh kejutan...
Namun dia tidak menolak atau menghindar, hanya mengangguk: "Baik."
Bersamaan itu, asisten pelatih Buvac berteriak ke lapangan: "Serahkan bola ke Zhou Yi untuk diolah!!"
Pemain lain juga paham, Zhou Yi akan mengambil alih peran Sahin.
Tapi mereka tidak terlalu terkejut, karena Zhou Yi sudah berlatih bersama mereka selama lima bulan. Kemampuannya sudah sangat mereka kenali selama masa latihan itu. Dari segi kemampuan, Zhou Yi memang layak.
Großkreutz memberi Zhou Yi jempol sebagai dorongan, Zhou Yi membalasnya dengan jempol juga.
Karena pelanggaran Marcos Reus terhadap Sahin terjadi di area pertahanan Borussia Dortmund, hal pertama setelah pertandingan dimulai kembali adalah tendangan bebas dari belakang.
Bek tengah Mats Hummels berdiri di belakang bola, bersiap menendang bola ke depan untuk mengamankan situasi. Tapi tiba-tiba dia melihat Zhou Yi berlari dari garis tengah mendekat, berhenti 10 meter di depannya, dan aktif memberi sinyal minta bola.
Pelatih kepala yang memintanya menggantikan peran Sahin benar-benar tidak ragu, langsung menunjukkan aura pemain inti tim.
Mats Hummels mengubah ide untuk menendang bola jauh ke depan, malah mengoper bola kepada Zhou Yi.
Bersamaan dengan operan ke Zhou Yi, penyerang Hoffenheim Demba Ba juga menyerang Zhou Yi dari belakang.
Asalkan Zhou Yi sedikit lebih lambat, dia bisa langsung dijaga ketat Demba Ba.
Tapi Zhou Yi tidak menunggu Demba Ba. Saat bola datang, dia langsung mengoper lagi ke bek tengah lainnya Neven Subotić.
Kemudian dia meninggalkan posisinya dan lari ke ruang kosong yang ditinggalkan Demba Ba setelah maju.
Demba Ba pun gagal merebut bola.
Zhou Yi yang berada di ruang kosong kembali memberi isyarat minta bola ke Subotić, yang kemudian mengoper bola padanya.
Tampaknya bintang-bintang Borussia Dortmund dengan sukarela mematuhi Zhou Yi. Di sini perlu disebutkan kesan baik yang ditinggalkan Zhou Yi saat pertama masuk tim utama - dia memuji seluruh anggota tim, semua orang menyukai pemuda cerdas ini. Jika dia minta bola, berikan saja. Tak ada yang mau sengaja menghalanginya.
Zhou Yi tetap melakukan operan satu sentuhan, mengoper bola ke bek kanan Andreas Ottl. Setelah mengoper, dia tidak meminta bola kembali dari Ottl, membiarkan Ottl menggiring maju sambil dia sendiri juga bergerak pelan ke depan, agak ke tengah lapangan.
Segera Owomoyela menghadapi tekanan dari Hoffenheim saat maju, dan dia langsung melihat Zhou Yi. Dia pun mengoper bola ke Zhou Yi yang berada di sisi lapangan untuk memberinya dukungan.
Setelah menerima bola, Zhou Yi mengembalikannya ke bek tengah Subotić.
Setelah berputar seperti ini, bola seolah kembali ke titik awal...
Zhou Yi yang seharusnya bermain sebagai gelandang serang justru terus aktif di depan lini belakang, lebih mirip gelandang bertahan.
Suporter Hoffenheim di tribun tentu paham maksud serangkaian operan yang diinisiasi Zhou Yi ini.
Mereka kembali menyoraki dengan siulan.
Marcel Leif justru menilai Zhou Yi dan rekan setimnya tidak melakukan kesalahan: "Borussia Dortmund terus mengoper bola bolak-balik di lini belakang, mempertahankan penguasaan bola. Waktu pertandingan terus berjalan, mereka semakin dekat dengan kemenangan!"
Pemain Hoffenheim sebenarnya mencoba meningkatkan intensitas pertahanan terhadap Zhou Yi dengan kontak fisik lebih keras - melihat postur tubuhnya yang kecil, jelas Zhou Yi tidak mahir dalam duel fisik.
Tapi mereka hampir tidak pernah mendapat kesempatan.
Karena operan Zhou Yi sangat-sangat... cepat!
Bahkan tanpa mengontrol atau menyesuaikan posisi, begitu bola datang langsung dia operkan lagi!
Dengan kecepatan seperti ini, pemain Hoffenheim tidak sempat mendekat.
……
Rangnick menyaksikan Zhou Yi yang terus berlari mengikuti aliran bola di lapangan, matanya terpaku penuh konsentrasi.
Dia tidak asing dengan pemain yang cepat dalam operan, juga tidak baru melihat teknik operan pendek di area pertahanan. Tapi operan bolak-balik ala Zhou Yi seperti ini jarang ia temui...
Mengapa?
Karena Zhou Yi hampir tidak mengontrol bola atau melakukan penyesuaian, langsung mengoper begitu menerima bola. Meski target operannya kebanyakan bek dengan operan mundur, sesekali operan menyamping, dan sama sekali tidak ada operan maju - ini tetap mengejutkan Ralf Rangnick.
Awalnya dia berpikir: Bagaimana mungkin seorang pemain selalu langsung mengoper tanpa penyesuaian?
Belakangan Rangnick menyadari Zhou Yi sebenarnya melakukan penyesuaian, hanya caranya berbeda dari pemain biasa. Umumnya pemain mengontrol bola dengan kaki setelah menerima operan, lalu mengoper - inilah yang disebut "tiga sentuhan": sentuhan pertama kontrol, sentuhan kedua penyesuaian, sentuhan ketiga operan.
Namun standar lebih tinggi adalah "dua sentuhan": satu sentuhan kontrol langsung disusul operan.
Menurut Rangnick, Zhou Yi adalah perwujudan sempurna dari dua sentuhan ini.
Lalu bagaimana caranya?
Pertama, Zhou Yi memilih target operan termudah di hadapannya sehingga tidak perlu menyesuaikan bola.
Alasan lain: Zhou Yi menyesuaikan postur tubuhnya saat bersiap menerima bola, menggantikan proses penyesuaian dengan kaki. Dengan begitu begitu bola datang, langsung bisa dioper...
Rangnick mengusap dagu. Ia sadar sebelumnya meremehkan pemuda tak dikenal ini. Ternyata anak ini punya keahlian khusus dalam hal operan!
Tapi terus-menerus melakukan operan pendek di area pertahanan tetap berisiko, karena tidak ada yang bisa menjamin setiap operan akan akurat sempurna tanpa sedikit pun kesalahan. Sekali ada kesalahan, itu bisa dimanfaatkan lawan...
Jadi Rangnick tidak menghentikan pressing pemain-pemainnya.
……
Bagi Zhou Jianliang, Li Cuiyun, dan suporter China di depan TV, periode ini sangat memanjakan mata karena kamera siaran TV terus berfokus pada Zhou Yi, selalu kembali ke sosoknya.
Hanya saja mereka masih merasa sedikit kecewa – terus menerus operan bolak-balik seperti ini terasa membosankan, bahkan seperti obat tidur...
Mereka lebih ingin melihat performa Zhou Yi dalam serangan.
Selain itu, hati mereka juga diliputi kekhawatiran – bagaimana jika operan Zhou Yi ini malah menjadi bumerang, direbut lawan lalu dikonversi menjadi serangan balik yang berujung kebobolan? Bukankah semua kontribusi gol sebelumnya akan terhapus?
Komentator Duan Xin juga menyuarakan kekhawatiran serupa: "Borussia Dortmund terus mengoper di lini tengah-belakang, jelas ingin mengulur waktu mengingak tinggal kurang dari 10 menit lagi. Tapi pola operan seperti ini tetap berisiko. Ingat, keunggulan Dortmund hanya satu gol yang membuat Hoffenheim tetap punya harapan. Semakin mendekati akhir pertandingan, Hoffenheim akan semakin ganas. Lihat pressing mereka sekarang... Bahaya!"
Sebelum kalimatnya selesai, Duan Xin sudah berteriak kaget.
Karena dia melihat saat bola kembali dioper ke Zhou Yi, sudah ada seseorang yang lebih dulu berada di dekat Zhou Yi—Ibisevic, sementara pemain Hoffenheim lainnya, Obasi, juga menyergap. Hoffenheim jelas juga mengerahkan semua tenaga, kali ini mereka mengerahkan dua pemain!
Sepertinya umpan ke Zhou Yi akan dipotong!
Adegan ini membuat hati tercekat, Duan Xin pun tak bisa menahan diri untuk berteriak.
Tapi tepat saat pemain Hoffenheim hendak menyapu bola Zhou Yi, Zhou Yi malah mengembalikan bola tersebut! Lebih cepat hanya sedetik daripada lawan!
Setelah mengoper mundur, Zhou Yi yang bertumpu pada Ibisevic yang menempel langsung berputar badan, tiba-tiba bergerak diagonal ke depan.
Bek tengah Subotic yang menerima operan mundur Zhou Yi juga melihat kesempatan, mengoper bola secara diagonal ke Zhou Yi!
Dia memberikan sedikit tenaga, mengarahkan bola ke depan Zhou Yi. Zhou Yi menyentuh bola dengan kaki, langsung mengarahkannya ke depan tanpa kehilangan kecepatan, lalu menggiring bola maju!
Sekejap mata, Borussia Dortmund yang sebelumnya hanya saling mengoper di pertahanan tiba-tiba berubah menjadi serangan kilat!
Perubahan secepat ini membuat Hoffenheim kewalahan!
