Assist Zhou Yi membuat Duan Xin dan Tao Wei begitu bersemangat, hingga dalam siaran lanjutan mereka terus-menerus membahas Zhou Yi.
"Baik Zhou Jianliang di depan TV maupun Fang Shuai di depan komputer, semua suka mendengar pujian kreatif mereka terhadap Zhou Yi."
"Dan performa Zhou Yi memang pantas mendapat segala pujian."
"Sebagai pemain muda berusia 18 tahun yang pertama kali jadi pemain utama di Westfalenstadion, hanya dalam 4 menit sejak kickoff sudah memberikan umpan indah yang membantu rekan setim mencetak gol."
"Apa lagi yang bisa dituntut darinya?"
"Sudah tidak ada yang lebih baik dari ini!"
"'...Saya harap Asosiasi Sepak Bola memperhatikan performa Zhou Yi di Jerman. Sejujurnya, setelah badai pemberantasan penipuan dan korupsi, atmosfer sepak bola domestik China sudah lebih bersih. Tapi masalah regenerasi pemain masih jelas, Timnas sudah lama tidak dapat suntikan darah segar. Kenapa tidak pertimbangkan pemuda seperti Zhou Yi?' kata Duan Xin."
"'Benar! Anakku harus masuk Timnas!' seru Zhou Jianliang antusias."
"'Citra Timnas China begitu buruk, kamu masih mau anak kita masuk? Tidak takut dicaci?' tanya Li Cuiyun. Bahkan orang awam pun tahu reputasi Timnas China sekarang, benar-benar busuk sampai bernanah."
“Penampilan buruk sekalipun, itu tetap tim perwakilan negara kita!” Zhou Jianliang bersikap sangat tegas dalam masalah ini, sama sekali tidak takut pada istrinya. “Dia pemain China, akhirnya harus masuk Tim China! Ini masalah prinsip! Lagipula, siapa bilang masuk pasti dicaci? Yang dicaci itu pemain yang bermain buruk, anak kita mainnya bagus, mana mungkin dicaci? Aku bahkan berharap dia bisa membawa tim kita lolos ke Final Piala Dunia!”
“Imajinasimu terlalu jauh...”
“Tidak jauh, sama sekali tidak. Tahun 2010 sudah tidak ada harapan, tapi lima tahun lagi di 2014 masih bisa kuharapkan.” Zhou Jianliang menggeleng-gelengkan kepala, seolah sudah mulai membayangkan masa itu. “Kalau anak kita benar-benar bisa bawa Tim China ke Piala Dunia, saat itu aku akan ajakmu ke Brasil nonton bola! Sekalian jalan-jalan!”
“Imajinasimu benar-benar mengagumkan ya!”
……
Setelah Borussia Dortmund unggul 1-0, pertandingan segera dilanjutkan.
Borussia Dortmund yang sudah mencetak gol semakin bersemangat, sepenuhnya mendominasi Nuremberg di lapangan.
Sementara Nuremberg yang tertinggal sama sekali tak berdaya menghadapi situasi ini.
Mereka juga pernah berpikir untuk menjaga Zhou Yi.
Tapi saat mereka menjaga Zhou Yi, Zhou Yi malah mengoper bola ke rekan setimnya, hanya menjadi stasiun transit. Borussia Dortmund tidak hanya punya Zhou Yi, pemain lain juga punya kemampuan bagus.
Apalagi meski hanya jadi stasiun transit, Zhou Yi tetap bisa mengoper bola dengan presisi dan nyaman.
Operan sederhana ini sama sekali tidak menyulitkan Zhou Yi yang terus berlatih operan di dalam sistem sejak mendapatkan golden finger.
Jika Nuremberg melakukan pressing ketat pada Zhou Yi, posisinya akan mundur sehingga lawan harus mengikuti, membuat ruang kosong di lini pertahanan mereka lebih lebar. Meski Zhou Yi tidak bisa mengoper langsung, pemain Dortmund lain pasti bisa menemukan celah pertahanan Nuremberg.
Namun jika Nuremberg tidak mengikuti, Zhou Yi bisa dengan leluasa mengontrol bola dan melakukan operan tanpa tekanan pertahanan.
Situasi ini membuat pemain Nuremberg sangat tidak nyaman.
Tapi ketidaknyamanan saja masih bisa ditolerir, yang berbahaya adalah... serangan mematikan!
Menit ke-12, Zhou Yi menguasai bola di area gelandang. Kluge, gelandang Nuremberg, langsung melakukan pressing.
Zhou Yi berbalik dan melakukan operan mundur sambil berlari kembali ke posisi.
Kluge mengejarnya dari belakang.
Meski mundur, Zhou Yi tidak meminta bola. Ia memberikan isyarat tersembunyi ke bek tengah Subotić yang menguasai bola, menyuruhnya mengoper ke gelandang bertahan Sven Bender di sisi lain.
Setelah Subotić mengoper, Zhou Yi berbalik dan bergerak maju lagi.
Kluge ragu sejenak sebelum beralih menekan Sven Bender yang menerima bola.
Sven Bender langsung mengembalikan operan ke Zhou Yi saat didekati lawan.
Kini Zhou Yi berada dalam posisi tidak dijaga sama sekali.
Pemain gelandang Nürnberg lainnya, Jagers, maju untuk menjaga Zhou Yi. Zhou Yi kembali mengoper bola ke gelandang bertahan lainnya, Sebastian Kehl yang sudah maju.
Setelah mengoper, dia tidak berlari ke depan melainkan bergerak ke samping menuju sayap.
Sementara Kuba pindah ke tengah, keduanya bertukar posisi.
Melihat Zhou Yi pergi ke sayap, Jagers tidak mengikuti tetapi memilih menjaga Kuba di tengah.
Dengan demikian, Zhou Yi yang berada di sayap kembali tidak dijaga. Kehl kemudian mengoper bola kepadanya.
Saat Zhou Yi menguasai bola di sayap, Barrios yang awalnya di tengah area penalti menarik diri ke sayap untuk memberi dukungan.
Kali ini Zhou Yi tidak mengoper ke siapa pun setelah menerima bola, tetapi memilih dribel ke depan!
……
"Zhou Yi dribel!" teriak Marcel Leif.
"Gaskeun, Zhou Yi! Maju!" teriak Pak Tua dan suporter di tribun selatan serempak memberi semangat.
"Zhou Yi sedang menggiring bola!" suara Duan Xin penuh antisipasi. Suporter China di depan TV dan komputer juga menanti-nanti aksi solo brilian Zhou Yi melewati beberapa pemain!
Sayangnya, setelah menggiring beberapa meter dan bertemu pemain Nürnberg pertama, Zhou Yi langsung mengoper bola ke Barrios yang datang ke sayap.
Ia masih belum menyelesaikan dribel pertamanya di Bundesliga...
"Aduh, Zhou Yi malah mengoper!" Duan Xin berteriak kecewa.
"Mikirin apa? Operan adalah pilihan yang benar, bagaimana kalau direbut?" Zhou Jianliang tak tahan menggerutu setelah mendengar teriakan Duan Xin.
Setelah mengoper, Zhou Yi mulai bergerak ke tengah lapangan.
Sementara Barrios, setelah menerima bola, berusaha menggiring dari sayap menembus area penalti. Namun setelah melakukan gerakan tipuan, dia menyadari bek sayap Nürnberg Wolf masih menghadang di depannya.
Pemain Nürnberg lainnya juga mulai mengepungnya. Jika dia berlama-lama, akan terjebak dalam lingkaran kepungan.
Di saat itulah, pandangan sampingnya menangkap sosok Zhou Yi.
Dengan sigap dia mengoper bola ke "Penyihir" itu.
Usai mengoper, Barrios berlari tanpa bola secara horizontal masuk ke area penalti.
Sekarang, tak ada lagi penghalang di depannya.
Saat Zhou Yi mengontrol bola, Großkreutz yang semula berkeliaran di luar area penalti juga tiba-tiba menyarang ke dalam, jelas ingin meminta assist lagi darinya.
Gerakan mendadak Großkreutz ini menarik perhatian bek Nürnberg. Zhou Yi memang berputar ke arahnya, melakukan ancang-ancang untuk mengoper.
Ini semakin membuat para bek Nürnberg tegang.
Tapi ketika kaki kanan Zhou Yi menyentuh bola, bukan umpan lob yang dilakukan, melainkan umpan terobosan!
Dan bukan ditujukan ke Großkreutz yang berada di sisi jauh.
Bola meluncur rapat di atas rumput, menembus celah antara bek tengah Nürnberg Nordtveit dan rekannya, lalu... mendarat di kaki Barrios!
"Di saat ini, bek sayap Dickmeier yang seharusnya menjaga Barrios di sayap belum kembali ke posisinya, dia tertinggal paling belakang. Jadi ketika Barrios menerima bola di belakang Nordtveit, penyerang Paraguay ini tidak offside!"
"Bagus!"
Marcel Leif di tribun komentator tak kuasa berteriak.
Dalam teriakannya, Barrios mengatur posisi bola, lalu menggunakan tubuhnya untuk menahan bek sayap Dickmeier yang menyerang, sebelum melepaskan tembakan dari sudut area penalti kecil!
Kiper Nürnberg Stefan menyambar darurat, ujung jarinya menyentuh bola, tapi tidak bisa mengubah arah tembakan keras Barrios. Bola akhirnya melesat ke sudut atas gawang dekat!
Menit ke-13, Borussia Dortmund unggul 2-0!
……
"Luar biasa! Barrios! Gol keenamnya di liga musim ini! Dortmund sudah unggul dua gol dalam 13 menit pertama, benar-benar mengamuk! Tentu, pendorong di balik kegilaan ini adalah pemain nomor 23 Dortmund - Zhou Yi!" kata Marcel Leif. "Penampilannya bahkan lebih gila! Setelah mencetak gol dan assist sebagai pemain pengganti di pertandingan sebelumnya, kali ini sebagai starter dia sudah memberikan dua assist hanya dalam 13 menit!"
“Sebelum ini, Borussia Dortmund hanya mencetak lebih dari dua gol dalam tiga pertandingan. Tapi di pertandingan ini, mereka hanya butuh tiga belas menit untuk mencetak dua gol! Semua berkat Zhou Yi!” kata Duan Xin. “Penampilan perdana Zhou Yi sebagai pemain utama ini benar-benar sempurna!”
Setelah teriakan antusiasnya, Tao Wei menganalisis: “Zhou Yi yang menggantikan posisi Sahin dalam gol ini benar-benar menunjukkan nilai taktiknya. Saya rasa Klopp tidak perlu merindukan Sahin dalam waktu dekat. Dalam gol ini, Zhou Yi terlibat penuh sejak awal dan selalu berada di posisi inti. Dia mengoper bola ke rekan setim, yang kemudian mengembalikan operan kepadanya. Dari tengah lapangan, dia bergerak ke depan lini pertahanan, lalu ke sayap, kemudian kembali ke tengah. Jalur pergerakannya adalah alur pergerakan bola. Akhirnya, dia memberikan umpan pamungkas yang membuat Barrios sukses melewati jebakan offside... Dalam gol ini, kita bisa melihat dengan jelas bagaimana Zhou Yi mengkoordinasi tim dan mengacak-acak pertahanan lawan... Pola pikir Zhou Yi sangat terstruktur, setiap langkah dan operannya punya tujuan jelas! Benar-benar bermain dengan kecerdasan, anak ini luar biasa!”
“Tentu saja tidak biasa! Lihat saja siapa ayahnya!” kata Zhou Jianliang di depan TV dengan penuh kebanggaan.
Melihat tingkah suaminya yang kekanak-kanakan, Li Cuiyun tersenyum: “Hm, sifat kekanak-kanakan anak kita memang mirip bayangan sang ayah.”
Yang Muge berdiri di depan televisi, dia tidak tahu sejak kapan dia tidak lagi duduk di sofa. Dia hanya tahu bahwa sekarang dia sangat bersemangat, cahaya layar TV memantul di wajahnya, seolah seluruh wajahnya bersinar.
Mendengar sorakan dari Westfalenstadion kandang Borussia Dortmund setelah assist Zhou Yi ke Barrios, menyaksikan Zhou Yi yang menunggu Barrios berlari ke arahnya.
Yang Muge dipenuhi rasa iri.
Suasana seperti ini, panggung seperti inilah alasan mengapa dia dulu datang ke Eropa!
Di sinilah pusat sepak bola, tempat impian setiap pemuda pecinta sepak bola!
Suatu hari nanti, dia juga akan berdiri di sini, berlari di bawah sinar matahari yang cerah...
