Tampil gemilang dalam tiga pertandingan beruntun dan membantu tim menang, popularitas Zhou Yi di kalangan suporter Borussia Dortmund meroket.
Kini Zhou Yi mulai pusing karena setiap hari setelah latihan, dia pasti ditahan minimal setengah jam di pintu basis pelatihan untuk memenuhi permintaan tanda tangan dan foto penggemar.
Berbeda dengan pemain lain yang datang latihan naik mobil, Zhou Yi adalah pemain yang paling mudah didekati, sehingga penggemarnya pun lebih banyak.
Siang hari Selasa, setelah latihan Zhou Yi langsung dijemput agennya Schulze untuk wawancara.
“Kau jemput aku pakai taksi?” tanya Zhou Yi saat melihat Schulze.
“Tentu, aku belum beli mobil.” Schulze mempersilakan Zhou Yi naik. “Tapi kayaknya aku harus segera beli mobil.”
Di gedung kantor pusat "Ruhr Nachrichten", Zhou Yi menerima wawancara eksklusif.
Wartawan yang mewawancarai Zhou Yi adalah Matthias Dersch dari Ruhr Nachrichten yang khusus meliput berita Borussia Dortmund. Zhou Yi tidak asing dengannya karena Dersch adalah jurnalis yang mengikuti liputan tim, dia sangat akrab dengan banyak pemain dan pejabat Dortmund.
Tentu saja, Dersch lebih mengenal Zhou Yi.
Jadi sebenarnya ini adalah wawancara yang sudah saling dipahami kedua belah pihak.
Namun mengingat ini adalah wawancara media pertama Zhou Yi, Dersch tetap melakukan persiapan matang. Dia bahkan menemui Klopp secara khusus, karena dalam konferensi pers setelah pertandingan terakhir, Klopp menyatakan dialah yang menemukan Zhou Yi.
Dersch yang tertarik dengan hal ini pun pergi mencari informasi dari Klopp.
Secara paralel, dia juga mewawancarai dua mantan pelatih Zhou Yi di akademi Borussia Dortmund untuk memahami perkembangan pemain muda tersebut selama di tim junior.
Oleh karena itu, Ruhr Nachrichten tidak sekadar ingin mempublikasikan artikel wawancara biasa tentang Zhou Yi.
Mereka sedang mempersiapkan feature khusus tentang bintang baru yang sedang melejit ini!
Sangat jarang pemuda yang langsung menunjukkan performa gemilang secara konsisten sejak debut di tim utama.
Bahkan Nuri Şahin yang sekarang menjadi tulang punggung tim utama, setelah debut dini di liga untuk Dortmund, sempat mengalami masa kebingungan. Dia bahkan sempat dipinjamkan ke Feyenoord dan nyaris tidak kembali.
Namun, Zhou Yi berbeda dengannya. Masuk dari bangku cadangan bisa dibilang terpaksa, namun performanya luar biasa.
Kemudian Sahin cedera, dia kembali terpaksa menjadi pemain utama dan tetap menunjukkan performa gemilang.
Dia terus-menerus mengejutkan semua orang.
Oleh karena itu, media berpengaruh di wilayah Ruhr, terutama di Dortmund, "Ruhr Nachrichten" menilai performa Zhou Yi layak untuk feature khusus.
Setelah duduk, Zhou Yi tetap duduk tegak. Melihat posturnya yang agak kaku dan terlalu formal, Dai Shi menyarankan untuk mengobrol santai saja.
Mendengar perkataan Dai Shi, Zhou Yi langsung ambruk di sofa.
Schulze batuk-batuk kecil di sampingnya, membuat Zhou Yi kembali duduk tegak.
Dai Shi segera melambaikan tangan sambil tersenyum: "Tidak apa-apa, tidak perlu duduk tegak. Nanti kami akan memintamu duduk rapi saat sesi foto. Sekarang silakan bersantai saja."
Mendengar ini, Zhou Yi tanpa sungkan kembali merebahkan diri di sofa.
Posisi ini memang jauh lebih nyaman.
Schulze pun tak bisa mengingatkannya lagi, hanya bisa membiarkannya.
Dengan posisi santai ini, Zhou Yi mulai mengobrol dengan Dai Shi.
Mereka membahas mulai dari masa SMP Zhou Yi hingga kedatangannya ke Borussia Dortmund.
Kisah ini hampir sepenuhnya tidak diketahui oleh Dai Shi, sekaligus yang paling menarik minatnya. Dulu dia mendengar Klopp menyinggung tentang acara realitas ini, tapi detailnya pun Klopp tidak tahu.
“Setelah mendengar cerita Zhou Yi, Dai Shi baru menyadari bahwa pengalaman Zhou Yi jauh lebih legendaris dari yang ia bayangkan sebelumnya — dia sama sekali bukan sekadar pemain pengganti yang mencetak gol dan assist dalam penampilan perdana...”
“Satu tahun lalu, dia bahkan belum menyentuh sepakbola profesional!”
“Pemuda yang baru terjun ke sepakbola ini justru berhasil membuat lompatan yang sulit dibayangkan.”
“Dia sekarang sangat senang karena berhasil mendapatkan wawancara eksklusif ini. Semua ini bahan berharga!”
“Apa yang lebih ajaib dari seorang pemain siswa SMA yang dalam setahun berubah menjadi yang mencetak gol dan assist di Bundesliga?”
“Kamu bilang akhirnya menolak tawaran Barcelona dan Arsenal, tapi memilih Borussia Dortmund. Mengapa?” Dai Shi sangat tertarik dengan bagian seleksi Zhou Yi dan bertanya detail.
“Borussia Dortmund lebih menghargai saya, bahkan pelatih kepala tim utama datang sendiri,” kata Zhou Yi. “Selain itu, saya memilih Dortmund karena Herr Klopp adalah pelatih yang memberi perhatian khusus pada pemuda dan mau memberikan kesempatan.”
Zhou Yi tak lupa menjilat pelatih kepala.
“Sebaliknya, Barcelona dan Arsenal kurang menunjukkan ketulusan dalam hal ini.”
“Setelah mendengar perkataan Zhou Yi, Dai Shi justru memiliki pertanyaan baru: "Saya punya kebingungan. Umumnya orang akan berpikir, dengan popularitas dan kemampuan yang Anda miliki saat itu, atas dasar apa Anda mengajukan begitu banyak tuntutan kepada klub elite seperti Barcelona dan Arsenal? Bukankah seharusnya Anda merasa beruntung mereka mau merekrut Anda?"
“Saya rasa pemikiran seperti ini salah.” Zhou Yi menjawab langsung. “Karena mereka yang aktif mendatangi saya, artinya potensi saya sudah mendapat pengakuan dari mereka. Lalu mengapa saya tidak bisa mengajukan permintaan? Apakah pihak lain mau menerima atau tidak adalah urusan lain, yang penting saya menyampaikannya. Lagipula saya tidak merasa tuntutan saya berlebihan. Saat itu saya sudah 17 tahun...”
Zhou Yi mengulang penjelasan yang pernah diberikannya kepada rekan setimnya dulu kepada Dai Shi.
Dai Shi setelah mendengarnya, terkagum-kagum dengan kejelasan perencanaan masa depan Zhou Yi di usia muda.
“Saya pernah melihat banyak pemuda berbakat, tapi di usiamu dulu, mungkin mereka masih bingung tentang masa depan, tidak tahu harus berbuat apa atau sejauh apa mereka bisa mencapai...” ujarnya penuh kekaguman.
“Sebenarnya saya juga pernah mengalami kebingungan.” Zhou Yi menggaruk kepalanya. “Sebelumnya saya tidak yakin apakah harus melanjutkan studi atau fokus bermain bola. Akhirnya teman saya yang meyakinkan dan membantu memperkuat keyakinan.”
“Kalau begitu, mengingat kamu memiliki perencanaan yang sangat jelas untuk masa depanmu, bolehkah saya bertanya apa tujuan utamamu?”
“Menjadi pemain top dunia.”
"Zhou Yi langsung menjawab spontan, kemudian dia bertanya lagi: 'Apa tidak terlalu sombong?'"
Dai Shi menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Tidak tidak, setiap anak muda yang bermain sepak bola pasti berharap menjadi yang terbaik di dunia."
Setelah wawancara selesai, Zhou Yi dan Schulze pergi. Seseorang bertanya pada Dai Shi: "Hei Matthias, sebenarnya seperti apa sih Zhou Yi itu?"
"Dia? Orang yang menarik..." kata Dai Shi dengan senyuman.
……
"Zhou Yi, kamu benar-benar ingin menjadi pemain top dunia?" tanya Schulze pada Zhou Yi di perjalanan pulang.
"Tentu, siapa yang tidak mau?" Zhou Yi membalas bertanya pada Schulze.
"Tapi untuk menjadi yang terbaik, harus membayar harga yang melebihi orang biasa." Schulze mengerutkan kening.
"Tapi tidak bisa karena ini lalu menyerah jadi yang terbaik kan? Kalau aku bisa, kenapa tidak?" Zhou Yi terus membalas. "Atau menurutmu aku tidak bisa, Tino?"
Schulze cepat-cepat melambaikan tangan: "Tidak, aku percaya padamu, Zhou Yi. Aku hanya berpikir... kalau kamu jadi salah satu pemain terbaik dunia, lalu aku..."
Zhou Yi tertawa terbahak: "Kamu? Tentu saja jadi agen pemain terbaik dunia!"
Mendengar ini, kerutan di kening Schulze menghilang. Dia ikut tertawa: "Benar, agen pemain terbaik dunia!"
……
Saat latihan Rabu pagi, Kapten Kehl mengingatkan Zhou Yi: "Jangan lupa acara siang nanti."
Zhou Yi penasaran: "Kapten, sebenarnya acara apa sih? Kasih tahu dong..."
Kehl hanya menggeleng sambil tersenyum: "Nanti juga tahu, tidak lama lagi, tinggal beberapa jam saja."
"Zhou Yi melihat ekspresi Sebastian Kehl seperti ini, selalu merasa pasti bukan hal baik."
"Kalau tidak, mengapa Kapten tidak memberitahunya?"
"Tapi masalah buruk apa lagi yang mungkin terjadi?"
"Zhou Yi berpikir keras tapi tetap tidak bisa menemukan jawabannya."
"Sepertinya membaca kekhawatiran Zhou Yi, Sebastian Kehl menepuk bahunya: 'Jangan khawatir, benar-benar bukan hal buruk. Hanya saja... mungkin sedikit melelahkan.'"
"Setelah latihan berakhir, Sebastian Kehl kembali menemukannya di ruang ganti: 'Zhou Yi, kamu tidak perlu ikut latihan sore. Tepat pukul tiga siang langsung pergi ke Westfalen.'"
"'Ke Westfalen?' Zhou Yi teringat ucapan Sebastian Kehl pagi tadi tentang 'sedikit melelahkan', spontan bertanya, 'Jangan-jangan disuruh bersih-bersih lapangan?'"
"'Apa yang kamu bayangkan?' Sebastian Kehl tertawa. 'Tidak. Pokoknya nanti kamu akan tahu saat sampai sana.'"
"'Lapangan itu luas sekali, bagian mana yang harus kutuju?' tanya Zhou Yi lagi."
"'Ada bar di stadion itu, kamu tahu kan?' tanya Sebastian Kehl."
"Zhou Yi mengangguk: 'Aku tahu.' Orang tua Mark pernah membelikannya bir di sana."
"'Langusung saja ke sana! Nanti kamu akan paham!' Sebastian Kehl tetap misterius."
"Akhirnya Zhou Yi meninggalkan basis pelatihan sepak bola dengan segudang tanda tanya di kepalanya."
"Setelah makan siang sederhana dengan pasta Italia buatannya sendiri, Zhou Yi memilih tidur siang selama satu jam."
"Sebenarnya dia tidak punya kebiasaan tidur siang sebelumnya. Tapi sejak mendapatkan golden finger, dia mulai membiasakan diri tidur siang agar bisa menambah satu jam waktu latihan di dunia virtual."
"Setelah bangun dari tidur siang, Zhou Yi menyisir rambutnya sebentar lalu berangkat."
"Memanggil taksi yang mengantarnya ke Westfalenstadion."
"Sopir taksi yang menyadari penumpangnya adalah Zhou Yi yang sedang naik daun sangat gembira. Mendengar tujuan Zhou Yi ke Westfalen, dia terkejut: 'Jangan-jangan tahun ini giliranmu?'"
"Zhou Yi bingung: 'Apa maksudnya tahun ini giliranku?'"
"'Eh, kamu tidak tahu, Zhou Yi?'"
"'Tahu apa?' Zhou Yi semakin penasaran."
"'Oh...' Sopir taksi tersadar. 'Mengingat kamu baru datang ke Dortmund, wajar kalau belum tahu. Sebenarnya ini tradisi tahunan klub selama Natal.'"
"'Tradisi?'"
"'Ya. Setiap Desember, klub akan memilih satu hari dimana pemain tim utama menjadi bartender di bar kandang untuk memberi tanda tangan. Tapi tidak semua pemain ikut, biasanya hanya beberapa. Tak tahun ini ternyata ada kamu... Tapi masuk akal juga, melihat prestasimu yang bersinar akhir-akhir ini...' Di mata Zhou Yi, suporter Borussia Dortmund ini tiba-tiba berubah menjadi sopir taksi Beijing yang cerewet, menjelaskan panjang lebar tradisi Natal klub Borussia Dortmund."
"Ketika Zhou Yi tiba di luar Westfalenstadion, dia terkejut melihat kerumunan suporter sebanyak pertandingan biasa."
"'Banyak sekali orang?!' Zhou Yi bertanya kaget dari dalam taksi."
“Akhir-akhir ini performa tim bagus, jadi jumlah suporter yang datang agak meningkat. Masih bisa diatasi.” Sopir taksi itu bersikap seolah "gue udah ngalamin semua situasi".
Baru sekarang Zhou Yi mengerti maksud Kapten Kehl tentang "sedikit melelahkan".
Sekilas, jumlah orang di depannya sekitar dua tiga ribu.
Melayani sebanyak ini orang plus memberi tanda tangan... jelas jauh lebih dari sekadar "sedikit melelahkan"!
