Saat Zhou Yi masuk lapangan, Zhou Jianliang mengerutkan kening: "Baru dimainkan di menit ketujuh puluh, hanya diberi waktu dua puluh menit... Terlalu sedikit!" Dia mengeluh tentang pelatih Gao Hongbo.
Bagi yang ingin melihat Zhou Yi, waktu dua puluh menit memang terasa kurang.
Tapi bagi Zhou Yi sendiri, dua puluh menit sudah cukup.
Pertandingan Tim China melawan Yordania ini meskipun hanya laga persahabatan, Zhou Yi telah mensimulasikannya lima kali di ruang virtual.
Dia sudah memahami dasar-dasar lawan.
Saat pertandingan nyata, dia juga mengamati tujuh puluh menit pertandingan dari bangku cadangan, memahami kondisi kedua tim dengan jelas.
Jadi begitu masuk lapangan, dia langsung bisa menyesuaikan diri.
Kurang dari setengah menit setelah masuk, Zhou Yi sudah aktif meminta bola.
Bola segera sampai di kakinya.
Semua mata terbuka lebar.
Setelah menerima bola, Zhou Yi berputar di tempat. Begitu menghadap depan, dia langsung mengoper bola ke kanan ke rekan setimnya di lini tengah Deng Zhuoxiang - saat Zhou Yi belum masuk, Deng bermain sebagai gelandang serang. Setelah Zhou Yi masuk, posisinya pindah ke sayap.
Dan tepat setelah Zhou Yi mengoper bola, pemain Yordania langsung menyerbu. Jika Zhou Yi terlambat mengoper, mungkin dia dan bola akan dihentikan oleh orang itu.
Setelah mengoper, Zhou Yi menghindar dari pressing pemain Yordania dan terus berlari ke depan.
Dia berlari tidak terlalu cepat, seolah tidak terburu-buru maju.
Bola juga tidak dikembalikan padanya. Deng Zhuoxiang membawa bola ke sayap. Jadi Zhou Yi tidak perlu tergesa-gesa.
Saat dia berlari perlahan ke depan, sama sekali tidak menarik perhatian. Seperti menghilang.
Ketika bek mengalihkan pandangan mencari target, pasti tidak akan memperhatikan pemain yang santai seperti sedang jalan-jalan ini.
Maka tanpa disadari, Zhou Yi tiba di sebuah ruang kosong.
Dia berhenti berlari, berdiri di sana sambil terus menggerakkan kepala mengamati situasi.
Dia tidak memanggil rekan setim, karena mereka akan melihatnya.
Benar saja, saat Deng Zhuoxiang kesulitan di sayap, dia langsung teringat Zhou Yi.
Dengan bola terkendali, dia menengok ke tengah dan melihat Zhou Yi sendirian di ruang kosong seluas 7-8 meter tanpa pemain Yordania!
Posisi seperti ini sering Zhou Yi pilih selama latihan. Rekan setim Timnas China sudah sering menyaksikannya.
Awalnya mereka menganggap ini hanya keberuntungan. Lagipula memilih ruang kosong kan tugas dasar setiap pemain?
Tapi ketika semua orang menyadari bahwa Zhou Yi hampir selalu seperti ini, selalu muncul di ruang kosong yang tak terduga, bayangkan betapa terkejutnya mereka.
Karena hal yang paling sederhana sekalipun, jika bisa dilakukan dengan sempurna, itu sangat luar biasa.
Saat itulah, semua mulai merasa bahwa pemuda ini memang punya alasan kuat untuk menjadi pemain utama Borussia Dortmund.
Meski Deng Zhuoxiang melihat Zhou Yi, dia tidak bisa mengoper bola langsung ke arahnya.
Karena saat ini dia sedang di- oleh pemain Yordania.
Dalam situasi seperti ini, jika Zhou Yi tetap menunggu di ruang kosong, akan sulit baginya menerima bola. Jarak antara dia dan Deng Zhuoxiang masih sekitar belasan meter. Dengan pressing ketat lawan, tentu ada kemungkinan operan akurat, tapi risiko kesalahan operan lebih besar.
Zhou Yi tentu berharap Deng bisa mengoper dengan akurat, sehingga jarak antara mereka perlu dipersempit.
Tapi jika dia berlari mendekat sekarang, bahkan orang bodoh pun tahu maksudnya. Ini sama saja keluar dari status "stealth", niatnya terlalu jelas dan langsung menarik perhatian lawan.
Tapi Zhou Yi tidak punya pilihan lain.
Dia tidak hanya berlari ke arah Deng Zhuoxiang, tapi juga aktif mengangkat tangan meminta bola.
Ini semakin mencolok.
Benar saja, melihat gerakan ini, seorang gelandang Yordania langsung mendekatinya.
Melihat situasi ini, Deng Zhuoxiang ragu-ragu. Zhou Yi kembali melambaikan tangannya.
Menyadari tekad Zhou Yi, akhirnya Deng Zhuoxiang menyerahkan bola kepadanya.
Pada saat yang sama, dia juga telah bersiap bahwa jika Zhou Yi dijaga ketat oleh orang itu, dia akan segera maju untuk membantu Zhou Yi.
Namun setelah dia mengoper bola ke Zhou Yi, dia menyadari Zhou Yi tidak menerima bola, melainkan langsung mengoper bola kembali!
Kali ini bukan operan mundur, melainkan umpan terobosan diagonal!
Dia langsung mengarahkan bola ke rusuk pertahanan Yordania!
Itu adalah ruang kosong!
Dan penyerang Tim China, Gao Lin, tepat berada di ruang kosong itu!
Tadi dia berlari dari tengah area penalti ke sini untuk membantu Deng Zhuoxiang, tapi Deng Zhuoxiang malah mengoper ke Zhou Yi. Belum sempat dia menarik diri, bola Zhou Yi sudah datang!
Saat Gao Lin menerima bola, suporter China di tribun bersorak gembira.
Komentator Duan Xin berteriak penuh semangat: "Bagus!"
Namun bek Yordania mengangkat tangan, menuding Gao Lin dalam posisi offside.
Asisten wasit memang ragu sejenak, tapi akhirnya tidak mengangkat bendera – tidak offside!
Gao Lin langsung menggerakkan bola ke dalam lalu melepaskan tembakan!
Sayangnya, tembakannya melambung terlalu tinggi...
"Aduh!" Bukan Duan Xin yang berteriak, melainkan Zhou Jianliang di depan TV. Dia memegangi kepala – assist pertama anaknya di timnas sirna begitu saja!
"Tembakan Gao Lin! Terlalu tinggi! Aiyo! Sayang sekali!" Duan Xin juga berteriak kecewa.
"Gao Feiji!" Zhou Jianliang menggerutu menyebut julukan Gao Lin.
……
“Gao Lin yang menyia-nyiakan kesempatan ini juga terlihat sangat malu. Dia memegangi kepalanya dengan kedua tangan, tidak percaya dirinya bisa meleset. Operan Zhou Yi untuknya benar-benar sempurna...”
“Dia berbalik dan memberi isyarat permintaan maaf ke Zhou Yi. Zhou Yi membalas dengan gerakan ‘tidak apa-apa’ sambil mengacungkan jempol.”
“Jempol ini tentu bukan memuji tembakannya yang bagus, tapi memuji posisinya yang tepat.”
“Kalau tidak, dia tidak bisa mengoper bola langsung tanpa mengontrolnya – Saat berlari ke Deng Zhuoxiang, dia sudah melihat Gao Lin yang berada di sana.”
“Ketika Deng Zhuoxiang mengoper bola padanya, lini pertahanan Yordania mulai maju. Jika dia menghentikan bola dan menyesuaikan diri dulu sebelum mengoper, Gao Lin pasti offside. Hanya dengan operan langsung tanpa sentuhan, Gao Lin bisa terhindar dari offside.”
……
“Para wartawan di tribun juga tak bisa menahan decak kagum melihat operan Zhou Yi ini, kemudian mereka menyesali Gao Lin yang menyia-nyiakan peluang.”
“Gao Lin, ah Gao Lin! Operan Zhou Yi ini bagus sekali!”
“Sebenarnya menurutku lini depan lah posisi yang paling perlu dikuatkan!”
“Dulu kita punya penyerang terbaik Asia dengan berbagai karakteristik unggul dan teknik mumpuni, mencetak gol bukan masalah. Dulu kita mengejek Jepang ‘kekuatan lini depan lemah’, tak menyangka sekarang kita juga mengalami ‘kekurangan kekuatan di lini depan’!”
……
Pertandingan berlanjut, semua orang bisa melihat bahwa Zhou Yi telah menjadi pengatur lini tengah Tim China di lini tengah. Setiap pemain akan mengoper bola kepadanya. Penampilan Zhou Yi juga membuat orang merasa dia sama sekali tidak asing dengan tim ini. Perannya sebagai pengatur lini tengah ini terasa seolah dia sudah lama menjadi inti tim.
Di bawah organisasinya, operasional lini tengah Tim China menjadi berbeda dari sebelumnya, lebih lancar.
Sebenarnya tim Gao Hongbo sangat menekankan penguasaan bola dan umpan, terutama di lini tengah dan depan, dengan banyak kombinasi umpan-umpan pendek di area sempit. Saat bermain bagus, permainan terlihat indah, ini juga alasan suporter China berharap pada tim ini.
Terlepas dari hasil, setidaknya permainan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Ini jauh lebih baik dibanding tim nasional era Du Yi dan Zhu Guanghu.
Di laga perdana tim nasional Gao Hongbo melawan Jerman dalam pertandingan persahabatan, gol Hao Junmin tercipta dari rangkaian kombinasi umpan indah Tim China di sayap.
Hao Junmin juga menarik minat klub Jerman karena gol ini, kabarnya Schalke 04 sangat tertarik. Karena akan transfer ke Jerman, Hao Junmin tidak ikut pelatihan konsentrasi tim nasional kali ini.
Namun ada masalah dengan gaya bermain tim Gao Hongbo: konsistensi performa. Saat pemain dalam kondisi baik, mereka bisa menampilkan sepak bola penguasaan bola yang memukau seperti Barcelona. Tapi saat performa buruk, permainan langsung berantakan.
Ini karena Tim China tidak pernah memiliki pemain pengatur sejati di lini tengah.
Kehadiran Zhou Yi mengisi kekosongan ini.
Setelah memiliki seorang pengatur permainan sejati, sistem permainan ini mendapatkan pondasi. Setidaknya ketika tim menghadapi kesulitan dalam serangan dan tidak tahu harus melanjutkan bagaimana, mereka kini bisa memberikan bola kepada Zhou Yi untuk mengatur ulang serangan.
Pertandingan berlanjut. Di bawah koordinasi Zhou Yi, Tim China secara bertahap mendominasi permainan, dan pada menit ke-82, Deng Zhuoxiang berhasil mencetak gol untuk Tim China, mengubah skor menjadi 3-2.
Meski gol ini bukan assist langsung dari Zhou Yi, serangan yang menghasilkan gol ini diinisiasi oleh Zhou Yi.
Bisa dikatakan ini adalah perubahan yang dibawa Zhou Yi untuk Tim China sejak masuk lapangan.
Duan Xin juga berkomentar: "Setelah Zhou Yi bermain, serangan Tim China benar-benar berbeda. Lebih terarah dan terorganisir. Jika kita melihat dua pertandingan kualifikasi Piala Asia melawan Lebanon sebelumnya, kontrasnya akan lebih jelas. Sebelum gol Deng Zhuoxiang ini, kita sudah melakukan passing beruntun cukup lama dan mengendalikan permainan. Gol ini terasa sangat natural seperti air mengalir."
Akhirnya, berkat gol Deng Zhuoxiang, Tim China mengalahkan Yordania 3-2 dalam pertandingan pemanasan di Yiwu.
Dari pertandingan ini, Tim China tidak hanya mendapatkan kemenangan, tapi yang lebih penting, mereka memperoleh pengatur permainan sejati dan inti gelandang.
Meski pemain inti ini baru 18 tahun, performanya membuat orang melupakan usia mudanya.
