Setelah Zhou Yi menyesuaikan metode latihan khususnya, dia merasa hasilnya jauh lebih nyata.
Di dunia virtual, dia meminta Sahin bermain seperti biasa tanpa perlu terlalu memperhatikannya. Jika ada yang perlu diperhatikan, kurangi frekuensi serangan maju dan berikan lebih banyak ruang di area depan untuk Zhou Yi.
Ini tidak sulit bagi Sahin.
Sebenarnya Sahin memang bermain sebagai gelandang bertahan di Borussia Dortmund, sebagian besar waktu berada di belakang. Hanya saja sebelumnya tanpa Zhou Yi, dia harus maju untuk memberikan assist.
Sekarang dengan Zhou Yi, dia tidak perlu selalu berlari ke depan, di area belakang masih bisa membantu pertahanan.
Lalu bagaimana cara Zhou Yi bermain?
Dia merujuk pada penampilannya sendiri saat masuk sebagai pemain cadangan dalam pertandingan melawan Hoffenheim.
Menurutnya, konsep "dual core" seharusnya seperti bentuk yang ditunjukkan saat itu.
Sahin lebih banyak mengontrol bola dan ritme permainan di area belakang, sementara dirinya bergerak di sekitarnya siap menerima umpan.
Kemudian mengoper bola ke depan.
Jika Sahin sendiri sudah bisa mengirim bola ke depan, Zhou Yi tidak perlu ikut campur, melainkan menunggu peluang di area depan.
Jika Sahin dijaga ketat oleh orang itu sehingga tidak bisa mengoper maju, dia segera membantu menerima bola.
Ini mengharuskannya bolak-balik antara area depan dan belakang, membutuhkan stamina yang cukup.
Tapi Zhou Yi merasa latihan fisiknya selama ini cukup untuk mengatasi lari-lari seperti ini. Bagaimanapun, tanpa Sahin, area pergerakannya harus lebih luas. Kini dengan adanya Sahin, dia tidak perlu mundur terlalu dalam, bahkan jarak larinya lebih pendek dari sebelumnya sehingga kelelahan fisik berkurang.
Di ruang virtual, Zhou Yi berlatih seperti ini selama beberapa hari dan merasakan kemajuan signifikan karena akhirnya mengerti cara bermain yang tepat.
Taktik sehebat apapun hanya akan jadi teori kosong jika tidak bisa diimplementasikan.
Sebelumnya, konsep taktik dual core Klopp hanyalah wacana. Baru ketika Zhou Yi dan Sahin benar-benar mengeksekusinya di pertandingan, itu pantas disebut taktik.
……
Saat Zhou Yi sudah mulai menggunakan taktik dual-core dalam pertandingan di dunia virtual, di dunia nyata, taktik dual-core Borussia Dortmund masih dalam tahap eksplorasi.
Sahin tetap tidak bisa menemukan chemistry dalam sistem dual-core. Sebelumnya dia selalu bermain sebagai single core, kini tiba-tiba ada core tambahan. Bagaimanapun jelas pembagian tugasnya, dia selalu perlu berpikir ekstra saat menerima bola.
Tapi dalam serangan, terkadang jeda berpikir sepersekian detik saja bisa menghilangkan peluang terbaik.
Latihan pada dasarnya adalah mengubah proses berpikir menjadi insting tubuh.
Sahin sebelumnya hanya menerima pelatihan sistem single-core. Sebagai gelandang inti, seluruh tim harus berputar di sekelilingnya. Ini sudah sangat dia kuasai.
Namun ketika tim memiliki core tambahan yang mengambil sebagian tugasnya, dia menjadi kesulitan beradaptasi.
Meskipun berlatih keras, perkembangan taktik dual-core Klopp tetap terlihat lambat.
Demikianlah Borussia Dortmund menyambut lawan berikutnya di liga – Hannover 96.
……
Saat Zhou Yi membuka mata dan melihat langit-langit kamar hotel, dia tahu hari pertandingan telah tiba.
Semalam dalam mimpinya dia sudah delapan kali berhadapan dengan Hannover 96.
Borussia Dortmund yang menggunakan taktik dual-core hampir selalu menang, bahkan beberapa kali meraih kemenangan mudah.
Mengingat perbedaan kemampuan tim yang sangat besar—setelah 22 pertandingan liga, meski awal musim Borussia Dortmund kurang baik, namun melalui serangkaian performa kuat, mereka kini mengumpulkan 40 poin dan berada di peringkat keempat liga.
Posisi ini sudah memenuhi syarat untuk mengikuti Liga Europa musim depan.
Bagaimana dengan Hannover 96?
Empat kemenangan, lima seri, dan tiga belas kekalahan, berada di peringkat ketiga terbawah.
Jarak peringkat kedua tim di klasemen liga mencerminkan kesenjangan kemampuan mereka.
Dengan perbedaan sebesar ini, ditambah Borussia Dortmund bermain di kandang sendiri, mengalahkan Hannover 96 seharusnya bukan masalah.
Namun ada satu hal yang mungkin perlu diperhatikan.
Dalam permainan virtual, taktik dual-core Borussia Dortmund berjalan lancar dan mudah mengalahkan Hannover 96, di mana peran penting Zhou Yi dan Sahin juga sangat vital.
Tapi di dunia nyata, taktik dual-core Borussia Dortmund tidak seharmonis di dunia virtual.
Ini perbedaan penting yang mungkin akan menentukan perbedaan hasil akhir antara realitas dan simulasi.
Sahin pasti telah mengantisipasi hal ini.
Meski tidak memiliki pengalaman permainan virtual, dia sangat menyadari bahwa sebagai salah satu pemain inti, jika performanya buruk hingga menyebabkan tim kalah, akan membawa tekanan berat padanya.
Taktik dual core sebenarnya muncul karena Klopp, karena saat dia cedera, Zhou Yi bermain dengan baik, dan setelah pulih dari cedera, performanya juga cukup bagus. Barulah Klopp ingin membuat dirinya dan Zhou Yi bisa bermain bersama.
Tapi jika hasil kombinasi keduanya belum lebih baik daripada ketika dipisahkan, bukankah harus ada pilihan yang dibuat?
Melihat performa Zhou Yi di tim, Sahin mengakui bahwa dirinya yang baru pulih dari cedera belum memiliki peluang menang yang besar dalam persaingan dengan Zhou Yi.
Jika Klopp benar-benar harus memilih, kemungkinan besar dia akan melanjutkan konfigurasi pemain sebelumnya, menempatkan Zhou Yi sebagai starter dan dirinya sebagai cadangan untuk perlahan mendapatkan kondisi.
Ini sama sekali bukan kehidupan yang diinginkan Sahin.
Namun taktik dual core ini, dia masih belum bisa menemukan chemistry yang tepat...
Sahin mulai merasa gelisah.
Kegelisahan ini langsung terpancar dari ekspresi wajahnya.
Sebelum pertandingan melawan Hannover 96, di ruang ganti tim tuan rumah Westfalenstadion, Sahin terlihat murung.
Ekspresi Sahin tak luput dari perhatian Zhou Yi, mengingat belakangan ini dia selalu memperhatikan kondisi Sahin.
Sistem dual core - jika salah satu inti bermasalah, seluruh sistem akan kacau.
Zhou Yi duduk di samping Sahin dan berkata, "Hei, Nuri, aku tahu yang sedang kamu khawatirkan."
Sahin menatap ke atas melihat Zhou Yi.
Sebagai rekan di lini tengah sekaligus kompetitor, pemuda ini tampaknya sama sekali tidak merasa tertekan.
Namun Sahin tidak terkejut dengan hal ini. Karena jika taktik inti ganda tidak berhasil, tampaknya penerima manfaat terbesar saat ini seharusnya Zhou Yi...
Jadi semangatnya terhadap konsep inti ganda pasti tidak terlalu tinggi, ini sangat wajar.
"Sebenarnya tidak perlu khawatir, kamu hanya perlu bermain seperti kebiasaanmu sehari-hari, hanya... sedikit mengurangi serangan ke depan." Zhou Yi tersenyum.
Sahin berpikir sejenak, tidak terlalu mengerti maksud dari saran Zhou Yi ini.
Jika tetap bermain seperti dulu, lalu apa gunanya konsep inti ganda?
Tapi sebagai rival, Zhou Yi masih bisa mengatakan hal seperti ini padanya, sungguh tidak mudah, menunjukkan niat baik.
Sahin kemudian mengangguk, tersenyum pada Zhou Yi: "Ini ide bagus, terima kasih Zhou Yi."
Tapi sebenarnya dia sama sekali tidak menganggap serius perkataan Zhou Yi, karena merasa mustahil melakukannya, itu tidak ada artinya.
Lebih baik pikirkan bagaimana menerapkan taktik pelatih kepala dalam pertandingan...
Zhou Yi senang melihat Sahin menerima sarannya.
Dia hanya bisa mengingatkan Sahin dengan cara seperti ini, tidak mungkin langsung mengatakan bahwa dia sudah menguji ribuan kali di dunia virtual, hanya cara ini yang paling mungkin berhasil?
Jadi dia harus menyelamatkan negara lewat jalur berliku seperti ini.
……
Dalam pertandingan melawan Hannover 96, Sahin dan Zhou Yi tetap menjadi starter, menunjukkan bahwa Klopp masih bertahan pada taktik inti ganda setelah kalah dari Bayern München.
Setelah kalah dari Bayern München, kritik terhadap taktik dual-core Klopp mulai bermunculan di media.
Dunia sepak bola sangat kejam, semuanya berorientasi pada hasil kemenangan atau kekalahan.
Jika timmu menang, taktismu yang disebut "XJBT" pun bisa mendapat pengakuan. Tapi jika kalah, seberapa profesional pun taktikmu akan dipertanyakan.
Saat tim menang, semua dianggap benar. Saat kalah, semuanya salah. Bahkan konfigurasi yang sama dengan kemenangan sebelumnya akan jadi alasan kekalahan - "pelatih tidak fleksibel, kolot, menyebabkan taktik dipelajari lawan".
Media yang mengkritik Klopp seolah lupa bahwa taktik barunya baru diuji dalam satu pertandingan, waktu yang terlalu singkat untuk membentuk sistem taktis baru.
Dalam pertandingan melawan Hannover 96, para kritikus telah membuka mata lebar-lebar dengan kaca pembesar, siap mencari-cari kesalahan.
Setelah pertandingan dimulai, performa Borussia Dortmund belum membaik. Di area gelandang, tim masih bermain kacau, mirip dengan kesan yang ditimbulkan saat melawan Bayern München sebelumnya.
Sahin bermain sambil terus mengerutkan kening, merasa belum menemukan ritme permainan yang tepat.
Hal ini tidak hanya dirasakan Sahin sendiri, tapi juga terlihat jelas oleh para penonton pertandingan.
“Dibandingkan ketika Zhou Yi atau Sahin bermain sendirian di lapangan, lini tengah Borussia Dortmund sekarang memiliki konfigurasi pemain yang lebih megah. Tapi efeknya justru seolah lebih buruk dari sebelumnya…” Komentar Marcel Leif tepat menusuk. “Terkadang memainkan dua pemain berbakat sekaligus tidak otomatis memberi efek 1+1>2. Berpikir bahwa kekuatan yang digabungkan akan semakin kuat - itu seringkali hanya angan-angan kita saja...”
Karena kekacauan organisasi lini tengah, Borussia Dortmund bahkan kesulitan mendominasi Hannover 96 yang berada di peringkat ketiga terbawah liga.
Menit 27 dan 29, dalam dua menit saja, Barrios dan Subotic dari Dortmund mendapat dua kartu kuning berturut-turut.
Ini menunjukkan betapa pasifnya Borussia Dortmund yang bermain di kandang sendiri.
Sahin terlihat frustasi. Ia terus mengoper ke Zhou Yi sesuai instruksi latihan, tapi sepertinya tidak efektif memperbaiki kondisi tim.
Banyak operan mereka hanyalah operan bolak-balik tanpa makna, hanya untuk menaikkan statistik penguasaan bola tanpa dampak nyata.
Pola operan Sahin seperti ini justru menyulitkan Zhou Yi. Seringkali Zhou Yi belum mencapai ruang kosong, tapi bola sudah dipaksakan datang. Terpaksa diterima, ia langsung terjebak pressing atau lingkaran kepungan lawan. Dengan tidak memiliki keunggulan fisik, bola cepat direbut darinya.
Hasilnya, performa Zhou Yi pun terlihat tidak begitu baik…
Zhou Yi merasa frustasi. Dia bisa melihat bahwa Sahin sepertinya tidak menuruti saran darinya.
Mungkin… cara bicaranya terlalu halus?
