Saat bola mati, Zhou Yi langsung mendatangi Sahin dan berkata, "Nuri, ada apa? Bukankah sudah kubilang cukup main seperti biasa saja?"
Sahin mengernyitkan alis, "Tapi, Zhou Yi. Kalau aku main seperti biasa, buat apa ada sistem inti ganda?"
"Kalau kau main seperti biasa, itulah sistem inti ganda. Karena setidaknya kau tampil sebagai pemain inti, bukan seperti sekarang." Tatapan Zhou Yi tajam, ekspresinya serius.
Ini sangat langka darinya.
"Tapi kalau begitu, kau…" Sahin masih memikirkan sistem inti ganda.
Zhou Yi menegaskan, "Jangan pikirkan aku. Fokuslah pada tugasmu, Nuri. Kau pemain inti. Kalau performamu buruk, seluruh tim termasuk aku akan terkena imbasnya."
Melihat ketulusan Zhou Yi, Sahin pun tak bisa berkata-kata lagi.
"Aku akan kembali ke diriku yang sebenarnya. Terima kasih, Zhou Yi."
Terkadang mereka mungkin adalah rival, tetapi lebih sering, prioritas pertama mereka adalah sebagai rekan setim.
Mereka memiliki tujuan bersama: membuat tim tampil gemilang dan meraih kemenangan.
Tak ada yang ingin kalah, bukan?
……
“Zhou Yi sepertinya sedang berbicara sesuatu dengan Sahin…” Duan Xin, komentator CCTV yang selalu memantau Zhou Yi, berkata. “Apakah dia sedang mengeluh tentang performa Sahin? Lihat ekspresinya yang sangat serius… Pelatih Tao, menurut Anda, sikap Zhou Yi yang berani bicara serius di hadapan pemain inti tim ini, apakah ini menunjukkan kepercayaan dirinya yang besar?”
“Setidaknya ini membuktikan Zhou Yi tidak malu berkomunikasi dengan rekan setim. Menurut saya ini hal yang bagus,” kata Tao Wei. “Pemain China biasanya menjadi pemalu ketika bermain di luar negeri di lingkungan asing. Mereka jarang berinteraksi dengan rekan setim, ini sebenarnya tidak baik. Tapi lihat performa Zhou Yi, menurut saya alasan dia bisa cepat menjadi pilar utama di Borussia Dortmund ada di sini. Ini salah satu faktornya.”
“Penampilan Sahin sepertinya membuat Zhou Yi tidak puas, dia sedang mengatakan sesuatu ke Sahin. Yang aneh, Sahin malah tidak… marah?” Marcel Leif juga terkejut melihat adegan ini.
“Zhou Yi ini…” di depan bangku cadangan, asisten pelatih Zeljko Buvac menggelengkan kepala. “Semoga setelah pertandingan ini tidak jadi bahan sensasi media…”
Dia khawatir media akan menganggap ini sebagai tanda konflik internal di tim Borussia Dortmund.
“Jika kita bisa memenangkan pertandingan ini, ini hanya akan jadi insiden kecil,” kata Klopp.
Seperti yang dikhawatirkan asisten pelatih Buvac, ketika wartawan di tribun media melihat Zhou Yi menghampiri Sahin, mata mereka langsung berbinar.
Karena mereka melihat apa yang ingin mereka lihat dari adegan ini—konflik internal!
Setelah kalah dari Bayern München, dua gelandang playmaker Borussia Dortmund malah terlibat konflik langsung. Ini benar-benar pukulan mematikan bagi taktik "dual core" yang dipegang teguh oleh Klopp!
Kalau dua pemain inti saja sudah konflik, bagaimana mungkin berharap mereka saling bekerja sama?
Beberapa orang sudah mulai berdiskusi dengan antusias.
Wartawan China juga tampak bersemangat.
Karena jika dua orang bertikai hingga menyebabkan tim kalah, maka comeback Sahin bisa dianggap gagal. Lalu siapa yang paling diuntungkan? Tentu saja Zhou Yi! Sahin akan kembali ke bangku cadangan, sementara Zhou Yi akan kembali menjadi pemain inti tim, satu-satunya pengatur serangan dan pertahanan.
Semua kembali seperti saat Sahin cedera. Dortmund kembali ke jalur kemenangan beruntun, posisi Zhou Yi semakin kokoh. Bagaimana dengan Sahin?
Wartawan China sama sekali tidak peduli nasib Sahin.
Entah menjadi pemain cadangan Zhou Yi, atau pergi karena tidak mendapat kesempatan main—semua itu tidak penting.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Sahin masih memikirkan perkataan Zhou Yi sebelumnya.
"Jadilah dirimu sendiri saja."
Benarkah cukup menjadi diri sendiri?
Sahin masih ragu dalam hati.
Apa keuntungan Zhou Yi jika aku melakukan ini?
Atau memang ada orang yang benar-benar tulus membantu tanpa pamrih di dunia ini?
Sebelum Sahin menemukan jawabannya, dia justru mendapat sebuah kesempatan.
Tapi saat menerima bola di area pertahanan, dia melihat Kuba sedang melakukan serangan cepat di sayap.
Jika biasanya, tanpa mempertimbangkan Zhou Yi, dia akan langsung memberikan umpan panjang ke Kuba untuk kejutan serangan dan memotong waktu operan melalui gelandang.
Tapi jika harus mempertimbangkan Zhou Yi sebagai "pemain inti", dia khawatir ini akan merusak sistem "dual-core".
Namun Zhou Yi menyuruhnya tetap menjadi diri sendiri.
Menjadi diri sendiri...
Ya sudah, lakukan saja!
Sahin mengayunkan kaki tanpa ragu, mengirim bola dengan kaki kiri ke arah serangan Kuba.
Bola mendarat presisi di depan Kuba. Saat Kuba mengontrol bola, bek Hannover 96 bahkan belum bereaksi – mereka terlalu fokus mengawasi Zhou Yi, tak menyangka Sahin justru melewati sang playmaker dan langsung menusuk pertahanan mereka dengan umpan panjang!
"Kuba!!" teriak Marcel Leif penuh semangat.
Sorakan gemuruh menggema dari tribun Westfalenstadion.
Suporter bisa melihat ini adalah serangan mematikan yang mampu menembus jantung pertahanan lawan!
Benar saja, Kuba langsung menyarang ke dalam, mengejutkan Hannover 96 sebelum mengoper ke penyerang Barrios yang menyambar di tengah.
Barrios menghadapi kiper Hannover 96 Florian Fromlowitz, lalu menembak sudut atas tanpa ragu.
Fromlowitz terlambat bereaksi – bola masuk jala!
1:0！
Borussia Dortmund akhirnya membuka skor di kandang sendiri dan unggul!
"Lucas Barrios!!"
Sorakan gemuruh terdengar dari tribun selatan.
Setelah mencetak gol, Barrios berlari ke tribun selatan untuk merayakan, sementara Sahin tidak ikut merayakan melainkan memandang ke arah Zhou Yi.
Ia teringat percakapan sebelum pertandingan, ketika Zhou Yi menyuruhnya menjadi diri sendiri. Gol ini lahir setelah ia bertindak sesuai karakter aslinya. Umpan panjang tadi adalah ciri khas permainannya!
Hanya dengan menjadi diri sendiri, performa tim langsung membaik... Benarkah nasihat bocah Zhou Yi itu begitu mujarab?!
Zhou Yi yang menyadari pandangan Sahin pun menoleh dan tersenyum padanya.
Sahin merasa tak bisa memahami sepenuhnya pemain China bernama Zhou Yi ini.
Dengan semangat ia memberi saran untukku, tapi akhirnya mengusulkan hal seperti ini. Memang ide bagus untukku, tapi bukankah ini ide buruk bagi dirinya sendiri?
Kalau aku bermain sesuai keinginanku sendiri, lalu untuk apa kehadirannya?
Ia tak mengerti apa yang ada di benak Zhou Yi. Manfaat apa yang didapatnya? Apakah ia sudah menyerah dan mengakui kekalahan?
Sahin ingin langsung menanyakan ke Zhou Yi, namun menahan diri. Khawatir pertanyaannya akan terdengar menghina.
……
Zhou Yi yang tak tahu kerumitan pikiran Sahin ini justru lega melihat Sahin akhirnya menemukan jati dirinya.
Asalkan Sahin bisa bermain normal, maka dirinya pun bisa tampil normal, tidak perlu merasa canggung atau tidak nyaman seperti sebelumnya.
Sekarang, dia akhirnya bisa bermain dalam pertandingan normal seperti di ruang virtual.
Setelah pertandingan dimulai kembali, Sahin tetap menjadi dirinya sendiri, bermain seperti sebelum cedera, memimpin ritme serangan dan pertahanan tim.
Hanya saja dia selalu ingat perkataan Zhou Yi - "sedikit mengurangi serangan ke depan".
Dia dengan tenang tetap di belakang, saat sebelumnya perlu maju menyerang, sekarang tugas itu bisa diserahkan sepenuhnya kepada Zhou Yi.
Inilah satu-satunya perbedaan dengan cara bermainnya sebelumnya.
Perbedaan sederhana ini membuat Sahin cepat menemukan rasa bermain dalam sistem taktik saat ini.
Semakin lama bermain, keraguan dalam hatinya terhadap Zhou Yi semakin besar.
Karena dia menemukan bahwa setelah bermain sesuai saran Zhou Yi, performanya membaik, tim bermain lebih baik, bahkan... performa Zhou Yi sendiri juga meningkat!
Apa yang sebenarnya terjadi?
Klopp dan Buvac di bangku cadangan juga merasakan hal ini.
Penampilan Sahin tiba-tiba normal kembali, sehingga performa tim pun ikut membaik.
Bagi orang awam, mungkin mengira umpan silang sukses itu yang memulihkan kepercayaan diri dan kondisi Sahin.
Tapi di mata pelatih profesional, ceritanya tidak sesederhana itu.
“Mengapa Sahin tiba-tiba melakukan umpan panjang yang sukses? Sebelumnya, operan ke depan yang dia lakukan lebih banyak melalui umpan pendek ke Zhou Yi, lalu Zhou Yi yang mengambil alih tugas mengatur serangan dari Sahin.”
“Tapi sekarang, kondisinya telah berubah.”
“Apakah ini kebetulan belaka?”
“Setelah Barrios mencetak gol, umpan panjang Sahin jelas-jelas meningkat.”
“Dia tidak selalu mencari Zhou Yi dalam setiap operan ke depan.”
“Sebelumnya Sahin terlihat terlalu dibuat-buat dalam taktik dual playmaker. Tapi sekarang, dia terlihat jauh lebih normal.”
“Klopp menarik napas lega dan berkata ke Buvac: ‘Akhirnya kita melihat Sahin yang normal’.”
“‘Tapi entah apa yang menyebabkan perubahan ini...’ Buvac belum selesai bicara tiba-tiba teringat suatu pemandangan, serunya: ‘Zhou Yi?!’”
“Dia teringat saat Zhou Yi mendatangi Sahin saat bola mati. Sekarang dipikir-pikir, mungkin saat itu bukan pertengkaran, melainkan... komunikasi?”
“‘Sudah kukatakan, Zeljko. Anak itu selalu punya kejutan yang patut dinanti.’ Klopp mengangkat bahu dengan nada ‘sudah kuduga’.”
“‘Yang sebelumnya aku tahu, tapi kenapa kali ini?’ Buvac masih bingung.”
“‘Kau bisa tanya langsung padanya saat jeda babak pertama.’”
“‘Ide bagus!’”
“Performansi tim membaik, menguasai Hannover 96 di lapangan, dua pelatih di pinggir lapangan pun sempat mengobrol santai...”
“Bab 78 Perubahan Persepsi”
Meski hanya mencetak satu gol di babak pertama, performa Borussia Dortmund setelah gol itu jelas membaik, permainan terlihat lebih bagus. Walaupun hanya satu gol, tak ada yang mengeluh.
Suasana di tribun pun menjadi lebih santai.
Komentator Marcel Leif menyebutkan inilah performa yang seharusnya ditunjukkan Dortmund saat menghadapi tim seperti Hannover 96.
Tapi apa yang menyebabkan perubahan ini?
Kebanyakan orang tidak begitu paham.
Saat jeda babak pertama, para analis dan komentator di berbagai stasiun TV sibuk menganalisis penyebab perubahan tersebut.
Yang terlihat adalah Sahin tiba-tiba menjadi percaya diri setelah melakukan umpan panjang yang memulai serangan itu, seolah tahu cara mengendalikan tim. Tidak seperti sebelumnya yang ragu-ragu.
Lalu mengapa Sahin bisa berubah seperti ini?
Sebelumnya dia sempat berkomunikasi dengan Zhou Yi, mungkinkah Zhou mengatakan sesuatu padanya?
Sayangnya para pemain tidak memakai mikrofon, jadi percakapan mereka tidak terekam.
Tapi tidak masalah, kita punya ahli baca bibir. Setelah pertandingan, apa yang mereka bicarakan bisa dianalisis oleh ahli tersebut, dan hasilnya pasti hampir akurat.
Yang terpenting sekarang adalah implikasi performa Sahin yang kembali normal bagi Dortmund.
"Melihat perbedaan kemampuan kedua tim, selama Sahin dan Zhou Yi tampil normal, saya yakin Dortmund bisa menang di kandang sendiri tanpa masalah."
Pendapat ini disepakati oleh banyak pihak.
Di awal babak kedua, perkembangan pertandingan membuktikan analisis yang dibuat saat jeda babak pertama.
Borussia Dortmund yang tiba-tiba menemukan ritme permainan langsung mendominasi Hannover 96. Strategi pertahanan Hannover 96 yang dipersiapkan untuk mengantisipasi taktik dual-core yang kurang lancar Dortmund, kini sama sekali tak berfungsi.
Gol-gol Dortmund datang sambung-menyambung.
Menit ke-60, pressing Barrios di depan gawang memaksa bek tengah Hannover 96, Eggimann, melakukan kesalahan fatal dengan memasukkan bola ke gawang sendiri - gol bunuh diri!
Dortmund unggul 2-0.
Menit ke-77, Kevin Großkreutz mencetak gol, dengan assist tepat dari Zhou Yi.
Setelah performa Sahin kembali normal, Zhou Yi juga tampil lebih baik. Ia tak lagi menerima umpan sembarangan dari Sahin yang panik saat dipressing, sehingga bisa memilih posisi menerima bola dan timing yang tepat. Sebelumnya, Sahin selalu langsung mengoper ke Zhou Yi saat mendapat pressing - sesuai konsep dual-core.
Akibatnya Zhou Yi menjadi pasif dan ritme permainan kacau balau.
Dengan dua pemain inti yang tak bisa bermain maksimal, sulit bagi tim untuk meraih kemenangan.
Kini setelah masalah Sahin teratasi, Zhou Yi pun kembali menunjukkan performa terbaiknya.
Zhou Yi yang telah menyumbang assist digantikan oleh Mario Götze.
Kembalinya Sahin dari cedera membuat posisi Götze menjadi semakin ambigu.
Dia masih bisa bertahan di tim utama, tetapi waktu bermainnya lebih sedikit dibandingkan saat Sahin cedera.
Selain itu, dia dan Zhou Yi adalah tipe pemain yang berbeda. Meski masuk sebagai pengganti Zhou Yi, perannya berbeda dan taktik tim harus disesuaikan.
Dari sistem dual-core menjadi single-core - Sahin menjadi satu-satunya pemain inti.
Sebenarnya posisi terbaik Götze adalah di sayap, namun karena performa Kuba dan Großkreutz yang baik, sulit baginya menggantikan salah satunya.
Jadi saat ini dia hanya mendapat kesempatan bermain karena stamina Zhou Yi yang tidak memungkinkan bermain penuh.
Dalam perbandingan dengannya, Zhou Yi semakin meninggalkan jarak yang jauh...
Namun Götze tidak patah semangat. Setiap kali bermain, dia penuh motivasi dan tampil sangat agresif.
Bagi dia, mungkin ini satu-satunya cara untuk memperoleh lebih banyak kesempatan bermain.
Usaha Götze yang pantang menyerah akhirnya membuahkan hasil dengan gol pertamanya musim ini di pertandingan ini.
Menit ke-88, setelah menerima umpan panjang Hummels, dia melakukan dribel penetrasi melewati pertahanan Hannover 96 dan akhirnya memasukkan bola ke gawang Hannover 96.
Skor akhir ditetapkan di angka 4-0.
Dengan demikian, Borussia Dortmund berhasil meraih kemenangan telak 4-0 atas Hannover 96 di kandang sendiri setelah tampil buruk di awal pertandingan.
Setelah kekalahan dari Bayern München, mereka sepertinya menemukan jalan yang benar kembali.
"Setelah pertandingan, komunikasi antara Zhou Yi dan Sahin selama pertandingan menjadi pertanyaan utama para wartawan."
"Zhou Yi yang datang lebih dulu langsung dihadang wartawan di area campuran."
""Zhou Yi, Zhou Yi, apa yang kamu bicarakan dengan Sahin selama pertandingan?""
""Ya, apa isi pembicaraanmu? Mengapa performanya membaik setelah kamu berbicara dengannya?""
"Wartawan China memanfaatkan keunggulan bahasa mereka untuk mengajukan pertanyaan pertama."
""Tidak ada yang spesifik,"" Zhou Yi membuka tangannya, ""hanya percakapan biasa antar rekan setim.""
"Setelah berkata begitu, ia melambaikan tangan dan bergegas menuju ruang ganti, jelas enggan melanjutkan wawancara tentang topik ini."
"Para wartawan tak mau menyerah. Saat hendak mengejar Zhou Yi, mereka melihat Sahin datang dari belakang!"
"Zhou Yi yang melihat Sahin segera mengalihkan perhatian: ""Tanyakan saja pada Nuri!"""
"Sambil berkata demikian, ia memanfaatkan peralihan perhatian ke Sahin untuk kabur dari kepungan wartawan."
"Ia benar-benar tak tahu bagaimana menjelaskan hal ini kepada wartawan, jadi memilih untuk menghindar."
"Biarlah Sahin yang menghadapi pertanyaan rumit itu!"
……
"Melihat Zhou Yi lincah seperti kelinci melarikan diri, wartawan tak bisa mengejar karena area campuran dipisahkan palang pembatas. Pemain yang tak mau diwawancara tak bisa dipaksa."
"Beruntung Sahin cukup kooperatif. Ia berdiri di depan wartawan dan menjawab semua pertanyaan mereka."
“Apa yang Zhou Yi katakan padaku? Sebenarnya tidak banyak. Dia menyuruhku menjadi diri sendiri, bermain seperti kebiasaanku sehari-hari.” Sahin berkata.
“Hanya itu?” Para wartawan terkejut, jawaban ini terlalu singkat?
“Tentu. Atau kalian mengharapkan sesuatu yang lain?” Sahin balik bertanya, lalu tersenyum penuh arti, “Oh——, kalian pikir aku bertengkar dengan Zhou Yi? Tidak sama sekali. Hubungan kami baik-baik saja, kali ini juga berkat bantuannya aku bisa tampil gemilang. Jadi jika kalian mau berprasangka, sebaiknya hentikan saja.”
Wartawan China dengan tajam menangkap informasi yang mereka butuhkan, lalu mengejar Sahin: “Jadi perubahan performamu sebelum dan sesudah pertandingan ini karena bantuan Zhou Yi? Lalu bantuan seperti apa yang dia berikan?”
Mengenai hal ini, Sahin menjawab dengan terbuka: “Dia menyarankanku bermain seperti biasa, saran ini membuatku menemukan kembali rasa pertandingan. Apakah kalian semua wartawan China?”
Para wartawan China serentak mengiyakan.
Maka Sahin mengacungkan jempol ke arah mereka.
Kemudian berpamitan dengan para wartawan itu dan kembali ke ruang ganti.
Wartawan China tidak menyangka Sahin akan melakukan gerakan terakhir seperti itu, membuat mereka terkejut. Namun melihat punggung yang menjauh itu, rasa bangga menyelinap di hati mereka.
Sebagai orang China, merasa sangat terhormat.
Jelas, ini adalah bentuk simpati Sahin terhadap wartawan China karena Zhou Yi.
Inilah poin yang paling sering dan mendalam dirasakan wartawan China selama meliput perjalanan Zhou Yi.
"Itu karena kehadiran Zhou Yi, para pemain Jerman, wartawan, komentator, dan pelatih menjadi jauh lebih ramah terhadap para wartawan China kami."
……
"Semua orang penasaran apa sebenarnya yang Zhou Yi katakan kepada Sahin. Zhou Yi menghindari pertanyaan ini, sementara jawaban Sahin terlalu sederhana, tidak bisa memuaskan rasa ingin tahu orang."
"Tapi masalah ini tidak bisa menghentikan media."
"Pada program TV malam itu, seorang ahli membaca gerak bibir diundang untuk menginterpretasikan percakapan Zhou Yi dan Sahin."
"Sehingga percakapan antara Zhou Yi dan Sahin berhasil direkonstruksi hampir 90% akurat."
"Ada apa, Nuri? Bukankah sudah kubilang kalau kamu main seperti biasa saja?"
"Tapi Zhou Yi, kita pakai taktik dual-core sekarang..."
"Kalau kamu bisa tampil normal, kita bisa dual-core. Karena setidaknya kamu bermain seperti pemain inti, bukan seperti sekarang!"
"Tapi kamu..."
"Jangan terlalu banyak mikir, fokus saja dulu pada dirimu sendiri, Nuri. Kamu pemain inti. Kalau kamu tidak bermain baik, seluruh tim terpengaruh, termasuk aku."
"Ekspresi Zhou Yi yang sedang berbicara dengan Sahin di layar terlihat sangat serius, perkataannya bahkan lebih mengejutkan."
"Apakah ini perkataan yang pantas keluar dari pemain baru?"
"Ekspresi, nada bicara, dan perkataan ini semuanya seperti berasal dari kapten tim."
"Dan Sahin sebagai pemain inti tim malah menuruti Zhou Yi tanpa perlawanan sama sekali."
"Tentu saja, setelah itu terbukti perkataan Zhou Yi benar."
"Setelah percakapan ini, performa Sahin langsung melonjak naik semakin baik."
Jadi inilah alasan mengapa performa Sahin tiba-tiba membaik dan kemudian seluruh tim Borussia Dortmund juga mengalami peningkatan performa.
Seorang pemain baru yang belum bahkan bermain 10 pertandingan, ternyata sudah bisa langsung menunjukkan kekurangan pemain inti tim yang sebelumnya dan mengingatkannya untuk memperbaiki...
Adegan ini benar-benar membuat orang merasa sulit dipercaya.
Tapi juga harus diakui bahwa Zhou Yi bukan bicara sembarangan, apa yang dikatakannya benar.
Sebenarnya, masalah yang membingungkan banyak orang terselesaikan dengan cara sederhana seperti ini.
Sahin kembali menjadi dirinya sendiri, dengan demikian operasional tim menjadi lancar, lalu bagaimana dengan Zhou Yi?
Zhou Yi juga tidak mengalami ancaman terhadap posisi intinya meskipun Sahin yang menjadi inti.
Sebaliknya, penampilannya seperti ikan di air, juga sangat menonjol.
Dalam pertandingan ini, dia sendiri memberikan assist kepada Großkreutz untuk satu gol, yang cukup menjelaskan situasi.
