Wartawan China melaporkan sikap Zhou Yi menghadapi pertandingan ini dengan menyebutnya tenang dan berkarisma layaknya pemimpin.
Alhasil, suporter China hanya membaca laporan positif tentang Zhou Yi.
Menghadapi pertandingan sepenting ini, ketenangan Zhou Yi benar-benar mengagumkan.
Mereka tidak tahu perasaan sebenarnya para wartawan saat menulis laporan itu.
Pasti mereka mengira akting Zhou Yi sangat meyakinkan...
……
“Derbi Ruhr, hanya memikirkannya saja sudah membuat orang bersemangat!” Di dalam grup, kegembiraan Guo Nu bahkan bisa dirasakan Zhou Yi melalui kabel internet dan layar komputer.
“Biasa saja, biasa saja.” Jawaban Zhou Yi padanya hampir sama dengan sikapnya saat menjawab para wartawan.
“Hei, Zhou Yi kamu tidak gugup?” Yang Muge bertanya.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku juga sudah pernah main di Derbi Ruhr.” Kata Zhou Yi.
“Hmph, tim muda tidak ada yang istimewa untuk dibicarakan.” Sun Pan mencoba mendinginkan semangat Zhou Yi.
“Panpan, apa kamu sudah bisa bermain di tim muda?” Tanya Zhou Yi.
“Sekarang kakak sudah jadi pilar utama!” Kata Sun Pan dengan bangga.
“Selamat! Kamu selangkah lebih dekat untuk jadi pemain pengganti Čech di tim utama!” Kata Zhou Yi.
Sun Pan langsung menangkap sindiran dalam perkataan Zhou Yi. Ia mengirim emoji lirik ke atas.
He Ying yang selama ini diam tiba-tiba berkata: “Zhou Yi, perhatikan pertahanan orang itu di pertandingan. Derby berbeda dengan pertandingan biasa, tekel mereka sangat keras.”
“Aku akan berhati-hati, Lao He.”
“Hmm... di saat-saat genting – maksudku benar-benar genting, bukan sembarangan – jika orang itu keterlaluan, kamu bisa... diving.” Tambah He Ying.
“Wah, He Ying! Apa La Masia mengajarkan diving?” Sun Pan menyela.
Musim lalu, Barcelona yang dilatih oleh Guardiola berhasil meraih treble winner, termasuk pertandingan leg kedua semifinal Champions Eropa saat Barcelona bertandang ke kandang Chelsea yang menimbulkan kontroversi.
Sebenarnya sebelumnya sudah ada persaingan antara Chelsea dan Barcelona, namun pertandingan ini memuncakkan permusuhan antara kedua tim.
Sebagai pemain di Tim Muda Chelsea, Sun Pan tentu tidak memiliki kesan baik terhadap Barcelona.
He Ying sendiri tidak terlalu merasakan persaingan ini. Menanggapi provokasi Sun Pan, dia menjawab dengan santai: "Bagaimana mungkin? Tentu saja tidak."
Yang Muge mencoba melerai dan mengalihkan topik, berkata pada Zhou Yi: "Zhou Yi, nanti sepertinya aku akan menonton langsung di stadion..."
"Ha, kalau kamu bersorak untukku, hati-hati jangan sampai dikira suporter Borussia Dortmund dan dipukuli!" canda Zhou Yi.
"Kamu terlalu paranoid, Zhou Yi! Lao Yang pasti tidak akan begitu, dia musuh bebuyutanmu!" kata Sun Pan.
"Benar, Zhou Yi. Aku akan mendukung Schalke 04," kata Yang Muge.
"Pengkhianat, Lao Yang!" Zhou Yi berbicara dengan nada tegas. "Memang kamu pemain Schalke 04, tapi ingat, pertama-tama kamu adalah orang China!"
Kemudian Sun Pan, Guo Nu, He Ying, dan Yang Muge mengantri memberikan lirik ke atas kepada Zhou Yi.
Sun Pan: "Ini kan di internet! Kalau bertemu langsung, Zhou Yi, kamu akan mendengar siulan dari kami berempat!"
Zhou Yi dengan santai berkata: "Ah, bisakah lebih keras dari siulan di Stadion Schalke 04?"
Sun Pan tertegun sejenak, lalu berkata: "Baiklah, kamu menang..."
……
Siulan di Arena AufSchalke benar-benar menggema keras.
Ini adalah perasaan Zhou Yi yang berdiri di lorong pemain.
Saat ini, dia berada di lorong Arena AufSchalke, berdiri bersama rekan setimnya menanti masuk lapangan.
Tapi sekarang, dia bukan berada dalam ruang virtual, melainkan di dunia nyata.
Benar, pertandingan tandang Borussia Dortmund melawan Schalke 04 telah tiba dan akan segera dimulai.
Saat ini penyiar di luar lapangan sedang mengumumkan daftar pemain kedua tim.
Baru sekedar menyebut tim tamu sebagai "Borussia Dortmund", riuh siulan sudah memenuhi Arena AufSchalke.
Tapi ini tidak membuat Zhou Yi terpengaruh, karena siulan serupa sudah tak terhitung kali dia dengar di dunia virtual, sampai-sampai sekarang dia bisa menyaring langsung teriakan suporter lawan.
Begitu pertandingan dimulai, setiap pemain Borussia Dortmund yang menyentuh bola akan langsung disambut siulan suporter Schalke 04, tak peduli apakah pemain tersebut punya sejarah persaingan dengan suporter mereka.
Selama masih mengenakan seragam Borussia Dortmund, pasti akan disiuli.
Ini adalah Derbi Ruhr pertama Zhou Yi bersama tim utama Dortmund. Sebelumnya dia bisa dibilang tak punya permusuhan dengan suporter Schalke 04, tapi begitu menyentuh bola, tetap saja dihujani siulan dan cacian.
Hal ini juga pernah dinikmati oleh pemain Schalke 04 pada leg pertama. Saat itu, setiap kali pemain Schalke 04 menguasai bola, suporter Borussia Dortmund langsung membahana dengan siulan di seluruh stadion.
Jadi Zhou Yi sudah sangat familiar dengan ini, ini hanyalah upaya untuk menciptakan tekanan.
Dia tidak peduli.
……
Zhou Yi bisa mengabaikan siulan suporter di tribun, karena sebanyak apapun mereka menyiul, tidak mungkin benar-benar turun ke lapangan untuk mengganggunya.
Tapi Zhou Yi tidak bisa mengabaikan tindakan pemain Schalke 04.
Baru saja pertandingan dimulai, Sahin sudah terjebak dalam jebakan ganda dari lawan.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saat dijepit, Sahin akan cepat mengalirkan bola. Karena kepercayaannya pada kemampuan Zhou Yi, dia biasanya akan mengoper ke Zhou Yi.
Jadi setelah menghadapi pressing ganda, Sahin segera mengalihkan bola ke Zhou Yi.
Ini juga salah satu manifestasi taktik inti ganda - ketika satu inti dikawal ketat, tugas menggerakkan tim bisa dialihkan ke inti lainnya.
Jika lawan berusaha membatasi dua inti sekaligus, kekuatan pertahanan di area lain pasti akan berkurang, membuka peluang bagi pemain Dortmund lainnya.
Secara teori, taktik inti ganda memiliki keunggulan tertentu.
Tapi di Derbi Ruhr, semua berbeda dan harus dipertimbangkan kembali.
Contohnya, saat Zhou Yi baru saja menerima bola, dia langsung ditabrak keras dari belakang.
Sebuah tersandung hampir membuatnya kehilangan bola, kalau saja kakinya tidak mengait bola sepak secara kebetulan...
Tapi meski begitu, dia nyaris mempertahankan penguasaan bola, sulit baginya untuk berpikir mengatur serangan setelah menguasai bola. Yang penting bola tidak direbut.
Apalagi setelah dia berhasil menguasai bola kembali, pemain dari belakang menabraknya lagi. Jika terjadi sekali lagi, pasti bola akan hilang.
Akhirnya Zhou Yi terpaksa mengoper bola.
Tentu saja dia juga tidak sempat memikirkan kepada siapa operan terbaik, yang penting bola sampai ke rekan setim dan tetap dalam kendali Borussia Dortmund.
Kemudian, dia menoleh melihat pemain Schalke 04 yang menabraknya.
Kevin Kurányi.
Penyerang Schalke 04 yang bertubuh tinggi besar.
Seorang penyerang yang turun pressing gelandang serang Dortmund, menunjukkan betapa kuatnya intensitas pressing Schalke 04.
Zhou Yi tidak terlalu terkejut dengan hal ini.
Dalam simulasi pertandingan, dia sudah melihat taktik Schalke 04 ini.
Schalke 04 virtual juga tahu menyasar kelemahan kekuatan fisiknya yang kurang.
Tapi mengetahui saja tidak cukup, tidak ada solusi efektif. Kekurangan fisik bawaan Zhou Yi ini tidak bisa diatasi dalam waktu singkat. Meski tahu strategi Schalke 04, mustahil baginya tiba-tiba menjadi kuat seperti tank berat yang bisa menggilas lawan.
Ini adalah realitas yang tak akan berubah berapa pun kali Zhou Yi melakukan simulasi pertandingan.
……
Selanjutnya, pertandingan berlanjut.
Setiap kali Zhou Yi menguasai bola, pemain lawan, siapapun itu yang berada dekat, langsung menekan fisik untuk memaksanya melakukan kesalahan atau kehilangan bola.
Sahin dikepung, sementara Zhou Yi dihajar secara fisik oleh lawan.
Lini tengah Borussia Dortmund tidak berfungsi mulus, sehingga permainan pun dikuasai Schalke 04.
Schalke 04 yang bermain di kandang sendiri unggul dominasi. Sorakan di Veltins-Arena terus menggema hingga memekakkan telinga.
"Zhou Yi dijaga ketat oleh Schalke 04, sulit baginya menunjukkan performa normal..." komentar Duan Xin, komentator CCTV, dengan cemas. "Wajar saja lawan fokus mengawalnya dalam Derbi Ruhr ini. Mereka berhasil mengeksploitasi kelemahan Zhou Yi secara efektif. Ditambah gaya main kasar khas derbi dan kelonggaran keputusan wasit dibanding pertandingan biasa, jadi..."
Kalimatnya terhenti, tapi penonton di China paham maksudnya.
Mereka juga cemas dan gelisah, namun tak bisa membantu. Teriakan semangat pun tak akan sampai ke telinga Zhou Yi.
Zhou Jianliang duduk tegang di depan TV, kedua tangan mengepal dan tubuh condong ke depan.
Istri Li Cuiyun di samping juga tegang, setiap kali Zhou Yi ditendang oleh orang itu atau terjatuh, dia tak tahan bertanya pada suaminya: "Anak kita tidak apa-apa? Bagaimana kondisi anak kita?"
Zhou Jianliang awalnya menjawab sekenanya: "Tidak apa-apa, jangan khawatir."
Lama-kelamaan kesal: "Aduh, nonton saja bolanya, ngapain banyak tanya!"
"Bagaimana kalau anak kita cedera?!" Li Cuiyun yang biasanya santai menjadi sangat protektif dalam masalah kesehatan anak, karena itu dia selalu tidak suka Zhou Yi main bola? Karena menurutnya sepak bola adalah olahraga berbahaya yang bisa menyebabkan patah lengan atau kaki.
"Mana mungkin cedera? Benturan-benturan seperti ini hal biasa di lapangan sepak bola..." Zhou Jianliang menghela nafas menghadapi istri yang buta sepakbola.
"Lalu kenapa kau tegang? Lihat posturmu yang mengangkat bahu itu..." Li Cuiyun menunjuk suaminya.
"Aku khawatir dia terbatasi gaya permainan lawan, jadi tidak bisa maksimal!" Zhou Jianliang membentak. Performa buruk anaknya membuat mood sang ayah ikutan jelek, kali ini dia berani melawan istrinya.
……
Zhou Yi terjatuh lagi, kali ini bukan di area pertahanan sendiri melainkan di area pertahanan lawan.
“Bordon!” kata Marcel Leif. “Tacklingnya ke Zhou Yi sangat keras, langsung menabrak tulang panggulnya! Lihat saja sudah terasa sakit! Wasit utama tidak memberinya kartu kuning benar-benar menunjukkan belas kasihan...”
Keputusan wasit utama yang tidak memberikan kartu kuning ke Bordon juga membuat Klopp tidak puas. Dia melompat di pinggir lapangan dan berteriak ke arah dalam: “Kasih kartu! Pelanggaran sengaja yang sangat jelas ini!”
Ofisial keempat Troutmann hanya memberi isyarat agar Klopp mundur ke dalam area garis putus-putus, tapi tidak menanggapi omelan Klopp.
Ini adalah Derbi Ruhr, derbi paling panas di Jerman. Sangat wajar jika kedua pelatih berteriak-teriak di pinggir lapangan untuk meluapkan emosi, tidak perlu diperhatikan berlebihan. Wasit berpengalaman, bahkan ofisial keempat pun tahu cara mengendalikan situasi.
Wasit utama pertandingan Manuel Gräfe mungkin tidak mendengar teriakan Klopp, atau mendengar tapi mengabaikannya.
Melihat wasit tidak menghiraukannya, Klopp akhirnya berpaling ke asisten pelatihnya Buvac untuk menggerutu: “Keuntungan kandang yang menyebalkan!”
Dia khawatir gaya bermain kasar Schalke 04 akan menghancurkan Zhou Yi, baik secara fisik maupun psikologis, penghancuran ganda.
Termasuk pertandingan hari ini, ini adalah pertandingan ke-11 Zhou Yi di Bundesliga. Bagi pemain profesional, pengalaman ini masih tergolong minim. Dalam 10 pertandingan sebelumnya, Zhou Yi belum pernah mengalami taraf pertarungan fisik seperti ini.
"Tim-tim lain juga melakukan beberapa pertarungan fisik yang menyasar Zhou Yi, tapi dibandingkan dengan Derbi Ruhr, itu tidak ada apa-apanya."
Zhou Yi belum pernah mengalami situasi seperti ini, membuat Klopp khawatir.
Menghadapi keluhan Klopp, Buvac juga tidak bisa berkata-kata, dia tidak tahu bagaimana menghibur atasannya.
Atau mungkin, dia juga memiliki kekhawatiran yang sama dengan Klopp.
……
Siaran TV memberikan sorotan pada pelatih Schalke 04, Magath.
Pelatih yang dikenal keras ini sekarang duduk tenang di bangku cadangan, menyilangkan kaki sambil menyaksikan pertandingan.
Terlihat cukup santai.
Seolah-olah persaingan di lapangan sama sekali tidak intens.
Tidak ada yang tahu Magath sedang mengingat instruksi yang diberikan kepada pemainnya sebelum pertandingan.
"...Dortmund masih bertahan dengan sistem inti ganda mereka, tapi dalam pertandingan ini kita akan melumpuhkan sistem itu sepenuhnya. Untuk menghadapi Sahin, kami akan melakukan penjagaan ganda. Sahin baru saja pulih dari cedera, pasti masih khawatir akan cedera ulang. Jadi asalkan kalian bermain keras dalam bertahan, itu cukup membuatnya mundur. Fokus berikutnya adalah Zhou Yi. Orang China ini memiliki akurasi operan dan penglihatan yang luar biasa, tapi dia punya kelemahan fatal - fisiknya terlalu lemah."
Di ruang ganti, Magath menekankan taktik pertandingan kepada para pemainnya, sementara pemain Schalke 04 mendengarkan dengan serius.
“Ingat gunakan tubuh kalian dengan bijak, kuasai batas body charge, tidak mudah terkena pelanggaran. Terus beri pressing padanya, kacaukan ritme permainannya, buat dia tidak bisa bermain normal. Menurutku selama kalian terus main seperti ini, Klopp pasti terpaksa menarik keluar si pemain China…”
Saat ini dia sangat puas dengan performa para pemain yang setia menjalankan tugas taktiknya.
Dan sampai sejauh ini, pertahanan yang menyasar Zhou Yi baru pertama kali melakukan pelanggaran. Pertandingan baru berjalan 9 menit, dia sudah cukup senang.
……
Großkreutz membantu Zhou Yi berdiri sambil bertanya khawatir: “Nggak apa-apa?”
Zhou Yi menggeleng sambil meringis: “Gapapa.”
Ekspresinya tidak terlihat meyakinkan.
Großkreutz melototi pemain Schalke 04: “Mereka keterlaluan! Bajingan Schalke itu!”
Borussia Dortmund dan Schalke 04 memang rival bebuyutan. Großkreutz yang dibesarkan di Akademi Borussia Dortmund sejak kecil tentu anti-Schalke tulen.
Tapi Zhou Yi terlihat santai, malah menghibur Großkreutz: “Ini kan Derbi Ruhr, Kakek.”
Großkreutz memandangnya heran: “Apa tadi kepalamu terbentur?”
Zhou Yi paham maksudnya, melirik ke atas: “Ngapain sih? Tenang aja, Kakek.”
Großkreutz masih agak curiga, dia mengajukan pertanyaan matematika untuk menguji apakah kepala Zhou Yi normal: "Tiga puluh enam ditambah enam puluh empat lalu dikalikan tujuh puluh delapan, berapa hasilnya?!"
"7.800 tepat. Ada masalah apa?" Zhou Yi hanya butuh kurang dari satu detik untuk memberikan jawaban.
Großkreutz malah terbata-bata.
"Butuh kalkulator tidak, Kakek?" tanya Zhou Yi.
"Sudahlah!" Großkreutz melambaikan tangan, "Melihatmu baik-baik saja aku lega, dah!"
Setelah berkata begitu, dia berbalik dan kabur. Takut Zhou Yi memanggilnya dari belakang, dia lari cukup cepat...
