Bab 82 Mungkin Bisa Dimanfaatkan?

　　Begitu masuk ruang ganti, Klopp langsung menghampiri Zhou Yi. 　　Zhou Yi sedang diperiksa oleh fisioterapis tim Dr. Braun. 　　“Bagaimana, Dokter?” tanya Klopp kepada Dr. Braun yang sedang sibuk. 　　Braun masih menekan pergelangan kaki Zhou Yi, tidak sempat menjawab. Justru Zhou Yi yang duduk di kursi pijat yang menjawab: “Aku baik-baik saja, Pelatih.” 　　“Bukan kamu yang ditanya!” Klopp melototi Zhou Yi. Pemain memang selalu mengatakan apapun demi bisa tampil, jadi perkataan mereka tidak bisa dipercaya. 　　Saat itu Braun sudah selesai memeriksa tubuh Zhou Yi, lalu berdiri dan berkata pada Klopp: “Hanya memar dan bengkak biasa, tidak ada masalah di persendian.” 　　Zhou Yi membuka tangannya: “Sudah kukatakan tadi.” 　　Klopp pun menghela napas lega. 　　Dia khawatir Zhou Yi cedera. Baru saja Sahin pulih dari cedera, taktik dual-core yang baru terbentuk. Bagaimana jika Zhou Yi cedera lagi? 　　Tidak cedera memang kabar baik, tapi masih ada satu hal penting yang harus dihadapi Klopp. 　　Bahkan jika Zhou Yi tidak cedera, jika dia tidak bermain dan tidak berkontribusi dalam pertandingan, itu juga tidak bisa diterima. 　　Lebih baik langsung menariknya keluar dari lapangan. 　　Tapi Klopp tahu, begitu Zhou Yi ditarik keluar, lawan akan fokus menekan Sahin, dan Sahin pun tidak akan bisa bermain baik di bawah tekanan mereka. 　　Karena itu, dua pemain inti harus tetap berada di lapangan bersama-sama untuk membagi tekanan pertahanan. 　　Tapi bagaimana caranya membuat Zhou Yi menunjukkan performa yang seharusnya jika tetap di lapangan? 　　Klopp benar-benar tidak bisa menemukan solusi. 　　Masalah utama Zhou Yi adalah tubuhnya yang tidak cukup kuat, dan masalah ini sulit diatasi dalam 15 menit. 　　Selain itu, bisa diprediksi bahwa sekeras apa pun latihannya, Zhou Yi tidak akan menjadi maniak otot - dia tidak mengandalkan kekuatan fisik. 　　Jadi mustahil mengubah Zhou Yi menjadi tank berat. 　　Solusinya harus dicari dari aspek lain. 　　Akhirnya ide Klopp adalah meminta pemain Borussia Dortmund lainnya lebih banyak bekerja sama dengan Zhou Yi, memungkinkannya cepat mengoper bola dan menghindari retensi bola terlalu lama yang bisa menyebabkan kebobolan. 　　"...Ini mengharuskan tiga lini bermain lebih rapat, pergerakan posisi harus lebih lincah. Dengan banyak berlari, peluang akan muncul," kata Klopp sambil bertepuk tangan saat jeda babak pertama. 　　Semua pemain mengangguk-angguk mendengar penjelasan tersebut. 　　“Bagus, kita mulai babak kedua seperti ini! Jangan takut dengan taktik mereka! Ingat, ini Derbi Ruhr! Yang dibutuhkan dalam pertandingan seperti ini bukan teknik atau taktik, tapi keberanian!” 　　Klopp menggigit gigi sambil mengepal tinju, memberi semangat pada para pemainnya. 　　Saat para pemain keluar dari ruang ganti, ia kembali menepuk punggung mereka dengan keras untuk memberi motivasi. 　　Tapi tepukannya terlalu kuat. Ketika menepuk punggung Zhou Yi, Zhou nyaris terjatuh. Jika tidak cepat-cepat memegang bingkai pintu, mungkin sudah terjengkang ke lantai... Kejadian ini membuat Großkreutz yang berada di belakang langsung kaget dan berusaha menahan Zhou Yi. 　　"Hmm..." Klopp juga tidak menyangka Zhou Yi begitu "lemah". "Hei Zhou Yi, kamu benar-benar bisa bermain di babak kedua?" 　　Zhou Yi mengernyit kesakitan sambil membela diri: "Aku bisa, cuma tepukan Pelatih terlalu keras..." 　　Ini pertama kalinya ada pemain yang mengkritik gaya khas pemberian semangat Klopp. Klopp membelalakkan mata: "Cepat keluar!" Sambil berkata demikian, ia menyepak pantat Zhou Yi. 　　Tapi Zhou Yi menghindar. Sejak mengeluh tentang tepukan keras pelatih, ia selalu waspada. Begitu melihat kaki Klopp mulai diangkat, ia langsung melompat seperti kelinci, membuat tendangan Klopp meleset. 　　“Bocah ini!” Klopp yang gagal menendang mengumpat di belakang Zhou Yi. “Berani-beraninya mengeluh tentang aku!” 　　Di sebelahnya, asisten pelatih Buvac tersenyum lebar. 　　Sambil Klopp terus menggerutu tentang Zhou Yi, pemain Borussia Dortmund lainnya bergegas keluar ruang ganti, seolah lolos dari hukuman - sebenarnya banyak yang merasa cara Klopp mengekspresikan kebahagiaan terkadang terlalu mendadak dan menyakitkan, membuat mereka ingin protes tapi tak berani... 　　Zhou Yi lah yang menyuarakan isi hati mereka! 　　Saat menyusul Zhou Yi, mereka semua diam-diam mengacungkan jempol ke arahnya. 　　…… 　　Di dalam ruang ganti, Klopp menatap para pemain yang sudah kabur, lalu menoleh ke Buvac: “Apakah tepukanku memang sangat menyakitkan?” 　　Buvac hanya tersenyum tanpa bicara. 　　“Baiklah...” Klopp langsung memahami jawabannya. 　　…… 　　Setelah babak kedua dimulai, semua orang melihat Zhou Yi berganti seragam, dari kostum kotor di babak pertama menjadi yang bersih. 　　“Tapi kuruni seragam ini mungkin akan cepat kotor lagi... kecuali wasit utama Grafe mau mengontrol ketat pergerakan pemain di lapangan.” Duan Xin berkomentar. 　　“Kecuali ada insiden serius, saya rasa itu tidak akan terjadi.” Tao Wei memberikan prediksi yang kurang menggembirakan bagi suporter China di depan televisi. 　　Zhou Jianliang membangunkan istrinya yang sudah tertidur di sofa: “Bangun, bangun, babak kedua sudah mulai.” 　　Li Cuiyun mengucek mata dan duduk kembali, begitu membuka matanya langsung melihat close-up Zhou Yi di layar TV. Sebagai ibu, ia dengan tajam memperhatikan baju Zhou Yi yang kini bersih. 　　"Hah? Ganti baju? Sekarang dia tidak terlihat terlalu kerepotan." Seketika semangatnya bangkit. 　　"Buah apa, nanti juga kotor lagi." Zhou Jianliang berbicara dengan nada sok tahu. 　　Memang, jika bermain dengan ritme seperti babak pertama, Zhou Yi akan terus terjatuh selama sisa pertandingan ini. 　　"Mendingan ditarik saja..." ujar Li Cuiyun. 　　Zhou Jianliang melotot padanya: "Asal ngomong! Masak ketemu kesulitan langsung kabur? Apakah itu lelaki?!" 　　"Dia masih anak-anak." 　　"Delapan belas tahun, sudah dewasa!" 　　Li Cuiyun melirik suaminya, tak berkata-kata. 　　…… 　　Seperti yang diprediksi komentator dan Zhou Jianliang, tak lama setelah babak kedua dimulai, Zhou Yi kembali terjatuh di lapangan. 　　Namun kali ini wasit utama Grafee tidak meniup peluit, malah memberi isyarat permainan lanjut - karena Zhou Yi sempat menyodorkan bola ke rekan setimnya Großkreutz sebelum jatuh. 　　Maka serangan terus berlanjut, mengikuti prinsip keuntungan untuk Tim Penyerang, Grafee memilih tidak menghentikan permainan. 　　Tapi Duan Xin berkomentar: "Menurutku seharusnya Kluge diberi kartu kuning nanti!" 　　Tapi tidak, setelah serangan Borussia Dortmund berakhir, wasit sama sekali tidak berniat memberi kartu tambahan. 　　Jika ini terjadi di kandang Borussia Dortmund, mungkin akan terdengar siulan di mana-mana. Tapi sayangnya, ini adalah kandang Schalke 04. 　　Zhou Yi sudah lama bangkit dari tanah, dorongan tangan orang itu membuatnya jatuh sakit tapi tidak melukai sendi, jadi masih baik-baik saja. 　　Perasaan ini sudah sering dia alami dalam simulasi pertandingan. 　　Musuh yang menggunakan cara seperti ini untuk menghadapinya sudah dia antisipasi mental. Jadi Zhou Yi tidak terburu-buru. 　　Tapi tetap perlu mencari cara untuk mengubah kondisi. 　　Setelah 45 menit babak pertama dan 2-3 menit awal babak kedua, Zhou Yi menemukan kenyataan dan virtual mirip: pelanggaran Schalke 04 terhadapnya terutama terkonsentrasi di area gelandang dan pertahanan Dortmund, dengan beberapa di area depan. 　　Tapi... di dekat area penalti Schalke 04 hanya ada... satu kali. 　　Yaitu saat Rakitic menyundulnya. 　　Setelah diteliti, sebagai gelandang, Rakitic memang beberapa kali berhadapan langsung dengannya, tapi baru pertama kali - dan satu-satunya - melakukan tekel. 　　Sebelum itu, Rakitic tidak pernah menekelnya. 　　Apa artinya ini? 　　Apa yang membuat Rakitic rela terkena kartu demi menjatuhkannya? 　　Zhou Yi merasa mungkin Schalke 04 tidak ingin dia maju lebih jauh lagi? 　　"Mungkin Magath telah memberikan instruksi spesifik kepada para pemain Schalke 04 - jika ingin melakukan pelanggaran terhadapku, jangan dilakukan di area yang terlalu dekat dengan area penalti. Karena di zona tersebut akan memberikan kesempatan tendangan bebas langsung untuk Borussia Dortmund, yang tentu berisiko." 　　"Ini wajar. Jika sering melakukan pelanggaran, maka memastikan lokasi pelanggaran tidak berada di zona berbahaya adalah pertimbangan yang logis." 　　"Tapi bukankah ini justru bisa kumanfaatkan?" 　　"Zhou Yi sudah tahu apa yang harus dilakukan." 　　"Ya, selanjutnya tinggal menunggu kesempatan." 　　…… 　　"Namun sementara Zhou Yi menunggu, Schalke 04 justru lebih dulu melancarkan serangan kilat." 　　"Pada menit ke-49, Schalke 04 mendapatkan tendangan pojok. Setelah bola dikirimkan, bek tengah Howedes melompat tinggi, mengalahkan bek Borussia Dortmund lainnya, dan menyundul bola masuk ke gawang yang dijaga Ziegler." 　　"1:0! Schalke 04 unggul!" 　　"Stadion Veltins-Arena meledak dalam sorak gembira yang maha dahsyat, suaranya tak kalah dengan rekor 129 desibel mereka sebelumnya." 　　"Seluruh tribun yang dipenuhi suporter Schalke 04 berbaju biru bergelora bagai air laut mendidih, bersorak sorai dan mengangkat tangan." 　　Di samping Yang Muge, Draxler nyaris melompat dari kursinya. Yang Muge juga ikut berdiri sambil bertepuk tangan menyambut keunggulan tim. Meski sebelumnya tidak punya perasaan khusus terhadap Schalke 04, setelah bergabung dengan tim muda Schalke 04, perlahan ia mulai menjadi pendukung klub tersebut. 　　Selain kekhawatirannya pada Zhou Yi, ia sebenarnya cukup senang dengan keunggulan Schalke 04. 　　Para pemain Schalke 04 pun merayakan gol itu dengan penuh euforia. 　　Höwedes yang mencetak gol berlari ke area bendera sudut. Rekan setim berhamburan menyergapnya hingga terjatuh, merayakan dengan penuh semangat. 　　Latar belakang dari keriuhan pemain Schalke 04 yang bersorak itu adalah wajah-wajah pemain Borussia Dortmund. 　　Setelah kebobolan, siaran TV tidak hanya menyorot kegembiraan pemain Schalke 04 tapi juga menunjukkan ekspresi pemain Dortmund. 　　Ziegler yang kebobolan tampak kesal. Mats Hummels, bek tengah yang kalah dalam duel udara melawan Höwedes, menggigit bibir bawah dengan campuran kekecewaan dan frustrasi. 　　Selanjutnya kamera menyorot dua pemain inti Dortmund secara khusus. 　　Sahin berdiri dengan tangan di pinggang, memandang bingung ke arah pemain Schalke 04 yang berlarian merayakan. 　　Bagaimana dengan Zhou Yi? 　　Ekspresi Zhou Yi sama sekali biasa. Matanya tidak menunjukkan kebingungan, wajahnya pun tanpa penyesalan, persis seperti biasanya. 　　Sulit menerka apa yang ada dalam pikirannya hanya dari raut wajahnya. 　　…… 　　“Kebuntuan akhirnya terpecahkan... Fokus pertandingan di babak pertama sepenuhnya pada kontak fisik dan terjatuh. Untungnya di babak kedua kita akhirnya menyaksikan gol, sekaligus gol ini akan mendorong atmosfer Derbi Ruhr ke puncaknya, perebutan bola antara kedua tim hanya akan semakin sengit!” 　　Marcel Leif berharap gol ini membuat pertandingan lebih menarik. Sebelumnya terlalu banyak kekerasan, kurang keindahan. 　　Sekarang sudah ada gol, kebuntuan terpecahkan, mungkin akan lahir lebih banyak gol? Babak 83 Wah Penalti! 　　Setelah pertandingan dimulai kembali, Schalke 04 yang telah mencetak gol semakin bersemangat, terus melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund. 　　Sementara Borussia Dortmund saat ini hanya bisa bertahan mati-matian, menahan serangan Schalke 04, memastikan tidak kebobolan lagi. 　　Jika kebobolan dua gol dalam waktu singkat, derby ini akan sulit dimainkan. 　　Dengan hanya kebobolan satu gol sekarang, masih ada ruang untuk memperbaiki keadaan. 　　Zhou Yi juga turun membantu pertahanan, menunjukkan sikap aktif. Meskipun tidak terlalu berdampak besar. Tapi setidaknya menambah satu orang. 　　Selama periode ini, dia bersama Borussia Dortmund terjepit jauh dari area penalti Schalke 04, sama sekali tidak mendapat peluang. 　　Sekitar lima menit kemudian, serangan bertubi-tubi Schalke 04 baru berakhir. Dalam periode ini, beberapa kali Schalke 04 hampir mencetak gol. Tapi akhirnya tidak masuk, berkat kontribusi pemain Borussia Dortmund dan faktor keberuntungan. 　　Singkatnya, skor masih 1-0 dengan Schalke 04 unggul di kandang sendiri. 　　Borussia Dortmund yang kembali mendapatkan penguasaan bola dan mendapat kesempatan bernapas mulai melancarkan serangan ke gawang Schalke 04, berharap bisa segera menyamakan skor. 　　Dalam Derbi Ruhr, satu kebobolan belum cukup untuk membuat Borussia Dortmund kehilangan semangat, apalagi tim Klopp. 　　Ini juga alasan Magath ingin timnya setelah mencetak gol bisa langsung melanjutkan momentum untuk mencetak gol lagi. 　　Sahing dan Zhou Yi masih menjadi perhatian ketat pemain Schalke 04. Zhou Yi tidak berani membiarkan bola terlalu lama di kakinya, bahkan sedetik pun, atau dia akan mendapat tekel dari orang itu. 　　Dia hanya bisa terus melakukan operan cepat, mengoper bola ke rekan setim terdekat. 　　Dia terlihat seperti hanya sibuk menghindar, hanya bisa memastikan bola tidak hilang dari kakinya. Tugas utamanya - mengatur serangan - sama sekali tidak bisa dia lakukan. 　　Tapi serangan Borussia Dortmund tetap bergerak maju. 　　Ketika Zhou Yi menerima bola di dekat Zona 30 Meter Schalke 04, terasa jelas pemain Schalke 04 melakukan pressing lebih cepat, menggunakan keunggulan fisik mereka hampir tanpa batas. 　　Tapi Zhou Yi tidak terlalu takut karena sebelum menerima bola dia sudah mencari target operan. Jadi tanpa mengontrol bola, dia langsung mengoper ke Kuba. 　　Kemudian dia terus bergerak, melintang perlahan seperti sedang berjalan santai, tapi tidak meminta bola dari rekan setim atau menunjukkan niat menerima operan. Rekan-rekan setimnya juga memahami masalah yang dihadapi Zhou Yi saat ini, sehingga bola dioper-operatorkan tanpa mengarah ke posisinya. 　　Dalam gerakan melintang yang terlihat tak bertujuan ini, Zhou Yi perlahan mendekati area penalti Schalke 04. 　　Karena bola sudah cukup lama tidak menyentuh kakinya, para bek Schalke 04 mulai mengabaikannya. Perhatian semua tertuju pada pergerakan bola - siapapun yang memegang bola menjadi fokus utama. 　　Bahkan Sahin sempat maju menerima dua kali operan selama periode ini, sementara Zhou Yi sama sekali tidak menyentuh bola. Dengan sukses dia menyamarkan diri. 　　Hingga akhirnya dia tiba di sebuah ruang kosong yang jelas. 　　Saat Großkreutz menguasai bola di rusuk pertahanan, dia menangkap gerakan tangan tersembunyi Zhou Yi yang jelas maksudnya: "Oper ke sini!" 　　Großkreutz berpura-pura akan mengoper ke sayap untuk bek sayap Schmelzer yang datang dari belakang, sukses mengalihkan perhatian bek Schalke 04 ke sisi lapangan. Tiba-tiba dia memutar badan dan mengarahkan bola ke Zhou Yi yang berada di arc area penalti! 　　Zhou Yi di ruang kosong itu berhasil menerima operan. 　　Sistem peringatan Schalke 04 langsung aktif. Bek tengah mereka Marcelo Bordon segera menerjang ke arah Zhou Yi. 　　Bersamaan dengan mengontrol bola, Zhou Yi langsung menyodokkannya ke dalam area penalti! 　　"Kemudian dia dengan sengaja menerjang ke area penalti!" 　　Aksi tiba-tiba ini membuat pemain Schalke 04 lainnya kaget, mereka tak sempat bereaksi sebelum menyaksikan Zhou Yi membawa bola masuk ke area penalti! 　　Tak ada yang menyangka Zhou Yi yang selama ini hanya mengoper-oper bola tiba-tiba memilih untuk menggiring sendiri! 　　Saat Zhou Yi membawa bola memasuki area penalti, Bordon juga sudah tiba di tempat. 　　Bek tengah asal Brasil itu menggunakan keunggulan fisiknya untuk mendesak Zhou Yi, bagaikan gunung yang runtuh menindihnya! 　　Zhou Yi mengait bola ke kiri dengan kaki kanannya sambil memutar badan untuk mengubah arah lolos, tapi di hadapan longsoran gunung, betapa kecilnya manusia! 　　Tubuhnya ditabrak Bordon dengan keras hingga terlempar horizontal, berputar 360 derajat di udara sebelum jatuh ke tanah dan terguling... empat kali baru berhenti. 　　…… 　　Li Cuiyun di depan televisi nyaris berteriak kaget, tangannya menutup mulut - cara Zhou Yi terlempar tadi persis seperti ditabrak mobil! 　　Tapi suaminya Zhou Jianliang di sampingnya malah mengangkat tinju berteriak: "Yah!" 　　"Apa yang kau teriakkan? Anak kita ditabrak kau malah senang?" Li Cuiyun melototi suaminya. 　　Zhou Jianliang menunjuk layar TV dengan bersemangat: "Penalti! Penalti!" 　　Li Cuiyun membeku. 　　Bersamaan itu, komentator Duan Xin di televisi juga berteriak: "Penalti! Ini pasti penalti! Pelanggaran Bordon sangat jelas! Seluruh tubuhnya menabrak!" 　　…… 　　Saat Zhou Yi terjatuh di lapangan, Stadion Veltins-Arena terlebih dahulu hening. Suporter Schalke 04 tampak belum siap secara mental menyaksikan pemain tersebut terjatuh di area penalti. Beberapa saat kemudian, reaksi massa pendukung Schalke 04 meledak dalam gemuruh siulan ketidaksukaan. 　　Bahkan Draxler berteriak keras: "Diving! Diving!" 　　Kali ini dia tak sempat memberi penjelasan pada Yang Muge di sampingnya. Waktunya terlalu sempit, khawatir wasit utama akan benar-benar memberikan penalti jika tak segera memprotes. 　　Saat menyaksikan Zhou Yi berputar 360 derajat di udara, kesan pertama Yang Muge adalah: "Tidak mungkin, dia benar-benar melakukan diving!" 　　Namun segera, Yang Muge membantah pikirannya sendiri. Tackle Bordon benar-benar kontak fisik nyata. Zhou Yi berusaha menghindar namun gagal, bukan sengaja menempel untuk mencari penalti. Dengan kontak fisik yang jelas, jatuhnya wajar dan bukan diving. 　　…… 　　Kejatuhan Zhou Yi di area penalti Schalke 04 membuat Klopp di pinggir lapangan tertegun. Pelatih Borussia Dortmund itu tak menyangka pemecah kebuntuan justru datang melalui cara dan orang yang tak terduga. Namun ia segera melompat sambil berteriak: "Pelanggaran! Penalti! Ini jelas-jelas penalti!!" 　　Ia bahkan menoleh ke ofisial keempat sambil menggeram: "Ini penalti! 100% penalti! Tidak ada keraguan sama sekali!" 　　Peluit wasit utama Manuel Gräfe pun berbunyi. 　　Di tengah siulan keras yang menggema, suara ini hampir tak terdengar. 　　Namun gerakan Grafi yang berlari ke lokasi pelanggaran tetap menarik perhatian semua orang. Semua mata tertuju padanya dengan tegang, menanti keputusannya. Sebagai wasit, dia bisa memberi hukuman diving pada Zhou Yi atau mengabulkan penalti. Bahkan jika keputusannya salah, hasilnya tetap tak bisa diubah. Maka keputusan wasit utama saat ini mungkin akan menentukan arah pertandingan. 　　Saat baru saja masuk ke area penalti, Grafi langsung menunjuk ke... titik penalti! 　　Penalti! 　　"Penalti!" teriak Marcel Leif dengan lantang. 　　"Yes!" Klopp menoleh ke ofisial keempat dengan senyum kemenangan. Tapi bagi Trautmann si ofisial keempat, senyum Klopp justru terlihat menyeramkan... 　　…… 　　"Penalti! Penalti! Benar penalti! Dortmund dapat kesempatan emas untuk menyamakan skor! Dan peluang ini diciptakan oleh Zhou Yi!" Duan Xin berseru dengan semangat. 　　"Zhou Yi jadi pahlawan!" Tao Wei juga bersorak gembira. 　　Di depan TV, Zhou Jianliang menggebrak tinju dengan kencang: "Luar biasa! Mantap!" 　　Li Cuiyun tampak tak percaya: "Kenapa tidak ada yang khawatir apakah anakku cedera atau tidak?" 　　Zhou Jianliang menenangkan istrinya: "Masa bisa cedera? Lihatlah dia berguling di lapangan dengan mulus, itu berarti teknik meredam benturannya bagus!" 　　Meski maksudnya menghibur, Li Cuiyun sama sekali tidak merasa terhibur... Dia hanya berpikir para penggemar sepak bola ini benar-benar tidak bisa dimengerti... 　　…… 　　"Dihukum penalti membuat pemain Schalke 04 marah, mereka mengerumuni wasit utama untuk memprotes keputusan ini." 　　"Dia jelas-jelas diving! Lihat bagaimana berlebihan gaya jatuhnya!" 　　"Iya betul! Bahkan sempat berputar di udara! Gerakan diving yang sangat standar!" 　　"Aku tidak menyentuhnya... Eh, maksudku sentuhannya sangat ringan, tidak mungkin membuatnya terjatuh seberlebihan ini!" Barrios juga buru-buru membela diri. 　　Tapi wasit utama tidak mendengarkan mereka. Dia tetap berdiri di area penalti, melambai mengusir pemain lain sambil mengeluarkan kartu dari saku dada. Dia akan menunjukkan kartu kuning kepada Barrios! 　　Di sisi lain, pemain Borussia Dortmund bergegas mendekati Zhou Yi. Penyerang Barrios yang pertama sampai, melihat Zhou Yi memegangi pinggangnya sambil meringis kesakitan. Dia langsung menarik Zhou Yi berdiri dan menepuk-nepuknya: "Kerja bagus!" 　　Rekan setim lainnya pun berdatangan: "Hebat, Zhou Yi!" 　　"Cerdik sekali!" 　　"Memang harus memberi pelajaran pada mereka!" 　　Semua memuji Zhou Yi, tak peduli apakah jatuhnya sungguhan atau diving. 　　Tapi Zhou Yi masih merasakan sakit, terutama di paha yang baru saja ditabrak Barrios. Rasa nyeri membuatnya terus menarik napas pendek. Meski dapat penalti, pura-pura jatuh kali ini benar-benar membuatnya menderita - sama sekali bukan diving. 　　Bisa dikatakan, dia tahu 90% kemungkinan Bordon akan menyerbu dan melakukan kontak fisik, dia juga berusaha menghindar tapi gagal, akhirnya terbanting. Wasit utama memberi penalti untuk Borussia Dortmund, dia pasti tidak akan membela bahwa Bordon tidak bersalah. 　　Sebenarnya saat tiba-tiba menerobos area penalti, dalam hatinya sudah siap mental bahwa dirinya akan membawa sebuah penalti untuk tim. 　　Menerobos sendiri, orang itu melakukan pelanggaran, dirinya terjatuh, penalti. 　　Tidak ada masalah sama sekali. 　　Tidak ada hubungannya dengan diving atau tidak. 　　…… 　　Meski pemain Schalke 04 mati-matian membela diri, begitu wasit utama sudah mengambil keputusan, sulit untuk diubah. 　　Maka kini, Sahin berdiri di depan bola, berhadapan dengan kiper Schalke 04 Neuer. 　　Sementara pemain lain dari kedua tim sudah mundur dari area penalti. 　　Siulan semakin keras dan menusuk telinga dari tribun, mengguncang gendang telinga dan jantung, membuat tidak nyaman. 　　Kini tekanan dan sorotan mata semua tertumpu pada Sahin. 　　Sebagai pemain inti tim, bisakah dia bertahan di bawah tekanan, dan menyelesaikan penalti ini untuk Borussia Dortmund? 　　Peluit wasit Grafee berbunyi, Sahin mengambil ancang-ancang, lalu menendang, sekali tendang langsung masuk! 　　Neuer salah menebak arah, bola melesak tepat ke gawang! 　　"Gol! Sahin! Dia sukses mengeksekusi penalti yang direbut Zhou Yi untuk tim! Skor kini 1-1, kedua tim kembali ke garis start yang sama!" 　　Setelah mencetak gol, Sahin langsung berlari ke bawah tribun, melampiaskan emosinya ke suporter Schalke 04 di atas sana——Mau nyoraki aku? Aku tetap bisa mencetak gol! 　　Sementara Zhou Yi dan rekan setimnya bergegas mendekati Sahin, memeluknya, dan merayakan gol ini bersama. 　　Sahin berbalik melihat Zhou Yi, lalu aktif merangkulnya. 　　"Terima kasih!" ujarnya pada Zhou Yi. 　　Rekan setim lainnya juga memuji Zhou Yi satu per satu. 　　"Gerakanmu tiba-tiba masuk ke area penalti itu sangat menentukan!" 　　"Sekarang, para bajingan Schalke itu harus berpikir dua kali kalau mau melakukan pelanggaran padamu, ya!" 　　"Mereka pantas! Pikir kita mudah diintimidasi?" 　　Mereka dengan mesra mengusap kepala Zhou Yi, membuat rambutnya berantakan seperti sarang burung. 　　Di pinggir lapangan, Klopp yang menyaksikan adegan ini tak bisa menahan decakan: "Anak ini!" 　　Namun nada suaranya jelas penuh dengan rasa sayang.