Setelah pertandingan dimulai kembali, pergerakan Zhou Yi memang tidak banyak, memberi kesan bahwa stamina-nya benar-benar hampir habis, kehadirannya di lapangan hanya untuk jalan-jalan dan menonton pertunjukan.
Bahkan ketika rekan setim mengoper bola padanya, dia langsung mengoper kembali tanpa berlari ke depan, hanya berjalan santai.
Bagaimana mungkin bisa mengatur serangan seperti ini?
Melihat performa Zhou Yi seperti itu, pemain Schalke 04 pun secara bertahap mengalihkan perhatian dari Zhou Yi.
Sedangkan Sahin justru menghadapi pengepungan lebih banyak dari pemain Schalke 04.
Sebenarnya dalam rencana awal Schalke 04, setelah Borussia Dortmund menarik Zhou Yi keluar, Sahin akan menjadi target utama yang mereka incar.
Sekarang meskipun Zhou Yi tidak ditarik, melihat performanya yang tak berbeda dengan pemain yang sudah ditarik, mereka tetap menjalankan rencana awal untuk mengepung Sahin.
Sahin bertahan dengan susah payah di bawah tekanan serangan. Awalnya dia tidak terlalu ingin mengoper bola ke Zhou Yi karena merasa stamina Zhou Yi tidak cukup untuk berguna, meskipun Zhou Yi sudah memberi isyarat. Di lubuk hati, Sahin masih memiliki sedikit ketidakpercayaan terhadap Zhou Yi.
Namun akhirnya, bertahan pun sudah tidak bisa lagi dilanjutkan.
Akhirnya dia mengoper bola ke Zhou Yi.
Saat itu sudah memasuki menit ke-76 pertandingan.
Secara umum, dalam pertandingan tim utama sebelumnya, Zhou Yi belum pernah mengalami durasi pertandingan sampai menit ke-76 karena selalu ditarik keluar lebih awal.
Setelah menerima bola, Zhou Yi sedikit berbalik dan berpura-pura akan mengoper ke sayap Großkreutz.
Hal ini membuat bek Schalke 04 sedikit menggeser fokus pertahanan ke arah tersebut.
Tapi Zhou Yi menggoyang pergelangan kakinya dan malah mengoper ke Sven Bender di belakang.
Kemudian, ia menengok ke kiri-kanan sambil bergerak lateral ke sisi lain lapangan.
Dalam proses ini, dia meminta bola kembali dari Sven Bender.
Sven Bender mengembalikan operan kepadanya.
Kali ini, dalam posisi membelakangi arah serangan, Zhou Yi memberikan bola ke Kuba.
Lalu ia berbalik dan mulai berlari pelan ke depan dengan kecepatan tidak terlalu tinggi, seolah tidak berniat aktif terlibat dalam serangan ini.
Kuba mengembangkan serangan di sayap sementara Barrios menarik diri dari area penalti untuk memberikan dukungan.
Setelah menemui hambatan, Kuba mengoper bola ke Barrios. Setelah menerima bola di sayap, Barrios juga menghadapi pertahanan ketat Schalke 04. Sangat sulit membawa bola ke area penalti, sementara umpan silang langsung tidak efektif karena tidak ada pemain di depan gawang - inilah kelemahan formasi penyerang tunggal.
Akhirnya dia mengembalikan bola ke Kuba.
Sementara Zhou Yi masih berlari perlahan ke depan tanpa terlihat buru-buru.
Setelah mengoper ke Kuba, Barrios langsung menyambar ke depan gawang. Kuba pun bersiap memberikan umpan.
Namun di antara mereka berdua terdapat dua bek Schalke 04, ditambah satu bek lagi yang mendampingi Barrios. Umpan langsung ke sana bukan pilihan bijak.
Kebetulan dia melihat Zhou Yi "jalan-jalan" mendekati area serang, maka bola dioper ke Zhou Yi.
Meskipun Zhou Yi datang dengan gaya santai, dia tidak melewatkan kesempatan untuk terlibat dalam serangan...
Saat menerima operan, Zhou Yi hanya selangkah lagi dari Zona 30 Meter Schalke 04.
Di area ini, intensitas pertahanan Schalke 04 jelas meningkat drastis.
Zhou Yi juga tidak berniat bertarung fisik di sini. Begitu menerima operan dari Kuba, dia langsung mengalirkan bola.
Diberikan kepada Sahin, pemain inti lain yang datang dari belakang.
Sahin tidak langsung mengoper setelah menguasai bola, melainkan melindunginya.
Bagaimanapun juga, kondisi fisiknya lebih unggul dibanding Zhou Yi.
Saat Sahin melindungi bola, Zhou Yi berlari kecil beberapa langkah, bergerak ke samping, dan muncul di sisi lain Sahin.
Sahin yang sedang melindungi bola melihat sosok Zhou Yi di ruang kosong, lalu ia mengoper bola kembali.
Saat menerima bola, Zhou Yi membelakangi arah serangan. Ia menyapu bola ke samping ke arah Großkreutz.
Großkreutz yang menerima bola tidak menggiring di sayap seperti Kuba, karena pertahanan Schalke 04 di area sayap terlihat ketat. Baik Kuba maupun Barrios sebelumnya tidak menemukan celah di sayap.
Oleh karena itu, Großkreutz langsung bergerak ke tengah lapangan setelah menerima bola.
Zhou Yi menyamping memberi jalan bagi Großkreutz melewati celah di depannya, kemudian terus bergerak perlahan ke arah sayap.
Namun pergerakannya tidak diperhatikan karena: pertama, gerakannya terlalu lambat dan tidak terlihat seperti ingin membantu Großkreutz.
Kedua, Großkreutz yang menerobos ke tengah dengan agresif berhasil menarik perhatian hampir semua bek Schalke 04.
Dua pemain Schalke 04 maju menghadang Großkreutz.
Großkreutz terpaksa mengurangi kecepatan untuk menghindari tabrakan.
Baríos mengangkat tangan di area penalti, meminta operan dari Großkreutz.
Di belakangnya, bek tengah Schalke 04 Bordon terus menempel, membuat kesempatan untuk berbalik dan menembak menjadi sangat sulit.
Namun Großkreutz tetap mengoper bola ke depan, sambil melakukan pergerakan tanpa bola dan menerobos masuk ke area penalti dengan cepat.
Dia tahu Barrios akan kesulitan berbalik badan dalam kondisi dijaga ketat lawan, jadi dia sama sekali tidak berniat memberi assist ke Barrios. Dari awal, rencananya adalah melakukan kombinasi satu-dua dengan Barrios lalu menerobos area penalti sendiri untuk mencetak gol.
Tapi pemain Schalke 04 juga bukan orang bodoh. Melihat niat kombinasi satu-dua yang begitu jelas, mana mungkin mereka tidak waspada?
Segera, Rakitic mengikuti Großkreutz masuk ke area penalti.
Jika Barrios mengoper bola sekarang, besar kemungkinannya akan dihentikan oleh Rakitic.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Saat Barrios masih bimbang, matanya tiba-tiba menangkap siluet kuning-hitam di sudut pandangnya.
Di tepi kanan area penalti, di sudut yang tidak terlalu mencolok, Zhou Yi berlari perlahan... masuk!
Dan di sekelilingnya... tidak ada satu pun pemain Schalke 04!
Tunggu apa lagi?
Inilah kesempatan!
Selama ini Barrios selalu menikmati assist dari Zhou Yi. Kini gilirannya membalas kebaikan!
Tanpa ragu, dia mengoper bola ke arah itu!
Tidak mengoper ke Großkreutz yang sedang menyerbu ke tengah, malah memberikan bola kepada Zhou Yi yang berada di sudut area penalti!
"Zhou Yi!"
Saat bola menggelinding ke arah Zhou Yi, Duan Xin berteriak penuh semangat.
Zhou Jianliang di depan televisi juga ikut bersemangat: "Peluang bagus nih!"
Dia menepuk paha sambil berteriak.
Zhou Yi tidak menunggu bola di tempat, meski sebelumnya terlihat seperti sedang jalan-jalan di lapangan, tiba-tiba dia melesat menyambut bola!
Langkah pertama ini sangat bertenaga, sama sekali tidak seperti orang yang staminanya hampir habis, hanya dengan satu langkah dia sudah sampai di depan bola!
Kiper Schalke 04 Neuer yang melihat bola dioper ke Zhou Yi langsung memutuskan meninggalkan gawang, reaksinya bahkan lebih cepat dari bek-bek Schalke 04 lainnya.
Ini memberinya tambahan waktu sekitar satu detik, dia membentangkan lengan, menurunkan pusat gravitasi, dan menerjang ke arah bola serta Zhou Yi untuk menutup sudut tembakan.
Zhou Yi yang menyambut bola pun mengayunkan kakinya.
Bersamaan dengan itu, Großkreutz yang tadi masuk area penalti sudah sampai di posisi umpan silang di tengah depan gawang - setelah Barrios tiba-tiba mengoper ke Zhou Yi, perhatian Rakitić teralihkan sehingga kehilangan Großkreutz.
Tapi bagi Neuer yang sedang maju, dia tidak peduli apakah ada pemain yang sudah siap di belakangnya, sebagai kiper, saat ini matanya hanya tertuju pada Zhou Yi yang sedang mengayunkan kaki dan bola di kakinya!
Neuer menjatuhkan tubuhnya dan meluncur ke depan, kedua tangan terbuka seperti elang yang membentangkan sayapnya untuk menyambar mangsa.
Sebagai kiper, gerakan menukik Neuer ini tidak hanya cepat, tapi juga penuh aura penguasaan!
Dalam situasi satu lawan satu antara kiper dan penyerang, terkadang aura penguasaan lebih penting daripada teknik. Kiper hebat harus memiliki semangat pantang mundur saat menghadang, hanya dengan begitu bisa menggentarkan penyerang lawan!
Bahkan penyerang kelas dunia sekalipun, di momen seperti ini pasti akan gemetar melihat Neuer yang tiba-tiba menghadang di hadapannya...
Apalagi Neuer sambil menukik tak lupa meneriakkan tekanan psikologis ke Zhou Yi: "Oper bolanya--"
……
"Gagal sudah!" teriak Draxler di tribun yang melihat gerakan elang menukik Neuer dengan semangat.
Saat Barrios tiba-tiba mengoper ke Zhou Yi, dia sempat gugup. Tapi melihat Neuer sigap menukik dan menghalangi sudut tembakan Zhou Yi, dadanya yang berdebar pun lega.
Dari posisi Neuer sekarang, bahkan jika Zhou Yi ingin melakukan umpan silang pun sulit - bola akan tersentuh kaki Neuer!
Yang Muge di samping diam seribu bahasa, matanya terpaku di depan gawang Schalke 04.
……
Semua mata tertuju pada Zhou Yi dan Neuer, menanti momen penentuan nasib yang akan segera terjadi.
Saat ini juga, kaki Zhou Yi yang terayun akhirnya mendarat dan menendang bola.
Tapi dia tidak menyentuh bagian tengah atau bawah tengah bola, melainkan kaki kanannya seperti sekop langsung menyusup ke celah antara bola dan rumput lapangan.
Kemudian tidak memberikan tenaga untuk mengangkat, melainkan terkunci di posisi itu.
Namun bola justru terangkat oleh bagian atas sepatu!
Atau lebih tepatnya, bola itu dipelintir!
Bola melonjak di tempat, melukis lengkungan di udara yang berhasil menghindari Neuer yang meluncur di tanah!
Neuer yang tergeletak di tanah menatap bola dengan mulut terbuka sedikit. Teriakan awalnya saat maju menghadang sudah terputus, separuh terakhirnya tersangkut di tenggorokan.
Bola matanya mengikuti lintasan bola. Saat bola mata sudah mencapai posisi maksimal, bola masih terus melaju.
Dia membalikkan badan, lehernya berputar mengikuti, buru-buru melacak jalur terbang bola meski harus menabrak pemain lain.
Akhirnya pandangannya berhasil mengunci kembali posisi bola.
Tapi bola sudah mendarap di dalam gawang yang dia jaga...
