Anak-anak China berbaju berlambang LOGO Penerus Hijau dan logo sponsor berjalan berkelompok di jalanan Dortmund. Ini hari kedua kedatangan mereka di Dortmund. Hari ini mereka akan syuting adegan outdoor termasuk proyek urban exploration dimana dua kelompok harus mencapai titik B dari titik A di kota Dortmund tanpa dukungan logistik, hanya membawa sedikit uang tunai.
Ini adalah permainan yang menguji kemampuan hidup mandiri dan komunikasi bahasa para pemain muda.
Pemenang akan mendapat prioritas masuk formasi pemain utama saat melawan Tim U17 Borussia Dortmund.
Memilih formasi utama melalui permainan mungkin menjadi perbedaan terbesar antara Penerus Hijau Season 2 dan Season 1.
Season pertama lebih menekankan pada aspek profesional sepak bola.
Setelah menjadi populer secara tak terduga, jumlah sponsor bertambah dan semakin banyak orang yang ikut campur tangan. Banyak yang berpendapat bahwa terlalu menekankan aspek profesional terasa membosankan, sehingga perlu menambah porsi hiburan. Bagaimanapun ini adalah sebuah program varietas.
Oleh karena itu, setelah para pemain muda tiba di lokasi tujuan, mereka tidak akan langsung berlatih selama seminggu sebelum menantang lawan. Sebaliknya, mereka akan bertanding setiap 3-4 hari.
Dengan pola seperti ini, prestasi tim sebenarnya bisa ditebak.
Mungkin ini juga konsekuensi logis dari fokus ke hiburan dalam program varietas...
Para pemain muda menjelajahi wilayah kota Dortmund. Mereka bisa memilih berjalan kaki, menggunakan transportasi umum, atau bahkan naik taksi - namun harus mempertimbangkan kecukupan anggaran. Mereka juga harus membeli makan siang di kota Dortmund. Jika kehabisan uang, mereka harus mencari solusi sendiri.
Grup A memilih naik bus kota. Mereka khusus mempelajari rute bus termasuk cara transit.
Kini mereka duduk di dalam bus sambil menatap penuh rasa ingin tahu ke luar jendela menuju dunia yang masih asing bagi mereka.
Tiba-tiba seorang remaja menunjuk ke luar jendela dan berteriak: "Lihat, Zhou Yi!"
Teriakan itu langsung menarik perhatian yang lain. Mereka berhamburan bangkit dari kursi mengikuti arah tangan sang teman.
Alih-alih melihat Zhou Yi sendiri, mereka justru melihat seorang suporter Borussia Dortmund yang mengenakan kaos Zhou Yi.
Meski demikian, para pemain muda tetap antusias.
"Zhou Yi benar-benar populer di Dortmund ya!"
"Ya, ya!"
"Sungguh mengagumkan... Kapan aku bisa seperti ini!"
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya para pemain muda melihat hal-hal terkait Zhou Yi di jalan-jalan Dortmund.
Saat mereka menginap di hotel, pelayan hotel yang melihat sekelompok orang China langsung berseru "Zhou Yi! Zhou Yi!" dengan antusias. Di jalanan, warga Dortmund juga menjadi lebih ramah ketika tahu mereka orang China.
Tentu saja ini semua manfaat yang dibawa Zhou Yi untuk mereka.
Karena kota ini memiliki seorang genius China, seolah semua orang China menjadi tamu terhormat di kota ini.
"Hei, Yan Min, sedang apa kau?" Seorang rekan setim menepuk bahu Yan Min yang tetap duduk tanpa ikut kerumunan.
Yan Min menjawab tanpa menoleh: "Tidakkah kau lihat? Aku sedang membaca koran."
"Tentu kami tahu kau baca koran. Tapi apa kau mengerti koran berbahasa Jerman ini?"
"Masa tidak mengerti? Di sini tertulis Dortmund menang 3-0 atas Bayer Leverkusen di kandang sendiri, Zhou Yi bersinar sepanjang pertandingan, keren banget!" Yan Min menunjuk foto Zhou Yi di koran pada rekannya.
"Lho? Bagaimana bahasa Jermannya 'keren banget', Yan Min?" Seorang rekan mendekat.
"Ini terjemahan lokal saja, maksudnya sangat hebat!"
"Tak kusangka kau paham bahasa Jerman. Bagus, nanti saat makan atau tanya jalan kami serahkan padamu!"
“Tidak masalah, serahkan padaku!” Yan Min menepuk dada penuh percaya diri. “Jamin tim kami sampai tujuan lebih dulu dari tim lain!”
……
Malam harinya, setelah menyelesaikan latihan, Zhou Yi bertemu dengan kru utama program Penerus Hijau dan agennya di restoran, sekaligus berjumpa dengan mentor lamanya Hao Dong.
“Hmm, bagus! Tubuhmu lebih kekar dan tinggi.” Hao Dong mundur selangkah mengamati Zhou Yi dari ujung kepala hingga kaki sambil tersenyum puas.
“Hehe, Manager Hao benar. Sekarang tinggiku sudah 178 cm!” Zhou Yi pamer sambil menambahkan, “Diukur tanpa sepatu lho!”
Para kru yang menyaksikan pertemuan Zhou Yi dan Hao Dong tak bisa menahan decak kagum.
Sebagian dari mereka adalah kru musim pertama, sebagian lagi anggota baru - termasuk produser, sutradara, serta tim pencahayaan dan suara. Mereka datang lebih dulu ke restoran untuk mempersiapkan peralatan syuting.
Zhou Yi datang sedikit lebih awal dari jadwal. Saat tiba, Hao Dong belum datang. Dengan santai ia menyapa satu per satu kru yang ada di lokasi tanpa sikap sok selebritas.
Yang mengejutkan, ia bahkan bisa menyebut nama-nama kru yang terlibat di musim pertama! Hal ini membuat para kru tersentuh sekaligus tersanjung.
Interaksinya dengan Hao Dong semakin membuktikan bahwa kerendahan hatinya selama ini benar-benar tulus, bukan sekadar pencitraan. Itulah sifat asli dirinya.
“Seseorang seperti ini bisa meraih kesuksesan sebesar ini, benar-benar membuat setiap orang merasa senang dari lubuk hati untuknya.”
Hao Dong tertawa lebar, lalu menepuk keras bahu Zhou Yi. Tak ada kata yang diucapkan, namun semua perasaannya tercurah dalam tawa jujur dan kekuatan tepukan itu.
Dia sungguh menyukai bocah ini. Berasal dari kalangan biasa, tapi mampu mencapai ketinggian yang belum pernah dicapai pemain China sebelumnya. Selain bakat, kerja keras anak inilah kuncinya.
Bagaimana melihat seberapa besar usaha Zhou Yi?
Lihat saja kondisi tubuhnya sekarang. Makanya Hao Dong langsung mengamati fisik Zhou Yi begitu masuk.
Untuk bisa beradaptasi dengan sepak bola Eropa, Zhou Yi benar-benar berlatih keras. Ini terlihat dari kontur otot yang mulai terbentuk dan postur tubuhnya yang semakin tinggi.
Kemudian mereka makan bersama sambil berdiskusi tentang jadwal syuting spesifik untuk lusa.
Termasuk jam berapa masuk lokasi, alur program detil. Terakhir, kru acara mengajukan permintaan: berharap Zhou Yi bisa mentraktir makan pemain muda setelah pertandingan, sekaligus berbagi pengalaman di meja makan.
“Tidak masalah. Makan untuk belasan orang masih sanggup kok.” Zhou Yi langsung setuju.
“Eh, bukan belasan, sebenarnya hanya empat orang…” Sutradara lapangan buru-buru menjelaskan.
“Hah? Cuma empat?” Zhou Yi terkejut.
"Benar, karena makan bersama Anda adalah bentuk penghargaan bagi para pemain muda. Hanya yang tampil baik dalam pertandingan yang berkesempatan ini. Dan pemilihan siapa yang akan makan bersama Anda juga menjadi hak Anda sendiri," jelas Sutradara.
Zhou Yi terdiam sejenak setelah mendengarnya.
Mengingat ini adalah pengaturan kru acara, dia memilih untuk tidak mengubah rencana mereka. "Tidak masalah," jawabnya.
Setelah urusan kerja selesai, mereka beralih ke obrolan santai selama makan.
Zhou Yi dan Hao Dong berbagi pengalaman bermain di Jerman, juga membahas timnas.
Sebagai senior, Hao Dong memberi Zhou Yi beberapa saran tentang kehidupan di tim nasional.
Suasana pun terasa hangat dan menyenangkan.
……
Sehari kemudian, latihan Borussia Dortmund hanya setengah hari - pagi ada, siang tidak. Waktu siang itu akan digunakan untuk syuting dengan kru acara sesuai kesepakatan.
Di ruang ganti lapangan, pelatih kepala tim Hao Dong mengumumkan starting line-up. Dibanding musim pertama, jumlah pemain muda kali ini mencapai 18 orang, tapi yang jadi starter tetap 11 pemain, dengan 7 lainnya di bangku cadangan.
Tapi Hao Dong hanya menyebut sepuluh nama lalu berhenti.
Para pemain muda di ruang ganti saling pandang bingung. "Kenapa hanya sepuluh?"
Semua mata tertuju penuh tanya pada Hao Dong.
Baru kemudian Hao Dong tersenyum: "Starter terakhir adalah... Zhou Yi!"
Saat nama itu disebut pelatih kepala, para pemain muda tertegun sejenak, tak langsung bereaksi.
Kemudian, pintu ruang ganti terbuka, sosok yang familiar bagi mereka masuk.
Benar-benar Zhou Yi! Zhou Yi yang mengenakan seragam putih Inheritor!
Penghuni ruang ganti tertegun sejenak, lalu menjerit histeris seperti reaksi penggemar yang melihat idolanya tiba-tiba muncul.
"Hai, semuanya." Zhou Yi menyapa sekelompok pemain muda yang antusias dengan senyuman. Melihat anak-anak ini, ia teringat momen dua tahun lalu saat mengikuti program ini.
Bersama rekan setim sebaya yang berjuang untuk kemenangan, benar-benar mirip dengan mereka sekarang.
Meski sudah dua tahun berlalu, melihat mereka Zhou Yi merasa waktu seakan berputar balik.
Sekarang ia sangat senang telah setuju ikut syuting program ini, karena bisa mengulang kenangan masa lalu.
"Baik, Zhou Yi tak perlu diperkenalkan lagi." Hao Dong tak banyak bicara, memberi isyarat agar Zhou Yi duduk di tempatnya sebelum mulai menjelaskan taktik pertandingan.
Setelah selesai bertanya pada Zhou Yi: "Maukah kamu bocorkan sedikit info tentang musuh?"
Pertanyaan ini memancing tawa semua orang.
Zhou Yi cepat-cepat menggeleng: "Tidak, tidak. Aku juga tak terlalu kenal anggota Tim U17 Borussia Dortmund ini. Saat aku masuk U17, mereka mungkin masih U15? Selisih dua tahun..."
……
Setelah penjelasan taktik singkat, Tim Inheritor keluar untuk pemanasan menyiapkan pertandingan.
Saat mereka keluar, pemain Tim U17 Borussia Dortmund juga sudah mulai pemanasan.
Ketika pemain Borussia Dortmund U17 menyadari Zhou Yi berada di tim penerus, mereka juga terkejut.
Gelandang inti tim Thomas Esfield langsung "melapor" ke pelatih: "Kenapa Zhou Yi ada di sana?"
Pelatih tim muda U17 juga merupakan kenalan Zhou Yi – Sasha Ecker.
Tentu saja dia tahu alasan Zhou Yi berada di sana, kru acara sudah berkoordinasi sebelumnya.
Dia membentak Esfield: "Fokus pemanasan! Ini hanya efek program TV!"
Esfield menyeringai pelan, tapi matanya terus mengawasi Zhou Yi selama pemanasan.
Sebagai gelandang genius yang satu tahun lebih muda dari Götze, Esfield juga menjadi sorotan. Jika berhasil masuk tim utama, Zhou Yi akan menjadi seniornya.
Di tim muda, Zhou Yi dan Götze telah menjadi panutan. Setiap anak ingin menjadi penerus mereka, ambisiusnya Esfield pun tak terkecuali.
