"Nuri, Zorc baru saja memberi tahu saya, jika Real Madrid bisa memenuhi harga yang memuaskan mereka, mereka bersedia mempertimbangkan tawaran Real Madrid!" Agen Reza Fazeli bersemangat berkata melalui telepon kepada Sahin.
"Mengoperasikan pemainnya ke klub besar seperti Real Madrid, bagi seorang agen bisa dianggap sebagai operasi yang membanggakan."
"Mereka setuju?" Sahin terkejut.
"Benar! Tiba-tiba mereka menyetujui!"
Sahin terdiam sejenak.
"Halo, Nuri?"
"Reza, apakah kita benar-benar harus meninggalkan Borussia Dortmund?" tanya Sahin.
"Tentu saja, mengapa tidak? Baik dari segi kemampuan tim maupun keuangan, Borussia Dortmund sudah tidak cocok untuk dipertahankan. Dari sisi perkembangan pribadimu, Real Madrid juga merupakan pilihan yang lebih baik. Jika transfer ini benar-benar bisa terwujud, mengapa tidak ke Real Madrid daripada tetap di Borussia Dortmund?" Fazeli seolah mendengar keraguan dalam ucapan Sahin, langsung membujuk. "Ambil contoh perpanjangan kontrak ini, syarat yang diajukan Borussia Dortmund terlalu rendah. Tim yang terus diterpa masalah keuangan seperti ini mustahil bisa meraih prestasi di bidang olahraga. Pergi saat kamu masih dalam masa puncak juga baik untukmu."
Ucapan Fazeli memang masuk akal, Sahin tak bisa membantah dan memutuskan mengikuti arahan Fazeli.
"Baiklah, aku serahkan semuanya padamu, Resa."
"Tidak masalah. Oh ya, Nuriy. Performamu di beberapa pertandingan terakhir kurang bagus, tapi ini masa krusial negosiasi. Kamu harus menunjukkan kualitas sebenarnya agar aku bisa memperjuangkan kepentingan terbesarmu di meja perundingan." Fazeli mengingatkan Sahin.
"Aku tahu, tidak masalah," kata Sahin.
"Bagus. Urusan lainnya serahkan padaku, fokuslah bermain sepak bola dan hindari kritik berlebihan dari publik."
……
Liga matchday ke-33, Borussia Dortmund menjamu Wolfsburg di kandang sendiri.
Sebelum pertandingan ini, perdebatan media tentang kelayakan Sahin tetap menjadi pemain utama semakin mengemuka.
Namun akhirnya Klopp tetap menempatkan Sahin dalam formasi pemain utama.
Mengenai hal ini, dia menjelaskan kepada media: "Kami menilai kondisi yang ditunjukkan Sahin dalam latihan sudah memenuhi syarat untuk bertanding."
Penjelasan seperti ini pasti dianggap wartawan sekadar basa-basi.
Namun faktanya performa Sahin dalam latihan memang bagus, kalau tidak Klopp tidak akan memasukkannya dalam starting line-up.
Alasan di balik performa gemilang Sahin dalam pertandingan, baik Klopp maupun para pemain bisa menebak - hal ini berkaitan dengan urusan transfer dan perpanjangan kontrak.
Entah itu transfer atau perpanjangan kontrak, setidaknya satu di antaranya sudah hampir disepakati. Barulah Sahin bisa fokus bermain.
Para pemain berharap itu adalah perpanjangan kontrak, karena semua ingin menjaga stabilitas susunan tim, terutama starting lineup.
Klopp sendiri tidak masalah dengan opsi transfer maupun perpanjangan kontrak. Bagaimanapun, dia sudah siap dengan kedua skenario.
Jika Sahin bertahan, taktik dual-core tetap akan diteruskan, dan tim sudah terbiasa.
Namun jika Sahin memilih pergi, itu pun bukan masalah. Setelah evaluasi mendalam bersama asisten pelatih Buvac, Klopp yakin Zhou Yi bisa menggantikan peran Sahin asalkan stamina-nya memadai.
Masalahnya memang masih di faktor stamina tersebut.
Tapi yang menggembirakan bagi Klopp, stamina Zhou Yi terus menunjukkan peningkatan. Kini dia sudah bisa bermain penuh di beberapa pertandingan, meski setelah bermain 90 menit penuh, pasti tidak bisa lagi bermain full di laga berikutnya. Tapi kemajuan sekecil apa pun patut disyukuri.
……
Pada pertandingan melawan Wolfsburg, Sahin tampil sebagai starter dan membentuk duet inti bersama Zhou Yi yang kembali menunjukan performa gemilang.
Akhirnya Sahin memberikan satu assist, membantu tim mengalahkan Wolfsburg 2:1 di kandang sendiri.
Penampilan Sahin dalam pertandingan ini membuat Marcel Leif tak bisa mengkritik, siulan sporadis dari tribun pun menghilang, Sahin kembali mendengar tepuk tangan dan sorak sorai dari suporter Borussia Dortmund.
Semua terlihat indah, masalah sedang teratasi.
Kini Bundesliga hanya menyisakan satu pertandingan terakhir. Tanpa partai Champions Eropa dan sudah tersingkir dini dari Piala Jerman, musim ini hanya tersisa satu laga pamungkas bagi Borussia Dortmund.
Bagi Zhou Yi, ini adalah musim Bundesliga pertamanya dalam karir meski tidak utuh karena di awal musim ia belum bermain.
Namun hasil akhir tetap memuaskan, Zhou Yi yang bergabung di tengah musim langsung menjadi pilar utama dan pemain inti tim.
Publik punya alasan untuk menaruh harapan lebih pada Zhou Yi di musim baru nanti.
Terutama setelah Borussia Dortmund memastikan tiket ke Liga Champions musim depan.
Bersamaan dengan berakhirnya jornada ini, Bayern München juga secara dini mengamankan gelar liga.
Di awal kompetisi, Bayern München sempat mengalami kesulitan seperti Borussia Dortmund dengan peringkat yang terpuruk.
Namun sejak kemenangan telak 5:0 atas Borussia Dortmund di kandang lawan, Bayern München menemukan ritme kemenangan mereka, kemudian terus melaju tanpa hambatan.
Setelah kehilangan gelar liga sekali dari Wolfsburg musim lalu, akhirnya merebut kembali tahta kerajaan.
Baik Schalke 04, Werder Bremen, Bayer Leverkusen, bahkan Borussia Dortmund yang juga bangkit mengejar, semuanya tidak bisa mengancam Bayern München.
Tampaknya raksasa ini masih tetap penguasa Bundesliga, sulit bagi siapa pun untuk menggoyang hegemoni mereka.
……
Pertandingan terakhir liga, Borussia Dortmund bertandang ke markas SC Freiburg.
Karena sebelum pertandingan ini gelar liga sudah pasti tak ada harapan, posisi runner-up liga juga sudah aman, jadi pertandingan ini bagi Dortmund adalah pertandingan tanpa target.
Dalam sesi latihan sebelum pertandingan, Zhou Yi sebenarnya sudah bisa merasakan mentalitas santai rekan-rekannya yang seperti domba lepas kandang.
Mentalitas seperti ini cukup dipahami Zhou Yi, bahkan dia ikut merasakannya.
Karena setiap kali sebelum ujian akhir semester, dia juga punya perasaan serupa.
Yang dipikirkan bukan lagi tentang ujian, melainkan bagaimana bersenang-senang selama liburan musim panas atau dingin setelah ujian, beberapa hari pertama ingin tidur nyenyak, mengganti semua waktu tidur yang hilang selama semester, lalu main bola, nonton TV, jalan-jalan ke sana-sini sepuasnya...
Pemain profesional sebenarnya juga sama.
“Jika di putaran terakhir tidak ada tujuan atau target spesifik, yang ada di pikiran mereka sekarang adalah rencana liburan ke mana.”
Di ruang ganti, topik pembicaraan pun mulai beralih ke rencana liburan.
“Hei, Zhou Yi, kamu mau liburan ke mana?” Großkreutz mendekat dan bertanya pada Zhou Yi.
“Aku? Aku mau pulang ke rumah. Sudah hampir dua tahun aku tidak pulang,” kata Zhou Yi yang tak tertarik membahas destinasi liburan.
Sejak meninggalkan kampung halamannya pada November 2008 hingga Mei 2010 ini, ia belum sekalipun kembali.
Meski ada jeda antar musim sebelumnya, namun karena Liga Remaja berakhir sangat terlambat dan liga baru dimulai lebih awal, demi berintegrasi dengan tim utama, ia tak sempat pulang.
Sekarang, akhirnya ia bisa pulang menemui orangtuanya.
Inilah yang selalu ingin dilakukan Zhou Yi.
Ketika semua orang antusias membahas Maldives, Thailand, Mallorca, atau Amerika... Zhou Yi justru merasa tak ada pemandangan indah yang mampu menyaangi kebahagiaan pulang kampung.
“Dua tahun tidak pulang? Astaga, kamu benar-benar pekerja keras!” Subotic di sampingnya terkejut mendengar cerita Zhou Yi.
Sebagai pemain profesional, wajar jika tim yang mereka bela berbeda dengan kota asal. Contohnya Subotic sendiri yang berasal dari Prijepolje, Serbia.
"Tapi tidak pulang sama sekali selama dua tahun berturut-turut, itu memang terlalu ekstrim. Lagipula Bundesliga bukan Liga Premier, selain liburan musim panas setiap tahun, Bundesliga juga punya masa istirahat musim dingin."
"Meski Zhou Yi sempat kembali ke China selama masa istirahat musim dingin musim ini, dia sama sekali tidak punya waktu pulang ke rumah. Dia hanya mengikuti pelatihan konsentrasi timnas, bermain dua pertandingan, lalu buru-buru kembali ke Jerman."
"Memang seharusnya kamu pulang menjenguk orang tua dan beristirahat di rumah," kata Mats Hummels.
……
Para pemain merapikan diri mereka, lalu berpamitan dengan rekan setim yang tersisa di ruang ganti sebelum berangkat. Zhou Yi sengaja tinggal di belakang.
Kebiasaan ini sebenarnya sudah terbentuk sejak Derbi Ruhr.
Sebelumnya dia selalu langsung pergi setelah siap, tapi sejak kejadian di Derbi Ruhr dimana dia terjebak di luar basis pelatihan sepak bola selama lebih dari setengah jam oleh suporter, Zhou Yi jadi trauma.
Dia memutuskan selalu menjadi yang terakhir keluar dari ruang ganti. Dengan begitu rekan setimnya yang keluar lebih dulu akan membuka jalan. Setelah permintaan tanda tangan suporter terpenuhi, kerumunan di luar basis pelatihan akan menyusut. Jadi meski masih ada suporter yang menunggunya, jumlahnya sudah sangat sedikit dan masih dalam batas toleransinya.
Jadi meski sudah mandi dan berganti pakaian, Zhou Yi tetap duduk di ruang ganti sambil berpamitan satu per satu dengan rekan yang pergi.
Akhirnya di ruang ganti hanya tersisa Zhou Yi dan... Sahin.
"Hari ini, gerakan Sahin terasa lebih lambat dari biasanya. Ia mandi dengan lamban, berganti pakaian perlahan-lahan. Akhirnya hanya tersisa dia dan Zhou Yi di ruangan."
Zhou Yi menatapnya: "Nuri, kamu belum pergi juga?"
Ia ingin menunggu Sahin pergi, membawa serta kelompok suporter terakhir yang bisa dibawa.
"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu, Zhou Yi." Jawaban Sahin justru mengejutkan Zhou Yi.
"Ah?"
