Pertandingan terus berlanjut, pengamatan Klopp dan Buvac terhadap permainan juga terus berjalan.
Di mata mereka, pergerakan lini tengah Borussia Dortmund berjalan sangat lancar.
Para pemain Dortmund sepertinya tidak mengalami kesulitan beradaptasi apakah Sahin yang menjadi inti atau Zhou Yi yang menjadi inti.
Awalnya mereka agak terkejut, tapi segera menyadari Zhou Yi benar-benar aktif melakukan tugas inti. Mereka pun dengan senang hati berkoordinasi dengannya. Lagipula Sahin sebagai inti lain pun tidak protes, mengapa mereka harus keberatan?
Jadi dengan cepat mereka lebih banyak mengoper bola ke Zhou Yi, membuat serangan tim berpusat pada dirinya.
Kalau dipikir-pikir, ini cukup wajar.
Bagaimanapun saat Sahin cedera dulu, Zhou Yi selalu bermain sebagai inti tunggal. Kerjasama para pemain dengannya selalu lancar dan efektif.
Secara teori, sebelum munculnya inti baru, tim pelatih perlu melakukan banyak persiapan melalui latihan rutin yang cukup intensif.
Tapi Zhou Yi tidak punya kesempatan itu. Saat itu dia dipaksakan. Namun performanya justru melampaui ekspektasi semua orang, sangat brilian.
Dia benar-benar menyatu dengan tim tanpa celah.
Jadi selama periode cedera Sahin, kinerja Borussia Dortmund justru sangat baik dan stabil.
Setelah Sahin pulih dan kembali bermain, tim justru mengalami masa penyesuaian yang sangat singkat.
Oleh karena itu, sebenarnya para pemain sudah sangat terbiasa dengan Zhou Yi sebagai pemain inti.
Melihat hal ini, Klopp mulai merasa lebih optimis tentang prospek tim di musim depan tanpa kehadiran Sahin.
Meski tidak mengerti mengapa Zhou Yi tiba-tiba menjadi lebih aktif dalam pertandingan ini mengambil alih peran komando dari Sahin tanpa protes, selama tim berfungsi normal, kecemasan Klopp berkurang.
Awalnya SC Freiburg menyusun taktik pertahanan khusus untuk menekan Sahin.
Namun yang tak terduga, sejak awal pertandingan pusat permainan Dortmund justru beralih ke Zhou Yi, sedangkan Sahin tampak seperti pemain pendukung!
Persiapan defensif selama seminggu yang dilakukan Freiburg pun menjadi sia-sia...
Zhou Yi justru tampil sangat dinamis.
Pada menit ke-27, dia menginisiasi serangan dengan mengoper bola ke Großkreutz yang kemudian memberi assist kepada Barrios untuk mencetak gol.
Dortmund unggul 1-0 di kandang lawan.
Melalui kombinasi umpan Zhou Yi dan Sahin, Dortmund menguasai ritme permainan di lini tengah, membuat Freiburg terus kewalahan.
Buvac melihat pemandangan ini tiba-tiba menghela nafas: "Inilah duo inti yang ingin kulihat, siapa pun bisa memikul tanggung jawab sendiri, juga bisa menjadi pendukung rekan, saat unggul duo inti masih bisa membantu stabilisasi operan... Tapi sayang."
Maksud penyesalannya, Klopp tentu paham.
Setelah pertandingan ini, duo inti seperti ini tak akan terlihat lagi.
Latihan keras selama setengah musim, taktik yang baru terbentuk terpaksa dihentikan karena strategi transfer tim di pasar transfer, bagi seorang pelatih taktik ini menyakitkan sekaligus membuatnya tak berdaya.
Tapi tak ada cara, pelatih sepak bola Jerman berbeda dengan pelatih Inggris. Di Jerman, yang paling berkuasa di klub sepak bola adalah manajer umum klub, seperti Uli Hoeneß di Bayern München dan Michael Zorc di Borussia Dortmund.
Sedangkan di Inggris, semuanya ditentukan oleh pelatih kepala. Dia memiliki hak veto dalam transfer personel.
……
Setelah jeda babak pertama, kedua tim bertukar sisi lapangan.
SC Freiburg jelas meningkatkan intensitas serangan.
Meski sudah menjamin tempat di liga satu ronde lebih awal, di pertandingan terakhir di kandang sendiri mereka tak ingin mengakhiri musim ini dengan kekalahan.
Menit ke-60, penyerang Freiburg Papiss Demba Cissé menyamakan skor untuk timnya.
Kedua tim kemudian masuk fase deadlock, sama-sama punya peluang tapi tak bisa memanfaatkannya.
Waktu mencapai lebih dari tujuh puluh menit, skor tetap belum berubah.
Sebenarnya bagi kedua tim yang bertanding, pertandingan terakhir ini sama-sama tidak memiliki ambisi khusus.
Jangan bermain terlalu keras.
Terutama Borussia Dortmund, banyak pemain yang sekarang lebih memikirkan rencana liburan—ke mana dan bagaimana—daripada pertandingan.
Perlahan-lahan, permainan agresif SC Freiburg mulai mendominasi pertandingan.
Demi keamanan, Borussia Dortmund melakukan penyesuaian dengan menarik pertahanan dan mengosongkan ruang di lini tengah dan depan, sementara SC Freiburg terus menekan.
Tampaknya SC Freiburg sedang menggempur Borussia Dortmund habis-habisan.
Di tribun Stadion Mag Solar milik SC Freiburg, sorakan suporter bergema, berharap tim mereka bisa mengalahkan Borussia Dortmund setelah berhasil lolos dari degradasi.
Menurut Zhou Yi, SC Freiburg terlalu terburu-buru mengejar kemenangan sehingga lini belakang mereka penuh celah, terutama saat Borussia Dortmund merebut bola untuk serangan balik.
Tapi itu membutuhkan umpan silang yang presisi.
Umpan pendek 5-15 meter jelas tidak cukup untuk situasi ini.
Mendengar kata "umpan panjang", Zhou Yi teringat latihan intensif yang baru saja dilakukannya.
Meski sudah berlatih lebih dari dua bulan di ruang virtual, targetnya masih jauh dari tercapai.
Awalnya Zhou Yi tidak berniat menggunakan teknik ini sebelum benar-benar matang.
Tapi sekarang...
Dengan begitu banyak kesempatan, kenapa tidak dicoba?
Lagi pula ini pertandingan terakhir liga, tim saat ini tidak memiliki target spesifik. Kalah pun tidak akan mempengaruhi peringkat tim.
Adakah kesempatan yang lebih baik untuk eksperimen selain ini?
Memikirkan ini, Zhou Yi memutuskan menggunakan umpan panjang untuk menciptakan peluang. Tidak masalah jika umpan tidak akurat, cukup satu umpan bagus saja sudah menguntungkan.
……
Langsung dieksekusi. Tak lama Zhou Yi mendapat kesempatan. Saat serangan Freiburg memasuki zona 30 meter Dortmund, Sven Bender merebut bola dan mengoper ke Zhou Yi.
Begitu berbalik, Zhou Yi melihat ruang kosong yang luas tak bertepi di separuh lapangan Freiburg...
Sekaligus melihat Lucas Barrios yang berada di posisi terdepan.
Karena tekanan tinggi Freiburg, bahkan Barrios di posisi terdepan saat itu hanya berada di garis tengah.
Setelah mengarahkan pandangan ke posisi Barrios, Zhou Yi langsung menendang umpan panjang!
Ini umpan silang pertama melebihi 30 meter yang dilakukannya dalam pertandingan ini!
Arah tepat, tapi kekuatan berlebih. Barrios berlari beberapa langkah lalu menyadari bola jauh di depannya. Ia menghentikan lari sambil memberi thumbs-up ke Zhou Yi sebagai apresiasi.
Sebenarnya umpan ini kurang bagus, tapi ini etika dasar di lapangan.
Zhou Yi mengerutkan kening geleng-geleng kepala, jelas tidak puas dengan performanya kali ini.
Sejak bergabung dalam program Penerus Hijau ke Eropa untuk syuting acara realitas, hingga sekarang berjuang di tim utama Borussia Dortmund selama satu musim, Zhou Yi telah mempelajari satu prinsip. Yakni, orang lain boleh memakluminya, tetapi ia sendiri tidak boleh memaklumi dirinya.
Jika tidak, ia akan tersingkir dalam dunia yang penuh persaingan sengit ini.
Di dalam benaknya, ia mengingat dengan seksama sensasi saat berlatih umpan panjang di ruang virtual dulu.
Cara mengerahkan tenaga, sudut pengumpanan, bagian bola yang disentuh, seberapa besar kekuatan yang diberikan...
Zhou Yi mulai melakukan simulasi di otaknya.
Karena SC Freiburg sedang menekan serangan ke Borussia Dortmund, kesempatan Zhou Yi untuk melakukan umpan panjang sebenarnya sangat terbatas. Ia tidak bisa menyia-nyiakan setiap kesempatan langka itu, melainkan harus mensimulasikannya berkali-kali dalam pikiran terlebih dahulu.
……
Sebenarnya ketika Dortmund ditekan oleh serangan Freiburg, umpan panjang Sahin bisa menjadi senjata efektif.
Namun dalam pertandingan ini, Sahin sama sekali tidak menunjukkan niat membantu Zhou Yi. Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai pendukung dengan disiplin, tanpa melangkah melebihi wewenangnya.
Sebaliknya, selama pertandingan ia kerap melirik ke arah Zhou Yi dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.
Seolah ingin melihat bagaimana Zhou Yi akan memecahkan masalah ini.
Biasanya saat Dortmund melakukan serangan balik, Zhou Yi selalu berlari maju bersama bola, mengandalkan pergerakan untuk berkoordinasi dengan rekan setim. Namun dalam serangan balik yang mengutamakan kecepatan maksimal, cara itu justru terasa agak lambat...
Di saat seperti ini, umpan panjang yang presisi seperti rudal krusialah yang paling tepat.
Kaki kiri Sahin memiliki kemampuan seperti itu, namun Zhou Yi tidak memiliki kemampuan ini baik dengan kaki kiri maupun kanannya.
Saat dua pemain inti bekerja sama sebelumnya, umpan panjang seperti ini umumnya dilakukan Sahin sendiri, sementara Zhou Yi bertanggung jawab atas operan jarak pendek hingga menengah, terutama operan pendek.
Tapi musim depan, setelah saya tidak ada di tim, bagaimana Zhou Yi akan menjalankan peran sebagai pemain inti?
Sahin ingin melihat apakah Zhou Yi memiliki kemampuan untuk menjadi tulang punggung tim.
……
Setelah Sahin dan Sven Bender berhasil mematahkan serangan SC Freiburg, bola jatuh ke kaki Sahin.
Sebenarnya dalam situasi seperti ini Sahin bisa langsung melakukan umpan panjang ke depan.
Namun dia tidak melakukannya, atau lebih tepatnya tidak menyelesaikan aksinya. Dia memang mengangkat kaki kiri dan melihat ke depan, melakukan gerakan ancang-ancang untuk umpan panjang, tapi di detik terakhir mengubah arah tendangan dan mengoper bola ke Zhou Yi yang berada di dekatnya.
Ini adalah salah satu dari ribuan operan yang dia berikan kepada Zhou Yi selama pertandingan ini.
Zhou Yi menerima bola di ruang kosong yang tidak terlalu luas.
Karena SC Freiburg mengepung area penalti Borussia Dortmund, terdapat banyak pemain di depan area penalti Dortmund. Zhou Yi tidak mudah menemukan ruang kosong, apalagi ruang itu akan hilang dalam sekejap.
Setelah Zhou Yi menerima bola, pemain-pemain SC Freiburg lainnya langsung menyerbu ke arahnya.
Waktu yang tersisa untuk Zhou Yi berpikir dan mengolah bola tidak banyak.
Zhou Yi mengoper bola lembut ke sisi kanannya dengan kaki kanan, lalu melangkahkan kaki kiri ke belakang bola. Saat posisinya sejajar dengan bola, dia mengayunkan kaki kanan dengan pergelangan kaki terkunci, menghajar bola dari belakang ke depan.
Ujung bagian dalam kaki kanannya mengenai bola dengan akurat, bola melesat ke udara dan terbang menuju Barrios yang berada di depan.
Saat bola meninggalkan kakinya, sebuah lampu menyala di otak Zhou Yi.
Ritme!
Dalam proses operan ini, dia merasakan sebuah ritme.
Dari penyesuaian sentuhan kaki kanan, hingga ritme saat melepaskan umpan, semuanya lancar dan selesai dalam sekali tarikan napas.
Begitu bola terlepas, keyakinan tak terbatas muncul di hati Zhou Yi – dia yakin bola ini pasti masuk!
Tatapannya menyusuri jalur bola yang melayang di udara menuju Barrios.
"Umpan panjang Zhou Yi!" teriak Duan Xin.
