Saat Kottane membuka pintu dengan kunci, tidak ada suara sama sekali di dalam. Ruangan terasa sunyi dan gelap di senja hari. Dia menyalakan lampu ruang tamu, terlihat kosong. Rupanya dialah yang pertama kembali.
Hannah tidak akan kembali, sedangkan Zhou Yi entah pergi ke mana.
Kottane tidak mempedulikan itu. Saat ini dia hanya ingin cepat berganti baju - tubuhnya masih berkeringat setelah berjalan dari luar, pakaian basah menempel tidak nyaman di kulit.
Langsung dia bergegas ke kamarnya, bahkan tidak mengunci pintu, mulai melepas pakaian.
Pertama melepas baju dan celana hingga hanya tersisa dua potong pakaian dalam, lalu tangan menjangkau ke belakang membuka kait logam bra...
……
Zhou Yi yang tengkurap di sofa tiba-tiba terbangun dari tidur lelap. Seluruh tubuhnya terasa lelah tak berujung... Masih tidak bisa bergerak, hanya kelopak mata yang bisa digerakkan.
Pulang dari basis pelatihan sepak bola, dia merasa sudah hebat bisa bertahan berjalan pulang ke rumah.
Begitu masuk, langsung roboh di sofa tanpa sempat bergerak, tak disangka tertidur begitu saja...
Kini dengan perlahan dia mengangkat kelopak matanya.
Penglihatan yang kabur perlahan mulai jelas.
Tiba-tiba terlihat sosok tubuh putih bersinar bergoyang di depan matanya...
Kalau saja tangannya bisa bergerak, Zhou Yi pasti sudah menggosok matanya karena merasa penglihatan mulai buram.
Ia mengedipkan mata berkali-kali, namun sosok tubuh telanjang di depannya tak juga menghilang, malah semakin jelas.
Akhirnya, Zhou Yi melihat profil wajah Kottane...
Ribuan kuda lumpur liar sedang mengamuk dalam hati Zhou Yi saat ini.
Tak disangka wanita ini begitu nekat, bahkan tidak mengunci pintu saat berganti pakaian di hadapannya!
Tunggu... Mungkinkah dia tidak menyadari keberadaanku?
Otak Zhou Yi yang lincah segera menangkap situasi.
Setelah tinggal serumah selama setahun dengan Kottane, sikapnya selalu wajar dalam hubungan campur ini, jauh lebih sopan dibanding Hannah. Sikap paling berani Kottane mungkin saat mencium Zhou Yi di bar untuk memenangkan taruhan adiknya...
Karena itu Zhou Yi yakin, Kottane tak mungkin sengaja berganti pakaian dengan pintu terbuka jika tahu ada dirinya di dalam.
Jadi satu-satunya penjelasan adalah Kottane benar-benar tidak menyadari keberadaannya...
Ini benar-benar memalukan.
Saat cahaya mentari mulai menembus kegelapan, tiba-tiba Zhou Yi berteriak keras: "Aaaaa!"
Teriakan tiba-tiba ini membuat Kottane kaget, tangannya gemetar lalu secara refleks menutupi bra di dadanya dengan kedua tangan.
Cahaya itu menghilang lagi, kamar kembali tenggelam dalam kegelapan...
Setelah sadar, Kottane menoleh dan melihat Zhou Yi menutupi matanya sambil berguling-guling di sofa sambil merintih: "Aduh! Mataku! Mataku..."
Saat Kottane sudah memakai baju kembali, Zhou Yi masih berguling sambil menutupi matanya, sampai akhirnya jatuh dari sofa ke lantai dengan suara "dorok".
"Aduh!" Zhou Yi memegangi belakang kepalanya, teriakan "mataku" yang terus diulang-ulang akhirnya terhenti...
Kottana yang masih bersandar di ambang pintu dengan tangan menyilang baru bertanya: "Ada apa dengan matamu?"
"Buta!" Zhou Yi masih menutupi matanya.
"Melihat sesuatu yang kotor?" Kottane mendengus.
"Tidak, terlalu menyilaukan..." Zhou Yi tetap menutupi matanya. "Aku jadi buta karena silau!"
Kottane terdiam sejenak, tak menyangka Zhou Yi akan memberinya jawaban seperti itu.
Awalnya dia marah karena diintip Zhou Yi, tapi setelah mendengar jawaban ini tiba-tiba rasa marahnya menghilang...
Dia hanya bisa menggerutu: "Ngapain kamu tiduran di sofa? Ada yang masuk pun tidak tahu?"
“Aku mau bilang ini karena latihan yang terlalu melelahkan, pulang langsung ambruk di sofa, tertidur di sini sampai nggak sadar kamu masuk. Percaya nggak?” Zhou Yi masih menutupi matanya.
Melihat kelakuannya yang konyol, Kottane gemas sekaligus tertawa: “Lepasin tanganmu! Aku pakai baju.”
Setelah dengar perkataan Kottane, Zhou Yi ragu-ragu melepas tangannya, lalu perlahan membuka mata disertai "efek animasi" - saat matanya melirik ke sekitar, dia berpura-pura kaget: "Ah! Mataku! Mataku bisa melihat lagi?! Ini benar-benar keajaiban!"
Kottane yang melihatnya masih akting akhirnya tak tahan tertawa, tapi tidak menyindir: "Udahan! Kalau suka akting kayak gini, mending jadi aktor daripada main bola! Siapa tahu bisa menang Oscar!"
Zhou Yi mengangguk serius: "Nggak bisa dong. Namanya juga cinta sepak bola. Meski punya bakat akting, terpaksa dikorbankan. Kayaknya ini penyesalan besar buat penggemar film sedunia..."
Kottane melihat ekspresi penyesalan palsunya, rasanya ingin tinju - keterlaluan! Sindirannya malah dibalik seolah pujian!
"Penyesalan apaan sih!" bentaknya pada Zhou Yi.
"Lho, nggak ada yang nyesel ya?" Zhou Yi masih melanjutkan aktingnya.
"Tidak akan!" Kottane menyilangkan tangan di pinggang, membungkuk melihat Zhou Yi yang duduk bersila di lantai.
"Baiklah..." Zhou Yi mengangkat kedua tangannya, mengangkat bahu, melakukan gerakan pasrah. "Dengan begini aku bisa fokus mengembangkan karier sepak bolaku."
Kemudian dia bangkit dari lantai, berkata pada Kottane: "Aku mau mandi... Jangan mengintip!" Dia terlihat sangat waspada.
Kottane membentaknya: "Siapa yang mau lihat kamu?!"
Zhou Yi pun berjalan kembali ke kamarnya sambil menutup pintu rapat-rapat, seolah benar-benar khawatir Kottane akan mengintip. Sementara Kottane di ruang tamu terdiam sejenak.
Setelah Zhou Yi pergi, barulah dia menyadari bahwa tadi nyaris tubuh telanjangnya terlihat oleh Zhou Yi...
Sebenarnya Zhou Yi punya kesempatan untuk melihat, jika saja dia terus bersembunyi di sofa tanpa bersuara, Kottane sama sekali tidak akan menyadarinya. Tapi dia justru melewatkan kesempatan mengintip itu dengan gaya yang sangat khas dirinya.
Gaya seperti apa?
Ya gaya sinting lah.
Hmm, seorang sinting yang melakukan hal gentleman, jadi dia adalah sinting gentleman.
Menyadari nyaris terlihat telanjang, meski bagian terpenting tidak terlihat, tetap membuat Kottane merasa malu dan risih. Bagaimanapun di depan Zhou Yi dia hanya memakai pakaian dalam yang setara dengan telanjang.
Seharusnya ini memalukan bagi Kottane, tapi sekarang dia sama sekali tidak merasakan hal itu.
Apakah mentalitasnya yang kuat?
Tentu saja tidak.
Itu karena teriakan Zhou Yi yang menutupi mata sambil berteriak "Aku buta" dan "ulahannya" yang mengklaim punya bakat akting, membuatnya sama sekali tak punya waktu untuk memikirkan rasa malu. Kini saat punya waktu mengingat kejadian itu, ia baru sadar berkat Zhou Yi, di momen paling krusial itu ia justru tak merasa malu atau canggung, bahkan bersikap sangat natural di depan Zhou Yi.
Ulahan si bocah itu bukan sekadar karena dia orang sinting...
Tapi tetap saja dia orang sinting, hmph!
Kottane tersenyum lalu berbalik menuju kamarnya, rambutnya berkibar-kibar lalu terurai di punggungnya saat berputar dengan gerakan tegas.
……
Zhou Yi yang kembali ke kamar langsung mengunci pintu sambil menampar mukanya sendiri: "Untuk apa muka ini di saat-saat genting?!"
Ia lalu menjatuhkan diri di kursi sambil mendesah pilu.
Akhirnya tak melihat apa-apa, kenapa waktu itu jadi impulsif ya?
Aduh aduh aduh.
Remaja polos hanya bisa merana, kini harus bersedih hati sendirian.
Tapi remaja selalu mudah move on, tak lama ia sudah melupakan kejadian itu sambil menyanyi-nyanyi membawa baju ke kamar mandi.
Kottane di kamarnya heran mendengar nyanyian Zhou Yi - kalau memang tak melihat apa-apa, hal apa lagi yang bisa membuatnya senang?
Sebenarnya tidak ada yang perlu disyukuri, hanya saja remaja itu polos, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
……
Keesokan harinya, Zhou Yi kembali ke basis pelatihan sepak bola untuk menerima sesi latihan khusus yang dirancang khusus untuknya.
Klopp hanya datang sekali di hari pertama latihan, setelah itu tidak muncul lagi. Sebagai pelatih kepala, dia terlalu sibuk dengan berbagai urusan dan tidak mungkin terus menemani Zhou Yi di sini.
Jadi yang selalu menemani Zhou Yi sebenarnya hanya pelatih fisik Bartlett dan pelatih kekuatan Wang Le.
Konten latihan pada dasarnya setengah hari stamina, setengah hari kekuatan, tiga sesi latihan sehari. Kecuali malam hari tidak perlu latihan, selain itu Zhou Yi harus terus berlatih.
Dalam latihan intensif seperti ini, setiap pulang Zhou Yi selalu kelelahan seperti anjing. Makanya kemarin dia langsung tertidur di sofa, bukan sengaja menunggu untuk melihat tubuh Kottane di sana.
Benar-benar hanya kebetulan.
Hari ini setelah menyelesaikan latihan, Zhou Yi kembali ke rumah dan langsung merebahkan diri di sofa.
Tapi kali ini dia tidak tertidur, pikirannya masih segar tapi tubuh sangat lelah, tidak ingin bergerak.
Setelah berbaring tak tahu berapa lama, ketika mendengar suara kunci pintu dan langkah kaki dari belakang, dia mengangkat tangan dari balik sandaran sofa: "Hei, aku di sini, teman di lantai bawah sudah lihat?"
Kottane yang sedang membawa tas belanjaan kertas nyaris menjatuhkan tasnya karena tangan yang tiba-tiba muncul ini.
Setelah sadar, dia bergumam kesal: "Gila!"
“Aku mengingatkanmu dengan baik, supaya kamu tidak lagi……”
“Aku tahu harus menutup pintu, terima kasih!” Kottane memotong pembicaraannya, menggendong barang-barang dan cepat-cepat kembali ke kamarnya, lalu benar-benar menutup pintu kamar.
Zhou Yi hanya memiringkan kepala sedikit, mengubah posisi, dan terus berbaring di sofa……
