Setelah disiksa di lapisan kesepuluh neraka selama seminggu, Zhou Yi merasa setiap hari terasa panjang seperti setahun, sangat menyiksa.
Hingga suatu hari, pelatih Bartlett berkata padanya: "Baik, latihan pagi ini selesai."
Zhou Yi justru terdiam di tempat: "Hah?"
"Hah apa?" tanya Bartlett.
"Eh... Latihan sudah selesai?" Zhou Yi tampak tidak percaya.
"Tentu. Apa kamu belum puas? Mau tambah latihan? Aku tidak keberatan…" kata Bartlett.
"Tidak, tidak, tidak! Bukan itu maksudku!" Zhou Yi menggelengkan tangan cepat-cepat. "Aku hanya merasa... aneh, sebelumnya aku selalu bertahan sampai latihan selesai dalam keadaan kelelahan total, kenapa hari ini masih ada tenaga tersisa saat latihan berakhir?" Zhou Yi mengungkapkan kebingungannya.
Bartlett tertawa: "Ha! Itu artinya staminamu sudah meningkat, bodoh."
Zhou Yi tertegun, merenung sejenak, dan menyadari bahwa memang logis.
Lalu dia melompat lagi: "Benarkah?"
"Dasar! Untuk membuktikannya, maukah kita tambah satu set latihan lagi?"
“Eh... Sudahlah, ha, aku mau makan!” Setelah berkata demikian, Zhou Yi langsung berlari ke arah restoran di basis pelatihan sepak bola.
Melihat Zhou Yi berlari begitu cepat, Bartlett di belakang menggelengkan kepala sambil bergumam, "Sepertinya waktunya meningkatkan intensitas..."
Jika Zhou Yi tahu bahwa larinya yang cepat ini membuatnya turun dari lapisan neraka ke-10 ke lapisan ke-12, mungkin dia akan menyesal tidak merangkak ke restoran...
……
Keesokan harinya, Zhou Yi menyadari dirinya masih kehabisan tenaga setelah latihan pagi. Apakah kemarin hanya halusinasi? Stamina-nya sama sekali tidak membaik, apakah pelatih Bartlett membohongi atau menghiburnya?
Menghadapi kebingungan Zhou Yi yang menyiksa, Bartlett memberikan "penghiburan" khasnya: "Selamat datang di lapisan neraka ke-12, Zhou Yi."
Akhirnya Zhou Yi tak perlu khawatir latihan seminggu sebelumnya sia-sia, tapi dia juga mulai merasa takut akan apa yang menanti...
Ini baru lapisan ke-12!
Jika ingatannya benar, neraka punya 18 lapisan kan?
……
Sementara latihan Zhou Yi berlanjut, agennya Schulze juga tidak diam.
Sedang sibuk melakukan tarik ulur perundingan perpanjangan kontrak yang alot dengan klub.
Setiap perkembangan dalam negosiasi kontrak, Schulze selalu memberi kabar ke Zhou Yi melalui telepon atau email.
Jadi Zhou Yi tahu mengapa perundingan ini begitu sulit...
Sederhana saja, karena Schulze adalah agen yang sangat gigih dan berprinsip.
Sebenarnya negosiasi perpanjangan kontrak ini awalnya diajukan oleh klub Borussia Dortmund.
Saat itu musim belum berakhir, Zhou Yi baru saja menunjukkan performa bagus selama beberapa waktu. Klub Borussia Dortmund secara proaktif menawarkan kontrak baru kepada Zhou Yi.
Jika Zhou Yi saat itu tidak memiliki agen, mungkin langsung menandatangani. Namun karena Tino Schulze sudah menjadi agennya, dia menyarankan Zhou Yi untuk tidak menerima kontrak baru tersebut dengan alasan tidak memaksimalkan keuntungan yang diinginkan Schulze.
Kontrak yang ditawarkan Dortmund lebih menguntungkan klub daripada Zhou Yi, demi mempertahankan pemain tersebut.
Oleh karena itu, Zhou Yi menolak negosiasi kontrak baru saat itu.
Ketika terjadi masalah dalam perpanjangan kontrak Sahin, klub kembali menghubungi Zhou Yi untuk membuka kembali negosiasi.
Schulze menolak lagi.
Dia menjelaskan pada Zhou Yi bahwa situasi masa depan Sahin masih belum jelas, dan tujuan utama klub adalah memberi tekanan pada Sahin melalui negosiasi ini.
Dalam kondisi seperti ini, Dortmund mungkin tidak benar-benar memenuhi tuntutan Schulze untuk Zhou Yi. Selain itu, Schulze melihat adanya persaingan antara Zhou Yi dan Sahin dalam sistem inti ganda.
Masa depan Sahin di Dortmund akan menentukan nasib Zhou Yi di klub tersebut.
Apakah Sahin akhirnya tetap di Borussia Dortmund atau pergi, posisi Zhou Yi di klub akan berbeda.
Menurut Schulze, tentu saja kepentingan Zhou Yi akan maksimal jika Sahin meninggalkan Borussia Dortmund.
Oleh karena itu, sebelum masalah perpanjangan kontrak Sahin dengan Borussia Dortmund selesai, ini bukan waktu terbaik bagi Zhou Yi untuk bernegosiasi kontrak baru dengan klub.
Saat itu, dia membuat alasan untuk Zhou Yi dengan menyuruhnya memberitahu klub bahwa saat ini ia ingin fokus pada pertandingan, jadi masalah perpanjangan kontrak ditunda hingga akhir musim.
Alasan ini mencerminkan pemikiran Zhou Yi yang mengutamakan kepentingan tim. Saat Sahin mengalami penurunan performa karena negosiasi kontrak, pernyataan Zhou Yi ini terdengar masuk akal. Klub juga tidak ingin Zhou Yi terpengaruh negosiasi kontrak yang bisa mengganggu stabilitas performanya. Jika sampai terjadi, bukan hanya peringkat dua liga, bahkan peringkat empat liga mungkin tidak bisa dipertahankan.
Dengan pernyataan Zhou Yi tersebut, klub Borussia Dortmund tidak bisa memaksanya melakukan negosiasi perpanjangan kontrak.
Akhirnya, ketika transfer Sahin ke Real Madrid sudah pasti, klub Borussia Dortmund kembali menghubungi Zhou Yi untuk memulai negosiasi kontrak baru.
Pada saat ini, Zhou Yi dan Schulze sudah mengetahui melalui berbagai cara bahwa Sahin hampir pasti akan pergi.
Waktu yang tepat untuk bernegosiasi dengan Borussia Dortmund pun tiba.
Maka Schulze memulai negosiasi dengan klub Borussia Dortmund.
Awalnya negosiasi berjalan lancar, seperti yang diungkapkan Schulze kepada Zhou Yi sebelumnya. Setelah Sahin meninggalkan tim, Borussia Dortmund pasti akan mengeluarkan biaya besar untuk mempertahankan Zhou Yi.
Namun dalam klausul pembebasan, kedua belah pihak pertama kali mengalami kebuntuan yang saling tarik ulur.
Schulze menganggap klausul pembebasan senilai 12 juta euro yang ditetapkan klub Borussia Dortmund untuk Zhou Yi terlalu tinggi, dan berharap bisa diturunkan di bawah 8 juta euro, idealnya dipotong setengah menjadi 6 juta euro.
Tapi hal ini sama sekali tidak mungkin disetujui Dortmund. Karena nilai klausul pembebasan Sahin persis 6 juta euro. Dortmund sudah cukup menderita karena hal ini - jika bukan karena klausul pembebasan Sahin yang terlalu rendah, mengapa mereka buru-buru memperpanjang kontrak Sahin yang performanya semakin baik padahal masih tersisa 3 tahun? Dan akhirnya terpaksa menjual Sahin yang baru mulai bersinergi dengan Zhou Yi di musim panas ini, karena tidak mau mengaktifkan klausul 6 juta euro saat kontraknya tinggal 1 tahun.
Jika Zhou Yi juga memiliki klausul pembebasan 6 juta euro, direktur klub Dortmund Zorc pasti akan teringat transaksi transfer Sahin. Ia tak bisa menghindari kekhawatiran apakah klub akan mengulangi kesalahan yang sama pada Zhou Yi...
Maka kedua belah pihak pun berdebat lama tentang besaran nominal spesifik klausul pembebasan ini.
Dan saat terjadi perdebatan klausul pelanggaran kontrak, Schulze tidak membiarkan Zorc menganggur, kemudian melemparkan bom besar berupa hak.
Dia tidak ingin memberikan hak ke klub, melainkan ingin mempertahankannya di tangan Zhou Yi sendiri.
Jika Borussia Dortmund ingin menggunakan hak Zhou Yi, silakan - asal membayar. Kedua belah pihak bisa merundingkan harga yang sesuai atau rasio pembagian keuntungan, serta ruang lingkup penggunaan. Segalanya bisa ditulis dalam kontrak setelah disepakati.
Namun klub Borussia Dortmund tidak ingin melakukan ini. Mereka ingin pemain menyerahkan seluruh hak ke klub, sehingga ketika hak Zhou Yi menghasilkan keuntungan di kemudian hari, klub bisa santai menghitung uang. Perlu diketahui bahwa hak pemain juga termasuk bagian dari pendapatan klub. Aktivitas komersial klub di masa depan juga bisa memanfaatkan Zhou Yi sebagai duta, yang sangat menguntungkan untuk ekspansi klub di Asia, khususnya pasar China.
Klub elite seperti Real Madrid memang selalu menguasai hak pemain. Setiap pemain yang bergabung dengan Real Madrid harus menyerahkan haknya, sehingga klub bisa meraup keuntungan besar di pasar komersial.
Bagi Borussia Dortmund yang kondisi keuangannya tidak terlalu baik, Zhou Yi dengan dukungan pasar China yang besar ibarat pohon uang yang berharga.
Tapi Schulze tidak ingin menyerahkan keuntungan ini ke klub.
Hak berada di tangan pemain sendiri, Schulze semakin termotivasi untuk memperoleh lebih banyak kontrak endorsemen bagi Zhou Yi, mengingat dia bisa mengambil komisi. Semakin banyak kontrak yang didapat Zhou Yi, semakin besar pendapatannya, dan komisi Schulze pun akan meningkat.
Lagipula, hak yang berada di tangan pemain sendiri juga merupakan hal baik bagi sang pemain.
Saat ini banyak bintang sepak bola yang pendapatan dari klub mungkin tidak sebesar yang mereka dapatkan dari operasi komersial...
Namun klub tidak bisa menerima syarat Schulze. Jika hak Zhou Yi tidak berada di tangan klub, maka klub harus membayar lebih mahal setiap kali meminta Zhou Yi berpartisipasi dalam aktivitas komersial klub. Bagi Borussia Dortmund yang sedang kesulitan keuangan, uang ini harus dihemat sebisa mungkin.
Karena itulah kedua pihak terus berdebat panjang lebar hingga kini, dan dua masalah ini masih belum terselesaikan.
Negosiasi perpanjangan kontrak tampaknya menemui jalan buntu.
Namun Schulze sendiri tampak sangat percaya diri. Dia mengatakan pada Zhou Yi untuk tidak perlu buru-buru, fokus saja pada latihan, karena pada akhirnya pasti akan ada kontrak yang memuaskan.
Selain kontrak, Schulze juga membawa kabar gembira bagi Zhou Yi: banyak perusahaan yang mengantri ingin bekerja sama dengannya.
Ini tentu berkat performa luar biasa Zhou Yi di musim lalu.
Dalam pemilihan pemain terbaik Bundesliga musim lalu yang baru saja digelar majalah《Kicker》, Zhou Yi meraih gelar Pemain Muda Terbaik musim lalu. Pemilih dalam pemilihan ini adalah semua pemain dari tim Bundesliga dan 2. Bundesliga, bisa dikatakan performa Zhou Yi telah memukau rekan sejawatnya - pencapaian yang sangat luar biasa.
Selain itu, Zhou Yi juga meraih gelar raja assist musim lalu.
Bagi Zhou Yi, penghargaan-penghargaan ini memiliki makna praktis yaitu akan lebih banyak sponsor yang datang menawarkan kontrak endorsemen.
Kabar ini membuat Zhou Yi sangat senang, bahkan pelatihan khusus yang seperti neraka pun terasa tidak terlalu menyiksa.
Uang tentu saja semakin banyak semakin baik, semua ditampung.
Tapi Schulze justru menasihati Zhou Yi bahwa tidak boleh menerima semua tawaran, juga tidak bisa sekadar mengejar kuantitas.
"Memilih merek endorsemen juga ada seninya. Meskipun kamu masih pemain baru, tapi kamu adalah bintang baru super. Dengan 14 assist di musim perdananya di liga yang bahkan belum menyelesaikan satu musim penuh, meraih gelar raja assist dan Pemain Muda Terbaik Bundesliga - jika bisa mempertahankan performa ini, saya yakin kamu bisa bersaing untuk Penghargaan Golden Boy Eropa tahun ini. Prestasi seperti ini sudah melampaui pemain baru biasa."
Schulze menjelaskan dengan sabar kepada Zhou Yi.
“Dengan demikian, standar pemilihan merek kolaborasi harus ditingkatkan. Beberapa merek tier tiga atau empat, bahkan merek yang tidak terkenal sama sekali tidak perlu dipertimbangkan. Selain itu, meskipun kami akan memberikan lisensi di berbagai bidang merek... tapi juga harus memperhatikan agar tidak berlebihan. Menandatangani terlalu banyak kontrak endorsemen sekaligus mudah membuat citramu terkesan digunakan, sehingga menurunkan nilai komersial. Ini merugikan bagimu. Contohnya, beberapa merek tidak suka menggunakan figur yang overekspos dan terlihat di mana-mana sebagai duta...”
Zhou Yi langsung paham: “Mengerti, ini soal _Bī Gé_ ya.”
“_Bī Gé_?”
“Oh, maksudnya kelas dan prestise. Semakin eksklusif semakin bernilai, _rare items have higher value_.” Zhou Yi menjelaskan istilah khas Tiongkok 'Bī Gé' kepada Schulze.
“Benar, itu maksudnya.”
Selain kontrak endorsemen merek-merek tersebut, ada satu kontrak penting lain yaitu endorsemen merek olahraga.
Ini merupakan bagian terbesar bagi Zhou Yi.
Menurut feedback Schulze, saat ini ada tiga merek olahraga yang tertarik: Adidas, Nike, dan Puma (sponsor jersey Borussia Dortmund).
Schulze sedang bernegosiasi dengan ketiganya untuk melihat mana yang paling tulus dan menawarkan syarat terbaik.
Tentu saja, dia tidak lupa menanyakan preferensi Zhou Yi terhadap merek.
Ada orang yang hanya suka Nike, menolak merek lain. Ada juga yang fanatik Adidas.
Untuk Zhou Yi sendiri, tidak ada preferensi khusus. Ia sering memakai kombinasi Adidas dan Nike, sedangkan untuk sepatu bola selama satu musim ini, ia selalu memakai Puma. Karena Puma adalah sponsor peralatan olahraga tim, pemain yang tidak memiliki kontrak individual dengan merek olahraga biasanya memakai yang disediakan tim atau membeli sendiri.
Zhou Yi malas repot, jadi dia memakai yang disediakan tim. Lagipula setelah memakai Puma selama satu musim, tidak ada keluhan berarti.
Jadi dia tidak bingung memilih antara Nike atau Adidas, tidak ada yang namanya loyalitas merek baginya.
Ini kabar baik bagi Schulze, ia bisa memaksimalkan kemampuannya untuk memperoleh kontrak terbaik bagi Zhou Yi.
