Yang mungkin tidak disadari Zhou Yi dan Schulze adalah kontrak yang mereka tandatangani dengan CK-Jeans ini memiliki makna khusus dalam sejarah sepak bola Tiongkok.
Karena ini adalah kontrak endorsemen pertama dari merek terkenal luar negeri non-olahraga yang ditandatangani pemain China sejak tahun 2007.
Di banyak negara, bintang olahraga merupakan selebriti endorsemen yang sangat diminati pengiklan dan diakui pasar.
Karena proyek olahraga memiliki tingkat perhatian sosial yang sangat tinggi, begitu pula dengan bintang olahraga.
Di China, ada fenomena yang sangat mencolok: daya tarik bintang olahraga tidak sebanding dengan prestasi di bidang profesionalnya. Bintang olahraga kelas dunia yang luar biasa di bidang masing-masing justru kalah daya tarik komersialnya dibanding selebriti hiburan.
Tapi di negara lain belum tentu demikian. Di Jepang, atlet golf dan bintang bisbol bisa menempati peringkat teratas daftar gaji iklan, mengalahkan selebriti hiburan.
Di dunia olahraga China, bintang-bintang cabang olahraga seperti basket, tenis, renang, dan bulu tangkis masih bisa memperoleh beberapa kontrak endorsemen pribadi di luar merek olahraga.
Tapi bintang sepak bola jangan harap bisa mendapatkannya.
Sebenarnya sebelum tahun 2003, bintang sepak bola China pernah menikmati masa keemasan dengan penghasilan iklan ratusan juta hingga miliaran rupiah per tahun.
Tahun 2001, setelah Tim China berhasil lolos ke Final Piala Dunia melalui Kualifikasi Zona Asia, pelatih timnas Miroslav "Milu" Tinoćević mendapat banyak kontrak sponsor dari merek non-sepak bola seperti DVD, minuman keras, dan AC.
Saat itu sebagian besar pemain timnas juga memiliki endorsemen iklan.
Saat itu Hao Dong yang masih menjadi penyerang utama timnas merupakan bintang sepak bola terbesar di China. Pemberitaan media melaporkan pendapatan iklannya pada tahun 1998 sudah melebihi 7 juta yuan.
Tahun 2001, bintang sepak bola Dalian Li Ming menjadi duta sebuah properti mewah lokal.
Sun Hai beriklan untuk sepeda motor.
Bek tengah Li Weifeng menjadi duta merek kartu grafis. Kiper timnas Jiang Jin mengiklankan produk obat-obatan.
Sementara itu Yang Chen, penyerang yang bermain di Bundesliga Frankfurt saat itu, menjadi pemain timnas dengan jumlah iklan terbanyak berkat performa gemilang di Bundesliga dan penampilan tampannya. Iklan-iklannya bahkan dari merek internasional seperti Coca-Cola, Puma, dan baterai Duracell.
Pepsi yang sedang gencar melakukan ekspansi pasar di China saat itu juga merekrut beberapa pemain timnas untuk membuat iklan TV klasik.
Singkatnya, pada masa itu iklan-iklan pemain timnas selalu menghiasi layar kaca.
Namun beberapa tahun kemudian, demam endorsemen pemain merosot drastis. Beberapa pemain yang berkarier di Eropa masih mendapat kontrak endorsemen komersial. Sun Hai yang bermain untuk Manchester City memiliki karier terbaik di luar negeri, sehingga selalu mendapatkan kontrak iklan sebelum hengkang, mulai dari jaringan penjualan ponsel, permainan online, produk laut, hingga mobil penumpang.
Tahun 2007, penyerang andalan tim sepak bola wanita Ma Xiaoxu masih menjadi duta mobil off-road Suzuki Jimny asal Jepang.
Tapi itu menjadi kontrak endorsemen terakhir dari merek non-olahraga asing untuk pemain China.
Setelah tiga kali gagal berturut-turut lolos ke babak 10 besar Kualifikasi Piala Dunia, pemain sepak bola pria China saat ini hanya Zheng Zhi, mantan kapten timnas, yang masih mendapatkan kontrak sponsor independen dari Adidas. Namun meski demikian, nilai endosen iklannya tidak terlalu besar, hanya berkisar antara 2 juta hingga 5 juta RMB.
Bagaimana dengan Zhou Yi?
Hanya dari satu kontrak endorsemen CK-Jeans saja, dalam setahun dia akan mendapatkan penghasilan hadiah uang sekitar 8 juta RMB!
Bahkan jika mengabaikan merek kontrak ini dan hanya melihat nilai kontraknya, Zhou Yi sekarang sudah menjadi yang teratas di dunia sepak bola China.
Penyebab utama nilai iklan pemain China yang rendah dalam waktu lama tentu terkait dengan level sepak bola mereka sendiri, lingkungan besar sepak bola Tiongkok, dan kinerja Timnas Tiongkok yang sangat buruk.
Di mata masyarakat umum, atlet sepak bola pria China tidak memiliki citra yang baik. Oleh karena itu, pelaku bisnis domestik China juga tidak mungkin meminta pemain-pemain ini menjadi duta merek mereka, risikonya terlalu besar. Perlu diketahui bahwa di tahun-tahun tergelap sepak bola China, bahkan beredar lelucon bahwa menonton pertandingan timnas lebih memalukan daripada menonton AV Jepang, ini menunjukkan betapa mengerikannya citra sepak bola China di benak masyarakat.
Ada juga yang membuat lelucon yang cocok untuk endorsemen Timnas. Misalnya perusahaan kondom bisa meminta penyerang Timnas menjadi duta, dengan slogan iklan: "Siapa yang bisa tidak 'menembak' selama 90 menit? Saya bisa!"
Sungguh vulgar dan provokatif, tapi hal ini dengan baik merefleksikan pandangan masyarakat terhadap pemain China saat itu.
Oleh karena itu, di TV, majalah koran, dan iklan luar ruangan, Anda bisa melihat banyak selebriti hiburan tingkat dua atau tiga tersenyum cerah di samping merek dagang tertentu, tapi tidak ada satu pun atlet sepak bola China yang muncul di sana.
Kontrak endorsemen yang sekarang ditandatangani Zhou Yi dengan merek fashion Amerika ini menunjukkan satu hal pada semua orang - selama Anda bermain bola dengan baik, ditambah memiliki agen yang kompeten, kontrak endorsemen komersial tetap akan datang ke atlet sepak bola China.
Bagaimanapun juga, sepak bola memiliki daya tarik yang sangat kuat.
……
Selain kontrak endorsemen CK_Jeans, Schulze memberitahu Zhou Yi bahwa kontrak lainnya masih dalam proses negosiasi dan belum final.
Karena terlalu banyak perusahaan yang sekaligus menghubungi Zhou Yi, ia sendiri benar-benar kewalahan dan tidak bisa mengatur jadwal, terpaksa menunda agenda.
Meski sudah menjelaskan alasan penjadwalan ini pada pihak yang bersangkutan, mereka malah menganggap ini sebagai taktik tawar-menawar. Ada juga yang khawatir tertinggal giliran dan kehilangan kesempatan, sehingga nekat menaikkan tawaran untuk menarik perhatian Schulze dan Zhou Yi.
Andai saja Schulze bukan agen berprinsip, melihat biaya endorsemen yang melonjak seperti lelang, mungkin sudah langsung menyerah - orang China benar-benar kaya raya!
Benar, yang melakukan hal ini adalah merek dan perusahaan dari China. Mereka mungkin lebih memahami nilai pasar Zhou Yi di China daripada Schulze sendiri.
Bukan hanya karena performa luar biasa Zhou Yi di Bundesliga dan citra positifnya di media, tapi lebih karena dia merupakan mercusuar bagi sepak bola Tiongkok di masa tergelap. Guncangan dan manfaat ekonomi yang bisa dibawanya ke pasar jauh melampaui nilai intrinsiknya.
Bayangkan, di saat sepak bola Tiongkok paling terpuruk, dia muncul bagai bintang fajar. Seketika semua sorotan dari mereka yang kecewa dan pencinta sepak bola Tiongkok tertuju padanya. Daya tarik seperti apa ini?
Hanya mereka yang pernah merasakan "malam panjang tanpa cahaya" dalam dunia sepak bola Tiongkok yang mungkin benar-benar memahami nilai Zhou Yi.
Untuk ini, mereka mungkin rela mengeluarkan dana berapapun.
Tapi Schulze tidak mau.
Dia punya perencanaan menyeluruh untuk citra pribadi Zhou Yi. Bukan sembarang merek bisa menandatangani kontrak, atau menggunakan citranya sesuka hati. Beberapa hal tak bisa ditukar dengan uang.
Berpegang pada prinsip dan garis lapangan yang ditetapkan, dia menolak banyak tawaran bernilai tinggi.
Alasan di balik keputusannya ini telah dijelaskan kepada Zhou Yi, dan mendapatkan pemahaman serta dukungan penuh darinya.
Dengan visi jangka panjang dan perencanaan ilmiah, kesempatan menghasilkan uang tak akan pernah habis.
Selain itu, ada hal lebih penting dari sekadar mencari keuntungan di dalam negeri: penandatanganan kontrak dengan sponsor merek olahraga kelas dunia.
Di dunia sepak bola, banyak merek bermunculan tapi yang benar-benar bertaraf internasional bisa dihitung jari.
Yang paling terkenal tentu Adidas dan Nike.
Kedua klub ini adalah musuh bebuyutan di dunia sepak bola, persaingan dan dendam di antara mereka tidak akan habis diceritakan dalam tiga hari tiga malam.
Tapi kali ini, mereka bukanlah pemeran utama.
Yang pertama kali memperhatikan Zhou Yi bukan Adidas maupun Nike, melainkan Puma sponsor seragam Borussia Dortmund.
Lagi pula ada keuntungan lokasi yang dekat seperti "menara di tepi air".
Jadi Puma adalah perusahaan yang paling aktif ingin melakukan penandatanganan kontrak dengan Zhou Yi.
Seiring dengan performa Zhou Yi yang semakin cemerlang, ia menarik perhatian lebih banyak pihak, raksasa seperti Adidas dan Nike pun akhirnya tertarik.
Awalnya Schulze berharap ketiga perusahaan ini akan saling bersaing sampai mati, sehingga dia dan Zhou Yi bisa memetik keuntungan seperti nelayan.
Tapi ketiga perusahaan itu juga tidak bodoh, tidak mudah diarahkan oleh agen.
Setiap perusahaan akan melakukan evaluasi komprehensif terhadap pemain baru yang jenius - menilai kemampuan saat ini dan memprediksi potensi masa depannya.
Laporan evaluasi detail ini menentukan seberapa besar nilai komersial yang bisa dibawa pemain baru ini, serta berapa nilai taruhan yang layak diberikan perusahaan.
Ya, berbeda dengan kasus merekrut bintang sepak bola mapan dari kompetitor, bagi para jenius muda yang bermunculan tiap tahun, kontrak dengan raksasa seperti Nike dan Adidas ibarat berjudi.
Jika menang, dapat untung. Jika kalah... tidak masalah juga, perusahaan sebesar ini tetap mampu menanggung kerugian, meski pasti ada rasa kecewa.
Untuk Zhou Yi, mereka semua telah melakukan evaluasi.
Laporan evaluasi ini menentukan seberapa besar keyakinan mereka pada Zhou Yi, serta seberapa banyak uang dan sumber daya yang bersedia mereka investasikan untuknya.
Penampilan Zhou Yi di musim pertama sangat menonjol, data berbicara sendiri. Inilah alasan mengapa Nike dan Adidas mendatanginya.
Media dan suporter setiap minggu bersorak untuk Zhou Yi. Namun tim profesional Nike dan Adidas tidak boleh tergiring oleh media, mereka harus tetap tenang di tengah sorakan dan menganalisis sosok ini secara cermat.
Di balik penampilan menonjolnya, kelemahan Zhou Yi juga sangat jelas terlihat.
Misalnya karakteristik teknisnya yang monoton - ini terlihat jelas dari pertandingannya, umpan pendek adalah keahlian utamanya tapi tidak ada variasi lain. Selain itu fisiknya kurus dan stamina tidak memenuhi standar. Pemain berusia 19 tahun ini masih sering ditarik lebih awal di sebagian besar pertandingan, menunjukkan masalah stamina yang serius.
Lalu bagaimana masa depan pemuda dengan kelebihan luar biasa namun juga kekurangan mencolok seperti ini?
Baik Nike maupun Adidas sepakat Zhou Yi memiliki potensi sukses, namun kemungkinan besar tidak akan mencapai kesuksesan spektakuler. Artinya meskipun karakteristiknya unik dan bisa mendapatkan tempat di dunia sepakbola, untuk menjadi pemain kelas atas masih jauh.
Karena ada satu poin krusial di sini.
Sepak bola saat ini semakin menuntut pemain yang serba bisa. Pemain dengan keunggulan mencolok namun banyak kelemahan sulit mencapai kesuksesan besar. Justru pemain yang punya keunggulan jelas tanpa kelemahan signifikan, atau bahkan yang tidak punya keunggulan mencolok tapi juga minim kelemahan, mungkin akan meraih prestasi lebih tinggi daripada Zhou Yi.
Kondisi fisik menjadi faktor krusial. Pemain dengan fisik lemah mungkin bisa mencuri perhatian di musim debut berkat unsur kejutan, namun begitu lawan mempelajari kelemahannya, sulit baginya mempertahankan performa gemilang seperti di musim pertama.
Contoh seperti ini sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah sepakbola dunia.
Akankah sejarah terulang pada Zhou Yi?
