Di Eropa, setiap tim sukses memiliki stadion yang sesuai. Stadion Mestalla sebagai kandang Valencia telah termasyhur lama, menjadi tempat suci bagi suporter Valencia.
Kini Zhou Yi dan kawan-kawannya menginjakkan kaki di tempat suci ini, bukan untuk berziarah, tapi untuk menghancurkannya.
Begitulah yang dipikirkan Zhou Yi...
Saat pemanasan, para pemain Borussia Dortmund sudah merasakan "sambutan hangat" dari suporter Valencia — mereka menyambut kedatangan pemain Dortmund yang jauh-jauh datang dengan siulan dan cacian.
Kondisi ini baru berhenti setelah pemain Dortmund meninggalkan lapangan dan kembali ke ruang ganti.
Tapi pemain Dortmund sudah sering bermain di kandang lawan, jadi mereka tidak terlalu memikirkan siulan seperti ini.
Atau lebih tepatnya, sebenarnya mereka sama sekali tidak memperhatikan cacian suporter, pikiran mereka penuh dengan Champions Eropa.
Bisa bermain di Champions Eropa adalah impian banyak pemain profesional Eropa. Beberapa pemain bahkan rela pindah klub demi bisa berpartisipasi.
Beberapa tim berjuang mati-matian sepanjang musim demi bisa lolos ke Champions Eropa musim depan.
Partisipasi di Champions Eropa bukan hanya pertimbangan finansial bagi klub, tapi juga ambisi pribadi para pemain.
Tampil di Champions Eropa bisa menarik perhatian klub-klub besar, membuka jalan menuju puncak karier.
Setiap orang punya target dan perhitungan sendiri. Tapi mereka semua punya tujuan bersama: kemenangan.
Jika tersingkir setelah enam pertandingan grup Champions Eropa dengan kekalahan total, menjadi bahan tertawaan seluruh Eropa, buat apa lagi bicara tentang performa di depan klub besar atau ambisi sepakbola pribadi?
Klopp berdiri di ruang ganti, para pemainnya yang sudah berganti pakaian duduk di tempat masing-masing, menatapnya dan menanti pidatonya.
"Tidak banyak yang ingin kukatakan, anak-anak. Kalian semua pasti sudah tahu beberapa hal. Di dunia dengan media yang sangat maju seperti sekarang, adakah rahasia yang bisa bertahan? Jadi apa yang media katakan tentang kita, aku yakin kalian semua sudah melihatnya. Banyak orang berpikir partisipasi kita di Champions Eropa musim ini saja sudah cukup bagus, yang penting adalah mengumpulkan pengalaman. Tapi aku tidak sependapat. Aku ingin kita minimal lolos dari fase grup musim ini. Untuk itu, pertandingan pertama ini sangat krusial. Kuharap kita bisa memulai dengan baik."
Klopp mengibaskan tangan setelah selesai berbicara, melanjutkan: "Mereka bilang kita tak punya pengalaman, tapi itu hanya alasan mengada-ada. Pengalaman tim manapun selalu dimulai dari nol. Lagipula kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Ingat hal-hal yang selalu kita tekankan dalam latihan. Selama kalian bisa menerapkan materi latihan dengan serius dalam pertandingan, baik itu Champions Eropa maupun liga, sebenarnya tidak ada perbedaan..."
Klopp membuka tangannya, memandang semua orang.
Zhou Yi mengangguk perlahan.
Menurutnya Klopp benar. Semua pengalaman memang dimulai dari nol. Tak ada yang terlahir dengan pengalaman melimpah. Langkah pertama harus tetap diayunkan. Jika takut pada masa depan yang tak diketahui sampai tak berani melangkah, itulah kegagalan sejati.
"Jadi, anak-anak muda. Jangan dengarkan omong kosong dari luar sana. Meski mereka menyebut diri ahli, tapi di hadapan kalian, mereka hanya pseudo-ahli! Karena yang menentukan kemenangan atau kekalahan adalah kalian, kalianlah yang turun ke lapangan!" Klopp mengakhiri pidatonya dengan suara berapi-api.
Setelah Klopp selesai berbicara, kapten Kehl juga berdiri sambil bertepuk tangan keras, mengingatkan rekan setimnya: "Teman-teman! Aku ingatkan satu hal - tim Jerman punya keunggulan di hadapan tim Spanyol! Jadi yang seharusnya takut sekarang adalah mereka, bukan kita! Ayo!"
Meski Kehl tidak masuk dalam starting lineup pertandingan ini, dia tetap menjalankan tugas sebagai kapten.
Semua pemain terpompa semangatnya dan berdiri dari kursi, berseru bersama: "Ayo! Borussia Dortmund! Ayo!"
Zhou Yi juga ikut serta. Dia menyukai perasaan kebersamaan dan perjuangan untuk kemenangan ini. Inilah pengalaman indah yang hanya bisa diberikan olahraga tim seperti sepak bola.
……
Saat Zhou Yi dan rekan setimnya menunggu di lorong pemain untuk masuk lapangan, penyiar stadion sedang mengumumkan starting lineup kedua tim.
Tentu saja fokus utama adalah tim tuan rumah Valencia.
Setiap nama pemain Valencia yang disebutkan penyiar disambut sorak gembira suporter di tribun.
Zhou Yi menyimak dengan seksama dan menyadari formasi pemain utama Valencia kali ini persis sama dengan yang pernah dihadapinya di dunia virtual.
Hatinya semakin yakin.
Setelah pengumuman starting line-up, lagu tema Champions Eropa yang megah menggema di stadion.
Zhou Yi pernah menyaksikan siaran langsung pertandingan Champions Eropa di TV sebelumnya, mendengar lagu temanya melalui layar kaca, bahkan di ruang virtual pun sudah tak terhitung kali ia mendengarnya.
Namun kali ini, saat mendengar lagu tema Champions Eropa secara langsung di dunia nyata, bulu kuduknya tetap merinding bagai disengat aliran listrik.
Ia menggigil ringan.
Menoleh ke belakang, ia mengulurkan lengan ke arah Shinji Kagawa: "Lihat, merinding!"
Shinji Kagawa tersenyum sambil menunjukkan lengannya yang juga berdiri bulu roma: "Sama."
Zhou Yi melihat deretan bulu merinding di lengan rekannya itu.
Senyum lebar pun mengembang di wajah Zhou Yi.
Bagaimanapun juga, ini adalah Champions Eropa!
Selain Piala Dunia, mungkin inilah panggung tertinggi bagi seorang pemain profesional!
……
Saat Zhou Yi berdiri di lapangan, suara riuh tribun mulai mereda. Lagu tema yang heroik telah lama menghilang.
Lapangan yang luas dipenuhi penonton, namun tiba-tiba menjadi sunyi.
Sensasi paradoksal yang hanya bisa dimengerti saat berada langsung di lokasi. Pada momen ini, semua terasa masuk akal.
Zhou Yi menoleh kiri-kanan, mengamati positioning rekan setim sekaligus memindai posisi pemain lawan.
Saat dia menoleh ke sana kemari, wasit utama pertandingan ini, Muen, membunyikan peluit tanda dimulainya pertandingan.
"Para pemirsa! Selamat datang di pertandingan Grup A babak grup Champions Eropa musim 2010-2011, antara Valencia yang bermain di kandang sendiri melawan Borussia Dortmund!" Suara He Ping menggema.
Sebagai komentator La Liga, He Ping biasanya hanya menyiarkan pertandingan La Liga. Bundesliga bukan bidangnya, jadi dia jarang mengomentari pertandingan Zhou Yi. Champions Eropa menjadi satu-satunya kesempatannya untuk menyiarkan permainan Zhou Yi.
Dia juga merasa sedikit bersemangat.
Bagaimana performa Zhou Yi di Champions Eropa kali ini?
……
Di depan TV, Li Cuiyun yang tertidur dibangunkan suaminya dengan gemas: "Bangun, pertandingannya sudah mulai!"
Saat membuka mata, Li Cuiyun melihat pancaran layar TV menyinari wajah Zhou Jianliang. Bayangan di matanya membuatnya terlihat seperti sedang bersinar, ekspresi antusias yang tak terbendung.
Setelah beberapa saat terdiam, barulah dia menyadari mengapa tertidur di sofa. Perlahan dia bangkit, menyandar di bahsu suami, dan memalingkan wajah ke televisi.
Layar TV saat itu tepat menayangkan close-up shot sang anak. Seketika kantuknya hilang, kepalanya terangkat dari bahsu suami, mata membelalak menatap layar televisi.
He Ying tidak pergi ke stadion untuk menonton pertandingan secara langsung karena itu tidak realistis. Namun, tepat saat pertandingan dimulai, dia sudah duduk di depan TV untuk menyaksikan siaran langsung pertandingan ini.
Sama seperti dia, Sun Pan, Yang Muge, dan Guo Nu juga mengikuti jalannya pertandingan melalui siaran televisi.
Sambil menonton, mereka tidak lupa mengobrol dan saling berkomentar di grup QQ melalui ponsel.
……
Di pertandingan ini, tuan rumah Valencia yang mendapat giliran pertama menguasai bola. Mereka memanfaatkan keunggulan penguasaan bola awal untuk melancarkan serangan ke gawang Borussia Dortmund. Sementara suporter Valencia di tribun bersorak keras memberi dukungan.
Serangan Valencia ini cepat berakhir. Tendangan jarak jauh Aduriz di luar area penalti melenceng jauh dari sasaran.
Seandainya ini terjadi di markas Dortmund, tribun selatan Westfalen pasti akan bergema dengan sorakan sarkastik suporter Dortmund.
Tapi di sini, hanya ada tepuk tangan.
"Gile! Tendangan semrawut kayak gitu masih dipuji, emang khas kandang Valencia!" ujar Sun Pan sambil menggerutu di grup.
……
Setelah serangan Valencia usai, giliran Borussia Dortmund menguasai bola.
Weidenfeller tidak langsung menendang bola ke depan lapangan, melainkan mengoper ke bek tengah Mats Hummels.
Hummels kemudian mengoper bola ke Zhou Yi.
Ketika Zhou Yi menerima bola, Zhou Jianliang, He Ying, Sun Pan, Yang Muge, Guo Nu di depan TV, serta ribuan suporter China yang begadang atau baru bangun, semua menyipitkan mata dan menatap serius ke layar. Mereka yang sebelumnya masih menguap dan mengantuk kini sama sekali hilang rasa kantuknya.
"Ini sentuhan pertama Zhou Yi dalam pertandingan ini!" He Ping berseru seolah mengumumkan peristiwa penting bersejarah.
Setelah Zhou Yi menerima bola, penyerang paling depan Valencia, Soldado, langsung menyerbu untuk mengganggu penguasaan bolanya.
Zhou Yi tidak menunggu lawan mendekat. Ia langsung mengoper bola, kemudian berlari cepat ke posisi berikutnya sambil meminta operan dari rekan setim.
Rekan setimnya pun mengirimkan bola kembali kepadanya.
Setelah menerima operan, ia mengirimkan bola lagi sambil terus berpindah posisi. Dalam proses ini, Borussia Dortmund berhasil mendorong bola melewati garis tengah dan mulai memasuki zona 30 meter Valencia.
Sekilas terlihat seperti permainan Zhou Yi biasa di liga, tapi para pengamat tajam bisa melihat perbedaannya.
"Frekuensi pergerakan Zhou Yi lebih cepat daripada saat di liga." He Ying mengetik di grup.
"Jangan sok tahu, He Ying. Emangnya kamu bisa lihat?" Sun Pan mengejek.
"He Ying benar." Yang Muge membela. "Kecepatan operan Borussia Dortmund juga lebih cepat."
"Nggak nyangka nonton bola bisa dapet analisis komentator dan pakar di grup." Sun Pan melirik ke atas sambil menggerutu.
He Ying tidak menghiraukan Sun Pan, terus fokus menonton pertandingan.
Dia belum mendapat kesempatan bermain di Champions Eropa, ingin belajar sesuatu dari pertandingan Zhou Yi ini.
Entah sejak kapan, Zhou Yi telah menjadi penunjuk arah bagi langkahnya...
Dan mungkin He Ying sendiri belum sepenuhnya menyadari hal ini.
