Tertinggal saat bermain di kandang sendiri menjadi pukulan berat bagi Valencia.
"Saat Klopp bertepuk tangan melihat performa anak asuhnya, Unai Emery justru sedang merenungkan strategi."
Untuk membendung Zhou Yi, dia mempertahankan formasi yang kompak. Ini bukan masalah.
Satu-satunya masalah adalah kemampuan Zhou Yi dalam mencari ruang kosong yang luar biasa. Sedikit kelengahan saja sudah bisa dimanfaatkannya untuk memberikan operan maut yang mematikan.
Sekarang terlihat jelas, meski ruang sudah dipadatkan, itu masih belum cukup.
Setelah pertandingan dimulai kembali, Emery belum mengambil keputusan. Pemain di lapangan masih bermain sesuai instruksi sebelumnya.
Sementara itu, Borussia Dortmund yang baru saja mencetak gol sedang dalam momentum tinggi. Kondisi pemain lebih baik dari sebelumnya, berani melakukan gerakan dan bertarung.
Hasilnya, Dortmund perlahan mulai menjepit Valencia dalam penguasaan permainan.
Beberapa serangan beruntun mereka bahkan membahayakan gawang yang dijaga César Sánchez.
Valencia terlihat sangat pasif selama periode ini, sepenuhnya dikuasai oleh Dortmund.
Komentator Spanyol terus meneriakkan "bahaya!".
"Valencia terlihat akan kebobolan lagi dalam waktu dekat! Jika itu terjadi, pertandingan ini akan semakin sulit!"
Untungnya, Emery cepat mengambil keputusan. Strategi bertahan tetap sama, namun dalam mengawal Zhou Yi dan beberapa pemain serang utama Dortmund, mereka harus lebih agresif.
Dulu ketika Zhou Yi menerima bola, pemain Valencia langsung menekan. Setelah penyesuaian, pemain Valencia dan bola sama-sama menuju Zhou Yi.
Baru saja Zhou Yi menerima bola, langsung ditubruk hingga limbung. Kesempatan untuk mengoper ke depan akhirnya berubah jadi operan mundur. Hanya dengan cara ini bola bisa aman, cara lain butuh lebih banyak penyesuaian. Jika terlambat, lawan sudah merebut bola.
Zhou Yi terpaksa mengoper mundur demi keamanan.
Großkreutz dan Götze yang sudah berlari ke sayap jadi sia-sia.
Zhou Yi tak bisa berbuat banyak. Wasit utama memang akan memberi pelanggaran, tapi apa gunanya? Tak ada kartu diberikan, sementara Valencia sudah sukses menghentikan serangan Dortmund.
Karena posisi Zhou Yi sebagai gelandang bertahan, penerimaan bola pertama biasanya di lini belakang. Lokasi pelanggaran Valencia terlalu jauh dari gawang mereka, sulit disebut menghalangi serangan berbahaya. Pelanggaran di area seperti ini umumnya tak dikenai kartu kecuali tackle dari belakang atau sikut yang brutal.
Zhou Yi tak bisa berbuat apa. Tentu dia tak mau cedera parah hanya demi kartu merah lawan - itu tindakan bodoh.
Tetap di lapangan itu yang terpenting. Selama masih bermain, kontribusi tetap ada. Jika keluar, apapun alasannya, semua yang terjadi di lapangan tak ada hubungannya lagi denganmu.
Saat ini tampaknya sangat terbatas oleh taktik pelanggaran orang itu, seolah-olah hanya bisa melakukan operan mundur dan operan menyamping. Namun Zhou Yi tidak pernah merasa ini buruk, dia hanya menunggu kesempatan muncul dalam hati.
Ketika tidak bisa memberikan operan mematikan ke depan, Zhou Yi juga tidak panik. Dia cukup melakukan tugasnya sebagai poros transisi gelandang dengan baik - mengoper bola dari rekan setim ke rekan lainnya, sesederhana itu.
Pada dasarnya dalam sepak bola, seorang gelandang tidak mungkin setiap operannya menjadi umpan mematikan yang bisa menciptakan peluang tembakan.
Yang penting adalah mentalitas, tidak boleh terpancing oleh aksi-aksi kecil orang itu.
Seorang komandan gelandang yang kehilangan kewaspadaan dan penilaian rasional terhadap perkembangan situasi, tidak layak lagi menjadi komandan. Karena kepalanya yang panas hanya akan menyeret timnya ke jurang kehancuran.
Jadi meskipen operannya selalu diganggu, pengaturan serangannya terus dihambat dengan pelanggaran dan trik kotor, saat kamera close-up menyorot Zhou Yi di siaran langsung, tak satu pun ekspresi kemarahan atau ketidakpuasan terlihat di wajahnya.
Paling-paling dia hanya mengangkat tangan ke wasit utama - ini adalah kekecewaan sekaligus protes yang beradab.
……
Meskipun penyesuaian taktik Emery tidak sesuai dengan definisi "sepak bola indah" yang diharapkan banyak orang, namun cukup efektif.
Aura keperkasaan Borussia Dortmund yang sebelumnya begitu dominan langsung meredup.
Valencia yang telah menstabilkan situasi mulai berpikir untuk menyamakan kedudukan, mereka tidak ingin masuk ke jeda babak pertama dengan tertinggal satu gol.
Ingat, ini terjadi di kandang sendiri mereka!
Namun ketika Valencia mulai menunjukkan ambisi dan melakukan serangan balik, kontrol mereka di lini tengah pertahanan pun melemah.
Begitu belenggu pada Zhou Yi sedikit mengendur, dia langsung melepaskan umpan terobosan brilian. Andai saja tembakan Großkreutz tidak melambung di atas mistar gawang, Borussia Dortmund sudah akan unggul dua gol di menit ke-41.
Meski tidak kebobolan, serangan Dortmund ini kembali membunyikan alarm peringatan bagi Valencia, membuat mereka sadar bahaya belum berlalu.
Akhirnya Valencia kembali ke strategi sebelumnya: memastikan gawang tak kemasukan gol dulu. Soal mencetak gol... dipikirkan belakangan.
Demikianlah babak pertama berakhir dengan situasi deadlock.
Wasit utama meniup peluit panjang, menandakan berakhirnya babak pertama.
Para pemain Valencia turun lapangan dengan wajah kesal.
……
Selama jeda 15 menit, Klopp memuji performa tim namun menekankan pentingnya menjaga fokus di babak kedua, jangan sampai terlena dengan keunggulan satu gol.
“Saya harus mengingatkan kalian sekali lagi, kawan-kawan, ini adalah Champions Eropa. Kalian tahu apa arti nama ini, sangat berbeda dengan liga biasa. Di liga mungkin kalian merasa unggul satu gol di babak pertama sudah cukup aman, tapi di Champions Eropa, dalam hitungan menit bisa berubah dari unggul menjadi tertinggal. Lawan di sini semua tangguh, jadi tetap fokus 120%, sangat berhati-hati.”
Di sisi lain, pelatih Valencia Unai Emery sedang melakukan penyesuaian taktik yang sangat detail, jauh lebih rinci daripada teriakan instruksi biasa di pinggir lapangan.
Utamanya perbaikan di aspek serangan.
Untuk pertahanan, di akhir babak pertama, Valencia sudah bisa membendung Zhou Yi dengan baik.
Masalahnya adalah setelah berhasil membendung Zhou Yi, tidak ada tenaga cadangan untuk menyerang.
Ini tidak bisa diterima. Jika terus begini di babak kedua, meski tidak kebobolan lagi, skor 0-1 tertinggal tidak akan bisa diubah.
Tetap harus menyerang.
Untuk itu, Emery meminta pemainnya untuk berlari lebih banyak dan lebih cepat.
Selain itu, konsentrasi harus maksimal saat transisi serangan-pertahanan. Gol kemasukan itu sebenarnya karena tim lengah dalam transisi bertubi-tubi, membuat Dortmund menyerang secara mendadak.
……
Kedua tim kembali ke lapangan setelah jeda babak pertama.
Babak kedua pertandingan pun dimulai.
Valencia menjalankan taktik pelatih kepala selama jeda babak pertama dengan disiplin.
Mereka melakukan pertahanan ketat terhadap Zhou Yi sambil aktif meningkatkan serangan.
Namun Klopp juga bukan orang yang tinggal diam, dia melakukan penyesuaian yang diperlukan saat jeda babak pertama.
Saat ini lawan jelas memusatkan pertahanan pada Zhou Yi. Maka, jangan biarkan Zhou Yi mengatur serangan. Tarik Shinji Kagawa sedikit ke belakang, minta Mario Götze bergerak lebih ke tengah. Keduanya tetap bisa memberikan operan mematikan.
Lalu peran Zhou Yi? Posisinya berubah menjadi pengatur ritme permainan, namun tidak perlu melakukan operan terakhir.
Penyesuaian ini segera membuahkan hasil karena Valencia terlalu fokus mempertahankan Zhou Yi sehingga mengabaikan pemain Borussia Dortmund lainnya.
Menit ke-69, Zhou Yi menarik diri ke garis bek untuk meminta bola, menjauh dari pemain Valencia. Setelah menerima bola, ia langsung berbalik dan mengirimkan operan 20 meter kepada Shinji Kagawa yang menarik diri.
Shinji Kagawa mengontrol bola lalu mengoper ke Mario Götze yang datang mendekat, kemudian berbalik berlari ke depan. Götze mengirimkan bola kembali, keduanya melakukan kombinasi satu-dua.
Shinji Kagawa pura-pura akan melakukan tendangan jauh setelah menerima bola, namun malah mengalihkannya ke Lucas Barrios yang bergerak lincah.
Di tepi area penalti, Barrios melakukan tendangan chip. Bola melengkung melewati jari-jari kiper César Sánchez dan masuk ke gawang.
2:0！
"Gol! Gol indah!" teriak Marcel Leif dengan semangat. "Borussia Dortmund unggul dua gol di kandang lawan!"
“Gol bagus! Barrios mencetak dua gol!” He Ping berseru, “Meski gol ini bukan assist langsung Zhou Yi, tapi dia yang memulainya! Setelah menerima bola, dia dengan cepat menemui Shinji Kagawa, memanfaatkan momen pertahanan Valencia yang belum sempat menyesuaikan fokus pertahanan ke Shinji Kagawa...”
Sebagai komentator China yang kompeten, kualitas paling dasar adalah mampu menemukan sudut untuk memuji Zhou Yi, tak peduli siapa yang mencetak gol atau memberikan assist.
Lagipula dengan performa gemilang Zhou Yi, bahkan pujian berlebihan seperti ini tidak akan membuat orang merasa tidak nyaman.
Setelah mencetak gol, Barrios dan Shinji Kagawa berpelukan. Di lini belakang, Zhou Yi juga dipeluk Sven Bender. Mereka bersama pemain lain berlari ke area depan untuk bergabung dalam perayaan.
Melihat pemain Borussia Dortmund yang berseragam kuning merayakan kemenangan di Stadion Mestalla, pemandangan ini benar-benar di luar dugaan.
Sebelum pertandingan, banyak yang beranggapan Borussia Dortmund yang pertama kali berpartisipasi di Champions Eropa setelah tujuh tahun absen kurang berpengalaman, apalagi harus bertandang ke kandang Valencia. Tak kalah saja sudah hasil bagus, Klopp seharusnya menerapkan taktik yang relatif defensif di kandang lawan.
Tak disangka performa Borussia Dortmund justru mengejutkan dan membuat orang tercengang.
Alih-alih bermain defensif, mereka tetap konsisten dengan gaya permainan sendiri, bahkan unggul dua gol di kandang Valencia!
Babak 132: Menaklukkan
Dua gol Barrios membuat Mestalla terhening dalam keheningan yang canggung, lalu disusul siulan keras dan berbagai suara lain yang membanjiri telinga dan jantung setiap orang.
Siaran TV menampilkan close-up Emery, pelatih muda Valencia yang mengerutkan kening, mengatupkan bibir, dengan wajah pucat membara.
Jelas dia juga tidak menyangka pertandingan akan berjalan seperti ini.
Namun Emery tidak berniat menyerah pada takdir.
Bagaimanapun ini kandangnya sendiri, terlalu memalukan jika menyerah begitu saja.
Pemain-pemain Valencia juga tidak berencana untuk menyerah.
Kalah di kandang sendiri oleh tim pemula yang baru pertama kali ikut Champions Eropa dalam tujuh tahun, itu sungguh memalukan...
Setelah pertandingan dimulai, Valencia nyaris seperti gila menyerang gawang Borussia Dortmund dengan gempuran dahsyat.
Klopp pun melakukan penyesuaian, memerintahkan timnya untuk bertahan mengerut, bertahan menghadapi gelombang serangan ini dulu.
Zhou Yi tidak terkejut dengan performa Valencia. Dalam banyak simulasi pertandingan, Valencia juga punya rekam jejak mengejar ketertinggalan di kandang sendiri. Reaksi seperti ini wajar, akan aneh jika semangat mereka justru padam di saat seperti ini...
"Ini bukan pertandingan gugur, di kandang sendiri kemasukan dua gol tandang lawan, agregat masih tertinggal dua gol, mungkin masih ada yang kehilangan semangat bertarung. Karena dalam kondisi seperti ini, tim tuan rumah harus mencetak tiga gol dalam sisa dua puluh menit, ini hampir mustahil."
Tapi sekarang, ini hanya pertandingan grup, belum sampai membuat Valencia merasa putus asa.
Menghadapi serangan balik gila-gilaan Valencia, Borussia Dortmund terpaksa mengerutkan pertahanan.
Zhou Yi sendiri ditarik keluar lapangan pada menit ke-77.
Karena kontribusinya dalam pertahanan tidak signifikan, saat tim membutuhkan pertahanan maksimal, Klopp menilai membiarkannya di lapangan berisiko menjadi celah serangan lawan, jadi menggantinya dengan Sebastian Kehl.
"Zhou Yi ditarik keluar, dia telah menyelesaikan misinya dengan sempurna! Dua gol Borussia Dortmund dalam pertandingan ini baik langsung maupun tidak langsung terkait dengannya... Jika akhirnya Dortmund menang, bisa dibilang Zhou Yi adalah pahlawan utama kemenangan!" Ini komentar He Ping, menurutnya kontribusi Zhou Yi bahkan lebih besar dari Barrios yang mencetak dua gol - ini ciri khas komentator China yang baik.
Sementara menurut Marcel Leif, kontribusi Zhou Yi bagi tim sama pentingnya dengan Barrios.
"Jika Borussia Dortmund bisa memenangkan pertandingan ini, maka ada dua pahlawan terpenting: Barrios dan Zhou Yi. Zhou Yi bertugas mengatur serangan, sementara Barrios bertanggung jawab mengubah serangan yang diorganisirnya menjadi gol. Ini adalah pertandingan resmi Champions Eropa pertama bagi kedua pemain ini, tapi performa mereka berdua benar-benar membuat kami tercengang. Sama sekali tidak terlihat kegugupan yang biasa muncul pada pemain debutan. Pada diri mereka, saya melihat harapan baru bagi Borussia Dortmund..."
Pujian Marcel Leif juga cukup tinggi, meski lebih rasional dibandingkan komentar He Ping.
Zhou Yi yang diturunkan bertepuk tangan menyapa suporter di tribun, namun yang dia terima sebagian besar adalah siulan dan jari tengah. Ini adalah kandang Valencia, suporter di sini tentu tidak akan menyukai orang yang membuat tim mereka kalah.
Tapi Zhou Yi tidak peduli. Dengan senyum santai masih terpancar di wajahnya, dia terus melambaikan tangan dan bertepuk tangan ke arah tribun sebelum akhirnya turun.
Entah dia benar-benar sedang berterima kasih pada suporter, atau malah sedang memprovokasi mereka...
Yang pasti, akhirnya dia berhasil ditarik keluar.
Valencia mungkin bisa sedikit lega sekarang.
……
Sementara siulan terus bergema dari televisi, Zhou Jianliang di depan TV justru bertepuk tangan untuk anaknya.
Sebenarnya pemandangan ini akan terlihat sangat konyol bagi orang yang tidak memahami konteksnya, bahkan mungkin menganggap Zhou Jianliang sedang pura-pura.
Tapi inilah ekspresi alami dari perasaan seorang suporter sejati.
Bahkan jika itu bukan anaknya, dia tetap akan melakukan gerakan ritual seperti itu terhadap pemain favoritnya, apalagi itu adalah anak kandungnya sendiri...
Li Cuiyun memperhatikan suaminya berdiri serius di depan TV sambil bertepuk tangan untuk anak mereka.
Dia tidak merasa ada yang aneh dengan hal ini.
Karena anaknya menjadi pemain profesional, selama setahun lebih ini dia sering menemani suaminya menonton pertandingan, dan mulai memahami emosi para suporter.
Dulu saat tidak menonton sepakbola, dia menganggap suporter sebagai sekelompok orang gila yang tidak masuk akal.
Jenis orang seperti apa yang akan melakukan gerakan-gerakan liar di tribun penonton?
Sekarang dia tahu, ketika seseorang memiliki sandaran jiwa dan keyakinan, tidak ada tindakan terlalu ekstrem yang tidak mungkin dilakukan.
Dia ikut bertepuk tangan, memberikan apresiasi untuk anaknya.
……
Setelah Zhou Yi diturunkan, meski lini tengah Dortmund memiliki dua gelandang bertahan, pertahanan mereka tetap kewalahan menghadapi serangan mematikan Valencia.
Marcel Leif berkomentar: "Secara teori dengan penambahan gelandang bertahan, kekuatan pertahanan lini tengah seharusnya meningkat. Tapi kenyataannya... Dortmund seperti tertekan oleh semangat pantang menyerah Valencia dan kehilangan arah permainan... Bahaya!"
Sambil berbicara, Mata tiba-tiba melepaskan tendangan jauh yang menembus lapisan pertahanan Borussia Dortmund, memaksa Weidenfeller melakukan penyelamatan dramatis - ujung jarinya berhasil mengarahkan bola keluar garis lapangan!
Setelah bangkit, Weidenfeller menepuk tangan keras sambil berteriak keras kepada rekan setimnya, entah sedang mengingatkan atau memarahi mereka...
Setelah turun lapangan, Zhou Yi tampak mulai merasa tegang.
Bagaimanapun ini Champions Eropa, keunggulan dua gol sama sekali belum bisa dianggap aman.
Untungnya Borussia Dortmund akhirnya melewati masa adaptasi tanpa Zhou Yi, perlahan menstabilkan pertahanan. Kemampuan interception Subotic dan Hummels sebagai bek tengah sangat kuat. Selama Dortmund mempertahankan formasi mengerut dan tidak memberi ruang belakang kepada lawan, Valencia akan kesulitan mencetak gol.
Pada akhirnya, Borussia Dortmund berhasil mempertahankan keunggulan dua gol di kandang lawan, membawa pulang tiga poin dengan mulus.
Ini merupakan kemenangan pertama dan tiga poin pertama mereka di fase grup Champions Eropa dalam tujuh tahun terakhir.
Usai pertandingan, para pemain Dortmund merayakan kemenangan dengan gegap gempita, benar-benar memicu kebencian para suporter Valencia.
Melihat pemain-pemain Borussia Dortmund merayakan kemenangan, Marcel Leif berkata: "Sekarang terlihat, kekalahan di kandang sendiri melawan Wolfsburg dulu memang berharga. Di kandang lawan, Klopp memastikan memiliki tim yang sehat dan dalam kondisi prima tanpa terkuras terlalu banyak energi oleh liga... Tapi bagaimana mereka akan menghadapi Schalke 04, rival derbi di akhir pekan ini setelah menghabiskan begitu banyak tenaga di Champions Eropa?"
Ini memang pertanyaan yang sulit, tetapi pada saat ini, tidak ada satu pun pemain atau pelatih Borussia Dortmund yang memikirkan masalah tersebut.
Yang penting merayakan kemenangan dulu.
Sebenarnya ini pasti akan mempengaruhi pertandingan liga berikutnya, mengingat jeda antara dua pertandingan hanya empat hari.
Borussia Dortmund lagi-lagi harus bermain di kandang lawan, perjalanan jauh ditambah pertandingan sengit – tiga hari apakah cukup untuk memulihkan kondisi pemain ke level terbaik masih diragukan.
Ini juga salah satu alasan mengapa Zhou Yi ditarik lebih awal – pasti Klopp juga sudah memikirkan Derbi Ruhr yang akan datang.
Pertandingan liga melawan Wolfsburg bisa dikorbankan untuk Champions Eropa, tapi pertandingan melawan Schalke 04 mustahil untuk ditinggalkan.
Seandainya pertandingan melawan Schalke 04 jatuh sebelum laga Champions Eropa ini, mungkin Klopp akan mengorbankan pertandingan grup Champions demi Derbi Ruhr.
Setelah pertandingan berakhir, tim langsung terbang pulang ke Dortmund pada malam yang sama.
Di dalam pesawat, Klopp mengumumkan libur satu hari untuk tim.
Meski empat hari lagi ada pertandingan melawan Schalke 04, istirahat dan relaksasi tetap penting. Jika kurang istirahat, tim justru tidak akan berada dalam kondisi terbaik untuk menyambut lawan.
……
Keesokan hari setelah pertandingan, Zhou Yi baru bangun menjelang siang.
Dia merasa sangat lelah, kali ini langka baginya tidak masuk ke ruang virtual untuk latihan selama tidur, karena hanya ingin tidur nyenyak murni.
Tidurnya sangat nyenyak, bahkan tidak bermimpi sama sekali.
Terlihat jelas Zhou Yi benar-benar kelelahan, telah menghabiskan terlalu banyak stamina dalam pertandingan melawan Valencia.
Perasaan seperti ini belum pernah dialami sebelumnya... Champions Eropa memang sangat berbeda dengan pertandingan apapun yang pernah dijalani Zhou Yi.
Ritme permainan lebih cepat, intensitas lebih tinggi, dan lebih menguras stamina.
Setelah bangun, Zhou Yi yang tidak perlu ke basis pelatihan sepak bola langsung membuka komputer, melihat laporan berbagai media setelah pertandingan baik luar negeri maupun dalam negeri.
Ini sudah menjadi program rutin.
Media Jerman dan China sama-sama gembira melihat Borussia Dortmund bisa mengalahkan Valencia.
Bahkan seperti mendapat kejutan tak terduga.
Melihat komentar seperti ini, Zhou Yi duduk di depan komputer sambil melirik ke atas.
Karena ada media yang mendefinisikan kemenangan Borussia Dortmund ini sebagai "kemenangan tak terduga".
Dia meragukan apakah editor wartawan yang menulis ini benar-benar menonton pertandingan, sebab siapapun yang menyaksikan pasti tak akan menganggap ini sebagai kejutan.
Borussia Dortmund memang menguasai situasi hampir sepanjang pertandingan, jadi kemenangan ini tidak mengejutkan.
Apalagi dia juga memberikan kontribusi dalam kemenangan ini.
Jika media merasa terkejut dengan kemenangan ini, bukankah itu berarti mereka meragukan performanya?
Tidak juga. Media China justru memuji Zhou Yi habis-habisan tanpa keraguan. Media Jerman juga objektif mengakui bahwa Zhou Yi tampil luar biasa dalam debut Champions League-nya, tenang seperti veteran berpengalaman.
Meski sama-sama memuji, media Jerman lebih berhati-hati dalam diksi dibanding media China yang hiperbola: "Satu orang kuasai pertandingan, Zhou Yi mengingatkan pada Maradona", "Genius China bersinar di Champions League, jadi Man of the Match pekan ini", "Zhou Yi kejutkan Eropa, Valencia gemetar di kakinya"...
Kalimat-kalimat ini bisa membuat orang biasa tersipu malu.
Tapi Zhou Yi bukan orang biasa. Dia malah senang mencari artikel pujian seperti ini untuk dibaca, lalu merasa segar bugar.
Sama sekali tidak ada tanda-tanda kesombongan.
