Setelah menikmati pujian media selama sehari, Zhou Yi kembali bergabung dengan tim untuk mempersiapkan Derbi Ruhr.
Meski waktu persiapan agak singkat, karena sudah lawan lama di Derby, jadi cukup familiar dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari lawan.
Selain itu juga tidak perlu melakukan penyesuaian besar. Filosofi taktik Klopp selalu "bermain sesuai gaya kami". Artinya Borussia Dortmund tetap bermain dengan taktik sendiri, tidak perlu mengubah berbagai penyesuaian hanya karena lawan berbeda, yang justru bisa mengganggu ritme permainan sendiri.
Latihan tetap dijalankan normal. Dari konten latihan mungkin tidak terlihat Derby sudah dekat, tapi lihatlah media, langsung tercium bau mesiu Derbi Ruhr yang akan datang.
Pendukung kedua kubu saling serang di media, masing-masing mendukung timnya.
Bahkan pemain dari kedua tim pun tidak terkecuali.
Großkreutz adalah pemain yang lahir dari tribun selatan. Jika bukan pemain, dia pasti akan jadi pendukung fanatik Borussia Dortmund. Jadi setiap ada Derbi Ruhr, dia selalu yang paling depan jadi provokator.
Kali ini saat diwawancarai, dia mengejek lawan Derby.
"Neuer bilang dia sudah siap? Tentu mereka siap! Untuk persiapan melawan kami, mereka sampai kalah di pertandingan grup Champions Eropa pertengahan pekan!" Sambil mengangkat bahu, Großkreutz tersenyum nakal.
Dalam pertandingan grup Champions Eropa beberapa hari lalu, Borussia Dortmund dan Schalke 04 sama-sama bermain di kandang lawan. Borussia Dortmund mengalahkan Valencia 2-0 di tandang, sedangkan Schalke 04? Kalah 0-1 dari Lyon di tandang.
Sebagai rival satu kota, wajar jika mereka senang melihat tim lawan mendapat masalah.
Lagipula tindakan Großkreutz ini seperti menabur garam di luka Schalke 04. Sudah kalah, fans Schalke 04 yang sudah kesal ini harus diejek lagi oleh rival satu kota, siapa yang bisa tahan?
Penyerang Schalke 04, Farfan, langsung membalas Großkreutz: "Großkreutz lebih baik berdoa agar timnya tidak kalah di Champions Eropa."
Maksud tersiratnya adalah "kalau kamu kalah, gue akan menertawakanmu".
Kedua pihak pun saling serang melalui perang mulut.
Zhou Yi sebagai pemain inti Borussia Dortmund yang menjadi sorotan, tentu tidak bisa lepas dari topik derby ini.
Meski hanya pernah bermain dalam satu Derbi Ruhr, Zhou Yi juga tidak disukai fans Schalke 04.
Bukan hanya karena musim lalu dia membantu Dortmund mengalahkan Schalke 04 di tandang, tapi juga karena tendangan penalti yang dia dapatkan untuk Dortmund pada pertemuan sebelumnya.
Pendukung Schalke 04 bersikeras bahwa Zhou Yi mendapatkan penalti itu dengan diving licik. Padahal penalti itu sangat krusial.
Jadi kemenangan Dortmund dalam pertandingan itu semata-mata karena taktik tidak sportif Zhou Yi.
Sebelum pertandingan ini, media sudah mengungkit masalah lama.
"Diving?" Zhou Yi membelalakkan matanya, lalu membuat ekspresi serius seolah berpikir, akhirnya menggelengkan kepala. "Ada? Aku tidak ingat."
"Tendangan penalti itu..." wartawan mengingatkannya.
"Tentu saja itu bukan diving," jawab Zhou Yi dengan tegas. "Bordon menabrakku sampai jatuh, aku terjatuh. Ada masalah apa?"
"Memang begitu, tapi tidakkah gerakanmu setelah jatuh terkesan berlebihan?" Tanya wartawan yang jelas dari Gelsenkirchen ini terus mendesak.
"Maksudmu aku berguling beberapa kali? Oh maaf, bukan untuk cari simpati. Ini cara melindungi diri, namanya (menyalurkan gaya)." Zhou Yi menjelaskan. "Ini fenomena fisika. Hukum alam. Kalau jatuh tanpa berguling, gaya benturan tidak tersalurkan ke tanah, malah bisa melukai diri."
Wartawan itu jelas menganggap Zhou Yi mencari alasan. Hatinya sudah yakin ini diving, jadi tak terima penjelasan ini. "Sekalipun untuk proteksi diri, perlu berguling sebanyak itu?"
Wartawan China di samping tak tahan dengan pertanyaan ini. "Pertanyaanmu sudah mengandung prasangka dan sudut pandang sepihak..."
Wartawan Jerman itu menoleh angkuh, memandang sinis wartawan China yang protes, lalu kembali membuang muka.
Ini membuat para wartawan China geram dan mulai berteriak protes.
Melihat ketegangan tiba-tiba memuncak di lokasi, Zhou Yi segera mengangkat tangan dan berkata dalam bahasa China kepada wartawan dari tanah airnya: "Tidak apa-apa, biarkan dia bertanya. Selama kita lurus, bayangan tak akan miring."
Mendengar perkataan Zhou Yi, wartawan China pun tak bisa berkomentar lagi. Mereka hanya merasa Zhou Yi tidak perlu terlalu sopan pada wartawan Schalke yang sengaja mencari gara-gara ini. "Kau beretiket, tapi dia tidak. Hadapi orang baik pakai cara baik, hadapi musuh langsung tembak saja!"
Tapi Zhou Yi tampak biasa saja, mereka pun tak bisa berbuat banyak.
Hanya bisa melototi punggung wartawan Jerman itu. Jika pandangan mata bisa membunuh, mungkin wartawan itu sudah mati berulang kali.
Zhou Yi menatap wartawan pengacau itu dengan ekspresi serius: "Inersia."
"Ha?" Wartawan Jerman itu tertegun.
Zhou Yi dengan sabar menjelaskan: "Bukankah tadi Anda bertanya mengapa saya harus berputar beberapa kali? Saya jawab, ini karena inersia. Pertama, Anda harus pahami apa itu inersia. Inersia adalah sifat benda yang mempertahankan keadaan diam atau gerak lurus beraturan. Ini merupakan atribut intrinsik benda yang menunjukkan tingkat penolakannya terhadap perubahan keadaan gerak. Saat gaya eksternal yang bekerja pada benda bernilai nol, inersia terwujud sebagai kemampuan benda mempertahankan keadaan geraknya - tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Saat ada gaya eksternal yang bekerja, inersia tercermin dari tingkat kesulitan gaya tersebut dalam mengubah keadaan gerak benda..."
Mendengar penjelasan Zhou Yi, wajah wartawan Jerman yang bertanya itu dipenuhi kebingungan.
Dan Zhou Yi belum berhenti, terus berbicara tanpa henti: \"...Kembali ke pertanyaan mengapa saya melakukan lebih banyak putaran. Menurut definisi inersia yang saya sebutkan tadi—definisi kualitatif inersia sebagai sifat objek yang menolak perubahan momentum—jika kita memperluas definisi ini secara kuantitatif sebagai ukuran resistensi objek terhadap perubahan momentum, maka ini bisa digunakan untuk perhitungan matematis. Momentum ini disebut massa inersia, disingkat sebagai massa. Jadi, massa menunjukkan kuantitas materi, sekaligus menjadi ukuran inersia objek...\"
Sambil mengatakan ini, Zhou Yi dengan lancar mengambil buku catatan kecil dan pulpen dari tangan wartawan yang bertanya.
Sang wartawan sendiri sudah membeku di tempat, sama sekali tidak bereaksi atas tindakan Zhou Yi ini.
Zhou Yi yang telah mengambil alat tulis itu mulai mencoret-coret di buku wawancara wartawan sambil menjelaskan: \"Persamaan momentum mengungkap hubungan antara momentum objek dengan massa dan kecepatan. Jika kita menyatakan momentum sebagai P, massa sebagai M, dan kecepatan sebagai V, maka hubungan ketiganya adalah P=MV. Namun persamaan hukum kedua Newton juga bisa menyatakan hubungan gaya F dengan massa—massa inersia—M dan percepatan A: F=MA.\"
Zhou Yi benar-benar menuliskan dua persamaan tersebut di buku catatan.
"Berdasarkan persamaan ini, kita bisa melihat bahwa jika gaya F diberikan, semakin besar massa M, semakin kecil percepatan A. Sebaliknya, semakin kecil massa M, semakin besar percepatan A. Karena massaku kecil, dengan gaya yang cukup besar dari Bordon, percepatan A-ku menjadi besar. Percepatan yang besar membuatku berguling lebih banyak di lapangan. Jika ini terjadi padaku setahun setengah yang lalu saat baru bergabung di Akademi Borussia Dortmund, mungkin bukan 4 kali gulingan, tapi bahkan 6 kali. Karena saat itu tubuhku lebih ringan, massa lebih kecil, sehingga percepatan akan lebih besar."
Zhou Yi menatap wartawan yang membeku itu, lalu berkata: "Anda bertanya mengapa aku berguling sebanyak itu? Inilah penyebabnya. Masih ada pertanyaan?"
Selama penjelasan Zhou Yi, suara tahan tawa sudah mulai terdengar dari belakang sang wartawan. Kini emosi semua orang tak bisa lagi dibendung, pecahlah gelak tawa keras.
Di antara gelak tawa gembira itu, wartawan Gelsenkirchen itu baru tersadar - dia baru saja dipermainkan oleh Zhou Yi!
Dengan muka merah padam marah, dia bahkan lupa sikap sopan. Merebut papan tulis dari tangan Zhou Yi sambil bergumam: "Ini pembenaran yang dipaksakan..."
"Ini bukan pembenaran, tapi sains." Zhou Yi tersenyum tenang menatapnya. "Tuan wartawan, apakah Anda meragukan sains? Meragukan Hukum Kedua Newton?"
Wartawan China dan wartawan Borussia Dortmund tertawa terbahak-bahak sampai hampir kehabisan napas.
"……Sang wartawan yang mencari-cari kesalahan itu memerah wajahnya, tapi tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya bisa menunduk melihat buku catatannya yang bertuliskan dua rumus, diikuti penjelasan makna setiap huruf di belakangnya."
"Meski tak terlalu paham, setiap karakter di situ seolah memancarkan kilau emas, mengejek kecerdasannya yang rendah……"
……
Malam itu juga, perdebatan Zhou Yi dengan wartawan Gelsenkirchen ini langsung muncul di stasiun TV dan internet, bukan hanya ada foto dan bukti, kali ini bahkan ada video sebagai bukti nyata.
Di YouTube, video Zhou Yi menggunakan persamaan Hukum Kedua Newton untuk menjelaskan mengapa dia terpelanting empat kali setelah mendarat, langsung meroket jumlah kliknya setelah diunggah dan segera menjadi video viral.
Karena Zhou Yi menggunakan Bahasa Jerman dalam debatnya, pembuat video dengan teliti menambahkan subtitle Inggris sehingga kebanyakan orang bisa mengerti percakapan mereka.
Netizen berduyun memberikan komentar, memuji penampilan Zhou Yi.
"……Ini benar-benar menggelikan! Pertama kali dalam hidupku melihat pemain profesional menggunakan persamaan Hukum Kedua Newton untuk menjelaskan performa di lapangan ke wartawan!"
"Hah! Zhou Yi keren banget! Wartawan yang cari sensasi seperti itu emang pantas diperlakukan begini!"
"Kalian lihat ekspresi si wartawan? Aku yakin dia sama sekali nggak ngerti setiap kata yang diucapkan Zhou Yi!"
"Eh bro, jangan sang wartawan aja. Jujur aja, setiap huruf di subtitle gue kenal, tapi bangsat nggak ngerti artinya sama sekali……"
"Zhou Yi adalah seorang pemain China, dan sepengetahuanku, orang China sangat cerdas, mereka sering menjuarai kompetisi matematika internasional! Setiap orang China adalah !"
"Syarat untuk pemain profesional sekarang sudah setinggi ini? Harus paham hukum Newton?"
……
Pada saat yang sama, video yang hampir identik juga muncul di jaringan dalam negeri China, hanya saja subtitle bahasa Inggris diganti dengan subtitle bahasa Mandarin.
Juga mendapat sambutan antusias dari publik.
"Membawa kejayaan bagi negara! Hahahaha!"
"Zhou Yi keren banget!"
"Pemain paham sains, nggak takut ditanya, haha!"
"Apa yang membuat Zhou Yi tiba-tiba terjatuh? Apa yang membuat pemain Schalke 04 mengepung wasit utama? Apa yang membuat Magath mengamuk? Apakah kemenangan Borussia Dortmund menyimpan skandal gelap? Apakah Bordon biang keladi kekalahan Schalke 04 atau korban fitnah? Mengapa wasit utama bersikukuh ini Penalti? Apakah Zhou Yi berputar empat kali karena akting berlebihan atau hukum alam? Di balik semua ini, apakah degradasi moral olahraga pemain atau penyimpangan kemanusiaan? Saksikan tayangan spesial tahunan saluran edukasi pukul 8 malam 《Mendekati Sains: Rahasia Penalti》, mari ikuti lensa memasuki dunia sepak bola sang jenius Zhou Yi..."
"Wahaha, hitung luas bayangan psikologis wartawan ini!"
"Pantas saja kalau tidak main bola pasti ikut Ujian Nasional, pengetahuan fisika bisa keluar begitu saja... Jika Zhou Yi serius belajar, mungkin masuk universitas unggulan bukan masalah kan?"
"Apa yang disebut argumen rasional dan proporsional? Inilah contohnya! Siapa berani meragukannya berarti menentang Hukum Kedua Newton!"
"Tapi kalau begitu, apakah diving dari La Masia Film Academy juga bisa dianggap masuk akal?"
"Yang di atas, perhatikan syarat awalnya. Dengan gaya yang konstan, akselerasi berbanding terbalik dengan massa pemain. Pemain dengan berat badan lebih besar akan berguling lebih sedikit di lapangan. Lihat Professor Busquets yang bertubuh tinggi besar tapi berguling 6 kali, itu jelas berlebihan. Bandingkan dengan Zhou Yi yang lebih ringan, meski ditabrak Bordon sekuat itu hanya berguling 4 kali..."
"Sialan, nonton bola harus paham fisika juga. Capek deh..."
Di internet para netizen sedang berpesta, sementara media resmi mengejek wartawan Gelsenkirchen itu, menyebut IQ-nya diinjak-injak Zhou Yi...
Ada media yang mewawancarai profesor fisika. Sang profesor membenarkan penjelasan Zhou Yi bukan omong kosong.
"...Sebenarnya semua aktivitas manusia di Bumi terkait fisika. Fenomena seperti tendangan pisang (banana kick) adalah manifestasi fluid dynamics dalam sepak bola..."
Saat profesor itu hendak menjelaskan efek Magnus lebih lanjut, sutradara langsung memotong siaran...
Saat kembali ke studio, profesor ini memberikan komentarnya tentang hal ini: "Ini pertama kalinya saya melihat pemain menggunakan pengetahuan fisika untuk menjelaskan fenomena di lapangan. Kecerdasan Zhou Yi benar-benar mengejutkan saya. Saya yakin meski tidak bermain sepak bola, dia mungkin bisa meraih prestasi di bidang fisika..."
Saat mengatakan ini, sang profesor menggelengkan kepala, seolah menyesali pilihan Zhou Yi yang tidak mengambil jalur penelitian fisika...
