BAB 136 Mesin dan Transmisi

　　Para pemain dari kedua tim menyelesaikan pemanasan dan kembali ke ruang ganti. Tribun penonton sudah hampir penuh, kerumunan suporter di luar lapangan semakin berkurang. Mereka yang punya tiket sudah masuk, sementara yang tidak punya tiket menunggu siaran langsung pertandingan sambil minum bir bersama teman-teman di kedai biasa mereka. 　　Hanya sedikit orang yang masih enggan pergi di luar lapangan, menunggu dengan setia berharap bisa mendapatkan satu atau dua tiket yang dikembalikan. 　　Namun orang-orang seberuntung ini sangatlah jarang. 　　Derbi Ruhr, hanya ada dua kali dalam satu musim. Pertandingan sepenting ini, berapa banyak orang yang akan melewatkannya lalu mengembalikan tiket yang sudah dibeli? 　　…… 　　Yang Muge duduk di tempatnya. Di sebelah kanannya adalah sahabat dari tim muda, Draxler. Di sebelah kirinya adalah Hao Junmin dari tim utama, sesama warga negara, seniornya. 　　Pemain timnas China yang bergabung ke Schalke 04 pada masa transfer musim dingin musim lalu. 　　Musim lalu sempat tampil sebagai starter selama empat pertandingan beruntun. Pertandingan pertama musim baru juga mendapat kesempatan starter, pertandingan kedua sudah turun ke bangku cadangan, pertandingan ketiga bahkan tidak masuk daftar pemain. Derbi Ruhr keempat ini pun tidak ada hubungannya dengannya, hanya bisa menyaksikan dari bangku cadangan bersama Yang Muge. 　　Sebagai dua-satunya orang China di tim, dia tentu mengenal Yang Muge. Karena hubungan dengan Zhou Yi, keduanya juga menjadi cukup dekat. 　　Saat Zhou Yi di timnas, dia pernah satu tim dengan Hao Junmin. Ketika mendengar Hao Junmin akan ke Schalke 04, Zhou Yi secara khusus menyebutkan tentang Yang Muge. 　　Derbi Ruhr ini membuat media China kecewa karena Hao Junmin gagal masuk daftar pemain. Seandainya tidak, mereka bisa mengangkat gimmick "Derbi China". 　　Pada Derbi musim lalu saat Zhou Yi memimpin Borussia Dortmund bertandang ke Veltins-Arena, Hao Junmin juga tidak masuk daftar pemain. 　　Media China masih harus menunggu lebih lama untuk menyaksikan Derby China di wilayah Ruhr yang mereka idamkan. 　　Tiga orang duduk di tribun, juga berdiskusi tentang pertandingan yang akan datang. 　　Draxler tetap penuh keyakinan pada timnya. Meskipun timnya memulai musim ini dengan buruk dan belum meraih kemenangan, ia yakin Derby berbeda. Schalke 04 akan meraih kemenangan pertama musim ini dalam pertandingan ini, kemudian melanjutkan tren positif untuk kembali ke posisi yang semestinya. 　　Dibandingkan itu, Yang Muge tidak begitu optimistis. Sejak musim baru dimulai, Schalke 04 telah bermain 3 laga liga dan 1 pertandingan grup Champions Eropa - total 4 kekalahan beruntun tanpa poin, berada di peringkat 17 liga (peringkat kedua terbawah), hanya unggul selisih gol di atas Stuttgart. 　　Hari-hari sulit pelatih Magath... 　　Hao Junmin yang hampir tidak menguasai Bahasa Jerman tidak bisa terlibat mendalam dalam diskusi ini. Ia hanya mengandalkan terjemahan Yang Muge untuk memahami ucapan Draxler. Dengan Bahasa Mandarin, ia menyampaikan pendapatnya kepada Yang Muge - ia juga menilai kondisi tim sedang buruk, tapi menurutnya Derby adalah pertandingan bernuansa berbeda. Dua pertandingan Derby setiap musim selalu istimewa, performa sebelumnya tidak bisa dijadikan acuan. Mungkin Derby ini benar-benar bisa menjadi titik balik untuk memperbaiki peringkat liga tim? 　　Yang Muge tidak setuju dengan pendapat kedua orang itu, dia menoleh dan berkata dalam bahasa Jerman kepada Draxler yang optimis: "Tapi Borussia Dortmund punya Zhou Yi, kondisinya benar-benar bagus musim ini." 　　Draxler terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Yang Muge, lalu masuk ke dalam kesunyian. 　　Zhou Yi, nama yang paling tidak ingin dia dengar saat ini... 　　Derby di lapangan ini musim lalu masih jelas terbayang. Schalke 04 akhirnya kalah dari Zhou Yi. 　　Saat Draxler terdiam, Yang Muge kembali menoleh dan berkata dalam bahasa Mandarin kepada Hao Junmin: "Kak Hao, jangan lupa pemain inti Borussia Dortmund adalah Zhou Yi..." 　　Mendengar ini, Hao Junmin pun ikut terdiam. 　　Sebelum bergabung dengan Schalke 04, Hao Junmin sangat percaya diri karena baru saja mencetak gol spektakuler dari sudut sempit dalam pertandingan persahabatan melawan Timnas Jerman. Gol itulah yang membuat Schalke 04 tertarik. Di dalam negeri, agennya juga meyakinkannya bahwa dia punya kemampuan untuk bertahan di Jerman. 　　Belum sempat dia menetap, muncul Zhou Yi yang sudah bermain di Jerman dengan performa gemilang. 　　Dalam hatinya berpikir, Zhou Yi yang dulunya pemain amatir saja bisa menjadi pilar utama di Borussia Dortmund, apalagi dirinya yang pasti akan langsung menjadi starter di Schalke 04. 　　Namun ketika ia benar-benar tiba di Schalke 04, sesi latihan pertama Magath langsung memberinya pelajaran berharga - intensitas latihan yang begitu tinggi sampai membuatnya ingin muntah, bukan karena jijik tapi karena kelelahan... 　　Dalam kondisi kelelahan ekstrem, tubuh manusia justru akan memicu reaksi stres yang menyebabkan muntah. 　　Andai saja Hao Junmin tidak menahannya, mungkin dia akan langsung muntah di lapangan latihan. Kalau sampai terjadi, itu benar-benar memalukan... 　　Kemudian dia mendengar bahwa intensitas latihan pelatih Borussia Dortmund, Klopp, tidak kalah dibandingkan Magath. 　　Namun latihan seberat itu justru bisa dijalani oleh pemuda yang tampak kurus itu? 　　Hanya dengan membayangkannya saja, Hao Junmin sudah merasa ini tidak masuk akal. Dalam hatinya, penilaian terhadap Zhou Yi mulai berubah. 　　Selanjutnya, semakin lama ia tinggal di Jerman, semakin ia menyadari kekonyolan pemikirannya dulu. 　　Bermain sebagai pilar utama di Schalke 04 bukan masalah? 　　Untung dulu dia tidak mengungkapkan pikiran kecil ini kepada siapa pun, kalau tidak sekarang pasti jadi bahan tertawaan. 　　Sepak bola Tiongkok dan Jerman bagaikan dua dunia paralel yang sama sekali berbeda, tidak ada sedikitpun titik persinggungan. 　　Ada masa dimana ia bahkan mulai meragukan apakah dirinya cocok bermain sepak bola. Mengapa meski sudah berlatih keras, performanya di lapangan tetap tidak memuaskan? 　　Kini ketika memandang Zhou Yi, sorot matanya mulai dipenuhi perasaan kompleks. 　　Saat pertama kali mengenal Zhou Yi di Timnas, semua orang mengamatinya, termasuk dirinya. Baik dalam pertandingan maupun latihan, Zhou Yi memang menunjukkan kemampuan yang layak masuk Timnas. Namun menurut Hao Junmin, meski Zhou Yi punya kualitas Timnas, ia tak sehebat yang digembar-gemborkan media. Paling tidak selama latihan dan pertandingan Timnas, tak ada penampilan "seperti bangau di antara ayam kampung" - saat itu memang ada segelintir media dalam negeri yang menggunakan metafora yang kurang nyaman bagi para pemain Timnas ini. 　　Oh, bangau di antara ayam? Tentu Zhou Yi si bangau, dan kami sekumpulan ayam? 　　Bukankah ini terlalu merendahkan? 　　Intinya, semua merasa performa Zhou Yi di Timnas jauh dari tingkat yang melampaui ekspektasi. Dari sini Hao Junmin menyimpulkan prospeknya bergabung dengan Schalke 04 - Jika Zhou Yi dengan kemampuannya bisa menjadi pilar utama di Borussia Dortmund, mengapa dirinya yang lebih berpengalaman dan teknik individu lebih baik tak bisa mendapat tempat di starting lineup Schalke 04? 　　Tapi setelah tiba di Jerman dan merasakan langsung sepakbola Eropa level tinggi, lalu melihat performa Zhou Yi di Dortmund, barulah ia menyadari ada yang tak beres. 　　Terutama pada laga Derbi Ruhr musim lalu saat Schalke 04 menjamu Borussia Dortmund di kandang sendiri. Saat itu Hao Junmin juga menyaksikan di tribun, namun tidak duduk bersama Yang Muge. Ia menyaksikan langsung performa Zhou Yi. Kemudian terkejut menemukan bahwa Zhou Yi yang mengenakan seragam Borussia Dortmund berbeda 180 derajat dengan Zhou Yi yang bermain untuk Tim China, baik dalam hal performa lapangan maupun aura yang dipancarkan. 　　Beberapa detail teknis, sebagai sesama pemain, Hao Junmin tentu bisa menangkap perbedaannya. 　　Misalnya kecepatan operan dan pergerakan lari yang jauh lebih cepat dibanding saat membela timnas. 　　Awalnya, Hao Junmin sempat meragukan apakah ini hanya ilusi pandangannya. 　　Namun setelah menyaksikan pertandingan penuh, ia menyadari bahwa ini bukan ilusi melainkan fakta. 　　Tapi mengapa Zhou Yi bisa menunjukkan perubahan drastis seperti ini, seolah menjadi pribadi berbeda saat bermain untuk klub dan timnas? 　　Reaksi pertama Hao Junmin adalah dugaan bahwa Zhou Yi tidak mengerahkan kemampuan maksimal di timnas, menyimpan tenaga untuk pertandingan klub. Ini dianggapnya sebagai sikap tidak patriotis dan secara politis kurang tepat... 　　Tapi jika benar demikian, mengapa performanya di timnas tetap cukup bagus? 　　Hao Junmin tak kunjung menemukan jawaban atas teka-teki ini. 　　Seiring keakraban yang terjalin dengan Yang Muge, ia mencoba menggali informasi secara tidak langsung tentang karakter Zhou Yi. Secara kebetulan, ia mendengar Yang Muge menyebut bahwa Zhou Yi adalah pribadi yang suka menolong dan sangat perhatian, selalu mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang. 　　Pada saat itulah Hao Junmin tiba-tiba tercerahkan, memahami mengapa performa Zhou Yi di timnas dan klub memiliki beberapa perbedaan. 　　Seperti dua mobil yang menggunakan mesin sama, kapasitas 4 liter turbocharged dengan tenaga identik: 422 tenaga kuda, daya maksimum 310 kW pada 5500 rpm, torsi maksimum 600 Nm... Dari data, ini adalah mesin 8 silinder yang sangat baik. 　　Tapi mobil pertama menggunakan transmisi 4 percepatan maksimum, sedangkan kedua memiliki transmisi 9 percepatan. 　　Manakah yang performa aktualnya lebih baik? 　　Sebagai pengemudi, Hao Junmin tentu tahu jawabannya: yang transmisi 9 percepatan. 　　Pada mobil pertama, saat kecepatan melebihi 100 km/jam, putaran mesin menjadi sangat tinggi. Ini merusak mesin dan transmisi, plus kenyamanan berkurang akibat sentakan saat ganti percepatan. 　　Mobil kedua? Transmisi 9 percepatan memberikan akselerasi mulus, responsif, perpindahan gigi tanpa sentakan. Bahkan saat menyalip di atas 100 km/jam, kombinasi mesin dan transmisi bekerja harmonis layaknya chemistry sempurna. 　　Jelas transmisi mobil pertama tak mampu mengoptimalkan mesin unggul ini. Hanya desain kedua yang bisa. 　　Dalam situasi seperti ini, jika memaksa mobil pertama menggunakan mesin ini dengan transmisi 4 percepatan, satu-satunya cara adalah mengurangi daya mesin agar bisa beradaptasi dengan transmisi. Bagi mesin ini, ini sebenarnya pemborosan potensi, tapi setidaknya bisa mencocokkan transmisi sehingga mobil bisa dikendarai dengan lebih nyaman. 　　Hubungan Zhou Yi dengan Tim China dan Borussia Dortmund bagaikan mesin unggul dengan dua jenis transmisi berbeda. Timnas ibarat transmisi 4 percepatan, sementara Dortmund seperti transmisi 9 percepatan. Jika Zhou Yi tidak mengurangi "daya keluaran"-nya, koordinasi dengan Tim China yang hanya 4 percepatan akan sangat tersendat. Untuk beradaptasi dengan timnas, mesinnya pun terlihat tak secemerlang data statistik yang tercatat... 　　Saat kembali ke Dortmund, dengan transmisi yang benar-benar sesuai kemampuannya, dia bisa mengerahkan semua potensi tanpa ragu. Pada momen inilah penampilannya benar-benar memukau, layak dengan data statistik gemilang yang diraihnya. 　　Jadi bukan kemampuan Zhou Yi yang biasa-biasa saja, melainkan Timnas yang terlalu lemah. Dia tak perlu dan tak bisa tampil terlalu mencolok. Sebagai gelandang playmaker, jika kemampuannya melampaui rekan setim hingga mereka tak bisa mengikuti ritme permainannya, bagaimana mungkin serangan bisa terorganisir? 　　…… 　　Saat Hao Junmin terdiam, suasana tiba-tiba memanas karena pengumuman formasi pemain utama Schalke 04 mulai dikumandangkan melalui pengeras suara stadion. 　　Setiap nama yang disebutkan disambut gemuruh sorak penonton bagai ombak menggulung. 　　Sorakan ini juga menghentikan aliran pikiran Hao Junmin, menariknya keluar dari kekesalan. 　　Di sebelahnya, Draxler bersama para suporter lainnya bersorak dengan lantang untuk setiap pemain. 　　Setelah mengumumkan para pemain Schalke 04, penyiar lapangan hanya menggunakan kalimat lesu "Mari kita sambut juga lawan kita Borussia Dortmund" untuk memperkenalkan pemain-pemain Dortmund. 　　Dan saat ini, Veltins-Arena dipenuhi oleh siulan-siulan penuh ejekan. 　　Usai siulan, kedua tim keluar ke lapangan. Hao Junmin dan Yang Muge melihat Zhou Yi di antara skuad Borussia Dortmund. Di tengah sorakan dan siulan yang riuh, ekspresinya tetap tenang. 　　"Kedua tim telah memasuki lapangan! Selamat menyaksikan Derbi Ruhr!" Babak 137: Membalikkan Keadaan 　　Setelah pertandingan dimulai, Schalke 04 yang bermain di kandang sendiri memanfaatkan keunggulan tuan rumah untuk melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund. 　　Dari situasi permainan, Schalke 04 kali ini benar-benar berbeda dengan penampilan mereka di beberapa laga sebelumnya. Para pemain tampil lebih agresif dan penuh semangat juang. 　　Bagaimanapun ini adalah derby. 　　Derbi adalah pertandingan spesial yang tidak bisa disamakan dengan laga biasa. 　　Pengalaman dari pertandingan reguler tidak bisa diterapkan dalam laga derbi seperti ini. 　　Para suporter Schalke 04 yang menyaksikan tampak dipenuhi harapan akan tim mereka. 　　Marcel Leif juga menyatakan Schalke 04 akhirnya akan mengubah tren negatif mereka. 　　Tapi yang lebih dulu mencetak gol justru Borussia Dortmund! 　　Pada menit ke-20, Götze memberikan assist kepada Shinji Kagawa untuk mencetak gol pembuka bagi Borussia Dortmund! 　　"Indahnya! Shinji Kagawa!" teriak Marcel Leif. 　　Setelah mencetak gol, Shinji Kagawa berlari ke Götze yang memberinya operan, diikuti pemain-pemain Borussia Dortmund lainnya yang berkerumun mengelilingi mereka berdua. 　　Ini adalah Derbi Ruhr pertama yang diikuti Shinji Kagawa, tak disangka-sangka langsung mencetak gol... 　　Yang sedikit membuat Duan Xin kesal adalah gol ini dicetak pemain Jepang, tapi tak ada kaitannya dengan Zhou Yi. 　　Bola yang diterima Götze bukan operan dari Zhou Yi, dan gol ini juga bukan hasil inisiatif serangannya. 　　Tapi Zhou Yi sendiri tidak ambil pusing. Menurutnya tidak semua gol tim harus terkait dengannya. 　　Justru salah jika seluruh tim harus bergantung padanya. 　　"Sungguh di luar dugaan, Borussia Dortmund yang unggul lebih dulu! Keunggulan Schalke 04 di awal pertandingan gagal diubah menjadi gol..." kata Marcel Leif. Sebagai komentator netral yang suka melihat keributan, ia justru berharap Borussia Dortmund bisa memimpin di kandang lawan. 　　Dengan begitu, pemain Schalke 04 akan terpacu untuk melawan balik dan membuat pertandingan semakin seru. 　　…… 　　Faktanya, pertandingan selanjutnya benar-benar berjalan sesuai ritme ini. 　　Schalke 04 yang tertinggal di kandang sendiri jelas murka. Mereka melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund. 　　Umumnya, tim yang baru saja mencetak gol akan memiliki moral tinggi, lalu menekan tim yang kebobolan dengan serangan bertubi-tubi. 　　Tapi dalam Derbi Ruhr kali ini, justru sebaliknya. 　　Schalke 04 yang tertinggal malah melancarkan serangan ganas, membuat Borussia Dortmund yang unggul justru enggan menyerang - mereka takut gol baru saja dicetak akan diseimbangkan oleh orang itu, yang akan sangat menghancurkan moral. 　　Maka Borussia Dortmund terpaksa menarik pertahanan. 　　Meski Borussia Dortmund sudah mengerutkan pertahanan, menghadapi Schalke 04 yang garang, pertahanan mereka tetap terlihat kewalahan. 　　Bek sayap Owomoyela mendapat kartu kuning di menit ke-30, dua menit kemudian Shinji Kagawa juga terkena kartu kuning karena menjatuhkan Rakitic dalam sliding tackle. 　　Dalam waktu singkat, dua pemain Borussia Dortmund sudah terkena kartu kuning, menunjukkan betapa gentingnya situasi di lini pertahanan. 　　Tapi suporter Borussia Dortmund merasa ini kesalahan wasit. Hingga saat ini, Borussia Dortmund sudah mendapat dua kartu kuning, sementara Schalke 04 belum mendapat satu pun. 　　"Wasit curang!" teriak Nyonya Wagner sambil menggerakkan tangannya geram. 　　Di sebelahnya, suporter-suporter Borussia Dortmund semua meneriakkan hal yang sama. 　　Mereka menilai Wasit utama Hekel terlalu memihak tim favorit. 　　Tuduhan ini ada dasarnya. Sejak awal pertandingan, aksi keras sebenarnya dilakukan kedua tim - lagipula ini Derby. Ada bonus "bubuk mesiu" di dalamnya. 　　Secara logika, dalam derby seperti ini, tindakan fisik yang sedikit lebih keras dari kedua tim seharusnya dimaklumi. Wasit utama biasanya tidak akan meniup peluit. Ini bisa menjaga kelancaran pertandingan sekaligus mempertahankan karakter panas dan keras khas derby. Kecuali jika sudah keterlaluan, baru wasit utama akan turun tangan. 　　Sebenarnya semua ini tidak masalah, kalau mau lebih ketat juga bisa. 　　Yang terpenting adalah harus berlaku adil tanpa memihak. 　　Untuk tindakan bertahan yang sama-sama keras, saat pelanggaran pemain Borussia Dortmund dihukum tapi pemain Schalke 04 dibiarkan begitu saja, jangan salahkan suporter Dortmund yang merasa tidak puas. 　　…… 　　Setelah wasit utama memberi dua kartu kuning berturut-turut ke pemain Dortmund, tim Dortmund memang harus lebih berhati-hati dalam bertahan sekarang. 　　Ini justru memberi kesempatan bagi pemain Schalke 04. 　　Mereka memanfaatkan momentum untuk melancarkan serangan gencar ke gawang Dortmund. 　　Dan di menit ke-41, Huntelaar menerima operan dari Christoph Moritz dan mencetak gol! 　　"Huntelaar!" teriak Marcel Leif dengan semangat, "Dia menyamakan skor untuk Schalke 04! Skor sekarang 1-1! Nah ini baru benar! Inilah Derbi Ruhr yang sesungguhnya!" 　　Penyiar di stadion juga berteriak: "Gol indah! Pencetak gol adalah Klaas-Jan--" 　　Di Veltins-Arena, suporter Schalke 04 serentak meneriakkan: "--Huntelaar!!" 　　Dalam sorak-sorai, Huntelaar membentangkan tangan sambil berlari menengadah ke langit, menikmati momen ini sepenuhnya. 　　…… 　　Saat Huntelaar mencetak gol, Veltins-Arena bergemuruh dan bergetar seperti letusan gunung berapi. Suporter yang mampu menciptakan rekor desibel di Eropa memang luar biasa! 　　Pada saat itu, Mark yang duduk di bangku cadangan merasa tercekik, sulit bernapas. Ia segera menarik napas dalam-dalam seperti orang yang hampir tenggelam. 　　Beberapa tarikan napas panjang akhirnya membuat Mark kembali merasakan udara masuk ke tubuhnya. 　　Sedangkan jantungnya masih berdegup kencang tanpa henti... Begitu cepat seolah ingin melompat dari tenggorokan, ia terpaksa menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. 　　Padahal aku hanya duduk di pinggir lapangan, tekanan yang dirasakan sudah begitu besar. Bagaimana dengan orang-orang di lapangan? 　　Pandangannya beralih ke Zhou Yi. 　　Ekspresi Zhou Yi tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. 　　Ekspresi ini sudah tidak asing bagi Mark. Saat bermain bersama di tim muda, ketika tim mereka tertinggal atau dalam kondisi sulit, pemain lain pasti mengernyitkan dahi dengan gelisah. Tapi Zhou Yi tidak, tetap tenang. 　　Sebenarnya "tenang" adalah istilah yang halus. Jika tidak, bisa disebut "blank", "seperti belum bangun tidur", atau "bingung tak karuan". 　　Tapi apapun deskripsinya, yang jelas wajah Zhou Yi saat itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi. 　　Melihat ekspresi Zhou Yi yang seperti itu, jantung Mark yang sebelumnya berdebar kencang tiba-tiba menjadi lebih tenang. 　　…… 　　"Bagus! Mantap!" Draxler melompat dari kursinya sambil mengacungkan tinju ke arah lapangan ketika Huntelaar mencetak gol. 　　Yang Muge dan Hao Junmin juga berdiri dari kursi mereka, bertepuk tangan dengan antusias. 　　Meski tak sebersemangat Draxler, mereka tetap gembira. Bagaimanapun mereka adalah pemain Schalke 04, wajar jika menginginkan kemenangan tim sendiri. 　　Pada momen seperti ini, hubungan baik sekalipun dengan Zhou Yi harus disisihkan. 　　…… 　　Setelah Schalke 04 menyamakan skor, semangat mereka membara dan mulai menyerbu area penalti Borussia Dortmund. 　　Sementara Borussia Dortmund yang bermain di kandang lawan terpaksa bertahan dengan formasi mengerut. 　　Bahkan di depan gawang mereka sendiri sempat terjadi situasi kritis berulang kali. 　　Kalau bukan karena performa bek dan kiper Borussia Dortmund yang cukup baik... mungkin skor sudah kembali kebobolan sebelum babak pertama berakhir. 　　Namun suporter Borussia Dortmund juga kecewa dengan situasi ini, mereka menuding wasit utama sebagai biang keladi. Menurut mereka, dua kartu kuning berturut-turut dari wasit kepada pemain Dortmund-lah yang membuat tim bermain ragu-ragu dalam bertahan. 　　Seandainya ini terjadi di kandang sendiri, suporter Dortmund mungkin sudah membanjiri wasit dengan siulan hinaan. 　　"Tapi... kalau ini terjadi di kandang sendiri Borussia Dortmund, mungkin pemberian dua kartu kuning dalam waktu singkat tidak akan terjadi. Siapa tahu?" 　　Borussia Dortmund mundur total bertahan, akhirnya berhasil mempertahankan skor 1-1 hingga babak pertama berakhir. 　　Saat jeda babak pertama, Klopp mengkritik performa tim di babak pertama. 　　"Wasit utama kasih dua kartu kuning lalu berhenti bertahan? Ada logika begitu? Lakukan yang harus dilakukan! Habisi mereka dengan tegas!" 　　Setelah itu ia menoleh ke Zhou Yi: "Zhou Yi, di babak pertama kamu diputus koneksinya dengan rekan oleh orang itu. Di babak kedua kamu harus ubah kondisi ini." 　　Dia tidak memberi tahu cara memperbaiki, percaya Zhou Yi bisa menyelesaikan masalah ini. Kepercayaan ini ada. 　　Zhou Yi juga mengangguk, tidak bertanya ke pelatih apa yang harus dilakukan. Menurutnya masalah ini belum perlu minta bantuan pelatih. 　　Mark diam-diam terus mengamati ekspresi Zhou Yi. 　　Meski skor disamakan lawan, kembali ke ruang ganti, dan dapat kritik "halus" dari pelatih atas performanya di babak pertama, wajah Zhou Yi tetap tenang. 　　Kadang Mark berpikir, mungkin ketenangan inilah yang membuat Zhou Yi selalu tak gugup dan bisa menyelesaikan masalah sebesar apapun? 　　Ia agak iri pada Zhou Yi. Seumur hidup mungkin tak bisa setenang Zhou Yi dalam menghadapi perubahan. 　　Tapi tidak dengki, karena... idolkunya memang hebat!