Saat berlari ke lapangan, Mark masih merasa tidak nyata. Tapi berkat tamparan Zhou Yi, dia tersadar.
Sekarang dia berdiri di lapangan dengan pikiran yang sangat jernih.
Meskipun akhir-akhir ini Schalke 04 terus menekan Borussia Dortmund, sepertinya dia tidak punya banyak kesempatan menunjukkan performa. Tapi ini tidak berarti kehadirannya di lapangan hanya sebagai penggembira tanpa kontribusi.
Sebenarnya, sejak masuk lapangan Mark terus mengamati dan berpikir, bagaimana cara membantu tim.
Asisten pelatih Buvac telah memberinya banyak nasihat, yang bisa disimpulkan dalam satu kalimat: "Pertahankan koneksi dengan lini belakang, aktif berlari, rela berkorban untuk membuka ruang kosong bagi pemain lain."
Cara konkretnya juga sudah dijelaskan.
Tapi Mark punya pemikiran sendiri.
Perasaan ini mungkin tidak terlalu kuat saat di bangku cadangan, tapi begitu dia berada di lapangan, semakin kuat menggelora seakan ingin menyembur dari dalam tubuh, tak terbendung.
Itu adalah perasaan yang sangat familiar.
Seolah-olah sejak masuk lapangan dia sudah tahu harus berbuat apa, sebenarnya tidak perlu banyak penjelasan dari asisten pelatih.
Karena di lapangan ini sekarang ada Zhou Yi dan Götze, dan dirinya pernah bermain bersama mereka. Meskipun kemudian tidak lagi bermain bersama setelah Zhou Yi dan Götze naik ke tim utama, chemistry antara mereka tidak hilang, tapi mengendap di dasar hati.
Kini, saat kembali menginjakkan kaki di lapangan dan bertempur bahu-membahu dengan Zhou Yi dan Götze, chemistry antar rekan seperjuangan itu muncul kembali.
Dia tahu bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan asisten pelatih, tapi dengan caranya sendiri.
……
Sebelum Mark masuk, serangan Schalke 04 terus mengamuk, hampir membentuk formasi pengepungan.
Tak hanya menghujani area penalti Borussia Dortmund, mereka juga menerapkan pressing ketat terhadap semua pemain Dortmund yang memegang bola di lini tengah dan depan.
Zhou Yi bahkan menjadi fokus utama pertahanan mereka.
Karena Zhou Yi adalah pemain inti serangan Dortmund, pilihannya saat menguasai bola menentukan arah dan kualitas serangan Dortmund.
Cukup dengan membungkam Zhou Yi, separuh serangan Dortmund bisa lumpuh.
Selain itu, Dortmund saat ini hanya punya satu pemain inti, tidak seperti musim lalu yang menggunakan sistem inti ganda. Saat Zhou Yi dijaga ketat, masih ada Sahin.
Jadi Zhou Yi terjepit di belakang, sulit maju ke depan. Lebih sering dia harus mengandalkan umpan panjang untuk mengirim bola ke area depan. Tapi umpan panjang bukanlah cara konvensional untuk membangun serangan, dengan persentase keberhasilan yang lebih rendah dibanding operan pendek.
Setelah Barrios cedera, situasi semakin memburuk. Serangan Borussia Dortmund kehilangan ujung tombak di depan. Umpan panjang ke depan seringkali hanya menjadi satu kesempatan, jika berhasil tentu bagus. Tapi sebagian besar sulit sukses. Begitu dua pemain lawan mengerubungi pemain Dortmund yang membawa bola, serangan itu pun berakhir.
Karena itu, Zhou Yi lebih sering melakukan operan mundur atau menyamping. Selain untuk menguasai bola dan mencegah Schalke 04 memanfaatkan kelemahan jumlah pemain Dortmund, ini juga karena keterpaksaan - jika persentase keberhasilan serangan terlalu rendah, sama saja menyerahkan bola ke lawan.
Melihat Mark bersiap masuk lapangan dari pinggir lapangan, Zhou Yi langsung menyadari ini kesempatan emas untuk membongkar blokade Schalke 04.
Namun Schalke 04 tampaknya tidak menyadari hal ini. Mereka tidak melakukan marking ketat terhadap Mark.
Zhou Yi belum berkomunikasi dengan Mark. Ia tidak tahu apakah Mark juga menyadarinya. Tapi ia percaya chemistry antara mereka berdua. Chemistry mereka bukan hanya hasil bermain bersama di tim muda. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka pernah tinggal satu atap, berlatih khusus bersama, hidup bersama, dan bersenang-senang bersama.
Chemistry yang terbentuk seperti ini jauh lebih baik daripada yang hanya dilatih di lapangan latihan.
Sementara Schalke 04 terus mengepung gawang Dortmund, Zhou Yi malah menoleh ke depan.
Ia menyadari Mark sebagai striker tengah tidak maju ke posisi paling depan.
Justru melakukan pergerakan mundur.
"Zhou Yi tersenyum, seperti yang diduga, meski sudah lama tidak bermain bersama, chemistry antara dirinya dan Mark masih terjaga!"
Saat serangan Schalke 04 ini dihentikan oleh Mats Hummels yang kemudian mengoper bola ke Zhou Yi, tanpa ragu ia langsung memutar badan dan mengoper bola ke depan ke Mark.
Zhou Yi sendiri tidak diam di tempat, melainkan berlari diagonal ke depan.
Ketika Mark menerima bola, tak ada satu pun pemain Schalke 04 di sekitarnya. Tak ada yang menyangka striker tengah seperti Mark tidak berada di garis depan, malah mundur ke area yang seharusnya ditempati Shinji Kagawa - yang saat ini sudah berpindah ke sayap. Sekilas Mark terlihat seperti gelandang serang!
"Markus Wagner! Ia menerima bola! Ini sentuhan pertamanya sejak masuk lapangan," komentar Marcel Leif.
……
Kemunculan mendadak Mark di posisi ini benar-benar mengagetkan pemain Schalke 04. Tapi mereka segera bereaksi, beberapa pemain langsung menekannya.
"Höwedes!"
Bek Schalke 04 Benedikt Höwedes langsung menyerbu Mark.
Di pinggir lapangan, Klopp menatap Mark dengan tegang. Ia hampir-hampir ingin merasuki tubuh Mark untuk mengarahkannya - tendang bola kembali ke Zhou Yi!
Jangan berlama-lama menguasai bola, jangan bingung harus berbuat apa, atau semuanya akan berantakan!
"Di mata semua orang, kelemahan Borussia Dortmund adalah pemain baru ini yang bahkan belum memahami situasi setelah baru saja masuk lapangan!"
Tak ada yang mempertanyakan mengapa Mark mundur begitu dalam untuk menerima operan. Mereka hanya menganggap itu sebuah kebetulan. Dia kebetulan berada di posisi itu.
Fans Schalke 04 sudah tak sabar bersorak, bersiap menyaksikan pemain baru itu dihancurkan Höwedes dari belakang.
Jika berhasil merebut bola di sini, Schalke 04 bisa melancarkan serangan berbahaya. Saat ini adalah momen kritis transisi Dortmund dari bertahan ke menyerang. Kehilangan bola dalam kondisi seperti ini mustahil diantisipasi Dortmund, persis seperti gol yang mereka ciptakan di babak pertama saat Schalke kehilangan konsentrasi dalam transisi permainan.
Sekarang, kita akan membalas dengan cara yang sama!
Di bawah sorotan ribuan pasang mata, Mark sama sekali tak menunjukkan keraguan. Setelah menerima bola, dia langsung berbalik dan mengoper!
Daripada memilih opsi paling aman dengan mengoper kembali ke Zhou Yi seperti yang diharapkan Klopp, dia justru mengoper ke depan!
Lalu ke siapa operannya?
"Götze!"
Marcel Leif berteriak.
Sorak gembira suporter Schalke 04 di tribun berubah menjadi... teriakan kaget!
Kini giliran suporter Dortmund di stadion dan depan televisi yang bersorak.
Karena Götze menerima bola bukan di sayap, tapi di area tengah tepat di busur kotak penalti!
"Dia menerima bola di posisi striker tengah!"
"Ternyata saat semua orang fokus pada Mark, Götze tiba-tiba menyusup dari sayap ke dalam ruang kosong yang ditinggalkan Höwedes setelah maju menekan!"
"Perpindahan posisi yang dramatis!"
……
"Götze yang menerima bola di busur kotak penalti langsung berbalik dan melepaskan tembakan!"
"Götze——" teriak Marcel Leif dengan suara yang dipanjangkan.
"Neuer melakukan gerakan menyelam untuk menangkap bola."
"Tapi bola melengkung tajam di udara, melewatinya dengan sempurna."
"Bola hampir saja masuk ke gawang, tapi di detik terakhir menyentuh tiang gawang dan meleset keluar garis lapangan!"
"Aduh!" teriak Duan Xin penuh penyesalan.
"Götze juga tampak frustrasi, kedua tangan memegangi kepala sambil berlutut di lapangan, tak percaya dengan apa yang terjadi."
"Peluang emas seperti ini, tapi gagal dimanfaatkan!"
"Götze menyia-nyiakan kesempatan menjadi pahlawan! Seandainya gol itu masuk, skor akan berbalik! Tapi kini kedua tim masih imbang! Schalke 04 berhasil lolos dari bahaya! Dalam laga Derby, gagal memanfaatkan peluang seperti ini benar-benar menghancurkan moral! Mungkin momen ini akan menjadi titik balik pertandingan?"
……
"Aaaaaah!" teriak asisten pelatih Buvac penuh kekecewaan di depan bangku cadangan.
"Klopp di sampingnya meski tidak berteriak, justru lebih emosional – dia mengambil botol plastik dari tanah dan melemparnya kembali dengan keras."
Braak! Botol penyok, tutupnya terlempar, air di dalamnya muncrat ke segala arah.
……
Götze yang gagal memanfaatkan peluang emas tentu sangat kecewa. Ini terlihat dari sikapnya yang langsung berlutut dan memegang kepala usai menendang.
Tapi saat bangkit, dia menoleh dan melihat Mark memberi jempol: "Kerja bagus, Mario! Hanya selisih tipis dari gol!"
Zhou Yi yang tak tahu dari mana muncul tiba-tiba menyela: "Mark, kau berbohong di siang bolong! Mana bagusnya? Kalau bagus pasti gol! Lain kali gantian aku!"
Melihat dua rekan setimnya - satu memberi semangat, satu mengejek - Götze teringat masa di tim muda U19. Mereka bertiga dulu adalah duet emas yang kompak, selalu berlatih ekstra di luar jadwal latihan resmi tim demi menyempurnakan chemistry.
Hasilnya, trio ini memborong semua gelar juara yang bisa diraih di level tim muda.
Saat itu, kombinasi umpan cepat mereka bagai tak terbendung.
Kemudian, Zhou Yi dan Götze dipromosikan ke tim utama, sementara Mark tetap di tim muda. Trisula terpecah, permainan umpan cepat pun tak pernah terulang.
Tapi tadi, mulai dari gerakan mundur spontan Mark, chemistry alami antara mereka bertiga kembali tercipta, menghasilkan serangan mengagumkan itu.
"Chemistry yang terbentuk dari latihan bersama dulu tidak hilang, justru mengendap dalam hati dan menjadi insting tubuh."
"Dan insting ini diaktifkan kembali seiring keikutsertaan Mark dalam pertandingan."
"Ini membuat Götze tiba-tiba tak terlalu menyesali peluang yang terlewat sebelumnya, malah semakin yakin dengan pertandingan selanjutnya."
"Kali ini belum gol, tapi selama kita bertiga kompak, gol pasti tercipta!"
"Dia membalas Zhou Yi, 'Kalau nunggu kamu lari pelan-pelan, kesempatan sudah habis! Mending kamu tetap di belakang ngoper aja!'"
"Hei!" Zhou Yi melirik ke atas, "Ini caranya minta umpan matang dariku?"
"'Umpan matang?' Götze mengernyit bingung."
"'Aku ngoper, kamu mencetak gol. Ibaratnya aku menyuapi roti ke mulutmu, kamu tinggal mengunyah saja.' Zhou Yi mengangkat bahu."
"Ucapannya seolah mengklaim semua pujian untuk Zhou Yi, sementara gol Götze dianggap remeh tanpa teknik."
"Padahal pencetak gol seharusnya jadi bintang, tapi Zhou Yi malah dianggap paling penting."
"Götze malas berdebat dengan orang tak tahu malu ini, memalingkan badan dan memeluk bahu Mark, 'Yang ngoper tadi Mark, makasih.'"
"Mark buru-buru melerai, 'Sudah-sudah, kalian semua hebat. Kerja sama ini mustahil terwaktu tanpa salah satu dari kita...'"
