Setelah Borussia Dortmund selesai merayakan gol, pertandingan berlanjut.
Schalke 04 yang tertinggal di kandang sendiri melancarkan serangan lebih ganas dari sebelumnya. Mana mungkin mereka menerima kekalahan dalam derby di rumah sendiri?
Mereka tak ingin mengulangi hasil derby musim lalu.
Bagi Zhou Yi, situasi ini justru yang paling disukainya.
Karena lini belakang Schalke 04 memiliki banyak ruang kosong, selama dia bisa mengoper bola ke sana dan ada pemain yang berlari ke area tersebut, itu semua adalah kesempatan.
Oleh karena itu, Zhou Yi terus memutar kepalanya dengan cepat, mengamati perubahan situasi di lapangan secara konstan. Semua perubahan ini direkam dalam otaknya, diproses oleh "prosesor pusat" ini, membentuk gambar panorama yang bisa dia pantau kapan saja.
Sebenarnya "golden finger" sejati Zhou Yi bukanlah sistem latihan FIFAOL3 atau sistem permainan virtual, melainkan otak jeniusnya yang luar biasa.
Kemampuan inilah yang memberinya potensi menjadi gelandang top dunia, sementara sistem virtual hanyalah alat untuk mempercepat proses tersebut.
Tanpa kemampuan ini, meski punya sistem virtual, paling-paling dia hanya jadi pemain yang cukup baik, masih jauh dari level top sebenarnya.
……
Serangan membabi-buta Schalke 04 membuat fans mereka di tribun hampir kolektif mencapai klimaks, semua berteriak hingga parau untuk menyemangati tim.
Draxler di sebelang Yang Muge bahkan tidak kembali duduk, terus berdiri di depan kursi sambil berteriak-teriak dan mengayunkan lengan.
Setiap kali pemain Schalke 04 menguasai bola, dia langsung bersorak gembira.
Sebaliknya, saat pemain Dortmund menguasai bola, dia langsung meniupkan siulan nyaring dengan jari di mulut.
Mengesampingkan statusnya sebagai pemain Schalke, sebenarnya dia benar-benar fans sejati yang murni dari Schalke 04.
Dibandingkan dengan yang lain, Yang Muge dan Hao Junmin terlihat sedikit kurang bersemangat. Mungkin ini terkait dengan sifat orang China yang cenderung lebih menahan diri dalam mengekspresikan emosi.
Kottane juga duduk di tribun penonton.
Bagaimanapun suporter Schalke 04 di sekitarnya berperilaku, dia tetap tak bergerak seperti patung lilin yang salah tempat, lebih mirip benda mati daripada penonton sepakbola.
Tapi dia bukanlah patung lilin sungguhan. Teriakan-teriakan di sekelilingnya tetap masuk ke telinganya.
Setiap kali adik laki-lakinya menyentuh bola, dia bisa mendengar jelas sumpah serapah suporter Schalke 04 yang bergemuruh: "Bocah sialan itu! Habis sudah! Pasti dia tamat!"
"Hantam dia! Gebukin kakinya! Sialan! Bagaimana bisa kalian biarkan idiot ini mencetak gol!? Tununjukkan nyali kalian!"
"Aku bertaruh si idiot ini akan secepatnya diganti karena cedera! Dia pasti cedera! Kariermu tamat sudah, bodoh!"
Berbagai makian yang tak terhitung kekejamannya.
Mereka yang mungkin sopan seperti gentleman dalam kehidupan sehari-hari, kini berubah menjadi gerombolan barbar yang kehilangan akal di tempat ini.
Inilah alasan Kottane tidak terlalu suka menonton pertandingan langsung. Saat masih kecil, orang tuanya membawanya ke tribun selatan Westfalen, namun "tempat seram" itu - baginya - seperti neraka. Dia sama sekali tidak tahan dengan teriakan, pekikan, dan berbagai suara tidak wajar yang terus menerus dikeluarkan orang-orang di sekitarnya, dengan kata-kata kotor yang keluar dari mulut mereka.
Semua ini membuat gadis kecil berusia tiga tahun itu ketakutan. Alih-alih merasakan kecintaan orang tuanya terhadap sepak bola atau semangat yang ditimbulkan olahraga ini, yang dia rasakan justru teror. Bahkan setelah pulang, dia mengalami mimpi buruk.
Penampilannya yang menangis tersedu-sedu di tribun terasa sangat memalukan. Adegan itu tertanam dalam di ingatannya.
Sejak saat itu, dia tidak punya kesan baik terhadap sepak bola dan menolak keras menonton langsung. Menonton melalui televisi sudah merupakan batas maksimalnya.
Untuk pertandingan adik laki-lakinya kali ini, awalnya dia juga tidak berencana menonton langsung. Menonton di TV sudah cukup - ada banyak cara menunjukkan perhatian, tidak harus dengan hadir di stadion.
Namun setelah mendengar perkataan Zhou Yi tentang kepercayaan, entah bagaimana dia tiba-tiba menelepon Hannah untuk membelikan tiket pertandingan, bahkan tiket calo dengan harga selangit!
Pasti saat itu kepalanya terjepit pintu, sampai bisa bertindak tidak normal seperti itu...
Sekarang, duduk di tengah kerumunan suporter yang emosional seperti "hooligan", Kottane seolah berada kembali di tribun selatan Westfalenstadion saat usianya tiga tahun. Akhirnya dia kembali ke tempat yang dibencinya ini.
Namun...
Saat telinganya dipenuhi berbagai kutukan jahat dan serangan verbal terhadap adik laki-lakinya, Kottane tidak merasakan ketakutan atau gentar, melainkan... kemarahan.
Dia tidak bangkit dari tempat duduknya, hanya dada yang bergelombang hebat, tarikan napasnya semakin berat.
Hanya saja di tribun yang riuh ini, gerakan kecilnya terlalu remang untuk disadari.
Para suporter Schalke 04 di sekitarnya terlalu asyik menyemangati tim mereka, sama sekali tidak memperhatikannya.
……
Serangan Schalke 04 tetap membahayakan, lagipula ini kandang sendiri. Maka suporter Schalke 04 di tribun semakin bersemangat, setiap kali tim mereka menyerang, mereka yakin itu akan menjadi serangan yang menghasilkan gol.
Menurut Zhou Yi, seluruh alam semesta terus bergerak dan berkembang melalui perubahan, bahkan materi pelajaran ideologi politik SMA pun bisa diterapkan dalam pertandingan sepak bola.
Meski saat ini serangan Schalke 04 gencar dan berbahaya, di sisi lain ini justru kesempatan bagi Borussia Dortmund. Semakin maju tekanan Schalke 04, ruang kosong di belakang lini pertahanan mereka semakin lebar.
Selama dirinya bisa memanfaatkan kesempatan, ancaman yang ditimbulkan mungkin lebih besar daripada serangan Schalke 04 yang mengepung Borussia Dortmund.
Lalu di mana letak peluangnya?
Kesempatan itu justru berada dalam serangan Schalke 04 yang semakin gila dan tidak sabar!
Ini kan kandang sendiri Schalke 04, mereka tertinggal satu gol di sini, mana mungkin para pemainnya diam saja?
Seiring berjalannya waktu dengan skor tetap 1-2, Schalke 04 yang bermain di kandang sendiri terus meningkatkan intensitas serangan.
Zhou Yi mengamati dan menunggu timing terbaik.
……
Pada menit ke-69, serangan Schalke 04 kembali masuk ke area depan Borussia Dortmund dan membentuk tembakan.
Namun tembakan Raúl ditepis oleh Weidenfeller, lalu dibersihkan oleh bek Dortmund Schmelzer. Sayangnya bola tidak terlalu jauh dan kembali ke kaki pemain Schalke 04.
Rakitic menerima bola dan mengatur kembali serangan, Schalke 04 melancarkan serangan kedua.
"Gempuran Schalke 04 belakangan ini bagai air pasang, gelombang demi gelombang memberikan pressing beruntun ke lini pertahanan Dortmund, ujian berat bagi para bek mereka..."
Analisis Marcel Leif terdengar masuk akal.
Serangan Schalke 04 benar-benar seperti pasang naik, lapisan pemain terus mengalir maju bagai ingin menggerus lebih banyak wilayah pantai.
Jika Schalke 04 bisa terus memberi pressing seperti ini ke Borussia Dortmund, mencetak gol hanyalah masalah waktu.
Tapi pertandingan sepak bola tidak selalu berjalan sesuai rencana manusia. Situasi terus berubah - kadang ke arah baik, kadang ke arah buruk.
Rakitic segera mengatur serangan. Dia memilih untuk langsung melambungkan bola ke area penalti, tidak memberi kesempatan bek Borussia Dortmund untuk bernapas, membuat mereka gemetaran dan melakukan kesalahan.
Namun Mats Hummels, bek tengah Borussia Dortmund, tidak mudah melakukan kesalahan. Dia melompat tinggi dan menyundul bola keluar sebelum Huntelaar menyentuhnya.
Kali ini, bola jatuh kedua berhasil dikontrol oleh Sven Bender.
Dia mengoper bola ke depan, mengarahkannya ke Zhou Yi.
Jelas, ini adalah kesempatan serangan balik yang ditunggu-tunggu Borussia Dortmund!
Tapi Schalke 04 juga tidak bodoh sampai tidak mengawasi Zhou Yi sama sekali.
Bersamaan dengan operan Sven Bender ke Zhou Yi, gelandang Schalke 04 Kluge juga langsung menekan Zhou Yi dari belakang.
Zhou Yi sedikit condong ke belakang, menggunakan kaki kanan sebagai tumpuan, mengangkat kaki kiri, bersiap menerima bola.
Tapi ketika bola benar-benar menggelinding mendekat, kaki kirinya naik beberapa sentimeter lagi, membiarkan bola melewati bagian bawah sol kirinya!
Pada saat yang sama, kaki kanan yang menjadi tumpuan berputar, lalu dia berbalik ke depan!
Melewati Kluge yang berusaha menghadangnya dengan gesit, Kluge tak bisa mengerem dan hanya bisa melihat Zhou Yi melengos darinya...
"Bagus! Penghindaran yang indah!" Duan Xin berteriak antusias menyaksikan adegan ini.
Setelah melewati Kluge, Zhou Yi berbalik dan mempercepat langkah, menyusul bola yang sengaja ditahannya di belakang. Tanpa mengangkat kepala, langsung ia menyambar bola dengan kaki kanannya!
Sebuah umpan panjang diagonal!
Bola tidak melayang di udara, melainkan melesat cepat di atas rumput bak pesawat supersonik yang terbang rendah!
Melewati gelandang Schalke 04 dengan kecepatan tinggi, lawan bahkan tak sempat bereaksi.
Bola terus melaju tanpa mengurangi kecepatan, melukis garis lengkung di rumput menuju sayap kiri.
Di sana, Markus Wagner sedang berlari kencang ke depan!
Kali ini ia benar-benar tampil sebagai striker tengah dengan posisi paling depan!
"Wah! Markus Wagner!" Marcel Leif terperangah.
Bek Schalke 04 Salger yang berada di posisi dalam awalnya berada di depan Markus. Meski tahu ada pemain Dortmund di belakangnya, masalahnya sederhana: dengan posisi dalam dan lebih depan, cukup ia mengamankan bola sebelum lawan menyentuhnya.
Saat ini, di mata Salpe, bola seperti mobil balik yang berbelok dengan kecepatan tinggi, mendekatinya. Karena terlalu cepat, ekornya bahkan meninggalkan bayangan kabur, sangat keren.
Salpe yang sedang mundur bertahan dengan cepat, sambil berusaha memblokir jalur dalam, mengamati bola. Di otaknya, dia menghitung lintasan dan menentukan timing terbaik untuk menyapu bola.
Lalu dia melakukan sundulan!
Dia yakin bisa menyapu bolanya.
Suporter Schalke 04 juga berpikir demikian.
Pelatih kepala Schalke 04, Magath, di pinggir lapangan juga sepakat.
Asalkan dia menyentuh bola, bahkan sekadar menggesek, pada kecepatan setinggi ini, bola akan melenceng jauh. Serangan balik Borussia Dortmund pasti gagal.
Bola berbelok, Salpe menyambar.
Tapi dia gagal menyentuh bola!
Dia hanya bisa melihat bola melintas tepat di depan jari kakinya. Menoleh, dia melihat pemain bernomor 45 Dortmund melesat melewatinya, mengontrol bola yang berbelok itu dengan punggung kaki luar kanan ke area tengah!
Serangan balik cepat satu lawan kiper!
Babak 144: Ya!
"Zhou Yi langsung operan!" Teriakan Duan Xin menggema saat Zhou menendang bola dengan umpan silang jarak jauh.
Bola melambung dari area kanan lingkaran tengah lapangan, membentuk akurasi lengkung sebelum berbelok ke area kiri depan lapangan lawan!
Bek Schalke 04 Salpe berusaha menggagalkan serangan Borussia Dortmund dengan sliding tackle, namun upayanya meleset dari bola!
Mark yang selama ini dibayanginya justru melewati Salpe yang sudah terjatuh, menerima umpan dari Zhou Yi!
Pada detik ini, suara teriakan dan siulan memenuhi langit Veltins-Arena.
Semua itu berasal dari fans Schalke 04!
Karena semua orang tahu arti momen ini.
"Ini serangan balik melewati offside!" teriak Marcel Leif dengan semangat.
Mark mengontrol bola dengan stabil. Saat menerima bola, ia menyodok bola ke tengah area penalti menggunakan punggung kaki luar kanannya, sekaligus melakukan penyesuaian posisi.
Selanjutnya, ia menerjang ke area penalti Schalke 04.
Di hadapannya hanya tersisa kiper Schalke 04 Manuel Neuer!
Neuer tanpa ragu keluar dari gawang.
Menghadapi Neuer yang keluar, Mark tetap tenang. Ia tidak mencoba melewati kiper atau terus menggiring bola, melainkan langsung menendang saat Neuer baru saja keluar dari area penalti kecil!
Bukan tendangan keras maupun dorongan, melainkan... chip shot!
"Tendangan sendok!"
Di antara teriakan para komentator, bola melambung tinggi melewati kepala Neuer yang sudah terjatuh. Kiper itu hanya bisa menatap pasrah saat bola mendarat di gawang kosong di belakangnya!
Detak jantung semua orang seolah berhenti pada saat ini, juga tidak terdengar suara napas sama sekali.
Pandangan mereka terkunci erat pada bola, menyaksikannya melayang melewati Neuer, lalu mulai terjun ke bawah.
Akhirnya... masuk ke dalam gawang!
……
"3:1! Borussia Dortmund unggul dua gol! Gol ini hampir mengubur ketegangan pertandingan!" teriak Marcel Leif sambil memegangi kepalanya dengan bersemangat. "Sungguh luar biasa! Pemain muda Markus Wagner yang masuk menggantikan Barrios yang cedera di babak kedua, mencetak dua gol! Dialah tokoh kunci dalam pertandingan ini!"
Kali ini Markus tidak diam membeku setelah mencetak gol. Saat bola melayang melewati Neuer, dia punya cukup waktu untuk mempertanyakan apakah ini mimpi.
Deru suara gemuruh tribun yang memenuhi telinganya terus mengingatkan: Ini bukan mimpi, ini nyata!
Melihat bola masuk gawang, dia berbalik menuju bendera sudut lalu melakukan gerakan meluncur dengan satu lutut!
Tubuhnya meluncur sejauh belasan meter di atas rumput sebelum akhirnya berhenti.
Markus jarang melakukan gerakan celebrasi seintens ini, membuktikan kegembiraannya yang meluap.
Siapapun pasti akan bergairah, mencetak dua gol krusial di pertandingan sepenting ini!
Götze, Shinji Kagawa, Großkreutz, Zhou Yi dan lainnya berlari dari belakang, saling meluncur dan memeluknya.
Seluruh Veltins-Arena untuk pertama kalinya mendengar suara dari suporter Borussia Dortmund.
"Majulah, BVB!!"
Nyonya Wagner berpelukan penuh emosi dengan suaminya. Setelah ciuman panjang, dia menarik napas dalam dan mengacungkan tinju ke arah fans Schalke 04 sambil berteriak: "Ini akibatnya mengejek anakku! Idiot-idiot!"
……
Saat bola masuk ke gawang, fans Schalke 04 di sekitar Kottane duduk di tempat duduk mereka dengan tangan memegang kepala atau membeku tak bergerak.
Dalam kondisi seperti ini, Kottana justru berdiri dari kursinya sambil mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi: "Yes!!"
Di antara sekumpulan fans Schalke 04 yang lesu, dia tampak sangat mencolok dan menyilaukan.
Orang-orang di sekitarnya terkejut dengan aksinya. Yang sudah sadar langsung melontarkan pandangan marah.
Tapi Kottane sama sekali mengabaikan itu.
Dia tetap berdiri di antara mereka dengan bangga mengangkat kedua tinju, seperti bangau di antara ayam-ayam.
Ini balasan terbaik untuk semua ejekan dan kutukan mereka pada adik laki-lakinya!
Bagaimana perasaan kalian melihat orang yang diremehkan malah mencetak gol?
Dengan gerakan ini, Kottane menertawakan fans Schalke 04 sepuas-puasnya.
"Dia tidak peduli apa konsekuensi dari tindakan ini. Dia hanya ingin meluapkan emosinya. Meskipun dirinya sendiri pernah mengejek mimpi sepakbola profesional adik laki-lakinya berkali-kali, dia tidak membiarkan orang lain mengejeknya sedikit pun, karena itu adalah adiknya sendiri, saudara kandung sebenarnya!"
"Sebagai kakak kandung, aku boleh mengkritik adikku sendiri. Tapi kalian ini siapa? Berani-beraninya mengejek adikku?"
……
"Markus Wagner! Dia mencetak dua gol! Setelah masuk sebagai pemain pengganti, dia sendiri mencetak dua gol, membantu Borussia Dortmund bangkit dari skor 1-1 menjadi unggul 3-1! Debut yang benar-benar ajaib! Tapi yang terpenting dari gol ini sebenarnya adalah umpan panjang Zhou Yi yang tegas dan akurat!" kata Duan Xin. "Tanpa melakukan penyesuaian posisi, langsung melakukan umpan panjang, dan bisa mengoper dengan begitu indah, benar-benar mengesankan! Umpannya melintasi kaki sliding tackle Salter, momen itu seperti pisau mengiris mentega!"
"Bisa dikatakan, tanpa umpan Zhou Yi ini, tidak akan ada gol berikutnya! Tentu saja, gerakan menerima bola Markus juga sangat baik, tidak menyia-nyiakan umpan Zhou Yi. Ketepatan tembakannya di akhir benar-benar tenang! Menunjukkan kualitas penyerang ulung! Mungkin... kita sekali lagi menyaksikan kelahiran bintang masa depan secara langsung?"
Marcel Leif juga sangat bersemangat: "Markus Wagner! Saat dia masuk sebagai pemain pengganti, mungkin bahkan pendukung Borussia Dortmund tidak punya harapan padanya, emosi mereka masih terbenam dalam kesedihan atas cedera Barrios... Tapi sekarang! Markus menjawab dengan dua gol yang sangat kuat. Inilah pesona sepak bola! Penuh dengan ketidakpastian yang tak terhitung! Tak ada yang bisa tahu apa yang akan terjadi di detik berikutnya!"
Markus yang sedang merayakan gol tersenyum lebar, namun setelah ditarik berdiri oleh rekan setim dari tanah, dia tiba-tiba tertegun. Di depannya, di antara lautan fans Schalke 04 berkaos biru yang memegang kepala, ada seseorang yang berdiri dengan kedua tangan terangkat. Pemandangan ini terlihat sangat aneh.
Ini seharusnya wilayah fans Schalke 04, tapi kenapa ada seseorang berbaju hitam dan topi hitam yang sedang merayakan?
Dia terkejut sebentar sebelum direngkuh rekan setim. Setelah pandangannya goyah beberapa saat, sosok berbaju hitam itu sudah tidak ada di sana lagi.
Ini membuatnya bertanya-tanya apakah tadi matanya salah lihat. Bagaimanapun juga hanya terlihat selama satu detik, bisa dibilang hanya sekelebat...
……
Saat Kottane kembali duduk di kursinya, dia sudah memikirkan cara untuk pergi.
Dia tidak bodoh. Tentu dia tahu bahwa dengan provokasinya di tengah fans Schalke 04 ini, akan sulit keluar dari stadion ini tanpa cedera jika Schalke 04 kalah.
Ini kan derby, bukan pertandingan biasa. Dalam pertandingan biasa, kalah-menang masih bisa ditertawakan, tapi hasil Derbi Ruhr menyangkut banyak hal.
Jadi lebih baik dia pergi dari sini sebelum pertandingan berakhir—itu keputusan paling bijak.
Tapi belum saatnya. Setelah pertandingan dimulai kembali, para suporter Schalke 04 ini akan teralihkan perhatiannya, dan saat itulah... aku bisa kabur!
……
Pemain Borussia Dortmund berlari kembali ke separuh lapangan mereka, sementara pemain Schalke 04 sudah berdiri di posisi masing-masing.
Meski kini tertinggal dua gol, karena ini Derbi Ruhr, pertarungan akan terus berlanjut sampai detik terakhir.
Keunggulan dua gol Borussia Dortmund saat ini belum bisa menghancurkan semangat juang pemain Schalke 04.
Setelah pertandingan dimulai kembali, mereka terus melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund.
Meski kebobolan sebelumnya justru karena serangan terlalu ganas, memberi kesempatan Zhou Yi, Schalke 04 tak mau menahan diri.
Bukan berarti dari pemain sampai pelatih Schalke 04 bodoh—mereka tentu paham hal-hal yang bahkan diketahui suporter biasa.
Tapi mereka tak punya pilihan.
Tertinggal dua gol di kandang sendiri—kalau tidak menyerang sekuat tenaga, bagaimana mungkin bisa mengejar?
Serangan habis-habisan memang berisiko kebobolan lagi, tapi jika takut kebobolan lalu tidak menyerang, kekalahan sudah pasti. Itu juga tak sesuai karakter "derby".
Makanya Schalke 04 tetap berusaha sekuat tenaga meski tahu taktik ini berisiko, mengerahkan semua kekuatan.
Menghadapi Schalke 04 yang berusaha sekuat tenaga, Borussia Dortmund saat ini tentu harus bertahan, tidak mungkin menyerang balik. Schalke 04 tidak takut kebobolan lagi setelah serangan balik, tapi Borussia Dortmund takut.
Karena Schalke 04 sudah tidak ada lagi yang bisa hilang.
Biasanya, ketika Borussia Dortmund perlu fokus bertahan, Zhou Yi bisa diganti.
Klopp juga berencana demikian. Sebastian Kehl diperintahkan melakukan pemanasan.
Lima menit kemudian, menit ke-75, Zhou Yi digantikan oleh Sebastian Kehl.
Saat turun lapangan, Zhou Yi berjalan sangat lambat, memicu kemarahan fans Schalke 04 di tribun. Siulan pun bergema. Tapi Zhou Yi tetap tenang, masih berjalan pelan sambil terlihat kelelahan.
Pemain Schalke 04 protes ke wasit utama atas "penguluran waktu" Zhou Yi.
Wasit utama mendatangi Zhou Yi dan menyuruhnya segera turun. Zhou Yi menjelaskan: "Saya lelah, Pak, benar-benar kehabisan tenaga. Anda tahu stamina saya..."
Ia berkata terengah-engah, bahkan bicaranya terputus-putus.
Stamina Zhou Yi musim lalu memang terkenal buruk, meninggalkan kesan mendalam bagi yang mengenalnya. Musim ini stamina Zhou Yi sudah meningkat signifikan, namun karena baru tiga hari lalu bermain dalam pertandingan sengit fase grup Champions Eropa – meski sudah diganti lebih awal – bermain di Champions Eropa jelas lebih melelahkan daripada liga. Bermain dua laga berat beruntun dalam waktu singkat, bukan cuma Zhou Yi, bahkan pemain berstamina baik sekalipun pasti kesulitan.
Jadi kali ini Zhou Yi benar-benar lelah.
Di belakang, pemain Schalke 04 berteriak mengingatkan wasit utama agar memberi Zhou Yi kartu kuning.
Wasit yang mendengar penjelasan Zhou Yi malah memberi isyarat "diam" ke pemain Schalke 04, lalu mendorong Zhou Yi dengan sedikit tenaga agar segera turun.
Tapi tidak mengeluarkan kartu.
Demikianlah Zhou Yi "dikawal" wasit utama keluar lapangan.
Ketika sampai di pinggir lapangan, meski Sebastian Kehl sudah menunggu di depannya untuk masuk, dia berhenti dan mengangkat kedua tangan menyapa suporter di tribun.
Tapi ini bukan kandang Borussia Dortmund, jadi gerakannya lebih mirip provokasi daripada penghormatan...
Benar saja, suporter Schalke 04 di tribun langsung membalas dengan siulan lebih gila dan... lebih banyak jari tengah.
Tapi Zhou Yi tak peduli. Dengan senyum polos, dia menepuk tangan dan memeluk Sebastian Kehl sebelum benar-benar keluar.
Klopp kemudian maju menyambut, menjabat tangannya dan menariknya ke pelukan sambil berbisik: "Kerja bagus, sekarang istirahatlah, nak!"
