Setelah unggul dua gol, Borussia Dortmund agak lengah. Hasilnya di menit 57, penyerang Twente Nacer Chadli berhasil mempersempit skor.
Tak lama kemudian, Großkreutz melakukan tackle dari belakang dalam perebutan bola yang membuatnya diganjar kartu merah langsung!
Sebenarnya saat Twente mencetak gol, Dortmund belum merasa khawatir. Dengan kemampuan tim mereka, membuka kembali selisih keunggulan seharusnya mudah.
Namun, ketika Großkreutz dikeluarkan dengan kartu merah, barulah mereka benar-benar merasakan ketegangan.
Pendukung Twente bersukacita, sekarang skor hanya tertinggal satu gol dan jumlah pemain lebih banyak satu dari lawan. Dengan usaha ekstra, mungkin kita bisa meraih hasil imbang lagi melawan lawan kuat!
Beberapa bahkan berpikir lebih agresif, mulai membayangkan kemenangan.
Tapi harapan para pendukung Twente ternyata terlalu indah.
Meski kehilangan satu pemain, selama Dortmund bermain serius, mereka tetap cukup kuat untuk menghancurkan lawan di kandang sendiri.
Hanya empat menit setelah pengusiran Großkreutz, Dortmund mengorganisir serangan.
Zhou Yi menguasai bola di lini tengah, mengoper ke Götze, lalu melanjutkan lari ke depan.
Karena Großkreutz diusir, Shinji Kagawa yang seharusnya bermain sebagai Gelandang Serang dipindahkan ke sayap sebagai pemain sayap.
Hal ini membuat area depan lini tengah kosong, memberi kesempatan Zhou Yi untuk melakukan serangan.
Sambil terus berlari ke depan, Zhou Yi telah mengamati seluruh pergerakan posisi pemain kedua tim dalam pikirannya.
Ketika Götze mengembalikan operan kepadanya, dia bahkan tak perlu mengontrol bola terlebih dahulu. Langsung memberikan umpan lob!
Bola melambung melewati kepala bek-bek Twente, jatuh ke belakang pertahanan.
Bek Twente yang baru sadar bola sudah melintas, langsung melihat pemain bernomor 45 Dortmund muncul di depannya!
Dia mengangkat tangan memprotes, menyatakan pemain itu dalam posisi offside.
Tapi tidak terdengar suara peluit wasit utama, malah terdengar sorakan gegap gempita.
Dalam sorakan itu, pemain bernomor 45 itu menghentikan bola dengan kaki, lalu menendangnya menggunakan kaki lainnya!
"Markus Wagner——!!!" teriak Marcel Leif dengan suara yang dipanjangkan.
Bola yang ditendang Markus melesat melewati kiper Twente Mihaylov dan menghantam jaring gawang di belakangnya!
"Gol!!! Markus Wagner!!! Kombinasi indah Borussia Dortmund! Tidak offside! Dia tidak offside!"
Setelah mencetak gol, Markus terbaring di tanah selama setengah detik sebelum bangkit dan berbalik ingin merayakan.
Begitu berbalik, dia langsung bertubrukan dengan Götze yang menyergapnya.
Keduanya berpelukan, Zhou Yi pun segera menyusul bergabung.
"3:1! Markus mencetak gol pertamanya musim ini di Champions Eropa! Pemuda ini menjadi bintang paling bersinar di Borussia Dortmund...bahkan se-Jerman! Sejak debut sebagai Pemain Cadangan di Derbi Ruhr, performanya konsisten bagus baik di liga maupun sekarang di Eropa! Akademi Borussia Dortmund akhirnya menuai hasil!"
……
Bagi Markus, mencetak gol di Champions Eropa sangat membahagiakan, meski kini dia tak lagi merasa seperti mimpi seperti saat gol liga pertamanya.
Setelah bermain dalam beberapa pertandingan berturut-turut, dia perlahan mulai terbiasa dengan perubahan peran dari pemain pinggiran pengganti yang tak dikenal menjadi pemain utama yang dinantikan dan menjadi sorotan.
Dia harus menghadapi berbagai tatapan, sementara kepercayaan dirinya juga bertambah sedikit demi sedikit. Dia mulai tidak menganggap kemampuannya mencetak gol sebagai keberuntungan semata, melainkan hasil latihan keras dan performa aktif di lapangan. Dengan kata lain, semua ini pantas dia dapatkan karena kemampuan timnya.
Dengan pemikiran seperti ini, keraguan dalam hati Mark berkurang drastis.
……
Awalnya Borussia Dortmund yang kehilangan satu pemain membuat Twente semakin percaya diri.
Tapi empat menit setelah Großkreutz menerima kartu merah, Mark berhasil mencetak gol yang memperlebar skor untuk Borussia Dortmund. Ini seperti menyiram air dingin ke semangat pemain Twente.
Hal ini membuat pemain Twente menyadari jurang kemampuan tim yang besar dengan Borussia Dortmund. Bahkan dengan kelebihan satu pemain pun, mereka tak bisa menutupi perbedaan itu.
Dengan kesadaran ini, serangan Twente menjadi jauh kurang berbahaya.
Sementara serangan Borussia Dortmund belum berhenti. Menghadapi lawan lemah seperti ini, kemenangan bukan lagi tujuan utama. Mereka perlu memperbesar selisih gol agar tidak menyesal saat perbandingan selisih gol diperlukan nanti.
Maka serangan Borussia Dortmund tetap intens.
Di menit ke-85, Lewandowski yang masuk sebagai Pemain Cadangan menyempurnakan kemenangan dengan memperbesar skor menjadi 4:1.
Namun, gol ini tidak ada hubungannya dengan Zhou Yi karena dia sudah ditarik keluar, dan yang menggantikannya adalah Lewandowski.
Zhou Yi ditarik lebih awal karena Borussia Dortmund akan menghadapi pertandingan liga yang sangat penting berikutnya.
Tingkat kepentingannya tidak kalah dengan Derbi Ruhr melawan Schalke 04.
Yakni pertandingan jornada ke-7 liga dimana mereka akan menjamu Bayern München di kandang sendiri.
Untuk memastikan Zhou Yi mendapatkan istirahat yang cukup dan menjaga staminya, Klopp secara berturut-turut menariknya lebih awal dalam dua pertandingan babak grup Champions Eropa.
……
Akhirnya, Borussia Dortmund mengalahkan Twente dengan skor 4:1 di kandang sendiri, meraih dua kemenangan beruntun di babak grup Champions Eropa.
Setelah dua jornada grup, tim yang memuncaki klasemen grup ini adalah Borussia Dortmund, bukan Inter Milan - sesuatu yang tak terduga sebelum babak grup dimulai.
Ini karena Borussia Dortmund menjadi satu-satunya tim yang meraih kemenangan penuh di grup tersebut.
Namun belum ada yang bisa memastikan Borussia Dortmund pasti lolos atau menjadi juara grup, mengingat baru dua dari total enam pertandingan grup yang dimainkan.
Apalagi Borussia Dortmund belum bertanding melawan Inter Milan, yang mungkin akan menjadi penentu posisi akhir mereka.
Inter Milan hanya bermain imbang melawan Twente di jornada pertama grup, sebuah kejutan yang mengejutkan.
Di jornada kedua ini, performa mereka akhirnya kembali normal dengan mengalahkan Valencia 4-0 di kandang sendiri.
Penampilan mereka dalam pertandingan ini juga telah mengembalikan kepercayaan para pendukung.
Jika Inter Milan dapat mempertahankan kondisi ini, dua pertandingan melawan Borussia Dortmund pasti akan sangat menarik.
Bagaimana dengan Borussia Dortmund?
Setelah menyelesaikan pertandingan melawan Twente, mereka tidak lagi memfokuskan perhatian pada Champions Eropa.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lawan berikutnya yang akan mereka hadapi adalah Bayern München, penguasa sepak bola Jerman.
Meskipun Bayern München memiliki kebiasaan lambat memanas di musim baru dengan awal yang buruk, Borussia Dortmund tetap tidak boleh lengah.
Sebenarnya sejak awal musim baru, jadwal Borussia Dortmund banyak bertemu tim-tim kuat dari klasemen menengah atas. Jika kondisi awal Borussia Dortmund musim lalu seperti ini, mungkin saat ini mereka akan berada di posisi terakhir.
Namun sekarang, mereka berada di posisi kedua, tertinggal tiga poin dari Mainz yang menang enam dari enam pertandingan.
Adapun Bayern München...
Di liga putaran sebelumnya, mereka kalah 1-2 di kandang sendiri dari Mainz yang saat ini menduduki puncak klasemen.
Awal musim Mainz yang luar biasa ini benar-benar di luar dugaan semua orang. Tim Thomas Tuchel yang banyak menggunakan pemain muda justru tampil perkasa, hingga saat ini masih mempertahankan rekor kemenangan penuh - sesuatu yang bahkan tidak berhasil dilakukan Borussia Dortmund.
Kondisi Bayern München saat ini memang kurang baik, hal ini memberikan kesempatan balas dendam bagi Borussia Dortmund.
Di awal musim liga lalu, baik Borussia Dortmund maupun Bayern München sama-sama tidak dalam kondisi terbaik. Saat itu, Bayern München bahkan mencatatkan awal terburuk dalam 40 tahun terakhir di bawah kepimpinan pelatih baru Van Gaal.
Borussia Dortmund juga tak jauh lebih baik.
Namun kemudian Bayern München berhasil mengalahkan Juventus 4-1 di babak grup Liga Champions Eropa, disusul sembilan kemenangan beruntun di liga dan lebih dari sepuluh pertandingan tanpa kekalahan. Dengan performa gemilang ini, mereka merebut kembali posisi puncak klasemen liga dan melaju hingga final Liga Champions.
Di akhir musim tersebut, Bayern München meraih Gelar Ganda (liga dan Piala Jerman) ditambah runner-up Liga Champions. Ini menjadi musim terbaik mereka sejak terakhir kali menjuarai Liga Champions pada 2001.
Dalam dua pertemuan melawan Bayern München musim lalu, Borussia Dortmund selalu kalah. Khususnya di pertandingan pertama liga, Bayern München menghancurkan Dortmund 5-0 di kandang lawan yang menjadi aib besar. Meski performa Dortmund membaik di paruh kedua musim, mereka tetap kalah dari orang itu saat bertandang ke markas Bayern.
Sepanjang musim mengalami double kekalahan dari Bayern München.
Bagi tim manapun yang bercita-cita merebut gelar Bundesliga, Bayern München tetap menjadi rintangan yang tak terhindarkan.
Jika tidak bisa mengalahkan Bayern München, jangan bermimpi merebut gelar liga.
Meskipun mengalahkan Bayern München dua kali hanya memberi enam poin, makna simbolisnya jelas lebih besar dari nilai praktis. Mengalahkan Bayern München bisa meningkatkan kepercayaan diri pemain secara signifikan, dan kepercayaan diri adalah kualitas terpenting dalam perebutan gelar.
Sejauh mana seseorang percaya pada kemampuannya, akan menentukan tujuan akhirnya.
Begitu juga dengan sebuah tim.
