Saat Götze mengoper bola ke Mark, semua orang mengira Mark akan kesulitan mengontrol. Dia berlari mengejar bola, bola mendatanginya, dua gaya yang bertemu akan menghasilkan gaya yang lebih besar. Jadi sulit dikontrol.
Tapi Mark justru langsung menahan bola dengan dada ke arah Zhou Yi, ini benar-benar di luar dugaan.
"Hal yang lebih mengejutkan masih ada di belakang, menghadapi bola sulit ini, Zhou Yi malah langsung menyundul bola ke belakang, sekaligus mengubah situasi sulit menjadi operan terobosan yang menciptakan peluang berbahaya!
Bahkan bola itu melintas tepat di atas kepala Lucio!
Lucio ingin menghalangi tapi tak bisa, hanya bisa melihat bola jatuh di belakangnya. Mark yang tadinya di depannya juga menghilang, sudah pasti dia berbalik dan mengitari ke belakang!
……
"Markus Wagner!" Marcel Leif hampir membanting meletakkan tangan di meja.
Karena kombinasi ini sungguh... sangat imajinatif!
Yang awalnya bukan kesempatan, kini berubah menjadi peluang gol penutup!
Saat Zhou Yi menyundul bola melewati Lucio, Mark tepat mengitari dan lari ke belakangnya, menerima bola.
Sama sekali tidak ada yang menjaga!
Dengan tenang dia mengontrol bola, lalu menggiring satu langkah ke area penalti.
Kiper Inter Milan Julio Cesar keluar dari gawang, menyergapnya.
Mark tampil tenang, tidak gentar menghadapi tekanan Cesar, melepaskan tendangan rendah!
Cesar yang sedang maju buru-buru merentangkan kaki untuk menahan, tapi terlambat. Bola menyelinap di samping kakinya...
Saat itu, semua mata tertancap pada bola yang melambung-lambung di atas rumput, bergulir perlahan... akhirnya masuk ke dalam gawang!
“TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR！！！！” Marcel Leif berteriak penuh emosi."TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR！！！Mark! Markus Wagner! Ia mencetak gol balasan untuk Borussia Dortmund! Kombinasi permainan yang indah, menakjubkan, dan sulit dipercaya!!"
Marcel Leif hampir tak menyadari dirinya, meneriakkan komentar dengan suara serak. Meski gol ini tidak membuat Dortmund menyamakan skor atau meraih kemenangan, namun menunjukkan bahwa Dortmund belum menyerah. Hal ini mungkin lebih penting dari skor saat ini.
……
"Zhou Yi!!" Saat Markus mencetak gol, He Ping justru meneriakkan nama pengumpan alih-alih pencetak gol. Dalam pandangannya, 90% kontribusi gol ini berasal dari Zhou Yi!
Tanpa heading jenius Zhou Yi yang mengubah yang mustahil menjadi mungkin, semua ini tidak akan terjadi.
"Umpan brilian! Sangat kreatif! Luar biasa! Siapa yang menyangka Zhou Yi menggunakan cara seperti ini untuk mengoper? Heading umpan terobosan! Itupun memanfaatkan kekuatan operan mundur Markus, memungkinkannya tidak perlu menggunakan tenaga berlebihan. Gerakannya sangat tersamar, sehingga lebih fokus pada akurasi operan...Oh! Kita pernah melihat umpan indah tak lazim seperti operan punggung Ronaldinho di Barcelona. Menurutku, umpan Zhou Yi hari ini layak disejajarkan dengan momen-momen legendaris itu!"
"Yes!" Di depan TV, Zhou Jianliang menggebrak tinju dengan penuh semangat.
Meskipun skor masih tertinggal tiga gol, sekarang dia sudah tidak peduli dengan kemenangan atau kekalahan pertandingan, asalkan bisa melihat penampilan hebat anaknya, itu sudah cukup.
……
Setelah mencetak gol, Mark berbalik dan berlari kembali, bertabrakan dengan Zhou Yi yang sedang membuka tangan menunggu pelukan.
Shinji Kagawa, Götze, Sven Bender... pemain lainnya bergegas mendekat dan berpelukan dengan mereka.
"Kerja bagus!"
"Kalian luar biasa!"
"Operan itu benar-benar... di luar imajinasi! Haha!"
Mereka menepuk-nepuk bahu, kepala, dan punggung Zhou Yi dan Mark.
Di samping mereka, masih ada pemain Inter Milan yang terlihat belum sepenuhnya sadar.
Lúcio sedang menjelaskan ke Javier Zanetti tentang kejadian tadi: "...Awalnya aku mengikuti pemain nomor 45 itu, tapi setelah dia melakukan operan mundur, Zhou Yi langsung menyundul bola ke depan. Aku sama sekali tidak sempat bereaksi... Bahkan tidak bisa melompat karena saat itu masih dalam gerakan maju..."
Mantan kapten timnas Brasil yang malang ini menjadi backdrop dari assist gemilang tersebut. Ia berusaha mati-matian menjelaskan bahwa ini bukan karena kemampuannya buruk, tapi lawannya terlalu kuat.
……
"Gua banget! Gol ini benar-benar keren!" Di grup, Sun Pan langsung mengirim pujian ini.
"Operan ini... benar-benar penuh kreativitas." He Ying juga mengakui kehebatannya. Bagaimanapun, dia pasti tidak akan terpikir untuk melakukan hal seperti itu.
Jangankan dia, bahkan para pemain jenius yang pernah ditemuinya selama latihan di La Masia pun, tidak ada satu pun yang bisa bereaksi secepat Zhou Yi dalam waktu sepersekian detik itu.
“Sebenarnya menurutku Mark itu juga hebat, chemistry-nya dengan Zhou Yi sangat bagus. Setelah mengoper bola kembali ke Zhou Yi, dia langsung berbalik dan lari ke depan, seolah sama sekali tidak memikirkan apakah operan mundurnya itu bisa dioper kembali oleh Zhou Yi. Pokoknya dia percaya Zhou Yi pasti bisa melakukannya…” analisis Yang Muge.
Guo Nu juga menghela napas lega: “Akhirnya ada gol penyelamat muka…”
Jika Borussia Dortmund tempat Zhou Yi bermain benar-benar kebobolan tanpa mencetak gol sama sekali, dia pasti akan merasa sangat canggung di depan Zhou Yi.
……
Selebrasi gila-gilaan Dortmund setelah mencetak gol, tapi tak ada yang mengambil bola dari gawang seolah menunjukkan mereka puas dengan gol penyelamat muka ini. Pemain Inter Milan hanya terkejut dengan proses terjadinya gol tersebut, tapi tidak terlalu memikirkan kebobolan ini.
Setelah pertandingan dilanjutkan, performa pemain Inter Milan tidak berbeda sebelum dan sesudah kebobolan.
Komentator masih asyik membahas cara berpikir dan pola operan Zhou Yi pada gol tadi, seolah itu menjadi momen paling gemilang Dortmund di pertandingan ini.
Klopp di pinggir lapangan terus menatap tajam ke arah Zhou Yi, meski saat ini Zhou Yi sama sekali tidak memegang bola.
Saat jeda babak pertama, Zhou Yi dengan tenang bercerita sebuah kisah. Melalui cerita ini, rekan-rekan mulai bisa melihat sedikit isi hatinya.
Kesulitan tertinggal empat gol dan kekurangan satu pemain sama sekali tidak menggoyahkan mentalnya.
Anak ini pasti tidak hanya berpikir untuk mencetak satu gol untuk menyelamatkan muka, dia mungkin mengincar lebih dari itu!
Memikirkan ini, Klopp berbalik menghampiri asistennya Buvac: "Suruh Lewandowski pemanasan!"
Buvac segera bangun dan memanggil penyerang Polandia itu dari bangku cadangan untuk pemanasan.
Lewandowski segera mengenakan rompi dan berlari ke area pemanasan. Dia tahu maksud pelatih memanggilnya saat ini - pasti akan dimainkan.
Masuk di situasi seperti ini... harus melakukan sesuatu yang berarti!
Dengan pikiran itu, Lewandowski menunduk dan serius melakukan pemanasan.
……
Tak lama kemudian Lewandowski menyelesaikan pemanasan dan kembali ke pinggir lapangan tempat Buvac menariknya untuk menjelaskan taktik.
Lewandowski akan berposisi sebagai striker tengah, sementara Mark sedikit mundur ke belakangnya, membentuk formasi seperti nomor sembilan setengah atau penyerang bayangan yang bisa menembak langsung maupun mengoper ke rekan setim.
Dengan ini, poros tengah menjadi lebih solid. Mengatasi masalah kurangnya daya serang di area depan.
Tapi siapa yang akan ditarik keluar jika Lewandowski masuk?
Tentu bukan pemain penyerang.
Klopp berencana menarik Piszczek (bek sayap), lalu membentuk sistem pertahanan tiga bek tengah dengan Subotic, Hummels dan Schmelzer.
"Ditambah lagi di lini tengah sebenarnya hanya ada Sven Bender seorang gelandang bertahan, jadi hanya empat pemain Borussia Dortmund yang benar-benar bisa terlibat di lini tengah. Yang lainnya semua harus menyerang."
"Pergantian pemain ini sangat berisiko dan berani. Tapi tidak ada pilihan lain, jika ingin ambisius harus memilih substitusi seperti ini."
"Kalau tidak, sedikit saja ragu-ragu dan tidak melakukan ini, bersiaplah menunggu kekalahan perlahan."
"Klopp membaca maksud Zhou Yi, dia memutuskan untuk ikut gila bersama Zhou Yi, melihat apakah sesuatu bisa terjadi."
"Mungkin Tuhan menyukai orang-orang gila?"
……
"Lewandowski setelah menerima instruksi taktik dari Buvac, langsung didorong ke pinggir lapangan."
"Ofisial keempat memegang papan substitusi berdiri menunggu bola mati."
"Para komentator juga memperhatikan pergantian pemain Dortmund."
"Lewandowski sudah berdiri di pinggir lapangan... Dortmund akan memasukkan penyerang baru?"
"Di saat seperti ini mengganti penyerang?"
"Para komentator terkejut."
"Siapa yang akan ditarik keluar?"
"Mark? Dia baru saja mencetak gol, jelas sedang dalam kondisi prima."
"Götze?"
"Tidak mungkin diganti."
"Zhou Yi apalagi, lebih tidak mungkin."
"Apakah Shinji Kagawa yang akan diganti?"
"Segera terjawab, ofisial keempat mengangkat papan substitusi. Nomor 7 Lewandowski masuk, nomor 26 Piszczek keluar!"
"Piszczek ditarik keluar?" He Ping terkejut.
"Mengganti seorang bek?" Marcel Leif juga kaget.
"Sudah kehilangan satu pemain, tekanan pertahanan sangat besar. Sekarang menarik keluar seorang bek dan memasukkan penyerang... Apa yang Klopp rencanakan?"
"Dia gila apa?"
"Entah apakah gol Mark memberi lebih banyak ide ke Klopp, sekarang dia mengganti bek sayap dengan penyerang... Borussia Dortmund masih ingin balas dendam?"
Benítez juga menyadari pergantian ini. Ia menoleh ke bangku cadangan Dortmund, bertanya-tanya apa yang ada di pikiran Klopp.
Tapi pergantian seperti ini mungkin menjadi kesempatan bagi Inter Milan?
Kalau begitu, biarkan saja mereka kehilangan harapan.
