Sebenarnya tanpa instruksi khusus dari Benítez, pemain Inter Milan di lapangan sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Lawan menarik keluar bek dan memasukkan penyerang, apakah mereka pikir masih bisa mencetak gol lagi?
Tentu saja pemain Inter Milan tidak akan mengizinkan hal ini terjadi.
Bukankah ini akan menjadi aib bagi mereka?
Setelah Dortmund melakukan pergantian, Inter Milan tiba-tiba melancarkan serangan gencar untuk memanfaatkan berkurangnya pemain belakang lawan, berusaha menambah gol.
Serangan mereka sangat ganas, suporter Inter di tribun pun bersorak gegap gempita.
Tapi di mata Zhou Yi, ini justru sesuai harapannya karena momen tepat untuk melancarkan serangan balik.
Setelah Lewandowski masuk, Borussia Dortmund memiliki satu titik tumpu tambahan dalam serangan, menciptakan lebih banyak variasi.
Saat Inter Milan tiba-tiba menggempur habis-habisan, meski Zhou Yi berada di lini belakang, pandangannya tetap tertuju ke area depan. Dia mencari ruang kosong di lantai bawah di belakang pertahanan Inter Milan, di mana posisi terbaik untuk melancarkan serangan balik?
Setelah mengamati, Zhou Yi menemukan bahwa bek kanan Inter Milan Maicon begitu maju menyerang tidak akan kembali, berubah dari bek sayap menjadi sayap penyerang. Maka ruang kosong di belakangnya tentu sangat besar.
Tapi jika bola langsung diumpan ke sana, bek tengah Lucio pasti akan menutup posisi, membuat rencana ini terlalu jelas.
Bagaimana jika mengalirkan bola ke sisi sayap yang berlawanan?
Chivu juga akan maju menyerang, tapi tidak seperti Maicon yang tetap di depan, dia akan mundur bertahan.
Hanya saja mundurnya tidak terlalu cepat, jadi selama dia maju menyerang, pasti akan meninggalkan ruang kosong di belakang.
Jika Zhou Yi bisa mengumpan bola ke sana, bek tengah lainnya Samuel akan menutup posisi, sementara Lucio juga menggeser fokus pertahanan ke sisi ini. Dengan demikian, ruang kosong di belakang Maicon tidak akan terjaga...
Zhou Yi membayangkan peta rute serangan Borussia Dortmund di pikirannya. Begitu peta ini terbentuk, dia langsung tahu yang harus dilakukan.
Sekarang yang dia butuhkan hanyalah menunggu kesempatan.
Menunggu kesempatan serangan balik saat serangan Inter Milan dipotong. Hanya ketika serangan yang sedang mereka lancarkan terputus, itulah timing terbaik untuk serangan balik!
……
Tembakan Eto'o berhasil ditahan kuat oleh kiper Langerak. Saat Eto'o masih memegang kepala menyesali tembakannya, Langerak sudah bangkit dari tanah dan langsung melempar bola ke depan dengan tangan.
Zhou Yi memang menunggu momen seperti ini. Ia menggunakan dada untuk menghentikan bola lemparan kiper, lalu mengoper ke Sven Bender di sampingnya. Dengan tenang ia berbalik tanpa bola, kemudian meminta Sven Bender mengembalikan operan padanya.
Setelah menerima bola kembali, Zhou Yi langsung melakukan umpan panjang ke sayap kanan tempat Shinji Kagawa sedang menyambar!
Usai mengoper, ia menunduk dan berlari ke depan, mengikuti ritme serangan.
Saat Shinji Kagawa menguasai bola, serangan Borussia Dortmund secara alami berfokus di sisi kanan. Lewandowski bergerak dari area tengah ke sayap untuk membantu Shinji Kagawa, sementara Mark juga berpindah dari tengah ke rusuk demi memberi dukungan. Dortmund berharap menciptakan keunggulan jumlah di area tersebut.
Dalam kondisi ini, pertahanan Inter Milan pun condong ke sisi tersebut. Samuel memang maju menutupi ruang kosong yang ditinggalkan Chivu, sementara Lucio juga bergerak mendekat mengikuti pergerakan dua penyerang Dortmund.
Akibatnya, terbentuklah ruang kosong besar di belakang posisi mereka!
“Shinji Kagawa sangat memahami bahwa hal terpenting dalam bertahan dan melakukan serangan balik adalah mengoper bola dengan cepat, tidak berlama-lama memegang bola.”
Karena itu, ketika melihat pertahanan Inter Milan mulai menekan ke arahnya, ia langsung mengoper bola ke Mark yang datang membantu.
Mark yang membelakangi arah serangan tidak ragu-ragu sama sekali setelah menerima bola, langsung mengoper mundur ke Zhou Yi yang datang dari belakang!
Setelah menerima bola, Zhou Yi juga tidak menggiring atau menyesuaikan posisi, langsung menyapu bola dengan kaki kanannya secara diagonal ke sisi lain!
Itulah ruang kosong yang ditinggalkan Maicon setelah maju membantu serangan!
Götze datang dari belakang!
“Transfer Zhou Yi! Indah! Götze!”
Marcel Leif berteriak dengan penuh antisipasi.
Bagaimana dengan Maicon? Maicon masih dalam perjalanan mundur bertahan...
Serangkaian operan Borussia Dortmund tadi terlalu cepat, setiap pemain tidak ragu-ragu setelah menerima bola, tidak memberi kesempatan bagi Inter Milan untuk mengorganisir pertahanan.
Götze yang datang dari belakang mengontrol bola dengan punggung kaki luar ke area penalti, langsung menerobos ke dalam!
Menghadapi César yang keluar, Götze melepaskan tembakan!
Kali ini bola tidak lagi meluncur rendah di atas rumput, melainkan... bola tinggi!
Bagi César yang sedang keluar, lebih mudah untuk menyelam ke bawah daripada melompat ke udara...
Meski sudah berusaha menepis, terlambat! Bola sudah melintas di belakangnya!
Lalu masuk ke dalam gawang!
……
“Wow!!!!” Marcel Leif berteriak, “Tidak masuk akal! Mario Götze! Borussia Dortmund kembali mencetak gol! Skor sekarang 4:2! Apakah Dortmund akan melancarkan serangan balik epik?!” tebaknya dengan penuh semangat.
Siapapun pasti akan berpikir demikian, karena Dortmund telah mencetak dua gol berturut-turut dalam sepuluh menit babak kedua, sangat mudah untuk membuat orang berasumsi seperti itu.
Ditambah Klopp baru saja memasukkan penyerang tambahan, jika Dortmund bisa mempertahankan momentum ini, bukan tidak mungkin akan ada gol lagi.
Lagipula waktu pertandingan baru memasuki menit ke-61...
……
Gol Götze membuat Benitez di pinggir lapangan terkejut, tak menyangka timnya baru saja melakukan penyesuaian formasi tapi langsung kebobolan, tamparan keras di wajahnya!
Di sebelahnya, Klopp sedang merayakan gol itu dengan gila-gilaan bersama para asistennya.
Meski masih tertinggal dua gol, tapi dari selisih tiga menjadi dua hanya dalam sepuluh menit, dengan sisa waktu 30 menit, kenapa tidak bisa berharap lebih?
“Sungguh sulit dipercaya... Dortmund di babak kedua sama sekali berbeda dengan performa babak pertama...” komentator Italia menggeleng sambil menghela napas.
Guo Nu di tribun memegang ponsel, tidak mengetik di grup, hanya memandang kosong ke lapangan tempat para pemain Dortmund sedang merayakan gol.
Dalam sepuluh menit mereka sudah memangkas dua gol... Mungkinkah... Mungkinkah...
"Ada pikiran buruk yang muncul di benaknya. Dia tidak ingin memikirkannya, tapi tidak bisa menahan diri."
"Karena kedua gol ini terkait Zhou Yi, semuanya adalah assist darinya!"
"Siapa Zhou Yi sebenarnya, dia sangat paham. Pria ini jelas bukan tipe yang mudah menyerah. Tampaknya skor 0-4 pun tidak menjatuhkannya..."
"Dia sedang memimpin tim ini untuk bangkit kembali!"
"Saat Borussia Dortmund mencetak gol pertama, dia masih mengira itu hanya gol pelipur lara..."
"Bagaimana bisa dia lupa? Bagi Zhou Yi, skor 1-4 sama sekali bukan pelipur lara!"
"Di grup chat di ponsel Guo Nu, Sun Pan, Yang Muge dan He Ying sedang berkomentar."
"Dortmund kembali mengejar...Inter Milan main apa ini!" Sun Pan menganggap pertahanan Inter Milan menyedihkan, "Sekumpulan ayam pun lebih terorganisir dari pertahanan mereka!"
"Bisa jadi Dortmund masih ingin menyamakan skor..." kata Yang Muge.
"Masa mungkin?" Sun Pan terkejut.
"Kenapa tidak? Dortmund punya Zhou Yi!" kata He Ying.
Perkataannya membuat Sun Pan terdiam.
Benar, Zhou Yi ada di Dortmund. Bagaimana mungkin dia mau menyerah begitu saja?
"Dulu menghadapi tim sekuat La Masia saja dia tidak takut, masa skor 0-4 bisa membuatnya menyerah?"
"Kenapa baru teringat sekarang?"
"Sebenarnya sejak jeda babak pertama, kita seharusnya sudah menyadarinya..."
……
"Gol bagus! Götze! Gol indah! 2:4 sekarang! Tinggal selisih dua gol! Masih ada setengah jam pertandingan, masih ada kesempatan, masih ada waktu!" He Ping berteriak antusias setelah Götze mencetak gol. "Dua assist Zhou Yi langsung menghasilkan dua gol untuk Borussia Dortmund! Jika Dortmund ingin melancarkan serangan balik, maka Zhou Yi adalah peniup terompet penyerangan itu!"
Li Cuiyun di depan televisi menoleh bertanya pada suaminya: "Bukannya katamu mustahil untuk mengejar ketertinggalan?"
Zhou Jianliang diam seribu bahasa.
Dia tidak menyangka Dortmund bisa mengurangi selisih dua gol, tapi dia juga tidak membantah perkataan istrinya. Di dalam hatinya... dia berharap anaknya bisa membantu Dortmund mengejar ketertinggalan. Saat tertinggal tiga gol dan bermain dengan sepuluh pemain, dia menganggap ini mustahil. Tapi setelah melihat dua gol Dortmund, api harapan kembali menyala di hatinya...
Tapi dia tidak berani mengatakannya, takut kalau diucapkan malah tidak terkabul.
Ada perkataan yang tidak boleh diucapkan, kalau diucapkan bisa kehilangan kekuatannya.
……
"Meskipun Dortmund sudah kurangi dua gol, pemain Inter Milan harus ingat mereka masih unggul dua gol. Jadi kuncinya bukan pada apa yang akan dilakukan Dortmund, tapi bagaimana Inter Milan merespons. Di saat seperti ini jangan panik, kepanikan akan berakibat fatal... Selama bermain sesuai ritme permainan sendiri, nasib kekalahan tetap mengintai Dortmund!"
Komentator Italia mulai menyemangati Inter Milan.
Mulutnya berkata jangan panik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi fakta bahwa dia perlu mengatakannya justru menunjukkan situasi sudah mulai mengkhawatirkan...
Borussia Dortmund yang berhasil membalas dua gol beruntun pasti sedang memiliki moral tinggi. Jika Inter Milan tidak menanganinya dengan benar, waktu 30 menit cukup bagi Dortmund untuk melakukan sesuatu!
Di saat seperti ini bukan hanya performa pemain yang diuji, tapi juga sang pelatih...
Komentator lapangan sedikit condong ke depan, mengalihkan pandangannya ke pelatih Inter Milan, Rafael Benitez yang berdiri di pinggir lapangan.
Sosok kontroversial ini, bisakah dia membuktikan kemampuannya kepada kita?
